BIOKIM

21
ANALISIS KARAKTERISTIK SALIVA Disusun Oleh : AROMA MURTAFIAH 081610101012 KELOMPOK A

description

biokimia

Transcript of BIOKIM

Page 1: BIOKIM

ANALISIS KARAKTERISTIK SALIVA

Disusun Oleh :

AROMA MURTAFIAH

081610101012

KELOMPOK A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

2009

Page 2: BIOKIM

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari karakteristik kimiawi dan enzimatis saliva manusia melalui

serangkaian pengujian dan secara spektrofotometri.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang

terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada

mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua

kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan

mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur).

Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit

sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit

dengan pH saliva sekitar 6 sampai 7. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar /

asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya

karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan

pembentukan karang gigi. Dari semua elemen mineral, fosfat mempunyai

pengaruh yang besar pada system regulasi pH tubuh. Untuk mengetahui

sensitivitas fosfat dapat menggunakan test saliva yang cukup sederhana, yaitu

dengan kertas lakmus. (www.phosadd.com).

            Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada

umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi

biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak

1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan

0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur

organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino,

amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva

antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan

Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi

dalam saliva adalah kalsium dan Natrium. (www.alkalizeforhealth.com).

Dalam saliva terdapat lebih dari 20 jenis protein yang berbeda yang dapat

diidentifikasi. Yang paling dikenal adalah enzim amylase yang memecah pati

Page 3: BIOKIM

menjadi maltose, maltotriase, dan limit dextrin. Konsentrasi kalsium dan fosfat

dalam saliva bermacam-macam, tetapi rata-ratanya adalah 1,5 mmole/liter dan

tidak semua fosfat dalam bentuk unprotonasi. Namun jumlah ini dapat dikalkulasi

dan pada keadaan pH netral terdapat sejumlah 5 mm/liter. Kebutuhan kalsium

dapat ditentukan melalui pH saliva. Makin asam (<7) pH saliva tubuh makin

kekurangan kalsium (www.vreb.com).

Methyl merah merupakan indikator warna yang merubah larutan asam

menjadi berwarna merah. Rumusnya adalah C15H15N3O2. Methyl orange

merupakan indikator pH yang umumnya digunakan untuk titrasi. Methyl orange

ini beracun. Penggunaan indikator ini yaitu semakin asam suatu larutan, jika

ditambah methyl orange warna larutan akan semakin kuning ( pH>4,4 ),

sedangkan semakin basa suatu larutan ( pH<3,1 ), maka warnanya akan semakin

merah dan jika normal akan berwarna orange. Methyl biru merupakan komponen

kimia untuk pewarnaan dalam histologi. Pewarnaan methyl biru atau methyl blue

merupakan kolagen biru dalam jaringan. (www.wikipedia.org)

Phenolphthalein merupakan sensitif pH indikator dengan rumus C2OH14O4

sering digunakan dalam titrasi, yang mengubah warna larutan asam menjadi

warna pink. Jika konsentrasi indikator kuat, dapat berubah menjadi warna ungu.

Phenolphthalein tidak larut dalam air, tetapi biasanya larut dalam alcohol. Warna

molekul phenolphthalein tidak berwarna akan tetapi warna ion phenolphthalein

adalah pink. Phenolphthalein pada larutan asam-basa: jika larutan asam ( >10 )

maka larutan akan berwarna pink, jika larutan bersifat basa ( pH <8.2) maka

larutan tidak berwarna (www.chemcool.com).

Page 4: BIOKIM

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Tabung reaksi/ test tube + rak

2. Pipet tetes/ Pasteur

3. Pipet ukur/ Mohrl

4. Pipet Volume + ball pipet

5. Beaker glass

6. Pengaduk gelas

7. Pengatur waktu

8. Erlenmeyer

9. Spektrofotometer visible + kuvet

10. Water bath

11. Botol semprot

Bahan :

