BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut,...

120
i BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN TINDAKANNYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial OLEH A R M A N A1A207103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

Transcript of BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut,...

Page 1: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

i

BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN

TINDAKANNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Kependidikan Pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

OLEH

A R M A N

A1A207103

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

Page 2: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan kepada Panitia

Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Haluoleo.

Kendari, September 2012

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rifai Nur, M.Hum Basrin Melamba, S.Pd., M.A.

NIP. 19570909 198811 1 001 NIP. 19771015 200501 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan P.IPS

Edy Karno, S.Pd., M.Pd

NIP. 19720817 200012 1 001

Page 3: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN

TINDAKANNYA

OLEH

Nama : A R M A N

NIM : A1A2 07 103

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi pada Program Studi

Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo pada hari Rabu tanggal 10

Oktober 2012, berdasarkan Surat Keputusan Dekan FKIP Unhalu Nomor:

1252/SK/UN29.1/PP/2012, tertanggal 05 Oktober 2012 dan dinyatakan Lulus.

PANITIA UJIAN

Tanda Tangan

Ketua : Dr. H. Mursidin T., M.Pdd (…………….…….....)

Sekretaris : Pendais Hak, S.Ag, M.Pd (…………….…...…..)

Anggota : 1. Drs. H. Abd Rauf Suleiman, M.Hum (……………...….…..)

2. Dr. Rifai Nur, M.Hum (……………....……..)

3. Drs. Hayari, M.Hum (……………....……..)

4. Basrin Melamba, S.Pd., M.A. (……………....……..)

Kendari, Oktober 2012

Mengetahui,

Dekan FKIP Unhalu

Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si

NIP. 19601231 198610 1 001

Page 4: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi

ini yang berjudul “Biografi Arsamid Al Ashur: Pikiran dan Tindakannya” di

bawah bimbingan Dr. Rifai Nur, M.Hum, dan Basrin Melamba, S.Pd, M.A.

masing-masing sebagai pembimbing I dan pembimbing II.

Banyak pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini mengucapkan

rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua tercinta, Ayahanda

Djaharuddin dan Almarhumah Sikala yang telah memberikan pengorbanan,

perjuangan untuk menyekolahkan penulis sejak kecil dan selalu memberi

dorongan, semangat serta iringan do‟a sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Begitu juga kepada kakak-kakak penulis yang tercinta, Larumasa

beserta Rosmina, Amir beserta Haryani, Syamsul serta adikku Aslan.

Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada bapak Arsamid Al

Ashur kesediaannya meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dan

memberikan keterangan kepada penulis sehubungan dengan data yang diperlukan

dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini

tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas bimbingan dan arahan baik

Page 5: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

v

yang berupa materil ataupun moril sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dalam proses perkuliahan sampai selesainya skripsi ini

secara berturut-turut:

1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Haluoleo

2. Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Haluoleo

3. Edy Karno, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

4. Dra. Aswati M., M.Hum, selaku ketua program studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.

5. Buhari La Bia, S.Pd, selaku staf Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.

6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Pendidikan Sejarah dan di lingkungan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo terkhusus

kepada Prof. Dr. H. Anwar Hafid, M.Pd selaku penasehat akademik penulis,

terimakasih atas didikan dan bimbingannya selama penulis menjadi

mahasiswa.

7. Seluruh staf administrasi yang bertugas di lingkungan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.

8. Hj. Sitti Amar, S.Sos yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materi hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Page 6: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

vi

9. Rekan-rekan mahasiswa program studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo angkatan 2007, terkhusus

“Nurlupiana, S.Pd, Langgiong, S.Pd, Eko Yogyantoro, Pepi Yanto, S.Pd.,

Popi Yatno, Candra Putra, La Husu, Jusmiati, Suharni Suddin, S.Pd.,

Ranti Amir” yang telah memberikan dukungan moril.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak

sangat diharapkan demi kesempurnaannya, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang memerlukannya.

Demikian ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua

pihak yang telah diberikan kepada penulis semoga mendapat imbalan pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT, Amien Ya Rabbal Alamin.

Kendari, 2012

Penulis

Page 7: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

vii

ABSTRAK

Arman (A1A207103). Skripsi ini berjudul Biografi Arsamid Al Ashur:

Pikiran dan Tindakannya. Dibimbing oleh Dr. Rifai Nur, M.Hum. selaku

Pembimbing I, dan Basrin Melamba, S.Pd, M.A. selaku Pembimbing II. Program

Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pengetahuan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo Kendari.

Adapun permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana

latar belakang kehidupan Arsamid Al Ashur? (2) Bagaimana pikiran Arsamid Al

Ashur sebagai Tokoh Adat dan Budayawan Tolaki? (3) Bagaimana Tindakan Arsamid Al Ashur sebagai pakar Adat Tolaki?

Metode yang digunakan dalam skripsi dan penulisan biografi ini adalah

metode sejarah (historical method) yang meliputi empat tahap/langkah kerja yaitu: heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber), kritik sumber (kritik intern dan

ekstern), interpretasi, dan historiografi (penulisan sejarah). Sumber yang digunakan

dalam skripsi terdiri dari tiga jenis sumber data yaitu sumber tertulis, sumber lisan

(wawancara), dan sumber benda (gambar-gambar dan foto-foto). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, dan studi lapangan

(wawancara).

Skripsi ini mengungkapkan bahwa Arsamid merupakan tokoh pelestari

budaya Tolaki. Selain itu, Arsamid Al Ashur merupakan tokoh yang memiliki

pendirian yang kuat, kreatitf, inovatif, dan terampil. Arsamid Al Ashur berasal dari

keluarga yang sedehana. Ia lahir di Tawanga (Kabupaten Kolaka) pada tanggal 10

Oktober 1943, nama kecilnya adalah Zainuddin, sebuah nama yang diberikan oleh

orang Jepang bernama Saigon. Ayahnya bernama Ndau dan Ibunya bernama Takube. Arsamid Al Ashur merupakan anak pertama dari delapan bersaudara

kandung. Arsamid Al Ashur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SGA Kendari

tahun 1964. Setelah menamatkan sekolahnya di SGA Kendari, Arsamid Al Ashur

memulai karirnya sebagai seorang guru. Setelah itu, ia menjadi pegawai pada

BKDH Tk II Kendari, Pemangku Adat Tolaki (Tolea-Pabitara), dan menjadi

anggota DPRD Tk II Kabupaten Kendari selama tiga periode (1977-1992). Peran Arsamid Al Ashur sebagai seorang Tokoh Adat dan Budayawan

Tolaki dimulai sejak tahun 1966 sampai sekarang yang diawali pada acara

perkawinan almarhum Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana di Desa Motaha Kecamatan

Lambuya Kabupaten Kendari, pada saat itu Arsamid Al Ashur bertindak sebagai Tolea (Juru Bicara dari pihak laki-laki). Selain itu, Arsamid Al Ashur selalu

dipercaya oleh pemerintah Kendari untuk melakukan upacara penyambutan terhadap

tamu-tamu yang datang ke Sulawesi Tenggara, baik tamu yang berasal dari dalam

negeri maupun tamu yang berasal dari luar. Upacara penyambutan tersebut dilakukan secara Adat Tolaki yaitu dengan Umo‟ara dan Kalo Sara, serta selalu

melakukan penobatan ataupun pengukuhan terhadap Pengurus Lembaga Adat dan

pelaku-pelaku adat Tolaki lainnya. Pikiran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat dan Budayawan dapat dilihat

pada hasil karya-karyanya mengenai kebudayaan Tolaki. Karya-karya Arsamid Al

Ashur tersebut yaitu berupa tulisan dan desain baju batik asli Tolaki yang diberi nama Titomas (Batik Tolaki Ramuan Arsamid Al Ashur). Baju Batik tersebut telah

diproduksi dan digunakan. Tindakan Arsamid Al Ashur sebagai pakar Adat Tolaki

yaitu melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang hukum adat perkawinan Tolaki

serta mengukuhkan sejumlah Tolea-Pabitara.

Page 8: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI .................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori Biografi .......................................................... 8

B. Konsep dan Teori Peran ............................................................... 11

C. Teori Tindakan ......................................................................... 14

D. Skripsi Relevan ......................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Skripsi ......................................................... 19

B. Jenis Skripsi ............................................................................... 19

C. Metode Skripsi ......................................................................... 19

D. Sumber Data Skripsi .................................................................. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Latar Sosial – Budaya Arsamid Al Ashur ............................. 25

1. Keluarga ............................................................................ 25

2. Lingkup Budaya .................................................................. 30

3. Geografis ............................................................................ 33

4. Status Sosial ....................................................................... 34

B. Latar Belakang Kehidupan Arsamid Al Ashur ..................... 36

1. Masa Kecil sampai Dewasa .................................................. 36

2. Pendidikan .......................................................................... 39

3. Pekerjaan .............................................................................. 46

4. Perkawinan ......................................................................... 54

5. Petualangan Politik Arsamid Al Ashur ................................. 60

6. Struktur Adat ....................................................................... 61

C. Peran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat dan

Budayawan Tolaki .................................................................... 63

D. Pikiran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat dan

Budayawan Tolaki .................................................................. 73

Page 9: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

ix

E. Tindakan Arsamid Al Ashur sebagai Pakar Adat

Tolaki ..................................................................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 88

B. Saran ........................................................................................ 89

C. Implikasi Skripsi Terhadap Pembelajaran Sejarah di

Sekolah .................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto Orang Tua Arsamid Al Ashur, Ndau dan Pandiri ........ 30

Gambar 2. Karya Tulis Arsamid Al Ashur .......................................... 77

Gambar 3. Foto Baju Batik Desain Arsamid Al Ashur yang

telah diproduksi .................................................................... 81

Gambar 4. Foto Desain Baju Batik Arsamid Al Ashur yang

belum diproduksi ............................................................. 81

Gambar 5. Foto Prosesi Pengukuhan dan Praktek Tolea

Pabitara di Desa Porabua Kecamatan Uluiwoi

Kabupaten Kolaka. ................................................................ 85

Gambar 6. Foto Prosesi Pengukuhan / Sumpah Serapah Para

Pelaku Adat Tolaki, Tolea dan Pabitara, oleh

Bapak Arsamid Al Ashur Al Ashur di Hotel

Arisandi Kecamatan Unaaha Kab. Konawe ...................... 86

Page 11: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam proses sejarah selalu menempatkan dirinya sebagai

objek sekaligus subjek sejarah. Sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada

kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya.

Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang lagi. Keseluruhan proses itu

berlangsung terlepas dari subjek manapun; jadi, objektif berarti tidak memuat

unsur-unsur subjek pengamat atau pencerita.

Sedangkan sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruksi, ialah

bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau

cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta

terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun

struktur. Kesatuan itu menunjukkan koherensi, pelbagai unsur bertalian satu

sama lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling

menopang dan saling bergantung satu sama lain. (Kartodirjdo, 1992: 14-15).

Manusia sebagai makhluk sejarah mampu menciptakan kebudayaan,

dan dalam setiap fase-fase kehidupan manusia, manusia tidak pernah

melepaskan diri dari kebudayaannya karena masyarakat turut mengambil andil

dalam kebudayaan tersebut. Kemunduran dan kemajuan kebudayaan suatu

daerah tidak lepas dari figur seorang tokoh pendukung kebudayaan tersebut.

Oleh karena itu, sangat perlu untuk memahami peranan tokoh dimasa lalu

sebagai bagian dari pendukung kebudayaan suatu masyarakat.

Page 12: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

2

Untuk memahami peranan para tokoh dimasa lalu dapat dilihat kembali

melalui jejak-jejak yang mereka tinggalkan. Jejak-jejak itu dapat berupa tulisan

maupun keterangan-keterangan lisan dari para tokoh (jika masih hidup)

ataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun

tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut.

Dalam khasanah buku yang menceritakan kisah tentang seorang

“tokoh”, paling tidak dikenal dalam tiga jenis. Pertama, otoboigrafi.

Otobiografi merupakan kisah perjalanan kehidupan seseorang yang ditulis

sendiri oleh sang “tokoh”. Kedua, memoar. Memoar merupakan tulisan

kenang-kenangan tentang seseorang yang ditulis oleh banyak orang yang

pernah mengisi dinamika kehidupan sang tokoh, baik kawan sekolah, kolega,

atasan, bawahan, kerabat, maupun orang lain yang pernahmengenalnya.

Ketiga, biografi. Biografi adalah kisah perjalanan kehidupan seorang tokoh

yang ditulis oleh orang lain berdasarkan informasi dari si tokoh maupun

narasumber lain (Sembiring, 2010: 2). Dalam tulisan ini penulis menggunakan

bentuk yang ketiga yaitu biografi, karena di sini penulis bertugas sebagai

penulis riwayat hidup seseorang.

Biografi merupakan salah satu bentuk penghargaan yang bisa diberikan

kepada tokoh yang berperan penting di tengah-tengah masyarakat.Di samping

itu, biografi mempermudah orang untuk mempelajari sejarah. Banyak orang

sangat sulit bahkan tidak dapat mempelajari sejarah melalui tema-tema sejarah,

akan tetapi lebih mudah memasuki masa-masa yang silam melalui biografi.

Page 13: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

3

Selain itu, dengan biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman

yang menjadi latar belakang biografi, lingkungan sosial-politiknya

(Kuntowijoyo, 2003: 203). Selanjutnya Kuntowijoyo mengemukakan bahwa

sebenarnya sebuah biografi tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan

jalan sejarah, cukup partisipan, bahkan the unknown (Kuntowijoyo, 2003: 203-

204).

Sehubungan dengan kepribadian tokoh, sebuah biografi perlu

memperhatikan adanya latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan sosial-

budaya, dan perkembangan diri. (Kuntowijoyo, 2003: 207).

Dalam tulisan ini penulis mengangkat seorang tokoh dari masyarakat

Tolaki yang memiliki peran penting dalam adat istiadat dan kebudayaan Tolaki

bernama Arsamid Al Ashur. Arsamid Al Ashur lahir di Tawanga Kabupaten

Kolaka pada tanggal 10 Oktober 1943. Ketika masih kecil, Arsamid sering

dibawah ayahnya untuk mengikuti acara-acara adat seperti pada acara

perkawinan.

Arsamid menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya di Wawotobi

tahun 1977, SMP Negeri di Kendari tahun 1960, dan SGA Negeri di Kendari

tahun 1964. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Arsamid kemudian

diangkat menjadi guru Sekolah Dasar di Benua Kecamatan Angata tanggal 01

Agustus 1964 sampai tahun 1968. Setelah itu ia pindah bekerja di Kantor

Bupati Kepala Daerah Kendari tahun 1969.

Arsamid memulai karirnya di lembaga legislatif dengan menjadi

anggota DPRD Tk. II Kendari dari unsur Golkar selama tiga periode yaitu,

Page 14: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

4

periode pertama 1977-1982, periode kedua 1982-1987, dan periode ketiga

1987-1992. Tahun 2003 Arsamid akhirnya pensiun dari Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dengan pangkat Pembina Golongan IV/a.

Kegiatan-kegiatan Arsamid dalam bidang kebudayaan antara lain

menjadi anggota tim peneliti kebudayaan kebudayaan daerah Propinsi Sulawesi

Tenggara pada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Propinsi Sultra tahun 1974 sampai 1978, anggota tim Penterjemah 36 Butir-

Butir Pancasila ke dalam Bahasa Tolaki, pemrakarsa pemberian gelar kepada

Drs. H. Anas Bunggasi (Buapti Kendari tahun 1987-1992) pada tahun 1992,

akhir masa jabatan beliau, bersama-sama dengan Abdurrauf Tarimana dengan

gelar Tabaununggu Temalau Wonua, artinya pimpinan daerah yang tersohor

dan menjadi buah bibir masyarakat, desainer batik motif budaya asli Tolaki

tahun 1998 sampai sekarang dengan merek cipta Titomas (Motif Tolaki

Ramuan Arsamid).

Dalam kegiatan menulis, Arsamid mulai aktif sejak tahun 2000 sampai

sekarang. Arsamid telah menyelesaikan beberapa buku tentang Kebudayaan

Tolaki antara lain alam bidang Bahasa dan Sastra, Sejarah, dan Karya

terjemahan ke dalam bahasa Tolaki.

Peran Arsamid sebagai tokoh adat Tolaki khususnya sebagai Tolea dan

Pabitara profesional dimulai sejak tahun 1966 yang diawali dalam urusan

perkawinan almarhum Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana di Desa Motaha

Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari. Waktu itu Arsamid belum

dikukuhkan sebagai seorang Tolea dan Pabitara.

Page 15: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

5

Pada masyarakat Tolaki, penanganan suatu urusan adat khususnya

masalah perkawinan ada yang berdasarkan kehendak dan kepentingan yang

mempunyai urusan, dan ada yang menurut pelaku adat. Faktor itulah yang

kemudian menimbulkan terjadinya perbedaan wujud dan tata cara pelaksanaan

antara lingkungan tertentu dengan lingkungan umumnya. Selain itu, masih

adanya penyimpangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan perkawinan yang

sering dilakukan sebagian pelaku adat khususnya Tolea dan Pabitara yang

disebabkan karena mereka belum dikukuhkan/sumpah serapah. Oleh karena

itu, untuk mencegah terjadinya hal tersebutmaka Arsamid sebagai Pakar Adat

Tolaki sekaligus sebagai pengurus pada Lembaga Adat Tolaki melalui LAT

yang berada di daerah-daerah terus melakukan upaya sosialisasi Hukum Adat

Perkawinan Tolaki dan Pelatihan Tolea-Pabitara sekaligus mengukuhkan

kembali para Tolea-Pabitara.

Ada beberapa alasan mengapa penulis tertarik untuk menuliskan

biografi Arsamid yaitu:

1. Historiografi mengenai biografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

khusunya pada Program Studi Pendidikan Sejarah belum mendapat

perhatian dari mahasiswa untuk melakukan penulisan tentang biografi

seorang tokoh dalam bentuk karya tulis, skripsi.

2. Arsamid merupakan salah satu tokoh adat, budayawan Tolaki yang

memiliki peran penting dalam pelestarian, pengembangan kebudayaan

tolaki, namun belum banyak orang yang mengetahui sosok Arsamid.

Page 16: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

6

Dari uraian di atas, penulis tertarik menuliskan biografi beliau menjadi

sebuah tulisan atau karya ilmiah dengan judul Biografi Arsamid Al Ashur:

Pikiran dan Tindakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permaslahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Arsamid Al Ashur?

2. Bagaimana pikiran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat dan

Budayawan Tolaki?

3. Bagaimana tindakan Arsamid Al Ashur sebagai pakar Adat Tolaki?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menjelaskan latar belakang kehidupan Arsamid Al Ashur dari masa kecil,

pendidikannya, pekerjaannya, latar belakang keluarganya, dan

pengalamannya serta kegiatan-kegiatannya dalam bidang kebudayaan.

2. Menjelaskan tentang pikiran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat

sekaligus budayawan Tolaki.

3. Menjelaskan tindakan Arsamid Al Ashur sebagai pakar Adat Tolaki.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 17: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

7

4. Bagi mahasiswa, diharapakan dapat memberikan informasi kepada

mahasiswa secara umum dan mahasiswa Program Studi Pendidikan

Sejarah khusunya tentang biografi.

5. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai salah satu tokoh masyarakat khususnya masyarakat

Tolaki.

6. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapakan agar pemerintah lebih

memahami, memperhatikan, dan memberikan penghargaan yang pantas

bagi tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan kebudyaan Tolaki.

Selain itu, tulisan ini dapat menjadi bahan masukan dalam rangka

pengembangan, pengkajian dan penulisan biografi di Sulawesi Tenggara.

7. Bagi penulis/peneliti, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

memperluas wawasan berpikir peneliti dalam ilmu sejarah dan dalam

penulisan biografi khususnya.

Page 18: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori Biografi

1. Konsep Biografi

Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan

graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan

tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan

sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang (http://kolom-

biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-menulis.html).

Dalam ilmu sejarah, biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai

sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris

kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya

adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan

seseorang dan peran pentingnya, sementara biografi yang panjang meliputi

informasi-informasi penting,namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan

tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik (Silitonga, 2011: 7).

Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh

terkenal atau tidak terkenal, yang masih hidup atau yang sudah meninggal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa biografi adalah

riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Sedangkan menurut

Wikipedia Indonesia, biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan

seseorang (Jeperson, 2009: 6).

Page 19: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

9

Biografi menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup

seseorang.Melalui biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari

tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta

penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung.Bahan

utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping

Koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain,

buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi

itu.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara

lain: (a) pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) temukan fakta-fakta

utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) mulailah dengan ensiklopedia

dan catatan waktu; (d) pikirkan, apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai

orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak anda tuliskan

(http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-

menulis.html).

Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan

misanlya: (a) apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik; (b) dampak

apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain; (c) atau sifat apa yang

akan mungkin peneliti gunakan untuk menggambarkan orang ini; (d) contoh

apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut; (e)

kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang itu; (f) apakah

ia mampu menghadapi rintangan tersebut; (g) apakah ia mengatasinya dengan

Page 20: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

10

mengambil resiko, atau dengan keberuntungan; (h) apakah dunia akan menjadi

lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup, bagaimana bisa

dan mengapa(http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-

serta-cara-menulis.html).

Selain itu, dalam buku Antologi Biografi Pengarang Sastra Indonesia

dijelaskan bahwa dalam menyusun biografi seseorang harus memuat latar

belakang dari yang ingin kita tulis antara lain:

8. Keluarga yaitu memuat keterangan lahir, meninggal (jika sudah

meninggal), istri dan keturunan (orang tua, saudara dan anak). Pendidikan

yaitu pendidikan formal dan non formal dari tingkat dasar sampai

perguruan tertinggi jika ada. Pekerjaan, yang memberi penjelasan tentang

pekerjaan, baik pekerjaan yang mendukung kepengarangannya maupun

pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan

kepengarangannya.

9. Karya-karya pengarang itu yang didaftar menurut jenisnya, baik yang

berupa buku maupun yang berupa karya yang diterbitkan secara terlepas,

bahkan yang masih berbentuk naskah, karena kadang-kadang ada

pengarang yang mempunyai naskah karyanya yang belum diterbitkan

sampai dia meninggal.

10. Tanggapan para kritikus yang didaftarkan berdasarkan judul dan

sumbernya, dengan tujuan memberi keterangan kepada para pembaca

tentang tanggapan orang kepada pengarang itu. Hal itu tegantung kepada

ada atau tidak adanya orang yang menanggapi (Silitonga, 2011: 6).

Page 21: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

11

Berdasarkan sudut pandang di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

biografi merupakan pendeskripsian hidup seseorang di masa lampau baik yang

masih hidup atau yang sudah meninggal, yang terkenal atau pun yang tidak

terkenal.

Dalam kaitannya dengan penelitian dan penulisan biografi ini, maka

biografi dalam tulisan ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan hidup

Arsamid Al Ashur yang masih hidup serta eksistensinya dalam masyarakat

Tolaki.

2. Teori Biografi

Untuk memahami kehidupan seorang tokoh secara utuh sebagai

individu dan sekaligus sebagai anggota masyarakat, haruslah dikaji kondisi

sosial budaya yang melatarbelakangi kehidupan tokoh tersebut. Sutherland

dalam bukunya Introductory Sociology menyatakan bahwa pada hakikatnya,

kehidupan pribadi itu merupakan abstraksi dari individu, masyarakat, serta

budayanya. Ketiga aspek tersebut mempunyai peranan saling mempengaruhi

kepribadian seseorang. Sedangkan Onghokham menyatakan bahwa silsilah,

keluarga, dan orang-orang sekelilingnya pada masa kanak-kanak sampai

dengan masa dewasa mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

tokoh (Mulyanto, 1990: 7).

B. Konsep dan Teori Peran

1. Konsep Peran

Hendropuspito (1989: 178) mengungkapkan bahwa istilah peranan

menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai lakon, bahkan masyarakat lakon

Page 22: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

12

itu sendiri.Lakon masyarakat itu disebut fungsi atau tugas masyarakat yang

dilaksanakan oleh orang atau kelompok tertentu, menurut pola kelakuan

lahiriah dan batiniah yang telah ditentukan.

Sedangkan Soekanto mengungkapkan bahwa peranan merupakan aspek

dinamis dari kedudukan (status), yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya. Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal yaitu:

11. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

12. Peranan merupakan suatu konsep perihal yang dapat dilakukan individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

13. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial (Soekanto, 2009: 217).

Dalam Kamus Sosiologi disebutkan bahwa peranan adalah 1) aspek

dinamis dari kedudukan, 2) perangkat hak-hak dan kewajiban, 3) perilaku

aktual dari pemegang kedudukan, dan 4) bagian dari aktivitas yang dimainkan

oleh seseorang (Soekanto, 1993: 440).

Horton & Hunt dan David Berry memiliki penjelasan yang hampir

sama mengenai konsep peran. Horton & Hunt menyatakan bahwa peran adalah

perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status (Horton

dan Hunt, 1991: 118-119).

Sedangkan David Berry mengungkapkan bahwa konsepsi peran

mengandaikan seperangkat harapan. Kita diharapakan untuk bertindak dengan

cara-cara tertentu dan mengharapkan orang lain untuk bertindak dengan cara-

Page 23: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

13

cara tertentu pula. Lebih lanjut Berry mengatakan bahwa bila individu-individu

menempati kedudukan-kedudukan tertentu maka mereka merasa bahwa setiap

kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapan-harapan

(expectations) tertentu dari orang-orang disekitarnya (Berry, 2003: 99).

Bertolak dari sudut pandang di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa peran merupakan suatu fungsi atau tugas yang dimiliki oleh seseorang

yang mempunyai status atau kedudukan dalam masyarakat dengan seperangkat

harapan.

Dalam kaitannya dengan biografi ini, maka penulis akan

mengungkapkan peran Arsamid Al Ashur sebagai Tokoh Adat/Masyarakat dan

Budayawan Tolaki.

2. Teori Peran

Untuk memberikan penjelasan mengenai peranan Arsamid Al Ashur

sebagai seorang tokoh adat dan budayawan Tolaki, maka akan digunakan teori

peran yang dikemukakan oleh Broom dan Selznick. Broom dan Selznick

mengemukakan bahwa peran dapat ditinjau dari tiga perspektif, yaitu

perspektif prescribed role, perspektif perceived role, perspektif actual role.

14. Perspektif Prescribed Role

Perspektif prescribed role yaitu peran yang didasarkan pada harapan-

harapan masyarakat atau peranan yang ideal. Setiap masyarakat pada umumnya

selalu mempunyai harapan tertentu dari individu yang menempati status atau

posisi sosial tertentu, seperti suami, istri, orang tua dan anak. Harapan itu tentu

berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.

Page 24: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

14

15. Prespektif Preceived Role

Perspektif Precieved role yaitu peran yang didasarkan pada pertimbangan

pribadi. Peranan ini mungkin saja tidak sejalan dengan harapan dari

masyarakat tetapi harus dilakukannya karena menurut pertimbangan hal itu

adalah baik.

16. Perspektif actual role

Perpektif actual role yaitu peran yang didasarkan pada bagaimana peranan

itu diwujudnyatakan atau diaktualisasikan. Pelaksanaan suatu peranan

seringkali tidak cuma didasarkan atas harapan-harapan masyarakat (prescribed

role) atau pertimbangan-pertimbangan pribadi (precieved role) tetapi juga

berdasarkan tekanan-tekanan yang dialami atau peluang-peluang yang ada atau

situasi-situasi khusus.

Dari ketiga jenis peran tersebut, maka penulis menggunakan jenis peran

yang ketiga dalam menjelaskan peranan Arsamid, yaitu perspektif actual role;

yaitu peran yang didasarkan pada bagaimana peranan itu diwujudnyatakan atau

diaktualisasikan.

C. Teori Tindakan

Untuk memberikan penjelasan mengenai tindakan Arsamid sebagai

pakar Adat Tolaki sekaligus Dewan Pengurus Lembaga Adat Tolaki Sultra

akan digunakan teori collective action yang dijelaskan oleh Charles Tilly.

Menurutnya bahwa tindakan kolektif adalah orang-orang yang bertindak secara

bersama-sama untuk mencapai kepentingan bersama. Menurut Tilly, sepanjang

Page 25: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

15

sejarah ada tiga jenis tindakan kolektif, masing-masing dengan causal

faktornya sendiri. Ketiga jenis tindakan kolektif tersebut sebagai berikut:

Pertama, competitive collective action, yaitu dua pihak atau lebih

bersaing untuk merebut atau menegakkan sesuatu.Kedua, reactive collective

action, yaitu adanya upaya untuk mengembalikkan hak-hak yang mapan dalam

masyarakat yang telah digusur oleh pihak-pihak tertentu.Ketiga, pro collective

action, yaitu upaya untuk menciptakan suatu struktur sosial yang baru yang

sebelumnya tidak ada (Permana, 2004: 7).

Dari ketiga jenis tindakan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan jenis tindakan yang kedua, reactive collective action, yaitu

adanya upaya untuk mengembalikkan hak-hak yang mapan dalam masyarakat

yang telah digusur oleh pihak-pihak tertentu.

D. Penelitian Relevan

Ada beberapa tulisan mengenai biografi diantaranya, yang ditulis oleh

Jeperson Valerius Silalahi, Biografi Guntur Sitohang sebagai Pemusik dan

Pembuat Alat Musik Batak Toba.

Jeperson menjelaskan bahwa Guntur Sitohang lahir dari pasangan yang

tidak memiliki kultur seniman. Namun atas kebebasan yang diberikan orang

tuanya dalam mengembangkan minat dan bakatnya, maka hal itu

menjadikannya terbentuk menjadi seorang pemusik Batak Toba yang handal.

Kemampuan yang dimilkinya dalam memainkan berbagai alat musik Batak

Toba sejak belasan tahun.

Page 26: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

16

Jeperson juga menulis bahwa Guntur Sitohang telah mengambill

peranan penting dalam perjalanan kelangsungan musik tradisi Batak toba, hal

tersebut diperjelas dengan andilnya dalam mewakili maupun memimpin

kontingen dari Samosir maupun Toba pada event-event kebudayaan ditingkat

Provinsi maupun maupun nasional. Selain itu, Jeperson juga menulis bahwa

selai sebagai pemusik yang handal, Guntur Sitohang juga aktif dalam membuat

alat musik. Dalam membuat alat musik, Guntur Sitohang banyak belajar dari

pengalamannya sebagai pemusik.

Tulisan lain mengenai biografi yaitu biografi yang ditulis oleh Eva

Angelina Sembiring, Biografi Rakuta Sembiring Brahmana. Tulisan ini

menjelaskan tentang latar belakang kehidupan Rakutta Sembiring Brahmana,

dan aktivias politiknya selama menjadi kapala daerah.

Eva Angelina S. menjelaskan bahwa awal karirnya dimulai dengan mengikuti

pelatihan sipil dan kemudian turut serta dalam perjuangan kemerdekaan

Republik Indonesia.

Eva Angelina S. juga menulis bahwa pada awalnya beliau menjabat

sebagai Bupati Tanah Karo pada tahun 1946. Pada tahun 1954-1960 Rakutta

Sembiring Brahmana dipindah tugaskan ke daerah Asahan. Di Asahan beliau

menjabat sebagai Bupati. Dan yang terakhir beliau menjabat sebagai Walikota

Pematang Siantar 1960-1964. Walaupun Rakutta Sembiring Brahmana bukan

putra daerah tetapi dia bisa menjadi seorang pemimpin di daerah orang lain.

Selama ia memimpin di tiga wilayah beliau telah memberikan sumbangsih

yang sangat besar melalui kebijakan-kebijakan yang ia buat.

Page 27: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

17

Sedangkan tulisan lainnya yaitu biografi yang ditulis oleh Sansri Nuari

Silitonga, Nur „Ainun Sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Utara: Biogarafi

dan Analisis Struktur Rentak Senandung, Mak Inang, dan Lagu Dua yang

dinyanyinkannya.

Dalam tulisan ini, Sansi Nuari Silitonga menjelaskan bahwa Nur

„Ainun adalah sosok perempuan yang memiliki sifat keagamaan (religious).

Segala sesuatu yang beliau kerjakan selalu berhubungan erat dengan Tuhan,

seperti pada saat sebelum naik panggung Nur‟Ainun selalu berdoa meminta

agar semua dilancarkan (meminta berkat). Bukan cuma itu saja, Nur „Ainun

juga selalu menyempatkan dirinya untuk melakukan sholat 5 waktu, dan ini

sesuatu pekerjaan yang tidak pernah dia lupakan, biar dalam keadaan

bagaimana pun, beliau selalu melakukanya.

Tulisan lain mengenai biografi yaitu biografi yang ditulis oleh Suharni

Suddin, Supu Yusuf Dari Seorang Bangsawan, Pejuang Hingga Birokrat.

Dalam tulisan tersebut Suharni menjelaskan bahwa dalam usia 19 tahun,

setelah menamatkan pendiddikan Osvianya, Supu Yusuf memulai karirnya

sebagai Menteri Polisi di Onderofdeeling Bone pada tanggal 1 Nopember

1940. Perannya dalam mempertahankan kemerdekaan di daerah Kendari dan

Kolaka yaitu sebagai pelopor terbentuknya organisasi pemuda Merah Putih di

daerah Kendari, Wawotobi dan Andoolo. Sebagai motivator bagi masyarakat

dan pemuda Sulawesi Tenggara agar sadar akan proklamasi kemerdekaan yang

telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, Suharni juga

Page 28: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

18

menulis bahwa peranan Supu Yusuf bukan hanya di bidang milter akan tetapi

juga di bidang pemerintahan, sosial dan organisasi.

Page 29: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 30 April 2012 sampai selesai.

Tempat penulis melakukan penelitian yaitu di Benu-Benua Kota Kendari dan

di Kelurahan Arombu Kabupaten Konawe. Kedua tempat tersebut merupakan

tempat tingal Arsamid.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif pendekatan

strukturis yang merupkan perpaduan antara pendekatan individualis dan

strukturalis. Pendekatan strukturis ini lebih memusatkan pada peran individu

atau kelompok sosial tertentu, sebagai faktor perubahan. Sedangkan struktur

sosial menjadi wadahnya yang mengikat antara individu atau kelompok sosial

sehingga terjadi interaksi (Permana, 2004: 5).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian dan penulisan biografi ini

adalah metode historis atau metode sejarah (historical methode).

Sebagaimana dikemukakan Gottschalk, metode sejarah adalah proses menguji

dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau

(Gottschalk, 2006: 39). Sedangkan Sjamsuddin mendefinisikan metode

sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah (Sjamsuddin, 2007:

14).

Page 30: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

20

Menurut Ernest Bernheim, metode sejarah memiliki 4 (empat) tahapan

kerja yaitu (1) heuristik, yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah, (2) kritik, menganalisis secara kritis sumber-sumber

sejarah, (3) Aufassung, penanggapan terhadap fakta-fakta sejarah yang

dipungut dari dalam sumber-sumber sejarah, dan (4) Darstellung, penyajian

ceritera yang memberikan gambaran sejarah yang terjadi pada masa lampau.

(Sjamsuddin dan Ismaun, 1996: 19-20).

Berdasarkan pendapat di atas, maka langkah kerja yang digunakan

dalam penelitian dan penulisan biografi ini menggunakan prosedur metode

sejarah kritis dengan tahapan sebagai berikut:

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Pada tahap ini, penulis berusaha melakukan pencarian, pengumpulan

dan pengklasifikasian berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Sumber sejarah (historical sourcess) adalah segala sesuatu yang

langsung atau tidak langsung memberitahukan kepada kita tentang sesuatu

kenyataan kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality) (Sjamsuddin,

2007: 95). Sumber yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa sumber

tertulis, sumber lisan, dan sumber benda.

Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam melakukan pengumpulan

sumber/data penelitian tersebut, yaitu studi literatur (studi kepustakaan) dan

studi lapangan.

17. Studi literatur (studi kepustakaan). Studi ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan dan membaca sejumlah literatur. Literatur berupa buku-

Page 31: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

21

buku (karya tulis), dokumen-dokumen, serta catatan-catatan lainnya yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan

memperoleh data tertulis berupa buku, dokumen, serta catatan-catatan

lainnya yang relevan dengan kajian. Dengan telaah semacam ini penulis

mendapat bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai perbandingan atau

tolak ukur terhadap bahan yang diperoleh dilapangan.

18. Pengumpulan data dengan penelitian lapangan dilakukan melalui

metode sejarah lisan (oral history) yaitu dengan melakukan wawancara

terhadap Arsamid Al Ashur serta orang yang berhubungan dengan beliau.

Selain melakukan wawancara, peneliti mengunjungi tempat penjualan

(distributor) Batik Tolaki Ramuan Arsamid (TITOMAS), Laksana Tailor

Wawotobi. Di tempat tersebut peneliti mengambil gambar berupa baju-

baju motif TITOMAS yang digunakan di beberapa sekolah di Kabupaten

Konawe, serta foto dari almarhum H. Ambo Dalle dan anaknya,

Baharuddin.

2. Tahap Kritik Sumber

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan sumber, tahap selanjutnya

adalah melakukan kritik sumber. Kritik sumber dimaksudkan untuk

menyeleksi, menilai, atau menguji semua sumber yang telah berhasil

dikumpulkan, baik dari segi otentisitas (kesejatian, ketulenan, keaslian)

maupun kredibilitas (kebenaran, keabsahan, kesahihan) sumber (Hadara,

2004: 3).

Page 32: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

22

Dalam metode sejarah, kritik sumber dibagi menjadi dua macam yaitu

eksternal dan internal. Kritik eksternal bertujuan untuk menilai otentisitas dan

integritas sumber, sedangkan kritik internal bertujuan untuk menguji

realibilitas dan kredibilitas sumber.

19. Kritik Ekstern

Kritik ekstern merupakan penilaian sumber dari aspek luar / fisik

dari sumber tersebut seperti kertas, tinta, gaya tulisan, kata-kata, huruf-

hurufnya. Pada tahap kritik ini, ada tiga pertanyaan penting yang

diajukan,yaitu: (1) Adakah sumber itu memang sumber yang dikehendaki?

(2) Adakah sumber itu asli atau turunan? (3) Adakah sumber itu utuh atau

telah diubah-ubah (Hadara, 2004: 4).

20. Kritik Intern

Kritik intern merupakan penilaian terhadap kesaksian dari isi

sumber. Ada empat pertanyaan pokok untuk menilai kebenaran

(kredibilitas) dari kesaksian isi sumber tersebut yaitu : (1) apakah saksi di

dalam memberikan kesaksiannya mampu menyatakan kebenaran?, (2)

apakah saksi mau menyatakan kebenaran?, (3) apakah saksi melaporakan

secara akurat mengenai detil yang sedang diuji, (4) apakah ada dukungan

(koroborasi) secara merdeka terhadap detil yang sedang diperiksa?

(Hadara, 2004: 6)

3. Tahap Interpretasi

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan

penyusunan karya ilmiah sejarah setelah mengumpulkan sumber (heiristik)

Page 33: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

23

dan kritik sumber adalah melakukan interpretasi. Pada tahap ini dilakukan

pengolahan, penyusunan dan penafsiran terhadap fakta-fakta yang telah teruji

kebenarannya. Berbagai fakta yang berbeda antara satu dengan lainnya

tersebut kemudian dirangkaikan dan dihubungkan sehingga menjadi satu

kesatuan yang selaras, di mana peristiwa yang satu dimasukkan ke dalam

keseluruhan konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya.

Interpretasi adalah proses menafsirkan data dan fakta yang telah

didapatkan. Tahapan interpretasi merupakan tahap pemberian makna terhadap

data-data yang diperoleh dalam penelitian. Dalam tahap ini, penulis

menggabungkan data yang diperoleh dari sumber selama penelitian kemudian

dirangkaikan dan diinterpretasi.

4. Tahap Penulisan (Historiografi)

Pada tahap ini, penulis melakukan penulisan akhir sebagai hasil dari

ketiga tahapan sebelumnya, yaitu heusristik, kritik, dan interpretasi.

Sjamsuddin menjelaskan bahwa memasuki tahapan ini sejarawan akan

mengerahkan segala daya dan pikirannya dengan pikiran-pikiran kritis dan

analisisnya. Sehingga pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari

seluruha hasil penelitiannya atau penemuannya ke dalam suatu tulisan yang

utuh (Sjamsuddin: 2007: 156). Hasil penelitian yang diperoleh tersebut,

disusun menjadi sebuah karya ilmiah berupa skripsi.

D. Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga jenis sumber data, yaitu

sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda.

Page 34: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

24

21. Sumber tertulis berupa dokumen (resmi atau pribadi seperti surat-surat

pengangkatan, piagam penghargaan, ijazah), tulisan-tulisan tokoh

khususnya mengenai karya-karya Arsamid dalam bentuk tulisan, serta

literatur lainnya yang ada relevansinya dengan kajian dalam penelitian dan

penulisan biografi Arsamid Al Ashur.

22. Sumber lisan yaitu dengan melakukan wawancara terhadap Arsamid Al

Ashur dan oarang yang berhubungan dengan beliau.

23. Sumber benda, terutama gambar-gambar atau foto-foto yang berhubungan

dengan masalah yang sedang diteliti.

Page 35: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Sosial – Budaya Arsamid

1. Keluarga

Arsamid lahir dari buah perkawinan pasangan Ndau dengan Takube.

