Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil...

208

Transcript of Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil...

Page 1: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi
Page 2: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi
Page 3: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

GORESAN TINTA HIJRAHKUKUMPULAN KISAH NYATA INSPIRATIF MUALAF

Page 4: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

GORESAN TINTA HIJRAHKUKUMPULAN KISAH NYATA INSPIRATIF MUALAF

ISBN: 978-602-5708-86-2

Kata Pengantar Ketua BAZNAS:Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA

Kata Pengantar Kepala Lembaga Program Mualaf Center BAZNAS:Salahuddin El Ayyubi, L.C., M.A

Penyusun:Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS)

Penyunting:Anggota BAZNASDirektur Utama BAZNASDirektur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS

Penerbit:Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BA-ZNAS)

Jl. Matraman Raya No. 134, Jakarta Timur, DKI JakartaIndonesia, 13150Phone +6221 3904555 Fax +6221 3913777Mobile +62812-9-62-3885

Email : [email protected] : www.baznas.go.id www.puskasbaznas.com

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak karya tulis ini dengan bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 5: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

TIM PENYUSUN

Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS)

Pengarah : M. Arifin PurwakanantaIrfan Syauqi Beik, Ph.DAhmad FikriFarid Septian

Tata Letak dan Desain SampulDiva Aspriyanti

Cetakan Pertama, April 2020

Diterbitkan olehPusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Jl. Matraman Raya No. 134, Jakarta Timur, DKI JakartaIndonesia, 13150Phone +6221 3904555 Fax +6221 3913777Mobile +62812-9-62-3885

Page 6: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi
Page 7: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

vii

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memerintah seluruh alam. Sholawat dan salam dipanjatkan bagi baginda Rasulullah SAW dan keluarga serta sahabat seluruhnya.

Sebagaimana yang kita ketahui agama Islam, merupakan cerminan agama yang rahmatan lil’alamin atau rahmat bagi seluruh alam semesta. Agama Islam merupakan agama yang di ridhoi oleh Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali ‘imran : 19)

Dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam menyebarkan syi’ar Islam pun penuh dengan nilai-nilai kasih. Maka dakwahnya pun tidak ada unsur paksaan sebagaimana manusia bebas memilih sesuai dengan hak keyakinannya.

Buku Antalogi kisah hijrah mualaf yang berjudul “Goresan Tinta Hijrahku”, merupakan salah satu cara mensyi’arkan Islam melalui kisah nyata para mualaf. Kisah tersebut sangat dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat umum.

Page 8: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

viii

Bagi mereka yang sudah berIslam, tentu ini akan menjadi penggugah Iman untuk terus bersyukur atas keimanannya. Bagi mereka yang beragama non-muslim, ini dapat menjadi pelajaran toleransi untuk saling menghargai dalam memilih keyakinan yang telah dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

Buku ini bukan saja sangat bermnfaat untuk mualaf tapi juga bagi khlayak ramai yang membacanya. Mendalami dan memahami setiap kisah dibalik hijrahnya seorang mualaf untuk kemudian dipetik sebagai pelajaran hidup yang berharga.

Prof. Dr, Bambang Sudibyo, MBA, CA.,

Ketua BAZNAS

Page 9: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

ix

Kata Pengantar Direktur Mualaf Center BAZNAS

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pimpinan umat, Nabi Muhammad SAW.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan mualaf yang siginifkan. Mualaf-mualaf ini tentunya tersebar diseluruh penjuru wilayah Indonesia. Karakteristik budaya Indonesia yang beragam memiliki kekhasan dari setiap kisah mualaf dalam proses menjadi seorang muslim atau perjuangannya mempertahankan keislamannya.

Terbitnya buku antalogi kisah inspirasi mualaf yang berjudul “Goresan Tinta Hijrahku” merupakan salah satu program perlombaan dalam memeringati hari Kemerdekaan RI Ke-74. Selain itu, terbitnya buku kisah

Page 10: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

x

mualaf merupakan bentuk kepedulian dan apresiasi terhadap mualaf atas segala pengorbanan dan perjuangan untuk menjadi seorang muslim. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa memberkahi. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 03 November 2019

06 Rabi’ul Awal 1441 H

Salahuddin El Ayyubi, Lc., M.A

Direktur Mualaf Center BAZNAS

Page 11: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

xi

Kata Pengantar Ketua BAZNAS

Kata Pengantar Kepala Lembaga Program Mualaf Center BAZNAS

Daftar Isi

Kembali Menuju Fitrah (Neneng Yuni)

Kisah Mualaf Belia dan Kabar Gantung Diri Sang Ayah (H. M. Ali Mubarak, MSI)

Sri, Mualaf yang Beriman Tangguh (Rasyid Moh. Tauhid-al-Amien)

Cerita Janji Suci di Momen Natal dan Aplikasi

Alquran-Injil Digital (Anne Rufaidah)

Secercah Cahaya Islam di Negeri “Sang Paulus” (Tyas Arumsari)

Lim Swei Hok Rela Sengsara yang Penting Masuk Islam (Sofy Hayyin)

Gadis Mualaf Asal Kutai Timur yang Merasa Terlindungi dengan Hijab (Muna Arifah)

Daftar Isi

vii

ix

xi

1

7

15

24

32

41

50

Page 12: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

xii

Kado Terindah dari Allah (Yeyep Bakhtiar)

Ruang Hidayah Tak Bersekat (Okta Chandra Aulia)

Agama Rahmatan-lil-‘alamiin (Putri Indah Syukriyah)

Kutitipkan Mimpi di Sekolah Cendika Bangsa (Daud Bachtiar)

Perjuangan Fransiskus Memilih Mualaf Saat Ayah Murtad (Suriyati)

Herlina Agustina: Goresan Tinta Hijrahku (Sakinah Fillah)

Pesona Dakwah Negeriku (Afzico Muhammad Chandra)

Menulis Garis Takdir (Deddy Setyawan)

Pencarianku, Menuju Rumah dan HidayahMu (Wahyu Sajiwo)

The Strength of Muallaf (Fandi Putra Hadiana)

Damai Dalam Memeluk Agamanya (Siti Salama)

Se-Kiblat (Tri Puspita Ganes Agustina)

Berawal dari Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an (Novi Setyaningsih)

60

68

77

85

92

100

113

123

130

138

147

153

162

Page 13: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

xiii

Toleransi yang Mengetuk Hati Ibu dari Anak Angkat (Hairiah)

Perjuangan dan Keyakinan Mengalahkan Semua Rasa Takut dan Kekhawatiranmu

(Zulkifly)

Tuhan Mempertemukan Melalui Narkoba (Nandhita Ika Qothrunnada)

169

178

185

Page 14: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi
Page 15: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Kembali Menuju Fitrah-Neneng Yuni-

Page 16: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

2

Kembali Menuju Fitrah

Kondisi ketika seseorang mencari jati diri dan mempertanyakan keberadaan tuhannya. Sungguh, sangat liku-liku. Namun, melalui keridhaannya

Allah segala rahmat dan hidayah diturunkan bagi hamba-hambanya yang menginginkan kebenaran. Karena, sesungguhnya hidayah memang untuk dicari bukan datang sendiri. Mungkin, inilah kisah yang menginspirasi bagi teman-teman semuanya.

