bayi baru lahir
-
Upload
rahadi-fati -
Category
Documents
-
view
178 -
download
10
description
Transcript of bayi baru lahir
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS ( PKK IV )
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
Nama Mahasiswa : Yulius Nuryani
NIM : 0911114178
Ruang Praktik : Rumah Bersalin “Emha Sehati”
Tanggal Praktik : 28-30 Mei 2012
Diagnosa Medis : Bayi Baru Lahir (BBL)
A. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang segera ketika bayi terpisah dari ibunya. Tali
pusat dan plasenta tidak berhubungan dengan bagian tubuh bayi (Hamilton,
2002)
B. KARAKTERISTIK BIOLOGIS BAYI BARU LAHIR
1. Sistem kardiovaskuler
Sistem ini mengalami perubahan yang mencolok setelah lahir
dimana terjadi penutupan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan
duktus venosus. Aretri umbilikus, vena umbilikalis, dan arteri hepatika
menjadi ligamen. Tangisan atau napas pertama yang dilakukan bayi baru
lahir membuat paru-paru berkembang dam menurunkan resistensi vaskuler
pulmonal sehingga darah paru mengalir. Akibatnya tekanan paru menurun
sehingga menyebabkan tekanan atrium menurun. Aliran darah pulmoner
kembali meningkat ke jantung da masuk ke jantung bagian kiri sehingga
tekanan dalam atrium kiri meningkat. Perubahan inilah yang menyebabkan
penutupan pada foramen ovale (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).
Tindakan mengklem atau memotong tali pusat menyebabkan arteri
umbilikalis, vena umbilikalis, dan duktus venosus segera menutup dan
berubah menjadi ligamen. Begitu juga yang terjadi dengan arteri
hipogastrik.
Bunyi dan denyut jantung
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140×/menit saat lahir
(antara 120-160×/menit). Frekuensi denyut jantung bayi baru tidur berbeda
dengan bayi ketika bangun dimana frekuensi saat bangun lebih tinggi dari
saat tidur. Aritmia sinus ketika bayi berusia 1 bulan dikatakan fisiologis
dan indikasi fungsi jantung yang baik (Lowrey, 1986, dalam Bobak,
Lowdermilk, & Jensen, 2004). Bunyi jantung selama periode neonatal
bernada tinggi (high pitch), lebih cepat (short in duration) dan memilik
intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa. Pada
umumnya bunyi murmur yang terdengar dinyatakan tidak patologis dan
menghilang setelah bayi berusia 6 bulan. Titik impuls maksimum (PMI)
berada di ruang interkosta ke-4 dan di sebelah kiri garis midklavikular.
Volume dan tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah tekanan sistolik 60-80 mmHg
dan tekanan distolik 40-45 mmHg. Tekanan darah sistolik sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Volume darah
BBL bervariasi 80-110 ml/kg selama hari pertama danmeningkat 2 kali
lipat pada akhir tahun pertama. BBL memiliki 10% volume darah dan 20%
eritrosit yang lebih banyak dari orang dewasa, tetapi volume plasma 20%
lebih kecil dari orang dewasa.
2. Sistem hematopoesis
Hemoglobin BBL sekitar 14,5-22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi
antara 44%-72% dan hitung SDM sekitar 5-7,5 juta/mm3. Secara berturut-
turut, Hb dan hitung SDM menurun pada akhir bulan pertama mencapai
rata-rata 11-17 g/dl, 4,2-5.2 juta/mm3. Tindakan klem yang terlambat
menyebabkan peningkatan Hb, Ht dan hitung SDM serta meningkatkan
persediaan zat besi karena 80 mL darah plasenta mengandung 50 mg zat
besi (Cunningham, MacDonald, Gant, 1993, dalam Bobak, Lowdermilk, &
Jensen, 2004). Kadar sel darah putih selama masa neonatal sekitar
11.500/mm3. Platelet berkisar antara 200.000-300.000/mm3 dan jumlahnya
sama dengan orang dewasa (Lowdermilk, Wong, Wilson, Hockenberry, &
Perry, 2003).
3. Sistem pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami BBL adalah
penyesuaian sistem pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung
20 mL cairan/kg (Blackburn, Loper, dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen,
2004). Cairan dalam paru bayi keluar setelah pada saat kelahiran
pervaginam dan setelah 1 jam kelahiran.
BBL cukup bulan mempunyai karakteristik pola pernapasan tertentu.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak
teratur (30-60×/menit) disertai apnea singkat (tidak lebih dari 15 detik).
