bener

113
KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2007 SKRIPSI Oleh : NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Transcript of bener

Page 1: bener

KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE

REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2004-2007

SKRIPSI

Oleh :

NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 2: bener

KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE

REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2004-2007

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 3: bener

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE

REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2004-2007

Yang telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi

Pada tanggal 18 Maret 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I Drs. Jemadi, M.kes drh. Rasmaliah, M.Kes NIP. 131996168 NIP. 390009523 Penguji II Penguji III Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Dra. Jumirah Apt, M.kes NIP. 130702002 NIP. 131803342

Medan, Maret 2009

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan

dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 131124053

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 4: bener

ABSTRACT

Abusive use of narcotics, psychotropic, and addictive substances (illicit drugs) has been threatening and destroying our young generation. A National Survey in 2004 reported that drug abuser in Indonesia is 6% of total population or equals to 13 millions people.

The objective of this research is to know the characteristics drug abuser in Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Deli Serdang Regency for period of 2004-2007. Design of the study was case series design and population is 159 drug abusers (total sampling)

Highest proportion of drug abuser at age group 20-29 years (70,4%), male (99,4%), Islam (79,2%), high school (70,5%), unemployed (45,3%), unmarried (71,7%), position among brothers and sisters is in the middle (48,4%), and from Medan City (50,9%), marijuana (49,1%), the last place for treatment is in hospital/mental hospital (76,1%), length of use � 5 years (60,4%), average length of use 5,49 years, and average length of stay 11,48 months. There is no significant difference between age and the type of substance used (p=0,473), between the occupation and the type of substance used (p=0,262), and between average length of use and education level (p=0,463). It is found that the average length of use for the multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,018), and average length of stay for multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,046).

The role of families, educational institution, and communities have important role for forming children’s behavior, therefore it is necessary to give early promotion and socialization related to the danger of illicit drugs and the importance of rehabilitation for drug abuser. Key Words : Illicit Drugs, The Characteristics of Drug Abusers

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 5: bener

ABSTRAK Ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika ,dan Zat Adiktif (NAPZA). Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahguna NAPZA di Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah menyalahgunakan NAPZA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series. Jumlah populasi adalah 159 data (total sampling). Hasil penelitian diperoleh penyalahguna NAPZA terbanyak pada kelompok umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%), status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan daerah asal Kota Medan (50,9%), jenis zat ganja (49,1%), tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%), lama pemakaian � 5 tahun (60,4%), lama pemakaian rata-rata 5,49 tahun, lama rawatan rata-rata 11,48 bulan

Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai (p = 0,473), pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai (p=0,262),dan lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463). Ditemukan bahwa lama pemakaian rata-rata pada penyalahguna zat multiple secara bermakna lebih besar dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,018), dan lama rawatan rata-rata penyalahguna zat multiple secara bermakana lebih lama dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,046). Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku anak, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA. Kata Kunci : NAPZA, Karakteristik Penyalahguna

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 6: bener

RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Noverryana Saragih

Tempat/Tanggal Lahir : Purba Tongah, 10 november 1985

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : 4 (empat) orang

Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting gg. Pelita Jaya No.17 Padang

Bulan, Medan.

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 091349 Purba : Tahun 1992-1998

2. SLTP RK Budi Mulia Pematang Siantar : Tahun 1998-2001

3. SMA Negeri 4 Pematang Siantar : Tahun 2001-2004

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU : Tahun 2004-2009

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 7: bener

KATA PENGANTAR

Segala puji, syukur, dan hormat hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan kasih, berkat, dan anugerahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul Karakteristik Penyalahguna Narkotika,

Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for

Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua tercinta“Ayahanda S.

Saragih dan Ibunda R. Sitorus” yang telah setia membesarkan penulis dengan penuh

kasih, membimbing, berkorban materi maupun moril, dan selalu memberi dorongan

bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Jemadi,

M.Kes dan Ibu drh. Rasmaliah, M. Kes selaku dosen pembimbing serta kepada Bapak

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembanding skripsi dan sekaligus

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, beserta Ibu Dra. Jumirah Apt, M.Kes selaku dosen pembanding

skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga skripsi ini

menjadi lebih baik.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 8: bener

3. Bapak T. Safawi Afin, SE selaku pelaksana harian dan seluruh staf Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang telah

membantu penulis selama penelitian.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

5. Abang Junri Friston, Adek Sanro, dan Adek Lenra tersayang yang selalu

memberi semangat, motivasi serta perhatian dengan penuh kasih sayang dan

doa yang tulus kepada penulis.

6. Sahabat- sahabatku tersayang : Aina, Gifani, Safrida, Efrika, Yanti, Irma yang

senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini dan terima kasih atas hari-hari yang kita lalui bersama.

7. Teman-temanku : Lastiar, Nerrida, Dameq, Imelda, Zaro, Rospida, Anie,

Henny, Iwan, Frengki, Bang Ginting, Kak Mey, Kak Meirta, Kak Imelda,

Ezra, Dori dan seluruh rekan mahasiswa peminatan Epidemiologi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian dan

kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kiranya Tuhan

Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin.

Medan, Maret 2009

Penulis

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 9: bener

DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 6 1.3.1. Tujuan Umum.................................................................. 6 1.3.2. Tujuan Khusus................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8 2.1. Defenisi NAPZA ...................................................................... 8 2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan ............................... 9 2.2.1. Narkotika ........................................................................ 9 2.2.2. Psikotropika.................................................................... 15 2.2.3. Zat Adiktif Lainnya ........................................................ 20 2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA................................... 25 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA ....... 25 2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan

NAPZA ........................................................................... 27 2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA ........................ 30 2.5. Jenis Ketergantungan NAPZA ................................................. 31 2.5.1. Ketergantungan Fisik ..................................................... 31 2.5.2. Ketergantungan Psikis.................................................... 32 2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA .......................... 32 2.6.1. Pencegahan Primer (Primary Prevention....................... 32 2.6.2. Pencegahan Sekunder..................................................... 33 2.6.3. Pencegahan Tersier......................................................... 33 BAB 3 KERANGKA KONSEP.................................................................. 38 3.1. Kerangka Konsep .................................................................... 38 3.2. Definisi Operasional ................................................................ 38 BAB 4 Metode Penelitian ........................................................................... 42 4.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 42 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 42 4.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................... 42 4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................... 42

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 10: bener

4.3. Populasi dan Sampel................................................................ 43 4.3.1. Populasi ......................................................................... 43 4.3.2. Sampel ........................................................................... 43 4.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 43 4.5. Teknik Analisa Data ................................................................ 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 44

5.1.1. Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang .............................................. 44

5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana ............. 44 5.1.3. Kegiatan Pelayanan ..................................................... 45

5.2. Sosiodemografi........................................................................ 46 5.3. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................ 48 5.4. Tempat Pengobatan Terakhir................................................... 50 5.5 Lama Pemakaian ...................................................................... 51 5.6. Lama Pemakaian Rata-rata ...................................................... 51 5.7. Lama Rawatan Rata-rata ......................................................... 52 5.8. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ............................. 53 5.9. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai....................... 54 5.10. Lama Pemakaian Rata-rat Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 55

5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ..................................................................................... 56

5.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................................... 57

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi......................................................................... 58 6.2. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................. 68 6.3. Tempat Pengobatan Terakhir ................................................... 70 6.4. Lama Pemakaian ...................................................................... 71 6.5. Lama Pemakaian Rata-rata....................................................... 72 6.6. Lama Rawatan Rata-rata .......................................................... 73 6.7. Analisa Statistik........................................................................ 74

6.7.1. Perbedaan Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................. 74

6.7.3. Perbedaan Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .............................. 75

6.7.4. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................................................... 76

6.7.5. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ................................................................... 77

6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ............................................................................. 78

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 11: bener

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan............................................................................... 80 7.2. Saran......................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 12: bener

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehbilitation

for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang............................. 45 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 47

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 49

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Kombinasi Jenis Zat yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 49

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 50

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 51

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Lama Pemakaian Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 52

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Lama Rawatan Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 53

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang

Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 53

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 13: bener

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 54

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 55

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan

Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 56

Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan

Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 57

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 14: bener

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Umur di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................ 58

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Jenis Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 59

Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Agama di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007........................... 61

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 62

Gambar 6.5 Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Jenis Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 63

Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Status Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 65

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Posisi dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 66

Gambar 6.8 Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 67

Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 69

Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 70

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 15: bener

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 71

Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang

Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 74

Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat

yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ..................................................................... 75

Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .............................................. 76

Gambar 6.15 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata

Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................ 77

Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan

Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 78

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 16: bener

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi

muda kita adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya

(NAPZA). Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan

secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan

peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

konsekuen dan konsisten.1

Dalam bidang kedokteran sebagian besar golongan NAPZA masih bermanfaat

bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi

medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan

berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya

generasi muda.1

Laporan World Drug Report (2006) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat

sekitar 200 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun yang

menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Dari semua jenis

obat terlarang, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan. World Drug

Report (2006) juga menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan penyalahgunaan

ganja dari akhir tahun 1990-an hingga tahun 2003 dan 2004. Pada akhir tahun 1990-

an terdapat 144,1 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan ganja,

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 17: bener

pada tahun 2001 dan 2002 meningkat menjadi 146,2 juta, dan pada tahun 2003 dan

2004 mencapai 160,1 juta.2

Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran NAPZA dengan bentuk dan

dampak yang ditimbulkannya merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua

negara di dunia.3 Laporan World Drug Report 2006 menunjukkan peningkatan

penyitaan obat-obat berbahaya dari tahun 1990 hingga tahun 2004. Di Eropa

penyitaan meningkat dari 2,4 milyar dosis obat berbahaya pada tahun 1990 menjadi

10,6 milyar dosis pada tahun 2004. Peningkatan juga terjadi di Asia dari 2,9 milyar

dosis pada tahun 1990 menjadi 5,2 milyar dosis pada tahun 2004, dan di Afrika dari

1,3 milyar dosis pada tahun 1990 menjadi 4,8 milyar dosis pada tahun 2004. 2

Berdasarkan laporan WHO (2004) pada tahun 2002, penyalahgunaan obat-

obat terlarang mengakibatkan 85.000 kematian diseluruh dunia yang terdiri dari

70.000 (82,35%) laki-laki dan 15.000 (17,65%) perempuan. Proporsi tertinggi

terdapat di Mediterania Timur (35,47%) dan disusul di Asia Tenggara (27,10%).4

Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin bertambah dari tahun

ke tahun, bukan hanya menyerang kaum muda saja tetapi juga golongan setengah

baya maupun golongan usia tua. Penyebaran NAPZA sudah tidak lagi hanya di kota

besar, tetapi sudah masuk kota-kota kecil dan merambah di kecamatan bahkan desa.

Jika dilihat dari kalangan pengguna, NAPZA tidak hanya disalahgunakan oleh

kalangan tertentu saja, tetapi sudah memasuki berbagai profesi misalnya manager

perusahaan, pengusaha, pengacara, kalangan birokrat, artis, dan bahkan kepolisian.5

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 18: bener

Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahgunaan NAPZA di

Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah

menyalahgunakan NAPZA.6 Berdasarkan Survei Nasional Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 diketahui bahwa dari 13.710 responden di 26

ibukota provinsi yang menggunakan Narkoba adalah 3,9% atau dengan kata lain

sekitar 4 dari 100 responden adalah penyalahguna Narkoba. Wilayah ibukota provinsi

dengan penyalahgunaan Narkoba tertinggi adalah Jakarta (23%), Medan (15%), dan

Bandung (14%).7

Pada tahun 2000-2004 laporan RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat)

Jakarta menunjukkan angka kunjungan yang berfluktuasi. Jumlah kunjungan pasien

penyalahguna NAPZA yang rawat jalan pada tahun 2000 mencapai 4.667 kunjungan,

tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan, tahun 2002 mencapai 4.160 kunjungan, tahun

2003 mencapai 4.420 kunjungan, dan tahun 2004 mencapai 4.515 kunjungan.8

Dari Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada

Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2006 dengan

responden sekitar 2000 orang setiap provinsi diketahui bahwa diantara 100 pelajar

dan mahasiswa rata-rata 5 orang dalam setahun terakhir memakai Narkoba.

Penyalahgunaan lebih tinggi 3 sampai 6 kali lipat pada laki-laki dibanding perempuan

dan lebih tinggi di sekolah/kampus swasta daripada negeri atau agama.9

Berdasarkan laporan Direktorat IV Narkoba dan KT BARESKRIM POLRI

pada tahun 2007 diketahui kasus narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya

sebanyak 22.630 kasus yaitu 11.380 (50,28%) kasus narkotika, 9.289 (43,43%) kasus

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 19: bener

psikotropika, 1.961 (6.29%) kasus bahan berbahaya dan Sumatera Utara merupakan

peringkat ketiga kasus terbanyak setelah Jawa Timur dan Metro Jaya.10

Penyalahgunaan obat berbahaya atau NAPZA tidak hanya berdampak pada

psikologis, sosial, dan ekonomi, tetapi juga pada permasalahan medis yang

merupakan komplikasi dari efek pemakaian obat yang terus menerus. Hepatitis,

infeksi HIV/AIDS, dan endokarditis bakterialis merupakan komplikasi medis dari

penyalahgunaan obat, yang penyebarannya sangat cepat meluas di antara sesama

pemakai.11

Kasus AIDS pada penyalahguna NAPZA suntik pertama dilaporkan pada

tahun 1993 terdapat 1 kasus, kemudian tahun 1995 dan 1996 masing-masing terdapat

1 kasus. Sejak tahun 1999 jumlah kasus yang dilaporkan meningkat tajam yaitu 17

kasus, 69 kasus tahun 2000, 80 kasus tahun 2001, 114 kasus tahun 2002, 146 kasus

tahun 2003 dan melambung tinggi menjadi 1.183 kasus tahun 2004.8

Menurut laporan Ditjen PPM-PL pada tahun 2004 terdapat 5 provinsi dengan

kasus AIDS terbanyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA suntik yaitu

Jakarta 846 dari 1272 total kasus (66,5%), Jawa Barat 66 dari 120 total kasus

(55,0%), Sumatera Utara 34 dari 75 total kasus (45,3%), Bali 50 dari 128 total kasus

(39,1%), dan Jawa Timur 83 dari 220 total kasus (37,7%),.8

Salah satu resolusi dari Single Convention On Narcotic Drug yang diadopsi

oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa salah satu metode

terapi yang paling efektif bagi pecandu zat adalah pengobatan di unit pelayanan

kesehatan yang bersuasana bebas obat. Unit pelayanan kesehatan yang dimaksud

adalah RSKO, Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Rumah Sakit Umum (RSU), dan Puskesmas,

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 20: bener

sedangkan lembaga non medik adalah institusi pelayanan dibawah sektor kepolisian,

sektor sosial, dan sektor agama.12

Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang

merupakan salah satu tempat rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA dengan

menerapkan metode pengobatan yakni, pengobatan rohani, tradisional, medis, latihan

fisik, dan kebatinan. Data yang diperoleh pada tahun 2004-2007 terdapat 159 kasus

penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug

Addict Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 33 orang (20,7%) tahun 2004, 61

orang (38,4%) tahun 2005, 42 orang (26,4%)tahun 2006, dan 23 orang (14,5%) tahun

2007.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation

for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di

Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun

2004-2007.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 21: bener

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di

Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun

2004-2007.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan

sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, status perkawinan, posisi dalam keluarga, dan daerah asal.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan

jenis zat yang dipakai.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan

tempat pengobatan terakhir.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan

lama pemakaian.

e. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA.

f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA.

g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penyalahguna NAPZA

berdasarkan jenis zat yang dipakai.

h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pekerjaan penyalahguna NAPZA

berdasarkan jenis zat yang dipakai.

i. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA

berdasarkan tingkat pendidikan.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 22: bener

j. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA

berdasarkan jenis zat yang dipakai.

k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA berdasarkan

jenis zat yang dipakai.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug

Addict dalam upaya peningkatan pencegahan dan rehabilitasi pasien

penyalahguna NAPZA

1.4.2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian

selanjutnya mengenai penyalahguna NAPZA.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 23: bener

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi NAPZA

Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif . Kata

narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke yang berarti terbius sehingga tidak

merasakan apa-apa. Ada juga yang mengatakan narkotika berasal dari kata narcissus,

sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang

menjadi tidak sadar.13

Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat atau obat baik dari

alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau

pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran juga

mengakibatkan daya khayal/halusinasi serta menimbulkan daya rangsang/stimulant.13

Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997, yang dimaksud dengan narkotika

adalah obat atau zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis

maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.14

WHO menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika adalah obat

yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman.

