Bernas Edisi November 2015

36
KEMENAG PEDULI GEMPA ALOR Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara Be rn as Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21, Nopember 2015 ASN Miliki Hak Promosi Yang Sama ASESMEN KOMPETENSI ISSN 2252-360X PEMBINA KERUKUNAN WAJIB MILIKI HOTLINE PARA PIHAK

description

Asesmen Kompetensi : ASN Miliki Hak Promosi Yang Sama

Transcript of Bernas Edisi November 2015

Page 1: Bernas Edisi November 2015

KEMENAG PEDULI GEMPA ALOR

Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara

BernasEdisi 0

9 Tahu

n IV, N

omor 2

1, Nope

mber 2

015

ASN Miliki Hak Promosi Yang SamaASESMEN KOMPETENSI

ISSN 2252-360X

PEMBINA KERUKUNAN WAJIB MILIKI HOTLINE PARA PIHAK

Page 2: Bernas Edisi November 2015

Http :// ntt.kemenag.go.id

M I S I• Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama• Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi

Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan

Akuntabel• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan

Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan• Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V I S ITerwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun,Cerdas, dan Sejahtera Lahir

Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong

Page 3: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

1

Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera

Pelindung :Kepala Kantor Wilayah

Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Penanggungjawab :Kepala Bagian Tata Usaha

Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Pemimpin Umum :Drs. Sarman Marselinus

Wakil Pemimpin Umum:H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd

Pemimpin Redaksi./Redaktur Pelaksana :

John. B. Seja

Dewan Redaksi :Yohanes F. G.M. Wassa

Bobby BabaputraIvony Blegur

Genoveva MenggolRobertus Fidianto

Paskalis F. Gara

Sirkulasi :Genoveva Menggol; Ivony Blegur

Design Grafis/Layout/ Foto :Paskalis F. Gara

Kontributor Daerah :Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota dan Madrasah Negeri se-NTT

ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI :Subbag Informasi dan Humas

Kanwil Kementerian Agama NTTJl. Frans Seda Kupang,

Telp/Fax [email protected]

Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

PERCETAKAN :CV. INARApublishing

Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan

DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASIDAH HUBUNGAN MASYARAKAT

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Salam Redaksi

1

Salam Sejahtera.

Pembaca nan budiman.

Selamat bersua kembali dalam BERNAS edisi kesembilan. Tema pokok BERNAS edisi bulan Nopember ini adalah Asesmen Kompetensi. Ini tema yang sangat menarik karena selain baru

juga hal ini menjadi tumpuan harapan ASN pada umumnya.

Sebagai upaya mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan mewujudkan reformasi birokrasi dengan semangat revolusi mental, pelaksanaan Asesmen Kompetensi juga dilakukan di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harapan akan perubahan wajah birokrasi Kementerian Agama menjadi perhatian khusus pada BERNAS edisi November ini.

Pada rubrik Liputan Khusus menampilkan rajutan kisah solidaritas kemanusiaan Kanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Timur pada korban Gempa Bumi Alor, 04 November 2015. Kabupaten Alor menjadi wilayah yang senantiasa disoroti sepanjang tahun 2015 ini, mulai dari kunjungan Menteri Agama, pengakuan kerukunan hidup yang asli hingga tangisan pilu karena bencana gempa bumi. Di atas semua itu, satu hal yang hendak dikemukakan adalah solidaritas kemanusiaan universal, nilai luhur kemanusiaan jauh melampaui nilai apa pun di atas muka bumi ini.

Kami juga menampilkan informasi terpilih tentang aktivitas menonjol sepanjang bulan November di antaranya Konsolidasi Pembina Kerukunan, Pengukuhan Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, keikutsertaan Kontingen NTT pada Festival Qasidah Berskala Besar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Juga Asesmen Kompetensi Calon Pengawas Pendidikan Agama Katolik dan Sosialisasi K-13 oleh Direktorat Pendidikan Kristen. Semuanya kami rangkai dalam alur reportase ringan.

Hampir semua informasi yang kami tampilkan dalam edisi ini adalah berita yang telah kami rilis melalui website ntt.kemenag.go.id. selama periode November 2015. Pada rubrik Sahabat BERNAS, kami tampilkan figur teladan kedisiplinan di Kanwil Kemenag Prov. NTT, Bapak H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. NTT.

Selamat membaca.

Page 4: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

2

DAFTAR ISI

Salam Redaksi 1

Daftar Isi 2

Editorial 3

Fokus Utama 4-7

Ssst, Ini Bukan SARA 8

Liputan Khusus 9-11

Bidik Lensa 12-14

Seputar Kanwil 15-23

Lintas Flobamora 24-29

Sahabat BERNAS 30-31

Bianglala 32

Fokus Utama Hal. 4 - 7

Liputan Khusus Hal. 9 - 11

Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31

“Kalau kita ingin maju, ya harus berubah. Kalau mau berubah tapi diam saja, ya namanya kemunduran.” (Ir. Joko Widodo, Presiden RI)

Gempa Alor & Panggilan Kepedulian Kemenag

Asesmen Kompetensi,Bukan Formalitas Belaka

DISIPLIN, itu Kata KuncinyaSejenak Bersama H. Hasan Manuk, S.Pd. M.Pd

Page 5: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

3

SENIORITAS versus PROFESIONALITAS Editorial

Meritokrasi Sebagai Jalan Tengah

Senioritas berasal dari kata senior yang artinya lebih tua. Pengertian bebasnya adalah pemberian

keistimewaan kepada yang lebih tua dikarenakan karakter orang yang lebih tua biasanya lebih bijak, berpengalaman dan berwawasan luas. Secara psikologis, senioritas merupakan sesuatu hal yang wajar melihat kondisi budaya. Norma ketimuran menuntut kita untuk menghormati orang yang lebih tua.

Sistem birokrasi Indonesia pun memberikan porsi dominan pada senioritas. Kita kenal pangkat dan golongan ruang yang didasarkan pada masa kerja dan jenjang pendidikan. Pada setiap instansi pemerintah pasti tersedia Daftar Urut Kepangkatan (DUK) yang menjadi salah satu syarat peningkatan karir. Juga dibarengi dengan sistem penggajian yang ditentukan oleh pangkat dan golongan ruang serta masa kerja.

Dengan kata lain, senioritas merupakan keniscayaan pada birokrasi. Berbarengan dengan itu, senioritas juga diuntungkan dengan “curi start”, bekerja lebih dahulu, tahu lebih dahulu yang pada gilirannya mestinya memiliki kompetensi lebih, dan profesionalitas yang lebih.

Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.

Profesionalitas sebagai salah satu nilai dalam 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama diartikan sebagai bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik. Indikasi positifnya antara lain, melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan; berdisiplin; bekerja secara terukur; melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu; menerima reward and punishment. Sebaliknya indikasi negatifnya adalah bekerja tanpa perencanaan yang matang; bekerja tidak sesuai dengan tugas dan fungsi; malas; bekerja dengan hasil yang tidak sesuai dengan standar.

Setiap ASN dituntut untuk professional dalam bidang tugas yang diembannya. Apalagi di masa reformasi birokrasi yang dimotori oleh revolusi mental dewasa ini. Profesionalitas menjadi syarat mutlak. Artinya, seorang

ASN harus mampu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil terbaik. Sasarannya jelas yakni peningkatan kinerja untuk kualitas layanan publik yang semakin bermutu.

Di jaman penuh persaingan, harus diakui bahwa senioritas tidak lagi berbanding lurus dengan profesionalitas. Bahkan kerapkali saling dipertentangkan, apalagi ketika gong suksesi berkumandang. Dan kini senioritas tidak wajib menang lagi, terutama di era asesmen kompetensi. Bukan tidak mungkin, yang junior akan memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan yang senior.

Harapan besar digantungkan pada asesmen kompetensi sebagai langkah awal reformasi birokrasi, sekaligus jembatan yang mendamaikan konflik senior yunior dalam DUK. Sebuah pertanyaan yang muncul, dapatkah seorang dengan pangkat lebih rendah membawahi ASN yang berpangkat lebih tinggi?

Ada sistem yang mungkin dapat menjawabi pertanyaan ini

yakni meritokrasi, yaitu sistem politik atau pemerintahan di mana para pemimpinnya dipilih berdasarkan prestasi dan kemampuan mereka. Meritokrasi merupakan sistem yang digunakan untuk menentukan kualitas ASN. Basisnya adalah kombinasi dari kecerdasan dan kinerja.

Indonesia telah mengadopsi sistem itu dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. Pada Bab I dan pasal 1 Undang-Undang ini dinyatakan dengan jelas bahwa sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Sampai di sini, jelaslah bahwa birokrasi pemerintahan sedang berubah. Dahulu senioritas penting, tetapi sekarang profesionalitas jauh lebih penting. Dan untuk mempertemukan senioritas dan profesionalitas telah ditetapkan sistem merit. Artinya, kompetensi, kualifikasi dan kinerja merupakan syarat utama pemuliaan seorang ASN. Salah satu langkah kecil telah kita tapaki yakni Asesmen Kompetensi. Siapkah Anda? (by. John Seja)

Page 6: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

4

Fokus Utama

Gerbong kereta reformasi birokrasi melaju kencang dengan tujuan menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional

dengan karakteristik, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.

Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat.

Menjawab tuntutan reformasi birokrasi, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, suka tidak suka, mau tidak mau harus ikut dalam irama perubahan tersebut bila tak mau digilas oleh perubahan itu sendiri. Salah satu perubahan yang terjadi yakni pelaksanaan asesmen kompetensi pada lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu upaya demi mewujudkan birokrasi yang disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat.

