Bentos Intertidal
-
Upload
rizqi-rubiansyah -
Category
Documents
-
view
207 -
download
0
description
Transcript of Bentos Intertidal
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
1/19
BENTHOS INTERTIDAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Laut
Disusun Oleh Kelompok 3 Kelas A
Nama NPM
Nadia Purnamasari 230110120022
Tiasa Fernanda 230110120025
Krishna Listyandra 230110120043Andi Aria Nugraha 230110120044
Akbar Rusmana Sahrudin 230110120057
Rifai Dermawan 230110120061
Azka Iqbal Musoffa 230110120066
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
2/19
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kemudian usaha yang maksimal dari setiap
anggota kelompok, kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah
Biologi Laut meskipun dengan keterbatasan dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Laut
semester genap tahun ajaran 2013/2014. Makalah ini berisi tentang pemaparan
mengenai zona intertidal, adaptasi organisme intertidal, benthos intertidal,
epifauna dan infauna benthos, serta metode pengamatan benthos intertidal.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya.
Jatinangor, Februari 2014
Penyusun
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
3/19
ii
DAFTAR ISI
BAB
I.
II.
III.
KATA PENGANTAR ............................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................
PENDAHULUAN
BENTHOS INTERTIDAL2.1.Zona Intertidal .....................................................................
2.2. Adaptasi Organisme Intertidal ...........................................
2.3. Benthos Intertidal ...............................................................
2.4. Epifauna dan Infauna Benthos ...........................................
2.5. Metode Pengamatan Benthos Intertidal .............................
PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
Halaman
i
ii
iii
1
2
2
5
8
10
13
14
15
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
4/19
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
Jenis Pasang Surut ............................................................
Loligo sp...........................................................................
Linckia laevigata ..............................................................
Aurelia aurita ......................................................................
Scylla serrata ....................................................................
Panulirus versicolor.........................................................
Nereis sp. ..........................................................................
3
11
11
11
12
12
12
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
5/19
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada muara sungai terbentuk ekosistem estuarin yang menjadi campuran
antara air tawar dan air laut yang menjadikan wilayah ini unik dengan
terbentuknya air payau dengan salinitas yang berfluktuasi. Aliran air tawar dan air
laut yang terus menerus membawa mineral, bahan organik, serta sedimen dari
hulu sungai ke laut dan sebaliknya dari laut ke muara. Unsur hara tersebut
mempengaruhi produktivitas wilayah perairan muara. Daerah pertemuan antara air
laut dan air tawar yang disebut daerah estuarin.
Pada daerah estuarin tersebut terdapat zona pasang surut yang disebut zona
intertidal. Zona intertidal merupakan daerah terkecil dari sekian banyak luas laut
yang ada dan merupakan pinggiran yang sempit sekali dan terletak diantara
pinggiran air tinggi dan air rendah. Susunan faktor-faktor lingkungan dan kisaran
yang dijumpai di zona intertidal sebagian disebabkan zona ini berada di udara
terbuka selama waktu tertentu dalam setahun, dan kebanyakan faktor fisiknya,
menunjukkan kisaran yang lebih besar di udara daripada di air.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
6/19
2
BAB 2
BENTHOS INTERTIDAL
2.1. Zona Intertidal
Menurut Nybakken (1988) zona intertidal (pasang surut) merupakan
daerah terkecil dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia, merupakan
pinggiran yang sempit sekali, hanya beberapa meter luasnya, terletak antara
daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Zona ini merupakan bagian laut yang
mungkin paling banyak dikenal dan dipelajari karena sangat mudah dicapai
manusia. Menurut Prajitno (2007) zona intertidal adalah area sempit dalam sistem
bahari antara pasang tertinggi dan surut terendah. Zona kedua merupakan batas
antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal).
Zona ketiga adalah batas bawah dan surut terendah dari garis permukaan
laut.Beberapa faktor yang mempengaruhi zona intertidal yaitu diantaranya,
2.1.1. Pasang-Surut
Naik dan turunnya permukaan laut secara periodik selama suatu interval
waktu tertentu disebut pasang-surut. Pasang surut merupakan faktor lingkungan
yang paling mempengaruhi kehidupan zona intertidal. Adanya pasang-surut
menyebabkan kondisi perairan secara bergantian terkena udara terbuka dan
terendam air. Pasang surut terjadi karena interaksi gaya antara gaya gravitasi
matahari dan bulan terhadap bumi sehingga menimbulkan gaya tarik yang
berdampak pada bumi oleh matahari dan bulan. Dalam hal gaya gravitasi
matahari dan bulan, gaya gravitasi bulan terhadap bumi berjumlah dua kali lipat
dibandingkan dengan matahari terhadap bumi, walaupun massa matahari jauh
lebih besar dibandingkan massa bulan. Hal tersebut disebabkan jarak antara
matahari dan bumi relatif sangat jauh dibandingkan dengan jarak bulan dan bumi.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
7/19
3
Pasang-surut yang terdiri dari satu pasang-naik dan satu pasang-turun per
hari disebut pasang-surut diurnal. Pasang-surut yang mempunyai dua pasang-naik
dan dua pasang-turun per hari disebut pasang surut semidiurnal. Jika ada
gabungan antara diurnal dan semidiurnal disebut pasang-surut campuran.