Ketika berusia 3 minggu jika terjadi obstruksi hidung bayi berespon
dengan membuka mulut. Lingkar dada berukuran 30-33 cm. Maturitas
paru-paru janin dapat ditentukan dengan memerikda rasio
Lesitin:Sfingomielin (2:1) dan kadar fosfolipid dalam cairan amnion.
Fosfatidilgliserol (pada minggu ke-35 dan 36) dapat menjadi indikator
utama terhadap maturitas paru. Tanda-tanda distres pernapasan yaitu
retraksi dada, retraksi suprasternal dengan stridor, pernapasan seesaw,
pernapasan <30×/menit atau >60×/menit, pernapasan lambat dan adanya
periode apnea (Lowdermilk, Wong, Wilson, Hockenberry, & Perry, 2003)
4. Sistem ginjal
Ginjal terbentuk pada bulan ke-4 janin. Pada BBL hampir semua
bagian abdomen yang teraba berasal dari ginjal. Ketidakmaturan ginjal
menyebabkan BBL rentan terhadap dehidrasi, edema, asidosis, dan tidak
mampu mengeksresikan obat. BBL mungkin tidak mengeluarkan urine
dalam 12-24 jam. Setelah 12-24 jam, BBL biasanya berkemih 6-10 kali
dengan warna urine pucat.
Bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-60 mL/kg per hari.
Adanya bercak merah muda merupakan hal yang normal yang muncul
akibat kristal asam urat.
5. Sistem pencernaan
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme,
dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana, tetapi terbatas dalam
mencerna lemak. Membran mukosa berwarna merah muda, tidak pucat
atau sianosis. Pengeluaran air liur sering terlihat beberapa jam pertama
setelah lahir. BBL melakukan 3-4 kali isapan kecil setiap kali mengisap.
Saat lahir, pada GIT bayi tidak terdapat bakteri, segera setelah lahir
orifisium oral dan anal memungkinkan bakteri dan udara masuk.
Bising usus dapat didengar 1 jam setelah lahir. Lapasitas lambung
30-90 mL tergantung ukuran bayi. Waktu pengosongan lambung
bervariasi 1-24 jam. Pada neonatal masih dapat terlihat adanya regurgitasi
akibat sfingter kardia dan kotrol saraf lambung yang masih belum matur.
BBL mengalami penurunan tingkat keasaman lambung dalam 1 minggu
dan tetap rendah selama 2-3 bulan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kolik. Bayi yang mengalami kolik tidak dapat tidur, menangis dan tampak
distres di antara waktu makan. Enzim-enzim percernaan telah berfungsi
kecuali enzim amilase dan lipase. Enzim amilase baru diproduksi oleh
kelenjar saliva setelah 3 bulan dan oleh pankreas setelah 6 bulan.
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium.
Sekitar 69% bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan mekonium
dalam 12 jam pertama, 94% dalam 24 jam, dan 99,8% dalam 48 jam
(Blackburn, Loper, 1992, dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).
Tinja bayi yang normal berbentuk lunak, berwarna kuning keemasan, dan
tidak mengiritasi kulit bayi.
6. Sistem hepatika
Hati dan kandung empedeu dibentuk pada minggu ke-4 kehamilan.
Pada BBL hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan iga
karena hati besar. Hati mengatur jumlah bilirubin-tidak terikat dalam
peradaran darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari
pemecahan SDM dan mioglobin di dalam sel otot. Bilirubin dilepas dalam
bentuk tidak terkonjgasi. Bilirubin tak terkonjgasi ini disebut bilirubin
idirek, relatif tidak larut dalam air, dan hampir selurunya dengan albumin.
Bilirubin ini lalu meninggalkan peredaran darah dan masuk ke
ekstravaskuler (misal, kulit, sklera, dan membran mukosa) yang
menimbulkan warna kuning (ikterik). Sementara bilirubin yang
terkonjugasi diubah menjadi urobilin dan sterkobilin yang sebelumnya
terkonjugasi dengan glukoronil tranferase menjadi asam
glukoronat+bilirubin tidak terkonjugasi.
Tempat ikatan albumin serum adekuat tersedia, kecuali jika bayi
mengalami asfiksia neonatorum, cold stress, atau hipoglikemia.
