Big Resume of Materi Blok Agama
-
Upload
karmany-hachikyu -
Category
Documents
-
view
149 -
download
11
Transcript of Big Resume of Materi Blok Agama
yudaswawi2013
PSIK KONSEP
A. Lima Azas Keyakinan/Keimanan
1. Keimanan Terhadap Tuhan Yang Mahaesa
2. Keimanan Terhadap Atma (Jiwa)
3. Keimanan Terhadap Sebab Akibat/Buah Dari Perbuatan
4. Keimanan Terhadap Kelahiran Kembali
5. Keimanan Terhadap Kebebasan Yang Tertinggi
B. Empat Jalan Untuk Mendekatkan Diri (Catur Marga)
1. Melalui Jalan Bhakti (Bhakti Marga Yoga)
2. Melalui Jalan Kerja (Karma Marga Yoga)
3. Melalui Jalan Pengetahuan (Jnana Marga Yoga)
4. Kontemplasi, Meditasi (Raja Marga Yoga)
C. Mantra/Sloka Yang Menyatakan Tuhan itu Tunggal
1. Ekam Eva Adwityam Brahman (Satulah Tuhan tidak ada duanya)
2. Eko Narayana Nadwityo Asti Kascit (Satulah Tuhan tidak dua sama sekali)
3. Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mang-ruwa (Berbeda itu, satu itu,
tidak ada kebenaran (Tuhan) mendua.
4. Ekam sat Wiprah Bhahuda Wadhanti (Satulah Tuha, hanya orang bijaksana
menyebut dengan banyak nama)
D. Etika dan Moralitas Sebagai Aturan Tingkahlaku Yang Baik
Tiga Tingkahlaku yang Mulia (Tri Kaya Parisudha)
1. Berpikir yang baik dan suci (Manacika)
2. Berkata yang baik dan benar (Wacika)
3. Berbuat yang baik dan dan jujur (Kayika)
E. Lima keinginan untuk mengendalikan diri dari godaan-godaan nafsu yang tidak
baik
1. Tidakmenyakiti atau membunuh (Ahimsa)
2. Berpikir suci, bersih dan jernih (Brahmacari)
3. Kebenaran, kesetiaan dan kejujuran (Satya)
4. Tidak terikat keduniawian (Awyawahara)
5. Tidak mencuri (Asteya)
F. 10 Cara Pengendalian Diri (Dasa Yama Brata)
1. Tidak kejam (Anrsamsa)
2. Pemaaf (Ksama)
3. Kebenaran,kesetiaan, dan kejujuran (Satya)
4. Tidak menyakiti atu membunuh (Ahimsa)
5. Mengendalikan hawa nafsu (Dama)
yudaswawi2013
6. Tetap pendirian (Arjawa)
7. Welasasih (Priti)
8. Berpikir jernih dan suci (Prasada)
9. Ramah tamah (Maddhurya)
10. Lemah lembut (Mardarwa)
G. Lima Cara Pengendalian Diri Lanjutan Untuk Tercapainya Ketenangan dan
Ketentraman Batin
1. Tidak marah (Akroda)
2. Hormat kepada guru (Guru susrusa)
3. Bersih atau suci (Sauca)
4. Makan makanan sederhana (Aharalaghawa)
5. Tidak mengabaikan kewajiban (Apramada).
H. 10 Cara pengendalian diri lanjutan (Dasa Niyama Brata)
1. Pemberian sedekah (Dana)
2. Puja dan puji kepada Tuhan (Ijya)
3. Menghindarkan keduniawian (Tapa)
4. Pemusatan pikiran (Dhyana)
5. Belajar sendiri (Swadhyaya)
6. Pengendalian hawa nafsu (Upasthanigraha)
7. Pelaksanaan pantangan (Bratha)
8. Berpuasa (Upawasa)
9. Tidak berbicara (Mona)
10. Pembersihan diri (Snana).
I. Sepuluh macam perbuatan baik yang patut dilaksanakan (Dasa Dharma)
1. Bekerja sungguh-sungguh (Dhrti)
2. Mudah memberi maaf (Ksama)
3. Dapat mengendalikan nafsu (Dama)
4. Tidak mencuri (Asteya)
5. Bersih atau suci (Sauca)
6. Dapat mengendalikan keinginan (Indriyanigraha)
7. Berani membela yang benar (Dhira)
8. Sanggup belajar dan mengajar (Widya)
9. Kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran (Satya)
10. Tidak marah (Akroda)
J. Empat Perbuatan Luhur (Catur Paramita)
1. Bersahabat (Maitri)
2. Cinta kasih (Karuna)
3. Bersimpati ( Mudhita)
yudaswawi2013
4. Toleransi (Upeksa)
K. Musuh-musuh dlm Diri Manusia
Tiga perbuatan yang hina (Tri Mala Paksa)
1. Selalu berbuat yang kotor dan hina (Kasmala)
2. Selalu berkata buruk, dusta dan kotor (Mada)
3. Selalu angkuh dan curang (Moha)
L. Enam Sifat Yg Buruk (Sad Ripu)
1. Hawa nafsu (Kama)
2. Rakus/Ambisi (Lobha)
3. Marah/Emosi (Kroda)
4. Bingung (Moha)
5. Mabuk (Mada)
6. Irihati (Matsarya)
M. Enam Jenis Perbuatan yang Kejam (Sad Atatayi)
1. Kejam krn suka membakar milik orang lain (Agnida)
2. Kejam karena suka meracun (Wisada)
3. Kejam karena suka bermain black magik/ilmu hitam (Atharwa)
4. Kejam karena suka mengamuk (Sastraghna)
5. Kejam karena suka memperkosa (Dratikrama)
6. Kejam karena suka mempitnah (Raja pisuna)
N. Tujuh jenis Kemabukan (Sapta Timira)
1. Kemabukan krn wajah yg tampan, ganteng atau cantik (Surupa)
2. Kemabukan krn harta benda atau kekayaan (Dhana)
3. Kemabukan krn mempunyai kepintaran atau kepandaian (Guna)
4. Kemabukan krn keturunan (Yowana)
5. Kemabukan krn masa muda/remaja (Yowana)
6. Kemabukan krn minuman keras (Sura)
7. Kemabukan krn merasa mempunyai keberanian (Kasuran)
O. Sepuluh jenis prilaku yang jelek (Dasa Mala)
1. Perilaku tanpa gairah, senantiasa lemah, lemas, letih dan lesu (Tandri)
2. Perilaku yg cepat putus asa, selalu pisimis dan tdk mengenal apa yg disebut
perjuangan hidup (Kleda)
3. Sikap yg selalu serakah atau tamak, angkuh, sombong (Leja)
4. Perilaku yg suka memuji diri sendiri dan senang mengucapkan kata-kata
kasar (Kuhaka)
5. Sikap yg suka bersilat lidah dan dg tipu daya berusaha mempengaruhi pihak
lain unt berbuat yg tdk baik (Metraya)
yudaswawi2013
6. Perilaku yg selalu munafik, tdk konsisten, dan lain di mulut lain di hati
(Megata)
7. Sikap playboy dan mata keranjang (Ragastri)
8. Perilaku suka menipu untk keuntungan diri sendiri (Kutila)
9. Tingkahlaku yg senang melihat orang lain menderita, senang
menyiksa/menyakiti orang lain (Bhaksabhuana)
10. Sikap yg selalu irihati/dengki (Kimburu)
PSIK Makna
A. Makna/Peran Agama Dalam Kehidupan
Tujuan agama adalah untuk mencapai Jagadhita yaitu kesejahteraan hidup, dan
moksa yaitu kedamaian rohani. Sedang tujuan hidup manusia adalah tercapainya
Catur Purusa Artha yang terikat sebagai suatu jalinan yang harmonis dalam
kehidupan ini yaitu Dharma, Artha, Kama, dan Moksa
B. Peran Agama Dlm Keluarga
Tingkatan hidup berumah tangga atau membina keluarga disebut Grhasta.
Seorang kepala keluarga memiliki tanggungjawab yg besar. Menurut ajaran
agama yg berfungsi sebagai kepala keluarga adalah ayah, seorang ibu adalah
pengasuh atau pembina keluarga terutama anak-anak yg lahir dlm keluarga itu.
Seorang anak laki-laki bertindak sbg penerus kelangsungan hidup keluarga. Bila
tdk terdapat anak laki-laki dlm keluarga itu anak perempuan boleh bertindak sbg
anak laki-laki asal tetap tinggal di rumah ayahnya. Seandainya dia kawin maka
perkawinan bersifat istimewa dan suaminya mengikuti istrinya. Perkawinan itu
disebut “Nyentana” yg berarti “Abadi”
C. Menuru t Manawadharmasastra dan Mahabharata bhw setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing
Peran dan Kewajiban Ayah
1. Seorang ayah harus melindungi ibu serta putra-putrinya.
2. Ia harus menyerahkan harta atau penghasilannya kepada Ibu untk mengurus
rumah tangga
3. Menjamin hidup dan memberi nafkah kpd ibu, bila krn sesuatu urusan penting
di mana harus meninggal-kan keluarga ke luar daerah
4. Memelihara kehidupan yg suci dan saling mempercayai shg terbina
keharmonisan keluarga
5. Memberi kebahagian kpd ibu dan putra-putrinya.
Peran dan Kewajiban Ibu
1. Seorang ibu tdk boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa pengetahuan ayah
yudaswawi2013
2. Ibu harus pandai menempatkan diri, mengatur dan memelihara keharmonisan
rumah tangga
3. Ibu harus setia kpd ayah dan putra-putrinya dg tetap berpegang pd dharma
4. Seorang ibu hrs selalu mengendalikan pikiran, perkataan dan dindakannya
5. Ibu wajib menegur ayah bila ayah melakukan perbuatan yg keliru dan
menjurus pd kehancu-ran rumah tangga.
D. Peran dan kewajiban anak laki dan perempuan
1. Anak laki-lakai disebut putra dan dipandang sebagai juru selamat nenek
moyang yg telah meninggal, menyelamat-kannya dari neraka. Penjelasan ini
dijumpai di dalam Adiparwa. Dikatakan yg berhak melakukan upacara pitra
yadnya adalah anak laki yg sulung. Putra sulung itulah yg dpt menebus
hutang ayahnya yg disebut “Pitra Rnam”
2. Apabila seorang ayah meninggal maka saudara-saudaranya menjadi
tanggungjawabnya utk membimbing dan mengasuhnya. Jadi keselamatan
keluarga tergantung baik buruknya dari sifat anak laki-laki tertua itu.
