bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

27
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank, Jenis-Jenis Bank 2.1.1 Pengertian Bank dan Fungsi Bank Bank merupakan lembaga intermediatory yang berfungsi menyalurkan uang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian bank menurut Kasmir (2004 : 2), “adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”. Selanjutnya menurut Suhardjono (2003 : 3), “bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa- jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang No. 72 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998, yaitu : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Dahlan Siamat, 2004 : 87). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dan memberikan jasa-jasa bank lainnya.

description

jenis-jenis bank

Transcript of bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

Page 1: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank, Jenis-Jenis Bank

2.1.1 Pengertian Bank dan Fungsi Bank

Bank merupakan lembaga intermediatory yang berfungsi menyalurkan

uang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian bank menurut Kasmir (2004

: 2), “adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.

Selanjutnya menurut Suhardjono (2003 : 3), “bank adalah lembaga

keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-

jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”.

Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang No. 72 tahun 1992

tentang perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun

1998, yaitu :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Dahlan Siamat, 2004 : 87).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang

kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

bentuk lainnya dan memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Page 2: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

12

Dari pengertian-pengertian bank di atas dapat disimpulkan bahwa bank

mempunyai fungsi :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.

Secara umum simpanan yang ada di bank terdiri dari : simpanan giro,

simpanan tabungan, dan simpanan deposito.

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya.

Jenis kredit yang biasa diberikan bank yaitu : kredit investasi, kredit modal

kerja, dan kredit perdagangan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya dalam rangka memperlancar transaksi

perdagangan dan pembayaran.

Contoh dari hal tersebut yaitu : pengiriman uang (transfer), kliring, safe

deposite box dan lain-lain.

Karena fungsi-fungsi di atas, maka bank disebut juga sebagai lembaga

intermediatory atau perantara karena fungsi utama bank yang menghimpun dana

dari masyarakat yang kelebihan dana (pihak surplus) dan menyalurkannya kepada

pihak yang kekurangan dana (pihak defisit).

1 3

2 4

GAMBAR 2.1

Skema Bank sebagai Perantara Keuangan (Kasmir, 2004: 5)

FUNGSI BANK

Beli dana Jual dana Giro Pinjaman Tabungan (kredit) Deposito

Mayarakat yang kekurangan dana

Masyarakat yang kelebihan dana

Page 3: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

13

Penjelasan dari skema bank sebagai perantara keuangan :

1. Masyarakat yang kelebihan dana menyimpan dananya di bank dalam bentuk

Giro, tabungan atau deposito atau dengan kata lain bank membeli dana

tersebut.

2. Masyarakat yang kelebihan dana tersebut akan mendapat balas jasa dari bank

berupa bunga/bagi hasil.

3. Bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat

yang kekurangan dana atau dengan kata lain menjual dana.

4. Bank mendapat balas jasa dari masyarakat yang kekurangan dana yang

mendapat kredit berupa bunga/bagi hasil.

2.1.2 Jenis-Jenis Bank

Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut UU pokok perbankan No.

7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 (Kasmir, 2004 :

19) ada dua jenis, yaitu :

1. Bank Umum.

Pengertian bank menurut Komaruddin (2001 : 17), yaitu “Bank umum adalah

bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

Sedangkan pengertian bank umum menurut UU No 10 tahun 1998 (dalam

Kasmir, 2004 : 19), yaitu “Bank umum adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

Page 4: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

14

Usaha bank umum menurut UU pokok perbankan No. 7 tahun 1992

sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 (Kasmir, 2004 : 239)

yaitu :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya dipersamakan denngan itu.

b. Memberikan kredit. c. Menerbitkan surat pengakuan hutang. d. ………………..