Kebanyakan bayi mengalami hiperbilirubinemia fisiologis. Hal ini terjadi
karena BBL memiliki produksi bilirubin yang tinggi. Jumlah SDM janin
lebih besar dari orang dewasa. Umur SDM janin lebih pendek, 40090 hari
dibanding 120 pada orang dewasa. Adapun kriteria ikterik fisiologis
adalah sebagai berikut:
a. Bayi dalam keadaan baik
b. Bayi aterm, ikterik pertama kali terlihat setelah 24 jam dam hilang
pada akhir hari ke-7.
c. Pada bayi prematur terlihat pertama kali dalam 48 jam dan menghilang
pada hari ke-9.
d. Konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum <12 mg/100 mL
e. Nilai bilirubin direk <1-1,5 mg/100 mL.
7. Sistem imun
Selama 3 bulan pertama, bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang
diterima dari ibu. Semenatra barier alami, seperti keasaman lambung,
untuk mempertahankan kesterilan usus belum berkembang dengan baik
hingga berusia 3-4 minggu. Bayi mulai mensistesis IgG dan mencapai
40% kadar IgG orang dewasa pada usia 1 tahun, sedangkan kadar
maksimal pada usia 9 bulan.
8. Sistem integumen
Kulit bayi baru lahir berwarna kemerahan beberapa jam setelah
lahir dan setelah itu memucat dan normal. Kulit sering terlihat bercak-
bercak, terutama di daerah ekstremitas. BBL memiliki kulit agak ketat dan
tampak gemuk. Lanugo halus dpaat terlihat di wajah, bahu, dan punggung.
Edema wajah dan ekimosis (memar) dapat timbul akibat presentasi
muka/kelahiran dengan forsep. Ptekie dapat timbul jika daerah tersebut
ditekan.
a. Kaput suksedaneum. Edema pada kulit kepala yang ditemukan din
terjadi akibat penekanan pada pembuluh darah setempat sehingga
memperlambat aliran balik vena. Tonjolan edema memanjang sesuai
garis sutura tulang tengkorak dan hilang secara spontan dalam 3-4 hari.
b. Sefalhematoma. Kumpulan darah di antara tulang tengkorak dan
periosteumnya dan tidak pernah melewati garis suturanya. Biasanya
mencapai ukuran maksimal pada hari ke-2 atau ke-3. Sefalhematoma
akan hilang dalam 3-6 minggu. Setelah hematoma lenyap terjadi
hemolisis sehingga rentang mengalami hiperbilirubinemia.
c. Deskuamasi. Pengelupasan kulit yang merupakan indikasi
pascamaturitas.
d. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Sudah ada sejak bayi namun
tidak berfungsi dengan baik. Kelenjar ini aktif ketika produksi androgen
meningkat (masa pubertas).
e. Bintik mongolia. Merupakan daerah pigmentasi biru-kehitaman dapat
terlihat pada semua permukaan tubuh. Lebih sering terlihat pada
punggung dan bokong.
f. Nevi. Disebut juga gigitan burung bangau berwarna merah muda dan
mudah memutih yang terlihat pada kelopak mata bagian atas, hidung,
bibr bagian atas, tulang oksipital bawah, dan tengkuk. Tanda ini akan
lenyap 1-2 tahun.
g. Eritema toksikum. Ruam sementara, memiliki lesi berbagai tahap
makula eritematosa, papula, atau vesikel kecil. Ruam ini hanya terlihat
pada bayi cukup bulan, 3 minggu pertama setelah lahir. Ruam ini tidak
patologis dan tidak perlu diobati.
9. Sistem reproduksi
Pada bayi wanita biasanya tampak ada pengeluaran suatu cairan
mukoid, kadang-kadang pengeluaran bercak darah melalui vagina
(pseudomenstruasi). Hal ini terjadi karena peningkatan kadar estrogen
selama masa hamil. Labia mayora dan minora menutupi vestibulum. Pada
bayi prematur klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka.
Pada bayi laki-laki, testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi
baru lahir laki-laki. Muara uretra dapa ttertutup prespusium dan tidak
dapat ditarik ke belakang selama 3-4 tahun. Terdapat rugae yang melapisi
kantong skrotum. Adanya hidrokel dan biasanya akan mengecil tanpa
pengobatan. Baik pada BBL wanita atau laki-laki akan mengalami
pembengkakan jaringan payudara dan dapat terlihat rabas encer (witch’s
milk).
10. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokauda terjadi pada pertumbuhan tubuh
secara keselauruhan.
11. Sistem neuromuskuler
Refleks Menimbulkan refleks Respons yang khas
Rooting (mengisap dan membuka
Sentuh bibir, pipi, atau sudut mulut bayi dengan
Bayi menoleh ke arah stimulus, membuka mulutnya,
mulut). puting. memasukkan puting dan mengisap.
