Baskoro Tedjo

21
DAFTAR ISI I. ARSITEKTUR NUSANTARA ……………………………………..…………….. 1 A. Baskoro Tedjo ………………………………………………………………………. 1 B. Henry Kusnadi ………………………………………………………………………. 7 C. Han Awal …………………………………………………………………………….. 8 II. ARSITEKTURE MANCA NEGARA …………………………….…………….. 11 A. John Pawson ………………………………………………………………………... 11 B. Frank Lloyd Wright ……………………………………………..……………….... ..12 C. Christ Boose ……………………………………………………...………………… 13 III. SUMBER…………………………………...………………………………………. 15 1

Transcript of Baskoro Tedjo

Page 1: Baskoro Tedjo

DAFTAR ISI

I. ARSITEKTUR NUSANTARA ……………………………………..…………….. 1

A. Baskoro Tedjo ………………………………………………………………………. 1

B. Henry Kusnadi ………………………………………………………………………. 7

C. Han Awal …………………………………………………………………………….. 8

II. ARSITEKTURE MANCA NEGARA …………………………….…………….. 11

A. John Pawson ………………………………………………………………………... 11

B. Frank Lloyd Wright ……………………………………………..……………….... ..12

C. Christ Boose ……………………………………………………...………………… 13

III. SUMBER…………………………………...………………………………………. 15

1

Page 2: Baskoro Tedjo

I. ARSITEKTUR NUSANTARA

A. Baskoro Tedjo

Profile

Latar Belakang Pendidikan

    * SD Randusari I Semarang, Indonesia: 1964-1969

    * SMPN II Semarang, Indonesia: 1970-1972

    * SMAN I Semarang, Indonesia: 1973-1975

    * Institut Teknologi Bandung, Indonesia: 1976-1982 (Sarjana)

    * Universitas Poli New York, USA: 1987-1989 (Master of Arts)

    * Osaka University, Jepang: 1995-1999 (PhD)

Pendidikan Tambahan:

    * Program Bahasa Inggris Musim Panas di Sekolah Bells Bahasa Inggris Norwich: 1981

    * Kursus Bahasa Inggris Intensif di SUNY, Buffallo New York State - USA: 1985

    * Program Kursus Intensif untuk Bahasa Jepang di ITB Pusat Bahasa: 1994

    * Summer Course di Institut Pratt, New York: 1987

    * Summer Course di Universitas City, New York: 1988

    * Lokakarya Space-Sintaks di Brasilia, dilaksanakan oleh Universitas kolaborasi Brasil

dengan University College London: 1999

Pengalaman Bekerja :

    * 1982-1984: Asisten Dosen, Departemen Arsitektur - Institut Teknologi Bandung

    * 1985: Anggota Tim Teknis Indonesia untuk Expo 86 Vancouver, Kanada

    * 1986: Diangkat sebagai Staf kuliah dari Departemen Arsitektur - Institut Teknologi

Bandung

    * 1987-1989: Master Degree program di Poli University, New York, Amerika Serikat,

dibawah beasiswa

2

Page 3: Baskoro Tedjo

Fulbright

    * 1990-1995: Dosen Departemen Arsitektur - Institut Teknologi Bandung dan arsitek PT

Atelier Enam, Bandung

    * 1995-1999: Program PhD di Osaka University, Jepang di bawah OECF beasiswa

    * 2000-sekarang: Dosen Jurusan Arsitektur - Institut Teknologi Bandung dan Staf Ahli PT

Bita Bandung, arsitek Baskoro Tedjo & Associates

Dibawah ini terdapat beberapa karya beliau yang telah dirancang dan yang sudah terealisasi

dengan beberapa penjelasan yang dikutip dari beberapa artikel:

Kalla Tower

Rancangan menara ini diberada di titik nol

kilometer Sulawesi Selatan, tepatnya di lapangan

Karebosi. Walaupun masih tetap berbau

kontroversial dan mengundang reaksi keras

berbagai pihak, namun proyek revitalisasi

Karebosi yang menelan biaya total investasi

sebesar Rp. 113 miliar tetap dijalankan sesuai

rencana Pemerintah Kota Makassar.

