BENDA-BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE DALAM KARYA SENI …/Benda... · sistem penilaian sesuatu...
Transcript of BENDA-BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE DALAM KARYA SENI …/Benda... · sistem penilaian sesuatu...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BENDA-BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE
DALAM KARYA SENI LUKIS
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni
Jurusan Seni Rupa Murni
Disusun Oleh:
JONI SUSANTO NIM. C. 0606015
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
BENDA BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE
DALAM KARYA SENI LUKIS
Disusun Oleh: JONI SUSANTO NIM. C. 0606015
Telah disetujui oleh pembimbing
Tanggal: ...........................
Pembimbing 1
…………………………………………………. Dr. Narsen Afatara, MS.
NIP. 195007111979031004
Pembimbing 2,
……………………………………………………. Drs. R. Suatmadji, M.Sn.
NIP 195203251980101001
Mengetahui, Ketua Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa,
Universitas Sebelas Maret,
Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn.
NIP. 195103221985031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
BENDA BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE
DALAM KARYA SENI LUKIS
Disusun Oleh: JONI SUSANTO NIM. C. 0606015
Telah disetujui oleh Tim Penguji Jurusan Seni Rupa Murni,
Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Pada tanggal: .............................................................
Dewan Penguji,
Jabatan N a m a Tandatangan
Ketua Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. .…………………………… NIP. 195103221985031001
Sekretaris Sigit Purnomo Adi, S.Sn.M sn. … …………………………
NIP .198203162005011003
Penguji I Dr. Narsen Afatara, MS. .…………………………… NIP. 195007111979031004 Penguji II Drs. R. Suatmadji, M.Sn. .……………………………
NIP 195203251980101001
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa,
Universitas Sebelas Maret,
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D NIP. 196003281986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:
v Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
v Bapak dan ibuku tersayang.
v Teman–teman agnkatan 2006
v Segenap keluarga besar seni rupa.
v Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PERNYATAAN
Nama: Joni Susanto NIM. C. 0606015
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa konsep pengantar karya TA berjudul Benda-benda di Sekitar Sebagai Sumber Ide Dalam Karya Seni Lukis adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam konsep pengantar karya ini diberi citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan konsep pengantar karya TA dan gelar yang diperoleh dari konsep pengantar karya ini dicabut.
Surakarta, 29 Juni 2012 Yang membuat pernyataan,
Joni Susanto Nim. C. 0606015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Jangan berjiwa miskin, terbukti kita masih sulit bersikap memiliki sesuatu
(penulis)
Kembali bersabar di ujung batas kesabaran
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tak lupa
shalawat dan salam diperuntukkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
memberikan suri tauladan kepada umat manusia. Tugas Akhir ini penulis buat
guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Strata satu. Jurusan
Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Banyak perjuangan berharga yang telah penulis dapatkan selama
mengerjakan tugas akhir ini yang dalam hal ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Drs. Riyadi Santoso, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa.
2. Drs. Agustinus Sumargo, M.sn. Selaku Ketua jurusan Seni Rupa Murni.
3. Dr. Narsen Afatara. MS, selaku pembimbing I
4. Drs.R.Suatmadji, M.sn, selaku pembimbing II
5. Teman-teman Seni Rupa Murni UNS.
6. Keluarga besar Seni Rupa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.
7. Bapak, Ibu, dan Kakak Adik, atas doa dan dukungannya.
8. Diastanti Rahma yang membuatku intropeksi diri karenamu.
Surakarta, 27 juni 2012
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................................... 2
C. Rumusan masalah ........................................................................................ 2
D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
E. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengalaman Terhadap lingkungan………………………………………. 4
B. Pengertian Lingkungan ................................................................................. 7
C. Hubungan Manusia dengan lingkungan ………………………………… 8
D. Seni dan Lingkungan ................................................................................... 9
E. Imajinasi ………………………………………………………………….11
F. Still Life …………………………………………………………………..12
G Seni dan Unsur Seni ………………………………………………………13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
BAB III: KONSEP PENCIPTAAN
A. Implementasi Teori ................................................................................... 22
B. Implementasi Visual ................................................................................. 29
C. Diskripsi Karya ……………………………………………………….. 52
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
ABSTRAK
Joni Susanto. C0606015. 2012. Benda-benda di Sekitar Sebagai Sumber Ide Dalam Karya Seni Lukis. Tugas Akhir: Program Studi Seni Lukis Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1) Bagaimana pemahaman tentang benda-benda di sekitar? (2) Bagaimana merumuskan gagasan penciptaan karya seni dengan subjekmatter benda-benda?(3) Bagaimana mewujudkan sumber ide benda-benda di sekitar dalam karya seni lukis?
Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan pemahaman tentang benda-benda di sekitar sebagai sumbe ide dalam karya seni lukis. (2) Menghadirkan benda-benda di sekitar sebagai subjectmatter dalam karya seni lukis.(3) Merumuskan konsep benda-benda di sekitar dalam karya seni lukis
Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah diskripsi kualitatatif dengan pendekatan, Implementasi Teoritik dan Implementasi Visual. Implementasi Teori memaparkan sejumlah pengalaman, pengamatan dan perenungan terhadap benda-benda yang di temukan yang memberikan ide dalam berkarya. Yaitu benda-benda di skitar untuk menggambarkan potret peristiwa-peristiwa di masyarakat. Implementasi visual menjelaskan konsepsi visual dari karya tersebut, aspek-aspek visual dalam karya ini bersifat simbolik dari persepsi penulis dimana menampilkan benda-benda disekitar kita yang menjadi simbol pengungkapan konsep karya, yang menggambarkan sebagian peristiwa yang terjadi di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Manusia kadang kurang memperhatikan, bahwa di sekitar kita terdapat
bermacam-macam benda buatan manusia dengan masing-masing fungsinya. Dari
sekian banyaknya jenis benda tersebut, manusia sampai kesulitan bahkan lupa
nama, bentuk, dan keberadaannya tanpa melihat wujudnya. Dari sekian banyak
benda tersebut beberapa memiki sisi menarik dan artistik untuk diperhatikan dan
dimaknai. Disamping itu benda-benda mati di sekitar bisa memperkaya
subjectmatter dalam penciptaan karya seni. Dengan memberi sentuhan imajinasi
terhadap benda-benda yang memberikan ide, untuk mencapai sebuah
subjectmatter yang diinginkan. Karena dengan imajinasi kita dapat
mengembangkan sesuatu dari kesederhanan menjadi lebih bernilai dalam
pikiran,s ia dapat mengembangkan sesuatu dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya.
Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk
benda atau sekedar terlintas dalam benak. (Alfan Arrusuli, 2001: 32)
Gagasan ini bagi penulis memiliki sisi menarik yaitu dapat dijadikan
sebagai pemerkaya objek dan ide gagasan dalam penciptaan karya seni. Penulis
menyadari ternyata dengan memperhatikan secara lebih lanjut tentang asal usul
benda tersebut, kenapa benda-benda itu di buat oleh manusia?, bagaimana
fungsinya? Dari bahan apa benda itu di buat? Bagaimana keterkaitan sifat benda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
satu dengan benda yang lainya? yang kemudian dijadikan objek dalam penciptaan
karya seni lukis. Mengenai pemvisualisasian digambarkan dengan
menggabungkan benda satu dan benda lainya yang masih mempunyai hubungan
dalam fungsi. Dengan cara mendistorsi, mendeformasi dan merangkai wujud asli
untuk mencapai subjectmatter yang diinginkan. Dari sumber ide ini penulis
bermaksud menciptkan karya seni yang berangkat dari benda benda disekitar
sebagai objek utama, untuk menggambarkan potret realita masyarakat saat ini.
Dari bentuk-bentuk yang ditemukan tentunya akan menjadi keartistikan dan
makna visual tersendiri dalam keragaman karya-karya seni lukis.
B. BatasanMasalah
Dari sumber ide ini akan penulis fokuskan, menjadi subjectmatter yaitu
benda-benda di sekitar untuk mengekpresikan potret realita masyarakat dari
berbagai bidang.
C.RumusanMasalah
1. Bagaimana pemahaman tentang benda-benda di sekitar.?
2. Bagaimana merumuskan gagasan penciptaan karya seni dengan subjectmatter
benda benda di sekitar.?
3. Bagaiman mewujudkan sumber ide benda benda di sekitari dalam karya seni.
lukis.?
D. TujuanPenulisan
1. Mendeskripsikan pemahaman tentang benda-benda ciptaan manusia sebagai
sumber ide dalam karya seni lukis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Menghadirkan benda-benda ciptaan manusia sebagai subjectmatter dalam
karya seni lukis.
3. Merumuskan konsep benda-benda ciptaan manusia dalam karya seni lukis.
E. ManfaatPenulisan
1. Sebagai suatu bentuk pengaktualisasian diri penulis di bidang kesenian
terutama seni rupa.
2. Untuk memperkaya referensi objek seni lukis penulis.
3. Memperkaya dan memberi referensi bagi perkembangan seni rupa dunia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengalaman Terhadap Lingkungan
Lahirnya ide bisa berawal dari sebuah renungan terhadap pengalaman
yang terjadi dalam kehidupan seorang pelukis. Pengalaman, dalam pengertiannya
dapat berarti pengalaman masa lalu, pengalaman dari bahan bacaan, serta
pengalaman pendengaran, maupun penglihatan segala seuatu yang terjadi di
sekitarnya (lingkunganya)
Terlebih bagi manusia secara kejiwaan akan tergantung terhadap dorongan
hidup yang mendasar, perasaan pikiran, kemauan dan fantasi. Dengan dorongan
kejiwaan inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan
yang bermakna dengan lingkungan sekitarnya, dengan jalan memberi penilaian
terhadap objek dan kejadian (Jujun S.Suriaasumantri, 1985:262).
