BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA...
Transcript of BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA...
2011
BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYAPERIKANAN DI WADUK KEDUNG OMBO, J AWATENGAH
Susilo Adjie, Agus Djoko Utomo, Khoirul Fatah, Taufiq Hidayah,Solekha Aprianti, Elva Dwi Harmilia, Akhlis Bintoro, SidartaGautama
BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUMBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMETERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN TEKNIS PENELITIAN
LAPORAN TEKNIS PENELITIANTAHUN ANGGARAN 2011
JUDUL KAK (PROPOSAL) :BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN
DI WADUK KEDUNG OMBO , JAWA TENGAH
Judul Kegiatan :Bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu di waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah
Oleh :
Drs. Susilo Adjie, Ir. Agus Djoko Utomo, M.si, Taufiq Hidayah, A.Pi, Khoirul Fatah, ST,Solekha Aprianti, S.Pi, Elva Dwi Harmilia, S.Si, Sidarta Gautama
dan Akhlis Bintoro, A.Md
BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2011
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan Di WadukKedung Ombo, Jawa Tengah
2. Tim Peneliti : Drs. Susilo Adjie Koordinator Ir. Agus Djoko Utomo, M.Si Anggota Taufiq Hidayah, A.Pi Anggota Khoirul Fatah, ST Anggota Solekha Aprianti, S.Pi Anggota Elva Dwi Harmilia, S.Si Anggota Sidarta Gautama Anggota Akhlis Bintoro, A.Md Anggota
3. Jangka Waktu Penelitian : 1 (satu) tahun
4. Total Anggaran : Rp. 320.000.000,-
Palembang, Desember 2011
Mengetahui,Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Koordiantor Kegiatan,
Prof. Dr. Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA Drs. Susilo AdjieNIP. 19591231 198401 1 002 NIP. 19540519 198903 1 001
ii
BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNGOMBO DI JAWA TENGAH
Bio-Ekologi Ikan Red Devil dan Ikan BetutuDi Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah
ABSTRAK
Waduk Kedung Ombo yang mempunyai luas kurang lebih 4.800 ha terletak dalamtiga wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Grobogan, Boyolali dan Sragen, merupakanwaduk serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkittenaga listrik, sumber air minum, pariwisata, perikanan budidaya dan perikanan tangkap.Penelitian dilakukan sejak Januari hingga Desember 2011, yang bertujuan untuk mejawabmengapa ikan red devil berkembang pesat dan ikan betutu yang ditebar Pemda setempatdapat berkembang dengan baik di waduk Kedung Ombo. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ikan red devil masuk ke waduk Kedung Ombo pada tahun 2000 melalui kerambayang jebol milik seorang pengusaha ikan hias, ikan red devil dapat berkembang pesat olehkarena ikan ini sangat gesit, bersifat omnivora dan mampu memanfaatkan makanan yangtersedia di perairan dan memijah sepanjang tahun. Terdapat dua jenis ikan red devil diwaduk Kedung Ombo yaitu Amphilopus labiatus dan Amphilopus citrinellus. Polapertumbuhan A. labiatus bersifat isometrik sampai allometrik sedangkan A. citrinellusbersifat isometrik. Diperoleh TKG I-IV pada setiap pengamatan baik pada A. labiatusmaupun A. citrinellus. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara 9,66 -11,47cm terjadi pada A. labiatus dan 7,9-11,95 cm terjadi pada A. citrinellus. Fekunditas pada A.labiatus berkisar antara 677-1378 butir dan pada A. citrinellus berkisar antara 631-2771butir. Diameter telur pada A. labiatus berkisar antara 0,4-1,59 mm dan pada A. citrinellusberkisar antara 0,54-2,16 mm. Kebiasaan makan A. labiatus dan A. citrinellus adalahberupa fitoplankton sebagai makanan utama. Ikan betutu dapat berkembang dengan baikdi waduk Kedung Ombo karena tersedia adanya habitat yang sesuai dengan kehidupannyayaitu terdapat dasar perairan yang berlumpur dan terdapat tanaman air, karena ikan betutumemijah di substrat yang berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapattanaman air, karena tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik. Diperoleh gonad yangmatang pada setiap pengamatan. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara11,95-20,7 cm. Fekunditas berkisar antara 6.414 -56.302 butir. Diameter telur berkisarantara 0,2-0,67 mm. Kebiasaan makan ikan betutu berupa ikan sebagai makanan utamadan udang serta serangga sebagai makanan pelengkap.
iii
KATA PENGANTAR
Kegiatan penelitian Bio-ekologi dan potensi sumber daya perikanan di waduk
Kedung Ombo di Jawa Tengah sudah ber jalan selama tiga tahun. Kegiatan penelitian pada
tahun pertama (2009) yaitu Pendugaan stratifikasi tropogenic layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan carrying capacity bebean pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur, Jawa Tengah. K egiatan tahun ke dua (2010) yaitu Kajian stok dan biologi
beberapa jenis ikan di waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo, Jawa Tengah. Kegiatan
penelitian tahun ke tiga (2011) yaitu Bio -ekologi ikan red devil dan ikan betutu di waduk
Kedung Ombo, Jawa Tengah yang bertujuan untuk menjawab mengapa ikan red devil
dapat berkembang pesat di waduk Kedung Ombo dan ikan betutu yang ditebar oleh
Pemda setempat dapat berkembang dengan baik.
Penelitian bersifat survei lapangan yang melibatkan enam orang peneliti dan dua
orang teknisi dari Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang . Disamping itu juga
dibantu oleh beberapa enumerator lapangan untuk pengumpulan data dan pelaksanaan
kegiatan di lapangan. Penelitian dibiayai oleh anggaran APBN tahun 20 11 sebesar Rp
320.000.000,- yang terdiri dari Belanja honor tidak tetap, Belanja Bahan, Belanja sewa dan
Belanja perjalanan dinas.
Kegiatan penelitian ini masih akan berlanjut tahun ke empat (2012) yang sifatnya
lebih spesifik yaitu Peningkatan produksi ikan melalui penebaran ikan Patin di Waduk
Kedung Ombo. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga
penulis mengucapkan terima kasih atas koreksi yang bersifat membangun.
Palembang, Desember 2011
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iABSTRAK.................................................................................................................... . iiKATA PENGANTAR ..................................................................................................... iiiDAFTAR ISI................................................................................................................. ivDAFTAR GAMBAR..................................................................................................... viDAFTAR TABEL.......................................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... viiiBAB. I. PENDAHULUAN............................................................................................ .
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1.2. Permasalahan..........................................................................................1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian................................................................1.4. Tujuan Umum..........................................................................................1.5. Tujuan Khusus....................................................................................... ..1.6. Manfaat Penelitian dan Perkiraan Keluaran ............................................
1.6.1. Manfaat Penelitian..........................................................................1.6.2. Keluaran yang diharapkan ............................... ..............................
1.7. Dampak Kegiatan.....................................................................................1.8. Tahapan Penelitian..................................................................................1.9. Sasaran Penelitian...................................................................................1.10. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................................1.11. Lokasi kegiatan........................................ ..............................................1.12. Keluaran/hasil/manfaat/dampak kegiatan ..............................................
1.12.1. Keluaran yang diharapkan...........................................................1.12.2. Hasil yang diharapkan..................................................................1.12.3. Manfaat........................................................................................1.12.4. Dampak.................................................................... ....................
1122222233344555666
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 72.1. Karakteristik Perairan Waduk ................................................ ...................2.2. Ekologi Perairan Waduk...........................................................................2.3. Pencemaran di Waduk.............................................................................2.4. Biologi Perairan....................................................................................... .
78
1114
BAB III. MATERI DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 183.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. ................................... 183.2. Bahan dan Alat Penelitian........................................................................ 183.3. Metode Penelitian..................................................................................... 183.4. Analisa Data............................................................................................. 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 254.1. Ikan red devil............................................................................................
4.1.1.Karakteristik Habitat ikan red devil ..................................................4.1.2. Natural History...................................................... ..........................
252525
4.1.3. Aspek Biologi..................................................................................4.1.3.1. Hubungan Panjang-bobot..................................................4.1.3.2. Nisbah Kelamin (sex ratio).................................................
262628
4.1.3.3.Tingkat Kematangan Gonad ...............................................4.1.3.4. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad .................................4.1.3.5. Indeks Kematangan Gonad ...............................................
293132
4.1.3.6. Fekunditas..........................................................................4.1.3.7. Diameter Telur...................................................................4.1.3.8. Kebiasaan Makan..............................................................4.1.3.9. Relung Makanan................................................................
33333437
v
4.2. Ikan Betutu............................................................................. ..................4.2.1. Karakteristik Habitat ikan Betutu ....................................................4.2.2. Aspek Biologi..................................................................................
4.2.2.1. Hubungan Panjang-bobot..................................................4.2.2.3. Nisbah Kelamin..................................................................4.2.2.4. Tingkat Kematangan Gonad ..............................................4.2.2.5. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad .................................4.2.2.6. Indeks Kematangan Gonad ...............................................4.2.2.7. Fekunditas..........................................................................4.2.2.8. Diameter Telur ........................... ........................................4.2.2.9. Kebiasaan Makan..............................................................4.2.2.10. Relung Makanan..............................................................
4.3. Penangkapan......................... ..................................................................4.4. Laju Sedimentasi......................................................................................4.5. Plankton.................................................................... ...............................
4.5.1. Fitoplankton....................................................................................4.5.2. Zooplankton....................................................................................
3939394040414243444445464747494950
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 525.1. Kesimpulan...................................................................................... .........5.2. Saran..................................................................................................... ...
5253
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 54LAMPIRAN...................................................................................................................
.
57
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel di Waduk Kedung Ombo............................... 5Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu................................... 9Gambar 3. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.......... 10Gambar 4. Perbedaan Antara Ikan Red Devil Amphilopus labiatus dan Amphilopus
citrinellus................................................................................................ ...... 26Gambar 5. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli
dan Oktober 2011....................................................................................... 28Gambar 6. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei,
Juli dan Oktober 2011................................................................................. 29Gambar 7. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada
bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 201 1..................................................... 30Gambar 8. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada
bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011..................................................... 31Gambar 9. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad
ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011............................................................................................... 32
Gambar 10. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus ctrinellus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 35
Gambar 11. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus ctrinellus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 36
Gambar 12. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus labiatus) di WKOBulan Maret 2011.................................................. ...................................... 37
Gambar 13. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus labiatus) di WKOBulan Maret 2011........................................................................................ 37
Gambar 14. Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)........................................................... 39Gambar 15. Sex ratio ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan
Oktober 2011............................................................................. .................. 41Gambar 16. Tingkat Kematangan Gonad ikan Betutu ( O. marmorata) pada bulan
Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011.............................................................. 42Gambar 17. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertam a kali matang gonad
ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011............................................................................................................. 43
Gambar 18. Kebiasaan makan ikan Betutu ( O. marmorata) pada bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011................................................................................. 46
Gambar 19. Nilai Relung Makanan ikan betutu di WKO bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011......................... .................................................................... 47
Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan..................... 49Gambar 21. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Kelas....................................... ....... 50Gambar 22. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan..................... 50Gambar 23. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Kelas............................................. 51
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Metode Analisis Biologi.............................................................................. 19Tabel 2. Parameter dan Metode Analisis Sampel Air.............................................. 19Tabel 3. Hubungan Panjang Bobot Ikan Red Devil ( A. Labiatus) Pada Bulan
Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011 ............................................................ 27Tabel 4. Hubungan Panjang Berat Ikan Red Devil ( A. Citrinellus) Pada Bulan
Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011 ............................................................ 27Tabel 5. Kisaran IKG Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober
2011........................................................................................................... 33Tabel 6. Kisaran Fekunditas Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan
Oktober 2011............................................................................ ................. 33Tabel 7. Kisaran Diameter Telur Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan
Oktober 2011............................................................................................. 34Tabel 8. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devi l Jantan (Amphilophus Labiatus) Di
WKO Bulan Maret 2011............................................................................. 38Tabel 9. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina ( Amphilophus Labiatus) Di
WKO Bulan Maret 2011............................................................................. 38Tabel 10. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Citrinellus)
Di WKO Bulan Maret 2011......................................................................... 38Tabel 11. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan ( Amphilophus Citrinellus)
Di WKO Bulan Maret 2011......................................................................... 38Tabel 12. Hubungan Panjang Bobot Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan
Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011............................................................. 40Tabel 13. Kisaran IKG ikan Betutu (O. marmorata) pada Bulan Maret, Mei, Juli dan
Oktober 2011............................................................................... ............... 44Tabel 14. Kisaran Fekunditas Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei,
Juli Dan Oktober 2011.............................................................................. 44Tabel 15. Kisaran Diameter Telur Ikan Betutu ( O. Marmorata) Pada Bulan Maret,
Mei, Juli Dan Oktober 2011........................................................................ 45Tabel 16. Hasil tangkapan ikan dengan branjang dan jaring di WKO Tahun 2011... 47Tabel 17. Nilai laju sedemintasi waduk Kedung Ombo Tahun 2011.......................... 48Tabel 18. Hasil Uji Volume dan Berat Sedimen di Waduk Kedung Ombo Tahun
2011............................................................................................................ 49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Habitat Ikan Betutu dan Red Devil Di Waduk Kedung Ombo ... 58Lampiran 2. Foto Habitat Ikan Betutu dan Ikan Red Devil ............................................. 61Lampiran 3. Foto Kegiatan di Lapangan........................................................................ 68Lampiran 4. Data Kualitas Air pada Habitat Ikan Betutu d an Ikan Red Devil di Waduk
Kedung Ombo............................................................................................ 71Lampiran 5. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Betutu................................................. 75Lampiran 6. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Red Devil............................................ 78Lampiran 7. Data Hasil Tangkapan Nelayan Waduk Kedung Ombo............................. 88Lampiran 8. Data Makanan Ikan Betutu.......................................... .............................. 131Lampiran 9. Data Makanan Ikan Red Devil................................................................... 137Lampiran 10. Fekunditas Ikan Betutu di Waduk Kedung Ombo...................................... 139Lampiran 11. Fekunditas Ikan Red Devil di Waduk Kedung Ombo................................. 140Lampiran 12. Diameter Telur Ikan Betutu........................................................................ 142Lampiran 13. Diameter Telur Ikan Red Devil....... ............................................................ 144Lampiran 14. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Maret (sel/l)............................................. 149Lampiran 15. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Mei (sel/l)............................. ................... 151Lampiran 16. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Juli (sel/l)................................................. 153Lampiran 17. Kelimpahan Zooplankton Bulan Maret (sel/l)............................................. 155Lampiran 18. Kelimpahan Zooplankton Bulan Mei (sel/l)................................................ 156Lampiran 19. Kelimpahan Zooplankton Bulan Juli (sel/l)................................................. 157
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPerairan umum mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar dalam berbagai
kegiatan. Bagi perikanan, perairan umum merupakan sumber daya alam untuk
penangkapan ikan konsumsi maupun ikan hias, benih dan induk ikan bagi us aha budidaya
ikan di samping sebagai tempat usaha budidaya. Waduk merupakan ekosistem terbuka.
Perairan ekosistem terbuka umumnya dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Beberapa
kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan perairan di waduk antara la in aktivitas
pemukiman, rekreasi, penggunaan lahan di wilayah tangkapan dan adanya kegiatan
budidaya ikan karamba jaring terapung.
Waduk Kedungombo (4.800 ha) merupakan waduk serbaguna yang dapat
dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga l istrik, sumber air minum,
pariwisata, perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Bendungan Kedung ombo yang
berada di Kab. Grobogan Jawa Tengah secara resmi mulai dioperasikan tahun 1991.
Daerah genangan air mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten yaitu Kab. Sragen,
Boyolali dan Grobogan. Waduk Kedung Ombo terletak di Pegunungan Kendeng sebelah
selatan Grobogan, dengan daerah hulu yaitu di Gunung Merbabu. Sumber mata air yang
penting Waduk Kedung Ombo (WKO) yaitu Sungai Jerabung, Tuntang, Serang, Lusi d an
Juwana (JRATUNSELUNA). Setelah Kedung Ombo digenangi air menjadi waduk maka
banyak masyarakat yang perprofesi sebagai nelayan dan petani karamba jaring apung.
Seperti di Dukuh Bulu (Boyo lali) ada 120 petak KJA dan Dukuh Ngasinan (Sragen) ada 518
petak KJA, pemilik KJA di Sragen adalah masyar akat setempat sedangkan di Boyol ali
umumnya investor dari luar. Jumlah nelayan di Kab. Boyol ali ada 664 KK, Sragen ada 860
KK dan Grobogan ada 108 KK ( Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, 2006;
Depertemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumberdaya Air, 2006).
Kaegiatan perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairan waduk, namun
harus tetap bersifat ramah lingkungan. Telah banyak penelitian yang dilakukan di waduk
tersebut. Untuk melengkapi informasi sebagai masukan pengelolaan masih banyak pula
penelitian yang harus dilakukan terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik, afotik,
epilimnion, hypolimnion), kajian stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA, analisis
dampak lingkungan terhadap sumberdaya perairan dan perikanan.
Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian tentang stratifikasi trophogenic layer,
keragaman jenis ikan dan daya dukung perikanan. Pada tahun 2010 dilakukan penelitian
tentang kajian stok ikan, biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting. Pada tahun 2011
dilakukan penelitian tentang bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo2
1.2. PermasalahanInformasi untuk memberikan masukan pengelolaan waduk Kedung Ombo sudah
banyak namun masih banyak riset yang harus dilakukan terutama pendugaan stok ikan ,
komposisi jenis ikan, pemetaan bathimetri perairan, biologi dan pendugaan dinamika
populasi beberapa jenis ikan ekonomis penting.
1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan akhir dari penelitian ini ada lah untuk menganalisis dan
mendeskripsikan potensi sumberdaya ikan, biologi ikan, daya dukung perairan dan
analisis lingkungan.
1.3.2. Tujuan khusus (Th 2011)Untuk menjawab mengapa ikan red devil dapat berkembang pesat di
perairan waduk Kedung Ombo dan bagaimana cara pengendaliannya. Untuk itu
diperlukan informasi tentang :
data natural history dari ikan tersebut terutama yang menyangkut tempat
pemijahan, pakan alami terutama saat berukuran kecil, kapan ikan tersebut
masuk ke Kedung Ombo, Bagaimana ikan tersebut dapat masuk ke Wadu k
tersebut; sehingga diharapkan dapat diambil langkah untuk memutus siklus hidup
ikan tersebut.
Pengendalian dengan cara penangkapan. Cara yang ditempuh adalah dengan
evaluasi kegiatan penangkapan dengan alat beranjang (lift net), untuk
penangkapan ikan red devil.
Untuk menjawab mengapa ikan betutu yang ditebar oleh Pemda setempat
dapat berkembang biak dengan baik, sehingga diharapkan didapatkan ilmu
pengetahuan khusus yang dapat dikembangkan diperairan lain. Untuk itu diperlukan
informasi tentang:
Tipe habitat pemijahan, musim pemijahan, food habits mulai dari ukuran kecil
sampai ke yang besar.
Sebaran ikan betutu pada berbagai tipe habitat.
1.4. Manfaat Penelitian dan Perkiraan Keluaran1.4.1. Manfaat Penelitian
Tersedianya informasi tentang potensi sumberdaya perikanan yaitu
pendugaan stok ikan, komposisi jenis ikan, pemetaan bathimetri perairan, biologi
dan pendugaan dinamika populasi beberapa jenis ikan ekonomis penting pada
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo3
waduk Kedung Ombo Jawa Tengah, untuk masukan bagi Dinas Perikanan dan
Pemerintah Daerah Setempat.
1.4.2. Keluaran yang diharapkan :Keluaran yang diharapkan dari riset ini adalah mendapatkan data dan
informasi tentang potensi sumberdaya perikanan, pendugaan stok ikan, komposisi
jenis ikan, pemetaan bath imetri perairan, biologi dan pendugaan dinamika populasi
beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperlukan dal am pengelolaan perairan
waduk. Laporan ilmiah tentang kualitas air dan lingkungan, bio-ekologi ikan red devil
dan ikan betutu di perairan waduk Kedung Ombo Jawa Tengah
1.5. Dampak Kegiatan:
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan
perikanan tangkap di waduk Kedung Ombo sehingga dapat tercapai pemanfaatan
berkelajutan kemasa yang akan datang dan tetap lest ari.
1.6. Tahapan penelitian :Tahun 1 (2009)Penelitian pendugaan tropogenic layer dan daya dukung perairan untuk budidaya ikan
dalam Karamba Jaring Apung.
Hasil:
1. Didapatkan 15 jenis ikan, didominansi oleh ikan omnivora , Familia Cyprinidae.
2. Kesuburan waduk tinggi (eutroph) dengan trix index = 5,2
3. Lapisan fotik 10,47 m dan lapisan afotik 22,45 m
4. Daya dukung berjumlah 1506 KJA sudah merupakan titik optimum dan tidak bisa lagi
ditambah lagi KJA.
5. Beban pakan yang lolos ke perairan dari total P (33,3 ton/tahun dan) dan total N (22,2
ton/tahun)
6. Jenis plankton didominasi oleh Synedra (Bacillariophyceae) dan benthos didominasi oleh
Tubificidae (Oligochaeta) dan Chironomidae (Insecta).
Tahun 2 (2010).Penelitian pendugaan stok, dinamika populasi dan biologi ikan
Hasil:
1. Biologi ikan Betutu
Ukuran ikan betutu yang tertangkap berkisar antara: 14 -31 cm dengan berat berkisar
antara 40-80 gr; TKG: I-IV; Fekunditas berkisar antara 37.169 - 95.608 butir;
diameter telor berkisar antara: 0,2 – 0,6 mm; kebiasaan makanan: ikan (70 %),
udang (25 %) dan serasah (5 %).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo4
2. Akustik
Didapatkan data bathymetri waduk dan stok ikan yaitu rata -rata kepadatan ikan per
area sebesar 1000 ind/ha dan rata -rata kepadatan ikan per volume sebesar 1 40
ind/1000 m3 dan rata-rata biomass ikan sebesar 170 kg/ha.
3. Dinamika Populasi
Didapatkan data pertumbuhan, mortalitas dan laju penangkapan ikan Nila, Tawes
dan Betutu. Tingkat eksploitasi ikan betutu (E=0,13), ikan tawes (E=0,17) dan ikan
nila (0,47). Dari ketiga jenis ikan ini tidak terjadi over fishing dan usaha penangkapan
dapat ditingkatkan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan. Hasil tangkapan
ikan sebesar 21 ton/tahun dan alat tangkap yang digunakan jaring, jala, branjang,
pancing dan perangkap.
Tahun 3 (2011)Penelitian Bio-ekologi ikan Red Devil dan ikan Betutu
Kualitas air dan lingkungan
Bio-ekologi ikan red devil (Amphilopus sp)
Bio-ekologi ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
1.7. SasaranTersedianya data dasar stratifikasi tropogenic l ayer, deskripsi stok ikan, biologi ikan,
daya dukung perairan, dan analisis lingkungan .
Tahun pertama (2009) : Deskripsi stratifikasi tropogenic layer, keragaman jenis ikan dan
rasionalisasi perkembangan KJA
Tahun ke dua (2010) : Deskripsi stok ikan, dinamika populasi, Bio-ekologi beberapa jenis
ikan ekonomis penting
Tahun ke tiga (2011) : Kualitas air dan lingkungan. Bio -ekologi ikan red devil dan ikan
betutu.
1.8. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Penelitian bersifat eksploratif meliputi beberapa disiplin ilm u yaitu biologi, ekologi,
kualitas air, dinamika populasi, dan penangkapan. Instansi yang terlibat dalam penelitian ini
ialah Balai Riset Perikanan Perairan umum Palembang, Pusat Riset Perikanan Tangkap
Jakarta, Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah.
Pada tahun pertama (2009) telah dilakukan penelitian tentang stratifikasi
trophogenic layer, keragaman jenis ikan dan daya dukung perikanan di perairan
waduk Kedung Ombo
Pada tahun ke dua (2010) telah dilakukan penelitian tentang kajian stok ikan, biologi
beberapa jenis ikan ekonomis penting di waduk Kedung Ombo
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo5
Pada tahun ke tiga (2011) penelitian bio -ekologi ikan red devil dan ikan betutu di
waduk Kedung Ombo
1.9. LOKASI KEGIATAN
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel di Waduk Kedung Ombo
1.10. KELUARAN/HASIL/MANFAAT/DAMPAK KEGIATAN1.10.1. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Keluaran yang diharapkan dari riset ini adalah:
Tahun ke 1 (2009)a) Data dan informasi tentang lapisan eufotik, afotik, epil imnion dan hypolimnion
b) Data dan infromasi tentang carrying capacity perairan untuk KJA
c) Data dan informasi tentang keragaman jenis ikan
Tahun ke 2 (2010)a) Data dan infromasi tentang stok ikan
b) Data dan infromasi tentang karakteristik habitat dan biologi ikan Betutu
c) Data Batrimetri perairan Waduk.
Tahun ke 3 (2011)a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan
b) Data dan informasi tentang bio -ekologi ikan red devil
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo6
c) Data dan informasi tentang bio -ekologi ikan betutu
1.12.2. HASIL YANG DIHARAPKAN
a) Laporan ilmiah tentang kualitas air dan lingku ngan
b) Laporan ilmiah tentang daya dukung perairan
c) Laporan ilmiah tentang bio-ekologi beberapa jenis ikan ekonomis penting
d) Laporan ilmiah tentang stok dan dinamika populasi ikan.
1.12.3. MANFAATTersedianya informasi tentang deskripsi ekologi, biologi ikan, potensi sumberdaya
perikanan , daya dukung dan analisis dampak lingkungan di waduk Kedung Ombo
untuk masukan bagi Dinas perikanan dan Pemda setempat
1.12.4. DAMPAKHasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan
perikanan tangkap, konservasi dan Perikanan Budidaya di waduk Kedung Ombo
sehingga dapat lestari dan berkelanjutan.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Perairan WadukPerairan umum daratan Indonesia mempunyai luas 13,85 juta ha yang terdiri dari 12
juta ha sungai dan paparan banjiran ( flood plains), 1,8 juta ha danau alam (natural lakes)
dan 0,05 juta ha danau buatan ( man-made lakes) atau waduk (reservoirs) (Sukadi and
Kartamihardja, 1995a). Indonesia memiliki 5.590 sungai utama dengan panjang total
mencapai 94.573 km dan sekitar 65.017 anak sungai, Indonesia juga memiliki sekitar 840
danau dan 735 situ (danau kecil) serta sekitar 162 waduk (Depkimpraswil, 2003).
Waduk merupakan badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air sungai
oleh manusia, yang mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologinya berbeda dengan
sungai. Dengan terbentuknya sungai menjadi waduk maka kualitas air waduk lebih stabil
dan produksi perikanannya lebih tinggi (Ilyas et al., 1989). Pembuatan waduk biasanya
digunakan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian, pariwisata dan
perikanan (Nurdin, 2003).
Waduk terbentuk dengan pembedungan sungai sehingga ada beberapa wilayah
yang ditenggelamkan. Dasar waduk dapat berupa kebun, rumah, sawah dan lain
sebagainya. Waduk mempunyai bentuk yang tidak beraturan . Waduk merupakan perairan
yang relatif tergenang, aliran air tidak deras, ada daerah inlet (air masuk), ada daerah outlet
(air keluar), ada daerah yang dalam dan ada daerah yang dangkal. Wal aupun aliran air
dalam waduk tidak deras, namun sering terjadi gelombang yang disebabkan oleh angin
yang kencang. Pengaturan air menggunakan p intu air di oulet, bila diperlukan untuk
pengairan pertanian maka pintu air di buka, dan bila untuk menyimpan air maka pintu air
ditutup. Hal tersebut menyebabkan adanya fluktuasi air yang besar. K andungan lumpur
biasanya banyak terdapat di dekat pintu air .
Berdasarkan terbentuknya, waduk ada tiga macam yaitu waduk lapangan, waduk
irigasi dan waduk serba guna. Waduk lapangan t erbentuk karena pembendungan sungai
episodic (berisi air hanya saat hujan), luasan kurang dari 10 ha, kedalaman maksimal 5 m,
masa berisi air kurang dari 9 bulan, fungsi irigasi lokal. Waduk irigasi terbentuk karena
pembendungan sungai intermiten (berisi air saat musim penghujan), luasan 10 –500 ha,
kedalaman maksimal 25 m, masa simpan air 9 - 12 bulan, fungsi irigasi lokal. Waduk serba
guna terbentuk karena pembendungan sungai permanen, luasan lebih besar 500 ha,
kedalaman maksimal 100 m, masa berisi ai r 12 bulan, mempunyai fungsi sebagai irigasi,
pembangkit tenaga listrik, sumber air minum dan pengendali banjir (Departemen Pekerjaan
Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006). Waduk mempunyai ciri fisik sebagai berikut; banyak
teluk, daerah tangkap hujan luas, garis pantai panjang, pengeluaran air dari bawah,
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo8
fluktuasi air besar (5-25 m), masa simpan air sebentar karena sering diperlukan untuk
irigasi, daerah litoral luas, tidak terjal seperti danau (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen
Sumberdaya air, 2006).
Bendungan Waduk Kedung Ombo terletak di Sungai Serang Kabupaten Grobo gan
Jawa Tengah. Bendungan ini merupakan bagian dari sub sistem pengembangan wilayah
Sungai Serang-Lusi-Juana dalam proyek pengermbangan wilayah S ungai Jratun-Seluna.
