BENTENG VREDEBURG
-
Upload
iffaa-siftianida -
Category
Documents
-
view
55 -
download
11
Transcript of BENTENG VREDEBURG
IFFATUL IZZA SIFTIANIDA (11/313404/TK/37895)
BENTENG VREDEBURG
Yogyakarta yang merupakan kota pelajar ini memiliki banyak warisan budaya jawa dan juga
memiliki banyak peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan Belanda yang masih berdiri
tegak di Yogyakarta hingga sekarang adalah Benteng Vredeburg. Lokasinya sangat strategis
karena cukup dekat dengan paar beringharjo dan alun – alun yogya.
Benteng Vredeburg dibuat sebagai pusat pemerintahan gubernur Belanda waktu
itu.Sebelumnya benteng ini bernama Rustenburg yang berarti Benteng Perdamaian. Pada
masa penjajahan Jepang, Vredeburg sempat diguanakan sebagai markas tentara Kempetai,
rumah tahanan politik dan pusat penyimpanan persenjataan. Saat Jepang tunduk dan
Indonesia merdeka, benteng yang dulu dilengkapi dengan meriam yang mengarah ke keraton
tersebut beralih fungsi menjadi asrama dan markas tentara Indonesia sekaligus sebagai
gudang perbekalan dan senjata.
Pada tahun 1984 benteng ini difungsikan menjadi Museum Perjuangan Nasional dan dikelola
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan dapat dikunjungi oleh
khalayak umum di 1987. Benteng Vredeburg resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan
Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.
Di Museum Benteng Yogyakarta ini memiliki koleksi benda-benda sejarah perjuangan yang
terdiri dari diorama, realia, replica, foto, lukisan dan koleksi lainnya. Seluruh benda koleksi
museum disimpan diruang pameran. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memiliki 5
ruang pameran yang terdiri dari 4 Ruang Diorama dan Ruang Realia. Ruang pameran berisi
koleksi benda sejarah yang menggambarkan peristiwa sejarah perjuangan bangsa, terutana
perjuangan dari Yogyakarta sejak kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai dengan saat
ini. Selain itu Museum juga dilengkapi denan perpustakaan yang berisi buku-buku sejarah
dan budaya. Tidak hanya itu terdapat screen agar pengunjung lebih tau mengenai peristiwa
sejarah yang ada di ruang pameran.
IFFATUL IZZA SIFTIANIDA (11/313404/TK/37895)
Saat mengunjungi museum Benteng Yogyakarta, tak lupa saya wawancara dengan salah satu
pengunjung yang pada saat itu berkunjung ke museum juga. Wawancara ini dengan mbak
Irma Fauzi seorang mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan tahun 2009. Berikut wawancara
dan hasil wawancara :
Q : apakah pendapat mbak setelah memasuki museum vredrebug? Apakah yang mbak dapat
setelah memasuki dan melihat-lihat museum?
A : bagus dan menarik, yang didapatkan ya pengetahuan terutama mengenai sejarah
indonesia yang dahulu dan kejadian penting apa saja yang terjadi di yogyakarta.
Q : menurut mbak, adakah nilai - nilai pancasila yang disampaikan didalam museum dan
apakah saja itu?
A : iya tentunya ada, semua nilai ada tapi yang lebih terlihat yaitu mengenai persatuan
indonesia. Di dalam musem kita bisa tau mengenai persatuan para rakyat indonesia untuk
memperjuangkan indonesia agar tidak terjajah. Tidak hanya itu kita juga dapat mengetahui
persatuan masyarakat untuk mempertahanakan indonesia dari serangan penjajah yang ingin
menjajah indonesia lagi.
Q : bagaimana pendapat mbak tentang pancasila?
A : pancasila itu luwes, masuk ke semua bidang tuh bisa diterapkan.
Q : saat ini masyarakat sudah banyak yang melupakan pancasila, bagaimana pendapat mbak?
Dan cara seperti apa agar masyarakat dapat memahami dan mengaplikasikan nilai luhur yang
ada pada pancasila?
A : menurut saya masyarakat tidak tahu tentang pancasila karena masyarakat tidak mau
belajar pancasila. Jadi harusnya kita sebagai pemuda dapat mensosialisasikan pancasila dan
juga pemerintah memberikan pendidikan pancasila sejak dini.