Problema kehidupan tersebut muncul karena interaksi manusia dan
lingkungannya, seperti yang dikatakan Sastro Pratijo bahwa manusia yang hidup
dalam lingkungan akan berpengaruh dan dipengaruhi lingkungannya. Gejala-
gejala yang ada di luar dirinya dan dalam lingkup kemampuan jangkauan,
merangsang dirinya untuk memberikan tanggapan (Sastro Pratijo,1983:72).
Pengertian lingkungan secara umum adalah semua benda dan seluruh
kenyataan yang ada di sekitar kehidupan kita. Tegasnya, tidak hanya benda-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
benda yang hidup tetapi juga yang mati, demikian pula yang kelihatan maupun
tidak kelihatan. Secara lebih konkrit dan yang dapat dilihat oleh mata adalah
binatang, tumbuhan, benda-benda, dan manusia yang berada di sekeliling kita
dan hidup diantara kita. Untuk pengertian lingkungan dalam ilmu kemasyarakatan
adalah alam dan sekitarnya, termasuk orang orang dalam hidup pergaulan yang
mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan
kebudayaan (Mudji Sutrisno,1993:81).
Kierkegaard menyatakan bahwa hidup manusia mempunyai tiga taraf,
yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis manusia mampu
menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan
mengungkapkannya kembali dalam lukisan-lukisan yang indah-indah, tarian yang
mempesonakan dan lain-lainya. Dengan kehidupan etis manusia meningkatkan
kehidupan estetisnya itu ke dalam tingkat, tingkatan manusiawi dalam bentuk-
bentuk keputusan yang bebas dan dipertanggungjawabkan . Dengan demikian
hidup manusia mendapatkan kualifikasinya yang langgeng. Hidup manusia bukan
sekedar menarik beban dari waktu ke waktu, seperti seekor kuda menarik
keretanya, tetapi sadar diusahakan mengarah pada tujuan dan dengan demikian
dipenuhi dengan arti teolologis (Soerjanto Poespowardojo.1987:6).
Soerjanto Poespowardojo mengatakan : untuk lebih jelasnya memahami
manusia sebaik mungkin, sewajarlah kita menempatkan manusia dalam konteks
kebudayaan. Hal ini tampak jelas, oleh karena kebudayaan merupakan lingkup
dimana manusia harus hidup. Dalam kebudayaanlah tercermin segala kenyataan
yang bernilai dan berharga. Begitu erat hubungan manusia dan kebudayaanya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sehingga manusia pada hakikatnnya disebut mahkluk budaya, demikian yang telah
diucapkan Ki Hadjar Dewantoro.
Dalam kebudayaan tercakup hal-hal bagaiman persepsi manusia terhadap
dunia, lingkungan serta masyarakatnya, seperangkat nilai-nilai yang menjadi
landasan pokok untuk menentukan sikap terhadap dunia luarnya dan bahkan
untuk memotivasi setiap langkah yang hendak dan harus dilakukanya sehubungan
dengan itu pola hidup serta tata cara kemasyarakatan. Dengan demikian
kebudayaan menunjukan identitas serta integritas seseorang atau suatu bangsa.
Dalam kebudayaanlah tertuang segala kekayaan serta mutu hidup suatu bangsa,
dengan pengolahan benda-benda dunia menjadi manusiawi serta penciptaan
sarana-sarana yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidupnya dengan
baik.
Menurut Geertz, kebudayaan merupakan pengetahuaan manusia yang
diyakini akan kebenaranya oleh orang yang bersangkutan dan yang diselimuti dan
menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi manusia dan menjadi sumber bagi
sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang bersih dan
kotor, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai
-nilai moral, yang sumbernya adalah pandangan hidup dan etos atau sistem yang
dipunyai oleh setiap manusia (Parsudi Suparlan,1981: 238).
Manusia bukan saja membutuhkan makan dan minum, sandang dan
papan, melainkan memerlukan juga kehangatan juga keakraban hubungan antar
sesama manusia, tidak dibatasi pada benda-benda materiil, melainkan mencakup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kebenaran serta nilai-nilai rohani, yang berwujud baik dalam bentuk-bentuk
religius, maupun dalam kekayaan ilmiah.
Bentuk-bentuk hubungan tersebut melahirkan berbagai simbol dalam
kehidupan manusia. Seorang pengantin mengenakan cincin pada jari teman
hidupnya sebagai tanda kesetiaan. Pada hari ulang tahun ibu, anak-anak
menampakan kasihnya dengan memberikan hadiah. Sekitar kelahiran anak
bermacam-macam upacara dan tindakan simbolis menyatakan pentingnya
peristiwa itu, dan harus menjamin kesehatan dan keselamatan anak itu. Dalam
pengungkapan isi hati orang memakai lambang dan kata simbolis. Terutama
seorang seniman dan sastrawan mempergunakan bentuk dan bahasa simbolis
untuk menyingkapkan pengalaman peristiwa yang penting.
Yang paling sentral dalam hidup manusia itu bukan pikiran atau perasaan
saja, bukan pula bicaranya, melainkan tingkah laku atau tindakan. Tema yang
dipancarkan oleh obyek sebagai fenomena visual tidak ada artinya bila hanya ada
dalam ide seniman. Ia akan lebih berarti bila diwujudkan dalam bentuk yang nyata
yaitu karya seni. Lewat karya seni itulah seorang seniman dengan bahasanya
mencoba melakukan komunikasi simbolis dengan penghayat atau lingkunganya.
Hal ini merupakan bukti bahwa adanya individu dengan seluruh jiwa raganya
mengamati, mengerti dan menghayati sebuah kehidupan dan kemudian
merealisasikan bentuk sebagai wadah untuk menuangkan seluruh kehidupan
perasaan yang tidak terlepas dari emosi, pengalaman estetik maupun
intelektualnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Pengertian lingkungan
Apa yang kita rasakan saat kita duduk termenung ditengah-tengah
keramaian, menyaksikan keramaian hiruk-pikuk masyarakat dalam rutinaitasnya
menjalani hidup. Kalau kita mengingat saat-saat itu maka terutama suasana ramai
dan tenteram yang meliputi hati kita pada saat itu., kita merasa terpesona dan
terpukul. Kita merasa diri kita kecil dan kerdil di hadapan Tuhan, namun
sekaligus juga merasakan keselarasan dan harmoni dengan lingkungan sekitar.
Para ahli yang menganalisa pengalaman tentang keindahan yang timbul
dari perjumpaan dengan alam memberikan deskripsi sebagai berikut :
Lenyaplah perbedaaan antara subjek ( pribadi yang mengamati alam ) dan hal tersebut di atas hanya sebagian kecil dari pengalaman lingkungan. Karena lingkungan bukan hanya alam saja melainkan masih ada lingkungan sosial dan lingkungan religius. Secara lebih rinci lingkungan alam berupa benda yang hidup yaitu: tumbuhan dan binatang, dan benda yang mati. Sedangkan linkungan sosial adalah lingkungan dimana kita menjadi bagian dari masyarakat dan bermasyarakat. Kesemua hubungan itu pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhannya sebagai wujud manusia religi.
Linkungan sosial manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhanya serta selalu berusaha membentuk dan memiliki kemampuan yang
bermanfaat dalam menghadapi situasi dari berbagai perkembangan dan
perubahan yang di alami, maka timbulah problema atau masalah yang sangat
komple. Timbulnya problema tersebut akan membentuk manusia menjadi
manusia budaya, yang dapat mengolah benda-benda duniawi menjadi manusiawi
serta penciptaan sarana-sarana untuk kelangsungan hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Hidup manusia belum lengkap bila tidak dikaitkan dengan religi. Manusia
bukan robot yang bekerja dengan fisik atau jasmani saja, tetapi harus memilki
arah dan tujuan sebagai manusia religius. Dengan kehidupan religius manusia
menghayati pertemuanya dengan Tuhan dalam dialog yang sejati. Kepercayaan
terhadap Tuhan merupakan suatu tindakan transedental. Dimana manusia
menyadari dirinnya sebagai pribadi integral. Semakin dekat seseorang dengan
Tuhan semakin dekat ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan
dari rasa kekawatiran (Soerjanto Poespowardojo,1978:6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
C. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan
Disamping penulis ada orang lain,ada benda benda benda - benda lain,ada
makhluk-makhluk lain dan ada sang Pencipta. Pernyataan ini menunjukan suatu
kenyataan yang tak dapat diragukan kebenaranya.
Setiap manusia menyadari bahwa dalam batinya merasa ada kebutuhan
untuk mencari hubungan pribadi dengan orang lain, sedemikian rupa sehingga ia
merasa kurang lengkap, kalau ia tinggal sendirian saja. Setiap manusia adalah
suatu individu. Sebagai individu ia merasa sepi sekaligus ia menjadi sadar akan
keinginan untuk mengatasi kesepian itu. Kemungkinan ini dilihatnya dalam usaha
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, dengan berada pada mereka dan
menjadi bagian dari mereka.
Dengan tindakan tersebut manusia dapat mendobrak dari isolemennya, dan
benar-benar berkomunikasi dengan sesamanya, dengan dunia infra human yang
ada bersertanya. Hanya dengan demikian manusia menjadi dirinya sendiri.