DAS Seluna di hulu bendungan Kedung Ombo mencakup daerah seluas 614 km2, yang
merupakan daerah perbukitan. Sungai Serang berawal dari lereng G unung Merbabu yang
mengalir kearah timur laut (Anonimous, 1989).
2.2. Ekologi Perairan Waduk.Tepian pantai (litoral) waduk yang c ukup luas merupakan habitat biota air termasuk
ikan dan banyak sumber makanan dari daratan. Perairan yang dalam memungkinkan
adanya stratifikasi perairan berdasarkan suhu dan cahaya. Daerah tangkapan hujan luas
menyebabkan banyak nutrien yang masuk terbawa air masuk waduk. Garis pantai yang
panjang juga menyebabkan banyak nutrien yang masuk dari daratan. Banyak teluk
merupakan daerah yang tenang, terlindung dan stabil.
Waduk merupakan perairan yang tergenang dan relatip dalam , maka berdasar kan
suhu air di permukaan panas dan makin dalam secara bertahap suhu makin dingin.
Namun pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan suhu yang menyolok.
Berdasarkan lapisan suhu secara vertikal maka ada lapisan epilimnion, termoklin dan
hypolimnion (Gambar 1). Lapisan epilimnion yaitu lapisan yang berada di permukaan, suhu
panas. Lapisan termoklin yaitu lapisan dibawah epilimnion terjadi penurunan suhu
yang tajam. Lapisan hypolimnion yaitu lapisan dibawah termoklin yang suhunya lebih dingin
(Mitsch and Jorgensen 2004).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo9
Sumber : Odum, 1996
Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu
Perairan waduk yang dalam berdasarkan cahaya matahari yang masuk maka
lapisan fotik dan afotik (Gambar 2). Lapisan fotik berad a di permukaan, banyak cahaya
matahari yang masuk, tumbuhan maupun phyto -plankton dapat melakukan proses
fotosintesa, kandungan oksigen relatip tinggi. Sedangkan lapisan afotik merupakan lapisan
yang berada di dasar perairan, tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak ada aktivitas
fotosintesa. Lapisan afotik banyak terdapat gas CO 2, H2S, NH3, NH4 sebagai hasil proses
dekomposisi bahan organik yang mengendap di dasar perairan. Batas diantara lapisan fotik
dan afotik disebut titik kompensasi, yaitu oksige n hasil fotosintesa impas untuk kebutuhan
respirasi organisme yang ada di lapisan tersebut.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo10
Gambar 3. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.
Pada saat musim penghujan apabila beberapa hari terjadi hujan terus menerus maka
suhu permukaan menjadi dingin, berat jenis air menjadi besar, maka akan terjadi perputaran
air secara vertikal, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan bawah naik ke atas. Peristiwa ini
disebut ”UP-WELLING” (Odum, 1996). Teraduknya air menyeba bkan nutrient bisa merata,
sehingga perairan menjadi subur. Namun sering juga terjadi gas beracun sperti CO 2, NH3,
NH4, H2S di dasar perairan juga ikut teraduk ke atas sehingga akan menyebabkan kematian
ikan, terutama ikan yang dipelihara di Keramba Jaring Apung. Kejadian ini telah menimpa
beberapa kali di Waduk Jatiluhur dan Cirata, peristiwa tersebut oleh masyarakat setempat
dinamakan ”UMBALAN”.
Selanjutnya dinyatakan oleh Krismono (2003) bahwa terjadinya upwelling di waduk
mempunyai indikasi sebagai berikut transpiransi air mengecil, kelimpahan Microcytis sp,
menurunnya kadar oksigen, menurunnya kedalaman air di inlet. Penurunan kadar oksigen
dan teraduknya gas beracun dari dasar perairan akan menyebabkan kematian masal bagi
ikan.
Menurut Effendi (2000) perairan oligotrophic mempunyai kadar Fospor total kurang
dari 10 (µg/ l), Nitrogen total kurang dari 200 (µg/ l), Klorofil-a kurang dari 4 (µg/ l). Perairan
Mesotrophic mempunyai kadar Fospor total 10 -20 (µg/l), Nitrogen total 200 -500 (µg/ l ),
Klorofil a 4-10 (µg/l ). Sedangkan perairan eutrophic mempunyai kadar Fospor total lebih
besar 20 ( µg/ l ), Nitrogen total lebih besar 500 ( µg/ l ), Klorofil -a lebih besar 10 ( µg/ l ).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo11
Perairan Danau yang dalam biasanya Oligotrophic (miskin unsur hara), sedangkan
Waduk pada umumnya mesotrophic (unsur hara sedang) (Odum 1996; Mitsch and
Jorgensen 1934). Perairan Oligotrophic mempunyai lapisan hypholimnion yang besar
dibanding epilimnion, densitas plankton kecil, perairan jernih, tumbuhan litoral kurang .
Sedangkan perairan Eutrophic seperti rawa kaya nutrien, densitas plankton tinggi,
kecerahan kurang, banyak tumbuhan litoral. Kandungan nutrien di waduk tinggi disebabkan
karena sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk banyak, daerah tangkap an hujan
luas, sering mendapatkan masukan nutrient dari pemelihara ikan di Waduk. Perairan waduk
dapat mengalami eutrofikasi (pengayaan unsur hara) bila ada masukan kadar fosfor dan
nitrogen. Eutrofikasi dapat menyebabkan blooming algae, tumbuhan air berkembang pe sat.
Keadaan tersebut akan mengganggu fungsi waduk sebagai sumber air minum dan wisata.
2.3. Pencemaran di WadukMenurut Ekho dalam Febrian et al. (2004), tingkat pencemaran air waduk cirata
sudah berada di atas tingkat baku mutu air. Dari hasil kaji an, ternyata penyebabnya selain
polutan yang dibawa dari Sungai Citarum juga berasal dari pakan ikan yang mengandung
zat kimia yang mengendap di dasar waduk menyebabkan peralatan waduk mengalami
korosi. Di Waduk Cirata, menurut Eman, saat ini ada sekitar 39.000 petak jaring apung.
Padahal, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 jumlah jaring
apung dibatasi hanya 12.000 petak saja dan harus seizin instansi terkait. Bahkan di Waduk
Saguling jaring apung penduduk, jumlahnya tidak banyak karena mutu air Saguling sudah
tidak memungkinkan untuk ikan jenis tertentu, kandungan belerang yang berasal dari
aktivitas Gunung Patuha dan Tangkuban Perahu yang dialirkan oleh Sungai Citarum,
mengendap di dasar waduk, bahkan ketika memasuki areal Saguli ng bau belerang sangat
kuat tercium.
Surachman dalam Febrian et al. (2004) menyatakan bahwa kematian sekitar 300 ton
ikan mas di Waduk Cirata pada pertengahan bulan Juli 2004 bukan hanya disebabkan oleh
koi herpes virus saja. Namun akibat dari naiknya lim bah yang mengendap di dasar waduk
waktu hujan pertama yang deras turun setelah kemarau yang panj ang. Nelayan jaring apung
Waduk Cirata di Desa Margalaksana mengakui tingkat pencemaran air di waduk
menyebabkan ikan mati, pakan ikan yang biasa ia berikan me rupakan penyebab polusi.
Pakan ikan per harinya sebanyak 2 kuintal untuk empat petak jaring apung.
Febrian et al. (2004) menyatakan bahwa sepuluh tahun lalu air di waduk Jati Luhur
masih berwarna biru bening. Sekarang, yang ada adalah warna kuning keruh . Keruhnya
waduk terjadi sejak bermunculannya keramba jaring -jaring terapung milik para petambak.
Saat ini di waduk seluas 83 kilometer persegi itu tersebar 3.083 unit keramba milik 209
petambak. Dari ribuan keramba itu setiap tah un dikeruk 16.869 ton ikan. Setiap hari pemilik
tambak menebar sekitar 10 ton pakan ikan. Dengan tebaran sebanyak itu, bagaiman a
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo12
mungkin air waduk bisa bening . Tak hanya membuat air jadi keruh, berton-ton pakan ikan
juga menyebabkan air waduk berbau amis. Padahal, danau buatan ini adalah sumber
pengairan bagi sekitar 240 ribu hektar areal persawahan di wilayah Jakarta, Kabupaten/Kota
Bekasi, Karawang, Subang, dan sebagian Indramayu. Sebelum ada keramba, air waduk tak
seperti sekarang ini.
Menurut Tahlan (Corporate Secretary PT Indonesia Power) 2004 yang menangani
Waduk Saguling dalam Febrian et al. (2004) mengatakan timbunan limbah pakan ikan itu
hanyalah bagian kecil dari penyebab tercemarnya air waduk, yang paling parah adalah
limbah buangan rumah tangga dan industri yang mengotori daerah aliran Sungai Citarum.
Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari sekitar 1.500 industri di
Cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek, Dayeuhkolot, Ujung Berung,
Cimahi, dan Padalarang. Sungai Cita rum harus menampung 280 ton limbah kimia
anorganik setiap hari.
Lilik dalam Febrian et al. (2004) menyatakan hasil penelitian yang dilakukan PT .
Indonesia Power bersama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PPSDAL)
Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2004 kualitas air Waduk Saguling sudah di
atas ambang batas normal. Kandungan merkuri (Hg), misalnya, meroket hingga
menembus angka 0,236. Padahal,menurut standar baku mutu angka aman adalah 0,002.
Logam merkuri itu, berasal da ri pakan ikan dan industri plastik. Sedangkan logam berat
lainnya berasal dari pabrik tekstil untuk proses pewarnaan kain . Sekarang air Waduk
Saguling tidak layak lagi dimanfaatkan untuk konsumsi, pertanian dan perikanan.
Kepala Badan Pengelola Waduk C irata, Surachman dalam Febrian et al 2004
menyatakan sampel ikan mas dan nila yang diambil dari jaring apung petambak di waduk
seluas 6.200 hektare itu, ditemukan empat kandungan logam berat. "Keempatnya adalah
timbel (Pb) 0,6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, krom (Cr) 0,1 ppm, dan air
raksa atau merkuri (Hg) 179,13 partikel per berat badan (ppb), pada pertengahan Juli 2004
kematian ikan di Waduk Cirata, yang mencapai 300 ton, adalah akibat koi herpes virus dan
pekatnya limbah. Air Waduk Saguling dan Cirata kini tak lagi layak konsumsi karena baku
mutu air normal untuk minum sudah terlewati.
Menurut Kartamihardja 1997 menyatakan bahwa Waduk Saguling, Cirata, dan
Jatiluhur terdapat ribuan unit jaring terapung yang membudidayakan ikan air t awar seperti
ikan mas dan ikan nila. Jaring terapung di Waduk Cirata dinilai sudah melampaui kapasitas
tampung waduk. Dewasa ini, jumlah jaring terapung di perairan itu sekitar 30.000 unit
padahal daya dukungnya hanya untuk 3.000 unit. Kandungan H 2S (asam sulfida) air
buangan Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Asam sulfida merupakan uraian sisa protein, sisa
pakan yang tidak termakan dan terbuang. Pengaruh lainnya bisa dilihat dari beberapa jenis
ikan lokal, sekarang jenis-jenis ikan seperti jambal, belida, baung, dan sebagainya.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo13
Surachman 2002 dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa keberadaan Waduk
Cirata sebagai sumber listrik tenaga air berkekuatan 1.000 megawatt (MW) kini dalam
kondisi yang memprihatinkan karena sedikitnya 30.000 petak jaring apung mil ik masyarakat
membentang di waduk ini yang berakibat pengendapan limbah secara luar biasa,
pengendapan limbah pakan ikan telah cukup mengganggu turbin pembangkit listrik di waduk
itu, beberapa jenis pakan ikan dari senyawa kimia telah memberi kontribusi te rjadinya korosi
pada peralatan turbin, sedangkan kerusakan lainnya disebabkan oleh endapan sisa
pakan yang mencapai ribuan ton di dasar waduk. Kotoran sisa pakan ikan akan
mengapung menuju turbin apabila terjadi arus balik di sekitar wadu k. Arus balik itu
terjadi apabila terjadi hujan. Selain pakan ikan, limbah yang masuk ke Waduk Cirata melalui
aliran Sungai Citarum cukup banyak, terutama dari buangan industri tekstil di sekitar
Kabupaten Bandung. Limbah pakan dan tekstil itu telah men urunkan kualitas air waduk.
Krismono, 1992 menyatakan bahwa keramba jaring apung dengan ukuran 7 x7 x3
m3 pakan yang keluar ke perairan 20 – 30 %, sedangkan ukuran 1 x1 x 1 m3 pakan yang
keluar 30–5- %. Waduk Jatiluhur, Saguling, Cirata masing masin g mengeluarkan pakan
yang lepas ke perairan 5,9 ton/tahun, 8,7 ton/tahun, 4,7 ton /tahun, dalam pakan tersebut
mengandung 4,86 % N dan 0,26 P. Selanjutnya dikatakan oleh Ryd ing and Rast 1989
dalam Krismono et al 2008 bahwa tiap satu ton ikan akan mel epaskan nutrient ke perairan
85 – 90 kg P dan 12- 13 kg N. Sehingga waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur disamping
mendapatkan beban dari pakan yang lolos dari sangkar juga beban nutrien yang dikeluarkan
oleh ikan. Beban nutrien dari ikan dalam sangkar pada masing masing Waduk Cirata,
Saguling dan Jati Luhur yaitu N= 1428,8 ton/tahun dan P = 10120,95 ton/tahun, N = 261,8
ton/tahun dan P= 1854,36 ton/tahun; N = 1268,8 ton/tahun dan P=179,13 ton/tahun.
Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri adalah bagi an areal usaha perikanan
masyarakat dan dalam pengawasan Dinas Kehewanan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Wonogiri. Dalam bidang Pengelolaan Kelestarian Sumberdaya Hayati, Dinas Perikanan
telah menebar benih ikan di waduk Gajah Mungkur sejumlah 3.272.00 0 ekor benih ikan
Tawes, Nila, Karper melalui APBD Kabupaten maupun APBD Propinsi Jawa Tengah,
(Pemda Wonogiri, 2006). Bidang Penangkapan Dinas Perikanan Kabupaten Wonogiri telah
membentuk 28 kelompok nelayan penangkap ikan dengan jumlah 825 orang di w aduk
Gajah Mungkur Wonogiri dengan Produksi ikan hasil tangkapan tahun 2006 sebesar
826,699 ton, (Pemda Wonogiri, 2006). Pada tahun 2007 hasil tangkapan ikan di perairan
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai 837,434 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2007).
Pada tahun 2008 hasil tangkapan ikan di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
mencapai 916,030 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2008).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo14
2.4. Biologi Perairan
Perairan waduk merupakan habitat bagi organisme air, ada lima kelompok utama
organisme perairan di waduk yaitu (Dharyati et al 2009, 2010) yaitu:
a). Plankton
Plankton merupakan organisme air yang berukuran mikroskopis, hidupnya
melayang di perairan, arah peregerakanya sangat ditentukan oleh arus. Ada dua
macam plankton yaitu fitoplankton dan zoopl ankton. fitoplankton merupakan
plankton nabati (tumbuhan) sedang zooplankton merupakan plankton hewani.
Plankton merupakan organisme yang penting dalam rantai makanan di perairan yaitu
sebagai pakan alami bagi larva ikan. Fitoplankton merupakan jenis p lankton yang
punya zat hijau daun, dapat melakukan proses fotosintesa mengasilkan oksigen dan
bahan organik.
Beberapa jenis phyto-plankton yang terdapat di waduk Gajah Mungkur yaitu:
Amphora, Anabaena, Ankistrodesmus, Chroococus, Closterium, Coconeis,
Cosmarium, Cymbella, Merismopedia, Microcystis, Mougeotia, Navicula, Nitzchia,
Pediastrum, Phacus, Pinularia, Staurastrum, Synedra, Ulotrix . Zooplankton yaitu:
Ceratium, Cyclops, Difflugia, Keratella, Trachelomonas, Trichocerca. Beberapa jenis
phyto-plankton yang terdapat di waduk Kedung Ombo yaitu: Ankistrodesmus,
Closterium, Coconeis, Cosmarium, Coscinodiscus, Cymbella, Cyclotella, Fragillaria,
Merismopedia, Microcystis, Navicula, Nitzchia, Oscilatoria, Pediastrum, peridinium,
Staurastrum, Surirella Synedra, Ulotrix. Zooplankton yaitu: Brachionus, Ceratium,
Cyclops, Difflugia, Keratella, Monostyla, Nauplius, Notholca, Peridinium, Phacus,
Trachelomonas, Trichocerca.
b). Benthos.Benthos yaitu organisme air yang melekat di dasar perairan, bersifat menet ap
tidak banyak mengadakan perpindahan. Benthos memakan bahan organik yang
mengendap di dasar perairan. Peran benthos dalam rantai makanan yaitu sebagai
pakan alami ikan yang hidupnya di dasar seperti ikan Lele ( Clarias). Beberapa jenis
benthos yang terdapat di perairan waduk Gajah Mungkur yaitu: a). Jenis cacing
(Tubificidae): Aulodrilus, Limnodrilus, b).Jenis serangga air (Insect): Chironomus,
Clinotypus. c). Jenis Mollusca: Melanoides, Bellamya . Beberapa jenis benthos yang
terdapat di perairan waduk Kedung Ombo yaitu: a). Jenis cacing (Tubificidae):
Aulodrilus,Branchiura, Limnodrilus, b).Jenis serangga air (Insect): Chaoborus,
Chironomus, Clinotypus, Tanypus c). Jenis Mollusca: Melanoides, Bellamya
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo15
c). Macrophyta (tanaman air)
Tanaman air ada yang mengapung contoh eceng gondok ( Ecornia), ada yang
tengelam contoh Hydrilla, ada yang mencuat contoh teratai.Tanaman air mempunyai
zat hijau daun dapat melakukan fotosintesa menghasilkan oksigen dan bahan
organik. Dalam biologi perairan, tanaman air berperan sebagai makanan ikan,tempat
naungan anak anak ikan, tempat menempel perifyton, tempat pemijahan ikan.
Beberapa jenis tanaman air yang terdapat di waduk Gajah Mungkur yaitu: Kayu duri
(Mymosa sp). Beberapa jenis tanaman air yang terdapat di waduk Kedung O mbo
yaitu: eceng gondok (Eichornia crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes), mata lele
(Salvinia natans).
d). Nekton.Nekton adalah jenis organisme air yang dapat bergerak bebas di perairan
contoh ikan, udang. Nekton merupakan jenis organisme air yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi dibanding organisme air lainnya. Beberapa jenis ikan ekonomis
penting dan terdapat di perairan waduk Gajah Mungkur yaitu: Tawes ( Barbodes
gonionotus), Sogo (Mystus nemurus), Patin (Pangasius hyphopthalmus ), Betutu
(Oxyeleotris marmorata), Nila (Oreochromis niloticus). Beberapa jenis ikan ekonomis
penting dan terdapat di perairan waduk Kedung Ombo yaitu: Tawes ( Barbodes
gonionotus), Mujair (Oreochromis musambicus ), Patin (Pangasius hyphopthalmus ),
Betutu (Oxyeleotris marmorata), Nila (Oreochromis niloticus).
e). Neuston.
Neuston adalah organisme air yang mengapung di permukaan air termasuk
serangga air yang berada dipermukaan perairan. Peran neuston dalam rantai
makanan yaitu sebagai makanan ikan.
Hasil Penelitian Emmy et al. (2009) menyatakan bahwa Berdasarakan hasil
Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion)
dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur,
Jawa Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tertangkap 21 jenis ikan dikedua waduk dengan jumlah di waduk Gajah Mungkur
tertangkap 19 jenis ikan dan di Waduk Kedung 15 jenis ikan dan jenis ikan yang ada
rata rata termasuk dalam kelompok herbivora, Karnivora dan omnivora .
2. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan Waduk
Kedung Omboh dengan nilai Index - TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45
untuk waduk Kedung Ombo, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph)
bearti yang termasuk golongan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo16
3. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di Waduk Gajah
Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan
perhitungan formula Smith lapisan fotik mencapai 8,67 m (terdalam) dengan ciri airnya
jernih sehingga banyak terjadi proses sintesa dan lapisan afotik setebal 4,7 m dibawah
lapisan fotik. Waduk Kedung Ombostasiun KJA Aquafarm dengan kedalaman 32,92 m
lapisan Fotik terdalam 10, 47 m dan afotik se tebal 22,4 m dibawah lapisan fotik.
4. Usaha budidaya ikan dalam KJA di waduk Gajah Mungkur telah mencapai titik optimum.
Daya dukung perairan pada Waduk Gajah Mungkur untuk KJA ada 1099 petak KJA,
sedangkan keadaan sekarang jumlah KJA ada 1054 petak.
5. Usaha budidaya ikan dalam KJA di waduk kedung Ombo telah melebihi titik optimum.
Daya dukung perairan untuk KJA 1026 petak KJA, sedangkan keadaan sekarang
terdapat 1.506 petak KJA.
6. Beban pakan yang lolos keperairan dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5
ton/tahun) pada Waduk Gajah Mungkur sedangkan di Waduk Kedung Ombo total P
(96,96 ton/tahun) dan total N (64,64 ton/tahun). Banyakknya unsur hara yang lolos
keperairan waduk cenderung menyebabkan memperkaya unsur hara yang pada
ahirnya akan terjadi blooming algae.
Hasil Penelitian Emmy et al, 2010 menyatakan bahwa :
1. Stok ikan dan Bathimetri
a) Rata-rata kepadatan ikan per area di waduk Gajah Mungkur sebesar 600 ind/ha
dan rata-rata kepadatan ikan per volume 300 ind/1000 m 3.
b) Rata-rata biomass ikan waduk Gajah Mungkur sebesar 114 kg/ha.
c) Rata-rata kepadatan ikan per area di waduk Kedung Ombo sebesar 1.000 ind/ha
dan rata-rata kepadatan ikan per volume 140 ind/1000 m 3 dan
d) Rata-rata biomass ikan waduk Kedung Ombo sebesar 170 kg/ha.
2. Biologi
Kedung Ombo di bulan Februari dan Mei ikan Betutu didominasi TKG I dan bulan
Juli sudah ada perkembangan TKG I, II, III dan IV dan bulan Nopember sudah
didominasi TKG IV. Fekunditas ikan betutu berkisar antara 37.169 -95.608 butir.
Kebiasaan makan ikan betutu : ikan (80 %); udang (15 %) dan serasah (5 %). Gajah
Mungkur ikan patin Februari–Nopember proses pematangan gonad secara bertahap.
Februari TKG baru TKG. I (25%), TKG. IV (75%), bulan Mei TKG. II (60%), TKG. III
(20%) dan TKG. IV (20%), pada Juli TKG. I (53,8%), TKG. III (46,2%) dan Nopember
TKG. I (35%), TKG. II (65%).
3. Dinamika populasi ikan ekonomis penting
Hasil penelitian di Waduk Gajah Mungkur populasi ikan cukup baik hanya ikan Patin
Jambal (Pangasius hypophthalmus ) tingkat eksploitasinya (E) mencapai 0,78, ikan
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo17
Tawes (Barbodes gonionotus) Nilai E mencapai 0,62 dan ikan Nila (Oreochromis
nilotica) nilai E mencapai 0,54, tingkat eksploitasi ketiga ikan ini sudah melebih dari 0,5
sebagai tolok ukur untuk penangkapan dan harus sudah dibatasi p enangkapan jenis ikan
tersebut karena over fishing.
Hasil penelitian di Waduk Kedung Ombo populasi ikan cukup baik seperi ikan Betutu
(Oxyeleotris marmorata) tingkat eksploitasinya E= 0,13, ikan Tawes (Barbodes
gonionotus) tingkat eksploitasinya E=0,17 da n ikan Nila (Oreochromis nilotica) tingkat
eksploitasinya E = 0,47 dari ketiga jenis ikan ini tidak terjadi over fishing, usaha
penangkapan dapat ditingkatkan dan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan.
4. Plankton dan Benthos
Diwaduk Gajah Mungkur didapat Makrozoobentos teridentifikasi terdiri dari kelompok
Tubificidae dan Chironomidae, terdapat 8 individu dan didominasi oleh kelompok
Chironomidae pada stasiun Tengah. Kepadatan makrozoobentos antara 108 ind/m -2 di
stasiun Inlet Samodro dan 1.767 ind/m -2di stasiun tengah. Jenis makrozoobentos yang
menyebar dalah Aulodrilus sp, Limnodrilus sp, Branchiura sowerbyi, Chironomus sp,
Macropelopia sp.
Di waduk Kedung Ombo, Februari -November 2010, ditemukan jenis plankton
berkisar antara 12-19 jenis dengan jumlah berkisar antara 3.234-62.748 sel, /liter. Jumlah
sel tertinggi pada stasiun Outlet Boyolayar 1 m (st.4) yaitu sekitar 62.748 sel/liter dan
kelimpahan didominasi oleh Synedra ulna (54.390-54.491 sel/l),dikatagorikan sebagai
perairan yang kesuburannya tinggi (eutrofik).
5. Hasil pemeriksaan kualitas air cukup baik dan belum ada yang menganggu kehidupan
Ikan dari kedua waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo .
6. Hasil Tangkap ikan di waduk Gajah Mungkur mencapai 24 ton/tahun dan alat tangkap
jaring, jala, tangkul, perangkap, pancing, anco dan ajir (udang) Kedung Ombo hasil
tangkap 21 ton/tahun dan alat tangkap yang digunakan Jaring, jala, beranjang, tangkul
kecil, pancing dan perangkap.
7. Jenis ikan yang tertangkap tahun 2009 di wadu k Gajah Mungkur sebanyak 20 jenis dan
tahun 2010 tertangkap 1 jenis lagi dan jumlah sekarang ada 21 jenis ikan sedangkan di
waduk Kedung Ombo masih 19 jenis ikan.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo18
BAB IIIMATERI DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu PenelitianPelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Pebruari 2011 hingga Nopember 2011.
Lokasi penelitian dilakukan di Waduk Kedung Ombo, stasiun penelitian untuk menentukan
habitat ikan red devil dan ikan betutu ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan.
3.2. Komponen KegiatanFokus penelitian pada tahun 2011 adalah bioekologi ikan Red Devil dan ikan Betutu
Penelitian bersifat survei lapangan dan laboratoris. Tenaga peneliti yang terlibat meliputi
beberapa disiplin ilmu yaitu biologi, ekologi, kualitas air, lingk ungan, dan penangkapan.
Instansi yang terlibat dalam peneltian ini ialah Balai Riset Perikanan Perairan umum
Palembang, Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah.
Penelitian meliputi
Kualitas air dan lingkungan
Bio-ekologi ikan red devil dan ikan betutu
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Sedimen trap
Untuk penelitian kualitas air diperlukan water -sampler, glassware, dan lain
sebagainya.
Untuk analisis biologi ikan diperlukan mikroskop, pinset, dan perlengkapan
pendukung lainnya
3.3. Metode PenelitianPenelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus yang dilakukan di Waduk
Kedung Ombo, Jawa Tengah pada bulan Februari sampai dengan Desember 2011.
Pelaksanaan pengamatan di lapangan (sampling dan observasi) sebanyak empat kali yang
mewakili musim kemarau dan pe nghujan yaitu pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober
2011.
Laju sedimentasi.Sedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di
waduk, selanjutnya berpengaruh terhadap daya dukung untuk perikanan.
Biologi IkanDilakukan sampling biologi ikan red devil dan ikan betutu. Parameter yang diamati
meliputi hubungan panjang-bobot, faktor kondisi, kebiasaan makan (food habits), sex ratio
(nisbah kelamin), tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, indeks
kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan luas relung makanan.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo19
Tabel 1. Metode Analisis Biologi
Data Metoda / Peralatan Penyajian / Analisis-TKG-Fekunditas
-Nikolsky-Volumetri
-Tabulasi data-Grafik/ histogram
Tipe ekosistem danhabitat perairan
-Observasi lapangan -Peta-Foto
Sebaran jenis ikan -Sampling hasil tangkapan nelayan-Blanko isian (enumerator)-Percobaan penangkapan (untukukuran kecil/benih)
-Penentuan posisi dengan GPS
-Peta-Analisis keanekaragaman ikan (indeksShannon)
Food habits -Index of Preponderance-Frekuensi kejadian (untuk ukurankecil/benih)
-Tabulasi data-Grafik/ histogram
Tabel 2. Parameter dan Metode Analisis Sampel Air
Parameter Satuan Metode dan peralatan
1. Suhu 0 C Insitu. Termometer
2. Kecerahan cm Insitu. Piring sechi
3. Counductivity µS/ cm Insitu. Counductivity meter
4. pH pH unit Insitu. pH universal indicator
5. Karbondioksida mg/L Insitu, metode titrimetri dengan NaOH sebagai titrant
6. Oksigen terlarut mg/L Insitu, DO meter
7. Total-alkalinitas mg/LCaCO3
Insitu, metode Winkler, titrimetri dengan larutamH2SO4 sebagai titrant
8. BOD-5 mg/L Insitu, botol gelap-terang inkubasi 5 hari. Metodetitrimetri dengan larutan thiosulfat sebagai titrant.
9. TDS mg/L TDS meter
10. TSS mg/L Metode gravimetric pengeringan 1050 C,
Sumber (Source): APHA 1986
3.4. Analisis Data
Perhitungan laju sedimentasi.Sedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di
waduk, selanjutnya daya dukung untuk perikanan. Perhitungan laju sedimentasi dilakukan
dengan cara yaitu:
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo20
Dengan menggunakan sedimen traps yang direndamkan di perairan waduk dalam
selang waktu tertentu. Besarnya sedimen dapat dihitung berdasarkan volume alat dan
waktu perendaman di perairan dengan satuan gr/cm 2/hari atau ton/ha/tahun dengan rumus
persamaan: Ls = Td/ V/ T
Keterangan:
Ls = Laju sedimentasi (gram/cm3/hari )
Td = Sedimen yang terendapkan ( Gram )
V = Volume sedimen traps ( Cm 3 )
T = Waktu perendaman sedimen traps (hari )
Biologi ikan
a. Hubungan Panjang bobot
Hubungan bobot tubuh dengan panjang (total) ditentukan berdasarkan rumus
Effendie (1979) yaitu : W = aL b
Keterangan:
W = berat ikan (gr)
L = panjang ikan (mm)
a dan b = konstanta regresi
Penentuan nilai b dilakukan dengan uji t, dimana ada usaha untuk melakukan
penolakan atau penerimaan hipotesa yang dibuat. Hipotesanya adalah sbb :
Ho : b = 3
H1 : b ≠ 3
T hitung dihitung menggunakan rumus sbb :
T hit =1
21
S
Faktor kondisi dihitung dengan menggunakan persamaan ponderal indeks
untuk pertumbuhan isometrik (b = 3 ) dengan rumus (Effendie, 1979) :
53
10xL
WK
Keterangan :
K = faktor kondisi
W = berat rata rata ikan (gr)
L = panjang rata rata ikan (mm)
Sedangkan jika pertumbuhan tersebut bersifat alometrik (b ≠3) maka faktor
kondisi dapat dihitung dengan rumus (Effendie, 1979) :
ncL
WKn
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo21
Keterangan :
Kn = faktor kondisi nisbi
W = berat rata rata (gr)
c = a
n = b adalah konstanta yang diambil dari hubungan panjang berat.
