Biokimia Praktikum Protein

18
BAB I Tujuan Percobaan 1.1. Pendahuluan Protein terdapat di dalam semua system kehidupan dan merupakan suatu komponen seluler utama yang menyusun sekitar setengah dari berat kering sel. Setiap sel mengandung ratusan protein yang berbeda-beda dan tiap jenis sel mengandung beberapa protein yang khas bagi sel tersebut. Sebagian besar protein disimpan dalam jaringan otot dan beberapa organ tubuh lain. Istilah protein dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda, G.J. Mulder pada tahun 1939, berasal dari Ba hasa Yunani „proteios. Proteios mempunyai arti “yang pertama” atau “yang paling utama”. Hal ini disebabkan karena protein memegang peranan penting  pada organisme, yaitu dalam struktur, fungsi dan reproduksi. Protein berperan untuk membangun sel baru, memelihara sel-sel yang telah ada, mengganti sel-sel yang rusak, dan sebagai sumber energy. Protein tersusun atas asam alfa amino, dimana mengandung unsur karbon, oksigen, hydrogen dan nitrogen. Kadang-kadang molekul protein memiliki unsur  belerang jika monomernya mengandung asam amino sistein dan metionin. Selain itu, pada  protein majemuk kemungkinan mengandung fosfor, besi atau magnesium. (Sumardjo, Damin. 161).

description

Makalah biokimia

Transcript of Biokimia Praktikum Protein

BAB ITujuan Percobaan1.1. PendahuluanProtein terdapat di dalam semua system kehidupan dan merupakan suatu komponen seluler utama yang menyusun sekitar setengah dari berat kering sel. Setiap sel mengandung ratusan protein yang berbeda-beda dan tiap jenis sel mengandung beberapa protein yang khas bagi sel tersebut. Sebagian besar protein disimpan dalam jaringan otot dan beberapa organ tubuh lain.Istilah protein dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda, G.J. Mulder pada tahun 1939, berasal dari Bahasa Yunani proteios. Proteios mempunyai arti yang pertama atau yang paling utama. Hal ini disebabkan karena protein memegang peranan penting pada organisme, yaitu dalam struktur, fungsi dan reproduksi. Protein berperan untuk membangun sel baru, memelihara sel-sel yang telah ada, mengganti sel-sel yang rusak, dan sebagai sumber energy. Protein tersusun atas asam alfa amino, dimana mengandung unsur karbon, oksigen, hydrogen dan nitrogen. Kadang-kadang molekul protein memiliki unsur belerang jika monomernya mengandung asam amino sistein dan metionin. Selain itu, pada protein majemuk kemungkinan mengandung fosfor, besi atau magnesium. (Sumardjo, Damin. 161).

Protein diperlukan untuk memproduksi neurotransmitter. Selama proses pencernaan berlangsung, protein dipecah menjadi bagian kecil yang disebut asam amino. Asam amino adalah komponen pembangun dasar untuk seluruh jaringan tubuh. Tubuh memerlukan sekitar 22 asam amino yang dapat dibentuk dari beberapa asam amino esensial seperti leusin, isoleusin, lisin, triptofan, threonine, metionin, fenilalanin, dan valin. Asam amino tirosin dan triptofan mengatur suasana hati dan menyingkirkan depresi. Dua asam amino ini dapat ditemukan pada susu, telur, oat dan daging kalkun.

Tabel pengelompokan asam amino esensial dan nonesensial

Di alam, terdapat sekitar 300 jenis asam amino, namun hanya 20 asam amino yang secara alami merupakan bahan pembangun protein. Asam amino pembangun atau penyusun protein adalah alfa asam amino, yaitu asam amino yang gugus aminonya terikat pada atom karbon alfa. Asam amino terdiri dari dua macam, yaitu asam amino esensial dan nonesensial. Asam-asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh dari zat makanan tertentu disebut asam amino nonesensial. Asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus dicukupi kebutuhannya dengan mengkonsumsi protein makanan yang kita makan disebut asam amino esensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. (Sumardjo, Damin. 137)

Protein dalam makanan bisa disebut lengkap atau tidak lengkap dengan melihat kandungan asam amino esensialnya. Umumnya daging, ikan dan susu olahan mengandung delapan asam amino sehingga disebut protein lengkap. Biji-bijian, sayur dan buah disebut protein tidak lengkap karena kekurangan satu jenis asam amino esensial. Karena itu, manusia harus menyeimbangkan makanan supaya protein yang dibutuhkan tubuh tetap tersedia.

