Bio-umum 2 FIX

download Bio-umum 2 FIX

of 21

description

membahsa tentang biologi secara umum

Transcript of Bio-umum 2 FIX

6

KATA PENGANTARDengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Biologi Umum, Ibu Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si. Dan dengan ini kami dapat berbagi ilmu mengenai matakuliah, tepatnya tentang Ciri Umum Mikroorganisme dan Peranannya dalam Kehidupan. Serta kami akan mempresentasikan hal-hal rincian mengenai mikroorganisme, dan apa saja peranannya terhadap kehidupan.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaikinya. Harapan kami, dengan adanya makalah ini, para mahasiswa dapat memahami konsep mikroorganisme lebih dalam sehingga dapat menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Malang, November 2014

Tim PenyusunBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil dan berukuran mikroskopis (tidak terlihat dengan mata telanjang). Mikroorganisme sering digambarkan sebagai sel tunggal atau organisme uniseluler. Namun, beberapa protista uniseluler dapat dilihat dengan mata telanjang, dan beberapa spesies multiseluler berukuran mikroskopis. Mikroorganisme dapat bersifat menguntungkan dan merugikan bagi makhluk hidup lainnya, terutama manusia. Di era yang semakin modern dan canggih ini, para peneliti telah mengembangkan dan memanfaatkan mikrooorganisme yang menguntungkan bahkan yang merugikan sekalipun untuk kepentingan manusia dan lingkungan.

Mikroorganisme merupakan organisme pertama dalam sistem kehidupan di bumi, dimana terdapat sekelompok mikroorganisme yaitu cyanobacteria yang berperan dalam evolusi biologi. Hal ini disebabkan oleh oksigen (O2) sebagai hasil buangan dari proses metabolismenya menjadikan planet bumi siap untuk membentuk kehidupan yang lebih kompleks. Semua sel dibangun dengan jalan yang sama, bahwa semua sel telah diturunkan dari sel awal yang sama yang disebut LUCA (Last Universal Common Ancestor ). Sel-sel pertama yang muncul dari material tidak hidup akan mengalami proses yang berlangsung selama ratusan juta tahun dan pertumbuhannya membentuk populasi sel yang akan memulai interaksi dengan populasi sel lainnya dalan suatu komunitas mikrobial. Pengujian terhadap material alami seperti tanah atau air selalu menunjukkan adanya sel mikrobial. Tetapi habitat yang tidak biasa seperti mata air yang sangat panas atau es yang sangat dingin juga penuh dengan mikroorganisme. Perkiraan jumlah total sel mikrobial di bumi adalah 2,5 x 1030 sel. Jumlah total karbon yang dihasilkan oleh sebagian besar sel-sel yang berukuran sangat kecil sama dengan semua tumbuhan di bumi (karena karbon yang dihasilkan tumbuhan jauh lebih besar dari karbon yang dihasilkan hewan). Sebagai tambahan, jumlah gabungan unsur nitrogen dan fosfor dalam sel mikrobial yaitu 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan semua biomassa tumbuhan (Madigan et.al., 2012: 33-35).B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah mengenai peranan mikroorganisme ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kehidupan mikroorganisme?2. Bagaimana teknik pemakaian mikroskop?3. Apa saja teknik dasar mikrobiologi?

4. Bagaimana pertumbuhan mikroorganisme?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi respirasi mikroba?

6. Bagaimana mikroorganisme bereproduksi?

7. Apa saja fungsi dari enzim?

8. Bagaimana pengendalian mikroorganisme dalam kehidupan?C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan kehidupan mikroorganisme2. Mengetahui teknik pemakaian mikroskop

3. Mengetahui teknik dasar mikrobiologi

4. Mempelajari pertumbuhan mikroorganisme

5. Dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi respirasi mikroba6. Mengetahui cara reproduksi mikroorganisme

7. Mengetahui fungsi dari enzim

8. Mengetahui pengendalian mikroorganisme dalam kehidupan

D. Manfaat

Diharapkan makalah ini memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Memberikan penjelasan secara umum mengenai macam-macam mikroorganisme, reproduksi mikroorganisme dan pertumbuhannya2. Menambah wawasan dalam hal teknik pemakaian mikroskop dan teknik dasar dari mikrobiologi

3. Menambah ilmu dalam bidang mikrobiologi dengan mengetahui pengendalian mikroorganisme dan faktor yang mempengaruhi mekanisme respirasi pada mikrobaBAB II

