Batik Cina

26
Motif Truntum Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta. Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum- tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali

Transcript of Batik Cina

Page 1: Batik Cina

Motif   Truntum

Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.

Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali

Page 2: Batik Cina

BATIK CINA/PECINAN

Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya

lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah, dalam satu kain

menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina

seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.

Page 3: Batik Cina

Batik Cirebon

Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.

Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.

Page 4: Batik Cina

Batik Kraton

Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia

Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di

Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini

dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup

di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan

oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk

Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Page 5: Batik Cina

Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum

saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat

saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut

dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya

terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam

atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru

tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta

kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik

Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan

mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Page 6: Batik Cina

Batik Petani

Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di

kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar

dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-

masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya

sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

Page 7: Batik Cina

Batik Belanda

Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia.

Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa

bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng

terkenal di sana.

Page 8: Batik Cina

Batik Jawa Hokokai

Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis

yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga

sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar

belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di

bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.

Marilah kita jaga semua kekayaan yang ada di negeri kita. Jangan sampai

timbul lagi masalah yang sama seperti masalah Malaysia menghakpatenkan

kekayan bangsa kita untuk negaranya. Mari kita lestarikan semua kekayaan

di negeri kita.

Page 9: Batik Cina

Batik Jogja/Yogyakarta (Kasultanan)

Batik Jogja/Yogyakarta (Kasultanan)Secara umum kain batik jogja mempunyai

ciri-ciri dari warna kain itu sendiri. Batik jogja menggunakan kain putih dengan

corak hitam. Salah satu contoh adalah batik grompol disamping.

Secara umum kain batik jogja mempunyai ciri-ciri dari warna kain itu sendiri.

Dari berbagai macam motif kain batik di tanah air, atau bahkan dari penjuru

dunia, batik jogja mempunyai ciri khas dari warna kain dasar, untuk membuat

kain batik itu sendiri.

Batik jogja menggunakan kain putih dengan corak hitam. Salah satu contoh

adalah batik grompol diatas.

Dari satu motif grompol saja, motif batik ini sudah mempunyai banyak varian,

karena memang motif ini hanyalah motif dasar atau kembang dari batik itu

sendiri.

Page 10: Batik Cina

Batik Solo-Surakarta (Kasunanan)

Ada perbedaan mencolok antara batik motif jogja dengan motif surakarta.

Motif batik jogja yang cenderung putih/basik, sedangkan batik motif surakarta

cenderung terang.

Kain batik yang bermotif Solo/Surakarta juga mempunyai ciri khas yang

membedakanya dengan kain batik dari Yogya. Kain batik Solo berwarna kuning

dengan corak tanpa putih.

Page 11: Batik Cina

Batik   Jlamprang

Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah

satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan.

Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang

berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan

menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang

ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.

Page 12: Batik Cina

Batik   Remukan

Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti yang terlihat pada contoh gambar

Page 13: Batik Cina

Batik Cap

 

Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.

Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.

Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.

Page 14: Batik Cina

BATIK SOLO

Solo Sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat sekali dengan budaya Jawa. Dengan sloganSOLO the Spirit of Java.Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa.         Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota solo.khas batik solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export.

         Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

Page 15: Batik Cina

Batik Cirebon

Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.

Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.

Page 16: Batik Cina

Motif   Truntum

Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.

Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali

Page 17: Batik Cina

Batik Kraton

Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia

Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di

Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini

dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup

di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan

oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk

Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Page 18: Batik Cina

Batik Petani

Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di

kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar

dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-

masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya

sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

Page 19: Batik Cina

Batik Belanda

Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia.

Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa

bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng

terkenal di sana.

Page 20: Batik Cina

Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum

saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat

saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut

dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya

terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam

atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru

tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta

kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik

Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan

mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Page 21: Batik Cina