Sebenarnya psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu

farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarmaka (obat-

obat yang berkhasiat terhadap susunan syaraf pusat) atau psikotropik.13 Undang-

Undang No. 5 tahun 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 24: bener

adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.14

Zat adiktif adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri

atau masyarakat sekelilingnya seperti alkohol, nikotin, kafein, dan sebagainya.3

2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan

2.2.1. Narkotika

1. Heroin

Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, heroin

merupakan Narkotika golongan I sama dengan kokain dan ganja. Nama heroin

diambil dari kata hero yang artinya pahlawan. Heroin atau diasetilmorfin adalah obat

semi sintetik dengan kerja analgetis yang 2 kali lebih kuat tetapi mengakibatkan

adiksi yang cepat dan hebat sekali sehingga tidak digunakan dalam terapi, tetapi

sangat disukai oleh penyalahguna NAPZA. Resorpsinya dari usus dan selaput lendir

baik dan di dalam darah, heroin dideasetilasi menjadi 6-monoasetilmorfin dan

menjadi morfin.15

Pertama kali ditemukan digunakan untuk penekan dan melegakan batuk

(antitusif) dan penghilang rasa sakit, menekan aktifitas depresi dalam sistem saraf,

melegakan nafas dan jantung, juga membesarkan pembuluh darah dan memberikan

kehangatan serta melancarkan pencernaan.13

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 25: bener

Akibat pemakaian heroin selain ketergantungan fisik dan psikis seperti

narkotika yang lain, juga dapat menyebabkan euphoria, badan terasa sakit, mual dan

muntah, mengantuk, konstipasi, kejang saluran empedu, sukar buang air kecil,

kegagalan pernapasan dan dapat menimbulkan kematian.13

2. Kokain/Cocain

Kokain adalah alkaloida yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca yang

tumbuh di Bolivia dan Peru pada lereng-lereng pegunungan Andes di Amerika

Selatan. Kedua negara tersebut dianggap penghasil kokain dalam bentuk pasta koka

mentah terbesar di seluruh dunia, sedang Negara Kolombia memurnikan pasta ini

menjadi serbuk kokain murni. Dalam peredaran gelap kokain diberi nama cake, snow,

gold dust, dan lady serta dijual dalam bentuk serbuk yang bervariasi kemurniannya.16

Pertama sekali kokain digunakan sebagai anastesi lokal pada pengobatan mata

dan gigi. Berlainan dengan opium, morfin, dan heroin yang memiliki sifat

menenangkan terhadap jasmani dan rohani, kokain merupakan suatu obat perangsang

sama seperti psikostimulansia golongan amfetamin tetapi lebih kuat. Zat-zat ini

memacu jantung, meningkatkan tekanan darah dan suhu badan, juga menghambat

perasaan lapar serta menurunkan perasaan letih dan kebutuhan tidur.13

Dalam larutan dengan kadar rendah, kokain menghambat penyaluran impuls

dari SSP di otak sehingga digunakan untuk anastesi lokal, sedangkan dalam

konsentrasi tinggi kokain merangsang penyaluran impuls-impuls listrik. Sifat yang

didambakan oleh pecandu adalah kemampuannya untuk meningkatkan suasana jiwa

(euphoria) dan kewaspadaan yang tinggi serta perasaaan percaya diri akan kapasitas

mental dan fisik.13

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 26: bener

Dalam dosis kecil kokain yang dihisap melalui hidung menimbulkan euphoria

tetapi disusul segera oleh depresi berat yang menimbulkan keinginan untuk

menggunakannya lagi dalam dosis yang semakin besar dan meyebabkan

ketergantungan psikis yang kuat dan toleransi untuk efek sentral. Pada keadaan

kelebihan dosis timbul eksitasi, kesadaran yang berkabut, pernafasan yang tidak

teratur, tremor, pupil melebar, nadi bertambah cepat, suhu badan naik, rasa cemas,

dan ketakutan, serta kematian biasanya disebabkan pernafasan berhenti.13

Dalam bidang ilmu kedokteran, kokain digunakan sebagai anastesi lokal,

seperti, dalam pembedahan pada mata, hidung, dan tenggorokan, menghilangkan rasa

nyeri selaput lendir, menghilangkan rasa nyeri saat luka dibersihkan dan dijahit,

menghilangkan rasa nyeri yang lebih luas denga menyuntikkan kokain kedalam ruang

ekstradural bagian lumbal.15,16

3. Ganja/ Kanabis

Ganja berasal dari tanaman Cannabis yang mempunyai famili Cannabis

Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Americana. Nama yang umum untuk kanabis

adalah marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane, has atau hashis.13 Kandungan

kanabis adalah 0,3% minyak atsiri dengan zat-zat terpen terutama

tetrahidrokanabinol (THC) yang memiliki daya kerja menekan kegiatan otak dan

memberi perasaan nyaman.16

Efek pertamanya adalah euphoria yang disusul dengan rasa kantuk dan tidur,

mulut menjadi kering, konjungtiva merah, dan pupil melebar. Efek medis yang

potensial adalah sebagai analgetik, antikonvulsan dan hipnotik, sedangkan efek

psikisnya tergantung pada dosis, cara penggunaan, pengalaman dari pemakai, dan

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 27: bener

kepekaan individual. Secara terapeutis, kadangkala zat ini digunakan pada glaukoma

atau sebagai zat analgetik dan anti emetikum pada terapi dengan sitostatika guna

menghindarkan nausea dan muntah bila kurang efektif.15

Bentuk kanabis yang biasa dipakai berupa tanaman yang sudah dikeringkan,

dirajang dan dihisap seperti tembakau.13 Pemakaian kanabis yang kronis

mempengaruhi berbagai organ tubuh, menyebabkan peradangan pada paru-paru

sehingga fungsi paru-paru terganggu. Dahulu kanabis digunakan sebagai obat tidur,

sedative, dan spasmolitium pada tetanus, dan digunakan pada umumnya dalam

bentuk ekstrak 2-3 dd 30-50 mg, sedangkan sekarang kanabis banyak disalahgunakan

sebagai zat penyegar.15

4. Candu

Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores)

buah yang hampir masak, getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates".

Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat

kehitaman dan sesudah diolah akan menyerupai aspal lunak dan dinamakan candu

mentah atau candu kasar.13

Penggunaan candu secara klinik antara lain sebagai analgetika pada penderita

kanker, eudema paru akut, batuk, diare, premedikasi anastesia, dan mengurangi rasa

cemas. Penggunaan candu seperti yang terurai di atas adalah khasiat candu pada

umumnya, sebenarnya khasiat candu secara lebih spesifik adalah akibat alkoloida

yang dikandungnya.13

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 28: bener

Candu mengandung ± 20 alkoloida yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :15

1) Kelompok fenantren yang disebut dengan analgesik opioid dan

mempunyai sifat-sifat seperti opium dan morphine.

2) Kelompok senyawa-senyawa isokinolin yang berkhasiat sangat berlainan

seperti papaverin, narkotin, dan noskapin narsein.

Putus obat dari candu dapat menimbulkan gejala seperti gugup, cemas, gelisah,

pupil mengecil, sering menguap, mata dan hidung berair, badan panas dingin dan

berkeringat, pernafasan bertambah kencang dan tekanan darah meningkat, diare, dan

lain-lain.13

5. Morphine/Morfin

Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, morfin

merupakan Narkotika golongan II. Morfin merupakan hasil olahan dari opium/candu

mentah dan merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin

menimbulkan efek stimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP), seperti miosis (penciutan

pupil mata), mual, muntah-muntah, eksitasi, dan konvulsi. Efek perifernya yang

penting adalah obstipasi, retensi kemih, dan vasodilatasi pembuluh kulit.15

Penggunaan morfin khusus pada nyeri hebat akut dan kronis seperti pasca

bedah, setelah infark jantung, dan pada fase terminal dari kanker. Resorpsinya di usus

baik dan di dalam hati zat ini diubah menjadi glukuronida kemudian di ekskresi

melalui kemih, empedu dengan siklus enterohepatis, dan tinja. Pada intoksikasi

digunakan antagonis morfin sebagai antidotum, yakni nalokson.15

Pada pemakaian yang teratur, morfin dengan cepat menimbulkan toleransi dan

ketergantungan yang cepat. Morfin bekerja pada reseptor opiate yang sebagian besar

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 29: bener

terdapat pada sususnan saraf pusat dan perut. Dalam dosis lebih tinggi, dapat

menghilangkan kolik empedu dan ureter. Morfin menekan pusat pernafasan yang

terletak pada batang otak sehingga menyebabkan pernafasan terhambat yang dapat

menyebabkan kematian.15

Sifat morfin yang lainnya adalah dapat menimbulkan kejang abdominal, mata

merah, dan gatal terutama disekitar hidung yang disebabkan terlepasnya histamine

dalam sirkulasi darah, dan konstipasi. Pemakai morfin akan merasa mulutnya kering,

seluruh tubuh hangat, anggota badan terasa berat, euphoria, dan lain-lain.16

6. Codein

Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, codein

merupakan Narkotika golongan III. Codein termasuk garam/turunan dari candu. Efek

codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan

ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih dan cara

pemakaiannya ditelan dan disuntikkan. Secara klinis codein dipergunakan sebagai

obat analgetik, ± 6 kali lebih lemah dari morphine.13,16

Efek samping dan resiko adiksinya lebih ringan sehingga sering digunakan

sebagai obat batuk dan obat anti nyeri yang diperkuat melalui kombinasi dengan

parasetamol/asetosal. Obstipasi dan mual dapat terjadi terutama pada dosis lebih

tinggi (di atas 3 dd 20 mg garam HCL). Resorpsi oral dan rektal baik dan di dalam

hati zat ini diubah menjadi narkodein dan morfin dan ekskresinya melalui kemih

sebagai glukuronida.15

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 30: bener

2.2.2. Psikotropika

Dalam United Nation Conference for Adoption of Protocol on Psychotropic

Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropika yaitu bahan yang dapat

mengakibatkan keadaan ketergantungan, depresi dan stimulant SSP, menyebabkan

halusinasi, menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi.13

Dari ketentuan di atas maka pembagian psikotropika adalah :

1. Stimulansia

Yang digolongkan stimulansia adalah obat-obat yang mengandung zat-zat

yang merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk

meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik.13

Obat-obat yang digolongkan dalam stimulansia antara lain :

a. Amphetamine (Amfetamin)

Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan

nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk efek

stimulansnya yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan

rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan. Disamping itu, zazt ini

juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung yang dapat mengakibatkan

stroke maupun sderangan jantung. Seusai perang zat-zat ini seringkali disalahgunakan

mahasiswa dan pengemudi mobil truk untuk memberikan perasaan nyaman

(euphoria) serta menghilangkan rasa kantuk dan letih.16

Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak

macam penyakit antara lain depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit

meniere, buta malam, dan hipotensi, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 31: bener

indikasi medis penggunaan amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan

hiperkinetik pada anak, dan obesitas.15

Amfetamin dapat dipakai secara oral atau parenteral dan dimetabolisir di

dalam hati. Sebagian kecil diekskresi melalui urine dan bertambah dalam keadaan

asidosis. Dosis oral sebanyak 10-30 mg dapat meningkatkan kesiagaan seseorang,

euphoria, meingkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi pikiran, banyak

bicara, anoreksia, pernafasan bertambah cepat, dan nyeri kepala. Overdosis dapat

menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan aritmia

jantung. Ketergantungan fisik maupun psikis dan toleransi dapat terjadi dengan cepat

pada pengguna kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala

putus obat (withdrawal symptooms) dan jika digunakan pada saat mengalami depresi,

setelah menghentikan pemakaian maka depresinya akan semakin berat sampai

menjurus pada percobaan bunuh diri.13

b. Ecstasy

Ecstasy pada tahun 1914 dipasarkan sebagai obat penekan nafsu makan. Pada

tahun 1970-an, obat ini digunakan di Amarika Serikat sebagai obat tambahan pada

psikoterapi dan kemudian dilarang pada tahun 1985. Sekarang ini ecstasy banyak

digunakan oleh para pecandu di banyak negara juga di Indonesia terutama oleh para

remaja dan kalangan eksekutif di tempat-tempat hiburan sehingga disebut juga party

drug atau dance drug.15

Efek awalnya berupa simpatomimetis dan dapat terjadi tachyaritmia serta

peningkatan suhu tubuh (hiperpireksia), gerakan klonis, dan konvulsi. Daya kerjanya

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 32: bener

agak singkat (4-6 jam) dan bekerja berdasarkan gangguan re-uptake dari serotonin di

otak yang berperan penting pada suasana hati, proses berpikir, makan, dan tidur.15

Obat-obat ecstasy mempunyai efek kerja serotonergik dan dopaminergik pada

SSP dan adakalanya dicampur dengan obat-obat lain dengan tujuan memperkuat

efeknya seperti atropine yang sangat berbahaya kerena toksisitasnya juga meningkat.