2. Kebiasaan makanUntuk mengetahui kebiasan makan maka dilakukan analisis isi lambung ikan dengan
menghitung Index of Preponderance yang merupakan gabungan dari metode frekunsi
kejadian dengan metode vo lumetrik dengan perumusan sebagai berikut (Effendi, 1979) :
Metode frekuensi kejadianTiap-tiap isi pencernaan ikan dicatat masing -masing organisme yang terdapat
sebagai bahan makanannya, demikian juga alat pencernaan yang sama sekali kosong harus
dicatat pula. Jadi seluruh contoh yang diteliti dibagi menjadi dua golongan yaitu yang berisi
dan yang kosong. Masing-masing organisme yang terdapat di dalam sejumlah alat
pencernaan yang berisi nyatakan keadaannya dalam persen dari seluruh alat pencernaan
yang diteliti namun tidak meliputi alat pencernaan yang tidak berisi. Dengan demikian kita
dapat melihat frekuensi kejadian suatu organisme yang dimakan oleh ikan contoh yang
diperiksa itu dalam persen.
Metode volumetrikDi dalam menerapkan metoda ini ukur dahulu volume makanan ikan itu. Kemudian
makanan tadi dikeringkan dengan kering udara yaitu dengan menaruh makanan ikan di atas
kertas saring supaya airnya terserap ke luar untuk selama lima menit. Pisahkan masing -
masing organisme yang dapat dipisahkan dan u kurlah volumenya dalam keadaan kering
udara. Apabila terdapat makanan yang tak dapat ditentukan golongannya, masukkan saja
ke dalam golongan yang tak dapat ditentukan. Volume makanan ikan yang didapat
dinyatakan dalam persen volume dari seluruh volume maka nan seekor ikan.
Vi x OiIP = ------------- x 100
∑Vi x Oi
Keterangan :
Vi = persentase volume satu macam makanan
Oi = persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
∑Vi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan
IP = Index of preponderance
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo22
3. Sex ratioNisbah kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan dan betina
yang diperoleh sesuai dengan Haryani, (1998), adalah sebagai berikut :
Rasio kelamin = J/B (J = Jumlah ikan jantan (ekor), B = Jumlah ikan betina (ekor)
Penentuan seimbang atau tidaknya nisbah kelamin jantan dan betina dilakukan
dengan uji Chi-square (Walpole, 1993).
4. TKGPenentuan tingkat kematangan gonad dengan metode Nikolsky dalam Effendie 1997
yaitu:
Tingkat I : Ovari belum masak, transparan, bentuk kecil memanjang seperti benang,
butir telur belum kelihatan.
Tingkat II : Ukuran ovari lebih membesar, warna agak merah gelap, butir telur dapat
terlihat dengan kaca pembesar.
Tingkat III : Ovari kelihatan membesar mencapai 60 % rongga perut, berwarna kuning,
butir telur mulai kelihatan oleh mata.
Tingkat IV : Volume Ovari mencapai lebih dari 70 % rongga perut, berwarna kuning, butir
telur mudah dipisahkan, bila perut ditekan telur mudah keluar, siap memijah.
Tingkat V : Ovari berkerut karena habis memijah, masih terdapat sisa telur dalam ovari,
perkemnbangan ovari kembali ke tingka t II.
Ukuran pertama kali matang gonad (M) diduga dengan cara Spearman -Karber
(Udupa, 1986) dengan persamaan sebagai berikut:
m = (Xk + X/2) – (X, ∑pi)...................................................................... (1)
Kisaran ukuran panjang diduga dengan persamaan:
Antilog (m lebih kurang 1,96 √(var(m))...................................................(2)
Dimana :
M = Ukuran pertama kali matang gonad (antilog dari m), m = log panjang ikan pada
kematangan gonad yang pertama
Xk = Log nilai tengah kelas panjang pada ikan 100 % matang gonad
X = Pertambahan log panjang nilai tengah kelas
Pi = ri/ni = perbandingan jumlah ikan yang matang gonad pada tiap kelas panjang
ri = jumlah ikan yang matang gonad pada kelas ke -i
ni = jumlah contao ikan pada kelas ke i
qi = 1 – pi
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo23
5. IKGUntuk menghitung Indeks Kematangan Gonad (IKG) mengacu kepada Effendie
(1992) dengan Rumus :
BgIKG = _________ x 100 %
BiKeterangan:
IKG = Indeks kematangan gonad
Bg = Berat gonad (gram)
Bi = Berat ikan (gram)
6. Fekunditas
Pengamatan fekunditas dan diameter telur ditentukan dari contoh ikan dengan TKG
IV. Fekunditas total dihitung berdasarkan metoda grafimetrik (Effendie, 1992) dengan bentuk
rumus :
Cara menghitung fekunditas
Cara gravimetrik: seluruh gonad yang berisi telur dikeringkan udara dahulu. T entukan
terlebih dahulu berat kering udara seluruh gonadnya, demikian pula sebagian dari telur yang
akan ditimbang beratnya. Dengan menggunakan rumus
F = ( G / g ) n
Keterangan:
F = jumlah total telur dalam gonad (fekunditas)
G = bobot gonad tiap satu ekor ikan
g = bobot sebagian gonad (sampel) satu ekor ikan
n = jumlah telur dari sampel gonad
7. Diameter telurUkuran diameter telur dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dengan
menerapkan kaidah Sturges (Ritonga, 198 7) yaitu data hasil ukuran diameter telur dibagi
kedalam beberapa kelompok (klas) dengan rumus :
K = 1 + 3,322 Log N
Keterangan:
K = Jumlah kelompok atau kelas
N = Jumlah sampel
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo24
Untuk mencari jarak interval kelas digunakan rumus i (interval) = (Ntt – Ntr)/K
Keterangan:
Ntt = nilai tertinggi yang terdapat dalam data hasil pengukuran
Ntr = nilai terendah
8. Luas relung makananPerhitungan luas relung makanan dengan munggunakan metode “ levin’s Measure”
(Krebs, 1989) :
Bij =
n
li
m
j
Pij1
2
1
Keterangan:
Bij = Luas relung kelompok ukuran ikan ke i terhadap sumberdaya makanan ke j
Pij = Proporsi dari kelompok ukuran ikan ke -i yang berhubungan dengan sum berdaya
makanan ke-j
n = Jumlah kelompok ukuran ikan (i = 1,2,3,.....n)
m = Jumlah sumberdaya makanan ikan (j = 1,2,3,.....n)
Standarisasi nilai luas relung makanan agar bernilai antara 0 – 1, menggunakan
rumus yang dikemukakan Hulber t in Krebs (1989), yaitu :
Ba =1
1
N
B
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo25
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Ikan red devil4.1.1. Karakteristik habitat ikan red devil
Berdasarkan observasi lapangan, di temukan dua puluh habitat ikan red devil di
perairan waduk Kedungombo yaitu (Kelur, Mojolumut, Jenggotan, Wonoharjo, Bendungan,
Gilirejo, Sigit, Alas Kobong, Duwet, Pendem, Gunung Sono, Pulomas, Ngasinan, Jati Songo,
Pelembinatur, Klewor, Watu Mangap, Kedung Mulyo, Ge neng Sari dan Bulu) yang dianggap
mewakili habitat ikan red devil . Karakteristik habitat ikan red devil yang ditemukan di
perairan waduk Kedungombo (Tabel 3), dari hasil pengukuran suhu air, pH, CO 2 pada bulan
Maret, Mei, Juli dan Oktober di seluruh stasiun pengamatan menunjukkan hasil yang tidak
jauh berbeda. Suhu air berkisar antara 29 -330C, pH 8-8,5, CO2 0-4,4 mg/l. Kisaran
kandungan O2 dan BOD5 terlihat hasil yang bervariasi yaitu masing -masing berkisar antara
mg/l dan Kisaran kualitas air di habitat i kan red devil di waduk Kedungombo ini tidak jauh
berbeda dengan kisaran kualitas air yang dikemukakan oleh (Krismono et al, 2003, Dharyati
et al, 2009, Dharyati et al, 2010) yaitu secara umum kualitas air di waduk Kedungombo
masih baik untuk mendukung keh idupan ikan
a. Ikan red devil memijah dan meletakkan telurnya di sela -sela bebatuan di
bendungan (outlet) dan di lubang -lubang bambu sekitar waduk.
b. Ikan red devil pada saat berukuran kecil hidup bergerombol dan berlindung di
sela-sela batu sambil makan lumut yang menempel di bebatuan.
4.1.2. Natural HistoryMenurut informasi dari kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, bahwa pada
tahun 2000 ada pengusaha ikan hias dari Solo yang menitipkan ikan red devil sebanyak
satu petak (keramba) di waduk Kedung O mbo kemudian tiba-tiba jebol sehingga ikan
tersebut berkembang biak dengan cepat. Ikan oskar (red devil) yang terdapat di waduk
Jatiluhur merupakan ikan introduksi yang terbawa dengan benih ikan lain dalam keramba
jaring apung (KJA) (Anggita, 2011). Tidak menutup kemungkinan bahwa ikan red devil yang
berada di waduk Kedungombo juga demikian.
- Terdapat 2 jenis ikan red devil: Amphilophus citrinellus dan Amphilophus labiatus , untuk
membedakan secara morfologis dua jenis ikan tersebut menurut Paul Loiselle (1982)
yaitu salah satunya bisa dilihat dari bentuk ukuran rahang bawah : ikan A. citrinellus
mempunyai rahang lebih mengerucut dibandingkan A. labiatus (Gambar. 1).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo26
Amphilophus citrinellus Amphilophus labiatus
Amphilophus labiatus Amphilophus labiatus Amphilophus citrinellus
Gambar 4. Perbedaan antara ikan red devil Amphilophus labiatus dan Amphilophuscitrinellus
4.1.3. Aspek BiologiKlasifikasi ikan red devil (Fish Base) sebagai berikut:
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterigii
Ordo : Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Amphilophus
4.1.3.1. Hubungan panjang-bobot.Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh organisme yang
menyebabkan perubahan ukuran panjang dan bobot tubuh dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan merupakan proses gabungan dari tin gkah laku dan proses fisiologi
(Purnamaningtyas & Tjahjo, 2010). Menurut Sukimin et al (2002), pertumbuhan ikan di suatu
perairan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain ukuran makanan yang
dimakan, ukuran ikan di perairan, jenis makanan yang dimakan serta kualitas lingkungan
dan kondisi ikan (umur, keturunan dan genetik)
Berdasarkan pada analisis hubungan panjang bobot ikan red devil jenis Amphilopus
labiatus betina dan jantan pada bulan Maret, Mei dan Juli berdasarkan pada uji t dengan
selang kepercayaan 95 % yang dilakukan mak a pola pertumbuhannya bersifat isometrik,
artinya pertumbuhan panjang badan sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Namun
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo27
pada bulan Oktober yang betina pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, artinya
pertumbuhan panjang badan lebih cepat dari pertu mbuhan bobotnya, sedangkan ikan jantan
pola pertumbuhan bersifat allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih cepat dari
pertumbuhan panjangnya (Tabel 3).
Tabel 3. Hubungan Panjang Bobot Ikan Red Devil ( A. Labiatus) Pada Bulan Maret, Mei, Julidan Oktober 2011
WaktuBetina Jantan
N Persamaan Uji b Pola N Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan
Maret 66W =
0.078L3.1103Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.0398L2.7714
Thit <Ttab Isometrik
Mei 67W =0.0206L2,98
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.018L3,0182
Thit <Ttab Isometrik
Juli 132W =0,0297L2,8409
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.0542L2,6154
Thit <Ttab Isometrik
Oktober 46W =0,0719L2,5159
Thit >Ttab Alometrik - 35
W =0.047L3,4822
Thit >Ttab Alometrik +
Berbeda dengan ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus berdasarkan pada
analisis hubungan panjang bobot, pada bulan Maret, Mei, juli dan Oktober berdasarkan
pada uji t dengan selang kepercayaan 95 % yang dilakukan maka pola pertumbuhannya
baik pada ikan betina maupun jantan bersifat isometrik, artinya pertumbuhan panjang badan
sebanding dengan pertumbuhan bobotnya (Tabel 4). Menurut Tesch (1968) dalam Adjie et
al (1999) menyatakan bahwa bila pada persamaan W = aLb mempunyai nilai b = 3 maka
pertumbuhan ikan bersifat isometrik dan jika b > 3 atau b < 3 pertumbuhannya bersifat
allometrik. Dikatakan oleh Dulcic et al (2003) dalam Purnomo & Kartamihardja (2005) bahwa
nilai konstanta b dipengaruhi oleh tingkat perkembangan ontogenetik seperti perbedaan
umur, tingkat kematangan gonad dan jenis kelamin. Lebih lanjut Purnamaningtyas & Tjahyo
(2010) mengatakan bahwa pertumbuhan ikan oskar ( Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H.
Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat adalah isometrik.
Tabel 4. Hubungan Panjang Berat Ikan Red Devil (A. Citrinellus) Pada Bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011
Waktu NBetina
NJantan
Persamaan Uji b Pola Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan
Maret 90W =0.0078L3.3556
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.0075L3.3735
Thit <Ttab Isometrik
Mei 196 W = 0,02L2,9941Thit <Ttab Isometrik 35
W =0.0227L2,9479
Thit <Ttab Isometrik
Juli 210W =0,0308L2,826
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.0309L2,8292
Thit <Ttab Isometrik
Oktober 283W =0,0253L2,9011
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.02L2,9734
Thit <Ttab Isometrik
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo28
4.1.3.2. Nisbah Kelamin (Sex ratio).Dari pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan red devil ( Amphilopus
labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan adanya varias i nilai
nisbah kelamin. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada bulan Maret
sebagai 1:2,2, bulan Mei 1: 2,24, bulan Juli 1: 4,44 dan bulan Oktober 1: 1,31 (G rafik. 1).
Gambar 5. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011
Berdasarkan pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan red devil
(Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan bahwa
lebih bervariasi nilai nisbah kelamin, ter lihat jumlah betina semakin men dominasi dari bulan
ke bulan. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada bulan Maret
sebagai 1:3, bulan Mei 1: 5,6, bulan Juli 1: 7 dan bulan Oktober 1: 9,44 (G rafik. 2). Hal ini
disebabkan jumlah individu be tina yang tertangkap lebih banyak. Dikatakan oleh Pralampita
et al (2003) bahwa individu betina yang lebih banyak daripada jantan atau sebaliknya dapat
saja disebabkan oleh perbedaan perilaku yang bersifat spasio -temporal, misalnya yang
berkaitan dengan proses reproduksi, tabiat pakan dan makan ( food and feeding habits ),
ruaya dan lain sebagainya.
1 1 1 1
2.2 2.24
4.44
1.31
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
5
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Sex
Rat
io
Jantan Betina
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo29
Gambar 6. Sex ratio ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011
4.1.3.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG).Dari Grafik 3, contoh ikan red devil jenis Amphilopus labiatus betina selama periode
pengamatan bulan Maret didominasi ikan yang matang gonad TKG IV (42,88 %), pada
bulan Mei didominasi oleh ikan yang belum matang gonad TKG I dan TKG II yaitu ma sing-
masing 30,77 %, tetapi sudah ada yang selesai memijah (TKG V) sebesar 7,69 %. Demikian
pula pada bulan Juli dan Oktober berturut -turut ikan yang telah selesai memijah sebesar
4,35 % dan 17,65 %. Apabila dilihat dari bulan Maret sampai bulan Oktober me nunjukkan
bahwa ikan yang matang gonad TKG IV terjadi pada setiap bulan pengamatan , begitu pula
terjadi pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang matang gonad (TKG IV) disetiap bulan
pengamatan (Gambar 4). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ikan red devi l Amphilopus
labiatus dapat memijah sepanjang tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Purnamaningtyas
& Tjahjo (2010).
1 1 1 1
3
5.6
7
9.44
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Sex
Rat
io
Jantan Betina
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo30
Gambar 7. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus labiatus) pada bulanMaret, Mei, Juli dan Oktober 2011
Tingkat kematangan gonad pada ikan red devil Amphilopus citrinellus betina, terjadi
penurunan ikan yang matang gonad, bahkan semakin turun dari bulan Mei sampai bulan
Oktober. Pada bulan Maret terdapat ikan matang gonad TKG III (13,33 %) dan TKG IV
(33,33 %), kemudian pada bulan Mei TKG III (4,14 %), TKG IV (19,53 %), Juli TKG III (8,04
%), TKG IV (11,61 %) dan Oktober TKG III (21, 33 %), TKG IV (10,67 %). Namun apabila
dilihat dari ikan yang telah selesai memijah (TKG V) terjadi pada setiap bula n pengamatan
(Maret, Mei, Juli dan Oktober) . Demikian pula pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang
matang gonad dalam setiap bulan pengamatan (G rafik 4). Dari hasil pengamatan tersebut
bisa disimpulkan bahwa ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus memijah sepanjang tahun
dan diduga puncak pemijahan terjadi pada saat air tinggi yaitu antara bulan Desember -
Maret. Hal ini sesuai dengan penelitian Purnamaningtyas & Tjahjo (2010), yang mengatakan
bahwa ikan oskar (Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda dapat memijah sepanjang
tahun.
14.2930.77
56.25
13.0429.41
7.69
38.150
30.77
18.75
37.68
18.75
23.53
30.77
4.76
30 5.13
12.5
20.29
31.25
5.8823.08
42.86
20
25.64
12.5
24.6450.00
23.53
38.46
7.69 4.3517.65
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Pers
enta
se (%
)
I II III IV V
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo31
Grafik 8. Tingkat Kematangan Gonad ikan red devil (Amphilopus citrinellus) pada bulanMaret, Mei, Juli dan Oktober 2011
4.1.3.4. Ukuran Ikan Pertama Kali Matang GonadUkuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan pertumbuhan ikan dan
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi reproduksinya. Tiap species ikan
tidak sama ukuran dan umur pertama kali matang gonad, bahkan ikan -ikan pada spesies
yang sama juga akan berbeda b ila berada pada kondisi dan letak geografis yang berbeda
(Nasution, 2005).
Untuk menentukan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm) digunakan metode
Spearman dan Karber (Udupa, 1986). Dalam penelitian ini hanya ikan betina yang dianalisis.
Ikan red devil jenis Amphilopus labiatus di waduk Kedungombo pada bulan Maret,
pertama kali matang gonad, betina TKG IV berukuran (9,6 cm) panjang total, pada bulan
Mei (9,66 cm), Juli (11,47 cm) dan Oktober (10,66 cm). Apabila digabung dari bulan Maret -
Oktober pertama kali matang gonad berukuran berkisar antara (9,66 -11,47 cm) panjang
total. Ikan red devil jenis Amphilopus citrinellus di waduk Kedungombo pada bulan Maret,
pertama kali matang gonad, betina TKG IV berukuran (7,9 cm) panjang total, pada bulan
Mei (9,72 cm), Juli (10,47 cm) dan Oktober (11,95 cm). Apabila digabung dari bulan Maret -
Oktober pertama kali matang gonad berukuran berkisar antara (7,9 -11,95 cm) panjang total
(Grafik 5). Umur pada awal reproduksi bervariasi terhadap jenis kelamin. Bagi ikan janta n
maupun betina, umur pertama kali memijah bergantung kepada kondisi lingkungan yang
sesuai. Pada lingkungan yang tidak sesuai untuk tumbuh dan mempertahankan sintasan,
ikan-ikan cenderung akan menangguhkan pemijahan, karena akan menurunkan tingkat
20 25 21.89
58.62
18.75 18.75
38.67 44.4413.33
5037.28
24.14
53.57 56.25 17.3322.22
13.33
25
4.14
3.458.04
18.75
21.33
22.22
33.33
19.53
13.7911.61
6.25
10.67
11.1120 17.16
8.04 12.00
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Pers
enta
se (%
)
I II III IV V
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo32
pertumbuhan dan sintasan, sehingga reproduksi cenderung akan berlangsung pada umur
lebih muda (Nasution, 2005).
Keterangan : = A. labiatus, = A. citrinellus
Gambar 9. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad i kan reddevil (Amphilopus labiatus) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011
4.1.3.5. Indeks Kematangan Gonad (TKG).Kisaran IKG bisa dilihat pada Tabel 5. Dalam pengamatan ini IKG dihitung dengan
memisahkan kelamin jantan dan betina, sehingga keliha tan nilai IKG cukup bervariasi antar
tingkatan TKG, pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober, pada umumnya ikan -ikan yang
mempunyai TKG rendah mempunyai IKG rendah pula baik pada ikan red devil Amphilopus
labiatus dan Amphilopus citrinellus. Nilai IKG pada ikan red devil Amphilopus labiatus pada
ikan jantan terendah 0,12 % (Mei dan Juli)dan tertinggi 1,73 % (Juli), sedangkan untuk ikan
betina 0,09 % (Mei) dan tertinggi 6,58 % (Mei). Nilai IKG pada ikan red devil Amphilopus
citrinellus pada ikan jantan terendah 0,06 % (Oktober) dan tertinggi 1,64 % (Oktober),
sedangkan untuk ikan betina 0,05 % (Oktober) dan tertinggi 5,40 % (Maret). Bagenal (1969)
mengatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IKG lebih kecil dari 20 % adalah kelompok
ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
ikan red devil termasuk yang nilai IKG kecil sekali sehingga dikategorikan ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali setiap tahun. Hal ini sesuai dengan laporan Pulungan et al, 1994
menyatakan bahwa pada umumnya ikan yang hidup di perairan tropis dapat memijah
sepanjang tahundengan nilai IKG yang lebih kecil pada saat ikan tersebut matang gonad.
10.68
7.9
10.629.72
11.47
9.8110.66
11.95
8.62 8.53 8.8
10.28
9.11
10.479.53
11.43
9.6
7.32
9.669.19
12.0311.17
11.9112.49
0123456789
1011121314
Maret Mei Juli Oktober
W aktu (Bulan)
Uku
ran
(cm
)
Maret Mei Juli Oktober
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo33
Tabel 5. Kisaran IKG Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011
RED DEVIL
Maret Mei Juli OktoberIKG (%) IKG (%) IKG (%) IKG (%)
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Amphilopuslabiatus
0,17 -0,47
0,10 -4,34
0,12 -1,62
0,09 -6,58
0.12 -1.73
0,47 -3,02
0,15 -0,67
0,11 -2,84
Amphilopuscitrinellus
0,18 -0,33
0,21 -5,40
0,13 -0,79
0,13 -5,29
0.11 -0.95
0,79 -3,15
0,06 -1,64
0,05 -3,67
4.1.3.6. FekunditasPada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober terdapat gonad betina yang telah matang.
Dari gonad-gonad betina yang telah matang ter sebut dihitung fekunditasnya.
Fekunditas ikan red devil Amphilopus labiatus pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober
apabila digabungkan mempunyai kisaran antara 677 -1378 butir, sedangkan pada ikan red
devil Amphilopus citrinellus mempunyai fekunditas berkisar antara 631-2771 butir (Tabel
6). Fekunditas telur Amphilopus citrinellus ini lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian
Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) yang menyebutkan fekunditas telur Amphilopus citrinellus
dari waduk Ir. H. Djuanda minimum 1. 045 butir dan maksimum 4.435 butir. Perbedaan yang
diperoleh dari penelitian ini kemungkinan berbeda ukuran ikan. Fekunditas ada
hubungannya dengan ukuran ikan, yang dinyatakan bahwa semakin besar ikan akan
mempunyai gonad semakin besar pula sehingga fekun ditasnya juga semakin besar
(Andamari et al, 2003). Hubungan antara fekunditas dan panjang total ikan oskar
(Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda mengikuti persamaan logaritma yang artinya
makin panjang ukuran ikan mempunyai fekunditas makin bes ar (Purnamaningtyas & Tjahjo,
2010).
Tabel 6. Kisaran Fekunditas Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober 2011
RED DEVIL Fekunditas (butir)Maret Mei Juli Oktober
Amphilopus labiatus 855 - 1841 677 - 1198 961 - 1028 869 -1378Amphilopus citrinellus 754 - 2771 1107 - 1256 732 - 1350 631 - 1034
4.1.3.7. Diameter TelurBerdasarkan pengamatan diameter telur ikan red devil ( Amphilopus labiatus) pada
bulan Maret berkisar antara (0.4 - 1,48 mm), bulan Mei (0,68 - 1,59 mm), bulan Juli (0,61–
1,47 mm) dan bulan Oktober (0,6 – 1,2 mm). Apa bila digabungkan antara bulan Maret
sampai Oktober berkisar antara (0,4 – 1,59 mm). Sedangkan red devil ( Amphilopus
citrinellus) pada bulan Maret berkisar antara (0,54 – 2,16 mm), bulan Mei (0,95 – 1,88 mm),
bulan Juli (0,61 – 1,62 mm) dan Oktober (0,6 – 1,25 mm). Apa bila digabungkan antara
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo34
bulan Maret sampai Oktober berkisar antara (0,54 – 2,16 mm) (Tabel. 6). Effendie (1997)
mengemukakan bahwa semakin meningkat kematangan gonad, diameter telur yang berada
dalam gonad akan menjadi semakin besar.
Tabel 7. Kisaran Diameter Telur Ikan Red Devil Pada Bulan Maret, Mei, Juli Dan Oktober2011
Red devil Maret Mei Juli OktoberKisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm)
Amphilopus labiatus 0.4 - 1,48 0,68 - 1,59 0,61 - 1,47 0,6 - 1,2Amphilopus citrinellus 0,54 - 2,16 0,95 - 1,88 0,61 - 1,62 0,6 - 1,25
4.1.3.8. Kebiasaan MakanUntuk analisis makanan ikan red devil secara mikroskopis terkendala peralatan,
(mikroskop dan sedwig rafter) sehingga terpaksa baru bisa menyelesaikan analisa pada trip
I yaitu bulan Maret 2011.
Pengelompokan makanan ikan menurut Nikolsky (1963) adalah kebiasaan makanan
ikan dibedakan ke dalam empat kategori berdasarkan pada persentase indeks bagian
terbesar, yaitu makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan dan makanan
pengganti. Makanan utama adalah makanan yang dimakan ikan dalam jumlah yang besar.
Makanan pelengkap adalah makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan
dalam jumlah yang lebih sedikit. Makanan tambah an adalah makanan yang terdapat dalam
saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Makanan pengganti adalah
makanan yang hanya dimakan jika makanan utama tidak ada.
Berdasarkan hasil pengamatan dari usus ikan menunjukkan bahwa ikan Red devil
merupakan ikan omnivora cenderung bersifat plankton feeder, ikan red devil betina dan
jantan (Amphilophus ctrinellus) dan (Amphilophus labiatus) yang memanfaatkan
fitoplankton sebagai pakan utama (Grafik 6,7,8 dan 9). Jenis fitoplankton yang dimakan
terdiri dari :
Bacillariophyceae : Synedra (dominan), Navicula, Cyclotella, Nitzschia, Cymbella,
Gyrosigma
Chlorophyceae : Ankistrodesmus, Staurastrum, Scenedesmus, Spirogyra, Pediastrum,
Tetraspora, Oedogonium, Ulothrix, Gomphonema, Cosmarium
Cyanophyceae : Anabaena, Spirulina, Oscilatoria
Trebouxiophyceae : Oocystis
Dinoflagellata : Ceratium
Chroococcales : Merismopedia
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo35
Gambar 10. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus ctrinellus) di WKO BulanMaret 2011
Sebagai makanan pelengkapnya adalah serangga, ikan dan cacing, sebagai
makanan tambahan adalah udang dan zooplankton. Besarnya persentase fitoplankton
sebagai makanan utamanya tidak terlepas dari habitat ikan itu sendiri yang hidup di perairan
waduk Kedungombo dimana merupakan tempat bertumbuhnya fitoplankton yang melimpah.
