Bahan Tutor Modul 1

15
Veneer gigi dapat dideskripsikan sebagai lapisan tipis yang direkatkan pada permukaan gigi dan ditujukan untuk memeprindah susunan, tampilan dan warna. Berbeda dengan pemakaian behel yang membutuhkan proses pemasangan yang memakan waktu lama, veneer hanya memerlukan waktu singkat berupa beberapa kunjungan ke dokter gigi. Secara umum, terdapat dua jenis veneer yakni yang dibuat dengan bahan dasar porselen serta veneer komposit. Tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing baik dari segi harga dan daya tahan. Kendati demikian veneer porselen diketahui lebih kuat, memiliki daya tahan warna lebih baik dan memberikan hasil lebih maksimal. Veneer dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya mengisi celah antar gigi, memutihkan warna gigi, memperbaiki gigi patah serta meratakan penampilan gigi. Pembagian karies menurut GV Black ,yaitu : Kelas 1 : karies hanya pada permukaan oklusal gigi KElas 2 : Karies hanya dibagian proximal gigi (proximal = samping) Kelas 3 : Karies pada bagian proximal tapi belum sampai insisal (insisal = 2/3 dari mahkota gigi) Kelas 4 : karies sudah sampai insisal (dari proximal ampe inisal) Kelas 5 : Kareies ada pada 1/3 servikal gigi

description

modul 1

Transcript of Bahan Tutor Modul 1

Page 1: Bahan Tutor Modul 1

Veneer gigi dapat dideskripsikan sebagai lapisan tipis yang direkatkan pada

permukaan gigi dan ditujukan untuk memeprindah susunan, tampilan dan warna.

Berbeda dengan pemakaian behel yang membutuhkan proses pemasangan

yang memakan waktu lama, veneer hanya memerlukan waktu singkat berupa

beberapa kunjungan ke dokter gigi.

Secara umum, terdapat dua jenis veneer yakni yang dibuat dengan bahan dasar

porselen serta veneer komposit. Tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan

masing-masing baik dari segi harga dan daya tahan. Kendati demikian veneer

porselen diketahui lebih kuat, memiliki daya tahan warna lebih baik dan memberikan

hasil lebih maksimal.

Veneer dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya mengisi celah

antar gigi, memutihkan warna gigi, memperbaiki gigi patah serta meratakan

penampilan gigi.

Pembagian karies menurut GV Black ,yaitu :

Kelas 1 : karies hanya pada permukaan oklusal gigi

KElas 2 : Karies hanya dibagian proximal gigi (proximal = samping)

Kelas 3 : Karies pada bagian proximal tapi belum sampai insisal (insisal = 2/3 dari

mahkota gigi)

Kelas 4 : karies sudah sampai insisal (dari proximal ampe inisal)

Kelas 5 : Kareies ada pada 1/3 servikal gigi

Kelas 6 : terjadi pada insisal untuk gigi anterior (langsung pada insisal) dan ujung

cups pada gigi posterior

Page 2: Bahan Tutor Modul 1

Prinsip Preparasi Kavitas

1. Out Line Form (bentuk perluasan kavitas)

o Pit dan fissure dihilangkan

o Cusp dilingkari

o bentuk perluasan kavitas sampai ke area self cleansing

o semua jaringan karies dan fissure yang dalamdibuang

o email yang tidak didukung dentin dihilangkan

o tidak selalu mengikuti klasifikasi G. V. Black pada kavitas yang luas

2. Resistence Form(bentuk resistensi)

kavitas dibentuk agar gigi tahan terhadap tekanan pengunyahan

dinding email pada cavo surface dibevel berbentuk chamfer shoulder lebar

minimal 1mm dengan bor fissure ujung membulat.

3. Retention Form (bentuk retensi)

kavitas dibentuk agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas.

macam-macam betuk retensi:

a. undercut

b. paralisme dinding kavitas

c. dovetaild. groove

e. pinhole

f. micropit

4. Convinience Form (bentuk konvinien)

bentuk kavitas ideal sehingga memudahkan pemasukan, insersi, dan

pemasangan bahan restorasi.

