BBRI Annual Report 2012
-
Upload
kheshie-rilovka -
Category
Documents
-
view
670 -
download
0
Transcript of BBRI Annual Report 2012
1PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten telah memandu perusahaan dalam menjalankan operasional usaha sehingga mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders, corporate value dan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan menjunjung tinggi prinsip GCG, BRI yakin dapat meraih tujuan menjadi the most valuable bank di Indonesia.
BRI kembali mencatat prestasi yang membanggakan di tahun 2012 dengan berlandaskan kinerja yang berkualitas.
1PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 1
2 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 20122 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
5,15%*
ROA
*Data Bank saja
59,93%*
BOPO
*Data Bank saja
Implementasi tata kelola secara konsisten mendukung peningkatan kinerja usaha kami yang berkelanjutan
Pada tahun 2012, dengan implementasi tata kelola perusahaan yang konsisten diiringi dengan efisiensi operasi perusahaan menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas serta tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal tersebut tercermin dalam rasio profitabilitas yang berada di atas rata-rata industri perbankan di Indonesia.
3PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 3PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Rp18,69 TLaba Bersih
38,66%*ROE
*Data Bank saja
4 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 54 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pelaksanaan kebijakan yang prudent secara konsisten memberikontribusi pada pertumbuhan aset berkualitas kami
Berlandaskan pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, BRI telah menerapkan kebijakan kredit yang prudent tanpa mengabaikan prospek bisnis yang menjanjikan sehingga menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh dana pihak ketiga yang berhasil tumbuh dengan struktur yang sehat, tercermin dari dominasi sumber dana murah yang mencapai sekitar 60% dari total dana pihak ketiga.
54
Dana P ihak Ketiga
17,15%
Kredit22,92%
NP L (Gr oss)1,83%
5PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 54 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pelaksanaan kebijakan yang prudent secara konsisten memberikontribusi pada pertumbuhan aset berkualitas kami
Berlandaskan pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, BRI telah menerapkan kebijakan kredit yang prudent tanpa mengabaikan prospek bisnis yang menjanjikan sehingga menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh dana pihak ketiga yang berhasil tumbuh dengan struktur yang sehat, tercermin dari dominasi sumber dana murah yang mencapai sekitar 60% dari total dana pihak ketiga.
54
Dana P ihak Ketiga
17,15%
Kredit22,92%
NP L (Gr oss)1,83%
6 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tata kelola menjadi panduan kami dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
Di tengah semakin agresifnya kompetisi di industri perbankan, BRI tetap mampu mempertahankan kapasitasnya baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari penerapan prinsip tata kelola yang baik seiring dengan inovasi produk dan layanan sehingga mendukung kemampuan BRI untuk mempertahankan dan mengembangkan basis nasabah yang loyal.
76 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
±42 jutaRekening Nasabah
7PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tata kelola menjadi panduan kami dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
Di tengah semakin agresifnya kompetisi di industri perbankan, BRI tetap mampu mempertahankan kapasitasnya baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari penerapan prinsip tata kelola yang baik seiring dengan inovasi produk dan layanan sehingga mendukung kemampuan BRI untuk mempertahankan dan mengembangkan basis nasabah yang loyal.
76 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
±42 jutaRekening Nasabah
8 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kami memberikan layanan perbankan yang lengkap dan berkualitas didukung oleh jaringan usaha yang tersebar luas
BRI semakin mengokohkan posisi sebagai bank umum terbesar dengan ragam produk dan layanan terlengkap yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan perbankan seluruh lapisan masyarakat di manapun mereka berada.
Praktik-praktik dalam tata kelola yang baik berperan dalam pengembangan produk dan layanan berkualitas. Pencapaian ini diperkuat dengan jaringan usaha yang tersebar di seluruh wilayah yang mencakup 9.052 unit kerja (mulai dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, sampai Kantor Kas dan TerasBRI) serta 59.241 jaringan e-Channel (ATM, KiosK, CDM, EDC dan e-BUzz).
8 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
9PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
59.241Jar ingan e-C hannel
9PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
9.052Unit Kerja
yang seluruhnya terhubung secara real time online
10 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tata kelola yang baik memberi hasil yang terbaik bagi pertumbuhan kami
BRI berhasil mencatat pertumbuhan yang berkualitas dan meletakkan landasan yang kuat untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik, infrastruktur TI yang handal serta peningkatan kompetensi dan integritas SDM
Upaya tersebut diatas bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dan memberikan imbal hasil optimal kepada para stakeholders.
InfrastrukturT I 2 Data Center
1 Disaster Recovery Center
Jumlah Pusat Pendidikan
Nilai Komposit Self Assesment GCG
7Tersebar di seluruh Indonesia
Kategor i
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 1110
11PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tata kelola yang baik memberi hasil yang terbaik bagi pertumbuhan kami
BRI berhasil mencatat pertumbuhan yang berkualitas dan meletakkan landasan yang kuat untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik, infrastruktur TI yang handal serta peningkatan kompetensi dan integritas SDM
Upaya tersebut diatas bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dan memberikan imbal hasil optimal kepada para stakeholders.
InfrastrukturT I 2 Data Center
1 Disaster Recovery Center
Jumlah Pusat Pendidikan
Nilai Komposit Self Assesment GCG
7Tersebar di seluruh Indonesia
Kategor i
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 1110
SANGAT BAIK
12 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Ikhtisar KeuanganIkhtisar Data Keuangan Angka dari Laporan Keuangan
Konsolidasidalam Rp miliar
2008 2009 2010 2011 2012Neraca
Total Aset 246.077 316.947 404.286 469.899 551.337
Total Aset Produktif 228.781 299.063 379.696 432.647 499.042
Kredit - Gross 161.108 208.123 252.489 294.515 362.007
Total Liabilitas 223.720 289.690 367.612 420.079 486.455
Obligasi Rekap Pemerintah 16.352 15.027 13.626 8.996 4.316
Dana Pihak Ketiga 201.537 255.928 333.652 384.264 450.166
- Giro 39.923 50.094 77.364 76.779 80.075
- Tabungan 88.077 104.463 125.990 154.133 184.365
- Deposito 73.538 101.371 130.298 153.353 185.726
Liabilitas berbeban bunga lainnya 7.599 21.284 17.297 19.361 15.784
Modal/Ekuitas 22.357 27.257 36.673 49.820 64.882
Laba Rugi
Pendapatan Bunga:
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 28.097 35.334 44.615 48.164 49.610
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 26.166 33.528 43.109 47.053 49.004
Pendapatan Bunga Bersih
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 19.651 23.049 32.889 34.427 36.484
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 17.721 21.244 31.382 33.316 35.878
Pendapatan Operasional Lainnya 2.535 3.270 5.545 5.776 8.390
Biaya Operasional Lainnya (10.997) (11.960) (16.114) (17.086) (19.491)
Biaya CKPN (2.844) (5.799) (7.917) (5.533) (2.700)
Laba Sebelum Pajak 8.822 9.891 14.908 18.756 23.860
Laba Bersih Tahun Berjalan 5.958 7.308 11.472 15.088 18.687
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk N/A N/A 11.472 15.083 18.681
Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali N/A N/A Nihil 5 6
Laba rugi komprehensif N/A N/A 11.559 15.296 18.681
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk N/A N/A 11.559 15.288 18.652
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali N/A N/A Nihil 8 29
Laba Bersih per Saham (Rp) 248.50 304.75 478.36 628.91 778.93
Rasio Keuangan Angka Bank Saja
Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (CAR) * 13,18% 13,20% 13,76% 14,96% 16,95%
Aset Produktif
Aset Produktif& Non Produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif
N/A 2,59% 2,19% 1,79% 1,19%
Aset Produktif Bermasalah 2,18% 2,68% 2,24% 1,85% 1,46%
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif N/A 4,29% 4,58% 4,51% 3,43%
Kredit Bermasalah (NPL Gross) 2,80% 3,52% 2,78% 2,30% 1,78%
Profitabilitas
R O A 4,18% 3,73% 4,64% 4,93% 5,15%
R O E 34,50% 35,22% 43,83% 42,49% 38,66%
N I M 10,18% 9,14% 10,77% 9,58% 8,42%
B O P O 72,65% 77,66% 70,86% 66,69% 59,93%
Likuiditas
L D R 79,93% 80,88% 75,17% 76,20% 79,85%
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK
- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Persentase Pelampauan BMPK
- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Giro Wajib Minimum 5,57% 5,90% 8,05% 9,33% 10,64%
Posisi Devisa Netto 13,55% 5,22% 4,45% 5,49% 3,00%
Catatan:Angka kinerja keuangan tersebut diatas merupakan laporan keuangan konsolidasi BRI dengan entitas perusahaan anak untuk tahun 2011 dan 2012: PT Bank BRISyariah, PT BRI Agroniaga Tbk.. BRI Remittance Co. Ltd, sedangkan untuk tahun 2010 hanya dengan PT BRISyariah. Rasio keuangan menggunakan data bank saja.
* Mulai 2004 sudah memperhitungkan risiko pasar dan mulai 2010 sudah memperhitungkan risiko operasional
13PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Total Aset(dalam Rp miliar)
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
551.337
246.077
316.947
404.286
469.899
Total Kredit(dalam Rp miliar)
362.007
161.108
208.123
252.489
294.515
Bunga BersihPendapatan Bunga
Pendapatan Bunga dan Pendapatan Bunga Bersih(dalam Rp miliar)
49.610
36.484
19.651
23.049
28.097
32.889
34.334
44.615
34.42748.164
Fee Based Income (dalam Rp miliar)
3.928
1.767
2.102
2.813
3.367
Laba Bersih(dalam Rp miliar)
18.687
5.958
7.308
11.472
15.088
Dana Pihak Ketiga(dalam Rp miliar)
450.166
201.537
255.928
333.652
384.264
ROE(dalam %)
BOPO(dalam %)
CAR(dalam %)
38,66 59,93 16,95
34,50 72,65 13,18
35,22 77,66 13,20
43,83 70,86 13,76
42,49 66,69 14,96
14 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Peristiwa PentingJanuari
Maret
Februari
April
Juni
Mei
Financial Lecture: Pasca-Investment Grade What’s Next?18Launching Produk BRIzzi di Bali8
Seminar Refleksi 2011 & Outlook 2012 - Dengan Akselerasi Kinerja,
BUMN Siap Menghadapi Dampak Krisis25
Pembukaan BRI Prioritas di wilayah Kanwil BRI
Yogyakarta6
Penandatanganan MoU antara BRI dan Industrial •
Bank of Korea
Penandatanganan • Letter of Intent antara BRI dan
Banco Nacional Comercial De Timor Leste1
Paparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2011•
Penandatanganan Kerjasama BRI dan Pemerintah Kabupaten •
Bogor tentang Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
28
Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi proyek jalan tol
Gempol-Pasuruan 1
CSR Berbagi Kacamata BUMN Peduli26
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 201228Penandatanganan MoU antara BRI dan Kementerian Perumahan Rakyat14Pameran Adikriya7
Penandatanganan perjanjian kredit investasi antara
BRI dan Petrokimia Gresik27
Penandatanganan MoU antara BRI dan Telkomvision26
15PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Oktober
Juli
September
Desember
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara BRI dan PTPN
IX mengenai penyaluran pinjaman Program Kemitraan
November Launching produk BRI Mobile2
Public Expose BRI Tahun 201228Pameran Indocomtech (31 Oktober-4 November 2012)4
Kunjungan Kamar Dagang dan Industri Afrika Selatan16International Microfinance Conference 2012 di Yogyakarta22-23
20
CSR Beasiswa kepada Mahasiswa
Universitas Terbuka4
CSR Bantuan Pengadaan Kapal Pintar 10
Family Day HUT BRI ke 11723Sunday Festival16
Agustus
10 Buka Puasa Bersama 3.500 Anak Yatim Piatu
15 Kunjungan dan Pemberian Beasiswa Apresiasi dari BRI
kepada Paskibraka Nasional 2012
16 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penghargaan dan Sertif ikasi
Best Bank 5 Consecutive Years Majalah Investor
Best of the year 2011 for Indonesia
The Banker Award 2011
Forbes Global 2000The World’s Biggest Public Companies
(2000 Perusahaan Publik Terbesar di Dunia)Forbes
The Most Valuable Brand in Indonesia
Product Category: Banks SWA
Banking Service Excellence Award 2012 5th Overall Performance for
Commercial Bank MRI & Infobank
Banking Service Excellence Award 2012 1st Best SMS Banking
MRI & Infobank
Pencapaian kinerja BRI selama tahun 2012 telah mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari pihak eksternal yang independen.
Top 10 dari 300 Bank dengan ROE terbaik di seluruh Asia dan 10 Bank terbesar dalam Pembagian Dividen
Tabloid Asian
17PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kesetiakawanan Award 2012 Kategori Lembaga Pembiayaan
Departemen Sosial RI
7th Anniversary Indonesia Property & Bank Award 2012
The Most Admired Mortgage Banking Kategori Produk: Bank BUMN/Umum
Berkinerja Sangat Bagus Majalah Property dan Bank
Social Business Innovation Award 2012 atas Inovasi di Bidang Pemberdayaan
UMKM Warta Ekonomi
25 Listed Company in Sustainable Responsible Investment (SRI) KEHATI Index
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
Service Quality Award 2012 untuk BRI Prioritas
Carre
Investor AwardsBest Listed Company 2012
Emiten Terbaik Sektor Perbankan Majalah Investor
Sertifikasi
ISO 9001:2008SNI ISO 9001:2008
Sentra Operasi BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008 untuk bidang Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remmittance. Sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance, pada tanggal 12 Desember 2012 dan berlaku sampai dengan tanggal 12 Desember 2015
ISO 9001:2008 Layanan Contact Center (LCC) BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008. Sertifikasi dari Verification New Zealand Limited pada tanggal 5 Desember 2011 dan berlaku sampai dengan tanggal 5 Desember 2014
18 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Daftar Isi
Ikhtisar Keuangan 12
Peristiwa Penting 14
Penghargaan dan Sertifikasi 16
Laporan Manajemen 21
Sambutan Komisaris Utama 22
Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
Tahun 2012
26
Dewan Komisaris 30
Sambutan Direktur Utama 32
Direksi 42
Pernyataan dan Tanggung Jawab
Laporan Tahunan 2012
44
Profil Perusahaan 46
Informasi Umum Perusahaan 48
Sekilas BRI 50
Milestone 51
Visi Misi 52
Nilai-nilai Utama Perusahaan 53
Produk dan Jasa 54
Peta Wilayah Operasional/Jaringan Kantor 56
Foto Jaringan Kerja 58
Struktur Organisasi 60
Entitas Anak dan Asosiasi 62
Lembaga Penunjang Pasar Modal 63
Informasi Bagi Investor 65
Ikhtisar Saham 66
Ikhtisar Obligasi 67
Kronologi Pencatatan Saham 68
Management Stock Option Plan 69
Komposisi Pemegang Saham 70
Kondisi Pasar Modal dan Kinerja Saham 71
Dividen dan Kebijakan Dividen 72
Obligasi Sub-Ordinasi 73
Tinjauan Operasional 74
Prospek dan Strategi Umum 76
Pengelolaan Sumber Daya Manusia 78
Pemasaran 86
Teknologi Informasi 94
Sentra Operasi 96
Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan
Barang Jasa
98
Manajemen Risiko 100
Analisis dan Pembahasan Manajemen 153
Tinjauan Umum 156
Tinjauan Bisnis 158
Bisnis Mikro dan Program 159
Bisnis Ritel 164
Bisnis BUMN dan Korporasi 172
Bisnis Internasional 175
Bisnis Treasury dan Jasa Penunjang Pasar
Modal
178
Tinjauan Keuangan 182
Laporan Laba Rugi 183
Laporan Posisi Keuangan 190
Arus Kas 198
Rasio Keuangan 199
Belanja Barang Modal Dan Komitmen
Untuk Belanja Barang Modal
200
Informasi Keuangan Lainnya 201
Informasi Material Lain 203
Rencana Strategis
2013
95Tinjauan Bisnis
158Halaman
19PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Entitas Anak Usaha 210
PT Bank BRI Syariah 210
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 212
BRI Remittance Co. Ltd 213
Tata Kelola Perusahaan 214
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan 216
Penilaian Penerapan Tata Kelola Perusahaan 217
Road Map Penerapan GCG 219
Pedoman, Struktur dan Kebijakan Tata Kelola
Perusahaan
221
Rapat Umum Pemegang Saham 228
Hubungan Komisaris dan Direksi 231
Dewan Komisaris 233
Direksi 240
Komite 253
Sekretariat Perusahaan 272
Sistem Pengendalian Intern 276
Fungsi Kepatuhan 277
Tata Kelola TI (IT Governance) 281
Audit Intern 284
Audit Ekstern 288
Kode Etik dan Budaya Perusahaan 289
Whistleblowing System 294
Perkara Hukum 297
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 299
Asas dan Komitmen 300
Tanggung Jawab Terhadap Konsumen/Nasabah 302
Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan,
dan Keselamatan Kerja
306
Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan 309
Tanggung Jawab Terhadap Komunitas 310
Program CSR Perusahaan 312
Informasi Perusahaan 316
Profil Komisaris 318
Profil Direksi 322
Profil Komite Dewan Komisaris 326
Daftar Pejabat Senior 329
Alamat Kantor 330
Unit Kerja 331
Alamat Kontak Bagi Pembaca 332
Laporan Keuangan 335
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung
Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian
336
Laporan Auditor Independen 338
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 339
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 343
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 346
Laporan Arus Kas Konsolidasian 349
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 351
Lampiran 531
Press Release 2012 531
Korespondensi dengan
Bapepam-LK dan BEI
534
Referensi Bapepam-LK 538
W hist leblowing System
294Laporan Posisi
Keuangan
190Manajemen Risiko100
Referensi Bapepam-LK
538
Halaman Halaman
Halaman
Halaman
20 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen
Kesuksesan BRI dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas menunjang pencapaian kinerja yang optimal dan menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Total CAR
Tier1 CAR15,86%*
16,95%*
*Data Bank saja
*Data Bank saja
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201222
Sambutan Komisaris Utama
ahun 2012 sebagai tahun ekspansi yang dilaksanakan dengan prudent sesuai dengan prinsip tata kelola terbaik yang
didukung dengan pengembangan jaringan kerja berbasis teknologi informasi terkini dengan hasil membanggakan, berupa kenaikan laba bersih 23,86% mencapai Rp18,69 triliun, berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih, perbaikan kualitas dan outstanding kredit, efisiensi operasional dan kontribusi fee based income yang semakin meningkat.
T
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia
yang diberikan sehingga pada tahun 2012 Perseroan dapat mencapai kinerja yang sangat baik.
Berdasarkan indikator-indikator makro ekonomi, pada tahun 2012 perekonomian global
mengalami perlambatan sejalan dengan penurunan pada perkiraan pertumbuhan ekonomi
negara di emerging market di Asia dan negara-negara di kawasan Eropa (Euro Zone). Sedangkan
untuk potret perekonomian Indonesia pada tahun 2012, inflasi yaitu sebesar 4,30%, indeks
harga saham gabungan mengalami kenaikan sebesar 12,94%, dan pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,23%.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 23
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Bunasor SanimKomisaris Utama/Komisaris Independen
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201224
Pencapaian kinerja Perseroan tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan
dengan pencapaian tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dalam besaran dan rasio
keuangan pokok tahun 2012, seperti total aset sebesar Rp551,34 triliun atau naik 17,33%, kredit
yang disalurkan sebesar Rp362,01 triliun atau naik 22,92%, dana pihak ketiga sebesar Rp450,17
triliun atau naik 17,15%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun atau naik 5,97%,
laba setelah pajak sebesar Rp18,69 triliun atau naik 23,86%, dan non performing loan gross
sebesar 1,83% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,32%. Disamping
itu, jaringan kantor Perseroan dengan dukungan teknologi informasi yang semakin handal
mengalami penambahan sebanyak 977 Unit Kerja baru, yang terdiri dari 15 Kantor Cabang,
43 Kantor Cabang Pembantu, 125 BRI Unit, 44 Kantor Kas, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI
Keliling. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran
Perseroan dan stakeholders atas kerja keras dan dukungan yang telah diberikan selama
tahun 2012 sehingga pencapaian kinerja Perseroan lebih baik dibandingkan pencapaian
kinerja tahun sebelumnya.
Perekonomian Indonesia tahun 2013 diprediksi berpotensi untuk tumbuh tinggi, didorong oleh
potensi pasar domestik Indonesia yang menjadi pull factor untuk investasi, permintaan domestik
yang terus tumbuh, ketersediaan dan kualitas infrastruktur menjadi prioritas Pemerintah untuk
meningkatkan investasi, dan angka inflasi diperkirakan masih terjaga di level yang rendah.
Terkait hal tersebut, Dewan Komisaris optimis bahwa kinerja Perseroan tahun 2013 akan
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012.
Upaya untuk meningkatkan kinerja Perseroan pada tahun 2013 membutuhkan dukungan semua
stakeholders terutama seluruh keluarga besar Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berbagai initiative strategy yang telah dirumuskan perlu diimplementasikan dengan baik oleh
para pihak atau Unit Kerja terkait, terutama dalam menghadapi persaingan segmen UMKM
dan produk keuangan non bank. Seluruh kegiatan Perseroan harus dilakukan sesuai dengan
strategi aset, strategi dana, strategi permodalan, pertumbuhan non organik, strategi fee based
income, dan support strategy yang telah dirumuskan. Selain itu, seluruh pekerja Perseroan harus
memegang teguh kode etik pekerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 25
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Destination Statement Perseroan pada tahun 2013 yaitu menjadi “Bank dengan Pertumbuhan
Bisnis Mikro, Kecil, dan Menengah Terbaik di Indonesia” sejalan dengan concern Dewan
Komisaris mengingat perkembangan dunia usaha yang dinamis dan kompetitif, terlebih status
Perseroan sebagai listed company sehingga seluruh jajaran Perseroan yang tersebar di seluruh
Indonesia senantiasa dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin,
sehingga destination statement tersebut dapat terwujud.
Pada tahun 2013, Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan senantiasa berupaya untuk
meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan, sekaligus bekerjasama
secara harmonis dengan jajaran Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan
dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta
kemudahan bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bunasor SanimKomisaris Utama/Komisaris Independen
Bunasor Sanim
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201226
PendahuluanSebagai wujud atas pelaksanaan tugas utama Dewan
Komisaris Perseroan yang pada pokoknya menjalankan
fungsi pengawasan, maka Laporan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris selama tahun 2012 dituangkan
dalam buku Laporan Tahunan Perseroan. Laporan ini
merupakan uraian secara garis besar atas pelaksanaan
tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris, yang dimaksudkan supaya stakeholders
memperoleh informasi mengenai kegiatan atau
aktifitas Dewan Komisaris dalam melaksanakan
pengawasan tersebut.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
selama tahun 2012 dilaksanakan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan dimaksudkan antara lain supaya
Dewan Komisaris mengetahui bahwa Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah
disetujui oleh Dewan Komisaris dapat dilaksanakan
dengan baik, prinsip-prinsip good corporate
governance dan manajemen risiko dilaksanakan
dengan tertib pada seluruh unit organisasi, dan
operasional Perseroan dalam memberikan layanan
dapat berjalan secara maksimal.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
pada prinsipnya berupa pengawasan aktif dengan
melakukan pembahasan atas pencapaian kinerja secara
berkala dan juga melakukan kunjungan kerja ke Unit-
Unit kerja. Disamping itu, dilakukan pula pengawasan
pasif berupa evaluasi atau telaahan atas operasional
bank berdasarkan laporan-laporan yang diterima oleh
Dewan Komisaris. Dalam melakukan pengawasan,
Dewan Komisaris didukung oleh Komite yang dibentuk
oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite
Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi
dan Remunerasi.
Sistematika laporan pengawasan yang dituangkan
dalam laporan tahun ini meliputi uraian secara garis
besar mengenai Rekomendasi Pengawasan dan
Pencapaian Kinerja Perseroan tahun 2012.
Rekomendasi PengawasanPerkreditan1.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi
agar penyaluran kredit dilakukan dengan
mengedepankan prinsip kehati-hatian dan disertai
dengan peningkatan kualitas pengendalian intern,
sehingga target kualitas kredit di akhir tahun 2012
dapat tercapai.
Dewan Komisaris mendukung langkah-langkah dan
kebijakan Direksi dalam meningkatkan ekspansi
kredit melalui strategi trickle down business.
Selain itu Dewan Komisaris selalu berperan aktif
memberikan saran dan masukan dalam forum
konsultasi kredit antara Direksi dan Komisaris
yang dilaksanakan untuk pemberian kredit kepada
Kreditur dalam jumlah tertentu.
Pendanaan2.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi
dan saran agar Perseroan mengupayakan
peningkatan dana murah sehingga tingkat bunga
yang diberikan kepada nasabah dapat lebih
kompetitif dibandingkan dengan Bank pesaing.
Pencapaian target kenaikan dana pihak ketiga
pada tahun 2012 agar selalu dilakukan secara
berkesinambungan sepanjang tahun, sehingga
dapat mendukung pencapaian target ekspansi
kredit. Sedangkan terkait rencana penerbitan
Global Bond pada tahun 2013, agar dilaksanakan
dengan berdasar pada analisa yang cermat, dan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta term & condition
yang paling menguntungkan bagi Perseroan.
Laporan Tugas PengawasanDewan Komisaris Tahun 2012
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 27
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pendapatan dan Beban3.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi
dan saran agar Perseroan mengupayakan
peningkatan pendapatan yang bersumber
dari pendapatan selain bunga antara lain
melalui aktifitas trade finance, remittance, cash
management, dan transactional account dengan
memanfaatkan jaringan Unit Kerja BRI yang
tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan terkait
dengan beban, Dewan Komisaris senantiasa
memberi saran agar Perseroan senantiasa
mengupayakan peningkatan efisiensi.
Permodalan4.
Dewan Komisaris merekomendasikan agar
pertumbuhan modal Perseroan dioptimalkan
bersumber dari laba Perseroan.
Sumber Daya Manusia5.
Sumber Daya Manusia memiliki peran yang sentral
dalam Perseroan, oleh karena itu Dewan Komisaris
senantiasa memberi perhatian khusus terhadap
pengelolaan SDM Perseroan. Selama tahun 2012
Dewan Komisaris telah memberikan berbagai
saran dan rekomendasi kepada Manajemen terkait
dengan pengelolaan SDM, antara lain tentang
akselerasi pemenuhan SDM untuk mendukung
pertumbuhan bisnis dengan tetap memperhatikan
peningkatan kualitas SDM melalui penyempurnaan
kualitas pendidikan dan pelatihan, serta internalisasi
dan penerapan budaya Perusahaan.
Dalam pelaksanaan strategi pengembangan
karir, Dewan Komisaris selalu menekankan
pengalaman yang disertai kompetensi dan
kualitas kepemimpinan, serta memberi perhatian
khusus terhadap pengembangan kompetensi dan
pengalaman para pekerja baru yang merupakan
calon-calon bankir profesional di masa depan.
Selain itu Dewan Komisaris juga mendukung
langkah-langkah perbaikan kebijakan di bidang
ketenagakerjaan dan implementasinya yang telah
dilakukan oleh Manajemen guna mendukung strategi
bisnis Perseroan. Dewan Komisaris menekankan
perlunya peningkatan peran Teknologi Informasi
dengan pemenuhan sarana dan prasarana untuk
mendukung SDM dalam operasional Perusahaan
dalam rangka meningkatkan produktifitas dan
kinerja SDM.
Teknologi Informasi6.
Teknologi Informasi merupakan salah satu aspek
penting dalam upaya meningkatkan efisiensi
sekaligus layanan kepada nasabah, oleh karena
itu dipandang perlu untuk menitikberatkan pada
fokus utama yaitu:
a. Peningkatan kehandalan jaringan guna selalu
menjamin tersedianya layanan prima kepada
nasabah.
b. Optimalisasi Teknologi Informasi guna
mendukung peningkatan akurasi, kecepatan,
dan kualitas operasional Perusahaan.
Pengendalian Intern7.
Fokus perhatian dalam proses pengendalian intern
yaitu terhadap hasil pemeriksaan auditor internal
dan eksternal, dan tindak lanjut yang dilakukan
terhadap hal tersebut. Peningkatan monitoring
oleh Manajemen BRI terhadap tindak lanjut yang
dilakukan oleh Unit Kerja atas hasil pemeriksaan
audit tersebut, termasuk juga terkait tenggat
waktu dan upaya perbaikan yang dilakukan oleh
Unit Kerja merupakan hal yang sangat penting yang
harus menjadi perhatian Manajemen, disamping
upaya lain yaitu optimalisasi peran dan fungsi
Manajemen Risiko di setiap Unit Kerja BRI.
Penyertaan Modal8.
Penyertaan modal kepada Anak Perusahaan
didahului dengan kajian secara komprehensif,
dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-
hatian dan sesuai dengan peraturan yang terkait
dengan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait,
serta didasari dengan strategi pengembangan
Anak Perusahaan yang lebih baik, sinergis, dan
saling menguntungkan, yang disertai dengan
pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis
Anak Perusahaan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201228
9. Belanja Modal
Penyusunan anggaran belanja modal diselaraskan
dengan perencanaan proyek selama tahun 2012.
Selain itu, penggunaan anggaran tersebut perlu
dioptimalisasikan supaya layanan kepada nasabah
dapat ditingkatkan.
10. Jaringan Kantor
Penambahan jaringan Unit Kerja perlu diimbangi
dengan peningkatan koordinasi antar Unit Kerja
sehingga terjadi sinkronisasi dan dapat mendukung
pencapaian target yang telah ditetapkan. Adapun
koordinasi yang dimaksud mencakup:
a. Sumber Daya Manusia, terkait manning analysis,
penetapan formasi, dan pemenuhan formasi
dilakukan dengan koordinasi aktif antar Unit
Kerja yang terlibat.
b. Teknologi Informasi, terkait pengadaan
e-channel, dilakukan antara Divisi Teknologi
Sistem Informasi, Divisi Manajemen Aktiva
Tetap dan Logistik, Divisi Jaringan Kerja Bisnis
Mikro, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel, dan
Unit Kerja pengguna.
c. Logistik pendukung, terkait pengadaan tanah,
gedung, dan sarana serta prasarana Kantor
dilakukan oleh Divisi Manajemen Aktiva Tetap
dan Logistik dan Unit Kerja pengguna.
11. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Optimalisasi penggunaan dan penyaluran dana
PKBL agar menjadi perhatian seluruh Unit
Kerja yang terkait dengan berdasarkan pada
ketentuan yang berlaku. Adapun pencatatan dan
pertanggungjawaban penggunaan dan penyaluran
dana tersebut harus dilakukan dengan baik sesuai
dengan kaidah akuntansi yang berlaku.
Kinerja Perseroan tahun 2012Keuangan1.
Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2012
mengalami peningkatan dibandingkan dengan
kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2011,
antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan
beberapa parameter yaitu:
a. Total aset sebesar Rp551,34 triliun, naik sebesar
17,33% dibandingkan posisi akhir Desember
2011 sebesar Rp469,90 triliun.
b. Kredit yang disalurkan mencapai Rp362,01
triliun, naik sebesar 22,92% dibandingkan
posisi Desember 2011 sebesar Rp294,52 triliun.
c. Dana pihak ketiga mencapai Rp450,17 triliun,
naik sebesar 17,15% dibandingkan posisi
Desember 2011 sebesar Rp384,26 triliun.
d. Non performing loan gross sebesar 1,83% atau
mengalami perbaikan dibandingkan posisi
Desember 2011 sebesar 2,32%.
e. Pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48
triliun, naik sebesar 5,97% dibandingkan posisi
Desember tahun 2011 yaitu Rp34,43 triliun.
f. Total laba setelah pajak sebesar Rp18,69
triliun, naik sebesar 23,86% dibandingkan
total laba setelah pajak pada akhir Desember
2011 sebesar Rp15,09 triliun.
Peningkatan kinerja keuangan yang tercermin
pada indikator utama di atas merupakan hasil kerja
seluruh jajaran Perseroan yang melaksanakan
seluruh program kerja dan kegiatan yang
tertuang dalam RKAP tahun 2012 yang berisi
target-target kualitatif dan kuantitatif. Peran
Dewan Komisaris dalam kaitannya dengan RKAP
adalah memberikan persetujuan dan pengesahan
RKAP sebelum digunakan sebagai pedoman oleh
seluruh jajaran Perseroan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 29
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rentabilitas2.
Rentabilitas Perseroan tetap memberikan kinerja
yang baik, dimana kredit merupakan salah satu
kekuatan utama dalam pencapaian laba, tercermin
pada perolehan laba tahun 2012 sebesar Rp18,69
triliun. Pencapaian kinerja laba didukung pula
dengan membaiknya kualitas kredit.
Permodalan3.
Realisasi CAR (bank) sebesar 16,95%, diatas CAR
minimum yang dipersyaratkan oleh BI yaitu sebesar
8%. Hal ini menunjukkan komposisi permodalan
Perseroan sangat sehat karena didominasi oleh
modal inti yang mayoritas berasal dari laba.
Kualitas Kredit4.
Perseroan terus berusaha menjaga kualitas kredit
dengan baik, Hal tersebut tampak pada hasil
yang cukup positif yaitu angka Non Performing
Loan (NPL) gross pada tahun 2012 sebesar 1,83%,
mengalami perbaikan yang cukup signifikan
dibandingkan angka Non Performing Loan (NPL)
gross pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,32%.
Perubahan Susunan Dewan Komisaris Perseroan Tahun 2012Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada Sdr. Agus
Suprijanto atas segala sumbangsih dan komitmennya
selama menjabat sebagai Komisaris BRI. Kami juga
menyampaikan ucapan selamat datang kepada Sdr.
Mustafa Abubakar sebagai Wakil Komisaris Utama,
Sdr. Vincentius Sonny Loho sebagai Komisaris dan Sdr.
Ahmad Fuad sebagai Komisaris Independen, dengan
harapan kerja sama dan koordinasi yang baik dapat
kita bangun dan wujudkan bersama demi pertumbuhan
berkelanjutan BRI.
Demikian Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
atas pelaksanaan usaha Perseroan tahun 2012
Dewan Komisaris
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Demikian Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
atas pelaksanaan usaha Perseroan tahun 2012.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 31
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
5 6 7 8
Heru LelonoKomisaris
Bunasor SanimKomisaris Utama/Komisaris Independen
Adhyaksa DaultKomisaris Independen
AvilianiKomisaris Independen
Vincentius Sonny LohoKomisaris
Mustafa AbubakarWakil Komisaris Utama
Hermanto SiregarKomisaris
Ahmad FuadKomisaris Independen
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201232
Sambutan Direktur Utamaahun 2012 bagi BRI merupakan tahun pembentukan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan yang sustainable ke depan. Hal
ini dilaksanakan dengan pertumbuhan bisnis yang prudent sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik yang didukung dengan pengembangan jaringan kerja berbasis teknologi informasi terkini dengan hasil membanggakan. Pertumbuhan kredit yang prudent dengan fokus pada perbaikan kualitas kredit, perluasan basis nasabah dan optimalisasi jaringan kerja mampu menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun, penurunan NPL menjadi 1,83%, yang ditunjang oleh kenaikan fee based income yang pada akhirnya menghasilkan pencapaian laba bersih sebesar Rp18,69 triliun atau naik sebesar 23,86% dibandingkan laba bersih tahun 2011.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui
tahun 2012 dengan hasil yang baik. Atas nama Direksi BRI, perkenankan kami menyampaikan
beberapa pencapaian utama kinerja BRI selama tahun buku 2012 kepada para pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya.
Kondisi Perekonomian dan Perbankan Indonesia tahun 2012Ketahanan ekonomi Indonesia ditengah ketidakpastian perekonomian global selama tahun 2012
terlihat cukup baik. Ekonomi Indonesia tumbuh 6,23% selama tahun 2012 dengan didorong oleh
konsumsi rumah tangga dan investasi. Kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan
dengan naiknya tingkat kepercayaan konsumen dan terjaganya daya beli masyarakat. Sementara
tingginya investasi didorong oleh tingginya permintaan pasar domestik yang dibarengi oleh
optimisme pelaku usaha.
T
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 33
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Sofyan BasirDirektur Utama
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201234
Kontr ibut or utama pertumbuhan perekonomian Indonesia adalah konsumsi domest ik, terutama konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,56% dar i P DB
Inflasi selama tahun 2012 sebesar 4,30% (yoy), atau masih berada pada kisaran target inflasi
Bank Indonesia yang ditetapkan sebesar 4,5% + 1%.
Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi selama tahun 2012, diakibatkan oleh tingginya impor.
Namun, mendekati akhir tahun 2012 intensitas tekanan nilai tukar tersebut berangsur menurun.
Selama tahun 2012 nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berkisar pada Rp8.892-Rp9.707/US Dollar.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan selama tahun 2012 juga terlihat
terjaga cukup baik. Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan
modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang tercatat sebesar 17,43% jauh diatas batasan minimum
8%. Kualitas kredit juga terjaga dengan baik, tercermin pada tingkat NPL (gross) sebesar 1,87%
yang berada jauh dibawah batasan maksimum NPL sebesar 5%. Pertumbuhan kredit dibulan
Desember (yoy) 2012 tercatat sebesar 22,97%, didominasi oleh pertumbuhan kredit produktif
sekaligus mencerminkan kondisi dan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kinerja Bisnis BRI di tahun 2012
Pertumbuhan Kredit yang Prudent dan Berkualitas dengan Tetap Berfokus pada Segmen Mikro, Kecil dan Menengah
Salah satu pencapaian strategis BRI selama tahun 2012 adalah berhasilnya BRI membukukan
pertumbuhan kredit yang berkualitas. Hal ini tercermin pada terus menurunnya tingkat Non
Performing Loan (NPL) dari 2,32% di akhir tahun 2011 menjadi 1,83% di tahun 2012, dibawah
target internal maksimum NPL sebesar 3% dan jauh dibawah batasan maksimum NPL BI yang
sebesar 5%. Dengan tingkat pertumbuhan kredit BRI yang prudent di sekitar 22,92% selama
tahun 2012, fakta bahwa NPL tetap dapat diturunkan tanpa harus memacu pertumbuhan diluar
batas prinsip kehati-hatian mencerminkan bahwa portofolio kredit BRI selama tahun 2012
merupakan portofolio kredit yang sehat dan berkualitas.
Komposisi PDB Menurut Penggunaan
Konsumsi Pengeluaran Pemerintah
Investasi Ekspor
Impor
54,56
33,16
24,26
25,81
8,89
2012(%)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 35
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Hal penting lainnya yang dicapai selama tahun 2012 adalah pelaksanaan rencana strategis BRI
untuk tetap fokus kepada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pencapaian terhadap
rencana strategis ini tercermin dari besarnya porsi kredit kepada segmen ini, yang mencapai
75% dari total kredit yang disalurkan BRI selama tahun 2012. Dari semua segmen kredit, Kredit
Mikro merupakan kontributor terbesar, mencapai 30,7% dari total kredit yang diberikan.
Revitalisasi bisnis yang dilakukan di segmen Bisnis Mikro selama tahun 2011, juga mulai
menampakkan hasilnya di tahun 2012. Revitalisasi yang meliputi perluasan customer base,
penambahan kapasitas tenaga pemasaran kredit, perluasan jaringan serta product development
berjalan sesuai yang diharapkan. Di sisi perluasan jaringan, BRI telah menambah 125 BRI Unit,
500 TerasBRI dan 250 TerasBRI keliling, sesuai dengan target pembukaan outlet tahun 2012.
Bahkan dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya, selama tahun 2012, 14
Kantor Cabang Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi Kantor Cabang, 6 Kantor
Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 26 TerasBRI menjadi BRI Unit.
Perluasan jaringan kerja tersebut diikuti dengan meningkatnya produktivitas outlet selama
tahun 2012, khususnya pada TerasBRI. Produktivitas TerasBRI tercatat sebesar Rp2,99 miliar
per teras untuk kredit dan Rp1,27 miliar per Teras untuk simpanan, meningkat dari posisinya
di tahun 2011 yang sebesar Rp2,21 miliar per Teras untuk kredit dan Rp0,73 miliar per Teras
untuk simpanan.
Proses revitalisasi bisnis mikro BRI mulai memperlihatkan hasil pada triwulan kedua 2012,
sebagaimana terlihat pada bertambahnya jumlah rekening pinjaman dan simpanan mikro BRI.
Jumlah rekening Kredit Mikro BRI mencapai 5,5 juta rekening, meningkat dari di tahun 2011
yang tercatat sebesar 5,29 juta rekening. Di sisi Simpanan juga terjadi peningkatan, dari 21,85
juta rekening di tahun 2011 menjadi 24,97 juta rekening di tahun 2012. Besarnya jumlah rekening
dalam portofolio kredit dan simpanan mikro BRI menunjukkan bahwa Bisnis Mikro BRI mampu
menjangkau hingga grass root community yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Dengan
profil yang demikian, maka tidak dapat dipungkiri bahwa BRI dengan model bisnisnya telah
membantu mewujudkan upaya finansial inclusion di Indonesia dengan tanpa meninggalkan
prinsip-prinsip bisnis perbankan yang sehat dan sustainable.
Penghimpunan Dana
Dari sisi dana pihak ketiga, BRI berhasil melaksanakan rencana strategisnya dalam hal
penghimpunan dana untuk tetap fokus pada sumber dana murah. Selama tahun 2012 terlihat
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BRI terus tumbuh dengan komposisi dana murah yang
optimal. Komposisi dana murah terhadap total dana pihak ketiga mencapai sekitar 60% sesuai
target komposisi simpanan ideal yang ditetapkan.
Tabungan mencatat pertumbuhan yang paling stabil dan relatif lebih tinggi dibanding jenis
simpanan lainnya. Selama tahun 2012, tabungan BRI tumbuh sebesar 19,61% atau mencapai
Rp184,37 triliun dan pertumbuhan dana giro sebesar 4,29% atau mencapai Rp80,08 triliun.
Dana deposito tumbuh 21,11% atau mencapai Rp185,73 triliun, sehingga komposisi dana
murah BRI adalah 58,74% dan dana mahal sebesar 41,26%. Komposisi dan struktur nasabah
simpanan BRI menunjukkan bahwa BRI mempunyai sumber dana murah yang stabil untuk
mendukung pertumbuhan kredit dan bisnis lainnya secara berkesinambungan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201236
Pengembangan e-banking dan Fee Based Income
Pengembangan e-banking melalui pembangunan e-channel merupakan implementasi rencana jangka
panjang BRI untuk mengembangkan fee based income sebagai sumber pendapatan selain pendapatan
bunga, sekaligus rencana jangka panjang untuk menjadi payment gateway dalam sistem keuangan
Indonesia. Hal ini dilakukan dengan terus mengembangkan e-banking serta melalui pembangunan
e-channel secara berkelanjutan. Dalam pembangunan e-channel, selama tahun 2012 BRI telah
mempunyai 14.292 ATM, merupakan jaringan ATM terbesar diantara bank bank di Indonesia dengan
lokasi ATM yang tersebar luas hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Selain ATM, e-chanel BRI juga
didukung oleh 44.715 unit EDC serta layanan phone banking, SMS banking dan internet banking.
Hasil dari semua usaha pengembangan e-banking dalam tahun 2012 adalah peningkatan
fee based income yang berasal dari peningkatan transaksi e-banking. Pertumbuhan fee yang
berasal dari transaksi yang dilakukan di ATM BRI mencatat pertumbuhan tertinggi kedua setelah
fee yang berasal dari trade finance. Pemegang debit card juga mengalami peningkatan yang
merupakan proxy dari potensi peningkatan transaksi e-banking dan fee based income. Semua
pengembangan jaringan baik konvensional maupun e-channel, merupakan salah satu cara
untuk mencapai target sebagai bank yang berperan sebagai national payment gateway dalam
sistem perekonomian Indonesia yang inklusif dan mampu menjangkau segmen UMKM yang
merupakan core business BRI.
Pencapaian Laba dan Kondisi Permodalan
Penerapan strategi yang tepat dan konsisten yang diikuti oleh komitmen serta kerja keras dari
jajaran manajemen beserta seluruh pekerja membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada
akhir tahun 2012, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18,69 triliun, atau meningkat
23,86% dari posisi tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp15,09 triliun disertai Net Interest Margin
(NIM) yang mencapai 8,42%. Selain pertumbuhan bisnis yang berkualitas, kenaikan laba
bersih BRI juga dengan ditunjang terjaganya efisiensi operasional, tercermin dari rasio biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 59,93%, dan Cost
Efficiency Ratio yang dapat dijaga berada pada 43,11% pada akhir tahun 2012.
Kendala yang Dihadapi dan Solusinya
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan bisnis BRI terutama adalah pemenuhan sumber
daya manusia secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan bisnis.
Penerapan sistem yang tepat dan efisien dalam pemenuhan tenaga pemasaran merupakan
salah satu hal yang kritikal dalam menunjang pengembangan bisnis BRI, terutama pada segmen
bisnis mikro yang sangat mengandalkan ketersediaan tenaga Mantri (petugas kredit mikro BRI)
sebagai ujung tombak.
Prinsip community banking yang diterapkan oleh BRI dalam pengembangan bisnis mikronya
menuntut ketersediaan tenaga Mantri yang mempunyai pengetahuan tentang budaya dan
praktek bisnis lokal yang mendalam disertai integritas yang tinggi.
Selama tahun 2012, BRI telah melakukan penambahan Mantri sebanyak 6.727 orang, sehingga
rasio mantri per BRI unit menjadi 3,1 orang per BRI unit di tahun 2012 meningkat dari 2,01 orang
per BRI unit di tahun 2011. Peningkatan rasio ini mencerminkan peningkatan kapasitas unit
mikro BRI dalam ekspansi bisnis mikro BRI pada tahun-tahun mendatang.
Operasional BRI kini didukung o leh t otal 9.052 unit kerja konvensional yang dilengkapi dengan infrastruktur teknologi informasi yang handal serta 59.241 e-channel.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 37
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tata Kelola Perusahaan – Menuju GCG ExcellencePenerapan Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) di BRI dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan perumusan, implementasi, evaluasi dan monitoring dengan target pencapaian GCG excellence yaitu suatu kondisi dimana GCG dilaksanakan secara konsisten di seluruh sendi dan lapisan organisasi serta menjadi nafas kehidupan organisasi. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, The Indonesian Corporate Governance Code dan GCG Charter BRI yang telah disempurnakan sebanyak 3 (tiga) kali sesuai dengan perkembangan yang ada.
Tahapan penerapan GCG selanjutnya yaitu implementasi telah pula dilaksanakan dan akan disempurnakan secara berkelanjutan. Tahapan implementasi GCG yang telah dilaksanakan antara lain meliputi sosialisasi internal dalam rangka peningkatan awareness terhadap GCG, pengembangan GCG Tools yang meliputi pengembangan whistleblowing system, sistem pengaduan nasabah, penerapan e-procurement, pembentukan Pakta Integritas, dan OPRA system. Untuk alat monitoring pelaksanaan GCG juga telah dikembangkan Dashboard Kepatuhan yang berperan sebagai early warning system terhadap pelaksanaan GCG BRI
Tahap selanjutnya meliputi pelaksanaan monitoring dan evaluasi, antara lain meliputi pelaksanaan assessment GCG BRI baik secara self assessment maupun third party assessment, evaluasi kinerja Perusahaan berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan serta evaluasi kebijakan dan sistem BRI secara berkala.
Tahap implementasi monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkelanjutan guna tercapainya GCG Excellence. Selama tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai kegiatan implementasi yang antara lain meliputi kegiatan sosialisasi secara internal maupun eksternal, serta review dan penyempurnaan kebijakan terkait GCG di BRI.
Rp18,69 triliun
Laba bersih 23,86% mencapai
Fee based income BRI naik 16,64% menjadi sebesar Rp3,93 tril iun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201238
Evaluasi dilaksanakan melalui Self Assessment GCG sesuai Peraturan Bank Indonesia dengan hasil kualifikasi “SANGAT BAIK”. Sedangkan assessment dari third party dilaksanakan melalui proses riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diselenggarakan oleh The Indonesia Institute of Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA menghasilkan predikat BRI sebagai “Bank yang Terpercaya”
GCG merupakan komitmen yang sangat teguh dilaksanakan oleh Manajemen dan seluruh pekerja BRI. Komitmen pelaksanaan GCG tersebut dinyatakan secara tertulis dalam misi BRI butir ke-2 yaitu “Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh SDM yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance”. Kesungguhan akan pelaksanaan GCG juga tercermin dari dipilihnya GCG sebagai tema tahunan untuk tahun 2012, yaitu menjadi bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance yang baik.
Manajemen RisikoManajemen risiko yang handal merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh bank dengan skala operasi luas yang disertai dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan seperti BRI.
Untuk mendapatkan suatu sistem manajemen risiko serta untuk menjaga obyektivitas penilaian dan pengukuran manajemen risiko, maka fungsi manajemen risiko di BRI merupakan fungsi yang independen terhadap fungsi bisnis dan fungsi audit. Pengelolaan manajemen risiko BRI dilaksanakan dengan konsep tiga baris pertahanan atau Three Lines of Defense. First Line of Defense yaitu unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian interen dan menjaga kualitas output dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Second line of defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau penerapan manajemen risiko BRI sesuai toleransi risiko dan Third Line of Defense adalah unit kerja audit internal yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first line dan second line of defense serta melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris secara independen.
BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management) untuk mengendalikan delapan jenis risiko melalui penerapan empat pilar yang terdiri dari pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit yang senantiasa dievaluasi dan diperbaharui secara berkala sesuai dengan perkembangan operasional dan bisnis BRI, pengembangan proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko, serta sistem pengendalian interen.
Pengembangan Human Capital: Estafet Kepemimpinan yang BerkelanjutanBRI sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam pengembangan dan kesinambungan bisnis BRI Untuk itu, BRI secara berkelanjutan mempersiapkan future leaders melalui Program Pengembangan Staf (PPS) dimana setiap management trainee yang direkrut akan mengikuti program pendidikan intensif selama 13 bulan penuh. Selama tahun 2012 BRI telah merekrut 509 calon pekerja , baik dari sumber internal maupun eksternal, untuk mengikuti PPS. Ujian akhir dari para peserta diawasi dan dinilai langsung oleh tim Direksi. Setelah mereka lulus, sepanjang karir mereka di BRI akan terus diisi dan ditempa melalui program pendidikan berjenjang, pelatihan dan pengalaman kerja yang membuka wawasan selain mengasah keterampilan. Oleh karenanya, manajemen human capital BRI merupakan suatu rangkaian kegiatan operasional yang terintegrasi
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 39
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
dalam kerangka Arsitektur Human Capital, mulai dari planning, recruiting, developing, retaining and performance monitoring, sampai dengan terminating.
Pengembangan Human Capital BRI didukung oleh keberadaan 7 (tujuh) sentra pendidikan yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, dengan materi pendidikan dan pengembangan yang
berkelanjutan, baik hard skill maupun soft skill pekerja.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan – Sinergi Untuk Tumbuh BersamaBRI melaksanakan program tanggung jawab sosial secara terpadu, meliputi kegiatan yang berorientasi pada pemenuhan tanggung jawab konsumen berupa pemberian produk dan layanan perbankan yang berkualitas, pemenuhan kesejahteraan karyawan, partisipasi pada kegiatan pengelolaan lingkungan, pemenuhan kewajiban kepada Pemerintah Daerah/Pusat serta partisipasi dalam mengembangkan kehidupan masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang terencana dan terkonsep dengan baik.
Sebagai salah satu bank papan atas dengan dukungan jaringan layanan dan jangkauan terluas di Indonesia dengan fokus segmen usaha UMKM, BRI memiliki komitmen dan peran yang tinggi untuk menggerakkan dan meningkatkan perekonomian rakyat. Dalam merealisasikan Program Kemitraan, selain memberikan dana pinjaman berbunga lunak, BRI melakukan pembinaan kepada para mitra binaan. Pembinaan dilaksanakan dengan terencana dan melibatkan pihak ketiga yang kompeten, sehingga pada periode tertentu usaha mitra binaan tersebut dapat berkembang secara substansial untuk kemudian beralih status menjadi nasabah komersial BRI yang loyal. Agar program pengawasan dan pembinaan berjalan dengan efektif dan efisien, BRI memprioritaskan pembentukan cluster-cluster usaha dalam penyaluran Dana Program Kemitraan.
Sementara dalam merealisasikan program Bina Lingkungan, BRI memprioritaskan program
peningkatan kesehatan, pendidikan, dan pelestarian alam. Pilihan prioritas didasarkan pada
pertimbangan adanya sinergi dengan penyaluran dana Program Kemitraan. Penyaluran dana
Bina Lingkungan dilakukan dalam bentuk program BRI Peduli dan BUMN Peduli.
Selama tahun 2012, BRI telah menyalurkan dana PKBL sebesar Rp398,98 miliar, yang terdiri dari realisasi
dana Program Kemitraan sebesar Rp145,97 miliar dan Bina Lingkungan sebesar Rp253,01 miliar.
Prospek Usaha Tahun 2013Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,3% – 6.8% di tahun 2013
(sumber: Bank Indonesia), yang didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang
tetap kuat, meningkatnya masyarakat golongan menengah, serta semakin bertambahnya
komposisi jumlah penduduk usia produktif, maka BRI melihat industri perbankan di
Indonesia mempunyai prospek bisnis yang menjanjikan.
Adapun untuk BRI yang mempunyai fokus pada pengembangan segmen MKM dengan jaringan
kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, maka BRI akan berada pada posisi terdepan
untuk menangkap potensi bisnis ini. Hal ini didukung dengan kebijakan BRI untuk semakin
meningkatkan kemampuan infrastruktur teknologi dan sistem informasinya, sehingga akan
semakin mampu memenuhi kebutuhan produk dan layanan perbankan nasabahnya.
BRI telah menerapkan manajemen r isiko yang pada prinsipnya terdir i dari three l ines of defense untuk menjaga obyektivitas penilaian dan pengukuran manajemen r isiko.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201240
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, di tahun 2013, BRI telah mentargetkan untuk melakukan
akselerasi ekspansi kreditnya terutama di segmen MKM dengan tetap mengutamakan
pertumbuhan yang berkualitas. Pertumbuhan di sisi aset akan diimbangi dengan pertumbuhan
pada sisi liabilities, dengan mengutamakan pada pertumbuhan dana murah dan menjaga
komposisi dana murah pada kisaran 60% dari total dana pihak ketiga. Sebagai upaya peningkatan
kontribusi fee based income, BRI juga akan semakin meningkatkan aktifitas layanan jasa
perbankannya berupa peningkatan jumlah pengguna e-channel dan e-banking serta jumlah
transaction-based fee.
Rencana Strategis BRI tahun 2013 Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah.
Dengan jaringan kerja yang terbesar dan terluas di Indonesia, BRI akan senantiasa berusaha
untuk terus meningkatkan kinerjanya dengan terus melakukan ekspansi untuk mempertahankan
dan bahkan memperluas pangsa pasar dengan terus memperluas jangkauan pelayanan hingga
ke lapisan grass root community.
Untuk tahun 2013 BRI akan tetap fokus pada pelayanan segmen MKM, baik melalui market
penetration maupun market development di sisi perkreditan maupun penghimpunan dana.
Market penetration di sisi perkreditan dilaksanakan dengan optimalisasi existing product pada
existing market dengan meningkatkan kualitas dan menambah fitur produk yang ada sehingga
terjadi peningkatan penggunaan produk dan jasa oleh nasabah. Penyaluran kredit kepada sektor
korporasi juga akan tetap dilakukan terutama pada sektor-sektor yang memberikan peluang
trickle down business ke segmen MKM.
Di sisi penghimpunan dana, market penetration dilaksanakan untuk memperbaiki struktur
dana BRI. Pengembangan dana akan difokuskan pada dana murah yaitu tabungan dan giro
ritel untuk mencapai komposisi ideal 60% dana murah terhadap total dana pihak ketiga. Guna
mencapai komposisi tersebut, BRI akan terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan
sistem teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah sehingga
mampu meningkatkan penggunaan produk simpanan BRI. Pengembangan fitur e-banking
juga akan terus dilakukan untuk meningkatkan transaksi e-channel yang menghasilkan
peningkatan fee based income. Product Linkage juga akan terus dikembangkan sehingga
terjadi cross selling yang lebih intensif.
Strategi market development akan dilaksanakan dengan melakukan ekspansi kredit yang
difokuskan kepada segmen UMKM. Market development di sisi perkreditan juga akan dilaksanakan
melalui diversifikasi pembiayaan ke sektor-sektor yang menjadi tulang punggung Master Plan
Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Seluruh ekspansi kredit tersebut diatas
akan dilaksanakan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kredit dapat
terjaga. Pelaksanaan strategi market development ini akan didukung oleh peningkatan kualitas
dan kuantitas para account officer/tenaga pemasar, peningkatan service level agreement (SLA)
perkreditan, serta cross selling yang dapat memberikan optimal return bagi BRI.
BRI menyalur kan dana P KBL t otal sebesar Rp406,44 mil iar, terutama untuk membentuk cluster usaha rakyat dan membantu peningkatan kesehatan, pendidikan dan pelestarian alam.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 41
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Disisi penghimpunan dana pihak ketiga, strategi market development dilaksanakan melalui
perluasan program-program penjualan produk mass banking dan e-banking ke segmen/pasar
baru serta penciptaan program-program penjualan bagi nasabah.
Selain penetrasi dan pengembangan pasar, pada tahun 2013 BRI juga akan terus melakukan
pengembangan produk dan jasa perbankan guna memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan
nasabah yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
demografi – sosiologis penduduk Indonesia.
Hal lain yang tak kalah strategis yang harus dilakukan untuk menjamin keberlangsungan bisnis
BRI adalah penyiapan human capital. Untuk itu di tahun 2013, BRI secara berkelanjutan akan
melakukan rekrutmen pekerja dengan memprioritaskan pemenuhan formasi jajaran bisnis/
marketing. Untuk tujuan jangka panjang, BRI juga akan terus melakukan penyempurnaan
kebijakan pengembangan karir dengan membangun talent management system dan
pengembangan assessment center, penyempurnaan sistem reward dan punishment untuk
mendorong produktifitas pekerja dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenaga kerjaan,
kondisi pasar dan kemampuan finansial perusahaan.
Akselerasi pertumbuhan bisnis juga akan dilakukan melalui pertumbuhan non-organik atau
integrasi horizontal. Untuk itu BRI akan terus melakukan kajian guna mengidentifikasi peluang
akuisisi dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama adalah terciptanya nilai
tambah, adanya sinergi bisnis, serta mendukung fokus bisnis BRI kepada MKM.
Di tahun 2013, BRI juga akan melakukan perbaikan struktur pendanaan valas yang diperlukan
untuk pembiayaan valas, sehingga didapatkan struktur dana yang lebih bersifat jangka panjang,
dalam skema pembiayaan yang bersifat natural hedging.
Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh
pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen
dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan
kepercayaan Dewan Komisaris, pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sofyan BasirDirektur Utama
Sofyan Basir
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 43
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
6 7 8 9 10 11
Djarot KusumayaktiDirektur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Asmawi SyamDirektur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Sofyan BasirDirektur Utama
Gatot MardiwasistoDirektur MSDM
Lenny SugihatDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Sarwono SudartoDirektur Operasional
SuprajartoDirektur Jaringan dan Layanan
Sulaiman Arif AriantoDirektur Bisnis Komersial
Randi AntoDirektur Kepatuhan
Achmad BaiquniDirektur Keuangan
A. Toni SoetirtoDirektur Bisnis Konsumer
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 201244
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2012 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab
penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Bunasor SanimKomisaris Utama
merangkap Komisaris Independen
Mustafa AbubakarWakil Komisaris Utama
Heru LelonoKomisaris
AvilianiKomisaris Independen
Adhyaksa DaultKomisaris Independen
Ahmad FuadKomisaris Independen
Hermanto SiregarKomisaris
Vincentius Sonny LohoKomisaris
Mustafa Abubakar
Aviliani
Hermanto Siregar
Adhyaksa Dault
Vincentius Sonny Loho
Ahmad Fuad
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012 45
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Surat Pernyataan Anggota Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2012 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab
penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Sofyan BasirDirektur Utama
Sarwono SudartoDirektur Operasional
SuprajartoDirektur Jaringan dan
Layanan
Achmad BaiquniDirektur Keuangan
Djarot KusumayaktiDirektur Bisnis Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah
Randi AntoDirektur Kepatuhan
Gatot MardiwasistoDirektur Manajemen
Sumber Daya Manusia
Sulaiman Arif AriantoDirektur Bisnis Komersial
Lenny SugihatDirektur Pengendalian
Risiko Kredit
A.Toni SoetirtoDirektur Bisnis Konsumer
Asmawi SyamDirektur Bisnis
Kelembagaan dan BUMN
Lenny SugihatDirektur Pengendalian
Risiko Kredit
Suprajarto
Achmad Baiquni
Sofyan Basir
Djarot Kusumayakti
Sulaiman Arif Arianto
Asmawi Syam
Randi Anto Gatot Mardiwasisto
47PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pr of i l Perusahaan
BRI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang sekaligus merupakan salah satu bank yang memberikan layanan microbanking terbesar di dunia.
di seluruh Indonesia
Bank ter besar dengan9.052
Unit Kerja
48 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Nama Perusahaan : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bidang Usaha : Perbankan
Pendirian Perusahaan : 18 Desember 1968
Dasar Hukum Pendirian : Undang-Undang No. 21 Tahun 1968
Kepemilikan : Pemerintah Indonesia 56,75%Publik 43,25%
Modal Dasar : Rp15.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
: Rp6.617.291.000.000
Pencatatan di Bursa : Saham Perseroan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 November 2003 dengan kode perdagangan BBRI.
KANTOR PUSATGedung BRI I Jl. Jend Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210No Telp : (62-21) 251-0244, 251-0254, 251-0264, 251-0269, 251-0279No Fax : (62-21) 250-0065,0250-0077Website: www.bri.co.id
ALAMAT KONTAK Divisi Sekretariat PerusahaanGedung BRI I Lt. 20Jl. Jend. Sudirman No. 44-46Jakarta 10210
Email:[email protected]
Call center:14017/(62-21) 500 017/5798 7400
Informasi Umum Perusahaan
49PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rating BRI
STANDARD AND POORS (Mei 2012)
Outlook Stable
Long Term Foreign Issuer Credit BB+
Long Term Local Issuer Credit BB+
Short Term Foreign Issuer Credit B
Short Term Local Issuer Credit B
MOODY’S (Januari 2013)
Outlook Stable
Bank Deposit Baa3/P-3
Bank Financial Strength D+
Baseline Credit Assessment (Ba1)
Adjusted Baseline Credit Assessment (Ba1)
FITCH (Oktober 2012)
Long Term Foreign Currency IDR BBB-, Stable Outlook
Short Term Foreign Currency IDR F3
Support Rating Floor BBB-
Support Rating 2
Viability Rating bb+
National LongTerm Rating AAA (idn), Stable Outlook
Rupiah Subordinated Debt A+ (idn)
PEFINDO (Juni 2012)
National Rating id AAA, Stable Outlook
50 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Sekilas BRIPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”,“Bank”,
atau “Perseroan”) berdiri sejak 16 Desember 1895 di
Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial
tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada
segmen mikro, kecil dan menengah (MKM) dan hingga
saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut
di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia.
Pemegang saham mayoritas BRI adalah Pemerintah
Republik Indonesia dengan jumlah kepemilikan saham
mencapai 56,75%, sementara sisanya sebesar 43,25%
dimiliki oleh pemegang saham publik. Dukungan
pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam
memberikan layanan perbankan, terutama pada
segmen MKM, membuat BRI mampu mencatat prestasi
selama 8 tahun berturut-turut sebagai bank dengan
laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua
dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia.
Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap
insan BRI yang secara terus menerus berinovasi dan
mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi
semua segmen bisnis.
Dengan reputasinya sebagai penyedia layanan
microbanking yang telah mengakar di tengah
masyarakat Indonesia, BRI senantiasa mengembangkan
layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia. BRI terus berupaya menyelaraskan
perkembangan bisnisnya dengan perkembangan
demografi masyarakat yang merambah ke wilayah
perkotaan, yang ditandai dengan munculnya sentra
ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
Selain fokus pada segmen MKM, BRI juga terus
mengembangkan berbagai produk consumer banking
dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan.
Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus
mengembangkan jaringan kerja sehingga kini tercatat
sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di
Indonesia, yaitu berjumlah 9.052 unit kerja termasuk
3 unit kerja luar negeri, yang seluruhnya terhubung
secara real time online. BRI juga terus mengembangkan
layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat
melalui internet, telepon, pesan singkat (Short
Message Service/SMS), maupun melalui layanan
e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine
(ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data
Capture (EDC), dan KiosK.
BRI juga berupaya merambah layanan perbankan bagi
pengusaha skala mikro yang beroperasi di dalam pasar-
pasar tradisional melalui TerasBRI yang diluncurkan
sejak akhir tahun 2009. TerasBRI ini ditujukan untuk
menjangkau pedagang di pasar tradisional yang
sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan
secara optimal.
Sebagai bank yang beroperasi di tengah populasi
masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI berupaya
untuk tetap menjadi partner utama bagi masyarakat
Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya
Kelebihan BRI ini diyakini mampu menstimulus
pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan
di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas
kehidupan masyarakat Indonesia.
Selain terus mengembangkan jar ingan kerja konvensional yang saat ini te lah berjumlah 9.052 unit kerja, BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking, dengan jumlah ATM mencapai 14.292, yang merupakan jaringan ATM terbesar di Indonesia
51PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Milestone1895
1946
1960
19681992
2003
2007
20092011
2012
Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui
Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama
Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank
pemerintah yang menjadi ujung tombak dalam mendukung
pembangunan perekonomian nasional.
Pemerintah mengubah nama
BRI menjadi Bank Koperasi Tani
Nelayan (BKTN).Sesuai Undang-Undang
Perbankan No.7 Tahun
1992, BRI berubah status
badan hukum menjadi
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero).
Tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perusahaan Terbuka
melalui pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta (kini
Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan ticker “BBRI”. Kini saham BRI
tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu
saham unggulan (blue chip) di BEI.
Tanggal 11 Januari 2011, melaksanakan •
pemecahan nilai nominal saham dengan
perbandingan 1:2.
Tanggal 3 Maret 2011, penandatanganan •
Akta Akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk.
antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan
(Dapenbun).
Tanggal 16 Desember 2011, penandatanganan •
Instrument of Transfer dan Bought and Sold
Notes antara BRI dengan PT Asuransi Jiwa
BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin
Remittance Co. Ltd. (Hong Kong).
BRI melakukan akuisisi Bank Jasa Artha yang
kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.
Interkoneksi real-
time on line seluruh
jaringan kerja
yang pada saat itu
berjumlah 6.480 unit
kerja.
Sesuai Undang-Undang No.
21 Tahun 1968, Pemerintah
kembali menetapkan nama
Bank Rakyat Indonesia dengan
status sebagai bank umum.
Jaringan ATM BRI mencapai •14.292 merupakan jaringan ATM terbesar di IndonesiaTanggal 12 Desember 2012, •Bank BRI memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 sistem manajemen kualitas dalam bidang “Provision of
Payment System by RTGS,
Clearing and Remittance”.
Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche
Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, sebuah badan pengelola dana masjid di
Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan
skema yang sederhana.
Lembaga ini sempat mengalami beberapa kali perubahan nama, yakni Hulp-en
Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche
Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank dan kembali
mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor
Volkscredietwezen Algemene (1912). Tahun 1934 berubah
menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB), hingga
pada masa pendudukan Jepang, AVB berganti nama
menjadi Syomin Ginko (1942-1945).
52 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
V isi
MisiMelakukan kegiatan perbankan yang terbaik •dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah •melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktik Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik
Memberikan keuntungan dan manfaat yang •optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
Menjadi Bank Komersial Ter kemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah
53PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Nilai-nilai Utama PerusahaanIntegritasBertaqwa, penuh dedikasi, jujur, selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat pada Kode Etik Perbankan dan Peraturan yang berlaku.
ProfesionalismeBertanggung jawab, efektif, efisien, disiplin, dan berorientasi ke masa depan dalam mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan.
Kepuasan NasabahMemenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil, ramah, senang melayani dan didukung teknologi unggul.
Keteladanan Konsisten bertindak adil, bersikap tegas dan berjiwa besar serta tidak memberikan toleransi terhadap tindakan yang tidak memberikan keteladanan.
Penghargaan Kepada SDM Merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan SDM yang berkualitas serta memperlakukan pekerja berdasarkan kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan saling menghargai sebagai bagian dari Perusahaan dengan mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan. Memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerja individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi untuk kepentingan Perusahaan.
Statement Nilai-nilai Utama Perusahaan tersebut ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direksi No: S-16-DIR/SSS/SDM/04/99 tanggal 26 April 1999.
54 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Produk dan Jasa
BritAma Rupiah1.
BritAma Dollar2.
BritAma Junio3.
Simpedes4.
Simpedes TKI5.
Tabungan Haji6.
Kupedes
Kredit Agunan Kas1.
Kredit Investasi (KI)2.
Kredit Modal Kerja (KMK)3.
KMK Ekspor4.
KMK Konstruksi5.
KMK Konstruksi BO-I6.
Kredit Waralaba7.
KUR Mikro BRI1.
KUR Ritel BRI2.
KUR TKI BRI3.
KUR Tanaman Keras4.
Kredit Modal Kerja (KMK)1.
Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E)2.
Kredit Modal Kerja Impor (KMK-I)3.
Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMK-K)4.
Kredit Investasi5.
Kredit Sindikasi6.
Kredit Pengembangan Energi 1.
Nabati & Perkebunan (KPEN-RP)
Kredit Ketahanan Pangan& Energi 2.
(KKPE)
Kredit Koperasi Primer untuk 3.
Anggota (KPPA)
Resi Gudang (Subsidi dan Komersial)4.
KUPS (Kredit Usaha Pembibitan Sapi)5.
Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)1.
Home Ownership program •
Kerjasama dengan instansi
maupun perusahaan-perusahaan
KPR Kerjasama•
KPR Individu•
KPRS•
Produk Simpanan
Produk PinjamanKredit Mikro
Kredit Ritel Komersial
Kredit Usaha Rakyat Kredit Menengah/Korporasi
Kredit Program
Kredit Konsumer
Deposito BRI Rupiah7.
Deposito BRI Dollar8.
Deposit 9. on Call (DOC)
GiroBRI Rupiah10.
GiroBRI Valas11.
Kredit SPBU8.
Kredit Resi Gudang9.
Kredit Pemilikan Gudang10.
KMK Talangan SPBU11.
Kredit Batubara12.
Kredit PPTKIS dan TKI13.
Kredit 14. Pre-Financing
Kredit 15. Post-Financing
Distributor Financing16.
Briguna Karya17.
Briguna Purna18.
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 2.
KKB Langsung•
KKB Kerjasama•
Kredit Multi Guna (KMG)3.
55PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Bank Garansi1.
Kliring2.
Kartu Kredit Visa1.
Kartu Kredit Mastercard2.
Bill Payment1.
Penerimaan Setoran2.
Transaksi 3. Online
Tranfer dan LLG4.
Visa on Arrival5.
SPP 1. Online
Cash Management2. BRI
Layanan Impor1.
a. Penerbitan Letter of Credit
b. Penerbitan Amendement
L/C
c. Fasilitas Kredit Impor
i. Pre-Impor Financing
(Penangguhan Jaminan
Impor)
ii. Post-Impor Financing
(KMKI/Trust Receipt)
Layanan Ekspor2.
a. Advising L/C
b. L/C Confirmation
c. Jasa Penagihan Ekspor
i. Outward Documentary
Collection
ii. Outward Clean Collection
d. Pre-Shipment Financing
i. Post-Shipment Financing
Negosiasi Wesel Ekspor
ii. Diskonto Wesel Ekspor
Berjangka
iii. Rediskonto Wesel Ekspor
Berjangka
ATM BRI1.
SMS Banking2. BRI
Phone Banking3. BRI
Internet Banking4. BRI
e-BUzz5.
Kiosk BRI6.
Mini ATM BRI7.
BRIzzI8.
MOCASH9.
Jasa Bank
Produk Konsumer
Jasa Bisnis
Kartu Kredit
BRI Priority Banking
Jasa Keuangan
Kelembagaan
Jasa Layanan Bisnis Internasional
e-channel dan e-bankingTransaksi Valuta Asing/1. Foreign
Exchange
Transaksi 2. Swap
Transaksi 3. Forward
Jasa Wali Amanat4.
Jasa Agen Penjual Efek5.
Jasa Kustodian6.
Dana Pensiun Lembaga 7.
Keuangan BRI (DPLK BRI)
Layanan Treasury
Catatan:
Penjelasan mengenai Produk dan
Jasa dapat dijumpai pada Sub Bab
“Tinjauan Bisnis”
Refinancing L/C3.
Risk Participation4.
Banker Acceptance5.
USD 6. Local Setlement
Guarantee (Standby L/C)7.
Surat Kredit Berdokumen 8.
Dalam Negeri (SKBDN)
Bill Purchase Financing9.
Money Changer10.
BRI Remittance11.
56 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Banda Aceh
Medan
Padang
Pekanbaru
Palembang
Jakarta 1, 2 & 3
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Banjarmasin
Makassar
Manado
Jayapura
Malang
Peta Wilayah Operasional
Saat ini BRI melayani seluruh nasabah melalui 9.052 unit kerja dan jaringan
e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
BRI mengoperasikan 7 jenjang kantor pelayanan, terdiri dari Kantor Pusat, 18
Kantor Wilayah, 446 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit Kerja Luar Negeri), 545
Kantor Cabang Pembantu, 914 Kantor Kas, 5.000 BRI Unit, 1.778 TerasBRI, dan
350 TerasBRI Keliling.
Pada tahun 2012 BRI telah menambah 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang
Pembantu, 44 Kantor Kas, 125 BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling.
Dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya,14 Kantor Cabang
Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi Kantor Cabang, 6 Kantor
Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 26 TerasBRI menjadi BRI Unit.
Terdapat ribuan unit kerja yang
tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, termasuk 3 unit
kerja yang berada di luar negeri
57PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Banda Aceh
Medan
Padang
Pekanbaru
Palembang
Jakarta 1, 2 & 3
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Banjarmasin
Makassar
Manado
Jayapura
Malang
2008 2009 2010 2011 2012
Kantor Pusat 1 1 1 1 1
Kantor Wilayah 14 17 18 18 18
Kantor Cabang 379 406 413 431 446
Kantor Cabang Pembantu 337 434 470 502 545
Kantor Kas 179 728 822 870 914
BRI Unit 4.417 4.538 4.649 4.849 5.000
Pos Pelayanan Desa 68 68 0 0 0
TerasBRI 217 617 1.304 1.778
TerasBRI Keliling 100 350
Jumlah Unit Kerja Operasional 5.395 6.409 6.990 8.075 9.052
Kantor Inspeksi 14 14 14 14 16
Total Unit Kerja 5.409 6.423 7.004 8.089 9.068
Kantor Wilayah
58 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Foto Jaringan Kerja
Kantor Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan Kantor Cabang Cut Mutia, Jakarta
BRI Unit Sikur, Selong, NTTKantor Cabang Pembantu Tugumulyo, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
59PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Sejak tahun 2009, seluruh jaringan kerja BRI telah ter koneksi secara real time on-l ine
Kantor Kas Gambir, Jakarta
Sentra Layanan Prioritas Semarang, Jawa TengahTerasBRI Mandalika, Mataram, NTB
60 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Struktur Organisasi
Divisi Kebijakan &
Pengembangan Bisnis Mikro
Direktur Utama
RUPS
DEWAN KOMISARIS
Kantor Pusat
DIREKSI
Sofyan Basir
DirekturBisnis
UMKM
Djarot Kusumayakti
Agus Katon ES
DivisiDana & Jasa
Widodo Januarso
DivisiBisnis Umum
DivisiHubunganLembaga 1
I Komang Sudiarsa
DivisiJaringan Kerja
Bisnis Ritel
R. Sophia Alizsa
DivisiAkuntansi
Manajemen& Keuangan
Irwan Rinaldi
DivisiAdministrasi
Kredit
Arief Tjatur Widodo
DivisiSentra Operasi
Edy Utomo
DivisiKebijakan &
PengembanganSDM
Ganefi
DivisiManajemen
Risiko
Rico Rizal Budidarmo
AuditIntern
Ali Mudin
Divisi PembinaanBisnis Mikro 1
Tri Wintarto
DivisiKartu Kredit
Mohamad Helmi
DivisiAgribisnis
Kuswiyoto
DivisiHubunganLembaga 2
Agus Noorsanto
DivisiJaringan Kerja
Bisnis Mikro
DivisiRestrukturisasi& Penyelesaian
Kredit Bermasalah
Divisi Teknologi& SistemInformasi
Zulhelfi Abidin
DivisiOperasional
SDM
Siswarin Dwi Hendarsapti
DivisiKepatuhan
M. Jarot Eko Winarno
DivisiSekretariatPerusahaan
Muhamad Ali
Divisi PembinaanBisnis Mikro 2
Johanes Saragih
DivisiKredit Konsumer
Joice Farida Rosandi
Divisi BisnisBUMN 1
M. Sodo Harisetyanto
DivisiLayanan
Luki Presisa Budi Utami
DivisiBisnis
Internasional
Isnen Sutopo
DivisiAnalisis
Risiko Kredit
Susy Liestiowaty
Divisi ManajemenAktiva Tetap &
PengadaanProperti
Wisto Prihadi
Divisi PengelolaanPekerja Kontrak& Outsourcing
Denny Arsamanggala
Divisi PerencanaanStrategis &
Pengembangan Bisnis
Hexana Tri Sasongko
Divisi BisnisRitel &
Menengah
Khairullah
DivisiMarketing
Communication
A. Firman Taufick
Divisi BisnisBUMN 2
Benni O. Kailani
Divisi PengadaanBarang dan Jasa
Sunuaji Noor Widiyanto
DivisiHukum
Hadi Susanto
Divisi BisnisProgram &Kemitraan
Teten Djaka Triana
DivisiPendidikan &
Pelatihan
Retno Surdini
DirekturBisnis
Konsumer
A. Toni Soetirto
DirekturBisnis
Komersial
Sulaiman Arif Arianto
Direktur BisnisKelembagaan
& BUMN
Asmawi Syam
DirekturJaringan
& Layanan
Suprajarto
DirekturKeuangan
Achmad Baiquni
DirekturPengendalianRisiko Kredit
Lenny Sugihat
DirekturOperasional
Sarwono Sudarto
DirekturMSDM
Gatot Mardiwasisto
DirekturKepatuhan
Randi Anto
Kantor Wilayah
Kantor Cabang
KCP
KK BRI Unit
TerasBRI
Kantor Cabang Khusus Kantor InspeksiUnit KerjaLuar Negeri
PerusahaanAnak
Komite Dewan Komisaris: Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko Komite Direksi : Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO), Komite Kebijakan SDM, Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (Information System and Technology Steeering Committee/ITSC), Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee
Garis Supervisi/Pembinaan
Garis Koordinasi
*Pejabat sementara
Anita Retnani*
Dedy Ihsan*
DivisiTreasury
Henri* Edi Priyono*
61PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Divisi Kebijakan &
Pengembangan Bisnis Mikro
Direktur Utama
RUPS
DEWAN KOMISARIS
Kantor Pusat
DIREKSI
Sofyan Basir
DirekturBisnis
UMKM
Djarot Kusumayakti
Agus Katon ES
DivisiDana & Jasa
Widodo Januarso
DivisiBisnis Umum
DivisiHubunganLembaga 1
I Komang Sudiarsa
DivisiJaringan Kerja
Bisnis Ritel
R. Sophia Alizsa
DivisiAkuntansi
Manajemen& Keuangan
Irwan Rinaldi
DivisiAdministrasi
Kredit
Arief Tjatur Widodo
DivisiSentra Operasi
Edy Utomo
DivisiKebijakan &
PengembanganSDM
Ganefi
DivisiManajemen
Risiko
Rico Rizal Budidarmo
AuditIntern
Ali Mudin
Divisi PembinaanBisnis Mikro 1
Tri Wintarto
DivisiKartu Kredit
Mohamad Helmi
DivisiAgribisnis
Kuswiyoto
DivisiHubunganLembaga 2
Agus Noorsanto
DivisiJaringan Kerja
Bisnis Mikro
DivisiRestrukturisasi& Penyelesaian
Kredit Bermasalah
Divisi Teknologi& SistemInformasi
Zulhelfi Abidin
DivisiOperasional
SDM
Siswarin Dwi Hendarsapti
DivisiKepatuhan
M. Jarot Eko Winarno
DivisiSekretariatPerusahaan
Muhamad Ali
Divisi PembinaanBisnis Mikro 2
Johanes Saragih
DivisiKredit Konsumer
Joice Farida Rosandi
Divisi BisnisBUMN 1
M. Sodo Harisetyanto
DivisiLayanan
Luki Presisa Budi Utami
DivisiBisnis
Internasional
Isnen Sutopo
DivisiAnalisis
Risiko Kredit
Susy Liestiowaty
Divisi ManajemenAktiva Tetap &
PengadaanProperti
Wisto Prihadi
Divisi PengelolaanPekerja Kontrak& Outsourcing
Denny Arsamanggala
Divisi PerencanaanStrategis &
Pengembangan Bisnis
Hexana Tri Sasongko
Divisi BisnisRitel &
Menengah
Khairullah
DivisiMarketing
Communication
A. Firman Taufick
Divisi BisnisBUMN 2
Benni O. Kailani
Divisi PengadaanBarang dan Jasa
Sunuaji Noor Widiyanto
DivisiHukum
Hadi Susanto
Divisi BisnisProgram &Kemitraan
Teten Djaka Triana
DivisiPendidikan &
Pelatihan
Retno Surdini
DirekturBisnis
Konsumer
A. Toni Soetirto
DirekturBisnis
Komersial
Sulaiman Arif Arianto
Direktur BisnisKelembagaan
& BUMN
Asmawi Syam
DirekturJaringan
& Layanan
Suprajarto
DirekturKeuangan
Achmad Baiquni
DirekturPengendalianRisiko Kredit
Lenny Sugihat
DirekturOperasional
Sarwono Sudarto
DirekturMSDM
Gatot Mardiwasisto
DirekturKepatuhan
Randi Anto
Kantor Wilayah
Kantor Cabang
KCP
KK BRI Unit
TerasBRI
Kantor Cabang Khusus Kantor InspeksiUnit KerjaLuar Negeri
PerusahaanAnak
Komite Dewan Komisaris: Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko Komite Direksi : Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO), Komite Kebijakan SDM, Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (Information System and Technology Steeering Committee/ITSC), Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee
Garis Supervisi/Pembinaan
Garis Koordinasi
*Pejabat sementara
Anita Retnani*
Dedy Ihsan*
DivisiTreasury
Henri* Edi Priyono*
62 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Entitas Anak dan AsosiasiNama Perusahaan
Jenis Usaha TanggalPenyertaan BRI
PersentaseKepemilikan
BRI
MulaiBeroperasi
Alamat
ENTITAS ANAK
PT Bank BRISyariah Bank Umum Syariah 19 Desember 2007 99,99% 16 Oktober 2008 Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
Bank Umum Swasta Nasional
3 Maret 2011 79,78% 8 Februari 1990 Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2No.1, Jakarta
BRI Remittance Co.Ltd Perusahaan Remittance
16 Desember 2011 100% 7 April 2005 Lippo Center, Tower II, Room 1115, 11/F, 89 Queensway, Admiralty, Hong Kong
ENTITAS ASOSIASI
PT BTMU-BRI Finance Pembiayaan 1 Agustus 1983 45,00% 1 Agustus 1983 Wisma 46 Lantai 10-Kota BNI, jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta
63PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Lembaga Penunjang Pasar Modal
Akses InformasiInformasi untuk pemegang saham, berita terbaru
dan informasi umum tentang Perseroan dapat
diperoleh melalui:
SEKRETARIAT PERUSAHAAN
Gedung BRI I
Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46
Jakarta 10210 - Indonesia
Telp. (62-21) 575 1966
Fax. (62-21) 570 0916
Website: www.bri.co.id
Email: [email protected]
Akuntan PublikPurwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young)
Indonesian Stock Exchange Building Tower 2, Lantai 7
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telp. (62-21) 5289 5000
Biro Administrasi EfekPT Datindo Entrycom
Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35
Jakarta 10220
Telp. (62-21) 570 9009
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)Indonesia Stock Exchange Building Tower I, Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telp. (62-21) 5299 1003
Fax. (62-21) 5299 1129
Lembaga Pemeringkat EfekPT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Panin Tower Senayan City Lantai 17
Jl. Asia Afrika Kav. 19, Jakarta
PT Fitch Rating Indonesia
Prudential Tower Lantai 20
Jl. Jend Sudirman Kav. 79, Jakarta 12190
Telp. (62-21) 5795 7755
Fax. (62-21) 5795 7750
Moody’s Singapore Pte. Ltd.
50th Raffles Place #23-06
Singapore Land Tower, Singapore 048623
Standard & Poors
30 Cecil Street
#17-01/08 Prudential Tower, Singapore 049712
Telp. (65) 6438 2881
Fax. (65) 6438 2321
64 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Informasi Bagi Invest or
Harga saham BBRI di akhir tahun 2012 mencapai Rp6.950 meningkat 16x dibandingkan harga saat IPO.
Kapitalisasi pasar BRI senilai Rp169,74 triliun, terbesar ke-enam di BEI dan merupakan saham yang termasuk kedalam Index LQ45.
Harga saham BBRI
Kapital isasi Saham BRI
triliunRp169,74
16x dari harga saat IPO
66 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Ikhtisar Saham
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Des-12
Volu
me
(Jut
a Le
mba
r)
Har
ga (R
upia
h)
Volume Harga
Perkembangan Harga Saham BRI
Tahun Kalender
Harga Lembar/Saham Jumlah Saham (Lembar)
Volume Transaksi (Lembar)
Nilai Kapitalisasi Pasar
Pembukaan Tertinggi Terendah Penutupan Frekuensi (Kali)
(Rp triliun) (Rp triliun)
(Rp)
2011* 5.250 7.250 4.525 6.750 24.669.162.000 9.245.899.500 620.745 56,58 164,85
Triwulan I* 5.250 5.375 4.525 5.750 24.669.162.000 2.561.502.500 151.173 13,90 140,43
Triwulan II 5.750 6.600 5.650 6.500 24.669.162.000 1.961.571.500 123.095 12,30 158,75
Triwulan III 6.500 7.250 5.000 5.850 24.669.162.000 2.812.699.500 187.527 18,02 142,87
Triwulan IV 5.850 7.050 5.150 6.750 24.669.162.000 1.910.126.000 158.950 12,36 164,85
2012 6.850 7.850 5.150 6.950 24.669.162.000 7.909.920.000 510.037 53,41 169,74
Triwulan I 6.850 7.250 6.400 6.950 24.669.162.000 2.084.086.000 139.315 14,17 169,74
Triwulan II 7.000 7.150 5.150 6.350 24.669.162.000 2.500.207.500 152.642 15,61 155,08
Triwulan III 6.400 7.550 6.250 7.450 24.669.162.000 1.719.729.500 108.461 11,97 181,95
Triwulan IV 7.450 7.850 6.800 6.950 24.669.162.000 1.605.929.500 109.619 11,66 169,74
* harga saham setelah dilakukan stock split pada tanggal 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2
Grafik Perkembangan Harga dan Volume Perdagangan Saham BRI
67PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Ikhtisar Obligasi
Kronologis Obligasi Sub Ordinasi
Uraian Tanggal Emisi Jangka Waktu
Nilai Emisi (Rp)
Jatuh Tempo
Kupon Rating Listing Outstanding (Rp)
ObligasiSub Ordinasi I
9 Januari 2004 10 tahun (Opsi beli di tahun ke-6)
500.000.000.000 9 Januari 2014 • 13,5%p.a. (tahun 1 s.d.6)
id AA+ (Pefindo)
Bursa Efek Surabaya
Telah dilakukan pelunasan tanggal 11 Januari 2010
• 23,5%p.a. (tahun 7 s.d.10)
dibayar triwulanan
Obligasi Sub Ordinasi II
22 Desember 2009 5 tahun 2.000.000.000.000 22 Desember 2014 10,95% p.a.(tahun 1 s.d. 5)dibayar triwulanan
A+ (idn)(Fitch)
Bursa Efek Indonesia
2.000.000.000.000
68 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kronologi Pencatatan Saham
Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)BRI secara efektif melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa pemecahan nilai nominal saham (Stock
Split) pada tanggal 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2, sehingga nilai nominal saham berubah dari semula Rp500
menjadi Rp250 per lembar sahamnya. Kronologis pencatatan saham terkait aksi korporasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Keterangan
Pemilik Saham
Nominal (Rp)
Total Jumlah Saham Disetor
Pemerintah Masyarakat
Jumlah % Jumlah %
Sebelum Stock Split 7.000.000.000 56,75% 5.334.581.000 43,25% 500 12.334.581.000
Setelah Stock Split 14.000.000.000 56,75% 10.669.162.000 43,25% 250 24.669.162.000
Tahun
Pemilik Saham
Nominal (Rp)
Total Jumlah Saham Disetor Akhir Periode
Nilai Modal Disetor Akhir
Periode(Rp juta)
KeteranganPemerintah Masyarakat
Jumlah % Jumlah %
2003 7.000.000.000 59,50 4.764.705.000 40,50 500 11.764.705.000 5.882.353 IPO, Tanggal 10 November 2003Jumlah Saham setelah IPO 11.764.705.000 (tercatat di BEJ)
2004 7.000.000.000 59,07 4.850.090.500 40,93 500 11.850.090.500 5.925.045 Exercise MSOP 85.385.500
2005 7.000.000.000 58,16 5.035.700.500 41,84 500 12.035.700.500 6.017.850 Exercise MSOP 185.610.000
2006 7.000.000.000 56,97 5.286.421.500 43,03 500 12.286.421.500 6.143.211 Exercise MSOP 250.721.000
2007 7.000.000.000 56,83 5.317.800.500 43,17 500 12.317.800.500 6.158.900 Exercise MSOP 31.379.000
2008 7.000.000.000 56,79 5.325.299.500 43,21 500 12.325.299.500 6.162.650 Exercise MSOP 7.499.000
2009 7.000.000.000 56,77 5.329.852.500 43,23 500 12.329.852.500 6.164.926 Exercise MSOP 4.553.000
2010 7.000.000.000 56,75 5.334.581.000 43,25 500 12.334.581.000 6.167.291 Exercise MSOP 4.728.500
2011 14.000.000.000 56,75 10.669.162.000 43,25 250 24.669.162.000 6.167.291 Stock split 1 : 2 tanggal 11 Januari 2011
2012 14.000.000.000 56,75 10.669.162.000 43,25 250 24.669.162.000 6.167.291
69PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Management Stock Option Plan Sesuai keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 3 Oktober
2003, BRI menyelenggarakan Program Opsi Pembelian
Saham bagi Manajemen (Management Stock Option
Plan/MSOP). Jumlah saham yang diterbitkan dalam
MSOP BRI adalah sebanyak 588.235.250 lembar.
MSOP dilaksanakan dalam tiga tahap yakni MSOP Tahap
I, MSOP Tahap II dan MSOP Tahap III. Pelaksanaan MSOP
Tahap I dan II mengacu pada peraturan Bapepam-LK
terdahulu sedangkan pelaksanaan MSOP Tahap III
sudah mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No. IX.D.4
dan Peraturan BEI No.1-A Lamp. Keputusan Direksi BEJ
No. Kep.305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan Efek.
Masing-masing tahapan MSOP memiliki vesting period
selama satu tahun. Saham MSOP yang telah di-exercise
sampai dengan berakhirnya seluruh tahapan MSOP
adalah sebesar 569.876.000 lembar. Eksekusi opsi
tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan
sebesar Rp1.366.089.110.750,00.
Masa exercise MSOP Tahap I, II dan III telah berakhir
masing-masing pada tanggal 9 November 2008, dan 9
November 2009, dan 9 November 2010. Sampai dengan
569.876.000Jumlah Saham MSOP BRI yang telah di exercise
Tahapan MSOP
Tahapan MSOP
Jumlah Saham MSOP (Lembar)
Komposisi Tanggal dimulainya
MSOP
Tanggal Berakhirnya
Tahapan MSOP
Harga Pelaksanaan Per Lembar
Saham
Saham di-excercise (Lembar)
Tahap I 235.294.100 40% 10 November 03 9 November 08 962,50 230.999.000
Tahap II 235.294.100 40% 10 November 04 9 November 09 1.750,00 230.047.000
Tahap III 117.647.050 20% 10 November 05 9 November 10 Sesuai aturan Bapepam-LK dan BEI
108.830.000
Jumlah 588.235.250 569.876.000
akhir masa exercise, terdapat 4,30 juta lembar MSOP
Tahap I, 5,25 juta lembar MSOP Tahap II, dan 8,82 juta
lembar MSOP tahap III yang tidak di-exercise.
Berakhirnya periode pelaksanaan MSOP Tahap III
tersebut mengakhiri rangkaian program MSOP BRI
Tahap I-Tahap III yang dimulai bersamaan dengan IPO
BRI tanggal 10 November 2003.
Penambahan Modal dari MSOP(dalam Rp juta)
Tahap I Tahap II Tahap III Jumlah
Modal Disetor 115.500 115.024 54.415 284.938
Agio 106.837 287.559 474.490 868.886
Modal Lain-Lain (Lembar Saham x option value) 27.117 80.889 10.259 212.265
Jumlah 249.454 483.471 633.164 1.366.089
70 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Komposisi Pemegang SahamJumlah Pemegang Saham BRI sampai dengan akhir tahun 2012 adalah sebanyak 17.065 pemegang saham atau
mengalami peningkatan 42,15% jika dibandingkan tahun 2011 yaitu sebanyak 12.005. Negara Republik Indonesia
tetap merupakan pemegang saham mayoritas BRI dengan kepemilikan saham sebesar 56,75% dan sisanya sebesar
43,25% dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing tidak lebih dari 5%.
56,75%Saham BRI dimi l iki o leh negara Republ ik Indonesia
2012
Jumlah Pemegang Saham
Jumlah Lembar Saham
Komposisi (%)
Negara 1 14.000.000.000 56,75
Publik 17.064 10.669.162.000 43,25
Pemodal Nasional 15.376 1.831.330.849 7,42
Perorangan 11.617 267.451.062 1,08
Karyawan 3.230 94.326.500 0,38
Pemerintah 1 318.000 0,00
Institusi 555 1.469.235.287 5,96
Koperasi 3 31.500 0,00
Yayasan 25 21.681.000 0,09
Dana Pensiun 193 208.766.700 0,85
Asuransi 58 394.948.500 1,60
Perseroan Terbatas 138 429.152.137 1,74
Reksa Dana 138 414.655.450 1,68
Pemodal Asing 1.688 8.837.831.151 35,83
Perorangan 48 1.355.500 0,01
Badan Usaha Asing 1.640 8.836.475.651 35,82
Total 17.065 24.669.162.000 100,00
Pemodal Asing Pemodal Nasional Negara RI
Komposisi Kepemilikan Saham
2012(%)
35,83
7,42
56,75
71PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
papan utama, saham BBRI tercatat sebagai anggota
saham blue chips LQ 45 (45 saham terlikuid di BEI),
Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27, Indeks Kompas
100 dan Indeks Sri Kehati.
Sebagaimana kondisi bursa pada tahun 2012
perkembangan harga saham BBRI berfluktuasi
mengikuti perkembangan kondisi perekonomian dan
sentimen pasar modal global. Fluktuasi harga saham
BBRI di tahun 2012 berkisar dari harga terendah sebesar
Rp5.150 dan harga tertinggi tercatat sebesar Rp7.850.