Ketinggian dari pasang-naik dan pasang-turun bervariasi dari hari ke hari
mengikuti berubahnya posisi relatif antara matahari dan bulan, masing-masing
membentuk posisi sejajar dan membentuk sudut sembilan puluh derajat
bergantian setiap dua minggu.
Gambar 1. Jenis Pasang-Surut
(sumber: http://erniayu21.blogspot.com/2011/06/angin-pasang-surut-dan-
gelombang.htmldiaksespada Minggu, 02 Maret 2014 Pukul 14:50 WIB)
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
8/19
4
Pengaruh pasang-surut yang paling jelas terhadap organisme dan
komunitas zona intertidal adalah pasang-surut menyebabkan beberapa daerah
intertidal terkena udara terbuka secara periodik sehingga organisme yang hidup
pada zona intertidal harus memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi
perairan dimana pada suatu waktu zona intertidal akan mengalami pasang-turun
yang menyebabkan daerah tersebut menjadi kering.
Kombinasi antara pasang-surut dan waktu terjadinya dapat menimbulkan
pengaruh terhadap organisme intertidal. Pertama, perbedaan waktu relatif antara
lamanya suatu daerah tertentu di intertidal berada di udara terbuka dengan
lamanya terendam air. Lamanya terkena udara terbuka merupakan hal yang paling
penting karena pada saat ituah organisme laut akan berada dalam kisaran suhu
terbesar dan kemungkinan mengalami kekeringan (kehilangan air). Kedua,
pasang-surut terjadi secara teratur dan dapat diperkirakan. Kondisi tersebut
menimbulkan kebiasaan tertentu dalam kegiatan organisme pantai. Sebagai
contoh ikan grunion yang memijah di sekitar perairan pantai pada malam-malam
tertentu ketika terjadi pasang-purnama tertingi.
2.1.2. Suhu
Sifat fisik air yang bervolume tinggi seperti lautan menunjukkan kisaran
perubahan suhu yang kecil. Akan tetapi daerah intertidal dipengaruhi suhu udara
selama periode yang berbeda dan memiiki kisaran suhu yang luas. Suhu
mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Organisme intertidal dapat mati
karena mengalami dehidrasi. Sedangkan dehidrasi dapat dipercepat dengan
meningkatnya suhu.
2.1.3. Gerakan Ombak
Pada zona intertidal gerakan ombak mempunyai pengaruh yang terbesar
terhadap organisme dibandingkan daerah laut lainnya. Aktivitas ombak dapat
menghancurkan dan menghanyutkan benda yang diterjangnya. Organisme yang
hidup pada zona intertidal tentu harus beradaptasi dengan aktvitas ombak tersebut.
Aktivitas ombak pun dapat memperluas daerah intertidal karena hempasan air
yang lebih tinggi di pantai dibandingkan saat pasang-surut normal.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
9/19
5
2.1.4. Salinitas
Perubahan salinitas dapat mempengaruhi organisme pada zona intertidal
dengan dua cara. Pertama, karena zona intertidal terbuka pada saat pasang-turun
dan kemudian digenangi air atau aliran air hujan ataupun sungai sehinggan
salinitas akan sangat turun. Kedua, adanya genangan pasang-surut, yaitu daerah
yang menampung air laut ketika pasang-turun. Daerah tersebut dapat digenangi
oleh air tawar yang mengalir masuk ketika hujan deras sehingga menurunkan
salinitas.
2.1.5. Substrat
Pada umumnya substrat yang berada pada zona intertidal yaitu berupa
pasir, batu, dan lumpur. Perbedaan substrat tersebut menyebabkan perbedaan
fauna dan struktur komunitas di daerah intertidal.
