Batuan Sedimen
-
Upload
famanil-yulyentri -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of Batuan Sedimen
![Page 1: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/1.jpg)
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena proses diagenesa dari
material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi dapat meliputi
proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi berupa
pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi pada umumnya dilakukan
oleh media air dan angin. Proses deposisi terjadi jika energi transport sudah tidak mampu
mengangkut partikel tersebut.
Berdasarkan atas asal dan cara terjadinya hingga batuan tersebut diendapkan dan
terkompakkan, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar
1. Batuan sedimen silisiklastik
2. Batuan sedimen non silisiklastik
3. Sapropelitic
I. Batuan sedimen silisiklastik
Batuan ini terbentuk dari gabungan proses organik seperti radiolaria dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Selain itu batuan ini juga dapat dikelompokkan atas
batuan volkaniklastik dan batuan non volkaniklastik.
Batuan silisiklastik volkanik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika
sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Batuan ini dibagi mneadi
2 yaitu : piroklastik yang merupakan hasil dari aktivitas volkanik primer dengan hasil
berupa agglomerat, lapilli dan tuff dan epiklastik yang merupakan hasil dari aktivitas
volkanik sekunder dengan hasil berupa breksi lahar dan batupasir
Piroklastik merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara
khusus menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Batuan
piroklastik berdasarkan mekanisme pembentukannya dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan seruakan ( surge ) piroklastik .
Jatuhan piroklastik merupakan onggokan piroklastik yang diendapkan melalui media
udara, dan terbentuk setelah material hasil letusan dikeluarkan dari kawah, menghasilkan
suatu kolom erupsi. Aliran piroklastik merupakan aliran panas berkonsentrasi tinggi,
menyusuri permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang
![Page 2: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/2.jpg)
dihasilkan oleh erupsi volkanik. Seruakan piroklastik adalah piroklastik yang
mekanisme transportasinya secara dihembuskan, disemburkan atau menyeruak secara
lateral yang mengangkut piroklas sepanjang permukaan sebagai kelanjutan dari sistem
turbulen, mengandung partikel rendah dan merupakan dispersi gas dengan bahan padat.
Epiklastik merupakan material volkanik yang terendapkan dibagian atas/lereng
atas volkanik yang diawali dengan aliran permukaan (hujan) sehingga menyebabkan
terjadinya run off dan infiltrasi. Batuan yang dihasilkan memiliki ukuran material
bervariasi (polimik) yang dikontrol oleh pengaruh kelerengan yang tinggi sehingga
mengakibatkan terjadinya aliran massa, jika air yang lebih dominan maka akan trjadi
aliran arus pekat.
Tabel Klasifikasi Batuan Silisiklastik Non Volkanik
(Hamblin & Howard, 1974)
Tekstur Penyusun Nama Batuan
Berbutir kasar
(> 2 mm)
Fragmen batuan, biasanya
kuarsit, baturijang.
Bentuk fragmen membulat
Konglomerat
Fragmen batuan, biasanya
kuarsit, baturijang.
Bentuk fragmen menyudut
Breksi
Berbutir sedang
(1/16 - 2 mm)
Kuarsa + mineral penyerta Batupasir kuarsa
Kuarsa + feldspar > 25 % Arkose
Kuarsa, pecahan batuan
(lithic) dan lempungGreywacke
Berbutir halus
(1/256 – 1/16 mm)
Kuarsa + mineral
berukuran lanauBatulanau
Berbutir sangat halus
(< 1/256 mm)Kuarsa + mineral lempung Batulempung/serpih
![Page 3: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/3.jpg)
Batuan silisiklastik volkanik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika
sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Batuan ini dibagi mneadi
2 yaitu : piroklastik yang merupakan hasil dari aktivitas volkanik primer dengan hasil
berupa agglomerat, lapilli dan tuff dan epiklastik yang merupakan hasil dari aktivitas
volkanik sekunder dengan hasil berupa breksi lahar dan batupasir
Piroklastik merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara
khusus menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Batuan
piroklastik berdasarkan mekanisme pembentukannya dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan seruakan ( surge ) piroklastik .
Jatuhan piroklastik merupakan onggokan piroklastik yang diendapkan melalui media
udara, dan terbentuk setelah material hasil letusan dikeluarkan dari kawah, menghasilkan
suatu kolom erupsi. Aliran piroklastik merupakan aliran panas berkonsentrasi tinggi,
menyusuri permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang
![Page 4: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/4.jpg)
dihasilkan oleh erupsi volkanik. Seruakan piroklastik adalah piroklastik yang
mekanisme transportasinya secara dihembuskan, disemburkan atau menyeruak secara
lateral yang mengangkut piroklas sepanjang permukaan sebagai kelanjutan dari sistem
turbulen, mengandung partikel rendah dan merupakan dispersi gas dengan bahan padat.