Menceritakan tentang sesosok yang bernama Yahya Waloni. Dia adalah seorang mantan pendeta dan pernah menjabat Rektor UKI Papua. Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli, Komarudin Sofa. Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya dan nama istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah.

Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria tetap menggunakan nama itu. Yahya Waloni pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu

Page 17: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

3

juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana.

Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997 dan pindah ke Balikpapan pada tahun 2004 dan menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada yang menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden, dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya Waloni sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga, barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Bertemu dengan Penjual Ikan MisteriusYahya lahir dan dibesarkan di keluarga terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Ia pernah menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal.

Page 18: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

4

Lantaran kenakalannya itulah, mungkin, beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. Sebelum masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan misterius di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli.

Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita. Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari Dusun Doyan, Desa Sandana, salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli. Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Page 19: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

5

Konflik dengan Keluarga Hingga Dianggap GilaSejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita.

Saat itu, antara sadar dengan tidak, Yahya mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. Yahya pun berdialog dengan bapak yang memberikan namanya Lailatul Qadar.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam.

Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas. Setalah, Yahya tersadar seluruh badannya dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Seperti orang yang

Page 20: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

6

kena malaria. Yahya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil.

Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Lusiana. Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. Hingga pada akhirnya, sang istri pun mengajak Yahya untuk masuk islam.

Dari kisah yang mengharukan ini sesungguhnya kita belajar agar mencari kebenaran tersebut. Kebenaran atas pertolongan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Disini juga kita belajar Mencari materi dan kesempatan finansial itu sangat rugi apabila tidak disertai dengan ridha allah yang dicari. Ketika semuanya disertakan dengan penyerahan sesungguhnya kepada Allah. Maka, Allah akan memberikan pertolongan untuk hambanya yang tak pernah disangka-sangkanya. Hanya perlu mencari, menggali, menghayati, memaknai, dan mengamalkannya dalam segala aspek kehidupan untuk dapat mencapai kesempurnaan yakni kembali kepada fitrahnya dulu.

Page 21: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Kisah Mualaf Belia dan Kabar Gantung Diri Sang Ayah

-H.M. Ali Mubarak, MSI -

Page 22: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

8

Kisah Mualaf Belia dan Kabar Gantung Diri Sang Ayah

Nama saya Veline Velisya, seorang anak perempuan kelahiran Bandung 13 tahun silam namun tinggal dan Sekolah di Jambi. Saya terlahir dari pasangan

yang beragama Kristen. Saya anak bungsu dari dua orang bersaudara. Ibu saya tinggal di Bandung bersama kakak laki-laki saya dan keduanya telah memeluk agama Islam, sedangkan saya tinggal dengan ayah di Jambi yang berkeyakinan Kristen. Ayah saya adalah seorang usahawan mandiri dan membuka usaha di rumah, yaitu usaha perbengkelan. Kedua orang tua saya ini telah berpisah karena berbeda keyakinan. Sehingga, persis semenjak kecil saya sudah terpisah dengan Ibu kandung. Kini, saya sudah duduk di bangku sekolah menengah (kelas IX).

Perjalanan saya mengenal Islam berawal dari masa sekolah menengah ini. Selama masa sekolah saya berteman akrab dengan anak dari keluarga muslim yang taat, termasuk dalam hal menjaga batas aurat bagi anak perempuan. Keakraban saya inilah kemudian yang membawa saya menjadi semakin tertarik untuk mengetahui tentang apa itu Islam. Keyakinan yang dianut oleh kakak dan ibu saya, meskipun kami terpisah jauh.

Page 23: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

9

Setiap hari, saya merasa rindu kepada ibu dan kakak serta memiliki keinginan untuk selalu berada dekat dengan mereka. Agaknya, hal itu wajar karena naluri saya sebagai seorang anak perempuan yang sudah lama terpisah jauh dari ibu kandung.

Seringnya berada di tengah-tengah keluarga muslim ini membuat saya semakin bertanya-tanya akan kebenaran agama yang saya yakini saat itu. Ritual agama yang selalu mereka lakukan setiap hari meluluhkan hati saya untuk bertanya lebih jauh tentang Islam, bahkan sesekali saya minta diajari sampai mencoba mempraktekkannya.

Begitu pula sopan santun (akhlak) yang mereka contohkan adalah sesuatu yang jarang saya temukan di rumah kami dalam hubungan antara anak dan orang tua. Entah mengapa hal-hal seperti ini membuat jiwa saya tenang dan ingin selalu hadir di tengah mereka. Sehingga tidak heran jika saya seringkali menginap dan bermalam di rumah mereka ini dengan baragam alasan. Anak perempuannya adalah teman karib saya dalam satu lembaga pendidikan yang sama, yaitu jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Keakraban saya dengan teman muslim ini, tidak jarang mendapat pertentangan dari ayah. Namun bagitu,

Page 24: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

10

saya tetap akrab berteman karena saya anggap dia dan keluarganya adalah orang baik dan bagus untuk berteman. Keakraban kami juga didukung dengan satu bidang kegemaran yang agaknya persis sama, yaitu menekuni olahraga silat. Sehingga kegiatan itulah yang membuat kami sering bersama, baik dalam latihan mingguan maupun saat pertandingan.

Beberapa kali kami mendapat tugas dan latihan silat bersama sampai malam hari, maka sudah dapat dipastikan bahwa saya tidak akan pulang kerumah, melainkan menginap di rumahnya. Dari sinilah kebenaran Islam itu semakin dalam menyentuh jiwa saya.

Berbekal tekad yang sudah bulat, pada akhirnya saya memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah terlebih dahulu berdiskusi dengan teman dan keluarganya yang kemudian diperkenalkan kepada salah seorang relawan Mualaf Center Indonesia (MCI) Regional Jambi melalui media sosial. Hal itu saya lakukan, secara pasti tanpa sepengetahuan ayah. Karena memang ayah saya tidak akan pernah menyetujui keputusan tersebut.

Saya masih ingat, hari itu, Kamis tanggal 5 Mei 2019 saya mengucapkan dua kalimat syahadat yang dibimbing langsung oleh relawan perempuan MCI dan bertempat

Page 25: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

11

di Sekretariat Bersama MCI Regional Jambi. Disaksikan langsung oleh teman karib saya beserta keluarganya. Tampaknya inilah keluarga baik yang menarik saya dalam jalan kebenaran yang sesungguhnya dan tak akan pernah terlupakan sepanjang jalan hidup saya.

Perjalanan mualaf saya ini tidaklah mudah, karena mendapat pertentangan dari ayah maupun keluarga besarnya yang notabene non-muslim. Ancamannya tidak main-main, jika saya masuk Islam maka semua biaya hidup dan biaya sekolah saya akan diputus. Bahkan tidak jarang saya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari ayah. Hal itu samata-mata agar saya tidak memeluk agama Islam. Wajar jika keputusan saya kemudian memeluk Islam tidak akan pernah saya beritahukan kepada ayah dan keluarganya.

