Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

9
Berikut ini maqam menurut pembagian dan susunan Abu Nasr al- Sarraj al-Tusi dalam bukunya Kitab al-luma’fi’t Tashawwuf.Secara umum terdapat dalam kitab-kitab lainnya.Ketujuh maqam itu ialah:taubat,wara’,zuhud,fakir,sabar,tawakal dan ridha. 1. Maqam Taubat Taubat yang dimaksudkan sufi ialah taubat yang sebenar- benarnya,taubat yang tidak akan membawa ke dosa lagi.Taubat yang sebenarnya dalam faham sufisme ialah lupa pada segala hal kecuali Tuhan.Orang yang taubat kata al-Hujwiri adalah orang yang cinta pada Allah.Orang yang cinta pada Allah senantiasa mengadakan komtemplasi tentang Allah. Dzu-al-Nun mengatakan:”Taubatnya orang-orang awam taubat dari dosa-dosa taubatnya orang khawas(sufi) taubat dari ghaflah(lalai mengingat Tuhan).Ghaflah ini dosa yang mematikan.Ghaflah ini adalah sumber munculnya segala dosa. Dengan demikian,taubat merupakan pangkal tolak peralihan dari hidup lama ke kehidupan baru secara sufi. 2. Maqam Wara’ Kata ini mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak baik dan dalam pengertian sufi wara’ adalah meninggalkan segala yang dalamnya terdapat syubhat (keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu.Misalnya para sufi mau makan tetapi ia ragu dengan keadaan makanan yang disajikan ,apakah makanan itu diperoleh dan diperdapat dengan jalan yang halal atau haram? Imam al-Ghazali membagi sifat wara’ dalam empat tingkatan:pertama wara’ul ‘adl,kedua wara’ush shalihin,ketiga wara’ul muttaqien dan terakhir wara’ush shiddiqiin.Dalam tasawuf wara’ merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) juga merupakan tangga awal untuk membersihkan hati dari ikatan keduniaan.

Transcript of Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

Page 1: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

Berikut ini maqam menurut pembagian dan susunan Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi dalam bukunya Kitab al-luma’fi’t Tashawwuf.Secara umum terdapat dalam kitab-kitab lainnya.Ketujuh maqam itu ialah:taubat,wara’,zuhud,fakir,sabar,tawakal dan ridha.

1. Maqam Taubat

Taubat yang dimaksudkan sufi ialah taubat yang sebenar-benarnya,taubat yang tidak akan membawa ke dosa lagi.Taubat yang sebenarnya dalam faham sufisme ialah lupa pada segala hal kecuali Tuhan.Orang yang taubat kata al-Hujwiri adalah orang yang cinta pada Allah.Orang yang cinta pada Allah senantiasa mengadakan komtemplasi tentang Allah.

Dzu-al-Nun mengatakan:”Taubatnya orang-orang awam taubat dari dosa-dosa taubatnya orang khawas(sufi) taubat dari ghaflah(lalai mengingat Tuhan).Ghaflah ini dosa yang mematikan.Ghaflah ini adalah sumber munculnya segala dosa.

Dengan demikian,taubat merupakan pangkal tolak peralihan dari hidup lama ke kehidupan baru secara sufi.

2. Maqam Wara’

Kata ini mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak baik dan dalam pengertian sufi wara’ adalah meninggalkan segala yang dalamnya terdapat syubhat (keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu.Misalnya para sufi mau makan tetapi ia ragu dengan keadaan makanan yang disajikan ,apakah makanan itu diperoleh dan diperdapat dengan jalan yang halal atau haram?

Imam al-Ghazali membagi sifat wara’ dalam empat tingkatan:pertama wara’ul ‘adl,kedua wara’ush shalihin,ketiga wara’ul muttaqien dan terakhir wara’ush shiddiqiin.Dalam tasawuf wara’ merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) juga merupakan tangga awal untuk membersihkan hati dari ikatan keduniaan.

3. Maqam Zuhud

Zuhud adalah keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian.Sebelum menjadi sufi,seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid yang dalam istilah inggris disebut ascetic (pertapa).Menurut Harun Nasution dalam sejarah islam sebelum timbulnya aliran tasawwuf terlebih dahulu muncul aliran zuhd.Aliran zuhd timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II Hijriyah.Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap hidup mewah dari khalifah dan keluarga serta pembesar-pembesar negara sebagai akibat dari kekayaan yang diperoleh setelah islam meluas ke Syiria,Mesir,Mesopotamia dan Persia.