2. Bank Perkreditan Rakyat.

Pengertian bank perkreditan rakyat menurut Komaruddin (2001 : 17), yaitu Bank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan kredit, menyediakan biaya bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil, dan menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Sedangkan menurut UU No 10 tahun 1998 (Kasmir, 2004 : 19), “bank

perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

Usaha bank perkreditan rakyat menurut UU pokok perbankan No. 7 tahun

1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 (Kasmir, 2004 :

243) yaitu :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu

b. Memberikan kredit c. …………………

Page 5: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

15

Jenis bank menurut kepemilikan bank dibagi kedalam lima bagian, yaitu :

1. Bank milik pemerintah, yaitu bank yang akte pendirian maupun modal bank

sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

2. Bank milik swasta nasional, yaitu bank yang seluruh atau sebagian besar

sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.

3. Bank milik koperasi, yaitu bank yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan

yang berbadan hukum koperasi.

4. Bank milik asing, yaitu bank milik swasta asing atau pemerintah asing yang

membuka cabang di Indonesia.

5. Bank milik campuran, yaitu bank yang sahamnya dimiliki swasta nasional

dan pihak asing, namun pemilik mayoritas saham bank campuran adalah

warga negara Indonesia.

Jenis bank dilihat dari segi kemampuannya (status) terdiri dari dua jenis,

yaitu :

1. Bank devisa, yaitu bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri dengan

mata uang asing secara keseluruhan.

2. Bank non devisa, yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata

uang asing secara keseluruhan.

Page 6: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

16

Sedangkan jenis bank menurut cara menentukan harga dibagi dalam dua

jenis, yaitu :

1. Bank konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya, bank

ini dibagi 2, yaitu :

a. Menetapkan bunga sebagai harga produk simpanan dan produk

pinjaman (kredit)

b. Untuk jasa perbankan yang lain menggunakan berbagai biaya dalam

nominal atau prosentase tertentu.

2. Bank syariah

Dalam penentuan harga produknya bank syariah, berdasarkan pada aturan

perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain dalam

menyimpan dan atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank syariah, yaitu :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyaertaan modal (musyarakah)

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(Ijaroh)

e. Pilihan pemindahan kepemilikian atas barang yang disewa dari bank

oleh pihak lain (Ijaroh wa itiqna)

f. Jasa bank lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Page 7: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

17

2.2 Kredit Bank

2.2.1 Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

kepercayaan. Kredit juga berasal dari bahasa Latin “Creditum” yang berarti

kepercayaan akan kebenaran atau “credo” yang berarti saya percaya. Maksudnya

pemberi kredit percaya bahwa penerima kredit akan mengembalikan kreditnya

sesuai dengan perjanjian, dan penerima kredit memegang kepercayaan pemberi

kredit tersebut.

Menurut Komaruddin (2001 : 5), pengertian kredit yaitu :

Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan persepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.

Selanjutnya menurut Amir Rajab batubara (dalam Rachmat Firdaus dan

Maya ariyanti, 2004 : 2),’ ……..bahwa kredit itu adalah suatu pemberian prestasi

yang mana balas prestasinya (kontra prestasi) akan terjadi pada suatu waktu di

hari yang akan datang……..’.

Sedangkan Pengertian kredit dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan sebagaimana diubah dalam UU No. 10 tahun 1998, yaitu :

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jadi dapat disimpulkan, bahwa kredit adalah pemberian uang dari bank

kepada peminjam berdasarkan perjanjian pinjam meminjam, yang harus

Page 8: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

18

dikembalikan peminjam dalam jangka waktu yang telah disepakati yang ditambah

dengan bunga.

2.2.2 Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur kredit menurut Kasmir ( 2004 : 103), yaitu :

1. Kepercayaan, merupakan keyakinan pemberi kredit bahwa penerima kredit akan mengembalikan kredit sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan, merupakan kesepakatan antara pemberi dan penerima kredit dalam suatu perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3. Jangka waktu, merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua pihak.

4. Resiko, merupakan resiko tidak tertagihnya kredit. 5. Balas jasa, merupakan pendapatan bank dari pemberian kredit.

Sedangkan unsur-unsur kredit menurut Komaruddin ( 2001 : 6), yaitu :

1. Amanat (jujur, dapat dipercaya, atau titipan) adalah segala hal yang dipercayakan kepada manusia, baik yang berkaitan dengan hak dirinya, hak pihak lain, maupun hak Allah SWT. Bank yakin bahwa prestasi yang diberikan kepada para nasabah akan diterima kembali di waktu tertentu kelak.