KAJIAN TEORI

A. Variasi Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah setiap organisme yang kecil dan mikrskopik yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (Science Daily, 2014) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop (Kamus Kesehatan, 2014). Menurut Winarni (____), menyatakan bahwa dunia mikroorganisme terdiri atas 5 kelompok, yakni bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. Ada mikroorganisme yang terdiri dari satu sel, beberapa mikroorganisme dapat terdiri dari banyak sel. Setiap mikroorganisme memerlukan makanan, udara, air, mengeluarkan zat sisa, dan lingkungan untuk hidup (UEN, tanpa tahun). Pada dasarnya, mikroorganisme sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Beberapa diantaranya ada yang bermanfaat dan lainnya merugikan. Winarni juga menyebutkan bagaimana mikroorganisme yang bermanfaat dan yang merugikan sebagai berikut.

1. Mikroorganisme yang bermanfaat

Mikroorganisme yang tinggal di tubuh (flora normal)

Beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan, seperti pembuatan keju, anggur, yogurt, tempe/oncom, kecap, dan lainnya.

Produksi penisilin

Sebagai agen biokontrol

Berperan dalam proses pengolahan limbah

2. Mikroorganisme yang merugikan

Menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Menyebabkan pencemaran lingkungan.Menurut Madigan et.al. (2012), virus merupakan kelas terbesar dari mikroorganisme. Namun, virus bukanlah sel karena berukuran jauh lebih kecil dari sel dan atribut sel sangat kurang. Virus memiliki ukuran yang berbeda-beda, dimana virus terkecil yang pernah ditemukan hanya berdiameter sekitar 10 nm.

Sebagian mikroorganisme bersifat autotrof yaitu dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan cahaya matahari seperti tumbuhan. Sebagian microorganism yang tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri (heterotrof), untuk mendapatkan makanannya mikroorganisme heterotrof akan memakan organisme lain (UEN, tanpa tahun). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing macam mikroorganisme di atas.1. Protozoa dan AlgaProtista mirip hewan (Protozoa) merupakan kingdom Protista, selain protozoa dalam kingdom tersebut terdapat Protista mirip tumbuhan yang biasa disebut dengan alga. Menurut Bold et al, (1985) Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler atau multiseluler), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksi tersusun dari banyak sel. Asli kata Protozoa adalah dari Bahasa Yunani, yaitu Proto: pertama, dan zoion: hewan. Protozoa adalah hewan pertama yang hidup di permukaan bumi, yang selanjutnya akan kita sebut hewan bersel satu karena seluruh tubuhnya hanya terdiri dari satu sel saja (Djuhanda, 1980). a) Ciri Umum Protozoa

Sebagian protozoa hidup di alam (umumnya di air) namun sebagian jenis hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang. Bagaimanapun habitat dari protozoa permukaanya pasti basah. Kebanyakan dari protozoa bereproduksi secara aseksual dan terkadang pada beberapa jenis protozoa reproduksi seksual juga digunakan (Vilee, 1977). Menurut aspek pergerakan protozoa dibedakan menjadi 5 kelas yaitu Kelas Flagellata, Kelas Sarcodina, Kelas Ciliata, Kelas Sporozoa, dan Kelas Suctoria.

Kelas Flagellata mempunyai alat gerak berupa tonjolan protoplasma yang panjang seperti cambuk (whiplike) yang disebut dengan flagellum. Bentuk tubuhnya kokoh dan tetap karena terbungkus dengan selaput sel yang kuat (Djuhanda, 1980). Flagellum sering bergetar dan menggerakkan hewan tersebut di dalam air. Spesies pada kelas ini mempunyai satu atau lebih flagellum. Setiap flagellum mempunyai ukuran yang panjang, didalamnya terdapat serat aksial yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron (Vilee, 1977). Sebagian spesiesnya mempunyai butir hijau daun di dalam protoplasmanya sehingga dapat menjalankan fotosintesis (Djuhanda, 1980). Kelas Flagellata ini digolongkan lagi menjadi 10 ordo, diantaranya Phytoflagelilida, Euglinida, Monadida, Choanoflagellida, Heteromaastigida, Polymastigida, Spirochetida, Trypanosomatida, Adinida, dan Diniferida.

