Bahan Presentasi Kelompok Anak Gizi Buruk Baru

download Bahan Presentasi Kelompok Anak Gizi Buruk Baru

of 20

Transcript of Bahan Presentasi Kelompok Anak Gizi Buruk Baru

`

Protein energy malnutrition (PEM) Iron deficiency anemia Iodine deficiency (GAKI) Zinc Deficiency Vitamin A deficiency Obesity

`

`

`

`

`

Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait.Secara garis besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit / terkena infeksi. Asupan gizi yg tidak adekuat sering disebabkan oleh banyak faktor,diantara lain: 1.Tidak tersedianya makanan secara adekuat 2.Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang 3.Pola makan yang salah 4.Sering sakit (frequent infection)

AWAL: y Kejadian mata cekung yang baru saja muncul y Lama dan frekuensi muntah atau diare, serta tampilan dari bahan muntah atau diare y Saat terakhir kencing y Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin LANJUTAN: y Kebiasaan makan sebelum sakit y Makan / minum/ menyusui pada saat sakit y Jumlah makanan dan cairan yang didapat dalam beberapa hari terakhir y Kontak dengan penderita campak atau tuberkulosis paru y Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir y Kejadian dan penyebab kematian dari kakak atau adikyy y y y

Berat badan lahirTumbuh kembang , misalnya : duduk, berdiri dan lain-lain Riwayat imunisasi Apakah ditimbang setiap bulan di posyandu Apakah sudah mendapatkan imunisasi lengkap

y y y y y y y y y y y y y

Apakah anak tampak sangat kurus/edema/pembengkakan kedua kaki Tanda-tanda terjadinya syok (renjatan) : tangan dan kaki dingin, nadi lemah, dan kesadaran menurun. Suhu tubuh : hipotermia atau demam Kehausan Frekuensi pernafasan dan tipe pernafasan : gejala pneumoni atau gejala gagal jantung BB dan TB/ PB bandingkan dengan tabel (menurut WHO) Pembesaran hati dan adanya kekuningan (ikterus) pada bagian putih mata (conjungtiva) Adanya perut kembung, suara usus, dan adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash) Pucat yang sangat berat terutama pada telapak tangan (bandingkan dengan telapak tangan ibu yang tidak anemia) Gejala pada mata : kelainan pada kornea dan pada conjungtiva sebagai tanda kekurangan vitamin A Telingga, mulut dan tenggorokkan : tanda-tanda infeksi Kulit : tanda infeksi atau adanya purpura Tampilan (konsisitensi) dari tinja.

Berat BadanBerat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Hasil pengukuran berat badan dipetakan pada kurva standar Berat Badan/Umur(BB/U) dan Berat Badan/ Tinggi Badan (BB/TB). Adapun interpretasi pengukuran berat badan yaitu: BB/U dibandingkan dengan acuan standard (CDC 2000) dan dinyatakan dalam persentase : > 120 % : disebut gizi lebih 80 120 % : disebut gizi baik 60 80 % : Tanpa edema : gizi kurang Dengan edema : gizi buruk (kwashiorkor) < 60% : gizi buruk : tanpa edema (marasmus) dengan edema (marasmus kwashiorkor)

Tinggi Badan (TB)Tinggi badan pasien harus diukur pada tiap kunjungan . Pengukuran beratbadan akan memberikan informasi yang bermakna kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisis anak seperti pada pengukuran berat badan, untuk pengukuran inggi badan juga diperlukan informasi umur yang tepat, jenis kelamin dan baku yang diacu yaitu CDC 2000.Interpretasi dari TB/U dibandingkan standar baku berupa: 90 110 % : baik/normal 70 89 % : tinggi kurang < 70 % : tinggi sangat kurang

Rasio Berat Badan menurut tinggi badan (BB/TB) Rasio BB/TB bila dikombinasikan dengan beraat badan menurut umur dantinggi badan menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena ia mencerminkan proporsi tubuh serta dapat membedakan antar wasting dan stunting atau perawakan pendek. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. setelah itu rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, karena adanya percepatan tumbuh (growth spurt). BB/TB (%) = (BB terukur saatitu) (BB standar sesuai untuk TB terukur)x 100%, interpretasi di nilai sebagai berikut : > 120 % : Obesitas 110 120 % : Overweight 90 110 % : normal 70 90 % : gizi kurang < 70 % : gizi buruk

1.

Marasmus (Atrofi infantile, kelemahan, insufisiensi nutrisi bayi (athrepesia)Sinonim marasmus ditetapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. Gambaran klinis marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak cukup karena diet yang tidak cukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik atau malformasi kongenital. Ciri dari marasmus menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2004) antara lain: - Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus - Perubahan mental - Kulit kering, dingin dan kendur - Rambut kering, tipis dan mudah rontok - Lemak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang - Otot atrofi sehingga tulang terlihat jelas - Sering diare atau konstipasi - Kadang terdapat bradikardi - Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya - Kadang frekuensi pernafasan menurun 2. Malnutrisi protein (Malnutrisi protein-kalori (PCM), kwashiorkor)

kwashiorkor Gagal tumbuh Edema Perubahan pada rambut Perubahan mental Dermatosis, flaky-paint Nafsu makan Anemia Lemak subkutan Wajah Infiltrasi lemak hati + + (kadang sangat sedikit) Selalu Sangat umum Sering kurang Berat (kadang-kadang) berkurang Edema +

Marasmus + lebih jarang Luar biasa Tidak pernah terjadi baik (+) , jarang berat (-) Seperti orang tua -

1.

Menurut GOMEZ : w/aKlasifikasi MEP berat menurut Gomez Normal Grade 1 (malnutrisi ringan) Grade 2 (malnutrisi sedang) Grade 3 (malnutrisi berat) % BB/U >90 75-89.9 60-74.9