Pengobatan intoksikasi berupa cuci lambung, pemberian klorpromazin dan alfa/beta-

blockers secara intravena. Efek buruk yang penting adalah gagal hati dan ginjal akut

serta kerusakan pada saraf-saraf yang melepaskan serotinin akibat pembentukan

radikal bebas yang merusak membran sel.15

Karena ecstasy dibuat dari bahan dasar amfetamin, maka efek yang

ditimbulkannya juga mirip, seperti mulut kering, jantung berdenyut lebih cepat,

berkeringat, mata kabur dan demam tinggi, ketakutan, sulit konsentrasi, dan seluruh

otot nyeri.13

c. Shabu

Nama shabu adalah nama julukan terhadap zat metamfetamin yang

mempunyai sifat stimulansia yang lebih kuat dibanding turunan amphetamine yang

lain.11 Dalam perdagangan gelap atau nama dalam kalangan pengguna metamfetamin

dikenal dengan sebutan meth, speed, ubas, as, sabu-sabu atau SS, dan mecin. Bentuk

seperti kristal putih mirip bumbu penyedap masakan, tidak berbau, mudah larut

dalam air dan alkohol serta rasanya menyengat.13

Setelah pemakaian shabu, pengguna akan merasakan hal-hal sebagai berikut :

1) Merasa bersemangat karena kekuatan fisiknya meningkat

2) Kewaspadaan meningkat

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 33: bener

3) Menambah daya konsentrasi

4) Menyebabkan rasa gembira luar biasa

5) Kemampuan bersosialisasi meningkat

6) Insomnia, mengurangi nafsu makan

7) Penyalahgunaan pada saat hamil bisa menyebabkan komplikasi pralahir,

meningkatkan kelahiran premature atau menyebabkan perilaku bayi yang

tidak normal.

Dalam pemakaian jangka panjang penggunaan shabu akan menimbulkan

gangguan serius pada kejiwaan dan mental, pembuluh darah rusak, rusaknya ujung

saraf dan otot, kehilangan berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat,

dan terjadi radang hati.13

2. Depresiva

Depresiva merupakan obat-obat yang bekerja mengurangi kegiatan dari SSP

sehingga dipergunakan untuk menenangkan saraf atau membuat seseorang mudah

tidur. Obat ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis dan pada

umumnya sudah dapat timbul setelah 2 minggu penggunaan secara terus-menerus.13

Golongan obat-obat depresiva antara lain :13,15,16

a. Barbiturat dan Turunan-turunannya

Barbiturat digunakan sebagai obat pereda untuk siang hari dalam dosis

yang lebih rendah dari dosisnya sebagai obat tidur. Overdosis barbital

dapat menimbulkan depresi sentra dengan penghambatan pernafasan

berbahaya, koma, dan kematian.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 34: bener

b. Benzodiazepin dan Turunan-turunannya

Benzodiazepin terutama digunakan sebagai obat tidur, spasmolitikum (zat

pelepas tegang), dan sebagai premedikasi sebelum pembedahan.

Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3

kelompok yakni zat-zat long acting, zat-zat short acting, dan zat-zat ultra

short acting.

c. Metakualon / Methaqualon

Penggunaan Metakualon secara salah populer pada tahun 1970-1985

karena dianggap tidak beracun dan baik sebagai aphrodisial, namun

sebenarnya banyak mengakibatkan keracunan yang serius. Pemakaian

secara oral dalam dosis yang besar menyebabkan koma dan kejang

sedangkan penggunaan secara terus menerus menyebabkan toleransi dan

ketergantungan.

3. Halusinogen

Halusinogen disebut juga psikodelika. Pada tahun 1954, A. Hoffer dan H.

Osmond memperkenalkan istilah halusinogen untuk memberi nama pada zat-zat

tertentu yang dalam jumlah sedikit dapat mengubah persepsi, pikiran dan perasaan

seseorang serta menimbulkan halusinasi. Sebagian zat tersebut merupakan senyawa

sintetik, sedangkan selebihnya terdapat secara alamiah dan telah lama digunakan oleh

berbagai masyarakat secara tradisional.16

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 35: bener

Berdasarkan struktur kimianya, halusinogen dibagi menjadi beberapa

golongan yaitu :16

a. asam lisergik (LSD)

b. fenetilamin (meskalin)

c. indolalkil amin (psilosibin, dimetriltriptamin)

d. atropine

e. derivat opioida (nalorfin, siklazosin)

Resiko akan ketergantungan psikis bisa kuat sedangkan ketergantungan fisik

biasanya ringan sekali. Toleransi dapat terjadi tetapi penghentian penggunaannya

tidak menyebabkan abstinensia. Zat-zat ini menyebabkan distorsi penglihatan dan

pendengaran antara lain mampu menimbulkan efek khayalan, juga menyebabkan

ketegangan dan depresi. Salah satu kekhususan zat-zat ini adalah pengaruhnya

terhadap akal budi dengan menghilangkan daya seleksi dan kemampuan

mengkoordinasi persepsi dan rangsangan dari dunia luar. Dalam dosis lebih tinggi

dapat mengakibatkan perasaan ketakutan, kebingungan, dan panik yang biasanya

disebut bad trip/flip.15

2.2.3. Zat Adiktif Lainnya

1. Alkohol

Menurut catatan arkeologik, minuman beralkohol sudah dikenal manusia

sejak ± 5000 tahun yang lalu. Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat tertua

dan paling banyak digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin.

Alkohol bersifat bakterisid. fungisid, dan virusid yang banyak digunakan untuk

desinfeksi kulit dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral,

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 36: bener

alkohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan kemudian menekan fungsi otak

serta menyebabkan vasodilatasi. Bila diminum saat perut kosong, alkohol

menstimulasi produksi getah lambung.16

Minum sedikit alkohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan

berbicara banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak hati tidak

dapat mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Overdosis dapat

langsung mematikan dan pada pemakaian secara teratur dan banyak dapat

mengakibatkan terganggunya fungsi hati dan akhirnya sel-selnya mengeras

(cirrhosis).13

Kadar Alkohol Darah (KAD) yang tinggi mengakibatkan berkurangnya daya

prestasi, daya kritik dan efisiensi, letargi, amnesia, supresi medulla dan pernafasan,

hipotermia, hipoglikemia, stupor, dan koma. Penggunaan dalam jangka waktu lama

akan meningkatkan kapasitas tubuh untuk metabolisasi alkohol dan menurun kembali

setelah abstinensia berminggu-minggu.15

Alkohol diserap dengan cepat dari usus halus kedalam darah kemudian

disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya dalam darah meningkat cepat karena

absorpsinya lebih cepat dari pada penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Didalam

hati sebagian besar zat ini diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehida.

Penggunaan lama dalam jumlah berlebihan merusak banyak organ terutama hati, otak,

jantung, gastritis dan perdarahan lambung.15

Mengkonsumsi minuman beralkohol seperti bir, anggur, sherry, dan whisky

sudah termasuk pada pola hidup dan pergaulan sosial sehingga sudah diterima umum

dan ketagihan biasanya terjadi tanpa disadari. Seseorang yang minum alkohol untuk

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 37: bener

bersantai, dapat berhenti minum tanpa kesulitan, namun apabila mulai tergantung

pada alkohol (alkoholisme) maka tidak dapat lagi berhenti tanpa merasakan akibat

buruk secara fisik maupun psikis.16

Gejala putus alkohol dapat berupa gemetaran, mual, muntah, lelah, jantung

berdebar lebih cepat, tekanan darah tinggi, depresi, halusinasi, dan hipotensi

ortostatik.13

2. Inhalansia dan Solvent (Pelarut)

Zat yang digolongkan inhalansia dan solvent adalah gas atau zat pelarut yang

mudah menguap. Zat ini banyak terdapat pada alat-alat keperluan rumah tangga

seperti perekat, hair spray, deodorant spray, pelumas mesin, bahan pembersih, dan

thinner. Penyalahgunaan inhalansia dan solvent terutama terdapat pada anak-anak

usia 9-14 tahun. Yang banyak digunakan adalah cairan pelarut seperti toluen, etil

asetat, aseton, amiln itrit, metiletilketon, ksilen, gas-gas “tertawa”, butan, propan,

dan fluorokarbon.15

Gejala pecandu inhalansi antara lain pusing-pusing, perasaan bingung, bicara

tidak lancar, berjalan atau berdiri sempoyongan, euphoria, halusinasi, persepsi

terganggu, mudah tersinggung, impulsif, perilaku aneh, ataksia, disartri, tinitus, dan

luka-luka atau peradangan disekitar mulut dan hidung. Intoksikasi akut dengan zat ini

bisa berakibat fatal, sedangkan pada pemakaian kronis dapat merusak berbagai organ

tubuh misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sumsum tulang dengan

mengganggu pembentukan sel darah merah.13

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 38: bener

Inhalansia bekerja pada membran sel terutama sel saraf pusat. Absorpsi

tercepat melalui paru-paru dan dimetabolisir dalam hati serta diekskresi melalui ginjal

dan paru-paru.15

3. Kafein

Kafein atau 1,3,7 trimetilsantin adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman

Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica yang berasal dari Arab,

Etiopia, dan Liberia. Kopi mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah

kafein (1-2,5%), hidrat arang (7%), zat-zat asam, tannin, zat-zat pahit, lemak , dan

zat-zat aroma. Selain kopi minuman lain juga banyak yang mengandung kafein

seperti daun teh (teh hitam dan teh hijau), kakao, dan coklat.16

Minum kopi terlalu banyak (lebih dari 3-4 cangkir/hari) dapat meningkatkan

resiko terkena penyakit jantung karena memperbesar kadar hemosistein darah

terutama bila bersamaan dengan kebiasaan merokok. Metabolisme kafein sangat

kompleks dan berkaitan dengan distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak

metabolit lain.15

Kafein biasa digunakan sebagai zat penyegar, menghilangkan rasa letih, lapar,

dan mengantuk, juga meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Zat ini sering

dikombinasikan dengan parasetamol atau asetosal guna memperkuat efek

analgetiknya dan dengan ergotamin guna memperlancar absorpsinya.13

Kafein merangsang otot jantung sehingga kadang-kadang menyebabkan

aritmia jantung, menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak, meningkatkan

tekanan darah, meningkatkan peredaran darah perifer, mempunyai sifat diuretik,

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 39: bener

melebarkan bronkus, iritasi pada lambung, dan meningkatkan basal metabolisme

rate.15

Toleransi terhadap kafein ada tetapi cepat menghilang dan intoksikasi ditandai

dengan tangan gemetar dan perasaan gelisah, tidak tenang, penuh gairah, muka merah,

ingatan berkurang, tidak dapat tidur, poliuria, mual, otot berkedut, banyak bicara,

serta denyut jantung cepat dan tidak teratur.13

4. Nikotin

Nikotin terdapat pada tanaman tembakau atau Nikotiana tabacom yang diduga

berasal dari Argentina. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar 1-4%. Dalam asap

rokok, nikotin tersuspendir pada partikel-partikel ter dan kemudian diserap dari paru-

paru kedalam darah dengan cepat sekali. Didalam hati nikotin dioksidasi menjadi

metabolit yaitu kotinin. Setelah diserap , nikotin mencapai otak dalam waktu 8 detik

setelah inhalasi.16

Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan

berbagai hormon dan neurohormon dopamin di dalam plasma, disamping itu nikotin

dapat menyebabkan mual dan muntah. Nikotin meningkatkan daya ingat, perhatian

dan kewaspadaan, mengurangi sifat mudah tersinggung, dan agresi, serta menurunkan

berat badan. Merokok dikaitkan dengan berbagai penyakit serius mulai dengan

gangguan arteri koroner sampai kanker paru. Dosis fatal pada manusia adalah 60

mg.15

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 40: bener

2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA

2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA

Prevalensi pengguna NAPZA semakin meningkat dari tahun ke tahun dan

menunjukkan fenomena gunung es (ice berg fenomena) dimana kasus yang tampak

pada permukaan lebih sedikit dibandingkan kasus yang tidak tampak. Berdasarkan

perhitungan WHO (World Health Organization) jumlah penyalahguna yang datang

hanya 10% dari jumlah penyalahguna sebenarnya.8

Berdasarkan laporan WHO (2001) pada tahun 2000 diketahui bahwa 1 dari 3

orang dewasa di dunia atau 1,2 milyar orang adalah perokok dan pada tahun 2025

angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 1,6 milyar. Tembakau

dinyatakan sebagai penyebab lebih dari 3 juta kematian setiap tahun pada tahun 1990,

meningkat menjadi 4 juta kematian pada tahun 1998, diperkirakan 8,4 juta kematian

pada tahun 2020 dan mencapai 10 juta kematian pada tahun 2030.17

Alkohol juga merupakan zat yang sering disalahgunakan disemua negara di

dunia. Point prevalence penyalahgunaan alkohol pada orang dewasa berkisar antara

1.7% di dunia berdasarkan analisis GBD (Global Burden of Disease) 2000.

