BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …
Transcript of BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
420
BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK
APARTEMENT THE NEWTON-1
Rizky Nur Biyanto1, Sidiq Wacono
2
1,2Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Depok, Jawa Barat 16425, Telp.: (021) 7270036
e-mail: [email protected], [email protected]
2
ABSTRACT
In the construction, the estimation process in determining the estimated value of the project is needed for the
relevant parties, to estimate the amount of the construction cost budget. The process of estimating costs is done
by calculating the unit price with the volume of work. The unit price calculation is obtained by finding the
coefficient of work with the price of wages, materials and tools. The coefficient used in the estimation process of
budget costs can be used based on the coefficients of SNI, PUPR or the coefficient from the contractor itself.
This study aims to compare the coefficients obtained in actual conditions with standards in PUPR 2016,
resulting in amount of work costs. The research took place at the Newton-1 Apartement Ciputra World-Phase 3
Construction Project which has 35 floors, focusing on structural work (floor plate and beam) at Condominium
Area 19th
Floor. The study was conducted by processing data in the form of the duration of work, a cycle time of
heavy equipment, and quantity of materials used. Based on the analysis results for reinforced concrete works
(floor plates and beams) the coefficient of labor in actual conditions is lower than the coefficient of labor based
on PUPR. The differences the coefficient of labor in actual conditions lower if it compared to the coefficient on
PUPR 2016 by 77,64% on labor; 27,23% on workman; 30,08% on the head of the workman; and 24,58% on
foreman and the cost plan based on PUPR 2016 amounting to Rp 4.616.096.741,- and in actual conditions
amounting to Rp 6.174.156.082,-.
Keywords: Work Unit Price Analysis, Cost Budget Plan, Reinforced Concrete
ABSTRAK
Dalam pembangunan suatu konstruksi, proses estimasi dalam menentukan perkiraan nilai proyek sangat
dibutuhkan bagi pihak-pihak terkait, untuk memerkirakan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan. Proses
estimasi biaya ini dilakukan melalui perhitungan harga satuan dengan volume pekerjaan. Perhitungan harga
satuan didapatkan dengan mencari koefisien pekerjaan dengan harga upah, bahan maupun alat. Koefisien yang
digunakan pada proses estimasi biaya anggaran dapat digunakan berdasarkan koefisien dari SNI, PUPR
ataupun koefisien sendiri dari pihak kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan koefisien yang
didapatkan pada kondisi aktual dengan standar pada PUPR 2016, sehingga menghasilkan besarnya biaya
pekerjaan. Penelitian mengambil lokasi di Proyek Pembangunan Apartement The Newton-1 Ciputra World –
Phase 3 yang memiliki 35 lantai, berfokus pada pekerjaan struktur (plat lantai dan balok) Area Condominium
Lantai 19. Penelitian dilakukan dengan mengolah data berupa durasi pekerjaan tiap pekerjaan, waktu siklus
alat, dan kuantitas bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil analisa untuk pekerjaan beton bertulang (plat
lantai dan balok) koefisien tenaga kerja pada kondisi aktual lebih rendah dibandingkan PUPR. Selisih koefisien
tenaga kerja pada aktual lebih rendah dibanding koefisien pada PUPR 2016 dengan nilai selisih sebesar
77,64% pada pekerja; 27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala tukang; dan 24,58% pada mandor, serta
rencana biaya berdasarkan PUPR 2016 sebesar Rp 4.616.096.741,- dan pada kondisi aktual sebesar Rp
6.174.156.082,-.
Kata Kunci: Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Beton Bertulang
PENDAHULUAN Adapun cara dalam menentukan nilai
kontrak konstruksi ialah dengan
melakukan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP). Analisis Harga Satuan
Pekerjaan merupakan pedoman
perhitungan akan kebutuhan biaya tenaga
kerja, bahan dan peralatan pendukung
dalam pembangunan konstruksi untuk
mendapatkan harga satuan atau satu jenis
pekerjaan tertentu
(Peraturan Menteri,
2016). Analisis Harga Satuan melingkupi
langkah-langkah dalam menghitung harga
satuan dasar (HSD) upah tenaga kerja,
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …
420
bahan dan alat, yang selanjutnya menghitung Harga Satuan
Pekerjaan (HSP) sebagai bagian dari
Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
Namun, seringkali terjadi adanya
perbedaan koefisen pada tenaga kerja,
bahan, ataupun peralatan pada
perencanaan kontraktor berbeda dengan
koefisien yang tertera pada pedoman yang
dibuat, yaitu SNI atau PUPR. Perbedaan
koefisen tidak hanya terjadi pada
perencanaan kontraktor dengan koefisien
pada SNI atau PUPR, tetapi juga pada
kondisi lapangan. Koefisien yang berbeda
pada lapangan mungkin saja terjadi, karena
adanya ketidaksesuaian pada waktu
produktivitas pekerjaan antar pekerja,
perbedaan alat yang digunakan, serta
faktor-faktor lainnya.