Pasangan ini dikarunia delapan orang anak, lima orang putera dan tiga orang

putri yaitu, Arsamid sebagai putera sulung/Iliwua atau Ponduha‟a Sanggula

yang lahir pada hari senin tanggal 10 Oktober 1943 di Tawanga (Kabupaten

Kolaka), Lawetasi (Muis L) sebagai putera kedua lahir pada tangal 01 Mei

1945 di Tawanga (Kolaka), anak ketiga bernama Tie (Amimah) sebagai putri

pertama mereka lahir pada tanggal 27 Juli 1948 di Tawanga (Kolaka), anak

keempat bernama Hamka sebagai putera ketiga mereka lahir pada tanggal 16

Desember 1951 di Tawanga (Kolaka), anak kelima bernama Abidin sebagai

putera keempat mereka lahir pada tanggal 18 Juni 1953, anak keenam bernama

Burhan sebagai putera kelima yang lahir pada tanggal 25 Nopember 1955 di

Tawanga (Kolaka), anak ketujuh adalah seorang perempuan bernama Yurni

sebagai putri kedua lahir pada tanggal 03 Juli 1962 di Tawanga (Kolaka), dan

yang terakhir pasangan ini kembali dikaruniai seorang puteri bernama Jusni

yang lahir pada tanggal 21 Januari 1965 di Tawanga (Kabupaten Kolaka).

(Arsamid, 2006: 2).

Ndau adalah seorang Hoofd Mandor (kepala mandor) pada perkebunan

Jepang milik tuan Saigon di Tawanga Tua (Kabupaten Kolaka) dan juga

merupakan seorang Imam. Setelah pindah ke Wawotobi (Kabupaten Konawe)

Page 36: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

26

Ndau kembali mengabdikan dirinya sebagai Imam di Tawanga (Wawotobi).

Setelah lama mengabdikan diri menjadi Imam akhirnya ia diangkat oleh Bupati

Kendari menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah TK II Kendari sebagai Pesuruh

Sekolah Dasar sampai ia meninggal.

Kakek dan nenek Arsamid dari ayahnya bernama Lawa‟e dan Mareti.

Arsamid mengatakan bahwa kakeknya merupakan seorang yang dikenal

sebagai mbupiu mot‟uo, mbusopu motu‟o, dan Tolea-Pabitara motu‟odi

Tawanga Tua (Kab. Kolaka). Sebagai seorang Tole-Pabitara Lawwa‟e selalu

bisa menyelesaikan semua permasalahan yang timbul dalam urusan-urusan

adat perkawinan (Arsamid, wawancara 12 Nopember 2011). Sedangkan ayah

Ndau sendiri bernama Para yang bekerja sebagai petani dan mbusopu. Untuk

lebih jelas, berikut adalah silsilah keturunan Arsamid:

Sumber: (Arsamid, wawancara 15 April 2011)

Tie (Amimah)

Para

Abidin

Para

Yurni

Para

Para

Lawa’e

Para

Mareti

Para

Ndau

Para

Takube

Para

Arsamid

Para

Lawetasi (Muis L)

Para

Hamka

Para

Burhan

Para

Jusni

Para

Page 37: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

27

Ndau hanya menyelesaikan pendidikannya sampai pada jenjang

pendidikan dasar yaitu di Sekolah Rakyat (SR) 3 Tahun Sanggona. (Arsamid,

2006: 2). Arsamid mengatakan bahwa pada waktu itu Sekolah Rakyat hanya

ada di empat daerah yaitu di Mowewe, Puriala, Wolasi, dan di Sanggona.

Setelah tamat ia akan melanjutkan pendidikannya, Zending School (Sekolah

Kristen) di Poso. Untuk masuk di sekolah tersebut syaratnya harus di baptis

terlebih dahulu baru bisa berangkat. Akan tetapi Ayahnya yaitu Lawa‟e

melarangnya untuk tidak ikut sekolah Zending tersebut karena, pertama jika ia

(Nda‟u) masuk Kristen, ia pasti akan makan babi, dan kedua mereka akan

berpisah sampai di hari kemudian.Akhirnya Ndau membatalkan kepergiannya

ke Poso dan memilih pergi ke Watunohu, Kolaka Utara untuk belajar agama

Islam kepada orang Bugis.

Di Watunohu, Ndau belajar selama tiga tahun. Arsamid mengatakan

bahwa di sana Nda‟u belajar tentang Tauhid, mengaji, baca barsanji, tafsir Al

Qur‟an, dan pengetahuan islam lainnya. Setelah selesai, ia pergi ke Tawanga

Tua (Kabupaten Kolaka) dan bekerja diperkebunan Mitsubishi Jepang milik

tuan Saigon sambil mengabdikan dirinya sebagai Imam di tempat tersebut.

(Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Lebih lanjut Arsamid mengatakan bahwa di perkebunan tersebut Ndau

dipekerjakan sebagai Hoofd Mandor (kepala mandor). Selain menjadi hoofd

mandor, Ndau juga bergabung di perjuangan merah putih pimpinan Sulewata

Lasandara dengan memimpin beberapa anggotadan salah satu yang menjadi

anggotanya adalah Hamid, kemenakan dari Sulewata Lasandara, yang juga

Page 38: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

28

sedang bekerja di perkebunan tersebut. Jenis tanaman yang ditanam di

perkebunan tersebut yaitu berupa kapas, mentimun, mentimun Jepang, ketimun

Jepang, dan semangka Jepang. Saat bertugas sebagai Hoofd Mandoria

dipanggil dan diperintahkan oleh Komandan Polisi Militer (PM) Kolaka untuk

membawa merah putih masuk ke Wawotobi dan disebarkan, merah putih

tersebut berukuran kecil. Agar merah putih tersebut tidak dilihat oleh tentara

Jepang maka Ndau menyembunyikan bendera merah putih kecil tersebut

dibalik kopianya. Ndau membawa merah putih tersebut dari perkebunan

Mitsubishi Jepang dengan naik rakit (onia) bersama dengan Hamid dan

anggota lainnya melalui sungai Konawe‟eha dengan membawa mentimun,

semangka, dan ketimun Jepang ke Bose-bose, Wawotobi (Arsamid, wawancara

16 Oktober 2011).

Keesokan malamnya mereka ditangkap oleh tentara Jepang dan bendera

tersebut kemudian di ambil. Ndau kemudian dipenjara bersama dengan teman-

temannya termasuk Hamid. Sekarang penjara tersebut dijadikan sebagai Rujab

Camat Wawotobi akan tetapi tidak ada yang menempatinya karena dianggap

keramat. Penjaga penjara (Opas) saat itu bernama Laidi. Setelah Sulewatang

Lasandara mendengar berita tertangkapnya Ndau dan Hamid, Sulewata

Lasandara kemudian memberitahukan kepada Laidi supaya mereka dijaga

dengan baik, jika mereka dipukul maka dia akan mati. Setelah beberapa hari

mereka dipenjara akhirnya mereka dibebaskan dan Ndau kembali di Tawanga

tua (Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Page 39: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

29

Sebagai seorang ayah yang memiliki tanggung jawab terhadap anak-

anaknya, Ndau selalu menyampaikan pesan-pesan kepada anak-anaknya pada

saat mereka makan.Ayahnya sering berhenti makan sejenak lalu mengatakan

kepada mereka bahwa hanya waktu sekarang mereka duduk melingkar

menghadap makanan, tetapi kelak suatu saat tatkala mereka sudah dewasa

mereka akan memiliki rumah, keluarga dan tanggung jawab masing-masing

sebagai kepala keluarga. Kedua hidup ini adalah perjuangan, siapa-siapa yang

tidak memiliki perhatian terhadap sekolahnya, maka besok dan kedepannya dia

akan memikul basung. Ketiga, orang yang memiliki perhatian yang besar

terhadap sekolahnya maka dia tidak akan menjadi sarang pembodohan orang

lain (Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011).

Selain itu, sebagai seorang ayah yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman tentang Islam, Ndau selalu mengajari anak-anaknya membaca Al-

Qur‟an dan pengetahuan agama Islam lainnya. Arsamid dan adik-adiknya

selalu diajarkan membaca Al Qur‟an kadang dengan menggunakan bahasa

bugis, hal tersebut tidaklah mengherankan karena ayahnya belajar Islam

kepada orang Bugis di Watunohu selama tiga tahun dengan menggunakan

bahasa bugis. Selain itu, Arsamid selalu dibawah oleh ayahnya ke masjid untuk

melakukan shalat lima waktu.

Setelah mengabdikan diri sebagai Imam di Uelawu Kecamatan

Wawotobi ia kemudian diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah

Kabupaten Kendari sebagai Pesuruh Sekolah Dasar hingga pensiun. Ndau

Page 40: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

30

meninggal tanggal 30-12-1984 dan dimakamkan di Tawanga Kec.Wawotobi

Kabupaten Kendari.

Ibunda Arsamid bernama Takube binti Laterengga yang juga dilahirkan

di Tawanga, Kolaka, tanggal 26 Juli 1927 dengan pendidikan Sekolah Rakyat 3

Tahun. Arsamid mengatkan bahwa setelah ibunya menyelesaikan sekolahnya

di SR Tawanga (Kolaka) ibunya kemudian bekerja diperkebunan Jepang.

Pekerjaan ibu-ibu waktu itu termasuk ibunya adalah memintal kapas menjadi

benang dan akhirnya dididik serta dilatih untuk menenun. Tenunan yang

mereka hasilkan adalah berupa handuk, akan tetapi bentuknya masih kasar.

(Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011). Pada tanggal 7 Maret 2006 Ibunda

Arsamid meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Tawanga

Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

Gambar 1

Foto Orang Tua Arsamid

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Arsamid)

2. Lingkup Budaya

Ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan suku Tolaki

terdapat satu simbol peradaban yang mampu mempersatukan dari berbagai

Page 41: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

31

masalah atau persoalan yang mampu mengangkat martabat dan kehormatan

mereka yang disebut dengan Kalo Sara.

Didalam berinteraksi sosial terdapat nilai-nilai luhur lainnya yang

merupakan filosofi kehidupan yang menjadi pegangan. Adapun filosofi

kebudayaan masyarakat tolaki dituangkan dalam sebuah istilah atau

perumpamaan, antara lain sebagai berikut :

a. Budaya O‟sara (Budaya patuh dan setia terhadap putusan lembaga adat).

Masyarakat Tolaki merupakan masyarakat yang lebih memilih

menyelesaikan secara adat sebelum dilimpahkan/diserahkan ke

pemerintah dalam hal sengketa maupun pelanggaran sosial yang timbul

dalam masyarakat tolaki, misalnya dalam masalah sengketa tanah,

ataupun pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati dan mematuhi

setiap putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki merupakan

masyarakat yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b. Budaya Kohanu (budaya malu). Budaya malu sejak dulu merupakan inti

dari pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki yang setiap saat,

dimanapun berada dan bertindak selalu dijaga, dipelihara dan

dipertahankan. Ini bisa dibuktikan dengan sikap masyarakat Tolaki yang

akan tersinggung dengan mudah jika dikatakan, pemalas, penipu,

pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas dan sebagainya. Budaya

Malu dapat dikatakan sebagai motivator untuk setiap pribadi masyarakat

Tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif, inovatif dan terdorong untuk

Page 42: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

32

selalu meningkatkan sumber dayanya masing-masing untuk menjadi

yang terdepan.

c. Budaya Merou (Paham sopan santun dan tata pergaulan). Budaya ini

merupakan budaya untuk selalu bersikap dan berperilaku yang sopan dan

santun, saling hormat-menghormati sesama manusia. Hal ini sesuai

dengan filosofi kehidupan masyarakat tolaki dalam bentuk perumpamaan

antara lain sebagai berikut:

1) Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”

Artinya :

Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti

orang lain akan banyak sopan kepadanya.

2) “Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie

Pinekasara”

Artinya :

Barang siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti dilindungi

dan dibela oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh kepada

hukum adat maka ia akan dikenakan sanksi / hukuman

3) “Inae Kona Wawe Ie Nggo Modupa Oambo”

Artinya :

Barang siapa yang baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan

kebaikan

d. Budaya “samaturu” “medulu ronga mepokoo‟aso” (budaya bersatu, suka

tolong menolong dan saling membantu). Masyarakat tolaki dalam

menghadapi setiap permasalahan sosial dan pemerintahan baik itu berupa

upacara adat, pesta pernikahan, kematian maupun dalam melaksanakan

Page 43: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

33

peran dan fungsinya sebagai warga negara, selalu bersatu, bekerjasama,

saling tolong menolong dan bantu-membantu .

e. Budaya “taa ehe tinua-tuay” (Budaya Bangga terhadap martabat dan jati

diri sebagai orang tolaki). Budaya ini sebenarnya masuk kedalam

“budaya kohanu” (budaya malu) namun ada perbedaan mendasar karena

pada budaya ini tersirat sifat mandiri, kebanggaan, percaya diri dan

rendah hati sebagai orang tolaki. (Santoso, 2011)

3. Geografis

a. Kelurahan Arombu Kecamatan Unaaha

Kelurahan Arombu sebagai salah satu wilayah Kecamatan Unaaha

memiliki luas 100 ha atau 2,96 persen dari luas wilayah Kecamatan Unaaha.

Kecamatan Unaaha sendiri memiliki luas wilayah 3,375 ha atau 0,29 persen

dari wilayah Kabupaten Konawe. Kelurahan yang terdapat di Kecamatan

Unaaha selain Kelurahan Arombu yaitu Kelurahan Puunaha, Tumpas, Latoma,

Ambekairi, Tuoy, Asinua, Wawonggole, dan Unaaha. Jadi jumlah kelurahan

yang terdapat di Kecamatan Unaaha yaitu sebanyak sembilan kelurahan.

Dilihat dari topografinya Kelurahan Arombu tergolong topografi datar.

Sedangkan bila ditinjau dari segi batas-batasnya, sebelah Utara berbatasan

dengan Kelurahan Tumpas, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan

Latoma, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Desa Ameroro

(Kecamatan Uepai), dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Puunaha.

(http://konawekab.bps.go.id/?page_id=93)

Page 44: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

34

b. Kelurahan Benu-Benua Kota Kendari

Luas wilayah Kelurahan Benu-Benua 1.500 Ha, dengan kondisi dataran

200 ha, perbukitan/pegunungan 700 ha dan ketinggian dari permukaan laut 24

m. Wilayah Kelurahan Benu-Benua terdiri dari 2 Lingkungan dan 4

RW. Waktu tempuh ke ibu kota Kecamatan dengan jarak 500 km sekitar 10

menit. Waktu tempuh ke Kota Kendari dengan jarak 17 km sekitar 30 menit,

dan waktu tempuh ke ibu Kota Provinsi dengan jarak 24 km sekitar 45

menit. Keadaan iklim Kelurahan Benu-Benua beriklim Tropis dengan suhu

udara rata-rata 21˚C dengan tingkat curah hujan 250 mm/tahun. Sebelah utara,

Kelurahan Benu-Benua berbatasan dengan Kecamatan Soropia, Kab. Konawe,

sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sodohoa, sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Poasia, sebelah barat berbatasan dengan

Kelurahan Punggaloba. (Tambera, 2011)

4. Status Sosial

Sebelum penulis menguraikan status sosial Arsamid, maka penulis akan

menjelaskan terlebih dahulu sistem pelapisan sosial pada masyarakat Tolaki.

Sistem pelapisan sosial pada masyarakat Tolaki tampak dalam tiga lapisan,

yakni: (1) lapisan golongan anakia (bangsawan) yang disebut juga pu‟uno o

kasu (induk pohon), maksudnya adalah pelindung, pemimpin; (2) lapisan

golongan towonua (penduduk asli, pemilik negeri) yang juga disebut

tonomotuo (golongan orang yang dituakan), atau ata wonua (hamba negeri),

maksudnya adalah abdi negara, rakyat, atau toonotoka itono (orang biasa,

Page 45: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

35

orang kebanyakan), disebut juga tononggapa, tonodadio (penduduk, orang

banyak); dan (3) lapisan golongan o ata (budak, hamba sahaya).

Orang Tolaki yang tergolong dalam lapisan bangsawan ialah mereka

yang dalam silsilah dikenal masih keturunan dari raja-raja yang pernah

memerintah pada dua kerajaan yaitu kerajaan Konawe (Lakidende gelar Sangia

Ngginoburu) dan Kerajaan Mekongga (Laduma gelar Sangia

Nibandera).Sedangkan dalam hal bangsawan asli atau tidak asli, dikenal tiga

istilah yakni (1) anakia motaha atau anakia songo (bangsawan tulen), ialah

anak yang ayah dan ibunya adalah bangsawan. (2) anakia ndina‟asi

(bangsawan tidak tulen), ialaha anak yang ayahnya bangsawan dan ibunya

orang kebanyakan. (3) anakia mbatua (bangsawan turun martabat), ialah anak

yang ayahnya orang kebanyakan dan ibunya orang bangsawan.

Orang Tolaki yang tergolong dalam lapisan penduduk asli, pemilik

negeri, orang kebanyakan ialah mereka yang dalam silsilah dikenal masih

keturunan dari Oheo di Asera, Pasa‟eno di Mowewe, dan Latuanda di Olo-

Oloho, dan Lapabuka di Landono. Selain itu, lapisan golongan ini pula terdiri

atas tiga golongan, yakni (1) golongan Tonomotuo (pemangku adat). Golongan

pemangku adat ini adalah keturunan yang ayah dan ibunya masih golongan

penduduk asli. (2) Ata wonua (golongan rakyat biasa). Golongan rakyat biasa

adalah keturunan yang ayahnya masih asli dari golongan pemangku adat tetapi

ibunya dari keturunan budak. (3) Tono me‟ombu (golongan rakyat yang

mengabdi pada kepada golongan bangsawan). Golongan ini adalah keturunan

yang ayahnya berasal dari keturunan budak dan ibunya dari keturunan

Page 46: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

36

pemangku adat (golongan pemangku adat yang turun derajat). (Tarimana,

1989: 199-200).

Berdasarkan uraian di atas, maka status (kedudukan) Arsamid dalam

sistem pelapisan sosial masyarakat Tolaki berada pada lapisan yang kedua,

yakni golongan tonomotu‟o (pemangku adat) yang berasal dari Tawanga

dimana ayah dan ibunya masih golongan penduduk asli, bahkan ayahnya

merupakan seorang pemangku adat.

B. Latar Belakang Kehidupan Arsamid

1. Masa Kecil sampai Dewasa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Arsamid dilahirkan

pada senin tanggal 10 Oktober 1943 di desa Tawanga Kabupaten Kolaka.

Arsamid mengatakan bahwa dia dilahirkan pada pukul 12.00 WITA tepat saat

beduk masjid dibunyikan. Tawanga adalah suatu kampung pada suatu lembah

yang sejuk, subur dan damai di hulu sungai Konawe‟eha yang juga dikenal

dengan namaAmololu (Arsamid, 2006: 1). Arsamid mengatakan bahwa sejak

masuknya gerombolan DI/TII Kahar Muzakar tahun 1955 di Tawanga

Kabupaten Kolaka, maka masyarakat di daerah tersebut terbagi menjadi dua

kelompok yaitu masyarakat yang berada di bawah kekuasaan DI/TII dan

masyarakat yang berhasil melarikan diri. Arsamid dan keluarganya termasuk

kedalam masyarakat yang berada di bawah kekuasaan gerombolan DI/TII dan

selalu dirayonisasi dari hutan satu ke hutan lainnya. Sedangkan masyarakat

yang melarikan diri menuju ke Wawotobi dan membuat suatu perkampungan

di daerah tersebut yang diberi nama Tawanga. Sehingga desa Tawanga berada

Page 47: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

37

di dua Kabupaten yaitu di Kabupaten Kolaka dikenal dengan Tawanga Tua dan

di Kabupaten Konawe tepatnya di Kecamatan Wawotobi dengan nama

Tawanga (Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011)

Sejak lahir sampai dengan tahun 1959 ia masih menggunakan nama

Zainuddin. Zainuddin adalah nama yang diberikan oleh Tuan Saigon (orang

Jepang) yang membuka perkebunan kapas di Kolaka. Tuan Saigon

memberikan nama tersebut karena saat itu karya Buya Hamka tentang

Tenggelamnya Kapal van der Wijck yang menceritakan tentang percintaan

antara Zainuddin dan Hayati sedang populer/terkenal, sehingga Tuan Saigon

memberikan nama tersebut (Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011).

Pada saat ia akan masuk kembali di SMP Masyarakat di Wawotobi

Zainuddin merubah namanya menjadi Arsamid, dengan alasan agar bisa

diterima kembali disekolah tersebut. Pada saat berada di Tawanga Tua,

Arsamid merupakan anak yang nakal dan jahil. Dalam perjalanan pulang dari

sekolah jika Arsamid telah melewati teman sebayanya dua atau tiga langkah

Arsamid kemudian berbalik memukul perut temannya jika ada yang melawan

ia mengajaknya mencari tempat untuk berkelahi.Akan tetapi tidak ada satupun

teman sebayanya yang berani melawannya.