3. Kedudukan anak perempuan dianggap sbg dewi kemak-muran bertahta.
Apabila dlm satu keluarga tdk terdapt anak laki-laki maka ia berhak pula
mewarisi semua harta peninggalan orang tuanya.
E. Peran orang tua dalam keluarga
Bagi keluarga rasa hormat dan bhakti kpd orang tua (ayah, ibu, kakek, nenek,
dan seterusnya) dilakukan dg penuh kesadaran tanpa memandang status sosial
orang tuanya, krn orang tua itu adalah guru dan mediator penciptaan manusia.
Dlm hal ini suatu keluarga, rumah tangga merupakan tempat pemeliharaan
keharmonisan hidup, memperoleh kesempurnaan hidupnya. Apabila setiap
kewajiban dlm keluarga dilaksanakan dengan sebaik-baiknya niscaya tujuan
hidup berupa kesejahteraan dan kedamaian akan dapat dicapai.
F. Peran Agama Dalam Kehidupan Masyarakat
Pengertian tentang masyarakat sbg suatu komunitas adalah berangkat dari
konsep kula, gotra, mahagotra (keluarga, himpunan keluarga besar atau yg lebih
besar) hingga terbentuknya suatu tananan hidup bersama, setiap kula atau gotra
pd dasarnya merupakan unit terkecil dr sistem tatanan dharma-karma dlm
kesatuan kosmos yg bertujuan mewujudkan kreta yakni kesejahteraan warganya.
Dari konsep kerta ini dikembangkan menjadi keraman atau desa-pakraman.
Setiap manusia yg merupakan anggota keluarga, gotra, mahagotra, dan desa
pakraman secara teologis telah dibekali sebuah kesadaran sosial-ekonomi
kultural untk berperan mengkondisikan dan membangun masyarakat yang kerta
raharja atau masyarakat yg sejahtera.
yudaswawi2013
G. Menurut Maharsi Manu swadharma hidup seseorang dlm hubungannya dengan
masyarakat dibedakan menjadi:
1. Varna Dharma yaitu kewajiban hidup sesuai dengan profesi masing-masing.
2. Asrama Dharma yaitu kewajiban hidup sesuai dengan tingkatan atau tahapan
hidup seseorang.
3. Varnasrama Dharma yaitu kewajiban hidup antara professi dan tingkatan
hidup.
4. Guna Dharma yaitu kewajiban hidup yg ada hubungannya sifat dan
pembawaan, misalnya seniman dan lain-lain.
5. Nimita Dharma yaitu kewajiban hidup seseorang yg ada hubungannya dg hal-
hal tertentu misalnya kelahiran
6. Sadharana Dharma yaitu kewajiban hidup yg meliputi kewajiban-kewajiban
umum bagi setiap anggota masyarakat dengan tdk mengindahkan pangkat
atau jabatan seseorang dalam masyarakat.
yudaswawi2013
KONSELING SPIRITUAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN Made Wardhana
FK Unud/Rumah Sakit Sanglah, Denpasar
I. PENDAHULUAN
Paradigma konsep sehat menurut WHO tahun 1947 memberikan batasan sehat hanya dari 3
dimensi saja, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental
(psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial, dan sejak 1984 batasan tersebut sudah
ditambah dengan aspek spiritual, yang oleh American Psychiatric Association (APA) dikenal
dengan rumusan biopsychosocial-spiritual model. Dengan demikian konsep sehat tersebut
telah mencakup semua komponen manusia secara holistik. Hal ini sesuai dengan konsep
dalam setiap agama tentang komponen manusia bahwa manusia bukan saja terdiri dari badan
material namun juga adanya sang ruh yang menyebabkan kita hidup serta tujuan utama
kehidupan ini adalah kembalinya sang ruh ke dunia rohani sebagai planet rohani yang bersifat
kekal.
Ada beberapa istilah yang perlu dipahami yang berhubungan dengan konseling seperti
penyuluhan yaitu menyajikan informasi yang cukup, dan akurat suatu topik tertentu kepada
seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan konseling adalah komunikasi interpersonal
untuk membantu klien agar manpu mengambil keputusan sendiri dalam mengubah
perilakunya secara sadar dan mandiri dan memberi dukungan sosial, emosional/psikologis.
Banyak akhli memberikan definisi tentang konseling, tetapi kaidahnya hampir sama,
hanya pendekatannya saja yang berbeda. Seperti Carl Rogers mengemukakan konseling
adalah serangkaian kegiatan hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan
bantuan kepadanya dalam mengubah sikap dan perilakunya. Demikian pula Wolberg
menyatakan konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk menolong orang lain (klien)
untuk lebih dapat mengerti dirinya sendiri secara lengkap, agar ia dapat memperbaiki
penyesuaian diri, dapat mengatasi kesulitan dalam lingkungan atau dalam penyesuaian
diri. Dengan asumsi bahwa klien adalah orang normal, mempunyai kemampuan atau
potensi untuk mengembangkan diri. Dengan demikian konseling adalah hubungan yang
saling membantu antara dua orang, dalam hal ini konselor dan klien. Dari berbagai definisi
maka dapat dirumuskan bahwa konseling mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. K - Komunikasi interpersonal antara
2. O - konselOr dan
3. N - KieN/pasien
4. S - atas dasar Saling percaya dan saling menghargai
5. E - dengan Empati, dengan penuh pengertian
6. L - dalam upaya perubahan periLaku
yudaswawi2013
7. I - atas keputusan dan Inisiatif dari klien sendiri
8. N - dengan menghargai Norma/nilai yang dianut klien
9. G - dengan harapan menerapkan perilaku baru tersebut dengan langGeng
Dengan demikian konseling spiritual kepada pasien bertujuan untuk lebih memahami bahwa
diri kita adalah sang ruh dan apapun yang terjadi merupakan kekuasaan yang lebih tinggi oleh
Sang Pencipta sebagai Personalitas Tuhan sehingga pasien lebih mengerti dan lebih
menerima keadaan yang dialaminya.
Tulisan singkat ini akan memperkenalkan konseling spiritual yang hendaknya
diketahui oleh para petugas pelayanan kesehatan baik dari sistem kepercayaan manapun,
sehingga pasien memahami bahwa ada kekuasaan yang lebih tinggi dari dokter dan perawat.
II. KETERAMPILAN DALAM KONSELING SPIRITUAL.
Ada beberapa hal yang cenderung merintangi kepekaan konselor terhadap persaan klien,
sehingga gagal dalam melakukan konseling. Hubungan yang empati, bersedia mendengarkan
secara aktif dan menjalin kepercayaan sehingga klien pencurahan perasaan dengan terbuka.
Hubungan konselor-konseli(klien) sangat berbeda dengan hubungan dokter-pasien atau ners-
pasien. Konseling akan efektif apabila konseli dilibatkan secara aktif dalam rangka
memobilisasi kemampuan yang ada dalam dirinya demi mengatasi masalahnya untuk
mendorong perubahan sikap/perilaku. Jadi keterampilan utama dalam konseling adalah
mendengarkan dengan aktif, hal ini memungkinkan berlanjutnya komunikasi interperesonal
secara harmonis. Selain itu hendaknya memperhatikan perinsip komunikasi interpersonal
seperti menjaga hubungan dengan empati, bila langkah ini sudah berhasil, barulah melangkah
kepada sesi berikutnya sesuai dengan isi dan tujuan dari konseling yang diharapkan.
Keterampilan yang diperlukan sebagai konselor adalah komunikasi interpersonal secara
umum dengan memakai cara yang beraneka ragam, analisis transaksional, keterampilan
mendengankan dan tentu pemahaman tentang spiritualitas.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah pihak atau lebih. Komunikasi
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan mengingat manusia itu sendiri adalah manusia
sosial/bermasyarakat. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif
dari individu dalam pemrosesan pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka
seseorang perlu untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi
interpersonal yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya
adalah berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati
nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman
diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup
kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini
memainkan peranan penting untuk membangun pemahaman diri. Komunikasi Interpersonal
yudaswawi2013
adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain, berhadapan dengan orang lain atau
sebuah metode komunikasi yang sering digunakan oleh manusia pada saat menjalankan
profesinya. Kurangnya komunikasi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh semua
orang dalam melakukan pekerjaannya.
Untuk melakukan komunikasi dengan baik kita mengetahui situasi dan kondisi serta
karakteristik lawan bicara kita. Sebagaimana yang kita tahu,bahwa setiap manusia itu seperti
sebuah radar yang melingkupi lingkungan. Manusia bisa menjadi sangat sensitif pada bahasa
tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan, intonasi suara dan masih banyak lagi. Untuk
mengefektifkan komunikasi hendaknya mempergunakan kata-kata yang sesuai. Tanpa
memahami keseluruhan dinamika komunikasi interpersonal dari hati dan pendengarannya
yang diajak berkomunikasi maka orang tersebut telah gagal dalam berkomunikasi. Bahasa
tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan dan intonasi suara akan membantu individu untuk
memberi penekanan pada kebenaran, ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri
sehingga komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir, sikap dan akhirnya akan
dapat mengubah perilaku menuju perilaku yang lebih bermanfaat dari sebelumnya. Salah satu
cara untuk meningkatkan komunikasi interpersonal adalah dengan memperbaiki keterampilan
mendengarkan.
Keterampilan Mendengarkan
Sekitar 60 - 75% seluruh waktu kita sehari-hari digunakan untuk berkomunikasi seperti
menyapa teman Anda, menjawab pertanyaan pasien, mendengar keluhan pasien, dan
sebagainya. Dari seluruh rangkaian komunikasi itu sekitar 70 % adalah aktivitas
mendengarkan.
Masalahnya adalah untuk melakukan komunikasi yang baik kita seringkali mengalami
hambatan, salah satunya adalah ketika kita menjadi pendengar. Banyak persoalan dan
kesalahpahaman yang timbul dalam komunikasi yang disebabkan karena kita kurang
berkonsentrasi pada saat mendengarkan seseorang berbicara.
Pada tahun 1980-an suatu tim penelitian dari Loyola University mengadakan suatu riset yang
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan keterampilan seorang
manajer dalam komunikasi bisnis. Satu kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa seorang
manajer harus dapat mengenali dan memecahkan persoalan yang ada pada para karyawannya,
untuk seorang manajer hendaknya bisa menjadi pendengar yang baik.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar manajer belum menjadi
pendengar yang baik. Hal tersebut terlihat dari beberapa komentar karyawan:
“Atasan saya selalu mendominasi pembicaraan sehingga saya tidak dapat memberikan saran
untuk mengatasi persoalan di Bagian Produksi.”