2. Waktu, tenggang waktu antara peristiwa prestasi dan kontraprestasi. 3. Resiko, setiap kredit akan senantiasa mengandung resiko tertentu, mungkin

resiko kehilangan seluruhnya atatu sebagian. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian di masa yang akan datang.

4. Prestasi, sesuatu yang diserahkan oleh pemberi kredit (kreditur) kepada penerima kredit (debitur).

5. Perjanjian dua belah pihak 6. Perjanjian keuangan, dinyatakan atau dihitung dalam satuan uang (alat bayar).

Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur kredit, yaitu :

1. Kepercayaan (amanat), yaitu kepercayaan bank bahwa peminjam akan

melunasi kreditnya tepat waktu.

2. Kesepakatan (Perjanjian), yaitu adanya kesepakatan dalam perjanjian antara

bank dan peminjam.

Page 9: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

19

3. Jangka waktu, yaitu kredit tersebut dibatasi dengan jangka waktu yang telah

disepakati.

4. Resiko, yaitu pemberian kredit bank akan menimbulkan resiko tidak

tertagihnya kredit tersebut.

5. Balas jasa (prestasi), yaitu peminjam akan memberikan bunga (pendapatan

bunga) sebagai balas jasa kepada bank yang telah memberikan kredit sesuai

kesepakatan.

2.2.3 Jenis-jenis Kredit

Kredit dalam dunia perbankan dikelompokkan kedalam berbagai jenis

berdasarkan kriteria tertentu. Pengelompokkan kredit tersebut pada umumnya

dikelompokkan berdasarkan kegunaan atau manfaat, tujuan kredit, jangka waktu,

ada atau tidaknya jaminan, sektor usaha, cara penarikannya, cara pelunasan,

sumber dananya, kualitas dan kolektibilitasnya, ukuran besar kecilnya debitur, dan

berdasarkan besarnya kredit.

Kredit dilihat dari segi kegunaan atau manfaat dibagi menjadi dua jenis ,

yaitu :

1. Kredit investasi

Menurut Kasmir (2004 : 109) “kredit investasi yaitu kredit yang diberikan

kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal dengan

jangka waktu yang relatif panjang yaitu lebih dari satu tahun. Contohnya

kredit untuk pembangunan pabrik”.

Page 10: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

20

Sedangkan menurut Suhardjono (2003 : 24) “kredit investasi yaitu yaitu

fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon dalam

memperoleh barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap

perusahaan”.

Jadi kredit investasi yaitu kredit yang diberikan untuk digunakan dalam

penanaman modal atau investasi dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

2. Kredit modal kerja

Kredit modal kerja menurut Kasmir (2004 : 109) “yaitu kredit yang

digunakan sebagai modal usaha yang biasanya tidak lebih dari satu tahun.

Contohnya kredit untuk membeli bahan baku”.

Sedangkan Suhardjono (2004 : 24) mengemukakan :

Kredit modal kerja, yaitu fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara kegiatan operasional rutin (sehari-hari) perusahaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Selanjunya menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 10), “kredit

modal kerja yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal

lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau

siklus usaha”.

Maka dapat disimpulkan bahwa, kredit modal kerja adalah kredit yang

diberikan untuk modal usaha yang tidak lebih dari satu tahun.

Page 11: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

21

Sedangkan jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaan kredit tersebut

dibagi kedalam tiga jenis, yaitu :

1. Kredit perdagangan

Kredit perdagangan menurut Kasmir (2004 : 33) “yaitu kredit yang diberikan

kepada pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas

perdagangannya. Contohnya kredit kepada agen untuk membeli barang

dagangan”.

2. Kredit produktif

Kredit produktif menurut Kasmir (2004 : 110) “yaitu kredit yang digunakan

untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi”.

Sedangkan menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 10), “kredit

produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam

arti dapat menimbulkan atau meningkatkan “utility” (faedah/kegunaan)……”

Jika ditarik kesimpulan maka, kredit produktif yaitu kredit yang diberikan

untuk usaha-usaha produktif.

