Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

45
OM SWASTYASTU

Transcript of Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Page 1: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

OM SWASTYASTU

Page 2: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi Fisiologi Sistem Sensori

Page 3: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

• Sintya Sandrina PO7120012043• Anom Sawitri P07120012046• Ratna Widiarini P07120012049• Ade Kesari Putri P07120012050• Nova Yanti Wijaya P07120012057• Dian Yuniantari P07120012058• Rianti Rusmadewi PO7120012068• Jaya Antara P07120012075• Edi Sanjana P07120012077• Risma Dian Utami P07120012080

Oleh:

Page 4: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

1. Bola Mata

• Disusun oleh tiga lapisan, yaitu : sklera, koroid, dan retina

• Sel kerucut lebih sedikit dibanding sel batang• Sel – sel batang ditemukan banyak pada

daerah perifer retina

Anatomi sistem penglihatan

Page 5: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

2. Iris dan lensa

• Memberikan warna pada mata• Membran membentuk cairan ( bundar )

mengandung dilator involunter dan otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil

• Iris adalah suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung ) bening

Page 6: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi penglihatan (mata)

Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut kesalahan refraksi.

Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata (konjungtiva palpebra), kecuali darah pupil

Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil

Page 7: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

1. Tekanan dalam bola mata

• Tekanan dalam bola mata dipertahankan oleh keseimbangan antara produksi dan pengaliran dari humor aqueous

• Pengaliran dapat dihambat oleh bendungan pada jaringan trabekula

Page 8: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi sistem pendengaran

• Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam• Telinga Luar• Auricula: Mengumpulkan suara yang diterima• Meatus Acusticus Eksternus: Menyalurkan atau

meneruskan suara ke kanalis auditorius eksterna• Canalis Auditorius Eksternus: Meneruskan suara

ke memberan timpani• Membran timpani: Sebagai resonator mengubah

gelombang udara menjadi gelombang mekanik

Page 9: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

• Telinga tengahadalah ruang berisi udara yang menghubungkan

rongga hidung dan tenggorokan dihubungkan melalui tuba eustachius

Terdiri atas:Tuba auditorius (eustachius)Penghubung faring dan cavum naso

faringuntuk :Proteksi: melindungi ndari kumanDrainase: mengeluarkan cairan.Aerufungsi: menyamakan tekanan luar dan

dalam.Tuba pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)

Page 10: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

• Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari :KokleaSkala vestibule: mengandung perlimfeSkala media: mengandung endolimfeSkala timani: mengandung perlimfeOrgano cortiTelinga dalam dipenuhi oleh cairan dan terdiri dari

"cochlea" berbentuk spiral yang disebut rumah siput

Page 11: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi pendengaran• Getaran suara ditangkap oleh telinga yang dialirkan

ke telinga dan mengenai memberan timpani, sehingga memberan timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan perilimfe dalam skala vestibui kemudian getaran diteruskan melalui Rissener yang mendorong endolimfe dan memberan basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar (foramen rotundum) terdorong kearah luar. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion Na menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang N.VIII yang kemudian neneruskan ransangan ke pusat sensori pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.

Page 12: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi sistem penciuman

• Struktur hidung luar terdiri atas 3 bagian, yaitu : Kubah kartilago (tulang rawan) Kubah tulang Lobulus hidung• Struktur penting dari anatomi hidung :Dorsum nasi (batang hidung)Septum NasiKavum Nasi (Lubang Hidung)

Page 13: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi Sistem Penciuman• Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan

molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.

Page 14: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi sistem peraba (kulit)• Lapisan kulit manusia terdapat beberapa lapisan,

yaitu: Epidermis

Terdiri atas: Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan”

terhadap kulit dan rambut Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna

kulit, yang disebut melamin Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup

karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah.

Page 15: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi sistem peraba (kulit)Dermis

Lapisan dermis terdiri atasAkar RambutPembuluh DarahKelenjar Minyak (glandula sebasea)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), danSerabut Saraf

Page 16: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi Peraba• Fungsi kulit secara umum.1. Sebagai proteksi. Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi

bacteri.) Melindungi dari trauma yang terus menerus. Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh. Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut

lemak. Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar

UV.2.Pengontrol/pengatur suhu. Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi

panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat.

