BAPEPAM 2006 reviewed
-
Upload
megud093688 -
Category
Documents
-
view
485 -
download
4
Transcript of BAPEPAM 2006 reviewed
1Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
2006
Badan PengawasPasar Modal danLembaga Keuangan
Indonesian Capital Marketand Financial InstitutionsSupervisory Agency
S y n e r g y
I n t e g r i t y
T r u s t w o r t h y
R e s p e c t a b l e
T r a n s p a r e n c y
A c c o u n t a b i l i t y
Laporan Tahunan Annual Report
BAPEPAM - LK
2Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S y n e r g y
I n t e g r i t y
T r u s t w o r t h y
R e s p e c t a b l e
T r a n s p a r e n c y
A c c o u n t a b i l i t y
3Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Daftar IsiContents
1 Visi dan Misi 4Vision and Mission
2 Sambutan Ketua 6Chairman»s Statement
3 Organisasi 11Organization
4 Tinjauan Keuangan 2006 28Financial Review 2006 Paket Kebijakan Sektor Keuangan 28 Financial Sector Policy Package
5 Tinjauan Operasional 34Operational Review A. Perundang-undangan 34 Regulatory B. Pelayanan Hukum & Litigasi 50 Legal Councel & Litigation C. Penegakan Hukum 58 Law Enforcement D. Aktivitas Pengawasan 62 Monitoring Activity E. Aksi Korporasi 82 Corporate Actions F. Reksa Dana 90 Investment Fund G. Pasar Modal Syariah 96 Sharia Capital Market H. Lembaga Keuangan Pengawasan Industri Asuransi 100 Financial Institution Monitoring on Insurance Industry I. Tinjauan Tentang Dinamika Dana Pensiun Selama Tahun 2006 110 Review on the Dynamics of Pension Fund Industry During 2006 J. Perusahaan Pembiayaan & Perusahaan Modal Ventura 119 Financing Company & Venture Capital Company K. Hubungan Internasional 136 International Affair L. Pelayanan Informasi 146 Information Service
6 Perkembangan Internal 150Internal Development A. Sumber Daya Manusia 150 Human Resources B. Teknologi Informasi 156 Information Technology C. Buletin Akuntansi Staf 158 Staff Accounting Bulletin D. Report on the Observance of Standards & Codes (ROSC) on Accounting & Auditing 159 Report on the Observance of Standards & Codes (ROSC) on Accounting & Auditing
7 Ikhtisar dalam Angka 160The Year in Number
8 Daftar Lampiran 188Appendices Kalender Peristiwa Penting tahun 2006 189 Calendar of Events 2006
4Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Visi dan MisiVision and Mission
VisiMenjadi otoritas pasar modal dan
lembaga keuangan yang amanah
dan profesional, yang mampu
mewujudkan industri pasar
modal dan lembaga keuangan
non bank sebagai penggerak
perekonomian nasional yang
tangguh dan berdaya saing
global.
VisionBecoming trusted and
professional Capital Market and
Financial Institution Regulator
capable of creating capital
market and non-bank financial
institutions as generators for
resilient and globally competitive
national economy.
1
Joel Arthur Barker
A leader is a
person you will
follow to a
place you
wouldn»t go by
yourself.
5Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
MisiMisi di Bidang Ekonomi
Menciptakan iklim yang kondusif bagi
perusahaan dalam memperoleh
pembiayaan dan bagi pemodal dalam
memilih alternatif investasi pada industri
Pasar Modal dan Jasa Keuangan
Non Bank.
Misi di Bidang Kelembagaan
Mewujudkan Bapepam - LK menjadi
lembaga yang melaksanakan tugas dan
fungsinya memegang teguh pada
prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, independensi, integritas
dan senantiasa mengembangkan diri
menjadi lembaga berstandar
internasional.
Misi Sosial Budaya
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang
memahami dan berorientasi pasar modal
dan jasa keuangan non bank dalam
membuat keputusan investasi dan
pembiayaan.
MissionEconomic Mission
Creating friendly environment for
corporations to obtain funding and for
investors to select investment alternatives
in capital market and non-bank financial
institution industries.
Institutional Mission
Creating Bapepam - LK as an
institution that discharges its duties
and functions, upholds principles of
transparency, accountability,
independence, and integrity, and
constantly transform itself into an
international standard institution.
Cultural Mission
Creating Indonesian society that has
understanding of and orientation to
capital market and non-bank financial
institution in making investment and
financing decisions.
V I S I
D A N M I S I
V I S I O N
A N D M I S S I O N
6Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Sambutan KetuaChairman’s Statement
A. Fuad Rahmany
Ketua / Chairman
2S y n e r g y
I n t e g r i t y
T r u s t w o r t h y
R e s p e c t a b l e
T r a n s p a r e n c y
A c c o u n t a b i l i t y
Tahun 2006 merupakan tahun pertamaberoperasinya Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan (Bapepam - LK) yangmerupakan hasil penggabungan dari 2 (dua)lembaga pengawas yang telah ada sebelumnya:Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) danDirektorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK).Dengan resmi beroperasinya lembaga baru hasilpenggabungan tersebut maka Bapepam-LK saat inimerupakan lembaga pengawas tunggal industri jasakeuangan di luar perbankan. Cakupan supervisiBapepam-LK dengan demikian cukup luas danberagam, mulai dari perusahaan sekuritas, manajerinvestasi, perusahaan asuransi, dana pensiun,perusahaan pembiayaan dan penjaminan sampaidengan lembaga jasa profesi di pasar modal maupunindustri jasa keuangan non bank lainnya.
2006 was the first operational year of the CapitalMarket and Financial Institutions SupervisoryAgency (Bapepam-LK), the merged entity of 2earlier supervisory institutions i.e. Capital MarketSupervisory Agency (Bapepam) and DirectorateGeneral of Financial Institutions (DJLK).Bapepam-LK became the single regulatory body inIndonesia that oversees the capital market andthe non bank financial institutions (NPFI).Bapepam-LK regulatory authority covers variouslevel of complexity and wide range of activitiesacross securities firms, investment managers,insurance, pensions, finance companies,guaranteeing institutions, and the supportingprofessionals bodies and services with regards tocapital market and NBFI industry.
7Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S A M B U T A N
K E T U A
C H A I R M A N »S
S T A T E M E N T
Secara umum, kinerja industri pasar modal ditahun 2006 lalu cukup membesarkan hati. Hal iniditunjukkan oleh trend pertumbuhan danbeberapa indikator pasar modal. IHSG Bursa EfekJakarta selama tahun 2006 mengalamipertumbuhan sebesar 55,3%, mencapai level1805,52 pada sesi terakhir perdagangan tanggal28 Desember 2006. Nilai kapitalisasi pasar di BEJmeningkat 55,88% dari Rp801,3 triliun di tahun2005 menjadi Rp1.249,1 triliun di tahun 2006.Bila dilihat rasionya terhadap PDB, maka telahterjadi peningkatan dari 25,32% di tahun 2005menjadi 37,42% di tahun 2006. Sejalan denganpeningkatan tersebut, nilai transaksi sahamharian di BEJ juga meningkat 10,23%, dariRp1,67 triliun/hari di tahun 2005 menjadi Rp1,84triliun/hari di tahun 2006 ini.
Industri Reksa Dana Indonesia juga menemuimomentum kebangkitannya kembali pascapenurunan kinerjanya yang cukup tajam di akhirtahun 2005. Nilai Aktiva Bersih Reksa Danatumbuh sebesar 75,8% dari Rp29,40 triliun ditahun 2005 menjadi Rp51,62 triliun di tahun2006. Meski terjadi penurunan jumlah pemegangunit penyertaan dari 254 ribu pihak di tahun2005 menjadi 202 ribu pihak di tahun 2006 ,namun dalam periode yang sama, jumlah ReksaDana mengalami peningkatan dari 328 ReksaDana menjadi 403 Reksa Dana atau tumbuhsebesar 22,87%.
Di sektor industri jasa keuangan non bank, telahterjadi pula trend pertumbuhan yang cukup baik.Jumlah perusahaan perasuransian di tahun 2006berjumlah 415 perusahaan. Sementara itujumlah dana pensiun aktif sampai dengan 31Desember 2006 adalah sebanyak 297 danapensiun, terdiri dari 272 Dana Pensiun PemberiKerja (DPPK) dan 25 Dana Pensiun LembagaKeuangan (DPLK). Dari sisi asset, nilai kekayaan(aktiva bersih) dana pensiun berdasarkan laporankeuangan dana pensiun unaudit pertanggal 31Desember 2006 mencapai Rp77, 462 triliun ataumeningkat sebesar 22% dari nilai kekayaan danapensiun pada 31 Desember 2005.
Dana kelolaan untuk investasi dari industriperasuransian dan dana pensiun memegangperanan sangat strategis terhadap perkembanganpasar modal. Portofolio investasi kedua industriini semakin beralih kepada instrumen investasipasar modal, khususnya kepada surat utangnegara. Namun, masih perlu diambil langkah-langkah strategis guna mendorong pemodalkelembagaan berorientasi jangka panjang inilebih meningkatkan lagi kontribusinya dalammengembangkan industri pasar modal Indonesiadi masa mendatang.
In general, the performance of our capitalmarket throughout 2006 have been quiteencouraging observed from the trend of severalcapital market indicators. The JSX CompositePrice Index grew 55.3% (Y.O.Y) reaching1805.52 as of the last trading day on 28th
December 2006. Market Capitalization of JSXincreased by 55.88% from IDR 801.3 trillion in2005 to IDR 1,249.1 trillion in 2006. As a ratio toour GDP (PDB), the market capitalization of JSXincreased from 25.32% in 2005 to 37.42% in2006. Concurrent with the positivedevelopment, the average daily transactionincreased from 10.23% of IDR 1.67 trillion to IDR1.84 trillion daily.
The mutual fund industry showed tremendousresilience and is building tremendous positivemomentum from the lows of the crisisexperience in 2005. The NAV grew by 75.8%from the low of IDR 29.40 trillion to IDR 51.62trillion as of end of 2006. Although theparticipation of individual unit holders fell overthe period from 254,000 in 2005 to 202,000 in2006, the number of funds increased by22.87% from 328 funds to 403 funds.
Non-bank financial sector also experiencedpositive development. As of end of 2006, thetotal number of insurance companies stood at415. By December 2006 , we had 297 activepension funds comprising of 272 EmployerPension Funds and 25 Financial InstitutionPension Funds. From the perspective of assetunder management, significant growth of 22%were observed based on the industry unauditedfinancial statement, which shows a net increaseof total asset to IDR 77.462 trillion in comparisonto the previous year.
Fund managed by insurance and pension fundindustries played strategic role to thedevelopment of capital market. There have beena trend in investment portfolio of these twoindustries that move towards to capital marketinstruments, government securities in particular.However, further strategic steps should be takento encourage their participation that may givesignificant contribution towards development ofIndonesian capital market in the years to come.
8Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S A M B U T A N
K E T U A
C H A I R M A N »S
S T A T E M E N T
Meski mengalami penurunan dari sisi jumlah,kinerja perusahaan pembiayaan justru tumbuhdimana total asset industri ini meningkat dariRp96,5 triliun di tahun 2005 menjadi Rp108,9triliun di tahun 2006. Nilai piutang pembiayaanmeningkat dari Rp67,6 triliun menjadi Rp93triliun. Trend pertumbuhan yang hampir serupajuga terjadi pada perusahaan modal ventura,dimana meskipun mengalami penurunan dari sisijumlah namun dari sisi nilai laba yang diperolehmeningkat 148,15%, dari Rp16,49 milyar ditahun 2005 menjadi Rp40,92 milyar di tahun2006.
Terkait dengan amanah untuk melindungipemodal Bapepam-LK telah dan akan terusmelakukan berbagai upaya antara lainmeningkatkan ketaatan emiten terhadap prinsipketerbukaan dan pengawasan yang lebih ketatterhadap aktivitas perdagangan saham danobligasi di pasar sekunder. Dalam kaitan ini,Bapepam-LK telah melakukan berbagai revisiterhadap peraturan-peraturan yang terkaitdengan keterbukaan dan transparansi dariemiten.
Dalam periode yang sama kami terusmemperkuat kapasitas dari perusahaan efekguna meningkatkan daya saingnya di era yangsangat kompetitif saat ini dengan carameningkatkan kualitas risk-based capital dariperusahaan sekuritas dan perusahaan jasakeuangan lainnya.
Seperti juga tahun-tahun sebelumnya,penegakan hukum tetap menjadi prioritas utamaBapepam-LK untuk menjaga integritas industri inidan meningkatkan kepercayaan pelaku pasarkhususnya pemodal terhadap pasar modalnasional.
Ditahun 2006 lalu, aktivitas pengawasan danpenegakan hukum yang dilakukan Bapepem-LKbermuara pada pengenaan sanksi administratifberupa denda kepada 304 pihak dengan totalnilai denda sebesar Rp8,2 milyar. Bapepam-LKjuga menjatuhkan sanksi administratif lain diluardenda kepada 63 pihak, mulai dari yang berupaperingatan tertulis hingga pencabutan izin usahadan orang perseorangan serta pembekuan STTD.
Sedangkan di sektor jasa keuangan non banklainnya, Bapepam-LK telah mengeluarkan sanksiadministratif kepada perusahaan asuransisebanyak 212 perusahaan dan 340 perusahaanpenunjang asuransi, serta pencabutan izin usahaatas 22 perusahaan pembiayaan.
Although there was a decreased numbers offinance companies, its assets kept growing fromIDR 96.5 trillion to IDR 108.9 trillion in 2006.Additionally, the financing credit extended grewpositively from IDR 67.6 trillion to IDR 93 trillion.Similar trend was observed in the venture capitalsector whereby the number of institutionscontracted but the net profit from the industrygrew positively by 148,15% from IDR 16,49 billionin 2005 to IDR 40,92 billion as of end 2006.
Paramount to our mandate of protecting investors,significant efforts are being put in place such asimproving the overall market transparency andcompliance level of market participants, enhancingissuers disclosure requirements and increasing theoverall surveillance in secondary markets both forequities and bonds. In this regards, Bapepam-LKundertook a comprehensive revision of ourdisclosure-related rules.
At the same time, we keep strengthening thecapacity of market intermediaries to operate in amore competitive industry environment through theimplementation of more stringent risk-based capitalrequirements for securities firms and NBFIs.
As we have done in previous years, enforcement ofour rules and regulation is the fundamental pillarfor us to protect our market integrity and to buildconfidence for both the market and the investors inparticular.
Last year, our enforcement activities leviedadministrative sanctions on 304 entities with totalfines amounting to IDR 8.2 billion. We alsoenforced administrative sanctions to 63 parties invarious forms such as written admonition, licenserevocation to business and individuals, andsuspension of registration on 63 entities.
In the NBFI sector, we imposed administrativesanctions on 212 insurance firms and 340supporting insurance institutions while revoked thelicenses of 22 finance companies.
9Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S A M B U T A N
K E T U A
C H A I R M A N »S
S T A T E M E N T
Bapepam-LK memiliki komitmen yang kuat untukterus berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaanfungsi dan tugas pokoknya sebagai otoritas pasarmodal dan lembaga keuangan non bank.
Kami sangat memahami bahwa upaya tersebutsangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuanSDM-nya serta upgrading dari sarana dan prasaranauntuk melakukan supervisi yang efektif baik on-sitemaupun off-site examination terhadap lembaga-lembaga jasa keuangan yang diawasinya.
Dalam kaitan ini, Bapepam-LK telah melakukankerjasama yang sangat produktif dan efektif denganotoritas negara-negara tetangga seperti AustralianSecurities and Investment Commission (ASIC) danAustralian Prudential Regulation Authority (APRA).
Berbagai program pendidikan dan pelatihan darikerjasama ini antara lain di bidang enforcement,market surveillance, dan pengembangan risk-basedsupervision. Diharapkan dari kerjasama sinergistersebut akan terbangun suatu sistem pengawasanyang lebih efektif didukung oleh kualitas SDMBapepam-LK yang profesional dan dapat diandalkandalam melaksanakan fungsi supervisinya.
Dalam rangka meningkatkan integritasorganisasinya, Bapepam-LK sejak awal tahun 2006lalu telah memiliki unit khusus setingkat eselon II,yakni Biro Kepatuhan Internal yang antara lainbertugas melakukan penelaahan penilaiankepatuhan pelaksanaan tugas di lingkunganBapepam-LK. Terbentuknya Biro Kepatuhan Internaltersebut juga mencerminkan kuatnya tekad MenteriKeuangan sebagai pimpinan Departemen Keuanganuntuk menciptakan suatu birokrasi yang profesional,transparan, dan efisien dalam menjalankantugasnya.
Akhir kata, keberhasilan dari Bapepam-LKdidalam melaksanakan tugasnya untuk menciptakanaktivitas pasar modal yang teratur, wajar danefisien serta lembaga keuangan yang sehat akandapat tercapai bila mendapatkan dukungan darisemua pihak (stakeholders) termasuk mitra kerjakami di lembaga legislatif, yudikatif dan aparathukum lain di lembaga eksekutif.
Ketua / Chairman
A. Fuad Rahmany
Bapepam-LK is fully committed to continuouslyimprove the quality of our services towardsundertaking our mandate as the regulatory authorityof the capital market and the NBFI sectors.
We fully understand that the efforts will requirefurther upgrades in both our human capital andphysical infrastructure to improve the overall capacityin undertaking the supervisory activity - both off-siteand on-site examinations - towards our industry.
In this respect, Bapepam-LK has established astrategic and effective alliance with our regionalcounterpart such as the Australian Securities andInvestment Commission (ASIC) and AustralianPrudential Regulation Authority (APRA).
Collaborative works with our Australian counterpartswere mainly focused in three areas: enforcement,market surveillance, and risk-based supervision forissuers. We foresee the efforts will contributesignificantly towards establishing a more effectivesupervisory mechanism supported by professionaland qualified personnels of Bapepam-LK inundertaking its functions.
To enhance the overall integrity of Bapepam-LK, theInternal Compliance Bureau was established in 2006.This bureau ensures that all our internal operationalactivities are within our regulatory jurisdiction andexecuted accordingly to our procedure. Our InternalCompliance Bureau, echoes the vision of theMinister of Finance in creating a highly professional,transparent and efficient bureaucracy in the publicsector.
In closing, the success of Bapepam-LK to establish afair, regular, and efficient capital market and a soundNBFIs could be achieved only with the supports fromthe industry and the relevant stakeholders and ourcounterparts in legislative and judicial bodies as wellas those at the criminal justice system.
10Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
11Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
OrganisasiOrganization
3
Leroy Eimes
A leader is one
who sees more
than others see,
who sees farther
than others see,
and who sees
before others
see.
Penggabungan Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan (DJLK)
Sektor jasa keuangan yang mencakup antara lain
pasar modal, perbankan, dana pensiun, asuransi,
dan lembaga keuangan lainnya, adalah industri
yang sangat dinamis, kompleks, selalu berubah
serta mempunyai interdependensi yang sedemikian
tinggi antara satu sektor dengan lainnya baik di
tingkat domestik, regional maupun global.
Karakteristik tersebut membawa setidaknya dua
konsekuensi utama, yaitu para pelaku di sektor jasa
keuangan harus mampu beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi dan regulator harus pula
mempersiapkan dirinya untuk menghadapi
dinamika dari perubahan tersebut.
The merger of Indonesian Capital Market
Supervisory Agency (or Bapepam in
Indonesian Acronym) and Directorate
General of Financial Institutions (or DJLK in
Indonesian acronym)
Financial Services Sector, which includes capital
market, banking, pension fund, insurance, and
other financial institutions, is a very dynamic and
complex industry. It is always changing and has
high interdependency among its sectors, either
domestically, regionally, or internationally. This
characteristic produced two consequences, i.e.
players in financial services sector must be able to
adapt with the changes and regulator must
prepare for the changes.
12Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
Selain itu, kecenderungan diterapkannya sistem
pengawasan industri jasa keuangan secara
terpadu yang mengawasi tidak hanya pasar
modal tetapi juga perusahaan asuransi, dana
pensiun dan lembaga keuangan lainnya termasuk
perbankan oleh beberapa negara selama satu
dekade terakhir, menjadi pemicu bagi regulator
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut. Sistem pengawasan terpadu ini
dibentuk dengan maksud untuk menciptakan
lembaga pengawas yang terintegrasi bagi pasar
modal, perbankan, dana pensiun, asuransi serta
lembaga keuangan lainnya. Hal ini ditujukan
dalam rangka mengurangi tingkat risiko di sektor
keuangan dan mengantisipasi berkembangnya
universal product, meningkatkan kepercayaan
pasar, perlindungan konsumen, transparansi,
standar praktik bisnis keuangan, dan mengurangi
kejahatan di bidang keuangan.
GBHN 1999 - 2004 telah merespon dinamika
perubahan industri jasa keuangan tersebut,
dimana dinyatakan bahwa dalam rangka
menciptakan industri pasar modal yang efektif
dan efisien, perlu dibentuk suatu lembaga
independen yang mengawasi kegiatan dibidang
pasar modal dan lembaga keuangan.
Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 34 ayat (1)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999
sebagaimana diubah dengan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
disebutkan bahwa pengawasan industri jasa
keuangan dilakukan oleh lembaga pengawas
sektor jasa keuangan yang independen.
Dalam Road Map Departemen Keuangan dan
Kebijakan Sektor Keuangan, telah dicanangkan
adanya integrasi pengawasan sektor jasa
keuangan non bank yang merupakan langkah
awal untuk membentuk suatu pengawas jasa
keuangan yang terintegrasi. Penggabungan
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK)
merupakan persiapan dalam rangka
pembentukan institusi dimaksud.
Beside that, the inclination to apply an integrated
supervision on financial services sector, which
supervises not only capital market but also
insurance, pension fund, and other financial
institutions including banking by several countries
in the last decade also triggered regulator to adjust
with such changes. This integrated financial services
authority is established to form an integrated
supervision for capital market, banking, pension
fund, insurance, and other financial institutions in
order to reduce risk and anticipate the development
of universal products, to increase market trust,
consumer protection, transparency, and standards
of financial business practices, as well as to reduce
financial crimes.
State Policy Guidelines 1999 - 2004 has responded
to such change in the financial services industry, as
it was stated that to create an effective and
efficient capital market industry, it is necessary to
form an independent institution which supervises
capital market and financial institutions activities.
Further, based on Article 34 Item (1) of Law
Number 23 Year 1999 which was changed to Law
Number 3 Year 2004 concerning Bank Indonesia, it
was stated that financial services industry
supervision should be executed by an independent
financial services authority.
Roadmap of the Ministry of Finance and Financial
Sector Policy has planned the integration of non-
bank financial services sector supervision as a
preliminary step to form an integrated financial
services authority. The merger of Bapepam and
DJLK is a preparation towards the establishment of
Financial Services Authority.
O R G A N I Z A T I O N
13Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Struktur Organisasi Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
KMK 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit
eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu
organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam - LK).
Bapepam - LK mempunyai tugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar
modal serta merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga
keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Bapepam - LK
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak
yang memperoleh izin usaha, persetujuan,
pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang
bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan
perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh
pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,
Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang
pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga
keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria
dan prosedur di bidang lembaga keuangan;
10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang lembaga keuangan;
Organization Structure of Capital Market and
Financial Institutions Supervisory Agency (or
Bapepam - LK in Indonesian Acronym)
Based on Minister of Finance Decree Number 606/
KMK.01/2005 dated 30 December 2005 concerning
Organization and Job Description of Bapepam dan
LK, 1st echelon units within Ministry of Finance, i.e.
Bapepam and Directorate General of Finance
Institution were merged into one 1st echelon unit
under Ministry of Finance to become
Bapepam - LK.
Bapepam - LK has duties to supervise the daily
activities of capital market and execute the policies
and technical standards in financial institutions area,
in accordance to policies which have been set by the
Minister of Finance and based on regulations. In
performing the duties Bapepam - LK has the
following functions:
1. Capital market rule making;
2. Capital market law enforcement;
3. Monitoring of Persons who obtain business
licenses, approvals, registrations from the
agency and other institutions in capital
market area;
4. Ratification of company disclosure principles
for Issuers and Public Companies;
5. Settlement of appeal by Persons imposed
sanctions by Stock Exchange, Clearing and
Guarantee Institution, and Custodian and
Settlement Institution;
6. Ratification of accounting provisions in capital
market area;
7. Preparation of policies formulation in financial
institutions area;
8. Execution of policies in financial institutions
area in accordance with the current
regulations;
9. Formulation of standards, norms, criteria
and procedures guidelines in financial
institutions area;
10. Providing technical guidance and
evaluation in financial institutions area;
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
14Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
11. Pelaksanaan tata usaha Badan.
Organisasi Bapepam - LK terdiri dari 1 Ketua
Badan sebagai eselon I dan membawahi 12 unit
eselon II (1 Sekretariat dan 11 Biro Teknis), dimana
lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi
aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian,
perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta
modal ventura. Penggabungan ini mencerminkan
respon dan langkah awal Departemen Keuangan
atas semakin terintegrasinya industri jasa
keuangan.
Dalam perkembangannya, kegiatan pembinaan
dan pengawasan di bidang pasar modal dan
lembaga keuangan menuntut perhatian yang
tinggi terutama terkait dengan peran strategis
pasar modal dan lembaga keuangan dalam
perekonomian nasional serta kerja sama
internasional. Tuntutan perkembangan tersebut
memerlukan peningkatan efektifitas sistem
pembinaan dan pengawasan yang telah berjalan
selama ini. Untuk lebih meningkatkan fungsi
pengawasan terhadap kinerja dan kepatuhan
(compliance) terhadap pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi dari unit-unit di lingkungan Bapepam
dan Lembaga Keuangan serta memenuhi prinsip-
prinsip Good Governance, struktur organisasi
Bapepam dan Lembaga Keuangan memerlukan
penyempurnaan.
Penyempurnaan organisasi dilakukan melalui
pembentukan Biro Kepatuhan Internal yang
dikukuhkan melalui Peraturan Menteri Keuangan
nomor 131 tertanggal 22 Desember 2006.
Biro Kepatuhan Internal bertanggung jawab
kepada Ketua Badan dan dipimpin oleh pejabat
eselon II, dan diharapkan menjadi compliance unit
melalui penelaahan dan penilaian kepatuhan
pelaksanaan tugas serta pemberian rekomendasi
pelaksanaan tugas unit eselon II di Bapepam - LK.
Dengan terbentuknya biro ini, diharapkan bahwa
terjadi pemisahan fungsi antara pihak yang
melakukan eksekusi tugas sehari-hari dan pihak
yang melakukan pengawasan kepatuhan dalam
pelaksanaan tugas dimaksud.
Salah satu pertimbangan penting yang mendasari
pembentukan biro ini antara lain adalah : dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, hampir seluruh
11. Execution of agency administration.
Bapepam - LK organization is led by 1 (one)
chairman as a 1st echelon officer under the Ministry
of Finance who supervises 12 (twelve) 2nd echelon
units (consists of one secretariat and 11 technical
bureaus) that are responsible for supervision of
capital market, pension fund, insurance, banking,
and other financial institutions. This merger reflected
the response and preliminary steps of Ministry of
Finance on the integration of financial services
industry.
In its progress, supervising capital market and
financial institutions demands for high concentration
mainly relating to strategic role of capital market and
financial institutions in the national economic and
international affairs. Consequently, supervision
system that has been functioning all this time needs
some improvement. To further develop the
supervision on the employees» performance and their
compliance to the execution of main duties and
functions within Bapepam - LK and to implement the
good governance principles, Bapepam - LK was
reorganized.
The reorganization was conducted by establishing
Internal Compliance Bureau which was established
under Ministry of Finance Rule Number 131 dated
December 22nd 2006.
This bureau responsible directly to the chairman and
led by a 2nd echelon officer and is expected to be a
compliance unit and quality/performance assurance
control of employees» performance on their daily
duties within Bapepam - LK. The establishment of
this bureau would separate functions between
employees executing daily activities and those
monitoring compliance on the duties performed.
One of important reasons for the establishment of
this new bureau was in its daily activities, nearly all
Bapepam - LK bureaus make contacts and interact
O R G A N I Z A T I O N
15Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
biro dalam Bapepam - LK berhubungan dan
berinteraksi langsung dengan para pihak dan
industri terkait, seperti dalam proses pendaftaran,
persetujuan, pengesahan, perijinan, monitoring
serta pengenaan sanksi. Hal ini membawa
konsekuensi kepada para pegawai Bapepam dan
Lembaga Keuangan untuk memiliki integritas yang
tinggi. Namun demikian, potensi terjadinya praktek-
praktek korupsi, kolusi, nepotisme serta bahaya
moral hazard tetap tinggi dan memerlukan
perhatian serius.
Pembentukan Biro baru ini merupakan salah satu
upaya Bapepam - LK menuju organisasi instansi
pemerintah yang modern, dihormati dan dapat
dipercaya.
directly with related Persons and industries, such as
dealing with registrations, approvals, enactment,
licenses, monitoring, and imposing sanctions.
Consequently, Bapepam - LK employees should
have high integrity. Nevertheless, the potential risk
of corruption, collusion, and nepotism as well as
moral hazard is still high and need serious
consideration.
The establishment of this new bureau was another
step taken by Bapepam - LK towards building a
modern, respected, and trustworthy government
agency.
O R G A N I Z A T I O N
16Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
17Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Bapepam - LK dipimpin oleh seorang Ketua
yang dibantu oleh seorang Sekretaris dan 12
Kepala Biro yang terdiri dari Biro Perundang-
undangan dan Bantuan Hukum, Biro Riset dan
Teknologi Informasi, Biro Pemeriksaan dan
Penyidikan, Biro Pengelolaan Investasi, Biro
Transaksi dan Lembaga Efek, Biro Penilaian
Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Biro
Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil,
Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Biro
Pembiayaan dan Penjaminan, Biro
Perasuransian, Biro Dana Pensiun, Biro
Kepatuhan Internal.
Bapepam - LK is headed by a chairman who is
assisted by an Executive Secretary and Twelve
Head of Bureaus. Those bureaus are Regulation
and Legal Counsel Bureau, Research and
Information Technology Bureau, Enforcement
Bureau, Investment Management Bureau,
Market Institutions and Transactions Bureau,
Services Sector Corporate Finance Bureau, Real
Sector Corporate Finance Bureau, Accounting
Standards and Disclosure Bureau, Financing
and Guarantee Bureau, Insurance Bureau,
Pension Fund Bureau, Internal Compliance
Bureau.
Dr. Ahmad Fuad Rahmany mulai menjabat
sebagai Ketua Bapepam - LK sejak 27 April
2006. Beliau memperoleh gelar Doktor di
bidang Ekonomi dari Vanderbilt University
Nashville, Tennessee pada tahun 1997.
Dr. Ahmad Fuad Rahmany, chairman of
Bapepam - LK since April 27th, 2006.
He earned his doctoral degree of Economics
from Vanderbilt University at Nashville,
Tennessee in 1997.
DR. Ahmad Fuad Rahmany
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
18Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
Robinson Simbolon mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
dan Bantuan Hukum Bapepam - LK sejak
1 Oktober 1999. Beliau merupakan alumnus
Fakultas Hukum Universitas Jayabaya pada
tahun 1982 dan Program Diploma Ahli
Perundang-undangan Universitas Indonesia
pada tahun 1988.
Robinson Simbolon started his office term as
the Head of Regulation and Legal Counsel
Bureau, Bapepam - LK since October 1st, 1999.
He graduated from Faculty of Law, Jayabaya
University in 1982. He also received a Diploma
of Regulation Speciality Regulation Program
from University of Indonesia in 1988.
Ngalim Sawega mulai menjabat sebagai
Sekretaris Bapepam - LK sejak 29 Desember
2006. Beliau memperoleh gelar Sarjana
Hukum dari Universitas Indonesia dan gelar
Master of Science dari Illinois University, USA
pada tahun 1992.
Ngalim Sawega started his office term as
the Executive Secretary Bapepam - LK
since December 29th, 2006. He graduated
from Faculty of Law University of Indonesia
and obtained his master degree from
Illinois University, USA in 1992.
Ngalim Sawega, SH. MSc
Robinson Simbolon, SH
O R G A N I Z A T I O N
19Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Wahyu Hidayat mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
Bapepam - LK sejak 16 Mei 2006. Beliau
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Pancasila pada tahun 1985 dan
memperoleh gelar Magister Manajemen dari
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1996.
Wahyu Hidayat started his office term as
the Head of the Enforcement Bureau,
Bapepam - LK since May 16th, 2006. He
graduated from Faculty of Economics of
Pancasila University in 1985 and obtained
Master degree in Management from
Gadjah Mada University in 1996.
Yoopi Abimanyu mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Riset dan Teknologi Informasi,
Bapepam - LK sejak 29 Desember 2006.
Beliau memperoleh gelar Ph.D dari Faculty of
Commerce, The University of Birmingham,
Birmingham, Inggris pada tahun 1997.
Yoopi Abimanyu started his office term as
the Head of Research and Information
Technology Bureau, Bapepam - LK since
December 29th, 2006. He earned his Ph.D
degree from the Faculty of Commerce,
The University of Birmingham,
Birmingham, England in 1997.
Dr. Yoopi Abimanyu, MA
Wahyu Hidayat, SE, MM
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
20Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
Arif Baharudin memimpin Biro Transaksi dan
Lembaga Efek Bapepam - LK sejak tanggal
16 Mei 2006. Arif Baharudin memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Brawijaya dan memperoleh gelar Master of
Business Administration dari Denver
University, USA pada tahun 1998.
Arif Baharudin has led the Market Institutions
and Transactions Bureau, Bapepam - LK since
May 16th, 2006. He graduated from Faculty of
Economics of Brawijaya University and
obtained Master degree in Business
Administration from Denver University,
USA in 1998.
Djoko Hendratto menjabat sebagai Kepala
Biro Pengelolaan Investasi Bapepam - LK
sejak tanggal 16 Mei 2006. Djoko Hendratto
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Sebelas Maret dan memperoleh
gelar Master of Business Administration dari
University of Colorado, USA pada tahun 1997.
Djoko Hendratto has been the Head of
Investment Management Bureau,
Bapepam - LK since May 16th, 2006. He
graduated from Faculty of Economics of
Sebelas Maret University and obtained
Master degree in Business Administration
from University of Colorado, USA in 1997.
Drs. Djoko Hendratto, MBA
Arif Baharudin, SE, MBA
O R G A N I Z A T I O N
21Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Nurhaida mulai menjabat sebagai Kepala Biro
Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil
Bapepam - LK sejak 16 Mei 2006. Beliau
merupakan alumnus Institut Teknologi Tekstil,
Bandung pada tahun 1985 dan memperoleh
gelar Master of Business Administration dari
Indiana University pada tahun 1995.
Nurhaida has been the Head of Real Sector
Corporate Finance Bureau, Bapepam - LK
since May 16th, 2006. She graduated from
Institute Technology Textile, Bandung in
1985 and obtained Master degree in
Business Administration from Indiana
University, USA in 1995.
M. Noor Rachman memimpin Biro Penilaian
Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
Bapepam - LK sejak 6 Juni 2000.
M. Noor Rachman adalah alumnus Fakultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada tahun
1982 dan memperoleh gelar Master of Arts
dari Colorado State University, Amerika
Serikat pada tahun 1991.
M. Noor Rachman has been the Head of
Services Sector Corporate Finance Bureau,
Bapepam - LK since June 6th, 2000. He
graduated from Faculty of Economics of
Gadjah Mada University and obtained
Master degree Arts from Colorado State
University, USA in 1991.
Drs. M. Noor Rachman, MA
Ir. Nurhaida, MBA
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
22Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I
Freddy Rikson Saragih mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan
Bapepam - LK sejak 29 Desember 2006.
Beliau adalah alumnus Fakultas Ekonomi,
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1984
dan memperoleh gelar Master in Professional
Accounting dari University of Texas, Austin,
USA pada tahun 1992.
Freddy Rikson Saragih has been the Head of
Financing and Guarantee Bureau,
Bapepam - LK since December 29th, 2006.
He graduated from Faculty of Economics of
Gadjah Mada University in 1984 and obtained
Master in Professional Accounting from
University of Texas, Austin, USA in 1992.
Anis Baridwan mulai menjabat sebagai Kepala
Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
Bapepam - LK sejak 6 Juni 2000. Beliau
merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada
pada tahun 1982 dan memperoleh gelar
Magister di bidang keuangan dan akuntansi
dari St. Louis University, USA
pada tahun 1988.
Anis Baridwan has been the Head of
Accounting Standards and Disclosure
Bureau, Bapepam - LK since June 6th,
2000. He graduated from Faculty of
Economics of Gadjah Mada University in
1982 and obtained Master degree
majoring Finance and Accounting from St.
Louis University, USA in 1988.
Drs. Anis Baridwan, MBA
Drs. Freddy Rikson Saragih, MPAcc
O R G A N I Z A T I O N
23Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Mulabasa Hutabarat mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam - LK sejak
16 Mei 2006. Beliau merupakan alumnus
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada
tahun 1982 dan memperoleh gelar Master of
Arts dari Indiana University, USA
pada tahun 1990.
Mulabasa Hutabarat has been the Head of
Pension Fund Bureau, Bapepam - LK since
May 16th, 2006. He graduated from
Faculty of Economics University of
Indonesia in 1982 and obtained Master of
Arts degree from Indiana University,
USA in 1990.
Isa Rachmatarwata mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Perasuransian Bapepam - LK sejak
16 Mei 2006. Beliau merupakan alumnus
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Teknologi Bandung pada tahun
1990 dan memperoleh gelar Master of
Mathematic dari University of Waterloo,
Canada pada tahun 1994.
Isa Rachmatarwata has been the Head of
Insurance Bureau, Bapepam - LK since
May 16th, 2006. He graduated from
Faculty of Mathematics and Natural
Sciences of Institute Technology Bandung
in 1990 and obtained Master of
Mathematic degree from University of
Waterloo, Canada in 1994.
Ir. Isa Rachmatarwata, M.Math
Drs. Mulabasa Hutabarat, MA
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
24Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
Abraham Bastari mulai menjabat sebagai
Kepala Biro Kepatuhan Internal Bapepam - LK
sejak 29 Desember 2006. Beliau adalah
alumnus Fakultas Psikologi Jurusan Industri
dan Organisasi Universitas Padjajaran pada
tahun 1984 dan memperoleh gelar Master
of Business Administration dari Cleveland
State University, USA pada tahun 1993.
Abraham Bastari has been the Head of
Internal Compliance Bureau, Bapepam - LK
since December 29th, 2006. He graduated
from Faculty of Psychology, majoring in
Industrial and Organizational, Padjajaran
University in 1984 and obtained Master
of Business Administration degree from
Cleveland State University, USA in 1993.
Drs. Abraham Bastari, MBA
25Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
26Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Struktur Organisasi Bapepam - LKDiagram of Bapepam - LK Organizational Structure
KEPALA BIROPENILAIANKEUANGAN
PERUSAHAANSEKTOR JASA
HEAD OFSERVICES SECTOR
CORPORATEFINANCEBUREAU
KEPALA BIROTRANSAKSI
DANLEMBAGA
EFEK
HEAD OFMARKET
INSTITUTIONS ANDTRANSACTIONS
BUREAU
KEPALA BIROPENGELOLAAN
INVESTASI
HEAD OFINVESTMENT
MANAGEMENTBUREAU
KEPALA BIROPEMERIKSAAN
DANPENYIDIKAN
HEAD OFENFORCEMENT
BUREAU
KEPALA BIRORISETDAN
TEKNOLOGIINFORMASI
HEAD OFRESEARCH ANDINFORMATIONTECHNOLOGY
BUREAU
KEPALA BIROPERUNDANG-UNDANGAN
DAN BANTUANHUKUM
HEAD OFREGULATIONAND LEGALCOUNSELBUREAU
KETUA BADANPENGAWAS PASAR MODALDAN LEMBAGA KEUANGAN
CHAIRMAN OFBAPEPAM - LK
27Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N
KEPALA BIROKEPATUHAN
INTERNAL
HEAD OFINTERNAL
COMPLIANCEBUREAU
KEPALA BIRODANA
PENSIUN
HEAD OFPENSION FUND
BUREAU
KEPALABIRO
PERASURANSIAN
HEAD OFINSURANCE
BUREAU
KEPALA BIROPEMBIAYAAN
DANPENJAMINAN
HEAD OFFINANCING AND
GUARANTEEBUREAU
KEPALA BIROSTANDAR
AKUNTANSIDAN
KETERBUKAAN
HEAD OFACCOUNTINGSTANDARDS
AND DISCLOSUREBUREAU
KEPALA BIROPENILAIANKEUANGAN
PERUSAHAANSEKTOR RIIL
HEAD OFREAL SECTORCORPORATE
FINANCEBUREAU
SEKRETARISBADAN
THEEXECUTIVESECRETARY
28Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan Keuangan 2006Financial Review 2006
Mark Rutherford
4
A true
knowledge of
ourselves is
knowledge of
our power.
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
Pada tanggal 5 Juli 2006 Pemerintah bersama
Bank Indonesia menerbitkan Paket Kebijakan Sektor
Keuangan (PKSK) dengan tujuan untuk
mengembangkan pasar dan infrastruktur keuangan,
meningkatkan akses pembiayaan perusahaan, serta
memperkuat struktur pasar keuangan.
Dalam PKSK tersebut, terdapat kebijakan yang
diantaranya terkait dengan bidang tugas Bapepam -
LK yaitu kebijakan di sektor pasar modal dan lembaga
keuangan non bank, dengan 3 (tiga) kebijakan utama
di sektor pasar modal yaitu Pengembangan Pasar
Modal, Pengembangan Pasar Surat Utang Negara
On July 5, 2006 the Government, along with Bank of
Indonesia, issued the Financial Sector Policy Package
(or PKSK in Indonesian acronym) with the means at
developing financial market and infrastructure,
improving access for company financing, and
strengthening financial market infrastructure.
In the PKSK, there are several policies related to the
Capital Market and Non Bank Financial Institution
sector. The policies consist of 3 (three) main policies in
the Capital Market sectors such as the Capital Market
Development, Government Debt Market
Development, and Investment Fund Industry
29Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
(SUN), dan Penguatan Industri Reksa Dana dan 5
(lima) kebijakan utama di sektor lembaga keuangan
non bank yaitu Peningkatan Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non
Bank, Penguatan Lembaga Keuangan Non Bank,
Penguatan Industri Asuransi, Penguatan Industri Dana
Pensiun, dan Penguatan Industri Lembaga
Pembiayaan.
Kebijakan reformasi di bidang pasar modal diarahkan
pada peningkatan likuiditas dan efisiensi, serta
integritas pasar modal, yang mampu tumbuh secara
berkesinambungan dan stabil. Sedangkan penguatan
industri jasa keuangan non bank yang mencakup
perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan
pembiayaan dan perusahaan modal ventura diarahkan
pada peningkatan aspek prudential kelembagaan
seperti penguatan struktur permodalan, perlindungan
konsumen, perbaikan perlakuan perpajakan serta
peningkatan kualitas dan efektifitas pengawasan
terhadap usaha jasa keuangan non bank.
Pencapaian kebijakan dalam rangka
Pengembangan Pasar Modal, meliputi:
1. Peningkatan daya saing dan efisiensi bursa melalui
penggabungan BEJ dan BES. Tim Kajian BES (LM-FEUI)
telah menyelesaikan kajian kelayakan penggabungan
BEJ-BES untuk selanjutnya disampaikan dalam RUPSLB
PT BEJ dan PT BES dan telah disetujui pemegang
saham. Sehubungan dengan persetujuan tersebut
saat ini sedang dipersiapkan pembentukan tim
merger.
2. Mengembangkan pasar sekunder surat utang
melalui pengembangan Price Discovery Mechanism
dan penyempurnaan sistem perdagangan
Penyempurnaan sistem perdagangan / Electronic
Trading Platform (ETP) yang kredibel.
Bapepam - LK menerbitkan Peraturan Nomor
X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi.
Tujuan dari peraturan ini adalah untuk
mengimplementasikan salah satu pilar dalam rencana
pengembangan surat utang di Indonesia, yaitu
pembentukan mekanisme pengungkapan harga.
Improvement Policy, and 5 (five) main policies in non
bank financial institution sector such as Improvement
in the implementation of Know Your Client Principles
on Non Bank Financial Institution, Strengthening of
Non Bank Financial Institution, Strengthening of
Insurance Industry, Strengthening of Pension Fund
Industry, and Strengthening of Financing Institution
Industry Policy.
Reformation policy in the Capital Market was aimed
at improving the liquidity, efficiency, and integrity of
the Capital Market, which is expected to have a stable
and continuous growth. Meanwhile the policy to
strengthen non bank financial services industry, which
includes insurance, pension fund, financing and
venture capital companies, was aimed at improving
institution prudential aspect such as strong capital
structure, consumer protection, improvement in tax
treatment, and improvement in monitoring quality
and efficiency to non bank financial services business.
Progress achieved under the Capital
Market Policy Development:
1. Improving the efficiency and competitiveness of the
stock exchange through the merger of the Jakarta
Stock Exchange (or BEJ in Indonesian acronym) and
the Surabaya Stock Exchange (or BES in Indonesia
acronym). BES Review Team (which was conducted by
Management Institution of the Faculty of Economic at
the University of Indonesia - LM FEUI in Indonesia
acronym) has completed a review on the merger of
BEJ - BES. The Review was approved at the
Extraordinary General Shareholder Meeting of BEJ and
BES. Based on the approval, a merger team has been
prepared.
2. Developing secondary market through Price
Discovery Mechanism and Improving Electronic
Trading Platform.
Through the issuance of Rule Number X.M.3
concerning Bond Transaction Reporting, Bapepam -
LK tries to implement one of pillars set-forth in the
Indonesian Debt Market developing plan, which is the
establishment of price disclosure mechanism. In
addition, Bapepam dan LK has accommodated Retail
30Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
Disamping itu, Bapepam - LK telah mengakomodasi
perdagangan Obligasi Negara Ritel (ORI) di sistem
perdagangan Bursa Efek Surabaya (BES) mulai tanggal
10 Agustus 2006, dimana sistem perdagangan
tersebut (Fixed Income Trading System - FITS) telah
mengakomodasi perdagangan obligasi korporat sejak
2005.
3. Sinkronisasi Peraturan Bank Indonesia (BI) dan atau
Bapepam - LK tentang penyampaian informasi yang
terkait dengan kualitas aktiva bank terbuka, melalui
penerbitan SE-06/BL/2006 tentang Keterbukaan
Informasi Emiten atau Perusahaan Publik di Sektor
Perbankan. Surat Edaran ini dimaksudkan untuk
memberikan penegasan kepada Emiten atau
Perusahaan Publik sektor perbankan bahwa terdapat
beberapa kewajiban berdasarkan ketentuan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
Perbankan yang saling terkait yang harus dilaksanakan
oleh Emiten dan Perusahaan Publik.
4. Pengembangan Pasar Repo Obligasi melalui
penerbitan Peraturan Nomor VIII.G.13 tentang
Perlakuan Akuntansi Repurchase Agreement (repo)
dengan menggunakan Master Repurchase Agreement
(MRA). Peraturan ini hanya berlaku bagi emiten dan
atau Perusahaan Efek anggota penyelenggara
perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek
yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan
LK, yang melakukan transaksi repo dan reverse repo
dengan menggunakan MRA.
5. Pengembangan pasar modal syariah melalui
penerbitan satu paket regulasi yang terkait dengan
penerapan prinsip syariah di Pasar Modal, yaitu
Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-
akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal. Penerapan Prinsip Syariah di Pasar
Modal.
6. Pencapaian kebijakan dalam rangka Pengembangan
Pasar Surat Utang Negara (SUN), meliputi:
a. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor
S-1107/BL/2006 tanggal 20 Juli 2006 tentang
Persetujuan Bapepam - LK atas Rancangan Perjanjian
Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa Obligasi
Negara Ritel antara Bank Indonesia dan PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia.
b. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor
Government Bond trading in BES trading system since
August 10, 2006. The system, which is called as Fixed
Income Trading System-FITS, has accommodated
corporate bond trading since 2005.
3. Synchronizing Bank of Indonesia and or Bapepam -
LK»s regulations concerning submission of information
related to the quality of open bank assets, through the
issuance of SE-06/BL/2006 concerning Disclosure of
Information of Issuer of Public Company in Banking
Sector. The Circular Letter was intended to elucidate
that there are several obligations required in the Capital
Market and Banking sector that are related to each
other and must be fulfilled by the Issuers and the Public
Companies.
4. Development of Bond Repo Market through the
issuance of Rule Number VIII.G.13 concerning
Accounting Treatment for Repurchase Agreement
(Repo) That Uses Master Repurchase Agreement (MRA).
This Regulation only applies to issuer and or securities
companies which is a member of licensed over the
counter Government Debt trading operator that
performs Repo and reverse Repo using MRA.
5. Development of the Sharia Capital Market through
the issuance of a regulations package related to the
implementation of sharia principles in the Capital
Market, i.e. Rule Number IX.A.13 concerning the
Issuance of Sharia Securities and Rule Number IX.A.14
concerning Agreements in Issuing Sharia Based
Securities in the Capital Market.
6. The progress achieved on the Government Debt
Securities Market Development policies :
a. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter
Number S-1107/BL/2006 dated July 20, 2006
concerning Bapepam - LK approval on Operation
Agreement Draft on Retail Government Bond Exchange
Transaction Clearing between Bank of Indonesia and PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
b. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
31Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
S-1108/BL/2006 tanggal 20 Juli 2006 tentang
Persetujuan atas Rancangan Perjanjian Bank
Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-
SSSS).
c. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor
S-1430/BL/2006 tanggal 3 Agustus 2006 tentang
Persetujuan Draft Perjanjian Penggunaan System BI-
RTGS antara PT KSEI dengan Bank Indonesia.
d. Penandatanganan Perjanjian Penyelenggaraan
Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara Ritel di pasar
sekunder pada tanggal 20 Juli 2006 dengan Nomor
8/3/DPM dan Nomor PJ-007/KPEI/0706 oleh Bank
Indonesia dengan PT KPEI.
e. Penandatanganan Perjanjian Penggunaan Bank
Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-
SSSS) dengan Nomor 8/2/DPM pada tanggal 20 Juli
2006 dan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Nomor 8/4/DASP pada tanggal 7 Agustus 2006 oleh
Bank Indonesia dengan PT KSEI.
7. Pencapaian kebijakan dalam rangka Penguatan
Industri Reksa Dana, meliputi:
a. Penerbitan Peraturan Nomor V.B.3 tentang
Pendaftaran Agen Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-10/
BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006, dan penerbitan
Peraturan Nomor V.B.4 tentang Perilaku Agen Penjual
Efek Reksa Dana, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor Kep-11/BL/2006 tanggal 30
Agustus 2006.
b. Penyempurnaan Peraturan Nomor V.B.2 tentang
Perizinan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
(WAPERD), melalui Keputusan Ketua Bapepam - LK
Nomor Kep-09/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006.
c. Pengembangan Reksa Dana baru melalui
Keputusan Ketua Nomor 133/BL/2006 Bapepam
- LK telah menerbitkan Peraturan Nomor IV.B.3
tentang Reksa Dana Berbentuk KIK yang unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek.
8. Pemberian fasilitas perpajakan bagi
pengembangan pasar modal melalui Penerbitan Surat
Edaran Bapepam - LK Nomor SE-04/BL/2006 tanggal
Number S-1108/BL/2006 dated July 20, 2006
concerning Approval on Agreement Draft Between
Bank of Indonesia-Scriptless Securities Settlement
Systems (BI-SSSS).
c. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter
Number S-1430/BL/2006 dated August 3, 2006
concerning Approval on Draft of The Use of BI-RTGS
system between PT KSEI and Bank of Indonesia.
d. The Signing of Agreement to operate Retail
Government Bond Exchange Transaction Clearing in
Secondary Market on July 20, 2006 Number 8/3/DPM
and Number PJ-007/KPEI/0706 by Bank of Indonesia
and PT KPEI.
e. The signing of Agreement to Use Bank of
Indonesia-Scriptless Securities Settlement Systems (BI-
SSSS) Number 8/2/DPM dated July 20, 2006 and
Agreement to Use Bank of Indonesia Real Time Gross
Settlement Systems (BI-RTGS) Number 8/4/DASP dated
August 7, 2006 by Bank of Indonesia and PT KSEI.
7. The progress achieved on Development of
Investment Fund Industry policy:
a. The issuance of Rule Number V.B.3 concerning
Registration of Investment Fund Selling Agent, as
attached on Bapepam dan LK Chairman Decision
Number Kep-10/BL/2006 dated August 30, 2006, and
the issuance of Rule Number V.B.4 concerning
Conduct of Investment Fund Selling Agent, as
attached on Bapepam - LK Chairman Decision
Number Kep-11/BL/2006 dated August 30, 2006.
b. Revision of Rule Number V.B.2 concerning Licensing
of Investment Fund Selling Agents Representatives
(WAPERD in Indonesian acronym), as attached on
Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-09/BL/
2006 dated August 30, 2006.
c. Development of new Investment Fund through the
issuance of Rule Number IV.B.3 concerning Investment
Fund In the Form of Collective Investment Contract
Which Unit is Traded on The Stock Exchange.
8. Tax facility in order to foster the Capital Market
development through the issuance of Circular Letter
Bapepam - LK Number SE-04/BL/2006 concerning The
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
32Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
31 Agustus 2006 tentang Pencabutan Surat
Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor SE-03/PM/1994 tentang Tata Cara
Pemberian Tax Clearance Kepada Perusahaan
Yang Go Public.
Pencapaian kebijakan dalam rangka
Penguatan Lembaga Keuangan Non Bank
meliputi :
1. Perlindungan pemberdayaan konsumen dan
investor melalui penerbitan Surat Edaran Bapepam
- LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September
2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai
Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran
Umum. Surat Edaran ini diterbitkan dalam rangka
penguatan lembaga keuangan non bank melalui
peningkatan transparansi informasi produk
lembaga keuangan non bank.
2. Peningkatan Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank
adalah Perbaikan regulasi tentang penerapan
prinsip mengenal nasabah pada lembaga
keuangan non bank melalui Penerbitan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.012/2006
tanggal 31 Agustus 2006 tentang Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga
Keuangan Non Bank.
3. Perlindungan pemegang polis asuransi melalui
program perlindungan pemegang polis dilakukan
dengan mendorong beroperasinya Badan Mediasi
Asuransi Indonesia (BMAI) dimana pada Senin
tanggal 25 September 2006, BMAI tersebut telah
diresmikan operasionalnya;
4. Harmonisasi peraturan antar otoritas dengan
target keluaran diterbitkannya pengaturan atas
produk Unit Linked melalui penerbitan Peraturan
Usaha Perasuransian Nomor 2 tentang Produk Unit
Linked sebagai Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor Kep-104/BL/2006 tanggal 31
Oktober 2006. Penerbitan peraturan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi
kepada pemegang polis produk Unit Linked dan
mengharmonisasikan peraturan tentang produk
Unit Linked dengan peraturan pasar modal,
khususnya mengenai Reksa Dana.
5. Penanganan perusahaan asuransi yang tidak
sehat melalui Penerbitan Peraturan Usaha
Revocation of Circular Letter Bapepam Number SE-03/
PM/1994 regarding Procedure in Providing Tax
Clearance for Companies Going Public.
Progress achieved under the Strengthening
Non Bank Financial Institution policy :
1. The Protection on consumer and investor through
the issuance of Circular Letter Number SE-05/BL/2006
concerning Disclosure of Cost Incurred during Public
Offering. The Circular Letter was issued in order to
strengthen non bank financial institutions by
improving information transparency of non bank
financial institutions product.
2. The Improvement on the implementation of Know
Your Client Principles on Non Bank Financial
Institution was made by strengthening regulation on
implementation of Know Your Clients Principles on
Non Bank Financial Institution through the issuance of
Finance Minister Regulation Number 74/PMK.012/
2006 dated August 31, 2006 concerning the
Implementation of Know Your Client Principles for
Non Bank Financial Institution.
3. The Protection on Policy holder through Policy
Holder protection program. This was made by
supporting the operation of Indonesian Insurance
Mediation Body (or BMAI in Indonesian acronym)
which becomes effective since Monday, September
25, 2006.
4. The issuance of Insurance Business Rule Number 2
concerning Unit Linked Product, as attached on
Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-104/
BL/2006 dated October 31, 2006. The issuance of this
rule was aimed at improving transparency for Unit
Linked Product holder and harmonizing regulation
concerning Unit Linked Product with the Capital
Market regulations, particularly regulation on
Investment Fund.
5. The handling of unsound insurance company
through the issuance of Insurance Business Rule
33Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A K E T K E B I J A K A N
S E K T O R K E U A N G A N
F I N A N C I A L S E C T O R
P O L I C Y P A C K A G E
Perasuransian Nomor 1, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam - LK Nomor Kep-12/BL/2006
tentang Pedoman Penanganan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak
Sehat.
6. Pemberian fasilitas perpajakan bagi
pengembangan industri Dana Pensiun. Pemberian
fasilitas perpajakan ini dilakukan melalui Perubahan
Keputusan Menteri Keuangan No.80/KMK.04/
1995. Dalam rangka perubahan Keputusan
Menteri Keuangan tersebut, Bapepam - LK telah
menyampaikan usulan perubahan Keputusan
Menteri Keuangan No.80/KMK.04/1995 kepada
Direktorat Jenderal Pajak untuk ditindaklanjuti
melalui surat Nomor S-1904/BL/2006 tanggal 13
September 2006 perihal Usulan Perubahan
Keputusan Menteri Keuangan No.80/KMK.04/1995
tentang Besarnya Dana Cadangan Yang Boleh
Dikurangkan Sebagai Biaya.
7. Penyusunan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun
(Good Pension Fund Governance) melalui
Keputusan Ketua Bapepam - LK Kep-136/BL/2006
tanggal 21 Desember 2006 mengenai Pedoman
Tata Kelola Dana Pensiun. Pedoman ini
dimaksudkan untuk mendorong penyusunan
pedoman tata kelola yang baik dilingkungan Dana
Pensiun (Good Pension Fund Governance) sekaligus
memberikan acuan bagi Pendiri, Pemberi Kerja,
Pengurus Dana Pensiun untuk menyelenggarakan
tata kelola yang baik.
8. Pengembangan industri Dana Pensiun melalui
penerbitan Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor
Kep-84/BL/2006 tanggal 27 September 2006
tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Industri Dana Pensiun.
9. Penguatan Industri Lembaga Pembiayaan
melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan.
Number 1, as attached on Bapepam - LK Chairman
Decision Number Kep-12/BL/2006 concerning
Guidelines for Handling Unsound Insurance and
Reinsurance Company.
6. Providing tax facility to enhance the development of
Pension Fund Industry development. The tax facility
was provided through the Revision of the Ministry of
Finance Decree Number 80/KMK.04/1995. Bapepam -
LK has submitted suggestion for revision to the
Directorate General of Taxation through Letter Number
S-1904/BL/2006 dated September 13, 2006 concerning
Proposal on Changes in The Ministry of Finance Decree
Number 80/KMK.04/1995 concerning the Amount of
Reserve That Can be Deducted as Cost.
7. The Establishment of Good Pension Fund
Governance Guideline through the issuance of
Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-136/BL/
2006 dated December 21, 2006 concerning Guidelines
of Good Pension Fund Governance. The Rule was
aimed at promoting the preparation of Good Pension
Fund Governance book in Pension Fund industry, as
well as to be a reference for the Founder, Employer,
Management and Supervisor of the Pension Fund to
perform good governance.
8. Development of Pension Fund Industry through the
issuance of Bapepam - LK Chairman Decision Number
Kep-84/BL/2006 dated September 27, 2006 concerning
Policy and Strategy in Developing Pension Fund
Industry.
9. Strengthening Financing Institution Industry through
the issuance of the Ministry of Finance Rule Number
84/PMK.012/2006 concerning Financing Industry.
34Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Victor Frankl
5
The last of
the human
freedoms is to
choose one»s
attitudes.
REGULATORYPERUNDANG - UNDANGAN
A. PERUNDANG-UNDANGAN
Dalam rangka menciptakan Pasar Modal
yang teratur, wajar dan efisien, serta Lembaga
Keuangan yang kredibel Bapepam - LK berupaya
bersikap responsif terhadap kebutuhan dan
perkembangan pasar melalui penerbitan
peraturan baru maupun penyempurnaan
peraturan lama.
1. PERATURAN BIDANG PASAR MODAL
Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah
A. REGULATORY
In order to promote an orderly, fair and efficient Capital
Market, and become a credible Financial Institution,
Bapepam - LK always try to be proactive to the needs and
development of market through the issuance of new rules
and/or revision of the existing rule.
1. RULES CONCERNING THE CAPITAL MARKET
In 2006, Bapepam - LK issued 9 (nine) new rules, revised 2
35Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
menerbitkan 9 (sembilan) peraturan baru,
menyempurnakan 2 (dua) peraturan lama,
dan menerbitkan 3 (tiga) Surat Edaran, sehingga
secara keseluruhan hingga akhir tahun 2006
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal terdiri dari 1 (satu) Undang-undang, 3 (tiga)
Peraturan Pemerintah, 4 (empat) Keputusan
Menteri Keuangan dan 169 (seratus enam puluh
sembilan) Peraturan Bapepam - LK, dan 1 (satu)
Penetapan Ketua, serta 18 (delapan belas) Surat
Edaran. Adapun aktivitas penyusunan peraturan di
bidang Pasar Modal dimaksud sebagai berikut:
1.1. Penyusunan Rancangan Undang-undang
RUU tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(RUU Pasar Modal)
Rancangan RUU tentang Perubahan Undang-
undang Pasar Modal telah disampaikan oleh
Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat melalui
surat Nomor R-06/PU/V/03 tanggal 26 Mei 2003
bersama-sama dengan 3 (tiga) Rancangan Undang-
undang sektor jasa keuangan lainnya seperti RUU
Usaha Perasuransian, RUU Dana Pensiun, dan RUU
Perbankan.
Karena terjadi pergantian keanggotaan di DPR,
khususnya komisi IX (pasca pemilu 2004), maka
pada tanggal 31 Januari 2005, DPR mengembalikan
RUUPM kepada Pemerintah dan selanjutnya
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
meneruskan RUU yang dikembalikan dimaksud
kepada Menteri Keuangan.
Pemerintah, dalam hal ini Bapepam - LK
berusaha menyempurnakan naskah RUUPM
dengan mengakomodir perkembangan terakhir
maupun kebutuhan pasar, kerjasama antar aparat
penegak hukum khususnya Penyidik, serta tren
regulasi internasional.
Naskah RUUPM yang telah disempurnakan
kemudian bersama dengan naskah RUU Sektor
Jasa Keuangan lainnya disampaikan kembali oleh
Menteri Keuangan kepada Presiden dalam satu
paket pada tanggal 13 Januari 2006.
Sesuai prosedur dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan, Menteri Sekretaris Negara
(two) existing rules, and issued 3 (three) circular letter.
In total until the end of year 2006, the rules and
regulation in the Capital Market consisted of 1 (one)
Law, 3 (three) Government Rules, 4 (four) Decrees of
Finance Minister, 169 Bapepam - LK Rules, 1 (one)
Chairman Decision, and 18 Circular Letters.
The revisions and additions of the rules issued
in 2006 were as follow:
1.1. Law Drafting
Draft of Law concerning Changes in Law Number
8 year 1995 concerning The Capital Market (Draft
of Law Concerning The Capital Market)
Through Letter Number R-06/PU/V/03 dated May 26,
2003 the President has submitted Draft of Law
concerning Changes in the Capital Market Law,
together with 3 Draft of other Financial Sector laws
such as Draft of Insurance Business Law, Draft of
Pension Fund Law and Draft of Banking Law, to the
House of Representatives.