Selain itu, Arsamid pernah mencuri uang perak milik neneknya.Saat itu

neneknya menyimpan uangnya di dalam bunggebungge (semacam tempat

menyimpan pakaian) Arsamid lalu mengambilnya dan digunakannya untuk

berjudi dengan teman-temannya. Selain mencuri, Arsamdi sering menangkap

ayam tetangganya. Jika sedang berjalan sendirian, Arsamid sering membawa

Page 48: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

38

beras atau jagung dan jarum. Setelah melihat ayam tetangganya Arsamid

kemudian mengumpankan beras atau jagung tersebut. Setelah Arsamid

menangkap ayam tersebut ia kemudian menusukkan jarum ke tenggorokan

ayam agar tidak bisa menelan. Cara lain yang dia perlakukan terhadap ayam

yaitu dengan caramencabut bulu ayam. Arsamid baru melepaskan ayam

tersebut jika ia telah mencabuti semua bulu ayam tersebut (Arsamid,

wawancara 12 Oktober 2011).

Di Wawotobi (Kabupaten Konawe) Arsamid sangat senang

menggembala kambing. Arsamid mengatakan bahwa ada dua hewan yang tidak

bisa ia pelihara yaitu kuda dan ayam. Arsamid tidak bisa memelihara kuda

karena jika Arsamid menyebut nama kuda tersebut maka kuda tersebut akan

mati. Sedangkan pada ayam, Arsamid tidak bisa memeliharannya dengan baik

karena Arsamid sangat suka makan telur, setiap ayam yang mulai bertelur dia

selalu mengambil telurnya sehingga ayam tersebut tidak bisa berkembang biak.

Suatu ketika saat Arsamid sedang menggembalakan kambing-

kambingnya, anggota TNI yang akan ke Kolaka lewat dan tanpa bertanya

terlebih dulu pada Arsamid mereka langsung mengangkut kambing-

kambingnya ke dalam mobil dan meneruskan perjalanan mereka. Setelah itu,

Arsamid pulang kerumah dan ia memberitahukan ayahnya bahwa menjadi

tentara itu bagus. Kemudian ayahnya menanyakan alasan mengapa Arsamid

mengatakan seperti itu, Arsamid lalu memberitahukan ayahnya bahwa dengan

menjadi tentara kita bisa mengambil milik orang lain sekehendak kita. Maka

saat itulah timbul niat dalam diri Arsamid bahwa suatu hari nanti jika dia

Page 49: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

39

menjadi tentara, dimanapun dia bertugas dia akan mengambil barang milik

orang lain dan memukul pun akan dia lakukan (Arsamid, wawancara 12

Oktober 2011).

2. Pendidikan

Arsamid Al Ashur mengawali pendidikannya pada tahun 1950 di

Sekolah Rakyat (SR) VI Tahun di Tawanga Kabupaten Kolaka, saat itu usianya

mulai masuk tujuh tahun. Waktu itu, anak-anak umumnya masuk sekolah

ketika ujung jari kanan sudah mencapai telinga kiri bila lengan kanannya

dilengkungkan di atas kepalanya, ketika itu dianggap sudah mencapai usia

sekolah. Setelah menempuh pendidikan selama lima tahun (1950-1955), waktu

itu ia duduk di kelas V SR VI tahun Tawanga, ia terpaksa harus berhenti

selama satu tahun karena adanya gangguan dari Gerombolan DI/TII Kahar

Muzakar dimana keluarga dan orang tuanya berada dalam kekuasaan DI/TII

tersebut dan mereka selalu dirayonisasi dari hutan satu ke hutan lain.

Selama berada dalam kekuasaan DI/TII tersebut, ia pernah akan dikirim

ke Bonepute, Sulawesi Selatan, bersama dengan teman lainnnya termasuk

Muslimin Su‟uduntuk menempuh pendidikan Jami‟atul Islamiyah. Akan tetapi,

dalam perjalanan untuk menempuh pendidikan tersebut ia sakit dan akhirnya

dia dikembalikan. Sedangkan Muslimin Su‟ud berhasil menamatkan

pendidikan Jami‟atul Islamiyahnya di Bonepute, Sulawesi Selatan (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Tahun 1956 masyarakat distrik Tawanga yang masih tersisa di

Kampung lama (Tawanga Tua) dievakuasi oleh Tentara Batalyon 718

Page 50: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

40

KoDPSST ke Wawotobidan akhirnya mereka kembali bergabung dengan sanak

keluarga yang terlebih dahulu tiba di Tawaraotebota. Di Wawotobi inilah

Arsamid kembali melanjutkan pendidikannya di SR VI Tahun Tawarotebota

dan duduk di kelas VI.

Tahun 1956 Arsamid mengikuti ujian akhir Sekolah Rakyat di

Wawotobi. Pada waktu itu hasil ujian untuk seluruh rayon Wawotobi

dibatalkan oleh panitia ujian di Kendari, karena hasil ujian tersebut terlambat

dua hari diserahkan ke panitia ujian di Kendari karena tertinggal dirumah pak

Surabaya yang bertugas sebagai Koordinator ujian saat itu. Arsamid

mengatakan bahwa saat itu merupakan tahun terakhir penerimaan tamatan SR

untuk masuk di Sekolah Guru B (SGB), baik yang berada di Kolaka maupun

yang berada di Kendari. Saat itu Arsamid telah berencana untuk melanjutkan

pendidikannya ke SGB yang merupakan sekolah pilihannya jika dia lulus

dalam ujian akhir tersebut. Akan tetapi rencananya tersebut akhirnya gagal

sehingga dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah tersebut, karena

pada pelaksanaan ujian susulan Arsamid tidak lulus, disebabkan soal yang di

ujiankan saat itu sudah berbeda. Arsamid akhirnya harus kembali mengulang di

Kelas VI pada SR Tawanga di Tudaone. Pada tahun 1957, ujian akhir Sekolah

Rakyat dilaksanakan dan Arsamid dapat mengikuti kembali ujian tersebut dan

lulus.

Setelah tamat dari SR Wawotobi, Arsamid melanjutkan sekolahnya di

SMP Sawerigading Wawotobi yang dipimpin oleh direktur Edison Manalu

yang berasal dari Manado dan wakilnya bernama Djamarin asal Banjarmasin,

Page 51: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

41

sedangkan pemilik yayasan tersebut adalah H. Razak dari Amonggedo.

Menjelang akhir tahun 1957, Wawotobi dan sekitarnya di bumihanguskan oleh

gerombolan DI/TII Kahar Muzakar sehingga menyebabkan persekolahan

berhenti, sekolah waktu itu tidak dibakar akan tetapi guru-guru telah melarikan

diri. Tentara yang bertugas saat itu adalah Brimob pimpinan Kapten Sagala

(Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Arsamid menjelaskan bahwa gerombolan DI/TII Kahar Muzaar tersebut

dapat dengan mudah masuk dan membakar Wawotobi karena saat itu Kapten

Sagala yang sedang bertugas meninggalkan posnya. Arsamid melanjutkan, jika

bukan karena Kapten Sagala meninggalkan posnya tentu Wawotobi tidak akan

dibumihanguskan. Kapten Sagala meninggalkan posnya karena ia diberitahu

oleh Andi Nur yang berada di Pondidaha bahwa Gerombolan DI/TII akan

masuk ke Wawotobi. Andi Nur mengetahui bahwa DI/TII akan masuk sebab

dia telah melakukan komunikasi dengan para gerombolan DI/TII tersebut,

sehingga ia memberitahukan kepada kapten Sagala agar ia meninggalkan

posnya. Saat itu Andi Nur telah menyediakan tiga perempuan cantik di

Pondidaha dan Kapten Sagala bisa memilih perempuan mana yang akan ia

nikahi. Tindakan yang telah dilakukan oleh Sagala dengan meninggalkan

posnya tersebut telah membuat dirinya dibenci oleh sebagian besar teman-

temannya. Hal tersebut dibuktikan saat pemakamannya banyak teman-

temannya yang tidak pergi kepemakamannya karena mereka masih membenci

tindakan Sagala saat itu (Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Page 52: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

42

Setelah pembakaran Wawotobi, meskipun sekolah saat itu tidak dibakar

akan tetapi guru-gurunya telah lari meninggalkan sekolah tersebut, pada tahun

1958 Arsamid akhirnya meninggalkan Wawotobi dan pergi ke Kolaka. Di

Kolaka ia mendaftarkan diri menjadi siswa di SMP PGRI Kolaka. Sekolah

tersebut berada dibawah pimpinan Maduid dan wakilnya Fiktor Sidupa. Saat

itu ia kembali duduk di Kelas I karena tidak mengikuti repetisi kwartal ke III

(penaikan kelas). Sedangkan beberapa temannya yang ke Kolaka terlebih

dahulu berhasil mengikuti ujian akhir tersebut dan mereka naik ke kelas dua.

Pada tahun 1960 setelah Arsamid naik ke kelas tiga, Arsamid

meninggalkan SMP PGRI Kolaka dan kembali kepada orang tuanya di

Wawotobi untuk tinggal kembali bersama mereka. Alasan mengapa dia

meninggalkan sekolah tersebut karena selama kurang lebih dua tahun tinggal

dan bersekolah di Kolaka dia jarang bertemu dengan kedua orang tuanya di

Wawotobi oleh karena adanya gangguan keamanan dari gerombolan DI/TII

Kahar Muzakar.Waktu itu hubungan antara daerah Wawotobi, Rate-Rate,

Mowewe, sampai di Sabilambo terputus oleh adanya gangguan gerombolan

DI/TII sehingga Arsamid takut pulang dengan berjalan kaki untuk menemui

kedua orang tuanya. Arsamid hanya bisa pulang ke Wawotobi dengan

menumpang mobil dagang dan mobil polisi yang akan ke Wawotobi (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Setelah meninggalkan SMP PGRI Kolaka dan tinggal di Wawotobi,

Arsamid berniat untuk masuk kembali di SMP Masyarakat, peralihan nama

dari SMP Sawerigading. Saat itu direkturnya telah beralih ke tangan Yaman

Page 53: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

43

Suta dari Sumatera menggantikan Edison Manalu. Sebelumnya, setelah

Wawotobi dan sekitarnya aman dari gangguan DI/TII, maka H. Razak sebagai

pemilik yayasan tersebut mengumumkan bahwa semua siswa SMP

Sawerigading yang melarikan diri supaya melapor kembali dan akan langsung

naik kelas. Sedangkan siswa yang tidak melapor dan suatu saat akan masuk

kembali maka tidak akan diterima di SMP Masyarakat. Ternyata Arsamid

merupakan salah satu siswa yang tidak melapor karena telah pindah dan sedang

bersekolah di SMP PGRI Kolaka.

Dengan memberanikan diri Arsamid menghadap kepada Yaman Suta

dengan harapan bisa diterima kembali. Arsamid mengatakan bahwa saat itu

Yaman Suta masih mengenalinya dan ketika buku induk SMP Masyarakat

Wawotobi ternyata namanya masih tercatat dalam buku tersebut sebagai siswa

SMP Sawerigading yang lari meninggalkan sekolah. Berikut petikan

percakapan antara Arsamid dan Yaman Suta:

Yaman Suta : Zainuddin tidak bisa lagi diterima kembali di sekolah ini

karena hal itu berdasarkan pengarahan dari pimpinan

yayasan bahwa siswa yang tidak melapor suatu saat akan

masuk kembali tidak akan lagi diterima.

Arsamid : Saya Pak bukan Zainuddin tetapi saya adalah

Arsamidsiswadari SMP PGRI Kolaka. Memang saya

sama-sama Zainuddin sekolah di sana dan sampai

sekarang Zainuddin masih di sana.

Yaman Suta: Jadi kamu bukan Zainuddin?

Arsamid : Iya Pak, saya bukan Zainuddin.

Page 54: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

44

Yaman Suta : Kalau Arsamid tidak ada namanya disini (dalam buku

induk) dan kamu bisa masuk. (Arsamid, wawancara 16

Oktober 2011)

Dengan alasan yang diberikan oleh Arsamid tersebut kepada Yaman

Suta, akhirnya dia bisa diterima masuk di Sekolah tersebut sampai ia

menyelesaikan sekolahnya. Pada 1961 seluruh siswa-siswi SMP Masyarakat

Wawotobi termasuk Arsamid mengikuti ujian akhir SMP di Kendari, waktu itu

ujian dilaksanakan secara bersama-sama dengan siswa-siswi SMP Negeri1

Kendari. Ujian tersebut dilaksanakan mulai dari tanggal 7 Agustus sampai

dengan 20 Agustus berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan tanggal 5 Desember 1960 No. 801 / B.VI. Setelah mengikuti

ujian, akhirnya ia lulus.

Setelah tamat dari SMP tahun 1961, Arsamid melanjutkan sekolahnya

di SGA PGRI Kendari.Arsamid mengatakan bahwa pada saat itu sekolah yang

berada di Kendari tahun 1961 hanya ada tiga yaitu SGA PGRI Kendari, SMA

Watu-Watu (sekarang SMA Negeri 1 Kendari) dan SMEA. Setelah naik ke

kelas dua (1962) status SGA PGRI Swasta berubah menjadi SGA persiapan

Negeri.Sekolah tersebut berada di bawah pimpinan direktur Abd. Hamid

Hasan. Tahun 1963 Arsamid naik ke kelas tiga dan status SGA PGRI berubah

menjadi SGA Negeri Kendari dan pimpinan sekolah tersebut beralih ke tangan

Ambo Masse dari SGA Makassar menggantikan Abdul Hamid Hasan.

Saat duduk di kelas tiga mereka telah mendapatkan Tunjangan Ikatan

Dinas (TID) selama satu tahun. Sebelum ujian akhir dilaksanakan, sekolah

tersebut menerima surat dari Irian Barat yang memberitahukan bahwa Irian

Page 55: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

45

membutuhkan 400 guru SR, karena di sana tidak ada guru. Arsamid lalu

mendaftarkan diri sebagai pendaftar pertama dari SGA Kendari yang

akanmengisi kuota tersebut. Alasan dia mendaftarkan diri adalah pertama, Irian

Barat merupakan bekas daerah defacto Belanda tentu banyak orang-orang

Indo-Belanda dan dia bisa menikah dengan mereka. Kedua, gaji tidak akan

sama antara daerah yang aman dengan daerah konferensi. Guru-guru yang

berada di daerah konferensi gajinya tentu akan lebih tinggi.

Setelah Arsamid mendaftarkan diri sebagai calon guru yang akan

dikirim ke Irian, dia kembali ke Wawotobi dan memberitahukan ayahnya

bahwa ia telah mendaftarkan dirinya untuk pergi ke Irian. Ayahnya kemudian

mengatakan bahwa jika Arsamid pergi ke Irian, maka dia tidak akan ikut

menikmati gaji Arsamid.

Tahun 1964 akhirnya ujian SGA dilaksanakan. Berdasarkan keputusan

Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan tanggal 28-11-1963 No. 94 / B.VI /

RHS, maka ujian tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Maret sampai dengan

15 Juni 1964 di Kendari. Pada saat mereka ujian akhir, tiba-tiba datang surat

kedua dari Irian yang isinya memberitahukan bahwa semua pendaftar yang

berasal dari SGA Kendari dibatalkan karena telah diisi oleh guru-guru dari

Jawa Barat tamatan tahun yang sama (Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Berdasarkan uraian penjelasan di atas terlihat bahwa dunia pendidikan

Arsamid tidak selalu berjalan teratur, dia selalu pindah dari satu sekolah ke

sekolah berikutnya. Hal ini terjadi karena ketika dia bersekolah di Sekolah

Rakyat tiga tahun Tawanga ia harus berhenti selama satu tahun karena adanya

Page 56: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

46

gangguan gerombolan DI/TII Kahar Muzakar. Setelah pindah ke Wawotobi dia

kembali melanjutkan sekolahnya di Sekolah Rakyat Wawotobi sampai selesai.

Saat dia bersekolah di SMP Sawerigading Wawotobi dia kemudian pindah ke

Kolaka karena gerombolanDI/TII Kahar Muzakar membumihanguskan

Wawotobi. Ketika Arsamid sekolah di SGA PGRI Kendari, saat itu ia duduk di

kelas dua, ia meninggalkan sekolahnya dan bergabung dengan DI/TII.

3. Pekerjaan

Setelah menamatkan sekolahnya di SGA Kendari, Arsamid Al Ashur

memulai karirnya sebagai seorang guru. Setelah itu, ia menjadi pegawai pada

BKDH Tk II Kendari, Pemangku Adat Tolaki (Tolea-Pabitara), dan anggota

DPRD Tk II Kabupaten Kendari selama tiga periode (1977-1992). Masyhur

Masie mengatakan bahwa dulu beliau (Arsamid) bekerja sebagai Tuangguru

(guru), mantan penilik Kebudayaan Kabupaten Kendari, setelah itu ia menjadi

anggota DPRD Kabupaten Kendari (Konawe). (Masyhur Masie Abunawas,

wawancara 02 Agustus 2012).

Berikut penulis uraikan mengenai pekerjaan beliau seperti yang

disebutkan di atas:

a. Seorang Guru

Setelah menyelesaikan pendidikannya di SGA Negeri Kendari tahun

1964, sambil menunggu surat pengangkatan dan penempatannya, Arsamid

kemudian pergi ke Mowewe. Di Mowewe, Arsamid diangkat menjadi

Komandan Hansip (Pertahanan Sipil) menggantikan komandan hansip

sebelumnya yaitu Slamet Riyadi. Saat Arsamid sedang bertugas, ayahnya

Page 57: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

47

(Ndau) menemuinya dengan membawakan surat pengangkatan dan

penempatannya sebagai guru Sekolah Rakyat. Dalam surat tersebut Arsamid

ditempatkan di Sekolah Rakyat Benua Kecamatan Angata.

Arsamid diangkat menjadi guru Sekolah Rakyat di Benua pada tanggal

01 Agustus 1964 sampai tahun 1968. Kepala Ipdap saat itu bernama Salam dan

wakilnya bernama M. Kasim Djufri. Saat itu, wilayah Lambuya masih

bergabung di wilayah Andoolo. Status kepegawaiannya saat itu adalah sebagai

Guru Putera DPB pada Daerah Tingkat II Kendari dengan dengan SK

Gubernur Sulawesi Tenggara No.PPK 3/A/65 tanggal 5 April 1965 terhitung

mulai tanggal 01 Agustus 1964 dengan Golongan II/a (PGPN 1961) dengan

masa kerja fiktif 1 tahun. Tahun 1965 Sekolah Rakyat berubah nama menjadi

Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Rakyat di Benua berubah pula statusnya

sebagai Sekolah Dasar Benua.

b. Pegawai BKDH TK. II Kendari

Pada tahun 1969 Arsamid dipindahkan oleh Abunawas dari Sekolah

Dasar Benua ke kantor Bupati Kepala Daerah (BKDH) Tk. II Kendari dan

ditempatkan pada bahagian Pendidikan dan Kebudayaanberdasarkan Surat

Perintah Tugas No. PK.12/28/N/69 tanggal 09 Maret 1969. Pemindahan

Arsamid tersebut disebakan oleh adanya konflik dengan Kipdap Wilayah

Andoolo bernama Salam.

Hubungan yang telah terjalin antara Arsamid dengan Abunawas

membuat Arsamid dengan mudah dipindahkan oleh Abunawas. Arsamdi

mengatakan bahwa perkenalan mereka dimulai saat Arsamid bersekolah di

Page 58: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

48

SMP PGRI Kolaka dan Abunawas sedang bertugas sebagai Asisten Wedana di

Kolaka waktu itu. Ketika Arsamid bersekolah di Kolaka, salah satu tempat

tinggalnya adalah di rumah Abunawas. Arsamid mengatakan bahwa Masyhur

Masie lahir di Kolaka dan Arsamid sering menjaga Masyhur Masie.

Setelah Arsamid dipindahkan Arsamid ke kantor Bupati maka saat itulah

Arsamid mulai terlibat lebih aktif dalam bidang kebudayaan yang akhirnya

mengantarkan ia dalam urusan politik. Arsamid mengatakan bahwa yang

mengantarkan dia sampai terlibat dalam urusan kebudayaan yaitu pertama,

profesionalnya sebagai tokoh adat dalam mengurus masalah perkawinan yang

dia mulai dari Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana tahun 1969 di Desa Motaha

Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya

orang dari Tawanga yang hadir membawakan peran sebagai Tolea maupun

orang tua yang mewakili keseluruhan keluarga distrik Tawanga. Pada saat itu

Arsamid berusia 23 tahun dan dia belum dikukuhkan sebagai tolea-pabitara.

Kedua, perannya sebagai pemain Umo‟ara, sehingga setiap tamu yang datang

ke Sulawesi Tenggara ia selalu dipercayakan oleh pemerintah setempat untuk

melakukan upacara penyambutan secara adat Tolaki yaitu dengan Umo‟ara dan

Kalo Sara. Dalam penyambutan tesebut, ada yang disambut dengan Umo‟ara d i

Bandara Wolter Monginsidi (sekarang Bandara Haluoleo) dan penyambutan

dengan Kalo Sara nanti dilakukan di Kantor Gubernur. (Arsamid, wawancara

16 Oktober 2011).

Pada tahun 1971 bahagian Pendidikan dan Kebudayaan dilebur dan

digabung pada Bahagian Kepegawaian Kantor BKDH Kab. Kendari, Arsamid

Page 59: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

49

diangkat menjadi Kepala Seksi II bagian Pendidikan Guru-Guru dengan SK

BKDH Kab. Kendari No. 20/1971 tanggal 09 Maret 1971. Dua tahun kemudian

(1973) dia diangkat menjadi Kepala Bagian Kebudayaan dan Kesenian pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kendari dengan SK BKDH

Kab.Kendari No. 37/1973 tanggal 14 Juni 1973. Pada tahun 1974 ia diangkat

kembali menjadi Kabag urusan Kesenian dan Kebudayaan Dinas P dan K

Kantor BKDH Tk. II Kendari dengan SK BKDH Kab. Kendari No. 13/1974

tanggal 03 Maret 1974.

