Biflavonoid
-
Upload
dinar-amalia -
Category
Documents
-
view
80 -
download
1
description
Transcript of Biflavonoid
![Page 1: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/1.jpg)
Dinar Amalia (1106067242)Gina Handayani (1106067665)
Biflavonoid
![Page 2: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/2.jpg)
Pendahuluan Senyawa ini mula-mula ditemukan oleh Furukawa dari ekstrak
daun G. biloba berupa senyawa berwarna kuning yang dinamai ginkgetin (I-4’, I-7-dimetoksi, II-4’, I-5, II-5, II-7-tetrahidroksi [I-3’, II-8] biflavon).
Biflavonoid (atau biflavonil, flavandiol) merupakan dimer flavonoid yang dibentuk dari dua unit flavon atau dimer campuran antara flavon dengan flavanon dan atau auron.
Struktur dasar biflavonoid adalah 2,3-dihidroapigeninil-(I- 3′,II-3′)-apigenin. Senyawa ini memiliki ikatan interflavanil C-C antara karbon C-3′ pada masing-masing flavon. Beberapa biflavonoid dengan ikatan interflavanil C- O-C juga ditemukan.
Biflavonoid yang paling banyak diteliti adalah ginkgetin, isoginkgetin, amentoflavon, morelloflavon, robustaflavon, hinokiflavon, dan ochnaflavon. Senyawa- senyawa ini memiliki struktur dasar yang serupa yaitu 5,7,4’-trihidroksi flavanoid, tetapi berbeda pada sifat dan letak ikatan antar flavonoid.
![Page 3: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/3.jpg)
Umumnya biflavonoid merupakan dimer dari flavon dan atau flavanon. Biasanya biflavonoid tidak mempunyai gugus glikosida.
Senyawa biflavonoid berperan sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti kanker, anti alergi, antimikroba, antifungi, antivirus, dan pelindung terhadap radiasi UV.
Struktur inti senyawa biflavonoid
Setyawan, Ahmad Dwi. 2011. BIODIVERSITAS VOLUME 12 (2) : Review :Recent status of Selaginella (Selaginellaceae) research in Nusantara. Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret Universiy, Surakarta
![Page 4: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/4.jpg)
• Sebagai contoh senyawa biflavonoid adalah amentoflavone dan robustaflavone.
• Senyawa tersebut tersebar pada genus Ginkgo, Hypericum, dan Rhus.
• Amentoflavone dan robustaflavone diketahui memiliki aktivitas melawan virus influenza A, HSV-1, dan HSV-2.
![Page 5: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/5.jpg)
Jenis Biflavonoid/ Nama Tanaman
Struktur Kimia Jenis Biflavonoid/Nama Tanaman
Struktur Kimia
Agathisflavones[(I-6, II-8)-Coupling]Ouratea multiflora
BiflavonolsGarcinia nervosa
AmentoflavoneTaxus baccata
Chamaejasmins[(I-3,II-3)-Coupling]Stellera chamaejasme L.
Bineoflavones(Bi-4-aryldihydrocoumarins)Pistacia chinensis
Hinokiflavones[(I-4’,O,II-6)-CouplingCycas beddomei
(I-6,O,II-8)-BiflavonesViburnum cotinifolium
Succedaneaflavones[(I-6,II-6)-Coupling]Ouratea spectabilis
Bi-IsoflavonoidsLupinus albus, L.
Cupressuflavones[(I-8,II-8)-Coupling]Glossostemon bruguieri
![Page 6: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/6.jpg)
• Sifat untuk biflavonoid menyerupai sifat monoflavonoid pembentuknya (seperti spektrum UV-Vis, uji warna, dan sebagainya).
• Akibatnya, terkadang biflavonoid sukar dikenali.
• Sifat untuk biflavonoid menyerupai sifat monoflavonoid pembentuknya (seperti spektrum UV-Vis, uji warna, dan sebagainya).
• Akibatnya, terkadang biflavonoid sukar dikenali.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasikan Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.
Sifat Fisika dan Kimia
![Page 7: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/7.jpg)
Ekstraksi• Ekstraksi diawali dengan pelarut non-polar
seperti kloroform, heksana atau eter untuk proses defatting (menghilangkan lemak dan pengotor) kemudian ekstraksi dilanjutkan dengan pelarut pelarut polar seperti metanol, air, atau campuran keduanya.
• Ekstraksi diawali dengan pelarut non-polar seperti kloroform, heksana atau eter untuk proses defatting (menghilangkan lemak dan pengotor) kemudian ekstraksi dilanjutkan dengan pelarut pelarut polar seperti metanol, air, atau campuran keduanya.