Sehingga makanan yang dimakan adalah berbagai jenis fitoplankton yang hidup di waduk
tersebut. Hal ini selaras dengan penelitian Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) yang
mengatakan bahwa ikan oskar (A. citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda merupakan ikan
omnivora yang memanfaatkan tumbuhan dan ikan sebagai pakan utama, larva serangga
dan fitoplankton sebagai pakan tambahan, serta serangga, detritus dan zooplankton sebagai
pakan pelengkap. Nurnaningsih et al, 2003 dalam Anggita, 2011 mengatakan bahwa ikan
oskar di waduk Jatiluhur merupakan ikan omnivora cenderung carnivora dengan menu
makanan berupa plankton, larva, serasah dan ikan. Dilaporkan juga bahwa terjadi
perubahan jenis makanan ikan oskar berdasarkan p erubahan ukuran tubuh, ikan oskar yang
berukuran kecil cenderung memilih plankton dari kelas Cyanophyceae, Bacillariophyceae
dan Cladocera, sedangkan ikan berukuran sedang lebih memilih Rotifera, Cladocera dan
ikan.
79.31
2.177.81
4.33 6.38
Pitoplankton Fragmen udangFragmen serangga Fragmen ikanFragmen cacing
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo36
Gambar 11. Kebiasaan makan ikan red devil jantan (Amphilophus ctrinellus) di WKO BulanMaret 2011
Lagler et al., 1977 mengatakan bahwa kebiasaan makanan ikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain musim, umur ikan dan ketersediaan makanan. Lebih lanjut
Effendie (1997) mengatakan bahwa suatu spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan
persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yang berlaku. Suatu
spesies ikan dapat jadi makanannya berbeda ketika diamati pada waktu yang berbeda,
meskipun diambil dari tempat yang sama. Perubahan makanan dari suatu spesies ikan
adalah hal yang wajar, sehingga spektrum makanannya dapat berubah -ubah (Effendie,
1979). Froese & Pauly (2010) dalam Anggita (2011) menyatakan bahwa ikan oskar
(Amphilophus ctrinellus) memiliki ketahanan hidup yang tinggi dan dapat menerima
perubahan lingkungan.
95
5
Pitoplankton Fragmen cacing
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo37
Gambar 12. Kebiasaan makan ikan red devil betina (Amphilophus labiatus) di WKO BulanMaret 2011
Gambar 13. Kebiasaan makan ikan red dev il jantan (Amphilophus labiatus) di WKO BulanMaret 2011
4.1.3.9. Relung MakananBerdasarkan dari nilai luas relung makanan ikan red devil betina ( Amphilophus
labiatus) terhadap jantan, menunjukkan ikan red devil jantan dalam menkonsumsi makanan
lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan ikan red devil betina (Tabel 7 dan 8). Begitu
pula ikan red devil jenis Amphilophus citrinellus ikan jantan lebih beragam dalam
mengkonsumsi makanan dibanding ikan betina (Tabel 9 dan 10).
76.65
2.110.88
7.37
11.03 1.96
Pitoplankton ZooplanktonFragmen udang Fragmen seranggaFragmen cacing Fragmen ikan
95.32
1.25 2.181.25
Pitoplankton Fragmen udang Fragmen serangga Fragmen cacing
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo38
Tabel 8. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan (Amphilophus Labiatus) Di WKOBulan Maret 2011
Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAFitoplankton 95.32 0.953 0.9087
1.099573 0.033191Fragmen udang 1.25 0.013 0.0002Fragmen serangga 2.18 0.022 0.0005Fragmen cacing 1.25 0.013 0.0002Total 100.00 0.909
Tabel 9. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Labiatus) Di WKOBulan Maret 2011
Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAFitoplankton 76.65 0.766 0.5875
1.685143 0.137029
Zooplankton 2.11 0.021 0.0004Fragmen udang 0.88 0.009 0.0001Fragmen serangga 7.37 0.074 0.0054Fragmen cacing 11.03 0.110 0.0122Fragmen ikan 1.96 0.020 0.0004Total 100.00 0.593
Dikatakan oleh Anonimus (2007) dalam Purnamaningtyas & Tjahjo (2010) bahwa
ikan oskar (Amphilophus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda mempunyai luas relung pakan
dan ruang serta distribusi yang luas. Disamping itu ikan oskar yang mampu memanfaatkan
fluktuasi kesediaan makan dan mempunyai kemampuan memijah sep anjang tahun.
Ketersediaan pakan cukup tersedia untuk perkembangan dan pertumbuhan ikan oskar
tersebut. Hal ini diduga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan
oskar, sehingga ikan tersebut dalam waktu relatif singkat mampu mendominas i perairan
waduk Ir. H. Djuanda. Hal ini juga terjadi di waduk Kedungombo bahkan di waduk -waduk
lain.
Tabel 10. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Betina (Amphilophus Citrinellus) Di WKOBulan Maret 2011
Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAPitoplankton 79.31 0.793 0.6290
1.568644 0.113729Fragmen udang 2.17 0.022 0.0005Fragmen serangga 7.81 0.078 0.0061Fragmen ikan 4.33 0.043 0.0019Fragmen cacing 6.38 0.064 0.0041Total 100.00 0.637
Tabel 11. Nilai Relung Makanan Ikan Red Devil Jantan (Amphilophus Citrinellus) Di WKOBulan Maret 2011
Jenis Organisme IP (%) Proporsi (Pi) Pi2 Bi BAPitoplankton 95.00 0.950 0.9025 1.104972 0.020994Fragmen cacing 5.00 0.050 0.0025Total 100.00 0.905
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo39
4.2. Ikan Betutu4.2.1. Karakteristik habitat ikan betutu
Berdasarkan observasi lapangan, ditemukan dua puluh habitat ikan red devil di
perairan waduk Kedungombo yaitu (Kelur, Mojolumut, Jenggotan, Wonoharjo, Bendungan,
Gilirejo, Sigit, Alas Kobong, Duwet, Pendem, Gunung Sono, Pulomas, Ngasinan, Jati Songo,
Pelembinatur, Klewor, Watu Mangap, Kedung Mulyo, Geneng Sari dan Bulu) yang dianggap
mewakili habitat ikan red devil. Karakteristik habitat ikan red devil yang ditemukan di
perairan waduk Kedungombo (Tabel 3), dari hasil pen gukuran suhu air, pH, CO 2 pada bulan
Maret, Mei, Juli dan Oktober di seluruh stasiun pengamatan menunjukkan hasil yang tidak
jauh berbeda. Suhu air berkisar antara 29 -330C, pH 8-8,5, CO2 0-4,4 mg/l. Kisaran
kandungan O2 dan BOD5 terlihat hasil yang bervar iasi yaitu masing-masing berkisar antara
mg/l dan Kisaran kualitas air di habitat ikan red devil di waduk Kedungombo ini tidak jauh
berbeda dengan kisaran kualitas air yang dikemukakan oleh (Krismono et al, 2003, Dharyati
et al, 2009 dan Dharyati et al, 2010), yaitu kualitas air di waduk Kedungombo secara umum
masih baik untuk mendukung kehidupan ikan.
Ikan betutu memijah di substrat yang berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang
lambat dan terdapat tanaman air, karena tanaman air tersebut untuk meleta kkan telurnya
setelah memijah. Ikan betutu pada saat berukuran kecil makan lumut yang menempel di
rumput yang tumbuh di tepi tepi waduk.
4.2.2 Aspek Biologi
Gambar 14. Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
Klasifikasi ikan betutu (Kottelat et al, 1992) sebagai berikut:
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterigii
Ordo : Perciformes
Famili: Eleotridae
Genus: Oxyeleotris
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo40
4.2.2.1. Hubungan panjang-bobotBerdasarkan pada analisis hubungan panjang bobot ikan betutu, hasil analisis uji t
terhadap nilai b dengan selang kepercayaan 95 %, maka ikan betutu betina pada bulan
Maret dan Juli pola pertumbuhannya isometrik, artinya pertumbuhan panjang badan
sebanding dengan pertumbuhan bobotnya. Namun pada bulan Mei pola pertumbuhan
allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya.
Pada bulan Oktober pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, artinya pertumbuhan
panjang badan lebih cepat dari pertumbuhan bobotnya, sedangkan ikan jantan pola
pertumbuhan pada bulan Maret, Mei dan Oktober bersifat isometrik dan pada bulan Juli
bersifat allometrik positif (Tabel 11). Pola pertumbuhan yang berubah -ubah ini diduga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan makanan yang dimakan. Pertumbuhan merupakan
suatu proses yang terjadi di dalam tubuh organosme yang menyebabkan perubahan ukuran
panjang dan bobot tubuh dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan ikan di suatu perairan
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain ukuran makanan yang dimakan,
ukuran ikan di perairan, jenis makanan yang dimakan, serta kualitas lingkungan dan
kondisis ikan seperti umur, keturunan dan genetik (Sukimin, 2002). Hasil penelitian
Soewardi (2006) mengatakan bahw a pertumbuhan ikan betutu betina di sungai Cisadane
dan betutu jantan di waduk Saguling bersifat allometrik, sedangkan ikan betutu jantan di
sungai Cisadane dan betutu betina di waduk Saguling bersifat isometrik.
Tabel 12. Hubungan Panjang Bobot Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei,Juli dan Oktober 2011
WaktuBetina Jantan
N Persamaan Uji b Pola N Persamaan Uji b PolaRegresi Pertumbuhan Regresi Pertumbuhan
Maret 87W =0,007L3.1807
Thit <Ttab Isometrik 30
W =0.0345L2.6299
Thit <Ttab Isometrik
Mei 60W =0,0068L3,2135
Thit>Ttab Alometrik + 35
W =0,0129L2.9937
Thit <Ttab Isometrik
Juli 48W =0,008L3,1621
Thit<Ttab Isometrik 40
W =0,042L3,13696
Thit >Ttab Alometrik +
Oktober 65W =0,6115L1,789
Thit>Ttab Alometrik - 40
W =0,087L3,13
Thit <Ttab Isometrik
4.2.2.3. Nisbah KelaminDari pengamatan terhadap nisbah kelamin (sex ratio) ikan betutu pada bulan Maret,
Mei, Juli dan Oktober 2011, menunjukkan adanya variasi nilai nisbah kelamin tapi masih
dalam batas yang seimbang. Perbandingan antara jantan dan betina pada sampel ikan pada
bulan Maret sebagai 1:2,9, bulan Mei 1: 1,7, bulan Juli 1: 1,19 dan bulan Oktober 1: 1,63
(Gambar. 10).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo41
Gambar 15. Sex ratio ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011
4.2.2.4. Tingkat Kematangan Gonad (TKG).Dari Gambar 13, contoh ikan betutu betina selama periode pengamatan bulan Maret
didominasi ikan yang matang gonad TKG III (44,83 %), pada bulan Mei didominasi oleh ikan
yang belum matang gonad TKG I dan TKG II yaitu masing -masing 21,28 % dan 55,32 %,
tetapi sudah ada yang selesai memijah (TKG V). Pada bulan Juli didominasi oleh TKG III (40
%) dan Oktober hanya didapat TKG III (54 %) dan TKG IV (46 %), sedangkan pada ikan
jantan hanya terdapat TKG III saja. TKG I dan TKG II tidak ditemukan baik pada ikan betina
maupun pada ikan jantan, hal ini diduga banyak ikan betutu yang baru selesai melakukan
pemijahan sehingga relatif tidak banyak melakukan pergerakan, dengan demikian
kemungkinan untuk tertangkap sangat kecil. Apabila dilihat dari bulan Maret sampai bulan
Oktober menunjukkan bahwa ikan yang matang gonad TKG IV terjadi pada setiap bulan
pengamatan, begitu pula terjadi pada ikan jantan selalu ditemukan ikan yang matang gonad
disetiap bulan pengamatan (Grafik 11). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ikan betutu
dapat memijah sepanjang tahun.
1 1 1 1
2.9
1.7
1.19
1.63
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Sex
Rat
io
Jantan Betina
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo42
Gambar 16. Tingkat Kematangan Gonad ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret,Mei, Juli dan Oktober 2011
4.2.2.5. Ukuran Pertama Kali Matang GonadUkuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan pertumbuhan ikan dan
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi reproduksinya. Tiap species ikan
tidak sama ukuran dan umur pertama kali matang gonad, bahkan ik an-ikan pada spesies
yang sama juga akan berbeda bila berada pada kondisi dan letak geografis yang berbeda
(Nasution, 2005).
Untuk menentukan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm) digunakan metode
Spearman dan Karber (Udupa, 1986). Dalam penelitian i ni hanya ikan betina yang dianalisis.
Ikan betutu di waduk Kedungombo pada bulan Maret, pertama kali matang gonad,
betina TKG IV berukuran (17,75 cm) panjang total, pada bulan Mei ( 20 cm), Juli (20,7 cm)
dan Oktober (11,95 cm). Apabila digabung dari bulan Maret-Oktober pertama kali matang
gonad berukuran berkisar antara ( 11,95-20,7 cm) panjang total. (Grafik 12). Umur pada awal
reproduksi bervariasi terhadap jenis kelamin. Bagi ikan jantan maupun betina, umur pertama
kali memijah bergantung kepada kondisi lingkungan yang sesuai. Pada lingkungan yang
tidak sesuai untuk tumbuh dan mempertahankan sintasan, ikan -ikan cenderung akan
menangguhkan pemijahan, karena akan menurunkan tingkat pertumbuhan dan sintasan,
sehingga reproduksi cenderung akan berlangsung pad a umur lebih muda (Nasution, 2005).
10.35 1021.28
74.07
2033.33
31.03 30
55.32
18.52
24
42.8644.83
604.26
7.41
40
9.52
54
100
13.798.51
16 14.29
46
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Jum
lah
(%)
I II III IV V
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo43
Gambar 17. Distribusi panjang dan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikanBetutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober 2011
4.2.2.6. Indeks Kematangan Gonad (IKG)Kisaran IKG bisa dilihat pada Tabel 12. Dalam pengamatan ini IKG dihitung dengan
memisahkan kelamin jantan dan betina, sehingga kelihatan nilai IKG cukup bervariasi antar
tingkatan TKG, pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober, pada umumnya ikan -ikan yang
mempunyai TKG rendah mempunyai IKG rendah pula . Nilai IKG pada ikan betutu pada ikan
jantan terendah 0,05 % pada bulan Oktober dan tertinggi 0,31 % pada bulan Oktober,
sedangkan untuk ikan betina nilai IKG terendah 0,11 % pada bulan Maret dan Mei dan
tertinggi 5,7 % pada bulan Oktober (Tabel. 12). IKG akan semakin meningkat nilainya dan
akan mempunyai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG
lebih besar dibanding ikan jantan. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung
pada macam dan pola pemijahan (pobersonaibaho.wordpress.com). Bagenal (1969)
mengatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IKG lebih kecil dari 20 % adalah kelompok
ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
ikan red devil termasuk yang nilai IKG kecil sekali sehingga dikategorikan ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali setiap tahun. Hal ini sesuai dengan laporan Pulungan et al, 1994
menyatakan bahwa pada umumnya ikan yang hidup di perairan tropis dapat memi jah
sepanjang tahundengan nilai IKG yang lebih kecil pada saat ikan tersebut matang gonad.
17.75
20 20.01
11.4412.65
19.1920.7
11.95
24.91
20.84 21.42
12.49
0
5
10
15
20
25
30
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Uku
ran
(cm
)
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo44
Tabel 13. Kisaran IKG Ikan Betutu (O. marmorata) pada Bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011
JenisIkan
Maret Mei Juli OktoberIKG (%) IKG (%) IKG (%) IKG (%)
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Betutu0,11 -0,23
0,11 -3,98
0,08 -0,27
0,11 -3,32
0,11 -0,29
1,18 -2,46
0,05 -0,31
0,66 -5,7
4.2.2.7. FekunditasPada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober terdapat gonad betina yang telah matang.
Dari gonad-gonad betina yang telah matang tersebut dihitung fekunditasnya. Fekunditas
ikan betutu pada bulan Maret berkisar antara: 6414 – 33833 butir, bulan Mei: 15832 – 28991
butir, bulan Juli: 11665 – 26000 butir dan Oktober: 23010 – 56302 butir. apabila
digabungkan antara bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober maka mempunyai kisaran antara
6414-56.302 butir (Tabel 13). Fekunditas telur betutu hasil penelitian Soewardi (2006)
melaporkan bahwa fekunditas telur ikan betutu di sungai cisadan e berkisar antara 11.000-
145.000 butir dan di waduk saguling berkisar antara 14.000 -180.000 butir, hal ini relatif lebih
besar dibandingkan fekunditas telur ikan betutu di waduk Kedungombo.
Fekunditas pada suatu spesies ikan dapat berbeda antara satu indi vidu dengan
individu lainnya. Fekunditas mempunyai keterkaitan umur, panjang atau bobot individu dan
spesies ikan. Fekunditas dan diameter telur juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetis,
terutama ketersediaan makanan bagi induk ikan. Ikan -ikan yang tua dan besar ukurannya
mempunyai fekunditas relatif lebih kecil dibandingkan ikan -ikan yang lebih muda. Fekunditas
maksimum dicapai pada ikan yang masih muda (www.seafooddict.com).
Tabel 14. Kisaran Fekunditas Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei, Juli DanOktober 2011
Jenis Ikan Fekunditas (butir)Maret Mei Juli Oktober
Betutu 6414 - 33833 15832 - 28991 11665 - 26000 23010 - 56302
4.2.2.8. Diameter TelurBerdasarkan pengamatan diameter telur ikan betutu pada bulan Maret berkisar
antara (0.24 - 0,54 mm), bulan Mei (0,32 - 0,67 mm), bulan Juli (0,27 – 0,62 mm) dan bulan
Oktober (0,2 – 0,55 mm). Apa bila digabungkan antara bulan Maret sampai Oktober berkisar
antara (0,2 – 0,67 mm) (Tabel. 14). Apabila dibandingkan dengan diameter telur ikan red
devil maka diameter telur ikan betutu relatif lebih kecil. Ukuran sel telur ada hubungannya
dengan fekunditas, makin banyak telur yang dipijahkan ukuran telurnya makin kecil,
misalnya ikan cod (diameter telur 1 -1,7 mm) produksinya 10 juta telur, salmon at lantik yang
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo45
memiliki diameter telur 5 -6 mm produksi telurnya 2000-3000 butir (Blaxter, 1969
www.damandiri.or.id, 23 November 2011). Sedangkan untuk ikan belut dengan diameter 1 -
1,5 mm produksinya 2.200-5.400 telur (Sidthimunka, 1972 www.damandiri.or.id, 23
November 2011). Kamler (1992) mengajukan sebuah persamaan kelangsungan hidup
untuk ikan pelagis laut, laju mortalitas telur dan larva berbanding terbalik dengan ukura n
telur. Bila tidak ada makanan ekternal, larva yang lebih besar yang berasal dari telur yang
besar dapat bertahan hidup lebih lama dibanding larva yang berasal dari telur yang kecil
(www.damandiri.or.id, 23 November 2011). Bagenal (1969) mengatakan bahwa ukuran telur
juga berperan dalam kelangsungan hidup ikan . Benih ikan brown trout yang berasal dari
telur yang berukuran besar mempunyai daya hidup yang lebih tinggi daripada ikan yang
berasal dari telur yang berukuran kecil. Hal ini terjadi karena kandungan kuning telur yang
berukuran besar lebih banyak sehingga larva yang dihasilkan mempunyai persediaan
makanan yang cukup untuk membuat daya tahan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan telur -
telur yang berukuran kecil.
Tabel 15. Kisaran Diameter Telur Ikan Betutu (O. Marmorata) Pada Bulan Maret, Mei, JuliDan Oktober 2011
Jenis Ikan Maret Mei Juli OktoberKisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm) Kisaran (mm)
Betutu 0,24 - 0,54 0,32 - 0,67 0,27 - 0,62 0,2 - 0,55
4.2.2.9. Kebiasaan MakanBerdasarkan hasil pengamatan dari isi usus ikan betutu (indeks bagian terbesar)
pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober menunjukkan bahwa ikan betutu di waduk
Kedungombo merupakan ikan carnivora, ikan betutu betina dan jantan memanfaatkan ikan
sebagai pakan utama dan udang serta serangga sebagai makanan pelengkap (Grafik 13).
Krismono et al, 2003 melaporkan bahwa makanan ikan betutu di waduk Kedungombo
berupa ikan (100 %). Di laporkan oleh Diana et al, 1999 bahwa makanan ikan be tutu di
waduk Cirata berupa ikan, udang -udangan, copepoda, gastropoda, insekta dan detritus.
Menurut Setiadharma (1993) bahwa makanan ikan betutu di waduk Saguling berupa ikan,
udang dan serangga air.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo46
Gambar 18. Kebiasaan makan ikan Betutu (O. marmorata) pada bulan Maret, Mei, Juli danOktober 2011
4.2.2.10. Relung MakananBerdasarkan dari nilai luas relung makanan ikan betutu betina terhadap jantan, pada
setiap kali pengamatan menunjukkan ikan betutu jantan dalam menkonsumsi maka nan
relatif lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan ikan betutu betina kecuali pada bulan
Mei, ikan betutu betina lebih beragam dalam mengkonsumsi makanannya ( Grafik 14).
Ikan betutu betina mempunyai kisaran relung makanan berkisar antara 1,10 -2,62,
sedangkan ikan betutu jantan mempunyai kisaran antara 1,20 -2,64, hal ini mengindikasikan
bahwa ikan betutu mempunyai nilai relung yang sangat beragam . Menurut Umar et al, 2007,
mengatakan bahwa kelompok ikan karnivora mempunyai luas relung yang sangat beragam
dan cenderung bersifat spesialis.
52.69 57.14
30.95
90.86
58.0549.86
95.2480
7.6914.29
50.00
1.44
22.1730.14
39.6228.57
19.057.69
19.51 20.004.76
20
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Pers
enta
se (%
)
ikan Serangga Udang Tercerna
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo47
Gambar 19. Nilai Relung Makanan ikan betutu di WKO bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober2011
4.3. PENANGKAPAN
Berdasarkan observasi alat tangkap branjang dan jaring oleh enumerator dari
beberapa lokasi menunjukkan bahwa alat tangkap yang cocok untuk mengendalikan jumlah
populasi ikan red devil di WKO adalah jenis alat tangkap jaring yang mempunyai ukuran 2
s/d 2,5 inchi (Tabel 11).
Tabel 16. Hasil tangkapan ikan dengan branjang dan jaring di WKO Tahun 2011
Jenis Ikan Alat TangkapJaring (2 inchi s/d 2,5 inchi) Branjang (2 inchi)
BetutuGabusMuajaerNilaPatinRed devilTawes
++
++++++
+++++
++
+++
+++Keterangan : + Sedikit, ++ Sedang, +++ Dominan
4.4. LAJU SEDIMENTASISedimentasi akan berpengaruh terhadap pendangkalan dan volume perairan di
waduk, selanjutnya akan mempengaruhi daya dukung untuk perikanan. Menurut Kironoto. B,
hasil penelitian terhadap waduk di dunia menunjukkan laju sedimentasinya sering kali lebih
cepat dari yang direncanakan. Data statistik terhadap sebelas waduk di India dengan
kapasitas lebih besar dari 1 km 3 memperlihatkan hampir semua waduk terisi sedimen lebih
cepat dari yang direncanakan, dengan rentang 130 -1.650%. Kejadian serupa terjadi pada
2.27 2.332.62
1.20
2.362.64
1.10
1.47
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
Maret Mei Juli Oktober
Waktu (Bulan)
Nila
i Rel
ung
Mak
anan
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo48
waduk-waduk di Indonesia, seperti Waduk Pangsar Sudirman (Mrica), Saguling, dan
Wonogiri. Waduk Wonogiri bahkan telah mendapat sorotan media massa akhir -akhir ini
sehubungan dengan terjadinya sedimentasi waduk yang terlalu cepat. Waduk Wonogiri yang
semula direncanakan mampu beroperasi selama 100 tahun, ternyata baru beroperasi
selama 20 tahunan telah mengalami permasalahan. "Selama 22 tahun, dari tahun 1982
sampai 2004, laju sedimentasi Waduk Wonogiri rata -rata mencapai 7,5 juta m 3 per tahun,
jauh lebih besar dari yang direncanakan, yang diperkirakan 1,2 juta m 3 per tahun," urainya.
Di samping faktor kegagalan kegiatan konservasi di daerah tangkapan air waduk, penyebab
lain adalah ketidakakuratan prediksi sedimen dengan kenyataan terkait dengan
ketidakcukupan data yang digunakan, baik karena perhitungan sedimen yang terlalu pendek
atau memang karena kualitas yang kurang akurat. Dalam SNI 03 -6737-2002 tentang
metode perhitungan awal laju sedimentasi waduk di Indonesia disebutkan setidaknya
dibutuhkan data sedimen minimal 10 tahun agar dapat mengestimasi dengan baik sedimen
yang masuk ke dalam waduk.
Dari hasil pemasangan sedimen traps di waduk Kedung Ombo sebanyak empat
buah yang mewakili daerah inlet, out let, tengah 1 dan tengah 2 yang direndam selama 58
hari menunjukkan bahwa laju sedimentasi tertinggi terjadi di stasiun outlet sebesar: 3,1 x
10-6gr/cm3/hari, kemudian berturut-turut di stasiun inlet sebesar 2,9 x 10-6 gr/cm3/hari, tengah
2: 2,4 x 10-6 gr/cm3/hari, dan tengah 1: 2,2 x 10-6 gr/cm3/hari (tabel 12)
Tabel 17. Nilai laju sedemintasi waduk Kedung Ombo Tahun 2011
No Stasiun Laju sedimentasi (gr/cm 3/hari)1 Outlet 3,1 x 10-6
2 Tengah 1 2,2 x 10-6
3 Tengah 2 2,4 x 10-6
4 Inlet 2,9 x 10-6
Dari hasil pemasangan sedimen traps (volume 2,5 liter) di waduk Kedun g Ombo
sebanyak empat buah yang mewakili daerah inlet, out let, tengah 1 dan tengah 2 yang
direndam selama 58 hari menunjukkan bahwa volume sedimen terendapkan tertinggi terjadi
di stasiun outlet sebesar: 12,0 x 10 -5 m3, kemudian berturut-turut di stasiun inlet sebesar
11,8 x 10-5 m3, tengah 1., 11,7 x 10 -5 m3 , dan tengah 2., 11,5 x 10 -5 m3. Apabila diambil rata-
rata seluruh stasiun adalah 11,7 x 10 -5 m3. Sedangkan untuk masa sedimen yang
terendapkan tertinggi terjadi pada stasiun outlet yaitu sebesar 32 x 10-8 ton, berturut-turut
disusul pada stasiun outlet dan inlet masing -masing sebesar 31 x 10 -8 ton, stasiun tengah 2
sebesar 30 x 10 -8 ton, dengan rata-rata seluruh stasiun pengamatan sebesar 31 x 10 -8 ton
(Tabel 16).
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo49
Tabel 18. Hasil Uji Volume dan Berat Sedimen di Waduk Kedung Ombo Tahun 2011
No Stasiun Volume sedimenterendapkan
Masa sedimen terendapkan
ml m3 gr Ton1 Tengah. 1 117,1 11,7 x 10-5 0,31 31 x 10-8
2 Tengah. 2 115,2 11,5 x 10-5 0,30 30 x 10-8
3 Inlet 118,2 11,8 x 10-5 0,31 31 x 10-8
4 Outlet 120,3 12,0 x 10-5 0,32 32 x 10-8
Rata-rata 117,7 11,7 x 10-5 0,31 31 x 10-8
Apabila dihitung berdasarkan ketebalan sedimen adalah sebesar 3,9 cm/tahun,
volume sedimen terendapkan sebesar 1.872.000 m 3 /tahun dan berat sedimen terendapkan
sebesar 559.581,208 ton/tahun. Sedangkan untuk nilai laju sedimentasi adalah sebesar
0.097 ton/ha/tahun.
4.5. PLANKTON4.5.1. Fitoplankton
Hasil identifikasi fitoplankton pada 20 stasiun pengamatan diperoleh 48 genus yang
terdiri dari 19 genus dari kelas Ba cillariophyceae, 15 genus dari kelas Chlorophyceae, 10
genus dari kelas Cyanophyceae, 2 genus dari kelas Dinophyceae, serta 2 genus dari kelas
Euglenoceae. Kelimpahan Fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 20 dan Gambar 21.
Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan
Gambar 20 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada bulan Juli di semua
stasiun merupakan kelimpahan tertinggi. Kelimpahan terendah terjadi pada bulan Mei. Hal
tersebut dikarenakan pada bulan Mei kedalaman air wa duk relatif tinggi akibat curah hujan.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo50
Gambar 21. Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Kelas
Gambar 21 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada pada bulan Maret,
Mei, dan Juli berturut -turut didominasi oleh kelas Cyanophyceae, Chlorophyceae,
Dinophyceae, Bacillariophyceae, dan Euglenoceae. Dominasi Cyanophyceae
mengindikasikan bahwa kualitas perairan mengalami penurunan.
4.5.2. ZooplanktonHasil identifikasi zooplankton pada 20 stasiun pengamatan diperoleh 25 genus yang
terdiri dari 4 genus dar i kelasCilliata, 3 genus dari kelas Crustacea, 4 genus dari kelas
Mastigophora serta 12 genus dari kelas Ploima. Kelimpahan Fitoplankton dapat dilihat pada
Gambar 22 dan Gambar 23.
Gambar 22. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Stasiun Pengamatan
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo51
Gambar 20 menunjukkan bahwa kelimpahan zooplankton pada bulan Juli di semua
stasiun merupakan kelimpahan tertinggi. Kelimpahan terendah terjadi pada bulan Mei. Hal
tersebut dikarenakan pada bulan Mei kedalaman air waduk relatif tinggi akibat curah hujan.