Pihak PT.Tosan Permai Lestari sebagai

pemenang tender revitalisasi Karebosi bertekad

menyelesaikan revitalisasi Karebosi tepat waktu, yaitu bulan November 2008. Di atas lahan

Karebosi seluas ±11 Ha nantinya akan dibuat 3 lapangan bola dan satu bangunan bawah

tanah. Bangunan bawah tanah ini nantinya akan dijadikan terminal angkutan kota plus

beberapa kios perdagangan untuk umum. Penggunaan lahan Karebosi untuk kepentingan

bisnis inilah yang kemudian memancing banyak protes dari warga yang kuatir Karebosi akan

berubah fungsi.

Dari lapangan Karebosi kita mencoba menyeberang ke jalan Jenderal Sudirman. Di antara

gedung kantor Bank Indonesia dan SD Sudirman saat ini sedang berlangsung kegiatan

3

Kalla Tower, Jl. DR.Sam Ratulangi-Makassar (hak cipta: Baskoro Tedjo & Associates)

Page 4: Baskoro Tedjo

konstruksi untuk membangun sebuah gedung tinggi. Sebuah gedung milik PT. Bosowa yang

rencananya diberi nama Menara Bosowa.

Menara ini menempati lahan seluas 4.272,47 meter persegi (m2). Tinggi menara 74,1 meter

dengan luas bangunan 27.098 m2 dan nilai total investasi Rp 100 miliar. Lantai gedung

terdiri atas basement, lower ground, ground floor, mezzanin floor, typical floor, dan

dilengkapi halaman parkir. Menara ini nantinya disiapkan sebagai kantor pusat Bosowa

Corporation yang saat ini sudah memiliki 33 jenis usaha. Dari penjelasan pihak Bosowa

selaku pemilik, Menara Bosowa direncanakan selesai akhir tahun 2008.

Selain untuk kantor pusat Bosowa Corporation, sebagian besar lantai Menara Bosowa juga

nantinya akan dipersewakan kepada perusahaan-perusahaan lain, atau lebih dikenal sebagai

rental office. Pihak Bosowa telah mengklaim salah satu Bank Swasta terbesar di Indonesia

telah setuju untuk menggunakan sebagian lokasi Menara Bosowa sebagai kantor mereka.

Fajar Graha Pena

Gedung Graha Pena yang tepatnya berada di perempatan jalan Urip

Sumohardjo,A.P.Pettarani dan Tol Reformasi. Saat ini di pertemuan ketiga jalan tersebut

sementara dibangun sebuah jalan layang (fly over). Jalan layang ini direncakan sebagai

alternatif mengurangi kemacetan di kota Makassar. Walaupun sempat tertunda karena

masalah kesepakatan dengan penduduk sekitar soal

besaran ganti rugi namun akhirnya proyek tersebut

tetap berjalan sesuai rencana. Pemkot menargetkan

proyek ini akan selesai dan bisa dipergunakan tahun

2008.

Pekerjaan jalan layang ini tergabung dalam satu

paket pekerjaan jalan tol ruas IV yang diperkirakan

menelan total biaya Rp. 500 miliar. Nantinya jalan

layang plus penambahan ruas tol ini akan membuat

jarak tempuh ke bandara Hasanuddin dari pusat kota

hanya sekitar 9 menit.

4

Foto Gedung Fajar Graha Pena-

Makassar (foto: Syaifullah)

Page 5: Baskoro Tedjo

Tidak jauh dari lokasi pekerjaan jembatan layang, berdiri sebuah gedung tinggi dengan

bentuk yang hampir menyerupai pena. Namanya gedung Fajar Graha Pena milik Fajar Grup,

bisnis media raksasa di Makassar. Saat ini Fajar Graha Pena sudah rampung dan mulai dapat

digunakan.