![Page 8: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/8.jpg)
Pemurnian • KROMATOGRAFI KOLOM
pelarut polar : fase gerak
bahan yang non-polar (silika gel) : fase diam
Campuran yang lebih rumit: silika gel memakai benzena-piridina-asam
format (36:9:5)
• Pada KROMATOGRAFI KERTAS senyawa ini bergerak ke garis depan
dengan memakai kebanyakan pengembang. Dapat dipisahkan dengan
menggunakan butanol-ammonia 2M (1:1), dalam pengembang ini
kebanyakan flavon umum nisbi tak bergerak.
• Biflavonil (kaya flavon) dengan menggunakan SPEKTRUM UV DAN UAP
NH3 menghasilkan warna coklat redup.
![Page 9: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/9.jpg)
Con’d
• Sedangkan jika menggunakan KLT dalam berbagai
pengembang didapat Rf (100x) sebagai berikut:
– Forestal (HCl pekat-HOAc-H2O) (3:30:10) = 00
– BAA (n-BuOH-HOAc-H20) (4:1:5) = 98
– PhOH (PhOH-H2O) (3:1) = 99
KLT pada silika gel dengan menggunakan pengembang
toluena-etil format-asamformat (5:4:1) juga dapat
digunakan untuk memisahkan biflavonil
![Page 10: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/10.jpg)
Identifikasi Biflavonoid
• Sifat fisika dan kimia biflavonoid menyerupai sifat monoflavonoid pembentuknya (misalnya spectrum UV-tampak, uji warna, dll). Akibatnya biflavonoid sukar dikenali. Meski demikian, kromatografi pada silica gel dapat membedakan monomer dan dimer dengan jelas (Chexal dkk, 1970).
• Biflavonoid dapat dipastikan dengan SPEKTROSKOPI MASSA. Biflavonoid jarang ditemukan sebagai glikosida, penyebarannya terbatas terdapat terutama pada gymnospermae.
![Page 11: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/11.jpg)
Uji Flavonoid • Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam
gelas piala kemudian dtambahkan 10 ml air panas dan didihkan selama 5 menit
• Lalu disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk dilakukan pengujian, ditambahkan 0,5 g serbuk Mg, 1 ml HCl pekat dan 1 ml amil alkohol
• Dikocok dengan kuat• Uji positif flavonoid : terbentuk warna merah,
kuning, jingga pada lapisan amil alkohol
![Page 12: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/12.jpg)
Uji Golongan Flavonoid(Harbone 1987)
• Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dg 10 ml metanol-HCl 1 N (1:1) dan dpanaskan dalam labu erlenmeyer pada suhu 95 C selama 1 jam.
• Lalu didinginkan dan disaring, filtrat diekstraksi dengan etil asetat
• Fasa asam dipanaskan lagi lalu diekstrak dengan amil alkohol
• Ekstrak amil alkohol dipakai untuk penentuan antosianidin
• Ekstrak etil asetat utk penentuan adanya falvonoid lain
![Page 13: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/13.jpg)
Spektrum UV-Vis Biflavonoid• Spektrum flavonoid biasanya ditemukan dalam larutan
dengan pelarut metanol. Spektrum khas terdiri atas dua
puncak pada rentang 240-285 nm (pita II) dan 300-550 nm
(pita I).
• Karena biflavonoid umumnya merupakan DIMER DARI
FLAVON, maka dapat digunakan spektrum flavon sebagai
dasar identifikasi.
• SPEKTRUM FLAVON memiliki rentang 250-280 nm (pita II)
dan 310-350 nm (pita I). Adanya sistem 3’,4’- di OH
umumnya dapat dibuktikan dengan adanya puncak kedua
pada pita II
![Page 14: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/14.jpg)
Pereaksi geser NaOMePergeseran pada: Pita I
Petunjuk penafsiran
Kekuatan terus menurun (petunjuk baik adanya gugus yg peka terhadap basa)
3,4’-OH, o-diOH pada cincin A; 3 OH berdampingan pada cincin B
+45 sampai 65 nm, kekuatan tak menurun
4’-OH
+45 sampai 65, kekuatan menurun
3-OH, tidak ada 4’-OH bebas
Pergeseran pada: Pita II
Penafsiran
Adanya pita baru(dibandingkan di Me-OH)
7-OH
Pereaksi Geser
![Page 15: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/15.jpg)
Pereaksi Geser• Pereaksi geser AlCl3
• Pereaksi geser AlCl3 / HCl
Pergeseran pada: Pita I Penafsiran
+35 sampai 55 nm 5-OH
+17 sampai 20 nm 5-OH dengan oksigenasi pada 6
+50 sampai 60 Mungkin 3-OH
Pergeseran pada: Pita I Penafsiran
Pergeseran pada AlCl3/HCl tambah 30-40 nm
O-diOH pada cincin B
Pergeseran pada AlCl3/HCl tambah 20-25 nm
O-diOH pada cincin A
![Page 16: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/16.jpg)
Pereaksi geser NaOAc
Pereaksi geser NaOAc/H3BO3
Pergeseran pada: Pita II
Penafsiran
+5 sampai 20 nm 7-OHPergeseran pada: Pita I
Penafsiran
