Biodiesel Kel 7

download Biodiesel Kel 7

of 11

description

MODUL: PEMBUATAN BIODIESELKELOMPOK 7

Transcript of Biodiesel Kel 7

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    1/11

    LABORATORIUM SATUAN PROSESSEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

    MODUL : Transerterifikasi (Pembuatan Biodiesel)

    PEMBIMBING : Surya Shoelarta

    Oleh :

    Kelompok : VII

    Nama : 1. Rima Puspitasari, (121411026)

    2. Siska Fizri Yuliantika ,(121411027)

    3. Sumiyati,(121411028)

    Kelas :2A

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2014

    Praktikum : 2 Januari 2013

    Penyerahan : 20 Januari 2014

    la oran

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    2/11

    TRANSESTERIFIKASI ( PEMBUATAN BIODIESEL )

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Mengerti proses transesterifikasi dalam pembuatan alkil ester (biodiesel). Mampu membuat alkil ester dari asam lemak melalui proses transesterifikasi. Mampu menguji beberapa sifat fisika biodiesel seperti viskositas dan densitas.

    II. LANDASAN TEORI

    Biodiesel merupakan salah satu pilihan yang strategis dalam rangka mengamankan

    kebutuhan akan energi. Biodiesel menjadi salah satu pilihan alternatif energi mengingat

    keunggulannya seperti terbarukan, biodegradable, tidak beracun, dan bersih terhadap

    lingkungan. Biodiesel merupakan reaksi antara lemak dan methanol menggunakan katalis

    menghasilkan metal ester dan gliserol. Biodiesel memiliki potensi untuk menggantikan

    solar dengan bilangan cetane yang tinggi. Sifat-sifat fisikabiodiesel seperti bilangan cetane,

    nilai kalor dan viskositasnya mendekati solar.

    Biodiesel dibuat dari minyak nabati (minyak goreng) dan alcohol

    (methanol/ethanol) menghasilkan metal ester dan gliserol. Proses pembuatan biodiesel

    merupakan transesterifikasi yang mengubah minyak nabati menjadi ester (biodiesel) dan

    menghasilkan produk samping gliserol.

    Terdapat empat cara dalam pembuatan biodiesel yaitu, pencampuran langsung

    minyak nabati dengan solar, mikroemulsi, termal cracking dan transesterifikasi. Teknologi

    proses yang digunakan dalam percobaaaan ini adalah transesterifikasi. Transesterifikasi

    dilakukan terhadap minyak nabati atau lemak hewan untuk menghasilkan biodiesel dan

    gliserol. Proses esterifikasi sangat dipengaruhi oleh jenis katalis (asam atau basa), jumlah

    katalis, suhu reaksi dan perbandingan molar reaktan. Proses transesterifikasi dapat

    menggunakan asam atau basa. Palinng banyak digunakan adalah katalis basa seperti KOH

    atau KOH. Pada percobaan ini digunakan KOH sebagai katalis. Perbandingan antara

    methanol : minyak dalam perbandingan molar adalah 3 : 1 sampai 6 : 1.

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    3/11

    Pada pembuatan biodiesel terdapat beberapa tahap pengerjaan, yaitu :

    - Penentuan jumlah katalis- Pembuatan katalis (sodium metoksida)- Reaksi transesterifikasi- Pemisahan biodiesel dari gliserol- Pencucian (penetralan) dan pengeringanPengujian sifat fisik : densitas, viskositas, dan uji pembakaran

    III. PERCOBAAN

    Alat dan Bahan

    ALAT :

    Reaktor 1 buah

    Penangas parafin 1 buah

    Kondensor 1 buah

    Termometer 1 buah

    Tabung cacl 1 buah

    Motor pengaduk 1 buah

    Selang silikon 75 cm

    BAHAN :

    Minyak goreng 200 ml

    KOH 1,42 gram

    Metanol 35,47 ml

    Asam asetat glasial

    Aquadest

    Indikator pH universal

    Rangkaian Alat

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    4/11

    V. DATA PENGAMATAN

    a. Persiapan

    No. Bahan Volume

    (ml)

    Massa

    Molekul

    Rumus Titik

    Didih

    Titik

    Leleh

    1.