Ada dua bagian utama gedung Fajar Graha Pena, masing-masing gedung utama dan tower.

Gedung utama mulai dari lantai 1 sampai lantai 6 dengan luas perlantai untuk gedung utama

mencapai 2.000 meter persegi. Sedangkan tower di mulai dari lantai 7 sampai lantai 17.

Gedung ini nantinya akan digunakan sebagai kantor pusat Fajar Grup yang terdiri dari media

cetak, radio dan televisi. Selebihnya digunakan sebagai sarana pendidikan strata dua (S2)

Fajar Nitro dan restoran atau rumah makan. Sisa lantai 7 sampai 17 yang merupakan tower

akan dipersewakan kepada pihak swasta.

Dari bagian utara kota Makassar, kita bergerak kembali ke arah selatan. Tepatnya ke jalan

DR.Ratulangi. Tidak jauh dari perempatan jalan DR.Ratulangi, Wolter Monginsidi dan Haji

Bau sementara ini sedang berlangsung pekerjaan struktur bawah untuk sebuah bangunan

tinggi lainnya. Namanya Kalla Tower.

Dari namanya masyarakat Sulsel (bahkan mungkin Indonesia) pastinya sudah bisa menebak

siapa pemiliknya. Gedung ini memang disiapkan untuk menampung seluruh kegiatan Group

Hadji Kalla, salah satu imperium bisnis terbesar di Indonesia Timur. Nilai investasi untuk

gedung Kalla Tower juga tidak main-main. Besarannya mencapai 100 miliar Rupiah. Total

luas bangunannya 19.293 m2 yang dibagi atas 14 lantai.

Kalla Tower berdiri di atas lahan seluas 5.500 m2. Bagian depannya berada di jalan DR.

Ratulangi, sementara bagian belakangnya berada di jalan A.Mappanyukki. Selain

menampung anak-anak perusahaan di bawah bendera Hadji Kalla Grup, menara ini tentunya

juga menyewakan beberapa arenya kepada para peminat. Saat ini pembangunan Kalla Tower

sudah hampir rampung pada bagian struktur bawah atau pondasi. Rencananya Kalla Tower

akan dioperasikan di akhir tahun 2008.

Dari Jl. DR. Ratulangi sekarang kita akan menuju ke area Tanjung Bunga. Tepatnya di jalan

Metro Tanjung Bunga. Tidak jauh dari mall GTC Tanjung Bunga sekarang sedang

berlangsung juga sebuah proyek berdana miliaran rupiah. Namanya Trans Kalla. Berbeda

dengan beberapa proyek miliaran rupiah seperti yang saya ceritakan di atas, proyek Trans

5

Page 6: Baskoro Tedjo

Kalla bukan proyek gedung perkantoran, melainkan tempat bermain moderen menyerupai

Universal Studio di Amerika.

Konsep utamanya adalah arena bermain yang mengadopsi gaya Universal Studios, Florida.

Pemilik proyek memang melakukan kerjasama dengan konsultan perencana asal Amerika

Serikat yang ikut merencanakan pembangunan area Universal Studios di Amerika Serikat.

Bila telah selesai 100%, nantinya kita bisa ikut merasakan atmosfir di balik layar beberapa

film-film besar produksi Universal Studios.

Untuk tahap pertama, pihak Trans Kalla hanya memfokuskan diri membangun Waterboom

Park di atas lahan 5 Ha, total lahan rencana keseluruhan adalah seluas 16 Ha. Direncakanan

Waterboom Park ini akan bisa mulai beroperasi sebelum Idul Fitri tahun 2008. Pemiliknya

adalah konsorsium atau kerjasama antara Trans Media pimpinan Chairul Tanjung dan Hadji

Kalla Grup. Pihak Trans Media sebagai penyedia dana dan Hadji Kalla Grup sebagai

penyedia lahan.