Gambar 23. Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Kelas
Gambar 23 menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada pada bulan Maret,
Mei, dan Juli berturut-turut didominasi oleh kelas Ploima, Mastigophora, Cilliata, dan kelas
Crustacea.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo52
BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. KESIMPULANIkan red devil
1. Ikan red devil masuk ke waduk Kedung Ombo pada tahun 2000 melalui keramba
yang jebol milik seorang pengusaha ikan hias
2. Ikan red devil dapat berkembang pesat oleh karena ikan ini sangat gesit, bersifat
omnivora dan mampu memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan dan
memijah sepanjang tahun.
3. Terdapat dua jenis ikan red devil di waduk Kedung Ombo yaitu Amphilopus labiatus
dan Amphilopus citrinellus.
4. Pola pertumbuhan A. labiatus bersifat isometrik sampai allometrik se dangkan A.
citrinellus bersifat isometrik.
5. Diperoleh TKG I-IV pada setiap pengamatan baik pada A. labiatus maupun A.
citrinellus.
6. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berkisar antara 9,66 -11,47 cm terjadi pada
A. labiatus dan 7,9-11,95 cm terjadi pada A. citrinellus.
7. Fekunditas pada A. labiatus berkisar antara 677-1378 butir dan pada A. citrinellus
berkisar antara 631-2771 butir.
8. Diameter telur pada A. labiatus berkisar antara 0,4-1,59 mm dan pada A. citrinellus
berkisar antara o,54-2,16 mm.
9. Kebiasaan makan A. labiatus dan A. citrinellus adalah berupa fitoplankton sebagai
makanan utama.
10. Rekomendasi untuk pemberantasan ikan red devil masih sulit terwujud karena ikan
tersebut sangat mudah berkembang biak.
Ikan betutu1. Ikan betutu dapat berkembang deng an baik di waduk Kedung Ombo karena tersedia
adanya habitat yang sesuai dengan kehidupannya yaitu terdapat dasar perairan yang
berlumpur dan terdapat tanaman air, karena i kan betutu memijah di substrat yang
berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapat tanaman air, karena
tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.
2. Pola pertumbuhan ikan betutu bersifat isometrik sampai allometrik.
3. Diperoleh gonad yang matang pada setiap pengamatan.
4. Ukuran ikan pertama kali matang gon ad berkisar antara 11,95-20,7 cm.
5. Fekunditas berkisar antara 6.414 -56.302 butir.
6. Diameter telur berkisar antara 0,2 -0,67 mm.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo53
7. Kebiasaan makan ikan betutu berupa ikan sebagai makanan utama dan udang serta
serangga sebagai makanan pelengkap.
5.2. REKOMENDASI1. Untuk mengurangi populasi ikan red devil disarankan melakukan penangkapan
dengan jaring dengan mata jaring berukuran 2 -2,5 inchi.
2. Pelarangan pemeliharaan ikan red devil di perairan umum, karena ikan tersebut
sangat cepat berkembang biak d an membahayakan bagi ikan lain.
3. Penebaran ikan betutu dapat dilakukan di waduk -waduk lain, supaya berkembang
baik harus memperhatikan habitat yang sesuai yaitu terdapat dasar perairan yang
berlumpur dan terdapat tanaman air, karena i kan betutu memijah di substrat yang
berlumpur yang dipengaruhi aliran air yang lambat dan terdapat tanaman air, karena
tanaman air tersebut untuk meletakkan telurnya setelah memijah.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo54
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, S., Husnah & A. K. Gaffar. 1999. Studi Biologi Ikan Belida ( Notopterus chitala) didaerah Aliran Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Jurnal Penelitian PerikananIndonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.Jakarta. Vol. 5 No. 1. Tahun 1999. Hal. 38 -44.
Andamari, R., Sjahrul, B & Hasmi, B. 2003. Aspek Reproduksi Ikan Kurisi Bali(Pristipomoides typus) dari Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset KelautanDan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jak arta. Vol 9. No. 3. Tahun2003. Hal 57-62.
Anggita, A. 2011. Makanan Ikan Oskar ( Amphilopus citrinellus) di waduk Jatiluhur. Skripsi.Pepartemen Managemen Sumber Daya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor. 38 hal.
Andamari, R., Sjahrul, B & Hasmi, B. 2003. Aspek Reproduksi Ikan Kurisi Bali(Pristipomoides typus) dari Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset KelautanDan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Vol 9. No. 3. Tahun2003. Hal 57-62.
Anonimous. 1989. Studi erosi/sedimentasi Waduk Kedung Ombo dan perencanaan checkdam (Penahan Erosi) di DAS Serang. Volume I.Pusat Penelitian dan PengembanganPengairan. Badan Peneli tian dan Pengembangan Pekerjaan Umum. DepartemenPekerjaan Umum.
Anonimous. 1992. Final Report. Study/Penelitian Perikanan di waduk Kedung Ombo.Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta dan Balai PenelitianPerikanan Air Tawar, Bogor bekerj a sama dengan Proyek Induk PengembanganWilayah Sungai Jratunseluna. Dirjen Pengairan Dept. PU. Hal. 43.
APHA. 1986. Standart Method for the Examination of Water and Wastewater, 15 thEdition.American Public Health Association, Washington, D.C. 1134 p.
Depkimpraswil (Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah). 2003. Data Sumber DayaAir Indonesia. http://sda.kimpraswil.go.id
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006. Studi Penatagunaan KawasanKedung Ombo. PT Terta Buana Manggala Jaya dan Persero PT Virema Karya.Semarang.
Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003. Pengelolaan Usaha Perikanan di WadukGajah Mungkur Kabupaten Wonogiri.
Dinas Peternakan dan perikanan Sragen, 2006. Profil Wa duk Kedung Ombo SentraPerikanan Kab. Sragen.
Dharyati, E., A.D. Utomo., S. Adjie., Asyari., D. Wijaya., G. Subroto., B. Waro., D.Ismeywati., E.D. Harmilia., R. Ridho., D. Putranto & S. Sukimin. 2009. PendugaanStratifikasi Tropogenic Layer (eufotik, f otik, epilimnion, hypolimnion) dan CarryingCapacity Beban Pakan Dari KJA di Waduk Kedung Ombo Dan Gajah Mungkur, JawaTengah. Laporan Akhir. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. 75 hal.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo55
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan De wi Sri. Bogor. 112 pp.
Effendie, M.I. 1992. Metoda biologi perikanan. Fakultas Perikanan. Bagian Ichtiology IPB.112 halaman.
Effendie, M. I. 1997. Metoda Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. YayasanAgromedia. Bogor. 112 p
Febrian R; R. Srihartini dan N. Sutisna 2004. Bila Waduk Jadi Kubangan sampah. MajalahMingguan TEMPO 31/XXXIII 27 September 2004. Jakarta.
Ilyas, S; Atmadja.H; E.S. Kartamihardja dan K. Purnomo. 1989. Petunjuk teknispengelolaan perairan waduk bagi pembangunan perika nan. Dirjen perikanan.Jakarta. 19 halaman.
Kartamihardja, E.S & A.S. Nastiti. 2003. Distribusi Spasio Temporal Kelimpahan DanBiomassa Fitoplankton Dalam Kaitannya Dengan Potensi Produksi Ikan Di Waduk Ir.H. Djuanda, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumberdayadan Penangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Departemen Kelautan DanPerikanan. Jakarta. Vol. 9 No. 7. Hal. 9 -18.
Kironoto. B. Pengukuhan Prof. Bambang Kironoto: Laju Sedimentasi Lebih Cepat dariPerkiraan (www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2631).
Krismono 1992. Hubungan antara tingkat trophic dengan populasi FCC mini disuatu badanair. Buletin Penelitian Perikanan darat Bogor. 1 (3).
Krismono, ASN dan Krismono 2003. Indikator umbalan dilihat dari segi aspek kualitas air diWaduk Ir. Djuanda, Jatiluhur Jawa Barat. JPPI 9(4)
Krismono, A. Azizi, A.S Sarnita & A. S. N. Krismono. 2003. Kajian Dampak Penebaran IkanBetutu (Oxyeleotris marmorata) Terhadap Perikanan Tangkap di Perairan WadukKedungombo. Prosiding Hasi-hasil Riset. Pusat Riset Perikanan Tangkap. BadanRiset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Hal197-210.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller & D.M.Passiano. 1977. Ichthyologi. John Willey andSons. Inc. New York. 505 pp.
Loiselle. P. 1982. The Amphilopus labiatus Species Complex. Article (www.cichlid.com)Diakses Maret 2011.
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. New York. 352 pp.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Thrid Edition. W .B. Sounders Company,Toronto. 574 p.
Pulungan, C. P. Nuraini & Efriyeldi. 1994. Aspek Biologi Reproduksi ikan bujuk(Ophicephalus lucius C.V) Dari Perairan Sekitar Teratak Buluh, Riau. PusatPenelitian Universitas Riau. Pekanbaru.
Purnamaningtyas, S.E & Didik, W.H.T. 2010. Beberapa aspek biologi ikan oskar(Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat. BAWAL.Widya Riset Perikanan Tangkap. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan RisetKelautan dan Perikanan. Jakarta. April 2010. Vol . 3. No. 1 hal 9-15.
Bioekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan di Waduk Kedung Ombo56
Purnomo, K & Endi, S.K. 2005. Pertumbuhan, Mortalitas dan Kebiasaan Makan Ikan Tawes(Barbodes gonionotus) di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan .Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Vol 11. No. 2. Tahun 2005. Hal 1 -8.
Purnomo, K., E.S. Kartamihardja dan S. Koeshenrajana. 2003. Pertumbuhan, mortalitas dankebiasaan makan ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus ) introduksi di WadukWonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Edisi Sumberdaya danPenangkapan. Vol.9 No. 3. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, DepartemenKelautan dan Perikanan. Halaman : 13 -20.
Pralampita, A.P., Umi, C & Johanes, W. 2003. Panjang, Bobot dan Nisbah Kelamin CucutLanjam dari Genus Carcharhinus dan Cucut Selendang, Prionace glauca (FamiliCarcharnidae) Yang Didaratkan dari Perairan Samudra Hindia Selatan Jawa, Balidan Nusa Tenggara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya danPenangkapan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Departemen Kelautan DanPerikanan. Jakarta. Vol 9. No. 3. Tahun 2003. Hal 35 -47.
Ryding, S.O. & W. Rast. 1989. The Control of Eutrophication of Lake and Reservoir. Manand the Biosphere Series. Vol. 1. UNESCO. The Parthe non Publishing Group, 314pp.
Soewardi, K. 2006. Studi Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Betutu ( Oxyeleotrismarmorata Bleeker) di Sungai Cisadane dan Waduk saguling, Jawa Barat. JurnalNatur Indonesia. 8 (2) 105-113. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela utan, InstitutPertanian Bogor.
Sukadi, M.F. and Endi, S.K. 1995a. The status of inland fisheries in Indonesia. Countryreport presented at the IPFC working party of experts on inland fisheries, Bangkok,Thailand 17-21 October 1994, FAO, UN.
Sukimin, S., S. Isdrajat & Y. Vitner. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Perikanan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Udupa, K.S. 1986. Statistical method of estimating the size at first maturity in fishes.Fishbyte. 4 (2): 8-10. ICLARM.
Umar. C, S. Makmur & D.W.H. Tjah jo. 2007. Kebiasaan Makan Beberapa jenis ikan danRelung ekologi di danau Sentani, Papua. Torani vol 17 (2) Edisi Juni 2007: 93 -99.
Utomo, AD; S. Adjie; N.Muflikah dan A. Wibowo, 2005. Distribusi jenis ikan dan kualitasperairan di Bengawan solo. JPPI 1 2 ( 2 ). Pusat Riset Perikanan Tangkap Jakarta
Utomo, A.D., S. Adjie., N. Muflikhah & A. Wibowo. 2006. Distribusi Ikan dan KualitasPerairan di bengawan Solo. JPPI. Vol. 2 No. 2. Hal. 89 -103.
Lampiran57
Lampiran58
Lampiran 1. Deskripsi Habitat Ikan Betutu dan Red Devil Di Waduk Kedung Ombo
No Stasiun Habitat Koordinat Deskripsi kondisi fisik/karakteristikhabitat
1 Kelur BetutuS: 070 16'43.77"
E: 1100 48'59.16"
Merupakan pulau kecil di waduk, k edalamanair 0,8-2,7 m, dasar waduk berlumpur. Suhuair 29-310 C, kecerahan 32-165 cm, pH 8,CO2 0,009-0,044 mg/l, O2 6,62-8,08 mg/l,BOD5 -0,2-2.26 mg/l, DHL 300-360 μs, Totalalkalinitas 79-131 mg/l, TDS 140-180 mg/l,TSS 4-35 mg/l
2 Mojolumut BetutuS: 070 16'32.7"
E: 1100 49'45.8"
Tepi waduk bercadas yang ditumbuhi lumut,kedalaman air 0,78-1,4 m. Suhu air 29-320
C, kecerahan 70-125 cm, pH 8-8.5, CO20,009 mg/l, O2 7,84-9.54 mg/l, BOD5 0.13-3,61 mg/l, DHL 280-330 μs, Total alkalinitas73-90,63 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 1-21mg/l
3 Jenggotan Betutudan Reddevil
S: 070 14'52.36"
E: 1100 49'14.74"
Inlet kali Jenggotan, tepi waduk bercadas,dasar air berlumpur, kedalaman air 1-3,4 m.Suhu air 30-32,90 C, kecerahan 75-127 cm,pH 8-8,5 CO2 0,009 mg/l, O2 5.09-9,86 mg/l,BOD5 -3.81-4,53 mg/l, DHL 290-320 μs, Talkalinitas 76-138,75 mg/l, TDS 150-180mg/l, TSS 4-8,5 mg/l
4 Wonoharjo BetutuS: 070 14'
08.6"
E: 1100 49'
30.9"
Tepi waduk berbatu, dasar berlumpur,kedalaman air 0,5-1,6 m. Suhu air 29,6-320
C, kecerahan 25-84 cm, pH 8, CO2 0,009-0,02 mg/l, O2 7.6-10,3 mg/l, BOD5 -0,6-4,97mg/l, DHL 280-320 μs, T alkalinitas 72.5-128,75 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 0,5-39mg/l
5 Bendungan Betutudan Reddevil
S: 070 16'
16.3"
E: 1100 50'
33.6"
Tepi bendungan berupa batu kali berukuranbesar, dasar waduk berbatu, kedalaman air2-3 m. Suhu air 28,5-29,30 C, kecerahan 90-170 cm, pH 8-8,5 CO2 0,009 mg/l, O2 8.24-11,3 mg/l, BOD5 0,81-3,67 mg/l, DHL 280-340 μs, T alaklinitas 75-120,63 mg/l, TDS140-170 mg/l, TSS 0,5-6 mg/l
6 Gilirejo Red DevilS: 070 16'
42.8"
E: 1100 48'
50.1"
Tepi waduk yang ditumbuhi rumput,kedalaman air 0.4-1,6 m. Suhu air 28-320 C,kecerahan 40-88 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009mg/l, O2 6,95-8.89 mg/l, BOD5 0-1,67 mg/l,DHL 290-320 μs, T alkalinitas 61-133,75mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 3-31 mg/l
7 Dusun Sigit BetutuS: 070 18'
34.19"
E: 1100 50'
59.88"
Merupakan teluk dari waduk yang terdapatsawah, dasar air berlumpur, kedalam air 0,3 -1,2 m. Suhu air 29,5-310 C, kecerahan 33-88cm, pH 7,5-8, CO2 0,009-0,04 mg/l, O2 6.63-8,08 mg/l, BOD5 -0.6-7,92 mg/l, DHL 320-400 μs, T alkalinitas 70-132,5 mg/l, TDS150-180 mg/l, TSS 3-27 mg/l
8 Alas Kobong Betutu Merupakan teluk dari waduk yang terdapat
Lampiran59
S: 070 18'
41.81"
E: 1100 51'
10.01"
sawah, dasar air berlumpur, kedalam air 0.8 -1 m. Suhu air 29,50 -32 C, kecerahan 20-85cm, pH 8, CO2 0,009-0,053 mg/l, O2 6,64-8.89 mg/l, BOD5 1,54-2.3 mg/l, DHL 300-500μs, T alaklinitas 80-147,5 mg/l, TDS 150-170mg/l, TSS 3-86 mg/l
9 Duwet BetutuS: 070 19'
07.9"
E: 1100 50'
48.5"
Merupakan teluk dari waduk bercadas,kedalam air 0,5-1,4 m. Suhu air 30-330 C,kecerahan 77-140 cm, pH 8, CO2 0,009-0,57mg/l, O2 5,26-9,7 mg/l, BOD5 -1.8-4,5 mg/l,DHL 270-340 μs, T alaklinitas 74.5-147,5mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS 0,5-8 mg/l
10 Pendem Betutu S: 070 19'
50.4"
E: 1100 50'
51.3"
Merupakan teluk dari waduk berlumpur,kedalaman air 0,9-1 m. Suhu air 31,50-33,2C, kecerahan 70-92 cm, pH 7,5-8.5, CO20,009-0,018 mg/l, O2 6.95-10,3 mg/l, BOD5 -1.5-8,4 mg/l, DHL 280-330 μs, T alaklinitas90-131,25 mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS 2,5-12,5 mg/l
11 Gunung Sono Betutu S: 070 17'
51.1"
E: 1100 48'
52.4"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,6-1,8 m Suhu air 31-330 C, kecerahan100-130 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O27,69-9.34 mg/l, BOD5 -0,6-5,2 mg/l, DHL280-320 μs, T alaklinitas 74-125 mg/l, TDS140-160 mg/l, TSS 2,5-9 mg/l
12 Pulomas Betutu S: 070 17'
22.5"
E: 1100 49'
33.3"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,7-1,3 m Suhu air 320 C, kecerahan 70-90 cm, pH 8.5, CO2 0,009 mg/l, O2 6,3-9,78mg/l, BOD5 0-3,39 mg/l, DHL 280-320 μs, Talaklinitas 75,5-141,25 mg/l, TDS 150-160mg/l, TSS 4-17 mg/l
13 Ngasinan Betutu S: 070 17' 0.6"
E: 1100 50'
06.4"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,7-0,9 m Suhu air 31-320 C, kecerahan70-90 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009 mg/l, O2 6,46-9,94 mg/l, BOD5 -1,6-1,99 mg/l, DHL 290-320 μs, T alaklinitas 75,5-131,25 mg/l, TDS150-160 mg/l, TSS 4-5 mg/l
14 Jati Songo Betutu S: 070 16'
33.6"
E: 1100 49'
45.5"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,5-1,2 m Suhu air 31-32,50 C, kecerahan50-115 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O2 7-9,57 mg/l, BOD5 0-2,92 mg/l, DHL 280-310μs, T alaklinitas 74.5-137,5 mg/l, TDS 140-160 mg/l, TSS 5-8 mg/l
15 Pelembinatur Betutu S: 070 16'
06.7"
E: 1100 48'
13.9"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,04-3,5 m Suhu air 290-31 C, kecerahan85-190 cm, pH 8, CO2 0,009 mg/l, O2 5,34-10,5 mg/l, BOD5 1,5-6,46 mg/l, DHL 280-290μs, T alaklinitas 78,75-118,75 mg/l, TDS140-150 mg/l, TSS 2.5 mg/l
16 Klewor Betutu S: 070 17'
51.0"
E: 1100 45'
56.4"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,3 m Suhu air 30-320 C, kecerahan 65-130 cm, pH 8, CO2 0,009 mg/l, O2 8.89-10,8mg/l, BOD5 0,8-3,72 mg/l, DHL 260 μs, Talaklinitas 85-90,5 mg/l, TDS 130 mg/l, TSS
Lampiran60
7-9 mg/l17 Watu Mangap Betutu S: 070 15'
77.1"
E: 1100 47'
59.0"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,5-1,6 m Suhu air 30,5-310 C, kecerahan100-144 cm, pH 7,5-8,5, CO2 0,009 mg/l, O27,19-10,7 mg/l, BOD5 2,44-4,36 mg/l, DHL270-320 μs, T alaklinitas 69.5-138,13 mg/l,TDS 140-160 mg/l, TSS 5-11 mg/l
18 Kedung Mulyo Betutu S: 070 15'
40.6"
E: 1100 46'
50.7"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 1,1-1,5 m Suhu air 30,9-310 C, kecerahan78-114 cm, pH 8-8.5, CO2 0,009 mg/l, O26,3810,3 mg/l, BOD5 2,99-3,83 mg/l, DHL260-320 μs, T alaklinitas 67-137,5 mg/l, TDS140-160 mg/l, TSS 4-8 mg/l
19 Geneng Sari Betutu S: 070 17'
21.4"
E: 1100 45'
58.6"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, kedalamanair 0,58-0,8 m Suhu air 30-31,30 C,kecerahan 58-60 cm, pH 7,5-8, CO2 0,009-0,044 mg/l, O2 6,94-8,89 mg/l, BOD5 3.72-4,56 mg/l, DHL 270-340 μs, T alaklinitas67.5-138,13 mg/l, TDS 140-170 mg/l, TSS5,6 mg/l
20 Bulu Betutu S: 070 15'
18.9"
E: 1100 48'
39.2"
Tepi waduk, dasar air berlumpur, ked alamanair 1,1-1,9 m Suhu air 29,7-310 C, kecerahan100-110 cm, pH 8-8,5, CO2 0,009 mg/l, O26,32-10,7 mg/l, BOD5 1,87-3,39 mg/l, DHL280-300 μs, T alaklinitas 94,5-125 mg/l, TDS140-150 mg/l, TSS 2,5-10 mg/l
Lampiran61
Lampiran 2. Foto Habitat Ikan Betutu dan I kan Red Devil
Out let (Bendungan) Bendungan Saat Air Surut
Wono Harjo Wono Harjo Saat AirSurut
Kelur Kelur Saat Air Surut
Lampiran62
Gili Rejo Gili Rejo Saat Air Surut
Gunung Sono Gunung Sono Saat AirSurut
Pulo Mas Pulo Mas Saat Air Surut
Lampiran63
Ngasinan Ngasinan Saat Air Surut
Jati Songo Jati Songo Saat Air Surut
Mojo Lumut Mojo Lumut Saat Air Surut
Lampiran64
Kali Jenggotan Kali Jenggotan Saat Air Surut
Pelembinatur Pelembinatur Saat AirSurut
Klewor Klewor Saat Air Surut
Lampiran65
Geneng Sari Geneng Sari Saat Air Surut
Kedung Mulyo Kedung Mulyo Saat Air Surut
Watu Mangap Watu Mangap Saat Air Surut
Lampiran66
Bulu Bulu Saat Air Surut
Alas Kobong Alas Kobong Saat Air Surut
Sigit Sigit Saat Air Surut
Lampiran67
Pendem Pendem Saat Air Surut
Duwet Duwet Saat Air Surut
Lampiran68
Lampiran 3. Foto Kegiatan di Lapangan
Wawancara dengan Enumerator Wawancara dengan Enumerator
Wawancara dengan Enumerator Sampling Biologi Ikan
Sampling Biologi Ikan Sampel Ikan Red Devil
Lampiran69
Ikan Red Devil Hitam
Pengambilan Sampel PlanktonAnalisis KimiaPerairan
Ikan Red Devil Kuning
Gonad Ikan BetutuGonad Ikan Red Devil Kuning
Lampiran70
Tim Kedung Ombo
Tim Kedung Ombo Diskusi dengan Ka Dinas KP Kab.Sragen
Lumut Sutera
Rumput Tempat Meletakkan TelurBetutu
Rumput Tempat Meletakkan Telur RedDevil
Lampiran71
Lampiran 4. Data Kualitas Air pada Habitat Ikan Betutu dan Ikan R ed Devil di WadukKedung Ombo
No StasiunKedalaman (meter) Suhu air(°C) Kecerahan (cm)
TripI
TripII
TripIII
TripIV
TripI
TripII
TripIII
TripIV
TripI
TripII
TripIII
TripIV
1 Kelur 0,8 1,8 2,7 1,8 29 31,5 31 30,1 32 100 165 822 Mojolumut 0,78 1,1 1,3 1,4 29 32 32 31,5 78 70 112 1253 Jenggotan 1 1,6 3,4 2,3 30 32 32 32,9 75 85 127 904 Wonoharjo 1,5 1,6 0,96 0,5 30 32 30 29,6 25 65 84 485 Bendungan 3 2 2,5 2 28,5 29 29 29,3 95 90 163 1706 Gilirejo 0,4 1,6 1 1,4 28 32 31 30,5 40 80 88 587 Sigit 0,3 0,5 1,2 0,9 29,5 31 31 30,9 30 50 88 808 Alas Kobong 1 0,8 1 1 30 31 29,5 32 20 55 85 809 Duwet 0,5 1,2 1,4 1,1 30 33 31 31,9 27 103 140 100
10 Pendem 1 1 0,9 32 31,5 33,2 80 92 7011 Gunung Sono 1,6 1,8 1,6 33 31 31 100 124 13012 Pulomas 1,1 0,7 1,3 32 32 32 85 70 9013 Ngasinan 0,7 0,8 0,9 32 31 31,1 70 80 9014 Jati songo 0,5 1,2 1,7 32,5 31 31,4 50 102 11515 Pelembinatur 1,3 1,04 3,5 31 29 29,5 85 104 19016 Klewor 1,3 1,3 32 30 65 10317 Watu Mangap 1,5 1,6 31 30,5 144 10018 Kedung Mulyo 1,5 1,1 31 30,9 114 7819 Geneng Sari 0,58 0,8 30 31,3 58 6020 Bulu 1,1 1,9 31 29,7 100 110
Lampiran72
No StasiunpH CO2(mg/L) O2(mg/L)
TripI
TripII
TripIII
TripIV Trip I Trip II Trip III Trip IV Trip I Trip II Trip III Trip
IV1 Kelur 8 8 8 8 0,04 0,01 0,009 0,009 8,08 8,081 7,111 6,622 Mojolumut 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,08 9,535 8,889 7,843 Jenggotan 8 8 8,5 8,5 0,01 0,01 0,009 0,009 8,73 9,859 5,091 9,64 Wonoharjo 8 8 8 8 0,02 0,01 0,009 0,009 7,92 10,26 7,596 8,055 Bendungan 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,57 11,31 8,566 8,246 Gilirejo 8 8 8,5 8 0,01 0,01 0,009 0,009 8,08 8,889 8,889 6,957 Sigit 8 8 8 7,5 0,04 0,01 0,009 0,018 7,92 8,081 6,626 7,098 Alas Kobong 8 8 8 8 0,05 0,02 0,009 0,009 8,81 8,081 8,889 6,449 Duwet 8 8 8 8 0,57 0,01 0,009 0,018 7,52 9,697 5,98 5,26
10 Pendem 8 8,5 7,5 0,01 0,009 0,018 10,28 6,949 7,0411 Gunung Sono 8,5 8 8 0,01 0,009 0,009 8,081 9,374 7,6912 Pulomas 8,5 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,778 6,303 6,9313 Ngasinan 8 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,939 6,465 6,8814 Jati songo 8 8,5 8 0,01 0,009 0,009 9,374 8,566 7,715 Pelembinatur 8 8 8 0,01 0,009 0,009 10,51 9,859 5,3416 Klewor 8 8 0,01 0,009 10,83 8,88917 Watu Mangap 8,5 7,5 0,009 0,009 10,67 7,1918 Kedung Mulyo 8,5 8 0,009 0,009 10,26 6,3819 Geneng Sari 8 7,5 0,044 0,009 8,889 6,9420 Bulu 8,5 8 0,009 0,009 10,67 6,32
Lampiran73
No StasiunBOD5(mg/L) DHL (µS) TDS (ppm)
Trip I Trip II Trip III TripIV
TripI
TripII
TripIII
TripIV
TripI
TripII Trip III Trip IV
1 Kelur 0,65 -0,2 2,263 1,82 310 300 360 320 150 140 180 1602 Mojolumut 0,81 0,48 0,129 3,61 320 290 280 330 150 140 140 1603 Jenggotan 1,45 2,59 -3,81 4,53 320 300 300 290 180 150 150 1504 Wonoharjo 0,48 -0,6 0,162 4,97 320 310 280 300 150 160 140 1505 Bendungan 0,81 2,59 0,97 3,67 330 290 280 340 150 150 140 1706 Gilirejo 0,32 0,48 0 1,67 320 300 290 320 160 150 140 1607 Sigit 7,92 4,85 -0,57 3,76 400 340 320 350 150 170 160 1808 Alas Kobong 1,54 2,26 2,263 2,3 500 340 300 350 150 170 150 1709 Duwet 0,08 4,53 -1,78 2,26 340 310 270 340 160 160 140 170
10 Pendem 8,42 -1,45 3,47 320 280 330 160 140 17011 Gunung Sono 0,97 -0,57 5,2 310 280 320 150 140 16012 Pulomas 0,89 0 3,39 300 280 320 150 150 16013 Ngasinan 1,05 -1,62 1,99 310 290 320 150 150 16014 Jati songo 0,65 0 2,92 300 280 310 140 140 16015 Pelembinatur 1,45 6,465 1,65 280 290 290 140 140 15016 Klewor 0,81 3,717 260 260 130 13017 Watu Mangap 4,364 2,44 270 320 140 16018 Kedung Mulyo 2,99 3,83 260 320 130 16019 Geneng Sari 3,717 4,56 270 340 140 17020 Bulu 3,394 1,87 280 300 140 150
Lampiran74
No StasiunTA (mg/L) TSS(mg/)
TripI Trip II Trip
III Trip IV TripI
TripII
TripIII
TripIV
1 Kelur 79 90 85,5 131,3 35 4 4 122 Mojolumut 82 90 73 90,63 21 1 6 83 Jenggotan 80 96,3 76 138,8 4 8,5 7 44 Wonoharjo 75 101 72,5 128,8 7 0,5 4 395 Bendungan 79 83,8 75 120,6 6 4 3,5 0,56 Gilirejo 64 92,5 71,5 133,8 10 3 7 317 Sigit 70 90 77 132,5 27 8,5 3 168 Alas Kobong 80 92,5 100 147,5 86 3 6 169 Duwet 75 82,5 74,5 147,5 8 5,5 4 0,5
10 Pendem 93,8 90 131,3 2,5 12,5 1311 Gunung Sono 92,5 74 125 2,5 4,5 912 Pulomas 85 75,5 141,3 4 7 1713 Ngasinan 77,5 95 131,3 5 4 414 Jati songo 83,8 74,5 137,5 6,5 5 815 Pelembinatur 78,8 93,5 118,8 5 5 916 Klewor 85 90,5 9 717 Watu Mangap 69,5 138,1 5 1118 Kedung Mulyo 67 137,5 4 819 Geneng Sari 67,5 138,1 56 5620 Bulu 94,5 125 2,5 10
Lampiran75
Lampiran 5. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Betutu
TRIP IP
(cm) B (gr)Jenis
Kelamin TKGBeratgonad
14,3 30 Betina 3 0,8222 130 Betina 3 1,2
22,9 135 Betina 3 0,722,1 155 Betina 3 3,919,9 85 Betina 2 0,3417,5 50 Betina 116,8 55 Betina 2 0,3622,4 135 Betina 3 5,3822,5 145 Betina 3 0,8220 100 Betina 3 0,72
21,5 160 Betina 3 0,1817 80 Betina 2 0,14
21,8 105 Jantan 3 0,2421,5 150 Jantan 315,1 30 Betina 113,9 25 Betina 221,2 100 Betina 3 0,5221,1 120 Betina 4 2,3220,3 95 Betina 2 0,2622 120 Betina 3 1,1
14,8 40 Betina 3 0,316,6 100 Betina 3 0,718,7 80 Betina 4 2,0619,4 80 Betina 2 0,2420,3 110 Betina 4 1,8416,8 55 Betina 2 0,1222,3 110 Jantan 222,2 110 Jantan 3 0,220,7 100 Jantan 2 0,1224 145 Jantan 3 0,16
17,9 80 Jantan 121,9 130 Betina 4 0,8617,6 60 Betina 3 0,6817,3 70 Betina 2 0,2422,4 130 Betina 2 0,4621,9 130 Jantan 3 0,1419,2 95 Jantan 3 0,29,1 8,28 Betina 1
19,1 51,36 Jantan 2
TRIP III
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKG1 19,8 187 Betina II2 23,2 176 Jantan II3 22 145 Betina II4 20,2 105 Betina II5 19,7 84 Jantan II6 19,6 102 Betina III7 23,4 161 Jantan I8 18,5 81 Jantan IV9 19,5 95 Betina III
10 21,4 136 Jantan I11 19 88 Betina III12 23 137 Jantan I13 22 163 Jantan III14 24 160 Betina IV15 18 77 Jantan II16 22,5 156 Betina IV17 21 116 Betina III18 29 332 Jantan II19 17 66 Jantan I20 18,5 77 Betina III21 18,7 83 Betina I22 19,6 88 Betina I23 19,8 99 Jantan II24 19,2 105 Betina III25 19,5 103 Betina I26 21 117 Jantan II27 19,9 102 Betina III28 19,5 83 Jantan I29 20,5 105 Jantan II30 33 574 Jantan IV31 32 479 Jantan IV32 27,4 296 Betina IV33 25 229 Betina IV34 19,1 116 Betina III35 21 127 Betina II36 21,5 137 Jantan I37 27,5 371 Jantan III38 22 138 Betina I39 20,5 116 Betina II40 20,5 116 Jantan II41 21,3 118 Jantan I42 19,6 104 Betina III43 20 105 Jantan II44 19,5 95 Betina II45 21,5 111 Betina I46 21,5 129 Betina III
Lampiran76
TRIP II
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKG1 23,7 187 Jantan I2 19,7 98 Betina II3 18 70 Jantan I4 18,5 77 Betina II5 15,1 43 Betina II6 21 105 Betina I7 16,5 56 Jantan I8 17,9 73 Betina II9 19,5 93 Betina I
10 14,7 41 Betina II11 16,6 55 Betina II12 20,1 127 Betina IV13 23,5 176 Jantan I14 22,2 156 Jantan I15 20,5 121 Jantan I16 26,5 241 Jantan I17 26,5 241 Jantan I18 20 109 Jantan I19 18 67 Jantan I20 22,7 149 Betina II21 28 274 Jantan I22 24,5 178 Jantan I23 28 276 Jantan II24 20,5 101 Betina I25 19 85 Betina II26 21,5 133 Betina II27 23,2 140 Betina I28 20,5 107 Betina III29 19,2 89 Betina II30 24 184 Jantan I31 21,7 138 Betina I32 20 122 Betina II33 24,5 217 Betina I34 19 94 Betina II35 21,8 148 Betina II36 18 73 Betina II37 23,5 186 Betina I38 21,7 139 Betina II39 19 88 Betina II40 19,7 101 Betina II41 18,2 85 Jantan I42 20 107 Betina V43 25 240 Betina II44 21,6 127 Jantan II45 24,5 180 Jantan II
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKG46 22,5 153 Jantan II47 20,4 109 Jantan I48 20,6 105 Jantan I49 22,3 158 Betina IV50 20,6 107 Betina V51 20,5 102 Betina I52 26,6 281 Betina V53 25 229 Betina IV54 21,2 121 Betina I55 21 121 Betina II56 21,9 129 Betina II57 20,7 107 Jantan I58 22,1 123 Jantan I59 22,8 149 Betina II60 19,8 93 Betina V61 20,5 110 Betina II62 20,6 109 Jantan III63 20,5 108 Betina I64 32,5 473 Betina III65 26,3 214 Jantan III66 21,3 111 Jantan I67 19,6 96 Betina II68 23,8 168 Betina II69 26,6 227 Jantan I70 23,4 151 Jantan II71 19 90 Betina II72 21,2 129 Betina II73 26,5 250 Betina IV
Lampiran77
TRIP IV
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