Keluarga menjadi inti hiduip bersama,sebab orang tua dan anak bekerja bersama-
sama, dan makan bersama, berkelahi bersama dan menghayati cinta bersama. Juga
di suatu sekolah atau perusahaan masing-masing, orang berkembang dan
mengalami arti dan nilai pribadinya, oleh karena komunikasi mereka dalam
tindakan yang tukar menukar. Ukuran komunikasi menjadi pula ukuran bagi
perkemangan pribadi, mutu pengambilan sikap dan pemberian sikap konkrit
terhadap orang lain menentukan pula mutu kepribadian masing-masing orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Manusia dengan daya capainya, terutama kehendaknya, tidak menyerah
kepada alam yang mengelilinginya. Manusia bertindak pada alam,.dengan
pengetauhanya, ia hendak mencapai sesuatu dalam dan karena alam, dia tahu
bahwa dia tertarik. Ia berkehendak dan dikehendaki. Dalam tindakanya yang
menghasilkan sesuatu, ia tahu apa sebabnya berbuat demikian, tahu jugalah ia apa
yang telah dibuat itu berguna baginnya atau sungguh-sungguh menghasilkan
guna seperti yang diharapkannya. Kalau diketahuinya bahwa alat yang dibuatnya
untuk mencapai sesuatu itu tidak terlalu baik bagi tujuanya, maka diusahakan
perbaikanya. Demikianlah seterusnya manusia akan selalu berusaha untuk
mencapai kesempurnaan. Dengan usaha itulah manusia dan kebudayaan
berkembang.
Manusia mempergunakan dan mengolah alam. Manusia memberi bentuk
baru kepada objek yang telah ada dan tidak tergantung pada objek itu semata-
mata. Hasil tindakan yang demikian itu disebut bentuk objektif. Pada umumnya
bentuk obyektif ini tahan lama, malah sering mengatasi waktu, dapat
terhubungkannya manusia pada umumnya dengan demikian bentuk objektif itu
mungkin berfungsi dalam dan untuk masyarakat, seperti misalnya alat-alat, hasil
kesenian, ilmu, bahasa yang beraneka warna serta tulisanya.
Adapun semua tindakan serta dengan hasilnya yang diadakan manusia
untuk memberi arti kepada alam sekitar serta juga memberi bentuk baru kepada
alam, itu disebut kebudayaan dengan dengan lebih singkat boleh juga dikatakan
bahwa kebudayaan tidak lain dari usaha dan hasil manusia untuk mengatasi alam
dengan pengetahuanya (Poedjawijatna,1983:134).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
D. Seni dan Lingkungan
Seni sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari hari baik secara
sadar maupun tidak sadar atau secara langsung tak langsung. Berolah seni dan
menerima seni adalah pembawaan dari setiap manusia. Kecintaan akan seni
sudah menjadi naluri manusia ( My.Ning Sulastri,1992:1).
Dengan demikian keberadaan tentang seni tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia itu sendiri, karena pada dasarnya seni berasal dari interaksi
manusia dengan lingkungan alamiahnnya.
Seorang sejarahwan Prancis Hippolite Tain. Seperti yang dikutip oleh
Suryo Suradjijo dalam bukunya filsafat seni, berpendapat bahwa alam,
lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan seni. Ia menjelaskan juga
bahwa karya seni itu juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Taine berpendapat
bahwa hasil-hasil seni yang benar selalu dapat dikaitkan dengan faktor-faktor
yang sangat mendukung dan sekaligus menentukan, faktor tersebut adalah
lingkungan, waktu, dan ras (Suryo Suradjijo,1998:62).
Seringkali dikatakan bahwa seni adalah tiruan dari alam atau mimesis
sebagaimana yang dikatakan oleh seorang filsuf Yunani Aristoteles, yang
menyatakan bahwa seni sebagai imitasi, disini artinya bahwa seni adalah
merupakan suatu kegiatan yang meniru terhadap realita alam. Aristoteles
berpendapat bahwa seni itu hanya mampu mengimitasi. Hal tersebut disebabkan
karean mengimitasi merupakan, suatu instrik fundamental bagi manusia, ia juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berpendapat bahwa mengimitasi merupakan kodrat manusia sejak masih kanak-
kanak (Suryo Suradjijo,1998:46).
Seorang ahli lainya Ernst Carsier berpendapat bahwa seni merupakan salah
satu jalan menuju pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia.
Seni bukan hanya imitasi realitas semata, sekaligus sebagai penyingkapan realitas
alam.
Dalam seni lukis, banyak sekali cara pandang seniman terhadap realitas
alam. Alam dalam hal ini di idealisir, dipilih yang baik-baik kemudian dilukisnya
maka jadilah lukisan naturalistik. Adapula yang hanya melukiskan apadanya,
jadilah sebuah lukisan realistik, selain itu ada pula yang memasukkan unsur
fantasi, sehingga jadilah lukisan dengan corak yang bervariasi, dalam kaitanya
dengan alam, setiap seniman punya cara yang berbeda-beda, baik yang subjektif,
objektif ataupun yang idealis kesemuanya sama-sama menggambarkan tentang
alam ( P. Mulyadi 1991: 42 ).
Melalui pengalaman-pengalaman estetis, seorang seniman dapat
mengangkat atau menyalin objek tertentu dan menunjukan keanekaragamannya
dalam suatu wadah yang berbeda. Salah satu kelebihan terbesar dari seni adalah
membuat kita mampu melihat benda biasa dalam sosok nyata dan dalam nuansa
baru. Jadi disini jelaslah bahwa seni merupakan imitasi dari alam biarpun bukan
lagi imitasi atau benda-benda atau objek fisik, tetapi juga imitasi dari sisi batiniah
dan emosi seniman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dari uraian di atas adalah bahwa alam kadang dijadikan sebagai sumber
ide yang di ungkapkan dalam karya, ada pula yang menggunakanya sebagai motif
dengan tidak mengutamakan pendapatnya atas alam, dan ada pula yang
menggunakan sebagai bahan studi ( P. Mulyadi 1991 : 43 )
E. Imajinasi
Secara umum yang dimaksudkan dengan istilah imajinasi adalah “ daya
untuk membentuk gambaran ( imaji ) atau konsep-konsep mental yang tidak
secara langsung didapatkan dari sensasi ( pengindraan ). Perlu diulang
kembali,bahwa imajinasi adalah suatu daya, dan karenanya, imajinasi itu
berkaitan langsung dengan manusia yang memiliki daya itu, bukan mahluk hidup
yang lain seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. ( H. Tedjoworo, 2001 : 21 ).
Imaji dalam pemahaman di atas mengandaikan pula adanya imaji ( citra )
atau gambaran yang merupakan unsur sangat penting di dalamnya. Oleh karena
itu, proses mengimajinasikan itu selalu merupakan proses membentuk gambaran
tertentu, dan ini terjadi secara mental. Artinya gambaran tersebut tidak berada
secara visual ( tampak oleh mata ) dan tekstural ( terasa serta teraba oleh tangan
dan kulit ). Sebuah lukisan adalah hasil imajinasi seorang pelukis. Namun lukisan
yang kita lihat dan ( mungkin ) kita raba itu tidak sama dengan imaji yang
muncul tatkala sang pelukis berimajinasi. Lukisan itu adalah apa yang dihasilkan
oleh proses imajinasi yang sudah tertuang dalam kombinasi goresan cat pada
kanvas. Dengan begitu lebih jelaslah bahwa istilah imajinasi umumnya diterapkan
pada suatu proses mental, bukan pada proses visual jasmaniah yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
seketika itu juga oleh manusia. Namun kelak akan tampak bahwa proses visuial-
jasamaniah tertentu dapat diimajinasikan, meskipun imajinasi tidak sama
dengannya. ( H.Tedjoworo,2001: 22 ).
Sebagai titik tolak kita ambil pandangan Kant tentang imajinasi
reproduktif . Di dalam daya tersebut, manusia berusaha mereproduksi kembali
gambaran atau imaji yang sudah ada atau sudah pernah dialami sebelumnya secara
mental, Kondisi ini mengandaikan suatu pengetahuan yang diperoleh secara
aposteriori ( dari yang kemudian ) Artinya, pengetahuan dipandang terbentuk
dari pengalaman. Pengetahuan terbentuk sesudah seseorang mengalaminya
sendiri. ( H.Tedjoworo,2001:50).
Dalam buku Sartre yang berjudul Imajination ( 1936 ) dan The
Psychology of Imagination ( 1940 ) beliau memilki pandangan yang sangat
humanis, yang layak diperhatikan pandangan tersebut dapat diringkas dalam
empat pokok berikut: ( 1 ) Imaji ( gambaran ) lebih merupakan suatu tindakan
kesadaran daripada suatu benda dalam kesadaran. Dengan kata lain, imaji adalah
aktifitas produktif yang mengintensikan sebuah obyek dengan cara tertentu ( 2 )
Imaji itu bersifat kuasi-observasi . Artinya, kesadaran imajinatif memproyeksikan
apa yang diimajinasikanya seolah-olah itu real, maka ia tidaklah mengendalikan
suatu observasi yang tampak, tetapi suatu observasi yang tak real atau kuasi-
observasi. ( 3 ) Imaji adalah suatu spontanitas. Imajinasi adalah sebentuk “asal
yang aktif” yang secara spontan menciptakan maknanya sendiri dari dirinya
sendiri. Dan akhirnya, ( 4 ) Imaji itu adalah ketiadaan ( nothingness ). Imajinasi
dibedakan dari persepsi dan pemahaman karena ia mengasumsikan objeknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sebagai “ bukan apa apa” ( nothing ). Dikatakanya,”Dengan berkata bahwa aku
memilki imaji akan Pierre, itu sama dengan mengatakan bukan saja “aku tidak
melihat Pierre melainkan juga ‘aku tidak melihat apa-apa’.Demikian hidup,
menarik dan kuatnya suatu imaji, ia membuat objeknya tidak berada”. Oleh
karenanya pandangan sartre akan imajinasi dapat dikatakan sebagai, imajinasi
yang menegasi” ( Jeans paul Sartre, 2000 : 132 )
F. Still Life
Still Life merupakan kata benda, dan memiliki arti yang khusus sehingga
apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia, kemungkinan dapat menyimpang
dari pengertian still life yang dimaksud sesuai dengan istilah aslinya.
