BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA...

168
2011 BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNG OMBO, J AWA TENGAH Susilo Adjie, Agus Djoko Utomo, Khoirul Fatah, Taufiq Hidayah, Solekha Aprianti, Elva Dwi Harmilia, Akhlis Bintoro, Sidarta Gautama BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMETERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN TEKNIS PENELITIAN

Transcript of BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA...

Page 1: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

2011

BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYAPERIKANAN DI WADUK KEDUNG OMBO, J AWATENGAH

Susilo Adjie, Agus Djoko Utomo, Khoirul Fatah, Taufiq Hidayah,Solekha Aprianti, Elva Dwi Harmilia, Akhlis Bintoro, SidartaGautama

BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUMBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMETERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN TEKNIS PENELITIAN

Page 2: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

LAPORAN TEKNIS PENELITIANTAHUN ANGGARAN 2011

JUDUL KAK (PROPOSAL) :BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN

DI WADUK KEDUNG OMBO , JAWA TENGAH

Judul Kegiatan :Bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu di waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah

Oleh :

Drs. Susilo Adjie, Ir. Agus Djoko Utomo, M.si, Taufiq Hidayah, A.Pi, Khoirul Fatah, ST,Solekha Aprianti, S.Pi, Elva Dwi Harmilia, S.Si, Sidarta Gautama

dan Akhlis Bintoro, A.Md

BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2011

Page 3: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan Di WadukKedung Ombo, Jawa Tengah

2. Tim Peneliti : Drs. Susilo Adjie Koordinator Ir. Agus Djoko Utomo, M.Si Anggota Taufiq Hidayah, A.Pi Anggota Khoirul Fatah, ST Anggota Solekha Aprianti, S.Pi Anggota Elva Dwi Harmilia, S.Si Anggota Sidarta Gautama Anggota Akhlis Bintoro, A.Md Anggota

3. Jangka Waktu Penelitian : 1 (satu) tahun

4. Total Anggaran : Rp. 320.000.000,-

Palembang, Desember 2011

Mengetahui,Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Koordiantor Kegiatan,

Prof. Dr. Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA Drs. Susilo AdjieNIP. 19591231 198401 1 002 NIP. 19540519 198903 1 001

Page 4: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

ii

BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNGOMBO DI JAWA TENGAH

Bio-Ekologi Ikan Red Devil dan Ikan BetutuDi Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah

ABSTRAK

Waduk Kedung Ombo yang mempunyai luas kurang lebih 4.800 ha terletak dalamtiga wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Grobogan, Boyolali dan Sragen, merupakanwaduk serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkittenaga listrik, sumber air minum, pariwisata, perikanan budidaya dan perikanan tangkap.Penelitian dilakukan sejak Januari hingga Desember 2011, yang bertujuan untuk mejawabmengapa ikan red devil berkembang pesat dan ikan betutu yang ditebar Pemda setempatdapat berkembang dengan baik di waduk Kedung Ombo. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ikan red devil masuk ke waduk Kedung Ombo pada tahun 2000 melalui kerambayang jebol milik seorang pengusaha ikan hias, ikan red devil dapat berkembang pesat olehkarena ikan ini sangat gesit, bersifat omnivora dan mampu memanfaatkan makanan yangtersedia di perairan dan memijah sepanjang tahun. Terdapat dua jenis ikan red devil diwaduk Kedung Ombo yaitu Amphilopus labiatus dan Amphilopus citrinellus. Polapertumbuhan A. labiatus bersifat isometrik sampai allometrik sedangkan A. citrinellusbersifat isometrik. Diperoleh TKG I-IV pada setiap pengamatan baik pada A. labiatusmaupun A. citrinellus. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara 9,66 -11,47cm terjadi pada A. labiatus dan 7,9-11,95 cm terjadi pada A. citrinellus. Fekunditas pada A.labiatus berkisar antara 677-1378 butir dan pada A. citrinellus berkisar antara 631-2771butir. Diameter telur pada A. labiatus berkisar antara 0,4-1,59 mm dan pada A. citrinellusberkisar antara 0,54-2,16 mm. Kebiasaan makan A. labiatus dan A. citrinellus adalahberupa fitoplankton sebagai makanan utama. Ikan betutu dapat berkembang dengan baikdi waduk Kedung Ombo karena tersedia adanya habitat yang sesuai dengan kehidupannyayaitu terdapat dasar perairan yang berlumpur dan terdapat tanaman air, karena ikan betutumemijah di substrat yang berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapattanaman air, karena tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh gonad yangmatang pada setiap pengamatan. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara11,95-20,7 cm. Fekunditas berkisar antara 6.414 -56.302 butir. Diameter telur berkisarantara 0,2-0,67 mm. Kebiasaan makan ikan betutu berupa ikan sebagai makanan utamadan udang serta serangga sebagai makanan pelengkap.

Page 5: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

iii

KATA PENGANTAR

Kegiatan penelitian Bio-ekologi dan potensi sumber daya perikanan di waduk

Kedung Ombo di Jawa Tengah sudah ber jalan selama tiga tahun. Kegiatan penelitian pada

tahun pertama (2009) yaitu Pendugaan stratifikasi tropogenic layer (fotik, afotik, epilimnion,

hypolimnion) dan carrying capacity bebean pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo dan

Gajah Mungkur, Jawa Tengah. K egiatan tahun ke dua (2010) yaitu Kajian stok dan biologi

beberapa jenis ikan di waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo, Jawa Tengah. Kegiatan

penelitian tahun ke tiga (2011) yaitu Bio -ekologi ikan red devil dan ikan betutu di waduk

Kedung Ombo, Jawa Tengah yang bertujuan untuk menjawab mengapa ikan red devil

dapat berkembang pesat di waduk Kedung Ombo dan ikan betutu yang ditebar oleh

Pemda setempat dapat berkembang dengan baik.

Penelitian bersifat survei lapangan yang melibatkan enam orang peneliti dan dua

orang teknisi dari Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang . Disamping itu juga

dibantu oleh beberapa enumerator lapangan untuk pengumpulan data dan pelaksanaan

kegiatan di lapangan. Penelitian dibiayai oleh anggaran APBN tahun 20 11 sebesar Rp

320.000.000,- yang terdiri dari Belanja honor tidak tetap, Belanja Bahan, Belanja sewa dan

Belanja perjalanan dinas.

Kegiatan penelitian ini masih akan berlanjut tahun ke empat (2012) yang sifatnya

lebih spesifik yaitu Peningkatan produksi ikan melalui penebaran ikan Patin di Waduk

Kedung Ombo. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga

penulis mengucapkan terima kasih atas koreksi yang bersifat membangun.

Palembang, Desember 2011

Tim Penulis

Page 6: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

iv

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iABSTRAK.................................................................................................................... . iiKATA PENGANTAR ..................................................................................................... iiiDAFTAR ISI................................................................................................................. ivDAFTAR GAMBAR..................................................................................................... viDAFTAR TABEL.......................................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... viiiBAB. I. PENDAHULUAN............................................................................................ .

1.1. Latar Belakang.........................................................................................1.2. Permasalahan..........................................................................................1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian................................................................1.4. Tujuan Umum..........................................................................................1.5. Tujuan Khusus....................................................................................... ..1.6. Manfaat Penelitian dan Perkiraan Keluaran ............................................

1.6.1. Manfaat Penelitian..........................................................................1.6.2. Keluaran yang diharapkan ............................... ..............................

1.7. Dampak Kegiatan.....................................................................................1.8. Tahapan Penelitian..................................................................................1.9. Sasaran Penelitian...................................................................................1.10. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................................1.11. Lokasi kegiatan........................................ ..............................................1.12. Keluaran/hasil/manfaat/dampak kegiatan ..............................................

1.12.1. Keluaran yang diharapkan...........................................................1.12.2. Hasil yang diharapkan..................................................................1.12.3. Manfaat........................................................................................1.12.4. Dampak.................................................................... ....................

1122222233344555666

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 72.1. Karakteristik Perairan Waduk ................................................ ...................2.2. Ekologi Perairan Waduk...........................................................................2.3. Pencemaran di Waduk.............................................................................2.4. Biologi Perairan....................................................................................... .

78

1114

BAB III. MATERI DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 183.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. ................................... 183.2. Bahan dan Alat Penelitian........................................................................ 183.3. Metode Penelitian..................................................................................... 183.4. Analisa Data............................................................................................. 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 254.1. Ikan red devil............................................................................................

4.1.1.Karakteristik Habitat ikan red devil ..................................................4.1.2. Natural History...................................................... ..........................

252525

4.1.3. Aspek Biologi..................................................................................4.1.3.1. Hubungan Panjang-bobot..................................................4.1.3.2. Nisbah Kelamin (sex ratio).................................................

262628

4.1.3.3.Tingkat Kematangan Gonad ...............................................4.1.3.4. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad .................................4.1.3.5. Indeks Kematangan Gonad ...............................................

293132

4.1.3.6. Fekunditas..........................................................................4.1.3.7. Diameter Telur...................................................................4.1.3.8. Kebiasaan Makan..............................................................4.1.3.9. Relung Makanan................................................................

33333437

Page 7: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

v

4.2. Ikan Betutu............................................................................. ..................4.2.1. Karakteristik Habitat ikan Betutu ....................................................4.2.2. Aspek Biologi..................................................................................

4.2.2.1. Hubungan Panjang-bobot..................................................4.2.2.3. Nisbah Kelamin..................................................................4.2.2.4. Tingkat Kematangan Gonad ..............................................4.2.2.5. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad .................................4.2.2.6. Indeks Kematangan Gonad ...............................................4.2.2.7. Fekunditas..........................................................................4.2.2.8. Diameter Telur ........................... ........................................4.2.2.9. Kebiasaan Makan..............................................................4.2.2.10. Relung Makanan..............................................................

4.3. Penangkapan......................... ..................................................................4.4. Laju Sedimentasi......................................................................................4.5. Plankton.................................................................... ...............................

4.5.1. Fitoplankton....................................................................................4.5.2. Zooplankton....................................................................................

3939394040414243444445464747494950

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 525.1. Kesimpulan...................................................................................... .........5.2. Saran..................................................................................................... ...

5253

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 54LAMPIRAN...................................................................................................................

.

57

Page 8: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel di Waduk Kedung Ombo............................... 5Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu................................... 9Gambar 3. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.......... 10Gambar 4. Perbedaan Antara Ikan Red Devil Amphilopus labiatus dan Amphilopus

citrinellus................................................................................................ ...... 26Gambar 5. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli

dan Oktober 2011....................................................................................... 28Gambar 6. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei,

Juli dan Oktober 2011................................................................................. 29Gambar 7. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada

bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 201 1..................................................... 30Gambar 8. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada

bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011..................................................... 31Gambar 9. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad

ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011............................................................................................... 32

Gambar 10. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus ctrinellus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 35

Gambar 11. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus ctrinellus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 36

Gambar 12. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus labiatus) di WKOBulan Maret 2011.................................................. ...................................... 37

Gambar 13. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus labiatus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 37

Gambar 14. Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)........................................................... 39Gambar 15. Sex ratio ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan

Oktober 2011............................................................................. .................. 41Gambar 16. Tingkat Kematangan Gonad ikan Betutu ( O. marmorata) pada bulan

Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011.............................................................. 42Gambar 17. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertam a kali matang gonad

ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011............................................................................................................. 43

Gambar 18. Kebiasaan makan ikan Betutu ( O. marmorata) pada bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011................................................................................. 46

Gambar 19. Nilai Relung Makanan ikan betutu di WKO bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011......................... .................................................................... 47

Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan..................... 49Gambar 21. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Kelas....................................... ....... 50Gambar 22. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan..................... 50Gambar 23. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Kelas............................................. 51

Page 9: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Metode Analisis Biologi.............................................................................. 19Tabel 2. Parameter dan Metode Analisis Sampel Air.............................................. 19Tabel 3. Hubungan Panjang Bobot Ikan Red Devil ( A. Labiatus) Pada Bulan

Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011 ............................................................ 27Tabel 4. Hubungan Panjang Berat Ikan Red Devil ( A. Citrinellus) Pada Bulan

Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011 ............................................................ 27Tabel 5. Kisaran IKG Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober

2011........................................................................................................... 33Tabel 6. Kisaran Fekunditas Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan

Oktober 2011............................................................................ ................. 33Tabel 7. Kisaran Diameter Telur Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan

Oktober 2011............................................................................................. 34Tabel 8. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devi l Jantan (Amphilophus Labiatus) Di

WKO Bulan Maret 2011............................................................................. 38Tabel 9. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina ( Amphilophus Labiatus) Di

WKO Bulan Maret 2011............................................................................. 38Tabel 10. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Citrinellus)

Di WKO Bulan Maret 2011......................................................................... 38Tabel 11. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan ( Amphilophus Citrinellus)

Di WKO Bulan Maret 2011......................................................................... 38Tabel 12. Hubungan Panjang Bobot Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan

Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011............................................................. 40Tabel 13. Kisaran IKG ikan Betutu (O. marmorata) pada Bulan Maret, Mei, Juli dan

Oktober 2011............................................................................... ............... 44Tabel 14. Kisaran Fekunditas Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei,

Juli Dan Oktober 2011.............................................................................. 44Tabel 15. Kisaran Diameter Telur Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan Maret,

Mei, Juli Dan Oktober 2011........................................................................ 45Tabel 16. Hasil tangkapan ikan dengan branjang dan jaring di WKO Tahun 2011... 47Tabel 17. Nilai laju sedemintasi waduk Kedung Ombo Tahun 2011.......................... 48Tabel 18. Hasil Uji Volume dan Berat Sedimen di Waduk Kedung Ombo Tahun

2011............................................................................................................ 49

Page 10: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Habitat Ikan Betutu dan Red Devil Di Waduk Kedung Ombo ... 58Lampiran 2. Foto Habitat Ikan Betutu dan Ikan Red Devil ............................................. 61Lampiran 3. Foto Kegiatan di Lapangan........................................................................ 68Lampiran 4. Data Kualitas Air pada Habitat Ikan Betutu d an Ikan Red Devil di Waduk

Kedung Ombo............................................................................................ 71Lampiran 5. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Betutu................................................. 75Lampiran 6. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Red Devil............................................ 78Lampiran 7. Data Hasil Tangkapan Nelayan Waduk Kedung Ombo............................. 88Lampiran 8. Data Makanan Ikan Betutu.......................................... .............................. 131Lampiran 9. Data Makanan Ikan Red Devil................................................................... 137Lampiran 10. Fekunditas Ikan Betutu di Waduk Kedung Ombo...................................... 139Lampiran 11. Fekunditas Ikan Red Devil di Waduk Kedung Ombo................................. 140Lampiran 12. Diameter Telur Ikan Betutu........................................................................ 142Lampiran 13. Diameter Telur Ikan Red Devil....... ............................................................ 144Lampiran 14. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Maret (sel/l)............................................. 149Lampiran 15. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Mei (sel/l)............................. ................... 151Lampiran 16. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Juli (sel/l)................................................. 153Lampiran 17. Kelimpahan Zooplankton Bulan Maret (sel/l)............................................. 155Lampiran 18. Kelimpahan Zooplankton Bulan Mei (sel/l)................................................ 156Lampiran 19. Kelimpahan Zooplankton Bulan Juli (sel/l)................................................. 157

Page 11: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPerairan umum mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar dalam berbagai

kegiatan. Bagi perikanan, perairan umum merupakan sumber daya alam untuk

penangkapan ikan konsumsi maupun ikan hias, benih dan induk ikan bagi us aha budidaya

ikan di samping sebagai tempat usaha budidaya. Waduk merupakan ekosistem terbuka.

Perairan ekosistem terbuka umumnya dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Beberapa

kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan perairan di waduk antara la in aktivitas

pemukiman, rekreasi, penggunaan lahan di wilayah tangkapan dan adanya kegiatan

budidaya ikan karamba jaring terapung.

Waduk Kedungombo (4.800 ha) merupakan waduk serbaguna yang dapat

dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga l istrik, sumber air minum,

pariwisata, perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Bendungan Kedung ombo yang

berada di Kab. Grobogan Jawa Tengah secara resmi mulai dioperasikan tahun 1991.

Daerah genangan air mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten yaitu Kab. Sragen,

Boyolali dan Grobogan. Waduk Kedung Ombo terletak di Pegunungan Kendeng sebelah

selatan Grobogan, dengan daerah hulu yaitu di Gunung Merbabu. Sumber mata air yang

penting Waduk Kedung Ombo (WKO) yaitu Sungai Jerabung, Tuntang, Serang, Lusi d an

Juwana (JRATUNSELUNA). Setelah Kedung Ombo digenangi air menjadi waduk maka

banyak masyarakat yang perprofesi sebagai nelayan dan petani karamba jaring apung.

Seperti di Dukuh Bulu (Boyo lali) ada 120 petak KJA dan Dukuh Ngasinan (Sragen) ada 518

petak KJA, pemilik KJA di Sragen adalah masyar akat setempat sedangkan di Boyol ali

umumnya investor dari luar. Jumlah nelayan di Kab. Boyol ali ada 664 KK, Sragen ada 860

KK dan Grobogan ada 108 KK ( Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, 2006;

Depertemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumberdaya Air, 2006).

Kaegiatan perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairan waduk, namun

harus tetap bersifat ramah lingkungan. Telah banyak penelitian yang dilakukan di waduk

tersebut. Untuk melengkapi informasi sebagai masukan pengelolaan masih banyak pula

penelitian yang harus dilakukan terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik, afotik,

epilimnion, hypolimnion), kajian stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA, analisis

dampak lingkungan terhadap sumberdaya perairan dan perikanan.

Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian tentang stratifikasi trophogenic layer,

keragaman jenis ikan dan daya dukung perikanan. Pada tahun 2010 dilakukan penelitian

tentang kajian stok ikan, biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting. Pada tahun 2011

dilakukan penelitian tentang bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu.

Page 12: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo2

1.2. PermasalahanInformasi untuk memberikan masukan pengelolaan waduk Kedung Ombo sudah

banyak namun masih banyak riset yang harus dilakukan terutama pendugaan stok ikan ,

komposisi jenis ikan, pemetaan bathimetri perairan, biologi dan pendugaan dinamika

populasi beberapa jenis ikan ekonomis penting.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan akhir dari penelitian ini ada lah untuk menganalisis dan

mendeskripsikan potensi sumberdaya ikan, biologi ikan, daya dukung perairan dan

analisis lingkungan.

1.3.2. Tujuan khusus (Th 2011)Untuk menjawab mengapa ikan red devil dapat berkembang pesat di

perairan waduk Kedung Ombo dan bagaimana cara pengendaliannya. Untuk itu

diperlukan informasi tentang :

data natural history dari ikan tersebut terutama yang menyangkut tempat

pemijahan, pakan alami terutama saat berukuran kecil, kapan ikan tersebut

masuk ke Kedung Ombo, Bagaimana ikan tersebut dapat masuk ke Wadu k

tersebut; sehingga diharapkan dapat diambil langkah untuk memutus siklus hidup

ikan tersebut.

Pengendalian dengan cara penangkapan. Cara yang ditempuh adalah dengan

evaluasi kegiatan penangkapan dengan alat beranjang (lift net), untuk

penangkapan ikan red devil.

Untuk menjawab mengapa ikan betutu yang ditebar oleh Pemda setempat

dapat berkembang biak dengan baik, sehingga diharapkan didapatkan ilmu

pengetahuan khusus yang dapat dikembangkan diperairan lain. Untuk itu diperlukan

informasi tentang:

Tipe habitat pemijahan, musim pemijahan, food habits mulai dari ukuran kecil

sampai ke yang besar.

Sebaran ikan betutu pada berbagai tipe habitat.

1.4. Manfaat Penelitian dan Perkiraan Keluaran1.4.1. Manfaat Penelitian

Tersedianya informasi tentang potensi sumberdaya perikanan yaitu

pendugaan stok ikan, komposisi jenis ikan, pemetaan bathimetri perairan, biologi

dan pendugaan dinamika populasi beberapa jenis ikan ekonomis penting pada

Page 13: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo3

waduk Kedung Ombo Jawa Tengah, untuk masukan bagi Dinas Perikanan dan

Pemerintah Daerah Setempat.

1.4.2. Keluaran yang diharapkan :Keluaran yang diharapkan dari riset ini adalah mendapatkan data dan

informasi tentang potensi sumberdaya perikanan, pendugaan stok ikan, komposisi

jenis ikan, pemetaan bath imetri perairan, biologi dan pendugaan dinamika populasi

beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperlukan dal am pengelolaan perairan

waduk. Laporan ilmiah tentang kualitas air dan lingkungan, bio-ekologi ikan red devil

dan ikan betutu di perairan waduk Kedung Ombo Jawa Tengah

1.5. Dampak Kegiatan:

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan

perikanan tangkap di waduk Kedung Ombo sehingga dapat tercapai pemanfaatan

berkelajutan kemasa yang akan datang dan tetap lest ari.

1.6. Tahapan penelitian :Tahun 1 (2009)Penelitian pendugaan tropogenic layer dan daya dukung perairan untuk budidaya ikan

dalam Karamba Jaring Apung.

Hasil:

1. Didapatkan 15 jenis ikan, didominansi oleh ikan omnivora , Familia Cyprinidae.

2. Kesuburan waduk tinggi (eutroph) dengan trix index = 5,2

3. Lapisan fotik 10,47 m dan lapisan afotik 22,45 m

4. Daya dukung berjumlah 1506 KJA sudah merupakan titik optimum dan tidak bisa lagi

ditambah lagi KJA.

5. Beban pakan yang lolos ke perairan dari total P (33,3 ton/tahun dan) dan total N (22,2

ton/tahun)

6. Jenis plankton didominasi oleh Synedra (Bacillariophyceae) dan benthos didominasi oleh

Tubificidae (Oligochaeta) dan Chironomidae (Insecta).

Tahun 2 (2010).Penelitian pendugaan stok, dinamika populasi dan biologi ikan

Hasil:

1. Biologi ikan Betutu

Ukuran ikan betutu yang tertangkap berkisar antara: 14 -31 cm dengan berat berkisar

antara 40-80 gr; TKG: I-IV; Fekunditas berkisar antara 37.169 - 95.608 butir;

diameter telor berkisar antara: 0,2 – 0,6 mm; kebiasaan makanan: ikan (70 %),

udang (25 %) dan serasah (5 %).

Page 14: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo4

2. Akustik

Didapatkan data bathymetri waduk dan stok ikan yaitu rata -rata kepadatan ikan per

area sebesar 1000 ind/ha dan rata -rata kepadatan ikan per volume sebesar 1 40

ind/1000 m3 dan rata-rata biomass ikan sebesar 170 kg/ha.

3. Dinamika Populasi

Didapatkan data pertumbuhan, mortalitas dan laju penangkapan ikan Nila, Tawes

dan Betutu. Tingkat eksploitasi ikan betutu (E=0,13), ikan tawes (E=0,17) dan ikan

nila (0,47). Dari ketiga jenis ikan ini tidak terjadi over fishing dan usaha penangkapan

dapat ditingkatkan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan. Hasil tangkapan

ikan sebesar 21 ton/tahun dan alat tangkap yang digunakan jaring, jala, branjang,

pancing dan perangkap.

Tahun 3 (2011)Penelitian Bio-ekologi ikan Red Devil dan ikan Betutu

Kualitas air dan lingkungan

Bio-ekologi ikan red devil (Amphilopus sp)

Bio-ekologi ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)

1.7. SasaranTersedianya data dasar stratifikasi tropogenic l ayer, deskripsi stok ikan, biologi ikan,

daya dukung perairan, dan analisis lingkungan .

Tahun pertama (2009) : Deskripsi stratifikasi tropogenic layer, keragaman jenis ikan dan

rasionalisasi perkembangan KJA

Tahun ke dua (2010) : Deskripsi stok ikan, dinamika populasi, Bio-ekologi beberapa jenis

ikan ekonomis penting

Tahun ke tiga (2011) : Kualitas air dan lingkungan. Bio -ekologi ikan red devil dan ikan

betutu.

1.8. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Penelitian bersifat eksploratif meliputi beberapa disiplin ilm u yaitu biologi, ekologi,

kualitas air, dinamika populasi, dan penangkapan. Instansi yang terlibat dalam penelitian ini

ialah Balai Riset Perikanan Perairan umum Palembang, Pusat Riset Perikanan Tangkap

Jakarta, Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah.

Pada tahun pertama (2009) telah dilakukan penelitian tentang stratifikasi

trophogenic layer, keragaman jenis ikan dan daya dukung perikanan di perairan

waduk Kedung Ombo

Pada tahun ke dua (2010) telah dilakukan penelitian tentang kajian stok ikan, biologi

beberapa jenis ikan ekonomis penting di waduk Kedung Ombo

Page 15: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo5

Pada tahun ke tiga (2011) penelitian bio -ekologi ikan red devil dan ikan betutu di

waduk Kedung Ombo

1.9. LOKASI KEGIATAN

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel di Waduk Kedung Ombo

1.10. KELUARAN/HASIL/MANFAAT/DAMPAK KEGIATAN1.10.1. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Keluaran yang diharapkan dari riset ini adalah:

Tahun ke 1 (2009)a) Data dan informasi tentang lapisan eufotik, afotik, epil imnion dan hypolimnion

b) Data dan infromasi tentang carrying capacity perairan untuk KJA

c) Data dan informasi tentang keragaman jenis ikan

Tahun ke 2 (2010)a) Data dan infromasi tentang stok ikan

b) Data dan infromasi tentang karakteristik habitat dan biologi ikan Betutu

c) Data Batrimetri perairan Waduk.

Tahun ke 3 (2011)a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan

b) Data dan informasi tentang bio -ekologi ikan red devil

Page 16: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo6

c) Data dan informasi tentang bio -ekologi ikan betutu

1.12.2. HASIL YANG DIHARAPKAN

a) Laporan ilmiah tentang kualitas air dan lingku ngan

b) Laporan ilmiah tentang daya dukung perairan

c) Laporan ilmiah tentang bio-ekologi beberapa jenis ikan ekonomis penting

d) Laporan ilmiah tentang stok dan dinamika populasi ikan.

1.12.3. MANFAATTersedianya informasi tentang deskripsi ekologi, biologi ikan, potensi sumberdaya

perikanan , daya dukung dan analisis dampak lingkungan di waduk Kedung Ombo

untuk masukan bagi Dinas perikanan dan Pemda setempat

1.12.4. DAMPAKHasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan

perikanan tangkap, konservasi dan Perikanan Budidaya di waduk Kedung Ombo

sehingga dapat lestari dan berkelanjutan.

Page 17: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Perairan WadukPerairan umum daratan Indonesia mempunyai luas 13,85 juta ha yang terdiri dari 12

juta ha sungai dan paparan banjiran ( flood plains), 1,8 juta ha danau alam (natural lakes)

dan 0,05 juta ha danau buatan ( man-made lakes) atau waduk (reservoirs) (Sukadi and

Kartamihardja, 1995a). Indonesia memiliki 5.590 sungai utama dengan panjang total

mencapai 94.573 km dan sekitar 65.017 anak sungai, Indonesia juga memiliki sekitar 840

danau dan 735 situ (danau kecil) serta sekitar 162 waduk (Depkimpraswil, 2003).

Waduk merupakan badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air sungai

oleh manusia, yang mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologinya berbeda dengan

sungai. Dengan terbentuknya sungai menjadi waduk maka kualitas air waduk lebih stabil

dan produksi perikanannya lebih tinggi (Ilyas et al., 1989). Pembuatan waduk biasanya

digunakan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian, pariwisata dan

perikanan (Nurdin, 2003).

Waduk terbentuk dengan pembedungan sungai sehingga ada beberapa wilayah

yang ditenggelamkan. Dasar waduk dapat berupa kebun, rumah, sawah dan lain

sebagainya. Waduk mempunyai bentuk yang tidak beraturan . Waduk merupakan perairan

yang relatif tergenang, aliran air tidak deras, ada daerah inlet (air masuk), ada daerah outlet

(air keluar), ada daerah yang dalam dan ada daerah yang dangkal. Wal aupun aliran air

dalam waduk tidak deras, namun sering terjadi gelombang yang disebabkan oleh angin

yang kencang. Pengaturan air menggunakan p intu air di oulet, bila diperlukan untuk

pengairan pertanian maka pintu air di buka, dan bila untuk menyimpan air maka pintu air

ditutup. Hal tersebut menyebabkan adanya fluktuasi air yang besar. K andungan lumpur

biasanya banyak terdapat di dekat pintu air .

Berdasarkan terbentuknya, waduk ada tiga macam yaitu waduk lapangan, waduk

irigasi dan waduk serba guna. Waduk lapangan t erbentuk karena pembendungan sungai

episodic (berisi air hanya saat hujan), luasan kurang dari 10 ha, kedalaman maksimal 5 m,

masa berisi air kurang dari 9 bulan, fungsi irigasi lokal. Waduk irigasi terbentuk karena

pembendungan sungai intermiten (berisi air saat musim penghujan), luasan 10 –500 ha,

kedalaman maksimal 25 m, masa simpan air 9 - 12 bulan, fungsi irigasi lokal. Waduk serba

guna terbentuk karena pembendungan sungai permanen, luasan lebih besar 500 ha,

kedalaman maksimal 100 m, masa berisi ai r 12 bulan, mempunyai fungsi sebagai irigasi,

pembangkit tenaga listrik, sumber air minum dan pengendali banjir (Departemen Pekerjaan

Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006). Waduk mempunyai ciri fisik sebagai berikut; banyak

teluk, daerah tangkap hujan luas, garis pantai panjang, pengeluaran air dari bawah,

Page 18: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo8

fluktuasi air besar (5-25 m), masa simpan air sebentar karena sering diperlukan untuk

irigasi, daerah litoral luas, tidak terjal seperti danau (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen

Sumberdaya air, 2006).