“Atasan saya selalu memotong pembicaraan.”
“Saya tidak mengerti apakah manajer saya mengerti apa yang sedang kami diskusikan.”
“Berbicara dengan atasan? Hanya membuang waktu saja!”
Kita bisa membayangkan bagaimana kalau karyawan itu adalah pasien kita, contoh di atas
bisa dijadikan contoh, bahwa menjadi pendengar yang baik itu ternyata perlu ketrampilan.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah menjadi pendengar yang baik?
Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Seseorang harus dapat
bersikap obyektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya.
Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman dan keterampilan.
Manfaat menjadi pendengar yang baik adalah lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam
menyampaikan informasi, hubungan antar individu akan semakin baik, mendorong
klien(pasien) untuk tetap berbicara, informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan
lainnya akan lebih jelas diterima.
yudaswawi2013
Kalau hubungan ners-pasien dengan dilandasi mendengankan yang baik tentu hasilnya akan
lebih baik, apalagi kalo yang kita bicarakan adalah masalah yang bersifat rohani.
Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan
Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur. Langkah
terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa mendengarkan
seseorang berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan
berkomunikasi yang lain. Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara
pada saat bersamaan. Hal ini merupakan prinsip dasar dari mendengarkan efektif. Seseorang
cenderung untuk selalu menambahkan pendapatnya pada saat ia berkomunikasi dengan orang
lain. Hal ini menjadi persoalan jika lawan bicara kita belum selesai berbicara. Ia bisa saja
merasa terganggu. Dari pihak pendengar jelas konsentrasi akan terpecah. Berdasarkan etket
pergaulan juga tidak dibenarkan menyela atau memotong orang yang sedang berbicara, hal
ini tidak sopan. Biarkanlah pembicara menyelesaikan pembicaraannya, sedangkan kita
mendengar dengan baik. Bila sudah selesai berbicara baru giliran kita untuk menanggapinya.
Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan
mendengarkan.
1. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
Seorang pendengar yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu pesan.
Jangan mendengar secara masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Dari
pembicaraan yang panjang lebar, tentu terdapat pokok pikirannya. Peganglah pokok pikiran
itu, niscaya Anda tahu maksud pembicara. Hal ini mungkin sulit dilakukan pertama kali.
Karena itu, kita memang perlu latihan berkonsentasi mendengarkan orang yang berbicara
tanpa melakukan hal lain yang mengganggu konsentrasi kita.
2. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar Menjadi pendengar yang baik selalu mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara.
Mencoba mendengarkan pendapat teman ketika rapat sebagai contoh, tanpa terpengaruh oleh
gangguan dari luar kita seperti SMS, dering telepon, orang yang berlalu lalang, dan
sebagainya. Oleh karena itu untuk pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu
diperhatikan.
3. Mencoba untuk mengendalikan emosi Pendengar yang baik selalu mencoba untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat
menerima pembicaraan dengan jernih. Pendengar yang baik juga selalu mencoba untuk
memahami pembicara tanpa membuat penilaian pribadi atas pembicara. Memang kadang ada
kata-kata yang keliru dari pembicara yang perlu diluruskan. Namun pelurusannya pun harus
dengan ilmu. Nasehat hendaknya disampaikan setelah pembicara rampung berkata-kata. Itu
pun disampaikan secara empat mata tidak di depan audiens yang lain.
4. Membuat catatan jelas dan singkat Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi konsentrasi kita pada saat mendengarkan. Harap
diingat kita tidak dapat mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah
satu di antaranya. hendaknya dilakukan dengan ekstra konsentrasi. Mungkin Anda bisa
melatih menulis cepat, dan juga catatan itu tidak perlu dengan tulisan tangan yang indah,
dapat berupa singkatan-singkatan, diagram-diagram.
5. Bersikap empati Mencoba untuk menghargai posisi pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar apa
yang hanya mau kita dengar saja. Tempatkan diri Anda sebagai diri pembicara. Ketika Anda
berbicara tentu Anda juga ingin pendengar mendengarkan omongan Anda dengan seksama.
Hal sangat diharapkan oleh setiap lawan berbicara, apalagi dengan pasien
6. Memperhatikan komunikasi non verbal
yudaswawi2013
Tataplah lawan bicara, jaga kontak mata dan perhatikan bahasa tubuh klien. Seringkali terjadi
pemahaman akan suatu informasi lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka
dan gerak tubuh klien. Sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa tubuh yang
kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala dan sebagainya dan jaga
kontak mata.
7. Dengarkan secara keseluruhan tapi pahami dengan selektif Seringkali dalam suatu pembicaraan, pembicara memberikan informasi-informasi yang
penting. Kadang informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita
diharapkan dapat memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.
Kita hendaknya dapat mendengarkan apa yang tidak diucapkan
8. Bertanya pada tempatnya Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin disampaikan sampai pembicara selesai.
Ajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud pembicara. Ini hampir sama dengan point
yang pertama. Jika ada pertanyaan sampaikanlah jika si pembicara sudah selesai. Bisa jadi,
masalah yang Anda tidak paham akan diterangkan seketika itu juga tanpa Anda
menanyakannya.
9. Memberikan umpan balik Memberikan umpan balik kepada pembicara sehingga ia mengetahui sejauh mana kita sudah
memahami pembicaraan. Ini dia saatnya bertanya, berpendapat atau berkomentar. Setelah
pembicara selesai mengutarakan pembicaraannya, barulah tiba giliran kita. Jangan diam saja,
sampaikan sepatah dua patah kalimat agar pembicara tahu sejauh mana kita paham. Begitu
pula saat Anda berada di depan pasien/klien, ketika klien berhenti bicara karena kurang
nyaman hendaknya kita memberi umpan balik agar pasien merasa benar-benar diperhatikan.
10. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan Dengan mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami
permasalahan dengan kata kita sendiri. Cobalah ramu kembali apa yang pembicara
sampaikan dengan kata-kata Anda sendiri. Ini akan melatih Anda untuk mengambil
kesimpulan dengan baik.
Analisis Transaksional
Teori analisis transaksional merupakan karya Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku
Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok
Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan
digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu perilaku. Teori analisis
transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi, yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik
verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara
mendalam proses transaksi.
Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego.
Status ego tersebut terjadi atas dasar pengalaman pribadi sejak masa lalu. Status ego tersebut
mengacu pada sikap orang tua (Parent = P, exteropsychic); sikap orang dewasa (Adult =A.
neopsychic); dan ego anak (Child = C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap
orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).
yudaswawi2013
1. Sikap diri orang tua (O), Sikap ini diwakili dalam perilaku dapat ter1ihat dan terdengar
dari tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan menasihati
orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan,
membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent
(NP). Ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum,
berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP). Sikap ini
tampak sepreti orang tua, ayah, ibu: yaitu sikap mengatur, menegur, mempersalahkan,
mengharuskan, mengasuh, menghibur, menyayang dll. tampak sepreti orang tua, ayah, ibu
sikap mengatur, menegur, mempersalahkan, mengharuskan, mengasuh, menghibur,
menyayang, mengecam, memerintah, melarang, dll.
2. Sikap diri dewasa (D) tampak seperti orang dewasa dengan penuh rasional, menggunakal
rasio, terarah, mengumpulkan keterangan, mencari pemecahan yang terbaik terarah,
mengumpulkan keterangan, mencari pemecahan yang terbaik dll.memiliki sikap orang
dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan,
keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan
fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.
3. Sikap diri kanak (K) tampak bersikap spontan, ingin campur segala urusan, mein-main,
merengek, emosi, penuh daya cipta, bersungut-sungut, manja, meringankan persoalan, respon
sesuai petunjuk dll. spontan, ingin campur segala urusan, main-main, merengek, emosi,
penuh daya cipta, bersungut-sungut, meringankan persoalan, respon sesuai petunjuk manja
dll.Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural child
(NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya
yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.
Ketiga sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan terus
bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dalam melakukan komunikasi.
Untuk mengetahui keadaan ego (ego state) ketika berkomunikasi, Berne mengajukan empat
cara yaitu:
1. Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku non-
verbal tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada
setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping nonverbal juga melalui
verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku melalui komunikasi verbal
dan nonverbal berbarengan.
2. Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu
sikap dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat dikuasai oleh
P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka ngambek maka Iteung dikuasai oleh sikap
anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka
ia dikuasai oieh sikap dewasa.
3. Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat
misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara, gerak-gerik
nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda kenaI.
yudaswawi2013
4. Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat
tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun
anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.
Pesan yang disampaikan dari seseorang diterima oleh orang lain tersebut akan dijawab tidak
selalu sama, karena terjadi analisis. Berne mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu:
transaksi komplementer, transaksi silang.
1. Transaksi komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi
antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan
yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda.
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi
antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua
dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi
yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama
dalam suatu makna. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan komunikasi yang mengena.
2. Transaksi silang; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat
respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya
komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator
tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang
orang beralih ke tema pembicaraan lain.
Dalam komunikasi interpersonal ners - klien, klien pada awalnya datang dengan sikap diri K,
kadang juga O, untuk menjaga hubungan berlangsung dengan baik, konselur perlu
menempatkan diri pada sikap diri D dan mendorong agar klien juga berada pada sikap diri D.
Hal demikian disebut „transaksi imbang‟. Inilah dasar-dasar komunikasi interpersonal yang
efektif. Upayakan jangan sampai terjadi „transaksi silang‟.
III. TUJUAN KONSELING SPIRITUAL
Landasan filosofis konseling spiritual ditekankan dalam upaya menolong seseorang untuk
memahami arti hidup yang sesungguhnya, tentu saja yang dimaksud adalah landasan filosofis
tentang hidup dan kehidupan yang bersifat transedental berdasarkan sastra (Veda) atau kitab-
kitab suci lainnya. Dalam tulisan ini penulis batasi landasan ini atas dasar filosofi dan tradisi
Vaisnava, yang juga dilakukan oleh para Vaisnava dinegara-negara lain yang telah
melembaga disebut Vaisnava CARE (Counseling, Assistance, Resource and Education).
