BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

25
BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO Oleh: Faiful Suradiantono (092134018) ABSTRAK Penelitian ini mengambil judul “Bentuk Lagu Senandung Hutan Jati Karya Djagat Pramudjito. Dalam penelitian ini peneliti tertarik menggali data lagu “Senandung Hutan Jati” dengan keunikan lagu yang menggunakan alat musik gergaji gesek sehingga dapat menciptakan karakter lagu yang sangat unik dan juga menguatkan konsep suasana hutan jati melalui rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk dari lagu tersebut, sehingga diharapkan dari rumusan masalah dapat diperoleh hasil dan jawaban bentuk lagu “Senandung Hutan Jati” karya Djagat Pramudjito. Sebagai bahan untuk mendukung dan mengupas dalam penelitian ini digunakan bahan kajian dengan refrensi landasan teori yaitu penelitian terdahulu, unsur-unsur musik dan ilmu bentuk musik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu “Senandung Hutan Jati” menggunakan tempo Adagio dan tanda sukat jenis Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4 Lagu ini merupakan lagu tiga bagian, artinya dalam satu lagu termuat 3 periode yang berkontras yang satu dengan yang lain. Terdapat 85 birama, pada setiap kelompok (periode) tersusun dari motif-motif bagian terkecil dari suatu kalimat lagu, baik berupa kata, suku kata, atau anak kalimat yang dapat dikembangkan yaitu motif 1 dan motif 2 yang membentuk frase tanya dan frase jawab. Dapat disimpulkan bahwa lagu ini merupakan jenis lagu tiga bagian yang memiliki banyak variasi berupa kontras diantara kalimat/bagian-bagiannya. Untuk itu saran yang biasa diberikan dalam penulisan karya ilmiah diharapkan lebih menggali lebih dalam data-data, disesuaikan

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : FAIFUL SURADIANTONO, http://ejournal.unesa.ac.id

Transcript of BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

Page 1: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI”KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

Oleh: Faiful Suradiantono (092134018)

ABSTRAK

Penelitian ini mengambil judul “Bentuk Lagu Senandung Hutan Jati Karya Djagat Pramudjito. Dalam penelitian ini peneliti tertarik menggali data lagu “Senandung Hutan Jati” dengan keunikan lagu yang menggunakan alat musik gergaji gesek sehingga dapat menciptakan karakter lagu yang sangat unik dan juga menguatkan konsep suasana hutan jati melalui rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk dari lagu tersebut, sehingga diharapkan dari rumusan masalah dapat diperoleh hasil dan jawaban bentuk lagu “Senandung Hutan Jati” karya Djagat Pramudjito.

Sebagai bahan untuk mendukung dan mengupas dalam penelitian ini digunakan bahan kajian dengan refrensi landasan teori yaitu penelitian terdahulu, unsur-unsur musik dan ilmu bentuk musik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu “Senandung Hutan Jati” menggunakan tempo Adagio dan tanda sukat jenis Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4 Lagu ini merupakan lagu tiga bagian, artinya dalam satu lagu termuat 3 periode yang berkontras yang satu dengan yang lain. Terdapat 85 birama, pada setiap kelompok (periode) tersusun dari motif-motif bagian terkecil dari suatu kalimat lagu, baik berupa kata, suku kata, atau anak kalimat yang dapat dikembangkan yaitu motif 1 dan motif 2 yang membentuk frase tanya dan frase jawab. Dapat disimpulkan bahwa lagu ini merupakan jenis lagu tiga bagian yang memiliki banyak variasi berupa kontras diantara kalimat/bagian-bagiannya. Untuk itu saran yang biasa diberikan dalam penulisan karya ilmiah diharapkan lebih menggali lebih dalam data-data, disesuaikan dengan alur perkembangan kesenian. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti, pembaca, pelaku seniman, dan semuanya yang berkecimpung dalam dunia seni.

Kata kunci : Lagu Senandung Hutan Jati, Struktur bentuk lagu.