Secara hukum, memang usia saya masih tergolong belia dan masih menjadi tanggung jawab penuh orang tua. Akan tetapi, dalam kondisi kedua orang tua yang sudah berpisah, salah satunya diakibatkan oleh perbedaan keyakinan. Maka saya merasa berhak untuk memilih dan menentukan keyakinan saya ke depan. Keputusan saya jatuh pada Islam yang saya anggap sebagai keyakinan dan jalan yang benar seperti yang telah dianut oleh kakak dan ibu kandung saya.

Page 26: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

12

Saya akan tetap teguh dengan pendirian saya untuk memeluk agama yang benar ini. Kehadiran teman karib berikut keluarganya serta tim relawan MCI Regional Jambi yang memperkenalkan Agama Islam merupakan suatu anugerah terindah dalam hidup saya. Karenanya, ucapan terima kasih yang tak terhingga juga pantas saya sampaikan kepada mereka semua atas peran serta dan bantuannya. Termasuk selama saya berada dalam masa-masa pelarian dan keluar dari rumah ayah saya.

Relawan MCI Jambi benar-benar sangat membantu selama saya menjadi mualaf dan belajar tentang Islam pada waktu itu. Namun, yang cukup berkesan adalah ketika saya memutuskan untuk berangkat ke Bandung menyusul ibu dan kakak saya. Peran MCI Jambi dan jaringannya dengan MCI di bandung sangat membantu saya saat berangkat meninggalkan Jambi menuju bandung untuk bertemu ibu dan kakak saya. Alhamdulillah, kini, saya sudah tinggal di bandung bersama ibu dan kakak saya.

Akan tetapi, ada satu berita duka yang tidak luput untuk saya kemukakan di sini. Yaitu kabar meninggalnya ayah saya di Jambi yang sempat membuat heboh masyarakat Jambi pada khususnya. Beritanya sempat menghiasi jagat maya maupun berita koran cetak lokal. Betapa tidak, ayah saya ditemukan telah mengakhiri hidupnya dengan cara

Page 27: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

13

gantung diri persis di rumah kami yang sekaligus menjadi tempat usaha bengkelnya itu (beritanya ada di koran lokal tanggal 6 Agustus 2019 dan beberapa berita online)1.

Saya sempat sedih mendengar berita tersebut, namun saya telah memilih jalan hidup ini dengan menjadi seorang muslim. Saya senantiasa berdoa, agar selalu dapat istiqomah dalam jalan Islam ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan Petunjuk dan inayah-Nya kepada kami sekeluarga dan memohon agar tetap istiqomah untuk berada di jalan ke-Islam-an ini. Amin ya rabbal ‘Alamin.

Meskipun demikian, sampai cerita ini dibuat dimeja laptop, penulis masih mendapati kabar bahwa pihak keluarga almarhum, masih keras berusaha memaksa agar ananda Velin kembali kepada keyakinannya semula, yaitu kembali kepada Kristen.

1Lihat:https://www.inews.id/daerah/regional/ditinggal-anak-dan-istri-pengusaha-steam-motor-di-jambi-gantung-diri, lihat pula : https://metrojambi.com/read/2019/08/05/46040/pemilik-bengkel-di-jelutung-ditemukan-gantung-diri, lihat juga : https://kumparan.com/jambikita/pria-di-jambi-tewas-gantung-diri-diduga-depresi-hidup-sebatang-kara-1rbvx01NkB3, Bandingkan dengan: http://www.jambiterbit.com/2019/08/polisi-masih-selidiki-motif-tewasnya.html.

Page 28: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

14

Hanya untaian doa dan harapan yang dapat penulis mohonkan pada Yang Maha Kuasa. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kehidupan ananda Velin di dunia ini karena jalannya masih panjang. Hanya pada Allah lah semata yang berkuasa dan yang dapat membolak-balikkan hati para hamba-hamba-Nya, termasuk berdoa agar Allah SWT memberi Hidayah kepada keluarga besar almarhum ayahanda Velin. Amin Ya Rabbal ‘Alamin Wa Ya Mujibassa-ilin.

Page 29: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

15

Sri,Mualaf yang Beriman Tangguh.

-Rasyid Moh. Tauhid-al-Amien-

Page 30: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

16

Sri, Mualaf yang Beriman Tangguh.

Mualaf ada juga yang sikap hidupnya dalam menghadapi patut dicontoh.

SosokSebut saja dia dengan nama Sri, sosok orang Jawa yang kita bicarakan ini. Sri sebenarnya tahun 1998 telah lulus dari pendidikan S1 Teknik Kimia di institusi pendidikan tinggi ternama di Surabaya. Walaupun begitu dia terlihat sederhana, tidak menampakkan kesan yang berbeda dari umurnya di kepala empat (tepatnya 45 tahun), yang dari kisah hidupnya sebenarnya dia terus-menerus harus menghadapi banyak masalah silih berganti. Namun akibat dari masalah-masalahnya itu sama sekali tidaklah tampak sebagai kemurungan yang terpampang di wajahnya. Ketika saya menemuinya Sri ditemani putrinya yang kelas II SD; putrinya yang lincah ini tergolong ABK (anak berkebutuhan khusus) yang memerlukan perlakuan dan perhatian khusus.

Kalau melihat kisah hidupnya mungkin tidak terlalu tepat jika kita menyebut Sri sebagai mualaf, karena mualaf itu adalah mereka yang harus dilunakkan hatinya karena baru masuk Islam. Sri ini lebih dari 15 tahun yang lalu menikah di KUA sebagai muslim; ayah dan ibunya beragama Katolik. Ibunya itu semula beragama Islam,

Page 31: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

17

sebutlah Islam abangan, yaitu mengaku beragama Islam tetapi tidak shalat. Dan setelah menikah dengan lelaki yang beragama Katolik, ia kemudiannya jadi mengikuti agama suaminya.

HijrahSewaktu mudanya Sri yang Katolik itu adalah pecinta alam, biasa berkemah di alam bebas. Yang sering terasa olehnya adalah bahwa jika malam menjelang pagi tergetarlah hati Sri setiap kali mendengar adzan subuh; sama halnya dengan ketika di rumah, mendengar suara adzan dari masjid yang tak terlalu jauh dari rumahnya.

Di tahun 2003 ketika pacarnya mengajak menikah Sri langsung mengiyakan meskipun diminta masuk Islam, apalagi kepadanya dijanjikan akan diajari tentang agama Islam lebih jauh. Orang tua tidak keberatan. Mereka menikah di Surabaya.

Dari waktu ke waktu ternyata suaminya menyalahi janji, suaminya tidak mengajarinya ilmu agama sehingga misalnya keinginannya untuk dapat mengaji tak terwujud; suaminya justru mengajari perempuan lain yang kemudian dibanggakan kepadanya. Terhadap itu Sri hanya berkomentar: “Kok aneh, dapat menyempatkan mengajari perempuan lain, sedangkan isterinya sendiri diabaikan”.