Menelan Beri minum, menelan biasanya menyertai mengisap dan mendapat cairan.
Menelan biasanya diatur oleh mengisap dan biasnya terjadi tanpa tersedak, batuk atau muntah.
Menggengam telapak tangan, telapak kaki
Tempatkan jari pada telapak tangan atau kaki
Jari-jari bayi menggengam jari pemeriksa, jari kaki menekuk ke bawah.
Menjulurkan lidah Sentuh atau tekan ujung lidah
Bayi menjulurkan lidah keluar.
Glabellar (Myerson’s)
Ketuk dahi, batang hidung, atau maksila BBL yang matanya sedag terbuka.
Bayi akan mengedipkan mata pada 4-5 ketukan.
Leher tonik Pada waktu bayi jatuh tertidur atau dalam keadaan tidur, dengan cepat putar kepala ke arah satu sisi.
Jika bayi mngehadap ke sisi kiri, lengan da nkaki pada sisi itu akan lurus, sedangkan lengan dan kaki akan berada dalam posisi fleksi.
Moro Gendong bayi dalam posisi setengah duduk, biarkan kepala dan bdan jatuh ke belakang engan sudut sedikitnya 30 derajat. Tempatkan bayi pada permukaan yang rata, lalu hentakkan untuk mengejutkan bayi.
Abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari-jari mengembang seperti kipas dan membentuk huruf C dengan ibu jari dan jari telunjuk, gerakan memeluk. Bayi prematur tidak memeluk, melainkan lengan jatuh ke belakang.
Melangkah atau berjalan
Pegang bayi secara vertikal, biarkan salah satu kaki menyentuh permukaan meja.
Bayi akan melakukan gerakan seperti berjalan, kaki akan bergantian fleksi dan ekstensi. Bayi prematur akan berjalan dengna ujung-ujung jari kakinya.
Merangkak Baringkan BBL tengkurap.
Bayi akan melakukan gerakan merangkak dengan menggunakan tangan dan kakinya.
Tendon dalam Pergunakan jari tangan sebagai pengganti palu perkusi untuk menimbulkan refleks lutut.
Refleks lutut akan terjadi.
Ekstensi menyilang Bayi harus dalam posisi supine, luruskan satu tungkai, tekan lutut ke dalam, rangsang bagian bawah kaki, perhatikan tungkai yang lain.
Tungkai yang lain akan fleksi, adduksi, dan kemudian ekstensi.
Terkejut Suara keras dari tepukan tangan yang nyaring akan menimbulkan respon, paling baik ditimbulkan jika BBL berusia 24-36 jam atau lebih.
Lengan melakukan gerakan abduksi disertai fleksi pada siku, tangan tetap menggengam.
Babinski Pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki.
Semua jari kaki hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi (dicatat sebagai tanda yang positif).
Traksi (tarik ke duduk)
Tarik bayi pada pergelangan tangannya dari posisi tekenang dengan kepala berada di garis tengah.
Kepada akan terangkat sampai bayi berada dalam posisi tegak, kemudian kepala akan berada pada bidang yang sama dengan dada dan bahu untuk sementara waktu sebelum jatuh ke depan, bayi akan mencoba menegakkan kepalanya.
Galant (inkurvasi tubuh)
Bayi ditengkurapkan pada permukaan datar, goreskan jari ke arah bawah sekitar 4-5 cm lateral, mula-mula pada satu sisi lalu pada sisi lain.
Tubuh fleksi dan pelvis diayunkan ke arah sisi yang terstimulasi.
Magnet Bayi harus dalam posisi telentang, agak fleksikan kedua tungkai bawah dan ber kedua telapak kaki
Kedua tungkai bawah akan ekstensi melawan gerakan pemeriksa.
tekananRepons tambahan, menguap, sendawa, cegukan, meregang
Perilaku spontan Dapat sedikit berkurang akibat analgesia atau anastesia pada ibu, hipoksia janin, atau infeksi
12. Sistem termogenik
Pada BBL mekanisme produksi panas dengan cara mengigil belum
terjadi. Termogenesis tanpa mengigil dicapai dengan adanya lemak coklat
yang unik. Lemak coklat terdapat dalamcadangan permukaan (daerah
interskapula, aksila, toraks, columna vertebralis. Cadangan lemak ini
berfungsi untuk menghangatkn BBL degan meningkatkan produksi panas
sebesar 100% dan dapat bertahan selama beberapa minggu setelah bayi
lahir dan menurun dengan cepat jika terjadi stres dingin.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir
Definisi Implikasi keperawatan
Konvensi Aliran panas dari permukaan tubuh ke udara yang lebhi dingin.