Bendungan Waduk Kedung Ombo terletak di Sungai Serang Kabupaten Grobo gan

Jawa Tengah. Bendungan ini merupakan bagian dari sub sistem pengembangan wilayah

Sungai Serang-Lusi-Juana dalam proyek pengermbangan wilayah S ungai Jratun-Seluna.

DAS Seluna di hulu bendungan Kedung Ombo mencakup daerah seluas 614 km2, yang

merupakan daerah perbukitan. Sungai Serang berawal dari lereng G unung Merbabu yang

mengalir kearah timur laut (Anonimous, 1989).

2.2. Ekologi Perairan Waduk.Tepian pantai (litoral) waduk yang c ukup luas merupakan habitat biota air termasuk

ikan dan banyak sumber makanan dari daratan. Perairan yang dalam memungkinkan

adanya stratifikasi perairan berdasarkan suhu dan cahaya. Daerah tangkapan hujan luas

menyebabkan banyak nutrien yang masuk terbawa air masuk waduk. Garis pantai yang

panjang juga menyebabkan banyak nutrien yang masuk dari daratan. Banyak teluk

merupakan daerah yang tenang, terlindung dan stabil.

Waduk merupakan perairan yang tergenang dan relatip dalam , maka berdasar kan

suhu air di permukaan panas dan makin dalam secara bertahap suhu makin dingin.

Namun pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan suhu yang menyolok.

Berdasarkan lapisan suhu secara vertikal maka ada lapisan epilimnion, termoklin dan

hypolimnion (Gambar 1). Lapisan epilimnion yaitu lapisan yang berada di permukaan, suhu

panas. Lapisan termoklin yaitu lapisan dibawah epilimnion terjadi penurunan suhu

yang tajam. Lapisan hypolimnion yaitu lapisan dibawah termoklin yang suhunya lebih dingin

(Mitsch and Jorgensen 2004).

Page 19: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo9

Sumber : Odum, 1996

Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu

Perairan waduk yang dalam berdasarkan cahaya matahari yang masuk maka

lapisan fotik dan afotik (Gambar 2). Lapisan fotik berad a di permukaan, banyak cahaya

matahari yang masuk, tumbuhan maupun phyto -plankton dapat melakukan proses

fotosintesa, kandungan oksigen relatip tinggi. Sedangkan lapisan afotik merupakan lapisan

yang berada di dasar perairan, tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak ada aktivitas

fotosintesa. Lapisan afotik banyak terdapat gas CO 2, H2S, NH3, NH4 sebagai hasil proses

dekomposisi bahan organik yang mengendap di dasar perairan. Batas diantara lapisan fotik

dan afotik disebut titik kompensasi, yaitu oksige n hasil fotosintesa impas untuk kebutuhan

respirasi organisme yang ada di lapisan tersebut.

Page 20: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo10

Gambar 3. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.

Pada saat musim penghujan apabila beberapa hari terjadi hujan terus menerus maka

suhu permukaan menjadi dingin, berat jenis air menjadi besar, maka akan terjadi perputaran

air secara vertikal, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan bawah naik ke atas. Peristiwa ini

disebut ”UP-WELLING” (Odum, 1996). Teraduknya air menyeba bkan nutrient bisa merata,

sehingga perairan menjadi subur. Namun sering juga terjadi gas beracun sperti CO 2, NH3,

NH4, H2S di dasar perairan juga ikut teraduk ke atas sehingga akan menyebabkan kematian

ikan, terutama ikan yang dipelihara di Keramba Jaring Apung. Kejadian ini telah menimpa

beberapa kali di Waduk Jatiluhur dan Cirata, peristiwa tersebut oleh masyarakat setempat

dinamakan ”UMBALAN”.

Selanjutnya dinyatakan oleh Krismono (2003) bahwa terjadinya upwelling di waduk

mempunyai indikasi sebagai berikut transpiransi air mengecil, kelimpahan Microcytis sp,

menurunnya kadar oksigen, menurunnya kedalaman air di inlet. Penurunan kadar oksigen

dan teraduknya gas beracun dari dasar perairan akan menyebabkan kematian masal bagi

ikan.

Menurut Effendi (2000) perairan oligotrophic mempunyai kadar Fospor total kurang

dari 10 (µg/ l), Nitrogen total kurang dari 200 (µg/ l), Klorofil-a kurang dari 4 (µg/ l). Perairan

Mesotrophic mempunyai kadar Fospor total 10 -20 (µg/l), Nitrogen total 200 -500 (µg/ l ),

Klorofil a 4-10 (µg/l ). Sedangkan perairan eutrophic mempunyai kadar Fospor total lebih

besar 20 ( µg/ l ), Nitrogen total lebih besar 500 ( µg/ l ), Klorofil -a lebih besar 10 ( µg/ l ).

Page 21: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo11

Perairan Danau yang dalam biasanya Oligotrophic (miskin unsur hara), sedangkan

Waduk pada umumnya mesotrophic (unsur hara sedang) (Odum 1996; Mitsch and

Jorgensen 1934). Perairan Oligotrophic mempunyai lapisan hypholimnion yang besar

dibanding epilimnion, densitas plankton kecil, perairan jernih, tumbuhan litoral kurang .

Sedangkan perairan Eutrophic seperti rawa kaya nutrien, densitas plankton tinggi,

kecerahan kurang, banyak tumbuhan litoral. Kandungan nutrien di waduk tinggi disebabkan

karena sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk banyak, daerah tangkap an hujan

luas, sering mendapatkan masukan nutrient dari pemelihara ikan di Waduk. Perairan waduk

dapat mengalami eutrofikasi (pengayaan unsur hara) bila ada masukan kadar fosfor dan

nitrogen. Eutrofikasi dapat menyebabkan blooming algae, tumbuhan air berkembang pe sat.

Keadaan tersebut akan mengganggu fungsi waduk sebagai sumber air minum dan wisata.

2.3. Pencemaran di WadukMenurut Ekho dalam Febrian et al. (2004), tingkat pencemaran air waduk cirata

sudah berada di atas tingkat baku mutu air. Dari hasil kaji an, ternyata penyebabnya selain

polutan yang dibawa dari Sungai Citarum juga berasal dari pakan ikan yang mengandung

zat kimia yang mengendap di dasar waduk menyebabkan peralatan waduk mengalami

korosi. Di Waduk Cirata, menurut Eman, saat ini ada sekitar 39.000 petak jaring apung.

Padahal, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 jumlah jaring

apung dibatasi hanya 12.000 petak saja dan harus seizin instansi terkait. Bahkan di Waduk

Saguling jaring apung penduduk, jumlahnya tidak banyak karena mutu air Saguling sudah

tidak memungkinkan untuk ikan jenis tertentu, kandungan belerang yang berasal dari

aktivitas Gunung Patuha dan Tangkuban Perahu yang dialirkan oleh Sungai Citarum,

mengendap di dasar waduk, bahkan ketika memasuki areal Saguli ng bau belerang sangat

kuat tercium.

Surachman dalam Febrian et al. (2004) menyatakan bahwa kematian sekitar 300 ton

ikan mas di Waduk Cirata pada pertengahan bulan Juli 2004 bukan hanya disebabkan oleh

koi herpes virus saja. Namun akibat dari naiknya lim bah yang mengendap di dasar waduk

waktu hujan pertama yang deras turun setelah kemarau yang panj ang. Nelayan jaring apung

Waduk Cirata di Desa Margalaksana mengakui tingkat pencemaran air di waduk

menyebabkan ikan mati, pakan ikan yang biasa ia berikan me rupakan penyebab polusi.

Pakan ikan per harinya sebanyak 2 kuintal untuk empat petak jaring apung.

Febrian et al. (2004) menyatakan bahwa sepuluh tahun lalu air di waduk Jati Luhur

masih berwarna biru bening. Sekarang, yang ada adalah warna kuning keruh . Keruhnya

waduk terjadi sejak bermunculannya keramba jaring -jaring terapung milik para petambak.

Saat ini di waduk seluas 83 kilometer persegi itu tersebar 3.083 unit keramba milik 209

petambak. Dari ribuan keramba itu setiap tah un dikeruk 16.869 ton ikan. Setiap hari pemilik

tambak menebar sekitar 10 ton pakan ikan. Dengan tebaran sebanyak itu, bagaiman a

Page 22: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo12

mungkin air waduk bisa bening . Tak hanya membuat air jadi keruh, berton-ton pakan ikan

juga menyebabkan air waduk berbau amis. Padahal, danau buatan ini adalah sumber

pengairan bagi sekitar 240 ribu hektar areal persawahan di wilayah Jakarta, Kabupaten/Kota

Bekasi, Karawang, Subang, dan sebagian Indramayu. Sebelum ada keramba, air waduk tak

seperti sekarang ini.

Menurut Tahlan (Corporate Secretary PT Indonesia Power) 2004 yang menangani

Waduk Saguling dalam Febrian et al. (2004) mengatakan timbunan limbah pakan ikan itu

hanyalah bagian kecil dari penyebab tercemarnya air waduk, yang paling parah adalah

limbah buangan rumah tangga dan industri yang mengotori daerah aliran Sungai Citarum.

Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari sekitar 1.500 industri di

Cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek, Dayeuhkolot, Ujung Berung,

Cimahi, dan Padalarang. Sungai Cita rum harus menampung 280 ton limbah kimia

anorganik setiap hari.

Lilik dalam Febrian et al. (2004) menyatakan hasil penelitian yang dilakukan PT .

Indonesia Power bersama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PPSDAL)

Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2004 kualitas air Waduk Saguling sudah di

atas ambang batas normal. Kandungan merkuri (Hg), misalnya, meroket hingga

menembus angka 0,236. Padahal,menurut standar baku mutu angka aman adalah 0,002.

Logam merkuri itu, berasal da ri pakan ikan dan industri plastik. Sedangkan logam berat

lainnya berasal dari pabrik tekstil untuk proses pewarnaan kain . Sekarang air Waduk

Saguling tidak layak lagi dimanfaatkan untuk konsumsi, pertanian dan perikanan.

Kepala Badan Pengelola Waduk C irata, Surachman dalam Febrian et al 2004

menyatakan sampel ikan mas dan nila yang diambil dari jaring apung petambak di waduk

seluas 6.200 hektare itu, ditemukan empat kandungan logam berat. "Keempatnya adalah

timbel (Pb) 0,6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, krom (Cr) 0,1 ppm, dan air

raksa atau merkuri (Hg) 179,13 partikel per berat badan (ppb), pada pertengahan Juli 2004

kematian ikan di Waduk Cirata, yang mencapai 300 ton, adalah akibat koi herpes virus dan

pekatnya limbah. Air Waduk Saguling dan Cirata kini tak lagi layak konsumsi karena baku

mutu air normal untuk minum sudah terlewati.

Menurut Kartamihardja 1997 menyatakan bahwa Waduk Saguling, Cirata, dan

Jatiluhur terdapat ribuan unit jaring terapung yang membudidayakan ikan air t awar seperti

ikan mas dan ikan nila. Jaring terapung di Waduk Cirata dinilai sudah melampaui kapasitas

tampung waduk. Dewasa ini, jumlah jaring terapung di perairan itu sekitar 30.000 unit

padahal daya dukungnya hanya untuk 3.000 unit. Kandungan H 2S (asam sulfida) air

buangan Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Asam sulfida merupakan uraian sisa protein, sisa

pakan yang tidak termakan dan terbuang. Pengaruh lainnya bisa dilihat dari beberapa jenis

ikan lokal, sekarang jenis-jenis ikan seperti jambal, belida, baung, dan sebagainya.

Page 23: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo13

Surachman 2002 dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa keberadaan Waduk

Cirata sebagai sumber listrik tenaga air berkekuatan 1.000 megawatt (MW) kini dalam

kondisi yang memprihatinkan karena sedikitnya 30.000 petak jaring apung mil ik masyarakat

membentang di waduk ini yang berakibat pengendapan limbah secara luar biasa,

pengendapan limbah pakan ikan telah cukup mengganggu turbin pembangkit listrik di waduk

itu, beberapa jenis pakan ikan dari senyawa kimia telah memberi kontribusi te rjadinya korosi

pada peralatan turbin, sedangkan kerusakan lainnya disebabkan oleh endapan sisa

pakan yang mencapai ribuan ton di dasar waduk. Kotoran sisa pakan ikan akan

mengapung menuju turbin apabila terjadi arus balik di sekitar wadu k. Arus balik itu

terjadi apabila terjadi hujan. Selain pakan ikan, limbah yang masuk ke Waduk Cirata melalui

aliran Sungai Citarum cukup banyak, terutama dari buangan industri tekstil di sekitar

Kabupaten Bandung. Limbah pakan dan tekstil itu telah men urunkan kualitas air waduk.

Krismono, 1992 menyatakan bahwa keramba jaring apung dengan ukuran 7 x7 x3

m3 pakan yang keluar ke perairan 20 – 30 %, sedangkan ukuran 1 x1 x 1 m3 pakan yang

keluar 30–5- %. Waduk Jatiluhur, Saguling, Cirata masing masin g mengeluarkan pakan

yang lepas ke perairan 5,9 ton/tahun, 8,7 ton/tahun, 4,7 ton /tahun, dalam pakan tersebut

mengandung 4,86 % N dan 0,26 P. Selanjutnya dikatakan oleh Ryd ing and Rast 1989

dalam Krismono et al 2008 bahwa tiap satu ton ikan akan mel epaskan nutrient ke perairan

85 – 90 kg P dan 12- 13 kg N. Sehingga waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur disamping

mendapatkan beban dari pakan yang lolos dari sangkar juga beban nutrien yang dikeluarkan

oleh ikan. Beban nutrien dari ikan dalam sangkar pada masing masing Waduk Cirata,

Saguling dan Jati Luhur yaitu N= 1428,8 ton/tahun dan P = 10120,95 ton/tahun, N = 261,8

ton/tahun dan P= 1854,36 ton/tahun; N = 1268,8 ton/tahun dan P=179,13 ton/tahun.

Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri adalah bagi an areal usaha perikanan

masyarakat dan dalam pengawasan Dinas Kehewanan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Wonogiri. Dalam bidang Pengelolaan Kelestarian Sumberdaya Hayati, Dinas Perikanan

telah menebar benih ikan di waduk Gajah Mungkur sejumlah 3.272.00 0 ekor benih ikan

Tawes, Nila, Karper melalui APBD Kabupaten maupun APBD Propinsi Jawa Tengah,

(Pemda Wonogiri, 2006). Bidang Penangkapan Dinas Perikanan Kabupaten Wonogiri telah

membentuk 28 kelompok nelayan penangkap ikan dengan jumlah 825 orang di w aduk

Gajah Mungkur Wonogiri dengan Produksi ikan hasil tangkapan tahun 2006 sebesar

826,699 ton, (Pemda Wonogiri, 2006). Pada tahun 2007 hasil tangkapan ikan di perairan

Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai 837,434 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2007).

Pada tahun 2008 hasil tangkapan ikan di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

mencapai 916,030 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2008).

Page 24: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo14

2.4. Biologi Perairan

Perairan waduk merupakan habitat bagi organisme air, ada lima kelompok utama

organisme perairan di waduk yaitu (Dharyati et al 2009, 2010) yaitu:

a). Plankton

Plankton merupakan organisme air yang berukuran mikroskopis, hidupnya

melayang di perairan, arah peregerakanya sangat ditentukan oleh arus. Ada dua

macam plankton yaitu fitoplankton dan zoopl ankton. fitoplankton merupakan

plankton nabati (tumbuhan) sedang zooplankton merupakan plankton hewani.

Plankton merupakan organisme yang penting dalam rantai makanan di perairan yaitu

sebagai pakan alami bagi larva ikan. Fitoplankton merupakan jenis p lankton yang

punya zat hijau daun, dapat melakukan proses fotosintesa mengasilkan oksigen dan

bahan organik.

Beberapa jenis phyto-plankton yang terdapat di waduk Gajah Mungkur yaitu:

Amphora, Anabaena, Ankistrodesmus, Chroococus, Closterium, Coconeis,

Cosmarium, Cymbella, Merismopedia, Microcystis, Mougeotia, Navicula, Nitzchia,

Pediastrum, Phacus, Pinularia, Staurastrum, Synedra, Ulotrix . Zooplankton yaitu:

Ceratium, Cyclops, Difflugia, Keratella, Trachelomonas, Trichocerca. Beberapa jenis

phyto-plankton yang terdapat di waduk Kedung Ombo yaitu: Ankistrodesmus,

Closterium, Coconeis, Cosmarium, Coscinodiscus, Cymbella, Cyclotella, Fragillaria,

Merismopedia, Microcystis, Navicula, Nitzchia, Oscilatoria, Pediastrum, peridinium,

Staurastrum, Surirella Synedra, Ulotrix. Zooplankton yaitu: Brachionus, Ceratium,

Cyclops, Difflugia, Keratella, Monostyla, Nauplius, Notholca, Peridinium, Phacus,

Trachelomonas, Trichocerca.

b). Benthos.Benthos yaitu organisme air yang melekat di dasar perairan, bersifat menet ap

tidak banyak mengadakan perpindahan. Benthos memakan bahan organik yang

mengendap di dasar perairan. Peran benthos dalam rantai makanan yaitu sebagai

pakan alami ikan yang hidupnya di dasar seperti ikan Lele ( Clarias). Beberapa jenis

benthos yang terdapat di perairan waduk Gajah Mungkur yaitu: a). Jenis cacing

(Tubificidae): Aulodrilus, Limnodrilus, b).Jenis serangga air (Insect): Chironomus,

Clinotypus. c). Jenis Mollusca: Melanoides, Bellamya . Beberapa jenis benthos yang

terdapat di perairan waduk Kedung Ombo yaitu: a). Jenis cacing (Tubificidae):

Aulodrilus,Branchiura, Limnodrilus, b).Jenis serangga air (Insect): Chaoborus,

Chironomus, Clinotypus, Tanypus c). Jenis Mollusca: Melanoides, Bellamya

Page 25: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo15

c). Macrophyta (tanaman air)

Tanaman air ada yang mengapung contoh eceng gondok ( Ecornia), ada yang

tengelam contoh Hydrilla, ada yang mencuat contoh teratai.Tanaman air mempunyai

zat hijau daun dapat melakukan fotosintesa menghasilkan oksigen dan bahan

organik. Dalam biologi perairan, tanaman air berperan sebagai makanan ikan,tempat

naungan anak anak ikan, tempat menempel perifyton, tempat pemijahan ikan.

Beberapa jenis tanaman air yang terdapat di waduk Gajah Mungkur yaitu: Kayu duri

(Mymosa sp). Beberapa jenis tanaman air yang terdapat di waduk Kedung O mbo

yaitu: eceng gondok (Eichornia crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes), mata lele

(Salvinia natans).

d). Nekton.Nekton adalah jenis organisme air yang dapat bergerak bebas di perairan

contoh ikan, udang. Nekton merupakan jenis organisme air yang mempunyai nilai

ekonomi yang tinggi dibanding organisme air lainnya. Beberapa jenis ikan ekonomis

penting dan terdapat di perairan waduk Gajah Mungkur yaitu: Tawes ( Barbodes

gonionotus), Sogo (Mystus nemurus), Patin (Pangasius hyphopthalmus ), Betutu

(Oxyeleotris marmorata), Nila (Oreochromis niloticus). Beberapa jenis ikan ekonomis

penting dan terdapat di perairan waduk Kedung Ombo yaitu: Tawes ( Barbodes

gonionotus), Mujair (Oreochromis musambicus ), Patin (Pangasius hyphopthalmus ),

Betutu (Oxyeleotris marmorata), Nila (Oreochromis niloticus).

e). Neuston.

Neuston adalah organisme air yang mengapung di permukaan air termasuk

serangga air yang berada dipermukaan perairan. Peran neuston dalam rantai

makanan yaitu sebagai makanan ikan.

Hasil Penelitian Emmy et al. (2009) menyatakan bahwa Berdasarakan hasil

Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion)

dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur,

Jawa Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tertangkap 21 jenis ikan dikedua waduk dengan jumlah di waduk Gajah Mungkur

tertangkap 19 jenis ikan dan di Waduk Kedung 15 jenis ikan dan jenis ikan yang ada

rata rata termasuk dalam kelompok herbivora, Karnivora dan omnivora .

2. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan Waduk

Kedung Omboh dengan nilai Index - TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45

untuk waduk Kedung Ombo, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph)

bearti yang termasuk golongan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.

Page 26: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo16

3. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di Waduk Gajah

Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan

perhitungan formula Smith lapisan fotik mencapai 8,67 m (terdalam) dengan ciri airnya

jernih sehingga banyak terjadi proses sintesa dan lapisan afotik setebal 4,7 m dibawah

lapisan fotik. Waduk Kedung Ombostasiun KJA Aquafarm dengan kedalaman 32,92 m

lapisan Fotik terdalam 10, 47 m dan afotik se tebal 22,4 m dibawah lapisan fotik.

4. Usaha budidaya ikan dalam KJA di waduk Gajah Mungkur telah mencapai titik optimum.

Daya dukung perairan pada Waduk Gajah Mungkur untuk KJA ada 1099 petak KJA,

sedangkan keadaan sekarang jumlah KJA ada 1054 petak.

5. Usaha budidaya ikan dalam KJA di waduk kedung Ombo telah melebihi titik optimum.

Daya dukung perairan untuk KJA 1026 petak KJA, sedangkan keadaan sekarang

terdapat 1.506 petak KJA.

6. Beban pakan yang lolos keperairan dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5

ton/tahun) pada Waduk Gajah Mungkur sedangkan di Waduk Kedung Ombo total P

(96,96 ton/tahun) dan total N (64,64 ton/tahun). Banyakknya unsur hara yang lolos

keperairan waduk cenderung menyebabkan memperkaya unsur hara yang pada

ahirnya akan terjadi blooming algae.

Hasil Penelitian Emmy et al, 2010 menyatakan bahwa :

1. Stok ikan dan Bathimetri

a) Rata-rata kepadatan ikan per area di waduk Gajah Mungkur sebesar 600 ind/ha

dan rata-rata kepadatan ikan per volume 300 ind/1000 m 3.

b) Rata-rata biomass ikan waduk Gajah Mungkur sebesar 114 kg/ha.

c) Rata-rata kepadatan ikan per area di waduk Kedung Ombo sebesar 1.000 ind/ha

dan rata-rata kepadatan ikan per volume 140 ind/1000 m 3 dan

d) Rata-rata biomass ikan waduk Kedung Ombo sebesar 170 kg/ha.

2. Biologi

Kedung Ombo di bulan Februari dan Mei ikan Betutu didominasi TKG I dan bulan

Juli sudah ada perkembangan TKG I, II, III dan IV dan bulan Nopember sudah

didominasi TKG IV. Fekunditas ikan betutu berkisar antara 37.169 -95.608 butir.

Kebiasaan makan ikan betutu : ikan (80 %); udang (15 %) dan serasah (5 %). Gajah

Mungkur ikan patin Februari–Nopember proses pematangan gonad secara bertahap.

Februari TKG baru TKG. I (25%), TKG. IV (75%), bulan Mei TKG. II (60%), TKG. III

(20%) dan TKG. IV (20%), pada Juli TKG. I (53,8%), TKG. III (46,2%) dan Nopember

TKG. I (35%), TKG. II (65%).

3. Dinamika populasi ikan ekonomis penting

Hasil penelitian di Waduk Gajah Mungkur populasi ikan cukup baik hanya ikan Patin

Jambal (Pangasius hypophthalmus ) tingkat eksploitasinya (E) mencapai 0,78, ikan

Page 27: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo17

Tawes (Barbodes gonionotus) Nilai E mencapai 0,62 dan ikan Nila (Oreochromis

nilotica) nilai E mencapai 0,54, tingkat eksploitasi ketiga ikan ini sudah melebih dari 0,5

sebagai tolok ukur untuk penangkapan dan harus sudah dibatasi p enangkapan jenis ikan

tersebut karena over fishing.

Hasil penelitian di Waduk Kedung Ombo populasi ikan cukup baik seperi ikan Betutu

(Oxyeleotris marmorata) tingkat eksploitasinya E= 0,13, ikan Tawes (Barbodes

gonionotus) tingkat eksploitasinya E=0,17 da n ikan Nila (Oreochromis nilotica) tingkat

eksploitasinya E = 0,47 dari ketiga jenis ikan ini tidak terjadi over fishing, usaha

penangkapan dapat ditingkatkan dan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan.

4. Plankton dan Benthos

Diwaduk Gajah Mungkur didapat Makrozoobentos teridentifikasi terdiri dari kelompok

Tubificidae dan Chironomidae, terdapat 8 individu dan didominasi oleh kelompok

Chironomidae pada stasiun Tengah. Kepadatan makrozoobentos antara 108 ind/m -2 di

stasiun Inlet Samodro dan 1.767 ind/m -2di stasiun tengah. Jenis makrozoobentos yang

menyebar dalah Aulodrilus sp, Limnodrilus sp, Branchiura sowerbyi, Chironomus sp,

Macropelopia sp.

Di waduk Kedung Ombo, Februari -November 2010, ditemukan jenis plankton

berkisar antara 12-19 jenis dengan jumlah berkisar antara 3.234-62.748 sel, /liter. Jumlah

sel tertinggi pada stasiun Outlet Boyolayar 1 m (st.4) yaitu sekitar 62.748 sel/liter dan

kelimpahan didominasi oleh Synedra ulna (54.390-54.491 sel/l),dikatagorikan sebagai

perairan yang kesuburannya tinggi (eutrofik).

5. Hasil pemeriksaan kualitas air cukup baik dan belum ada yang menganggu kehidupan

Ikan dari kedua waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo .

6. Hasil Tangkap ikan di waduk Gajah Mungkur mencapai 24 ton/tahun dan alat tangkap

jaring, jala, tangkul, perangkap, pancing, anco dan ajir (udang) Kedung Ombo hasil

tangkap 21 ton/tahun dan alat tangkap yang digunakan Jaring, jala, beranjang, tangkul

kecil, pancing dan perangkap.

7. Jenis ikan yang tertangkap tahun 2009 di wadu k Gajah Mungkur sebanyak 20 jenis dan

tahun 2010 tertangkap 1 jenis lagi dan jumlah sekarang ada 21 jenis ikan sedangkan di

waduk Kedung Ombo masih 19 jenis ikan.

Page 28: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo18

BAB IIIMATERI DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu PenelitianPelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Pebruari 2011 hingga Nopember 2011.

Lokasi penelitian dilakukan di Waduk Kedung Ombo, stasiun penelitian untuk menentukan

habitat ikan red devil dan ikan betutu ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di

lapangan.

3.2. Komponen KegiatanFokus penelitian pada tahun 2011 adalah bioekologi ikan Red Devil dan ikan Betutu

Penelitian bersifat survei lapangan dan laboratoris. Tenaga peneliti yang terlibat meliputi

beberapa disiplin ilmu yaitu biologi, ekologi, kualitas air, lingk ungan, dan penangkapan.

Instansi yang terlibat dalam peneltian ini ialah Balai Riset Perikanan Perairan umum

Palembang, Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah.

Penelitian meliputi

Kualitas air dan lingkungan

Bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Sedimen trap

Untuk penelitian kualitas air diperlukan water -sampler, glassware, dan lain

sebagainya.

Untuk analisis biologi ikan diperlukan mikroskop, pinset, dan perlengkapan

pendukung lainnya

3.3. Metode PenelitianPenelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus yang dilakukan di Waduk

Kedung Ombo, Jawa Tengah pada bulan Februari sampai dengan Desember 2011.

Pelaksanaan pengamatan di lapangan (sampling dan observasi) sebanyak empat kali yang

mewakili musim kemarau dan pe nghujan yaitu pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober

2011.

Laju sedimentasi.Sedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di

waduk, selanjutnya berpengaruh terhadap daya dukung untuk perikanan.

Biologi IkanDilakukan sampling biologi ikan red devil dan ikan betutu. Parameter yang diamati

meliputi hubungan panjang-bobot, faktor kondisi, kebiasaan makan (food habits), sex ratio

(nisbah kelamin), tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, indeks

kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan luas relung makanan.