1. Sampel saliva

2. Sodium Hidroksida NaOH 5% dan 10%

3. Tembaga (II) Sulfat CuSO4

4. Asam Asetat CH3COOH 5%

5. Asam Nitrat HNO3 5%

6. Perak Nitrat AgNO3

7. Asam Klorida HCl 5% dan 0,5 N

8. Mercuri Klorida HgCl2 2%

9. Kalium Iodida-Kalium Iodat KI-KIO3

10. Kalium Iodida KI

11. Amilum 1%

12. Barium Klorida BaCl2

13. Ammonium Molibdat (NH4)6Mo7O24

14. Asam Sulfat H2SO4 5%

15. Ferri Klorida FeCl3 2%

Page 5: BIOKIM

16. Aquades

17. Indikator-indikator (phenolphtalein PP, methyl orange MO, methyl

red MM, dan methyl blue MB)

18. Kapas steril

19. Label kertas

20. Tissue

3.2 Skema Kerja

Preparasi Sampel Saliva

- Diharuskan berkumur dahulu untuk

membuang sisa makanan

- Kapas steril dikunyah untuk

menstimulasi sekresi saliva

- Dikumpulkan saliva dalam breaker

glass hingga mencapai ± 20 ml

1. Pengukuran Sifat Keasaman atau pH Saliva

- Ditambahkan 5 tetes PP, MO, MM,

dan MB

- Dicatat perubahan warna yang terjadi

Diambil saliva non-patologis

Hasil

1 ml saliva dalam 4 tabung reaksi

Hasil

Page 6: BIOKIM

2. Sifat Saliva Sebagai Protein- Uji Biuret

- Ditambahkan 5 tetes NaOH 5%

kemudian 3 tetes CuSO4

- Dicatat perubahan warna yang terjadi

3. Pengujian Kandungan Mucin

- Ditambah 1 tetes CH3COOH 5%

pada tabung 1

- Ditambah 5 tetes aquades pada

tabung 2

- Ditambah 2 tetes NaOH 10% pada

tabung 1 dan 2

- Dicatat perubahan yang terjadi

4. Pengujian Kandungan Klorida

- Ditambahkan 3 tetes HNO3 5%

kemudian 2 tetes AgNO3

- Dicatat perubahan kekeruhan saliva

Diisi 1 ml aquades pada tabung 1 dan tabung 2 diisi 1 ml saliva

Hasil

Diisi 2 ml saliva pada tabung 1 dan 2

Hasil

1 ml saliva

Hasil

Page 7: BIOKIM

5. Pengujian Kandungan Sulfat

- Ditambahkan 3 tetes HNO3 5%

kemudian 2 tetes BaCl2

- Dicatat perubahan kekeruhan saliva

6. Pengujian Kandungan Fosfat

- Ditambahkan 3 tetes HNO3 5%

kemudian 2 tetes BaCl2

- Dicatat perubahan kekeruhan saliva

7. Pengujian Kandungan kalsium

- Ditambahkan 1 tetes CH3COOH

- Dicatat perubahan kekeruhan saliva

8. Pengujian kandungan nitrat

- Ditambahkan 3 tetes H2SO4 5%

- Ditambahkan 2 tetes KI dan 1 tetes amilum

- Dicatat perubahan kekeruhan saliva

9. Pengujian kandungan thiosianat

Hasil

1 ml saliva

Hasil

1 ml saliva

1 ml saliva

hasil

1 ml saliva

hasil

Page 8: BIOKIM

- Ditambahkan 1 tetes FeCl3 2% kemudian 3 tetes

HCl 5%

- Dicatat perubahan warna yang terjadi

- Ditambahkan 1 ml HgCl2 2%

- Dicatat warna yang timbul karena terbentuknya

merkuri rhodamina

Pengujian Karakteristik Enzimatis – Aktivitas Amilase Dalam Air Liur

- Ditambah 1 ml substrat amilum 1% dan dikocok dengan shaker

agar semua larutan tercampur

- Disiapkan 2 tabung reaksi dan diberi tanda 0’ dan 20’