Dari uraian latar belakang ini, penyusunan
proyek akhir yang dilakukan penulis dalam
meneliti perbedaan yang mungkin terjadi
dalam suatu pekerjaan konstruksi. Penulis
melakukan penelitian dengan mengambil
objek penelitian yaitu, beton bertulang
(plat lantai dan balok) pada Proyek
Pembangunan The Newton-1. Pasalnya,
proyek ini memiliki volume pekerjaan
struktur (plat lantai dan balok) yang
terbilang cukup besar pada RAB, karena
proyek ini memiliki 35 lantai.
Kemudian diambil mengenai pekerjaan
pembetonan karena pada pekerjaan
bekisting menggunakan Table Form,
perbedaan metode kerja dengan PUPR ini
mengakibatkan adanya perbedaan
anggaran biaya yang dikeluarkan, hal
inilah yang melatar belakangi penelitian
ini untuk dilakukan, untuk mengetahui
berapa besarnya biaya yang dikeluarkan
berdasarkan kondisi aktual di lapangan
dengan standar dari PUPR.
Agar penelitian mempunyai suatu
kejelasan dalam pengerjaannya, maka
rumusan masalah yang dapat disimpulkan
dari latar belakang adalah:
a. Bagaimana hasil perbandingan
koefisien tenaga kerja pada satuan
pekerjaan antara AHSP PUPR dan
AHSP kondisi aktual di lapangan?
b. Bagaimana hasil perbandingan
anggaran biaya pekerjaan antara
PUPR dan kondisi aktual?
Agar penelitian ini lebih mengarah pada
latar belakang dan pemasalahan yang telah
dirumuskan maka diperlukan batasan-
batasan masalah guna membatasi ruang
lingkup penelitian, sebagai berikut:
a. Perbandingan koefisien pekerjaan
yang dianalisa merupakan koefisien
pada kondisi aktual dan PUPR 2016
b. Tenaga kerja yang diamati ialah
tenaga kerja yang berkelompok
c. Obyek penelitian yang diamati ialah
pekerjaan plat lantai dan balok pada
Area Condominium Lantai 19
d. Harga satuan bahan dan alat yang
digunakan adalah harga satuan pada
Jurnal Harga Bahan Jakarta pada
Tahun 2018
e. Biaya tidak langsung seperti biaya
overhead, biaya keuntungan dan pajak
tidak diperhitungkan dalam penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, adapun
tujuan penelitian yang ingin dicapai
penulis, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hasil perbandingan
koefisien pekerja berdasarkan
pekerjaan AHSP aktual dengan AHSP
koefisien PUPR
b. Untuk mengetahui hasil perbandingan
anggaran biaya pekerjaan pada kondisi
aktual dengan anggaran biaya
berdasarkan PUPR
Manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi para
pembaca dibidang akademik maupun
non-akademik
b. Menambah wawasan bagi penulis
maupun pembaca mengenai proses
pengestimasian biaya yang berlaku
dalam penentuan Harga Satuan
Pekerjaan dalam penentuan harga
kontrak
421
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …
422
LANDASAN TEORI Estimasi biaya atau dapat disebut juga
penaksiran anggaran biaya ialah proses
perhitungan volume pekerjaan, harga dari
berbagai macam bahan dan pekerjaan
yang
akan terjadi pada suatu konstruksi
(Sastraatmadja, 1994).
Dikatakan taksiran biaya karena
perhitungan volume segala jenis pekerjaan
hingga menghasilkan nilai dari biaya yang
harus dikeluarkan dalam suatu konstruksi,
proses penaksiran ini dibuat sebelum
dimulainya pembangunan. Apabila
perhitungan biaya yang dilakukan dalam
masa pembangunan disebut dengan biaya
yang sebenarnya atau actual cost.