Page 3: Bahan Tutor Modul 1

5. Menghilangkan Jaringan Karies

6. Membersihkan dan meratakan alas, dinding dan tepi kavitas

7. Membersihkan kavitas dari jaringan karies, pemberian sterilisasi dan desinfeksi

Diintisarikan dari "Penuntun Skills Lab Blok 7, Preparasi Kavitas" Program Studi

Pendidikan Dokter Gigi Universitas Andalas, 2010.

Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah terkenanya pulpa dan

menghindari pencabutan. Pencabutan yang terlalu dini dapat menyebabkan maloklusi.

Gigi sulung yang karies harus direstorasi untuk mengembalikan fungsi yang

normal sampai pada penggantian gigi pada waktunya. Untuk tujuan tersebut perlu

dilakukan :

1. Membuang jaringan karies supaya karies tidak meluas mengenai jaringan pulpa.

2. Mengembalikan gigi yang karies dengan bahan restorasi yang sesuai supaya dapat

berfungsi dengan baik.

3. Mengembalikan morfologi gigi agar supaya oklusi dan titik kontak tidak berubah

sehingga dapat menjaga lengkung gigi.

4. Memperbaiki penampilan. Diperlukan penyediaan kavitas yang memenuhi prinsip –

prinsip preparasi

kavitas dan untuk menentukan bahan restorasi yang dipakai harus

dipertimbangkan fungsi, estetik dan hubungan oklusi. Amalgam dipakai untuk restorsi

gigi posterior pada bagian oklusal dan aproksimal. Gigi anterior dengan kavitas pada

permukaan labial / aproksimal direstorasi dengan bahan yang sewarna dengan gigi.

Page 4: Bahan Tutor Modul 1

Resin Komposit

Menurut definisi, komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih

komponen-komponen.

Resin komposit merupakan bahan kompleks yang pada umumnya terdiri atas

komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) inorganik,

bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler, sistem inisiator untuk

mengaktifkan mekanisme pengerasan atau polimerisasi, stabilisator (inhibitor) dan

pigmen.

Sistem komposit modern mengandung filler seperti quartz, coloidal silica, silica glass,

strontium, dan bahan lainnya. Komponen organik (resin) dan komponen inorganik

(filler) disatukan ke dalam suatu sistem yang akan mempengaruhi polimerisasi.

Biasanya partikel-partikel filler dilapisi dengan suatu agent pengghubung yang dapat

mengikat komponen organik (resin).

Kebanyakan matriks resin mengandung monomer aromatik dengan viskositas tinggi

yaitu bis-GMA (bisphenol-A diglycidyl dimethacrylate) yang disintesis oleh Bowen

di USA pada tahun 1960. Monomer dengan viskositas rendah juga tergabung di

dalamnya, seperti TEGMA (triethylene glycol dimethacrylate), EGMA (ethylene

glycol dimethacrylate) dan HEMA (hydroxyl-ethyl methacrylate).

Resin komposit merupakan monomer dimetakrilat, oleh karena itu bahan ini mengeras

melalui mekanisme tambahan yang diawali oleh radikal bebas yang dapat diperoleh

melalui dua cara, yaitu :

a.Diaktivasi kimiawi

Resin yang diaktifkan secara kimiawi terdiri dari dua pasta yang mengandung

inisiator benzoil peroksida dan aktivator amin tersier. Bila kedua pasta diaduk, amin

tersierbereaksi dengan benzoil peroksidamembentuk radikal bebas dan polimerisasi

adisi dimulai.

Page 5: Bahan Tutor Modul 1

b.Diaktivasi sinar

Resin yang diaktifkan dengan sinar tampak terdiri dari satu pasta saja. Sistem

pembentuk radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul fotoinisiator

champoroquinonedan aktivator amin terdapat dalam pasta tersebut. Bila kedua

komponen ini tidak disinari, maka keduanya tidak akan bereaksi. Sebaliknya, bila

disinari dengan panjang gelombang yang tepat akan merangsang fotoinisiator bereaksi

dengan aktivator amin tersier membentuk radikal bebas.

