Bimbingan Dan Konseling Kelompok

15
TUGAS BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014 Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok yang Di Ampuh Oleh: Dr. Nandang Rusmana, M.Pd Oleh Andre Julius Nim : 1302704 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

description

Perbandingan Bimbingan Kelompok; Koseling Kelompok dan Terapi Kelompok

Transcript of Bimbingan Dan Konseling Kelompok

Page 1: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

TUGAS BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok yang Di Ampuh Oleh:

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd

Oleh

Andre Julius

Nim : 1302704

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

Page 2: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

Pertanyaan

1. Apa perbedaan esensial antara bimbingan kelompok, konseling kelompok,

dan psikoterapi kelompok

2. Dalam konteks bimbingan konseling perkembangan, dimanakah letak posisi

bimbingan kelompok dan konseling kelompok

3. Kemukakan problematika utama yang di hadapi guru BK dalam

melaksanakan konseling kelompok, dan bimbingan kelompok

4. Bagaimana saran dan rekomendasi dari saudara untuk mengtasi permasalahan

tersebut.

Jawaban

1. “Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok

orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok” (Prayitno 1995: 178).

Menurut Prayitno dan Amti (1999:309) “bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok”. Berdasarkan definisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang dilaksanakan dalam suatu kelompok dengan memanfaatkan

dinamika kelompok sehingga anggota dapat mengembangkan potensi diri

sekaligus memperoleh manfaat dari pembahasan topik masalah.

Sedangkan konseling kelompok menurut Menurut Heru Mugiarso dalam

Bimbingan dan Konseling (2009: 69), konseling kelompok adalah layanan

konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Fungsi utama

bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah fungsi

pengentasan. Menurut Prayitno (2004:311), layanan konseling kelompok

pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di

dalam suasana kelompok. Di sana ada konselor dan ada klien, yaitu para

anggota kelompok. Di sana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang

Page 3: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif,

terbuka dan penuh keakraban. Di mana juga ada pengungkapan dan

pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah,

upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode

khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Dari pendapat atas dapat

disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan layanan bantuan yang

diberikan kepada peserta didik dalam bentuk kelompok dengan menggunakan

dinamika kelompok yang membahas masalah perorangan yang muncul di

dalam kelompok tersebut, agar masalah tersebut dapat terentaskan.

Sedangkan Psikoterapi kelompok adalah terapi di mana orang yang memiliki

penyakit emosional yang telah dipilih secara cermat ditempatkan ke dalam

kelompok yang dibimbing oleh ahli terapi yang terlatih untuk membantu satu

sama lainnya dalarn menjalani perubahan kepribadian. Dengan menggunakan

berbagai manuver teknik dan gagasan teoritis, pembimbing menggunakan

interaksi anggota kelompok untuk membuat perubahan tersebut.

Perbedaan antara bimbingan kelompok, konseling kelompok dan

psikoterapi kelompok

Bimbingan Kelompok

Konseling Kelompok

Psikoterapi Kelompok

Bersifat Preventif Preventif dan remediatif

Remediatif

Fasilitator1.      Guru2.      Konselor3.      Petugas pembri

bantuan yang profesional

4.      Siapa saja yang mempunyai ketampilan khusus untuk melaksanakan bimbingan

1.      Konslor / Psikolok dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok

2.      Petugas yang didik khusus untuk menangani kelompok pengembangan pribadi

1.      Psikoterapis khusus

2.      Petugas yang mempunyai latar belakang dan latihan menangani individu yang  “abnormal”

Page 4: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

Metode 1.      Instruksional2.      Informatif3.      Berorientasi pada

materi yang diajarkan

4.      Penyajian terstruktur, presentsi , ceramah, atau diskusi

1.      Kelompok latihan berstuktur atau kurang berstuktur

2.      Berpusat pada proses kelompok dan peran anggotanya

1.      Kelompok kurang berstruktur

2.      Berpusat pada proses kelompok dan peran anggotanya

Anggota 1.      Setiap idividu dapat mengikutinya sejauh informasi yang diberikan dapat memenuhi kebutuhannya

1.      Individu normal yang mempunyai masalah penyesuaian yang masih dapat diatasi

1.      Individu yang neurotis dan psikotis yang membutuhkan perawatan pengubahan kepribadian

Hal-Hal yang dibahas

1.      Maslah pendidikan2.      Pekerjaan3.      Sosial4.      Pribadi

1.      Maslah pendidikan2.      Pekerjaan3.      Sosial4.      Pribadi

1.      Untuk mengubah kepribadian klien

2.      Menekanka pada alam kesadaraan dan ketidak sadaraan klien

3.      Sejarah masa lampau klien

4.      Serta analilisis dan ekplorsi yang mendalam tentang kepribadian

2. Myrick merumuskan tujuan BK perkembangan yaitu dengan menyatakan

bahwa konselor BK perkembangan melakukan identifikasi skill spesifik

(keterampilan) dan pengalaman yang siswa butuhkan untuk mencapai sukses

tugas perkembangan di sekolah dan kehidupan (Myrick, 1993 dalam Muro &

Kottman, 1995 : 5). Salah satu elemen mencapai tujuan tersebut adalah

dengan kurikulum BK perkembangan yang komprehensif (Baker 1992;