Pertahankan suhu udara di ruang rawat sekitar 240C. Bungkus bayi untuk melindungi bayi.
Radiasi Kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan padat lain yang lebih dingin tanpa kontak langsung satu sama lain, tetapi dalam kontak yang relatif dekat.
Letakkan tempat tidur bayi dan meja periksa jauh dari jendela.
EvaporasiKehilangan panas yang terjadi ketika cairan berubah menjadi gas (misalnya evaporasi ari kulit tubuh). Penguapan yang tidak terlihat disebut juga kehilangan air yang tidak dirasakan.
Keringkan bayi setelah lahir. Mandi dan keringkan dengan cepat dalam lingkungan udara yang hangat.
Konduksi Kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan yang lebih dingin melalui kontak langsung satu sama lain.
Begitu lahir, bungkus bayi dengan selimut hangat. Tempatkan di tempat tidur yang hangat.
Dingin
konsumsi O2
ambilan O2 oleh paru
O2 ke jaringan
Asidosis metabolik
frekuensi napas
Vasokontriksi paru Vasokontriksi perifer
glikolisis anaerobik PO2 dan pH
(Lowdermilk, Wong, Wilson, Hockenberry, & Perry, 2003).
C. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
1. Telinga: periksa dalam hubungan letak mata dan kepala
2. Mata: periksa tanda-tanda infeksi (pus)
3. Hidung dan mulut: periksa bibir dan langit-langit, periksa adanya palato
atau labioskizis, refleks hisap.
4. Leher: periksa adanya pembengkakan, gumpalan
5. Dada: periksa bentuk dada, puting, bunyi napas, bunyi jantung.
6. Ekstremitas atas: periksa gerakan normal, hitung jumlah jari.
7. Sistem saraf: periksa adanya refleks moro.
8. Abdomen: periksa bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat, perut lembek saat menangis, tonjolan.
9. Alat kelamin: periksa apakah testis sudah berada dalam skrotum, periksa
adanya uretra atau tidak, periksa introitus vagina, labia mayora dan
minora.
10. Ekstremitas bawah: periksa gerakan normal, bentuk, jumlah jari.
11. Punggung dan anus: periksa adanya pembengkakan atau ada cekungan,
periksa lubang anus.
12. Kulit: periksa verniks (tidak perlu dibersihkan karena menjaga
kehangatan bayi), warna, bercak-bercak hitam, tanda lahir, suhu.
Batasan normal pengukuran tubuh saat lahir adalah sebagai berikut:
1. Lingkar kepala : 31-35.5 cm
2. Lingkar dada : 30.5-33 cm
3. Panjang badan : 48-53 cm
4. Berat badan : 2.700-4.000 gr
D. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1. Pengkajian
a. Pengkajian awal
Pengkajian pertama dilakukan pada saat bayi lahir dengan
menggunakan nilai APGAR dan melalui pemeriksaan fisik singkat.
Nilai APGAR memungkinkan pengkajian untuk mengetahui perlu atau
tidaknya dilakukan resusitasi dengan cepat.
TandaNilai
0 1 2Denyut jantungPernapasanTonus ototRefleksWarna
Tidak adaTidak adaLemahTidak ada responBiru, pucat
Lambat (<100)Lembat, menangis lemahEkstremitas sedikit fleksiMenyeringai (grimase)Tubuh merah muda, ekstremitas biru
>100Menangis dengan baikFleksi dengan baikMenangisMerah muda seluruhnya
Evaluasi dilakukan pada menit pertama dan menit kelima setelah
bayi lahir. nilai 0-3 mengidentifikasi distres berat, nilai 4-6
mengidentifikasikan kesulitan moderat, nilai 7-10 mengidentifikasikan
bayi tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
ekstrauterine. Pengkajian fisik awal yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Eksternal: perhatikan warna, bercak warna (staining), pengelupasan
atau dismaturitas, panjang kuku dan lipatan pada telapak kaki,
periksa adanya jaringan payudara, periksa patensi hidung dan
mengobservasi pernapasan serta warna kulit, perhatikan adaya
mekonium pada tali pusat, kulit, kuku, dan cairan amnion (adanya
bercak mekonium menandakan hipoksia janin), bau yang
menyengat dapat menunjukkan infeksi dalam rahim.