INDIKASI RESTORASI KOMPOSIT

Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara

umum, resin komposit digunakan untuk:

1. Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI

2. Fondasi atau core buildups

3. Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif)

4. Prosedur estetis tambahan

Partial veneers

Full veneers

modifikasi kontur gigi

penutupan/perapatan diastema

5. Semen (untuk restorasi tidak langsung)

6. Restorasi sementara

7. Periodontal splinting

The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin

komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura sealant, resin preventif, lesi awal

kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas

I dan II yang berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat yang

memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap

logam.

Page 6: Bahan Tutor Modul 1

ADA tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan

oklusal yang besar, tempat atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien yang

alergi atau sensitif terhadap material komposit. Jika komposit digunakan seperti yang

telah disebutkan sebelumnya, ADA menyatakan bahwa "ketika digunakan dengan

benar pada gigi-geligi desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit dapat

bertahan seumur hidup sama seperti restorasi amalgam kelas I, II, dan V.”

KONTRAINDIKASI RESTORASI KOMPOSIT

Kontraindikasi utama dari penggunaan resin komposit sebagai material

restorasi adalah berhubungan dengan faktor-faktor yang muncul seperti isolasi, oklusi

dan operator. Jika gigi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut maka resin

komposit atau bahan bonding lainnya tidak dapat digunakan. Hal ini terjadi karena

resin komposit bersifat sangat sensitif dan memerlukan ketelitian. Bila terkontaminasi

cairan mulut, kemungkinan restorasi akan lepas (Summitt dkk., 2006).

Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit

sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit kekuatan menahan tekanan

oklusi lebih rendah dibandingkan amalgam. Diperlukan memperkuat sisa struktur gigi

yang tidak dipreparasi dengan prosedur restorasi komposit.

Adanya perluasan restorasi hingga mencapai permukaan akar, menyebabkan

adanya celah pada pertemuan komposit dengan akar. Penggunaan liner pada area

permukaaan akar dapat mengurangi kebocoran, celah dan sekunder karies.

Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat rusak pada

pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism, karena bahan komposit

mudah aus. Pasien dengan insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga

juga dianjurkan untuk tidak menggunakan tumpatan resin komposit (Baum, et al.,

1995).

Page 7: Bahan Tutor Modul 1

Dental Amalgam

Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang

salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk

menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan seperti merkuri,

perak, timah, tembaga, dan lainnya.

Dental amalgam sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu

proses yang disebut amalgamasi.

Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur, terjadi suatu reaksi kimia

yang menghasilkan dental amalgam yang berbentuk bahan restorasi keras dengan

warna perak abu – abu.

Komposisi dan fungsi unsur – unsur dental amalgam

Komposisi bahan restorasi dental amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga,

merkuri, platinum, dan seng. Unsur – unsur kandungan bahan restorasi amalgam

tersebut memiliki fungsinya masing – masing, dimana sebagian diantaranya akan

saling mengatasi kelemahan yang ditimbulkan logam lain, jika logam tersebut

dikombinasikan dengan perbandingan yang tepat.

Pemanipulasian Amalgam

Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan pencampuran alloy amalgam dengan

merkuri. Rasio powder alloy amalgam dengan merkuri yang biasa digunakan adalah

1:1.

Proses selanjutnya adalah triturasi yaitu pengadukan powder dengan liquid yang dapat

dilakukan secara manual menggunakan mortar dan

Pestle maupun secara mekanis menggunakan amalgamator dan kapsul.

Hasil dari

proses triturasi adalah di dapatnya suatu massa plastis yang disebut amalgam.

Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas dengan menggunakan

amalgam carrierdan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu memberikan tekanan pada

amalgam yang dapat dilakukan secara manual maupun mekanikal.

Page 8: Bahan Tutor Modul 1

Kondensasi dilakukan agar terdapat kontak rapat dengan dinding kavitas dan merkuri

yang berlebih dapat dikeluarkan dari amalgam serta mencegah porositas pada

amalgam.