Page 29: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo19

Tabel 1. Metode Analisis Biologi

Data Metoda / Peralatan Penyajian / Analisis-TKG-Fekunditas

-Nikolsky-Volumetri

-Tabulasi data-Grafik/ histogram

Tipe ekosistem danhabitat perairan

-Observasi lapangan -Peta-Foto

Sebaran jenis ikan -Sampling hasil tangkapan nelayan-Blanko isian (enumerator)-Percobaan penangkapan (untukukuran kecil/benih)

-Penentuan posisi dengan GPS

-Peta-Analisis keanekaragaman ikan (indeksShannon)

Food habits -Index of Preponderance-Frekuensi kejadian (untuk ukurankecil/benih)

-Tabulasi data-Grafik/ histogram

Tabel 2. Parameter dan Metode Analisis Sampel Air

Parameter Satuan Metode dan peralatan

1. Suhu 0 C Insitu. Termometer

2. Kecerahan cm Insitu. Piring sechi

3. Counductivity µS/ cm Insitu. Counductivity meter

4. pH pH unit Insitu. pH universal indicator

5. Karbondioksida mg/L Insitu, metode titrimetri dengan NaOH sebagai titrant

6. Oksigen terlarut mg/L Insitu, DO meter

7. Total-alkalinitas mg/LCaCO3

Insitu, metode Winkler, titrimetri dengan larutamH2SO4 sebagai titrant

8. BOD-5 mg/L Insitu, botol gelap-terang inkubasi 5 hari. Metodetitrimetri dengan larutan thiosulfat sebagai titrant.

9. TDS mg/L TDS meter

10. TSS mg/L Metode gravimetric pengeringan 1050 C,

Sumber (Source): APHA 1986

3.4. Analisis Data

Perhitungan laju sedimentasi.Sedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di

waduk, selanjutnya daya dukung untuk perikanan. Perhitungan laju sedimentasi dilakukan

dengan cara yaitu:

Page 30: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo20

Dengan menggunakan sedimen traps yang direndamkan di perairan waduk dalam

selang waktu tertentu. Besarnya sedimen dapat dihitung berdasarkan volume alat dan

waktu perendaman di perairan dengan satuan gr/cm 2/hari atau ton/ha/tahun dengan rumus

persamaan: Ls = Td/ V/ T

Keterangan:

Ls = Laju sedimentasi (gram/cm3/hari )

Td = Sedimen yang terendapkan ( Gram )

V = Volume sedimen traps ( Cm 3 )

T = Waktu perendaman sedimen traps (hari )

Biologi ikan

a. Hubungan Panjang bobot

Hubungan bobot tubuh dengan panjang (total) ditentukan berdasarkan rumus

Effendie (1979) yaitu : W = aL b

Keterangan:

W = berat ikan (gr)

L = panjang ikan (mm)

a dan b = konstanta regresi

Penentuan nilai b dilakukan dengan uji t, dimana ada usaha untuk melakukan

penolakan atau penerimaan hipotesa yang dibuat. Hipotesanya adalah sbb :

Ho : b = 3

H1 : b ≠ 3

T hitung dihitung menggunakan rumus sbb :

T hit =1

21

S

Faktor kondisi dihitung dengan menggunakan persamaan ponderal indeks

untuk pertumbuhan isometrik (b = 3 ) dengan rumus (Effendie, 1979) :

53

10xL

WK

Keterangan :

K = faktor kondisi

W = berat rata rata ikan (gr)

L = panjang rata rata ikan (mm)

Sedangkan jika pertumbuhan tersebut bersifat alometrik (b ≠3) maka faktor

kondisi dapat dihitung dengan rumus (Effendie, 1979) :

ncL

WKn

Page 31: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo21

Keterangan :

Kn = faktor kondisi nisbi

W = berat rata rata (gr)

c = a

n = b adalah konstanta yang diambil dari hubungan panjang berat.

2. Kebiasaan makanUntuk mengetahui kebiasan makan maka dilakukan analisis isi lambung ikan dengan

menghitung Index of Preponderance yang merupakan gabungan dari metode frekunsi

kejadian dengan metode vo lumetrik dengan perumusan sebagai berikut (Effendi, 1979) :

Metode frekuensi kejadianTiap-tiap isi pencernaan ikan dicatat masing -masing organisme yang terdapat

sebagai bahan makanannya, demikian juga alat pencernaan yang sama sekali kosong harus

dicatat pula. Jadi seluruh contoh yang diteliti dibagi menjadi dua golongan yaitu yang berisi

dan yang kosong. Masing-masing organisme yang terdapat di dalam sejumlah alat

pencernaan yang berisi nyatakan keadaannya dalam persen dari seluruh alat pencernaan

yang diteliti namun tidak meliputi alat pencernaan yang tidak berisi. Dengan demikian kita

dapat melihat frekuensi kejadian suatu organisme yang dimakan oleh ikan contoh yang

diperiksa itu dalam persen.

Metode volumetrikDi dalam menerapkan metoda ini ukur dahulu volume makanan ikan itu. Kemudian

makanan tadi dikeringkan dengan kering udara yaitu dengan menaruh makanan ikan di atas

kertas saring supaya airnya terserap ke luar untuk selama lima menit. Pisahkan masing -

masing organisme yang dapat dipisahkan dan u kurlah volumenya dalam keadaan kering

udara. Apabila terdapat makanan yang tak dapat ditentukan golongannya, masukkan saja

ke dalam golongan yang tak dapat ditentukan. Volume makanan ikan yang didapat

dinyatakan dalam persen volume dari seluruh volume maka nan seekor ikan.

Vi x OiIP = ------------- x 100

∑Vi x Oi

Keterangan :

Vi = persentase volume satu macam makanan

Oi = persentase frekuensi kejadian satu macam makanan

∑Vi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan

IP = Index of preponderance

Page 32: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo22

3. Sex ratioNisbah kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan dan betina

yang diperoleh sesuai dengan Haryani, (1998), adalah sebagai berikut :

Rasio kelamin = J/B (J = Jumlah ikan jantan (ekor), B = Jumlah ikan betina (ekor)

Penentuan seimbang atau tidaknya nisbah kelamin jantan dan betina dilakukan

dengan uji Chi-square (Walpole, 1993).

4. TKGPenentuan tingkat kematangan gonad dengan metode Nikolsky dalam Effendie 1997

yaitu:

Tingkat I : Ovari belum masak, transparan, bentuk kecil memanjang seperti benang,

butir telur belum kelihatan.

Tingkat II : Ukuran ovari lebih membesar, warna agak merah gelap, butir telur dapat

terlihat dengan kaca pembesar.

Tingkat III : Ovari kelihatan membesar mencapai 60 % rongga perut, berwarna kuning,

butir telur mulai kelihatan oleh mata.

Tingkat IV : Volume Ovari mencapai lebih dari 70 % rongga perut, berwarna kuning, butir

telur mudah dipisahkan, bila perut ditekan telur mudah keluar, siap memijah.

Tingkat V : Ovari berkerut karena habis memijah, masih terdapat sisa telur dalam ovari,

perkemnbangan ovari kembali ke tingka t II.

Ukuran pertama kali matang gonad (M) diduga dengan cara Spearman -Karber

(Udupa, 1986) dengan persamaan sebagai berikut:

m = (Xk + X/2) – (X, ∑pi)...................................................................... (1)

Kisaran ukuran panjang diduga dengan persamaan:

Antilog (m lebih kurang 1,96 √(var(m))...................................................(2)

Dimana :

M = Ukuran pertama kali matang gonad (antilog dari m), m = log panjang ikan pada

kematangan gonad yang pertama

Xk = Log nilai tengah kelas panjang pada ikan 100 % matang gonad

X = Pertambahan log panjang nilai tengah kelas

Pi = ri/ni = perbandingan jumlah ikan yang matang gonad pada tiap kelas panjang

ri = jumlah ikan yang matang gonad pada kelas ke -i

ni = jumlah contao ikan pada kelas ke i

qi = 1 – pi

Page 33: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo23

5. IKGUntuk menghitung Indeks Kematangan Gonad (IKG) mengacu kepada Effendie

(1992) dengan Rumus :

BgIKG = _________ x 100 %

BiKeterangan:

IKG = Indeks kematangan gonad

Bg = Berat gonad (gram)

Bi = Berat ikan (gram)

6. Fekunditas

Pengamatan fekunditas dan diameter telur ditentukan dari contoh ikan dengan TKG

IV. Fekunditas total dihitung berdasarkan metoda grafimetrik (Effendie, 1992) dengan bentuk

rumus :

Cara menghitung fekunditas

Cara gravimetrik: seluruh gonad yang berisi telur dikeringkan udara dahulu. T entukan

terlebih dahulu berat kering udara seluruh gonadnya, demikian pula sebagian dari telur yang

akan ditimbang beratnya. Dengan menggunakan rumus

F = ( G / g ) n

Keterangan:

F = jumlah total telur dalam gonad (fekunditas)

G = bobot gonad tiap satu ekor ikan

g = bobot sebagian gonad (sampel) satu ekor ikan

n = jumlah telur dari sampel gonad

7. Diameter telurUkuran diameter telur dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dengan

menerapkan kaidah Sturges (Ritonga, 198 7) yaitu data hasil ukuran diameter telur dibagi

kedalam beberapa kelompok (klas) dengan rumus :

K = 1 + 3,322 Log N

Keterangan:

K = Jumlah kelompok atau kelas

N = Jumlah sampel

Page 34: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo24

Untuk mencari jarak interval kelas digunakan rumus i (interval) = (Ntt – Ntr)/K

Keterangan:

Ntt = nilai tertinggi yang terdapat dalam data hasil pengukuran

Ntr = nilai terendah

8. Luas relung makananPerhitungan luas relung makanan dengan munggunakan metode “ levin’s Measure”

(Krebs, 1989) :

Bij =

n

li

m

j

Pij1

2

1

Keterangan:

Bij = Luas relung kelompok ukuran ikan ke i terhadap sumberdaya makanan ke j

Pij = Proporsi dari kelompok ukuran ikan ke -i yang berhubungan dengan sum berdaya

makanan ke-j

n = Jumlah kelompok ukuran ikan (i = 1,2,3,.....n)

m = Jumlah sumberdaya makanan ikan (j = 1,2,3,.....n)

Standarisasi nilai luas relung makanan agar bernilai antara 0 – 1, menggunakan

rumus yang dikemukakan Hulber t in Krebs (1989), yaitu :

Ba =1

1

N

B

Page 35: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo25

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Ikan red devil4.1.1. Karakteristik habitat ikan red devil

Berdasarkan observasi lapangan, di temukan dua puluh habitat ikan red devil di

perairan waduk Kedungombo yaitu (Kelur, Mojolumut, Jenggotan, Wonoharjo, Bendungan,

Gilirejo, Sigit, Alas Kobong, Duwet, Pendem, Gunung Sono, Pulomas, Ngasinan, Jati Songo,

Pelembinatur, Klewor, Watu Mangap, Kedung Mulyo, Ge neng Sari dan Bulu) yang dianggap

mewakili habitat ikan red devil . Karakteristik habitat ikan red devil yang ditemukan di

perairan waduk Kedungombo (Tabel 3), dari hasil pengukuran suhu air, pH, CO 2 pada bulan

Maret, Mei, Juli dan Oktober di seluruh stasiun pengamatan menunjukkan hasil yang tidak

jauh berbeda. Suhu air berkisar antara 29 -330C, pH 8-8,5, CO2 0-4,4 mg/l. Kisaran

kandungan O2 dan BOD5 terlihat hasil yang bervariasi yaitu masing -masing berkisar antara

mg/l dan Kisaran kualitas air di habitat i kan red devil di waduk Kedungombo ini tidak jauh

berbeda dengan kisaran kualitas air yang dikemukakan oleh (Krismono et al, 2003, Dharyati

et al, 2009, Dharyati et al, 2010) yaitu secara umum kualitas air di waduk Kedungombo

masih baik untuk mendukung keh idupan ikan

a. Ikan red devil memijah dan meletakkan telurnya di sela -sela bebatuan di

bendungan (outlet) dan di lubang -lubang bambu sekitar waduk.

b. Ikan red devil pada saat berukuran kecil hidup bergerombol dan berlindung di

sela-sela batu sambil makan lumut yang menempel di bebatuan.

4.1.2. Natural HistoryMenurut informasi dari kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, bahwa pada

tahun 2000 ada pengusaha ikan hias dari Solo yang menitipkan ikan red devil sebanyak

satu petak (keramba) di waduk Kedung O mbo kemudian tiba-tiba jebol sehingga ikan

tersebut berkembang biak dengan cepat. Ikan oskar (red devil) yang terdapat di waduk

Jatiluhur merupakan ikan introduksi yang terbawa dengan benih ikan lain dalam keramba

jaring apung (KJA) (Anggita, 2011). Tidak menutup kemungkinan bahwa ikan red devil yang

berada di waduk Kedungombo juga demikian.

- Terdapat 2 jenis ikan red devil: Amphilophus citrinellus dan Amphilophus labiatus , untuk

membedakan secara morfologis dua jenis ikan tersebut menurut Paul Loiselle (1982)

yaitu salah satunya bisa dilihat dari bentuk ukuran rahang bawah : ikan A. citrinellus

mempunyai rahang lebih mengerucut dibandingkan A. labiatus (Gambar. 1).

Page 36: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo26

Amphilophus citrinellus Amphilophus labiatus

Amphilophus labiatus Amphilophus labiatus Amphilophus citrinellus

Gambar 4. Perbedaan antara ikan red devil Amphilophus labiatus dan Amphilophuscitrinellus

4.1.3. Aspek BiologiKlasifikasi ikan red devil (Fish Base) sebagai berikut:

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterigii

Ordo : Perciformes

Famili: Cichlidae

Genus: Amphilophus

4.1.3.1. Hubungan panjang-bobot.Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh organisme yang

menyebabkan perubahan ukuran panjang dan bobot tubuh dalam periode waktu tertentu.

Pertumbuhan merupakan proses gabungan dari tin gkah laku dan proses fisiologi

(Purnamaningtyas & Tjahjo, 2010). Menurut Sukimin et al (2002), pertumbuhan ikan di suatu

perairan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain ukuran makanan yang

dimakan, ukuran ikan di perairan, jenis makanan yang dimakan serta kualitas lingkungan

dan kondisi ikan (umur, keturunan dan genetik)

Berdasarkan pada analisis hubungan panjang bobot ikan red devil jenis Amphilopus

labiatus betina dan jantan pada bulan Maret, Mei dan Juli berdasarkan pada uji t dengan

selang kepercayaan 95 % yang dilakukan mak a pola pertumbuhannya bersifat isometrik,

artinya pertumbuhan panjang badan sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Namun

Page 37: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo27

pada bulan Oktober yang betina pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, artinya

pertumbuhan panjang badan lebih cepat dari pertu mbuhan bobotnya, sedangkan ikan jantan

pola pertumbuhan bersifat allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih cepat dari

pertumbuhan panjangnya (Tabel 3).

Tabel 3. Hubungan Panjang Bobot Ikan Red Devil ( A. Labiatus) Pada Bulan Maret, Mei, Julidan Oktober 2011

WaktuBetina Jantan

N Persamaan Uji b Pola N Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan

Maret 66W =

0.078L3.1103Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.0398L2.7714

Thit <Ttab Isometrik

Mei 67W =0.0206L2,98

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.018L3,0182

Thit <Ttab Isometrik

Juli 132W =0,0297L2,8409

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.0542L2,6154

Thit <Ttab Isometrik

Oktober 46W =0,0719L2,5159

Thit >Ttab Alometrik - 35

W =0.047L3,4822

Thit >Ttab Alometrik +

Berbeda dengan ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus berdasarkan pada

analisis hubungan panjang bobot, pada bulan Maret, Mei, juli dan Oktober berdasarkan

pada uji t dengan selang kepercayaan 95 % yang dilakukan maka pola pertumbuhannya

baik pada ikan betina maupun jantan bersifat isometrik, artinya pertumbuhan panjang badan

sebanding dengan pertumbuhan bobotnya (Tabel 4). Menurut Tesch (1968) dalam Adjie et

al (1999) menyatakan bahwa bila pada persamaan W = aLb mempunyai nilai b = 3 maka

pertumbuhan ikan bersifat isometrik dan jika b > 3 atau b < 3 pertumbuhannya bersifat

allometrik. Dikatakan oleh Dulcic et al (2003) dalam Purnomo & Kartamihardja (2005) bahwa

nilai konstanta b dipengaruhi oleh tingkat perkembangan ontogenetik seperti perbedaan

umur, tingkat kematangan gonad dan jenis kelamin. Lebih lanjut Purnamaningtyas & Tjahyo

(2010) mengatakan bahwa pertumbuhan ikan oskar ( Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H.

Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat adalah isometrik.

Tabel 4. Hubungan Panjang Berat Ikan Red Devil (A. Citrinellus) Pada Bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011

Waktu NBetina

NJantan

Persamaan Uji b Pola Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan

Maret 90W =0.0078L3.3556

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.0075L3.3735

Thit <Ttab Isometrik

Mei 196 W = 0,02L2,9941Thit <Ttab Isometrik 35

W =0.0227L2,9479

Thit <Ttab Isometrik

Juli 210W =0,0308L2,826

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.0309L2,8292

Thit <Ttab Isometrik

Oktober 283W =0,0253L2,9011

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.02L2,9734

Thit <Ttab Isometrik

Page 38: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo28

4.1.3.2. Nisbah Kelamin (Sex ratio).Dari pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan red devil ( Amphilopus

labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan adanya varias i nilai

nisbah kelamin. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada bulan Maret

sebagai 1:2,2, bulan Mei 1: 2,24, bulan Juli 1: 4,44 dan bulan Oktober 1: 1,31 (G rafik. 1).

Gambar 5. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011

Berdasarkan pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan red devil

(Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan bahwa

lebih bervariasi nilai nisbah kelamin, ter lihat jumlah betina semakin men dominasi dari bulan

ke bulan. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada bulan Maret

sebagai 1:3, bulan Mei 1: 5,6, bulan Juli 1: 7 dan bulan Oktober 1: 9,44 (G rafik. 2). Hal ini

disebabkan jumlah individu be tina yang tertangkap lebih banyak. Dikatakan oleh Pralampita

et al (2003) bahwa individu betina yang lebih banyak daripada jantan atau sebaliknya dapat

saja disebabkan oleh perbedaan perilaku yang bersifat spasio -temporal, misalnya yang

berkaitan dengan proses reproduksi, tabiat pakan dan makan ( food and feeding habits ),

ruaya dan lain sebagainya.

1 1 1 1

2.2 2.24

4.44

1.31

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Sex

Rat

io

Jantan Betina

Page 39: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo29

Gambar 6. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011

4.1.3.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG).Dari Grafik 3, contoh ikan red devil jenis Amphilopus labiatus betina selama periode

pengamatan bulan Maret didominasi ikan yang matang gonad TKG IV (42,88 %), pada

bulan Mei didominasi oleh ikan yang belum matang gonad TKG I dan TKG II yaitu ma sing-

masing 30,77 %, tetapi sudah ada yang selesai memijah (TKG V) sebesar 7,69 %. Demikian

pula pada bulan Juli dan Oktober berturut -turut ikan yang telah selesai memijah sebesar

4,35 % dan 17,65 %. Apabila dilihat dari bulan Maret sampai bulan Oktober me nunjukkan

bahwa ikan yang matang gonad TKG IV terjadi pada setiap bulan pengamatan , begitu pula

terjadi pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang matang gonad (TKG IV) disetiap bulan

pengamatan (Gambar 4). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ikan red devi l Amphilopus

labiatus dapat memijah sepanjang tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Purnamaningtyas

& Tjahjo (2010).

1 1 1 1

3

5.6

7

9.44

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Sex

Rat

io

Jantan Betina

Page 40: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo30

Gambar 7. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulanMaret, Mei, Juli dan Oktober 2011

Tingkat kematangan gonad pada ikan red devil Amphilopus citrinellus betina, terjadi

penurunan ikan yang matang gonad, bahkan semakin turun dari bulan Mei sampai bulan

Oktober. Pada bulan Maret terdapat ikan matang gonad TKG III (13,33 %) dan TKG IV

(33,33 %), kemudian pada bulan Mei TKG III (4,14 %), TKG IV (19,53 %), Juli TKG III (8,04

%), TKG IV (11,61 %) dan Oktober TKG III (21, 33 %), TKG IV (10,67 %). Namun apabila

dilihat dari ikan yang telah selesai memijah (TKG V) terjadi pada setiap bula n pengamatan

(Maret, Mei, Juli dan Oktober) . Demikian pula pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang

matang gonad dalam setiap bulan pengamatan (G rafik 4). Dari hasil pengamatan tersebut

bisa disimpulkan bahwa ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus memijah sepanjang tahun

dan diduga puncak pemijahan terjadi pada saat air tinggi yaitu antara bulan Desember -

Maret. Hal ini sesuai dengan penelitian Purnamaningtyas & Tjahjo (2010), yang mengatakan

bahwa ikan oskar (Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda dapat memijah sepanjang

tahun.

14.2930.77

56.25

13.0429.41

7.69

38.150

30.77

18.75

37.68

18.75

23.53

30.77

4.76

30 5.13

12.5

20.29

31.25

5.8823.08

42.86

20

25.64

12.5

24.6450.00

23.53

38.46

7.69 4.3517.65

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Pers

enta

se (%

)

I II III IV V

Page 41: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo31

Grafik 8. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulanMaret, Mei, Juli dan Oktober 2011

4.1.3.4. Ukuran Ikan Pertama Kali Matang GonadUkuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan pertumbuhan ikan dan

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi reproduksinya. Tiap species ikan

tidak sama ukuran dan umur pertama kali matang gonad, bahkan ikan -ikan pada spesies

yang sama juga akan berbeda b ila berada pada kondisi dan letak geografis yang berbeda

(Nasution, 2005).

Untuk menentukan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm) digunakan metode

Spearman dan Karber (Udupa, 1986). Dalam penelitian ini hanya ikan betina yang dianalisis.

Ikan red devil jenis Amphilopus labiatus di waduk Kedungombo pada bulan Maret,

pertama kali matang gonad, betina TKG IV berukuran (9,6 cm) panjang total, pada bulan

Mei (9,66 cm), Juli (11,47 cm) dan Oktober (10,66 cm). Apabila digabung dari bulan Maret -

Oktober pertama kali matang gonad berukuran berkisar antara (9,66 -11,47 cm) panjang

total. Ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus di waduk Kedungombo pada bulan Maret,

pertama kali matang gonad, betina TKG IV berukuran (7,9 cm) panjang total, pada bulan

Mei (9,72 cm), Juli (10,47 cm) dan Oktober (11,95 cm). Apabila digabung dari bulan Maret -

Oktober pertama kali matang gonad berukuran berkisar antara (7,9 -11,95 cm) panjang total

(Grafik 5). Umur pada awal reproduksi bervariasi terhadap jenis kelamin. Bagi ikan janta n

maupun betina, umur pertama kali memijah bergantung kepada kondisi lingkungan yang

sesuai. Pada lingkungan yang tidak sesuai untuk tumbuh dan mempertahankan sintasan,

ikan-ikan cenderung akan menangguhkan pemijahan, karena akan menurunkan tingkat

20 25 21.89

58.62

18.75 18.75

38.67 44.4413.33

5037.28

24.14

53.57 56.25 17.3322.22

13.33

25

4.14

3.458.04

18.75

21.33

22.22

33.33

19.53

13.7911.61

6.25

10.67

11.1120 17.16

8.04 12.00

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Pers

enta

se (%

)

I II III IV V

Page 42: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo32

pertumbuhan dan sintasan, sehingga reproduksi cenderung akan berlangsung pada umur

lebih muda (Nasution, 2005).

Keterangan : = A. labiatus, = A. citrinellus

Gambar 9. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad i kan reddevil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011

4.1.3.5. Indeks Kematangan Gonad (TKG).Kisaran IKG bisa dilihat pada Tabel 5. Dalam pengamatan ini IKG dihitung dengan

memisahkan kelamin jantan dan betina, sehingga keliha tan nilai IKG cukup bervariasi antar

tingkatan TKG, pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober, pada umumnya ikan -ikan yang

mempunyai TKG rendah mempunyai IKG rendah pula baik pada ikan red devil Amphilopus

labiatus dan Amphilopus citrinellus. Nilai IKG pada ikan red devil Amphilopus labiatus pada

ikan jantan terendah 0,12 % (Mei dan Juli)dan tertinggi 1,73 % (Juli), sedangkan untuk ikan

betina 0,09 % (Mei) dan tertinggi 6,58 % (Mei). Nilai IKG pada ikan red devil Amphilopus

citrinellus pada ikan jantan terendah 0,06 % (Oktober) dan tertinggi 1,64 % (Oktober),

sedangkan untuk ikan betina 0,05 % (Oktober) dan tertinggi 5,40 % (Maret). Bagenal (1969)

mengatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IKG lebih kecil dari 20 % adalah kelompok

ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa

ikan red devil termasuk yang nilai IKG kecil sekali sehingga dikategorikan ikan yang dapat

memijah lebih dari satu kali setiap tahun. Hal ini sesuai dengan laporan Pulungan et al, 1994

menyatakan bahwa pada umumnya ikan yang hidup di perairan tropis dapat memijah

sepanjang tahundengan nilai IKG yang lebih kecil pada saat ikan tersebut matang gonad.

10.68

7.9

10.629.72

11.47

9.8110.66

11.95

8.62 8.53 8.8

10.28

9.11

10.479.53

11.43

9.6

7.32

9.669.19

12.0311.17

11.9112.49

0123456789

1011121314

Maret Mei Juli Oktober

W aktu (Bulan)

Uku

ran

(cm

)

Maret Mei Juli Oktober

Page 43: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo33

Tabel 5. Kisaran IKG Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011

RED DEVIL

Maret Mei Juli OktoberIKG (%) IKG (%) IKG (%) IKG (%)

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

Amphilopuslabiatus

0,17 -0,47

0,10 -4,34

0,12 -1,62

0,09 -6,58

0.12 -1.73

0,47 -3,02

0,15 -0,67

0,11 -2,84

Amphilopuscitrinellus

0,18 -0,33

0,21 -5,40

0,13 -0,79

0,13 -5,29

0.11 -0.95

0,79 -3,15

0,06 -1,64

0,05 -3,67

4.1.3.6. FekunditasPada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober terdapat gonad betina yang telah matang.

Dari gonad-gonad betina yang telah matang ter sebut dihitung fekunditasnya.

Fekunditas ikan red devil Amphilopus labiatus pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober

apabila digabungkan mempunyai kisaran antara 677 -1378 butir, sedangkan pada ikan red

devil Amphilopus citrinellus mempunyai fekunditas berkisar antara 631-2771 butir (Tabel

6). Fekunditas telur Amphilopus citrinellus ini lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian

Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) yang menyebutkan fekunditas telur Amphilopus citrinellus

dari waduk Ir. H. Djuanda minimum 1. 045 butir dan maksimum 4.435 butir. Perbedaan yang

diperoleh dari penelitian ini kemungkinan berbeda ukuran ikan. Fekunditas ada

hubungannya dengan ukuran ikan, yang dinyatakan bahwa semakin besar ikan akan

mempunyai gonad semakin besar pula sehingga fekun ditasnya juga semakin besar

(Andamari et al, 2003). Hubungan antara fekunditas dan panjang total ikan oskar

(Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda mengikuti persamaan logaritma yang artinya

makin panjang ukuran ikan mempunyai fekunditas makin bes ar (Purnamaningtyas & Tjahjo,

2010).

Tabel 6. Kisaran Fekunditas Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011

RED DEVIL Fekunditas (butir)Maret Mei Juli Oktober

Amphilopus labiatus 855 - 1841 677 - 1198 961 - 1028 869 -1378Amphilopus citrinellus 754 - 2771 1107 - 1256 732 - 1350 631 - 1034

4.1.3.7. Diameter TelurBerdasarkan pengamatan diameter telur ikan red devil ( Amphilopus labiatus) pada

bulan Maret berkisar antara (0.4 - 1,48 mm), bulan Mei (0,68 - 1,59 mm), bulan Juli (0,61–

1,47 mm) dan bulan Oktober (0,6 – 1,2 mm). Apa bila digabungkan antara bulan Maret

sampai Oktober berkisar antara (0,4 – 1,59 mm). Sedangkan red devil ( Amphilopus

citrinellus) pada bulan Maret berkisar antara (0,54 – 2,16 mm), bulan Mei (0,95 – 1,88 mm),

bulan Juli (0,61 – 1,62 mm) dan Oktober (0,6 – 1,25 mm). Apa bila digabungkan antara

Page 44: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo34

bulan Maret sampai Oktober berkisar antara (0,54 – 2,16 mm) (Tabel. 6). Effendie (1997)

mengemukakan bahwa semakin meningkat kematangan gonad, diameter telur yang berada

dalam gonad akan menjadi semakin besar.

Tabel 7. Kisaran Diameter Telur Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober2011

Red devil Maret Mei Juli OktoberKisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm)

Amphilopus labiatus 0.4 - 1,48 0,68 - 1,59 0,61 - 1,47 0,6 - 1,2Amphilopus citrinellus 0,54 - 2,16 0,95 - 1,88 0,61 - 1,62 0,6 - 1,25

4.1.3.8. Kebiasaan MakanUntuk analisis makanan ikan red devil secara mikroskopis terkendala peralatan,

(mikroskop dan sedwig rafter) sehingga terpaksa baru bisa menyelesaikan analisa pada trip

I yaitu bulan Maret 2011.

Pengelompokan makanan ikan menurut Nikolsky (1963) adalah kebiasaan makanan

ikan dibedakan ke dalam empat kategori berdasarkan pada persentase indeks bagian

terbesar, yaitu makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan dan makanan

pengganti. Makanan utama adalah makanan yang dimakan ikan dalam jumlah yang besar.

Makanan pelengkap adalah makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan

dalam jumlah yang lebih sedikit. Makanan tambah an adalah makanan yang terdapat dalam

saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Makanan pengganti adalah

makanan yang hanya dimakan jika makanan utama tidak ada.