Itulah sedikit perjalanan kita di sekitar kota Makassar sambil menengok berbagai proyek-

proyek besar yang diyakini akan merubah wajah kota Makassar mulai tahun depan. Makassar

tampaknya memang sangat giat mempercantik diri dengan berbagai assesoris moderen seperti

yang saya gambarkan di atas tadi. Konsep kota maju yang harus memiliki bangunan tinggi

nan moderen tampaknya masih dipegang teguh. Mau tidak mau kita harus siap menyambut

kehadiran berbagai produk-produk moderen yang akan meramaikan kota kita tercinta ini.

Tapi di balik gegap gempitanya pekerjaan berskala besar tersebut terselip pertanyaan di hati

saya. Bagaimana nasib saudara-saudara kita di berbagai daerah yang sudah akrab sebagai

kantong-kantong daerah kumuh di kota Makassar ?. Tidak jauh dari lokasi Trans Kalla masih

banyak keluarga-keluarga nelayan atau keluarga-keluarga pra sejahtera lainnya yang hidup

berhimpit-himpitan di kawasan perumahan kumuh yang kurang layak disebut kawasan

perumahan. Di sekitar gedung Fajar Graha Pena, kondisi serupa juga bisa kita temukan.

Harapan kita tentunya kemajuan kota tidak semata-mata dilihat dari jumlah sarana moderen

yang mentereng, atau seberapa banyak gedung-gedung pencakar langit di kota tersebut.

Pembangunan harusnya lebih manusiawi dalam mengakomodasi seluruh kebutuhan

masyarakat kota. Jangan sampai ada pihak-pihak yang justru tertinggal bahkan terlindas oleh

kemajuan bernama modernisasi tersebut.

6

Page 7: Baskoro Tedjo

B. Henry Kusnadi

Pria kelahiran 5 November 1967 dengan perusahaannya, Indomegah, adalah spesialis arsitek

pusat perbelanjaan & perkantoran skala MEGA PROYEK di Indonesia. Daftar mall yang

didesainnya seabreg. Saya sebut beberapa saja: Graha SMKG, Pakuwon Auto Center, Sentra

Gading Serpong, BC Junction. Pakuwon Town Square, Malang Town Square, Bellanova, The

Skyline Officetel Batam, Season City Jakarta, Bandung Icon, Sentra Gading Serpong, Binjai

Supermall, Plaza KS (Balikpapan), ITC Kebon Kelapa (Bandung), Batam City Square, WTC

Matahari (Tangerang) Depok Town Square, La Piazza Kelapa Gading, Jakarta City Center,

Gallery Ciumbuleuit, Setiabudi Exclusive Apartment

Berikut ini adalah salah satu contoh karya beliau :

Depok Town Square

Depok Town Square (atau disingkat Detos)

adalah sebuah pusat perbelanjaan di Kota

Depok, Jawa Barat, Indonesia. Mal ini mulai

beroperasi tahun 2005, berlokasi di jalan

utama Depok yaitu jalan Margonda Raya.

Depok Town Square berada di bawah bendera

Grup Lippo dan dibangun oleh PT Lippo

Karawaci Tbk.

Detos berdiri di area seluas 160.000 m² dengan total areal lahan seluas 24.000 m²

menawarkan lebih dari 2.300 unit kios yang terdiri dari exterior shop, speciality shop, open

shop, kafe/restoran dan food court. Pusat perbelanjaan itu memiliki area parkir yang mampu

menampung sekitar 1.300 mobil.

Pusat perbelanjaan ini menawarkan status kepemilikan secara strata title bagi para tenant.

Tenant besar yang saat ini telah hadir dalam pusat perbelanjaan ini diantaranya Hypermart,

Matahari Department Store, Timezone, AW Restaurant, California Fried Chicken,

KFC,Popeye, Hoka Hoka Bento, Bucheri dan Cineplex 21.