Kelas Sarcodina adalah salah satu kelas dari filum Protozoa, yang mempunyai karakteristik tubuh unik yang dapat berubah-ubah (tidak mempunyai bentuk tubuh yang tetap) saat bergerak. Beberapa spesies memiliki kerangka tubuh yang sederhana dan memberikan keadaan tetap kepada tubuh hewan tersebut. Alat geraknya berupa kaki palsu (pseudopodia) yang merupakan penonjolan dari protoplasma (Djuhanda, 1980). Nukleus, vakuola kontraktil dan vakuola makanan akan berpindah dalam sel seiring bergerak. Fungsi lain dari pseudopodia adalah digunakan untuk menangkap makanan. Sarcodina dikelompokan menjadi 2 ordo yaitu Rhizopoda dan Heliozoa. Spesies Rhizopoda sebanyak 1300 jenis menempati habitat di air laut sedangkan sebagiannya lagi sekitar 200 macam berada di air tawar dan tempat yang lembab (Djuhanda, 1980). Tubuh dari ordo ini terkadang dilapisi oleh cangkang atau bungkus dengan butir pasir yang halus. Contoh spesies yang masuk ke dalam ordo Rhizopoda adalah Amoeba sp. Amoeba bernafas dengan cara difusi, air yang berada di lingkungan Amoeba masuk ke dalam tubuh secara bebas. Konsentrasi garam dalam tubuh Amoeba lebih tinggi daripada kosentrasi mediumnya. Untuk mengatur konsentrasi dalam tubuhnya Amoeba mempunyai suatu alat yang dapat membuang kelebihan air dan sisa bahan metabolisme yang tidak diperlukan lagi dinamakan rongga berdenyut. Sebab, rongga tersebut selalu hilang dan timbul seperti denyut jantung. (Djuhanda, 1980). Reproduksi amoeba adalah secara aseksual. Makanan yang telah dimasukkan ke sitoplasma, akan disalurkan ke dalam vakuola makanan, dan proses penceranaan ditandai dengan tersekresinya asam dan enzim dari sitoplasma ke dalam vakuola makanan. Makanan yang telah dicerna akan diserap oleh tubuh Sarcodina dan vakuola akan mengecil seiring kosongnya vakuola. Materi yang belum dicerna akan keluar dari tubuhnnya dan tersisa saat Sarcodina (amoeba) bergerak pergi (Vilee, 1977). Ordo Heliozoa mempunyai rangka yang dibentuk oleh silika dan bersifat tetap. Umumnya ditemukan di air tawar, hanya sedikit yang berada di air laut dan tanah lembab (Djuhanda, 1980).

Kelas Ciliata, contohnya paramecium mempunyai bentuk tubuh yang tetap karena mempunyai lapisan luar berupa kitin (Vilee, 1977). Dekat bagian ujung tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut sel yang di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir pada rongga makanan. Makanannya berupa makhluk bersel satu, misalnya bakteri, protozoa kecil, ganggang dan ragi. Makanan masuk melalui mulut sel dibantu oleh alat geraknya yaitu silia (rambut getar) ke dalam corong dan disalurkan ke rongga makanan. Bila rongga makanan sudah penuh, rongga akan bergerak mengelilingi tubuh sambil mencerna dan mengedarkan makanan. Sisa makanan yang tidak dicerna akan dibuang melalui lubang yang bekerja sebagai anus hewan (Djuhanda, 1980). Lubang tersebut tidak jauh dari dasar mulut sel. Rongga berdenyut ada dua, masing-masing berada di ujung dan belakang dan berfungsi untuk mengeluarkan sisa ampas metabolisme dan mengeluarkan air yang berlebihan dari dalam tubuh (Djuhanda, 1980). Paramecium berkembang biak dengan cara pembelahan diri dan konjugasi. Ciliata mempunyai dua inti dalam satu sel, mikronukleus dan makronukleus. Mikronukleus berperan dalam reproduksi seksual dan makronukleus berperan dalam mengontrol metabolisme dan pertumbuhan sel (Vilee, 1977). Kedua inti akan membelah secara mitosis, namun pada reproduksi seksual (konjugasi) makronukleus tidak berperan, mikronukleus saja yang berperan dalam konjugasi (Vilee, 1977). Contoh lain dari kelas ini adalah Colpoda, Didinium, Colpidium, Stentor, dan Vorticella.