Berdasarkan hasil pengamatan dari usus ikan menunjukkan bahwa ikan Red devil

merupakan ikan omnivora cenderung bersifat plankton feeder, ikan red devil betina dan

jantan (Amphilophus ctrinellus) dan (Amphilophus labiatus) yang memanfaatkan

fitoplankton sebagai pakan utama (Grafik 6,7,8 dan 9). Jenis fitoplankton yang dimakan

terdiri dari :

Bacillariophyceae : Synedra (dominan), Navicula, Cyclotella, Nitzschia, Cymbella,

Gyrosigma

Chlorophyceae : Ankistrodesmus, Staurastrum, Scenedesmus, Spirogyra, Pediastrum,

Tetraspora, Oedogonium, Ulothrix, Gomphonema, Cosmarium

Cyanophyceae : Anabaena, Spirulina, Oscilatoria

Trebouxiophyceae : Oocystis

Dinoflagellata : Ceratium

Chroococcales : Merismopedia

Page 45: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo35

Gambar 10. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus ctrinellus) di WKO BulanMaret 2011

Sebagai makanan pelengkapnya adalah serangga, ikan dan cacing, sebagai

makanan tambahan adalah udang dan zooplankton. Besarnya persentase fitoplankton

sebagai makanan utamanya tidak terlepas dari habitat ikan itu sendiri yang hidup di perairan

waduk Kedungombo dimana merupakan tempat bertumbuhnya fitoplankton yang melimpah.

Sehingga makanan yang dimakan adalah berbagai jenis fitoplankton yang hidup di waduk

tersebut. Hal ini selaras dengan penelitian Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) yang

mengatakan bahwa ikan oskar (A. citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda merupakan ikan

omnivora yang memanfaatkan tumbuhan dan ikan sebagai pakan utama, larva serangga

dan fitoplankton sebagai pakan tambahan, serta serangga, detritus dan zooplankton sebagai

pakan pelengkap. Nurnaningsih et al, 2003 dalam Anggita, 2011 mengatakan bahwa ikan

oskar di waduk Jatiluhur merupakan ikan omnivora cenderung carnivora dengan menu

makanan berupa plankton, larva, serasah dan ikan. Dilaporkan juga bahwa terjadi

perubahan jenis makanan ikan oskar berdasarkan p erubahan ukuran tubuh, ikan oskar yang

berukuran kecil cenderung memilih plankton dari kelas Cyanophyceae, Bacillariophyceae

dan Cladocera, sedangkan ikan berukuran sedang lebih memilih Rotifera, Cladocera dan

ikan.

79.31

2.177.81

4.33 6.38

Pitoplankton Fragmen udangFragmen serangga Fragmen ikanFragmen cacing

Page 46: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo36

Gambar 11. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus ctrinellus) di WKO BulanMaret 2011

Lagler et al., 1977 mengatakan bahwa kebiasaan makanan ikan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain musim, umur ikan dan ketersediaan makanan. Lebih lanjut

Effendie (1997) mengatakan bahwa suatu spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan

persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yang berlaku. Suatu

spesies ikan dapat jadi makanannya berbeda ketika diamati pada waktu yang berbeda,

meskipun diambil dari tempat yang sama. Perubahan makanan dari suatu spesies ikan

adalah hal yang wajar, sehingga spektrum makanannya dapat berubah -ubah (Effendie,

1979). Froese & Pauly (2010) dalam Anggita (2011) menyatakan bahwa ikan oskar

(Amphilophus ctrinellus) memiliki ketahanan hidup yang tinggi dan dapat menerima

perubahan lingkungan.

95

5

Pitoplankton Fragmen cacing

Page 47: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo37

Gambar 12. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus labiatus) di WKO BulanMaret 2011

Gambar 13. Kebiasaan makan ikan red dev il jantan (Amphilophus labiatus) di WKO BulanMaret 2011

4.1.3.9. Relung MakananBerdasarkan dari nilai luas relung makanan ikan red devil betina ( Amphilophus

labiatus) terhadap jantan, menunjukkan ikan red devil jantan dalam menkonsumsi makanan

lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan ikan red devil betina (Tabel 7 dan 8). Begitu

pula ikan red devil jenis Amphilophus citrinellus ikan jantan lebih beragam dalam

mengkonsumsi makanan dibanding ikan betina (Tabel 9 dan 10).

76.65

2.110.88

7.37

11.03 1.96

Pitoplankton ZooplanktonFragmen udang Fragmen seranggaFragmen cacing Fragmen ikan

95.32

1.25 2.181.25

Pitoplankton Fragmen udang Fragmen serangga Fragmen cacing

Page 48: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo38

Tabel 8. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan (Amphilophus Labiatus) Di WKOBulan Maret 2011

Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAFitoplankton 95.32 0.953 0.9087

1.099573 0.033191Fragmen udang 1.25 0.013 0.0002Fragmen serangga 2.18 0.022 0.0005Fragmen cacing 1.25 0.013 0.0002Total 100.00 0.909

Tabel 9. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Labiatus) Di WKOBulan Maret 2011

Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAFitoplankton 76.65 0.766 0.5875

1.685143 0.137029

Zooplankton 2.11 0.021 0.0004Fragmen udang 0.88 0.009 0.0001Fragmen serangga 7.37 0.074 0.0054Fragmen cacing 11.03 0.110 0.0122Fragmen ikan 1.96 0.020 0.0004Total 100.00 0.593

Dikatakan oleh Anonimus (2007) dalam Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) bahwa

ikan oskar (Amphilophus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda mempunyai luas relung pakan

dan ruang serta distribusi yang luas. Disamping itu ikan oskar yang mampu memanfaatkan

fluktuasi kesediaan makan dan mempunyai kemampuan memijah sep anjang tahun.

Ketersediaan pakan cukup tersedia untuk perkembangan dan pertumbuhan ikan oskar

tersebut. Hal ini diduga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan

oskar, sehingga ikan tersebut dalam waktu relatif singkat mampu mendominas i perairan

waduk Ir. H. Djuanda. Hal ini juga terjadi di waduk Kedungombo bahkan di waduk -waduk

lain.

Tabel 10. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Citrinellus) Di WKOBulan Maret 2011

Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAPitoplankton 79.31 0.793 0.6290

1.568644 0.113729Fragmen udang 2.17 0.022 0.0005Fragmen serangga 7.81 0.078 0.0061Fragmen ikan 4.33 0.043 0.0019Fragmen cacing 6.38 0.064 0.0041Total 100.00 0.637

Tabel 11. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan (Amphilophus Citrinellus) Di WKOBulan Maret 2011

Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAPitoplankton 95.00 0.950 0.9025 1.104972 0.020994Fragmen cacing 5.00 0.050 0.0025Total 100.00 0.905

Page 49: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo39

4.2. Ikan Betutu4.2.1. Karakteristik habitat ikan betutu

Berdasarkan observasi lapangan, ditemukan dua puluh habitat ikan red devil di

perairan waduk Kedungombo yaitu (Kelur, Mojolumut, Jenggotan, Wonoharjo, Bendungan,

Gilirejo, Sigit, Alas Kobong, Duwet, Pendem, Gunung Sono, Pulomas, Ngasinan, Jati Songo,

Pelembinatur, Klewor, Watu Mangap, Kedung Mulyo, Geneng Sari dan Bulu) yang dianggap

mewakili habitat ikan red devil. Karakteristik habitat ikan red devil yang ditemukan di

perairan waduk Kedungombo (Tabel 3), dari hasil pen gukuran suhu air, pH, CO 2 pada bulan

Maret, Mei, Juli dan Oktober di seluruh stasiun pengamatan menunjukkan hasil yang tidak

jauh berbeda. Suhu air berkisar antara 29 -330C, pH 8-8,5, CO2 0-4,4 mg/l. Kisaran

kandungan O2 dan BOD5 terlihat hasil yang bervar iasi yaitu masing-masing berkisar antara

mg/l dan Kisaran kualitas air di habitat ikan red devil di waduk Kedungombo ini tidak jauh

berbeda dengan kisaran kualitas air yang dikemukakan oleh (Krismono et al, 2003, Dharyati

et al, 2009 dan Dharyati et al, 2010), yaitu kualitas air di waduk Kedungombo secara umum

masih baik untuk mendukung kehidupan ikan.

Ikan betutu memijah di substrat yang berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang

lambat dan terdapat tanaman air, karena tanaman air tersebut untuk meleta kkan telurnya

setelah memijah. Ikan betutu pada saat berukuran kecil makan lumut yang menempel di

rumput yang tumbuh di tepi tepi waduk.

4.2.2 Aspek Biologi

Gambar 14. Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)

Klasifikasi ikan betutu (Kottelat et al, 1992) sebagai berikut:

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterigii

Ordo : Perciformes

Famili: Eleotridae

Genus: Oxyeleotris

Page 50: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo40

4.2.2.1. Hubungan panjang-bobotBerdasarkan pada analisis hubungan panjang bobot ikan betutu, hasil analisis uji t

terhadap nilai b dengan selang kepercayaan 95 %, maka ikan betutu betina pada bulan

Maret dan Juli pola pertumbuhannya isometrik, artinya pertumbuhan panjang badan

sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Namun pada bulan Mei pola pertumbuhan

allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya.

Pada bulan Oktober pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, artinya pertumbuhan

panjang badan lebih cepat dari pertumbuhan bobotnya, sedangkan ikan jantan pola

pertumbuhan pada bulan Maret, Mei dan Oktober bersifat isometrik dan pada bulan Juli

bersifat allometrik positif (Tabel 11). Pola pertumbuhan yang berubah -ubah ini diduga

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan makanan yang dimakan. Pertumbuhan merupakan

suatu proses yang terjadi di dalam tubuh organosme yang menyebabkan perubahan ukuran

panjang dan bobot tubuh dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan ikan di suatu perairan

banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain ukuran makanan yang dimakan,

ukuran ikan di perairan, jenis makanan yang dimakan, serta kualitas lingkungan dan

kondisis ikan seperti umur, keturunan dan genetik (Sukimin, 2002). Hasil penelitian

Soewardi (2006) mengatakan bahw a pertumbuhan ikan betutu betina di sungai Cisadane

dan betutu jantan di waduk Saguling bersifat allometrik, sedangkan ikan betutu jantan di

sungai Cisadane dan betutu betina di waduk Saguling bersifat isometrik.

Tabel 12. Hubungan Panjang Bobot Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011

WaktuBetina Jantan

N Persamaan Uji b Pola N Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan

Maret 87W =0,007L3.1807

Thit <Ttab Isometrik 30

W =0.0345L2.6299

Thit <Ttab Isometrik

Mei 60W =0,0068L3,2135

Thit>Ttab Alometrik + 35

W =0,0129L2.9937

Thit <Ttab Isometrik

Juli 48W =0,008L3,1621

Thit<Ttab Isometrik 40

W =0,042L3,13696

Thit >Ttab Alometrik +

Oktober 65W =0,6115L1,789

Thit>Ttab Alometrik - 40

W =0,087L3,13

Thit <Ttab Isometrik

4.2.2.3. Nisbah KelaminDari pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan betutu pada bulan Maret,

Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan adanya variasi nilai nisbah kelamin tapi masih

dalam batas yang seimbang. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada

bulan Maret sebagai 1:2,9, bulan Mei 1: 1,7, bulan Juli 1: 1,19 dan bulan Oktober 1: 1,63

(Gambar. 10).

Page 51: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo41

Gambar 15. Sex ratio ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011

4.2.2.4. Tingkat Kematangan Gonad (TKG).Dari Gambar 13, contoh ikan betutu betina selama periode pengamatan bulan Maret

didominasi ikan yang matang gonad TKG III (44,83 %), pada bulan Mei didominasi oleh ikan

yang belum matang gonad TKG I dan TKG II yaitu masing -masing 21,28 % dan 55,32 %,

tetapi sudah ada yang selesai memijah (TKG V). Pada bulan Juli didominasi oleh TKG III (40

%) dan Oktober hanya didapat TKG III (54 %) dan TKG IV (46 %), sedangkan pada ikan

jantan hanya terdapat TKG III saja. TKG I dan TKG II tidak ditemukan baik pada ikan betina

maupun pada ikan jantan, hal ini diduga banyak ikan betutu yang baru selesai melakukan

pemijahan sehingga relatif tidak banyak melakukan pergerakan, dengan demikian

kemungkinan untuk tertangkap sangat kecil. Apabila dilihat dari bulan Maret sampai bulan

Oktober menunjukkan bahwa ikan yang matang gonad TKG IV terjadi pada setiap bulan

pengamatan, begitu pula terjadi pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang matang gonad

disetiap bulan pengamatan (Grafik 11). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ikan betutu

dapat memijah sepanjang tahun.

1 1 1 1

2.9

1.7

1.19

1.63

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Sex

Rat

io

Jantan Betina

Page 52: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo42

Gambar 16. Tingkat Kematangan Gonad ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret,Mei, Juli dan Oktober 2011

4.2.2.5. Ukuran Pertama Kali Matang GonadUkuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan pertumbuhan ikan dan

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi reproduksinya. Tiap species ikan

tidak sama ukuran dan umur pertama kali matang gonad, bahkan ik an-ikan pada spesies

yang sama juga akan berbeda bila berada pada kondisi dan letak geografis yang berbeda

(Nasution, 2005).

Untuk menentukan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm) digunakan metode

Spearman dan Karber (Udupa, 1986). Dalam penelitian i ni hanya ikan betina yang dianalisis.

Ikan betutu di waduk Kedungombo pada bulan Maret, pertama kali matang gonad,

betina TKG IV berukuran (17,75 cm) panjang total, pada bulan Mei ( 20 cm), Juli (20,7 cm)

dan Oktober (11,95 cm). Apabila digabung dari bulan Maret-Oktober pertama kali matang

gonad berukuran berkisar antara ( 11,95-20,7 cm) panjang total. (Grafik 12). Umur pada awal

reproduksi bervariasi terhadap jenis kelamin. Bagi ikan jantan maupun betina, umur pertama

kali memijah bergantung kepada kondisi lingkungan yang sesuai. Pada lingkungan yang

tidak sesuai untuk tumbuh dan mempertahankan sintasan, ikan -ikan cenderung akan

menangguhkan pemijahan, karena akan menurunkan tingkat pertumbuhan dan sintasan,

sehingga reproduksi cenderung akan berlangsung pad a umur lebih muda (Nasution, 2005).

10.35 1021.28

74.07

2033.33

31.03 30

55.32

18.52

24

42.8644.83

604.26

7.41

40

9.52

54

100

13.798.51

16 14.29

46

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Jum

lah

(%)

I II III IV V

Page 53: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo43

Gambar 17. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikanBetutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011

4.2.2.6. Indeks Kematangan Gonad (IKG)Kisaran IKG bisa dilihat pada Tabel 12. Dalam pengamatan ini IKG dihitung dengan

memisahkan kelamin jantan dan betina, sehingga kelihatan nilai IKG cukup bervariasi antar

tingkatan TKG, pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober, pada umumnya ikan -ikan yang

mempunyai TKG rendah mempunyai IKG rendah pula . Nilai IKG pada ikan betutu pada ikan

jantan terendah 0,05 % pada bulan Oktober dan tertinggi 0,31 % pada bulan Oktober,

sedangkan untuk ikan betina nilai IKG terendah 0,11 % pada bulan Maret dan Mei dan

tertinggi 5,7 % pada bulan Oktober (Tabel. 12). IKG akan semakin meningkat nilainya dan

akan mempunyai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG

lebih besar dibanding ikan jantan. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung

pada macam dan pola pemijahan (pobersonaibaho.wordpress.com). Bagenal (1969)

mengatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IKG lebih kecil dari 20 % adalah kelompok

ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa

ikan red devil termasuk yang nilai IKG kecil sekali sehingga dikategorikan ikan yang dapat

memijah lebih dari satu kali setiap tahun. Hal ini sesuai dengan laporan Pulungan et al, 1994

menyatakan bahwa pada umumnya ikan yang hidup di perairan tropis dapat memi jah

sepanjang tahundengan nilai IKG yang lebih kecil pada saat ikan tersebut matang gonad.

17.75

20 20.01

11.4412.65

19.1920.7

11.95

24.91

20.84 21.42

12.49

0

5

10

15

20

25

30

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Uku

ran

(cm

)

Page 54: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo44

Tabel 13. Kisaran IKG Ikan Betutu (O. marmorata) pada Bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011

JenisIkan

Maret Mei Juli OktoberIKG (%) IKG (%) IKG (%) IKG (%)

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

Betutu0,11 -0,23

0,11 -3,98

0,08 -0,27

0,11 -3,32

0,11 -0,29

1,18 -2,46

0,05 -0,31

0,66 -5,7

4.2.2.7. FekunditasPada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober terdapat gonad betina yang telah matang.

Dari gonad-gonad betina yang telah matang tersebut dihitung fekunditasnya. Fekunditas

ikan betutu pada bulan Maret berkisar antara: 6414 – 33833 butir, bulan Mei: 15832 – 28991

butir, bulan Juli: 11665 – 26000 butir dan Oktober: 23010 – 56302 butir. apabila

digabungkan antara bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober maka mempunyai kisaran antara

6414-56.302 butir (Tabel 13). Fekunditas telur betutu hasil penelitian Soewardi (2006)

melaporkan bahwa fekunditas telur ikan betutu di sungai cisadan e berkisar antara 11.000-

145.000 butir dan di waduk saguling berkisar antara 14.000 -180.000 butir, hal ini relatif lebih

besar dibandingkan fekunditas telur ikan betutu di waduk Kedungombo.

Fekunditas pada suatu spesies ikan dapat berbeda antara satu indi vidu dengan

individu lainnya. Fekunditas mempunyai keterkaitan umur, panjang atau bobot individu dan

spesies ikan. Fekunditas dan diameter telur juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetis,

terutama ketersediaan makanan bagi induk ikan. Ikan -ikan yang tua dan besar ukurannya

mempunyai fekunditas relatif lebih kecil dibandingkan ikan -ikan yang lebih muda. Fekunditas

maksimum dicapai pada ikan yang masih muda (www.seafooddict.com).

Tabel 14. Kisaran Fekunditas Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei, Juli DanOktober 2011

Jenis Ikan Fekunditas (butir)Maret Mei Juli Oktober

Betutu 6414 - 33833 15832 - 28991 11665 - 26000 23010 - 56302

4.2.2.8. Diameter TelurBerdasarkan pengamatan diameter telur ikan betutu pada bulan Maret berkisar

antara (0.24 - 0,54 mm), bulan Mei (0,32 - 0,67 mm), bulan Juli (0,27 – 0,62 mm) dan bulan

Oktober (0,2 – 0,55 mm). Apa bila digabungkan antara bulan Maret sampai Oktober berkisar

antara (0,2 – 0,67 mm) (Tabel. 14). Apabila dibandingkan dengan diameter telur ikan red

devil maka diameter telur ikan betutu relatif lebih kecil. Ukuran sel telur ada hubungannya

dengan fekunditas, makin banyak telur yang dipijahkan ukuran telurnya makin kecil,

misalnya ikan cod (diameter telur 1 -1,7 mm) produksinya 10 juta telur, salmon at lantik yang

Page 55: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo45

memiliki diameter telur 5 -6 mm produksi telurnya 2000-3000 butir (Blaxter, 1969

www.damandiri.or.id, 23 November 2011). Sedangkan untuk ikan belut dengan diameter 1 -

1,5 mm produksinya 2.200-5.400 telur (Sidthimunka, 1972 www.damandiri.or.id, 23

November 2011). Kamler (1992) mengajukan sebuah persamaan kelangsungan hidup

untuk ikan pelagis laut, laju mortalitas telur dan larva berbanding terbalik dengan ukura n

telur. Bila tidak ada makanan ekternal, larva yang lebih besar yang berasal dari telur yang

besar dapat bertahan hidup lebih lama dibanding larva yang berasal dari telur yang kecil

(www.damandiri.or.id, 23 November 2011). Bagenal (1969) mengatakan bahwa ukuran telur

juga berperan dalam kelangsungan hidup ikan . Benih ikan brown trout yang berasal dari

telur yang berukuran besar mempunyai daya hidup yang lebih tinggi daripada ikan yang

berasal dari telur yang berukuran kecil. Hal ini terjadi karena kandungan kuning telur yang

berukuran besar lebih banyak sehingga larva yang dihasilkan mempunyai persediaan

makanan yang cukup untuk membuat daya tahan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan telur -

telur yang berukuran kecil.

Tabel 15. Kisaran Diameter Telur Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei, JuliDan Oktober 2011

Jenis Ikan Maret Mei Juli OktoberKisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm)

Betutu 0,24 - 0,54 0,32 - 0,67 0,27 - 0,62 0,2 - 0,55

4.2.2.9. Kebiasaan MakanBerdasarkan hasil pengamatan dari isi usus ikan betutu (indeks bagian terbesar)

pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober menunjukkan bahwa ikan betutu di waduk

Kedungombo merupakan ikan carnivora, ikan betutu betina dan jantan memanfaatkan ikan

sebagai pakan utama dan udang serta serangga sebagai makanan pelengkap (Grafik 13).

Krismono et al, 2003 melaporkan bahwa makanan ikan betutu di waduk Kedungombo

berupa ikan (100 %). Di laporkan oleh Diana et al, 1999 bahwa makanan ikan be tutu di

waduk Cirata berupa ikan, udang -udangan, copepoda, gastropoda, insekta dan detritus.

Menurut Setiadharma (1993) bahwa makanan ikan betutu di waduk Saguling berupa ikan,

udang dan serangga air.

Page 56: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo46

Gambar 18. Kebiasaan makan ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011

4.2.2.10. Relung MakananBerdasarkan dari nilai luas relung makanan ikan betutu betina terhadap jantan, pada

setiap kali pengamatan menunjukkan ikan betutu jantan dalam menkonsumsi maka nan

relatif lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan ikan betutu betina kecuali pada bulan

Mei, ikan betutu betina lebih beragam dalam mengkonsumsi makanannya ( Grafik 14).

Ikan betutu betina mempunyai kisaran relung makanan berkisar antara 1,10 -2,62,

sedangkan ikan betutu jantan mempunyai kisaran antara 1,20 -2,64, hal ini mengindikasikan

bahwa ikan betutu mempunyai nilai relung yang sangat beragam . Menurut Umar et al, 2007,

mengatakan bahwa kelompok ikan karnivora mempunyai luas relung yang sangat beragam

dan cenderung bersifat spesialis.

52.69 57.14

30.95

90.86

58.0549.86

95.2480

7.6914.29

50.00

1.44

22.1730.14

39.6228.57

19.057.69

19.51 20.004.76

20

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Pers

enta

se (%

)

ikan Serangga Udang Tercerna

Page 57: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo47

Gambar 19. Nilai Relung Makanan ikan betutu di WKO bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011

4.3. PENANGKAPAN

Berdasarkan observasi alat tangkap branjang dan jaring oleh enumerator dari

beberapa lokasi menunjukkan bahwa alat tangkap yang cocok untuk mengendalikan jumlah

populasi ikan red devil di WKO adalah jenis alat tangkap jaring yang mempunyai ukuran 2

s/d 2,5 inchi (Tabel 11).

Tabel 16. Hasil tangkapan ikan dengan branjang dan jaring di WKO Tahun 2011

Jenis Ikan Alat TangkapJaring (2 inchi s/d 2,5 inchi) Branjang (2 inchi)

BetutuGabusMuajaerNilaPatinRed devilTawes

++

++++++

+++++

++

+++

+++Keterangan : + Sedikit, ++ Sedang, +++ Dominan

4.4. LAJU SEDIMENTASISedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di

waduk, selanjutnya akan mempengaruhi daya dukung untuk perikanan. Menurut Kironoto. B,

hasil penelitian terhadap waduk di dunia menunjukkan laju sedimentasinya sering kali lebih

cepat dari yang direncanakan. Data statistik terhadap sebelas waduk di India dengan

kapasitas lebih besar dari 1 km 3 memperlihatkan hampir semua waduk terisi sedimen lebih

cepat dari yang direncanakan, dengan rentang 130 -1.650%. Kejadian serupa terjadi pada

2.27 2.332.62

1.20

2.362.64

1.10

1.47

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

Maret Mei Juli Oktober

Waktu (Bulan)

Nila

i Rel

ung

Mak

anan

Page 58: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo48

waduk-waduk di Indonesia, seperti Waduk Pangsar Sudirman (Mrica), Saguling, dan

Wonogiri. Waduk Wonogiri bahkan telah mendapat sorotan media massa akhir -akhir ini

sehubungan dengan terjadinya sedimentasi waduk yang terlalu cepat. Waduk Wonogiri yang

semula direncanakan mampu beroperasi selama 100 tahun, ternyata baru beroperasi

selama 20 tahunan telah mengalami permasalahan. "Selama 22 tahun, dari tahun 1982

sampai 2004, laju sedimentasi Waduk Wonogiri rata -rata mencapai 7,5 juta m 3 per tahun,

jauh lebih besar dari yang direncanakan, yang diperkirakan 1,2 juta m 3 per tahun," urainya.

Di samping faktor kegagalan kegiatan konservasi di daerah tangkapan air waduk, penyebab

lain adalah ketidakakuratan prediksi sedimen dengan kenyataan terkait dengan

ketidakcukupan data yang digunakan, baik karena perhitungan sedimen yang terlalu pendek

atau memang karena kualitas yang kurang akurat. Dalam SNI 03 -6737-2002 tentang

metode perhitungan awal laju sedimentasi waduk di Indonesia disebutkan setidaknya

dibutuhkan data sedimen minimal 10 tahun agar dapat mengestimasi dengan baik sedimen

yang masuk ke dalam waduk.

Dari hasil pemasangan sedimen traps di waduk Kedung Ombo sebanyak empat

buah yang mewakili daerah inlet, out let, tengah 1 dan tengah 2 yang direndam selama 58

hari menunjukkan bahwa laju sedimentasi tertinggi terjadi di stasiun outlet sebesar: 3,1 x

10-6gr/cm3/hari, kemudian berturut-turut di stasiun inlet sebesar 2,9 x 10-6 gr/cm3/hari, tengah

2: 2,4 x 10-6 gr/cm3/hari, dan tengah 1: 2,2 x 10-6 gr/cm3/hari (tabel 12)

Tabel 17. Nilai laju sedemintasi waduk Kedung Ombo Tahun 2011

No Stasiun Laju sedimentasi (gr/cm 3/hari)1 Outlet 3,1 x 10-6

2 Tengah 1 2,2 x 10-6

3 Tengah 2 2,4 x 10-6

4 Inlet 2,9 x 10-6

Dari hasil pemasangan sedimen traps (volume 2,5 liter) di waduk Kedun g Ombo

sebanyak empat buah yang mewakili daerah inlet, out let, tengah 1 dan tengah 2 yang

direndam selama 58 hari menunjukkan bahwa volume sedimen terendapkan tertinggi terjadi

di stasiun outlet sebesar: 12,0 x 10 -5 m3, kemudian berturut-turut di stasiun inlet sebesar

11,8 x 10-5 m3, tengah 1., 11,7 x 10 -5 m3 , dan tengah 2., 11,5 x 10 -5 m3. Apabila diambil rata-

rata seluruh stasiun adalah 11,7 x 10 -5 m3. Sedangkan untuk masa sedimen yang

terendapkan tertinggi terjadi pada stasiun outlet yaitu sebesar 32 x 10-8 ton, berturut-turut

disusul pada stasiun outlet dan inlet masing -masing sebesar 31 x 10 -8 ton, stasiun tengah 2

sebesar 30 x 10 -8 ton, dengan rata-rata seluruh stasiun pengamatan sebesar 31 x 10 -8 ton

(Tabel 16).

Page 59: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo49

Tabel 18. Hasil Uji Volume dan Berat Sedimen di Waduk Kedung Ombo Tahun 2011

No Stasiun Volume sedimenterendapkan

Masa sedimen terendapkan

ml m3 gr Ton1 Tengah. 1 117,1 11,7 x 10-5 0,31 31 x 10-8

2 Tengah. 2 115,2 11,5 x 10-5 0,30 30 x 10-8

3 Inlet 118,2 11,8 x 10-5 0,31 31 x 10-8

4 Outlet 120,3 12,0 x 10-5 0,32 32 x 10-8

Rata-rata 117,7 11,7 x 10-5 0,31 31 x 10-8

Apabila dihitung berdasarkan ketebalan sedimen adalah sebesar 3,9 cm/tahun,

volume sedimen terendapkan sebesar 1.872.000 m 3 /tahun dan berat sedimen terendapkan

sebesar 559.581,208 ton/tahun. Sedangkan untuk nilai laju sedimentasi adalah sebesar

0.097 ton/ha/tahun.

4.5. PLANKTON4.5.1. Fitoplankton

Hasil identifikasi fitoplankton pada 20 stasiun pengamatan diperoleh 48 genus yang

terdiri dari 19 genus dari kelas Ba cillariophyceae, 15 genus dari kelas Chlorophyceae, 10

genus dari kelas Cyanophyceae, 2 genus dari kelas Dinophyceae, serta 2 genus dari kelas

Euglenoceae. Kelimpahan Fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 20 dan Gambar 21.

Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan

Gambar 20 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada bulan Juli di semua

stasiun merupakan kelimpahan tertinggi. Kelimpahan terendah terjadi pada bulan Mei. Hal

tersebut dikarenakan pada bulan Mei kedalaman air wa duk relatif tinggi akibat curah hujan.