Epiklastik merupakan material volkanik yang terendapkan dibagian atas/lereng
atas volkanik yang diawali dengan aliran permukaan (hujan) sehingga menyebabkan
terjadinya run off dan infiltrasi. Batuan yang dihasilkan memiliki ukuran material
bervariasi (polimik) yang dikontrol oleh pengaruh kelerengan yang tinggi sehingga
mengakibatkan terjadinya aliran massa, jika air yang lebih dominan maka akan trjadi
aliran arus pekat.
1. Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen non klastik ialah batuan yang terbentuk dari hasil rekasi kimia
tertentu baik yang bersifat organik maupun anorganik. Batuan ini berdasarkan sifat kimia
dan mineral dapat dibagi menjadi 5 yaitu, karbonat, evaporit, silikaan, phosporit,
karbonaceous.
a. Batuan karbonat
Pettijohn (1975) menyatakan bahwa batuan karbonat adalah batuan yang
mengandung material karbonat melebihi material non karbonat (>90 %). Adapun
komposisi mineral batuan karbonat pada umumnya adalah :
1. Kalsit ( CaCO3 )
2. Aragonit ( CaCo3 )
3. Dolomit ( CaMg ( CO3)2 )
Batugamping adalah batuan monomineralik yang sangat penting dengan
komposisi calcite. Kalsit dapat hadir paling sedikit dalam 3 bentuk tekstur yang berbeda
yaitu butiran karbonat, mikrokristalin kalsit dan sparit kalsit. Unsur - unsur yang perlu
ada dalam deskripsi batuan karbonat yaitu :
1. Ukuran butir
2. Bentuk butir
3. Sortasi dan pemilahan
4. Sedimen dan matrik (mikrit dan sparit)
![Page 5: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Kemas dan hubungan antar butir yang meliputi ;
a. grain/clast supported, bila tekstur terdukung oleh butiran (grain)
b. matrik supported, bila tekstur terdukung oleh matriks
c. mud supported, bila tekstur terdukung oleh mud (lumpur karbonat)
Klasifikasi Batuan Karbonat.
Dalam mempelajari tekstur pengendapan batuan karbonat, akan selalu
berhubungan erat dengan sistem klasifikasi yang dipakai. Karena tekstur batuan karbonat
sampai sejauh ini selalu dibahas dengan berdasarkan pada salah satu klasifikasi. Dan
setiap klasifikasi memiliki penekanan yang berbeda-beda seperti berikut :
A. Klasifikasi Folk ,1959.
Folk mengemukakan klasifikasi berdasarkan jenis dan proporsi dari partikel dan
perbandingan matrik. Istilah-istilah komponen yang dipakai oleh Folk sebagai unsur
pokok dalam batugamping adalah
allochem ( carbonate grain or particles )
Terdiri dari (a) intraclasts yang merupakan synsedimentary resedimen
contohnya adalah mud pebble, grapestone, behemites; (b) Pellet; (c) Ooid; (d) Fosil dan
skeletal grains ( lihat gambar II.4 )
mikrit ( micrite )
sparit kalsit sebagai semen.
Folk mengambil jenis allochem yang mendominasi sebagai awalannya dan jenis
matriks sebagai akhirannya. Folk mendasarkan tingkat energi pada ratio jumlah mikrit
dan sparit (tekstural maturity). Allochem yang berada diantara mikrit dihubungkan
dengan lingkungan pengendapan turbulensi rendah karena kehadiran mikrit menunjukkan
bahwa batuan tersebut tidak mengalami proses winowing, sedangkan lingkungan
turbulensi tinggi dicerminkan oleh batuan dimana allochem berada diantara sparit. Sparit
pada klasifikas Folk ini terbentuk bersamaan dengan proses deposisi sebagai pengisi pori-
pori.
![Page 6: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/6.jpg)
B. Klasifikasi Dunham, 1962.
Klasifikasi ini memberikan tekanan paling besar pada tekstur pengendapan
sedimen karbonat yaitu pada kelimpahan allochems dan micrite. Bendasaran klasifikasi
pada tekstur karbonat ini terdiri dari 2 aspek utama yaitu (a) grain packing dan
kelimpahan relative butiran dibandingkan mikrit; (b) depotitional binding of grain
(ikatan antar butir yang diendapkan). Klasifikasi ini yang dapat dilihat pada tabel,
memisahkan komponen yang tidak dibatasi bersama pada waktu deposisi dan didalam
kandungan lempung (mud). Pada batuan yang tidak mengandung mud dinamakan grain
supported. Sedangkan batuan yang mengandung mud bisa grain supported ataupun mud
supported. Grain supported sendiri tidak tergantung semata – mata pada rasio butiran
tetapi juga merupakan fungsi dari bentuk butiran.
Dunham menggunakan istilah komponen yang dipakai adalah grain mud dan
sparit. Nama-nama yang dipakai oleh Dunham adalah mudstone, packstone, wackstone,
dsb. Dunham menggunakan fabrik batuan untuk menentukan tingkat energi pengendapan.
Energi pengendapan low energy apabila fabrik mud supported karena terbentuk pada arus
tenang. Sedangkan energi pengendapan energi tinggi ( high energy ) apabila fabrik grain-
supported yang terbentuk pada lingkungan dengan gelombang yang kuat. Sparit pada
klasifikasi ini hadir segera setelah butiran diendapkan.