2) Dada: palpasi untuk mencari lokasi denyutan yang paling kuat dan
auskultasi untuk menghitung jumlah denyut jantung, mengetahi
kualitas bunyi jantung, dan mendeteksi adanya murmur, perhatikan
karakteristik pernapasan dan adanya rales atau ronki, perhatikan
bunyi napas pada setiap sisi dada.
3) Abdomen: verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubah
dan tidak adanya anomali, perhatikan jumlah pembuluh darah pada
tali pusat.
4) Neurologis: periksa tonus otot danreaksi refleks, palpasi fontanel
anterior untuk memeriksa adanya massa atau tonjolan, perhatikan
keberadaan dan ukuran fontanel serta sutura kepala dengan palpasi.
5) Observasi lain: perhatikan malformasi struktur yang jelas dan
langsung terlihat pada saat bayi lahir.
Tanggungjawab perawat dalam merawat bayi baru lahir adalah
memastikan bayi dapat bernapas, mengkaji temperatur, dan
memasang gelang identitas sesuai dengan gelang yang digunakan
ibu. Apabila bayi tidak bernapas dalam 30 detik segera cari bantuan
dan lakukan resusitasi bayi tersebut (Saifuddin, 2006).
b. Pengkajian berkelanjutan
Pengkajian berkelanjutan dilakukan setiap periode 8 jam meliputi:
Temperatur aksila
Frekuensi, ritme, dan usaha napas
Bunyi napas
Denyut dan ritme jantung
Warna kulit
Tingkat aktivitas dan tonus otot
Pemberian makan dan eliminasifontanel
Interaksi orang tua bayi.
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh dilakukan dalam 24 jam
setelah bayi lahir saat temperatur bayi baru lahir stabil. Pemeriksaan
dilakukan di ruangan cukup terang, angat, dan tidak banyak angin.
Penampilan umum (sikap tubuh, maturitas, aktivitas, tonus, menangis,
warna, edema) dan keadaan tidur-bangun bayi dilakukan sebelum
pemeriksaan yang dapat menganggu bayi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada BBL adalah sebagai
berikut:
a. Pola napas tidak efektif b.d obstruksi jalan napas
b. Gangguan pertukaran gas b.d hipotermia
c. Risiko tinggi termoregulasi tidak efektif b.d kehilangan panas ke
lingkungan
d. Risiko tinggi infeksi b.d faktor-faktor lingkungan
e. Risiko tinggi nyeri b.d sirkumsisi
3. Perawatan rutin neonatus
a. Perkiraan umur kehamilan. Dilakukan dengan pemeriksaan garis-
garis telapak kaki, nodul payudara, rambut kepala, lobus telinga,
testis dna skrotum. Akan tetapi perkiraan ini kurang akurat pada bayi
prematur dan pertumbuhan yang lambat.
b. Perawatan mata. Dilakukan dengan memberikan satu tetes karutan
1% perak nitrat pada masing-masing mata, kemudian dicuci dengan
larutan salin.
c. Prifilaksis antibiotik.
d. Identifikasi bayi permanen (Cunningham, MacDonald, & Gant,
2006).
4. Perawatan kolaboratif
a. Menghangatkan bayi yang mengalami hipotermia
Seorang bayi cukup bulan dalam keadaan sehat dapat
mengalami hipotermia. Untuk menghangatkan bayi hipotermia harus
dilakukan dengan hati-hati karena menghangatkan dan
mendinginkan dengan cepat dapat menyebabkan bayi mengalami
apnea dan asidosis. Proses penghangatan dipantau dan berlangsung
secara perlahan selama 2-4 jam. Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
2) Gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan kepala telah
terliindung dengan baik.
3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi
setiap 15 menit:
a) Apabila telapak kaki terasa dingin, periksalah suhu aksila
bayi.
b) Apabila suhu bayi >36,50C, segera hangatkan bayi tersebut
(Saifuddin, 2006).
b. Suplai oksigen yang adekuat
Empat kondisi yang penting untuk mempertahankan suplai
oksigen yang adekuat antara lain sebagai berikut:
1) Jalan napas bersih
2) Usaha bernapas
3) Sistem kardiopulmoner berfungsi
4) Dukungan panas (pemaparan pada stres dingin meningkatkan
kebutuhan oksigen).