Gayung pun bersambut. Sebanyak 71 orang ASN di lingkungan K a n w i l Kementerian A g a m a P r o v i n s i N u s a T e n g g a r a T i m u r d e n g a n r i n c i a n P e l a m a r E s e l o n I I I s e b a n y a k 2 9 o r a n g dan Eselon IV 42 orang yang telah memenuhi s e j u m l a h syarat yang ditetapkan

menunjukan kompetensinya selama 4 hari dari tanggal 09 s/d 12 November 2015 bertempat di Asrama Haji Transit Kupang, Jalan Amabi Kelurahan Oebufu – Kota Kupang. Terdapat 17 materi yang mesti dilahap oleh peserta asesmen sebagai ajang menunjukan

Asesmen Kompetensi,Bukan Formalitas Belaka“Kalau kita ingin maju, ya harus berubah. Kalau mau berubah tapi diam saja,

ya namanya kemunduran.” (Ir. Joko Widodo, Presiden RI)

Page 7: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

5

k o m p e t e n s i ya k n i i n te g r i ta s d a n k e j u j u r a n , k e p e m i m p i n a n , k e t e g a s a n d a n k e d i s p l i n a n , kepercayaan diri, pengendalian diri, ta n g g u n g j a wa b /p r o fe s i o n a l i t a s , k e p e m i m p i n a n , motivasi, semangat b e r p r e s t a s i , kerjasama dalam tim, efisiensi bekerja, penghargaan kepada pihak lain, toleransi d a n ke p e d u l i a n lingkungan, inisiatif d a n k re a t i f i t a s , adaptasi, kecenderungan sukses, dan ketelitian.

Gelaran perdana pelaksanaan kegiatan Asesmen Kompetensi Jabatan Struktural Eselon III dan Eselon IV di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ini adalah untuk menjamin objektivitas, kual i tas, akuntabi l i tas dalam pengembangan, promosi, mutasi dan transparansi pengangkatan dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil agar sesuai dengan kompetensinya.

Bila sudah demikian, tujuan m u l i a p e l a ks a n a a n ke g i ata n asesmen kompetensi sebagai alat untuk memperkuat keberpihakan manajemen kepegawaian pada individual competencies yang menjadi bagian penting dari pola pengembangan dan pola karir Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Wi layah Kementer ian Agama Provinsi NTT; selain untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk jabatan yang akan diisi; serta untuk perekrutan,

identifikasi, penempatan, pengangkatan dan promosi PNS di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT pada jabatan struktural Eselon III

dan Eselon IV dengan berbasiskan kompetensi dan potensi dari sisi managerial agar memperoleh PNS dengan kompetensi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam proses mutasi, rotasi dan promosi mesti dilakukan secara serius dan bukan sebagai formalitas belaka.

Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiataan Assesment Kompetensi Jabatan Eselon III dan IV di l ingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berlangsung di Asrama Haji Kupang, Senin, (09/11/2015) mengatakan bahwa setiap Aparatur Sipil Negara mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan demi menduduki jabatan tertentu atau ke jenjang jabatan yang setingkat lebih tinggi asal memenuhi sejumlah

“Setiap Aparatur Sipil Negara mempunyai

hak yang sama untuk dipromosikan demi menduduki jabatan

tertentu atau ke jenjang jabatan yang setingkat

lebih tinggi asal memenuhi sejumlah

persyaratan yang mesti dimiliki seperti

kompetensi, kualifikasi, prestasi, kepemimpinan,

kerjasama, dan kreatifitas. Asesmen

adalah upaya membandingkan

kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi

yang dimiliki oleh pemegang jabatan,”

Drs. Sarman Marselinus

Page 8: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

6

persyaratan yang mesti dimiliki seperti kompetensi, kualifikasi, prestasi, kepemimpinan, kerjasama, dan kreatifitas. Asesmen, kata Kakanwil adalah upaya membandingkan kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan.

Apa yang disampaikan orang nomor satu di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi semacam garansi bahwa pelaksanaan asesmen kompetensi tidak sekedar mengikuti perubahan melainkan secara sadar perubahan tersebut diikuti dengan kemauan dan keberanian yang juga diiringi kebersamaan. Patut dicatat bahwa torehan tinta emas dalam sejarah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam melaksanakan asesmen kompetensi ini akan menentukan lembaran berikutnya. Artinya, upaya mengembalikan citra Kementerian Agama secara khusus pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dimulai dari

dalam diri aparatur Kementerian Agama. Karenanya, pelaksanaan asesmen kompetensi mesti dipandang sebagai ujian mendobrak kebiasaan lama.

Objektivitas, kualitas, akuntabilitas dalam pengembangan, promosi, mutasi pun rotasi yang dilakukan mesti menjadi jaminan. Hal ini berarti budaya

Page 9: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

7

lama dalam perekrutan pejabat dengan pola “memilih kucing dalam karung” atau karena suka dan tidak suka atau alasan subyektif lainya hendaknya ditanggalkan karena tentu t idak lagi sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang kencang disuarakan. Baperjakat s e b a g a i p a l a n g pintu terakhir dalam menentukan siapa yang p a n ta s m e n d u d u k i sebuah jabatan menjadi sandaran asa suksesnya geliat reformasi dalam menggodok daftar nama guna menghasilkan pejabat yang berkualitas. Di sisi lain, tugas Baperjakat menjadi lebih ringan karena sudah jelas kompetensi yang dibutuhkan di satu sisi dan juga sudah tersedia calon pemangku dengan sejumlah kompetensi dan rekam jejak yang telah diseleksi di sisi lainnya.

Dengan demikian, masyarakat pun dilayani oleh pelayan-pelayan terbaik yang telah melalui proses seleksi ketat demi terwujudnya pelayanan prima sebagaimana tujuan mulia pelaksanaan reformasi birokrasi. Bila tidak, maka euforia perubahan tidak lagi mendapatkan kepercayaan. Ini berbahaya karena jika aparatur sendiri tidak percaya pada perubahan yang terjadi, bagaimana m u n g k i n m a s y a r a k a t yang mener ima perubahan dapat m e m p e r c a y a i apalagi merasakan p e r u b a h a n t e r s e b u t . Setidaknya perlu ada keyakinan dari dalam diri aparatur p e m e r i n t a h a n bahwa perubahan itu bukan sekedar lips service semata. Syaratnya apalagi

kalau bukan tidak main-main dengan ‘permainan baru’ berjubah reformasi birokrasi.

Pada akhirnya, laju kereta reformasi birokrasi harus diikuti oleh setiap ASN Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur secepat apapun gerbong itu bergerak. Siapa pun pemenang dalam ‘audisi menjadi pejabat’ di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur haruslah memiliki kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan dan harus didukung dengan positif karena telah menjalani serangkaian tes yang dapat dipertanggung jawabkan.

Perubahan terus bergerak seiring waktu. Dari waktu kita bisa belajar mana yang harus diperjuangkan,

mana yang harus dipertahankan, dan mana yang harus diikhlaskan. Toh, pada hakikatnya mungkin kita bisa merefleksikan apa yang disampaikan Presiden RI, Ir. Joko W i d o d o b a h wa kehormatan hidup i t u a d a ke t i k a namamu melekat d i h a t i o r a n g -orang di sekitarmu d a n k e r j a m u bermanfaat untuk rakyat banyak.

*** (Gerald Wassa).

Page 10: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

8

Sssttt...Ini Bukan SARA

8

Seorang calon pejabat baru tengah menghadapi sebuah tes interview.

Interviewer berkata, ”Selamat, Anda telah berhasil menempuh semua tes yang kami adakan. Kini anda menghadapi tes terakhir, yakni tes interview. Kami akan mengajukan pertanyaan, Anda bisa memilih. Pilihannya, Anda menjawab 10 pertanyaan gampang atau 1 pertanyaan yang sulit yang memerlukan jawaban logis. Nah, kami berikan pada Anda untuk memilih jenis pertanyaan dari kami.”

Setelah beberapa saat berpikir, sang calon Pejabat tersebut berkata, “Saya akan memilih 1 pertanyaan yang sulit.”

“Baiklah,” kata sang interviewer, Lalu berkata lagi.

“Menurut Anda duluan mana siang atau malam?”Sang calon Pejabat berpikir sejenak dan berkata

mantap, “Duluan siang, Pak!”Lalu sang interviewer berkata, “Mengapa Anda

menganggap lebih dahulu siang dibanding malam?”Lalu sang calon Pejabat berkata, “Ma’af, tadi

Bapak sudah berjanji hanya akan menanyakan 1 pertanyaan sulit saja.” (dari berbagai sumber/ivonyblegur)

Interview

Pada kesempatan makan bersama-sama keluarganya, Onyod bin Murkisid, yang merupakan pemilik perusahaan terbesar di Bojong, berdiskusi dengan istrinya, Odah.Onyod : "Mah…! Tadi siang di kantor diadain

tes kecerdasan untuk seluruh calon pegawai perusahaan, juga dilakukan untuk pegawai-pegawai lama!"

Odah : "Oh gitu, Pah…? Gunanya apa buat perusahaan memangnya…?"

Onyod : "Untuk menggenjot kinerja, motivasi, dan akhirnya terjadi sinergitas antara pegawai lama dan pegawai baru, sehingga pada akhirnya secara langsung atau tidak langsung memajukan perusahaan, Mah…!"

Odah : "Oh begitu toh, Pah…!"Onyod : "Betul, Mah…! Tes itu juga untuk

memprediksi penempatan karyawan di unit kerja mana dan jabatan apa yang cocok untuk mereka…!"

Odah : "Wah, wah, wah…! Bagus juga tuh ide Papah untuk kemajuan perusahaan.

Ngomong-ngomong Papah ikut tes kecerdasan juga, nggak…?"

Onyod : "Ng,,,ng,,, buat iseng-iseng Papah ikut juga sih, Mah…!"

Odah : "Hasilnya gimana, Pah…?"Onyod (Lesu) : "Yaaah, begitulah…! Karena

Papah hanya iseng-iseng ikut tesnya, menurut tes itu, jabatan paling tinggi yang bisa Papah pegang sebenernya hanya sebatas OFFICE BOY, Mah…! Tapi untungnya Papah kan pemilik perusahaan…"

(dari berbagai sumber/ivonyblegur)

Tes Kecerdasan Karyawandi Perusahaan Milik Onyod

Page 11: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

9

Liputan Khusus

Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR, mengguncang Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada

Rabu, (04/11/2015). Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Kupang, Sumarwan mengatakan pusat gempa yang terjadi pada pukul 10.44 WITA itu berlokasi di 8,20 Lintang Selatan dan 124,94 Bujur Timur dengan kedalaman 89 kilometer. Pusat gempa terletak di darat, sekitar 28 kilometer di timur laut Kabupaten Alor.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, Drs. Muhammad Marhaban yang dimintai informasinya mengatakan bahwa gempa dimaksud menyebabkan 214 rumah warga rusak, 167 diantaranya rusak berat

sedangkan 47 unit lainnya rusak ringan. “Selain rumah warga yang rusak, adapula beberapa buah bangunan gereja, fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan posyandu, serta sejumlah gedung sekolah yang juga ikut rusak,” ujar Marhaban.