Volume transaksi juga berkurang 14,45% menjadi total
7.909,9 juta lembar saham.
Sebagai salah satu saham unggulan, saham BBRI dengan
nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp169,74 triliun per
akhir Desember 2012, turut terkena imbas sentimen
pasar yang membuat investor cenderung berhati-
hati dengan kinerja saham keuangan. Sebagaimana
diketahui, krisis perekonomian global dalam beberapa
tahun belakangan berawal dari krisis keuangan yang
melanda kawasan Eropa maupun Amerika Serikat.
Mengingat sektor keuangan dan perbankan global saat
ini sudah semakin terintegrasi, maka guncangan pada
sektor ini akan dengan cepat direspon oleh investor di
pasar modal.
Pada triwulan kedua, harga saham BBRI sempat
menunjukkan penurunan yang cukup tajam. Saat
itu pemicu penurunan harga saham BBRI maupun
indeks pasar saham global adalah berita kegagalan
negara Uni Eropa mencapai kata sepakat mengenai
upaya mengatasi defisit anggaran di beberapa negara
anggotanya. Berita tersebut membuat indeks pasar
modal di seluruh dunia turun cukup tajam.
Kondisi Pasar Modal dan Kinerja SahamKondisi pasar modal Indonesia turut terpengaruh
oleh kondisi perekonomian global yang masih belum
kondusif. Hal ini tampak dari penurunan nilai transaksi
harian sebesar 8,79% menjadi sebesar Rp4,55 triliun
dibandingkan transaksi harian sepanjang tahun 2011
yang sebesar Rp4,95 triliun. Selain turunnya nilai transaksi
harian, nilai transaksi asing juga cenderung menurun.
Namun demikian, pada tanggal penutupan, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia,
berhasil membukukan angka penutupan pada level
4.316,69 yang berarti naik 12,94% dari level indeks
3.821,99 pada akhir tahun 2011 lalu. Selain itu
frekuensi transaksi harian juga mengalami kenaikan
7,36% sebesar 113.454 kali transaksi. Perkembangan
yang menggembirakan lainnya, sepanjang tahun
2012 yang masih dibayangi krisis global, terdapat
23 emiten baru yang berhasil melantai di bursa. Hal
tersebut menunjukkan tetap tingginya minat investor
menanamkan dananya di pasar modal Indonesia.
Seluruh perkembangan tersebut membuat nilai
kapitalisasi pasar saham di BEI mencapai angka sebesar
Rp4.127 triliun, naik 16,67% dari nilai angka Rp3.537
triliun di akhir tahun 2011. Nilai tersebut membuat
rasio kapitalisasi pasar saham terhadap PDB naik
menjadi sebesar 55,6% dari angka tahun sebelumnya,
46,7%. Mengingat perekonomian global tahun 2013
diprediksikan lebih baik, seperti halnya dikemukakan
oleh IMF maupun biro riset McKinsey dan ahli ekonomi
lainnya, maka kondisi pasar saham modal Indonesia di
tahun 2013 diperkirakan akan lebih menarik.
Kinerja Saham BRI
Saham BRI, dengan kode perdagangan BBRI, mulai
tercatat dan diperdagangkan di BEI (dahulu BEJ) sejak
tanggal 10 November 2003. Saat ini selain tercatat di
72 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pada akhir triwulan ke dua tersebut, harga saham BRI juga mengalami penurunan harga hingga sebesar 28,9%
menjadi sebesar Rp5.150 dari harga posisi tertinggi di semester I yang sebesar Rp7.250, dengan volume perdagangan
yang meningkat karena banyaknya investor yang berusaha keluar dari pasar modal.
Namun demikian seiring dengan perkembangan perekonomian dunia yang mulai menunjukkan titik terang, dan
mulai meningkatnya angka permintaan barang di China serta tumbuhnya perekonomian nasional, harga saham
BBRI kembali meningkat. Sebagaimana diketahui fokus usaha BRI adalah segmen MKM dengan pemasaran
produk lebih berorientasi memenuhi kebutuhan domestik. Perbaikan kinerja BRI, sebagaimana tercermin dari
perbaikan NPL, peningkatan kredit yang prudent dan peningkatan laba bersih yang cukup tinggi yang kemudian
di informasikan secara rutin pada pelaku pasar, direspon positif oleh investor, sehingga saham BBRI di akhir tahun
ditutup meningkat sebesar 2,95% dari posisi penutupan akhir tahun 2011, menjadi sebesar Rp6.950.
Dividen dan Kebijakan DividenPembagian dividen BRI dilakukan setelah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Pembagian dividen
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan kebutuhan
dana Perseroan untuk ekspansi usaha.
Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada tanggal 28 Maret
tahun 2012, BRI melakukan pembayaran dividen final tahun buku 2011 sebesar 20% dari laba bersih atau senilai
Rp3.016.587.862.754. Rasio pembayaran dividen ini sama dengan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2010
yang ditetapkan oleh RUPST 2011, sebesar 20%. Nilai dividen per saham yang dibayarkan pada tanggal 15 Mei 2012
adalah sebesar Rp122,28, atau naik 31,5% dari nilai pembayaran dividen per saham tahun 2010 yang sebesar Rp93,01.
Pembayaran Dividen BRI
Tahun Dividen
Tanggal Pembayaran
Jumlah Dividen (Rp miliar)
Dividen per Lembar Saham* (Rp)
Rasio Pembayaran Dividen
2003 23 Juli 2004 990 42,1 75,01%
2004 5 Juli 2005 1.816 76,47 50,00%
2005 10 Juli 2006 1.904 78,09 50,00%
2006 2 Juli 2007 2.129 86,52 50,00%
2007 7 Juli 2008 2.419 98,17 50,00%
2008 3 Juli 2009 2.085 84,41 35,00%
2009 1 Juli 2010 2.192 88,91 30,00%
2010 15 Juni 2011 2.294 93,01 20,00%
2011 15 Mei 2012 3.017 122,28 20,00%
* Data dividen per lembar saham merupakan dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1:2 pada tanggal 11 Januari 2011
Pada tahun 2009 dan tahun 2010 BRI melakukan pembagian dividen interim, masing-masing sebesar Rp45,74 per
lembar saham dan Rp45,93 per lembar saham yang pelaksanaannya sesuai dengan UU PT No. 40 tahun 2007. Besarnya
dividen interim tersebut sudah masuk didalam perhitungan dividen tahunan yang telah disebutkan di atas.
73PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Kebijakan pembagian dividen BRI diatur dalam
Prospektus pada saat IPO, yakni pada bagian
“Pembagian Dividen”, yang menyatakan bahwa BRI
akan memberikan dividen dengan memperhatikan
kondisi keuangan dan rencana pengembangan
usaha. Penetapan besaran dividend pay-out rasio
dan/atau jumlah dividen tiap tahun buku dilakukan
melalui RUPS.
Obligasi Sub-OrdinasiPada bulan Desember 2009 BRI menerbitkan Obligasi
Subordinasi II dalam denominasi Rupiah dengan jangka
waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95% yang tercatat di
bursa pada tanggal 22 Desember 2009. Fitch memberikan
rating A+ (idn) terhadap Obligasi Subordinasi dan BRI
berhasil menghimpun dana sebesar Rp2 triliun dalam
penerbitan Obligasi tersebut.
Pembayaran Dividen Interim
Tahun Dividen
Tanggal Pembayaran
Dividen per Lembar Saham
(Rp)
2009 16 Desember 2009 45,74
2010 Desember 2010 45,93
Nilai dividen tahun buku 2011 yang dibagikan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp122,28 persaham, naik 31,52% dar i tahun sebelumnya.
Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi
Subordinasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi
terkait, seluruhnya digunakan perusahaan sebagai
modal pelengkap sesuai dengan ketentuan BI, yang
dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai
dengan prinsip kehati-hatian.
Selama tahun 2012, BRI tidak menerbitkan obligasi
maupun efek bersifat hutang lainnya.
75PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tinjauan O perasional
BOP O59,93%*
Penerapan strategi yang tepat dan konsisten serta terjaganya efisiensi operasional merupakan pendukung kinerja usaha BRI yang optimal
*Data Bank saja
76 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Prospek dan Strategi UmumProspek Di tahun 2012 perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Amerika maupun Eropa mulai menahan laju pertumbuhan di negara-negara emerging market terutama yang berbasis ekspor ke negara tersebut melalui penurunan harga komoditas dan volume perdagangan. Namun demikian diperkirakan tahun 2013 kondisi perekonomian global akan lebih baik. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2013 diproyeksikan sebesar 3,4%, naik dibandingkan proyeksi tahun 2012 sebesar 3,1%. Proyeksi tersebut dapat tercapai apabila pengaruh dari kebijakan penurunan defisit anggaran fiskal (Fiscal Cliff) di AS, pelemahan pertumbuhan lebih lanjut di Cina dan Jepang serta semakin berlarutnya prospek penyelesaian krisis Eropa dapat diminimalisir.
Di tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap didominasi oleh konsumsi dan arus investasi yang tetap kuat, didorong oleh meningkatnya jumlah golongan masyarakat yang berpendapatan menengah dan meningkatnya komposisi jumlah penduduk usia produktif. Ekspor diperkirakan juga akan mengalami perbaikan sejalan dengan membaiknya perekonomian beberapa negara mitra dagang utama dan diversifikasi perdagangan ke negara-negara selain Eropa dan Amerika Serikat, meskipun masih dibayangi ketidakpastian kondisi perekonomian global. Dengan perkembangan tersebut, Pemerintah memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh pada kisaran 6,3%-6,8% (Sumber: Bank Indonesia) dengan inflasi tetap di jaga pada kisaran 4,5% ± 1%.
Di Indonesia, rasio kredit perbankan terhadap PDB sebesar 31.2% yang masih jauh di bawah negara-negara Asia Tenggara menunjukkan bahwa penetrasi perbankan masih rendah. Selain itu, berdasarkan data Kemenkop UKM, tahun 2011 Indonesia memiliki lebih dari 55 juta wirausaha mikro, kecil dan menengah dimana baru sepertiganya yang tersentuh oleh perbankan. Dilihat dari aspek geografis, pertumbuhan ekonomi di luar pulau Jawa yang lebih besar dari pulau Jawa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal-hal tersebut di atas menunjukkan besarnya potensi pertumbuhan bagi perbankan Indonesia terutama bagi BRI yang fokus kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, perbankan Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kinerja bisnisnya dengan risiko yang optimal. Dalam menghadapi berbagai tantangan eksternal maupun prospek usaha di masa mendatang serta untuk mencapai tujuannya di tahun 2013 menjadi Bank dengan Pertumbuhan segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Terbaik di Indonesia maka Bank BRI telah mengkaji dan menyusun strategi pertumbuhan usaha di masa mendatang. Fokus bisnis akan tertuju pada peningkatan outstanding dan jumlah nasabah di segmen MKM, peningkatan jumlah pengguna e-channel dan e-banking serta jumlah transaction-based fee untuk meningkatkan fee based income, pembentukan SDM yang profesional sesuai bidang tugas masing-masing dan perluasan pasar luar negeri.
Rencana Strategis 2013Untuk mendukung strategi umum di tahun 2013, BRI telah menyusun strategi dengan mempertimbangkan kompetensi inti yang telah dikuasai segenap jajaran manajamen, baik di tingkat pusat, wilayah hingga ke unit kerja terdepan. Selain itu, proyeksi kondisi perekonomian Indonesia, agenda pemilu di tahun 2014 dan kebijakan regional seperti penerapan ASEAN Economic Community di tahun 2015 turut dipertimbangkan. BRI meyakini bahwa dengan menjalankan strategi positioning di kancah perbankan Indonesia dengan berbasiskan kompetensi inti yang telah dikuasai dan dikembangkan sejak lama, BRI akan mampu mencatatkan kinerja yang tetap optimal di tahun-tahun mendatang dengan sumber pendapatan berasal dari bunga pinjaman dan fee based.
BRI dengan fokus kegiatan di segmen MKM yang ber ientasi pada pertumbuhan ekonomi domest ik diyakini akan tetap memil iki pr ospek kinerja yang lebih opt imal.
77PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pertumbuhan aset BRI akan dilakukan secara prudent sesuai dengan kondisi permodalan, kecepatan pemenuhan sumber daya manusia, pengembangan teknologi informasi dan perubahan kebijakan dari regulator. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka arah kebijakan BRI untuk tahun 2013 adalah:
Mengembangkan potensi 1. fee-based income dan meningkatkan pendapatan bunga dengan cara:
Fokus ekspansi kredit pada segmen MKM dan a. penetrasi segmen korporasi yang memberi trickle-down business pada kegiatan segmen MKM.Menjaga komposisi sumber dana murah (giro b. dan tabungan) yang optimal sesuai dengan perkembangan kondisi perekonomian dan perkembangan bisnis BRI.Perluasan jaringan dan peningkatan aktifitas c. layanan jasa perbankan untuk meningkatkan fee based income.
Ekspansi bisnis melalui strategi 2. market penetration, market development dan product development, yakni:
Market penetrationa. , yakni optimalisasi posisi BRI yang kini memiliki jaringan kerja yang terhubung secara real time online di seluruh Indonesia serta customer base terbesar, melalui:
Peningkatan aktivitas • cross selling dan integrated marketing dalam penjualan produk dan jasa bank.Pemanfaatan jaringan kerja secara optimal •untuk memperkokoh competitiveness BRI di segmen UMKM.Meningkatkan kualitas produk dan jasa bank •untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas nasabah.Meningkatkan kuantitas dan kualitas •e-channel BRI.
Market Developmentb. , yakni melayani seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dengan secara selektif memasuki pasar yang selama ini belum terlayani oleh BRI, melalui:
Optimalisasi • basis nasabah dan jaringan kerja untuk menjaring nasabah baru/potensi pasar baru.Pengembangan jaringan kerja ke luar •negeri yang potensial.
Product Developmentc. , yakni melengkapi produk yang ada dengan features baru maupun menciptakan produk-produk baru untuk mempertahankan competitiveness BRI di industri keuangan. Langkah yang dilakukan mencakup:
Kerja sama dengan institusi keuangan non •bank untuk product bundling.Pengembangan produk pinjaman dan •simpanan dengan skema/fitur yang customized dan sesuai kebutuhan nasabah.
Persiapan menghadapi Basel III, khususnya 3. mengenai struktur modal, melalui optimalisasi portofolio pinjaman dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, perbaikan kualitas aset dan upaya penguatan modal.
Mewujudkan konsep 4. financial inclusion melalui perluasan akses layanan financial dengan dukungan jaringan kerja sesuai potensi bisnis. Pembukaan outlet baru yang dilakukan secara selektif dan cermat.
Mendukung proyeksi pertumbuhan bisnis yang 5. sustainable, BRI melakukan pembukaan outlet konvensional dan e-channel secara selektif dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal.
Sejalan dengan strategi perusahaan, BRI 6. memprioritaskan pemenuhan formasi untuk jabatan bisnis/marketing. Selain itu, BRI juga melakukan penyempurnaan kebijakan pengembangan karier dengan membangun talent management system dan mengoptimalkan assessment center menjadi development center. Penyempurnaan sistem reward and punishment juga dilakukan agar mendorong produktivitas pekerja dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenagakerjaan, kondisi pasar dan kemampuan finansial perusahaan.
Rencana strategis yang diterapkan secara spesifik untuk masing-masing segmen operasional dapat dilihat pada uraian mengenai segmen bisnis terkait, yakni pada bahasan “Tinjauan Bisnis”.
78 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pr oses pengel o laan SDM dilaksanakan secara
ter integrasi, mulai dar i perencanaan, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan, imbal jasa, manajemen kinerja sampai dengan
pengakhiran hubungan kerja.
Pr oses tersebut didukung penerapan budaya kerja BRI,
ot omatisasi pr oses melalui sistem informasi SDM serta
ber pedoman pada pr insip-pr insip GCG, guna mewujud kan
Sumber Daya Manusia BRI yang Pr ofesional , Pr odukt if
dan Sejahtera
79PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Penerapan strategi pengelolaan SDM BRI dilakukan
berdasarkan kompetensi, kinerja dan komunikasi
yang efektif sehingga terbentuk jajaran SDM yang
profesional, produktif dan sejahtera sebagai aset
utama perusahaan.
Arsitektur SDM BRIStrategi pengelolaan SDM di breakdown dalam road
map program kerja pengelolaan SDM yang ditetapkan
setiap 5 (lima) tahun dan disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan. Program kerja pengelolaan SDM untuk
tahun 2012 adalah:
Penyempurnaan kebijakan pembinaan kariera.
Penyempurnaan sistem manajemen kinerjab.
Penyempurnaan kebijakan kompensasi danc. benefit
Integrasi MSDM dengan teknologi informasi d.
Perubahan kebijakan yang terkait peraturan disipline.
Program tersebut merupakan bagian dari kerangka
Arsitektur SDM BRI yang disusun secara komprehensif,
sistematis dan terukur, mulai dari aktivitas planning,
acquiring, developing, retaining and maintaining,
performance management dan terminating.
Dengan dukungan sistem informasi manajemen
mengintegrasikan business process pengelolaan SDM,
data dan informasi dapat disajikan dengan akurat
dan komprehensif.
VISI dan MISI BRI
KOMPETENSI SDM
VISI, MISI dan STRATEGI MANAJEMEN SDM(Profesional, Produktif dan Sejahtera)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Good Corporate Governance
Corporate Culture
Man
ajem
en K
iner
ja(P
erfo
rman
ce M
anag
emen
t)
Pere
nca
naa
n S
DM
(Pla
nn
ing
)
Pen
gem
ban
gan
SD
M(D
evel
op
ing
)
Men
jag
a/M
emp
erta
han
kan
SD
M
(Ret
ain
ing
/mai
nta
inin
g)
Pem
utu
san
Hu
bu
ng
an K
erja
( T
erm
inat
ing
)
Rek
rutm
en, S
elek
si d
an
Pen
emp
atan
SD
M(A
cqu
irin
g)
80 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengembangan Kompetensi dan ProfesionalismeBRI mengembangkan perencanaan tenaga kerja
(manpower planning) yang mampu mengintegrasikan
kebutuhan SDM secara tepat dan akurat sesuai dengan
rencana dan strategi perusahaan. Proses perencanaan
kebutuhan SDM mengacu pada Corporate Plan BRI
(jangka panjang), Rencana Bisnis Bank/RBB (jangka
menengah) dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan/RKAP (jangka pendek) yang diselaraskan
dengan karakteristik unik Perusahaan yang berfokus
pada UMKM sehingga membutuhkan dukungan banyak
tenaga kerja dengan komposisi tenaga marketing lebih
dominan daripada tenaga non-marketing.
Pemenuhan Sumber Daya Manusia
Mengingat karakteristik unik perusahaan yang fokus
kepada UMKM, perkembangan usaha dan jangkauan
operasi dan yang berkembang dengan cepat, BRI
melakukan pemenuhan jabatan baik melalui kegiatan
mutasi (promosi dan rotasi) pekerja maupun rekrutmen
dan seleksi dari sumber internal dan eksternal sesuai
dengan kebutuhan Perusahaan. Proses pemenuhan
tersebut dilakukan secara obyektif, terbuka, adil dan
setara tanpa diskriminasi dengan tetap memperhatikan
kualitas maupun kompetensi dasar para kandidat melalui
program pengembangan staf (PPS) untuk mencetak kader
pemimpin BRI, program pengembangan residen staf
(PPRS) untuk mencetak kader pemimpin BRI masa depan
di wilayah Indonesia Timur, pendelegasian wewenang
rekrutmen ke tingkat Kantor Wilayah, mengikuti
maupun mengadakan job fair yang diselenggarakan
di beberapa Lembaga/Perguruan Tinggi ternama dan
proses perekrutan dan seleksi pekerja secara online.
Melalui strategi rekrutmen tersebut, selama tahun
2012, BRI telah menambah jumlah pekerja sebesar
13.855 orang, terdiri dari PPS BRI 509 orang,
Marketing 8.536 orang, Support 652 orang dan
Outsourcing 4.158 orang.
Learning and Developing
BRI memberikan kesempatan yang cukup dan setara
kepada seluruh pekerja untuk mengembangkan diri
dan kariernya melalui peningkatan pengetahuan
maupun keterampilan.
Dalam melaksanakan pengembangan kompetensi
dan keahlian serta pengembangan karir tersebut,
BRI memberi kesamaan hak kepada seluruh pekerja,
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
gender, dan kondisi fisik. Secara garis besar, program
pengembangan pekerja BRI digambarkan dalam bagan
ringkas sebagai berikut:
Program Pengembangan Staf (1. PPS)Frontiliner2. & Administration, dll
SPESIFIK, Contoh:Credit1. Operation2. Marketing3. , dll
GENERIK Contoh: Produk dan Jasa BRI
INTERNAL
INTERNAL
EKSTERNAL
EKSTERNAL Workshop/Seminar/Khusus (DN/LN), dll
Supervisor Development Program1. (SDP)Assistant Manager Development Program 2. (AMDP)Manager Development Program3. (MDP)Senior Manager Development Program 4. Assistant Vice President Development Program5. (AVPDP)V6. ice President Development Program (VPDP)
SESPIBANK (LPPI)JAKARTA - BANDUN
G - Y
OG
YAKARTA - SURABAYA - M
AKA
SSA
R - P
AD
AN
G -
PENDIDIKAN PELATIHAN DAN
PENGEMBANGANTRAINING BASEDCOMPETENCIES
PENDIDIKAN APLIKASI
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN PENGENALAN
81PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pr ogram training bert ujuan untuk meningkat kan kompetensi pekerja sehingga tercipta pekerja yangbertalenta unggul dan siap untuk menduduki jabatan strategis di perusahaan.
Program training bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi pekerja sehingga tercipta pekerja yang
bertalenta unggul dan siap untuk menduduki jabatan
strategis di perusahaan.
Selain training menyeluruh, BRI mendukung
pengembangan karir pekerja melalui pelaksanaan
pelatihan khusus yang terencana, pengayaan, job
enrichment dan job enlargement. Pengembangan karir
ini menggunakan sistem talent pool yang melibatkan
dukungan sistem TI sebagai bagian dari pengembangan
Talent Management System. Adapun beberapa program
training yang telah diselenggarakan selama tahun
2012, diantaranya adalah sebagai berikut:
Program dan Peserta Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan yang diselenggarakan selama
tahun 2012
Jenis Pendidikan Jumlah Peserta
A. Pendidikan Pengembangan
1. Supervisor Development Program 3.641
2. Assistant Manager Development Program
3.441
3. Manager Development Program 257
4. Senior Manager Development Program 65
5. Assistant Vice President Development Program
93
6. Vice President Development Program 32
Jumlah 7.529
B. Pendidikan Pengenalan
1. Program Pengembangan Staf 1.210
2. Frontliner & Administration 11.533
3. Marketing 10.601
4. Administrasi 817
5. Audit 306
Jumlah 24.467
C. Pendidikan Aplikasi
1. Credit 8.102
2. Operation 13.567
3. Marketing 6.582
4. Public Course 134.459
5. Sertifikasi 988
6. Lain-lain 15.101
7. Risk Management 842
Jumlah 179.641
Selain mengikuti pelatihan secara intensif, karyawan
juga diikutkan dalam training-training publik yang
sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya sehingga
target pelatihan minimum satu kali dalam satu tahun
dapat dicapai.
Alokasi Dana Pengembangan Kompetensi SDM
Selama tahun 2012, tidak kurang dari 500 training
dan pengembangan yang dilakukan BRI, baik
secara umum maupun khusus, dan diikuti oleh
211.637 peserta. Total biaya investasi dalam rangka
peningkatan kompetensi dan profesionalisme pekerja
tersebut adalah sebesar Rp484,9 miliar. Rasio biaya
pelatihan terhadap biaya personalia pada 2012 sebesar
5,26%, lebih besar dari tahun 2011 yang sebesar 5,16%.
Hal ini menunjukkan bahwa pada 2012 BRI lebih banyak
memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
mengembangkan kompetensinya melalui berbagai
program pelatihan yang diadakan.
Retaining and Maintaining
Untuk menarik calon pekerja potensial,
mempertahankan pekerja kompeten dan meningkatkan
motivasi serta memberikan apresiasi, BRI memiliki
program kompensasi yang bersifat variabel (insentif
dan bonus) untuk pekerja yang mencapai dan
melampaui target kinerja. Selain itu, setiap tahunnya
terdapat Kenaikan Upah Pokok berdasarkan Kinerja
(Merit Increase) dengan memperhatikan pencapaian
target laba perusahaan secara nasional.
82 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penyempurnaan kebijakan kompensasi di atas selalu
dilakukan oleh BRI dengan memperhatikan aspek
fairness. Selain memberikan kompensasi dan fasilitas
kepada pekerja selama dalam hubungan kerja, BRI
juga memberikan hal tersebut setelah berakhirnya
hubungan kerja.
Kesejahteraan Pekerja
Upah minimum yang diberikan kepada pekerja telah
berada di atas upah minimum yang berlaku di setiap
wilayah dimana Perusahaan beroperasi. Selain itu, BRI
juga memberikan jaminan kesehatan, tunjangan hari raya
keagamaan dan mengikut sertakan pekerja tetapnya dalam
program tunjangan hari tua, program pensiun manfaat
pasti, program pensiun iuran pasti serta melindungi pekerja
dari risiko-risiko kesehatan dan kecelakaan kerja melalui
kepersertaan dalam asuransi yang relevan. Kontribusi
perusahaan pada program-program pensiun serta
perlindungan kesehatan dan kecelakaan kerja tersebut di
atas mencapai 7,9% dari total biaya personalia.
Dampak keuangan pengelolaan SDM
Penambahan jumlah pekerja dan pemenuhan berbagai
hak-haknya membuat alokasi dana operasional untuk
pekerja meningkat. Untuk tahun 2012, biaya tenaga
kerja mencapai Rp9,21 triliun atau meningkat 10,7%
dari total alokasi dana belanja pekerja di tahun 2011
yang mencapai Rp8,33 triliun. Namun demikian BRI
memandang alokasi dana ini merupakan investasi
yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengukuran
manfaat dana belanja pekerja dan komitmen investasi
untuk peningkatan kompetensi pekerja diantaranya
dilakukan melalui perhitungan rasio produktivitas
pekerja dan rasio belanja pelatihan.
Rasio produktivitas pekerja (laba dibagi jumlah
pekerja) pada 2012 sebesar Rp255,02 juta per pekerja,
lebih tinggi dibandingkan 2011 yang sebesar Rp164,6
juta per pekerja. Menunjukkan adanya peningkatan
produktivitas pekerja dalam berkontribusi terhadap
pencapaian target laba perusahaan.
Hubungan Industrial
Pekerja dijamin untuk berserikat, berkumpul dan
menyampaikan pendapat dengan pembentukan Serikat
Pekerja BRI (SP-BRI). SP-BRI tercatat di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Jakarta Selatan dengan nomor bukti
pencatatan: 357/I/P/V/2005 tanggal 17 Mei 2005. Kebijakan
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pekerja selalu
dikomunikasikan dengan melibatkan Serikat Pekerja.
Untuk menjamin hak-hak pekerja, Perusahaan dan Serikat
Pekerja telah membuat 5 (lima) kali Perjanjian Kerja
Bersama yang berlaku setiap 2 tahun sekali.
Pekerja dijamin untuk berser ikat , ber kumpul dan menyampaikan pendapat
83PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Selain PKB, BRI membentuk Forum Kerjasama Bipartit yang
bertujuan untuk menyelaraskan kepentingan perusahaan
dan kepentingan Pekerja serta menyelesaikan keluhan
dari Pekerja. Selain itu, untuk meminimalisasi hambatan
komunikasi antara Pekerja dengan Perusahaan, maka
Perusahaan memiliki Whistle Blower System yang sejak 12
Maret 2009 dan dimonitor langsung oleh Direktur Utama.
Profil SDM BRI
Pada akhir tahun 2012, jumlah total pekerja BRI adalah
72.625 orang, naik dibandingkan posisi akhir tahun
2011 yang berjumlah 40.044 orang. Kenaikan terbesar
jumlah pekerja pada tahun 2012 lalu terjadi seiring
dengan peningkatan aktivitas bisnis dan operasional BRI,
diantaranya peningkatan jumlah unit layanan BRI yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan perubahan
status pekerja frontliner BRI khususnya Teller dan Customer
Service dari pekerja alih daya menjadi pekerja kontrak BRI.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 13/25/
PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehati-
hatian bagi bank Umum yang melakukan Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain.
Status 2010 2011 2012
Pekerja Tetap 33.296 33.357 34.936
Pekerja Kontrak 2.441 4.780 36.155
MPP 996 944 791
Trainee 911 963 743
Pekerja Alih Daya 38.068 45.486 30.789
Jumlah Pekerja BRI 75.712 85.530 103.414
Dari sisi tingkat pendidikan, mayoritas pekerja
BRI adalah lulusan jenjang pendidikan Diploma
dan Strata 1 dengan jumlah dan komposisi yang
semakin meningkat. Untuk strata pendidikan
SLTP dan SLTA, jumlah dan komposisinya semakin
berkurang. Adapun profil komposisi pekerja BRI
menurut pendidikan dan jenjang jabatan adalah
sebagai berikut:
84 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Jumlah pekerja berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan 2010 2011 2012
Strata 3 2 5 7
Strata 2 1.107 1.034 1.073
Strata 1 23.691 26.780 39.591
Diploma 4.053 4.847 25.915
SLTA/Setingkat 8.749 7.334 6.017
SLTP/Setingkat 42 44 22
Jumlah Pekerja BRI* 37.644 40.044 72.625
*belum termasuk pekerja alih daya
Jumlah pekerja berdasarkan level organisasi
Jabatan 2010 2011 2012
Executive Vice President 70 67 67
Vice President 101 103 106
Assistant Vice President 382 380 429
Senior Manager 575 584 633
Manager 554 582 581
Assistant Manager 3.318 2.925 3.295
Officer 10.510 10.662 10.998
Assistant 22.134 24.741 56.516
Jumlah Pekerja BRI* 37.644 40.044 72.625
*belum termasuk pekerja alih daya
Tingkat Turnover
Selama tahun 2012, tercatat 393 pekerja BRI
mengundurkan diri atau berhenti bekerja, mayoritas
disebabkan karena telah memasuki masa pensiun.
Dengan demikian, maka tingkat turnover BRI adalah
sebesar 1,14%, Angka tersebut sangat rendah
dan merupakan salah satu hasil dari penciptaan
lingkungan kerja yang kondusif. Untuk itu, BRI
berkomitmen terus menjaga lingkungan kerja yang
baik demi terciptanya suasana yang sehat, aman,
nyaman dan menumbuhkan semangat berkarya serta
berinovasi pada seluruh jajaran pekerja BRI.
Pengelolaan SDM yang Terintegrasi
Dengan sebaran wilayah operasional yang luas dan
jumlah SDM yang besar, pengeloaan SDM secara
efisien dan akurat merupakan tantangan bagi
BRI. Oleh karena itu, BRI telah mengembangkan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) SDM yang
terintegrasi sehingga BRI mampu memelihara
database SDM, memenuhi hak-hak pekerja, memberi
informasi kebijakan SDM terkait hak-hak pekerja,
dan mengembangkan saluran komunikasi yang
kondusif antara pekerja dengan manajemen. SIM
SDM ini merupakan dasar dari pengembangan
Office Automation dan implementasi Employee Self
Service (ESS) dengan tujuan efisiensi seluruh aspek
pengelolaan kebutuhan SDM.
Seiring dengan perkembangan operasional BRI
yang terus meningkat dan kebutuhan informasi
pengelolaan SDM yang semakin up to date dan
akurat, BRI mengembangkan berbagai aplikasi
baru meliputi:
1. System and Product In Data Processing, sebagai
program utama untuk mengelola database pekerja
serta memproses seluruh haknya.
2. CV Offline, program untuk menyajikan data pekerja
secara cepat dan mobile.
3. Sistem Manajemen Kinerja Online (SMK Online),
program untuk membantu pekerja mempersiapkan
Rencana Sasaran Kinerja (RSK), bimbingan dan
evaluasi di akhir tahun.
4. Aplikasi Formasi dan Pengisian, merupakan program
untuk menyajikan data formasi pekerja di Unit Kerja
BRI di seluruh Indonesia dan pengisiannya.
Tingkat turnover BRI adalah sebesar 1,14%
85PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Program-program tersebut melengkapi aplikasi
sebelumnya, seperti Call Center SDM, Web Portal SDM
maupun konseling dengan dukungan teknologi informasi.
Internalisasi Budaya Perusahaan
Sejalan dengan pertumbuhan Perusahaan, semakin
disadari bahwa Budaya Kerja memiliki peranan penting
dalam mendukung visi misi Perusahaan. Hal tersebut
dapat terwujud apabila setiap Pekerja BRI berperilaku
baik dan benar secara pribadi dan profesional dalam
melaksanakan tugasnya karena memiliki sense of
belonging yang tinggi terhadap perusahaan.
Oleh karena itu, budaya kerja BRI dirumuskan dengan
menggali nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh Pekerja
sebagai nilai-nilai unggul yang dapat mendukung
pencapaian kinerja terbaik bagi perusahaan, yaitu
terdiri dari integritas, profesionalisme, kepuasan
nasabah, keteladanan, penghargaan kepada SDM.
Hingga saat ini, nilai-nilai Budaya Kerja (core values)
yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta
berperilaku bagi setiap insan BRI telah mampu
mendukung pencapaian kinerja terbaik perusahaan.
Namun demikian, evaluasi atas implementasi
Budaya Kerja tetap dilakukan untuk memastikan
bahwa core values yang dimiliki Perusahaan dapat
menjawab tantangan di masa mendatang terutama
dalam persaingan bisnis di sektor MKM yang
merupakan core bussiness BRI. Atas dasar tersebut,
maka pada Tahun 2012 Perusahaaan memulai
Revitalisasi Budaya Kerja sebagai upaya penguatan
Budaya Kerja.
Bersamaan dengan program revitalisasi implementasi
Budaya Kerja, secara continue dilaksanakan Forum
Peningkatan Kinerja di seluruh unit kerja sebagai bentuk
partisipasi aktif Pekerja dalam penciptaan strategi dan
tindakan yang dapat meningkatkan kinerja di setiap
unit kerja. Forum Peningkatan Kinerja juga merupakan
sarana dalam mentransformasi Budaya Kerja ke seluruh
unit kerja, sehingga peningkatan kinerja dapat selaras
dengan rencana kerja perusahaan.
Budaya kerja merupakan salah satu materi yang selalu
disampaikan dalam setiap pendidikan reguler yang
bersifat refreshing, sehingga diharapkan nilai-nilai
budaya kerja semakin mengakar pada setiap Pekerja.
Untuk memastikan nilai-nilai budaya kerja terlaksana
dengan baik di seluruh unit kerja, maka telah ditunjuk
para Change Agent di masing-masing wilayah yang
berkewajiban untuk mempertahankan dan mengawasi
implementasi Budaya Kerja di unit kerjanya.
Pencanangan tahun 2012 sebagai tahun Good
Corporate Governance (GCG) juga menegaskan
komitmen BRI untuk menindak dengan tegas (zero
tolerance) atas setiap pelanggaran yang bertentangan
dengan etika dan Peraturan Perusahaan. Hal tersebut
juga menunjukkan komitmen BRI untuk menjadikan
Budaya Kerja Perusahaan sebagai jiwa bagi pekerja
BRI dalam berkarya.
86 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
PemasaranProgram pemasaran terpadu bertujuan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah baru maupun existing dalam mengenal produk dan fitur produk jasa perbankan BRI, termasuk meningkatkan akses layanan
Guna mencapai target sepanjang tahun 2012 baik
dalam hal penyaluran kredit maupun penghimpunan
dana masyarakat serta penyediaan jasa perbankan,
BRI berupaya untuk tetap menjaga dan meningkatkan
pangsa pasar melalui program pemasaran terpadu.
Program ini memberikan kemudahan kepada nasabah
baru maupun nasabah existing untuk mengenali produk
jasa perbankan dan fitur produk baru BRI, memberikan
kemudahan akses serta memberikan kenyamanan pada
nasabah dalam melakukan berbagai aktivitas. Program-
program tersebut dijelaskan dalam uraian berikut:
Peningkatan Awareness
Jangkauan bisnis mikro, kecil dan menengah BRI hingga
grass root community yang tersebar ke seluruh pelosok
Indonesia tidak lepas dari hasil program akusisi maupun
retensi pasar yang dilakukan selama tahun 2012. Untung
Beliung BritAma, Pesta Rakyat Simpedes, BRI Peduli
Pasar Rakyat, Panen Bulanan Simpedes dan Grebeg
Pasar adalah beberapa program yang dilaksanakan BRI
untuk memasarkan produk pinjaman Kupedes, KUR,
produk simpanan BritAma, Simpedes serta produk
e-banking. Dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut yang langsung menyentuh komunitas dalam
masyarakat, BRI dapat membangun terus awareness
terhadap produk dan layanan BRI bagi calon nasabah
baru maupun nasabah existing. Selain kegiatan
pemasaran tersebut, untuk meningkatkan brand
awareness, BRI juga berpartisipasi pada berbagai
pameran berskala nasional maupun internasional
dengan mengikutsertakan nasabah sebagai peserta
pameran serta menyelenggarakan mudik bersama
nasabah Kupedes dan Simpedes.
Peningkatan Pangsa Pasar
Untuk meningkatkan pangsa pasar, BRI juga aktif
memasarkan produknya kepada mitra BUMN,
melakukan cross selling produk serta memanfaatkan
trickle down business dari nasabah korporasi dan
BUMN. Kemitraan dengan BUMN dilakukan melalui
penyelenggaran acara yang menyediakan produk dan
layanan yang sesuai dengan kebutuhan para mitra.
Sedangkan strategi cross selling yang dilakukan BRI
memberikan pelayanan closed-system financing bagi
nasabah baru maupun nasabah existing. Untuk itu,
antar direktorat melakukan koordinasi intensif sehingga
nasabah baru semakin meningkat di tahun 2012. Trickle
down business yang berasal dari nasabah segmen bisnis
BUMN dan korporasi juga meningkatkan performa
segmen lain seperti segmen bisnis ritel dan menengah.
Strategi penjualan juga semakin diintensifkan dengan
memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga (dealer/
developer), walk in customer maupun implant banking
seperti program Home Ownership Program (HOP)
dan Car Ownership Program (COP) dengan beberapa
perusahaan besar.
Pengembangan Fitur Produk
Pengembangan fitur produk melalui modifikasi
kegunaan maupun pengenalan fitur baru juga
merupakan salah satu strategi pemasaran BRI kepada
nasabah baru maupun nasabah existing. Pengembangan
ini disesuaikan dengan memperhatikan kebutuhan dan
karakter nasabah di tiap segmen.
Peningkatan Akses Layanan
Pengembangan jaringan baik dalam bentuk
konvensional maupun e-channel merupakan salah
satu strategi pemasaran BRI untuk memberikan
kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada
nasabah. Pengembangan infrastruktur ini dilakukan
secara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Strategi
ekstensifikasi dilakukan melalui pembukaan unit kerja
di wilayah baru sedangkan intensifikasi ditujukan
untuk memaksimalkan potensi bisnis pada daerah
yang telah terdapat unit kerja BRI. Peningkatan akses
layanan nasabah melalui e-channel yang difokuskan
kepada penambahan jaringan ATM, penyebarluasan
SMS banking dan Mocash yang bertujuan untuk
mempermudah jangkauan kepada nasabah serta
meningkatkan efisiensi operasional.
87PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Salah satu strategi pemasaran lainnya adalah
pengembangan jaringan elektronik seperti BRI mobile.
Sarana ini dirancang agar lebih user friendly sehingga
nasabah dapat lebih mudah memperoleh informasi
rekening, dan melakukan transaksi perbankan secara
online melalui BRI. Semua pengembangan di atas
dilakukan untuk memastikan Service Level Agreement
(SLA) yang memuaskan.
Sementara strategi pemasaran yang diterapkan secara
spesifik untuk masing-masing segmen operasional
dapat dilihat pada uraian mengenai segmen bisnis
terkait, yakni pada bahasan “Tinjauan Bisnis”.
Di sisi sumber daya manusia, BRI melakukan
penambahan tenaga pemasar dan juga meningkatkan
kualitas pengetahuan mengenai produk dan jasa
melalui pelatihan kepada tenaga pemasar sehingga
mereka dapat memasarkan produk dan jasa yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dengan
semakin meningkatnya kualitas tersebut, tenaga
pemasar BRI dapat menjadi professional business
advisor bagi nasabah.
Marketing CommunicationKegiatan marketing communication memiliki misi
menjadikan seluruh produk, jasa, dan layanan BRI
mempunyai brand yang kuat untuk menunjang
kegiatan pemasaran serta pertumbuhan penjualan
produk, jasa dan layanan BRI. Melalui komunikasi
pemasaran yang optimal maka diharapkan akan
tercapai brand awareness dan positioning yang unik,
tepat dan relevan dari seluruh produk, jasa dan
layanan BRI di benak setiap target market, sehingga
keberhasilan ekspansi usaha dapat lebih terjamin.
Untuk mencapai misi tersebut BRI merancang strategi
komunikasi pemasaran yang di aplikasikan secara
berkesinambungan selaras dengan penilaian kondisi
industri perbankan dan sasaran perkembangan usaha.
Pada tahun 2012, kegiatan marketing communication
selain difokuskan pada produk-produk yang secara
substansi berbasis individu/massal baik pada sisi
funding maupun lending juga difokuskan pada upaya
membangun image perbankan transaksional untuk
menciptakan corporate brand Bank BRI.
88 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Program marketing communication mengenai retail
funding menjadi prioritas utama mengingat peran
strategisnya untuk menjamin stabilitas pendanaan
dan juga price competitiveness. Selain itu, segmen
mikro, kecil dan menengah (MKM) yang menjadi
pilar bisnis juga BRI mendapat prioritas khusus
untuk menjamin keberlanjutan-aspek awareness
terhadap brand BRI.
Di tahun 2012, program marketing communication
mulai menyasar pengenalan produk-produk dan
layanan BRI yang berbasis business to business (B2B)
dengan strategi komunikasi yang sesuai dengan
business nature target market. Aktifitas e-Banking BRI
juga menjadi prioritas pelaksanaan program, dengan
business nature tujuan meningkatkan komposisi fee
based income melalui aktivitas transaksi elektronik.
Keseluruhan program yang dilaksanakan tersebut
ditujukan untuk mendukung upaya BRI menjelma
sebagai The Biggest National Payment Gateway
dalam beberapa tahun mendatang.
Realisasi Kegiatan
Berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilaksanakan sepanjang tahun 2012, mencakup
diantaranya pengenalan produk:
1. Tabungan BRI BritAma (Untung Beliung BritAma).
2. Tabungan BRI Simpedes (Pesta Rakyat Simpedes,
Panen Bulanan Simpedes dan Mudik Bersama
Kupedes dan Simpedes).
3. Tabungan BRI Junio (Kerjasama merchant: Timezone,
Theme Park: Ancol, Jatim Park, WaterBoom,
Funland, Bali Bird Park, Bali zoo, dan lain-lain).
4. E-Banking (Program Undian Gemerlap e-Banking BRI).
5. Brizzi (Program merchant discount di merchant-
merchant kategori food & beverages, public service,
fashion dan mini market).
6. Kartu Kredit BRI.
Program-program rentention & acquisition di
berbagai merchant ternama Fashion, Gadget,
Airlines, Hotel & Resto , Beauty and Health, BRI
Travel Service, BRING dan sebagainya.
7. BRI Prioritas (White Lotus, Ante Prima dan
Blitzmegaplex).
8. BRIGuna.
Penghargaan dibidang Marketing Communication
Berbagai kegiatan marketing communication dan
realisasi kualitas layanan yang baik, membuat beberapa
brand produk BRI mendapatkan penghargaan dari
pihak ketiga, yaitu sebagai berikut:
1. Tabungan BRI Junio – Peringkat Pertama Kategori
Tabungan Junior Top Brand Index 2012 dari Majalah
Marketing.
2. Tabungan BritAma – Peringkat Kedua Kategori
Tabungan Top Brand Index 2012 dari Majalah
Marketing.
3. Deposito BRI – Peringkat Ketiga Kategori Deposito
Top Brand Index 2012 dari Majalah Marketing.
4. Tabungan BritAma dan Tabungan Simpedes –
Peringkat Pertama Kategori Tabungan Satria Brand
Award 2012.
5. Tabungan BritAma – Word of Mouth Marketing
2012 dari Majalah SWA.
6. SMS Banking BRI – Peringkat Pertama Banking
Service Excellent Award dari Majalah Infobank.
7. Phone Banking BRI – Peringkat Ketiga Banking
Service Excellent Award dari Majalah Infobank.
8. Internet Banking & Mobile Banking Terbaik –
Consumer Excellent Award dari Majalah SWA.
9. Indonesia Brand Champion Award 2012 – Predikat
Silver untuk kategori Most Popular Bank Umum
dari MarkPlus.
10. Peringkat Pertama Net Promoter Loyalty
Award 2012 untuk kategori Saving Account dari
Majalah SWA.
11. The Most Valuable Brand Kategori Bank Umum dari
Mars, Metro TV dan Majalah SWA.
Pengembangan JaringanRealisasi Ekspansi Jaringan di Tahun 2012
Pengembangan jaringan kerja bisnis ritel di tahun
2012 meliputi pembukaan 15 Kantor Cabang,
43 Kantor Cabang Pembantu dan 44 Kantor Kas.
Terkait pengembangan jaringan kerja tersebut, 14
Kantor Cabang Pembantu ditingkatkan statusnya
menjadi Kantor Cabang dan 6 Kantor Kas menjadi
Kantor Cabang Pembantu. Sementara itu, untuk
89PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
pengembangan bisnis mikro, pada tahun 2012 telah
dibuka 125 BRI Unit baru dan 26 TerasBRI yang
ditingkatkan menjadi BRI Unit sehingga total BRI Unit
per Desember 2012 mencapai 5.000 BRI Unit. Selain itu,
telah dibuka 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling
selama tahun 2012.
Selain BRI Unit, sejak tahun 2009 BRI juga telah
mengembangkan jaringan kerja baru berupa
TerasBRI. Pada tahap awaI, TerasBRI dibuka di tengah
pasar tradisional guna memudahkan pedagang
pasar untuk menabung, mengajukan pinjaman,
serta melakukan transaksi perbankan lainnya, tanpa
harus meninggalkan aktivitas bisnisnya. Sampai
dengan tahun 2012 BRI kini BRI telah memiliki 1.778
TerasBRI dan 350 TerasBRI Keliling.
Selain pembukaan BRI Unit dan TerasBRI baru, selama
tahun 2012 BRI meningkatkan status 26 TerasBRI
menjadi BRI Unit dengan tujuan mengoptimalkan
pelayanan kepada nasabah.
2012
Pertumbuhan Jumlah Jaringan Kerja BRI
TerasBRI Keliling
TerasBRI
Kantor Kas
BRI Unit
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang
2011201020092008
545502470
5.0004.8494.6494.538
728822
442431413406379434337
914870
1.304
1.778
350
100
8.056
617
6.9716.323
5.312 217
179
9.052
4.538 4.649 4.8494.417
Pertumbuhan Jumlah JaringanATM dan EDC BRI
ATMEDC
59.007
2008 2009 2010 2011 2012
44.715
14.292
1.7966,085
12,719
3.778
6.3987.292
31.590
10.176
1.796
18.804
38.882
Selama tahun 2012, BRI menambah 7.000 ATM, 13.125
EDC (Electronic Data Capture) dan 3 CDM (Cash Deposit
Machine) sehingga dengan penambahan tersebut
sampai dengan akhir Desember 2012, BRI telah memiliki
14.292 ATM, 44.715 EDC, 92 CDM dan 42 e-Buzz.
Dengan seluruh tambahan tersebut layanan perbankan
BRI per akhir tahun 2012 telah didukung oleh jaringan
kerja yang meliputi 9,052 unit kerja (termasuk Kantor
Wilayah dan Unit Kerja Luar Negeri) dan 59.241
e-Channel (Lihat juga tabel “Profil BRI-Jaringan Kerja”
dan uraian “Tinjauan Bisnis-Bisnis Konsumer”)
Selain penambahan jaringan kerja konvensional, selama
tahun 2012 BRI melakukan berbagai program lain
untuk meningkatkan optimalisasi fungsi dan kualitas
operasional jaringan melalui:
Standarisasi tampilan unit kerja operasional 1.
dan e-channel dengan tujuan meningkatkan
kenyamanan nasabah saat bertransaksi.
Meningkatkan frekuensi pelatihan bagi pekerja BRI 2.
Unit dan TerasBRI agar dapat memberikan pelayanan
yang lebih efektif kepada nasabah mikro.
90 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Transaksi e-BankingJumlah Transaksi
SMS Banking ATM
(dalam juta transaksi)Jumlah Transaksi(dalam juta transaksi)
5.69.5
25.4
46.6
Jumlah Pengguna(dalam ribuan)
244620
1.592
3.366
Nilai Transaksi(Rp triliun)
Nilai Transaksi(Rp triliun)
0.3
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
0.8
2.8
7.7
144.2
266.9
482.7
789.2
Jumlah Pemegang Kartu(dalam juta)
4.5
6.8
10.5
17.0
71.6
126.5
249.6
429.2
Transaksi e-Banking tumbuh secara siginifikan dalam empat tahun terakhir, baik dari sisi jumlah transaksi maupun nilai transaksi, yang didukung oleh basis nasabah yang besar.
91PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pembukaan 3. Priority Lounge, Kantor Layanan Pensiun
dan Kredit Pegawai dan Sentra Layanan Prioritas.
Penempatan 4. e-channel: ATM, EDC dan SSPP (Self
Services Passbook Printer) untuk mengoptimalkan
layanan perbankan dan meningkatkan, efisiensi,
dan efektivitas jaringan e-channel BRI.
Mengembangkan aplikasi teknologi guna 5.
mempercepat proses kredit di BRI Unit, TerasBRI,
dan TerasBRI Keliling.
Peningkatan LayananSebagai bagian implementasi strategi pemasaran
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah,
BRI senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
layanan kepada nasabah sehingga memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis dalam
jangka panjang. Hal tersebut sejalan dengan visi
BRI yaitu memberikan layanan yang cepat, akurat,
aman, ramah dan nyaman kepada semua nasabah
dan menjadikan layanan BRI sebagai barometer
layanan perbankan.
Langkah strategis yang telah dilakukan BRI untuk
meningkatkan kualitas layanan antara lain dengan
menerapkan service level agreement (SLA) dan
menetapkan rating layanan untuk seluruh unit kerja.
BRI kemudian juga menyelenggarakan program
Service Quality Campaign 1-96 dengan target
pencapaian masuk dalam peringkat 5 besar bank
dengan layanan terbaik.
Untuk menjamin peningkatan kualitas dan
keterampilan para pekerja di jajaran lini layanan bank,
BRI menyelenggarakan kompetisi “SQ Vaganza” bagi
frontliners BRI di seluruh Indonesia guna mengasah
product knowledge para frontliners.
Selain peningkatan kompetensi dan kualitas
pelayanan, BRI memberikan benefit tertentu
kepada para frontliner yang mampu memenuhi
standar kriteria SLA istimewa yang ditetapkan
sebelumnya, termasuk percepatan jenjang karir
yang lebih cepat disertai pemberian reward dan
recognition yang menarik.
Sebagai hasil dari peningkatan layanan kepada nasabah
ini, BRI Prioritas memperoleh peringkat Diamond pada
Service Quality Award dari Caree – CCSL.
Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Selain berbagai langkah strategis tersebut di atas, BRI
juga melakukan berbagai inisiatif pengembangan
kualitas layanan sebagai berikut:
Menindaklanjuti keluhan nasabah melalui satu 1.
pintu dan mengawasi penyelesaian keluhan
nasabah. Keluhan pelanggan bisa disampaikan
dengan mudah melalui program “Call Center BRI”
dan dipastikan langkah-langkah penyelesaian yang
sebaik-baiknya.
Melakukan standarisasi layanan dan meningkatkan 2.
kepuasan nasabah melalui SQ coaching, SQ
monitoring Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu dan Unit serta kegiatan refreshing course
mengenai produk dan kebijakan.
Meningkatkan 3. service skill dan service leadership
dengan memberikan pelatihan kepada pekerja
terkait di Kantor Cabang seluruh Indonesia.
Menentukan cabang percontohan (4. Center of
Excellence) dalam hal kualitas layanan di masing-
masing Kantor Wilayah
Menyusun program percepatan perbaikan 5.
kualitas layanan melalui program SQ Assurance &
Improvement.
Melaksanakan fungsi 6. response center yang mengacu
pada Service Level Agreement (SLA) dengan cara
meningkatkan infrastruktur help desk.
Meningkatkan 7. skill dan knowledge para operator
help desk dengan pelatihan Service Quality minimal
setahun sekali.
92 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Peningkatan Kualitas Layanan
BRI melakukan peningkatan kualitas layanan secara
terus menerus dengan menetapkan target perbaikan
layanan dari berbagai sisi, antara lain:
Perbaikan proses layanan, dengan formulasi 1.
kebijakan, mengadakan sosialisasi, pembinaan
dan monitoring prosedur operasional dan
layanan; implementasi kebijakan layanan maju,
serta menyusun dan menyempurnakan Service
Level Agreement (SLA).
Premises2. , dengan melaksanakan assurance
kebersihan, kerapihan, kenyamanan, penempatan
merchandising, kelengkapan brosur dan tampilan
ATM on/off site.
Monitoring3. , dengan melakukan survey
implementasi kualitas layanan secara menyeluruh,
bekerja sama dengan pihak ketiga.
Perbaikan kualitas data nasabah, dengan 4.
melakukan tunggalisasi data nasabah, pengkinian
data nasabah sesuai profil risiko nasabah, integrasi
sistem data nasabah pada sistem pendukung
di luar core system BRI (Brinets) dan pemilihan
kualitas data nasabah terbaik diantara Unit Kerja
Operasional (UKO) di seluruh Indonesia.
Perbaikan kebijakan operasional, dengan 5.
melaksanakan Business Process Reengineering,
melakukan pemisahan dan penyempurnaan fungsi
Petugas Operasional.
Pengembangan 6. Contact center, dengan
memanfaatkan telesales/telemarketing untuk
penjualan produk dan jasa Bank, serta sentralisasi
complaint handling.
Survey Kepuasan Nasabah Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas layanan
kepada nasabah, BRI secara rutin melakukan survey
persepsi nasabah mengenai tingkat kualitas layanan
BRI. Survey tersebut dilakukan secara internal
maupun oleh pihak independen. Survey internal
dilakukan minimal dua kali dalam setahun oleh
setiap unit kerja operasional BRI di seluruh Indonesia
yang pengumpulan datanya didukung oleh sistem
93PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
teknologi informasi. Sedangkan survey kepuasan
nasabah oleh pihak independen dilakukan setiap
triwulan disertai perbandingan dengan kompetitor
di industri perbankan. Survey juga dibedakan
berdasarkan skala nasional maupun berdasarkan
kota kecil dan kota besar serta daerah di Pulau Jawa
dan luar Pulau Jawa. Kedua survey tersebut baik
yang dilakukan oleh BRI mapun pihak independen
menggunakan sampling target responden dari
seluruh segmen dengan latar belakang pendidikan,
pekerjaan dan umur yang bervariasi.
Berdasarkan hasil survey oleh pihak independen
maupun secara internal menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan nasabah BRI terus meningkat
secara konsisten dalam hampir semua aspek
dibandingkan dengan beberapa bank lain. Namun
demikian terdapat beberapa catatan yang perlu
mendapatkan perhatian di masa mendatang di
antaranya perlunya perbaikan dalam pelayanan dan
fitur produk serta jasa BRI. Survey kepuasan nasabah
ini akan digunakan sebagai acuan dalam perbaikan
mutu layanan BRI sehingga mendekati persepsi
kepuasan nasabah terhadap layanan jasa perbankan
yang ideal dan diharapkan meningkatkan loyalitas
nasabah BRI.
Pencapaian Kualitas Layanan
Berbagai upaya serius yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas layanan tersebut mendapatkan
apresiasi dan pengakuan dari pihak independent.
Hasil survei Marketing Research Indonesia terhadap 19
Bank tahun 2010 menunjukkan, kualitas pelayanan BRI
BRI Pr ior itas memper o leh per ingkat Diamond pada Service Qual ity Award dar i Caree – CCSL.
mengalami perbaikan, yaitu meningkat sebesar 2,14
poin dari nilai 81,94 menjadi 84,08. Selain itu survei
terakhir yang dilaksanakan tahun 2011 menunjukkan
kenaikan peringkat kualitas pelayanan dari Peringkat 7
Menjadi Peringkat 5.
Selain hasil survei MRI tersebut, di tahun 2012, BRI juga
menerima berbagai penghargaan dibidang kualitas
layanan, yakni:
Penghargaan di tahun 2012
The Best HR Retention Program
(Bronze)
The Best Contact Center Operation
(Silver)
The Best Talent – Paduan Suara (Gold)
The Best Telesales (Bronze)
The Quality Assurance Staf (Bronze)
The Best Team Leader (Bronze)
The Best Manager (Platinum dan Silver)
Audit surveillance ISO 9001:2008 VNZ Certification
94 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Teknologi InformasiPengembangan Teknologi Informasi dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan guna mendorong peningkatan produktifitas dan efisiensi serta meningkatkan kualitas tata kelola di bidang operasional.
BRI mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan
Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) sebagai salah
satu komponen pendukung utama kegiatan bisnis
yang handal, optimal dan real time online. Dengan
dukungan teknologi tersebut BRI mampu memberikan
layanan sesuai standar Service Level Agreement (SLA)
yang kompetitif, meningkatkan produktifitas dan
efisiensi serta mengurangi risiko operasional melalui:
Penerapan 1. Business Continuity and Disaster
Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan
operasional bisnis, meningkatkan kepercayaan
nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat
kegagalan teknologi informasi.
Pengawasan keamanan sistem secara 2.
berkesinambungan melalui enterprise
monitoring system.
Pelaksanaan 3. Security Awareness Program kepada
seluruh pekerja secara rutin untuk meningkatkan
kepedulian terhadap keamanan penggunaan
teknologi informasi di BRI.
Penerapan 4. best practice sistem pengamanan
teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan
ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan baru
Bank Indonesia dan Pemerintah.
Dalam rangka mendukung pencapaian Bank BRI menjadi
bank modern, BRI telah menyusun dan melaksanakan
program pengembangan TSI secara bertahap dan
berkelanjutan sejak tahun 2008. Program tersebut
dinamakan Information Technology Strategic Plan
(ITSP) BRI tahun 2008-2013, yang pada dasarnya terbagi
kedalam beberapa tahap pengembangan, yaitu:
Penyediaan 1. access channel yang luas dilengkapi
dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi.
Adopsi 2. leading-edge IT (Information Technology)
tren dunia perbankan.
Penyediaan akses data yang lengkap secara 3.
realtime online.
Implementasi (4. near) zero downtime.
Penggunaan multimedia dan 5. paperless technology.
Berbagai program mengenai pengembangan TI yang
dijalankan selama tahun 2012 sesuai dengan roadmap
ITSP tersebut diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
Penyediaan Access ChannelBRI mengembangkan berbagai fitur berbasis TI untuk
meningkatkan perolehan fee-based income dari
layanan jasa perbankan. Selain keragaman fitur, pada
tahun 2012 BRI juga menambah jumlah maupun area
coverage dari berbagai infrastruktur berbasis TI yang
dimilikinya. Program-program yang dilakukan dalam
rangka perluasan access channel meliputi:
Penambahan jumlah, perluasan 1. coverage dan fitur-
fitur ATM, EDC/Mini ATM, Kiosk dan CDM.
Peningkatan fitur dan kapasitas 2. Internet Banking,
Mobile Banking, SMS Banking dan Phone Banking.
Pemanfaatan 3. smart card untuk mendukung bisnis
bank BRI.
Pengembangan 4. Priority Banking – Customer
Portofolio Management.
Peningkatan fitur jasa-jasa pembayaran untuk 5.
pihak ketiga.
Pengembangan 6. Prepaid Card e-Money (BRIzzI).
Pengembangan aplikasi 7. Delivery Remittance dan
keagenan Remittance di berbagai negara.
Adopsi leading-edge IT, Tren Dunia Perbankan
Berbagai program yang dilaksanakan mencakup:
Peningkatan interaksi nasabah dengan BRI melalui 1.
e-channel dan Internet Banking
Pengembangan 2. e-money
Adopsi 3. Green IT (operasional TI yang ramah lingkungan)
4. IT best practice features meliputi COBiT, I.T.I.L,
ISO 27001
95PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Akses Data Realtime Online yang Aman dan Handal
Menyediakan akses data yang lengkap secara1. , real-
time online dan secure untuk keperluan auditor
internal maupun eksternal.
Menerapkan teknologi sekuriti melalui 2. line
encryption dan two/three factors authentication
dengan integritas data.
Menerapkan tata kelola proses TI dan sekuriti 3.
berdasarkan best practice berstandar internasional
serta regulasi perbankan di Indonesia.
Implementasi (near) zero downtime
1. Redundansi jaringan (VSAT & MPLS) untuk unit-
unit kerja.
2. Clustering server untuk level Kantor Pusat s/d Unit
Kerja terkecil,
3. Shared Processing DC & DRC,
4. Optimalisasi Gedung Teknologi Informasi sebagai
primary site data center.
5. Aktivasi Kantor Pusat sebagai secondary site/hotsite.
Multimedia & Paperless Technology
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasioal, BRI juga merancang dan memanfaatkan
peran IT, melalui:
1. Video conference untuk semua Unit Kerja Operasional,
2. Managerial Dashboard & Reporting (Data
Warehouse&Portal DWH)
3. Knowledge Management & e-Learning
4. Workflow & Document Management,
5. Online audit tools (BRISMA)
Pengembangan Fitur Pengembangan fitur aplikasi berbasis TI (e-channel)
merupakan salah satu upaya yang ditempuh BRI
untuk mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur
dan meningkatkan perolehan fee-based income.
Selama tahun 2012, BRI telah mempunyai tidak
kurang dari 923 fitur e-channel baru, dengan
perincian sebagai berikut.
e-Channel 2008 2009 2010 2011 2012
ATM 97 110 124 159 194
EDC 44 80 136 160 218
Mobile Banking 21 28 38 49 82
Cash Management 7 15 24 87 113
Phone Banking 31 33 33 33 3
Internet Banking 0 25 41 56 63
CDM 62 64 64 159 194
Kiosk 22 23 23 23 23
SSB(Self Service Banking) 0 0 0 0 26
BRILink 0 7 7 7 7
Jumlah Fitur 287 394 499 742 923
Beberapa fitur aplikasi pokok dan kegunaannya yang
dikembangkan selama tahun 2012 diantaranya adalah:
1. Host-to-Host merupakan aplikasi kerjasama dengan
pihak ke tiga yang bersifat real time contoh: H2H
dengan PDAM tentang pembayaran tagihan air,
H2H Rumah Sakit tentang pembayaran tagihan
pasien 24 jam, H2H Perguruan Tinggi tentang
pembayaran SPMB, SPP online, dan biaya kursus.
2. Cash Management System (CMS) merupakan
solusi layanan perbankan berbasis internet yang
memungkinkan perusahaan melakukan transaksi
keuangan sendiri secara langsung melalui
fasilitas online.
3. BRI Mobile merupakan aplikasi yang dikembangkan
pada mobile devices untuk melaksanakan transaksi
perbankan BRI. Saat ini telah dikembangkan dalam
platform Android, Apple, dan Blackberry.
Pengembangan SDM Bidang TI Selain mengembangkan program, menambah fitur-
fitur aplikasi dan melakukan upgrading peralatan
infrastruktur TI, BRI melaksanakan program
peningkatan kompetensi SDM di bidang TI. Peningkatan
kompetensi tersebut dilakukan melalui pemberian
berbagai training yang relevan. Selama tahun 2012,
BRI menyelenggarakan tidak kurang 83 subjek training
di bidang TI. Mata pelajaran dalam training tersebut
bervariasi, mulai tingkat dasar, aplikasi, program
sertifikasi keahlian, manajemen risiko di bidang TI,
hingga tahap programmer bagi pengembangan fitur-
fitur aplikasi.
96 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Sentra Operasi
Guna mendukung kelancaran transaksi operasional
perbankan di lebih dari 9.000 outlet jaringan kerja BRI
dan e-channel yang terkoneksi secara real time online,
BRI telah membangun Sentra Operasi yang handal
dan efisien, yang mampu memproses jutaan transaksi
perhari dengan berbagai macam kompleksitas jenis
transaksi serta jumlah database nasabah yang masif.
Sentra Operasi BRI bertanggung jawab dalam
pemrosesan dan monitoring transaksi operasional
perbankan baik yang terkait dengan transaksi melalui
e-banking maupun transaksi keluar melalui kliring, RTGS,
atau Remittance. Untuk menjamin tercapainya target
memiliki sentra operasi sesuai dengan international best
practice yang berlaku di dunia perbankan, BRI telah
membangun sistim operasional yang fully centralized,
fast, zero defect, dan low risk. Sistem operasi tersebut
juga memiliki sistem kontrol yang terpadu (integrated
monitoring & control system), sesuai kebutuhan BRI.
Penyempurnaan Proses Bisnis dan Efisiensi OperasionalBRI terus berupaya melakukan penyempurnaan proses
bisnis internal dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas operasional untuk mengoptimalkan
kecepatan dan ketepatan layanan yang menjamin
kepuasan nasabah. Oleh karena itu, BRI melakukan
evaluasi, menyempurnakan internal business process
seluruh transaksi back office secara konsisten dan
mengimplementasikan enterprise reconciliation.
Efisiensi operasional dengan tujuan cost reduction
yang dilaksanakan secara intensif oleh BRI telah
memperhatikan inherent risk, antara lain melalui
penerapan paperless settlement transaksi e-banking
Efisiensi operasional dengan tujuan cost reduction yang dilaksanakan secara intensif oleh BRI telah memperhatikan inherent risk, antara lain melalui penerapan paperless settlement transaksi e-banking dan sentralisasi penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberi andil terhadap penurunan biaya overhead dan sejalan dengan semangat green banking.
dan sentralisasi penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini
memberi andil terhadap penurunan biaya overhead
dan sejalan dengan semangat green banking.
Perkembangan Transaksi e-banking BRI Total transaksi e-banking di tahun 2012 mencapai 895
juta transaksi (rata-rata 2,5 juta transaksi per hari)
meningkat signifikan sebesar 51% dibanding jumlah
transaksi di tahun 2011 dengan total nilai transaksi
mencapai angka Rp459 triliun. Peningkatan jumlah
transaksi tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah
kartu yang beredar, yakni mencapai 17 juta kartu ATM/
Debit aktif di akhir tahun 2012. Transaksi e-banking
terbesar dilakukan melaui channel ATM sebesar 789,2
juta transaksi, meningkat 63% dari jumlah transaksi
tahun 2011 dengan nilai sebesar Rp482,7 triliun.
Perkembangan Transaksi RTGS dan KliringDi tahun 2012 total transaksi incoming RTGS BRI
mencapai nilai transaksi sebesar Rp7,29 triliun
meningkat 50% dari tahun 2011, dengan jumlah
transaksi mencapai 1,23 juta transaksi. Sejalan dengan
hal tersebut, nilai transaksi outgoing RTGS juga
meningkat 50% dibanding tahun 2011 mencapai
Rp7,29 triliun dengan 1,29 juta transaksi.
Peningkatan juga terjadi untuk Kliring Penyerahan
Masuk (Debet Masuk) dengan total transaksi mencapai
Rp99 triliun meningkat 5% dibanding tahun 2011
dengan jumlah transaksi mencapai 3,46 juta transaksi,
sedangkan transaksi Kliring Penyerahan Keluar
(Debet Keluar) mencapai Rp37 triliun meningkat 76%
97PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
dibanding tahun 2011 (713 ribu transaksi). Sementara
untuk Kliring Kredit, total transaksi inward mencapai
Rp52 triliun meningkat 48% dari tahun 2011 dengan
8,28 juta transaksi, sedangkan transaksi outward
mencapai Rp37 triliun meningkat 3% dari tahun 2011
dengan 3,19 juta transaksi.
Perkembangan Transaksi RemittanceJumlah total Incoming Remittance Kerjasama yang
berasal dari 28 lembaga kerjasama telah mencapai
1,63 juta transaksi dengan nilai equivalen USD586
juta. Sementara transaksi Incoming Remittance
Non Kerjasama pada tahun 2012 mencapai 94 ribu
transaksi, dengan nilai transaksi sebesar (equivalen)
USD16,6 juta Transaksi Outgoing Remittance di tahun
2012 mencapai 38 ribu transaksi dengan nominal
equivalen USD19,6 juta.
Sertifikasi ISO 9001:2008 (Quality Management System)
Pelaksanaan kegiatan sentra operasi dalam rangka
mendukung tata kelola perusahaan yang baik telah
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari Badan
Sertifikasi LQRA (Lioyds Quality Registration Assurance)
yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi
Internasional - UKAS (United Kingdom Accreditation
Service) dan Komite Akreditasi Nasional dengan
ruang lingkup “Provision of Payment System by RTGS,
Clearing and Remittance”.
Sasaran Strategis 2013Memasuki tahun 2013, BRI telah menyiapkan rencana
strategis terkait proses operasional guna meningkatkan
kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah
melalui berbagai program, mencakup:
Business Process Re-engineering1. dengan
mengefisienkan fungsi Back Officer, Unit Kerja
untuk meningkatkan kualitas layanan.
Membentuk Sentra Operasi Regional untuk 2.
transaksi kliring debet yang berkedudukan di
Kantor Cabang Koordinator.
Melakukan implementasi Standar ISO 3.
9001:2008 Quality Management System yang
terfokus pada Bagian Produksi Kartu dan
Bagian Penyeiesaian Komplain.
Sentralisasi Rekonsiliasi dan Penyelesaian Selisih 4.
Cash Deposit Machine.
Otomasi Pembukuan Pembayaran Kartu Kredit 5.
melalui fasilitas RTGS dan Kliring.
98 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang Jasa
Sejalan dengan perkembangan bisnis dan perluasan jaringan kerja, BRI berupaya melakukan pengelolaan
aktiva tetap dan memenuhi kebutuhan pengadaan barang dan jasa (logistik) setiap unit kerja secara optimal.
Untuk itu, proses pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan logistik dilaksanakan secara cepat, fleksibel,
efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan kaidah Good Corporate Governance (GCG) agar BRI tidak
kehilangan momentum pertumbuhan bisnis. Pengelolaan v tetap yang efisien dan akurat diimplementasikan
dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) sedangkan proses pengadaan yang
transparan dan fair diwujudkan dengan pengembangan aplikasi e-Procurement dalam pengadaan barang
dan jasa sehingga tata kelola perusahaan yang baik dan benar dapat terwujud didalam seluruh proses yang
dilakukan.
Transparansi Pengadaan dan Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap melalui e-Procurement dan SIM-ATBRI melakukan pengembangan aplikasi e-Procurement dalam proses pengadaan, sehingga pemenuhan barang dan
jasa untuk seluruh unit kerja dapat dilaksanakan secara lebih transparan, adil, tidak diskriminatif, serta akuntabel.
Selain itu, pengembangan terhadap aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) telah berhasil
dilaksanakan. Hal ini memastikan bahwa manajemen aktiva tetap BRI dapat berjalan dengan transparan, akuntabel,
dan akurat mulai dari distribusi, pengakuan aset, asuransi, pajak, sampai dengan pelepasan aset tersebut.
BRI mengembangkan apl ikasi e-pr ocurement untuk mewujud kan transparansi dan fair ness dalam pengadaan barang dan jasa sebagai wujud penerapan praktek-praktek tata kel o la yang baik.
99PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI akan terus melakukan penyempurnaan dan evaluasi terhadap kebijakan, antara lain dengan menyusun service
level agreement kegiatan kelogistikan dengan tetap memperhatikan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Strategi Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang dan Jasa tahun 2013
Optimalisasi organisasi dan proses bisnis dan penyesuaian kebijakan-kebijakan kelogistikan.1.
Standarisasi gedung dan prasarana seiring dengan pendelegasian dan desenstralisasi pengadaan.2.
Percepatan penyediaan Sistem informasi Manajemen AT yang handal dan terintegrasi.3.
Implementasi sistem 4. e-Office.
Optimalisasi aset.5.
Implementasikan standarisasi proses bisnis dan sisdur yang ada untuk pengukuran SLA dalam rangka 6.
persiapan Sertifikasi ISO.
Standarisasi barang dan jasa seiring dengan pendelegasian dan desenstralisasi pengadaan.7.
100 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Manajemen Risiko memiliki peran penting dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan risiko bank guna
mendukung pencapaian tujuan perusahaan melalui dua
aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan
hubungan risk dan return. Dengan skala operasi
yang luas dan kegiatan usaha yang terus meningkat,
maka BRI menerapkan pola pengelolaan risiko secara
terpadu di seluruh lini organisasi, dikenal sebagai
enterprise-wide risk management. Manajemen Risiko
dalam organisasi BRI merupakan salah satu fungsi
yang bersifat independen, fungsi bisnis dan terhadap
fungsi audit. Ketiga fungsi tersebut berperan aktif
dalam menerapkan manajemen risiko dengan tingkat
kewenangan yang berbeda.
Gambaran Umum Sistem Manajemen RisikoPengelolaan Manajemen Risiko BRI diimplementasikan
dengan konsep tiga garis pertahanan (three lines of
defense), yaitu:
Garis pertahanan pertama (1. first line of defense)
adalah unit kerja bisnis/operasional dengan
aktivitas fungsional, sebagai pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan fungsi
pengendalian intern dan menjaga kualitas output
dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan.
Garis pertahanan kedua 2. (second line of defense)
adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau
penerapan manajemen risiko BRI sesuai toleransi
risiko dan menetapkan kebijakan, pedoman dan
“Pengel o laan Risiko Bank secara menyeluruh di lakukan melalui penerapan enter pr ise-wide r isk management dengan konsep t hree l ines of defense yang di lengkapi Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) serta pr oses evaluasi ber kala untuk meningkat kan efekt ivitas pengel o laan r isiko.”
limit risiko unit kerja bisnis/operasional secara
independen agar eksposur secara keseluruhan
sampai pada batas yang dapat ditoleransi serta
tidak melampaui kemampuan modal BRI.
Garis pertahanan ketiga 3. (third line of defense)
adalah unit kerja audit internal yang berfungsi
melakukan pengendalian melalui evaluasi
kepada first line dan second line of defense serta
memberikan laporan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris secara independen.
Struktur Organisasi Manajemen Risiko
BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara
terpadu (enterprise-wide risk management) untuk
mengendalikan delapan jenis risiko yang menyertai
kegiatan usaha. Kerangka tersebut meliputi penerapan
empat pilar pengelolaan risiko yang terdiri dari (1)
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, (2)
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit,
(3) Proses manajemen risiko dan sistem informasi
manajemen risiko, serta (4) Sistem pengendalian intern.
Penerapan keempat pilar di atas sebagai berikut:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
atas efektivitas penerapan manajemen risiko di
BRI. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi harus
memahami risiko yang dihadapi BRI dan memegang
peranan penting dalam mendukung dan mengawasi
keberhasilan penerapannya di seluruh unit kerja.
Manajemen Risiko
101PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan
eksposur risiko bisnis dan penetapan Sistem
Manajemen Risiko BRI, Dewan Komisaris dibantu
oleh Komite Pengawasan Manajemen Risiko
di tingkat Komisaris melalui Komite Pengawas
Manajemen Risiko (KPMR) dan jajaran Direksi BRI
dibantu oleh Risk Management Committee (RMC)
sebagai komite tertinggi dalam sistem manajemen
risiko BRI yang berangggotakan seluruh anggota
Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi
BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan
independen terhadap unit kerja operasional.
KPMR bertugas melakukan pengawasan terhadap
kebijakan dan implementasi manajemen risiko
yang dilakukan oleh Direksi. Sedangkan RMC
bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada
Direktur Utama dalam merumuskan kebijakan,
menyempurnakan pelaksanaan kebijakan,
mengevaluasi perkembangan dan kondisi profil
risiko, serta memberikan saran-saran dan langkah-
langkah perbaikan untuk membahas permasalahan
yang spesifik pada jenis risiko tertentu dan
membutuhkan putusan segera, dilakukan rapat
RMC yang bersifat terbatas, atau yang disebut
sub-RMC. Terdapat 3 (tiga) sub-RMC yaitu CRMC
(Credit Risk Management Committee), MRMC
(Market Risk Management Committee), dan ORMC
(Operational Risk Management Committee),
yang dibentuk untuk membahas permasalahan-
permasalahan yang menyangkut risiko kredit,
risiko pasar, risiko operasional dan risiko lainnya.
Bagan struktur Organisasi Manajemen Risiko BRI
adalah sebagai berikut:
DIREKSI
KOMISARIS
Komite Pengawas Manajemen Risiko
DIREKTUR UTAMA
Komite Manajemen Risiko(Risk Management
Committee)
Credit Risk Management Committee
Operation Risk Management Committee
DIVISI MANAJEMEN RISIKO
Market Risk Management Committee
Audit Intern
Operation Risk Management Committee
Bagian Risiko Kredit
Credit Risk Policy
Bank’s Portfolio
Supporting Risk Taking Unit
Supporting Risk Taking Unit
UK
O*
Bagian Risiko Pasar
Enterprise Risk
*Unit Kerja Operasional
102 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
Dasar-dasar kebijakan manajemen risiko BRI
dipaparkan dalam Kebijakan Umum Manajemen
Risiko BRI (KUMR BRI) yang merupakan kebijakan
tertinggi di bidang manajemen risiko di BRI. KUMR
BRI merupakan panduan dalam membangun BRI
sebagai bank yang melaksanakan manajemen risiko
sesuai ketentuan yang berlaku.
KUMR diterjemahkan secara terperinci dan
dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan
Penerapan Manajemen Risiko (P3MR) yang berisi
tahapan dalam proses manajemen risiko, antara lain
identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan
risiko, dan pengendalian risiko.
BRI juga telah memiliki kebijakan dan prosedur
penetapan limit risiko antara lain:
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dlm a.
Penggunaan Teknologi Informasi.
Kebijakan Produk dan Aktivitas Baru.b.
Kebijakan Profil Risiko.c.
Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit.d.
Kebijakan Pengelolaan Instrumen Keuangan.e.
Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas.f.
Penerapan Manajemen Risiko pada KPR dan g.
KKB BRI
Penerapan Manajemen Risiko untuk Aktivitas h.
Kerjasama Pemasaran dengan Perusahaan
Asuransi (Bancassurance)
Penetapan Transaksi dan Limit Risiko Pasar i.
Instrumen Aset Keuangan terkait Aktivitas
Treasury
Kebijakan dan metodologi j. Credit Risk Rating
dan Credit Risk Scoring.
Metodologi k. Probability of Default (PD), Loss
Given Default (LGD), dan Exposure at Deafult
(EAD) sesuai karakteristik kredit.
Metodologi l. risk based pricing/risk premium
Penetapan limit konsentrasi kredit per m.
segmen bisnis
Prosedur dan penetapan limit risiko untuk
setiap jenis risiko yang wajib dikelola dalam
seluruh produk dan kegiatan usaha BRI harus
disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan
diambil (risk appetite), dengan memperhatikan
pengalaman yang dimiliki dalam mengelola
risiko dimaksud. Limit tersebut direview
secara berkala untuk menyesuaikan terhadap
perubahan kondisi yang terjadi.
Direksi BRI berwenang untuk menetapkan limit
risiko dan toleransi risiko untuk setiap jenis dan
eksposur risiko dengan memperhatikan pengalaman,
kemampuan permodalan, kemampuan sistem dan
perangkat manajemen risiko, sumber daya yang
dimiliki, serta ketentuan yang berlaku.
3. Proses manajemen risiko dan sistem informasi
manajemen risiko
Proses manajemen risiko, terdiri dari:
Identifikasia.
Identifikasi dilakukan dengan menganalisis
seluruh jenis dan karakteristik risiko yang
terdapat pada setiap kegiatan usaha BRI yang
juga meliputi produk dan jasa-jasa lainnya. Proses
identifikasi risiko akan sangat menentukan
cakupan dan skala tahapan pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko.
Identifikasi risiko bersifat proaktif, mencakup
seluruh aktivitas bisnis BRI dan dilakukan dalam
rangka menganalisis sumber dan kemungkinan
timbulnya risiko serta dampaknya.
Identifikasi risk issue dilakukan di level
Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan
Kantor Cabang seluruh Indonesia dengan
menggunakan perangkat Manajemen Risiko.
Dalam tahapan ini dilakukan penetapan dan
pengkinian risk issue.
103PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengukuranb.
Sistem pengukuran risiko digunakan untuk
mengukur eksposur risiko BRI sebagai acuan
untuk melakukan pengendalian. Pengukuran
risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk
dan portofolio maupun seluruh aktivitas bisnis
BRI. Pendekatan dan metodologi pengukuran
dapat bersifat kuantitatif, kualitatif, atau
merupakan kombinasi keduanya.
Pengukuran risiko tercermin dalam Laporan
Profil Risiko Konsolidasi triwulanan, Dashboard
Profil Risiko bulanan, Laporan Profil Risiko
Kantor Wilayah bulanan, Laporan konsolidasi
RCSA triwulanan, Laporan analisa stress testing
triwulanan, Laporan potensi kerugian risiko
pasar mingguan, laporan monitoring cash ratio
bulanan, dan Top 50 Risk Issue triwulanan.
Pemantauanc.
Aktivitas pemantauan risiko dilakukan dengan
cara mengevaluasi eksposur risiko yang terdapat
dalam seluruh portofolio produk dan kegiatan
usaha BRI serta efektivitas proses manajemen
risiko. Contohnya antara lain dengan cara
mengevaluasi limit, Indikator Risiko Utama, dan
realisasi rencana tindak lanjut yang dibuat oleh
unit kerja.
Pengendaliand.
Pengendalian risiko dilakukan antara lain
dengan memberikan tindak lanjut atas risiko
yang bersifat moderate dan high yang melebihi
limit, peningkatan kontrol (pengawasan
melekat), penambahan modal untuk menyerap
potensi kerugian, dan audit internal secara
periodik. Di samping itu juga dilakukan analisis
terhadap Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB).
Sistem Informasi Manajemen Risiko
Sistem informasi manajemen risiko merupakan
bagian dari Sistem Informasi Manajemen (SIM)
BRI dan merupakan pendukung penting dalam
pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko. Sistem
informasi manajemen risiko yang diaplikasikan
antara lain aplikasi OPRA atau Operational Risk
Assessor, aplikasi LAS atau Loan Approval System,
dan aplikasi GUAVA atau Treasury and Market
Risk System.
4. Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern secara menyeluruh telah
diimplementasikan melalui:
Penetapan struktur organisasi, dengan a.
melakukan pemisahan fungsi yang jelas
antara unit kerja operasional (business unit)
dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi
pengendalian risiko (risk management unit).
Penetapan b. risk management unit secara
independen yang membuat kebijakan, metodologi
pengukuran risiko, penetapan limit risiko dan
melakukan validasi data/ validasi model.
Menerapkan konsep c. three line of defense
Setiap transaksi dari aktivitas fungsional yang d.
mempunyai eksposur risiko telah disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan risikonya telah
direview dan dipantau sesuai kebutuhan oleh
masing-masing business unit.
Validasi data dilakukan oleh pejabat dan e.
unit kerja yang independen dari unit kerja
operasional. Validasi data dilakukan minimal
secara bulanan untuk semua risiko.
Melakukan audit secara berkala oleh internal f.
auditor untuk menilai pelaksanaan proses
dan sistem manajemen risiko pada aktivitas
fungsional yang memiliki eksposur risiko.
Menerapkan kegiatan pemisahan fungsi g.
(segregation of duties) dengan menggunakan
konsep Maker, Checker, Signer (MCS) pada
seluruh kegiatan operasional BRI.
104 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Risiko yang DihadapiProses manajemen risiko diterapkan secara konsisten
dalam setiap proses aktivitas bisnis maupun
operasional perbankan sehari-hari. Pengelolaan risiko
yang konsisten merupakan faktor penting, yang akan
mempengaruhi keberhasilan BRI dalam mencapai
target kinerja secara optimal sesuai yang telah
ditetapkan, yaitu menjadi bank yang sehat dan
tumbuh secara berkesinambungan.
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi strategi
usaha BRI baik secara langsung maupun tidak
langsung serta upaya BRI untuk mengelola risiko
tersebut, diklasifikasikan ke dalam delapan jenis
risiko sebagai berikut:
Risiko Kredit
Penerapan manajemen risiko kredit di BRI dilakukan
melalui desain struktur organisasi yang menggambarkan
keterlibatan seluruh pihak yang terkait manajemen
risiko kredit (Dewan Komisaris, Direksi, Komite, Divisi
Manajemen Risiko, Unit Kerja Operasional serta Audit
Intern). Unit kerja operasional terdiri dari Core Risk
Taking Unit dan Supporting Risk Taking Unit.
BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko Kredit
(Credit Risk Management Committee/CRMC), yang
merupakan Sub Risk Management Committee (RMC)
yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan
eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen
risiko kredit. Dalam rangka mempertahankan dan
mengelola risiko kredit BRI juga telah menetapkan
fungsi di bidang Relationship Management dan Credit
Risk Management.
Dalam rangka mengelola risiko kredit, BRI telah
menetapkan beberapa prinsip prudential banking
yang tercermin dalam kebijakan perkreditan, tata
cara penilaian kualitas kredit, dan dalam pengelolaan
serta proses putusan kredit, seperti pemisahan fungsi
pejabat kredit yaitu RM (Relationship Management)
dan CRM (Credit Risk Management), penerapan
Four Eyes Principle, penerapan Risk Rating/Scoring
System (CRR dan CRS), pemisahan pengelolaan kredit
bermasalah, serta penetapan prosedur perkreditan
yang sehat melalui penetapan Pasar Sasaran (PS),
Kriteria Risiko yang Dapat Diterima (KRD) dan Rencana
Pemasaran Tahunan (RPT).
Pemisahan fungsi RM dan CRM serta pemisahan
pengelolaan kredit lancar (performing) dengan
pengelolaan kredit bermasalah berada pada divisi
yang terpisah, dimaksudkan agar pengelolaan risiko
dalam aktivitas perkreditan dapat dilaksanakan secara
lebih baik tanpa mengganggu proses bisnis yang
berorientasi pada pertumbuhan bisnis yang sehat.
Selain itu BRI menerapkan proses uji kepatuhan oleh
Direktur Kepatuhan guna memastikan prinsip kehati-
hatian untuk putusan kredit diatas nilai tertentu.
BRI telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko
konsentrasi kredit melalui pedoman penetapan limit
risiko kredit. Penetapan limit risiko kredit bertujuan
untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan karena
adanya konsentrasi penyaluran pinjaman. Limit yang
ditetapkan terdiri dari:
Eksposur kepada nasabah atau 1. counterparty
Eksposur kepada pihak terkait2.
Eksposur terhadap sektor ekonomi/sektor industri 3.
tertentu atau area geografis. Pengelompokan
wilayah geografis berdasarkan tempat beroperasinya
bisnis BRI yang sekaligus menggambarkan potensial
bisnis wilayah masing-masing
Untuk menjaga kual itas port ofo l io kredit , BRI memisahkan pejabat kredit menjadi Relationship Management dan Credit Risk Management
105PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pedoman tersebut ditujukan untuk menetapkan limit
risiko kredit pada level portofolio atau level bank secara
keseluruhan yang dilaksanakan untuk seluruh produk
dan aktivitas BRI berisiko kredit, dengan memperhatikan
kemampuan modal untuk menyerap risiko atau kerugian
yang timbul, dan tinggi rendahnya eksposur.
BRI telah melakukan pengukuran dan pengendalian
risiko kredit melalui penilaian risiko debitur dengan
menggunakan Internal Risk Rating (Credit Risk
Rating/Credit Risk Scoring) sejak tahun 2001. Saat
ini perhitungan CRR dan CRS telah dilakukan secara
otomasi dan terintegrasi dengan proses bisnis melalui
aplikasi Loan Approval System (LAS).
Pengukuran kebutuhan modal minimum untuk
mengcover risiko kredit dilakukan dengan
menggunakan ketentuan BRI yang mengacu pada
ketentuan BI yaitu dengan menggunakan Standardized
Approach Basel II sejak Januari 2012. Perhitungan risiko
kredit tercermin dalam nilai ATMR Risiko Kredit yang
dihitung secara bulanan terdiri dari Risiko kegagalan
debitur, risiko kegagalan counterparty dan risiko
kegagalan settlement. Secara paralel juga sedang
dipersiapkan dan dikembangkan metodologi Internal
Rating Based Approach (IRBA).
Pengelolaan risiko kredit juga dilakukan melalui
pemantauan atas konsentrasi kredit dan eksposur
risiko kredit aktual secara portofolio, segmen bisnis
dan sektor ekonomi yang dikaitkan dengan limit
risiko kredit dan target yang telah ditetapkan. Selain
itu BRI juga telah melakukan analisis stress testing
secara berkala dengan menggunakan data makro
ekonomi dan internal BRI dalam berbagai skenario.
BRI menerapkan Early Warning System (EWS) dan Credit
Risk Monitoring terhadap perkembangan kondisi usaha
debitur agar pengelolaan risiko kredit semakin efektif
dan dapat meminimalkan risiko terjadinya kerugian
dan mengoptimalkan penggunaan modal untuk
memperoleh pendapatan yang maksimal.
Tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang
mengalami penurunan nilai/Impairment
BRI menetapkan definisi tersendiri untuk tagihan
yang telah jatuh tempo dan tagihan yang
mengalami penurunan nilai. Tagihan yang telah
jatuh tempo adalah seluruh tagihan/kelompok
tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90
(sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok
dan/atau pembayaran bunga.
Seluruh tagihan dapat mengalami penurunan nilai/
impairment bila dalam suatu kondisi terdapat
bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan
sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang
terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan
atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal.
Bukti obyektif adalah peristiwa-peristiwa merugikan
terhadap kredit yang dimiliki BRI berdasarkan data
hasil observasi atas peristiwa yang menjadi perhatian
BRI yang mempengaruhi kesanggupan bayar debitur
di masa mendatang. Apabila terjadi penurunan nilai
sehingga nilai tercatat kredit setelah penurunan
nilai kurang dari nilai tercatat awal maka harus
dibentuk suatu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN) untuk menutup kerugian akibat terjadinya
penurunan nilai tersebut. CKPN adalah cadangan
kerugian yang dihitung dari besarnya penurunan
nilai pada aset keuangan yang dievaluasi secara
individual atau kolektif.
Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan
bersih BRI berdasarkan kategori portofolio yang dirinci
berdasarkan wilayah, sisa jangka waktu kontrak dan
sektor ekonomi, bank secara individual dan konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
106 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio 31 Desember 2012
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Jakarta Indonesia Tengah &
Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah &
DIY
Jawa Timur
Sumatera Lainnya Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 149.940.931 - - - - - 1.213.431 151.154.363
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 47.047.663 997.753 6.388.158 265.772 3.943.597 1.998.875 - 60.641.818
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 25.532.052 19.392 - - - - 48.188 25.599.632
5. Kredit Beragunan Rumah Tinggal 253.940 247.346 58.089 113.981 88.908 135.348 - 897.612
6. Kredit Beragunan Properti Komersial 109.525 551.225 36.549 26.433 115.488 121.622 - 960.842
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 9.166.298 34.078.351 7.361.636 7.542.409 10.223.946 15.431.823 576 83.805.039
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
16.083.980 29.016.175 9.895.381 20.859.767 16.318.850 26.814.069 245 118.988.467
9. Tagihan Kepada Korporasi 45.359.160 9.811.126 2.130.016 5.441.212 9.042.363 11.427.074 445.540 83.656.491
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 486.434 368.869 205.538 285.239 396.767 752.636 - 2.495.483
11. Aset Lainnya 2.341.591 6.212.579 42.041 6.676.846 5.368.040 2.564.151 - 23.205.248
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah - - - - - - - -
Total 296.321.575 81.302.816 26.117.407 41.211.659 45.497.958 59.245.600 1.707.979 551.404.995
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio 31 Desember 2012
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Jakarta Indonesia Tangah &
Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah &
DIY
Jawa Timur
Sumatera Lainnya Total
1. Tagihan Kepada Pemerintah 150.988.567 - - - - - 1.213.431 152.201.999
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 47.063.728 997.753 6.388.158 265.772 3.943.597 2.105.940 - 60.764.948
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 25.914.992 19.559 118 1.019 35.365 1.856 48.188 26.021.097
5. Kredit Beragunan Rumah Tinggal 254.550 251.597 59.769 114.565 91.140 176.702 - 948.324
6. Kredit Beragunan Properti Komersial 109.525 551.225 36.549 26.433 117.124 132.335 - 973.191
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 9.211.261 34.086.797 7.462.944 7.569.016 10.257.119 15.627.129 576 84.214.842
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
16.304.468 29.086.123 9.895.381 20.893.067 16.333.224 27.369.680 245 119.882.187
9. Tagihan Kepada Korporasi 46.062.770 9.811.126 2.146.866 5.451.117 9.224.616 11.559.640 445.540 84.701.675
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 486.434 368.869 205.538 285.239 396.767 752.636 - 2.495.483
11. Aset Lainnya 2.376.718 6.213.150 43.901 6.677.885 5.368.962 2.587.873 - 23.268.488
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah 6.665.301 1.229.885 2.336.517 1.345.593 1.056.574 1.694.567 - 14.328.437
Total 305.438.314 82.616.084 28.575.740 42.629.707 46.824.487 62.008.359 1.707.979 569.800.670
107PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu - Bank Secara Individual(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio 31 Desember 2012
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
<1 th > 1th sd 3 th > 3th sd 5 th > 5 th Non-Kontraktual
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.745.225 164.396 394.806 38.492.607 102.357.329 151.154.363
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 15.457.768
3.533.803 8.463.648 23.456.065 9.730.534 60.641.818
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 6.398.207 914.748 199.586 1.285.746 16.801.345 25.599.632
5. Kredit Beragunan Rumah Tinggal 67 7.299 101.743 788.503 - 897.612
6. Kredit Beragunan Properti Komersial 1.523 11.907 203.964 743.447 - 960.842
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 98.484 4.082.410 20.407.648 59.215.921 576 83.805.039
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
15.011.853
56.464.981 22.158.895 24.680.565 672.174 118.988.467
9. Tagihan Kepada Korporasi 16.531.033
17.127.190 17.357.362 32.580.445 60.461 83.656.491
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 185.673 802.917 672.432 834.460 - 2.495.483
11. Aset Lainnya - - - - 23.205.248 23.205.248
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah - - - - - -
Total 63.429.833 83.109.653 69.960.084 182.077.760 152.827.665 551.404.995
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio 31 Desember 2012
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
<1 th > 1th sd 3 th
> 3th sd 5 th > 5 th Non-Kontraktual
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 10.792.861 164.396 394.806 38.492.607 102.357.329 152.201.999
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 15.507.294 3.565.170 8.479.713 23.482.237 9.730.534 60.764.948
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 6.783.599 942.550 207.857 1.285.746 16.801.345 26.021.097
5. Kredit Beragunan Rumah Tinggal 34.498 13.421 106.743 793.662 - 948.324
6. Kredit Beragunan Properti Komersial 9.531 13.706 205.926 744.027 - 973.191
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 115.693 4.200.309 20.624.603 59.273.660 576 84.214.841
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
15.310.088 56.656.464 22.402.708 24.840.754 672.174 119.882.188
9. Tagihan Kepada Korporasi 16.937.736 17.545.775 17.489.655 32.668.049 60.461 84.701.676
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 185.673 802.917 672.432 834.460 - 2.495.483
11. Aset Lainnya 63.240 - - - 23.205.248 23.268.487
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah 3.298.957 2.055.420 1.312.688 7.661.371 - 14.328.437
Total 69.039.170 85.960.130 71.897.131 190.076.574 152.827.665 569.800.670
108 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Kepada
Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada
Bank
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31 Desember 2012
1. Pertanian, perburuan dan Kehutanan - 6.922.468 - -
2. Perikanan - - - -
3. Pertambangan dan Penggalian - 2.238.220 - -
4. Industri Pengolahan - 17.202.468 - -
5. Listrik, Gas, dan Air - 10.904.668 - -
6. Konstruksi - 3.316.216 - -
7. Perdagangan Besar dan Eceran 101.275 699.630 - -
8. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - - - -
9. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi - 5.967.591 - -
10. Perantara Keuangan 132.771.913 4.601.737 - 25.599.631
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
- 4.891.847 - -
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
27 - - -
13. Jasa Pendidikan - - - -
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - - - -
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya
- 564.752 - -
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - - -
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
- - - -
18. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 18.281.148 3.332.219 - -
19. Bukan Lapangan Usaha - - - -
20. Lainnya - - - -
Total 151.154.363 60.641.818 - 25.599.631
(dalam Rp juta)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti
Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada
UMK dan Portofolio
Ritel
Tagihan Kepada
Korporasi
Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur Unit Usaha
Syariah (apabila
ada)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
- 1.029 28.800 12.335.457 11.188.698 66.522 - -
- - 1.088 1.110.494 179.797 11.217 - -
337 - 173 149.521 2.899.476 19.136 - -
904 - 6.352 2.520.535 21.127.750 90.791 - -
- - 2.350 72.240 738.153 2.880 - -
- - 38.903 876.020 5.724.403 85.568 - -
7.897 - 40.388 62.084.235 24.563.633 1.983.886 - -
446 914.073 1.156 654.544 392.379 15.901 - -
170 16.061 9.406 962.580 2.101.510 32.763 - -
- - - - - - - -
20.840 29.679 69.634 4.191.578 2.859.632 73.935 - -
234 - 135.319 69.311 51.673 1.317 - -
671 - 479.483 198.872 78.053 1.989 - -
2.652 - 68.935 372.964 406.329 3.860 - -
- - 10.883 1.728.244 676.406 3.755 - -
- - 566 316.346 8.599 - - -
- - - 46 - - - -
15.350 - 71.567.214 25.993.260 9.896.369 97.605 - -
848.110 - 11.344.389 5.352.222 763.632 4.360 - -
- - - - - - 23.205.248 -
897.612 960.842 83.805.039 118.988.467 83.656.492 2.495.484 23.205.248 -
109PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Kepada
Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada
Bank
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31 Desember 2012
1. Pertanian, perburuan dan Kehutanan - 6.922.468 - -
2. Perikanan - - - -
3. Pertambangan dan Penggalian - 2.238.220 - -
4. Industri Pengolahan - 17.202.468 - -
5. Listrik, Gas, dan Air - 10.904.668 - -
6. Konstruksi - 3.316.216 - -
7. Perdagangan Besar dan Eceran 101.275 699.630 - -
8. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - - - -
9. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi - 5.967.591 - -
10. Perantara Keuangan 132.771.913 4.601.737 - 25.599.631
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
- 4.891.847 - -
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
27 - - -
13. Jasa Pendidikan - - - -
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - - - -
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya
- 564.752 - -
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - - -
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
- - - -
18. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 18.281.148 3.332.219 - -
19. Bukan Lapangan Usaha - - - -
20. Lainnya - - - -
Total 151.154.363 60.641.818 - 25.599.631
(dalam Rp juta)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti
Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada
UMK dan Portofolio
Ritel
Tagihan Kepada
Korporasi
Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur Unit Usaha
Syariah (apabila
ada)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
- 1.029 28.800 12.335.457 11.188.698 66.522 - -
- - 1.088 1.110.494 179.797 11.217 - -
337 - 173 149.521 2.899.476 19.136 - -
904 - 6.352 2.520.535 21.127.750 90.791 - -
- - 2.350 72.240 738.153 2.880 - -
- - 38.903 876.020 5.724.403 85.568 - -
7.897 - 40.388 62.084.235 24.563.633 1.983.886 - -
446 914.073 1.156 654.544 392.379 15.901 - -
170 16.061 9.406 962.580 2.101.510 32.763 - -
- - - - - - - -
20.840 29.679 69.634 4.191.578 2.859.632 73.935 - -
234 - 135.319 69.311 51.673 1.317 - -
671 - 479.483 198.872 78.053 1.989 - -
2.652 - 68.935 372.964 406.329 3.860 - -
- - 10.883 1.728.244 676.406 3.755 - -
- - 566 316.346 8.599 - - -
- - - 46 - - - -
15.350 - 71.567.214 25.993.260 9.896.369 97.605 - -
848.110 - 11.344.389 5.352.222 763.632 4.360 - -
- - - - - - 23.205.248 -
897.612 960.842 83.805.039 118.988.467 83.656.492 2.495.484 23.205.248 -
110 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Kepada
Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada
Bank
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31 Desember 2012
1. Pertanian. perburuan dan Kehutanan - 7.045.598 - -
2. Perikanan - - - -
3. Pertambangan dan Penggalian - 2.238.220 - -
4. Industri Pengolahan - 17.202.468 - -
5. Listrik, Gas, dan Air - 10.904.668 - -
6. Konstruksi - 3.316.216 - -
7. Perdagangan Besar dan Eceran 101.275 699.630 - -
8. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - - - -
9. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi - 5.967.591 - -
10. Perantara Keuangan 132.771.913 4.601.737 - 25.601.880
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan - 4.891.847 - 34.592
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
27 - - -
13. Jasa Pendidikan - - - -
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - - - -
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lainnya
- 564.752 - 1.297
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - - -
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
- - - -
18. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 18.281.148 3.332.219 - -
19. Bukan Lapangan Usaha - - - -
20. Lainnya 1.047.636 - - 383.327
Total 152.201.999 60.764.948 - 26.021.096
(dalam Rp juta)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kreragun Properti
Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada
UMK dan Portofolio
Ritel
Tagihan Kepada
Korporasi
Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur UUS
(apabila ada)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
3.516 3.929 35.761 12.767.478 11.305.321 66.522 - 65.860
871 723 1.276 1.111.129 179.797 11.217 - -
337 - 173 149.969 2.899.476 19.136 - 53.464
1.903 358 8.160 2.535.273 21.309.146 90.791 - 591.731
- - 2.350 72.240 738.153 2.880 - 1.895
925 - 39.587 891.151 5.840.486 85.568 - 56.020
41.858 6.827 40.417 62.156.743 24.730.935 1.983.886 - 151.699
591 914.073 1.156 654.963 411.100 15.901 - -
564 16.061 9.493 974.976 2.140.352 32.763 - 51.641
- - - 9.285 262.897 - - 3.808.422
24.129 30.642 73.206 4.199.102 2.876.482 73.935 - 1.633
234
- 135.319 69.311 51.673 1.317 - 2.385.600
671 - 479.483 198.899 78.053 1.989 - -
2.652 462 68.935 373.552 406.329 3.860 - -
98
- 10.973 1.887.865 676.748 3.755 - -
- - 566 316.346 8.599 - - -
-
- - 46 - - - -
21.864 115 71.963.598 26.161.637 9.944.954 97.605 - -
848.110 - 11.344.389 5.352.222 763.632 4.360 - -
- - - - 77.543 - 23.268.489 7.160.472
948.323 973.191 84.214.842 119.882.187 84.701.676 2.495.484 23.268.489 14.328.437
111PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Kepada
Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada
Bank
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31 Desember 2012
1. Pertanian. perburuan dan Kehutanan - 7.045.598 - -
2. Perikanan - - - -
3. Pertambangan dan Penggalian - 2.238.220 - -
4. Industri Pengolahan - 17.202.468 - -
5. Listrik, Gas, dan Air - 10.904.668 - -
6. Konstruksi - 3.316.216 - -
7. Perdagangan Besar dan Eceran 101.275 699.630 - -
8. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - - - -
9. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi - 5.967.591 - -
10. Perantara Keuangan 132.771.913 4.601.737 - 25.601.880
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan - 4.891.847 - 34.592
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
27 - - -
13. Jasa Pendidikan - - - -
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - - - -
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lainnya
- 564.752 - 1.297
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - - -
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
- - - -
18. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 18.281.148 3.332.219 - -
19. Bukan Lapangan Usaha - - - -
20. Lainnya 1.047.636 - - 383.327
Total 152.201.999 60.764.948 - 26.021.096
(dalam Rp juta)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kreragun Properti
Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada
UMK dan Portofolio
Ritel
Tagihan Kepada
Korporasi
Tagihan Yang Telah
Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur UUS
(apabila ada)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
3.516 3.929 35.761 12.767.478 11.305.321 66.522 - 65.860
871 723 1.276 1.111.129 179.797 11.217 - -
337 - 173 149.969 2.899.476 19.136 - 53.464
1.903 358 8.160 2.535.273 21.309.146 90.791 - 591.731
- - 2.350 72.240 738.153 2.880 - 1.895
925 - 39.587 891.151 5.840.486 85.568 - 56.020
41.858 6.827 40.417 62.156.743 24.730.935 1.983.886 - 151.699
591 914.073 1.156 654.963 411.100 15.901 - -
564 16.061 9.493 974.976 2.140.352 32.763 - 51.641
- - - 9.285 262.897 - - 3.808.422
24.129 30.642 73.206 4.199.102 2.876.482 73.935 - 1.633
234
- 135.319 69.311 51.673 1.317 - 2.385.600
671 - 479.483 198.899 78.053 1.989 - -
2.652 462 68.935 373.552 406.329 3.860 - -
98
- 10.973 1.887.865 676.748 3.755 - -
- - 566 316.346 8.599 - - -
-
- - 46 - - - -
21.864 115 71.963.598 26.161.637 9.944.954 97.605 - -
848.110 - 11.344.389 5.352.222 763.632 4.360 - -
- - - - 77.543 - 23.268.489 7.160.472
948.323 973.191 84.214.842 119.882.187 84.701.676 2.495.484 23.268.489 14.328.437
112 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Pendekatan yang dilakukan BRI dalam menentukan
batasan nilai mana yang akan dievaluasi secara
individual dan mana secara kolektif dilakukan sebagai
berikut:
1. Individual Impairment dihitung untuk aset
keuangan (surat berharga, kredit dsb) yang
dievaluasi secara individual berdasarkan 2 konsep,
yaitu:
• Estimasi jumlah kerugian asset keuangan
didasarkan pada seluruh informasi yang
tersedia dengan memperhatikan repayment
capacity, jenis dan jumlah agunan,
ketersediaan garansi serta prospek usaha
debitur di masa mendatang.
• Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali
(recoverable amount)
2. Collective Impairment dilakukan untuk seluruh
aset keuangan yang:
• tidak dievaluasi secara individual,
• dievaluasi secara individual namun tidak
terdapat bukti obyektif terjadi penurunan
nilai
• dievaluasi secara individual dan terdapat
bukti obyektif penurunan nilai namun tidak
terjadi penurunan nilai.
Perhitungan CKPN di BRI dilakukan dengan metodologi
yaitu
Penurunan nilai secara individu dihitung melalui:1.
• Discounted Cash Flow
yaitu estimasi jumlah yang dapat diperoleh
kembali didasarkan pada identifikasi arus
kas masa datang dan estimasi nilai kini dari
arus kas tersebut. Kerugian penurunan
nilai dihitung dengan membandingkan
nilai tercatat aset keuangan dengan arus
kas yang didiskontokan dengan discount
factor berdasarkan suku bunga efektif aset
keuangan dimaksud.
• Fair Value of Collateral
Pengukuran aset keuangan yang mengalami
penurunan nilai mencerminkan nilai wajar
agunannya. Agunan tersebut tidak diakui
sebagai aset secara terpisah dari asset
keuangan yang mengalami penurunan nilai.
Penurunan nilai secara kolektif 2.
Penetapan tingkat kerugian historis dilakukan
dengan menggunakan metode statistic
berdasarkan internal loan grades:
• Probability of Default (PD)
yaitu tingkat kemungkinan kegagalan
debitur memenuhi kewajiban, yang diukur
dengan mengggunakan Roll Rate Method
(menggunakan data umur tunggakan asset
keuangan), Migration Analysis (dengan
menggunakan internal rating system dan
dilakukan dengan menganalisa tingkat
migrasi outstanding asset keuangan dari
grade tertinggi ke grade terendah)
• Loss Given Default (LGD)
yaitu besarnya tingkat kerugian yang
diakibatkan kegagalan debitur memenuhi
kewajiban.
Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan
dan pencadangan berdasarkan wilayah dan sektor
ekonomi, bank secara individual dan konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
113PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Keterangan 31 Desember 2012
Wilayah
Jakarta Indonesia Tengah &
Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah &
DIY
Jawa Timur
Sumatera Lainnya Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan 298.883.048 83.048.980 26.798.435 42.322.661 46.591.471 61.395.949 1.161.563 560.202.107
2 Tagihan Yang Mengalami
Penuruanan Nilai (impaired)
4.834.689 1.294.258 715.382 739.476 1.469.742 2.197.227 25 11.250.799
a. Belum Jatuh Tempo 3.585.389 183.352 291.203 63.592 628.830 294.569 - 5.046.935
b. Telah jatuh Tempo 1.249.300 1.110.906 424.179 675.884 840.912 1.902.658 25 6.203.864
3 Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) - Individual
2.004.560 100.504 153.382 81.720 444.316 590.078 3.374.560
4 Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) - Kolektif
1.891.294 2.702.473 963.653 1.649.896 1.364.449 2.610.287 27.313 11.209.365
5 Tagihan yang hapus buku 916.636.00 955.319.00 405.992.00 563.686.00 630.801.00 946.332.00 - 4.418.766
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan perusahaan anak
(dalam Rp juta)
No. Keterangan 31 Desember 2012
Wilayah
Jakarta Indonesia Tengah &
Timur
Jawa Barat Jawa Tengah &
DIY
Jawa Timur
Sumatera Lainnya Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan 306.507.897 84.367.531 29.280.616 43.743.213 47.906.976 64.057.004 1.161.563 577.024.800
2 Tagihan Yang Mengalami
Penuruanan Nilai (impaired)
5.029.125 1.317.035 772.406 755.114 1.509.596 2.352.441 25 11.735.742
a. Belum Jatuh Tempo 3.587.362 183.352 291.428 63.811 628.878 348.297 - 5.103.128
b. Telah jatuh Tempo 1.441.763 1.133.683 480.978 691.303 880.718 2.004.144 25 6.632.614
3 Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) - Individual
2.016.802 100.504 153.382 81.720 444.316 606.590 - 3.403.314
4 Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) - Kolektif
1.977.795 2.722.583 1.017.783 1.672.421 1.399.038 2.694.618 27.313 11.511.551
5 Tagihan yang hapus buku 945.853 955.481 406.928 563.744 630.961 946.452 - 4.449.419
114 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan - Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai Belum
Jatuh Tempo
Telah Jatuh
Tempo
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
(CKPN)-Individual
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
(CKPN)-Kolektif
Tagihan yang
Dihapus Buku
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2012
1 Pertanian, Perburuan dan Kelautan 31.161.976 46.506 443.559 185.924 1.210.222 330.783
2 Perikanan 1.326.643 - 22.900 - 42.838 18.358
3 Pertambangan dan Penggalian 5.366.485 8.376 75.705 44.786 102.662 3.845
4 Industri Pengolahan 41.765.582 474.774 575.308 692.178 554.624 318.177
5 Listrik, Gas dan Air 11.739.575 33.075 1.962 16.013 161.933 1.284
6 Konstruksi 10.725.594 1.341.813 168.486 635.522 181.162 58.172
7 Perdagangan besar dan eceran 92.944.892 644.039 3.159.188 580.197 4.261.061 2.889.746
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 2.050.508 50.851 50.921 45.517 57.658 16.716
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 9.469.221 865.864 133.029 320.107 204.170 27.765
10 Perantara keuangan 163.023.872 185.840 1.006 48.558 5.576 138
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12.370.081 195.100 283.439 109.998 268.447 146.350
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
262.397 8.588 2.841 2.690 7.224 1.617
13 Jasa Pendidikan 766.427 - 6.642 - 24.049 2.220
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 876.405 31.717 13.671 8.752 26.376 2.092
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, Hiburan dan perorangan lainnya
3.037.044 2.192 7.876 165 117.311 9.300
16 Jasa Perorangan yang melayani rumah tangga 335.257 - 258 - 20.365 45
17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya
46 - - - - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 131.382.761 1.156.262 1.076.597 683.441 3.572.367 541.271
19 Bukan Laporan Usaha 18.392.095 1.938 180.476 712 391.320 50.887
20 Lainnya 23.205.248 - -
Total 560.202.107 5.046.935 6.203.864 3.374.560 11.209.365 4.418.766
115PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan - Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan perusahaan anak
(dalam Rp juta)
No. Sektor Ekonomi Tagihan Tagihan yang mengalami
Penurunan Nilai
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
(CKPN)-Individual
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
(CKPN)-Kolektif
Tagihan yang
Dihapus BukuBelum
Jatuh Tempo
Telah Jatuh
Tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2012
1 Pertanian. Perburuan dan Kelautan 31.738.863 82.644 566.933 212.874 1.241.351 336.847
2 Perikanan 1.329.024 - 22.900 - 42.863 18.358
3 Pertambangan dan Penggalian 5.420.399 8.376 75.705 44.786 103.199 3.845
4 Industri Pengilahan 42.555.472 474.995 619.188 692.178 584.161 318.177
5 Listrik, Gas dan Air 11.741.470 33.075 2.125 16.013 161.969 1.284
6 Konstruksi 10.914.296 1.341.813 173.512 635.522 186.468 58.869
7 Perdagangan besar dan eceran 93.511.035 644.039 3.166.391 580.197 4.267.334 2.903.750
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 2.069.987 50.851 50.921 45.517 57.871 16.716
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 9.573.069 865.864 133.375 320.107 205.538 27.765
10 Perantara keuangan 167.148.533 185.840 1.006 48.558 68.872 138
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12.413.717 195.497 283.439 109.998 269.083 146.515
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
2.673.334 8.588 2.841 2.690 69.934 1.617
13 Jasa Pendidikan 766.440 - 6.642 - 24.049 2.220
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 877.361 31.717 211.810 8.752 26.381 2.092
15 Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, Hiburan dan perorangan lainnya
3.182.722 16.909 7.876 1.969 123.269 9.300
16 Jasa Perorangan yang melayani rumah tangga 335.257 - 258 - 20.365 45
17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya
46 - - - - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 132.015.885 1.160.982 1.076.822 683.441 3.591.624 549.085
19 Bukan Laporan Usaha 18.392.095 1.938 180.476 712 391.320 50.887
20 Lainnya 30.441.769 - 84.449 - 75.900 1.909
Total 577.100.774 5.103.128 6.666.669 3.403.314 11.511.551 4.449.419
116 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai-Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Keterangan31 Desember 2012
CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4)
1 Saldo awal CKPN 3.085.307 12.783.229
2 Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 761.519 1.793.112
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 761.519 1.793.112
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan - -
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku tagihan pada periode berjalan 472.266 3.946.499
4 Pembentukan (Pemulihan) lainnya pada periode berjalan - 579.523
Saldo akhir CKPN 3.374.560 11.209.365
Pengungkapan Rincian Mutasi Kerugian Penurunan Nilai-Bank Secara Konsolidasi dengan Anak Perusahaan
(dalam Rp juta)
No. Keterangan31 Desember 2012
CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4)
1 Saldo awal CKPN 3.139.888 12.950.084
2 Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 741.061 1.953.728
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 767.316 1.974.137
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 26.255 20.409
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku tagihan pada periode berjalan 477.634 3.967.967
4 Pembentukan (Pemulihan) lainnya pada periode berjalan - 579.508
Saldo akhir CKPN 3.403.315 11.515.353
117PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pendekatan Standar
Kebijakan perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit dilakukan dengan Pendekatan Standar yang mengacu kepada
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. Dalam pendekatan standar, perhitungan
merupakan hasil perkalian antara tagihan bersih dengan bobot risiko yang telah ditetapkan didasarkan pada
peringkat terkini dari debitur/counterparty pihak lawan sesuai kategori portofolio atau prosentase tertentu untuk
jenis tagihan tertentu.
Portofolio kelompok tagihan di BRI yang telah menggunakan peringkat adalah tagihan kepada pemerintah,
tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional, serta tagihan kepada korporasi.
Sedangkan untuk tagihan lainnya menggunakan perhitungan bobot risiko tanpa peringkat. Lembaga pemeringkat
yang digunakan BRI adalah lembaga pemeringkat yang diakui oleh regulator (Bank Indonesia) sesuai ketentuan
Lembaga pemeringkat dalam Negeri yang diakui yaitu Pefindo. Sedangkan untuk pemeringkat internasional dapat
dilakukan oleh antara lain: S&P, Moody’s dan Fitch.
118 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual 31 Desember 2012
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Lembaga Pemer-ingkat
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang
Standard and Poor’s
AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Fitch Rating AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Moody’s AaaAa1 sd
Aa3A1 sd A3
PT Fitch Ratings Indonesia
AAA (Idn)
AA+(idn) s.d AA-
(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
PT ICRA Indo-nesia
(Idr) AAA[Idr]AA+ s.d [Idr]
AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAAidAA+ s.d
idAA-idA+ s.d
id A-
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - -
4. Tagihan Kepada Bank - 86.738 574.996
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - -
9. Tagihan Kepada Korporasi 199.932 4.341 -
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -
11. Aset Lainnya - - -
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - -
Total 199.932 91.079 574.996
(dalam Rp juta)
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB- B+ sd B-Kurang dari B-
A-1 A-2 A-3Kurang dari A-3
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB- B+ sd B-Kurang dari B-
F1+ sd F1 F2 F3Kurang dari F3
Baa1+ sd Baa3-
Ba1+ sd Ba3-
B1+ sd B3-Kurang dari B3
P-1 P-2 P-3Kurang dari P-3
BBB+(idn) s.d BBB-
(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn) F3(idn)Kurang
dari F3(idn)
[Idr]BBB+ s.d [Idr]
BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]
BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
Kurang dari [Idr]
B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]
A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]
A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]
A3
Kurang dari [Idr]
A3
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1 idA2idA3 s.d
id A4Kurang
dari idA4
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
5.883.639 10.652.421 - - - - - - 134.618.303 151.154.363
- - - - - - - - 60.641.818 60.641.818
- - - - - - - - - -
931.640 - - - - - - - 24.006.258 25.599.632
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - 83.452.219 83.656.491
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
6.815.279 10.652.421 - - - - - - 302.718.597 321.052.304
119PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual 31 Desember 2012
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Lembaga Pemer-ingkat
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang
Standard and Poor’s
AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Fitch Rating AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Moody’s AaaAa1 sd
Aa3A1 sd A3
PT Fitch Ratings Indonesia
AAA (Idn)
AA+(idn) s.d AA-
(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
PT ICRA Indo-nesia
(Idr) AAA[Idr]AA+ s.d [Idr]
AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAAidAA+ s.d
idAA-idA+ s.d
id A-
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - -
4. Tagihan Kepada Bank - 86.738 574.996
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - -
9. Tagihan Kepada Korporasi 199.932 4.341 -
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -
11. Aset Lainnya - - -
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - -
Total 199.932 91.079 574.996
(dalam Rp juta)
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB- B+ sd B-Kurang dari B-
A-1 A-2 A-3Kurang dari A-3
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB- B+ sd B-Kurang dari B-
F1+ sd F1 F2 F3Kurang dari F3
Baa1+ sd Baa3-
Ba1+ sd Ba3-
B1+ sd B3-Kurang dari B3
P-1 P-2 P-3Kurang dari P-3
BBB+(idn) s.d BBB-
(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn) F3(idn)Kurang
dari F3(idn)
[Idr]BBB+ s.d [Idr]
BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]
BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
Kurang dari [Idr]
B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]
A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]
A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]
A3
Kurang dari [Idr]
A3
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1 idA2idA3 s.d
id A4Kurang
dari idA4
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
5.883.639 10.652.421 - - - - - - 134.618.303 151.154.363
- - - - - - - - 60.641.818 60.641.818
- - - - - - - - - -
931.640 - - - - - - - 24.006.258 25.599.632
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - 83.452.219 83.656.491
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
6.815.279 10.652.421 - - - - - - 302.718.597 321.052.304
120 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak31 Desember 2012
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and Poor’s
AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Fitch Rating AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Moody’s AaaAa1 sd
Aa3A1 sd A3
PT Fitch Ratings Indonesia
AAA (Idn)
AA+(idn) s.d AA-
(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
PT ICRA Indonesia
(Idr) AAA[Idr]AA+ s.d [Idr]
AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAAidAA+ s.d
idAA-idA+ s.d
id A-
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3.Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
9. Tagihan Kepada Korporasi - 199.932 4.341 -
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - -
11. Aset Lainnya - - - -
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - -
Total - 199.932 91.079 574.996
(dalam Rp juta)
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB-
B+ sd B-Kurang dari B-
A-1 A-2 A-3Kurang dari A-3
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB-
B+ sd B-Kurang dari B-
F1+ sd F1 F2 F3Kurang dari F3
Baa1+ sd Baa3-
Ba1+ sd Ba3-
B1+ sd B3-
Kurang dari B3
P-1 P-2 P-3Kurang dari P-3
BBB+(idn) s.d BBB-
(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn) F3(idn)Kurang
dari F3(idn)
[Idr]BBB+ s.d [Idr]
BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]
BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]
B-
Kurang dari [Idr]
B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]
A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]
A3
Kurang dari [Idr]
A3
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1 idA2idA3 s.d
id A4Kurang
dari idA4
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
5.883.639 10.652.421 - - - - - - 135.665.939 152.201.999
- - - - - - - - 60.764.948 60.764.948
- - - - - - - - - -
931.640 - - - - - - - 24.427.723 26.021.097
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - 84.497.404 84.701.676
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
6.815.279 10.652.421 - - - - - - 305.356.013 323.689.720
121PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak31 Desember 2012
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and Poor’s
AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Fitch Rating AAAAA+ sd
AA-A+ sd A-
Moody’s AaaAa1 sd
Aa3A1 sd A3
PT Fitch Ratings Indonesia
AAA (Idn)
AA+(idn) s.d AA-
(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
PT ICRA Indonesia
(Idr) AAA[Idr]AA+ s.d [Idr]
AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAAidAA+ s.d
idAA-idA+ s.d
id A-
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3.Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
9. Tagihan Kepada Korporasi - 199.932 4.341 -
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - -
11. Aset Lainnya - - - -
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - -
Total - 199.932 91.079 574.996
(dalam Rp juta)
Tagihan Bersih
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB-
B+ sd B-Kurang dari B-
A-1 A-2 A-3Kurang dari A-3
BBB+ sd BBB-
BB+ sd BB-
B+ sd B-Kurang dari B-
F1+ sd F1 F2 F3Kurang dari F3
Baa1+ sd Baa3-
Ba1+ sd Ba3-
B1+ sd B3-
Kurang dari B3
P-1 P-2 P-3Kurang dari P-3
BBB+(idn) s.d BBB-
(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn) F3(idn)Kurang
dari F3(idn)
[Idr]BBB+ s.d [Idr]
BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]
BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]
B-
Kurang dari [Idr]
B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]
A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]
A3
Kurang dari [Idr]
A3
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1 idA2idA3 s.d
id A4Kurang
dari idA4
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
5.883.639 10.652.421 - - - - - - 135.665.939 152.201.999
- - - - - - - - 60.764.948 60.764.948
- - - - - - - - - -
931.640 - - - - - - - 24.427.723 26.021.097
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - 84.497.404 84.701.676
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
6.815.279 10.652.421 - - - - - - 305.356.013 323.689.720
122 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Risiko kredit pihak lawan terdapat pada aktivitas treasury dan internasional yang dilakukan oleh BRI khususnya
untuk produk Credit Line. Tagihan Bersih untuk eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan pihak
lawan tersebut terdiri dari Eksposur transaksi derivatif over the counter (OTC), Eksposur transaksi repo termasuk
Risiko Kredit dari penerbit surat berharga yang menjadi underlying transaksi repo serta transaksi Reverse Repo.
Mitigasi Risiko kredit BRI untuk counterparty credit risk dapat dilakukan dengan teknik pengakuan garansi dan
atau penjaminan/asuransi kredit sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan regulator
Tabel berikut menggambarkan Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan - Transaksi Derivatif
(dalam Rp juta)
No. Variabel Yang Mendasari
31 Desember 2012
Notional Amount Tagihan Derivatif
Kewajiban Derivatif
Tagihan Bersih
Sebelum MRK
MRK Tagihan Bersih
Setelah MRK
<1 tahun > 1th sd < 5 th
>5 tahun
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
BANK SECARA INDIVIDUAL
1. Suku Bunga - 9.330.786 - 27.433 147.265 27.433 - 27.433
2. Nilai Tukar 1.455.263 - - 1.417 4.928 1.417 - 1.417
3. Lainnya - - - - - -
Total 1.455.263 9.330.786 - 28.850 152.193 28.850 - 28.850
BANK SECARA KONSOLIDASI - - - -
1. Suku Bunga - 9.330.786 - 27.433 147.265 27.433 - 27.433
2. Nilai Tukar 1.455.263 - - 1.417 4.928 1.417 - 1.417
3. Saham - - - - - - -
4. Emas - - - -
5. Logam selain Emas
- - - - - - -
6. Lainnya - - - - - - -
Total 1.455.263 9.330.786 - 28.850 152.193 28.850 - 28.850
123PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio31 Desember 2012
Nilai Wajar SSB Repo
Kewajiban Repo
Tagihan Bersih ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - -
Total - - - -
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio31 Desember 2012
Nilai Wajar SSB Repo
Kewajiban Repo
Tagihan Bersih ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - -
Total - - - -
124 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih Nilai MRK
Tagihan Bersih Stlh
MRK
ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - 9.550.521 -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - -
Total 9.550.521 - 9.550.521 -
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih Nilai MRK
Tagihan Bersih Stlh
MRK
ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - 9.550.521 -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - - - -
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - -
Total 9.550.521 - 9.550.521 -
125PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Mitigasi Risiko Kredit (MRK)
Dalam menghitung ATMR Risiko Kredit dengan
Pendekatan Standar, BRI dapat menghitung
keberadaan agunan, garansi, penjaminan, atau asuransi
kredit sebagai teknik mitigasi risiko kredit, selanjutnya
disebut Teknik MRK.
Prinsip utama dalam pengakuan Teknik MRK adalah:
1. Teknik MRK hanya diakui apabila ATMR Risiko
Kredit dari eksposur yang menggunakan Teknik
MRK lebih rendah dari ATMR Risiko Kredit dari
eksposur tersebut yang tidak menggunakan
Teknik MRK. Hasil perhitungan ATMR Risiko Kredit
setelah memperhitungkan dampak Teknik MRK
paling rendah sebesar nol.
2. Dampak keberadaan agunan, garansi, jaminan
atau asuransi kredit yang diakui sebagai Teknik
MRK tidak boleh diperhitungkan ganda.
3. Masa berlakunya pengikatan agunan, garansi,
jaminan atau asuransi kredit, paling kurang sama
dengan sisa jangka waktu kredit.
Kriteria yang wajib dipenuhi dalam pengakuan Teknik
MRK adalah:
1. Seluruh dokumen agunan, garansi, jaminan,
atau asuransi kredit yang digunakan memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Melakukan review secara berkala untuk
memastikan bahwa agunan, garansi, jaminan,
atau asuransi kredit tetap memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Terdapat klausula yang menetapkan jangka
waktu yang wajar untuk eksekusi atau pencairan
agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit
yang didasarkan pada terjadinya kondisi yang
menyebabkan debitur tidak mampu melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan perjanjian penyediaan
dana (events of default).
BRI memiliki prosedur untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang
timbul dari penggunaan teknik MRK seperti risiko
hukum, risiko operasional, risiko likuiditas dan risiko
pasar termasuk prosedur untuk memastikan bahwa
eksekusi agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit
dilakukan dalam jangka waktu yang wajar.
Garansi yang diakui dalam teknik MRK dilakukan
sebagai berikut:
1. Bagian yang dijamin dengan teknik garansi
diberikan bobot risiko pihak penerbit garansi
sesuai dengan kategori portofolio.
2. Bagian yang tidak dijamin dengan garansi
diberikan bobot risiko dari eksposur sesuai dengan
kategori portofolio.
Perhitungan ATMR Risiko Kredit – Pendekatan Standar
atas eksposur yang telah memperhitungkan Teknik
MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit, yaitu:
1. Bagian Yang Dijamin (secured portion), yaitu
Bagian dari nilai Tagihan Bersih eksposur yang
mendapatkan perlindungan dari penjaminan/
asuransi kredit
a. Berstatus BUMN dan memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada diatas diberikan
bobot 20%.
b. Berstatus bukan BUMN dan memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada
diatas diberikan bobot risiko lembaga
penjaminan/asuransi kredit sesuai kategori
portofolio Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik
2. Bagian Yang Tidak Dijamin (unsecured portion),
yaitu bagian dari nilai Tagihan Bersih eksposur
yang tidak mendapatkan perlindungan dari
agunan dikenakan bobot risiko dari eksposur
sesuai kategori portofolio.
Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan
bersih bobot risiko setelah memperhitungkan dampak
mitigasi risiko kredit serta pengungkapan tagihan
bersih dan teknik mitigasi risiko kredit, bank secara
individual dan konsolidasi dengan Perusahaan Anak
pada posisi 31 Desember 2012.
126 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
ATMR Beban ModalTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
A. Eksposur Neraca
1. Tagihan Kepada Pemerintah 141.220.712 - - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 554.509 - - - 54.461.925 - - - - 27.338.831 2.187.106
3.Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 15.099.885 - - - 10.466.132 - - - - 8.253.043 660.243
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - 441.434 456.016 162 - - - - - 336.981 26.958
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 960.842 - - 960.842 76.867
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 83.805.039 - - - - 41.902.520 3.352.202
8.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - 118.780.469 - - - 81.332.743 6.506.619
9. Tagihan Kepada Korporasi - 192.628 - - - 306.650 77.410.014 100.000 - 77.497.133 6.199.771
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - 2.495.483 - 3.743.225 299.458
11. Aset Lainnya 13.734.773 - - - - - - 9.424.296 46.179 - 9.493.564 759.485
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total eksposur neraca 154.955.485 15.847.022 441.434 456.016 162 149.039.746 118.780.469 87.795.151 2.641.662 0 250.858.881 20.068.710
B.Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn.
- - - - - - - - - - -
1. Tagihan Kepada Pemerintah 383.130 - - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - 5.625.383 - - - - 2.812.692 225.015
3.Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 4.765 - - - - - - - - 953 76
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - - - -
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - -
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - -
8.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - 207.998 - - - 155.999 12.480
9. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 5.647.200 - - 5.647.200 451.776
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - -
Total eksposur tra 383.130 4.765 - - - 5.625.383 207.998 5.647.200 - - 8.616.843 689.347
C.Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
- - - - - - - - - - - -
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3.Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 28.850 - - - - - - - - 14.425 1.154
5.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -
7. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total eksposur counterparty Credit risk
9.550.521 28.850 - - - - - - - - 14.425 1.154
127PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan Tagihan Bersih Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
ATMR Beban ModalTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
A. Eksposur Neraca
1. Tagihan Kepada Pemerintah 142.268.348 - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 554.509 - - - 54.585.055 - - - 27.400.396 2.192.032
3. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 15.494.917 - - - 10.466.132 - - - 8.332.050 666.564
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - 441.434 504.743 162 - - - - 356.472 28.518
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 972.593 - 972.593 77.807
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 84.214.841 - - - 42.107.131 3.368.570
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - 119.645.489 - - 81.951.405 6.556.112
9. Tagihan Kepada Korporasi - 192.628 - - - 306.650 - 78.403.400 100.000 78.427.193 6.274.175
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - 2.495.483 3.743.225 299.458
11. Aset Lainnya 13.734.773 - - - - - - 9.424.296 109.420 9.529.740 762.379
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 3.121.326 442.182 1.476.092 - - - - 9.150.180 - 9.755.249 780.420
Total eksposur neraca 159.124.447 16.684.236 1.917.526 504.743 162 149.572.678 119.645.489 97.950.468 2.704.903 - 262.575.451 21.006.036
B. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn.
- - - - - - - - - - - -
1. Tagihan Kepada Pemerintah 383.130 - - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - 5.625.383 - - - - 2.812.692 225.015
3. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 31.198 - - - - - - - - 6.240 499
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - 1.985 - - - - - - 794 64
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 598 - - 598 48
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - -
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - 236.698 - - - 177.523 14.202
9. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 5.698.998 - - 5.698.998 455.920
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - 138.657 - - - - 69.329 5.546
Total eksposur tra 383.130 31.198 - 1.985 - 5.764.040 236.698 5.699.596 - - 8.766.173 701.294
C. Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
- - - - - - - - - - -
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - - - - - - - - - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional
- - - - - - - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank - 28.850 - - - - - - - - 14.425 1.154
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -
7. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total eksposur counterparty credit risk 9.550.521 28.850 - - - - - - - - 14.425 1.154
128 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin DenganBagian Yang Tidak DijaminAgunan Garansi Asuransi
Kredit Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
A. Eksposur Neraca
1. Tagihan Kepada Pemerintah 141.220.712 - - - - 141.220.712
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 55.016.434 6.066 - - - 55.010.368
3. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 25.566.017 - - - - 25.566.017
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 897.612 - - - - 897.612
6. Kredit Beragun Properti Komersial 960.842 - - - - 960.842
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 83.805.039 - - - - 83.805.039
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 118.780.469 163.040 13.873.325 - - 104.744.104
9. Tagihan Kepada Korporasi 78.009.292 254.732 - - - 77.754.559
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 2.495.483 - - - 2.495.483
11. Aset Lainnya 23.205.247 - - - 23.205.247
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - -
Total eksposur neraca 529.957.148 423.838 13.873.325 - - 515.659.984
B. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Admn. - - - - - -
13. Tagihan Kepada Pemerintah 383.130 - - - - 383.130
14. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 5.625.383 - - - - 5.625.383
15. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - 0
16. Tagihan Kepada Bank 4.765 - - - - 4.765
17. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - 0
18. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - 0
19. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 0
20. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 207.998 - - - - 207.998
21. Tagihan Kepada Korporasi 5.647.200 - - - - 5.647.200
22. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - 0
23. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - 0
Total eksposur tra 11.868.476 - - - - 11.868.476
C. Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) - - - -
24. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - - - - 9.550.521
25. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
26. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - -
129PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin DenganBagian Yang Tidak DijaminAgunan Garansi Asuransi
Kredit Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
27. Tagihan Kepada Bank 28.850 - - - - 28.850
28. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - -
29. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
30. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total eksposur counterparty credit risk 9.579.371 - - - - 9.579.371
Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin DenganBagian Yang Tidak DijaminAgunan Garansi Asuransi
Kredit Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
A. Eksposur Neraca
1. Tagihan Kepada Pemerintah 142.268.348 - - - - 142.268.348
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 55.139.564 6.066 - - - 55.133.498
3. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 25.961.049 - - - - 25.961.049
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 946.339 - - - - 946.339
6. Kredit Beragun Properti Komersial 972.593 - - - - 972.593
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 84.214.841 580 - - - 84.214.261
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 119.645.490 203.178 13.873.325 - 105.568.987
9. Tagihan Kepada Korporasi 79.002.679 318.059 - - - 78.684.619
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 2.495.483 - - - - 2.495.483
11. Aset Lainnya 23.268.487 - - - - 23.268.487
12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 14.189.780 - - - - 14.189.780
Total eksposur neraca 548.104.653 527.883 13.873.325 - - 533.703.445
B. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn. - - - - - -
13. Tagihan Kepada Pemerintah 383.130 - - - 383.130
14. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 5.625.383 - - - - 5.625.383
15. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - -
130 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin DenganBagian Yang Tidak DijaminAgunan Garansi Asuransi
Kredit Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
16. Tagihan Kepada Bank 31.198 - - - - 31.198
17. Kredit Beragun Rumah Tinggal 1.985 - - - - 1.985
18. Kredit Beragun Properti Komersial 598 - - - - 598
19. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
20. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 236.698 - - - - 236.698
21. Tagihan Kepada Korporasi 5.698.998 - - - - 5.698.998
22. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
23. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) 138.657 - - - - 138.657
TOTAL EKSPOSUR TRA 12.116.646 - - - - 12.116.646
C. Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) - - - - - -
24. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - - - - 9.550.521
25. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
26. Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilat-eral & Lembaga Internasional - - - - - -
27. Tagihan Kepada Bank 28.850 - - - - 28.850
28. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - -
29. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
30. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total eksposur counterparty credit risk 9.579.371 - - - - 9.579.371
Perhitungan ATMR Risiko Kredit
Pengukuran kebutuhan modal minimum untuk mengcover risiko kredit dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
BI yaitu dengan menggunakan Standardized Approach Basel II sejak Januari 2012.
Dalam pendekatan standar, perhitungan merupakan hasil perkalian antara tagihan bersih dengan bobot risiko
yang telah ditetapkan didasarkan pada peringkat terkini dari debitur/counterparty pihak lawan sesuai kategori
portofolio atau prosentase tertentu untuk jenis tagihan tertentu. Portofolio kelompok tagihan yang telah
menggunakan peringkat adalah tagihan kepada bank dan tagihan kepada korporasi. Sedangkan untuk tagihan
lainnya menggunakan perhitungan bobot risiko tanpa peringkat (unrated).
131PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko kredit posisi 31 Desember 2012 individual Bank sebesar Rp259,49
triliun. Sementara ATMR untuk risiko kredit konsolidasi dengan anak perusahaan sebesar Rp271,36 triliun.
Tabel berikut menggambarkan perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar, bank secara individual dan
konsolidasi dengan Perusahaan Anak pada posisi 31 Desember 2012 disajikan dalam jutaan rupiah.
BRI dan anak perusahaan tidak memiliki eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan penyelesaian
(settlement risk) serta tidak memiliki eksposur sekuritisasi.
Eksposur Aset di Neraca
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Bank Konsolidasi
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 141.220.712 - - 142.268.348 - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 55.016.434 27.341.864 27.338.831 55.139.564 27.403.429 27.400.396
3.Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 25.566.017 8.253.043 8.253.043 25.961.049 8.332.049 8.332.050
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 897.612 336.981 336.981 946.339 356.472 356.472
6. Kredit Beragun Properti Komersial 960.842 960.842 960.842 972.593 972.593 972.593
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 83.805.039 41.902.520 41.902.520 84.214.841 42.107.421 42.107.131
8.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
118.780.469 89.085.352 81.332.743 119.645.490 89.734.118 81.951.405
9. Tagihan Kepada Korporasi 78.009.292 77.751.865 77.497.133 79.002.679 78.745.252 78.427.193
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 2.495.483 3.743.225 3.743.225 2.495.483 3.743.225 3.743.225
11. Aset Lainnya 23.205.247 9.493.564 9.493.564 23.268.487 9.529.740 9.529.740
Total eksposur neraca 529.957.148 258.869.255 250.858.881 533.914.873 260.924.298 252.820.203
132 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Bank Konsolidasi
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 383.130 - - 383.130 - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 5.625.383 2.812.692 2.812.692 5.625.383 2.812.692 2.812.692
3.Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 4.765 953 953 31.198 6.240 6.240
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - 1.985 794 794
6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - 598 598 598
7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
207.998 155.999 155.999 236.698 177.523 177.523
9. Tagihan Kepada Korporasi 5.647.200 5.647.200 5.647.200 5.698.998 5.698.998 5.698.998
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
Total 11.868.476 8.616.843 8.616.843 11.977.990 8.696.845 8.696.845
Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
Bank Konsolidasi
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih Setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 9.550.521 - - 9.550.521 - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3.Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - - - -
4. Tagihan Kepada Bank 28.850 14.425 14.425 28.850 14.425 14.425
5.Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
- - - - - -
6. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
Total 9.579.371 14.425 14.425 9.579.371 14.425 14.425
133PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Eksposur di BRI Syariah
(dalam Rp juta)
No. Jenis Transaksi
Konsolidasi
Faktor Pengurang
ModalATMR
(1) (2) (3) (4)
1. Total Eksposur - 9.824.577
Total - 9.824.577
Total Pengukuran Risiko Kredit
(dalam Rp juta)
No. Jenis Transaksi Bank Konsolidasian
(1) (2) (3) (4)
Total ATMR risiko kredit 259.490.149 271.356.050
Total faktor pengurang modal - -
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan
rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi
pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Organisasi manajemen risiko pasar terdiri dari unit
kerja front office (Divisi Treasury), back office (Divisi
Sentra Operasi), dan middle office (Divisi Manajemen
Risiko) yang memiliki kewenangan masing-masing.
Jajaran front office berwenang melakukan transaksi
instrumen keuangan. Jajaran middle office menetapkan
dan memantau limit risiko pasar dan secara berkala
memastikan data pasar (market price) yang digunakan
untuk mark to market/MTM. Jajaran back office
melakukan settlement transaksi treasury dan secara
harian menetapkan harga pasar (mark to market /
MTM) pada akhir hari.
BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury
and market risk (GUAVA) yang merupakan suatu sistem
yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front
office, middle office dan back office. Melalui aplikasi
ini dapat dilakukan pengukuran risiko pasar yang
terintegrasi dengan proses transaksi harian. Selain
melakukan monitoring eksposur risiko instrumen,
juga melakukan monitoring limit risiko pasar dan limit
transaksi antara lain limit nominal transaksi dealer, cut
loss limit, dan stop loss limit. Monitoring dilakukan
secara harian sehingga mempercepat penyediaan
informasi terkini yang mendukung pengambilan
keputusan oleh pejabat lini dan manajemen secara
tepat waktu, terutama untuk instrumen yang termasuk
ke dalam klasifikasi diperdagangkan/trading.
Portofolio trading book adalah seluruh posisi instrumen
keuangan dalam neraca dan rekening administratif
serta transaksi derivatif yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan dan dapat diperdagangkan/
dipindahtangankan dengan bebas atau dapat dilindungi
nilai secara keseluruhan yang timbul dari transaksi
untuk kepentingan sendiri (proprietary position),
atas permintaan nasabah, atau kegiatan perantaraan
(brokering), dan dalam rangka pembentukan pasar
(market making). Transaksi aset keuangan dan/atau
derivatif yang ditujukan sebagai posisi trading hanya
diperkenankan dimiliki dalam jangka waktu tertentu.
Pengelompokan aset keuangan dan/atau derivatif ke
dalam portofolio trading book diterapkan BRI secara
konsisten, dan tidak dapat memindahkan posisi trading
book ke portofolio banking book.
Pengelolaan portofolio banking book tidak dapat
digunakan untuk transaksi trading dalam rangka
mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga dalam
jangka pendek. Portofolio banking book bertujuan
digunakan untuk kepentingan likuiditas atau dimiliki
hingga jatuh tempo.
Valuasi portofolio trading book dan banking book
dilakukan dengan menggunakan kuotasi harga pasar
dari instrumen yang diperdagangkan secara aktif
(mark to market). Harga pasar tersebut mencerminkan
transaksi aktual dan rutin yang dilakukan secara
wajar. Hasil valuasi berdasarkan nilai pasar (mark to
market) divalidasi secara periodik untuk memastikan
konsistensi dan kewajaran harga pasar yang digunakan.
Apabila harga pasar tidak tersedia karena instrumen
tidak aktif diperdagangkan maka valuasi penetapan
nilai wajar menggunakan pendekatan simulasi harga
(mark to model).
134 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BRI melakukan pengukuran risiko pasar untuk keperluan
pemantauan risiko secara periodik maupun untuk
perhitungan kecukupan modal. Penerapan perhitungan
modal pada saat ini telah mengakomodasi Capital
Accord 1988 dan 1996 yang memperhitungkan risiko
kredit dan risiko pasar dalam perhitungan kecukupan
permodalan bank. Sesuai capital accord tahun 1996
dan Basel II, perhitungan risiko pasar dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 (dua) pilihan metode, yaitu:
metode standar (standard method) dan model internal
(internal model).
Mengingat kompleksitas metodologi perhitungan
risiko pasar, maka penerapan metode ini membutuhkan
kesiapan perbankan untuk menerapkan perhitungan
risiko pasar dalam perhitungan beban modal. Oleh
karena itu, BRI memberlakukan penerapan pendekatan
metodologi secara bertahap, dimulai dengan metode
standar (standard method).
Sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI) perhitungan
risiko pasar dengan metode standar yang wajib
diperhitungkan bank secara individual terdiri dari
risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Perhitungan
Risiko Suku Bunga dengan metode standar dilakukan
terhadap posisi seluruh instrumen keuangan BRI yang
diklasifikasikan sebagai Trading Book yang terekspos
Risiko Suku Bunga. Perhitungan Risiko Nilai Tukar
dengan metode standar dilakukan terhadap posisi
valuta asing BRI dalam Trading Book dan Banking Book
yang terekspos Risiko Nilai Tukar.
Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku
bunga dalam metode standar yaitu:
a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau
instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi
long atau posisi short. Dengan demikian proses
saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali
posisi tersebut bersifat identik;
b. Risiko Umum (General Market Risk) dari
keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau
posisi short dalam efek atau instrumen yang
berbeda dapat dilakukan saling hapus
Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam
perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah
dirty price, yaitu nilai pasar surat berharga (clean
price) ditambah dengan present value dari pendapatan
bunga yang akan diterima (accrued interest). Present
value atas accrued interest dapat tidak dilakukan
apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran kupon
nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang
material.
Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap
semua posisi BRI baik Trading Book dan Banking Book
dalam valuta asing termasuk emas dengan mengacu
pada perhitungan Posisi Devisa Neto (PDN). Posisi suatu
instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing
selain terkena Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan
BRI terkena Risiko Suku Bunga (misalnya untuk cross-
currency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur
Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan.
Beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta
asing adalah sebesar 8% terhadap PDN yang dimiliki
BRI secara keseluruhan pada akhir hari. PDN adalah
angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut
untuk jumlah dari Selisih bersih aktiva dan pasiva
dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah
dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik
yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam
rekening administratif untuk setiap valuta asing yang
semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
Cakupan portofolio yang diperhitungkan dalam
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
antara lain:
1. Posisi yang dimiliki untuk dijual kembali dalam
jangka pendek
2. Posisi yang dimiliki untuk tujuan memperoleh
keuntungan jangka pendek dari pergerakan
harga (price movement) secara aktual dan atau
potensial
3. Posisi yang dimiliki untuk tujuan mempertahankan
keuntungan arbitrase (locking in arbitrage profit)
135PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
4. Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau suku bunga antara lain Bond Forward,
Bond Option, Interest Rate Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate Options, dan
Forward Rate Agreements/FRAs.
5. Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau mengambang dan seluruh instrumen keuangan yang
memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan (Negotiable
Certificates of Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh BRI dengan syarat dibeli kembali (Repo/
Securities Lending).
6. Posisi valuta asing BRI dalam trading book dan banking book yang terekspos risiko nilai tukar
Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar(dalam Rp juta)
No. Jenis Risiko
31 Desember 2012
Bank Konsolidasi
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Risiko Suku Bunga - - - -
a. Risiko Spesifik - - - -
b. Risiko Umum - - 4.203 52.531
2. Risiko Nilai Tukar 132.358 1.654.474 132.687 1.658.586
3. Risiko Ekuitas* - - - -
4. Risiko Komoditas* - - - -
5. Risiko Option - - - -
Total 132.358 1.654.474 136.889 1.711.117
Untuk mengantisipasi risiko pasar pada aktivitas treasury, BRI melakukan beberapa langkah-langkah pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian diantaranya:
1. Langkah-langkah pengukuran antara lain:
a. Sensitivity testing of interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan analisa terhadap tingkat
sensitifitas suku bunga sehingga dapat dipergunakan sebagai indikator untuk memprediksi potensi
risiko suku bunga dan strategi kebijakan trading aktivitas treasury.
b. Volatility of foreign exchange and interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan pengukuran
terhadap tingkat volatilitas (perubahan) nilai tukar dan suku bunga berdasarkan tingkat keyakinan
tertentu (confidence level) yang dapat dipergunakan untuk mengukur potensi risiko nilai tukar dan suku
bunga pada portofolio trading aktivitas treasury.
136 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BRI melakukan stress test secara ber kala dengan ber bagai skenar io untuk memantau dan menetapkan kecukupan modal sebagai langkah ant isipasi atas r isiko pasar.
c. Stress testing and back testing;
• Stress testing adalah suatu fungsi yang
melakukan simulasi berdasarkan skenario
tertentu untuk melihat kecukupan
modal dan atau tingkat ketahanan
likuiditas bank dalam menghadapi
suatu kondisi tertentu, misalnya tingkat
bunga tertentu, nilai tukar valas sampai
dengan tingkat tertentu dan atau situasi
likuiditas berdasarkan situasi tertentu.
• Back testing merupakan suatu fungsi
untuk memastikan keakuratan
metodologi atau alat ukur yang
dipergunakan untuk mengukur risiko
pasar dengan cara membandingkan
prediksi risiko pasar dengan kerugian
yang terjadi (aktual loss).
d. Revaluasi terhadap posisi treasury dan BRI
secara keseluruhan termasuk melakukan
perhitungan terhadap produk treasury
yang belum (tidak) ada harga pasarnya
(hypothetical prices).
2. Langkah pemantauan berupa Profit and Loss
Assistance, adalah fungsi yang menyediakan data
perhitungan laba rugi dari aktivitas treasury secara
harian, untuk mengetahui perkembangan kinerja
treasury terhadap pencapaian target yang telah
ditetapkan.
3. Langkah pengendalian antara lain:
a. Limit and excess controls (front end), adalah
fungsi yang mengawasi perkembangan
aktivitas limit transaksi treasury, untuk
memastikan bahwa treasury telah mematuhi
limit transaksi yang telah ditetapkan terutama
untuk cut-loss limit.
b. New Product and or Activity Review untuk
transaksi treasury, adalah suatu fungsi yang
membahas mengenai karakteristik suatu
produk dan atau aktivitas baru yang akan
dijadikan sebagai produk dalam aktivitas
trading, potensi laba-rugi, potensi risiko,
prosedur settlement, proses revaluasi dan
mitigasi risiko yang dilakukan.
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional bank.
Tata kelola Manajemen Risiko Operasional BRI
didasarkan atas tiga lini pertahanan yaitu Risk Taking
Units (unit kerja operasional), Risk Control Units (Divisi
Manajemen Risiko), dan Internal Audit Function
(Audit Internal). Model tata kelola manajemen risiko
operasional BRI didesain sedemikian rupa untuk
menempatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki
sedekat mungkin dengan area dimana biasanya risiko
itu timbul dan menciptakan pusat penyempurnaan/
percontohan yang menambah nilai sebenarnya pada
keseluruhan bisnis. BRI menyadari bahwa Unit Kerja
Operasional (UKO) bertanggung jawab terhadap
risiko operasional dan risiko lainnya yang timbul
pada aktivitas yang dijalankan oleh masing-masing
UKO, namun demikian fungsi manajemen risiko
operasional dikembangkan untuk membantu UKO
dalam meningkatkan kontrol dan manajemen risiko
operasional di lingkungannya dan juga memberikan
pandangan mengenai profil risiko yang memungkinkan
pengambilan keputusan yang lebih informatif.
137PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI mengukur r isiko operasional menggunakan met ode Basic Indicat or Appr oach (B IA) secara per iodik sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
Struktur manajemen risiko operasional BRI
menggambarkan keterkaitan antara fungsi manajemen
risiko operasional pada tingkat perusahaan (Corporate
Level), tingkat UKO dan keterlibatan dari Audit Internal
sebagai Fungsi Assurance. Penerapan manajemen risiko
operasional di BRI dilakukan melalui desain struktur
organisasi yang menggambarkan keterlibatan seluruh
pihak yang terkait manajemen risiko operasional
(Komisaris, Direksi, Risk Management Committee, Divisi
Manajemen Risiko, Unit Kerja Operasional, Fungsi
Manajemen Risiko Operasional, serta Audit Intern).
BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko
Operasional (Operational Risk Management Committee/
ORMC), yang merupakan Sub Risk Management
Committee (RMC) untuk membahas permasalahan
yang berkaitan dengan risiko operasional.
Penerapan manajemen risiko operasional yang
efektif diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya
gangguan-gangguan. Melalui proses identifikasi lebih
dini sehingga dapat dirumuskan kegiatan perbaikan
kontrol yang lebih dini pula.
Tujuan penerapan manajemen risiko operasional
BRI dengan berbagai perangkat dan infrastruktur
pendukung lainnya, adalah tidak sekadar untuk
memenuhi ketentuan regulasi atau perhitungan
cadangan modal risiko operasional, tetapi pada
perbaikan kualitas aktivitas bisnis dan operasional
BRI, serta menegakkan tata kelola manajemen risiko
operasional yang lebih baik, sehingga kelangsungan
bisnis dan operasional BRI tetap dapat terjaga pada
kondisi apapun.
Untuk meningkatkan dan mengefektifkan pelaksanaan
penerapan manajemen risiko operasional, termasuk
peningkatan kualitas sistem pengendalian internal, BRI
memerlukan perangkat manajemen risiko operasional.
Perangkat utama serta perangkat pendukung manajemen
risiko operasional. Perangkat Utama terdiri dari:
1. Risk and Control Self Assessment (RCSA)
Dengan RCSA, UKO diharapkan mampu
melakukan identifikasi risiko-risiko utama
yang mungkin menimbulkan kerugian dan
cara mengukurnya. Dengan demikian UKO
akan mampu melakukan pengendalian dan
pemantauan risiko-risiko tersebut
2. Indikator Risiko Utama (IRU)
Penggunaan IRU diharapkan dapat mendatangkan
manfaat berupa tindakan pencegahan dan
penyempurnaan terhadap berbagai indikator
yang dapat menimbulkan kerugian.Melalui IRU,
UKO akan dapat mencegah terjadinya kerugian
secara dini.
3. Manajemen Insiden (MI)
Dengan MI diharapkan UKO akan dengan jujur
dan tertib melakukan monitoring, pelaporan dan
pemantauan terhadap berbagai kasus termasuk
tindakan penyelesaiannya. Melalui MI, UKO
didorong untuk mampu meningkatkan internal
kontrol yang diperlukan untuk meminimalisasi
risiko yang dapat menimbulkan kerugian.
Akurasi prediksi RCSA dapat dikontrol dari hasil
pencatatan pada MI. Apabila suatu unit kerja
menghadapi banyak kasus yang perlu dikelola dalam
MI, maka hal tersebut juga harus tercermin dalam
hasil RCSA dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan
IRU yang dibuat atas dasar risiko-risiko utama dalam
RCSA, apabila dikelola dengan baik akan bisa berfungsi
sebagai peringatan dini. Dengan demikian, pemimpin
unit kerja bisa segera melakukan berbagai tindakan
antisipasi agar risiko-risiko utama tersebut tidak
menimbulkan kerugian nyata.
Mengingat penilaian RCSA bersifat subyektif dan
prediktif, maka untuk meningkatkan akurasi dan
mengurangi judgement yang salah dalam pengisian
RCSA perlu dibuatkan petunjuk teknis pengisian RCSA
dan penafsiran masing-masing risiko dalam RCSA.
138 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BRI juga melakukan implementasi Business Continuity Management (BCM) untuk mempertahankan
kelangsungan aktivitas bisnis/operasional terpenting, menjaga aset BRI, dan melindungi keselamatan jiwa
pekerja dan nasabah dalam situasi gangguan/bencana. Implementasi BCM tersebut dilakukan di seluruh unit
kerja BRI di seluruh Indonesia.
Pengelolaan isu-isu risiko operasional yang prioritas dilakukan dalam kerangka manajemen risiko operasional yang
dirancang dengan memperhatikan kebutuhan BRI, ketentuan BI dan best practices. Selain itu, BRI selalu melakukan
peningkatan implementasi risiko operasional, antara lain:
Penerapan Forum Manajemen Risiko sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja 1.
dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis
atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil
keputusan dapat dieskalasi kepada tingkatan yang lebih tinggi.
Penilaian tingkat maturitas penerapan Manajemen Risiko akan memperlihatkan tingkat kemapanan user 2.
dalam melaksanakan penerapan Manajemen Risiko. Penilaian maturitas tersebut diharapkan dapat menjadi
feedback bagi tiap Kantor Cabang untuk penerapan manajemen risiko yang lebih baik.
Pelaksanaan uji tingkat kecukupan pengelolaan risiko atas usulan produk dan atau aktivitas baru (PAB). Setiap 3.
produk dan atau aktivitas baru yang diajukan oleh unit kerja pemrakarsa harus dilakukan kaji ulang untuk
memastikan pengelolaan risiko pada produk dan atau aktivitas baru tersebut sudah memadai
Penetapan dan penerapan Strategi Anti 4. Fraud sebagai bagian dari penerapan Manajemen Risiko dalam
rangka pencegahan dan pengelolaan kejadian fraud di BRI. Strategi Anti Fraud tersebut mencakup 4 (empat)
pilar sesuai dengan yang disyaratkan oleh Bank Indonesia, yaitu (a) pencegahan, (b) deteksi, (c) investigasi,
pelaporan, dan sanksi, serta (d) evaluasi, pemantauan, dan tindak lanjut. Selain itu juga pernyataan bahwa
Dewan Komisaris dan Direksi BRI menyatakan “zero tolerance” terhadap setiap kejadian fraud di BRI.
Komitmen Anti Fraud juga dibuat oleh setiap pekerja di BRI sebagai bentuk peningkatan awareness untuk
pencegahan fraud.
Pemantauan dan pengendalian risiko operasional yang dilakukan melalui sumber informasi dari Forum 5.
Manajemen Risiko dan perangkat Manajemen Risiko Operasional seperti RCSA, IRU, dan MI. Hasil pemantauan
dan pengendalian disampaikan di dalam Profil Risiko Kantor Wilayah yang dibuat secara bulanan dan Top 50
Risk Issue yang dibuat secara triwulanan dalam bentuk buku saku.
Koordinasi implementasi BCM secara berkesinambungan dengan unit-unit kerja terkait diantaranya adalah 6.
pelaksanaan uji coba atau testing seperti Switch Over DC-DRC dan evakuasi bencana di beberapa gedung
kantor BRI termasuk Gedung Kantor Pusat BRI.
Perhitungan ATMR risiko operasional dilakukan sesuai regulasi BI dengan menggunakan metode Basic Indicator
Approach (BIA) atau Pendekatan Indikator Dasar. Berikut merupakan tabel beban modal dan ATMR risiko
operasional dengan metode Basic Indicator Approach.
Pengungkapan Risiko Operasional Dengan Menggunakan Metode BIA(dalam Rp juta)
No. Pendekatan Yang Digunakan
Bank Konsolidasi
Pendekatan Bruto (Rata-rata 3 tahun
terakhir)
Beban Modal ATMR
Pendekatan Bruto (Rata-rata 3 tahun
terakhir)
Beban Modal ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pendekatan Indikator Dasar 34.243.949 5.136.592 64.207.405 34.401.371 5.160.206 64.502.571
Total 34.243.949 5.136.592 64.207.405 34.401.371 5.160.206 64.502.571
139PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan
bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset
likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Pelaksanaan Manajemen Risiko Likuiditas pada tingkat
korporat dikoordinasikan oleh Divisi Treasury dan Divisi
Manajemen Risiko. Divisi Treasury dan Divisi Manajemen
Risiko melakukan analisis terhadap sumber risiko
likuiditas. Divisi Treasury bertanggung jawab untuk
mengelola likuiditas nasional, baik untuk intrahari,
harian, jangka pendek, menengah dan panjang, dalam
mata uang rupiah dan valuta asing, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Divisi Manajemen Risiko
bertanggung jawab dalam menyusun dan melakukan
review kebijakan manajemen risiko likuiditas. Hasil
pemantauan posisi dan risiko likuiditas disajikan dalam
laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
BRI menjaga secondary reserve dalam bentuk aset-aset l ikuid ber kual itas t inggi dan memel ihara core fund yang dapat dikategor ikan sebagai dana jangka panjang.
Risiko Likuiditas dimonitor secara aktif dengan
memperhatikan beberapa indikator internal dan
eksternal yang menjadi bagian dari sistem peringatan
dini likuiditas:
1 Indikator internal peringatan dini risiko likuiditas,
antara lain:
a. Kualitas asset yang memburuk;
b. Peningkatan konsentrasi pada beberapa asset
dan sumber pendanaan tertentu;
c. Peningkatan currency mismatch;
d. Pelampauan limit yang telah ditetapkan secara
berulang kali;
e. Peningkatan biaya dana BRI secara
keseluruhan;
f. Posisi arus kas (cash flow) yang semakin buruk
sebagai akibat maturity mismatch yang besar,
terutama pada skala waktu jangka pendek.
2 Indikator eksternal peringatan dini risiko likuiditas,
antara lain:
a. Informasi publik yang negatif terhadap BRI;
b. Penurunan hasil peringkat BRI oleh lembaga
pemeringkat;
c. Penurunan harga saham BRI secara terus-
menerus;
d. Penurunan fasilitas credit line yang diberikan
oleh bank koresponden;
e. Peningkatan pencairan simpanan berjangka
(deposito) sebelum jatuh tempo;
f. Keterbatasan akses untuk memperoleh
pendanaan jangka menengah dan jangka
panjang;
g. Ketatnya kondisi likuiditas pasar;
h. Perubahan kebijakan dari regulator yang
berdampak signifikan terhadap perbankan.
Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi
likuiditas BRI yang aktual, hasil pengukuran dengan
menggunakan rasio likuiditas dianalisis lebih mendalam
dan dikaitkan dengan informasi kualitatif terkini
sehingga menghasilkan kesimpulan yang wajar dan
komprehensif. Alat pengukur risiko likuiditas yang
digunakan adalah: proyeksi arus kas, profil maturitas,
rasio likuiditas dan stress test risiko likuiditas.
Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai
pemetaan aset dan kewajiban dalam neraca serta
tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif,
dalam skala waktu tertentu berdasarkan sisa jangka
waktu sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31
Desember 2012.
140 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Saldo Jatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1 Kas 13.450.227 13.450.227 - - - -
2 Penempatan Pada Bank Indonesia 94.497.994 59.875.723 21.131.764 13.490.507 - -
3 Penempatan pada Bank Lain 1.803.798 1.548.798 255.000 - - -
4 Surat Berharga 37.538.188 11.797.964 1.627.741 8.461.574 2.516.239 13.134.670
5 Kredit yang diberikan 311.335.938 14.957.386 22.190.689 21.254.353 37.150.177 215.783.333
6 Tagihan lainnya 6.907.674 573.963 1.955.525 2.256.633 2.121.553 -
7 Lain-lain 9.389.924 837 621 1.239 24.138 9.363.089
Total aset 474.923.743 102.204.898 47.161.340 45.464.306 41.812.107 238.281.092
B. Kewajiban
1 Dana Pihak Ketiga 390.186.602 332.639.011 18.183.335 8.013.306 31.040.598 310.352
2 Kewajiban pada Bank Indonesia 81.594 77.377 4.217 - - -
3 Kewajiban pada bank lain 448.164 448.164 - - - -
4 Surat berharga yang Diterbitkan - - - - - -
5 Pinjaman yang Diterima 40.787 - 4.066 23.017 - 13.704
6 Kewajiban Lainnya 5.489 349 5.140 - - -
7 Lain-lain 543.295 437.974 61.591 38.251 - 5.479
Total kewajiban 391.305.931 333.602.875 18.258.349 8.074.574 31.040.598 329.535
Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca 83.617.812 (231.397.977) 28.902.991 37.389.732 10.771.509 237.951.557
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Aministratif
1 Komitmen - - - - - -
2 Kontijensi 180.573 114.427 3.768 7.807 13.046 41.525
Total Tagihan Rekening Administratif 180.573 114.427 3.768 7.807 13.046 41.525
B. Kewajiban Rekening Administratif
1 Komitmen 59.704.866 5.150.867 10.581.881 12.315.272 31.656.846 -
2 Kontijensi 3.848.083 1.161.365 834.912 502.150 1.349.656 -
141PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Saldo Jatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Total kewajiban rekening administratif 63.552.949 6.312.232 11.416.793 12.817.422 33.006.502 -
Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif (63.372.376) (6.197.805) (11.413.025) (12.809.615) (32.993.456) 41.525
Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB) 20.245.436 (237.595.782) 17.489.966 24.580.117 (22.221.947) 237.993.082
Selisih Kumulatif
Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank Secara Individual
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Saldo Jatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1 Kas 284.543 284.543 - - - -
2 Penempatan Pada Bank Indonesia 6.146.873 5.183.321 481.821 481.731 - -
3 Penempatan pada Bank Lain 8.636.344 8.626.706 9.638 - - -
4 Surat Berharga 6.999.619 2.854.341 48.188 - 67.463 4.029.627
5 Kredit yang diberikan 36.891.249 10.785.703 1.648.194 2.024.216 5.510.396 16.922.740
6 Tagihan lainnya 4.791.316 556.689 1.950.561 2.205.451 - 78.615
7 Lain-lain 80.572 74.312 - 6.260 - -
Total aset 63.830.516 28.365.615 4.138.402 4.717.658 5.577.859 21.030.982
B. Kewajiban
1 Dana Pihak Ketiga 45.911.482 27.431.588 5.868.092 7.288.616 5.322.003 1.183
2 Kewajiban pada Bank Indonesia - - - - - -
3 Kewajiban pada bank lain 5.407 5.407 - - - -
4 Surat berharga yang Diterbitkan - - - - -
5 Pinjaman yang Diterima 10.571.748 1.692.127 3.467.951 5.411.670 - -
6 Kewajiban Lainnya 4.914.659 560.092 1.950.669 2.205.451 - 198.447
7 Lain-lain 75.140 26.260 18.175 30.705 - -
Total kewajiban 61.478.436 29.715.474 11.304.887 14.936.442 5.322.003 199.630
142 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
Saldo Jatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca 2.352.080 (1.349.859) (7.166.485)
(10.218.784) 255.856 20.831.352
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Aministratif
1 Komitmen - - - - - -
2 Kontijensi 15.192 1.648 - - - 13.544
Total tagihan rekening administratif 15.192 1.648 - - - 13.544
B. Kewajiban Rekening Administratif
1 Komitmen 27.733.344 2.019.384 12.909.894 1.456.517 11.347.549 -
2 Kontijensi 8.320.674 409.867 991.314 1.510.316 5.409.177 -
Total kewajiban rekening administratif 36.054.018 2.429.251 13.901.208 2.966.833 16.756.726 -
Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif
(36.038.826) (2.427.603)
(13.901.208) (2.966.833) (16.756.726) 13.544
Selisih (IA-IB) + (IIA-IIB) 38.406.098 1.079.392 6.734.723 (7.251.951) 17.012.582 20.831.352
Selisih Kumulatif
Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank Secara Konsolidasi dengan perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
SaldoJatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1 Kas 13.610.752 13.610.752 - - - -
2 Penempatan Pada Bank Indonesia 97.642.069 63.019.798 21.131.764 13.490.507 - -
3 Penempatan pada Bank Lain 2.272.424 2.017.424 255.000 - - -
4 Surat Berharga 38.453.637 11.862.649 1.627.741 8.986.574 2.516.239 13.460.434
5 Kredit yang diberikan 325.031.507 15.656.981 23.012.065 21.915.768 38.197.482 226.249.211
6 Tagihan lainnya 6.933.419 599.708 1.955.525 2.256.633 2.121.553 -
7 Lain-lain 9.423.458 1.067 31.535 3.629 24.138 9.363.089
Total aset 493.367.266 106.768.379 48.013.630 46.653.111 42.859.412 249.072.734
143PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
(dalam Rp juta)
No. Kategori Portofolio
31 Desember 2012
SaldoJatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
B. Kewajiban -
1 Dana Pihak Ketiga 403.851.521 343.718.010 20.456.540 8.280.732 31.083.539 312.700
2 Kewajiban pada Bank Indonesia 81.594 77.377 4.217 - - -
3 Kewajiban pada bank lain 2.238.753 1.560.066 675.800 500 2.387 -
4 Surat berharga yang Diterbitkan - - - - - -
5 Pinjaman yang Diterima 317.007 - 129.489 65.928 - 121.590
6 Kewajiban Lainnya 23.655 14.033 9.622 - - -
7 Lain-lain 551.813 446.492 61.591 38.251 - 5.479
Total kewajiban 407.064.343 345.815.978 21.337.259 8.385.411 31.085.926 439.769
Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca 86.302.923
(239.047.599) 26.676.371 38.267.700 11.773.486 248.632.965
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Aministratif
1 Komitmen 532.710 135.525 7.825 38.015 171.672 179.673
2 Kontijensi 250.201 155.859 3.768 7.807 13.046 69.721
Total Tagihan Rekening Administratif 782.911 291.384 11.593 45.822 184.718 249.394
B. Kewajiban Rekening Administratif
1 Komitmen 60.140.354 5.189.170 10.589.706 12.353.287 31.828.518 179.673
2 Kontijensi 3.876.279 1.161.365 834.912 502.150 1.349.656 28.196
Total kewajiban rekening administratif 64.016.633 6.350.535 11.424.618 12.855.437 33.178.174 207.869
Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif (63.233.722) (38.303) (7.825) (38.015) (171.672) (207.869)
Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB) 23.069.201 (239.085.902) 26.668.546 38.229.685 11.601.814 248.425.096
Selisih Kumulatif
144 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
9.2.b Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank Secara Konsolidasi dengan perusahaan Anak
(dalam Rp juta)
no Kategori Portofolio
31 Desember 2012
SaldoJatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I NERACA
A. Aset
1 Kas 284.701 284.701 - - - -
2 Penempatan Pada Bank Indo-nesia 6.153.619 5.190.067 481.821 481.731 - -
3 Penempatan pada Bank Lain 8.686.730 8.677.092 9.638 - - -
4 Surat Berharga 6.999.619 2.854.341 48.188 - 67.463 4.029.627
5 Kredit yang diberikan 36.975.038 10.785.703 1.648.194 2.024.216 5.527.686 16.989.239
6 Tagihan lainnya 4.791.316 556.689 1.950.561 2.205.451 - 78.615
7 Lain-lain 80.572 74.312 - 6.260 - -
Total aset 63.971.595 57.290 - - 17.290 66.499
-
B. Kewajiban -
1 Dana Pihak Ketiga 46.314.858 27.834.837 5.868.221 7.288.615 5.322.002 1.183
2 Kewajiban pada Bank Indonesia - - - - - -
3 Kewajiban pada bank lain 43.957 5.407 38.550 - - -
4 Surat berharga yang Diterbitkan - - - - - -
5 Pinjaman yang Diterima 10.571.748 1.692.127 3.467.951 5.411.670 - -
6 Kewajiban Lainnya 4.914.659 560.092 1.950.669 2.205.451 - 198.447
7 Lain-lain 75.240 26.360 18.175 30.705 - -
Total kewajiban 61.920.462 72.571 38.679 - - 32
-
Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca 29.797 (15.281) (38.679) - 17.290 66.467
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Aministratif
1 Komitmen - - - - - -
2 Kontijensi 15.192 1.648 - - - 13.544
Total tagihan rekening administratif 15.192 1.648 - - - 13.544
B. Kewajiban Rekening Administratif
1 Komitmen 347.423 253.081 3.768 7.807 13.046 69.721
2 Kontijensi 644.257 152.730 11.593 45.822 184.718 249.394
Total kewajiban rekening administratif 31.035 31.035 31.035 31.035 31.035 31.035
(dalam Rp juta)
145PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
no Kategori Portofolio
31 Desember 2012
SaldoJatuh Tempo
< 1 bulan >1 bln s.d 3 bln
>3 bln s.d 6 bln
> 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif (15.843) (29.387) (31.035) (31.035) (31.035) (17.491)
Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB) 45.640 14.106 (7.644) 31.035 48.325 83.958
Selisih Kumulatif
Pengendalian risiko likuiditas dilakukan oleh Divisi
Treasury dan Divisi Manajemen Risiko sebagai tindak
lanjut hasil pemantauan kinerja dan kepatuhan
unit kerja operasional terhadap limit likuiditas yang
telah ditetapkan. Secara khusus, Divisi Treasury juga
memperhatikan indikator peringatan dini (early-
warning indicators) dalam memantau posisi likuiditas
sebagai bagian dari proses manajemen likuiditas serta
untuk mengetahui peningkatan potensi risiko.
Hasil pemantauan posisi dan risiko likuiditas oleh
Divisi Treasury disajikan dalam laporan berkala yang
disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
BRI. Terhadap hasil pemantauan yang menunjukkan
indikasi risiko likuiditas berpotensi meningkat, Divisi
Treasury merekomendasikan mitigasi eksposur risiko
dan/atau penyesuaian secara tepat waktu terhadap
strategi manajemen likuiditas di dalam Rapat ALCO
atau Rapat Tim Manajemen Kelangsungan Likuiditas
(Tim MKL/Contingency Crisis Team) untuk diputuskan
tindak lanjut pengendalian berupa pencegahan dan/
atau penyelesaian yang efektif di dalam koridor kehati-
hatian dalam perbankan (prudential banking).
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Divisi Hukum
sebagai koordinator dari Manajemen Risiko Hukum
berkoordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko dalam
mengelola Risiko Hukum di BRI. Untuk menunjang
pelaksanaan proses Manajemen Risiko Hukum di
seluruh uker BRI Divisi Hukum berkoordinasi dengan
legal officer (LO) di kantor wilayah. Selain itu,
terdapat Fungsi Manajemen Risiko (FMR) di seluruh
Kanca yang terdiri dari FMR Bidang Operasional, FMR
Bidang Pemasaran dan FMR Bidang Mikro untuk turut
memantau Risiko Hukum yang terjadi di masing-masing
uker sesuai dengan bidangnya dan berkoordinasi
dengan legal officer (LO) di kantor wilayah.
Pengendalian Risiko Hukum dilakukan melalui beberapa
cara antara lain:
a. Divisi Hukum sebagai koordinator Manajemen Risiko
Hukum di BRI melakukan kajian terhadap perubahan
peraturan perundang-undangan untuk memastikan
bahwa ketentuan internal BRI tidak menyimpang
dari ketentuan perundangan yang berlaku.
b. Divisi Hukum memberikan advis/opini hukum atas
perjanjian kerjasama (PKS)/agreement antara BRI
dengan pihak lain, untuk melindungi kepentingan
hukum BRI sebelum perjanjian/agreement
ditandatangani oleh pejabat BRI yang berwenang.
c. Setiap transaksi perbankan di BRI yang meliputi
operasional, perkreditan dan hubungan
ketenagakerjaan telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan
didukung oleh dokumen hukum yang memadai
d. Divisi Hukum bekerja sama dengan legal officer
(LO) di Kantor Wilayah memantau risiko hukum
di seluruh unit kerja BRI dengan mekanisme
pelaporan dan dokumentasi kasus-kasus hukum
serta mensosialisasikan modus operandi kejahatan
berikut prosedur penanganannya secara hukum
untuk meminimalkan risiko hukum.
e. Divisi hukum menyusun pedoman-pedoman hukum
misalnya pedoman penyusunan PKS dan buku saku
hukum baik untuk bidang operasional maupun
bidang perkreditan.
f. Pembinaan staf pada unit kerja operasional (UKO)
di Kantor Wilayah perlu dilakukan dengan cara
meningkatkan kompetensi dalam mengendalikan
146 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
risiko hukum di wilayah kerja yang bersangkutan
berupa sosialisasi, diskusi mengenai opini atas
suatu kejadian dari sisi hukum yang berlaku, dan
lain-lain.
g. Legal officer (LO) di Kantor Wilayah memberikan
pendampingan hukum sesuai dengan
kewenangannya kepada UKO apabila terjadi kasus
hukum di UKO dan berkoordinasi dengan Divisi
Hukum
h. Divisi Hukum memberikan pendampingan hukum
sesuai dengan kewenangannya apabila terjadi
kasus.
i. Apabila diperlukan, UKO dapat berkonsultasi
dengan Divisi Hukum mengenai permasalahan-
permasalahan hukum yang bersifat teknis.
j. Dalam hal adanya tuntutan hukum yang memiliki
potensi kerugian sangat signifikan bagi Bank
dan atau adanya tuntutan hukum yang secara
signifikan bisa berdampak negatif pada reputasi
BRI, maka sebagai contingency plan harus dilakukan
tindakan untuk mengurangi risiko hukum, antara
lain melalui: penggunaan jasa pengacara dan
melaporkan perkembangannya kepada Direksi.
k. Sebagai bagian dari pemantauan terhadap risiko
hukum, Divisi Hukum berkoordinasi dengan Divisi
Manajemen Risiko terkait dengan pelaporan profil
risiko hukum BRI setiap bulan kepada Direksi
melalui Dashboard Profil risiko
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan
dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik
adalah meminimalkan kemungkinan dampak negatif
dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik
dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
Perumusan dan pemantauan pelaksanaan strategi
termasuk corporate plan dan business plan dikelola oleh
Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis.
Perumusan dan pemantauan dimaksud dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Seluruh rencana pengembangan produk dan atau
aktivitas baru, penetapan pasar sasaran baru, maupun
yang harus dihindari, serta aksi korporasi seperti
merger dan akuisisi disusun dengan cermat dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki BRI.
Penetapan strategi yang tepat dalam pengembangan
dan pemeliharaan TI, pengelolaan SDM yang meliputi
rekrutmen, pengembangan, pembinaan dan exit
policy, pengembangan produk dan/atau aktivitas baru,
layanan, perluasan jaringan, penetrasi pasar sasaran
serta marketing communication dapat membantu
BRI terhindar dari kegagalan dalam memenangkan
persaingan bisnis perbankan dan menjaga kelangsungan
usaha. Lebih lanjut, strategi menjadi tidak efektif jika
tidak disertai pemenuhan faktor-faktor pendukung
kesuksesan yang dipersyaratkan.
Dalam rangka mengidentifikasi perubahan internal
atau eksternal, BRI melakukan kajian atau riset baik
internal maupun eksternal di bidang korporat, bisnis,
dan support, serta menganalisis lingkungan dan sektor
usaha yang potensial.
Dalam rangka memitigasi risiko stratejik, BRI telah
mengimplementasikan perangkat pemantauan secara
berkala terhadap pelaksanaan strategi dan pencapaian
target-target yang telah ditetapkan. Melalui parameter
yang tercermin pada Profil Risiko khususnya Risiko
Stratejik, perencanaan strategi terhadap seluruh inisiatif
yang terkait dengan lini bisnis dan penunjangnya
dimonitor untuk dapat memastikan pencapaian
realisasi target-target bisnis jangka pendek dan jangka
panjang apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan.
Selain itu untuk mengukur kemajuan yang dicapai,
BRI mempunyai laporan realisasi rencana bisnis bank,
rencana kerja fungsional, dan rencana kerja anggaran
yang dilaporkan tiap unit kerja secara triwulanan.
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat BRI tidak
mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Perbankan merupakan suatu industri yang highly
regulated, sehingga BRI senantiasa melakukan
monitoring atas kepatuhan terhadap ketentuan yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun instansi
147PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
berwenang lainnya. Sanksi regulator terhadap
pelanggaran ketentuan-ketentuan dimaksud bervariasi
dari teguran, sanksi/denda/ penalti, hingga pencabutan
lisensi. Pengelolaan kepatuhan dilakukan pada seluruh
aktivitas bidang perkreditan dan non perkreditan
sesuai ketentuan yang berlaku.
Penerapan program Anti Pencucian Uang (APU)
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) telah
diterapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Sosialisasi
Enhanced Due Diligence (EDD) sebagai inisiatif yang
lebih mendalam dari pelaksanaan Customer Due
Diligence (CDD), yang sebelumnya dikenal dengan
Know Your Customer (KYC), dilakukan secara berkala
dengan tujuan untuk meningkatkan awareness dan
kepatuhan unit kerja operasional BRI terhadap prosedur
ini. Disamping itu, BRI juga menerapkan metodologi
Risk Based Approach yang terangkum dalam kebijakan
dan SOP (Standard Operational Procedure) terkait APU
dan PPT untuk melindungi BRI dari sasaran tindak
pidana pencucian uang dan terorisme.
Divisi Kepatuhan sebagai koordinator dari Manajemen
Risiko Kepatuhan berkoordinasi dengan Divisi
Manajemen Risiko dalam mengelolan Risiko Kepatuhan
di BRI. untuk menunjang pengelolaan risiko kepatuhan
di tingkat wilayah, Divisi Kepatuhan dibantu oleh
Bagian Manajemen Risiko Kantor Wilayah sebagai
fungsi kepatuhan. Divisi Manajemen Risiko melaporkan
Risiko Kepatuhan yang terjadi kepada Direksi secara
bulanan melalui Dashboard Profil Risiko BRI.
BRI mengembangkan modul proses manajemen risiko
kepatuhan melalui perangkat Manajemen Insiden
(MI). Melalui MI, BRI dapat melakukan identifikasi dan
monitoring atas sanksi/denda/pinalti akibat pelanggaran
aturan regulator sehingga langkah-langkah pengendalian
risiko kepatuhan dapat dijalankan. Perangkat tersebut
dipantau oleh Divisi Manajemen Risiko untuk melihat
Risiko Kepatuhan secara korporat, dan Bagian Manajemen
Risiko Kantor Wilayah untuk melihat Risiko Kepatuhan
pada level unit kerja wilayah binaan.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap bank.
Fungsi pengendalian Risiko Reputasi dilakukan
oleh Divisi Sekretariat Perusahaan (SKP) sebagai
public relation BRI. Secara berkala Divisi SKP menilai
parameter risiko reputasi dan melaporkan pada
Direksi dan tindasan kepada Divisi Manajemen Risiko
untuk dibuat profil risiko BRI dan dilaporkan kepada
Bank Indonesia.
Pengalaman fungsi public relation BRI dalam
penanganan publikasi negatif, baik yang berskala
nasional maupun lokal, hingga saat ini sangat membantu
dalam mempertahankan tingkat kepercayaan
masyarakat pada umumnya atau nasabah BRI pada
khususnya. Meskipun reputasi BRI saat ini sangat baik,
pengelolaan publikasi negatif yang terkait dengan
seluruh aspek operasional BRI harus tetap dilaksanakan
sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.
BRI segera menindaklanjuti dan mengatasi adanya
keluhan nasabah dan gugatan hukum yang dapat
meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Di samping
itu mitigasi Risiko Reputasi maupun kejadian yang
menimbulkan Risiko Reputasi dilakukan dengan
mempertimbangkan asas materialitas permasalahan
dan biaya.
Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis diatur
dalam kebijakan Business Continuity Management BRI
yang bertujuan untuk meminimalisasi dampak reputasi
pada saat terjadi situasi gangguan atau bencana. BRI
memiliki Tim Manajemen Krisis (TMK) yang berperan
penting saat terjadi gangguan atau bencana dan
bertanggung jawab melakukan langkah-langkah yang
perlu diambil termasuk pengelolaan risiko reputasi.
Struktur TMK dibentuk di seluruh unit kerja BRI yaitu
TMK Kantor Pusat, TMK Kantor Wilayah, dan TMK
Kantor Cabang. Aspek stratejik yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan risiko reputasi saat krisis adalah
menjaga kepercayaan nasabah, pemegang saham, dan
masyarakat sekitar terhadap nama baik BRI.
Dalam rangka pengendalian Risiko Reputasi yang lebih
baik di masa depan, maka BRI akan melakukan tindakan
pencegahan dan pemulihan Risiko Reputasi serta diikuti
dengan perbaikan pada kelemahan pengendalian dan
prosedur yang memicu terjadinya Risiko Reputasi.
148 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Langkah yang dilakukan BRI dalam manajemen risiko reputasi antara lain melalui penerbitan Top 50 Risk Issue
triwulanan dalam bentuk buku saku yang memuat risk issue di unit kerja dan risk control yang diterapkan. Selain
itu, sikap proaktif dari unit kerja operasional selaku first line of defense juga dibutuhkan dalam melakukan
manajemen risiko operasional. Kedua hal tersebut dilakukan dalam rangka meminimalkan dan menangani
keluhan atau komplain nasabah yang mengakibatkan timbulnya publikasi negatif terhadap BRI.
Profil RisikoPenilaian profil risiko BRI terdiri atas penilaian Risiko Inheren yaitu penilaian atas Risiko yang melekat pada kegiatan
bisnis bank yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan BRI dan penilaian Kualitas Penerapan Manajemen
Risiko yaitu penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian Risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan
Manajemen Risiko. Penggabungan penilaian Risiko Inheren dan penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
akan menghasilkan penilaian Profil Risiko BRI yang merupakan salah satu faktor dalam penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Berbasis Risiko.
Divisi Manajemen Risiko BRI setiap bulan melakukan evaluasi efektifitas sistem manajemen risiko dengan
menggunakan perangkat Dashboard Profil Risiko dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Manajemen
secara bulanan serta kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Profil risiko dimaksud meliputi laporan pengelolaan
risiko terhadap 8 (delapan) jenis risiko serta penilaian atas perbaikan kontrol. Delapan jenis risiko yang yang
dikelola BRI adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik,
Risiko Reputasi, dan Risiko Kepatuhan.
Hasil pemantauan risiko dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan profil risiko BRI mengalami penurunan atau
perbaikan skor penilaian namun masih dalam kategori risiko Low To Moderate. Hal ini menandakan bahwa profil
risiko BRI mengalami trend membaik (risiko semakin rendah) dari tahun ke tahun. Berikut gambaran tren Profil
Risiko BRI selama tahun 2010-2012.
201220112010
Triwulan 3
Triwulan 4
Triwulan 2
Triwulan 1
Trend Profile Risiko BRI
Low
Low to Moderate
Moderate
Profil Risiko BRI secara keseluruhan untuk tahun 2012 masih berada pada kategori Low to Moderate Risk. Untuk
penilaian Tingkat Risiko Inheren masih berada pada tingkat low hingga moderate. Sedangkan untuk penilaian
Tingkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko, mendapatkan penilaian antara satisfactory hingga fair.
149PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Hasi l pemantauan ber kala yang terakhir menunjukkan pr of i l r isiko komposit BRI termasuk dalam kategor i Low t o Moderate.
Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen RisikoDalam menerapkan Manajemen Risiko, evaluasi dan
pengkinian sistem dan prosedur manajemen risiko harus
selalu dilakukan. Untuk dapat melakukan evaluasi dan
pengkinian tersebut, BRI memiliki alat/perangkat berupa
Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen
Risiko. Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan
Manajemen Risiko merupakan suatu proses penilaian
yang dilakukan oleh Fungsi Manajemen Risiko yang
ditunjuk oleh Pemimpin Unit Kerja, yang kemudian
dilakukan validasi oleh Kepala Bagian Manajemen
Risiko Kanwil atau Kepala Bagian Manajemen Risiko
Operasional di Kantor Pusat. Pelaksanaan penilaian
maturitas penerapan manajemen risiko dilakukan
minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
Penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen
risiko di tiap Unit Kerja secara umum memiliki tujuan:
1. Mengevaluasi tingkat kematangan (maturitas)
implementasi manajemen risiko di masing-masing
Unit Kerja
2. Menilai tingkat kepatuhan Unit Kerja dalam
menerapkan ketentuan atau sistem dan prosedur
manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh
Direksi BRI.
3. Memberikan tingkat kedalaman budaya sadar risiko
di masing-masing Unit Kerja yang bersangkutan.
4. Mendorong setiap Unit Kerja selalu melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan (continuous
improvement) dalam implementasi manajemen risiko.
Penerapan penilaian maturitas dimaksud diharapkan
memberikan beberapa manfaat antara lain:
1. Hasil penilaian maturitas dapat menjadi masukan
bagi atasan untuk menilai pemimpin Unit Kerja
dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan
kepatuhan serta efektivitas penerapan manajemen
risiko di Unit Kerja tersebut
2. Hasil penilaian tingkat maturitas merupakan
indikator yang dapat menggambarkan efektivitas
implementasi sistem dan prosedur proses
manajemen risiko yang telah diprakarsai oleh Divisi
Manajemen Risiko
3. Dalam skala yang lebih luas, hasil penilaian tingkat
maturitas dapat dijadikan masukan bagi manajemen
BRI untuk proses pembinaan dan pengembangan
karir para pejabat di Unit Kerja.
Pengembangan SDM Di Bidang Manajemen RisikoUntuk menerapkan manajemen risiko yang berkualitas,
dibutuhkan pemenuhan sumber daya manusia yang
berkompeten dalam bidang tugasnya masing-masing
dengan mengedepankan budaya risiko dan pelaksanaan
manajemen risiko dalam aktivitas operasionalnya
sehari-hari. Untuk mendapatkan SDM yang handal
dalam bidang manajemen risiko sekaligus memenuhi
ketentuan regulator tentang penerapan manajemen
risiko bagi bank umum, maka BRI melaksanakan
edukasi manajemen risiko antara lain:
1. Sertifikasi Manajemen Risiko dan Refreshment
Pendidikan Sertifikasi Manajemen Risiko diikuti oleh
Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eselon 1, 2, dan
3. Bagi yang telah mendapat sertifikasi Manajemen
Risiko, maka BRI tetap melaksanakan edukasi berupa
program refreshment agar yang bersangkutan tetap
mendapatkan informasi terkini mengenai manajemen
risiko. Selama tahun 2012 jumlah pekerja BRI yang
telah lulus sertifikasi manajemen risiko sebanyak 399
orang dengan perincian:
Level Sertifikasi MR Jumlah Pekerja yang Lulus
Level 1 84
Level 2 185
Level 3 87
Level 4 43
Total 399
150 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
1. e-learning
Edukasi manajemen risiko juga dilaksanakan melalui
metode pembelajaran interaktif melalui e-learning.
pendidikan ini ditujukan untuk seluruh pekerja BRI
sebagai media edukasi mandiri agar memahami
filosofi dan penerapan manajemen risiko.
2. Sosialisasi
Sosialisasi rutin dilakukan oleh unit kerja
Manajemen Risiko kepada seluruh jajaran pekerja
BRI seluruh Indonesia. Sosialisasi terutama
dilakukan mengenai perangkat manajemen risiko
yang digunakan di BRI.
3. Pembelajaran
Pembelajaran bagi pekerja BRI melalui seminar dan
training yang diselenggarakan pihak eksternal.
Program Kerja Manajemen RisikoSelama tahun 2012, program kerja dan implementasi
manajemen risiko yang telah dilakukan Bank BRI
adalah:
1. Implementasi Manajemen Risiko Kredit
a. Implementasi pengukuran risiko kredit dengan
Standardized Approach (SA) secara otomasi dan
review kebijakan dan metodologi pengukuran
Risiko Kredit dengan SA dan IRBA.
b. Melakukan review atas kebijakan dan
metodologi Credit Risk Rating-Credit Risk
Scoring (CRR-CRS), Credit Risk Modelling (PD,
LGD dan EAD) sesuai karakteristik kredit,
kebutuhan MIS dan sistem CRM BRI.
c. Simulasi pengukuran risiko kredit dengan
Internal Rating Based Approach (IRBA).
d. Melakukan review atas kebijakan dan
metodologi limit risiko kredit dan melakukan
monitoring eksposur risiko kredit terhadap
limit yang telah ditetapkan.
e. Melakukan review metodologi dan melakukan
simulasi back testing dan stress testing (dengan
berbagai skenario serta worst case scenario)
secara bottom up dengan menggunakan
cash flow nasabah bagi debitur korporasi
terbesar dan dengan menggunakan data past
performance portofolio bagi debitur UMKM,
dengan mengacu pada kondisi eksternal dan
kondisi makro ekonomi tahun 2012.
f. Melakukan review metodologi dan simulasi risk
based pricing/risk premium dengan data CRR
dan CRS untuk seluruh segmen bisnis.