Yang dimaksud dengan Harga Satuan
Pekerjaan adalah, jumlah harga bahan dan
upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Analisis ini
digunakan sebagai suatu dasar untuk
menyususn perhitungan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate
(OE) dan Harga Perkiraan Perencana
(HPP) atau Engineering’s Estimate (EE)
yang dituangkan sebagai kumpulan harga
satuan pekerjaan seluruh mata
pembayaran. Analisis harga satuan dapat
diproses secara manual atau menggunakan
perangkat lunak
(Peraturan Menteri,
2016).
Siklus kerja dalam pemindahan material
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
berulang. Pekerjaan utama di dalam
kegiatan tersebut adalah menggali,
memuat, memindahkan, membongkar
muatan dan kembali ke kegiatan awal.
Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan
oleh satu alat atau beberapa alat. Waktu
yang diperlukan dalam siklus kegiatan di
atas disebut waktu siklus atau cycle time
(CT) (Rostiyanti, 2008).
CT = LT + HT + DT + RT + ST
Produktivitas adalah perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan seluruh
sumber daya yang digunakan (input).
Produktivitas alat tergantung pada
kapasitas dan waktu siklus alat. Umumnya
waktu siklus alat ditetapkan dalam menit
sedangkan produktivitas alat dihitung
dalam produksi/jam sehingga perlu ada
perubahan dari menit ke jam. Jika faktor
efisiensi alat dimasukkan maka rumus di
atas menjadi:
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60
𝐶𝑇 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Objek penelitian dari proyek akhir ini
adalah menganalisis nilai atau besaran
koefisien pekerjaan dalam kondisi aktual
pada pekerjaan beton bertulang, yaitu plat
lantai serta balok pada proyek
pembangunan apartement, dengan
membandingkan nilai koefisien tersebut
terhadap nilai acuan yang berlaku dalam
PUPR 2016.
Mulai
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka (Study
Literature)
Pengumpulan Data
Data Primer
1. Durasi Pekerjaan Bekisting
2. Durasi Pekerjaan Pembesian
3. Durasi Pekerjaan Pengecoran
4. Waktu Siklus Alat Berat
Data Sekunder
1. Bill of Quantity
2. Shop Drawing
3. Kapasitas Produksi Alat
4. Daftar Harga Bahan dan Upah
Kesimpulan
Selesai
Analisis dan Pembahasan
1. Penjabaran item pekerjaan (durasi
dan produktivitas)
2. Pembuatan Harga Satuan Pekerjaan
3. Penyusunan Rencana Anggaran
Biaya Pelaksanaan
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
423
Penelitian proyek akhir ini mengambil
data dari Proyek The Newton 1 – Ciputra
World 2 Phase 3 yang berlokasi di Jl.
Karet Sawah No. 212, Kuningan, Jakarta
Selatan. Pengambilan data Analisa
dilakukan berfokus pada Area
Condominium Lantai 19.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Bekisting
Berikut merupakan analisa pekerjaan
bekisting plat lantai dan balok:
a. Bekisting Plat Lantai
Volume: 443,700 m2
1. Perhitungan Durasi:
Kapasitas Produksi (Qt) dapat dilihat
pada Tabel 1.
Menyetel Bekisting: 0,042 Jam/m2
Memasang Bekisting: 0,046 Jam/m2
Membuka dan Membersihkan
Bekisting: 0,049 Jam/m2
Tabel 5.1 Durasi Pekerjaan Bekisting tiap 10m2
Durasi Pekerjaan
Durasi Pekerjaan =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒10 𝑚2 𝑥 𝑄𝑡
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Menyetel Bekisting : 0,470 hari
Memasang Bekisting : 0,506 hari
Membuka dan Membersihkan Bekisting:
0,549 hari
Total Durasi Pekerjaan: 1,525 hari ≈ 2
hari
2. Produktivitas
Produktivitas Pekerjaan = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖⁄
𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 443,700 𝑚2
2 ℎ𝑎𝑟𝑖⁄
5 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝 = 44,370 m
2/hari
Koefisien Tenaga
Koef Tenaga Kerja = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Pekerja : 0,113 OH