7

Gedung Mall Detos, Depok, Jawa Barat

Page 8: Baskoro Tedjo

Jakarta City Center

Jakarta City Center merupakan pusat grosir dengan konsep

termoderen, termegah dan terbesar. Berlokasi di jantung

ibukota dan hanya berjarak 100m dari bunderan HI dan 150m

dari Pusat Grosir Tanah Abang. Kelengkapan Jakarta City

Center sebagai pusat grosir termoderen juga di dukung oleh

infrastruktur yang lengkap, dimana terdapat Lift Truck pertama

di indonesia untuk areal gudang dan ekspres ekskalator yang

dapat menghubungkan 2 lantai sekaligus untuk melancarkan

kegiatan pengguna bangunan.

Dengan dukungan fasilitas lain seperti Bank, ATM, tempat

Ibadah, jaringan telpon tiap kios, area parkir 6000 kendaraan,

foodcourt, 20 unit ekskalator dan 14 unit lift penumpang,

Jakarta City Center satu-satunya pusat grosir yang di lengkapi dengan apartemen, hotel

berbintang, gedung perkantoran, dan exhibition hall.

Suasana berbelanja akan terasa semakin nyaman dikarenakan seluruh ruangan dilengkapi AC.

C. Han Awal

Han Awal (lahir di Malang, Jawa Timur, 16 September 1930; umur 80 tahun) adalah seorang

arsitek Indonesia. Prestasinya dalam merancang bangunan membuahkan penghargaan

Internasional Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage untuk bangunan Gedung

Museum Arsip Nasional.

Karier

Han Awal pulang ke tanah air dan mendirikan biro konsultan sendiri yang bernama PT Han

Awal & Partners Architect. Di samping berkarya dalam bidang arsitektur, Han Awal juga

sangat perhatian terhadap dunia pendiikan perancangan di Indonesia. Tercatat, ia

mengabdikan ilmu yang dimilikinya sebagai Pembantu Rektor/Dosen Akademi Pertamanan

DKI Jakarta, 1969-1971, Dosen Tak Tetap FTUI Jurusan Arsitektur, 1965-2000 - Dosen

Pembina FT Unika Soegiyapranata, Semarang, 1990-2003, Dosen Pembina FT Universitas

8

Jakarta City Center, Tanah Abang, Jakarta Pusat

Page 9: Baskoro Tedjo

Merdeka, Malang, 1997-2004, dan Dosen Tak Tetap Program Pascasarjana FT UI, 2003.

Selain itu, ia juga aktif mendorong berdirinya Ikatan Arsitek Indonesia, ikut mendirikan Pusat

Dokumentasi Arsitektur dan memfasilitasi berdirinya ajang diskusi Arsitek Muda Indonesia.

Pendidikan:

- Techniche Hoogeschool Delft, Belanda, 1950-1957 - Techniche Universitat, Faculatfur

Architectur, Berlin Barat, 1957-1960 Karier:

- Direktur PT Han Awal & Partners Architect, 1971

- Pembantu Rektor/Dosen Akademi Pertamanan DKI Jakarta, 1969-1971

- Proyek Conefo/MPR-DPR sebagai Asisten I Kepala Proyek, 1964-1972 - Dosen Tak Tetap

FTUI Jurusan Arsitektur, 1965-2000

- Dosen Pembina FT Unika Soegiyapranata, Semarang, 1990-2003

- Dosen Pembina FT Universitas Merdeka, Malang, 1997-2004

- Dosen Tak Tetap Program Pascasarjana FT UI, 2003

Organisasi Profesi:

- Ikut mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur

- Anggota Dewan Kehormatan IAI DKI Jakarta

Karya karya dari beliau antara lain:

Arsitek Pemugar Bangunan Tua

Han Awal, seorang arsitek santun bersuara lembut lamat-lamat. Arsitek yang ikut berperan

merancang Gedung MPR/DPR sebagai asisten arsitek Soejoedi, Karya penerima penghargaan

Prof Teeuw Award, itu sudah tersebar di beberapa tempat. Belakangan, dia lebih dikenal

sebagai arsitek konservatoris.