Page 60: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo50

Gambar 21. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Kelas

Gambar 21 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada pada bulan Maret,

Mei, dan Juli berturut -turut didominasi oleh kelas Cyanophyceae, Chlorophyceae,

Dinophyceae, Bacillariophyceae, dan Euglenoceae. Dominasi Cyanophyceae

mengindikasikan bahwa kualitas perairan mengalami penurunan.

4.5.2. ZooplanktonHasil identifikasi zooplankton pada 20 stasiun pengamatan diperoleh 25 genus yang

terdiri dari 4 genus dar i kelasCilliata, 3 genus dari kelas Crustacea, 4 genus dari kelas

Mastigophora serta 12 genus dari kelas Ploima. Kelimpahan Fitoplankton dapat dilihat pada

Gambar 22 dan Gambar 23.

Gambar 22. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan

Page 61: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo51

Gambar 20 menunjukkan bahwa kelimpahan zooplankton pada bulan Juli di semua

stasiun merupakan kelimpahan tertinggi. Kelimpahan terendah terjadi pada bulan Mei. Hal

tersebut dikarenakan pada bulan Mei kedalaman air waduk relatif tinggi akibat curah hujan.

Gambar 23. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Kelas

Gambar 23 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada pada bulan Maret,

Mei, dan Juli berturut-turut didominasi oleh kelas Ploima, Mastigophora, Cilliata, dan kelas

Crustacea.

Page 62: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo52

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. KESIMPULANIkan red devil

1. Ikan red devil masuk ke waduk Kedung Ombo pada tahun 2000 melalui keramba

yang jebol milik seorang pengusaha ikan hias

2. Ikan red devil dapat berkembang pesat oleh karena ikan ini sangat gesit, bersifat

omnivora dan mampu memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan dan

memijah sepanjang tahun.

3. Terdapat dua jenis ikan red devil di waduk Kedung Ombo yaitu Amphilopus labiatus

dan Amphilopus citrinellus.

4. Pola pertumbuhan A. labiatus bersifat isometrik sampai allometrik se dangkan A.

citrinellus bersifat isometrik.

5. Diperoleh TKG I-IV pada setiap pengamatan baik pada A. labiatus maupun A.

citrinellus.

6. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara 9,66 -11,47 cm terjadi pada

A. labiatus dan 7,9-11,95 cm terjadi pada A. citrinellus.

7. Fekunditas pada A. labiatus berkisar antara 677-1378 butir dan pada A. citrinellus

berkisar antara 631-2771 butir.

8. Diameter telur pada A. labiatus berkisar antara 0,4-1,59 mm dan pada A. citrinellus

berkisar antara o,54-2,16 mm.

9. Kebiasaan makan A. labiatus dan A. citrinellus adalah berupa fitoplankton sebagai

makanan utama.

10. Rekomendasi untuk pemberantasan ikan red devil masih sulit terwujud karena ikan

tersebut sangat mudah berkembang biak.

Ikan betutu1. Ikan betutu dapat berkembang deng an baik di waduk Kedung Ombo karena tersedia

adanya habitat yang sesuai dengan kehidupannya yaitu terdapat dasar perairan yang

berlumpur dan terdapat tanaman air, karena i kan betutu memijah di substrat yang

berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapat tanaman air, karena

tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.

2. Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik.

3. Diperoleh gonad yang matang pada setiap pengamatan.

4. Ukuran ikan pertama kali matang gon ad berkisar antara 11,95-20,7 cm.

5. Fekunditas berkisar antara 6.414 -56.302 butir.

6. Diameter telur berkisar antara 0,2 -0,67 mm.

Page 63: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo53

7. Kebiasaan makan ikan betutu berupa ikan sebagai makanan utama dan udang serta

serangga sebagai makanan pelengkap.

5.2. REKOMENDASI1. Untuk mengurangi populasi ikan red devil disarankan melakukan penangkapan

dengan jaring dengan mata jaring berukuran 2 -2,5 inchi.

2. Pelarangan pemeliharaan ikan red devil di perairan umum, karena ikan tersebut

sangat cepat berkembang biak d an membahayakan bagi ikan lain.

3. Penebaran ikan betutu dapat dilakukan di waduk -waduk lain, supaya berkembang

baik harus memperhatikan habitat yang sesuai yaitu terdapat dasar perairan yang

berlumpur dan terdapat tanaman air, karena i kan betutu memijah di substrat yang

berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapat tanaman air, karena

tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.

Page 64: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo54

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S., Husnah & A. K. Gaffar. 1999. Studi Biologi Ikan Belida ( Notopterus chitala) didaerah Aliran Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Jurnal Penelitian PerikananIndonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.Jakarta. Vol. 5 No. 1. Tahun 1999. Hal. 38 -44.

Andamari, R., Sjahrul, B & Hasmi, B. 2003. Aspek Reproduksi Ikan Kurisi Bali(Pristipomoides typus) dari Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset KelautanDan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jak arta. Vol 9. No. 3. Tahun2003. Hal 57-62.

Anggita, A. 2011. Makanan Ikan Oskar ( Amphilopus citrinellus) di waduk Jatiluhur. Skripsi.Pepartemen Managemen Sumber Daya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor. 38 hal.

Andamari, R., Sjahrul, B & Hasmi, B. 2003. Aspek Reproduksi Ikan Kurisi Bali(Pristipomoides typus) dari Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset KelautanDan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Vol 9. No. 3. Tahun2003. Hal 57-62.

Anonimous. 1989. Studi erosi/sedimentasi Waduk Kedung Ombo dan perencanaan checkdam (Penahan Erosi) di DAS Serang. Volume I.Pusat Penelitian dan PengembanganPengairan. Badan Peneli tian dan Pengembangan Pekerjaan Umum. DepartemenPekerjaan Umum.

Anonimous. 1992. Final Report. Study/Penelitian Perikanan di waduk Kedung Ombo.Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta dan Balai PenelitianPerikanan Air Tawar, Bogor bekerj a sama dengan Proyek Induk PengembanganWilayah Sungai Jratunseluna. Dirjen Pengairan Dept. PU. Hal. 43.

APHA. 1986. Standart Method for the Examination of Water and Wastewater, 15 thEdition.American Public Health Association, Washington, D.C. 1134 p.

Depkimpraswil (Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah). 2003. Data Sumber DayaAir Indonesia. http://sda.kimpraswil.go.id

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006. Studi Penatagunaan KawasanKedung Ombo. PT Terta Buana Manggala Jaya dan Persero PT Virema Karya.Semarang.

Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003. Pengelolaan Usaha Perikanan di WadukGajah Mungkur Kabupaten Wonogiri.

Dinas Peternakan dan perikanan Sragen, 2006. Profil Wa duk Kedung Ombo SentraPerikanan Kab. Sragen.

Dharyati, E., A.D. Utomo., S. Adjie., Asyari., D. Wijaya., G. Subroto., B. Waro., D.Ismeywati., E.D. Harmilia., R. Ridho., D. Putranto & S. Sukimin. 2009. PendugaanStratifikasi Tropogenic Layer (eufotik, f otik, epilimnion, hypolimnion) dan CarryingCapacity Beban Pakan Dari KJA di Waduk Kedung Ombo Dan Gajah Mungkur, JawaTengah. Laporan Akhir. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. 75 hal.

Page 65: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo55

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan De wi Sri. Bogor. 112 pp.

Effendie, M.I. 1992. Metoda biologi perikanan. Fakultas Perikanan. Bagian Ichtiology IPB.112 halaman.

Effendie, M. I. 1997. Metoda Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. YayasanAgromedia. Bogor. 112 p

Febrian R; R. Srihartini dan N. Sutisna 2004. Bila Waduk Jadi Kubangan sampah. MajalahMingguan TEMPO 31/XXXIII 27 September 2004. Jakarta.

Ilyas, S; Atmadja.H; E.S. Kartamihardja dan K. Purnomo. 1989. Petunjuk teknispengelolaan perairan waduk bagi pembangunan perika nan. Dirjen perikanan.Jakarta. 19 halaman.

Kartamihardja, E.S & A.S. Nastiti. 2003. Distribusi Spasio Temporal Kelimpahan DanBiomassa Fitoplankton Dalam Kaitannya Dengan Potensi Produksi Ikan Di Waduk Ir.H. Djuanda, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumberdayadan Penangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Departemen Kelautan DanPerikanan. Jakarta. Vol. 9 No. 7. Hal. 9 -18.

Kironoto. B. Pengukuhan Prof. Bambang Kironoto: Laju Sedimentasi Lebih Cepat dariPerkiraan (www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2631).

Krismono 1992. Hubungan antara tingkat trophic dengan populasi FCC mini disuatu badanair. Buletin Penelitian Perikanan darat Bogor. 1 (3).

Krismono, ASN dan Krismono 2003. Indikator umbalan dilihat dari segi aspek kualitas air diWaduk Ir. Djuanda, Jatiluhur Jawa Barat. JPPI 9(4)

Krismono, A. Azizi, A.S Sarnita & A. S. N. Krismono. 2003. Kajian Dampak Penebaran IkanBetutu (Oxyeleotris marmorata) Terhadap Perikanan Tangkap di Perairan WadukKedungombo. Prosiding Hasi-hasil Riset. Pusat Riset Perikanan Tangkap. BadanRiset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Hal197-210.

Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller & D.M.Passiano. 1977. Ichthyologi. John Willey andSons. Inc. New York. 505 pp.

Loiselle. P. 1982. The Amphilopus labiatus Species Complex. Article (www.cichlid.com)Diakses Maret 2011.

Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. New York. 352 pp.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Thrid Edition. W .B. Sounders Company,Toronto. 574 p.

Pulungan, C. P. Nuraini & Efriyeldi. 1994. Aspek Biologi Reproduksi ikan bujuk(Ophicephalus lucius C.V) Dari Perairan Sekitar Teratak Buluh, Riau. PusatPenelitian Universitas Riau. Pekanbaru.

Purnamaningtyas, S.E & Didik, W.H.T. 2010. Beberapa aspek biologi ikan oskar(Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat. BAWAL.Widya Riset Perikanan Tangkap. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan RisetKelautan dan Perikanan. Jakarta. April 2010. Vol . 3. No. 1 hal 9-15.

Page 66: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo56

Purnomo, K & Endi, S.K. 2005. Pertumbuhan, Mortalitas dan Kebiasaan Makan Ikan Tawes(Barbodes gonionotus) di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan .Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Vol 11. No. 2. Tahun 2005. Hal 1 -8.

Purnomo, K., E.S. Kartamihardja dan S. Koeshenrajana. 2003. Pertumbuhan, mortalitas dankebiasaan makan ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus ) introduksi di WadukWonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Edisi Sumberdaya danPenangkapan. Vol.9 No. 3. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, DepartemenKelautan dan Perikanan. Halaman : 13 -20.

Pralampita, A.P., Umi, C & Johanes, W. 2003. Panjang, Bobot dan Nisbah Kelamin CucutLanjam dari Genus Carcharhinus dan Cucut Selendang, Prionace glauca (FamiliCarcharnidae) Yang Didaratkan dari Perairan Samudra Hindia Selatan Jawa, Balidan Nusa Tenggara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya danPenangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Departemen Kelautan DanPerikanan. Jakarta. Vol 9. No. 3. Tahun 2003. Hal 35 -47.

Ryding, S.O. & W. Rast. 1989. The Control of Eutrophication of Lake and Reservoir. Manand the Biosphere Series. Vol. 1. UNESCO. The Parthe non Publishing Group, 314pp.

Soewardi, K. 2006. Studi Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Betutu ( Oxyeleotrismarmorata Bleeker) di Sungai Cisadane dan Waduk saguling, Jawa Barat. JurnalNatur Indonesia. 8 (2) 105-113. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela utan, InstitutPertanian Bogor.

Sukadi, M.F. and Endi, S.K. 1995a. The status of inland fisheries in Indonesia. Countryreport presented at the IPFC working party of experts on inland fisheries, Bangkok,Thailand 17-21 October 1994, FAO, UN.

Sukimin, S., S. Isdrajat & Y. Vitner. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Perikanan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Udupa, K.S. 1986. Statistical method of estimating the size at first maturity in fishes.Fishbyte. 4 (2): 8-10. ICLARM.

Umar. C, S. Makmur & D.W.H. Tjah jo. 2007. Kebiasaan Makan Beberapa jenis ikan danRelung ekologi di danau Sentani, Papua. Torani vol 17 (2) Edisi Juni 2007: 93 -99.

Utomo, AD; S. Adjie; N.Muflikah dan A. Wibowo, 2005. Distribusi jenis ikan dan kualitasperairan di Bengawan solo. JPPI 1 2 ( 2 ). Pusat Riset Perikanan Tangkap Jakarta

Utomo, A.D., S. Adjie., N. Muflikhah & A. Wibowo. 2006. Distribusi Ikan dan KualitasPerairan di bengawan Solo. JPPI. Vol. 2 No. 2. Hal. 89 -103.

Page 67: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran57

Page 68: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran58

Lampiran 1. Deskripsi Habitat Ikan Betutu dan Red Devil Di Waduk Kedung Ombo

No Stasiun Habitat Koordinat Deskripsi kondisi fisik/karakteristikhabitat

1 Kelur BetutuS: 070 16'43.77"

E: 1100 48'59.16"

Merupakan pulau kecil di waduk, k edalamanair 0,8-2,7 m, dasar waduk berlumpur. Suhuair 29-310 C, kecerahan 32-165 cm, pH 8,CO2 0,009-0,044 mg/l, O2 6,62-8,08 mg/l,BOD5 -0,2-2.26 mg/l, DHL 300-360 μs, Totalalkalinitas 79-131 mg/l, TDS 140-180 mg/l,TSS 4-35 mg/l

2 Mojolumut BetutuS: 070 16'32.7"

E: 1100 49'45.8"

Tepi waduk bercadas yang ditumbuhi lumut,kedalaman air 0,78-1,4 m. Suhu air 29-320

C, kecerahan 70-125 cm, pH 8-8.5, CO20,009 mg/l, O2 7,84-9.54 mg/l, BOD5 0.13-3,61 mg/l, DHL 280-330 μs, Total alkalinitas73-90,63 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 1-21mg/l

3 Jenggotan Betutudan Reddevil

S: 070 14'52.36"

E: 1100 49'14.74"

Inlet kali Jenggotan, tepi waduk bercadas,dasar air berlumpur, kedalaman air 1-3,4 m.Suhu air 30-32,90 C, kecerahan 75-127 cm,pH 8-8,5 CO2 0,009 mg/l, O2 5.09-9,86 mg/l,BOD5 -3.81-4,53 mg/l, DHL 290-320 μs, Talkalinitas 76-138,75 mg/l, TDS 150-180mg/l, TSS 4-8,5 mg/l

4 Wonoharjo BetutuS: 070 14'

08.6"

E: 1100 49'

30.9"

Tepi waduk berbatu, dasar berlumpur,kedalaman air 0,5-1,6 m. Suhu air 29,6-320

C, kecerahan 25-84 cm, pH 8, CO2 0,009-0,02 mg/l, O2 7.6-10,3 mg/l, BOD5 -0,6-4,97mg/l, DHL 280-320 μs, T alkalinitas 72.5-128,75 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 0,5-39mg/l

5 Bendungan Betutudan Reddevil

S: 070 16'

16.3"

E: 1100 50'

33.6"

Tepi bendungan berupa batu kali berukuranbesar, dasar waduk berbatu, kedalaman air2-3 m. Suhu air 28,5-29,30 C, kecerahan 90-170 cm, pH 8-8,5 CO2 0,009 mg/l, O2 8.24-11,3 mg/l, BOD5 0,81-3,67 mg/l, DHL 280-340 μs, T alaklinitas 75-120,63 mg/l, TDS140-170 mg/l, TSS 0,5-6 mg/l

6 Gilirejo Red DevilS: 070 16'

42.8"

E: 1100 48'

50.1"

Tepi waduk yang ditumbuhi rumput,kedalaman air 0.4-1,6 m. Suhu air 28-320 C,kecerahan 40-88 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009mg/l, O2 6,95-8.89 mg/l, BOD5 0-1,67 mg/l,DHL 290-320 μs, T alkalinitas 61-133,75mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 3-31 mg/l

7 Dusun Sigit BetutuS: 070 18'

34.19"

E: 1100 50'

59.88"

Merupakan teluk dari waduk yang terdapatsawah, dasar air berlumpur, kedalam air 0,3 -1,2 m. Suhu air 29,5-310 C, kecerahan 33-88cm, pH 7,5-8, CO2 0,009-0,04 mg/l, O2 6.63-8,08 mg/l, BOD5 -0.6-7,92 mg/l, DHL 320-400 μs, T alkalinitas 70-132,5 mg/l, TDS150-180 mg/l, TSS 3-27 mg/l

8 Alas Kobong Betutu Merupakan teluk dari waduk yang terdapat

Page 69: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran59

S: 070 18'

41.81"

E: 1100 51'

10.01"

sawah, dasar air berlumpur, kedalam air 0.8 -1 m. Suhu air 29,50 -32 C, kecerahan 20-85cm, pH 8, CO2 0,009-0,053 mg/l, O2 6,64-8.89 mg/l, BOD5 1,54-2.3 mg/l, DHL 300-500μs, T alaklinitas 80-147,5 mg/l, TDS 150-170mg/l, TSS 3-86 mg/l

9 Duwet BetutuS: 070 19'

07.9"

E: 1100 50'

48.5"

Merupakan teluk dari waduk bercadas,kedalam air 0,5-1,4 m. Suhu air 30-330 C,kecerahan 77-140 cm, pH 8, CO2 0,009-0,57mg/l, O2 5,26-9,7 mg/l, BOD5 -1.8-4,5 mg/l,DHL 270-340 μs, T alaklinitas 74.5-147,5mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS 0,5-8 mg/l

10 Pendem Betutu S: 070 19'

50.4"

E: 1100 50'

51.3"

Merupakan teluk dari waduk berlumpur,kedalaman air 0,9-1 m. Suhu air 31,50-33,2C, kecerahan 70-92 cm, pH 7,5-8.5, CO20,009-0,018 mg/l, O2 6.95-10,3 mg/l, BOD5 -1.5-8,4 mg/l, DHL 280-330 μs, T alaklinitas90-131,25 mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS 2,5-12,5 mg/l

11 Gunung Sono Betutu S: 070 17'

51.1"

E: 1100 48'

52.4"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,6-1,8 m Suhu air 31-330 C, kecerahan100-130 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O27,69-9.34 mg/l, BOD5 -0,6-5,2 mg/l, DHL280-320 μs, T alaklinitas 74-125 mg/l, TDS140-160 mg/l, TSS 2,5-9 mg/l

12 Pulomas Betutu S: 070 17'

22.5"

E: 1100 49'

33.3"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,7-1,3 m Suhu air 320 C, kecerahan 70-90 cm, pH 8.5, CO2 0,009 mg/l, O2 6,3-9,78mg/l, BOD5 0-3,39 mg/l, DHL 280-320 μs, Talaklinitas 75,5-141,25 mg/l, TDS 150-160mg/l, TSS 4-17 mg/l

13 Ngasinan Betutu S: 070 17' 0.6"

E: 1100 50'

06.4"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,7-0,9 m Suhu air 31-320 C, kecerahan70-90 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009 mg/l, O2 6,46-9,94 mg/l, BOD5 -1,6-1,99 mg/l, DHL 290-320 μs, T alaklinitas 75,5-131,25 mg/l, TDS150-160 mg/l, TSS 4-5 mg/l

14 Jati Songo Betutu S: 070 16'

33.6"

E: 1100 49'

45.5"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,5-1,2 m Suhu air 31-32,50 C, kecerahan50-115 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O2 7-9,57 mg/l, BOD5 0-2,92 mg/l, DHL 280-310μs, T alaklinitas 74.5-137,5 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 5-8 mg/l

15 Pelembinatur Betutu S: 070 16'

06.7"

E: 1100 48'

13.9"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,04-3,5 m Suhu air 290-31 C, kecerahan85-190 cm, pH 8, CO2 0,009 mg/l, O2 5,34-10,5 mg/l, BOD5 1,5-6,46 mg/l, DHL 280-290μs, T alaklinitas 78,75-118,75 mg/l, TDS140-150 mg/l, TSS 2.5 mg/l

16 Klewor Betutu S: 070 17'

51.0"

E: 1100 45'

56.4"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,3 m Suhu air 30-320 C, kecerahan 65-130 cm, pH 8, CO2 0,009 mg/l, O2 8.89-10,8mg/l, BOD5 0,8-3,72 mg/l, DHL 260 μs, Talaklinitas 85-90,5 mg/l, TDS 130 mg/l, TSS

Page 70: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran60

7-9 mg/l17 Watu Mangap Betutu S: 070 15'

77.1"

E: 1100 47'

59.0"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,5-1,6 m Suhu air 30,5-310 C, kecerahan100-144 cm, pH 7,5-8,5, CO2 0,009 mg/l, O27,19-10,7 mg/l, BOD5 2,44-4,36 mg/l, DHL270-320 μs, T alaklinitas 69.5-138,13 mg/l,TDS 140-160 mg/l, TSS 5-11 mg/l

18 Kedung Mulyo Betutu S: 070 15'

40.6"

E: 1100 46'

50.7"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,1-1,5 m Suhu air 30,9-310 C, kecerahan78-114 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009 mg/l, O26,3810,3 mg/l, BOD5 2,99-3,83 mg/l, DHL260-320 μs, T alaklinitas 67-137,5 mg/l, TDS140-160 mg/l, TSS 4-8 mg/l

19 Geneng Sari Betutu S: 070 17'

21.4"

E: 1100 45'

58.6"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,58-0,8 m Suhu air 30-31,30 C,kecerahan 58-60 cm, pH 7,5-8, CO2 0,009-0,044 mg/l, O2 6,94-8,89 mg/l, BOD5 3.72-4,56 mg/l, DHL 270-340 μs, T alaklinitas67.5-138,13 mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS5,6 mg/l

20 Bulu Betutu S: 070 15'

18.9"

E: 1100 48'

39.2"

Tepi waduk, dasar air berlumpur, ked alamanair 1,1-1,9 m Suhu air 29,7-310 C, kecerahan100-110 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O26,32-10,7 mg/l, BOD5 1,87-3,39 mg/l, DHL280-300 μs, T alaklinitas 94,5-125 mg/l, TDS140-150 mg/l, TSS 2,5-10 mg/l

Page 71: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran61

Lampiran 2. Foto Habitat Ikan Betutu dan I kan Red Devil

Out let (Bendungan) Bendungan Saat Air Surut

Wono Harjo Wono Harjo Saat AirSurut

Kelur Kelur Saat Air Surut

Page 72: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran62

Gili Rejo Gili Rejo Saat Air Surut

Gunung Sono Gunung Sono Saat AirSurut

Pulo Mas Pulo Mas Saat Air Surut

Page 73: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran63

Ngasinan Ngasinan Saat Air Surut

Jati Songo Jati Songo Saat Air Surut

Mojo Lumut Mojo Lumut Saat Air Surut

Page 74: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran64

Kali Jenggotan Kali Jenggotan Saat Air Surut

Pelembinatur Pelembinatur Saat AirSurut

Klewor Klewor Saat Air Surut

Page 75: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran65

Geneng Sari Geneng Sari Saat Air Surut

Kedung Mulyo Kedung Mulyo Saat Air Surut

Watu Mangap Watu Mangap Saat Air Surut

Page 76: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran66

Bulu Bulu Saat Air Surut

Alas Kobong Alas Kobong Saat Air Surut

Sigit Sigit Saat Air Surut

Page 77: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran67

Pendem Pendem Saat Air Surut

Duwet Duwet Saat Air Surut

Page 78: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran68

Lampiran 3. Foto Kegiatan di Lapangan

Wawancara dengan Enumerator Wawancara dengan Enumerator

Wawancara dengan Enumerator Sampling Biologi Ikan

Sampling Biologi Ikan Sampel Ikan Red Devil

Page 79: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran69

Ikan Red Devil Hitam

Pengambilan Sampel PlanktonAnalisis KimiaPerairan

Ikan Red Devil Kuning

Gonad Ikan BetutuGonad Ikan Red Devil Kuning

Page 80: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran70

Tim Kedung Ombo

Tim Kedung Ombo Diskusi dengan Ka Dinas KP Kab.Sragen

Lumut Sutera

Rumput Tempat Meletakkan TelurBetutu

Rumput Tempat Meletakkan Telur RedDevil

Page 81: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran71

Lampiran 4. Data Kualitas Air pada Habitat Ikan Betutu dan Ikan R ed Devil di WadukKedung Ombo

No StasiunKedalaman (meter) Suhu air(°C) Kecerahan (cm)

TripI

TripII

TripIII

TripIV

TripI

TripII

TripIII

TripIV

TripI

TripII

TripIII

TripIV

1 Kelur 0,8 1,8 2,7 1,8 29 31,5 31 30,1 32 100 165 822 Mojolumut 0,78 1,1 1,3 1,4 29 32 32 31,5 78 70 112 1253 Jenggotan 1 1,6 3,4 2,3 30 32 32 32,9 75 85 127 904 Wonoharjo 1,5 1,6 0,96 0,5 30 32 30 29,6 25 65 84 485 Bendungan 3 2 2,5 2 28,5 29 29 29,3 95 90 163 1706 Gilirejo 0,4 1,6 1 1,4 28 32 31 30,5 40 80 88 587 Sigit 0,3 0,5 1,2 0,9 29,5 31 31 30,9 30 50 88 808 Alas Kobong 1 0,8 1 1 30 31 29,5 32 20 55 85 809 Duwet 0,5 1,2 1,4 1,1 30 33 31 31,9 27 103 140 100

10 Pendem 1 1 0,9 32 31,5 33,2 80 92 7011 Gunung Sono 1,6 1,8 1,6 33 31 31 100 124 13012 Pulomas 1,1 0,7 1,3 32 32 32 85 70 9013 Ngasinan 0,7 0,8 0,9 32 31 31,1 70 80 9014 Jati songo 0,5 1,2 1,7 32,5 31 31,4 50 102 11515 Pelembinatur 1,3 1,04 3,5 31 29 29,5 85 104 19016 Klewor 1,3 1,3 32 30 65 10317 Watu Mangap 1,5 1,6 31 30,5 144 10018 Kedung Mulyo 1,5 1,1 31 30,9 114 7819 Geneng Sari 0,58 0,8 30 31,3 58 6020 Bulu 1,1 1,9 31 29,7 100 110

Page 82: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran72

No StasiunpH CO2(mg/L) O2(mg/L)

TripI

TripII

TripIII

TripIV Trip I Trip II Trip III Trip IV Trip I Trip II Trip III Trip

IV1 Kelur 8 8 8 8 0,04 0,01 0,009 0,009 8,08 8,081 7,111 6,622 Mojolumut 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,08 9,535 8,889 7,843 Jenggotan 8 8 8,5 8,5 0,01 0,01 0,009 0,009 8,73 9,859 5,091 9,64 Wonoharjo 8 8 8 8 0,02 0,01 0,009 0,009 7,92 10,26 7,596 8,055 Bendungan 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,57 11,31 8,566 8,246 Gilirejo 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,08 8,889 8,889 6,957 Sigit 8 8 8 7,5 0,04 0,01 0,009 0,018 7,92 8,081 6,626 7,098 Alas Kobong 8 8 8 8 0,05 0,02 0,009 0,009 8,81 8,081 8,889 6,449 Duwet 8 8 8 8 0,57 0,01 0,009 0,018 7,52 9,697 5,98 5,26

10 Pendem 8 8,5 7,5 0,01 0,009 0,018 10,28 6,949 7,0411 Gunung Sono 8,5 8 8 0,01 0,009 0,009 8,081 9,374 7,6912 Pulomas 8,5 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,778 6,303 6,9313 Ngasinan 8 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,939 6,465 6,8814 Jati songo 8 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,374 8,566 7,715 Pelembinatur 8 8 8 0,01 0,009 0,009 10,51 9,859 5,3416 Klewor 8 8 0,01 0,009 10,83 8,88917 Watu Mangap 8,5 7,5 0,009 0,009 10,67 7,1918 Kedung Mulyo 8,5 8 0,009 0,009 10,26 6,3819 Geneng Sari 8 7,5 0,044 0,009 8,889 6,9420 Bulu 8,5 8 0,009 0,009 10,67 6,32

Page 83: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran73

No StasiunBOD5(mg/L) DHL (µS) TDS (ppm)

Trip I Trip II Trip III TripIV

TripI

TripII

TripIII

TripIV

TripI

TripII Trip III Trip IV

1 Kelur 0,65 -0,2 2,263 1,82 310 300 360 320 150 140 180 1602 Mojolumut 0,81 0,48 0,129 3,61 320 290 280 330 150 140 140 1603 Jenggotan 1,45 2,59 -3,81 4,53 320 300 300 290 180 150 150 1504 Wonoharjo 0,48 -0,6 0,162 4,97 320 310 280 300 150 160 140 1505 Bendungan 0,81 2,59 0,97 3,67 330 290 280 340 150 150 140 1706 Gilirejo 0,32 0,48 0 1,67 320 300 290 320 160 150 140 1607 Sigit 7,92 4,85 -0,57 3,76 400 340 320 350 150 170 160 1808 Alas Kobong 1,54 2,26 2,263 2,3 500 340 300 350 150 170 150 1709 Duwet 0,08 4,53 -1,78 2,26 340 310 270 340 160 160 140 170