Page 32: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

18

Prahara rumah tangga.Setelah menikah Sri dan suaminya pindah ke Denpasar, kerja. Kemudiannya Sri dan anak-anak boyongan pindah ke Surabaya, sedangkan suaminya di Lumajang terkait dengan pekerjaannya. Suaminya tidak setiap hari mendampinginya.

Gaji suami yang diserahkan kepada Sri sebagai isterinya ternyata lama-lama kian berkurang; jika dia bertanya tentang ini suaminya selalulah dijawab: “Untuk bisnis”. Jawaban suami ternyata kacau ketika lebih lanjut dipertanyakan “Kalau bisnis mana hasilnya”. Namun demikian Sri selalu merasa masih harus sabar.

Kemudian hari terasa suaminya kian pulang lambat, ataupun tidak pulang beberapa hari, yang lama-lama akhirnya “menghilang” sama sekali; dikontak dengan hape pun tidak dijawab. Akhirnya Sri “menyerah”, dia lebih memusatkan perhatiannya ke berusaha bagaimana merawat dua anak-anaknya.

Di suatu saat ada teman yang memberi tahu di mana suaminya; disebutkan suaminya hidup bersama seorang perempuan. Sri tetap tak ambil pusing karena yang penting baginya adalah merawat anak-anak. Hanya saja pernah terasa sakit hatinya ketika Sri dan dua anaknya sama-sama

Page 33: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

19

sakit yang cukup parah sampai-sampai dia “tidak dapat” bangkit dari tempat tidur; suaminya tidak menjenguk sama sekali meskipun sudah ditelpun.

Kehidupan Sri dan anak-anak cukup memprihatinkan. Suami tidak memberi nafkah; rumah pun bukan rumah sendiri; beberapa kali harus pindah kontrakan, sampai akhirnya ada orang yang berbelas kasihan, meminjamkan satu rumahnya yang belum jadi. Sri tinggal “menumpang” di rumah yang atapnya baru separo.

Ketika tabungan “habis” Sri berusaha mencari pekerjaan, ternyata tidak mudah. Perabotan yang dimilikinya mulai dijuali. Walau dibayar murah terpaksalah hartanya dilepas; dinilai sebagai barang bekas. Misalnya saja, almari jati dan dua tape desk lengkap yang dibeli dengan harga lebih dari sepuluh juta hanya dihargai tidak sampai dua setengah juta; apa boleh buat, terpaksa.

Sri pernah mendapat pekerjaan di bagian administrasi sebuah perusahaan yang menjanjikan selain memberi gaji bulanan juga akan memberi bonus; setelah sebulan kerja jangankan bonus, gaji yang dijanjikan saja tidak dibayar. Akhirnya Sri mencoba memproduksi kue berupa roti keju kastengel, penjualannya dengan dititipkan di sejumlah toko; pembayaran hanya atas yang laku. Mula-mula lumayan, tetapi akhir-akhir ini persaingan meningkat,

Page 34: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

20

dan “tidak jujur”; kue produksinya ditempatkan paling belakang di etalase.

Sri juga masih mencoba mencari tempat kerja lewat teman-temannya, namun sampai sekarang namun belum juga ada hasilnya. Beberapa kali Sri benar-benar kehabisan uang, sampai-sampai dia tak mampu lagi beli lauk. Maka sayur pun dimasaknya sedemikian rupa agar dapat sekedar membantu nasi masuk perut anak-anaknya. Sri sangat merasa bersalah ketika putra sulungnya nyeletuk “Masak, kita mau menjadi vegetarian terus….?!”

Keyakinan agama.Sri termasuk istimewa; dalam keadaan terabaikan oleh suami yang berjanji akan mengajari keislaman itu dia sama sekali tak tergerak untuk kembali ke agamanya yang dulu walaupun waktu mudanya itu dia termasuk rajin ke gereja. Karena suaminya tidak mau mengajarinya, maka untuk menyempurnakan keislamannya Sri memanfaatkan seadanya buku yang dapat dibacanya, termasuk Iqra’. Dengan begitu Sri memang bisa rajin shalat, tetapi dia tidak tahu apakah shalatnya sudah benar ataukah belum. Bahkan ketika ikut traweh di masjid Sri menjadi tak nyaman karena merasa terus dilihat orang, tetapi nyatanya tak ada yang menegur ataupun membetulkannya.

Page 35: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

21

Putra pertamanya (sekarang berumur 15 tahun) disekolahkan di perguruan Islam dengan harapan nantinya dapat mengajari agama ibunya; namun harapannya tak sepenuhnya terkabul, putranya sering tidak memberi jawaban yang memuaskan jika ditanya. Walaupun demikian putranya itu nyatanya rajin shalat. Ketika diperhatikan bahwa jika shalat ‘isya’ sering terkesan lama lalu ditanya mengapa; ternyata lamanya shalat itu karena dia meneruskannya dengan shalat tahajjud; putranya ini takut kalau-kalau tak bisa bangun malam untuk bertahajjud.

Untuk memenuhi keinginannya belajar agama Islam, Sri sering bertanya ke teman-temannya; hasilnya sedikit karena teman-temannya banyak yang juga kurang faham Islam. Alhamdulillah beliau bertemu guru yang dapat menjadi tempat bertanya, bahkan beliau juga meminjami buku untuk dipelajari; ternyata si guru menolak ketika buku itu akan dikembalikan!

Rupanya setelah agak lama suaminya tidak pulang-pulang dan banyak orang yang tahu, mulailah ada yang mendekatinya. Ada yang dengan menjanjikan pekerjaan, ada pula yang mau mengambil isteri dan mengurus perceraiannya. Kebanyakan mereka itu teman lama yang tahu bahwa Sri dulu beragama Katolik. Jika dirasa-

Page 36: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

22

rasakannya mereka yang melakukan pendekatan itu mengharapkan Sri nanti kembali ke Katolik. Ketika Sri menyampaikan bahwa dia mendambakan ada imam dalam rumah tangganya, ada yang bilang “Nanti ‘kan mudah saja, saya mengganti nama saya dengan Imam…”

Sri sangat yakin bahwa Allah itu Maha baik; pada saat dia terpepet Allah selalu saja memberikan pertolongan. Bulan puasa yang lalu beberapa kali dia dan anak-anak berbuka hanya dengan air, sambil menunggu dan berharap putra pertamanya nantinya pulang dari masjid membawa nasi bungkus. Ketika mau lebaran jangankan untuk menunaikan zakat, beras saja tidak punya; ternyata selepas maghrib ada tetangga yang datang membawa nasi dengan opor ayam!

Harapan penulis.Dari rangkaian kisah Sri itu kita melihat bahwa orang yang kita catat sebagai mualaf itu ternyata ada yang imannya sudah sangat kokoh, meskipun jika dilihat dari segi ibadahnya mungkin masih terlihat belum sempurna kalau tidak boleh disebut masih jauh dari sempurna.