Di dalam The Meriam Webster Dictionary disebutkan bahwa still life
digunakan untuk istilah pada gambar yang menggunakan objek tidak bergerak
(The Meriem Webster Dictionary, 673.1974 ).
Stiil Life sebelumnya diterapakan dalam seni lukis pada abad 15. Istilah
ini berasal dari bahasa Belanda still leven, yang artinya tak bergerak ( stiil ) dan
alam ( leven ). Seniman yang mempeloporinya antara lain J. Brughel ( 1568-
1625) Rubbens ( 1577-1640 ) dan Rembrant ( 1606-1669 ). Menurut The Holt
Intermediate Dictinary Of Amarican English, stiil life memiliki pengertian
sebagai lukisan atau foto tentang benda-benda tak bergerak (The Holt
Inmtermediate Dictionary Of American English, 1966.789 ).
Jadi yang dimaksud dengan still life adalah alam benda yang tak bergerak
atau dapat dapat dikatakan alam benda yang tidak berjiwa still life ini ternyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sangat menarik untuk diangkat menjadi salah satu tema lukisan, karena ternyata
still life sebagai tema lukisan dapat menghadirkan keindahan tersendiri.
G. Seni dan Unsur Seni
1. Definisi Seni
a. "Seni, dalam suatu makna luas adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan
karya yang menyenangkan bagi roh manusia. Ini meliputi pengungkapan khayal
yang jelas mengenai benda-benda (atau pikiran tentang benda-benda) seperti dalam
pahatan, lukisan dan gambar" ( The Liang Gie, 2004: 13).
b. "Seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, dan dengan ini
menciptakan,kenyataan bahwa dalam suatu cara penglihatan yang melebihi akal
dan menyajikan secara perlambang atau kiasan sebagai kebulatan alam kecil
yang mencerminkan suatu kebulatan alam semesta" (The Liang Gie, 2004: 14).
c. "Seni adalah segenap kegiatan budi pikiran seorang (seniman) yang secara
mahir menciptakan suatu karya sebagai pengungkapan perasaan manusia. Hasil
ciptaan dari kegiatan itu ialah suatu kebulatan organis dalam sesuatu bentuk tertentu
dari unsur-unsur bersifat ekspresif yang termuat dalam suatu medium indrawi" (
The Liang Gie, 2004: 18).
d. "Seni adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai keindahan yang diciptakan
oleh manusia dengan segala ketulusan jiwanya bukan karena adanya dorongan
kebutuhan ekonomi atau materialnya, melainkan karena ketertarikanya baik dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kemewahan, kenikmatan dan kebutuhan rohaninya, yang diterapkan ke dalam
bidang dua demensi maupun multi dimensi (Instalasi)" (http-6, instalasi 2008
Pukul 19.00 WIB ).
e. Seni Lukis
Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkapan dari pengalaman artistik
maupun ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan
perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi
subjektif seseorang (Mikke Susanto, 1998: 71). Namun sebenarnya, bagi penulis
dalam mentafsir fenomena ke dalam sebuah karya lebih ke dalam "pengalaman
imajinasi"
2. Fungsi Seni
a. Seni Sebagai Media Ekspresi
Menurat Ki Hajar Dewantara, "Seni yaitu segala perbuatan manusia yang
timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa
perasaan manusia. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat
menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Berbeda dengan definisi
terdahulu, yang dikemukakan oleli Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa: "Seni adalah
kegiatan rohani manusia yang mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam-alam rohani si penerimanya". Dalam definisi ini
dengan tegas dinyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani bnkan semata-mata
kegiatan jasmani (P. Mulyadi, 2000: 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Seni Sebagai Media komukasi
Seni dapat menghubungkan budi pikiran seorang dengan orang lain. Ketua
Special Commitee on the Study of Art di Amerika Serikat menegaskan fungsi
komunikatif dari seni demikian: Adalah bersangkutan di sini untuk mencatat bahwa
komunikassi melalui berbagai bentuk artistik penglihatan, musikal, atau
kesastraan, boleh jadi adalah komunikasi paling erat yang pernah terjadi antara
budi pikiran dan pikiran ( The Liang Gie, 2004: 49-50).
Bagi penulis seni merupakan sarana untuk menyalurkan emosi dan ekspresi,
perasaan sang seniman. Selain itu, seni juga bisa untuk menyampaikan maksud
yang akan disampaikan seniman kepada orang lain melalui karya seni.
3. Perubahan Unsur Bentuk Dalam Seni Lukis
a. Destorsi dan Metamorfosa Bentuk
Distorsi adalah perubahan bentuk, penyimpangan, keadaan yang
dibengkokkan. Pada keadaan tertentu dalam berkarya seni dibutuhkan karena
merupakan salah satu cara mencoba menggali kemungkinan-kemungkinan lain pada
suatu bentuk atau figur (Mikke Susanto, 2001:33) sedangkan menurut Suryo
Suradjijo dalam buku pegangan kuliahnya mengatakan bahwa distorsi adalah
perubahan bentuk yang bertujuan untuk lebih menonjolkan karakteristik visual objek,
sehingga mendapatkan bentuk menjadi sempurna dari bentuk alam atau mungkin
mendapatkan bentuk lain yang sesuai dengan konsep estetik senimanya (Suryodjijo,
1996: 77). Metamorfosa bentuk adalah perubahan bentuk dari figur manusia menjadi
bentuk lain, antara lain binatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Deformasi
Deformasi dipakai dalam istilah pengubahan bentuk yang tidak
dapat diklarifikasikan sebagai distorsi. Tetapi dengan deformasi,
bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imajinasi penghayat
masih dapat menangkap seni alam di dalamnya (Suryo Suradjijo,
1994: 80).
c. Simbol
Simbol seni adalah satu dan utuh, karena itu ia tidak
mcnyampaikan "makna" (meaning) untuk "dimengerti", melainkan
"pesan" (message) untuk "diserapkan" terhadap "makna" orang hanya
dapat mengerti, tetapi terhadap "pesan" dari seni orang dapat
tersentuh secara lemah dan secara intensif, sehingga dalam hal ini
terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan "pesan" seni itu
(Sudiarja, 1982: 77).
4. Unsur-unsur Rupa
a. Garis
"Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan "jejak" yang ditimbulkan oleh
titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik-titik yang berhimpit.
Juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk
seperti benang atau pita. Wujud garis terdiri dari garis aktual atau garis formal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(garis sungguh, nyata, kongkrit, tergambar) dan garis ilusif atau sugestif (khayal,
semu)" (Arfial Arsad Hakim, 2000: 35)
b. Tekstur
Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang, yang
memberi karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut,
apakah halus, kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Tektstur nyata (actual texture)
Adalah tekstur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus
dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang
tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok amplas dan lain-lain,
dan tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami atau buatan.
2. Tekstur semu (simulated texture)
Adalah seolah-olah bila kita membuat tekstur dengan alat dan teknik
tertentu pada suatu bidang tapi hanya berbentuk gambar dua dimcnsi.
Lain hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan
itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita
rasakan hanya permukaan bidang tersebut, dan disini tekstur yang ada
bersifat semu. Ia hadir dalam ciptaan imajinasi visual
( Arfial Arsad Hakim, 2000 : 87).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c. Ruang
Dalam dunia seni rupa ada dua macam ruang:
1. Ruang semu: artinya indera penglihatan bentuk dan ruang sesungguhnya
sebagai gambaran pada tarfil dua matra seperti yang terlihat pada karya gambar
atau pada pertunjukan layar putih.
2. Ruang nyata: bentuk atau ruang yang benar-benar dapat dibuktikan dengan
rabaan tangan atau rabaan mata (Sugeng Toekio, 1987: 86-88).
5. Kompsisi
Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang dilakukan oleh pencipta
seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa. Yang diatur dalam komposisi ialah
garis, warna, hingga tekstur (Arfial Arsad Hakim, 2000: 3-4).
Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu:
a. Unity (kesatuan)
Adalah proses menyatunya berbagai unsur ( baik unsur yang visual maupun
mengenai aspek fisik ), untuk mendapatkan suatu bentuk ciptaan secara utuh.
Kesatuan ini akan membawa penghayat untuk dapat menikmati bentuk ciptaan
secara keseluruhan. Karena jika hal ini tidak dicapai, maka karya akan
menimbulkan kebosanan dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya
tersebut (Arfial Arsad Hakim 2000: 3-5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Keseimbangan (balance)
Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga, memberi
kesan stabil (seimbang). Di dalam praktek penciptaan, unsur-unsur dasar
misalnya garis, bidang, warna, tekstur dan lain-lain, diumpamakan sebagai anak-
anak timbangan pada sebuah neraca(Hakim,2000:5).