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur yang jauh sebelumnya memiliki agenda mengadakan tatap muka dengan para guru dan ASN Kemenag di Pulau Pantar, karena alasan kemanusiaan, mengubah ‘schedule’ mengunjungi lokasi yang terkena dampak langsung gempa. Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT dalam rangkaian kunjungan kerja di wilayah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, bersama Ibu selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Prov.

NTT didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, Ketua DWP Kemenag Kabupaten Alor, sejumlah pejabat di lingkup Kemenag Alor bergerak menuju Maritaing kurang lebih seratus kilometer dari kota Kalabahi ke arah Timur.

Sejumlah besar orang kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka rata dengaan tanah. Belum lagi bangunan gereja, tempat orang-orang beribadah setiap minggunya hancur. Ada pula Puskesmas, Posyandu, gedung sekolah yang tidak lagi bisa digunakan karena mengalami kerusakan. Pemandangan ini terpampang jelas di hadapan rombongan Kementerian Agama, Sabtu, (07/11/2015).

Sehari sebelumnya (Jumad, 06/11/2015), pada kesempatan pembinaan ASN Kementerian Agama Kabupaten Alor yang berlokasi di Aula MTsN Kalabahi disepakati untuk menyiapkan sejumlah terpal guna diserahkan kepada para korban bencana. Hal ini dipandang mendesak karena mayoritas penduduk Maritaing adalah penganut agama Kristen yang harus mengadakan kebaktian pada hari Minggu.

Pada kesempatan lawatan kemanusiaan itu, rombongan Kementerian Agama memilih beberapa

Gempa Alor & Panggilan Kepedulian Kemenag

Page 12: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

10

lokasi gereja yang dipandang menderita kerusakan paling parah. Direncanakan akan ada 8 lokasi yang dikunjungi dalam perjalanan sehari ini. Hal ini berdasarkan hasil suvey sebelumnya yang telah dilakukan oleh Aba Marhaban, Kepala Kantor Kemenag Kab. Alor bersama pejabat Bimas Kristen serta penyuluh agama Kristen setempat.

Perjalanan menuju Maritaing menjadi sebuah ziarah kerukunan yang melampaui batas-batas perbedaan. Kepala Kankemenag Kab. Alor bersama Ibu, yang adalah penganut agama Islam tampak tidak canggung masuk keluar gereja Kristen, menyalami dan mencoba merasakan derita para korban gempa Alor. Dalam rombongan ini, tampak pula Pastor Paroki Gereja Katolik Yesus Gembala Yang Baik Kalabahi, Romo Kris Saku, Pr, yang dengan ikhlas dan sukacita menjadi pengemudi mobil yang ditumpangi Kakanwil Kemenag Prov. NTT dalam iringan kendaraan menuju Maritaing.

Dari delapan gereja yang dijadwalkan untuk dikunjungi, karena sulitnya medan dan terbatasnya waktu, maka rombongan hanya mampu menjangkau tujuh lokasi sembari memberikan bantuan terpal untuk kepentingan peribadatan pada hari Minggu. Ketujuh lokasi itu adalah (1) Gereja Betel Injili Sepenuh (GBIS) Ora et Labora di Dusun Padang Panjang, Desa Tido, Kecamatan Alor Timur Laut yang dipimpin oleh Pendeta Fredinand Maure dengan jumlah jemaat sebanyak 22 KK. Kondisi bangunan: seluruh dinding bagian depan rubuh. (2) Gereja GMIT di Dusun Padang Panjang, Desa Tido, Kecamatan Alor Timur Laut yang dipimpin oleh Pendeta Abraham Takapuling dengan jumlah jemaat sebanyak 53 KK. Kondisi bangunan: seluruh dinding retak pada bagian pengikat slof, plafon rubuh dan menara gereja miring. (3) Gereja GMIT Kobra di Desa Kolana Barat, Kecamatan Alor Timur. Gereja ini mengalami kerusakan parah, padahal baru dibangun dua tahun silam dengan luas 12 x 30 m2. Juga gedung gereja lama rubuh total rata dengan tanah. Jumlah jemaat di gereja ini adalah 85 KK.

Kemudian berikutnya (4) Gereja GMIT Silo Naumang, di Desa Kolana Selatan, Kecamatan Alor Timur. Gereja ini juga mengalami kerusakan parah, bahkan lantai gedung pecah yang mengakibatkan seluruh dinding gedung miring. Jumlah jemaat pada gereja ini adalah 138 KK. (5) Gereja GMIT Lutumang, Desa Maritaing, Kecamatan Alor Timur. Gedung gereja juga mengalami rusak parah sehingga tidak dapat digunakan lagi. Juga sebuah bangunan rumah pendeta rusak parah padahal sedang dalam proses pengerjaan dan sudah mencapai 80%. Gereja ini dipimpin oleh Ibu Pendeta Petroika Malaikosa, dengan jumlah jemaat 197 KK atau 782 jiwa. (6) Gereja GMIT Eben Haezer di Desa Maritaing, Kecamatan Alor Timur. Bangunan tampak miring seluruhnya. Jumlah jemaat sebanyak 66 KK atau 218 jiwa. Rombongan diterima oleh Penatua Apensoris Banik. (7) Gereja GMIT Jemaat Tanglapui, Sion Lipa, Desa Tangalapui Timur, Kecamatan Alor Timur. Gereja ini rusak total, seluruh dinding rubuh. Terdapat 27 KK dalam jemaat ini dan dipimpin oleh Ibu Pendeta Tettiana Lahal.

Satu lokasi yang sulit dikunjungi adalah Gereja Kunetena, di desa Kolana Selatan, Kecamatan Alor Timur. Menurut keterangan Kepala Kantor Kemenag Kab. Alor kondisi gereja ini rusak parah, rombongan tidak bisa menjangkau tempat ini karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan.

Selain rumah ibadah, terdapat banyak rumah penduduk yang rubuh bahkan hingga atapnya menyentuh tanah. Juga beberapa fasilitas umum seperti gedung sekolah, perkantoran dan gedung layanan kesehatan yang mengalami kerusakan. Pemerintah Kabupaten

Alor memutuskan untuk meliburkan aktivitas sekolah di wilayah tersebut hingga Sabtu, 07 November 2015.

Selain rombongan Kanwil Kementerian Agama yang mengunjungi lokasi gempa Alor, juga tampak rombongan pemerintah daerah, secara khusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Alor. Hingga rombongan kembali ke Kalabahi, terlihat

Page 13: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

11

masyarakat secara mandiri mendirikan tenda darurat dan membersihkan puing-puing bangunan yang rusak. Sudah terdapat beberapa posko kemanusiaan yang didirikan oleh TNI, Pemda dan juga HMI Kabupaten Alor.

Dari Keprihatinan Menuju KepedulianSetiap bencana pasti menimbulkan beban

penderitaan kepada setiap manusia, entah sebagai korban maupun sebagai yang menyaksikannya, atau bahkan yang sekedar mendengarkan kisah pilu dari angin yang membawa kabar. Itulah solidaritas kemanusiaan yang sifatnya universal dan mengatasi serta melampaui sekat perbedaan apa pun.

Terlepas dari predikat yang akan disandang kan, entah bencana lokal maupun bencana nasional, satu hal yang pasti adalah bencana sudah meninggalkan beban penderitaan bagi para korban. Karena itu, para korban bencana sepantasnya dibantu. Secara khusus sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Kementerian Agama yakni pembangunan bidang agama, maka perhatian lebih dicurahkan pada rumah ibadah yang mengalami kerusakan.

Berdasarkan laporan yang dikirimkan oleh Kanwil Kemenag Prov. NTT ke Sekretaris Jenderal dan Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, maka pemerintah pusat mengalokasikan kurang lebih sejumlah 1,4 Milyar untuk pembangunan kembali 18 Gedung Gereja yang rusak baik ringan pun rusak berat. Sepuluh gereja yang mengalami rusak berat masing-masing memperoleh 100juta, sedangkan delapan gereja yang mengalami rusak ringan masing-masing memperoleh 50 juta rupiah. Saat ini sedang proses pencairan dan realisasi fisik, sedangkan penyerahan secara simbolis direncanakan akan dilakukan oleh Menteri Agama RI pada kesempatan Perayaan Natal Nasional di Kupang pada tanggal 28 Desember 2015 nanti.

Di tingkat Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT juga digalang sumbangan sukarela untuk korban gempa Alor. Pada tanggal 09 Nopember 2015, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, setelah melakukan rapat terbatas dengan seluruh pejabat eselon III di Kanwil, Kakankemenag Kota Kupang dan Kakankemenag Kabupaten Kupang mengeluarkan edaran bagi seluruh jajarannya untuk menggalang aksi solidaritas ASN Kemenag Peduli Gempa Alor dalam bentuk sumbangan uang secara sukarela tidak mengikat melalui pimpinan satker masing-masing.

Dikatakan Kakanwil, meskipun tidak

menimbulkan korban dan kerugian dalam jumlah yang besar dan berskala luas, gempa Alor merupakan bencana alam yang telah menimbulkan kerugian bagi umat di Alor. Untuk itu, Kakanwil menghimbau segenap ASN Kementerian Agama agar memberikan sumbangan sukarela dalam bentuk uang dan juga pakaian layak pakai. “Saya berharap kerelaan hati dari kita semua untuk berpartisipasi memberikan sumbangan secara sukarela ini,” pinta Kakanwil. “Hari ini mereka yang di Alor yang alami musibah. Mungkin besok kita. Maka saya mengetuk hati bapak dan ibu sekalian untuk berpartisipasi secara aktif,” sambungnya berharap.

Rekening Kemenag Peduli Gempa AlorSebagai tindaklanjut himbauan sebagaimana

dimaksud, Kakanwil meminta Kepala Bidang Bimas Kristen, Drs. Sem Saetban selaku koordinator ‘Kemenag Peduli Gempa Alor’ untuk membuka rekening atas nama Kemenag Peduli Gempa Alor.