Prevalensi penyalahgunaan alkohol sangat bervariasi diseluruh dunia, mulai dari

sangat rendah di beberapa negara di Asia Tengah sampai lebih dari 5% di Amerika

Utara dan beberapa Negara Eropa Timur. Periode prevalensi dari penyalahgunaan dan

ketergantungan zat berkisar antara 0.4% hingga 4%, tetapi cara penyalahgunaan zat

sangat bervariasi. Diperkirakan 5 juta manusia di dunia menggunakan jarum suntik

dalam menyalahgunakan NAPZA.17

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 41: bener

Penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi pada setiap orang dan keluarga dengan

latar belakang pendidikan apapun, baik kaya maupun miskin, tua dan muda, dan

dalam kedudukan apapun. Walaupun demikian resiko setiap orang berlainan, pemuda

dan laki-laki setengah baya termasuk golongan beresiko tinggi, demikian pula anak

yang orangtuanya menyalahgunakan NAPZA.18

NAPZA yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari Kolombia, China, dan

Daerah Segi Tiga Emas (Golden Triangle) yang meliputi Negara Laos, Birma,dan

Thailand. Berdasarkan data BNN tahun 2003, jumlah tersangka tindak pidana

psikotropika yang melibatkan WNA (Warga Negara asing) dan WNI (warga Negara

Indonesia) cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersangka pada tahun 2001

terdiri dari 4.874 orang WNI dan 50 orang WNA. Pada tahun 2002 tersangka WNI

meningkat 7,3% menjadi 4.924 sedangkan tersangka WNA meningkat 64% menjadi

82 orang.19

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusdatin (Pusat Data dan Informasi)

melalui SIP2NAPZA (Sistem Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA),

dari 5.321 responden pada tahun 2001, 51,1% adalah penyalahguna yang berumur 20-

24 tahun, 25,7% adalah penyalahguna yang berumur 25-29 tahun, dan selebihnya

secara berurutan adalah penyalahguna NAPZA yang berumur 15-19 tahun (14,7%),

30-34 tahun (5,4%), >35 tahun (2,5%), dan 0-14 tahun (0,6%). Sedangkan pada tahun

2002 dari 3.860 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 48,2% adalah kelompok umur

20-24 tahun, diikuti dengan 24,0% dari kelompok umur 25-29 tahun, 17,8% dari

kelompok umur 15-19 tahun, 5,9% dari umur 30-34 tahun, 3,3% dari umur >34 tahun,

dan 0,7% dari umur 10-14 tahun.8

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 42: bener

Pada tahun 2003, dari 3.583 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 40,0%

adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 28,3% dari kelompok umur 25-29

tahun, 10,9% dari kelompok umur 15-19 tahun, 10,2% kelompok umur 30-34 tahun,

9,4% kelompok umur >34 tahun, dan 1,3% kelompok umur 10-14 tahun. Tahun 2004,

dari 6.218 orang penyalahguna NAPZA, 34,2% berumur 20-24 tahun, diikuti 28,9%

yang berumur 25-29 tahun, 13,3% kelompok umur 30-34 tahun, 12,5% kelompok

umur >34 tahun, 8,7% berumur 15-19 tahun, dan 0,5% kelompok umur 10-14 tahun.8

Berdasarkan data yang dikumpulkan BNN dari 641 responden tahun 2001,

sebagian besar adalah penyalahguna yang menggunakan NAPZA dengan cara hisap

(26,7%) dan suntik (22,2%). Pada tahun 2002, dari 1.936 penyalahguna NAPZA

yang mengkonsumsi NAPZA dengan cara hisap adalah 42,3%, kemudian

penggunaan NAPZA dengan cara suntik 24,4%, sisanya adalah dengan cara oral.8

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sejak tahun 2000-2005

peredaran NAPZA meningkat. Selama Januari hingga Juni 2005 disita barang bukti

ganja seberat 18,6 ton, 15.151 gram heroin, 207.713 butir esctasy dan shabu-shabu

seberat 82.472 gram, sedangkan sejak tahun 2000 – 2004 (Juni), BNN menyita 122,9

ton ganja, 87,7 kg heroin, 78,4 kg kokain, 621.830 tablet ecstasy dan lainnya.8

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA

Pada dasarnya terjadinya penyalahgunaan NAPZA hampir sama dengan

terjadinya penyakit menular yaitu sebagai hasil interaksi dari tiga faktor, yaitu faktor

zat, individu, dan lingkungan.16

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 43: bener

1. Faktor Zat

Tidak semua zat dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat, hanya zat

dengan khasiat farmakologik tertentu dapat menimbulkan ketergantungan. Apabila

disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan ketergantungan zat mudah diperoleh,

maka di tempat itu akan banyak terdapat kasus gangguan penggunaan zat. Oleh

karena itu, zat yang dapat menimbulkan ketergantungan harus diatur dengan aturan-

aturan yang efektif tentang penanamannya, pengolahannya, impornya, distribusinya,

dan pemakaiannya.12

2. Faktor Individu

Resiko untuk menyalahgunakan zat berbeda-beda untuk semua orang. Faktor

kepribadian dan faktor konstitusi seseorang merupakan dua faktor yang ikut

menentukan seseorang tergolong kelompok beresiko tinggi atau tidak. Kenyataan

menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan penggunaan zat terdapat pada atau

dimulai pada usia remaja. Ada beberapa ciri perkembangan remaja yang dapat

menjuruskan seseorang kepada gangguan penggunaan zat. Masa remaja ditandai

dengan perubahan yang pesat baik jasmani, intelektual, maupun kehidupan sosial.

Perubahan yang cepat kadang-kadang menimbulkan ketegangan, keresahan,

kebingungan, perasaan tertekan, rasa tidak aman, bahkan tidak jarang menjadi

depresi.12

Hasil survey BNN pada pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa sekitar

40% penyalahguna mulai memakai Narkoba pada umur 11 tahun atau lebih muda9,

selain itu penelitian Fransisca di Rumah Sakit Jiwa Medan pada Juni 2001-Juli 2002,

menyatakan bahwa 50 orang (51,0%) penyalahguna yang dirawat jalan merupakan

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 44: bener

anak tengah di dalam keluarga diikuti anak bungsu sebanyak 24 orang (24,7%) dan

anak sulung sebanyak 19 orang (19,6%).20

Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya gangguan penggunaan NAPZA. Kebaikan selalu dikaitkan dengan

kewanitaan, ada kecenderungan bahwa laki-laki harus berprestasi dan menerima

tanggung jawab dalam keluarga. Tekanan tersebut dapat menimbulkan ketegangan

dan untuk mengatasinya seseorang akan memberontak yang salah satunya dengan

menyalahgunakan NAPZA.12

Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa SMU diketahui bahwa siswa laki-laki

berpeluang 29,77 kali lebih besar untuk menyalahgunakan NAPZA dibanding siswa

perempuan.21

3. Faktor Lingkungan

Berdasarkan penelitian BNN pada siswa SMU diketahui bahwa sebagian

besar responden (89,9%) berada dalam keluarga yang komunikasinya buruk dan

sebanyak 49,0% responden mempunyai teman yang menggunakan NAPZA.21

Faktor lingkungan meliputi :12

a. Lingkungan Keluarga

Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara

orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga

merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan

penggunaan zat.12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 45: bener

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang

memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara

kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor

kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA.12

c. Lingkungan Teman Sebaya

Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk

dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya

menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja

agar diterima kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.12

d. Lingkungan Masyarakat / Sosial

Gangguan penggunaan zat dapat juga timbul sebagai suatu protes terhadap

sistem politik atau norma-norma. Lemahnya penegak hukum, situasi

politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung mendorong untuk

mencari kesenangan dengan menyalahgunakan zat.12

2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis

NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan

gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.22 Menurut Satya

Joewana yang dimaksud penyalahgunaan zat adalah suatu pola penggunaan zat yang

bersifat patologik paling sedikit 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan

fungsi sosial atau okupasional.16

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 46: bener

Pola penggunaan zat yang bersifat patologik dapat berupa intoksikasi

sepanjang hari, terus menggunakan zat tersebut walaupun penderita mengetahui

dirinya sedang menderita sakit fisik berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan

bahwa ia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut, atau

tidak dapat menghentikan kebiasaannya menggunakan zat tersebut.16

Ketergantungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan

psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah

(toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala

putus obat ( withdrawal symptom ).13,23 Ketergantungan juga dapat diartikan sebagai

suatu keadaan fisik atau psikis yang diakibatkan oleh interaksi antara suatu mahkluk

hidup dengan satu atau lebih jenis obat yang ditandai oleh perilaku yang terdorong

oleh suatu hasrat kuat untuk terus menerus menggunakan obat tersebut. Hasrat

tersebut menguasai seluruh pikiran dan tingkah laku pecandu dan keinginannya untuk

memperoleh obat tersebut sangat kuat sehingga membuatnya bertindak asosial dan

kriminal.15

2.5. Jenis Ketergantungan Zat

2.5.1. Ketergantungan Fisik

Ketergantungan fisik adalah suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan

fisik yang terjadi akibat dihentikannya pemakaian zat. Keadaan ini timbul sebagai

akibat penyesuaian diri terhadap adanya zat dalam tubuh, dalam jangka waktu yang

cukup lama. Gangguan fisik ini disebut keadaan lepas dari suatu zat yang memiliki

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 47: bener

sifat spesifik untuk masing-masing jenis zatnya. Ketergantungan fisik ini dapat

diikuti dengan ketergantungan mental.23

Ketergantungan fisik bercirikan terjadinya gejala abstinensia bila penggunaan

obat yang berulangkali dihentikan. SSP menggunakan zat sejenis morfin (endorfin)

sebagai neurotransmiter yang produksinya dihentikan bila diberikan suatu opiat. Bila

kemudian pemberian opiat mendadak dihentikan, segera timbul kekurangan endorfin

dan terjadilah gejala abstinensia.15

2.5.2. Ketergantungan Psikis

Ketergantungan psikis adalah suatu keadaan dimana suatu zat dapat

menimbulkan perasaan puas dan nikmat sehingga mendorong seseorang untuk

memakainya lagi secara terus menerus atau berkala, sehingga diperoleh kesenangan

atau kepuasan terus menerus.23 Ketergantungan psikis berciri terjadinya gejala

abstinensia psikis bila pemberian obat dihentikan karena telah terjalin suatu ikatan

antara si pemakai dan obat.15

2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Upaya pencegahan meliputi 3 hal :

1. Pencegahan Primer (Primary Prevention)

Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali kelompok yang mempunyai

resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi

terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan

sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh kembang

anak dapat diatasi dengan baik.24

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 48: bener

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain:

a. Penyuluhan tentang bahaya NAPZA

b. Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya NAPZA

c. Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini dilakukan pada penyalahguna pada tahap coba-coba serta

komponen masyarakat yang berpotensi menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan

yang dilakukan pada pencegahan ini antara lain :

a. Deteksi dini anak yang menyalahgunakan NAPZA

b. Konseling

c. Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah

d. Penerangan dan pendidikan pengembangan individu.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dilakukan terhadap orang yang sedang menyalahgunakan

NAPZA dan yang pernah menyalahgunakan NAPZA agar tidak kembali

menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta

kelompok lingkungannya

b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna.25

Penanganan kasus yang dilakukan oleh RSKO, RSJ, dan RSU pada umumnya

hanya pada masalah medik akut, kronis, dan medik dengan komplikasi. Biasanya

pasien yang ditangani di institusi ini akan menjalani detoksifikasi untuk

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 49: bener

menghilangkan pengaruh NAPZA dan menghambat pemakaian lebih lanjut yang

pelaksanaannya dilakukan oleh dokter. Selanjutnya, penanganan perbaikan perilaku

dilakukan oleh bagian rehabilitasi/panti rehabilitasi yang pada umumnya di luar

institusi rumah sakit. Penanganan penyalahguna di institusi tersebut dilakukan

melalui berbagai pendekatan non medis seperti sosial, agama, spiritual, therapeutic

community dan pendekatan alternatif lainnya.8

Kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna narkoba

dilaksanakan sesuai Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, meliputi :26

1. Pendekatan Awal

Pendekatan awal adalah kegiatan yang mengawali keseluruhan proses

pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi

program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi sosial lain guna

memperoleh dukungan dan data awal calon klien residen dengan persyaratan yang

telah ditentukan.

2. Penerimaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menentukan apakah

diterima atau tidak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengurusan administrasi surat menyurat yang diperlukan untuk persyaratan

masuk panti (seperti surat keterangan medical check up, test urine negatif,

dan sebagainya).

b.Pengisian formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan menjadi

residen.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 50: bener

c. Pencatatan residen dalam buku registrasi.

3. Assessment

Assesstment merupakan kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah

untuk mengetahui seluruh permasalahan residen, menetapkan rencana dan

pelaksanaan intervensi.

Kegiatan assessment meliputi :

a. Menelusuri dan mengungkapkan latar belakang dan keadaan residen.

b. Melaksanakan diagnosa permasalahan.

c. Menentukan langkah-langkah rehabilitasi.

d. Menentukan dukungan pelatihan yang diperlukan.

e. Menempatkan residen dalam proses rehabilitasi.

4. Bimbingan Fisik

Kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik residen, meliputi

pelayanan kesehatan, peningkatan gizi, baris berbaris dan olah raga.

5. Bimbingan Mental dan Sosial

Bimbingan mental dan sosial meliputi bidang keagamaan / spritual, budi

pekerti individual dan sosial / kelompok dan motivasi residen (psikologis).

6. Bimbingan Orang Tua dan Keluarga

Bimbingan bagi orang tua / keluarga dimaksudkan agar orang tua / keluarga

dapat menerima keadaan residen memberi dukungan, dan menerima residen kembali

di rumah pada saat rehabilitasi telah selesai.

7. Bimbingan Keterampilan

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 51: bener

Bimbingan keterampilan berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan usaha

(survival skill), sesuai dengan kebutuhan residen.

8. Resosialisasi / Reintegrasi

Kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan rehabiltasi yang diarahkan

untuk menyiapkan kondisi residen yang akan kembali kepada keluarga dan

masyarakat.

Kegiatan ini meliputi:

a. Pendekatan kepada residen untuk kesiapan kembali ke lingkungan keluarga

dan masyarakat tempat tinggalnya.

b.Menghubungi dan memotivasi keluarga residen serta lingkungan

masyarakat untuk menerima kembali residen.

c. Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan melanjutkan

sekolah.

9. Penyaluran dan Bimbingan Lanjut (Aftercare)

Dalam penyaluran dilakukan pemulangan residen kepada orang tua / wali,

disalurkan ke sekolah maupun instansi / perusahaan dalam rangka penempatan kerja.

Bimbingan lanjut dilakukan secara berkala dalam rangka pencegahan kambuh /

relapse dengan kegiatan konseling, kelompok dan sebagainya.

10. Terminasi

Kegiatan ini berupa pengakhiran / pemutusan program pelayanan dan

rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program (clean and sober).

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 52: bener

BAB 3 KERANGKA KONSEP

2.1. Kerangka Konsep Penelitian

2.2. Defenisi Operasional

2.2.1. Penyalahguna NAPZA adalah orang yang menggunakan NAPZA diluar

indikasi medis dan dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan.