Page 2: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

1. Pendahuluan

Seorang seniman yang kreatif sangat peka terhadap rangsangan

lingkungan sekitar dalam mengeksplorasi kesenian yang digemarinya. Eksplorasi

terhadap sebuah bunyi dan media banyak dilakukan oleh seniman. Hal ini

dikarenakan oleh kondisi lingkungan sekitar seniman yang sangat menunjang

terciptanya sebuah gagasan dalam mengeksplorasi bunyi dan media tersebut.

Banyak gagasan-gagasan baru yang tercipta dari fenomena yang terjadi di sekitar

lingkungan seniman.

Lingkungan masyarakat di sekitar hutan jati juga menjadi inspirasi baru

bagi Djagat Pramudjito untuk menciptakan sebuah karya komposisi lagu yang

berjudul “Senandung Hutan Jati”. Lagu tersebut merupakan sebuah komposisi

nada dan syair yang menceritakan kehidupan masyarakat sekitar hutan jati. Lagu

ini berawal dari pandangan Djagat Pramudjito terhadap masyarakat desa sekitar

hutan jati yang mempunyai filosofi yang baik terhadap berkehidupan bersama

alam.

Sebuah lagu yang mempunyai karakteristik kuat dengan menggunakan alat

musik gergaji gesek. Sebuah alat musik ciptaan Djagat Pramudjito yang dapat

menciptakan karakter lagu yang sangat unik dan juga menguatkan konsep suasana

hutan jati. Keunikan itu tercipta dari alat musik gergaji gesek yang mempunyai

warna suara (timbre) yang beda, unik, dan tidak dimiliki alat musik lain. Konsep

alat musik yang berupa gergaji juga menjadi hal yang sangat erat dengan lagu,

yaitu “Senandung Hutan Jati”. Kayu dari hutan jati dan gergaji merupakan

komponen yang saling berhubungan di dalam kehidupan sehari-hari.

Page 3: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

2. Pembahasan

2.1 Analisis Bentuk Lagu “ Senandung Hutan Jati”

Lagu “Senandung Hutan Jati” ini menggunakan tempo yang lambat atau

disebut juga Adagio. Penggunaan tempo lambat pada lagu ini dimaksudkan untuk

menegaskan suasana lagu yang santai. Suasana ini diperkuat dengan petunjuk

dinamika, dan sebagaimana halnya tempo yang bermacam-macam dari yang tetap

dan berubah, maka demikian juga dengan dinamika, ada yang tetap dan ada juga

yang berubah. Pada awal lagu menggunakan tingkat volume lemah (Piano). Pada

bagian tengah lagu berubah agak kuat (Mezzo Piano dan Mezzo Forte) dan kuat

(Forte), sedangkan pada akhir lagu kembali pada volume lemah (Piano dan

Pianissimo). Perubahan dinamik juga terjadi menggunakan Cresendo dan

Descresendo yaitu semakin melemah dan menguat.

Penggunaan tanda sukat (Time Signature) juga sangat penting dalam

sebuah lagu. Tanda sukat digunakan komposer untuk menunjukkan pergantian

sukat, agar progresi-progresi irama menjadi beragam. Dalam lagu ini

menggunakan tanda sukat jenis Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4, yang artinya

dalam satu birama dibagi 4 ketukan dan menggunakan ritme berupa not penuh,

setengah, seperempat, seperdelapan, dan seperenambelasan.

Dalam lagu ini juga terdapat tanda kunci (Key Signature) yang digunakan

untuk menunjukkan skala nada atau tangga nada yang berbeda-beda, dan lagu

“Senandung Hutan Jati” menggunakan tanda kunci C Mayor. Tanda kunci (Key

Signature) ini sangat berpengaruh pada tangga nada (Scales) atau melodi-melodi

Page 4: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

yang digunakan untuk membangun sebuah lagu. Dalam satuan diatonis, tangga

nada dapat dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Tangga nada mayor adalah tangga nada yang diawali dengan terts (nada ke-tiga)

besar. Misalnya urutan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do dan sol-la-si-do-re-mi-fi-sol.

Sedangkan tangga nada minor yaitu tangga nada yang diawali dengan terts kecil,

seperti urutan nada la-si-do-re-mi-fa-sol-la dan sebagainya.

Bentuk lagu “Senandung Hutan Jati” temasuk jenis bentuk lagu tiga

bagian, artinya dalam satu lagu termuat 3 periode yang berkontras yang satu

dengan yang lain. Terdapat 85 birama yang terbagi 3 kelompok (periode), yaitu A,

A, B, C, A. Pada bagian A masing-masing terdiri dari 14 birama yang bentuknya

hampir sama. Sedangkan pada bagian B terdiri dari 17 birama, bagian C terdiri 5

birama yang dimainkan berulang-ulang. Terdapat coda dalam akhir lagu ini yang

terdiri dari 2 birama.

Pada setiap kelompok (periode) tersusun dari motif-motif bagian terkecil

dari suatu kalimat lagu, baik berupa kata, suku kata, atau anak kalimat yang dapat

dikembangkan yaitu motif 1 dan motif 2 yang membentuk frase tanya dan frase

jawab. Frase Tanya (Antecedens Phrase) merupakan awal kalimat atau sejumlah

birama (biasanya birama 1-4 atau 1-8) disebut ‘pertanyaan’ atau ‘kalimat depan’,

karena biasanya kelimat tersebut berhenti dengan nada yang dirasa mengambang

dan dikatakan berhenti dengan koma (Prier, 1996:2).. Sedangkan Frase Jawab

(Consequens Phrase) merupakan bagian kedua dari kalimat (biasanya birama 5-8

atau 9-16) disebut’jawaban’ atau ‘kalimat belakang’, karena kalimat tersebut

Page 5: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

melanjutkan kalimat ‘pertanyaan’ dan berhenti dengan ‘titik’ atau akord tonika

(Prier, 1996:2).

2.2 Kalimat / Bagian (Satz) dalam Lagu “Senandung Hutan Jati”

Menurut Karl-Edmund Prier, kalimat/bagian adalah sejumlah ruang

birama (biasanya 8 atau 16 birama) yang merupakan satu kesatuan (Prier, 1996:2).

Untuk memperlihatkan struktur musik, maka ilmu bentuk memakai sejumlah

kode. Untuk kalimat / bagian umumnya dipakai huruf besar (A, B, C dan

sebagainya). Pada karya musik “Senandung Hutan Jati” kalimat musiknya

terbentuk dari frase-frase yang tersusun dari beberapa jenis. Lagu ini jenis bentuk

lagu tiga bagian, artinya dalam satu lagu termuat 3 periode yang berkontras yang

satu dengan yang lain. Terdapat 85 birama yang terbagi 3 kelompok (periode),

yaitu A, A, B, C, A. Pada bagian A masing-masing terdiri dari 14 birama yang

bentuknya hampir sama. Sedangkan pada bagian B terdiri dari 17 birama, bagian

C terdiri 5 birama yang dimainkan berulang-ulang. Terdapat coda dalam akhir

lagu ini yang terdiri dari 2 birama.

2.3 Frase (Phrase) dalam Lagu “Senandung Hutan Jati”

Pada karya musik “Senandung Hutan Jati” kalimat musiknya terbentuk

dari frase-frase yang tersusun dari beberapa jenis. Periode mempunyai bagian-

bagian yang dapat mempengaruhi penggolongan bentuk musik, bagian-bagian

tersebut antara lain : Frase Tanya (Antecedens Phrase) merupakan awal kalimat

yang disebut ‘pertanyaan’ atau ‘kalimat depan’, karena biasanya kelimat tersebut

berhenti dengan nada yang dirasa mengambang dan dikatakan berhenti dengan

Page 6: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

koma. Sedangkan Frase Jawab (Consequens Phrase) merupakan bagian kedua

dari kalimat disebut ’jawaban’ atau ‘kalimat belakang’, karena kalimat tersebut

melanjutkan kalimat ‘pertanyaan’ dan berhenti dengan ‘titik’ atau akord tonika.

2.3.1. Frase Pada Bagian A

Terdapat dua Frase Tanya (Antecedens Phrase) dan dua Frase Jawab

(Consequens Phrase) dalam kalimat /Bagian A. kalimat pertama pada birama

1-7 terbagi dalam 2 frase, sedangkan kalimat yang kedua pada birama 8-14

terbagi 2 frase. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat notasi frase tanya dan jawab

birama 1-14 dibawah ini :

Keterangan :

: Frase Tanya

: Frase Jawab

Gambar 5. Frase Bagian A

Page 7: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

2.3.2. Frase Pada Pengulangan Bagian A

Pengulangan kalimat/bagian A pada lagu “Senandung Hutan Jati” terdiri

dari frase Tanya (Antecedens Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase).

Membentuk sebuah kalimat yang terdiri dari 2 frase tanya dan frase jawab,

kalimat pertama pada birama 19-25 terbagi dalam 2 frase, sedangkan kalimat yang

kedua pada birama 26-32 terbagi 2 frase. Bentuk frase maupun kalimat sama,

sehingga bagian ini merupakan pengulangan dari kalimat/bagian A. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat notasi frase tanya dan frase jawab birama 19-32 dibawah ini

Keterangan :

: Frase Tanya

: Frase Jawab

Gambar 6. Pengulangan Bagian A

Page 8: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

2.3.3. Frase Pada Bagian B

Kalimat/ bagian B pada lagu “Senandung Hutan Jati” terdiri dari frase

Tanya (Antecedens Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase). Pada frase

Tanya (Antecedens Phrase) pertama pada birama 36-44, Sedangkan Frase Jawab

(Consequens Phrase) pada birama 45-52. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat notasi

frase tanya dan frase jawab birama 36-52 dibawah ini :

Keterangan :

: Frase Tanya

: Frase Jawab

Gambar 7. Frase Bagian B

2.3.4 Frase Pada Bagian C

Lagu “Senandung Hutan Jati” merupakan lagu tiga bagian sehingga lagu

ini mempunyai tiga kalimat/periode yang berlainan. Pada kalimat/ bagian C ini

Page 9: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

hanya memiliki satu frase. Yang memiliki peranan sebagai penyambung antara

bagian B dengan bagian A yang akan mengalami pengulangan. Terdiri dari lima

birama yaitu birama 57-61. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat notasi birama 57-61

dibawah ini :

Gambar 8. Frase Bagian C

2.3.5 Frase Pada Pengulangan Bagian A

Pengulangan bagian A pada lagu “Senandung Hutan Jati” terdiri dari frase

Tanya (Antecedens Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase). Membentuk

sebuah kalimat /periode(Satz) yang terdiri dari 2 kalimat, kalimat pertama pada

birama 66-72 yang terdiri dari dua frase, sedangkan kalimat yang kedua pada

birama 73-79 terdiri dua frase. Bentuk frase maupun kalimat sama, sehingga

bagian ini merupakan pengulangan dari kalimat/bagian A.Untuk lebih jelasnya

bisa dilihat notasi frase tanya dan frase jawab birama 73-79 dibawah ini :

Keterangan :

: Frase Tanya

: Frase Jawab

Page 10: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

Gambar 9. Pengulangan Bagian A

2.3.6 Frase Pada Bagian Coda

Dalam lagu “Senandung Hutan Jati” terdapat coda. Coda sebenarnya

adalah suatu tambahan singkat pada akhir lagu, misalnya untuk menutup sebuah

lagu (Prier, 1996:23). Di dalam coda ini hanya terdiri 2 birama yaitu pada birama

84-85. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat notasi birama 84-85 dibawah ini :

Gambar 10. Frase Coda

2.4 Motif dalam Lagu “Senandung Hutan Jati”

Page 11: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

Motif adalah bagian terkecil dari suatu kalimat lagu, baik berupa kata,

suku kata, atau anak kalimat yang dapat dikembangkan (Banoe, 2003:283). Dalam

bukunya Ilmu Bentuk Musik, Karl-Edmund Prier mengatakan bahwa motif adalah

unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu

gagasan atau ide (Prier, 1996:3). Karena merupakan unsur lagu, maka sebuah

motif biasanya diulang-ulang dan diolah-olah. Sehingga lagu yang terpisah atau

tersobek dapat dikenali ciri-cirinya melalui motif tertentu.

Pada setiap bagian (periode) tersusun dari motif-motif bagian terkecil dari

suatu kalimat lagu, baik berupa kata, suku kata, atau anak kalimat yang dapat

dikembangkan yaitu motif 1 dan motif 2 yang membentuk frase tanya dan frase

jawab. Berikut adalah pembahasan tentang motif yang terdapat dalam lagu

“Senandung Hutan Jati” yang diteliti dalam tiap kalimat/bagian-bagian lagu :

2.4.1 Motif Pada Bagian A

Kalimat/ bagian A pada lagu “Senandung Hutan Jati” terdiri dari frase

Tanya (Antecedens Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase). Terdiri dari

14 birama. Pada frase Tanya pertama pada birama 1-4 terbagi dalam 2 motif,

Sedangkan Frase Jawab pada birama 4-7 terbagi 2 motif. Pada frase Tanya kedua

pada birama 8-11 terbagi dalam 2 motif. Sedangkan Frase Jawab pada birama 12-

14 terbagi 2 motif.

Frase tanya pertama menggunakan motif pengulangan pada tingkat lain

atau sekuens naik dan pembalikan (inversion). Pada akhir motif kedua juga

menggunakan pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value). Frase jawab

Page 12: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

(Consequens Phrase) juga terbagi 2 motif,. Pada motif pertama menggunakan

motif pengulangan harafiah yaitu pengulangan motif yang sama dari notasi

maupun ritme, dengan maksud untuk mengintensifkan suatu kesan atau untuk

menegaskan suatu pesan. Sedangkan pada akhir motif kedua juga menggunakan

pemerbesaran nilai nada (augmentation of the value).

2.4.2 Motif Pada Bagian B

Kalimat/bagian B pada lagu “Senandung Hutan Jati” terdiri dari frase

Tanya (Antecedens Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase). Pada frase

Tanya (Antecedens Phrase) pertama pada birama 36-44 terbagi dalam 2 motif,

Sedangkan Frase Jawab (Consequens Phrase) pada birama 45-52 terbagi 2 motif,

Pada bagian B pada lagu terdapat satu frase tanya dan satu frase jawab dengan

motif yang berulang-ulang. Pada frase tanya menggunakan dua motif yang

menggunakan ulangan harafiah dan pembesaran nilai nada (augmentation of the

value). Frase jawab (Consequens Phrase) juga terbagi 2 motif. Pada motif ini juga

menggunakan motif pengulangan harafiah. Frase tanya maupun jawab pada

bagian B memiliki motif yang menggunakan ulangan harafiah yaitu pengulangan

motif yang sama dari notasi maupun ritme, dengan maksud untuk

mengintensifkan suatu kesan atau untuk menegaskan suatu pesan.

2.4.3 Motif Pada Bagian C

Lagu “Senandung Hutan Jati” merupakan lagu tiga bagian sehingga lagu

ini mempunyai tiga kalimat/periode yang berlainan. Pada kalimat/bagian C ini

Page 13: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

hanya memiliki satu frase. Yang memiliki peranan sebagai penyambung antara

kalimat/bagian B dengan kalimat/bagian A yang akan mengalami pengulangan.

Terdiri dari lima birama yaitu birama 57-61.

Motif pada frase ini menggunakan motif pengulangan pada tingkat lain

atau sekuens dan pembalikan (inversion). Pada akhir motif kedua juga

menggunakan pembesaran nilai nada (augmentation of the value). Frase ini juga

menggunakan motif ulangan harafiah yaitu pengulangan motif yang sama dari

notasi maupun ritme, dengan maksud untuk mengintensifkan suatu kesan atau

untuk menegaskan suatu pesan. Tentu ulangan harafiah dapat juga terjadi secara

tidak langsung pada saat lain di dalam lagu yang sama. Namun dalam hal ini

maksudnya bersifat lebih-lebih sebagai ingatan kembali.

2.4.4. Motif Pada Bagian Coda

Dalam lagu “Senandung Hutan Jati” terdapat coda. Coda sebenarnya

adalah suatu tambahan singkat pada akhir lagu, misalnya untuk menutup sebuah

lagu (Prier, 1996:23). Di dalam coda ini hanya terdiri 2 birama yaitu pada birama

84-85. Motif dari coda ini merupakan potongan dari motif pertama dalam bagian

A. Tetapi mengalami perubahan notasi maupun ritmis. Sehingga menemui titik

yang merupakan perhentian di akhir kalimat pada nada yang biasanya ditahan

pada hitungan berat dan disertai akord tonika, sehingga terkesan selesai (Prier,

1996:2).

Page 14: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

3. Penutup

3.1 Simpulan

Djagat Pramudjito merupakan salah satu seniman asli Bojonegoro yang

sangat produktif dalam berkarya seni hingga saat ini. Hal ini dibuktikan melalui

berbagai macam eksplorasi yang dilakukannya terhadap musik maupun instrumen

musik. Salah satu identitas yang melekat pada Djagat Pramudjito yaitu lagu

“Senandung Hutan Jati”, sebuah lagu dengan keunikannya yang dimainkan

dengan alat musik gergaji gesek.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang analisis

bentuk lagu “Senandung Hutan Jati” karya Djagat Pramudjito diperoleh

kesimpulan data sebagai berikut :

1. Kalimat musik pada lagu “Senandung Hutan Jati” terbentuk dari frase-

frase yang tersusun dari beberapa jenis. Lagu ini jenis bentuk lagu tiga

bagian, artinya dalam satu lagu termuat 3 periode yang berkontras yang

satu dengan yang lain. Terdapat 85 birama yang terbagi 3 kelompok

(periode), yaitu A, A, B, C, A. Pada bagian A masing-masing terdiri dari

14 birama yang bentuknya hampir sama. Sedangkan pada bagian B terdiri

dari 17 birama, bagian C terdiri 5 birama yang dimainkan berulang-ulang.

Terdapat coda dalam akhir lagu ini yang terdiri dari 2 birama.

Page 15: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

Menggunakan tempo yang lambat atau disebut juga Adagio. Lagu ini

menggunakan tanda kunci C Mayor dan menggunakan tanda sukat jenis

Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4, yang artinya dalam satu birama

dibagi 4 ketukan dan menggunakan ritme berupa not penuh, setengah,

seperempat, seperdelapan, dan seperenambelasan.

Dari hasil analisis bentuk lagu diperoleh kesimpulan bahwa lagu

“Senandung Hutan Jati” merupakan jenis lagu tiga bagian yang memiliki banyak

variasi berupa kontras diantara kalimat/bagian-bagiannya, serta mempunyai coda

sebagai tambahan singkat pada akhir lagu yang merupakan penyimpangan dalam

susunan kalimat dan bentuk lagu.

A. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang analisis

bentuk lagu “Senandung Hutan Jati” karya Djagat Pramudjito, maka saran yang

dapat diberikan dari hasil analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para seniman Bojonegoro

Apa yang dilakukan oleh seniman Djagat Pramudjito sangat

membanggakan Bojonegoro pada khususnya, hal utama yang perlu

dipikirkan lebih lanjut yaitu tentang bagaimana caranya agar hasil seni

yang ada di Bojonegoro bisa dipresentasikan dan dapat diterima oleh

masyarakat luas. Seyogyanya membuat sebuah komposisi musik dengan

karakteristik dan keunikan yang ada di Bojonegoro yang bisa membuat

Page 16: BENTUK LAGU “SENANDUNG HUTAN JATI” KARYA DJAGAT PRAMUDJITO

daya tarik tersendiri, sehingga kemudian ditampilkan di seluruh wilayah

Indonesia dengan identitas kebojonegoroannya.

2. Bagi penulis berikutnya

Diharapkan dapat mengkaji lebih dalam terhadap perkembangan kesenian

yang ada di Bojonegoro, yang selalu melahirkan inovasi-inovasi baru

dalam memadukan berbagai unsur-unsur budaya, sehingga mampu

memberikan warna yang beragam dari hasil karya tulis ilmiah selanjutnya.

Daftar Pustaka

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius

Harahap, I. 2005. Alat Musik Dawai. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Isfanhari, M, dan Nugroho, W. 2000. Pengetahuan Dasar Musik. Surabaya: Dinas P&K Propinsi Jawa Timur.

Prier SJ, Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik, Yogyakarta: Pusat Musik

Liturgi.