Tukang : 0,225 OH
Kepala Tukang: 0,023 OH
Mandor : 0,023 OH
Koefisien Bahan
a) Paku
Koef Paku = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑘𝑔
= 40 𝑏𝑢𝑎ℎ
200 𝑏𝑢𝑎ℎ/𝑘𝑔= 0,200 𝑘𝑔
b) Minyak Bekisting
Koef Minyak = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 1 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
= 8 𝑙
443,700 𝑚2 = 0,018 𝑙
c) Polyfilm
Koef 𝑃𝑙𝑦𝑤𝑜𝑜𝑑 = 1 𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑓𝑖𝑙𝑚
= 1 𝑚2
2,98 1 𝑚2/𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟= 0,336 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
d) Perancah
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
424
Koef 𝐿𝑒𝑑𝑔𝑒𝑟
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔/𝑠𝑒𝑡 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
=8 𝑏𝑢𝑎ℎ
7,8 𝑚2/𝑠𝑒𝑡 𝑥 36 𝑠𝑒𝑡= 0,028 𝑏𝑢𝑎ℎ
Ledger : 0,018 buah
Standard : 0,009 buah
Proping : 0,005 buah
Inner Pipe : 0,009 buah
Outer Pipe : 0,009 buah
U-Head : 0,009 buah
Jack Base : 0,009 buah
Klem : 0,009 buah
Hollow 45 x 75: 0,022 buah
Hollow 50 x 100: 0,005 buah
Koefisien Alat
a) Tower Crane
Penggunaan alat berat Tower Crane
membutuhkan waktu siklus sebesar 6,52
menit dengan mengangkat bahan/material
pada pekerjaan bekisting ke lokasi
pekerjaan, diketahui pula memiliki
efisiensi alat sebesar 0,81. Sehingga:
Kapasitas produksi = 𝐿. 𝑏𝑒𝑘𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑓/𝑚2
= 7,5 𝑚2 𝑥 65 𝑘𝑔/𝑚2 = 488,822 𝑘𝑔
Qt 𝑇𝐶 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐶𝑇
= 488,822 𝑘𝑔 𝑥 60 𝑥 0,81
6,52 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡= 3.646,19 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Koef 𝑇𝐶 = 1
3.646,19 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚= 0,0003 𝑠𝑒𝑤𝑎 − 𝑗𝑎𝑚
b. Bekisting Balok
Cara pengerjaannya sama seperti bekisting
plat lantai, yang membedakannya hanya
pada volumenya saja, yaitu 312,750 m2
Pekerjaan Pembesian
Berikut merupakan analisa pekerjaan
pembesian plat lantai dan balok, dengan
jam kerja selama 8 jam/hari serta tenaga
kerja pada pekerjaan ini ialah 6 orang
pekerja, 12 orang tukang, 1 orang kepala
tukang dan 1 orang mandor:
Tabel 5.6 Harga Satuan 1 m2 Bekisting
Balok
Tabel 5.4 Harga Satuan 1 m2 Bekisting Plat
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
425
Tabel 5.9 Durasi Pemotongan Batang Tulangan
Koefisien Bahan
a) Besi Beton
Dalam pengerjaannya, 10 kg
pembesian terdapat 10 kg besi.
Sehingga:
Koef Besi Beton = 10 𝑘𝑔
b) Kawat Bendrat
Penggunaan kawat bendrat dalam 1
lantai seberat 480 kg untuk
pekerjaan kolom serta plat lantai,
sedangkan untuk pekerjaan plat
lantai dan balok membutuhkan
kawat bendrat sebesar 240 kg.
Sehingga:
Koef Bendrat
= 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 1 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 10 𝑘𝑔
= 240 𝑘𝑔
2.664,761 𝑘𝑔 = 0,090 𝑘𝑔
Koefisien Alat
Tabel 5.12 Durasi Pembuatan Bengkokan
dan Kaitan
Tabel 5.13 Durasi Pemasangan Batang Tulangan
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
426
a) Tower Crane
Penggunaan alat berat Tower
Crane membutuhkan waktu siklus
sebesar 6,52 menit (Tabel 4.13)
dengan mengangkat besi ulir pada
pekerjaan pembesian ke lokasi
pekerjaan dengan:
Kapasitas produksi tul. Balok:
= vol. tulangan balok/jumlah balok
= 16.230,95 kg/62 balok
= 231,789 kg/balok
Kapasitas produksi tul. Plat:
= vol. tulangan plat/jumlah plat
= 10.729,16 kg/31 plat
= 346,102 kg/plat
Kapasitas produksi: 231,789 kg +
346,102 kg = 577,891 kg
Diketahui pula memiliki efisiensi
alat sebesar 0,81, sehingga:
Qt = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60
𝐶𝑇 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
=577,891 𝑘𝑔 𝑥 60 𝑥 0,81