2. Implementasi Manajemen Risiko Pasar, meliputi:
a. Melakukan review persyaratan kuantitatif
sesuai regulasi Bank Indonesia terhadap sistem
aplikasi treasury dan market risk (GUAVA),
untuk penyempurnaan perhitungan risiko pasar
(VaR) yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
b. Melakukan review pemenuhan persyaratan
kualitatif pengukuran risiko pasar sesuai regulasi
Bank Indonesia, dalam hal ini menempatkan staf
secara dedicated untuk menjalankan fungsi Middle
Office dan pemenuhan SDM yang kompeten.
c. Melakukan persiapan monitoring pemenuhan
data dan MIS untuk mendukung implementasi
Basel III.
d. Melakukan penetapan limit transaksi dan limit
risiko pasar dikaitkan dengan internal model.
e. Melakukan simulasi stress testing terhadap
portofolio trading book dan banking book
untuk mengevaluasi dampak kerugian yang
signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar
secara tidak normal. Stress test dibuat dengan
berbagai skenario baik secara hipotetikal
maupun historikal dengan memperhatikan
kejadian krisis yang pernah terjadi.
3. Implementasi Manajemen Risiko Operasional, antara lain:
a. Simulasi perhitungan Risiko Operasional dengan
menggunakan Advanced Measurement Approach
(AMA). Untuk mendukung penerapan AMA
dilakukan implementasi Risk and Control Self
Assessment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU),
Manajemen Insiden (MI) pada seluruh Unit Kerja
Operasional, serta menyempurnakan kebijakan
dan prosedur perangkat MRO tersebut.
b. Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR)
sebagai wadah atau forum pertemuan antara
pemimpin unit kerja dengan pekerjanya
untuk membahas permasalahan-permasalahan
(risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau
151PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
operasional. Hasil pembahasan risiko yang
memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian
dari pengambil keputusan dapat dieskalasi
kepada tingkatan yang lebih tinggi.
c. Pengembangan aplikasi (software) perangkat
OPRA (Operational Risk Assessor) yang
meliputi RCSA, IRU, MI, Penilaian Maturitas
dan pelaporan pelaksanaan Forum Manajemen
Risiko. Aplikasi OPRA memfasilitasi penerapan
MRO secara terintegrasi sebagai persiapan
proses penghitungan capital charge risiko
operasional menggunakan metode Advanced
Measurement Approach (AMA).
d. Pengumpulan dan validasi database kerugian
atau kejadian risiko operasional yang bersumber
dari temuan Audit Intern, aplikasi MI OPRA dan
data kejadian risiko di unit kerja Kantor Pusat.
e. Pelaksanaan uji tingkat kecukupan pengelolaan
risiko atas usulan produk dan/atau aktivitas
baru (PAB). Setiap produk dan/atau aktivitas
baru yang diajukan oleh unit kerja pemrakarsa
harus dilakukan kaji ulang untuk memastikan
pengelolaan risiko pada produk dan/atau
aktivitas baru tersebut sudah memadai.
Rencana Tahun 2013 Untuk tahun 2013, BRI telah merencanakan
berbagai kegiatan yang bertujuan memperkuat dan
meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko,
diantaranya mencakup:
1. Pemenuhan persyaratan kualitatif dan kuantitatif
metodologi pengukuran risiko pasar portofolio
trading book.
2. Mempersiapkan kebijakan dan metodologi
perhitungan manajemen risiko pasar portofolio
banking book.
3. Evaluasi dan pengkinian kebijakan manajemen
risiko likuiditas terkait penerapan Basel III.
4. Persiapan implementasi Enterprise Risk Management
(ERM) dan pengukuran kinerja berbasis Value Based
Management (VBM).
5. Melakukan simulasi dan review metodologi validasi
model back testing dan stress testing Risiko Pasar
dan Risiko Kredit.
6. Review kebijakan dan metodologi pengukuran
Risiko Kredit dengan SA dan IRBA.
7. Review kebijakan dan metodologi Credit Risk
Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS)
sesuai ketentuan yang berlaku serta melakukan
pemantauan atas penerapan dan implementasi
CRR dan CRS hasil re-design.
8. Review metodologi dan simulasi risk-based pricing/
risk premium dan metodologi perhitungan CKPN
kolektif dan khusus bencana.
9. Melakukan koordinasi penerapan Strategi Anti Fraud
10. Pengembangan SIM Manajemen Risiko
a. SIM Manajemen Risiko terdiri dari aplikasi
OPRA atau Operational Risk Assesor (risiko
operasional), aplikasi LAS atau Loan Approval
System (risiko kredit), dan aplikasi GUAVA atau
Treasury and Market Risk System (risiko pasar).
Untuk aplikasi LAS selama ini digunakan untuk
proses kredit mikro dan ritel. Tahun 2012,
aplikasi LAS mulai digunakan untuk proses
kredit menengah. Ke depannya LAS juga
akan digunakan untuk proses kredit korporasi
sehingga nantinya semua proses dan putusan
kredit BRI akan diproses di dalam sistem aplikasi
LAS yang terintegrasi.
b. Rencana pengembangan aplikasi OPRA ke
depannya akan digunakan oleh semua unit
kerja BRI. Saat ini aplikasi OPRA baru digunakan
oleh unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah,
dan Kantor Cabang BRI.
c. Pada tahun 2013, akan dikembangkan produk
derivatif dan internal dealing pada aplikasi
Guava atau Treasury and Market Risk System.
Kualitas dan validitas data SIM manajemen
risiko juga selalu ditingkatkan sehingga dapat
memberikan informasi yang akurat dan menjadi
bahan manajemen dalam mengambil keputusan.
152 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Anal isis dan Pembahasan Manajemen
Proses pemberian kredit secara prudent, penambahan produk jasa perbankan yang disertai modifikasi fitur-fitur yang inovatif, peningkatan layanan e-banking, membuat BRI mampu meningkatkan laba bersih dengan kontribusi Fee Based Income yang meningkat.
16,64%
Laba Bersih
Fee Based Income
Mencapai Rp3,93 triliun
Mencapai Rp18,69 triliun
23,86%
153PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Anal isis dan Pembahasan Manajemen
154
Dana Pihak Ketiga BRI
meningkat 17,18% dari
Rp372,15 triliun di akhir tahun
2011menjadi Rp436,1 triliun di
akhir tahun 2012. Market share
simpanan BRI tercatat sebesar
13,52%.
Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga perbankan mengalami
pertumbuhan 15,81% year
on year yang meningkat dari
Rp2.784,91 triliun di Desember
2011 menjadi Rp3.225,20 triliun
di akhir November 2012.
Dana Pihak Ketiga (Dalam Rp miliar)
201,5
1.753,29
11,49%
436,1
3.225,20
13,52%
372,15
2.784,91
13,36%
328,56
2.338,82
14,05%
254,12
1.973,04
12,88%
BRI Perbankan Nasional Terhadap Perbankan Nasional
Sepanjang tahun 2012 aset
BRI tumbuh 17,23% mencapai
Rp535,21 triliun, meningkat
dari Rp456,53 triliun di akhir
tahun 2011. Market share aset
BRI pada akhir tahun 2012
adalah 12,56%.
Aset perbankan nasional juga
mengalami peningkatan sebesar
16,69%, dari posisi Rp3.652,83
triliun pada Desember 2011
menjadi Rp4.262,59 triliun pada
akhir Desember 2012 seiring
menguatnya pertumbuhan PDB.
Aset (Dalam Rp miliar)
246,03
2.310,56
10,65%
535,21
4.262,59
12,56%
456,53
3.652,83
12,50%
398,39
3.008,85
13,24%
314,75
2.534,11
12,42%
BRI* Perbankan Nasional Terhadap Perbankan Nasional
Kredit BRI meningkat dari
Rp283,58 triliun posisi akhir
Desember 2011 menjadi
Rp348,23 triliun di akhir tahun
2012 atau tumbuh 22,80%.
Sementara itu, market share
kredit BRI adalah 12,77% di
akhir 2012.
Kredit perbankan nasional
meningkat sebesar 22,97%
di akhir 2012, dari posisi
Rp2.216,64 triliun pada
Desember 2011 menjadi
Rp2.725,67 triliun. Hal tersebut
sejalan dengan cukup tingginya
pertumbuhan ekonomi
Indonesia yaitu 6,23%.
Kredit (Dalam Rp miliar)
161,06
1.307,69
12,32%
348,23
2.725,67
283,58
2.216,64
12,79%
246,96
1.765,85
13,99%
205,55
1.437,93
14,29%
BRI* Perbankan Nasional Terhadap Perbankan Nasional
12,77%
*Data Bank saja, sumber: BI
154
BRI Per bankan Nasional
2008 2009 2010 2011 2012
2008 2009 2010 2011 2012
2008 2009 2010 2011 2012
155
LDR BRI mengalami kenaikan
dari 76,20% di akhir tahun
2011 menjadi 79,85% di akhir
tahun 2012.
Tingkat LDR nasional juga
mengalami kenaikan dari
78,77% di akhir tahun 2011
menjadi 83,58% di akhir
Desember 2012.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
74,58%
79,93%
80,88%
72,88%
75,2176,20%
75,17%
78,77%79,85%
83,58%
BRI* Perbankan Nasional
BRI* Perbankan Nasional
Capital Adequacy Ratio (CAR)
13,18% 13,20%13,76%
14,96%
16,95%
17,43%
16,05%17,18%
17,42%16,76%
CAR BRI menunjukkan tren
yang meningkat dan mencapai
16,95% di akhir 2012,
meningkat dibanding posisi
Desember 2011 yaitu sebesar
14,96%.
Sementara itu, CAR perbankan
nasional juga mengalami
peningkatan yang cukup
signifikan, dari posisi 16,05%
tahun 2011 menjadi 17,43% di
akhir Desember 2012.
Return on Asset (ROA)
2,33%
4,18%
2,60%
3,73%
2,86%
4,64%4,93%
5,15%
3,03% 3,11%
ROA BRI mengalami
peningkatan dari 4,93%
ditahun 2011 menjadi 5,15%
ditahun 2012, yang jauh diatas
ROA perbankan nasional yang
berada pada posisi 3,11% di
akhir Desember 2012. Kenaikan
ROA BRI ditunjang oleh
pertumbuhan kredit mikro yang
memberikan loan yield yang
besar, meningkatnya fee based
income disertai meningkatnya
leverage.
ROA perbankan nasional juga
mengalami peningkatan dari
3,03% di tahun 2011 menjadi
3,11% di akhir Desember 2012.
BRI* Perbankan Nasional
155
BRI Per bankan Nasional
2008 2009 2010 2011 2012
2008 2009 2010 2011 2012
2008 2009 2010 2011 2012
156 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kondisi Perbankan 2012Kondisi perbankan Indonesia sepanjang tahun
2012 tetap menunjukkan stabilitas yang terjaga
dengan fungsi intermediasi yang membaik kendati
perekonomian global masih belum kondusif karena
krisis keuangan berkepanjangan di kawasan Eropa dan
negara Amerika Serikat. Kuatnya kondisi perbankan
domestik tercermin dari tingginya rasio kecukupan
modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan
nasional yang berada jauh diatas ketentuan minimum
8%, yakni sekitar 17,43%. Rasio kredit bermasalah (NPL/
Non Performing Loan) gross juga menunjukan angka
yang baik, berkisar 1,87%.
Gross Domestic Product (GDP) perkapita Indonesia
tahun 2012 mengalami peningkatan dari Rp30,4 juta di
tahun 2011 menjadi Rp33,3 juta, seiring dengan tetap
tumbuhnya prekonomian Indonesia dilevel 6,23%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didorong
oleh konsumsi domestik sehingga industri-industri
mikro, kecil maupun menengah yang memproduksi
kebutuhan pasar domestik juga dapat beroperasi
dengan baik. Sehingga mampu menjaga kualitas aset
perbankan nasional yang banyak mendukung sektor
industri ini.
Jumlah penyaluran kredit perbankan nasional
di tahun 2012, menurut data BI, tumbuh sebesar
22,97% dengan nilai kredit mencapai Rp2.725,67
triliun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari
pertumbuhan kredit tahun 2011 yang sebesar 24,6%
dengan nilai kredit akhir tahun sebesar Rp2.216,54
triliun. Dengan kondisi perekonomian global
yang belum kondusif, pencapaian tersebut cukup
memuaskan.
Mayoritas total penyaluran kredit tersebut, yakni 48,62%
ditujukan untuk membiayai modal kerja yang tumbuh
dari Rp1.068,6 triliun per Desember 2011 menjadi
sebesar Rp1.316,69 triliun di akhir 2012. Selanjutnya
21,84% ditujukan untuk membiayai investasi yang
meningkat dari Rp464,2 triliun per Desember 2011
menjadi sebesar Rp591,43 triliun di akhir 2012. Sisanya
sebesar 29,54% ditujukan untuk membiayai konsumsi
yang meningkat dari Rp667,2 triliun, menjadi sebesar
Rp799,75 triliun di akhir 2012.
Tinjauan UmumPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencatatkan
kenaikan sebesar 15,8% mencapai Rp3.225,19 triliun
pada Desember 2012, yang berarti lebih rendah dari
pertumbuhan 19,1% di tahun 2011 dengan nilai
Rp2.785 triliun. Komposisi DPK di bulan Desember
tahun 2012 terdiri dari 23,78% giro, 42,83% deposito
dan tabungan dengan proporsi 33,39%. Komposisi
Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga Desember 2012 tidak
mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan
tahun 2011. Hal ini tampak dari komposisi DPK, pada
tahun 2011 lalu yang terdiri dari 23,44% giro, 32,25%
tabungan dan 44,31% deposito.
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari
penghimpunan DPK membuat rasio LDR (Loan to
Deposit Ratio) perbankan juga terus meningkat.
Pada bulan Desember 2012, rata-rata LDR perbankan
nasional adalah 83,58%, meningkat dari posisi
78,8% di akhir tahun 2011. Beberapa bank bahkan
tercatat memiliki LDR lebih dari 92% atau mendekati
ketentuan LDR maksimum 100% yang berlaku sejak
Maret 2011.
Beberapa parameter tersebut, terutama posisi DPK dan
LDR menunjukkan bahwa persaingan dalam memperoleh
DPK akan semakin meningkat, terutama perebutan dana
murah seperti tabungan. Kondisi tersebut tentu akan
berimplikasi pada strategi penetapan suku bunga,
inovasi produk dan fitur baru, termasuk aktivitas
promosi yang semakin agresif.
BRI, disisi lain menunjukan kondisi yang berbeda. Selama
tahun 2012, BRI masih melanjutkan strategi konsolidasi
segmen bisnis ritelnya, terutama segmen kredit kecil
komersial dan menengah, serta revitalisasi bisnis
mikro. Konsolidasi yang dilaksanakan menghasilkan
penurunan tingkat NPL di kedua segmen kredit terebut.
NPL (gross) segmen kredit kecil komersial menurun dari
posisinya ditahun 2009 yang mencapai 4,21% menjadi
3,75% per akhir Desember 2012. Sedangkan NPL (gross)
Kredit Menengah menurun dari 12,31% menjadi 5,09%
pada periode yang sama. Dengan menurunnya NPL
(Gross) di kedua segmen kredit tersebut,maka secara
total NPL (Gross) kredit BRI (Bank saja) juga mengalami
penurunan, yaitu dari 2,30% diakhir tahun 2011
menjadi 1,78% diakhir tahun 2012.
157PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Konsolidasi dan revitalitalisasi bisnis tersebut
menghasilkan pertumbuhan kredit yang berkualitas
bagi BRI, bukan sekedar pertumbuhan kredit yang
tinggi dan agresif. Hasilnya, ditengah meningkatnya
rasio LDR perbankan, BRI berhasil menjaga LDR sebesar
79,85%, sehingga memberikan ruang yang cukup besar
bagi BRI untuk melakukan ekspansi kredit di tahun 2013.
Kondisi likuiditas yang baik tersebut, ditunjang dengan
portfolio kredit yang sehat, serta permodalan yang kuat
dan infrastruktur yang siap menunjang pertumbuhan
bisnis, menjadikan tahun 2013 merupakan masa bagi
BRI untuk mengakselerasi pertumbuhan segmen MKM
dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Pertumbuhan Kredit Mikro, Kecil dan MenengahDominasi permintaan domestik pada struktur makro
ekonomi diyakini membuat perekonomian Indonesia
mampu bertahan dalam menghadapi penurunan
perekonomian global. Hal tersebut ditunjukkan oleh
porsi kredit Mikro, Kecil dan Menengah dalam struktur
kredit nasional, yang mencapai kisaran 50% dari total
kredit perbankan nasional. Sebagian besar produk
pada segmen tersebut ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri.
Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Nasional selama
beberapa tahun terakhir juga menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang moderat. Tahun 2011, Kredit Mikro,
Kecil dan Menengah tumbuh 24,2% dari Rp926,8 triliun
di akhir tahun 2010 menjadi sebesar Rp1.151,4 triliun
di akhir tahun 2011. Sementara untuk tahun 2012,
tumbuh sebesar 17,30% dengan outstanding mencapai
Rp1.350,61 triliun. Pada tahun 2012 portofolio kredit
MKM BRI tercatat sebesar 19,28% dari total kredit
MKM perbankan nasional.
Seiring dengan terus membaiknya situasi perekonomian
Indonesia, memberikan peluang pertumbuhan yang
bisa diraih oleh industri perbankan termasuk BRI untuk
mendukung tumbuh dan berkembangnya segmen
mikro, kecil dan menengah yang lebih tahan terhadap
gejolak perekonomian global.
Kondisi perekonomian Indonesia yang bertumpu
pada kekuatan pasar domestik menjadikan segmen
bisnis yang berorientasi pada pasar dalam negeri
mempunyai prospek bisnis yang cerah. Ditengarai
untuk beberapa tahun kedepan, kondisi ini akan terus
terjadi, mengingat semakin meningkatnya purchasing
power masyarakat Indonesia yang tercermin dari
meningkatnya pendapatan perkapita, meningkatnya
kelas menengah, menurunnya tingkat kemiskinan
serta meningkatnya angkatan kerja produktif. Hal-
hal tersebut, dipadukan dengan tingginya tingkat
investasi ke sektor manufaktur dan sektor-sektor
produktif lainnya, menyebabkan tingginya optimisme
bahwa daya dukung pasar domestik dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga. BRI
sebagai bank yang mempunyai hubungan sangat kuat
dengan perekonomian domestik dengan fokusnya
pada segmen MKM akan sangat well positioned untuk
memanfaatkan potensi bisnis yang ada.
20122010 2011
927
1.151
1.350
Kredit MKM Nasional (dalam Rp triliun)
Pangsa Pasar Kredit MKM Perbankan Nasional
80,72
2012(%)
19,28
BRIIndustri Perbankan selain BRI
158 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tinjauan Bisnis
Di Tahun 2012, BRI konsisten memperkuat pengembangan usaha pada segmen mikro kecil dan menengah dengan menambah jaringan layanan berbasis T I, meningkatkan layanan Treasury disamping memperbaiki kualitas aset di segmen ritel dan menengah.
Penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak
ketiga dan penyediaan jasa perbankan merupakan
core business BRI dalam menjalankan bisnisnya, BRI
membagi produk dan layanan kedalam beberapa
segmen bisnis, yakni: Bisnis Mikro dan Program, Bisnis
Ritel, Bisnis Korporasi, Bisnis Internasional, Treasury dan
Jasa Penunjang Pasar Modal, serta Anak Perusahaan.
Komposisi Kredit BRI
42
2012(%)
33
25
Ritel Korporasi Mikro
348,23
Korporasi Ritel Mikro
Kredit BRI (dalam Rp triliun)
246,96
283,58
Namun demikian sesuai dengan visi dan misinya, BRI
lebih memfokuskan bisnisnya pada sektor mikro,
kecil dan menengah. Sebagai realisasi atas komitmen
tersebut, porsi kredit mikro kecil dan menengah
terhadap total kredit BRI ditahun 2012 sekitar 75%.
Selain segmen mikro, kecil dan menengah, BRI
juga menjaga keseimbangan pertumbuhan jangka
panjang dengan menjaga portofolio kredit untuk
segmen kredit korporasi dan BUMN seiring dengan
pertumbuhan perekonomian Indonesia yang
banyak ditopang oleh perusahaan milik negara.
Penyaluran kredit di segmen korporasi ini selain
untuk menangkap potensi dan mengoptimalkan
likuiditas dana yang ada, juga membuka peluang
untuk menggarap trickle down bussines bagi segmen
mikro, kecil dan menengah dengan memanfaatkan
supply chain di segmen korporasi.
Berikut pembahasan untuk setiap segmen bisnis BRI,
menggunakan data bank saja.
2011 20122010
159PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BISNIS MIKRO DAN PROGRAMBisnis mikro mencakup penyaluran kredit mikro dan
KUR mikro, penghimpunan dana masyarakat melalui
outlet mikro serta penyediaan jasa bank lainnya.
Jumlah outstanding kredit mikro dan program di tahun
2012 mencapai Rp115,16 triliun atau 33% dari total
kredit bank BRI.
sepertiga dari jumlah UMKM tersebut, sehingga
terdapat potensi lebih dari 35 juta usaha mikro yang
belum tersentuh oleh layanan perbankan.
Strategi yang dijalankan BRI untuk mengembangkan
segmen mikro adalah melalui pelaksanaan konsep
community banking yang meliputi:
Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh 1.
pelosok Indonesia, dengan menyediakan produk
dan jasa keuangan mikro yang sederhana, aman
dan mudah diakses oleh nasabah melalui jaringan
kerja bisnis mikro BRI.
Peningkatan kualitas produk dan layanan di 2.
segmen bisnis mikro dan menjalin kemitraan yang
berkesinambungan dengan para nasabah sehingga
tercipta pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Pemberian informasi mengenai 3. microbanking BRI
sebagai lembaga keuangan mikro yang berhasil dan
berkelanjutan di tingkat internasional, sekaligus
sebagai global corporate social responsibility
BRI untuk pengembangan microbanking yang
berkelanjutan secara internasional
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, BRI secara
berkesinambungan membangun sistem yang handal
untuk mendukung upaya perluasan basis nasabah
pinjaman dan simpanan yang kokoh disamping
pengembangan produk unggulan yang sesuai dengan
kebutuhan nasabah mikro.
Produk pinjaman pada segmen mikro ini adalah Kupedes
dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kupedes merupakan
kredit usaha dengan plafon sampai dengan Rp100 juta,
yang ditujukan untuk individual (badan usaha maupun
perorangan) yang memenuhi persyaratan dan dilayani
di seluruh jaringan kerja bisnis mikro BRI. Sementara
KUR Mikro merupakan fasilitas pembiayaan bagi para
pengusaha mikro pemula (start up business) dengan
jaminan asuransi kredit dari Pemerintah melalui Askrindo
dan Jamkrindo dengan plafon hingga Rp20 juta.
Bagi BRI, penyaluran KUR Mikro merupakan salah satu
sarana untuk menambah basis calon nasabah Kupedes
yang berkualitas. Penutupan asuransi kredit dari
Pemerintah melalui Askrindo dan Jamkrindo sampai
dengan 80% dari kredit macet menjadikan KUR Mikro
sebagai skema kredit dengan profil risk and return
yang memadai untuk BRI.
Didesain dan ditujukan untuk nasabah perorangan 1.
dan pengembangan usaha mikro
Produk pinjaman unggulan adalah Kupedes 2.
dan KUR mikro. Produk simpanan unggulan
adalah Simpedes
Penambahan outlet untuk mendukung 3.
akselerasi peningkatan segmen Bisnis Mikro,
sehingga total BRI Unit menjadi 5.000 unit,
TerasBRI menjadi 1.778 unit dan TerasBRI
Keliling menjadi 350 unit
Total out standing kredit mikro meningkat 18,41% 4.
menjadi Rp106,8 triliun dan NPL Segmen Mikro
berhasil ditekan pada kisaran 1,09%,
Total Simpanan segmen mikro meningkat 17,7%, 5.
mencapai Rp126,59 triliun. Sekitar 90% simpanan
segmen mikro berupa tabungan dengan rata rata
tabungan sebesar Rp4,5 juta/penabung
Berperan sebagai pelaku utama perbankan dalam 6.
penyaluran kredit progam secara komersial guna
mendukung terlaksananya financial inclusion
Bisnis Mikro Salah satu visi BRI adalah menjadi lembaga
keuangan mikro (micro banking) terbaik di dunia
yang menguntungkan dan berkelanjutan, dengan
mengutamakan kepuasan nasabah. Oleh karenanya
dalam jangka panjang, BRI memiliki basis nasabah
pinjaman dan simpanan yang kokoh sehingga mampu
mempertahankan dominasi BRI dalam pemberian
kredit pada segmen bisnis mikro.
Potensi peningkatan nasabah untuk layanan perbankan
mikro masih sangat terbuka, hal ini sesuai dengan data
penyaluran kredit oleh Kementerian Koperasi dan
UMKM yang menunjukkan bahwa dari seluruh unit
usaha UMKM, yang diperkirakan sebesar 55,21 juta
pengusaha, layanan perbankan baru dapat menjangkau
160 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Produk simpanan untuk nasabah mikro adalah Simpedes
yang didesain untuk memudahkan nasabah mikro dalam
bertransaksi dengan praktis dan mudah.
Seluruh produk dan jasa bisnis mikro dilayani melalui
jaringan kerja yang terhubung secara real time online,
baik yang bersifat outlet konvensional, yaitu unit kerja
mikro yang dikenal dengan nama BRI Unit, TerasBRI
dan TerasBRI Keliling yang merupakan sub outlet dari
BRI Unit, maupun jaringan e-channel, seperti ATM dan
SMS Banking.
Pengembangan Bisnis Mikro di Tahun 2012
Selama tahun 2012, kegiatan utama yang
dilaksanakan BRI untuk mengembangkan bisnis
mikro dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kegiatan sebagai berikut:
Re-organisasi Divisi Bisnis Mikro1.
Ada dua program utama yang dilaksanakan dalam
re-organisasi Divisi Bisnis Mikro dengan tujuan utama
mendorong peningkatan bisnis mikro BRI, yakni:
Pengembangan Divisi Bisnis Mikro dari 1 a.
(satu) Divisi menjadi 3 (tiga) Divisi, yakni Divisi
Kebijakan dan Pengembangan, Divisi Pembinaan
Bisnis Mikro 1, dan Divisi Pembinaan Bisnis
Mikro 2. Melalui pengembangan ini ditargetkan
ekspansi bisnis mikro dapat berlangsung lebih
cepat, mengingat kini ada dua fungsi yang
fokus pada masing-masing bidang, yakni divisi
yang menetapkan kebijakan dan divisi yang
fokus pada pelaksanaan kebijakan dan strategi
yang telah ditetapkan. Adanya 2 (dua) divisi
yang bertugas sebagai pelaksana program
menunjukkan tingginya komitmen BRI dalam
pengembangan dan pengawasan serta
pengendalian bisnis mikro.
Penambahan Mantri (petugas pemasaran b.
kredit) di BRI Unit, sehingga rasio Mantri per
BRI Unit meningkat dari 2,01 pada tahun 2011
menjadi 3,09 pada tahun 2012. Peningkatan
rasio ini menggambarkan peningkatan
kapasitas penyaluran kredit mikro per BRI Unit
baik Kupedes maupun KUR Mikro.
Penambahan Infrastruktur Jaringan2.
Upaya pengembangan infrastruktur ditujukan
untuk peningkatan penetrasi pasar baik secara
ekstensifikasi maupun intensifikasi. Strategi
ekstensifikasi meliputi pembukaan unit kerja
mikro di daerah-daerah baru dengan membuka
BRI Unit, sedangkan intensifikasi ditujukan untuk
memaksimalkan potensi bisnis pada daerah-daerah
yang telah dilayani dengan membuka TerasBRI
dan TerasBRI Keliling. Penambahan infrastruktur
jaringan juga dilakukan dengan pengembangan
jaringan e-channel, melalui ATM dan SMS Banking.
Program Pemasaran Bisnis Mikro3.
Untuk meningkatkan pangsa pasar dan loyalitas
nasabah, sepanjang tahun 2012 BRI telah melakukan
berbagai program pemasaran terpadu, meliputi:
Pesta Rakyat Simpedes (PRS)
PRS dirancang sebagai event khusus pemasaran
produk Simpedes yang dilaksanakan pertama
kali pada tahun 2008. Selama tahun 2012, PRS
ditujukan sebagai kegiatan pemasaran terpadu
produk pinjaman Kupedes, KUR, Simpedes dan
produk e-banking yang dilaksanakan di 190 Kantor
Cabang BRI dengan mengangkat tema e-banking
khususnya SMS-banking.
BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI PESAT)
BRI Pesat merupakan kegiatan pemasaran produk
BRI (simpanan, pinjaman, e-banking, dan lainnya)
secara terpadu dan terintegrasi di pasar-pasar
tradisional yang langsung menyentuh komunitas
pedagang dan pengunjung pasar yang antara
lain diwujudkan dengan kegiatan akuisisi. Tujuan
program BRI Pesat mencakup:
Membangun dan menumbuhkan kembali a.
awareness komunitas pedagang dan
pengunjung pasar-pasar tradisional terhadap
produk dan layanan Bank BRI.
Meningkatkan jumlah nasabah b. (volume base)
baik penyimpan, peminjam maupun transaksi
jasa bank lainnya di Bank BRI.
Membantu komunitas pedagang pasar c.
tradisional dalam upaya layanan perbankan
dan pengembangan usaha melalui pembiayaan
kredit dengan bunga yang ringan.
Panen Bulanan Simpedes (PBS)
PBS merupakan program pemasaran yang
diselenggarakan oleh BRI unit dengan frekuensi
pelaksanaan yang cukup tinggi sehingga awareness
masyarakat dan loyalitas nasabah terhadap produk
Simpedes semakin meningkat.
161PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Program Kemitraan
BRI juga mengembangkan Bisnis Mikro melalui
kerjasama dengan berbagai mitra baik dari
sektor swasta, pemerintah maupun organisasi
kemasyarakatan dengan tujuan memperluas basis
nasabah mikro. Dalam program kemitraan tersebut
BRI melakukan akuisisi nasabah baru melalui
penyelenggaraan acara dan penyediaan produk serta
layanan yang sesuai dengan kebutuhan para Mitra.
Mudik Bersama Kupedes Simpedes
Untuk tahun 2012, acara Mudik Bersama
Kupedes Simpedes diikuti oleh 3.068 nasabah
Kupedes Simpedes dengan 50 bus dan 50 TKI
dari Malaysia, dengan tujuan Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Yogyakarta.
Partisipasi pada Pameran
Mengikutsertakan nasabah mikro BRI dalam
berbagai pameran seperti Inacraft, UKM Expo,
fashion, kuliner, dan lain sebagainya, untuk lebih
membuka pangsa pasar nasabah tersebut.
4. Microfinance International Cooperation
BRI mengembangkan agenda kegiatan International
Visitor Program terhadap microbanking BRI
dengan membentuk BRI Microfinance International
Cooperation (MIC) pada tahun 2008. MIC
merupakan salah satu bentuk global corporate social
responsibility BRI dalam rangka mengembangkan
bisnis microfinance di dunia.
Melalui MIC, BRI secara konsisten menjalankan
Microfinance Training and Study Visit (MTSV),
business captures, serta technical assistance di
bidang microfinance. BRI MIC juga telah menjalin
kerjasama dengan berbagai lembaga microfinance
dunia seperti Asia-Pacific Rural and Agricultural
Credit Association (APRACA), Microfinance
Network (MFN), Microcredit Summit, Banking
With The Poor (BWTP), Woman World Banking,
APEC, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2012, BRI menyelenggarakan seminar
internasional tentang microfinance dengan tujuan
menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat Micro
banking Seminar/Workshop yang didukung oleh
berbagai lembaga internasional/nasional. Selain
itu, BRI menyelenggarakan berbagai pembelajaran
tentang microfinance, seperti: Micro Finance Study
Visit, Micro Finance Specialized Study Visit, Micro
Credit Operation dan sebagainya.
Bisnis ProgramPengembangan bisnis program BRI semaksimal mungkin
menggunakan jaringan infrastruktur yang ada. Strategi
ini berhasil menempatkan BRI sebagai salah satu
pelaku utama perbankan dalam penyaluran kredit
program sebagai bagian dari program pembangunan
Pemerintah dengan tetap menjalankan prinsip prinsip
perbankan yang profesional dan prudent.
Pengembangan Bisnis Program
Dukungan terhadap program bidang ketahanan
pangan dilakukan BRI melalui penyaluran Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi
Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi
Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non
Kemitraan. Skema kredit KKP-E telah banyak membantu
petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam
meningkatkan produksi pertanian mereka.
Skema KKP-E antara lain terdiri dari KKP-E Tebu
Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E
Tanaman Hortikultura, KKP-E Pengadaan Pangan,
KKP-E Peternakan, KKP-E Perikanan dan KKP-E Alat
Mesin Pertanian.
Selain Kredit Ketahanan Pangan (KKP), produk
unggulan di kredit program adalah KUR Ritel dengan
besar pinjaman di atas Rp20 juta sampai dengan
maksimum Rp500 juta yang dijamin oleh Pemerintah
melalui Askrindo dan Jamkrindo. KUR diperuntukkan
bagi pengusaha kecil yang memiliki bisnis yang
feasible namun belum bankable. Untuk kedepannya,
diharapkan nasabah kredit program sebagai feeder
bagi segmen kredit komersial BRI.
162 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pencapaian Bisnis Mikro dan Program Tahun 2012
Pertumbuhan 3. Outstanding kredit Mikro
Pertumbuhan ekonomi, penambahan infrastruktur,
dan pelaksanaan berbagai program pengembangan
bisnis mikro membuat BRI mampu menangkap
peluang pertumbuhan dengan baik dan membukukan
peningkatan kredit mikro sebesar 18,41% menjadi
total sebesar Rp106,8 triliun di akhir tahun 2012.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan
pinjaman KUR Mikro sebesar 35,05% menjadi
sebesar Rp15,1 triliun dan pinjaman Kupedes
sebesar 16,06% menjadi sebesar Rp91,6 triliun.
Kualitas Kredit Mikro o4.
Program pengembangan organisasi, penambahan
SDM dan pengetahuan yang mendalam terhadap
karakteristik nasabah mikro mampu menjaga
kualitas pinjaman mikro yang ditunjukkan oleh
rendahnya persentase NPL yakni 1,09% pada tahun
2012. Dalam 5 tahun terakhir, NPL pinjaman mikro
berhasil dijaga pada level sangat rendah yaitu
dibawah 1,50%.
NPL (%) 2008 2009 2010 2011 2012
Mikro 1.02 1.40 1.21 1.19 1.09
Pengembangan infrastruktur jaringan1.
Pada tahun 2012, BRI telah berhasil menambah 125
BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling,
sehingga total menjadi 5.000 BRI Unit, 1.778 TerasBRI,
350 TerasBRI Keliling. Penambahan TerasBRI yang
sebagian besar berlokasi di pasar tradisional sejak
tahun 2009 menunjukkan peran signifikan dalam
menunjang peningkatan outstanding pinjaman
Kupedes dan KUR mikro.
Perkembangan Nasabah Mikro2.
Penambahan jaringan kerja mikro menunjukkan
hasil nyata berupa peningkatan jumlah debitur
kredit mikro. Pada tahun 2012, total jumlah debitur
kredit mikro bertambah 214 ribu menjadi 5.5 juta
debitur. Penambahan jaringan baru (dibuka setelah
tahun 2009) memberikan kontribusi hingga sebesar
10,98% terhadap total debitur kredit mikro.
20102008 2009
4,4604,859
5,0805,295
Jumlah Debitur Bisnis Mikro(dalam ribuan)
2011 2012
5,509
Kredit Mikro dan Program (dalam Rp triliun)
Program Mikro
97,74
81,83
61,89
49,29
115,16
20122011201020092008
163PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pencapaian Bisnis Program6.
Total oustanding kredit program yang disalurkan di
tahun 2012 mencapai Rp8,36 triliun. Melalui KKP-E,
di tahun 2012 BRI telah menyalurkan kredit kepada
lebih dari 18.000 petani untuk meningkatkan
produksi pertaniannya. Total outstanding KKP-E
meningkat 24,87% dari Rp1,97 triliun menjadi
sebesar Rp2,46 triliun.
Disamping itu, sampai dengan akhir tahun 2012, BRI
telah menyalurkan KUR Ritel kepada lebih dari 37 ribu
debitur yang terdiri atas pengusaha kecil dan koperasi.
Pencapaian tersebut meningkat sekitar 2 ribu debitur
dibandingkan dengan jumlah debitur tahun 2011. Hal
ini menunjukkan komitmen BRI dalam mendukung
program Pemerintah untuk meningkatkan akses
pembiayaan bagi sektor UMKM di Indonesia. Tahun
2012 outstanding KUR ritel naik 16,4% dari Rp4,67
triliun menjadi sebesar Rp5,4 triliun.
20102008 2009
64.4
75.3
89.9
107.5
Jumlah Simpanan Mikro(dalam Rp triliun)
2011 2012
126.6
Komposisi Simpanan Mikro
Tabungan
Deposito
Giro
88,8
0,9
2012(%)
10,3
Pendapatan dan Profitabilitas Bisnis Mikro dan 7.
Program
Penyaluran kredit mikro dan program sepanjang
tahun 2012 memberikan pendapatan bunga bersih
dan pendapatan operasional lainnya sebesar
Rp19,13 triliun, dan menyumbang kontribusi net
profit bagi BRI sebesar Rp8,74 triliun.
Rencana Pengembangan Bisnis Mikro 2013Mengingat posisi bisnis mikro yang penting bagi
pengembangan bisnis BRI secara keseluruhan, yakni
sebagai salah satu entry point utama dari tumbuh
dan berkembangnya hubungan dan loyalitas jangka
panjang dengan nasabah, maka BRI bertekad untuk
memperkuat basis pertumbuhan bisnis mikro.
Perkembangan Simpanan Mikro5.
Penambahan nasabah berkorelasi positif dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dari nasabah
mikro. Selama tahun 2012 total dana pihak ketiga dari nasabah mikro berhasil ditingkatkan 17,73% menjadi
sebesar Rp126,59 triliun. Pencapaian tersebut didukung oleh jaringan kerja bisnis mikro BRI yang terbesar dan
tersebar di seluruh Indonesia. Produk tabungan yang merupakan sumber dana murah mendominasi komposisi
dana pihak ketiga, yaitu 88,6% disusul dengan deposito 10,33% dan sisanya giro sebesar 0,91%. Dengan total
dana pihak ketiga tersebut, maka bisnis mikro dapat mencukupi kebutuhan dana seluruh kegiatan penyaluran
kredit mikro (self funded business).
164 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis di unit
kerja, maka penjajakan kluster-kluster usaha yang
merupakan potensi pasar untuk produk dan jasa mikro
akan dilaksanakan oleh seluruh unit kerja BRI yang
tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Sementara itu,
untuk mendukung pengembangan bisnis mikro, BRI
membina hubungan baik dengan lembaga, instansi
ataupun pihak ketiga di tingkat nasional maupun
regional untuk membuka dan memudahkan penetrasi
pasar oleh unit kerja di daerah. Berbagai program yang
akan terus dilaksanakan di tahun 2013 mencakup:
Memperkokoh Basis Nasabah1.
Mengupayakan penambahan outstanding
pinjaman maupun simpanan yang diikuti
dengan penambahan jumlah nasabah.
Peningkatan jumlah nasabah ditujukan
untuk memperkuat basis nasabah BRI seiring
dengan pengembangan ekonomi masyarakat
di daerah.
Pengembangan SDM yang Profesional 2.
BRI akan terus meningkatkan jumlah unit
kerja yang didukung dengan SDM yang
berkualitas. Sehubungan dengan hal itu,
BRI akan terus meningkatkan kualitas dari
SDM yang ada melalui program pendidikan
secara berkala dan berkesinambungan yang
dilaksanakan melalui 7 (tujuh) sentra pendidikan
di seluruh Indonesia
Pengembangan Fitur Produk3.
BRI akan terus mengembangkan fitur-fitur
produk yang tepat untuk nasabah mikro baik
melalui perbaikan fungsi, kebijakan maupun
pengenalan fitur baru pada produk Kupedes
maupun Simpedes.
Pengembangan Jaringan 4.
Mengingat aksesibilitas merupakan salah satu
faktor terpenting dalam bisnis mikro maka BRI
akan terus melakukan ekspansi jaringan kerja
konvensional baik berupa BRI Unit maupun
TerasBRI di tahun 2013.
Pengembangan 5. e-channel
Pada Bisnis Mikro, pengembangan e-channel
lebih difokuskan pada pembukaan jaringan ATM
di BRI Unit dan pengembangan SMS Banking.
Sebagai gambaran atas upaya BRI dalam
memberikan kemudahan kepada nasabah melalui
pengembangan jaringan e-channel saat ini sekitar
75% BRI Unit telah dilengkapi ATM dan EDC.
BISNIS RITEL Secara umum segmen Bisnis Ritel BRI meliputi
penyaluran kredit ritel komersial dan menengah
untuk membiayai usaha kecil dan menengah (UKM),
penyaluran kredit konsumer, penghimpunan dana
pihak ketiga ritel, serta bisnis konsumer lainnya.
Jumlah oustanding kredit bisnis ritel di tahun
2012 mencapai Rp145,33 atau 41,73% dari total
kredit BRI.
Tahun 2012 masih menjadi tahun konsolidasi untuk 1.
segmen komersial ritel dan menengah
Pemberian kredit konsumtif dengan produk 2.
unggulan Briguna (kredit karyawan dan pensiunan)
dan KPR BRI
Penghimpunan dana ritel dilakukan melalui produk 3.
tabungan BritAma yang tumbuh 17,8% ditahun
2012 menjadi Rp69,95 triliun
Jaringan ATM terbesar dan tersebar di wilayah 4.
Indonesia dengan lebih dari 14.000 jaringan
ATM BRI
Kredit Ritel Komersial dan MenengahBRI menyalurkan Kredit Ritel dan Menengah untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi pelaku bisnis
usaha kecil dan menengah, baik berupa Kredit Modal
Kerja maupun Kredit Investasi. Penyaluran kredit
tersebut dilakukan melalui 446 Kantor Cabang dan
545 Kantor Cabang Pembantu di bawah koordinasi
18 Kantor Wilayah.
Pengembangan Kredit Ritel Komersial dan Menengah di tahun 2012
Di tahun 2012, konsolidasi segmen Bisnis Ritel Komersial
dan Menengah dilakukan melalui pelaksanaan
berbagai program untuk memperbaiki kualitas
portofolio kredit komersial yang dikategorikan ke
dalam 2 (dua) jenis tindakan. Tindakan pertama adalah
remedial steps, yang bersifat ad hocs dan berjangka
pendek. Tindakan kedua adalah pro active steps, yaitu
tindakan pencegahan untuk memastikan tidak terjadi
lagi pemburukan kredit di atas ketentuan regulator.
165PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Program yang dilakukan adalah pendampingan
pengembangan bisnis maupun evaluasi onsite ke unit
kerja untuk menggali potensi serta membantu mencari
solusi atas kendala unit kerja dalam ekspansi kredit ritel
dan menengah.
Selain tindakan tersebut, selama tahun 2012 BRI
juga merealisasikan berbagai program untuk
mengembangkan segmen Bisnis Ritel dan Menengah
yang mencakup:
Re-organisasi Divisi Bisnis Ritel dan Menengah 1.
untuk mendukung peningkatan kinerja kredit ritel
komersial dan kredit menengah.
Berbagai program telah dilaksanakan menyusul re-2.
organisasi ini antara lain penyempurnaan kebijakan,
sistem dan prosedur.
Pemasaran Bisnis Ritel dan Menengah3.
Untuk menjamin keberhasilan strategi, maka BRI
melakukan berbagai kegiatan terkait dengan
pemasaran produk, mencakup:
a. Mengevaluasi dan menetapkan target
pemasaran kredit ritel dan menengah untuk
meningkatkan oustanding dan ekspansi bisnis
dengan memperhatikan faktor potensi wilayah
dan pertumbuhan sektor ekonomi.
b. Mengevaluasi rencana strategi dan kebijakan
pemasaran kredit ritel dan menengah.
c. Mengkoordinasi, memonitor dan mengevaluasi
kegiatan komunikasi dan pemasaran produk
bisnis dalam rangka meningkatkan product
awareness.
d. Melakukan kegiatan cross-selling berbagai
macam produk BRI untuk meningkatkan
pendapatan.
Peningkatan kompetensi dan kualitas tenaga 4.
pemasaran melalui program pelatihan.
Pembinaan dan evaluasi kredit ritel dan 5.
menengah melalui monitoring dan pembinaan
ke unit kerja operasional.
Pengembangan Produk dan Layanan6.
Upaya lain terkait perbaikan kualitas kredit7.
Seperti telah disinggung di awal pembahasan,
selama tahun 2012 BRI terus berupaya secara intensif
memperbaiki kualitas kredit, terutama untuk kredit
ritel komersial dan menengah. Berbagai program
yang dilaksanakan dalam rangka memperbaiki
kualitas kredit tersebut, mencakup:
a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi portofolio
kredit secara onsite maupun offsite.
b. Pembinaan ke unit kerja untuk memberikan
solusi terhadap kendala dan permasalahan
yang dihadapi.
Kredit Ritel KonsumerProses pemberian kredit konsumer pada dasarnya
mengacu pada pendapatan calon nasabah yang
dibuktikan dengan statement pendapatan dari
tempat tugas maupun pendapatan usahanya (untuk
pengusaha) dan penilaian yang memadai atas
jaminan dari kredit yang diberikan. Oleh karenanya,
pertumbuhan kredit konsumer sangat dipengaruhi
oleh penghasilan/daya beli masyarakat dan kondisi
perekonomian secara umum.
Dalam rangka memperluas pangsa pasar kredit
konsumernya, BRI senantiasa melakukan inovasi
dan pengembangan fitur secara berkesinambungan,
sesuai dengan kebutuhan nasabah. Untuk
memenuhi kebutuhan nasabah, BRI menyediakan
dan mengembangkan beberapa jenis kredit ritel
konsumer, yakni Briguna, Kredit Pemilikan Rumah,
Kredit Kendaraan Bermotor, Kredit Multi Guna dan
Kartu Kredit.
Produk-Produk Kredit Ritel Konsumer
Briguna
Briguna merupakan produk unggulan kredit konsumer
BRI, yang ditujukan bagi karyawan dan pensiunan
dengan penghasilan tetap seperti Pegawai Negeri
Sipil (PNS), yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan nasabah baik konsumtif maupun produktif.
Jaringan kerja BRI yang tersebar dan terbesar
merupakan salah satu keunggulan kompetitif BRI dalam
menggarap segmen ini.
166 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
KPR BRI dengan berbagai kemudahannya diharapkan
semakin memenuhi kebutuhan masyarakat akan
rumah tinggal. Saat ini, BRI telah menjalin kerjasama
dengan lebih dari 400 pengembang perumahan di
seluruh Indonesia. Selain itu, KPR BRI juga menawarkan
berbagai kemudahan diantaranya adalah jangka waktu
kredit yang flexible, suku bunga yang kompetitif,
dokumen kepemilikan yang terjamin aman dan
kemudahan lainnya yang dapat memberikan nilai
tambah bagi calon debitur.
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS)
KPRS merupakan KPR sasaran masyarakat
berpenghasilan rendah, bekerjasama dengan
Pemerintah/Kementerian Perumahan Rakyat. Sumber
daya untuk pembiayaan KPRS ini merupakan blended
fund antara BRI dan Pemerintah/Kemenpera sehingga
suku bunga KPRS ini murah dan fixed selama jangka
waktu kredit.
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
KKB BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan kendaraan bermotor. Program
kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai
ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk), dealer,
maupun multifinance menjadikan KKB BRI mampu
memberi layanan terbaik dengan suku bunga yang
sangat terjangkau. KKB BRI juga menyediakan
fitur yang mengkombinasikan KKB BRI dengan
produk simpanan BRI.
Kredit MultiGuna (KMG)
KMG BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
nasabah yang tidak dapat dipenuhi melalui produk
KPR maupun KKB. Produk KMG sangat diminati
oleh nasabah khususnya yang berpenghasilan tetap,
mengingat kemudahan dan kenyamanan yang
diperoleh melalui produk ini, antara lain jangka
waktu yang relatif panjang dengan plafond kredit
yang cukup besar.
Kartu Kredit
Kartu Kredit BRI diluncurkan sejak tahun 2006 dan
diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi
nasabah dalam bertransaksi. Hingga saat ini, BRI telah
memiliki beberapa jenis Kartu Kredit diantaranya:
Kartu Kredit BRI Standard, Gold, Platinum, Corporate,
Business, dan Co-Branding.
Strategi Umum Pengembangan Kredit Ritel Konsumer
Strategi Pengembangan Briguna, KPR, KKB dan KMG
Re-organisasi Divisi Bisnis Ritel dan Menengah 1.
untuk mendukung peningkatan kinerja kredit ritel
konsumtif untuk pegawai dan pensiunan (Briguna).
Pengembangan sistem TI BRI yang terkait dengan 2.
pengelolaan mekanisme pembayaran angsuran
nasabah Briguna.
Percepatan layanan Briguna kerjasama dengan 3.
implementasi permohonan pinjaman online.
Pengembangan Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan 4.
Kantor Cabang Kredit Konsumer (KKK).
Di tahun 2012, BRI telah mengimplementasikan
proses bisnis monoline di 13 SKK dan 43 KKK. Proses
implementasi ini disesuaikan dengan potensi bisnis
konsumer yang terdapat di masing-masing wilayah.
Kerjasama dengan Mitra Usaha.5.
BRI terus menjalin kemitraan dengan sejumlah
developer besar untuk menyalurkan Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan
Apartemen (KPA) serta merangkul Agen Tunggal
Pemegang Merk (ATPM) kendaraan bermotor
untuk mendukung penyaluran Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB). Selain itu, sebagai bagian
dari strategi pembentukan brand image dan
peningkatan awareness, BRI melakukan promosi
di berbagai media dan ikut aktif dalam berbagai
pameran berskala nasional maupun internasional.
BRI juga menjalin kemitraan dengan lembaga
keuangan multifinance melalui produk KKB
Kerjasama. Produk ini akan terus dikembangkan
secara berkesinambungan mengingat potensi
yang masih sangat terbuka serta efektivitas dan
efisiensinya dalam meningkatkan ekspansi KKB.
Peningkatan Kualitas Layanan6.
Selain penambahan jaringan kerja operasional
kredit konsumer, BRI juga melakukan pembenahan
dan penyempurnaan teknologi untuk memastikan
Service Level Agreement (SLA) yang memuaskan.
Selain itu, BRI senantiasa berinovasi dalam
pengembangan fitur produk-produknya yang
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
167PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Peningkatan jumlah tenaga pemasaran7.
Penambahan tenaga pemasaran kredit konsumer
terus dilakukan untuk mendukung ekspansi kredit
konsumer di seluruh KC, SKK dan KKK dengan
kualitas yang terjaga. Saat ini BRI telah memiliki
419 tenaga pemasaran kredit konsumer.
Strategi Pengembangan Bisnis Kartu Kredit
Sepanjang tahun 2012, BRI telah mengimplementasikan
sejumlah strategi terkait pengembangan dan pemasaran
kartu kredit, diantaranya:
Market Penetration1. , dengan meningkatkan jumlah
merchant kerjasama, integrated promotion dan
cross-selling produk BRI lainnya.
Market Development2. , dengan menambah jangkauan
pemasaran ke kota-kota 2nd and 3rd tier.
Menjaga kualitas aset dengan pengembangan 3.
infrastruktur dalam melakukan penagihan,
membentuk tim penagihan dan penagihan
kredit yang telah dihapus-bukukan di Unit Kerja
Operasional.
Pengembangan dan otomasi sebagian proses 4.
aplikasi kartu kredit untuk mempercepat proses
putusan dengan tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian.
Strategi pengembangan tersebut ditunjang oleh
reputasi dan kepercayaan tinggi dari para pemegang
kartu kredit, sumber daya pendukung yang handal
seperti platform TI yang tepat, sumber pendanaan
yang murah, jaringan kerja yang luas di seluruh
pelosok Indonesia, basis nasabah terbesar dan
tersebar luas serta dukungan SDM yang kompeten
dan berintegritas tinggi.
Simpanan BRI menyediakan beragam produk simpanan
yang memberi kemudahan bagi nasabah untuk
menempatkan dananya dengan aman disertai layanan
yang berstandar tinggi. Untuk memperkenalkan dan
mempromosikan produk-produk simpanan tersebut,
BRI menyelenggarakan kegiatan pemasaran terpadu.
Pada beberapa produk simpanan tertentu, BRI bahkan
memberikan program promosi secara berkala dengan
hadiah yang menarik. Produk-produk simpanan BRI
yang utama untuk segmen Bisnis Konsumer adalah
sebagai berikut.
BritAma
BritAma merupakan produk tabungan unggulan untuk
merebut pasar dana pihak ketiga di daerah perkotaan.
BritAma ditujukan bagi nasabah yang menginginkan
kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan
transaksi perbankan. BritAma tersedia dalam mata
uang Rupiah dan mata uang asing. Produk pinjaman
ini dilengkapi berbagai fitur yang menarik termasuk
dukungan lebih dari 9.000 unit kerja BRI di seluruh
Indonesia, kemudahan bertransaksi melalui ATM, EDC,
CDM, Kiosk yang dapat dilakukan dari seluruh penjuru
dunia serta transaksi internet banking dan sms banking.
Dalam rangka menerapkan strategi penghimpunan
dana dan meningkatkan saldo tabungan, BRI
menyelenggarakan Program Undian Berhadiah Untung
Beliung BritAma (UBB) yang merupakan, sebuah
program customer retention/loyalty dan acquisition
Tabungan BRI BritAma. Program UBB ini telah
dilaksanakan sebanyak 6 (enam) Periode sejak tahun
2007 dan telah berhasil meningkatkan awareness
masyarakat terhadap produk Tabungan BRI BritAma.
Tabungan BRI Junio
BRI Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar
khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah.
Tujuan dari tabungan ini adalah untuk memperkenalkan
perbankan sejak dini dan menanamkan rasa gemar
menabung kepada anak. Tabungan BRI Junio sangat
menarik karena nasabah diberikan BRI Card Private Label
Limited Edition bergambar karakter tokoh kartun idola
anak-anak, yaitu Superman, Tweety dan Tom and Jerry.
GiroBRI
GiroBRI adalah salah satu produk BRI yang tersedia
dalam berbagai pilihan jenis mata uang, baik Rupiah
maupun mata uang asing serta dilengkapi dengan
fasilitas BRIVA (BRI Virtual Account) yang memberikan
kemudahan kepada nasabah dalam penyetoran dan
rekonsiliasi transaksi bisnisnya.
DepoBRI
Sumber dana pihak ketiga lainnya berasal dari Deposito,
yang diberi nama DepoBRI. DepoBRI adalah simpanan
berjangka dengan pilihan jangka waktu mulai dari
1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan dengan suku
bunga yang kompetitif.
168 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tabungan Haji
Tabungan Haji adalah produk tabungan yang
diperuntukkan bagi nasabah yang ingin melaksanakan
ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah
dalam mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Haji (BPIH), baik BPIH biasa maupun BPIH Khusus/Haji
Plus. Penyetoran dapat dilakukan secara on-line di
seluruh unit kerja BRI dan terkoneksi langsung (host
to host) melalui aplikasi switching dengan Siskohat
Kementerian Agama.
Tabunganku
Tabunganku adalah produk tabungan untuk
perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan
yang diselenggarakan bersama-sama oleh bank-
bank di Indonesia dalam rangka menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Produk Tabunganku merupakan salah
satu bagian dari program Bank Indonesia dalam
mengimplementasikan Gerakan Indonesia Menabung.
Beberapa keunggulan Tabunganku adalah bebas
administrasi, setoran awal terjangkau dan lain
sebagainya.
e-channelTarget utama dari layanan bisnis konsumer
adalah masyarakat yang memiliki kemampuan
keuangan berlebih, sehingga dapat memanfaatkan
kelebihan dana tersebut untuk menikmati gaya
hidup masa kini yang serba praktis maupun untuk
menyimpannya di sistem perbankan. BRI sangat
memahami kebutuhan masyarakat dari kalangan
ini yang memiliki mobilitas tinggi, well informed
dan memiliki gaya hidup yang fashionable dengan
melengkapi layanan produknya dengan dukungan
infrastruktur teknologi informasi yang handal dan
mampu beroperasi online selama 7x24 jam.
Sebagai bagian dari penerapan strategi pemenuhan
gaya hidup tersebut, BRI secara konsisten
mengembangkan layanan berbasis jaringan elektronik
terpadu (e-channel) dengan dukungan teknologi
terkini. Pengembangan infrastruktur jaringan
e-channel dilakukan secara prudent, terencana dan
handal. (Lihat juga bahasan “Pengembangan Sistem
Teknologi Informasi).
Sebagai bentuk keseriusan dan komitmen BRI dalam
memberikan kemudahan pada para nasabahnya, setiap
tahun BRI malakukan penambahan infrastruktur pada
jaringan e-channel yang terdiri dari gerai ATM, KiosK,
CDM dan EDC, seperti tampak pada tabel berikut.
Pengembangan e-channel
e-channel 2008 2009 2010 2011 2012
ATM 1.796 3.778 6.085 7.292 14.292
KiosK 14 60 96 100 100
CDM 1 22 39 89 92
EDC 6.398 12.719 31.590 44.715
E Buzz 1 2 19 42
Total 1.811 10.259 18.941 39.090 59.241
Selain menyediakan infrastruktur e-channel yang
handal, BRI juga mempersiapkan SDM yang kompeten
dan memiliki standar layanan yang tinggi. Untuk
memenangi persaingan di segmen konsumer yang
ketat, BRI menyediakan beragam produk perbankan
yang dapat memenuhi harapan nasabah di segmen ini.
BRI PrioritasBRI Prioritas merupakan pelayanan dan jasa perbankan
yang diberikan secara eksklusif kepada nasabah BRI
kalangan mass affluent dan high net worth individual,
meliputi pelayanan dan jasa perbankan, jasa konsultasi
perencanaan keuangan dan investasi, asuransi
(bancassurance) dan perencanaan pensiun.
BRI Prioritas bertujuan meningkatkan awareness,
loyalty dan retention dengan tema intellectual, lifestyle,
heritage, dan seasonal event.
Layanan BRI Prioritas telah dilengkapi dengan Sentra
Layanan BRI Prioritas (SLP) yang dirancang dengan
konsep standar ruangan yang mengutamakan keamanan,
keakuratan dan kenyamanan selama nasabah bertransaksi,
serta memiliki beberapa jaringan outlet priority lounge
yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.
Organisasi SLP dibangun dengan konsep pengawasan
berjenjang (built in control) dan dikelola secara
169PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
profesional oleh para Priority Banking Assistant (PBA),
Priority Banking Officer (PBO) dan Priority Banking
Manager (PBM) yang telah berpengalaman dan
bersertifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan oleh regulator. Seperti Sertifikasi WAPERD
untuk agen penjualan Reksa Dana, Sertifikasi Asosiasi
Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk penjualan
Bancassurance (Unit Link), serta Sertifikasi Pelatihan
Wealth Management.
Layanan BRI Prioritas memberikan berbagai privilege
yang sangat bersaing dibandingkan produk sejenis,
mencakup: pelayanan yang bersifat personal dari
Priority Banking Officer, layanan pengantaran dan
penjemputan uang untuk nominal tertentu, layanan
transaksi melalui telepon, ruangan khusus untuk
bertransaksi, fasilitas business & private mini lounge,
internet & E-banking corner, free meeting room, tempat
parkir khusus, serta layanan Call Center 24 Jam.
Pencapaian Bisnis Ritel Penyaluran Kredit Ritel 1.
a. Kredit Ritel Komersial
Portofolio Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit
Investasi (KI) untuk kredit ritel dengan besar
pinjaman antara Rp100 juta sampai dengan Rp5
miliar, mulai menunjukan perbaikan ditahun
2012. Seiring dengan kondisi perekonomian
domestik yang tetap kondusif, pada tahun
2012 BRI berhasil menyalurkan pinjaman
kepada lebih dari 3 ribu debitur baru, sehingga
total outstanding kredit ritel naik 11,9% dari
Rp67,60 triliun menjadi sebesar Rp75,6 triliun
dan total jumlah debitur ritel mencapai 1,06
juta nasabah.
b. Penyaluran Kredit Menengah
KI maupun KMK yang termasuk ke dalam kredit
menengah adalah kredit dengan besar pinjaman
antara Rp5 MIliar sampai dengan Rp50 miliar.
Pada tahun 2012 outstanding pinjaman segmen
menengah ini tumbuh 19,4% dari Rp13,8 triliun
menjadi sebesar Rp16,5 triliun.
20122011201020092008
Kredit Ritel dan Menengah (dalam Rp triliun)
Komersial MenengahKonsumer
129,62120,04
105,34
81,02
145,33
Kredit Ritel Konsumerc.
Secara keseluruhan, outstanding pinjaman
Kredit Ritel Konsumer di tahun 2012 meningkat
10,2% menjadi sebesar Rp61,5 triliun dari
posisi Rp55,8 triliun di tahun sebelumnya. yang
didorong oleh pertumbuhan Briguna yang
tumbuh sebesar 11,9% menjadi Rp48,9 triliun
dari angka Rp43,8 triliun ditahun 2011.
Kualitas Pinjaman Kredit Ritel2.
Upaya monitoring dan pengelolaan secara a.
intensif yang dilakukan selama tahun 2012
menghasilkan perbaikan kualitas kredit ritel
dan menengah yang cukup signifikan. Pada
akhir tahun 2012, BRI berhasil memperbaiki
NPL untuk Ritel dan Menengah masing-masing
menjadi sebesar 3,75% dan 5,09%.
Ekspansi kredit konsumer dilakukan secara b.
hati-hati dengan tetap menjaga kualitas
kredit, monitoring dan proses seleksi
nasabah yang prudent, membuat NPL kredit
konsumer di tahun 2012 relatif rendah yakni
sebesar 1,60%.
170 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kartu Kredit BRI3.
Kinerja bisnis kartu kredit BRI terus menunjukkan
peningkatan sebagaimana tampak pada naiknya
jumlah kartu baru, volume transaksi dan fee base
income. Hingga 2012, BRI berhasil menerbitkan
538.729 kartu, naik 23,1% dari penerbitan
437.781 kartu di tahun 2011. Volume transaksi
naik 8,3% dengan nilai mencapai Rp2,35 triliun
dari sebelumnya sebesar Rp2,17 triliun dan total
pendapatan bunga mencapai Rp154,5 naik 62,1%
dari angka tahun sebelumnya Rp95,28 miliar. Selain
itu, hingga tahun 2012 BRI berhasil menambah
jumlah EDC merchant menjadi 21,299 EDC, dengan
total volume penjualan mencapai Rp2,4 triliun di
tahun 2012.
BRI Prioritas4.
Program BRI Prioritas berhasil membukukan
penambahan jumlah nasabah dan portofolio
kelolaan dalam beberapa tahun terakhir, seperti
tampak pada tabel berikut:
Perkembangan Jumlah Nasabah BRI Prioritas (orang)
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Nasabah 280 1.295 3.679 6.978 13.634
Perkembangan Portofolio Kelolaan Investasi (dalam Rp miliar)
Perkembangan 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Portofolio Kelolaan
826 3.541 7.375 12.616 21.597
Kualitas pelayanan BRI Prioritas terus dikembangkan
dan ditingkatkan. Pada Survey kepuasan
pelanggan yang diselenggarakan oleh Care-CCSL &
Majalah Marketing, BRI Prioritas meraih total nilai
Indonesian Service Satisfaction Index (ISSI) di atas
nilai rata-rata Industri Priority Banking Services,
skala multinasional dan domestik, sehingga pada
tahun 2010 BRI Prioritas dianugerahi penghargaan
Indonesia Service Quality Award kategori Diamond
(nilai di atas rata-rata industrinya) dan mendapat
peringkat ke 4, kemudian pada bulan Mei tahun 2012
mengalami peningkatan dengan meraih peringkat
3, dan terakhir di tahun 2012 meraih peringkat 2
dari lembaga survey layanan Care-CCSL.
Penghimpunan Dana5.
Pada tahun 2012, produk-produk simpanan dari
segmen ritel konsumer berhasil menghimpun dana
pihak ketiga menjadi sebesar Rp226,96 triliun.
Selain berhasil meningkatkan perolehan dana
pihak ketiga melalui layanan produk simpanan,
BRI juga berhasil memperoleh sejumlah pengakuan
dari pihak eksternal, diantaranya pada tahun
2012, dalam survey yang diadakan oleh Majalah
Marketing & Frontier Consulting Group, BRI meraih
Top Brand Award dalam dua kategori produk
simpanan, yaitu kategori Children’s Saving Account
untuk Tabungan BritAma Junio dan Saving Account
untuk Tabungan BRI BritAma. Selain itu, BRI juga
berhasil meraih penghargaan sebagai First Winner
pada Saving Account Category 2012 dari Majalah
SWA & MARS.
Keseluruhan jasa dan layanan disegmen ritel 6.
tersebut telah berhasil memberikan pendapatan
bunga bersih dan pendapatan operasional
lainnya sebesar Rp18,62 triliun dan menyumbang
kontribusi net profit bagi BRI sebesar Rp7,96 triliun
ditahun 2012.
Rencana Pengembangan Bisnis Ritel 2013Bisnis Ritel Komersial dan Menengah
BRI telah mempersiapkan serangkaian program untuk
meningkatkan akselerasi pencapaian target kredit
ritel dan menengah di tahun 2013, yang mencakup
berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Market development
Melakukan evaluasi kerjasama dengan institusi
pemerintah/BUMN dan perusahaan swasta
bonafide, cross selling, sosialisasi produk, business
AWARD2010
AWARD2011
AWARD2012
171PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
linkage dan perluasan jaringan bisnis
2. Market penetration (existing market and product)
Kegiatan pemasaran yang lebih aktif kepada mitra
BUMN, pengembangan fitur produk ritel dan
menengah, pembentukan aliansi strategis dan cross
selling produk berbasis TI serta pelaksanaan Closed
System Financing yang dapat menumbuhkan
manfaat Trickle Down Business.
3. Product Development
Mencakup kegiatan penciptaan skema produk Ritel
dan Menengah termasuk bank garansi, benchmark
product, pembuatan kredit berbasis kartu dan
pemetaan potensi pasar.
4. Perbaikan proses kredit
Mencakup kegiatan sosialisasi kebijakan kredit
ritel dan menengah untuk tingkat Kantor Wilayah,
Kantor Cabang, maupun Kantor Cabang Pembantu,
perbaikan dan evaluasi proses kredit ritel dan
menengah, monitoring dan evaluasi kinerja kredit
di unit kerja, penyempurnaan Pedoman Kredit,
evaluasi dan pemberian wewenang putusan kredit,
review Service Level Agreement (SLA) dan standar
layanan kredit dengan melakukan benchmark
dengan bank lain.
5. Pengembangan SDM
Pengembangan kompetensi maupun metode
penilaian kinerja dan pemberian kompensasi
berbasis kinerja
6. Pengembangan TI
Penggunaan TI untuk memasarkan produk-produk
baru kredit ritel, monitoring kredit berbasis TI, akses
informasi produk dan pengembangan produk.
Bisnis Ritel Konsumer
Kredit Konsumer 1.
Rencana pengembangan pada bisnis kredit
konsumer dilakukan melalui penyempurnaan
organisasi dan proses bisnis yang telah
diimplementasikan di beberapa kota utama. Untuk
menyempurnakan proses bisnis, meningkatkan
Service Level Agreement (SLA) serta meningkatkan
ekspansi kredit baik secara kuantitas maupun
kualitas, BRI juga akan membangun beberapa
Regional Processing Center (RPC), Regional Sales
Center (RSC) dan Collection Center. Langkah
tersebut diikuti dengan pengembangan fitur
produk baik KPR, KPRS, KKB maupun KMG
dengan sistem angsuran yang lebih fleksibel dan
ketentuan-ketentuan lainnya untuk menjadikan
layanan kredit konsumer BRI semakin prima.
Strategi penjualan semakin diintensifkan dengan
memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga
(dealer/developer), walk in customer maupun
implant banking melalui program Home Ownership
Program (HOP) dan Car Ownership Program (COP)
dengan beberapa perusahaan besar.
Penghimpunan Simpanan 2.
BRI akan terus menciptakan produk simpanan
yang menarik serta program penjualan Tabungan
BritAma yang kreatif dan inovatif (program akuisisi,
retensi dan loyalti). Selain itu, BRI juga akan fokus
pada peningkatan dana di area perkotaan, serta
menciptakan produk-produk ritel dan e-banking
yang mendatangkan fee based income dengan
memperluas dan meningkatkan jumlah delivery
channel, khususnya electronic channel.
Jasa Prioritas dan Kartu Kredit3.
BRI Prioritas tetap berfokus pada upaya
pengembangan produk dan privileges, bekerjasama
dengan pihak ketiga terkemuka, serta melaksanakan
berbagai program penjualan yang bersifat akuisisi,
retensi, dan loyalty. Selain itu, BRI akan menambah
outlet priority banking berupa Sentra Layanan BRI
Prioritas dan Priority Lounge di sejumlah kota besar
di Indonesia untuk memperkuat jaringan layanan.
Sedangkan untuk Kartu Kredit, BRI bertekad
mengembangkan potensi bisnisnya hingga menjadi
Top 7 (seven) peringkat penerbit Kartu Kredit di
Indonesia dan meningkatkan kontribusi imbal hasil/
fee-based income pada tahun-tahun mendatang.
BRI akan terus meningkatkan kegiatan pemasaran
serta kerjasama dengan merchant-merchant
sehingga semakin meningkatkan kemudahan
bagi pengguna Kartu Kredit BRI dalam melakukan
transaksi, dan meningkatkan awareness pengguna
Kartu Kredit terhadap keunggulan dan kemudahan
yang ditawarkan Kartu Kredit BRI.
Pengembangan 4. e-Channel
Untuk mengoptimalkan basis nasabah yang terbesar
di Indonesia, BRI akan mengembangkan e-channel
baik berupa ATM, EDC maupun CDM. Ada tiga hal
utama yang akan dicapai dalam pengembangan
e-channel, yakni meningkatkan akses layanan
nasabah, meningkatkan fee-based income, dan
meningkatkan efisiensi operasional.
172 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BISNIS BUMN DAN KORPORASI
Pengembangan kredit BUMN dan Korporasi 1.
difokuskan pada usaha yang memberikan
peluang cross-selling untuk pengembangan
sektor bisnis lainnya khususnya di segmen
MKM serta peningkatan fee based income.
Total 2. outstanding kredit BUMN mencapai
Rp49,8 triliun dengan NPL terjaga sebesar 0%,
sedangkan total outstanding kredit Korporasi
di tahun 2012 mencapai Rp38 triliun dengan
NPL terjaga sebesar 1%.
Segmen Bisnis BUMN dan Korporasi saat ini
berkembang menjadi segmen yang menunjang
ekspansi bisnis BRI yang mendukung program MP3EI
dan pengembangan agribisnisw. Dari segmen inilah
BRI menargetkan terjadinya cross-selling kepada
segmen bisnis lainnya melalui pengembangan ragam
jenis layanan jasa perbankan yang disesuaikan
dengan kebutuhan segmen Mikro, Kecil dan
Menengah (MKM). Dengan demikian, segmen BUMN
dan korporasi mampu menyediakan trickle down
business kepada segmen MKM serta peningkatan
fee based income.
Untuk mengoptimalkan potensi di segmen ini, BRI
senantiasa memperbaiki dan mengembangkan
layanan jasa perbankan, kualitas layanan, fitur
produk maupun kompetensi SDM. Adapun fasilitas
layanan perbankan untuk segmen korporasi dan
BUMN ini mencakup: pemberian fasilitas pinjaman,
cash management, pemberian fasilitas kredit kepada
vendor, sub-kontraktor, supplier, distributor, mitra
binaan, serta kredit konsumer kepada karyawan
yang bekerja di perusahaan BUMN tersebut. Selain
itu, BRI juga mengembangkan layanan perbankan
lainnya, seperti: Host-to-Host, One Gate Payment,
Rekening Imprest, Rekening Master, Pembayaran
Tagihan dan Briva (BRI Virtual Account).
Bisnis BUMNPenyaluran kredit BUMN di tahun 2012 tercatat
mencapai Rp49,8 triliun dengan komposisi terbesar
berasal dari sektor infrastruktur.
Strategi BRI terkait ekspansi kredit BUMN,
diantaranya:
1. Maintenance, yaitu: mempertahankan nasabah-
nasabah BUMN yang sudah ada (existing
customers).
2. Winback, upaya untuk menarik kembali BUMN
yang pernah menjadi nasabah tetapi saat ini
menjadi nasabah bank lain.
3. Acquisition, merupakan upaya BRI untuk
memberikan layanan kepada BUMN yang belum
menjadi nasabah BRI.
Bisnis KorporasiKredit Korporasi BRI disalurkan berdasarkan sektor
bisnis dan potensi trickle down business, yang terbagi
ke dalam dua sektor utama yaitu Kredit Agribisnis dan
Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis).
Kredit Agribisnis
Kredit Agribisnis merupakan fasilitas kredit yang
diberikan kepada individu atau perusahaan yang
bergerak di bidang pertanian untuk mendukung
pembiayaan di sektor pertanian yang bersifat on-
farm maupun off-farm dari hulu sampai hilir. Sektor
pembiayaan on-farm tersebut meliputi usaha atau
kegiatan budidaya pertanian termasuk perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan. Sektor
pembiayaan off-farm meliputi usaha atau industri
pengolahan hasil pertanian, sarana produksi pertanian
seperti kegiatan pembibitan, agrokimia, pestisida, alat
mesin pertanian dan pakan ternak.
Sasaran utama pengembangan kredit agribisnis
adalah pembiayaan komoditas ekspor yang memiliki
competitive advantage dan agribisnis yang memiliki
multiplier effect kepada MKM melalui penciptaan one
stop services, closed system financing, risk adjusting
mechanism.
Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis)
Kredit Bisnis Umum merupakan fasilitas kredit yang
ditujukan untuk pengembangan usaha segmen
korporasi diluar sektor agribisnis dan BUMN.
Pengembangan bisnis dilakukan secara prudent
dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang
173PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
tersebar di seluruh Indonesia dan optimalisasi produk-
produk treasury maupun produk bisnis internasional
BRI yang lengkap, sehingga dapat mengoptimalkan
pendapatan bunga dan fee based income BRI.
Pengelolaan Dana KorporasiPengembangan bisnis korporasi BRI tidak hanya dilihat
dari sisi peningkatan jumlah aset, melainkan juga berupa
penempatan dana nasabah maupun pengembangan
layanan perbankan yang bisa dilakukan BRI untuk
meningkatkan fee based income.
Untuk memanfaatkan potensi dari nasabah korporasinya
BRI mengembangkan hubungan kelembagaan
guna memberikan pelayanan yang spesifik dan
berkesinambungan kepada nasabah nonperorangan
yang terdiri dari institusi Pemerintah maupun swasta
yang memerlukan layanan perbankan berskala nasional.
BRI merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan,
memonitor dan mengevaluasi mobilisasi dana yang
berasal dari APBN maupun APBD yang disalurkan melalui
Kementerian Negara, Pemerintah Propinsi/Kabupaten,
Lembaga Pendidikan (Universitas), Dana Pensiun dan
perusahaan swasta dalam rangka terus meningkatkan
funding base BRI sesuai dengan target yang ditetapkan.
Mempertimbangkan pesatnya perkembangan bisnis
pengelolaan dana korporasi dan besarnya peluang
yang dapat diraih, BRI telah melakukan pengembangan
organisasi Divisi Hubungan Lembaga. Selanjutnya guna
mengikuti pesatnya perkembangan dunia bisnis yang
menuntut produk dan jasa perbankan yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi nasabah, BRI
terus mengembangkan ragam produk dan jasa yang
disediakan, antara lain sebagai berikut:
Cash Management
BRI menyediakan Cash Management Service (CMS)
bagi nasabah perusahaan yang membutuhkan
layanan transaksi perbankan yang cepat dan akurat.
CMS merupakan solusi layanan perbankan yang
memungkinkan nasabah perusahaan melakukan
monitoring informasi rekening, melakukan transaksi
keuangan dan melaksanakan manajemen likuiditas
melalui fasilitas yang terintegrasi online setiap saat
dengan Bank.
Di tahun 2012, BRI telah mengembangkan CMS melalui
pengembangan sistem, meliputi:
Instalasi, peremajaan dan 1. upgrade server
Peningkatan 2. bandwidth
Pengembangan/pengkayaan fitur-fitur 3.
interface 4. aplikasi CMS yang lebih user friendly.
Treasury Single Account (TSA)
Dalam rangka mengelola keuangan Negara secara
profesional, terbuka dan bertanggung jawab, Pemerintah
telah menerapkan Treasury Single Account (TSA) pada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan
melibatkan Peserta Sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Peserta Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Sebagai salah satu bank
pengelola TSA, BRI berupaya untuk terus menangkap
potensi penghimpunan dana yang terkait dengan TSA.
Modul Penerimaan Negara (MPN)
Aplikasi MPN Single Entry adalah aplikasi terpadu yang
ditujukan untuk melakukan transaksi penerimaan
setoran penerimaan negara dari wajib setor kepada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui BRI.
Transaksi MPN Single Entry meliputi hampir seluruh
pembayaran terkait perpajakan kepada negara.
Modul Kerjasama dengan Kementerian.
BRI menjalin kerjasama dengan beberapa Kementerian
untuk mendukung program-program yang dilakukan
pemerintah. Dalam kerjasama tersebut, BRI
memperoleh beberapa manfaat meliputi: pembukaan
rekening dari penerima program, dana yang
mengendap dan jasa administrasi. Beberapa modul
kerjasama yang dikembangkan meliputi:
Bekerja sama dengan Kementerian Perumahan 1.
Rakyat untuk Penyaluran Dana Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS).
Bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan 2.
Kebudayaan dalam penyaluran tunjangan profesi
dan dana Block Grant.
Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam 3.
penyaluran dana berbagai program kesehatan.
Kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk 4.
memajukan industri pertanian berbasis sumberdaya
lokal berupa dukungan penyaluran dana berbagai
program Departemen Pertanian seperti bantuan
modal kerja pasca panen, modal usaha holtikultura
dan sebagainya.
174 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Layanan Pembayaran Melalui SSB
BRI ditunjuk sebagai Bank yang melaksanakan
pengelolaan pembayaran Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang bekerja sama dengan Polri dimana
pembayaran dapat dilakukan melalui ATM, Electronic
Data Capture (EDC), dan unit kerja BRI.
Jenis-jenis PNBP Polri (Penerimaan Negara Bukan Pajak
Polri) tersebut mencakup: SIM (Surat Izin Mengemudi),
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BPKB (Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor), TNKB (Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor), STCK (Surat Tanda Coba
Kendaraan), Klipeng (Klinik Pengemudi) dan Senpi
(Senjata Api).
Visa on Arrival (VoA)
VoA adalah visa yang diberikan di tempat pemeriksaan
imigrasi kepada warganegara asing yang bermaksud
mengadakan kunjungan ke Indonesia. BRI menyediakan
counter pelayanan pembayaran VoA dan mengelola
pemasukan dana dari VoA untuk manfaat kantor
imigrasi Republik Indonesia.
Payment Point PDAM
BRI melaksanakan kerjasama dalam bentuk pengelolaan
keuangan PDAM dan penerimaan pembayaran tagihan
pelanggan PDAM untuk mendukung usaha Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia air bersih
kepada masyarakat umum.
Pencapaian Bisnis BUMN dan Korporasi1. Outstanding Pinjaman
Total outstanding pinjaman segmen bisnis korporasi
meningkat menjadi Rp87,8 triliun, berkat naiknya
pinjaman BUMN sebesar Rp17,86 triliun dan
pinjaman Non-BUMN sebesar Rp13,72 triliun.
2. Penjagaan kualitas kredit
Penerapan asas kehati-hatian dalam proses
pemberian kredit dan relatif kondusifnya
perekonomian domestik membuat kualitas kredit
segmen BUMN terjaga pada 0% dan segmen bisnis
Korporasi berada pada 1,00%.
3. Kerjasama dengan BUMN dan Instansi.
BRI berhasil menjalin kerjasama dengan 108
BUMN di tahun 2012, selain membukukan
Perjanjian Kerjasama dengan 149 Instansi, baik dari
pemerintahan, kementerian, pendidikan, lembaga
keuangan dan swasta nasional.
4. Cash Management
Mengembangkan dan menyempurnakan fitur-
fitur meningkatkan jumlah client pengguna CMS
BRI dengan jumlah rekening nasabah bertambah
sejumlah sekitar 6 ribu rekening, menjadi 24 ribu
rekening.
5. Fee Based Income
Peningkatan aktifitas melalui hubungan
kelembagaan dan pengelolaan dana Korporasi
membuat total pendapatan fee based segmen
korporasi juga naik sebesar 62% mencapai angka
sebesar Rp109,78 miliar.
6. Penghimpunan dana Korporasi mencapai Rp82,52
triliun. Dana tersebut menjadi salah satu sumber
dana untuk ekspansi bisnis Korporasi.
7. Bisnis Korporasi mampu memberikan pendapatan
bunga bersih dan pendapatan operasi lainnya
sebesar Rp3,57 triliun serta memberikan kontribusi
bagi net profit BRI sebesar 1,34 triliun.
2012
Kredit Bisnis Korporasi (dalam Rp triliun)
BUMN Korporasi
2011201020092008
56,23
45,09
38,30
30,80
87,74
175PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
kerjasama dengan lembaga pemerintah baik
dalam penyaluran dana APBN maupun penerimaan
setoran kewajiban pajak dan non pajak lembaga,
BUMN maupun perorangan.
BISNIS INTERNASIONAL
Bisnis Internasional BRI didukung oleh 3 kantor 1.
luar negeri dan 1.178 bank koresponden di
seluruh dunia.
Trade finance 2. dan international banking services
berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir. Di
tahun 2012 fee based income yang dihasilkan
mencapai Rp361,88 miliar, meningkat 3,6 kali
dari tahun 2008.
Untuk mendukung pencapaian BRI menjadi bank
komersial terkemuka di Indonesia, maka BRI terus
mengembangkan pelayanan bisnis yang terkait
dengan perdagangan internasional. Pengembangan
ini dilakukan dengan cara memperbaharui kebijakan
yang terkait bisnis internasional, membina hubungan
dengan bank koresponden baik dalam dan luar negeri,
melakukan pembinaan kepada unit kerja seluruh
Indonesia, melakukan pengembangan dan pemasaran
bisnis intemasional guna memberikan kontribusi dalam
bentuk fee based income kepada BRI. Selain itu, transaksi
trade finance dan international banking services juga
memiliki kontribusi terhadap performance BRI dalam
hal penyediaan sumber dana jangka pendek untuk
mendukung ekspansi pinjaman. Sebagai bentuk
sarana untuk meningkatkan end-to-end service
bagi nasabah BRI, maka saat ini BRI menyediakan
layanan melalui trade finance, remittance, dan
bank notes services.
Trade finance dan international banking services
(remittance, banknotes, etc) menyumbang fee based
income yang sangat signifikan bagi BRI dengan
perkembangan yang sangat pesat dalam 5 tahun
terakhir. Tahun 2008 fee based income yang berasal
dari trade finance dan international banking services
adalah sebesar Rp99,48 miliar meningkat menjadi
Rp133,90 miliar pada tahun 2009, pada tahun 2010
Rencana Pengembangan Bisnis BUMN dan Korporasi Tahun 2013
BUMN1.
BRI akan melanjutkan strategi yang telah diterapkan
selama ini dengan menggarap bisnis korporasi
terutama dari segmen BUMN di Indonesia. BRI akan
terus memperkuat strategi penetrasinya yaitu
menjadi entry gate bagi bisnis BRI lainnya
sehingga BRI dapat menggarap bisnis BUMN
hingga ke segmen mikro. Dengan sinergi
dan koordinasi yang lebih baik, diharapkan
seluruh bisnis BUMN dapat tergarap dari
tingkat nasabah korporasi, komersial hingga
ke nasabah individu.
Agribisnis dan Bisnis Umum2.
Dalam pengembangan bisnis agribisnis dan
bisnis umum, BRI akan terus mengupayakan
pengembangan bisnis melalui berbagai
langkah sebagai berikut:
Optimasi produktivitas a. delivery channel
yang luas (melalui Kantor Pusat, Kantor Wilayah,
dan Kantor Cabang) untuk pengembangan
bisnis serta monitoring potensi bisnis di seluruh
wilayah Indonesia.
Pemilihan sektor usaha yang prospektif dan b.
belum jenuh.
Memfokuskan pengembangan bisnis pada c.
perusahaan yang mempunyai potensi trickle
down effect pada bisnis menengah dan ritel.
Selain itu BRI akan mengembangkan produk baru
yang sesuai dengan kebutuhan sektor agribisnis,
disertai kegiatan marketing yang terarah,
melakukan cross selling serta mempercepat
proses analisis dan evaluasi calon debitur. BRI
juga bertekad meningkatkan kompetensi Account
Officer, sehingga mampu bertindak sebagai
financial advisor bagi debitur di sektor ini.
Hubungan Kelembagaan3.
BRI akan terus meningkatkan optimalisasi
kerjasama dengan nasabah institusi yang ada,
optimalisasi jaringan kerja dan electronic channel
BRI yang sudah ada, meningkatkan kualitas,
fungsi dan peran executive relationship officer
serta pengembangan ke bisnis di sektor swasta
nasional dan perusahaan multinasional. Selain itu
BRI akan terus berupaya meningkatkan intensitas
176 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
meningkat menjadi Rp168,51 miliar, kemudian
Rp228,96 miliar pada tahun 2011 dan posisi tahun
2012 bisnis dan layanan ini menghasilkan fee based
income sebesar Rp361,88 miliar.
Pencapaian Bisnis InternasionalTrade Finance
Pertumbuhan fee based income dari trade finance rata-
rata dalam 5 tahun terakhir adalah sebesar 33,58%, dan
menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan
fee based income bagi BRI. Adapun pada tahun 2012
fee based income yang dihasilkan dari transaksi trade
finance adalah sebesar Rp305,41 miliar dengan total
volume transaksi sebesar USD 15,32 miliar yang terdiri
dari volume transaksi ekspor sebesar USD 6,03 miliar dan
impor sebesar USD 9,29 miliar.
Untuk mendukung kegiatan perdagangan internasional
khususnya transaksi ekspor dan sesuai dengan kebijakan
Bank Indonesia (BI) sebagai regulator yang mewajibkan
semua eksportir untuk melaporkan Devisa Hasil Ekspor
(DHE) ke Bank Devisa dalam negeri, maka saat ini BRI
telah menciptakan suatu sistem berbasis web yang
memudahkan para eksportir untuk melaporkan DHE-
nya yang disebut BROS (BRI RTE Online System). Melalui
BROS, BRI merupakan salah satu pionir dalam proses
otomasi pelaporan DHE bagi para eksportir.
Remittance
Saat ini BRI telah mengembangkan layanan remittance
kerjasama dengan lembaga keuangan baik bank maupun
non bank di seluruh dunia dengan nama produk BRIfast
Remittance. Pada tahun 2012, transaksi remittance BRI
telah meningkat sebesar 119,69% dari total transaksi
sebesar 840 ribu transaksi di tahun 2011 menjadi lebih dari
1,86 juta transaksi di tahun 2012. Pencapaian tersebut
didukung oleh pengembangan berkelanjutan dari sistem
aplikasi BRIfast Remittance dalam rangka memenuhi
kebutuhan nasabah dan counterpart kerjasama.
BRIfast Remittance mengakomodasi layanan pengiriman
uang Credit to Account (kiriman masuk rekening) dan
Cash Pick Up (kiriman diambil secara tunai). Dengan
jaringan counterpart kerjasama BRI di seluruh dunia
serta dukungan lebih dari 9.000 unit kerja BRI yang
real-time online tersebar di seluruh Indonesia, BRI dapat
memberikan kemudahan, keamanan, serta kecepatan
pengiriman uang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan nasabah. Saat ini BRI telah menjalin kerjasama
dengan 37 counterpart di 13 negara.
Untuk memperkuat bisnis remittance, BRI telah
menempatkan beberapa staf sebagai Remittance
Representative di luar negeri yaitu Malaysia, Uni Emirat
Arab, dan Saudi Arabia.
38.28
Transaksi Remittance(dalam ribuan)
16
33
22
34
IncomingOutgoing
2008 20102009 2011 2012
1.820,3
812
177267
520
177PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Nilai Transaksi Remittance (dalam Rp triliun)
IncomingOutgoing
20122008 20102009 2011
101,77 97,72
136,63
200,1179,74
173,67
40,29
97,2384,47
109,64
Money Changer
Saat ini BRI telah memiliki bisnis money changer yang
dapat melayani 13 (tiga belas) currency yaitu USD, SGD,
AUD, CAD, EUR, GBP, CHF, SAR, CNY, JPY, THB, HKD
dan MYR yang dapat dilayani secara real-time online
di seluruh Kantor Cabang BRI. Layanan money changer
BRI menawarkan nilai tukar yang kompetitif dan selalu
mengikuti perkembangan global exchange rate.
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kas valas
(bank notes) serta inventory management terkait
keperluan BRI maupun pihak ketiga, BRI juga aktif
melakukan kegiatan ekspor dan impor bank notes
yang bekerja sama dengan Bank Koresponden BRI di
beberapa negara.
Unit Kerja Luar Negeri (UKLN)
Dalam upaya mengembangkan pelayanan trade
finance BRI, saat ini BRI telah didukung oleh Unit Kerja
Luar Negeri yaitu BRI New York Agency (BRINYA), BRI
Cayman Island Branch (BRICIB) dan BRI Hongkong
Representative Office (BRI HKRO). Dukungan tersebut
dalam bentuk pemberian trade loan, fund raising,
commercial loan, risk participation, remittance, USD
settlement dan melaksanakan fungsi kepanjangan
tangan BRI di luar negeri.
Perkembangan kinerja dari BRI New York Agency,
menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan.
Aset BRI New York Agency pada tahun 2012 telah
meningkat sebesar 122,26% dalam jangka waktu 3
tahun terakhir. Pendapatan yang dihasilkan pada
tahun 2012 juga meningkat sebesar 22,02% dari posisi
tahun sebelumnya. Pendapatan tersebut menghasilkan
laba bersih sebesar USD 10,01 juta di tahun 2012. Total
pinjaman BRI New York Agency sebesar USD 56,25 juta
dan jumlah short term liabilities sebesar USD 1,09 juta.
Pada tahun 2012, BRI Cayman Island Branch memiliki asset
sebesar USD 199,92 juta, dengan total pinjaman sebesar
USD 120,85 juta dan short term liabilities sebesar USD
197,20 juta. Laba bersih yang dihasilkan selama tahun
2012 mencapai USD 1,16 juta.
Unit kerja luar negeri lainnya, BRI Hong Kong
Representative Office merupakan kepanjangan tangan
kantor pusat BRI yang berada di pusat keuangan di
Asia. BRI Hong Kong Representative Office bertugas
mengumpulkan informasi menyangkut investasi dan
opportunity bisnis untuk mengembangkan bilateral
trade relations dan mempromosikan ekspor impor
Indonesia. BRI Hong Kong Representative Office juga
bertugas untuk membangun customer based pada bisnis
remittance sekaligus melakukan supervisi kegiatan bisnis
Anak Perusahaan BRI di Hong Kong yaitu BRI Remittance
Company (BRC).
Produk dan Layanan Bisnis Internsional
Produk-produk trade finance dan international
banking services lainnya yang dimiliki BRI adalah
sebagai berikut:
1. Opening Letter of Credit (LC) maupun SKBDN
termasuk amandment kedua produk tersebut
2. Advising LC maupun SKBDN
3. Post-shipment Financing (Negosiasi dan Diskonto
Export Bill) LC maupun SKBDN
4. Bill Purchase Financing
5. Standby LC, Guarantee, dan Counter Guarantee
6. Trust Receipt (TR)
7. Refinancing LC (Sight/ Usance/ UPAS/ Usance Payable
at Usance) dan Non-LC
8. Money Changer
9. Interbank Banknotes Transaction
10. Inward/Outward Remittance
178 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
11. Inward/Outward Documentary Collection
(Document Against Payment dan Document Agains
Acceptance)
12. Inward/Outward Clean Collection
Untuk mendukung layanan produk-produk tersebut,
saat ini BRI memiliki 1.178 Bank Koresponden serta
didukung 30 nostro dalam 13 currency. BRI juga
melakukan kegiatan pemasaran secara langsung untuk
produk-produk Trade Refinancing LC dan Non LC,
Risk Participation, dan penerbitan Guarantee dengan
jaminan Counter Guarantee dari Bank Koresponden.
Selain pemasaran produk-produk trade finance dan
international banking services, BRI juga melakukan
pencarian sumber pendanaan valas luar negeri (offshore
funding) melalui penerbitan Bankers Acceptance (BA),
Bilateral Loan dan penggalangan deposit valas dari
nasabah ritel dan korporasi.
Rencana Pengembangan Bisnis Internasional Tahun 2013 Di tahun 2013 adalah agar lebih kompetitif dalam
persaingan di pasar, BRI mengembangkan sistem
layanan trade finance terpadu melalui sentralisasi
layanan trade finance dengan dibentuknya Trade
Processing Center (TPC). Selain itu, BRI juga akan
mengembangkan produk/layanan structured services
diantaranya forfaiting dan L/C confirmation.
Sebagai pendatang baru dalam bisnis banknotes/money
changer, BRI fokus pada pengembangan jaringan
pemasaran kepada Bank Koresponden baik domestik
maupun internasional, kelembagaan, serta jaringan
bisnis lainnya.
Saat ini BRI juga sedang dalam proses untuk membuka
unit kerja luar negeri di kawasan Asia yang diharapkan
dapat mendukung pemasaran transaksi forfating,
discounting LC maupun transaksi bisnis lainnya. BRI
Remittance Company (BRC) yang merupakan Anak
Perusahaan BRI di Hongkong juga akan dikembangkan
sebagai unit kerja pengelola banknotes.
BISNIS TREASURY DAN JASA PENUNJANG PASAR MODAL
Pengelolaan likuiditas, risiko pasar dan 1.
optimalisasi yield merupakan tugas utama
Treasury
Untuk memenuhi kebutuhan nasabah di 2.
bidang pasar modal BRI memiliki bisnis jasa
penunjang pasar modal yakni wali amanat,
selling agent, kustodian dan DPLK
TreasuryUntuk memberikan layanan Treasury dan Jasa
Penunjang Pasar Modal yang optimal, BRI menerapkan
strategi umum sebagai berikut:
Mengelola likuiditas, sumber dan penggunaan 1.
dana bank serta pengelolaan risiko pasar secara
profesional dan terarah.
Melakukan 2. trading baik dalam rangka arbitrage,
market making maupun proprietary dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian serta trading
limit secara disiplin.
Melakukan 3. credit assesment untuk mencari peluang
investasi pada instrumen keuangan maupun penyertaan.
Menyediakan layanan produk dan jasa pasar keuangan 4.
baik kepada unit kerja internal BRI maupun nasabah
dengan memberikan harga yang kompetitif.