Ahmad bin Hambal seperti yang dinukilkan Imam al-Qusyairi mengatakan,”Zuhd terbagi kepada tiga macam:

Page 2: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

Meninggalkan yang haram,inilah zuhdnya orang awam Meninggalkan segala yang berlebih-lebihan dari yang halal,inilah zuhdnya yang khawas Meninggalkan segala yang akan menyibukkan dirinya sehingga karena kesibukan itu,ia

lupa kepada Allah,inilah zuhdnya orang ‘arif

4. Maqam Fakir

Fakir ialah tidak meminta lebih dari apa yang ada dalam diri kita.Tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban.Jadi pada dasarnya setelah mampu taubat,menuju maqam wara’ berusaha meninggalkan syubhat agar hidup hanya mencari yang jelas dan halal,kemudian dengan zuhud telah mulai menjauhi keinginan terhadap yang halal-halal dan hanya mementingkan sekedar untuk bagi kelangsungan hidupnya.

5. Maqam Sabar

Sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah,dalam menjauhi segala larangannya dan dalam menerima segala percobaan-percobaan yang ditimpakan-Nya pada diri kita.Abu Zakaria Ansari berkata,”Sabar merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap sesuatu yang terjadi,baik yang disenanginya maupun yang dibencinya.”

Dalam tasawuf sabar dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir.Karena persyaratan untuk bias konsentrasi dalam zikir,orang harus mencapai maqam fakir,tentu hidupnya akan dilanda berbagai macam penderitaan dan kepincangan.Oleh karena itu,harus segera melangkah ke maqam sabar.Sebagai suatu maqam sabar dalam tasawuf direnungkan dan dikembangkan menjadi konsep yang diungkapkan dalam berbagai pengertian.

6. Maqam Tawakkal

Dari segi bahasa tawakkal merupakan bentuk kata dari al-wakalah yang mengandung arti menyerahkan,menyadarkan dan mempercayakan.Hal ini sebagai sikap berserah diri sepenuhnya kepada ketetapan dan taqdir Allah SWT. Menyerah kepada qada’ dan putusan dari Allah. Menurut Nicholson,misalnya seorang sufi yang memiliki sifat tawakkal ia tidak mau mencari nafkah atau tidak mau menerima obat apabila ia sakit .Pendeknya dia pasrah sepenuhnya pada penjagaan Tuhan tanpa sedikitpun ragu bahwa Dia zat yang menguasai dunia dan akhirat.

Dalam Risalah Qusyairiyah diterangkan bahwa Sahlu bin Abdullah mengatakan,”Permulaan dari maqam tawakkal itu adalah seorang hamba (manusia) didepan Allah Yang Maha Kuasa laksana mayat didepan orang yang memandikannya,dibolak-balik sekehendaknya tanpa bergerak dan ikhtiar.Artinya ia menerima apa saja yang diinginkan oleh yang memandikannya,ia tidak bias bergerak atau berusaha menolaknya.

Page 3: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

7. Maqam Ridha

Tidak berusaha,tidak menentang qada’ dan qadar Tuhan.Mengeluarkan perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalam dirinya hanya perasaan senang dan gembira.Merasa senang menerima malapetaka sebagaimana merasa senang menerima ni’mat.Tidak meminta surga dari Allah dan tidak meminta supaya di jauhkan dari neraka.

Mengenai maqam ridha ini dalam Risalah al-Qusyairiyah dinukilkan macam-macam pemahaman terhadap maqam ridha sesuai dengan renungan para tokoh sufi itu sendiri.misalnya Abu Bakar Thahir mengatakan,”Ridha itu hilangnya ketidaksenangan dari hatinya,sehingga yang tinggal kegembiraan dan kesenangan(sukacita) dalam hatinya.”

Setelah melewati tahap ridha atau setelah melewati maqaamat yang tujuh makaseorang sufi sudah sampai pada tingkat yang pertama,seorang sufi akan melewati tingkat berikutnya yaitu tingkat kedua yang lebih tinggi derajatnya dari maqam-maqam sebelumnya.