(Tambahan Irma + Yeni)

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kandungan protein dari berbagai bahan uji yang akan dicampurkan oleh pereaksi untuk mendapatkan warna yang menentukan apakah bahan uji mengandung protein atau tidak dan apa saja protein di dalam bahan uji tersebut. Berikut bahan uji yang akan digunakan, yaitu :a) Putih telurPutih telur mengandung albumin dimana bobot molekulnya sebesar 17.000-70.000. Albumin mengandung belerang, namun miskin akan residu asam amino glisin. Larutannya dalam air menggumpal apabila dipanaskan dan mengendap bila ditambah larutan ammonium sulfat jenuh. (Sumardjo, Damin. 174)Asam amino yang larut dalam air diperoleh dari putih telur atau susu skim, berperan dalam sintesis protein dan sebagai bahan pembuat asam amino tirosin. (Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. 63)b) SusuKasein dalam susu merupakan fosfoprotein. Fosfoprotein adalah asam fosfat yang terikat dalam bentuk ester pada radikal hidroksil residu asam amino serin atau treonin, protein sederhana penyusunnya. Protein ini tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan basa. Larutannya dapat diendapkan dengan penambahan larutan asam encer. (Sumardjo, Damin. 176)Asam amino yang larut dalam air diperoleh dari putih telur atau susu skim, berperan dalam sintesis protein dan sebagai bahan pembuat asam amino tirosin. (Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. 63)c) GelatinGelatin adalah protein yang terdapat dalam kolagen (bahan penunjang utama dalam kulit, tulang rawan dan jaringan ikat). Gelatin terdiri dari semua asam amino, kecuali triptofan, carnitin, citrulin, dan ornitin. Gelatin diperoleh dengan jalan memasak tulang, kulit dan urat sapi. (Tjay, Tan Hoan. 885)d) Air liurAir liur mengandung pepton. Struktur kimia pepton lebih sederhana dari proteosa. Seperti halnya proteosa, pepton larut dalam air dan tak menggumpal apabila dipanaskan. Larutan pepton dalam air tidak dapat diendapkan dengan penambahan ammonium sulfat jenuh, tetapi dapat diendapkan dengan penambahan larutan asam fosfotungstat encer. (Sumardjo, Damin. 180.)Berikut pereaksi yang akan digunakan untuk menentukan apakah bahan uji tersebut mengandung protein atau tidak :a) Uji biuret Jika larutan protein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan tersebut akan terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Warna merah muda atau merah jambu terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki mempunyai molekul yang kecil, misalnya proteosa dan pepton. Warna violet terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki mempunyai molekul yang besar, misalnya gelatin. Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan hasil-hasil antara hidrolisisnya jika masih mempunyai dua atau lebih ikatan peptida dan negative untuk asam amino. (Sumardjo, Damin. 186)

b) Uji XantoproteinProtein yang mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi kuning yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan larutan basa. Sebenarnya, proses ini adalah proses nitrasi inti benzene pada asam amino penyusun protein tersebut. Proses ini dapat terjadi jika kulit terkena asam nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti benzene pada asam amino penyusun kulit. (Sumardjo, Damin. 187)