Page 17: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi Peraba3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh: Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya

lebih rendah. Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang

lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh. Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu

permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)

4. Sensibilitas Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

Page 18: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi Peraba5. Keseimbangan Air Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah

kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.

Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.

Page 19: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Sensasi suhu

• Perangsang Reseftor Suhu – Sensasi Dingin, Sejuk, Indeferen Hangat dan Panas

• Efek Perangsang dengan Menaikan dan Menurunkan Suhu – Adaptasi Resftor Suhu

• Mekanisme Perangsang Reseftor Suhu• Penjumlahan Ruangan dari Sensasi Suhu

Page 20: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Anatomi sistem perasa (lidah)• Lidah memiliki permukaan yang kasar karena

adanya tonjolan yang disebut papila. • Terdapat tiga jenis papila yaitu:

o Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;

o Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah;

oPapila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Page 21: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Fisiologi lidah• Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan• Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor

pada rambut pengecap.• Sensasi Rasa:

Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis terletak di ujung lidah.

Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.

Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.

Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah.

Page 22: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

VISUS• Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan,

sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak

• Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi.

• “visus 20/20” adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6.

Page 23: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Visus sentralis

Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus sentralis dekat.

a. Visus centralis jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi.

b. Visus centralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina

Page 24: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Visus perifer• Fungsinya untuk mengenal tempat suatu benda

terhadap sekitarnya dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping.

• Penyebab penurunan tajam peglihatan seseorang bermacam macam, salah satunya adalah refraksi anomaly/kelainan pembiasan

Page 25: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Beberapa kelaian refraksi anomaly tersebut adalah:

A. Hipermetrop– Penderita tidak bisa melihat dengan jelas obyek

pada jarak dekat– Berkas cahaya sejajar tidak cukup dibelokkan oleh

system lensa sampai tepat di retina– Untuk mengoreksi mata hipermetrop ini perlu kaca

mata lensa spheris (+)

Page 26: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

B. Miopi• Merupakan kebalikan dari hipermetrop, yaitu

kurang jelas melihat obyek yang letaknya jauh• Hal ini terjadi karena panjangnya bola mata

atau terlau besarnya kekuatan system lensa mata, sehingga berkas cahaya yang sejajar tidak cukup dibiaskan tepat di retina.

• Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa spheris (-)

Page 27: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

C. Astigmatisme• Merupakan kesalahan refraksi sitem lensa mata

yang biasanya disebabkan oleh kornea yang berbentuk bujur atau lensa yang berbentuk bujur.

• Karena kelengkungan lensa astigmatisme disatu bidang lebih kecil dari bidang yang lain maka berkas cahaya yang mengenai bagian perifer lensa itu dalam satu bidang tidak bengkok sedemikian besar seperti berkas cahaya yang mengenai bagian perifer bidang lainnya

• Dapat dikoreksi dengan lensa silindris

Page 28: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

D. Presbiop • Merupakan kelaianan akomodasi yang terjadi

pada orang orang tua• Disebabkan lensa kehilangan elastisitasnya,

sehingga daya lenting lensa berkurang yang menyebabkan lensa tidak bias memfokuskan bayangan benda yang berjarak dekat dengan mata.

• Dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa cembung

Page 29: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Tes pendengaran (Tes rinne, Tes weber, Tes swabach)

• Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai memberan timpani.

• Kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan frekuensi

• Variasi timbre mempengaruhi mengetahhi suara berbagai alat musik walaupun alat tersebut memberikan nada yang sama. (William F.Gannong, 1998)

Page 30: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

A. Test rinne• Tujuannya untuk membandingkan antara hantaran

tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.

• Ada 2 macam tes rinne , yaitu :

a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya

Page 31: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Page 32: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

1) Normal : tes rinne positif

2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :• Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi

getaran garpu tala.• Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau

tidak (tes rinne: +/-)• Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga

kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.

Page 33: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

B. Test weber• Tujuannya untuk membandingkan hantaran

tulang antara kedua telinga pasien• Cara kita melakukan tes weber yaitu:

membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.

Page 34: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Interpretasi:

a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.

b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:

Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.

Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat.

Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan.

Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan.

Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.