Mengembangkan produk dan jasa keuangan 5.
baik di pasar uang maupun pasar modal untuk
menghimpun fee based income.
Kondisi perekonomian global yang masih belum
menunjukkan titik terang hingga akhir tahun 2012
membuat kehandalan Treasury BRI betul-betul diuji
dalam mengelola struktur aset dan kewajiban bank agar
memberi andil nyata dalam mendukung kesinambungan
dan kinerja bank. Tren pelemahan Rupiah sepanjang Tahun
2012 menjadi tantangan bagi Treasury untuk mengambil
posisi yang tepat dalam melindungi struktur Neraca BRI.
Fungsi Treasury dalam meminimalisasi risiko nilai tukar
terlihat dari posisi devisa neto yang tidak pernah melebihi
ketentuan Bank Indonesia dan Treasury Policy BRI.
179PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Kembali disandangnya predikat investment grade oleh
Indonesia di akhir Tahun 2011 dan perubahan kebijakan
moneter di Indonesia selama 2012, membuat expected
yield investor terhadap instrument keuangan yang ada
di Indonesia mengalami penyesuaian. Menghadapi
kondisi tersebut, secara aktif Treasury BRI melakukan
optimalisasi penempatan kelebihan likuiditas. Strategi
dalam pengelolaan kelebihan likuiditas diantaranya
melakukan investasi pada pinjaman jangka pendek
kepada BUMN, Surat Berharga Negara, surat
berharga korporasi dan, penempatan antar bank.
Upaya optimalisasi kelebihan likuiditas tersebut tetap
mengutamakan aspek kehati-hatian dan terpenuhinya
kebutuhan likuiditas internal BRI.
Menghadapi persaingan suku bunga pinjaman yang
semakin ketat khususnya di segmen pinjaman korporasi,
penurunan suku bunga penempatan Bank Indonesia
dan yield government Bond mendorong Treasury BRI
melakukan upaya-upaya untuk menjaga cost of fund
BRI. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara
mereduksi biaya dana simpanan yang tidak sensitif
terhadap perubahan suku bunga seperti giro dan
tabungan dan secara periodik memantau komposisi
dana murah dan dana mahal sesuai target perusahaan.
Melalui strategi tersebut maka diharapkan pencapaian
Net Interest Margin (NIM) dan target-target kinerja BRI
lainnya dapat tumbuh secara berkelajutan.
Untuk melayani kebutuhan transaksi valuta asing
(valas) nasabah, Treasury BRI melayani transaksi jual-
beli valas dan transaksi lindung nilai melalui forward
dan swap. Sebagai pelengkap dari pelayanan transaksi
valas, secara reguler Treasury BRI juga memberikan
layanan market update melalui e-mail dan informasi
kurs melalui SMS Blast kepada nasabah.
Jasa Penunjang Pasar ModalSemakin beragamnya alternatif investasi di Indonesia
membuat nasabah memiliki pilihan untuk tidak hanya
berinvestasi pada pasar uang dan mulai berinvestasi ke
pasar modal. Jasa Penunjang Pasar Modal BRI berperan
menjembatani kebutuhan nasabah untuk berinvestasi
di pasar modal. Tidak hanya dari segi investasi, Jasa
Penunjang Pasar Modal juga dapat melayani kebutuhan
nasabah khususnya korporasi yang berencana untuk
melakukan kegiatan financing melalui penerbitan surat
berharga di pasar modal. Berikut merupakan penjelasan
dari fungsi di dalam Jasa Penunjang Pasar Modal BRI:
Wali Amanat dan Selling Agent
Jasa Penunjang Pasar Modal BRI memberikan jasa Wali
Amanat dan selling agent. Wali amanat adalah
pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat hutang baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Dimasa yang akan datang, BRI akan terus
bekerjasama dengan pihak-pihak di Pasar Modal untuk
mengembangkan jasa trust.
Dalam fungsinya sebagai selling agent, BRI memasarkan
produk investasi antara lain reksa dana, ORI, dan Sukuk
Ritel. Bekerjasama dengan delapan Manajer Investasi,
saat ini BRI memasarkan 16 produk Reksa Dana, dengan
fokus utama pemasaran ditujukan kepada nasabah
BRI Prioritas. Selain itu, selama tahun 2012 BRI telah
ditunjuk oleh Pemerintah sebagai Selling Agent ORI009
dan sebagai Selling Agent Sukuk Ritel Seri SR004.
Strategi pemasaran ORI dan Sukuk Ritel melalui seluruh
Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI
yang tersebar di Indonesia, BRI berupaya untuk selalu
memperoleh kepercayaan dari Pemerintah untuk dapat
bertindak sebagai selling agent/ sub-selling agent di setiap
penerbitan ORI dan Sukuk Ritel sekaligus mendapatkan
fee based income dari hasil penjualan tersebut.
Jasa Kustodian
BRI telah menjadi Bank Kustodian sejak tahun 1996
dengan berbagai jenis kelolaan aset, antara lain
instrumen pasar uang berupa deposito/ deposito on
call hingga Sertifikat Bank Indonesia, instrumen fixed
income berupa obligasi dan berbagai jenis surat utang
baik obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi,
serta instrumen ekuitas berupa saham. Jasa Kustodian
yang diberikan oleh BRI termasuk pengelolaan mutual
fund, meliputi berbagai jenis Reksa Dana dan Dana
Pensiun Lembaga keuangan.
180 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Selama tahun 2012, Kustodian BRI telah memberikan
berbagai layanan pada nasabah dan terus berkembang
untuk menjadi pilihan utama klien dalam penitipan
efek. Beberapa jasa kustodian yang dilakukan selama
tahun 2012 dibagi menjadi dua kegiatan yaitu core
services dan value added services.
Selama tahun 2012, Kustodian BRI telah melakukan
perbaikan terhadap operasional, layanan maupun
pemenuhan kebutuhan nasabah akan layanan jasa
kustodian. Beberapa pengembangan produk/layanan
yang telah dilakukan oleh Kustodian BRI sepanjang
tahun 2012 antara lain:
Penggunaan 1. Corporate Internet Banking yang
menggantikan cara manual dalam melakukan
overbooking maupun transaksi RTGS ataupun
Kliring sehingga lebih meningkatkan kecepatan,
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional
sehari-hari kustodian.
Pengembangan sistem 2. Client Information Module
Transactional untuk memberikan kemudahan pada
nasabah dalam bertransaksi efeknya.
Adanya layanan 3. Global Custody untuk memenuhi
kebutuhan nasabah yang ingin berinvestasi pada
efek global
Pengembangan sistem 4. Compliance Module
untuk mempermudah pengawasan kepatuhan
Manajer Investasi terhadap pengelolaan portofolio
reksadananya.
Pengembangan Sistem 5. Back Office C-Best
Connector ke CIPS untuk mengimplementasikan
sistem Straight Through Processing (STP) dalam
operasional Kustodian.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI merupakan
lembaga pengelola Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
yang didirikan oleh Bank BRI sejak tanggal 9 Januari
2006. Produk DPLK BRI dikenal dengan nama “Investasi
Rencana Pensiun BRI“ terbuka bagi masyarakat umum
baik peserta individu maupun kelompok dari pekerja
sektor formal maupun informal.
“Investasi Rencana Pensiun BRI” menawarkan 4 (empat)
pilihan investasi yaitu: Paket Investasi Pasar Uang, Paket
Investasi Pendapatan Tetap, Paket Investasi Saham dan
Paket Investasi Kombinasi. Keunggulan dari produk
“Investasi Rencana Pensiun BRI” adalah dikelola secara
modern dengan valuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB) secara
harian sebagaimana halnya pengelolaan Reksadana.
Beberapa keunggulan dari DPLK BRI diantaranya
hasil investasi yang transparan dan dapat dimonitor
oleh peserta melalui publikasi NAB secara harian di
koran, prosedur pendaftaran dan setoran iuran yang
mudah, jaringan layanan terluas melalui seluruh kantor
cabang dan kantor cabang pembantu BRI, aman serta
memberikan tingkat return yang sangat kompetitif.
Laporan Keuangan Tahunan DPLK BRI diaudit oleh
auditor independen dan dipublikasikan melalui surat
kabar nasional.
Sebagai pengelola Dana Pensiun, DPLK BRI memiliki
visi menjadi market leader dalam industri Dana
Pensiun yang mengutamakan pengelolaan long term
investment secara prudent namun tetap memberikan
return yang optimal, dikelola secara profesional dan
transparan guna menata masa depan peserta DPLK BRI
menjadi lebih baik.
201220102009 2011
Aset Kelolaan Wali Amanat BRI(dalam Rp triliun)
27.2924.98
27.26
42.65
181PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pencapaian Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal
Secara umum BRI mampu menjaga rasio-rasio 1.
likuiditas seperti GWM, Posisi Devisa Neto, Loan to
Deposit Ratio, Cash Ratio sesuai aturan BI maupun
Treasury kebijakan internal perusahaan.
Total penerbitan surat berharga yang dikelola 2.
oleh BRI selaku wali amanat sampai dengan
Desember 2012 adalah sebesar Rp42,66 triliun
meningkat 56.46% dibanding periode yang
sama tahun 2011.
Di tahun 2012, asset kelolaan Kustoldian BRI telah 3.
meningkat 37,81% dari tahun sebelumnya menjadi
Rp55,84 triliun.
Aset kelolaan DPLK BRI 4. ditahun 2012 mencapai
2,59 triliun, naik sebesar 24,24% dari tahun 2011.
Fee Based Income yang dihasilkan dari jasa 5.
penunjang pasar modal sepanjang tahun 2012
mencapai Rp42,4 miliar meningkat 11,59% dari
tahun 2011.
201220102009 2011
Aset Kelolaan Kustodian BRI(dalam Rp triliun)
28.8
31.94
39.98
55.84
201220102009 2011
Aset Kelolaan DPLK BRI(dalam Rp triliun)
1.18
1.4
2.09
2.59
Rencana Pengembangan Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal Tahun 2013
BRI akan melakukan Pembukaan Jasa 1. Trustee,
menjadi direct member dari Euroclear untuk menjadi
kustodian global, perbaikan dan penyempurnaan
sistem back office untuk menunjang layanan dan
reorganisasi agar lebih sesuai untuk menunjang
kegiatan bisnis dan operasional.
Penambahan fitur Investasi Rencana Pensiun 2.
BRI berupa paket investasi Syariah dan
perlindungan asuransi, serta perluasan jaringan
penjualan Investasi Rencana Pensiun BRI melalui
outlet BRI unit.
182 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tinjauan Keuangan
16,95%*
CAR menguat
5,15%*
ROA meningkat
79,85%*
LDR terjaga pada
1,83%
NP L (gr oss) membaik
*data bank saja *data bank saja
*data bank saja
Strategi pertumbuhan yang berkualitas selain mampu memberikan peningkatan laba yang substansial, juga memperbaiki indikator keuangan penting BRI seperti LDR, NPL (gross), CAR maupun ROA
183PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Bank BRI menyajikan uraian analisis dan pembahasan mengenai kinerja keuangan sesuai dengan kaidah yang
tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Indonesia dan Pedoman Akuntansi dan Pelaporan
untuk Industri Perbankan di Indonesia. Pada bagian akhir uraian ini, BRI juga menyajikan ringkasan kinerja anak
usaha, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kinerja keuangan Perseroan.
Seluruh materi uraian ini berdasarkan pada Laporan Keuangan Audit Konsolidasian BRI yang telah dilampirkan
dalam Laporan Tahunan ini, yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja yang
merupakan afiliasi dari Big 4 accounting firm di dunia, Ernst and Young. Sehingga analisa kinerja keuangan Bank
BRI yang lebih mendetail, harus merujuk pada laporan keuangan dimaksud.
Laporan Laba-Rugi
(dalam Rp juta)
2010 2011 2012% Perubahan
2010-2011 2011-2012
Pendapatan Bunga 43.971.493 47.296.178 48.272.021 7,56% 2,06%
Pendapatan Bagi Hasil - Syariah 643.669 868.170 1.338.400 34,88% 54,16%
Beban Bunga dan Bonus (11.726.559) (13.737.272) (13.126.655) 17,15% -4,44%
Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil - Bersih 32.888.603 34.427.076 36.483.766 4,68% 5,97%
Pendapatan Operasional Lainnya 5.544.533 5.775.975 8.389.732 4,17% 45,25%
Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan - neto
(7.880.536) (5.791.658) (2.668.177) -26,51% -53,93%
(Beban) Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - neto
8.315 93.623 (262) 1025,95% -100,28%
Pembalikan cadangan (beban penyisihan) kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan - neto
(45.222) 164.841 (31.489) -464,52% -119,10%
Beban Operasional (16.113.692) (17.085.627) (19.491.032) 6,03% 14,08%
Laba Operasional 14.402.001 17.584.230 22.682.538 22,10% 28,99%
Pendapatan/(Beban) non Operasional - Bersih 506.229 1.171.650 1.177.034 131,45% 0,46%
Laba sebelum Pajak 14.908.230 18.755.880 23.859.572 25,81% 27,21%
Beban Pajak (3.435.845) (3.667.884) (5.172.192) 6,75% 41,01%
Laba bersih sebelum pos luar biasa 11.472.385 15.087.996 18.687.380 31,52% 23,86%
Pos Luar biasa - bersih - - - 0,00% 0,00%
Laba bersih 11.472.385 15.087.996 18.687.380 31,52% 23,86%
Laporan Laba-Rugi Komprehensif(dalam Rp juta)
2010 2011 2012Growth
2010-2011 2011-2012
Laba Bersih 11.472.385 15.087.996 18.687.380 31,52% 23,86%
Pendapatan Komprehensif Lainnya - bersih setelah pajak 86.366 208.505 (6.030) 141,42% -112,65%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan 11.558.751 15.296.501 18.681.350 32,34% 22,00%
Laporan Laba Rugi Di tahun 2012, BRI berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang memuaskan. Membaiknya kualitas kredit,
meningkatnya outstanding kredit, meningkatnya efisiensi operasional, komposisi kredit yang cukup ideal dan
relatif kondusifnya perekonomian domestik di tengah krisis perekonomian dunia merupakan beberapa hal yang
mendukung pencapaian kinerja BRI.
BRI berhasil membukukan kenaikan laba 23,86% dibandingkan tahun 2011 yakni dari Rp15,09 triliun menjadi Rp18,69
triliun, memantapkan posisi sebagai Bank dengan perolehan laba terbesar sejak tahun 2005.
184 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pendapatan Bunga
Penyaluran Kredit dengan menerapkan prinsip kehati-
hatian merupakan langkah awal dalam menciptakan
pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan
di masa yang akan datang. Dalam mencapai hal
tersebut maka pada tahun 2012 BRI menerapkan
strategi bisnis yang fokus pada peningkatan kualitas
kredit dan selektif dalam penyaluran kredit. Dengan
penerapan strategi tersebut, pertumbuhan kredit
BRI di tahun 2012 dapat tumbuh sama dengan
pertumbuhan kredit industri perbankan namun
dengan kualitas kredit yang lebih baik. Selama tahun
2012, total kredit BRI tumbuh 22,92%, naik sebesar
Rp67,49 triliun, dari Rp294,52 triliun di tahun 2011
menjadi Rp362,01 triliun di tahun 2012, dengan NPL
yang terus membaik menjadi1,83% per Desember
2012. Terjaganya kualitas kredit disertai dengan
komposisi portofolio kredit yang tetap didominasi
oleh Kredit Mikro, menyebabkan pendapatan
bunga selama tahun 2012 tumbuh sebesar 3,00%
dari Rp48,16 triliun di tahun 2011 menjadi Rp49,61
triliun di tahun 2012. Dari total pendapatan bunga
tersebut, sebesar Rp42,67 triliun, 86,02% merupakan
kontribusi dari pendapatan bunga pinjaman.
Peningkatan pendapatan bunga di tahun 2012 tidak
optimal karena dampak penerapan PSAK 50&55 di
tahun 2010 yang menjadi salah satu penyumbang
pendapatan bunga ditahun tersebut mulai
teramortisasi ditahun-tahun selanjutnya. Kontribusi
penambahan pendapatan bunga karena dampak dari
penerapan PSAK 50&55 di tahun 2012 tidak sebesar
tahun 2010 dan 2011.
Disamping itu, pada tahun 2011 dan awal 2012 BRI
menurunkan base lending rate untuk pinjaman BRI,
hal ini berdampak pada perolehan pendapatan
bunga di tahun 2012. Penurunan base lending rate
ini merupakan salah satu strategi untuk semakin
meningkatkan customer base BRI di segmen UMKM
serta merupakan dampak wajar dari kondisi
perekonomian yang membaik, adanya tendensi dari
kebijakan BI untuk menurunkan BI rate dan adanya
kondisi persaingan yang semakin ketat. Dalam jangka
panjang, penurunan lending rate ini akan berdampak
positif terhadap pertumbuhan bisnis BRI, karena
dapat semakin meningkatkan volume bisnis BRI,
menciptakan barrier of entry bagi kompetitor serta
meningkatkan kehadiran BRI di market.
Suku Bunga Dasar Kredit (%)
Korporasi Ritel KomersialKPR Non KPR
Maret 11 Juni 11 September 11 Desember 11 Maret 12 Juni 12 September 12
10,6811,10
10,2210,01
9,75 9,75 9,75
10,00
12,00
11,50
10,00
12,00
11,50
10,00
12,00
11,5010,84
12,29
12,64
11,07
12,55
12,92
11,91
13,32
13,59
11,49
12,86
13,00
Pada tahun 2012, obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
jatuh tempo sebesar Rp4,68 triliun. Sebagai
konsekuensinya, pendapatan bunga dari obligasi
Pemerintah mengalami penurunan, dari Rp1,11
triliun di tahun 2011 menjadi Rp606 miliar di tahun
2012. Hasil dari Obligasi Pemerintah yang jatuh
tempo tersebut sebagian besar diganti dengan
pembelian Obligasi namun dengan imbal hasil
yang lebih rendah sesuai dengan kondisi market.
Penurunan tersebut menyebabkan turunnya porsi
pendapatan bunga dari obligasi pemerintah, dimana
porsi pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
tahun 2011 sebesar 2,31% dari pendapatan bunga,
menjadi 1,22% dari total pendapatan bunga pada
tahun 2012.
185PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rincian Pendapatan Bunga
Jenis Pendapatan Bunga 2010 2011 2012
Rp miliar Komposisi Rp miliar Komposisi Rp miliar Komposisi
Kredit 39.587 90,0% 41.836 88,5% 42.674 88,4%
Obligasi Pemerintah (Obligasi Rekapitalisasi) 1.506 3,4% 1.111 2,4% 606 1,3%
Efek-efek 1.573 3,6% 2.001 4,2% 1.964 4,1%
Penempatan Pada Bank Lain dan BI 1.023 2,3% 1.802 3,8% 1.968 4,1%
Giro Pada Bank Indonesia 18 0,0% 138 0,3% 164 0,3%
Lainya 264 0,6% 408 0,9% 896 1,9%
Total Pendapatan Bunga 43.971 47.296 48.272
Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat ditahun 2012 sebesar Rp4,99
triliun, mengalami peningkatan 14,78% dari tahun 2011 yang sebesar Rp4,35 triliun. Kontribusi pendapatan bunga
yang berasal dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah pada tahun 2012 meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya dari 9,20% menjadi sebesar 10,34% dari total pendapatan bunga.
Beban Bunga
Total beban bunga di tahun 2012 turun menjadi sebesar Rp13,13 triliun dari angka sebesar Rp13,74 triliun
di tahun sebelumnya, sebagai konsekuensi dari pertumbuhan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk giro
dan tabungan. Sekalipun ada kenaikan secara nominal, struktur biaya dana BRI masih cukup baik, tercermin
dari data cost of fund yang sebesar 3,68%, lebih baik dari angka 4,70% di tahun sebelumnya. Penurunan
cost of fund terjadi karena adanya perubahan komposisi dana murah (giro dan tabungan) yang lebih besar
dibandingkan dana mahal serta oleh karena turunnya suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI
rate. (Lihat juga uraian “Liabilitas”)
Rincian Beban Bunga
Beban Bunga 2010 2011 2012
Rp miliar Komposisi Rp miliar Komposisi Rp miliar Komposisi
Giro 1.111 9,47% 1.388 10,10% 1.480 11,27%
Tabungan 2.474 21,10% 2.888 21,02% 2.125 16,19%
Deposito 6.417 54,72% 7.557 55,01% 7.367 56,12%
Lainnya 1.724 14,70% 1.905 13,87% 2.155 16,42%
Total Beban Bunga 11.727 13.737 13.127
186 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih BRI di tahun 2012 mencapai Rp36,48 triliun naik dibandingkan tahun 2011 sebesar
Rp34,43 triliun. Peningkatan ini disumbang oleh naiknya outstanding kredit, membaiknya NPL serta komposisi
dana murah yang optimal. Dengan hasil tersebut, maka NIM BRI tetap terjaga pada kisaran 8,42% di tahun 2012.
Pendapatan Operasional Lainnya
Komponen 2010 2011 2012 % Perubahan
Rp miliar Rp miliar Rp miliar 2010-2011 2011-2012
Fee Based Income 2.813 3.369 3.930 19,78% 16,64%
Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan
1.525 1.797 2.258 17,83% 25,67%
Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Bersih 156 146 56 -6,60% -61,59%
Keuntungan selisih kurs - bersih 773 36 429 -95,40% 1107,17%
Lain-lain 278 429 1.717 54,40% 300,51%
Total Pendapatan Operasional Lainnya 5.545 5.776 8.390 4,17% 45,25%
Fee Based Income
Keuntungan selisih kurs - bersih
Komposisi Pendapatan Operasional Lainnya
5,01
13,94
2,82
27,51
50,73
2010(%)
2011(%)
7,42
0,612,53
31,11
58,32
2012(%)
46,84
20,46
5,11
0,67
26,92
Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan
Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Bersih
Lain-lain
Pendapatan operasional lainnya di tahun 2012 meningkat cukup signifikan, sebesar 45,25% mencapai Rp8,39
triliun. Salah satu kontributor kenaikan pendapatan operasional ini adalah komponen fee based income yang naik
16,64% menjadi sebesar Rp3,93 triliun dari angka sebesar Rp3,37 triliun di tahun 2011. Pada tahun 2012, fee based
income berkontribusi 46,84% dari total pendapatan operasional lain dan 6,64% dari total pendapatan.
25,67% yoy Recovery Kredit Bermasalah
Rp2,26 triliun
187PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
FBI-Growth
Deposit Adm. Fee
Credit Card
Load Admin.Fee
Total
ATM Related Fee
Others
Payment Service
Trade Finance 61,20%
11,19%
12,32%
-0,86%
27,85%
37,76%
57,21%
2011-2012
16,64%
Komposisi Fee Based Income
64,8
2011(%)
9,2
11,0
5,1
2,6
3,6
3,7
61,7
2012(%)
10,0
9,3
7,1
2,5
4,9
4,4
Jasa Simpanan Lain-lain Jasa Manajamen Pembayaran
Jasa Trade Finance Jasa ATMJasa Administrasi Kredit
Credit Card
Fee Based Income terdiri dari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa
management pembayaran dan lainnya. Kenaikan sebesar 16,64% itu antara lain berasal dari peningkatan jasa
trade finance, jasa manajemen pembayaran, dan jasa ATM.
Di tahun 2012, seiring dengan tetap kondusifnya perekonomian domestik, BRI memperoleh penerimaan kembali
aset yang telah dihapusbukukan hingga sebesar Rp2,26 triliun, sebagai hasil pelaksanaan program intensifikasi
penyelesaian kredit bermasalah. Selain itu, BRI juga berhasil membukukan keuntungan dari penjualan efek-efek
dan obligasi rekap pemerintah sebesar Rp56 miliar.
188 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari
pembalikan cadangan masa persiapan pensiun,
pendapatan denda, pendapatan pelunasan maju kredit,
penerimaan biaya tolakan kliring dan lain-lain di akhir
tahun 2012 mencapai angka sebesar Rp1,72 triliun.
Beban Operasional Lain
Beban operasional lain yang terdiri dari beban tenaga
kerja, beban umum dan administrasi, Premi program
penjaminan pemerintah dan lain-lain di tahun 2012
meningkat 14,08% menjadi sebesar Rp19,49 triliun dari
nilai sebesar Rp17,09 triliun di tahun 2011. Ditahun
2012, peningkatan kualitas kredit secara langsung
mengurangi pembentukan beban penyisihan kerugian
penurunan nilai atas aset keuangan yang selanjutnya
berdampak kepada penurunan biaya dan BOPO.
Beban operasional lain
Komponen 2010 2011 2012 % Perubahan
Rp miliar Rp miliar Rp miliar 2010-2011 2011-2012
Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan 8.676 8.701 9.606 0,29% 10,40%
Beban Umum dan Administrasi 4.711 5.679 6.344 20,53% 11,71%
Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah 524 624 749 19,10% 20,02%
Lain-lain 2.203 2.082 2.792 -5,48% 34,11%
Total Beban Operasional Lainnya 16.114 17.086 19.491 6,03% 14,08%
Peningkatan biaya tenaga kerja sejalan dengan ekspansi
unit kerja yang terus dilakukan BRI, serta adanya
kebijakan untuk melakukan penambahan tenaga
pemasaran untuk dapat semakin mengoptimalkan
pengelolaan potensi bisnis yang ada. Sebagaimana
diuraikan sebelumnya (Lihat “Pengelolaan SDM”), total
pekerja BRI selama tahun 2012 naik dari 40.044 pekerja
pada tahun 2011 menjadi 72.625 pekerja.
Disamping itu, BRI juga mulai menerapkan kebijakan
pemberian insentif yang lebih menarik kepada para tenaga
pemasaran BRI, yang dikaitkan langsung dengan kinerja dari
masing-masing pekerja BRI tersebut sehingga diharapkan
kenaikan biaya tenaga kerja akan sebanding dengan
peningkatan kinerja perusahaan secara umum
Komposisi Beban Operasional lain
Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan
Beban Umum dan Administrasi
Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah
Lain-lain
13,67
3,25
53,84 50,92
2010(%)
29,24
12,19
33,242011(%)
3,65 3,84
2012(%)
14,32
32,55
49,28
189PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Peningkatan jumlah pekerja yang cukup signifikan di
tahun 2012 disebabkan karena penerapan Peraturan
Bank Indonesia No.13/25/PBI/2011 tanggal 9 Desember
2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian bagi Bank Umum
yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Pihak Lain di BRI sejak bulan
Desember 2012 oleh karena itu, status pekerja frontliner
BRI, khususnya Teller dan Customer Service berubah
statusnya dari pekerja alih daya menjadi pekerja Kontrak
BRI (Lihat “Pengelolaan SDM”).
Peningkatan biaya umum dan administrasi yang sebesar
11,71% menjadi senilai Rp6,34 triliun disebabkan oleh
kenaikan biaya perbaikan maupun pemeliharaan
akibat bertambahnya jumlah jaringan layanan BRI baik
unit kerja operasional maupun e-channel.
Sebagaimana disinggung pada bahasan “Segmen
bisnis ritel Konsumer”, BRI terus mengoptimalkan
pengembangan, perluasan, dan kualitas jaringan
layanan BRI. Sepanjang tahun 2012, BRI menambah 15
Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu, 44 Kantor
Kas, 125 BRI unit, 500 TerasBRI, 250 TerasBRI Keliling
serta menambah 7.000 ATM di lokasi-lokasi strategis,
diikuti dengan pemasangan 13.125 EDC baru.
Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (beban CKPN)
BRI telah mencadangkan biaya atas kemungkinan
terjadinya suatu risiko, terutama risiko kredit yaitu
dalam Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Pada tahun 2012 nilai beban penyisihan kerugian
penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan
mencapai Rp2,67 triliun, atau turun sebesar Rp3,12
triliun jika dibanding Tahun 2011 yang sebesar Rp5,79
triliun. Penurunan ini menunjukan adanya penurunan
risiko, terutama risiko kredit. Penurunan ini tercermin
dari penurunan NPL (gross) dimana tahun 2011
adalah 2,32% menjadi 1,83% di tahun 2012. Hal
ini merupakan keberhasilan strategi BRI yang fokus
dalam penyaluran kredit yang lebih selektif, sehingga
tercipta binis yang sehat dan berkesinambungan.
Selain itu penurunan beban CKPN ini dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi Indonesia yang semakin
kondusif dan menurunnya daerah bencana di
Indonesia, sehingga secara keseluruhan menurunkan
tingkat risiko bisnis BRI.
Laba Operasional dan Laba Sebelum Pajak.
Keseluruhan hasil operasional tersebut membuat laba
usaha BRI di tahun 2012 meningkat 28,99% menjadi
sebesar Rp22,68 triliun dari nilai sebesar Rp17,58 triliun
di tahun 2011. BRI juga memperoleh pendapatan non
operasional bersih sebesar Rp1,18 triliun miliar di tahun
2012 lalu, sehingga total nilai laba sebelum pajak
adalah sebesar Rp23,86 triliun, naik 27,21% dari angka
sebesar Rp18,76 triliun di tahun 2011.
Pajak Penghasilan
Salah satu kontribusi yang diberikan Bank BRI kepada
pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak.
Sesuai Undang-Undang (UU) No.7 Tahun 1983 mengenai
Pajak Penghasilan yang diubah untuk keempat kalinya
dengan UU No.36 Tahun 2008 tanggal 23 September 2008
menyatakan bahwa tarif tunggal untuk tahun fiskal 2010
dan seterusnya adalah 25%.
Namun demikian, berdasarkan UU No.36 tahun 2008, PP
No.81 Tahun 2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang
“Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak
Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”
dan PMK No.238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember
2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan
Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” mengatur
bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia
dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif Pajak
Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi
Pajak Penghasilan yang ada, dengan memenuhi kriteria
yang ditentukan, yaitu Perseroan Terbuka yang paling
sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham
tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak
dan masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham
kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.
Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi
oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 6
(enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak.
Berdasarkan surat keterangan No.DE/I/2013-0019 tanggal
3 Januari 2013 dari Biro Administrasi Efek, Datindo
Entrycom atas kepemilikan saham BRI selama tahun
2012 semua kriteria di atas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012 telah terpenuhi.
Sehingga untuk tahun fiskal 2010, 2011, dan 2012, dalam
melakukan penghitungan pajak penghasilan badan, BRI
menggunakan tarif tunggal sebesar 20%.
190 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Berdasarkan peraturan perpajakan tersebut, beban pajak BRI untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp5,17 triliun, naik
41,01% dari nilai sebesar Rp3,67 triliun di tahun 2011.
Laba Bersih
Setelah memperhitungkan pajak penghasilan, maka laba bersih BRI untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp18,69
triliun naik 23,86% dari laba bersih tahun 2011 yang sebesar Rp15,09 triliun. Sementara laba bersih per saham
adalah sebesar Rp778,93.
Pendapatan Komprehensif
Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak muncul setelah berlakunya PSAK No.1 (Revisi 2009) tentang
Penyajian Laporan Keuangan yang berlaku efektif per 1 Januari 2011. Pendapatan Komprehensif Lain Setelah
Pajak terdiri dari:
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, rugi sebesar Rp4,24 miliar.1.
Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi rekapitulasi pemerintah yang tersedia untuk 2.
dijual-neto dengan jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar efek-efek
dan obligasi rekap yang tersedia untuk dijual rugi sejumlah Rp33,48 miliar
Pajak penghasilan terkait pendapatan komprehensif sejumlah Rp11,35 miliar.3.
Sehingga nilai bersih pendapatan komprehensif adalah sebesar Rp6,03 miliar.
Total Laba Komprehensif
Dengan memperhitungkan pendapatan komprehensif tersebut, maka total laba komprehensif BRI untuk tahun
buku 2012 adalah sebesar Rp18,68 triliun, naik 22,13% dari posisi Rp15,30 triliun di tahun 2011.
Laporan Posisi KeuanganAset
Aset (Konsolidasian)
Ringkasan Neraca 2010 2011 2012 % Perubahan
Rp miliar Rp miliar Rp miliar 2010-2011 2011-2012
Kas 9.976 10.526 13.895 5,52% 32,01%
Giro pada Bank Indonesia 19.990 33.040 42.524 65,29% 28,70%
Giro & Penempatan pd bank lain - netto 88.930 79.130 71.085 -11,02% -10,17%
Surat Berharga yang dimiliki - netto 23.750 48.129 56.622 102,65% 17,65%
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 13.626 8.996 4.316 -33,98% -52,02%
Kredit yang Diberikan 252.489 294.515 362.007 16,64% 22,92%
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit -/- (14.103) (16.090) (14.915) 14,09% -7,30%
Penyertaan - netto 134 164 197 23,01% 19,46%
Aset tetap - netto 1.569 1.853 2.804 18,09% 51,36%
Aset lain-lain 7.924 9.635 12.802 21,60% 32,86%
Tagihan Derivatif - netto 88 18 29 -79,72% 61,91%
Tagihan Akseptasi - netto 660 1.692 4.786 156,31% 182,84%
Aset Pajak Tangguhan 2.295 2.632 2.025 14,68% -23,06%
Aset lain 4.881 5.294 5.962 8,46% 12,63%
Total Aset 404.286 469.899 551.337 16,23% 17,33%
Aset BRI selama tahun pelaporan menunjukkan peningkatan 17,33% menjadi sebesar Rp551,34 triliun dari angka
sebesar Rp469,90 triliun di tahun sebelumnya. Kontributor utama peningkatan aset tersebut adalah peningkatan
outstanding pinjaman yang diberikan yang tumbuh 22,92% menjadi sebesar Rp362,01 triliun dari angka Rp294,52
191PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
triliun di tahun 2011. Pos Pinjaman merupakan komponen utama dari aset BRI dengan proporsi pada akhir tahun
2012 adalah sebesar 65,66% dari total aset Perseroan.
Komposisi Aset
Kredit yang diberikan
Seperti disebutkan diatas, pada tahun 2012, BRI berhasil meningkatkan outstanding kredit. Peningkatan tersebut
termasuk pembiayaan syariah yang naik sebesar 23,49% menjadi senilai Rp11,25 triliun. Sebagai bank yang memiliki
fokus bisnis pada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM), BRI memiliki proporsi kredit kepada MKM yang
dominan yaitu mencapai 74,66% dari total portofolio kredit, yang meliputi kredit mikro, ritel, dan menengah.
Sisanya sebesar 25,34% disalurkan pada sektor korporasi yang meliputi perusahaan BUMN maupun non BUMN.
Porsi kredit BUMN terhadap kredit korporasi mencapai 56,74%. (lihat juga uraian “Tinjauan Bisnis”)
Kredit yang Diberikan – Menurut Mata Uang (Bank Saja)
Segmen 2010 2011 2012 % Perubahan
Rp miliar Rp miliar Rp miliar 2010-2011 2011-2012
Mikro
Rupiah 81.832.169 98.079.430 115.494.852 19,85% 17,76%
Valas - - - 0,00% 0,00%
Ritel
Rupiah 119.312.633 125.789.288 139.723.181 5,43% 11,08%
Valas 727.413 4.703.570 6.650.545 547% 41,39%
Korporasi
Rupiah 30.197.969 35.322.832 58.565.193 16,97% 65,80%
Valas 14.894.054 21.511.137 30.324.491 44,43% 40,97%
Pembiayaan dan Piutang Syariah 5.524.968 9.108.715 11.248.281 64,86% 23,49%
Total Kredit
Rupiah 236.867.739 268.300.265 325.031.507 13,27% 21,14%
Valas 15.621.467 26.214.707 36.975.036 67,81% 41,05%
Kualitas Kredit/NPL
Program konsolidasi, upaya pemantauan kualitas kredit dan penerapan prosedur pemberian kredit yang lebih
berhati-hati membuat jumlah kredit lancar meningkat 25,16% dari Rp268,06 triliun di tahun 2011 menjadi Rp355,51
triliun pada akhir tahun 2012. Kredit dengan kategori Dalam Perhatian Khusus relatif tidak berubah, berada pada
kisaran Rp19,86 triliun pada Desember 2012 dari Rp19,62 triliun pada Desember 2011.
2010 2011 2012
Total Kredit Performing 245.447.849 287.675.177 355.369.648
Total Kredit Non-Performing 7.041.357 6.839.793 6.636.896
Total Kredit 252.489.206 294.514.970 362.006.544
NPL (Gross) 2,79% 2,32% 1,83%
NPL (Net) 0,75% 0,51% 0,38%
Sedangkan non performing loan gross BRI termasuk piutang dan pembiayaan syariah secara konsolidasi mengalami
perbaikan, yaitu sebesar 1,83% membaik dari angka tahun 2011 yang sebesar 2,32%. NPL nett konsolidasi juga
mengalami perbaikan dari 0,51% pada Desember 2011 menjadi 0,38% pada Desember 2012.
192 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penghapusan Aset Kredit dan Perolehan Kembali
Selama tahun pelaporan, BRI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp4,45 triliun dan menerima kembali
kredit yang telah dihapusbukukan (recovery) sebesar Rp2,26 triliun. Turunnya angka penghapusbukuan disertai
dengan naiknya angka recovery adalah hasil pelaksanaan program konsolidasi yang dijalankan secara intensif.
Kas dan Giro Pada BI
Posisi kas di akhir tahun 2012 naik 32,01% dari Rp10,53 triliun pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp13,90 triliun,
sebagai akibat bertambahnya jumlah jaringan kantor cabang, Kiosk BRI, TerasBRI, TerasBRI Keliling, layanan mobile
maupun jumlah ATM. Giro pada BI naik 28,70% dari Rp33,04 triliun di tahun 2011 menjadi Rp42,52 triliun di akhir
tahun 2012, sebagai bentuk ketaatan BRI pada aturan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM). Saldo giro BRI di
BI tersebut merepresentasikan GWM utama, dan GWM valas yang tercatat di Bank Indonesia sebesar 10,64% dan
8,17% (entitas induk)
Giro dan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro dan penempatan pada bank Indonesia dan bank lain turun 10,17% dari Rp79,13 triliun pada tahun
2011 menjadi Rp71,08 triliun diakhir tahun 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya
penempatan pada BI sebesar Rp9,99 triliun.
BRI ber hasi l memper baiki rasio NP L gr oss menjadi sebesar 1,83% dar i angka 2,32% ditahun 2011.
Komposisi Kredit berdasarkan Kolektibilitas
92,26 91,02 92,68
0,56 0,30 0,29
0,54 0,34 0,26
1,69 1,68 1,28
4,95 6,66 5,49
2010(%)
2011(%)
2012(%)
Lancar Macet Diragukan Dalam Perhatian KhususKurang lancar
193PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Efek-efek
Untuk mengoptimalkan kelebihan dana yang tersedia di Bank dan mengelola likuiditas, manajemen treasury
melakukan penempatan dana pada instrumen keuangan yang dapat menghasilkan pendapatan bunga. Penempatan
dana tersebut mengalami peningkatan, sebesar 17,65% menjadi Rp56,62 triliun di tahun 2012 dari Rp48,13 triliun di
tahun sebelumnya.
Obligasi Rekap Pemerintah
Hingga akhir tahun 2012 BRI memiliki obligasi rekap Pemerintah sebesar Rp4,31 triliun, turun 52,03% dari posisi
akhir tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp8,99 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh jatuh temponya sebagian
obligasi dimaksud di tahun pelaporan, sebesar Rp4,68 triliun.
Obligasi Rekap Pemerintah Berdasarkan Suku Bunga
Jenis Suku Bunga 2010 2011 2012
Rp miliar
Suku Bunga Tetap (Fixed rate) 10.026,50 4.682,33 -
Suku Bunga Mengambang (Variable rate) 3.600,00 4.313,73 4.315,62
Total 13.626,50 8.996,05 4.315,62
Penyertaan Saham
Total penyertaan saham BRI diakhir 2012 (nett) sebesar Rp196,74 miliar, naik 19,46% dari posisi akhir tahun 2011
yang sebesar Rp164,69 miliar. Kenaikan tersebut berasal dari peningkatan nilai tercatat PT BTMU - BRI Finance dari
Rp163,28 miliar di tahun 2011 menjadi sebesar Rp195,33 miliar di tahun 2012 sebagai hasil akumulasi atas bagian
laba netto Perusahaan PT BTMU - BRI Finance tersebut.
Rincian penyertaan per 31 Desember 2012, adalah:
PT BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance): Rp195,33 miliar1.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia: Rp900 juta2.
PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia: Rp5.36 juta3.
PT Pemeringkat Efek Indonesia: Rp210 juta4.
PT BPR Toeloengeredjo Agroloka: Rp77 juta5.
PT BPR Tjoekir Agroloka: Rp77 juta6.
PT BPR: Toelangan Agroloka: Rp66 juta7.
PT BPR Cinta Manis Agroloka: Rp35 juta8.
PT BPR: Bungamayang Agroloka: Rp23 juta9.
PT Aplikanusa Lintasarta: Rp20 juta10.
Aset Tetap
Sejalan dengan kegiatan ekspansi jaringan kerja BRI, jumlah aset tetap mengalami peningkatan hingga sebesar
20,51%, dari nilai sebesar Rp5,99 triliun menjadi sebesar Rp7,22 triliun di akhir tahun 2012. Tidak terdapat ikatan
yang material untuk investasi barang modal di tahun 2012.
194 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Aset Lain-lain
Aset lain-lain naik 32,86% menjadi sebesar Rp12,80 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,64 triliun.
Pos ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aset pajak tangguhan dan aset lainnya. Kenaikan tersebut
disebabkan naiknya pos Tagihan Akseptasi-Netto sebesar Rp3,09 triliun, dan aset lain sebesar Rp668 miliar.
Liabilitas
Komponen 2010 2011 2012
Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar %
Simpanan Nasabah
Giro 77.364 21,05% 76.779 18,28% 80.075 16,46%
Tabungan 125.990 34,27% 154.133 36,69% 184.365 37,90%
Deposito 130.298 35,44% 153.353 36,51% 185.726 38,18%
Liabilitas segera 4.124 1,12% 3.961 0,94% 4.911 1,01%
Simpanan dari Bank Lain 5.160 1,40% 4.024 0,96% 2.778 0,57%
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 526 0,14% 102 0,02% - 0,00%
Pinjaman diterima 9.455 2,57% 13.097 3,12% 10.888 2,24%
Pinjaman Subordinasi 2.156 0,59% 2.136 0,51% 2.116 0,44%
Liabilitas lainnya 12.539 3,41% 12.491 2,97% 15.592 3,21%
Total Liabilitas 367.612 100,00% 420.079 100,00% 486.455 100,00%
Pertumbuhan aset BRI sebesar 17,33% dapat terjadi berkat adanya kenaikan beberapa akun liabilitas dan kenaikan
komponen ekuitas dari akun laba ditahan. Peningkatan terbesar akun liabilitas berasal dari komponen dana pihak
ketiga (DPK) 17,15%. Seperti tampak pada tabel diatas, porsi DPK dalam komponen liabilitas BRI sangat dominan,
mencapai kisaran 92,54% dari total liabilitas di tahun 2012.
Komposisi Aset Lain-lain
Aset Pajak TangguhanTagihan Derivatif-netto Tagihan Akseptasi - netto Aset lainnya
2011(%)
2012(%)
27
16
18 37
0
0
2010(%)
29
8
1
62 55 47
195PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Peningkatan pos DPK tersebut merupakan bukti
keberhasilan strategi pemasaran BRI dalam melakukan
penghimpunan DPK, terutama dengan adanya
dukungan jaringan kerja & e-channel BRI, peningkatan
kualitas layanan yang pada akhirnya meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap BRI.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak ketiga
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito termasuk
produk syariah seperti Giro Wadiah, Tabungan
Mudharabah, dan Deposito Berjangka Mudharabah.
Seperti tampak pada tabel diatas, pada tahun 2012
BRI berhasil meningkatkan saldo DPK sebesar 17,15%
mencapai Rp450,17 triliun. Selain itu, BRI juga
berhasil mempertahankan komposisi dana murah
(Giro dan Tabungan) dan dana mahal pada kisaran
60% dan 40%.
Per Desember 2012 pos tabungan mencapai sebesar
Rp184,36 triliun atau naik 19,61% dari tahun 2011
yang tercatat sebesar Rp154,13 triliun. Komposisi
tabungan terhadap total Dana Pihak Ketiga berada
dikisaran 40,95%.
Peningkatan posisi tabungan ini menunjukkan
keberhasilan sejumlah program promosi tabungan
dan semakin beragam serta berkembangnya fitur-fitur
produk tabungan yang menarik masyarakat untuk
menabung di Bank BRI.
Rupiah Valas
2012Tabungan
(%)
2012Deposito
(%)
Komposisi Simpanan – Berdasar Mata Uang (Di luar Syariah)
86,88
13.12
78,44
21,562012Giro(%)
100
BRI ber hasi l mempertahankan komposisi dana murah DP K pada kisaran 60%.
196 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Liabilitas Segera
Pos ini merupakan liabilitas BRI kepada pihak lain
yang harus segera dibayarkan sesuai perintah pemberi
amanat perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Beberapa transaksi yang masuk ke dalam pos ini adalah
titipan pengiriman uang, titipan setoran pajak, titipan
ATM dan kartu kredit, titipan setoran kliring dan titipan
advance payment.
Di akhir tahun 2012, BRI mencatat liabilitas segera
sebesar Rp4,91 triliun, naik 23,99% dibanding posisi
Desember 2011 yang sebesar Rp3,96 triliun. Kenaikan
terbesar berasal dari pos titipan advance payment yang
mencapai angka sebesar Rp897,63 miliar pada Desember
2012 dibandingkan dengan nilai per Desember 2011
yang sebesar Rp711,75 miliar.
Simpanan dari Bank Lain dan Lembaga Lainnya
Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri
dari giro, tabungan, deposito, interbank call money
maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk
transaksi antar bank dalam rangka operasional dan
manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari bank lain
dan lembaga lainnya di akhir tahun 2012 adalah
sebesar Rp2,78 triliun, turun dari tahun sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp4,02 triliun.
Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk
membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan trade
finance. Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank Indonesia
(pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk investasi aset
tetap), pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah,
pinjaman bilateral dan pinjaman lainnya.
Saldo pinjaman yang diterima per akhir tahun 2012
adalah sebesar Rp10,88 triliun, turun 16,87% dibanding
posisi 31 Desember 2011 yang sebesar Rp13,10 triliun.
Penyebab penurunan adalah berkurangnya pinjaman
diterima dalam mata uang asing.
Pinjaman Subordinasi
Total pinjaman subordinasi posisi 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp2,14 triliun yang terdiri dari obligasi
subordinasi II sebesar Rp2 triliun dan pinjaman two step
loan sebesar Rp120,29 miliar.
Pinjaman subordinasi II ini diterbitkan oleh BRI pada
tanggal 22 Desember 2009, dengan nilai Rp2 triliun,
dengan jangka waktu 5 tahun dan skema bunga
tetap sebesar 10,95% serta telah dicatatkan di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Penerbitan obligasi subordinasi
II tersebut diperuntukkan sebagai modal pelengkap
(tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan seluruh dana yang diperoleh telah
dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi kredit
sesuai dengan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Untuk pinjaman two step loan, terjadi penurunan pokok
pinjaman dari total outstanding sebesar Rp141,62 miliar
diakhir tahun 2011 menjadi sebesar Rp120,29 miliar
pada tahun 2012.
Liabilitas Lainnya
Liabilitas lainnya terdiri dari liabilitas derivatif, liabilitas
akseptasi, estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi,
hutang pajak dan liabilitas lain-lain. Per akhir tahun
2012, nilai liabilitas lainnya naik 24,82% dari Rp12,49
triliun pada tahun 2011 menjadi Rp15,59 triliun.
Kenaikan ini diantaranya disebabkan peningkatan
aktifitas operasional dan peningkatan pendapatan
diterima di muka.
197PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Ekuitas(dalam Rp miliar)
Komponen 2010 2011 2012
Modal Saham 6.167,29 6.167,29 6.167,29
Tambahan Modal disetor - bersih 2.773,86 2.773,86 2.773,86
Selisih Kurs karena penjabaran lap keuangan dim mata uang asing 47,24 49,15 44,91
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi
Pemerintah yang tersedia untuk dijual - bersih 561,56 765,00 740,46
Total Saldo Laba 27.123,16 40.019,25 55.080,24
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Induk 36.673,11 49.774,56 64.806,71
Kepentingan Non Pengendali - 45,77 75,02
Total Ekuitas 36.673,11 49.820,33 64.881,78
Pada tahun 2012, total ekuitas BRI meningkat sebesar 30,23% lebih tinggi dari posisi tahun 2011 yang sebesar
Rp49,82 triliun, terutama didorong oleh adanya peningkatan yang signifikan dari saldo laba sebesar 37,63% dari
Rp40,02 triliun di tahun 2011 menjadi Rp55,08 triliun di tahun 2012. Peningkatan signifikan tersebut berasal dari
proporsi pembagian dividen untuk laba bersih tahun buku 2011 yang tetap terjaga pada level 20%, tidak berubah
apabila dibandingkan dengan rasio pembagian dividen tahun sebelumnya. Sehingga dividen per saham untuk laba
bersih tahun buku 2010 dan 2011 adalah Rp93,01 per lembar saham dan Rp122,28 per lembar saham.
Kebijakan Struktur Modal
Bank wajib menghitung Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan
peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
BRI memiliki kebijakan untuk menjaga struktur modal yang mampu mengantisipasi seluruh risiko-risiko utama
yang terjadi di dalam pengelolaan bank.
Risiko-risiko utama dimaksud adalah risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional. Perhitungan risiko operasional
untuk biaya modal ditetapkan sebesar 15% dari rata-rata pendapatan bruto tahunan selama 3 tahun terakhir
yang diimplementasikan secara efektif per tanggal 1 Januari 2011 yang berpengaruh terhadap perhitungan rasio
kecukupan modal pada tahun 2011.
BRI akan menerapkan PBI No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Umum berdasarkan peringkat profil risiko untuk pelaporan posisi bulan Maret 2013 dengan menggunakan
profil risiko bulan Desember 2012.
Sesuai dengan Peraturan BI, modal bank terdiri atas:
Modal Inti1.
Merupakan modal bank yang terdiri dari: modal saham yang disetor, cadangan yang diungkapkan sebagai:
modal sumbangan, tambahan modal disetor, laba ditahan (termasuk saldo laba yang dicadangkan untuk tujuan
tertentu), penurunan nilai atas instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual, dan selisih yang terjadi antara
laporan keuangan kantor cabang internasional. Seperti tampak pada tabel diatas, Modal Inti BRI di tahun 2012
mencapai Rp51,59. triliun, naik 35% dari posisi Rp38,22 triliun ditahun sebelumnya, karena adanya tambahan
modal dari komponen laba ditahan.
198 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Modal Pelengkap (maksimum 100% dari modal inti)2.
Modal pelengkap mengacu pada modal bank yang terdiri dari: penyisihan penilaian kembali aktiva tetap,
penyisihan umum untuk provisi penghapusan aktiva produktif, pinjaman sub-ordinasi, dan kenaikan nilai
instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual. Total modal pelengkap BRI di tahun 2012 turun 1,67% menjadi
sebesar Rp3,54 triliun.
Modal Pelengkap Tambahan yang Dialokasikan untuk Mengantisipasi Risiko Pasar3.
Pada 2012 dan 2011, BRI memiliki modal inti dan modal pelengkap sebesar Rp55,13 triliun dan Rp41,82 triliun.
BRI tidak memiliki modal tambahan yang dialokasikan untuk mengantisipasi risiko pasar.
Apabila dilihat dari modal pelengkap – Tier 2 Capital BRI yang tercatat sebesar Rp3,54 triliun pada Desember 2012,
atau 6,86% dari total modal inti yang tercatat sebesar Rp51,59. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No14/18/
PBI/2012 28 November 2012, komposisi modal pelengkap adalah maksimal 100% dari modal inti maka dengan
komposisi modal pelengkap sebesar 6,86%, BRI memiliki ruang yang cukup besar untuk memperkuat modal-nya,
seperti melalui penerbitan obligasi sub-ordinasi.
Arus KasARUS KAS 2010 2011 2012
(Rp miliar)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Operasi 54.336 15.668 (24.097)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Investasi (2.189) (10.670) (5.664)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Pendanaan (7.071) 466 (5.951)
Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Di tahun 2012, total arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional adalah sebesar Rp24,10 triliun. Arus
kas masuk terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar
Rp49,83 triliun dan juga dipengaruhi oleh kenaikan tabungan dan deposito berjangka masing-masing sebesar Rp29,84
triliun, dan Rp31,26 triliun. Arus kas masuk tersebut diimbangi oleh arus kas keluar yang terutama digunakan untuk
pembayaran beban bunga dan beban operasional masing-masing senilai Rp13,15 triliun dan Rp23,39 triliun.
Arus Kas untuk Kegiatan Investasi
Sementara arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi di tahun 2012 adalah sebesar Rp5,66 triliun,
terutama berasal dari pengurangan efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual
dan dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp4,07 triliun.
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Pada tahun 2012, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar adalah Rp5,95 triliun, yang
sebagian besar digunakan untuk pembelian efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali sebesar Rp102,68
miliar serta pembagian laba untuk dividen, cadangan tujuan dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
dengan total sebesar Rp3,62 triliun dan penerimaan pinjaman yang diterima sebesar Rp2,21 triliun.
199PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rasio Keuangan
URAIAN 2010 2011 2012
RASIO KINERJA
1. Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM) 13,76% 14,96% 16,95%
2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif
2,19% 1,79% 1,19%
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 2,24% 1,85% 1,46%
4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif
4,58% 4,51% 3,43%
5. NPL gross 2,79% 2,32% 1,83%
6. NPL net 0,75% 0,51% 0,38%
7. Return on Asset (ROA) 4,64% 4,93% 5,15%
8. Return on Equity (ROE) 43,83% 42,49% 38,66%
9. Net Interset Margin (NIM) 10,77% 9,58% 8,42%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 70,86% 66,69% 59,93%
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 75,17% 76,20% 79,85%
KEPATUHAN (COMPLIANCE)
1. a. Persentase pelanggaran BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00% 0,00%
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% 0,00%
b. Persentase pelampauan BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00% 0,00%
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% 0,00%
2. Giro Wajib Minimum
a. GWM Utama Rupiah 8,05% 9,33% 10,64%
b. GWM Valuta Asing 1,00% 8,00% 8,17%
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 4,45% 5,49% 3,00%
Catatan: Data bank saja kecuali NPL Gross dan NPL Net
Solvabilitas dan Kolektibilitas
Rasio Kecukupan Modal
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya (Lihat Tinjauan Keuangan – Ekuitas), rasio kecukupan modal BRI adalah
sebesar 16,95% naik dari angka sebesar 14,96% di tahun 2011. Hal ini menunjukan kemampuan BRI menghasilkan
laba yang tinggi sehingga modal inti meningkat sebesar 35% yang pada akhirnya meningkatkan rasio CAR pada
Desember 2012.
Rasio Kredit Bermasalah dan Pengelolaan Tingkat Kolektibilitas
Rasio NPL di tahun 2012 berhasil diturunkan menjadi sebesar 1,83% dari angka sebesar 2,32% di tahun 2011 kendati
total kredit 2012 meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa upaya manajemen dalam menjaga dan meningkatkan
kualitas kredit memberi hasil positif. Peningkatan kualitas kredit untuk segmen mikro, ritel dan korporasi memberi
andil nyata pada penurunan NPL tersebut.
200 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian
akibat tidak tertagihnya kredit dan aset produktif
tersebut, BRI senantiasa melakukan analisa umur
aset dan menetapkan penyisihan atas kemungkinan
tidak tertagihnya kredit dimaksud. Kendati total nilai
penyisihan di tahun 2012 meningkat, namun secara
rasio, angka penyisihan tersebut yang diakui sebagai
bagian biaya operasional tahun laporan, menurun.
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Selama tahun 2012, LDR BRI relatif terjaga pada target
internal BRI, yaitu antara 80% - 90%. Pada akhir tahun
2012, tercatat rasio LDR adalah sebesar 79,85%, naik
dari posisi sebesar 76,20% di tahun 2011 lalu.
Profitabilitas
Net Interest Margin (NIM)
BRI berhasil memperoleh level marjin pendapatan
bunga bersih sebesar 8,42%. Dengan level NIM
tersebut, BRI merupakan bank papan atas Indonesia
dengan tingkat profitabilitas tinggi.
Cost Efficiency Ratio (CER)
Rasio CER sebesar 43,11% ditahun 2012 yang relatif sama
dengan tahun sebelumnya menunjukkan keberhasilan
BRI dalam menetapkan strategi efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasional. Peningkatan kredit dan perluasan
operasional berhasil diimbangi dengan peningkatan
peran TI dan kompetensi SDM. Oleh karenanya
sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga
akibat tumbuhnya pinjaman, biaya meningkat secara
proporsional dan terkontrol dengan baik.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan (BOPO)
Rasio BOPO mengalami penurunan menjadi 59,93%
dari posisinya di tahun 2011 yang sebesar 66,69%.
Rasio yang rendah tersebut merupakan wujud
keberhasilan manajemen dalam mempertahankan
efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional seperti
ditunjukkan dengan terjaganya NIM, terkendalinya
LDR dan turunnya NPL yang membuat profitabilitas
BRI kembali meningkat.
Return on Assets (ROA)
Rasio imbal hasil rata-rata aset (ROA) BRI kembali
meningkat di tahun 2012, menjadi sebesar 5,15% sebagai
akibat naiknya pendapatan, terkendalinya beban dan
biaya operasional yang pada akhirnya meningkatkan
laba bersih dengan laju pertumbuhan lebih besar dari
laju pertumbuhan aset. ROA sebesar itu berada jauh
diatas rata-rata industri perbankan Indonesia.
Return on Equity (ROE)
Imbal hasil terhadap ekuitas (Return On Equity-ROE) yang
merupakan cerminan dari imbal hasil kepada pemegang
saham, dapat dipertahankan di level 38,66%.
Belanja Barang Modal Dan Komitmen Untuk Belanja Barang Modal
Sampai dengan tahun 2012, BRI telah mempunyai lebih
dari 9000 unit kerja (Lihat juga uraian “Profil Perusahaan”
dan “Pemasaran”) sebagai bagian dari realisasi jaringan
layanan di seluruh Indonesia. Untuk menambah
infrastruktur pendukung tersebut, BRI telah melakukan
investasi dana belanja barang modal senilai Rp1,45 triliun
(lihat juga uraian “Aset Tetap”).
Realisasi Belanja Modal 2010 2011 2012
Tanah dan Bangunan 230.393 209.875 233.031
Meubelair dan Inventaris 97.952 143.403 78.743
Kendaraan 28.765 128.224 216.977
Komputer dan Perangkat Lunak 154.802 168.472 916.539
Leasing - - -
Total 511.912 649.974 1.445.290
201PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI juga telah melakukan beberapa pengikatan
material untuk modal, yang sebagian besar dilakukan
dalam mata uang Rupiah, sehingga terdapat risiko
yang minimal terkait dengan fluktuasi mata uang.
Sumber pendanaan atas belanja modal tersebut adalah
saldo laba dari kegiatan operasional di tahun sebelumnya
serta cadangan tujuan yang telah disisihkan dari laba
bersih tahun-tahun buku sebelumnya. Tujuan pengikatan
material untuk modal yang telah dilakukan adalah:
Proyek pembangunan gedung kantor senilai 1.
Rp43.783,93 juta
Pengadaan kendaraan roda empat dan roda dua 2.
senilai Rp26.791,34 juta
Pengembangan infrastruktur TI dan e-Banking 3.
senilai Rp17.280 juta
Perbandingan proyeksi dan hasil yang dicapai
Realisasi
2012Target 2012
Pencapaian
Jumlah Aset 551.337 538.812 102,32%
Jumlah Kewajiban 486.455 475.702 102,26%
Jumlah Modal 64.882 63.110 102,81%
Laba Bersih 18.687 18.464 101,21%
Informasi Keuangan Lainnya
Pencapaian Target 2012
Secara umum, pada tahun 2012, BRI telah menunjukkan
kinerja yang memuaskan, terlihat pada beberapa
pencapaian kinerja kunci sebagai berikut:
BRI berhasil membukukan pertumbuhan kredit yang 1.
berkualitas dan sesuai dengan target yaitu 22,92%
dengan NPL sebesar 1,83% lebih baik dari target
yang ditetapkan sebesar 2,5%
Pertumbuhan dana (17,15%) sedikit dibawah target 2.
yang ditetapkan (18%), namun BRI masih mampu
menjaga komposisi dana murah pada kisaran 60%
LDR sebesar 79,85%, terjaga pada target optimum 3.
LDR BRI 80%-90%
Pencapaian Cost of Fund yang lebih baik 4.
dibandingkan target, yaitu 3,68% dibandingkan
target 4,54%
Kenaikan biaya operasional masih di bawah 5.
maksimum target 15%
Pencapaian laba bersih sebesar Rp18,69 triliun 6.
berada sedikit diatas target
Pencapaian ROA yang diatas target yang ditetapkan; 7.
5,15% dibandingkan target 4,89%
Pada akhir Desember 2012, Total CAR BRI tercatat 8.
sebesar 16,80% jauh diatas target 13,86%
Target 2013
Untuk tahun 2013, dengan mempertimbangkan kondisi
perekonomian Indonesia, kesiapan infrastruktur bisnis
BRI serta persaingan di industri perbankan, maka BRI
telah mentargetkan pencapaian beberapa kinerja kunci
sebagai berikut:
Pertumbuhan kredit ditargetkan sebesar 22-24%1.
Komposisi dana murah tetap terjaga pada kisaran 2.
60%
LDR dalam rentang 80%-90%3.
NPL tetap terjaga di level 2%4.
Biaya operasional ditargetkan meningkat 15%5.
Target pertumbuhan laba bersih untuk tahun 2013 6.
berada pada kisaran 15%.
Komitmen dan Kontinjensi
BRI memiliki komitmen penyediaan dana maupun
kontrak pengadaan barang dan penyelesaian beberapa
kontinjensi sehubungan dengan masalah kredit atau
masalah hukum lain.
Total liabilitas komitmen dan kontinjensi dalam
rekening administratif BRI mengalami kenaikan masing-
masing sebesar 30,83% dan 96,55% dibandingkan
tahun 2011. Peningkatan komitmen ini disebabkan
oleh peningkatan Letter of Credit dan peningkatan
aktifitas pemberian kredit yang tumbuh sebesar 22,92%
lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Sedangkan
peningkatan nilai kontijensi yang telah disisihkan
disebabkan kenaikan garansi yang diterbitkan baik
dalam bentuk standby L/C maupun garansi bank. Uraian
detail mengenai hal ini dapat dilihat pada catatan 42
dari Laporan Keuangan Audit Konsolidasian.
202 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Komitmen & Kontinjensi Yang Mempunyai Risiko Kredit Per 31 Desember 2011 dan 2012
31 Desember 2011 31 Desember 2012
Komitmen
Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur yang belum digunakan
60.313.628 75.649.401
L/C yang tidak dapat dibatalkan 6.843.251 12.231.900
Lain-lain 89.942 97.225
Total liabilitas komitmen 67.246.821 87.978.526
Komitmen - neto (67.246.821) (87.978.526)
Kontijensi
Tagihan kontijensi
Tagihan bunga dalam penyelesaian 834.315 221.217
Lainnya 486 -
Total tagihan kontinjen 834.801 221.217
Liabilitas kontijensi
Standby LC 1.810.379 6.158.676
Garansi Bank 4.428.146 6.103.142
Total liabilitas kontijensi 6.238.525 12.261.818
Kontijensi - neto (5.403.724) (12.040.601)
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, BRI tidak
diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas transaksi rekening administratif
(komitmen dan kontinjensi).
Derivatif dan Fasilitas Lindung Nilai
Dalam rangka mengamankan portofolio aset berdenominasi mata uang asing, BRI melakukan transaksi lindung
nilai semata-mata sebagai bagian aktivitas manajemen risiko. BRI tidak menggunakan atau menerbitkan instrumen
derivatif untuk tujuan perdagangan.
Dampak Perubahan Suku Bunga Terhadap Kinerja Bank
Perubahan suku bunga memiliki dampak langsung terhadap kinerja bank. Penurunan suku bunga dasar kredit di
tahun 2011 dan awal 2012 secara efektif dirasakan dampaknya terhadap perolehan pendapatan bunga di tahun
2012. Kestabilan kondisi perekonomian domestik, kestabilan moneter, peningkatan peringkat hutang luar negeri
Indonesia, kestabilan tingkat suku bunga rujukan dan kestabilan peringkat hutang Perseroan membuat biaya dana
dapat dikendalikan pada level yang relatif rendah.
203PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Penurunan cost of fund terjadi karena adanya perubahan
komposisi dana murah (giro dan tabungan) yang lebih
besar dibandingkan dana mahal serta adanya penurunan
suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI
rate. (Lihat juga uraian “Tinjauan Bisnis” dan “Tinjauan
Keuangan, Pendapatan Bunga, dan Beban Bunga”)
Informasi Material Lain
Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi,
Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi
Hutang/Modal
Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi
mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau
restrukturisasi hutang/modal.
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan
dan Dampaknya terhadap Laporan Keuangan.
Di tahun 2012, BRI masih dalam tahap akhir implementasi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.55 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK No 50 (Revisi
2006) mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian dan
Pengungkapan. Fokus perseroan ditekankan pada
penerapan estimasi penurunan nilai secara kolektif
dengan membentuk Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai atas Kredit menggunakan data pengalaman
kerugian historis sebagaimana diatur dalam PSAK 55
(Revisi 2006) dan PAPI 2008. Selain itu, guna menunjang
penerapan tersebut Perseroan telah didukung oleh
ketersediaan sistem teknologi informasi yang memadai
berikut Kebijakan Akuntansi dan Pedoman Akuntansi
pendukung lainnya. Kebijakan Akuntansi dan Pedoman
Akuntansi disusun sebagai acuan Perseroan dalam
melaksanakan penerapan ketentuan tersebut. Perseroan
juga senantiasa membekali Sumber Daya Manusia (SDM)-
nya dengan pengetahuan dan informasi terbaru terkait
dengan perkembangan PSAK/IFRS terkini.
Pada tahun pelaporan, “Perseroan” telah menerapkan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan termasuk
didalamnya PSAK/ISAK yang berlaku efektif mulai 1
Januari 2012. Disamping itu, Perseroan telah melakukan
revisi Kebijakan Akuntansi dan Pedoman Akuntansi
sehingga sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang telah Konvergen dengan IFRS. Berikut daftar
PSAK/ISAK yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari
2012 dan memiliki relevansi dengan Perseroan:
PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap1.
PSAK 18 (Revisi 2010) Akuntansi dan Pelaporan 2.
Program Manfaat Purnakarya
PSAK 46 (Revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan3.
PSAK 53 (Revisi 2010) Pembayaran Berbasis Saham4.
PSAK 56 (Revisi 2010) Laba per Saham5.
PSAK 110 (Revisi 2011) Akuntansi Sukuk6.
ISAK 15 PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, 7.
Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
ISAK 20 Pajak penghasilan- perubahan dalam status 8.
pajak entitas atau para pemegang saham
ISAK 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat9.
Implikasi penerapan Standar Akuntansi Keuangan
tersebut diatas menimbulkan pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan baru terhadap pos-pos
dalam laporan keuangan secara umum yang wajib
diterapkan oleh Perseroan dalam menyusun laporan
keuangan. Detail perubahan kebijakan akuntansi dan
pengungkapan tersebut dapat dilihat secara lebih rinci
dalam catatan 2.ak dari Laporan Keuangan Audited
Konsolidasian.
Kebijakan Akuntansi dan Informasi Keuangan
Kejadian Luar Biasa
Dipergunakan sebagai panduan BRI dalam aktifitas
pencatatan terkait pengungkapan kejadian luar biasa
dalam laporan keuangan audit, misalnya kerugian
karena kebakaran properti bank, bencana yang menimpa
nasabah dengan saldo pinjaman substansial dan lain-
lain. Pada tahun laporan keuangan, tidak ada kebijakan
akuntansi dan informasi keuangan kejadian luar biasa.
204 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Perubahan Peraturan Perundang-undangan dan
Dampaknya terhadap Kinerja Bank
Beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat
berdampak terhadap kegiatan usaha BRI antara lain:
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik 1.
Negara Nomor : SK-164/MBU/2012 tentang
Penetapan Sebagian Kewenangan Menteri Negara
BUMN sebagai Wakil Pemerintah selaku RUPS
Pada Perusahaan Perseroan (Persero) Menjadi
Kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi.
Keputusan Menteri BUMN ini untuk memperjelas
dan menghindari adanya perbedaaan penafsiran
terhadap pendelegasian kewenangan dan/
atau pemberian kuasa yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-
236/MBU/2011 serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pengurusan BUMN.
2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/20/DPNP
tanggal 27 Juni 2012 perihal Prinsip Kehati-hatian
bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak
Lain, untuk pekerjaan Teller, Customer Service,
Account Officer atau Analis Kredit, Funding
Officer, Perencana dan Pengembang TI yang
bersifat strategik, dikategorikan sebagai pekerjaan
pokok, sehingga pekerjaan tersebut tidak boleh
dialihdayakan atau tidak boleh dilakukan oleh
pekerja alih daya (outsourcing).
Dampaknya bagi BRI dengan adanya Surat Edaran
tersebut adalah dilakukannya konversi pekerja alih
daya (outsourcing) yang menangani pekerjaan
pokok tersebut menjadi tenaga kontrak pada bulan
Desember 2012 sehingga terjadi peningkatan pada
biaya personalia pada rencana kerja di tahun 2013.
3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP
tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank
yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan
Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor
Tujuan dari dikeluarkannya peraturan ini adalah
untuk mengendalikan pertumbuhan KPR dan KKB
yang berlebihan sehingga meminimalisir risiko
kredit bagi bank.
Pokok-pokok ketentuan SE dimaksud adalah:
a. Pengaturan Loan to Value (LTV) pada KPR
dimana LTV paling tinggi sebesar 70% untuk KPR
rumah di atas 70 m2. Peraturan ini dikecualikan
terhadap KPR dalam rangka pelaksanaan
program perumahan pemerintah.
b. Pengaturan Down Payment (DP) pada KKB
dengan rincian sebagai berikut:
DP paling kurang 25% untuk pembelian •
kendaraan bermotor roda dua
DP paling kurang 30% untuk pembelian •
kendaraan bermotor roda empat untuk
keperluan non produktif
DP paling kurang 20% untuk pembelian •
kendaraan bermotor roda empat atau lebih
untuk keperluan produktif
4. Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012
tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank (mengubah PBI No. 3/22/PBI/2001 tentang
Transparansi dan Kondisi Keuangan Bank.
Tujuan PBI ini adalah agar sejalan dengan
implementasi Basel II sesuai perkembangan standar
internasional dan standar akuntansi, memayungi
beberapa kewajiban penyampaian Laporan, serta
meningkatkan transparansi Bank secara umum.
Berdasarkan PBI ini perlu dilakukan penyesuaian
pada cakupan laporan tahunan antara lain:
a. Pada informasi umum mengenai perkembangan
usaha bank dan kelompok bank, strategi dan
kebijakan manajemen, dan laporan manajemen
yang dulu hanya mencakup Bank Konvensional
sekarang ditambahkan Unit Usaha Syariah
b. Menambahkan Laporan Pelaksanaan Fungsi
Sosial dan Laporan Distribusi Bagi Hasi bagi
Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS
c. Khusus untuk Bank Umum Konvensional (BUK)
ditambahkan kewajiban penyajian informasi
mengenai:
205PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
- Penyajian informasi secara kualitatif
maupun kuantitatif terhadap potensi
kerugian (risk exposures) atas beberapa
jenis risiko tertentu sesuai Pilar 3 Basel 2
- Informasi permodalan secara kualitatif dan
kuantitatif (khusus BUK), yang terdiri dari
kecukupan modal dan struktur permodalan.
5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Tujuan
dari PBI ini sebagai salah satu langkah antisipasi
untuk menjaga dan melindungi kondisi perbankan
serta agar Bank tetap mengelola eksposur risiko
kredit pada tingkat yang memadai dengan menjaga
kualitas aset dan tetap melakukan penghitungan
penyisihan penghapusan aset.
Pokok-pokok ketentuan mencakup:
a. Pembentukan cadangan khusus bagi
kelonggaran tarik kredit yang memiliki kualitas
non lancar.
b. Bank dengan status pengawasan khusus
tidak lagi menjadi kriteria penilaian kualitas
penempatan antar bank yang digolongkan
macet.
c. Penilaian kualitas kredit dan penyediaan dana
lainnya untuk debitur UMKM posisi bulan
Agustus sd Januari mengacu pada TKS posisi
bulan Juni sedangkan untuk posisi bulan
Februari sd Juli mengacu pada TKS posisi bulan
Desember tahun sebelumnya.
d. Deposito yang diakui sebagai agunan tunai
hanya dapat disimpan pada Bank penyedia
dana.
e. Kriteria Prime Bank adalah AA- berdasarkan
penilaian S&P,; Aa3 berdasarkan penilaian
Moody’s; AA- berdasarkan penilaian Fitch
f. Terkait restrukturisasi kredit:
Kualitas kredit yang direstrukturisasi •
hanya dapat meningkat paling tinggi 1
(satu) tingkat dari kualitas kredit sebelum
restrukturisasi, setelah debitur mengangsur
kewajiban pokok dan/atau bunga selama 3
periode berturut-turut.
Pengakuan pendapatan atas kredit yang •
direstrukturisasi diakui dan dicatat sesuai
dengan ketentuan PSAK yang berlaku
Pelaporan atas Kredit yang direstrukturisasi •
dilakukan secara on line bersamaan dengan
pelaporan LBBU
g. Terkait Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)
terdapat beberapa perubahan yaitu:
Terdapat pencadangan sesuai konsep •
impairment dalam bentuk SKPN.
Atas aset produktif tetap menghitung PPA •
umum dan khusus, yang tidak dibebankan
pada L/R namun hanya mempengaruhi
perhitungan KPMM. Hasil perhitungan PPA
produktif akan mempengaruhi perhitungan
KPMM setelah dikurangkan dari CKPN yang
dibentuk.
Atas aset non produktif tetap menghitung •
PPA khusus, yang tidak dibebankan
pada L/R namun hanya mempengaruhi
perhitungan KPMM. Pengaruh PPA Non
Produkti pada perhitungan KPMM tidak
melihat CKPN yang dibentuk, mengingat
hal ini merupakan disinsentif karena bank
memiliki aset non produktif.
6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/17/PBI/2012
tentang Kegiatan Usaha Bank berupa Penitipan
dengan Pengelolaan (Trust). Tujuan dari PBI
ini untuk memberikan kepastian hukum atas
kegiatan Trust dan untuk mengakomodir kegiatan
pengelolaan devisa.
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI ini adalah
sebagai berikut:
a. Trust adalah kegiatan usaha bank berupa
penitipan dengan pengelolaan.
b. Dalam kegiatan Trust ini, terdapata 3 pihak yang
terlibat yaitu Settlor, Trustee dan Beneficiary.
c. Kegiatan Trust yang diatur dalam PBI ini
mencakup kegiatan antara lain sebagai: agen
pembayar (paying agent), agen investasi
(investment agent) ;dan/atau agen peminjaman
(borrowing agent).
206 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
d. Bank yang dapat menjalankan usaha Trust adalah:
• BerbadanhukumIndonesia
• Merupakanbankdevisadenganmodalinti
paling sedikit sebesar Rp5 Triliun.
• RasioKPMMatauCARsebesar13%selama
18 bulan terakhir berturut-turut.
• Memiliki tingkat kesehatan bank sebagai
berikut:
Paling rendah Peringkat Komposit 2 -
pada periode penilaian dalam 12 (dua
belas) bulan terakhir secara berturut-
turut.
Paling rendah Peringkat Komposit 3 -
pada periode penilaian dalam 6 (enam)
bulan sebelum periode sebagaimana
poin di atas.
• Mencantumkan rencana kegiatan Trust
dalam Rencana Bisnis Bank dan
• Memiliki kapasitas untuk melakukan
kegiatan Trust berdasarkan hasil penilaian
Bank Indonesia.
e. Selama melakukan kegiatan Trust, Bank wajib
memenuhi persyaratan:
1) Modal inti paling sedikit sebesar Rp5 Triliun
2) Rasio KPMM atau CAR paling rendah
sebesar 13%
3) Tingkat kesehatan Bank paling rendah
Peringkat Komposit 2.
f. Untuk Kantor Cabang Bank Asing (KCBA), selain
harus memenuhi persyaratan di atas, juga harus
memiliki Capital Equivalency Maintained Assets
(CEMA) minimum dengan perhitungan sesuai
ketentuan yang berlaku dan paling sedikit
sebesar Rp5 Triliun serta memenuhi persyaratan
berbadan hukum Indonesia,
7. Paket regulasi Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum dan Capital Equivalency Maintained
Assets (CEMA), yaitu:
a. PBI nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
b. PBI nomor 14/37/DPNP tentangan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum
sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital
Equivalency Maintained Assets (CEMA).
Tujuan PBI ini adalah untuk menciptakan sistem
perbankan yang sehat, mampu berkembang serta
bersaing secara nasional maupun internasional,
perhitungan kecukupan modal Bank disesuaikan
dengan standar internasional yang berlaku.
Selain itu, diperlukan alokasi sejumlah modal
kantor cabang dari bank yang berkedudukan di
luar negeri untuk ditempatkan ke dala instrumen
keuangan tertentu untuk mengantisipasi dinamika
perekonomian dan sistem keuangan global.
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut
meliputi antara lain:
a. Bank wajib menyediakan modal minimum
sesuai profil risiko sehingga tidak hanya mampu
menyerap potensi kerugian dari risiko kredit,
risiko pasar, dan operasional, melainkan juga
risiko lainnya seperti risiko likuiditas dan risiko
lain yang material. Penyediaan modal minimum
sesui profil risiko ditetapkan paling rendah
sebagai berikut:
8% dari ATMR untuk Bank dengan profil -
risiko peringkat 1
9% sd kurang dari 10% dari ATMR untuk -
Bank dengan profil risiko peringkat 2
10% sd kurang dari 11% dari ATMR untuk -
Bank dengan profil risiko peringkat 3
11% sd 14% dari ATMR untuk Bank dengan -
profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5.
b. Bank Indonesia berwenang menetapkan modal
minimum lebih besar dari modal minimum
yang disebutkan di atas jika BI menilai
bank menghadapi potensi kerugian yang
membutuhkan modal lebih besar.
c. Untuk menghitung modal minimum sesuai
profil risiko, Bank wajin memiliki dan
mendokumentasikan Internal Capital Adequacy
Assessment Pocess (ICAAP). Perhitungan modal
minimum sesuai profil risiko ini mulai dilakukan
untuk posisi Maret 2013 dengan menggunakan
peringkat profil risiko posisi Desember 2012.
d. BI akan mengkaji ulang ICAAP dari bank dengan
melakukan Supervisory Review and Evaluation
Process (SREP) dan berdasarkan SREP, BI dapat
meminta bank untuk memperbaiki ICAPP.
207PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dampaknya bagi BRI ialah perlunya menyediakan
modal minimum berdasarkan pada profil risiko BRI.
8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012
tentang Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Bagi Bank Umum.
Perkembangan produk, aktivitas dan teknologi
informasi bank yang semakin kompleks berpotensi
meningkatkan peluang bagi pelaku kejahatan
untuk menyalahgunakan fasilitas dan produk
perbankan sebagai sarana pencucian uang dan
pendanaan terorisme. Oleh karena itu, Ketentuan
Bank Indonesia menyangkut hal tersebut perlu
disesuaikan dalam rangka harmonisasi dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
standar internasional.
Pokok-pokok pengaturan meliputi:
a. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris
paling kurang mencakup:
memastikan bank memiliki kebijakan -
dan prosedur program Anti Pencucian
Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (PPT)
Mengusulkan kebijakan tertulis program -
APU dan PPT kepada Dewan Komisaris
Memastikan penerapan program APU dan -
PPT
Membentuk unit kerja khusus yang -
melaksanakan APU dan PPT dan/atau
menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab
terhadap Program APU dan PPT di Kantor
Pusat
Melakukan pengawasan atas kepatuhan -
satuan kerja dalam menerapkan program
APU dan PPT
Memastikan bahwa kantor cabang wajib -
memiliki unit kerja khusus
Memastikan bahwa kantor cabang dengan -
kompleksitas usaha yang tinggi memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud pada
butir sebelumnya dan terpisah dari satuan
kerja yang melaksanakan kebijakan dan
prosedur program APU dan PPT.
Memastikan bahwa kebijakan dan -
prosedur tertulis mengenai program APU
dan PPT sejalan dengan perubahan dan
pengembangan produk, jasa dan teknologi
bank serta sesuai dengan perkembangan
modus pencucian uang atau pendanaan
terorisme; dan
Memastikan bahwa seluruh pekerja, -
khususnya pekerja dari unit kerja terkait
dan pekerja baru, telah mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan program APU dan
PPT secara berkala.
Sementara itu, pengawasan aktif Dewan
Komisaris paling kurang mencakup:
Persetujuan atas kebijakan penerapan -
program APU dan PPT; dan
Pengawasan atas pelaksanaan tanggung -
jawab Direksi terhadap penerapan program
APU dan PPT
b. Bank wajib memiliki pedoman pelaksanaan
program APU dan PPT yang memuat kebijakan
dan prosedur tertulis.
c. Bank wajib memiliki sistem pengendalian
intern yang efektif yang termasuk di dalamnya
uji kepatuhan (termasuk penggunaan sample
testing) terhadap kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan program APU dan PPT.
d. Bank wajib memiliki sistem informasi yang dapat
mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan
menyediakan laporan secara efektif mengenai
karakteristik transaksi yang dilakukan oleh
Nasabah Bank. Selain itu, bank wajib memiliki
dan memelihara profil nasabah secara terpadu
(Single Customer Identification File).
e. Untuk mencegah digunakannya Bank sebagai
media atau tujuan pencucian uang atau
pendanaan terorisme yang melibatkan pihak
intern bank, bank wajib melakukan prosedur
penyaringan dalam rangka penerimaan
karyawan baru dan pengenalan serta
pemantauan terhadap profil karyawan.
f. Bank wajib meneruskan kebijakan dan prosedur
program APU dan PPT ke seluruh jaringan kantor
dan anak perusahaan di LN, dan memantau
pelaksanaannya.
209PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
g. Bank wajib menyampaikan penyesuaian
action plan pelaksanaan program APU dan
PPT, melaporkan rencana kegiatan pengkinian
data dan melaporkan realisasi pengkinian data
yang disampaikan setip tahun kepada Bank
Indonesia.
h. Terdapat pengenaan sanksi administratif
terhadap kewajiban penyampaian pedoman
dan laporan yang disesuaikan dengan tingkat
keterlambatan maupun sanksi administratif.
BRI melakukan pencatatan transaksi berelasi sesuai
dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010)
mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar
dapat memberikan laporan keuangan yang wajar.
Transaksi material yang terjadi selama tahun 2012
dengan pihak berelasi tersebut selengkapnya terdapat
pada catatan 43 atas Laporan Keuangan Audited
Konsolidasian.
Informasi dan Fakta Material setelah Tanggal
Laporan Akuntan
Tidak ada informasi material setelah tanggal
laporan akuntan.
Transaksi Benturan Kepentingan
Tidak ada transaksi yang mengandung benturan
kepentingan selama tahun pelaporan sebagaimana
yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No.
IX.E.1 “Benturan Kepentingan“.
Transaksi Berelasi
BRI melakukan transaksi dengan pihak-pihak
berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau
kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak
berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat
yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, BRI
telah melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi
secara wajar.
BRI melakukan pencatatan transaksi berelasi sesuai
dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010)
mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar
dapat memberikan laporan keuangan yang wajar.
Transaksi material yang terjadi selama tahun 2012
dengan pihak berelasi tersebut selengkapnya terdapat
pada catatan 43 atas Laporan Keuangan Audited
Konsolidasian.
Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi,
Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi
Hutang/Modal
Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi
mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau
restrukturisasi hutang/modal.
Kebijakan Dividen
Kebijakan mengenai pembagian dividen ditetapkan
setiap tahun melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
pada tahun 2012 BRI melakukan pembayaran dividen
sebesar 20% dari laba bersih 2011 senilai Rp3,02
triliun atau Rp122,28 per lembar saham. Informasi
lebih detil mengenai pembayaran dividen dapat
dilihat pada bab informasi bagi investor.
210 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
PT Bank BRI SyariahRiwayat Usaha
PT Bank BRISyariah (BRISyariah) hadir untuk menjawab
semakin tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia
dalam hal layanan perbankan syariah. Hal ini berawal
dengan didirikannya Unit Usaha Syariah (UUS) pada
tanggal 14 April 2002 dengan 2 kantor cabang di
Jakarta dan Serang.
Selanjutnya, BRI mengakuisisi Bank Jasa Arta sesuai
dengan akta akuisisi No. 61 tanggal 19 Desember 2007
yang ditandatangani di hadapan Imas Fathimah, S.H.,
Notaris di Jakarta, dimana BRI memiliki 99,99875% dari
jumlah saham dan sisanya sebesar 0,00125% dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pejerja BRI.
Pada tahun 2008, Bank Jasa Artha dikonversi menjadi
PT Bank BRISyariah serta merubah kiegiatan usahanya
dari usaha bank umum menjadi bank umum syariah.
Hal ini didasarkan pada akta No. 45 tanggal 22 April
2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, Notaris di
Jakarta serta Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 16 Oktober 2008.
Dalam rangka meningkatkan kinerja sekaligus daya
saing BRI khususnya dalam segmen usaha syariah,
serta memperhatikan perlunya pengelolaan bisnis
perbankan syariah secara lebih fokus, maka pada
tanggal 19 Desember 2008 sesuai dengan akta No. 27
yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H., Notaris
di Jakarta, manajemen BRI memutuskan untuk
melakukan pemisahan (spin-off) atas UUS BRI dan
menggabungkannya dengan PT Bank BRISyariah yang
efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Profil Bank BRISyariah
BRISyariah mempunyai visi untuk menjadi bank
ritel modern terkemuka dengan ragam pelayanan
finansial yang prima sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah dan berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Kinerja Usaha tahun 2012
Tahun 2012 BRISyariah kembali mencatat kinerja usaha
yang menggembirakan. Aset bank tumbuh 25,8%,
dari Rp11,20 triliun di tahun 2011 menjadi Rp14,09
triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 17,79% dari
Rp9,35 triliun di tahun 2011 menjadi Rp11,01 triliun.
Sedangkan di sisi pembiayaan, BRISyariah membukukan
pertumbuhan diatas rata-rata industri perbankan
syariah, yaitu sebesar 23,49% dari Rp9,11 triliun di
tahun 2011 menjadi Rp11,25 triliun di akhir 2012.
Dengan pendapatan operasional sebesar Rp1.51 triliun
dan net income margin sebesar 7,15%, BRISyariah
mencatat laba sebesar Rp101,89 miliar untuk tahun
buku 2012, meningkat 773,76% dari perolehan laba
tahun 2011 yang sebesar Rp11,66 miliar. Kinerja
usaha yang sangat membanggakan tersebut dicapai
terutama berkat terus dikembangkannya jalur
distribusi, peluncuran produk-produk baru yang sesuai
kebutuhan pasar dan juga dukungan sumber daya
manusia BRISyariah yang handal, baik dari segi jumlah
maupun kompetensi.
Selain jaringan kantor yang bertambah menjadi 117
kantor pelayanan di akhir tahun 2012, BRISyariah juga
mengembangkan jalur-jalur distribusi alternatif dengan
membuka Kantor Layanan Syariah (KLS) di jaringan
kantor Bank BRI serta membangun pojok BRIS di Kantor
Urusan Agama (KUA) dan di pesantren-pesantren.
BRISyariah juga mengoptimalkan dukungan jaringan
e-Channel melalui 259 unit ATM. Selain itu, BRISyariah
juga terus mengembangkan layanan e-banking dengan
penambahan fitur-fitur yang semakin lengkap.
Pencapaian kinerja BRISyariah tahun 2012 juga tidak
terlepas dari dukungan SDM yang terus bertambah,
sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai 4.659
orang meningkat dibandingkan dengan akhir tahun
2011 yaitu 4.497 orang. Penambahan SDM di kantor
pusat difokuskan untuk mendukung operasional
maupun pembuatan berbagai kebijakan, prosedur
operasional dan teknologi informasi; sementara di
kantor cabang, pengembangan SDM lebih difokuskan
pada pembentukan sales organization yang kuat.
Kinerja cemerlang BRISyariah tersebut diakui oleh pihak
independen, melalui penerimaan beberapa penghargaan
selama tahun 2012, meliputi: Brand Equity Champion of
Islamic Banking (iB) 2012 dari Markplus Management,
Top Sharia Banking Brand dari Frontier Consulting Group,
Museum Rekor Dunia Indonesia dari MURI, Indonesia
Service Quality Award 2012 dalam acara Service Quality
Golden Award 2012, Banking Efficiency Award 2012 dari
Entitas Anak Usaha
211PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
212 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Bisnis Indonesia, Banking Service Excellence Awards 2012
- 1st Best ATM Sharia Bank dan 3rd Best Phone Handling
Sharia Bank dari Infobank & MRI, Indonesia Original
Brands 2012 untuk Sharia Banking dari Majalag SWA,
Top 250 Indonesia Original Brand 2012 dari Majalah SWA
dan Business Digest, Indonesia Brand Champion 2012 -
Silver Brand Champion of Most Popular Brand Outside
Jakarta dari Markplus Inc.
Pengembangan Produk dan Jasa
Faktor penting yang berperan dalam pencapaian target
bisnis BRISyariah adalah pengembangan produk dan
jasa. Di tahun 2012, BRISyariah meluncurkan beberapa
produk jasa syariah selain juga memperkaya fitur
produk dan jasa yang telah ada sebelumnya, seperti
produk KLM (Kepemilikan Logam Mulia) BRISyariah
iB, penambahan fitur pada produk-produk dan jasa
e-Banking, produk Pembiayaan dengan akad IMBT
(Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik), Tabungan Impian
BRISyariah iB yakni Tabungan berjangka dengan prinsip
bagi hasil yang dirancang untuk mewujudkan impian
dengan terencana, serta layanan mobile banking.
Pengelolaan Risiko
Dalam rangka mengantisipasi perkembangan usaha
yang demikian pesat yang disebabkan tingginya
animo masyarakat menyambut kehadiran layanan
jasa perbankan berbasis prinsip syariah, BRISyariah
menerapkan prinsip pengelolaan risiko secara prudent.
Seluruh profil risiko inherent bank yang terdiri dari
8 jenis risiko meliputi: Risiko kredit, pasar, likuiditas,
operasional, kepatuhan, strategik, reputasi dan hukum,
senantiasa dianalisa untuk kemudian diikuti dengan
penerapan langkah mitigasi. Secara komposit profil
risiko inherent dari BRISyariah adalah low to moderate.
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.Riwayat Usaha
Menindaklanjuti keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa BRI Tahun 2010, maka pada tanggal 3
Maret 2011 dilakukan penandatanganan Akta Akuisisi
antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan atas
88,65% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Bank Agro. Hal ini berdasarkan
Akta Akuisisi No.14 yang dibuat di hadapan Notaris
Fathiah Helmi, S.H.
Selanjutnya, untuk memenuhi Peraturan Bapepam-
LK No.IX.H.1, lampiran keputusanketua Bapepam-LK
Nokep-259/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008, maka BRI
sebagai Pengendali Baru Bank Agro wajib mengalihkan
kembali saham Bank Agro kepada masyarakat dengan
jumlah paling sedikit sebesar persentase saham yang
diperoleh pada saat pelaksanaan Penawaran Tender
Wajib yaitu sebesar 3,15% dari total saham Bank Agro
atau 113.326.500 lembar saham dan dimiliki paling
sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun. Sehubungan dengan hal
tersebut BRI telah melakukan penjualan saham Bank
Agro sebesar 256.875.502 lembar saham (7,10%) dari
total saham Bank Agro) yang terdiri dari penjualan
kepada Dapenbun sejumlah 256.375.502 lembar saham
dan per 31 Maret 2012 jumlah pemegang saham Bank
Agro adalah sejumlah 2.286 Pihak sehingga terhitung
sejak 31 Maret 2012 seluruh proses Pengalihan
Kembali Saham Bank Agro oleh BRI telah selesai
dilaksanakan. Dengan demikian kepemilikan
BRI terhadap Bank Agro sampai dengan tahun
2012 adalah sejumlah 2.886.690.021 lembar atau
79,785% dari total saham Bank Agro.
Profil BRI Agro
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro)
sebagai salah satu bank umum devisa nasional mempunyai
visi untuk memfokuskan layanan perbankannya pada
pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan,
peternakan dan pengolahan. BRI Agro didirikan di
Jakarta pada tanggal 27 September 1989 oleh para tokoh
agrobisnis baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta
Nasional. kehadiran BRI Agro mempelopori sejarah
perbankan agrobisnis di Indonesia. BRI Agro menyediakan
berbagai produk dan layanan perbankan dengan sasaran
khusus dunia bisnis yang mengacu pada spesifikasi
masing-masing segmen pasar seperti kredit kepada PT
Perkebunan Nusantara (I-XIV) berikut kelompok usaha
pendukungnya (rekanan dan kontraktor), maupun
penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani
melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT
Perkebunan Nusantara terkait.
213PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI Agro di tahun 2012 telah memiliki jaringan operasi
sebanyak 9 (sembilan) kantor cabang dan 9 (sembilan)
kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah
Jabodetabek, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandar
Lampung, Jambi, Bandung, Semarang, Rantau Prapat,
Makasar dan Balikpapan, dua kantor kas dan 32
jaringan ATM yang dikelola sendiri. Sampai dengan
akhir tahun 2012, Perseroan memiliki total sumber
daya manusia sebanyak 426 orang.
Kinerja BRI Agro tahun 2012
Total aset BRI Agro per tanggal 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp4.04 triliun atau tumbuh 16,24%
dibandingkan tahun sebelumnya. Dana masyarakat
yang terhimpun selama tahun 2012, mencapai nilai
sebesar Rp3.05 triliun dan telah disalurkan dalam
bentuk kredit sebesar Rp2.53 triliun.
Rentabilitas BRI Agro pada tahun 2012 menunjukkan
kinerja yang baik dengan laba bersih mencapai nilai
sebesar Rp33,03 miliar.
Pengembangan Produk dan Jasa
BRI Agro terus berupaya untuk melengkapi produk
dan jasa perbankan guna meningkatkan basis
nasabah baik simpanan maupun pinjaman. Salah satu
pengembangan yang dilakukan di tahun 2012 adalah
peluncuran program “Ayo Bergoyang”, suatu program
akuisisi dan retensi dari Tabungan dan Deposito BRI
AGRO Berhadiah dengan hadiah langsung tanpa diundi
untuk setiap penempatan dana baru (fresh fund) sesuai
nominal dan jangka waktu yang telah ditetapkan.
BRI Remittance Co.LtdProfil BRI Remittance Co. Ltd.
BRI Remittance Co. Ltd. (sebelumnya bernama
BRIngin Remittance Co. Ltd.) didirikan pada tanggal
7 April tahun 2005 di Hong Kong dengan modal
disetor sebesar HKD 1,600,000.00. Pada tanggal
16 Desember 2011, BRI telah menandatangani
Instrument of Transfer dan Bought and Sold
Notes untuk mengakuisisi 100% saham BRIngin
Remittance Company Ltd. (BRC) sejumlah 1.600.000
lembar saham dengan harga pembelian sebesar
HKD1.911.270. Akuisisi ini telah disahkan oleh Inland
Revenue Department (IRD) Hong Kong dengan stamp
duty pada tanggal 28 Desember 2011 dan telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui
surat No.13/32/DPB1/TPB1-3/Rahasia pada tanggal
1 Desember 2011, sehingga terhitung sejak tanggal
tersebut BRI menjadi Pemegang Saham Pengendali
BRC dengan kepemilikan saham 100%.