3. Kredit konsumtif

Menurut Kasmir (2004 : 110 ) “kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan

untuk keperluan pribadi. Contohnya kredit perumahan”.

Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 10), “kredit konsumtif

yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau

jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan

manusia”.

Page 12: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

22

Sedangkan menurut Suhardjono (2004 : 25), “Kredit konsumtif yaitu kredit

yang diberikan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan

pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari

penghasilan/gaji pemohon”.

Jadi kredit konsumif yaitu kredit yang ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan

langsung dengan kebutuhan manusia.

Jenis kredit berdasarkan jangka waktu dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Kredit jangka pendek

Menurut Kasmir (2004 : 110) “kredit jangka pendek yaitu kredit yang

memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan

biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja”.

Sedangkan menurut Suhardjono (2004 : 28), “kredit jangka pendek yaitu

kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka waktu paling lama

satu tahun. Kredit ini pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja,….”

Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 14), “kredit jangka

pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal satu tahun. Biasanya

kredit jangka pendek ini cocok membiayai kebutuhan modal kerja”.

Dari ketiga pengertian yang hampir sama diatas dapat disimpulkan bahwa,

kredit jangka pendek yaitu kredit yang mempunyai jangka waktu antara

kurang dari satu tahun sampai satu tahun, dan biasanya digunkan untuk

membiayai modal kerja (kredit modal kerja).

Page 13: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

23

2. Kredit jangka menengah

Kredit jangka menengah menurut Kasmir (2004 : 111) “yaitu kredit dengan

jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. Biasanya kredit ini

digunakan untuk melakukan investasi”.

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 14), menyatakan hal yang sama

mengenai kredit jangka menengah, “yaitu kredit yang berjangka waktu antara

satu sampai dengan tiga tahun”.

Kemudian menurut Suhardjono (2004 : 28) pengertian kredit jangka

menengah “ yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka waktu lebih

dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan tiga tahun”.

Sehingga dapat disimpulkan, kredit jangka menengah yaitu kredit yang

mempunyai jangka waktu antara satu sampai tiga tahun, dan biasanya

digunakan untuk investasi.

3. Kredit jangka panjang

Menurut Kasmir (2004 : 111) “kredit jangka panjang yaitu kredit yang masa

pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu

pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya digunakan

untuk investasi jangka panjang”.

Sedangkan menurut Suhardjono (2004 : 28), “kredit jangka panjang yaitu

kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka waktu lebih dari

tiga tahun”. Dan menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 14),

“kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga

tahun”.

Page 14: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

24

Dapat disimpulkan bahwa kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun yang biasanya digunakan untuk

investasi jangka panjang.

Jenis kredit berdasarkan ada atau tidaknya jaminan, yaitu :

1. Kredit dengan jaminan

Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan jaminan berupa

barang berwujud, barang tidak berwujud atau jaminan orang.

2. Kredit tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa adanya jaminan

apapun atau kredit yang diberikan hanya atas dasar kepercayaan.

Jenis kredit dilihat dari segi sektor usaha, yaitu :

1. Kredit pertanian, merupakan kredit dengan tujuan meningkatkan hasil di

sektor pertanian berupa kredit investasi maupun modal kerja.

2. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk peternakan

3. Kredit industri, merupakan kredit yang digunakan untuk mengubah bahan

mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. kredit ini diberikan

untuk industri kecil, menengah, dan besar.

4. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan untuk usaha

penggalian dan pengumpulan barang-barang tambang.

5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana pendidikan atau kredit mahasiswa

6. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan untuk kalangan professional,

seperti dosen dan lain-lain.

Page 15: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

25

7. Kredit perumahan, merupakan kredit yang diberikan untuk pembangunan atau

pembelian perumahan

8. Kredit sektor lainnya.

Sedangkan jenis kredit berdasarkan sektor usaha menurut laporan bulanan

Bank Indonesia (dalam Suhardjono, 2003 : 29) dan Rachmat Firdaus dan Maya

Ariyanti (2004 : 16), yaitu :

1. Kredit sektor pertanian, perkebunan dan sarananya 2. Kredit sektor pertambangan 3. Kredit sektor perindustrian 4. Kredit sektor ekonomi listrik, gas dan air 5. Kredit sektor ekonomi konstruksi 6. Kredit sektor perdagangan, restoran dan hotel 7. Kredit sektor ekonomi pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi 8. Kredit sektor ekonomi jasa-jasa dunia usaha 9. Kredit sektor ekonomi jasa-jasa sosial/masyarakat 10. Kredit sektor ekonomi lainnya.