Vaisnava adalah sebutan singkat dari para penganut Brahma-Madhva-Gaudiya Sampradaya,
yaitu suatu masyarakat yang dengan taat melaksanakan perinsip hidup yang sesuai dengan
tradisi veda dengan berpengang teguh kepada ajaran suci veda seperti Bhagavadgita,
Bhagavata purana atau purana lainnya. (baca lagi kuliah sebelumnya tentang Spiritualitas
dalam Pelayanan Kesehatan)
Konseling spiritual memiliki kekhususan karena sangat berhubungan dengan hal-hal
yang bersifat transenden atau pengetahuan yang bersifat nonobserable atau yang tidak dapat
ditangkap oleh pemikiran biasa. Tujuan utama konseling spiritual dalam pendampingan
pasien
yudaswawi2013
1. Mengidentifikasi tingkat kesadaran spiritual klien
2. Bekerja sama dengan klien untuk membantu klien agar mereka mengerti dan memahami
akan jati dirinya sendiri sebagai sang roh yang bersifat kekal
3. Memberikan informasi sang diri (pengetahuan tentang sang Ruh) serta hubungannya
dengan Personalitas Tuhan sebagai Maha Pencipta
3. Menyampaikan informasi tentang hukum-hukum alam (karma & Reinkarnasi)
4. Merencanakan untuk lebih meningkatkan aktivitas spiritual klien.
5. Memberikan dukungan psikososial atau semangat kepada klien untuk lebih mandiri dan
yakin.
Pada perinsipnya konseling spiritual atau dengan nama lain seperti bimbingan spiritual,
pendampingan spiritual, bimbingan doa, konseling pastoral tidak jauh berbeda dengan
konseling yang lain seperti konseling sekolah, konseling remaja, konseling jabatan/karir dan
sebagainya. Esensi dari konseling adalah suatu bentuk komunikasi atau serangkaian kegiatan
hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya (klien)
untuk lebih mengerti dirinya sendiri secara lengkap agar dapat mengatasi kesulitan dalam
penyesuaian dirinya, hasil akhirnya adalah perubahan sikap dan perilaku atas dasar kemauan
dan kekuatan sendiri dari klien. Dalam konseling spiritual penekanannya bukan terhadap
sakit fisik (physical pain, tetapi terhadap spiritual pain nya, yaitu hopelessness dan
meaninglessness, terutama pasien yang telah didiagnosis dengan penyakit-penyakit terminal.
Pasien merasakan tanpa harapan dan tidak berartinya hidup, dari sinilah akan muncul
perubahan-perubaha psikologis lainnya. Konseling spiritual membantu klien agar memahami
konsep hidup yang sesungguhnya berdasarkan ajaran agamanya yang dianut. Tugas konselor
ialah membantu pasien untuk mencapai kesadaran spiritual pada tingkat yang lebih tinggi.
Pasien terminal (pasien yang sudah tidak dapat disembuhkan), walaupun akan meninggal,
namun pasien akan meninggal dalam suasana batin yang penuh sradha(imam) dan bhakti
(taqwa), itulah disebut good death, death with dignity, peaceful dying, welldying.
Prinsip - prinsip kematian yang baik :
Mengetahui kematian akan datang menjemput, dan paham apa yang dapat diharapkan.
Berusaha untuk mencapai kemuliaan dan privasi
Minimalisasi rasa sakit dan kendalikan gejala yang lainnya
Dapat memilih dimana kematian itu terjadi (di rumah atau di tempat lainnya).
Akses spiritual atau dukungan emosional yang diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman arti hidup ini yang sebenarnya.
Kehadiran orang-orang terdekat, orang-orang yang dicintai pada saat-saat terakhir.
Dapat menyampaikan pesan-pesan penting untuk orang yang ditinggalkan.
Dapat mengatakan selamat tinggal, dan menyebutkan kalimat-kalimat suci, nama suci
Tuhan.
yudaswawi2013
IV. TAHAPAN DALAM KONSELING SPIRITUAL.
Setelah komunikasi terjalin dengan baik, barulah konselor mengutarakan maksudnya
berkeanaan dengan nilai-nilai filosofis kepada konseli. Sampaikan secara jelas bahwa
pertolongan yang kita berikan bukan untuk penyembuhan atau meringankan rasa sakit fisik,
tetapi berupaya menginsafi dengan lebih mendalam tentang tujuan dari hidup ini. Uraikan
pula tujuan pertolongan ini adalah untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan dan
pada akhirnya dengan tenang menghadapi kejadian yang paling menyedihkan dalam hidup ini
yaitu perginya sang roh dari badan. Usaha ini tidak mudah, menurut pengalaman tidak semua
orang akan mau memahami nilai-nilai yang terdalam dari hidup ini.
1. Menjalin Hubungan
Oleh karena itu perlu kesabaran seorang konselor dan tetap menjaga hubungan (rapport).
Dengan tetap menjaga hubungan dengan konseli atau keluarganya kita akan dapat menilai
sejauh mana pemahamannya tentang nilai-nilai spiritual, atau dengan kata lain kita dapat
menilai tingkat keinsafan diri-nya (self realization), atau mungkin lebih populer disebut
sejauh mana level ke-imanan dan ketaqwaan (sradha dan bhakti)
2. Berbicara tentang Spiritualitas
Konselor mulai berbicara tentang konsep spiritual seperti konsep tentang diri, Tuhan, alam
semesta , hukum-hukum alam, perjalanan sang roh, karma & reinkarnasi dan tujuan hidup
yang sebenarnya (baca kuliah terdahulu)
Mulai diajak mendengar ayat/sloka-sloka suci (bacakan salah satu sloka dari bhagavadgita
yang penting, berhubungan dengan sang roh, tujuan hidup, reinkarnasi dan bagaimana
caranya untuk melepaskan diri dari siklus laih-mati. Berikan kisah-kisah suci para
sadhu/nabi, atau kisah rohani tentang Kemahakuasaan Tuhan. Pada saat sekarang tiada
seorangpun dapat menolong, kecuali memohon karunia Tuhan yang mampu menolong.
3. Menilai Tingkat Keinsafan Diri.
Awal dari rangkaian konseling adalah memperkenalkan diri, menjaga komunikasi dengan
mempergunakan keterampilam komunikasi interpersonal dengan baik, dengan konseli
maupun kepada keluarganya. Dalam wawancara tersebut kita dapat melakukan eksplorasi
internal, dengan mengajukan pertanyaan, menenangkan dari sini kita akan dapat menilai
sejauh mana spirutual pain yang dialami pasien dan sejauh mana tingkat srada dan bhakti
pasien, apakah mendekati kutub satvik, kutub tamasik atau rajasik. Bila pasien sudah
bertanya “mengapa nasib saya begini ?”, maka pintu untuk keinsafan diri sudah mulai
terbuka. Itu berarti konselor dapat melanjutkan percakapannya kepada hal-hal yang lebih
filisofis tentang hdup, tentang reinkarnasi, hubungan antara karma dan penderitaaan/penyakit,
alam-alam yang dituju setelah roh meninggalkan badan, tujuan utama kehidupan, jenis-jenis
badan yang kita terima dan sebagainya. Semua tersebut dalam koridor pengtahuan
transedental (Vedik). Sesi ini tidak bisa dilakukan sekali pertemuan, memerlukan beberapa
kali. Metode FICA untuk mendapatkan riwayat spiritual pasien
yudaswawi2013
F. Faith and Belief: tanyakan keyakinan dan kepercayaan: apakah ada kepercayaan
spiritual yang membantu yang berhubungan dengan stress atau saat-saat sulit?, apa
yang membuat kehidupanmu berarti?
I. Importance and Influence: tanyakan pentingnya dan pengaruh: Apakah spiritualitas
penting dalam kehidupanmu? Pengaruh apa yang spiritualitas punyai mengenai
bagaimana kamu merawat dirimu?, apakah ada keputusan tertentu terkait dengan
kesehatanmu yang mungkin dipengaruhi oleh kepercayaan ini?
C. Community; tanyakan apakah ia merupakan anggota dari komunitas sistem
keagamaan tertentu?
A. Addreslaction: tanyakan tentang pikirkan apa yang dapat sebagai penyedia layanan
kesehatan butuhkan untuk melakukan dengan informasi yang diberikan pasien
misalnya terhadap pendeta, kelas yoga atau meditasi, chanting atau sumber spiritual
yang lain. Hal itu membantu untuk berbicara dengan rohaniawan di rumah sakit
5. Menuntun untuk berdoa bersama, berjapa atau ber dzikir. Bila seseorang dengan tingkat srada-bhaktinya mendekati kutub satvik, maka pasien akan
cepat menerima nilai-nilai filosofis tersebut, bisa dilihat dari ketunduk hatiannya dalam
mendengarkan, kadang bertanya atau pasien berkata “ …. Ya….. saya akan serahkan
segalanya kepada Yang Di Atas (Tuhan)”
Dengan diterimanya konsep-konsep diatas dan pasien menyatakan diri untuk menyerahkan
diri kepada yang diatas, konselor memberikan bentuk-bentuk kegiatan, ritual, aktifitas
spiritual, tentu saja tidak lepas dari kerangka tradisi veda (yang diaanjurkan oleh kitab suci)
tentang bagaimana cara menyerahkan diri, cara melakukan bhakti. Cara yang paling
sederhana adalah dengan mendengarkan doa-doa pujian atau lagu-lagu rohani yang
mengumandangkan nama-nama suci Tuhan(nama smaranam) dan melakukan sendiri dengan
selalu menyebutkan nama suci Tuhan dengan memakai japa mala atau tasbih.
Agama apapun, berjapa (berzikir) dengan menyebutkan nama suci Tuhan adalah salah satu
ritual yang penting. Kunjungan berikutnya konselor menuntun dalam berjapa bersama-sama.
Pada akhirnya pasien sendiri mau berjapa secara mandiri. Bila secara fisik pasien tidak
mampu melakukannya maka keluarganya yang selalu mendampingi untuk melakukan japa.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan pikiran-pikiran pasien yang sangat terikat atau
duniawi. Memori tersebut diganti dengan pesan-pesan transedental sehingga sampai akhir
kehidupannya pasien dapat menyebutkan nama suci Tuhan, itulah kematian yang dianjurkan
oleh veda.
yudaswawi2013
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kebutuhan spiritual ?
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa dan Maha Pencipta. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan dasar untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama ,
serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin
hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan. ( Kozier, 2004 ). Pemenuhan kebutuhan
spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa
kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai
oleh sesama manusia dan Tuhan. Dimana kebutuhan spiritual yang mendasar dibagi lagi
menjadi empat yaitu kebutuhan agama, kebutuhan kedamaian, kebutuhan makna
keberadaan dan kebutuhan memberi.