Selanjutnya, berdasarkan Certificate of Change of Name
No. 961091 tanggal 11 Oktober 2012 oleh Registrar of
Companies Hong Kong Special Administrative Region,
nama BRIngin Remittance Company Ltd. secara resmi
berubah menjadi BRI Remittance Company Ltd.
Bisnis utama yang dijalankan oleh BRC adalah Bisnis
Remittance, yaitu layanan pengiriman uang dari
pengirim (originator) ke penerima (beneficiary)
yang berdomisili di negara yang berbeda. Untuk
menunjang Bisnis Remittance di Hong Kong,
saat ini BRI memiliki sistem BRIFAST yang telah di
implementasikan di BRC dan diintegrasikan secara
on line ke lebih dari 9000 unit kerja BRI. Dengan
terintegrasinya BRC dengan unit kerja BRI akan
mempercepat pelayanan pengiriman uang dari dan
ke Hong Kong, hal ini akan menjadi keunggulan
kompetitif bagi BRI. Pada tahun 2012, aset BRC
tercatat sebesar Rp2,82 miliar atau meningkat
20,97% dari tahun 2011 yaitu Rp2,33 miliar
Kinerja BRI Remittance Co. Ltd. selama tahun 2012
memberikan pendapatan dan laba bersih sebesar
Rp1,595 miliar dan Rp297 juta.
215PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tata Kel o la Perusahaan
Bank BRI berkomitmen untuk menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan implementasi praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik.
216 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tujuan Penerapan Tata Kelola PerusahaanBRI mempunyai komitmen untuk menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan
pada penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Melalui penerapan prinsip-prinsip GCG secara
konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat memaksimalkan nilai Bank dan kepercayaan pasar. Hal ini
dilakukan agar Bank memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional serta menjaga
kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai. Inilah yang kemudian
mendasari BRI untuk memilih tema “Menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan Praktik-Praktik Good Corporate
Governance (GCG) yang Baik” sebagai tema tahunan 2012.
Penerapan GCG bagi BRI bukan semata mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga
upaya untuk terus melakukan inovasi dan penyempurnaan secara berkelanjutan dalam penerapan prinsip-prinsip
GCG. Sejak tahun 2000, BRI semakin berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan
bisnis maupun operasional perbankan. Dan hal tersebut telah menjadi titik awal pengukuhan pengimplementasian
tata kelola Perusahaan yang baik secara berkesinambungan di BRI hingga saat ini.
Selama tahun 2012, BRI memperoleh beberapa penghargaan sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi dari
pihak eksternal/independen terhadap pencapaian BRI dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di setiap kegiatan
usahanya. Penghargaan tersebut adalah:
Kategori Best Corporate Governance Right of Shareholders 2012
The 4th The Indonesian Institute
for Corporate Directionship (IICD) Conference and Award
Corporate Governance
Perusahaan ”Trusted Company”
Corporate Governance Perception Index (CGPI ) -
The Indonesian Institute
of Corporate Governance (IICG)
Indonesia Trusted Companies Investors and
Analysts’s Assessment Survey
Kategori The Best Bank 2012 in GCG (peringkat ke-3)
Business Review
Tata Kelola Perusahaan
217PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Penilaian Penerapan Tata Kelola Perusahaan Penilaian penerapan tata kelola perusahaan (GCG assessment) bermanfaat untuk menilai kualitas penerapan
GCG secara berkesinambungan. Selama tahun 2012 BRI melakukan self assessment menggunakan kriteria Bank
Indonesia serta penilaian dilakukan oleh pihak eksternal.
Self Assessment GCG
Dalam penerapan prinsip-prinsip GCG dibutuhkan suatu bentuk penilaian (assessment) untuk melihat sejauh mana
perkembangan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan dan pengaruhnya terhadap kegiatan bisnis
dan operasional suatu perusahaan. Melalui penilaian tersebut dapat pula diketahui adanya peningkatan kualitas
penerapan prinsip GCG secara berkesinambungan ke dalam proses bisnis internal.
Untuk itu, dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia melalui PBI No. 8/14/PBI/2006 yang mengharuskan
bank untuk melakukan penilaian sendiri secara internal (internal self assement) terhadap penerapan GCG, maka
BRI telah melaksanakan self assessment pelaksanaan GCG untuk periode tahun 2012. Hasil penilaian tesebut
menunjukkan nilai komposit 1,31 dengan predikat “SANGAT BAIK”. Berikut adalah penjelasan mengenai self
assessment penerapan GCG BRI periode 2012:
Aspek yang dinilai Bobot (A)
Peringkat (B) Nilai (A x B) Catatan Sem II/2012
2011 Semester I/2012
Semester II/2012
2011 Semester I/2012
Semester II/2012
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
10,0% 1 1 1 0,10 0,10 0,10 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
20,0% 1 1 1 0,20 0,20 0,20 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
10,0% 1 1 1 0,10 0,10 0,10 Komposisi dan pelaksanaan tugas komite-komite telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien
Penanggulangan Benturan Kepentingan
10,0% 2 1 1,51 0,20 0,10 0,15 BRI telah memiliki kebijakan internal mengenai penanganan benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Benturan kepentingan di BRI telah ditangani dengan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan BRI.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
5,0% 2 2 2 0,10 0,10 0,10 Penerapan Fungsi Kepatuhan BRI tergolong baik, namun pernah terdapat pelanggaran yang tidak material. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan berjalan efektif. Pedoman, sistem dan prosedur tersedia lengkap
Penerapan Fungsi Audit Intern
5,0% 1 1 1 0,05 0,05 0,05 Pelaksanaan fungsi audit intern berjalan sangat efektif, sesuai pedoman intern dan standar minimum SPFAIB.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
5,0% 1 1 1 0,05 0,05 0,05 Bank telah melakukan pemilihan KAP dengan memperhatikan semua ketentuan dan aturan yang berlaku. Akuntan Publik serta KAP terpilih telah melakukan tugasnya secara profesional dan independen dan menyampaikan laporannya sesuai perjanjian kerja yang ditetapkan
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
7,5% 1 1 2 0,075 0,075 0,150 Identifikasi dan pengendalian seluruh risiko Bank efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat. Prosedur dan penerapan pengendalian intern komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank
218 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Aspek yang dinilai Bobot (A)
Peringkat (B) Nilai (A x B) Catatan Sem II/2012
2011 Semester I/2012
Semester II/2012
2011 Semester I/2012
Semester II/2012
Penyediaan Dana kepada Pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large exposures)
7,5% 1 1 1 0,075 0,075 0,075 BRI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang up to date dan sangat lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Tidak ada pelanggaran maupun pelampauan BMPK. Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dilakukan secara sangat independen. Konsentrasi penyediaan dana kepada debitur besar/debitur inti dibandingkan dengan total penyediaan dana memiliki tingkat persentase yang kecil. Posisi Desember 2012 adalah 16,15% (perbandingan penyediaan dana untuk Top 25 debitur (inti) dengan total pinjaman) dan 0,66% (perbandingan penyediaan dana untuk pihak terkait dengan total pinjaman). Total pinjaman kepada Top 25 debitur (inti) sebesar Rp54,65 miliar (OS), total pinjaman kepada pihak terkait sebesar Rp2,23 miliar (OS) dan total pinjaman posisi Desember 2012 adalah sebesar Rp338,45 miliar (OS).
Transaparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
15,0% 2 2 1,58 0,30 0,30 0,24 BRI telah menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada stakeholders dan mudah diakses.Laporan GCG telah disampaikan sesuai ketentuan. Sistem Informasi Manajemen terkait sistem pelaporan internal BRI mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen.
Rencana Strategis Bank
5,0% 1 1 2 0,05 0,05 0,10 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank disusun sesuai dengan visi, misi serta Rencana Korporasi.
Nilai Komposit 100% 1,300 1,200 1,310 Predikat “SANGAT BAIK”
Penjelasan nilai hasil komposit
Nilai Komposit Predikat Komposit
Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 = Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 = Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
3,5 = Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
4,5 = Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
Untuk periode semester I/2012, Bank Indonesia melakukan evaluasi terhadap hasil penilaian tingkat kesehatan/Risk
Based Bank Rating (RBBR) BRI, untuk penilaian self assessment GCG terdapat perbedaan penilaian menurut Bank
Indonesia sebagai berikut:
Faktor 6 : Penerapan fungsi audit intern Peringkat 21.
Faktor 8 : Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern Peringkat 22.
Faktor 9 : Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar Peringkat 23.
Faktor 11: Rencana strategi Bank Peringkat 24.
219PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Penilaian Penerapan GCG oleh Pihak Eksternal
Program riset dan pemeringkatan penerapan GCG oleh CGPI 2011 dengan tema “Good Corporate Governance
dalam Perspektif Risiko” yang dilaksanakan pada bulan Juli sd November 2012 melalui tahapan sebagai berikut:
Tahapan Penjelasan
Self Assessment Kegiatan pengisian kuesioner terkait dengan implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan
Penilaian Dokumen Pemenuhan persyaratan penilaian berupa penyerahan berbagai dokumen yang telah dimiliki Perusahaan terkait dengan implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan
Penilaian Makalah Pemenuhan persyaratan penilaian yang menjelaskan serangkaian proses dan program impelmentasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan
Observasi Tahap akhir penilaian sebagai salah satu bagian penting dari proses riset dan pemeringkatan CGPI berupa peninjauan langsung ke Perusahaan oleh tim penilai CGPI untuk memastikan proses pelaksanaan serangkaian program implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan
Dengan Aspek Penilaian GCG dalam Perspektif Risiko adalah sebagai berikut:
1. Komitmen 5. Indenpendensi 8. Kepemimpinan 11. Strategi dan Kebijakan
2. Transparansi 6. Fairness 9. Kemampuan Bekerjasama 12. Etika Bisnis
3. Akuntabilitas 7. Kompetensi 10. Visi, Misi dan Tata Nilai 13. Budaya Risiko
4. Responsibilitas
BRI mendapatkan hasil penilaian CGPI 2011 dengan katagori Perusahaan ”Terpercaya”.
Road Map Penerapan GCGTahapan Implementasi GCG BRI mengimplementasikan GCG melalui 4 (empat) tahapan, yaitu
Perumusan
Tahapan-1Pengukuhan Komitmen 1. ManajemenKelengkapan 2. Soft- structure GCG BRIKelengkapan 3. Infrastructure GCG BRIKelengkapan 4. GCG Mechanism BRI
Implementasi
Tahapan-2GCG Awareness (Internalisasi dan Eksternalisasi)
Penegakan Budaya 1. Perusahaan dan Kode Etik BRIPeran aktif 2. Top ManagementOptimalisasi organ 3. pendukung, antara lain:
fungsi manajemen •risiko dan sistem pengendalian intern fungsi kepatuhan•fungsi audit intern•
Pengembangan 4. GCG Tools
Monitoring dan Evaluasi
Tahapan-3 Program Assessment 1. GCG (self assessment & independent assessment)Evaluasi Kinerja Perusahaan2. Penyempurnaan 3. GCG structure & mechanismPenyempurnaan 4. IT SystemEvaluasi organ Perusahaan5.
GCG Excellent
Tahapan-4GCG sebagai budaya1. Most Trusted Company2. Suistainability3. usaha Perusahaan yang 4. berintegritas, beretika & bertanggungjawabService Excellent5. Memberi nilai tambah bagi 6. Stakeholders
220 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Komitmen Anti FraudPenandatangan Komitmen Anti Fraud seluruh pekerja di setiap unit kerja, termasuk unit kerja luar negeri.
Penandatanganan Komitmen Anti Fraud juga dilaksanakan oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi bank BRI
Penguatan Budaya Kerja BRIAgenda rutin tahunan setiap unit kerja BRI dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Forum Peningkatan Kinerja (FPK)
Komitmen GCG BRIKomitmen GCG BRI ditujukan kepada seluruh nasabah, debitur dan mitra kerja BRI yang dipublikasikan dalam website BRI & majalah Tempo edisi 14 Agustus 2012
Seminar GCG“Membangun reputasi kompetitif BRI melalui implementasi GCG untuk menjadi World Class Bank Banking”Jakarta, 1 November 2012
Beberapa sosialisasi di seluruh unit kerja selama tahun 2012
Strategi Anti • FraudBudaya Kepatuhan•Prinsip kehati-hatian Bank•Benturan Kepentingan•Ketenagakerjaan (kewajiban, larangan •& hak Pekerja)Perpajakan •PSAK 50-55•IT • Security AwarenessDan Lain-lain•
Rapat Koordinasi Self Assessment GCG BIAgenda rutin semesteran melakukan self assessment GCG sesuai ketentuan Bank Indonesia
Monitoring Program APU-PPTKegiatan rutin tahunan monitoring implementasi program APU-PPT di unit kerja BRI (sampling)
Annual Disclosure Pernyataan tahunan terkait Benturan Kepentingan setiap Pekerja BRI
Acara “Obrolan Pagi” BRI Fraud: Indikasi, Pencegahan dan Penanganan.Jakarta, 3 April 2012
Corporate Governance Perception Index (CGPI)tema “Good Corporate Governance (GCG) dalam Perspektif Risiko”Pelaksanaan bulan Juli sampai dengan November 2012
Beberapa Kegiatan dalam
rangka Peningkatan Kual itas
Penerapan GCG BRI Selama
Tahun 2012:
221PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Komitmen Anti FraudPenandatangan Komitmen Anti Fraud seluruh pekerja di setiap unit kerja, termasuk unit kerja luar negeri.
Penandatanganan Komitmen Anti Fraud juga dilaksanakan oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi bank BRI
Penguatan Budaya Kerja BRIAgenda rutin tahunan setiap unit kerja BRI dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Forum Peningkatan Kinerja (FPK)
Komitmen GCG BRIKomitmen GCG BRI ditujukan kepada seluruh nasabah, debitur dan mitra kerja BRI yang dipublikasikan dalam website BRI & majalah Tempo edisi 14 Agustus 2012
Seminar GCG“Membangun reputasi kompetitif BRI melalui implementasi GCG untuk menjadi World Class Bank Banking”Jakarta, 1 November 2012
Beberapa sosialisasi di seluruh unit kerja selama tahun 2012
Strategi Anti • FraudBudaya Kepatuhan•Prinsip kehati-hatian Bank•Benturan Kepentingan•Ketenagakerjaan (kewajiban, larangan •& hak Pekerja)Perpajakan •PSAK 50-55•IT • Security AwarenessDan Lain-lain•
Rapat Koordinasi Self Assessment GCG BIAgenda rutin semesteran melakukan self assessment GCG sesuai ketentuan Bank Indonesia
Monitoring Program APU-PPTKegiatan rutin tahunan monitoring implementasi program APU-PPT di unit kerja BRI (sampling)
Annual Disclosure Pernyataan tahunan terkait Benturan Kepentingan setiap Pekerja BRI
Acara “Obrolan Pagi” BRI Fraud: Indikasi, Pencegahan dan Penanganan.Jakarta, 3 April 2012
Corporate Governance Perception Index (CGPI)tema “Good Corporate Governance (GCG) dalam Perspektif Risiko”Pelaksanaan bulan Juli sampai dengan November 2012
Pedoman, Struktur, dan Kebijakan Tata Kelola PerusahaanPedoman Tata Kelola Perusahaan
Komitmen Perusahaan dalam menerapkan Good Corporate
Governance (GCG) tertuang dalam visi BRI untuk menjadi Bank
Komersial terkemuka yang mengutamakan kepuasan nasabah,
yang diperjelas dengan misi Bank BRI untuk memberikan
pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktek GCG demi manfaat
optimal kepada stakeholders.
Melakukan kegiatan
perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada UMKM untuk menunjang
peningkatan ekonomi
masyarakat
MISI 1 MISI 2 MISI 3
VISIMenjadi Bank komersial terkemuka yang
mengutamakan nasabah
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan
kerja yang tersebar luas dan didukung
oleh SDM yang profesional dengan
melaksanakan praktek Good
Corporate Governance (GCG)
Memberikan keuntungan dan
manfaat yang optimal kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
Pendalaman materi untukpekerja baru BRI
GCG dan Kode Etik BRI•Program APU-PPT•Manajemen Risiko•Sistem Pengendalian Intern•
Operasional •Perkreditan•Profil Bisnis•Dan Lain-lain•
222 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Bank BRI berkeyakinan bahwa implementasi GCG harus
berawal dari Top Management, dalam hal ini adalah
Board of Directors (BOD) dan Board of Commissioner
(BOC). Konsekuensi dari komitmen tersebut adalah
diterapkannya prinsip-prinsip GCG di semua kegiatan
usaha BRI, sebagaimana ditunjukkan dalam visi-misi, core
value, strategi kebijakan dan sebagainya. Sejak tahun
2001 telah dirumuskan pedoman umum penerapan
GCG di segala tingkatan organisasi BRI, melalui Surat
Keputusan Bersama (SKB) Dewan Komisaris dan Direksi
dalam Kebijakan Good Corporate Governance (GCG)
BRI (GCG Charter) dan telah dilakukan penyempurnaan
sebanyak 3 (tiga) kali yang terakhir pada tahun 2010.
Komitmen pelaksanaan GCG BRI tercermin dalam
penetapan Tema Tahunan (Theme of the Year) BRI
Tahun 2012 yaitu “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia
dengan Praktik-Praktik GCG yang Baik” sebagai bagian
rencana kerja jangka panjang (corporate plan) yang
berkesinambungan untuk mencapai visi Perusahaan.
Melalui pemilihan tema tahunan tersebut diharapkan
dapat menjiwai pelaksanaan rencana kerja dan proses
pencapaian sasaran kerja.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Dalam rangka mendukung tercapainya visi dan
misi BRI, serta dalam rangka pengembangan bisnis,
penyempurnaan terhadap struktur tata kelola
perusahaan terus dilakukan.
Struktur tata kelola dimaksud harus dapat menjamin
adanya check and balance dan akuntabilitas yang
jelas dan tegas dari masing-masing organ perusahaan.
Pemenuhan jumlah dan komposisi Dewan Komisaris,
dan pembentukan Komite-Komite telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pemisahan yang jelas antara
organ perusahaan mencerminkan adanya check and
balance serta sistem pengendalian internal yang baik.
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Bank BRI telah memiliki beberapa kebijakan umum
terkait GCG beserta turunannya yang menjadi aturan
pelaksana dalam mendukung pelaksanaan GCG di
BRI, antara lain namun tidak terbatas pada kebijakan/
prosedur dibawah ini:
Kebijakan Umum 1. Good Corporate Governance BRI;
Kebijakan Budaya Kerja BRI;2.
Kode Etik BRI3. (code of conduct);
Board Manual4. beserta Panduan kerja Dewan
Komisaris dan Direksi;
Panduan Kerja Komite Dewan Komisaris BRI dan 5.
Piagam Komite Audit BRI;
Panduan Sekretaris Perusahaan BRI;6.
Kebijakan Umum Penanganan Benturan 7.
Kepentingan BRI;
Kebijakan Pelaporan Pelanggaran8. (Whistleblowing
System) BRI;
Kebijakan dan Prosedur Penyelesaian Pengaduan 9.
Nasabah;
Panduan Transparansi dan Pengungkapan BRI;10.
Ketentuan Pembukaan Rahasia Bank;11.
Strategi 12. Anti Fraud BRI;
Peraturan Disiplin BRI;13.
Kebijakan Umum Organisasi BRI;14.
Kebijakan Umum Rencana Jangka Panjang 15.
(Corporate Plan) BRI;
Kebijakan Umum Rencana Bisnis Bank (RBB) BRI;16.
Kebijakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 17.
(RKAP) BRI;
Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) BRI 18.
beserta turunannya;
Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha 19.
(Bussiness Continuity Management);
Kebijakan Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB) BRI;20.
Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program Anti 21.
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris
(APU-PPT) BRI;
Compliance Charter;22.
Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI;23.
Audit Charter;24.
Panduan 25. Audit Intern (PAI) BRI;
Kebijakan dan Prosedur Audit Teknologi Sistem 26.
Informasi;
Sistem Manajemen Mutu 27. Audit Intern;
Arsitektur Sumber Daya Manusia;28.
Kebijakan Umum Pengembangan dan Pelatihan BRI;29.
Beberapa kebijakan 30. reward and punishment BRI;
Kebijakan Umum Teknologi Sistem Informasi 31.
(KUTSI) BRI;
Kebijakan Umum dan Prosedur Sekuriti Teknologi 32.
Sistem Informasi;
Kebijakan Umum Perkreditan beserta turunannya;33.
Kebijakan Umum Manajemen Aktiva Tetap dan 34.
Logistik (KEMAL) BRI; dan
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa BRI.35.
223PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Struktur Tata Kelola Perusahaan BRI
ORGAN UTAMA
ORGAN PENDUKUNG
Komite Manajemen Risiko
Komite Kebijakan Perkreditan
Komite Kredit
ALCO
Komite Kebijakan SDM
RUPS
Dewan Komisaris DireksiCheck and Balance
Sekretaris Dewan KomisarisSekretaris Perusahaan-
Hubungan Investor
Manajemen Risiko-Sistem Pengendalian Intern
Kepatuhan-Hukum
Internal Audit-Eksternal Audit
Pelanggan(customer)
Pekerja(employee)
Komunitas(community)
Komite Audit
Komite Nominasi & Remunerasi
Komite Pengawasan Manajemen Risiko
Komite IT
IndependencyResponsibilityAccountabilityTransparency Fairness
224 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Transparansi Kondisi Keuangan
Jenis Laporan Publikasi
Media Publikasi Tanggal
Laporan Tahunan BRI tahun 2011 Website, Bapepam-LK, Bursa Efek
Indonesia13 Maret 2012
Bank Indonesia, YLKI, Lembaga
Pemeringkat (Fitch, Pefindo,
ICRA) Asosiasi Perbankan (IBI,
Asosiasi BPD), Lembaga Penelitian
Ekonomi & Keuangan (Danareksa
Research Institute, Institute for
Development of Economics and
Finance- INDEF) Majalah Ekonomi
& Keuangan (Majalah Infobank,
Majalah Investor)
18 April 2012
Laporan Keuangan Publikasi:
Tahun 2011 (posisi 31 Desember 2011) BI, Bapepam-LK, Bursa Efek
Indonesia, Website BRI, Surat
Kabar, Website Bursa Efek
Indonesia
28 Februari 2012
Triwulan I tahun 2012 (posisi 31 Maret 2012) 27 April 2012
Triwulan II Tahun 2012 (posisi 30 Juni 2012) 29 Juli 2012
Triwulan III Tahun 2012 (posisi 30 September 2012) 31 Oktober 2012
Tahun 2012 (posisi 31 Desember 2012) 31 Januari 2013
Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2011 Bank Indonesia, YLKI, Lembaga
Pemeringkat (Fitch, Pefindo,
ICRA) Asosiasi Perbankan (IBI,
Asosiasi BPD), Lembaga Penelitian
Ekonomi & Keuangan (Danareksa
Research Institute, Institute for
Development of Economics and
Finance- INDEF) Majalah Ekonomi
& Keuangan (Majalah Infobank,
Majalah Investor)
18 April 2012
Informasi Penting Lainnya
Share Option
Kebijakan dalam pemberian share option
BRI telah menetapkan kebijakan internal mengenai pemberian Share Option dengan mengacu kepada Peraturan
Bapepam-LK Nomor: Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Pemberian saham dilaksanakan melalui 3 (tiga)
tahap dalam waktu 3 tahun sebagai berikut:
MSOP Tahap I dilaksanakan pada saat 1. Initial Public Offering (IPO) dengan harga Rp962,5 dan jangka
waktu 5 tahun (10 November 2003 - 9 November 2008)
MSOP Tahap II dilaksanakan pada tahun2. ke-2 setelah IPO dengan harga Rp1.750 dan jangka waktu 5 tahun
(10 November 2004 – 9 November 2009)
MSOP Tahap III dilaksanakan pada tahun ke-33. setelah IPO dengan harga sesuai aturan Bursa dan jangka waktu
5 tahun (10 November 2005 - 9 November 2010).
Saham yang dimiliki oleh jajaran Direksi (selain Direktur Utama) diberikan pada saat yang bersangkutan sebagai
pejabat eksekutif.
225PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pengungkapan pelaksanaan share option BRI
Nama Program Penjatahan Saham (Employee Stock Allocation - ESA)
Program Pemberian Opsi Pembelian Saham(Management Stock Option Plan - MSOP)
Jatah Saham yang Diberikan Jatah Saham yang Dieksekusi
Saham Bonus
Saham Diskon
Saham Jatah
Tambahan
Saham MSOP 1
Saham MSOP 2
Saham MSOP 3
Opsi Tahap 1
Opsi Tahap 2
Opsi Tahap 3
DEWAN KOMISARIS
Bunasor Sanim - - - - - - - -
Mustafa Abubakar - - - - - - - -
Vincentius Sonny Loho - - - - - - - -
Heru Lelono - - - - - - - -
Hermanto Siregar - - - - - - - -
Adhyaksa Dault - - - - - - - -
Aviliani - - - - - - - -Ahmad Fuad - - - - - - - -PIHAK INDEPENDEN NIHIL
DIREKSI
Sofyan Basir - - - - 3.115.500 - - 3.115.500
Sarwono Sudarto 41.000 54.500 50.000 376.000 320.500 140.000 376.000 320.500 140.000
Sulaiman Arif Arianto 38.000 51.000 50.000 345.000 320.500 140.000 345.000 320.500 140.000
Lenny Sugihat 38.000 51.000 50.000 345.000 320.500 137.000 345.000 320.500 137.000
Asmawi Syam 41.000 54.500 125.000 376.000 320.500 140.000 376.000 320.500 140.000
Suprajarto 28.000 37.500 50.000 229.000 215.000 137.000 229.000 215.000 137.000
A. Toni Soetirto - - - - - - - - -
Djarot Kusumayakti 28.000 37.500 50.000 229.000 215.000 137.000 229.000 215.000 137.000
Achmad Baiquni - - - - - - - - -
Randi Anto 28.000 37.500 50.000 229.000 215.000 134.000 229.000 215.000 134.000
Gatot Mardiwasisto - - - - - - - - -
4.177.000 4.244.500 6.780.000 25.367.000 27.124.500 13.305.000
Buyback Shares dan/atau Obligasi
Selama tahun 2012, BRI tidak melakukan buy back share dan/atau buy back obligasi
Komoditi Jumlah yang Dibeli Kembali Peningkatan Laba per Komoditi
Lembar Saham NIHIL NIHIL
Obligasi NIHIL NIHIL
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Perbulan
Rasio 2011 2012
Gaji Pekerja Tertinggi dan Terendah 21,00 24,06
Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah 1,11 1,11
Honorarium Komisaris Tertinggi dan Terendah 1,11 1,11
Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Tertinggi 2,97 2,56
Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Terendah 62,46 61,62
226 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Politik Selama Tahun 2012
Dalam menjalankan bisnisnya, BRI tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan
kepentingan masyarakat dan lingkungan di sekitar unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai
bentuk tanggung jawab sosial, BRI telah menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk membangun
masyarakat dan lingkungannya.
(dalam Rp juta)
Jenis Kegiatan Realisasi
Kegiatan Sosial
Bina Lingkungan (BRI Peduli) Bidang:
Bencana Alam• 852
Sarana Ibadah• 8.142
Peningkatan Pendidikan• 37.982
Peningkatan Kesehatan• 19.039
Sarana Umum• 11.861
Pelestarian Alam• 1.186
Sub Total 79.061
BUMN Peduli 173.948
Total 253.009
Kegiatan Politik NIHIL
Penyediaan Dana pada Pihak terkait
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure)
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko
dalam memberikan Penyediaan Dana, khususnya Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan atau Penyediaan
Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan
terhadap Bank.
Bank BRI telah memiliki pedoman kebijakan dan prosedur tertulis tentang penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
dan atau Penyediaan Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memiliki
kepentingan terhadap Bank. Bank BRI dalam memberikan penyediaan dana kepada Pihak Terkait dilakukan
persetujuan kepada Dewan Komisaris Bank. Selain itu, untuk penyediaan dana dengan besaran minimal Rp1
(satu) triliun dan/atau berdasarkan pertimbangan Komite Kredit BRI atau Direksi, maka putusan penyediaan dana
tersebut harus dikonsultasikan kepada Dewan Komisaris. Adapun besaran tersebut berlaku baik untuk debitur
tunggal, Grup, inti plasma maupun debitur BUMN atau pemerintah.
Penyediaan DanaJumlah
Debitur Nominal/Total Baki Debet (dalam Rp juta)
Kepada pihak terkait 12 2.225.548
Kepada debitur inti:
Individua.
Groupb.
25 54.647.000
227PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Kebulatan Tekad GCG Ter baik
Internal:Internalisasi praktek GCG terbaik •Internalisasi • whistleblowing system
Penguatan Pengawasan •Penerapan Integritas •
EksternalAjakan kepada mitra kerja untuk •menerapkan prinsip GCG terbaikMemasang • banner/iklan penerapan praktek GCG terbaikSosialisasi • whistleblowing system kepada khalayak/nasabah/mitra.
228 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Melalui RUP S, pemegang saham dapat mempergunakan haknya mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam pengambilan keputusan penting secara setara
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan
forum dari instansi tertinggi organ Perusahaan, yakni
Pemegang Saham dan RUPS itu sendiri merupakan
forum pengambilan keputusan penting yang berkaitan
dengan serta didasarkan pada kepentingan usaha
Perusahaan. RUPS merupakan instansi tertinggi yang
mempunyai kewenangan eksklusif yang tidak diberikan
kepada Dewan Komisaris dan Direksi sesuai Anggaran
Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku.
Melalui RUPS, para pemegang saham dapat
mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat
dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan
keputusan penting secara setara. RUPS juga
merupakan forum evaluasi kinerja Dewan Komisaris
dan Direksi dengan melihat kinerja seluruh aspek
operasional Perusahaan, mencakup kinerja ekonomi,
sosial maupun lingkungan.
Sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran
Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari:
RUPS Tahunan
RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat
6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir dan
dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan hal-hal
sebagai berikut:
Laporan Tahunan1.
Usulan penggunaan laba bersih Perseroan, jika 2.
Perseroan mempunyai laba positif.
Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit 3.
tahun buku Perseroan yang sedang berjalan
berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan Kantor Akuntan Publik.
Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk 4.
kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan
demikian mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu
5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup,
Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan.
RUPS Lainnya
RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu
berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.
Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan,
Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS
Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan
Pemanggilan Rapat.
Tata Cara Penyelenggaraan RUPS
Adapun tata-cara penyelenggaraannya adalah sebagai
berikut:
Pemanggilan RUPS dilakukan dengan menggunakan 1.
surat tercatat/iklan surat kabar dilakukan dalam jangka
waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum
tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.
Sebelum melakukan pemanggilan, 14 (empat belas) hari 2.
sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan
bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS.
Terkait dengan status BRI sebagai salah satu 3.
perusahaan terbuka serta dalam rangka
keseragaman informasi mengenai rencana atau
pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan Bapepam-
LK No. IX.I.1, Perseroan wajib menyampaikan
terlebih dahulu agenda Rapat tersebut secara jelas
dan rinci kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan.
Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan 4.
wajib menyampaikan hasil Rapat selambat-
lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat
tersebut diselenggarakan kepada Bapepam-LK
dan mengumumkannya kepada publik sekurang-
kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa
Indonesia, salah satunya berperedaran nasional.
Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 (satu) 5.
hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.
229PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tahun 2012 BRI melakukan 1 kali RUP S, dengan keputusan diantaranya pembagian dividen sebesar 20% laba bersih 2011 dan pergantian/penambahan anggota Dewan Komisaris
Selama tahun 2012, BRI melaksanakan 1 kali RUPS,
yaitu RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada
tanggal 28 Maret 2012 bertempat di Gedung BRI I
Lantai 21 dan dihadiri oleh Pemegang Saham yang
mewakili 85,122% atau 20.998.988.515 lembar saham
BRI yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Dengan
demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi
dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat
mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan
penyelenggaraan RUPS Tahunan BRI Tahun 2012:
Penyampaian pemberitahuan RUPS Tahunan BRI Tahun 1.
2012 kepada Bapepam-LK melalui surat Perseroan No.
R.46-DIR/SKP/02/2012 tanggal 20 Februari 2012.
Pemberitahuan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat 2.
kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas
dan Bisnis Indonesia pada tanggal 27 Februari 2012
Pemanggilan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat 3.
kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas
dan Bisnis Indonesia pada tanggal 13 Maret 2012.
Adapun keputusan-keputusan penting yang diambil
melalui RUPS tersebut adalah:
Menyetujui Laporan Tahunan 2011 dan mengesahkan 1.
Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku
2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No.
RPC-1874/PSS/2012 tanggal 27 Februari 2012, serta
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan
pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan
dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 sepanjang tindakan tersebut bukan
merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam
Laporan Tahunan Perseroan 2011.
Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan 2.
dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011
termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit
oleh Akuntan Publik Hertanto, Sidik & Rekan sesuai
dengan Laporan No. 004/LAI/HSR.HT tanggal 9 Maret
2012 serta memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan
pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011 sepanjang
tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana
dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut.
a. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan 3.
tahun buku 2011 sebagai berikut:
Sebesar 20% atau Rp3.016.587.862.754 •
ditetapkan sebagai dividen tahun buku 2011
dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Mei
2012 kepada para Pemegang Saham yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan pada tanggal 1 Mei 2012.
Sebesar 1% atau Rp150.829.393.138 untuk •
Cadangan Tujuan guna mendukung investasi
Sebesar 4% atau Rp603.317.572.551 untuk •
Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan.
Sisanya sebesar 75% atau •
Rp11.312.204.485.329,10 akan menambah
laba ditahan.
b. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham
Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya
persentase penggunaan laba bersih tahun buku
2011 masing-masing untuk Program Kemitraan
dan Program Bina Lingkungan.
c. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi
untuk menetapkan jadwal dan tata cara
pembagian dividen tahun buku 2011 sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Memberikan wewenang dan kuasa kepada d.
Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri
A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya gaji
anggota Direksi dan honorarium anggota
Dewan Komisaris untuk tahun 2012, menetapkan
besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota
Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku
2011 serta menetapkan benefit lainnya untuk
anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
230 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Melimpahkan kewenangan dan kuasa e.
kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk
Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan
audit Laporan Keuangan Perseroan tahun
buku 2012 dan Kantor Akuntan Publik yang
akan melakukan audit Laporan Keuangan
Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program
Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2012
serta menetapkan honorarium serta persyaratan
lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Menyetujui perubahan Pasal 24 Anggaran Dasar f.
Perseroan dan memberikan kuasa dan wewenang
kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi
untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan
berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri.
Dewan Komisaris g.
Memberhentikan dengan hormat Saudara •
Agus Suprijanto sebagai anggota Dewan
Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat ini
dengan ucapan terima kasih atas sumbangan
tenaga dan pikiran yang diberikan selama
menjabat sebagai Komisaris PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.
Mengangkat•
Mustafa Abubakar : Wakil
Komisaris Utama
Vincentius Sonny Loho : Komisaris
Ahmad Fuad : Komisaris Independen
Pengangkatan Saudara Mustafa Abubakar,
Saudara Vincentius Sonny Loho dan Saudara
Ahmad Fuad, tersebut diatas berlaku efektif
setelah mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit & Proper Test) serta memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisaris yang diangkat tersebut adalah
sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang
ke-5 (kelima) sejak pengangkatan mereka.
Direksi h.
a. Memberhentikan dengan hormat Saudara
Asmawi Syam dan Saudara Suprajarto sebagai
anggota Direksi terhitung sejak ditutupnya
Rapat ini dengan ucapan terima kasih
atas sumbangan tenaga dan pikiran yang
diberikan selama menjabat sebagai Direktur
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
b. Mengangkat
Asmawi Syam : Sebagai Direktur
Suprajarto : Sebagai Direktur
Pengangkatan anggota Direksi tersebut
berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini
dengan masa jabatan adalah sampai dengan
ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima)
sejak pengangkatan mereka.
c. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris
dan Direksi terhitung sejak ditutupnya Rapat
ini adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/
Komisaris Independen :Bunasor Sanim
Wakil Komisaris Utama*: Mustafa Abubakar
Komisaris : Heru Lelono
Komisaris : Hermanto Siregar
Komisaris* : Vincentius Sonny Loho
Komisaris Independen : Aviliani
Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
Komisaris Independen* : Ahmad Fuad
* efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia
atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper
Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Direksi
Direktur Utama : Sofyan Basir
Direktur : Sarwono Sudarto
Direktur : Achmad Baiquni
Direktur : Sulaiman Arif Arianto
Direktur : Lenny Sugihat
Direktur : A. Toni Soetirto
Direktur : Asmawi Syam
Direktur : Suprajarto
Direktur : Djarot Kusumayakti
Direktur : Randi Anto
Direktur : Gatot Mardiwasisto
d. Memberikan kuasa dan wewenang kepada
Direksi Perseroan dengan hak substitusi
untuk melakukan segala tindakan yang
diperlukan berkaitan dengan keputusan
Agenda ini sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk untuk
menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri
dan mendaftarkan susunan Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan.
231PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Hubungan Komisaris dan DireksiTIdak terdapat Dewan Komisaris dan Direksi BRI yang merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi maupun Pejabat
Eksekutif pada Bank/lembaga lain, serta tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris hingga derajat kedua. Dengan status tersebut, Direksi BRI senantiasa bertindak
independen, sehingga tidak terdapat benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya secara
mandiri dan kritis, baik dalam hubungan antar Direksi maupun hubungan dengan Dewan Komisaris. Direksi BRI dipimpin
oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali.
Disamping itu, Direksi juga tidak melakukan rangkap jabatan sebagai Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan
Usaha milik Negara, Daerah dan Swasta ataupun jabatan lain yang terkait dengan pengelolaan BRI, termasuk jabatan
struktural, dan jabatan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta
jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar BRI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Nama
Hubungan Keuangan dengan Hubungan Keluarga dengan
Dewan Komisaris
DireksiPemegang
Saham Pengendali
Dewan Komisaris
DireksiPemegang
Saham Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Dewan Komisaris
Bunasor Sanim √ √ √ √ √ √Mustafa Abubakar √ √ √ √ √ √Heru Lelono √ √ √ √ √ √Hermanto Siregar √ √ √ √ √ √Vincentius Sonny Loho √ √ √ √ √ √Adhyaksa Dault √ √ √ √ √ √Aviliani √ √ √ √ √ √Ahmad Fuad √ √ √ √ √ √
Direksi
Sofyan Basir √ √ √ √ √ √Sarwono Sudarto √ √ √ √ √ √Randi Anto √ √ √ √ √ √Sulaiman Arif Arianto √ √ √ √ √ √Achmad Baiquni √ √ √ √ √ √A. Toni Soetirto √ √ √ √ √ √Lenny Sugihat √ √ √ √ √ √Djarot Kusumayakti √ √ √ √ √ √Asmawi Syam √ √ √ √ √ √Suprajarto √ √ √ √ √ √Gatot Mardiwasisto √ √ √ √ √ √
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ perusahaan yang menjalankan aktivitas
operasional secara harian adalah berbeda. Tugas utama Dewan Komisaris pada intinya adalah sebagai pengawas
dan pemberi saran, sementara itu tugas utama Direksi adalah melaksanakan keputusan RUPS, arahan dari Dewan
Komisaris serta mengelola operasional perusahan. Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian, hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi adalah hubungan checks and balances
terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan perusahaan dengan
didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati. Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan
suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan
Direksi mengagendakan pertemuan berkala.
232 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi tersebut
diselenggarakan guna membahas berbagai agenda
menyangkut rencana kerja, operasional, peluang
usaha, serta isu-isu strategis yang membutuhkan
persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini juga
merupakan salah satu bentuk koordinasi dalam
rangka membahas laporan-laporan periodik Direksi
serta memberikan tanggapan, catatan dan nasihat
yang dituangkan dalam risalah rapat.
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah
untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara
terbanyak serta mengikat untuk dilaksanakan
tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara,
jika ada anggota Dewan Komisaris yang memiliki
benturan kepentingan, yang bersangkutan tidak
diperkenankan untuk ikut memberikan suara dan
penjelasan mengenai hal tersebut dicatat pada
risalah rapat. Seluruh tata cara, pedoman kerja
dan hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi
ditetapkan dalam Board Manual.
Dewan Komisaris dan Direksi secara berkala mengagendakan rapat gabungan untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan
Frekuensi Rapat dan Kehadiran Rapat
Selama tahun 2012, BRI telah menyelenggarakan 21 kali rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi,
dengan tingkat kehadiran sebagai berikut.
No. Nama JabatanJumlah
RadirkomKehadiran Radirkom
% Kehadiran Radirkom
a b c d e f = e/d
1. Bunasor Sanim Komisaris Utama/Independen 21 18 86%
2. Mustafa Abubakar * Wakil Komisaris Utama 6 5 83%
3. Agus Suprijanto ** Komisaris 8 6 75%
4. Heru Lelono Komisaris 21 17 81%
5. Hermanto Siregar Komisaris 21 17 81%
6. Vincentius Sonny Loho *** Komisaris 4 3 75%
7. Aviliani Komisaris Independen 21 18 86%
8. Adhyaksa Dault Komisaris Independen 21 17 81%
9. Ahmad Fuad **** Komisaris Independen 10 9 90%
* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test).
** Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI.
*** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test).
**** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test).
233PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dewan KomisarisUndang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UUPT”) mewajibkan semua
Perseroan yang didirikan berdasarkan hukum
Indonesia mempunyai Dewan Komisaris yang bertugas
untuk melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberi
nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian
nasihat dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan
rekomendasi terkait Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), termasuk manajemen risiko.
Peranan Dewan Komisaris dalam manajemen risiko lebih
dititikberatkan pada proses persetujuan (yang diajukan
oleh Direksi dalam RKAP maupun yang diajukan secara
terpisah di tengah tahun buku) dan melakukan evaluasi
terhadap kebijakan manajemen risiko. Deskripsi tugas,
wewenang dan kewajiban Komisaris BRI selengkapnya
dapat dilihat pada uraian berikut.
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris
Tugas, dan Tanggung Jawab
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan 1.
pengurusan serta jalannya pengurusan yang
dilakukan oleh Direksi Perseroan termasuk
didalamnya terkait Perusahaan Anak, Dana Pensiun,
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Memberikan nasihat kepada Direksi mengenai 2.
pengurusan Perseroan termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana kerja Perseroan
yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang
Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB),
Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP)
Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL), dan rencana kerja
lainnya yang disusun Direksi.
Wewenang
Memeriksa buku-buku, surat-surat, serta dokumen-1.
dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga, serta
memeriksa kekayaan Perseroan
Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang 2.
dipergunakan oleh Perseroan
Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau 3.
pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan Perseroan;
Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang 4.
telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah 5.
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan Komisaris;
Mengangkat dan memberhentikan seorang 6.
Sekretaris Dewan Komisaris, atas usul Pemegang
Saham Seri A Dwiwarna;
Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai 7.
dengan ketentuan Anggaran Dasar;
Membentuk Komite Audit dan komite-komite 8.
lain, jika dianggap perlu dengan memperhatikan
kemampuan Perseroan;
Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan 9.
dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan,
jika dianggap perlu;
Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam 10.
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
Agar dapat menjalankan tugas pengawasan terhadap pengelolaan operasional secara efektif, Dewan Komisaris memiliki berbagai kewenangan yang harus ditaati oleh Direksi
234 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Menghadiri rapat Direksi dan memberikan 11.
pandangan terhadap hal-hal yang dibeicarakan;
Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya 12.
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
Kewajiban
Memberikan nasihat kepada Direksi dalam 1.
melaksanakan pengurusan Perseroan;
Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap 2.
rencana kerja Perseroan yang terdiri dari Rencana
Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis
Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan
(RKAP), Rencana Kerja dan Anggaran Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan Rencana
kerja lainnya yang disiapkan Direksi;
Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, 3.
memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum
Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang
dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
Melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham 4.
apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan;
Mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham 5.
penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan
pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan 6.
Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani Laporan Tahunan;
Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran 7.
kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai
Laporan Tahunan apabila diminta;
Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan 8.
menyimpan salinannya;
Melaporkan kepada Perseroan mengenai 9.
kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
Memberikan laporan tentang tugas pengawasan 10.
yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru
lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan
Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka 11.
tugas pengawasan dan pemberian nasihat,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Keanggotaan Dewan Komisaris
Jumlah anggota Dewan Komisaris BRI per 31 Desember
2012 adalah 8 (delapan) orang. Jumlah dan komposisi
Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan
yaitu tidak melebihi jumlah Direksi BRI sebanyak 11 (sebelas)
orang. Komisaris Independen BRI berjumlah 4 (tiga) orang
atau 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Dengan
demikian, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris BRI
telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas,
kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai.
Anggota Dewan Komisaris BRI tidak merangkap jabatan
sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada
Bank lain, dengan pengecualian sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam ketentuan BI tentang pelaksanaan
GCG bagi Bank Umum.
Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI berdomisili
di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat
persetujuan BI atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
Susunan Dewan Komisaris BRI sampai dengan 27 Maret
2012 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen
Agus Suprijanto* Komisaris
Heru Lelono Komisaris
Hermanto Siregar Komisaris
Adhyaksa Dault Komisaris Independen
Aviliani Komisaris Independen
* Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai komisaris BRI
BR I te l ah memenuhi ketent uan at uran i ndependensi K omisar is sebagaimana d itetap kan dal am P B I No. 8/14/P B I/2006
235PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Susunan Dewan Komisaris BRI per 28 Maret 2012 - 31
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen
Mustafa Abubakar* Wakil Komisaris Utama/Komisaris
Vincentius Sonny Loho** Komisaris
Heru Lelono Komisaris
Hermanto Siregar Komisaris
Adhyaksa Dault Komisaris Independen
Aviliani Komisaris Independen
Ahmad Fuad*** Komisaris Independen
* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama
setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test)
** terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (fit and proper test).
*** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen
setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test)
Independensi Komisaris
PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI
No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum mengatur bahwa Bank
harus memiliki Komisaris Independen dengan komposisi
paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan
Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam
rangka mendukung pelaksanaan GCG, maka pemegang
saham melalui RUPS telah menetapkan Komisaris
Independen untuk menjalankan tugas pengawasan
terhadap Bank dan kelompok usaha Bank.
Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan anggota
Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang
saham pengendali atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen. Keberadaan Komisaris Independen
dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya
iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan
menempatkan kewajaran (fairness) dan kesetaraan di
antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan
pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya.
Komisaris Independen BRI senantiasa melepaskan diri
dari benturan kepentingan (conflict of interest) serta
bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai
benturan kepentingan yang dapat mengganggu
kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara
mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama
lain maupun hubungan terhadap Direksi.
Anggota Komisaris Independen BRI ada yang menduduki
jabatan penting pada instansi pemerintahan diluar
BUMN/BUMD, namun demikian seluruh anggota
Komisaris Independen telah memenuhi persyaratan
utama, mencakup:
Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan 1.
keluarga dengan anggota Direksi dan Pemegang
Saham Pengendali BRI ataupun hubungan lainnya
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan 2.
sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi,
atau Pejabat Eksekutif pada lebih dari 1 (satu)
lembaga/perusahaan bukan keuangan, Badan
Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik Daerah,
Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan 3.
(Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test).
Dewan Komisaris BRI menyusun dan melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien dengan menggunakan seluruh sumber dayanya, yakni anggota Dewan Komisaris dan Komite-komite Komisaris
236 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Diusulkan oleh Pemegang Saham dan dipilih 4.
dalam RUPS.
Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum 5.
pengangkatannya:
Tidak pernah dinyatakan pailit.a.
Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau b.
anggota Dewan Komisaris atau anggota
Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit.
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak c.
pidana yang merugikan keuangan Negara dan/
atau BUMN dan/atau yang berkaitan dengan
sektor keuangan.
Panduan Kerja Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan
Komisaris selalu berpedoman pada Anggaran Dasar,
Surat Keputusan Bersama antara Dewan Komisaris dan
Direksi, dan Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris.
Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris disusun sebagai
acuan bagi Dewan Komisaris dalam menjalankan
tugasnya dan sebagai dasar pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Dewan Komisaris. Buku
Panduan tersebut menjabarkan tugas, wewenang,
kewajiban, tanggung jawab, pembagian kerja, waktu
kerja, etika kerja, rapat, struktur organisasi, dan
pelaksanaan tugas berkaitan dengan RUPS.
Program Kerja dan Pelaksanaan Program Kerja
Program Kerja Dewan Komisaris disusun dengan
memperhatikan tugas, wewenang, dan kewajiban
Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku, yaitu melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun anak usaha perusahaan Perseroan.
Dewan Komisaris dalam menjalankan program
kerjanya dibantu oleh Komite Audit, Komite
Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi
dan Remunerasi. Program kerja Dewan Komisaris
pada pokoknya merupakan hasil konsolidasi dari
program kerja ketiga Komite di bawah Dewan
Komisaris tersebut.
Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini
sebagai pedoman dalam menjalankan tugas. Tugas-
tugas tersebut diharapkan dapat dilakukan secara
efektif dengan menggunakan sumber daya yang
terdapat pada Dewan Komisaris, yaitu seluruh anggota
Dewan Komisaris ditambah anggota ketiga komite
yang berasal dari eksternal Komisaris serta Sekretariat
Dewan Komisaris.
Pelaksanaan program kerja selama tahun 2012
menghasilkan beberapa persetujuan, pendapat,
tanggapan, dan rekomendasi Dewan Komisaris kepada
Direksi sebagai berikut:
Persetujuan atas Revisi Rencana Kerja dan Anggaran 1.
Perusahaan BRI Tahun 2012.
Persetujuan atas Revisi Rencana Bisnis Bank 2.
2012-2014.
Persetujuan pelaksanaan perjalanan dinas luar 3.
negeri Direksi BRI.
Persetujuan penghapusan bangunan Sendik 4.
BRI Jakarta.
Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank 5.
BRI Semester II Tahun 2011.
Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank 6.
BRI Semester I Tahun 2012.
Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran 7.
Perusahaan tahun 2013, Rencana Bisnis Bank tahun
2013-2015, dan Rencana Jangka Panjang BRI tahun
2013-2017.
Persetujuan Dewan Komisaris BRI atas pernyataan 8.
tertulis pendiri dalam rangka perubahan Peraturan
Dana Pensiun BRI.
Persetujuan atas Surat Keputusan Direksi tentang 9.
Strategi Anti Fraud BRI
Persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan 10.
penetapan Direksi dan Komisaris Anak
Perusahaan BRI.
Persetujuan revisi keenam Kebijakan Umum 11.
Perkreditan BRI.
Persetujuan atas penyediaan dana kepada pihak 12.
terkait BRI.
Persetujuan Ijin Prinsip Penunjukan Kantor Akuntan 13.
Publik oleh Dewan Pengawas DPLK BRI.
237PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Persetujuan reorganisasi beberapa Divisi di Kantor 14.
Pusat BRI.
Persetujuan alokasi dana Program Kemitraan dan 15.
Bina Lingkungan.
Persetujuan penetapan KAP Audit laporan 16.
keuangan tahunan PKBL untuk tahun 2012.
Penetapan remunerasi tahun 2012 bagi Direksi BRI 17.
dan Dewan Komisaris BRI.
Persetujuan pedoman umum penanganan benturan 18.
kepentingan (conflict of interest) BRI.
Tanggapan terhadap perencanaan audit tahunan 19.
untuk tahun 2012.
Tanggapan terhadap laporan hasil audit semester 20.
II tahun 2011.
Tanggapan terhadap laporan hasil pemeriksaan BRI 21.
posisi 30 September 2011.
Tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI.22.
Review23. hasil temuan PKBL BRI tahun buku 2011.
Tanggapan terhadap laporan pokok-pokok hasil 24.
audit tahun 2011.
Tanggapan terhadap laporan hasil audit semester 25.
I tahun 2012.
Tanggapan terhadap laporan pokok-pokok hasil 26.
audit triwulan I tahun 2012.
Memorandum hasil audit umum atas laporan 27.
keuangan BRI per 31 Desember 2011.
Pendapat, tanggapan, dan rekomendasi terhadap 28.
konsultasi kredit yang diajukan oleh Direksi.
Rekomendasi dan saran berkaitan dengan hasil 29.
kunjungan on site Dewan Komisaris BRI ke
beberapa Unit Kerja BRI.
Rekomendasi dan saran berkaitan dengan Tindak 30.
Lanjut Hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Jajaran
Direksi BRI dan Unit Kerja BRI.
Rekomendasi pelaksanaan kajian terkait kebutuhan 31.
penambahan modal BRI.
Rekomendasi peningkatan pencapaian fee based 32.
income BRI.
Rekomendasi Perpanjangan Perjanjian Kerja 33.
Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris BRI.
Rekomendasi peningkatan kualitas fisik Unit 34.
Kerja BRI.
Rekomendasi 35. review misi BRI.
Rekomendasi optimalisasi kinerja Perusahaan Anak.36.
Rekomendasi percepatan pemenuhan formasi 37.
terbuka di Unit Kerja BRI.
Rekomendasi agar publikasi laporan keuangan 38.
mengacu pada PBI tentang Transparansi Laporan
Keuangan Bank Umum.
Rekomendasi perbaikan kinerja keuangan 39.
secara riil.
Rekomendasi pengembangan produk mikro BRI.40.
Hasil pengawasan Laporan Keuangan DPLK BRI 41.
tahun buku 2011.
Penilaian self 42. assessment pelaksanaan GCG BRI
tahun 2011.
Penilaian self 43. assessment pelaksanaan GCG BRI
semester I tahun 2012.
Evaluasi terhadap Laporan Direktur Kepatuhan BRI44.
Evaluasi terhadap Laporan Profil Risiko BRI45.
Rapat, Kehadiran Rapat dan Keputusan Rapat
Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
Perseroan, Rapat diadakan paling sedikit setiap bulan
sekali, dalam rapat tersebut dapat mengundang
Direksi. Rapat adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau
diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah
anggota Dewan Komisaris.
Semua keputusan dalam rapat diambil dengan
musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui
musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan
rapat diambil dengan suara terbanyak. Segala
keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh
anggota Dewan Komisaris.
Selama tahun pelaporan 2012, Dewan Komisaris
melakukan rapat sebanyak 43 kali dengan rekapitulasi
tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan
Komisaris sebagai berikut:
238 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran %
Bunasor Sanim Komisaris Utama/Independen 43 38 88
Mustafa Abubakar* Wakil Komisaris Utama 15 13 87
Agus Suprijanto** Komisaris 15 12 80
Heru Lelono Komisaris 43 35 81
Hermanto Siregar Komisaris 43 35 81
Vincentius Sonny Loho*** Komisaris 12 10 83
Aviliani Komisaris Independen 43 38 88
Adhyaksa Dault Komisaris Independen 43 35 81
Ahmad Fuad**** Komisaris Independen 23 21 91
* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
** Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI.
*** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
**** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
Agenda rapat yang dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris mencakup:
Tanggal Materi
3 Januari 2012 Laporan hasil audit triwulan III tahun 2012
3 Januari 2012 Self Assessment GCG
10 Januari 2012 Kinerja 2011 dan RBB 2012 BRI Syariah
17 Januari 2012 Kinerja 2011 dan RBB 2012 Bank Agroniaga
17 Januari 2012 Laporan Tahunan KNR 20111. RKA KNR 20122. Rencana kegiatan nominasi Direksi tahun 20123. Organ Dewan Komisaris4.
24 Januari 2012 Penyediaan dana kepada pihak terkait (PT Bank BRI Syariah)
2 Februari 2012 Kinerja Keuangan BRI Desember 2011 unaudited
7 Februari 2012 Persiapan RUPS 2012
14 Februari 2012 RKA PKBL 20121. Persiapan RUPS 20122.
21 Februari 2012 Laporan pengawasan RBB Semester II tahun 2011
21 Februari 2012 Nominasi dan Remunerasi Pra RUPST 28 Maret 2012
24 Februari 2012 Audit atas Laporan Keuangan BRI per 31 Desember 2011
13 Maret 2012 Perubahan Organisasi Perseroan
16 Maret 2012 Audit atas Laporan Keuangan PKBL per 31 Desember 2011
27 Maret 2012 Pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI
17 April 2012 Remunerasi benefit lainnya
27 April 2012 Laporan Hasil Audit Triwulan IV Tahun 2011
1 Mei 2012 Kinerja keuangan Maret 20121. Peraturan Disiplin2.
15 Mei 2012 Kehadiran Dewan Komisaris dalam kegiatan SIPK
22 Mei 2012 Profil Risiko BRI Triwulan I Tahun 2012
5 Juni 2012 Rencana Kerja dan tindak lanjut bidang MSDM
12 Juni 2012 Perubahan Organisasi Perseroan
239PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tanggal Materi
18 Juni 2012 Penyediaan dana kepada pihak terkait
19 Juni 2012 Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 2012
26 Juni 2012 Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 20121. Reorganisasi Divisi Bisnis Mikro2. Self Assessment3. GCG semester I tahun 2012
3 Juli 2012 Perubahan Organisasi Perseroan
10 Juli 2012 Laporan hasil audit triwulan I tahun 2012
24 Juli 2012 Persiapan laporan publikasi Laporan Keuangan BRI per Juni 2012
31 Juli 2012 Rekap hasil Forum Strategis BRI 2010 dan 2011
7 Agustus 2012 Realisasi RBB 2012-2014 triwulan II tahun 2012
4 September 2012 Laporan Profil Risiko Triwulan II tahun 2012
11 September 2012 Pengisian kuesioner CGPI1. Anggaran Dewan Komisaris BRI tahun 20132.
25 September 2012 Pelaksanaan strategi Anti Fraud1. Pelaksanaan program APU/PPT2. Profil Risiko Kepatuhan3.
9 Oktober 2012 Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris tahun 2013
11 Oktober 2012 Laporan hasil audit triwulan II tahun 2012
16 Oktober 2012 Persiapan observasi CGPI
25 Oktober 2012 Persiapan Laporan Publikasi laporan keuangan BRI per September 2012
30 Oktober 2012 Persiapan Radirkom terkait bagaimana menyikapi posisi BRI dalam ketatnya industri Perbankan khususnya dalam Segmen Mikro
6 November 2012 Persiapan Radirkom RJP 2013-2017, RBB 2013-2015, dan RKAP 2013
20 November 2012 RJP 2013-2017, RBB 2013-2015, dan RKAP 2013
11 Desember 2012 Persiapan pelaksanaan General Audit laporan keuangan BRI tahun buku 2012
18 Desember 2012 Sharing knowledge tentang teknologi, pengadaan, dan pengoperasian satelit
27 Desember 2012 Laporan hasil audit tw III tahun 2012 dan rencana audit tahunan tahun 2013
Program Pelatihan Dewan Komisaris
Program pelatihan Dewan Komisaris diperlukan agar Anggota Dewan Komisaris dapat senantiasa memperbaharui
informasi terkait perkembangan industri perbankan terkini dan pengetahuan lainnya terkait dengan pelaksanaan
tugas pengawasan Dewan Komisaris.
Tanggal Nama Pelatihan Nama Dewan Komisaris Lokasi
8 - 11 Juli 2012 International Conference “Revolutioning Internal Audit”
Bunasor Sanim, Aviliani, Hermanto Siregar
Boston
17 - 18 Mei 2012 Risk Management Certification Refreshment Program dengan tema “Survival in Crisis: Enhancing Bank Strategy and Performance Implanting BCM and Fraud Prevention Process”
Aviliani Tokyo
19 - 22 Oktober 2012 Modern Corporate Governance Ahmad Fuad Paris
12 - 13 November 2012 BARA LSPP Risk Management Certification Refreshment Program
Bunasor Sanim, Mustafa Abubakar, Hermanto Siregar
Tokyo
240 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Key Performance Indicators Dewan Komisaris
Key Performance Indicators Dewan Komisaris tercermin
dalam target-target yang terdapat pada Rencana Kerja
dan Anggaran Dewan Komisaris. Key Performance
Indicators yang ditetapkan sebagai acuan kinerja
Dewan Komisaris tersebut adalah sebagai berikut:
Aspek Pengawasan Pasif 1. (off site supervision), yang
mencakup ketepatan waktu hasil review Laporan
Hasil Pemeriksaan Audit Intern, ketepatan waktu
hasil review Laporan Keuangan, hasil penilaian Self
Assessment GCG, ketepatan waktu Laporan Profil
Risiko, serta ketepatan waktu Laporan Kepatuhan
Aspek Pengawasan Aktif 2. (on site supervision), yang
mencakup jumlah rapat, jumlah kunjungan kerja, serta
jumlah dan ketepatan waktu kajian yang dilakukan
oleh komite-komite di bawah Dewan Komisaris.
Aspek Kinerja Perseroan yang mencakup 3.
Rentabilitas (Laba Bersih dan ROA), Likuiditas (Dana
Pihak Ketiga dan LDR) serta Perkreditan (Ekspansi
Kredit dan NPL).
Pelaksana Assessment Dewan Komisaris
Dewan Komisaris melakukan self assessment terhadap
pencapaian Key Performance Indicators yang terdapat
di dalam RKAP.
Kepemilikan Saham Komisaris
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, kepemilikan
saham oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris
BRI tidak mencapai 5% (lima per seratus) dari modal
disetor BRI, bank lain, lembaga keuangan bukan bank
dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam
maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Kepemilikan Saham
Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen
Nihil
Mustafa Abubakar Wakil Komisaris Utama
Nihil
Heru Lelono Komisaris Nihil
Hermanto Siregar Komisaris Nihil
Vincentius Sonny Loho Komisaris Nihil
Adhyaksa Dault Komisaris Independen Nihil
Aviliani Komisaris Independen Nihil
Ahmad Fuad Komisaris Independen Nihil
DireksiSesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Direksi
bertugas mengelola Perseroan, memelihara dan
mengurus aset Perseroan serta mewakili Perseroan
di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam
pelaksanaan tugas, Direksi berkewajiban melaksanakan
kepengurusan Perseroan untuk kepentingan
perusahaan serta sesuai dengan maksud dan tujuan
Perusahaan berdasarkan itikad baik dengan penuh
tanggung jawab serta mengindahkan Anggaran Dasar,
Keputusan RUPS, dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk
Direktur Utama setara, dengan tugas Direktur Utama
adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Tindakan
yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang
diputuskan oleh Rapat Direksi menjadi tanggung jawab
pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan
dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.
Deskripsi tugas dan tanggung jawab Direksi BRI
selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Umum
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan 1.
yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk
kepentingan Bank yang sesuai dengan maksud,
tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan
segala tindakan serta perbuatan baik terkait
pengurusan dan pemilikan yang mengikat Bank
dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Bank, dengan tetap memperhatikan Anggaran
Dasar, peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau Keputusan RUPS;
Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan 2.
menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
serta kegiatan usahanya; mengelola Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab
yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan
dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
241PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Khusus
Penetapan tugas dan tanggung jawab yang 1.
berkaitan dengan Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham
Memastikan pelaksanaan keputusan yang a.
dibuat pada RUPS;
Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan b.
(RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan
rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk
disampaikan guna mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris;
Menyelenggarakan RUPS berdasarkan c.
permintaan tertulis dari satu atau lebih
pemegang saham yang mewakili sekurang-
kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah
saham yang dikeluarkan dengan hak suara
yang sah;
Membuat dan memelihara daftar pemegang d.
saham dan daftar khusus yang berisi daftar
kepemilikan saham yang dimiliki oleh anggota
Dewan Komisaris dan Direksi termasuk keluarga
mereka dalam Bank dan di perusahaan lain;
Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas e.
jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
Menyampaikan Laporan Tahunan setelah f.
ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah
tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS
untuk mendapatkan persetujuan.
Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi 2.
berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan
Tahunan
Mengadakan dan memelihara pembukuan a.
serta administrasi Bank sesuai dengan praktek
yang umum berlaku bagi perusahaan;
Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan b.
Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-
prinsip pengendalian intern, terutama dalam
hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan;
Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk c.
laporan keuangan.
Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi 3.
berkaitan dengan manajemen risiko dan
pengendalian
Memelihara proses manajemen risiko seperti 4.
berikut:
Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang a.
tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi,
menilai dan mengendalikan risiko yang
dihadapinya;
Memastikan bahwa sistem dan proses yang b.
tepat telah dijalankan untuk mengawasi
dan melaporkan adanya risiko utama yang
dihadapi Bank;
Memonitor dan menilai adanya proses c.
manajemen yang baik untuk menilai kecukupan
sistem manajemen risiko dan pengendalian
intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan;
Memastikan adanya suatu sistem pengendalian d.
yang efektif untuk meyakinkan:
keandalan dan integritas informasi;•
kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, •
prosedur, peraturan dan undang-undang
yang berlaku;
penjagaan atas harta kekayaan Bank; •
penggunaan sumber daya yang ekonomis •
dan efisien;
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah •
ditetapkan untuk operasional.
Melakukan penilaian tahunan untuk membuat 5.
pernyataan publik tentang pengendalian intern di
Bank sehingga dapat memberi keyakinan bahwa
semua aspek pengendalian intern yang signifikan
sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan
sampai tanggal persetujuan laporan tahunan.
Membuat struktur organisasi, tugas dan 6.
menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk
pengangkatan manajemen;
Uraian ringkas tugas masing-masing anggota Direksi
adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan penyusunan strategi dan 1.
rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka
Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka
Menengah (Rencana Bisnis Bank/RBB), Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta
perubahannya sebagai pedoman dalam
mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan
242 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar 6.
anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian
target kinerja perusahaan
Direktur Operasional
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja 1.
Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate
Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis
Bank/RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam
mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Operasional
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit 4.
baik internal maupun eksternal terkait Bidang
Operasional
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama 6.
antar anggota Direksi untuk memperlancar
pencapaian target kinerja perusahaan
Direktur MSDM
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja 1.
Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang
(Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah
(Rencana Bisnis Bank/RBB), Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta
perubahannya sebagai pedoman dalam
mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Manajemen Sumber
Daya Manusia
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit 4.
baik internal maupun eksternal terkait Bidang
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan.
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal
Menjalankan fungsi pembinaan terhadap anggota 5.
Direksi untuk memperlancar pencapaian target
kinerja perusahaan
Sementara itu, ringkasan tugas masing-masing
Anggota Direksi, sesuai bidang operasional BRI adalah
sebagai berikut:
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah:
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang UMKM
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal terkait Bidang UMKM
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi.
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar 6.
anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian
target kinerja perusahaan.
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Pengendalian
Risiko Kredit
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit 4.
baik internal maupun eksternal terkait Bidang
Pengendalian Risiko Kredit
243PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama 6.
antar anggota Direksi untuk memperlancar
pencapaian target kinerja perusahaan.
Direktur Bisnis Konsumer
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Bisnis Konsumer
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan.
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit 4.
baik internal maupun eksternal terkait Bidang
Bisnis Konsumer
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama 6.
antar anggota Direksi untuk memperlancar
pencapaian target kinerja perusahaan
Direktur Bisnis Komersial
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Bisnis Komersial
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit 4.
baik internal maupun eksternal terkait Bidang
Bisnis Komersial
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama 6.
antar anggota Direksi untuk memperlancar
pencapaian target kinerja perusahaan
Direktur Keuangan
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Keuangan
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal terkait Bidang Keuangan
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama 6.
antar anggota Direksi untuk memperlancar
pencapaian target kinerja perusahaan
Direktur Kepatuhan
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam
mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Kepatuhan
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal terkait Bidang Kepatuhan
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar 6.
anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian
target kinerja perusahaan
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
244 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Bisnis Kelembagaan
dan BUMN
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal terkait Bidang Bisnis
Kelembagaan dan BUMN
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar 6.
anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian
target kinerja perusahaan
Direktur Jaringan dan Layanan
Tanggung Jawab Utama:
Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan 1.
baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan),
Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/
RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman
dalam mencapai target kinerja Perusahaan
Mengarahkan pengembangan dan pencapaian 2.
target Perusahaan di Bidang Jaringan dan Layanan
Memberikan laporan pertanggungjawaban dan 3.
penjelasan atas pengurusan Perusahaan
Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik 4.
internal maupun eksternal terkait Bidang Jaringan
dan Layanan
Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk 5.
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi
Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar 6.
anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian
target kinerja perusahaan
Komposisi dan Independensi Direksi
Anggota Direksi BRI berjumlah 11 (sebelas) orang yang
secara mayoritas telah memiliki pengalaman di bidang
operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank lebih dari 5
(lima) tahun. Seluruh anggota Direksi BRI berdomisili di
Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan
Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
Susunan Direksi BRI per 31 Desember 2012
Jabatan Nama
Direktur Utama Sofyan Basir
Direktur Operasional Sarwono Sudarto
Direktur Keuangan Achmad Baiquni
Direktur Bisnis Komersial Sulaiman Arif Arianto
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Lenny Sugihat
Direktur Bisnis Konsumer A. Toni Soetirto
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Asmawi Syam
Direktur Jaringan dan Layanan
Suprajarto
Direktur Bisnis UMKM Djarot Kusumayakti
Direktur Kepatuhan Randi Anto
Direktur MSDM Gatot Mardiwasisto
Independensi Direksi
Direksi BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris,
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, dan
tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
hingga derajat kedua. Dengan status yang bebas tersebut,
Direksi BRI senantiasa bertindak independen, dalam arti
tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas
secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama
lain maupun hubungan terhadap Dewan Komisaris.
Direksi juga tidak memangku jabatan rangkap sebagai
Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan
Usaha Milik Negara, Daerah dan Swasta atau jabatan
lain yang berhubungan dengan pengelolaan BRI,
termasuk jabatan struktural, dan jabatan fungsional
lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat,
pemerintah daerah, serta jabatan lainnya sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar BRI dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya,
anggota Direksi BRI:
Tidak pernah dinyatakan pailit.1.
Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota 2.
Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit.
245PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau BUMN 3.
dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang
saham pengendali.
Rapat dan Hasil Rapat Direksi
Direksi secara berkala mengadakan pertemuan internal untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan
Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya.
Tingkat Kehadiran Direktur dalam Rapat Direksi
Direktur Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Kehadiran (%)
Sofyan Basir 46 41 89,13
Sarwono Sudarto 46 42 91,30
Lenny Sugihat 46 44 95,65
Djarot Kusumayakti 46 41 89,13
Sulaiman A. Arianto 46 39 84,78
A.Toni Soetirto 46 40 86,96
Achmad Baiquni 46 41 89,13
Randi Anto 46 45 97,83
Suprajarto 46 40 86,96
Asmawi Syam 46 39 84,78
Gatot Mardiwasisto* 42 38 90,48
*Resmi menjabat sebagai Direktur pada tanggal 27 Januari 2012
Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi
Tanggal Keterangan
3 Januari 2012 1. Kinerja Keuangan BRI Tahun 2011
2. lain-lain
10 Januari 2012 Pembahasan Mutasi dan Promosi Pejabat Esselon 1 dan 2
17 Januari 2012 1. Forum UMKM
2. Presentasi Wapinwil Selindo
3. Usulan Kerjasama BRI dengan KEMENPERA penyaluran dana KPR Sejahtera
24 Januari 2012 1. ALCO
2. Usulan Kerjasama BRI dengan KEMENPERA penyaluran dana KPR Sejahtera part 2
31 Januari 2012 Aksi Korporasi tahun 2012
7 Februari 2012 1. Rencana Aksi Korporasi
2. Penyelesaian Kasus Operasional
3. Persiapan RUPS tahun 2012
4. Pembidangan Direktur BRI
246 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi
Tanggal Keterangan
14 Februari 2012 1. Persiapan RUPS
2. Pembahasan Kinerja BRI tahun 2011
20 Februari 2012 Forum UMKM BRI
21 Februari 2012 1. Usulan Pembukaan Sentra Layanan Prioritas
2. Persiapan RUPS
3. Pengendalian NPL
29 Februari 2012 ALCO
6 Maret 2012 Manajemen SDM BRI
20 Maret 2012 1. Evaluasi Kinerja Kanwil Seluruh Indonesia terkait Pengembangan Bisnis UMKM
2. Pemasaran/mapping potensi Bisnis UMKM dan Trickle down Effect bisnis korporasi dan BUMN
27 Maret 2012 1. ALCO
2. Asuransi Jiwa untuk KPR
3. Rencana Aksi Korporasi
3 April 2012 Permasalahan MSDM
10 April 2012 1. Pembahasan SK BRI tentang Peraturan Disiplin
17 April 2012 1. Pembahasan Formasi untuk Pejabat Esselon 2
2. Mutasi Esselon 1 dan 2
24 April 2012 1. ALCO
2. Mutasi/Promosi Pejabat BRI Esselon 1 dan 2
1 Mei 2012 Radisi Evaluasi kinerja kanwil selindo terkait pengembangan bisnis UMKM, dll
8 Mei 2012 1. Penjualan salah satu aset BRI
2. Permasalahan MSDM
3. Penghapusbukuan Piutang Intern
4. Lain-lain
15 Mei 2012 1. Permasalahan MSDM
2. Perkembangan Bisnis BRI
3. Apresiasi kepada perusahaan BUMN
22 Mei 2012 Pembahasan OJK
29 Mei 2012 ALCO
Revisi RKAP 2012
5 Juni 2012 Forum UMKM BRI
12 Juni 2012 1. Persiapan International Microfinance Committee
2. Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri
3.Perkembangan Bisnis Estimasi di Bulan Juni
4. Rencana Investasi di Bidang IT
5. Permasalahan MSDM
19 Juni 2012 1. Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri
2. Rencana Investasi di Bidang IT
3. Penjualan salah satu aset BRI
26 Juni 2012 ALCO
1. Laporan Pertemuan Tim TSI dan salah satu vendor terkait rencana investasi bidang IT
2. Penetapan rentang kendali berdarsarkan jarak tempuh
3. Perubahan Struktur Organisasi di Kantor Cabang
4. Recruitment RA Audit
5. Lain-lain
3 Juli 2012 1. Pembahasan Bisnis Mikro
2. Pembahasan SDM pada Bisnis Mikro
247PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi
Tanggal Keterangan
10 Juli 2012 1. Laporan Kunjungan terkait Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri
17 Juli 2012 Forum UMKM
24 Juli 2012 1. ALCO
2. Persiapan Rapat Kabinet Terbatas di BRI
31 Juli 2012 1. Pembahasan Premi dan Klaim Asuransi
2. Permasalahan operasional
3. Progress Report Persiapan Rapat kabinet Terbatas di BRI
7 Agustus 2012 Penetapan 3 Kantor Cabang Terbaik dan 5 Terburuk
28 Agustus 2012 ALCO dan Radisi
4 September 2012 1. Penguatan Modal Anak Perusahaan
2. Jadwal SIPK
3. Kinerja BRI Agustus 2012
4. Rencana investasi bidang IT
5. Penilaian Kinerja Kantor Cabang tahun 2012
6. Putusan Kredit Debitur Bisnis Komersial
18 September 2012 ALCO
25 September 2012 ALCO
2 Oktober 2012 1. Penilaian Kinerja Kantor Cabang tahun 2012
2. Penilaian Kinerja Wakil Pemimpin Wilayah dan Pemimpin Cabang
3. Kinerja BRI September 2012
4. Promo Direktorat Bisnis Konsumer pada HUT 117
5. Permasalahan Sumber Daya Manusia
9 Oktober 2012 1. Rencana Kerja Anggaran tahun 2013
2. Permasalahan SDM berkaitan dengan Kinerja Kanwil dan Kanca
3. International Microfinance Conference 2012
16 Oktober 2012 Forum UMKM
30 Oktober 2012 1. ALCO
2. RKAP 2013
13 November 2012 Rencana Aksi Korporasi BRI
20 November 2012 Forum UMKM
27 November 2012 ALCO
4 Desember 2012 Kinerja BRI 2012
11 Desember 2012 SKPKB Hapus Buku Kredit
18 Desember 2012 1. ALCO
2. Forum UMKM
3. SKPKB Hapus Buku Kredit
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertugas mengelola Perseroan, memelihara dan mengurus aset
Perseroan serta mewakili Perseroan di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya,
Direksi berkewajiban melaksanakan tugasnya mengurus Perseroan untuk kepentingan perusahaan sebagaimana
maksud dan tujuan Perusahaan dengan itikad baik serta penuh tanggung jawab dengan mengindahkan Anggaran
Dasar, Keputusan RUPS, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama
adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang
diputuskan oleh Rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan
dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.
248 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Deskripsi tugas, tanggung jawab Direksi BRI
selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut:
Umum
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan 1.
yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk
kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud,
tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan
segala tindakan dan perbuatan baik mengenai
pengurusan maupun pemilikan serta mengikat
Bank dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Bank dengan memperhatikan Anggaran Dasar,
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/
atau Keputusan RUPS;
Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan 2.
menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta
kegiatan usahanya serta mengelola Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang
ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Khusus
Penetapan tugas dan tanggung jawab berkaitan 1.
dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
Memastikan pelaksanaan keputusan yang a.
dibuat pada RUPS;
Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan b.
(RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan
rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk
disampaikan guna mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris;
Menyelenggarakan RUPS berdasarkan c.
permintaan tertulis dari satu atau lebih
pemegang saham yang mewakili sekurang-
kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah
saham yang dikeluarkan dengan hak suara
yang sah;
Membuat dan memelihara daftar pemegang d.
saham dan daftar khusus yang berisi daftar
kepemilikan saham yang dimiliki oleh Komisaris
dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam
Bank dan di perusahaan lain;
Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas e.
jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
Menyampaikan Laporan Tahunan setelah f.
ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah
tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS
untuk mendapatkan persetujuan.
Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi 2.
berkaitan berkaitan dengan Akuntansi dan
Laporan Tahunan
Mengadakan dan memelihara pembukuan dan a.
administrasi Bank sesuai dengan praktek yang
umum berlaku bagi perusahaan;
Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan b.
Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-
prinsip pengendalian intern, terutama dalam
hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan;
Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk c.
laporan keuangan.
Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi 3.
berkaitan dengan manajemen risiko dan
pengendalian
Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut:
Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang a.
tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai
dan mengendalikan risiko yang dihadapinya;
Memastikan bahwa sistem dan proses yang b.
tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan
melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi
Bank;
Memonitor dan menilai adanya proses c.
manajemen yang baik untuk menilai kecukupan
sistem manajemen risiko dan pengendalian
intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan;
Memastikan adanya suatu sistem pengendalian d.
yang efektif untuk meyakinkan:
keandalan dan integritas informasi;•
kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, •
prosedur, peraturan dan undang-undang
yang berlaku;
penjagaan atas harta kekayaan Bank; •
penggunaan sumber daya yang ekonomis •
dan efisien;
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah •
ditetapkan untuk operasional.
249PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Melakukan penilaian tahunan untuk membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank sehingga 4.
dapat memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan
untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan.
Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk 5.
pengangkatan manajemen;
Program Training Direksi
Program Training bagi anggota Direksi merupakan salah satu program penting agar anggota Direksi dapat senantiasa
memperbaharui informasi terkait perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan lainnya
yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi.
BRI memperhatikan beberapa parameter dalam melaksanakan Program Training Direksi yang mencakup:
Program 1. Training dilaksanakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan efektivitas kerja Direksi;
Biaya Program 2. Training dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Direksi;
Setiap Anggota Direksi yang mengikuti Program 3. Training, termasuk dan tidak terbatas pada seminar, pelatihan,
dan workshop diharapkan dapat berbagi informasi dan pengetahuan tersebut kepada Anggota Direksi lain
yang tidak mengikuti Program tersebut;
Materi yang diterima dari Program 4. Training harus terdokumentasi dengan rapi dalam suatu bagian tersendiri.
Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia jika suatu saat dibutuhkan.
Berikut daftar rekapitulasi Training Direksi BRI tahun 2012:
Tanggal Nama Pelatihan Nama Peserta Kota
15 Mei 2012 Memahami Kedudukan BUMN Menurut UU Keuangan Negara dan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Lenny Sugihat Jakarta
9 Juli 2012 Seminar Risk Management Certification Refreshment Program
Sofyan Basir, Randi Anto, A. Toni Soetirto & Sulaiman Arif Arianto
Frankfurt, Jerman
3 Oktober 2012 Improving Compliance Competency Randi Anto Jakarta
18 Oktober 2012 40th EFMA Congress Multichannel Coordination and Integration
Suprajarto Barcelona, Spanyol
29 Oktober 2012 International Seminar On Housing Finance Management 2012
Gatot Mardiwasisto Denpasar
1 November 2012 Risk Management Certification Refreshment Program- Bara-LSPP Financial Crime Asia 2012
Lenny Sugihat Denpasar
23 November 2012 Risk Management Certification Refreshment Program- Banking Industry Readiness on Asean Community’s Economy
Sarwono Sudarto, Lenny Sugihat Jakarta
13 Desember 2012 Arah dan Strategi Perbankan Nasional 2013-2015 Randi Anto Jakarta
Key Performance Indicator Direksi
Tersedia Rencana Jangka Panjang Bank 1. (Corporate Plan)
Tersedia Rencana Jangka Menengah Bank (RBB/Rencana Bisnis Bank)2.
Tersedia Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)3.
Kinerja Perusahaan dicapai sesuai penilaian tingkat kesehatan Bank yang berlaku mencakup profil risiko, 4.
Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas dan Permodalan.
Tersedia laporan dan dokumen pengurusan Perusahaan5.
250 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tersedia penjelasan atas pelaksanaan pengurusan Perusahaan.6.
Terlaksananya tindak lanjut perbaikan atas temuan audit.7.
Terlaksananya tugas Direktur Pengganti.8.
Tercapainya target kinerja Perusahaan.9.
Pelaksanaan Assessment Direksi
Pengukuran keberhasilan kinerja Direksi merupakan hasilkerja kolegial dari seluruh Direksi yang tercermin dalam
satu kesatuan pada realisasi rencana kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) secara tahunan. Pengukuran keberhasilan
kinerja Direksi dilakukan terhadap Tingkat Kesehatan Bank yang mencakup aspek profil risiko, Good Corporate
Governance (GCG), rentabilitas dan permodalan bank. Pihak yang melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi
adalah Dewan Komisaris, RUPS serta Bank Indonesia.
Kepemilikan Saham oleh Direksi
Per 31 Desember 2012, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Direksi tidak mencapai 5% (lima
perseratus) dari modal disetor BRI, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya yang
berkedudukan didalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham anggota Direksi adalah
sebagai berikut:
Nama Jabatan Kepemilikan Saham
Sofyan Basir Direktur Utama Nihil
Sarwono Sudarto Direktur Kurang dari 5%
Randi Anto Direktur Kurang dari 5%
Sulaiman Arif Arianto Direktur Kurang dari 5%
Achmad Baiquni Direktur Nihil
Toni Soetirto Direktur Nihil
Lenny Sugihat Direktur Kurang dari 5%
Djarot Kusumayakti Direktur Nihil
Asmawi Syam Direktur Nihil
Suprajarto Direktur Nihil
Gatot Mardiwasisto Direktur Kurang dari 5%
Pernyataan mengenai kepemilikan saham tersebut telah dituangkan oleh masing-masing anggota Direksi dalam
Surat Pernyataan.
Prosedur Penetapan dan Struktur Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris
Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS. Dewan
Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi
kepada RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan
kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan.
251PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Putusan RUPS 2012 memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran Gaji
dan Honorarium 2012 serta Tantiem 2011 bagi Direksi BRI dan Anggota Dewan Komisaris BRI, dengan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Atas wewenang dan kuasa tersebut Dewan
Komisaris telah menetapkan Gaji, Honorarium dan Tantiem dimaksud, yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna tertanggal 25 April 2012.
Adapun gambaran ringkas prosedur penetapan Remunerasi Komisaris BRI adalah sebagai berikut:
Komite Remunerasi dan Nominasi
Usulan Remunerasi Anggota Dewan
Komisaris
Membahas Usulan Komite Remunerasi
dan Nominasi serta Mengusulkan
kepada RUPS Remunerasi bagi Anggota Dewan
Komisaris
Rekomendasi dan Usulan Remunerasi
Anggota Dewan
Remunerasi Anggota Dewan
Komisaris
Menyusun Rekomendasi dan
Mengusulkan Remunerasi
Anggota Dewan Komisaris
Dewan Komisaris RUPS
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
Penetapan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris mengacu pada ketentuan sebagaimana termuat dalam
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Sesuai Peraturan Menteri tersebut, besaran penghasilan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), dengan komponen penghasilan Dewan Komisaris terdiri dari Honorarium, Tunjangan,
Fasilitas dan Tantiem.
Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi
Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi BRI secara garis besar dilakukan melalui tahapan berikut:
Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku 1.
bagi Direksi.
Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan 2.
remunerasi bagi Direksi, selain itu (jika ada) memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada direksi
antara lain opsi saham.
Dewan komisaris menyampaikan usulan rekomendasi remunerasi yang berbentuk honorarium dan tantiem 3.
untuk disetujui (RUPS)
Sedangkan untuk fasilitas terkai dengan remunerasi yaitu kendaraan jabatan dinas, asuransi kesehatan, pulsa telepon, 4.
keanggotaan (club membeship) dan tunjangan santunan purna jabatan bagi Anggota Dewan Komisaris diajukan
Komite Nominasi dan Remunerasi untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu
melakukan konsultasi dengan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
252 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penetapan remunerasi bagi Direksi mengacu pada
ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/
MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Milik Negara.
Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip
penetapan penghasilan Direksi ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komponen
penghasilan Direksi terdiri dari:
Proporsi gaji Direktur ditetapkan 90% dari 1.
Direktur Utama
Tunjangan Direksi2.
Anggota Direksi diberikan tunjangan hari raya a.
keagamaan paling banyak 2 (dua) kali gaji
dengan tetap memperhatikan kemampuan
Perusahaan.
Anggota Direksi diberikan tunjangan cuti b.
tahunan paling banyak 1 (satu) kali gaji
Tunjangan cuti tahunan tetap diberikan
walaupun hak cuti tidak diambil atau ijin
cuti tidak diberikan karena kepentingan
Perusahaan.
Anggota Direksi diberikan tunjangan cuti besar c.
paling banyak 2 (dua) kali gaji. Tunjangan cuti
besar tetap diberikan walaupun hak cuti tidak
diambil atau ijin cuti tidak diberikan karena
kepentingan Perusahaan.
Tunjangan cuti besar diberikan setelah anggota d.
Direksi bekerja 3 (tiga) tahun berturut-turut
dalam satu periode jabatan.
Anggota Direksi diberikan tunjangan e.
komunikasi sebesar biaya pemakaian (at cost).
Anggota Direksi menerima Santunan Purna f.
Jabatan pada setiap akhir masa jabatan.
Santunan Purna Jabatan dimaksud diberikan
dalam bentuk pengikut sertaan dalam program
asuransi atau tabungan pensiun. Premi atau
iuran tahunan yang ditanggung Perusahaan
maksimum sebesar 25% dari gaji per tahun.
Anggota Direksi diberikan kompensasi rumah g.
jabatan per bulan sebesar 30% dari gaji bulanan.
Anggota Direksi diberikan tunjangan biaya h.
utilitas sebesar 30% dari nilai tunjangan
perumahan.
Fasilitas Direksi 3.
Perusahaan menyediakan fasilitas berupa a.
1 (satu) kendaraan jabatan beserta biaya
pemeliharaan dan operasional bagi masing-
masing anggota Direksi, yang jenisnya dan
besarannya ditetapkan dengan memperhatikan
aspek kepantasan dan kemampuan keuangan
Perusahaan.
Perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan b.
kepada masing-masing anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
Perusahaan memberikan fasilitas bantuan c.
hukum kepada anggota Direksi dalam hal
terjadi tindakan/perbuatan untuk dan atas nama
jabatannya yang berkaitan dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan.
Perusahaan memberikan fasilitas Club d.
Membership/Corporate Member kepada anggota
Direksi paling banyak 2 (dua) keanggotaan
dengan memperhatikan kemampuan
Perusahaan. Fasilitas Club Membership yang
diberikan hanya berupa uang pangkal (uang
pendaftaran) dan iuran tahunan.
Tantiem/Insentif Kinerja4.
Penetapan tantiem/insentif kinerja bagi Direksi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
tersebut antara lain:
Pemberian tantiem kepada anggota Direksi a.
diberikan dalam hal BUMN memperoleh
keuntungan dalam tahun buku yang
bersangkutan.
Anggota Direksi dapat diberikan tantiem b.
apabila pencapaian ukuran Kinerja Utama (KPI)
lebih dari 70% dan tingkat kesehatan dengan
nilai lebih dari 70.
Pencapaian ukuran kinerja utama yang c.
diperhitungkan dalam tantiem maksimal
sebesar 150%.
Komposisi besarnya tantiem ditetapkan sebagai d.
berikut:
Direktur Utama 100%•
Anggota Direksi 90% dari Direktur Utama•
BRI dapat memberikan tantiem dalam hal BRI e.
mengalami peningkatan kinerja walaupun
BRI masih mengalami kerugian dalam tahun
buku yang bersangkutan, atau akumulasi
kerugian dari tahun buku sebelumnya.
253PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 tahun (2012)
Dewan Komisaris Direksi Pihak Independen 2
Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp)
REMUNERASI 36.625 109.260 - -
- Gaji 1 9 7.348 11 21.960 - -
- Bonus - - - - - -
- Tunjangan Rutin 3 7 1.910 10 6.719 - -
- Tantiem 4 11 27.367 12 80.581 - -
FASILITAS DALAM BENTUK NATURA
4.248 16.841
- Perumahan - - 8 3.840 - -
- Transportasi 5 9 2.231 11 7.511 - -
- Santunan 8 2.017 11 5.490 - -
Jumlah Remunerasi per-orang dalam 1 Tahun
Jumlah Dewan Komisaris Jumlah Direksi Jumlah Pihak Independen
Di atas Rp2 miliar 7 34.766 11 126.101 - -
Di atas Rp1 miliar sd Rp2 miliar 4 6.107 - - - -
Di atas Rp500 juta sd Rp1 miliar - - - - - -
Rp500 juta ke bawah - - - - - -
Termasuk honorarium Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada RUPST tanggal 28 April 2012 1.
Pihak Independen adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan 2.
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
Meliputi THR, Cuti, kesehatan dan 3. handphone
Termasuk Direksi yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April 2011 dan RUPSLB 28 September 2011 serta 4.
Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada RUPST 28 April 2011 dan mengundurkan diri pada RUPSLB 28 September 2011
Termasuk Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada saat RUPST tanggal 28 Maret 2012 5.
Komite Komite Dewan Komisaris
Komite Audit
Pembentukan Komite Audit BRI didasarkan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
No. KEP-643/BL/2012 Tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana
diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; Undang-Undang
No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN; dan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter).
254 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Adapun pembentukan Komite Audit bertujuan
untuk membantu Dewan Komisaris dalam
menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta
dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas hal-
hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem
pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor
eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan
manajemen risiko serta kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Struktur dan Keanggotaan
Komite Audit BRI terdiri dari seorang Ketua yang
merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota
yang juga yang merupakan Komisaris Independen,
satu orang anggota yang merupakan Komisaris, dan
tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang
keuangan, akuntansi, hukum, dan perbankan. Hal ini
telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
No. Kep-29/PM/2004 dan ketentuan BI tersebut diatas.
Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012
Nama Jabatan Profesi
Bunasor Sanim Ketua Komisaris Utama/Independen
Adhyaksa Dault Anggota Komisaris Independen
Hermanto Siregar Anggota Komisaris
H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris
Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris
Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris
Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012
Nama Jabatan Profesi
Bunasor Sanim Ketua Komisaris Utama/Independen
Adhyaksa Dault Anggota Komisaris Independen
Ahmad Fuad* Anggota Komisaris Independen
Vincentius Sonny Loho** Anggota Komisaris
Hermanto Siregar Anggota Komisaris
H.C. Royke Singgih Anggota Non Komisaris
Dedi Budiman Hakim Anggota Non Komisaris
Syahrir Nasution Anggota Non Komisaris
*Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
Independensi Komite Audit
Untuk menjaga dan meningkatkan independensi
pelaksanaan tugas dan pemberian pendapat,
rekomendasi maupun saran kepada Dewan
Komisaris, seluruh anggota Komite Audit tidak
memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya
maupun pemegang saham pengendali BRI. Anggota
Komite Audit juga bukan merupakan pemegang
saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan
dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun
bisnis dengan BRI. Anggota Komite Audit tidak
memiliki wewenang untuk merancang, memimpin
maupun mengendalikan BRI sebelum menjabat
dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun
pegawai Kantor Akuntan Publik yang memeriksa
pembukuan BRI.
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan
pemberian saran, seluruh anggota Komite Audit
BRI memiliki latar belakang keuangan dan/atau
akuntansi. Dengan demikian seluruh persyaratan
independensi anggota Komite Audit yang sesuai
dengan peraturan dan kaidah praktek terbaik GCG,
telah dipenuhi.
Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite
Audit tanggal 03 Agustus 2011, Komite Audit
adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
khususnya terkait dengan fungsi pengawasan
guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap
pengelolaan Perseroan.
Selama tahun 2012, Komite Audit telah
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya
sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Audit (Committee Audit Charter). Dalam
menyelenggarakan pertemuan dengan unit kerja,
Komite Audit melalui Dewan Komisaris telah
meminta beberapa subordinasi manajemen untuk
menghadiri pertemuan dan memberikan informasi
terutama berkaitan dengan pengendalian intern dan
manajemen risiko Perseroan.
255PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rapat dan Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit
Rapat dilakukan dengan Audit Intern, Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Divisi Bisnis Program dan
Kemitraan, Kantor Akuntan Publik PSS - Ernst and Young.
Selama tahun 2012, Komite Audit melakukan rapat sebanyak 11 kali dengan tingkat kehadiran masing-masing
anggota Komite Audit sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran (%)
Bunasor Sanim 11 9 82
Adhyaksa Dault 11 8 73
Ahmad Fuad* 6 5 83
Vincentius Sonny Loho** 4 3 75
Hermanto Siregar 11 9 82
H.C. Royke Singgih 11 11 100
Dedi Budiman Hakim 11 10 91
Syahrir Nasution 11 10 91
*Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
**Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
(fit and proper test).
Agenda Rapat
Adapun Rapat dan kegiatan yang dilaksanakan Komite Audit selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Pihak/Unit Kerja Tanggal Materi
KAP Ernst & Young
24 Februari 2012 Audit atas laporan keuangan BRI per 31 Desember 2011
11 Desember 2012 Persiapan pelaksanaan General Audit laporan keuangan BRI tahun buku 2012
Audit Intern 3 Januari 2012 Laporan hasil audit triwulan III tahun 2011
27 Maret 2012 Pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI
27 April 2012 Laporan hasil audit Triwulan IV Tahun 2011
10 Juli 2012 Laporan hasil audit triwulan I tahun 2012
11 Oktober 2012 Laporan hasil audit triwulan II tahun 2012
27 Desember 2012 Laporan hasil audit triwulan III tahun 2012 dan rencana audit tahunan tahun 2013
Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan
24 Juli 2012 Persiapan laporan publikasi laporan keuangan BRI per Juni 2012
25 Oktober 2012 Persiapan publikasi laporan keuangan BRI per September 2012
KAP Hertanto, Sidik & Rekan 16 Maret 2012 Audit atas laporan keuangan PKBL per 31 Desember 2011
256 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan Komite Audit
Komite Audit telah melaksanakan program kerjanya
selama tahun 2012 sebagai berikut:
Kegiatan Internal1.
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas a.
perencanaan dan pelaksanaan audit oleh Audit
Intern BRI selama tahun 2012.