Jenis kredit menurut cara penarikannya, yaitu :

1. Pinjaman Rekening Koran (R/K)

Pengertian pinjaman rekening koran menurut Suhardjono (2003 : 23), “yaitu

pinjaman yang diberikan bank kepada nasabahnya dengan batas plafond yang

sudah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 14) :

Pinjaman rekening koran yaitu kredit yang penyediaan dananya dilakukan dengan jalan pemindah-bukuan, ke dalam rekening koran/rekening giro atas nama debitur, sedangkan penarikannya dilakukan dengan cek, bilyet giro atau surat pemindah-bukuan lainnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pinjaman rekening koran yaitu semacam

pinjaman yang diberikan bank kepada nasabahnya dengan batas plafond

Page 16: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

26

tertentu, dengan cara penarikan melalui cek, bilyet giro atau surat pemindah-

bukuan.

2. Pinjaman Persekot, yaitu pinjaman yang penarikannya dilakukan sekaligus

pada saat realisasi. Pinjaman persekot dibagi lagi menjadi :

a. Pinjaman Persekot Annuitet, yaitu pinjaman persekot yang bunganya dihitung benar-benar secara annuitas, sehingga bunga efektifnya sesuai dengan tingkat bunga yang ditentukan.

b. Pinjaman Persekot Non-Annuitet, yaitu pinjaman persekot yang bunganya dihitung tidak secara anuitas tetapi dengan cara perhitungan lainnya, seperti flat rate. (Suhardjono, 2004 : 24).

Jenis kredit berdasarkan cara pelunasan dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Kredit dengan angsuran tetap, yaitu kredit yang jumlah angsuran

pelunasannya tetap, dalam angsuran tersebut telah dimasukan angsuran untuk

pokok dan bunga. Biasanya kredit konsumtif.

2. Kredit dengan plafond menurun secara periodik, yaitu kredit yang pada

umumnya ditujukan untuk kredit-kredit jangka panjang. (Suhardjono, 2004 :

26)

3. Kredit dengan plafond tetap, yaitu kredit yang pada umumnya ditujukan

untuk kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek, misalnya satu tahun.

(Suhardjono, 2004 : 27).

Jenis kredit berdasarkan sumber dananya dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat, yaitu kredit yang

diberikan berasal dari simpanan masyarakat yang memiliki kelebihan dana.

2. Kredit yang dananya berasal dari penciptaan uang baru, yaitu kredi yang

diberikan berasal dari penciptaan uang baru.

Page 17: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

27

Jenis kredit berdasarkan kualitas dan kolektibilitasnya dibagi menjadi lima

jenis, yaitu :

1. Kredit lancar

2. Kredit dalam perhatian khusus

3. Kredit kurang lancar

4. Kredit diragukan

5. Kredit macet

Suatu kredit dinyatakan macet apabila :

1. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan

2. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak

digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit,

atau

3. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri

atau Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau telah diajukan

permohonan ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit.

Jenis kredit berdasarkan ukuran besar kecilnya debitur, yaitu :

1. Kredit usaha kecil menengah (UKM) termasuk juga koperasi.

2. Kredit korporasi, yaitu kredit yang ditujukan untuk perusahaan-perusahaan

besar.

Jenis kredit berdasarkan besarnya kredit dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Kredit usaha kecil, adalah kredit atau pembiayaan dari bank untuk investasi

dan atau modal kerja, yang diberikan dalam Rupiah atau Valuta Asing kepada

Page 18: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

28

nasabah usaha kecil dengan plafond kredit keseluruhan maksimum Rp. 500

juta untuk membiayai sektor produktif (Ketentuan Bank Indonesia)

2. Kredit menengah, adalah kredit yang besarnya diatas Rp. 500 juta sampai Rp.

50 miliar (kriteria BRI), yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal

dari cashflow usaha/perorangan.