Menurut (Clinebell dalam Hawari, 2002) Menginventarisasi 10 butir kebutuhan
dasar spiritual manusia yaitu :
a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara
terus-menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini
adalah ibadah.
b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan
makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan
Tuhannya (vertikal) dan sesama manusia (horisontat) serta alam
sekitarnya.
c. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan
keseharian, pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan
dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak
melemah.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi
kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama
secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan
berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa
bersalah kepada orang lain
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan self
esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh
lingkungannya.
g. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan
masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka
pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di
yudaswawi2013
dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang
kekal di akhirat nanti.
h. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi
sebagai pribadi yang utuh. Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan
manusia didasarkan pada tingkat keimanan seseorang. Apabila seseorang
ingin agar derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa
menjaga dan meningkatkan keimanannya.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesame
manusia. Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena
itu, hubungan dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga
tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya.
Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan
melestarikan alam ini. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang
penuh dengan nilai-nilai religius. Komunitas keagamaan diperlukan oleh
seseorang dengan sering berkumpul dengan orang yang beriman akan
mampu meningkatkan iman orang tersebut.
2. Sebutkan dan jelaskan komponen spiritual yang mendasari pemberian
asuhan keperawatan ?
Elkins et al (1998) dalam Rahadian (2011) komponen spiritual meliputi :
a. Misi hidup : Individu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa
tanggung jawab pada kehidupan secara umum. Individu memiliki motivasi
yang berarti mereka dapat memecah misi hidupnya dalam target-target
konkrit dan tergerak untuk memenuhi misi tersebut.
b.Kesakralan hidup : individu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk
melihat kesakralan dalam semua hal dalam hidup. Percaya bahwa semua
kehidupan suci sifatnya dan bahwa yang sacral dapat juga ditemui dalam hal-
hal keduniaan.
c. Idealisme : idealism merupakan kepercayaan yang kuat pada potensi baik
manusia yang diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan.
d. Kesadaran akan peristiwa tragis : kesadaran akan peristiwa tragis dalam
hidup seperti rasa sakit, penderitaan, atau kematian diyakini sebagai alat yang
akan membuat mereka semakin memiliki kesadaran akan eksistensinya dalam
hidup
yudaswawi2013
komponen sosial : komponen yang behubungan dengan kehidupan
bermasyarakat
komponen spiritual : komponen yang dilakukan dengan cara menyembah atau
bersembahyang kehadapan Tuhan
komponen fisiologikal : komponen yang mempelajari tingkah laku manusia dengan
lingkungannya
komponen individu : setiap individu memiliki kebutuhan yang spiritual yang
berbeda-beda, jadi semua itu harus dipenuhinya
komponen psikologikal : komponen yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi
secara fisik dan kimiawi
komponen biologi : komponen yang mengatur tentang keadaan jasmani, terpadu
dalam system organ yang mempunyai fungsi masing-masing dan dapat
berkembangbiak
komponen kultur : komponen adat istiadat yang mencakup sosial dan
budaya
3. Jelaskan peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien ?
Peran perawat didalam tugasnya dapt dibagi menjadi perawat sebagai pendidik,
advokat, peneliti, konsultan, pemberi perawatan secara langsung, dan pemasaran pada
masyarakat atau social marketer.
Dalam kasus Ny.A dimana beliau mengalami kanker payudara dan dikatakan
dokter bahwa kemungkinan untuk sembuhnya kecil peran perawat yang dibutuhkan
disini adalah
a. Peran perawat sebagai pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan ataupun
dapat melalui pengkajian masalah yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
kepada klien.
b. Peran sebagai advokat ( pembela ) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan. Pada tingkat keluarga,
perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada didalam
masyarakat. Disini seorang pembela berfungsi sebagai pembela hak-hak klien.
yudaswawi2013
c. Perawat sebagai pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin ( Change
Agent and Leader )
perawat sebagai pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yng berinisiatif
merubah atau yang membantu klien membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari keperawatan.
d. Keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan pada klien dengan memberikan pengetahuan, ketrampilan,
perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan dan melepaskan diri dari
masalah yang membelenggunya.
e. Peran sebagai educator
Peran ini dilakukan untuk :
1. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien
mengatasi kesehatannya.
2. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien.
f. Peran sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta
mengorganisasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien
g. Peran sebagai kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter,fisioterapis, ahli gisi, dan lain-lain.
h. Peran sebagai konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat onsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan.
4. Bagaimana peran agama dan spiritual dalam membangun mekanisme koping
yang positif bagi klien ?
Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban
yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya
nonspesifik yaitu stress. Peran spiritual dalam membangun mekanisme koping positif
adalah sebagai penyemangat atau motivasi untuk hidup, harapan dan kepercayaan pada
Tuhan serta kebutuhan untuk menjalankan agama yang dianut, kebutuhan untuk dicintai
dan diampuni oleh Tuhan yang seluurhnya dimiliki dan harus dipertahankan oleh
seseorang sampai kapan pun agar memperoleh pertolongan, ketenangan, keselamatan
kekuatan, penghiburan serta kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Dalam upaya
mendorong penerima(acceptance) menerima cara pemecahan masalah agar lebih baik
diperlikan kecerdasan spiritual,dimana menurut Agus(2002) inti dari pemenuhan
kebutuhan spiritual untuk mencapai kecerdasan spiritual(spiritual Quotient) adalah
yudaswawi2013
proses transdensi. Dan realisasi keperawatan perawat perlu menerapkan pembinaan
dalam meningkatkan kecerdasan spiritual ,dan diharapkan juga terjadi perubahan
mekanisme koping ke arah yang lebih baik atau adaptif.
5. Diskusikan tujuan/pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual dalam
pemberian asuhan keperawatan?
Asuhan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan kepada pasien,
dimana perawat harus memberikan suatu pelayanan yang komprehensif kepada pasien
guna untuk meningkatkan kesehatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini
dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan , juga termasuk
kedalamnya aspek spiritual yang harus diperhatikan dalam perawatan selain aspek fisik
dan psikososial karena menurut beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa keyakinan
spiritual berpengaruh terhadap kesehatan dan perawatan, diantaranya berdoa sendiri
atau dengan orang terdekat dilaporkan sebagai strategi koping yang baik atau positif.
6. Jelaskan prosedur pemenuhan kebutuhan spiritual oleh seorang Perawat?
Pengkajian
Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal yang penting yaitu dilakukan
setelah pengkajian aspek psikososial pasien. Pengkajian aspek spiritual
memerlukan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien. Oleh karena itu
pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk hubungan
yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat dengan pasien, atau
perawat telah merasa nyaman untuk membicarakannya. Pengkajian yang perlu
dilakukan meliputi:
a. Pengkajian data subjektif
b. Pengkajian data objektif
Diagnose
Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah spiritual menurut North
American Nursing Diagnosis Association adalah distress spiritual (NANDA, 2006).
Pengertian dari distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami
dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan din,
orang lain, seni, musik, literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari
dirinya (NANDA, 2006).
Perencanaan
Setelah diagnosa keperawatan dan faktor yang berhubungan teridentifikasi,
selanjutnya perawat dan pasien menyusun kriteria hasil dan rencana intervensi.
Tujuan asuhan keperawatan pada pasien dengan distress spiritual difokuskan
yudaswawi2013
pada menciptakan lingkungan yang mendukung praktek keagamaan dan
kepercayaan yang biasanya dilakukan. Tujuan ditetapkan secara individual
dengan mempertimbangkan riwayat pasien, area beresiko, dan tanda-tanda
disfungsi serta data objektif yang relevan.
Implementasi
Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensidengan
melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai berikut : 1)
periksa keyakinan spiritual pribadi perawat, 2) fokuskan perhatian pada persepsi
pasien terhadap kebutuhan spiritualnya, 3) jangan beranggapan pasien tidak
mempunyai kebutuhan spiritual, 4) mengetahui pesan non verbal tentang
kebutuhan spiritual pasien, 5) berespon secara singkat, spesifik, dan aktual, 6)
mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati
masalah pasien, dan 7) membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi
kewajiban agama, 8) memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah
sakit.
Evaluasi
Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan
pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan
pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan tercapai
apabila secara umum pasien : 1) mampu beristirahat dengan tenang, 2)
mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan, 3) menunjukkan
hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama, 4)
mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya, dan 5)
menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.
7.Bagaimana peran perawat menjadi fasilitator klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya ?
Memfasilitasi klien dapat berupa bentuk motivasi yang diguanakan untuk
membangun semangat atau motivasi diri mengingat pasien pada posisi seperti ini lebih
condong kepada sifat egosentris serta menarik diri karena menganggap dirinya tidak
berguna bagi keluarganya , memfasilitasi tempat ibadah.
Untuk membangun kepercayaan pasien terhadap Tuhan, dimana segala sesuatu
termasuk penyakit yang diderita oleh pasien merupakan suatu takdir yang harus
diterima, sebelum sakit pasien mungkin kurang menjaga pola hidup sehat serta ada
faktor herediter atau gen yang menyebabkan terjadinya penyakit kanker tersebut, kita
harus mampu memberikan suatu pendidikan kesehatan
yudaswawi2013
Pengertian gaya hidup
Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara tata kebiasaan pilihan serta objek-
objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh system nilai atau
system kepercayaan tertentu. ( Piliang 1998:208). Gaya hidup menurut Kotler (2002, p.
192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat,
dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi gaya hidup adalah tingkah laku yang ditunjukan yang merupakan bagian dari
keseluruhan diri seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya
untuk menunjukan status sosialnya di masyarakat.
Peran keluarga sangat mempengaruhi perilaku/gaya hidup seseorang
Peran keluarga sangat mempengaruhi perilaku/gaya hidup seseorang karena keluarga
merupakan ruang lingkup terkecil dari proses interaksi manusia, selain itu keluarga juga
sebagai pembimbing dan pengarah khususnya orang tua , karena orang tua yang
memegang peranan terpenting dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku
individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi pola hidupnya. Jika pola asuh orang tua baik
maka pola/gaya hidup dari anak akan baik, dan sebaliknya jika pola asuh orang tua
kurang baik maka pola/gaya hidup anak tersebut juga akan kurang baik. Sebagai contoh
dari kasus yang telah diberikan bahwa Tn.AQJ terdiagnosa penyakit jantung koroner dan
diabetes militus tipe II dikarenakani pola hidupnya yang kurang terkontrol. Hal tersebut
disebabkan kurangnya didikan , perhatian ,dan juga kepedulian dari orang tuanya.