1 21,7 127 Jantan III 0,062 22,2 148 Betina IV 3,123 21 112 Jantan III 0,34 20 111 Jantan III 0,345 21,5 126 Jantan III 0,126 22 162 Betina IV 47 24,2 191 Jantan III 0,148 22 146 Jantan III 0,229 23 155 Betina III 1,02
10 22 163 Betina IV 2,111 24 183 Jantan III 0,412 21,8 146 Betina IV 4,8213 16,9 110 Betina III 2,4414 21,9 137 Betina III 1,4215 25,4 242 Betina IV 7,1616 21,1 127 Betina III 2,2817 24,3 190 Betina III 1,7818 21,5 127 Jantan III 0,2819 22,4 147 Betina III 2,1220 22,5 155 Betina IV 8,6421 24,3 193 Betina III 2,62
Lampiran78
Lampiran 6. Data Panjang Berat dan TKG Ikan Red Devil
TRIP I
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
Kelamin TKGBeratgonad
1 15,3 100 Betina IV 1,622 15,3 85 Jantan III 0,183 17,6 110 Jantan IV 0,524 18,2 135 Betina IV 2,55 10,6 30 Jantan II6 15 80 Betina7 15,8 90 Betina IV 0,928 15,1 809 15,5 80 Betina I
10 14,8 80 Betina II11 11,9 35 Betina I12 13,1 50 Jantan II13 15,2 75 Jantan IV 0,3414 14,8 170 Betina IV 4,415 16,1 100 Betina II 0,2216 18,2 140 Jantan III 0,2817 16,3 80 Betina III 0,418 17,2 120 Betina IV 2,2819 18,9 140 Jantan III 0,2420 14,6 70 Betina II21 12,5 40 Betina I22 15,1 90 Betina II 0,1423 12,1 40 Jantan II24 14 43,3 Jantan II25 18,6 117 Betina II 0,1226 16,6 92 Betina II27 20 112 Betina II 0,528 14,5 61 Betina IV 0,429 13 43 Betina II30 14,3 59 Betina IV 0,3631 12,1 35 Betina IV 1,5232 13,9 55 Betina IV 1,633 12,8 41 Jantan II34 18,4 15035 16,6 100 Jantan I36 12,7 40 Jantan III37 20 185 Jantan38 16,2 90 Jantan II 0,1639 16,3 90 Jantan II 0,340 18 150 Betina III 1,1641 22 210 Betina III 1,2442 15,6 90 Betina IV 3,1843 17,8 150 Betina II 0,4244 11,7 30 Betina IV 1,6245 13,5 47 Betina II
NoP
(cm) B (gr)Jenis
Kelamin TKGBeratgonad
46 15,9 81 Betina IV 0,8247 16,1 68 Betina V 0,1448 12,8 42 Betina V 0,4649 22,3 250 Betina V50 17,5 111 Betina IV 2,251 13,6 51,16 Betina I52 12,6 35,28 Betina I53 12,7 36,82 Betina I54 17,4 126,7 Betina IV 0,6655 11,3 40 Jantan I
Lampiran79
TRIP IIAmphilopus labiatus
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
1 19,3 140 Betina II 0,62 19,5 135 Betina II 0,583 21 182 Betina III 0,524 19,1 170 Betina V5 19,5 143 Betina II 0,76 15,8 64 Betina II 0,167 15,3 58 Betina II 0,128 21,2 179 Betina II 0,729 18,5 137 Betina I
10 15,2 66 Betina IV 1,311 15,3 70 Betina IV 1,4612 15,1 73 Betina IV 0,7413 17,9 125 Betina IV 3,1614 15 61 Betina II 0,1415 13,4 45 Betina III 0,6816 20 150 Betina II 0,8817 14,1 51 Jantan II18 14,8 60 Betina I19 14 46 Jantan I20 15,6 69 Betina IV 0,3421 20,3 161 Betina II 0,6222 16 82 Betina I23 17,7 98 Jantan IV 0,3224 13,2 48 Betina I25 16 83 Jantan II26 13,5 48 Betina I27 13,3 46 Jantan I28 14,2 57 Betina I29 19,5 136 Jantan IV 0,7630 15 75 Betina V31 13,2 53 Betina I32 16,9 100 Jantan III 0,2633 14 48 Betina IV 1,3434 14,2 55 Betina I35 18,8 118 Betina II 0,5236 16,8 91 Betina IV 337 12,5 38 Jantan I38 14,3 54 Betina I39 13,7 47 Betina IV 0,2440 12,8 43 Betina V41 15,4 76 Jantan II 0,1642 13,6 55 Betina II 0,2643 14 63 Betina IV 0,844 15,2 65 Jantan I45 14 47 Jantan III 0,12
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
46 13,4 41 Jantan I47 12,6 38 Betina I48 13,2 46 Jantan I49 12,7 41 Jantan I50 16 81 Jantan I51 13,4 48 Betina IV 0,352 12,4 36 Jantan I53 13,4 46 Betina I54 13,1 41 Betina II55 13,1 45 Betina I
Lampiran80
Amphilopus citrinellus
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
1 16 92 Betina I2 16,5 78 Betina II 0,143 17,2 110 Betina III 0,784 18 126 Betina I5 18,2 158 Betina V6 16 106 Betina I7 15,5 68 Betina IV 0,88 14,7 72 Betina I9 13,2 45 Betina III 0,14
10 14,2 59 Betina II11 17 107 Betina V12 14,5 74 Betina IV 1,5613 15,5 85 Betina I14 15,5 79 Betina II15 15,3 73 Betina I16 15,2 67 Betina II17 14,6 58 Betina II18 15,4 73 Betina V19 14,2 64 Betina I20 14,1 54 Betina V21 14,8 62 Jantan III 0,2422 16 84 Betina IV 0,4823 15,9 71 Betina II24 15,7 71 Betina IV 1,2425 14,6 62 Betina IV 1,626 15,8 8527 13,5 48 Betina IV 1,7628 17,6 102 Betina II29 16,8 88 Betina V30 14,3 61 Betina II31 14,6 64 Betina I32 13,7 60 Jantan I33 15,3 70 Betina I34 14,7 67 Betina IV 1,7635 16,5 85 Betina I36 13 48 Betina II 0,137 15,7 87 Betina IV 2,4238 15,1 68 Betina IV 1,6239 14,3 54 Betina II40 14,8 64 Betina IV 1,2241 14,4 54 Betina I42 15,7 74 Betina IV 1,7243 16,2 77 Betina II 0,6244 17,2 106 Betina II45 15,2 61 Betina II
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
46 15 70 Betina II47 14,6 63 Betina V48 13,7 57 Betina II49 14,5 61 Betina II50 14 53 Betina IV 1,3851 14,3 54 Betina III 0,352 14,1 65 Betina IV 1,453 14,3 55 Betina I54 15,5 67 Betina II 0,1655 15,5 70 Betina V56 16,5 81 Betina II 0,657 13,8 53 Betina IV 1,0658 13,8 52 Betina IV 1,159 15,7 81 Betina I60 16,2 71 Betina IV 2,0861 16,5 73 Betina II 0,1462 18,4 120 Betina IV 3,2463 13,5 45 Betina V64 17,7 125 Betina IV 3,4465 16 80 Betina II66 17,7 133 Betina IV 2,9667 12,7 4168 13,5 47 Betina IV 1,6269 15,2 85 Betina III 0,4870 14 55 Betina IV 1,7471 16 101 Betina I72 14,5 56 Jantan II73 14 57 Betina V74 15,2 68 Betina II75 17 110 Jantan II76 13,7 48 Jantan I77 15,8 79 Jantan I78 16,5 107 Betina I79 15,6 75 Betina II80 14 53 Betina II 0,3481 18 133 Betina II82 17,2 94 Betina II83 15 74 Betina II84 16,2 78 Betina III 0,7485 14,3 60 Betina V86 14,5 60 Betina I87 13,1 66 Jantan II88 14 55 Betina I89 13,7 45 Betina II 0,1690 12,7 34 Betina II 0,3
Lampiran81
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
91 11,5 36 Betina I92 15,5 68 Betina II93 16 71 Betina II94 13 41 Betina I95 12,8 46 Betina II 0,1896 11,5 31 Betina II97 15,8 75 Betina II98 17,5 139 Jantan IV99 13,5 51 Betina I
100 14,7 61 Betina II101 15,8 79 Betina IV 1,88102 20 155 Betina IV 2,2103 14,7 61 Betina IV 1104 14,5 53 Jantan II105 17 96 Betina III 0,66106 15,5 70 Betina II 0,36107 10,5 23 Jantan I108 13,1 39 Betina I109 14,6 71 Betina V110 15,4 75 Jantan II111 12,8 41 Betina II112 14,5 58 Betina I113 17,6 91 Betina IV 1,16114 16,2 80 Betina V115 19 133 Jantan IV 0,66116 13,6 52 Jantan I117 11,5 27 Jantan IV 0,48118 14,2 60 Betina V119 15,2 63 Betina I120 15,6 81 Betina V121 14 53 Betina I122 14,6 62 Betina V123 15,3 63 Betina II124 14,2 52 Betina II125 20,4 145 Betina II 0,26126 13,2 45 Betina V127 13,7 48 Jantan I128 16,1 80 Jantan II 0,08129 14,8 64 Betina IV 1,14130 11,6 30 Betina II131 12,6 36 Betina I132 12,5 39 Jantan I133 13,5 45 Jantan I134 16,5 85 Betina IV 0,58135 13 41 Betina II
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
136 18,7 114 Jantan I137 13,7 54 Betina IV 0,62138 13,7 50 Jantan I139 15 68 Betina I140 12,4 38 Betina II141 13,4 48 Jantan I142 14,9 61 Betina II143 13,3 43 Betina I144 15,1 70 Betina II145 13 44 Betina IV 1,26146 14,4 50 Betina IV 1,16147 13,1 42 Jantan I148 14 54 Betina II149 14,4 57 Jantan I150 14,3 52 Betina II151 14,6 54 Betina I152 16 82 Betina IV153 14,8 63 Betina II154 13,6 45 Betina V155 18,5 118 Jantan IV 0,66156 13,2 43 Betina II157 13,9 50 Betina II 0,1158 14,6 67 Betina V159 14,5 55 Betina I160 13,5 46 Betina II161 13,9 45 Betina II162 15 68 Betina I163 13,6 46 Betina V164 14,6 71 Betina V165 14 59 Betina V166 13 39 Betina I167 11,3 29 Betina II168 14,2 57 Betina V169 13,1 48 Betina V170 13,5 43 Betina II171 18,7 119 Betina V172 16,8 88 Betina I173 12,5 43 Betina V174 14,4 50 Betina I175 12,8 45 Betina II176 14,6 55 Jantan I177 17 84 Jantan III 0,26178 13,5 47 Betina V179 14,5 58 Betina V180 18,6 106 Betina II
Lampiran82
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
181 15,5 72 Betina IV 1,24182 15 62 Betina II183 14,5 57 Jantan I184 13,1 50 Betina V185 13,2 54 Betina I186 14 54 Jantan II187 13,9 48 Betina I188 13,2 41 Betina II189 9,5 18 Jantan I190 9,3 16 Jantan I191 14,7 65 Betina IV 1,28192 12,4 36 Betina II193 13,8 49 Betina II194 13,1 48 Betina II195 14,4 53 Betina II196 13,4 52 Betina II197 13,2 46 Betina V198 13,9 46 Betina II199 13,5 47 Betina I200 14,1 53 Betina I
Lampiran83
TRIP IIIAmphilopus labiatus
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKG1 15,8 70 Betina IV2 18,6 110 Betina II3 16,1 84 Betina II4 15,4 78 Jantan IV5 13,2 50 Jantan IV6 14,6 60 Betina III7 13,7 49 Betina IV8 14,3 61 Betina III9 16,5 104 Betina IV
10 14,5 62 Jantan II11 15,3 63 Betina II12 13,2 47 Jantan III13 15,5 68 Jantan IV14 15,7 64 Betina IV15 13,7 53 Betina II16 16,5 87 Betina III17 15 56 Betina II18 14 53 Betina II19 15,8 65 Betina IV20 16 79 Betina III21 15,2 75 Betina II22 16,5 82 Betina IV23 16 77 Betina IV24 16,5 77 Jantan IV25 17,6 103 Jantan IV26 14,5 59 Betina I27 14 55 Betina V28 16,3 82 Betina III29 14,7 65 Betina III30 15,5 77 Betina II31 15,6 67 Betina I32 12,7 51 Betina I33 14 55 Betina II34 14 55 Betina II35 15,3 70 Betina II36 13,8 54 Betina II37 16,7 94 Betina II38 13,7 49 Betina I39 14,9 67 Betina II40 12 34 Betina II41 15 60 Betina I42 14,5 55 Jantan IV43 16,3 86 Betina IV44 14,7 70 Betina II45 15 64 Betina II
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKG46 13,6 52 Betina II47 13,5 41 Jantan III48 12 34 Betina III49 13,5 44 Betina IV50 11 26 Betina II51 12,8 44 Jantan III52 12,6 36 Betina I53 12,7 38 Betina I54 15,4 68 Betina III55 16 79 Betina III56 15,5 73 Betina II57 14 56 Betina III58 12,5 39 Betina I59 13 38 Betina III60 15,2 71 Betina III61 13,1 46 Betina V62 12,7 43 Betina IV63 13,8 56 Betina II64 13,7 50 Betina IV65 14,1 54 Jantan II66 17,5 100 Betina III67 14,8 63 Busuk68 14,2 60 Betina III69 16,2 76 Jantan IV70 13 48 Betina IV71 13,2 36 Betina I72 15,3 59 Busuk73 16,5 90 Betina IV74 13,5 49 Jantan II75 16,5 82 Betina II76 13,5 44 Betina II77 14 52 Betina IV78 14,5 71 Betina II79 15 70 Betina IV80 16 82 Betina II81 17 97 Jantan IV82 12,8 43 Betina V83 13,4 46 Betina IV84 12,5 44 Jantan III85 14,5 53 Jantan III86 15 68 Betina IV87 15 41 Betina II
Lampiran84
Amphilopus citrinellus
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
1 12,5 41 Betina II2 14,5 52 Betina IV3 14,6 63 Betina II4 12,4 39 Jantan II5 12,3 37 Jantan II6 14,5 63 Betina II7 13,3 47 Betina II8 12,5 39 Jantan II9 12,2 37 Betina II
10 13,8 57 Betina V11 12,6 38 Betina I12 9,5 16 Betina I13 14,7 51 Betina I14 13 46 Betina V15 13,3 48 Betina II16 11,6 32 Betina I17 15 59 Betina II18 16,7 83 Betina V19 14,2 59 Betina I20 13,5 44 Betina V21 12,5 40 Betina II22 15 60 Betina II23 13 43 Jantan II24 15 66 Jantan I25 11,7 30 Betina II26 15,1 62 Betina III27 12,5 36 Betina II28 13 46 Betina I29 13,7 48 Betina II30 12,5 46 Jantan II31 12 32 Betina II32 15 67 Betina III33 13 44 Betina I34 12 33 Betina II35 14,5 60 Betina II36 12,5 36 Betina I37 11,5 27 Betina II38 12 36 Betina I39 13 52 Betina II40 15,1 64 Betina IV41 12 36 Betina V42 14 44 Betina IV43 15,2 71 Betina II44 13,7 50 Betina I45 14,6 64 Betina II
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
46 13 40 Jantan III47 14 50 Betina II48 14,6 66 Jantan II49 9,5 19 Betina II50 12,3 36 Betina II51 11,3 28 Betina II52 14,5 58 Betina II53 11,4 27 Betina II54 12,5 39 Betina II55 11,5 31 Betina I56 14 47 Betina III57 14,5 55 Betina II58 15,3 71 Betina II59 13,6 47 Betina II60 11,6 31 Betina II61 15,7 70 Betina I62 15 58 Betina II63 12,5 41 Betina II64 14,5 63 Betina II65 13,7 53 Betina II66 12 35 Betina 267 14,5 64 Betina 268 14,5 64 Betina 269 11,2 26 Betina 170 12,2 40 Betina 471 13,8 54 Betina 372 11,3 29 Betina 173 12 35 Betina 274 12 33 Betina 175 14,4 60 Betina 276 13,3 54 Betina 277 13,6 47 Jantan 378 13,4 48 Betina 279 12,3 34 Jantan 280 12,2 36 Betina 181 14,5 61 Betina 382 14,2 51 Betina 283 12,6 43 Betina 284 12,8 44 Betina 285 13,2 50 Betina 186 15,5 73 Betina 187 13,4 48 Betina 388 11,7 34 Betina 189 14,8 74 Betina 290 16 71 Jantan 4
Lampiran85
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
91 13,6 52 Betina 592 13,1 45 Betina 493 11,5 30 Jantan 294 16,4 77 Betina 295 14 54 Betina 596 14,4 70 Betina 297 13,4 49 Betina 298 13 46 Jantan 199 11 25 Jantan 1
100 14,3 69 Betina 4101 13,5 48 Betina 4102 15,3 78 Betina 5103 15,2 65 Betina 1104 12,7 36 Betina 2105 14,6 60 Betina 1106 13,5 51 Betina 4107 11,6 32 Betina 5108 18,4 109 Betina 2109 11,8 34 Betina 3110 14,2 63 Betina 4111 15,5 56 Betina 2112 12,5 42 Betina 2113 13,4 43 Betina 2114 13,8 45 Betina 4115 14,6 58 Betina 2116 16,1 73 Betina 4117 14,6 63 Betina 4118 12,7 37 Betina 3119 14 56 Betina 3120 12,5 32 Betina 2121 11,7 36 Betina 4122 12,9 50 Jantan 3123 12 36 Jantan 2124 13 46 Betina 2125 12 35 Betina 2126 12,7 44 Betina 2127 11,8 29 Betina 2128 10,7 23 Betina 2
Lampiran86
TRIP IVAmphilopus labiatus
NoP
(cm)B
(gr)Jenis
kelamin TKGBeratgonad
1 29 670 Jantan IV 1,382 24,2 313 Jantan IV3 20,6 174 Jantan IV 0,744 20 141 Jantan IV 0,765 15,3 68 Jantan I6 18,5 92 Jantan III 0,227 16,2 88 Jantan II 0,28 18,1 91 Betina II 0,19 15,3 64 Jantan III 0,16
10 15,3 68 Betina V11 16 81 Betina V12 17,3 92 Jantan IV 0,6213 16,5 80 Jantan II 0,1814 13,2 52 Betina V15 14,6 97 Betina IV 1,6416 18,4 122 Betina IV 1,3817 14,2 52 Betina I18 19,1 111 Betina IV 2,2219 14,7 53 Betina I20 17 96 Jantan II 0,1421 15,9 75 Jantan II22 15 57 Betina I23 15,8 76 Jantan III 0,224 18 107 Betina IV 3,0425 18 115 Betina I26 15 68 Betina II27 14,3 62 Betina I28 15,8 80 Betina II29 16,5 82 Betina II30 14,4 57 Betina III 0,58
Lampiran87
Amphilopus citrinellus
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
1 14 49 Betina II2 13 41 Betina II3 13,8 57 Betina IV 0,744 17,2 99 Betina III 0,285 13,5 52 Betina V6 15 64 Betina V7 14,5 60 Betina III 0,38 13,8 51 Betina II 0,129 19,5 135
10 15,5 78 Betina IV 1,311 15,2 57 Betina I12 13,8 57 Betina II 0,0613 14,4 54 Betina IV 1,9814 13,8 58 Betina III 0,1215 13,5 48 Betina IV 1,3816 14,9 57 Betina III 0,3617 14,5 59 Betina I18 12 34 Betina III19 14 53 Betina III 0,4820 13 36 Betina II21 14,2 62 Betina III 0,1222 14,5 60 Betina III23 13,5 47 Betina I24 15 70 Betina III25 16 84 Betina II 0,0426 16,8 93 Betina II 0,0627 13,6 49 Betina V28 15 68 Betina V29 14,1 63 Betina III 0,2430 16,5 76 Jantan III 0,4431 13,5 43 Betina III 0,332 14 57 Jantan II33 15,4 65 Betina I34 12,5 37 Betina I35 12 36 Betina I36 12,3 39 Betina V37 13,4 46 Betina I38 14,2 54 Betina II39 17,3 100 Betina II 0,1440 14,5 59 Betina I41 15,4 73 Betina IV 1,3642 14,4 54 Betina I43 15,3 67 Betina I44 16,5 81 Betina III 0,2245 12,5 40 Betina I
NoP(cm)
B(gr)
Jeniskelamin TKG
Beratgonad
46 13,8 54 Betina II47 14,4 59 Betina I48 12,3 38 Betina I49 12,1 33 Jantan IV 0,5450 13,6 78 Betina IV 0,6851 15 68 Betina IV 0,5652 15 60 Jantan II53 16,6 86 Betina II54 14,5 59 Betina I55 14,8 58 Betina III 0,1256 14 46 Betina I57 16,7 95 Betina V58 14 56 Betina V59 14 54 Betina V60 13 46 Betina I61 12 34 Betina I62 14,6 63 Betina I63 13,4 46 Betina V64 15,5 79 Betina I65 15,5 75 Betina I 0,0866 16,3 79 Betina I 0,0867 14,1 52 Betina III 0,368 13,6 48 Jantan I69 14,5 62 Jantan I 0,0470 15 70 Betina I71 14,9 61 Jantan I72 14 54 Betina I73 15,9 82 Betina I74 12,9 35 Jantan I75 15,8 78 Betina I76 15 65 Betina II 0,0877 14,5 60 Betina I78 12,3 35 Betina II 0,0879 13,4 53 Betina IV 1,1880 15,5 70 Betina III 0,7481 14,8 66 Jantan III 0,182 14,2 59 Betina I83 15,2 67 Betina I 0,0484 15,7 66 Betina III 0,2685 13,8 44 Betina I
Lampiran88
Lampiran 7. Data Hasil Tangkapan Nelayan Waduk Kedung Ombo
Nama : DarwitoAlat Tangkap : Jaring
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
12-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 9Mujaer 46Tawes 50Betutu 3Sepat 50
15-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 11Mujaer 48Tawes 40Betutu 2
16-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 34
17-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 60Tawes 26Betutu 2
18-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 101Tawes 16Red Devil 13
20-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 40Tawes 14Red Devil 8
21-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 8Red Devil 5
22-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 18Tawes 39
23-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis Red Devil 27
24-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Mujaer 41Tawes 26Red Devil 11Betutu 1
25-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Mujaer 22Tawes 26Red Devil 32Sepat 3
Lampiran89
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
26-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 24Red Devil 27
28-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 22Tawes 17Red Devil 13
29-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 28Tawes 39Red Devil 18
1-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Mujaer 25Tawes 24Red Devil 37Betutu 1
2-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 35Tawes 19Red Devil 16
3-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 53Tawes 16Red Devil 13
5-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 63Tawes 22Red Devil 16
6-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 9Red Devil 17
7-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 64Tawes 12Red Devil 16
9-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 35Tawes 11Red Devil 19
10-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 39Tawes 27Red Devil 26
12-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 38Tawes 19Red Devil 25
15-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Mujaer 41Tawes 18Red Devil 28Betutu 1
Lampiran90
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
16-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 29Tawes 18Red Devil 31
17-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 19Red Devil 26
19-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 43Tawes 22Red Devil 30
20-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Mujaer 41Tawes 27Red Devil 33Betutu 1
22-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 60Tawes 32Red Devil 23
24-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 32Tawes 37Red Devil 28
25-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 44Tawes 28Red Devil 17
26-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 38Tawes 25Red Devil 15
27-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 62Tawes 41Red Devil 28
28-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 66Tawes 81Red Devil 29
29-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 37Red Devil 23
30-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 24Tawes 3Red Devil 31
1-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 55Tawes 1Red Devil 24
Lampiran91
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
2-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 80Tawes 16Red Devil 34
4-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 26Tawes 6Red Devil 8
5-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 32Tawes 14Red Devil 19
6-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 37Tawes 19Red Devil 22
14-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 21Tawes 29Red Devil 16
17-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 19Tawes 27Red Devil 16
19-May-11 2,5-5 inci 4 pisMujaer 23Tawes 17Red Devil 8
7 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 89Red Devil 8
8 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 32Tawes 28Red Devil 19Betutu 1
10 juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 16Red Devil 27
11 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 33Tawes 51Red Devil 23
13 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 30Tawes 42Red Devil 17
14 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 38Red Devil 16
Lampiran92
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
16 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 37Red Devil 24
17 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 47Red Devil 17
19 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 45Red Devil 29
20 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 27Tawes 33Red Devil 22
22 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 39Red Devil 28
23 Juni 2011 2.5-5 inci 2 net sapMujair 22Tawes 16Red Devil 8
24 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 22Red Devil 12
26 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 21Red Devil 11
27 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 37Tawes 29Red Devil 20
28 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 27Tawes 32Red Devil 16Nila 1
29 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 53Tawes 40Red Devil 22
30 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 36Red Devil 18
2 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 31Red Devil 15
Lampiran93
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
3 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 23Tawes 34Red Devil 16Nila 1
4 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 21Tawes 37Red Devil 13
6 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 11Red Devil 17
7 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 34Tawes 8Red Devil 16
8 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 48Tawes 11Red Devil 7
9 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 66Tawes 31Red Devil 16
10 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 40Tawes 12Red Devil 13
11 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 8Red Devil 14
12 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 18Red Devil 21
14 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 39Tawes 23Red Devil 11
16Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 27Red Devil 19
17 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 23Red Devil 12
18 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 16Tawes 27Red Devil 13
Lampiran94
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
26-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 21Red Devil 16
27-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 36Tawes 29Red Devil 17
28-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 31Red Devil 19
29-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 22Red Devil 33
30-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 16Tawes 28Red Devil 37Sepat 7
31-Jul-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 28Tawes 17Red Devil 8
1-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 18Red Devil 7
4-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 19Tawes 30Red Devil 51
5-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 40Tawes 29Red Devil 16Sepat 2
6-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 36Tawes 28Red Devil 16
7-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 31Tawes 33Red Devil 22
8-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 34Red Devil 11
9-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 28Tawes 16Red Devil 19
Lampiran95
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
10-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 40Tawes 22Red Devil 15Nila 1
11-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 23Red Devil 41
13-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 19Tawes 28Red Devil 75
14-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 60Tawes 28Red Devil 23Nila 6
15-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 17Tawes 28Red Devil 22
16-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 32Red Devil 21
17-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 27Tawes 16Red Devil 11
18-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 52Tawes 29Red Devil 11
21-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 33Tawes 28Red Devil 29
22-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 38Tawes 22Red Devil 27
23-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 39Tawes 22Red Devil 18
24-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 72Tawes 59Red Devil 48Nila 17
Lampiran96
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
25-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 56Red Devil 26
26-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 37Tawes 42Red Devil 20
31-Aug-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 41Red Devil 32
1-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 59Tawes 47Red Devil 19
2-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 47Red Devil 32
3-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 22Red Devil 17
4-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 57Red Devil 28
6-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 41Tawes 21Red Devil 11
7-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 62Red Devil 23
9-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 32Red Devil 16
10-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 59Red Devil 41
11-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 37Tawes 31Red Devil 28
12-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 37Red Devil 22
Lampiran97
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
17-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 32Tawes 47Red Devil 11
18-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 21Red Devil 18
19-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 24Tawes 21Red Devil 12
20-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 41Tawes 32Red Devil 11Nila 17
21-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 49Tawes 47Red Devil 31
22-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 52Red Devil 32
23-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 22Red Devil 29
24-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 57Tawes 72Red Devil 37
25-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 57Red Devil 31
26-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 56Red Devil 41
27-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 18Red Devil 22
28-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 62Red Devil 17
29-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 60Tawes 51Red Devil 49
Lampiran98
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
30-Sep-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 62Red Devil 41
1-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 39Tawes 21Red Devil 41
2-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 71Red Devil 31
3-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sap
Mujaer 72Tawes 41Red Devil 11Nila 7
4-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 42Tawes 32Red Devil 11
5-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 62Tawes 17Red Devil 11
6-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 59Red Devil 14
7-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 47Tawes 17Red Devil 8
8-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 72Tawes 59Red Devil 41
9-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 63Tawes 42Red Devil 32
10-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 67Tawes 68Red Devil 11
11-Oct-11 2,5 inci-5 inci 2 net sapMujaer 52Tawes 71Red Devil 28
Lampiran99
Nama nelayan : DaryantoAlat tangkap : jaring
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
12-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 20Mujaer 35Tawes 25
15-Mar-112,5-5 inci 4 pis
Red Devil 30Mujaer 5Tawes 22Nila 60
Serok Betutu 3
16-Mar-112,5-5 inci 4 pis
Red Devil 11Mujaer 21Tawes 17Nila 2
Serok Betutu 5
17-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 30Mujaer 40Tawes 25Nila 15
18-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 15Mujaer 60Tawes 45Nila 8
19-Mar-112,5-5 inci 4 pis
Red Devil 20Mujaer 47Tawes 22Nila 3
Serok Betutu 3
21-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 48Mujaer 33Tawes 17Nila 1