Kelas Sporozoa umumnya hidup sebagai parasit di sel jaringan tubuh sel inang dan memakan sel tersebut. Hewan dari kelas ini membiak secara pembelahan ganda (schizogoni) dan reproduksi seksual. Kelas ini tidak mempunyai alat gerak dan vakuola kontraktil, kebanyakan dari sporozoa hidup di intraselular pada tubuh sel inang dan tumbuh dan menyerap nutrisi melalui dinding sel mereka (Vilee, 1977). Malaria disebabkan oleh salah salu genus dari kelas sporozoa yaitu plasmodiu. Plasmodium akan masuk ke dalam darah saat seekor nyamuk yang terjangkit plasmodium menggigit manusia. Plasmodium akan masuk ke dalam sel darah merah dan membelah menjadi 12-24 spora, dan akan keluar saat sel darah merah pecah. Spora yang keluar akan masuk ke dalam sel darah yang lain dan terjadi berulang kali menyebabkan demam saat substansi racun keluar dan memasuki organ lain pada tubuh. Bila nyamuk yang belum terjangkit mengigit manusia tersebut maka nyamuk akan menyedot spora yang berada dalam aliran darah, proses seksual terjadi di dalam tubuh nyamuk. Spora yang nantinya terbentuk akan masuk ke dalam kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia lain (Vilee, 1977). Selain plasmodium terdapat juga Sporozoa yang mempunyai peran negatif yaitu coccidia, bedanya coccidia tidak mempunyai vektor (penyalur) sedangkan plasmodium mempunyai vektor. Coccidia terdiri dari dua jenis, yaitu Eimeria dan Isospora. Coccidia merupakan parasit pada yang hidup dalam sel epitel usus halus.

Kelas Suctoria, b) Ciri Umum Alga

2. Bakteri3. Jamur

4. VirusB. Struktur Sel Mikroorganisme

Semua sel mempunyai banyak ciri umum dan dikendalikan oleh banyak komponen yang sama. Sebagai contoh, semua sel mempunyai sekat permeabilitas yang disebut dengan membran sitoplasma. Membran sitoplasma ini memisahkan bagian dalam sel (sitoplasma) dengan bagian luarnya. Sitoplasma merupakan campuran dalam suatu cairan dari protein makromolekul, lemak, asam nukleat, dan polisakarida yang merupakan molekul organik berukuran kecil (terutama sebagai prekursor makromolekul), berbagai ion anorganik, dan ribosom (suatu struktur pensintesis protein sel). Ribosom berinteraksi dengan protein sitoplasmik dan RNA messanger dan transfer pada proses sintesis protein (translasi) (Madigan et.al., 2012: 89-90).

Dinding sel memberikan struktur kekuatan pada suatu sel dan bersifat relatif permeabel yang berada di luar membran. Sel tumbuhan dan kebanyakan mikroorganisme memiliki dinding sel, sedangkan sel hewan tidak ada. Pengujian struktur internal sel memperlihatkan 2 pola yang berbeda, yaitu prokariot dan eukariot (Madigan et.al., 2012: 90).

Pada eukariot, DNA berada di dalam nukleus yang terbungkus oleh membran. Secara tipikal sel eukariotik jauh lebih besar, dan secara struktural lebih kompleks daripada sel prokariotik. Proses replikasi dan transkripsi (sintesis RNA) sel eukariotik terjadi di dalam nukleus, sedangkan translasi sel eukariotik terjadi pada sitoplasma. Yang termasuk mikroorganisme eukariotik antara lain alga dan protozoa (yang tergabung dalam kingdom protista), fungi, dan jamur lendir. Perangkat utama sel eukariotik yang terdapat pada struktur membran penutup di sitoplasma disebut dengan organel. Yang terpenting adalah nukleus, mitokondria, dan kloroplas. Seperti yang disebutkan sebelumnya, nukleus merupakan tempat genom sel dan juga tempat sintesis RNA (Madigan et.al., 2012: 90).

Pada sel prokariot memiliki struktur internal yang lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariot, dimana tidak terdapat organel. Prokariot dapat melakukan transkripsi berangkai secara langsung menuju proses translasi, karena DNA berada di sitoplasma dan tidak terbungkus di dalam nukleus seperti halnya pada sel eukariot. Berbeda dengan eukariot, kebanyakan prokariot menggunakan membran sitoplasmanya dalam reaksi konservasi energi, selain itu genom padat berupa DNA sirkular.

C. Teknik Pemakaian MikroskopMikroskop merupakan salah satu alat yang paling penting pada kegiatan laboratorium biologi. Dapat dipastikan tanpa penggunaan mikroskop, tidak ada kegiatan laboratorium yang berarti (Wirjosoemarto, ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikroskop antara lain:1. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop dan satu lagi memegang lengan mikroskop. Apabila menggunakan preparat basah, maka tabung mikroskop harus dalam keadaan tegak dan meja dalam keadaan datar. Hal ini berlaku untuk mikroskop untuk tabung tegak/lurus, dan tidak berlaku untuk mikroskop dengan tabung miring. Apabila pada mikroskop dengan tabung miring memiliki kkedudukan meja yang selalu datar.

2. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup pada saat dilihat di bawah mikroskop.

3. Selalu menjaga kebersihan lensa mikroskop termasuk cermin.

4. Apabila terdapat bagian mikroskop tidak bekerja dengan baik atau hilang, lebih baik segera melaporkannya kepada penanggung jawab praktikum atau laboran untuk mendapatkan perbaikan atau diganti dengan mikroskop lain yang masih baik.

5. Tidak dibenarkan untuk melepaskan lensa mikroskop dari tempatnya.

6. Setelah selesai menggunakan mikroskop, lensa objektif dipasang dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus kebawah.

Cara melihat suatu objek atau preparat dengan mikroskop adalah sebagai berikut.

1. Meja preparat dalam keadaan datar (untuk mikroskop dengan tabung tegak) dan lensa objektif perbesaran rendah (perbesaran 10 kali) dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.2. Melihat melalui lensa okuler dengan satu mata (dua mata untuk mikroskop binokuler), untuk melihat apakah sinar sudah masuk ke dalam sistem. Menyesuaikan cermin agar sinar cukup tesedia atau menyalakan lampu dan menyesuaikannya dengan jumlah sinar yang diperlukan.

3. Menjauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan cara memutar pengatur kasar searah jarum jam. Preparat diletakan di bawah lensa objektif dengan melihatnya dari samping mikroskop. Lensa objektif disesuaikan pada jarak 1 cm dari preparat. Melihat lagi melalui okuler dengan menaikan tabung mikroskop dengan cara memutar pengatur kasar secara perlahan dan berlawanan dengan arah jarum jam sampai preparat jelas (fokus). Hal itu bisa dilakukan dengan cara menaik-turunkan meja dengan pengatur kasar pada jenis mikroskop yang meja preparat dapat dinaik-turunkan.

4. Menyesuaikan sinar yang masuk dengan mengatur lubang diafragma dan kondensor untuk memperoleh pencahayaan yang sesuai. Selain itu memmutar pengatur halus sehingga preparat tampak jelas (fokus).

5. Lihat lagi dari arah samping mikroskop, dan dengan hati-hati memutar lensa objektif pada perbesaran yang lebih tinggi (misalnya 45 kali). Lensa objektif harus diperhatikan agar tidak menyinggung preparat. Kemudian melihat lagi melalui okuler dan memfokuskan preparat dengan cara memutar perlahan-lahan pengatur halus berlawanan arah jarum jam. Pencahayaan disesuaikan dengan memutar diafragma dan kondensor. Pada mikroskop yang berlampu, pencahayaan disesuaikan dengan memutar tombol lampu. 6. Preparat diamati atau bila perlu digambar. Satu mata melihat melalui okuler dan mata lainnya melihat gambar.

7. Apabila pengamatan telah selesai, lensa objektif pada perbesaran tinggi diputar pada perbesaran rendah.

8. Tabung mikroskop dinaikkan (meja preparat diturunkan) dengan pengatur kasar dan selanjutnya mengambil preparat dari meja preparat.

9. Apabila mengamati preparat bakteri diperlukan perlakuan khusus, yaitu menggunakan minyak imersi yang diteteskan di atas preparat. Setelah langkah kelima lensa objektif dijauhkan dari preparat dengan cara menaikkan tabung mikroskop (menurunkan meja preparat) kemudian meneteskan minyak imersi pada preparat. Kemudian lensa objektif diputar dan dipasang dengan perbesaran 100 kali dan menurunkan lensa tersebut sampai menyentuh minyak imersi. Minyak imersi digunkaan untuk menaikan indeks bias cahaya sehingga objyek dapat terlihat lebih jelas.

D. Teknik Dasar MikrobiologiMenurut Burrows (1963), teknik mikrobiologi dibagi menjadi 3, yaitu sterilisasi, pembuatan medium kultur, pengamatan mikroskopik. Berikut adalah penjelasannya.