3. Kredit besar, adalah kredit yang besarnya lebih dari Rp. 50 miliar yang

sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow usaha.

(Suhardjono, 2003 : 28)

2.2.4 Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2004 : 105) ada tiga, yaitu :

mencari keuntungan, membantu usaha nasabah, dan membantu pemerintah.

1. Mencari keuntungan

Mencari keuntungan merupakan tujuan utama dalam pemberian kredit.

Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai

balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Nasabah akan terbantu usahanya dengan adanya kredit yang diberikan bank

yang digunakan untuk memperluas usaha nasabah.

3. Membantu pemerintah dalam berbagai bidang

Semakin banyak kredit yang disalurkan perbankan, maka semakin banyak

dana yang digunakan untuk peningkatan pembangunan di berbagai sector,

terutama sektor riil, diantaranya :

Page 19: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

29

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank

b. Membuka kesempatan kerja

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa

d. Menghemat devisa Negara dengan tidak mengimpor barang yang

bisa diproduksi di dalam negeri

e. Meningkatkan devisa Negara dari produk yang diekspor.

Fungsi kredit menurut Kasmir (2004 : 106), yaitu : untuk meningkatkan

daya guna uang, meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, meningkatkan daya

guna barang, meningkatkan peredaran barang, sebagai alat stabilitas ekonomi,

meningkatkan kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan

meningkatkan hubungan internasional.

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya penyaluran kredit, maka uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit, dan juga akan

memberikan penghasilan tambahan bagi pemilik dana. Karena kalau uang

dibiarkan begitu saja, maka uang itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya

sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit

maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.

Page 20: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

30

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh penerima kredit

untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna.

4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya,

sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya

bertambah.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh

masyarakat dan meningkatkan devisa negara dari peningkatan ekspor barang.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau

memperluas usahanya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dengan membuka

lapangan pekerjaan bagi orang lain, baik secara langsung maupun tidak

langsung

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang

lainnya.

Sedangkan fungsi kredit menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti

(2004 : 5), yaitu : kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang dan jasa,

mengaktifkan alat pembayarana “idle” (yang tidak digunakan), menciptakan alat

Page 21: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

31

pembayaran yang baru, sebagai alat pengendalian harga, serta mengaktifkan dan

meningkatkan manfaat/kegunaan potensi ekonomi yang ada.

2.2.5 Prinsip-prinsip Penilaian Kredit

Sebelum menyalurkan kredit, bank harus menilai calon penerima kredit

untuk mendapatkan keyakinan bahwa penerima kredit mampu mengembalikan

kredit yang diberikan. Penilaian untuk mendapatkan keyakinan ini sangat penting

karena kelangsungan usaha bank sangat tergantung akan kredit. Kegiatan utama

bank adalah penyaluran kredit dan dari kredit inilah mayoritas pendapatan bank

berasal. Sehingga bank sedapat mungkin untuk mengamankan kredit mereka dari

kredit macet yang merugikan bank.

Dengan penilaian seperti ini bank dapat mengurangi angka kredit macet

yang disebabkan oleh ketidakmampuan penerima kredit mengembalikan

kreditnya.

Menurut Kasmir (2004 : 117) “penilaian calon penerima kredit, biasanya

dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P”. Penilaian dengan analisis 5 C, yaitu :

Character, capacity/capability, capital, condition, dan collateral. Serta penilaian

dengan analisis 7 P, yaitu : Personality, party, purpose, prospect, payment,

profitability, dan protection.

1. Character (sifat atau watak seseorang)

Penilaian sifat atau watak seseorang dilakukan dengan melihat latar belakang

calon penerima kredit, pekerjaan, keadaan keluarga dan jiwa sosial. Sehingga

Page 22: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

32

bank mendapat keyakinan bahwa calon penerima kredit tersebut dapat

dipercaya untuk mengembalikan kreditnya.

