Batuan Sedimen

14
BATUAN SEDIMEN Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena proses diagenesa dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi dapat meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi pada umumnya dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut. Berdasarkan atas asal dan cara terjadinya hingga batuan tersebut diendapkan dan terkompakkan, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar 1. Batuan sedimen silisiklastik 2. Batuan sedimen non silisiklastik 3. Sapropelitic I. Batuan sedimen silisiklastik Batuan ini terbentuk dari gabungan proses organik seperti radiolaria dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Selain itu batuan ini juga dapat dikelompokkan atas batuan volkaniklastik dan batuan non volkaniklastik. Batuan silisiklastik volkanik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Batuan ini dibagi

description

materi geologi struktur mengenai batuan sedimen

Transcript of Batuan Sedimen

Page 1: Batuan Sedimen

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena proses diagenesa dari

material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi dapat meliputi

proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi berupa

pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi pada umumnya dilakukan

oleh media air dan angin. Proses deposisi terjadi jika energi transport sudah tidak mampu

mengangkut partikel tersebut.

Berdasarkan atas asal dan cara terjadinya hingga batuan tersebut diendapkan dan

terkompakkan, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar

1. Batuan sedimen silisiklastik

2. Batuan sedimen non silisiklastik

3. Sapropelitic

I. Batuan sedimen silisiklastik

Batuan ini terbentuk dari gabungan proses organik seperti radiolaria dan kimiawi

untuk lebih menyempurnakannya. Selain itu batuan ini juga dapat dikelompokkan atas

batuan volkaniklastik dan batuan non volkaniklastik.

Batuan silisiklastik volkanik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika

sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Batuan ini dibagi mneadi

2 yaitu : piroklastik yang merupakan hasil dari aktivitas volkanik primer dengan hasil

berupa agglomerat, lapilli dan tuff dan epiklastik yang merupakan hasil dari aktivitas

volkanik sekunder dengan hasil berupa breksi lahar dan batupasir

Piroklastik merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara

khusus menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Batuan

piroklastik berdasarkan mekanisme pembentukannya dapat dibedakan menjadi tiga

macam yaitu jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan seruakan ( surge ) piroklastik .

Jatuhan piroklastik merupakan onggokan piroklastik yang diendapkan melalui media

udara, dan terbentuk setelah material hasil letusan dikeluarkan dari kawah, menghasilkan

suatu kolom erupsi. Aliran piroklastik merupakan aliran panas berkonsentrasi tinggi,

menyusuri permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang

Page 2: Batuan Sedimen

dihasilkan oleh erupsi volkanik. Seruakan piroklastik adalah piroklastik yang

mekanisme transportasinya secara dihembuskan, disemburkan atau menyeruak secara

lateral yang mengangkut piroklas sepanjang permukaan sebagai kelanjutan dari sistem

turbulen, mengandung partikel rendah dan merupakan dispersi gas dengan bahan padat.

Epiklastik merupakan material volkanik yang terendapkan dibagian atas/lereng

atas volkanik yang diawali dengan aliran permukaan (hujan) sehingga menyebabkan

terjadinya run off dan infiltrasi. Batuan yang dihasilkan memiliki ukuran material

bervariasi (polimik) yang dikontrol oleh pengaruh kelerengan yang tinggi sehingga

mengakibatkan terjadinya aliran massa, jika air yang lebih dominan maka akan trjadi

aliran arus pekat.

Tabel Klasifikasi Batuan Silisiklastik Non Volkanik

(Hamblin & Howard, 1974)

Tekstur Penyusun Nama Batuan

Berbutir kasar

(> 2 mm)

Fragmen batuan, biasanya

kuarsit, baturijang.

Bentuk fragmen membulat

Konglomerat

Fragmen batuan, biasanya

kuarsit, baturijang.