Dari hasil partisipasi seluruh jajaran Kemenag se-Nusa Tenggara Timur, terkumpul terhimpun pada Dompet Kemenag Peduli Gempa Alor di Bank NTT adalah Rp. 139.107.664.- (seratus tiga puluh sembilan juta seratus tujuh ribu enam ratus enam puluh empat rupiah). Dana tersebut, sesuai rencana akan diserahkan kepada

para korban gempa Alor melalui Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor pada tanggal 17 Desember 2015 bertepatan dengan pelaksanaan Asesmen Kompetensi Dalam Jabatan bagi Pejabat Eselon III dan IV.

I n i l a h s a l a h s a t u w u j u d ke s et i a kawa n a n s o s i a l , p e re kat keanekaragaman dan pemberi warna-warni pada pelangi kehidupan anak manusia. Universalitas kemanusiaan. “Engkau Susah Aku Bantu, Aku susah Engkau Bantu.” (by.rf/js)

Page 14: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

12

Bidik Lensa

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus

menyimak pidato anak Juara II Porsadin

Nasional 2015 pada Acara Pembukaan Rapat Koordinasi dan Evaluasi BSM/PIP Untuk Siswa

Madrasah Se Provinsi NTT Tahun Anggaran 2015

di Asrama Haji Kupang, Minggu (22/11/2015).

Komunitas Peace Maker Kupang

(KOMPAK), bergambar bersama Kakanwil kemenag NTT, Drs. Sarman

Marselinus setelah Tatap Muka pada

Selasa (24/11/2015) di Ruang Kerja

Kakanwil Kemenag NTT.

Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Tokoh Agama se Prov NTT pada Acara Dialog Tokoh Agama yang diselenggarakan oleh FKUB Provinsi NTT bertempat di Hotel Sasando, Kupang.

Page 15: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

13

Acara Pembukaan Pertemuan

Pembina Kerukunan bersama

Pusat Kerukunan Umat Beragama

Kementerian Agama RI di Hotel Sasando, Kupang.

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus dan pejabat Kanwil

Kemenag Prov. NTT bergambar bersama

para guru agama Katolik pada acara Seleksi Calon

Pengawas Pendidikan Agama dan Keagamaan

Katolik di Aula LPMP Kupang, Senin (23/11/2015).

Foto Bersama Kakanwil Kemenag Provinsi

NTT bersama pejabat dan staf Kemenag Kabupaten Kupang usai melaksanakan

Monitoring Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas di lingkup

Kemenag Kabupaten Kupang, Selasa, (24/11/2015)

Page 16: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

14

Peserta Asesmen Tingkat Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan gembira menyambut pelaksanaan uji kompetensi di Aula Asrama Haji Kupang.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab Ngada, Drs. Karolus Sara Buang Lera, bersama unsur pimpinan FKUB Ngada, unsur KPU Ngada dan para tokoh lintas agama se-kabupaten Ngada seusai acara Temu Saudara

Lintas Agama se-Kabupaten Ngada menyongsong Pilkada Ngada 2015, Senin (30 November 2015).

Dharma Wanita Persatuan Unit Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT berpartisipasi dalam Pertandingan voli merayakan HUT DWP Tingkat Provinsi NTT di Lapangan Olahraga Dinas Informasi dan Komunikasi

Pemprov NTT.

Page 17: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

15

Seputar Kanwil

Kupang – Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT menyelenggarakan pertemuan Pembina Kerukunan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Se Provinsi NTT bertempat di Aula Sasando Hotel, Kupang selama sehari pada Sabtu (21/11/2015).

Pertemuan yang semula diagendakan menghadirkan Sekjen Kementerian Agama RI, Nur Syam, seorang birokrat dan akademisi yang memiliki perhatian besar pada upaya membangun kerukunan hidup di tengah pluralitas nusantara ini, dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Kepala Madrasah Negeri dan pejabat eselon 3 dan 4 lingkup Kanwil Kemenag Prov. NTT.

“Karena padatnya agenda kerja Sekjen Kemenag RI, maka beliau tidak bisa menghadiri acara ini. Walau demikian, esensi dan urgensi pertemuan ini tidak berubah. Kerukunan adalah sebuah keharusan, sebagaimana keragaman adalah Sunnatullah,” demikian disampaikan Drs. Sarman Marselinus, Kakanwil Kemenag NTT ketika membuka kegiatan.

Kakanwil mengingatkan segenap peserta untuk tidak lengah memelihara kerukunan. Karena itu, peran segenap ASN Kementerian Agama, terutama para pimpinan satker sebagai pembina

Kemenag Harus Punya HOTLINEDengan Pimpinan Pemda

kerukunan harus dioptimalkan. Pimpinan satker/pejabat Kemenag dihimbau untuk secara sengaja dan terus menerus membangun rasa saling mempercayai, melalui jalinan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua elemen masyarakat.

Hal ini senada dengan pemaparan pejabat dari Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI. Dikatakan, acuan pembinaan kerukunan dewasa ini belum berubah yakni PBM nomor 9 & 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama. Karena itu, tugas ini harus dilaksanakan bersama dengan pihak pemerintah daerah, dan segenap elemen masyarakat.

“Setiap Kepala Satuan Kerja Kementerian Agama harus mempunyai hotline dengan bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota, juga gubernur/wakil gubernur, bila perlu dengan semua elemen masyarakat, para pimpinan lembaga agama, LSM, pihak keamanan dan juga insan pers,” kata H. Wawan Djunaedi, MA, pejabat dari Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI yang hadir mewakili Sekjen Kemenag RI.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/bobby

Page 18: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

16

Kalabahi – “Kunjungan Kerja selain menjadi ajang untuk memberikan pembinaan ASN pada wilayah kerja, juga untuk menjalin relasi atau ikatan kerja yang baik dengan segenap jajaran,” demikian disampaikan Drs. Sarman Marselinus, Kakanwil Kemenag Prov NTT ketika menyampaikan arahan pada Temu Wicara dengan segenap keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor bertempat di Aula MTsN Kalabahi, Jumad (06/11/2015) siang.

Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Kanwil Kemenag Prov NTT menegaskan bahwa visi misi, program dan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Agama hanya akan berhasil dan memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat beragama bila segenap ASN Kemenag bahu membahu dan bersinergi dalam mewujudkannya. Bukan hanya tergantung pada pimpinan saja.

Ini bukan merupakan kunjungan pertama, karena sebelumnya Kakanwil sudah pernah ke Alor yakni pada saat mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri Halal Bihalal pada tanggal 28 Juli yang silam.

“Saya berharap, kegiatan ini bukan hanya menghasilkan atau menciptakan hubungan fungsional di antara kita, tetapi terlebih juga hubungan emosional di antara kita. Berbarengan dengan relasi emosional itu, bisa nanti kita kembangkan relasi spiritual pula,” himbau Kakanwil yang diamini oleh seluruh peserta pertemuan.

Hal ini penting, karena sejatinya semua kita sebagai satu keluarga besar Kementerian Agama di Provinsi NTT harus bekerja bersama. Sukses setiap bagian akan menjadi sukses Kanwil Kemenag Provinsi NTT, sebaliknya kegagalan atau ketertinggalan satu satker atau satu orang dapat menjadi kegagalan dari seluruh Kanwil Kemenag Prov. NTT.

“Bapak dan Ibu berperanan sangat penting dalam kehidupan saya. Maka saya ingin menyampaikan beberapa hal yang sangat penting menurut saya, sebagai bahan permenungan dan refleksi dalam melaksanakan karya Bapak dan Ibu,” demikian disampaikan Kakanwil yang adalah putra Manggarai.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/bobby

Kunker Untuk MenjalinIkatan EmosionalSelain Ikatan Fungsional

Page 19: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

17

Kupang – Berlangsung di Asrama Haji Kupang, Senin, (09/11/2015), Assesment Kompetensi Jabatan Struktural Eselon III dan IV di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT resmi dibuka oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus. Hadir dalam acara pembukaan tersebut Kepala Bagian Tata Usaha, para Kabiid dan Pembimbing di lingkup Kanwil Kemenag NTT.

Dalam laporannya, Kabag Tata Usaha, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd, selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa pelaksanaan assesment kompetensi ini dimaksudkan untuk menjamin objektivitas, kualitas, akuntabilitas dalam pengembangan, promosi, mutasi dan transparansi pengangkatan dalam jabatan Aparatur Sipil Negara agar sesuai dengan kompetensinya.

Lebih jauh dilaporkannya bahwa, kegiatan yang baru perdana dilaksanakan ini akan berlangsung selama 4 hari, terhitung dari tanggal 09 s/d 12 November 2015 dengan

Assesment Kompetensi Resmi Dibukamengikutsertakan 71 orang assei dengan rincian pelamar jabatan Eselon III sebanyak 29 orang dan Eselon IV 42 orang. Hadir sebagai assesor, masing-masing Dr. Rufus Patty Wutun, Lektor / Dosen Psikologi Universitas Nusa Cendana, Dr. Jeny Eoh, MS, Lektor Kepala Manajemen Universitas Nusa Cendana dan Drs. H. Husen Anwar, Kepala Bidang Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT serta dua orang pendamping dari Biro Ortala Sekretarian Jendral Kementerian Agama.

Sesuai edaran dan pengumuman yang disampaikan melalui website Kanwil Kemenag NTT dan juga surat pemberitahuan ke kantor kabupaten kota se-NTT. Jabatan yang bakal diisi setelah pelaksanaan lelang jabatan tersebut terdiri dari empat jabatan eselon IIIa sebagai kepala kantor dan 27 jabatan eselon IVa dan IVb. Untuk eselon IVa dan IVb jabatan yang bakal ditempati terdiri dari 7 jabatan sebagai kasubag Tata Usaha, 11 Kepala Seksi dan 9 jabatan Penyelenggara setara eselon IVb. Sumber: ntt.kemenag.go.id/bobby/Robert

Page 20: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

18

Kupang – Setelah sekian lama terbentuk, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus akhirnya

secara resmi mengukuhkan Kepengurusan Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur masa bakti 20014-2019 pada hari Selasa, (10/11/2015) di aula utama Kanwil Kemenag Prov. NTT.

Acara pengukuhan yang dipandu Ny. Rofina Gerald Wassa itu berlangsung khidmat. Dengan langkah pasti, tampak satu persatu badan pengurus maju ke tempat pengukuhan begitu namanya dipanggil Ny. Maria Viani Fidianto yang didaulat membacakan SK.