2.2. Adaptasi Organisme Intertidal
Umumnya organisme intertidal berasal dari laut, maka adaptasi yang
diteliti terutama harus menyangkut penghindaran atau pengurangan tekanan yang
timbul karena keadaan yang terbuka setiap hari pada lingkungan darat.
a) Daya Tahan terhadap Kehilangan airBegitu organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai
kehilangan air. Jika mereka ingin mempertahankan diri daerah intertidal,
kehilangan air harus dikurangi dan atau organisme harus mempunyai sistem tubuh
yang dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan air yang cukup besar selama di
udara terbuka. Mekanisme yang sederhana untuk menghindari kehilangan air
terlihat pada hewan-hewan yang bergerak seperti kepiting dan anemon. Spesies-
spesies hewan intertidal mempunyai mekanisme untuk mencegah kehilangan air.
Mekanisme ini dapat terjadi secara struktural, tingkah laku, maupun kedua-
duanya. Banyak spesies-spesies teritip merupakan spesies yang utama di zona
intertidal diseluruh dunia.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
10/19
6
b) Pemeliharaan Keseimbangan PanasOrganisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu panas
dan dingin yang ekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku dan struktur
tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal. Walaupun kematian akibat
kedinginan ditemukan juga pada beberapa organisme intertidal, namun suhu
rendah yang ekstrim nampaknya tidak menjadi masalah bagi organisme pantai
dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan : (1)
pengurangan panas yang didapat dari lingkungan dan (2) meningkatkan
kehilangan panas dari tubuh hewan.
Cara pertama, dengan memperbesar ukuran tubuh. Tubuh yang lebih besar
memerlukan waktu yang lebih lama untuk bertambah panas dibandingkan dengan
tubuh yang lebih kecil. Contohnya moluska dan gastropoda seperti Littorina
littorea yang berukuran besar lebih banyak di zona intertidal daripada yang
berukuran kecil.
Cara kedua, dengan kehilangan panas seperti satu mekanisme yang
ditemukan pada organisme bercangkang keras seperti moluska, adalah dengan
memperluas memperluas cangkang dan memperbanyak ukiran pada cangkang.
Ukiran-ukiran tersebut berfungsi sebagai sirip radiator sehingga memudahkan
hilangnya panas.
c) Tekanan mekanikGerakan ombak mempunyai pengaruh yang berbeda, pada pantai berbatu
dan pada pantai berpasir. Untuk mempertahankan posisi menghadapi gerakan
ombak, organisme intertidal telah membentuk beberapa adaptasi. Salah satu
diantaranya yang ditemukan pada turam adalah dengan melekat kuat pada
substrat. Sedangkan alga di daerah intertidal menyatukan dirinya pada dasar
perairan melalui sebuah alat pelekat. Hampir semua moluska intertidal beradaptasi
terhadap serangan ombak dengan mempertebal cangkang.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
11/19
7
d) PernapasanDiantara hewan intertidal terdapat kecenderungan organ pernapasan yang
mempunyai tonjolan kedalam rongga perlindungan untuk mencegah kekeringan.
Hal ini dapat terlihat jelas pada berbagai moluska dimana insang terdapat pada
rongga mantel yang dilindungi cangkang.
Hewan-hewan dengan organ pernapasan yang terlindung juga harus
mampertahankan air pada waktu pasang turun dengan cara menutup operkulum
atau mengaitkan diri agar pertukaran gas berkurang. Jadi, untuk mempertahankan
oksigen dan air ketika pasang turun banyak hewan yang berdiam diri.
e) Cara MakanPada waktu makan, seluruh hewan intertidal harus mengeluarkan bagian-
bagian berdaging dari tubuhnya. Karena itu seluruh hewan intertidal hanya aktif
jika pasang naik dan tubuhnya terendam air. Hal ini berlaku bagi seluruh hewan
baik pemakan tumbuhan, pemakan bahan-bahan tersaring, pemakan detritus
maupun predator.
f) Tekanan SalinitasZona intertidal juga mendapat limpahan air tawar yang dapat
menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi organisme intertidal yang hanya
dapat menyesuaikan diri dengan air laut. Kebanyakan tidak mempunyai
mekanisme untuk mengontrol kadar garam cairan tubuhnya yang disebut
osmokonformer. Adaptasi satu-satunya sama dengan adaptasi untuk melindungi
dari kekeringan
g) ReproduksiKebanyakan organisme intertidal hidup menetap atau bahkan melekat,
sehingga dalam penyebarannya mereka mmenghasilkan telur atau larva yang
terapung bebas sebagai plankton. Hampir semua organisme mempunyai daur
perkembangbiakan yang seirama dengan munculnya arus pasang surut tertentu,
seperti misalnya pada waktu pasang purnama.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
12/19
8
2.3. Benthos Intertidal
Benthos adalah organisme-organisme yang hidup pada dasar perairan.