1. Sterilisasi

Cara sterilisasi yang biasa digunakan adalah pemanasan dan pengeringan, namun terkadang dilakukan dengan metode lain seperti penyaringan cairan melalui filter dimana akan menyisakan mikroorganisme yang diinginkan. Untuk melakukan sterilisasi digunakan alat-alat seperti lampu spiritus, cawan petri, tabung reaksi, pipet yang semuanya harus bersih. Setelah sterilisasi, tabung harus ditutup dengan kapas untuk mencegah kontaminasi bakteri. Cawan petri dan pipet dibungkus dengan kertas untuk mempertahankan kesterilisasiannya. Sterilisasi dilakukan di otoklaf (baik elektrik maupun manual). Cara kerja autoklaf antara lain sebagai berikut (Hastuti, 2012):

a) Mengisi autoklaf dengan air kran setinggi batas sarangan.

b) Mengoleskan vaselin secara tipis dan merata pada tepi otoklaf. c) Memasukkan bahan dan alat yang akan disterilisasi ke dalam otoklaf dan menutup otoklaf tersebut.

d) Menyiapkan kompor gas dan meletakkan otoklaf diatasnya. Mengatur posisi katup uap air pada tutup otoklaf sehingga posisinya tegak. Selanjutnya menyalakan kompor gas tersebut.

e) Menunggu sampai ada sebagian uap air yang keluar melalui celah katup, kemudian melipat katup tersebut sehingga posisinya mendatar.

f) Menunggu jarum monometer menunjuk angka 15, yang berarti tekanan otoklaf telah mencapai 15 lbs. Api kompor dikecilkan, lalu mempertahankan tekanan agar tetap sebesar 15 lbs selama 15 menit.g) Setelah 15 menit, api kompor gas dimatikan dan membiarkan sampai tekanan yang ditunjukan manometer mencapai 0 lbsh) Posisi katup uap air ditegakkan sehingga uap air keluar, kemudian membuka tutup otoklaf dan mengeluarkan bahan serta alat yang telah disterilkan tersebut.

2. Pembuatan Medium Kultur

Dalam pembiakan mikroorganisme diperlukan berbagai macam nutrisi yang berbeda-beda antara mikroorganisme satu dengan lainnya. Sebagian mikroorganisme dapat hidup dalam medium sintetik yang mengandung garam anoganik (garam ammonium) dan senyawa organik misalnya glukosa atau asparagin sebagai sumber karbon dan energi. Nutrisi yang biasanya dimasukkan ke dalam medium berupa pepton, materi yang terlarut dalam air, dan ekstrak dari otot (daging yang segar). Medium kultur yang dibuat misalnya Mac Conkey Agar (MCA) untuk menguji keberadaan bakteri E. coli, Plate Count Agar (PCA) untuk menguji kualitas mikrobiologi pangan. BGLB (Briliant Green Lactose Broth) untuk menguji kualitas mikrobiologi air. NA (Nutrient Agar) yang digunakan untuk pembiakan bakteri, serta medium kultur lainnya. Untuk membiakkan bakteri dalam suatu medium kultur harus dilakukan inokulasi (penanaman).3. Pengamatan Mikroskopik

Yang diamati pada mikroorganisme adalah morfologi koloni yang meliputi warna, bentuk, elevasi (kenaikan permukaan koloni), tepi, dan diameter koloni. Selain itu, menentukan ada tidaknya struktur kapsula, flagella, dan spora yang bertujuan untuk membedakan setiap jenis mikroorganisme (bakteri).

E. Pertumbuhan Mikroorganisme

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel. Dalam pertumbuhan bakteri yang berbentuk batang, setelah mengalami elongasi sel akan membelah menjadi 2 sel baru, proses ini dinamakan dengan pembelahan biner (Madigan et al, 2012). Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh sangat cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka mereka dapat tumbuh. Pembelahan sel sangat sensitif terhadap efek kerusakan yang disebabkan temperatur, bentuk yang besar dan aneh dapat diamati pada pertumbuhan kultur pada pertumbuhan yang lebih tinggi dari temperatur yang mendukung tingkat pertumbuhan yang sangat cepat (Dwidjoseputro, 1984).Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga:

1. Psikrofil, 0C sampai 30C, optimum pada 10-20C;

2. Mesofil, 5C sampai 60C, optimum pada 20-40C;

3. Termofil, 40C sampai 80C, optimum pada 50-60C.

Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal mikroorganisme. Jadi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada temperatur 37C.