2.2.2. Umur adalah usia penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada

kartu status yang dikategorikan atas 3 kelompok, yaitu :

1. � 19 tahun 2. 20 – 29 tahun 3. � 30 tahun

Dalam tabulasi silang umur dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. � 20 tahun 2. >20 tahun

2.2.3. Jenis kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penyalahguna

NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas

Karakteristik Penyalahguna NAPZA 1. Sosiodemografi :

Umur Jenis kelamin Agama Tingkat pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Posisi dalam keluarga Daerah asal

2. Jenis zat yang dipakai. 3. Tempat pengobatan terakhir 4. Lama pemakaian 5. Lama pemakaian rata-rata 6. Lama rawatan rata-rata

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 53: bener

1. Laki-laki 2. Perempuan.

2.2.4. Agama adalah kepercayaan yang dianut penyalahguna NAPZA sesuai dengan

yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas :

1. Islam 2. Kristen Protestan

2.2.5. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terakhir ditempuh

penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang

dikategorikan atas:

1. Pendidikan Tingkat Dasar (SD,SLTP) 2. Pendidikan Tingkat Menengah (SLTA) 3. Pendidikan Tingkat Tinggi (Akademi/Sarjana)

2.2.6. Jenis pekerjaan adalah suatu aktivitas utama yang dilakukan penyalahguna

NAPZA diluar atau didalam rumah sesuai dengan yang tercatat pada kartu

status yang dikategorikan atas:

1. PNS/POLRI/TNI 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. Pelajar/Mahasiswa 5. Tidak bekerja 6. Tidak Tercatat 7. Dll Dalam tabulasi silang pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Bekerja 2. Tidak bekerja

2.2.7. Status perkawinan adalah ada tidaknya pasangan hidup penyalahguna NAPZA

sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas:

1. Menikah 2. Belum menikah 3. Janda/duda

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 54: bener

2.2.8. Posisi dalam keluarga adalah posisi penyalahguna berdasarkan urutan

kelahiran dalam keluarga sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang

dikategorikan atas :20

1. Anak sulung 2. Anak tengah 3. Anak bungsu

3.2.9. Daerah asal adalah daerah dimana penyalahguna tinggal dan menetap sesuai

dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Kota Medan 2. Deli Serdang 3. Banda Aceh 4. Aceh Tenggara 5. Lhokseumawe 6. Tebing Tinggi 7. Dan Lain-lain

3.2.10. Jenis zat yang dipakai adalah jenis NAPZA yang digunakan penyalahguna

NAPZA sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas:

1. Ganja 2. Shabu-shabu 3. Alkohol 4. Ecstacy 5. Putaw 6. Tidak tercatat

Dalam tabulasi silang jenis zat yang dipakai dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Multiple (lebih dari 1 jenis zat) 2. Non Multiple (1 jenis zat saja)

3.2.11. Tempat pengobatan terakhir adalah fasilitas kesehatan tempat penyalahguna

NAPZA memperoleh pelayanan kesehatan terakhir sesuai dengan yang tercata

dalam kartu status yang dikategorikan atas :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 55: bener

1. Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa 2. Panti Rehabilitasi Lain 3. Tradisional 4. Tidak Ada/Langsung

3.2.12. Lama pemakaian adalah lamanya penyalahguna menggunakan NAPZA sesuai

dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. � 5 tahun 2. 6-10 tahun 3. > 10 tahun

3.2.13. Lama pemakaian rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna memakai

NAPZA sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status.

3.2.14. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna NAPZA

menjalani rehabilitasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict

Kabupaten Deli Serdang terhitung dari tanggal masuk sampai keluar sesuai

dengan yang tercatat dalam kartu status.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 56: bener

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain case

series yang dilanjutkan dengan analisa statistik.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict

Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan bahwa Sibolangit Centre

Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu unit

rehabilitasi yang menangani penyalahgunaan NAPZA, tersedianya data mengenai

panyalahgunaan NAPZA., dan belum pernah dilakukan penelitian tentang

karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug

Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai Maret 2009, diawali dengan

survei pendahuluan, penulisan proposal, seminar proposal, pengumpulan dan

pengolahan data, penulisan skripsi sampai dengan ujian skripsi.

.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 57: bener

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penyalahguna NAPZA yang

dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang

tahun 2004-2007 yang berjumlah 159 data.

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah data penyalahguna NAPZA yang dirawat

di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun

2004-2007, dengan besar sampel adalah seluruh populasi (total sampling).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status

dan data konsultasi penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for

Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 dan dicatat sesuai dengan

variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan komputer dengan program

SPSS, kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, uji

Anova, dan uji t-test. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, diagram

bar, dan diagram pie.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 58: bener

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

5.1.1. Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang

Sibolangit Centre merupakan tempat Pendidikan dan Pelatihan

Pemberantasan Pencegahan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba (P4 HIV/AIDS

PN) yang berlokasi di Jl. Medan – Berastagi Km.45 Sibolangit, Kab. Deli Serdang

Sumatera Utara. Sibolangit Centre merupakan panti rehabilatasi swasta yang

pemiliknya adalah HM Kamaluddin Lubis SH. Panti rehabilitasi ini dibangun di atas

lahan seluas 4 hektare (ha) dan melatih 60 orang yang menjadi instruktur anti

narkoba yang terdiri dari mahasiswa USU dan Gerakan Dai Anti Narkoba (Radar).

Panti rehabilitasi ini merupakan yayasan yang bersifat keagamaan dan pada

awalnya berada dilokasi mesjid Al Kamal sebelum dibangun gedung yang baru di

depan lokasi mesjid tersebut.

5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana

Sibolangit Centre dikelola oleh dua lembaga yaitu :

a. Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) yang

berdiri pada tanggal 26 Mei 2000.

b. Gerakan Anti Narkoba (GAN) Indonesia yang berdiri pada tanggal 27 Mei

2000.

Kedua lembaga tersebut berkantor di kantor gubernur Sumatera Utara Jl.

Diponegoro, Medan yang dikelola oleh pelaksana harian yang terdiri dari sebagai

berikut :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 59: bener

Tabel 5.1. Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang

No Pelaksana Harian Jumlah (orang) 1 2 3 4 5 6

Ketua pelaksana harian Konselor Security Tenaga Medis Tenaga Pengobatan Tradisional Cleaning service/Juru masak/Perlengkapan

1 1 9 1 1 3

Total 16 Sarana yang ada di Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict

Kabupaten Deli Serdang terdiri dari kantor, asrama, ruang kelas, ruang keterampilan,

aula, dapur, ruang security, dan gazebo, sedangkan prasarana yang ada antara lain

jalan, listrik, air minum, pagar, peralatan kantor, dan peralatan pelayanan.

5.1.3. Kegiatan Pelayanan

Adapun pelayanan yang diberikan terhadap penyalahguna NAPZA/klien

antara lain :

a. Pendekatan dan Penerimaaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyampaian informasi mengenai prgraam

yang dilaksanakan selama masa perawatan setahun dan penandatanganan perjanjian

oleh orang tua yang berisi persetujuan bahwa penyalahguna harus dirawat selama satu

tahun serta pengisian formulir data pribadi penyalahgunaa NAPZA.

b. Pemenuhan Kebutuhan Penyalahguna NAPZA

Kebutuhan pokok dipenuhi oleh pengelola patti rehabilitasi yang terdiri dari :

i. Makan 3 kali sehari ditambah makanan tambahan berupaa jamu 3 kali

sehari dan orang tua diharapkan dapat mengirimkan makanan-makanan

kering.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 60: bener

ii. Pengelola panti rehabillitasi bekerjasama dengan tenaga medis dan

konselor dalam memantau perkembangan kesehatan penyalahguna

NAPZA.

iii. Rekreasional dilakukan dengan kegiatan cross country, mandi air

belerang, dan berenang.

c. Bimbingan Fisik, Mental,dan Keterampilan

Bimbingan fisik dilakukan untuk memulihkan kondisi fisik penyalahguna

melalui kegiatan olahraga seperti basket, volley, badminton, lari-lari pagi, senam pagi,

sepak bola, dan tennis meja. Kegiatan bimbingan mental meliputi keagamaan,

konseling, dan penyuluhan yang dilakukan pengelola atau instruktur anti narkoba.

Bimbingan keterampilan yang dilakukan berupa praktek komputer, pertanian,

menyablon, dan sebagainya.

Bila dibandingkan dengan Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, pelayanan di

Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang sudah

memenuhi standar dan tidak banyak ditemukan perbedaan pelayanan

5.2. Sosiodemografi

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna Narkotika, Psikotropika,

dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict

Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi proporsi

penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi sebagai berikut :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 61: bener

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten deli Serdang Tahun 2004-2007

Penyalahguna NAPZA No Sosiodemografi f %

1 Umur (tahun) : � 19 20-29 � 30

9 112 38

5,7

70,4 23,9

Total 159 100 2 Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan

158 1

99,4

0,6 Total 159 100

3 Agama : Islam Kristen Protestan

126 33

79,2 20,8

Total 159 100 4 Tingkat Pendidikan :

Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi

8 112 39

5,0 70,5 24,5

Total 159 100 5 Pekerjaan :

PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekarja Dan Lain-lain Tidak Tercatat

7 10 32 19 72 5 14

4,4 6,3 20,1 12,0 45,3 3,1 8,8

Total 159 100 6 Status Perkawinan :

Kawin Tidak Kawin Janda/Duda

39 114 6

24,5 71,7 3,8

Total 159 100 7 Posisi dalam Keluarga :

Sulung Tengah Bungsu

40 77 42

25,2 48,4 26,4

Total 159 100 8 Daerah Asal :

Kota Medan Deli Serdang Banda Aceh Aceh Tenggara Lhokseumawe Tebing Tinggi Dan Lain-lain

81 8 7 9 6 6 42

50,9 5,0 4,4 5,7 3,8 3,8 26,4

Total 159 100

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 62: bener

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa karakteristik penyalahguna NAPZA

berdasarkan sosiodemografi yaitu sebagai berikut : proporsi penyalahguna NAPZA

yang terbesar adalah umur 20-29 tahun yaitu sebesar 70,4%. Menurut jenis kelamin

yang terbesar adalah laki-laki yaitu sebesar 99,4%. Menurut agama yang terbesar

adalah agama Islam yaitu sebesar 79,2%.

Menurut tingkat pendidikan yang terbesar adalah pendidikan menengah yaitu

sebesar 70,5% dan menurut pekerjaan yang terbesar adalah tidak bekerja yaitu

sebesar 45,3%. Menurut status perkawinan yang terbesar adalah tidak kawin yaitu

sebesar 71,7% dan menurut posisi dalam keluarga yang terbesar adalah anak tengah

yaitu sebesar 48,4%. Menurut daerah asal yang terbesar adalah berasal dari Kota

Medan yaitu sebesar 50,9%.

Pada pekerjaan yang tidak tercatat, analisa statistik tidak perlu dilakukan

karena tidak menggambarkan jenis pekerjaan yang sebenarnya.

5.3. Jenis Zat yang Dipakai

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang

dipakai sebagai berikut :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 63: bener

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Jumlah No Jenis Zat yang Dipakai f %

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Ganja Shabu-shabu Alkohol Ecstacy Putaw Tidak tercatat

78 56 33 7 37 16

49,1 35,2 20,8 4,4 23,3 10,1

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa jenis zat yang paling banyak dipakai

penyalahguna NAPZA adalah Ganja yaitu sebesar 49,1% dan yang paling sedikit

adalah Ecstacy yaitu sebesar 4,4%.

Berdasarkan jenis zat yang dipakai, ditemukan 93 orang yang menggunakan

zat non multiple, 50 orang yang menggunakan zat multiple (kombinasi), dan 16 orang

yang tidak tercatat. Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for

Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan kombinasi jenis

zat yang dipakai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Kombinasi Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

No Jenis Zat yang Dipakai f % 1 2 3 4 5

Ganja + Shabu-shabu + Alkohol Ganja + Shabu-shabu + Putaw Ganja + Shabu-shabu Ganja + Alkohol Ecstacy + Alkohol

12 6 11 14 7

24,0 12,0 22,0 28,0 14,0

Jumlah 50 100

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 64: bener

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA yang terbesar

berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai adalah Ganja + Alkohol yaitu sebesar

28,0%, urutan kedua adalah Ganja + Shabu-shabu + Alkohol yaitu sebesar 24,0%,

kemudian Ganja + Shabu-shabu yaitu sebesar 22,0%, proporsi selanjutnya adalah

Ecstacy + Alkohol yaitu sebanyak 14,0%, kemudian Ganja + Shabu-shabu + Putaw

yaitu sebesar 12,0%.

5.4. Tempat Pengobatan Terakhir

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi kasus berdasarkan tempat pengobatan terakhir sebagai berikut :

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

No Tempat Pengobatan Terakhir f % 1 2 3 4

Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa Rehabilitasi Lain Tradisional Tidak Ada/Langsung

121 3 26 9

76,1 1,9 16,3 5,7

Jumlah 159 100

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tempat pengobatan terakhir yang

dikunjungi penyalahguna NAPZA terbesar adalah Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa

yaitu sebesar 76,1%, urutan kedua adalah tradisional yaitu sebesar 16,3% (26 orang),

yang tidak ada/langsung sebesar 5,7%, dan yang terendah adalah rehabilitasi lain

yaitu sebesar 1,9%.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 65: bener

5.5. Lama Pemakaian

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi kasus berdasarkan lama pemakaian sebagai berikut :

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

No Lama Pemakaian (Tahun) f % 1 2 3

� 5 6-10 >10

96 50 13

60,4 31,4 8,2

Jumlah 159 100

Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi lama pemakaian penyalahguna

NAPZA terbesar adalah � 5 tahun yaitu sebesar 60,4% diikuti 6-10 tahun yaitu

31,4%, dan yang paling sedikit adalah > 10 tahun yaitu sebesar 8,2%.

5.6. Lama Pemakaian Rata-rata

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian rata-rata

sebagai berikut :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 66: bener

Tabel 5.7. Lama Pemakaian Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Lama Pemakaian (tahun) Rata-rata 5,49 Standar Deviasi 3,868 95% confidence of interval 4,88-6,10 Coefisien of variation 70,45% Minimum 1 Maksimum 21

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna

NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar

deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation 70,45% (> 10%) artinya lama

pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian

terendah adalah 1 tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari

Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian rata-

rata penyalahguna NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun.

5.7. Lama Rawatan Rata-rata

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama rawatan rata-rata

sebagai berikut :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 67: bener

Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Lama Rawatan (bulan) Rata-rata 11,48 Standar Deviasi 2,247 95% confidence of interval 11,13-11,83 Coefisien of variation 19,57% Minimum 6 Maksimum 24

Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna

NAPZA adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan

standar deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation 19,57% (> 10%) artinya

lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan

terendah adalah 6 bulan dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence

of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata

penyalahguna NAPZA adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan.