Menurut Odum (1993) benthos adalah organisme yang melekat atau beristirahat
pada dasar atau hidup di dasar endapan. Benthos dapat dibagi berdasarkan cara
makanannya menjadi pemakan penyaring (seperti kerang) dan pemakan deposit
(seperti siput). Siklus hidup benthos, baik sebagian maupun keseluruhannya
berada di dasar perairan yang sesil, merayap, ataupun yang menggali lubang.
Benthos mencakup biota menempel, merayap, dan meliang di dasar laut.
Kelompok biota ini hidup didasar perairan mulai dari garis pasut sampai dasar
abisal. Contoh biota menempel ialah sepon, teritip, dan tiram; biota merayap,
kepiting dan udang karang; dan biota meliang, jenis kerang tertentu dan cacing.
Hewan benthos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu berinteraksi dengan limbah yang
masuk ke habitatnya. Kelompok tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan
faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu karena benthos terus menerus
berintreraksi oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. Kelompok benthos yang
relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan
adalah invertebrata makro atau lebih dikenal dengan benthos.
Benthos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrisi di
dasar perairan. Karena benthos berperan sebagai salah satu mata rantai
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen
tingkat tinggi. Keberadaan hewan benthos pada suatu perairan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang
berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
makanan bagi hewan benthos. Adapun faktor abiotik adalah fisik-kimia air yang
diantaranya suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD),
dan kimia (COD) serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air dan substrat dasar.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
13/19
9
Dengan adanya kelompok benthos yang hidup menetap (sesile) dan daya
adaptasi bervariasi terhadap kondisi lingkungan, membuat hewan benthos
seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan
limpet air tawar, kijing, kerang, cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput
tidak beroperkulum yang hidup di perairan tersebut maka dapat digolongkan
kedalam perairan yang berkualitas sedang (Pratiwi dkk, 2004).
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi
komunitas benthos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat
fisik perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, warna, kekeruhan
atau kecerahan dan suhu air. Sifat kimia perairan antara lain, kandungan gas
terlarut, bahan organik, pH, kandungan hara dan faktor biologi yang berpengaruh
adalah komposisi jenis hewan dalam perairan diantaranya adalah produsen yang
merupakan sumber makanan bagi hewan benthos dan hewan predator yang akan
mempengaruhi kelimpahan benthos (Setyobudiandi, 1997).
Zoobenthos adalah hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau
hidup di dasar endapan (Odum, 1993). Hewan ini merupakan organisme kunci
dalam jaring makanan karena dalam sistem perairan berfungsi sebagai pedator,
suspension feeder, detritivor, dan parasit. Makrobenthos merupakan salah satu
kelompok penting dalam ekosistem perairan. Pada umumnya mereka hidup
sebagai suspension feeder, pemakan detritus, karnivor atau sebagai pemakan
plankton. Berdasarkan cara makannya, makrobenthos dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
a. Filter feeder, yaitu hewan benthos yang mengambil makanan dengan
menyaring air.
b. Deposit feeder, yaitu hewan benthos yang mengambil makanan dalam
substrat dasar.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
14/19
10
Kelompok pemakan bahan tersuspensi (filter feeder) umumnya tedapat
dominan disubstrat berpasir misalnya moluska, bivalvia, beberapa jenis
echinodermata dan crustacea. Sedangkan pemakan deposit banyak tedapat pada
substrat berlumpur seperti jenis polychaeta. Berdasarkan keberadaannya di
perairan, makrobenthos digolongkan menjadi kelompok epifauna, yaitu hewan
benthos yang hidup melekat pada permukaan dasar perairan, sedangkan hewan
benthos yang hidup didalam dasar perairan disebut infauna. Tidak semua hewan
dasar hidup selamanya sebagai benthos pada stadia lanjut dalam siklus hidupnya.
Hewan benthos yang mendiami daerah dasar misalnya, kelas polychaeta,
echinodermata dan moluska mempunyai stadium larva yang seringkali ikut
terambil pada saat melakukan pengambilan contoh plankton.
2.4. Epifauna dan Infauna Benthos
Ada dua kelompok organisme bentik, berdasarkan habitat mereka, yaitu
epifauna dan infauna. Epifauna tinggal melekat pada permukaan dan infauna yang
hidup di bawah sedimen. Infauna adalah organisme benthik yang hidup dalam
bawah substrat dari badan air, terutama dalam endapan yang paling bawah, bukan
pada permukaannya. Infauna hidup di dalam liang sedimen bawah. Cacing,
kerang dan infauna lain membentuk komunitas mereka sendiri yang terhubung ke
air oleh tabung dan terowongan.
