Bagaimana Mewujudkan Ikhlas Dan Menjauhi Riya'

5
Bagaimana Kita Mewujudkan Ikhlas dan Menjauhi Riya’ Syaikh Muhammad Hasan Bagaimana kita dapat mewujudkan ikhlas! Bagaimana kita dapat mewujudkan ikhlas! Dan bagaimana kita dapat menjauhi riya’? Menerangkan tentang obat bagi perempuan. Untuk itu, obat yang dapat menyembuhkan riya’ dan agar kita dapat mewujudkan ikhlas untuk mendapat ridho Allah Jalla wa ‘Ala serta untuk mendapat ridho Rasul-Nya. Yang menjadi pokoknya adalah dengan mengobati sifat boros manusia saat ini bagi perempuan. Merupakan kebenaran bahwa Allah yang memberikan rezeki kepada kita untuk ikhlas dan yang menyelamatkan kita dari riya’. Jujurlah di dalam do’a! Jujurlah dalam mengharap dari Allah! Untukku! Demi Allah wahai Saudariku! Jangan menyebarluaskan! Saudariku yang dimuliakan, yang menghadiri ceramah malam hari ini kecuali dengan taufik Allah. Maka tidaklah sekarang aku berbicara di depan kaum muslimin atau di depan penginapan, atau di depan padang yang tandus, bukan berbicara di dalam pasar bukan karena keharusan. Akan tetapi sekarang kamu di dalam majelis ilmu. Hadiahmu adalah malaikat yang turun

description

Ikhlas, mudah diucapkan tapi cukup sulit untuk dilakukan. Sedangkan riya', mudah seseorang melakukannya bahkan mungkin kita tidak merasa bahwa kita telah riya'. Karena ikhlas dan riya' tersembunyi dalam hati manusia. Tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali Allah Azza wa Jalla.

Transcript of Bagaimana Mewujudkan Ikhlas Dan Menjauhi Riya'

Bagaimana Kita Mewujudkan Ikhlasdan Menjauhi RiyaSyaikh Muhammad Hasan

Bagaimana kita dapat mewujudkan ikhlas! Bagaimana kita dapat mewujudkan ikhlas! Dan bagaimana kita dapat menjauhi riya? Menerangkan tentang obat bagi perempuan. Untuk itu, obat yang dapat menyembuhkan riya dan agar kita dapat mewujudkan ikhlas untuk mendapat ridho Allah Jalla wa Ala serta untuk mendapat ridho Rasul-Nya. Yang menjadi pokoknya adalah dengan mengobati sifat boros manusia saat ini bagi perempuan. Merupakan kebenaran bahwa Allah yang memberikan rezeki kepada kita untuk ikhlas dan yang menyelamatkan kita dari riya. Jujurlah di dalam doa! Jujurlah dalam mengharap dari Allah! Untukku! Demi Allah wahai Saudariku! Jangan menyebarluaskan! Saudariku yang dimuliakan, yang menghadiri ceramah malam hari ini kecuali dengan taufik Allah. Maka tidaklah sekarang aku berbicara di depan kaum muslimin atau di depan penginapan, atau di depan padang yang tandus, bukan berbicara di dalam pasar

bukan karena keharusan. Akan tetapi sekarang kamu di dalam majelis ilmu. Hadiahmu adalah malaikat yang turun kepadamu dengan ketenangan, membawa rahmat dari Rabb bumi dan langit. Sekarang menyebutkan tentang alam arwah.

Wahai yang saya muliakan, permulaan dan pengakhiran bagi Allah Jalla wa Ala. Allah mencintaimu, tidak membenci, di dalam majelis ilmu dan kebaikan. di dalam majelis ilmu dan kebaikan. Ya, kamu tidaklah dating kecuali dengan fadhilah Allah dan taufiq-Nya. Karena tidak ada daya dan tidak ada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. Kalian mengetahu maknanya, yaitu tidak ada daya bagi kita dan tidak ada kekuatan bagi kita atas perbuatan ketaatan atau menjauhi maksiat, kecuali dengan taufiq Allah bagi kita. Allah-lah yang memberi karunia kepadamu, yaitu Islam. Allah memberimu karunia berupa petunjuk kepada iman karena kalian orang yang jujur dan Allah tempat bagi orang yang berkata jujur. Adapun 2 simpanan tersebut menjadi kemuliaan dan kebanggaan.