6,52 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 4.310,568 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Koef 𝑇𝐶 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐶
𝑄𝑡 𝑇𝐶
= 1
4.310,568 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 = 0,0002 𝑠𝑒𝑤𝑎 − 𝑗𝑎𝑚
b) Bar Cutter
Qt 𝐵𝐶
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
(𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑚𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙. 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑎𝑡)
= 2.919,354 𝑘𝑔 𝑥 0,81
(0,003 𝑗𝑎𝑚/𝑏𝑡𝑔 𝑥 2151 𝑏𝑡𝑔)
= 100,107 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 = 800,854 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Koef 𝐵𝑎𝑟 𝐶𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟 𝐶𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
𝑄𝑡 𝐵𝑎𝑟 𝐶𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
=1
800,854 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖= 0,0012 𝑠𝑒𝑤𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑖
c) Bar Bender
Durasi Bengkokan
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑡𝑔
= 8117 𝑏𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘𝑎𝑛 𝑥 0,0051 𝑗𝑎𝑚/𝑏𝑡𝑔
= 41,53 𝑗𝑎𝑚
Durasi Kaitan
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑡𝑔
= 6906 𝑘𝑎𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑥 0,0065𝑗𝑎𝑚
𝑏𝑡𝑔
= 45,18 𝑗𝑎𝑚
Qt 𝐵𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
(𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘𝑎𝑛 + 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑖𝑡𝑎𝑛)
= 2.919,354 𝑘𝑔 𝑥 0,81
(41,53 𝑗𝑎𝑚 + 45,18 𝑗𝑎𝑚)
= 53,765 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 = 430,121 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Koef 𝐵𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑄𝑡 𝐵𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟
=1
430,121 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖= 0,0023 𝑠𝑒𝑤𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑖
Tabel 5.22 Harga Satuan 10 kg Besi Polos/Ulir
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
427
Pekerjaan Pengecoran
Berikut merupakan analisa pekerjaan
pengecoran plat lantai dan balok, dengan
tenaga kerja pada pekerjaan ini ialah 5
orang pekerja, 10 orang tukang, 1 orang
kepala tukang dan 1 orang mandor:
Tabel 5.23 Waktu Siklus Concrete Pump tiap 6m3
Berikut merupakan analisa koefisien
pekerjaan pengecoran:
a. Volume: 192,151 m3
b. Perhitungan Durasi
1. Kapasitas Produksi (Qt)
Pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa durasi rata-rata waktu siklus
tiap 6 m3
adalah 15,59 menit,
sehingga waktu siklus per
menitnya adalah 2,60 menit.
Qt = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60
𝐶𝑇 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
=6 𝑚3𝑥 60 𝑥 0,81
2,60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 112,17 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
2. Durasi Pekerjaan
Durasi pekerjaan adalah total
volume dibagi kapasitas perhari,
kemudian jumlah tenaga kerja yang
ada pada pekerjaan pengecoran
terdapat 2 group, 1 orang mandor
dan 1 orang kepala tukang, 10
orang tukang dan 5 orang pekerja
secara keseluruhan
Durasi Pengecoran = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑡 𝑥 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Durasi Pengecoran = 192,151 𝑚3
112,17 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 𝑥 2 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝=
0,86 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 1 hari
Sesuai dengan perhitungan durasi
pengecoran yang dilaksanakan, dapat
diketahui durasi tersebut selama 0,86
hari atau dapat dikonversikan
menjadi 6,85 jam untuk 1 lantai yang
terbagi menjadi dua zona, sehingga
tiap zona membutuhkan waktu
selama 3,43 jam untuk proses
pekerjaan pengecoran.
