Bahan Ajar
-
Upload
melania-monica -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Bahan Ajar
Buku 3. KELAINAN PADA OTOT
Otot pun dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan yang terjadi pada
otot adalah sebagai berikut.
Pada kasus sakit tulang punggung, sekitar 90-95% disebabkan karena
penatnya otot-otot tulang punggung atau tersentaknya otot tersebut dengan tiba-
tiba.
Buku 2. Kelainan dan Gangguan pada Gerak
1. Gangguan pada Rangka
Gangguan pada rangka dapat disebabkan oleh gangguan pada tulang,
persendian, kekurangan gizi, ataupun oleh penyakit.
a. Gangguan tulang
Fraktura, yaitu tulang retak atau patah.
Macamnya:
1) Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ lain
di sekitarnya, misalnya organ otot.
2) Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah
menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa mencuat
keluar.
3) Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai memisahkan
tulang menjadi dua bagian.
4) Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa bagian
tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.
b. Persendian
1) Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena tulang
ligamennya tertarik atau sobek.
2) Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh
gerakan yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.
3) Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu.
4) Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya
peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang
tulang sendi mengalami perubahan.
Macam Artritis:
a) Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi.
b) Artritis sika: kekurangan cairan sinovial.
c) Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat.
Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam
sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami
kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi.
d) Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak.
e) Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan degenerasi
sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.
c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang
1) Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping.
2) Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang.
3) Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan. Hal tersebut akibat kebiasaan
sikap tubuh yang salah.
Di samping ketiga jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang
disebut subluksasi, yaitu gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh
kecelakaan ataupun gerakan tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala
mengalami perubahan ke arah lain atau ke
arah kanan.
Gambar 4.6 Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang:
(a) skoliosis, (b) lordosis, (c) kifosis.
d. Defisiensi dan gangguan fisiologi
1) Rakitis: tulang kaki membengkok seperti huruf X atau O. Disebabkan karena
kekurangan vitamin D.
2) Mikrosefalus: ukuran kepala lebih kecil dibanding ukuran normal. Disebabkan
kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang-tulang tengkorak masa bayi.
3) Osteoporosis: tulang-tulang kurang keras sehingga tulang manusia menjadi
rapuh dan mudah patah disebabkan kekurangan hormone estrogen pada masa
menopause.
4) Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC tulang, tumor yang
mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologik tulang serta peradangan pada jaringan
pengikat dan tendon.
2. Gangguan pada Otot
a. Atrofi
Yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan
kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit
poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus
istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit
karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak
bawah.
b. Hipertrofi
Yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara
berlebih.
c. Kejang otot
Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus
yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena
telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.
d. Kaku leher atau stiff
Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan.
e. Tetanus
Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil
tetanus.
f. Miastema gravis
Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan
menyebabkan kelumpuhan.
g. Distrofi otot
Yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak.
h. Hernia abdominalis
Yaitu sobeknya otot dinding perut yang lemah, yang mengakibatkan usus
melorot ke bawah masuk ke rongga perut.
Buku 1
Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh tulang, persendian, dan otot
dalam melaksanakan tugasnya. Gangguan ini dapat terjadi, karena tulang dan otot
di dalam tubuh sering menanggung beban terlalu berat, maupun karena pengaruh
hormon, vitamin, infeksi kuman penyakit, dan lain-lain.
Gangguan fisiologis
a. Gangguan fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi vitamin atau
hormon. Contoh gangguan fisiologis ialah rakhitis, mikrosefalus,
hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis.
(1) Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin D
berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan
tulang. Jadi, jika kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak
berbentuk X atau O.
(2) Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena
abnormalitas tirosin sehingga ukuran kepala menjadi kecil.
(3) Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan pengumpulan abnormal
cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
(4) Akromegali ialah penyakit pada tulang
pipa yang menebal karena kelebihan somatotropin yang bersifat lokal.
(5) Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan terjadi
penghambatan reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan
fungsi hormon parahormon.
Gambar 4.13 Osteoporosis (kanan)
b. Gangguan fisik
Gangguan secara fisik sering menyebabkan kerusakan tulang. Kerusakan
tulang ini, contohnya adalah fraktura atau retak tulang. Retak tulang dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) fraktura, apabila tulang yang retak tidak sampai menyebabkan organ lain
terluka atau dapat pula menyebabkan otot dan kulit terluka.
(2) Greenstick, apabila tulang mengalami retak sebagian dan tidak sampai
memisah.
(3) Komminudet, apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa bagian tetapi
tidak sampai keluar dari otot.
Gambar 4.14 Macam-macam retak tulang
c. Gangguan pada tulang belakang
Kedudukan tulang belakang dapat berubah atau bergeser dari kedudukan
normalnya. Kelainan kedudukan tulang belakang ini ada beberapa macam, yaitu
(1) Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke depan sehingga kepala tertarik
ke belakang.
(2) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang sehingga orang menjadi
bungkuk.
(3) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan.
Mengapa pengobatan patah tulang pada anak-anak lebih cepat dibandingkan
orang dewasa? Diskusikan dengan teman sebangkumu.
3. Gangguan persendian
Dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab sehingga terjadi gangguan
gerak. Gangguan persendian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen,
2) ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan
3) artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan rasa sakit untuk
digerakkan.
Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(a) Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan
penghubung sendi.
(b) Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme
asam urat yang gagal.
(c) Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang
rawan.
4. Gangguan otot
Otot berperan dalam gerakan sebagai alat gerak aktif. Jika otot mengalami
gangguan, maka sistem gerak juga menjadi terhambat. Beberapa macam gangguan
otot di antaranya adalah:
a. Kejang otot, terjadi apabila otot terus-menerus melakukan aktivitas sampai
akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.
b. Tetanus, yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena infeksi
bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan toksin.
c. Atrofi atau miastema grafis, yaitu keadaan otot mengecil sehingga
menghilangkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan
otot mengalami kelumpuhan.
d. Supertrofi, yaitu volume otot membesar karena otot setiap hari dilatih secara
berlebihan.
e. Hernia abdominalis, yaitu otot dinding perut yang lemah tersobek sehingga
letak usus menurun.
f. Stiff atau kaku leher, yaitu otot leher yang mengalami peradangan akibat
gerakan atau hentakan yang salah sehingga leher terasa kaku.
Apa penyebab kejang otot? Apa perbedaannya dengan tetanus? Diskusikan dengan
teman sebangkumu.