Due to the membership changes in the House of the
Representatives, particularly on the Commission IX
(after 2004 General Election), on January 31, 2005
the House of the Representatives sent the Draft of
Capital Market Law back to the Government. The
Minister of Law and Human Rights forwarded the
Draft back to the Minister of Finance.
The Government, in this case represented by
Bapepam - LK, tried to improve the Draft by
accommodating recent development, which included
development of Market Needs, cooperation among
Law Enforcement Officers, especially the investigator,
and international regulations trend.
Further, Draft of Capital Market Law which had
revised with Draft of other Financial Sector laws
resubmitted by Minister of Finance to the President in
one packet on January 13, 2006.
Based on the rules and regulation drafting procedure,
the Secretary of State submitted the package of the
36Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN
menyampaikan paket RUU tersebut kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dilakukan
proses harmonisasi terhadap Paket naskah RUU
Sektor Jasa Keuangan dimaksud, namun demikian
sampai saat ini rencana pembahasan dalam rangka
harmonisasi naskah RUUPM belum diagendakan.
1.2. Peraturan Bapepam - LK
a. Peraturan Nomor V.B.2 tentang Perizinan
Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam - LK
Nomor: Kep-09/BL/2006 tanggal 30 Agustus
2006
Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari
Peraturan Bapepam - LK sebelumnya yang
merupakan landasan hukum atas keberadaan Wakil
Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) sebagai
profesi di lingkungan Pasar Modal. Dalam
penyempurnaan peraturan ini dimuat beberapa
persyaratan untuk memperoleh izin sebagai WAPERD
serta kewajiban WAPERD untuk mengikuti program
Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL).
b. Peraturan Nomor V.B.3 tentang Pendaftaran
Agen Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor:
Kep-10/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006
Peraturan ini diterbitkan dengan maksud untuk
memberikan landasan keberadaan, kegiatan, dan
pembinaan Agen Penjual Efek Reksa Dana sebagai
Pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar
Modal. Peraturan ini mewajibkan Agen Penjual Efek
Reksa Dana, kecuali Perusahaan Efek, untuk
memperoleh Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen
Penjual Efek Reksa Dana dari Bapepam - LK sebelum
yang bersangkutan melakukan kegiatan pemasaran
dan penjualan Efek Reksa Dana.
c. Peraturan Nomor V.B.4 tentang Perilaku Agen
Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-11/BL/
2006 tanggal 30 Agustus 2006.
Peraturan ini pada dasarnya merupakan pedoman
perilaku bagi Agen Penjual Efek Reksa Dana dalam
melakukan kegiatan memasarkan dan atau menjual
Efek Reksa Dana. Beberapa ketentuan penting dalam
Peraturan ini antara lain:
REGULATORY
Draft of Law to the Minister of Law of Human Rights
to be harmonized however the agenda to discuss the
harmonization issue has not been set.
1.2. Bapepam - LK Rules
a. Rule number V.B.2 concerning Licensing for
Investment Fund Marketing Agent Representa
tives, as attached on Bapepam - LK Chairman
Decision Number: Kep-09/BL/2006 dated
August 30, 2006
This rule was the revision of the previous Bapepam -
LK rule which was the legal bases for the existence of
Investment Fund Marketing Agent Representative (or
WAPERD in Indonesian acronym) as a profession in the
Capital Market. The revised rule contains several
requirements to obtain license as WAPERD and the
obligation for WAPERD to attend Advance Professional
Training Program.
b. Rule Number V.B.3 concerning Registration of
Investment Fund Sales Agent, as Attached on
Bapepam - LK Chairman Decision Number:
Kep-10/BL/2006 dated August 30, 2006
The issuance of this rule was intended to give the basis
of existence, activity, and trainings of Investment Fund
Sales Agent as a party that conduct activities in the
Capital Market. This rule obliges Investment Fund Sales
Agent, except Securities Company, to obtain letter of
registration from Bapepam - LK before conducting any
marketing and selling activity of Investment Funds.
c. Rule Number V.B.4 concerning the Conduct of
Investment Fund Sales Agent, as attached on
Bapepam - LK Chairman Decision Number
Kep-11/BL/2006 dated August 30, 2006.
Basically this Rule is a Code of Conduct for Investment
Fund Selling Agents in marketing and or selling
Investment Fund Securities. Some of the important
provisions in the Rule are :
37Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN
1) Aktivitas sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana
wajib didasarkan atas kontrak kerja sama yang
dibuat dengan Manajer Investasi;
2) Agen Penjual Efek Reksa Dana wajib
menyediakan dan memberikan informasi yang
memadai kepada calon pemegang Efek Reksa
Dana sebelum yang bersangkutan mengambil
keputusan investasi; dan
3) Agen Penjual Efek Reksa Dana dilarang bertindak
sebagai Bank Kustodian atas Reksa Dana yang
dijualnya, guna mencegah terjadinya benturan
kepentingan.
d. Peraturan Nomor X.E.1 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Berkala oleh
Perusahaan Efek, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor: Kep-06/BL/2006
tanggal 31 Juli 2006
Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan
keterbukaan informasi dan akuntabilitas atas
kegiatan usaha Perusahaan Efek melalui kewajiban
Perusahaan Efek menyampaikan laporan secara
berkala kepada Bapepam - LK. Selain itu, dengan
adanya kewajiban penyampaian laporan ini,
diharapkan Bapepam - LK dapat lebih meningkatkan
fungsi pengawasan terhadap Perusahaan Efek, baik
mengenai kegiatan usaha maupun mengenai
permodalan Perusahaan Efek.
Adapun Laporan Berkala dimaksud mencakup
Laporan Keuangan Berkala yang meliputi Laporan
Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Tengah
Tahunan, Laporan Kegiatan, serta Laporan Akuntan
atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan Tahunan.
e. Peraturan Nomor X.M.3 tentang Pelaporan
Transaksi Obligasi, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-07/BL/
2006 tanggal 31 Juli 2006.
Tujuan diterbitkannya peraturan ini adalah dalam
rangka mengimplementasikan salah satu pilar dalam
rencana pengembangan pasar surat utang di
Indonesia, yaitu pembentukan mekanisme
pengungkapan harga (price discovery mechanism)
melalui kewajiban dan integrasi pelaporan
perdagangan (trade reporting) baik yang dilakukan
di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek.
REGULATORY
1) The activities as Investment Fund Sales Agent must
be conducted based on the working contract
signed with the Investment Manager.
2) The Investment Fund Sales Agent must have
provided and given sufficient information to
prospective Investment Fund Securities holders
before the prospective Unit Holders make their
investments decisions; and
3) Investment Fund Sales Agent is prohibited from
acting as Custodian Banks for the Investment Fund
it sells. This prohibition is aimed at preventing
conflict of interest.
d. Rule Number X.E.1 concerning the Obligation
to Submit Periodic Report by a Securities
Company, as attached on Bapepam - LK
Chairman Decision Number Kep-06/BL/2006
Dated July 31, 2006
This Rule was aimed to increase the information and
accountability quality of the activities of a securities
company by obliging a securities company to submit
periodic report to Bapepam - LK. This obligation
enables Bapepam - LK to enhance its monitoring
function to the Securities Company, both on the
activities and the capital of the Securities Company.
The Periodic Report referred to in this Rule consists of
Periodic Financial Report (Annual and Semi Annual
Financial Report), Activities Report, and Accountant
Report on Annual Adjusted Net Working Capital.
e. Rule Number X.M.3 concerning Bond
Transaction Reporting, as attached in Bapepam
- LK Chairman Decision Number: Kep-07/BL/
2006 dated July 31st, 2006
This Rule was aimed at implementing one of the
pillars in Indonesia debt market development plan,
which is the establishment of price discovery
mechanism through the obligation and integration of
trade reporting, both trade on the exchange and
over the counter.
38Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Kewajiban pelaporan transaksi obligasi ini juga
ditujukan untuk mengumpulkan historical data atas
harga dan transaksi obligasi yang nantinya dapat
digunakan oleh Bond Pricing Agency (BPA) yang
akan didirikan kemudian untuk menghitung
referensi harga obligasi.
Adapun pokok-pokok ketentuan dalam Peraturan
ini adalah sebagai berikut:
1) Kewajiban setiap pihak yang melakukan Transaksi
Obligasi baik melalui Bursa Efek maupun di luar
Bursa Efek untuk melakukan pelaporan atas
Transaksi Obligasi yang dilakukannya kepada
Bapepam - LK melalui Penerima Laporan Transaksi
Obligasi (PLTO) yang ditunjuk oleh Bapepam
- LK, dengan cara antara lain:
a. Pelaporan disampaikan secara elektronik
kepada Penerima Pelaporan Transaksi Obligasi
(PLTO);
b. Jangka waktu pelaporan adalah sesegera
mungkin selambat-lambatnya 1 (satu) jam
setelah Transaksi Obligasi terjadi jika transaksi
dilakukan melalui Partisipan atau 1 (satu) jam
setelah diterimanya pelaporan transaksi oleh
Partisipan jika transaksi tidak dilakukan melalui
Partisipan; dan
c. Informasi yang wajib dilaporkan, antara lain
nama dan seri Obligasi, Pihak penjual dan
pembeli, jenis rekening, harga transaksi,
volume/nilai transaksi, waktu transaksi, jenis
transaksi, tanggal penyelesaian transaksi, dan
nama Kustodian.
2) Ketentuan yang menyatakan bahwa
penyampaian laporan Transaksi Obligasi tidak
dikenakan biaya.
3) Kewajiban Penerima Laporan Transaksi Obligasi
untuk menyediakan data transaksi yang dapat
diakses publik seketika setelah transaksi
dilaporkan (real time) tanpa memungut biaya dan
tanpa menyebutkan nama pihak yang melakukan
transaksi.
f. Peraturan Nomor VIII. G.13 tentang Perlakuan
Akuntansi Repurchase Agreement (Repo)
Dengan Menggunakan Master Repurchase
Agreement (MRA), Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor: Kep-132/BL/2006
tanggal 28 November 2006
The obligation on reporting bond transaction is
intended to collect historical data on price and bond
transaction. The data collected will be used by Bond
Pricing Agency to calculate bond price reference.
Several provisions stipulated in the Rules are:
1) The obligation for every party that conduct bond
transaction, either on the Stock Exchange or over
the counter to report its bond transactions to
Bapepam - LK through Bond Transaction Report
Receiver appointed by Bapepam - LK. The
procedures for the reporting are as follows:
a) The Report must be submitted electronically to
Bond Transaction Report Receiver.
b) The Report must be submitted immediately no
later than 1 hour after the bond transaction if
the transaction was conducted through the
participant, or no later than 1 hour after the
participant received the transaction report if the
transaction was not conducted through the
participant; and
c) The information that must be submitted
consists among other the name and series of
bond, the seller and buyer, the type of accounts,
the price, the volume/value of transactions, the
time of transaction, the types of transaction,
the date of the transaction settlements, and the
name of custodian.
2) A provision which states that no cost is incurred
on reporting the bond transaction.
3) An obligation for Bond Transaction Reporting
Receiver to provide transaction data that can be
accessed by public immediately after the
transaction has been reported (real time) without
charging any fee nor mentioning the name of the
parties conducted the transaction.
f. Rule Number VIII.G.13 concerning Accounting
Treatment for Repurchase Agreement That
Uses Master Repurchase Agreement, as
attached on Bapepam - LK Chairman
Decision Number Kep-132/BL/2006 dated
November 28, 2006
39Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Penyusunan Peraturan ini dilatar belakangi adanya
kebutuhan akan perlakuan akuntansi untuk transaksi
Repo yang berbeda dengan ketentuan akuntansi yang
berlaku pada umumnya, serta dalam rangka
menunjang pengembangan transaksi Repo khususnya
untuk Surat Utang Negara di Pasar Modal.
Jenis Repo yang diatur dalam peraturan ini adalah
transaksi jual Efek dengan janji beli kembali pada
waktu dan harga yang telah ditetapkan (sell/buy
back), di mana Efek yang menjadi objek transaksi
Repo beralih secara hukum dari pihak penjual kepada
pihak pembeli.
Adapun perlakuan akuntansi Repo dalam peraturan
ini antara lain sebagai berikut:
1) Efek yang menjadi objek Repo tetap dicatat oleh
Pihak yang melakukan Repo, dengan cara antara
lain bahwa Pihak tersebut wajib mereklasifikasikan
akun Efek ke akun Efek yang di-Repo-kan,
melakukan marked to market terhadap Efek yang
di-Repo-kan, dan mencatat Hutang Repo sebesar
harga pembelian kembali.
2) Di sisi lain, Pihak yang melakukan Reverse Repo
mencatat Piutang Reverse Repo sebesar harga
penjualan kembali, dan mencatat selisih harga
pembelian dan harga penjualan kembali sebagai
pendapatan bunga yang ditangguhkan.
3) Mengingat dalam sell/buy back Repo Efek beralih
secara hukum, maka Pihak yang melakukan
Reverse Repo dapat melakukan Re-Repo. Perlakuan
akuntansi atas Re-Repo ini adalah bahwa Pihak
yang melakukan Re-Repo wajib mencatat Hutang
Re-Repo sebesar harga pembelian kembali dengan
pihak ketiga dan mencatat selisih harga jual dan
harga pembelian kembali sebagai beban bunga Re-
Repo.
4) Pihak yang melakukan Repo maupun Reverse Repo
wajib mencatat bunga Efek yang ditransaksikan
selama jangka waktu penguasaan.
g. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan
Efek Syariah, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor: Kep-130/BL/2006
tanggal 23 November 2006
Penerbitan peraturan ini dilatarbelakangi oleh semakin
derasnya tuntutan masyarakat, baik dari kalangan
perusahaan maupun investor, agar di lingkungan
This Rule was issued to accommodate a need for an
accounting treatment that specifically covers Repo
transaction, and to support the development of Repo
transaction in general and Government Debt in the
Capital Market in particular.
The type of Repo covered in this Rule is the transaction
to sell with a promise to buy on predetermined time
and price (sell/buy back), where the ownership of
Securities moves legally from the seller to the buyer.
The accounting treatment for Repo as stipulated in this
Rule among others are:
1) The Securities as the Repo object are still recorded
by the parties conducted the Repo, and those parties
must reclassify Securities Account to Repo Securities
Account, revalue the Securities based on marked to
market method, and recorded Repo Payable with the
price equal to the buy back price.
2) On the other side, the party who conducts Reverse
Repo must record Repo Receivables with the price
the same as the selling back price. The difference
between buying and selling back price is recorded as
Deferred Interest Income.
3) Considering that in the sell/buy back Repo the
ownership of the share has been legally transferred,
any party conducted Reverse Repo can make Re-
Repo. Based on the accounting treatment for Re-
Repo, the party who conducts the Re-Repo must
record its Re-Repo payables with the price equal to
buy back price and record the difference of the
selling and buying back price as Re-Repo Interest
Expense.
4) The party conducted Repo or Reverse Repo must
record interest of the Securities during ownership
period.
g. Rule Number IX.A.13 concerning The Issuance
of Sharia Securities, as attached on Bapepam
- LK Decision Number Kep-130/BL/2006
dated November 23, 2006.
The issuance of this rule was aimed at accommodating
the increasing demand, both from the company as well
as the investor for the regulatory framework in issuing
40Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Pasar Modal terdapat suatu dasar hukum untuk
penerbitan Efek berdasarkan syariah Islam di Pasar
Modal.
Pembahasan peraturan ini juga telah melibatkan Dewan
Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
dan pelaku pasar lainnya. Terhadap kedua peraturan
tersebut, DSN-MUI, melalui surat Nomor B-271/DSN-
MUI/XI/2006 tanggal 24 November 2006 menyatakan
bahwa secara umum peraturan ini tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan fatwa-fatwa yang telah
dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Adapun lingkup pengaturan dari Peraturan ini meliputi
tata cara Penawaran Umum dan pelaksanaan disclosure
dalam penerbitan: (1) saham oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; (2)
Efek syariah berupa Sukuk; (3) Efek syariah berupa Reksa
Dana; dan (4) Efek syariah berupa Unit Penyertaan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
h. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad
Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor: Kep-131/BL/2006
tanggal 23 November 2006
Peraturan ini dikeluarkan secara bersamaan dalam satu
paket dengan Peraturan Bapepam - LK Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah yaitu dalam rangka
pengembangan produk Pasar Modal yang berdasarkan
syariah Islam.
Pada prinsipnya Peraturan ini memberikan pedoman
tentang jenis akad yang dapat digunakan sebagai dasar
penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Pada tahap
awal, Bapepam - LK menetapkan 4 (empat) jenis akad
yang lazim digunakan dalam kegiatan ekonomi berbasis
syariah, yaitu Ijarah, Kafalah, Mudharabah, dan Wakalah.
Regulasi yang terkait dengan jenis akad dimaksud
nantinya akan senantiasa dikembangkan dengan
memperhatikan kebutuhan pasar serta pemenuhan
prinsip-prinsip syariah.
i. Peraturan Nomor IV.B.3 tentang Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit
Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam - LK
Nomor: 133/BL/2006 tanggal 4 Desember 2006
sharia based securities in the Capital Market.
Discussion in drafting this rule was conducted together
with National Sharia Board - Indonesia Ulama Council
(DSN-MUI in Indonesia acronym) and other market
participants. Through letter number B-271/DSN-MUI/XI/
2006 dated November 24, 2006, DSN - MUI stated that
in general, this rule is not conflicted with sharia principles
or with the fatwa that have been issued by DSN - MUI.
The Rule covers the procedure for Public Offering and
Disclosure Requirement in issuing : (1) shares by Issuer of
Public Company which declares that its business activities
and the management of its business activities were
conducted in accordance with Sharia Principle in The
Capital Market; (2) Sharia based Securities in the form of
Sukuk; (3) Sharia based Securities in the form of
Investment Fund; and (4) Sharia based Securities in the
form of Investment Unit in Asset Backed Securities
Collective Investment Contract.
h. Rule Number IX.A.14 concerning Agreements in
Issuing Sharia Based Securities in the Capital
Market, as attached on Bapepam - LK
Chairman Decision Number Kep-131/BL/2006
dated November 23, 2006
This rule was issued as a package with Rule Number
IX.A.13 concerning The Issuance Sharia Based Securities,
in order to develop Capital Market product based on
Sharia Principle.
Basically, this rule provides guidance concerning types of
agreement that can be used as bases in issuing sharia
securities in The Capital Market. In the preliminary step,
Bapepam - LK determined 4 types of agreements which
are commonly used in sharia based economic activity
such as Ijarah, Kafalah, Mudharabah and Wakalah. The
regulations related to such type of agreements will
continuously be developed by considering market needs
and sharia based principles.
i. Rules Number IV.B.3 concerning Investment Fund
in a Form of Collective Investment Contract
Which Units Are Traded on the Stock Exchange,
as attached on Bapepam - LK Chairman
Decision Number: Kep-133/BL/2006 dated
December 4, 2006
41Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif
produk investasi Reksa Dana di Pasar Modal. Produk
Reksa Dana ini diadopsi dari bentuk Exchange Traded
Fund (ETF) yang dewasa ini mengalami pertumbuhan
cukup pesat di berbagai negara sejak diperkenalkan
pada tahun 1993, yaitu suatu Reksa Dana yang
portofolionya diambil dari Efek replika dari indeks Efek
yang diperdagangkan di Bursa Efek (index tracking
fund) dan Efek Reksa Dana dimaksud diperdagangkan
di Bursa Efek.
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang
Efeknya diperdagangkan di Bursa Efek dalam peraturan
ini tidak hanya mencakup ETF dimaksud namun
meliputi pula jenis Reksa Dana yang saat ini sudah
dikembangkan di Pasar Modal Indonesia, seperti Reksa
Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan, dan
Reksa Dana Indeks, yang portofolionya mencakup baik
Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek maupun yang
tidak.
Perbedaan Reksa Dana Berbentuk KIK Yang Unit
Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek dengan
Reksa Dana yang selama ini dikenal di Pasar Modal
Indonesia antara lain dicatatkannya Unit Penyertaan
Reksa Dana dimaksud di Bursa Efek. Dalam hal
pembentukan Reksa Dana KIK Yang Unit Penyertaannya
Diperdagangkan Di Bursa Efek melibatkan Sponsor,
maka Sponsor wajib membuat kontrak dengan Manajer
Investasi untuk menyerahkan Efek yang membentuk
portofolio atau uang guna membeli Efek yang
membentuk portofolio Reksa Dana dimaksud.
Untuk menjamin kesinambungan Reksa Dana, biasanya
para Sponsor juga melakukan komitmen untuk tidak
melakukan redemption atas Efek atau uang yang
diserahkannya sampai dengan periode waktu tertentu.
Berbeda pula dengan Reksa Dana pada umumnya,
Manajer Investasi Reksa Dana ini wajib juga menunjuk
Dealer Partisipan untuk bertindak sebagai market
maker atas Unit Penyertaan Reksa Dana Yang Unit
Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek.
j. Peraturan Nomor X.K.6 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau
Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam - LK Nomor: Kep-134/BL/2006
tanggal 7 Desember 2006
Peraturan ini merupakan penyempurnaan dan sekaligus
This rule was aimed at providing more alternatives on
investment products in the Capital Market. This
Investment Product was adopted from Exchange
Traded Fund (ETF) form which grows rapidly in many
countries since its first introduction in 1993. ETF is an
Investment Fund in which its portfolio is derived from
Securities Exchange (index tracking fund) and the
Investment Funds Securities are traded in the stock
exchange.
Investment Fund in the form of Collective Investment
Contract in which its securities were traded in the
Stock Exchange covered in this Rule does not only
include ETF but also other type of Investment Fund
that has been developed in Indonesian Capital Market,
such as Protected Fund, Guaranteed Fund, and Index
Fund, in which its portfolio includes both securities
traded and not traded in the Stock Exchange.
The difference between Collective Investment Scheme
which Units are traded in the Stock Exchange and the
Investment Fund that is commonly known in
Indonesian Capital Market is that the Units are
registered in the Stock Exchange. When the creation
of Investment Fund involves a sponsor, the sponsor is
required to set a contract with the investment
manager to provide securities that form the portfolio
or some amount of money to purchase the securities
that form the portfolio of the investment funds.
In order to guarantee the sustainability of the
investment fund, the sponsor pledges a commitment
not to make any redemption on the securities or the
money that has been provided for certain agreed
period.
Unlike the investment fund in general, the Fund
Manager for this type of Investment Fund must
appoint Participant Dealer to act as market maker for
Investment Fund Unit traded on the Stock Exchange.
j. Rule Number X.K.6 concerning the Obligation
of Issuers and Public Companies to Submit
Annual Report, as attached on Bapepam - LK
Chairman Decision Number Kep-134/BL/2006
dated December 7, 2006
This Rule replaced Rule Number VIII.G.2 concerning
42Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
menggantikan Peraturan Nomor VIII.G.2 tentang Laporan
Tahunan. Penerbitan Peraturan ini dimaksudkan sebagai
upaya Bapepam - LK selaku regulator dalam melakukan
pengawasan dan mendorong peningkatan kualitas
penerapan, keterbukaan, dan pertanggungjawaban tata
kelola yang baik oleh Emiten dan Perusahaan Publik
kepada pemegang saham dan publik. Salah satu prinsip
dalam tata kelola perusahaan yang baik adalah adanya
jaminan bahwa seluruh informasi yang bersifat material
terkait dengan perusahaan, termasuk keadaan keuangan,
kinerja, kepemilikan dan tata kelola, harus disusun dan
disajikan secara akurat serta diinformasikan dan
dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham
secara tepat waktu. Hal tersebut telah menjadi suatu
prinsip yang secara umum diakui dan diterapkan banyak
negara. Salah satu bentuk utama pemenuhan hal
tersebut dilakukan melalui kewajiban penyusunan
Laporan Tahunan oleh manajemen dan pengawas
perusahaan.
Dengan diterbitkannya peraturan ini, diharapkan Laporan
Tahunan yang disusun oleh Emiten atau Perusahaan
Publik dapat semakin meningkat baik dari sisi kualitas
informasi maupun ketepatan waktu penyampaian
Laporan Tahunan tersebut, dimana secara umum hal
tersebut menjadi indikasi adanya peningkatan penerapan
tata kelola perusahaan yang baik.
k. Peraturan Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan
Atas Efek Bersifat Utang, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-135/BL/2006
tanggal 14 Desember 2006
Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang
baik oleh Emiten yang mengerahkan dana masyarakat
melalui penerbitan Efek bersifat utang, terutama dari sisi
pemenuhan prinsip keterbukaan yang akurat dan tepat
waktu. Dengan demikian masyakarat pemodal,
khususnya pemodal Efek bersifat utang, senantiasa dapat
memperoleh informasi akurat tentang kemampuan
Emiten dalam memenuhi kewajiban atas efek bersifat
utang yang diterbitkannya serta risiko yang dihadapi oleh
pemodal dimaksud.
Hal pokok yang diatur dalam Peraturan ini adalah
berkaitan dengan kewajiban Emiten yang menerbitkan
Efek Bersifat Utang untuk melakukan keterbukaan secara
berkala, setahun sekali sampai dengan kewajiban atas
Efek tersebut lunas, melalui penyampaian hasil
pemeringkatan berkala atas Efek bersifat utang,
Annual Report. The Issuance of this rule was part of
Bapepam - LK efforts in performing monitoring activities
and fostering improvement in the quality of disclosure
made by, and accountability of, the Issuer and Public
Companies. One of the Good Governance principles is
the existence of a guarantee that all material information
related to the company, including financial condition,
performance, ownership and governance, are prepared
and presented accurately, also be informed to the share
holder on time, as a form of responsibility to the share
holder. This principle has been commonly accepted and
implemented in many countries. One of important
substances of this rule is the obligation for the
Management and Supervisory Board of the Company to
prepare Annual Report.
With the issuance of this rule, it is expected that the
quality of the Annual Report prepared by the Issuer and
Public Company will be improved both in the content
and the timeliness aspects. The improvement both in the
quality of content and timeliness aspects indicates a
development in the implementation of good corporate
governance principles.
k. Rules Number IX.C.11 concerning Rating on Debt
Securities, as attached on Bapepam - LK
Chairman Decision Number Kep-135/BL/2006
dated December 14, 2006
This rule was aimed at improving the implementation of
Good Corporate Governance Principles by Issuer of Debt
Securities, especially in the aspect of the accuracy and
timeliness of information disclosure. With this rule, it is
expected that public investor, especially public investor in
debt Securities, will be able to continuously gain
accurate information with regard to the ability of the
Issuer to meet its obligation and the risk involved in the
investment.
The main issues regulated by this rule is related to the
obligation for the issuer issuing debt securities to submit
rating report of its debt securities annually until all the
obligations on the debt securities concerned are fullfiled
to Bapepam - LK, the Stock Exchange where the
securities are listed, and trustee,
43Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
baik kepada Bapepam - LK, Bursa Efek dimana Efek
bersifat utang tersebut dicatatkan, Wali Amanat, serta
mengumumkan kepada masyarakat.
1.3. Surat Edaran Ketua Bapepam - LK, yaitu:
a. SE Nomor: SE-04/BL/2006 tentang Pencabutan
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor: SE-03/PM/1994 tentang Tata Cara
Pemberian Tax Clearance (Surat Keterangan Fiskal)
Kepada Perusahaan Yang Go Public.
Surat Edaran ini dikeluarkan dalam rangka
memberikan fasilitas perpajakan dalam
pengembangan pasar modal, khususnya
pengembangan pasar primer (melalui penawaran
umum / go public), sehingga diharapkan dapat
mendorong perusahaan untuk melakukan
penawaran umum / go public.
b. SE Nomor: SE-05/BL/2006 tentang Keterbukaan
Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam
Rangka Penawaran Umum.
Surat Edaran ini dikeluarkan dalam rangka
memberikan pedoman pelaksanaan atas Peraturan
Bapepam Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai
Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran
Umum, Peraturan Bapepam Nomor IX.C.3 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus
Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, dan
Peraturan Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,
khususnya untuk meningkatkan kualitas penerapan
Prinsip Keterbukaan yang berkaitan dengan biaya
Penawaran Umum.
Berdasarkan Surat Edaran ini Emiten atau Perusahaan
Publik diwajibkan untuk mengungkapkan rincian
biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan
Penawaran Umum dalam bab tentang penggunaan
dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum,
baik pada Prospektus, Prospektus Ringkas maupun
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum.
Disamping itu, apabila terdapat perbedaan informasi
yang diungkapkan dalam Prospektus maupun
Prospektus Ringkas dengan informasi yang
diungkapkan dalam Laporan Realisasi Penggunaan
Dana Hasil Penawaran Umum, maka dalam Laporan
also publish such report to the public.
1.3. Bapepam - LK Chairman Circular Letter :
a. Circular Letter Number SE-04/BL/2006 concerning
Revocation Bapepam Chairman Circular Letter
Number: SE-03/PM/1994 concerning Procedure in
Providing Tax Clearance for Companies Going Public.
This Circular Letter was issued in order to provide tax
facility which aim at fostering the Capital Market
development, especially in primary market (through
public offering). It is expected that the facility will attract
companies to go public.
b. Circular Letter Number SE-05/BL/2006 concerning
Disclosure on Cost Incurred During Public Offering.
This Circular Letter was aimed at providing guidance to
implement Bapepam Rule Number IX.C.2 concerning
Guidelines on Form and Content of Prospectus in Public
Offering, Bapepam Rule Number IX.C.3 concerning
Guidelines on Form and Content of Summary Prospectus
in Public Offering, and Rule Number X.K.4 concerning
Report on the Use of Fund Raised From Public Offering.
The purpose of this Rule is to improve the
implementation disclosure principles related to the cost
for public offering.
Based on this Circular Letter, the Issuers or Public
Companies are required to disclose all the costs incurred
in conducting public offering in a chapter in the
Prospectus that covers the use of fund raised from
public offering.
If there is a discrepancy between the information
disclosed in the Prospectus and Summary Prospectus
with the information disclosed in the Report of the Use
of Fund Raised in Public Offering, the Report of the Use
of Fund Raised in Public Offering must disclose the
44Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
wajib memuat penjelasan mengenai penyebab
perbedaan tersebut.
c. SE Nomor: SE-06/BL/2006 tanggal 28 November 2006
tentang Keterbukaan Informasi Emiten atau
Perusahaan Publik Sektor Perbankan.
Surat Edaran ini ditujukan untuk memberikan
penegasan kepada Emiten atau Perusahaan Publik
sektor perbankan bahwa terdapat beberapa kewajiban
berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan Perbankan yang saling terkait yang
harus dilaksanakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
Dalam beberapa aspek, pemenuhan kewajiban
dimaksud wajib dilaksanakan secara selaras baik dari sisi
Pasar Modal maupun Perbankan tanpa mengurangi
esensi keterbukaan yang wajib disampaikan kepada
publik.
2. PERATURAN BIDANG LEMBAGA KEUANGAN
2.1. Peraturan Perasuransian
1. Peraturan Usaha Perasuransian Nomor 1 tentang
Pedoman Penanganan Perusahaan Asuransi Dan
Perusahaan Reasuransi yang Tidak Sehat,
Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-12/
BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006.
Penerbitan peraturan ini dimaksudkan untuk
memberikan pedoman yang jelas dan dapat diterapkan
secara konsisten dalam penanganan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak sehat
sehingga tercipta transparansi dan kepastian hukum
dalam penanganan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi yang tidak sehat tersebut.
Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini antara
lain:
a. Prosedur Umum Pengenaan Sanksi Administratif
Bagian ini memuat prosedur pengenaan sanksi
administratif kepada perusahaan asuransi atau
perusahaan reasuransi yang melakukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang usaha
perasuransian sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63
tahun 1999.
reason of the difference.
c. Circular Letter Number SE-06/BL/2006 dated
November 28, 2006 concerning Information
Disclosure for Issuers or Public Companies in Banking
Sector
The issuance of this Circular Letter was intended to spell
out several obligations required by the Rules and
Regulation in the Capital Market and Banking Sector which
are related to each other to the Issuers or Public
Companies. In some areas, the compliance of such
obligations must be made without decreasing the essence
of the disclosure that must be made public.
2. FINANCIAL INSTITUTION RULES
2.1. Insurance Rules
1. Insurance Business Rule Number 1 concerning
Guidelines for Handling Unsound Insurance and
Reinsurance Companies, as attached on
Bapepam - LK Chairman Decree Number Kep-
12/BL/2006 dated August 30, 2006.
The issuance of this Rule was aimed at providing clear
guidelines that can be consistently applied in handling
unsound Insurance and unsound Reinsurance Compaies.
By implementing this Rule, it is expected that a
transparency and law certainty in handling such companies
will be achieved.
Several points regulated by this Rule, among others are :
a. General Procedure of Imposing Administrative Sanctions
This part consists of procedures for imposing
administrative sanction to insurance and reinsurance
company that violate regulations and rules in insurance
sector, based on the provisions stipulated on
Government Regulations Number 73 year 1992
concerning The Management of Insurance Activity as
amended by Government Regulation Number 63 year
1999.
45Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
b. Prosedur Penanganan Pelanggaran Ketentuan
Solvabilitas
Bagian ini memuat prosedur penanganan atas
pelanggaran terhadap ketentuan solvabilitas. Secara
umum prosedur penanganan atas pelanggaran
ketentuan mengenai tingkat solvabilitas sama
dengan prosedur penanganan pelanggaran
ketentuan yang lain, yaitu perusahaan yang
melakukan pelanggaran ketentuan solvabilitas
dikenai sanksi administratif. Secara khusus,
penanganan atas pelanggaran ketentuan solvabilitas
adalah sebagaimana diatur dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003, yaitu:
1) Perusahaan yang melakukan pelanggaran ketentuan
solvabilitas wajib menyampaikan rencana
penyehatan yang disetujui oleh pemegang saham.
Selanjutnya, Biro Perasuransian mernberikan
persetujuan atas kelayakan rencana penyehatan
tersebut. Di dalam rencana penyehatan tersebut
dimuat langkah-langkah yang akan dilakukan
perusahaan dalam jangka waktu yang dibutuhkan
untuk memperbaiki kondisi keuangan.
2) Pelaksanaan rencana penyehatan dan pencapaian
tingkat solvabilitas dilaporkan kepada Biro
Perasuransian secara bulanan paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya. Biro Perasuransian melakukan
evaluasi atas pelaksanaan rencana penyehatan.
3) Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan
minimum tingkat solvabilitas sebesar 120% dari
Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) namun
masih memiliki tingkat solvabilitas sekurang-
kurangnya 100% dari BTSM, tidak langsung dikenai
sanksi administratif. Perusahaan diberi kesempatan
untuk melakukan perbaikan atas kondisi keuangan
sesuai dengan jangka waktu yang dimuat dalam
rencana penyehatan. Sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan tingkat solvabilitas
dikenakan kepada perusahaan apabila sampai
dengan batas waktu tersebut dalam rencana
penyehatan perusahaan belum dapat mencapai
tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya sebesar
120% dari BTSM.
c. Prosedur Khusus Untuk Masa Peralihan
Bagian ini berisi prosedur penanganan terhadap
perusahaan yang telah dikenai sanksi Pembatasan
Kegiatan Usaha (PKU).
b. The Procedure for Handling Violation on
Solvability Provision
This part deals with procedures for handling
violation on solvability provisions. As with the
procedure for handling violation on other
provisions, the Company violates solvability
provisions will be imposed with administrative
sanction. The particularity in handling violation
on solvability procedures, as stipulated on
Decree of Finance Minister Number 424/
KMK.06/2003, is as follow:
1) The company violates solvability provision must
submit Recovery Plan that has been approved by
the Shareholders. Further, Insurance Bureau
provides approval on the feasibility of the plan.
The plan discloses the steps to be taken by the
company during the period to improve the
financial condition.
2) The implementation of the Recovery Plan and
the solvability level achieved must be reported to
Insurance Bureau on a monthly basis no later
than the 15th on the following month.
Insurance Bureau will evaluate the
implementation of the plan.
3) The Company that can not meet the minimum
solvability level of 120 % from Minimum
Solvency Margin (BTSM in Indonesian acronym)
but reach the solvability level of 100% BTSM is
not directly imposed administrative sanction. The
company is given a grace period as mentioned
in the plan to improve its financial condition.
Administrative sanction will be imposed to the
company if it can not meet the solvability level
of 120% BTSM when the grace period
terminated.
c. Specific Procedure for Transition Period
This part deals with a procedure for handling
companies that have been imposed with sanction
in the form of business restriction.
46Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
Pencabutan izin usaha untuk perusahaan-perusahaan
yang telah dikenai sanksi PKU tersebut akan dilakukan
secara bertahap, dan diselesaikan pada 31 Desember
2006.
Untuk perusahaan yang pemegang sahamnya dinilai
mempunyai kemampuan untuk menyehatkan
perusahaan yang dimilikinya dan/atau terdapat investor
yang dapat menyetorkan modal tambahan tunai untuk
mengatasi permasalahan solvabilitas, perusahaan
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan batas waktu paling
lambat 31 Desember 2006.
2. Peraturan Usaha Perasuransian Nomor 2
tentang Produk Unit Linked, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-
104/BL/2006 tanggal 31 Oktober 2006.
Penerbitan peraturan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan transparansi kepada para pemegang
polis produk Unit Linked dan mengharmonisasikan
peraturan tentang produk Unit Linked dengan
peraturan Pasar Modal, khususnya mengenai Reksa
Dana. Beberapa hal yang diatur dalam peraturan ini
antara lain:
a. Kriteria produk Unit Linked meliputi nilai manfaat
yang dipengaruhi kinerja subdana investasi Unit
Linked tersebut, nilai manfaat dinyatakan dalam unit,
mengandung pertanggungan risiko kematian alami,
dan ketentuan minimum besar uang pertanggungan.
b. Pemberian nama produk Unit Linked tidak boleh
menggunakan nama yang dapat mengakibatkan
interpretasi yang berbeda dari pilihan strategi
investasinya. Pilihan strategi investasi terdiri dari
strategi investasi pasar uang, strategi investasi
pendapatan tetap, strategi investasi saham, strategi
investasi campuran dan strategi investasi syariah.
c. Penilaian aset untuk setiap subdana ditetapkan
berdasarkan nilai wajar jenis aset yang membentuk
subdana tersebut. Aset yang dapat membentuk
subdana terdiri dari kas dan bank, deposito
berjangka, termasuk deposit on call dan deposito
yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan
1 (satu) bulan, sertifikat deposito, saham, obligasi dan
medium term note, unit penyertaan Reksa Dana,
surat utang dan / atau surat berharga lainnya yang
diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia atau Bank
Indonesia. Perhitungan nilai aset dilakukan setiap
hari.
The revocation of the business licenses of the companies
that have been imposed with sanction in the form of
business restriction has been conducted step by step and
has been finished on December 31, 2006.
For the company which shareholders is considered to have
the ability to improve the financial condition of the
company and / or there is an investor who is willing to
inject additional cash capital to solve the solvability
problem, the company was given a chance to solve the
problem no later than December 31, 2006.
2. Insurance Business Rule Number 2 concerning Unit
Linked Product, as attached on Bapepam - LK
Chairman Decision Number Kep-104/BL/2006 dated
October 31, 2006.
The issuance of this Rule was aimed at improving
transparency to the policy holder of unit linked product and
harmonizing Unit Linked product regulation with the
Capital Market Rule, particularly concerning the Investment
Fund. Several items regulated by this Rule are :
a. The Criteria of Unit Linked product which consist of
benefit value influenced by the performance of the Unit
Linked investment sub fund, benefit value in unit,
coverage on natural death insurance, and provision on
minimum sum insured.
b. The name of Unit Linked product must not cause an
interpretation which is different from the investment
strategy chosen. The choice of investment strategy
consists of money market investment strategy, fixed
income investment strategy, equity investment strategy,
hybrid investment strategy and sharia investment
strategy.
c. Asset valuation for each sub fund must be determined
based on the fair value of the assets that form the sub
fund. The assets that can form sub fund consist of cash
and bank, time deposit, including on call deposit and
one month or less deposit, deposit certificate, shares,
bonds and medium term notes, investment fund unit,
and debt securities and / or other commercial paper
issued by Indonesia Government or Bank of Indonesia.
The valuation of the assets must be made daily.
47Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
d. Brosur pemasaran produk Unit Linked sekurang-
kurangnya wajib memuat penjelasan umum
mengenai manfaat asuransi, strategi investasi, risiko
yang ditanggung oleh pemegang polis, rincian biaya
yang dapat dibebankan kepada pemegang polis,
dasar perhitungan manfaat polis, dasar dan frekuensi
penilaian dana, biaya penarikan dana, serta ilustrasi
pertumbuhan nilai manfaat dan uraian kinerja
investasi subdana.
e. Perusahaan asuransi jiwa wajib menyediakan
informasi bagi publik mengenai harga unit subdana
setiap hari kerja dan melaporkan perkembangan dana
kepada pemegang polis sekurang-kurangnya sekali
dalam satu tahun.
f. Persyaratan bagi agen produk Unit Linked, yaitu wajib
memiliki sertifikasi keagenan asuransi dan sertifikasi
keagenan khusus untuk produk Unit Linked dari
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.
g. Perusahaan asuransi jiwa yang sudah memasarkan
produk Unit Linked wajib melakukan penyesuaian
dengan ketentuan yang baru ini selambat-lambatnya
dalam waktu satu tahun sejak tanggal ditetapkannya
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan ini.
2.2. Peraturan Bidang Dana Pensiun
1. Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor:
Kep-84/BL/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Industri Dana Pensiun.
Penerbitan Keputusan ini dimaksudkan untuk
memberikan arah kebijakan bagi pemerintah dan pelaku
industri dalam mengembangkan industri dana pensiun,
terutama untuk meningkatkan jumlah peserta dan
investasi dana pensiun serta meningkatkan kualitas
penyelenggaraan dana pensiun. Secara garis besar
materi Keputusan Ketua Bapepam - LK ini memuat
sasaran dan strategi pengembangan industri dana
pensiun untuk periode 2007 - 2011.
Kebijakan dan strategi pengembangan industri dana
pensiun ditujukan untuk mencapai lima sasaran pokok
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat.
Langkah awal untuk meningkatkan jumlah peserta
dana pensiun adalah dengan meningkatkan
d. The marketing brochure of Unit Linked product must
at least consists of an overview of the insurance
benefit, investment strategy, risk of the policy holders,
detail of cost paid by the policy holder, bases for
calculating policy benefit, bases and frequency of fund
valuation, fund redemption cost, benefit value growth
illustration and description of sub fund investment
performance.
e. Life insurance company must provide the information
of sub fund unit price to public daily and report fund
development to the policy holders at least once a year.
f. Unit Linked Product Agent must have insurance agent
certificate and Unit Linked Product Agent certificate
issued by Indonesia Life Insurance Association.
g. Life Insurance Company that has already marketed
Unit Linked Product must comply with the new
regulation no later than one year since the
promulgation of this Bapepam - LK Chairman
Decision.
2.2. Pension Fund Rules
1. Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-
84/BL/2006 concerning the Policy and Strategy on
Pension Fund Industry Development.
The objective of this Rule is to give guidance for the
government and market participants in developing
pension fund industry, especially to increase the number
of clients and pension fund investment as well as
increasing the quality of pension fund management. In
brief, this decree contains the goal and strategy of
pension fund industry development for the period of
2007-2011.
The policy and strategy of pension fund industry
development is aimed at achieving 5 main goals as
follows:
a. To increase the society awareness and understanding
The first step to increase the number of pension
fund clients is by increasing the society awareness
and understanding about pension fund. The strategy
48Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai dana
pensiun. Untuk mencapai sasaran tersebut strategi
yang akan dilakukan adalah melakukan kajian di
bidang pengembangan dana pensiun, melakukan
kegiatan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat
luas, pemberi kerja dan pemegang saham.
b. Meningkatkan fleksibilitas skema dana pensiun.
Untuk menarik minat masyarakat terhadap dana
pensiun, skema dana pensiun yang ada saat ini perlu
dibuat lebih fleksibel. Pencapaian sasaran tersebut akan
dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan
integrasi program pensiun sukarela dengan program
sejenis yang bersifat wajib, meningkatkan fleksibilitas
skema program pensiun sukarela, mengupayakan
kebijakan di bidang perpajakan yang menstimulasi
perkembangan dana pensiun, dan menyelaraskan
pengaturan usia pensiun dengan tujuan program
pensiun.
c. Meningkatkan kepastian hukum penyelenggaraan
dana pensiun.
Kurangnya kepastian hukum merupakan salah satu
faktor penghambat perkembangan dana pensiun yang
perlu diatasi. Penyempurnaan regulasi teknis di bidang
perpajakan dan pengupayaan ketentuan lebih lanjut
atas penggunaan dana pensiun untuk memenuhi
kewajiban pemberi kerja dalam membayar kompensasi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan sinergi antara
pelaksanaan program jaminan hari tua yang berada
dalam lingkup Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
dengan ketentuan program pensiun sukarela
merupakan sebagian dari strategi yang akan dilakukan.
Peningkatan kepastian hukum penyelenggaraan dana
pensiun juga dilakukan dengan meningkatkan
kemudahan pendirian dana pensiun dan
menyempurnakan pengaturan mengenai
penggabungan, pemisahan dan pembubaran dana
pensiun.
d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan dana pensiun.
Kualitas penyelenggaraan dana pensiun akan dicapai
dengan meningkatkan pemahaman pihak-pihak yang
terkait langsung dengan industri dana pensiun,
meningkatkan kualifikasi pengurus dana pensiun,
menyempurnakan pengaturan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK), menata kembali ketentuan dan
penyelenggaraan investasi dana pensiun, menerapkan
prinsip-prinsip Good Pension Fund Governance (GPFG),
dan mengoptimalkan peran jasa penunjang dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan dana pensiun.
to accomplish the goal is to study in the field of
pension fund, to promote and socialize pension fund
to the society, the employers and the company
shareholders.
b. To increase flexibility of pension fund scheme.
To attract public interest on the pension fund, it is
necessary to make the recent scheme of pension
fund more flexible. This goal will be achieved by
synchronizing and integrating voluntary pension
program with similar mandatory program, increasing
the voluntary pension program flexibility, creating a
policy in the field of tax that stimulates the growth
of pension fund, and harmonizing the regulation of
pension age with pension program goal.
c. To increase legal certainty on the management of
pension fund.
The lack of legal certainty has been one of the
hampering factors in pension fund development
process that must be solved. Revising technical
regulation in the tax field and issuing further
provision on the use of pension fund to fulfill
employer»s obligation to pay lay off compensation,
synergy between the implementation of pension
program under the National Social Safety System
(SJSN in Indonesian acronym) with regulation on
voluntary pension program are part of the strategies
to be taken. The improvement of legal certainty for
operating pension fund was also conducted by
deregulating the establishment of pension fund and
revising regulation concerning merger, demerger and
liquidation of pension fund.
d. Increasing the quality of pension fund management.
The quality of pension fund management can be
achieved by improving the understanding of the
parties directly related to pension fund industry,
increasing the pension fund management quality,
improving regulation related to financial institution
pension fund management, reorganizing pension
fund investment management and regulation,
implementing Good Pension Fund Governance
principles, and optimizing the role of supporting
services in managing and operating pension fund.
49Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY
e. Memperkuat pengawasan dana pensiun
Penguatan pengawasan dana pensiun akan dilakukan
dengan strategi peningkatan peran dan fungsi dewan
pengawas dana pensiun, penetapan dan penerapan
pengawasan berbasis risiko, penguatan penegakan
hukum, peningkatan kuantitas dan kualitas serta
optimalisasi sumber daya manusia pada Biro Dana
Pensiun, penambahan dan peningkatan sarana dan
prasarana pendukung pengawasan berbasis risiko, dan
meningkatkan fungsi pihak ketiga dalam pengawasan
dana pensiun.
2. Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor: KEP-
136/BL/2006 tanggal 21 Desember 2006 tentang
Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.
Penerbitan keputusan ini dimaksudkan untuk mendorong
penyusunan pedoman tata kelola yang baik di lingkungan
dana pensiun (good Pension Fund governance) sekaligus
memberikan acuan bagi pendiri, pemberi kerja, pengurus
dan dewan pengawas dana pensiun untuk
menyelenggarakan tata kelola yang baik.
Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun wajib disusun dengan
berpedoman pada kaidah yang meliputi keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian
(independency), serta kesetaraan dan kewajaran (fairness)
dan pada Pedoman Penerapan Tata Kelola Dana Pensiun
Lampiran Keputusan dimaksud.
Adapun pokok-pokok yang diatur dalam Keputusan ini,
antara lain:
a. Kewajiban dana pensiun untuk menyusun dan
menerapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun yang
berpedoman pada prinsip-prinsip tata kelola dana
pensiun yang baik dan Pedoman Penerapan Tata Kelola
Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
Keputusan ini.
b. Kewajiban dana pensiun untuk menyusun dan
menerapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun
berlaku sejak 1 Januari 2008.
c. Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun disusun oleh
Pengurus dan ditetapkan oleh Pendiri yang
sekurang-kurangnya wajib memuat:
i. kaidah-kaidah perilaku terkait prinsip tata kelola dan
kode etik sesuai praktik yang berlaku umum;
ii. pengaturan kedudukan, tugas, fungsi, wewenang,
e. Strengthening pension fund monitoring
Pension fund monitoring activities will be
strengthened by increasing the role and function of
pension fund monitoring board, determining and
implementing risk based monitoring, strengthening
legal enforcement, increasing the quantity and
quality of Human Resources on Pension Fund
Bureau, improving and increasing third party»s role in
Pension Fund monitoring activities.
2. Bapepam - LK Chairman Decision Number
KEP-136/BL/2006 dated December 21, 2006
concerning Guideline for Pension Fund
Governance
The issuance of this rule was aimed at supporting the
preparation of guidelines for Good Pension Fund
Governance and to be a reference for the Founder,
Employer, Management and Supervisor of the Pension
Fund to perform good governance.
Guidelines for Good Pension Fund Governance must
comply with transparency, accountability, responsibility,
independency and fairness principles and with
Guidelines for implementing Good Pension Fund
Governance as attached on the Decision.
Major issues regulated in this Decision are as follows:
a. The obligation for Pension Fund to prepare and
implement Guidelines for Good Pension Fund
Governance that is based on good pension fund
governance principles and guidelines for
Implementing Good Pension Fund Governance as
attached on the Decision.
b. The Obligation for pension fund to prepare and
implement Guidelines for Good Pension Fund
Governance will become effective on January 1,
2008.
c. Guidelines for Good Pension Fund Governance are
prepared by the management and promulgated by
the Founder. The Guideline must consists at least
the following items:
i. code of conduct with regard to governance
principles and generally accepted code of ethics;
ii. arrangement for position, task, function, authority,
50Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
tanggung jawab, hak, dan kewajiban serta
hubungan setiap Pihak yang terkait; dan
iii. pedoman teknis pelaksanaan dalam pelaksanaan
tata kelola dana pensiun.
d. Dewan Pengawas setiap tahun wajib melaksanakan
evaluasi dan menyusun hasil evaluasi secara tertulis
atas penerapan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.
e. Pedoman Penerapan Tata Kelola Dana Pensiun akan
ditelaah ulang secara berkala oleh Bapepam - LK.
B. PELAYANAN HUKUM DAN LITIGASI
Selama Tahun 2006 Bapepam - LK menangani perkara-
perkara di Pengadilan, sebagai berikut:
1. Perkara No.091/G.TUN/2004/PTUN-JKT antara PT
Clemont Securities Indonesia (Penggugat) melawan
PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ/Tergugat I) dan Bapepam
(Tergugat II). PT Clemont Securities Indonesia
menggugat surat keputusan suspend yang
dilakukan oleh PT BEJ dan surat Bapepam kepada
PT. KPEI agar menghentikan pembayaran sementara
atas transaksi saham BIMA (PT Primarindo Asia
Infrastruktur). Pada saat ini perkara ini telah sampai
pada tingkat Peninjauan Kembali di Mahkamah
Agung RI.
2. Perkara No.098/G.TUN/2004/PTUN-JKT antara Drs.
Eddy Pianto Simon (Penggugat) melawan Bapepam
(Tergugat). Dalam perkara ini Drs. Eddy Pianto
Simon menggugat Bapepam ke Pengadilan Tata
Usaha Negara Jakarta atas surat Bapepam yang
memberikan sanksi berupa Peringatan Tertulis
kepada Sdr. Eddy Pianto. Pada saat ini perkara ini
telah sampai pada tingkat Kasasi di Mahkamah
Agung RI.
3. Perkara No. 517/PDT.G/2003/PN.JKT PST, antara PT
Mitra Investindo Multicorpora (Penggugat) melawan
PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cs (Tergugat) serta
Bapepam (Tergugat III). Perkara ini mengenai gadai
saham yang dilakukan oleh Penggugat kepada
Tergugat untuk menjamin hutang perusahaan Grup
Ongko dimana saham-saham yang digadaikan
tersebut telah dialihkan oleh Tergugat I kepada
pihak lain. Perkara ini telah sampai pada tingkat
Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung RI.
responsibility, right and obligation, and the relation of
parties involved; and
iii. technical Guidelines for implementing Pension Fund
Governance.
d. Monitoring Board must evaluate, and prepare written
evaluation results, the implementation of Good Pension
Fund Governance every year.
e. Bapepam - LK reviews Guidelines for Implementing
Good Pension Fund Governance periodically.
B. LEGAL COUNCEL AND LITIGATION
During year 2006, Bapepam - LK stood before the court to
argue against a number of cases as follows:
1. Case Number 091/G.TUN/2004/PTUN-JKT in which PT
Clemont Securities Indonesia as plaintiff brought a legal
case against PT Bursa Efek Jakarta (as defendant I) and
Bapepam (as defendant II). PT Clemont Securities
Indonesia file a lawsuit for the issuance of Letter of
Suspend by BEJ and Letter from Bapepam to PT KPEI to
temporary suspends the payment of transactions on
BIMA (PT Primarindo Asia Infrastructure) shares. The
case is now on Case Review at Supreme Court.
2. Case Number 098/G.TUN/2004/PTUN-JKT between Drs.
Eddy Pianto Simon as plaintiff against Bapepam as
defendant. Drs Eddy Pianto Simon filed a lawsuit
against Bapepam to Jakarta Administration Lower
Court for sanction imposed by Bapepam in the form of
Written Admonition to Mr. Eddy Pianto. The case is
now in cassation process at Supreme Court.
3. Case Number 517/PDT.G/2003/PN.JKT between PT
Mitra Investindo Multicorpora as plaintiff against PT BFI
Finance Indonesia Tbk and Bapepam as defendants.
This case is related to pledging of shares conducted by
plaintiff to PT BFI Finance Indonesia Tbk as debt
collateral of Ongko Group Companies where those
shares were shifted by PT BFI Finance to other Party.
This case is now on the Case Review process at
Supreme Court.
51Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
Selain menangani perkara-perkara di atas, Bapepam -
LK juga menghadiri undangan untuk bertindak
sebagai ahli dalam beberapa proses penyidikan
Kepolisian Republik Indonesia yang melibatkan para
pelaku Pasar Modal, yaitu sebagai berikut:
1. Saksi Ahli di Kepolisian Kota Besar Manado dalam
proses penyidikan tindak pidana penipuan uang
milik Pr. Meyke Sukoyo alias Cie Cu diduga
dilakukan oleh PT Bank BNI 46 Manado.
2. Saksi Ahli di Kepolisian Resort Kota Surabaya
Selatan dalam proses penyidikan tindak pidana
penipuan dan atau penggelapan dalam jabatan
yang di duga dilakukan oleh Widjanarko Djunaidi,
karyawan PT Henan Putihrai Sekuritas Cabang
Surabaya.
3. Saksi Ahli di Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam
proses penyidikan lebih lanjut perkara tindak
pidana penipuan dan penggelapan yang terjadi di
PT Eurocapital Peregrine Securities, Jakarta.
4. Saksi Ahli di Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam
proses penyidikan sementara perihal dugaan
tindak pidana penipuan dan penggelapan atas
transaksi saham antara PT Mentari Securindo (FO)
dan PT Suprasurya Danawan Securities (WN) atas
saham SUGI (PT Sugi Samapersada Tbk.) dan ARTI
(PT Arona Binasejati Tbk.).
1. PENETAPAN SANKSI
Bapepam - LK terus berupaya untuk meningkatkan
kepastian berinvestasi di bidang pasar modal, salah
satu cara untuk menciptakan iklim investasi yang baik
adalah menegakkan peraturan di bidang pasar modal
dengan jalan mengenakan sanksi bagi pihak yang
terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan
di bidang Pasar Modal. Selama tahun 2006 Bapepam
- LK telah menetapkan sanksi administratif sebagai
berikut:
1.1. Sanksi Administratif berupa Denda
a. Sanksi denda kepada Emiten
Dalam tahun 2006 Bapepam - LK telah
mengenakan sanksi administratif berupa denda
kepada 140 (seratus empat puluh) Emiten yang
melakukan pelanggaran, dengan keseluruhan
jumlah denda sebesar Rp6.650.000.000,00 (enam
miliar enam ratus lima puluh juta rupiah) dengan
total bunga denda sebesar Rp14.040.000,00
Aside from handling the cases above, Bapepam - LK
also attended the invitation to act as expert in several
investigation processes conducted by Indonesian Policy
that involves the Capital Market institutions, as follows:
1. Expert Witness at Kota Besar Manado Policy
Department in the investigation process on a deceit
to Mr. Pr. Meyke Sukoyo a.k.a Cie Cu which was
allegedly conducted by PT Bank BNI 46 Manado.
2. Expert Witness in South Surabaya Policy Resort in the
investigation process on a fraud which was allegedly
conducted by Widjanarko Djunaidi, an employee of
PT Henan Putihrai Sekuritas, Surabaya Branch.
3. Expert Witness in the District of Metro Jaya Policy
Department in the investigation process on a fraud
happened in PT Eurocapital Peregrine Securities,
Jakarta.
4. Expert witness in Metro Jaya Policy Department in
temporary investigation process on alleged fraud on
the transaction between PT Mentari Securindo (FO)
and PT Suprasurya Danawan Securities (WN) on SUGI
(PT Sugi Samapersada Tbk.) shares and ARTI (PT
Arona Binasejati Tbk.) shares.
1. SANCTION
Bapepam - LK continuously improves Investment
atmosphere in the capital market. One of the ways to
create better conditions in the capital market is by
giving sanctions to the parties which violate rule and
regulations in the Capital Market. In 2006, Bapepam -
LK has imposed administrative sanctions as follows:
1.1. Administrative Sanction in The Form of Fine
a. Fine Sanction to Issuers
In 2006 Bapepam - LK has imposed administrative
sanction in the form of fine to 140 (One Hundred
Forty) Issuers that commit violation, with the fine
amounting to Rp6.650.000.000,00 (six billion six
hundred fifty million rupiah) and the total interest
penalty amounting to Rp14,040,000.00 (fourteen
million fourty thousand rupiah). Administrative
52Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
(empat belas juta empat puluh ribu rupiah).
Sanksi administratif berupa denda ini berasal dari
pelanggaran berupa keterlambatan penyampaian
laporan keuangan berkala atau kasus lain.
Dari jumlah keseluruhan tersebut, sanksi denda yang
dijatuhkan kepada Emiten yang terlambat
menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan,
Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Tahunan, Laporan
Realisasi Penggunaan Dana Hasil IPO, pelanggaran
peraturan Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu,
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Keterbukaan
Pernyataan Pailit, dan pelanggaran peraturan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu adalah sebesar
Rp4.640.000.000,00.
Sedangkan untuk kasus, dari 5 (lima) kasus yang
diselesaikan, Bapepam - LK telah menetapkan sanksi
denda kepada Emiten sebesar Rp2.010.000.000,00
Adapun Inti dari kelima kasus tersebut adalah sebagai
berikut:
1) PT Bukit Sentul Tbk.
Kasus ini berawal dari informasi melalui e-mail oleh
Saudara Sudaryatmo dari Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) yang mendampingi
Forum Komunikasi Konsumen Perumahan Bukit
Sentul, kepada Ketua Bapepam pada tanggal 13
Agustus 2004 mengenai adanya dugaan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal oleh PT Bukit
Sentul Tbk (BKSL), yaitu berupa keterlambatan
penyampaian informasi permohonan pernyataan
pailit yang dialami BKSL.
Kejadian tersebut bermula dari surat BKSL kepada
PT Lobunta Kencana Raya (LKR) tanggal 19 April
2004 telah terbukti ketidakmampuan BKSL dalam
membayar kewajiban jasa kontraktornya sebesar
Rp6.927.292.111,00 (enam miliar sembilan ratus dua
puluh tujuh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu
seratus sebelas rupiah). Sehubungan dengan surat
BKSL tersebut, LKR menggugat pailit melalui
Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat dengan
nomor 31/Pailit/2004/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 2
Agustus 2004 dimana akhirnya pada tanggal 1
September 2004 gugatan pailit tersebut ditolak.
Penolakan tersebut dikuatkan dengan putusan
Mahkamah Agung pada tanggal 24 November 2004.
sanction in the form of fine originates from
violation of late periodic financial reports
submitted to Bapepam - LK or other case.
From the total amount of fine sanction, fine
sanctions that imposed to Issuers that submitted late
Interim Financial Reports, Annual Financial Reports,
Annual Reports, Reports on The Use of Funds
Received From a Public Offering, Violation of
Material Transaction and Changing in Core Business
Rule, Pre-emptive rights, Disclosure Requirements for
Certain Shareholders, Guidelines for the Preparation
of Financial Statements, Disclosure of Information by
Issuers Or Public Companies Regarding Bankruptcy,
and violation of Conflicts of Interest on Certain
Transactions rule was amounting to
Rp4.640.000.000,00.
For cases, from 5 (Five) finished cases, Bapepam - LK
has imposed fine sanction to Issuers amounting to
Rp2.010.000.000, 00. The core of these cases is as
follows:
1) PT Bukit Sentul Tbk.
The investigation of this case was conducted due
to information provided by Mr. Sudaryatmo at
Indonesian Consumer Foundation (YLKI in
Indonesia acronym) which accompanied Bukit
Sentul Consumer Communication Forum, through
email to Chairman of Bapepam on August 13,
2004. Based on the information, PT. Bukit Sentul
Tbk. (BKSL) was allegedly violated the Capital
Market Regulation, due to late of submitting
information concerning BKSL bankruptcy.
The investigation of this case was initiated due to
BKSL letter to PT Lobunta Kencana Raya (LKR) on
April 19, 2004 which proven BKSL inability to pay
the contractor fee of Rp6.927.292.111,00 (six
billion nine hundred twenty seven million two
hundred ninety two thousand one hundred eleven
rupiah). Related with BKSL letter, LKR filed
bankruptcy on BKSL to state court/commercial
Central Jakarta with file number 31/Pailit/2004/
PN.NIAGA.JKT.PST dated August 2, 2004. On
September 1, 2004, the claim was rejected.
The rejection was strengthened with Supreme
Court Decision on November 24, 2004.
53Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
Atas kasus tersebut, BKSL dikenakan sanksi
administratif berupa denda sebesar
Rp282.000.000,00 (dua ratus delapan puluh dua juta
rupiah) karena 282 (dua ratus delapan puluh dua)
hari keterlambatan yaitu terhitung sejak tanggal 22
April 2004 sampai dengan pemeriksaan kedua di
Bapepam - LK tanggal 28 Januari 2005.