Han menyukai arsitektur setelah terinspirasi keindahan Kota Malang, tempat kelahirannya.

"Malang itu kota yang ideal. Kota yang nyaman dan memiliki banyak bangunan indah. Saya

sangat terkesan," kata Han, bapak empat anak dan kakek empat cucu ini.

Saat lulus SMA tahun 1950, Han sebetulnya

9

Foto Gedung Kampus Universitas Katolik

Atmajaya

Page 10: Baskoro Tedjo

ingin belajar arsitektur di ITB. Namun, waktu itu ITB belum memiliki jurusan arsitektur.

Terpengaruh brosur program pendidikan ahli bangunan di Technische Hoogeschool di Delft,

Belanda, ia melanjutkan studi di sekolah itu dengan beasiswa dari Keuskupan Malang. Di

tempat ini, dia berkenalan dengan mahasiswa asal Indonesia, seperti Bianpoen, Soewondo,

Pamoentjak, dan Soejoedi.

Ketegangan hubungan Indonesia-Belanda gara-gara sengketa Papua mulai terasa akhir tahun

1956. Ini membuat Han pindah ke Jerman dan melanjutkan kuliah arsitektur di Technische

Universitat, Berlin Barat, dan lulus tahun 1960.

"Di Belanda, saya banyak belajar arsitektur dari segi teknis. Mungkin karena negerinya kecil,

para arsitek Belanda sangat mementingkan presisi. Perbedaan ukuran sesentimeter saja bisa

dipersoalkan. Baru di Jerman saya mendapat pengetahuan tentang konsep-konsep besar

arsitektur," ceritanya.

Sebagai arsitek, jejak Han tersebar di banyak tempat. Di Jakarta, sentuhan Han, misalnya,

bisa dilihat di Gedung MPR/DPR. Ia menjadi asisten arsitek Soejoedi dalam proyek

pembangunan gedung megah di Senayan, yang awalnya dibangun sebagai Gedung Conefo

(Conference of New Emerging Forces) 1964-1972. dan gedung sekolah Pangudi Luhur di

Kebayoran Baru, Jakarta, juga karya dia.

Karya-karya lainnya yang menonjol di Indonesia

adalah Kampus Universitas Katolik Atma Jaya di

Semanggi. Han Awal juga terlibat dalam

pembangunan Gedung Conefo (Conference of New

Emerging Forces) 1964-1972. Ciri banyak bangunan

karya Han adalah kesederhanaan, dengan dinding dan

langit-langit yang sering dibiarkan telanjang. Ia juga

mempertimbangkan iklim tropis Indonesia saat

merancang, misalnya dengan memperhitungkan

sirkulasi udara silang agar bangunan tak perlu pendingin ruang dan hemat energi.

"Prinsip arsitektur tropis tak selalu bisa diterapkan. Teori ventilasi silang, misalnya, hanya

cocok untuk gedung rendah. Untuk bangunan tinggi, teori ini tak bisa dipakai karena di

lantai-lantai atas angin terlalu kencang," papar Han yang merasa sebagai arsitek fungsionalis

ketimbang minimalis.

10

GedungYayasan Pengundi Luhur

Page 11: Baskoro Tedjo

II. ARSITEKTUR MANCANEGARA

A. John Pawson

John Pawson lahir tahun 1949 di Halifax, Yorkshire. Setelah periode dalam bisnis tekstil

keluarga, ia berangkat ke Jepang, menghabiskan beberapa tahun mengajar bahasa Inggris di

universitas bisnis Nagoya. Menjelang akhir waktu di sana ia pindah ke Tokyo, di mana ia

mengunjungi studio arsitek Jepang dan desainer Shiro Kuramata. Setelah kembali ke Inggris,

dia terdaftar di Asosiasi Arsitektur di London, meninggalkan untuk mendirikan praktek

sendiri pada tahun 1981.