3. Produktivitas
Produktivitas Pekerjaan
=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛⁄
𝐺𝑟𝑜𝑢𝑝 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 192,151 𝑚3
1 ℎ𝑎𝑟𝑖⁄
2 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝 = 96,075 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖
4. Koefisien Tenaga Kerja
Koef Tenaga Kerja = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Sehingga didapatkanlah nilai seperti
di bawah ini:
Pekerja : 0,052 OH
Tukang : 0,104 OH
Kepala Tukang : 0,010 OH
Mandor : 0,010 OH
Koefisien Bahan
a) Beton Ready Mixed Fc’ 35 MPa
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
428
BekistingPlat
BekistingBalok
Pembesian Pengecoran
PUPR 470,090 352,840 149,970 1,785,825
AKTUAL 154,005 205,912 221,214 1,087,789
0200,000400,000600,000800,000
1,000,0001,200,0001,400,0001,600,0001,800,0002,000,000
PUPR AKTUAL
Volume truck mixer pada
pengecoran adalah 6 m3,
sehingga;
Jumlah truck mixer = Volume
Beton/Volume beton truck
mixer
= 192,151 m3 / 6 m
3 = 32,02
truck mixer ≈ 33 truck mixer
Volume order Beton = 33 truck
mixer x 6 m3
= 198 m3
Selisih Beton = 198 m3
–
192,151 m3 = 5,849 m
3
Efisiensi Beton tiap tm = 5,849
m3/33 tm = 0,178 m
3/tm
Jumlah Total Volume Beton = 6
m3+ 0,178 m
3 = 6,178
m
3
Efisiensi Beton tiap m3
= 6,178
m3/6,178
m
3 = 1,030 m
3
Koef Beton = 1,030
Koefisien Alat
a) Concrete Pump
Koef Concrete Pump = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑃
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
=1
96,076 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖= 0,010 𝑠𝑒𝑤𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑖
Tabel 5.25 Harga Satuan Pekerjaan 1 m3 Beton
Analisis Koefisien dan Harga Satuan
Pekerjaan
Gambar 5.2 merupakan diagram batang
yang menunjukkan besarnya biaya satuan
pekerjaan yang diperoleh melalui perkalian
koefisien dengan harga satuan tenaga
kerja, bahan ataupun alat yang dapat
dilihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.6, Tabel
5.22 dan Tabel 5.25.
Gambar 5.2 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan
Setelah mendapat koefisien tenaga kerja
dari ketiga jenis pekerjaan, didapatkan
selisih perbandingan antara koefisien
aktual dengan koefisien PUPR yang dapat
dilihat pada Tabel 5.27 di bawah ini.
Tabel 5.27 Presentase Selisih Koefisien Tenaga
Kerja
Tenaga
Kerja
Bekisting Pembesian Pengecoran
Rata-
rata Plat Balok
Pekerja 82,88% 75,75% 57,14% 94,8% 77,64%
Tukang 31,81% 3,03% 15,71% 58,4% 27,23%
Kep.
Tukang 30,30% 3,03% 28,57% 60,00% 30,08%
Mandor 30,30% 3,03% -25,00% 93,00% 24,58%
Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan
Setelah mengetahui besarnya harga satuan
pekerjaan yang terdapat pada Gambar 5.2,
dapat dicari pula nilai biaya pekerjaan
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
429
pada lantai 19 area condominium ini
dengan cara mengalikan harga satuan
pekerjaan pada tiap jenis pekerjaan dengan
volum pekerjaan. Sehingga didapatkan
nilai anggaran biaya yang dapat dilihat
pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29, jika biaya
pada kondisi aktual untuk pekerjaan
struktur lantai 19 area condominium
dibutuhkan biaya sebesar Rp
6.174.156.082,- sedangkan anggaran pada
PUPR sebesar Rp 4.616.096.741,-.
Tabel 5.28 RAB Lt. 19 Berdasarkan PUPR
Tabel 5.29 RAB Lt. 19 Berdasarkan Kondisi
Aktual
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis perhitungan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa, koefisien
pekerjaan antara PUPR dan kondisi aktual
dalam analisis sebelumnya
memperlihatkan jika koefisien rata-rata
pada kondisi aktual lebih rendah
dibandingkan dengan koefisien pada
PUPR, yaitu: 77,64% pada pekerja;
27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala
tukang; dan 24,58% pada mandor.
Sedangkan, rencana anggaran biaya pada
pekerjaan struktur beton bertulang plat
lantai dan balok pada Lantai 19 Area
Condominium memiliki biaya aktual yang
lebih besar untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan PUPR, dengan
selisih biaya pekerjaan sebesar 25,24%,
biaya
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arsoni, A. 2010. Balok dan Pelat
Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
[2] Asiyanto. 2010. Formwork for
Concrete. Jakarta: Penerbit:
Universitas Indonesia (UI-Press).
[3] Ibrahim, H. Bachtiar. 2003. Rencana
dan Estimate Real of Cost. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
[4] Peraturan Pemerintah. 2016. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2016 Tentang Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Umum.
Jakarta: Sekretariat Negara.
[5] Peurifoy, R. L., & Oberlender, G. D.
2004. Estimating Construction Costs
(5th Edition). New York: McGraw-
Hill.
[6] Rostiyanti, S. F. 2008. Alat Berat
untuk Proyek Konstruksi. Jakarta:
Rineka Cipta.
[7] Sastraatmadja, S. 1994. Analisa
Anggaran Biaya Pelaksanaan.
Jakarta:
[8] Nova.
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …