Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

10
BENTUK-BENTUK LAPISAN BATUBARA Lapisan batubara tebal merupakan depposit batubara yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu syarat pembentukan lapisan batubara tebal adalah apabila terdapat suatu cekungan yang karena adanya beban pengendapan bahan bahan pembentuk batubara di atasnya menyebabkan dasar cekungan tersebut turun secara perlahan-lahan. Cekungan ini umumnya terdapat di daerah rawa-rawa (hutan bakau) atau di tepi pantai. Dasar cekungan yang turun secara perlahan-lahan dengan pembentukan batubara memungkinkan ppermukaan air laut akan tetap pada kondisi rawa stabil. Apabila karena proses geologi, dasar cekungan turun secara ceat, maka air laut akan masuk ke dalam cekungan sehingga mengubah kondisi rawa menjadi kondisi laut. Akibatnya di atas lapisan pembentuk batubara akan terendapkan lapisan sedimen laut, antara lain batugamping. Pada tahap selanjutnya akan terjadi kembali pengendapan batulempung yang memungkinkan untuk kembali terbentuk kondisi rawa. Proses selanjutnya adalah akan terkumpul dan terendapkannya bahan-bahan pembentuk batubara (sisa tumbuhan) di atas batulempung. Demikian seterusnya sehingga terbentuk lapisan batubara dengan diselingi oleh “lappisan antara” berupa batugamping dan batulempung. Tidak jarang dijumpai pada lapisan batubara

description

bagaimana bentuk lapisan pada batubara yang ada di dunia dengan beberapa gambar-gambar nya...

Transcript of Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

Page 1: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

BENTUK-BENTUK LAPISAN BATUBARA

Lapisan batubara tebal merupakan depposit batubara yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi. Salah satu syarat pembentukan lapisan batubara tebal adalah

apabila terdapat suatu cekungan yang karena adanya beban pengendapan bahan

bahan pembentuk batubara di atasnya menyebabkan dasar cekungan tersebut turun

secara perlahan-lahan.

Cekungan ini umumnya terdapat di daerah rawa-rawa (hutan bakau) atau di

tepi pantai. Dasar cekungan yang turun secara perlahan-lahan dengan pembentukan

batubara memungkinkan ppermukaan air laut akan tetap pada kondisi rawa stabil.

Apabila karena proses geologi, dasar cekungan turun secara ceat, maka air laut akan

masuk ke dalam cekungan sehingga mengubah kondisi rawa menjadi kondisi laut.

Akibatnya di atas lapisan pembentuk batubara akan terendapkan lapisan

sedimen laut, antara lain batugamping. Pada tahap selanjutnya akan terjadi kembali

pengendapan batulempung yang memungkinkan untuk kembali terbentuk kondisi

rawa. Proses selanjutnya adalah akan terkumpul dan terendapkannya bahan-bahan

pembentuk batubara (sisa tumbuhan) di atas batulempung. Demikian seterusnya

sehingga terbentuk lapisan batubara dengan diselingi oleh “lappisan antara” berupa

batugamping dan batulempung. Tidak jarang dijumpai pada lapisan batubara adanya

“lapisan antara” berupa batulempung yang disebut sebagai clay band atau clay

parting

Page 2: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah

proses coalification akan menentukan bentuk lapisan batubara. Mengetahui bentuk

lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan

cara penambangannya.

Dikenal beberapa bentuk lapisan batubara yaitu :

A. Bentuk Horse Back

B. Bentuk Pinch

C. Bentuk Clay Vein

D. Bentuk Burried Hill

E. Bentuk Fault

F. Bentuk Fold

1. BENTUK HORSE BACK

Bentuk ini dicirikan oleh lapisan batubara dan lapisan batuan sedimen yang

menutupinya melengkung ke arah atas, akibat adanya gaya kompresi. Tingkat

perlengkungan sangat ditentukan oleh besaran gaya kompresi. Makin kuat gaya

kompresi yang berpengaruh, makin besar tingkat perlengkungannya. Ke arah lateral

lapisan batubara mungkin akan sama tebalnya atau menjadi tipis. Kenampakan ini

dapat terlihat langsung pada singkapan lapisan batubara yang tampak/dijumpai di

lapangan (dalam skala kecil), atau dapat diketahui dari hasil rekontruksi beberapa

lubang pemboran eksplorasi pada saat dilakukan coring secara sistematis. Akibat

dari perlengkungan ini lapisan batubara terlihat terpecah-pecah akibatnya batubara

menjadi kurang kompak.

Page 3: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

Pengaruh air hujan, yang selanjutnya menjadi air tanah, akan mengakibatkan

sebagian dari butiran batuan sedimen yang terletak di atasnya, bersama air tanah

akan masuk di antara rekahan lapisan batubara. Kejadian ini akan megakibatkan

apabila batubara tersebut ditambang, batubara mengalami pengotoran (kontaminasi)

dalam bentuk butiran-butiran batuan sedimen sebagai kontaminan anorganik,

sehingga batubara menjadi tidak bersih. Keberadaan pengotor ini tidak diinginkan,

apabila batubara tersebut akan dipergunakan sebagai bahan bakar.