Selain itu, perlu diketahui tanda-tanda pernapasan BBL yang
abnormal, yaitu:
1) Bradipnea: pernapasan <25×/menit atau takipnea: pernapasan
>60×/menit. Pada keadaan ini berikan oksigen kepada bayi
dengan kateter nasal atau nasal prongs (Saifuddin, 2006).
2) Bunyi napas tidak normal: krekels, ronki basah dan kerig, rintihan
saat mengeluarkan napas
3) Distres pernasapan: napas cuping hidung, retraksi, chin tug, napas
dengan usaha.
c. Mempertahankan bersihan jalan napas
Bayi dipertahankan pada posisi berbaring miring dengan selimut
digulung dan diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi
drainase. Apabila ditemukan banyak lendir, bagian kaki tempat tidur
bayi dapat ditinggikan dan orofaring disedot dengan alat penghisap
atau pengisap Delee. Pijatan (milking) pada trakea tidak efektif
karena dapat melukai tulang rawan dan seringkali memperlambat
pengisapan yang efektif.
d. Menghisap jalan napas atas
Apabila terdapat lendir berlebih di jalan napas, dapat dilakukan
pengisapan dengan menggunakan bulb syringe melalui mulut dan
hidung. Pada bayi yang batuk, kepalanya harus ditopang agar tidak
menunduk. Pengisapan pertama dilakukan di mulut untuk mencegah
bayi menghirup sekresi di faring jika hidung dihisap terlebih dahulu.
Pompa karet ditekan dan dimasukkan ke sisi mulut.
e. Menggunakan kateter nasofaring dengan aparatus pengisap
mekanik
Prosedur pengisapan ini sama dengan prosedur pada alat Delee.
Pengisapan ini perlu diulang sampai suara tangis bayi menjadi jernih
dan udara yang masuk ke paru-paru terdengar melalui stetoskop.
f. Membebaskan obtruksi jalan napas
Bayi yang tercekik diletakkan tengkurap di lengan penolong dengan
kepala lebih rendah dari tubuh dan di topang. Beri empat tepukan di
punggung bayi di antara tulang bahu atau dada bayi ditekan dengan
cepat di area resusitasi kardiopulmoner.
5. Pemeriksan diagnostik
a. pH tali pusat: tingkat tinggi 7,20-7,24 menunjukkan status
praasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin/hematokrit: Hb 15-20 g dan Ht 43%-61%.
c. Tes coombs langsung pada darah tali pusat: menentukan
adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah
merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
6. Rencana keperawatan
DiagnosaTujuan dan Kriteria
Hasil
Tindakan Keperawatan
Intervensi RasionalGangguan pertukaran gas b.d stresor pranatal, hipotermia
Setelah diberikan intervensi selama 3 × 6 jam, bayi gangguan pertukaran gas dapat diatasi dengan kriteria hasil: Bayi bebas tanda
distres pernapasa (frekuensi pernapasan 30-60×/menit, Denyut apikal 110-180×/menit)
Tidak ada sianosis
Mandiri Ukur skor APGAR pada menit ke-1 dan
ke-5.Perhatikan komplikasi pranatal yang
mempengaruhi status plasenta atau janin.
Tinjau ulang status janin intrapartum, termasuk DJJ, perubahan periodik pada DJJ dan warna serta jumlah cairan amnion.
Perhatikan durasi persalinan dan tipe kelahiran.
Perhatikan waktu dimana obat-obatan diberikan pada ibu (misal magnesium sulfat, demerol).
Menentukan kebutuhan terhadap intervensi segera (suction, oksigen).Komplikasi ini dapat menyebabkan hipoksia kronis dan asidosis, meningkatkan risiko kerusakan sistem saraf.
Kejadian pada intranatal dapat membuat distres janin dan hipoksia yang menetap sampai pada periode segera dari postpartum.
Kompresi torakal selama lewatnya janin melalui jalan lahir membantu dalam membersihkan paru-paru kira-kira 80-110 mL cairan.
Obat-obatan dapat menekan upaya pernapasan dan mengurangi kemampuan bayi baru lahir untuk memberikan oksigen ke jaringan.
Perhatikan adanya pernapasan cuping hidung, retraksi dada, pernapasan mendengkur, krekels atau ronki.
Keringkan bayi dengan selimut hangat, dan tempatkan di samping orang tua.
Perhatikan nada dan intensitas menangis.
Perhatikan adanya pandangan mata lebar.
Observasi warna kulit terhadap lokasi dan luasnya sianosis.