Pada tahun 1980 Arsamid diangkat menjadi Kasubag Humas dan

Protokol Kantor BKDH Kab. Kendari dengan SK BKDH Kab. Kendari No.

140/1980 tanggal 29 September 1980.

c. Tolea-Pabitara

Secara harfiah, tolea berarti juru runding adat khususnya dalam kegiatan

peminangan atau pernikahan yang sebagian orang dinilai terlampau rumit.

Dalam melakukan upacara peminangan kedua belah pihak diwakili oleh juru

bicara masing-masing yaitu tolea untuk juru bicara pihak laki-laki dan pabitara

untuk juru bicara pihak perempuan. Tolea bisa juga disepadankan dengan

diplomat, sebab tidak terbatas pada urusan perkawinan saja, melainkan urusan

adat lainnya seperti perselisihan antara keluarga, kawin lari, hingga

perselisihan antara etnis. Peran tolea begitu besarnya dalam kehidupan

bermasyarakat etnis Tolaki. Menjadi mediator saat masyarakat bahkan antara

pemerintahan yang berselisih. (Josshasrul, 2011).

Page 60: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

50

Arsamid memulai karirnya sebagai tolea pada tahun 1966 pada saat

almarhum Prof.Dr. Abdurauf Tarimana melangsungkan upacara pernikahannya

di desa Motaha Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari. Saat itu Arsamid

belum dikukuhkan sebagai pemangku adat (Tolea-Pabitara). Arsamid

mengatakan bahwa saat itu tidak ada orang-orang dari Tawanga yang hadir

untuk membawakan peran sebagai juru bicara dari pihak laki-laki (tolea) dan

dan orang tua yang mewakili keseluruhan distrik Tawanga. Dengan

pengalaman yang dimilikinya sejak kecil yang sering mengikuti ayahnya dalam

urusan-urusan adat perkawinan, dia memberanikan diri untuk menjadi tolea

dan akhirnya berhasil. (Arssamid, wawancara 12 Oktober 2011).

Sejak saat itulah ia mulai menjadi tolea sampai sekarang dengan tetap

memberi pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuannya, baik

berupa tenaga maupun pemikiran dalam memecahkan permasalahan yang

berhubungan dengan urusan perkawinan.

d. Anggota DPRD Tk II Kendari

Setelah mengabdikan dirinya sebagai pegawai pada kantor Bupati

Kabupaten Kendari sejak tahun 1969, maka pada tahun 1977 Arsamid diangkat

menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tk. II Kendari

dari unsur Golkar Non ABRI (saat itu Golkar masih bernama Sekber Golkar)

dari hasil pemilu tahun 1977 untuk periode tahun 1977-1982, dengan SK

Mendagri No. 212/OD/Tahun 1977 tanggal 29 Juni 1977. Pada periode

pertama tersebut Arsamid tidak melakukan kampanye, akan tetapi ia diangkat

Page 61: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

51

berdasarkan usulan dari BKDH Tk. II Kendari. Saat itu ia diangkat bersama

dengan dua orang anggota polisi.

Pada tahun 1982 pemilu kembali dilaksanakan dan Arsamid

mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Tk. II Kendari dari partai Golkar

untuk periode kedua dan akhirnya dia kembali terpilih untuk masa jabatan

1982-1987, dengan SK Gubernur Kdh Tk. I Sultra No. 361 Tahun 1982 tanggal

10 Juni 1982.Tahun 1987 pemilu kembali dilaksanakan, saat itu dia kembali

mencalonkan dirinya sebagai menjadi anggota DPRD dari partai Golkar untuk

ketiga kalinya.Dalam pecalonannya tersebutArsamid kembali terpilih menjadi

Anggota DPRD Tk. II Kendari periode 1987-1992 dengan SK Gubernur

Kepala Daerah Tk.I Sultra No. 273 Tahun 1987 tanggal 29 Juni 1987.

Pada pemilu tahun 1997 di Kota Kendari, Arsamid mencalonkan diri

menjadi anggota DPRD dari partai Golkar di Kota Kendari. Namun dia tidak

terpilih lagi karena Anas Bunggasi sebagai Ketua DPD Golkar saat itu

menempatkan Arsamid sebagai calon legislatif di urutan terakhir.Saat itu,

hubungan antara Arsamid dan Anas Bunggasi sedang tidak harmonis. Arsamid

mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh karena adanya perbedaan

pandangansaat Anas Bunggasi menjadi Bupati Kendari. Pertama, waktu itu

akan dilakukan pembangunan Kantor Bupati di Inolobunggadue-Unaaha. Pada

saat Andre Djufri menjabat sebagai Bupati telah ada komitmen/perjanjian

antara Andre Djufri dan masyarakat Latoma mengenai tanah yang

akandigunakan untuk pembangunan Kantor Bupati.Seperdua dihibakan untuk

Page 62: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

52

pembangunan kantor Bupati, dan seperduanya diberikan kepada masyarakat

Latoma. (Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Akan tetapi, pada saat Anas Bunggasi menjabat sebagai Bupati secara

diam-diam mereka membagi-bagikan tanah tersebut kepada pejabat-pejabat

dan menakut-nakuti masyarakat Latoma dengan caramemasang patok-patok

sebagai hak milik para pejabat tersebut. Masyarakat Latoma kemudian melapor

kepada Arsamid, Arsamid lalu memerintahkan kepada masyarakat Latoma

untuk mencabut patok-patok tanah tersebut kemudian mengumpulkannya di

kantor DPD Golkar untuk di bakar.

Kedua, pungutan liar (pungli) di Grandis. Orang yang naik jonson akan

dikenakan pajak. Arsamid tidak sependapat dengan keputusan tersebut dan

mengatakan bahwa penarikan pajak tersebut tidak masuk akal dan tidak ada

dasar hukumnya. Grandis merupakan pinggiran sungai Konawe yang telah

dimanfaatkan oleh orang Tolaki untuk mencari penghidupan selama puluhan

tahun. Selanjutnya Arsamid mengatakan bahwa tidak ada jasa apapun yang

dijual oleh pemerintah di tempat itu sehingga ingin menarik retribusi di tempat

tersebut.

Ketiga, masalah dana pembangunan pos monyet rujab Bupati Konawe.

Dalam pembahasan anggaran, dana yang akan digunakan dalam pambangunan

pos monyet di rumah jabatan (Rujab) Bupati Konawe sebagaian dananya akan

diambil dari pembangunan pasar Lambuya. Arsamid kemudian menolak

rencana pengambilan dana dari pembangunan pasar Lambuya, dan dia

mengatakan bahwa pantas pembangunan pasar Lambuya tidak selesai karena

Page 63: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

53

dananya digunakan untuk pembangunan pos monyet. (Arsamid, wawancara 16

Oktober 2011).

Alasan itulah yang menyebabkan Anas Bunggasi selalu tidak senang

kepada Asamid dan menempatkan Arsamid sebagai caleg diurutan terakhir saat

pencalonanya sebagai anggota DRRD Tk. II Kendari pada pemilu 1997.

Arsamid mengatakan bahwa meskipun Anas Bunggasi tidak senang kepada

dirinya, namun Anas Bunggasi menyebut Arsamid sebagai anggota DPRD Tk.

II Kendari yang vokal, yaitu berani menyuarakan hak-hak masyarakat dan

berani menentang kepala daerah khususnya kepada dirinya. (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Pada tahun 2004 pemilu kembali dilaksanakan dan Arsamid kembali lagi

mencalonkan diri di Lembaga Legislatif dari Partai Karya Peduli Bangsa

(PKB) di Kabupaten Konawe, akan tetapi Arsamid tidak terpilih masuk di

lembaga legislatif.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa Arsamid Al Ashur memiliki

kepekaan terhadap keadaan masyarakat serta sikap kritis terhadap orang atau

pemerintah yang mengabaikan hak-hak masyarakat. Selain itu, Arsamid

konsisten terhadap keputusan dan tindakannya. Hal tersebut sebagaimana

dikatakan oleh Masyhur Masie Abunawas bahwa beliau (Arsamid) memiliki

kepribadian peramah (Saramase) dan konsisten terhadap keputusan maupun

tindakannya. (Masyhur Masie Abunawas, wawancara 02 Agustus 2012).

Page 64: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

54

4. Perkawinan

Arsamid menikah pada tanggal 09 Maret 1970 di Tamboido, Tawanga

Kecamatan Wawotobi Kabupaten Kendari dengan mempersunting Pandiri binti

Larowa. Pandiri lahir pada tanggal 31 Desember 1949 di Tawanga

Kab.Kolaka. Pandiri merupakan anak ke tiga (Anamboletanggea) dari enam

orang bersaudara kandung, dan satu orang saudara kandung se Ibu lain ayah.

Ayahnya bernama Larowa dan Ibunya bernama Wegalina. Saudara-saudaranya

yaitu Lakuasa (anak pertama), Wetangai (anak kedua), Wendodo (anak

keempat), Lapondoku/Ahmad L. (anak keenam). Sedangkan saudaranya yang

satu Ibu lain ayah bernama Rudin.

Dari pernikahan Arsamid dengan isterinya (Pandiri), beliau dikaruniai

lima orang anak yang terdiri dari tiga anak perempuan dan dua orang anak laki-

laki. Adapun nama anak-anak Arsamid dan Pandiri adalah :

a. Nursanti Arsamid yang lahir tanggal 14 Agustus 1971 di Kendari. Nursanti

menyelesaikan strata satunya di Universitas Haluoleo pada program studi

Bahasa dan Sastra Indonesia. Sedangkan strata duanya ia menyelesaikannya

di Pasca Sarjan Universitas Haluoleo pada Jurusan IPS Prodi Sosiologi.

Pekerjaan Nursanti sekarang adalah seorang guru di SMA Negeri 1

Sampara.

b. Nani Arsamid yang lahir pada tanggal 19 Januari 1973, pendidikan

terakhirnya adalah sarjana (S.1). Nani Arsamid bekerja sebagai pegawai

Unhalu Kendari. Sekarang dia telah menyelesaikan studi masternya di

Pascasarjana Unhalu.

Page 65: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

55

c. Rino Arsamid, lahir pada tanggal 31 Maret 1979 berbintang Aries dengan

pendidikan terakhir Sarjana Hukum Unhalu Kendari.

d. Heni Arsamid, lahir tanggal 19 Agustus 1981 di Kendari berbintang Leo.

Pendidikan terakhirnya adalah A.Md Com.

e. Agus Kona Hina Arsamid. Ia lahir tanggal 30 Agustus 1983 di Kendari,

berbintang Virgo, dengan pendidikan terakhir adalah Mahasiswa Unhalu

Kendari.

Sedangakan cucu-cucunya berjumlah tujuh orang, yaitu Muhammad Alif,

Fadil, Annisa, dan Naufal dari pasangan Nursanti Arsamid dengan

Budiman.Cucu-cucunya dari pasangan Heni Arsamid dengan Andi Ahyar

Saransi yaitu Sulkifli (Jabarullah) dan Aprilia Vilanisa. Sedangkan cucunya

yang terakhir bernama Amrisal, buah dari pasangan Robin Arsamid dengan

Mastia.

Sebagai orang tua yang memiliki kepedulian terhadap masa depan anak-

anaknya, Arsamid selalu mendidik dan terus menyekolahkan anak-anaknya

agar mereka memiliki bekal untuk masa depan mereka masing-masing.

Arsamid mengatakan bahwa menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguran

tinggi merupakan salah satu keberhasilannya. Hal tersebut dikarenakan

pendidikannya hanya sampai pada SGA sedangkan anak-anaknya sampai pada

perguruan tinggi.

Dalam mendidik anak-anaknya Arsamid mengajarkan kepada anak-

anaknya untuk patuh terhadap kedua orang tuanya. Selain itu, Arsamid juga

Page 66: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

56

selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang etika, tatakrama, sopan

santun, menghargai orang tua, berkeluarga, dan bertetangga.

Pengetahuan dan pemahaman terhadap agama Islam merupakan satu hal

yang tidak dilupakan oleh Arsamid. Oleh karena itu, guna menanamkan dan

membekali anak-anaknya tentang pengetahuan dan pemahaman agama Islam

khusunya tentang baca Al Qur‟an, Arsamid mendatangkan seorang guru ngaji

ke rumahnya untuk mengajari anak-anaknya membaca Al Qur‟an. Anak-

anaknya yang sudah khatam Al-Qur‟an yaitu Nursanti dan Heni, sedangkan

anak-anaknya yang lain belum khatam Al-Qur‟an.

5. Menjadi Anggota DI/TII

Tahun 1962 merupakan tahun kedua Arsamid dalam menempuh

pendidikannya di SGA PGRI Kendari. Arsamid mengatakan, ketika ia naik ke

kelas dua, pada waktu itu ia bertemu dengan temannya yang masih ikut dalam

DI/TII, kemudian temannya tersebut memberitahukan Arsamid bahwa DI/TII

akan terbentuk dua batalyon dan akan bebas keluar masuk kota, akan tetapi

masih kekurangan tenaga. Lalu Arsamid berkata di dalam hatinya bahwa itu

adalah kesempatan yang baik dan ia bisa menjadi tentara. Akhirnya ia tertarik

dengan tawaran tersebut. (Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011).

Ketertarikan Arsanid tersebut membuatnya mengambil keputusan untuk

meninggalkan SGA Kendari dan pergi ke Kolaka. Arsamid mengatakan bahwa

ia pergi ke Kolaka dengan berjalan kaki. Setelah tiba di Kolaka, Arsamid lalu

masuk di Mangolo. Di Mangolo Arsamid bertemu dengan Hasan yang berasal

dari Mowewe. Tugas Hasan saat perjuangan DI/TII adalah penjaga Brem

Page 67: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

57

Lapoko. Brem Lapoko merupakan senjata pertama yang DI/TII rebut dari

tentara (TNI). Arsamid dan Hasan merupakan sahabat dekat ketika Arsamid

berada dalam kekuasaan DI/TII tahun 1955. Arsamid kemudian meminta

Hasan untuk membawahnya ke Tamboli tempat Komandan Batalyon 20, Ali

Kamri, KDB Lasusua. Arsamid kemudian melapor dan dia diterima bekerja di

bagian Staf PHB. Arsamid selanjutnya diberikan perlengkapan PHB, baju dan

celana loreng satu pasang, serta pistol engkel buatan indobu dengan pangkat

Letnan Satu.

Arsamid melanjutkan, setelah bekerja selama tiga bulan dia tidak melihat

tanda-tanda bahwa akan resmi terbentuk menjadi dua batalyon dan bebas

keluar masuk kota. Arsamid kemudian meminta kepada Ali Kamri untuk

melakukan operasi di daerah Mangolo bersama Hasan. Di Mangolo inilah

Arsamid menentukan sikap bahwa tidak akan kembali ke Tamboli. Arsamid

lalu membuka semua pakaian dan perlengkapan PHBnya dan memberikannya

kepada Hasan untuk dikembalikan ke Mangolo. (Arsamid, wawancara 12

Oktober 2011).

6. Gagal Menjadi Polisi

Setelah Arsamid meningalkan Mangolo, ia kembali di Kolaka dan di sana

sedang terbuka pendaftaran Siswa Agen Polisi Tingkat Dua. Pada waktu itu

tanda pangkat polisi masih berada di kerak baju. Kepala Polisi waktu itu adalah

mantan Wakil Kepala Polisi saat Arsamid masih sekolah di SMP PGRI Kolaka

dan Arsamid pernah tinggal di Asrama Polisi di rumah Ambo Dalle (Bugis).

Ambo Dalle adalah seorang Kepala Perlengkapan, sehingga rumahnya

Page 68: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

58

merupakan gudang senjata dan dapur Ambo Dalle berdekatan dengan dapur

milik Wakil Kepala Polisi, Rustijo.

Arsamid mengatakan bahwa waktu itu ia pergi menghadap pak Rustijo

untuk menjadi calon Agen Polisi Polisi Tingkat Dua. Setelah bertemu dengan

pak Rustijo, Pak Rustijo menanyakan kedatangan Arsamid, “mau apa kamu

Zainuddin? Mau masuk Polisi?, Arsamid menjawab “ Ia Komandan”.

Kemudian, Pak Rustijo lalu meminta Arsamid untuk mengukur tinggi dan berat

badan. Setelah melakukan tes, akhirnya tes diumumkan dan ternyata ia lulus.

Arsamid melanjutkan, pada waktu itu calon dari Kolaka yang lulus hanya tiga

orang yaitu Arsamid, Labilu dari Buton dan Abdul Fatah. Setelah lulus mereka

menunggu kapal Intata dari Makassar yang akan mengantar mereka ke Kendari

untuk mengikuti tes umum agen polisi tingkat dua. Tes umum agen polisi yang

akan dilaksanakan di Kendari waktu itu akan bersama-sama dengan calon-

calon polisi dari empat kabupaten yaitu Muna, Buton, Kolaka dan Kendari.

(Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Setelah menunggu selama beberapa hari ternyata kapal tersebut belum

juga tiba sedangkan ujian umum calon Agen Polisi di Kendari tinggal dua hari.

Karena khawatir akan ketinggalan tes tersebut Arsamid akhirnya menghadap

ke Pak Rustijo untuk meminta surat perintah berjalan kaki dari Kolaka ke

Kendari agar tidak terlambat mengikuti ujian umum di Kendari. Setelah Pak

Rustijo memberikan surat jalan tersebut, Arsamid lalu berjalan kaki ke

Kendari. Setelah satu malam melakukan perjalanan akhrnya ia tiba di

Wawotobi dan menginap di rumah Ibunya. Keesokan paginya ia berangkat

Page 69: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

59

untuk melanjutkan kembali perjalanannya ke Kendari. Pada sore hari ia sudah

sampai di Benu-Benua, Kendari dan pagi harinya mereka melaksanakan ujian

umum calon Polisi Agen Tingkat Dua.

Arsamid mengatakan jumlah peserta ujian tersebut kurang lebih seratus

orang dari empat kabupaten yaitu Kendari, Kolaka, Muna, dan Buton. Akan

tetapi, yang lulus hanya 29 orang termasuk Arsamid. Setelah lulus ujian,

mereka lalu menunggu tes terakhir yang akan dilaksanakan di Makassar yaitu

rontgen di Rumah Sakit Pelapomonia dan setelah rontgen akan melanjutkan

pendidikan di Mawang (sekarang Batua). Waktu itu mereka telah mulai

melakukan pra Latihan Baris-berbaris (LBB). Setiap subuh mereka mulai lari

dari Asrama Polisi dengan memikul sepotong kayu sampai di lapangan Benu-

Benua. Di lapangan ini mereka kemudian diguling dilumpur, pelatih mereka

waktu itu adalah pak Siala. (Arsamid, 16 Oktober wawancara 2011).

Pak Rustijo sebagai Dantares pada waktu itu ke Makassar untuk

mengambil kapal yang akan mengangkut mereka ke Makassar. Akan tetapi

setelah sampai di Makassar, ia disogok sehingga semua calon Agen Polisi yang

telah lulus ujian umum di Kendari diganti. Hal tersebut diketahui setelah salah

seorang teman mereka yang telah lulus pendidikan di Mawang kembali di

Kendari dan memberitahukan bahwa Pak Rustijo disogok dan semua agen

polisi dari Kendari diganti. Oleh karena itu, maka Rustijo sebagai Kepala

Dantares di Kendari waktu itu digantikan oleh Kapten Sagala. (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Page 70: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

60

Setelah mereka batal berangkat, Arsamid lalu kembali kepada Hamid

Hasan (direktur persiapan SGA Negeri) dengan harapan bisa diterima kembali.

Pada awalnya Hamid Hasan tidak mau menerimanya, namun akhirnya Hamid

Hasan menerima kembali Arsamid masuk di SGA Persiapan Negeri tersebut.

Pada tahun 1964 ujian akhir SGA Negeri Kendari dilaksanakan dan ia lulus.