2) PT Asia Grain International
Kasus ini merupakan temuan Bapepam - LK terkait
dengan keterlambatan keterbukaan Informasi Event
Of Default Promissory Notes ASIA.
Adapun jumlah keterlambatan tersebut berlangsung
selama 25 (dua puluh lima) hari, yaitu sejak Notice
Notes Event of Default diterbitkan pada tanggal 10
Juli 2003 dan baru disampaikan kepada Bapepam
pada tanggal 8 Agustus 2003 sebagaimana telah
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.1
tentang Informasi Yang Harus Segera Diumumkan
Kepada Publik. Berkaitan dengan pelanggaran ini PT
Asia Grain Internasional dikenakan sanksi denda
sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah).
Selain itu, PT Asia Grain Internasional juga melakukan
pelanggaran terhadap Peraturan Bapepam Nomor
VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan dengan adanya salah klasifikasi akun dan
adanya offset antara pemberian pinjaman dan
penerimaan dari pembayaran utang dalam laporan
arus kas per 30 Juni 2004. Berkaitan dengan
pelanggaran tersebut, PT Asia Grain Internasional
dikenakan sanksi denda sebesar Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).
3) PT Bank Victoria
Indikasi pelanggaran peraturan oleh PT Bank Victoria
International Tbk telah diketahui oleh Bapepam -
LK. Manajemen BVIC tidak melakukan pengelolaan
perusahaan secara hati-hati dan berpotensi
membahayakan keadaan keuangan perusahaan,
serta adanya pelanggaran peraturan Bapepam Nomor
VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan, maka kepada Direksi BVIC yang menjabat
pada periode terbitnya Laporan Keuangan Tengah
Tahunan per 30 Juni 2004 diperintahkan untuk
membayar sanksi denda sebesar Rp500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke kas
negara.
Because of the case, BKSL was imposed fine
amounting to Rp282.000.000,00 (Two
Hundred Eighty Two Million Rupiah) due to 282
(Two Hundred Eighty Two) days late reporting
started from April 22, 2004 until January 28,
2005, the day Bapepam - LK conducted the
second investigation.
2) PT Asia Grain International
This case was discovered as a finding
concerning Late in Submitting Information
Disclosure regarding Event Of Default
Promissory Notes ASIA.
The number of late days was 25 days, which
was counted from the issuance date of the
Notice Notes Event of Default (10 July 2003) to
the day the Information was submitted to
Bapepam (8 August 2003). Based on the
violation of this Rule, PT Asia Grain
Internasional was imposed penalty amounting
to Rp25 million.
Besides the above violation, PT Asia Grain
Internasional also conducted violation on Rule
No. VIII.G.7 concerning Guidelines for
Presenting Financial Statements by
misclassifying account and offsetting cash
received from payment of receivables with cash
issued to make loan. Based on the violation, PT
Asia Grain Internasional was imposed penalty
amounting to Rp200 million.
3) PT Bank Victoria
From the investigation, it was found that BVIC
Management did not perform its management
activity prudently, has the potential to
endanger the company financial condition, and
violated Rule No. VIII.G.7 concerning
Guidelines for Presenting Financial Statement.
Based on the finding, BVIC Directors that took
their duty on the period of the issuance of
Semi Annual Financial Report as of 30 June
2004 were imposed penalty amounting to
Rp500 million that must be submitted to State
Treasury.
54Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
4) PT United Capital Indonesia
PT United Capital Indonesia berdasarkan hasil
pemeriksaan atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan
Dana Hasil Penawaran Umum. PT United mengalami
keterlambatan menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana hasil penawaran umum selama 3 hari,
sehingga PT United dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Selain hal tersebut PT United juga melakukan perubahan
penggunaan dana realisasi tanpa melapor kepada
Bapepam dan tanpa mendapat persetujuan dari rapat
umum pemegang saham maka PT United atas
pelanggaran tersebut dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
5) PT Bank Mega
Pada tanggal 1 Juni 2005 MEGA telah menyewakan
sebagian ruangan (transaksi) yang dimilikinya di Gedung
Menara Bank Mega kepada beberapa perusahan
afiliasinya dan pendapatan dari penyewaan ruangan
tersebut hingga saat ini adalah sekitar
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Transaksi tersebut tidak merugikan MEGA maupun
pemegang saham MEGA walaupun belum memperoleh
persetujuan dari pemegang saham independen MEGA.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Maret 2006 dilakukan
penilaian setelah dilakukannya transaksi benturan
kepentingan tersebut, dan transaksi dimaksud baru
memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPS
Luar Biasa PT Bank Mega (RUPS Independen)
sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 98 tanggal 24
Maret 2006.
Berdasarkan hal tersebut, direksi PT Bank Mega yang
menjabat pada saat transaksi penyewaan gedung Bank
Mega kepada Pihak terafiliasi dilakukan, dikenakan
sanksi berupa denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
b. Sanksi denda kepada Perusahaan Efek
Selama tahun 2006 Bapepam - LK tidak memberikan
sanksi administratif berupa denda kepada Perusahaan
Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek dan Perantara Pedagang Efek.
Bapepam - LK mengenakan sanksi administratif
berupa denda kepada 37 (tiga puluh tujuh)
Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha
4) PT United Capital Indonesia
Based on the result of the investigation to PT United
Capital Indonesia with regard to violation of Rule No.
X.K.4 concerning Report on Use of Fund Raised From
Public Offering, the Company was late in submitting
the Report for 3 days. Accordingly, the Company was
imposed penalty amounting to Rp3 million.
In addition to the above violation, PT United was also
made changes in the use of fund raised from the
public offering without prior approval from the Share
Holder General Meeting. Based on this violation, PT
United was imposed administrative sanction
amounting to Rp500.000.000,00 (five hundred million
rupiah).
5) PT Bank Mega
On June 1, 2005 MEGA has rented some of its room in
Menara Bank Mega Building to affiliates and the
revenue gained from this transaction was
approximately Rp8 billion.
Although this transaction was conducted without
conducting independent share holder meeting, this
transaction did not harm either MEGA or its share
holders. Appraisal was conducted on March 1. 2005,
after the transaction had been conducted. The
transaction was approved afterwards by Independent
Shareholders Meeting that was written on Deed No.
98, dated March 24, 2006.
Based on the above matters, Directors of PT Bank
Mega that took their duty on the time of the
transaction were imposed penalty amounting to Rp500
million.
b. Penalty to Securities Company
During 2006, Bapepam - LK did not imposed
administrative sanction in a form of penalty to
Securities Company that conducted business activities
as Securities Underwriter and Broker Dealer.
Bapepam - LK has imposed administrative sanction
to 37 Securities Company that conducted it business
activities as Investment Manager amounting to
55Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
sebagai Manajer Investasi dengan total denda sebesar
Rp521.400.000,00.
c. Sanksi denda kepada Pihak yang telah
memperoleh perijinan, persetujuan atau
pendaftaran
Pihak yang dikenakan sanksi administratif berupa
denda adalah 1 (satu) Penasihat Investasi perorangan
sebesar Rp4.800.000,00, 1 (satu) Biro Administrasi
Efek yaitu PT Blue Chip Mulia dengan denda sebesar
Rp9.600.000,00, dan 124 Akuntan Publik dengan
total denda sebesar Rp494.200.000,00.
d. Sanksi denda kepada Pihak lain
Pihak lain yang dikenakan sanksi administratif berupa
denda adalah 1 (satu) Direksi/Komisaris Emiten
dengan denda sebesar Rp500.000.000,00 dan 1 (satu)
Pemegang Saham Emiten dengan denda sebesar
Rp6.100.000,00.
1.2. Sanksi Administratif Berupa Peringatan Tertulis,
Pembekuan Kegiatan Usaha, dan Pencabutan
Izin Usaha
Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah mengeluarkan
sanksi administratif berupa peringatan tertulis kepada 4
(empat) Bank Kustodian, 3 (tiga) Wakil Manajer Investasi,
dan 33 (tiga puluh tiga) Akuntan Publik.
Sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan usaha
kepada 20 (dua puluh) Akuntan Publik, Sanksi
administratif berupa pencabutan izin usaha dikenakan
kepada 2 (dua) Perusahaan Efek yang menjalankan
kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, dan 1(satu)
Wakil Perantara Pedagang Efek, yaitu Sdr. Ruslee.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam - LK Nomor XIV.B.1
tentang Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa
Denda, untuk penyelesaian dan penagihan sanksi
administratif berupa denda yang belum terbayar,
Bapepam dan LK telah bekerja sama dengan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Selama tahun 2006
ini Bapepam telah melimpahkan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp3.378.844.000,00 kepada
DJKN.
Rp521,400,000.00.
c. Penalty imposed to Party that has license from,
approval by or registered with Bapepam dan LK
Party that was imposed administrative sanction in a
form of penalty was one Representative Investment
Advisor amounting to Rp4,8 million, one Trustee (PT
Blue Chip Mulia) amounting to Rp9,6 million and 124
Public Accountants amounting to Rp494,2 million.
d. Penalty to Other Parties
Other Party that is given administrative sanction in a
form of penalty was one Director/Commissioner with
penalty amounting to Rp500 million and one Share
Holder with penalty amounting to Rp6,1 million.
1.2. Administrative sanctions in the form of
written admonition, suspension and
revocation of business license
During 2006, Bapepam - LK has issued administrative
sanction in a form of written admonition to 4
Custodian Banks, 3 Investment Representatives, and 33
Public Accountants.
Administrative sanction with regards to revocation of
business activities to 20 Public Accountants,
administrative sanction in a form of business license
revocation to 2 Securities Company that performed
their activities as Investment Manager and one Broker/
Dealer, Mr. Ruslee.
Based on Bapepam - LK Rule Number XIV.B.1
concerning Procedure for Collecting Administrative
Sanction in a Form of Penalty, Bapepam dan LK has
cooperated with Directorate General of National
Wealth (DJKN in Indonesian acronym) to settle and
collect unpaid administrative sanction in a form of
penalty. During 2006 Bapepam has forwarded
administrative sanction in a form of penalty amounting
to Rp3.378.844.000,00 to DJKN.
56Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
SANKSI ADMINISTRATIFTAHUN 2006ADMINISTRATIVE SANCTIONSIMPOSED IN 2006
Denda / Fines
Rp (dlm
juta) /
Rp. (in
Million)
Perusahaan /
Number of
Companies
Peringatan
Tertulis /
Written
Demonition
Pembekuan
Kegiatan /
The Suspension of
Business Licences
Pencabutan Izin
Usaha /
The Revocation of
Business Licences
Pihak /
Parties
Sanksi /
Sanction
Emiten / Issuer 6.650,0 140 - - -
Perusahaan Efek
Securities Companies 521,4 37 - - 2
Wakil Perusahaan Efek /
Securities Company
Representatives - - - 3 1
Penasihat Investasi / Investment Advisor 4,8 1 - - -
Bank Kustodian /
Custodian Banks - - 4 - -
B A E /
Securities Administration
Agencies 9,6 1 - - -
Wali Amanat /
Trust Agent - - - - -
Akuntan Publik /
Public Accountant 492,2 124 33 20 -
Konsultan Hukum
Legal Consultant - - - - -
Penilai / Appraisals - - - - -
Notaris /
Notaries - - - - -
Pihak Lain / Other Parties
Direksi - Komisaris /
Directors - Commissioners 500,0 1 - - -
Pemegang Saham / Share Holders 6,1 1 - - -
Jumlah / Total 8.184,1 305 37 23 3
2. KEBERATAN ATAS SANKSI
Selama tahun 2006 Bapepam - LK menangani keberatan
dari 1(satu) Akuntan yang dikenakan sanksi administratif
berupa pembekuan kegiatan usaha selama 12 bulan,
serta 6 (enam) Akuntan yang dikenakan sanksi denda.
Terhadap permohonan ketujuh Akuntan tersebut,
Bapepam - LK menyatakan bahwa permohonan
keberatan dimaksud tidak dapat diterima. Adapun
ketujuh Akuntan tersebut adalah sebagai berikut:
2. OBJECTION ON PENALTIES
During 2006, there was objection from 1 accountant
whose business license revoked for 12 months, and 6
accountants that had been imposed penalty. Bapepam -
LK stated that the objections were not accepted. The
seven accountants were as follows:
57Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PELAYANAN HUKUM
DAN LITIGASI
LEGAL COUNCEL
AND LITIGATION
Selanjutnya selama tahun 2006 Bapepam - LK juga telah
menangani dan memutuskan keberatan dari 6 (enam) Emiten
yang dikenakan sanksi denda, yang kesemuanya dinyatakan
tidak dapat diterima. Keenam Emiten tersebut adalah sebagai
berikut:
3. DATA NOTARIS DAN KONSULTAN HUKUM
Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah melakukan
pendaftaran sebanyak 11 (sebelas) Konsultan Hukum, 3 (tiga)
Kantor Konsultan Hukum, dan 130 (seratus tiga puluh)
Notaris. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2006
terdapat sebanyak 586 (lima ratus delapan puluh enam)
Konsultan Hukum dan 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh)
Kantor Konsultan Hukum, serta 973 (sembilan ratus tujuh
puluh tiga) Notaris yang terdaftar di Bapepam - LK.
Furthermore, during 2006 Bapepam - LK handled objection
from 6 Issuers that had been imposed administrative
sanctions. However, all the objectives were not accepted.
The Six Issuers were as follow:
3. DATA OF NOTARIES AND LEGAL CONSULTANTS
During 2006, 11 Legal Consultants, 3 Law Offices, and 130
Notaries submitted their registration in Bapepam - LK. By
the end of 2006, there were 586 Legal Consultants, 277
Law Offices and 973 Notaries registered with Bapepam
- LK.
No. Nama Akuntan / Name of Accountant
1. Drs. Togar Manik
2. Drs. Afrizal SY
3. Drs. Herman Juwono
4. Drs. Dody Hapsoro
5. Drs. Rishanwar
6. Sucipto
7. Dra. Meilina Pangaribuan
No. Nama Emiten / Name of Issuers
1. PT. Trias Sentosa Tbk
2. PT. Surya Dumai Industri Tbk.
3. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
4. PT United Capital Indonesia Tbk
5. PT Zebra Nusantara Tbk
6. PT Singer Indonesia Tbk
58Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
L A W
E N F O R C E M E N T
P E N E G A K A N
H U K U M
C. PENEGAKAN HUKUM
Keberadaan pasar modal di Indonesia tidaklah
dapat dipisahkan dari adanya kenyamanan dan
keamanan dalam melakukan transaksi.
Penegakan hukum adalah salah satu faktor
utama yang sangat mendukung terciptanya dua
keadaan tersebut. Hal ini diperlukan karena para
pemodal baik lokal maupun asing akan menaruh
kepercayaan terhadap pasar modal suatu negara
dimana kepastian hukumnya jelas.
Sepanjang kurun waktu tahun 2006, Bapepam -
C. LAW ENFORCEMENT
The existence of Indonesian capital market is
closely related with the assurance of security and
comfort in securities transactions. Legal
enforcement is one of crucial factors that will
support such condition. Therefore, high-quality
enforcement is a must so that both local and
foreign investors would put trust in our capital
market.
Within year 2006, Bapepam - LK conducted 16
5
Proverbs
Freedom isn»t
the rice we plant
for others, but
what we plant
for ourselves.
59Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P E N E G A K A N
H U K U M
L A W
E N F O R C E M E N T
LK telah melakukan pemeriksaan atas 16 (enam
belas) kasus dugaan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
melakukan penyidikan terhadap 4 (empat) kasus
dugaan tindak pidana terhadap Undang-undang
Pasar Modal.
Kasus-kasus yang ditangani Bapepam - LK
selama masa tahun 2006 ini adalah kasus-kasus
pelanggaran yang berkaitan dengan keterbukaan
Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek,
dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang
berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan
Perusahaan Publik antara lain pelanggaran
Transaksi Benturan Kepentingan, Penyajian
Laporan Keuangan, informasi atau fakta material
yang harus segera diumumkan kepada publik,
Transaksi Material dan lain-lain. Kasus yang
berkaitan dengan Transaksi Efek antara lain
dugaan insider trading, manipulasi pasar dan atau
perdagangan semu, sedangkan kasus yang
berkaitan dengan Pengelolaan Dana antara lain
pelanggaran dalam perdagangan penipuan reksa
dana.
Dari 16 (enam belas) kasus pemeriksaan di tahun
2006, 6 (enam) kasus telah selesai diproses dan 10
(sepuluh) kasus masih dalam proses pemeriksaan.
Selanjutnya, dari 6 (enam) kasus yang telah selesai
diproses tersebut 2 (dua) kasus diantaranya telah
dikenakan sanksi adminsitratif maupun perintah
untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-
pihak yang melakukan pelanggaran, 1 (satu) kasus
ditutup karena tidak ditemukan adanya
pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal, dan 1 (satu) kasus
ditingkatkan ke tahap penyidikan karena indikasi
terjadinya tindak pidana pasar modal sangat kuat.
Pada tahun 2006 ini, Bapepam - LK telah berhasil
menyelesaikan penyidikan atas kasus yang
menyangkut tindak pidana Pasal 107 jo Pasal 104
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal yaitu terkait dengan dugaan
manipulasi laporan keuangan PT United Capital
Indonesia Tbk. Hasil penyidikan tersebut telah
diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum dan
telah dinyatakan lengkap serta telah ditindaklanjuti
pula dengan penyerahan tersangka dan barang
bukti.
(sixteen) formal investigations of alleged violation of
capital market law and 4 (four) criminal investigations
of alleged criminal acts against capital market law.
Cases that had been handled by Bapepam - LK
during 2006 were alleged violations related to issuer
and public company disclosure, securities trading,
and investment management. Cases related to issuer
and public company disclosure included violation of
transaction related to conflict of interest, financial
statement presentation, material fact of information
that must be disclosed to public, material
transactions, etc. Cases related to securities
transactions included alleged insider trading, market
manipulation, or creating false trading, meanwhile
cases related to investment management included
alleged fraud in investment fund trading.
From those 16 (sixteen) formal investigations, 6 (six)
cases had been accomplished and 10 (ten) more
were still in process of investigation. From 6 (six)
cases that were accomplished, wrongdoers involved
in the 2 cases were imposed with administrative
sanctions or required to do certain actions, one case
was closed since it was not proved that there had
been violation against capital market regulations, and
one case was upgraded to criminal investigation due
to strong indication of capital market regulation
breach.
In 2006, Bapepam - LK accomplished investigation
on a case concerning violation against Article 107
juncto Article 104 of Law Number 8 Year 1995
concerning Capital Market related to manipulation of
financial statement of PT United Capital Indonesia
Tbk. The result of the investigation had been referred
to Prosecutor and followed by the delivering of
suspects and evidences.
60Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P E N E G A K A N
H U K U M
L A W
E N F O R C E M E N T
Pada akhir tahun 2006 ini, Bapepam - LK telah
pula melimpahkan berkas perkara atas 2 (dua)
kasus kepada Kejaksaan melalui Korwas PPNS
yaitu:
1. Kasus dugaan atas kegiatan Manajer Investasi
tanpa izin yang dilakukan oleh PT Jasabanda
Garta yang diduga melanggar Pasal 103 jo
Pasal 30 ayat 2 dan Pasal 32 ayat 1 UUPM
dengan tersangka RM, AH dan BLD dengan
ancaman hukuman paling lama 15 tahun
penjara dan denda paling banyak Rp5 M;
2. Kasus overstatement atas penyajian akun
penjualan dan piutang dalam laporan
keuangan PT Great River International Tbk per
31 Desember 2003, serta penambahan aktiva
tetap perseroan khususnya yang terkait
dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi
yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya
yang diduga melanggar Pasal 107 jo Pasal 104
jo Pasal 93 UUPM jo Pasal 55 dan 56 KUHP
dengan tersangka ST dan kawan-kawan
dengan ancaman hukuman paling lama 10
tahun penjara dan denda paling banyak
Rp15 M;
3. Disamping itu, dalam kasus Great River ini,
Bapepam - LK telah menetapkan pula Sdr.
JAS dari KAP JMA & Rekan sebagai tersangka
karena adanya bukti permulaan yang cukup
sehingga patut diduga bahwa yang
bersangkutan terindikasi kuat terlibat dalam
pelanggaran pasal 107 UUPM.
Diantara kasus-kasus yang sedang ditangani oleh
Bapepam - LK, terdapat kasus yang cukup
memperoleh perhatian publik, yaitu redemption
reksa dana secara besar-besaran yang
mengakibatkan turunnya Nilai Aktiva Bersih reksa
dana yang dikelola oleh PT BNI Securities secara
signifikan. Atas kasus tersebut, Bapepam - LK telah
melakukan pemeriksaan dan menemukan indikasi
terjadi dugaan tindak pidana dalam proses
penjualan dan redemption reksa dana.
Berdasarkan temuan tersebut, Bapepam - LK telah
mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan terkait
dengan dugaan pelanggaran Pasal 104 jo. Pasal 90
dan Pasal 107 Undang-undang nomor 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal, terkait dengan
pengelolaan reksadana oleh PT BNI Securities dan
At the end of 2006, Bapepam - LK also referred 2
more cases to Prosecutor via Monitoring Coordinator
of civil investigator (or Korwas PPNS in Indonesian
acronym). Those cases were:
1. Unlicensed Investment Manager of PT Jasabanda
Garta which was suspected of violating Article
103 juncto Article 30 Item 2 and Article 32 Item 1
of Capital Market Law.The main suspect in this
case were RM, AH and BLD with maximum
punishment of 15 years in prison and maximum
fine up to 5 billion rupiah.
2. Overstatement on sales and receivables account in
the financial report of PT Great River International
Tbk per 31 December 2003 and the increment on
company»s fixed asset related to the use of funds
received from bond offering which could not be
legally proven. This case was suspected of
violating Article 107 juncto Article 104 juncto
Article 93 of Capital Market Law juncto Article 55
and 56 of Criminal Code. The main suspect in this
case was ST with his partners, threat for a
maximum 10 years in prison and maximum fine
up to 15 billion rupiah.
3. Beside that, in the Great River case, Bapepam -
LK confirmed Mr.JAS as a suspect since the
preliminary evidences sufficiently showed that he
was found guilty to be involved in violation of
Article 107 of Capital Market Law.
Among cases handled by Bapepam - LK, some of
them drove public interest. One was the enormous
redemption of investment fund which resulted in the
significant decrease of NAV of investment fund
managed by PT BNI Securities. Based on Bapepam -
LK investigation, it was found out that there was
indication of criminal act in the selling and
redemption of the investment fund.
As a follow up, Bapepam - LK then established letter
of investigative order in relation to alleged violation
against Article 104 juncto Article 90 and Article 107
of Law Number 8 Year 1995 concerning Capital
Market on the investment management by PT BNI
Securities and the selling of investment fund
61Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P E N E G A K A N
H U K U M
L A W
E N F O R C E M E N T
penjualan produk reksadana oleh PT Bank BNI Tbk.
Dalam rangka penyidikan terhadap kasus penjualan
produk reksadana oleh PT Bank BNI Tbk, Bapepam -
LK telah melaksanakan pemeriksaan terhadap
tersangka dan para saksi, sedangkan proses
penyidikan terhadap kasus PT BNI Securities saat ini
telah sampai pada proses penyitaan barang bukti.
Pada tahun 2006 ini, guna lebih mengefektifkan
kegiatan penegakan hukum di bidang Pasar Modal,
Bapepam - LK juga menjalin kerjasama yang intensif
dengan otoritas negara lain yaitu ASIC dengan
bertukar informasi dan teknik-teknik investigasi
terhadap pelaku yang semakin canggih dalam
modus operandi kejahatan pasar modal.
products by PT BNI Tbk. With respect to this case,
Bapepam - LK performed formal investigation on the
suspects and witnesses. Up to date, investigators had
confiscated evidences.
In year 2006, in order to revitalize the law
enforcement activities in capital market area,
Bapepam - LK performed intensive cooperation with
other jurisdictions, such as Australian Securities and
Investments Commission (ASIC) by exchanging
information and investigation techniques to
anticipate more sophisticated wrongdoer in capital
market area.
62Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Mahatma Gandhi
5A man is the
sum of his
actions, of
what he has
done, of what
he can do.
Nothing else.
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
D. AKTIVITAS PENGAWASAN
1. PERSETUJUAN BAPEPAM - LK
ATAS PERATURAN SRO
a. Persetujuan Draft Peraturan PT Bursa Efek
Surabaya (BES) Nomor I.G tentang
Pencatatan Efek Beragun Aset
Dalam rangka mendukung pencatatan Efek
Beragun Aset di Bursa Efek Surabaya (BES),
Bapepam - LK telah memberikan persetujuan
terhadap Peraturan BES atas Draft Peraturan
D. MONITORING ACTIVITY
1. BAPEPAM - LK APPROVAL ON
SECURITIES REGULATORY ORGANIZATION»S
RULES
a. Approval on Surabaya Stock Exchange (or
BES in the Indonesian acronym) draft Rule
Number: I.G regarding Listing of Asset
Backed Securities.
In order to facilitate listing for Asset Backed
Securities (ABS) on the SSX, Bapepam - LK has
approved The SSX rule through approval letter
number: S-877/BL/2006 dated July 5, 2006
63Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
PT BES Nomor I.G tentang Pencatatan Efek
Beragun Aset.
Pokok-pokok isi Peraturan ini antara lain
persyaratan pencatatan, prosedur pengajuan
perjanjian pendahuluan pencatatan Efek, prosedur
pencatatan, biaya pencatatan EBA terdiri dari biaya
pencatatan awal dan biaya pencatatan tahunan,
dan kewajiban pelaporan.
b. Persetujuan Draft Peraturan PT Bursa Efek
Surabaya (BES) Nomor I.F.2 tentang
Pencatatan Surat Utang Negara (SUN)
Dalam rangka mendukung pencatatan Surat Utang
Negara (SUN) di Bursa Efek Surabaya (BES),
Bapepam - LK telah memberikan persetujuan
terhadap Peraturan BES Nomor I.F.2 tentang
Pencatatan Surat Utang Negara (SUN).
Pokok-pokok Peraturan ini antara lain Beberapa
definisi terkait dengan pencatatan surat utang
negara antara lain reopening, dan Surat Utang
Negara (SUN), prosedur pencatatan, biaya
pencatatan hanya terdiri dari biaya pencatatan
awal dan tagihan biaya pencatatan awal dilakukan
melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Departemen Keuangan Republik Indonesia,
keterbukaan informasi, dan SUN akan dikeluarkan
dari daftar pencatatan Bursa apabila telah jatuh
tempo, dibeli kembali atau dalam hal telah
dinyatakan lunas oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
c. Persetujuan Draft Perubahan Peraturan dan
Perjanjian PT BES, PT KPEI dan PT KSEI Dalam
Rangka Transaksi Bursa Efek Bersifat Utang
Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi
melalui Bursa Efek, baik Obligasi Korporasi maupun
Obligasi Negara khususnya Obligasi Ritel di Pasar
Sekunder, BES, KPEI dan KSEI telah mengajukan
perubahan peraturan dan perjanjian dalam rangka
transaksi bursa obligasi. Bapepam - LK telah
memberikan persetujuan terhadap perubahan
peraturan dan perjanjian dimaksud .
Pokok-pokok isi perubahan Peraturan dan
Perjanjian PT BES, PT KPEI dan PT KSEI antara lain
mencakup perubahan istilah ≈Obligasi∆ menjadi
regarding Approval on SSX draft rule Number: I.G
concerning Listing of ABS.
The main contents of this rule, among other thing, are
listing requirements, procedures for proposing
preliminary agreement on listing of securities, listing
procedures, listing fee of ABS which consists of initial
listing fee and annual listing fee, and reporting
obligation.
b. Approval on SSX draft Rule Number: I.F.2
regarding Listing of Government Bonds (SUN).
In order to facilitate listing for government bonds
(SUN) on the SSX, SSX has proposed a draft rule
regarding listing of government bonds. Bapepam - LK
has approved this proposed rule through approval
letter number: S-878/BL/2006 dated July 5, 2006
regarding Approval on SSX draft rule Number: I.F.2
concerning Listing of Government Bonds.
The main contents of such rule, among other thing,
are general definitions related to listing of government
bonds such as reopening, Government Bond (SUN),
listing procedures, listing fee of SUN which only
consist of initial listing fee that is charged through
Directorate General of State Treasury Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia, disclosure of
information, and SUN will be delisted from the
exchange upon maturity date, bought back or in case
that declared paid by the Government of Indonesia.
c. Approval on Draft Amendment Rule and
Agreement among Surabaya Stock Exchange,
Clearing Guarantee Corporation (or KPEI in
Indonesian acronym) and Central Custody (or
KSEI in Indonesian acronym) in relation to the
Exchange Transaction of Debt Securities.
In order to facilitate trading of bonds through the
exchange, both corporate bonds and government
bonds, especially retail bonds in secondary market,
SSX, KPEI and KSEI have proposed amendment of
rules and agreement in relation to the Exchange
Transaction of Debt Securities. Bapepam - LK has
approved this proposed amendment rule and
agreement.
The main contents of such amendment rule and
agreement among SSX, KPEI and KSEI, among other
thing, are term ≈Bonds∆ replaced with ≈Debt
64Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
≈Efek Bersifat Utang∆, menambah beberapa
definisi istilah baru yang digunakan terkait dengan
penyelesaian transaksi SUN, seperti Bank Indonesia,
BI-Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS),
Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS), Central Registry, penerbit SUN dan Sub-
Registry, dan menambah beberapa ketentuan
sehingga mengakomodasi penyelesaian transaksi
SUN oleh KSEI.
d. Persetujuan Perubahan Peraturan PT Bursa
Efek Jakarta (BEJ) Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek terkait dengan Fraksi
Harga
Dalam rangka meningkatkan likuiditas
perdagangan Efek di Bursa, BEJ telah mengajukan
perubahan peraturan yang terkait dengan fraksi
harga. Bapepam - LK telah memberikan
persetujuan terhadap Perubahan Peraturan Nomor
II-A tentang Perdagangan Efek terkait dengan
Fraksi Harga.
Pokok-pokok isi perubahan Peraturan mencakup:
1. Saham
Rentang harga dibawah 500 dengan fraksi
harga Rp5,- dan maksimum perubahan Rp50,-
diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga
saham di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-
dan maksimum perubahan Rp10,-, dan rentang
harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5
dan maksimum perubahan Rp50,-
2. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD)
Rentang harga dibawah 100 dengan fraksi
harga Rp1,- dan maksimum perubahan Rp10,-
diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga
HMETD di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-
dan maksimum perubahanRp10,-, dan rentang
harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5
dan maksimum perubahan Rp50,-
3. Waran
Rentang harga dibawah 100 dengan fraksi
harga Rp1,- dan maksimum perubahan Rp10,-
diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga
waran di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-
dan maksimum perubahan Rp10,-, dan rentang
harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5
dan maksimum perubahan Rp50,-
Securities∆, add some definition of new terms used in
relation with the settlement of government bonds, such
as Bank Indonesia, BI-Scriptless Securities Settlement
System (BI-SSSS), Bank Indonesia-Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS), Central Registry, Issuer of
government bond and Sub-Registry, and also add some
provisions to accommodate settlement of government
bond transaction by KSEI.
d. Approval on Draft Amendment of Jakarta Stock
Exchange (or JSX in Indonesian acronym) Rule
Number II-A regarding Stock Transaction related
to Price Fraction.
In order to promote liquidity of securities trading on the
stock exchange, JSX has proposed amendment rule
related to price fraction. Bapepam - LK has approved
such draft amendment rule through Bapepam - LK
letter Number: S-3126/BL/2006 dated 8 December
2006 regarding Approval on Amendment Rule Number:
II-A regarding Stock Transaction related to Price
Fraction.
The main contents of amendment rule, includes:
1. Stocks
Price range below 500 with price fraction IDR 5 and
maximum alteration IDR 50 changed to 2 price
ranges as follows: price range below 200 with price
fraction IDR 5 and maximum alteration IDR 10, and
price range between 200 -500 with price fraction IDR
5 and maximum alteration IDR. 50.
2. Pre-emptive Rights
(HMETD)
Price range below 100 with price fraction IDR 1 and
maximum alteration IDR 10 changed to 2 price
ranges as follows: price range below 200 with price
fraction IDR 1 and maximum alteration IDR 10 and
price range between 200 - 500 with price fraction
IDR 5 and maximum alteration IDR 50.
3. Warrants
Price range below 100 with price fraction IDR 1 and
maximum alteration IDR 10 changed to 2 price
ranges as follows: price range below 200 with price
fraction IDR 1 and maximum alteration IDR 10 and
price range between 200 - 500 with price fraction
IDR 5 and maximum alteration IDR 50.
65Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
e. Persetujuan Perubahan Peraturan PT Bursa
Efek Jakarta (BEJ) Nomor III-E tentang
Pelelangan dan Pembelian Kembali
Saham Bursa Efek
Perubahan Peraturan BEJ Nomor III.E tersebut
dilakukan dalam rangka menyesuaikan peraturan BEJ
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan Peraturan
Bapepam Nomor III.A.11 tentang Pelelangan Saham
Bursa Efek, khususnya terkait dengan perpanjangan
masa peralihan saham oleh Perusahaan Efek yang
tidak lagi menjadi Anggota Bursa dari sebelumnya
90 (sembilan puluh) hari menjadi 12 (duabelas) bulan
setelah Perusahaan Efek tersebut tidak memenuhi
syarat sebagai Anggota Bursa.
Bapepam - LK telah memberikan persetujuan
terhadap perubahan peraturan dimaksud, adapun
pokok-pokok isi Peraturan BEJ tentang Pelelangan
dan Pembelian Kembali Saham Bursa Efek antara
lain: merubah ketentuan tentang definisi saham
Kategori B dan C, mengubah ketentuan tentang
jangka waktu pengalihkan Saham Bursa dari
Perusahaan Efek ke Perusahaan Efek lain atau
mengajukan permintaan penjualan Saham Bursa
dimaksud kepada Bursa, kewenangan Bursa untuk
memutuskan cara penjualan saham yang diajukan
oleh pemilik saham Kategori B dengan cara melelang
atau langsung melakukan pembelian kembali (buy
back) dengan harga nominal.
f. Persetujuan atas Konsep Peraturan PT Bursa
Efek Jakarta (BEJ) Terkait Dengan Pencatatan
dan Perdagangan Unit Penyertaan Reksa
Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Dalam rangka mendukung rencana BEJ
memperdagangkan Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif di Bursa dan sehubungan dengan
telah diterbitkannya Peraturan Bapepam - LK Nomor
IV.B.3 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya
Diperdagangkan di Bursa Efek, BEJ telah
menyampaikan Permohonan Persetujuan atas
Konsep Peraturan Bursa Terkait Dengan Pencatatan
dan Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Bapepam - LK
telah memberikan persetujuan terhadap peraturan.
e. Approval on Draft Amendment of JSX Rule
Number III-E regarding Auction and
Buyback JSX Shares.
Amendment of JSX Rule Number III.E has been
done in conformity to Government Regulation
Number 12 of 2004 regarding Amendment of
Government Regulation Number 45 of 1995
regarding Activities in Capital Market and
Bapepam Rule Number III.A.11 regarding Auction
of JSX Shares, especially in relation to extension of
transfer period of JSX shares by securities
company that no longer member of JSX from
previously 90 days become 12 months after such
securities company no longer eligible as JSX
member.
Bapepam - LK has approved amendment of such
rule. The main contents of such amended rule
are: changed definition of category B and C
shares, extension of transfer period from a
securities company to another or request for
selling of share to JSX, authority of JSX to decide
method of selling category B share requested by
holder whether through auction or directly buy
back at nominal value.
f. Approval on Draft of JSX Rule related to
Listing and Trading of Participation Unit of
Investment Fund in the Form of Collective
Investment Contract
In order to encourage JSX plan to trade
Investment Fund in the form of Collective
Investment Contract on the exchange and
issuance of Bapepam - LK Rule Number IV.B.3
regarding Participation Unit of Investment Fund in
the form of Collective Investment Contract Traded
on the Stock Exchange, JSX has proposed a draft
rule related to Listing and Trading of Participation
Unit Investment Fund in the form of Collective
Investment Contract for approval. Bapepam - LK
has approved the draft rule through letter
Number S-3339/BL/2006 dated December 21,
66Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Adapun pokok-pokok isi Peraturan tersebut antara lain:
Persyaratan pencatatan, prosedur pencatatan, biaya
pencatatan, sanksi, penghapusan pencatatan
(Delisting), ketentuan wajib memiliki 1 (satu) Dealer
Partisipan, dan penyampaian laporan secara mingguan
oleh Anggota Bursa Efek yang melakukan fungsi
sebagai Dealer Partisipan.
2. PERSETUJUAN BAPEPAM - LK ATAS
PERJANJIAN SRO DENGAN BANK INDONESIA
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PASAR
OBLIGASI SEKUNDER
a. Persetujuan atas Rancangan Perjanjian
Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa
Obligasi Negara Ritel antara Bank Indonesia (BI)
dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi
Negara Ritel (ORI) di Bursa Efek Surabaya (BES), Bank
Indonesia (BI) menunjuk PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) sebagai pihak yang melakukan kliring
Transaksi Bursa. Untuk melaksanakan penunjukan
tersebut dibuat perjanjian antara BI dan KPEI, yaitu
Perjanjian Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara Ritel
di Pasar Sekunder. Bapepam - LK telah memberikan
persetujuan terhadap Rancangan Perjanjian tersebut.
Hal-hal yang dimuat dalam perjanjian tersebut antara
lain :objek dan ruang lingkup perjanjian yaitu kliring
transaksi Bursa Obligasi ritel; hak BI dan KPEI,
kewajiban KPEI, pelaksanaan penyelenggaraan kliring,
penyelesaian hasil kliring Transaksi Bursa, jangka waktu
dan pengakhiran perjanjian.
b. Persetujuan atas Rancangan Perjanjian Bank
Indonesia-Scriptless Securities Settlement
System (BI-SSSS) dan Bank Indonesia-Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS)
Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi
Negara Ritel (ORI) di Bursa Efek Surabaya (BES), Bank
Indonesia (BI) menunjuk PT Kustodian Sentrak Efek
Indonesia (KSEI) sebagai Sub Registry. Untuk
melaksanakan penunjukan tersebut dibuat perjanjian
antara BI dan KSEI, yaitu Perjanjian Penggunaan Bank
Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-
SSSS) dan perjanjian penggunaan Bank Indonesia-Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS). Bapepam - LK telah
memberikan persetujuan terhadap Rancangan
Perjanjian BI-SSS tersebut. Adapun hal-hal yang dimuat
dalam perjanjian BI-SSSS tersebut antara lain: objek
2006 regarding Listing and Trading of Participation Unit
of Investment Fund in the form of Collective
Investment Contract. The main contents of such rule
are: listing requirement, listing procedure, listing fee,
sanction, delisting, requirement to have one dealer
participant, and weekly report by exchange member
that function as Dealer Participant.
2. APPROVAL ON AGREEMENT BETWEEN SRO AND
BANK INDONESIA ( OR BI IN INDONESIAN
ACRONYM) IN DEVELOPING SECONDARY BOND
MARKET
a. Approval on Draft Agreement on Clearing of
Exchange Transaction of Retail Government
Bond (ORI) between BI and PT. KPEI
In order to encourage trading of ORI on the SSX, BI has
appointed PT. KPEI as the party to carry out clearing of
exchange transaction. To undertake such appointment,
BI and PT. KPEI have come into agreement by
establishing an agreement regarding Clearing of
Exchange Transaction of ORI in the secondary market.
Bapepam - LK has approved the draft agreement
through letter No. S-1107/BL/2006 dated July 20, 2006
regarding Approval on draft agreement between BI and
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) for clearing
of exchange transaction for ORI. Clauses included in
the agreement are: object and scope of the agreement,
clearing of exchange transaction of ORI, rights of BI
and KPEI, obligation of KPEI, clearing mechanism,
clearing settlement of exchange transaction, term
period and termination of agreement.
b. Approval on Draft Agreement between Bank
Indonesia-Scripless Securities Settlement
System (BI-SSSS) dan Bank Indonesia-Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS).
In order to encourage trading ORI on the SSX, BI has
appointed PT.KSEI as Sub Registry. To carry out such
designation BI and KSEI have signed agreement on
employment of Scriptless Securities Settlement System
(BI-SSSS) and Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS). Bapepam - LK has approved draft
agreement on BI-SSS through letter no. S-1108/BL/
2006 dated Juli 20, 2006 regarding Approval on Draft
Agreement on Bank Indonesia-Scriptless Securities
Settlement System (BI-SSSS) and BI-RTGS through letter
no. S-1430/BL/2006 dated August 3, 2006 regarding
Approval of Draft Agreement on Employment of Bank
67Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
perjanjian yaitu penatausahaan surat berharga (SBI dan
SUN) yang terdiri dari pencatatan kepemilikan, setelmen
dan pembayaran pokok dan bunga, kewajiban dan
tanggung jawab para pihak, biaya penggunaan
BI-SSSS, kuasa pendebetan rekening, alat bukti
transaksi, pengawasan dan peninjauan langsung, dan
penyelesaian perselisihan.
Hal-hal yang dimuat dalam perjanjian BI-RTGS antara
lain: objek perjanjian yaitu penggunaan sistem BI-RTGS
dalam setelmen dana hasil transaksi surat berharga,
kewajiban dan tanggung jawab para pihak, jadwal
layanan fasilitas, batasan nominal transaksi biaya
penggunaan fasilitas, sesuai dengan ketentuan BI, alat
bukti transaksi, yaitu Hasil Olahan Komputer (HOK)
yang dihasilkan oleh RTGS Central Computer (RCC)
c. Pengembangan Infrastruktur Pasar Obligasi di
Indonesia
Bapepam - LK telah melakukan pengkajian tentang
pengembangan bond market di Indonesia dan telah
memutuskan tiga pilar utama yang akan disiapkan
dalam pengembangan bond market di Indonesia yaitu:
1. Pembentukan Primary Dealer System
Primary Dealer (PD) akan membantu daya serap Surat
Utang Negara (SUN) di pasar perdana dan
menciptakan likuiditas perdagangan SUN di pasar
sekunder melalui mekanisme market making.
Keanggotaan PD terdiri dari Bank, Perusahaan Efek
serta pihak lainnya. Konsep PD ini diharapkan akan
menjadi landasan bagi market organization dan
adanya harmonisasi akses di pasar Obligasi. Bapepam
- LK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU)
dan Bank Indonesia (BI) sedang melakukan
pembahasan bersama untuk menyiapkan konsep PD.
2. Pembentukan Price Discovery Mechanism
Pembentukan price discovery mechanism dilakukan
melalui kewajiban dan integrasi trade reporting dan
pembentukan Bond Pricing Agency (BPA). Price
discovery mechanism antara lain dilakukan melalui
kewajiban penyampaian laporan perdagangan
Obligasi dari pelaku kepada Bapepam - LK atau
lembaga lain yang ditunjuk Bapepam - LK secara
near real time, yaitu beberapa saat setelah transaksi
dilakukan. Kewajiban pelaporan ini tertuang dalam
peraturan Bapepam - LK Nomor X.M.3 tentang
Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Matters
included in the agreement on BI-SSSS are: object of the
agreement i.e. administration of commercial papers (SBI
and SUN) that consist of registration of ownership,
settlement and payment of principal and interest,
obligation and responsibility of parties, fee for using of
BI-SSSS, power to debit account, evidence of transaction,
supervision and on site inspection, and dispute
settlement.
Matters included in the agreement on BI-RTGS are:
object of the agreement i.e. employment of BI-RTGS
system for settlement of proceed of securities
transactions, obligation and responsibility of parties,
schedule for service facilities, limitation of cost of
transaction of facility employment, compliance with BI
regulation, evidence of transaction i.e. computerized
processing result generated by RTGS Central Computer
(RCC).
c. Development of Infrastructure for Indonesian
Bond Market.
Bapepam - LK has conducted study on bond market
development in Indonesia and has decided three main
pillars that will be prepared in developing bond market in
Indonesia, as follows:
1. Establishment of primary dealer system;
Primary Dealer (PD) will help market to absorb SUN
in the primary market and create liquidity of trading
of SUN in the secondary market through mechanism
of market making. Member of Primary Dealers
consist of banks, securities companies and other
parties. The concept of Primary Dealer expected to
be a foundation for market organization and create
harmonized access in bond market. Bapepam - LK,
Directorate General of Debt Management and
Bank Indonesia has been intensely discussed to
formulate the concept of Primary Dealer.
2. The Establishment of Price Discovery Mechanism.
The establishment of price discovery mechanism
through obligation and integration of trade reporting
and formation Bond Pricing Agency (BPA);
Price discovery mechanism done by requiring
participant to submit report of bond trading to
Bapepam - LK or other parties appointed by
Bapepam - LK on near real time basis, which means
a few moments after the transaction has been done.
Such reporting obligation stated in Bapepam - LK
rule Number X.M.3 regarding Reporting of Bond
68Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Pelaporan Transaksi Obligasi, yang mulai berlaku
tanggal 1 September 2006. Bapepam - LK telah
menunjuk PT Bursa Efek Surabaya (BES) selaku
Penerima Laporan Transaksi Obligasi sebagaimana
dimaksud dalam peraturan Bapepam - LK tersebut.
Data perdagangan tersebut selanjutnya diteruskan
kepada lembaga independen yang dibentuk kemudian,
disebut Bond Pricing Agency (BPA). BPA merupakan pihak
yang memberikan fair value seluruh obligasi secara
independen dan obyektif yang akan dipergunakan
sebagai pertimbangan investasi dan mark to market bagi
seluruh industri keuangan.
3. Penyempurnaan Electronic Trading Platform (ETP),
yang mampu mengakomodasi perdagangan bond
secara ritel.
Penyempurnaan ETP dilakukan antara lain dengan
mengembangkan platform perdagangan secara
elektronik untuk system inter dealer dan multi dealer
pada pasar yang berdasarkan kuotasi harga dengan
suatu segmen untuk pelaku pasar retail. Pada tahap
awal telah dikembangkan ETP yang ada di BES yaitu
sistem FITS yang mengakomodasi perdagangan
Obligasi Ritel Indonesia (ORI) melalui BES, dengan
kliring dilakukan oleh KPEI dan penyelesaian dilakukan
oleh KSEI.
Pemerintah menyadari bahwa pengembangan pasar
sekunder dari obligasi merupakan suatu prioritas utama
yang harus dilakukan dan rencana ini telah tertuang
dalam Paket Kebijaksanaan Sektor Keuangan. Agar
pelaksaanaan pengembangan Pasar Obligasi dapat
dilaksanakan secara efektif dan komprehensif maka
pemerintah merasa perlu untuk membentuk Project
Management Office (PMO) dibawah monitoring Menteri
Keuangan. Keanggotaan PMO berasal dari instansi terkait
terdiri dari Bapepam - LK, Badan Kebijakan Fiskal (BKF),
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Bank
Indonesia (BI), SRO dan pelaku.
Tugas dari PMO adalah melakukan koordinasi diantara
para stakeholders baik didalam pembuatan kebijakan
maupun peraturan yang mendukung bagi perkembangan
pasar obligasi di Indonesia.
Tujuan pendirian PMO adalah membantu pemerintah
dalam upaya meningkatkan transaksi obligasi di pasar
sekunder.
Transaction that took into effect from September
1, 2006. Bapepam - LK has appointed SSX as
the centre of reporting bond transaction.
The trading data will be forwarded to an
independent institution that will be established later,
called Bond Pricing Agency (BPA). BPA is a party that
independently and objectively provide fair value of
all bonds which will be used as reference to make
investment decision and marked to market for all
financial industries.
3. The Improvement of Electronic Trading
Platform (ETP) to facilitate trading of retail
bonds.
The Improvement of ETP was carried out by
developing electronic trading platform for inter-
dealer system and multi dealer price quotation
market with retail market players. As initial step,
the ETP has been developed in the SSX called as
FITS that facilitate trading of ORI on the SSX,in
which the clearing conducted by KPEI and the
settlement carried out by KSEI.
Government realizes that development of secondary
market for bond is crucial agenda that must be
kicked off immediately and this plan has been
included in Financial Sector Policy Package. In order
to make development of bond market effective and
comprehensive, it was deemed necessary to form
Project Management Office (PMO), monitored by
Minister of Finance. Member of PMO consist of
representatives from Bapepam - LK, Fiscal Policy
Agency (or Badan Kebijakan Fiskal in Indonesian
acronym), Directorate General of Debt Management
(or Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang in
Indonesian acronym), Bank Indonesia (BI), SRO and
market participants.
The main obligation of PMO is to coordinate among
the stakeholders both in making policy and in
drafting regulation to encourage development of
bond market in Indonesia.
The objective of establishment PMO is to assist and
support government effort to develop bond
transaction in secondary market.
69Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
d. Pengembangan Infrastruktur Pasar
Obligasi Daerah
Dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah
berupa Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
pemerintah daerah dapat memanfaatkan pasar modal
sebagai sarana perolehan pembiayaan jangka panjang
untuk pembangunan proyek-proyek terutama yang
terkait dengan pembangunan fasilitas umum melalui
penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi daerah atau
municipal bonds telah dimungkinkan oleh Undang-
undang Pasar Modal, namun dalam pelaksanaannya
masih diperlukan perangkat hukum tambahan yang
memungkinkan pemerintah daerah memenuhi
ketentuan di pasar modal, disamping itu, diperlukan
kesiapan pemerintah daerah dalam memenuhi
ketentuan yang berlaku di pasar modal seperti
penyediaan informasi keuangan yang transparan
kepada calon investor. Sampai saat ini belum ada
pemerintah daerah yang menerbitkan obligasi daerah.
Bapepam - LK telah melakukan pembahasan
pengembangan pasar sekunder obligasi daerah terkait
dengan pengaturan pencatatan obligasi daerah di bursa
efek dan telah melakukan koordinasi dengan SRO untuk
persiapan infrastrukturnya, sehingga obligasi daerah dapat
diperdagangkan di bursa efek.
Selain itu, transaksi obligasi daerah termasuk obligasi yang
diwajibkan terkait dengan pelaporan perdagangan (trade
reporting) dalam rangka pembentukan mekanisme
pengungkapan harga baik yang dilakukan di bursa efek
maupun di luar bursa efek.
e. Penerapan Remote Trading secara penuh
Remote Trading sudah dilaksanakan di BEJ sejak tahun
2002. Terhitung mulai bulan April 2006, seluruh
Anggota Bursa BEJ telah menjadi peserta Remote
Trading dan seluruh saham tercatat, sudah dapat
diperdagangankan secara Remote Trading.
Bapepam - LK terus melakukan monitoring sistem
perdagangan secara Remote Trading, sehingga sistem
perdagangan tersebut dapat meningkatkan efisiensi
bagi BEJ.
d. Development of Infrastructure for Municipal
Bond Market.
Implementation of autonomy policy for local
government in accordance with Law Number 32 of
2004 regarding Local Government and Law
Number 33 of 2004 concerning Fiscal Balance
between Central Government and Local
Government, the local government may use capital
market as a source of long term financing of
projects, especially projects related to public
facilities by issuing municipal bond. The capital
market law has facilitated the issuance of municipal
bond however, on the implementation level; it still
needs additional rules to comply with capital
market regulations. In addition, it is necessary for
local government to fulfill capital market regulation
such as preparing transparent financial information
disclosure to prospective investors. Therefore, until
the printing of the report, there were no local
governments that issue municipal bond.
Bapepam - LK has discussed the development of
secondary market for municipal bonds related to
regulation of municipal bond listing on the stock
exchange and has coordinated with SRO in preparing
infrastructures, so that municipal bond can be traded
on the exchange.
Beside that, transaction of municipal bonds subject to
trade reporting obligation in order to establish price
disclosure mechanism, for transactions both in the
exchange and over the counter.
e. Fully Implementation of Remote Trading.
Remote Trading has been implemented by JSX since
2002 and since April 2006, all JSX members have
become participant of remote trading and all listed
stocks have been able to be traded through remote
trading system.
Bapepam - LK will continuously monitor the
remote trading system to improve efficiency of JSX.
70Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
f. Perkembangan Rencana Penggabungan BEJ-BES
Rencana Penggabungan BEJ dan BES tertuang dalam
Master Plan Pasar Modal Indonesia Tahun 2005-2009
dan Paket Kebijakan Sektor Keuangan yang
ditetapkan tanggal 5 Juli 2006.
Dalam RUPS BEJ tanggal 18 Mei 2006, pemegang
saham BEJ secara prinsip menyetujui penggabungan
usaha Perseroan dengan PT Bursa Efek Surabaya.
Sedangkan persetujuan prinsip pemegang saham BES
dilaksanakan melalui RUPSLB BES tanggal 6 Desember
2006. Bapepam - LK, BEJ, dan BES telah dan akan terus
melakukan rapat pembahasan dan koordinasi persiapan
usulan rancangan penggabungan BEJ-BES.
g. Pengembangan Wakil Perusahaan Efek
Dalam rangka penyempurnaan pemberian izin Wakil
Perusahaan Efek (WPE), khususnya WPPE dan WPEE,
Bapepam - LK telah melakukan studi khusus dan
berencana melakukan pembaharuan prosedur
pemberian izin WPE. Prosedur yang akan
disempurnakan mencakup sejak sebelum ujian bagi
calon WPE, proses pengajuan izin ke Bapepam -
LK dan sesudah WPE memiliki izin. Sebelum
mengikuti ujian WPE, peserta hendaknya telah
mengikuti pelatihan dibidang WPE khususnya
mengenai pemahaman peraturan sehingga
diharapkan saat pengajuan izin ke Bapepam - LK,
perorangan yang telah lulus ujian WPE benar-benar
telah menguasai bidangnya. Adapun dalam hal
pengawasan dan pembinaan terhadap WPE,
Bapepam - LK mewajibkan bagi setiap pemegang
izin WPE untuk mengikuti Pendidikan Berkelanjutan
(Continuing Education).
3. PERIZINAN / PERSETUJUAN / PENCABUTAN IZIN
USAHA
a. Izin Perorangan
i. Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE): 52
ii. Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE): 207
Sampai dengan akhir 2006 Bapepam - LK telah
memberikan izin orang perseorangan sebagai WPEE dan
WPPE sebanyak 5462 orang.
f. Development of SSX and JSX Merger Plan.
The merger plan between SSX and JSX has been
enacted in Indonesian Capital Market Master Plan
2005 -2009 and Financial Sector Package Policy
signed on July 5, 2006.
In the JSX general meeting of shareholders held on
May 18, 2006, the JSX shareholders principally agreed
the plan to merge with SSX. On the other hand, the
principal approval for merger has been granted in the
general meeting of shareholders of SSX held on
December 6, 2006. Bapepam - LK, SSX and JSX have
been discussing and coordinating to prepare drafting
of SSX-JSX Merger Plan.
g. Development of Securities Company
Representatives
In order to improve the mechanism of Securities
Company Representatives licensing, especially broker
dealer (or Wakil Perantara Pedagang Efek in Indonesian
acronym) and underwriter (or Wakil Penjamin Emisi
Efek in Indonesian acronym), Bapepam - LK has
conducted a special research study and planned to
review the licensing procedure of Securities Company
Representatives. The procedure of licensing that will be
improved starting from pre-examination process,
licensing process in Bapepam - LK, and license holding
period. Before attending the examination for individual
license, the candidate is expected to have completed a
training course concerning Securities Company
Representatives activities, especially to understand the
regulations, so that when propose a license to
Bapepam - LK, the candidate has already competent in
his field. In addition, in case of supervision and
development of the Securities Company
Representatives, Bapepam - LK also requires each
individual license holder to attend the continuing
education program.
3. LICENSING/APPROVAL/REVOCATION OF
LICENSES
a. Individual Licenses
i. Underwriter Representatives (WPEE): 52
ii. Broker Dealer Representatives (WPPE): 207
As of the end of 2006, Bapepam - LK has granted
individual licenses for WPEE and WPPE to 5462
persons.
71Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Pengembangan Wakil
Perusahaan Efek
Dalam rangka penyempurnaan pemberian izin Wakil
Perusahaan Efek (WPE), khususnya WPPE dan WPEE,
Bapepam - LK telah melakukan studi khusus dan
berencana melakukan pembaharuan prosedur
pemberian izin WPE. Prosedur yang akan
disempurnakan mencakup sejak sebelum ujian bagi
calon WPE, proses pengajuan izin ke Bapepam - LK
dan sesudah WPE memiliki izin. Sebelum mengikuti
ujian WPE, peserta hendaknya telah mengikuti
pelatihan dibidang WPE khususnya mengenai
pemahaman peraturan sehingga diharapkan saat
pengajuan izin ke Bapepam - LK, perorangan yang
telah lulus ujian WPE benar-benar telah menguasai
bidangnya. Adapun dalam hal pengawasan dan
pembinaan terhadap WPE, Bapepam - LK
mewajibkan bagi setiap pemegang izin WPE untuk
mengikuti Pendidikan Berkelanjutan (Continuing
Education).
b. Perusahaan Efek
Tahun 2006 Bapepam - LK telah memberikan izin
usaha baru kepada 7 Perusahaan Efek dengan
perincian 5 sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE),
yaitu PT Prisma Pro Investama, PT Reksa Depok
Sekuritas, PT Prima Gratia Investama, PT Nova
Sekuritas, PT Golden Financial Securities, serta 2
sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), yaitu PT Ciptadana
Securities Usaha, dan PT Patalian Water Securindo.
Bapepam - LK juga telah mencabut 4 izin usaha
Perusahaan Efek, dengan perincian 3 izin usaha
Perusahaan Efek sebagai PPE, yaitu
PT Topas Multi Securities, PT Ciptadana Sekuritas,
PT Danawitta Secirities, 1 izin usaha Perusahaan Efek
sebagai PEE, yaitu PT Ciptadana Sekuritas.
Sampai dengan akhir 2006 jumlah Perusahaan Efek
sebagai PPE dan PEE yang telah mendapatkan izin
usaha dari Bapepam - LK adalah sebanyak 168
Perusahaan Efek.
No. Uraian / Description Jumlah / Amount
1. Pemberian Izin usaha / New license 7
2. Peningkatan izin usaha dari Perantara Pedagang Efek
(PPE) menjadi Penjamin Emisi Efek (PEE) /
Promotion of license from PPE to PEE -
3. Pencabutan izin usaha / Revocation of license 4
Development of Securities Company
Representatives
In order to improve the mechanism of Securities
Company Representatives licensing, especially
WPPE and WPEE, Bapepam - LK has conducted a
special research study and planned to review the
licensing procedure of Securities Company
Representatives. The procedure of licensing that
will be improved starting from pre-examination
process, licensing process in Bapepam - LK, and
license holding period. Before attending the
examination for individual license, the candidate is
suppose to be completing a training course in
Securities Company Representatives activities,
especially to understand the regulations, so that
when propose a license to Bapepam - LK, the
candidate has already competent in his field. In
addition, in case of supervision and development
of the Securities Company Representatives,
Bapepam - LK also requires each individual license
holder to attend the continuing education
program.
b. Securities Company
In 2006, Bapepam - LK has granted new business
licenses to 7 Securities Companies, 5 securities
companies as broker dealer i.e. PT Prisma Pro
Investama, PT Reksa Depok Sekuritas, PT Prima
Gratia Investama, PT Nova Sekuritas, and PT
Golden Financial Securities and 2 securities
companies as underwriter i.e. PT Ciptadana
Securities Usaha, dan PT Patalian Water
Securindo.
Beside that, Bapepam - LK has also revoked 4
licenses of securities companies, 3 licenses as
broker dealer i.e. PT Topas Multi Securities, PT
Ciptadana Sekuritas, PT Danawitta Securities, and
1 license of securities company i.e. PT Ciptadana
Sekuritas.
As of the end of 2006, total number of securities
companies as broker dealer and underwriter have
been licensed by Bapepam - LK is 168 securities
companies.
72Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Pembukaan Cabang
Selama tahun 2006 terdapat 22 Perusahaan Efek
yang membuka kantor di lokasi lain dan terdapat 10
Perusahaan Efek yang menutup kantornya di lokasi
lain. Sampai dengan akhir tahun 2006 terdapat 74
Perusahaan Efek yang memiliki kantor di lokasi lain
dengan jumlah kantor sebanyak 226 yang tersebar di
seluruh Indonesia.
c. Bank Kustodian
Tahun 2006 Bapepam - LK telah memberikan 2
(dua) Persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian
yaitu PT Bank Bukopin dan Bank DBS Indonesia.
Sampai dengan akhir tahun 2006 jumlah Bank
Umum yang memperoleh persetujuan sebagai
Kustodian sebanyak 21 Bank.
d. Biro Administrasi Efek (BAE)
Tahun 2006 Bapepam - LK telah mencabut 1
izin usaha sebagai Biro Administrasi Efek yaitu
PT Adsenas Perkasa.
Sampai dengan akhir tahun 2006 jumlah Biro
Administrasi Efek sebanyak 10 Perusahaan.
4. UJI KEPATUHAN LEMBAGA EFEK
Uji kepatuhan Lembaga Efek yang dilakukan melalui
pemeriksaan rutin kepada para pelaku Pasar Modal,
khususnya lembaga Efek, dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas dan fungsi Bapepam - LK dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan Pasar
Modal. Pemeriksaan rutin dimaksud bertujuan untuk
memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Pasar Modal. Sejak Januari - Desember 2006,
Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan rutin
terhadap Lembaga Efek antara lain:
a. 25 Perusahaan Efek Anggota Bursa (PE-AB), yang
terdiri dari 13 Kantor Pusat dan 12 Kantor Cabang;
b. 3 PE Non Anggota Bursa;
c. 1 (satu) Self Regulatory Organization (SRO), yaitu
PT Bursa Efek Jakarta (PT BEJ).
Pada pemeriksaan rutin Perusahaan Efek,
pemeriksaan dilakukan terhadap pengendalian intern
dan penyelenggaraan pembukuan dan lain-lain yang
terkait dengan operasional (baik front office maupun
back office), termasuk pelaksanaan prinsip mengenal
nasabah yang merupakan bagian dari usaha untuk
mencegah dan menanggulangi tindak pidana
pencucian uang (money laundering).
Securities Company Branch Opening
During 2006, 22 securities companies have opened
branches and 10 securities companies have closed
their branches. As of the end of 2006, 74 securities
companies have branches with 226 branch offices
existence throughout Indonesia.
c. Custodian Bank
In 2006, Bapepam - LK has granted approval for
2 Custodian Banks i.e. PT Bank Bukopin and Bank
DBS Indonesia. As of the end of 2006, total number
of custodian banks registered with Bapepam dan LK
are 21 companies.
d. Securities Administration Agency (BAE)
In 2006, Bapepam - LK has revoked 1 license as
Securities Administration Agency on behalf of
Adsenas Perkasa.
As of the end of 2006, total number of Securities
Administration Agency is 10 companies.
4. COMPLIANCE AUDIT OF SECURITIES
INSTITUTIONS
Compliance audit of securities institutions conducted
through routine inspection of capital market
participants, especially securities institutions, is done as
part of duties and functions of Bapepam - LK in
developing and supervising of capital market. The
routine inspection aims to ensure compliance of
securities institutions with capital market regulations.
From January to December 2006, Bapepam - LK has
carried out routine inspection to securities institutions,
as follows:
a. 25 exchange member securities companies, consist
of 13 head offices and 12 branches;
b. 3 non exchange member securities companies;
c. 1 Self Regulatory Organization (SRO), i.e. Jakarta
Stock Exchange.
In routine inspection to securities companies, such
inspection focused on internal control and
bookkeeping and other aspects related to operational
(both front office and back office), including
implementation of know your client principles as
the efforts to prevent and enforce money
laundering crimes.
73Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin tersebut, bagi
Perusahaan Efek yang dalam melaksanakan kegiatan
usahanya terbukti tidak sesuai dengan peraturan
dibidang Pasar Modal dikenakan tindakan tertentu
antara lain berupa peringatan tertulis, pembekuan
kegiatan usaha, atau pencabutan izin/ persetujuan
usaha.
Dari 25 PE-AB yang diperiksa tersebut, 1 PE tidak
ditemukan adanya pelanggaran, 2 PE dikenakan
pembekuan kegiatan usaha (suspend), 21 PE
dikenakan teguran tertulis dan 1 PE dikenakan teguran
tertulis dan pembekuan kegiatan usaha
Pengenakan tindakan tertentu (antara lain berupa
peringatan tertulis, pembekuan kegiatan usaha)
kepada PE karena ditemukan adanya pelanggaran atas
beberapa ketentuan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
Dari 3 PE-Non AB yang diperiksa tersebut, 2 PE
dikenakan teguran tertulis dan pembekuan kegiatan
usaha (suspend) dan 1 PE dikenakan teguran tertulis.
Dari hasil pemeriksaan rutin terhadap BEJ yang
dilakukan pada 1 Juni- 31 Agustus 2006, ada
beberapa hal yang perlu mendapat prioritas dari BEJ
antara lain:
a. Peningkatan efektifitas Pengawasan Perdagangan
dalam rangka pelaksanaan fungsi BEJ khususnya
dalam hal menjaga integritas pasar modal dan
pengawasan serta pembinaan terhadap AB.
b. Peningkatan teknologi yang digunakan untuk sistem
perdagangan termasuk Governance Teknologi
Informasi.
c. Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk
pengawasan analisa dan pemeriksaan transaksi yang
tidak wajar, pengadaan barang/jasa, dan kebijakan
penolakan rencana corporate action oleh Emiten.
d. Pemberian bantuan/insentif kepada AB agar
memperhatikan aspek efiensi dan efektifitas, serta
e. Prosedur penyusunan dan pelaksanaan RKAT harus
mempertimbangkan aspek tata-tertib sesuai
ketentuan yang berlaku (menghindari kegiatan-
kegiatan yang tidak dianggarkan dalam RKAT dan
kegiatan yang pelaksanaannya mendahului
keputusan RUPS), aspek efisiensi serta aspek
pengembangan pasar modal.
5. PENGAWASAN PERDAGANGAN
a. Pengawasan Saham
Sejak Januari hingga Desember 2006, Bapepam -
LK telah memproses 8 kasus yang diduga
merupakan perdagangan saham yang tidak wajar
Based on the routine inspection result, for securities
companies where in doing their activities were not comply
with capital market regulations have been imposed
sanctions, such as: admonition letter, suspension, or
revocation of licenses.
Of 25 inspected securities companies, 1 securities company
not proven violated, 2 securities companies have been
suspended, 21 securities companies granted admonition
letters and 1 securities company granted admonition letter
and suspension.
Imposition of certain actions, such as admonition letter and
suspension to securities companies because of violations
against capital market regulations have been done by such
securities companies.
Of 3 inspected non exchange securities companies,
2 securities companies granted admonition letter and
suspension and 1 securities company granted admonition
letter. Based on the result of routine inspection conducted
to JSX from June 1, 2006 to August 31, 2006,
there are some aspects need to be prioritized by JSX,
such as:
a. Improvement effectiveness of Trading Surveillance in
carrying out functions of JSX, especially to protect capital
market integrity, surveillance and development of
exchange members.
b. Improvement of technology used for trading system
including governance of information technology.
c. Standard Operating Procedures (SOP) for supervision
analysis and unusual transaction surveillance,
procurement, refusal policy on issuer»s corporate action.
d. Contribution/incentives to exchange members should
consider efficiency and effectiveness, and
e. Formulation and implementation procedures of business
and budgeting plan should consider compliance with
prevailing regulations, such as prevent from doing
unplanned activities and before approval from general
shareholders meeting, efficiency aspect, and
development of capital market aspects.
5. TRADING SURVEILLANCE
a. Trading Surveillance of Stock
From January to December 2006, Bapepam - LK has
processed 8 cases suspected as unusual stock transaction
that occurred on the JSX. Of the 8 cases, 3 cases are still
74Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Dari ke 8 kasus
tersebut, 3 kasus masih dalam proses, dan 5 kasus
telah diselesaikan dengan rincian 1 kasus
merupakan persekongkolan, 3 kasus perdagangan
transaksi semu, dan 1 kasus tidak terbukti adanya
pelanggaran. Guna pembuktian lebih lebih lanjut 4
kasus tersebut telah dilimpahkan ke Biro
Pemeriksaan dan Penyidikan.
b. Pengawasan Obligasi
Sejak berlakunya Peraturan Bapepam - LK Nomor
X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi tanggal 1
September 2006 telah terjadi peningkatan jumlah
transaksi obligasi (SUN dan Korporasi) yang dilaporkan.
Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan jumlah
partisipan yang melapor yaitu sebesar 101 partisipan
selama bulan Desember 2006 dan bila dibandingkan
dengan rata-rata per bulan selama periode Januari s.d
Agustus 2006 yaitu sebesar 25 partisipan.
- Perkembangan Investor
Dari sistem pelaporan yang ada diketahui bahwa investor
SUN terbesar masih didominasi oleh Bank yang
bertransaksi untuk kepentingan sendiri, meliputi ( 76 %
dari total volume perdagangan yang terjadi sejak
September 2006
- Perkembangan Total Volume rata-rata per bulan
Total volume rata-rata perbulan SUN untuk periode
September s.d Desember 2006 yaitu sebesar
Rp65.789.357.125.000 yang berarti mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar
832,09.% bila dibandingkan dengan total volume rata-
rata perbulan untuk periode Januari s.d Agustus 2006
yaitu hanya sebesar Rp7.058.275.625.000. Demikian pula
dengan volume rata-rata perbulan untuk Obligasi
Korporasi periode September s.d Desember 2006 yaitu
sebesar Rp6.037.875.477.000 juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar
Partisipan / ParticipantBulan / Month
(2006) Bank Bank KustodianCustodian Bank
Perusahaan EfekSecurities Company
Total
Januari -Agustus
September
Oktober
November
Desember
17
27
31
32
32
-
14
14
14
14
8
45
54
55
55
25
86
99
101
101
Perkembangan Jumlah Partisipan / Development Number of Participants
in the process, 5 cases have been completed which
consist of 1 case of conspiracy, 3 cases of market
manipulation, and 1 case insufficiently proven as
violation. For further investigation the 4 cases have been
forwarded to Investigation Bureau.
b. Trading Surveillance of Bond
Since enactment of Rule Number: X.M.3 regarding Bond
Transaction Reporting dated September 1, 2006 the
number of reported bond transaction (SUN and
corporate) has been increased.
Based on data above, the number of reporting
participant has been increasing became 101 participants
during December 2006 compared to 25 participants for
monthly average from January to August 2006.
- Development of Investors.
Based on the reporting system can be seen that most
investors of SUN still dominated by Banks trade for their
own portfolio by 76% of total trading volume since
September 2006.
- Development of monthly average of total volume
Monthly average of total volume of SUN for period of
September to December 2006 amount IDR.
65.789.357.125.000 that significantly increased by
832,09% compared to the period of January to August
2006 amount IDR. 7.058.275.625.000. The same
increasement happened in Monthly average of total volume
for corporate bond transactions for the period of
September to December 2006 amount IDR.
6.037.875.477.000 or significantly increased by 431,75%
compared to Monthly average of total volume for the
75Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
431,75% bila dibandingkan dengan total volume rata-
rata perbulan untuk periode Januari s.d Agustus 2006
yaitu sebesar Rp1.135.490.381.000.
- Perkembangan ORI
Sejak di terbitkannya ORI001 oleh pemerintah Republik
Indonesia dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya, sampai
dengan akhir tahun 2006 volume transaksi pembelian
ORI001 masih didominasi oleh institusi yaitu sebesar
51,14% sedangkan retail hanya sebesar 48,86%.
c. Pengawasan Derivatif
- Kontrak Berjangka Indek Efek (KBIE)
Dalam rangka pengembangan perdagangan Derivatif di
Bursa, sejak tanggal 30 Oktober 2006, BES telah
melakukan penambahan tipe KBIE sebagai instrumen
perdagangan berupa KBIE LQ45 Periodik yang
mempunyai jangka waktu yang lebih pendek
dibandingkan dengan KBIE LQ45 Bulanan.
Dengan adanya penambahan tipe KBIE tersebut, maka
tipe KBIE yang dapat diperdagangkan para pelaku
melalui SSX-FATS terdiri dari:
1. KBIE LQ45 Bulanan;
2. KBIE LQ45 Periodik, yang terdiri dari : Kontrak Periodik
2 (dua) mingguan, Kontrak Periodik Mingguan (5 Hari
Bursa), Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa);
3. KBIE Dow Jones Industrial Average (DJIA)
4. KBIE Japan Titans
Perdagangan KBIE LQ45 Periodik dimulai pada tanggal
21 November 2006, dengan Anggota Bursa (AB) yang
aktif sebanyak 9 AB . Sebelum ada KBIE LQ45 Periodik
perdagangan KBIE LQ45 hanya diikuti oleh 4 AB yang
aktif bertransaksi. Adapun AB yang aktif dalam
memperdagangkan KBIE 45 Periodik saat ini adalah
sebagai berikut: PT Philip Securities Indonesia, PT Sarijaya
Permana Sekuritas, PT Pasific Duaribu Investindo, PT
Binaartha Parama, PT Anugrah Securindo Indah, PT
Valbury Asia Securities, PT Danpac Sekuritas, PT
Dhanawibawa Arthacemerlang, dan PT Sinarmas
Sekuritas.
Sejak diluncurkannya KBIE LQ45 Periodik pada tanggal
21 November 2006, volume perdagangan KBIE LQ45
Periodik menjadi 265 kontrak selama 12 Hari Bursa,
dengan rata-rata volume kontrak sebanyak 22 kontrak/
hari dan frekuensi perdagangan KBIE LQ45 Periodik
menjadi 166 kali selama 12 hari Bursa terakhir dengan
rata-rata frekuensi sebanyak 14 kali/hari.
period of January to August 2006 amount IDR.
1.135.490.381.000.
- Development of Retail Government Bond (ORI)
Since the issuance of ORI001 by the Government of
Indonesia and listed on the SSX, as of the end of 2006,
trading volume of buying of ORI001 still dominated by
institutional investors by 51,14% and retail investors
by 48,86%.
c. Supervision of Derivatives
- Securities Index Futures Contract (KBIE)
In order to develop trading of derivatives on the
exchange, since October 30, 2006, Surabaya Stock
Exchange (SSX) has added a type of KBIE as trading
instrument called KBIE LQ45 Periodic with shorter term
of maturity compared to Monthly KBIE LQ45.
By adding of the new type of KBIE, the types of KBIE
that can be traded by the participants through SSX-
FATS consist of:
1. KBIE LQ45 Monthly;
2. KBIE LQ45 Periodic, consist of: 2 Weekly Periodic
Contract, Weekly (5 Exchange Days) Periodic
Contract, Daily (2 Exchange Days) Periodic Contract;
3. KBIE Dow Jones Industrial Average (DJIA)
4. KBIE Japan Titans
The trading of KBIE LQ45 Periodic started on
November 21, 2006, with 9 exchange members trade
actively. Before the existance of KBIE LQ45 Periodic,
the trading of KBIE LQ45 only 4 exchange members
actively trade KBIE LQ45. The exchange members who
actively trade KBIE 45 Periodic for the time being are:
PT Philip Securities Indonesia, PT Sarijaya Permana
Sekuritas, PT Pasific Duaribu Investindo, PT Binaartha
Parama, PT Anugrah Securindo Indah, PT Valbury Asia
Securities, PT Danpac Sekuritas, PT Dhanawibawa
Arthacemerlang, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Since the launching of KBIE LQ45 Periodic on
November 21, 2006, trading volume KBIE LQ45
Periodic reached 265 contracts within 12 exchange
days, with average volume of contract 22 contracts per
day and trading frequency of KBIE LQ45 Periodic
reached 166 times within last 12 exchange days, with
average frequency 14 times per day.
76Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
- Kontrak Dow Jones Futures
Mulai tanggal 1 Desember 2006 untuk sementara
Kontrak Dow Futures tidak lagi diperdagangkan di
Bursa Efek Surabaya terkait adanya proses
pembaharuan perjanjian dengan pihak pemilik indeks.
d. Pengawasan Sistem Pelaporan Transaksi
Obligasi
Dalam rangka melakukan Pengawasan terhadap
software dan hardware pelaporan transaksi obligasi
yang digunakan oleh BES, Bapepam - LK telah
mengirim kuisioner yang berkaitan dengan sistem yang
digunakan PLTO dalam penerimaan proses pelaporan.
Kuisioner ini bertujuan untuk melihat dan menilai
antara lain jaringan komunikasi yang digunakan,
tingkat keamanan data, kecepatan pemprosesan data,
sistem administrasi yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan up date data, dan helpdesk yang
disediakan serta tersedianya Disaster Recovery Center
(DRC) yang memadai. Penilain ini akan dilakukan
secara berkala guna meningkatkan pelayanan dan
keakuratan data yang dilaporkan.
Selain itu, Bapepam - LK juga minta BES untuk
memperbaiki tampilan data pelaporan obligasi agar
makin informatif dan memperbaiki proses sistem
pelaporan agar para partisipan makin mudah dalam
hal menginput data dan respon tampilannya.
6. KERJA SAMA DENGAN ASIC
1. Membuat sistem Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Perusahaan Efek (PE) dalam rangka memetakan
seluruh PE yang ada sesuai dengan risikonya sebagai
alat untuk melakukan pengawasan PE berbasis risiko
(Risk Based).
2. Pilot project dalam rangka meningkatkan
kemampuan staf Pengawasan Perdagangan dalam
mengidentifikasi potensi adanya perdagangan
saham yang tidak wajar dengan menggunakan
parameter harga, volume, dan frekuensi.
7. ENHANCING PARTICIPATION OF THE CAPITAL
MARKET IN COMBATING MONEY LAUNDERING:
AN AML WORKSHOP FOR THE INDONESIA
SECURITIES INDUSTRY
Tujuan dari Workshop tersebut adalah untuk
mensosialisasikan pembangunan rezim anti-money
- Dow Jones Futures Contract
Since December 2006, temporarily the Dow Jones
Futures Contract no longer traded on the SSX due to
renewal process of agreement with the owner of
index.
d. Supervision of Bond Transaction Reporting
System
In order to supervise software and hardware of bond
transaction reporting system employed by SSX,
Bapepam - LK has disseminated questionaires related
to the system used by SSX (PLTO) in receiving reporting
process. This questionaire aimed to review and asses of
communication network used, data security level,
processing data speed, administrative system related to
data maintenance and updating, and available help
desk, and availability of accountable Disaster Recovery
Center (DRC). This assesment will be conducted on
periodical basis to improve service and accuracy of
reported data.
Beside that, Bapepam - LK has requested SSX to
reconstruct the display of reporting data in order to be
more informative and to improve the reporting system
in order to make easier for the participants to input
data and responses.
6. COOPERATION WITH ASIC
1. Establishing Risk Assesment for securities companies
in order to mapping all securities companies existing
in accordance to their risks as tools to conduct risk
based supervision of Securities Companies.
2. Pilot project in order to improve capability of Trading
Surveillance Division staffs in identifying the
potential of unusual securities by using parameters
of price, volume, and frequency.
7. ENHANCING PARTICIPATION OF THE CAPITAL
MARKET IN COMBATING MONEY LAUNDERING:
AN AML WORKSHOP FOR THE INDONESIA
SECURITIES INDUSTRY
Objective of this workshop is to socialize development
of anti money laundering regime to all capital market
77Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
laundering (AML) kepada seluruh pelaku pasar modal di
Indonesia. Workshop tersebut diselenggarakan pada
tanggal 1-3 Februari 2006 di Jakarta, atas kerjasama
Bapepam dan LK dengan ADB, FSVC dan APEI
Kegiatan ini dibuka dan dihadiri oleh Ayumi Konishi
(Director Governance Finance, and Trade Division,
Southeast Asia Departement, ADB), Keynote speech dari
Darmin Nasution (Ketua Bapepam), selain itu hadir dan
menjadi pembicara antara lain Yunus Hussein (Ketua
Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan-PPATK),
Robinson Simbolon (Kepala Biro Perundang-undangan
dan Bantuan Hukum, Bapepam dan Lily Widjaja (Ketua
Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia-APEI). Agenda yang
dibahas dalam Workshop tersebut antara lain Overview
isu AML di Indonesia, Peraturan AML di pasar modal dan
Peranan APEI dalam pelaksanaan rezim AML.
8. PELATIHAN PENINGKATAN AUDIT KEPATUHAN
TERHADAP PERUSAHAAN EFEK
Pelatihan ini merupakan program kegiatan konsultasi
Financial Service Volunteer Corps (FSVC) yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian teknis
para auditor Perusahaan Efek dari Bapepam - LK, Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya mengenai
international best practice dalam melakukan audit
kepatuhan terhadap perusahaan efek.
Pembicara utama dalam acara ini adalah Mr. Robert J.
Grasso Konsultan dari RCS Regulatory Consulting,
Mantan Securities Compliance Examiner Securities
Exchange Commission (SEC) dan Supervisor of
Examiners National Association of Securities Dealers
Regulation (NASD).
Beberapa rekomendasi yang diberikan pembicara
kepada Bapepam - LK, BEJ dan BES pada kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
a. melakukan kegiatan untuk mengembangkan
kemampuan auditor yang telah ada serta
menjalankan sistem pendidikan dan pelatihan yang
terstruktur bagi auditor baru agar kualitas auditor
tetap terjaga dan waktu yang diperlukan dapat lebih
dipersingkat;
b. melakukan koordinasi melalui pertemuan yang
diadakan secara resmi untuk membahas
permasalahan-permasalahan yang terjadi di
industri pasar modal;
c. melaksanakan audit secara terpisah namun
terkoordinasi dengan baik;
participants. The workshop held in Jakarta from
February 1 - 3, 2006 as cooperation among Bapepam
dan LK, ADB, FSVC, and APEI.
This event was opened and attended by Ayumi Konishi
(Director of Governance Finance and Trade Division,
Southeast Asia Department, ADB), Keynote Speech by
Darmin Nasution (Chairman of Bapepam), other
speakers are: Yunus Husein (Chairman of PPATK),
Robinson Simbolon (Head of Legal Bureau Bapepam)
and Lily Widjaja (Chairman of APEI). Agenda discussed
in the workshop include: overview of AML issues in
Indonesia, AML regulations in capital market and role of
APEI in implementing AML regime.
8. TRAINING FOR IMPROVEMENT OF COMPLIANCE
AUDIT OF SECURITIES COMPANIES
This training held as part of consultation program
sponsored by Service Volunteer Corps (FSVC) aim to
improve knowledge and technical ability for securities
firm examiners from Bapepam - LK, JSX and SSX related
to international best practice in carrying out compliance
audit of securities companies.
Mr. Robert J. Grasso, Consultant from RCS Regulatory
Consulting, former Securities Compliance Examiner
Securities Exchange Commission (SEC) and Supervisor of
Examiners National Association of Securities Dealers
Regulation (NASD) acted as Key Speaker.
Some recommendations proposed by the speaker to
Bapepam - LK, JSX and SSX in the event include:
a. Conducting program to develop capability of existing
examiners and perform structured training education
system for new examiners to maintain quality of
examiners and shorten the term of training;
b. Establishing formal coordination through meeting to
discuss critical problems occurred in capital market
industry;
c. Conducting audit separately with proper
coordination;
78Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
d. mengadakan seminar atau workshop pendidikan dan
pelatihan untuk perusahaan efek dalam rangka
peningkatan kepatuhan dan memperkenalkan
perubahan peraturan;
e. membuat sistem atau database untuk pengaduan
nasabah serta melakukan pemantauan status dari
pengaduan nasabah;
f. mengimplementasikan Audit berdasarkan risiko.
9. LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Peraturan No. X.K.2 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Emiten/
Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan
Keuangan Tahunan dan Tengah Tahunan. Untuk Laporan
Keuangan Tahunan, Laporan yang disampaikan wajib
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang
lazim selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Adapun
untuk Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan
Keuangan dapat tidak disertai dengan Opini Akuntan,
disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka
penelaahan terbatas, atau disertai dengan laporan
Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan
Opini Akuntan
Berdasarkan penelaahan yang dilakukan atas Laporan
Keuangan Tahunan 2005 yang disampaikan, terlihat
adanya peningkatan kualitas opini akuntan atas Laporan
Keuangan Tahunan Emiten/Perusahan Publik dibanding
dengan tahun sebelumnya. Tercatat 93% dari
keseluruhan Laporan Keuangan Tahunan 2005
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, jumlah ini
meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, dimana
pada tahun 2004 dan 2003 opini Wajar Tanpa
Pengecualian diterima oleh 91% dan 87% Emiten/
Perusahaan Publik.
Grafik A menunjukan perkembangan opini wajar tanpa
peningkatan kualitas opini yang diterima Emiten/
Perusahaan Publik untuk Laporan Keuangan Tahunan
2003, 2004 dan 2005.
d. Holding seminar and workshop for securities
companies to improve compliance and socialization
of new rules;
e. Setting up system or database for customer
complaints and monitoring status of customer
complaints.
f. Implementing risk-based audit.
9. FINANCIAL REPORT
Based on Bapepam Rules No. X.K.2 regarding
Obligation to Submit Periodic Financial Statements,
issuers/public company must submit annual and semi-
annual financial report. For annual financial report, the
report must be accompanied by an auditor»s report
with an opinion and be submitted no later than the
end of the third month after the annual report date.
For semi-annual financial report, the report can be
unaudited, limited review and audited, accompanied
by an accountant»s report with an opinion.
Accountant»s Opinion
According to Bapepam dan LK monitoring, there was
improvement in quality of accountant»s opinion of the
issuers/public companies» financial report.
Noted that 93% of total annual 2005»s financial
report submitted had unqualified opinion compared to
last years that only 91% and 87% in 2003.
Graphic A shows the improvement of the quality of
issuers/public company financial report for period
2003, 2004, and 2005.
79Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
Kinerja Emiten / Perusahaan Publik
Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, pada tahun
2005 terdapat 60% dari keseluruhan Emiten/
Perusahaan Publik mengalami peningkatan laba bersih
/ penurunan rugi bersih. Jumlah ini meningkat
dibanding tahun-tahun sebelumnya dimana pada
tahun 2004 dan 2003 persentasenya adalah sebesar
55% dan 46%.
Grafik B menunjukan kinerja Emiten/Perusahaan
Publik berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan
periode 2003, 2004 dan 2005.
Laporan Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum
Berdasarkan Peraturan Bapepam No. X.K.4 tentang
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum, Emiten/Perusahaan Publik wajib membuat
Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
untuk periode 3 bulan (Januari -Maret, April-Juni, Juli -
September dan Oktober - Desember) dan disampaikan
kepada Bapepam - LK selambat-lambatnya tanggal 15
bulan berikutnya. Disamping itu, dalam hal terjadi
perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum
emiten wajib melaporkan rencana perubahan tersebut
dengan menyampaikan alasan dan pertimbangan
serta harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
dari RUPS/RUPO.
Berkenaan dengan ketepatan waktu penyampaian
Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,
untuk Laporan periode Oktober - Desember 2005
terdapat 38 Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan
Performance of Issuer/Public Company
Based on Bapepam - LK monitoring there were 60%
of issuers/public companies posted increasing profit/
decreasing loss. It was an increase of compare to
previous year which was 55% in 2004 and 46% in
2003.
Graphic B shows the improvement of performance of
issuers/public companies based on financial report for
period 2003, 2004, and 2005.
Report on the Use of Fund Received from
Public Offering
Based on Bapepam»s rule No. X.K.4 regarding Report
On The Use Of Fund Received From Public Offering,
issuer/public company has to submit report on the use
of fund received from a public offering periodically
every three months (January-March, April-June, July-
September, and October-December) no later than on
the 15th of the following month. Furthermore, should
there be a revision on the use of funds received from a
public offering; issuers must report the revision plan
along with the reason and considerations. The revised
plan has to be approved by Shareholder Meeting/
Bondholder Meeting.
In addition, the timeliness of the submission of Report
On The Use Of Fund Received From Public Offering,
for the October-December 2005 period, there were 38
issuers/public companies submitting the report on
100%
80%
60%
40%
20%
0%2003 2004 2005
WTP / Unqualified OpinionWDP / Qualified OpinionDisclaimer
2003 2004 2005
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Peningkatan Laba Bersihincrease in Net Profit
Grafik AOpini Akuntan UntukLaporan Keuangan Tahunan 2003 - 2005
Graphic AAccountant Opinion on FinancialStatement 2003-2005
Grafik BKinerja Emiten/Perusahaan Publikberdasarkan Laporan Keuangan TahunanPeriode 2003, 2004 dan 2005.
Graphic BPerformance of issuers/public companiesbased on financial report for period 2003,
2004, and 2005
80Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K T I V I T A S
P E N G A W A S A N
M O N I T O R I N G
A C T I V I T Y
tepat waktu dan 10 Emiten/PP yang terlambat.
Laporan periode Januari - Maret 2006 terdapat 36
Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan tepat
waktu dan 6 Emiten/PP yang terlambat. Untuk
Laporan periode April - Juni 2006 terdapat 41
Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan tepat
waktu dan 8 Emiten/PP yang terlambat, sedangkan
untuk Laporan periode Juli - September 2006
terdapat 36 Emiten/Perusahaan Publik
menyampaikan tepat waktu dan 6 Emiten/
Perusahaan Publik yang terlambat.
Selama tahun 2006, Emiten/Perusahaan Publik yang
melakukan perubahan penggunaan dana antara lain
adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk. dan
PT Mandom Indonesia Tbk.
10. LAPORAN TAHUNAN
Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Emiten/
Perusahaan Publik pada tahun 2006 mengacu
kepada Peraturan No. VIII. G.2 tentang Laporan
Tahunan. Berdasarkan Peraturan tersebut Emiten
saham dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan
selambat-lambatnya 14 hari sebelum RUPS,
sedangkan untuk emiten obligasi selambat-
lambatnya 5 bulan setelah tahun buku berakhir.
Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, pada tahun
2006 sebanyak 91% Emiten/Perusahaan Publik
menyampaikan Laporan Tahunan 2005 tepat waktu.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya, dimana 82% Emiten/Perusahaan Publik
menyampaikan Laporan Tahunan 2004 tepat waktu.
time and 10 reports had late submission. Meanwhile
for January-March 2006 period, 36 issuers/public
companies submitted the report on time while 6 had
late submission. For April-June 2006 there were 41
issuers/public companies submitted the report on time
and 8 had late submission. For July-September 2006
period, there were 36 issuers/public companies
submitted the report on time and 6 had late
submission.
During 2006, issuers/public companies that had made
amandment of the use of fund were PT. Ricky Putra
Globalindo Tbk. and PT Mandom Indonesia TBK.
10. ANNUAL REPORT
The obligation to submit the issuers/public companies
in year 2006 is based on Regulation No.VIII. G.2.
regarding the annual report. Based on that report,
share issuers and public companies must submit at
the latest, 14 days before the general meeting,
meanwhile for bonds at the latest 5 months after the
end of fiscal year.
Based on Bapepam - LK monitoring, in 2006 there
were 91% issuers/public companies from 82% in
2004 that had submitted the 2005 Annual Report
in time.
Tepat Waktu / On - Time SubmissionTerlambat / Late Submission
100%
80%
60%
40%
20%
0%2003 2004 2005 2006
Grafik CKetepatan Waktu Penyampaian Laporan KeuanganTahunan periode 2003, 2004, 2005 dan LaporanKeuangan Tengah Tahunan 2006
Graphic CThe Timeliness of Submission of Annual andSemi-annual Financial Report
81Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
82Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Peter F. Drucker
5
Today knowledge
has power.
It controls access
to opportunity
and
advancement.
C O R P O R A T E
A C T I O N S
A K S I
K O R P O R A S I
E. AKSI KORPORASI
EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK
Penawaran Umum
Pada tahun 2006, jumlah Penawaran Umum Saham
Perdana dan Penawaran Umum Obligasi
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, meskipun terdapat penurunan
dari nilainya. Pada tahun ini terdapat 12 Penawaran
Umum Saham Perdana dengan nilai Rp3,01 triliun,
dimana pada tahun sebelumnya terdapat 8
Penawaran Umum Saham Perdana dengan nilai
Rp3,56 triliun.
E. CORPORATE ACTIONS
ISSUERS AND PUBLIC COMPANY
Public Offering
In year 2006, the number of Initial Public
Offering (IPO) and Bond Offering were slightly
increased compared to those of last year
although the value experienced a declining. In
this year there were 12 IPOs with the value of
Rp3.01 trillion meanwhile in the previous year
there were 8 IPOs with the value of Rp3, 56
trillion.
83Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
Untuk Penawaran Umum Obligasi, terjadi penurunan
jumlah Penawaran Umum namun terdapat peningkatan
nilai emisi obligasi. Di tahun 2006 terdapat 15 Penawaran
Umum Obligasi yang dilakukan oleh 14 Emiten dengan
nilai sebesar Rp11,45 triliun, dimana pada tahun
sebelumnya terdapat 22 Penawaran Umum Obligasi
dengan nilai Rp8,25 triliun.
Jumlah dan nilai Penawaran Umum Saham dengan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/ right issue) juga
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2006 terdapat 17 Penawaran
Umum Saham dengan HMETD dengan nilai sebesar
Rp9,97 triliun sedangkan pada tahun 2005 terdapat 16
Penawaran Umum Saham dengan HMETD dengan nilai
sebesar Rp6,23 triliun.
Peningkatan nilai Penawaran Umum Obligasi dan
Penawaran Umum Saham dengan HMETD ini terutama
terjadi pada emiten sektor jasa seperti perbankan,
perusahaan pembiayaan dan jasa lainnya. Peningkatan ini
terkait erat dengan relatif stabilnya kondisi makro
ekonomi Indonesia selama tahun 2006.
Perkembangan Obligasi
Selama tahun 2006 terlihat bahwa investor dan pelaku
pasar memberikan perhatian pada instrumen surat utang
khususnya terhadap obligasi korporasi, meskipun
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Obligasi Retail
Indonesia pada pertengahan tahun.
Total nilai emisi dari 15 penawaran umum Obligasi
Korporasi dalam kurun waktu Januari hingga Desember
2006 tercatat Rp11,45 triliun, dengan rincian sebagai
berikut:
• 2 Penawaran Umum Obligasi Perdana (IPO) dengan nilai
Rp1,3 triliun
• 1 Penawaran Umum Obligasi Syariah (Ijarah- IPO)
dengan nilai Rp200 miliar
• 11 Penawaran Umum Obligasi lanjutan dengan nilai
Rp9,45 triliun
• 1 Penawaran Umum Obligasi Subordinasi dengan nilai
Rp500 miliar
Emiten Obligasi di Pasar Modal Indonesia terdiri dari
perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan
perusahaan swasta terbuka maupun tertutup, dengan tipe
obligasi straight bonds (amortisasi, subordinasi). Jatuh
tempo dari obligasi yang diterbitkan bervariasi antara 370
hari sampai dengan 10 tahun. Struktur kupon yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi terdiri dari 3 jenis,
yakni fixed, floating, dan variable, sedangkan sistem
However, bond offerings tumbled down in number of
offering but went up for its value. In year 2006, there
were 15 offerings made by 14 Issuers with the value of
Rp11, 45 trillion while in the previous year there were
22 offerings with the value of Rp8,25 trillion.
The number and value of Right offering also rose. In
year 2006 there were 17 offerings with Rp9,97 trillion
in value compared to 16 offerings with Rp6,23 trillion
in value in 2005.
The increased value of bond offering and right offering,
especially conducted by issuers in service sectors such
as bank, financial institution and other service sector,
were closely related to the stability of macro economic
condition in 2006.
Bond Growth
During 2006, investors and market participants had
more appreciation toward debt instrument especially
corporate bond, although Indonesian Government also
issued Obligasi Retail Indonesia (the Indonesian
government retail bond) in the middle of the year.
The total value of 15 bond offerings between January
to December 2006 accounted for Rp11,45 trillion, the
detailed figures are as follows:
• Two bond offerings (IPO) with value of Rp1,3 trillion
• One Sharia bond offering (Ijarah- IPO) with value of
Rp, 200 billion
• 11 sequel bond offerings with value of Rp9,45 trillion
• One Subordinated bond offering with value of Rp500
billion
Bond issuers in Indonesia Capital Market consist of
State-owned Enterprises and both open and closed
private companies. They offered straight bond
(amortized and subordinated bond). The maturity dates
of the bond are vary between 370 days to 10 years.
Interest structure paid to the bond holders consists of 3
categories which are fixed, floating and variable
interest. The payment system of the interest varied from
84Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
pembayarannya bervariasi mulai dari quarterly, semi
annually, dan annually.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dari lembaga rating
(PEFINDO dan Moody»s Indonesia d/h DCR Kasnic ), hanya
satu yang mendapat pemeringkat minimum investment
grade (BBB+ s/d BBB-). Sisanya masuk dalam kategori
high investment grade (AAA s/d A-) atau layak untuk
dijadikan instrumen investasi oleh pemodal dilihat dari sisi
kemampuan emiten bersangkutan untuk melaksanakan
kewajibannya.
Jumlah nilai Obligasi Korporasi yang masih beredar dan
tercatat di bursa sampai dengan akhir Desember 2006
adalah Rp61.687 miliar dengan Profil Maturitas sebagai
berikut :
Restrukturisasi Hutang
Restrukturisasi Hutang pada tahun 2006 dilakukan antara
lain dengan melakukan penambahan modal tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu serta haircut hutang.
Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, Emiten-Emiten
yang melakukan restrukturisasi hutang antara lain adalah
PT. Modern Photo Tbk., PT Voksel Electric Tbk.,
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk., dan PT GT Kabel Indonesia
Tbk. Hutang yang direstrukturisasi tersebut adalah hutang
Emiten yang diperoleh langsung dari kreditur tanpa
melalui proses penawaran umum di pasar modal.
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama
Transaksi Material adalah setiap pembelian, penjualan
atau penyertaan saham, dan/atau pembelian, penjualan,
pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha,
yang nilainya sama atau lebih besar dari 10% nilai
pendapatan atau 20% nilai ekuitas perusahaan.
Selama tahun 2006, beberapa Emiten/Perusahaan Publik
yang melakukan Transaksi Material & Perubahan Kegiatan
Usaha Utama antara lain adalah PT. Metamedia
technologie Tbk., PT. United Capital Indonesia Tbk.,
PT Anugerah Tambak Persada Tbk, PT. New Century
Development Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., dan
PT Pakuwon Jati Tbk.
Sedangkan Emiten/Perusahaan Publik yang hanya
melakukan Transaksi Material antara lain adalah
PT Infoasia Teknologi Global Tbk., PT. Pondok Indah
Padang Golf. Tbk, PT. Sugisamapersada. Tbk., PT Tira
Austenite Tbk., PT Tunas Baru Lampung Tbk., PT Bumi
Resources Tbk, PT SMART Tbk., PT Indospring Tbk., PT
quarterly, semi annually to annually.
Based on the result of rating agency (PEFINDO and
Moody»s Indonesia, previously DCR Kasnic), only one
bond offered which obtained minimum investment
grade (BBB+ to BBB-). The rest were categorized as
investment grade (AAA to A-) or appropriate for
investment in view of issuers ability to fulfill their
obligation.
The value of outstanding corporate bond and listed in
Exchange until the end of December 2006 were
Rp61,687 billion. The maturity profile is shown in the
following table:
Debt Restructuring
In year 2006, debt restructuring were utilized through
some mechanisms such as capital addition without
issuing preemptive right and debt haircut.
Based on Bapepam - LK monitoring, the issuers that
conduct debt restructuring were PT. Modern Photo Tbk.,
PT Voksel Electric Tbk., PT Polysindo Eka Perkasa Tbk.,
and PT GT Kabel Indonesia Tbk. The debt restructed was
the debt obtained directly from creditor without making
a public offering in the Capital Market.
Material Transaction and Changing in
Core Business
Material transaction means any purchase, sale, or share
participation and/or purchase, sale, transfer, exchange
on assets or business segment with a total value equal or
greater than 10% of company»s revenue or 20% or
company»s equity.
During 2006 some issuers and public companies
conducted Material Transaction and Changing in Core
Business such as PT. Metamedia technologie Tbk, PT.
United Capital Indonesia Tbk, PT Anugerah Tambak
Persada Tbk, PT. New Century Development Tbk., PT.
Lippo Karawaci Tbk., dan PT Pakuwon Jati Tbk.
Some others conducted only material transaction such as
PT Infoasia Teknologi Global Tbk., PT. Pondok Indah
Padang Golf. Tbk, PT. Sugisamapersada. Tbk., PT Tira
Austenite Tbk., PT Tunas Baru Lampung Tbk., PT Bumi
Resources Tbk, PT SMART Tbk., PT Indospring Tbk., PT
Polychem Indonesia Tbk., PT Siwani Makmur Tbk., PT
85Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
Polychem Indonesia Tbk., PT Siwani Makmur Tbk., PT BAT
Indonesia Tbk., PT Tirta Mahakam Resources Tbk., PT
Semen Gresik (Persero) Tbk., PT Indomobil Sukses
Internasional Tbk., PT Cahaya Kalbar Tbk., dan PT Sumi
Indo Kabel Tbk.
Transaksi material yang dilakukan adalah pembangunan
pabrik, pembelian mesin, penjualan aset perusahaan,
pembelian saham dan divestasi anak perusahaan.
Transaksi Benturan Kepentingan
Benturan Kepentingan adalah perbedaan kepentingan
antara kepentingan ekonomis Emiten/Perusahaan Publik
dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,
pemegang saham utama atau Pihak Terafiliasi dari direktur,
komisaris atau pemegang saham utama.
Emiten/Perusahaan Publik yang melakukan Transaksi
Benturan Kepentingan pada tahun 2006 antara lain adalah
PT. Metamedia Technologie. Tbk, PT. Pondok Indah Padang
Golf. Tbk, PT. Berlian Laju Tanker. Tbk, PT HM Sampoerna
Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim
Indonesia Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT
SMART Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Andhi Chandra
Automotive Products Tbk, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk, PT Summitplast Tbk, PT Tirta Mahakam Resources
Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk, PT Tirta Mahakam
Resources Tbk, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk.
Transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan sepanjang
tahun 2006 antara lain adalah debt to equity swap,
transaksi pembelian saham, divestasi saham, transaksi
operasional, pembelian aset, penjualan aset dan jasa
keagenan.
Pembelian Kembali Saham
Beberapa Emiten/Perusahaan Publik melakukan pembelian
kembali saham (buy back) pada tahun 2006 antara lain
adalah PT. Petrosea. Tbk, PT. Bank Central Asia. Tbk,
PT. Telkom Tbk, PT. Suryainti Permata Tbk, PT. Berlian Laju
Tanker Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Kalbe Farma Tbk,
dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Transaksi ini
biasanya dilakukan untuk meningkatkan nilai saham
perseroan melalui peningkatan dividen dan laba bersih
per saham.
Pembelian Kembali Obligasi
Pada tahun 2006 juga terdapat beberapa Emiten/
Perusahaan Publik yang melakukan pembelian kembali
obligasi yang ditawarkan baik dari dari jenis obligasi
syariah maupun obligasi konvensional. Beberapa Emiten/
BAT Indonesia Tbk., PT Tirta Mahakam Resources
Tbk., PT Semen Gresik (Persero) Tbk., PT Indomobil
Sukses Internasional Tbk., PT Cahaya Kalbar Tbk., and
PT Sumi Indo Kabel Tbk.
Material transactions mostly performed by those
companies were: establishment of new fabric,
purchasing of machinery, selling of company»s assets,
purchasing of shares, and divestment.
Conflict of Interest transaction
Conflict of interest transaction is differences between
the economic interest of a company and the personal
economic interest of the director, the commissioners,
or the major shareholders of the company or
affiliated party of the director, the commissioners, or
the major shareholders.
In 2006, companies conducting conflict of interest
transaction were PT. Metamedia Technologie. Tbk,
PT. Pondok Indah Padang Golf. Tbk, PT. Berlian Laju
Tanker. Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk,
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT SMART
Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Andhi Chandra
Automotive Products Tbk, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Summitplast Tbk, PT Tirta Mahakam
Resources Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk,
PT Tirta Mahakam Resources Tbk, and
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
Conflict of interest transaction mostly performed by
the issuers were debt to equity swap, purchasing the
shares, divestment, operational transaction,
purchasing of assets, selling of company»s assets and
agency service transaction.
Share Buy Back
Some issuers/public companies were noted to buy
back their shares this year, among them were
PT. Petrosea. Tbk, PT. Bank Central Asia. Tbk,
PT. Telkom Tbk, PT. Suryainti Permata Tbk, PT. Berlian
Laju Tanker Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Kalbe
Farma Tbk, and PT Bentoel Internasional Investama
Tbk. The primarily reason for the transaction was to
increase the company share value through higher
dividen and net income per share.
Bond Buy Back
Some issuers/public companies also conducted buy
back their outstanding bonds, both sharia and
conventional bond. Those companies were
PT Humpuss Intermoda Transportasi, PT Rajawali Citra
86Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
Perusahaan Publik tersebut antara lain adalah
PT Humpuss Intermoda Transportasi, PT Rajawali Citra
Televisi Indonesia, PT Citra Marga Nusaphala Tbk.,
PT Trimegah Securities Tbk., PT Bank Central Asia Tbk.,
dan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Dalam transaksi ini
terdapat Emiten/Perusahaan Publik yang hanya
melakukan pembelian kembali obligasi dalam 1 kali
transaksi dan ada juga Emiten/Perusahaan Publik yang
melakukan pembelian dalam beberapa kali transaksi.
Stock Split/Reverse Stock Split
Pada tahun 2006 Emiten/Perusahaan Publik yang telah
melakukan stock split antara lain adalah PT Jaya Real
Property Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Plaza
Indonesia Realty Tbk. dan PT Tempo Scan Pacific Tbk.
Sementara Emiten/Perusahaan Publik yang melakukan
reverse stock split adalah PT Bank Artha Graha Tbk.
Pembagian Dividen
Pada tahun 2006, terdapat beberapa Emiten/
Perusahaan Publik yang melakukan pembagian dividen
dalam bentuk kas, antara lain : PT Gowa Makassar TD
Tbk, PT Suryainti Permata Tbk., PT Jaya Real Property
Tbk., PT Apexindo Pratama Duta Tbk., PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk., PT Karka Yasa Profilia Tbk., PT United
Tractrors Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Bank Central
Asia Tbk., PT Reliance Securities Tbk., PT Pudjiadi and
Sons Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Andhi
Chandra Automotive Products Tbk., PT Aneka
Tambang Tbk., PT Arwana Citramulia Tbk., PT
Asahimas Flat Glass Tbk., PT Astra Agro Lestari Tbk.,
Astra Otoparts Tbk., PT Branta Mulia Tbk., PT Bumi
Resources Tbk., PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.,
PT Citra Tubindo Tbk., PT Delta Djakarta Tbk., PT
Goodyear Indonesia Tbk., PT HM Sampoerna Tbk., PT
Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Internasional Nickel
Indonesia Tbk., PT Kageo Igar Jaya Tbk., PT Kimia
Farma Tbk., PT Lautan Luas Tbk., PT Mandom
Indonesia Tbk., PT Medco Energi Internasional Tbk., PT
Merck Tbk., PT Multi Bintang Indonesia Tbk., PT Pan
Brothers Tex Tbk., PT PP London Sumatra Tbk., PT
Sepatu Bata Tbk., PT SUCACO Tbk., PT Sumi Indo
Kabel Tbk., PT Surya Toto Indonesia Tbk., PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk., PT Tempo Scan Pacific Tbk.,
PT Timah Tbk., PT Trias Sentosa Tbk., dan PT Unilever
Indonesia Tbk.
Selain dividen dalam bentuk kas, terdapat pula
beberapa Emiten/Perusahaan Publik yang membagikan
dividen dalam bentuk saham antara lain PT
Televisi Indonesia, PT Citra Marga Nusaphala Tbk.,
PT Trimegah Securities Tbk., PT Bank Central Asia
Tbk., and PT Berlian Laju Tanker Tbk.
Some buy back transactions were done in one
transaction, some transactions were done through
more than one transaction.
Stock Split and Reverse Stock Split
Companies conducting stock split were PT Jaya Real
Property Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Plaza
Indonesia Realty Tbk. and PT Tempo Scan Pacific
Tbk. While PT Bank Artha Graha Tbk conducted
reverse stock split.
Dividen Distribution
During 2006, some issuers/public company
distributing cash dividen were PT Gowa Makassar
TD Tbk, PT Suryainti Permata Tbk., PT Jaya Real
Property Tbk., PT Apexindo Pratama Duta Tbk., PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk., PT Karka Yasa Profilia Tbk., PT
United Tractrors Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT
Bank Central Asia Tbk., PT Reliance Securities Tbk.,
PT Pudjiadi and Sons Tbk., PT Adhi Karya (Persero)
Tbk., PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk.,
PT Aneka Tambang Tbk., PT Arwana Citramulia
Tbk., PT Asahimas Flat Glass Tbk., PT Astra Agro
Lestari Tbk., Astra Otoparts Tbk., PT Branta Mulia
Tbk., PT Bumi Resources Tbk., PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk., PT Citra Tubindo Tbk., PT
Delta Djakarta Tbk., PT Goodyear Indonesia Tbk., PT
HM Sampoerna Tbk., PT Indofood Sukses Makmur
Tbk., PT Internasional Nickel Indonesia Tbk., PT
Kageo Igar Jaya Tbk., PT Kimia Farma Tbk., PT
Lautan Luas Tbk., PT Mandom Indonesia Tbk., PT
Medco Energi Internasional Tbk., PT Merck Tbk., PT
Multi Bintang Indonesia Tbk., PT Pan Brothers Tex
Tbk., PT PP London Sumatra Tbk., PT Sepatu Bata
Tbk., PT SUCACO Tbk., PT Sumi Indo Kabel Tbk., PT
Surya Toto Indonesia Tbk., PT Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk., PT Tempo Scan Pacific Tbk., PT
Timah Tbk., PT Trias Sentosa Tbk., and PT Unilever
Indonesia Tbk.
Besides that some company also distributed shares
dividen such as PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.,
PT Asuransi Bintang Tbk., PT Kawasan Industri
87Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Asuransi Bintang Tbk.,
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk., PT Suryainti Permata
Tbk., dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk.
Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan
Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan adalah
penawaran saham dan atau penawaran opsi atas saham
dalam rangka pemberian kompensasi kepada karyawan.
Tujuan dari program ini antara lain adalah untuk
memberikan penghargaan kepada pegawai dan direksi
atas kontribusi terhadap kinerja perusahaan, serta
meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan
terhadap perusahaan.
Pada tahun 2006 emiten yang melaksanakan program ini
yaitu PT. Bank Danamon Indonesia Tbk., dan PT PP
London Sumatra Indonesia Tbk.
Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha atau merger adalah penggabungan
dari dua atau lebih perusahaan melalui metode
penyatuan kepemilikan (pooling of interest) atau metode
pembelian (purchase). Pada tahun 2006 terdapat
beberapa transaksi penggabungan usaha, yaitu
PT Pamargha Indojatim bergabung dengan PT Ades Water
Indonesia Tbk., PT Surya Pertiwi Paramita bergabung
dengan PT Surya Toto Indonesia Tbk., dan PT Andhi
Chandra Automotive Products Tbk. bergabung dengan
PT Selamat Sempurna Tbk.
Alasan yang dikemukakan dalam transaksi
penggabungan usaha adalah untuk menciptakan sinergi
antara dua atau lebih perusahaan sejenis, saling
mendukung kegiatan operasi antar perusahaan-
perusahaan tersebut, mendapatkan pangsa pasar yang
lebih luas, dan meningkatkan efisiensi usaha dalam satu
kelompok usaha.
Penawaran Tender
Penawaran Tender diajukan oleh pihak tertentu sebagai
penawaran untuk membeli saham perusahaan sasaran
yang dalam hal ini Emiten/Perusahaan Publik dari para
pemegang saham. Penawaran Tender ini dapat diajukan
atas inisiatif pihak itu sendiri atau sebagai konsekuensi
dari transaksi pengambilalihan perusahaan terbuka (take
over) atau go private. Selama tahun 2006, tercatat
beberapa pihak yang telah melakukan Penawaran Tender
sebagai akibat dari tindakan pengambil alihan
perusahaan terbuka, yaitu Sumitomo Shoji Chemicals Co.
Ltd. atas saham PT Summitplast Tbk., dan Hapaco
Properties Ltd. atas saham PT Anugerah Tambak Persada
Tbk.
Jababeka Tbk., PT Suryainti Permata Tbk., and PT
Plaza Indonesia Realty Tbk.
Employee Stock Option Plan (ESOP)
ESOP is the plan that offers the company»s share and
or company»s stock option within employee
compensation scheme. The objective of this program
is to give appreciation to the employees and directors
for their contribution to company performance and
to increase the employee motivation and
commitment to the company.
This year, there were two companies conducted ESOP
which were PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, and
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
Company Merger
Company merger is consolidation of two or more
companies, either through pooling of interest or
purchase method. By year-end 2006, several
company merger took in, among others were
between PT Pamargha Indojatim and PT Ades Water
Indonesia Tbk., PT Surya Pertiwi Paramita and PT
Surya Toto Indonesia Tbk., dan PT Andhi Chandra
Automotive Products Tbk. and PT Selamat Sempurna
Tbk.
The most reason of the transaction was to create
synergy among two or more similar companies, to
support operational activities, to gain wider target
market, and to improve efficiency within one
business group.
Tender Offer
Tender offer is a proposal of particular party to
acquire target company»s share, in this term is issuer/
public company, to the existing shareholder. Tender
offer can be done as voluntary action, as obligation
due to take over transaction, or as go public
mechanism. It was noted that some parties
conducted tender offer due to their obligation from
take over action which are Sumitomo Shoji
Chemicals Co. Ltd. on PT Summitplast Tbk., dan
Hapaco Properties Ltd. on PT Anugerah Tambak
Persada Tbk.
88Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
A K S I
K O R P O R A S I
C O R P O R A T E
A C T I O N S
Pada tahun ini, Companhia Vale do Rio Doce Canada Inc.
melakukan pengambilalihan PT International Nickel
Indonesia Tbk. Namun demikian perusahaan ini tidak
diwajibkan melakukan penawaran tender atas saham
PT International Nickel Indonesia Tbk. yang dimiliki publik
karena terbentur dengan Kontrak Kerja dengan
Pemerintah Indonesia. Kontrak Kerja tersebut, yang
merupakan pemenuhan terhadap Undang-Undang No.1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing,
mengharuskan adanya minimum kepemilikan domestik
pada PT International Nickel Indonesia Tbk.
In this year, Companhia Vale do Rio Doce Canada Inc
had taken over PT International Nickel Indonesia Tbk.
However, this company was waived to conduct tender
over on PT International Nickel Indonesia Tbk due to
constraint of The Law No. 1 Year 1967 concerning
Foreign Investment. The Law is stated about minimum
percentage of domestic share ownership
89Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
90Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I N V E S T M E N T
F U N D
R E K S A
D A N A
Tinjauan OperasionalOperational Review
Scott Alexander
5
The basic rule
of free
enterprise:
You must give
in order
to get.
F. REKSA DANA
Selama tahun 2006, industri Reksa Dana mulai
menunjukkan tanda-tanda ke arah kebangkitan
setelah sempat mengalami keterpurukan akibat
massive redemption yang terjadi pada tahun 2005.
Hal itu terlihat dari pertumbuhan total Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana sampai dengan akhir
tahun 2006 yang telah mencapai angka 51,43
triliun atau mengalami kenaikan sebesar 74,93%
jika dibandingkan posisi total NAB per akhir tahun
2005 sebesar 29,40 triliun. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa kepercayaan investor
F. INVESTMENT FUND
During 2006, Investment fund industry showed
some positive signals after suffered a massive
redemption in 2005. It can be seen from the
increasing of the Net Asset Value from Rp29,40
Trillion in 2005 to Rp51,43 Trillion in 2006 (or
increased to 74,93%). This condition suggested
that the investor confidence to the industry has
been restored and started to grow up.
The increase of the net asset value recorded
highest on the capital protected investment fund
which rises to 276.53%, thus followed by Money
91Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
R E K S A
D A N A
I N V E S T M E N T
F U N D
terhadap industri Reksa Dana sudah mulai pulih.
Kenaikan NAB yang cukup signifikan terjadi pada jenis
Reksa Dana Terproteksi yaitu sebesar 276,53%
kemudian disusul Reksa Dana Pasar Uang (82,67%),
Reksa Dana Saham (67,18%), Reksa Dana Campuran
(54,14%), dan yang terakhir adalah Reksa Dana
Pendapatan Tetap (40,74%). Dilihat dari komposisinya
terhadap total NAB secara keseluruhan, Reksa Dana
Terproteksi juga mengalami peningkatan proporsi yang
cukup signifikan yaitu dari sekitar 10% pada tahun
2005 menjadi sekitar 22% pada akhir tahun 2006.
Perkembangan yang cukup menggembirakan pada
industri Reksa Dana tersebut tidak terlepas dari
membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia selama
tahun 2006. Sejak bulan Mei 2006, Bank Indonesia
telah beberapa kali menurunkan BI rate-nya menjadi
9,75% atau turun sebesar 300 bps dibanding pada
awal tahun 2006 yang mencapai 12,75%. Selain itu,
Moody»s Rating Services telah menaikkan rating obligasi
Indonesia dari B2 menjadi B1 begitu juga halnya
dengan Standard & Poor»s yang menaikkan rating kredit
jangka panjang dari B+ menjadi BB-. Hal tersebut
berdampak pada membaiknya harga obligasi sehingga
membuat investor lebih tertarik untuk melakukan
investasi pada instrumen obligasi yang merupakan
bagian terbesar dalam portofolio Reksa Dana. Pasar
obligasi di Indonesia juga telah mengalami perbaikan
infrastruktur yaitu dengan diterbitkannya Peraturan
Nomor X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi,
dimana PT. Bursa Efek Surabaya berperan sebagai
Penerima Laporan Transaksi Obligasi (PLTO) sehingga
pemantauan harga dan transaksi obligasi dapat
dilakukan secara lebih transparan.
Situasi yang cukup kondusif tersebut mendorong
Bapepam - LK untuk mengeluarkan kebijakan berupa
pencabutan surat Bapepam - LK nomor S-2776/PM/
2005 tanggal 7 Oktober 2005 yang melarang untuk
sementara proses Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana
Pendapatan Tetap. Dengan tidak berlakunya surat
tersebut maka para Manajer Investasi diperbolehkan
kembali untuk mengajukan Pernyataan Pendaftaran
Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Sepanjang tahun 2006 Bapepam - LK telah
memberikan Pernyataan Efektif sebanyak 99 Reksa
Dana sehingga total jumlah Reksa Dana yang ada saat
ini adalah sebanyak 402 Reksa Dana yang dikelola oleh
69 Manajer Investasi atau mengalami peningkatan
sebesar 22,56% jika dibandingkan dengan tahun
Market Investment Fund (82.67%), Equity
Investment Fund (67.18%), Balanced Investment
Fund (54.14%) and finally Fixed Income
Investment Fund (40.74%). Additionally, if seen
from the percentage of the total net asset value,
the capital protected fund was also recorded
significant growth from 10% in 2005 to 22% in
2006.
The substantial growth in the investment fund
industry was mainly caused by good climate on
Indonesian macro economy during 2006. Since
May 2006, The Central Bank rate (SBI rate in
Indonesia acronym) decreased more than one
times to reach 9.75 at the end of 2006 compared
to 12.75% in the beginning of the same year or
decreased 300 bps. At the same time, Moody»s
Rating Services and Standard & Poor»s increased
Indonesia»s Bonds rating from B2 to B1 and B+ to
BB- respectively. Furthermore, the significant
increase on bonds prices attracted investor to
enlarge their investment on bonds by which still
the biggest underlying asset in the Investment
fund portfolio. In line with this situation, Bapepam
- LK issued Rule No. X.M.3 concerning Bonds
Trading Report by which PT Surabaya Stock
Exchange or (PT Bursa Efek Surabaya in
Indonesian acronym) to be in charged as Bonds
Transaction Reporting Agency (PLTO in Indonesia
acronym) so the bonds transaction become more
transparent.
Additionally, to encourage the development of
investment fund, Bapepam - LK revoked the letter
No. S-2776/PM/2005 dated October 7, 2005
regarding the Temporary Prohibition for
Investment Manager to Submit the Registration
Statement for Fixed Income Investment Fund. As a
result, all investment Managers were prohibited to
submit their registration statement for fixed
income investment fund.
Throughout 2006, Bapepam - LK issued
declaration of effectiveness for 99 investment
funds, thus by 2005, the total number of
investment fund was 402 funds which were
managed by 69 Investment Managers or an
increase of 22.56% compared to that of previous
92Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
R E K S A
D A N A
I N V E S T M E N T
F U N D
sebelumnya yaitu sebanyak 328 Reksa Dana. Dari jumlah
tersebut, Reksa Dana Pendapatan Tetap masih
mendominasi dengan proporsi sebesar 39,8% atau turun
sebesar 22,7% dari tahun 2005 yang proporsinya
mencapai 51,5%. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi
pada Reksa Dana Terproteksi yang mengalami peningkatan
sekitar 245% menjadi sebanyak 76 Reksa Dana dari
sebanyak 22 Reksa Dana pada tahun sebelumnya.
Dalam rangka memberikan alternatif produk investasi
Reksa Dana kepada para pemodal, Bapepam - LK
menerbitkan satu peraturan baru yaitu Peraturan Nomor
IV.B.3 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa
Efek. Produk Reksa Dana ini diadopsi dari bentuk
Exchange Traded Fund (ETF), yaitu Reksa Dana yang
portofolionya diambil dari Efek replika dari indeks Efek
yang diperdagangkan di Bursa Efek (index tracking fund)
dan Efek Reksa Dana dimaksud diperdagangkan di Bursa
Efek. Namun Reksa Dana yang dimaksud dalam peraturan
ini tidak hanya mencakup ETF saja melainkan juga meliputi
jenis Reksa Dana yang saat ini sudah dikembangkan di
Pasar Modal Indonesia, seperti Reksa Dana Terproteksi,
Reksa Dana dengan Penjaminan dan Reksa Dana Indeks,
yang portofolionya mencakup baik Efek yang
diperdagangkan di Bursa Efek maupun yang tidak.
Dalam pembentukannya, Reksa Dana ini melibatkan
kontrak antara Manajer Investasi dengan Sponsor (jika
ada) dimana pihak Sponsor berkewajiban untuk
menyerahkan Efek yang membentuk portofolio atau uang
guna membentuk portofolio Reksa Dana dimaksud. Untuk
menjamin kesinambungan Reksa Dana, Sponsor
melakukan komitmen untuk tidak melakukan redemption
atas Efek atau uang yang diserahkannya sampai dengan
periode waktu tertentu. Selain itu, Manajer Investasi juga
wajib menunjuk Dealer Partisipan untuk bertindak sebagai
market maker.
Manajer Investasi dan Penasehat Investasi
Selama tahun 2006, jumlah Perusahaan Efek yang
mendapatkan izin usaha sebagai Manajer Investasi dari
Bapepam - LK adalah sebanyak 6 (enam) perusahaan dan
sebanyak 2 (dua) Manajer Investasi dicabut izin usahanya
karena tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sedangkan 1 (satu) perusahaan
dicabut izin usahanya karena perusahaan yang
bersangkutan mengembalikan izinnya kepada Bapepam -
LK. Secara kumulatif jumlah Manajer Investasi adalah
sebanyak 108 perusahaan atau meningkat sebesar 2,86%
dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut terdapat 90
year which was 328 funds. From that total, fixed
income investment fund still be the largest portion
which reached 39.8% or a decreased of 22.7%
compared to that of previous year which of portion
reached 51.5%. Meanwhile, the number of capital
protected investment fund recorded a significant
increase which rose about 245% or 76 investment
funds compared to that of previous year which was
only 22 investment funds.
In order to provide various alternative products of
investment fund for investor, Bapepam - LK issued rule
no. IV.B.3 regarding Investment Fund in the Form of
Collective Investment Scheme in which the
Participation Units are traded in the Stock Exchange.
This product is adopted from Exchange Traded Fund, a
tracking index fund in which its portfolio mirroring its
stock exchange portfolio index. However, this rule
covers not only about ETF but also the existing
Investment Fund which has been developed in
Indonesian Capital Market such as, Protected Fund,
Guaranteed Fund, and Index Fund of which portfolio
contained exchange traded and non-exchange traded
securities.
In creating the ETF product, the contract must be
signed between Investment Manager and Sponsor (if
any) in which the sponsor required to provide
securities or in-kind funds. In order to shelter the
continuity of Investment Fund, Sponsors must have a
commitment not to redeem the securities or in-kind
funds that have been invested for a certain period of
time. Moreover, Investment Manager has to appoint
Dealer Participant as the market maker.
Investment Advisor and Invesment Manager
In the period of 2006, Bapepam - LK granted six
Securities Company licenses to Invesment Managers
and revoked the license of two Investment Managers
due to breaches on regulation and one Investment
Manager returned its license to Bapepam - LK. As a
cumulative, the total number of Investment Manager
for the year 2006 was 108, representing an increase
of 2,86% compared to the previous year.
From that number, 90 Investment Managers managed
93Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
R E K S A
D A N A
I N V E S T M E N T
F U N D
Manajer Investasi yang mengelola dana nasabah dan
sebanyak 44 Manajer Investasi mempunyai izin lainnya baik
sebagai Perantara Pedagang Efek dan/atau Penjamin Emisi
Efek.
Jumlah dana pihak ketiga yang dikelola oleh Manajer
Investasi mencapai Rp78,68 triliun atau mengalami
peningkatan sekitar 63,68% dibandingkan dengan tahun
2005 yaitu sebesar Rp48,07 triliun. Jumlah nasabah juga
mengalami peningkatan sebesar 110,63% menjadi 2.022
nasabah dari sebanyak 960 nasabah pada tahun 2005.
Dana nasabah dari dalam negeri masih mendominasi
dengan proporsi sebesar 97,33% dari total dana
keseluruhan meskipun jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya proporsi ini mengalami penurunan sebesar
1,84%. Sedangkan proporsi dana dari nasabah luar negeri
mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2005
menjadi 2,67% pada tahun 2006.
Selama tahun 2006 Bapepam - LK tidak memberikan izin
baru kepada Penasehat Investasi sehingga jumlah
Penasehat Investasi tetap sebanyak 9 (sembilan) pihak yang
terdiri dari 5 (lima) izin orang perseorangan sebagai
Penasehat Investasi dan 4 (empat) izin Penasehat Investasi
berbentuk Perseroan termasuk di dalamnya adalah 3 (tiga)
perusahaan Penasehat Investasi yang melakukan kegiatan
sebagai Pemeringkat Efek.
Wakil Manajer Investasi dan Wakil Agen
Penjual Reksa Dana
Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah memberikan izin
orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI)
kepada 107 orang sehingga total jumlah WMI yang ada
saat ini adalah sebanyak 1.619 orang atau mengalami
peningkatan sebesar 7,08% dari tahun sebelumnya yaitu
sebanyak 1.512 orang. Pemegang izin orang perseorangan
sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu dari
11.669 pada tahun 2005 menjadi 13.715 pada tahun 2006
atau mengalami kenaikan sebesar 17,53%.