 

Sejak awal pekerjaan difokuskan pada cara-cara pendekatan terhadap masalah mendasar

ruang, cahaya proporsi, dan bahan-bahan, bukan pada pengembangan seperangkat laku

stilistik - tema ia juga menjelajahi dalam bukunya Minimum, pertama kali diterbitkan pada

tahun 1996, yang meneliti gagasan kesederhanaan dalam seni, arsitektur dan desain di

berbagai konteks sejarah dan budaya.

komisi awal termasuk rumah bagi penulis Bruce Chatwin, direktur opera Pierre Audi,

pedagang seni kontemporer Hester van Royen dan kolektor Doris Lockhart Saatchi, bersama-

sama dengan galeri seni di London, Dublin dan New York. proyek selanjutnya telah

berlangsung berbagai skala dan tipologi bangunan, dari toko utama Calvin Klein di

Manhattan dan lounge bandara untuk Cathay Pacific di Hong Kong ke biara Cistercian baru

Our Lady of Novy Dvur di Bohemia.

Dibawah ini adalah beberapa contoh karya beliau :

Hotel Silken Puerta Madrid América

Hotel Silken Puerta Madrid América gagasan tentang kebebasan menjadi kenyataan,

sebuah tempat pertemuan di mana mereka bertemu dengan budaya yang berbeda dan cara

pemahaman arsitektur dan desain. Sebuah karya yang membangunkan indera tamu, yang

11

Page 12: Baskoro Tedjo

memutuskan hubungan dengan tradisi dengan menggunakan berbagai warna, bahan dan

bentuk. Un Hotel 5 de lo habitual. A 5 Star Hotel Mewah dapat masuk ke dalam ruang tamu

yang inovatif, berani, sangat berbeda dari biasanya.

Madrid América adalah ruang mimpi yang

mengajak kepada pengunjung. Sebuah proyek yang

telah membawa bersama-sama sembilan belas dari

studi terbaik arsitek dan desainer di dunia, di tiga

belas negara yang berbeda. Orisinalitas, mewah,

inovasi dan kebebasan formal mendefinisikan

sebuah hotel yang membangkitkan 'indera tamu.

Masing-masing lantai menampilkan konsep yang

berbeda kamar. Semua bermain dengan bahan yang

berbeda, warna dan bentuk untuk menciptakan ruang

yang membawa bersama-sama yang terbaik pada

desain dan arsitektur modern dan di mana kreativitas

dan kebebasan dalam pengembangan masing-masing ruang telah ciri tersebut.

B. Frank Llyod Wright

Frank Lloyd Wright (8 Juni 1867 – 9 April 1959) adalah seorang arsitek terkenal dari awal

tahun 1900-an. Rumahnya terkenal dengan julukan Robbie House, yang tata ruangnya seperti

jaringan jalan yang ruwet dan jendela kaca bernoda geometris. Informasi rumah itu bisa

didapatkan dalam buku The Wright 3 karya Blue Balliet. Frank Lloyd Wright memegang

jimat khusus dalam bentuk ikan Jepang nefrit.

Ia mengembangkan serangkaian gaya yang amat bersifat perorangan, mempengaruhi rancang

bangunan di seluruh dunia, dan hingga saat ini masih merupakan arsitek terkenal dari

Amerika Serikat.

Wright juga terkenal sepanjang hidupnya. Kehidupan pribadinya yang berwarna sering

menjadi berita utama, utamanya tentang kegagalan 2 pernikahan pertamanya dan pembakaran

serta pembunuhan di studio Taliesin miliknya pada tahun 1914.