2. Capacity atau capability (kemampuan)

Penilaian terhadap kemampuan calon penerima kredit dalam mengembalikan

kredit. Penilaian ini dilakukan dengan melihat kemampuan calon penerima

kredit mengelola usahanya, latar belakang pendidikan, dan pengalaman dalam

usahanya.

3. Capital (modal)

Penilaian capital menganalisis sumber modal berasal, jumlah modal sendiri

dan modal pinjaman, persentase modal yang digunakan untuk membiayai

usaha atau proyek yang dijalankan. Penilaian capital juga mengukur likuiditas

(kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya),

rentabilitas (kemampuan bank untuk memperoleh penghasilan berupa bunga

kredit atau perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri di tambah

modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan

dalam prosentase), solvabilitas (kemampuan bank untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan membayar suatu bank apabila

bank tersebut dilikuidasi) dan ukuran lainnya.

4. Condition of economy (kondisi perekonomian)

Penilaian terhadap kondisi ekonomi, social dan politik masa kini dan masa

yang akan datang serta penilaian terhadap prospek usaha calon penerima

kredit apakah baik atau tidak.

Page 23: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

33

5. Collateral (jaminan)

Penilaian terhadap jaminan baik fisik maupun non fisik yang diberikan calon

penerima kredit. Penilaian tersebut tentang keabsahan dan kesempurnaannya

sehingga jika terjadi masalah, jaminan yang diberikan dapat digunakan

secepatnya. Jaminan tersebut sebaiknya melebihi jumlah kredit yang dipakai.

Sedangkan penilaian dengan analisis 7 P, yaitu :

1. Personality

Penilaian dari segi kepribadian (emosi, sikap, tingkah laku dan tindakan

dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya) atau tingkah laku

maupun kepribadian masa lalu calon penerima kredit.

2. Party

Penilaian terhadap modal, loyalitas, dan karakter calon penerima kredit.

Kemudian dikelompokan kedalam golongan atau klasifikasi tertentu,

sehingga setiap golongan akan menerima fasilitas berbeda dari bank.

3. Purpose

Penilaian terhadap tujuan calon penerima kredit mengajukan kredit dan jenis

kredit apa yang diajukan.

4. Prospect

Penilaian terhadap prospek usaha calon penerima kredit di masa yang akan

datang.

5. Payment

Penilaian terhadap sumber dana yang digunakan calon penerima kredit untuk

mengembalikan kreditnya.

Page 24: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

34

6. Profitability

Penilaian terhadap kemampuan calon penerima kredit dalam mendapatkan

keuntungan yang diukur dari periode ke periode.

7. Protection

Penilaian terhadap jaminan yang diberikan calon penerima kredit kepada

bank sehingga kredit yang diberikan dinilai aman.

Selain analisis 5 C dan 7 P, menurut Kasmir (2004 : 120), penilaian

kelayakan kredit bisa dilakukan dengan cara studi kelayakan usaha, yaitu : Aspek

yuridis/hukum, Aspek pasar dan pemasaran, Aspek keuangan, Aspek Teknis atau

operasi, Aspek manajemen, Aspek amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).

Kemudian Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2004 : 89), menambahkan

prinsip 3 R selain dari prinsip 5 C dan 7 P. Prinsip 3 R yaitu : return, repayment,

dan risk bearing ability.

1. Return (hasil yang dicapai)

Penilaian terhadap hasil yang akan dicapai penerima kredit setelah diberikan

kredit oleh bank. Return bisa juga berarti keuntungan yang akan diperoleh

bank dengan memberikan kreditnya kepada penerima kredit.

2. Repayment (pembayaran kembali)

Penilaian terhadap jangka waktu dan cara penerima kredit mengembalikan

kreditnya kepada bank.

3. Risk bearing ability

Penilaian terhadap kemampuan penerima kredit menanggung resiko yang

tidak diinginkan.

Page 25: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

35

2.3 Usaha Kecil dan Menengah

Pengertian usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 dan surat Edaran

Bank Indonesia No. 3/9/Bkr tahun 2001 tentang usaha kecil (dalam Suhardjono,

2003 : 33) “adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan

tahunan maksimal Rp. 1 Miliyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta”.