c) Uji MillonReaksi Millon digunakan khusus untuk protein yang mengandung asam amino dengan radikal hidroksi fenil sebagai penyusunnya. Oleh karena itu, reaksi ini khusus untuk protein yang struktur kimianya mengandung residu tirosin. Jika larutan protein ini ditambahkan dengan pereaksi Millon (larutan merkuri nitrit dan merkuri nitrat dalam campuran asam nitrit dan asam nitrat), gumpalan berwarna putih akan terbentuk dan akan segera berubah menjadi merah pada pendidihan. Protein derivate sekunder, seperti proteosa dan pepton dengan pereaksi ini pada pemanasan hanya terbentuk larutan berwarna merah. (Sumardjo, Damin. 187)d) Uji HellerUji Heller digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein dalam bahan uji dengan cara mendenaturasikan menggunakan pH asam. Perubahan pH yang terjadi karena penambahan asam mineral atau penambahan basa pada protein dapat merusak ikatan garam yang terdapat pada protein tersebut. Ikatan garam dalam molekul protein adalah secara ionic dan terjadi karena gaya tarik-menarik Antara gugus COO- dan gugus NH3+ yang berdekatan. Penambahan asam berarti penambahan ion H+ akan mengubah COO- menjadi COOH dan mengakibatkan gaya tarik-menarik hilang atau kerusakan ikatan garam dalam molekul protein. Penambahan basa yang berarti penambahan ion OH- akan mengubah NH3- menjadi NH3 dan air, yang mengakibatkan hilangnya gaya tarik-menarik atau rusaknya ikatan garam pada protein tersebut. Penambahan asam atau basa pada kondisi ekstrem ke dalam larutan protein tidak hanya merusak ikatan garam tersebut, tetapi juga memutus ikatan-ikatan peptide yang terdapat dalam molekul protein. Produk denaturasi disebut protein terkoagulasi yang tidak larut dalam air tapi larut dalam larutan basa kuat dan asam kuat karena terhidrolisis menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. (Sumardjo, Damin. 191) Pada uji heller, bahan uji akan dicampurkan dengan HNO3 pekat supaya protein pada bahan uji akan terdenaturasi dan membentuk presipitasi putih. Namun jika berlangsung lama, denaturasi akan terus berlangsung hingga presipitasi tersebut hilang. e)

Tambahan teori uji2 lainnya

BAB IIHasil PercobaanTabel 1. Hasil Pengamatan Uji Biuret dan MillonSampel UjiHasil PengamatanKesimpulan

Reaksi Uji Biuret

Putih TelurLarutan bening keunguan+

SusuLarutan putih keunguan +

GelatinLarutan bening keunguan+

Air LiurLarutan bening keunguan+

Reaksi Uji Millon

Sampel UjiHasil Pengamatan Sebelum DipanaskanHasil Pengamatan Setelah DipanaskanKesimpulan

Putih TelurTerjadi endapanEndapan merah+

SusuTerjadi endapanEndapan merah+

Gelatin-Tidak mengendap, bening-

Air LiurTerjadi sedikit endapanEndapan pink+

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Xantoprotein, Heller, Koagulasi Panas, Pengendapan dengan LogamSampel UjiHasil PengamatanKesimpulan

Reaksi Uji Xantoprotein

Air liurTerbentuk warna kuning+

GelatinTidak terbentuk warna kuning-

SusuTerbentuk warna kuning+

Putih telurTerbentuk warna kuning+

Reaksi Uji Heller

Air liur encerTerbentuk lapisan putih keruh-

SusuTerbentuk endapan putih dan kuning+

Putih telurTerbentuk endapan putih dan kuning+

Reaksi Uji Koagulasi Panas

GelatinTidak muncul endapan-

SusuMuncul endapan warna putih+

Putih telurTerbentuk endapan tidak terlalu putih+

Reaksi Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat

GelatinFiltrat : Pb asetat (tidak mengendap)-

Endapan : CuSO (tidak mengendap)-

SusuFiltrat : Pb asetat (mengendap)+

Endapan : CuSO (tidak mengendap)-

Putih telurFiltrat : Pb asetat (mengendap)+

Endapan : CuSO (mengendap)+

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik

Tabung123

Sampel + (NH)SOSusuPutih telurGelatin

Endapan : ada / tidakAdaAdaTidak

Pisahkan endapan dengan menyaring

Uji biuret :

Filtrat++-

Endapan++-

Uji Millon :