Selanjutnya, untuk memberikan payung hukum terhadap
keberadaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) maka
pada bulan Agustus 2006 Bapepam - LK telah
mengeluarkan Peraturan Nomor V.B.3 tentang Pendaftaran
Agen Penjual Efek Reksa Dana, namun hingga saat ini
belum ada Pihak yang mengajukan pendaftaran sebagai
APERD kepada Bapepam dan LK. Selain itu Bapepam - LK
juga telah mengeluarkan 2 (dua) peraturan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan pemasaran dan penjualan
client»s fund, and 44 of them had licenses as Broker
Dealer as well as Underwriter.
The amount of investor fund that was managed by
the Investment Manager increased 63,68% from
Rp48,07 trillion in 2005 to Rp78,68 trillion in 2006.
The total number of clients went up by 110,63%,
from 960 clients in 2005 to 2.022 clients in 2006.
The domestic clients still have dominant proportion
by 97,33% from the total amount of the fund.
However, compared to 2005 there was a decrease of
1,84%. Meanwhile, the proportion of foreign clients
increased from 0,83% in 2005 to 2,67% in 2006.
During year 2006, Bapepam - LK granted no new
license as Investment Advisor, thus the total number
of Investment Advisor was nine parties which consist
of five individual licenses and four company/
institution licenses containing three Investment
Advisors as Credit Rating Company.
Investment Manager Representative and
Investment Fund Sales Agent Representative
During year 2006, Bapepam - LK granted individual
licenses as Investment Manager Representative (WMI
in Indonesia acronym) to 107 people thus the total
number of existing WMI in 2006 was 1.619,
representing an increase of 7,08% compared to that
of previous year which was 1.512 people. The total
number of people who have individual licenses as
Investment Fund Sales Agent Representative
(WAPERD in Indonesia acronym) have significantly
increased that is from 11.669 in year 2005 becoming
13.715 in year 2006 or representing an increase of
17,53%.
Furthermore, to give the legal formal of the existence
of Investment Fund Sales Agent (APERD in Indonesia
acronym), on August 2006 Bapepam - LK issued
Bapepam Rule No. V.B.3 concerning Investment Fund
Sales Agent Registration. However, there is no party
submitting registration as APERD license till the end
of 2006. Bapepam - LK has also issued two rules
concerning Investment Fund marketing and selling
activities. By issuing this rule, it is expected that
94Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
R E K S A
D A N A
I N V E S T M E N T
F U N D
Efek Reksa Dana. Keberadaan peraturan tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya kekeliruan
penyampaian informasi dalam memasarkan produk
Reksa Dana.
Aktivitas Pengawasan
Dalam rangka menguji kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, penerapan prinsip
kehati-hatian dan manajemen resiko, serta kinerja Reksa
Dana, Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan
kepatuhan berkala terhadap 34 (tiga puluh empat)
Reksa Dana. Jenis pelanggaran yang umumnya
ditemukan adalah berupa penentuan Nilai Pasar Wajar
dari Efek dalam portofolio Reksa Dana di luar batas
toleransi (standar deviasi) yang telah ditentukan dan
pelanggaran atas Peraturan Bapepam Nomor IV.B.1
tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif.
Selama tahun 2006 Bapepam - LK juga telah melakukan
pemeriksaan kepatuhan berkala terhadap 14 (empat
belas) Manajer Investasi. Dari hasil pemeriksaan
tersebut,5 (lima) Manajer Investasi diberikan surat
teguran, 2 (dua) Manajer Investasi dilimpahkan ke Biro
Pemeriksaan dan Penyidikan, dan sisanya sedang dalam
proses pemeriksaan kepatuhan. Selanjutnya Bapepam -
LK meminta kepada masing-masing Manajer Investasi
tersebut untuk memenuhi persyaratan dalam
menjalankan kegiatan usaha guna pemenuhan
ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal.
Selain itu, pada tahun 2006 Bapepam - LK juga telah
melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 1 (satu)
Penasehat Investasi berbentuk perseroan dan telah
dilimpahkan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan serta
kepada yang bersangkutan telah dikenakan sanksi
administratif berupa denda.
misinformation in marketing the Investment Fund
products can be eliminated.
Monitoring Activity
In order to test the compliance to regulation,
implementation of risk management and prudential
principles, and also Investment Fund performance,
Bapepam - LK conducted compliance inspection to 34
Investment Funds. Violation on Bapepam Rule No.
IV.C.2 concerning Fair Market Value of Securities in
Investment Fund Portfolio and Bapepam Rule No.
IV.B.1 concerning Collective Investment Contract Fund
Management Guidance was dominant case.
During year 2006, Bapepam - LK also conducted
regular compliance test to 14 Investment Managers.
Based on the compliance test, Bapepam - LK imposed
written admonition to five Investment Managers, sent
2 Investment Managers to Enforcement Bureau, and
the remaining were still in progress. Bapepam - LK
ordered to each of Investment Managers to fullfill the
requirement of capital market regulations in engaging
their business activities.
In addition, Bapepam - LK also conducted compliance
test to an Investment Advisor Company and sent it to
Enforcement Bureau and imposed administrative
sanction in the form of fine.
95Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
96Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Proverbs
5
Fear of Lord
is the
beginning of
wisdom.
S H A R I A C A P I T A L
M A R K E T
P A S A R M O D A L
S Y A R I A H
G. PASAR MODAL SYARIAH
Pengembangan Pasar Modal Syariah telah
menjadi salah satu program pengembangan
Pasar Modal Indonesia yang telah
dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal
Indonesia hingga tahun 2009. Beberapa hal
prioritas yang dapat mendukung program
pengembangan tersebut telah dicapai pada
tahun 2006 ini.
G. SHARIA CAPITAL MARKET
Development of Sharia Capital Market had been
included as one of development programs of
Indonesian capital market as stated in Indonesia
Capital Market Master Plan 2009. A number of
priority measures to support the program were
taken in 2006.
97Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A S A R M O D A L
S Y A R I A H
S H A R I A C A P I T A L
M A R K E T
1. Pembentukan Unit Eselon III dan
pelantikan Pejabat Eselon III
Tahun 2006 menjadi pijakan pengembangan pasar
modal syariah yang komprehensif. Hal ini ditandai
dengan dilantiknya pejabat yang bertanggung jawab
untuk membawahi unit eselon III (Bagian) yang
berwenang dalam pengembangan kebijakan pasar
modal syariah pada bulan Juli 2006. Pelantikan ini
merupakan kelanjutan dari reorganisasi Bapepam - LK
yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan
berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 606/KMK.01/
2005 tanggal 30 Desember 2005. Pelantikan tersebut
menjadikan unit eselon III yang telah dibentuk pada
akhir tahun 2005 tersebut menjadi efektif dalam
menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam
pengembangan pasar modal syariah.
2. Penerbitan Paket Peraturan tentang Penerapan
Prinsip Syariah di Pasar Modal
Pengembangan Pasar Modal Syariah telah menjadi
salah satu program dalam Paket Kebijakan Sektor
Keuangan yang telah diterbitkan Pemerintah. Prioritas
utama dalam tahun 2006 adalah membangun
kerangka-kerangka hukum untuk menfasilitasi
pengembangan produk pasar modal berbasis syariah.
Sejalan dengan prioritas sasaran dan target yang telah
ditetapkan, Pada 23 November 2006, Bapepam - LK
melalui Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor Kep-
130/BL/2006 dan Nomor Kep-131/BL/2006 telah
menerbitkan satu paket regulasi yang terkait dengan
penerapan prinsip syariah di Pasar Modal, yaitu
Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-
akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal. Proses penyusunan peraturan ini juga
melibatkan pihak Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan pelaku pasar lainnya.
Partisipasi aktif dari DSN-MUI menghasilkan peraturan
yang telah selaras dengan prinsip syariah. Terhadap
peraturan tersebut, DSN-MUI, melalui surat No.
B-271/DSN-MUI/XI/2006 tanggal 24 November 2006,
juga menyatakan bahwa secara umum peraturan
tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-
MUI.
3. Penyusunan Standar Akuntansi Syariah
Bapepam - LK aktif terlibat dalam penyusunan Standar
Akuntansi Keuangan Syariah yang dikordinasikan oleh
1. Establishment of Echelon III Unit and
installation of its Head
Year 2006 was a stepping stone for comprehensive
development of sharia capital market. This was
marked by the installation of an official to head an
echelon III unit (Division) responsible for developing
policies of sharia capital market in July 2006. This
installation was the follow up of the reorganization
package taken by Bapepam - LK as approved by
Minister of Finance based on Decree No. 606/
KMK.01/2005 dated December 30, 2005. And
thanks to this installation, the echelon III unit that
was just established in late 2005 could be up and
running to perform its duties and functions
developing sharia capital market.
2. Issuance of Regulation Package Concerning
Implementation of Sharia Principles in
Capital Market
Development of Sharia capital market was included
in Financial Sector Policy Package issued by the
Government. Priority program for 2006 was to build
regulatory framework to facilitate further
development of shariah-based products in capital
market. Along the line of this priority, on November
23, 2006 Bapepam - LK through its Chairman
Decision No. Kep-130/BL/2006 and No. Kep-131/BL/
2006 issued a regulation package regarding
implementation of sharia principles in capital market
that included Rule Number IX.A.13 regarding
Issuance of Sharia Securities and Rule Number
IX.A.14 regarding Contracts Employed in Issuance of
Sharia Securities in Capital Market. The process of
drafting this regulation package involved National
Sharia Board of Indonesian Ulama Council (or DSN-
MUI in Indonesian acronym) and other market
players. Active participation from DSN-MUI
produced regulations that were in line with sharia
principles. Commenting on the regulation package,
DSN-MUI expressed in its letter No. B-271/DSN-MUI/
XI/2006 dated 24 November 2006 that those rules
were in no contradiction with sharia principles and
legal rulings issued by DSN-MUI.
3. Drafting Sharia Accounting Standards
Bapepam - LK was heavily involved in drafting
Accounting Standards for Sharia Finance which was
98Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P A S A R M O D A L
S Y A R I A H
S H A R I A C A P I T A L
M A R K E T
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Peran aktif
Bapepam - LK tersebut ditunjukkan dengan
keikutsertaan salah satu pejabat yang mewakili
Bapepam dalam keanggotan Komite Akuntansi
Syariah yang dibentuk oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI.
4. Perkembangan produk syariah di
Pasar Modal
Perkembangan produk Pasar Modal berbasis syariah
hingga akhir tahun 2006 tetap menunjukkan
kenaikan. Kinerja saham-saham yang termasuk ke
dalam Jakarta Islamic Index menunjukkan trend
yang naik, hal ini dapat dilihat dari pergerakan
indeks yang naik sebesar 55,83% yaitu dari 199,75
pada akhir tahun 2005 menjadi 311,28 pada akhir
tahun 2006. Kinerja JII ternyata lebih baik jika
dibandingkan dengan Indeks LQ45 yang naik 54,55
% dari 254,35 pada akhir tahun 2005 menjadi
393,11 pada akhir tahun 2006 dan IHSG yang naik
55,29 % dari 1.162,64 pada akhir tahun 2005
menjadi 1.805,52 pada akhir tahun 2006. Sejak
awal tahun hingga akhir tahun 2006 terdapat 1
(satu) emiten yang mendapatkan pernyataan efektif
dari Bapepam - LK untuk menawarkan obligasi
syariah ijarah dengan nilai emisi sebesar Rp200
miliar. Hal ini berarti, obligasi syariah telah tumbuh
sebesar 6% dan nilai emisi tumbuh 10% terhitung
sejak akhir tahun 2005. Secara kumulatif sampai
dengan akhir tahun 2006 total emiten telah
mendapat efektif dari Bapepam - LK untuk dapat
menerbitkan obligasi syariah mencapai 17 emiten
(10,49% dari total Emiten) dengan total nilai emisi.
Rp2,21 triliun.(2,15% dari total nilai emisi obligasi).
Selama tahun 2006 terdapat 6 (enam) Reksa Dana
Syariah yang mendapatkan Pernyataan Efektif. Hal
ini berarti reksa dana syariah telah tumbuh sebesar
35,3% dan Nilai aktiva bersih tumbuh 29,4%
terhitung sejak akhir tahun 2005. Secara kumulatif
hingga akhir tahun 2006 terdapat 23 Reksa Dana
Syariah (5,71% dari total Reksa Dana), dengan Nilai
Aktiva Bersih per 28 Desember 2006 sebesar
Rp723,40 miliar (1,40% dari total NAB Reksa Dana).
jointly organized with The Indonesian Institute of
Accountants (or IAI in Indonesian acronym). The
involvement was indicated by an appointment of
one Bapepam - LK official to sit in Sharia
Accounting Committee created by the Financial
Accounting Standards Board (or DSAK in
Indonesian acronym).
4. Development of Syariah-based products in
Capital Market
Development of sharia-based products in Capital
Market showed a steady increase. Performance of
shares in Jakarta Islamic Index (JII) posted a positive
trend. From 199.75 levels at 2005 year end, the
index climbed to 311.28 or 55.83% as of the end
of 2006. This performance was a bit better than
that of LQ45 which was up by 54.55% in the same
period, from 254.35 levels at the end of 2005 to
393.11 at the end of 2006. JII even surpassed the
performance of composite index in the Jakarta
Stock Exchange that recorded a 55.29% increase
from 1,162.64 at the end of 2005 to 1,805.52 at
the end of 2006. In the period of 2006 there was
one issuance of sharia bond using Ijarah contract
with total issuance value of IDR 200 billion. This
translated into 6% annual growth in term of total
number of bond issues and 10% annual growth in
term of issuance value in the period of 2005 alone.
In aggregate, up until the end of 2006 there were
a total of 17 sharia bond issuers (or 10.49% of
total bond issuers combined) with total value of
IDR 2.21 trillion (or 2.15% of total bond issuance
values combined).
There were 6 new sharia mutual funds licensed in
2006 alone. This means that in term of total
number of fund, there was a 35.3% annual
growth. In term of total net assets values there was
an annual growth of 29.4%. On the other hand,
there was a total of 23 sharia mutual fund (or
5.71% of total mutual funds combined) with total
net assets values of IDR 723.40 billion (or 1.40% of
total net assets values of all mutual funds).
99Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
100Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
William Hazlitt
5
As is our
confidence,
so is our
capacity.
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
H. LEMBAGA KEUANGAN PENGAWASAN
INDUSTRI ASURANSI
1. STRUKTUR PASAR
Jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia per 31
Desember 2006 adalah 415 perusahaan yang terdiri
atas 153 perusahaan asuransi, 4 perusahaan
reasuransi, dan 258 perusahaan penunjang usaha
asuransi.
Perusahaan asuransi terdiri dari 51 perusahaan
asuransi jiwa, 97 perusahaan asuransi kerugian,
2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial
H. FINANCIAL INSTITUTION MONITORING ON
INSURANCE INDUSTRY
1. MARKET STRUCTURE
As the end of December 2006, there were 415
companies having business licenses to operate
insurance business in Indonesia, which consists of
153 insurance companies, 4 reinsurance
companies, and 258 supporting insurance business
companies.
The insurance companies consist of 51 life
insurance companies, 97 non life insurance
companies, 2 companies administering social
101Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
& Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi
untuk PNS dan TNI & Polri.
Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 155
perusahaan pialang asuransi, 29 perusahaan pialang
reasuransi, 31 perusahaan penilai kerugian asuransi, 34
konsultan aktuaria, dan 9 agen asuransi. Perkembangan
jumlah perusahaan perasuransian dapat dilihat pada
ikhtisar Dalam Angka.
2. PERKEMBANGAN KEKAYAAN, INVESTASI DAN
PREMI INDUSTRI ASURANSI
Sampai dengan tahun 2005, laju pertumbuhan industri
asuransi komersial (Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, dan
Reasuransi) dan non komersial (Asuransi Sosial, Asuransi
PNS, dan Asuransi TNI dan Polisi) di Indonesia selama 5
tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup
menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
pertumbuhan kekayaan, investasi, dan perolehan premi.
Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi
tumbuh rata-rata sebesar 21% per tahun, dari sebesar
Rp64,9 triliun pada tahun 2001 menjadi sebesar
Rp140,040 triliun pada tahun 2005.
Perkembangan kekayaan industri asuransi dapat dilihat
pada Ikhtisar Dalam Angka.
Dari jumlah kekayaan yang dimiliki pada tahun 2005,
sebesar 85% diantaranya merupakan kekayaan produktif
berupa penempatan dalam berbagai instrumen investasi.
Porsi investasi tersebut sedikit meningkat dibandingkan
dengan tahun 2001 yang hanya sebesar sebesar 81%.
Pertumbuhan total investasi yang mencapai rata-rata
22% per tahun dari sebesar Rp52,9 triliun pada tahun
2001 menjadi sebesar Rp118,3 triliun pada tahun 2005
menunjukkan semakin meningkatnya kontribusi industri
asuransi sebagai salah satu sumber pembiayaan
pembangunan jangka panjang.
Dari sisi penerimaan premi, dari tahun 2001 s.d. tahun
2005 terjadi peningkatan penerimaan premi sebesar rata-
rata 19% per tahun.
Premi bruto industri asuransi di Indonesia pada tahun
2005 menjadi sebesar Rp45,36 triliun atau meningkat
93% dibanding dengan premi bruto pada tahun 2001
yang hanya sebesar Rp23,45. Premi bruto pada tahun
2005 tersebut mencapai 1,66% dari Produk Domestik
Bruto (PDB). Perkembangan premi bruto dan PDB dapat
dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.
3. PERKEMBANGAN ASURANSI KOMERSIAL
Pertumbuhan industri asuransi komersial dari tahun 2001
insurance program and workers social security, and 3
companies administering insurance for civil servants
and armed forces and police.
Whereas, the supporting insurance companies
consist of 155 insurance brokers companies, 29
reinsurance brokers companies, 31 loss adjusters
companies, 34 actuarial consultants, and 9 insurance
agents. The growth of total insurance companies
can be seen in The Year in Number.
2. THE GROWTH OF ASSETS, INVESTMENTS,
AND PREMIUMS OF INSURANCE INDUSTRY
By the end of year 2005, the growth of commercial
insurance industry (life insurance, non life insurance,
and reinsurance) and non commercial insurance
industry (social insurance program, civil servant and
armed forces insurance programs) in Indonesia
within the last five years, showed significant
increase. This can be seen from assets, investments
and gross premium. During that period, total assets
of insurance industries grew in average by 21% per
annum, from Rp64,9 trillion in 2001 to Rp140,040
trillion in 2005.
The growth of total assets of insurance industry can
be seen in The Year in Number.
Out of total assets on year 2005, 85% were
productive assets in the form of investment
placement. The portion of the investment increased
slightly from 81% in 2001.
The growth of investment on average at 22% per
annum from Rp52,9 trillion in 2001 to Rp118,3
trillion in 2005 shown an increasing trend of
insurance industry»s contribution as one of long term
financing resources.
During year 2001 to 2005, the amount of gross
premium experienced significant increase, on
average by 19% per annum.
The gross premium of Indonesia insurance industry
in 2005 was Rp45,36 trillion, an increase of 93%
compared to that of year 2001 which was Rp23,45
trillion. Meanwhile, the ratio of the gross premium
to the Gross Domestic Product (GDP) in 2005 was
1,66%. The growth of gross pemiums and GDP can
be seen in The Year in Number.
3. THE GROWTH OF COMMERCIAL INSURANCE
The growth of commercial insurance industry from
102Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
s.d. tahun 2006 menunjukkan perkembangan
yang cukup baik. Selama periode tersebut,
kekayaan industri asuransi komersial tumbuh rata-
rata sebesar 21% per tahun, dari sebesar Rp37,25
triliun pada tahun 2001 menjadi sebesar Rp95,31
triliun pada tahun 2006.
Perkembangan kekayaan asuransi komersial dapat
dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.
Dari jumlah kekayaan yang dimiliki asuransi
komersial pada tahun 2006, sebesar Rp78,63
triliun berupa penempatan dalam berbagai jenis
instrumen investasi. Jumlah investasi tersebut
meningkat sebesar 30% dibanding dengan tahun
2005.
Selama tahun 2001 s.d. tahun 2006, total
investasi mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 24% per tahun, dari sebesar Rp26,75
triliun menjadi sebesar Rp78,63 triliun.
Dalam periode tahun 2001 s.d. 2006, premi
asuransi jiwa tumbuh sebesar 221%, dari Rp9,1
triliun menjadi Rp29,19 triliun. Pesatnya
pertumbuhan premi asuransi jiwa dimotori oleh
berkembangnya produk-produk yang
mengandung unsur investasi.
Sementara itu, perkembangan premi asuransi
kerugian cukup lamban seiring dengan lambannya
pertumbuhan ekonomi riil. Dalam periode 2001-
2006, premi asuransi kerugian hanya tumbuh
sebesar 79%, dari Rp9,98 triliun pada tahun 2001
menjadi Rp17,91 triliun pada tahun 2006.
Lambannya pertumbuhan premi asuransi kerugian
kemungkinan disebabkan tidak adanya obyek
asuransi baru sehingga kenaikan premi asuransi
kerugian diindikasikan disebabkan oleh kenaikan
nilai uang pertanggungan yang dipengaruhi oleh
inflasi.
Dengan demikian, secara keseluruhan premi
asuransi komersial tumbuh sebesar rata-rata
19,75% per tahun, dari Rp19,13 triliun pada
tahun 2001 menjadi Rp47,11 triliun pada tahun
2006. Perkembangan premi dan klaim asuransi
Komersial (dalam jutaan rupiah) dapat dilihat pada
Ikhtisar Dalam Angka.
Kontribusi sektor asuransi terlihat nyata ketika
terjadi pembayaran klaim asuransi. Pembayaran
klaim asuransi mempercepat proses pemulihan
bagi pelaku usaha yang terkena musibah.
Pada tahun 2001 s.d. tahun 2006, klaim yang
year 2001 to year 2006 shown quite impressive
figure. From 2001 to 2006 the assets of
commercial insurance industry on average grew at
21% per annum, from Rp37,25 trillion in 2001 to
Rp95,31 trillion in 2006.
The commercial insurance assets can be seen in
The Year in Number.
By the end 2006, out of that total assets, Rp78,63
trillion are productive assets, invested in the
various investment vehicles, or representing a 30%
increase in the investment if compared to that of
2005.
During 2001 to 2006, the total investment rose on
average by 24% per annum, from Rp26,75 trillion
to Rp78,63 trillion in 2006.
In period of 2001 to 2006, life insurance premium
rose by 221% from Rp9,1 trillion in 2001 to
Rp29,19 trillion in 2006. The rapid growth of life
insurance premium has been affected by the
development of investment linked products.
On the other hand, the growth of premium in non
life insurance was decelerated, in respond to the
slowing down the real sector. In the period of
2001 to 2006, non life insurance premium only
increased by 79% from Rp9,98 trillion in 2001 to
Rp17,91 trillion in 2006. Lack of new insurance
object contributed to this slump, thus the increase
in the non life insurance was triggered by the
increased value of the sum insured due to inflation
rate.
Thus, in overall, the premium of commercial
insurance industry grew on average by 19,75%
per annum, from 2001 to 2006 or from Rp19,13
trillion in 2001 to Rp47,11 in 2006. The growth of
premiums and claims of commercial insurance (in
billion rupiah) can be seen in The Year in Number.
The contribution of insurance sector can be
obviously seen when insurance paid the claim. The
payment of insurance claims will accelerate the
recovery of the insured business that was inflicted
by disaster.
During 2001 to 2006, claims paid by life insurance
103Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
dibayar asuransi jiwa tumbuh sebesar 23,63% per
tahun, dari sebesar Rp5,25 triliun pada tahun 2001
meningkat menjadi Rp15,16 triliun pada tahun 2006.
Sedangkan klaim yang dibayarkan asuransi kerugian
meningkat rata-rata sebesar 8,32% per tahun, dari
sebesar Rp5,77 triliun pada tahun 2001 meningkat
menjadi Rp8,60 triliun pada tahun 2006.
Dengan demikian, secara keseluruhan klaim asuransi
komersial meningkat sebesar rata-rata 16,61% per
tahun, yaitu dari Rp11,02 triliun pada tahun 2001
menjadi Rp23,76 triliun pada tahun 2006.
4. ASURANSI SYARIAH
Sampai dengan akhir tahun 2006, terdapat 1
perusahaan asuransi kerugian dan 2 perusahaan
asuransi jiwa syariah. Selain itu, terdapat 15 perusahaan
asuransi kerugian konvensional, 3 perusahaan
reasuransi konvensional, dan 10 perusahaan asuransi
jiwa konvensional yang memiliki kantor cabang dengan
prinsip syariah. Rekapitulasi neraca dan laporan laba
rugi industri asuransi syariahdapat dilihat pada Ikhtisar
Dalam Angka.
5. PRODUK UNIT LINK
Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk
asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pada
tahun 2006 sebanyak 22 perusahaan. Ringkasan Neraca
dan Laporan Laba Rugi perusahaan asuransi jiwa yang
memasarkan produk yang terkait investasi dapat dilihat
pada Ikhtisar Dalam Angka.
6. BANCASSURANCE
Jumlah persetujuan bancassurance yang diberikan
kepada perusahaan asuransi jiwa dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2006 meningkat rata-rata sebesar
51%, sedangkan jumlah persetujuan bancassurance
yang diberikan kepada perusahaan asuransi kerugian
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat
rata-rata sebesar 220%. Perkembangan jumlah
perusahaan perasuransian yang melakukan pemasaran
melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dapat
dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.
7. PENGAWASAN PERUSAHAAN
PERASURANSIAN
7.1. Analisis Laporan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2005 dan tiga
grew by 23,63% per annum. In year 2001, life
insurance sector paid claims amounted to Rp5,25
trillion and increased to Rp15,16 trillion in 2006.
Whereas the claims paid by non life insurance from
2001 to 2006 increased on average by 8,32% per
annum. In year 2001, non life insurance sector paid
claims amounted to Rp5,77 trillion and rose to
Rp8,60 trillion in 2006.
Thus, in overall, the claims of commercial insurance
industry grew on average at 16,61% per annum,
from 2001 to 2006 or from Rp11,02 trillion in 2001
to Rp23,76 trillion in 2006.
4. SHARIA INSURANCE
By the end of 2006, there were 1 non life fully
sharia insurance company and 2 life fully sharia
insurance companies. Besides, there were 15
conventional non life insurance companies, 3
conventional reinsurance companies, and 10
conventional life insurance companies which have
branch office operated based on sharia principles.
The summary of balance sheet and income
statement of sharia insurance industry can be seen
in The Year in Number.
5. UNIT LINK PRODUCTS
By the end of year 2006, there were 22 life
insurance companies which sold investment linked
products (e.g. unit link products). Summary of
balance sheet and income statement of life
insurance companies which sold investment linked
products can be seen in The Year in Number.
6. BANCASSURANCE
The number of bancassurance approval granted to
life insurance companies from 2004 to 2006
showed significant growth, which on average
was 51% per annum meanwhile the amount of
bancassurance approval granted to non life
insurance companies from 2004 to 2006 also
posted impressive growth, on average rose by 220%
per annum. The growth of insurance company that
marketing their products through cooperation with
the bank can be seen in The Year in Number.
7. MONITORING ACTIVITIES TO INSURANCE
COMPANIES
7.1. Analysis of Financial Report
Insurance and Reinsurance Companies
According to Annual Financial Reports year 2005
104Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
Laporan Triwulanan Tahun 2006, berikut ini adalah
jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
yang memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas
dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.
Sedangkan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan Batas
Tingkat Solvabilitas dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam
Angka.
Selain harus memenuhi ketentuan tentang tingkat
solvabilitas, Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi juga harus memenuhi ketentuan
Perimbangan Investasi. Jumlah Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi yang memenuhi ketentuan
tersebut dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.
Adapun jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan tentang
Perimbangan Investasi dapat dilihat pada Ikhtisar
Dalam Angka.
Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
Ditahun 2006, tingkat kepatuhan Perusahaan Pialang
Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi terhadap
ketentuan tentang premi yang belum disetor selama
tahun 2005 dapat dilihat pada Ikhtisar
Dalam Angka.
7.2. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian
Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah melakukan
pemeriksaan terhadap 54 perusahaan perasuransian
dengan perincian sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1
berikut ini :
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bapepam - LK telah
menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan
asuransi, sebagai berikut:
and three Quarter Financial Report year 2006,
summary of insurance and reinsurance companies
which meet Solvency Margin Requirement can be
seen in The Year in Number.
Meanwhile, summary of Insurance and Reinsurance
Companies which fail to meet Solvency Margin
requirement can be seen in The Year in Number.
Besides Solvency Margin Requirement, Insurance and
Reinsurance Company also have to meet
Requirement on Balance of Investment. Summary of
Insurance and Reinsurance Companies which meet
the provision can be seen in The Year in Number.
Meanwhile, Summary of Insurance and Reinsurance
Companies which fail to meet Provision concerning
Balance of Investment can be seen in The Year in
Number.
Supporting Insurance Companies
In year 2006, the compliance level of Insurance and
Reinsurance Broker on provision on ratio of owing
premium can be seen in The Year in Number.
7.2. Examination of Insurance Companies
During year of 2006, Bapepam - LK conducted
examination on 54 insurance companies, detailed
examination shown in the following table :
Based on examination, Bapepam - LK
has imposed sanction on some insurance companies,
as follow:
TABEL 1.1 / TABLE 1.1
PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN
EXAMINATION ON INSURANCE COMPANIES
Jenis PerusahaanType of Insurance Companies
* : termasuk 1 pemeriksaan untuk perusahaan asuransi sosial
Jenis Pemeriksaan
Type of Examination Total
Regular IrregularPerusahaan Asuransi Jiwa / Life Insurance Companies 7 4 11Perusahaan Asuransi Kerugian / Non Life Insurance Companies * 11 3 14Perusahaan Reasuransi / Reinsurance Companies 1 - 1Perusahaan Pialang Asuransi / Insurance Broker Companies 8 10 18Perusahaan Pialang Reasuransi / Reinsurance Broker Companies 7 3 10Total 34 20 54
* : Including 1 examination for social insurance company
105Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
a. Tingkat Solvabilitas
Terdapat lima perusahaan terdiri dari tiga
perusahaan asuransi jiwa dan dua perusahaan
asuransi kerugian yang belum memenuhi
ketentuan tingkat solvabilitas dan telah dikenai
Sanksi Administratif.
b. Dukungan Reasuransi Otomatis
Terdapat dua perusahaan asuransi yang belum
memenuhi ketentuan dukungan reasuransi
otomatis dan telah dikenai Sanksi Administratif.
c. Deposito Jaminan
Terdapat dua perusahaan asuransi yang belum
memenuhi ketentuan deposito jaminan dan telah
dikenai Sanksi Administratif.
d. Pembayaran Klaim
Terdapat lima perusahaan asuransi yang
melanggar ketentuan mengenai pembayaran
klaim dan telah dikenai Sanksi Administratif.
e. Perimbangan Investasi
Terdapat empat perusahaan asuransi yang belum
memenuhi ketentuan mengenai rasio investasi dan
telah dikenai Sanksi Administratif.
f. Direksi Perusahaan
Terdapat satu perusahaan yang melanggar
ketentuan perangkapan jabatan eksekutif di
tempat lain. Selain itu, terdapat satu perusahaan
asuransi yang dikenai sanksi administratif karena
direksinya belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai di bidang pengelolaan
risiko.
g. Komisaris Independen
Enam perusahaan asuransi belum memenuhi
ketentuan Komisaris Independen dan telah dikenai
Sanksi Administratif.
h. Tenaga Ahli
Terdapat satu perusahaan asuransi kerugian yang
belum mempunyai tenaga ahli dan telah dikenai
Sanksi Administratif.
i. Pembentukan Cadangan Klaim
Tiga perusahaan asuransi belum memenuhi
ketentuan pembentukan cadangan klaim dan telah
dikenai Sanksi Administratif.
a. Solvency Margin
Five companies which consist of three life
insurance companies and two general
insurance companies failed to meet solvency
margin requirements and were imposed with
Administrative Sanction.
b. Automatic Reinsurance Program (Treaty)
Two insurance companies failed to meet
provision on automatic reinsurance (treaty)
and were imposed with Administrative
Sanction.
c. Compulsory Minimum Deposit
Two insurance companies failed to meet
provision of Compulsory Minimum Deposit
and were imposed with Administrative
Sanction.
d. Payment of Claim
Five insurance companies failed to meet
provision on Payment of Claim and were
imposed with Administrative Sanction.
e. Balance of Investment
Four insurance companies failed to meet
provision on Ratio of Investment and were
imposed with Administrative Sanction.
f. Executive Director of Companies
One company failed to meet provision on
prohibition of same executive position in
other companies and were imposed with
Administrative Sanction. Moreover, there
was one insurance company imposed with
Administrative Sanction because its
executive director does not have adequate
knowledge on risk management.
g. Independent Commissioner
Six insurance companies were imposed
Administrative Sanction because did not
satisfy provision on Independent
Commissioner.
h. Insurance Expert
A general insurance failed to meet the
provision on expert qualification and was
imposed with administrative sanction.
i. Claim Reserves
Three insurance companies failed to meet
the provision on claim reserves and were
imposed with Administrative Sanction.
106Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
j. Prinsip Mengenal Nasabah
Terdapat delapan perusahaan pialang asuransi yang
belum melaksanakan ketentuan Prinsip Mengenal
Nasabah dan telah dikenai Sanksi Administratif.
Sementara itu, pengenaan sanksi terhadap perusahaan
penunjang usaha asuransi disebabkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Anggaran Dasar
Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan
reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan mengenai
Anggaran Dasar dan dikenai Sanksi Administratif.
b. Tenaga Ahli
Tujuh perusahaan pialang asuransi dan reasuransi
tidak memenuhi ketentuan tenaga ahli asuransi dan
dikenai Sanksi Administratif.
Selain itu terdapat tiga perusahaan pialang asuransi
yang dikenai Sanksi Administratif karena belum
mendaftarkan tenaga ahli yang diperkerjakannya
kepada Bapepam - LK.
c. Polis Asuransi Indemnitas Profesi
Terdapat lima perusahaan pialang asuransi dan
reasuransi yang belum mempunyai polis asuransi
indemnitas profesi dan telah dikenai Sanksi
Administratif.
d. Sistem Administrasi dan Pengolahan Data
Empat perusahaan pialang asuransi dan reasuransi
yang tidak memenuhi ketentuan mengenai sistem
administrasi dan pengolahan datanya dan telah
dikenai Sanksi Administratif.
e. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia
Enam perusahaan pialang asuransi dan reasuransi
belum memiliki program pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dan telah dikenai Sanksi
Administratif.
f. Biaya Pendidikan dan Pelatihan
Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan
reasuransi yang belum memenuhi ketentuan
mengenai anggaran biaya pendidikan dan telah
dikenai Sanksi Administratif.
g. Pelaporan Perubahan-Perubahan
Tiga perusahaan pialang asuransi dan reasuransi
belum melaporkan kepada Menteri Keuangan atas
perubahan anggaran dasar dan alamat kantor
perusahaan dan telah dikenai Sanksi Administratif.
j. Know Your Customers Principles
There are Eight insurance brokers that failed to meet the
provision on Know Your Customers Principles and were
imposed with Administrative Sanction.
Meanwhile, the number of sanction imposed against supporting
insurance companies during 2006 summarized as follow:
a. Company»s Statues
Six insurance and reinsurance brokers failed to meet the
provision on Company»s Statues and were imposed with
Administrative Sanction.
b. Expert
Seven insurance and reinsurance brokers failed to meet the
provision on Insurance Expert and were imposed with
administrative sanction. Besides, there were three
insurance and reinsurance brokers did not register their
insurance expert to Bapepam - LK.
c. Insurance Policy of Professional Insurance
There are five insurance and reinsurance brokers that
failed to meet provision on Insurance Policy of Professional
Insurance and were imposed with Administrative Sanction.
d. Administrative and Data Processing System
Four insurance and reinsurance brokers failed to meet the
provision on Administrative and Data Processing System and
were imposed with Administrative Sanction.
e. Human Resources Development Program
Six insurance and reinsurance brokers failed to meet the
provision on Human Resources Development Program and
were imposed with Administrative Sanction.
f. Budget on Training Cost
There are six insurance and reinsurance brokers that failed to
meet provision on budget on training cost and were imposed
with Administrative Sanction.
g. Reporting on Information Changes
Three insurance and reinsurance brokers failed to meet on
Reporting on Information Changes and were imposed with
Administrative Sanction.
107Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
h. Penyampaian Laporan Operasional
dan Keuangan
Terdapat tiga perusahaan pialang asuransi dan
reasuransi yang belum meyampaikan laporan
operasional dan laporan keuangan dan telah
dikenai Sanksi Administratif.
i. Prinsip Mengenal Nasabah
Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan
reasuransi yang belum melaksanakan ketentuan
Prinsip Mengenal Nasabah dan telah dikenai
Sanksi Administratif.
Pengenaan Sanksi, Pencabutan Sanksi, dan
Pembatalan Sanksi
Bapepam - LK memiliki wewenang untuk
mengenakan sanksi administrative terhadap
perusahaan perasuransian yang melanggar peraturan
tentang usaha perasuransian. Sanksi tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Sanksi Peringatan yang terdiri dari Sanksi
Peringatan I, Sanksi Peringatan II, dan Sanksi
Peringatan III.
2. Pembatasan Kegiatan Usaha
3. Pencabutan Izin Usaha.
Selain itu, Bapepam - LK juga dapat mengenakan
denda terhadap perusahaan perasuransian yang
terlambat menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan
dan Laporan Operasional Tahunan.
Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah mengenakan
212 Sanksi Administratif terhadap perusahaan asuransi
dan 340 Sanksi Administratif terhadap perusahaan
Penunjang Usaha Asuransi. Table 1.2 menunjukkan
jumlah pengenaan sanksi, pencabutan sanksi, dan
pembatalan sanksi selama tahun 2006.
h. Submission of Operational and Financial
Reports
Three insurance and reinsurance brokers failed
to meet the provision on Operational and
Financial Reports and were imposed with
Administrative Sanction.
i. Know Your Customers Principles
There are six insurance and reinsurance brokers
that failed to meet the provision on Know Your
Customers Principles and were imposed with
Administrative Sanction.
Imposition of Sanction, Revocation of
Sanction, and Cancellation of Sanction
Bapepam - LK has the authority to impose
administrative sanction to insurance companies
which violate insurance regulation. There are 3
types of administrative sanctions, as follow:
1. Admonition Sanction, which consists of 3 steps
in which: Admonition Sanction I, Admonition
Sanction II, and Admonition Sanction III.
2. Restriction of business operation.
3. Revocation of business license.
Bapepam - LK also has authority to fine insurance
companies which late submit Annual Financial
Report and Annual Operational Report.
During year 2006, Bapepam - LK imposed 212
administrative sanctions against insurance
companies and 340 sanctions to supporting
insurance companies. Table 1.2 shows summary of
imposition, termination, and cancellation of
sanction.
108Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
LEMBAGA KEUANGAN
PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI
FINANCIAL INSTITUTION MONITORING
ON INSURANCE INDUSTRY
TABEL 1.2 / TABLE 1.2
REKAPITULASI PENGENAAN, PENCABUTAN DAN
PEMBATALAN SANKSI
IMPOSITION, REVOCATION AND CANCELLATION
OF SANCTIONS
DURING YEAR 2006
Jenis Sanksi /Type of SanctionsNo.
Number ofInsurance Companies
Number of SupportingInsurance Companies Total
PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN DENDA
IMPOSITION OF ADMINISTRATIVE SANCTIONS AND FINES
1. Admonition Sanction I 86 166 252
2. Admonition Sanction II 28 54 82
3. Admonition Sanction III 15 23 38
4. Restriction of Business
Operation 10 19 29
5. Automatically Admonition
Sanction I 54 78 132
6. Admonition Sanction I
and Fine 4 - 4
7. Admonition Sanction II
and Fine 2 - 2
8. Admonition Sanction II
concurrently with
Last Sanction and Fine 1 - 1
9. Fine 12 - 12
TOTAL 212 340 552
PENCABUTAN SANKSI / REVOCATION OF SANCTIONS
1. Revocation of Admonition
Sanction I 53 50 103
2. Revocation of Admonition
Sanction II 5 8 13
3. Revocation of Admonition
Sanction III 1 2 3
4. Revocation of Business
Restriction 2 1 3
TOTAL 61 61 122
PEMBATALAN SANKSI ADMINISTRATIF /
CANCELLATION OF ADMINISTRATIVE SANCTIONS
1. Cancellation of Admonition
Sanction I 12 2 14
2. Cancellation of Admonition
Sanction II - 1 1
3. Cancellation of Business
Restriction 1 0 1
TOTAL 13 3 16
109Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
110Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Proverbs
5
Going away
from
difficulties
is a defeat.
REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION
FUND INDUSTRY DURING 2006
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
I. REVIEW TENTANG DINAMIKA DANA PENSIUN
SELAMA TAHUN 2006
Sampai dengan saat ini, peran dana pensiun dalam
perekonomian Indonesia masih sangat minim. Bila
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya seperti
perbankan, asuransi dan perusahaan pembiayaan, dana
pensiun menduduki posisi terakhir dalam hal total
pengumpulan asset.
Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah dana pensiun
yang memperoleh pengesahan adalah sebanyak 398
I. REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION
FUND INDUSTRY DURING 2006
Until now, the role of pension fund in
Indonesian economy has been low. Compared
to other financial institutions like banks,
insurance and financing companies, pension
fund ranked in the last position in term of
accumulated assets.
By the end of 2006, there have been 398
pension fund legalized. During the last five
111Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION
FUND INDUSTRY DURING 2006
dana pensiun. Pada tahun 2006, terdapat satu dana
pensiun baru yang memperoleh pengesahan. Selama
lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan rata-rata
jumlah pendirian dana pensiun adalah sekitar 0,93%.
Sementara itu, dana pensiun yang memperoleh
pengesahan pembubaran pada tahun 2006, jumlahnya
mencapai 15 dana pensiun. Tingkat penurunan rata-rata
jumlah dana pensiun dalam lima tahun terakhir
mencapai 3,36%.
Meskipun jumlah dana pensiun mengalami penurunan,
namun perkembangan dan penyebaran investasi dana
pensiun sebagaimana terlihat pada laporan keuangan
dana pensiun unaudit tahun 2006 menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan nilai investasi dana pensiun juga didukung
oleh pergeseran pola berinvestasi dari dana pensiun.
Investasi yang pada beberapa tahun sebelumnya
didominasi oleh deposito berjangka telah bergeser ke
jenis investasi yang bersifat jangka panjang seperti
obligasi.
KEGIATAN PENGAWASAN DANA PENSIUN
1. PENGESAHAN PEMBENTUKAN DANA PENSIUN,
PEMBUBARAN DANA PENSIUN DAN PERUBAHAN
PERATURAN DANA PENSIUN
Bapepam - LK adalah satu-satunya lembaga pemerintah
yang berwenang untuk melakukan proses pengesahan
dalam rangka pembentukan dana pensiun, pembubaran
dana pensiun dan perubahan peraturan dana pensiun.
• Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun
Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah mengesahkan
pembentukan satu dana pensiun, yaitu Dana Pensiun
Indokemika Jayatama. Dana Pensiun Indokemika
Jayatama merupakan dana pensiun pemberi kerja yang
menjalankan program pensiun iuran pasti.
Dengan disyahkannya pembentukan Dana Pensiun
Indokemika Jayautama, maka total dana pensiun yang
telah memperoleh pengesahan pembentukan dari
Menteri Keuangan sampai dengan tahun 2006 adalah
sebanyak 398, terdiri dari 363 Dana Pensiun Pemberi
Kerja (DPPK) dan 35 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK).
years, the average growth of pension fund was
about 0.93%.
Meanwhile, there were 15 pension funds
declared winding up during 2006. The average
decreased of the number pension fund in
the last 5 years reached by 3.36%.
Although the number of pension fund decreased,
however, the growth and spread of pension fund
investments, as seen on pension fund financial
statement unaudited 2006, showed a significant
increased.
The growth of the pension fund investment was
also caused by changing pattern in investment of
pension funds. The investment in time deposit
which had been dominant during the previous
years moved toward longer term investment
products such as bonds.
PENSION FUND MONITORING ACTIVITIES
1. LEGALIZING PENSION FUND
ESTABLISHMENT, PENSION FUND WINDING
UP, AND PENSION FUND TEXT
AMENDMENT
Bapepam - LK is the only government institution
which has the authority to legalize the
establishment, winding up and text amandment
of pension fund.
• Legalization of Pension Fund Establishment
During year 2006 Bapepam - LK had legalized
one pension fund establishment (Indokemika
Jayatama Pension Fund). Indokemika Jayatama
Pension Fund was an Employer Pension Fund
which running defined contribution pension
program.
With the legalization of Indokemika Jayatama
Pension Fund, up to 2006 there had been 398
Pension Funds legalized by the Ministry of
Finance. This number consisted of 363 Employer
Pension Funds (DPPK in Indonesian acronym) and
35 Financial Institution Pension Funds (DPLK in
Indonesian acronym).
112Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION
FUND INDUSTRY DURING 2006
• Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun
Pada tahun 2006 Bapepam - LK telah memproses 16
Pengesahan Pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari
15 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 1 (satu) Dana Pensiun
Lembaga Keuangan.
Beberapa alasan terjadinya pembubaran dana pensiun
antara lain, masalah kesulitan keuangan pemberi kerja,
bergabung dengan dana pensiun lain atau mengalihkan
program pensiunnya kepada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan.
Dengan disahkannya pembubaran 16 Dana Pensiun
tersebut, maka jumlah dana pensiun aktif per 31
Desember 2006 menjadi sebagai berikut:
Berkaitan dengan pengesahan pembubaran dana
pensiun, Bapepam - LK juga telah melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Mengeluarkan 13 surat atas nama Menteri Keuangan
tentang Persetujuan Rencana Kerja Likuidasi bagi dana
pensiun yang telah memperoleh pengesahan
pembubaran;
2. Menerbitkan 9 (sembilan) Keputusan Menteri
Keuangan tentang Persetujuan Hasil Penyelesaian
Likuidasi bagi dana pensiun yang telah menyelesaikan
seluruh proses likuidasinya.
• Pengesahan Perubahan Peraturan
Dana Pensiun
Selama periode tahun 2006, Bapepam - LK telah
memproses 37 perubahan peraturan dana pensiun, yang
terdiri dari: perubahan atas penggabungan dana
pensiun, perubahan atas program pensiun, perubahan
atas rumusan manfaat pensiun dan perubahan atas
penambahan atau pengurangan mitra pendiri.
• Legalization of Pension Fund Winding up
In 2006, Bapepam - LK had been legalized 16
Pension Funds Winding-Up, which consisted of
15 Employer Pension Funds and 1 (one)
Financial Institution Pension Fund.
Some reasons of the pension fund wind-up
include the difficulty of employer finance,
joining with other pension fund or its pension
program transferred to Financial Institution
Pension Fund.
The legalization of 16 winding up pension
funds, made the total number of active pension
funds as of December 31, 2006 became as
followed:
Related to the legalization of 16 wind-up
pension funds, Bapepam - LK has also
conducted several activities as follow:
1. Issued 13 letters on behalf of the Ministry
of Finance concerning Work Plan
Agreement of Liquidation for pension funds
which had received legalization of winding
up;
2. Issued 9 (nine) Ministry of Finance Decrees
concerning Liquidation Settlement Result
Agreement for pension funds which had
finished all of their liquidation process.
• Legalization of Pension Fund Text
Amendmen
During 2006, Bapepam - LK had processed 37
pension fund text amandments, which consist
of amendment of merging pension funds,
amendment of changing pension program,
amendment of benefit payment formula, and
amendment of addition or deduction of co-
founders.
Uraian / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF Total
Jumlah Pendirian Dana Pensiun /
Number of Pension Fund
Established 363 35 398
Jumlah Dana Pensiun Bubar /
Number of Pension
Fund Wind-up 91 10 101
Jumlah Dana Pensiun Aktif /
Total Active Pension Fund 272 25 297
113Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION
FUND INDUSTRY DURING 2006
2. KEGIATAN ANALISIS DANA PENSIUN
Kegiatan analisis dana pensiun dapat dibedakan atas 2
(dua) jenis kegiatan, yaitu analisis tidak langsung dan
analisis langsung
a. Analisis Tidak Langsung
Terdapat dua jenis kegiatan analisis tidak langsung,
yaitu analisis laporan berkala dan analisis laporan
non berkala.
• Analisis Laporan Berkala
Analisis laporan berkala dana pensiun terdiri atas
laporan keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris
dan laporan teknis
Pada tahun 2006, untuk scoring analisis dasar
dilakukan terhadap 277 dana pensiun yang terdiri dari
248 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 29 Dana Pensiun
Lembaga Keuangan. Berdasarkan hasil scoring analisis
dasar tersebut dan kriteria lain, ditetapkan 87 dana
pensiun masuk dalam kriteria analisis mendalam.
Namun demikian, sampai dengan bulan Desember
2006, dari 87 dana pensiun yang harus dianalisis
mendalam, hanya 83 dana pensiun yang dapat
dianalisis secara mendalam.
Beberapa alasan berikut ini menjadi sebab tidak
tercapainya target analisis laporan berkala dimaksud:
a. Pengurangan jumlah analis. Hal ini terjadi karena
adanya mutasi dan tugas belajar pegawai;
b. Permintaan analisis di luar rencana analisis
mendalam, seperti analisis dalam rangka
pembubaran dana pensiun dan penilaian kepatuhan
terhadap salah satu perusahaan aktuaris.
• Analisis Laporan Non Berkala
Analisis laporan non berkala dilakukan untuk
memantau administratif dan ketaatan hukum
pengurus dana pensiun atas berbagai kegiatan seperti:
penunjukan pengurus dan dewan pengawas serta
arahan investasi dana pensiun.
Di bawah ini adalah beberapa hasil pemantauan
terhadap analisis laporan non berkala tahun 2006:
1. Banyak pengurus dana pensiun yang tidak memiliki
sertifikat pengetahuan dasar di bidang dana pensiun
serta tidak memenuhi persyaratan minimum kredit
poin atas pengetahuan berkelanjutan;
2. ACTIVITIES OF PENSION FUND ANALYSIS
Activities of pension fund analysis can be
categorized as 2 (two) activities, i.e. indirect
analysis and direct analysis.
a. Indirect Analysis
There were two types of indirect analysis
activities, periodic report analysis and non
periodic report analysis.
• Periodic Report Analysis
Analysis of pension fund periodic reports consisted
of financial statement, investment report, actuarial
report and technical report.
In 2006, Bapepam - LK conducted basic scoring
analysis of 277 Pension Funds, which consisted of
248 Employer Pension Funds and 29 Financial
Institution Pension Funds. Based on the scoring
analysis result and other criteria, 87 pension funds
were classified into in depth analysis.
However, up to December 2006, out of 87 pension
funds which need to be analyzed, only 83 pension
funds were analyzed deeply.
These reasons bellowed caused for not reaching
the target of the periodic report analysis:
a. Decreasing of the number of analysts. Some
employees were transfered to other divisions or
assigned to study abroad;
b. Requested to conducts ad-hoc analysis (out of in
depth analysis), such as analysis in order to
winding up pension fund and compliance
analysis of an actuarial company.
• Non Periodic Report Analysis
Non periodic report analysis was intended to
monitor administrative and compliance of pension
fund management over several activities such as:
management and supervisory board appointment,
and investment guidance of Pension Fund.
Belowed were the findings of non-periodic report
analysis in 2006:
1. Many administrators did not have pension fund
certificate of basic knowledge of pension fund
and had not met minimum credit point of
continuing education program;
114Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE PENSION FUND
DYNAMIC DURING 2006
2. Dokumen surat penunjukan pengurus dan dewan
pengawas tidak dilengkapi dengan masa jabatan;
3. Dokumen surat penunjukan dewan pengawas tidak
menyebutkan pihak pemberi kerja atau peserta yang
diwakilinya
4. Dokumen surat penunjukan pengurus dan dewan
pengawas tidak dilampiri dengan pernyataan tertulis
dan daftar riwayat hidup yang bersangkutan;
5. Beberapa arahan investasi masih menggunakan
ketentuan investasi yang lama dan belum disesuaikan
dengan KMK No 511/KMK.06/2002 tentang Investasi
Dana Pensiun;
6. Tabel berikut adalah data statistik mengenai sertifikasi
pengurus dan program pendidikan berkelanjutan
bagi pengurus dana pensiun, per 31 Desember 2006:
2. The document of appointment letter of
administrator and supervisory board did not
state the office tenure;
3. The document of supervisory board
appointment letter did not state the identity of
the employer or participant represented;
4. The document of administrator and supervisory
board appointment letter were not attached
with written statement and curriculum vitae;
5. Several investment guidances still referred to
old regulations and had not complied with the
Ministry of Finance decree number: 511/
KMK.06/2002 concerning Pension Fund
Invesment;
6. The Table bellowed describe statistics data of
certification of pension fund administrator and
continuing education program for pension
fund administrator as of December 31, 2006 :
TABEL 2 / TABLE 2
PROGRAM PENDIDIKAN BERKELANUTAN / CONTINUING EDUCATION PROGRAM
No Keterangan / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF
1 Memenuhi Kredit Poin /
Fulfil credit point 242 orang / person Tidak ada / NA
2 Tidak memenuhi
Kredit poin /
Unfulfilling credit point 654 orang / person 39 orang / person
Jumlah pengurus /
Total number of
administrator 896 orang / person 39 orang / person
TABEL 1 / TABLE 1
SERTIFIKASI PENGURUS DANA PENSIUN / CERTIFICATION OF PENSION FUND ADMINISTRATOR
No Keterangan / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF
1 Jumlah Pengurus yang
bersertifikat /
The number of certified
administrator 802 orang / person 34 orang / person
2 Jumlah Pengurus yang
tidak bersertifikat /
The number of uncertified
administrator 94 orang / person 5 orang / person
Jumlah pengurus /
Total number of
administrator 896 orang / person 39 orang / person
115Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE PENSION FUND
DYNAMIC DURING 2006
b. Analisis Langsung
Bentuk kegiatan analisis langsung adalah
melaksanakan kegiatan pemeriksaan langsung
terhadap dana pensiun dan pihak-pihak yang terkait.
Dalam rangka pengawasan dana pensiun, selama tahun
2006 Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan
langsung terhadap 35 dana pensiun dan pihak-pihak
yang terkait dengan penyelenggaraan dana pensiun.
Kegiatan pemeriksaan langsung tersebut dilakukan
terhadap 29 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 6 (enam)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
3. TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
Sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan, Bapepam - LK
melaksanakan kegiatan monitoring atas hasil
pemeriksaan. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk
memastikan bahwa rekomendasi dari pemeriksa
sebagaimana dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
dilaksanakan oleh dana pensiun dengan benar. Hal ini
dimaksudkan agar pengelolaan dana pensiun sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan tujuan
penyelenggaraan dana pensiun dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Pada tahun 2006, jumlah laporan hasil pemeriksaan
yang telah selesai diproses terdiri atas 9 (sembilan)
laporan dan 108 laporan masih dalam proses tindak
lanjut. Selain itu, terdapat tambahan laporan baru yang
masuk sebanyak 18 laporan.
4. PENANGANAN PENGADUAN, PELAYANAN
INFORMASI DAN SOSIALISASI
a. Penanganan Pengaduan
Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah pengaduan
yang masuk ke Bapepam - LK berkaitan dengan dana
pensiun adalah sebanyak 125 pengaduan. Jenis
pengaduan yang masuk terdiri dari pengaduan langsung
dan tidak langsung. Pengaduan tidak langsung biasanya
dilakukan melalui surat atau telepon.
Sampai dengan akhir tahun 2006, seluruh surat
pengaduan yang masuk telah selesai diproses. Rata-rata
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan surat-
surat pengaduan tersebut adalah kurang dari 15 hari
kerja.
b. Direct Analysis
Direct analysis activity was conducted by on site
examination or inspection pension fund including
other related parties.
Regarding to the pension fund surveillance activity,
during 2006, Bapepam - LK conducted 35 direct
examinaton of pension fund and other related
parties.
The on site examinations conducted to 29 Employer
Pension Funds and 6 (six) Financial Institution Pension
Funds.
3. MONITORING OF EXAMINATION RESULT
Following to the on site examination, Bapepam - LK
monitored the examination result. The objective of
this activity was to ensure that the recommendations
from the examiners as stated in the report of
examination were executed by the Pension Funds
properly. This matter was intended so that the
management of pension fund complied with the
existing regulation and the objectives of the pension
fund can be reached effectively and efficiently.
In 2006, the number of examination reports that had
been processed completely were 9 (nine) reports and
108 reports were still on progress. In addition, there
were 18 new reports received from the examiners.
4. COMPLAINT HANDLING, INFORMATION
SERVICES AND SOCIALIZATION
a. Complaint Handling
By the end of December 2006, the number of
complaint received by Bapepam - LK concerning of
Pension Fund were 125 complaints. The types of
complaint consisted of direct complaints and indirect
complaints. Usually, the indirect complaints were
processed by mails or telephone calls.
By the end of December 2006, all of the complaints
had been processed. The process of complaint letters
need less than 15 work days in average.
116Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE PENSION FUND
DYNAMIC DURING 2006
b. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi yang diberikan mencakup berbagai
informasi mengenai dana pensiun antara lain seperti
data statistik mengenai perkembangan dana pensiun
dan penyelenggaraan dana pensiun. Pelayanan
informasi diberikan kepada berbagai pihak seperti
Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan instansi lain di luar
Bapepam - LK. Selain itu juga kepada individual seperti
wartawan atau mahasiswa yang sedang melakukan
riset, dan lain-lain.
Untuk memudahkan industri dan masyarakat umum
dalam mengakses informasi berkaitan dengan dana
pensiun, Bapepam - LK membangun dan
mengembangkan situs website yang beralamat di:
http:\\www.djlk.depkeu.go.id\danapensiun atau
http:\\www.bapepamlk.depkeu.go.id\dana_pensiun.
Kedua website tersebut menyajikan informasi mengenai
peraturan dan perundangan di bidang dana pensiun,
berita kegiatan atau peristiwa yang diselenggarakan
oleh Bapepam - LK berkaitan dengan dana pensiun,
serta informasi lainnya yang berkaitan dengan dana
pensiun.
c. Sosialisasi
Pada tahun 2006, Bapepam - LK menyelenggarakan
kegiatan sosialisasi penggunaan aplikasi data elektronik
baru untuk laporan keuangan dana pensiun. Aplikasi
data elektronik baru ini dibuat dengan bahasa
pemrograman FoxPro yang berbeda dengan format
aplikasi sebelumya yang dibuat dalam Excel. Aplikasi
baru ini akan mulai diterapkan untuk penyampaian
laporan keuangan audit tahun buku 2006. Bapepam -
LK juga mendukung beberapa program sosialisasi yang
diselenggarakan oleh asosiasi dana pensiun ataupun
instansi lain.
5. PROGRAM PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI
SIPIL (P3NS)
Program Pensiun PNS (P3NS) merupakan bagian baru di
Bapepam - LK, tepatnya di bawah Biro Dana Pensiun.
Bagian ini terbentuk pada bulan Oktober 2005, dan
baru beroperasi pada bulan Agustus 2006.
Selama paruh waktu tahun 2006 kegiatan utama
bagian P3NS adalah menerbitkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Pelaporan dan Pengawasan
b. Information Services
The information services provided information
concerning of pension fund, such as statistics data of
development and management of pension fund. The
information was provided for several parties such as
BPS-Statistics Indonesia, National Development Planning
Agency and other institutions outside Bapepam - LK.
Moreover, it also can be provided for individual such as
journalist, research students, etc.
To facilitate industry and public society in accessing
information about pension funds, Bapepam - LK built
and developed by website which had address at:
http:\\www.djlk.depkeu.go.id\danapensiun or
http:\\www.bapepamlk.depkeu.go.id\dana_pensiun.
Both of the websites provided information about
pension fund regulations or pension fund news or
events carried out by Bapepam - LK, and other
information related to pension funds.
c. Socialization
In 2006, Bapepam - LK held a socialization program
concerning implementation of a new data electronic
application for financial report of pension fund. This
new application was built in FoxPro program while the
previous application was built in Excel. The new
application will be implemented for submitting audited
financial report of the year book 2006. Bapepam - LK
also supported several socialization programs held by
the pension fund association or other institutions.
5. PENSION PROGRAM FOR GOVERNMENT
EMPLOYEES (OR P3NS INDONESIAN ACRONYM)
Pension Program for Government Employee was a new
division in Bapepam - LK which was formally under
Pension Fund Bureau. This division was formed in
October 2005 and began operation in August 2006.
During the last quarter of 2006, P3NS had supported
the issuance of the Ministry of Finance Rule concerning
Reporting and Supervising Administration of Pension
117Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE PENSION FUND
DYNAMIC DURING 2006
Administrasi Dana Iuran Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan
Pejabat Negara.
Bagian ini juga menjadi contact agency dari konsultan The
Services Groups yang sedang melakukan pengkajian
terhadap program pensiun dan program THT bagi pegawai
negeri sipil dan pejabat negara. Pekerjaan konsultan
tersebut didanai oleh First Initiative yang merupakan
konsorsium pendonor internasional. Hasil keluaran yang
diharapkan adalah memberikan opsi kepada Pemerintah
dalam menyelenggarakan program pensiun bagi pegawai
negeri sipil dan pejabat negara.
6. SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA KEPADA
DANA PENSIUN
Berkaitan dengan kegiatan penyampaian laporan berkala
dari dana pensiun kepada Bapepam - LK. Untuk
penyampaian laporan berkala yang jatuh tempo
penyampaiannya tahun 2006, terdapat 44 dana pensiun
yang terlambat menyampaikan laporan berkala kepada
Bapepam - LK. Laporan berkala tersebut terdiri dari
laporan keuangan semester dan tahunan, laporan
investasi semester dan tahunan serta laporan aktuaris.
Jumlah denda atas keterlambatan penyampaian laporan
berkala dana pensiun tersebut sampai dengan akhir tahun
2006 tercatat sebesar Rp900.300.000,-. Dari jumlah
tersebut yang telah dibayar oleh dana pensiun mencapai
Rp382.500.000,-.
7. KEKAYAAN BERSIH DAN PORTOFOLIO INVESTASI
DANA PENSIUN
a. Aktiva Bersih Dana Pensiun
Berdasarkan data laporan keuangan unaudit dana
pensiun tahun 2006, nilai kekayaan (aktiva bersih) dana
pensiun per tanggal 31 Desember 2006 mencapai
Rp77,4 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 21% dari
jumlah kekayaan dana pensiun pada tahun 2005.
b. Portofolio Investasi Dana Pensiun
Masih berdasar pada laporan keuangan unaudit 2006,
total nilai wajar investasi dana pensiun per tanggal 31
Desember 2006 mencapai Rp74,8 triliun atau
meningkat 23% dari tahun sebelumnya.
Contribution of Civil Servants and State Honours.
This Division also acted as a contact agency for The
Services Groups consultant, which reviewed pension
and THT program for civil servants and state honours.
The work was funded by First Initiative, a
representation of international consortium donors.
The output was expected to provide options for the
government in managing pension program for civil
servants and state honours.
6. ADMINISTRATIF SANCTION IN THE FORM OF
PENALTY TO PENSION FUND
Related of submitting periodic report from pension
fund to Bapepam - LK. There were 44 pension funds
which overdue of submitting periodic reports in year
2006. These reports consisted of semiannually and
annually financial statement reports, semiannually
and annually investment reports also actuarial
reports.