Ada dua keseimbangan: 1. Keseimbangan simetris; dimana bagian atau sisi yang
satu merupakan cermin dari sisi yasng lain. 2. Keseimbangan tidak simetris;
kesetimbangan ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian, dinamis, dan
hidup. Disini kita harus dapat merasakan bobot visual (lokasi, ukuran, warna,
tekstur), perhatian visual, pertentangan visual suatu bentuk ciptaan telah
seimbang atau belum (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 10).
c. Harmoni (keselarasan)
"Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari terciptanya
suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga terwujudnya harmoni di
dalam bidang gambar. Harmoni menyebabkan terciptanya kesatuan (unity)
sedangkan ritme, repetisi dan dominan merupakann faktor esensial untuk
mencapai harmoni" (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).
d. Repetisi (pengulangan)
"Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian pengahayat secara terus-
menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola; dan merupakan cara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur disain ke dalam suatu
kesatuan (unity)" (Arfial Arsad Hakim,2000:18).
e. Dominan
"Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu bentuk
ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat
dominan dari unsur-unsur pendukung suatu desain akan mencapai harmoni,
akhimya kesatuan hubungan" (Arfial Arsad Hakim,2000:18).
f.. Gradasi
"Gradasi adalah suatu derajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah dijembatani
oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan, peralihan atau langkah yang
selaras" (Arfial Arsad Hakim,2000:19)
g. Ritme
"Di dalam seni rupa ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari
pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan atau memberi
kesan keterhubungan yang kontinyu serta kesan gerak" ( Arfial Arsad Hakim,2000 :
17). Ada beberapa tipe ritme yaitu:
1. Repetitif (pengulangan)
"Ritme ditimbulkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama atau hampir sama’’.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Alternatif (pergantian)
"Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara unsur-unsur yang
bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih, warna panas dengan wama
dingin, shape berukuran besar dan kecil)" ( Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).
3. Progresif
"Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan perubahan
pembesaran atau pengurangan ukuran" (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).
4. Flowing
"Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suaru perbedaan jarak ruang
yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk ke bentuk lainya yang selaras
dalam gerak" (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
PROSES PENCIPTAAN KARYA
Seorang pelukis atau seniman dalam berkarya, di samping menghadirkan
karya seni itu sendiri juga menampilkan berbagai hal yang ada pada karya seni
tersebut. Karya seni itu sendiri merupakan wujud pembabaran dari ide penulis
atau seniman yang bisa berawal dari sebuah renungan terhadap pengalaman yang
terjadi dalam kehidupan seorang pelukis, pengalaman dalam pengertiannya dapat
berarti pengalaman pendengaran, penglihatan, bahkan perasaan terhadap sesuatu
yang terjadi di sekitarnya.
Ide itu tidak jatuh dari langit, inilah yang dibayangkan Rouseau ketika
bukunya tentang masyarakat yang diawali dengan kalimat terkenal: “Pada awal
mula, manusia hidup bebas, tak terikat oleh apapun. Tapi apa yang sekarang kita
saksikan? Dari segala sudut ia terbelunggu.” Itu disebabkan karena lambat laun
dan karena terpaksa oleh kebutuhan hidup manusia.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya serta berusaha
membentuk dan memiliki kemampuan serta berusaha membentuk dan memiliki
kemampuan yang bermanfaat dalam menghadapi situasi berbagai perkembangan
dan perubahan yang dialami manusia, maka tumbuhlah problema atau masalah
yang kompleks yang menuntut kemajuan dan pemikiran yang berkembang pula.
Kejadian sehari-hari, setiap waktu yang dihadapi selalu menggelitik
perasaan. Dalam proses menciptakan karya merupakan proses pengalaman pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
yang lahir dari interaksi keseharian sebagai makhluk sosial. Di tengah masyarakat
yang heterogen dan selalu bergerak dinamis.
Kant dan banyak filsuf lainnya menandaskan bahwa pengalaman estetik itu
bersifat “sepi ing pamrih”, manusia tidak mencari keuntungan, tidak terdorong
oleh pertimbangan praktis. Seorang mahasiswa dari Fakultas Pertanian bila
berhadapan dengan sebidang sawah, mungkin juga spontan mengarahkan
perhatiannya kepada jenis padi yang ditanamkan. Sedangkan mahasiswa dari
Fakultas Ekonomi akan berpikir tentang harga gabah dan sebagainya. Tetapi
seorang mahasiswa yang peka terhadap lingkungan atau keindahan dan makna
ataupun sebagainya (misalnya dari akademi seni rupa) tidak memikirkan hal-hal
praktis itu. Ia hanya terpukau oleh keindahan alam, padi yang sedang menguning
tersentuh oleh sinar matahari turun ke barat dan angin sejuk sehingga padi seolah-
olah bergelombang.
Dalam hal ini pengalaman tentang keindahan yang begitu mengesankan,
sehingga menggetarkan hati untuk mengabadikan dalam karya seni. Ketika mau
makan berhadapan dengan semangkuk mie ayam di pinggir jalan, mie ayam yang
dilihat mata dengan asapnya karena masih panas. Dipikirkan enak karena sudah
dua bulan tidak makan mie ayam.
Saat itu memang dalam pikiran terpecah, makan pun masih memikirkan hal-
hal lain entah itu pekerjaan, ataupun fantasi yang timbul, menatap semangkuk mie
ayam, sambil mengunyah mie asin pedas, malah terpikirkan tentang keindahan
sebuah mie ayam mengenai warna dan bentuk mie tersebut. Sampai makan selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sambil berjalan pulang masih terpikirkan keindahan mie ayam untuk dijadikan
obyek dalam berkarya. Dari situ mulailah berpikir lanjut tentang keberadaan mie
ayam yang biasanya dalam penyajiannya menggunakan mangkuk berwarna putih
dengan gambar ayam. Mangkuk yang biasanya digunakan oleh para pedagang
kaki lima di pinggir jalan, mengingatkan akan susah payahnya mereka menjajakan
dagangannya yang kadang malah susah mencari tempat yang strategis. Karena
aturan pemerintah yang kurang adil memikirkan mereka, seperti larangan-
larangan yang kurang bijak, mementingkan kebersihan dan kenyamanan para
kapital yang tak memperhatikan bagaimana berjalannya pemerataan yang terjadi
sama sekali tidak seimbang. Rakyat kecil yang susah payah bekerja keras dengan
tekun dalam kekurangannya harus kalah dengan mereka yang serakah bisa
membeli lapangan kerja dengan kekayaannya, dan untuk memperkaya dirinya dan
golongan. Kejanggalan-kejanggalan di atas dirasakan sangat menggelitik
perhatian penulis dan mewujudkan dalam karya “Mie Ayam Numplak” yang letih
karena lelah berjuang dengan kekurangan yang ada.
Sejalan dengan situasi dan kondisi penulis yang juga tinggal di lingkungan
pedesaan, dalam keseharian tak ada renggangnya penulis melihat para petani yang
beraktifitas mengolah lahan, bahkan penulis juga seorang yang tak lepas dari
bertani. Tiap ada pekerjaan di sawah yang bisa penulis kerjakan di sawah. Penulis
yang mengalami antara menjadi petani yang hidup di desa dan menjadi mahasiswa
yang hidup di kota dengan sarana-prasarana yang lengkap. Yang sangat sering
merasakan kerja keras menyuluh lahan di bawah sinar terik matahari. Berbeda
dengan saat penulis berada di meja kuliah ataupun di lingkungan kampus dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
gaya hidup muda mahasiswa. Sangat terasa perbedaan yang kontras dari sisi
kenyamanan saat bekerja di bawah terik matahari terasa sangat meletihkan bahkan
kadang menjadi suatu hal yang mengganjal di hati, tapi tetap harus dikerjakan.
Dalam hati berkata,”rekoso tenan dadi petani”. Tapi di balik itu ketika penulis
melihat kiri-kanan, orang tua terlihat bekerja dengan damai tenteram gembira
bekerja mengolah lahan demi masa depan, dan juga untuk menyekolahkan anak-
anaknya. Tapi apa yang terjadi di balik itu semua itu penulis mengamati anak
muda jaman sekarang. Mereka semua bersekolah mengejar ilmu sekolah agar
pintar, sampai mereka pun lupa nenek moyangnya. Bagaimana masa depan
pertanian dengan menghilangnya generasi muda dari profesi ini. Terwujud dalam
karya “Thanks for Farmers”.
Dalam mengekspresikan pengalaman pribadi tidak selalu pengalaman yang
berat dan luar biasa. Tetapi kadang yang kelihatannya sepele dan sering dijumpai
setiap orang di sekitar kita justru menarik dan menggelitik imajinasi. Saat penulis
melihat bermacam-macam mainan anak-anak dengan berbagai warna cerah dan
alami, berawal dari iseng memotret dengan kamera terlihat benda-benda tersebut
sangat menarik untuk dijadikan sebagai obyek karya seni. Bisa dilihat pada karya
yang berjudul “Still Life” dengan warna-warna dan bentuk yang sekedar enak
untuk dilihat kasat mata.
Dalam aktivitas sehari-hari di lingkungan kampus melihat para mahasiswa
dan mahasiswi yang berpakaian rapi yang merupakan anjuran para pengajar,
lengkap dengan busana yang tak pernah ketinggalan, dan kendaraan-kendaraan
yang berjajar rapi di tempat parkir dan di jalan raya sebagai wujud fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perkembangan jaman. Kaki-kaki yang bersepatu di atas kendaraan sudah jarang
menginjak tanah. Sebagai pekerja keras di bumi agraria, generasi muda mulai
meninggalkan etos kerja warisan nenek moyang, malah berbondong-bondong
menggunakan roda-roda yang sengaja dipasang di kakinya dengan setir
kapitalisme budaya barat yang terasa menyajikan kenyamanan di bagian luarnya,
yang sebenarnya membajak ingin mengolah kekayaan tanah bangsa kita. Keadaan
ini diwujudkan dalam karya “Tak Menginjak Tanah”. Karya ini masih sangat
berhubungan dengan karya kedua “Thanks for Farmers”.