Bentuk fragmen menyudut

Breksi

Berbutir sedang

(1/16 - 2 mm)

Kuarsa + mineral penyerta Batupasir kuarsa

Kuarsa + feldspar > 25 % Arkose

Kuarsa, pecahan batuan

(lithic) dan lempungGreywacke

Berbutir halus

(1/256 – 1/16 mm)

Kuarsa + mineral

berukuran lanauBatulanau

Berbutir sangat halus

(< 1/256 mm)Kuarsa + mineral lempung Batulempung/serpih

Page 3: Batuan Sedimen

Batuan silisiklastik volkanik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika

sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Batuan ini dibagi mneadi

2 yaitu : piroklastik yang merupakan hasil dari aktivitas volkanik primer dengan hasil

berupa agglomerat, lapilli dan tuff dan epiklastik yang merupakan hasil dari aktivitas

volkanik sekunder dengan hasil berupa breksi lahar dan batupasir

Piroklastik merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara

khusus menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Batuan

piroklastik berdasarkan mekanisme pembentukannya dapat dibedakan menjadi tiga

macam yaitu jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan seruakan ( surge ) piroklastik .

Jatuhan piroklastik merupakan onggokan piroklastik yang diendapkan melalui media

udara, dan terbentuk setelah material hasil letusan dikeluarkan dari kawah, menghasilkan

suatu kolom erupsi. Aliran piroklastik merupakan aliran panas berkonsentrasi tinggi,

menyusuri permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang

Page 4: Batuan Sedimen

dihasilkan oleh erupsi volkanik. Seruakan piroklastik adalah piroklastik yang

mekanisme transportasinya secara dihembuskan, disemburkan atau menyeruak secara

lateral yang mengangkut piroklas sepanjang permukaan sebagai kelanjutan dari sistem

turbulen, mengandung partikel rendah dan merupakan dispersi gas dengan bahan padat.

Epiklastik merupakan material volkanik yang terendapkan dibagian atas/lereng

atas volkanik yang diawali dengan aliran permukaan (hujan) sehingga menyebabkan

terjadinya run off dan infiltrasi. Batuan yang dihasilkan memiliki ukuran material

bervariasi (polimik) yang dikontrol oleh pengaruh kelerengan yang tinggi sehingga

mengakibatkan terjadinya aliran massa, jika air yang lebih dominan maka akan trjadi

aliran arus pekat.

1. Batuan sedimen non klastik

Batuan sedimen non klastik ialah batuan yang terbentuk dari hasil rekasi kimia

tertentu baik yang bersifat organik maupun anorganik. Batuan ini berdasarkan sifat kimia

dan mineral dapat dibagi menjadi 5 yaitu, karbonat, evaporit, silikaan, phosporit,

karbonaceous.

a. Batuan karbonat

Pettijohn (1975) menyatakan bahwa batuan karbonat adalah batuan yang

mengandung material karbonat melebihi material non karbonat (>90 %). Adapun

komposisi mineral batuan karbonat pada umumnya adalah :

1. Kalsit ( CaCO3 )

2. Aragonit ( CaCo3 )

3. Dolomit ( CaMg ( CO3)2 )

Batugamping adalah batuan monomineralik yang sangat penting dengan

komposisi calcite. Kalsit dapat hadir paling sedikit dalam 3 bentuk tekstur yang berbeda

yaitu butiran karbonat, mikrokristalin kalsit dan sparit kalsit. Unsur - unsur yang perlu

ada dalam deskripsi batuan karbonat yaitu :

1. Ukuran butir

2. Bentuk butir

3. Sortasi dan pemilahan

4. Sedimen dan matrik (mikrit dan sparit)

Page 5: Batuan Sedimen

5. Kemas dan hubungan antar butir yang meliputi ;

a. grain/clast supported, bila tekstur terdukung oleh butiran (grain)

b. matrik supported, bila tekstur terdukung oleh matriks

c. mud supported, bila tekstur terdukung oleh mud (lumpur karbonat)

Klasifikasi Batuan Karbonat.