Epifauna, juga disebut epibenthos, adalah organisme benthik yang hidup
di atas permukaan sedimen di dasar laut. Epifauna tinggal melekat pada
permukaan yang keras seperti batu dan kerang. Beberapa juga hidup langsung
pada permukaan bawah teluk. Epifauna termasuk tiram, spons, cumi-cumi,
bintang laut dan teritip. Tiram karang adalah contoh dari komunitas bentik
epifauna. Berikut ini beberapa contoh spesies dari kelompok epifauna dan
infauna.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
15/19
11
2.4.1. KelompokEpifauna
1. Klasifikasi Cumi-CumiKingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Cephalopoda
Ordo: Teuthida
Famili: Loliginidae
Genus: Loligo
Spesies:Loligosp.
2. Klasifikasi Bintang LautKingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Ophidiasteridae
Genus : Linckia
Spesies :Linckia laevigata
3. Klasifikasi Ubur-uburKingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Schyphozoa
Ordo : Decapoda
Famili : Aureliaceae
Genus : Aurelia
Spesies :Aurelia aurita
Gambar 2. Loligo sp.
Gambar 3.Linckia laevigata
Gambar 4.Aurelia aurita
http://niakhulwa.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-cumi-cumiloligo-sp.htmlhttp://niakhulwa.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-cumi-cumiloligo-sp.html -
5/27/2018 Bentos Intertidal
16/19
12
2.4.2. KelompokInfauna
1. Klasifikasi KepitingKingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Species : Scylla serrata
2. Udang KarangKingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Palinuridae
Genus : Panulirus
Spesies :Panulirus versicolor
3. Klasifikasi Cacing LautKingdom :Animalia
Filum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordo : Errantia
Famili : Nereidae
Genus : Nereis
Spesies :Nereis sp.Gambar 6.Nereis sp.
Gambar 5.Panulirus versicolor
Gambar 4. Scylla serrata
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
17/19
13
2.5. Metode Pengamatan Benthos Intertidal
Pada zona intertidal, metode pengamatan benthos terhadap organisme
perairan dapat dilaksanakan secara langsung selama periode air surut, tanpa
memerlukan peralatan khusus. Selain itu juga dapat dilakukan pengukuran fisika
dan kimia air dimana parameter fisik kimia air yang diukur meliputi: salinitas,
suhu dan pH. Pengukurannya langsung dilakukan di lapangan pada setiap titik
pengambilan sampel, dapat pula digunakan dengan metoda transek linear kuadrat
untuk mengetahui kepadatan serta kelimpahan organisme intertidal.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
18/19
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai benthos intertidal, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Zona intertidal merupakan zona yang tidak begitu luas dan berada diantarapasang tertinggi dan surut terendah.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi zona intertidal yaitu pasang-surut,suhu, aktivitas ombak, salinitas dan substrat.
3. Adaptasi organisme intertidal yang dilakukan diantaranya yaitu adaptasidaya tahan terhadap kehilangan air, adaptasi pemeliharaaan keseimbangan
panas, adaptasi tekanan mekanik, adaptasi pernapasan, adaptasi cara
makan, adaptasi tekanan salinitas, dan adaptasi reproduksi.
4. Benthos adalah organisme-organisme yang hidup pada dasar perairan.Benthos mencakup biota menempel, merayap, dan meliang di dasar laut.
5. Ada dua kelompok organisme bentik, berdasarkan habitat mereka, yaituepifauna dan infauna. Epifauna tinggal melekat pada permukaan dan
infauna yang hidup di bawah sedimen.
6. Pada zona intertidal, metode pengamatan benthos terhadap organismeperairan dapat dilaksanakan secara langsung selama periode air surut,
tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain itu juga dapat dilakukan
pengukuran fisika dan kimia air dimana parameter fisik kimia air yang
diukur meliputi: salinitas, suhu dan pH. Pengukurannya langsung
dilakukan di lapangan pada setiap titik pengambilan sampel, dapat pula
digunakan dengan metoda transek linear kuadrat untuk mengetahui
kepadatan serta kelimpahan organisme intertidal.
-
5/27/2018 Bentos Intertidal
19/19
15
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J.W. 1988.Biologi Laut. PT Gramedia: Jakarta.
Prajitno.A.2009.Biologi Laut. Universitas Brawijaya: Malang.
Romimohtarto K dan Juwana S.1999.Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut.Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI : Jakarta.