Di samping temperatur, ada beberapa faktor abiotik, antara lain: suhu, kelembaban, cahaya, pH Aw, dan nutrisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak (Hastuti, 2012).Pada virus, pertumbuhan terjadi apabila virus tersebut menginfeksi suatu sel inang. Dalam sel inang tersebut virus akan melakukan replikasi. Virus tidak mempunyai kemampuan metobolisme sendiri. Meskipun mempunyai DNA atau RNA, virus memiliki sedikit ribosom. Pada pembentukan protein virus memanfaatkan proses biosintesis sel inang. F. Fungsi EnzimEnzim berfungsi untuk mengkatalisis penambahan deoksinukleotida yang disebut DNA polymerase. Di antara banyak enzim yang ada, setiap enzim memiliki fungsi yang spesifik. Pada bakteri Escherichia coli terdapat 5 DNA polymerase yang berbeda, yaitu DNA polymerase I, II, III, IV, dan V. DNA polymerase III (Pol III) adalah enzim primer dalam proses replikasi kromosom DNA. DNA polymerase I (Pol I) juga mempengaruhi replikasi kromosom DNA, namun rantai yang dihasilkan lebih pendek. DNA polymerase membantu memperbaiki DNA yang rusak.G. Dampak Mikroorganisme Bagi ManusiaSelama bertahun-tahun berusaha, para ahli mikrobiologi akhirnya sukses menemukan bagaimana mikroorganisme bekerja, dan penerapan pengetahuan ini yaitu dengan meningkatkan dampak baiknya dari mikroorganisme dan memperkecil bahaya yang ditimbulkannya. Maka dari itu, mikrobiologi dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Selain memahami bahwa mikroorganisme sebagai penyebab penyakit, mikrobiologi dibuat untuk pemahaman yang lebih daripada sebelumnya mengenai peranan mikroorganisme. Terutama pada makanan dan agrikultur, pemanfaatan kegiatan mikrobial untuk menghasilkan produk manusia yang bernilai tinggi, pembentukan energi, dan pembersihan lingkungan (Madigan et.al., 2012: 36).

Menurut Madigan et.al. (2012), menyatakan bahwa terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh mikroorganisme terhadap manusia salah satunya yaitu mikroorganisme sebagai agen atau penyebab penyakit. Pada awal abad ke-20, mayoritas kasus kematian yang terjadi disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Meskipun penyakit infeksi sekarang dapat dikendalikan, namun mikroorganisme masih bisa menjadi ancaman besar khusunya pada negara berkembang. Akhir-akhir ini, penyakit mikrobial masih menjadi penyebab utama kematian, dan jutaan manusia yang meninggal dalam setahun karena penyakit mikrobial lainnya, seperti malaria, tuberculosis, kolera, penyakit tidur, dan penyakit diare. Manusia di seluruh dunia dapat terancam penyakit yang bisa muncul secara tiba-tiba, seperti flu burung dan flu babi. Suatu penyakit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mikroorganisme. Menurut Elin Herlinawati (2013) menyatakan bahwa terdapat 4 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, antara lain sebagai berikut.

1. VirusVirus merupakan parasit yang berukuran mikroskopis yang dapat menginfeksi sel organisme biologis. Virus disebut sebagai parasit karena virus tidak mampu untuk bereproduksi sendiri tanpa menginvasi dan memanfaatkan sel-sel mahluk hidup. Hingga saat ini, tidak ada makhluk hidup termasuk manusia yang mampu bertahan terhadap serangan virus. Hal ini dikarenakan pada saat virus menginvasi sel tubuh makhluk hidup, maka virus akan memaksa sel tersebut untuk memproduksi bagian yang dibutuhkannya dalam reproduksi. Pada akhirnya, sel tersebut terbasmi atau pecah (lisis) oleh virus yang menginvasinya. Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain influenza, HIV/AIDS, campak, herpes, rabies, ebola, MERS, polio, dan sebagainya. 2. Bakteri

Bakteri sering disebut sebagai kuman dan berukuran lebih besar dibandingkan virus, karena bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang dianggap sebagai sumber penyakit. Walaupun berukuran kecil, tetapi mampu untuk menduplikasikan atau memperbanyak dirinya dalam waktu kurang dari 20 detik. Bakteri dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ringan ataupun berat pada tubuh organisme induk seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Ketika bakteri telah masuk ke dalam tubuh, maka bakteri berpotensi untuk memperbanyak diri untuk memproduksi dirinya dalam waktu kurang dari 20 detik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit dengan kadar ringan maupun berat terhadap tubuh suatu organisme seperti manusia, hewan, dan tubuh.3. Cacing