- Tabung reaksi diisi 10 ml HCl 0,05 N

- Dimasukkan ke dalam tabung reasksi bertanda 0’ sebanyak 1 ml

saliva dan dikocok

- Dimasukkan 1 ml saliva ke dalam cairan sisa dan dicampur

dengan cepat dan dicatat waktunya

- Diinkubasi dan sekali waktu digoyang agar tercampur

- Dimasukkan 1 ml larutan dari erlenmeyer ke dalam tabung

reaksi bertanda 20’ tepat saat penunjuk waktu menunjukkan 20

menit dan dikocok sebentar

- Ditambahkan 1 ml larutan KI-KIO3 ke dalam tiap tabung

- Dicampur hingga merata dan ditunggu sampai 5-10 menit

- Ditentukan intensitas warna yang timbul dengan

spektrofotometer

- Ditentukan prosentase substrat yang dicerna oleh amilase saliva

ANALISIS KUALITATIF GIGI

1 ml saliva

hasil

5 ml aquades

hasil

Page 9: BIOKIM

Disusun Oleh :

AROMA MURTAFIAH

081610101012

KELOMPOK A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

2009I. TUJUAN PRAKTIKUM

Page 10: BIOKIM

a. Mempelajari karakteristik kelarutan (solubilitas) gigi dalam beberapa

larutan asam

b. Mempelajari berbagai macam senyawa mineral atau komponen

anorganik penyusun gigi berdasarkan analisis kualitatif

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gigi tersusun oleh senyawa-senyawa organik, maka dengan melalui

pengujian secara kimiawi dapat diketahui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.

Dengan mengetahui sifat-sifat kimia masing-masing unsur, maka dapat diketahui

unsur-unsur atau senyawa penyusun gigi. (Murray, 2001:232)

Gigi tersusun atas bermacam-macam mineral antara lain, kalsium (Ca),

magnesium (Mg), Sulfat (SO4-), Fosfat (PO4

3-), dan Klorida (Cl-). Mineral-mineral

ini tersusun sangat kuat sehingga tidak mudah larut dalam air namun lebih mudah

larut dalam asam. Hal inilah yang menyebabkan sifat fisik gigi memiliki tekstur

yang sangat kuat. Gigi merupakan materi keras yang ada persamaannya dengan

tulang. Pada dasarnya dibentuk oleh substansi dasar yang telah mengapur, dengan

banyak serat kolagen. Gigi tersusun oleh garam kalsium terutama dalam bentuk

hidroksiapatit. (Herniyati, dkk. 2008:83)

Gigi manusia bisa dibagi berdasarkan pertumbuhan dan bentuk. Berdasarkan

pertumbuhan, dikenal dengan gigi susu/decidui dan gigi tetap/ permanent.

Berdasarkan bentuk maka gigi terbagi menjadi gigi seri (insisive), taring

(caninus), geraham kecil (premolar), geraham besar (molar). Setiap bentuk gigi

mempunyai fungsi masing-masing yaitu insisivus berguna untuk memotong

makanan, caninus untuk merobek/ mengoyak makanan, premolar dan molar untuk

menghaluskan makanan.( www.dentistinfo.com)

Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah

bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang

tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota

dengan akar. Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan

sementum. Mahkota tersusun atas enamel (bagian terluar), dentin, dan pulpa

Page 11: BIOKIM

(bagian terdalam). Akar tersusun atas sementum (bagian terluar), dentin, dan

pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak pembuluh saraf dan

pembuluh darah.( www.dentistinfo.com)

Gigi mempunyai bagian-bagian yaitu mahkota dan akar gigi, antara mahkota

dan akar gigi dibatasi oleh servikal gigi. Mahkota gigi tersusun atas lapisan

enamel, lapisan dentin, dan ruang pulpa. Sedangkan akar gigi tersusun dentin dan

saluran akar yang merupakan kelanjutan ruang pulpa yang berisi pembuluh darah

dan saraf. Enamel merupakan bagian yang paling keras dari tubuh yang tersusun

atas 96% materi mineral (kalsium hidroksiapatit) yang berasal dari epitel

ektoderm. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel

bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit

halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan

mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya. Berbeda dengan tulang,

dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang lama setelah

musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang

pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa,

pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang

gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan membuat

komponen-komponennya. Kristal hidroksiapatit tersusun sedemikian rupa

sehingga membentuk prisma atau batang-batang yang tersusun sejajar dan diikat

oleh bahan interprismatik yang hampir sama kadar kalsifikasinya.(Jungqueira,

2000:132)