22-Mar-112,5-5 inci 4 pis
Red Devil 17Mujaer 89Tawes 51Nila 11
Serok Betutu 2
23-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 23Mujaer 62Tawes 19Nila 7
Lampiran100
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
24-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 28Mujaer 68Tawes 72
27-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 19Mujaer 57Tawes 72Nila 1Betutu 1
28-Mar-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 15Mujaer 91Tawes 64
30-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 30Mujaer 70Tawes 43Nila 7
31-Mar-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 14Mujaer 48Tawes 29Nila 1
1-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 17Mujaer 81Tawes 61Nila 8
2-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 12Mujaer 51Tawes 32Nila 14
3-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 13Mujaer 38Tawes 19Nila 7
4-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 24Mujaer 29Tawes 36Nila 6
5-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 17Mujaer 71Tawes 52Nila 11
6-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 13Mujaer 41Tawes 27Nila 4
Lampiran101
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
9-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 16Mujaer 69Tawes 39Nila 5
10-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 10Mujaer 72Tawes 52Nila 4
11-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 6Mujaer 31Tawes 57Nila 9
12-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 20Mujaer 63Tawes 37Nila 4
13-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 17Mujaer 72Tawes 62Nila 9
14-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 18Mujaer 21Tawes 39Nila 9
16-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 24Mujaer 71Tawes 57Nila 11
17-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 28Mujaer 69Tawes 51Nila 17
18-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 42Mujaer 92Tawes 87Nila 18
19-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 19Mujaer 51Tawes 48
20-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 21Mujaer 72Tawes 37Nila 2
Lampiran102
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
21-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 27Mujaer 52Tawes 43Nila 17
22-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 22Mujaer 62Tawes 18
23-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 13Mujaer 19Tawes 41Nila 8
24-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 39Mujaer 16Tawes 17Nila 2
25-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 42Mujaer 91Tawes 62Nila 11
26-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 28Mujaer 82Tawes 31Nila 4
28-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 21Mujaer 41Tawes 47Nila 7
29-Apr-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 26Mujaer 77Tawes 30
30-Apr-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 81Mujaer 69Tawes 32Nila 2
2-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 32Mujaer 31Tawes 40Nila 7
3-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 11Mujaer 22Tawes 24
Lampiran103
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
4-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 22Mujaer 29Tawes 20Nila 3
5-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 13Mujaer 18Tawes 21Nila 4
6-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 26Mujaer 37Tawes 25Nila 1
7-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 40Mujaer 71Tawes 60Nila 7
8-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 71Mujaer 52Tawes 37
10-May-11 2,5-5 inci 4 pisRed Devil 25Betutu 1
11-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 27Mujaer 43Tawes 60Betutu 2
12-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 27Mujaer 61Tawes 31Nila 3
15-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 22Mujaer 42Tawes 21Nila 4
16-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 29Mujaer 30Tawes 47Nila 11
17-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 41Mujaer 52Tawes 28Nila 7
Lampiran104
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
18-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 12Mujaer 38Tawes 27Nila 4Betutu 2
19-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 29Mujaer 62Tawes 42Nila 1
20-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 41Mujaer 31Tawes 60Nila 8
22-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 27Mujaer 39Tawes 48Nila 6
23-May-11 2,5-5 inci 4 pis
Red Devil 22Mujaer 42Tawes 32Nila 1
26-May-20112.5 Inci 2 pis
Mujaer 24Tawes 21Red devil 18Nila 7
5 Inci 2 pisNila 3Betutu 1
27-May-2011
2.5 Inci 2 pisMujaer 38Tawes 21Red devil 24
5 Inci 2 pisNila 2Betutu 1Tawes 2
30-May-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 47Tawes 29Red devil 19Nila 6
5 inci 2 pis
Mujaer 1Tawes 4Betutu 1Nila 1
Lampiran105
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
31-May-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 42Tawes 36Red devil 28Nila 11
5 inci 2 pis
Karper 2Tawes 3Betutu 1Nila 4
6-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 29Tawes 23Red devil 33Nila 6
5 inci 2 pis
Karper 1Tawes 2Betutu 1Nila 2
7-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 22Tawes 18Red devil 11Nila 2
5 inci 2 pis
Mujaer 1Tawes 2Betutu 1Nila 1
8-Jun-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 49Tawes 22Red devil 17
5 inci 2 pisMujaer 3Tawes 2Nila 1
12-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 37Tawes 28Red devil 22Nila 7Betutu 2
5 inci 2 pis
Mujaer 1Tawes 2Betutu 1Nila 2
Lampiran106
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
13-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 47Tawes 38Red devil 27Nila 9
5 inci 2 pis
Mujaer 1Tawes 5Karper 1Nila 3
14-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 72Tawes 22Red devil 11Betutu 2
5 inci 2 pis
Mujaer 2Tawes 2Betutu 1Nila 3
15-Jun-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 20Tawes 24Red devil 32
5 inci 2 pisTawes 5Betutu 1Nila 2
16-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 37Tawes 21Red devil 10Nila 1
5 inci 2 pisTawes 7Mujaer 3Nila 1
17-Jun-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 41Tawes 38Red devil 8
5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1
18-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 17Tawes 25Red devil 12Nila 1
5 inci 2 pisTawes 1Mujaer 1Nila 2
Lampiran107
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
19-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 52Tawes 32Red devil 27Nila 4Betutu 1
5 inci 2 pis
Tawes 1Mujaer 1Nila 2Patin 2
20-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 21Tawes 29Red devil 19Nila 2
5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1Nila 2
21-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 27Tawes 22Red devil 13Nila 1
5 inci 2 pis
Tawes 3Mujaer 2Betutu 1Patin 1
22-Jun-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 23Tawes 18Red devil 21
5 inci 2 pis
Tawes 2Betutu 2Nila 1Mujaer 1
23-Jun-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 62Tawes 23Red devil 18Nila 4
5 inci 2 pisTawes 2Betutu 1
24-Jun-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 42Tawes 23Red devil 25
5 inci 2 pisTawes 6Nila 2Mujaer 3
Lampiran108
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
25-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 21Tawes 19Red devil 12Nila 5
5 inci 2 pisTawes 4Nila 1Betutu 2
26-Jun-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 27Tawes 18Red devil 14
5 inci 2 pisTawes 1Nila 1
30-Jun-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 24Tawes 17Red devil 11Nila 7
5 inci 2 pis
Tawes 2Nila 4Patin 2Mujaer 1
1-Jul-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 42Tawes 17Red devil 21Nila 3
5 inci 2 pisTawes 2Nila 1Mujaer 5
2-Jul-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 4Tawes 51Red devil 19Nila 4
5 inci 2 pisBetutu 1Nila 2Mujaer 2
3-Jul-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 51Tawes 42Red devil 7Betutu 1
5 inci 2 pisTawes 3Nila 1
Lampiran109
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
4-Jul-2011 2.5 inci 2 pis
Mujaer 47Tawes 32Red devil 16Nila 2
5-Jul-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 37Tawes 29Red devil 23
5 inci 2 pisTawes 1Nila 8Mujaer 4
6-Jul-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 24Tawes 18Red devil 12
5 inci 2 pisTawes 2Nila 1Betutu 1
9-Jul-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 43Tawes 29Red devil 17Nila 6
5 inci 2 pisNila 3Mujaer 2Betutu 1
10-Jul-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 32Tawes 43Red devil 17
5 inci 2 pisTawes 5Mujaer 3
11-Jul-20112.5 inci 2 pis
Mujaer 20Tawes 11Red devil 17Nila 4
5 inci 2 pisNila 2Betutu 1
12-Jul-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 31Tawes 21Red devil 11
5 inci 2 pis
Nila 1Mujaer 3Betutu 2Tawes 5
Lampiran110
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
14-Jul-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 22Tawes 32Red devil 27
5 inci 2 pisNila 4Betutu 1Tawes 2
15-Jul-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 28Tawes 37Red devil 23Nila 9
5 inci 2 pisNila 1Mujaer 1Tawes 1
16-Jul-2011
2.5 inci 2 pis
Mujaer 29Tawes 22Red devil 21Nila 18
5 inci 2 pis
Nila 2Patin 1Tawes 2Betutu 1
19-Jul-2011
2.5 inci 2 pisMujaer 24Tawes 27Red devil 11
5 inci 2 pisNila 4Mujaer 1Tawes 1
22-Jul-2011 2.5 inci 2 pisMujaer 28Tawes 15Red devil 9
7 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 89Red Devil 8
8 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 32Tawes 28Red Devil 19Betutu 1
10 juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 16Red Devil 27
Lampiran111
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
11 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 33Tawes 51Red Devil 23
13 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 30Tawes 42Red Devil 17
14 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 22Tawes 38Red Devil 16
16 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 37Red Devil 24
17 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 47Red Devil 17
19 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 36Tawes 45Red Devil 29
20 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 27Tawes 33Red Devil 22
22 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 39Red Devil 28
23 Juni 2011 2.5-5 inci 2 net sapMujair 22Tawes 16Red Devil 8
24 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 22Red Devil 12
26 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 21Red Devil 11
27 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 37Tawes 29Red Devil 20
28 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 27Tawes 32Red Devil 16Nila 1
29 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 53Tawes 40Red Devil 22
Lampiran112
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
30 Juni 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 43Tawes 36Red Devil 18
2 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 28Tawes 31Red Devil 15
3 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sap
Mujair 23Tawes 34Red Devil 16Nila 1
4 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 21Tawes 37Red Devil 13
6 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 18Tawes 11Red Devil 17
7 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 34Tawes 8Red Devil 16
8 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 48Tawes 11Red Devil 7
9 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 66Tawes 31Red Devil 16
10 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 40Tawes 12Red Devil 13
11 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 8Red Devil 14
12 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 18Red Devil 21
14 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 39Tawes 23Red Devil 11
16-Jul-11 2.5-5 inci 4 net sapMujair 41Tawes 27Red Devil 19
Lampiran113
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
17 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 32Tawes 23Red Devil 12
18 Juli 2011 2.5-5 inci 4 net sapMujair 16Tawes 27Red Devil 13
25-Jul-11
2,5 inci 4 PisMujaer 42Tawes 57Red Devil 24
5 inci 4 Pis
Betutu 2Nila 1Patin 1Tawes 2
25-Jul-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 39Tawes 41Red Devil 21
5 inci 4 PisNila 2Tawes 1
26-Jul-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 61Tawes 26Red Devil 17Nila 9
5 inci 4 PisNila 8Betutu 1
27-Jul-11
2,5 inci 4 Pis
Mujaer 31Tawes 29Red Devil 8Betutu 2
5 inci 4 PisNila 1Patin 2Tawes 1
28-Jul-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 23Tawes 36Red Devil 11Nila 2
5 inci 4 PisNila 1Betutu 1
29-Jul-11 2,5 inci 4 Pis
Mujaer 27Tawes 18Nila 6Betutu 2
Lampiran114
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
30-Jul-11
2,5 inci 4 Pis
Mujaer 30Tawes 4Nila 21Red Devil 6
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1Tawes 1
31-Jul-11
2,5 inci 4 PisMujaer 33Tawes 47Red Devil 12
5 inci 4 Pis
Betutu 1Nila 4Tawes 2Patin 1
1-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 41Tawes 22Red Devil 18
5 inci 4 PisNila 1Betutu 1
5-Aug-11
2,5 inci 4 Pis
Mujaer 37Tawes 52Red Devil 19Nila 7
5 inci 4 Pis
Betutu 2Karper 1Nila 1Tawes 2
6-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 61Tawes 22Red Devil 12
5 inci 4 PisBetutu 1Tawes 1
8-Aug-11
2,5 inci 4 PisMujaer 67Tawes 32Red Devil 24
5 inci 4 PisPatin 1Nila 2Betutu 1
9-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 51Tawes 24Red Devil 32
5 inci 4 Pis Betutu 1
Lampiran115
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
11-Aug-11
2,5 inci 4 PisMujaer 31Tawes 49Red Devil 22
5 inci 4 PisNila 2Betutu 1Tawes 3
12-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 41Red Devil 17
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4
13-Aug-11 2,5 inci 4 PisMujaer 52Tawes 42Red Devil 22
14-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 78Tawes 56Red Devil 32
5 inci 4 Pis Nila 4
18-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 61Tawes 52Red Devil 37
5 inci 4 PisNila 3Betutu 2
19-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 43Tawes 31Red Devil 17
5 inci 4 Pis Betutu 2
20-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 72Tawes 62Red Devil 11
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1
21-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 26Tawes 72Red Devil 41
5 inci 4 PisNila 1Betutu 2
22-Aug-11 2,5 inci 4 PisMujaer 71Tawes 62Red Devil 41
Lampiran116
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
23-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 56Tawes 43Red Devil 22
5 inci 4 Pis Betutu 2
27-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 67Tawes 51Red Devil 22
5 inci 4 Pis Betutu 3
28-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 73Tawes 53Red Devil 27
5 inci 4 Pis Betutu 1
29-Aug-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 57Red Devil 22
5 inci 4 PisNila 3Betutu 1
1-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 59Tawes 72Red Devil 11
5 inci 4 Pis Betutu 1
2-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 51Red Devil 22
5 inci 4 PisNila 3Betutu 2
3-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 70Tawes 67Red Devil 11
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1
4-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 78Tawes 51Red Devil 11
5 inci 4 Pis Betutu 2
5-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 62Tawes 31Red Devil 18
6-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 42Tawes 59Red Devil 23
5 inci 4 PisBetutu 1Nila 2
Lampiran117
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
7-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 51Red Devil 22
5 inci 4 PisBetutu 3Nila 1
8-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 82Tawes 63Red Devil 3
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4
9-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 79Tawes 62Red Devil 31
5 inci 4 Pis Betutu 3
10-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 73Tawes 64Red Devil 14
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 5
11-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 63Tawes 78Red Devil 31
5 inci 4 Pis Betutu 2
12-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 19Tawes 32Red Devil 22
5 inci 4 PisBetutu 1Nila 1
13-Sep-11
2,5 inci 4 PisMujaer 24Tawes 39Red Devil 21
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 6Patin 1
14-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 47Tawes 63Red Devil 3
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1
Lampiran118
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
15-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 63Tawes 51Red Devil 22
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1
16-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 71Tawes 62Red Devil 31
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 3
17-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 41Tawes 23Red Devil 15
5 inci 4 Pis Betutu 1
18-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 51Tawes 43Red Devil 15
5 inci 4 Pis Nila 3
19-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 47Tawes 32Red Devil 23
20-Sep-11 2,5 inci 4 PisMujaer 71Tawes 62Red Devil 33
21-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 32Red Devil 41
5 inci 4 PisBetutu 1Nila 5
22-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 71Tawes 52Red Devil 40
5 inci 4 Pis Betutu 2
23-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 32Tawes 47Red Devil 22
5 inci 4 Pis Nila 1
24-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 48Tawes 33Red Devil 27
5 inci 4 Pis Betutu 2
Lampiran119
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
25-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 59Tawes 41Red Devil 29
5 inci 4 Pis Betutu 2
26-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 61Tawes 52Red Devil 21
5 inci 4 Pis Betutu 2
27-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 41Tawes 59Red Devil 31
5 inci 4 Pis Betutu 2
28-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 56Tawes 52Red Devil 22
5 inci 4 PisBetutu 1Nila 4
29-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 32Tawes 22Red Devil 14
5 inci 4 Pis Nila 1
30-Sep-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 22Tawes 41Red Devil 12
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 1
1-Oct-112,5 inci 4 Pis
Mujaer 52Tawes 71Red Devil 22
5 inci 4 PisBetutu 2Nila 4
5-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 31Red Devil 22Betutu 1
6-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 24Tawes 23Red Devil 12Betutu 1Nila 4
Lampiran120
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
7-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 24Tawes 28Red Devil 17Betutu 1Nila 4
9-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 70Tawes 52Nila 7Red Devil 62Betutu 1
10-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 19Tawes 15Red Devil 12Betutu 1
11-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 62Tawes 41Nila 6Red Devil 15Betutu 2
12-Oct-11 2,5-5 Inci 4 Pis
Mujaer 41Tawes 55Red Devil 22Betutu 1
Lampiran121
Nama nelayan : SutrisnoAlat tangkap : Branjang
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
15-Mar-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4
16-Mar-11 2 inci 1Nila 13Tawes 5
17-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Patin 1
19-Mar-11 2 inci 1Nila 9Tawes 3
20-Mar-11 2 inci 1Nila 15Tawes 6
21-Mar-11 2 inci 1Nila 12Tawes 2
23-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 14
24-Mar-11 2 inci 1Nila 15Tawes 6Gabus 1
25-Mar-11 2 inci 1Nila 9Tawes 4Red Devil 2
26-Mar-11 2 inci 1Nila 13Tawes 4
27-Mar-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3
29-Mar-11 2 inci 1Nila 17Tawes 5
30-Mar-11 2 inci 1 Nila 12
31-Mar-11 2 inci 1Tawes 4Patin 1
1-Apr-11 2 inci 1Nila 15Red Devil 3
2-Apr-11 2 inci 1Nila 9Tawes 4Red Devil 2
4-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 7
6-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 1
Lampiran122
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
7-Apr-11 2 inci 1Nila 9Tawes 2Red Devil 2
8-Apr-11 2 inci 1Nila 13Tawes 4
9-Apr-11 2 inci 1 Nila 17
10-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4
11-Apr-11 2 inci 1Nila 10Tawes 3Red Devil 2
14-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3Red Devil 2
15-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4
16-Apr-11 2 inci 1Nila 4Tawes 1
18-Apr-11 2 inci 1Nila 6Tawes 4Red Devil 2
19-Apr-11 2 inci 1Nila 5Tawes 6
20-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 2
21-Apr-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3Patin 1
22-Apr-11 2 inci 1Nila 10Tawes 3Red Devil 4
23-Apr-11 2 inci 1Nila 5Tawes 1Red Devil 2
24-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 20
25-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 8Red Devil 5
26-Apr-11 2 inci 1Nila 12Tawes 7
Lampiran123
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
27-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 3Red Devil 4
28-Apr-11 2 inci 1Nila 16Tawes 8
29-Apr-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Red Devil 4
30-Apr-11 2 inci 1Nila 11Tawes 3Patin 1
1-May-11 2 inci 1Nila 9Tawes 5
2-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 6
4-May-11 2 inci 1Nila 6Tawes 2
5-May-11 2 inci 1Nila 3Tawes 7Red Devil 3
7-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 6
8-May-11 2 inci 1Nila 8Tawes 4Red Devil 6
9-May-11 2 inci 1Nila 13Tawes 5
10-May-11 2 inci 1Nila 11Tawes 4Red Devil 4
12-May-11 2 inci 1Nila 13Tawes 6
13-May-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3
14-May-11 2 inci 1Nila 10Tawes 4Red Devil 5
15-May-11 2 inci 1Nila 16Tawes 3
16-May-11 2 inci 1Nila 14Tawes 3Red Devil 4
Lampiran124
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
18-May-11 2 inci 1Nila 7Tawes 3Red Devil 3
20-May-11 2 inci 1Nila 15Tawes 1
21-May-11 2 inci 1Nila 30Tawes 5Patin 3
10 Juni 2011 2 inci 1 pisNila 8Tawes 4
12 juni 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 2
13 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 3
14 juni 2011 2 inci 1 pisNila 18Tawes 1
16 juni 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 3Red Devil 2
17 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 3
19 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 4Betutu 1
20 juni 2011 2 inci 1 pisNila 11Tawes 6
21 juni 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 7
23 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 6
24 juni 2011 2 inci 1 pisNila 20Tawes 4
25 juni 2011 2 inci 1 pisNila 15Tawes 6
27 juni 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 4
28 juni 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 4
30 juni 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 1
1 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 18Tawes 7
Lampiran125
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
2 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 16Tawes 8
4 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 10Tawes 2
5 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 11Tawes 3
6 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 14Tawes 3Betutu 1
8 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 5
12 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 8Tawes 3
13 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 7
14 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 10Tawes 5
16 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 16Tawes 1
17 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 9Tawes 3
18 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 12Tawes 4
20 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 13Tawes 7
21 Juli 2011 2 inci 1 pisNila 6Tawes 3
Lampiran126
Nama nelayan : SuwarnoAlat tangkap : Jaring
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
12 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 12Tawes 9
14 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 8Tawes 7
15 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 18Tawes 3
16 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 30Tawes 2
17 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 28Tawes 4
20 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 26Tawes 1
21 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 16Tawes 1
22 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 17Tawes 9
23 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 14Tawes 17
24 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 22Tawes 8
25 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 6Tawes 17
26 Maret 2011 3.5 inci 6 lembarNila 13Tawes 13
3-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 23Tawes 8
4-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 33Tawes 9
5-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 27Tawes 7
8-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 19Tawes 13
9-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 3
10-Apr-2011 3.5 inci 8 lembarNila 9Tawes 2
13-Apr-2011 3.5 inci 8 lembar Nila 2
4-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 12Tawes 10
Lampiran127
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
5-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 1Tawes 13
13-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 24Tawes 5
14-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 16Tawes 9
16-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 22Tawes 8
18-May-2011 3.5 inci 9 lembarNila 18Tawes 13
30-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 10Tawes 6
31-May-2011 3.5 inci 8 lembarNila 16Tawes 15
1-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 1Tawes 21
2-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 21Tawes 10
3-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 15Tawes 16
5-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 22Tawes 9
6-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 15Tawes 15
7-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 18Tawes 12
8-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 12Tawes 6
9-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 25Tawes 5
10-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 23Tawes 8
11-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 6
12-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 18Tawes 21
16-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 9
17-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 17Tawes 3
18-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 9Tawes 13
Lampiran128
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
19-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 6Tawes 24
20-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 28Tawes 12
25-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 32Tawes 9
26-Jun-2011 3.5 inci 8 lembarNila 13Tawes 11
27-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 9Tawes 3
28-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 27Tawes 9
29-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 23Tawes 4
30-Jun-2011 3.5 inci 10 lembarNila 18Tawes 5
1-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 12Tawes 7
2-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 8Tawes 11
3-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 21Tawes 9
4-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 3Tawes 9