7. Petualangan Politik Arsamid

Setelah Arsamid dipindahkan ke kantor Bupati mulailah ia terlibat dalam

urusan-urusan politik. Diawali dengan menjadi pengurus pada Sekber Golkar

melalui Kokarmendagri Kabupaten Kendari (Korps Karyawan Kementerian

Dalam Negeri) sebagai Kepala Bidang Kerohanian dan Kebudayaan bersama-

sama dengan almarhum H. M. Mahdi (Palangga). Setelah itu, Arsamid

kemudian menjadi pengurus Bapenhar Kokarmindagri (Korps Karyawan

Pemerintahan Dalam Negeri) bagian Kesenian Kab. Kendari tahun 1970

dengan SK Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kendari No.UU.I/17/2/1970

tanggal 1-5-1970.Tahun 1978 s/d 1983 Arsamid menjadi anggota DPD Golkar

Tk. II Kendari bahagian Kerohanian dan Kebudayaan.Tahun 1983 s/d 1985

menjabat sebagai Kepala Sekretariat DPD Golkar Tk. II Kendari. Menjadi

Penatar Karakterdes Golkar Tk.I Sultra Tahap I tanggal 13 s/d 16 September

1984 di Kendari. Setelah menjabat sebagai Kepala Sekretariat, Arsamid

kemudian menjabat sebagai Wakil Sekretaris bidang Perencanaan Bapekada

DPD Golkar Tk. II Kendari selama tiga tahun, yaitu dari tahun 1985-1988.

Kemudian tahun 1999-2000, Arsamid kembali menjabat sebagai Kepala

Sekretariat Golkar Tk. II Kendari.

Page 71: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

61

Tahun 2000 Arsamid keluar dari partai Golkar karena adanya perbedaan

pandangan politik antara Arsamid dengan Abdul Samad sebagai ketua DPD

Golkar yang baru di Kendari menggantikan Biohanes waktu itu. Setelah keluar

dari Golkar, Arsamid kemudian masuk pada partai PPP Reformasi (pimpinan

KH. Zainuddin, MZ) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang

Reformasi (PBR)dengan menjabat sebagai wakil Ketua PPP Reformasi cabang

Konawe. Setelah tiga tahun dalam Partai Bintang Reformasi, Arsamid akhirnya

keluar dari keanggotaan PBR karena adanya ketidakcocokan dengan ketua

PBR. Setelah meninggalkan PBR, Arsamid kemudian masuk ke dalam Partai

Karya Peduli Bangsa pimpinan R. Hartono (Madura) dengan menjadi

Sekretaris Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Kabupaten Konawe. Setelah

tiga tahun menjadi Anggota PKPB Arsamid keluar dari kepartaian tersebut dan

masuk ke dalam Partai Republikku sebagai Ketua DPC di Kabupaten Konawe.

8. Struktur Adat

Suku Tolaki telah lama mendiami dataran tenggara Pulau Sulawesi. Suku

ini menyebar di dua wilayah yang cukup luas yakni wilayah Kolaka, Konawe,

Konawe Utara dan Konawe Selatan. Persebaran suku Tolaki ini tentunya

membawa serta pranata-pranata sosial, politik, ekonomi dan tata nilai. Sumber

nilai dalam suku Tolaki disebut Kalo.

Secara harfiah, kalo adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-

cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan atau kegiatan bersama dengan

pelaku membentuk lingkaran. Sebagai benda lingkaran, kalo dibuat dari rotan,

dan ada juga yang terbuat dari bahan lainnya, seperti emas, besi, perak, benang,

Page 72: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

62

kain putih, akar, dan pandan, bambu dan sebagainya. Menurut Tarimana,

konsep kalo dalam kebudayaan Tolaki sangat luas ruang lingkup maknanya.

Kalo secara umum meliputi o sara (adat istiadat), khususnya sara owoseno

tolaki atau sara mbu‟uno tolaki, yaitu adat pokok, yang merupakan sumber dari

segala adat-istiadat orang Tolaki yang berlaku dalam semua aspek kehidupan

mereka. Kalo sebagai adat pokok dapat digolongkan ke dalam apa yang

disebut: (1) sara wonua, yaitu adat pokok dalam pemerintahan; (2) sara

mbedulu, yaitu adat pokok dalam hubungan kekeluargaan dan persatuan pada

umumnya; (3) sara mbe‟ombu, yaitu adat pokok dalam aktivitas agama dan

kepercayaan; (4) sara mandarahia, yaitu adat pokok dalam pekerjaan yang

berhubungan dengan keahlian dan keterampilan; dan (5) sara monda‟u,

mombopaho, mombakani, melambu, dumahu, meoti-oti, yaitu adat pokok

dalam berladang, berkebun, beternak, berburu, dan menangkap ikan.

(Irwansyah, 2012)

Sara Wonua (adat pokok dalam pemerintahan). Sara Wonua ini untuk

mengatur dan menetapkan hak dan kewajiban, fungsi dan tugas seorang raja

dan aparatnya, mengatur dan menetapkan struktur organisasi dan personalia

untuk menyelengarakan pemerintahan, dan mengatur hubungan antara raja dan

rakyatnya. Sara mbedulu, (adat pokok dalam hubungan kekeluargaan dan

persatuan pada umumnya).Sara Mbedulu ini untuk mengatur hubungan antara

keluarga inti, antar kelompok kerabat, dan antar golongan bangsawan dan

bukan bangsawan. Dalam adat pokok ini tercakup apa yang disebut sara

mberapu (adat perkawinan), merou (aturan sopan santun). Sara mbe‟ombu

Page 73: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

63

(adat pokok dalam aktivitas agama dan kepercayaan). Adat pokok ini untuk

mengatur dan menetapkan tempat-tempat upacara, alat-alat upacara, tata cara

berdo‟a, perlakuan terhadap dukun, dan penyelenggaraan keagamaan. Dalam

adat pokok ini tercakup apa yang disebut mombado (pantangan). Sara

mandarahia (adat pokok dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian

dan keterampilan). Adat pokok ini mengatur bagaimana cara-cara pengambilan

bahan, proses persiapannya, dan proses pertumbuhannya. Dalam adat pokok ini

tercakup apa yang disebut dengan mepori (teliti, tekun). Sara monda‟u,

mombopaho, mombakani, melambu, dumahu, meoti-oti (adat pokok dalam

berladang, berkebun, beternak, berburu, dan menangkap ikan). Adat pokok ini

mengatur dan menetapkan cara-cara dalam melakukan kegiatan-kgiatan

tersebut. Dalam adat bercocok tanam tercakup apa yang disebut dengan owua.

Sedangkan dalam beternak, berburu, dan menangkap ikan tercakup apa yang

disebut Osapa. (Melamba, 2011: 109-111, Su‟ud, 2006: 201).

C. Peran Arsamid sebagai Tokoh Adat dan Budayawan

Ketika Arsamid masih kecil, ia sering dibawah ayahnya dalam mengikuti

acara-acara adat seperti acara perkawinan. Hal ini tidaklah mengherankan,

karena ayah dari Arsamid ini sendiri adalah seorang tokoh adat yang sering kali

dipanggil untuk menghadiri acara perkawinan dan bertindak sebagai juru

bicara (pabitara). Peran Arsamid sebagai Tokoh adat dan Budayawan Tolaki

yaitu melaksanakan tugasnya sebagai pemangku adat (Tolea-Pabitara),

memperkenalkan adat Tolaki (Kalo Sara dan Umo‟ara) di Tingkat Nasional,

melakukan penyambutan secara adat tamu-tamu yang berkunjung ke Sulawesi

Page 74: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

64

Tenggara Khususnya di Kendari, melakukan pengukuhan perangkat Lembaga

Adat Tolaki, dan melakukan ritual adat Tolaki lainnya. Peran-peran tersebut

akan penulis jelaskan sebagai berikut:

Pertama, melaksanakan tugas sebagai Tolea-Pabitara. Sejak kecil

Arsamid sudah memiliki perhatian mengenai urusan-urusan adat khususnya

masalah perkawinan. Perannya sebagai Tolea dan Pabitara di mulai sejak

tahun 1966 saat pernikahan Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana (almarhum) di Desa

Motaha Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari. Waktu itu, orang-orang dari

Tawanga tidak ada yang hadir untuk membawakan peran sebagai Tolea

maupun orang tua yang mewakili keseluruhan keluarga Distrik Tawanga.

Dengan penuh keberanian dan pengalamannya sejak kecil yang sering

mengikuti ayahnya dalam urusan-urusan adat perkawinan – meskipun waktu

itu Arsamid belum dikukuhkan sebagai Tolea dan Pabitara – maka ia pun

melakukannya dan akhirnya berhasil. (Arsamid, wawancara 12 Oktober 2011).

Sejak saat itulah ia memulai perannya sebagai Tolea dan Pabitara sampai

sekarang dengan tetap memberi pelayanan bagi masyarakat yang

membutuhkan bantuan, baik berupa tenaga maupun pemikiran terhadap

pemecahan masalah yang menjadi kesulitan dalam pelaksanaan urusan

perkawinan.

Kedua, memperkenalkan Adat Tolaki. Pada tahun 1976 Arsamid

memperkenalkan Adat Kalo Sara di Tingkat Nasional pada pembukaan Taman

Miniatur Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, dengan penampilan satu pragmen

Page 75: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

65

di Anjungan Sulawesi Tenggara dan di Panggung Langgeng Sasana Budaya

Tugu Api Pancasila.

Ketiga, melakukan acara penyambutan. Pada tahun 1978 ia melakukan

penyambutan secara Adat Tolaki yaitu Umo‟ara dan Kalo Sara kepada Tim

Uskup Jerman Barat bagian Selatan pada kunjungannya di Sulawesi Tenggara,

serta menyelenggarakan pesta rakyat Tradisional Perkawinan di Wolasi yang

dihadiri tim tersebut. Saat itu acara resepsi yang biasanya dilakukan pada siang

hari kemudian dirubah oleh Arsamid menjadi malam hari. Pada tahun yang

sama, ia menyambut secara Adat Tolaki, Umo‟ara dan Kalo Sarakepada Syah

Iran, Pangeran Abdu Reza Pahlevi, di Bandara Wolter Monginsidi Kendari

dalam lawatannya di Sulawesi Tenggara. Masih pada tahun yang sama,

Arsamid kembali melakukan penyambutan secara Adat Tolaki, Umo'ara dan

Kalo Sara, Perdana Menteri Jepang, Nakasone, dalam kunjungannya ke

Indonesia yang bertempat di Anjungan Sulawesi Tenggara Taman Mini

Indonesia Indah.

Pada tahun 1980 Wakil Presiden Republik Indonesia, Sri Sultan

Hamengku Buwono IX, melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Tenggara.

Waktu itu, mereka membuat skenario penobatan Sri Sultan Hamengkubuwono

IX sebagai sesepuh masyarakat Sulawesi Tenggara bagian daratan dan yang

ditugaskan oleh Abdullah Silondae (Gubernur Sulawesi Tenggara yang

keempat) untuk membuat teks penobatan Sri Sultan yaitu Abdul Hamid Hasan,

Arsamid dan Anas Bunggasi. Pembuatan teks tersebut dilakukan di rumah

Hamid Hasan selama dua hari dua malam dengan membuka dokumen

Page 76: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

66

pelantikan Raja Tekaka dan Sao-Sao. Saat itu, mereka mendapatkan teks

penyumpahan Raja Tekaka. Bunyi penggalan teks tersebut yaitu sebagai

berikut:

“... kalau kami mendukung yang mulia, yang mulia mengayomi

kami. Kalau kami berlaku tidak ujur kepada yang mulia, maka kami

akan terkena bala dan bencana. Tetapi kalau yang mulia melanggar

adat istiadat kami, nyawa yang mulia akan terputus karenanya”.

(Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Setelah selesai, hasil kerja tersebut dibawah kepada Eddi Sabara. Setelah

Eddi Sabara membaca teks penobatan tersebut, ia meminta agar kata-kata

“nyawa yang mulia akan terputus karenanya” dilunakkan. Husen A. Chalik

sebagai Kepala Kebudayaan saat itu tanpa melakukan konsultasi dengan A.

Hamid Hasan dan Arsamid langsung merubah kata-kata tersebut. Setelah teks

tersebut dicetak, A. Hamid Hasan membaca teks tersebut dan marah karena

sebagian kata-kata tersebut telah diubah tanpa sepengetahuan A. Hamid Hasan.

Saat pelaksanaan gladi kotor, Edi Sabara meminta Yunus (sopir Edi

Sabara) agar menjemput Hamid Hasan dan Arsamid untuk melihat skenario

penobatan Sri Sultan, akan tetapi mereka tidak pergi. Setelah Yunus datang

yang kedua kalinya maka Hamid Hasan meminta Arsamid yang pergi melihat

skenario penobatan tersebut, sedangkan Hamid Hasan sendiri tidak ikut sampai

hari pelaksanaan penobatan Sultan Hamengkubuwono IX. (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Singgasana yang digunakan untuk penobatan berasal dari Yogyakarta

sedangkan pakaian yang digunakan Sri Sultan dijahit di Yogyakarta. Dalam

Page 77: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

67

prosesi penobatan tersebut, Arsamid bertindak sebagai pelaku yang

menobatkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX atas nama Toonomotu‟o di

Pehanggo. Nama yang dianugerahkan kepada beliau adalah Lasiara Hina,

Tonambasa Oleo, artinya Pembawa kesejahteraan hidup seluruh rakyat.

Setelah penobatan selesai, Sri Sultan Hamengkubuwono IX masuk ke

dalam ruang yang telah disediakan oleh panitia bersama-sama dengan seluruh

Dewan Adat Tolaki saat itu. Dalam ruangan tersebut terjadi dialog antara

Hamengkuuwono IX dengan Abdullah Silondae. Berikut petikan percakapan

mereka:

Sri Sultan

Hamengkubuwono IX : (bertanya kepada Abdullah Silondae) apa

sudah seperti ini Pak Gubernur, sulaman

baju Raja Konawe?

Abdullah Silondae : (dengan spontan Abdullah Silondae

menjawab) Iya pak, sudah seperti itu.

Sri Sultan

Hamengkubuwono IX : Kalau seperti ini, menurut ukuran Yogya ini

baru setingkat camat, sedangkan saya

adalah Sultan dan di bawah saya masih ada

gubernur, bupati, camat. (Arsamid,

wawancara 16 Oktober 2011).

Dari percakapan di atas, terlihat bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono IX

telah merendahkan Kerajaaan Konawe. Arsamid mengatakan bahwa saat Sri

Sultan dinobatkan sebagai sesepuh ada ucapan “kalau yang mulia melanggar

adat istiadat kami, nyawa yang mulia akan terputus karenanya (kei polia o sara

mberiou, nggo sowi sumowiko penaomiu”. Arsamid melanjutkan bahwa

perkataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX tersebut bukan lagi melecehkan

tetapi sudah menghina Kerajaan Konawe. Dua bulan kemudian setelah

kunjungaannya di Sulawesi Tenggara sekaligus penobatannya sebagai sesepuh

Page 78: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

68

masyarakat Sultra bagian daratan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal.

(Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011).

Pada tahun 1981 Arsamid melakukan dua kali penyambutan secara adat

Tolaki yaitu pertama, ketika Menteri Perindustrian Sosial RI, M. Yusuf datang

ke Sulawesi Tenggara dalam kunjungan kerjanya, pemerintah Sulawesi

Tenggara melakukan penyambutan, dan penyambutan tersebut dilakukan

dengan Umo‟ara dan Kalao Sara yang bertempat di Kantor Gubernur Sultra.

Kedua, Arsamid melakukan penyambutan secara Adat Tolaki yaitu Umo‟ara

dan Kalo Sara, kepada Presiden Soeharto dan Ibu beserta rombongan dalam

kunjungan kerjanya di Sulawesi Tenggara pada tanggal 17 Desember 1981

bertempat di Bandara Wolter Monginsidi Kendari. Kunjungan tersebut dalam

rangka untuk: (1) meresmikan Pekan Penghijauan Nasional XXI di Lalonggasu

Kecamatan Tinanggea, (2) peninjauan PT. Kapas Indah Indonesia di

Punggaluku Kecamatan Lainea Kabupaten Kendari.

Menyambut secara Adat Tolaki, Umo‟ara dan Kalo Sara, presiden RI ke-

6 dan Wakilnya, Susilo Bambang Yudhoyono dan H.M. Yusuf Kalla, saat

kunjungannya di Sulawesi Tenggara bertempat di Bandara Haluoleo Kendari.

Berikut teks yang digunakan oleh Arsamid saat melakukan

penyambutan terhadap tamu-tamu agung, baik dari dalam maupun dari luar

Negeri yang datang ke Sulawesi Tenggara (Kendari).

TEKS MOMBOWULE’AKO

Inggomiu mberi‟ou ronga bawaamiu

Metudu ndonganggee – numaambolawa‟i;

Niwule mbeduluno – ineri mepoko‟asono;

Mbera ana niwawo – ronga toono nggapa;

Page 79: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

69

I Sulawesi Tenggara.

Kilaa leu wawe‟i – limba mokodunggu‟i;

Sala rerekamami – ko‟ehe‟ehemami;

Sala meririmami – ronga ko‟aumami.

Hia ipowulewule – ronga ipo‟ineri;

Inggomiu mberi‟ou.

TEKS MOMBESARA

Inggomiu mberi‟ou – ronga bawaamiu.

Tudu‟ito – resa‟ito; Mepotira – mepokulelo; Sara pombokulaloimami – pombeowose mami; Mbera ana niwawo – ronga toono nggapa I Sulawesi Tenggara.

Ni‟ino leumiu – ramai timbamiu; Leu nggo moleleu – timba nggo moretei

Mbera ana niwawo – ronga toono nggapa I Sulawesi Tenggara;

Pendoromami – mbewungguako mami;

Aito kumii‟i – ronga mendeenggee;

Taa mbodunggu mami – bara tesalamami.

Keno ehepokaa – kuri wuliakono; Nopowawo Baraka – morupo weweunga;

Aki wangga mbondule – owose mombehawa;

Kilaa mewangu‟i – ronga mendotoki‟i;

Wonua i Sulawesi Tenggra;

Ine torono mbera ana niwawo – ronga toono nggapa.

Kei dunggu wowahe – timba mbule mbendua;

Wowahe ilipumiu – mbule iwonuamiu;

Wowahe i rahamiu – mbule ilaikamiu;

Timba terombu mbule – teposua mbendua;

Mbera sawino raha – ihilaikamiu;

Iamo i‟osakami – ai kolupekomami;

O ruki timba mbule – ai leu mbendua;

Mano lailaipo – keno nunu laiki;

Mano lipa wilapo – ano tudu wulaki.

Mbera toka ikeni – petotokihano;

Keno laa salano – bara taa tekonono;

Ai poko nggadu‟i – i poko ndekono‟i;

Inggomiu mberi‟ou.

Page 80: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

70

(Arsamid, Wawancara 23 Desenber 2011)

Terjemahan:

TEKS MOMBOWULE’AKO

Yang kami hormati bapak... beserta rombongan. Adat sekapur sirih kami

persembahkan kepada bapak sebagai lambang penghormatan tertinggi dari

aparat bersama seluruh masyarakat sulawesi Tenggara

Sebagai lambang pernyataan kami yang riang gembira, penuh kerinduan

pada yang mulia.

Sudilah kiranya bapak... untuk menikmati suguhan adat kami.

TEKS MOMBESARA

Yang kami hormati bapak... beserta rombongan.

Sudah turun – Sudah terletak

Sudah dipersembahkan – sudah diperhadapkan Adat kebesaran kami, bersama seluruh aparat dan masyarakat di Sulawesi

Tenggara.

Kunjungan Bapak.... kali ini

Datang untuk melihat dari dekat Seluruh aparat beserta masyarakat

Di Sulawesi Tenggara

Bapak... akan melihat dan memperhatikan Tentang hidup dan perikehidupan kami

Atas segala kekurangan kami.

Kami semua berharap

Kunjungan ini dapat membawah manfaat yang sebesar-besarnya

Dalam membangun daerah di Sulawesi Tenggara.

Di dalam kehidupan semua aparat bersama seluruh masyarakat.

Kalau sampai kembali

Kembali ke negeri tempat asal Kembali ke rumah

Bila sudah bertemu Dengan segenap keluarga seisi rumah

Jangan lupakan kami Biarlah sesekali asalkan sering kembali

Biar hanya sekejap asalkan setiap bulan

Sampai disinilah penerimaan kami secara adat Jika ada kekurangan dan kesalahan

Mohon kiranya dimaafkan

Page 81: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

71

Keempat, melakukan pengukuhan perangkat Lembaga Adat Tolaki. Pada

tahun 2004 Arsamid melaksanakan pengukuhan terhadap Pengurus Besar

Lembaga Adat Sarano Tolaki (PB LAST) di Unaaha. Tahun 2007 Arsamid

melakukan Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Adat

Tolaki Konawe-Mekongga (DPP LATKOM) Propinsi Sulawesi Tenggara

Menggantikan PB LASTdi Unaaha atas nama Dewan Adat Tertinggi Sarano

Tolaki, ketuanya adalah Rahmani Takahasi. Pengukuhan Pengurus Lembaga

Adat Tolaki (LAT) Propinsi Sulawesi Tengggara menggantikan DPP

LATKOM bertempat di pelataran MTQ Kendari tahun 2010, ketuanya adalah

Masyhur Masie Abunawas. Pengukuhan terhadap pengurus lembaga adat

tersebut dilakukan empat tahun sekali.