III. METODOLOGI PERCOBAAN

Page 12: BIOKIM

3.1 Alat dan bahan

Alat :

1. Tabung reaksi/ test tube + rak

2. Pipet tetes/ Pasteur

3. Pipet ukur/ Mohr

4. Gelas ukur

5. Corong gelas

6. Beaker Glass

7. Pengaduk gelas

8. Spatula

9. Neraca analitis

10. Hot plate

11. Botol semprot

12. Lemari asam

Bahan :

1. Sampel gigi manusia

2. Asam nitrat HNO3 10% dan pekat

3. Ammonium hidroksida NH4OH pekat

4. Perak Nitrat AgNO3 2%

5. Asam klorida HCl 10%

6. Barium klorida BaCl2 10%

7. Asam asetat CH3COOH 10%

8. Ammonium Oksalat (NH4)2C2O4 atau asam oksalat H2C2O4 1%

9. Urea CH4N2O 1% dan 10%

10. Ammonium Molibdat (NH4)6Mo7O24

11. Kalium Ferrosianida K4Fe(CN)6

12. Ammonium klorida NH4Cl kristal dan larutan

13. Ammonium karbonat (NH4)2CO3

14. Di-natrium hidrogen fosfat Na2HPO4

15. Ammonium tiosianat NH4SCN

Page 13: BIOKIM

16. Kalium Ferrisianida K3Fe(CN)6

17. Aquades

18. Kertas saring

19. Kertas lakmus

20. Label kertas

21. Tissue

3.2 Skema Kerja

Preparasi Sampel Gigi

- Direndam dalam 10 ml HNO3 pekat selama 24

jam

- Dipanaskan (lemari asam) hingga larutan bersisa

sekitar 20%

- Ditambahkan 50 ml HNO3 10%

- Disaring dan dipanaskan kembali hingga bersisa

sekitar 50%

- Ditambah aquades hingga bervolume 50 ml

- Larutan disaring kembali, endapan (I)

ditampung sementara, filtrat (I) digunakan

sebagai bahan analisis.

Pengujian atau Analisis Kualitatif

5 g gigi

hasil

Page 14: BIOKIM

1. Pemisahan Senyawa yang Mengandung Fosfat Dengan Bukan Fosfat

- Dikondisikan basa dengan NH4OH pekat

dan diperiksa dengan kertas lakmus.

- Disaring hingga menghasilkan filtrat (III)

dan endapan (II)

1.1 Pengujian atau Analisis Filtrat-Uji Klorida

- Diasamkan dengan HNO3 10% dalam

tabung reaksi dan diperiksa dengan

kertas lakmus

- Ditambahkan 1 ml AgNO3 2% dan

diaduk hingga terbentuk endapan

1.2 Pengujian atau Analisis Filtrat-Uji Sulfat

- Diasamkan dengan HCl 10% dalam

tabung reaksi dan diperiksa dengan

kertas lakmus

- Ditambahkan BaCl2 10% dan digojok

sampai terbentuk endapan

2. Pengujian Endapan

25 ml filtrat (I)

hasil

2 ml filtrat (II)

hasil

2 ml filtrat (II)

hasil

Page 15: BIOKIM

- Dielusi dengan 10 ml CH3COOH 10%

untuk mendapatkan filtrat (III)

- Ditampung dalam beaker glass dan

digunakan untuk pengujian kalsium,

fosfat, magnesium, dan besi

2.1 Pengujian atau Analisis Endapan-Uji Kalsium

- Ditambahkan 1 ml (NH4)2C2O4 1%

atau H2C2O4 1% dalam tabung reaksi

- Diaduk hingga timbul endapan

2.2 Pengujian atau Analisis Endapan-Uji Fosfat

- Ditambahkan 1 ml CH4N2O 10% dan 3

ml (NH4)6Mo7O24

- Diaduk dan ditambahkan 1 ml

K4Fe(CN)6

- Dibiarkan hingga terjadi perubahan

warna

endapan (II) yang masih berada di kertas saring

hasil

2 ml filtrat (III)

hasil

1 ml filtrat (III)

hasil