Cara merubah perilaku /gaya hidup individu atau sebuah kelompok
1.Tindakan Preventif
Yaitu suatu upaya untuk mencegah tindakan penyimpangan gaya hidup, antara lain :
a. Mendukung dan melaksanakan program wajib belajar
b. Penanaman nilai dan norma-norma(terutama norma agama dan hukum)
c. Menyediakan bermacam sarana untuk menunjang kegiatan remaja untuk
mengalihkan hal-hal negative
d. Menjalani hubungan baik antara orang tua dan anak dalam keluarga serta
antarwarga dalam masyarakat
e. Menciptakan suasana keterbukaan dan kekeluargaan dalam keluarga dan
masyarakat .
f. Menyusun undang-undang khusus untuk kesejahteraan dan pelanggaran yang
dilakukan anak dan anak remaja.
yudaswawi2013
g. Mendirikan klinik bimbingan psikologis untuk membantu remaja dari kesulitan
2. Tindakan kuratif
a. Menghilangkan semua penyebab timbulnya kejahatan remaja
b. Perubahan lingkungan dengan dengan mencarikan orang tua asuh dan
memberikan fasilitas yang diperlukan kepada anak
c. Memindahkan anak nakal ke sekolah atau lingkungan yang lebih baik
d. Memberikan latihan bagi remaja untuk hidup teratur,tertib, dan disiplin
e. Memanfaatkan waktu senggang di pusat pelatihan, membiasakan diri bekerja,
belajar, dan berekreasi secara sehat dengan disiplin yang tinggi
f. Menggiatkan organisasi pemuda dengan program keterampilan yang dipersiapkan
untuk pasar kerja dan hidup di tengah masyarakat
g. Mendayagunakan klinik bimbingan untuk meringankan dan memecahkan masalah
gaya hidup
Gaya hidup yang menyimpang dari agama dan kesehatan
Melihat dari kasus Tn.AQJ banyak terdapat gaya hidup / pola kebiaasaan yang
menyimpang dari agama maupun kesehatan. Contoh gaya hidup Tn.AQJ yang
menyimpang dari agama yaitu merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dimana dalam
agama diajarkan konsep sad ripu, salah satunya untuk menjauhi mabuk-mabukan
dengan alkohol . Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan agama dalam
keluarga dan kurangnya pengawasan dari orang tua . Selain itu penyimpangan dari segi
kesehatan bisa terlihat dari pola kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol
dan pola makan yang tidak teratur. Alasan terjadinya penyimpangan bisa karena
kurangnya pemahaman dari pentingnya menjaga kesehatan sehingga di sekitar
lingkungan masyarakat disana mempunyai pola kebiasaan yang menyimpang. Padahal
pola hidup sehat harus ditanamkan dari sejak dini oleh keluarga.
Di luar dari kasus Tn.AQJ juga terdapat penyimpangan baik dari segi agama
maupun kesehatan ,salahsatunya yaitu :
- Hubungan seksual di luar nikah
Hubungan seksual di luar nikah tidak dapat dibenarkan oleh norma agama. Hubungan
seksual hanya dibenarkan apabila seseorang sudah resmi menikah. Hubungan seksual di
luar nikah merupakan tindakan menyimpang dan ditentang oleh masyarakat. Kalangan
remaja yang kurang mendapat bekal agama serta kurang mempertimbangkan akibat-
akibat negatif penyimpangan seksual, bisa terpengaruh oleh sajian media massa yang
merangsang pertumbuhan seksual remaja. Misalnya acara-acara TV yang menayangkan
adegan-adegan yang tidak senonoh. Dalam TV sedikit sekali diungkapkan bahwa
yudaswawi2013
perilaku penyimpangan seksual mendatangkan bencana. Berbagai penyakit kelamin
telah menyebar di seluruh dunia. Yang paling mengerikan adalah penyakit "AIDS".
- Penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan narkotika ialah penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan untuk
memperoleh kenikmatan. Penggunaan narkotika dianggap sah apabila digunakan untuk
kepentingan yang positif, misalnya untuk membius pasien yang akan dioperasi dan
dipergunakan di laboratorium. Penggunaan jenis obat bius diatur dengan norma-norma
yang jelas. Apabila penggunaan narkotika tidak sesuai dengan norma-norma dan dengan
tujuan negatif, tindakan itu termasuk penyimpangan Dengan demikian, yang
menyalahgunakan narkotika tersebut tidak dapat berpikir jernih. Pikiran yang tidak
jernih tidak mampu menilai sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk.
Akibatnya,setiap peminum cenderung berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
kesusilaan, seperti pembunuhan, perkosaan, dan perampokan.
Masalah/penyakit yangtimbul akibat dari gaya hidup yang menyimpang
Kanker paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini
karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok
ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10
perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.
Kanker payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil
studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun
sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara.
Kanker mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih
besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan
orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.
Kanker serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal
ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular
seksual
Serangan jantung
yudaswawi2013
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam
darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung
bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan
jantung.
Penyakit jantung koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus..
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang
sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa
menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara
atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus
menerus selama 3 bulan).
Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan
risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh
darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan
darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi
peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.
Penyakit Machiavava-Bignami
Penyakit Machiavava-Bignami sangat jarang terjadi yaitu adanya demielinisasi
pada korpus kalosum. Pada keadaan ini, dijumpai keterlibatan kedua lobus frontalis dan
disfusi kedua hemisferium serebri. Secara klinis, pasien memperlihatkan gejala disartria,
afasia, gangguan langkah kaki dan gerakan halus, tonus otot meningkat, perseverasi,
inkontinensia urine, timbulnya kembali refleks primitif (menggenggam, menyedot),
kesadaran berkabut, gangguan orientasi, agitasi, halusinasi, dan kadang-kadang kejang
umum.
Ambliopia Tembakau Alkohol
Ambliopia tembakau-alkohol sering juga disebut sebagai ambliopia nutrisional,
dan merupakan gangguan pada penglihatan yang paling sering dijumpai pada peminum
alkohol. Ditandai dengan adanya penglihatan yang kabur dan redup secara berangsur
dan adanya skotoma sentralis bilateral dan simetris terutama untuk warna merah dan
hijau..
Demensia Alkoholika
yudaswawi2013
Berkurangnya kemampuan kognitif yang difus disebabkan oleh atrofi korteks
serebri akibat penggunaan alkohol yang kronis dan banyak. Pada beberapa peminum
alkohol muda usia, kelainan ini bersifat reversibel bila pemakaian alkohol dihentikan.
Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa setiap pasien dengan demensia alkoholika
dijumpai adanya riwayat ensefalopatia Wernick subakut maupun kronis yang tidak
berkembang penuh.
Stroke dan Alkohol
Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko mendapat serangan
stroke (3 kali lebih besar) terutama pada anak muda. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan sebagai penyebab ialah rebound thrombocytosis, perubahan
otoregulasi aliran darah ke otak, aritmia kordis, hipertensi, dan hiperlipidemia.
Kolestrol
Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua
binatang dan juga manusia. Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi,
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan hormon
-hormon steroid. Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat membentuk
endapan pada dinding pembuluh darah. Sebagai kolesterol baik, HDL bertugas
mengambil kolesterol jahat serta fosolipida dari darah dan menyerahkan pada
lipoprotein lain, untuk diangkut kembali ke hati. Kemudian lemak akan diedarkan
kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Inilah mengapa, kadar HDL tinggi justru dianggap
baik. Kolesterold dalam darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol LDL
(kolesterol jahat) dan HDL ( kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak
seimbang dengan kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di dinding
pembuluh darah.
Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa, kolesterol
menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung.
Maag (gastritis)
Penyakit maag atau juga yang biasa dikenal nama gastritis merupakan suatu
keadaan kesehatan dimana terjadi pembengkakan, peradangan atau iritasi pada lapisan
lambung. Penyakit ini biasanya menyerang tiba-tiba dan berlangsung singkat, namun
ada saatnya jugamerupakan bagian penyakit kesehatan yang serius dan berlangsung
cukup lama. Banyak orang menganggap penyakit maagsebagai penyakit yang ringan
dan tidak perlu dikhawatirkan. Pengobatan penyakit maag bisa dilakukan dengan cara
meninggalkan kebiasaan hidup yang buruk dan memulai hidup sehat, pengobatan
kesehatan modern dan juga pengobatan alternatif atau tradisional.
yudaswawi2013
PERAN AGAMA DALAM MENCEGAH PENYAKIT YANG TERKAIT GAYA HIDUP
Sangat berperan, dapat dibuktikan atau dilihat dari kehidupn sehari-hari. Dalam agama
kita diajarkan dimana keyakinan dapat membentuk gaya hidup dan sangat berpengaruh
pada suatu penyakit terkait penyimpangan gaya hidup. Keyakinan-keyakinan ini dapat
membantu dalam pencegahan dan perawatan penyakit. Agama ibaratkan sebuah
“rambu-rambu lalu lintas” yakni memberi petunjuk jalan yang benar (dharma) dan
melarang orang (adharma) untuk senatiasa mendorong mengarahkan, menuntun
umatnya untuk menuju kebaikan dan kebenaran sehingga tidak terjadi penyimpangan
penyakit terkait gaya hidup. Dengan demikian peran agama sangat diperlukan dalam
mencegah peyakit terkait gaya hidup.
Peran perawat dalam mencegah penyakit yang terkait dengan gaya hidup
Sebagai Pendidik / Edukator
Perawat harus mampu mengkaji kebutuhan klien seperti mengajarkan agar
melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan klien kepada
individu, keluarga, kelompok masyarakat
SebagaiKoordinator dan Kolabolator
Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yg diterima
oleh keluarga dari berbagai program, dan bekerja sama dengan keluarga dalam
perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan instusi
pelayanan kesehatan dan sector terkait lainnya
Sebagai Pemberi Pelayanan Kesehatan Langsung
Memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yg
utuh/holistic,komprehensif meliputi pemberian asuhan pada pencegahan tingkat
pertama, tingkat kedua, maupun tingkat ketiga
Sebagai Konselor
Perawat hendaknya bisa memberikan bimbingsn kepada kilen dan memberikan
waktu untuk sharing mengenai hal-hal yg bisa dilakukan klien untuk mencegah
penyakit terkait pola hidup yg salah
Sebagai Panutan/Promodel
Perawat hendaknya bisa dijadikan contoh atau panutan dalam berpola hidup sehat
jadi sebaiknya perawat itu tidak minum alkholol, merokok, menjaga pola makan,
dll. Agar klien jugz mengikuti pola hidup yg baik seperti perawat yg
memberikannya konselor
yudaswawi2013
Sebagai Avokator atau Pelindung Klien
Membantu untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien
dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan
diagnostik tertentu.