Apabila cacing telah memasuki tubuh manusia, maka cacing akan tinggal di usus, hati, kulit, dan paru-paru, bahkan otak. Jenis cacing yang biasa 4. Jamur a. Jamur dapat menyebabkan penyakit yang dapat merugikan terhadap tubuh manusia. Terdapat 2 jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur, antara lain mikosis superficial yang mana jamur menyerang kulit, kuku, dan rambut. Yang kedua yaitu mikosis sistemik yaitu jamur yang menyerang bagian organ dalam seperti paru-paru, usus, ginjal, vagina, mukosa mulut dan jantung. Pada umumnya jamur tidak menular, tetapi ada satu jenis jamur yang menular yakni jamur candida. Penyakit yang disebabkan oleh jamur candida yaitu keputihan, sariawan, dan juga sering tumbuh pada lipatan payudara, kulit selangkangan, saluran pencernaan, paru-paru serta bagian tubuh lainnya.BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mikroorganisme dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu bakteri, virus, cendawan, protozoa, alga.

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop pada saat mengamati bakteri adalah saat menggunakan perbesaran 100 kali digunakan minyak imersi yang berguna untuk meningkatkan indeks bias cahaya.

3. Teknik dasar mikrobiologi terdiri dari sterilisasi, pembuatan medium kultur dan pengamatan pada mikroskop

4. Pertumbuhan mikroorganisme salah satunya difaktori oleh suhu, dan juga ada beberapa faktor abiotik, antara lain: suhu, kelembaban, cahaya, pH Aw, dan nutrisi.5. Enzim berfungsi untuk mengkatalisis penambahan deoksinukleotida.

6. Mikroorganisme mempunyai dampak positif dan dampak negativeB. SARAN

Kita harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak terjangkit berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme.DAFTAR RUJUKAN

Bold, H.C. & Wayne, M.J. 1985. Introduction to the Algae (Second edition). Englewood Cutt: Prentice Hall,Inc.Bownet. 2014. Types of Microorganisms. (Online), (http://www.bownet.org/dgroves/prokaryotic%20IntroductionClassification.pdf), diakses pada 12 November 2014.Czura, Amy Warenda. 2010. Classification of Microorganisms Chapter 10. (Online),(http://www2.sunysuffolk.edu/czuraa/BIO244LectureMaterials/BIO244Chapter10Notes.pdf), diakses pada 12 November 2014.Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.Envis Madra University.Tanpa tahun.Properties and Classification of Microorganisms.(Online),(http://www.envismadrasuniv.org/pdf/properties%20microorganisms.pdf), diakses pada 12 November 2014.

Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Herlinawati, Elin. 2013. 4 Jenis Mikroorganisme Penyebab Penyakit, (Online), (buletinkesehatan.com/4-jenis-mikroorganisme-penyebab-penyakit/), diakses 8 November 2014. Kamus Kesehatan. 2014. Mikroorganisme. (Online), (http://kamuskesehatan.com/arti/multiseluler/), diakses pada 12 November 2014.Madigan, Michael T., Martinko, John M., Stahl, David A., Clark, David P. 2012. Brock Biology of Microorganisms 13th edition. San Francisco: Pearson Education Inc.Science Daily. 2014. Microoganisms. (Online), (http://www.sciencedaily.com/articles/m/microorganism.htm), diakses pada 12 November 2014.Tortora, Funke, Case. 2010. Classification of Microorganisms. (Online), (http://lpc1.clpccd.cc.ca.us/lpc/zingg/Micro/lecture%20notes/M_T_Ch10_Classification_SS10.pdf), diakses pada 12 November 2014.UEN. Tanpa tahun. The Good and Bad Microorganisms. (Online), (http://www.uen.org/core/science/sciber/TRB6/downloads/05literacy.pdf), diakses pada 12 November 2014.

UNAIR. Tanpat tahun. Phylum Protozoa. (Online), (http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-pdf/protozoa%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf), diakses pada 12 November 2014.University at Albany School of Public Health. 2004. Protozoa. (Online), (http://www.albany.edu/sph/coned/lesson6.pdf), diakses pada 12 November 2014.Wibowo, Marlia Singgih. Tanpa tahun. Protozoa. (Online), (http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20Farmasi%20STF/PROTOZOA.pdf), diakses pada 12 November 2014.Villee, Claude A. 1977. Biology. Saunders: USA.

Winarni, Inggit. . Pengertian Mikrobiologi, (Online), (www.ut.ac.id/html/suplemen/biol4223/), diakses 11 November 2014.

Wirjosoemarto. ____. Teknik Laboratorium Edisi Revisi. Bandung: UPI 6