Prosedur selanjutnya adalah

carvingyang dilakukan segera setelah kondensasi. Jika terlambat dilakukan maka akan sulit untuk di carving, dan terjadi kerusakan tepi.Carving bertujuan untuk mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga dapat mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya.

Setelah itu dilakukan pemolesan (polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dapat dilakukan 24 jam setelah penambalan atau setelah tambalan cukup kuat

Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi Amalgam untuk Kavitas kelas II:

1.      Kehilangan jaringan gigi sebelum dan selama perawatan minimal. Karies

melibatkan permukaan occluso-distal atau mesio-occlusal.

2.      Prognosis yang tidak meyakinkan sehingga yang paling baik adalah memberikan

restorasi semipermanen yang tahan lama.

3.      Mudah dikerjakan dan murah.

4.      Gigi masih vital.

Kontra Indikasi Amalgam untuk Kavitas kelas II:

1.      Jumlah karies yang tinggi.

2.      Karies yang luas melibatkan cups.

3.      Dibutuhkan estetik.

4.      Gigi antagonis logam yang tidak sejenis.

Page 9: Bahan Tutor Modul 1

Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan bahan

restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan.

SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimiawi baik pada

dentin.

Kekurangan SIK jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain adalah

kurang estestik, sulit dipolish, dan mempunyai sifat brittle. Kitosan adalah salah satu

bahan alami yang dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi sifat brittle dari SIK

dengan meningkatkan sifat mekanik SIK tersebut.

indikasi pemakaian GIC adalah:-

 

Restorasi gigi desidui Penelitian Wadenya et al (2010) dengan menggunakan gigi

molar desidui menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan leakage pada enamel dan

dentin antara SIK konvensional dan SIK modifikasi resin nano. Celah mikro dapat

dipengaruhi olehsifat dari bahan restorasi. Peningkatan perubahan dimensi selama

berpolimerisasi dan kurangnya adaptasi bahan restorasi ke dinding kavitas dan margin

dapat menyebabkan celah marginal.-

 

Restorasi kelas I yang kecil Umumnya, semen glass ionomer digunakan untuk

mengembalikan gigi berlubang pada gigi anterior proksimal dan cacat pada

permukaan akar, baik merupakan akibat dari keausan atau kerusakan. (Mc. Cabe and

Walls, 2008:253)-

 

Restorasi kelas III dan V-

 

Restorasi transisi-

 

Kegagalan pengisian dan undercut 

 

Penggunaan lain yang disarankan ionomer kaca adalah sebagai pit and fissure

sealant .Bahan ini dicampur dengan konsistensi lebih cair untuk memungkinkan aliran

kekedalaman lubang dan celah gigi posterior hingga mencapai daerah undercut .

(Mc.Cabe and Walls, 2008:255)-

Page 10: Bahan Tutor Modul 1

 

Indikasi penggunaan Fissure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut:

a.Digunakan pada geligi sulung GIC dapat digunakan sebagai bahan untuk mengisi

gigi sulung, yang seringdigunakan dalam preferensi untuk amalgam dalam molar

sulung. Hal tersebutmemungkinkan sebagai trauma persiapan rongga mulut yang

harus dikurangiseminimal mungkin, meskipun tidak cukup tahan lama untuk menahan

kekuatan pengunyahan pada orang dewasa, tetapi cukup untuk gigi sulung.(Mc. Cabe

and Walls, 2008 : 253)

b.Kekuatan kunyah relatif tidak besar

c.Pada insidensi karies tinggiSealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan

tinggi dalam pencegahan kariesoleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fisura

sehingga mikroflora dalam pitdan fisura tdak dapat menjangkau nutrisi yang

dibutuhkan. Retensi adekuat sealantdiperlukan untuk menutupi permukaan gigi

terutama pada area yang dalam, pit danfisura yang tidak teratur, dan aplikasinya

dilakukan pada daerah yang bersih dankering saat prosedur dilakukan.

d.Gigi yang belum erupsi sempurna

e.Area yang kontaminasi sulit dihindari

f.Pasien kurang kooperatif