Dalam mempelajari tekstur pengendapan batuan karbonat, akan selalu

berhubungan erat dengan sistem klasifikasi yang dipakai. Karena tekstur batuan karbonat

sampai sejauh ini selalu dibahas dengan berdasarkan pada salah satu klasifikasi. Dan

setiap klasifikasi memiliki penekanan yang berbeda-beda seperti berikut :

A. Klasifikasi Folk ,1959.

Folk mengemukakan klasifikasi berdasarkan jenis dan proporsi dari partikel dan

perbandingan matrik. Istilah-istilah komponen yang dipakai oleh Folk sebagai unsur

pokok dalam batugamping adalah

allochem ( carbonate grain or particles )

Terdiri dari (a) intraclasts yang merupakan synsedimentary resedimen

contohnya adalah mud pebble, grapestone, behemites; (b) Pellet; (c) Ooid; (d) Fosil dan

skeletal grains ( lihat gambar II.4 )

mikrit ( micrite )

sparit kalsit sebagai semen.

Folk mengambil jenis allochem yang mendominasi sebagai awalannya dan jenis

matriks sebagai akhirannya. Folk mendasarkan tingkat energi pada ratio jumlah mikrit

dan sparit (tekstural maturity). Allochem yang berada diantara mikrit dihubungkan

dengan lingkungan pengendapan turbulensi rendah karena kehadiran mikrit menunjukkan

bahwa batuan tersebut tidak mengalami proses winowing, sedangkan lingkungan

turbulensi tinggi dicerminkan oleh batuan dimana allochem berada diantara sparit. Sparit

pada klasifikas Folk ini terbentuk bersamaan dengan proses deposisi sebagai pengisi pori-

pori.

Page 6: Batuan Sedimen

B. Klasifikasi Dunham, 1962.

Klasifikasi ini memberikan tekanan paling besar pada tekstur pengendapan

sedimen karbonat yaitu pada kelimpahan allochems dan micrite. Bendasaran klasifikasi

pada tekstur karbonat ini terdiri dari 2 aspek utama yaitu (a) grain packing dan

kelimpahan relative butiran dibandingkan mikrit; (b) depotitional binding of grain

(ikatan antar butir yang diendapkan). Klasifikasi ini yang dapat dilihat pada tabel,

memisahkan komponen yang tidak dibatasi bersama pada waktu deposisi dan didalam

kandungan lempung (mud). Pada batuan yang tidak mengandung mud dinamakan grain

supported. Sedangkan batuan yang mengandung mud bisa grain supported ataupun mud

supported. Grain supported sendiri tidak tergantung semata – mata pada rasio butiran

tetapi juga merupakan fungsi dari bentuk butiran.

Dunham menggunakan istilah komponen yang dipakai adalah grain mud dan

sparit. Nama-nama yang dipakai oleh Dunham adalah mudstone, packstone, wackstone,

dsb. Dunham menggunakan fabrik batuan untuk menentukan tingkat energi pengendapan.

Energi pengendapan low energy apabila fabrik mud supported karena terbentuk pada arus

tenang. Sedangkan energi pengendapan energi tinggi ( high energy ) apabila fabrik grain-

supported yang terbentuk pada lingkungan dengan gelombang yang kuat. Sparit pada

klasifikasi ini hadir segera setelah butiran diendapkan.

Page 7: Batuan Sedimen

C. Klasifikasi Embry-Klovan, 1972.

Untuk tujuan mengenali sedimen yang terdeposisi dalam air yang tenang dan

yang terdeposisi pada air yang bergelombang, kemudian difokuskan pada rata-rata atau

dominasi ukuran butir. Tetapi suatu hal yang menjadi asumsi bahwa semua partikel yang

ukurannya tertentu dalam suatu sample memiliki sifat hidrolika yang sama. Parameter

untuk energi air yang paling baik adalah hadir tidaknya partikel halus. Ketentuan untuk

butran merupakan salah satu parameter tekstur. Butiran dapat menunjukkan kehadiran

yang menyolok tetapi tidak begitu banyak untuk saling bersentuhan. Dalam kondisi ini

tekstur butiran mengembang dalam masa dasar yang halus dan disebut mud suported.