Dari penuturan Sri kita perlu mengingatkan para lelaki yang telah memilih perempuan mualaf sebagai isteri agar mereka ini menyadari tanggung jawabnya sebagai

Page 37: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

23

suami, yang harus siap sebagai imam, pemimpin dalam rumah tangganya. Maka dalam pembinaan pasangan mualaf, kepada mereka yang akan menikah itu perlu sekali dijelaskan peran suami-isteri masing-masingnya dalam membina rumah tangga sakinah.

Semoga uraian kisah di atas bermanfaat.

Page 38: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Cerita Janji Suci di Momen Nataldan Aplikasi Alquran - Injil Digital

-Anne Rufaidah-

Page 39: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

25

Cerita Janji Suci di Momen Natal dan Aplikasi Alquran - Injil Digital

Saya melihat senyum sumringah Ibu kala itu. Keanggunannya mengenakan pakaian terbaiknya di Hari Raya Natal tersebut, sebenarnya menambah

ketegangan saya. Dalam benak, saya berharap agar tidak banyak hal berubah dari sosok yang sangat disayanginya itu. Ibu terus melakukan   berbagai persiapan jelang berkumpulnya keluarga. Memasang hiasan dan aksesoris pada pohon natal, pun menata hidangan lezat di atas meja untuk menyambut kakak-kakak saya yang akan hadir pagi itu. 

Di tengah perjumpaan hangat keluarga dan hari raya besar agama Katholik, akhirnya saya memberanikan diri untuk buka suara. “Ibu, Kakak, Adik…… saya mau belajar soal Islam,” sontak perkataan saya membuat semua orang lain melongo. Di sela-sela pembicaraan mengenai rencana masa depan keluarga kami, ucapan saya seolah membuyarkan semuanya. Saya memandang mata ibu, ia berlinang air mata, entah apa yang dipikirkannya. Saya pun melihat rona kecewa dan marah dari kakak dan adik perempuan. Sebagai satu-satunya anak lelaki dalam keluarga ini, mereka menatap seolah saya adalah aib keluarga. 

Page 40: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

26

“Maaf, Nono sudah belajar Islam selama ini. Dan tidak ada satu pun agama yang mengajarkan keburukan, bukan? Nono janji, akan jadi manusia yang lebih baik dengan keyakinan Nono saat ini. Karena Nono yakin, bahwa menjadi orang Islam ialah keinginan Nono sejak dulu.” 

Tak pelak, bantahan, cacian dan makian terlontar dari kata-kata kakak, adik beserta keluarganya yang hadir kala itu. Lagi-lagi saya memandang Ibu, namun ia bergeming. Tak ada satu pun kata keluar dari mulutnya. Ia hanya duduk terdiam, sesekali menyeka air mata di pipinya lalu kemudian melengos ke kamar tidur.  Satu per satu anggota keluarga meninggalkan rumah. Tak ada pelukan hangat, tanda berpamitan di setiap Natal, pun tak ada doa-doa terlontar. Natal tahun 2018, mungkin adalah Natal terburuk bagi keluarga ini, karena untuk pertama kalinya saya mengikrarkan keinginan saya memeluk Islam.  

Nama Katolik saya, Bernardus Bambang Herjuno. Itu nama yang disematkan oleh ayah dan ibu, yang juga seorang aktivis gereja sejak dulu. Saya adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Kakak dan adiknya saya kebanyakan perempuan, terbayangkan kan bagaimana keluarga kami menekan saya sebagai anak lelaki satu-satunya agar bisa terus membanggakan keluarga? 

Page 41: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

27

Saya tumbuh di lingkungan pendidikan yang seragam sejak TK hingga SMP. Saya dibekali pendidikan agama Katolik yang kuat, di sekolah Minggu gereja serta sekolah formal. Begitu pun di rumah, orang tua saya adalah pemeluk Katolik yang taat serta aktif dalam kegiatan gereja. Namun, meski tumbuh dalam lingkungan keseragaman agama, ada hal janggal yang sejak SMP menggelitik hati saya. Setiap ada tayangan azan magrib di televisi, orang tua selalu memerintahkan untuk mematikan TV. Tak berapa lama, baru boleh dinyalakan kembali. Awalnya, saya tak ambil pusing, toh bagi saya itu tak lebih dari sekedar iklan yg lewat di sela-seka acara. Tapi bapak saya sangat tidak suka mendengar azan dan bahkan melarang kami anak-anaknya untuk mendengarkan, meski hanya sedikit. 

Sejak kecil saya lahir dan tumbuh di Pontianak, meski secara garis keturunan Ibu saya berasal dari Semarang dan bapak –katanya-, berasal dari Padang. Namun kakek dari *bapak yang tadinya muslim beralih agama menjadi Katolik lantaran menikahi nenek saya yang keturunan Belanda. Saya tidak tahu benar soal keluarga bapak, namun bagi saya, Islam bukanlah hal yang aneh. Beberapa dari anggota keluarga, khususnya saudara perempuan, menikah dengan lelaki muslim. Tapi ada juga dari keluarga kami yang menjadi aktivis gereja hingga biarawati. 

Page 42: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

28

Sejak masuk SMA di Kota Bandung, saya baru merasakan keberagaman lingkungan beragama. Teman saya notabene beragama muslim di sekolah. Meski dijejali pikiran dan opini-opini yang buruk tentang agama Islam, tapi tidak satu pun saya melihatnya pada diri kawan-kawan  di sekolah. Sejak itulah saya mulai terbuka dengan berbagai perbedaan, dan saya selalu yakin bahwa tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kebencian. 

Memasuki perguruan tinggi, saya di terima di salah satu univeristas terbaik di negeri ini, Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sana, lingkungan beragama lebih heterogen lagi. Saya mengenal beragam budaya, pemikiran, dan agama di kampus yang mendapat julukan miniatur Indonesia tersebut. Di tahun 2004, saya pun terpaksa berhenti kuliah cukup lama akibat mengalami kecelakaan yang hebat. Singkat cerita, saya pun bekerja di berbagai perusahaan.

Mendapati lingkungan pekerjaannya yang didominasi muslim, saya pun semakin gundah. Seolah ada sesuatu yang ingin saya ketahui tapi saya takut untuk tahu. Saya masih menjaga iman Katolik saya saat itu. Namun keinginan tersebut semakin menggebu, hingga pada suatu titik, saya memutuskan untuk mempelajari berbagai agama, salah satunya adalah Islam. Di situlah saya mengunjungi masjid untuk pertama kalinya, masjid Lautze yang berlokasi di

Page 43: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

29

Jalan Tamblong, Kota Bandung. Berkat ajakan seorang teman dekat wanita saya yang seorang muslimah, saya pun memberanikan diri untuk mau mengetahui Islam lebih dalam. Awalnya memang banyak penolakan dalam diri ini, terlebih apa yang selama ini saya yakini mengenai Tuhan Katolik, dibantah habis-habisan. Saya kapok, saya tidak ingin datang lagi.

Namun sepulang dari tempat tersebut, saya semakin gundah. Tapi saya malu kembali ke tempat yang sama. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari Islam melalui Google, dan bahkan saya pun mulai mengunduh aplikasi Alquran dan membacanya setiap malam meski terbata-bata. Tidak hanya aplikasi tersebut, saya pun tetap mengunduh aplikasi Injil. Berdampingan, kedua aplikasi tersebut saya gunakan tiap malam dan saya baca perlahan.