Kelima, melaksanakan ritual Adat Tolaki lainnya. Yang dimaksud

dengan ritual adat Tolaki adalah Mosehe Owose. Melaksanakan prosesi adat

Tolaki pengambilan bongkah tanah di bekas pusat Kerajaan Konawe di

Inolobunggadue. Arsamid mengatakan bahwa pengambilan tanah ditempat

tersebut atas permintaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga berdasarkan

pembelajaran mereka di historis sejarah maka ditetapkan bahwa tanah yang

akan digunakan untuk pembangunan Tugu Persatuan Pemuda akan diambil

dari Kerajaan Konawe, sedangkan air yang akan digunakan berasal dari

Kerajaan Muna.

Tahun 1992 pada Festival Budaya Nusantara Tingkat Nasional, Arsamid

melakukan peragaan Upacara adat ritual Mosehe Owose di Anjungan Sulawesi

Tenggara Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, mewakili Sulawesi Tenggara.

Page 82: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

72

Melaksanakan upacara ritual Mosehe Owose yang bertempat di makam

Raja Lakidende II (Mokole Konawe ke-37) dimana saat itu Ibu Kota

Kabupaten Kendari akan dipindahkan ke Kota Unaaha yang berpusat di

Inolobunggadue oleh Bupati H. Andry Djufry, S.H.

Menyelenggarakan upacara adat ritual Mosehe Owose di sekitar makam

Raja Lakidende II tahun 2008 dalam rangka syukuran H. Nur Alam, S.E.

menjadi Gubernur Sulawesi Tenggara dan tertindak sebagai Mbusehe atas

nama Toono Motu‟o di Pehanggo.

Selain apa yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas, Arsamid bersama

almarhum Prof. Dr. H. Abdurrauf Tarimana menjadi penggagas terhadap

pemberian gelar kepada H. Eddy Sabara, Gubernur Sulawesi Tenggara ke-3,

pada akhir masa jabatannya dengan sebutan Mandarano Wonua, artinya Bapak

Pembangunan.

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Arsamid dalam

kedudukannya sebagai sebagai Tokoh Adat dan Budayawan Tolaki telah

melaksanakan/mengaktualisasikan perannya tersebut dengan melaksanakan

tugasnya sebagai pemangku adat (Tolea-Pabitara), memperkenalkan adat

Tolaki (Kalo Sara dan Umo‟ara) di Tingkat Nasional, melakukan penyambutan

secara adat tamu-tamu yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara Khususnya di

Kendari baik tamu yang berasal dari dalam negeri maupun tamu yang berasal

dari luar negeri yang dilakukan dengan umo‟ara dan Kalo Sara, melakukan

pengukuhan perangkat Lembaga Adat Tolaki, dan melakukan ritual adat Tolaki

lainnya seperti upacara Mosehe.

Page 83: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

73

D. Pikiran Arsamid sebagai Tokoh Adat dan Budayawan Tolaki

Mengenai pemikiran-pemikiran Arsamid mengenai kebudayaan Tolaki

dapat dilihat pada karya-karyanya. Karya-karya Arsamid tersebut yaitu dalam

bentuk tulisan dan dalam bentuk desain baju batik asli Tolaki yang diberi nama

Titomas (Batik Tolaki Ramuan Arsamid). Baju Batik tersebut telah diproduksi

dan digunakan.

1. Karya Tulis Arsamid

Selain aktif dalam Lembaga Adat Tolaki dan sebagai pemangku adat

Tolea-Pabitara, Arsamid juga aktif dalam kegiatan menulis. Arsamid mulai

aktif dalam menulis sejak tahun 2000 sampai sekarang. Dalam menulis buku,

Arsamid menambahkan namanya menjadi Asamid Al Ashur. Al Ashur

mempunyai arti, Al dalam bahasa Arab artinya yang. Sedangkan Ashur berasal

dari kata Mashur artinya dengan menulis buku nama akan dikenal para

pembaca berlangsung secara abadi selamanya. (Arsamid, 2006: 2).

Sejak itulah nama tersebut kemudian tidak hanya tertulis dalam karya-

karyanya, akan tetapi dalam sertifikat, maupun piagam penghargaan nama

tersebut selalu ditulis. Arsamid telah menyelesikan beberapa buku tentang

Kebudayaan Tolaki yaitu antara lain dalam bidang Bahasa dan Sastra, Sejarah,

dan Kebudayaan serta beberapa karya terjemahan ke dalam bahasa Tolaki

seperti terjemahan Surat Yaasin ke dalam bahasa Tolaki. Pada tahun 2003 telah

diluncurkan sebanyak tiga belas judul buku karyanya oleh Bupati Kendari

bertempat di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Konawe.

Page 84: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

74

Ketekunan Arsamid dalam melakukan penulisan tidak terlepas dari

hasil diskusinya dengan almarhum Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana mengenai

Kebudayaan Tolaki. Arsamid mengatakan bahwa dalam diskusi tersebut

Abdurrauf Tarimana (almrhm) selalu mengatakan kepada Arsamid bahwa

budaya Tolaki adalah budaya tuturan, tatkala penuturnya meninggal maka

tuturannya akan terkubur bersama dengan penuturnya. Maka pada saat itulah

generasi akan kehilangan jejak. Contohnya, tentang Taenango. Arsamid

melanjutkan bahwa sekarang orang yang pandai melakukan taenango rata-rata

umurnya 80 tahun ke atas, sementara itu pelaku taenango sudah banyak yang

meninggal. Selain itu, Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana (alm) juga mengatakan

kepada Arsamid bahwa pekerjaannya (Arsamid) hanyalah menulis dan

menulis. Apa yang kamu tahu dan apa yang pernah kamu dengar, tulis menurut

apa adanya dan jangan dulu memberikan pertimbangan ilmu pengetahuan

karena itu bukan tugas kamu (Arsamid), akan tetapi itu adalah tugas generasi

yang akan datang. Sebab jika tidak menulis, maka generasi yang akan datang

pada saatnya nanti bila ingin melakukan pembedahan tentang budaya Tolaki

mereka tidak akan bisa karena tidak ada buku yang akan mereka bedah.

Arsamid melanjutkan bahwa waktu itu almarhum Prof. Dr. Abdurrauf

Tarimana menawarkan kepada Arsamid agar membuat sebuah tulisan, dimana

dengan tulisan tersebut Arsamid akan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)

di Unhalu karena almarhum Abdurrauf sendiri yang akan menjadi penguji

utamanya. Saat itu Arsamid kebingungan karena ia tidak tahu harus menulis

apa dan akan memulai darimana. Setelah Abdurrauf Tarimana meninggal

Page 85: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

75

barulah ia mulai mengasah otaknya untuk melakukan penulisan sampai

sekarang. (Arsamid, wawancara 05 Nopember 2011).

Berikut adalah daftar dan deskripsi naskah karya tulis Arsamid Al Ashur:

a. Daftar Naskah Karya Tulis

1) Bidang Bahasa dan Sastra yaitu: Aksara Tolaki bulan Mei tahun 2000,

Kamus Tolaki 7000 Kata bulan Mei tahun 2000, Pluralisme Bahasa

Tolaki september 2000, Sastra Lisan Tolaki bulan Mei tahun 2003, Sala

Anngo bulan September tahun 2007.

2) Bidang Sejarah yaitu: Sejarah Watu Pinaho di Tawanga bulan

September tahun 2000, Sejarah Pemerintahan Kabupaten Konawe, dan

Sejarah Pemerintahan Kabupaten Konawe Selatan bulan Juli tahun

20003, Sejarah Kalo Sara bulan Juli 2007.

3) Cerita Rakyat yaitu: Mitos Asal Usul Padi bulan September 2008,

Saweringadi bulan Februari 2011, dan Haluoleo bulan Februari 2011.

4) Adat Istiadat Daerah Tolaki yaitu: Hukum Adat Perkawinan Tolaki Juli

2006, Deskripsi Adat Perkawinan Tolaki bulan September 2001,

Mosehe bulan Agustus 2003, Tata Krama dan Silaturrahmi Tradisi

Budaya Tolaki bulan Maret 2007.

5) Karya Terjemahan yaitu: Surat Yaasin Terjemahan Bahasa Tolaki

bulan Mei 2000, Al Barzanji Terjemahan Bahasa Tolaki bulan Juni

2000.

Page 86: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

76

b. Deskripsi Naskah Karya Tulis

Dalam uraian ini selain apa yang telah disebutkan dalam daftar naskah

karya tulis di atas juga akan dijelaskan tentang pokok-pokok isi naskah yang

terkandung di dalamnya. Deskripsi karya tulis adalah uraian singkat tentang

karya tulis, dengan tujuan memberikan uraian yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disamping itu, deskripsi karya tulis

juga dimaksudkan sebagai sesuatu yang memberikan petunjuk kepada orang

lain agar dengan mudah dipahami.

Dalam deskripsi karya tulis ini, penulis hanya mendeskripsikan

sebagian hasil karya Arsamid Al Ashur karena hanya sebagian yang penulis

dapat baca dari karya tulisnya.

Adapun deskripsi karya tulisnya yaitu sebagai berikut:

1) Aksara Tolaki. Tulisanini mengenai huruf Tolaki yang berjumlah 18

huruf suatu analitik tentang arti lambang bilangari, sukora, dan

andalahaebu dalam wujud aksara tolaki. Tulisan ini selesai dirampungkan

pada bulan Mei tahun 2000.

2) Kamus Tolaki 7000 Kata. Tulisan ini diterbitkan oleh CV. Sahabat Offset

Surabaya tahun 2000. Tulisan ini berisi tentang sejumlah kosa kata yang

berasal dari dua dialek yaitu dialek Konawe dan dialek Mekongga. Karya

ini ditulis oleh Bapak Arsamid Al Ashur dan di susun oleh Drs. H.

Lukman Abunawas, SH., dan Drs. H. Azis Tondrang, MBA.

Page 87: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

77

3) Pluralisme Bahasa Tolaki. Tulisan ini berisi menjelaskan tentang

perbedaan antara dialek Mekongga dan Konawe. Tolaki yang tulisan ini

selesai dirampungkan pada bulan september 2000.

4) Watu Pinaho di Tawanga. Tulisan ini menjelaskan tentang sebuah batu

yang dijadikan sebagai monumen titik sentral tapal batas dua wilayah

kerajaan serumpun yaitu Kerajaan Konawe di Kabupaten Kendari

(sekarang Kabupaten Konawe), dan Kerajaan Mekongga di Kabupaten

Kolaka.

5) Deskripsi Adat Perkawinan Tolaki. Tulisan ini berisi tentang teknik dan

cara, tingkat-tingkat pembicaraan serta bahasa puitis yang dipergunakan

dalam pelaksanaan adat istiadat perkawinan Tolaki. Tulisan dalam

bentuk buku yang telah diterbitkan oleh Taman Budaya Sultra pada tahun

2006.

6) Hukum Adat Perkawinan Tolaki. Tulisan ini berisi tentang kaidah-kaidah

hukum adat istiadat perkawinan secara garis besar yang meliputi tentang

Kalosara, Kelembagaan Adat, isi adat, sanksi pelanggaran, dan

kedudukan perangkat adat.

Gambar. 2

Beberapa Karya Tulis Arsamid

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)

Page 88: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

78

2. Desainer Batik Motif Budaya Asli Tolaki

Dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memperkenalkan

Kebudayaan Tolaki, Arsamid tidak hanya menulis buku yang berhubungan

dengan kebudayaan Tolaki. Akan tetapi, lebih dari itu Arsamid telah terlebih

dahulu membuat desain Batik Tolaki yang penggunaannya berlaku semua usia.

Arsamid mulai membuat desain tersebut sejak tahun 1998 sampa sekarang.

Desain baju tersebut, Arsamid beri nama TITOMAS yang artinya Motif Tolaki

Ramuan Arsamid.

Karya seni desain batik Arsamid tersebut telah mendapatkan

rekomendasi dari salah seorang pakar antropologi Indonesia, almarhum Prof.

Dr. A. Tarimana tahun 1998 dan dari Bupati Kabupaten Kendari Drs. H. Abdul

Razak Porosi tahun 2000. Rekomendasi tersebut berfungsi sebagai persetujuan

kepada Pencipta (Arsamid) dan Pengemban (Kompeksi Tailor Wawotobi).

Dalam rekomendasi almarhum Abdurrauf Tarimana dijelaskan bahwa

peruntukkan utama hasil karya Arsamid tersebut adalah bahan kemeja, juga

boleh dipergunakkan untuk bahan kebutuhan lain seperti : baju wanita, Jas,

Jaket, baju murid Sekolah Dasar, baju siswa SLTP dan baju siswa SMU.

Sedangkan untuk pemakaiannya berlaku bagi semua tingkat usia dan jenis

kelamin, waktu dan tempat pemakiannya bersifat bebas rapi, jenis kwalitas

kainnya sesuai kebutuhan pemakai, warna dasar dan warna motif mengikuti

perkembangan kemajuan.

Motif yang digunakan pada pakaian tersebut seperti pineta‟ulumbaku

(desain daun pakis), pinetotono (motif menyerupai manusia), dan motif kalo.

Page 89: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

79

Karya seni batik tersebut telah mendapat dukungan dari kalangan tokoh

Budaya Daerah Tolaki, pemuka-pemuka Adat Tolaki dan pemuka-pemuka

masyarakat Tolaki yang banyak memberi perhatian terhadap Kebudayaan

Tolaki. Karya desain Arsamid tersebut ada yang sudah diproduksi dan ada

yang belum. Karya yang belum diproduksi tersebut dikarenakan adanya

keterbatasan dana.

Karya seni batik tersebut telah diproduksi dalam bentuk pakaian jadi

sejak tahun 1998 oleh pengemban sekaligus sebagai distributor yakni

Pengusaha Konfeksi Laksana Tailor Wawotobi, milik H. Ambo Dalle. Semasa

hidup H. Ambo Dalle bekerjasama dengan Arsamid. Arsamid yang mendesain

dan Ambo Dalle (alm) yang membawahnya ke Pekalongan lalu bekerjasama

dengan Pengusaha Batik Pekalongan Selatan Alfa Collection By Rina HD Tex,

milik Asmuni Kaza. Di tempat itulah desain baju batik bermotif Adat Tolaki

karya Arsamid diproduksi/dicetak. Desain baju tersebut tersebut ada yang telah

dijahit menjadi sebuah baju dan ada yang belum berbentuk baju. Kain desain

inilah yang dibuat kembali menjadi baju sesuai keinginan pemesan (Arsamid,

wawancara 20 Nopember 2011).

Dalam melakukan hubungan kerjasama tersebut, H.Ambo Dalle dan

Asmuni Kaza membuat perjanjian kontrak kerja. Berikut isi perjanjian kontrak

kerja antara almarhum H. Ambo Dalle dan Bapak Asmuni Kaza pada tanggal

25 Juli 1999 di Pekalongan Selatan Jawah Tengah :

PERJANJIAN KONTRAK KERJA

1. H. AMBO DALLE, Umur 47 Tahun, Alamat : Kel. Lalosabila,

Kec. Wawotobi, Kab. Kendari, sebagai Pimpinan Konfeksi

Page 90: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

80

Laksana Tailor Distributor baju Adat Tolaki, selanjutnya disebut

SEBAGAI PIHAK PERTAMA ....................................................

2. ASMUNI KAZA, Umur 36 Tahun, Alamat : Kel. Banyurip Alit

Gg 5/ 58 Kec. Pekalongan Selatan, Kodya Pekalongan, sebagai

Pimpi. Pusat Batik dan Garment ALFA COLLECTION BY

RINA HD TEX, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA .....

3. Pada tanggal 25 Juli 1999 di Pekalongan Jawa Tengah, PIHAK

PERTAMA telah memberikan Order kepada PIHAK KEDUA

berupa Hak untuk mencetak Kain Batik Bermotif Adat TOLAKI

hingga menjadi Pakaian Jadi dalam bentuk Hem, Kemeja, Jas dan

sejenisnya dalam jumlah tak terbatas ............................................

4. Syarat-syarat pemesanan yang diajukan PIHAK KEDUA telah

disetujui dan dipenuhi oleh PIHAK PERTAMA, dengan cara

pembayaran PIHAK PERTAMA menyanggupi mebayar sejumlah

KAIN BATIK yang dipesan .........................................................

5. Perjanjian KOntrak Kerja ini berlaku sampai batas

dikeluarkannya pernyataan masa berakhirnya Perjanjian Kontrak

Kerja yang disepakati dan ditandatangani oleh Kedua Belah

Pihak. ..........................................................................................

6. Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat bersama di Pekalongan Jawa

Tengah pada tanggal Dua Puluh Lima Juli Seribu Sembilan Ratus

Sembilan Puluh Sembilan dan ditandatangani oleh masing-

masing Kedua Belah Pihak. .........................................................

Pekalongan, 25 Juli 1999.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

H. AMBO DALLE. ASMUNI KAZA

Sehari setelah Perjanjian Kontrak Kerja tersebut, maka bapak H. Ambo

Dalle mulai memesan baju batik tersebut sebanyak 1000 potong baju dengan

harga Rp. 23.000,- perpotong baju, dengan jumlah Rp. 23.000.000,- (Dua

Puluh Tiga Juta Rupiah). Kemudian Bapak H. Ambo Dalle memberikan uang

muka sebanyak Rp. 11.500.000,- (Sebelas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Arsamid mengatakan bahwa setelah H. Ambo Dalle meninggal, usaha

Konfeksi Laksana Tailor dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Baharuddin

Page 91: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

81

sampai sekarang. Pemasaran karya Arsamid ini terbanyak di sekolah-sekolah.

(Arsamid, wawancara 20 Nopember 2011).

Berikut adalah contoh baju batik dengan motif Titomas baik yang sudah

diproduksi maupun yang belum.

Gambar 3.

Foto Baju Batik Desain Arsamid yang telah diproduksi. Baju Batik yang digunakan

di SMP Negeri 3 Andoolo dengan Motif Pinetotono, Kalo, dan di SMP Negeri 4 Lambuya

dengan Motif yang sama pada SMP N 3 Andoolo tapi warna berbeda (Kanan)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)

Gambar 4.

Foto Desain Baju Batik Arsamid yang belum diproduksi

(Sumber: Dokumentasi Arsamid)

Page 92: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

82

E. Tindakan Arsamid sebagai Pakar Adat Tolaki

Perkembangan hidup manusia semakin cepat bergerak maju dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih, sementara itu

masyarakat senior hukum adat berangsur-angsur hilang di telan zaman dan

tulisan sebagai pedoman tidak ada yang mereka tinggalkan. Perkembangan

yang terjadi membawa pengaruh terhadap pola pikir dan pergeseran tata nilai

budaya yang pada gilirannya generasi penerusnya akan kehilangan jejak di saat

generasi penuturnya sudah habis terkubur bersama tuturannya.

Arsamid Al Ashur, pengurus dewan pimpinan pusat Lembaga Adat

Tolaki, mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Tolaki mengikuti

perjalanan hidup manusia dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

Dampak dari pekembangan yang terjadi adalah pergeseran tata nilai. Ada

tradisi dari leluhur yang hilang dan sudah tidak diketahui, tetapi ada hal baru

yang muncul dan menurut penyesuaian lalu dibudayakan.

Arsamid melanjutkan bahwa selama ini ada beberapa daerah di

Kabupaten Konawe dan sekitarnya yang melaksanakan perannya sebagai tolea

dan pabitara, akan tetapi mereka tidak menunaikan sepenuhnya hak-hak

masyarakat yang akan melakukan urusan perkawinan. Kebutuhan pelayanan

terhadap urusan adat perkawinan selalu ada setiap saat. Kemudian muncul

orang-orang yang tidak kharismatik, tidak memiliki segudang pengetahuan

tentang hukum adat istiadat, tidak memiliki kemampuan bersilat lidah tapi

hanya memiliki kemauan. Orang-orang inilah yang selalu memberikan

pelayanan kepada masyarakat dengan berbekal apa yang pernah mereka dengar

Page 93: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

83

dan mereka lihat ditempat lain. Itulah yang mereka bawah kembali

dikampungnya dan inilah yang mereka terapkan, masyarakat pun tidak ada

yang keberatan. Sebab jika ada yang keberatan maka tidak ada yang akan

mengurus urusan perkawinan mereka. Mereka (Tolea-Pabitara) inilah yang

tidak terkena bala jika mereka memutar balikkan fakta, berbicara salah. Hal ini

karena mereka belum dikukuhkan sebagai tolea dan pabitara. (Arsamid,

wawancara 16 Okober 2011).

Oleh karena itu, maka tindakan Arsamid sebagai pakar Adat Tolaki

sekaligus anggota dewan pengurus pusat Lembaga Adat Tolaki adalah

melakukan sosialisai dan pelatihan serta pengukuhan/sumpah serapah terhadap

para pelaku adat khususnya para Tolea dan Pabitara yang ada di Sulawesi

Tenggara agar tidak terjadi perbedaan wujud dan tata cara pelaksanaan adat

perkawinan antara lingkungan tertentu dengan lingkungan umumnya serta

tidak adanya pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat yang melakukan acara

perkawinan.