Dan dalam kondisi sebaliknya bila butiran saling bersentuhan disebut tekstur graine

supported. Istilah floatstone dan rudstone, dikenalkan oleh embry dan Klovan dalam

hubungannya dalam penelitian batugamping reef, tetapi hanya digunakan pada

allochthonous limestone dengan ukuran partikel yang significant dari material hancuran

yang disebabkan oleh erosi dan juga deposisi. Perbedaan antara autochthonous

carbonates ( boundstone ) adalah berdasarkan macam interaksi antara organisme sesil

dan sedimen, dimana interaksi ini dicirikan oleh baffling, binding dan proses framework

building

Depositional texture recognizable Deposition

al texture

not

recognizab

le

Subdivide

according

Original components NOT bound together during

deposition

original

components

bound together

during deposition

by framework

building

organisms,

Contains mud size particles (clay & fine silt) Lacks mud

and is grain

supported

Mud-supported Grain

supportedLess than

10% grains

More than

10% grains

Page 8: Batuan Sedimen

encrustation or

sediment trapping

mechanisms

to

classificati

ons based

on

physical

texture

such as

grain size

or

diagenesis

.

Mudstone Wackestone Packstone Grainston

e Boundstone

Crystalline

Carbonate

Tabel. Klasifikasi Embry & Klovan, 1972.

b. Batuan Evaporit

Batuan evaporit merupakan batuan yang sedimen kimia yang mengalami

presipitasi dari larutan kimia tertentu yang kemudian mengalami proses evaporasi

(penguapan), batuan yang dihasilkan diantaranya berupa Halit (NaCl), Gipsum (CaSo4

2H2O), dan Anhidrit (CaSo4) yang memiliki tekstur krisatalin berukuran halus – kasar.

c. Batuan Silikaan

Batuan silikaan merupakan batuan sedimen dengan komposisi silica (SiO2),

berukuran halus, keras dan kompak. Pada batuan, mineral yang sering dijumpai berupa

kuarsa, kalsedon dan opal serta sedikit mineral pengotor. Contoh batuannya yaitu chert,

umumnya terbentuk pada laut dalam.

d. Batuan Phosporit

Page 9: Batuan Sedimen

Batuan phosporit merupakan batuan sedimen yang kaya akan phospat

(P2O5),....................................................................................................................................

............

e. Batuan Karbonaceous

Hampir semua batuan sedimen sedikitnya mengandung material organic baik

yang berasala oleh hewan maupun dari tumbuhan. Organisme yang telah mati tersebut

akan membusuk pada kondisi yang reduksi atau miskin akan oksigen.. Batuan yang

dihasilkan berupa batubara, oil shale (lempung hitam).

Batubara merupakan tipe batuan karbonaceos yang paling melimpah dan

berwarna hitam, dengan komposisi utama karbon yang berasal dari material organik,

mineral pengotor yang umumnya material silisiklastik.

3. Sapropelitic

Sapropelitik merupakan contoh dari tanah residual/sisa yang merupakan hasil dari

pelapukan yang bersifat insitu atau tida mengalami proses transportasi. Karakteristik dari

sedimen ini dikontrol oleh iklim, drainage (saluran pengairan) serta material penyusun

dari batuan sumber. Pada tanah mature, yang berperan penting adalah faktor iklim,

sedangkan pada tanah yang immature yang berpera penting adalah drainage dan batuan

sumber.

Sapropel, merupakan batua yang didominasi oleh material yang berukuran lanau,

secra keseluruhan tersusun oleh campuran organic yang terkumulasi pada bagaian bawah

dari suatu cekungan. Cekunga tersebut bsa berupa danau, lagoon, dan estuarin. Sisa

fitoplankton dan zooplankton akan memperkaya kandungan karbon pada peat (gambut).

Proses penggambutan tersebut berlangsung pada kondisi yang reduksi atau miskin akan

O2. Peningkatan akumulasi dari sapropel diimbangi oleh percepatan pertumbuhan atau

perkembangbiakandari organisme tersebut. Proses pembentukannya berlangsung pada

lingkungan yang netral.