Perkembangan jaman yang pesat, persaingan dalam hidup menjadi sangat
ketat dalam berbagai bidang, seperti wanita yang memakai baju makin ketat
seketat masyarakat menjaga martabat. Seperti dunia sudah mau kiamat, ditandai
dengan moral-moral bejat yang terus menggeliat menuju jaman jahiliyah.
Keadaan toleransi masyarakat yang mulai gawat dipenuhi dengan duri kawat
melilit mereka yang ditindas oleh mereka yang kuat. Kekejaman seiring
perkembangan jaman agaknya mulai berbalap. Memulai start dengan egonya
memperalat yang lemah tanpa segan sampai muntahnya pun dibuang di tempat
sampah. Keadaan ini menjadi sarapan yang memuakkan dan memalaskan untuk
memulai aktifitas. Dunia sudah masuk dalam tempat sampah instalasi gawat
darurat yang dirawat manusia-manusia kurang bermoral.
Perkembangan ilmu dan teknologi menggiring masyarakat kepada
kemudahan dalam beraktifitas, mendayagunakan sumber daya manusia yang
semakin pintar. Teknologi menjamah ke semua kalangan metropolitan dan desa.
Tower-tower mulai berdiri di mana dengan memancarkan sinyal kemudahan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kepintarannya dengan cepat menginformasikan pengetahuan. Sebagai contoh
teknologi di bidang internet yang sudah menjadi Tuhan kedua yang serba tahu di
bawah Tuhan Yang Maha Tahu.Tapi buruknya dampak kemudahan tersebut
adalah terlalu memanjakan masyarakat dalam kondisi bermalas-malasan dan
ketergantungan. Yang menjadi korbannya adalah generasi muda jaman sekarang
seperti menjadi kejanggalan di atas, identitas bangsa Indonesia yang sudah
kehilangan jati diri.
Dalam hidup bermasyarakat di negara yang berketuhanan, tentunya kita
sangat menjaga keharmonisan antar sesama. Salah satunya dengan berbuat jujur
memperlihatkan keaslian masing-masing. Menjadi sebuah kaca bagi kita untuk
menyikapi diri dan dunia, apakah kita sudah menjadi orang yang hidup dalam
keaslian. Sepertinya masyarakat pun saat berkaca hasilnya sangat berbeda dengan
kenyataannya, adalah penuh kebohongan. Di kebanyakan mulut-mulut yang lebih
banyak menutupi kepalsuan, yang terus berjejalan dengan terus berkaca
diharapkan dapat menjadi titik untuk menyadari, dan kemudian menghindari.
Di lingkungan kampus sekarang ini, mahasiswa lebih banyak menghabiskan
waktunya di depan laptop mereka masing-masing. Penggunaan laptop sepertinya
tidak lagi pada fungsinya yang pas. Malah kadang menjadi sebuah trend teknologi
seperti beberapa tahun yang lalu trend dalam teknologi yang diwujudkan dengan
telepon genggam yang menjadi tolak ukur kelas pergaulan kaula muda.
Bagaimana laptop menyajikan kenyamanan yang begitu pas bagi karakter anak
muda jaman sekarang yang sudah umum dengan ciri-ciri kebanyakannnya, yaitu
instan seperti makanan instan pada umumnya, praktis dan cepat disajikan, terasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
enak di lidah (luar), dan terasa cepat lapar di perut (dalam). Dari sisi keinstanan
tersebut, yang menjadikan kejanggalan penggunaan teknologi sangat terlihat
bagaimana para pengguna laptop ke mana-mana membawanya dan dalam 24 jam
lebih banyak menggunakan waktunya untuk iseng bermalas-malasan, mungkin
ngegame ataupun berjejaring sosial di dunia maya. Bahkan ada yang mengerjakan
tugas tetap tak bisa lari dengan yang namanya Facebook, atau malah sebaliknya.
Facebook-an sambil copy-paste tugas untuk formalitas pengumpulan tugas
sebagai syarat nilai di atas kertas.
Kita bisa merasakan bagaimana kegunaan sesuatu yang instan itu untuk
jangka panjang. Sesuatu yang diraih dengan instan pastinya memiliki rasa yang
instan pula, yaitu cepat dimulai dan cepat berakhir pula. Keinstanan-keinstanan
yang terjadi saat ini sangatlah vulgar, menjadi sebuah branding masyarakat
Indonesia. Generasi saat ini adalah generasi pembeli teknologi yang murah dan
mudah,merupakan generasi instan. Kesuksesan yang diraih secara instan, mudah
naik mudah pula turunnya, atau mudah muncul dan mudah pula tenggelamnya,
dll. Kesuksesan diukur dari ketenaran. Salah satu contohnya adalah TV yang
menjadi ukuran sang jawara, yang tak begitu bermanfaat bagi masyarakat, yang
tak begitu memberikan pengaruh baik bagi masyarakat di negeri ini.
Di tengah-tengah kemajuan jamamn, dewasa ini membuat penulis mencoba
berkaca terhadap jaman. Penulis merasa menjadi bagian yang sangat kecil di
tengah euforia jaman. Penulis masih dalam keadaan bingung yang menemani
perjalanan pencarian jati diri, identitas negeri maupun identitas diri. Saat
kebingungan menemani, terasa menjadi seorang yang sama sekali tak berguna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Hidup semakin tak jelas mencari mana benar, mana yang harus dipercaya. Di atas
seribu alasan dan pembelaan sebuah pernyataan dalam kebingungan diri yang
sangat menusuk jiwa dan menggelisahkan hati ini, tersisksa dalam penjara
kedirian dan dalam pasungan kebodohan. Oh Tuhan, apakah diri ini busuk di
depanmu sehingga Engkau kirimkan lalat-lalat hijau yang mengerumuni tubuh
ini? Sehingga menyadarkan diri untuk merangkak, tumbuh mengejar
ketertinggalan dengan tetap bersemangat di atas ketidakstabilan diri yang tetap
sabar mensyukuri hujan semangat berkarya yang Engkau siramkan di tengah-
tengah kebingungan ini.
PROSES VISUAL
1. Bentuk
Dalam karya seni rupa visual (rupa) menjadi bahasa untuk menyampaikan
gagasan. Bentuk yang digunakan dalam karya tugas akhir ini digambarkan
dengan mengambil objek-objek benda-benda disekitar yang tak sengaja
memberikan ide pada penulis. Yang kemudian di olah dalam pikiran
dikembangkan menjadi konsep untuk berkarya. Dalam perwujudtan objek benda
yang dipilih ada yang digambarkan sesuai dengan wujud aslinya, ada pula yang
sedikit mengalami perubahan bentuk dan ditambahi dengan benda lainya agar
merujuk pada konsep karya yang di inginkan. Perepetisian benda-benda dalam
satu bidang penggambaran bermaksud agar dapat lebih menegaskan suatu
gagasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Bermacam-macam benda yang penulis gambarkan dalam karya tugas
akhir ini, diantaranya “ mie ayam dan kelengkapannya yang sedikit dirubah dari
bentuk aslinya, misal sendok garpu yang dibengkokkan agar membentuk seperti
tangan manusia dan ditambahi bentuk lain yang masih berhubungan dengan objek
itu, seperti supit, saus, tabung gas dan lain lain, guna memperjelas konsep. Dalam
perwujudtn karya penulis menggambarkan dengan pemilihan warna yang sesuai
dengan objek asli agar lebih mudah diindera oleh publik seni , untuk komposisi di
buat secara tertutup dengan shafe biomorfik, sesuai dengan yang penulis sukai
dengan penuh pertimbangan estetik. Dalam satu bidang kanvas sedikit yang
penulis kosongkan, bermaksud untuk memberi keseimbangan dari persepsi
penulis. Bila dikatakan kanvas itu adalah pemukiman padat manusia, ruang
kosong adalah celah tanah yang belum ada rumahnya, pemukiman tersebut pasti
akan lebih nyaman dan keindahanya pasti lebih dapat terasa jika dilihat dari
pesawat terbang.
Penggunaan tekstur dalam karya karya ini menggunakan tekstur semu
yang sengaja di munculkan untuk memperjelas kondisi peristiwa, agar mudah di
indera publik seni, seperti tekstur semu pada latar belakang karya yang berjudul “
serba tau” tekstur semu yang tak terlalu kasar dengan warna biru, hitam, putih
kegelapan. Unsur garis dalam beberapa karya ini digunakan untuk. Pertama
sebagai pembatas dan penegas perbedaan benda satu dengan benda lain yang
berdekatan dalam satu bidang. Kedua sebagai pembentuk objek-perobjek ketiga
garis digunakan dalam ornamen-ornamen yang ada, dalam setiap karyanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Media dan teknik
Dalam ebuah karya seni tak terkecuali seni rupa, media memiliki peran
dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan. Melalu media bentuk dan unsur-
unsurnya di olah agar dapat dengan mudah di indera oleh publik. Perkembangan
teknologi dan wacana menjadikan media alam seni rupa berkembang. Tidak
terbatas hanya pada media konvensional seperti cat dan kanvas. tetapi dapat
mengkombinasikan beberapa media sekaligus.