    2.

    3.

    Minyak kelapa sawit

    Metanol

    KOH

    200

    35,47

    1,42

    806

    32.04

    56

    CH3OH

    KOH

    64,7oC

    1320oC

    -97oC

    406oC

    b. Kondisi ProsesWaktu

    (menit)

    Suhu

    Penangas (oC)

    Suhu Reaktor

    (oC)

    Pengamatan

    t0

    30

    60

    70

    70

    70

    55

    63

    63

    Belum terlihat adanya perubahan

    secara fisik

    Larutan mulai terlihat sedikit mengental

    Lautan terlihat memiliki 2 lapisan.

    c. Perhitungan Hasil ProsesNo. Hasil Proses Besaran

    1.

    2.

    Gliserol

    Biodiesel Murni

    30 ml

    190 ml

    d. Analisis FisikaNo. Sifat Fisika Besaran

    1. Densitas 1,01 gr/ml

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    5/11

    VI. PENGOLAHAN DATA

    a. Perhitungan berat biodiesel secara teoritis- Perhitungan Mol minyak

    Volume minyak = 200 ml

    Berat jenis minyak = 0,8624 gr/ml

    Berat Molekul = 806 gr/mol

    Berat minyak = x volume

    = 0,8624 g/ml x 200 ml

    = 172,48 gram

    Mol minyak

    = 0,214 mol

    - Perhitungan mol methanolVolume methanol = 35,47 ml

    Berat jenis methanol = 0,7918 gr/ml

    Massa Molekul = 32,04 gr/mol

    Berat Metanol = x volume

    = 0,7918gr/ml x 35,47 ml

    = 28,08

    Mol methanol

    = 0,876 mol

    Reaksi:

    Trigliserid stearat + 3Metanol 3Metil ester + Gliserin

    CH3(CH2)16COOH + 3CH3OH 3HOCH2CH(OH)COOCH3 + CH2OHCHOHCH2OH

    M: 0,214 0,876 - -

    R: 0,214 0,642 0,642 0,214

    S: 0 0,234 0,642 0,214

    - Mol Metil ester (biodiesel) yang dihasilkan = 0,642 mol

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    6/11

    Berat biodiesel (teori) = mol x MR biodiesel

    = 0,642 mol x 297 g/mol

    = 190,67 gram

    a. Perhitungan berat biodiesel hasil praktikumVolume biodiesel = 190 ml

    Densitas biodiesel = 1,01 gr/ml

    Berat biodiesel (praktik)= 190 ml x 1,01 gr/ml

    = 191,9 gr

    b. Perhitungan persen perolehan/yield% Yield =

    x 100 %

    =

    x 100 %

    = 100,64 %

    VII. PEMBAHASAN

    Rima Puspitasari (121411026)

    Pembuatan biodiesel sebenarnya bisa dilakukan dengan beragam cara, akan tetapi

    pada praktikum kali ini pembuatan biodiesel dilakukan dengan reaksi transesterifikasi.

    Reaksi transesterifikasi adalah reaksi antara alkohol dan trigliserida membentuk senyawa

    ester. Alkohol yang kami gunakan yaitu metanol dan trigliseridanya yaitu minyak kelapa

    sawit. Pada reaksi transerterifikasi, akan terbentuk ester (biodiesel) dan hasil samping

    berupa gliserol. Gliserol ini bisa dimanfaatkan untuk proses pembuatan sabun.

    Minyak yang kami gunakan 200 ml dan metanolnya 35,47 ml. Jumlah ini adalah

    hasil perhitungan terlebih dahulu. Apabila jumlah metanol terlalu banyak akan

    menyebabkan gliserol dan biodiesel bercampur dan sulit dipisahkan, selain itu juga akan

    mengotori produk dan menyulitkan dalam pencucian. Katalis yang digunakan adalah KOH.

    Alasan dipilihnya KOH karena katalis NaOH sulit larut ketika direaksikan dengan metanol.

    KOH yang kami gunakan adalah 1,42 ml. Penentuan jumlah katalis ini adalah 1-1,5 % dari

    volume minyak yang digunakan. Penggunaan katalis ini bertujuan untuk menetralkan

    kandungan FFA (free fatty acid)/ asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak.