Myrick 1993 dalam Muro & Kottman, 1995 : 5). Konselor BK perkembangan

Page 5: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

menurut Reynolds, 1993 (dalam Muro & Kottman, 1995 : 5) juga

mengembangkan pencapaian siswa dan mendampingi, merencanakan

bagaimana merealisasikan pencapaian tersebut dalam dimensi : akademik,

sosial, personal dan karir. Berdasarkan program yang bersifat komprehensi

untuk BK perkembangan yang dikembang Norman Gysberg & Patricia

Henderson, 1988 (dalam Muro & Kottman, 1995 : 5) terdapat empat

komponen yaitu : layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan

perencanaan individual, dan komponen dukungan sistem. Posisi bimbingan

dan konseling kelompok berada dalam layanan dasar bimbingan yang

merupakan inti dari program bimbingan perkembangan. Layanan dasar

bimbingan disebut juga kurikulum bimbingan merupakan layanan umum

yang diperuntukkan bagi semua siswa. Layanan terarah kepada

pengembangan perilaku atau kompetensi yang harus dikuasai murid dengan

tugas perkembangannya. Menurut Gysberg & Henderson, 1988; Texas

Education and Agency, 1990 (dalam Muro & Kottman, 1995 : 5) Layanan

dasar bimbingan pada umumnya menggunakan strategi : bimbingan klasikal,

bimbingan kelompok, berkolaborasi dengan guru bidang studi, kerja sama

dengan orang tua. Sedangkan tujuan layanan dasar bimbingan adalah

membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk

kehidupan.

3. Ada beberapa problematika yang dapat terjadi dalam pelaksanaan bimbingan

kelompok dan konseling kelompok seperti kurang maksimalnya pemberian

layanan bimbingan dan konseling disekolah terutama pada saat pemberian

layanan bimbingan dan konseling kelompok, terkadang layanan BK yang

diberikan oleh konselor belum bisa menjawab indicator yang diperlukan oleh

peserta didik dan kebutuhan peserta didik pada saat itu, kurangnya bahan

bimbingan, sarana dan keterbatasan IPTEK baik secara internal maupun

eskternal dalam dukungan proses bimbingan, Misalnya minimnya fasiltas

dalam mencari reverensi buku baik di perpustakaan atau di internet,

Page 6: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

problematika yang dapat berkembangan berikutnya adalah keterbatasan waktu

dalam pemberian layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

4. Bimbingan kelompok merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen

yang saling berkaitan. Dapat terlaksana secara efektif dan efisien jika semua

komponen dalam sistem tersebut mengarah pada perubahan dan pada sesuatu

yang positif. Komponen sistem dalam bimbingan kelompok menurut Wibowo

(2005: 189) adalah: “Variabel raw input (siswa/anggota kelompok);

instrumental input (konselor, program, tahapan dan sarana); envimental input

(norma, Tujuan dan lingkungan); proses atau perantara (interaksi, perlakuan

kontrak perilaku yang disepakati akan diubah dan dinamika kelompok); output

yaitu berkenaan dengan perubahan perilaku atau penguasaan tugas-tugas”.

Komponen-komponen system dalam bimbingan kelompok tersebut adalah:

a. Raw Input

Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam bimbingan

kelompok. Raw Input dalam bimbingan kelompok adalah siswa. Karena

bimbingan kelompok sifatnya pengembangan dan topik yang dibahas

merupakan topik-topik umum, maka siapapun dapat menjadi anggota

kelompok.

Berikut ini beberapa pertimbangan dalam membentuk suatu kelompok

bimbingan kelompok adalah (Prayitno, 1995: 30):

1) Jenis kelompok, untuk Tujuan-tujuan tertentu mungkin diperlukan

pembentukan kelompok dengan jumlah anggota yang seimbang antara

laki-laki dan perempuan, atau mungkin juga semua jenis kelamin

anggota sama.

2) Umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan

dalam kelompok-kelompok dengan anggota seumur

3) Kepribadian, keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota

dpat membawa keuntungan atau kerugian tertentu. Jika perbedaan

diantara para anggota itu amat besar, maka komunikasi akan terganggu

dan dinamika kelompok juga kurang hangat.