2. BENTUK PINCHBentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah. Pada

umumnya bagian bawah (dasar) dari lapisan batubara merupakan batuan yang plastis

misalnya batulempung sedang di atas lapisan batubara secara setempat ditutupi oleh

batupasir yang  secara lateral merupakan pengisian suatu alur. Sangat dimungkinkan,

bentuk pinch ini bukan merupakan penampakan tunggal, melainkan merupakan

penampakan yang berulang-ulang. Ukuran bentuk pinch bervariasi dari beberapa

meter sampai puluhan meter. Dalam proses penambangan batubara, batupasir yang

mengisi pada alur-alur tersebut tidak terhindarkan ikut tergali, sehingga keberadaan

fragmen-fragmen batupasir tersebut juga dianggap sebagai pengotor anorganik.

Keberadaan pengotor ini tidak diinginkan apabila batubara tersebut akan

dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Page 4: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

3. BENTUK CLAY VEINBentuk ini terjadi apabila di antara dua bagian lapisan batubara terdapat urat

lempung ataupun pasir. Bentuk ini terjadi apabila pada satu seri lapisan batubara

mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan

terbuka terisi oleh material lempung ataupun pasir. Apabila batubaranya ditambang,

bentukan Clay Vein ini dipastikan ikut tertambang dan merupakan pengotor

anorganik (mineral matter) yang tidak diharapkan. Pengotor ini harus dihilangkan

apabila batubara tersebut akan dikonsumsi sebagai bahan bakar.

4. BENTUK BURRIED HILLBentuk ini terjadi apabila di daerah di mana batubara semula terbentuk suatu

kulminasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”. Sangat dimungkinkan

lapisan batubara pada bagian yang “terintrusi” menjadi menipis atau hampir hilang

sama sekali. Bentukan intrusi mempunyai ukuran dari beberapa meter sampai

puluhan meter. Data hasil pemboran inti pada saat eksplorasi akan banyak membantu

dalam menentukan dimensi bentukan tersebut. Apabila bentukan intrusi tersebut

merupakan batuan beku, pada saat proses penambangan dapat dihindarkan, tetapi

apabila bentukan tersebut merupakan tubuh batupasir, dalam proses penambangan

sangat dimungkinkan ikut tergali. Oleh sebab itu ketelitian dalam perencanaan

penambangan sangat diperlukan, agar fragmen-fragmen intrusi tersebut dalam

Page 5: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

batubara yang dihasilkan dari kegiatan penambangan dapat dikurangi sehingga

keberadaan pengotor anorganik tersebut jumlahnya dapat diperkecil.

Gambar Bentuk Lapisan Burreid Hill

5. BENTUK FAULT (PATAHAN)Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara mengalami

beberapa seri patahan. Apabila hal ini terjadi, akan mempersulit dalam melakukan

perhitungan cadangan batubara. Hal ini disebabkan telah terjadi pergeseran

perlapisan batubara ke arah vertikal. Dalam melaksanakan eksplorasi batubara di

daerah yang memperlihatkan banyak gejala patahan, diperlukan tingkat ketelitian

yang tinggi, tidak dibenarkan hanya berpedoman pada hasil pemetaan geologi

permukaan saja. Oleh sebab itu, di samping kegiatan pemboran inti, akan lebih baik

bila ditunjang oleh data hasil penelitian geofisika.

Dengan demikian rekonstruksi perjalanan lapisan batubara dapat diikuti

dengan bantuan hasil interpretasi dari data geofisika. Apabila patahan-patahan secara

seri didapatkan, keadaan batubara pada daerah patahan akan ikut hancur. Akibatnya

keberadaan kontaminan anorganik pada batubara tidak terhindarkan. Makin banyak

patahan yang terjadi pada satu seri sedimentasi endapan batubara, makin banyak

kontaminan anorganik yang terikut pada batubara pada saat ditambang.

Page 6: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

Gambar Bentuk Lapisan Batubara Patahan

6. BENTUK FOLD Batubara Mengalami

Proses Tektonik, Membentuk Sebuah

Lipatan(Fold)

Page 7: Bentuk Bentuk Lapisan Batubara

Bentuk ini terjadi apabila di daerah endapan batubara, mengalami proses

tektonik hingga terbentuk perlipatan. Perlipatan tersebut dimungkinkan masih dalam

bentuk sederhana, misalnya bentuk antiklin atau bentuk sinklin, atau sudah

merupakan kombinasi dari kedua bentuk tersebut. Lapisan batubara bentuk fold,

memberi petunjuk awal pada kita bahwa batubara yang terdapat di daerah tersebut

telah mengalami proses coalification relatif lebih sempurna, akibatnya batubara yang

diperoleh kualitasnya relatif lebih baik. Sering sekali terjadi, lapisan batubara bentuk

fold berasosiasi dengan lapisan batubara berbentuk fault. Dalam melakukan

eksplorasi batubara di daerah yang banyak perlipatan dan patahan, kegiatan

pemboran inti perlu mendapat prioritas utama agar ahli geologi mampu membuat

rekonstruksi struktur dalam usaha menghitung jumlah cadangan batubara.