Sementara itu, para pejabat di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT yang mengambil tempat di samping barat aula tampak

larut dalam kekhidmatan acara pengukuhan.

“Luar biasa!” komentar H. Syamsul, Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam usai acara. “Acaranya ibu-ibu s e l a l u m e m b e r i w a r n a lain,” sambungnya memuji kesuksesan para pengurus DWP yang berhasil mengemas a c a r a p e n g u k u h a n i n i secara sederhana tanpa menghilangkan kesan khidmat.

A d a p u n s u s u n a n kepengurusan DWP Kanwil

Kemenag Prov. NTT Masa Bakti 2024-2019 adalah sebagai berikut : Ketua: Ny. Xaveria Ghunu Sarman; Wakil Ketua : Ny. Hj. Sukmawati Ma’arif; Sekretaris: Ny. Iriani Hasan Manuk; Bendahara: Ny. Rosalia Kleden; Ketua Bidang Pendidikan : Ny. Sarlota Saetban; Ketua Bidang Ekonomi : Ny. Mutmainah Husen Anwar; Ketua Bidang Sosia Budaya : Ny. Ernesta Domi Djata

Acara yang dimulai pada pukul 15.00 WITA itu diakhiri dengan ramah tamah dan respsi bersama. Sukses DWP. Sumber: ntt.kemenag.go.id/robert/ivony

Bajawa – “Kita hanya kalah di jumlah, tetapi kualitas berita nomor satu!” Demikian disampaikan Robert Fidianto, JFU penyusun bahan siaran dan pemberitaan pada Subbag Informasi dan Kehumasan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT.

Penyataan tersebut disampaikan Robert, demikian ia disapa, pada kesempatan memberikan bimbingan teknis menulis berita di website bagi pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada, Rabu (18/11) kemarin.

“Berdasarkan pemeringkatan website Kanwil Kementerian Agama Provinsi Se-Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Agama pusat, situs web

Kakanwil Kukuhkan Kepengurusan DWP Kanwil

Kemenag NTT menempati posisi sepuluh besar,” kata jebolan STFK Ledalero ini mengawali paparannya.

“Ini tentu membanggakan. Apalagi prestasi masuk sepuluh besar itu kita tetap pertahankan selama dua tahun terakhir. Secara jumlah kita memang masuk peringkat kesembilan tetapi secara kualitas kita menempati posisi pertama,” lanjut bapak tiga putra ini bangga.

Putra Manggarai ini berterima kasih kepada segenap jajaran kementerian Agama Provinsi NTT dan secara khusus kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada yang

Kualitas Berita Nomor Satu!

Page 21: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

19

Kendari – Acara Festival Qasidah Bersakala Besar Tingkat Nasional ke XX Tahun 2015 resmi dibuka oleh Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Nur Alam mewakili Wakil Presiden, Muhammad Yusuf Kalla, Kamis (12/11) malam.

Acara ini dibuka bersamaan dengan event nasional Festival K e ra t o n N u s a n t a ra d a n Masyarakat Adat Asean ke III 2015 di Alun-alun Kota Kendari, atau lapangan eks MTQ Kendari.

Festival Seni Qasidah Nasional XX yang diikuti 32 Provinsi se Indonesia ini, akan berlangsung mulai 13 November sampai 19 November. Dalam ivent ini, para peserta mengikuti cabang lomba antara lain seni qasidah rebana, peragaan busana muslim, qasidah klasik kolaborasi dan lomba Cipta lagu qasidah.

Sehari sebelumnya, bertempat di Aula Lantai 2 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara di Kota Kendari hari ini, Kamis (12/11/2015)pukul 09.30 wita berlangsung pendaftaran peserta Festival Qasidah Berskala Besar Tingkat Nasional ke XX, yang dilanjutkan dengan pengambilan nada dan rapat

teknical meeting yang dipimpin langsung oleh Ibu Ketua LAKSI Pusat.

Kontingen NTT yang dipimpin oleh Kasi Penerangan Agama Islam Kanwil Kemenag NTT, Hj. Rosmini Semsi, SE dan juga didampingi oleh Bapak Gafur Jafar, S.Ag, Ibu Anissa dan Ibu Ratna mendaftar pada mata lomba Bintang Vokalis Gambus Remaja dan Bintang Vokalis Gambus Dewasa, keduanya berlaku untuk putra dan putri.

Untuk diketahui, kontingen NTT terdiri dari 4 peserta lomba yakni Siti Nurlita Damayanti dan Rahmat Taufik untuk lomba tingkat remaja. Juga Sofiah dan Muktar Mele untuk kategori dewasa. Selamat berlomba dan semoga sukses.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/robert

Kontingen NTT Ikut Serta Dalam Festival Qasidah Berskala Besar

juga telah memberikan sumbangan yang amat berarti melalui peliputan aneka peristiwa seputar Kantor Kementer ian Agama Kabupaten Ngada yang kemudian dikirim ke editor d i t ingkat Kanwil Kemenag Provinsi NTT untuk selanjutnya diupload ke situs web Kanwil Kemenag Provinsi NTT.Sumber: ntt.kemenag.go.id/

yonsch/joe

Page 22: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

20

Kupang – Saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kurikulum 2013 bagi para guru PAK dan Budi Pekerti tingkat SMU/SMK/SMTK se- Bali Nusra, bertempat di Hotel Silvia Kupang (Kamis, 19/11/2015). Sekretaris Dirjen Bimas Kristen, Pontus Sitorus mengutip pernyataan seorang pakar pendidikan yang mengatakan Kurikulum 2013 ibarat pesawat canggih namun para guru belum siap menerbangkan pesawat tersebut.

“Karena itu, guru butuh peningkatan kompetensi dan kegiatan sosialisasi ini dilakukan,” imbuhnya.

Pontus pun mengingatkan para guru untuk memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi

Ko m u n i ka s i d e m i efe kt i f i ta s pembelajaran serta memperkuat peserta didik dengan budaya.

“Para guru jangan kaget dengan perkembangan TIK,” sambungnya sembari mengisahkan seorang Pendeta yang marah karena jemaatnya tak lagi membawa Kitab Suci melainkan Hp Suci dan disambut tawa para hadirin.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Sem Saetban menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Bimas Kristen yang telah menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Kurikulum 2013 bagi para

guru PAK dan Budi Pekerti tingkat SMU/SMK/SMTK dan memilih NTT sebagai tempat pelaksanaan.

Kabid Bimas Kristen secara tegas juga minta para guru PAK dan Budi Pekerti untuk mengikuti kegiatan dengan baik dan serius agar ada ilmu yang dapat dibawa pulang sehingga dapat dibagikan kepada teman-teman guru yang belum dapat hadir mengikuti kegiatan seperti ini. “Hargailah kesempatan ini dan bagikan ilmu yang diperoleh kepada sesama teman guru,” pinta Sem Saetban mengakhiri. Sumber: ntt.kemenag.go.id/joe/paskal

Kupang – Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang merupakan Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan melalui Kanwil Kemenag NTT kepada masyarakat di NTT dimaksudkan agar masyarakat terutama generasi siswa-siswi NTT menjadi pintar.

Hal ini dikatakan Kakanwil Ke m e n a g N T T, D rs . S a r m a n Marselinus ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Bantuan Siswa Miskin Program Indonesia Pintar yang diselenggarakan Bidang

K-13 Ibarat Pesawat Canggih

Program Indonesia Pintar untuk NTT Pintar

Page 23: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

21

Kupang – Drs. Sarman Marselinus, Kepala Kanwil Kementerian Agama ketika membuka kegiatan Seleksi Calon Pengawas Program Pendidikan Agama dan Keagamaan Katolik se Provinsi Nusa Tenggara Timur di Aula LPMP Kupang menegaskan bahwa maju mundurnya penghayatan agama dewasa ini tidak terlepas dari peran para guru agama dalam memproses pembelajaran dan penginternalisasian nilai-nilai agama di kelas.

Kegiatan seleksi calon pengawas pendidikan agama Katolik yang diikuti oleh 30 guru senior pendidikan agama Katolik utusan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Provinsi NTT ini diselenggarakan oleh Bidang Pendidikan Katolik, yang dinahkodai oleh Drs. Djata Dominikus ini dijadwalkan berlangsung 3 hari, dari tanggal 23 hingga 25 November 2015.

“Pernahkah Anda berpikir tentang rendahnya mutu pendidikan kita adalah juga hasil kerja kita? Atau kita cuci tangan? Refleksi atas peran agama yang tampaknya mulai ompong dewasa ini, apa yang harus kita buat agar agama itu bergairah lagi, menjadi acuan hidup lagi, dan bisa mengalahkan godaan nilai-nlai lain?” demikian pertanyaan retorika yang disampaikan Sarman Marselinus kepada para calon pengawas.

Lebih lanjut, Sarman Marselinus menegaskan bahwa apa yang terjadi di sekolah yakni pelajaran agama di kelas, juga akan terbawa ke dalam hidup masyarakat. Upaya untuk menjadikan mata pelajaran agama menjadi

menarik di dalam kelas pasti akan berpengaruh juga pada penghayatan agama di masyarakat. Karena itu peran pengawas sangat penting yakni membantu para guru agama untuk mencapai harapan itu. Dengan kata lain, pengawas pendidikan agama bertanggungjawab atas mutu penghayatan agama di tengah masyarakat.

Proses seleksi calon pengawas ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan tenaga pengawas pendidikan agama Katolik di NTT. Berdasarkan data Kanwil Kemenag NTT, jumlah guru pendidikan agama Katolik baik PNS maupun non PNS adalah 5.025 orang, dan jumlah pengawas pendidikan agama Katolik hanya 79 orang. Sebuah rasio perbandingan yang sangat timpang.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/joe

Pendidikan Islam Kanwil Kemenag NTT, Minggu (22/11/2015) di Asrama Haji Transit Kupang.

Kakanwil menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sangat mengharapkan agar peran lembaga pendidikan lebih ditingkatkan. Menurutnya, Program Indonesia Pintar yang dicanangkan oleh pemerintahan sekarang dimaksudkan agar generasi usia sekolah dapat menuntaskan pendidikannya di semua jenjang pendidikan.