Up to year end 2006, total penalty for overdue report
amounted Rp900.300.000,00. Part of this amount
i.e. Rp382.500.000,00 had been paid by the pension
funds.
7. NET ASSET AND PORTFOLIO INVESTMENT OF
PENSION FUNDS
a. Pension Fund Net Asset
Based on the financial report of pension fund
unaudited 2006, total net asset pension fund as of
31 December 2006 reached Rp77.4 trillion. This
amount 21% more increased from the total net
asset pension fund in year 2005.
b. Investment Portfolio of Pension Funds
Still based on financial report of pension fund
unaudited 2006, total fair value of pension fund
invesment reached Rp74.8 trillion or 23% more
increased from the previous year.
118Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
TINJAUAN TENTANG DINAMIKA
DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006
REVIEW ON THE PENSION FUND
DYNAMIC DURING 2006
Tabel di bawah ini merupakan rincian portofolio
investasi dana pensiun per tanggal 31 Desember 2006:
The table below shows pension fund portfolio
investment as of December 31, 2006:
Jenis Investasi Types of Investment Nilai Wajar per 31 Des. 2006 ( dalam triliun Rp )
fair Values as of 31 Dec. 2006 ( in trillion Rp )
1. Deposito on call Depocit on Call 0,65
2. Deposito berjangka Time Depocit 21,45
3. Sertifikat Deposito Depocit Certificate -
4. Sertifikat Bank Indonesia Indonesian Bank Certificate 0,25
5. Saham Stocks 7,43
6. Obligasi Bond 19,58
7. Reksadana Investment Fund 2,34
8. SUN Surat Utang Negara Government Debt Securities 17,03
9. Kontrak Investasi Kolektif Collective Investment Contract 0,004
10. Penyertaan Saham Direct Investment 2,69
11. Surat Pengakuan Utang Promisory notes 0,47
12. Tanah Land 0,80
13. Bangunan Building 0,59
14. Tanah dan Bangunan Land and Building 1,57
15. Surat Berharga Lainnya Other Marketable Securities 0,01
Total Investasi Total Investments 74,85
119Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
J. PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN PERUSAHAAN
MODAL VENTURA
1. KINERJA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan. Pada tahun 2006, terdapat 214
perusahaan pembiayaan dengan memiliki 1402 cabang
di berbagai propinsi di Indonesia
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 84/PMK.012/2006
tentang Perusahaan Pembiayaan mewajibkan
perusahaan pembiayaan menyampaikan laporan
keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran,
dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh
akuntan publik kepada Menteri Keuangan dengan
tembusan kepada Bank Indonesia.
Berdasarkan laporan audit yang dikirimkan perusahaan
pembiayaan ke Biro Pembiayaan dan Penjaminan pada
tahun 2006, total aset perusahaan pembiayaan sebesar
108.9 trilliun rupiah, sedangkan ekuitasnya sebesar
18.92 triliun rupiah.
Hingga akhir 2006, terdapat 214 perusahaan
pembiayaan di Indonesia. Jumlah tersebut menurun
sebanyak 22 perusahaan karena dicabut izin usahanya
pada bulan Juli 2006. Pencabutan izin 22 Perusahaan
Pembiayaan ini dikarenakan beberapa alasan yaitu
karena dilikuidasi, berubah kegiatan usaha, peringatan
laporan audit, tidak memenuhi ketentuan know your
customer serta tidak dapat memenuhi modal
disetor.Selama tahun 2006, jumlah aset meningkat
sebesar 12,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2005,
yaitu dari Rp96,5 triliun menjadi Rp108,9 trilyun. Namun
kegiatan pembiayaan mengalami penurunan sebesar
9,4% dari Rp102,5 triliun menjadi Rp92,8 triliun dengan
perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp3,1 triliun, lebih
rendah 10,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
J. FINANCING COMPANY AND VENTURE CAPITAL
COMPANY
1. FINANCE COMPANIES» PERFORMANCE
Finance Company is a non-bank financial institution,
established particularly to undertake activities under
the bussiness field of financing institutions. In 2006,
there were 214 Finance Company and totally has
1402 brances form all over the country.
The Minister of Finance»s Decree Number: 84/
PMK.012/2006 concerning Finance Company requires
all Finance Companies to submit monthly financial
reports, semi-annually business activity reports, and
annually audited financial reports to the Minister of
Finance (MoF) with cc to Bank Indonesia.
Based on audited reports submitted by Finance
Companies to the Financing and Guarantee Bureau in
2006, the nominal value of companies» total asset
was Rp108.9 triilion, and their nominal value of total
equity was Rp18,92 trilliun.
By the end of 2006, number of companies that has a
business license was 214 companies. The number
declined since the licenses of 22 companies were
revoked. The reason behind the license revocation are
liqudation, change business activity, not comply with
audit report standard, not comply with know your
customer principle and last but not least not be able
to comply with paid up capital. During the year, total
asset increased 12.8% compared to that of by the
end 2005, from Rp96.5 trillion to Rp108.9 trillion.
However the financing activities shrank 9.4% from
Rp102.5 trillion to Rp92.8 trillion earned current
income Rp3.1 trillion, 10.5% lower than that of in
previous year.
120Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Dilihat dari jenis kegiatan, pembiayaan konsumen
mendominasi dengan pangsa sebesar Rp62,5 triliun
(67,4%), sementara sewa guna usaha sebesar Rp26,4
triliun (28,5%), dan anjak piutang sebesar Rp3,8 triliun
(4,1%). Seiring dengan penurunan kegiatan
pembiayaan, pembiayaan konsumen juga melemah
5,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
TABEL 1 / TABLE 1
PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
ACTIVITIES OF
FINANCE COMPANIES
Consumer finance still dominated the activities by having
share Rp62.5 trillion (67.4%), meanwhile leasing Rp26.4
trillion (28.5%), and factoring Rp3.8 trillion (4.1%). As in
line with the decrease of financing activities, consumer
finance also dropped 5.2% compared to that of in 2005.
Keterangan
Descriptions
Jumlah Perusahaan (satuan)
Number of Company (unit)
Jumlah Aset
Total Asset
Kegiatan Pembiayaan
Business Activity
Sewa Guna Usaha
Leasing
Anjak Piutang
Factoring
Kartu Kredit
Credit Card
Pembiayaan Konsumen
Consumer Finance
Pinjaman 1)
Loans 1)
Dalam Negeri
Domestic Loans
Luar Negeri
Foreign Loans
Obligasi
Bonds
Modal Disetor
Paid-up Capital
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Profit (Loss) Current Year
2005 2006
Keterangan / Notes : 1) Termasuk pinjaman subordinasi / Include Suborditae LoansSumber / Sources : Laporan Bulanan / Monthly Reports
(Triliun Rp) / (Trillion Rp)
Posisi / Position Perkembangan / Growth(%)
2005 2006
236 214
96,5 108,9
102,5 92,8
32,0 26,4
3,0 3,8
1,5 0,04
66,0 62,5
61,1 65,2
29,7 33,2
31,4 32,0
10,2 10,1
12,5 13,8
3,5 3,1
-0,4 -9,3
22,3 12,8
17,7 -9,4
86,0 -17,4
50,0 27,6
2.961,2 -97,3
-2,7 -5,2
24,9 6,7
23,2 11,8
26,6 1,9
14,6 -1,1
19,0 10,6
16,7 -10,5
121Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Sumber utama pendanaan perusahaan pembiayaan pada
tahun laporan masih berasal dari pinjaman bank dalam
negeri yakni sebesar 27,4%, sementara pinjaman bank
luar negeri sebesar 23,1%. Untuk sumber pendanaan di
luar perbankan meliputi modal disetor 17,4%, pinjaman
9,6% dan obligasi 9,3%.
TABEL 2 / TABLE 2
PERKEMBANGAN SUMBER DAN
PENGGUNAAN DANA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
SOURCES AND USES OF
FINANCE COMPANIES FUND
Source of fund mainly still came from domestic bank
loan which was 27.4%, while off-shore bank loan
accounted for 23.1%. Non-bank funds consisted of
paid-up capital 17.4%, non-bank loan 9.6%, and
bond 9.3%.
2005 2006
Keterangan / Notes : 1) Termasuk pinjaman subordinasi / Include Suborditae Loans 2) Termasuk Laba Ditahan dan Cadangan / Including Return Earning and Capital Reserves
Sumber / Sources : Laporan Bulanan / Monthly Reports
(Triliun Rp) / (Trillion Rp)
Posisi / Position Perkembangan / Growth(%)
Keterangan
Descriptions
Sumber Dana
Source of Fund
• Pinjaman Bank
• Bank Loans
- Dalam Negeri / Domestic Loans
- Luar Negeri / Foreign Loans
• Pinjaman Lainnya 1)
• Others Loans 1)
- Dalam Negeri / Domestic Loans
- Luar Negeri / Foreign Loans
• Obligasi
Bonds
• Modal 2)
Capitals 2)
• Lain-lain
Others
Penggunaan Dana
Use of Funds
• Pembiayaan
Financing
• Simpanan pada Bank
Deposit on Banks
• Penyertaan
Stock Placements
• Lain-lain
Others
96,5 108,5
49,2 55,0
25,0 29,8
24,2 25,2
11,9 10,4
4,7 3,5
7,2 7,0
10,2 10,1
11,7 18,9
13,5 14,5
96,5 108,9
67,6 93,1
3,2 2,9
0,1 0,1
25,6 12,8
22,3 12,8
24,9 11,8
20,2 19,3
30,1 3,9
25,3 -12,2
42,4 -26,5
16,1 -2,9
14,6 -1,1
9,3 61,7
29,8 7,1
22,3 12,8
25,4 37,7
6,7 -9,1
0 -4,8
16,4 -50,0
2005 2006
122Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Sampai dengan akhir tahun 2006, sumber dana yang
berhasil dihimpun perusahaan pembiayaan mengalami
peningkatan sebesar Rp12,4 triliun atau naik 12,8%
dibandingkan tahun 2005. Peningkatan sumber dana
tersebut terutama berasal dari setoran modal dan pinjaman
bank. Pinjaman bank yang diterima dari dalam negeri
meningkat 19,3% dan dari luar negeri 3,9% sedangkan
sumber pendanaan yang berasal dari setoran modal naik
61,7%. Alternatif pendanaan di luar perbankan mengalami
penurunan terbanyak pada pinjaman dalam negeri hingga
26,5%. Sumber pendanaan dari penerbitan obligasi juga
sedikit melemah 1,1%.
Dari sisi pengunaan dana, komposisinya juga tidak
mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sebagian besar dana perusahaan pembiayaan
disalurkan dalam bentuk pembiayaan kegiatan usaha, yaitu
sebesar Rp93,1 triliun atau 85,5% dari total dana yang
dimiliki (Tabel 2). Seiring dengan membaiknya
perekonomian, aktivitas pembiayaan yang dilakukan
perusahaan pembiayaan pada tahun laporan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding tahun
sebelumnya yaitu dari 25,4% pada tahun 2005 menjadi
37,7% pada tahun 2006. Sedangkan penggunaan dana di
luar kegiatan pembiayaan mengalami penurunan cukup
signifikan.
Pada tahun 2006, kualitas aktiva produktif tidak
banyak berubah dibandingkan dengan tahun 2005.
Kualitas aktiva pada kegiatan sewa guna usaha
meningkat dan tercatat sebagai persentase terbesar
pada kategori ≈Lancar∆. Sedangkan kualitas aktiva
pada kegiatan anjak piutang masih mencatat kredit
macet terbesar.
By the end of 2006, fund generated by finance
companies rose Rp12.4 trillion or 12.8% higher than
that of in 2005. The increase of fund primarily derived
from paid-up capital and bank loan. Domestic bank loan
grew 19.3% and off-shore 3.9%, while paid-up capital
61.7%. Other source from non-bank fund fell most on
domestic loan which was 26.5%. Fund generated from
issuing bond also slightly decreased by 1.1%.
On use of fund, the proportion had not changed much
from that of in previous year. Finance companies» fund
largely was distributed in financing acivities, which made
up Rp93.1 trillion or 85.5% from the total fund (Table
2). As in line with the better economic condition,
financing activities of finance companies grew higher
than that of in previous year, from 25.4% in 2005 to
37.7% in 2006. Other uses of fund fell considerably.
In 2006, asset quality had not changed much
compared to that of in 2005. Asset quality on leasing
activities increased, considered as highest percentage
in ≈Performing∆ category. On the other hand, asset
quality on factoring activities still had highest non-
performing loan.
TABEL 3 / TABLE 3
Kualitas Aktiva Produktif / Productive Asset Quality
Kegiatan
Activities
Sewa Guna Usaha /
Leasing
Anjak Piutang /
Factoring
Kartu Kredit /
Credit Card
Pembiayaan Konsumen /
Consumer Finance
2005 (%) 2006 (%)
L / P D M / N L / P D M / N
93.8 0.7 5.5
77.3 3.6 19.1
90.9 4.5 4.6
99.5 0.1 0.4
96.97 0.54 2.49
76.36 2.42 18.91
90.81 4.05 5.14
98.15 0.61 1.24
Catatan : L = Lancar; D = Diragukan; M = MacetNotes : P = Performing; D = Doubtful; N =Non-performing
123Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
2. PERUSAHAAN MODAL VENTURA
Jumlah perusahaan modal ventura sampai dengan akhir
Desember 2006 tercatat sebanyak 55 perusahaan, terdiri
dari 49 perusahaan swasta nasional dan 6 perusahaan
patungan, yang berarti mengalami penurunan
dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya
sebesar 60 perusahaan.
Penurunan jumlah perusahaan ini terjadi karena selama
tahun 2006 telah dilakukan pencabutan 9 (sembilan) izin
usaha perusahaan modal ventura karena telah dilikuidasi
(1 perusahaan), telah mengubah kegiatan usaha
(1 perusahaan), dan tidak memenuhi ketentuan
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (7 perusahaan).
Dalam periode yang sama, telah dikeluarkan izin usaha
perusahaan modal ventura baru sebanyak 4 (empat)
perusahaan. Adapun jumlah perusahaan pasangan usaha
yang menerima pembiayaan dari perusahaan modal
ventura mencapai 2.952 perusahaan (Tabel 1).
Kinerja keuangan perusahaan modal ventura pada tahun
2006 bila dibandingkan dengan akhir 2005 mengalami
kondisi yang berbeda-beda. Kondisi modal disetor dan nilai
aset perusahaan modal ventura mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2005, sedangkan nilai kegiatan
investasi dan nilai laba bersih perusahaan modal ventura
mengalami kenaikan (Tabel 2).
Tabel 1 / Table 1
Jumlah Perusahaan / Total Number of Companies
Keterangan / Subject 2002 2003 2004 2005 2006
Jumlah Perusahaan
Modal ventura /
Total Venture Capital
Companies 60 60 60 60 55
Jumlah Perusahaan
Pasangan Usaha /
Total Investee
Companies 2.163 803 6072 5.813 3.074
Tabel 2 / Table 2
Perkembangan Perusahaan Modal Ventura / The Growth of Venture Capital Companies
* (dalam jutaan rupiah) / (million Rupiahs)
Keterangan / Subject 2002 2003 2004 2005 2006
Nilai Kegiatan Usaha / Investasi *) /
Total Investment *) 1.632.979 932.920 946.074 1.300.404 1.454.041
Rugi / Laba *) /
Profit / Loss *) 50.174 42.342 (3.311) 16.490 40.920
Modal Disetor *) /
Paid in Capital *) 577.353 625.875 679.511 846.583 577.392
Nilai Asset *) /
Total Asset *) 2.513.481 2.297.821 2.442.747 2.945.705 2.391.385
2. VENTURE CAPITAL COMPANIES
As of December 2006, there were 55 listed venture
capital companies comprising of 49 national private
companies and six joint venture companies. This
figure shows a significant decrease compared to
that of last year, which were 60 companies.
The decrease in the companies number occured
because in 2006 Government of Indonesia (GoI)
imposed sanctions in the form of revocation of
business license to nine companies. The reasons for
the revocation, among other things, were because
of: one company was closed; one company
changed its core business; the other seven
companies did not comply with «Know Your
Customers» (KYC) principles. During the same
period, there were four new business licenses
issued. While, there were 2,952 investee
companies financed by venture capital
companies (see table 1).
The venture capital companies» financial performance
in 2006 was different with that of 2005. The number
of paid in capital and value assets of venture capital
companies decresed compared to that of 2005.
Meanwhile, the total investments of venture capital
companies and their net profits experienced sigificant
increase (see table 2).
124Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Dilihat dari karakteristik pembiayaan Modal Ventura
dapat disajikan data karakteristik pembiayaan untuk
tahun 2004 dan 2005, sedangkan data untuk tahun
2006 belum dapat diperoleh karena harus dilakukan
pemeriksaan langsung ke Perusahaan Modal Ventura
dimaksud. Dilihat dari karakteristik pembiayaan
berdasarkan badan usaha, terlihat bahwa perusahaan
modal ventura mengalokasikan lebih dari setengah
pembiayaannya kepada perusahaan pasangan usaha
(PPU ) yang berbadan usaha yang berbentuk PT, diikuti
dengan PPU perseorangan, PPU yang berbentuk
koperasi, PPU yang berbentuk CV, dan PPU yang
berbentuk firma. Karakteristik pembiayaan ini
mengalami perubahan bila dibandingkan dengan data
tahun 2004, dimana pembiayaan yang terbesar justru
dilakukan terhadap PPU perseorangan (Tabel 3).
Berdasarkan instrumen pembiayaan pada tahun 2005,
terlihat bahwa pembiayaan dengan menggunakan
instrumen bagi hasil terkelola tetap dominan sebagai
instrumen yang digunakan perusahaan modal ventura
dalam melakukan pembiayaan, meskipun mengalami
kecenderungan penurunan bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Penurunan penggunaan instrumen
pembiayaan bagi hasil terkelola ini, diimbangi dengan
kenaikan yang cukup signifikan dalam penggunaan
instrumen pembiayaan bagi hasil murni. Penggunaan
instrumen pembiayaan penyertaan saham dan obligasi
konversi masih belum signifikan meskipun secara
persentase mengalami kenaikan hampir dua kali lipat
(Tabel 4).
Tabel 3 / Table 3
Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Badan Usaha / Financing Characteristics based on Enterprise Form
No Badan Usaha
Enterprise Form 2004 2005
Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %
1 PT / Limited Liability Company 340.396 35,98% 735.819 56,58%2 Koperasi / Cooperative 34.933 3,69% 130.631 10,05%3 Firma / Firm 26.612 2,81% 13.113 1,01%4 CV 126.140 13,33% 128.483 9,88%5 Perseorangan / Individual 417.993 44,18% 292.358 22,48%
Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%
Tabel 4 / Table 4
Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Instrumen Pembiayaan / Characteristics of Financing Based on Financing Instrument
No Instrumen Pembiayaan
Financing Instrument 2004 2005
Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %
1 Saham / Share 34.789 3,68% 83.366 6,41%2 Obligasi Konversi / Convertible Bond 12.846 1,36% 35.464 2,73%3 Bagi Hasil Murni / Pure Profit Sharing 11.972 1,27% 164.542 12,65%4 Bagi Hasil Terkelola /
Managed Profit Sharing 886.467 93,70% 1.017.032 78,21%Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%
Charateristicly the data of Venture Capital can only be
collected directly by company visiting. Since the
collecting data processing has not been take place, the
data are describe form the previous year which is 2004
and 2005.
Seen from financing characteristics based on
enterprise form, it was concluded that venture capital
companies allocated more than half of their financing
programs to limited liability investee companies (PT
PPU), and followed by individual PPU, cooperative PPU,
CV PPU, and firm PPU respectively. This financing
characteristics experienced changes compared to that
of 2004, in which the biggest financing allocation was
for the individual PPU (see Table 3).
Seen from the financing characteristic based on financing
instruments in 2005, it showed that financings by utilizing
managed profit sharing instruments were still dominant,
although the figure showed a decrease compared to that
of previous year. The decrease in utilizing the managed
profit sharing instrument was balanced by the significant
increase in utilizing pure profit sharing instrument. The
utilization of convertible bond and share instruments was
not significant, even though their percentage doubled
compared to that of previous year (see table 4).
(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)
(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)
125Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Sektor jasa, industri, dan perdagangan mendominasi
sektor usaha yang mendapatkan pembiayaan modal
ventura pada tahun 2005, kecenderungan ini tidak
mengalami perubahan bila dibandingkan dengan tahun
2004. Sektor peternakan, agrobisnis, dan lainnya belum
mendapatkan porsi pembiayaan yang cukup signifikan
(Tabel 5).
Pada tahun 2005, pembiayaan modal ventura kepada
PPU sebagian besar diberikan dalam jumlah
pembiayaan di bawah Rp500 juta. Data ini
menunjukkan bahwa perusahaan modal ventura
umumnya memberikan pembiayaan modal ventura
dalam skala mikro dan kecil (Tabel 6).
3. JARING PENGAMAN SEKTOR KEUANGAN
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahun 1997, telah memberikan pelajaran
yang berharga mengenai pentingnya membangun
sistem keuangan yang kuat yang mampu mendeteksi
secara dini kemungkinan terjadinya krisis yang
membahayakan sistem keuangan nasional.
Dalam kaitan dengan penguatan sistem keuangan
tersebut, kebijakan yang ditempuh antara lain melalui
Tabel 5 / Table 5
Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Sektor Usaha / Characteristics of Financing Based on Business Sector
No Sektor Usaha
Sectors 2004 2005
Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %
1 Industri / Industry 159.117 16,82% 276.434 21,26%
2 Jasa / Service 386.196 40,82% 444.106 34,15%
3 Perdagangan / Trades 262.314 27,73% 297.947 22,91%
4 Peternakan / Farming 62.588 6,62% 40.744 3,13%
5 Agrobisnis / Agrobusiness 44.607 4,71% 77.016 5,92%
6 Lainnya / Others 31.252 3,30% 164.157 12,62%
Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%
Tabel 6 / Table 6
Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Jumlah Pembiayaan / Financing Characteristics based on the Total Amount of Financing
No Jumlah Pembiayaan
Amount of Financing 2004 2005
Jumlah PPU / The Number of PPU % Jumlah PPU / The Number of PPU %
1 < 50 juta< 50 millions 2.577 42,44% 3.109 52,67%
2 50 juta - 500 juta
50 millions - 500 millions 2.619 43,13% 2.302 39,00%3 500 juta - 5 milyar
500 millions - 5 billions 865 14,25% 463 7,84%4 >5 milyar
> 5 billions 11 0,18% 29 0,49%Jumlah / Total 6.072 100,00% 5.903 100,00%
Service, industry, and trading sectors were
dominating the financing facilities provided by
venture capital companies in 2005. This trend
remained the same since 2004. Farming, agro-
business, and other business sectors did not receive
such significant financing portion (see table 5).
During 2005, the venture capital financing distributed
to PPU was mostly below Rp500 million financing
scheme. The data showed that, in general, venture
capital companies provided financing service for the
micro and small scale clients (see Table 6).
3. INDONESIAN FINANCIAL SAFETY NET (IFSN)
The economic crises engulfing Indonesia in the midst of
1997 has given a lot of lessons about the importance of
building robust financial and early warning systems
which are able to detect the possibilities of serious crises
that may imperil national financial system.
In order to strengthen the financial system, some policies
have been implemented, among other things were:
(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)
126Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
penataan kembali lembaga-lembaga ( institutional
restructuring ) yang terkait dengan pemeliharaan
stabilitas keuangan dan membangun mekanisme
koordinasi di antara lembaga-lembaga tersebut.
Mekanisme koordinasi dimaksudkan untuk
menyinkronkan tugas dan tanggung jawab masing-
masing lembaga tersebut serta membakukan
mekanisme pengambilan keputusan dalam
menghadapi gejolak di sektor keuangan.
Mekanisme koordinasi diantara lembaga-lembaga terkait
akan dituangkan dalam bentuk Undang-undang tentang
Jaring Pengaman Sektor Keuangan (RUU JPSK).
Di tahun 2006 muatan materi yang akan diatur dalam
RUU JPSK telah dirumuskan oleh Panitia Antar
Departemen (PAD) Penyusunan RUU JPSK.
Disamping itu, materi-materi tersebut telah
diseminarkan secara terbatas di Jakarta, Makassar, dan
Medan.
Dalam seminar tersebut antara lain telah dipaparkan
mengenai latar belakang dan tujuan JPSK, penanganan
Bank Bermasalah, dan penanganan Bank Gagal, serta
mekanisme koordinasinya.
Dari hasil seminar tersebut telah diperoleh beberapa
masukan dalam rangka penyempurnaan RUU JPSK
dimaksud.
Apabila PAD penyusunan RUU JPSK telah dapat
menetapkan RUU JPSK selanjutnya akan dilakukan
harmonisasi melalui Menteri Hukum dan HAM sebelum
RUU JPSK dimaksud disampaikan ke DPR.
4. PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN
Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan di
Indonesia, dukungan pembiayaan merupakan salah satu
faktor penting yang harus dipenuhi. Untuk itu, melalui
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Pembiayaan Sekunder Perumahan, ditetapkan suatu
skim pembiayaan sekunder perumahan sekaligus
pendirian lembaga pembiayaan yang akan menjalankan
skim pembiyaan sekunder perumahan dimaksud.
Selanjutnya, Pemerintah mendirikan lembaga tersebut
yang kegiatan usahanya khusus melakukan pembiayaan
sekunder perumahan dengan nama PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) yang selanjutnya disingkat ≈SMF∆.
institutional resructuring related to financial stability
maintaintenance and building coordination among
those institutions.
Coordination mechanism is aimed to synchronize
duties and responsibilities of each financial institution
and to set a standard on decision-making mechanism
to control financial sector volatilities.
Coordination mechanism among related financial
institutions will be regulated in the form of a National
Law concerning Indonesian Financial Safety Net (the
draft of IFSN).
By the end of 2006, the substantial contents of the
law were still drafted by the IFSN Law Inter-
Departmental Committee.
Besides, the draft had been presented in the limited
public hearing seminars in Jakarta, Makassar, and
Medan.
In the limited public hearing seminars, the Inter-
Departmental Committee presented some issues,
such as the background and objectives of IFSN,
settlement procedures of unsound and default banks,
and the coordination mechanism.
From the limited public hearing seminars, the Inter-
Departmental Committee obtained some valuable
inputs from the audiences in order to round off the
draft of IFSN law.
If the Inter-Departmental Committee successfully
accomplished the draft of IFSN Law, the draft will be
sent to the Minister of Law and Human Rights for
harmonization before being submitted to the House
of Representative.
4. SECONDARY MORTGAGE FACILITIES (SMF)
To support the development of housing in Indonesia,
sufficient financial support plays an important role.
For that reason, through President»s Decree Number:
19/2005 concerning Secondary Mortgage Facilities,
GoI established a Secondary Mortgage Facilities as
well as the Finance Company to conduct the
financing scheme.
In addition, GoI established an institution, in which its
business activity was intended especially to finance
secondary mortgage. The institution was named
PT Sarana Multigriya Finansial (Ltd), and was simply
127Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Mengingat pada tahap awal operasionalisasi lembaga baru
ini masih banyak hal yang harus diselesaikan oleh Menteri
Keuangan, maka untuk sementara kewenangan RUPS
masih tetap berada di Menteri Keuangan, yang
selanjutnya dikuasakan dengan hak substitusi kepada
Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan.
Di samping itu, mengingat SMF adalah lembaga keuangan
non bank maka Bapepam - LK sebagai otoritas pembina
dan pengawas lembaga keuangan non bank, yang
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap SMF.
Adapun kegiatan PT SMF (Persero) Tahun 2006 adalah
sebagai berikut:
Sesuai dengan Peraturan Presiden No.19/2005 tentang
Pembiayaan Sekunder Perumahan, kegiatan usaha PT SMF
adalah melakukan sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Dalam hal sekuritisasi belum dapat dilakukan, PT
SMF dapat memberikan pinjaman kepada bank dan atau
lembaga keuangan penerbit KPR. Untuk itu, PT SMF telah
melakukan pembicaraan dengan beberapa bank penerbit
KPR, seperti: BTN, BRI, BNI, BCA, dan Bank Niaga untuk
pelaksanaan program tersebut. Berdasarkan pembicaraan,
baru BTN yang bersedia untuk menjual KPRnya kepada
PT SMF untuk selanjutnya disekuritisasi.
Upaya yang telah dilakukan oleh SMF adalah:
- Melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS)
untuk membeli aset KPR BTN senilai Rp500 miliar;
- Memberikan pinjaman kepada BTN sebesar Rp100 Miliar
untuk pembiayaan KPR;
- Telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang pertama kali yaitu pada tanggal 20 Juni
2006, yang antara lain mengesahkan Laporan Keuangan
Tahun Buku 2005 dan persetujuan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2006.
- Menerima grant untuk Technical Assistance (TA) dari
Asian Development Bank (ADB) senilai USD$600,000
untuk membantu pembuatan Underwriting Guidelines,
standarisasi dokumen dan hal-hal yang terkait
operasionalisasi perusahaan;
- Melakukan pengkajian mengenai tata cara, proses, dan
fitur fasilitas bantuan pinjaman dari KfW (Jerman);
called as PT SMF. Considering that the institution was still
in its early operational stage, there were still some
problems and matters that needed to be handled by the
MoF. Therefore, the Government»s authorities in general
meeting of shareholders were still represented by the MoF.
The MoF has referred the substitute rights to the
Chairman of Bapepam dan LK, which has authorities as
regulator and supervisor of non-bank financial institutions,
to represent and act on behalf of the MoF in the
shareholders general meeting.
Besides, considering that SMF is a non-bank financial
institution, then the SMF is under Bapepam - LK
supervision.
The activities of PT SMF in 2006 were:
Based on President»s Rule Number: 19/2005 concerning
Secondary Mortgage Facilities, PT. SMF»s main business
activity is to securitize Mortgage Loan (KPR) portfolios. In
the case the securitization cannot be performed due to
regulatory barrier, PT SMF may provide loans to banks and/
or other financial institutions, which provides housing loan
(KPR).
PT SMF has actively discussed with some KPR providers,
such as BTN, BRI, BNI, BCA, and Bank Niaga to execute the
Lending Program. Based on the discussion, for the initial
step, BTN was willing to sell its KPR portfolios to PT SMF
(Ltd) in order to be securitized.
During 2006, PT SMF has taken several importan steps,
as follows:
- signed an agreement to buy BTN»s KPR assets in the
amount of Rp500 billion;
- disburse loan to BTN in the amount of Rp100 billion for
mortgage loan;
- Carried out its first general meeting of shareholders on
20th of June 2006. The agenda for the meeting among
other things were to legalize the 2005 Financial Report
and to endorse the 2006 Company»s Working Plan and
Budget;
- accepted a grant of Technical Assistance (TA) from ADB
in the amount of USD 600,000 in order to arrange
underwriting guidelines, document standardizations,
and other matters related to company»s operational
activities;
- reviewed the procedures, process, and the figures of
KfW»s offered loans;
128Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
- Sosialisasi sekaligus pendaftaran membership program
bagi bank penerbit KPR;
- Mencari inovasi produk pinjaman yang berjangka waktu
lebih panjang, mengingat jangka waktu pinjaman
dalam Perpres hanya selama 3 tahun, yang diberi nama
Mortgage Deposit Link (Modelink);
- Mempersiapkan produk fitur, prosedur standar
operasional, dan perjanjian-perjanjian yang
berhubungan dengan fasilitas pinjaman serta draft
perubahan Anggaran Dasar untuk memasukan
Lending Program dalam kegiatan SMF;
- Evaluasi dan penyusunan usulan perubahan Perpres
No.19/2005 dan Anggaran Dasar PT SMF;
- Melakukan presentasi kepada Perbankan mengenai
SMF Training Program;
- Meluncurkan Website PT SMF;
- Penjajakan dengan Asuransi AIA tentang cara
pengemasan program SMF Guarantee Program agar
tepat tujuan;
- Melakukan training dan pelatihan kepada para
pegawai.
Beberapa permasalahan yang terkait dengan
operasionalisasi SMF yaitu:
- Belum terbitnya peraturan perundangan yang telah
cukup lama dipersiapkan dalam rangka mendukung
operasionalisasi SMF, yaitu: peraturan perpajakan
(Pembebasan PPN dalam transaksi sekuritisasi),
peraturan pertanahan (pencatatan HT secara global
dalam satu kantor pertanahan), dan UU Sekuritisasi;
- Jangka waktu pemberian fasilitas pinjaman yang diatur
dalam Perpres No.19/2005 hanya 3 tahun, sehingga
perlu diperpanjang;
- Pemberian fasilitas pinjaman belum diatur dalam AD,
Akta no.59 tanggal 22 Juli 2005, sehingga perlu ada
perubahan AD yang harus diputuskan oleh RUPS;
- masalah pricing dalam SMF Lending Program yang
berpotensi menimbulkan negative spread, karena
- socialized and registered the membership
program for KPR issuing banks;
- created a product innovation called Mortgage
Deposit Link (Mode Link) that is a loan with a
longer term, to complement the existing loans,
which has only maximum 3-year timeframe as
stated in Presidential Rule;
- prepared products figures, standard operational
procedures, and any related agreements related
to loan facilities as well as proposal to amend
the company»s statutes by putting the Lending
Programs into SMF»s services activities;
- evaluated and proposed the amendment of
President»s Rule Number: 19/2005 and Article of
Association of PT SMF;
- conducted presentations of the SMF»s Training
Programs to banks;
- launched the company»s website;
- discussed with AIA Insurance Company to
design an appropriate package of guarantee
program for targeted clients;
- conducted trainings for its employees.
Despite the developments, there were still some
impediments hampering PT SMF»s business
operations:
- Some related regulations that were expected to
support PT SMF»s business acitivites have not
been amended yet, for example: taxation law
(value added tax exemption in the securitization
transactions), land rules (global registration of
land ownership rights in one stop service and
land acquisition rules), and securitization law;
- Timeframe of loans based on President»s Rule
No. 19/2005 in which the maximum period
only for three years needs to be extended;
- The scheme of loan facilitiy has not been
regulated in the company»s Article of
Association Number: 59, dated on 22nd of July
2005; therefore, the Article of Association
needs to be revised in a General Meeting of
Shareholders forum;
- Pricing issue in the PT SMF∆s Lending Program
has a potential problem to create negative
129Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
apabila interest rate untuk lending ditawarkan melebihi
suku bunga pasar maka tawaran tersebut tidak akan
menarik bank karena bank dapat dengan mudah
menerbitkan obligasi 10 tahun dengan bunga tetap
12,75%-13%.
5. PENYUSUNAN RUU TENTANG LEMBAGA
PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau ≈BEI∆ yang
didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 1999, mempunyai tugas meningkatkan ekpor
nasional melalui pembiayaan ekspor dan pemberian jasa
konsultasi, saat ini masih beroperasi berdasarkan izin
sebagai Bank Umum dari Bank Indonesia, sehingga harus
tunduk dengan aturan perbankan. Hal ini dirasakan sering
menghambat tugas BEI sebagai lembaga yang khusus
untuk menyelenggarakan pembiayaan dan penjaminan
dalam rangka ekspor-impor, jasa konsultasi yang berkaitan
dengan pembiayaan dan penjaminan dalam rangka
ekspor-impor dan usaha-usaha lain yang menunjang
kegiatan tersebut dengan biaya yang kompetitif sehingga
dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar
global. Untuk itu, BEI perlu diatur dengan Undang-undang
tersendiri seperti halnya lembaga sejenis di luar negeri.
Dengan tugas yang spesifik tersebut, maka BEI perlu diberi
payung hukum berupa undang-undang, sehingga nantinya
menjadi suatu lembaga yang sovereign, serta independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dengan
demikian, BEI akan sejajar dengan lembaga sejenis di
negara lain dengan Pemerintah berada dibelakangnya,
sehingga akan mudah mendapatkan funding yang murah.
Di samping itu, dimaksudkan untuk memberikan landasan
hukum bagi lembaga ini untuk melakukan kegiatan usaha
yang tidak dapat dilakukan oleh lembaga keuangan yang
lain.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
- Menteri Keuangan telah menetapkan Keputusan Nomor
285/KMK.012/2006 tanggal 1 Juni 2006, mengenai
perpanjangan masa kerja dan perubahan susunan
keanggotaan Panitia Antar Departemen (PAD)
penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;
spread. If the interest rate for lending, which is
offered to public, is higher than market interest rate,
banks will not have an insentive by participating in
PT SMF»s Lending Program since it will be easy for
banks to obtain fixed interest rate from 12.75% to
13% by issuing a-10 year bond.
5. DRAFTING A LAW CONCERNING INDONESIAN
EXPORT-IMPORT FINANCING INSTITUTION
PT Bank Ekspor Indonesia (Ltd) or simply called
≈BEI∆, which was established based on the
Government»s Regulation Number 37 Year 1999,
has duties to increase the volume of national
exports and the local companies» competitive
advantages in global market through providing
export financings, consultation services facilitations,
and other related supporting services.
Up untill the printing of this report, the operation of
PT BEI was still under the license of Bank Indonesia,
thus PT. BEI had to comply with BI»s regulations.
This condition hampered BEI to focus on its specific
duties as a special purpose vehicle to increase the
exports volume. For this reason, BEI needs to be
regulated under a new separated law like similiar
institutions in other countries.
With these specific duties, BEI should be given some
privillages and be regulated under a National Law so
that by under such conditions, PT BEI is expected to
become a sovereign and independent entity in
performing its duties and authorities. BEI will
become equal counterparts with similar companies
in other countries, which are also backed up by
Government. As a result, the company will be
relatively easy to get cheaper fundings. In addition,
governed by a national law, the company will have
some privilleges and be able to run its business,
which cannot be conducted by other financial
institutions.
Related to PT BEI issues, some activities that were
conducted by Bapepam - LK in 2006 were as
follows:
- MoF determined the Minister of Finance»s Decree
Number: 285/KMK.012/2006 dated 1st of June
2006 concerning the Extention of Duties Tenure of
Inter-Departmental Committee and the Change of
Membership of Inter-Departmental Committee on
Indonesian Export Financing Institution Law
Drafting.
130Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
- Untuk menyempurnakan draft RUU LPEI berikut
naskah akademiknya, PAD telah mendiskusikan
dengan beberapa stakeholders dan para pakar guna
mendapatkan masukan untuk penyempurnaan draft
RUU tersebut.
- Berdasarkan Paket Kebijakan Sektor Keuangan,
sasaran waktu penyampaian RUU LPEI ke DPR pada
bulan Desember 2006. Untuk itu, Menteri Keuangan
telah menyampaikan kepada Menteri Hukum dan
HAM guna dilakukan harmonisasi dan selanjutnya
akan disampaikan kepada Presiden.
Adapun Pokok-pokok substansi RUU LPEI tersebut
adalah sebagai berikut:
- Ketentuan Umum ;
- Pembiayaan Ekspor Nasional ;
- Pembentukan, status dan tempat kedudukan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia ;
- Organisasi LPEI ;
- Pembinaan dan Pengawasan ;
- Ketentuan peralihan ; dan
- Ketentuan Penutup.
6. PENGKAJIAN KEMUNGKINAN PENDIRIAN
LEMBAGA PEGADAIAN SWASTA
Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan,
berfungsi sebagai lembaga yang memberikan
pembiayaan kepada masyarakat dengan memberikan
kredit atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda
bergerak yang prosedur pelayanannya sangat mudah,
aman dan cepat, serta tanpa syarat apapun mengenai
penggunaan dananya.
Pengaturan kegiatan usaha jasa gadai di Indonesia
masih mengacu pada Pandhuis Reglement (Aturan
Dasar Pegadaian) Staatsblad No.81 Tahun 1928 yang
hanya mengatur usaha jasa gadai yang dilakukan oleh
Pemerintah. Dengan demikian, ketentuan tentang
kegiatan usaha gadai selama ini, belum memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap warga negara
untuk berusaha di bidang usaha jasa gadai;
Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, maka Pemerintah
dituntut untuk memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap warga negara untuk memasuki sektor usaha
apapun termasuk jasa gadai, sehingga akan terjadi
kompetisi yang sehat dan mendorong efisiensi serta
bekerjanya ekonomi pasar.
- To round off the draft of the Indonesian Export
Financing Institution Law including the academic
background, the team discussed with some
stakeholders and experts in order to gather valuable
inputs.
- Based on the Financial Sector Policy Package, the
deadline for submitting the draft law to the parliament
was December 2006. In relation to that, MoF already
sent the draft law to the Minister of Law and Human
Rights to be harmonized, and then, to be submitted to
the President for approval.
The main substantial contents of the draft law are :
- General Provisions;
- National Export Financing;
- Establisment, Legal Status, and Regions of (Indonesian)
Export Credit Agency (ECA) (or LPEI in Indonesian
acronym) offices;
- LPEI Organization;
- Guidance and Supervision;
- Transitional Provisions; and
- Closing Provisions.
6. ASSESSING THE POSSIBILITIES TO ESTABLISH
PRIVATE PAWN SHOPS
Pawn shop is one of financial institution types, which has
functions to provide funding for public by delivering loans
that are guranteed by durable and movable assets as
collaterals in compliance with the pawn services
regulations. The pawn service businesses are relatively
easy and have fast procedures, safe, and requiring no
provisions in fund utilization.
The existing regulations of the pawn services, which still
refer to Pandhuis Reglement (Basic Regulations of Pawn
Services) Staatsblad Number: 81/1928, regulate state
pawn shops only. The existing law is believed as being one
of impediments for private sectors to run pawn service
business in Indonesia.
The enactment of Law Number: 5/1999 concerning Anti
Monopoly and Anti Unfair Competitiveness expected GoI
to provide equal business opportunities for each citizen to
enter all business sectors including pawn services, to
create fair business competition and trigger market
economy to run efficiently.
131Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
Dalam GBHN Tahun 1999-2004, terdapat program
perbaikan di bidang peraturan perundangan yang pada
pokoknya berisi:
- Memperbaiki peraturan perundangan warisan kolonial
dan hukum nasional yang bersifat diskriminatif;
- Mengembangkan peraturan perundang-undangan
yang mendukung kegiatan perekonomian dalam
menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan
kepentingan nasional.
Selain itu, terdapat indikasi adanya praktik kegiatan usaha
yang mirip dengan kegiatan usaha jasa gadai seperti yang
dilakukan oleh Perum Pegadaian, baik yang dilakukan
oleh suatu lembaga maupun perorangan. Kegiatan usaha
gadai tersebut di atas, akan berpotensi menimbulkan
masalah seperti antara lain:
- Sewa modal/bunga yang terlalu tinggi;
- Keamanan barang jaminan yang kurang terlindungi;
- Lelang barang jaminan yang tidak transparan; dan
- Tidak adanya perlindungan terhadap nasabah.
Berkenaan dengan hal tersebut, Menteri Keuangan telah
memperpanjang masa tugas Tim Pengkajian Pendirian
Lembaga Pegadaian Swasta melalui Keputusan Nomor:
343/KMK.012/2006. Adapun tugas Tim antara lain
menyusun draft Naskah Akademis dan Draft Rancangan
Undang-undang tentang Usaha Jasa Gadai, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Presiden dalam rangka
permohonan ijin prakarsa penyusunan Rancangan
Undang-undang tentang Usaha Jasa Gadai.
Dalam rangka pelaksanaan tugas, Tim Kerja telah
melakukan sharing pendapat/seminar terbatas di 4
(empat) kota yaitu: Medan, Pontianak, Denpasar dan
Jakarta guna mendapat masukan/tanggapan dari
masyarakat, akademisi dan pelaku jasa gadai, sehingga
dapat melengkapi dan lebih menyempurnakan draft
naskah akademis dan draft Rancangan Undang-Undang
tentang Usaha Jasa Gadai (RUU UJG).
Draft RUU-UJG tersebut memuat pokok-pokok materi/
substansi sebagai berikut:
- Ketentuan Umum;
- Asas, Fungsi dan Tujuan;
- Kegiatan Usaha;
- Perizinan, Bentuk Hukum dan Kepemilikan;
- Pembinaan dan Pengawasan;
- Dewan Komisaris, Direksi dan Tenaga Ahli;
- Rahasia Perusahaan;
- Uang Pinjaman, Sewa Modal, Biaya Lain, Barang
Jaminan, Lelang dan Ganti Rugi;
In the State Policy Guidelines (or GBHN in Indonesian
acronym) 1999-2004, there were regulation
improvement programs including among other things:
- Revising and amending existing colonial-
government-heritage regulations that are rather
discriminative;
- Developing national economy supporting regulations
in order to face free-trade era.
In addition, there are some evidences showing some
business activities conducted by private firms and
individuals that are similiar to that of State Pawn
Shops. This situation may create some potential
problems, such as:
- capital lease/interest rate that is too high;
- less safety for the guaranteed assets;
- No transparency in guaranteed asset auction
procedures; and
- No public or client»s rights protections.
Considering the above-mentioned reasons, MoF
extended the duty tenure of the Reviewing Team of
Private Pawn Shops Establishment by issuing the
MoF»s Decree Number: 343/KMK.012/2006. The
duties of the team among other things were to draft
academic paper and law concerning the Pawn
Services, which would be submitted to the President
to obtain initial consent to further continue the
drafting of the pawn service law.
In performing its duties, the working team conducted
limited public hearing seminars in 4 cities including
Medan, Pontianak, Denpasar, and Jakarta in order to
enlist valuable inputs from public, scholars, and pawn
services practitioners to round off the draft of
academic paper and the draft of pawn service law.
Substantial contents of the draft of the pawn service
law are:
- General Provision;
- Principles, Functions, and Objectives;
- Business Activities;
- Licensing, Form of Legal Entity, and Ownership;
- Guidance and Supervision;
- Boards of Commissioner Directors and Experts;
- Company Confidentials;
- Loan, Capital Rent, Other Costs, Fixed Asset
Guarantee, Auction, and Compensations;
132Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
- Sanksi Hukum dan Administratif;
- Ketentuan Peralihan;
- Ketentuan Penutup;
Terhadap pokok-pokok materi/substansi draft RUU-UJG
masih perlu dibicarakan lebih lanjut khususnya
mengenai:
- Sistematika penyusunan RUU;
- Judul RUU, ada usulan dari akademisi judul RUU
adalah ≈RUU Pergadaian∆ atau ≈RUU Pegadaian∆.
Hal ini sejalan dengan Undang Undang yang telah ada,
dimana judulnya sesuai dengan industri yang diatur
seperti: Undang-Undang Perbankan, Undang-Undang
Perasuransian dan Undang-Undang Perkoperasian;
- Definisi/pengertian perlu lebih diperjelas;
- Pengaturan dalam RUU harus jelas, yang akan diatur
industrinya atau lembaganya;
- Permodalan;
- Penerimaan barang jaminan, harus ada perlakuan
yang sama antara Perum Pegadaian dan Gadai Swasta;
- Ketentuan pelelangan harus transparan;
- Coverage dari usaha gadai diharapkan termasuk juga
Fidusia.
Penyusunan RUU Usaha Jasa Gadai ini telah menjadi
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor: 39 Tahun
2005 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006.
Namun demikian, RUU Usaha Jasa Gadai belum masuk
dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Untuk proses penyusunan RUU, dalam Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Perundang-undangan juncto Peraturan Presiden Nomor
68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU,
Rancangan Perpu, RPP dan Rancangan Perpres
dinyatakan bahwa ≈Penyusunan RUU dilakukan
berdasarkan Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Penyusunan RUU yang didasarkan Prolegnas tidak
memerlukan izin prakarsa dari Presiden∆. Untuk itu,
proses penyusunan RUU Usaha Jasa Gadai ini kiranya
lebih tepat dilakukan melalui pengusulan untuk masuk
dalam Prolegnas.
Dari alasan tersebut di atas, dan mengingat masa tugas
Tim Pengkajian Pendirian Lembaga Pegadaian Swasta
telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2006,
sedangkan draft RUU Usaha Jasa Gadai masih harus
disempurnakan, maka masa tugas dan susunan
keanggotaan Tim yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 343/KMK.012/2006 tanggal
3 Juli 2006 perlu dilakukan perubahan dan sekaligus
- Law and Administrative Sanctions;
- Transitional Provision;
- Closing Provision.
Further discussions are needed for some substantial
contents in the draft, such as:
- Law drafting mechanism;
- The title of the draft law. Some scholars proposed
that the title of the draft should be ≈RUU Pergadaian∆
instead of ≈RUU Pegadaian∆ as it is in line with the
existing regulations, which refer to the object or
industry that is regulated, such as Banking Law,
Insurance Law, and Cooperative Law.
- Clearer Definitions;
- The law should be clear on the objects that will be
regulated, whether it is the industry or institutions;
- Capital;
- Equal treatment on the acceptance of guaranteed
assets for both State and Private Pawn Shops;
- Transparency of Auction Provisions;
- The expected coverage of pawn services that will be
regulated, including fiduciary.
The draftting of pawn service law has become one of
the government»s working plan priorities as stated in
the President»s Rule Number 39 Year 2005 concerning
Government»s Working Plan in 2006. However, the
draft has not been included in the National Legislation
Program (Prolegnas).
Based on Article 2 of Law Number: 10 Year 2004
concerning Regulation Drafting Procedures juncto
President»s Decree Number: 68 Year 2005 concerning
Procedures of Drafting of Law, Government Regulation
to Replace Law, Government Regulation, and Drafting
of Presidential Regulation, it is stated that ≈Drafting
Law is conducted based on National Legislation
Program (Prolegnas). Further, Drafting Law that is
conducted based on Prolegnas does not need an initial
consent from President∆. Thus, the drafting of the
Pawn Services Law should be conducted through
proposing it into Prolegnas.
Considering those reasons above and as that the tenure
of Establishment Reviewing Team of Private Pawn Shop
Establishment was over on 31st of December 2006, yet
the draft of Pawn Service Law is still needed to be
revised, the tenure and memberships of the team,
which is stated in the MoF»s Decree Number: 343/
KMK.012/2006 dated on 3rd of July 2006, needs to be
amended and at the same time the name of the team
133Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
mengubah nama Tim menjadi Tim Penyusunan RUU
tentang Usaha Jasa Gadai, sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Bapepam dan Lembaga Keuangan Tahun 2007 .
7. LEMBAGA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
INDONESIA
Dalam Paket Kebijakan Infrastruktur Tahun 2006 yang
dikeluarkan pemerintah pada bulan Februari 2006,
terdapat 58 isu kebijakan yang terkait dengan masalah
infrastruktur. Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh
Bapepam dan Lembaga Keuangan adalah mempersiapkan
Policy Paper sebagai dasar pendirian perusahaan
pembiayaan infrastruktur (Indonesian Infrastructure Fund/
IIF).
Sesuai dengan target waktu yang ditetapkan dalam Paket
Kebijakan tersebut, Bapepam - LK telah menyelesaikan
Policy Paper pada bulan Juni 2006 sekaligus mendapatkan
persetujuan Menteri Keuangan.
Adapun gambaran umum Lembaga Pembiayaan
Infrastruktur dimaksud adalah:
- berbentuk badan hukum PT;
- modal disetor sebesar Rp2 triliun, Pemerintah sebagai
pemegang saham minoritas (Rp600 miliar);
- manajemen dipegang oleh para profesional;
- sektor yang akan dibiayai antara lain adalah
telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, bandara, tenaga
listrik dan sarana air bersih;
- Dalam operasionalnya, LPI didukung dengan pembiayaan
lain yaitu pembiayaan untuk pembebasan tanah (land
fund) dan pembiayaan untuk jaminan atas proyek yang
akan dibiayai (guarantee fund). Di samping itu, didukung
pula oleh para expert di bidang infrastruktur yang
tugasnya mempersiapkan feasibility study bersama-sama
dengan Departemen terkait dan Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI).
Sebagai tindak lanjut pembuatan Policy Paper dimaksud,
telah dibuat draft Peraturan Presiden tentang Pembiayaan
Infrastruktur dan Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan
Modal Negara Dalam Rangka Pendirian Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur. Pokok-pokok materi yang diatur
dalam Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembiayaan
Infrastruktur mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Pembiayaan Infrastruktur;
- Pembiayaan Infrastruktur adalah penyelenggaraan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
pada proyek infrastruktur;
should be changed to become the Law Drafting Team
concerning Pawn Service in compliance with the 2007
manual book of Bapepam - LK»s lists of projects budget
(DIPA).
7.INDONESIAN INFRASTRUCTURE FUND (IIF)
The 2006 Infrastructure Policy Package, which was issued
by the Government in February 2006, consisted of 58
policy issues related to infrastructures. Bapepam dan LK
has duty to prepare a policy paper as an academic
background for establishment of IIF.
In line with the due date that is stated in the 2006
Infrastructure Policy Package, Bapepam - LK
accomplished the policy paper in June 2006 and it was
already approved by MoF.
The general forms of IIF are:
- IIF will be in the form of a limited liability company;
- Its paid in capital will be Rp2 trillion and the
Government will be a minority share holder (600 billion
rupiahs) ;
- IIF will be managed by professionals (private sectors);
- The sectors that will be financed include
telecommunications, highways, harbors, electricity, and
drinking water;
- IIF operational activities will be supported by other
financings such as land acqusition funds and guarantee
funds upon the projects that will be funded. Besides, IIF
will also be supported by infrastructure experts,
technical department/ministry officials, and the
Committee of Infrastructure Provideness Accelerating
Policy (KKPI) in preparing feasibility study of the projects.
Upon accomplishing the policy paper, Bapepam - LK
drafted a Presidential Regulation concerning Infrasructure
Financing and a Government Regulation concerning
Government»s Capital Participation in IIF Establishment.
The substantial contents of the draft law, among other
things, are:
- Infrastructure Financing;
- Infrastructure financing is an activity to provide
financing services for infrastructure projects;
134Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN
PERUSAHAAN MODAL VENTURA
FINANCING COMPANY AND
VENTURE CAPITAL COMPANY
- Pembiayaan Infrastruktur bertujuan memberikan
fasilitas pembiayaan jangka menengah dan/atau jangka
panjang dalam proyek-proyek infrastruktur yang secara
finansial layak dibiayai;
- Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur
- Pembiayaan Infrastruktur dilakukan dengan cara:
1. memberikan pinjaman langsung (direct lending);
2. melakukan refinancing atas Infrastruktur yang telah
dibiayai oleh pihak lain;
3. memberikan dukungan kredit (credit enhancement);
4. memberikan pinjaman subordinasi (subordinated
loan);
5. membantu mencarikan swap market;
6. memberikan fasilitas lain yang terkait dengan
Pembiayaan Infrastruktur.
- Proyek Infrastruktur yang dapat dibiayai meliputi:
1. transportasi darat;
2. transportasi laut;
3. transportasi udara;
4. perkeretaapian;
5. jalan tol;
6. minyak dan gas bumi.
7. ketenagalistrikan;
8. pos dan telekomunikasi;
9. air minum, sanitasi dan sumber daya air; dan
10. perumahan.
- Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat membiayai
proyek infrastruktur baik dengan jaminan Pemerintah
maupun tanpa jaminan Pemerintah. Jaminan
Pemerintah diberikan kepada proyek infrastruktur yang
memenuhi persyaratan: merupakan proyek prioritas
yang ditetapkan oleh KKPPI; dan feasible berdasarkan
penilaian lembaga independen.
- Dalam hal proyek infrastruktur tanpa jaminan
Pemerintah, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
dapat membiayai langsung tanpa melalui penetapan
prioritas proyek dari KKPPI.
- Pemberian Pembiayaan Infrastruktur didasarkan pada
pertimbangan komersial yang dilakukan oleh
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
- Pembinaan dan Pengawasan
1. Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Menteri
Keuangan;
2. Kewajiban pelaporan kepada Menteri Keuangan;
3. Pendirian Perusahaan;
4. Bentuk badan hukum;
5. Prinsip pengelolaan usaha;
6. Kebijakan penempatan dana.
- Infrastructure financing is aimed to give both medium
and long term financing facilities for financially-
sufficient infrastructure projects;
- Infrastructure Financing Mechanism;
- Infrastructure financing will be conducted in some ways
as follows:
1. Provide direct lending service;
2. Provide refinancing service upon infrastructure projects
that have been financed by other parties;
3. Provide credit enhancement service;
4. Provide subordinated loan service;
5. Assist to seek for swap market for funding infrastructure
projects;
6. Provide other related infrastructure financing facilities.
- Infrastructure projects that may be financed are
as follows:
1. Land transportation;
2. Sea transportation;
3. Air transportation;
4. Railroad system;
5. Highways;
6. Petroleum and natural gas;
7. Electricity;
8. Postal and telecomunications;
9. Drinking water, sanitation, and water resources; and
10. Housing.
- IIF may finance either government»s guaranteed
infrastructure projects or government»s non-guaranteed
ones. Government guarantee will be given to
infrastructure projects that fulfill the following
requirements: they are priority projects that are
determined by Committee for the Acceleration on
Infrastructure Provision (or KKPPI in Indonesia acronym)
and are feasible based on independent institutions»
appraisal.
- In the case of government»s non-guaranteed
infrastructure projects, IIF may finance directly without
following KKPPI»s procedures in determining the project
priority.
- Disbursement of infrastructure financing will be based on
commercial assessments conducted by IIF.
- Guidance and Supervision
1. Guidance and Supervision of IIF will be conducted by
MoF;
2. Compulsory Reports to MoF;
3. Company Establishment;
4. Legal Form of the Company;
5. Corporate governance principles;
6. Budget Allocation Policy.
135Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
136Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Wayne Dyer
5
Abundance is
not something
we aquire. It is
something we
tune into.
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
K. HUBUNGAN INTERNASIONAL
Dalam tahun 2006, Bapepam - LK terus
meningkatkan kerjasama dengan otoritas pasar
modal negara lain dan berbagai institusi
internasional dalam rangka pengembangan pasar
modal dan lembaga keuangan non bank Indonesia
untuk meningkatkan kualitas sehingga memenuhi
standar internasional sebagai dasar kompetensi
didalam industri jasa keuangan dunia.
Sebagai otoritas pasar modal dan lembaga
keuangan non bank, Bapepam - LK aktif
K. INTERNATIONAL AFFAIR
Bapepam - LK continously improve its cooperation with
other Capital Market Regulators and various international
institutions in order to boost the development of Indonesian
Capital Market and Non Bank Financial Institution.
One of the efforts is by improving the quality so that
meeting international standard.
As capital market and non bank financial institution
regulator, Bapepam - LK actively participated in various
137Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dikoordinir
oleh institusi internasional seperti ASEAN, APEC,
IOSCO, OECD, WorldBank, ADB, Asia Pasific Group
(APG), IMF maupun secara bilateral. Berikut masing-
masing bentuk partisipasi yang telah dilakukan
Bapepam - LK selama tahun 2006:
a. Partisipasi Bapepam - LK di ASEAN
Kegiatan yang telah dilakukan Bapepam - LK
terkait dalam aktifitas yang berada dibawah
koordinasi ASEAN adalah sebagai berikut:
10th ASEAN Finance Ministers» Meeting (AFMM) di
Kamboja tanggal 2-5 April 2006
Bapepam - LK memberikan kontribusi informasi
perkembangan pasar modal Indonesia bekerja sama
dengan Badan Kebijakan Fiskal sebagai bahan
pertemuan Menteri Keuangan dalam pertemuan
tersebut.
1) Working Group on Capital Market Development
Working Group ini diketuai oleh Monetary Authority of
Singapore (MAS) untuk mengkoordinasikan proyek-
proyek di bidang pengembangan pasar modal di
ASEAN. Sementara itu, WG ini telah mengadakan joint
session dengan salah satu Working Group lain di
bawah ASEAN yaitu Working Group on Capital
Account Liberalization pada tanggal 27 Juli 2006 di
Bali, Indonesia.
2) ASEAN Linkage Task Force
Pertemuan Task Force tersebut telah dilaksanakan pada
tanggal 17 Januari 2006 di Singapore.
3) ASEAN Regional Bond Market Task Force
Berdasarkan keputusan dalam 10th AFMM, sebuah task
force baru di bawah ASEAN telah dibentuk untuk
mempelajari tentang kemungkinan adanya integrasi
pasar obligasi di wilayah ASEAN. Bapepam - LK
menghadiri pertemuan task force tersebut pada
tanggal 2 Juni 2006 dan 25 Agustus 2006 di
Singapore.
4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)
Forum ini merupakan ajang pertemuan bagi pimpinan
tertinggi regulator pasar modal di kawasan ASEAN
dalam memantau proyek-proyek pasar modal ASEAN
sebagaimana disebutkan di atas. Selain itu, proyek
yang berada di bawah pengawasan ACMF secara
langsung adalah harmonisasi standar yang terdiri dari
beberapa topik. Bapepam - LK tahun ini terlibat dalam
beberapa kegiatannya, antara lain:
i. Harmonization of Disclosure Standards yang diketuai
events coordinated by international institutions such
as ASEAN, APEC, IOSCO, OECD, WorldBank, ADB,
Asia Pasific Group (APG), IMF as well as bilaterall
cooperations. Bellow were Bapepam - LK
participation in the international events :
a. Participation Bapepam - LK in ASEAN
Activities conducted by Bapepam - LK related to
ASEAN, among others were :
10th ASEAN Finance Ministers» Meeting (AFMM)
in Cambodia on 2-5 April 2006 Bapepam - LK
worked together with Fiscal Policy Agency (or
Badan Kebijakan Fiscal in Indonesian acronym) to
prepare data and information concerning Capital
Market as paper work for Minister of Finance»s
meeting.
1) Working Group on Capital Market Development
The Working Group (WG) is chaired by Monetary
Authority of Singapore (MAS). The purpose of the
establishment of this WG was to coordinate projects
related to capital market development in ASEAN
countries. Additionally, the WG has conducted joint
session with other WG under ASEAN coordination,
which was Working Group on Capital Account
Liberalization on July 27, 2006 in Bali, Indonesia.
2) ASEAN Linkage Task Force
The meeting of the Task Force was held on January
17th , 2006 in Singapore.
3) ASEAN Regional Bond Market Task Force
Based on 10th AFMM decision, a new task force has
been established to seek the possibility of integration
of bond market in ASEAN region. Bapepam - LK
attended the task force meeting on June 2nd 2006
and August 25th 2006 in Singapore.
4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)
The ACMF is a meeting forum for the highest rank of
capital market regulator in ASEAN region. The
purpose of the meeting is to monitor the progress of
projects under ASEAN coordinator. Besides, there was
a project under direct supervision of ACMF, which
was Harmonization Standards, which consisted of
some topics in which Bapepam - LK has been actively
involved including :
i. Harmonization of Disclosure Standards
138Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
oleh MAS. Bapepam - LK berpartisipasi dalam dua
pertemuannya yaitu tanggal 22 Mei 2006 di
Jakarta dan tanggal 27 Juni 2006 di Singapore
ii. Harmonization of Distribution Rule yang diketuai
oleh Bapepam - LK. Dari awal tahun sampai saat
ini, telah diadakan satu kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2006 di Jakarta.
iii. Harmonization of Debt Securities yang diketuai
oleh Securities and Exchange Commission Thailand.
Bapepam - LK telah berpartisipasi dalam pengisian
kuesioner berkaitan dengan hal tersebut.
5) 3rd ASEAN Roadshow (ASEAN Finance
Ministers» Investors Seminar)
Menindaklanjuti 2nd ASEAN Roadshow yang
diadakan di London, tahun ini ASEAN Roadshow
diadakan di dua negara, yaitu Hong Kong dan
Singapore pada tanggal 14-16 September 2006.
Bapepam - LK berkontribusi dalam persiapan dan
pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan
Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan.