Filtrat++-

Endapan++-

Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Denaturasi ProteinTabung1234

Larutan SampelSusuPutih TelurMinyakLarutan Pati

Penambahan Alkohol :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Penambahan asam asetat :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Penambahan NaOHEndapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Penambahan buffer asetat :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Penambahan air mendidih :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Penambahan deterjen :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

Dilakukan penggunjangan :Endapan / tidak

Uji biuret : Endapan Filtrat

BAB IIIPembahasan1. Uji biuret

Uji biuret pada protein digunakan untuk menentukan adanya protein dalam suatu senyawa. Terbentuknya warna merah muda menunjukkan terdapat sedikit molekul protein dan terbentuknya warna ungu menunjukkan terdapat banyak molekul protein. Dari hasil uji biuret yang disediakan dalam tabel hasil, diketahui ke empat bahan uji, yaitu putih telur, susu, gelatin dan air liur menghasilkan larutan berwarna bening dengan cincin keunguan. Putih telur mengandung protein albumin yang larut dalam air. Albumin mengandung senyawa belerang yang jika direaksikan dengan natrium hidroksida akan menghasilkan cincin berwarna ungu. Susu mengandung fosfoprotein yang merupakan protein sederhana, gelatin merupakan protein murni yang terdapat dalam kolagen dan pepton merupakan protein yang lebih sederhana dari proteosa, sehingga uji biuret akan memberikan hasil positif yaitu terdapat cincin berwarna ungu. 2. Uji blablabla

3. Uji XantoproteinUji xantoprotein dilakukan untuk membuktikan adanya gugus benzene dalam protein dengan menggunakan pereaksi asam nitrat (HNO3) pekat. Penambahan HNO3 bertujuan untuk mengetahui adanya endapan berwarna putih akibat proses nitrasi pada cincin benzene yang jika dipanaskan akan terbentuk warna kuning. a) Air liur, susu dan putih telur memberikan hasil positif dengan terbentuknya warna kuning setelah pemanasan. Hal ini sesuai teori bahwa pepton dan kasein pada susu mengandung asam amino tirosin sedangkan albumin pada putih telur mengandung asam amino tirosin dan fenilalanin. b) Gelatin memberikan hasil negative karena tidak terbentuk warna kuning setelah pemanasan. Hal ini tidak sesuai teori karena gelatin mengandung semua jenis protein selain triptofan, carnitin, citrulin dan ornitin. Seharusnya gelatin menghasilkan cincin benzene. Mungkin terjadi kesalahan pada praktikan yang terlalu banyak meneteskan NH4OH.4. Uji HellerUji Heller dilakukan untuk membuktikan adanya protein dalam bahan uji dengan cara mendenaturasikan protein dalam bahan uji dengan penambahan HNO3 pekat sampai terjadi presipitasi putih. a) Susu memberikan hasil positif dengan terbentuknya presipitasi putih di Antara dua larutan, yaitu larutan bahan uji dan larutan HNO3. Presipitasi ini terbentuk akibat denaturasi protein dari susu akibat penambahan larutan HNO3 pekat sehingga hal ini sesuai teori bahwa susu mengandung protein.

b) Air liur memberikan hasil negative karena tidak terbentuk presipitasi putih Antara dua larutan. Seharusnya air liur mengandung protein pepton. Hal ini mungkin terjadi karena kesalahan praktikan yang meneteskan larutan HNO3 pekat terlalu banyak sehingga presipitasi yang akan dilihat lebih cepat hilang daripada seharusnya.

c) Putih telur memberikan hasil positif dengan terbentuknya presipitasi putih Antara dua larutan, yaitu larutan bahan uji dan larutan HNO3. Presipitasi ini terbentuk akibat denaturasi protein dari putih telur akibat penambahan larutan HNO3 pekat sehingga hal ini sesuai teori bahwa putih telur mengandung protein.

5. Uji blablabla lagi

BAB IVKesimpulan

Daftar Pustaka

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit PT Kompas Media Nusantara Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCTjay, Tan Hoan. Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Ed. 6. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.