Mengutip pepatah latin, Non Scholae sed Vitae discimus, yang berarti Kita belajar bukan untuk sekolah tetapi belajar untuk hidup, orang nomor satu di lingkungan Kanwil Kemenag NTT mengharapkan seluruh pemangku pendidikan berjuang agar generasi usia sekolah ke depan dapat memanfaatkan segala pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya untuk kebaikan diri, sesama dan lingkungan sekitar.

Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil juga mengapresiasi prestasi yang telah diraih oleh para siswa NTT di kancah nasional. “Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa-siswa di lembaga pendidikan kita. Itu terjadi bukan karena kelengkapan sarana prasarana tetapi karena keterbatasan sehingga ada kerja keras dan niat yang luhur untuk mencetak prestasi,” kata Sarman Marselinus.

Rapat tersebut selain menghadirkan para kasie Bimas dan Pendis serta para Kepala Madrasah se- NTT juga mendatangkan Ida Nur Qasim, M,Pd salah satu pejabat dari Kementerian Agama Pusat yang berbicara tentang Kebijakan Kementerian Agama RI dalam Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Program Indonesia Pintar.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/bobby/jose

Pengawas Pendidikan Agama Bertanggungjawab Atas Kualitas Hidup Beragama

Page 24: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

22

Ende – Hal tersebut d i s a m p a i k a n K a K a n W i l Ke m e n a g P ro v i n s i N T T, Drs. Sarman Marselinus di h a d a p a n p a r a p e j a b a t sturuktural, fungsional serta segenap PNS dan PTT lingkup kemenag Kab. Ende saat memberikan arahanya pada kegiatan monitoring, evaluasi dan asistensi pelaksanaan Zona Integritas pada Kantor Kemenag Ende sebagai salah satu satker pilot projek pelaksanaan Zona Integritas.

Pada kesempatan ini, Kakanwil didampingi oleh Presiden ZI Kanwil Kemenag NTT, Drs. Yakobus B. Kleden, MM dan staf sekretariat ZI, Timtim Sumirat, dan kegiatan berlangsung di Aula Amal Bhakti Kemenag Ende, Senin (30/09/2015).

“Bagi saya Ende selangkah lebih maju, sebab sudah menggunakan media IT untuk

mempercepat dan mempermudah pelaksanaan tugas,” demikian disampaikan Kakanwil.

Di akhir arahannya, mantan Kemenag Ende ini juga memberikan aparesiasi kepada KaKanKemenag Ende dan jajaranya atas reaksi spontan gerakan solidaritas kemanusian bagi sama saudara di kabupaten Alor yang tertimpa bencana alam gempa bumi beberapa waktu silam. Sumber: ntt.kemenag.go.id/nipa/jose

Kupang – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus mengajak Perempuan Lintas Agama (PELITA) untuk terus memelihara kerukunan karena dewasa ini muncul kecenderungan yang kuat akan faham radikalisme dan fundamentalisme. Cara pandang radikalisme dan fundamentalisme akan menimbulkan perlawanan,pertentangan, perpecahan yang mengancam kerukunan.

Hal ini disampaikan Kakanwil dalam Seminar bertajuk Perempuan dan Kerukunan yang diselenggarakan oleh PELITA, jumat (27/11/2015) di aula I Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT.

Kakanwil menjelaskan tugas seluruh warga adalah berupaya agar jangan sampai

Ende Selangkah Lebih Maju

mengganggu keutuhan bangsa. Karena itu, perempuan sebagai elemen bangsa memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keutuhan bangsa berdasarkan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Sebelumnya, Ketua PELITA, Ny. Xaveria Adelheid Ghunu mengatakan upaya merawat kerukunan merupakan usaha bersama dari semua lapisan masyarakat. Perempuan sebagai bagian dari pelaku pembangunan merasa terpanggil terlibat memberi kontribusi dalam pembangunan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali di bidang pembangunan kerukunan beragama.

“Kehadiran organisasi Perempuan Lintas Agama (PELITA) setidaknya mau menegaskan

Kakanwil Ajak PELITA Terus Pelihara Kerukunan

Page 25: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

23

Kupang (Inmas) – “SMAK dibandingkan sekolah keagamaan katolik yang lainnya memiliki prospek yang amat baik bagi kehidupan menggereja. Jika dikelola secara baik, Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) akan sangat membantu dan memajukan kehidupan menggereja.”

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Rapat Sinkronisasi dan Evaluasi Program Bimas Katolik, Jumat, (27/11/2015) di aula Hotel Romytha Kupang.

Diungkapkannya, sejauh ini belum semua Kabupaten/Kota di NTT memiliki SMAK. Dari 22 Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara

Timur, tercatat baru lima kabupaten yang sudah memiliki SMAK yakni Ende, Sumba Barat Daya, Sikka, Flores Timur dan Ngada. Untuk itu, bapak empat anak itu mengajak seluruh pejabat bimas Katolik untuk membangun komitmen bersama menghadirkan minimal satu SMAK pada tiap-tiap Kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

“Ayo bangun komunikasi dengan pimpinan gereja setempat agar sekurang-kurangnya tiap Kabupaten memiliki satu Sekolah Menengah Keagamaan Katolik,” ajak kakanwil mengakhiri sambutannya.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/robert/bobby

bahwa kaum perempuan tidak mau berpangku tangan akan tetapi menunjukkan kemauan untuk mengerahkan waktu, pikiran dan tenaga demi kepentingan bangsa yang lebih besar yakni turut serta membangun, merawat dan memelihara ke r u ku n a n . I n i a d a l a h b a g i a n dari iklas amalnya kaum kami” kata Xaveria.

Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan seminar tersebut adalah RD. Dr.Herman P u n d a P a n d a dan Ustad Sanu Badjuri, S.Ag.M.Ag.

Keduanya membawakan mater i Peran Perempuan dalam Kerukunan berdasarkan pandangan Agama Katolik dan Islam.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/bobby/robert

SMAK, Membantu Kemajuan Gereja

Page 26: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

24

Lintas FLOBAMORA

Ba’a - “Tidak memiliki pendidikan sama dengan b u ta . T i d a k m e m i l i k i pendidikan agama akan membabi buta.” Demikian dikatakan Kepala Kantor K e m e n t e r i a n A g a m a Kabupaten Rote Ndao, Mikael Pah, S.IP, dalam s a m b u t a n n y a p a d a p e m b u k a a n ke g i a t a n Sinkronisasi dan Evaluasi P r o g r a m P e n d i d i k a n Keagamaan Islam, di Aula Kantor Urusan Agama Kecamatan Lobalain, Selasa, (03/11).

Menurutnya, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan mempunyai peran penting dalam pembangunan mental anak-anak bangsa. Karena itu, lanjutnya, lembaga-lembaga pendidikan agama dan keagamaan baik negeri maupun swasta mempunyai peran yang amat strategis. Mantan Kepala Kemenag Rote Ndao itu lebih jauh mengungkapkan bahwa dalam rangka

mengoptimalisasi peran dimaksud maka seluruh pelaksanaan program mesti dievaluasi. Ini penting dalam rangka mendapatkan gambaran tentang tingkat capaian kinerja kita dalam pendidikan.

Kegiatan yang dilaksanakan selama 1 hari ini diikuti oleh 20 orang guru MI, MA, dan Guru PAI se-Kabupaten Rote Ndao.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/frederichamsikan/genoveva

TA M B O L A K A - K e h u m a s a n merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah organisasi. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat Daya, Drs. Julius David Kalumbang ketika memaparkan materi pada kegiatan Pembenahan Layanan Humas yang digelar Sub Bagian Tata Usaha Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat Daya di aula KUA Kecamatan Loura, Selasa, (17/11/2015).

M e n u r u t K a l u m b a n g , penyelenggaraan Kehumasan harus

Tidak Berpendidikan Sama Dengan Buta

Page 27: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

25

Ngada - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada, Drs. Karolus Sara Buang Lera mengatakan simbol Ikhlas Beramal memberikan fondasi yang kuat untuk membangun integrias moral yang kokoh bagi seluruh jajaran Kementerian Agama.

Menurut beliau, profil integritas berupa kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan dan sikap yang mengacu pada etika kebenaran mesti menjadi niat mulia dalam mempertanggung jawabkan amanah yang dipercayakan kepada

setiap aparatur Kementerian Agama.

Hal ini dikatakan Kepala Kantor dalam sambutan pada Upacara Pembukaan kegiatan m e nyo n g s o n g H A B ke - 7 0 Kementerian Agama RI tingkat Kabupaten Ngada, hari Jumat, 06/11/2015 di halaman depan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada.

L e b i h l a n j u t , b e l i a u menyampaikan bahwa dimensi integritas berupa sikap kejujuran harus sedemikian melekat di hati

seluruh jajaran aparatur Kementerian Agama karena tanpa sikap mental yang amanah, bersih dan jujur, hakikat sebagai penjaga moral bangsa tidak dapat dirajut oleh institusi Kementerian Agama.

“Mesti ada kesadaran pada setiap insan jajaran kementerian agama bahwa setiap pekerjaan atau pelayanan yang kita lakukan adalah sebuah ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar beliau.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/philippandu/genoveva

berdasarkan asas-asas seperti: partisipasi, akurasi, transparansi, daya tangkap, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas, etis, integritas dan kompetensi serta memiliki ruang lingkup tertentu yang menjadi koridor bagi petugas Humas dalam melaksanakan kegiatannya.

Karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah membangun komunikasi baik secara internal maupun eksternal, mampu melakukan riset dan pengembangan kehumasan, menganalisa media, mampu menata infrastruktur kehumasan, memfasilitasi pengaduan masyarakat, melakukan

dokumentasi dan informasi, monitoring dan melakukan evaluasi kegiatan.

Ka lumbang berharap, keg iatan Pembenahan Layanan Humas bermanfaat bagi semua Aparatur Sipil Negara (ASN). Karena dalam arti tertentu tugas kehumasan dapat dilakukan oleh setiap ASN Kemenag SBD meskipun dalam organisasi tugas tersebut menjadi kewenangan petugas tertentu yang ditunjuk menangani kehumasan.

Sumber : www.ntt.kemenag.go.id/pedro/genoveva

Simbol Ikhlas Beramal Beri Fondasi Kuat

Kehumasan Elemen Penting Organisasi

Page 28: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

26

Kalabahi – Sore yang indah di Alor, setelah bertatap muka dan menyampaikan materi pembinaan kepada segenap ASN lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, rombongan Kakanwil Kemenag Prov. NTT menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah Sekolah Menengah Teologi Kristen di Alor, pada Jumad (06/11/2015) pukul 17.00 Wita.