Sebagai orang yang dapat mempengaruhi atau memberi sugesti yang dapat
mempengaruhi pasien untuk melakukan gaya hidup sehat.
Sebagai pemberi kata-kata kreatif agar pasien mau merubah gaya hidupnya,
contoh “ bapak, dari pada merokok lebih baik makan permen. Ini lebih enak dari
pada rokok itu.”
Sebagai fasilitator pasien antara keluarga, agar pemenuhan kebutuhan akan gaya
hidup yang sehat dapat terpenuhi.
Sebagai modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan
masyarakat maupun keluarga agar dapat menciptakan lingkungan yang bergaya
hidup sehat.
Cara melakukan pendekatan secara spiritual kepada kelompok-kelompok yang
beresiko mengalami penyakit terkait gaya hidup
Terdapat banyak peran yang dilakukan oleh petugas rohani seperti:
pendampingan dengan konseling, pemberian support bagi yang takut, khawatir, cemas
dan lesu, pendampingan khusus pasien terminal dengan menemani, kegiatan berdoa
dan membaca firman, memberi renungan dan menjelaskan penyakit dari aspek rohani/
kitab suci, memfasilitasi untuk dihubungan dengan gereja berjemaat dan
menyelenggarakan pelayanan sakramen ekaristi (komuni) dan minyak suci. (Suprana,
2009)
Dalam hal ini, pendampingan dengan konseling sangat dibutuhkan. Menjalin
komunikasi dapat dilakukan dengan masuk ke dalam lingkungan mereka, namun tetap
memegang teguh prinsip awal bahwa kita akan mengubah mereka, bukan untuk
terjerumus dalam mereka. Disana kita dapat memulai dengan memberikan pencerahan
sedikit demi sedikit sehingga nantinya mereka akan memahami bahaya penyakit-
penyakit yang terkait gaya hidup.
yudaswawi2013
Peran masyarakat terhadap kelompok yang mengalami penyakit terkait gaya
hidup
Mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap
lingkungan dan warganya, terutama terhadap orang-orang bukan warga
yg sering dating ke lingkungan
Memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasihat untuk tidak melakukan
penyimpangan social karena dilarang oleh agama
Mengisi waktu luang para remaja dengan kegiatan-kegiatan yg bersifat
posotif
Memberikan peraturan-peraturan sehingga dapat meminimalkan terhadap
penyakit gaya hidup
Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat
Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat
Mengembangkan semua tokoh agama untuk memberikan wejangan-
wejangan kepada para warga untuk mencegah penyakit yg terkait dengan
gaya hidup
Keterlibatan tokoh agama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba ini juga merupakan salah satu kunci terpenting bagi
suksesnya program ini. Hal ini dikarenakan tokoh agama merupakan pembimbing
serta penuntun masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai agama yang mereka
yakin, bila sudah seperti itu, otomatis masyarakat akan jadi lebih tahu dan pahan
kalau menggunakan narkoba dan mengedarkannya secara gelap merupakan
perbuatan yang dilarang oleh agama. Peran tokoh agama ini diharapkan tidak
hanya sebagai pembimbing dan penuntun masyarakat saja namun juga harus
mempunyai otoritas di lingkungannya dalam memberikan bantuan untuk
pembinaan dan membina umatnya masing-masing.
PENGERTIAN KONSEP SEHAT SAKIT, AGAMA, BUDAYA DAN SPIRITUAL
1. Konsep Sehat Sakit
Sehat sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun
keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, hal
ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap
konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluhan fisik dipandang sebagai
orang yang sehat. Sebagaian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk
adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu standart gizi kondisinya berada dalam
status gizi lebih atau overwwight.
yudaswawi2013
2. Konsep Agama
Konsep Agama adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadian kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan(kamus besar bahasa Indonesia)
3. Konsep Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
4. Konsep Spiritual
Konsep Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan
Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya Tuhan sebagai Pencipta atau
sebagai Maha Kuasa. Spiritual mengandung pengertian hubungan manusia dengan
Tuhannya dengan menggunakan instrument (medium) berdoa, shollat (Islam), Tri
Sandya (Hindu) dan sebagainya (Hawari, 2002)
PENGARUH AGAMA TERHADAP KONSEP SEHAT SAKIT
Mmberikan dasar yang mana yang bisa mempengaruhi sehat sakit
Pengaruh agama dalam konsep sehat sakit ialah berpengaruh pada kesehatan rohani
pasien tersebut.Karena kesehatan seseorang tidak dilihat dari kesehatan fisik saja
namun seseorang dikatakan sehat apabila seseorang tersebut dinyatakan sehat
rohani.kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam
keadaan tenang, aman, dan tentram dan upaya untuk menemukan ketenangan batin
dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaan diri secara resignasi (ikhlas dengan
Tuhan) (menurut Dr. Jalaludin dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Agama). Secara
khusus, contohnya seperti mengatur nafas pada saat Tri Sandhya untuk mengontrol
pikiran dan nafas agar selalu mendapatkan ketenangan batin untuk menekan stres
atau penyakit yang akan timbul ketika pola pikir kita hancur. Jadi peranan agama itu
sangatlah penting ketika disaat kita dalam keadaan sehat atau sakit agar kita selalu
memiliki pemikiran yang positif dan keyakinan tinggi untuk menghindari kita dari
penyakit.
yudaswawi2013
KETERKAITAN AGAMA DENGAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Agama sangat bereperan dalam pencegahan dan penanganan terhadap
penyakit.Pencegahan dan penanganan penyakit bertumpu pada kepercayaan
seseorang terhadap konsep sehat dan sakit.Kesehatan mental (jiwa) mencakup
komponen pikiran, emosional dan spiritual. Secara spiritual, sehat tercermin dari praktek
keagamaan, kepercayaan, dan perbuatan yang baik sesuai norma dalam masyarakat.
Agama mengajarkan pada kita untuk selalu melakukan hidup bersih tanpa
melakukan hal hal yang kotor dan dilarang agama. “Misalnya ada suatu pola berpikir
yang sangat membantu untuk menjadi lebih baik dalam pengobatan,yaitu pola berpikir
bahwa saya percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa pengobatan membantu
kesembuhan saya” (Torrey Creed dari University of Pennsylvania).
Salah satu misalnya dari klien mempunyai penyakit gangguan mental / batin
.Disinilah peranan pendidikan agama sangat terkait, dengan misalnya mengucapkan
mantram gayatri.Dengan pengucapan mantram itu bisa mencegah penyakit itu sendiri
sehingga individu merasakan ketenangan dan kedamaian. “Terkadang obat tidak bekerja
dan kadang-kadang psikoterapi tidak bekerja,tapi jika seseorang percaya pada sesuatu
yang spiritual,percaya kepada Tuhan , maka itu bisa menjadi sumber daya yang penting
bagi mereka terutama pada saat tertekan secara emosional”. ( David H Rossmarin)
Jadi disini agama dalam penanganan suatu penyakit sangat berkaitan karena
pengertian dari penyakit itu sendiri bukan hanya fisik, melainkan penyakit psikis (
kejiwaan) yang membutuhkan peranan agama dalam upaya pencegahan penyakit.
Sehingga kita bisa memulai kebiasaan-kebiasaan yang sehat yang telah diajarkan oleh
agama,misalnyadengan melakukan tapa yoga semadi yang akan menambah ketenangan
jiwa dan rohani kita.
PERAN PERAWAT DALAM MEMFASILITASI KEBUTUHAN PASIEN TERHADAP
PELAKSANAAN KEAGAMAAN, BAIK DALAM KONDISI SEHAT MAUPUN SAKIT
seperti yang kita ketahui , perawat tidak hanya sebagai pelayan tetapi juga
sebagai fasilitator dimana perawat tidak hanya melayani orang sakit sakit saja tetapi
juga melayani orang sehat. Dapat dilihat pada klien yang dalam kondisi sehat pelayan
berperan sebagai edukator yaitu memberikan informasi kepada klien , serta
meningkatkan tingkat pengetahuan dari klien tidak hanya pengetahuan secara biologis
tetapi juga pengetahuan spiritual , dimana agar klien lebih bisa menjaga dirinya supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika klien dalam kondisi sakit, perawat bisa
berperan sebagai fasilitator dan juga kolabolator dimana perawat memfasilitasi klien baik
dari fisik maupun spiritualnya misalnya perawat memfasilitasi tempat ibadah juga alat
yudaswawi2013
ibadah klien, selain itu perawat juga berkolaborasi dengan dokter dan juga
mendatangkan ahli untuk membantu dalam proses penyembuhan klien.
BENTUK KALABORASI PERAWAT DENGAN AHLI AGAMA DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Bentuk kolaborasi perawat dengan ahli agama dalam pelayanan kesehatan
.Kolaborasi yang terbentuk antara perawat dengan ahli agama adalah kolaborasi yang
mengarah kepada diskusi untuk mencapai sebuah keputusan yang terbaik bagaimana
kita melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Seperti yang diajarkan oleh
agama hindu yaitu tri hita karana yakni tiga hubungan yg harmonis yang terdiri dari
hubungan manusia dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan lingkungan.
Disini hubungan perawat dengan pasien adalah hubungan manusia dengan manusia
sehingga kita harus menjalani komunikasi yang baik dengan pasien agar kita
mengetahui keadaan pasien bagaimana penyakit pasien apa yang dirasakan pasien saat
itu ssehingga saat kita melakukan kolaborasi dengan ahli agama kita tau apa yang harus
dilakukan dan tindakan apa yang terbaik untuk menangani si pasien tersebut.
PERLUANYA PERAWAT MEMAHAMI SEMUA AJARAN AGAMA UNTUK PERAWATAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT
Indonesia memiliki 5 agama begitu juga ajaran setiap agama berbeda-beda salah
satunya berbeda pada keyakinan, begitu juga tidak semua pasien di rumah sakit
menganut agama yang sama, dan untuk memahami setiap agama yang dianut pasien
yang ada, perawatperlu memahami dan mempelajarinya, sehingga perawat bisa
menghargai dan menghormati agama yang dianut oleh setiap pasien, agar perawat
nantinya bisa menerapkan ajaran agama tersebut kepada pasien. Karena selain merawat
pasien, perawat juga berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual
pasien.Baik dengan melakukan pendekatan sharing atau curhat, memberikan
pencerahan agama atau memberikan privacy untuk berdoa sesuai agama yang diyakini
pasien dan menjalin komunikasi terapeutik terhadap pasien yang sedang menghadapi
kematian.