10 Pendem 8,42 -1,45 3,47 320 280 330 160 140 17011 Gunung Sono 0,97 -0,57 5,2 310 280 320 150 140 16012 Pulomas 0,89 0 3,39 300 280 320 150 150 16013 Ngasinan 1,05 -1,62 1,99 310 290 320 150 150 16014 Jati songo 0,65 0 2,92 300 280 310 140 140 16015 Pelembinatur 1,45 6,465 1,65 280 290 290 140 140 15016 Klewor 0,81 3,717 260 260 130 13017 Watu Mangap 4,364 2,44 270 320 140 16018 Kedung Mulyo 2,99 3,83 260 320 130 16019 Geneng Sari 3,717 4,56 270 340 140 17020 Bulu 3,394 1,87 280 300 140 150

Page 84: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran74

No StasiunTA (mg/L) TSS(mg/)

TripI Trip II Trip

III Trip IV TripI

TripII

TripIII

TripIV

1 Kelur 79 90 85,5 131,3 35 4 4 122 Mojolumut 82 90 73 90,63 21 1 6 83 Jenggotan 80 96,3 76 138,8 4 8,5 7 44 Wonoharjo 75 101 72,5 128,8 7 0,5 4 395 Bendungan 79 83,8 75 120,6 6 4 3,5 0,56 Gilirejo 64 92,5 71,5 133,8 10 3 7 317 Sigit 70 90 77 132,5 27 8,5 3 168 Alas Kobong 80 92,5 100 147,5 86 3 6 169 Duwet 75 82,5 74,5 147,5 8 5,5 4 0,5

10 Pendem 93,8 90 131,3 2,5 12,5 1311 Gunung Sono 92,5 74 125 2,5 4,5 912 Pulomas 85 75,5 141,3 4 7 1713 Ngasinan 77,5 95 131,3 5 4 414 Jati songo 83,8 74,5 137,5 6,5 5 815 Pelembinatur 78,8 93,5 118,8 5 5 916 Klewor 85 90,5 9 717 Watu Mangap 69,5 138,1 5 1118 Kedung Mulyo 67 137,5 4 819 Geneng Sari 67,5 138,1 56 5620 Bulu 94,5 125 2,5 10

Page 85: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran75

Lampiran 5. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Betutu

TRIP IP

(cm) B (gr)Jenis

Kelamin TKGBeratgonad

14,3 30 Betina 3 0,8222 130 Betina 3 1,2

22,9 135 Betina 3 0,722,1 155 Betina 3 3,919,9 85 Betina 2 0,3417,5 50 Betina 116,8 55 Betina 2 0,3622,4 135 Betina 3 5,3822,5 145 Betina 3 0,8220 100 Betina 3 0,72

21,5 160 Betina 3 0,1817 80 Betina 2 0,14

21,8 105 Jantan 3 0,2421,5 150 Jantan 315,1 30 Betina 113,9 25 Betina 221,2 100 Betina 3 0,5221,1 120 Betina 4 2,3220,3 95 Betina 2 0,2622 120 Betina 3 1,1

14,8 40 Betina 3 0,316,6 100 Betina 3 0,718,7 80 Betina 4 2,0619,4 80 Betina 2 0,2420,3 110 Betina 4 1,8416,8 55 Betina 2 0,1222,3 110 Jantan 222,2 110 Jantan 3 0,220,7 100 Jantan 2 0,1224 145 Jantan 3 0,16

17,9 80 Jantan 121,9 130 Betina 4 0,8617,6 60 Betina 3 0,6817,3 70 Betina 2 0,2422,4 130 Betina 2 0,4621,9 130 Jantan 3 0,1419,2 95 Jantan 3 0,29,1 8,28 Betina 1

19,1 51,36 Jantan 2

TRIP III

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKG1 19,8 187 Betina II2 23,2 176 Jantan II3 22 145 Betina II4 20,2 105 Betina II5 19,7 84 Jantan II6 19,6 102 Betina III7 23,4 161 Jantan I8 18,5 81 Jantan IV9 19,5 95 Betina III

10 21,4 136 Jantan I11 19 88 Betina III12 23 137 Jantan I13 22 163 Jantan III14 24 160 Betina IV15 18 77 Jantan II16 22,5 156 Betina IV17 21 116 Betina III18 29 332 Jantan II19 17 66 Jantan I20 18,5 77 Betina III21 18,7 83 Betina I22 19,6 88 Betina I23 19,8 99 Jantan II24 19,2 105 Betina III25 19,5 103 Betina I26 21 117 Jantan II27 19,9 102 Betina III28 19,5 83 Jantan I29 20,5 105 Jantan II30 33 574 Jantan IV31 32 479 Jantan IV32 27,4 296 Betina IV33 25 229 Betina IV34 19,1 116 Betina III35 21 127 Betina II36 21,5 137 Jantan I37 27,5 371 Jantan III38 22 138 Betina I39 20,5 116 Betina II40 20,5 116 Jantan II41 21,3 118 Jantan I42 19,6 104 Betina III43 20 105 Jantan II44 19,5 95 Betina II45 21,5 111 Betina I46 21,5 129 Betina III

Page 86: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran76

TRIP II

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKG1 23,7 187 Jantan I2 19,7 98 Betina II3 18 70 Jantan I4 18,5 77 Betina II5 15,1 43 Betina II6 21 105 Betina I7 16,5 56 Jantan I8 17,9 73 Betina II9 19,5 93 Betina I

10 14,7 41 Betina II11 16,6 55 Betina II12 20,1 127 Betina IV13 23,5 176 Jantan I14 22,2 156 Jantan I15 20,5 121 Jantan I16 26,5 241 Jantan I17 26,5 241 Jantan I18 20 109 Jantan I19 18 67 Jantan I20 22,7 149 Betina II21 28 274 Jantan I22 24,5 178 Jantan I23 28 276 Jantan II24 20,5 101 Betina I25 19 85 Betina II26 21,5 133 Betina II27 23,2 140 Betina I28 20,5 107 Betina III29 19,2 89 Betina II30 24 184 Jantan I31 21,7 138 Betina I32 20 122 Betina II33 24,5 217 Betina I34 19 94 Betina II35 21,8 148 Betina II36 18 73 Betina II37 23,5 186 Betina I38 21,7 139 Betina II39 19 88 Betina II40 19,7 101 Betina II41 18,2 85 Jantan I42 20 107 Betina V43 25 240 Betina II44 21,6 127 Jantan II45 24,5 180 Jantan II

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKG46 22,5 153 Jantan II47 20,4 109 Jantan I48 20,6 105 Jantan I49 22,3 158 Betina IV50 20,6 107 Betina V51 20,5 102 Betina I52 26,6 281 Betina V53 25 229 Betina IV54 21,2 121 Betina I55 21 121 Betina II56 21,9 129 Betina II57 20,7 107 Jantan I58 22,1 123 Jantan I59 22,8 149 Betina II60 19,8 93 Betina V61 20,5 110 Betina II62 20,6 109 Jantan III63 20,5 108 Betina I64 32,5 473 Betina III65 26,3 214 Jantan III66 21,3 111 Jantan I67 19,6 96 Betina II68 23,8 168 Betina II69 26,6 227 Jantan I70 23,4 151 Jantan II71 19 90 Betina II72 21,2 129 Betina II73 26,5 250 Betina IV

Page 87: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran77

TRIP IV

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

1 21,7 127 Jantan III 0,062 22,2 148 Betina IV 3,123 21 112 Jantan III 0,34 20 111 Jantan III 0,345 21,5 126 Jantan III 0,126 22 162 Betina IV 47 24,2 191 Jantan III 0,148 22 146 Jantan III 0,229 23 155 Betina III 1,02

10 22 163 Betina IV 2,111 24 183 Jantan III 0,412 21,8 146 Betina IV 4,8213 16,9 110 Betina III 2,4414 21,9 137 Betina III 1,4215 25,4 242 Betina IV 7,1616 21,1 127 Betina III 2,2817 24,3 190 Betina III 1,7818 21,5 127 Jantan III 0,2819 22,4 147 Betina III 2,1220 22,5 155 Betina IV 8,6421 24,3 193 Betina III 2,62

Page 88: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran78

Lampiran 6. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Red Devil

TRIP I

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

Kelamin TKGBeratgonad

1 15,3 100 Betina IV 1,622 15,3 85 Jantan III 0,183 17,6 110 Jantan IV 0,524 18,2 135 Betina IV 2,55 10,6 30 Jantan II6 15 80 Betina7 15,8 90 Betina IV 0,928 15,1 809 15,5 80 Betina I

10 14,8 80 Betina II11 11,9 35 Betina I12 13,1 50 Jantan II13 15,2 75 Jantan IV 0,3414 14,8 170 Betina IV 4,415 16,1 100 Betina II 0,2216 18,2 140 Jantan III 0,2817 16,3 80 Betina III 0,418 17,2 120 Betina IV 2,2819 18,9 140 Jantan III 0,2420 14,6 70 Betina II21 12,5 40 Betina I22 15,1 90 Betina II 0,1423 12,1 40 Jantan II24 14 43,3 Jantan II25 18,6 117 Betina II 0,1226 16,6 92 Betina II27 20 112 Betina II 0,528 14,5 61 Betina IV 0,429 13 43 Betina II30 14,3 59 Betina IV 0,3631 12,1 35 Betina IV 1,5232 13,9 55 Betina IV 1,633 12,8 41 Jantan II34 18,4 15035 16,6 100 Jantan I36 12,7 40 Jantan III37 20 185 Jantan38 16,2 90 Jantan II 0,1639 16,3 90 Jantan II 0,340 18 150 Betina III 1,1641 22 210 Betina III 1,2442 15,6 90 Betina IV 3,1843 17,8 150 Betina II 0,4244 11,7 30 Betina IV 1,6245 13,5 47 Betina II

NoP

(cm) B (gr)Jenis

Kelamin TKGBeratgonad

46 15,9 81 Betina IV 0,8247 16,1 68 Betina V 0,1448 12,8 42 Betina V 0,4649 22,3 250 Betina V50 17,5 111 Betina IV 2,251 13,6 51,16 Betina I52 12,6 35,28 Betina I53 12,7 36,82 Betina I54 17,4 126,7 Betina IV 0,6655 11,3 40 Jantan I

Page 89: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran79

TRIP IIAmphilopus labiatus

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

1 19,3 140 Betina II 0,62 19,5 135 Betina II 0,583 21 182 Betina III 0,524 19,1 170 Betina V5 19,5 143 Betina II 0,76 15,8 64 Betina II 0,167 15,3 58 Betina II 0,128 21,2 179 Betina II 0,729 18,5 137 Betina I

10 15,2 66 Betina IV 1,311 15,3 70 Betina IV 1,4612 15,1 73 Betina IV 0,7413 17,9 125 Betina IV 3,1614 15 61 Betina II 0,1415 13,4 45 Betina III 0,6816 20 150 Betina II 0,8817 14,1 51 Jantan II18 14,8 60 Betina I19 14 46 Jantan I20 15,6 69 Betina IV 0,3421 20,3 161 Betina II 0,6222 16 82 Betina I23 17,7 98 Jantan IV 0,3224 13,2 48 Betina I25 16 83 Jantan II26 13,5 48 Betina I27 13,3 46 Jantan I28 14,2 57 Betina I29 19,5 136 Jantan IV 0,7630 15 75 Betina V31 13,2 53 Betina I32 16,9 100 Jantan III 0,2633 14 48 Betina IV 1,3434 14,2 55 Betina I35 18,8 118 Betina II 0,5236 16,8 91 Betina IV 337 12,5 38 Jantan I38 14,3 54 Betina I39 13,7 47 Betina IV 0,2440 12,8 43 Betina V41 15,4 76 Jantan II 0,1642 13,6 55 Betina II 0,2643 14 63 Betina IV 0,844 15,2 65 Jantan I45 14 47 Jantan III 0,12

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

46 13,4 41 Jantan I47 12,6 38 Betina I48 13,2 46 Jantan I49 12,7 41 Jantan I50 16 81 Jantan I51 13,4 48 Betina IV 0,352 12,4 36 Jantan I53 13,4 46 Betina I54 13,1 41 Betina II55 13,1 45 Betina I

Page 90: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran80

Amphilopus citrinellus

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

1 16 92 Betina I2 16,5 78 Betina II 0,143 17,2 110 Betina III 0,784 18 126 Betina I5 18,2 158 Betina V6 16 106 Betina I7 15,5 68 Betina IV 0,88 14,7 72 Betina I9 13,2 45 Betina III 0,14

10 14,2 59 Betina II11 17 107 Betina V12 14,5 74 Betina IV 1,5613 15,5 85 Betina I14 15,5 79 Betina II15 15,3 73 Betina I16 15,2 67 Betina II17 14,6 58 Betina II18 15,4 73 Betina V19 14,2 64 Betina I20 14,1 54 Betina V21 14,8 62 Jantan III 0,2422 16 84 Betina IV 0,4823 15,9 71 Betina II24 15,7 71 Betina IV 1,2425 14,6 62 Betina IV 1,626 15,8 8527 13,5 48 Betina IV 1,7628 17,6 102 Betina II29 16,8 88 Betina V30 14,3 61 Betina II31 14,6 64 Betina I32 13,7 60 Jantan I33 15,3 70 Betina I34 14,7 67 Betina IV 1,7635 16,5 85 Betina I36 13 48 Betina II 0,137 15,7 87 Betina IV 2,4238 15,1 68 Betina IV 1,6239 14,3 54 Betina II40 14,8 64 Betina IV 1,2241 14,4 54 Betina I42 15,7 74 Betina IV 1,7243 16,2 77 Betina II 0,6244 17,2 106 Betina II45 15,2 61 Betina II

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

46 15 70 Betina II47 14,6 63 Betina V48 13,7 57 Betina II49 14,5 61 Betina II50 14 53 Betina IV 1,3851 14,3 54 Betina III 0,352 14,1 65 Betina IV 1,453 14,3 55 Betina I54 15,5 67 Betina II 0,1655 15,5 70 Betina V56 16,5 81 Betina II 0,657 13,8 53 Betina IV 1,0658 13,8 52 Betina IV 1,159 15,7 81 Betina I60 16,2 71 Betina IV 2,0861 16,5 73 Betina II 0,1462 18,4 120 Betina IV 3,2463 13,5 45 Betina V64 17,7 125 Betina IV 3,4465 16 80 Betina II66 17,7 133 Betina IV 2,9667 12,7 4168 13,5 47 Betina IV 1,6269 15,2 85 Betina III 0,4870 14 55 Betina IV 1,7471 16 101 Betina I72 14,5 56 Jantan II73 14 57 Betina V74 15,2 68 Betina II75 17 110 Jantan II76 13,7 48 Jantan I77 15,8 79 Jantan I78 16,5 107 Betina I79 15,6 75 Betina II80 14 53 Betina II 0,3481 18 133 Betina II82 17,2 94 Betina II83 15 74 Betina II84 16,2 78 Betina III 0,7485 14,3 60 Betina V86 14,5 60 Betina I87 13,1 66 Jantan II88 14 55 Betina I89 13,7 45 Betina II 0,1690 12,7 34 Betina II 0,3

Page 91: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran81

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

91 11,5 36 Betina I92 15,5 68 Betina II93 16 71 Betina II94 13 41 Betina I95 12,8 46 Betina II 0,1896 11,5 31 Betina II97 15,8 75 Betina II98 17,5 139 Jantan IV99 13,5 51 Betina I

100 14,7 61 Betina II101 15,8 79 Betina IV 1,88102 20 155 Betina IV 2,2103 14,7 61 Betina IV 1104 14,5 53 Jantan II105 17 96 Betina III 0,66106 15,5 70 Betina II 0,36107 10,5 23 Jantan I108 13,1 39 Betina I109 14,6 71 Betina V110 15,4 75 Jantan II111 12,8 41 Betina II112 14,5 58 Betina I113 17,6 91 Betina IV 1,16114 16,2 80 Betina V115 19 133 Jantan IV 0,66116 13,6 52 Jantan I117 11,5 27 Jantan IV 0,48118 14,2 60 Betina V119 15,2 63 Betina I120 15,6 81 Betina V121 14 53 Betina I122 14,6 62 Betina V123 15,3 63 Betina II124 14,2 52 Betina II125 20,4 145 Betina II 0,26126 13,2 45 Betina V127 13,7 48 Jantan I128 16,1 80 Jantan II 0,08129 14,8 64 Betina IV 1,14130 11,6 30 Betina II131 12,6 36 Betina I132 12,5 39 Jantan I133 13,5 45 Jantan I134 16,5 85 Betina IV 0,58135 13 41 Betina II

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

136 18,7 114 Jantan I137 13,7 54 Betina IV 0,62138 13,7 50 Jantan I139 15 68 Betina I140 12,4 38 Betina II141 13,4 48 Jantan I142 14,9 61 Betina II143 13,3 43 Betina I144 15,1 70 Betina II145 13 44 Betina IV 1,26146 14,4 50 Betina IV 1,16147 13,1 42 Jantan I148 14 54 Betina II149 14,4 57 Jantan I150 14,3 52 Betina II151 14,6 54 Betina I152 16 82 Betina IV153 14,8 63 Betina II154 13,6 45 Betina V155 18,5 118 Jantan IV 0,66156 13,2 43 Betina II157 13,9 50 Betina II 0,1158 14,6 67 Betina V159 14,5 55 Betina I160 13,5 46 Betina II161 13,9 45 Betina II162 15 68 Betina I163 13,6 46 Betina V164 14,6 71 Betina V165 14 59 Betina V166 13 39 Betina I167 11,3 29 Betina II168 14,2 57 Betina V169 13,1 48 Betina V170 13,5 43 Betina II171 18,7 119 Betina V172 16,8 88 Betina I173 12,5 43 Betina V174 14,4 50 Betina I175 12,8 45 Betina II176 14,6 55 Jantan I177 17 84 Jantan III 0,26178 13,5 47 Betina V179 14,5 58 Betina V180 18,6 106 Betina II

Page 92: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran82

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

181 15,5 72 Betina IV 1,24182 15 62 Betina II183 14,5 57 Jantan I184 13,1 50 Betina V185 13,2 54 Betina I186 14 54 Jantan II187 13,9 48 Betina I188 13,2 41 Betina II189 9,5 18 Jantan I190 9,3 16 Jantan I191 14,7 65 Betina IV 1,28192 12,4 36 Betina II193 13,8 49 Betina II194 13,1 48 Betina II195 14,4 53 Betina II196 13,4 52 Betina II197 13,2 46 Betina V198 13,9 46 Betina II199 13,5 47 Betina I200 14,1 53 Betina I

Page 93: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran83

TRIP IIIAmphilopus labiatus

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKG1 15,8 70 Betina IV2 18,6 110 Betina II3 16,1 84 Betina II4 15,4 78 Jantan IV5 13,2 50 Jantan IV6 14,6 60 Betina III7 13,7 49 Betina IV8 14,3 61 Betina III9 16,5 104 Betina IV

10 14,5 62 Jantan II11 15,3 63 Betina II12 13,2 47 Jantan III13 15,5 68 Jantan IV14 15,7 64 Betina IV15 13,7 53 Betina II16 16,5 87 Betina III17 15 56 Betina II18 14 53 Betina II19 15,8 65 Betina IV20 16 79 Betina III21 15,2 75 Betina II22 16,5 82 Betina IV23 16 77 Betina IV24 16,5 77 Jantan IV25 17,6 103 Jantan IV26 14,5 59 Betina I27 14 55 Betina V28 16,3 82 Betina III29 14,7 65 Betina III30 15,5 77 Betina II31 15,6 67 Betina I32 12,7 51 Betina I33 14 55 Betina II34 14 55 Betina II35 15,3 70 Betina II36 13,8 54 Betina II37 16,7 94 Betina II38 13,7 49 Betina I39 14,9 67 Betina II40 12 34 Betina II41 15 60 Betina I42 14,5 55 Jantan IV43 16,3 86 Betina IV44 14,7 70 Betina II45 15 64 Betina II

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKG46 13,6 52 Betina II47 13,5 41 Jantan III48 12 34 Betina III49 13,5 44 Betina IV50 11 26 Betina II51 12,8 44 Jantan III52 12,6 36 Betina I53 12,7 38 Betina I54 15,4 68 Betina III55 16 79 Betina III56 15,5 73 Betina II57 14 56 Betina III58 12,5 39 Betina I59 13 38 Betina III60 15,2 71 Betina III61 13,1 46 Betina V62 12,7 43 Betina IV63 13,8 56 Betina II64 13,7 50 Betina IV65 14,1 54 Jantan II66 17,5 100 Betina III67 14,8 63 Busuk68 14,2 60 Betina III69 16,2 76 Jantan IV70 13 48 Betina IV71 13,2 36 Betina I72 15,3 59 Busuk73 16,5 90 Betina IV74 13,5 49 Jantan II75 16,5 82 Betina II76 13,5 44 Betina II77 14 52 Betina IV78 14,5 71 Betina II79 15 70 Betina IV80 16 82 Betina II81 17 97 Jantan IV82 12,8 43 Betina V83 13,4 46 Betina IV84 12,5 44 Jantan III85 14,5 53 Jantan III86 15 68 Betina IV87 15 41 Betina II

Page 94: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran84

Amphilopus citrinellus

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

1 12,5 41 Betina II2 14,5 52 Betina IV3 14,6 63 Betina II4 12,4 39 Jantan II5 12,3 37 Jantan II6 14,5 63 Betina II7 13,3 47 Betina II8 12,5 39 Jantan II9 12,2 37 Betina II

10 13,8 57 Betina V11 12,6 38 Betina I12 9,5 16 Betina I13 14,7 51 Betina I14 13 46 Betina V15 13,3 48 Betina II16 11,6 32 Betina I17 15 59 Betina II18 16,7 83 Betina V19 14,2 59 Betina I20 13,5 44 Betina V21 12,5 40 Betina II22 15 60 Betina II23 13 43 Jantan II24 15 66 Jantan I25 11,7 30 Betina II26 15,1 62 Betina III27 12,5 36 Betina II28 13 46 Betina I29 13,7 48 Betina II30 12,5 46 Jantan II31 12 32 Betina II32 15 67 Betina III33 13 44 Betina I34 12 33 Betina II35 14,5 60 Betina II36 12,5 36 Betina I37 11,5 27 Betina II38 12 36 Betina I39 13 52 Betina II40 15,1 64 Betina IV41 12 36 Betina V42 14 44 Betina IV43 15,2 71 Betina II44 13,7 50 Betina I45 14,6 64 Betina II

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

46 13 40 Jantan III47 14 50 Betina II48 14,6 66 Jantan II49 9,5 19 Betina II50 12,3 36 Betina II51 11,3 28 Betina II52 14,5 58 Betina II53 11,4 27 Betina II54 12,5 39 Betina II55 11,5 31 Betina I56 14 47 Betina III57 14,5 55 Betina II58 15,3 71 Betina II59 13,6 47 Betina II60 11,6 31 Betina II61 15,7 70 Betina I62 15 58 Betina II63 12,5 41 Betina II64 14,5 63 Betina II65 13,7 53 Betina II66 12 35 Betina 267 14,5 64 Betina 268 14,5 64 Betina 269 11,2 26 Betina 170 12,2 40 Betina 471 13,8 54 Betina 372 11,3 29 Betina 173 12 35 Betina 274 12 33 Betina 175 14,4 60 Betina 276 13,3 54 Betina 277 13,6 47 Jantan 378 13,4 48 Betina 279 12,3 34 Jantan 280 12,2 36 Betina 181 14,5 61 Betina 382 14,2 51 Betina 283 12,6 43 Betina 284 12,8 44 Betina 285 13,2 50 Betina 186 15,5 73 Betina 187 13,4 48 Betina 388 11,7 34 Betina 189 14,8 74 Betina 290 16 71 Jantan 4

Page 95: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran85

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

91 13,6 52 Betina 592 13,1 45 Betina 493 11,5 30 Jantan 294 16,4 77 Betina 295 14 54 Betina 596 14,4 70 Betina 297 13,4 49 Betina 298 13 46 Jantan 199 11 25 Jantan 1

100 14,3 69 Betina 4101 13,5 48 Betina 4102 15,3 78 Betina 5103 15,2 65 Betina 1104 12,7 36 Betina 2105 14,6 60 Betina 1106 13,5 51 Betina 4107 11,6 32 Betina 5108 18,4 109 Betina 2109 11,8 34 Betina 3110 14,2 63 Betina 4111 15,5 56 Betina 2112 12,5 42 Betina 2113 13,4 43 Betina 2114 13,8 45 Betina 4115 14,6 58 Betina 2116 16,1 73 Betina 4117 14,6 63 Betina 4118 12,7 37 Betina 3119 14 56 Betina 3120 12,5 32 Betina 2121 11,7 36 Betina 4122 12,9 50 Jantan 3123 12 36 Jantan 2124 13 46 Betina 2125 12 35 Betina 2126 12,7 44 Betina 2127 11,8 29 Betina 2128 10,7 23 Betina 2

Page 96: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran86

TRIP IVAmphilopus labiatus

NoP

(cm)B

(gr)Jenis

kelamin TKGBeratgonad

1 29 670 Jantan IV 1,382 24,2 313 Jantan IV3 20,6 174 Jantan IV 0,744 20 141 Jantan IV 0,765 15,3 68 Jantan I6 18,5 92 Jantan III 0,227 16,2 88 Jantan II 0,28 18,1 91 Betina II 0,19 15,3 64 Jantan III 0,16

10 15,3 68 Betina V11 16 81 Betina V12 17,3 92 Jantan IV 0,6213 16,5 80 Jantan II 0,1814 13,2 52 Betina V15 14,6 97 Betina IV 1,6416 18,4 122 Betina IV 1,3817 14,2 52 Betina I18 19,1 111 Betina IV 2,2219 14,7 53 Betina I20 17 96 Jantan II 0,1421 15,9 75 Jantan II22 15 57 Betina I23 15,8 76 Jantan III 0,224 18 107 Betina IV 3,0425 18 115 Betina I26 15 68 Betina II27 14,3 62 Betina I28 15,8 80 Betina II29 16,5 82 Betina II30 14,4 57 Betina III 0,58

Page 97: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran87

Amphilopus citrinellus

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

1 14 49 Betina II2 13 41 Betina II3 13,8 57 Betina IV 0,744 17,2 99 Betina III 0,285 13,5 52 Betina V6 15 64 Betina V7 14,5 60 Betina III 0,38 13,8 51 Betina II 0,129 19,5 135

10 15,5 78 Betina IV 1,311 15,2 57 Betina I12 13,8 57 Betina II 0,0613 14,4 54 Betina IV 1,9814 13,8 58 Betina III 0,1215 13,5 48 Betina IV 1,3816 14,9 57 Betina III 0,3617 14,5 59 Betina I18 12 34 Betina III19 14 53 Betina III 0,4820 13 36 Betina II21 14,2 62 Betina III 0,1222 14,5 60 Betina III23 13,5 47 Betina I24 15 70 Betina III25 16 84 Betina II 0,0426 16,8 93 Betina II 0,0627 13,6 49 Betina V28 15 68 Betina V29 14,1 63 Betina III 0,2430 16,5 76 Jantan III 0,4431 13,5 43 Betina III 0,332 14 57 Jantan II33 15,4 65 Betina I34 12,5 37 Betina I35 12 36 Betina I36 12,3 39 Betina V37 13,4 46 Betina I38 14,2 54 Betina II39 17,3 100 Betina II 0,1440 14,5 59 Betina I41 15,4 73 Betina IV 1,3642 14,4 54 Betina I43 15,3 67 Betina I44 16,5 81 Betina III 0,2245 12,5 40 Betina I

NoP(cm)

B(gr)

Jeniskelamin TKG

Beratgonad

46 13,8 54 Betina II47 14,4 59 Betina I48 12,3 38 Betina I49 12,1 33 Jantan IV 0,5450 13,6 78 Betina IV 0,6851 15 68 Betina IV 0,5652 15 60 Jantan II53 16,6 86 Betina II54 14,5 59 Betina I55 14,8 58 Betina III 0,1256 14 46 Betina I57 16,7 95 Betina V58 14 56 Betina V59 14 54 Betina V60 13 46 Betina I61 12 34 Betina I62 14,6 63 Betina I63 13,4 46 Betina V64 15,5 79 Betina I65 15,5 75 Betina I 0,0866 16,3 79 Betina I 0,0867 14,1 52 Betina III 0,368 13,6 48 Jantan I69 14,5 62 Jantan I 0,0470 15 70 Betina I71 14,9 61 Jantan I72 14 54 Betina I73 15,9 82 Betina I74 12,9 35 Jantan I75 15,8 78 Betina I76 15 65 Betina II 0,0877 14,5 60 Betina I78 12,3 35 Betina II 0,0879 13,4 53 Betina IV 1,1880 15,5 70 Betina III 0,7481 14,8 66 Jantan III 0,182 14,2 59 Betina I83 15,2 67 Betina I 0,0484 15,7 66 Betina III 0,2685 13,8 44 Betina I

Page 98: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran88

Lampiran 7. Data Hasil Tangkapan Nelayan Waduk Kedung Ombo

Nama : DarwitoAlat Tangkap : Jaring

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

12-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 9Mujaer 46Tawes 50Betutu 3Sepat 50