6) ASEAN+3 ASEAN Bond Market Initiative (ABMI)
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam forum ini
dan diikuti Bapepam - LK yaitu:
i. ASEAN+3 CMI-ABMI Working Group tanggal 1-3
November 2006 di Hangzhou-China; dan
ii. ASEAN+3 ABMI Workshop on Infrastructure
Financing: Catalyst for Cross Border Issuances, 7-8
Desember 2006, Kuala Lumpur - Malaysia dimana
wakil Bapepam - LK hadir sebagai salah satu
pembicara
7) Menjadi tuan rumah pada ASEAN Insurance
Regulators Meeting ke 9, di Hotel Sheraton Bali,
15-18 November 2006.
b. Partisipasi Bapepam - LK dalam APEC
Beberapa bentuk partisipasi Bapepam - LK
dalam kegiatan-kegiatan APEC, adalah sebagai
berikut:
1) Sebagai peserta dalam APEC Financial Regulator
Training Initiatives: Regional Seminar on Regulation
of new products, 22-26 Mei 2006, Kuala Lumpur,
Malaysia
2) Sebagai pembicara dalam APEC Policy Dialogue
Workshop on Financial Sector Reform tanggal 3-4
Juli 2006 di Shanghai, China.
This forum led by MAS. Bapepam - LK was actively
involved in two meetings, which were held on May
22nd, 2006 in Jakarta dan June 27th, 2006 in
Singapore.
ii. Harmonization of Distribution Rule
This forum is led by Bapepam - LK. There was a
meeting held on May 22nd, 2006 in Jakarta.
iii. Harmonization of Debt Securities
This forum is led by Securities and Exchange
Commission of Thailand. Bapepam - LK has
participated in this forum by filling out the
questionnaire related to the matter concerned.
5) 3rd ASEAN Road show (ASEAN Finance Ministers»
Investors Seminar)
Following 2nd ASEAN Road show organized in
London, in year of 2006 ASEAN Road show was
held in two countries which were Hong Kong and
Singapore on 14th -16th of September 2006.
Bapepam - LK together with Fiscal Policy Agency was
actively involved in preparing and arranging the
Road show.
6) ASEAN+3 ASEAN Bond Market Initiative (ABMI)
During year of 2006, some events this forum
initiated some events initiated by this forum and
participated by Bapepam - LK are as follow :
i. ASEAN+3 CMI-ABMI Working Group held on 1st -
3rd November, 2006 in Hang Zhou-China; and
ii. ASEAN+3 ABMI Workshop on Infrastructure
Financing with the title: Catalyst for Cross Border
Issuances, held on December 7 - 8, 2006 in Kuala
Lumpur - Malaysia. In this workshop, Bapepam - LK»s
representative acted as one of speakers.
7) Became a host for 9th ASEAN Insurance
Regulators Meeting, held in Bali on November 15th-
18th November 2006.
b. Participation of Bapepam - LK in APEC
Forum.
Bapepam - LK participated in some activities
coordinated by , as follow :
1) As participant in APEC Financial Regulator
Training Initiatives: Regional Seminar on Regulation
of new products, held on May 22nd -26th 2006, in
Kuala Lumpur, Malaysia
2) As speaker in APEC Policy Dialogue Workshop on
Financial Sector Reform on July 3rd -4th, 2006 in
Shanghai, China.
139Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
3) Sebagai peserta dalam APEC Financial Regulatory
Training Initiative Program on Investigation and
Enforcement tanggal 10-14 Juli 2006 di Manila,
Filipina.
4) Sebagai Peserta dalam APEC Financial Regulators
Training Initiatives (FRTI) Seminar on Risk Management
for Securities Regulators, 23-27 Oktober 2006, Taipei.
5) Sebagai Peserta dalam Monash University-the APEC
Study Center Workshop: Managing Regulatory
Change, Enhancing the Capacity in APEC on
Regulatory Regimes to Support Liberalization of
Financial Services in the WTO Doha Round, 22
November-1 Desember 2006, Melbourne, Australia.
c. Partisipasi Bapepam - LK dalam IOSCO
Keanggotaan Bapepam - LK dalam IOSCO sudah
dimulai sejak tahun 1984 sebagai Ordinary Member
mengingat status Bapepam - LK sebagai otoritas
pasar modal Indonesia. Beberapa kegiatan yang
telah diikuti Bapepam - LK pada tahun ini adalah
sebagai berikut:
1) Pertemuan
i. IOSCO APRC Seminar Training Program on
Cooperation and Exchange of Information Amongst
Securities Regulators: a Way Forward to
Strengthening Capital Markets Against Financial Fraud
pada tanggal 21 April 2006 di Beijing China.
ii. IOSCO Annual Conference pada tanggal 5-8 Juni
2006 di Hong Kong
iii. IOSCO APRC Meeting, tanggal 24 November 2006
di Vietnam.
2) Kuesioner
i. Berpartisipasi dalam EMC Working Group 3 Survey
on Capital Adequacy Requirement yang dipimpin oleh
SEC Pakistan.
ii. Berpartisipasi dalam Technical Committee and
Emerging Market Committee Working Group 1 Survey
on Internal Control Regulation for Issuers.
iii. Berpartisipasi dalam Technical Committee and
Emerging Market Committee Working Group 1 Survey
on Regulation of Non Audit Service.
iv. Berpartisipasi dalam Emerging Market Working
3) As participant in APEC Financial Regulatory
Training Initiative Program on Investigation and
Enforcement held on July 10th-14th 2006 in Manila,
Philippine.
4) As participant in APEC Financial Regulators
Training Initiatives (FRTI): Seminar on Risk
Management for Securities Regulators, October 23rd
-27th 2006, in Taipei.
5) As participant in Monash University-the APEC
Study Center Workshop: Managing Regulatory
Change, Enhancing the Capacity in APEC on
Regulatory Regimes to Support Liberalization of
Financial Services in the WTO Doha Round, held on
November 22nd - December 1st 2006, in Melbourne,
Australia.
c. Participation Bapepam - LK in IOSCO
The membership of Bapepam - LK in IOSCO has
been started since 1984 as Ordinary Member.
During 2006 Bapepam - LK attended some
activities held by IOSCO, as follow :
1) Meetings
i. IOSCO APRC Training Workshop Program on
Cooperation and Exchange of Information Amongst
Securities Regulators: a Way Forward to
Strengthening Capital Markets Against Financial
Fraud held on April 21st, 2006 in Beijing China.
ii. IOSCO Annual Conference held on June 5th -8th
2006 in Hong Kong
iii. IOSCO APRC Meeting held on 24th November
2006 in Vietnam.
2) Questionnaire
i. Bapepam - LK participated on EMC Working Group
3 Survey on Capital Adequacy Requirement chaired
by SEC of Pakistan.
ii. Participated in Technical Committee and Emerging
Market Committee Working Group 1 Survey on
Internal Control Regulation for Issuers.
iii. Participated in Technical Committee and Emerging
Market Committee Working Group 1 Survey on
Regulation of Non Audit Service.
iv. Participated in Emerging Market Working Group 4
140Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
Group 4 on the Obstacles in joining MMOU
v. Berpartisipasi dalam APRC Assessment Methodology
Survey
3) Multilateral Memorandum of Understanding
(MMOU)
Sebagai implementasi dari komitmen Bapepam - LK
setelah terdaftar dalam Annex B dari MMOU adalah
dengan meminta Technical Assistance (TA) dari IOSCO
yang dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB).
Mulai awal tahun 2006 TA sudah dimulai dengan
datangnya 2 (dua) orang expert bidang MMOU dari
IOSCO dalam rangka 1st on site visit selama 1 (satu)
minggu pada akhir bulan Januari 2006. Dalam visit
tersebut, kedua expert melakukan wawancara dengan
beberapa wakil Bapepam - LK yang terkait. Kemudian
2nd on site visit dilakukan selama 1 (satu) minggu pada
akhir bulan Juli 2006. Selain mengadakan wawancara
lebih lanjut dengan wakil dari Bapepam - LK, para
expert juga mengadakan kunjungan ke beberapa
institusi terkait, seperti Bank Indonesia, Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Biro
Hukum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan RI.
d. Partisipasi Bapepam - LK dalam OECD
Sebagai otoritas pasar modal, Bapepam - LK
secara rutin aktif berpartisipasi dalam kegiatan
OECD, dimana dalam tahun 2006 telah mengikuti
kegiatan antara lain:
1) Asian Roundtable on Corporate Governance yang
diadakan pada tanggal 13-15 September 2006 di
Bangkok Thailand. Kegiatan ini merupakan acara rutin
yang dihadiri Bapepam - LK dalam rangka
pengembangan good corporate governance.
2) Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia,
tanggal 11-12 Oktober 2006 di Tokyo-Jepang, yang
merupakan kerja sama antara OECD dan Asian
Developmet Bank Institute.
e. Partisipasi Bapepam - LK dengan
World Bank
1) Bapepam - LK berpartisipasi dalam konferensi yang
diselenggarakan oleh World Bank bersama Hong Kong
Monetary Authority dengan tema The East Asia
Financial Market: Next Frontier pada tanggal 22-23 Juni
di Hong Kong.
2) Bapepam - LK berpartisipasi dalam konferensi ke 8
Survey on the Obstacles in joining MMOU.
v. Participated in APRC Assessment Methodology
Survey.
3) Multilateral Memorandum of Understanding
(MMOU)
One of activities conducted in 2006 as a reflection of
Bapepam - LK»s commitment after enrolled in Annex B
of MMOU was to request Technical Assistance (TA)
from IOSCO which was financed by Asian
Development Bank (ADB). Started in the beginning of
2006 the TA has been effectively kicked off, this could
be seen from a week visit of two experts on MMOu of
IOSCO to Bapepam - LK in the end of January. During
the 2nd visit, besides interviewing the representatives
from Bapepam - LK, the expert also visited some related
institutions such as Bank Indonesia, PPATK and Legal
Bureau, Secretariat General of Ministry of Finance.
d. Participation of Bapepam - LK in OECD
As capital market and financial institution regulator,
Bapepam - LK actively participated in activities
coordinated by OECD. During 2006, Bapepam -
LK has participated in some OECD forums, among
other were :
1) Asian Roundtable on Corporate Governance held on
13th-15th September 2006 in Bangkok, Thailand. This
meeting is a routine meeting attended by Bapepam -
LK in order to develop good corporate governance.
2) Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia
held on 11th -12th October 2006 in Tokyo-Japan. This
meeting was jointly arranged by OECD dan Asian
Developmet Bank Institute.
e. Participation of Bapepam - LK and
The World Bank
1) Bapepam - LK participated in the conference held by
World Bank together with Hong Kong Monetary
Authority with the theme of the East Asia Financial
Market: Next Frontier conducted on 22nd-23rd June
in Hong Kong
2) Bapepam - LK participated at the 8th Conference on
141Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions (AAOIFI) bersama World Bank dan
Islamic Development Bank pada tanggal 11-13 Juni 2006
di Bahrain.
3) Mengadakan teleconference dengan World Bank
mengenai ROSC Accounting and Auditing tanggal 25 Juli
2006
4) Kerjasama antara Bapepam - LK dan World Bank
dalam Strategic Planning Retreat for Bapepam - LK
Senior Management, tanggal 27-29 Agustus 2006 di
Hotel Novotel Bogor.
f. Partisipasi Bapepam - LK dengan Asian
Development Bank (ADB)
1) Bapepam - LK bersama para tenaga ahli dari ADB
(experts) menyelenggarakan beberapa workshop
dibawah proyek TA-3850 : Establishment of Financial
Supervisory Agency di beberapa bidang yaitu Regulasi,
Enforcement, Mutual Funds dan Risk Management.
2) Bapepam - LK bersama ADB, Asosiasi Perusahaan Efek
Indonesia (APEI) dan Financial Service Volunteer Corps
(FSVC) menyelenggarakan Conference on Anti Money
Laundering for Securities Industry pada tanggal 1-3
Februari 2006 di Jakarta.
3) Bapepam - LK bersama dengan ADB mengadakan
ADB Workshop for Bapepam - LK Senior Management
tanggal 10-11 November 2006 di Hotel Borobudur,
Jakarta
g. Asia Pacific Group on Money Laundering (APG)
1) Berpartisipasi dalam Annual Meeting 2006 dan
Annual Forum on Technical Assistance and Training pada
tanggal 3-7 Juli 2006 di Manila, Philipina
2) Berpartisipasi dalam APG Typologies Workshop & APG
Special Plenary Meeting pada tanggal 14-16 November
2006 di Jakarta Indonesia.
h. Partisipasi Bapepam - LK dengan IMF
Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) which
jointly held by World Bank and Islamic
Development Bank on 11th -13th June 2006 in
Bahrain.
3) Conducted teleconference with World Bank
concerning ROSC Accounting and Auditing on
25th July 2006
4) Cooperation between Bapepam - LK dan
World Bank in Strategic Planning Retreat for
Bapepam - LK Senior Management, on 27th -29th
August 2006 in Bogor.
f. Participation of Bapepam - LK on
Asian Development Bank (ADB) Forum
1) Bapepam - LK together with ADB experts
arranged some workshops related to Regulation,
Enforcement, Mutual Funds dan Risk
Management under project of TA-3850 :
Establishment of Financial Supervisory Agency
2) Bapepam - LK worked together with ADB,
Securities Company Association (or Asosiasi
Perusahaan Efek Indonesia in Indonesian
acronym) and Financial Service Volunteer Corps
(FSVC) arranged Conference on Anti Money
Laundering for Securities Industry held on 1st - 3rd
February, 2006 in Jakarta.
3) Bapepam - LK in cooperation with ADB held
Workshop for Bapepam - LK Senior
Management on 10th-11th November 2006 in
Jakarta.
g. Participation of Bapepam - LK on Asia
Pacific Group on Money Laundering (APG)
1) Bapepam - LK participated in Annual Meeting
2006 and Annual Forum on Technical Assistance
and Training held on 3rd -7th July
2006 in Manila, Philipine.
2) Bapepam - LK participated in APG Typologies
Workshop & APG Special Plenary Meeting held
on 14th -16th November, 2006 in Jakarta.
h. Participation of Bapepam - LK in IMF
Forum
142Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
Berpartisipasi dalam IMF-Singapore Regional Training
Institute Course on Financial Markets and New
Financial Instruments, 6-17 November 2006,
Singapore.
Hubungan Bilateral
1) Kerja Sama dengan Japan International Cooperation
Agency (JICA)
i. Bapepam - LK bersama dengan JICA
menyelenggarakan Video Conference dengan topik
Open Market from Japan Perspective dengan
pembicara Prof. Yanagita pada tanggal 28 Februari
2006 di Jakarta.
ii. Training Course on Stock Exchange Seminar for
Asian Countries (Capital Market Development Policy),
7-27 Mei 2006, Tokyo, Jepang.
iii. Bapepam - LK dengan JICA Seminar dengan Topik
SRO»s in Japan dengan pembicara Mr. Iwai Masanori
tanggal 19 September 2006 di Jakarta.
iv. Bapepam - LK dengan JICA menyelenggarakan
Video Conference dengan topik Local Bond System in
Japan oleh Prof. Nobuki Mochida tanggal 5 Desember
2006 di Jakarta.
v. Bapepam - LK dengan JICA menyelenggarakan Video
Conference dengan topik Exchange Traded Funds
(ETF»s) in Japan oleh Mr. Shunzo Kayanuma, Head,
Overseas Relations, Corporate Planning Tokyo Stock
Exchange, tanggal 11 Desember 2006 di Jakarta.
vi. The 6th Tokyo Enforcement Seminar yang
diselenggarakan JICA bersama SESC (Securities and
Exchange Surveillance Commission) Japan tanggal 16-
19 Oktober 2006, Tokyo, Japan.
2) Kerja sama dengan Australian Securities and
Investments Commission (ASIC)
i. Kunjungan ke Australia 10-12 Juli 2006. Kunjungan
ini merupakan courtesy visit yang dilakukan oleh Ketua
Bapepam - LK, Kepala Biro Dana Pensiun, dan Kepala
Bagian Kerja Sama Internasional dan Hubungan
Masyarakat ke ASIC dan APRA.
ii. Kunjungan Chairman ASIC ke Jakarta 31 Juli dan 4
Bapepam - LK participated on IMF-Singapore Regional
Training Institute Course on Financial Markets and New
Financial Instruments which held on 6th -17th November
2006 in Singapore.
Bilateral Cooperation
1) Cooperation with Japan International Cooperation
Agency (JICA)
i. Bapepam - LK worked together with JICA to hold Video
Conference on 28th February, 2006 in Jakarta with the
topic ≈Open Market from Japan Perspective∆. The speaker
on this event was Prof. Yanagita.
ii. Bapepam - LK attended Training Course on Stock
Exchange Seminar for Asian Countries (Capital Market
Development Policy), held on 7th -27th May 2006 in
Tokyo, Japan.
iii. Bapepam - LK in cooperation with JICA held Seminar
with the Topic on SRO»s in Japan on19th September, 2006
in Jakarta. The speaker of this event was Mr. Iwai
Masanori.
iv. Bapepam - LK worked together with JICA to hold
Video Conference in Jakarta on 5th December 2006 with
the topic of Local Bond System in Japan. The speaker in
the event was Prof. Nobuki Mochida.
v. Bapepam - LK worked together with JICA arranged
Video Conference on 11th December, 2006 in Jakarta with
the topic of Exchange Traded Funds (ETF»s) in Japan. The
speaker in this conference was Mr. Shunzo Kayanuma,
Head, Overseas Relations, and Corporate Planning Tokyo
Stock Exchange.
vi. Bapepam - LK attended the 6th Tokyo Enforcement
Seminar which was held by JICA in cooperation with SESC
(Securities and Exchange Surveillance Commission) on 16th
-19th October 2006 in Tokyo, Japan.
2) Bapepam - LK in cooperation with Australian Securities
and Investments Commission (ASIC).
i. Bapepam - LK visited ASIC and APRA on July 10th -12th
2006. This was a courtesy visit of Bapepam - LK
Chairman, Head of Bureau of Pension Fund, and Head of
International Cooperation and Public Relation.
ii. The visit of Chairman ASIC to Bapepam - LK on July 31st
143Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
Desember 2006. Kunjungan ini merupakan kunjungan
balasan atas kunjungan ketua Bapepam - LK dan dalam
rangka mendiskusikan kerjasama bilateral lebih lanjut
antara Bapepam dan LK dan ASIC.
iii. Capacity Building Program. Kegiatan ini merupakan
bentuk nyata kerjasama bilateral antara Bapepam - LK
dan ASIC yang telah mulai disepakati sejak tahun lalu.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Pengiriman wakil Bapepam - LK dalam kegiatan
secondment dalam beberapa kantor ASIC pada bulan
April sampai dengan Juni.
- Penempatan seorang Technical Advisor dari ASIC di
kantor Bapepam - LK pada Bulan Juli-Desember 2006.
- Pelaksanaan beberapa workshop dan pilot project oleh
para peserta secondment dibantu oleh beberapa wakil
ASIC sebagai tindak lanjut dari kegiatan secondment
sebagaimana dijelaskan pada poin 1 di atas, sebagai
berikut:
a. Risk Assessment Workshop I, 26-27 Juli 2006
b. Workshop on Listed Company Surveillance-Periodical
and Incidental Disclosure, 31 Juli-1 Agustus 2006
c. Enforcement Workshop, 2-3 Agustus 2006
d. Prospectus Review Workshop, 30-31 Agustus 2006
e. Risk Assessment Workshop II, 30 November - 1
Desember 2006
f. Training Prospectus Guidelines, 11-12 Desember 2006
g. Training Periodic Disclosure, 13-14 Desember 2006
3) 2006 Annual Meeting of American Accounting
Association (AAA) tanggal 6-9 Agustus 2006 di
Washington DC, USA.
4) The 7th Annual Emerging Market Programme
diselenggarakan SC Malaysia dengan topik ≈The
Emerging Market Challenge: Rethinking Regulation∆,
16-22 September 2006, Kuala Lumpur, Malaysia.
5) Annual International Institute yang diselenggarakan
oleh US SEC: Program on Securities Enforcement and
Market Oversight, 30 Oktober-3 November 2006
Washington DC-USA.
and December 4th 2006. The visit was aimed to discuss
further bilateral cooperation between Bapepam - LK
and ASIC.
iii. Capacity Building Program.
This activity was an implementation of bilateral cooperation
between Bapepam - LK and ASIC which has been started
since 2005. The activities under this program among other
were :
- Bapepam - LK sent its representatives to attend
secondment in some ASIC offices in April to June.
- The assignment of Technical Advisor from ASIC in
Bapepam - LK office in July-December 2006.
- The arrangement of some workshops and pilot project by
secondment participants with the assistance of some
representatives from ASIC as follow up of secondement as
explained in point 1. The workshops that have been held
among other were :
a. Risk Assessment Workshop I, held on 26th -27th July,
2006
b. Workshop on Listed Company Surveillance-Periodical
and Incidental Disclosure, held on July 31st -1st
August, 2006
c. Enforcement Workshop, held on August 2nd -3rd 2006
d. Prospectus Review Workshop, held on August 30th -31st
2006
e. Risk Assessment Workshop II, 30th November - 1st
Desember, 2006
f. Training Prospectus Guidelines, 11th-12th December
2006
g. Training Periodic Disclosure, 13th-14th December 2006
3) 2006 Annual Meeting of American Accounting
Association (AAA) on 6th-9th August 2006 di
Washington DC, USA
4) The 7th Annual Emerging Market Programme
diselenggarakan SC Malaysia with the topic ≈The Emerging
Market Challenge: Rethinking Regulation∆, 16-22
September 2006, Kuala Lumpur, Malaysia.
5) Annual International Institute conducted by the US SEC :
Program on Securities Enforcement and Market Oversight,
30 Oktober-3 November 2006 Washington DC-USA.
144Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
H U B U N G A N
I N T E R N A S I O N A L
I N T E R N A T I O N A L
A F F A I R
6) Policy Training Workshop on Bond Market
Development yang diselenggarakan
Departemen Keuangan Korea Selatan, 12-18
Nopember 2006, Seoul-Korea.
7) Inaugural 1 (One) Month Seminar on
Financial Development in Asean and Korea
yang diselenggarakan oleh Ministry of
Finance and Economy (MOFE) Republic of
Korea bekerja sama dengan Korean Banking
Institute (KBI), 18 Juni - 15 Juli 2006, di Seoul
-Korea.
8) Asia Pacific Financial and Development
Center (AFDC) Workshop on Risk
Management in Banking Sector, 13 - 17
November 2006, Chendu, China.
9) Financial Services Agency (FSA) Annual
International Seminar pada tanggal 4-8
Desember 2006, London, Inggris.
10) Kunjungan Bapepam - LK dengan Bank
Indonesia ke berbagai negara dalam rangka
Financial Sector Knowledge Sharing Program
sebagai berikut :
a. Amerika Latin (Chile dan Argentina)
tanggal 25-26 Oktober 2006
b. Asia (Korea dan China tanggal 3-7
Desember 2006
c. Eropa (Perancis dan Belanda) tanggal 18-
22 Desember 2006
11) Membuat sistem Penilaian Risiko (Risk
Assesment) Perusahaan Efek (PE) dalam
rangka memetakan seluruh PE yang ada
sesuai dengan risikonya sebagai alat untuk
melakukan pengawasan PE berbasis risiko
(Risk Based) oleh Biro Transaksi dan Lembaga
Efek.
12) Pilot project dalam rangka meningkatkan
kemampuan staf Pengawasan Perdagangan
di Biro Transaksi dan Lembaga Efek dalam
mengidentifikasi potensi adanya
perdagangan saham yang tidak wajar
dengan menggunakan parameter harga,
volume, dan frekuensi.
6) Policy Training Workshop on Bond Market
Development held by South Korean Ministry of
Finance on November 12th -18th 2006 in Seoul-
Korea.
7) Inaugural 1 (One) Month Seminar on Financial
Development in Asean and Korea arranged by
Ministry of Finance and Economy (MOFE)
Republic of Korea in cooperation with Korean
Banking Institute (KBI), on June 18th -July 15th
2006, in Seoul -Korea.
8) Workshop on Risk Management in Banking
Sector held by Asia Pacific Financial and
Development Center (AFDC) on November 13th
- 17th 2006, in Chendu, China.
9) Financial Services Agency (FSA) Annual
International Seminar held by FSA on December
4th -8th 2006, London, England.
10) The visit of Bapepam - LK with Bank
Indonesia to some countries for Financial Sector
Knowledge Sharing Program, as follow :
a. Amerika Latin (Chile dan Argentina) on
October 25th -26th, 2006
b. Asia (Korea dan China) on December 3rd -
7th,2006
c. Europe (France dan Netherland ) on December
18th - 20th, 2006
11) Established Risk Assesment method for
Securities Company to map up all Securities
Company according to their risk profile. This
method will be used by Bapepam dan LK as a
tool to monitor Securities Company using Risk
Based method.
12) Established a Pilot Project to build the
capacity of Staff at Trading Monitoring in
identifying the indication of false trading by
using parameter such as price, volume, and
frequency
145Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
146Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Tinjauan OperasionalOperational Review
Elmer Letterman &
Lucius Annaeus Seneca
5
Luck is
what when
preparation
meets
opportunity.
I N F O R M A T I O N
S E R V I C E
P E L A Y A N A N
I N F O R M A S I
L. PELAYANAN INFORMASI
Dalam rangka mengimplementasikan strategi
peningkatan peran dan kualitas pemodal
domestik seperti yang telah ditetapkan dalam
Master Plan Pasar Modal Indonesia Tahun 2005 -
2009, Bapepam - LK bersama pelaku pasar
modal Indonesia lainnya terus berupaya
meningkatkan kegiatan sosialisasi baik yang
bersifat pengenalan pasar modal maupun
pendalaman pemahaman mengenai pasar
modal.
Upaya berkesinambungan yang dilakukan oleh
L. INFORMATION SERVICE
As an effort to implement the strategy to
increase the role and quality of capital market
players as stated in the Indonesian Master Plan
Capital Market year 2005-2009, Bapepam - LK
with domestic players continuously work hand
in hand to sozialize capital maket.
The continuing efforts which have been
147Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P E L A Y A N A N
I N F O R M A S I
I N F O R M A T I O N
S E R V I C E
Bapepam - LK bersama SROs adalah aktif
melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat,
hal ini ditunjukkan dengan berpartisipasinya
Bapepam - LK bersama Departemen Keuangan RI
dan SROs di dalam pameran Jakarta Internasional
Investment Expo atau JIVEST 2006 yang diprakarsai
oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, acara tersebut
dibuka langsung Gubernur DKI Jakarta Bapak
Sutiyoso dan juga dihadiri oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak DR.
Boediono. Dalam pameran tersebut Bapepam - LK
menampilkan informasi yang bersifat aktual dan
hal-hal yang menarik perhatian pengunjung expo
tersebut untuk masuk dalam dunia investasi di
pasar modal. Departemen Keuangan RI lebih
menekankan upaya promosi dan sosialisasi atas
produk Surat Utang Negara (SUN) bersifat ritel atau
yang disebut ORI dan sosialisasi peran pajak dalam
pembangunan ekonomi serta jalur prioritas yang
disediakan oleh Direktorat Bea dan Cukai.
Sedangkan SROs menampilkan fasilitas investasi
dipasar modal yang disediakannya.
Dalam peringatan 29 Tahun Diaktifkannya Kembali
Pasar Modal Indonesia, Bapepam - LK bersama
pelaku pasar terutama SROs, melaksanakan
berbagai kegiatan mulai yang bersifat sosial,
edukasi hingga yang bersifat hiburan dan
kekeluargaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan mengambil tema
≈Menumbuhkan Budaya Berinvestasi di Pasar
Modal∆, tema ini digunakan untuk lebih
meningkatkan kepedulian masyarakat akan peran
dan keberadaan pasar modal sebagai alternatif
investasi dan pembiayaan dunia usaha.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain
workshop wartawan pasar modal, Roadshow
Campus to Campus ke 5 (lima) kampus di
beberapa wilayah di Indonesia, Cepat Tepat Pasar
Modal tingkat SMU dan Perguruan Tinggi, Temu
Investor, dan Business Gathering dengan para
usahawan untuk memperkenalkan pasar modal
sebagai sarana pembiayaan bisnis mereka.
Selanjutnya kegiatan yang dinilai cukup besar
adalah acara Indonesia Investor Forum 1, dimana
dalam acara tersebut Menteri Keuangan RI, Ibu Sri
Mulyani Indrawati berkenan menyampaikan
sambutan dan presentasinya mengenai Arah dan
Kebijakan Makro Ekonomi dan Fiskal yang
Berkesinambungan. Dalam kegiatan tersebut Ketua
conducted by Bapepam - LK with SROs included
sozialitation directly to public. One of them was
the participation in Jakarta International
Investment Expo (JIVEST) 2006 initiated by local
government of Jakarta. The opening ceremony
inaugurated by Mr. Sutiyoso and was also attended
by Coordinating Minister of the Economy, Mr.
Boediono. In that occasion, Bapepam - LK
presented actual information and interesting
features to promote capital market investment.
Ministry of Finance promotion focuses on
Government Debt Securities or named as the
Indonesian Government Retail Bond (ORI in
Indonesian acronym), carried out sozialitation in
the role of tax in the economic development and
exposed also the priority procedure provided by
Directorate General of Custom and Excise.
Meanwhile SROs presented investment facility in
the capital market.
During the 29th Indonesia Capital Market
Anniversary, Bapepam - LK with market players
mainly SROs, held several events from social
activities, education to entertainment and family
gathering. The theme of 2006 event was
≈Cultivating Investment Culture in the Capital
Market∆. This theme was expected to boost public
awareness on the existence of capital market as an
investment and financing alternatives in business.
Still in the atmosphere of the celebration, Bapepam
- LK held some events, among others were: capital
market press workshop, Roadshow Campus to
Campus to 5 Universities in several regions of
Indonesia, Quiz on Capital Market for High Schools
and Universities, Investors Gathering and Business
Gathering with players to introduce the Capital
Market as their business financing tool. Further, in
cooperation with market players, Bapepam dan LK
held a big event i.e Indonesia Investor Forum 1. In
this occasion the Minister of Finance Mrs. Sri
Mulyani Indrawati officially opened the event and
delivered a presentation concerning Direction and
Sustainability of Macro and Fiscal Policy. In this
event, Chairman of Bapepam - LK also
148Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
P E L A Y A N A N
I N F O R M A S I
I N F O R M A T I O N
S E R V I C E
Bapepam - LK juga menyajikan presentasi
tentang Kerangka Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Pasar Modal bersama dengan
Mr. Jeffrey Lucy (Chairman ASIC) yang
membawakan makalah berjudul Good
Corporate Governance: Sharing Perspectives
on a Universal Concept.
Selama tahun 2006, tercatat 19 (sembilan
belas) kunjungan dari sekolah menengah dan
universitas ke Bapepam - LK. Dalam
kunjungan tersebut para peserta
mendapatkan presentasi mengenai pasar
modal Indonesia. Tahun 2006 merupakan
tahun pertama disediakannya Layanan Kontak
Humas dan Pengaduan di website Bapepam -
LK, dengan fasilitas ini investor dan
masyarakat umum dapat mengajukan
pertanyaan, permintaan informasi dan
penyampaian pengaduan atas indikasi
pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal. Sejak tersedianya
layanan ini tercatat lebih dari 600
permohonan informasi dan pertanyaan yang
masuk melalui fasilitas ini.
Permintaan informasi yang diajukan ke
Bapepam - LK juga dilakukan oleh berbagai
pihak yaitu mulai dari mahasiswa, investor,
calon investor, instansi Pemerintah, hingga
para pelaku pasar modal Indonesia lainnya.
Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah
menerbitkan 158 (seratus lima puluh delapan)
surat keterangan kepada mahasiswa yang
telah melakukan penelitian dan pengumpulan
data di Bapepam - LK. Sedangkan permintaan
penjelasan dan informasi yang disampaikan
melalui fasilitas telepon hubungan masyarakat
adalah sekitar 40 pihak.
Sebagai bentuk pelaksanaan keterbukaan
informasi atas penerbitan ketentuan ataupun
kejadian tertentu yang layak dipublikasikan,
Bapepam - LK selama tahun 2006 telah
menerbitkan Siaran Pers sebanyak 16 kali.
presented the Policy and Strategy of Capital
Market Development with Mr. Jeffrey Lucy,
Chairman of ASIC with a paper titled Good
Corporate Governance: Sharing Perspectives on
a Universal Concept.
Related to information services, throughout
2006 there were 19 visits from High Schools and
Universities to Bapepam - LK. From that
occasion, Participants received presentation on
Indonesia Capital Market. Year 2006 was the
first year for Bapepam - LK to operate a
complaint mechanism by providing a service
called as Public Relation Contact and Complaints
services put in the website. This facility will
enable public to address questions, information
requests and complaints concerning indication
of violations on Capital Market Law. Since then,
there were 600 questions and information
requests have been received.
Information submission to Bapepam - LK also
gave by various sides, from university student,
investor, potential investor, government bodies
to the players. Additionally, during 2006
Bapepam - LK provided service related to
research and data collection to 158 students.
Also there were 40 information and explanation
requests received by Bapepam - LK through
phone facility.
In an effort to information transparency,
Bapepam - LK had issued 16 Pers Releases
during 2006.
149Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
150Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Perkembangan InternalInternal Development
Jim Ryan
6
Motivation is
what gets you
started. Habit
is what keeps
you going.
H U M A N
R E S O U R C E S
S U M B E R D A Y A
M A N U S I A
A. SUMBER DAYA MANUSIA
Sebelum penggabungan, sampai dengan akhir
tahun 2005 jumlah pegawai Bapepam adalah
443 orang, dengan komposisi berdasarkan
tingkat pendidikan adalah 174 (40%) pegawai
berpendidikan Sarjana (S1) dan Diploma IV, 101
(23%) pegawai berpendidikan Master (S2), 2
(dua) pegawai berpendidikan Doktoral (S3), serta
sisanya sejumlah 166 pegawai atau 28%
berpendidikan Diploma III, Diploma I, Sekolah
Menengah dan Dasar.
A. HUMAN RESOURCES
Before the merger until the end of 2005 the number
of Bapepam employees was 443 people. Based on
the educational level composition, 174 (40%)
employees hold bachelor degree and 4 years
diploma, 101 (23%) employees hold Master Degree,
2 employees hold Doctoral Degree, and the rest
consisting of 166 employees or representing 28% of
total employees had 3 years diploma, high school
and elementary school certificates.
151Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S U M B E R D A Y A
M A N U S I A
H U M A N
R E S O U R C E S
Setelah pengabungan unit Bapepam dan DJLK,
jumlah pegawai Bapepam - LK sampai dengan akhir
tahun 2006 adalah 797 orang, dengan komposisi
pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah 308
(39%) pegawai berpendidikan Sarjana (S1) dan
Diploma IV (D IV), 189 (24%) pegawai berpendidikan
Master, 4 pegawai berpendidikan Doktoral (S3),
sejumlah 60 (7%) pegawai berpendidikan Diploma III
dan Diploma I, serta 236 (30%) pegawai
berpendidikan Sekolah Menengah dan Dasar.
Pendidikan dan Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di lingkungan Bapepam - LK, selama tahun
2006 Bapepam - LK telah mengadakan atau
mengirimkan pegawainya untuk mengikuti berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan baik pendidikan
formal maupun kursus, training, seminar, workshop,
atau internship di dalam maupun di luar negeri.
Pendidikan Formal
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 2006
Bapepam - LK juga mendapatkan bantuan dukungan
pendanaan dari Australian Development Scholarship
(ADS) untuk beasiswa pendidikan S2 dan S3 di
Australia. Selama tahun 2006, terdapat 25 (dua puluh
lima) pegawai yang mengikuti pendidikan S2 dan 1
(satu) pegawai mengikuti pendidikan S3 di Australia.
Sementara itu terdapat 15 (lima belas) pegawai dalam
masa persiapan untuk diberangkatkan, dan terdapat
16 (enam belas) pegawai yang telah selesai
menyelesaikan pendidikan S2 Australia.
Masih di tahun yang sama, terdapat 9 (sembilan)
pegawai yang sedang belajar Master program di
Universitas Indonesia dengan bantuan beasiswa S2
BAPPENAS, dimana 3 (tiga) diantaranya saat ini
mendapatkan kesempatan belajar selama 1 tahun
(double degree) di Universitas di Belanda.
Dalam tahun 2006, juga terdapat 3 (tiga) pegawai
yang melanjutkan pendidikan Master di Jepang
dengan bantuan beasiswa Japanese Development
Scholarship (JDS).
Diklat Dalam Negeri
Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah
menyelenggarakan atau mengirimkan pejabat/
pegawai untuk mengikuti berbagai macam program
training/workshop/seminar di dalam negeri. Beberapa
After the merger of Bapepam and DJLK, the total
number of Bapepam - LK employees until the end
of 2006 was 797 people. Based on the educational
level composition, 308 (39%) hold bachelor degree
and 4 years diploma, 189 (24%) employees hold
Master Degree, 4 employees hold Doctoral Degree,
60 (7%) employees had 3 years diploma and 1 year
diploma, and the rest consisting of 236 (30%)
employees had high school and elementary school
certificates.
Education and Training
To improve the quality of Bapepam - LK»s human
resources, during 2006 Bapepam - LK sent a
number of employees to attend domestic and
overseas education and trainings.
Formal Education
Similar to previous years, in 2006 Australian
Development Scholarship (ADS) granted scholarship
to a number of Bapepam - LK employees. During
2006, there were 25 employees received
scholarship for Master Program and 1 employee got
a Doctoral Program in Australia. Additionally, there
were 15 employees were in preparation stage to be
sent and 16 employees just accomoplished their
Master Program in Australia.
Still in 2006, there were 9 employees were studying
for Master Program in University of Indonesia. This
program was granted by National Development
Planning Agency (or BAPPENAS in Indonesian
acronym) while 3 of them got the opportunity to
take a double degree in the University in Nederland.
Additionally there were 3 employees continued
their Master Program from the Japanese
Development Scholarship.
Local Education and Training
Within 2006, Bapepam - LK had conducted
educations and trainings or sent a number of
employees to attend local education and trainings.
Some events were performed in collaboration with
152Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S U M B E R D A Y A
M A N U S I A
H U M A N
R E S O U R C E S
kegiatan tersebut antara lain diselenggarakan
bekerjasama dengan Asian Development Bank
(ADB), Japan International Cooperation Agency
(JICA), Australian Securities Investment
Commission (ASIC), Pusat Pelaporan dan Analisa
Transaksi Keuangan (PPATK), Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia, Lembaga Pengembangan
Manajemen Asuransi, berbagai institusi lainnya,
serta yang diselenggarakan oleh Bapepam - LK
sendiri. Topik/tema program training juga
bervariasi, antara lain Legal Drafting and Legal
Interpretation, Anti Money Laundering, Mutual
Fund, Forensic Audit, Risk-Based Assessment,
Prospectus Review, Kaitan CAR/EAR dengan Surety
Bond, Perbankan Syariah, Sertifikasi Asuransi
Syariah, Penyidikan dan Investigasi serta Emotional
Spiritual Quotient (ESQ).
Diklat Luar Negeri
Selain pendidikan dan pelatihan dalam negeri,
Bapepam - LK juga telah mengirimkan delegasi/
para pegawai ke berbagai forum/training/
internship luar negeri selama tahun 2006.
Training di luar negeri tersebut dilaksanakan
bekerjasama dengan pemerintah Negara Australia,
USA, Jepang, Korea, Malaysia, India, serta
beberapa organisasi internasional seperti IOSCO,
APEC, OECD, ADB, World Bank, dan Pacific
Pension Institute.
Penelitian
Di tahun 2006 ini Bapepam - LK telah melakukan
enam studi penelitian terkait dengan program yang
telah dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal
2005-2009 dan menyelenggarakan dua kali
seminar. Kedua seminar tersebut adalah ≈Upaya
Peningkatan Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa
Menuju Persaingan Global∆ dan ≈Prinsip Corporate
Governance dalam ketentuan di bidang Pasar
Modal∆.
Adapun studi penelitian yang telah dilakukan di
tahun 2006 adalah:
1. Analisa Efektifitas Penyebaran Informasi
dalam Rangka Sosialisasi Pasar Modal.
Studi ini dilakukan guna mengetahui kriteria-
kriteria efektifitas penyebaran informasi dalam
rangka sosialisasi pasar modal, untuk selanjutnya
akan digunakan sebagai bahan referensi untuk
pengambilan kebijakan dalam rangka menentukan
Asian Development Bank (ADB), Japan
International Cooperation Agency (JICA),
Australian Securities and Investments Commission
(ASIC), Indonesian Financial Transaction Reports
and Analysis Centre (or PPATK in Indonesian
acronym), Indonesian Financial Services
Association, Insurance Management Development
Institution, other institutions, and events
conducted by Bapepam - LK. Topics and themes for
the trainings were also varied, such as Legal
Drafting and Legal Interpretation, Anti Money
Laundering, CAR/EAR related to Surety Bond,
Sharia Banking, Sharia Insurance Certification,
Investigation and Litigation, and Emotional Spiritual
Quotient (ESQ).
Overseas Education and Training
Beside local educations and trainings, Bapepam -
LK also sent its employees to various educations
and trainings abroad during 2006.
Those trainings were performed in collaboration
with foreign governments such as Australia, USA,
Japan, Korea, Malaysia, India, and some
international organizations like IOSCO, APEC,
OECD, ADB, World Bank, and Pacific Pension
Institute.
Research
During 2006 Bapepam - LK conducted six studies
related to programs enacted in the Indonesian
Capital Market Master Plan 2005 - 2009 and
organized two seminars. The seminars were ≈
Effort to Improve the Efficiency of Transaction
Settlement in Respond to Global Competition∆ and
≈ Corporate Governance in Capital Market
Provisions∆
The summary of the studies were:
1. Analysis on The Effectiveness of Informa
tion Dissemination in the Capital Market
Socialization
The purpose of the study was to identify the
criteria which determine the effectiveness of
information dissemination in the capital market
socialization.
Those criteria then will be used as references in
153Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S U M B E R D A Y A
M A N U S I A
H U M A N
R E S O U R C E S
program penyuluhan atau penyebaran informasi atau
sosialisasi pasar modal.
2. Upaya Peningkatan Efisiensi dalam
Penyelesaian Transaksi Bursa.
Studi ini mengkaji dua aspek utama terkait dengan
efisiensi penyelesaian Transaksi Bursa yaitu
pemendekan siklus penyelesaian Transaksi Bursa dari
yang saat ini dilaksanakan tiga hari Bursa setelah
transaksi terjadi (T+3) menjadi dua hari bursa setelah
transaksi terjadi (T+2), dan efektifitas penggunaan
bank pembayaran. Studi ini bertujuan untuk
menyelaraskan perkembangan pasar global dengan
pasar modal Indonesia dengan menerapkan praktik
bisnis yang berstandar internasional sebagaimana
ditetapkan oleh International Securities Services
Association (ISSA) dan juga task force antara
International Organization of Securities Commissions
(IOSCO) serta Bank for International Settlements (BIS).
3. Pengkajian Penerapan Prinsip-Prinsip OECD
2004 dalam Peraturan Bapepam mengenai
Corporate Governance
Studi ini merupakan upaya penyelarasan produk-
produk peraturan Bapepam dengan prinsip-prinsip
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD
(OECD principles of Corporate Governance 2004).
4. Pemeringkatan Reksa Dana
Tujuan dari studi ini adalah untuk mempelajari
metode pemeringkatan reksa dana yang dapat
digunakan sebagai pedoman bagi pemodal dalam
memilih berbagai jenis Reksa Dana, sehingga calon
pemodal dapat memilih suatu Reksa Dana sesuai
dengan kriterianya dan dapat mengurangi potensi
kerugian. Pemeringkatan terhadap Reksa Dana
merupakan salah satu upaya positif untuk
memajukan industri Reksa Dana.
5. Penerapan Pengendalian Interen Pada Emiten
dan Perusahaan Publik.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
sistem pengendalian interen pada Emiten dan
Perusahaan Publik serta untuk mengetahui
peraturan-peraturan tentang pengendalian interen di
negara lain.
6. Real Estate Investment Trust di Pasar Modal
Indonesia.
Real Estate Investment Trust (REITs) adalah suatu
perangkat (wadah) investasi yang digunakan untuk
setting up the policy for capital market campaign,
including socialization.
2. Study on the Effort to Improve the Efficiency
of the Exchange transaction settlement.
The study was focused on two main aspects related
with the efficiency of the Exchange transaction
settlement, which were:
* Shortened transaction settlement period from T+3
to T+2 in respond to the dynamic of global market
and in accordance with International Securities
Services Association (ISSA), International
Organization of Securities Commissions (IOSCO)
serta and for International Settlements (BIS)
* The effectiveness of payment bank in the
settlement.
3. Study on the implementation OECD Principles
2004 in Bapepam Rules concerning Corporate
Governance.
The objective of the study was to review and
harmonize Bapepam Rules with Corporate
Governance principles issued by OECD.
4. Investment Fund Rating
The purpose of this study was to explore the
methodology applied in the investment fund rating
which enable the investors to select the fund based
on their risk prefence to reduce potential risk.
Investment Fund rating was one of efforts to boost
the Investment Fund Industry
5. The Implementation of Internal Control for
Issuers and Public Companies.
The objective of the research was to study the
implementation of internal control system of the
Issuers and Public Companies and related rules
concerning international practice on internal control.
6. Real Estate Investment Trust in Indonesian
Capital Market
Real Estate Investment Trust (REITs), is an investment
vehicle to pool investor»s fund. The fund then be
154Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
S U M B E R D A Y A
M A N U S I A
H U M A N
R E S O U R C E S
menghimpun dana dari pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam asset real estate oleh Manajer
Investasi. REITs merupakan produk investasi baru yang
akan memberikan alternatif investasi di pasar modal
Indonesia dan dapat memperluas basis pemodal baik
dalam lokal maupun asing.
7. Studi tentang Penyusunan Pedoman Penyajian
Informasi Keuangan Proforma
Studi ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya
informasi keuangan proforma dan mendapatkan
gambaran mengenai praktik-praktik penyajian
informasi keuangan proforma di beberapa negara dan
yang telah diterapkan di Indonesia, terutama untuk
kepentingan di pasar modal. Secara khusus studi ini
bertujuan untuk merancang suatu pedoman yang
akan diformalisasikan dalam bentuk peraturan
Bapepam - LK mengenai penyajian informasi
keuangan proforma yang mencakup kewajiban
penyajian untuk Emiten dan Perusahaan Publik
tertentu serta bentuk dan informasi yang wajib
disajikan dalam informasi keuangan proforma.
invested by investment manager as a real estate
asset. REITs is a new product of investment which
gives an alternatif for a capital market investment.
Additionally this type of product might expand the
capital in the local or abroad.
7. Study on the establishment of Proforma on
Financial Information
This study was aimed to examine the importance of
Proforma on Financial Information and its
implementation in some countries, and in Indonesia
especially for the sake of Capital Market Investment.
For special purpose, this study»s objective was to
form a guidelines which would be formulated
formally as a regulation in Bapepam - LK. This form
provides a guidelines which explain in what
condition the Issuers and Public Companies have an
obligation to provide an information on the Financial
Proforma and what information must be presented
by them.
155Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
156Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Perkembangan InternalInternal Development
Bruce Lee
6
To know
oneself is to
study oneself
in action with
another
person.
I N F O R M A T I O N
T E C H N O L O G Y
T E K N O L O G I
I N F O R M A S I
B. TEKNOLOGI INFORMASI
Sejalan dengan bentuk organisasi yang baru
(Bapepam - LK), maka pada tahun 2006 telah
ditingkatkan upaya pengembangan implementasi
teknologi informasi yang akan menunjang kinerja
organisasi di masa mendatang. Cakupan tanggung-
jawab yang lebih luas tentunya membutuhkan
dukungan sistem teknologi informasi yang akan
mempermudah Bapepam - LK dalam melakukan
pengawasan yang terintegratif, modern, dan
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Sejalan dengan upaya tersebut, maka pada tahun
B. INFORMATION TECHNOLOGY
To follow up the establishment of new agency
(Bapepam - LK), an effort was taken in 2006 to
encourage further development of information
technology to enhance performance of the newly
established organization in the future. This broader
scope of responsibilities of the agency surely
required support from information technology to
facilitate a more integrated, modern, and reliable
surveillance activities.
In line with the effort, a set of measures was also
157Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
T E K N O L O G I
I N F O R M A S I
I N F O R M A T I O N
T E C H N O L O G Y
2006 telah dilaksanakan beberapa kegiatan
pengembangan bidang TI, yang tentunya akan
dilanjutkan dengan pengembangan-pengembangan
lanjutan di tahun berikutnya.
Pengembangan TI tersebut antara lain adalah :
• Pengembangan Database SDM
Salah satu pengembangan awal yang dilakukan
pasca merger adalah penyusunan sistem database
SDM. Sistem ini sangat diperlukan sebagai langkah
awal diimplementasikannya office automation di
lingkungan Bapepam - LK. Sistem ini akan menjadi
dasar dikembangkan sistem lanjutan seperti Sistem
Pengelolaan Tata Persuratan, sistem pemrosesan
perijinan/registrasi, sistem pelaporan elektronik, serta
sistem pengawasan semua pihak yang terkait dengan
bidang tugas Bapepam - LK.
• Pengembangan website Bapepam - LK
Sebelumnya, masing masing lembaga memiliki
website: website Bapepam dan website Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan Depkeu RI. Dengan
bentuk organisasi yang baru maka pada akhir tahun
2006 ini telah dilakukan pengkonsolidasian semua
informasi dari website tersebut. Website yang baru
(www.bapepamlk.depkeu.go.id) menyediakan
informasi yang lebih lengkap, menyangkut informasi
terkini dari industri pasar modal dan lembaga
keuangan (asuransi, dana pensiun, dan lembaga
pembiayaan). Website ini akan mempermudah
seluruh pihak dalam mendapatkan informasi seperti
siaran pers, produk hukum/regulasi, serta data-data
lainnya.
• Pusat Informasi Reksa Dana (pengembangan e-
Monitoring RD)
Untuk lebih meningkatkan aspek keterbukaan dalam
industri Reksa Dana, maka pada tahun 2006
Bapepam - LK bekerjasama dengan PT KSEI telah
mengembangkan Pusat Informasi Reksa Dana
(www.bapepamlk.depkeu.go.id/reksadana). Sistem
tersebut merupakan pengembangan sistem e-
Monitoring Reksa Dana yang sebelumnya telah
dikembangkan dengan pihak yang sama. Melalui
sistem ini, maka investor dan calon investor akan
merasa lebih mudah dalam mendapatkan semua
informasi yang terkait dengan perkembangan reksa
dana. Informasi yang disajikan antara lain adalah data
dan perkembangan masing-masing reksa dana, data
historis Nilai Aktiva Bersih, statistik industri, regulasi,
edukasi, dan isu-isu terkini.
taken in 2006 in order to develop information
technology that would be continued with similar
programs in years to come.
Those measures were:
• Development of Human Resources Database
One of initial steps of development in the aftermath of
the merger was creation of human resources database
system. This system was necessary as a first step toward
office automation implementation in Bapepam - LK.
This system would serve a base for more sophisticated
systems such as record management system,
e-licensing/registration system, e-reporting system, as
well as e-monitoring system for all parties related to
Bapepam - LK»s job description.
• Development of Bapepam - LK»s website
Previously, each organization had its own website: a
website for Bapepam and another for Directorate
General of Financial Institution. With the merger of the
two organizations, all information and data from these
two websites were consolidated into a single website in
late 2006. The new website
(www.bapepamlk.depkeu.go.id) offered more
comprehensive information encompassing the most
current information from capital market and financial
institution industries (insurance, pension fund, and
financing). The existence of this website provided an
easier access for general public to get various kinds
information such as press releases, legal/regulatory
products, and other kinds of information.
• Investment Fund Information Center
(Development of Investment Fund E-monitoring
System)
To promote more transparency in investment fund
industry, Bapepam - LK worked together with PT.KSEI in
2006 to create Investment Fund Investment Center
(www.bapepamlk.depkeu.go.id/reksadana). This center
was actually a form of further development of
investment fund e-monitoring system that had been
created before by the same institutions. Through this
system investors and general public could have an
easier access to information related to development of
investment fund industry. A wide range of information
provided in this system included recent development of
each types of funds, historical data of net assets values,
industry statistic, regulation, education, and other
recent issues.
158Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
B U L E T I N A K U N T A N S I
S T A F ( B A S )
S T A F F A C C O U N T I N G
B U L L E T I N
• E-Reporting Emiten
Untuk meningkatkan aspek keterbukaan informasi
Emiten, maka Bapepam - LK bekerjasama dengan
PT BEJ telah merencanakan pengembangan sistem
pelaporan secara elektronik bagi Emiten dalam
menyampaikan laporannya. Sistem ini akan berupa
sistem pelaporan terpadu dimana melalui sistem ini
Emiten akan dengan mudah menyampaikan
laporannya kepada pihak-pihak yang memerlukan
secara sekaligus, seperti kepada Bapepam - LK, Bursa
Efek, maupun SROs lainnya. Sistem ini juga akan
meningkatkan sistem pengawasan terhadap
perkembangan Emiten. Dijadwalkan akan mulai
dimanfaatkan pada akhir tahun 2007.
Selain perkembangan-perkembangan tersebut di
atas, pada tahun depan, Bapepam - LK juga akan
meningkatkan kerjasamanya dalam bidang TI dengan
SRO. Hal ini sangat penting mengingat untuk
melakukan pengawasan secara integratif diperlukan
terjadinya integrasi data dan jaringan. Pada tahun
2007 direncanakan akan dilakukan kerjasama berupa
pengembangan Disaster Recovery System (DRC) dan
intergrasi jaringan (networking).
C. BULETIN AKUNTANSI STAF (BAS)
Buletin Akuntansi Staf (BAS) merupakan interpretasi
dan praktek terhadap suatu ketentuan di bidang
akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf
di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan
Keterbukaan dalam melakukan tugasnya.
Pada tahun 2006 Bapepam - LK telah menerbitkan 2
BAS yaitu:
1. BAS Nomor 3 tanggal 20 Juli 2006 tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan.
Dalam BAS ini disajikan beberapa alternatif
penyampaian laporan keuangan tengah tahunan
oleh Emiten yang mengajukan Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Initial Public Offering
(IPO) dan Right Issue.
2. BAS Nomor 4 tanggal 20 Juli 2006 tentang
Penyajian Keuntungan sehubungan dengan
Restrukturisasi Hutang Bermasalah. Penerbitan
BAS nomor 4 ini terutama ditujukan untuk
menyamakan interpretasi diantara para staf
terhadap laporan keuangan emiten yang
menyajikan keuntungan yang berasal dari
restrukturisasi hutang bermasalah.
• Issuer»s E-reporting System
To encourage more information transparency of
Issuers, Bapepam - LK initiated a project with Jakarta
Stock Exchange to develop an electronic reporting
system for issuers to submit their financial statements.
This system would take a form of a one-stop reporting
system where issuers could submit their reports to
several authorities such as Bapepam - LK, securities
exchanges, as well as other SRO»s at the same time.
Expected to be in place by the end of 2007, this
system would also facilitate a more stringent
monitoring activities on issuers» recent development.
Apart from the above development, in the coming
year Bapepam - LK will continue working together
with SRO»s in the field of information technology. This
effort is important taking into account the necessity to
have an integrated data and network in order to
conduct a more comprehensive surveillance program.
It is planned that in 2007 the next focus of
collaboration will be on development of Disaster
Recovery System (DRS) and integrated networking.
C. STAFF ACCOUNTING BULLETIN
Staff Accounting Bulletin (or BAS in Indonesian
acronym) gives an interpretation and practice in
accountancy and auditing which were carried out by
staff in technical bureaus and in Accounting
Standards and Disclosure Bureau.
During 2006 Bapepam - LK issued 2 Staff Accounting
Bulletin:
1. BAS Number 3 dated July 20th, 2006 regarding the
Obligation to submit the semi-annual financial
report. This bulletin gave some alternatives to
submit the semi-annual financial report by issuer in
the Registration Statement of Initial Public Offering
(IPO) and Right Issue.
2. BAS Number 4 dated July 20th, 2006 regarding the
Presentation of Profit on Trouble Debt
Restructuring. The objective of this bulletin was
to build the same interpretation amongst staffs
regarding the Financial Report which came
from the Trouble Debt Restructuring.
159Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
REPORT ON THE OBSERVANCE OF
STANDARDS AND CODES (ROSC)
ON ACCOUNTING AND AUDITING
REPORT ON THE OBSERVANCE OF
STANDARDS AND CODES (ROSC) ON
ACCOUNTING AND AUDITING
D. REPORT ON THE OBSERVANCE OF STANDARDS
AND CODES (ROSC) ON ACCOUNTING AND
AUDITING
ROSC on Accounting and Auditing merupakan
assessment atas praktek akuntansi dan auditing di
Indonesia. Assessment dilakukan dengan melakukan
perbandingan antara standar akuntansi dan auditing
yang berlaku di Indonesia dengan International
Financial Reporting Standards Auditing (IAS) serta
menilai praktek penerapan standar tersebut. ROSC on
Accounting and Auditing merupakan assessment yang
dilakukan sebagai hasil kerjasama antara International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank, dan dalam
assessment tersebut Bapepam - LK bertindak sebagai
counterpart. Assessment atas praktek akuntansi dan
auditing di Indonesia tersebut telah dipublikasikan dan
dapat di akses pada website World Bank (http://
www.Worldbank.org/ifa/rosc_aa_idn.pdf) dan website
Bapepam - LK :
(www.bapepam.lk.depkeu.go.id)
D. REPORT ON THE OBSERVANCE OF
STANDARDS AND CODES (ROSC) ON
ACCOUNTING AND AUDITING
ROSC on Accounting and Auditing is an assessment
of the accounting practice and auditing in Indonesia.
Assessment was carried out by comparing the
accounting standard and auditing applied in
Indonesia with the International Financial Reporting
Standards Auditing (IAS). This report also assessed
the application of above mentioned standard. ROSC
on Accounting and Auditing is an assessment which
was carried out by International Monetary Fund (IMF)
cooperated with World Bank. In this case, Bapepam -
LK acted as counterpart. The assessment of the
accounting practice and auditing in Indonesia had
published and can be access through the World Bank
website as follow :
(http://www.Worldbank.org/ifa/rosc_aa_idn.pdf) and
Bapepam - LK website :
(www.bapepam.lk.depkeu.go.id)
160Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Ikhtisar dalam AngkaThe Year in Number
Michael Karda
7
To succeed it is
necessary to
accept the
world as it is
and rise
above it.
161Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Penawaran Umum / Public Offerings 2006 2005
Total Penawaran Umum (Rp Triliun)Total Offerings of Stocks and Bonds (Rp Trillion) 24,44 18,40
Total Penawaran Umum (Jumlah)Total Public Offerings of Stocks and Bonds (Number of Issuer) 44 46
Penawaran Perdana Saham (Rp Triliun)Initial Public Offerings of Shares (Rp Trillion) 3,01 3,52
Penawaran Perdana Saham (Jumlah Emiten)Initial Public Offerings of Shares (Number of Issuer) 12 8
Penerbitan HMETD (Rp Triliun)Right Issue (Rp Trillion) 9,98 6,63
Penerbitan HMETD (Jumlah Emiten)Right Issues (Number of Issues) 17 16
Penawaran Umum Obligasi (Jumlah Emiten) 15 22Initial Public Offerings of BondObligasi / Obligasi Konversi / Obl. Syariah (Rp Triliun)Bonds / Convertible Bonds / Syariah Bonds (Rp Trillion) 11,45 8,25
Reksa Dana / Investment Funds
Total Nilai Kekayaan Bersih Reksa Dana (Rp Triliun)Net Asset Value of Investment Funds (Rp Trillion) 51,62 29,40
Reksa Dana (Jumlah)Investment Funds (Number) 403 328
Pasar Sekunder / Secondary Market
Kapitalisasi Pasar BEJ (Rp Triliun)JSX Market Capitalization (Rp Trillion) 1.249,1 801,3
Perdagangan Tahunan BEJ (Rp Triliun)JSX Annual Trading (Rp Trillion) 445,7 406
Perdagangan Tahunan BES (Rp Triliun)SSX Annual Trading (Rp Trillion) 5,26 5,34
162Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
2006 2005
Nilai Perdagangan Investor Asing di Pasar Sekunder BEJ (% dari Total)Trading by Foreign Investors on JSX Secondary Market (% of Total) 29,59 40,58
Pembelian Bersih oleh Investor Asing di Pasar Sekunder BEJ (Rp Triliun)Net Purchases by Foreign Investors on JSX Secondary Market (Rp Trillion) 17,30 ( 15,42)
Perdagangan Perusahaan Efek Patungan di BEJ (% dari Total - Rupiah)Trading by Joint Venture Firms on JSX (% of Total - Rupiah) 41,26 43,22
Jumlah Anggota BEJNumber of JSX Members 123 124
Jumlah Perusahaan Efek Patungan di BEJNumber of Joint Venture Members on JSX 17 22
Nilai Rata-rata Perdagangan Perusahaan Efek Patungan di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value-Joint Venture Members on JSX (Rp Trillion) 21,63 16,07
Persentase dari Total Nilai (Rp Milyar) Perdagangan Tahunanoleh 20 Anggota teraktif di BEJ 67,21 70,50Percentage of Total Annual Trading Value (Rp Billion)by 20 Most Active Members on JSX
Persentase dari 20 Anggota Teraktif yang Merupakan Perusahaan Lokaldi BEJ (Rp Milyar)Percentage of 20 Most Active Members of the JSX that were Local Firms 26,12 29,06
Nilai Rata-rata Perdagangan Tahunan Perusahaan Lokal yang termasuk20 Besar di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value of Local Members that are in 23,28 29,49Top Twenty Firms on JSX (Rp Trillion)
Nilai Rata-rata Perdagangan Tahunan dari Perusahaan Patunganyang termasuk 20 Perusahaan Teraktif di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value of Joint Venture Members on JSX 36,00 28,05that are in Top Twenty Firms (Rp Trillion)
Perubahan Harga Rata-rata / Indeks BEJ (%)Average Price Change of JSX Index (%) 55,30 16,24
Pasar Sekunder / Secondary Market
163Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Penegakan Hukum / Enforcement Actions 2006 2005
Sanksi - sanksi terhadap EmitenSanction on Issuers
Denda atas Keterlambatan Penyampaian LaporanIssuers Fined for Late Reporting on 140 238
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statements 70 87
Laporan Keuangan Tengah TahunanSemi Annual Financial Statements 45 43
Laporan Kejadian PentingMaterial Events 7 13
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran UmumRealitation of Public Offering Proceed 22 22
Laporan Penjatahan Saham & Audit Penawaran TenderAudit on Allotment and Tender Offer - 3
Laporan TahunanAnnual Report 50 70
Penegakan Hukum / Enforcement Actions 2006 2005
Denda yang Dikenakan terhadap Emiten (Rp Milyar)Fines Imposed on Issuers (Rp Billion) 6,650 7,600
Sanksi - sanksi terhadap Perusahaan EfekSanction on Securities Companies
Banyaknya denda yang dikenakan terhadap Perusahaan Efekakibat keterlambatan menyampaikan LaporanSecuritiesCompanies Fined for Late Reporting 37 31
Laporan Keuangan Tahunan Reksa DanaAnnual Financial Statement 2 11
Laporan Kegiatan Bulanan Manajer InvestasiReports of Monthly Activities of Investment Managers 35 20
164Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Upaya Penegakan Hukum di Pasar ModalSecurities Market Enforcement Actions
2006 2005
Denda yang dibebankan kepada Perusahaan Efek (Rp Juta)Fines Imposed on Securities Companies (Rp Million) 521,40 217,97
Izin Perusahaan Efek yang Dibekukan SementaraSecurities Company Licences Suspended - 2
Izin Perusahaan Efek yang DicabutSecurities Company Licences Revoked 2 1
Sanksi-sanksi terhadap Wakil Perusahaan EfekSanction on Securities Companies Representative
Izin Wakil Perusahaan Efek yang Dibekukan SementaraSecurities Company Representative Licences Suspended 3 -
Izin Wakil Perusahaan Efek yang DicabutSecurities Company Representative Licences Revoked 1 3
Sanksi-sanksi terhadap Biro Administrasi EfekSanction on Securities Administration Agencies
Denda yang dikenakan terhadap Biro Administrasi EfekSecurities Administration Agencies Fined for Late Reporting 1 -
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statements - -
Laporan Operasional BulananMonthly Operational Reports - -
Laporan Operasional Tahunan Emiten yangMenyelenggarakan Administrasi Efek SendiriReport of Annual Operations of IssuersPerforming Securities Administration -
Denda yang dibebankan pada Biro Administrasi Efek (Rp Juta)Fines Imposed on Securities Administration Agencies (Rp Million) 9.6 -
Izin Biro Administrasi Efek yang DicabutSecurities Administration Agency Licences Revoked - -
Sanksi-sanksi terhadap Bank Kustodian 4 -
Laporan Aktivitas BulananMonthly Operational Report - -
Laporan TahunanAnnual Financial Statements - -
Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Report - -
165Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Perijinan, Persetujuan dan PendaftaranLicensing, Approvals, and Registrations
2006 2005Perusahaan EfekSecurities Companies
Izin Perusahaan Efek (jumlah)Securities Company Licensed (number) 168 164
Perusahaan Patungan ( % )Securities Companies that are joint venture ( % ) 15,48 16,46
Perusahaan Efek sebagai Penjamin Emisi EfekSecurities Companies Licensed as Underwriters 91 89
Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang EfekSecurities Companies Licensed as Broker - Dealers 152 150
Perusahaan Efek sebagai Manajer InvestasiSecurities Companies Licensed as Investment Managers 108 105
Wakil Perusahaan EfekSecurities Companies Representatives
Wakil Perantara Pedagang Efek (jumlah)Broker - Dealer (numbers) 3.902 3.695
Wakil Penjamin Emisi Efek (jumlah)Underwriters (numbers) 1.550 1.498
Wakil Manajer Investasi (jumlah)Investment Managers (numbers) 1.619 1.512
Wakil Agen Penjual Efek Reksa DanaInvestment Fund Selling Agents 13.715 11.669
Lembaga Pendukung / Supporting Institutions 2006 2005
Bank Kustodian (jumlah)Custodian Bank Approved (numbers) 21 19
Biro Administrasi Efek (jumlah)Securities Administration Agencies Licensed (numbers) 10 11
Wali Amanat (jumlah)Trust Agents Registered (number) 13 13
166Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
SRO / Self Regulating Organizations 2006 2005
Izin Bursa Efek (jumlah)Securities Exchanges Licensed (number) 2 2
Izin Lembaga Kliring dan Penjaminan (jumlah)Clearing Guarantee Corporations Licensed (number) 1 1
Izin Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (jumlah)Central Depositories Licensed (number) 1 1
Profesi Penunjang / Supporting Professionals 2006 2005
Rekan dari Kantor Akuntan (jumlah)Accounting Partners Registered (number) 412 429
Kantor Akuntan (jumlah)Accounting Offices Registered (number) 204 194
Perusahaan Penilai (jumlah)Appraisal Firms Registered (number) 188 113
Rekan dari Konsultan Hukum (jumlah)Law Partners Registered (number) 586 575
Konsultan Hukum (jumlah)Law Firms Registered (number) 277 274
NotarisCivil Law Notaries Registered 973 817
Pegawai Bapepam dan LK / Bapepam dan LK Staffing 2006 2005
Total Pegawai / Total Staff 781 443
Pegawai Tingkat Pendidikan SMA ke bawahStaff with High School Graduation or Lower 201 125
Pegawai Tingkat Pendidikan DiplomaStaff with College Diploma 86 40
Pegawai Tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi / S1Staff with Undergraduate Degree 307 174
Pegawai Tingkat Pendidikan Master / S2Staff with Post Graduates Degrees 183 101
S3 4 3
167Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Asuransi Kerugian / Non Life Insurance 2006 2005
Jumlah Perusahaan KonvensionalNumber of Conventional Companies 96 96
Jumlah Perusahaan SyariahNumber of Sharia Companies 1 1
Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 15 15
Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 20,85
Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 15,005
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 93
Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 372 370
Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 94
Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 373 374
Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 94 92
Laporan Produk Baru Asuransi KerugianReporting of Non Life Insurance New Products 99 79
Laporan Kerjasama Pemasaran Dengan Bank (Bancassurance)Reporting of Marketing Cooperation via Bank (Bancassurance) 7 5
Pengaduan TertanggungInsured Complaints 51 50
Reasuransi / Reinsurance 2006 2005
Jumlah PerusahaanNumber of Companies 4 4
Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 3 3
Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 1,17
Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 1,075
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 4
Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 16 16
Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 4
Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 16 16
Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 4 4
168Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Asuransi Jiwa / Life Insurance2006 2005
Jumlah Perusahaan KonvensionalNumber of Conventional Companies 49 49
Jumlah Perusahaan SyariahNumber of Sharia Companies 2 2
Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 11 9
Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 54,716
Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 22,294
Jumlah Tertanggung (Ribu)Number of Insureds (Thousand) - 31,388
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 47
Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 184 180
Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 47
Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 186 186
Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 46 46
Laporan AktuarisActuary Reports - 39
Pelaporan Produk BaruReporting of New Products 345 325
Laporan Kerjasama Pemasaran Dengan Bank (Bancassurance)Reporting of Marketing Cooperation via Bank (Bancassurance) 32 17
Pengaduan TertanggungInsured Complaints 182 34
169Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Penunjang Usaha Asuransi / Supporting Insurance Bussiness 2006 2005
Pialang AsuransiInsurance Brokers 155 134
Pialang ReasuransiReinsurance Brokers 29 21
Penilai KerugianAdjuster 31 30
Konsultan AktuariaActuaries Consultant 34 28
Agen AsuransiInsurance Agent 9 6
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statement - 124
Laporan Operasional TahunanAnnual Financial Reports - 175
Asuransi Sosial / Social Insurance 2006 2005
Penyelenggara Program Asuransi Sosial & JamsostekAdminister Social Insurance Program and Workers Social Security 2 2
Penyelenggara Asuransi Untuk PNS dan ABRIAdminister Insurance for Ciwil Servants and Armed Forces & Police 3 3
Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 63,304
Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 6,985
Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 4
Pengaduan TertanggungInsured Complaints 2 2
Denda Yang Dibebankan Kepada Perusahaan Perasuransian ( Rp Juta)Fines Imposed on Insurance Companies (Rp Million) 517 1,067
Sanksi terhadap Perusahaan PerasuransianSanction On Insurance Companies 552 555
170Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K AT H E Y E A R
I N N U M B E R
Perusahaan Pembiayaan / Finance CompaniesKeuangan ( Milyar Rupiah / Billion Rupiah ) 2006 2005
Total Asset / Total Assets 108.895 96.527
Total Kewajiban / Total Liabilities 89.855 81.327
Total Ekuitas / Total Equity 19.034 15.200
Total Piutang Pembiayaan / Total Financing Receivables 93.125 67.646Sewa Guna Usaha / Leasing 32.644 19.085Anjak Piutang / Factoring 1.301 1.411Kartu Kredit / Credit Card 1.477 1.763Pembiayaan Konsumen / Consumer Finance 57.703 45.387
Total Pinjaman / Total Loan 65.400 61.100
Laba Bersih / Net Income 1.070 3.483
Sanksi-sanksi terhadap Perusahaan Pembiayaan ( Unit )Sanctions on Finance Companies 2006 2005
Penyesuaian Modal Disetor / Paid-in Capital AdjustmentsPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 10 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 9 0
Penyampaian Laporan Keuangan Audit / Audit Report SubmissionPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 22 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 9 0
Penyampaian Pedoman P4MN / Know Your Customers Guidance Principals SubmissionPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 22 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 2 0
171Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Emiten Nilai (Rp Juta) Issuer Value (Rp Million)
Tahun Per Tahun Kumulatif Per Tahun Kumulatif Year Per Year Cumulative Per Year Cumulative
1977 1 1 1.787,5 1.787,51978 0 1 0,0 1.787,51979 3 4 25.113,0 26.900,51980 2 6 8.527,5 35.428,0
1981 3 9 37.928,4 73.356,41982 5 14 16.661,7 90.018,11983 9 23 20.906,3 110.924,31984 1 24 320,5 111.244,81985 0 24 0,0 111.244,8
1986 0 24 0,0 111.244,81987 0 24 0,0 111.244,81988 1 25 20.456,7 131.701,51989 42 67 1.865.777,5 1.997.479,01990 65 132 5.221.651,6 7.219.130,6
1991 13 145 626.169,6 7.845.300,21992 17 162 743.665,0 8.588.965,21993 20 182 1.406.333,7 9.995.298,91994 50 232 4.804.494,0 14.799.792,91995 17 249 5.682.059,4 20.481.852,2
1996 19 268 2.662.207,3 23.144.059,51997 34 302 3.950.515,5 27.094.575,01998 3 305 68.125,0 27.162.700,01999 12 317 805.247,0 27.967.947,02000 25 342 1.772.196,1 29.740.143,1
2001 32 374 1.096.763,1 30.836.906,22002 22 396 1.166.453,2 32.003.359,32003 9 405 7.508.642,7 39.512.002,02004 12 417 2.194.037,3 41.706.039,32005 8 425 3.520.025,0 45.226.064,3
2006 12 437 3.014.107,9 48.240.172,3
Emisi Saham / Initial Public Offerings 1977 - 2006
0
75
150
225
300
375
450
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Jumlah Emiten Saham
Number of Stock Issuers
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Nilai Emisi Saham (Rp Milyar)
Value of Stock Issuance (Rp billion)
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
172Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Emisi Obligasi / Bond Issuance 1983 - 2006
Obligasi Efektif Emiten Nilai Emisi (Rp juta) Bond Effective Issuer Value (Rp million)
Tahun Per tahun Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Year Per year Per year Cumulative Per year Cumulative
1983 7 3 3 154.718,0 154.718,01984 2 0 3 70.000,0 224.718,01985 3 0 3 130.000,0 354.718,0
1986 1 0 3 50.000,0 404.718,01987 3 0 3 131.000,0 535.718,01988 11 6 9 400.000,0 935.718,01989 24 13 22 619.500,0 1.555.218,01990 7 1 23 535.000,0 2.090.218,0
1991 3 1 24 125.000,0 2.215.218,01992 21 10 34 1.641.533,0 3.856.751,01993 16 9 43 1.905.000,0 5.761.751,01994 7 3 46 929.520,0 6.691.271,01995 9 4 50 2.003.130,0 8.694.401,0
1996 13 5 55 2.841.080,0 11.535.481,01997 24 15 70 7.204.992,0 18.740.473,01998 1 0 70 150.000,0 18.890.473,01999 9 6 76 4.283.960,0 23.174.433,02000 19 15 91 5.613.000,0 28.787.433,0
2001 6 3 94 2.875.000,0 31.662.433,02002 14 6 100 6.150.000,0 37.812.433,02003 57 36 136 26.023.093,0 63.835.526,02004 39 16 152 19.169.824,0 83.005.350,02005 22 7 159 8.185.400,0 91.190.750,0
2006 15 3 162 11.450.100,0 102.640.850,0
0
10
20
30
40
50
0
40
80
120
160
200
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Jumlah Emiten Obligasi
Number of Bonds Issued
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Nilai Emisi Obligasi
Value of Bond Issued
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
173Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Penerbitan HMETD / Right Issuance 1989 - 2006
HMETD Efektif Emiten Nilai (Rp juta)Effectives Right Issuer Value (Rp million)
Tahun Per Tahun Per Tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Year Per Year Per Year Cumulative Per Year Cumulative
1989 4 4 4 45.096,2 45.096,21990 12 9 13 527.248,9 572.345,21991 8 8 21 340.473,1 912.818,21992 13 10 31 1.361.236,4 2.274.054,61993 22 19 50 3.356.723,3 5.630.778,01994 30 23 73 5.661.450,5 11.292.228,51995 17 10 83 3.182.000,7 14.474.229,1
1996 38 19 102 11.924.194,7 26.398.423,91997 36 20 122 15.887.075,1 42.285.499,01998 18 10 132 4.890.935,7 47.176.434,71999 30 14 146 129.934.491,3 177.110.926,02000 19 10 156 17.570.375,0 194.681.301,0
2001 13 7 163 4.187.967,7 198.869.268,62002 11 4 167 8.600.499,4 207.469.768,12003 11 5 172 2.457.908,9 209.927.676,92004 18 9 181 4.342.150,8 214.269.827,72005 16 5 186 6.233.351,5 220.503.179,2
2006 17 6 195 9.978.331,0 230.481.510,5
0
5
10
15
20
25
0
40
80
120
160
200
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Jumlah Penawaran Umum Terbatas
Number of Rights Issuance
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0
30.000
60.000
90.000
120.000
150.000
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative
Nilai Penerbitan HMETD
Value of Rights Issued
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
174Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Reksa Dana / Investment Funds 1996 - 2006
Periode Jumlah Pemegang NAB Jumlah Saham/ Period Number Saham/Unit (Rp Milyar) Unit yang Beredar
Penyertaan NAV Number ofUnit Holder (Rp Billion) Outstanding
1996 25 2.441 2.782,32 1.942.232.210,5181997 77 20.234 4.916,60 6.007.373.758,5471998 81 15.482 2.992,17 3.680.892.097,256
1999 81 24.127 4.974,10 4.349.952.950,8162000 94 39.487 5.515,95 5.006.049.769,6592001 108 51.723 8.003,77 7.303.771.880,360
2002 131 125.820 46.613,83 41.665.523.049,2132003 186 171.712 69.447,72 60.020.745.572,8162004 246 299.063 104.037,82 84.700.701.702,7092005 328 254.660 29.405,73 21.262.143.379,980
Jan 250 314.442 110.130,24 90.462.181.500,134Feb 257 320.750 113.721,02 91.388.765.614,909Mar 272 346.618 105.382,34 82.706.198.519,840Apr 272 339.377 86.450,94 67.296.428.325,250May 279 335.283 84.930,13 64.961.787.457,380Jun 290 314.814 83.293,83 62.806.021.756,480Jul 292 321.396 78.926,53 58.957.959.365,684Aug 302 323.945 65.682,75 49.460.623.826,140Sep 311 320.512 34.011,82 24.703.096.431,230Oct 322 275.128 32.286,87 23.819.715.104,146Nov 325 291.327 30.750,43 22.335.423.465,530Dec 328 254.660 29.405,73 21.262.143.379,980
2006 403 202.991 51.620,08 36.140.102.795,600
Januari 331 238.075 28.544,98 20.740.158.401,440Pebruari 333 349.874 27.124,17 19.020.454.082,370Maret 342 178.052 29.038,15 20.598.331.532,030April 352 166.635 29.799,94 20.606.104.442,310Mei 359 178.754 32.275,96 24.493.230.851,260Juni 359 182.446 33.894,66 25.834.084.886,570Juli 360 179.726 35.842,19 27.029.705.567,320Agustus 359 175.069 37.970,82 28.397.680.148,710September 369 186.474 39.944,16 29.319.448.714,300Oktober 382 192.621 44.470,32 32.640.147.419,610November 390 206.466 47.735,60 34.575.602.762,900Desember 403 202.991 51.620,08 36.140.102.795,600
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Pemegang Unit Penyertaan
Unit Holder
1996 - 2006
0
20
40
60
80
100
120
96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Nilai Kekayaan Bersih
Net Asset Value
1996 - 2006
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
175Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Izin Wakil Perusahaan Efek / Securities Company Representative Licenses 1992 - 2006
Tahun Wakil Perantara Wakil Penjamin Wakil Wakil Agen Penjual Year Pedagang Efek Emisi Efek Manajer Investasi Efek Reksa Dana
Broker - Dealer Underwriters Investment Manager Investment Funds Selling Agents
1992 34 5 18 -1993 64 78 6 -1994 331 127 55 -1995 202 95 54 -1996 161 184 116 -1997 396 292 200 1581998 407 156 122 191999 334 92 80 1202000 631 136 114 2762001 637 124 205 5592002 190 70 113 1.1902003 71 44 156 1.4762004 72 42 176 3.2332005 165 53 129 4.1652006 217 52 75 2.944
Total 3.912 1.550 1.544 14.140
Izin Usaha Perusahaan Efek / Securities Company Licenses 1992 - 2006
Tahun Perantara Penjamin Manajer Investasi Year Pedagang Efek (PPE) Emisi Efek (PEE) (MI)
Broker - Dealer Underwriters Investment Manager
1994 124 82 471995 121 88 541996 111 100 621997 211 116 601998 205 112 611999 205 112 662000 190 115 702001 189 116 792002 182 116 922003 178 113 982004 159 101 1002005 150 89 1042006 152 91 108
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
WPPE / B-D WPEE / U WMI / IM WAPERD / IFSA
92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Izin Wakil Perusahaan Efek
Securities Company Representative Licenses
1992 - 2006
0
50
100
150
200
250
PPE / B-D PEE / U MI / IM
94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Izin Usaha Perusahaan Efek
Securities Company Licenses
1994 - 2006
176Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Lembaga Penunjang Pasar Modal / Capital Market Supporting Institutions 1990 - 2006
Tahun Biro Adm. Efek Wali Amanat Bank Kustodian
Year Securities Adm. Agencies Trust Agents Custodian Banks
1990 8 - -1991 13 - 121992 13 - 181993 13 - 211994 13 - 231995 13 - 241996 13 13 251997 13 16 281998 13 17 271999 11 15 202000 13 15 202001 13 14 202002 12 13 202003 12 13 202004 11 13 192005 11 13 192006 10 13 21
Profesi Penunjang Pasar Modal / Capital Market Supporting Professionals 1992 - 2006
Tahun Akuntan Notaris Konsultan Hukum Penilai Year Accounting Partners Civil Law Notaries Law Partners Appraisal
^ + ^ + ^ + ^ +
1992 103 - - - 19 - 20 -1993 136 33 - - 54 35 36 161994 152 16 - - 58 4 42 61995 178 26 - - 58 - 42 -1996 208 30 41 - 102 44 47 51997 226 18 102 61 173 71 53 61998 236 10 119 17 232 59 61 81999 236 0 187 68 275 43 69 82000 256 20 303 116 338 63 89 202001 274 18 440 137 408 70 96 72002 291 17 572 132 469 61 102 62003 330 39 679 107 511 42 107 52004 404 74 729 50 550 39 112 52005 427 23 817 89 575 25 113 12006 465 38 977 160 589 14 74*) 0
*) terdiri dari :Asset (A) : 38Usaha (B) : 7Asset dan Usaha (AB) : 29
BAE / SAA WA / TA BK / CB
0
5
10
15
20
25
30
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Lembaga Penunjang Pasar Modal
Capital Market Supporting Institutions
1990 - 2006
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Akuntan / Accounting P Notaris / Notaries
K. Hukum / Law P Penilai / Appraisal
92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Profesi Penunjang Pasar Modal
Capital Market Supporting Profesionals
1992 - 2006
177Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Perdagangan Saham BEJ / JSX Share Trading 1995 - 2006
Periode Volume Nilai Hari Rata-rata Perdagangan Period (saham) (Rp Milyar) Bursa Trading Average
(shares) Value Trading Volume Nilai/Value(Rp Billion) Day (saham/shares) (Rp M/Bn)
1995 10.646.444.247 32.357,50 246 43.278.229 131,531996 29.527.727.838 75.729,89 249 118.585.252 304,141997 76.599.170.013 120.385,17 246 311.378.740 489,371998 90.620.529.970 99.684,70 247 366.884.737 403,581999 178.486.582.779 147.879,99 247 722.617.744 598,702000 134.531.333.895 122.774,76 239 562.892.610 513,702001 148.381.308.944 92.522,82 246 603.176.053 376,112002 171.207.351.815 120.762,78 245 698.805.518 492,912003 234.030.810.474 125.437,61 242 967.069.465 518,342004 411.768.340.217 247.006,93 241 1.708.582.325 1.024,932005 401.868.034.588 406.006,26 243 1.653.777.920 1.670,81
2006 436.935.587.228 445.708,12 242 1.805.518.955 1.841,77
Perdagangan Saham BES / SSX Share Trading 1995 - 2006
Periode Volume Nilai Hari Rata-rata Perdagangan Period (saham) (Rp Juta) Bursa Trading Average
(shares) Value Trading Volume Nilai/Value(Rp Million) Day (saham/shares) (Rp Jt/Mn)
1995 1.715.120.586 5.253,86 246 6.972.035 21,361996 1.547.836.660 4.100,20 249 6.216.211 16,471997 4.902.191.964 10.749,95 246 19.927.610 43,701998 2.228.506.878 3.116,88 247 9.022.295 12,621999 7.029.265.240 13.199,00 247 28.458.564 53,442000 6.567.951.376 9.984,90 239 27.480.968 41,782001 8.718.579.679 2.720,30 246 35.441.381 11,062002 5.525.362.024 11.512,80 245 22.552.498 46,992003 8.323.516.589 3.103,82 242 34.394.697 12,832004 18.735.139.054 8.228,24 241 77.739.166 34,142005 15.546.289.490 5.342,09 243 63.976.500 21,98
2006 12.878.551.790 5.256,85 242 53.217.156 21,72
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Saham / Share (Milyar / Billion) Nilai / Value (Rp Triliun / Trillion)
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Perdagangan Saham BEJ
JSX Share Trading
1995 - 2006
Saham / Share (Milyar / Billion) Nilai / Value (Rp Triliun / Trillion)
0
5
10
15
20
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Perdagangan Saham BES
SSX Share Trading
1995 - 2006
178Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Nilai Kapitalisasi Pasar BES / SSX Market Capitalization 1995 - 2006
Periode Saham Tercatat Nilai Kapitalisasi Period Listed Shares ( Rp Milyar )
Value (Rp Billion)
1995 39.628.392.313 158.686,401996 66.803.718.010 215.026,101997 118.469.217.322 159.929,931998 147.686.576.370 175.728,981999 802.506.812.564 451.814,922000 1.117.384.384.184 259.620,962001 772.349.033.241 239.258,732002 836.671.600.840 268.422,782003 724.540.139.663 397.812,912004 526.051.067.558 605.390,152005 531.827.319.176 695.561,06
2006 646.918.203.476 1.082.724,93
Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ / JSX Market Capitalization 1995 - 2006
Periode Saham Tercatat Nilai Kapitalisasi Period Listed Shares ( Rp Milyar )
Value (Rp Billion)
1995 45.794.658.125 152.246,461996 77.240.833.399 215.026,101997 135.668.883.612 159.929,931998 170.549.123.166 175.728,981999 846.131.138.504 451.814,922000 1.186.306.672.213 259.620,962001 885.240.510.319 239.258,732002 939.544.513.105 268.422,782003 829.359.787.591 460.365,962004 656.447.198.554 679.949,072005 712.985.123.204 801.252,702006 924.488.804.314 1.249.074,45
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ
JSX Market Capitalization
1995 - 2006
0
200
400
600
800
1000
1200
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Nilai Kapitalisasi Pasar BES
SSX Market Capitalization
1995 - 2006
179Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ / Share Price Index on JSX 1995 - 2006
Tahun Tertinggi Terendah Akhir Year High Low End
1995 519,17 414,20 513,841996 637,43 512,48 637,431997 740,83 339,53 401,711998 554,10 256,83 398,031999 716,46 372,31 676,912000 703,48 404,11 416,322001 470,22 342,85 392,032002 551,60 337,47 424,942003 693,03 379,35 691,892004 1.004,43 668,48 1.000,232005 1.192,20 994,77 1.162,632006 1.805,52 1.171,70 1.805,52
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BES / Share Price Index on SSX 1995 - 2006
Tahun Tertinggi Terendah AKhir Year High Low End
1995 366,07 312,27 366,071996 569,31 366,11 568,581997 656,14 299,28 351,951998 506,48 216,44 351,511999 708,69 330,31 566,572000 569,84 262,88 267,632001 279,85 202,05 220,892002 349,01 197,69 252,512003 377,95 208,61 375,022004 548,58 368,12 545,622005 638,39 532,09 620,42
2006 938,83 625,93 938,83
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ
Share Price Index on JSX
1995 - 2006
300
400
500
600
700
800
900
1,000
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BES
Share Price Index on SSX
1995 - 2005
180Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Jumlah Perusahaan Pembiayaan / Number of Financing Companies 2001 - 2006
Total Laba (Rugi) / Total Income (Loss) 2001 - 2006
Perusahaan Pembiayaan / Financing Companies 2001 - 2006
(dalam Triliun Rp)
Uraian / Description 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Jumlah Perusahaan (unit) 245 244 239 237 236 214Total Aset 37,30 39,90 50,10 78,90 96,50 108,90Kegiatan Pembiayaan 44,80 37,70 60,30 87,10 102,50 92,84 Sewa Guna Usaha 9,60 9,20 10,70 17,20 32,00 26,43 Anjak Piutang 1,50 2,40 8,00 2,00 3,00 3,83 Kartu Kredit 1,30 2,00 0,10 0,05 1,50 0,04 Pembiayaan Konsumen 32,40 20,40 41,50 67,80 66,00 62,54Pinjaman1)1)1)1)1) 31,10 28,40 31,50 48,90 61,10 65,20 Dalam Negeri 18,40 16,90 18,10 24,10 29,70 33,21 Luar Negeri 12,80 11,50 13,40 24,80 31,40 31,99Obligasi 0,70 1,70 4,00 8,90 10,20 10,09Modal 6,80 7,60 8,80 10,50 12,50 13,82Laba (Rugi) Tahun Berjalan -0,10 1,80 1,90 3,00 3,50 3,13
Ket: 1) termasuk Pinjaman Subordinasi
200
210
220
230
240
250
Unit
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
Total Pembiayaan Sewa Guna Usaha Anjak Piutang
Kartu Kredit Pembiayaan Konsumen
Kegiatan Pembiayaan / Financing Activities 2001 - 2006
-0,1
1,8 1,9
3,0
3,5
3,1
-0,5
0,5
1,5
2,5
3,5
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
181Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Sumber Pendanaan / Sources of Fund 2001 - 2006
Penggunaan Dana / Use of Fund 2001 - 2006
Sumber Dana & Penggunaan Dana Perusahaan Pembiayaan / Financing Companies Sources of Fund2001 - 2006
(dalam Triliun Rp)
Uraian 2001 2002 2004 2005 2005 2006
Sumber Pendanaan 37,3 39,9 50,1 78,9 96,5 108,9Pinjaman Bank 21,1 18,8 21,6 39,4 49,2 55,0 Dalam Negeri 14,2 13,2 14,7 20,8 25,0 29,8 Luar Negeri 7,0 5,6 6,9 18,6 24,2 25,2Pinjaman Non Bank1) 10,0 9,6 9,9 9,5 11,9 10,4 Dalam Negeri 4,2 3,7 3,4 3,3 4,7 3,5 Luar Negeri 5,8 5,9 6,5 6,2 7,2 7,0Obligasi 0,7 1,7 4,0 8,9 10,2 10,1Modal 2) (0,6) 3,0 4,9 10,7 11,7 18,9Lain-lain 6,0 6,8 9,7 10,4 13,5 14,5Penggunaan Dana 37,3 39,9 50,1 78,9 96,5 108,9Pembiayaan 30,0 32,5 39,3 55,4 67,6 93,1Deposito bank 3,0 3,1 3,0 3,0 3,2 2,9Penyertaan Saham 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1Lain-lain 4,2 4,2 7,7 20,4 25,6 12,8
Note: . . .1) termasuk Pinjaman Subordinasi 2) Termasuk Laba Ditahan dan Cadangan
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2001 2002 2004 2005 2005 2006Tahun
Total Penggunaan Dana Pembiayaan Deposito
Penyertaan Saham Lain-lain
(20,0)
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2001 2002 2004 2005 2005 2006
Tahun
Pinjaman Obligasi Modal Lain-lain Total Pendanaan
182Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Perkembangan Dana Pensiun Aktif / Pension Fund Growth 2002 - 2006
Uraian Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006
DPPK PPMP 277 271 262 250 235 DPPK PPIP 37 36 32 36 37 DPLK 29 29 27 26 25
Jumlah Dana Pensiun 343 336 321 312 297
Data Perkembangan Asset (Aktiva Bersih) Dana Pensiun2002 - 2006
Uraian Tahun2002 2003 2004 2005 2006(audit) (audit) (audit) (audit) (anaudit)
Aktiva Bersih (milyar Rp) 41.206 49.637 57.828 63.460 77.462
277 271262
250235
37 36 32 36 3729 29 27 26 25
Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006
DPPK PPMP DPPK PPIP DPLK
41.206,4749.637,32
57.828,4863.460,04
76.848,62
Th. 2002 (Audit) Th. 2003 (Audit) Th. 2004 (Audit) Th. 2005 (Audit) Th. 2006 (Unaudit)
Aktiva Bersih (dalam milyar Rp)
183Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
Portfolio Investasi Dana Pensiun / Pension Fund Investment Portfolio 2005 - 2006
0
5000
10000
15000
20000
25000
2005 (audit) 2006 (unaudit)1. Deposito on Call 2. Deposito 3. Sertifikat Deposito 4. SBI
5. Saham 6. Obligasi 7. Reksadana 8. Surat Berharga Pemerintah
9. Unit Penyertaan Kolektif 10. Penyertaan Saham 11. SPU 12. Tanah
13. Bangunan 14. Tanah dan Bangunan 15. Surat Berharga Lain 16. SBPU
PORTOFOLIO INVESTASI 2005 (audit) 2006 (unaudit)
1 Deposito on Call 489,26 645,452 Deposito 16.726,41 21.445,903 Sertifikat Deposito 13,40 -4 SBI 180,88 251,225 Saham 4.183,99 7.425,816 Obligasi 15.573,65 19.576,337 Reksadana 1.649,92 2.344,488 Surat Berharga Pemerintah 16.006,59 17.027,729 Unit Penyertaan Kolektif 5,34 4,1010 Penyertaan Saham 2.712,37 2.693,4911 SPU 578,68 467,3312 Tanah 855,23 797,5613 Bangunan 406,09 592,7314 Tanah dan Bangunan 1.505,86 1.572,0115 Surat Berharga Lain 4,31 10,35
J U M L A H 60.891,98 74.854,49
184Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
PERTUMBUHAN TOTAL PERUSAHAAN PERASURANSIAN
THE GROWTH OF TOTAL INSURANCE COMPANIES
No. Descriptions 2002 2003 2004 2005 2006
1. Life Insurance Companies 60 60 57 51 51
a. State Owned Enterprise 1 1 1 1 1
b. Private National Companies 36 38 38 34 34
c. Joint Venture Companies 23 21 18 16 16
2. Non Life Insurance Companies 104 104 101 97 97
a. State Owned Enterprise 3 3 3 3 3
b. Private National Companies 79 80 79 75 75
c. Joint Venture Companies 22 21 19 19 19
3. Reinsurance Companies 4 4 4 4 4
Private National Companies 4 4 4 4 4
4. Companies Administering Social Insurance
Program and Workers Social Security 2 2 2 2 2
5. Companies Administering Insurance for Civil
Servants and Armed Forces & Police 3 3 3 3 3
6. Total (1 to 5) 173 173 167 157 157
7. Insurance Brokers Companies 104 120 128 134 155
8. Reinsurance Brokers Companies 19 21 19 21 29
9. Loss Adjusters Companies 25 25 30 30 31
10. Actuarial Consultants 19 20 23 28 34
11. Insurance Agents - - 5 6 9
12. Total (6 to 11) 340 359 372 376 415
PERTUMBUHAN TOTAL KEKAYAAN INDUSTRI ASURANSI
THE GROWTH OF TOTAL ASSETS OF INSURANCE INDUSTRY dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
Descriptions Tahun / Year
2001 2002 2003 2004 2005
Life Insurance 22.551,3 26.320,5 32.932,7 44.878,5 54.715,8
% Growth / Year 16,7% 25,1% 36,3% 21,9%
Non Life Insurance 14.133,0 14.995,4 16.358,9 19.197,8 20.850,2
% Growth / Year 6,1% 9,1% 17,4% 8,6%
Reinsurance 675,6 772,8 816,5 953,3 1.170,3
% Growth / Year 14,4% 5,7% 16,8% 22,8%
Social Insurance Program
and Workers Social Security 17.180,7 21.177,0 27.908,6 34.562,4 40.373,4
% Growth / Year 23,3% 31,8% 23,8% 16,8%
Insurance for Civil Servants
and Armed Forces & Police 10.397,1 13.323,4 16.076,8 20.313,6 22.930,5
% Growth / Year 28,1% 20,7% 26,4% 12,9%
Total 64.937,6 77.589,1 94.093,5 119.905,7 139.881,1
% Growth / Year 19,5% 21,3% 27,4% 9,4%
185Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
PERTUMBUHAN PREMI BRUTO DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
THE GROWTH OF GROSS PREMIUM AND GROSS DOMESTIC PRODUCTS dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
Year Gross Premium Gross Domestic Products a/b
Total (a) Growth (%) Total (b) (%)
2001 23.448,1 41 1.684.280,5 1,57
2002 30.181,2 29 1.863.274,8 1,87
2003 34.138,5 13 2.036.724,9 1,64
2004 41.403,3 21 2.261.724,5 1,83
2005 45.359,6 10 2.729.708,2 1,66
PERTUMBUHAN KEKAYAAN ASURANSI KOMERSIAL
THE GROWTH OF ASSETS OF COMMERCIAL INSURANCE dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
Descriptions Kekayaan / Assets
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Life Insurance 22.439,6 26.320,5 32.932,7 44.878,5 53.940,3 70.926,4
Non Life Insurance
and Reinsurance 14.808,6 15.768,2 14.185,9 20.151,1 22.401,4 24.378,7
Total 37.248,2 42.088,7 50.118,6 65.029,6 76.341,8 95,305.1
Growth (%) - 13% 19% 30% 17% 25%
PERTUMBUHAN PREMI DAN KLAIM ASURANSI KOMERSIAL
THE GROWTH OF PREMIUMS AND CLAIMS OF COMMERCIAL INSURANCE
Descriptions Tahun / Year2001 2002 2003 2004 2005 2006
Gross Premium 19.129,7 23.091,9 26.407,2 32.589,8 38.373,7 47.115,5Net Premium 12.536,7 15.468,4 18.525,1 23.866,1 28.938,5 37.062,1Reinsurance Premium 6.050,9 7.276,2 7.662,1 8.263,9 8.792,8 9.646.5Gross Claim 11.015,4 11.494,9 11.970,7 13.962,2 18.924,4 23.769,6Net Claim 9.539,8 10.527,8 13.323,4 19.553,7 23.193,2 30.520,2Reinsurance Claim 4.091,5 3.882,1 3.189,6 2.525,4 4.175,5 3.820,9Income After Tax 1.107,6 1.033,0 1.665,9 2.328,3 2.785,3 4.343,0
dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
NERACA INDUSTRI ASURANSI SYARIAH
BALANCE SHEET OF SHARIA INSURANCE INDUSTRY
PER DECEMBER 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Investments Non Investment Total Payable Technical Reserves Total Subordination Loans Equity
Descriptions Assets Liabilities
Life InsuranceCompanies 417.088 203.059 620.147 23.768 353.291 377.059 6.350 236.738Non LifeInsuranceCompanies &
Reinsurance 251.625 92.368 343.994 107.592 89.025 196.617 10.654 136.723
Total 668.713 295.427 964.141 131.360 442.316 573.676 17.004 373.461
LABA RUGI INDUSTRI ASURANSI SYARIAH
INCOME STATEMENTS OF SHARIA INSURANCE INDUSTRY
YEAR 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
Descriptions Surplus Underwriting Investment Income Other Income Expenses Profit (Loss)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)Life InsuranceCompanies 46.187 36.095 (1.331) 61.965 18.986Non LifeInsuranceCompanies &
Reinsurance 73.861 18.115 6.691 74.295 24.372
Total 120.048 54.210 5.360 136.260 43.358
186Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
NERACA PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI
BALANCE SHEET OF INSURANCE COMPANY MARKETING THE INVESTMENT LINKED PRODUCTS
PER SEPTEMBER 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
Descriptions Assets Liabilities
Investment Non Investment Liabilities Premium Reserves
(1) (2) (3) (4) (5)
State Insurance
Companies 29.121 0 0 0
Private Insurance
Companies 1.319.269 12.533 163.644 1.168.159
Joint Venture
Insurance Companies 9.195.732 215.376 1.081.193 8.329.915
Total 10.544.122 227.909 1.244.837 9.527.195
LABA-RUGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI
INCOME OF STATEMENTS OF INSURANCE COMPANY MARKETING THE INVESTMENT LINKED PRODUCTS
PER SEPTEMBER 2006
Descriptions Income Investment Income Expenses Increase / Decrease Assets Value(1) (2) (3) (4) (5)State InsuranceCompanies 3.953 5.065 16.756 (7.737)Private InsuranceCompanies 461.955 199.400 430.562 230.792Joint VentureInsurance Companies 3.976.543 1.375.695 3.022.927 2.329.313Total 4.442.452 1.580.160 3.470.245 2.552.367
dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah
PERTUMBUHAN JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJASAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)
THE GROWTH OF TOTAL INSURANCE COMPANY MARKETING THROUGH COOPERATION WITH THE BANK (BANCASSURANCE)
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies Tahun / Year Total
2004 2005 2006Asuransi Jiwa 15 17 32 64Life Insurance Companies
Perusahaan Asuransi Kerugian/
Non Life Insurance Companies 1 5 7 13
Total 16 22 39 77
JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG MEMENUHI KETENTUAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS
NUMBER OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH MEET SOLVENCY MARGIN REQUIREMENT
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan
Number of Companies Based on Financial Reports
2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006
Asuransi Jiwa / Life Insurance 46 45 44 44
Asuransi Kerugian /
Non Life Insurance 91 91 90 88
Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 3
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies
JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS
NUMBER OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH FAIL TO MEET SOLVENCY MARGIN REQUIREMENT
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan
Number of Companies Based on Financial Reports
2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006
Asuransi Jiwa / Life Insurance 5 6 7 7
Asuransi Kerugian /
Non Life Insurance 6 6 7 9
Reasuransi / Reinsurance - - - 1
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies
187Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
I K H T I S A R
D A L A M A N G K A
T H E Y E A R
I N N U M B E R
JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MEMENUHI KETENTUAN TENTANG PERIMBANGAN INVESTASI
THE SUMMARY OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH MEET THE PROVISION ON BALANCE OF INVESTMENT
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan
Number of Companies Based on Financial Reports
2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006
Asuransi Jiwa / Life Insurance 46 45 45 45
Asuransi Kerugian /
Non Life Insurance 90 86 88 86
Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 4
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies
JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN TENTANG PERIMBANGAN INVESTASI
THE SUMMARY OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES THAT FAIL TO MEET THE PROVISION ON BALANCE OF INVESTMENT
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies
PEMENUHAN KETENTUAN TENTANG PREMI YANG BELUM DISETOR OLEH PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI DAN PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI
COMPLIANCE OF INSURANCE AND REINSURANCE BROKERS TO PROVISION ON OWING PREMIUM
Jenis Perusahaan Asuransi /
Type of Insurance Companies Comply Not Comply
Pialang Asuransi / Insurance Brokers 92 15
Pialang Reasuransi / Reinsurance Brokers 20 3
Remarks:There were 28 insurance brokers and 2 reinsurance brokers failedto submit the required financial statement.
Keterangan:Sampai batas waktu penyampaian laporan keuangan, terdapat 28perusahaan pialang asuransi dan 2 perusahaan pialang reasuransi yang
belum menyampaikan laporan.
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan
Number of Companies Based on Financial Reports
2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006
Asuransi Jiwa / Life Insurance 5 6 6 6
Asuransi Kerugian /
Non Life Insurance 7 11 9 11
Reasuransi / Reinsurance 5 6 6 6
188Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Daftar LampiranAppendices
Kenneth Blanchard
8
The key to
successful
leadership today
is influence,
not authority.
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006
CALENDAR OF
EVENTS 2006
189Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Pembukaan Perdagangan Saham di BEJ oleh Wapres
Pada tanggal 2 Januari 2006, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, berkenan membuka
perdagangan Efek hari pertama tahun 2006 di Bursa Efek Jakarta. Turut hadir
mendampingi Wapres, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menko
Perekonomian Boediono.
The Opening of JSX Securities by Vice President of Indonesia
The opening of JSX securities first day of trading on 2 January 2006 by Vice
President of Indonesia, Mr.Jusuf Kalla, accompanied by Minister of Finance,
Mrs. Sri Mulyani Indrawati and Coordinating Minister of Economy, Mr. Boediono.
Kunjungan Menteri Keuangan ke Bapepam - LK
Dalam rangka konsolidasi ke bawah, pada tanggal 6 Januari 2006 Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan ke Bapepam - LK. Ibu
Menteri diterima oleh Ketua Bapepam, Darmin Nasution, didampingi oleh
Sekretaris Badan dan para Kepala Biro di lingkungan Bapepam, serta direksi SROs.
Minister of Finance Visited Bapepam - LK
Minister of Finance on 6 January 2006 visited Bapepam - LK and was welcomed
by Chairman of Bapepam, Mr. Darmin Nasution accompanied by the Executive
Secretary and Head of Bureaus and SROs directors.
Tatapmuka Menteri Keuangan dengan Pelaku Pasar SUN
Dalam rangka mendapatkan informasi dari pelaku pasar, pada tanggal 11
Januari 2006 Menteri Keuangan berkenan menerima serta melakukan diskusi
dengan para pelaku pasar SUN.
Minister of Finance Met Market Participants
In effort to gather information from the market players, on 11January 2006
Minister of Finance met market participants of Government Debt Securities
(SUN).
Seminar Securities Litigation
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) bekerja sama dengan
Perhimpunan Advokat Indonesia (PAI) pada tanggal 9 Februari 2006
menyelenggarakan seminar dengan tema ≈Securities Litigation: Kewenangan dan
Prosedur Pemeriksaan serta Advokat dalam Kasus-kasus Pasar Modal∆.
Securities Litigation Seminar
The Capital Market Lawyers Association (or HKHPM in Indonesian acronym) in
cooperation with Indonesian Advocates Association (or PAI in Indonesian acronym)
on 9 February 2006 carried out Seminar with the theme of ≈Securities Litigation:
Authorities and Investigation Procedures and Advocates in Capital Market cases∆
J A N U A R I 2 0 0 6 / J A N U A R Y 2 0 0 6
Peningkatan Partisipasi dalam Memerangi Pencucian Uang
Pada tanggal 1-3 Februari 2006, Bapepam - LK bekerja sama dengan ADB,
Financial Services Volunteer Corps (FSVC), dan APEI menyelenggarakan workshop
Perusahaan Efek dengan tema ≈Enhancing Participation of the Capital Market
Combating Money Laundering∆ .
Capital Market Combating Money Laundering
On 1-3 February 2006 Bapepam - LK in collaboration with ADB, Financial Services
Volunteer Corps (FSVC), and APEI, conducted Workshop for Securities Companies
with the theme of ≈Enhancing Participation of the Capital Market Combating
Money Laundering∆
F E B R U A R I 2 0 0 6 / F E B R U A R Y 2 0 0 6
190Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Seminar Public dissemination on Bond Market
Pada tanggal 29 Maret 2006, Korea - Indonesia Knowledge Sharing Project (KSP)
mengadakan seminar Public Dissemination on Bond Market di Hotel Borobudur
Jakarta.
Public dissemination Seminar on Bond Market
On 29 March 2006 , Korea - Indonesia Knowledge Sharing Project (KSP)
conducted seminar concerning Public Dissemination on Bond Market in
Borobudur Hotel, Jakarta.
Capital Market Exhibition
Pada tanggal 21-23 Maret 2006, Kelompok Studi Pasar Modal Universitas
Lampung telah menyelenggarakan serangkaian acara Capital Market Exhibition.
Salah satu kegiatan dalam rangkaian acara tersebut adalah seminar dan talkshow
pasar modal dengan mengambil tema optimalisasi return pada investasi saham.
Capital Market Exhibition
On 21-23 March 2006 a Capital Market Study Group, University of Lampung,
carried out seminar and talkshow on Capital Market with the theme of
optimalization of return in share investment.
Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Ketua Bapepam - LK
Pada tanggal 27 April 2006, A. Fuad Rahmany dilantik sebagai Ketua Bapepam
dan Lembaga Keuangan menggantikan Darmin Nasution yang dilantik menjadi
Direktur Jenderal Pajak.
New Chairman of Bapepam - LK
On 27April 2006 Mr.A.Fuad Rahmany was sworn as the Chairman of Bapepam
dan LK replacing Mr. Darmin Nasution who had been assigned as a Director
General of Taxes.
Securities Invesment Training & Education
Bertempat di Gedung ANTAM Jakarta, pada tanggal 17 - 19 April 2006 Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan acara Securities Invesment Training
& Educations. Dalam kesempatan tersebut hadir Sekretaris Bapepam - LK, Wahyu
Hidayat, mewakili Ketua Bapepam - LK untuk menyampaikan Keynote Speech.
Securities Invesment Training & Education
On 17-19 April 2006 in ANTAM Building Jakarta, Faculty of Economy University of
Indonesia carried out Securities Invesment Training & Educations. In this event,
the Executive Secretary Mr. Wahyu Hidayat presented a Keynote Speech
on behalf of the Bapepam - LK Chairman.
M A R E T 2 0 0 6 / M A R C H 2 0 0 6
Pisah Sambut Ketua Bapepam - LK
Bertempat di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 27 April
2006 diselenggarakan acara pisah sambut Ketua Bapepam - LK. Hadir dalam
acara tersebut para pejabat, pegawai dan pensiunan di lingkungan Bapepam -
LK, para direksi SROs, serta pelaku pasar modal Indonesia.
Welcoming and Farewell Party for the Chairman
The welcoming and farewell party for the Chairman was held in the House of
Maroko, Menteng on 27April 2006. This event also attended by SROs Directors
and Capital Market participants.
A P R I L 2 0 0 6 / A P R I L 2 0 0 6
191Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
ACMF Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards Meetings
Bertempat di Hotel Mandarin Jakarta, pada tanggal 23 Mei 2006 diselenggarakan Asian
Capital Markets Forum - Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards
Meetings. Acara dibuka oleh Sekretaris Bapepam - LK Abraham Bastari dan dihadiri oleh
wakil pengawas pasar modal dari negara-negara ASEAN.
ACMF Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards Meetings
Asian Capital Markets Forum - Working Group on Distribution Rule and Disclosure
Standards Meetings on 23 May 2006 was held in Hotel Mandarin Jakarta. The event
was officially opened by the Executive Secretary, Mr. Abraham Bastari and attended by
ASEAN Securities regulators representatives.
Pelantikan Pejabat Eselon II Dep. Keu.
Bertempat di gedung Graha Sawala, pada tanggal 16 Mei 2006 lalu, Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik dan mengambil sumpah para
Pejabat Eselon II di lingkungan Departemen Keuangan RI.
Appointeed the New 2nd Echelon
Finance Minister appointeed and swore the new 2nd echelon officials within the
Ministry of Finance on 16 May 2006. The event was held in Graha Sawala
Building.
Award Asuransi Terbaik 2006
Bertempat di Four Seasons Hotel Jakarta pada tanggal 28 Juni 2006 majalah
Investor menyelenggarakan acara penganugerahan Award Asuransi Terbaik 2006.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Bapepam - LK, A. Fuad Rahmany
berkenan menyampaikan kata sambutan.
The Best Insurance Award Year 2006
The Best Insurance Award year 2006 was held at Four Seasons Hotel on 28 June
2006. Chairman of Bapepam - LK gave his keynote speech at this event.
Indonesia Investor ForumBertempat di Grand Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pada tanggal 31 Juli - 1 Agustus 2006diselenggarakan acara Indonesian Investor Forum I (IIF 1). Acara yang bertema ≈Tantangan danProspek Kembali Pasar Modal Indonesia∆ tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati29 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Menteri Keuangan RI,Sri Mul;yani Indrawati, berkenan menyampaikan Keynote speech sekaligus meresmikanpembukaan acara tersebut. Selain itu acara tersebut, Chairman ASIC Jeffrey Lucy jugaberkenan menyampaikan presentasinya.
Indonesia Investor ForumIndonesian Investor Forum (IIF) was held from 31 July to 1 August 2006 in Mulia Hotel. This eventtook a theme ≈Indonesian Capital Market: The prospect and the challenge∆. Finance Ministeropened the event and gave a keynote speech. Additionally, Chairman of ASIC,Mr. Jeffrey Lucy also gave his presentation.
M E I 2 0 0 6 / M A Y 2 0 0 6
ICMF 2006
Bertempat di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada tanggal 29 Juni 2006 The Asset
menyelenggarakan Indonesia Capital Market Forum 2006. Dalam kesempatan
tersebut Ketua Bapepam - LK A. Fuad Rahmany berkenan hadir untuk
menyampaikan keynote speech.
ICMF 2006
Indonesia Capital Market Forum 2006 was held by The Asset at Ritz Carlton Hotel
on 29 June 2006. Chairman of Bapepam - LK, Mr. A Fuad Rahmany presented a
keynote speech during the event.
J U N I 2 0 0 6 / J U N E 2 0 0 6
J U L I 2 0 0 6 / J U L Y 2 0 0 6
192Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Kunjungan Ketua Bapepam - LK ke Australia
Pada tanggal 10 Juli 2006, Ketua Bapepam - LK, A. Fuad Rahmany, didampingi
Kabag. Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat, Gonthor Ryantori
Aziz, melakukan kunjungan ke kantor ASIC di Australia.
Chairman Visits to Australia
Chairman of Bapepam - LK, Mr. Fuad Rahmany accompannied by Mr. Gonthor R
Aziz, Head of Division of International Affair and PR, visited ASIC Office in
Australia on 10 July 2006.
Pelantikan Eselon III Bapepam - LK
Pada tanggal 6 Juli 2006 diselenggarakan acara pelantikan pejabat Eselon III di
lingkungan Bapepam - LK. Dari 56 pejabat yang dilantik pada hari itu, sebanyak
20 orang merupakan promosi jabatan sisanya mutasi intern
di Bapepam - LK.
Appointeed the New 3rd Echelon
56 Bapepam - LK employees were sworn as the 3rd Echelon Officials during a
simple ceremony on 6 July 2006. Among 20 of them were promoted and the rest
were placed to the new post in Bapepam - LK office.
Family Gathering Pasar Modal
Pada tanggal 27 Agustus 2006 di Taman Wisata Bukit Sentul diselenggarakan acara Family
Gathering Pasar Modal 2006. Acara ini dikuti oleh para pejabat dan pegawai di lingkungan
Bapepam - LK, SRO serta para pelaku pasar modal. Dengan dipandu oleh Edwin dan Tamara
Geraldine, acara tersebut antara lain diisi dengan penyerahan bea siswa untuk putra-putri
berprestasi dari para pegawai dilingkungan pasar modal.
Capital Market Family Gathering
in 2006 Capital Market Family Gathering was held on 27August 2006 at Taman Wisata Bukit
Sentul. This event was participated by Bapepam - LK», SROs employees and other capital market
participants. Artists Edwin and Tamara Geraldine acted as the masters of Ceremony. One of the
programs was the scholarships grants by Bapepam dan LK Chairman to some of employees»
children.
J U L I 2 0 0 6 / J U L Y 2 0 0 6
A G U S T U S 2 0 0 6 / A U G U S T 2 0 0 6
Annual Report Award dan Konferensi Pers HUT Pasar Modal
Bertempat di Gedung Graha Sawala Departemen Keuangan pada tanggal 10
Agustus 2006 diselenggarakan penganugerahan Annual Report Awards 2005
(ARA). Dalam kesempatan tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menyampaikan kata sambutan. Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan siaran
pers dalam rangka HUT pasar modal yang disampaikan oleh Bapepam - LK,
dan SROs.
Annual Report Award and Pers Conference on Capital Market Anniversary
Annual Report Awards 2005 (ARA) was held on 10 August 2006 in Graha Sawala
Building. Finance Minister gave a keynote speech. Additionally the event was
continued with press release by Bapepam - LK and SROs in relation to Capital
Market Anniversary.
193Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Workshop Pasar Modal
Bertempat di Hotel Holiday Inn, Bandung, pada tanggal 12 Agustus 2006
diselenggarakan Workshop Pasar Modal. Dalam kesempatan tersebut Sekretaris
Bapepam - LK, Abraham Bastari berkenan menyampaikan kata sambutannya.
Workshop on Capital Market
Workshop on Capital Market was held in Holiday Inn, Bandung on 12 August
2006. The Executive Secretary, Mr. Abraham Bastari gave a keynote speech
at this event.
JIVEST Expo 2006
Pada tanggal 10 - 13 Agustus 2006, Bapepam - LK bersama-sama dengan
beberapa Unit Eselon I Departemen Keuangan turut serta berpartisipasi dalam
acara JIVEST Expo 2006 yang diselenggarakan oleh Pemda DKI. Dari kalangan
pasar modal turut berpartisipasi Bapepam - LK, BEJ, BES, KPEI dan KSEI
dengan membuka stand pameran bersama dalam acara expo tersebut.
JIVEST Expo 2006
On 10 - 13 August 2006 Bapepam - LK along with other several units of 1st
echelon within Ministry of Finance participated in JIVEST Expo 2006 which was
carried out by the local government.
Pelantikan Eselon IV Bapepam - LK
Bertempat di lantai 16 gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal 4 September
2006 telah diselenggarakan pelantikan pejabat Eselon IV di lingkungan
Bapepam - LK.
Appointeed the New 4th Echelon
On 4 September 2006 some Bapepam - LK employees were sworn as the 4th
Echelon Officials in Bapepam dan LK office. The ceremony took palce at the 16th
Floor of Bapepam - LK building.
Workshop ROSC
Bertempat di ruang Penawaran Umum lt. 3 Gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal
18 September 2006 telah diselenggarakan acara Workshop dengan mengambil tema
≈Reports on The Observance of Standards and Codes Accounting dan Auditing∆.
Workshop ROSC
Workshop with a theme: ≈Reports on the Observance of Standards and Codes
Accounting and Auditing∆ was held in Bapepam Building on 18 September 2006.
A G U S T U S 2 0 0 6 / A U G U S T 2 0 0 6
Penganugerahan Award Multifinance Terbaik 2006
Penghargaan ≈ Multifinance Terbaik 2006∆ Versi Majalah Investor yang diselenggarakan
di Tapis Room Four Seasons Hotel pada tanggal 5 September 2006. Ketua Bapepam
- LK Fuad Rahmany hadir sebagai keynote speech didampingi oleh Kepala Biro
Perbankan, Pembiayaan dan Penjaminan Ngalim Sawega.
The Best Multifinance Award 2006
The best Multifinance Award 2006 was initiated by Investor Magazine in Four Seasons
Hotel on 5 September 2006. Chairman of Bapepam - LK attend the event to give his
keynote speech accompanied by Head of Banking, Financing and Guarantee Bureau,
Mr. Ngalim Sawega.
S E P T E M B E R 2 0 0 6 / S E P T E M B E R 2 0 0 6
194Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Insurance Day
Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada tanggal 18 Oktober 2006 telah
diselenggarakan pencanangan Insurance Day. Hadir dalam kesempatan tersebut
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dengan didampingi Ketua Bapepam - LK,
A. Fuad Rahmany.
Insurance Day
18 October 2006 initiated as an Insurance Day. This event took place in
Borobudur Hotel and attended by Minister of Finance and Chairman of
Bapepam - LK.
Siaran Pers PKSK
Bertempat di Pers Room Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan, pada
tanggal 19 Oktober 2006 Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi
Ekonomi Makro dan Keuangan, Sahala Lumban Gaol menyampaikan siaran pers
tentang Paket Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK).
Press Release PKSK
Pers Release of the Financial Sector Policy Package on October 19, 2006 by
Deputy of Coordinating Macro Economy and Finance, Mr.Sahala Lumban Gaol.
This event took place in Press Room Secretariat General, Ministry of Finance.
Bantuan Korban Gempa Yogyakarta Berupa Pembanguan Kembali Gedung SD
Sebagai wujud kepedulian kalangan pasar modal kepada korban gempa bumi tanggal 27 Mei 2006
yang melanda kawasan pantai selatan Jawa, Bapepam dan LK bersama-sama dengan SRO»s
menyampaikan bantuan guna pembangunan kembali gedung SDN Titang dan SDN Kasongan,
Bantul, Yogyakarta. Peletakan batu pertama menandai pembangunan tersebut dilakukan oleh
Sekretaris Bapepam - LK, Abraham Bastari.
An Aid to Support the Earthquake Victims in Yogyakarta
Bapepam - LK along with SROs represented by the Excecutive Secretary of Bapepam - LK, as an
effort to help the earthquake victims in south cost of Java, initiated an establishment of state
Elementary School SDN Titang and SDN Kasongan Bantul in Yogyakarta.
Investor Day
Bertempat di Gedung Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21-22 November 2006
diselenggarakan acara Investor Day. Dalam kesempatan tersebut Ketua
Bapepam - LK A. Fuad Rahmany berkenan menyampaikan kata sambutan.
Investor Day
Investor Day was held on 21-22 November 2006 at Jakarta Stock Exchange Building.
In this event, Chairman of Bapepam - LK gave a keynote speech.
O K T O B E R 2 0 0 6 / O C T O B E R 2 0 0 6
CEO Forum 2006
Pada tanggal 7 November 2006 diselenggarakan acara CEO Forum dengan mengambil tema
≈Peningkatan Kinerja Emiten Dengan Pemberdayaan Fungsi Internal Audit∆. Acara tersebut
dilaksanakan bersamaan dengan Halal Bihalal Menteri Keuangan RI bersama AEI,
Bapepam - LK dan SROs.
CEO Forum 2006
CEO Forum with the theme ≈the enhancement of Issuers Performance through the utilization
of Internal Audit Function∆ was held on 7 November 2006 back to back with gathering event
of the Minister of Finance, AEI, Bapepam - LK, and SROs.
N O V E M B E R 2 0 0 6 / N O V E M B E R 2 0 0 6
195Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
Asean Insurance Regulator Meeting (AIRM)
Bertempat di Laguna Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, pada tanggal 14-18 November 2006 telah
diselenggarakan acara Asean Insurance Regulator Meeting. Bersamaan dengan acara tersebut
juga diselenggarakan Asean Insurance Council Meeting, Asean Council of Bureau Meeting,
Asean Insurance Training & Research Institute, Asean Reinsurance Exchange Scheme Meeting,
dan Asean Insurance Education Committee Meeting.
Asean Insurance Regulator Meeting (AIRM)
On 14-18 November 2006 in Bali Bapepam - LK carried out Asean Insurance Regulator
Meeting. Several other meetings were also took place, i.e Asean Insurance Council Meeting,
Asean Council of Bureau Meeting, Asean Insurance Training & Research Institute, Asean
Reinsurance Exchange Scheme Meeting, dan Asean Insurance Education Committee Meeting.
ADB Workshop
Bertempat di Borobudur Hotel Jakarta pada tanggal 10 November 2006
diselenggarakan ADB Workshop for Bapepam - LK Senior Management.
ADB Workshop
On 10 November 2006 in Borobudur Hotel the ADB carried out Workshop for
Bapepam - LK Senior Management.
Penandatangan MoU KPK dan Bapepam - LK
Bertempat di Graha Sawala Departemen Keuangan RI, pada tanggal
19 Desember 2006 dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama
(MoU) antara Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dengan
Bapepam - LK.
The signing of MOU between KPK and Bapepam - LK
Anti Corruption Commission (of KPK in Indonesian Acronym) signed an MOU of
cooperation on 19 December 2007 The event took a place in Graha Sawala,
Ministry of Finance.
ASIC Scoping Mission
Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada tanggal 4 s.d 6 Desember 2006
diselenggarakan acara ≈ASIC Scoping Mission on Bapepam - LK∆.
ASIC Scoping Mission
≈ASIC Scoping Mission on Bapepam - LK∆ was held on 4-6 December 2006
at Borobudur Hotel.
N O P E M B E R 2 0 0 6 / N O V E M B E R 2 0 0 6
Roadshow Campus to Campus (Univ. Andalas Padang)
Bertempat di Kampus Univesitas Andalas Padang, pada tanggal 1 Desember 2006
diselenggarakan acara Roadshow Campus to Campus, acara ini merupakan
rangkaian kegiatan peringatan 29 Tahun diaktifkannya Kembali Pasar Modal
Indonesia.
Roadshow Campus to Campus (Univ. Andalas Padang)
Roadshow Campus to Campus as a part of the celebration of the 29th Indonesia
Capital Market Anniversary was held in University of Andalas, Padang on
December 1, 2006.
D E S E M B E R 2 0 0 6 / D E C E M B E R 2 0 0 6
196Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
Pertemuan dengan Pengelola Reksa Dana
Bertempat di lantai 16 Gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal 12 Desember
2006 telah diselenggarakan pertemuan Bapepam - LK dengan para
pengelola Reksa Dana.
Bapepam - LK Meeting with Investment Fund Manager
Meeting of Bapepam - LK with Investment Fund Manager was held at 16th Floor
of Bapepam Building on 12 December 2006.
Konferensi Pers Akhir Tahun 2006
Pada tanggal 28 Desember 2006, bertempat di ruang Galery Gedung Bursa Efek
Jakarta, Bapepam - LK bersama SROs melaksanakan Konferensi Pers Akhir Tahun
2006. Dalam Konferensi pers tersebut, masing-masing institusi menerbitkan
Siaran Pers yang memaparkan kinerja selama tahun 2006.
Pers Conference End of Year 2006
On 28 December 2006 held in Jakarta Stock Exchange, Bapepam - LK along with
SROs carried out a Pers Conference simultaniously. Each of the institution issued a
Press Release informing their performances during year 2006.
Berakhirnya Sesi Perdagangan Efek Tahun 2006Juga pada tanggal 28 Desember 2006, tepat pada pukul 16.00 WIB, MenteriKeuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menekan tombol tanda berakhirnya sesiperdagangan Efek terakhir tahun 2006, dengan dilanjutkan dengan ucapanselamat atas kinerja pasar modal selama tahun 2006 dan selamattahun baru 2007.
The Ended of Securities Trading Year 2006On 28 December 2006 at 16.00, Minister of Finance pressed a sirine as a signthat the Securities trading of 2006 had ended. During the event, the Ministercongratulated the excellence performance of capital market in 2006 andwished a happy new year .
D E S E M B E R 2 0 0 6 / D E C E M B E R 2 0 0 6
KALENDER PERISTIWA
PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF
EVENTS 2006
197Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
198Laporan Tahunan 2006
Annual Report
B A P E P A M - L K
B A P E P A M - L K
Gedung Baru Depkeu RI Lt. 3-8
Jl. Dr. Wahidin Raya Jakarta 10710
Tel : (021) 385 8001
Fax: (021) 385 7917
Website: http://www.bapepam.go.id
http://www.bapepam.lk.depkeu.go.id
orange circle.design / 0815 9080 401 / (021) 769 3676