Kekuatan berkurang dengan bertambahnya waktu
Adanya gugus yg peka terhadap basa, misal: 6,7 atau 7,8 atau 3,4’-diOH
Pergeseran pada: Pita I Penafsiran
+ 12 sampai 36 nm (nisbi terhadap spektrum MeOH)
Pergeseran lebih kecil
O-di OH pada cincin B
O-di OH pada cincin A(6,7 atau 7,8)
![Page 17: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/17.jpg)
Biflavonoids dari Wikstroemiae Radix
![Page 18: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/18.jpg)
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivision : MagnoliophytaOrder : MyrtalesFamily : ThymelaeaceaeGenus :WikstroemiaSpecies :Wikstroemia indica
![Page 19: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/19.jpg)
Serbuk kering dari Radix Wikstroemiae
(10 kg)
Ekstrak etanol
Ekstrak petroleumEter (5,0 g)
Ekstrak etil
Asetat (580,0 g)
Ekstrak butanol
(400, 0 g)
Ampas
Ampas
AmpasDilakukan uji biflavonoid
Maserasi dengan etanol 95 % selama 3x siklus
Ekstraksi dengan petoleum eter
Ekstraksi dengan etil asetat
Ekstraksi dengan butanol
![Page 20: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/20.jpg)
MetodeFraksi aktif (etil asetat) dari ekstrak Radix
Wikstroemiae disolasi dengan kromatografi (silica gel, Sephadex LH-20) dan semi-preparative high performance liquid chromatography (HPLC)
Penentuan struktur dari isolat ditentukan menggunakan analisis spektroskopi.
![Page 21: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/21.jpg)
• Fraksi etil asetat (500 g) dilakukan uji kromatografi menggunakan kolom silica gel dan dielusi dengan sistem gradien pelarut dari petroleum eter/etil asetat menghasilkan 28 subfraksi berdasarkan analisis TLC
• Diperoleh 28 subfraksi dilakukan uji dengan reagen FeCl3-EtOH
• Diperoleh 2 fraksi yg menunjukkan hasil positif yaitu fraksi 12 dan fraksi 23
• Hasil positif menunjukkan adanya gugus hidroksi fenolik
![Page 22: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/22.jpg)
• Fr-12 (12.6 g) diisolasi dengan kolom silika gel lalu dielusi dengan sistem gradien pelarut dari chloroform/acetone dan chloroform/methanol berturut-turut lalu dikromatografi dengan kolom Sephadex LH-20 lalu dielusi dengan chloroform/methanol (3/7) menghasilkan senyawa I (20.0 mg).
• Fr-23 (12.6 g) ) diisolasi dengan kolom silika gel lalu dielusi dengan sistem gradien pelarut dari chloroform/methanol, diikuti dengan KCKT semi-preparative dengan menggunakan kolom Eclipse XDB-C18 dengan sistenm gradien pelarut 0.1% Trifluoroaseta (A) dan methanol (B) menghasilakan senyawa II (40.7 mg), III (60.3 mg) and IV (20.7 mg).
• Senyawa yang diperoleh dilakukkan pengujian struktur selanjunya menggunakan spektroskopi MS dan spektroskopi NMR.
![Page 23: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/23.jpg)
The chemical structures of biflavonoids I-IV.
I : neochamaejasmin BII : genkwanol BIII : genkwanol C
IV : stelleranol
![Page 24: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/24.jpg)
Spektrum serapan UV golongan biflavonoid (Sterrenol)
![Page 25: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/25.jpg)
Hasil• Empat biflavonoid : neochamaejasmin B,
genkwanol B, genkwanol C dan stelleranol• neochamaejasmin B merupakan
biflavonone.• Genkwanol B, genkwanol C dan stelleranol
merupakan stereo isomer dari spirobiflavonoids memiliki aktifitas sebagai antiviral terhadap respiratory syncytial virus (anti-RSV).
• Neochamaejasmin B tidak memiliki aktifitas sebagai antiviral.
![Page 26: Biflavonoid](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022061520/55cf9ce1550346d033ab60a1/html5/thumbnails/26.jpg)
Daftar Pustaka • Setyawan, Ahmad Dwi. 2011. BIODIVERSITAS VOLUME 12 (2) :
Review :Recent status of Selaginella (Selaginellaceae) research in Nusantara. Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret Universiy, Surakarta
• Zheng, Junxia., Wang, Naili., Fan, Ming., Chen, Haifeng., Liu, Hongwei., Yao, Xinsheng. 2007. Asian Journal of Traditional Medicines : A new biflavonoid from Selaginella uncinata. Beijing, China.
• Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasikan Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.
• Weihuan Huang, Xiaoli Zhang,et al, Antiviral biflavonoids from Radix Wikstroemiae (Liaogewanggen) , Chinese Medicine : http://www.cmjournal.org/content/5/1/23