Media yang digunakan dalam pembuatan karyai ini adalah cat akrilik dan
kanvas dengan bermacam macan warna. Guna mewujudkan suatu pesan dan
keindahan yang ingin disampaikan.
Teknik yang digunakan dalam peembuatan karya, yaitu menngunakan
teknik sapuan kuas. dengan tiga cara, pertama sapuan halus dengan kuas besar
ataupun kecil untuk membentuk semacam gradasi yang bisa memperlihatkan
volume objek, dan prespektif benda-benda pada bidang kanvas. Kedua sapuan
kasar dengan kuas besar agar bisa menghasilkan sebuah tekstur semu dengan
tujauan untuk menegaskan keadaan yang dimaksudkan dalam karya tersebut.
Ketiga sapuan dengan menggunakan kuas detail ( kuas kecil ukuran 000, 01, 02 )
untuk membentuk ornamen penghias dan tulisan tulisan.Dalam penyapuan kuas
ada yang dilakukan secara cepat untuk memunculkan efek garis yang terasa tegas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Penyajian
Setelah keseluruhan visual telah selesai, proses terakhir yang dilakukan
adalah penyajian. Penyajian sendiri dapat dimaksudkan sebagai cara pengemasan
karya adapun maksud-maksud tertententu dalam penyajianya. Dalam proyek ini
penulis, sengaja membuat penyajian dengan menggunakan penyajian karya tanpa
di pigura, yaitu dengan menggunakan pengganti teknik penyajian dengan pigura
dengan spanram yang tebalnya 4 cm sampai 5 cm , dengan cara kanvas pada
spanram dilipat sampai belakang dengan tujuan untuk memfokuskan pandangan
lebih tertuju pada karya visual semata. Pada ketebalan spanram penulis
mewarnai dengan warna hitam agar terlihat rapi jika dilihat dari sudut agak
menyamping.
Untuk penataan karya di dalam galeri penulis menggunakan teknik
lukisan di gantung dengan tali nilon menempel pada dinding penataan lukisan,
dengan jarak antara satu karya dengan karya lain, kuraang lebih 1,5 m dengan
tujuan untuk member sisi keindahan, keseluruhan pada ruang penataaan karya
tugas akhir. Dengan menggunakan pencahayaan lampu warna putih kekuningan
agar karya terlihat lebih berkilau, sehingga menarik bagi publik seni untuk lebih
mengapreseasi karya penulis. Karena pada dasarnya display adalah penyelesaian
akhir dalam mengkomukasian karya ke publik seni, jadi harus dilakukan dengan
semakksimal dan serapi mungkin untuk menimbulkan respon baik dari
masyarakat kepada para seniman rupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Diskripsi karya
Dalam penuliasan pengantar karya perlu sebuah uraian yang lebih jelas
kepada pembaca, agar wacana dan pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan
mudah dipahami oleh pembaca yang budiman. Maka dari itu penulis
mendiskripsikan karya satu- persatu sebagai berikut :
Karya 1
Judul : Mie ayam numplak
Ukuran : 150 cm X 195 cm
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2 011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
- Garis hadir pada setiap bentuk pada karya ,garis hadirdi setiap bentuk bentuk
yang di munculkan contohnya, garis pada garbu yang membentuk tangan dan
kaki.
- Bentuk pada karya ini adalah bentuk mie ayam dan kelengkapanya dan benda-
benda yang berhubungan erat dengan pembuatan mie ayam yang di rangkai
menjadi seperti bentuk manusia atau robot.
- Bidang pada karya ini adalah terbuat dari kanvas dengan bentuk persegi
panjang yang di isi gambar bentuk mie ayam dan kelengkapanya yang
dirangkai membentuk manusia atau robot . di isikan pada bidang tidak penuh
karena untuk memperhatikan keseimbangan ruang pada bidang.
- Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape
biomorfik.
- Tekstur pada karya ini mennggunakan tekstur semu yaitu pada bentuk mie
dalam mangkok dan papan tempat figur mie ayam berada, dengan coretan
pendek- pendek warna hitam pada bidang yang berwarna merah putih yang
di goreskan secara kasar membentuk tekstur semu.
- Gradasi warna yang digunakan adalah gradasi warna secara halus dan kasar
seperti pada gradasi hitam ke abu-abu lalu keputih pada mangkuk mie ayam
gradasi hijau tua ke hijau muda hampir ke kuning pada tabung gas.
- Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, putih, kuning. Hitam, abu-
abu, oranye, merah muda, coklat muda, coklat tua, merah pada gambar jago,
penggambaran kebanyakan menggunakan warna asli objek yang digambarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
- Latar belakang karya, menggunakan warna abu-abu keputihan dan sedikit
hitam untuk mempertajam objek utama.
- Keterangan keseluruhan bentuk :
Mie ayam pada bentuk aslinya, digambarkan dengan menggunakan empat
mangkuk mie ayam yang ditata secara terpisah sebagai organ inti manusia mie
ayam,, mie ayam keempat-empatnya digambar secara terbalik dan tumpah karena
kehilangan keseimbangan, saat terasa lelah berperang atau bekerja, ( lihat pada
posisi berdiri manusia mie ayam sepetti sudah loyo kecapekan karena terluka,
oleh serangan serangan yang menembak pada sekujur organ tubuhnya, sendok
garbu yang dilenkungkan agar membentuk tangan dan kaki, sumpit-sumpit mie
ayam sebagai selang atau pralon penyalur energi dari organ ke organ, figur
manusia mie ayam yang sudah lemah seperti hampir putus asa sehingga semua
senjatanya hampir tumpah, sebuah penggambaran realita kaum menengah
kebawah, ( rakyat miskin )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Karya II
Judul karya : Thanks for famer
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2011
- Garis pada karya ini hadir sebagai pembentuk luar objek atau pembatas objek.
- Bentuk pada karya ini adalah diesel petani . uang koin, dan caping petani.
- Bidang pada karya ini berbentuk persegi panjang di isi gambar tidak penuh.
- Komposisi dengan menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
- Pada karya ini mennggunakan tekstur semu, yang terlihat jelas pada caping
petani dan tekstur semu warna hijau yang membentuk seperti rumput.
- Gradasi warna yang digunakan adalah gradasi warna halus dari warna abu-abu
terang dan gelap ke warna hijau, oranye, hitam, bermaksud untuk membentuk
efek volume pada benda yang digambarkan.
- Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, abu, kuning, hitam, kuning
ke oranyean, putih, emas, merah, coklat muda dan tua. Sebagai pendukung
keindahan karya seni.
- Latar belakang karya menggunakan gradasi secara halus dari hijau ke kuning
untuk mempertajam objek.
- Keterangan keseluruhan karya.
Diesel di gambarkan sesuai bentuk aslinya hanya saja disusun dengan
cara biomorfik perangkain diesel dimaksutkan sebagai kekuatan besar daripada
petani, petani disimbulkan sebagai mesin penyedot air, caping yang di gambarkan
secara ukuran besar adalah gambaran perlindungan untuk petani sebagai penyedia
bahan baku utama dalam kelansungan hidup manusia, uang koin yang
digambarkan pada sebagian latar belakang karya dimaksudkan salah satu hasil
upah petani yang sedikit tak seimbang dengan kerja kerasnya di bawah sinar terik
matahari. Sumur yang diganti dengan uang koin juga menggambarkan hasil
petani yang tidak banyak secara pendapatan materi. Petani sebagai penyedot air
sebagai inti perkembangan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Karya III
Judul : Tak menginjak tanah
Ukuran : 150 CM X 195 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2011
- Garis pada karya hadir sebagai pembentuk objek.
- Bentuk pada karya ini adalah sepatu yang di ubah bentuknya menjadi mobil.
- Bidang pada karya ini persegi panjang dengan sedikit sebagian bidang
dikosongkan.
- Komposisi dengan menggunakan komposisi tertutup sengan shape biomorfik.
- Menggunakan tekstur semu yang terlihat kotak- kotak pada sebagian sepatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
- Gradasi warna banyak di gunakan untuk membentuk volume pada tiap sepatu
yang di ubah menjadi mobil.
- Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, kuning, unggu, biru, merah,
hijau muda, abu, dan hitam, warna-warna mencolok untuk menampilkan
gairah muda.
- Latar belakang karya menggunakan warna hijau muda dan abu kehitaman
warna jalan raya , dengan sedikit gambar jejak kaki guna menpertegas isi dari
karya.
- Keterangan keseluruhan isi karya :
Beberapa sepatu dengan warna, biru, kuning, merah, ungu, yang di ubah
bentuknya menjadi seperti mobil, berbicara tentang kapitalisme yang semakin
merajalela seiring perkembangan jaman, semua menginjak jalan raya
menggunakan mobil untuk aktivitas. Pengubahann bentuk dilakukan dengan
memberi roda pada tiap sepatu, dan merubah sebagian fisik sepatu menjadi fisik
mobil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Karya IV
Judul karya : Still life
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis di gunakan sebagai pembentuk objek
- Bentuk pada karya ini adalah bentuk asli daripada objek yaitu, Balon anak
yang kempes, dua bedak bayi, kaset, wadah kok, bando, stick playstaion,
burung-burungan yang di susun acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
- Bidang dalam karya ini persegi panjang sedikit pengosongan ruang.
- Komposisi menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
- Menggunakan tekstur semu.
- Gradasi warna banyak digunakan untuk memperlihatkan volume objek. Di
tiap benda bendanya.
- Warna pada karya ini menggunakan banyak warna ditiap bendanya berbeda-
beda yang menghadirkan keindahan pada still life
- Latar belakang pada karya ini adalah asli bentuk keranjang mengambil dari
hasi kamera yang membentuk seperti anyaman.