Sebagaimana Wahai hambaku, Aku mengutus Ahmad agar menjadi seorang Nabi.Agungkanlah! Jujurlah dalam meminta keterangan dari Allah! Ketika dilewatkan kepadamu atas keikhlasan. Jika dengan keadaanmu yang tidak berdaya, kelemahanmu, ketidakmampuan, kemiskinan dan jiwamu. Penyataan yang dilebih-lebihkan ketika hujan dan penguasaan hatimu dengan keterbatasan di antara kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun. Allah menolongmu dalam mewujudkan ikhlas dan menjauhkan usahamu, kekayaanmu dan statusmu dari riya. Kekasih Shallallahu alaihi wa salam berkata kepada Muadz bin Jabal, Wahai Muadz! Demi Allah aku tidak mencintaimu! Wahai Saudariku.. Maksud dalam sumpah ini bahwa Nabi, Nabi terbaik memusuhi Muadz ketika Muadz berkata: Dialah Allah sungguh aku tidak mencintaimu. Lalu Muadz berkata: Dengan ayahku, engkau, mereka, wahai Rasulullah dan demi Allah aku tidak mencintaimu. Lalu berkata kekasih kepada kekasihnya, setiap shalat kamu ucapkan: Ya Allah, aku berniat atas dzikir kepada-Mu, mengakui kebesaran-Mu dan kebaikan beribadah kepada-Mu.(2x) Maka putus dengan Allah Jalla wa Ala dan dari pertolongan Allah kepadamu dalam ikhlas dan menghindari riya. Dari kedua penyebab dan mengingatkan kami kepadanya yaitu mengenal penyebab riya di dunia dan di akhirat. Jangan! Jangan menyebarluaskan! Maksudku (2x), penyebab riya di dunia dan di akhirat, yang riya di dunia tidaklah terjadi selamanya. Wahai Saudariku! Sungguh dia mengumpulkan ridho makhluk selamanya. Orang yang riya mewujudkan untuk mendapat ridho manusia. Jika dia menginginkan ridho manusia saja tidak menginginkan ridho pemimpin umat, Muhammad Shallallahu alaihi wa salam atau menginginkan ridho 1 manusia saja, maka tidak diridhoi umat dan pemimpin umat, Shallallahu alaihi wa salam. Bahkan dia tidak diridhoi oleh yang menciptakan manusia dan yang menmebri rezeki kepada mereka, Jalla Jalaaluhu. Maka janganlah hatimu bergantung pada manusia! Hati (2x).

Maksudnya, sesungguhnya aku melihat fulan menghias diri dan diliputi padanya Allah Jalla wa Ala. Allah satu-satunya yang dapat melihat berubah-ubahnya hati orang tersebut. Bagiku di dalam rasa cinta maka janganlah hatimu bergantung dengan seseorang. Sesungguhnya dengan pertolongan Allah Yang Maha Penyayang dan Pengasih, Dialah yang membolak-balikkan hati. Dialah yang mengisi hatimu dengan kebahagiaan dan keridhoan. Dialah yang mengisi hatimu dengan kesedihan. Dialah yang mengurangi setiap kejahatan dan keburukan.

Tidak selamat orang riya dari perkataan dan dari yang dikatakan, sungguh bagi Allah perkataan yang paling selamat adalah apabila Al-Quran dibaca dengan tartil. Sungguh dikatakan bahwa ini untuk anaknya dan temannya adalah kedustaan atasnya. Perkataan mereka ini bagi Allah. Maka bagaimana jika dikatakan setelah berkata. Maka harus mengetahui tentang penyebab riya. Siapa yang menginginkan di dekat mereka kemuliaan, mereka menjadikan Allah sebagai sebab ketundukkan dan kerendahan diri mereka.Oleh:

Ummu Lathif