KolaborasiBerikan oksigen hangat melalui masker
Tanda-tanda ini normal dan sementara pada periode reaktivitas pertama, tetapi dapat menandakan distres pernapasan bila menetap.Krekels dapat terdengar sampai cairan direabsorsi dari paru. Ronki menandakan aspirasi oral.
Menurukan efek-efek stres dingin (mis. peningkatan kebutuhan oksigen) dan selanjutnya berhubungan dengan hipoksia.
Menangis kuat meningkatkan PO2 alveolar dan menghasilkan perubahan kimia yang diperlukan untuk mengubah sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi, sehingga frekuensi jantung meningkat 175-180×/menit.
Menandakan hipoksia intrauterus kronis, yang kemungkinan dihubungankan dengan asidosis.
Akrosianosis menunjukkanlambatnya sirkulasi perifer, terjadi normalnya 85% pada jam pertama kelahiran.
4-7 L/menit bila diindikasikan.
Bantu dalam mengambil darah tali pusat.
Berikan tindakan resusitatif dan siapkan pemindahan bayi ke unit perawatan intensif neonatus (NICU).
Memberikan oksigen tambahan dan mendukung upaya pernapasan jika ada sioanosis.
Bila terdapat tanda distres pernapasan, kadar pHtali pusat mungkin diambil untuk memastikan adanya dan durasi asfiksia prenatal.
Bayi yang memerlukan upaya resusitasis harus dirawat dan dipantau oleh petugas khusus.
Risiko tinggi Termoregulator tidak efektif b.d kehilangan panas ke lingkungan
Setelah diberikan intervensi selama 3 × 6 jam, bayi terhindar dari dapat diatasi dengan kriteria hasil: Suhu normal
(36,50C) TTV stabil
Mandiri Keringkan kepala dan tubuh bayi baru lahir, pakikan stoking penutup kepala, dan bungkus dalam selimut hangat.
Tempatkan BBL dalam lingkungan yang nyaman atau lengan orang tua.
Perhatikan suhu lingkungan. Minimalkan penggunan pendingan ruangan.
Kaji suhu inti neonatus, pantau kulit
Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi.
Mencegah kehilangan panas melalui konduksi.
Penurunan dalam suhu ruangan 20C cukup untuk menggandakan konsumsi oksigen neonatal.
Suhu kulit harus dipertahankan
secara kontinue.
Observasi bayi terhadap tanda-tanda stres dingin (penurunan suhu inti, peningkatan aktivitas, ekstremitas fleksi, pucat, kulit tangan dan kaki dingin).
Perhatikan tanda-tanda distres pernapasan (apnea, sianosis, retraksi otot pernapasan, dan pernapasa cuping hidung).
KolaborasiBerikan dukungan metabolik (glukosa atau buffer) sesuai indikasi.
Pertimbangkan masuk NICU.
mendekati 36,50C.
Bila suhu ruangan turun di bawah zona termonetral, bayi meningkatkan tingkat aktivitas (meningkatkan lau metabolisme dan konsumsi oksigen).
Tanda-tanda ini menunjukkan efek negatif dari stres dingin yang lama, yang memerlukan pemantauan ketat.
Efek samping hipotermia yang lama adala peningkatan konsumsi oksigen yang menimbulkan hipoksia, asidosis, dan penurunan pernapasan. Pemberian glukosa dapat memperbaiki hipoglikemia, asidosis, asfiksia.
Memungkinkan observasi ketat dan penggunaan metoda perawatan agresif
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2004). Buku ajar keperawatan
maternitas. (ed. 4). Jakarta: EGC.
Cunningham, F. G., MacDonald, P. C., & ant, N. F. (2006). Obstetri williams. (ed. 18).
Jakarta: EGC.
Deonges, M. E., & Noorhouse, M, P. (1999). Rencana perawatan maternal/bayi: Pedoman
untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan kien. (ed. 2). Jakarta: EGC,
Lowdermilk, Wong, Wilson, Hockenberry, & Perry (2003). Maternal child nursing care.
Missouri: Mosby Elsevier.
Saifuddin, A. B. (2006). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. (ed. 1). Cetakan 11. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
WEB OF CAUTION
Asidosis metabolik
PO2 dan pH
glikolisis anaerobik
Gangguan pertukaran gas O2 ke jaringan
ambilan O2 oleh paru
Vasokontriksi paru
konsumsi O2
Pola napas tidak efektif
frekuensi napas
Risiko tinggi infeksi
Hipotermia
Termoregulasi tidak efektif
Kehilangan panas
Terpapar lingkungan
Ketidakmaturan sistem imun
Bayi baru lahir