Untuk mengatasi terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh tolea dan

pabitara terhadap hak-hak masyarakat yang melaksanakan urusan adat

perkawinan, pada bulan April 2011 Arsamid melakukan kegiatan pelatihan

adat sekaligus pengukuhan terhadap para tolea dan pabitara di Desa Porabua,

Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka. Antusias para pemangku adat di desa

ini begitu kuat untuk turut mendukung jalannya kegiatan. Mereka bahkan ada

yang rela datang dari jauh di desa di bagian hilir sungai Konawe‟eha menuju

Page 94: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

84

Desa Porabua, Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka, tempat

dilaksanakannya kegiatan pelatihan adat.

Untuk melakukan pengukuhan tersebut, Arsamid harus terlebih dulu

mengumpulkan para tolea dan pabitara yang ada diberbagai daerah khusunya

yang ada di Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe. Upaya tersebut

tidaklah mudah, selain tempat domisili mereka yang cukup jauh di pelosok,

pekerjaan para pemangku adat ini memang cukup padat.Sehari mereka bisa

melayani banyak kegiatan adat, khususnya acara peminangan dan perkawinan.

Sehingga membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan

konfirmasi kesediaan mereka berkumpul.

Namun bukan hanya masalah kesiapan para tolea dan pabitara yang

menjadi kendala, melainkan masih rendahnya kepedulian baik dari pihak

pemerintah maupun dari para para pelaku adat di Lembaga Adat Tolaki itu

sendiri atas kegiatan yang berbau budaya istiadat. Termasuk dukungan dari

pemerintah daerah yang masih memandang kegiatan tersebut hanyalah

pelengkap (Josshasrul, 2011). Demikian pula yang dikatakan oleh Arsamid

bahwa pemerintah masih kurang peduli terhadap kegiatan-kegiatan

kebudayaan. Di sisi lain para pelaku adat di lembaga adat tolaki juga dinilai

masih rendah kepedulian. (Arsamid, wawancara 16 Oktober 2011). Meskipun

demikian, Arsamid tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

Tokoh Adat/Masyarakat dengan melakukan pengukuhan terhadap para

pemangku adat khusunya para Tolea dan Pabitara (Josshasrul, 2011).

Page 95: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

85

Pada tanggal 29 Desember 2011 Arsamid bersama dengan Muslimin

Suud kembali melakukan sosialisasi dan pelatihan serta pengukuhan pada

sejumlah panggasara (Tolea-Pabitara) yang bertempat di Hotel Arisandi

Kecamatan Unaaha Kabupaten konawe untuk yang kedua kalinya selama tahun

2011. Sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan tentang hukum adat

perkawinan tolaki maka para Tolea-Pabitara terlebih dahulu disumpah

serapahi/dikukuhkan.Setelah mereka dikukuhkan, mereka diharapkan dapat

melakukan tugasnya dengan baik, tidak melakukan pelanggaran dalam adat

perkawinan.

Gambar 5

Foto Prosesi Pengukuhan / Sumpah Serapah Para Pelaku Adat Tolaki, Tolea dan

Pabitara, oleh Bapak Arsamid Al Ashur (sedang memegang kertas dan mic) (Kiri), Praktek Tolea-Pabitara (Kanan) di Desa Porabua, Kecamatan Uluiwoi,

Kabupaten Kolaka

(Sumber: Josshasrul, 2011)

Page 96: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

86

Gafur mengatakan bahwa sosialisasi tentang hukum adat perkawinan

Tolaki yang dilaksanakan di Hotel Arisandi tersebut merupakan upaya

penyeragaman terhadap pelaksanaan tata cara perkawinan Tolaki. Hal tersebut

dikarenakan masih adanya perbedaan pada tata cara pelaksanaannya. Adapun

prosesi pengukuhan terhadap sejumlah Tolea-Pabitara baik yang sudah pernah

dikukuhkan maupun yang belum, maka hal tersebut juga merupakan tindakan

untuk mengingatkan kembali kepada panggasara tentang peran mereka di

masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran dalam melaksanakan tugasnya.

(Gafur, wawancara di Mataiwoi tanggal 22 Agustus 2012). Hal senada juga

diungkapkan oleh Kamaruddin bahwa penyumpahan sejumlah panggasara

(Tolea-Pabitara) di Hotel Arisandi tahun lalu (2011) oleh bapak Arsamid

adalah suatu usaha agar para pelaku adat Tolea-Pabitara dapat menjalankan

perannya dengan baik agar nantinya hak-hak masyarakat yang melaksanakan

Gambar 6.

Foto Bapak Arsamid sedang melakukan pengukuhan/sumpah serapah

terhadap para pelaku adat perkawinan Tolaki, Tolea-Pabitara di Hotel

Arisandi Unaaha Kabupaten Konawe tanggal 29 Desember 2011.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti)

Page 97: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

87

perkawinan tidak ada yang terabaikan/dirugikan. (Kamaruddin, wawancara di

Asao 23 Agustus 2012).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

pengukuhan (sumpah serapah) sejumlah panggarasara (Tolea-Pabitara) oleh

Arsamid Al Ashur merupakan suatu tindakan untuk mencegah terjadinya

pelanggaran dalam urusan perkawinan yang dilakukan oleh Tolea Pabitara dan

hak-hak masyarakat yang melakukan urusan perkawinan tidak ada yang

diabaikan.

Page 98: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu:

1. Arsamid berasal dari keluarga yang sederhana. Dilihat dari silsilah

keturunannya, maka Arsamid masih keturunan Tolea-Pabitara karena

kakek dan ayahnya merupakan Tolea-Pabitara yang berasal dari Tawanga

(Kabupaten Kolaka). Arsamid Al Ashur pada masa kecilnya bernama

Zainuddin. Pendidikan dasarnya dimulai pada Sekolah Rakyat VI di

Tawanga Kabupaten Kolaka dan menyelesaikannya di Wawotobi. Arsamid

menyelesaikan pendidikannya terakhirnya di SGA Kendari tahun 1964.

Dunia pendidikan Arsamid tidak selalu berjalan teratur, dia selalu pindah

dari satu sekolah ke sekolah berikutnya. Hal ini terjadi karena ketika dia

bersekolah di Sekolah Rakyat tiga tahun Tawanga ia harus berhenti selama

satu tahun karena adanya gangguan gerombolan DI/TII Kahar Muzakar.

Setelah pindah ke Wawotobi dia kembali melanjutkan sekolahnya di

Sekolah Rakyat Wawotobi sampai selesai. Saat dia bersekolah di SMP

Sawerigading Wawotobi dia kemudian pindah ke Kolaka karena

gerombolanDI/TII Kahar Muzakar membumihanguskan Wawotobi. Ketika

Arsamid sekolah di SGA PGRI Kendari, saat itu ia duduk di kelas dua, ia

meninggalkan sekolahnya dan bergabung dengan DI/TII. Setelah

menamatkan pendidikannya ia menjadi guru SR/SD di Benua Kecamatan

Page 99: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

89

Angata Kabupaten Konawe Selatan tahun 1964-1968, setelah itu ia pindah

ke Kantor BKDH Tk. II Kendari tahun 1969. Pada tahun 1977 ia memulai

karirnya di Lembaga Legislatif sebagai Anggota DPRD Tk. II Kendari dari

Golkar sampai tahun 1992.

2. Peran Arsamid sebagai seorang Tokoh Adat dan Budayawan Tolaki

dimulai sejak tahun 1966 sampai sekarang yang diawali pada acara

perkawinan almarhum Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana di Desa Motaha

Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari, pada saat itu Arsamid bertindak

sebagai Pabitara (Juru Bicara). Selain itu, Arsamid selalu dipercaya oleh

pemerintah Kendari untuk melakukan upacara penyambutan terhadap

tamu-tamu yang datang ke Sulawesi Tenggara, baik tamu yang berasal dari

dalam negeri maupun tamu yang berasal dari luar. Upacara penyambutan

tersebut dilakukan secara Adat Tolaki yaitu dengan Umo‟ara dan Kalo

Sara, serta selalu melakukan penobatan ataupun pengukuhan terhadap

Pengurus Lembaga Adat dan pelaku-pelaku adat Tolaki lainnya.

24. Pikiran Arsamid sebagai Tokoh Adat dan Budayawan dapat dilihat pada

hasil karya-karyanya mengenai kebudayaan Tolaki. Karya-karya Arsamid

tersebut yaitu dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk desain baju batik asli

Tolaki yang diberi nama Titomas (Batik Tolaki Ramuan Arsamid). Baju

Batik tersebut telah diproduksi dan digunakan.

25. Tindakan Arsamid sebagai pakar Adat Tolaki yaitu melakukan sosialisasi

dan pelatihan tentang hukum adat perkawinan Tolaki serta mengukuhkan

sejumlah Tolea-Pabitara. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

Page 100: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

90

perbedaan wujud dan tata cara pelaksanaan adat perkawinan antara

lingkungan tertentu dengan lingkungan umumnya serta pelanggaran yang

dilakukan oleh Tolea-Pabitara dalam urusan perkawinan yang akhirnya

mengabaikan hak-hak masyarakat yang melakukan urusan perkawinan.

B. Saran

Adapun saran-saran yang ingin penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah dan masyarakat Tolaki diharapkan agar sudi

kiranya membantu para tokoh adat dan budayawan Tolaki berupa materi

agar mereka terus berkreativitas dalam mengembangkan Kebudayaan

Daerah yang merupakan bagian dari Kebudayaan Nasional. Karena

kebudayaan adalah warisan yang sangat tinggi nilainya dimata dunia. Jika

mereka diperhatikan oleh pemerintah, mereka juga tidak akan sungkan-

sungkan memberikan ilmu mereka kepada generasi muda untuk

meneruskannya, yang dari mereka inilah yang akan memperkenalkan

kebudayaan daerah baik di Indonesia maupun di manca Negara.

2. Bagi para tokoh adat dan budayawan Tolaki tidak berputus asa dan selalu

mengembangkan kebudayaan Tolaki agar dunia dapat melihat akan

keunikan kebudayaan Tolaki yang ada di Sulawesi Tenggara.

3. Penulis juga menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini belum sangat

sempurna sekali dalam bentuk penulisan sebuah karya ilmiah, untuk itu

penulis sangat berharap besar sebuah kritikan-kritikan, dan masukan-

masukan bagi orang-orang yang membaca penulisan karya ilmiah ini,

untuk menyempurnakan penulisan karya ilmiah yang penulis buat.

Page 101: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

91

C. Implikasi Penelitian terhadap Pembelajaran Sejarah di Sekolah

Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh

kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pembelajaran

sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi secara kronologis untuk

berpikir dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan

untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan

masyarakat serat keragaman sosial buadya dalam rangka menemukan dan

menumbuhkan jati diri bangsa ditengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.

Pembelajaran sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman

pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang

yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan

membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan

datang.

Pengajaran sejarah lokal di sekolah bertujuan untuk membina pewarisan

nilai-nilai kebudayaan lokal, dalam rangka pembentukan kesadaran nasional.

Tujuan pembentukan kesadaran sejarah tidak dapat dilepaskan dari upaya

pembentukan kesadaran individu dan kelompok masyarakat, yang akan

mencakup pemilikan sejumlah pengetahuan tertentu (kognitif). Dalam hal ini

meliputi pengetahuan tentang sejarah lokal dan pembentukan sikap serta

kesadaran sejarah (afektif).Sehingga yang menonjol dalam pembelajaran

sejarah lokal di sekolah adalah dua aspek psikologis penting dalam tujuan

pendidikan yaitu pembentukan dan pembinaan kognisi dan afeksi dengan

menggunakan sejarah lokal sebagai media pendidikannya.

Page 102: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

92

Eksistensi guru sejarah adalah mencari untuk mengembangkan dan

mencari informasi-informasi, yang berkaitan dengan kedaerahan, lingkungan

sekolah, masyarakat bersama pemerintah daerah harus saling memberikan

dukungan yang positif terhadap materi sejarah lokal melalui pembelajaran

sejarah nasional di sekolah-sekolah.

Kebudayaan daerah merupakan bagian dari Kebudayaan Nasional, maka

dengan adanya salah seorang tokoh (Arsamid) yang memiliki jiwa kecintaan

terhadap Kebudayaan daerahnya dengan mengembangkan, dan

melestarikannya, secara langsung telah ikut melestarikan dan mengembangkan

kebudayaan nasional. Oleh karena itu, Arsamid memiliki jiwa nasionalisme,

kecintaan terhadap negara dan bangsanya, melalui pengembangan dan

pelestarian kebudayaan Tolaki yang merupakan kebudayaan Nasional.

Dalam pembelajaran IPS Sejarah (Lokal) siswa-siswa dapat mengenal

tokoh biografis Arsamid Al Ashur dalam usahanya melestarikan,

mengembangkan, dan memperkenalkan kebudayaan Tolaki. Ini semua dapat

memberikan inspirasi kepada siswa-siswa putera daerah.

Page 103: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

93

DAFTAR PUSTAKA

Arsamid Al Ashur. 2006. Otobiografi. Ditulis di Arombu Unaaha

Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Penerjemah, Paulus

Wirutomo. Edisi I, cet. 4. Jakarta: Rajawali Pers.

Gottschalk, L. 2007. Mengerti Sejarah. (Terjemahan Nugroho Notosusanto).

Jakarta:

UI Press.

Hadara, Ali. 2004. Metode Sejarah. Makalah disampaikan pada Pelatihan

Metodologi Penelitian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Haluoleo, Tanggal 16-20 Juli 2004.

Hendropuspito OC, D. 1989. Sosiologi Sistematik. Cet. Pertama. Yogyakarta:

Kanisius.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1991. Sosiologi. Diterjemahkan oleh

Aminuddin Ram dan TitaSobari. Jakarta: Erlangga.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-

menulis.html. Diakses tanggal 23 Nopember 2011.

http://konawekab.bps.go.id/?page_id=93. Diakses 29 Mei 2012

Irwansyah. 2012. Kalosara Adat Tolaki. Online: http://irwansyah-

hukum.blogspot.com/2012/05/kalosara-adat-tolaki.html. Akses pada

tanggal 26 Mei 2012.

Josshasrul. 2011. Tolea dan Pabitara.

http://Tolea%20dan%20Pabitara%20«%20josshasrul.htm. Akses

Tanggal 20 Nopember 2011

Kartodirjdo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Metodologi

Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Page 104: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

94

Mulyanto R.I., Sartini, A. Sardju Siswomartana, Radjiman, dan Riyanto. 1990.

Biografi Pujangga Ranggawarsita. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Melamba, Basrin dkk. 2011. Sejarah Tolaki di Konawe. Yogyakarta. Teras

Permana, Rahayu. 2004. Kyai Haji Syam‟un (1883-1949): Gagasan dan

Perjuangannya. (Tesis). Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas

Indonesia.

Santoso, Teguh. 2011. Adat dan Kebudayaan Suku Tolaki. Online.

http://www.teguhsantoso.com/2011/02/adat-dan-kebudayaan-suku-

tolaki.html#ixzz1xXJz2los. Akses pada tanggal 26 Mei 2012

Sembiring, Eva Angelina. 2010. Biografi Rakuta Sembiring Brahmana (1914-

1964). (Skripsi). Medan: Program Sarjana, Fakultas Ilmu Budaya,

Departemen Sejarah, Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22088. Diakses pada

tangal 11 Nopember 2011.

Silitonga, Sansri Nuari. 2011. Nur „Ainun Sebagai Penyanyi Melayu Sumatera

Utara: Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak Senandung,

MakInang, danLaguDua yang Dinyanyikannya. (Skripsi). Medan:

Program Sarjana, Fakultas Ilmu Budaya Departemen Etnomusikologi,

Universitas Sumatera Utara. Online.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25557. Akses pada

tanggal 11 Nopember 2011.

Silalahi, Jeperson Valerius. 2009. Biografi Guntur Sitohang sebagai Pemusik dan

Pembuat Alat Musik Batak Toba (Skripsi). Medan. Universitas

Sumatera Utara.

Online.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13438. Diakses

pada tangal 11 Nopember 2011.

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sjamsuddin, Helius dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Proyek

Pengembangan Tenaga Akademik, Dirjen Pendidikan Tinggi dan

Depdikbud.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Page 105: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

95

Suharni, Suddin. 2011. Supu Yusuf Dari Seorang Bangsawan, Pejuang Hingga

Birokrat. Kendari. Skripsi FKIP Unhalu

Su‟ud, Muslimin. 2006. Osara (Hukum Adat Tolaki). Kendari: Lembaga

Pengembangan dan Pengkajian Sejarah dan Kebudayaan Tolaki

Tambera, Haris. 2011. Analisis Partisipasi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan

Program P2MK Di Kelurahan Benu-Benua Kota Kendari. http://haris-

tambera.blogspot.com/2011/01/analisis-partisipasi-masyarakat.html.

Akses tanggal 29 Mei 2012

Tarimana, Abdurrauf. 1989. Kebudayaan Tolaki (Seri Etnografis). Jakarta: Balai

Pustaka.

Page 106: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 107: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

97

Gambar : Bapak Arsamid Al Ashur di Rumah alm. H. Ambo Dalle, Wawotobi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)

Gambar : Peneliti Bersama Bapak Arsamid di Rumah Alm. H. Ambo Dalle

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)

Page 108: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

98

Gambar : Alm. Bapak H. Ambo Dalle, pemilik Laksana Tailor Wawotobi

(Sumber: Dokumentasi Keluarga)

Gambar : Bapak Baharuddin (Anak alm. H. Ambo Dalle) yang meneruskan usaha ayahnya

(Sumber: Dokumentasi Keluarga)

Page 109: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

99

Gambar : Rumah alm. H. Ambo Dalle yang merupakan tempat Distributor Batik Adat

Tolaki (Kiri) dan Papan Nama Laksana Tailor (Kanan)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)

Gambar : Ayah (Ndau) dan Ibu (Takube) Arsamid Al Ashur

(Sumber: Dokumentasi Arsamid Al Ashur)

Page 110: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

100

Gambar : Rumah Bapak Arsamid AL Ashur di Jl. Maleo No. 175

Kelurahan Arombu Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis Peneliti)

Gambar . Baju TITOMAS (Batik Tolaki Ramuan Arsamid Al Ashur). Dari kiri ke kanan: (1) Baju

Batik SMA N 1 Wawotobi dengan motif pineta’ulumbaku (motif tumbuhan paku) dan pinetotono

(motif menyerupai manusia), (2) Baju Batik SMA N 1 Lambuya dengan motif tabere dan Kalo, (3)

Baju Batik SMP N 4 Lambuya dengan motif pinetotono, Kalo, (4) Baju Batik SMP N 3 Andoolo,

motifnya sama dengan SMP N 4 Lambuya tetapi warnanya berbeda.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis Peneliti)

1 2

3 4

Page 111: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

101

Gambar . Bahan baku pakaian dan pakaian jadi di Laksana Tailor Wawotobi milik Alm.

H. Ambo Dalle, sekarang Burhanuddin yang melanjutkan usaha ayahnya

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis Peneliti)

Gambar . Desain Batik Tolaki karya Arsamid yang belum diproduksi

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid, dan direproduksi oleh peneliti)

Page 112: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

102

Lampiran.

SERTIFIKAT-SERTIFIKAT SEMINAR, PENGHARGAAN

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Page 113: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

103

Lampiran.

SERTIFIKAT PENGHARGAAN DARI H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN H. MUH. JUSUF

KALLA

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

SURAT KETERANGAN TELAH MENGIKUTI PENYULUHAN PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA TAHUN 1994/1995 DAN

1998/1999

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Page 114: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

104

PIAGAM-PIAGAM PENGHARGAAN DARI DEWAN PIMPINAN PUSAT GOLONGAN KARYA

SULTRA

Page 115: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

105

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

PIAGAM DARI BUPATI KEPALA DAERAH TK. II KABUPATEN KENDARI, dan DARI KETUA

LEMBAGA PEMILIHAN UMUM TAHUN 1977

Page 116: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

106

Lampiran

PIAGAM DARI GKPN SULTRA TAHUN 1972, PIAGAM DARI PANITIA MTQ KDI

TAHUN 1979, DAN PIAGAM DARI PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA TAHUN

1980

Lampiran

IJAZAH KURSUS BIMBINGAN SOSIAL A TAHUN 1965

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Page 117: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

107

Lampiran.

SURAT KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA-ANGGOTA DPRD

PERIODE 1987-1992 YANG TELAH BERAKHIR MASA JABATANNYA

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Page 118: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

108

Lampiran.

PERJANJIAN KONTRAK KERJA DAN SURAT-SURAT ASMUNI KAZA KEPADA

ALMARHUM H. AMBO DALLE

Page 119: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

109

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Lampiran.

REKOMENDASI Prof. DR. ABDURRAUF TARIMANA DAN BUPATI

KABUPATEN KENDARI TENTANG TITOMAS

(Sumber: Dokumentasi Bapak Arsamid Al Ashur)

Page 120: BIOGRAFI ARSAMID AL ASHUR: PIKIRAN DAN  · PDF fileataupun orang yang mengenal tokoh tersebut, baik secara langsung atau pun tidak langsung mengenai kehidupan para tokoh tersebut

110