Ada yang berbeda ketika saya membawa surat Al Fatihah, surat Alquran pertama yang saya baca. Suasana tetiba menyeruak begitu hening, seolah ketika membacanya saya dipeluk erat oleh seseorang, begitu kuat, hingga membuat saya merinding. Padahal saat itu saya hanya bisa membaca huruf latinnya saja. Esok harinya, saya masih gundah. Saya pun kembali membaca Alquran di aplikasi dan lagi-lagi perasaan itu hadir. Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba belajar wudu

Page 44: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

30

dan salat secara autodidak, tentu saja melalui bantuan aplikasi.

Saya beruntung, mengenal Islam melalui banyak perangkat digital. Dengan kemudahan informasi, saya terus menggali Islam itu seperti apa. Namun ada hal yang kurang rasanya, meski saya sudah belajar salat dengan rutin. “Kamu harus syahadat dulu,” ujar rekan wanita saya. Ah ya, mungkin membaca syahadat selayaknya seseorang dibaptis, pikir saya kala itu. Namun lagi-lagi saya bingung harus ke mana saya mencari seseorang yang bisa membimbing saya untuk bersyahadat. Berkat beberapa rekomendasi dan informasi, maka saya pun menurunkan ego saya dan kembali ke Masjid Lautze. Di masjid itulah, saya untuk pertama kalinya pasrah, mengikuti nurani saya untuk terus mendekati Allah, kembali ke pencipta yang sebenar-benarnya.

Pada 10 Maret 2019, saya mantap bersyahadat. Disaksikan saudara seiman yang baru, saya membaca syahadat di bawah bimbingan saudara-saudara mualaf di Masjid Lautze. Tak terasa, air mata menetes. Meski tanpa Ibu mau pun saudara kandung yang hadir saat itu, namun saya merasa menemukan saudara baru yang menenangkan. Saya selalu ingat kata-kata sahabat saya di masjid ini,

Page 45: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

31

buktikan bahwa dengan menjadi muslim, akhlakmu lebih baik dari pada sebelumnya.

Sayangmu pada keluarga lebih besar dan doamu terus mengalir untuk kebaikan.

NB: Kisah nyata salah satu mualaf bimbingan masjid Lautze

Kota Bandung, Bernardus Bambang Herjuno (Nono), yang

diceritakan kembali oleh Penulis (Anne Rufaidah)

Page 46: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Secercah Cahaya Islam di Negeri Sang Paulus

-Tyas Arumsari-

Page 47: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

33

“Secercah Cahaya Islam di Negeri Sang Paulus”

PrologEntah kenapa Allah damparkan aku di negeri yang mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen Katholik. Padahal dahulu orang-orang Indonesia yang menginjakkan kaki ke sini adalah yang dikirim belajar kepada para paus keuskupan Roma di gereja-gereja tua. Hanya satu yang kupercaya bahwa Allah tak pernah salah menempatkan hamba-Nya di belahan bumi manapun.

Cerita bermula ketika Allah memberiku kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar selama satu semester di sebuah negara ribuan kilometer jaraknya dari Indonesia. Bahkan kala itu pun adalah kali pertama aku naik pesawat terbang dan langsung melintas benua. Hanya satu hal yang kupegang teguh bahwa Allah selalu menjaga hamba-Nya selama hamba tersebut menjaga hak-hak Allah. Negeri ini yang sama sekali tak pernah masuk dalam bayangan maupun angan-anganku. Akan tetapi, begitulah takdir Allah telah tertulis dan kekuasaan Allah melebihi kekuasaan hamba-Nya. Saat itu, aku hanya berdoa semoga kepergianku yang sebentar ini menjadi bagian dari dakwah agama Allah. Ya, walau mungkin sangat tak berarti, tapi seminimal mungkin aku ingin menjadi agen muslim yang baik.

Page 48: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

34

Polandia, sebuah negara di wilayah Eropa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jerman dan Rusia bahkan ia menjadi saksi pertempuran dua kekuatan besar tersebut. Hari ini Polandia sudah tumbuh menjadi negara metropolis sebagaimana negara-negara di benua Eropa lainnya. Luka Perang Dunia II sudah mengering dan penduduknya sudah banyak berbenah. Salah satu buktinya adalah negara ini merubah sistem pemerintahan dari komunisme menjadi demokrasi karena komunisme tak mampu menjawab krisis moneter kala itu. Dan di negara inilah ternyata bukan aku yang berdakwah, malah sebaliknya. Allah mempertemukanku dengan orang-orang yang justru secara tak langsung sedang mendakwahiku.

Salah satu tempat yang menjadi persinggahan penting di negeri ini adalah Osrodek Kultury Muzułmańskiej w Warszawie (OKM). Tempat ini adalah salah satu masjid pertama yang kutahu di Kota Warsawa, ibukota negara Polandia. Jangan bayangkan bangunannya seperti masjid-masjid di Indonesia. Terdapat penanda kubah dari luar saja sudah cukup diketahui bahwa itu adalah masjid, bukan gereja. Dan yang pasti tempat ibadah laki-laki maupun perempuan cukup memadai untuk ukuran sebuah masjid di negeri minoritas. Tak sedikit cerita di beberapa kota kecil bahkan tak memiliki masjid karena memang sedikit sekali muslim di sana.

Page 49: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

35

Kerinduan akan tempat ibadah dimana muslim masih menjadi minoritas ternyata berkali-kali lipat lebih besar. Seakan ingin selalu datang ke sana, padahal jarak dari asrama kampus ke sana cukup memakan waktu hampir 30 menit dengan bus kota tanpa macet. Sebenarnya masjid selalu terbuka untuk pengunjung setiap waktu, akan tetapi sebagai orang baru di sini dan belum banyak tahu jalan menjadikan perjalanan setiap hari ke masjid menjadi hal yang mustahil. Selain juga karena pertimbangan keamanan untuk perempuan berjilbab karena masih ada satu dua orang yang agak fobia dengan islam.

Foto masjid OKM di sore hari ketika musim salju

Page 50: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

36

Kali pertama diajak ke masjid adalah momen shalat jumat karena perempuan bisa ikut mendengarkan khutbah maupun ikut shalat di lantai 2 atau 3. Sayangnya kali itu ternyata ada jadwal kuliah yang mepet sekali dengan waktu shalat jumat. Kalau dihitung-hitung sepertinya akan sangat ketinggalan mengikuti prosesi shalat jumat. Akhirnya diputuskan untuk tidak berangkat hari itu. Padahal kerinduan akan masjid sudah di puncaknya sambil terus berdoa semoga hari lain diberi kesempatan dan kemampuan ke sana.