5.8. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut :

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Umur (tahun) Total � 20 > 20

No Jenis Zat yang Dipakai

f % f % f %

1 Multiple 7 14,0 43 86,0 50 100 2 Non Multiple 8 8,6 85 91,4 93 100

X2 = 0,516 df = 1 p = 0,473

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 68: bener

Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan

zat multiple, 86,0% terdapat pada kelompok umur >20 tahun dan 14,0% pada

kelompok umur � 20 tahun. Sedangkan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat

non multiple, 91,4% terdapat pada kelompok umur > 20 tahun dan 8,6% pada

kelompok umur � 20 tahun.

Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,473 (>

0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis

zat yang dipakai.

5.9. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut :

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Pekerjaan Total Bekerja Tidak Bekerja

No Jenis Zat yang Dipakai

f % f % f %

1 Multiple 17 39,5 26 60,5 43 100 2 Non Multiple 45 51,7 42 48,3 87 100

X2 = 1,260 df = 1 p = 0,262

Pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 43 penyalahguna yang menggunakan

zat multiple, 60,5% adalah penyalahguna yang tidak bekerja dan 39,5% yang bekerja.

Sedangkan dari 87 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple, 51,7% adalah

penyalahguna yang bekerja dan 48,3% yang tidak bekerja.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 69: bener

Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,262 (>

0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada pekerjaan berdasarkan

jenis zat yang dipakai.

5.10. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan sebagai

berikut :

Tabel 5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Lama Pemakaian Rata-rata (tahun) No Tingkat Pendidikan N X SD

1 Pendidikan Dasar 8 4,50 3,117 2 Pendidikan Menengah 112 5,36 3,646 3 Pendidikan Tinggi 39 6,08 4,579

F = 0,775 df = 2 p = 0,463

Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan tingkat

pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan Standar

Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan menengah

memiliki lama pemakaian rata-rata 5,38 tahun dengan SD = 3,646, dan dari 39

penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian rata-rata

6,08 tahun dengan SD = 4,579.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 70: bener

Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p = 0,463 (> 0,05) yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan

tingkat pendidikan.

5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai

sebagai berikut :

Tabel 5.12. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Lama Pemakaian Rata-rata No Jenis Zat yang Dipakai N X SD

1 Multiple 50 6,74 5,001 2 No Multiple 93 4,87 3,015

t = 2,417 df = 68,627 p = 0,018

Pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan

zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan Standar Deviasi

(SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple

memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015.

Berdasarkan hasil uji t-test didapat nilai p = 0,018 (< 0,05) yang berarti ada

perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang

menggunakan zat multiple dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple

yaitu lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara

signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non

multiple

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 71: bener

5.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit

Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,

diperoleh distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai

berikut :

Tabel 5.13 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit CentreRehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Lama Rawatan Rata-rata No Jenis Zat yang Dipakai N X SD

1 Multiple 50 12,04 2,740 2 Non Multiple 93 11,25 1,932

t = 2,013 df = 141 p = 0,046

Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan

zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD = 2,740, dan

dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama rawatan

rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932.

Berdasarkan hasil uji T-Test didapat nilai p = 0,046 (< 0,05) yang berarti ada

perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penyalahguna yang

menggunakan zat multiple, dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple

yaitu lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara

signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non

multiple.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 72: bener

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Sosiodemografi

6.1.1. Umur

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

umur dapat dilihat pada gambar 6.1 :

70.4%

23.9%

5.7%

20-29� 30� 19

Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Umur

di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan umur adalah kelompok umur 20-29 tahun yaitu

sebesar 70,4% dan yang paling rendah pada umur � 19 tahun yaitu 5,7%.

Usia muda adalah sasaran strategis peredaran gelap NAPZA, oleh karena itu

kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman

kelangsungan pembinaan generasi muda.1

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 73: bener

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei nasional penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa

pola penyalahgunaan narkoba dalam variasi kelompok umur adalah diatas 25 tahun

(20%) dan umur 21-25 tahun (12,3%).7

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian masalah narapida

narkoba di lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan negara tahun 2003 yang

dilakukan oleh BNN yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga (32,8%) responden

berumur antara 19-24 tahun dan yang paling rendah adalah umur dibawah 19 tahun

(0,3%).7

6.1.2. Jenis Kelamin

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 6.2 :

0.6%

99.4%

Laki-lakiPerempuan

Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis

Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 74: bener

Berdasarkan gambar 6.2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penyalahguna

NAPZA laki-laki sebesar 99,4% sedangkan perempuan sebesar 0,6%.

Salah satu teori penyebab ketergantungan zat menyatakan bahwa ada

kecenderungan perilaku anak laki-laki antisosial, laki-laki harus berprestasi dan

bertanggungjawab terhadap keluarga. Orang yang menderita ketergantungan zat tidak

bisa menerima tanggungjawab keluarga. Ketergantungan zat adalah lanjutan aktivitas

antisosial melawan rasa tanggungjawab dan kematangan.16

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian BNN yang menunjukkan

bahwa dari seluruh penyalahguna narkoba di Indonesia tahun 2004, 79% adalah laki-

laki dan 21% adalah perempuan.8 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan survei

nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok rumah tangga

di Indonesia tahun 2005 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa prevalensi

penyalahgunaan NAPZA pada laki-laki (4,6%) jauh lebih tinggi dibanding

perempuan (0,4%)7.

6.1.3. Agama

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

agama dapat dilihat pada gambar 6.3 :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 75: bener

79.2%

20.8%

IslamKristen Protestan

Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Agama

di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.3 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan agama adalah yang beragama Islam yaitu sebesar

79,2%, dan agama Kristen Protestan sebesar 20,8%.

Hal ini tidak menunjukkan bahwa yang menyalahgunakan NAPZA lebih

banyak yang beragama Islam, namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh

tempat rehabilitasi Sibolangit Centre yang merupakan yayasan agama Islam dan

bekerja sama dengan mesjid Al-Kamal yang berada tepat di depan lokasi Sibolangit

Centre.

6.1.4. Tingkat Pendidikan

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 6.4 :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 76: bener

24.5%

5.0%

70.5%

Pendidikan Menengahpendidikan TinggiPendidikan Dasar

Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan tingkat pendidikan adalah penyalahguna pada

tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 70,5% dan yang paling rendah adalah

tingkat pendidikan dasar yaitu 5,0%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang berhasil dihimpun oleh Pusat

Data dan Informasi (Pusdatin) pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa 69,8%

penyalahguna adalah berpendidikan SLTA, demikian juga pada tahun 2002, 2003,

dan 2004 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi adalah SLTA yaitu

masing-masing 65,4%, 51,7%, dan 49,5%8.

Pada gambar diatas juga dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA terdapat

pada semua tingkat pendidikan bahkan pada tingkat pendidikan tinggi. Hal ini dapat

terjadi karena tindakan menyalahgunakan NAPZA tidak hanya dapat disebabkan oleh

satu faktor, namun banyak faktor yang sangat kompleks.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 77: bener

6.1.5. Jenis Pekerjaan

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 6.5 :

45.3

20.1

8.8 6.3 4.4 3.1

12.0

05

101520253035404550

Tidak B

ekerj

a

Wira

swast

a

Pelajar

/Mah

asisw

a

Tidak T

ercata

t

Pegaw

ai Swast

a

PNS/TNI/P

OLRI

Dan Lain

-lain

Jenis Pekerjaan

Prop

orsi

(%)

Gambar 6.5. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis

Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis pekerjaan adalah penyalahguna yang tidak

bekerja yaitu sebesar 45,3% dan yang paling rendah adalah kategori dan lain-lain

yang terdiri dari pedagang, buruh bangunan, dan pembalap motor yaitu sebesar 3,1%.

Tingginya penyalahgunaan NAPZA si Sibolangit Centre Rehabilitation for

Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang tidak bekerja kemungkinan didukung

oleh tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA yaitu pendidikan menengah sehingga

dapat menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 78: bener

Salah satu faktor pendukung terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah

penggunaan waktu luang yang tidak baik. Penelitian Raharni dan Herman

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan waktu luang

dengan penyalahgunaan NAPZA.21

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei gambaran penyalahguna

NAPZA tahun 2003 dan 2004 oleh BNN yang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan

penyalahguna yang tertinggi adalah yang tidak bekerja yaitu masing-masing 38,5%

dan 23,0% dan urutan kedua adalah wiraswasta yaitu 12,5% dan 14,4%, selanjutnya

adalah penyalahguna yang masih berstatus pelajar/mahasiswa yaitu 10,7% dan

10,8%8.

6.1.6. Status Perkawinan

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

status perkawinan dapat dilihat pada gambar 6.6 :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 79: bener

24.5%

3.8%

71.7%

Tidak Kawin KawinJanda/Duda

Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Status

Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan status perkawinan adalah penyalahguna yang

tidak kawin yaitu sebesar 71,7% dan yang paling rendah adalah janda dan duda yaitu

sebesar 3,8%. Hal ini dapat disebabkan karena penyalahguna NAPZA yang di rawat

di Sibolangit Centre Rehabilitaion for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun

2004-2007 paling banyak berada pada golongan umur 20-29 tahun yang merupakan

kelompok usia produktif dan muda.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei BNN pada tahun 2003 dan 2004

yang menunjukkan bahwa penyalahguna yang belum kawin lebih tinggi yaitu

masing-masing 68,2% dan 60,8%, yang berstatus kawin masing-masing 23,8% dan

21,3%, sedangkan yang janda/duda masing-masing1,4% dan 1,7%8.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 80: bener

6.1.7. Posisi dalam Keluarga

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

posisi dalam keluarga dapat dilihat pada gambar 6.7 :

26.4%

25.2%

48.4%TengahBungsuSulung

Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Posisi

dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan posisi dalam keluarga adalah penyalahguna pada

posisi anak tengah yaitu sebesar 48,4% dan yang paling rendah adalah anak sulung

yaitu sebesar 25,2%.

Salah satu faktor penyabab terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah

lingkungan keluarga yang tidak baik. Aspek keluarga yang dapat menyebabkan

penyalahgunaan NAPZA adalah jumlah anggota keluarga serta kedudukannya yang

dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.29

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 81: bener

6.1.8. Daerah Asal

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

daerah asal dapat dilihat pada gambar 6.8 :

50.9

26.4

5.7 5.0 4.4 3.8 3.8

0

10

20

30

40

50

60

Kota Med

an

Dan Lain

-lain

Aceh T

engg

ara

Deli Serd

ang

Banda

Ace

h

Lhoks

eumaw

e

Tebing

Tinggi

Daerah Asal

Prop

orsi

(%)

Gambar 6.8. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Berdasarkan gambar 6.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA adalah penyalahguna yang berasal dari Kota Medan yaitu

sebesar 50,9% dan yang paling rendah adalah berasal dari Lhokseumawe dan Tebing

Tinggi yaitu masing-masing sebesar 3,8%. Kategori dan lain-lain terdiri atas

Kabupaten Karo, Tanjung Balai, dan Binjai masing-masing 5 orang, Bireuen, Sibolga,

Padang Sidempuan, Pematang Siantar, dan Kota Pinang masing-masing 3 orang, serta

sisanya berasal dari Langsa, Sidikalang, Batam, Bagan Batu, Simeulue, Kisaran,

Padang, Riau, dan Tangerang

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 82: bener

Hal ini dapat terjadi karena lokasi tempat rehabilitasi yang berlokasi tidak

jauh dari kota Medan dan juga dapat disebabkan karena mudahnya akses untuk

memperoleh NAPZA. Apabila disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan

ketergantungan mudah diperoleh, maka di daerah itu akan banyak pula dijumpai

kasus gangguan penggunaan zat. Oleh karena itu, zat yang dapat menimbulkan

ketergantungan harus diatur dengan aturan-aturan yang efektif tentang penanamannya,

pengolahannya, distribusinya, dan pemakaiannya.16

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agusnita H (2004) di Pusat

Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit tahun 2001-2003 yang menunjukkan

bahwa tempat tinggal penyalahguna paling banyak adalah dari Medan yaitu sebesar

68,4%.28

6.2. Jenis Zat yang Dipakai

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

jenis zat yang dipakai dapat dilihat pada gambar 6.9 :

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 83: bener

49.1

35.2

23.3 20.8

10.14.4

0

10

20

30

40

50

60

Ganja Shabu-shabu

Putaw Alkohol TidakTercatat

Ecstacy

Jenis Zat yang Dipakai

Prop

orsi

(%)

Gambar 6.9. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis

Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna

NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai adalah ganja yaitu 49,1% dan yang paling

rendah adalah ecstacy yaitu 4,4%.

Berdasarkan UU RI Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, ganja termasuk

dalam narkotika golongan I yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu

pengetahuan dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi

menimbulkan ketergantungan,14dan juga merupakan narkotika yang paling sering

disalahgunakan.1

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil suvei nasional penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa

ganja merupakan jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan (74,9%)7.

Pada umumnya jenis zat adiktif yang paling banyak disalahgunakan adalah

alkohol karena merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari pada

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 84: bener

kebudayaan tertentu. Di Indonesia dikenal beberapa minuman lokal yang

mengandung alkohol seperti brem, saguer, dan ciu.16 Demikian juga dengan Ecstacy

banyak disalahgunakan di Indonesia terutama oleh remaja dan kalangan eksekutif

muda.13

Ecstacy sebetulnya tidak menyebabkan ketergantungan fisik tetapi

menimbulkan ketergantungan emosional dan sosial. Ecstacy dapat merangsang emosi

gembira, membangkitkan rasa percaya diri, tahan lama menari (tripping), bekerja,

olahraga, relaksasi, berkhayal, dan mendengar musik untuk irama tertentu.23

6.3. Tempat Pengobatan Terakhir

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

tempat pengobatan terakhir dapat dilihat pada gambar 6.10 :

76.1%

16.4%

5.7% 1.9%

RS/RSJTradisionalTidak Ada/LangsungRehabilitasi

Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan

Tempat Pengobatan Terakhir yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 85: bener

Berdasarkan gambar 6.10 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir adalah penyalahguna

dengan tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa yaitu sebesar

76,1% dan yang paling rendah adalah penyalahguna yang sebelumnya pernah dirawat

di tempat rehabilitasi lain yaitu sebesar 1,9%.

Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lama pemakaian rata-rata yang

cukup tinggi sehingga penyalahguna yang direhabilitasi telah terlebih dahulu dirawat

di RS/RSJ dan dilanjutkan dengan pemulihan di tempat rehabilitasi.

6.4. Lama Pemakaian

Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan

lama pemakaian dapat dilihat pada gambar 6.11 :

60.4%

31.4%

8.2%

� 5 tahun6-10 tahun> 10 tahun

Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama

Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 86: bener

Pada gambar 6.11 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna

NAPZA berdasarkan lama pemakaian adalah � 5 tahun yaitu 60,4% dan yang paling

rendah adalah > 10 tahun yaitu 8,2%.