- Keterangan dari keseluruhan isi karya :
Dalam karya ini hanya menggambarkan mainan anak yang disusun secara
acak di dalam keranjang, penulis sengaja karena dirasakan menghadirkan sisi
keindahan tersendiri secara kasat mata, benda benda yang ada dalam gambar itu
diantranya. Balon kempes, kaset, botol bedak bayi, wadah kok, wadah VCD,
bando anak kecil, stick playstation dan lain lain,, tidak ada perubahan bentuk
dakam karya ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Karya V
Judul karya : UGD ( Unit gawat darurat )
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis digunakian sebagai pembentuk objek.
- Bentuk dari karya ini dalah sampah instalasi listrik yang digambarkan sesuai
bentuk asli hanya ada penambahan figur bayi untuk mencapai gagasan yang
ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
- Bidang dalam karya ini persegi panjang dengan sedikit ruang yang
dikosongkan.
- Menggunakan tekstur semu pada sebagian objek
- Gradasi warna digunakan untuk memperlihatkan wujud asli benda-benda yang
digambarkan.
- Warna pada karya ini menggunakan banyak warna, diantaranya, merah, biru,
hitam, coklat ,kuning, hijau, dan masih banyak lagi, karena gambar ini
memang menggambarkan bentuk sampah instalasi listrik jadi sangat kaya akan
warna.
- Latar belakang karya ini adalah warna meja, di mana sampah itu diletakan.
- Kererangan dari keseluruhan isi karya :
Pada karya ini barang-barang bekas instalasi di gunakan sebagai obyek
utama di gambarkan seuai dengan bentuk aslinya, ada penambahan bentuk 3 bayi
yang diletakan di atas, di pokok kanan dan di tengah kiri, bayi di gambarkan
seperti bayi yang di buang menggambarkan semacam kekejaman yang terjadi
dewasa ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Karya VI
Judul karya : Teknologi serba tau
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis pada karya ini digunakan untuk membentuk objek
- Bidang pada karya ini persegi panjang yang sebagian dikosongkan untuk
keseimbangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
- Bentuk pada karya ini adalah beberapa towers yang digambarkan seperti
bentuk aslinya, ada yang di gambarkan secara tegak dan ada yang di
gambarkan secara miring, dan ada tiga tiang listrik yang runtuh,
menggambarkan suasana ke gaduhan, dan beberapa ornamen yang membebtuk
reklame, dengan di gambarkan tangan yang menyembah towers, dan satu
kepala manusia yang seperti sedang bersujud menyembah towers ( simbol
perkembangan teknologi)
- Pewarnaan menggunakan warna hitam, merah, putih, abu-abu, kuning, dan
beberapa warna yang tergradasi.
- Tekstur menggunakan tekstur semu terutama dalam latar belakang karya.
- Gradasi warna digunakan untuk mengesankan ruang dan volume.
- Latar belakang karya digambarkan menyerupai langit mendung dominan
dengan warna hitam ke abu-abuan dan hitam kebiru-biruan.
- Keterangan keseluruhan isi karya :
Beberapa tower yang digambarkan secara tegak dan miring adalah simbol
pesatnya perkembangan teknologi, tiang- tiang listrik yang berjatuhan mewakili
suatu kegaduhan jaman, gambar reklame tangan dan kepala manusia yang berdoa
dan menyembah tower menyimbolkan bagaiman manusia seperti memiliki tuhan
ke dua yaitu teknologi, diperkuat dengan latar belakang warna gelap
mengungkapkan tentang kegaduhan yang terjadi pada fenomena ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Karya VII
Judul : Mulut ember
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis pada karya ini hadir sebagai pembentuk objek.
- Bentuk pada karya ini adalah beberapa ember yang di ubah bentuknya menjadi
mulut manusia, dengan belatung-belatungnya menujukan kotornya mulut
manusia dan dua gunting yang memotong lidah manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
- Bidang pada karya ini persegi panjang dengan sedikit ruang yang di
kosongkan.
- Pewarnaan menggunakan warna merah, putih, biru, abu-abu, hitam. Dengan
merah yang terlihat mendominasi .
- Gradasi warna diperlihatkan dengan sapuan kasar warna merah ke hitam pada
tiap mulut ember, Gradasi hitam ke putih abu-abu pada gigi, gradasi biru ke
hitam pada latar belakang karya.
- latar belakang karya menggunakan tekstur semu dengan warna gelap
kehitaman dan gelap kebiruan.
- Komposisi menggunkan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
- Keterangan keseluruhan isi karya :
Mulut-mulut ember yang berjejalan menggambarkan dengan warna merah
menggambarkan dengan beberapa belatung di tiap sela giginya menggambarkan
banyaknya kebohongan yang terjadi, ada gambar lidah yang akan dipotong
dengan gunting memberi perasaan simbolik kejamnya hukuman terhadap
kebohongan, di harapkan dapat memberi terapi kesadaran pada masyarakat untuk
mengurangi kebohongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Karya VIII
Judul : Les’t top
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis di gunakan untuk membentuk objek secara tegas.
- Bentuk pada karya ini laptop-laptop dengan jumlah sangat banyak dan
berjejalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
- Bidang menggunakan kanvas persegi panjang dengan sedikit pengosongan
ruang.
- Tekstur pada karya ini menggunakan tekstur semu pada latar belakang karya
yang berwarna krem muda.
- Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape
biomorfik.
- Gradasi warna untuk memberi nuansa gelap terang pencahayaan pada gambar
layar laptop.
- Latar belakang karya mengunakan warna krem muda dengan semburat garis
coklat tua secara vertikal.
- Keterangan dari keseluruhan karya :
Pada karya ini banyak sekali laptop-laptop yang berjejalan sebagai simbol
manusia teknologi yang berjejalan antri masuk TV sebagai tolak ukur kesuksesan
dalam hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Karya IX
Judul : When i’m crazy
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis pada karya ini digunakan sebagai pembentuk objek karya
- Bidang pada karya ini menggunakan bidang persegi panjang dengan sedikit
ruang yang dikosongkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
- Bentuk pada karya ini sebagai tiruan kertas yang di lipat lipat, dengan
memanfaatkan lekuk-lekuknya sebagai ruang komposisi untuk di gambari,
bentuk dipusatkan pada bentuk lalat- lalat yang mengerumuni potret diri.
- Tesktur pada karya ini mennggunakan tekstur semu.
- Komposisi menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
- Latar belakang pada karya ini menggunakan warna hijau, dengan gradasi
hitam ke hijau
- Warna pada karya ini banyak warna mengesankan kebingungan.
- Keterangan seluruh isi karya
Karya ini menggambarkan potret diri dengan warna biru yang di ornameni
hiasan kebingungan, lalat-lalat yang mengerumuni diri ini menyimbolkan
tentang kebusukan diri ini atau kegilaan diri ini, saat merasa tak berguna dan
saat merasa sangat bodoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Karya X
Judul : Enjoying when rain
Ukuran : 150 CM X 200 CM
Media : Akrilik di atas kanvas
Tahun : 2012
- Garis pada karya ini digambarkan sebagai pembentuk objek.
- Bentuk, pada karya ini menggambarkan potret diri gambar mangkuk, gambar
panci penggodokan, dan bendera bendera yang menyimbolkan semangat
kibar berkarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
- Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape
biomorfik.
- Teskstur pada karya ini menggunakan tekstur semu.
- Gradasi warna secara kasar.
- Latar belakang karya ini menggunakan warna hijau, dengan garis-garis
semburat hitam.
- Warna menggunakan warna hitam, merah, hijau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjalanan yang menyertai dalam kehidupan penulis merupakan sumber
dari lahirnya gagasan yang terbabar dalam karya lukisan-lukisannya. Dengan
kepekaan dan dorongan rasa yang datang dari dalam hati pribadi , penulis
mencoba menggali dan mengangkat benda-benda di sekitar lingkungannya, untuk
kemudian menuangkannya dalam karya lukis.
Disini penulis mengangkat benda-benda disekitar sebagai sumber ide
untuk menggambarkan potret realita masyarakat. Hal ini dirasakan benda-benda
disekitar kita merupakan sesuatu yang mudah memberikan ide kepada penulis
dalam berkarya.
Sebagai mahasiswa seni rupa berkarya (melukis) adalah salah satu media
untuk mengungkapkan segala isi hati. Hal tersebut merupakan suatu proses yang
terus berkelanjutan yang pada akhirnya menuju pada apa yang diharapkan, proses
adalah suatu perjalanan waktu dimana waktulah yang akan menentukan hasil yang
kita inginkan dalam hal inipun penulis merasa bahwa apa yang penulis kerjakan
adalah jauh dari sempurna, karena hal ini merupakan proses awal untuk
melangkah kedepan kedunia seni rupa yang sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Saran
Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengerjakan
tugas akhir adalah:
1. Dalam pemilihan subjectmatter, hendaknya mempertimbangkan dua aspek
dasar, yaitu minat terhadap subject yang dipilih dan potensi diri yang dimiliki
untuk mengembangkan ide dan gagasan tersebut.
2. Mengembangkan pola pikir dan wawasan dengan cara membuka akses yang
luas keberbagai media, sehingga data-data yang diperoleh dapat mendukung
ide gagasan.
3. Melakukan serangkaian inovasi, dalam rangka memberikan alternatif
pemikiran, sehingga dapat memperkaya wacana seni rupa
4. Mengutamakan kejujuran dalam proses berkarya sehingga karya yang tercipta
merupakan representasi dari nilai-nilai idealisme diri.