Alhamdulillah, pekan berikutnya Allah kasih kesempatan menginjakkan kaki di rumah-Nya yang mulia ini. Jadwal kuliah itu pun tetiba dimajukan waktunya. Bahagianya tak terkira walau lumayan juga jaraknya kalau dari kampus ditambah jalan kaki dari pemberhentian bus. Tak apa lelah dan dinginnya kala itu pun terkalahkan dengan kerinduan masjid. Sesampainya di masjid hanya takjub dan syukur yang tak terkira. Jamaah khusyuk mendengarkan khutbah yang disampaikan dalam tiga bahasa; Arab, Inggris, dan Polish. Apa paham? Dikira-kira aja artinya kalau belum paham semuanya.

Selesai shalat ternyata ada pengumuman dari imam masjid bahwa hari itu ada saudara baru yang akan “convert to Islam”. Masya Allah. Cuma bisa banyak-banyak

Page 51: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

37

mengucap hamdallah dan mendoakan semoga Allah sinari negeri Sang Paulus ini dengan cahaya islam yang tak pernah redup. Setelah itu, sesama jamaah saling bertegur sama sekadar menyapa saudaranya. Maklum di negeri ini menemukan muslimah berjilbab saja seperti mencari emas dalam lumpur, sangat bisa dihitung dengan jari. Maka, momen shalat jumat inilah salah satu momen saling berkabar satu sama lain.

Bagaimana berkomunikasi dengan mereka? Memang kebanyakan berbicara dengan bahasa Polish, namun tetap ada yang bisa bahasa Inggris walau sedikit-sedikit. Mulailah berkenalan bahkan saling berkisah. Ada satu dua kisah yang menarik bagiku tentang bagaimana proses mereka “convert to Islam”. Ia seorang muslimah yang baru lulus setara SMA dan baru berislam sekitar satu tahun. Hebatnya sudah istiqomah berjilbab padahal keluarganya penganut Katholik cukup kuat. Nyatanya ia dimasukkan ke sekolah khusus biarawati. Akan tetapi, entah kenapa Allah takdirkan ia berkawan dengan seorang laki-laki muslim dari jazirah Arab yang kemudian hari diskusi mereka meyakinkannya untuk menjadi seorang muslimah. Pertemanan mereka awalnya hanya diskusi biasa tapi semakin jauh diskusi tentang agama membuat ia penasaran dengan Islam. Awalnya keluarganya

Page 52: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

38

memperingatkan agar ia tak dekat-dekat dengan laki-laki muslim tersebut. Tapi apa daya ketika rasa penasaran akan agama yang dianggap gembong teroris ini telah memenuhi isi kepalanya. Ia pun mencari tahu dan membaca berbagai literatur hingga akhirmya ia yakin bahwa agama inilah yang benar sebagai panduan hidup manusia. Dan alhamdulillah ia diberi kesempatan oleh Allah untuk mengucap dua kalimat syahadat secara terang-terangan setelah lulus sekolah di masjid yang mulia ini. Hanya pelukan semangat dariku yang juga saat itu merasa harus lebih banyak bersyukur akan nikmat iman dan islam. Dan semoga Allah senantiasa istiqomahkan ia dan kita semua di jalan-Nya.

Berpindah ke seorang saudari muslimah lainnya. Ternyata kisah dia bahkan lebih mampu membuatku merenung, bersyukur tiada henti, dan mohon ampun karena sering abai dengan nikmat Allah. Kali ini dia bercerita setelah sebelumnya berkenalan dengan kami. Umurnya baru 18-an tahun dan benar-benar “fresh graduate” dari sekolah menengah setara SMA. Dia pun baru berislam beberapa bulan lalu, namun tidak diumumkan secara terang-terangan. Dia mengenal Islam juga melalui diskusi tentang agama yang kemudian Allah menuntunnya untuk mempelajari Islam lebih dalam hingga akhirnya yakin

Page 53: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

39

untuk berpindah ke agama ini. Ayahnya sangat fobia dengan Islam dan seorang penganut Katholik taat. Itulah mengapa dia belum siap mengumumkan keislamannya karena masih bergantung dan tinggal bersama mereka. Bahkan dia pun bercerita kalau harus masuk kamar dan kunci pintu untuk bisa melaksanakan shalat lima waktu di rumahnya. Belum lagi ketika dia ingin puasa. Dia menyiasati dengan bekerja di Warsawa yang cukup jauh dari tempat tinggalnya agar bisa berpuasa dan tidak diajak makan siang. Apalagi dengan berjilbab. Dia bercerita bahwa dia sangat ingin berhijab, akan tetapi begitulah kondisinya yang belum memungkinkan. Maka, salah satu waktu dia berhijab adalah ketika di masjid seperti ini. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat bahagia bertemu dengan saudari-saudari muslimah lainnya di masjid karena itu adalah momen menguatkan dirinya untuk terus berislam.

Epilog.

Sekali lagi, aku hanya bisa memeluknya memberi semangat sembari mawas diri. Kadang aku berpikir apa yang didiskusikan anak-anak seusianya di negeriku? Bukan diskusi seputar agama yang mereka lakukan. Bahkan mungkin hanya sendau gurau tanpa arti. Ya, sekarang aku mengerti mengapa Allah perjalankan aku ke negeri ini.

Page 54: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

40

Sesungguhnya Dia sedang ingin meneguhkanku dalam iman kepada-Nya dengan cara mempertemukanku dengan saudari-saudari baru yang masih seumur biji jagung keislamannya, namun semangat mereka mempelajari Islam tak pernah redup. Semoga secercah cahaya islam di Negeri Sang Paulus terus bersinar seterang mentari.

Page 55: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Lim Swei Hok Rela Sengsara yang

Penting Masuk Islam-Sofy Hayyin-

Page 56: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

42

Lim Swei Hok Rela Sengsara yang Penting Masuk Islam

Air mata Wawan sebutan akrab Liem Swei Hok tak tertahan keluar, saat bercerita awal ia memantapkan diri berucap syahadat. Ia adalah mantan Majelis

Anggota Gereja (MAG) yang masuk Islam pada tahun 1992 saat usianya 35 tahun. Seperti laki-laki lain di agamanya dahulu yaitu Konghucu, ia juga berdikari dan memiliki pekerjaan yang mapan di masa mudanya. Saat usia 27 tahun Wawan sudah di ambang kejayaan, toko material Sinar Rejeki miliknya sudah terkenal ke mana-mana. Tak jarang Wawan menerima kontrak proyek pembangunan mega perumahan, tentu hal yang menjanjikan. Hidupnya juga tak sendiri, Wawan ditemani orang yang ia cintai Liem Inggiok, istrinya.

Page 57: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

43

Bandung adalah kota yang membesarkannya, dengan kedua orang tua yang bergelimang harta. Ayahnya, Liem Swe Hong adalah orang terpandang di kampung. Sampai mampu menyewa preman untuk mengamankan daerah mereka. Preman itu adalah Tatang, yang juga pandai dalam beragama. Walaupun berbeda agama, tidak menyurutkan kebaikan hati ayah Wawan. Ia memberangkatkan Tatang untuk haji. Liem Swe Hong pikir Tatang adalah orang yang pandai mengaji, sayang jika tidak berangkat haji.