SMTK Mardhi Wacana Fanating, Alor terletak kurang lebih 10 km dari pusat kota Kalabahi, beberapa ratus meter menapaki setapak berdebu dari jalan raya, dengan jumlah siswa 70 an orang dan dikelola oleh sebuah Yayasan Swasta milik masyarakat Alor.

Langkah kaki rombongan terhenti ketika alunan musik dan suara merdu sekelompok siswa-siswi SMTK melantunkan puji-pujian di halaman kecil sekolah itu. Sebuah penyambutan sederhana tapi sangat menyentuh perasaan, seolah-olah mereka berkata, “Di sini kami berada, di tempat yang sepi, hampir terlupakan, tetapi kami tetap harus menulis jejak-jejak rapuh kami di atas lembaran kehidupan ini.”

Tidak banyak siswa yang tampak dalam kompleks sekolah karena hari itu hampir semua sekolah di Alor meliburkan proses KBM karena bencana gempa bumi. Seorang ibu guru dengan ramah dan penuh semangat dengan tatapan mata bercahaya bertutur, “Dulu pernah mantan Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs.

Sega Fransiskus menginjakkan kaki di tempat ini dan memberikan kami bantuan gedung ini.”

K i n i , S M T K Mardhi Wacana Fa n a t i n g , A l o r sedang berjuang d a l a m h a ra p a n u n t u k s e g e r a m e n d a p a t p e r s e t u j u a n penegerian dari penguasa Negara ini. Namun sayang, moratorium satker neger i rupanya memaksa mereka

untuk masih harus berjalan sendirian tertatih-tatih menapaki kerasnya bumi kenari dan teriknya mentari di era pemanasan global ini.

Tetap semangat Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) Mardhi Wacana Fanating, Alor. Segala sesuatu pasti akan indah pada waktunya.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/paskal

Kota Kupang - Setelah macet menerbitkan Majalah Nirwana yang sebelumnya menjadi media primadona di lingkup Kankemenag Kota Kupang beberapa waktu lalu, kini Kemenag Kota Kupang sepakat menerbitkan lagi sebuah majalah baru dengan nama HARMONI.

Hal itu terungkap dalam rapat bersama seluruh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran Kantor itu, Kamis (19/11/ 2015) di ruang kerja Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang.

Pada kesempatan itu, Kakankemenag Kota Kupang, Drs. Ambros Korbaffo, M.Si mengajak seluruh peserta rapat mendukung rencana penerbitan majalah HARMONI yang rencananya akan terbit sekitar akhir bulan Nopember atau awal Desember 2015.

Kidung Senja Di SMTK Fanating Alor

Page 29: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

27

Labuan Bajo – Dalam rangka meningkatkan pemahaman sekaligus ketaatan aparatur terhadap produk hukum, Kemenag Manggarai Barat menggelar kegiatan Penyuluhan Hukum Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berlangsung di Ruang Rapat Kantor Kemenag Manggarai Barat, Sabtu, 7/11/2015.

Kegiatan sehari ini diikuti 25 orang peserta yang terdiri dari Kasubag TU, Kepala Seksi/Penyelenggara, Para Kepala KUA, Penghulu, Pengawas Pendidikan serta sebagian JFU di Lingkungan Kantor Kemenag Manggarai Barat dengan menghadirkan nara sumber Kasubag Hukum dan KUB Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Yakobis Oktavianus, S.Sos, MM dengan materi Implementasi PMA Nomor 45 Tahun 2015 Sebagai Standar Disiplin ASN Kementerian Agama.

“Kegiatan penyuluhan ini penting agar aparatur Kementerian Agama dapat menjadi pelopor penegak hukum serta mengetahui hukum-hukum yang terkait dengan penegakan disiplin di Lingkungan Kementerian Agama,“ ungkap Klemens

Kemenag Mabar Gelar Penyuluhan Hukum Bagi PNS

K. Kelen, SE selaku ketua panitia.Selain meningkatnya pemahaman dan

kesadaran hukum bagi aparatur, penyuluhan ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya implementasi 5 nilai budaya kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seorang ASN, meningkatnya disiplin pegawai sekaligus menghindari para ASN di lingkungan Kantor Kemenag Manggarai Barat dari persoalan dan pelanggaran hukum.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jonmance/joe

Sambil menunjukkan majalah BERNAS milik Inmas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Kakankemenag Kota Kupang memberi sinyal bahwa pada tahun anggaran baru, media yang direncanakan penerbitannya itu, perlu mendapat perhatian yang serius dari keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kota Kupang.

“Satker kita tidak akan dikenal oleh publik, kalau kita tidak mempublikasikan setiap kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kita” tandas orang nomor satu kantor Kementerian Agama Kota Kupang itu.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/raymundus/bobby

Nirwana Macet, Harmoni Akan Terbit

Page 30: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

28

Larantuka - Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Flores Timur, Petrus Pedo Beke,S.Ag menyatakan kekagumannya terhadap wajah dan tampilan f i s ik bangunan-bangunan Madrasah d i So lor yakni pada MTs.N Lohayong, MAS Gewayantana Lohayong dan MIN Lohayong.

H a l t e r s e b u t

Larantuka - Bertempat di Gedung Multi Event Hall Larantuka, Senin, 16/11/2015 Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Reinha Larantuka mewisudakan 141 Sarjana Agama Angkatan IV Tahun 2015.

Turut hadir dalam acara tersebut, Yang Mulia Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr, Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos, pimpinan DPRD Kabupaten Flores Timur dan Lembata, jajaran pemerintah daerah Flotim dan Lembata, Sekretaris Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Agustinus Tungga Gempa, Kabid Pendidikan Katolik Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Drs. Djata Dominikus, M.Si, Kepala Kantor Kemenag Kab. Flotim, Petrus Pedo Beke, S.Ag, pimpinan kongregasi CIJ, serta para

keluarga dan kerabat dari para wisudawan/wisudawati.

Acara wisuda dengan tema Menggagas Pendidikan Katolik Menuju Eclesia Domestika tersebut dilakukan dalam rapat senat terbuka yang dipimpin Ketua STP Reinha Larantuka, Sr. Maria Goreti Leto Weking, CIJ.

Beliau berharap agar para sarjana ke depannya dapat menjadi agen perubahan dalam lingkungannya, menjadi kekuatan moral yang dengan segala sumber daya yang dimilikinya dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik dengan berpedoman pada ajaran Sang Guru Ilahi serta mengusahakan kesejahteraan gereja dan masyarakat. Sumber: ntt.kemenag.go.id/peter/bobby

STP Reinha Larantuka Wisudakan 141 Sarjana Agama

Di Solor, Wajah Madrasah Semakin Baik

Page 31: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

29

Waingapu – Kementerian Agama Kab. Sumba Timur mendapatkan BIMTEK Kehumasan, Data, TIK langsung dari Kasubag Inmas, Yohanes B. Seja, S.Fil pada Rabu yang lalu (25/11).

Menjadi sesuatu yang istimewa karena hal ini merupakan pertama kalinya bagi Kemenag Sumba Timur dan dibawakan langsung oleh Kasubag Inmas yang juga pertama kalinya menginjakkan kakinya di Tanah Matawai Amahu Padanjara Hamu, Sumba Timur.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang cukup baik dengan setiap seksi mengirimkan perwakilannya serta Kakakankemenag Kab. Sumba Timur, Maxy Lak’apu, M.Pd.K dan Kasubag TU, Yosep Bria Tahuk, SE juga hadir dan terus mendamping selama bimtek ini berlangsung.

BIMTEK yang berlangsung selama 2 jam lebih di Aula Kemenag Kab. Sumba Timur terdiri atas

dua pemaparan materi yakni tentang TUSI Subag Informasi dan Humas oleh John Seja, selaku Kasubag Inmas dan tentang “menulis itu mudah” oleh Yohanes F.G.M. Wassa, S.Sos.

“Saya berharap akan lahir srikandi-srikandi Inmas yang baru dari Kab. Sumba Timur ini,” ungkap John Seja. Hal ini diungkapkan, mengingat selama ini kontributor aktif dari Sumba Timur adalah nona Dion Nancy, yang pada awalnya dari nama dikira seorang pria, ternyata adalah srikandi asal Nggela, Ende.

Pemaparan materi tentang menulis itu mudah, diakhiri dengan setiap peserta diberikan tantangan untuk membuat judul dan lead berita oleh Kakankemenag Sumba Timur, dan ternyata beberapa peserta mampu membuat judul berita dan saling memberikan pikirannya untuk menghasilkan judul berita yang menarik.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jDionNancy/jose

disampaikannnya ketika memberikan arahan pada pelaksanaan audit internal di Zona Solor yang berpusat di MIN Lohayong, Sabtu, 28/11/2015.

“Ada kebanggaan tersendiri tentang fisik madarasah kita yang semakin baik dan cantik jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang ada disekitarnya. Ini bukti dari kerja keras kita bersama melalui bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui APBN” ungkapnya.

Beliaupun mengajak para Kamad dan para guru untuk berterima kasih kepada Pemerintah secara khusus kepada Kementerian Agama yang

Berharap Lahir Srikandi-Srikandi Baru

telah menjawabi harapan masyarakat untuk memperbaiki wajah madrasah kita yang akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan madrasah.

Tak tanggung-tanggung beliau menyebut tampilan gedung madrasah di Solor masih lebih baik jika dibandingkan dengan di wilayah Adonara, sehingga beliaupun memberikan proficiatnya kepada setiap pengelola anggaran yang langsung direspon dengan tepukan tangan para peserta.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/peter/robert

Page 32: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

30

Sahabat BERNAS

30

Pembawaannya tenang, disiplin adalah sikap kesehariannya. Tak banyak kata-kata yang diperbincangkan ketika bertemu.

Apa yang dikatakannya. Itulah yang dilakukannya. Prinsipil, tegas dan patuh pada aturan itulah yang selalu ditampakkannya. Sosok pria ini tidak asing di

lingkungan Kanwil Kemenag NTT. Dialah H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd.