Page 7: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

4) Hubungan awal, keakraban dapat mewarnai hubungan dalam anggota

kelompok yang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya

suasana keasingan akan dilaksanakan oleh para anggota yang belum

saling kenal.

Untuk kelompok tugas mungkin anggota yang seragam akan menyelesaikan

tugas lebih baik. Sebaliknya, bagi kelompok bebas, khususnya dengan Tujuan

kemampuan hubungan sosial dengan orang-orang baru, anggota kelompok

yang beragam akan lebih tepat sasaran.

b. Intrumental Input

Konselor (pemimpin kelompok), program, dan tahapan, dan sarana

merupakan instrumental input bimbingan kelompok. Konselor atau

pemimpin kelompok harus menguasai keterampilan dan sikap yang

memadai untuk terselenggaranya proses bimbingan kelompok yang

efektif. Diantaranya pemimpin kelompok mampu melaksanakan teknik

umum dengan istilah “3M” Mendengar dengan baik, memahami secara

penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Program kegiatan

selayaknya dikembangkan sesuai kebutuhan siswa, kondisi objektif

sekolah, perkembangan yang terjadi di masyarakat, serta keterampilan

dankemampuan konselor di sekolah yang bersangkutan (Wibowo, 2005:

252).

c. Enviromental Input

Kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar dan

terarah, apabila terdapat norma kelompok. Norma kelompok merupakan

aturan yang dibuat, dan disepakati serta digunakan dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Selain itu lingkungan kondusif dalam kelompok

juga perlu diciptakan demi tercapainya bimbingan kelompok yang efektif.

Lingkungan kondusif yang dimaksud adalah adanya suasana akrab dan

hangat yang mewarnai dinamika kelompok. Dinamika kelompok

merupakan interaksi dinamis antar anggota kelompok dan pemimpin

kelompok dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok.

Page 8: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

d. Proses

Kegiatan layanan bimbingan kelompok terlihat hidup apabila tercipta

dinamika kelompok di dalamnya. Dinamika kelompok dapat dimanfaatkan

dalam proses interaksi antar anggota dalam membahas topik yang

disajikan, sehingga antar anggota dapat terjalin rasa empati, keterbukaan,

rasa positif, saling mendukung dan merasa setara dengan anggota lain

dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan pula peranan

yang hendaknya dimainkan oleh anggota maupun pemimpin kelompok.

Peran anggota dan pemimpin kelompok dapat dilihat pada uraian dimuka.

Agar proses bimbingan kelompok dapat mencapai keberhasilan, perlu

disediakan sarana pendukung yaitu merupakan seperangkat alat bantu

untuk memperlancar proses bimbingan kelompok. Alat bantu tersebut anta

lain ruangan, tempat duduk dan perlengkapan administrasi lainnya

(Wibowo, 2005: 154).

e. Output

Setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa

diharapkan memiliki sikap dan keterampilan yang lebih baik. Dalam hal

ini siswa diharapkan memiliki kemampuan verbal dan non verbal yang

lebih baik. Selain itu siswa diharapkan memiliki keterbukaan, rasa positif,

empati, sikap saling mendukung, dan memiliki rasa setara dan

kebersamaan yang tinggi.

Menurut Amti dan Marjohan (1992: 150) mengemukakan bahwa setelah

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok diharapkan anggota mampu

mengembangkan sikap dan keterampilan sebagai berikut:

1) Sikap, meliputi tidak mau menang sendiri, tidak gegabah dalam

berbicara, ingin membantu orang lain, lebih melihat aspek positif dalam

menanggapi pendapat teman-temannya, sopan dan bertanggung jawab,

menahan dan mengendalikan diri, mau mendengar pendapat orang lain,

dan tidak memaksakan pendapanya.

Page 9: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

2) Keterampilan, meliputi mengemukakan pendapat kepada orang lain,

menerima pendapat orang lain dan memberikan tanggapan secara tepat dan

positif.

Page 10: Bimbingan Dan Konseling Kelompok

Bahan Rujukan

Gysbers, Norman & Herderson, Patricia. (2006). Developing and Managing your

school   guidance and counseling program. United State: American

Counseling Association

Muro, J.J & Kottman T. (1995). Guidance and Counseling in Elementary and

Middle School. Madison: wmC Brown Com Inc.

Myrick Robert.D. (1993). Developmental Guidance and Conseling: A practical

Approach. USA:  Educational Media Corporation

Mugiarso, Heru, dkk. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UNNES Press.

Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Bandung: Ghalia Indonesia

http://kelompok5bkunila.wordpress.com/2011/04/25/kriteria-bimbingan-

kelompok-yang-efektif/ (di akses tanggal 3 Septerber 2014)