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    7/11

    KOH dilarutkan dalam metanol agar mengurangi /mencegah kadar air dalam

    produk. Campuran KOH dan metanol ini lalu dimasukkan ke dalam reaktor berisi minyak.

    Suhu prosesnya 60C. Suhu ini dipilih agar laju penguapan metanol tidak terlalu besar

    dimana titik didih methanol hanya 64,7o

    C.

    Selanjutnya dilakukan pemisahan di dalam corong pisah. Terbentuk 2 lapisan.

    Lapisan atas adalah biodiesel dan lapisan bawah adalah gliserol. Gliserol dipisahkan dan

    biodiesel mengalami proses selanjutnya, yaitu penetralan/pencucian dengan

    menggunakan asam asetat glasial. Setelah pH biodiesel netral, biodiesel kemudian

    dicampur air dan dipanaskan hingga semua air menguap.

    Biodiesel yang kami dapat memiliki densitas 1,01 gr/mL dan persen yieldnya adalah

    100,64%. Yield melebihi 100% kemungkinan disebabkan ketidakmurnian produk dan tidak

    sempurnanya reaksi yang terjadi.

    Siska Fizri Yuliantika (121411027)

    Praktikum kali ini adalah pembuatan biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar

    alternatif yang digunakan pada mesin diesel. Pada pembuatan biodiesel ini terjadi reaksi

    transesterifikasi. Seperti yang kita ketahui reaksi transesterifikasi adalah reaksi antara

    alkohol dan trigliserida membentuk senyawa ester. Selain membentuk senyawa ester, pada

    reaksi ini juga terdapat produk samping berupa gliserol.

    Bahan baku yang digunakan adalah minyak kelapa sawit. Penggunaan bahan baku

    minyak kelapa sawit ini dimaksudkan agar kandungan asam lemaknya rendah sehingga

    proses transesterifikasi dapat langsung dilakukan tanpa proses esterifikasi terlebih dahulu.

    Sementara alkohol yang digunakan adalah methanol dengan bantuan katalis KOH. Mula-

    mula katalis dan methanol membentuk senyawa kalium metoksi (alkoksi). Tujuan dari

    pencampuran KOH dengan methanol ini adalah untuk mencegah terbentuknya sabun dalam

    larutan, karena seperti yang kita ketahui jika asam lemak ditambah dengan basa akan

    membentuk sabun. Kemudian senyawa tersebut dicampurkan dengan minyak yang sedang

    di reflux. Perbandingan volume methanol yang dimasukkan dengan minyak yaitu 1:5,

    sehingga 40 ml methanol dimasukkan pada 200 ml minyak. Pada pembuatan biodiesel inipenambahan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya pencampuran antara

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    8/11

    biodiesel dengan gliserol. Jumlah katalis yang digunakan juga memiliki perbandingan volume

    dengan minyak yang digunakan, yaitu 1-1,5%.

    Dalam proses reflux dilakukan pemanasan pada suhu 55oC, sementara kalium

    metoksi dimasukkan ketika suhu reactor mencapai 60oC. Namun pada praktikum yang

    dilakukan suhu pemanasan reactor lebih dari 60oC. Ini dapat mengakibatkan menguapnya

    methanol sehingga memungkinkan terjadinya reaksi antara KOH dengan minyak

    membentuk sabun.

    Setelah proses reflux, dilakukan pendinginan dan pemisahan dalam corong pemisah.

    Hasil dari reflux membentuk dua lapisan, yaitu yang atas berupa alkyl (produk bodiesel),

    sementara lapisan bawah berupa hasil samping gliserol.

    Persen perolehan yang didapatkan yaitu sebesar 100,64%. Ini merupakan

    penyimpangan karena lebih dari 100%. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal,

    salah satunya yaitu karena proses pemisahan dan pemurnian yang tidak baik sehingga

    memungkinkan masih terdapatnya gliserol dalam produk. Disamping itu, adanya

    kemungkinan terbentuk sabun selama proses berlangsung.