15-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 11Mujaer 48Tawes 40Betutu 2

16-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 34

17-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 60Tawes 26Betutu 2

18-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 101Tawes 16Red Devil 13

20-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 40Tawes 14Red Devil 8

21-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 8Red Devil 5

22-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 18Tawes 39

23-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis Red Devil 27

24-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Mujaer 41Tawes 26Red Devil 11Betutu 1

25-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Mujaer 22Tawes 26Red Devil 32Sepat 3

Page 99: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran89

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

26-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 24Red Devil 27

28-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 22Tawes 17Red Devil 13

29-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 28Tawes 39Red Devil 18

1-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Mujaer 25Tawes 24Red Devil 37Betutu 1

2-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 35Tawes 19Red Devil 16

3-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 53Tawes 16Red Devil 13

5-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 63Tawes 22Red Devil 16

6-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 9Red Devil 17

7-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 64Tawes 12Red Devil 16

9-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 35Tawes 11Red Devil 19

10-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 39Tawes 27Red Devil 26

12-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 38Tawes 19Red Devil 25

15-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Mujaer 41Tawes 18Red Devil 28Betutu 1

Page 100: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran90

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

16-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 29Tawes 18Red Devil 31

17-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 19Red Devil 26

19-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 22Red Devil 30

20-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Mujaer 41Tawes 27Red Devil 33Betutu 1

22-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 60Tawes 32Red Devil 23

24-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 32Tawes 37Red Devil 28

25-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 44Tawes 28Red Devil 17

26-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 38Tawes 25Red Devil 15

27-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 62Tawes 41Red Devil 28

28-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 66Tawes 81Red Devil 29

29-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 37Red Devil 23

30-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 24Tawes 3Red Devil 31

1-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 1Red Devil 24

Page 101: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran91

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

2-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 80Tawes 16Red Devil 34

4-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 26Tawes 6Red Devil 8

5-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 32Tawes 14Red Devil 19

6-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 19Red Devil 22

14-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 21Tawes 29Red Devil 16

17-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 19Tawes 27Red Devil 16

19-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 23Tawes 17Red Devil 8

7 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 89Red Devil 8

8 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 32Tawes 28Red Devil 19Betutu 1

10 juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 16Red Devil 27

11 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 33Tawes 51Red Devil 23

13 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 30Tawes 42Red Devil 17

14 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 38Red Devil 16

Page 102: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran92

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

16 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 37Red Devil 24

17 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 47Red Devil 17

19 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 45Red Devil 29

20 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 27Tawes 33Red Devil 22

22 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 39Red Devil 28

23 Juni 2011 2.5-5 inci 2 net sapMujair 22Tawes 16Red Devil 8

24 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 22Red Devil 12

26 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 21Red Devil 11

27 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 37Tawes 29Red Devil 20

28 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 27Tawes 32Red Devil 16Nila 1

29 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 53Tawes 40Red Devil 22

30 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 36Red Devil 18

2 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 31Red Devil 15

Page 103: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran93

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

3 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 23Tawes 34Red Devil 16Nila 1

4 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 21Tawes 37Red Devil 13

6 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 11Red Devil 17

7 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 34Tawes 8Red Devil 16

8 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 48Tawes 11Red Devil 7

9 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 66Tawes 31Red Devil 16

10 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 40Tawes 12Red Devil 13

11 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 8Red Devil 14

12 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 18Red Devil 21

14 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 39Tawes 23Red Devil 11

16Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 27Red Devil 19

17 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 23Red Devil 12

18 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 16Tawes 27Red Devil 13

Page 104: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran94

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

26-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 21Red Devil 16

27-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 36Tawes 29Red Devil 17

28-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 31Red Devil 19

29-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 22Red Devil 33

30-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 16Tawes 28Red Devil 37Sepat 7

31-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 28Tawes 17Red Devil 8

1-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 18Red Devil 7

4-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 19Tawes 30Red Devil 51

5-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 40Tawes 29Red Devil 16Sepat 2

6-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 36Tawes 28Red Devil 16

7-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 31Tawes 33Red Devil 22

8-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 34Red Devil 11

9-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 28Tawes 16Red Devil 19

Page 105: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran95

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

10-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 40Tawes 22Red Devil 15Nila 1

11-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 23Red Devil 41

13-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 19Tawes 28Red Devil 75

14-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 60Tawes 28Red Devil 23Nila 6

15-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 28Red Devil 22

16-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 32Red Devil 21

17-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 16Red Devil 11

18-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 52Tawes 29Red Devil 11

21-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 33Tawes 28Red Devil 29

22-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 38Tawes 22Red Devil 27

23-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 39Tawes 22Red Devil 18

24-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 72Tawes 59Red Devil 48Nila 17

Page 106: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran96

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

25-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 56Red Devil 26

26-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 37Tawes 42Red Devil 20

31-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 41Red Devil 32

1-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 59Tawes 47Red Devil 19

2-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 47Red Devil 32

3-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 22Red Devil 17

4-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 57Red Devil 28

6-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 41Tawes 21Red Devil 11

7-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 62Red Devil 23

9-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 32Red Devil 16

10-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 59Red Devil 41

11-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 37Tawes 31Red Devil 28

12-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 37Red Devil 22

Page 107: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran97

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

17-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 47Red Devil 11

18-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 21Red Devil 18

19-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 24Tawes 21Red Devil 12

20-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 41Tawes 32Red Devil 11Nila 17

21-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 47Red Devil 31

22-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 52Red Devil 32

23-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 22Red Devil 29

24-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 57Tawes 72Red Devil 37

25-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 57Red Devil 31

26-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 56Red Devil 41

27-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 18Red Devil 22

28-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 62Red Devil 17

29-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 51Red Devil 49

Page 108: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran98

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

30-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 62Red Devil 41

1-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 39Tawes 21Red Devil 41

2-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 71Red Devil 31

3-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap

Mujaer 72Tawes 41Red Devil 11Nila 7

4-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 32Red Devil 11

5-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 17Red Devil 11

6-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 59Red Devil 14

7-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 17Red Devil 8

8-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 59Red Devil 41

9-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 63Tawes 42Red Devil 32

10-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 68Red Devil 11

11-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 52Tawes 71Red Devil 28

Page 109: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran99

Nama nelayan : DaryantoAlat tangkap : jaring

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

12-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 20Mujaer 35Tawes 25

15-Mar-112,5-5 inci 4 pis

Red Devil 30Mujaer 5Tawes 22Nila 60

Serok Betutu 3

16-Mar-112,5-5 inci 4 pis

Red Devil 11Mujaer 21Tawes 17Nila 2

Serok Betutu 5

17-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 30Mujaer 40Tawes 25Nila 15

18-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 15Mujaer 60Tawes 45Nila 8

19-Mar-112,5-5 inci 4 pis

Red Devil 20Mujaer 47Tawes 22Nila 3

Serok Betutu 3

21-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 48Mujaer 33Tawes 17Nila 1

22-Mar-112,5-5 inci 4 pis

Red Devil 17Mujaer 89Tawes 51Nila 11

Serok Betutu 2

23-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 23Mujaer 62Tawes 19Nila 7

Page 110: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran100

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

24-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 28Mujaer 68Tawes 72

27-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 19Mujaer 57Tawes 72Nila 1Betutu 1

28-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 15Mujaer 91Tawes 64

30-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 30Mujaer 70Tawes 43Nila 7

31-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 14Mujaer 48Tawes 29Nila 1

1-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 17Mujaer 81Tawes 61Nila 8

2-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 12Mujaer 51Tawes 32Nila 14

3-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 13Mujaer 38Tawes 19Nila 7

4-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 24Mujaer 29Tawes 36Nila 6

5-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 17Mujaer 71Tawes 52Nila 11

6-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 13Mujaer 41Tawes 27Nila 4

Page 111: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran101

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

9-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 16Mujaer 69Tawes 39Nila 5

10-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 10Mujaer 72Tawes 52Nila 4

11-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 6Mujaer 31Tawes 57Nila 9

12-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 20Mujaer 63Tawes 37Nila 4

13-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 17Mujaer 72Tawes 62Nila 9

14-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 18Mujaer 21Tawes 39Nila 9

16-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 24Mujaer 71Tawes 57Nila 11

17-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 28Mujaer 69Tawes 51Nila 17

18-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 42Mujaer 92Tawes 87Nila 18

19-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 19Mujaer 51Tawes 48

20-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 21Mujaer 72Tawes 37Nila 2

Page 112: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran102

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

21-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 27Mujaer 52Tawes 43Nila 17

22-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 22Mujaer 62Tawes 18

23-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 13Mujaer 19Tawes 41Nila 8

24-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 39Mujaer 16Tawes 17Nila 2

25-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 42Mujaer 91Tawes 62Nila 11

26-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 28Mujaer 82Tawes 31Nila 4

28-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 21Mujaer 41Tawes 47Nila 7

29-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 26Mujaer 77Tawes 30

30-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 81Mujaer 69Tawes 32Nila 2

2-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 32Mujaer 31Tawes 40Nila 7

3-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 11Mujaer 22Tawes 24

Page 113: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran103

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

4-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 22Mujaer 29Tawes 20Nila 3

5-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 13Mujaer 18Tawes 21Nila 4

6-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 26Mujaer 37Tawes 25Nila 1

7-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 40Mujaer 71Tawes 60Nila 7

8-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 71Mujaer 52Tawes 37

10-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 25Betutu 1

11-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 27Mujaer 43Tawes 60Betutu 2

12-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 27Mujaer 61Tawes 31Nila 3

15-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 22Mujaer 42Tawes 21Nila 4

16-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 29Mujaer 30Tawes 47Nila 11

17-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 41Mujaer 52Tawes 28Nila 7

Page 114: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran104

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

18-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 12Mujaer 38Tawes 27Nila 4Betutu 2

19-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 29Mujaer 62Tawes 42Nila 1

20-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 41Mujaer 31Tawes 60Nila 8

22-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 27Mujaer 39Tawes 48Nila 6

23-May-11 2,5-5 inci 4 pis

Red Devil 22Mujaer 42Tawes 32Nila 1

26-May-20112.5 Inci 2 pis

Mujaer 24Tawes 21Red devil 18Nila 7

5 Inci 2 pisNila 3Betutu 1

27-May-2011

2.5 Inci 2 pisMujaer 38Tawes 21Red devil 24

5 Inci 2 pisNila 2Betutu 1Tawes 2

30-May-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 47Tawes 29Red devil 19Nila 6

5 inci 2 pis

Mujaer 1Tawes 4Betutu 1Nila 1

Page 115: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran105

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

31-May-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 42Tawes 36Red devil 28Nila 11

5 inci 2 pis

Karper 2Tawes 3Betutu 1Nila 4

6-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 29Tawes 23Red devil 33Nila 6

5 inci 2 pis

Karper 1Tawes 2Betutu 1Nila 2

7-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 22Tawes 18Red devil 11Nila 2

5 inci 2 pis

Mujaer 1Tawes 2Betutu 1Nila 1

8-Jun-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 49Tawes 22Red devil 17

5 inci 2 pisMujaer 3Tawes 2Nila 1

12-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 37Tawes 28Red devil 22Nila 7Betutu 2

5 inci 2 pis

Mujaer 1Tawes 2Betutu 1Nila 2

Page 116: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran106

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

13-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 47Tawes 38Red devil 27Nila 9

5 inci 2 pis

Mujaer 1Tawes 5Karper 1Nila 3

14-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 72Tawes 22Red devil 11Betutu 2

5 inci 2 pis

Mujaer 2Tawes 2Betutu 1Nila 3

15-Jun-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 20Tawes 24Red devil 32

5 inci 2 pisTawes 5Betutu 1Nila 2

16-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 37Tawes 21Red devil 10Nila 1

5 inci 2 pisTawes 7Mujaer 3Nila 1

17-Jun-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 41Tawes 38Red devil 8

5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1

18-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 17Tawes 25Red devil 12Nila 1

5 inci 2 pisTawes 1Mujaer 1Nila 2

Page 117: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran107

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

19-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 52Tawes 32Red devil 27Nila 4Betutu 1

5 inci 2 pis

Tawes 1Mujaer 1Nila 2Patin 2

20-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 21Tawes 29Red devil 19Nila 2

5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1Nila 2

21-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 27Tawes 22Red devil 13Nila 1

5 inci 2 pis

Tawes 3Mujaer 2Betutu 1Patin 1

22-Jun-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 23Tawes 18Red devil 21

5 inci 2 pis

Tawes 2Betutu 2Nila 1Mujaer 1

23-Jun-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 62Tawes 23Red devil 18Nila 4

5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1

24-Jun-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 42Tawes 23Red devil 25

5 inci 2 pisTawes 6Nila 2Mujaer 3

Page 118: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran108

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

25-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 21Tawes 19Red devil 12Nila 5

5 inci 2 pisTawes 4Nila 1Betutu 2

26-Jun-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 27Tawes 18Red devil 14

5 inci 2 pisTawes 1Nila 1

30-Jun-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 24Tawes 17Red devil 11Nila 7

5 inci 2 pis

Tawes 2Nila 4Patin 2Mujaer 1

1-Jul-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 42Tawes 17Red devil 21Nila 3

5 inci 2 pisTawes 2Nila 1Mujaer 5

2-Jul-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 4Tawes 51Red devil 19Nila 4

5 inci 2 pisBetutu 1Nila 2Mujaer 2

3-Jul-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 51Tawes 42Red devil 7Betutu 1

5 inci 2 pisTawes 3Nila 1

Page 119: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran109

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

4-Jul-2011 2.5 inci 2 pis

Mujaer 47Tawes 32Red devil 16Nila 2

5-Jul-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 37Tawes 29Red devil 23

5 inci 2 pisTawes 1Nila 8Mujaer 4

6-Jul-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 24Tawes 18Red devil 12

5 inci 2 pisTawes 2Nila 1Betutu 1

9-Jul-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 43Tawes 29Red devil 17Nila 6

5 inci 2 pisNila 3Mujaer 2Betutu 1

10-Jul-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 32Tawes 43Red devil 17

5 inci 2 pisTawes 5Mujaer 3

11-Jul-20112.5 inci 2 pis

Mujaer 20Tawes 11Red devil 17Nila 4

5 inci 2 pisNila 2Betutu 1

12-Jul-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 31Tawes 21Red devil 11

5 inci 2 pis

Nila 1Mujaer 3Betutu 2Tawes 5

Page 120: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran110

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

14-Jul-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 22Tawes 32Red devil 27

5 inci 2 pisNila 4Betutu 1Tawes 2

15-Jul-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 28Tawes 37Red devil 23Nila 9

5 inci 2 pisNila 1Mujaer 1Tawes 1

16-Jul-2011

2.5 inci 2 pis

Mujaer 29Tawes 22Red devil 21Nila 18

5 inci 2 pis

Nila 2Patin 1Tawes 2Betutu 1

19-Jul-2011

2.5 inci 2 pisMujaer 24Tawes 27Red devil 11

5 inci 2 pisNila 4Mujaer 1Tawes 1

22-Jul-2011 2.5 inci 2 pisMujaer 28Tawes 15Red devil 9

7 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 89Red Devil 8

8 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 32Tawes 28Red Devil 19Betutu 1

10 juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 16Red Devil 27

Page 121: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran111

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

11 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 33Tawes 51Red Devil 23

13 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 30Tawes 42Red Devil 17

14 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 38Red Devil 16

16 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 37Red Devil 24

17 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 47Red Devil 17

19 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 45Red Devil 29

20 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 27Tawes 33Red Devil 22

22 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 39Red Devil 28

23 Juni 2011 2.5-5 inci 2 net sapMujair 22Tawes 16Red Devil 8

24 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 22Red Devil 12

26 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 21Red Devil 11

27 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 37Tawes 29Red Devil 20

28 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 27Tawes 32Red Devil 16Nila 1

29 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 53Tawes 40Red Devil 22

Page 122: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran112

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

30 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 36Red Devil 18

2 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 31Red Devil 15

3 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sap

Mujair 23Tawes 34Red Devil 16Nila 1

4 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 21Tawes 37Red Devil 13

6 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 11Red Devil 17

7 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 34Tawes 8Red Devil 16

8 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 48Tawes 11Red Devil 7

9 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 66Tawes 31Red Devil 16

10 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 40Tawes 12Red Devil 13

11 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 8Red Devil 14

12 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 18Red Devil 21

14 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 39Tawes 23Red Devil 11

16-Jul-11 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 27Red Devil 19

Page 123: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran113

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

17 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 23Red Devil 12

18 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 16Tawes 27Red Devil 13

25-Jul-11

2,5 inci 4 PisMujaer 42Tawes 57Red Devil 24

5 inci 4 Pis

Betutu 2Nila 1Patin 1Tawes 2

25-Jul-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 39Tawes 41Red Devil 21

5 inci 4 PisNila 2Tawes 1

26-Jul-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 61Tawes 26Red Devil 17Nila 9

5 inci 4 PisNila 8Betutu 1

27-Jul-11

2,5 inci 4 Pis

Mujaer 31Tawes 29Red Devil 8Betutu 2

5 inci 4 PisNila 1Patin 2Tawes 1

28-Jul-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 23Tawes 36Red Devil 11Nila 2

5 inci 4 PisNila 1Betutu 1

29-Jul-11 2,5 inci 4 Pis

Mujaer 27Tawes 18Nila 6Betutu 2

Page 124: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran114

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

30-Jul-11

2,5 inci 4 Pis

Mujaer 30Tawes 4Nila 21Red Devil 6

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1Tawes 1

31-Jul-11

2,5 inci 4 PisMujaer 33Tawes 47Red Devil 12

5 inci 4 Pis

Betutu 1Nila 4Tawes 2Patin 1

1-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 41Tawes 22Red Devil 18

5 inci 4 PisNila 1Betutu 1

5-Aug-11

2,5 inci 4 Pis

Mujaer 37Tawes 52Red Devil 19Nila 7

5 inci 4 Pis

Betutu 2Karper 1Nila 1Tawes 2

6-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 61Tawes 22Red Devil 12

5 inci 4 PisBetutu 1Tawes 1

8-Aug-11

2,5 inci 4 PisMujaer 67Tawes 32Red Devil 24

5 inci 4 PisPatin 1Nila 2Betutu 1

9-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 51Tawes 24Red Devil 32

5 inci 4 Pis Betutu 1

Page 125: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran115

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

11-Aug-11

2,5 inci 4 PisMujaer 31Tawes 49Red Devil 22

5 inci 4 PisNila 2Betutu 1Tawes 3

12-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 41Red Devil 17

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4

13-Aug-11 2,5 inci 4 PisMujaer 52Tawes 42Red Devil 22

14-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 78Tawes 56Red Devil 32

5 inci 4 Pis Nila 4

18-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 61Tawes 52Red Devil 37

5 inci 4 PisNila 3Betutu 2

19-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 43Tawes 31Red Devil 17

5 inci 4 Pis Betutu 2

20-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 72Tawes 62Red Devil 11

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1

21-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 26Tawes 72Red Devil 41

5 inci 4 PisNila 1Betutu 2

22-Aug-11 2,5 inci 4 PisMujaer 71Tawes 62Red Devil 41

Page 126: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran116

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

23-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 56Tawes 43Red Devil 22

5 inci 4 Pis Betutu 2

27-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 67Tawes 51Red Devil 22

5 inci 4 Pis Betutu 3

28-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 73Tawes 53Red Devil 27

5 inci 4 Pis Betutu 1

29-Aug-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 57Red Devil 22

5 inci 4 PisNila 3Betutu 1

1-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 59Tawes 72Red Devil 11

5 inci 4 Pis Betutu 1

2-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 51Red Devil 22

5 inci 4 PisNila 3Betutu 2

3-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 70Tawes 67Red Devil 11

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1

4-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 78Tawes 51Red Devil 11

5 inci 4 Pis Betutu 2

5-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 62Tawes 31Red Devil 18

6-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 42Tawes 59Red Devil 23

5 inci 4 PisBetutu 1Nila 2

Page 127: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran117

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

7-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 51Red Devil 22

5 inci 4 PisBetutu 3Nila 1

8-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 82Tawes 63Red Devil 3

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4

9-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 79Tawes 62Red Devil 31

5 inci 4 Pis Betutu 3

10-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 73Tawes 64Red Devil 14

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 5

11-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 63Tawes 78Red Devil 31

5 inci 4 Pis Betutu 2

12-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 19Tawes 32Red Devil 22

5 inci 4 PisBetutu 1Nila 1

13-Sep-11

2,5 inci 4 PisMujaer 24Tawes 39Red Devil 21

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 6Patin 1

14-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 47Tawes 63Red Devil 3

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1

Page 128: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran118

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

15-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 63Tawes 51Red Devil 22

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1

16-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 71Tawes 62Red Devil 31

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 3

17-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 41Tawes 23Red Devil 15

5 inci 4 Pis Betutu 1

18-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 51Tawes 43Red Devil 15

5 inci 4 Pis Nila 3

19-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 47Tawes 32Red Devil 23

20-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 71Tawes 62Red Devil 33

21-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 32Red Devil 41

5 inci 4 PisBetutu 1Nila 5

22-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 71Tawes 52Red Devil 40

5 inci 4 Pis Betutu 2

23-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 32Tawes 47Red Devil 22

5 inci 4 Pis Nila 1

24-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 48Tawes 33Red Devil 27

5 inci 4 Pis Betutu 2

Page 129: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran119

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

25-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 59Tawes 41Red Devil 29

5 inci 4 Pis Betutu 2

26-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 61Tawes 52Red Devil 21

5 inci 4 Pis Betutu 2

27-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 41Tawes 59Red Devil 31

5 inci 4 Pis Betutu 2

28-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 56Tawes 52Red Devil 22

5 inci 4 PisBetutu 1Nila 4

29-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 32Tawes 22Red Devil 14

5 inci 4 Pis Nila 1

30-Sep-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 22Tawes 41Red Devil 12

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1

1-Oct-112,5 inci 4 Pis

Mujaer 52Tawes 71Red Devil 22

5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4

5-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 31Red Devil 22Betutu 1

6-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 24Tawes 23Red Devil 12Betutu 1Nila 4

Page 130: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran120

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

7-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 24Tawes 28Red Devil 17Betutu 1Nila 4

9-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 70Tawes 52Nila 7Red Devil 62Betutu 1

10-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 19Tawes 15Red Devil 12Betutu 1

11-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 62Tawes 41Nila 6Red Devil 15Betutu 2

12-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis

Mujaer 41Tawes 55Red Devil 22Betutu 1

Page 131: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran121

Nama nelayan : SutrisnoAlat tangkap : Branjang

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

15-Mar-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4

16-Mar-11 2 inci 1Nila 13Tawes 5

17-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Patin 1

19-Mar-11 2 inci 1Nila 9Tawes 3

20-Mar-11 2 inci 1Nila 15Tawes 6

21-Mar-11 2 inci 1Nila 12Tawes 2

23-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 14

24-Mar-11 2 inci 1Nila 15Tawes 6Gabus 1

25-Mar-11 2 inci 1Nila 9Tawes 4Red Devil 2

26-Mar-11 2 inci 1Nila 13Tawes 4

27-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3

29-Mar-11 2 inci 1Nila 17Tawes 5

30-Mar-11 2 inci 1 Nila 12

31-Mar-11 2 inci 1Tawes 4Patin 1

1-Apr-11 2 inci 1Nila 15Red Devil 3

2-Apr-11 2 inci 1Nila 9Tawes 4Red Devil 2

4-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 7

6-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 1

Page 132: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran122

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

7-Apr-11 2 inci 1Nila 9Tawes 2Red Devil 2

8-Apr-11 2 inci 1Nila 13Tawes 4

9-Apr-11 2 inci 1 Nila 17

10-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4

11-Apr-11 2 inci 1Nila 10Tawes 3Red Devil 2

14-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3Red Devil 2

15-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4

16-Apr-11 2 inci 1Nila 4Tawes 1

18-Apr-11 2 inci 1Nila 6Tawes 4Red Devil 2

19-Apr-11 2 inci 1Nila 5Tawes 6

20-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 2

21-Apr-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3Patin 1

22-Apr-11 2 inci 1Nila 10Tawes 3Red Devil 4

23-Apr-11 2 inci 1Nila 5Tawes 1Red Devil 2

24-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 20

25-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 8Red Devil 5

26-Apr-11 2 inci 1Nila 12Tawes 7

Page 133: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran123

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

27-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3Red Devil 4

28-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 8

29-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Red Devil 4

30-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 3Patin 1

1-May-11 2 inci 1Nila 9Tawes 5

2-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 6

4-May-11 2 inci 1Nila 6Tawes 2

5-May-11 2 inci 1Nila 3Tawes 7Red Devil 3

7-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 6

8-May-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Red Devil 6

9-May-11 2 inci 1Nila 13Tawes 5

10-May-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4Red Devil 4

12-May-11 2 inci 1Nila 13Tawes 6

13-May-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3

14-May-11 2 inci 1Nila 10Tawes 4Red Devil 5

15-May-11 2 inci 1Nila 16Tawes 3

16-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 3Red Devil 4

Page 134: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran124

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

18-May-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3Red Devil 3

20-May-11 2 inci 1Nila 15Tawes 1

21-May-11 2 inci 1Nila 30Tawes 5Patin 3

10 Juni 2011 2 inci 1 pisNila 8Tawes 4

12 juni 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 2

13 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 3

14 juni 2011 2 inci 1 pisNila 18Tawes 1

16 juni 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 3Red Devil 2

17 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 3

19 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 4Betutu 1

20 juni 2011 2 inci 1 pisNila 11Tawes 6

21 juni 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 7

23 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 6

24 juni 2011 2 inci 1 pisNila 20Tawes 4

25 juni 2011 2 inci 1 pisNila 15Tawes 6

27 juni 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 4

28 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 4

30 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 1

1 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 18Tawes 7

Page 135: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran125

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

2 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 16Tawes 8

4 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 10Tawes 2

5 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 11Tawes 3

6 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 14Tawes 3Betutu 1

8 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 5

12 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 8Tawes 3

13 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 7

14 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 10Tawes 5

16 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 16Tawes 1

17 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 3

18 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 4

20 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 7

21 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 3

Page 136: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran126

Nama nelayan : SuwarnoAlat tangkap : Jaring

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

12 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 12Tawes 9

14 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 8Tawes 7

15 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 18Tawes 3

16 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 30Tawes 2

17 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 28Tawes 4

20 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 26Tawes 1

21 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 16Tawes 1

22 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 17Tawes 9

23 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 14Tawes 17

24 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 22Tawes 8

25 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 6Tawes 17

26 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 13Tawes 13

3-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 23Tawes 8

4-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 33Tawes 9

5-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 27Tawes 7

8-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 19Tawes 13

9-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 3

10-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 9Tawes 2

13-Apr-2011 3.5 inci 8 lembar Nila 2

4-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 12Tawes 10

Page 137: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran127

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

5-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 1Tawes 13

13-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 24Tawes 5

14-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 16Tawes 9

16-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 22Tawes 8

18-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 18Tawes 13

30-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 10Tawes 6

31-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 16Tawes 15

1-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 1Tawes 21

2-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 21Tawes 10

3-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 15Tawes 16

5-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 22Tawes 9

6-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 15Tawes 15

7-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 18Tawes 12

8-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 12Tawes 6

9-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 25Tawes 5

10-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 23Tawes 8

11-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 6

12-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 18Tawes 21

16-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 9

17-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 17Tawes 3

18-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 9Tawes 13

Page 138: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran128

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

19-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 6Tawes 24

20-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 28Tawes 12

25-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 32Tawes 9

26-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 11

27-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 9Tawes 3

28-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 27Tawes 9

29-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 23Tawes 4

30-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 18Tawes 5

1-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 12Tawes 7

2-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 8Tawes 11

3-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 21Tawes 9

4-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 3Tawes 9

5-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 2Tawes 3

9-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 8Tawes 5

10-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 9Tawes 1

11-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 12Tawes 5

12-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Nila 1013-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Tawes 6

14-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 29Tawes 1

15-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 32Tawes 2

17-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 26Tawes 3

20-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 11Tawes 4

Page 139: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran129

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

21-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 2Tawes 2

22-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Tawes 24

23-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 19Tawes 8

Page 140: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran130

Nama nelayan : SuwarnoAlat tangkap : Jala

TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)

16-Apr-11 3 inci 1Nila 34Tawes 6

17-Apr-11 3 inci 1Nila 24Tawes 11

18-Apr-11 3 inci 1Nila 7Tawes 4

21-Apr-11 3 inci 1Nila 42Tawes 13

22-Apr-11 3 inci 1Nila 29Tawes 13

23-Apr-11 3 inci 1Nila 32Tawes 11

24-Apr-11 3 inci 1Nila 17Tawes 5

25-Apr-11 3 inci 1Nila 3Tawes 9

26-Apr-11 3 inci 1Nila 9Tawes 8

19-May-11 3 inci 1Nila 28Tawes 3

20-May-11 3 inci 1Nila 6Tawes 7

21-May-11 3 inci 1Nila 24Tawes 9

24-May-11 3 inci 1Nila 36Tawes 7

25-May-11 3 inci 1Nila 17Tawes 5

27-May-11 3 inci 1Nila 4Tawes 1

28-May-11 3 inci 1Nila 6Tawes 13

Page 141: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran131

Lampiran 8. Data Makanan Ikan Betutu

TRIP I

No P(cm)