Bila dikaitkan dengan umur penyalahguna terbanyak yaitu umur 20-29 tahun

dapat diasumsikan bahwa penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation

for drug Addict Kabupaten Deli Serdang paling banyak mulai menyalahgunakan

NAPZA 5 tahun sebelum dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict

Kabupaten Deli Serdang . Hal ini dapat membuktian bahwa kelompok usia muda

adalah kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA karena sedang

mengalami proses mencari identitas diri dan sedang memilih gaya hidup yang paling

diminati pada jamannya. Oleh karena ituperlu dilakukan upaya pencegahan

penyalahgunaan NAPZA sejak dini.23

Upaya ini dapat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan lingkungan

pola hidup masyarakat terutama bagi kaum remaja dan pemuda dengan kegiatan-

kegiatan produktif, konstruktif, dan kreatif, sedangkan kegiatan yang bersifat

preventif edukatif dengan metode komunikasi, informasi, dan edukasi dapat

dilakukan melalui berbagai jalur antara lain keluarga, pendidikan, lembaga

keagamaan, dan organisasi kemasyarakatan23

6.5. Lama Pemakaian Rata-rata

Hasil analisis didapatkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna

NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar

deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama pemakaian

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 87: bener

rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian terendah adalah 1

tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari Confidence of Interval

dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian rata-rata penyalahguna

NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun.

Penyalahguna NAPZA dengan lama pemakaian 21 tahun berumur 37 tahun,

sedangkan umur tertinggi adalah umur 47 tahun dengan lama pemakaian 17 tahun.

6.6. Lama Rawatan Rata-rata

Hasil analisis didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA

adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan standar

deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama rawatan rata-

rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan terendah adalah 6 bulan

dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence of Interval dapat

disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA

adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan.

Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebijakan Sibolangit Centre

Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang membuat ketetapan

bahwa penyalahguna NAPZA harus dirawat selama 1 tahun (12 bulan) dengan waktu

kunjungan satu kali dalam 6 bulan, namun ada pihak keluarga yang mengeluarkan

anggota keluarganya yang dirawat lebih cepat atau lebih lama dari ketetapan tersebut.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 88: bener

6.7. Analisa Statistik

6.7.1. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Proporsi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang

di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang

tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.12 :

8.6

91.4

14.0

86.0

01020304050

60708090

100

Multple Non Multiple

Jenis Zat yang Dipakai

Prop

orsi

Um

ur (%

)

� 20

> 20

Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang

Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.

Pada gambar 6.12 diatas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat

multiple pada kelompok umur > 20 tahun sebesar 86,0%, dan umur � 20 tahun 14,0%.

Penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple pada kelompok umur > 20 tahun

sebesar 91,4%, dan umur � 20 tahun sebesar 8,6%.

Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang

berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang

dipakai.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 89: bener

6.7.2. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Proporsi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA

yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli

Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.13 :

39.5

51.7

60.5

48.3

0

10

20

30

40

50

60

70

Multple Non Multiple

Jenis Zat yang Dipkai

Prop

orsi

Pek

erja

an (%

)

Bekerja

Tidak Bekerja

Gambar 6.13. Diagram Bar Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang

dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.

Pada gambar 6.13 di atas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat

multiple yang tidak bekerja sebesar 60,5% dan yang bekerja sebesar 39,5%.

Penyalahguna yang memakai zat non multiple yang bekerja sebesar 51,7% dan yang

tidak bekerja sebesar 48,3%.

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05

yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada jenis pekerjaan berdasarkan

jenis zat yang dipakai.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 90: bener

6.7.3. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan penyalahguna

NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten

Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

5.36

6.08

4.50

0 1 2 3 4 5 6 7

Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

Pendidikan Tinggi

Tin

gkat

Pen

didi

kan

Tahun

Gambar 6.14. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.

Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan

tingkat pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan

Standar Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan

menengah memiliki lama pemakaian rata-rata 5,36 tahun dengan SD = 3,646, dan

dari 39 penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian

rata-rata 6,08 tahun dengan SD = 4,579.

Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat

pendidikan.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 91: bener

6.7.4. Lama Pemakaian rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna

NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten

Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

4.87

6.74

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Non Multiple

Multiple

Jeni

s Zat

yan

g D

ipak

ai

Tahun

Gambar 6.15. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.

Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang

menggunakan zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan

Standar Deviasi (SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non

multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna

yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan

penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05).

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 92: bener

6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai

Lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna

NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten

Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

11.25

12.04

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Non Multple

Multiple

Jeni

s Zat

yan

g D

ipak

ai

Bulan

Gambar 6.16. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007

Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang

menggunakan zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD =

2,740, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama

rawatan rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna

yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan

penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05).

Pada dasarnya lama rawatan penyalahguna NAPZA yang dirawat di

Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tidak

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 93: bener

dibedakan, baik berdasarkan jenis zat yang dipakai maupun faktor lain karena adanya

kebijakan bahwa semua penyalahguna harus dirawat selama 1 tahun, namun karena

ada pihak keluarga yang mengeluarkan penyalahguna lebih cepat atau lebih lama dari

ketentuan maka secara statistik hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lama

rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 94: bener

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi yang terbesar

adalah umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama

Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%),

status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan

daerah asal Kota Medan (50,9%).

7.1.2. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai terbesar

adalah ganja (49,1%) dan berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai

terbesar adalah ganja + alkohol (28,0%).

7.1.3. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir

terbesar adalah yang berobat dari Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%).

7.1.4. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian terbesar adalah

yang � 5 tahun (60,4%).

7.1.5. Lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 5,49 tahun dengan

SD = 3,868.

7.1.6. Lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 11,48 bulan dengan SD

= 2,247.

7.1.7. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang

dipakai (p = 0,473).

7.1.8. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pekerjaan berdasarkan jenis zat

yang dipakai (p = 0,262).

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 95: bener

7.1.9. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata

berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463).

7.1.10. Lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple

secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai

jenis zat non multiple (p = 0,018, 6,74 vs 4,87).

7.1.11. Lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple

secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai

jenis zat non multiple (p = 0,046, 12,04 vs 11,25).

7.2. Saran

7.2.1. Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat

berpengaruh pada pembentukan perilaku anak sehingga perlu dilakukan

penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan

pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA.

7.2.2. Kepada petugas administrasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug

Addict Kabupaten Deli Serdang disarankan untuk lebih melengkapi

pencatatan konsultasi pasien khususnya pada variabel jenis zat yang dipakai,

jenis pekerjaan, dan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini

sehingga peneliti lain dapat memperluas tujuan penelitian.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 96: bener

DAFTAR PUSTAKA

1. Supriyono A, 2006. Mengenal Jenis dan Faktor Penyebab dan

Penyalahgunaan NAPZA. http://unpad.ac.id/content. 2. UNODC, 2006. World Drug Report 2006. http://www.unodc.org. 3. Departemen Kesehatan RI, 2004. Akibat Lemahnya Perpu, Indonesia

Menjadi Negara Produsen dan Pengekspor NAPZA. http : //www.depkes.go.id.

4. WHO, 2004. The World Health Report 2004, Changing History.

http://www.who.int/whr/2004. 5. Departemen Kesehatan RI, 2007. Kasus Narkoba Di Indonesia Terus

Meningkat. http : //www.depkes.go.id/index. 6. Badan Narkotika Nasional, 2005. Materi Advokasi Pencegahan Narkoba.

BNN, Jakarta. 7. Badan Narkotika Nasional, 2007. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia Tahun 2003-2006. http : //www.bnn.go.id.

8. Badan Narkotika Nasional, 2006. Gambaran Penyalahguna NAPZA Tahun

2001-2004. http : //www.bnn.go.id. 9. Badan Narkotika Nasional, 2007. Hasil Survei Nasional Penyalahgunaan

dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33 Provinsi Di Indonesia Tahun 2006. http://www.bnn.go.id.

10. Badan Narkotika Nasional, 2008. Peringkat Daerah Berdasarkan Kasus

yang Terjadi Tahun 2007. http://www.bnn.go.id/file/data_kasus. 11. Suwarso, 2002. Manajemen Laboratoris Penyalahgunaan Obat dan

Komplikasinya. Cermin Dunia Kedokteran. No.135. 12. Badan Narkotika Nasional, 2003. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan

Penanggulangannya. http : //www.bnn.go.id. 13. Sasangka H, 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana.

Mandar Maju, Bandung.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 97: bener

14. Nasution Z,dkk.,2006. Kompilasi Peraturan Perundang-undangan

Tentang Narkoba. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 15. Tjah, T.H., Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan,

dan Efek Sampingnya. Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 16. Joewana S, 1989. Gangguan Penggunaan Zat Narkotika, Alkohol, dan Zat

Adiktif Lain. PT Gramedia, Jakarta. 17. WHO, 2001. The World Health Reprort 2001, Mental Health : New

Understanding New hope. WHO, Geneva. 18. Rasyid R, 1995. Penanganan Ketagihan Obat dan Alkohol Dalam

Masyarakat. Penerbit ITB, Bandung. 19. Sunarso S, 2005. Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi

Hukum. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. 20. Fransisca S, 2002. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika,

dan Zat Adiktif (NAPZA) Rawat Jalan DI Rumah Sakit Jiwa Medan Juni 2001-Juli 2002. Skripsi FKM USU.

21. Raharni, Herman, M.J.,2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Kalangan Siswa SMU. http://www.kalbe.co.id.

22. Hudoyo A,dkk., 2002. Opiat, Masalah Medis dan Penatalaksanaannya.

Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 23. Wresniwiro M, 1999. Masalah Narkotika, Psikotropika dan obat-obat

Berbahaya (Narkoba). Mitra BINTIBMAS, Jakarta. 24. Alatas H,dkk., 2001. Penanggulangan Korban Narkoba : Meningkatkan

Peran Keluarga dan Lingkungan. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 25. Sutarti E, 2008. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA.

http://www.bkkbn.go.id 26. Badan Narkotika Nasional, 2003. Standar Minimal dan Pedoman

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba. http : //www.bnn.go.id.

27. Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008. Sistem Pendidikan Nasional.

http://www.depdiknas.go.id.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 98: bener

28. Agusnita H, 2004. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Pusat Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit Tahun 2001-2003. Skripsi FKM USU.

29. Sudarsono, 2004. Kenakalan Remaja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 99: bener

MASTER DATA

No

Um

r

Um

rk

Um

rkk

Jklm

Agm

Ddk

Kja

Kjk

Sts

Pss

Das

l

Jzat

Kjz

at

Jzat

k

Pgbt

n

Lm

pkn

Lm

pkk

Lrw

t

1 28 2 2 1 1 2 5 2 2 1 7 1 . 2 3 14 3 12 2 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 5 1 12 3 24 2 2 1 1 2 7 3 2 2 7 1 . 2 1 6 2 14 4 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 1 3 . 2 3 9 2 12 5 31 3 2 1 2 2 5 2 1 1 7 5 4 1 1 4 1 8 6 28 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 1 . 2 4 4 1 12 7 19 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 3 . 2 1 3 1 12 8 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 7 5 5 1 1 16 3 12 9 27 2 2 1 1 3 5 2 1 1 1 1 . 2 1 6 2 7 10 23 2 2 1 1 2 7 3 1 2 7 3 . 2 1 2 1 12 11 23 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 3 . 2 1 7 2 12 12 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 4 1 12 13 26 2 2 1 1 1 5 2 2 2 7 5 4 1 3 9 2 18 14 31 3 2 1 1 2 7 3 1 3 1 5 5 1 1 16 3 12 15 24 2 2 1 2 3 5 2 2 3 1 4 . 3 1 3 1 12 16 30 3 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 . 2 1 3 1 12 17 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 6 1 . 2 1 6 2 12 18 22 2 2 1 1 2 6 1 2 2 4 2 . 2 1 2 1 12 19 22 2 2 1 1 3 4 1 2 2 4 2 . 2 1 1 1 12 20 20 2 1 1 1 2 4 1 2 2 5 5 1 1 4 1 1 12 21 35 3 2 1 2 3 7 3 1 1 2 4 . 3 1 5 1 12 22 33 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 3 . 2 1 9 2 12 23 30 3 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 . 2 1 6 2 12 24 27 2 2 1 1 2 7 3 2 3 1 1 . 2 1 9 2 12 25 30 3 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 13 3 15 26 27 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 . 2 1 5 1 12 27 20 2 1 1 1 2 5 2 2 1 1 5 3 1 1 1 1 7 28 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 1 5 1 8 29 34 3 2 1 1 3 1 1 2 1 4 5 3 1 1 19 3 20 30 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 2 1 1 12 3 12 31 38 3 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 . 2 1 6 2 12 32 21 2 2 1 1 2 4 1 2 2 5 3 . 2 1 1 1 7 33 19 1 1 1 1 2 5 2 2 1 1 1 . 2 3 2 1 12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 100: bener

34 20 2 1 1 1 2 3 1 2 2 7 5 5 1 1 6 2 12 35 22 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 5 4 1 1 6 2 12 36 36 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 . 2 1 9 2 12 37 24 2 2 1 2 2 5 2 2 1 1 1 . 2 1 5 1 12 38 27 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 . 2 3 1 1 7 39 23 2 2 1 2 2 5 2 1 2 7 2 . 2 1 4 1 12 40 37 3 2 1 1 3 1 1 1 2 1 5 3 1 1 21 3 12 41 34 3 2 1 1 3 3 1 1 2 1 2 . 2 1 1 1 7 42 23 2 2 2 1 2 4 1 2 1 1 2 . 2 1 3 1 12 43 24 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 . 2 3 6 2 12 44 27 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 4 . 3 3 5 1 12 45 29 2 2 1 1 2 6 1 2 3 7 4 . 3 1 9 2 12 46 27 2 2 1 1 2 5 2 3 2 6 5 1 1 1 9 2 12 47 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 1 . 2 1 10 2 12 48 26 2 2 1 1 2 5 2 2 2 3 4 . 3 1 7 2 12 49 29 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 4 . 3 1 5 1 12 50 35 3 2 1 2 3 2 1 3 3 1 1 . 2 1 8 2 12 51 22 2 2 1 1 2 5 2 1 2 7 3 . 2 1 3 1 12 52 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 4 1 1 7 53 22 2 2 1 1 2 4 1 2 3 1 4 . 3 3 2 1 6 54 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 3 5 3 1 1 6 2 12 55 28 2 2 1 1 2 3 1 2 1 5 4 . 3 1 6 2 12 56 34 3 2 1 2 2 5 2 1 2 1 3 . 2 1 7 2 12 57 28 2 2 1 1 2 5 2 2 2 2 1 . 2 3 8 2 15 58 34 3 2 1 1 3 3 1 1 2 1 3 . 2 1 7 2 12 59 24 2 2 1 1 2 5 2 2 2 6 1 . 2 3 5 1 9 60 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 4 . 3 3 7 2 12 61 30 3 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 3 10 2 12 62 31 3 2 1 1 3 4 1 2 2 1 1 . 2 3 9 2 12 63 34 3 2 1 2 2 5 2 2 1 1 5 5 1 1 17 3 24 64 18 1 1 1 1 2 4 1 2 2 3 1 . 2 3 1 1 7 65 27 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 1 . 2 1 7 2 12 66 23 2 2 1 1 2 4 1 2 1 1 3 . 2 1 5 1 12 67 24 2 2 1 1 2 5 2 1 3 1 2 . 2 1 1 1 7 68 30 3 2 1 1 3 2 1 1 2 3 4 . 3 4 4 1 12 69 23 2 2 1 1 2 4 1 2 3 7 4 . 3 1 2 1 8 70 30 3 2 1 2 2 5 2 1 1 7 1 . 2 3 3 1 12 71 29 2 2 1 1 3 5 2 1 3 1 5 1 1 1 9 2 12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 101: bener