Mahabbah

Mahabbah berasal dari kata hub,secara etimologis bermakna cinta,senang,suka juga punya arti sari pati.Dengan demikian,mahabbah adalah cinta yang dipahami sebagai inti atau saripati dari perasaan positif yang ada dalam diri manusia.

Menurut al-Sarraj al-Tusi,cinta itu ada tiga tingkat :

Cinta biasa,terwujud dalam zikir dan tasbih Cinta yang sidik,cinta yang dapat menghilangkan tabir yang memisahkan diri

seseorang dari Allah SWT Cinta yang ‘arif,yakni cinta yang betul-betul mengetahui Allah SWT

Ma’rifah

Mahabbah dan ma’rifah senantiasa berdampingan,keduanya terletak hubungan yang erat antara seorang sufi dengan Tuhan.Mahabbah adalah gambaran rasa cinta dengan Tuhan sedangkan ma’rifah adalah gambaran keadaan mengetahui Tuhan dengan sanubarinya.Ada pula yang berpendapat bahwa ma’rifah dan mahabbah merupakan kembar dua yang selalu disebut bersama.

Fana’ dan Baqa’

Fana’ secara harfiah berarti meninggal dan musnah dan baqa’ berarti hidup dan selamanya.Fana’ yang dicari seorang sufi ialah penghancuran diri yaitu al-fana ‘an al-nafs.Yakni hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar

Page 4: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

manusia.Wujudnya masih ada,akan tetapi dia tidak tahu lagi tentang wujud dirinya sendiri,dalam keadaan itulah ia sudah sampai kepada baqa’.

Setelah melewati tahap kedua yaitu mahabbah,ma’rifah,fana’ dan baqa’ barulah seorang sufi naik tingkat,yaitu penyatuan diri dengan Tuhan:

o Al-Ittihad,yaitu dimana seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan

o Al-Hulul,suatu tingkatan dimana yang mencintai dan dicintai telah menjadi satu

o Wahdatul Wujud,menyatu dengan Tuhan.

Walaupun demikian hal dan maqam tidaklah sama,maqam adalah suatu tahap pencapaian ruhaniah sang sufi dalam mendekatkan diri kepada Tuhan,yang merupakan hasil upaya keras mistikus,sedangkan hal adalah suasana batiniah yang bergantung bukan pada sang sufi melainkan pada Tuhan,hal adalah karunia Tuhan.

Ahwal

Ahwal jama’ dari kata hal,”keadaan”.Hal adalah merupakan situasi kejiwaan yang diperoleh seseorang sebagai karunia Allah SWT dan bukan hasil usaha manusia.Harun Nasution mengatakan bahwa,hal yang biasa disebut ialah :takut,rendah hati,patuh,ikhlas,rasa berteman,gembira hati dan syukur.Ada yang mengatakan :muraqabah,al-khauf,ar-raja,asy-syuq,al-uns,at-tuma’ninah,al-musyahadah dan al-yaqin

Al-khauf (takut) ialah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena khawatir kurang sempurna pengabdianTakut dan khawatir kalau Allah tidak senang kepadanya.Oleh karena itu,perasaan seperti ini dapat mendekatkan kepada tawadhu’.Tawadhu’ (rendah hati) ialah merendahkan diri dihadapan Allah,memandang dirinya sangat kecil dihadapan Tuhan.Dari perasaan ini menimbulkan taqwa.Taqwa ialah menaati dan menjalankan semua perintah Tuhan dan menjauhi larangannya.menjalankan perintah harus dilandasi dengan ikhlas (tulus atau tanpa pamrih).Ingin dekat dengan Tuhan adalah tujuan seorang sufi yang menimbulkan rasa uns.Al-uns ialah adany rasa ingin berteman dengan Tuhan yang timbul dari dalam hati.Kedekatan dengan Tuhan disertai dengan perasaan senang yang disebut dengan Al-wajd.Al-wajd yaitu menjalani dan melewati maqam-maqam yang ada dengan perasaan gembira dan bersyukur.Bersyukur ialah mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya berupa kemampuan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dalam mendekatkan diri kepadanya.

Page 5: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

Disusun oleh :

Anisa (3325130978)

Fuji Lestari (3325130958)

Qorina Alluayi (332513

Jurusan KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta 2013

Page 6: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

Daftar Isi

Page 7: Berikut Ini Maqam Menurut Pembagian Dan Susunan Abu Nasr Al

BAB I

PENDAHULUAN