Sedangkan menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS) (dalam

Suhardjono, 2003 : 33), yaitu :

Usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu industri rumah tangga dengan pekerja 1- 4 orang, industri kecil dengan pekerja 5 – 19 orang, industri menengah dengan pekerja 20 – 99 orang, dan industri besar dengan pekerja 100 orang lebih.

Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003, “pengusaha kecil adalah

pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak

dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan

brutto tidak lebih dari 600 juta juta”.

Dari pengertian yang beragam tentang usaha kecil diatas, dapat diambil

karakteristik yang hampir sama, yaitu :

1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.

2. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan usahanya pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber pembiayaan lain.

3. Sebagian besar usaha kecil belum mempunyai status badan hukum. 4. Jika dilihat dari kelompok industri, hampir 30 % dari industri kecil, bergerak

pada kelopok industri makanan, minuman dan tembakau. Industri bahan galian dan logam 21 %, industri perabotan rumah tangga 22 %, serta industri kertas dan kimia masih dibawah 1 %. (Suhardjono 2003 : 34)

Page 26: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

36

“Pengertian usaha menengah menurut Instruksi Presiden No. 10 tahun

1999 dalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih, tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, lebih besar dari Rp. 200 juta dan

paling banyak Rp. 10 milyar”. (Suhardjono, 2003 : 33).

Sedangkan menurut warta ekonomi No. 49 tanggal 3 Mei 1993 dan Rizal

Ramli : 1993, “Kriteria usaha menengah adalah kegiatan usaha dengan omset

penjualan diatas Rp. 1 miliar sampai Rp. 100 miliar”. (Suhardjono, 2003 : 29).

“Kriteria usaha besar adalah kegiatan usaha dengan omset penjualan di

atas Rp. 100 miliar, dan pada umumnya yang mengambil kredit ini adalah

pengusaha besar (konglomerat)”, (Suhardjono, 2003 : 29).

2.4 Pendapatan Bank

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (IAI, 2004 : 23.2).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pendapatan adalah aliran

masuk dana kedalam perusahaan karena penyerahan barang atau jasa pada

pelanggan yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang bukan berasal dari penanam

modal.

Pendapatan dalam bank menurut Lapoliwa dan D.S. Kuswandi (2000 :

264) “terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan

provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari

transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan”.

Page 27: bank & lembaga keu - jenis bank.pdf

37

Sebagai lembaga intermediatory yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit, bank akan mendapatkan balas jasa berupa bunga yang dibebankan kepada

peminjam atau bunga kredit.

Selain dari bunga kredit, bank juga mendapatkan pendapatan dari kegiatan

jasa-jasa yang diberikan bank. Sebagai imbalan dari jasa tersebut, bank akan

mendapatkan pendapatan dari biaya yang dikenakan dari jasa yang diberikan.

Pada umumnya biaya yang didapatkan oleh bank berasal dari : biaya kirim, biaya

tagih, biaya administrasi , biaya provisi dan lain-lain.

Dengan diperolehnya pendapatan bunga kredit, maka diharapkan

rentabilitas bank akan membaik yang tercermin dalam meningkatnya perolehan

laba. Laba dalam perbankan adalah pendapatan bank dikurangi pengeluaran bank.

2.5 Hubungan Penyaluran Kredit Perbankan Terhadap Pendapatan Bank

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. maka, berdasarkan pemahaman fungsi bank tersebut dapat dipastikan bahwa penyaluran kredit merupakan bisnis utama bank, sehingga sebagian besar dari aset bank berupa kredit, begitu juga halnya dengan pendapatan bank sebagian besar berasal dari pendapatan bunga kredit. (Suhardjono, 2003 : 3).

Jadi, penyaluran kredit perbankan merupakan tulang punggung bagi

kelangsungan hidup bank, karena pendapatan terbesar bank sebagai syarat

keberlangsungan hidup suatu usaha berasal dari penyaluran kredit. Sehingga jika

terjadi kredit macet yang signifikan maka kelangsungan usaha bank tersebut bisa

terancam.