Menyusun rencana dan program kerja Komite b.
Audit 2012 yang merupakan penjabaran dari
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit.
Bersama-sama dengan perangkat Komisaris c.
lainnya, menyusun rencana dan program kerja
Dewan Komisaris tahun 2012,
Melakukan pertemuan reguler dengan Audit d.
Intern (AIN) dalam rangka membahas sistem
pengendalian intern, temuan-temuan audit
terutama yang dinilai mengandung risiko
yang dapat mempengaruhi kelangsungan
usaha Perseroan.
Melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi e.
Manajemen dan Keuangan (AMK) serta Divisi
terkait untuk membahas perkembangan
kinerja keuangan Perseroan dan informasi
keuangan lainnya.
Melakukan evaluasi dan memberikan laporan f.
tertulis kepada Dewan Komisaris dari setiap
pertemuan diatas dan penugasan yang
diberikan kepada Komite Audit.
Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan g.
Publik terkait dengan pelaksanaan audit
tahunan Laporan Keuangan Perseroan.
Melakukan pemantauan atas tindak h.
lanjut hasil audit baik internal maupun
eksternal, dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
Melakukan i. review dan usulan dalam rangka
pemberian persetujuan Dewan Komisaris
terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).
Melakukan j. review perkembangan kinerja
bulanan Perseroan dan memberikan saran dan
pendapat kepada Dewan Komisaris sebagai
bahan Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.
Melaksanakan kunjungan langsung ke unit k.
kerja BRI
Kegiatan Eksternal2.
Melakukan diskusi dengan Auditor Eksternal, a.
baik sebelum maupun setelah dilakukan
pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas
laporan keuangan Perseroan.
Melakukan diskusi dengan pihak yang berkaitan b.
dengan peningkatan sistem pengendalian intern.
Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR)
Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi BRI
didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara PER-01/MBU/2011, tanggal 1 Agustus
2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance), Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah
dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan
Corporate Governance bagi Bank Umum. Di BRI, Komite
Nominasi dan Komite Remunerasi tidak dipisahkan.
Struktur dan Keanggotaan
Komite Nominasi dan Remunerasi BRI terdiri dari
seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang
anggota Komisaris Independen, satu orang anggota
Komisaris, satu orang pejabat eksekutif yaitu Kepala
Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, dan dua orang anggota non Komisaris
yang memiliki pengetahuan mengenai sistem
remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan
bank. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam
PBI tersebut diatas.
257PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012
Nama Jabatan Profesi
Adhyaksa Dault Ketua Komisaris Independen
Aviliani Anggota Komisaris Independen
Heru Lelono Anggota Komisaris
Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Anggota Non Komisaris/ex-officio
Kanyatama P. Mulyono Anggota Non Komisaris
Asep Ikhsan Iskandar Anggota Non Komisaris
Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012
Nama Jabatan Profesi
Adhyaksa Dault Ketua Komisaris Independen
Aviliani Anggota Komisaris Independen
Mustafa Abubakar* Anggota Wakil Komisaris Utama
Heru Lelono Anggota Komisaris
Hermanto Siregar Anggota Komisaris
Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia)
Anggota Non Komisaris/ex-officio
Kanyatama P. Mulyono Anggota Non Komisaris
Asep Ikhsan Iskandar Anggota Non Komisaris
*Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota KNR memiliki latar belakang pendidikan ekonomi
dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang sumber daya manusia.
Sedangkan untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan pemberian pandangan maupun saran dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KNR tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris
lainnya maupun pemegang saham pengendali BRI dan bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur
maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan BRI.
Tugas dan Tanggung Jawab KNR
Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja KNR tanggal 3 Agustus 2011, Komite Nominasi dan
Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi
dan kebijakan remunerasi.
258 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Fungsi Nominasi
Menganalisis, menyusun dan memberikan 1.
rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris.
Memberikan rekomendasi mengenai calon 2.
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada
Dewan Komisaris.
Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria 3.
dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat
di bawah Direksi.
Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris 4.
dan Direksi.
Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota 5.
Dewan Komisaris dan Direksi.
Memberikan pendapat atau nasehat kepada 6.
Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan/
atau pengangkatan non pekerja Perseroan menjadi
pejabat satu tingkat di bawah Direksi.
Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah 7.
Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara
triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris 8.
mengenai pihak independen yang akan menjadi
anggota Komite Audit dan anggota Komite
Pengawasan Manajemen Risiko.
Fungsi Remunerasi
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi 1.
yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan
Pekerja Perseroan.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris 2.
mengenai:
Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris a.
dan Direksi.
Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif b.
dan Pekerja Perseroan secara keseluruhan
untuk disampaikan kepada Direksi.
Memberikan rekomendasi tentang pemberian 3.
opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja
Perseroan, antara lain opsi saham.
Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun 4.
bagi Pekerja Perseroan.
Memberikan rekomendasi tentang sistem 5.
kompensasi serta manfaat lainnya dalam
pengurangan Pekerja Perseroan.
Lain-lain
Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi 1.
kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan
kebijakan ketenagakerjaan dan fungsi lainnya
dalam manajemen SDM yang memiliki dampak
finansial yang signifikan dan/atau risiko hukum
bagi Perseroan.
Memberikan rekomendasi atas penyelesaian 2.
temuan audit internal dan/atau eksternal serta hasil
pengawasan Bank Indonesia, khusus mengenai
kebijakan di bidang manajemen sumber daya
manusia.
Mengadministrasikan dokumen-dokumen yang 3.
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
Komite.
Rapat dan Kehadiran Rapat KNR
Komite Nominasi dan Remunerasi senantiasa hadir
dalam rapat Dewan Komisaris maupun komite lainnya
yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam seminggu
sesuai agenda rapat. Komite Nominasi dan Remunerasi
melakukan rapat sebanyak 4 kali kali selama tahun
2012 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota
sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat
Kehadiran Kehadiran (%)
Adhyaksa Dault 4 4 100
Aviliani 4 4 100
Heru Lelono 4 4 100
Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia)
4 4 100
Kanyatama P. Mulyono 4 4 100
Asep Ikhsan Iskandar 4 4 100
catatan:
Terhitung sejak tanggal 29 Juni 2012, Mustafa Abubakar (Wakil Komisaris
Utama/Komisaris) dan Hermanto Siregar (Komisaris) efektif menjadi
anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Agenda Rapat KNR
Pada awal tahun 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi
melakukan pembahasan mengenai langkah-langkah
pelaksanaan dan tindak lanjut dari Rencana Kerja dan
Anggaran Komite Nominasi dan Remunerasi yang telah
disusun di akhir tahun 2011, agar tercapai sesuai target
yang telah ditetapkan.
259PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham, Komite
Nominasi dan Remunerasi melakukan review atas
remunerasi Direksi dan Komisaris untuk diusulkan pada
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012
dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance, Peraturan Menteri Negara BUMN yang
berlaku, kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan,
kewajaran dengan peers group, pertimbangan sasaran
dan strategi jangka panjang Perusahaan, serta berbagai
hasil survei dan kajian yang reliabel dari pihak eksternal.
Selain itu Komite Nominasi dan Remunerasi membahas
rencana, langkah-langkah pelaksanaan, serta usulan
nominasi Direksi dan Komisaris untuk diusulkan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012.
Di bidang Ketenagakerjaan, selama tahun 2012 Komite
Nominasi dan Remunerasi telah melakukan pembahasan
mengenai Kebijakan Ketenagakerjaan berikut
permasalahan yang dihadapi dan kendala-kendala dalam
implementasi serta solusi-solusi untuk mengatasinya.
Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan Komite Nominasi
dan Remunerasi
Selama tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi
telah melakukan berbagai tugas dan kegiatan,
mencakup:
1. Menyusun rencana dan program kerja Komite
Nominasi dan Remunerasi tahun 2013 yang
merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi.
2. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite
Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan
Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris
melakukan penyusunan rencana dan program kerja
Dewan Komisaris tahun 2013.
3. Bersama dengan Dewan Komisaris melaksanakan
fungsi Nominasi.
4. Melakukan review dan kajian atas Remunerasi
Direksi dan Komisaris sesuai kinerja Perseroan,
size business, dan hasil survei remunerasi
industri Perbankan.
5. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris berdasarkan ketentuan yang berlaku,
tentang persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan
penetapan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan.
6. Memberi masukan dan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris tentang persetujuan Komisaris
BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka
Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI.
7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai perpanjangan masa kerja anggota
Komite di Lembaga Komisaris BRI.
8. Memberikan masukan dan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris atas kebijakan ketenagakerjaan.
9. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite
Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan
Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris
melakukan review dalam rangka pemberian
persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan
revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja
dan Anggaran Perseroan (RKAP), serta Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
10. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite
Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan
Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris
melakukan review perkembangan kinerja bulanan
BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada
Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi
dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.
11. Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh
Dewan Komisaris.
Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR)
Pembentukan KPMR BRI didasarkan pada Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011,
tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance),
dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006
sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum.
Struktur dan Keanggotaan KPMR
Anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI
terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen),
satu orang anggota Komisaris Independen, satu
orang anggota Komisaris dan tiga orang anggota non
Komisaris yang ahli di bidang keuangan dan manajemen
risiko. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI
tersebut diatas.
260 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012
Nama Jabatan Profesi
Aviliani Ketua Komisaris Independen
Bunasor Sanim Anggota Komisaris Utama/Independen
Agus Suprijanto* Anggota Komisaris
Ridwan Darmawan Ayub Anggota Non Komisaris
I Gde Yadnya Kusuma Anggota Non Komisaris
Pamuji Gesang Raharjo Anggota Non Komisaris
*terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris dan
anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012
Nama Jabatan Profesi
Aviliani Ketua Komisaris Independen
Bunasor Sanim Anggota Komisaris Utama/Independen
Mustafa Abubakar* Anggota Wakil Komisaris Utama
Ahmad Fuad** Anggota Komisaris Independen
Vincentius Sonny Loho***
Anggota Komisaris
Ridwan Darmawan Ayub
Anggota Non Komisaris
I Gde Yadnya Kusuma
Anggota Non Komisaris
Pamuji Gesang Raharjo
Anggota Non Komisaris
*Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama
setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).**Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen
setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).*** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (fit and proper test).
Independensi KPMR
KPMR senantiasa mengedepankan sikap mandiri baik
dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan
hasil kerja kepada Dewan Komisaris. Semua anggota
komite ini adalah independen terhadap Direksi,
dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan
pengalaman di bidangnya.
Anggota KPMR adalah para profesional yang memiliki
kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan
pengalaman minimal lima tahun. Para profesional ini tidak
pernah memiliki hubungan dengan Perseroan ataupun
hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris
dan Direksi lainnya. Latar belakang para anggota KPMR
beragam, yakni manajemen strategis, pengelolaan
kinerja, manajemen risiko, perbankan/keuangan dan
akuntansi, hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas
rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan
pelaksanaan manajemen risiko BRI.
Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan Panduan Kerja Komite Pengawasan
Manajemen Risiko, KPMR memiliki fungsi dalam
membantu Dewan Komisaris untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dalam mengevaluasi
dan memastikan agar penerapan manajemen risiko
Bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur
dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan
Bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/
limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab KPMR
meliputi, antara lain:
Mengevaluasi dan mengkaji ulang secara berkala 1.
atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan
pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi kepada
Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
kebijakan manajemen risiko yang diperlukan.
Memantau kecukupan proses identifikasi, 2.
pengukuran, pemantauan, pengendalian dan
sistem informasi manajemen risiko Perseroan.
Mengevaluasi dan menganalisis laporan profil 3.
risiko Perseroan secara triwulanan dan memberikan
pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi untuk
perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.
Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban 4.
Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko yang
dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan.
Mengevaluasi dan menganalisa paket usulan Direksi 5.
untuk penyediaan dana bagi pihak terkait yang
harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
Mengevaluasi dan mengkaji RKAP, RBB, dan RJPP 6.
untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Memantau dan/atau membuat tanggapan atas 7.
laporan realisasi RBB dan RKAP.
261PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Mengevaluasi dan menganalisa paket pemberian kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan konsultasi 8.
dengan Dewan Komisaris.
Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan 9.
perundang-undangan lainnya.
Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris.10.
Rapat dan Kehadiran Rapat
Mengingat luasnya cakupan dan keterkaitan antar masing-masing jenis risiko yang dihadapi oleh Perseroan,
maka selain dilakukan dalam forum Rapat KPMR, pembahasan permasalahan yang terkait dengan implementasi
manajemen risiko menjadi agenda Rapat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2012, KPMR telah melakukan rapat, baik internal KPMR maupun bersama-sama dengan Divisi/Unit
Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan dan pengelolaan manajemen risiko, yang mencakup
Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis,
dan Risiko Reputasi sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Komite Pengawasan Manajemen Risiko melakukan rapat sebanyak 15 kali selama tahun 2012 dengan tingkat
kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Kehadiran Kehadiran (%)
Aviliani 15 12 80
Bunasor Sanim 10 8 80
Mustafa Abubakar** 7 6 86
Agus Suprijanto* 6 5 83
Ahmad Fuad*** 7 6 86
Vincentius Sonny Loho **** 7 5 71
Ridwan Darmawan Ayub 15 13 87
I Gde Yadnya Kusuma 15 18 80
Pamuji Gesang Raharjo 15 13 87
*terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
**terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
***terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (fit and proper test).
****terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (fit and proper test).
Adapun agenda rapat yang dilaksanakan KPMR selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
No. Tanggal Materi Direksi/Divisi/Unit Kerja
1. 24 Januari 2012 Penyediaan dana kepada pihak terkait Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, Direktur Keuangan, Direktur Bisnis Komersial
2. 22 Mei 2012 Profil Risiko BRI Triwulan I Tahun 2012 Divisi Manajemen Risiko
3. 18 Juni 2012 Penyediaan dana kepada pihak terkait Lembaga Komisaris BRI
4. 4 September 2012 Laporan Profil Risiko Triwulan II tahun 2012 Direktur Kepatuhan BRI, Divisi Manajemen Risiko BRI
5. 25 September 2012 Pelaksanaan strategi Anti 1. FraudPelaksanaan program APU/PPT2. Profil Risiko Kepatuhan3.
Direktur Kepatuhan, Divisi Kepatuhan, Divisi Manajemen Risiko
6. Januari - Desember 2012 Konsultasi kredit, yang diselenggarakan dalam 10 (sepuluh) kali rapat konsultasi kredit
Direktorat Bisnis Komersial•Direktorat Bisnis Kelembagaan dan •BUMN
262 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan KPMR
Selama tahun 2012, Komite Pengawasan Manajemen
Risiko telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyusun rencana dan program kerja Komite
Pengawasan Manajemen Risiko tahun 2013 yang
merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
2. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite
Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan
Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris
melakukan penyusunan rencana dan program kerja
Dewan Komisaris tahun 2013.
3. Memberikan tanggapan dan pendapat atas fasilitas
kredit yang dikonsultasikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris.
4. Melakukan evaluasi atas Laporan Kinerja Portofolio
Kredit Perseroan.
5. Melakukan review atas laporan triwulanan tentang
Laporan Profil Risiko Bank Perseroan.
6. Melakukan review atas laporan bulanan dan laporan
semester Direktur Kepatuhan Perseroan.
7. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi
dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf
Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam
rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris
terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB)
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).
8. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi
dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan
Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review
perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan
saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk
diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan
Komisaris dengan Direksi.
9. Melaksanakan penilaian langsung ke unit kerja BRI
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh
Dewan Komisaris.
Komite Direksi
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi telah dibentuk komite-komite
di bawah Direksi yaitu:
Komite Manajemen Risiko/Risk Management
Committee (RMC)
RMC adalah komite tertinggi dalam sistem manajemen
risiko BRI yang beranggotakan seluruh anggota Direksi
dan pejabat setingkat dibawah Direksi BRI yang
ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen
terhadap Unit Kerja Operasional.
RMC membahas, mengkaji-ulang dan menyetujui
usulan dan rekomendasi yang disampaikan dalam
rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Usulan dan rekomendasi tersebut diantaranya
mencakup kebijakan, strategi dan prosedur
manajemen risiko.
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, RMC telah
menetapkan Sub-RMC yang berperan memberikan
rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini Direktur
Utama BRI. Sub-RMC yang ditetapkan adalah:
Operational Risk Management Committee1.
(ORMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas
permasalahan yang berkaitan dengan eksposur
risiko operasional dan penerapan manajemen
risiko operasional. Yang dimaksud risiko
operasional mencakup risiko operasional, risiko
hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan
risiko kepatuhan.
Credit Risk Management Committee2. (CRMC) adalah
fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan
yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan
penerapan manajemen risiko kredit.
Market Risk Management Committee3. (MRMC)
adalah fungsi Sub-RMC yang membahas
permasalahan yang berkaitan dengan eksposur
risiko pasar dan penerapan manajemen risiko pasar.
Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko suku
bunga dan risiko likuiditas.
Struktur dan Keanggotaan
Struktur dan keanggotaan sub Komite Manajemen
Risiko selengkapnya ditetapkan dalam Surat Keputusan
Direksi No.519-DIR/DMR/07/2011 tanggal 18 Juli 2011.
Adapun gambaran ringkas masing-masing sub Komite
Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
RMC (Risk Management Committee)
Ketua : Direktur Utama
Ketua I : Direktur Kepatuhan
Ketua II : Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko
Sekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit
263PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Anggota tetap : - Seluruh Direksi termasuk Direktur
Utama (memiliki hak voting)
Seluruh Kepala Divisi (tanpa hak
voting)
- Pemimpin Cabang Khusus (tanpa
hak voting)
- Pemimpin Wilayah di DKI Jakarta
(tanpa hak voting)
- Inspektur di DKI Jakarta (tanpa
hak voting)
Anggota tidak tetap: diundang berdasarkan relevansi
permasalahan
Keanggotaan RMC terdiri dari anggota tetap, baik
dengan hak voting maupun tanpa hak voting, dan
anggota tidak tetap. Hak voting adalah hak suara
untuk memilih apabila dalam pengambilan keputusan
suatu permasalahan tidak tercapai kata mufakat.
ORMC (Operational Risk Management Committee)
Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko
Ketua II: : Kepala Divisi Layanan
Sekretaris : Kepala Bagian Manajemen
Risiko Operasional Divisi
Manajemen Risiko
Anggota tetap : Para Kepala Divisi yangterkait
dengan Operasional.
Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan
keterkaitan permasalahan
CRMC (Credit Risk Management Committee)
Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko
Ketua II : Kepala Divisi Administrasi Kredit
Sekretaris I : Kepala Bagian Credit Risk Review
& Monitoring, Divisi Manajemen
Risiko
Sekretaris II : Kepala Bagian Kebijakan dan
Metodologi Risiko Kredit, Divisi
Manajemen Risiko
Anggota tetap : Para Kepala Divisi yang
membidangi Bisnis BRI dan Treasury
Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan
permasalahan
MRMC (Market Risk Management Committee)
Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko
Ketua II : Kepala Divisi Treasury
Sekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko
Pasar & Risiko Terpadu, Divisi
Manajemen Risiko
Anggota tetap : - Kepala Divisi Bisnis Internasional
- Kepala Divisi Akuntansi dan
Manajemen Keuangan
- Kepala Divisi Sentra Operasi
Anggota tidak tetap: diundang berdasarkan keterkaitan
permasalahan
Wewenang dan Tanggung Jawab RMC
Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama 1.
atas penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko,
serta perubahannya jika diperlukan, termasuk
penerapan kebijakan manajemen risiko, strategi
manajemen risiko dan contingency plan apabila
kondisi eksternal tidak normal.
Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama 2.
untuk penetapan metodologi pengukuran risiko
dan perubahannya.
Merekomendasikan penetapan 3. limit risiko dan
perubahannya.
Penyampaian laporan profil risiko dan hasil 4.
pemantauan risiko serta rekomendasi perubahan
apabila diperlukan
Program Kerja RMC Tahun 2012
Agenda RMC sepanjang tahun 2012 mencakup:
Pembahasan Tindak Lanjut RMC sebelumnya1.
Profil Risiko2.
Pembahasan 3. Risk Issue dalam profil 8 jenis risiko
Pemantauan Risiko4.
Analisa Permodalan5.
lmplementasi Basel dan Manajemen Risiko6.
Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko7.
Rekomendasi dan Putusan RMC8.
Frekuensi Rapat dan Pelaksanaan RMC dan Sub-RMC
Untuk tahun 2012 RMC diselenggarakan sebanyak
13 (tiga belas) kali. Tingkat kehadiran dalam setiap
pertemuan RMC telah memenuhi ketentuan kuorum
yakni dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota
tetap, termasuk 3 Direktur yang salah satunya
Direktur Kepatuhan.
264 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Jadwal dan Topik Pembahasan RMC BRI selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Kegiatan Jadwal Agenda
RMC IV-2011 30 Januari 2012 Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan IV-2011Pembahasan risk issue (pertumbuhan & kualitas kredit dan DPK rupiah & valas BRI, implementasi Standardized Approach Basel II)Analisis PermodalanRekomendasi dan Putusan RMC
CRMC I-2012 11 April 2012 Pembahasan review agunan KPRPembahasan profil risiko kreditPembahasan Internal risk rating
ORMC I-2012 11 April 2012 Pembahasan Layanan Nasabah Prima, Strategi Anti Fraud, Perhitungan ATMR Risiko Operasional
RMC I-2012 26 April 2012 Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan I-2012Pembahasan risk issue (metodologi perhitungan CKPN bencana, cash ratio unit kerja, road map Business Continuity Management BRI)Analisa PermodalanRekomendasi dan Putusan RMC
ORMC II-2012 15 Juni 2012 Sosialisasi Strategi Anti Fraud, Pelaporan Kerugian Risiko Operasional, Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional
CRMC II-2012 28 Juni 2012 Pembahasan Top Risiko Kredit dan Top Risiko Operasional Perkreditan
RMC II-2012 30 Juli 2012 Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan II-2012Pembahasan risk issue (penerapan kebijakan Anti Fraud, limit risiko pasar, variabel penyebab NPL, kinerja dan kualitas kredit)Analisa PermodalanRekomendasi dan Putusan RMC
ORMC III-2012 26 September 2012 Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional, Pelaksanaan Manajemen Kelangsungan Usaha dan Forum Manajemen Risiko
CRMC III-2012 27 September 2012 Pembahasan konsentrasi kredit per sektor ekonomi, Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit, dan Pembahasan Top Risiko Kredit dan Top Risiko Operasional Perkreditan
RMC III-2012 29 Oktober 2012 Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan III-2012Pembahasan risk issue (strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, persiapan Basel III, Risk Based Pricing)Analisa PermodalanRekomendasi dan Putusan RMC
MRMC 7 Desember 2012 Pembahasan Dana Valas BRI
CRMC IV-2012 18 Desember 2012 Pembahasan Rating/Scoring Kredit, Kinerja Portofolio Kredit Per Sektor Ekonomi, dan Limit Konsentrasi Kredit.
ORMC IV-2012 19 Desember 2012 Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional, Pengawasan Operasional Uker BRI.
Forum RMC telah menjadi sarana yang sangat baik untuk melakukan koordinasi antar divisi. Dari hasil Forum RMC
muncul beberapa usulan strategis terkait pengelolaan risiko di BRI.
Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ ALCO)
Asset-Liability Committee (ALCO) adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam mengelola Asset dan Liability
BRI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, net open
position dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan
rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang akan diputuskan dalam Rapat ALCO.
265PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Struktur dan Keanggotaan ALCO
Struktur Organisasi Komite Aset dan Liabilitas
selengkapnya ditetapkan melalui Surat Keputusan
Direksi No.650-DIR/TRY/10/2009 tanggal 30 Oktober
2009 dengan garis besar sebagai berikut:
Ketua (merangkap
anggota)
: Direktur Utama
Ketua Pengganti I
(merangkap anggota)
: Direktur Keuangan
Ketua Pengganti II
(merangkap anggota)
: Direktur Pengganti
Direktur Keuangan
(Sesuai Surat Keputusan
tentang Direktur
Pengganti)
Sekretaris
(merangkap anggota)
: Kepala Divisi Treasury
Anggota : Direksi -
Seluruh Kepala Divisi -
Bisnis, Dana & Jasa
maupun Operasional
Pimpinan Wilayah di -
Jakarta dan
Pimpinan Kantor -
Cabang Khusus.
Assets and Liabilities Management (ALM):
Merupakan grup analis penunjang ALCO. Sebagai
grup analis penunjang ALCO, ALM memiliki tugas
melakukan analisis antara lain atas sumber dan
penggunaan dana, Maturity and Repricing Gap,
Primary dan Secondary Reserve, monitoring NOP,
menyusun skenario tingkat suku bunga simpanan
dan pinjaman dan alternatif pricing, menyusun
funding strategy, dan menyiapkan data, bahan
presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk
rapat ALCO.
Tugas dan Tanggung Jawab ALCO
Menetapkan kebijakan pengelolaan 1. Asset and
Liability BRI secara terpadu.
Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan, 2.
pinjaman dan fund transfer price.
Menentukan kebijakan 3. mismatch dan net open
posisiton (NOP).
Mengelola dan menetapkan struktur 4. balance sheet
dan capital.
Memastikan pengelolaan 5. Asset and Liability
telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
hasil rapat ALCO.
Program Kerja ALCO
ALCO mengadakan pertemuan secara periodik,
minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk
membahas pengelolaan asset dan liability BRI yang
berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi
dalam hal perkembangan kinerja bank, komposisi
dan pertumbuhan portofolio Bank, pengelolaan
risiko (panduan limit mismatch dan net open
position) dan suku bunga simpanan, pinjaman, dan
fund transfer price.
Frekuensi Rapat ALCO
Selama tahun 2012 ALCO telah menyelenggarakan
pertemuan sebanyak 12 kali (setiap bulan) dengan
persentase kehadiran tiap Rapat ALCO telah
memenuhi kuorum (dihadiri 2/3 dari anggota ALCO).
Rapat biasanya dilakukan pada minggu ke empat
setiap bulan.
Agenda rutin rapat ALCO adalah Evaluasi
Kinerja Asset & Liability, Market Review, Analisis
Perkembangan Saham BRI, Analisis Perkembangan
Fee Based Income, Presentasi Kinerja Kanwil,
Penyampaian Rekomendasi Asset & Liability
Management, Putusan Rapat ALCO
Realisasi Program Kerja ALCO
Rapat ALCO secara rutin telah melakukan evaluasi
kinerja asset-liability BRI, dan menetapkan besarnya
suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman, dan
fund transfer price. Rapat ALCO juga menjadi forum
untuk pertukaran informasi terkait kondisi pasar
dan current issue bagi Direksi dan Pejabat Eksekutif
BRI, antara lain informasi mengenai kondisi makro
ekonomi, kondisi industri perbankan nasional,
regulasi baru dan hal-hal yang menjadi perhatian
investor/ekspektasi pasar.
Selain itu, rapat ALCO merupakan forum strategis
dalam penyampaian arah dan strategi bisnis, serta
solusi permasalahan kerja oleh Direksi.
266 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)
KKP adalah komite yang membantu Direksi
BRI dalam merumuskan kebijakan perkreditan
dan memberikan saran-saran perbaikan terkait
kebijakan perkreditan.
Struktur dan Keanggotaan KKP
Struktur dan Keanggotaan KKP selengkapnya
ditetapkan dalam SK Direksi No. S.114-DIR/ADK/06/2012
tanggal 29 Juni 2012 adalah:
Ketua : Direktur Utama
Sekretaris : Kepala Divisi Administrasi Kredit
(merangkap sebagai Anggota)
Anggota : -7 Direktur Bidang Bisnis, Keuangan dan
Kepatuhan
-17 Kepala Divisi Bidang Bisnis, Renstra dan
Hukum.
Tugas dan Tanggung Jawab KKP
Memberikan masukan kepada Direksi dalam 1.
rangka penyusunan Kebijakan Umum Perkreditan
(KUP) BRI, terutama yang berkaitan dengan
perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan
sebagaimana dimaksud dalam KUP BRI.
Mengawasi agar KUP-BRI diterapkan dan 2.
dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, serta
merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan
atau kendala dalam penerapannya. Selanjutnya
KKP juga melakukan kajian berkala terhadap KUP-
BRI dan memberikan saran kepada Direksi apabila
diperlukan perubahan atau perbaikan.
Memantau dan mengevaluasi:3.
Kebenaran pelaksanaan wewenang memutus a.
kredit
Kebenaran proses pemberian, perkembangan b.
dan kualitas kredit yang diberikan kepada
pihak yang terkait dengan bank dan debitur-
debitur besar tertentu
Kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPKc.
Ketaatan terhadap ketentuan perundang-d.
undangan dan peraturan lainnya dalam
pelaksanaan pemberian kredit
Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan e.
yang ditetapkan dalam KUP-BR
Pemenuhan kecukupan jumlah Penyisihan f.
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)/Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
Debitur-debitur besar tertentu dan kredit-g.
kredit yang berada dalam daftar kredit dalam
pengawasan khusus.
Melakukan kajian untuk menilai efektivitas Sistem 4.
Pengendalian Intern Perkreditan.
Menyampaikan laporan tertulis secara berkala 5.
dan memberikan saran-saran langkah perbaikan
kepada Direksi dengan tembusan kepada
Komisaris mengenai:
Hasil pengawasan atas penerapan dan a.
pelaksanaan KUP-BRI.
Hasil pemantauan dan evaluasi mengenai hal-b.
hal yang berhubungan dengan butir 3 di atas.
Mekanisme Kerja KKP
Fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari-hari
dilaksanakan oleh Sekretaris KKP bersama dengan
Divisi-Divisi terkait.
Sepanjang tahun 2012, Rapat KKP dilaksanakan
sebanyak 1 (satu) kali dengan rincian sebagai berikut:
Kegiatan Jadwal Agenda
Rapat KKP 4 September 2012 Pembahasan Revisi Kebijakan Umum Perkreditan BRI
Realisasi Program Kerja KKP
Terkait pelaksanaan rapat KKP diatas, telah diterbitkan
Surat Keputusan Direksi BRI No. S.140-DIR/ADK/12/2012
tanggal 4 Desember 2012 tentang Kebijakan Umum
Perkreditan BRI revisi ke-6.
Komite Kredit
Komite Kredit merupakan komite operasional yang
membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau
memutuskan permohonan kredit untuk jumlah
dan/atau jenis kredit tertentu yang ditetapkan
oleh Direksi.
Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit
Struktur dan keanggotaan Komite Kredit ditetapkan
dalam SK Direksi No.S.114-DIR/ADK/06/2012. tanggal 29
Juni 2012 dengan gambaran sebagai berikut:
267PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit
Komite Kredit Anggota Pengambil Keputusan Akhir
Komite Kredit BRI (untuk putusan kredit)
Direktur Bisnis Komersial Direktur UtamaDirektur Bisnis Kelembagaan dan BUMNDirektur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KonsumerDireklur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Kredit BRI (untuk putusan Money Market Line dan produk Treasury)
Direktur Keuangan Direktur UtamaDirektur Bisnis KomersialDirektur Bisnis Kelembagaan dan BUMNDirektur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KonsumerDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Direksi 1 (KKD-1)(untuk putusan kredit performing - kredit menengah prakarsa kantor Wilayah dan Divisi Bisnis Program & Kemitraan)
Direktur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KomersialDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Direksi 2 (KKD-2)(untuk putusan kredit performing - kredit menengah dan korporasi prakarsa Divisi Bisnis BUMN)
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMNDirektur Bisnis KomersialDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Direksi 3 (KKD-3)(untuk putusan kredit performing - kredit menengah dan korporasi prakarsa Divisi Bisnis Umum dan Agribisnis, serta kredit consumer)
Direktur Bisnis KomersialDirektur Bisnis KonsumerDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Kredit Direksi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah
Direktur Bisnis UMKMDirektur Bisnis KomersialDirektur Bisnis Kelembagaan dan BUMNDirektur Bisnis KonsumerDirektur Pengendalian Risiko Kredit
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit
Tugas Komite Kredit adalah memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang yang
ditetapkan oleh Direksi. Disamping itu, Komite Kredit bertugas melakukan koordinasi dengan ALCO dalam aspek
pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh ALCO.
Adapun tanggung jawab Komite Kredit adalah:
Melaksanakan tugas dalam pemberian putusan kredit berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, 1.
cermat dan seksama.
Menolak permintaan dan/atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan persetujuan 2.
kredit yang hanya bersifat formalitas.
Membubuhkan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit 3.
sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit, Oleh karena itu, sebelum membubuhkan tanda tangan,
Komite Kredit harus:
Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asas-a.
asas perkreditan yang sehat.
268 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian b.
kredit telah sesuai dengan KUP-BRI, PPK serta
peraturan perkreditan lainnya.
Memastikan bahwa pemberian kredit telah c.
didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif,
cermat dan seksama serta terlepas dari
pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pemohon kredit.
Frekuensi Rapat Komite Kredit
Rapat Komite Kredit dilakukan apabila diperlukan
putusan kredit baru maupun perpanjangan kredit.
Untuk putusan Komite Kredit BRI dilakukan dengan
asas majority. Sedangkan untuk putusan Komite Kredit
selain Komite Kredit BRI dilakukan secara unanimous
atau putusan dapat disetujui apabila seluruh anggota
Komite Kredit menyatakan setuju.
Untuk kredit dengan total exposure minimal Rp300
miliar, baik untuk debitur tunggal maupun kelompok
usaha, harus dilakukan konsultasi dengan Dewan
Komisaris. Sedangkan khusus untuk kredit Agribisnis
dan BUMN, konsultasi dengan Dewan Komisaris
dilakukan apabila total exposure kredit masing-masing
minimal Rp600 miliar dan Rp500 miliar.
Realisasi Program Kerja Komite Kredit BRI
Putusan Komite Kredit (KK) selama tahun 2012
Periode Putusan Komite
Kredit BRI
Putusan Komite Kredit
Direksi
Putusan Komite
Kredit Direksi Restrukturisasi
2012 238 54 15
Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi/
Information System and Technology Steering
Committee (ITSC)
Sesuai dengan ketentuan yang digariskan Bank
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No.9/15/
PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember
2007, keduanya perihal Penerapan Manajemen Risiko
dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank
Umum, BRI telah menetapkan Komite Pengarah
Teknologi dan Sistem Informasi melalui Surat Keputusan
Direksi BRI Nokep: 625-DIR/TSI/10/2009 tanggal 19
Oktober 2009 tentang Komite Pengarah (Steering
Committee) Teknologi dan Sistem Informasi (TSI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
ITSC merupakan komite yang bertanggung jawab
memberikan arahan dan rekomendasi tentang
kebijakan, pengembangan, dan implementasi teknologi
dan sistem informasi BRl.
Struktur dan Keanggotaan ITSC
Struktur dan Keanggotaan ITSC ditetapkan melalui SK
Direksi No. 625-DIR/TSI/10/2009 tanggal 19 Oktober
2009 dengan gambaran ringkas sebagai berikut:
Ketua : Direktur Operasional
Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan
Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi dan Sistem
Informasi
Anggota : 19 Kepala Divisi Bisnis, Operasional dan
Audit Intern.
Keanggotaan Komite bersifat ex-officio dan
anggota komite mewakili pihak yang berhubungan
langsung dengan TSI baik sebagai partner maupun
sebagai pengguna.
Tugas dan Tanggung Jawab ITSC
Memberikan rekomendasi mengenai rencana a.
kebijakan sasaran pengembangan TSI BRI jangka
panjang (5 tahun) yang dituangkan dalam IT
Strategic Plan (ITSP) BRI;
Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan b.
TSI BRI jangka pendek (tahunan) dan jangka
panjang (5 tahun) sesuai dengan Corporate Plan
dan Rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan oleh
manajemen BRI;
Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan c.
dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai
akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BRI;
Melakukan d. review dan merekomendasikan
Rencana Kerja Fungsional dan Rencana kerja
Anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BRI untuk
pengembangan, operasional dan pemeliharaan
TSI dalam jangka pendek (tahunan) dengan
berpedoman pada ITSP BRI yang telah ditetapkan;
269PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Melakukan e. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI agar arah pengembangan
sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan;
Melakukan f. monitoring dan evaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek
pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI.
Melakukan g. monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BRI pada sektor teknologi
informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BRI.
Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan h.
kerja pengguna (user) dan penyelenggara TSI secara efektif, efisien dan tepat waktu.
Program Kerja ITSC
Program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan terhadap materi yang diagendakan
dalam pertemuan komite.
Realisasi Program Kerja
Dalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasi terhadap perkembangan IT BRI dan pembahasan masalah
sesuai agenda masing-masing rapat. Dalam rapat tersebut Direksi memberikan pengarahan mengenai
strategi khususnya terkait pengembangan e-channel tertentu yang dianggap perlu mendapat perhatian
lebih. Namun demikian, Direksi juga mengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak mengabaikan
pengembangan yang bersifat mandatory.
Frekuensi dan Agenda Rapat ITSC
Selama tahun 2012, rapat ITSC yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
Waktu Topik/Agenda rapat ITSC
April 2012 Organisasi & SDM TSI
Anggaran & Proyek TI Tahun 2012
ITSP 2008-2013
Bussiness Contunity Management TI
Performasi TSI
Progress Pengembangan TI
Juni 2012 Realisasi Anggaran TI & Proyek TI Tahun 2012
Desember 2012 Realisasi ITSP 2008-2013
Realisasi Anggaran TI
Progress dan Realisasi Kegiatan TSI
Switch Over X/Live Production DRC
Kinerja TI
Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee
PMO Steering Committee adalah forum/komite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BRI. PMO
Steering Committee mempunyai peran dalam memberikan arahan strategis dalam pengelolaan proyek. Keputusan-
keputusan strategis dalam pengelolaan proyek mencakup keputusan investasi yang terkait dengan masalah proyek,
diantaranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek.
Struktur dan Keanggotaan PMO Steering Committee
Struktur dan keanggotaan selengkapnya ditetapkan melalui SK Direksi No. 647-DIR/REN/09/2011 tanggal
30 September 2011, dengan gambaran ringkas adalah:
270 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Ketua : Direktur Utama
Anggota : - Direktur yang menjabat Head of PMO
Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pemilik Proyek-
Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek-
Para Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek-
Para Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek-
Tugas dan Tanggung Jawab PMO Steering Committee
Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BRI secara korporat.;1.
Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat 2.
diputuskan oleh Head of PMO atau Project Steering Committee;
Melakukan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Proyek sesuai 3.
ketentuan yang berlaku;
Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Kebijakan Umum PMO dan PP PMO;4.
Mengesahkan hasil 5. Joint Planning Session;
Menghentikan proyek, jika suatu proyek tidak lagi memiliki alasan untuk diteruskan.6.
Program dan Realisasi Program Kerja PMO Steering Committee
Dalam menjalankan fungsinya, PMO Steering Committee melakukan pertemuan minimal 1 (satu) kali dalam satu
tahun dan bertanggungjawab kepada Direksi BRI.
PMO Steering Committee Meeting I tahun 2012
Waktu Agenda Anggota yang Hadir
6 September 2012 Progres Status Proyek 2012 s/d Agustus 2012a. Realisasi Anggaran Proyek Tahun 2012b. Permasalahan Proyekc. Proyek-proyek yang Perlu Perhatian Khususd. Perencanaan Proyek Tahun 2013e. Usulan Putusan PMO-SCf.
Head ofa. PMO (Direktur Kepatuhan BRI)Direktur yang membawahi Unit Kerja b. Pendukung Proyek (Direktur Operasional BRI).Semua Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek c. (yang ditunjuk mewakilinya) dan Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek (yang ditunjuk mewakilinya).
Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia merupakan komite operasional yang berwenang menetapkan
kebijakan di bidang SDM. Komite ini dibentuk pada tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan
efektivitas, efisiensi, obyektivitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan sumber daya manusia serta
memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa penetapan kebijakan SDM telah dilaksanakan dengan
memenuhi prinsip-prinsip GCG.
Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
Ketua : Direktur Utama
Anggota : Seluruh Direksi BRI
Sekretaris : Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Wakil Sekretaris : Wakil Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
271PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Frekuensi dan Agenda Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia telah melaksanakan rapat bidang kebijakan sebanyak
9 kali dan bidang operasional sebanyak 13 kali dengan persentase kehadiran anggota komite 100%. Perincian
pelaksanaan dan agenda rapat adalah sebagai berikut:
Tanggal Topik/Agenda Rapat terkait Bidang Kebijakan SDM
6 Januari 2012– 16 Januari 2012 Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI
9 Februari 2012 – 24 Maret 2012 Ketentuan Pembayaran Insentif Jangka Pendek
10 Februari 2012 – 16 Mei 2012 Kenaikan Person Grade (PG) dan Promosi Jabatan
8 Maret 2012 – 22 Maret 2012 Ketentuan Distribusi Normal 2012
20 Maret 2012 – 2 April 2012 Ketentuan Pemberian Bonus Tahun 2011 Bagi Pekerja BRI
28 Juni 2012 – 8 Agustus 2012 Kenaikan Upah pokok Berdasarkan Kinerja
30 Juli 2012 – 29 Oktober 2012 Ketentuan Insentif Jangka Pendek Tahun 2012
1 Oktober 2012 – 28 Desember 2012 Kebijakan Umum Manajemen SDM
30 Oktober 2012 – 26 November 2012 Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI
Tanggal Topik/Agenda Rapat terkait Bidang Operasional SDM
6 Januari 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
10 Januari 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
6 Maret 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
3 April 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
17 April 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
24 April 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
2 Mei 2012 Pembahasan Kasus
7 Mei 2012 Pembahasan Kasus
15 Mei 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
1 Juni 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
29 Juni 2012 Pembahasan Kasus
13 Juli 2012 Pembahasan Kasus
25 Juli 2012 Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sebagai komite operasional di bidang SDM, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia memiliki kewenangan
dalam hal:
Pengambilan keputusan bidang kebijakan SDM mencakup antara lain perencanaan SDM, rekrutmen dan 1.
seleksi, pengembangan karier, manajemen kinerja, kesejahteraan, hubungan industrial, assessment, dan Sistem
Informasi Manajemen SDM (SIM-SDM).
272 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengambilan keputusan bidang operasional 2.
SDM, meliputi mutasi (promosi, rotasi, demosi),
penilaian kinerja, dan hukuman disiplin Pejabat
Eselon 1 dan 2.
Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
Program kerja Komite Kebijakan Sumber Daya
Manusia mencakup pembuatan ketentuan di bidang
kebijakan dan bidang operasional SDM. Struktur dan
keanggotaan komite Kebijakan Sumberdaya Manusia
ditetapkan melalui SK Direksi BRI No. S.109-DIK/02/2008
tanggal 29 Februari 2008.
Komite Evaluasi Jabatan
Komite Evaluasi Jabatan adalah suatu komite yang
bertugas melakukan review dan merekomendasikan
Golongan Jabatan yang diusulkan oleh Tim
Evaluasi Jabatan.
Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan
Sesuai Surat Keputusan Direksi Nokep. S.38-DIR/REN/05/2010
tanggal 19 Mei 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kebijakan Umum Organisasi, struktur dan keanggotaan
Komite Evaluasi Jabatan adalah sebagai berikut:
Direktur Kepatuhan1.
Direktur Operasional2.
Kepala Divisi Divisi Perencanaan Strategis dan 3.
Pengembangan Bisnis
Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber 4.
Daya Manusia
Keanggotaan melekat pada Jabatan (ex officio), bukan
bersifat individual.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan
Komite Evaluasi Jabatan bertugas:
Memberikan arahan dan masukan atas rekomendasi 1.
Golongan Jabatan yang disiapkan oleh Tim Evaluasi
Jabatan pada saat pelaksanaan rapat Komite
Evaluasi Jabatan.
Merekomendasikan Golongan Jabatan yang perlu 2.
disetujui oleh Direksi BRI melalui Rapat Direksi.
Hasil penetapan Golongan Jabatan diatur dalam
Surat Keputusan Direksi.
Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan
Tim Evaluasi Jabatan melaksanakan Evaluasi Jabatan
yang kemudian dipresentasikan kepada Komite
Evaluasi Jabatan.
Frekuensi dan Rapat Komite Evaluasi Jabatan
Di tahun 2012, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2012
Komite Evaluasi Jabatan melaksanakan 1 (satu) kali rapat
dengan agenda berupa presentasi hasil Evaluasi Jabatan
oleh Tim Evaluasi Jabatan yang telah melaksanakan
kegiatan Evaluasi Jabatan pada tanggal 6 – 8 Juni 2012.
Sekretariat PerusahaanSekretariat Perusahaan (Corporate Secretary) memiliki
posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan
administrasi pengambilan keputusan serta melakukan
fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun
goodwill perusahaan.
Fungsi Sekretariat Perusahaan
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara
Bada Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011
tanggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance),
fungsi sekretariat perusahaan meliputi:
Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan 1.
tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan
penerapan prinsip-prinsip GCG;
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh 2.
Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/
atau sewaktu-waktu apabila diminta;
Sebagai penghubung (3. liaison officer); dan
Menatausahakan serta menyimpan dokumen 4.
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah
rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
Sesuai peraturan tersebut, tugas utama Sekretariat
Perusahaan BRI adalah membangun corporate image BRI
melalui fungsi hubungan masyarakat, fungsi hubungan
investor, dan fungsi kesekretariatan perusahaan
termasuk Biro Direksi dan Dewan Komisaris serta
pengelolaan hubungan/pelayanan informasi kepada
unit kerja terkait dan para pihak yang berkepentingan
(stakeholders) untuk mendukung pencapaian kinerja
perusahaan sesuai visi, misi dan strategi perusahaan.
Sekretariat Perusahaan memiliki tanggung jawab
untuk memastikan kelancaran komunikasi antara
perusahaan dengan pemangku kepentingan
(stakeholders), serta menjamin tersedianya informasi
yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan
kebutuhan yang wajar dari stakeholders.
273PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dengan tugas dan tanggung jawab yang bersifat strategis tersebut Sekretariat Perusahaan BRI bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.
Hubungan Masyarakat
Sekretariat Perusahaan menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat yang baik untuk mengkomunikasikan
pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan
masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders.
Tujuan pelaksanaan hubungan masyarakat yang baik pada intinya adalah membangun corporate image yang
baik melalui kegiatan yang melibatkan media cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran ataupun
kerjasama dengan pihak ketiga seperti press relations, government relations maupun kerjasama dengan pihak-
pihak lainnya.
Selama tahun 2012, BRI melaksanakan beberapa kegiatan hubungan masyarakat sebagai berikut.
Kegiatan Tanggal
Seminar Pasca Investment Grade Kerjasama Bank BRI dengan Bisnis Indonesia 12 Januari 2012
Pameran Adikriya Indonesia 2012 di JCC, Jakarta 7 Maret 2012
Pameran Gerakan Kewirausahaan Nasional 2012 di Smesco, Jakarta 8 Maret 2012
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2012 28 Maret 2012
Venlo 2012 Holland World Expo Floriade 5 April-7 Oktober 2012
Pemberian 35.000 Paket Sembako di 25 Titik Wilayah Pesisir 9 April 2012
Pameran Inacraft di JCC 25 sd 29 April 2012
Festival Komputer Indonesia di enam kota besar Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Yogyakarta )
6 sd 10 Juni 2012
Pameran Indonesia Banking Expo (IBEX) 2012 di JCC 27 Juni sd 1 Juli 2012
Press Gathering di Hotel Bukit Indah Purwakarta 7 – 8 Juli 2012
Penyelenggaraan acara Bincang-Bincang PKBL kerjasama dengan Kementerian BUMN dan 30 Perusahaan BUMN tgl di Kantor Pusat BRI
31 Juli 2012
Bazaar Ramadhan Sound of Nusantara di Dhanapala 1-3 Agustus 2012
Penyelenggaraan Buka Puasa Bersama 3.500 Anak Yatim Piatu di JCC 10 Agustus 2012
Tuan Rumah Penyelenggaraan Rapat Kabinet Terbatas 10 Agustus 2012
Buka Puasa bersama wartawan di Kantor Pusat BRI 13 Agustus 2012
Pameran PON Expo di Pekanbaru 12 -20 September 2012
Pameran Jakarta 2012 Muslim World BIz di JCC 12 – 16 September 2012
Penyelenggaraan acara Publikasi Program KKPE dan PNPM 13 September 2012
Media visit ke Redaksi Metro TV 2 Oktober 2012
Pameran International Embroidery Festival 2012 di JCC 4-7 Oktober 2012
274 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kegiatan Tanggal
Media visit ke Redaksi Kompas 8 Oktober 2012
Seminar International Microfinance Summit di Yogyakarta 22-23 Oktober 2012
Pameran Speedy NBL & WNBL ‘13 31 Oktober 12 – 26 Mei 13
Pameran Indocomtech 2013 di JCC 31 Oktober – 4 Nov 2012
Pameran Pekan Kreatif Indonesia di Epiwalk Epicentrum 21-25 November 2012
Pasar Murah BRI di Hall Parkir Gedung D Trisakti 1 Desember 2012
Pameran Banker Expo 2012 di Tennis Indoor Senayan 5-6 Desember 2012
Pameran Indonesian National Shipowner Association (INSA) di Ritz Carlton 7 Desember 2012
Kegiatan Futsal Forum Wartawan Sahabat Pers BRI 15 Desember 2012
Family Gathering HUT BRI 117 23 Desember 2012
Penyaluran CSR dalam rangka HUT BRI 117:Khitanan Massal, Santunan Panti Asuhan, pondok pesantren dan panti jompo•Donor Darah •Penyerahan simbolis 1000 Pohon melalui Iwan Fals•
8 Desember 201212 Desember 201223 Desember 2012
Hubungan Investor
Sebagai penghubung perusahaan dengan komunitas pasar modal dan pihak eksternal lain, Perseroan telah
membentuk fungsi Hubungan Investor (Investor Relations) yang berkedudukan dibawah Corporate Secretary
yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan dipenuhinya aspek keterbukaan sebagai salah satu
prinsip GCG kepada komunitas pasar modal, membina hubungan dengan para investor saham dan obligasi
maupun surat berharga lainnya, para analis, jurnalis, wali amanat, lembaga pemeringkat, Self Regulatory
Organization (SRO), serta komunitas keuangan terkait lainnya.
Dalam rangka memenuhi peraturan dan meningkatkan komunikasi yang efektif, BRI menyelenggarakan
public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan
investor newsletter, mengkinikan informasi pada investor relation website serta mengikuti investor
conference dan non-deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di
Asia, Eropa dan Amerika. BRI juga menyampaikan informasi mengenai perkembangan perusahaan terkini
melalui penyelenggaraan RUPS dan penerbitan Laporan Tahunan. Di samping itu, BRI juga menyampaikan
informasi untuk seluruh pegawai melalui saluran komunikasi internal. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin
kesetaraan dalam penyebaran informasi kepada seluruh pemangku kepentingan.
BRI berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu agar kepentingan investor
dapat terlindungi, terutama dari risiko kesalahan pengambilan keputusan berinvestasi karena kurangnya
informasi, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, atau perbuatan tidak etis lainnya yang
berhubungan dengan ketersediaan informasi.
Dalam rangka penyampaian informasi yang tepat dan akurat tersebut, BRI melalui Sekretariat Perusahaan
selama tahun 2012 telah menyelenggarakan 1 kali RUPST dan melaporkan serta mengumumkan serangkaian
informasi material dan informasi terkait aksi korporasi lainnya melalui forum korespondensi dengan otoritas
275PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
pasar modal (Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia)
maupun melalui penerbitan press-release (Rincian
press-release dan korespondensi BRI dengan otoritas
pasar modal dapat dilihat pada Bagian Lampiran dari
Laporan Tahunan ini). Selain itu, di tahun 2012 BRI
juga telah menerbitkan Laporan Tahunan dalam dua
bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,
yang berisi informasi mengenai kinerja Perseroan.
Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat
memperoleh informasi mengenai perkembangan
Perseroan melalui situs: www.ir-bri.com
Selain itu BRI mengadakan sejumlah kegiatan
komunikasi dengan investor dengan rincian
sebagai berikut.
Kegiatan Komunikasi dengan Investor
Kegiatan 2012
Company Visit 200
Conference Call 65
Field Visit 44
Analyst Meeting 4
Analyst Gathering 1
Roadshow/Conference (DN) 6
Roadshow/Conference (LN) 9
Investor Newsletters 1
Public Expose 1
Total 331
Biro Direksi dan Dewan Komisaris
Sekretariat Perusahaan BRI juga memiliki fungsi
sebagai office of the board untuk memastikan
ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian
kuorum dalam pengambilan keputusan oleh
Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Selain itu,
Sekretariat Perusahaan bertanggungjawab
mengkinikan informasi tentang peraturan atau
regulasi yang harus dipatuhi serta menyampaikan
informasi corporate action kepada regulator yang
berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi
kepatuhan, Sekretariat Perusahaan menjalankan
fungsi government relations yang bertujuan untuk
menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan
dimata regulator.
Kegiatan Komunikasi dengan investor
Investor merupakan stakeholders strategis yang
keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas
dan ketepatan waktu informasi yang diterimanya.
Informasi pada waktu yang tidak tepat dapat
menguntungkan sebagian pihak secara tidak
wajar dan bertentangan dengan hukum karena
memungkinkan terjadinya self dealing, insider
trading, penyesatan informasi dengan sengaja,
ataupun perbuatan tidak etis lainnya.
Salah satu kegiatan Sekretariat Perusahaan
yang memiliki fungsi memastikan penyampaian
informasi material kepada pemegang saham adalah
penyelenggaraan RUPS dan penyusunan Laporan
Tahunan, dimana salah satu agenda RUPS tersebut
adalah penyampaian pertanggungjawaban Direksi
dan Dewan Komisaris atas kepengurusan Perseroan
kepada pemegang saham.
Sekretariat Perusahaan senantiasa membangun
komunikasi yang baik dengan komunitas pasar
modal, khususnya para investor dan analyst. Materi
komunikasi yang disampaikan secara langsung
kepada investor maupun melalui analyst merupakan
salah satu informasi penting yang mendasari
pengambilan keputusan investasi.
Dalam membangun komunikasi dengan investor
dan analyst, BRI menyelenggarakan public expose
dan analyst meeting, menerima company visit,
field visit, dan conference call, menerbitkan
investor newsletter, mengkinikan informasi pada
investor relation website serta mengikuti investor
conference dan non deal roadshow baik di dalam
negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia
di Asia, Eropa, dan Amerika. Selama tahun 2012,
telah dilakukan kegiatan komunikasi kepada para
investor melalui kegiatan company visit, field
visit, maupun roadshow/conference baik di dalam
maupun luar negeri.
276 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
pemerintah, otoritas pengawasan Bank maupun
kebijakan, ketentuan, dan peraturan intern yang
ditetapkan Bank.
Memastikan tersedianya informasi keuangan 2.
dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat
waktu. Terutama informasi-informasi relevan yang
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan.
Mendapatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan 3.
usaha Bank, diantaranya melalui peningkatan
efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan asset
dan sumber daya lainnya serta dalam melindungi
Bank dari risiko kerugian.
Meningkatkan efektivitas budaya risiko pada 4.
seluruh jajaran organisasi secara menyeluruh,
terutama dalam mengidentifikasi kelemahan dan
mendeteksi penyimpangan secara dini serta menilai
kewajaran kebijakan dan memperbaiki seluruh
prosedur kerja yang relevan.
Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan 5.
termasuk kecurangan/fraud dan pelanggaran aspek
kehati-hatian.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
BRI melakukan evaluasi efektivitas penerapan SPI
secara berkesinambungan. Pemantauan dan mitigasi
terhadap risiko utama kegiatan perbankan senantiasa
menjadi prioritas dan berfungsi sebagai bagian dari
kegiatan SPI sehari-hari, baik oleh satuan-satuan kerja
operasional maupun oleh Unit Internal Audit. BRI juga
melakukan evaluasi dan pemantauan atas kecukupan
sistem pengendalian intern secara terus menerus
karena terjadinya perubahan kondisi intern dan ekstern
sehubungan dengan ekspansi usaha yang terus berjalan
serta berupaya meningkatkan kapasitas SPI untuk
meningkatkan efektivitasnya. Pada dasarnya evaluasi
efektivitas penerapan sistim pengendalian intern
berdasarkan pada activates fungsional dan proses bisnis
mayor yang dilakukan terhadap beberapa komponen
pengendalian yang saling berkaitan, mencakup:
Lingkungan pengendalian,1.
Identifikasi, penilaian dan mitigasi Risiko2.
Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi,3.
Sistem Informasi, akuntansi dan komunikasi, dan4.
Kegiatan pemantauan serta tindakan koreksi atas 5.
penyimpangan/kelemahan.
Akses informasi dan data perusahaan
Dalam rangka memberikan kemudahan akses informasi
mengenai informasi perusahaan bagi stakeholders,
Bank BRI senantiasa menyediakan informasi secara
terintegrasi, tepat waktu dan tepat sasaran melalui
website www.bri.co.id yang berisi info tentang produk
dan pelayanan BRI, informasi keuangan, karir serta
semua informasi mengenai Bank BRI.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, nasabah
dapat menghubungi Call BRI 14017 atau (62-21)
500 017/579 87400. Bagi investor dapat langsung
menghubungi Hubungan Investor BRI melalui email ke
[email protected] atau telepon ke (62-21) 575 1969.
Sistem Pengendalian InternSistem Pengendalian Intern (SPI) adalah mekanisme
proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen
Bank secara berkesinambungan (on going basis) yang
kualitas design dan pelaksanaannya banyak bergantung
pada komitmen Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh
pejabat dan pegawai Bank. Sesuai ketetapan dalam
Pasal 26 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PAER-01/2011 yang merupakan ketentuan
pengganti Kep-Men BUMN No-KEP-11/M-MBU/2002
tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance
Pada BUMN, BRI terus berupaya mengembangkan
Sistem pengendalian Internal. BRI menerapkan kegiatan
pengendalian pada semua tingkatan fungsional sesuai
struktur organisasi Bank.
Upaya tersebut dilakukan agar BRI mendapatkan
keyakinan yang memadai dalam menjaga dan
mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin
tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku,
mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan
termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek
kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi
dan meningkatkan efisiensi biaya.
Tujuan penerapan SPI di BRI mencakup:
Mendapatkan kepastian dipatuhinya seluruh 1.
peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dalam seluruh kegiatan operasional.
Termasuk dalam hal ini adalah ketentuan dan
277PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Hasil evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian
internal tersebut kemudian dijadikan sebagai
salah satu dasar evaluasi Manajemen BRI terhadap
implementasi efektivitas sistem pengendalian
internal untuk menentukan tahapan perbaikan
dan penyempurnaan sistem ataupun kebijakan
pengendalian yang memungkinkan Manajemen
meningkatkan efektivitas kegiatan operasional
sekaligus meminimalkan risiko yang merugikan
Perusahaan. Pemantauan maupun evaluasi tersebut
dijabarkan lebih lanjut kedalam berbagai kebijakan
berupa Pedoman, Petunjuk Operasional maupun
Instruksi Kerja. Sesuai dengan hasil penelaahan dan
pembahasan dalam pertemuan-pertemuan yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris, Komite-Komite,
Satuan Kerja Audit dan beberapa divisi terkait,
diperoleh kesimpulan bahwa BRI telah memiliki
sistem pengendalian intern yang memadai.
Tahun 2012 merupakan tahun implementasi GCG
secara menyeluruh bagi BRI, oleh karena itu fokus
utama bidang kepatuhan adalah mengupayakan
penyelenggaraan praktik tata kelola perusahaan yang
baik dan handal pada seluruh tingkatan dan jenjang
organisasi secara konsisten dan berkesinambungan
dengan menerapkan prinsip- prinsip dasar transparency,
accountability, responsibility, independency dan
fairness (TARIF).
Untuk itu diperlukan serangkaian langkah-langkah
strategis yang secara intensif akan dijalankan guna
membangun, menerapkan dan mengevaluasi secara
terus-menerus proses implementasi GCG di BRI.
Hal tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa
kegiatan usaha yang dijalankan BRI telah memenuhi
praktik bisnis yang sehat dan patuh pada hukum
dan perundang-undangan serta telah melindungi
kepentingan para stakeholders.
Fungsi KepatuhanPelaksanaan Fungsi Kepatuhan mengacu pada PBI
No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi
Kepatuhan di BRI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan
yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi
Kepatuhan. Direktur Kepatuhan selama tahun 2012
dijabat oleh Randi Anto yang menjabat sejak 12 Juli
2011, sedangkan untuk Kepala Divisi Kepatuhan dijabat
oleh M. Jarot Eko Winarno. Baik Direktur Kepatuhan
maupun Kepala Divisi Kepatuhan telah memenuhi
persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
BRI telah menyelesaikan penyusunan dan menetapkan
Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) serta
menyempurnakan kebijakan internal mengenai
Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI
sebagaimana diatur pada Peraturan BI tersebut.
Strategi
BRI mengembangkan kegiatan Kepatuhan agar dapat
berperan sebagai management tools yang mampu
memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan
bisnis dan operasional bank yang prudent (memenuhi
prinsip kehati-hatian), sehat dan transparan. Strategi
yang dijalankan untuk mensinergikan antara fungsi
kepatuhan Bank dengan fungsi bisnis Bank dituangkan
dalam 3 pilar, yaitu:
Penerapan prinsip kehati-hatian1.
Penerapan 2. Good Corporate Governance (GCG)
Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan 3.
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
Penerapan prinsip kehati-hatian
Dilakukan melalui berbagai kegiatan, mencakup:
Review 1. dan Penyempurnan kebijakan kepatuhan
apabila diperlukan
Pengembangan SDM dalam mendukung 2.
implementasi fungsi kepatuhan
Pemantauan (3. monitoring) atas tindak lanjut hasil
pengujian yang telah dinyatakan memenuhi prinsip
kehati-hatian (comply)
Review 4. kebijakan internal BRI
Resume 5. kebijakan eksternal dan penerusan kebijakan
Analisis dampak kebijakan eksternal6.
Pemantauan terhadap pemenuhan komitmen BRI 7.
atas regulator
Pemantauan terhadap pemenuhan prinsip-prinsip 8.
kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL,
Transaksi Derivatif, dll)
Penyempurnaan/pengembangan 9. compliance toolkit
278 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Kegiatan yang dilakukan, mencakup:
Review 1. dan penyempurnaan kebijakan GCG apabila
diperlukan
Pengembangan SDM dalam mendukung 2.
implementasi GCG
Assessment 3. pelaksanaan GCG, baik self assessment
maupun oleh pihak independen (contoh assessment
oleh CGPI)
Meningkatkan koordinasi dengan Unit Kerja terkait4.
Sosialisasi kebijakan GCG5.
Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
Fokus pada pelaksanaan 1. action plan terkait
Program APU dan PPT yang telah disampaikan
kepada Bank Indonesia dan memantau progress
pelaksanaannya.
Penyempurnaan kebijakan dan prosedur 2.
penerapan Program APU dan PPT secara
berkesinambungan untuk menyesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan dari regulator
Pemantauan transaksi secara 3. integrated melalui
sistem AML BRI untuk membantu pemantauan
transaksi yang dilakukan oleh Unit Kerja
Operasional.
Penyempurnaan sistem untuk mengidentifikasi 4.
nasabah, transaksi keuangan mencurigakan,
dan transaksi keuangan tunai sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan sistem perbankan
digunakan untuk sarana kejahatan pencucian uang
dan/atau pendanaan terorisme.
Monitoring5. dan pembinaan program APU dan PPT
secara berkala kepada Unit Kerja BRI Selindo secara
sampling untuk memastikan bahwa kebijakan dan
prosedur program APU dan PPT telah dilaksanakan
oleh Unit Kerja BRI Selindo secara konsisten dan
sesuai ketentuan.
Self Assessment 6. terhadap pelaksanan Program APU
dan PPT secara berkala minimal 1 tahun sekali.
Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT secara 7.
berkala minimal 1 tahun sekali.
Pemantauan terhadap 8. progress pengkinian data
nasabah BRI secara berkala (1 tahun sekali)
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
1. Laporan Fungsi Kepatuhan
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu
PBI No. 13/2/PBI/2012 tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, BRI dalam hal ini Direktur
Kepatuhan menyampaikan pelaksanaan tugasnya
dengan rincian sebagai berikut:
Bulanan disampaikan oleh Direktur Kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tindasan Komisaris dan Audit Intern
Semesteran disampaikan oleh Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan kepada Bank Indonesia dengan tindasan Komisaris.
2. Penerapan Budaya Kepatuhan
Seluruh pekerja BRI bertanggung jawab
mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan.
Pada akhir tahun 2012 dilakukan sosialisasi secara
berkesinambungan kepada seluruh unit kerja Bank
BRI yang bertujuan untuk memperkuat Budaya
Kepatuhan di Bank BRI.
3. Pemantauan Kebijakan dan Keputusan Direksi
serta Kegiatan Usaha Bank
Pelaksanaan pengujian prinsip kehati-hatiana.
Pengujian prinsip kehati-hatian dilakukan
atas final draft rencana kebijakan dan/atau
keputusan yang akan ditetapkan oleh Direksi
BRI baik di bidang perkreditan maupun non-
perkreditan. Hasil pengujian selama tahun 2012
menunjukkan bahwa pada umumnya rencana
kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang
dimintakan pengujian telah memenuhi prinsip
kehati-hatian sebagaimana diatur dalam
peraturan eksternal dan peraturan internal
yang berlaku.
Monitoringb. hasil pengujian
Merupakan kelanjutan dari kegiatan
pengujian di atas, kegiatan ini dilaksanakan
untuk memastikan kembali tidak terdapat
adanya penyimpangan dalam tindak lanjut
rencana kebijakan dan/atau keputusan yang
telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-
hatian (comply).
279PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Reviewc. kebijakan internal
Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Direksi dan berlaku
di internal BRI masih memenuhi ketentuan
prinsip kehati-hatian.
Resumed. Kebijakan Eksternal
Baik resume maupun penerusan kebijakan
eksternal dilakukan terhadap kebijakan
baru maupun perubahan kebijakan yang
ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan
ini dilaksanakan sebagai bagian dari sosialisasi
kebijakan sehingga kebijakan eksternal
dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh
unit kerja terkait dalam bidang tugasnya.
Analisa Dampak/e. Gap Analysis Kebijakan
Eksternal
Dilakukan untuk mengetahui pengaruh
ketentuan eksternal yang berlaku terhadap
kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini
sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal
BRI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan
ketentuan eksternal.
Jenis Kegiatan 2011 2012
Perkreditan Non Perkreditan Perkreditan Non Perkreditan
Pengujian prinsip kehati-hatian 260 118 321 133
Monitoring 222 108 300 80
Tanggapan Kebijakan 15 36 11 37
Review Kebijakan Internal 27 11 25 18
Resume & Penerusan Kebijakan Eksternal
13 27 39 33
Analisa Dampak Kebijakan Eksternal 13 10 18 12
Tahun 2012 merupakan tahun implementasi GCG secara menyeluruh bagi BRI, o leh karena itu fokus utama bidang kepatuhan adalah mengupayakan penyelenggaraan prakt ik tata kel o la perusahaan yang baik dan handal pada seluruh t ingkatan dan jenjang organisasi secara konsisten dan ber kesinambungan
Pemantauan terhadap pemenuhan komitmen Bank BRI f.
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap pemenuhan komitmen kepada Bank
Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Bentuk Komitmen tersebut dapat berasal
dari hasil audit maupun surat Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lainnya. Hasil dari pemantauan
terhadap pemenuhan komitmen dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan kepada
Direksi, Dewan Komisaris dan BI secara berkala.
Pemantauan terhadap Pemenuhan Ketentuan Kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL, dll)g.
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap kebijakan prinsip kehati-hatian yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang.
280 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Penyempurnaan/Pengembangan h. Compliance
Toolkit
Dalam memastikan efektivitas dari standar
prosedur kepatuhan yang telah berjalan saat
ini, jajaran kepatuhan senantiasa mengevaluasi
dan apabila diperlukan akan menyempurnakan
compliance toolkit yang dimiliki.
Selama tahun 2012, telah dilakukan evaluasi
dan revisi terhadap compliance checklist
pengujian Rencana Kebijakan Direksi,
Putusan Kredit Restrukturisasi, Putusan
Penyelesaian Kredit, dan Putusan Kredit
Performing Loan.
Selain itu, juga terus dilakukan
pengembangan Dashboard Kepatuhan BRI.
Dashboard Kepatuhan merupakan tools
yang dikembangkan oleh BRI dengan tujuan
untuk memantau pemenuhan BRI terhadap
ketentuan regulator dan memberikan alert
bagi pejabat terkait dalam mengambil
keputusan dan/atau kebijakan. Hal-hal yang
dapat dipantau dalam tools ini antara lain
dana pihak ketiga, derivatif, Denda SID dan
LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah,
Ritel, Mikro, dll.
Pengelolaan Risiko Kepatuhani.
Terkait dengan pelaksanaan tugas ini, jajaran
Kepatuhan berkoordinasi dengan jajaran
Manajemen Risiko melakukan identifikasi,
pengukuran, monitoring dan pengendalian
terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu
pada Peraturan Bank Indonesia mengenai
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum. Efektivitas pengelolaan risiko
kepatuhan ditampilkan dalam Laporan
Profil Risiko Kepatuhan yang disusun secara
bulanan.
Pelaksanaan Program APU-PPTj.
Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2012,
antara lain:
Secara berkesinambungan melaksanakan •
sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Penerapan
Program APU dan PPT, antara lain:
Sosialisasi/pelatihan Program APU dan -
PPT pada Program Pengembangan Staff
(PPS) BRI di Pusdiklat BRI.
Sosialisasi/pelatihan Program APU -
dan PPT pada pendidikan manager
Operasional, Assisten manager
Operasional, Account Officer dengan
masa kerja < 1 (satu) tahun.
Sosialisasi/pelatihan Program APU dan -
PPT pada pendidikan Associate Auditor,
Resident Auditor, Funding Officer dan
Priority Banking Officer.
Sosialisasi/pendidikan - frontliner
(customer service dan teller) di Sentra
Pendidikan BRI seluruh Indonesia
Penyampaian • Action Plan Penerapan
Program APU dan PPT ke Bank Indonesia
serta koordinasi lebih lanjut dengan unit
kerja terkait lainnya untuk memenuhi
target dari action plan dimaksud.
Terkait sistem • joint account dan sistem
pengelompokan nasabah berdasarkan
risiko (risk based approach) telah
diimplementasikan.
Pemantauan penerapan kebijakan dan •
prosedur program APU dan PPT di unit kerja
BRI dilakukan dengan metode sampling
pada 12 Kanwil BRI, 37 Kantor Cabang BRI,
28 KCP BRI, 40 Unit BRI dan 2 Sentra Layanan
Prioritas (SLP) BRI. Hasil monitoring telah
disampaikan kepada masing-masing Kanwil
sampling untuk mendapat perhatian atau
tindaklanjut Unit Kerja BRI terkait yang
dijadikan sebagai sampel.
Melaksanakan Pemantauan terhadap •
pelaksanaan Pengkinian Data Nasabah baik
untuk CIF Bank BRI maupun nasabah Cross
Border Corespondent Banking.
Melaksanakan kewajiban pelaporan pada •
PPATK berupa CTR dan STR sesuai ketentuan
berlaku.
Menindaklanjuti permintaan data dan •
permintaan blokir dari pihak eksternal,
yaitu Bank Indonesia, KPK RI, PPATK, BNN
RI, Kepolisian dan Dirjen Pajak.
281PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
USA Patriot Act
Terkait dengan pemenuhan terhadap peraturan
“Uniting and Strengthening America by Providing
Appropriate Tools Required to Intercept and Obstruct
Act of 2001” (the “USA PATRIOT Act”) yang ditetapkan
oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah
pencucian uang dan pendanaan para teroris melalui
rekening koresponden bank-bank asing yang ada di
lembaga-lembaga keuangan Amerika, maka lembaga-
lembaga keuangan Amerika Serikat mensyaratkan
kepada semua bank asing yang telah mempunyai atau
berniat untuk mempunyai rekening koresponden di
AS untuk mengisi formulir sertifikat yang standar.
Dalam rangka memenuhi persyaratan USA Patriot Act,
BRI telah melengkapi sertifikat mengenai rekening
koresponden bank asing dan dapat dilihat pada alamat
website BRI www.bri.co.id. Sertifikasi ini berlaku untuk
semua rekening-rekening yang dibuka untuk BRI oleh
“Covered Financial Institutions.”
Evaluasi Efektifitas Fungsi Kepatuhan
Laporan fungsi Kepatuhan sebagai salah satu media
informasi bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan
fungsi pengawasan Kepatuhan Bank BRI. Selama
tahun 2012, Dewan Komisaris telah melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi Kepatuhan BRI
sebanyak 4 (empat) kali.
Pengembangan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Untuk lebih menguatkan fungsi Kepatuhan Bank
BRI ke depan dan budaya Kepatuhan di seluruh level
organisasi Bank BRI, kedepan akan tetap dilakukan
penyempurnaan dan kelengkapan sistem dan kebijakan
terkait fungsi Kepatuhan, serta secara inten dilakukan
sosialisasi pentingnya budaya Kepatuhan.
Keikutsertaan dalam Forum Komunikasi Direktur
Kepatuhan (FKDKP)
Bank BRI dalam FKDP dapat menjalin komunikasi
dengan fungsi Kepatuhan Bank lain melalui beberapa
kegiatan antara lain seminar, workshop, dan pelatihan
maupun kegiatan lainnya yang dapat mendorong
penguatan fungsi Kepatuhan di Bank BRI.
Tata Kelola TI (IT Governance)IT Architecture Framework
Arsitektur TI BRI telah disusun dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari IT Strategic Plan (ITSP)
2008-2013. Dalam penerapan dan pengembangan TI
BRI, mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia terkait
penerapan manajemen risiko dalam penggunaan
teknologi informasi (MR-IT) bagi Bank Umum. Arsitektur
TI BRI terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu:
Enterprise Architecture: Executive Summary1.
Assessment Phase: Business & IT Context2.
Design Phase: Enterprise Architecture Definition3.
Transition Plan Phase: Application, Information, 4.
and Infrastructure
Kebijakan dan Prosedur TI
Beberapa kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
mendukung proses tata kelola Perusahaan antara lain
sebagai berikut:
IT 1. Strategic Plan (ITSP) 2008-2013
Arsitektur Teknologi Informasi BRI2.
Kebijakan Umum Sistem informasi3.
Kebijakan Umum Sekuriti Teknologi Sistem 4.
Informasi (KUTSI) BRI
Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko dalam 5.
Penggunaan Teknologi Informasi
Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha (MKU)/6.
Bussiness Continuity management (BCM) BRI
Ketentuan Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen 7.
Dalam Rangka Pengamanan Informasi
Kebijakan Standarisasi Perangkat Teknologi 8.
Informasi
Kebijakan Pengkajian Perangkat Teknologi Informasi9.
Prosedur Siklus Pengembangan IT BRI10.
Ketentuan Tata Kelola 11. Password
Standar 12. Key Management
Ketentuan Penggunaan Internet di Lingkungan BRI13.
Ketentuan 14. Security Compliance Check
Ketentuan Penggunaan Ruang 15. Host
Ketentuan Penggunaan 16. Email BRI
Ketentuan Perjanjian Kerahasiaan Informasi 17.
Pihak Ketiga
282 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Ketentuan 18. Password BIOS dan Password
Administrator di PC UKO
Ketentuan Evaluasi Kebijakan Keamanan Informasi19.
Ketentuan Penanganan Informasi20.
Ketentuan 21. Security Hardening
Ketentuan Tata Kelola 22. User Account
Ketentuan Penggunaan 23. Enkripsi
Ketentuan Manajemen Antivirus dan 24. Security Patch
Ketentuan 25. File Sharing
Ketentuan Pengembalian Aset TI dan Perubahan 26.
Hak Akses Terkait Perubahan Status Pegawai
Ketentuan Review Kapasitas Sarana Pendukung27.
Ketentuan Pengendalian Akses jaringan28.
Ketentuan 29. Backup dan Restore
Ketentuan 30. Mobile Computing dan Media
Penyimpanan Data
Ketentuan Pengendalian Intern dan 31.
Pemantauan Audit
Ketentuan Registrasi Aset TI Milik Pihak Ketiga32.
Ketentuan Registrasi Aset TI33.
Ketentuan Manajemen Resiko34.
Ketentuan Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi35.
Ketentuan 36. IT Security Awareness
Ketentuan Manajemen Insiden Keamanan Informasi37.
Standar Konfigurasi38. Firewall
Kebijakan dan Prosedur terkait 39. Closed Circuit
Television (CCTV) dan kamera Embaded
Prosedur Penomoran dan Kode Dokumen40.
Prosedur Akses 41. Firewall
Prosedur Manajemen 42. Antivirus dan Security Patch
Prosedur Manajemen Insiden Keamanan Informasi43.
Prosedur Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi44.
Prosedur Pengembalian Aset TI dan Perubahan 45.
Hak Akses terkait perubahan status pegawai
Prosedur Tata Kelola 46. User Account
Pengembangan Sistem Manajemen (TI)
Dalam implementasi GCG secara konsisten di
Perusahaan, Bank BRI telah membangun beberapa
aplikasi pendukung yang dapat membantu Manajemen
untuk memonitor dan sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan. Beberapa aplikasi yang ada di
BRI antara lain:
SIM-Manajemen Risiko
BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara
terpadu (enterprise-wide risk management) untuk
mengendalikan 8 (delapan) jenis risiko yang diantarnya
adalah sistem informasi manajemen risiko.
Pengembangan sistem informasi manajemen 1.
risiko diantaranya dengan mengembangkan
aplikasi OPRA atau Operational Risk Assesor
(risiko operasional), aplikasi LAS atau Loan
Approval System (risiko kredit), dan aplikasi
GUAVA atau Treasury and Market Risk System
(risiko pasar).
Penetapan perangkat dan metodologi pengukuran 2.
risiko yang terdiri dari:
Operational risk a.
Perangkat: • Risk and Control Self Assessment,
Indikator Risiko Utama, Manajemen Insiden,
Forum Manajemen Risiko, dan Penilaian
Tingkat Maturitas.
Metodologi: • Basic Indicator Approach (BIA)
dan secara bertahap menuju Standardized
Approach (SA), kemudian Advanced
Measurement Approach (AMA).
Credit risk b.
Perangkat: • Credit Risk Rating (CRR) dan
Credit Risk Scoring (CRS).
Metodologi: • Standardized Approach (SA)
dan secara bertahap menuju Internal Rating
Based Approach (IRBA).
Market c. risk
Perangkat: VaR, • Sensitivity Analysis, Maturity
Gap, Maximum Cash Outflow.
Metodologi: • Standardized Approach (SA)
dan siap menerapkan Internal Model.
Peningkatan efektivitas penerapan tata 3.
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan kerangka kerja manajemen
risiko, antara lain melalui pelaksanaan Forum
Manajemen Risiko di setiap Unit Kerja,
Pelaksanaan Fungsi Manajemen Risiko yang
melekat pada pejabat yang ditunjuk di Unit Kerja
dan Bagian Manajemen Risiko Kanwil (MRK) yang
terdapat di setiap Kantor Wilayah dan memiliki
283PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
tugas melakukan pembinaan, monitoring, serta
verifikasi implementasi proses manajemen risiko
di Kantor Wilayah.
Dashboard Kepatuhan
Dashboard Kepatuhan merupakan tools yang
dikembangkan oleh BRI dengan tujuan untuk
memantau pemenuhan BRI terhadap ketentuan
regulator dan memberikan alert bagi pejabat terkait
dalam mengambil keputusan dan atau kebijakan.
Hal-hal yang dapat dipantau dalam tools ini antara
lain Dana Pihak Ketiga, Derivatif, Denda SID dan
LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah, Ritel,
Mikro, dll. Selanjutnya akan terus dilakuakan
penyempurnaan aplikasi melalui pengembangan
beberapa menu baru.
SIM-SDM
Pelaporan internal terkait pengelolaan sumber daya
manusia di BRI melalui sistem yang memadai baik dari
sisi IT (termasuk IT-security system) maupun dukungan
SDM yang kompeten sehingga tercipta informasi yang
sangat tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta
efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
Dalam pengembangannya, aplikasi SIM-SDM BRI saat
ini dapat menampilkan informasi antara lain:
Data 1. share option yang dimiliki anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif lainnya.
Rasio upah pekerja tertinggi dan terendah.2.
Laporan penyimpangan 3. (internal fraud).
Pekerja dengan status indikasi kasus.4.
Data formasi Pekerja dan Pengisian.5.
STAR Web System
Dalam pelaksanaan pemantauan kualitas layanan di unit
kerja BRI, BRI telah membangun STAR web System yang
merupakan sistem yang digunakan untuk monitoring
kualitas layanan dan operasional secara online.
Untuk memudahkan proses peng-inputan data hasil
monitoring kualitas layanan dan operasional unit kerja
serta menjadikan data hasil monitoring terdokumentasi
dengan baik. Sehingga akan memudahkan unit kerja
dalam melakukan perbaikan kualitas layanan dan
operasional unit kerja dengan cepat.
Sistem Manajemen Informasi (TI) Audit
Pengembangan Sistem Informasi (TI) Audit
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
dan efisiensi penerapan Risk Based Audit. Adapun
pengembangan teknologi informasi yang dilakukan
Audit Intern antara lain:
Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit 1.
(BRISMA) yang mengintegrasikan seluruh proses
audit mulai dari perencanaan audit tahunan (PAT),
perencanaan audit individual, pelaksanaan audit
individual, pelaporan dan dokumentasi.
Pengembangan aplikasi BRIdeX sebagai 2. analytical
tools sehingga peningkatan indikator risiko dapat
diidentifikasi.
Pengembangan secara berkesinambungan 3.
Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor. PDE
menangani pengolahan data yang digunakan
untuk audit secara terpusat. Hasil pengolahan data
oleh PDE dapat diakses oleh masing-masing auditor
sesuai wilayah auditnya masing-masing. Bila
auditor mempunyai data mentah yang perlu diolah
lebih lanjut (pengolahan adhoc), auditor dapat
memanfaatkan BrideX sebagai aplikasi offline yang
menangani pengolahan data secara desentralisasi.
Sistem Penunjang (CSS, AER)4.
Sistem yang ada pada kategori ini menangani
beragam bidang yang tidak berhubungan langsung
dengan proses audit, seperti: CSS (Customer
Satisfaction Survey) akan menangani hasil survey
kepuasan auditee dalam setiap proses audit.
Sedangkan AER (AIN Electronic Register) menangani
inventarisasi infrastruktur TI (hardware) yang ada
di masing-masing kantor audit.
284 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
E-Procurement
Aplikasi e-procurement merupakan proses pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik/online
berbasis internet yang bertujuan adanya transparansi
pengedaan barang dan jasa. Aplikasi e-procurement
BRI terdiri dari 10 (sepuluh) modul, meliputi:
1. Budget Management
2. User Management
3. Vendor Management
4. Request Management
5. Procurement Management
6. Bid Auction
7. Penetapan Pemenang
8. Contract Management
9. Vendor Performance management
10. Report
Pengembangan TI BRI ke DepanRencana pengembangan TI BRI ke depan untuk
dapat mendukung tercapainya visi, misi Perusahaan,
antara lain dengan menciptakan one stop service
yang terintegrasi dengan memanfaatkan channel
yang luas dan produk yang beragam. Menyediakan
akses data yang lengkap secara online real time,
serta penerapan teknologi sekuriti yang handal.
Audit InternFungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Audit
Intern BRI yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi
langsung (communication line) kepada Komite
Audit untuk berkoordinasi dan menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
hasil audit. Peran Audit Intern sangat strategis
dalam membantu Perusahaan mencapai tujuan
melalui pendekatan yang sistematis, teratur dan
terstruktur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian intern
dan proses governance.
Audit Intern ini dipimpin oleh Kepala Audit Intern yang
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas
persetujuan Dewan Komisaris.
Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
Audit Intern berpedoman pada Piagam Audit Intern
(internal audit charter) yang disusun guna memberikan
gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang,
tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan audit
intern dalam organisasi.
Piagam Audit Intern ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Direksi BRI Nokep: S.53-DIR/AIN/07/2008
tanggal 28 Juli 2008 tentang Piagam Audit Intern
serta Kebijakan dan Prosedur Audit Intern PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang secara garis
besar memuat: Visi, Misi, Maksud dan Tujuan, Ruang
Lingkup, Struktur Organisasi, Wewenang, Tugas
dan Tanggung Jawab Audit Intern, Persyaratan dan
Profesionalisme Auditor, Tata Cara Pelaksanaan Audit
serta Kode Etik Auditor Internal.
Sumber Daya Manusia dan Kualifikasi Audit Internal
Audit Intern terus berupaya untuk memenuhi/
menyediakan auditor yang berkualitas, memiliki
kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang
kendali, dan tingkat risiko di masing-masing
wilayah kerja audit. Mulai bulan September 2008
Kepala Audit Intern dijabat oleh Ali Mudin. Total
jumlah pekerja satuan kerja Audit Intern berjumlah
1.876 pekerja, terdiri dari 1 Kepala Audit Intern, 16
Inspektur, 22 Wakil Inspektur, 66 Group Head, 564
Auditor (meliputi Senior Auditor, Auditor, Junior
Auditor, dan Associate Auditor). Audit Intern juga
memiliki 167 Resident Auditor Kantor Cabang, 1.031
Resident Auditor Unit.
Sertifikasi Profesi Audit Intern
Dalam melaksanakan tugas audit, sampai Audit Intern
BRI didukung tenaga audit profesional yang sebagian
telah bersertifikat nasional maupun internasional
sebagai berikut:
285PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
SertifikasiJob Grade Pekerja
Jumlah6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Manajemen Risiko (BSMR/LSPP) 2 27 45 9 14 2 14 1 114
CFE (Certified Fraud Examiner) 5 1 2 1 9
QIA (Qualified Internal Auditor) 3 3 9 5 2 22
CISA (Certified Information System Auditor)
5 5
CEH (Certified Ethical Hacker) 2 2
CDCP (Certified Data Center Professional)
1 1
CFSS (Certified Forensic Security Specialist)
1 1
MCSE (Microsoft Certified System Engineer)
1 1
Tata Kelola IT dari MTI UI 1 1
Jumlah 5 1 6 11 0 2 30 54 9 19 2 16 1 156
Sementara itu, kualifikasi pendidikan formal berdasarkan level jabatan adalah sebagai berikut:
Pendidikan Formal
Jabatan Jumlah
KAI/ Inspektur Kabid/ Ka Audit/ Wains
Kabag/ Gh Auditor Resident Auditor
Support Admin (PT)
Strata 3 1 1
Strata 2 11 16 30 13 23 2 95
Strata 1 5 8 22 525 769 23 1352
Diploma (D3) 9 62 3 74
SLTA/setingkat 120 14 134
Jumlah 17 24 52 547 974 42 1656
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Intern
Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI sebagaimana diatur di dalam Piagam Audit Intern mencakup:
Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 1.
Membantu tugas Direktur Utama dan Komisaris Utama dalam melakukan pengawasan dengan cara 2.
menjabarkan secara operasional baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui 3.
pemeriksaan langsung dan pengawasan secara tidak langsung.
Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan 4.
sumber daya dan dana.
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua 5.
tingkatan manajemen.
Dalam melaksanakan tugasnya Audit Intern harus menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan 6.
Komisaris Utama.
286 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Meyakinkan kualitas pelaksanaan tugas 7.
manajemen lini atas proses manajemen risiko,
sistem pengendalian intern dan tata kelola usaha
telah dilaksanakan secara cukup dan efektif.
Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana 8.
Kerja Bank BRI untuk meyakinkan bahwa semua
kegiatan bisnis BRI dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan harapan para stakeholders.
Menyerahkan hasil audit kepada pihak internal 9.
dan eksternal secara tepat waktu sesuai dengan
kebijakan, peraturan dan prosedur yang berlaku.
Menjaga hubungan baik dengan 10. Auditee, Eksternal
Auditor dan pihak ketiga dalam pelaksanaan kerja
Audit Intern.
Struktur dan Kedudukan Unit Audit Intern
Struktur dan kedudukan Audit Intern diatur dalam:
SK Struktur Organisasi Audit Intern BRI Nokep. S.129-1.
DIR/REN/08/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang
Organisasi Audit Intern BRI, “Bahwa Audit Intern (AI)
berada di bawah binaan Direktur Utama. Namun,
dalam kegiatan operasional, Direktur Kepatuhan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
operasional AI BRI sesuai kewenangannya. Kepala
Audit Intern dapat berkomunikasi langsung dengan
Komite Audit untuk melaporkan/menginformasikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan audit. Audit Intern BRI merupakan salah
satu fungsi pengawasan dan pengendalian intern
dalam Organisasi Perusahaan.”
Piagam Audit Intern BRI No.S 53-DIR/AIN/07/2008 2.
tanggal 28 Juli 2008, disebutkan bahwa Audit Intern
BRI bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan
berada dibawah pengawasan langsung dari Direktur
Utama. Audit Intern BRI dipimpin oleh Kepala
Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris dan
dilaporkan ke Bank Indonesia dan Bapepam-LK.
Audit Intern BRI secara struktural terdiri atas Unit Kerja
Audit Bidang Delivery dan Unit Kerja Audit Bidang
Support dengan rincian sebagai berikut:
Unit Kerja Audit Bidang 1. Delivery terdiri dari:
Audit Bidang TSIa.
Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian
konsultasi sebagai strategic business partner
terhadap pengelolaan proses teknologi sistem
informasi (TSI) oleh Unit Kerja Pengembang dan
Pengguna TSI untuk memastikan kecukupan dan
efektifitas pengendalian intern, manajemen
risiko dan good corporate governance (GCG).
Audit Kantor Pusat, Kantor Cabang Khusus, b.
Unit Kerja Luar Negeri, dan Perusahaan Anak
Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian
konsultasi sebagai strategic business partner
terhadap unit kerja di Kantor Pusat, Kantor
Cabang Khusus (KCK), unit kerja luar negeri
(UKLN) dan perusahaan anak (PA) yang
kepemilikan sahamnya diatas 51% untuk
memastikan kecukupan dan efektifitas
pengendalian intern, manajemen risiko dan
good corporate governance (GCG).
Kantor Inspeksic.
Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian
konsultasi sebagai strategic business partner
terhadap Kantor Wilayah, Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan
BRI Unit untuk memastikan kecukupan dan
efektifitas pengendalian intern, manajemen
risiko dan good corporate governance (GCG).
Grup Spesial Investigasid.
Melakukan analisa red flags (ketidakwajaran),
analisa indikator-indikator risiko fraud dan
melaksanakan kegiatan investigasi atas
indikasi fraud serta pemberian konsultasi
untuk meningkatkan kecukupan & efektivitas
penerapan proses pengendalian intern,
manajemen risiko dan pelaksanaan good
corporate governance (GCG).
Unit Kerja Audit Bidang 2. Support yaitu Audit
Bidang PSKA
Melaksanakan pengkajian organisasi Audit Intern,
pengembangan kebijakan, prosedur dan sarana
penunjang audit (audit tools), pengembangan
kualitas audit serta perancangan software maupun
hardware sesuai ketentuan dan best practices
Audit Intern.
Saat ini Audit Intern BRI memiliki 18 Unit Kerja Audit
Fungsi Delivery (unit kerja yang melaksanakan kegiatan
audit) yang tersebar di seluruh Indonesia. Lebih lanjut,
untuk merespon pertumbuhan bisnis yang semakin
287PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
cepat dan kompleks, BRI membentuk fungsi audit di
Kantor Cabang dan BRI Unit yang disebut dengan
Resident Auditor. Fungsi Resident Auditor diantaranya
bertanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan
monitoring berkala secara berkesinambungan
sehingga peningkatan sinyal-sinyal risiko di unit kerja
dapat dideteksi secara lebih dini.
Kemudian dalam rangka meminimalkan frekuensi
kejadian fraud, Bank BRI membentuk unit kerja
Spesial Investigasi yang bertanggungjawab untuk
melakukan analisa red flags (ketidakwajaran),
melakukan analisa indikator-indikator risiko
fraud secara berkala serta melaksanakan kegiatan
investigasi atas indikasi fraud.
Metodologi Audit
BRI menerapkan metodologi risk based internal
audit (RBIA) dengan pendekatan proses bisnis. RBIA
tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai
dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara
korporat. Dengan metodologi tersebut, maka proses
bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan memiliki
risiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan
perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit,
sehingga dapat diyakini bahwa seluruh potensi risiko
dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko
yang telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi
dan efektifitas pelaksanaan risk based audit serta
untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic
Business Partner (SBP), maka dalam proses analisa
data didukung dengan penggunaan Computer
Assissted Audit Technique (CAAT).
Evaluasi Audit
Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan audit,
dilakukan penilaian kualitas (quality assurance) oleh
pihak internal melalui internal quality assurance
review maupun eksternal. Penilaian kualitas oleh pihak
eksternal dilakukan oleh PT SGS Indonesia melalui
surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008
visit 2/2012 oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan
major maupun minor.
Efektivitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
dievaluasi oleh Auditor Ekstern (pada tahun 2011 kegiatan
evaluasi dilaksanakan oleh PricewaterhouseCoopers),
hasilnya menunjukkan bahwa fungsi Audit Intern BRI
telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan serta mendapatkan
predikat “good practices” apabila dibandingkan
dengan industri sejenis.
Uraian Pelaksanaan Tugas Audit
Untuk tahun 2012, BRI memprioritaskan pelaksanaan
audit terhadap 3.463 unit kerja atau 62% dari total
DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT
AUDIT KP. KCK. UKLN. PA
BIDANG I & IIAUDIT BIDANG TSIAUDIT BIDANG PSKA
Grup Spesial Investigasi
Resident Auditor
Grup AuditResident Auditor
Grup Audit Grup Audit
SAU
Bag. Penunjang
Operasional Audit
Grup Audit
KANTOR INSPEKSI
DIREKTUR UTAMA
AUDIT INTERN
Struktur Organisasi Audit Intern
288 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
unit kerja BRI. Rencana tersebut didasarkan pada hasil
penilaian risiko secara korporat, konsistensi dengan
tujuan dan rencana strategis BRI, ketentuan regulator,
arahan manajemen dan Komite Audit, risk profile serta
hasil audit periode sebelumnya.
Sampai dengan 31 Desember 2012, Audit Intern BRI
telah melaksanakan kegiatan audit reguler pada
6.442 unit kerja atau mencapai 186,02% dari target
penugasan audit dan telah melaksanakan penugasan
audit khusus (special audit) sebanyak 2.092 kegiatan
serta fraud audit sejumlah 12 kegiatan.
Berdasarkan data hasil kegiatan audit (audit reguler,
audit khusus dan fraud audit), selama tahun 2012
teridentifikasi sejumlah 40 kejadian fraud. BRI telah
melakukan analisa dari sisi kelemahan pengendalian
intern dan telah melaksanakan beberapa program untuk
meningkatkan fungsi pengendalian intern, mencakup:
Pembentukan fungsi audit di Kantor Cabang dan 1.
BRI Unit (Resident Auditor),
Mengembangkan Pusat Data Elektronik (PDE) secara 2.
terus menerus guna menganalisis indikator-indikator
perkreditan maupun non kredit dalam rangka
mendeteksi peningkatan risiko secara lebih awal,
Mengirimkan hasil analisis indikator risiko secara 3.
berkala (bulanan) kepada auditor di seluruh
Indonesia melalui media unit assessment yang
bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya
peningkatan risiko di Unit Kerja.
Secara periodik Audit Intern melaksanakan kegiatan
monitoring terhadap perkembangan tindak lanjut
perbaikan pengendalian intern yang telah dilakukan
oleh auditee.