    Sumiyati (121411028)

    Pada praktikum kali ini kami meneliti proses pembuatan Biodesel, bagaimana

    mekanismenya dan bahan apa yang paling cocok digunakan sebagai bahan baku ( dengan

    membandingkan produk yang kami lakukan denga produk kelompok lain yang menggunakan

    bahan dasar dari jenis minyak yang berbeda).

    Biodesel merupakan bahan bakar alternatif sebagai bahan pengisi mesin desel.

    Biodesel ini merupakan bahan bakar yang dapat dapat diperbaharui, adapun bahan baku

    yang bisa digunakan dalam pembuatan biodese adalah semua jenis minyak nabati namun

    tentunya akan ada perbedaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk dari masing

    masing bahan yang digunakan. Selain itu, tidak menutup kemungkinan lemak hewanipun

    bisa di gunakan sebagai bahan baku pembuatan biodesel.

    Proses pembuatan biodesel adalah sebuah proses dari transesterifikasi lipid yang

    mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas,

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    9/11

    selain peristiwa transesterifikasi dalam proses pembuatan biodesel inipun terlibat peristiwa

    oksidasi dan hidrolisis untuk memecah molekul minyak menjadi asam, proses ini

    dipengaruhi oleh suhu reaksi dan waktu reaksi.

    Pada praktikum kali ini bahan baku yang kami pakai adalah minyak kelapa sawit

    ( berat jenis 0,8624gr/ml) , methanol ( Berat jenis 0,7918gr/ml) dan NaOH. Proses operasi

    dilakukan selama 60 menit pada suhu reaktor antara 55-630Csambil dilakukan pengadukan

    tujuannya supaya mempercepat reaksi dan larutan bercampur sempurna sehingga akan

    berpengaruh terhadap kuantitas produk yang dihasikan.

    Pada menit pertama belum telihat adanya perubahan dari larutan yang kami

    campurkan. Setelah 30 menit baru terlihat adanya perubahan fisik dari campuran tersebut

    dimana campuran menjadi lebih kental kemudian setelah oprasi berlangsung selama 60

    menit nampak adanya dua lapisa yang berbeda, lapisan itu adalah biodesel dan gliserol.

    Setelah terlihat adanya lapisan yang berbeda tersebut, kemudian operasi dihentikan

    setelah itu, larutan di diamkan selama beberapa menit lalu dimasukan ke corong pemisah

    tujuannya adalah untuk memisahkan antara gliserol dengan biodesel. Pada corong pemisah

    biodesel berada dilapisan atas dan gliserol d lapisan bawah hal ini terjadi karena gliserol

    memiliki berat jenisyang lebih tinggi dibandingkan biodesel.

    Setelah dipisahkan antara giserol dan biodesel, lalu dilakukan pemurnian supaya

    biodesel yang diperoleh benar- benar murni yaitu dengan ditambahkan aquades sebanyak

    100 ml dan kemudian di uapkan. Berat biodesel dari teori 190,67 gram sedangkan berat

    biodesel dari hasi praktikum yang kami peroleh 191,9 gram sehingga diperoleh Yield dari

    percobaan ini adalah 100,64 % yield yang diperoleh sangat tinggi diatas 100% kami

    mengindikasikan bahwa ketika pemurnian dengan menggunakan air, airnya belum menguap

    semuanya hal itu yang menjadi penyebab mengapa yield yang diperoleh menjadi tidak logis.

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    10/11

    VIII. KESIMPULAN

    1. Pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan proses transesterifikasi.2. Berat biodiesel hasil percobaan sebesar 191,9 gram.3. Densitas biodiesel sebesar 1,01 gr/mL.4. % yield biodiesel yang diperoleh sebesar 100,64%

    IX. DAFTAR PUSTAKA

    Andrejanto,Eko.2010. Transesterifikasi (Pembuatan Biodiesel) . Bandung: POLBAN

    Fessenden, R.J dan Fessenden J.S. 1995. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga

    Utami,Tania Surya,dkk.2007.Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO terha-dap Produk Metil

    Palmitat dalam Reaktor Tumpak.Depok: Departemen Teknik Kimia,Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia

  • 5/27/2018 Biodiesel Kel 7

    11/11

    X. LAMPIRAN