Panjang SaluranPencernaan (cm)

VolumeManakan

(mL)

PersentaseMakanan (%)

JenisMakanan Jenis Kelamin

1 22,2 0,1 100 ikan Jantan2 14,8 0,05 100 ikan Betina3 18,7 0,2 100 serangga Betina4 19,4 0,15 100 ikan Betina5 24 0,1 100 ikan Jantan6 17,9 0,15 100 udang Jantan

7 22,4 6,50,15 75 IKAN

Betina0,05 25 udang

8 21,9 6 100 Serangga Jantan

9 17,6 5 100 Ikan Betina10 14,3 100 Ikan Betina11 22,5 6,5 100 Udang Betina12 22,4 100 udang Betina13 19,9 6,5 100 ikan Betina

14 16,8 7 100 udang Betina15 20 5 100 Udang Betina16 21,8 5 100 Ikan Jantan17 21,5 9,5 100 Udang Jantan

18 22,1 110,05 50 Ikan

Betina0,05 50 udang

19 22 50,1 40 udang

Betina0,15 60 Ikan

20 19,1 4 100,00 Ikan Jantan

Page 142: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran132

TRIP II

IKAN BETUTU JANTAN

Panjang SaluranPencernaan (cm)

VolumeMakanan (mL)

PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin

10,3 1 100 ikan Jantan9,7 1,2 100 ikan Jantan11 0,25 100 ikan Jantan7 kosong Jantan

12,5 1,15 100 ikan Jantan13 1 100 ikan Jantan

100,6 86 ikan

Jantan0,1 14,00 serangga

6,3 kosong Jantan10 9,5 100 ikan Jantan

11,50,01 5 serangga

Jantan0,2 95 ikan

11,6 4 100 ikan Jantan9,5 0,1 100 ikan Jantan9,5 100 ikan Jantan6 kosong Jantan

9,8 100 udang Jantan5,5 100 ikan Jantan

Page 143: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran133

IKAN BETUTU BETINA

Panjang SaluranPencernaan (cm)

Volume Makanan(mL)

PersentaseMakanan (%)

JenisMakanan Jenis Kelamin

7,6 0,6 100 udang Betina11 0,2 100,00 ikan Betina5,8 kosong Betina8,8 kosong Betina7,5 kosong Betina11 kosong Betina7,4 0,02 100 serangga Betina

100,2 67 udang

Betina0,1 33 ikan10,5 kosong Betina

6 kosong Betina4,5 0,03 100 serangga Betina4 kosong Betina10 kosong Betina9 kosong Betina12 0,25 100 udang Betina5,5 0,25 100 serangga Betina11 kosong Betina7,5 kosong Betina

0,02 100 ikan Betina6,5 0,1 100 serangga Betina6,8 100 serangga Betina8 100 serangga Betina

12,5 100 ikan Betina5 100 serangga Betina

9,7 100 ikan Betina

Page 144: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran134

TRIP IIIIKAN BETUTU JANTAN

Panjang SaluranPencernaan (cm)

VolumeMakanan (mL)

PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin

9 kosong Jantan7 kosong Jantan9 100 serangga Jantan

6,50,04 28,57 ikan

Jantan0,1 71,43 serangga

7 kosong Jantan20 kosong Jantan16 kosong Jantan7 100 serangga Jantan10 100 Udang Jantan8 kosong Jantan

9,2 100 ikan Jantan11 kosong Jantan

Page 145: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran135

IKAN BETUTU BETINA

Panjang SaluranPencernaan (cm)

Volume Makanan(mL)

PersentaseMakanan (%)

JenisMakanan Jenis Kelamin

7 100 Udang Betina11 100,00 tercerna Betina

11,2 100,00 tercerna Betina

8,75 tercerna

Betina95 ikan9,7 kosong Betina7,2 kosong Betina7,5 kosong Betina7,5 100 ikan5 kosong Betina

12,4 100 ikan Betina14 kosong Betina7,5 kosong Betina9 kosong Betina

10 100 ikan Betina9,4 kosong Betina11 kosong Betina7,6 kosong Betina6,9 100 Udang Betina

10,60,4 73 tercerna

Betina0,15 27 Serangga11,7 100 Serangga Betina8,5 kosong Betina9,1 100 Serangga Betina7,3 100 ikan Betina9,7 kosong Betina9,4 100 ikan Betina

Page 146: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran136

TRIP IVIKAN BETUTU JANTAN

Panjang SaluranPencernaan (cm)

VolumeMakanan (mL)

PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin

10 100 ikan Jantan8 kosong Jantan

10,5 100 Ikan Jantan10,5 100,00 ikan Jantan7,3 100,00 ikan Jantan5,2 100 Udang Jantan10,3 kosong Jantan

9 kosong

IKAN BETUTU BETINA

Panjang SaluranPencernaan (cm)

Volume Makanan(mL)

PersentaseMakanan (%)

JenisMakanan Jenis Kelamin

9,8 100 ikan Betina9 kosong Betina

7,5 kosong Betina6,5 kosong Betina

15,566,67 ikan

Betina33,33 Udang8,8 100 ikan Betina8,5 100 ikan Betina13,2 100 ikan8,5 kosong Betina12 kosong Betina13 100 Ikan Betina11 kosong Betina9 100 ikan Betina

Page 147: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran137

Lampiran 9. Data Makanan Ikan Red Devil

TRIP IAmphilopus Citrinellus jantan

KodeJenis

makananJumlahJenis

%Jumlah

6 Pitoplankton 14 93,33Cacing 1 6,67

Amphilopus citrinellus betina

Kode Jenis makananJumlahJenis

%Jumlah

11 Pitoplankton 14 82,35Ikan 2 11,76Udang 1 5,88

17

12 Pitoplankton 14 77,78Udang 1 5,56Serangga 1 5,56Ikan 2 11,11

18

14 Pitoplankton 14 82,35Ikan 2 11,76Serangga 1 5,88

17

15 Pitoplankton 14 82,35Udang 1 5,88Serangga 1 5,88Cacing 1 5,88

17

20 Pitoplankton 15 88,24Cacing 1 5,88Serangga 1 5,88

17

16 Pitoplankton 5 71,43Cacing 1 14,29Serangga 1 14,29

7

17 Pitoplankton 2 50Cacing 1 25Serangga 1 25

4

7 Pitoplankton 9 100

Page 148: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran138

Amphilopus labiatus jantan

KodeJenis

makananJumlahJenis % Jumlah

10 Pitoplankton 16 94,12Serangga 1 5,88

17

1 Pitoplankton 14 87,50Udang 1 6,25Cacing 1 6,25

16

3 Pitoplankton 13 100,00

15 Pitoplankton 19 95,00Serangga 1 5,00

20

6 Pitoplankton 4 100,00

Amphilopus labiatus betina

KodeJenis

makananJumlahJenis % Jumlah

18 Pitoplankton 23 95,83Udang 1 4,17

24

4 Pitoplankton 11 100,00

1 Pitoplankton 11 91,67Serangga 1 8,33

12

8 Pitoplankton 9 100,00

23 Pitoplankton 20 90,91Ikan 1 4,55Serangga 1 4,55

22

15 Pitoplankton 8 80Zooplankton 1 10Cacing 1 10

10

21 Pitoplankton 3 75Cacing 1 25

4

2 Pitoplankton 6 75Cacing 1 12,5Serangga 1 12,5

11 Pitoplankton 4 100

12 Pitoplankton 19 90,5Serangga 1 4,8Cacing 1 4,8

21

8 Pitoplankton 19 90,5Serangga 1 4,8ikan 1 4,8

21

19 Pitoplankton 12 100

Page 149: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran139

Lampiran 10. Fekunditas Ikan Betutu di Waduk Kedung Ombo

TRIP I

KODE BERAT GONAD BERATSAMPEL

JUMLAHTELUR

SAMPELFEKUNDITAS TKG

12 2,06 0,18 1654 18929 IV14 1,84 0,12 1036 15885 IV9 1,1 0,16 1323 9096 III

11 0,7 0,16 1466 6414 III6 2,32 0,48 2010 9715 IV

10 5,38 0,28 1420 27284 III5 3,9 0,16 1388 33833 III1 0,86 0,16 2300 12363 IV

TRIP II

KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG28 0,84 0,06 1240 17360 III12 4,22 0,51 1859 15382 IV12 7,44 0,3 1169 28991 IV23 3,38 0,06 1104 62192 III8 1,56 0,24 2522 16393 IV

TRIP III

BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG3,84 0,48 3250 26000 IV1,89 0,5 3086 11665 IV

TRIP IV

BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG4,82 0,96 7050 35397 IV

4 0,84 8035 38262 IV8,64 1,4 9123 56302 IV3,12 0,56 4130 23010 IV7,16 1,14 6724 42231 IV

Page 150: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran140

Lampiran 11. Fekunditas Ikan Red Devil

TRIP I

KODEBERATGONAD

BERATSAMPEL

JUMLAH TELURSAMPEL FEKUNDITAS TKG

9 1,6 1,1 588 855 IV5 0,4 0,2 792 1584 IV8 1,52 1,04 685 1001 IV7 0,36 0,18 524 1048 IV4 2,5 0,98 477 1217 IV1 1,62 0,62 446 1165 IV

15 4,4 1,3 544 1841 IV19 2,28 0,74 376 1158 IV11 1,62 0,98 456 754 IV17 2,2 1,32 666 1110 IV21 0,66 0,28 352 830 IV9 3,18 0,8 697 2771 IV

TRIP II

Amphilopus labiatus

KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG12 0,74 0,6 549 677 IV11 1,46 1,28 592 675 IV13 3,16 0,9 423 1485 IV10 1,30 0,54 498 1198,89 IV

Amphilopus citrinellus

KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG25 1,6 0,36 249 1107 IV60 2,08 1,26 789 1302 IV25 1,6 0,64 501 1253 IV27 1,76 0,74 420 999 IV34 1,76 0,86 463 948 IV12 1,56 0,98 572 911 IV

TRIP III

Amphilopus labiatus

BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG1,48 0,72 500 1028 IV0,32 0,18 534 949 IV1,4 0,38 229 844 IV0,4 0,16 378 945 IV

0,64 0,28 421 962 IV

Page 151: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran141

Amphilopus citrinellus

KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG25 0,82 0,28 250 732 IV60 2,3 0,48 188 901 IV25 1,26 668 IV27 0,8 0,08 135 1350 IV34 0,38 0,16 415 986 IV

TRIP IV

Amphilopus labiatus

BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG3,04 0,64 290 1378 IV1,64 0,54 319 969 IV1,38 0,48 345 992 IV2,22 0,82 321 869 IV

Amphilopus citrinellus

BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG1,98 0,78 309 784 IV1,3 0,48 233 631 IV

1,38 0,6 328 754 IV1,36 0,4 304 1034 IV

Page 152: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran142

Lampiran 12. Diameter Telur Ikan Betutu

TRIP I

TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)

IV

0,24 1

0.24 - 0.54

1,330,27 2 2,670,34 11 14,67

0,4 41 54,670,43 1 1,330,47 16 21,330,51 2 2,670,54 1 1,33

TRIP II

TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)

IV

0,324 1

0.324 - 0.675

1,2350,338 4 4,9380,351 6 7,4070,405 9 11,1110,418 1 1,2350,432 6 7,4070,446 1 1,2350,459 2 2,4690,473 5 6,1730,486 5 6,1730,499 1 1,2350,513 2 2,4690,526 2 2,469

0,54 18 22,2220,554 3 3,7040,567 9 11,1110,594 4 4,9380,608 1 1,2350,675 1 1,235

Page 153: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran143

TRIP III

TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)

IV

0,27 2

0.27 - 0.62

2,8990,3 4 5,797

0,31 2 2,8990,32 3 4,3480,34 8 11,5940,35 3 4,3480,36 6 8,6960,38 2 2,8990,39 7 10,1450,41 2 2,8990,42 2 2,8990,43 5 7,2460,45 5 7,2460,46 4 5,7970,47 7 10,145

0,5 2 2,8990,51 2 2,8990,53 2 2,8990,62 1 1,449

TRIP IV

Diameter (mm) Jumlah Persentase (%)0,2 2 1,07

0,225 1 0,530,25 11 5,88

0,275 5 2,670,28 2 1,070,29 1 0,53

0,3 58 31,020,325 1 0,53

0,35 49 26,200,375 3 1,60

0,4 26 13,900,45 21 11,23

0,5 6 3,210,55 1 0,53

Page 154: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran144

Lampiran 13. Diameter Ikan Red Devil

TRIP I

Amphilopus labiatus

Diameter JumlahPersentase Diameter

(%)0,4 2 2,041

0,47 2 2,0410,48 1 1,0200,54 11 11,2240,57 3 3,0610,61 1 1,0200,67 3 3,0610,81 4 4,0820,88 5 5,1020,94 4 4,0821,01 7 7,1431,03 1 1,0201,08 12 12,2451,11 1 1,0201,15 3 3,0611,21 14 14,2861,24 7 7,1431,28 5 5,1021,32 2 2,0411,35 6 6,1221,42 2 2,0411,48 2 2,041

Amphilopus citrinellus

Diameter JumlahPersentase Diameter

(%)0,54 13 20,630,61 1 1,590,62 1 1,590,67 7 11,110,81 1 1,591,08 7 11,111,15 5 7,941,21 2 3,171,28 4 6,351,35 7 11,111,42 1 1,591,48 1 1,591,55 4 6,351,62 3 4,761,69 1 1,591,96 1 1,592,02 1 1,592,09 2 3,172,16 1 1,59

Page 155: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran145

TRIP IIAmphilopus labiatus

Diameter JumlahPersentase Diameter

(%)0,675 2 1,7700,837 1 0,8850,851 2 1,7700,878 1 0,8850,891 1 0,8850,918 3 2,6550,932 2 1,7700,945 1 0,8850,959 1 0,8850,972 3 2,6550,999 1 0,8851,013 4 3,5401,026 3 2,655

1,04 2 1,7701,053 1 0,8851,067 1 0,885

1,08 10 8,8501,094 1 0,8851,107 2 1,7701,121 2 1,7701,134 3 2,6551,148 3 2,6551,161 1 0,8851,175 2 1,7701,188 6 5,3101,215 7 6,1951,242 5 4,4251,256 2 1,7701,269 1 0,8851,296 1 0,8851,323 2 1,7701,337 1 0,885

1,35 6 5,3101,364 2 1,7701,377 2 1,7701,404 4 3,5401,431 4 3,5401,458 4 3,5401,472 3 2,6551,485 4 3,5401,499 2 1,7701,539 1 0,8851,566 1 0,8851,593 2 1,770

Amphilopus citrinellus

Diameter(mm) Jumlah

Persentase Diameter(%)

0,945 1 0,8850,972 1 0,8851,013 2 1,7701,026 1 0,8851,04 2 1,7701,08 15 13,274

1,094 2 1,7701,107 2 1,7701,121 2 1,7701,134 4 3,5401,148 6 5,3101,161 4 3,5401,175 1 0,8851,188 4 3,5401,202 4 3,5401,215 14 12,3891,229 2 1,7701,242 6 5,3101,256 4 3,5401,269 5 4,4251,283 7 6,1951,296 4 3,5401,31 3 2,655

1,323 5 4,4251,337 7 6,1951,35 4 3,540

1,364 2 1,7701,377 6 5,3101,384 2 1,7701,404 2 1,7701,418 7 6,1951,431 2 1,7701,445 4 3,5401,458 6 5,3101,472 5 4,4251,485 16 14,1591,512 2 1,7701,526 1 0,8851,539 3 2,6551,552 1 0,8851,566 1 0,8851,579 1 0,8851,593 2 1,7701,607 1 0,8851,62 1 0,885

1,674 2 1,7701,877 1 0,885

Page 156: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran146

TRIP IIIAmphilopus labiatus

Diameter JumlahPersentase Diameter

(%)0,61 4 4,7620,69 1 1,1900,77 1 1,1900,81 2 2,381

1 1 1,1901,01 2 2,3811,03 1 1,1901,08 7 8,3331,11 3 3,5711,12 4 4,7621,13 2 2,3811,15 3 3,5711,16 3 3,5711,17 4 4,7621,19 11 13,095

1,2 1 1,1901,22 11 13,0951,23 1 1,1901,24 6 7,1431,26 1 1,1901,27 1 1,1901,28 2 2,381

1,3 2 2,3811,31 3 3,5711,32 2 2,3811,34 1 1,1901,35 1 1,190

1,4 1 1,1901,47 2 2,381

Page 157: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran147

Amphilopus citrinellus

Diameter(mm) Jumlah

Persentase Diameter(%)

0,61 1 0,7410,74 3 2,2220,76 3 2,2220,77 2 1,4810,8 1 0,741

0,81 5 3,7040,82 1 0,7410,84 4 2,9630,85 1 0,7410,88 2 1,4810,89 1 0,7410,9 2 1,481

0,92 1 0,7410,93 1 0,7410,94 2 1,4810,98 1 0,7411,03 1 0,7411,08 5 3,7041,12 2 1,4811,13 1 0,7411,15 3 2,2221,17 3 2,2221,19 1 0,7411,2 1 0,741

1,21 7 5,1851,23 1 0,7411,24 3 2,2221,25 1 0,7411,28 3 2,2221,3 1 0,741

1,31 4 2,9631,34 2 1,4811,35 5 3,7041,36 2 1,4811,38 5 3,7041,39 2 1,4811,42 4 2,9631,43 1 0,7411,44 1 0,7411,46 7 5,185

Diameter(mm) Jumlah

Persentase Diameter(%)

1,47 3 2,2221,48 4 2,9631,49 10 7,4071,5 3 2,222

1,51 3 2,2221,53 1 0,7411,54 1 0,7411,55 4 2,9631,58 3 2,2221,59 3 2,2221,61 1 0,7411,62 2 1,481

Page 158: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran148

TRIP IVAmphilopus labiatus

Diameter(mm) Jumlah Persentase

(%)0,6 3 2,50

0,65 3 2,500,675 1 0,83

0,7 13 10,830,725 1 0,83

0,75 11 9,170,775 4 3,33

0,8 29 24,170,85 15 12,50

0,875 1 0,830,9 20 16,67

0,925 1 0,830,95 5 4,17

1 9 7,501,1 2 1,67

1,15 1 0,831,2 1 0,83

Amphilopus citrinellus

Diameter(mm) Jumlah Persentase

(%)0,6 1 0,83

0,65 1 0,830,675 1 0,83

0,7 7 5,830,75 4 3,33

0,775 1 0,830,8 20 16,67

0,85 9 7,500,875 3 2,50

0,9 22 18,330,925 4 3,33

0,95 13 10,830,975 4 3,33

1 11 9,171,05 8 6,67

1,075 2 1,671,1 8 6,67

1,125 1 0,83

Page 159: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran149

Lampiran 14. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Maret (sel/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 0 0 0 0 2 0

Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 1 0 0 4 0 0 0

Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Cyclotella 1 25 0 0 15 2 9 7 1

Bacillariophyceae Cymbella 0 0 0 0 0 2 2 0 0

Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Fragillaria 0 0 0 0 3 3 7 0 0

Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 32 0 0 0

Bacillariophyceae Navicula 0 0 0 11 2 0 0 0 0

Bacillariophyceae Nitszchia 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Pleurosigma 0 8 0 14 1 5 0 3 3

Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Surirella 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Synedra 65 100 30 335 95 520 365 355 430

Bacillariophyceae Tabellaria 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Actinastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 120 30 391 6 0 0 0 0

Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 0 0 6 0

Chlorophyceae Coelastrum 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Cosmarium 0 2 0 2 2 0 3 0 3

Chlorophyceae Micrasterias 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Mougeotia 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Pediastrum 330 66 0 990 50 50 528 660 464

Chlorophyceae Scenedesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 1 0 0

Chlorophyceae Staurastrum 330 75 0 395 65 405 180 400 264

Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Ulothrix 60 2160 10960 3808 1450 960 288 25 64

Page 160: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran150

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Cyanophyceae Anacystis 0 0 0 0 0 96 0 0 0

Cyanophyceae Aphanocapsa 0 7220 24890 0 0 0 570 18 418

Cyanophyceae Aphanotheca 950 0 0 380 950 2052 0 0 76

Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 150 0 0 0 0

Cyanophyceae Merismopodia 5760 224 0 4240 2320 375 4112 2496 6080

Cyanophyceae Microcystis 38 0 1064 0 0 0 152 152 66

Cyanophyceae Oscillatoria 52 0 0 0 660 455 252 300 32

Cyanophyceae Selenastrum 60 0 0 8 0 0 8 32 24

Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 2 0 0 0

Dinophyceae Ceratium 16 360 7 50 4 280 112 30 175

Dinophyceae Peridinium 308 100 0 58 55 45 107 190 170

Euglenoceae Euglena 0 0 0 3 55 2 0 0 0

Euglenoceae Phacus 7 0 0 12 2 0 0 0 0

TOTAL 7978 10460 36982 10697 5885 5290 6696 4676 8270

Page 161: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Lampiran 15. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Mei (sel/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 60 132 0 96 48 0 0 0 0Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 9 0 6 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Cyclotella 2 0 0 0 36 0 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Cymbella 0 3 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 33 6 18 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0Bacillariophyceae Fragillaria 0 4 6 39 0 0 0 24 0 0 42 0 0 0 0 3Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Navicula 15 4 0 6 36 0 0 14 18 0 0 0 21 0 0 1Bacillariophyceae Nitszchia 5 0 0 12 30 0 24 15 0 3 0 0 0 33 0 21Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Surirella 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Synedra 18 25 32 1824 15 15 24 9 0 10 9 6 27 12 0 0Bacillariophyceae Tabellaria 23 56 51 0 84 0 0 9 57 18 66 0 0 0 0 96Chlorophyceae Actinastrum 0 3 0 0 0 0 0 9 0 0 5 0 21 0 0 0Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 12 0 36 0 0 0 0 0 9 0 0

Page 162: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Chlorophyceae Coelastrum 0 0 36 0 0 0 0 36 0 6 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Cosmarium 26 26 3 60 36 27 30 0 12 12 37 3 36 3 0 27Chlorophyceae Euastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0Chlorophyceae Micrasterias 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Mougeotia 0 0 0 138 0 0 0 132 0 31 0 36 15 0 0 12Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0Chlorophyceae Pediastrum 27 0 0 0 90 0 0 96 0 0 48 0 0 3 0 348Chlorophyceae Scenedesmus 0 0 0 24 0 0 0 0 36 14 0 6 0 0 0 0Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Staurastrum 59 199 177 387 234 93 180 126 216 173 135 120 576 279 408 177Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Ulothrix 44 77 62 114 222 159 324 72 0 165 76 154 477 93 0 258Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 237 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Anacystis 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 12 0 0 0Cyanophyceae Aphanocapsa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46 0 0 0 0 0Cyanophyceae Aphanotheca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 114 0 219 342 0 38Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Merismopodia 134 268 299 1152 1110 606 504 162 1212 384 714 452 2604 1125 0 1116Cyanophyceae Microcystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 456 0 0 0Cyanophyceae Oscillatoria 0 0 36 84 522 84 0 60 0 52 110 0 240 27 0 129Cyanophyceae Selenastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Dinophyceae Ceratium 6 6 9 24 36 0 0 0 15 4 9 6 42 9 0 12Dinophyceae Peridinium 93 60 3 210 75 15 66 18 69 0 399 6 21 0 333 132Euglenoceae Euglena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Euglenoceae Phacus 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0

TOTAL 465 731 714 4419 2577 1062 1161 878 1767 877 2009 900 4776 1941 747 2374

Page 163: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Lampiran 16. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Juli (sel/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Cyclotella 33 0 0 33 0 0 133 0 0 0 0 0 0 0 0 133 0 0 0 0

Bacillariophyceae Cymbella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0

Bacillariophyceae Fragillaria 0 0 0 67 0 33 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Navicula 0 0 0 0 33 0 200 0 0 0 0 33 33 33 0 33 33 0 67 0

Bacillariophyceae Nitszchia 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 67 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0

Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bacillariophyceae Surirella 0 33 0 33 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0

Bacillariophyceae Synedra 767 33 367 1033 333 33 367 67 133 567 0 333 267 200 33 333 167 200 133 267

Bacillariophyceae Tabellaria 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 133 0 0

Chlorophyceae Actinastrum 33 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 233 0 0 0 0

Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0

Page 164: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Chlorophyceae Coelastrum 0 0 0 433 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0

Chlorophyceae Cosmarium 0 0 0 33 0 0 33 0 33 67 0 33 0 0 100 67 33 67 0 0

Chlorophyceae Euastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Micrasterias 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Mougeotia 0 67 767 267 0 0 433 0 0 0 0 0 0 0 0 267 267 0 0 0

Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 300

Chlorophyceae Pediastrum 1267 1800 3067 1333 1667 533 0 433 500 0 0 0 0 0 0 0 267 0 667 0

Chlorophyceae Scenedesmus 0 267 0 0 0 0 133 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 133 0

Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Staurastrum 1300 1967 1367 4867 233 433 800 233 567 200 300 967 333 133 367 400 833 333 367 467

Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Chlorophyceae Ulothrix 0 600 0 1333 0 533 400 0 0 0 0 333 0 0 0 0 0 300 0 0

Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Cyanophyceae Anacystis 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Cyanophyceae Aphanocapsa 0 1933 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1600 2533 0 0 0

Cyanophyceae Aphanotheca 0 0 2533 3800 0 1267 0 1267 0 0 0 3800 0 0 0 0 33 0 0 9667

Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 167 0 0 0 0

Cyanophyceae Merismopodia 31133 7800 12400 50800 0 9767 19733 2267 29133 7133 367 10800 7467 10200 13567 11867 7733 3467 4000 13800

Cyanophyceae Microcystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Cyanophyceae Oscillatoria 933 833 33 1600 0 0 1867 0 100 133 1967 133 0 1967 0 0 533 633 3000 0

Cyanophyceae Selenastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0

Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Dinophyceae Ceratium 2767 933 600 367 0 100 0 67 133 2700 100 1733 333 567 2133 3933 33 100 33 0

Dinophyceae Peridinium 1733 167 0 200 67 0 0 33 67 133 300 0 0 0 33 600 667 0 167 67

Euglenoceae Euglena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0

Euglenoceae Phacus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 40267 16467 21133 66333 2333 12700 24433 4433 30867 11000 3033 18300 8433 13100 16333 19633 13133 5233 8800 24567

Page 165: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Lampiran 17. Kelimpahan Zooplankton Bulan Maret (individu/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ciliata Colpoda 0 0 0 0 2 0 0 0 0

Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 3 0 0 0 0

Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 145 0

Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Nauplius 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Difflugia 0 0 0 2 0 0 0 0 0

Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Trachelomonas 1 0 0 0 100 0 0 20 6

Ploima Anureopsis 1 3 1 30 0 30 0 1 0

Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 2 0 0

Ploima Brachionus 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Ploima Hexartha 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Ploima Kertatella 0 0 0 0 0 0 0 3 0

Ploima Lepadella 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Mytilina 0 0 0 2 0 0 0 0 5

Ploima Pleusoma 1 0 0 0 0 0 1 0 1

Ploima Polyartha 0 8 0 4 2 1 2 0 7

Ploima Synchaeta 0 0 0 0 175 0 0 0 0

Ploima Trichocerca 0 0 1 0 0 25 0 0 2

TOTAL 4 11 2 38 283 56 5 169 22

Page 166: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Lampiran 18. Kelimpahan Zooplankton Bulan Mei (individu/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Ciliata Colpoda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Nauplius 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0

Mastigophora Difflugia 0 0 0 0 0 0 0 0 6 1 1 3 3 0 0 0

Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0

Mastigophora Trachelomonas 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0

Ploima Anureopsis 3 0 0 0 0 0 6 3 6 1 0 3 2 0 0 1

Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Brachionus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Hexartha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Keratella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1

Ploima Lepadella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Mytilina 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0

Ploima Pleusoma 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Polyartha 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Ploima Synchaeta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Trichocerca 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2 0TOTAL 3 3 0 4 18 0 6 7 12 2 18 6 9 0 4 4

Page 167: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Lampiran 19. Kelimpahan Zooplankton Bulan Juli (individul/l)

KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Ciliata Colpoda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0

Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0

Crustacea Nauplius 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Difflugia 133 0 0 0 0 0 0 0 0 533 0 0 0 0 100 400 0 0 0 0

Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mastigophora Trachelomonas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Anureopsis 267 0 0 33 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0 0 33 0 0 33 0

Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Brachionus 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Hexartha 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Keratella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 67 0

Ploima Lepadella 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Mytilina 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Pleusoma 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Polyartha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0

Ploima Synchaeta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ploima Trichocerca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 500 0 67 67 33 0 0 0 67 533 0 67 33 0 233 433 0 0 167 0

Page 168: BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Bio-ekologi... · Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh

Lampiran

Keterangan:1. Duwet2. Bendungan3. Kelur4. Wonoharjo5. Alas Kobong6. Gili Rejo7. Kali Jenggotan8. Sigit9. Mojo Lumut10. Ngasinan11. Klewor12. Jati Songo13. Gunung Sono14. Pulo Mas15. Pelembinatur16. Pendem17. Kedung Mulyo18. Watu Mangap19. Geneng Sari20. Bulu