72 33 3 2 1 1 2 3 1 2 1 7 3 . 2 1 11 3 12 73 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 1 1 1 2 1 12 74 25 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 1 8 2 12 75 21 2 2 1 1 1 5 2 2 1 1 1 . 2 1 5 1 12 76 25 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 4 . 3 1 3 1 12 77 31 3 2 1 1 2 3 1 1 3 1 2 . 2 1 4 1 12 78 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 1 7 2 12 79 28 2 2 1 2 2 6 1 2 2 1 3 . 2 2 4 1 12 80 23 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 81 29 2 2 1 2 3 3 1 2 3 1 5 3 1 1 2 1 10 82 22 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 5 4 1 1 5 1 12 83 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 1 1 1 13 3 12 84 20 2 1 1 2 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 3 1 12 85 25 2 2 1 1 3 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 86 30 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 5 1 1 1 4 1 12 87 21 2 2 1 2 2 5 2 2 1 1 2 . 2 1 5 1 12 88 25 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 5 4 1 3 5 1 12 89 23 2 2 1 1 3 5 2 2 2 4 5 3 1 4 1 1 7 90 27 2 2 1 1 2 7 3 1 1 3 5 3 1 1 8 2 12 91 26 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 4 1 12 92 25 2 2 1 1 3 5 2 2 3 1 3 . 2 3 2 1 6 93 32 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 5 4 1 1 5 2 12 94 14 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 5 4 1 4 1 1 12 95 22 2 2 1 2 2 4 1 2 2 7 4 . 3 3 2 1 7 96 23 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 1 . 2 1 3 1 12 97 16 1 1 1 1 1 4 2 2 3 5 1 . 2 1 1 1 6 98 34 3 2 1 2 3 2 1 1 1 1 5 5 1 1 7 2 12 99 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 4 1 1 3 1 12

100 26 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 . 2 1 2 1 7 101 27 2 2 1 1 3 3 1 2 3 1 3 . 2 3 5 1 12 102 30 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 . 2 1 5 1 12 103 35 3 2 1 2 2 3 1 3 1 7 2 . 2 1 8 2 8 104 47 3 2 1 1 2 7 3 3 1 7 1 . 2 3 17 3 12 105 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 2 . 2 1 5 1 12 106 33 3 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 . 2 1 6 2 12 107 26 2 2 1 1 2 7 3 2 3 1 1 . 2 1 2 1 12 108 17 1 1 1 1 2 5 2 2 2 3 1 . 2 1 2 1 12 109 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 2 . 2 1 4 1 12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 102: bener

110 29 2 2 1 1 2 3 1 2 2 7 5 4 1 3 6 2 12 111 21 2 2 1 1 2 4 1 2 1 4 1 . 2 2 2 1 12 112 30 3 2 1 2 2 3 1 1 2 1 3 . 2 1 3 1 12 113 18 1 1 1 1 2 5 2 2 2 2 2 . 2 4 1 1 7 114 27 2 2 1 1 3 5 2 2 2 1 5 4 1 1 2 1 12 115 27 2 2 1 1 2 3 1 2 1 7 3 . 2 4 1 1 7 116 23 2 2 1 1 2 4 1 2 2 1 1 . 2 1 4 1 12 117 26 2 2 1 2 2 5 2 2 3 2 5 1 1 3 7 2 12 118 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 5 1 1 6 2 12 119 29 2 2 1 1 3 1 1 2 2 6 4 . 3 1 4 1 12 120 31 3 2 1 1 2 3 1 1 1 7 5 4 1 1 8 2 12 121 24 2 2 1 1 2 4 1 2 2 4 1 . 2 1 2 1 12 122 22 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 3 1 12 123 17 1 1 1 2 2 5 2 2 2 1 1 . 2 4 1 1 6 124 25 2 2 1 2 2 7 3 2 2 7 3 . 2 3 6 2 12 125 25 2 2 1 1 3 5 2 2 3 4 5 1 1 1 3 1 12 126 32 3 2 1 1 3 3 1 3 2 7 1 . 2 3 9 2 12 127 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 5 1 12 128 24 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 1 . 2 1 6 2 12 129 31 3 2 1 2 2 5 2 1 1 1 5 4 1 1 4 1 12 130 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 3 . 2 1 9 2 12 131 28 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 5 1 1 3 4 1 12 132 27 2 2 1 1 3 5 2 1 1 7 1 . 2 1 6 2 12 133 19 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 3 . 2 1 3 1 12 134 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 5 4 . 3 1 16 3 12 135 24 2 2 1 2 3 5 2 2 3 7 4 . 3 1 3 1 12 136 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 2 1 12 137 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 4 1 12 138 26 2 2 1 1 1 5 2 2 2 7 5 4 1 3 9 2 12 139 31 3 2 1 1 2 3 1 1 3 1 5 5 1 1 10 2 12 140 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 1 . 2 1 6 2 12 141 30 3 2 1 1 3 5 2 2 3 4 2 . 2 1 3 1 12 142 29 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 5 3 1 1 2 1 10 143 28 2 2 1 2 2 6 1 2 2 7 3 . 2 2 4 1 12 144 23 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 145 20 2 1 1 2 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 3 1 12 146 22 2 2 1 1 2 5 2 2 1 7 5 4 1 1 5 1 12 147 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 1 1 1 13 3 12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 103: bener

148 30 3 2 1 1 2 1 1 1 2 6 5 2 1 1 4 1 12 149 31 3 2 1 2 3 5 2 2 1 7 2 . 2 1 8 2 12 150 22 2 2 1 1 2 6 1 2 2 7 2 . 2 1 2 1 12 151 20 2 1 1 1 2 4 1 2 2 5 5 1 1 1 1 1 12 152 27 2 2 1 1 2 2 1 2 3 7 1 . 2 1 5 1 12 153 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 1 5 1 12 154 21 2 2 1 1 2 4 1 2 2 4 3 . 2 1 1 1 7 155 35 3 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 . 2 1 6 2 12 156 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 6 5 2 1 1 5 1 12 157 24 2 2 1 2 2 5 2 2 1 7 1 . 2 1 5 1 12 158 23 2 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 . 2 1 4 1 12 159 27 2 2 1 1 2 7 3 3 2 2 5 1 1 1 10 2 12

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 104: bener

Frequency Table umur penyalahguna NAPZA

9 5.7 5.7 5.7112 70.4 70.4 76.138 23.9 23.9 100.0

159 100.0 100.0

<= 19 tahun20-29 tahun>= 30 tahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

jenis kelamin penyalahguna NAPZA

158 99.4 99.4 99.41 .6 .6 100.0

159 100.0 100.0

laki-lakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

agama penyalahguna NAPZA

126 79.2 79.2 79.233 20.8 20.8 100.0

159 100.0 100.0

IslamKristen ProtestanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA

Frequenc

y Percent Valid

Percent

Cumulative Perce

nt Valid Pendidikan Dasar 8 5.0 5.0 5.0

Pendidikan Menengah 112 70.5 70.5 75.5

Pendidikan Tinggi 39 24.5 24.5 100.0 Total 159 100.0 100.0

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 105: bener

jenis pekerjaan penyalahguna NAPZA

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent PNS/TNI/PO

LRI 7 4.4 4.4 4.4

Pegawai Swasta 10 6.3 6.3 10.7

Wiraswasta 32 20.1 20.1 30.8 Pelajar/Maha

siswa 19 12.0 12.0 42.8

Tidak Bekerja 72 45.3 45.3 88.1 Dan Lain-lain

(pembalap motor,pedagang, dan buruh

bangunan)

5 3.1 3.1 91.2

Tidak Tercatat 14 8.8 8.8 100.0

Valid

Total 159 100.0 100.0

status perkawinan penyalahguna NAPZA

39 24.5 24.5 24.5114 71.7 71.7 96.2

6 3.8 3.8 100.0159 100.0 100.0

KawinTidak KawinJanda/dudaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

posisi penyalahguna NAPZA dalam keluarga

40 25.2 25.2 25.277 48.4 48.4 73.642 26.4 26.4 100.0

159 100.0 100.0

SulungTengahBungsuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 106: bener

daerah asal penyalahguna NAPZA

81 50.9 50.9 50.98 5.0 5.0 56.07 4.4 4.4 60.49 5.7 5.7 66.06 3.8 3.8 69.86 3.8 3.8 73.6

42 26.4 26.4 100.0159 100.0 100.0

Kota MedanKabupaten Deli SerdangBanda AcehAceh TenggaraLhokseumaweTebing TinggiDan Lain-lainTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA

35 22.0 22.0 22.027 17.0 17.0 39.031 19.5 19.5 58.516 10.1 10.1 68.650 31.4 31.4 100.0

159 100.0 100.0

GanjaShabu-shabuPutawTidak Tercatat> dari 1 Jenis ZatTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

kombinasi jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA

12 7.5 24.0 24.0

6 3.8 12.0 36.0

11 6.9 22.0 58.014 8.8 28.0 86.0

7 4.4 14.0 100.050 31.4 100.0

109 68.6159 100.0

Ganja + Shabu-shabu +AlkoholGanja + Shabu-shabu +PutawGanja + Shabu + ShabuGanja + AlkoholEcstacy + AlkoholTotal

Valid

SystemMissingTotal

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 107: bener

tempat pengobatan terakhir penyalahguna NAPZA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rumah

Sakit/Rumah Sakit jiwa

121 76.1 76.1 76.1

Tempat Rehabilitasi 3 1.9 1.9 78.0

Tradisional 26 16.3 16.3 94.3 Tidak

ada/langsung 9 5.7 5.7 100.0

Total 159 100.0 100.0

lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid <= 5

tahun 96 60.4 60.4 60.4

6-10 tahun 50 31.4 31.4 91.8

> 10 tahun 13 8.2 8.2 100.0

Total 159 100.0 100.0

Explore

Case Processing Summary

159 100.0% 0 .0% 159 100.0%lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 108: bener

Descriptives

5.49 .3074.88

6.10

5.105.00

14.9603.868

121204

1.486 .1922.658 .383

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat

Statistic Std. Error

Explore Case Processing Summary

159 100.0% 0 .0% 159 100.0%lama penyalahgunaNAPZA dirawat

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Descriptives

11.48 .17811.13

11.83

11.4912.005.0492.247

624180

.495 .1927.747 .383

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

lama penyalahgunaNAPZA dirawat

Statistic Std. Error

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 109: bener

Crosstabs Case Processing Summary

143 100.0% 0 .0% 143 100.0%

umur penyalahgunaNAPZA * jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

umur penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation

7 8 155.2 9.8 15.0

46.7% 53.3% 100.0%

14.0% 8.6% 10.5%

43 85 12844.8 83.2 128.0

33.6% 66.4% 100.0%

86.0% 91.4% 89.5%

50 93 14350.0 93.0 143.0

35.0% 65.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA

<= 20 tahun

> 20 tahun

umur penyalahgunaNAPZA

Total

Multiple Non Multiple

jenis zat yangdisalahgunakan

penyalahguna NAPZATotal

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 110: bener

Chi-Square Tests

1.009b 1 .315.516 1 .473.974 1 .324

.392 .233

1.002 1 .317

143

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.24.

b.

Crosstabs Case Processing Summary

130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

pekerjaan penyalahgunaNAPZA * jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 111: bener

pekerjaan penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation

17 45 6220.5 41.5 62.0

27.4% 72.6% 100.0%

39.5% 51.7% 47.7%

26 42 6822.5 45.5 68.0

38.2% 61.8% 100.0%

60.5% 48.3% 52.3%

43 87 13043.0 87.0 130.0

33.1% 66.9% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA

Bekerja

Tidak Bekerja

pekerjaan penyalahgunaNAPZA

Total

Multiple Non Multiple

jenis zat yangdisalahgunakan

penyalahguna NAPZATotal

Chi-Square Tests

1.714b 1 .1901.260 1 .2621.724 1 .189

.199 .131

1.701 1 .192

130

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.51.

b.

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 112: bener

Oneway Descriptives

lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat

8 4.50 3.117 1.102 1.89 7.11 1 9112 5.36 3.646 .345 4.67 6.04 1 17

39 6.08 4.579 .733 4.59 7.56 1 21159 5.49 3.868 .307 4.88 6.10 1 21

Pendidikan DasarPendidikan MenengahPendidikan TinggiTotal

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat

.998 2 156 .371

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat

23.252 2 11.626 .775 .4632340.484 156 15.0032363.736 158

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

T-Test

Group Statistics

50 6.74 5.001 .707

93 4.87 3.015 .313

jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZAMultiple

Non Multiple

lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Independent Samples Test

14.695 .000 2.787 141 .006 1.869 .671 .543 3.195

2.417 68.627 .018 1.869 .773 .326 3.412

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifferenceLower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009

Page 113: bener

T-Test Group Statistics

50 12.04 2.740 .38893 11.25 1.932 .200

jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZAMultipleNon Multiple

lama penyalahgunaNAPZA dirawat

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Independent Samples Test

.457 .500 2.013 141 .046 .793 .394 .014 1.571

1.817 75.801 .073 .793 .436 -.076 1.662

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

lama penyalahgunaNAPZA dirawat

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifferenceLower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009