12

Foto Gedung Hotel Silken Puerta Madrid América

Page 13: Baskoro Tedjo

Dibawah ini merupakan beberapa contoh karya beliau:

Sebelah kanan adalah Fallingwater adalah karyanya, "kediaman paling terkenal yang pernah

membangun";

TNE AIA

(American Institute of arhitects) mengacu pada Fallingwater sebagai "karya terbaik sepanjang

masa arsitektur Amerika". Jatuh Air juga dikenal sebagai Edgar J. Kaufmann Sr Residence.

Dan yang sebelah kiri adalah Museum Guggenheim, museum landmark Frank Lloyd Wright

dikunjungi sebanyak untuk arsitektur yang terkenal karena seni superlatif tersebut. Dibuka

pada tahun 1959, tak lama setelah Wright meninggal, Guggenheim adalah sebuah ikon

arsitektur modern, yang dirancang khusus untuk menampilkan dan melengkapi seni modern.

C. Christ Bosse

Chris Bosse adalah arsitek kelahiran Jerman, tinggal di Sydney. Dia adalah seorang

perancang kunci dari Beijing National Aquatics Centre yang dibangun untuk Olimpiade

2008.

Selama bertahun-tahun, Bosse mendasarkan karyanya pada studi komputasi struktur organik

dan menghasilkan konsep-konsep tata ruang. Penelitiannya terletak pada eksplorasi struktur

yang tidak biasa mendorong batas-batas pemahaman tradisional struktur dan arsitektur

dengan formfinding digital dan eksperimental. Masters Gelar Chris Bosse's 'ditangani dengan

penerapan lingkungan virtual ke dalam arsitektur. Dia adalah seorang associate di arsitek

PTW di Sydney, di mana ia fundamental dalam mengembangkan Watercube di Beijing antara

beberapa proyek internasional lainnya. Dia adalah co pendiri L.A.V.A. laboratorium untuk

arsitektur visioner. Chris Adjunct Profesor dan Riset sesama Inovasi di University of

Technology Sydney.

13

Foto Rumah Falling Water karya Frank

Foto Gedung Museum Guggenheim, Amerika

Page 14: Baskoro Tedjo

Beberapa contoh karya beliau adalah :

Chris Bosse telah memenangkan kompetisi

desain internasional dengan rencana untuk

mengubah Universitas Teknologi menara di

Ultimo dari balok beton mencolok ke patung

putih bercahaya .Seorang profesor arsitektur di

UTS, Bosse merasakan''''monolitik kotak beton

diperlukan sebuah facelift. ''Saya tidak setuju

dengan panggilan bangunan apapun jelek .tapi

saya pikir bangunan dari periode itu di tahun 60-an pantas untuk dibawa ke abad ke-21 dalam

hal teknologi bangunan dan teknologi lingkungan,''katanya.

Desain, yang tirai bangunan dalam kepompong transparan mesh kain, memenangkan

penghargaan untuk desain spekulatif di Award Re-Skinning ZEROprize di World Urban

Forum di Rio de Janeiro pekan lalu. Bosse memperkirakan akan biaya $ 15 juta untuk

membangun, sekitar 10 persen dari biaya gedung baru.

Universitas, di tengah-tengah upgrade $ 400 juta untuk kampus kota nya, tidak berniat

menerapkan desain, bukan fokus pada fasilitas baru, termasuk bangunan yang dirancang oleh

Fakultas Bisnis Kanada-Amerika arsitek terkenal Frank Gehry.

Sumber:

http://mycityblogging.com/makassar/2007/12/28/wajah-modern-makassar-tahun-2008/

http://id.wikipedia.org/wiki/

archipeddy.com

http://www.smh.com.au/entertainment/art-and-design/glowing-cocoon-is-a-winning-idea-

that-will-never-emerge-20100329-r8ek.html

http://www.howardmodels.com/frank-lloyd-wright/index.html

williamkohassociates.com

14

Page 15: Baskoro Tedjo

15