Page 35: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

C. Test swabach• Tujuannya membandingkan daya transport melalui

tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus

• Cara Kerja :Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah

digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

Page 36: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

NYERI• Nyeri adalah suatu mekanisme proktektif bagi

tubuh• Nyeri tumbuh bilamana jaringan sedang rusak.• Orang yang sudah kehilangan indra nyeri seperti

kerusakan medula spinalis, tidak dapat merasakan nyeri tersebut dan oleh karena itu tidak memindahkan berat badannya.

• Ini menyebabkan ulserasi pada daerah tekanan tersebut kecuali bila dilakukan tindakan-tindakan khusus untuk menggerakan orang tersebut dari waktu ke waktu.

Page 37: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Sifat-sifat nyeri• Nyeri telah digolongkan ke dalam tiga jenis utama,

yaitu tertusuk, terbakar dan pegal.• Nyeri tetusuk dirasakan bila suatu jarum jarum di

tusukkan ke dalam kulit atau bila kulit dipotong dengan pisau.

• Nyeri tertusuk sering dirasakan bila daerah kulit mengalami iritasi. Nyeri tertusuk disebabkan oleh perangsangan serabut nyeri jenis A delta. Sedangkan nyeri terbakar adalah jenis nyeri yang dirasakan bila kulit terbakar.

• Nyeri terbakar dan pegal disebabkan oleh perangsangan serabut jenis C yang lebih primitif.

Page 38: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Reseftor nyeri dan perangsangannya• Reseftor nyeri di dalam kulit dan jaringan lain

semuanya merupakan ujung saraf bebas• Tersebar luas dalam lapisan superficial kulit dan

juga dalam jaringan dalam tertentu, misalnya priosteum, dinding erteri, permukaan sendi serta folks dan tentorium serebri

Page 39: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Reaksi terhadap nyeri• Tingkat reaksi nyeri sangat berbeda• Reaksi-reaksi ini sangat bervariasi dari satu

orang ke orang lain setelah tingkat rangsang nyeri yang sebanding.

Proses nyeri dan skala nyeri• Mekanismenya sebagai berikut :

-> Alur nyeri dari tangan yang terbakar mengeluarkan zat kimia bradykinin, prostaglandin kemudian merangsang ujung reseptor saraf yang kemudian membantu transmisi nyeri dari tangan yang terbakar ke otak.

Page 40: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Con’t• Impuls disampaikan ke otak melalui nervus ke

kornu dorsalis pada spinal cord.

• Pesan diterima oleh thalamus sebagai pusat sensori pada otak.

• Impuls dikirim ke corteks dimana intensitas dan lokasi nyeri dirasakan.

• Penurunan nyeri dimulai sebagai signal dari otak, turun melalui spinal cord.

• Pada kornu dorsalis zat kimia seperti endorfin dikeluarkan untuk menurunkan nyeri.

Page 41: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Teori “Gate Control” nyeri• Menyatakan bahwa : saraf berdiameter kecil

menghantarkan stimulus nyeri ke otak, sedangkan saraf berdiameter besar berusaha menghambat transmisi impuls nyeri dari spinal cord ke otak

• Klasifikasi nyeri dapat dibagi menurut :

a. Dua rasa nyeri utama yaitu :

Nyeri cepat: bila diberikan stimulus nyeri maka rasa nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik.

Page 42: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

• Rasa nyeri cepat juga digambarkan dengan banyak nama pengganti seperti : rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri elektrik

• Nyeri lambat: timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadang kala bahkan beberapa menit.

• Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama tambahan seperti rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut, nyeri mual dan nyeri kronik.

Page 43: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Waktu nyeri• Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi tiba-tiba,

intensitasnya bervariasi dari sedang sampai dengan berat dan berakhir dalam periode singkat sampai dengan kurang dari 6 bulan.

• Nyeri kronis adalah : nyeri yang intermitten atau persisiten dan berakhir lebih dari 6 bulan misalnya nyeri pada penyakit kanker.

Page 44: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

Skala Nyeri

• 0 :Tidak nyeri

• 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

• 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

• 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi

• 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

Page 45: Biofis - Anatomi Sistem Sensorik

SEKIAN