Mengawali karier sebagai guru PNS di MTsN Kupang hingga menduduki jabatan pemegang kendali bagian kesekretariatan sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag NTT, suami dari Hj. Iriani ini menjalankan perannya sebagai aparatur negara dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

Jabatan yang diembannya menuntutnya berpandangan luas terhadap berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah termasuk bagaimana usahanya mendorong peran dan fungsi dari setiap

PNS dalam memenuhi tuntutan untuk meningkatkan kinerja.

Menyinggung tentang kondisi PNS di lingkungan Kanwil Kemenag NTT dan pelaksanaan asesmen yang tengah dilaksanakan, Pria kelahiran Lembata yang akan merayakan ultahnya ke-47 di akhir tahun 2015 ini memandang bahwa kinerja PNS di lingkup Kanwil Kemenag NTT sudah menunjukan tingkatkan kinerja yang sudah bagus. Walau demikian masih memerlukan banyak perbaikan. “Ada sebagian PNS yang termasuk dalam golongan kuadran empat yakni bermotivasi kerja rendah dan juga berkemampuan rendah,” tulis pa Hasan melalui WA-nya.

Menurut Alumnus Universitas Muhamadiyah Kupang ini bahwa cara untuk memperbaiki kinerja tidak lain adalah dengan disiplin terutama dalam tiga hal yakni disiplin masuk keluar kantor (Kehadiran), disiplin melaksanakan tugas dan disiplin menegakkan regulasi termasuk dan terutama regulasi keuangan.

Pria yang menyelesaikan strata II di Universitas Negeri Makassar tahun 2002 menjelaskan bahwa pemberian tunjangan kinerja belum sebanding dengan kinerja karena yang terjadi pembayaran masih berdasarkan kehadiran. Menurutnya, mestinya pembayaran kinerja secara sederhana tercermin dalam laporan kinerja harian. “Bagi siapa saja yang belum memasukkan laporan kinerja harian untuk diketahui atasannya maka belum layak menerima tukin,” jelasnya.

Berkaitan dengan pelaksanaan asesmen yang tengah dilakukan Kementerian Agama dan untuk lingkungan Kanwil Kemenag sudah digelar dua tahap, Alumnus SMP Katolik St. Pius X Lewoleba ini mengatakan bahwa pelaksanaan asesmen bertujuan untuk mengetahui kompetensi PNS dalam rangka pemetaan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya sebagai bahan pertimbangan rekrutmen calon pejabat.

“Pelaksanaan asesmen barusan, bagus dan saya kira hasilnya bisa obyektif dan rasional karena dilaksanakan oleh pihak yang berkompeten. Hanya saja belum menunjukkan kompetensi manejerial yang komprehensif, tapi pada umumnya, kesan saya cukup bagus,” paparnya.

DISIPLIN, itu Kata KuncinyaSejenak Bersama H. Hasan Manuk, S.Pd. M.Pd

Page 33: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

31

BIODATANama : H. Hasan Manuk, S.Pd, M.PdTTL : Lembata, 31 Desember 1968Istri : Hj. IrianiAnak-anak : Roswita Hasriani Nurhadayani Wandasari Ilham Irsandi Nurjanah TrianitaPendidikan : SDN Eltari, Ile Ape Lembata 1979 SMP Katolik St. Pius X Lewoleba-Lembata 1984 SMA PGRI Swastika Lewoleba 1987 FKIP Universitas Muhamadiyah Kupang 1993 Magister Pendidikan Universitas Negeri Makassar 2002Jabatan : Guru MTsN Kupang, 1996-2003 Kepala MTsN Kupang, 2003-2007 Kepala Seksi Madrasah Bidang Kependais dan Pemberdayaan Masjid,2007-2013 Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag NTT, 2013-sekarang

31

Melalui WA, Mantan Kasie Madrasah pada Bidang Kependais dan Pembimbing Masjid Kanwil Kemenag NTT ini menulis bahwa hasil asesmen menjadi salah satu pertimbangan penempatan seseorang dalam jabatan tertentu.

“Jabatan yang kosong memang harus diisi termasuk di tiga satker baru yakni eselon IV dan III tetapi tidak berarti bahwa yang ikut asesmen dengan pilihan promosi berarti otomatis dipromosikan ke eselon lebih tinggi setingkat, tetapi juga untuk kebutuhan eselon yang sama pada satker yang lain atau roling,” jawabnya.

Lalu bagaimana nasib PNS yang tidak ikut asesmen? Ayah dari tiga putri dan satu putra ini menjawab bahwa PNS yang tidak mengikuti asesmen pasti memiliki dampaknya karena selain tidak akan diketahui standar kompetensinya juga tidak berpeluang untuk dipromosikan atau dimutasikan dalam jabatan yang lain.

“Untuk dikenakan sanksi dengan kategori tertentu, belum ada ketentuan tentang itu,” tulisnya ketika ditanya tentang sanksi jika PNS tidak mengikuti asesmen.

Pa Kabag demikian ia biasa disapa, memiliki harapan agar ke depan PNS lingkup Kemenag

NTT terus berbenah dengan melaksanakan lima nilai budaya kerja sebagai ruh utama dalam melaksanakan tugas demi cita-cita bersama.

(by.bobby babaputra)

Page 34: Bernas Edisi November 2015

Edisi 09 Tahun IV, Nomor 21 Nopember 2015

32

Bianglala

Asesmen Kompetensi:The Right Man On The Right Jobs

Asesmen kompetensi sesungguhnya bukanlah hal baru. Di banyak organisasi baik negeri maupun swasta, di dalam maupun di luar negeri, perihal

asesmen kompetensi merupakan bagian yang urgen untuk perekrutan, penempatan dan pemberian tugas jabatan bagi seseorang. Alasannya sederhana, yakni maju mundurnya sebuah organisasi sangat tergantung dari kompetensi yang dimiliki seseorang.

Sampai sekarang, asesmen kompetensi memang hangat dibicarakan. Banyak pikiran lepas muncul berjamuran. Seorang teman berucap begini: “sekarang ini, dengan adanya asesmen kompetensi, maka istilah like and dislike menjadi tidak ada lagi dalam sebuah organisasi.” Ya n g s a t u m e n y a m b u n g : “benar itu, kita semua memiliki peluang yang sama untuk suatu jabatan tertentu”. Seorang lain melanjutkan: “dengan asesmen kompetensi, kita mulai dengan paradigma baru.”

Asesmen kompetensi tidak hanya berlaku di lingkungan Kementerian Agama, melainkan juga terjadi di lingkungan sekolah dan instansi lain. Asesmen kompetensi di lingkungan sekolah misalnya, dilaksanakan sebagai proses pengamatan, perekaman dan pendokumentasian seluruh aspek perkembangan peserta didik baik fisik, bahasa, sosial, moral dan spiritual. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi kualitatif secara terus-menerus terhadap peserta didik dan informasi itu merupakan bahan bagi guru dalam merancang strategi dan proses pembelajaran.

Pelaksanaan asesmen kompetensi tidak terjadi tiba-tiba. Sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, di dalamnya termasuk tentang rancangan pelaksanaan asesmen kompetensi. Biro Kepegawaian dan Bagian Asesmen dan Pengembangan Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia mengimplementas ikannya melalu i tahap-tahap perencanaan.

Tahun 2011 dimulai tahap pembentukan struktur pemetaan program. Kemudian pada tahun 2012, dimulai penyusunan dokumen pokok dan uji coba program. Selanjutnya tahun 2013, uji coba lanjutan dan penetapan regulasi induk. Pada tahun 2014, adalah tahun uji coba

promosi jabatan dan awal ekstensifikasi. Secara merata asesmen kompetensi dilaksanakan di seluruh Kementerian Agama se Indonesia melalui Lounching Pertama Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saffudin pada tanggal 01 April 2015.

Regulasi induk menjadi pedoman utama yaitu KMA Nomor 207 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Bagi PNS di Lingkungan Kementerian Agama. Melalui pedoman ini, setiap Aparatur Sipil

Negara (ASN) dinilai, diuji, diteliti, ditakar nalarnya, diukur dan diobservasi berdasarkan kriteria yang standar untuk mengetahui kemampuan, peran sosial, nilai diri, prilaku dan motif dari masing-masing ASN. Pada akhirnya, akan diperoleh gambaran tentang kepribadian yang mendalam yang melekat pada diri seseorang serta memprediksi prilaku seseorang pada pelbagai keadaan dan tugas pekerjaan.

D e n g a n d e m i k i a n asesmen kompetensi niscaya diperlukan dan menjadi kebutuhan sebuah organisasi. Tujuannya selain untuk mengetahui secara mendalam pribadi masing-masing ASN di lingkungan Kemeterian Agama, tetapi juga sebagai profil kompetensi ASN Kementerian Agama, Bahan Informasi bagi Tim Baperjakat, dan Penetapan Prioritas Pengembangan Kompetensi ASN. Akhirnya, persepsi kita tentang pelaksanaan asesmen kompetensi seperti pembicaraan lepas yang terjadi di Warung Bakso atau diskusi bebas di antara kita menjadi jelas tujuannya.

Manfaat dari pelaksanaan asesmen kompetensi menjadi cukup banyak. Selain informasi bagi para pengambil keputusan, tetapi juga beriringan dengan keberanian moral melakukan perubahan. Bahasa klise yang selalu muncul di kalangan orang bebas adalah “The Right Man On The Wrong Place.” Bahasa yang lebih kontras adalah “The Wrong Man On The Wrong Place.” Melalui paradigma ini, bahasa klise ini berubah menjadi “The Right Man On The Right Place,” dan bahkan lebih spesifik karena asesmen kompetensi adalah “The Right Man On The Right Jobs”. Orang yang tepat pada jabatan atau tugas yang tepat sesuai kompetensi yang ia miliki.

Sipri Muda HondoKasi Penyuluhan Bidang Urakat Kanwil Kemenag NTT

Page 35: Bernas Edisi November 2015

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Drs. Sarman MarselinusKakanwil

“Dengan Memperkokoh Netralitas dan Profesionalitas, KORPRI Siap Mensukseskan Program Nawacita Melalui Gerakan Ayo Kerja

Menuju Terwujudnya Kualitas Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Rakyat”

KORPS PEGAWAIREPUBLIK INDONESIA

MENGUCAPKAN

DIRGAHAYU

29 November 2015(KORPRI) KE 44

Page 36: Bernas Edisi November 2015

ISSN 2252-360X