Koordinasi dengan Eksternal Auditor
Pemeriksaan terhadap BRI dilakukan pula oleh eksternal
auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
Dalam kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh
eksternal auditor, Audit Intern berperan sebagai liaison
officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan
audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut
perbaikan dari temuan eksternal auditor oleh unit
kerja terkait.
Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa
manajemen telah melakukan perbaikan atas
kelemahan pengendalian intern yang ditemukan oleh
eksternal auditor.
Ekternal Auditor Jumlah Temuan
Status Temuan
Selesai Belum Selesai
Bank Indonesia (BI) 78 67 11
BPK RI* 251 232 19
Kantor Akuntan Publik (KAP) 34 3 31
*Pemeriksaan oleh BPK RI meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pajak
Peningkatan Kualitas Audit
Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses
audit, BRI mengembangkan program penggunaan
teknologi informasi secara berkesinambungan.
Strategi ini ditempuh agar Audit Intern dapat
berperan sebagai early warning signal (EWS) secara
lebih optimal. Beberapa program pengembangan
teknologi informasi yang dilaksanakan untuk unit
Audit Intern antara lain:
Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit 1.
(BRISMA) yang mengintegrasikan seluruh proses
audit mulai dari Perencanaan Audit Tahunan (PAT),
perencanaan audit individual, pelaksanaan audit
individual, pelaporan dan dokumentasi.
Pengembangan aplikasi BRIdeX sebagai 2. analytical
tools sehingga peningkatan indikator risiko dapat
diidentifikasi.
Pengembangan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk 3.
auditor secara berkesinambungan.
Audit Ekstern Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh
auditor internal BRI juga dilaksanakan oleh auditor
eksternal diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik
(KAP). Khusus untuk KAP, Dewan Komisaris BRI sesuai
dengan wewenang yang telah diberikan oleh RUPS
Tahunan BRI tahun 2012 pada tanggal 28 Maret 2012,
telah menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja -
Ernst and Young (PSS-EY), salah satu dari 4 (empat) KAP
berskala internasional (The Big Four) untuk melakukan
289PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
audit atas laporan Keuangan BRI tahun buku 2012.
Penunjukan ini merupakan periode ke - 2 (dua) dari KAP
PSS-EY untuk melakukan audit laporan keuangan BRI,
serta penunjukan yang ke - 2 (dua) dari akuntan publik
yang melakukan audit laporan keuangan BRI. Penunjukan
sebelumnya adalah untuk tahun buku 2011.
Penunjukan KAP tersebut telah berpedoman pada
regulasi yang berlaku dan dipilih melalui tahapan proses
seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan
pemenuhannya terhadap kriteria:
Berpengalaman sebagai auditor perbankan1.
Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan 2.
masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan.
Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan 3.
teknologi perbankan.
Memahami produk perbankan.4.
Berpengalaman dan paham mengenai 5.
manajemen risiko.
Ketentuan yang dijadikan acuan adalah bahwa
tidak dilakukan penunjukan KAP yang sama untuk
melakukan audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut
dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut.
Imbalan Jasa
Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP-PSS-EY
adalah sebesar Rp5.580.000.000 (Lima miliar lima ratus
delapan puluh juta rupiah) sudah termasuk PPN sebesar
10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang terkait.
Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket
expenses (OPE) dimana didalamnya termasuk biaya
untuk kunjungan cabang yang berada di Indonesia
serta review atas laporan keuangan cabang dan
perwakilan luar negeri. Penugasan telah dilakukan
dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan
memenuhi aspek-aspek sebagaimana diatur dalam
PBI No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
sebagaimana diubah dengan PBI No. 7/50/ PBI/2005
tanggal 29 November 2005 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/DPNP/IDPnP
tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara
Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia.
KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit
dan management letter kepada Bank dengan tepat
waktu. Akuntan Publik juga telah bekerja secara
independen dan memenuhi kriteria yang telah
diperjanjikan sebelumnya.
Penerapan RisikoBRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko
secara terpadu (enterprise-wide risk management)
untuk mengendalikan 8 (delapan) jenis risiko yang
meliputi penerapan empat pilar yang terdiri dari (1)
Pengawasan Direksi dan Komisaris, (2) Penetapan
kebijakan, prosedur, dan limit, (3) Proses manajemen
risiko dan sistem informasi manajemen, serta (4) Sistem
pengendalian intern.
Pengelolaan risiko tersebut telah dijalankan sesuai
ketentuan PBI No.11/25/PBI/2009 tentang Perubahan
atas PBI No. 5/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum dan juga sesuai dengan
ketentuan Basel III perihal tersebut diatas. Uraian
detail mengenai Manajemen Risiko yang dijalankan
oleh BRI dapat dilihat pada Sub Bab “Tinjauan
Operasional, Manajemen Risiko”.
Kode Etik (Code of Conduct) dan Budaya PerusahaanKeberadaan Kode Etik Perusahaan
Kode etik (Code of Conduct) BRI menjabarkan
prinsip-prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional
yang diharapkan dilakukan oleh pekerja BRI dalam
melaksanakan tugasnya. Hal Ini merupakan standar
perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya untuk
semua insan BRI. Kode Etik BRI berlaku bagi seluruh
pekerja BRI diseluruh level organisasi BRI.
Kebijakan Kode Etik BRI dibangun sejak tahun
2003 dan telah dilakukan revisi pada tahun 2010.
Penerapan Kode Etik BRI diikuti dengan Mekanisme
Whistleblowing System (WBS-BRI) yang dibangun
BRI sebagai media pelaporan pelanggaran kode
etik serta kebijakan Peraturan Disiplin BRI yang
mengatur jenis-jenis pelanggaran dan mekanisme
penanganan pelanggaran.
290 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Elemen Kode Etik BRI
Elemen-elemen Kode Etik BRI terdiri dari:
Kepatuhan terhadap Hukum dan Kebijakan Bank
Semua insan BRI harus tunduk pada peraturan perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan dalam kebijakan Bank BRI.1. Semua Insan BRI tidak diperkenankan untuk melanggar hukum, peraturan atau kebijakan Bank BRI untuk memenuhi target laba.2. Kriteria praktek suatu aktivitas yang dapat diterima, tidak hanya semata-mata dilihat dari praktek yang dijalankan 3. kompetitor atau pihak lainnya di pasar. Jika hukum atau peraturan menjadi tidak relevan lagi atau jika para kompetitor tidak lagi mematuhinya, Bank BRI tetap tidak memperkenankan untuk melanggarnya.
Hubungan dengan Nasabah Eksternal
Bank BRI menyediakan produk dan/atau jasa dimana Bank mempunyai ijin untuk menjual produk dan/atau jasa tersebut 1. sesuai dengan peraturan yang berlaku.Dalam memberikan informasi mengenai produk dan/atau jasa kepada nasabah, setiap insan BRI akan memberikan informasi 2. secara tepat waktu, memadai, jelas dan akurat.Bank BRI mempunyai komitmen untuk secara terus-menerus mengembangkan kualitas layanan yang prima dengan selalu 3. berusaha mengutamakan untuk memenuhi kepuasan nasabah, serta membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.Bank BRI menjunjung tinggi kejujuran dalam membuat, menggunakan dan memilih cara-cara periklanan dan promosi, 4. sehingga kesuksesan produk dan/atau jasa Bank disebabkan oleh kualitas dan reputasi bank BRI, bukan oleh karena kecurangan yang terjadi didalamnya.
Hubungan dengan Komunitas Setempat
Bank BRI berikut semua insan BRI memiliki komitmen menjadi warga yang baik di semua lingkungan dimana Bank BRI 1. menjalankan bisnisnya.Bank BRI memiliki tanggung jawab kepada komunitas setempat untuk menggunakan sumber daya yang ada baik berupa 2. uang, sumber daya manusia dan energi dengan bijaksana.Bank BRI mendorong keterlibatan insan Bank kedalam kegiatan komunitas, dengan prioritas di bidang pendidikan, seni 3. budaya dan agama, serta kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.
Hubungan Perusahaan dengan Insan Bank
Semua insan Bank wajib memberikan solusi atas setiap hambatan yang mengganggu pencapaian pelaksanaan kebijakan 1. pokok Bank BRI.Bank BRI akan memperlakukan setiap insan Bank dengan obyektif, transparan, adil dan setara.2. Bank BRI hanya akan mengelola informasi personal yang dibutuhkan.3. Bank BRI berusaha menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas.4.
Kerahasiaan Bank
Bank BRI wajib menjaga kepercayaan masyarakat.1. Insan Bank wajib menjaga rahasia, baik rahasia Bank maupun rahasia Perusahaan.2.
Integritas dan Akurasi Pembukuan Bank
Pembukuan usaha Bank BRI harus menghasilkan laporan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada 1. manajemen, pemegang saham, nasabah, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.Insan Bank bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan resmi mengenai kegiatan bisnis Bank BRI secara akurat, jujur, 2. lengkap dan tepat waktu.
Benturan Kepentingan
Insan Bank tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan 1. antara dirinya dengan Bank BRI atau dengan nasabah Bank BRI.Setiap keputusan yang dihasilkan insan Bank harus diambil semata-mata bagi kepentingan terbaik Bank BRI.2. Setiap insan Bank diwajibkan untuk mengungkapkan semua kepentingan yang ada kepada manajemen jika mengetahui 3. adanya benturan kepentingan.Setiap insan Bank diminta untuk tidak terlibat dalam pengambilan keputusan bank BRI jika akan menimbulkan benturan 4. kepentingan pribadi.
Kontribusi dan Aktivitas Politik
Bank BRI tidak memperkenankan dana, fasilitas dan sumber daya Bank disumbangkan untuk tujuan kampanye politik, penggalangan dana politik atau tujuan partisipasi politik dimanapun di seluruh dunia.
Hadiah
Hadiah yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti luas, meliputi uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman 1. tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan no capital dan fasilitas lainnya baik yang diterima didalam dan di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.Semua insan BRI tidak diperkenankan menerima atau memberikan hadiah yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-2. undangan yang berlaku.
291PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Upaya penegakan Kode Etik BRI
Kode Etik BRI berlaku bagi Dewan Komisaris BRI,
Direksi BRI dan seluruh pekerja BRI diseluruh jenjang
Organisasi BRI. Upaya penerapan dan penegakan kode
etik BRI dilakukan dengan penuh kesadaran secara terus
menerus dalam bentuk sikap perbuatan, komitmen dan
ketentuan, meliputi:
Pernyataan Kepatuhan Kode Etik BRI
Guna penerapan Kode Etik yang efektif, insan
BRI diharuskan membaca dan memahami dengan
baik dan benar serta setiap insan BRI diwajibkan
menandatangani “Pernyataan Kepatuhan Insan BRI
terhadap Kode Etik”,
Komitmen Manajemen
Penegasan komitmen Manajemen BRI terkait komitmen
Bank BRI untuk tidak menerima dan/atau meminta
hadiah atau bingkisan dalam bentuk dan dalih apapun
dari pihak nasabah, debitur, dan mitra kerja maupun
pihak ketiga lainnya dalam media massa dan website
Bank BRI.
Annual Disclosure Benturan Kepentingan
Dengan telah disusunnya kebijakan turunan Kode
Etik BRI berupa Pedoman Penanganan Benturan
Kepentingan BRI, setiap pekerja BRI diharuskan
membuat pernyataan tahunan (annual disclosure)
terkait benturan kepentingan setiap tahun, dan setiap
unit kerja diwajibkan menyampaikan laporan transaksi/
putusan yang mengandung Benturan Kepentingan
setiap triwulan.
Pakta Integritas
Penerbitan pakta integritas kepada seluruh rekanan
BRI yang bekerja sama dalam pengadaan barang dan/
atau jasa.
Strategi Anti Fraud
Kebijakan strategi anti fraud BRI merupakan wujud
komitmen Bank BRI dalam mengendalikan fraud,
dengan tidak memberikan toleransi (zero tolerance)
pada setiap bentuk fraud baik yang berasal dari internal
maupun eksternal BRI.
Program Awareness
Program induksi Kode Etik BRI dilakukan terhadap
pekerja baru BRI melalui program pendidikan di
pusat pendidikan BRI serta sosialisasi kebijakan secara
berkesinambungan dan konsisten.
Selain itu, juga dilakukan sosialisasi kepada seluruh
unit kerja BRI terkait kode etik antara lain strategi anti
fraud BRI, budaya Kepatuhan, serta budaya layanan.
Penegakan Budaya Perusahaan (Corporate Culture)
Budaya Kerja BRI1.
Nilai pokok (core value) merupakan nilai penting
yang menjadi pedoman bagi pegawai dalam
bersikap dan berperilaku, baik dalam berhubungan
dengan nasabah, sesama Pegawai, manajemen serta
pihak eksternal lainnya dan merupakan budaya
kerja BRI. Nilai pokok (core value) BRI meliputi nilai-
nilai yang dikelompokkan sebagai berikut:
Integritasa.
Profesionalismeb.
Kepuasan Nasabahc.
Keteladanand.
Penghargaan kepada SDMe.
Selama tahun 2012, BRI melakukan usaha
revitalisasi Budaya Kerja BRI, dilatarbelakangi
dengan semakin bertambahnya jumlah pekerja
BRI, tututan perkembangan bisnis yang semakin
meningkat serta mendukung penguatan proses
internalisasi di unit kerja BRI. Tujuan dari revitalisasi
budaya kerja BRI adalah untuk meningkatkan
peran pekerja untuk menghadapi tantangan bisnis
ke depan dengan memiliki sikap perilaku sesuai
budaya kerja BRI.
Beberapa hal yang dilakukan dalam upaya
revitalisasi budaya kerja BRI antara lain:
Meningkatkan peran a. change leader dan change
agent dimasing-masing unit kerja.
Menetapkan kembali rasio b. change agent
Memonitor dan evaluasi secara berjenjang dan c.
didukung oleh system.
292 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Budaya Layanan BRI2.
Budaya Layanan merupakan nilai-nilai penting yang merupakan ekspektasi dari nasabah yang digunakan
sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam hubungan dengan nasabah baik eksternal maupun internal.
Untuk menegakkan budaya layanan tersebut.
Bank BRI melakukan program-program sebagai berikut:
Kick Offa. Budaya Layanan sebagai sub budaya kerja BRI
Yaitu dengan melakukan kegiatan kick off di tingkat Kantor Pusat BRI dengan mengundang jajaran
Direksi dan seluruh pemimpin unit kerja di Kantor Pusat untuk berkomitmen bersama dalam mewujudkan
layanan prima yang membudaya. Kegiatan tersebut diadakan dengan mengundang pembicara eksternal
untuk memberikan training dan motivasi mengenai Service Culture.
Sosialisasi Budaya Layanan melalui video budaya layanan BRI b.
Video Budaya Layanan BRI dengan tema “Melayani Dengan Setulus Hati” untuk memberikan gambaran
service mindset dan layanan prima yang membudaya, bukan sekedar bagaimana menjalankannya tetapi
kenapa kita harus menjalankannya (it’s not about how we do it, but why we should do it). Video budaya
layanan tersebut telah dikirimkan ke seluruh unit kerja untuk disosialisasikan kepada seluruh pekerja.
Workshopc. Budaya Layanan
Pelaksanaan kegiatan workshop untuk merumuskan atau mengkodifikasikan budaya layanan BRI yang
merupakan bagian dari budaya kerja BRI (Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan,
Penghargaan kepada SDM)
Budaya Sadar Risiko3.
Penerapan budaya sadar risiko dilakukan dengan komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang
organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif, antara lain melalui:
Top a. 50 Risk Issue triwulanan dalam bentuk saku yang memuat risk issue di unit kerja dan risk control yang
diterapkan.
Fungsi Manajemen Risiko yang ada di seluruh Uker yang bertugas menerapkan budaya sadar risiko serta b.
dibentuknya Bagian Manajemen Risiko di setiap Kantor Wilayah BRI.
Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR) sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin c.
unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat
pada aktivitas bisnis atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan
penyelesaian dari pengambil keputusan dapat dieskalasi kepada tingkatan yang lebih tinggi.
Sosialisasi Manajemen Risiko.d.
Surat ke unit kerja terkait peningkatan pengendalian intern.e.
Budaya Kepatuhan4.
Budaya Kepatuhan dituangkan dalam Kebijakan Direksi BRI yang mengikat seluruh elemen pekerja di BRI.
Pernyataan tersebut meliputi:
Patuh terhadap peraturan internal BRI
Kepatuhan(Compliance)
Patuh terhadap komitmen dengan otoritas/regulator
Patuh terhadap peraturan eksternal
293PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Pilar-pilar dalam membangun budaya kepatuhan di setiap insan BRI dalam seluruh lapisan Unit Kerja di BRI
seluruh Indonesia adalah sebagai berikut:
Sosialisai terhadap kebijakan baru/
perubahan
Ketersediaan kebijakan dalam setiap unit kerja
Peran Manajemen dalam setiap unit Kerja(teladan)
Penyampaian informasi isu kepatuhan
Kepatuhan(Compliance)
Mulai tahun 2012, setiap unit kerja diharuskan melakukan sosialisasi secara berkelanjutan terkait penerapan budaya
Kepatuhan BRI. Dimana peran setiap pekerja agar memastikan nilai,perilaku dan tindakan telah sesuai dengan
kebijakan ekternal, kebijakan internal dan komitmen kepada regulator serta aktif menyampaikan informasi terkait
isu kepatuhan. Peran pemimpin unit kerja harus memiliki komitmen dan dapat memberikan contoh dalam penerapan
budaya Kepatuhan kepada jajaran di bawahnya. Selain itu harus didukung dengan Ketersediaan kebijakan di setiap
unit kerja sebagai referensi dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai bidang tugasnya.
Budaya Anti 5. Fraud
Penerapan Budaya Anti Fraud di BRI dilaksanakan melalui Anti Fraud Awareness yaitu upaya untuk
menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan Fraud oleh seluruh pihak terkait. Pelaksanaan
Anti Fraud Awareness dilaporkan setiap Semester kepada Divisi Kepatuhan. Anti fraud awareness dilakukan
melalui program sosialisasi dan penyusunan statement anti fraud, employee awareness, dan customer
awareness. Berikut Pelaksanaan anti fraud awareness:
Penyusunan dan sosialisasi anti a. fraud statement, Manajemen BRI menyatakan zero tolerance terhadap
setiap fraud yang terjadi di BRI Unit. Anti Fraud statement tersebut tertuang di dalam Komitmen Anti
Fraud yang ditandatangani Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh pekerja BRI.
Employee Awarenessb. , diantaranya Penerbitan Buku Top 50 Risk issue dan Surat-surat peningkatan kontrol
bagi unit kerja. Selain itu Refreshment Fungsi Manajemen Risiko, Sosialisasi Manajemen Risiko secara
langsung di Unit Kerja BRI, dan Pelaksanaan Forum Manajemen Risiko.
Customer Awarenessc. dilakukan dalam bentuk edukasi nasabah untuk meningkatkan kepedulian dan
kewaspadaan nasabah terhadap keamanan bertransaksi. Bentuk edukasi diantaranya dengan menghimbau
unit kerja untuk mensosialisasikan kewaspadaan kepada jajaran front liner terhadap pungutan liar dan
modus-modus fraud lainnya.
Jumlah Penyimpangan Internal (internal fraud)
Internal Fraud dalam 1 tahun Jumlah kasus yang dilakukan oleh:
Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya
Tahun berjalan
Total Fraud - - 141 286 12 38
Telah diselesaikan - - 49 86 6 12
Dalam proses penyelesaian di internal Bank - - 74 175 5 18
Belum diupayakan penyelesaiannya - - 4 - - -
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum - - 14 25 1 8
294 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Bank BRI menyadari bahwa kegiatan bisnis perusahaan tidak dapat terlepas dari hubungan dan interaksi antara para
pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka menjalin kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan.
Untuk itu, dengan tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, perlu diatur
lebih lanjut mengenai tata perilaku hubungan bisnis antara BRI dengan para mitra bisnisnya.
Ketentuan mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut telah diatur
secara internal dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dewan Komisaris dan Direksi BRI No. S. 104-
DIR/DKP/05/2012 tanggal 24 Mei 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan (Conflict of
Interest) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Bersama ini, selanjutnya setiap unit kerja diminta untuk mengindentifikasi
dan memastikan bahwa kebijakan atau prosedur yang diprakarsai dan berlaku di unit kerja tersebut telah
memenuhi ketentuan yang diatur dalam pedoman ini dan nantinya tidak mengakibatkan timbulnya transaksi
benturan kepentingan.
Sebagai salah satu bentuk komitmen BRI dalam pengungkapan transaksi yang mengandung benturan kepentingan
adalah melalui Pakta integritas, yaitu dalam pengadaan barang dan jasa dimana panitia wajib membuat dan
menandatangani Pakta Integritas. Dalam Pakta Integritas telah dinyatakan hal-hal mengenai antara lain:
Independency1.
Duty of Care and loyalty2.
Prudent person rule3.
Conflict of interest rule4.
Duty abiding the laws5.
Unit kerja wajib menyampaikan transparansi atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan, yang
mencakup nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan, nama dan jabatan pengambil keputusan
transaksi yang mengandung benturan kepentingan, jenis transaksi, nilai transaksi dan keterangannya sesuai
ketentuan. Selain itu setiap pekerja diharuskan mengisi Pernyataan Tahunan (annual disclosure) terkait benturan
kepentingan setiap akhir tahun sesuai ketentuan internal BRI.
Selama tahun 2012, tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik
yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Bank, sebagaimana
didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1
tentang “Benturan Kepentingan“.
Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Ketentuan
Jenis Transaksi Nilai Transaksi (Rp Juta)
Keterangan (tidak sesuai sistem dan prosedur yang
berlaku)
NIHIL
Whistleblowing SystemTerkait penerapan GCG, Bank BRI mengimplementasikan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing
system) melalui aturan internal yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi BRI No. B.144-DIR/AIN/03/2009
tanggal 12 Maret 2009.
295PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Keberadaan Whistleblowing System (WBS) BRI
Sistem Pengaduan pelanggaran (Whistleblowing system/WBS) Bank BRI telah dibangun sejak tahun 2009 yang
bertujuan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian finansial dan maupun non finansial, termasuk hal-hal yang dapat merusak citra organisasi.
Pengelola WBS
Sistem Pengaduan pelanggaran (Whistleblowing system/WBS) Bank BRI dikelola langsung oleh Direktur Utama BRI.
Informasi pelaporan pelanggaran yang dapat dilaporkan melalui WBS-BRI antara lain:
Tindakan 1. fraud;
Tindakan salah/kelalaian kewajiban yang disengaja dari manajemen.2.
Perbuatan melanggar hukum (penggunaan kekerasan terhadap karyawan atau pimpinan, pemerasan, 3.
penggunaan narkoba, pelecehan, perbuatan kriminal lainnya);
Pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku;4.
Pelanggaran SOP perusahaan;5.
Pelanggaran kode etik BRI; atau6.
Perbuatan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja atau membahayakan keamanan perusahaan 7.
serta merugikan perusahaan.
Laporan pelanggaran tersebut, wajib disampaikan secara jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, minimal meliputi:
Pelanggaran yang diadukan;1.
Pihak yang terlibat;2.
Waktu terjadinya pelanggaran;3.
Tempat terjadinya pelanggaran;4.
Bagaimana kejadiannya; dan5.
Bukti-bukti pelanggaran.6.
Mekanisme Penyampaian Laporan
Sebagai salah satu infrastruktur dalam menunjang sistem strategi anti fraud BRI, mekanisme penyampaian
pelanggaran dikirimkan kepada Direktur Utama melalui sarana telepon, short message service (SMS) atau
dengan menggunakan surat.
Pihak Internal
SMS
Pihak Eksternal
Telepon
Surat
No. 0811 8200 600
Direktur UtamaTim Investigasi
Petugas WBS - Database
PO BOX 1895 JKP 10 900
Pihak Internal
SMS
Pihak Eksternal
Telepon
Surat
0811-8200-600
Direktur UtamaTim Investigasi
PO BOX 1895 JKP 10900
Petugas WBS - Database
296 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pengelolaan Pengaduan
Pengelolaan dan tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima adalah sebagai berikut:Direktur utama menerima dan menyampaikan setiap pengaduan pelanggaran kepada petugas WBS1. yang ditunjuk untuk melakukan verifikasi data dan pengumpulan bukti awal yang cukup dan memadai serta menatakerjakan laporan penerimaan pengaduan.Dewan Direksi menetapkan tindak lanjut terhadap pengaduan yang telah diterima. Langkah-langkah tidak 2. lanjut yang dapat ditempuh:
Investigasi oleh Audit Intern, apabila subtansi pengaduan dapat dilakukan investigasi oleh tim Audit Intern.a. Investigasi oleh investigator eksternal, apabila subtansi pengaduan membutuhkan kompetensi/b. knowledge/skill tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh tim Audit Intern.
Tim investigasi melaksanakan kegiatan investigasi secara menyeluruh dan menyampaikan hasil investigasi 3. pengaduan kepada Direksi untuk kemudian ditetapkan putusan terhadap pengaduan tersebut. Beberapa putusan yang dapat ditetapkan antara lain:
Dihentikan dan dinyatakan selesai apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan tersebut tidak a. benar atau tidak terbukti.Meneruskan hasil investigasi kepada forum Pembahasan Kasus Pelanggaran (PKP) apabila hasil investigasi b. menyatakan bahwa pengaduan terbukti benar.Meneruskan kasus pelanggaran yang termasuk dalam kategori tindak pidana umum atau korupsi kepada c. penyidik untuk proses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan BRI dan hukum yang berlaku. Dalam hal ini akan dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim dari Divisi Hukum guna memastikan bahwa bukti-bukti yang telah dikumpulkan dalam kegiatan investigasi dinyatakan cukup untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang.
Perlindungan Pelapor
Bank BRI memberikan jaminan perlindungan dan kerahasiaan terhadap setiap pelapor pengaduan/ pengungkapan terhadap:
Kerahasiaan identitas pelapor (nama, alamat, nomor telepon, faksimili, email, unit kerja).a.
Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau lembaga. Perlindungan dari tekanan, penundaan b.
kenaikan pangkat/jabatan, pemecatan, gugatan hukum, harta benda hingga tindakan fisik. Perlindungan
tersebut tidak hanya berlaku bagi pelapor akan tetapi dapat diperluas sampai dengan anggota keluarga pelapor.
Hasil Penanganan Pengaduan (penggunaan dan output WBS)
Periode Laporan Masuk Laporan yang ditindaklanjuti Laporan yang dinyatakan selesai
2009 50 50 42
2010 111 111 79
2011 278 278 165
2012 772 772 503
*Berdasarkan hasil laporan tindak lanjut/investigasi
Rincian Pengaduan melalui WBS
Sumber Laporan Identitas Pelapor Media Penyampaian Klasifikasi Laporan
Internal Eksternal Ada Tidak SMS Surat Telepon/Lisan Keluhan/Masukan Pengaduan Pelanggaran
634 138 329 443 626 140 6 532 249
Total Pengaduan 772
297PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Rencana Pengembangan ke Depan
Untuk lebih efektif dalam pengimplementasikan Whistleblowing system (WBS-BRI), dilakukan beberapa rencana
pengembangan antara lain:
Sosialisasi baik internal maupun eksternal lebih ditingkatkan dengan penyampaian informasi keberadaan WBS a.
di setiap unit kerja operasional dan juga melalui media massa.
Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan dan sistem pelaporanb. WBS-BRI.
Perkara Hukum
Perkara Penting yang Dihadapi BRI
2010 2011 2012
251 333 309
Rincian Perkara
Triwulan 2012 Kredit Treasuy &
Invesment
Operasional & Jasa Support Total
Triwulan I 81 0 1 2 84
Triwulan II 56 0 0 4 60
Triwulan III 75 0 2 0 77
Triwulan IV 84 0 0 4 88
Total 296 0 3 10 309
Perkara Hukum dan Status Penyelesaian Perkara
Permasalahan HukumJumlah Perkara
Perdata Hubungan Industrial
Telah selesai
(telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
96 6
Dalam proses penyelesaian 303 6
Gugatan Hukum dan Status Penyelesaian Gugatan
Pokok Perkara Gugatan mengenai pembatalan perjanjian perngikatan
agunan dari pemilik agunan yang diserahkan ke BRI untuk
menjamin pelunasan kredit an. PT Sido Bangun Plastic Factory
yang telah diputus pailit melalui putusan No 31/Pailit/2011/
Pengadilan Niaga Surabaya tanggal 6 Desember 2011
Posisi perkara Proses di Pengadilan Negeri
Status Penyelesaian Status perkara saat ini sedang dalam proses berperkara
dengan Nomor Gugatan: 20/Pdt.G/2012/PN.KPJ
Pengaruh terhadap Kondisi Keuangan Bank Secara langsung tidak berdampak terhadap kondisi
keuangan BRI karena dalil (substansi gugatan) para
penggugat (sebagai pemilik agunan) tidak berdasar untuk
dikabulkan oleh hakim.
298 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Total Penyaluran P KBL BRI
Rp406,44
Melaksanakan tanggung jawab sosial dalam bentuk pemenuhan kewajiban kepada seluruh pemangku kepentingan sebagai investasi sosial yang akan memberi manfaat timbal balik berkesinambungan dalam jangka panjang.
miliar
299PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
300 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Asas dan Komitmen Sebagai bank dengan jaringan terbesar hingga ke pelosok terpencil di seluruh wilayah Indonesia, BRI memiliki
komitmen tinggi untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar. Pertumbuhan yang
diharapkan adalah pertumbuhan yang berkualitas dan mampu menyeimbangkan keberhasilan kinerja yang diukur
dengan perolehan laba diimbangi dengan keberhasilan menjaga lingkungan hidup dan keberhasilan memajukan
kehidupan masyarakat di daerah sekitar operasional.
Tujuan tersebut tercermin dalam misi Perseroan yaitu “memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal
kepada stakeholders”, yang terdiri dari nasabah, mitra kerja, pemerintah, pemegang saham, pekerja dan
masyarakat sekitar dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Bagi BRI pelaksanaan tanggung jawab
sosial berarti adalah investasi sosial melalui pendalaman hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar
serta bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi
Massa dan lain-lain.
Mengingat pentingnya investasi sosial ini, BRI menunjukkan komitmen bagi tercapaianya misi perusahaan yang
berkaitan dengan tanggung jawab sosial melalui pelaksanaan berbagai program strategis, dengan tujuan:
Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat.1.
Membantu tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya saing, 2.
mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui pengelolaan yang profesional.
Mengembangkan pola pembinaan usaha kecil dan koperasi, yang berpotensi memberi hubungan timbal balik 3.
jangka panjang dengan bisnis Perseroan melalui penyaluran dana kemitraan dan pembinaan berkesinambungan,
dengan mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesional, dan etika.
Partisipasi pada program pelestarian lingkungan hidup, serta membantu meningkatkan kualitas hidup 4.
masyarakat yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
Berdasarkan pencapaian tujuan strategis pelaksanaan program tanggung jawab sosial tersebut, Perseroan
menyusun serangkaian program kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang melibatkan dan memberikan
nilai tambah bagi nasabah, pekerja, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas sekitar, bagi bangsa dan
lingkungan hidup secara berimbang.
MISI:
Memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada
stakeholders
Parameter Keberhasilan
Berhasil dalam menjaga Lingkungan Hidup
Berhasil dalam memajukan kehidupan masyarakat di
daerah sekitar operasional
Berhasil di bidang EkonomiPencapaian Laba Bersih
Misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan BRI
301PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI senantiasa berupaya memberikan
manfaat kepada masyarakat sekitar
selaras dengan per kembangan bisnis BRI.
302 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Pelaksanaan program tanggung-jawab sosial terhadap konsumen produk Perseroan, dalam hal ini adalah nasabah
BRI, baik nasabah simpanan dan pinjaman maupun jasa perbankan, dilakukan dengan menyediakan ragam produk
dan layanan jasa perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, serta, kemudahan akses melalui penyedian jaringan
layanan konvesional dan e-channel, record yang seluruhnya terhubung secara real time on line.
Uraian mengenai seluruh program dimaksud ada pada bagian “Produk dan Jasa”, “Tinjauan Operasional-
Pemasaran”, dan “Diskusi dan Analisis Manajemen - Tinjauan Bisnis”.
Untuk menginformasikan ragam produk dan layanan perbankan BRI, hal-hal yang dilakukan BRI
diantaranya adalah:
Pengembangan website BRI yaitu www.bri.co.id1.
Di dalam website BRI, nasabah BRI dapat menemukan informasi mengenai produk dan layanan BRI
secara lengkap.
Contact Center2. BRI
Melalui contact center BRI, nasabah dapat memperoleh informasi mengenai BRI, baik berupa informasi produk,
program pemasaran, layanan terbaru BRI ataupun menyampaikan keluhan terkait layanan BRI
Mobile Banking3. BRI
Melalui pengembangan terbaru yang dilakukan, nasabah dengan mudah mengakses layanan perbankan BRI,
mendapatkan informasi mengenai produk serta informasi mengenai jaringan ATM BRI terdekat secara real
time on-line.
Tanggung Jawab Terhadap Konsumen/Nasabah
Pada tahun 2012, berdasar kan survey Independen dar i Mar ket ing Research Indonesia, kual itas layanan BRI Meningkat
Peringkat
7
5Nilai
81.94
84.08
303PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Bentuk Kegiatan:Pembuatan Kebijakan jam layanan •Kantor Kas di Mall dan Layanan PensiunPembuatan standar layanan BRI •Transfer Lounge, UKO Mikro, Kantor Layanan Syariah (KLS)Pembuatan “e-book” kumpulan •kebijakan layanan BRIService benchmarking•
Bentuk Kegiatan:Pelaksanaan • Training (Preparatory, Enrichment & Refreshing) tentang layanan secara berkala untuk seluruh pekerja BRISosialisasi kebijakan layanan •terbaruImplementasi • Center of Excellence (COE) sebanyak 181 KCImplementasi BRI Smart Vision •Roadshow• Budaya LayananImplementasi Kebijakan Buku •Saku untuk Satpam, CS dan Teller
Bentuk Kegiatan:Maintenance data nasabah secara berkala, sehingga data nasabah akurat dari update
Bentuk Kegiatan:Pemilihan Best Agent, Best Team dan Favorit Agent Helpdesk dilakukan setiap triwulan.
Perbaikan kualitas pelayanan melalui
kebijakan layanan & operasional di Unit
Kerja
Melaksanakan pengembangan
sistem, pelaksanaan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (PPT)
Pelaksanaan program perbaikan layanan, seperti Training, Sosialisasi, Pemenuhan Infrastruktur &
Implementasi Kebijakan
Layanan
Pelaksanaan Personal Development and Recognition Program
KEGIATAN
Selain kebijakan tersebut diatas, BRI juga memiliki kebijakan untuk meningkatkan kualitas aksesibilitas jaringan
kerja BRI, baik jaringan konvensional maupun e-channel.
Kegiatan yang dilakukan, antara lain:
Menambah 977 Kantor, 7.000 ATM serta 13.125 EDC, 1.
Melakukan investasi pada infrastruktur teknologi yang dimiliki BRI, seperti:2.
BRI Memiliki 2 a. Data Centre, yang beroperasi secara paralel, sehingga mengurangi kemungkinan system
down, yang dapat mempengaruhi jalannya transaksi perbankan nasabah
BRI Memiliki b. Disaster Recovery Centre, untuk mengurangi dampak kerugian apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
Saat ini BRI menggunakan c. software system yang terbaru, sehingga diharapkan dapat semakin meningkatkan
keakuratan proses transaksi perbankan nasabah
304 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Prosedur Pengaduan NasabahDalam melakukan kegiatan usahanya, BRI senantiasa berupaya melayani kebutuhan nasabahnya secara tepat
dan berkualitas. Namun, sejalan dengan inovasi dan pengembangan infrastruktur yang terus dilakukan, BRI
mengantisipasi kemungkinan adanya ketidakpuasan para nasabah, dengan mengembangkan suatu sistem
sentralisasi complaint handling untuk memudahkan para nasabah dalam melakukan pengaduan terhadap produk
dan layanan BRI
Dalam hal terdapat pengaduan dari nasabah, BRI akan menindak lanjuti keluhan nasabah melalui satu pintu, dengan
jangka waktu penyelesaian keluhan nasabah sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan.
Keluhan nasabah dapat disampaikan dengan mudah melalui “Multi Contact Channel”, antara lain:
Prosedur Pengaduan Nasabah
Pengaduan Nasabah
Customer Response Center
Eskalasi permasalahan kepada unit kerja terkait
PenyelesaianMedia yang digunakan:
Media masa -Website/email -Melalui -karyawanUnit Kerja -Call -Center
Channel Contact
Telepon 14017/500017/ 021-57987400
Premium Service 0800 1 017017/021-5758899
Facsimile 021-579 33 045
Website www.bri.co.id
E-mail [email protected] atau [email protected]
Internet Banking https://ib.bri.co.id
Surat Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya kepada:unit kerja BRI terdekat; atau- Bagian Layanan - Contact Center Kantor Pusat
Media Cetak dan Media Elektronik
Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya melalui media cetak dan elektronik
Tatap Muka Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya melalui tatap muka ke unit kerja BRI terdekat yang akan dilayani oleh Customer Service BRI
Tingkat Penyelesaian Pengaduan Nasabah
Periode Pengaduan Masuk Pengaduan yang ditindaklanjuti
Pengaduan yang dinyatakan selesai
Pengaduan yang dalam proses*
2011 173.728 173.728 170.263 3.465
2012 168.672 168.672 165.192 3.482
*Pengaduan yang dalam proses akan ditindaklanjuti pada periode selanjutnya.
305PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dampak KeuanganInvestasi modal yang dilakukan BRI selama tahun 2012, yang dimaksudkan untuk semakin meningkatkan kualitas
layanan dan menambah jaringan kerja BRI adalah sebesar Rp1,45 triliun, (lihat juga uraian belanja barang modal
pada “Tinjauan Keuangan”)
C ontact Center BRI telah mendapat Sert if ikasi
ISO 9001: 2008
306 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Uraian mengenai pelaksanaan tanggung jawab
perusahaan terhadap karyawan dapat dilihat pada
sub-Bab “Tinjauan Operasional-Pengelolaan Sumber
Daya Manusia”.
Kesehatan dan Keselamatan KerjaTerkait dengan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, BRI mengerti bahwa program kesehatan
dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas dari
Perseroan sehingga dapat terbentuk lingkungan
kerja yang mampu mendukung pencapaian optimal
target perusahaan. Kondisi kerja yang baik tersebut,
dapat tercapai karena pekerja BRI telah memperoleh
kepastian mengenai jaminan bahwa kesehatan dan
keselamatan mereka saat bekerja terjamin.
Kegiatan operasional BRI pada umumnya dilakukan di
areal dari perkantoran, baik berupa gedung bertingkat
tinggi, Ruko Rumah Kantor maupun unit-unit kerja
mobile. Aktivitas pekerja BRI mayoritas berada di areal
yang tidak membahayakan, kecuali untuk unit-unit kerja
mobile berbasis e-chanel dengan dukungan TI yang harus
berpindah pada titik-titik tertentu yang pada intinya
juga dikawasan yang relatif terjamin keselamatannya.
Kegiatan di lapangan terbuka, umumnya hanya terjadi
pada saat peninjauan pelaksanaan pembangunan proyek
yang didanai oleh BRI maupun dalam rangka kunjungan
rutin pada nasabah.
Dengan konfigurasi kegiatan yang mayoritas berada
di dalam bangunan tersebut, maka program K3 yang
dijalankan lebih menitik beratkan pada pelaksanaan
program dasar untuk mencegah risiko kecelakaan kerja
dan memastikan kesehatan pekerja. Program dasar
yang dilaksanakan meliputi:
Latihan evakuasi dari gedung bertingkat.1.
Latihan dasar penggunaan alat pemadam kebakaran.2.
Latihan penyelamatan korban dari dalam gedung 3.
yang diikuti oleh pekerja pengamanan gedung.
Dan latihan dasar yang relevan lainnya.4.
Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Selain program dasar tersebut, dalam rangka
menjaga pekerja dari risiko kecelakaan kerja, BRI
memiliki kebijakan yang menegaskan agar para
pekerja senantiasa mengikuti aturan keselamatan
dari pemilik proyek, manakala melakukan peninjauan
lapangan. Selain itu seluruh pekerja BRI dilindungi
oleh polis asuransi kecelakaan kerja saat melakukan
kunjungan kerja.
BRI juga menerapkan program standar keselamatan kerja
dengan melengkapi seluruh fasilitas operasionalnya,
baik unit mobile, Ruko, Rukan dan gedung bertingkat
dengan peralatan dasar keselamatan yang relevan dan
memadai. BRI bahkan mewajibkan adanya pemberian
informasi perihal jalur evakuasi apabila terjadi kondisi
darurat, pada setiap acara dengan pihak eksternal yang
dilaksanakan di Gedung BRI.
Dalam rangka mengantisipasi kondisi darurat pekerja
yang mengalami sakit mendadak di lingkungan kantor,
perusahaan juga menyediakan fasilitas kesehatan
berupa tabung oksigen (O2) dan kotak obat P3K untuk
ditempatkan di setiap unit kerja BRI.
Saat ini, seluruh pekerja BRI mendapatkan beberapa
fasilitas terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja:
BRI menyediakan paket 1. benefit yang khusus diberikan
pada pekerja untuk menjaga kesehatan dan/
atau mendapatkan pengobatan atas tanggungan
perusahaan dalam batas-batas yang wajar.
BRI juga melaksanakan program pemeriksaan 2.
kesehatan berkala/General Medical Chek-Up
(GMCU) setiap periode, yang merupakan tindakan
preventif untuk menjaga kesehatan pekerja
Pemberian fasilitas tunjangan kacamata kepada 3.
pekerja BRI, sehingga dapat mengoptimalkan
pelaksanaan pekerjaan
Seluruh pekerja BRI telah diikutsertakan 4.
sebagai peserta program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek)
307PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Dalam rangka memastikan adanya layanan kesehatan yang berkualitas bagi para pekerja BRI, terutama di Kantor
Pusat, maka salah satu langkah maju BRI adalah bekerja sama dengan BRIMedica (anak perusahaan Dana Pensiun
BRI) untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan. Disamping itu, di Kantor Pusat BRI juga telah siap sedia
2 (dua) mobil Ambulans sebagai salah satu sarana pertolongan pertama pada kecelakaan.
Dampak KeuanganPelaksanaan pelatihan dan penyediaan peralatan keselamatan dasar tersebut tidak mengakibatkan dampak
material terhadap keuangan BRI.
Nama: BRI Medica
Lokasi: Gedung BRI I, Jakarta
Jam Operasional: 08.00 – 16.30WIB
Dokter: 3 orang (Dokter Umum)
Layanan kesehatan: pemeriksaan
dokter, pemberian obat, dan
menyediakan layanan cek laboratorium
308 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Melalui implementasi tanggung jawab sosial yang ber kesinambungan, Bank BRI ingin meraih keber hasi lan bisnis seir ing dengan keber hasi lan upaya meningkat kan kesejahteraan masyarakat.
Sebelum
LPI BINA BHAKTI NURUL HIDAYAHMadrasah Ibtidaiyah MINurul Hidayah IJl. Pendidikan Km. 1 Kronjo - Tangerang 15550
Sesudah
309PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Kegiatan operasional Bank BRI tidak melibatkan
proses pengolahan bahan maupun proses fisik
lain yang membuat berubahnya permukaan bumi,
namun demikian BRI tetap memiliki komitmen tinggi
untuk berpartisipasi pada kegiatan yang bertujuan
menyelamatkan lingkungan secara aktif maupun
secara pasif.
Partisipasi aktif yang dilakukan BRI mencakup gerakan
penghijauan, sponsorship penyelenggaraan even
berkaitan dengan lingkungan hidup, pemberian
bantuan langsung dalam skema Bina Lingkungan pada
kegiatan lingkungan hidup dan sebagainya. Beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:
Pemberian bantuan penanaman 5.000 pohon bakau 1.
kepada Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta
Membangun percontohan budidaya rumput laut, 2.
baik dengan menggunakan metode lepas dasar
dan metode floating
Pemberian bantuan untuk program instalasi biogas 3.
untuk 5 Kelompok Ternak di Kanwil BRI Yogyakarta
Pemberian bantuan 1.000 pohon buah melalui Iwan 4.
Fals pada kegiatan Peringatan HUT BRI ke-117
(Uraian lebih rinci pada bagian Tanggung Jawab Sosial
– Bina Lingkungan – BRI Peduli Pelestarian Alam)
Sedangkan partisipasi pasif BRI dalam kegiatan
pelestarian lingkungan mencakup penerapan berbagai
kebijakan yang bertujuan mengurangi dampak negatif
kegiatan operasional terhadap lingkungan. Berbagai
Tanggung Jawab Terhadap Lingkungankebijakan yang dilakukan, selain memberi dampak
positif terhadap kelestarian lingkungan, juga memberi
dampak pada berlangsungnya kegiatan operasional
yang lebih efektif dan efisien.
Kebijakan-kebijakan operasional yang menunjukkan
wujud tanggung jawab BRI terhadap lingkungan
mencakup:
Paperless1. system dalam proses administrasi, yang
bertujuan mengurangi konsumsi kertas dengan
dukungan sistim teknologi informasi yang terintegrasi.
Kebijakan penghematan penggunaan listrik, 2.
meliputi penggunaan lampu hemat energi maupun
suhu ruangan yang wajar.
Kebijakan uji petik kendaraan operasional untuk 3.
menekan emisi.
Kebijkan proses penggantian peralatan berteknologi 4.
tinggi yang dilakukan bekerja sama dengan
perusahaan pengelola limbah padat berteknologi
tinggi yang berijin dan berkompeten.
Kebijakan pemberian kredit KI maupun KMK 5.
kepada industri yang dipersyaratkan tidak boleh
mencemari lingkungan.
Kebijakan dalam penghematan penggunaan air, 6.
dengan memanfaatkan air daur ulang dalam tata
kelola gedung Kantor Pusat BRI
Dampak KeuanganTotal dana yang dialokasikan untuk kegiatan bidang
lingkungan hidup terkait dengan pelestarian alam,
mencapai Rp0,79 miliar.
310 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BRI mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap komunitas dalam berbagai bentuk, yaitu:
Penyaluran Kredit Program,berupa:1.
KUR (Kredit Usaha Rakyat)a.
Kredit Program Lainnya (KKPE, KUT dll)b.
Pelaksanaan kegiatan 2. Corporate Social Responsibility,
berupa:
Program CSR Perusahaana.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) b.
Penyaluran Kredit Usaha RakyatKredit Usaha Rakyat atau biasa disebut dengan KUR
merupakan kredit/pembiayaan yang diberikan oleh
perbankan kepada Usaha Mikro dan Kecil yang feasible
tapi belum bankable, yaitu usaha yang memiliki prospek
bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk
mengembalikan kredit tersebut. Saat ini penyaluran
KUR dilaksanakan oleh 6 (enam) bank nasional, BRI,
BNI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin serta Bank Syariah
Mandiri beserta 26 Bank Pembangunan Daerah.
Tanggung Jawab Terhadap KomunitasOutstanding KUR terhadap Nasional
BRI: Rp19,88 triliun Bank Lainnya: Rp20,81 triliun
51,1448,86
BRI: 7,14 juta orang Bank Lainnya: 0,53 juta orang
Jumlah Debitur Kumulatif BRI terhadap Nasional
2012(%)
6,90
93,10
19,88
8,97
2010
15,35
2011 20122008
6,87
2009
5,32
0,581,22 1,48
1,98
7,14
Penyaluran KUR BRI
Outstanding KUR BRI (Rp triliun) Jumlah Debitur KUR BRI
(juta orang)
2012(%)
311PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Terkait dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat, dapat
dikatakan bahwa BRI menjadi salah satu andalan
Pemerintah, mengingat competitive advantage yang
dimiliki BRI berupa jaringan unit kerja real time on-
line yang terbesar di Indonesia serta pengalaman
dalam bisnis mikro, membuat BRI mampu menyalurkan
kredit ini dengan mudah, namun dengan kualitas
kredit yang tetap terjaga.
Apabila dilihat secara nasional, proporsi penyaluran
KUR BRI dibandingkan nasional mencapai 48,86% dari
total nominal penyaluran KUR serta 93,10% dari total
peminjam KUR.
Dampak KeuanganSampai dengan akhir tahun 2012, BRI telah melayani
lebih dari 7,14 juta dengan total penyaluran
KUR mencapai Rp59,30 triliun. Pada Desember
2012, outstanding KUR BRI adalah Rp19,88 triliun
meningkat 30,71% dari tahun 2011 yang tercatat
sebesar Rp15,21 triliun. Dalam hal jumlah debitur
KUR, pada akhir tahun 2012 tercatat sebesar 2,20
juta orang meningkat 11,68% dari tahun sebelumnya
yang tercatat sejumlah1,97 juta orang. BRI berhasil
menjaga kualitas KUR dibawah 3%, pada akhir tahun
2012 tercatat NPL KUR adalah 2,04%.
Hal ini menunjukkan peranan BRI yang cukup
signifikan dalam meningkatkan financial inclusion di
Indonesia dan secara tidak langsung meningkatkan
taraf hidup kesejahteraan masyarakat yang berada di
lingkungan usaha BRI.
Kredit Program LainnyaSebagai bank yang mempunyai eksistensi di seluruh
wilayah Indonesia, maka BRI berada pada garda
terdepan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
di suatu daerah. Dengan mempertimbangkan hal itu,
maka dalam menentukan keberhasilan suatu kredit
program, BRI mempunyai peranan paling penting.
Hal yang sama terjadi pada penyaluran Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), dengan tujuan
mendukung program bidang ketahanan pangan
di Indonesia, BRI melakukan penyaluran Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi
Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi
Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non
Kemitraan. Skim kredit KKP-E telah banyak membantu
petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam
meningkatkan produksi pertanian mereka.
Dampak KeuanganSampai dengan tahun 2012 BRI telah menyalurkan
kredit KKP-E kepada 18.609 Kelompok Petani/
Peternak/Pembudidaya/Koperasi untuk meningkatkan
produksi pertaniannya. Total outstanding meningkat
24,87% dari Rp1,97 triliun pada tahun 2011 menjadi
sebesar Rp2,46 triliun pada tahun 2012.
312 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Program CSR Perusahaan BRI merupakan program
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kondisi
sosial masyarakat yang berada di lingkungan
perusahaan. Pada tahun 2012, fokus penyaluran CSR
BRI adalah penataan lingkungan hidup masyarakat
terutama fasilitas rumah tinggal yang merupakan
salah satu kebutuhan pokok masyarakat. BRI bekerja
sama dengan UGM dan LSM Rumah Ekonomi Rakyat
melaksanakan program renovasi rumah tidak layak
huni. Program ini merupakan program hibah bantuan
dana CSR dengan konsep community participatory
program. Community participatory adalah pelaksanaan
kegiatan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat dan
melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan adanya
keterbatasan dana, waktu eksekusi, dan tenaga,
keterlibatan pihak masyarakat dinilai mampu menutupi
kekurangan yang ada. Dari sisi konsultan desain,
masyarakat sangat membantu dalam hal penyampaian
ide dan informasi akan kebutuhan rumah. Menggali
keinginan masyarakat menjadi salah satu tugas
penting bagi para konsultan desain rumah untuk
menggambarkan secara detil desain yang fungsional.
Program seperti ini telah dilaksanakan dibeberapa
daerah seperti di Limboto-Propinsi Gorontalo, Soreang-
Kabupaten Bandung, Denpasar-Propinsi Bali, Wates-
Propinsi DIY dan Barabai-Propinsi Kalimantan Selatan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)PKBL merupakan tanggung jawab sosial yang
telah diamanahkan pemegang saham BRI yang
pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri
Program CSR Perusahaan
Negara BUMN Nomor PER-20/MBU/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Negara BUMN No. 05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan.
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan PKBL tiap
tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) BRI. Pada tahun 2012, total alokasi
dana bagi realisasi program PKBL yang berasal dari
bagian laba operasi tahun 2011 sesuai keputusan RUPS
tertanggal 28 Maret 2012 adalah sebesar Rp603,32
miliar (4% dari laba bersih tahun buku 2011).
Total Realisasi dana PKBL selama tahun 2012 adalah
sebesar Rp398,98 miliar, terdiri dari penyaluran Dana
Kemitraan sebesar Rp145,97 miliar dan Dana Bina
Lingkungan sebesar Rp253,01 miliar.
Pelaksanaan: di Desa Kricak – Yogyakarta
Tujuan: Renovasi rumah tidak layak serta
membangun partisipasi serta semangat
gotong royong masyarakat
Rumah telah direnovasi: 34 Rumah
Periode Pembangunan:
April – Desember 2012
Pelaksana
Konsultan Desain:
Dosen & Mahasiswa Arsitektur UGM
Pelaksana Renovasi: Masyarakat sekitar
Renovasi Rumah Tidak Layak
313PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Program KemitraanProgram Kemitraan BRI merupakan program pembiayaan
dan pembinaan kepada usaha mikro dan kecil termasuk
koperasi yang memenuhi kelayakan usaha tetapi belum
bisa dilayani dengan skim kredit komersial BRI. Dalam
pelaksanaannya, BRI memandang realisasi program
kemitraan adalah bagian dari upaya mewujudkan misi
perusahaan yaitu “Melakukan kegiatan perbankan
yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat”.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas usaha mikro dan kecil agar menjadi usaha
yang tangguh di kemudian hari. Mitra binaan Pinjaman
Kemitraan adalah embrio nasabah BRI yang nantinya
akan menjadi nasabah komersial BRI.
Selain berupa pemberian fasilitas pembiayaan dengan
persyaratan yang ringan, melalui Program Kemitraan, BRI
juga memberikan program pembinaan kewirausahaan
kepada para mitra binaan. Program pembinaan
dilaksanakan dalam berbagai bentuk, mencakup
pembinaan pengetahuan dasar kewirausahaan,
pengetahuan dasar pemasaran produk, bahkan kegiatan
promosi pemasaran produk dengan mengikutsertakan
mitra binaan pada berbagai pameran produk usaha
mikro baik di tingkat daerah, nasional maupun
internasional. Keikutsertaan pada event pameran selain
bertujuan menambah wawasan para mitra binaan juga
sebagai ajang perluasan pemasaran produknya.
Mengingat mitra binaan adalah embrio nasabah BRI,
maka proses dan seleksi pemberian pembiayaan mitra
dilakukan secara selektif, disesuaikan dengan rencana
jangka panjang Perseroan. Dengan mempertimbangkan
efisiensi proses pembinaan, pengawasan dan
kemudahan pemasaran, BRI kini lebih memfokuskan
penyaluran dana dalam rangka pembentukan kluster-
kluster usaha tertentu.
Dengan mengandalkan pola pembentukan kluster usaha
tersebut, pada tahun 2012 BRI berhasil menyalurkan
dana program kemitraan terhadap 2.431 mitra binaan,
sehingga jumlah mitra binaan BRI sampai dengan akhir
tahun 2012 adalah 19.980 mitra binaan. Total pinjaman
kemitraan yang disalurkan mencapai Rp143,71 miliar
atau meningkat 232,74% dari tahun 2011 yaitu Rp43,19
miliar. Selain itu juga telah disalurkan dana pembinaan
kemitraan senilai Rp2,26 miliar.
Rincian penyaluran dana pinjaman kemitraan
selama tahun 2012 menurut sektor ekonomi adalah
sebagai berikut.
Sektor Usaha Realisasi(dalam Rp miliar)
Komposisi (%)
Industri 8,34 5,80
Perdagangan 50,51 35,15
Pertanian 7,90 5,49
Peternakan 51,16 35,60
Perkebunan 6,76 4,70
Perikanan 10,61 7,38
Jasa 6,30 4,38
Lainnya 2,14 1,49
Sub Total 143,71 100,00
Dana Pembinaan 2,26 -
Total 145,97 100,00
Program Pemberdayaan Masyarakat- Kluster Usaha Rumput Laut di Nusa LembonganSalah satu kegiatan pembentukan kluster usaha adalah
kluster usaha rumput laut di Nusa Lembongan Bali. Program
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan dan
budidaya Rumput Laut dilakukan melalui pembuatan
percontohan budidaya Rumput Laut sebanyak 12 titik untuk
Metode Lepas Dasar dan 12 titik untuk Metode Floating
serta pendampingan budidaya dan pengembangan
Kluster Rumput Laut. Bekerjasama dengan Asosiasi Petani
Rumput Laut Propinsi Bali dan akademisi, BRI melakukan
pendampingan kepada para petani tersebut.
Manfaat yang didapat dari Program pemberdayaan ini
adalah:
Adanya perbaikan kualitas produksi rumput laut, 1.
sehingga mampu menaikkan harga jual, dari
sebelumnya Rp3.000/kg menjadi Rp5.000/kg
Peningkatan kapasitas produksi rumput laut, 2.
dengan adanya bantuan permodalan dari Pinjaman
Kemitraan BRI
Pembentukan kelompok usaha, sehingga 3.
mempersingkat rantai serta meningkatkan akses
pemasaran karena adanya rekanan pihak Asosiasi
Petani Rumput Laut Propinsi Bali yang menampung
produksi tersebut.
314 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
BRI PeduliMerupakan realisasi dari Program Bina Lingkungan
yang dilaksanakan oleh BRI. Program BRI Peduli
bertujuan untuk memberdayakan kondisi sosial dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar
wilayah operasional BRI menjadi lebih baik. Sejalan
dengan Peraturan Menteri BUMN No PER-05/MBU/2007
tanggal 27 April 2007 yang telah direvisi dengan
Peraturan Menteri BUMN No. PER-20/MBU/2012
Tanggal 27 Desember 2012 yang menjadi landasan
pelaksanaan PKBL, penyaluran Program BRI Peduli
terbagi ke dalam 6 (enam) jenis kegiatan sesuai obyek
bantuan, yakni sarana umum, sarana pendidikan,
peningkatan kesehatan, sarana ibadah, pelestarian
alam, dan bantuan korban bencana alam.
Sejalan dengan tujuan pelaksanaan PKBL yang salah
satunya adalah membantu mensejahterakan komunitas
dengan menumbuh kembangkan kemampuan ekonomi,
pelaksanaan program BRI Peduli memprioritaskan
kegiatan pada tiga bidang utama yang diharapkan
memberi dampak jangka panjang yang saling
mendukung dengan penyaluran dana kemitraan.
Ketiga bidang tersebut adalah bidang kesehatan,
pendidikan dan sarana umum.
Dalam merealisasikan program Bina Lingkungan,
BRI selain melakukan proses penyaluran sendiri dan
melalui program BRI Peduli, juga bergabung dalam
program BUMN Peduli. Realisasi penyaluran dana Bina
Lingkungan yang dilaksanakan selama tahun 2012,
terdiri dari Bina Lingkungan BRI Peduli sebesar Rp79,06
miliar dan Bina Lingkungan BUMN Peduli sebesar
Rp173,95 miliar dengan rekapitulasi sebagai berikut.
Penyaluran Bina Lingkungan
Realiasi 2012dalam Rp miliar
Komposisi BRI Peduli
BRI Peduli 79,06 100,00%
Sarana Umum 11,86 15%
Bencana Alam 0,85 1,08%
Pendidikan 37,98 51,24%
Kesehatan 19,04 20,84%
Sarana Ibadah 8,14 10,35%
Pelestarian Alam
1,19 1,48%
BUMN Peduli 173,95
Total 253,01
BRI Peduli Sarana Umum
BRI memberikan bantuan dengan memperbaiki dan
membangun sarana umum yang diperlukan oleh
masyarakat diantaranya dalam bentuk perbaikan pasar
tradisional yang dikemas dalam kegiatan BRI Peduli
Pasar Rakyat, perbaikan dan pembangunan sarana
sanitasi dan kebersihan, perbaikan fasilitas transportasi,
dan lain-lain. Total penyaluran BRI Peduli untuk sarana
umum di tahun 2012 adalah sebesar Rp11,86 miliar.
Flow chart program Pemberdayaan Masyarakat Melalui PengembanganBudidaya Rumput Laut di pulau Nusa Lembongan - BRI
Tim Pendamping(Asosiasi)
Pembayaran Pinjaman kelompok petani(dari pemotongan hasil penjualan)
Hasil Produksi
Peran:Sosialisasi1. Survey2. Percontohan3. Pendampingan4. Monitoring5. Off 6. Taker (membeli hasil produksi)
Kelompok Petani
DKP Prov. Bali Bank BRI Koordinasi Kementrian BUMN
315PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
BRI Peduli Bencana Alam
Sebagai bentuk kepedulian BRI dalam membantu
korban bencana alam, BRI memberikan bantuan
tanggap darurat melalui unit kerja terdekat di lokasi
terjadinya bencana. Di tahun 2012, BRI menyalurkan
bantuan sebesar Rp852 juta untuk penanggulangan
bencana alam. Bantuan yang disalurkan meliputi
pengadaan bahan makanan, kebutuhan sandang, obat-
obatan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya.
BRI Peduli Pendidikan
Sebagai perusahaan yang menyadari betul pentingnya
kualitas pendidikan bagi generasi bangsa, BRI berusaha
untuk memberikan manfaat dan meningkatkan kualitas
pendidikan salah satunya dengan Program BRI Peduli
Pendidikan. Bantuan yang telah disalurkan BRI dalam
rangka BRI Peduli Pendidikan di tahun 2012 mencapai
Rp37,98 miliar. Bantuan ini diberikan dalam bentuk
beasiswa, rehabilitasi sekolah, dan pengadaan fasilitas
belajar bagi siswa dan sekolah yang membutuhkan.
BRI Peduli Kesehatan
Salah satu wujud kepedulian BRI dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah
berperan serta dalam kegiatan BRI Peduli Kesehatan.
Total dana yang disalurkan di tahun 2012 untuk kegiatan
menyangkut kesehatan adalah sebesar Rp19,04 miliar
dalam bentuk bakti sosial pelayanan kesehatan gratis
di lebih dari 147 unit kerja BRI dalam memperingati
HUT BRI ke-117 tahun, bantuan Puskesmas keliling,
pengadaan ambulans, pembangunan Posyandu, dan
kegiatan lainnya.
BRI Peduli Sarana Ibadah
Dalam rangka memberikan kenyamanan beribadah dan
meningkatkan kualitas spiritual masyarakat di sekitar
unit kerja, BRI berusaha membenahi dan memberikan
bantuan pembangunan dan perbaikan sarana ibadah
serta kegiatan peribadatan lainnya. Total bantuan yang
disalurkan melalu BRI Peduli Sarana Ibadah di tahun
2012 adalah sebesar Rp8,14 miliar yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas peribadatan.
BRI Peduli Pelestarian Alam
Kegiatan yang dilakukan BRI dalam memelihara
lingkungan dan kualitas udara diwujudkan dalam
penanaman pohon melalui partisipasi seluruh karyawan
BRI dalam kegiatan penanaman pohon produktif di lahan
sekitar unit kerja BRI. Dana yang telah disalurkan untuk
kegiatan ini di tahun 2012 adalah sebesar Rp1,19 miliar.
Program Bina Lingkungan BUMN PeduliSebesar 30% dari dana Bina Lingkungan yang tersedia
telah dialokasikan BRI untuk kegiatan Bina Lingkungan
BUMN Peduli dengan ruang lingkup kegiatan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN. Total dana
Program Bina Lingkungan di tahun 2012 yang disalurkan
adalah sebesar Rp173,95 miliar untuk mendanai
kegiatan pasar murah sembako di seluruh propinsi serta
pelestarian alam di propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dampak Perubahan AturanDengan adanya perubahan aturan Peraturan Menteri
BUMN No PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 yang
telah direvisi dengan Peraturan Menteri BUMN No.
PER-20/MBU/2012 Tanggal 27 Desember 2012 perihal
Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang
menjadi landasan dalam pelaksanaan PKBL, maka terdapat
beberapa perubahan yang akan terjadi pada pelaksanaan
PKBL, yaitu dana PKBL yang telah disisihkan dari Laba Bersih
Perseroan berdasarkan putusan RUPS, dari sebelumnya
terdapat proporsi 30% dialokasikan kepada program Bina
Lingkungan BUMN Peduli, maka saat ini seluruhnya akan
dialokasikan menjadi dana PKBL BUMN Pembina.
PerMen BUMN No PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007
PerMen BUMNNo. PER-20/MBU/2012 Tanggal 27 Desember 2012
Alokasi dana PKBL- 70% menjadi
dana PKBL BUMN Pembina
- 30% menjadi dana Program BUMN Peduli
Seluruh dana menjadi dana PKBL Pembina
317PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Informasi Perusahaan
Profil Komisaris•Profil Direksi•Profil Komite Dewan Komisaris•Profil Sekretaris Perusahaan•Profil Kepala Audit Intern•Daftar Pejabat Senior•Alamat Kantor•Unit Kerja •Alamat Kontak bagi Pembaca•
318 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Profil Komisaris
Bunasor Sanim Mustafa Abubakar
Warga Negara Indonesia, 67 tahun. Memulai periode jabatan pertama pada tanggal 19 Mei 2005, sebagai Komisaris Independen, kemudian diangkat sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen BRI sejak 30 Mei 2006. Bertugas kembali untuk periode jabatan kedua mulai tanggal 28 April 2011, sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen.
Saat ini mengajar sebagai Dosen tetap untuk Program Sarjana dan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Aktif dalam berbagai organisasi antara lain Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Anggota Dewan Penasihat International Center for Analysis of Finance and Economic (InterCAFE), Anggota Penasihat Asosiasi Bank Islam Seluruh Indonesia (Asbisindo), Ketua 1 Dewan Pupuk Indonesia (DPI) dan Ketua 1 Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA). Pernah menjabat sebagai Consortium Coordinator on Agriculture and Natural Resources dari SEARCA-SEAMEO (1989-2002) dan Senior Scientist Partnership, Kerjasama IPB-University of Gottingen (Jerman).
Meraih gelar Insinyur dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1972), gelar M.Sc bidang Agricultural Economics dari University of the Philippines Los Banos (1982), dan Ph.D. dalam bidang Resource Economics dari University of the Philippines Los Banos (1986). Melaksanakan Post Doctoral Programme di Harvard Institute of International Development (HIID), Harvard University, Cambridge, Amerika Serikat (Juni-Juli 1994).
Warga Negara Indonesia, 63 tahun, mulai menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama BRI sejak 28 Maret 2012. Pernah menjabat sebagai Menteri Negara BUMN (2009-2011), Direktur Utama Perum Bulog (2007-2009), Gubernur Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (2005-2007), Inspektur Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan (2001-2005) dan Inspektur Jenderal Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (1999-2001). Meraih gelar Insinyur dalam bidang Manajemen Sumber Daya Perairan dari Institut Pertanian Bogor (1977), gelar M.Si bidang Teknologi Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2002), dan Doktor bidang Teknologi Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2004).
319PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Vincentius Sonny Loho Hermanto Siregar
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris BRI sejak 28 Maret 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Pernah menjabat sebagai Direktur Akuntansi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2008-2011), Direktur Pembinaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2006-2008) dan Kepala Sub Direktorat Konsolidasi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2004-2006).
Meraih gelar Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1980), gelar Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1987), dan Master of Public Management dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh Amerika Serikat (1998).
Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 28 April 2011. Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Sumber Daya dan Pengembangan dan Guru Besar Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor, Anggota Komite Ekonomi Nasional Republik Indonesia, Ketua PERHEPI, dan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (2007), Komisaris Utama PT PNM (2008-2011), Sekjen Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) (2007-2011), Sekjen Asia Pacific Agricultural Policy Forum (2007-2009), Anggota Forum Masyarakat Statistik (2007-2009), serta Direktur Akademik Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (2005-2008).
Meraih gelar Insinyur dari Fakultas Pertanian, IPB (1986), gelar M.Ec bidang Agricultural Economics dari University of New England, Armidale Australia (1991), dan Ph.D. dalam bidang Economics dari Lincoln University, Selandia Baru (2003).
320 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Heru Lelono Aviliani
Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Managing Director PT Telesera (Rajawali Corp.) (1995-1998) dan Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Jaya Abadi Surabaya (1993-1995). Saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia.
Meraih gelar Sarjana Muda Teknik Arsitektur dari Universitas Katolik Soegijapranata tahun 1983.
Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Memulai jabatan sebagai Komisaris Independen Bank BRI untuk periode kedua sejak 20 Mei 2010, sedangkan periode pertama dimulai sejak Mei 2005. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Ketua Indonesia Society of Independent Commissioners (ISICOM), Pengurus Perbanas Pusat, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Pengurus Bidang Keuangan dan Investasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Penasihat KADIN Bidang Hubungan Kerjasama Indonesia – Singapura, dan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (2004-2005), Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina (2002-2005), Dosen bidang Ilmu Manajemen STIE Perbanas dan beberapa Perguruan Tinggi lain (1986-2005), Sekretaris Umum Konsorsium Lembaga Pengabdian PTS se-Indonesia (2000-2003), dan Pembantu Ketua II Bidang Keuangan dan SDM STIE Perbanas (2000-2002).
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta (1985), gelar Master bidang Administrasi Niaga dari Universitas Indonesia (1995), dan gelar Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2012).
321PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Adhyaksa Dault Ahmad Fuad
Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2004-2009) dan Komisaris di beberapa perusahaan (1995-2002).
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta (1989), gelar Magister Pembangunan Masyarakat dari Universitas Indonesia Jakarta (1999), dan gelar Doktor bidang Teknik Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2007).
Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris BRI sejak 28 Maret 2012. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Hukum Bank Indonesia (2008-2012), Direktur Investigasi dan Mediasi Perbankan Bank Indonesia (2005-2008) dan Deputi Direktur Hukum Bank Indonesia (2001-2005).
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, Jakarta (1982) dan gelar MBA bidang Finance dari University of Adelaide, Australia (1995).
322 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Profil Direksi
Sofyan Basir Sarwono Sudarto
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur Utama untuk periode pertama sejak tanggal 17 Mei 2005 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia.
Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta pada tahun 1980 dan gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Ganesha Jakarta pada tahun 2010. Pada bulan Desember 2012 mendapat gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ekonomi, Sosial dan Perbankan dari Universitas Trisakti Jakarta. Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya Eksekutif Manajemen Risiko (Denpasar); Islamic Finance Forum (Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta); Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute Banking & Finance.
Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur untuk periode pertama sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1976 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya Kepala Divisi Treasury, Kepala Divisi Renstra, Kepala Audit Intern, Kepala Divisi Bisnis Ritel, Wakil Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan, Pemimpin Cabang Palembang Sriwijaya, Guest Officer Sanwa International Finance Ltd. Hongkong, Treasury Manager dan Chief Dealer BRI Finance Ltd. Hongkong.
Meraih gelar Sarjana di bidang Administrasi Niaga dari Universitas Diponegoro (1975), gelar MBA dari Tulane University New Orleans, Amerika Serikat (1987), dan gelar Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2011). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan antara lain seperti Pasar Modal (Tokyo); Sertifikasi Manajemen Risiko–BSMR (Singapura); sebagai Asesor Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko dari BNSP; LEMHANNAS RI, SESPIBANK (Jakarta); Credit Manager; dan Organization Management. Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang microfinance di Thailand dan APEC Meeting di Chile (2004) serta dalam berbagai roadshow maupun Investor conference di London, Hong Kong serta Singapura.
323PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Achmad Baiquni Sulaiman Arif Arianto A. Toni Soetirto
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BNI. sejak tahun 1984 dan menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun investor conference di London, New York, Singapura, Tokyo, Hong Kong dan Middle East.
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Memulai jabatan periode pertama sebagai Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sejak 30 Mei 2006, kemudian menjabat sebagai sebagai Direktur sejak 12 Oktober 2009. Terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Agribisnis, Kepala Divisi Bisnis Umum, Pemimpin Wilayah Denpasar, dan Pemimpin Wilayah Jakarta.
Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (1981) dan gelar MBA dari University of New Orleans, Amerika Serikat (1991). Mewakili BRI dalam berbagai organisasi seperti APRACA, UN advisor for Inclusive Financial System dan Micro Finance Network. Pembicara berbagai seminar internasional UMKM, antara lain Asian Banking Forum (Jakarta), APEC SME Working Group (Bali), Financial Technology Conference (Singapura), Microfinance Sustainability, APRACA (Kunming), APO Forum, Micro Banking and Risk Management Workshop (Beijing), Asia Pacific Regional Microcredit Summit (Bali) dan International Microfinance Conference (IMC) 2012 di Yogyakarta. Mewakili BRI dalam beberapa Investor Conference yang berlangsung di dalam maupun luar negeri seperti Amerika Serikat, Hong Kong, dan Singapura.
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Memulai periode pertama jabatan Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir perbankan bersama Bank Duta pada tahun 1983, kemudian tahun 1985 bergabung dengan Bank Bukopin. Sebelumnya telah menduduki berbagai jabatan manajerial di Bank Bukopin seperti Direktur Bisnis Komersial, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Group Head Credit and Marketing Financial Institutions.
Pada tahun 1981, meraih gelar Sarjana Pertanian Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor. Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus, dan seminar perbankan seperti CRM and Intelligence Banking EFMA (Barcelona); The Future Face of Marketing (Australia); Self-Service Banking, EFMA (Barcelona); The Branch of the future, EFMA (Barcelona); Structured Trade and Export Finance in Asia Conference, Euromoney, JP Morgan and Citigroup (Singapura); The Strategic Board, Australian Institute of Company Director (Australia); Comparative Study for Trade Financing and Risk Management – Deutche Bank (Jerman); dan Certified Wealth Manager - Erasmus Heuis Netherlands (Belanda).
324 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Lenny Sugihat Asmawi Syam Suprajarto
Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Memulai jabatan periode pertama sebagai Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Karir perbankan dimulai bersama BRI sejak tahun 1981 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial antara lain sebagai Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kepala Divisi Agribisnis, dan Kepala Divisi Renstra.
Meraih gelar Sarjana di bidang perikanan dari Institut Pertanian Bogor (1979) dan MBA dari University of Houston, Amerika Serikat (1993). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan antara lain Credit Risk Management BRI – Citibank; The Advanced Management Program for Overseas Bankers (AS); Problem Loan and Loan Syndication Training (Sydney); SESPIBANK (Jakarta); Strategic Management in Banking Programme (Prancis); The World Bank Conference “ The Role of State-Owned Banks” (AS); Sertifikasi Manajemen Risiko – BSMR (Denpasar); World Bank/IMF 2002 Annual Meeting (AS); Seminar ”Program Management Office” (Jakarta); 33rd Asean Banking Council Meeting (Bali); Seminar ”Rethinking The East Asia Miracle” (World Bank Jakarta); Seminar ”Bank Risk Management and Basel II Capital Requirements” (Jakarta); dan Pelatihan Uji Kompetensi oleh BNSP sebagai Asesor Kompetensi (Jakarta).
Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007 dan diangkat kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 Maret 2012. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1980 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Bisnis Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, dan Pemimpin Wilayah Denpasar.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar (1979) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2003). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti From State Owned Enterprise to World Class Competitors Creatif Innovative and State Owned Firms (Filipina); Card and Payment – European Financial Management Marketing EFMA (Paris); Restrukturisasi & Peningkatan Kinerja BUMN (Jakarta); Strategic Leadership – Mastercard International (Bangkok); World Congress on IT Information (Australia); Asset and Liability Management, Credit Risk Management & International Banking (Brussel); dan SESPIBANK (Jakarta).
Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007 dan diangkat kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 Maret 2012. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan, Wakil Pemimpin Wilayah Jakarta, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar di Indonesia.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta (1982) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2001). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti Customer Relationship Management (Paris); Seminar the Branch of the Future (Barcelona); Seminar The 5th Annual Asia Pacific Mobile Payments (Bangkok); SESPIBANK (Jakarta); Pendidikan Pengembangan Eksekutif Manajemen (Jakarta); Seminar Marketing (Sydney); Seminar Delivery Channel Strategy The Branch & Beyond (Kuala Lumpur); dan Seminar Branch of the Future Revamping the Branch for the Technology Driven World (London).
325PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Djarot Kusumayakti Randi Anto Gatot Mardiwasisto
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki jabatan manajerial seperti Komisaris Utama PT BTMU BRI Finance, Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Semarang, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Padang.
Meraih gelar sarjana di bidang Ekonomi Perusahaan dari Universitas Islam Indonesia (1982) dan gelar Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Airlangga, Surabaya (2000). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Sespibank – LPPI (Jakarta), Credit Risk Management Training (Semarang), Senior Banker Development Course - Bank of America (Jakarta), Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan (Jakarta), dan Financial Lecture – Bisnis Indonesia (Jakarta). Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang Microfinance dalam The Key Success on Sustainable Microfinance Program di Microfinance Network (MFN) 17th Meeting Conference Riveria Maya di Cancun (Meksiko), dan pembicara dalam The Role of Microsaving on Sustainable Microfinancing di Global Microcredit Summit di Valladolid (Spanyol).
Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 28 April 2011. Telah menduduki jabatan manajerial di BRI seperti Kepala Divisi MSDM, Pemimpin Wilayah BRI Palembang, Kepala Divisi Administrasi Kredit, dan Kepala Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1984) dan gelar MBA dari St. Louis University, USA (1994). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Pro Active Operational Risk Management (Jakarta), Sespibank (Jakarta), World Class Leadership Mentoring Coaching (Jakarta), dan Credit Appraisal for Small Medium Individu (Tokyo).
Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 28 September 2011. Sebelumnya pernah menjabat Direktur Usaha Niaga Farmasi, Kantor Meneg. PBUMN & BKPM, Direktur Keuangan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Asisten Deputi membidangi Usaha Perbankan Kementerian BUMN, dan Komisaris BTN.
Meraih gelar Sarjana Hukum Ekonomi/Bisnis dari Universitas Indonesia (1985) dan gelar Magister Management dari Ecole Superieure Lyon Prancis (1989). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diantaranya Property Appraisal (Taiwan), Urban Finance and Taxation (Taiwan), Manajemen Keuangan oleh Institute International d’Administration Public (Paris), Strategic Planning (Jakarta), Lokakarya Privatisasi dan Corporate Governance BUMN (Jakarta), International Conference Bara Risk Forum 2010 (Bali), Executive Risk Management Refresher Program (Paris), Seminar Sharpening Leadership for Senior Executive (Jakarta), dan Global Islamic Finance Forum (Kuala Lumpur).
326 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Profil Komite Dewan Komisarisdiluar anggota Komisar is
H.C. Royke Singgih
Komite Audit
Dedi Budiman Hakim Syahrir Nasution
Warga negara Indonesia, umur 52 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Oktober 2005. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di PT Bank IFI Jakarta, PT PAN Indonesia Bank Jakarta, dan PT Krakatau Steel Cilegon.
Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1986), gelar Magister Manajemen bidang Keuangan dan Perbankan dari Universitas Indonesia, Jakarta (2000), Sertifikat Khusus bidang Manajemen Strategis Program Pra-Doktoral Universitas Indonesia, Jakarta (2004), dan gelar Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor, Bogor (2012).
Warga negara Indonesia, umur, 48 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2005. Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor dan peneliti di Center for Applied Economics and Finance IPB, Bogor.
Memperoleh gelar Sarjana bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bogor (1988), gelar Magister bidang Ekonomi Pertanian dari Massey University Palmerston North, Selandia Baru (1994), dan gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian dari Georg-August-Universitaet Goettingen, Jerman (2004).
Warga negara Indonesia, umur 60 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2008. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di BPKP, Jakarta s/d 1990, berkarir di BRI sejak 1990-2008 dalam bidang audit dan terakhir menjabat sebagai Inspektur Kantor Inspeksi BRI Jakarta.
Memperoleh gelar Sarjana EkonomiAkuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta (1981).
Ridwan Darmawan Ayub
Komite Pengawasan Manajemen Risiko
I Gde Yadnya Kusuma Pamuji Gesang Raharjo
Warga negara Indonesia, umur 50 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak 2006. Sebelumnya berkarir di Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi.
Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1985), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Mercu Buana, Jakarta (2008).
Warga negara Indonesia, umur 58 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Juli 2010. Sebelumnya berkarir di Bank Indonesia dalam berbagai posisi dan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Direktur Riset dan Analisis.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta (1993) dan gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2006).
Warga negara Indonesia, umur 44 tahun. Aktif kembali sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI sejak bulan September 2011, sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI untuk periode 2007-2010. Sebelumnya berkarir di Bank BNI, Bank Danahutama, Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi, dan di Perum Pegadaian sebagai General Manager Manajemen Risiko (Juni 2010 - Maret 2011). Aktif sebagai pengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta (1996), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Risiko dari Universitas Indonesia, Jakarta (2003). Saat ini tengah menyelesaikan Program Doktor bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2010).
327PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Ganefi
Komite Nominasi dan Remunerasi
Kanyatama P. Mulyono Asep Ikhsan Iskandar
Warga negara Indonesia, umur 49 tahun. Berkarir di BRI sejak 1989 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Pejabat Kepala Divisi Kebijakan dan Manajemen Sumber Daya Manusia BRI.
Memperoleh gelar Sarjana Administrasi Fiskal dari FISIP Universitas Indonesia, Jakarta (1989), dan gelar Master of Business dari Monash University, Australia (1994).
Warga negara Indonesia, umur 40 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Sebelumnya berkarir sebagai Auditor di Haga Bank dan Kantor Akuntan Publik KPMG, dan dilanjutkan sebagai konsultan dan Pengajar di Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-FEUI).
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1996), dan Magister Sains bidang Psikologi Industri dan Organisasi dari Universitas Indonesia (2004).
Warga negara Indonesia, umur 40 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Berkarir di BRI sejak 1998 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Staf di Divisi Operasional Sumber Daya Manusia BRI.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Pasundan Bandung (1996).
Muhamad Ali
Ali Mudin
Profil Sekretaris Perusahaan
Profil Kepala Audit Intern
Warga negara Indonesia, 47 tahun. Memimpin Sekretariat Perusahaan sejak 1 Januari 2010 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nokep. 20-DIR/SDM/12/2009 tanggal 14 Januari 2010. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1987, dan memulai karir di BRI sejak 2 Juni 1988. Dalam perjalanan karirnya, pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan pada tahun 2008 dan Kepala Biro Direksi pada tahun 2009.
Pengangkatannya sebagai Sekretaris Perusahaan dilakukan oleh Direksi BRI dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank Umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat No: B.02-SKP/DHI/01/2010 tanggal 27 Januari 2010 mengenai Penggantian Sekretaris Perusahaan.
Warga negara Indonesia, umur 55 tahun. Menjabat sebagai Kepala Audit Intern BRI sejak bulan September 2008. Berkarir di BRI sejak 1990 dalam berbagai posisi, diantaranya Kepala Divisi Logistik, Pemimpin Wilayah Aceh, Kepala Divisi Hukum dan Pimpinan Cabang BRI di berbagai wilayah. Sejak tahun 2006 mendapatkan berbagai penugasan, seperti Komisaris di PT Beringin Karya Sejahtera (2006-2009) dan Komisaris Utama di PT Asuransi Jiwa Beringin Jiwa Sejahtera (2009 – Sekarang).
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung (1981), dan Magister Manajemen bidang Manajemen Pemasaran dari Universitas Padjadjaran Bandung (2006). Telah mengikuti berbagai training dan pelatihan baik di dalam maupun luar negeri seperti European Conference Amsterdam: Internal Audit A’la Carte (2012), Intl. Conference: Auditing through Leadership, Atlanta-USA (2010) dan Seminar Enhancing Internal Audit’s Role: Gaining Stakeholder’s Confidence through the Global Economic Crisis – Bali (2009).
328 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kepala DivisiKepala Divisi Administrasi Kredit Arief Tjatur Widodo
Kepala Divisi Agribisnis Kuswiyoto
Kepala Divisi AMK Irwan Rinaldi
Kepala Divisi ARK Susy Liestiowaty
Kepala Divisi Bisnis BUMN 1 M. Sodo Harisetyanto
Kepala Divisi Bisnis BUMN 2 Benni O. Kailani
Kepala Divisi Bisnis Internasional Isnen Sutopo
Kepala Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 1 Tri Wintarto
Kepala Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 2 Johanes Saragih
Kepala Divisi Kebijakan & Pengembangan Bisnis Mikro Agus Katon ES
Kepala Divisi Bisnis Program & Kemitraan Teten Djaka Triana
Kepala Divisi Bisnis Ritel & Menengah Khairullah
Kepala Divisi Bisnis Umum Dedy Ihsan*
Kepala Divisi Dana Jasa Widodo Januarso
Kepala Divisi Diklat Retno Surdini
Kepala Divisi Hubungan Lembaga 1 I Komang Sudiarsa
Kepala Divisi Hubungan Lembaga 2 Agus Noorsanto
Kepala Divisi Hukum Hadi Susanto
Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro Anita Retnani*
Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Retail R. Sophia Alizsa
Kepala Divisi Kartu Kredit Mohamad Helmi
Kepala Divisi Kepatuhan M. Jarot Eko Winarno
Kepala Divisi Kredit Konsumer Joice Farida Rosandi
Kepala Divisi Layanan Luki Presisa Budi Utami
Kepala Divisi Manajemen Aktiva Tetap & Logistik Wisto Prihadi
Kepala Divisi Pengadaan Barang & Jasa Pelayanan Sunuaji Noor Widiyanto
Kepala Divisi Manajemen Risiko Rico Rizal Budidarmo
Kepala Divisi Marketing Communication A. Firman Taufick
Kepala Divisi Kebijakan & Pengembangan SDM Ganefi
Kepala Divisi Operasional SDM Siswarin Dwi Hendarsapti
Kepala Divisi Pengelolaan Pekerja Kontrak Outsourcing Denny Arsamanggala
Kepala Divisi Perencaan Strategis Hexana Tri Sasongko
Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah Edi Priyono*
Kepala Divisi Sentra Operasi Edy Utomo
Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Muhamad Ali
Kepala Divisi Treasury Henri*
Kepala Divisi Teknologi Sistem Informasi zulhelfi Abidin
* Pejabat sementara
329PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
Inspektur
1. Inspektur Bandung Windiartono
2. Inspektur Banjarmasin Sutardjo
3. Inspektur Denpasar Suindiyo
4. Inspektur Jakarta 1 Hartono Sukiman
5. Inspektur Jakarta 2 Sulistianto
6. Inspektur Jakarta 3 Umi Haryati
7. Inspektur Makassar Yan Budiatmoko
8. Inspektur Jayapura Wahyu Waluyo
9. Inspektur Malang Saptono Siwi
10. Inspektur Manado Siswanto
11. Inspektur Medan M. Fankar Umran (PGS)
12. Inspektur Padang di Pekanbaru Khairi Setiawan
13. Inspektur Palembang Rusli Witjahjono
14. Inspektur Semarang zainudin Mappa
15. Inspektur Surabaya Mudjiharno
16. Inspektur Yogyakarta Eka Sriyantini
Pemimpin Wilayah
1. Pemimpin Wilayah Banda Aceh Abing Rabani
2. Pemimpin Wilayah Bandung Pardiman
3. Pemimpin Wilayah Banjarmasin zainuddin Latif
4. Pemimpin Wilayah Denpasar Irianto
5. Pemimpin Wilayah Jakarta 1 Mohammad Irfan
6. Pemimpin Wilayah Jakarta 2 Albert Radjagukguk
7. Pemimpin Wilayah Jakarta 3 Eko Wahyu Andriastono
8. Pemimpin Wilayah Jayapura Priyastomo
9. Pemimpin Wilayah Makassar Adhy Kusnandar
10. Pemimpin Wilayah Malang Mardiwibawa
11. Pemimpin Wilayah Manado Osbal Saragi Rumahorbo
12. Pemimpin Wilayah Medan Endra Sasmito Soengkowo
13. Pemimpin Wilayah Padang Achmad Chumaidi
14. Pemimpin Wilayah Palembang Budi Satria
15. Pemimpin Wilayah Pekanbaru I Made Suprateka Y.
16. Pemimpin Wilayah Semarang Achmad Chairul Ganie
17. Pemimpin Wilayah Surabaya Donsuwan Simatupang
18. Pemimpin Wilayah Yogjakarta Triyana
Pemimpin Cabang Luar Negeri
1 Kantor Cabang Luar Negeri New York Haru Koesmahargyo
Pemimpin Cabang Khusus
1 Kantor Cabang Khusus Sis Apik Wijayanto
Daftar Pejabat Senior
330 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Kantor Alamat Kota Telepon Facsimile
Kantor pusat Gedung BRI IJI. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta (021) 2510244, 2510254 (021) 2500065, 2500077
Banda Aceh JI. Cut Meutia No 17 Banda Aceh (0651) 22822 (hunting) (0651) 23487, 22352
Medan JI. Putri Hijau No. 2A Medan (061) 45256666, 4528323 (061) 4525601
Padang JI. Bagindo Azis Chan No. 30(sementara) JI. Dr. Moh. Hatta No. 01, Pauh
Padang (0751) 31964-68, 31970, 31970/(sementara)(0751) 778907
(0751) 778905
Pekanbaru Jend Sudirman Blok E Kavling No.01, Rt.01, Rw.01,Kel. Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya
Pekanbaru (0761) 44494, 35351, 33149 (0761) 44533, 34875
Palembang JI. Kapten A. Rivai No.15 Palembang (0711) 313411 (0711) 312262
Jakarta 1 JI. Veteran No. 8 Jakarta Pusat (021) 3840802 (021) 3453685
Jakarta 2 Gedung Wilma 2” Lt.I Gatot Subroto Kav. 9 - 11
JakartaSelatan
(021) 52920581, 52920585 (021) 52920586, 52920587
Jakarta 3 JI S.Parman Kav. G No.9-11, Slipi Jakarta Barat (021) 53653470 (hunting),53653467-69, 53653473-74
(021) 5481766
Bandung JI. Asia Afrika No. 57-59 Bandung (022) 4200356 (hunting) (022) 432038, 4200348,4200368
Yogyakarta JI. Cik Ditiro No. 3 Yogyakarta (0274) 520270, 561403 (0274) 514166
Semarang JI. Teuku Umar No. 24 Semarang (024) 8440728, 8440729,8440730, 84418146
(024) 84473154, 8318463
Surabaya Gedung BRI Tower 20” Lt. 20JI. Jend Basuki Rahmat No.122-138
Surabaya (031) 5324230 (031) 5324033, 5324044,5324840, 5324322
Malang Jl. A Yani Ruko De Panorama Square Kav. A6-A7
Malang (0341) 474949 (hunting) (0341) 474944, 474945,474935
Denpasar JI. Dr. Kusumaatmaja No. 1 Denpasar (0361) 228715, 221979, 236231
(0361) 234796, 264858,225791
Banjarmasin JI. Jend. A.Yani KM 3,5 No. 151 Banjarmasin (0511) 3250256/57, 3268350 (0511) 3251649, 3252992
Makassar JI. Achmad Yani No. 8 Makassar (0411) 3613174, 3612931 (0411) 3655351
Manado JI. Sarapung No. 4-6 Manado (0431) 863592, 863378, 863778
(0431) 862779
Jayapura Gedung Pelni 1” & 2” Lt 1&2JI. Raya Argapura No.15
Jayapura (0967) 524470, 524453 (0967) 524452
Kantor Cabang Khusus Gedung BRI IIJI. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta (021) 5713105 (021) 5707570
- BRI New York Agency- BRI Cayman Island
140 Broadway 36th floorNew York
New York (212) 3793840-3845 (212) 3793850
BRIRepresentativeOffice Hong Kong
Tower 2 Lippo Centre 89 Room 1115, 11/F, Queensway, Admiralty
Hong Kong (85) 2 25271318 (85) 2 28613693
Alamat Kantor
331PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis & Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Informasi PerusahaanInformasi Bagi Investor Tinjauan Operasional
KANWIL BANDA ACEH KANWIL JAKARTA II KANWIL MALANG
10 Kantor Cabang 30 Kantor Cabang 20 Kantor Cabang
13 Kantor Cabang Pembantu 57 Kantor Cabang Pembantu 28 Kantor Cabang Pembantu
10 Kantor Kas 62 Kantor Kas 15 Kantor Kas
132 BRI Unit 177 BRI Unit 485 BRI Unit
24 TerasBRI 53 TerasBRI 134 TerasBRI
4 TerasBRI Keliling 4 TerasBRI Keliling 6 TerasBRI Keliling
KANWIL MEDAN KANWIL JAKARTA III KANWIL DENPASAR
21 Kantor Cabang 31 Kantor Cabang 30 Kantor Cabang
32 Kantor Cabang Pembantu 50 Kantor Cabang Pembantu 20 Kantor Cabang Pembantu
18 Kantor Kas 37 Kantor Kas 12 Kantor Kas
244 BRI Unit 217 BRI Unit 261 BRI Unit
66 TerasBRI 71 TerasBRI 83 TerasBRI
6 TerasBRI Keliling 6 TerasBRI Keliling 6 TerasBRI Keliling
KANWIL PADANG KANWIL BANDUNG KANWIL BANJARMASIN
13 Kantor Cabang 30 Kantor Cabang 28 Kantor Cabang
6 Kantor Cabang Pembantu 37 Kantor Cabang Pembantu 24 Kantor Cabang Pembantu
8 Kantor Kas 57 Kantor Kas 19 Kantor Kas
137 BRI Unit 583 BRI Unit 241 BRI Unit
30 TerasBRI 134 TerasBRI 63 TerasBRI
4 TerasBRI Keliling 8 TerasBRI Keliling 5 TerasBRI Keliling
KANWIL PEKANBARU KANWIL YOGYAKARTA KANWIL MAKASSAR
17 Kantor Cabang 33 Kantor Cabang 36 Kantor Cabang
16 Kantor Cabang Pembantu 32 Kantor Cabang Pembantu 21 Kantor Cabang Pembantu
15 Kantor Kas 47 Kantor Kas 15 Kantor Kas
130 BRI Unit 578 BRI Unit 311 BRI Unit
43 TerasBRI 149 TerasBRI 89 TerasBRI
6 TerasBRI Keliling 8 TerasBRI Keliling 7 TerasBRI Keliling
KANWIL PALEMBANG KANWIL SEMARANG KANWIL MANADO
30 Kantor Cabang 22 Kantor Cabang 14 Kantor Cabang
31 Kantor Cabang Pembantu 26 Kantor Cabang Pembantu 17 Kantor Cabang Pembantu
18 Kantor Kas 45 Kantor Kas 15 Kantor Kas
345 BRI Unit 397 BRI Unit 177 BRI Unit
80 TerasBRI 97 TerasBRI 37 TerasBRI
8 TerasBRI Keliling 7 TerasBRI Keliling 4 TerasBRI Keliling
KANWIL JAKARTA I KANWIL SURABAYA KANWIL JAYAPURA
26 Kantor Cabang 23 Kantor Cabang 13 Kantor Cabang
50 Kantor Cabang Pembantu 32 Kantor Cabang Pembantu 10 Kantor Cabang Pembantu
60 Kantor Kas 18 Kantor Kas 10 Kantor Kas
90 BRI Unit 277 BRI Unit 67 BRI Unit
40 TerasBRI 89 TerasBRI 22 TerasBRI
3 TerasBRI Keliling 6 TerasBRI Keliling 3 TerasBRI Keliling
Catatan:Jumlah Kantor Kas belum termasuk Kantor Kas SSB (SIM, SINK, BPKB) yang berada di Kantor Kepolisian sebanyak 389 unit kerja
Unit Kerja
332 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012
Alamat Kontak Bagi Pembaca
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
KANTOR PUSAT
Gedung BRI IJl. Jenderal Sudirman No. 44-46Jakarta 10210 - IndonesiaTelp. (62-21) 251 0244, 251 0254Fax. (62-21) 250 0065, 250 0077
SEKRETARIAT PERUSAHAAN
Gedung BRI IJl. Jenderal Sudirman No. 44-46Jakarta 10210 - IndonesiaTelp. (62-21) 575 1966Fax. (62-21) 570 0916
WEBSITE
www.bri.co.id