PERBEDAAN KEPERCAYAAN TERKAIT SEHAT DAN SAKIT PADA AGAMA-AGAMA
YANG ADA DI INDONESIA
Perbedaan cara menjalankan ibadahnya
Pada dasarnya semua kepercayaan dapat dilihat dari pantangan dalam mengkonsumsi
makanan tertentu ,misalnya dalam agama hindu yang melarang mengkonsumsi daging
sapi. Kemudian dapat dilihat dari budaya dalam masing-masing agama, budaya ini lebih
mengarah pada cara penerapan seseorang dalam mempersembahkan sesuatu kepada
yudaswawi2013
tuhan /tatacara persembahyangan. Dimana pada dasarnya semua agama mengajarkan
untuk berbuat baik.Semuanya sudah tertuang pada dalam ajaran agama tersebut, mana
yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.Namun disini, perbedaan
kepercayaan pada agama-agama yang ada di Indonesia bisa saja mempengaruhi kondisi
sehat atau sakit. Tetapi tergantung pada individu masing-masing, jika seorang
menanggapi secara positif maka perbedaan kepercayaan itu tidak menjadi masalah,
yang menjadi masalah apabila kita menanggapi secara negative, dimana maksudnya kita
terlalu jutek dengan agama yang kita anut, dimana tidak ada keselarasan hidup antar
umat beragama, sehingga menimbulkan berbagai masalah sehingga pikiran terganggu.
Jika pikiran kita sudah terganggu maka penyakit akan bermunculan, sehingga kondisi
sakit pun biasa terjadi.
PERSAMAAN KEPERCAYAAN TERKAIT SEHAT DAN SAKIT PADA AGAMA-AGAMA
DI INDONESIA
Persamaan kepercayaannya yaitu,
1. Bahwa agama itu sebagai symbol atau pandangan yang realistis bagi para
pemeluknya. Contohnya, selalu menganggab ajaran agama itu nyata dan
memang benar-benar hal itu ada sangkut pautnya pada kesehatan kita.
2. Percaya pada adanya kharma phala ( azab ) atau hasil dari perbuatan kita yang
terdahulu atau yang sedang kita lakukan.
3. Meminta bantuan pengobatan ke ahli agama atau yang mengetahui bagaimana
pengobatan sesuai ajaran agama ( yang diperbolehkan oleh agama ).
4. Agama digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tindakan positif untuk
mempertahankan kesehatan, dan sebagai panduan untuk merubah gaya hidup
yang negative untuk menghindari atau mengobati penyakit yang dideritanya baik
medis maupun non medis.
5. Percaya bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka itu baik sehat maupun sakit
adalah titipan dari tuhan kepada mereka.
6. Sama – sama meminta pertolongan, solusi, atau curhat kepada tuhan dengan
cara berdoa dalam keadaan sehat maupun sakit.
7. Percaya pada adanya reinkarnasi contohnya :setelah kita melewati proses sakit
atupun sehat sekalipun disaat kita meinggal aka nada proses reinkarnasi kembali.
8. Setiap pemeluk agama mencari ketengangan dan ketrentaman melalui agamanya
masing-masing, dengan berdoa , membaca ayat-ayat suci, dan menyanyikan
lagu-lagu rohani atau suci( keagamaan)
yudaswawi2013
SALAH SATU ILUSTRASI KASUS TENTANG PENERAPAN TEORI KONSEP SEHAT
SAKIT DAN SOLUSI YANG DIAMBIL BERKAITAN DENGAN PERAN AGAMA
Tuan A adalah orang yang hidupnya sangat sejahtera. Karena kekayaannya
tersebut,ia sering berfoya foya, merokok, minum minuman keras serta bergadang untuk
'dugem'. Awalnya ia merasa bahagia dengan kehidupannya itu. Karena selain diberi
kekayaan yang berlimpah, ia juga selalu merasa sehat. Namun setelah beberapa tahun
\kemudian, ia jatuh sakit. Ia terkena stroke sebab secara tiba-tiba ia kehilangan banyak
hartanya karena ditipu oleh sahabatnya sendiri. Saat itu Tuan A sangat membenci
hidupnya, ia menyalahkan Tuhan dan semua orang terdekatnya. Ia menganggap Tuhan
tidak adil karena mengambil kebahagiaannya.
Keluarga Tuan A pun mendatangkan rohaniawan untuk menyadarkan Tuan A.
Rohaniawan tersebut melakukan pendekatan dan memberikan pencerahan pada Tuan A
sehingga Tuan A menyadari bahwa Tuhan itu adil, dan penyakit yang ia alami saat ini
merupakan buah dari perbuatannya sendiri. Sejak saat itu, mulailah Tuan A rajin
bersembahyang dan memohon maaf kepada Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuatnya. Namun karena keterbatasan yang dialami Tuan A akibat penyakit stroke
yang dideritanya, ia memerlukan bantuan dari perawat yang selama ini selalu
memberikan dukungan kepadanya. Disinilah peran perawat sangat dibutuhkan untuk
membantu klien dalam hal-hal yang kurang mampu dilakukannya.
PASIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL:
Denial (Fase Penyangkalan/pengingkaran dan Pengasingan Diri)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima
informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Reaksi pertama
setelah mendengar, bahwa penyakitnya diduga tidak dapat disembuhkan lagi adalah,
"Tidak, ini tidak mungkin terjadi dengan saya." Penyangkalan ini merupakan mekanisme
pertahanan yang biasa ditemukan pada hampir setiap pasien pada saat pertama
mendengar berita mengejutkan tentang keadaan dirinya. Hampir tak ada orang yang
percaya, bahwa kematiannya sudah dekat, dan mekanisme ini ternyata memang
menolong mereka untuk dapat mengatasi shock khususnya kalau peyangkalan ini
periodik. Normalnya, pasien itu akan memasuki masa-masa pergumulan antara
menyangkal dan menerima kenyataan, sampai ia dapat benar-benar menerima
kenyataan, bahwa kematian memang harus ia hadapi.
2. Anger (Fase Kemarahan)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal.
Jarang sekali ada pasien yang melakukan penyangkalan terus menerus. Masanya tiba
dimana ia mengakui, bahwa kematian memang sudah dekat. Tetapi kesadaran ini
yudaswawi2013
seringkali disertai dengan munculnya ketakutan dan kemarahan. "Mengapa ini terjadi
dengan diriku?", "Mengapa bukan mereka yang sudah tua, yang memang hidupnya
sudah tidak berguna lagi?" Kemarahan ini seringkali diekspresikan dalam sikap rewel
dan mencari-cari kesalahan pada pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Bahkan
kadang-kadang ditujukan pada orang-orang yang dikasihinya, dokter, pendeta, maupun
Tuhan. Seringkali anggota keluarga menjadi bingung dan tidak mengerti apa yang harus
dilakukan. Umumnya mereka tidak menyadari, bahwa tingkah laku pasien tidak masuk
akal, meskipun normal, sebagai ekspresi dari frustasi yang dialaminya. Sebenarnya yang
dibutuhkan pasien adalah pengertian, bukan argumentasi-argumentasi dari orang-orang
yang tersinggung oleh karena kemarahannya.
3. Bargaining (Fase Tawar Menawar).
Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup sedikit lebih lama
lagi atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa menjanjikan macam-macam hal kepada
Tuhan, "Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasih-Mu, dan keajaiban kesembuhan-Mu,
maka aku akan mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu."
4. Depresion (Fase Depresi)
Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa putus
asa melihat masa depannya yang tanpa harapan. Sebagai orang percaya memang
mungkin dia mengerti adanya tempat dan keadaan yang jauh lebih baik yang telah
Tuhan sediakan di surga. Namun, meskipun demikian perasaan putus asa masih akan
dialami.
5. Acceptance (Fase Menerima)
Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak kenyataan yang ia alami.
Pada umumnya, setelah jangka waktu tertentu mereka akan dapat menerima
kenyataan, bahwa kematian sudah dekat, sehingga mereka mulai kehilangan kegairahan
untuk berkomunikasi dan tidak tertarik lagi dengan berita dan persoalan-persoalan di
sekitarnya. Pasien-pasien seperti ini biasanya membosankan dan mereka seringkali
dilupakan oleh teman-teman dan keluarganya, padahal kebutuhan untuk selalu dekat
dengan keluarga pada saat- saat terakhir justru menjadi sangat besar
yudaswawi2013
KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
Bebas dan mandiri
Berani menghadapi tantangan dan masalah
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
Membuat dan menentukan tujuan
Terdorong oleh tantangan dan tantangan
Tidak begitu perlu teman
Mau memimpin dan mengorganisasi
Biasanya benar dan punya visi ke depan
Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN:
Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
Senang memerintah
Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
Menyukai kontroversi dan pertengkaran
Terlalu kaku dan kuat/ keras
Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
Sering membuat keputusan tergesa-gesa
Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
MELANKOLIS:
KEKUATAN:
Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
Sensitif
Mau mengorbankan diri dan idealis
Standar tinggi dan perfeksionis
Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
yudaswawi2013
Hemat
Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
Kalau sudah mulai, dituntaskan.
Berteman dengan hati-hati.
Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
Sangat memperhatikan orang lain
KELEMAHAN:
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
Mengingat yang negatif & pendendam
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
Hidup berdasarkan definisi
Sulit bersosialisasi
Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
Memerlukan persetujuan
PLEGMATIS:
KEKUATAN:
Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
Penengah masalah yg baik
Cenderung berusaha menemukan cara termudah
Baik di bawah tekanan
Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
Rasa humor yg tajam
Senang melihat dan mengawasi
Berbelaskasihan dan peduli
Mudah diajak rukun dan damai
yudaswawi2013
KELEMAHAN:
Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
Takut dan khawatir
Menghindari konflik dan tanggung jawab
Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
Terlalu pemalu dan pendiam
Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
Kurang berorientasi pada tujuan
Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
Tidak senang didesak-desak
Menunda-nunda / menggantungkan masalah
SANGUINIS:
KEKUATAN:
Suka bicara
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
Antusias dan ekspresif
Ceria dan penuh rasa ingin tahu
Hidup di masa sekarang
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
Berhati tulus dan kekanak-kanakan
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
Umumnya hebat di permukaan
Mudah berteman dan menyukai orang lain
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
Menyenangkan dan dicemburui orang lain
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN:
Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
Susah untuk diam
Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-
Gank)
Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
yudaswawi2013
Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja
antusias)
Mudah berubah-ubah
Susah datang tepat waktu jam kantor
Prioritas kegiatan kacau
Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
Egoistis
Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".