5-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 2Tawes 3
9-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 8Tawes 5
10-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 9Tawes 1
11-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 12Tawes 5
12-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Nila 1013-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Tawes 6
14-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 29Tawes 1
15-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 32Tawes 2
17-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 26Tawes 3
20-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 11Tawes 4
Lampiran129
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
21-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 2Tawes 2
22-Jul-2011 3.5 inci 10 lembar Tawes 24
23-Jul-2011 3.5 inci 10 lembarNila 19Tawes 8
Lampiran130
Nama nelayan : SuwarnoAlat tangkap : Jala
TANGGAL UKURAN ALAT TANGKAP JUMLAH ALAT JENIS IKAN HASIL (ekor)
16-Apr-11 3 inci 1Nila 34Tawes 6
17-Apr-11 3 inci 1Nila 24Tawes 11
18-Apr-11 3 inci 1Nila 7Tawes 4
21-Apr-11 3 inci 1Nila 42Tawes 13
22-Apr-11 3 inci 1Nila 29Tawes 13
23-Apr-11 3 inci 1Nila 32Tawes 11
24-Apr-11 3 inci 1Nila 17Tawes 5
25-Apr-11 3 inci 1Nila 3Tawes 9
26-Apr-11 3 inci 1Nila 9Tawes 8
19-May-11 3 inci 1Nila 28Tawes 3
20-May-11 3 inci 1Nila 6Tawes 7
21-May-11 3 inci 1Nila 24Tawes 9
24-May-11 3 inci 1Nila 36Tawes 7
25-May-11 3 inci 1Nila 17Tawes 5
27-May-11 3 inci 1Nila 4Tawes 1
28-May-11 3 inci 1Nila 6Tawes 13
Lampiran131
Lampiran 8. Data Makanan Ikan Betutu
TRIP I
No P(cm)
Panjang SaluranPencernaan (cm)
VolumeManakan
(mL)
PersentaseMakanan (%)
JenisMakanan Jenis Kelamin
1 22,2 0,1 100 ikan Jantan2 14,8 0,05 100 ikan Betina3 18,7 0,2 100 serangga Betina4 19,4 0,15 100 ikan Betina5 24 0,1 100 ikan Jantan6 17,9 0,15 100 udang Jantan
7 22,4 6,50,15 75 IKAN
Betina0,05 25 udang
8 21,9 6 100 Serangga Jantan
9 17,6 5 100 Ikan Betina10 14,3 100 Ikan Betina11 22,5 6,5 100 Udang Betina12 22,4 100 udang Betina13 19,9 6,5 100 ikan Betina
14 16,8 7 100 udang Betina15 20 5 100 Udang Betina16 21,8 5 100 Ikan Jantan17 21,5 9,5 100 Udang Jantan
18 22,1 110,05 50 Ikan
Betina0,05 50 udang
19 22 50,1 40 udang
Betina0,15 60 Ikan
20 19,1 4 100,00 Ikan Jantan
Lampiran132
TRIP II
IKAN BETUTU JANTAN
Panjang SaluranPencernaan (cm)
VolumeMakanan (mL)
PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin
10,3 1 100 ikan Jantan9,7 1,2 100 ikan Jantan11 0,25 100 ikan Jantan7 kosong Jantan
12,5 1,15 100 ikan Jantan13 1 100 ikan Jantan
100,6 86 ikan
Jantan0,1 14,00 serangga
6,3 kosong Jantan10 9,5 100 ikan Jantan
11,50,01 5 serangga
Jantan0,2 95 ikan
11,6 4 100 ikan Jantan9,5 0,1 100 ikan Jantan9,5 100 ikan Jantan6 kosong Jantan
9,8 100 udang Jantan5,5 100 ikan Jantan
Lampiran133
IKAN BETUTU BETINA
Panjang SaluranPencernaan (cm)
Volume Makanan(mL)
PersentaseMakanan (%)
JenisMakanan Jenis Kelamin
7,6 0,6 100 udang Betina11 0,2 100,00 ikan Betina5,8 kosong Betina8,8 kosong Betina7,5 kosong Betina11 kosong Betina7,4 0,02 100 serangga Betina
100,2 67 udang
Betina0,1 33 ikan10,5 kosong Betina
6 kosong Betina4,5 0,03 100 serangga Betina4 kosong Betina10 kosong Betina9 kosong Betina12 0,25 100 udang Betina5,5 0,25 100 serangga Betina11 kosong Betina7,5 kosong Betina
0,02 100 ikan Betina6,5 0,1 100 serangga Betina6,8 100 serangga Betina8 100 serangga Betina
12,5 100 ikan Betina5 100 serangga Betina
9,7 100 ikan Betina
Lampiran134
TRIP IIIIKAN BETUTU JANTAN
Panjang SaluranPencernaan (cm)
VolumeMakanan (mL)
PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin
9 kosong Jantan7 kosong Jantan9 100 serangga Jantan
6,50,04 28,57 ikan
Jantan0,1 71,43 serangga
7 kosong Jantan20 kosong Jantan16 kosong Jantan7 100 serangga Jantan10 100 Udang Jantan8 kosong Jantan
9,2 100 ikan Jantan11 kosong Jantan
Lampiran135
IKAN BETUTU BETINA
Panjang SaluranPencernaan (cm)
Volume Makanan(mL)
PersentaseMakanan (%)
JenisMakanan Jenis Kelamin
7 100 Udang Betina11 100,00 tercerna Betina
11,2 100,00 tercerna Betina
8,75 tercerna
Betina95 ikan9,7 kosong Betina7,2 kosong Betina7,5 kosong Betina7,5 100 ikan5 kosong Betina
12,4 100 ikan Betina14 kosong Betina7,5 kosong Betina9 kosong Betina
10 100 ikan Betina9,4 kosong Betina11 kosong Betina7,6 kosong Betina6,9 100 Udang Betina
10,60,4 73 tercerna
Betina0,15 27 Serangga11,7 100 Serangga Betina8,5 kosong Betina9,1 100 Serangga Betina7,3 100 ikan Betina9,7 kosong Betina9,4 100 ikan Betina
Lampiran136
TRIP IVIKAN BETUTU JANTAN
Panjang SaluranPencernaan (cm)
VolumeMakanan (mL)
PersentaseMakanan (%) Jenis Makanan Jenis Kelamin
10 100 ikan Jantan8 kosong Jantan
10,5 100 Ikan Jantan10,5 100,00 ikan Jantan7,3 100,00 ikan Jantan5,2 100 Udang Jantan10,3 kosong Jantan
9 kosong
IKAN BETUTU BETINA
Panjang SaluranPencernaan (cm)
Volume Makanan(mL)
PersentaseMakanan (%)
JenisMakanan Jenis Kelamin
9,8 100 ikan Betina9 kosong Betina
7,5 kosong Betina6,5 kosong Betina
15,566,67 ikan
Betina33,33 Udang8,8 100 ikan Betina8,5 100 ikan Betina13,2 100 ikan8,5 kosong Betina12 kosong Betina13 100 Ikan Betina11 kosong Betina9 100 ikan Betina
Lampiran137
Lampiran 9. Data Makanan Ikan Red Devil
TRIP IAmphilopus Citrinellus jantan
KodeJenis
makananJumlahJenis
%Jumlah
6 Pitoplankton 14 93,33Cacing 1 6,67
Amphilopus citrinellus betina
Kode Jenis makananJumlahJenis
%Jumlah
11 Pitoplankton 14 82,35Ikan 2 11,76Udang 1 5,88
17
12 Pitoplankton 14 77,78Udang 1 5,56Serangga 1 5,56Ikan 2 11,11
18
14 Pitoplankton 14 82,35Ikan 2 11,76Serangga 1 5,88
17
15 Pitoplankton 14 82,35Udang 1 5,88Serangga 1 5,88Cacing 1 5,88
17
20 Pitoplankton 15 88,24Cacing 1 5,88Serangga 1 5,88
17
16 Pitoplankton 5 71,43Cacing 1 14,29Serangga 1 14,29
7
17 Pitoplankton 2 50Cacing 1 25Serangga 1 25
4
7 Pitoplankton 9 100
Lampiran138
Amphilopus labiatus jantan
KodeJenis
makananJumlahJenis % Jumlah
10 Pitoplankton 16 94,12Serangga 1 5,88
17
1 Pitoplankton 14 87,50Udang 1 6,25Cacing 1 6,25
16
3 Pitoplankton 13 100,00
15 Pitoplankton 19 95,00Serangga 1 5,00
20
6 Pitoplankton 4 100,00
Amphilopus labiatus betina
KodeJenis
makananJumlahJenis % Jumlah
18 Pitoplankton 23 95,83Udang 1 4,17
24
4 Pitoplankton 11 100,00
1 Pitoplankton 11 91,67Serangga 1 8,33
12
8 Pitoplankton 9 100,00
23 Pitoplankton 20 90,91Ikan 1 4,55Serangga 1 4,55
22
15 Pitoplankton 8 80Zooplankton 1 10Cacing 1 10
10
21 Pitoplankton 3 75Cacing 1 25
4
2 Pitoplankton 6 75Cacing 1 12,5Serangga 1 12,5
11 Pitoplankton 4 100
12 Pitoplankton 19 90,5Serangga 1 4,8Cacing 1 4,8
21
8 Pitoplankton 19 90,5Serangga 1 4,8ikan 1 4,8
21
19 Pitoplankton 12 100
Lampiran139
Lampiran 10. Fekunditas Ikan Betutu di Waduk Kedung Ombo
TRIP I
KODE BERAT GONAD BERATSAMPEL
JUMLAHTELUR
SAMPELFEKUNDITAS TKG
12 2,06 0,18 1654 18929 IV14 1,84 0,12 1036 15885 IV9 1,1 0,16 1323 9096 III
11 0,7 0,16 1466 6414 III6 2,32 0,48 2010 9715 IV
10 5,38 0,28 1420 27284 III5 3,9 0,16 1388 33833 III1 0,86 0,16 2300 12363 IV
TRIP II
KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG28 0,84 0,06 1240 17360 III12 4,22 0,51 1859 15382 IV12 7,44 0,3 1169 28991 IV23 3,38 0,06 1104 62192 III8 1,56 0,24 2522 16393 IV
TRIP III
BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG3,84 0,48 3250 26000 IV1,89 0,5 3086 11665 IV
TRIP IV
BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG4,82 0,96 7050 35397 IV
4 0,84 8035 38262 IV8,64 1,4 9123 56302 IV3,12 0,56 4130 23010 IV7,16 1,14 6724 42231 IV
Lampiran140
Lampiran 11. Fekunditas Ikan Red Devil
TRIP I
KODEBERATGONAD
BERATSAMPEL
JUMLAH TELURSAMPEL FEKUNDITAS TKG
9 1,6 1,1 588 855 IV5 0,4 0,2 792 1584 IV8 1,52 1,04 685 1001 IV7 0,36 0,18 524 1048 IV4 2,5 0,98 477 1217 IV1 1,62 0,62 446 1165 IV
15 4,4 1,3 544 1841 IV19 2,28 0,74 376 1158 IV11 1,62 0,98 456 754 IV17 2,2 1,32 666 1110 IV21 0,66 0,28 352 830 IV9 3,18 0,8 697 2771 IV
TRIP II
Amphilopus labiatus
KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG12 0,74 0,6 549 677 IV11 1,46 1,28 592 675 IV13 3,16 0,9 423 1485 IV10 1,30 0,54 498 1198,89 IV
Amphilopus citrinellus
KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG25 1,6 0,36 249 1107 IV60 2,08 1,26 789 1302 IV25 1,6 0,64 501 1253 IV27 1,76 0,74 420 999 IV34 1,76 0,86 463 948 IV12 1,56 0,98 572 911 IV
TRIP III
Amphilopus labiatus
BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG1,48 0,72 500 1028 IV0,32 0,18 534 949 IV1,4 0,38 229 844 IV0,4 0,16 378 945 IV
0,64 0,28 421 962 IV
Lampiran141
Amphilopus citrinellus
KODE BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG25 0,82 0,28 250 732 IV60 2,3 0,48 188 901 IV25 1,26 668 IV27 0,8 0,08 135 1350 IV34 0,38 0,16 415 986 IV
TRIP IV
Amphilopus labiatus
BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG3,04 0,64 290 1378 IV1,64 0,54 319 969 IV1,38 0,48 345 992 IV2,22 0,82 321 869 IV
Amphilopus citrinellus
BERAT GONAD BERAT SAMPEL JUMLAH TELUR SAMPEL FEKUNDITAS TKG1,98 0,78 309 784 IV1,3 0,48 233 631 IV
1,38 0,6 328 754 IV1,36 0,4 304 1034 IV
Lampiran142
Lampiran 12. Diameter Telur Ikan Betutu
TRIP I
TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)
IV
0,24 1
0.24 - 0.54
1,330,27 2 2,670,34 11 14,67
0,4 41 54,670,43 1 1,330,47 16 21,330,51 2 2,670,54 1 1,33
TRIP II
TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)
IV
0,324 1
0.324 - 0.675
1,2350,338 4 4,9380,351 6 7,4070,405 9 11,1110,418 1 1,2350,432 6 7,4070,446 1 1,2350,459 2 2,4690,473 5 6,1730,486 5 6,1730,499 1 1,2350,513 2 2,4690,526 2 2,469
0,54 18 22,2220,554 3 3,7040,567 9 11,1110,594 4 4,9380,608 1 1,2350,675 1 1,235
Lampiran143
TRIP III
TKG Diameter Jumlah Kisaran Persentase Diameter (%)
IV
0,27 2
0.27 - 0.62
2,8990,3 4 5,797
0,31 2 2,8990,32 3 4,3480,34 8 11,5940,35 3 4,3480,36 6 8,6960,38 2 2,8990,39 7 10,1450,41 2 2,8990,42 2 2,8990,43 5 7,2460,45 5 7,2460,46 4 5,7970,47 7 10,145
0,5 2 2,8990,51 2 2,8990,53 2 2,8990,62 1 1,449
TRIP IV
Diameter (mm) Jumlah Persentase (%)0,2 2 1,07
0,225 1 0,530,25 11 5,88
0,275 5 2,670,28 2 1,070,29 1 0,53
0,3 58 31,020,325 1 0,53
0,35 49 26,200,375 3 1,60
0,4 26 13,900,45 21 11,23
0,5 6 3,210,55 1 0,53
Lampiran144
Lampiran 13. Diameter Ikan Red Devil
TRIP I
Amphilopus labiatus
Diameter JumlahPersentase Diameter
(%)0,4 2 2,041
0,47 2 2,0410,48 1 1,0200,54 11 11,2240,57 3 3,0610,61 1 1,0200,67 3 3,0610,81 4 4,0820,88 5 5,1020,94 4 4,0821,01 7 7,1431,03 1 1,0201,08 12 12,2451,11 1 1,0201,15 3 3,0611,21 14 14,2861,24 7 7,1431,28 5 5,1021,32 2 2,0411,35 6 6,1221,42 2 2,0411,48 2 2,041
Amphilopus citrinellus
Diameter JumlahPersentase Diameter
(%)0,54 13 20,630,61 1 1,590,62 1 1,590,67 7 11,110,81 1 1,591,08 7 11,111,15 5 7,941,21 2 3,171,28 4 6,351,35 7 11,111,42 1 1,591,48 1 1,591,55 4 6,351,62 3 4,761,69 1 1,591,96 1 1,592,02 1 1,592,09 2 3,172,16 1 1,59
Lampiran145
TRIP IIAmphilopus labiatus
Diameter JumlahPersentase Diameter
(%)0,675 2 1,7700,837 1 0,8850,851 2 1,7700,878 1 0,8850,891 1 0,8850,918 3 2,6550,932 2 1,7700,945 1 0,8850,959 1 0,8850,972 3 2,6550,999 1 0,8851,013 4 3,5401,026 3 2,655
1,04 2 1,7701,053 1 0,8851,067 1 0,885
1,08 10 8,8501,094 1 0,8851,107 2 1,7701,121 2 1,7701,134 3 2,6551,148 3 2,6551,161 1 0,8851,175 2 1,7701,188 6 5,3101,215 7 6,1951,242 5 4,4251,256 2 1,7701,269 1 0,8851,296 1 0,8851,323 2 1,7701,337 1 0,885
1,35 6 5,3101,364 2 1,7701,377 2 1,7701,404 4 3,5401,431 4 3,5401,458 4 3,5401,472 3 2,6551,485 4 3,5401,499 2 1,7701,539 1 0,8851,566 1 0,8851,593 2 1,770
Amphilopus citrinellus
Diameter(mm) Jumlah
Persentase Diameter(%)
0,945 1 0,8850,972 1 0,8851,013 2 1,7701,026 1 0,8851,04 2 1,7701,08 15 13,274
1,094 2 1,7701,107 2 1,7701,121 2 1,7701,134 4 3,5401,148 6 5,3101,161 4 3,5401,175 1 0,8851,188 4 3,5401,202 4 3,5401,215 14 12,3891,229 2 1,7701,242 6 5,3101,256 4 3,5401,269 5 4,4251,283 7 6,1951,296 4 3,5401,31 3 2,655
1,323 5 4,4251,337 7 6,1951,35 4 3,540
1,364 2 1,7701,377 6 5,3101,384 2 1,7701,404 2 1,7701,418 7 6,1951,431 2 1,7701,445 4 3,5401,458 6 5,3101,472 5 4,4251,485 16 14,1591,512 2 1,7701,526 1 0,8851,539 3 2,6551,552 1 0,8851,566 1 0,8851,579 1 0,8851,593 2 1,7701,607 1 0,8851,62 1 0,885
1,674 2 1,7701,877 1 0,885
Lampiran146
TRIP IIIAmphilopus labiatus
Diameter JumlahPersentase Diameter
(%)0,61 4 4,7620,69 1 1,1900,77 1 1,1900,81 2 2,381
1 1 1,1901,01 2 2,3811,03 1 1,1901,08 7 8,3331,11 3 3,5711,12 4 4,7621,13 2 2,3811,15 3 3,5711,16 3 3,5711,17 4 4,7621,19 11 13,095
1,2 1 1,1901,22 11 13,0951,23 1 1,1901,24 6 7,1431,26 1 1,1901,27 1 1,1901,28 2 2,381
1,3 2 2,3811,31 3 3,5711,32 2 2,3811,34 1 1,1901,35 1 1,190
1,4 1 1,1901,47 2 2,381
Lampiran147
Amphilopus citrinellus
Diameter(mm) Jumlah
Persentase Diameter(%)
0,61 1 0,7410,74 3 2,2220,76 3 2,2220,77 2 1,4810,8 1 0,741
0,81 5 3,7040,82 1 0,7410,84 4 2,9630,85 1 0,7410,88 2 1,4810,89 1 0,7410,9 2 1,481
0,92 1 0,7410,93 1 0,7410,94 2 1,4810,98 1 0,7411,03 1 0,7411,08 5 3,7041,12 2 1,4811,13 1 0,7411,15 3 2,2221,17 3 2,2221,19 1 0,7411,2 1 0,741
1,21 7 5,1851,23 1 0,7411,24 3 2,2221,25 1 0,7411,28 3 2,2221,3 1 0,741
1,31 4 2,9631,34 2 1,4811,35 5 3,7041,36 2 1,4811,38 5 3,7041,39 2 1,4811,42 4 2,9631,43 1 0,7411,44 1 0,7411,46 7 5,185
Diameter(mm) Jumlah
Persentase Diameter(%)
1,47 3 2,2221,48 4 2,9631,49 10 7,4071,5 3 2,222
1,51 3 2,2221,53 1 0,7411,54 1 0,7411,55 4 2,9631,58 3 2,2221,59 3 2,2221,61 1 0,7411,62 2 1,481
Lampiran148
TRIP IVAmphilopus labiatus
Diameter(mm) Jumlah Persentase
(%)0,6 3 2,50
0,65 3 2,500,675 1 0,83
0,7 13 10,830,725 1 0,83
0,75 11 9,170,775 4 3,33
0,8 29 24,170,85 15 12,50
0,875 1 0,830,9 20 16,67
0,925 1 0,830,95 5 4,17
1 9 7,501,1 2 1,67
1,15 1 0,831,2 1 0,83
Amphilopus citrinellus
Diameter(mm) Jumlah Persentase
(%)0,6 1 0,83
0,65 1 0,830,675 1 0,83
0,7 7 5,830,75 4 3,33
0,775 1 0,830,8 20 16,67
0,85 9 7,500,875 3 2,50
0,9 22 18,330,925 4 3,33
0,95 13 10,830,975 4 3,33
1 11 9,171,05 8 6,67
1,075 2 1,671,1 8 6,67
1,125 1 0,83
Lampiran149
Lampiran 14. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Maret (sel/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 0 0 0 0 2 0
Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 1 0 0 4 0 0 0
Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Cyclotella 1 25 0 0 15 2 9 7 1
Bacillariophyceae Cymbella 0 0 0 0 0 2 2 0 0
Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Fragillaria 0 0 0 0 3 3 7 0 0
Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 32 0 0 0
Bacillariophyceae Navicula 0 0 0 11 2 0 0 0 0
Bacillariophyceae Nitszchia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Pleurosigma 0 8 0 14 1 5 0 3 3
Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Surirella 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Synedra 65 100 30 335 95 520 365 355 430
Bacillariophyceae Tabellaria 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Actinastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 120 30 391 6 0 0 0 0
Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 0 0 6 0
Chlorophyceae Coelastrum 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Cosmarium 0 2 0 2 2 0 3 0 3
Chlorophyceae Micrasterias 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Mougeotia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Pediastrum 330 66 0 990 50 50 528 660 464
Chlorophyceae Scenedesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Chlorophyceae Staurastrum 330 75 0 395 65 405 180 400 264
Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Ulothrix 60 2160 10960 3808 1450 960 288 25 64
Lampiran150
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cyanophyceae Anacystis 0 0 0 0 0 96 0 0 0
Cyanophyceae Aphanocapsa 0 7220 24890 0 0 0 570 18 418
Cyanophyceae Aphanotheca 950 0 0 380 950 2052 0 0 76
Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 150 0 0 0 0
Cyanophyceae Merismopodia 5760 224 0 4240 2320 375 4112 2496 6080
Cyanophyceae Microcystis 38 0 1064 0 0 0 152 152 66
Cyanophyceae Oscillatoria 52 0 0 0 660 455 252 300 32
Cyanophyceae Selenastrum 60 0 0 8 0 0 8 32 24
Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 2 0 0 0
Dinophyceae Ceratium 16 360 7 50 4 280 112 30 175
Dinophyceae Peridinium 308 100 0 58 55 45 107 190 170
Euglenoceae Euglena 0 0 0 3 55 2 0 0 0
Euglenoceae Phacus 7 0 0 12 2 0 0 0 0
TOTAL 7978 10460 36982 10697 5885 5290 6696 4676 8270
Lampiran
Lampiran 15. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Mei (sel/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 60 132 0 96 48 0 0 0 0Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 9 0 6 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Cyclotella 2 0 0 0 36 0 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Cymbella 0 3 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 33 6 18 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0Bacillariophyceae Fragillaria 0 4 6 39 0 0 0 24 0 0 42 0 0 0 0 3Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Navicula 15 4 0 6 36 0 0 14 18 0 0 0 21 0 0 1Bacillariophyceae Nitszchia 5 0 0 12 30 0 24 15 0 3 0 0 0 33 0 21Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Surirella 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bacillariophyceae Synedra 18 25 32 1824 15 15 24 9 0 10 9 6 27 12 0 0Bacillariophyceae Tabellaria 23 56 51 0 84 0 0 9 57 18 66 0 0 0 0 96Chlorophyceae Actinastrum 0 3 0 0 0 0 0 9 0 0 5 0 21 0 0 0Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 12 0 36 0 0 0 0 0 9 0 0
Lampiran
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Chlorophyceae Coelastrum 0 0 36 0 0 0 0 36 0 6 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Cosmarium 26 26 3 60 36 27 30 0 12 12 37 3 36 3 0 27Chlorophyceae Euastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0Chlorophyceae Micrasterias 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Mougeotia 0 0 0 138 0 0 0 132 0 31 0 36 15 0 0 12Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0Chlorophyceae Pediastrum 27 0 0 0 90 0 0 96 0 0 48 0 0 3 0 348Chlorophyceae Scenedesmus 0 0 0 24 0 0 0 0 36 14 0 6 0 0 0 0Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Staurastrum 59 199 177 387 234 93 180 126 216 173 135 120 576 279 408 177Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Chlorophyceae Ulothrix 44 77 62 114 222 159 324 72 0 165 76 154 477 93 0 258Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 237 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Anacystis 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 12 0 0 0Cyanophyceae Aphanocapsa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46 0 0 0 0 0Cyanophyceae Aphanotheca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 114 0 219 342 0 38Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Merismopodia 134 268 299 1152 1110 606 504 162 1212 384 714 452 2604 1125 0 1116Cyanophyceae Microcystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 456 0 0 0Cyanophyceae Oscillatoria 0 0 36 84 522 84 0 60 0 52 110 0 240 27 0 129Cyanophyceae Selenastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Dinophyceae Ceratium 6 6 9 24 36 0 0 0 15 4 9 6 42 9 0 12Dinophyceae Peridinium 93 60 3 210 75 15 66 18 69 0 399 6 21 0 333 132Euglenoceae Euglena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Euglenoceae Phacus 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0
TOTAL 465 731 714 4419 2577 1062 1161 878 1767 877 2009 900 4776 1941 747 2374
Lampiran
Lampiran 16. Kelimpahan Fitoplankton Bulan Juli (sel/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Bacillariophyceae Auloceseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Coconeis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Coscinodiscus 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Crucigenia 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Cyclotella 33 0 0 33 0 0 133 0 0 0 0 0 0 0 0 133 0 0 0 0
Bacillariophyceae Cymbella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Diatoma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
Bacillariophyceae Fragillaria 0 0 0 67 0 33 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Melosira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Navicula 0 0 0 0 33 0 200 0 0 0 0 33 33 33 0 33 33 0 67 0
Bacillariophyceae Nitszchia 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Peridinium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Pinularia 0 0 0 67 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0
Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Stephanodiscus 0 0 0 0 0 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bacillariophyceae Surirella 0 33 0 33 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
Bacillariophyceae Synedra 767 33 367 1033 333 33 367 67 133 567 0 333 267 200 33 333 167 200 133 267
Bacillariophyceae Tabellaria 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 133 0 0
Chlorophyceae Actinastrum 33 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Chlorococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 233 0 0 0 0
Chlorophyceae Closterium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0
Lampiran
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Chlorophyceae Coelastrum 0 0 0 433 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
Chlorophyceae Cosmarium 0 0 0 33 0 0 33 0 33 67 0 33 0 0 100 67 33 67 0 0
Chlorophyceae Euastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Micrasterias 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Mougeotia 0 67 767 267 0 0 433 0 0 0 0 0 0 0 0 267 267 0 0 0
Chlorophyceae Oocystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 300
Chlorophyceae Pediastrum 1267 1800 3067 1333 1667 533 0 433 500 0 0 0 0 0 0 0 267 0 667 0
Chlorophyceae Scenedesmus 0 267 0 0 0 0 133 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 133 0
Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Staurastrum 1300 1967 1367 4867 233 433 800 233 567 200 300 967 333 133 367 400 833 333 367 467
Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chlorophyceae Ulothrix 0 600 0 1333 0 533 400 0 0 0 0 333 0 0 0 0 0 300 0 0
Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cyanophyceae Anacystis 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cyanophyceae Aphanocapsa 0 1933 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1600 2533 0 0 0
Cyanophyceae Aphanotheca 0 0 2533 3800 0 1267 0 1267 0 0 0 3800 0 0 0 0 33 0 0 9667
Cyanophyceae Gomphosphaeira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 167 0 0 0 0
Cyanophyceae Merismopodia 31133 7800 12400 50800 0 9767 19733 2267 29133 7133 367 10800 7467 10200 13567 11867 7733 3467 4000 13800
Cyanophyceae Microcystis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cyanophyceae Oscillatoria 933 833 33 1600 0 0 1867 0 100 133 1967 133 0 1967 0 0 533 633 3000 0
Cyanophyceae Selenastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinophyceae Ceratium 2767 933 600 367 0 100 0 67 133 2700 100 1733 333 567 2133 3933 33 100 33 0
Dinophyceae Peridinium 1733 167 0 200 67 0 0 33 67 133 300 0 0 0 33 600 667 0 167 67
Euglenoceae Euglena 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
Euglenoceae Phacus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 40267 16467 21133 66333 2333 12700 24433 4433 30867 11000 3033 18300 8433 13100 16333 19633 13133 5233 8800 24567
Lampiran
Lampiran 17. Kelimpahan Zooplankton Bulan Maret (individu/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ciliata Colpoda 0 0 0 0 2 0 0 0 0
Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 3 0 0 0 0
Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 145 0
Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Nauplius 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Difflugia 0 0 0 2 0 0 0 0 0
Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Trachelomonas 1 0 0 0 100 0 0 20 6
Ploima Anureopsis 1 3 1 30 0 30 0 1 0
Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 2 0 0
Ploima Brachionus 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Ploima Hexartha 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Ploima Kertatella 0 0 0 0 0 0 0 3 0
Ploima Lepadella 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Mytilina 0 0 0 2 0 0 0 0 5
Ploima Pleusoma 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Ploima Polyartha 0 8 0 4 2 1 2 0 7
Ploima Synchaeta 0 0 0 0 175 0 0 0 0
Ploima Trichocerca 0 0 1 0 0 25 0 0 2
TOTAL 4 11 2 38 283 56 5 169 22
Lampiran
Lampiran 18. Kelimpahan Zooplankton Bulan Mei (individu/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ciliata Colpoda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Nauplius 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0
Mastigophora Difflugia 0 0 0 0 0 0 0 0 6 1 1 3 3 0 0 0
Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0
Mastigophora Trachelomonas 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0
Ploima Anureopsis 3 0 0 0 0 0 6 3 6 1 0 3 2 0 0 1
Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Brachionus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Hexartha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Keratella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
Ploima Lepadella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Mytilina 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0
Ploima Pleusoma 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Polyartha 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Ploima Synchaeta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Trichocerca 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2 0TOTAL 3 3 0 4 18 0 6 7 12 2 18 6 9 0 4 4
Lampiran
Lampiran 19. Kelimpahan Zooplankton Bulan Juli (individul/l)
KELAS GENUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ciliata Colpoda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Oxytrycha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Stentor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0
Ciliata Tintinnidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Cyclops 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Crustacea Diaptomus 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0
Crustacea Nauplius 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Arcella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Difflugia 133 0 0 0 0 0 0 0 0 533 0 0 0 0 100 400 0 0 0 0
Mastigophora Lepocinclis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastigophora Trachelomonas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Anureopsis 267 0 0 33 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0 0 33 0 0 33 0
Ploima Argonotholca 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Asplanchana 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Brachionus 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Hexartha 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Keratella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 67 0
Ploima Lepadella 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Mytilina 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Pleusoma 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Polyartha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 33 0
Ploima Synchaeta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ploima Trichocerca 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 500 0 67 67 33 0 0 0 67 533 0 67 33 0 233 433 0 0 167 0
Lampiran
Keterangan:1. Duwet2. Bendungan3. Kelur4. Wonoharjo5. Alas Kobong6. Gili Rejo7. Kali Jenggotan8. Sigit9. Mojo Lumut10. Ngasinan11. Klewor12. Jati Songo13. Gunung Sono14. Pulo Mas15. Pelembinatur16. Pendem17. Kedung Mulyo18. Watu Mangap19. Geneng Sari20. Bulu