![Page 7: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/7.jpg)
C. Klasifikasi Embry-Klovan, 1972.
Untuk tujuan mengenali sedimen yang terdeposisi dalam air yang tenang dan
yang terdeposisi pada air yang bergelombang, kemudian difokuskan pada rata-rata atau
dominasi ukuran butir. Tetapi suatu hal yang menjadi asumsi bahwa semua partikel yang
ukurannya tertentu dalam suatu sample memiliki sifat hidrolika yang sama. Parameter
untuk energi air yang paling baik adalah hadir tidaknya partikel halus. Ketentuan untuk
butran merupakan salah satu parameter tekstur. Butiran dapat menunjukkan kehadiran
yang menyolok tetapi tidak begitu banyak untuk saling bersentuhan. Dalam kondisi ini
tekstur butiran mengembang dalam masa dasar yang halus dan disebut mud suported.
Dan dalam kondisi sebaliknya bila butiran saling bersentuhan disebut tekstur graine
supported. Istilah floatstone dan rudstone, dikenalkan oleh embry dan Klovan dalam
hubungannya dalam penelitian batugamping reef, tetapi hanya digunakan pada
allochthonous limestone dengan ukuran partikel yang significant dari material hancuran
yang disebabkan oleh erosi dan juga deposisi. Perbedaan antara autochthonous
carbonates ( boundstone ) adalah berdasarkan macam interaksi antara organisme sesil
dan sedimen, dimana interaksi ini dicirikan oleh baffling, binding dan proses framework
building
Depositional texture recognizable Deposition
al texture
not
recognizab
le
Subdivide
according
Original components NOT bound together during
deposition
original
components
bound together
during deposition
by framework
building
organisms,
Contains mud size particles (clay & fine silt) Lacks mud
and is grain
supported
Mud-supported Grain
supportedLess than
10% grains
More than
10% grains
![Page 8: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/8.jpg)
encrustation or
sediment trapping
mechanisms
to
classificati
ons based
on
physical
texture
such as
grain size
or
diagenesis
.
Mudstone Wackestone Packstone Grainston
e Boundstone
Crystalline
Carbonate
Tabel. Klasifikasi Embry & Klovan, 1972.
b. Batuan Evaporit
Batuan evaporit merupakan batuan yang sedimen kimia yang mengalami
presipitasi dari larutan kimia tertentu yang kemudian mengalami proses evaporasi
(penguapan), batuan yang dihasilkan diantaranya berupa Halit (NaCl), Gipsum (CaSo4
2H2O), dan Anhidrit (CaSo4) yang memiliki tekstur krisatalin berukuran halus – kasar.
c. Batuan Silikaan
Batuan silikaan merupakan batuan sedimen dengan komposisi silica (SiO2),
berukuran halus, keras dan kompak. Pada batuan, mineral yang sering dijumpai berupa
kuarsa, kalsedon dan opal serta sedikit mineral pengotor. Contoh batuannya yaitu chert,
umumnya terbentuk pada laut dalam.
d. Batuan Phosporit
![Page 9: Batuan Sedimen](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082505/55cf943b550346f57ba079a7/html5/thumbnails/9.jpg)
Batuan phosporit merupakan batuan sedimen yang kaya akan phospat
(P2O5),....................................................................................................................................
............
e. Batuan Karbonaceous
Hampir semua batuan sedimen sedikitnya mengandung material organic baik
yang berasala oleh hewan maupun dari tumbuhan. Organisme yang telah mati tersebut
akan membusuk pada kondisi yang reduksi atau miskin akan oksigen.. Batuan yang
dihasilkan berupa batubara, oil shale (lempung hitam).
Batubara merupakan tipe batuan karbonaceos yang paling melimpah dan
berwarna hitam, dengan komposisi utama karbon yang berasal dari material organik,
mineral pengotor yang umumnya material silisiklastik.
3. Sapropelitic
Sapropelitik merupakan contoh dari tanah residual/sisa yang merupakan hasil dari
pelapukan yang bersifat insitu atau tida mengalami proses transportasi. Karakteristik dari
sedimen ini dikontrol oleh iklim, drainage (saluran pengairan) serta material penyusun
dari batuan sumber. Pada tanah mature, yang berperan penting adalah faktor iklim,
sedangkan pada tanah yang immature yang berpera penting adalah drainage dan batuan
sumber.
Sapropel, merupakan batua yang didominasi oleh material yang berukuran lanau,
secra keseluruhan tersusun oleh campuran organic yang terkumulasi pada bagaian bawah
dari suatu cekungan. Cekunga tersebut bsa berupa danau, lagoon, dan estuarin. Sisa
fitoplankton dan zooplankton akan memperkaya kandungan karbon pada peat (gambut).
Proses penggambutan tersebut berlangsung pada kondisi yang reduksi atau miskin akan
O2. Peningkatan akumulasi dari sapropel diimbangi oleh percepatan pertumbuhan atau
perkembangbiakandari organisme tersebut. Proses pembentukannya berlangsung pada
lingkungan yang netral.