Bersama istrinya Wawan hidup lebih dari cukup, keduanya juga dikaruniai tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Keseharian Wawan banyak dihabiskan di toko material yang juga dekat dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sinaraga. Hidayah datang atas kehendak Allah, tak tentu jalan apa yang akan dipilih. Sebagaimana bunyi Q.S Al-An’am:125 yang artinya “Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapat petunjuk, niscaya ia akan melapangkan dadanya untuk masuk Islam”. Tak jarang ketika Wawan sedang berada di toko, ia melihat umat Islam melewati tokonya membawa jenazah untuk disemayamkan di TPU Sinaraga. Wawan pun mulai penasaran atas perbedaan-perbedaan yang ia saksikan sendiri. Karena sesungguhnya orang yang mendapatkan hidayah dan iman memiliki hati yang lapang, luas, dan terbuka (Al-Jauziyah, 2005:36).

Page 58: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

44

“Kok di Islam orang meninggal itu sangat sederhana.” Ucap Wawan saat bercerita awal kisah ia memperoleh hidayah Islam, Sabtu (7/9)

“Kalau di Islam dimandikan hanya pakai alas pelepah pisang, dibungkus kain kafan, lalu dikubur tidak pakai peti.” Sambung Wawan sambil hatinya terharu.

Islam begitu sederhana, tidak neka-neko, nyaman sekali melihatnya. Itulah yang kira-kira Wawan ingin sampaikan saat ditemui. Sejak saat itu hatinya mulai terenyuh dan sangat penasaran kepada agama Islam. Bukan hanya rasa respek pada pemakaman Islam, namun ketika mendengar kumandang azan laki-laki itu selalu terenyuh. “Saya selalu menangis,” Ujarnya kembali sambil meneteskan air mata. Dalam relung hati orang yang mendapat hidayah selalu terisi kerinduan kepada Allah SWT. Tuhan ‘azza wajalla dan ketika nama Allah disebut atau mendengar lantunan ayat suci hatinya akan bergetar (Nur, 2012:72).

Dunia bagaikan roda yang berputar, begitu juga yang dialami Wawan. Usahanya kini setengah bangkrut karena ditipu kerabat sendiri. Ia harus tersungkur dari kejayaan usahanya. Walaupun demikian, hati Wawan mantap ingin bersyahadat. Ia juga mengajak istrinya memeluk agama Islam, tetapi tidak mau. “Istri saya diajak Islam tidak mau,

Page 59: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

45

dia memilih untuk bercerai.” Sambung Wawan sambil mengingat-ingat kejadian yang tak mudah itu.

Perceraian akhirnya terjadi, namun tidak diketahui kedua orang tua Wawan. Setelah memutuskan berpisah Wawan hidup sendiri, ketiga anaknya tinggal bersama istrinya. Hati Wawan mantap ingin mengetahui banyak tentang Islam, ia akan terus belajar dan masuk agama rahmatal lil ‘alamin ini. Kepada Tatang awal Wawan bertanya-tanya tentang Islam. Sehari-hari Wawan bertemu Tatang, atau sekarang lebih dikenal Haji Syukur Tatang. Seorang preman yang dulu diberangkatkan haji oleh Ayah Wawan. Keduanya begitu akrab hingga kini Wawan menganggap Haji Tatang adalah orang tuanya. “Pak Haji Tatang itu menjadi orang tua angkat saya.” Jelas Wawan sambil mengepalkan tangan di pangkuan.

Hidup Wawan bertambah sengsara saat orang tuanya mengetahui kalau ia ingin berpindah agama dan telah bercerai. Kala itu Wawan diusir dan tak diakui sebagai anak. Hidup lantang lantung di jalanan, hari-harinya kini tanpa arah, hidup tidak jelas, dan hanya bergantung pada belas kasihan orang. Sehari-hari Wawan tidur dari masjid satu ke masjid lainnya. Saat ia tengah santai dalam lamunan seorang pria yang mengurusi masjid mendekati Wawan, menanyai keadaan. Mulailah Wawan bercerita padanya.

Page 60: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

46

“Saya diberi alamat sebuah pondok pesantren di Garut oleh salah satu DKM Masjid, pemiliknya bernama Kyai Anwar Musyadad.” Kata Wawan mengingat-ingat.

Pesantren itu adalah Al-Musaddadiah milik Kyai Anwar Musyaddad yang cukup terkenal pada tahun 90 an. Beralamat di Garut tepatnya di Jl. Mayor Syamsu, Jayawaras, Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut Jawa Barat. Setibanya di Pesantren Wawan menjelaskan maksud tujuannya. Oleh Sang Kyai, Wawan tak langsung dibaiat syahadat. Selama tiga bulan Ia hanya boleh mengurusi palawija dan mengikuti aktivitas santri yang sudah terjadwal rapi. Setelah tiga bulan masa itu, tibalah waktu yang Wawan tunggu. Seluruh santri dikumpulkan dalam majelis untuk menyaksikan ia bersyahadat.

“Tapi saya tidak langsung dibaiat syahadat.” Ucap Wawan. “Saya dikasih pertanyaan-pertanyaan dulu oleh Kyai.” Sambungnya.

Berucap syahadat mudah saja, tetapi yang sulit adalah kewajiban setelah bersyahadat, apakah bisa istikamah atau tidak. Dari beberapa pertanyaan itu yang paling Wawan ingat adalah “Mau tidak jika masuk Islam nanti kamu sengsara?” Wawan tegas menjawab, mau. Ia benar tak main-main dengan syahadatnya. Pak Kyai itu mengacungkan jempol dan diikuti detak kagum para santri lain, jelas Wawan, Sabtu (7/9).

Page 61: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

47

Selama tiga tahun di Garut, Wawan banyak mendapatkan ilmu agama. Kisah perjalanan keislamannya cukup panjang. Ia pun pernah merantau ke Tasikmalaya, Cianjur, Tegal, hingga Cirebon. Kota Cirebon menjadi tempat pelabuhan terakhir baginya, drama dalam perjalanan hijrahnya mengantarkan ia ke kota wali ini. Saat itu, ketika Wawan sedang duduk-duduk santai di warung kopi pinggir jalan. Ada seorang laki-laki tua menghampiri. Mengobrol panjang, sampai di akhir obrolan laki-laki tua itu memberi alamat sebuah tempat, yaitu pondok pesantren Nurul Huda Munjul yang berada di Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Bukan hanya itu, Wawan juga diberi ongkos.

Sesampainya di Munjul ia melihat foto laki-laki yang memberi alamat kepadanya tempo hari. Setelah ditanyakan, ternyata orang itu adalah Abah Umar yang sudah lama wafat. Memang di Pesantren ini Abah Umar menjadi guru syahadat yang sangat dimuliakan. Melalui kejadian itu Wawan bertambah mantap ingin belajar syahadat. Wawan kini tinggal di pesantren Munjul, ke sana ke mari mengabdi kepada para kyai.

Singkat cerita Wawan dijodohkan dengan warga desa ini, namanya Uun Maunah, janda beranak satu yang masih sangat muda yakni 21 tahun. Bersama Uun,

Page 62: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

48

Wawan dikaruniai 4 anak perempuan. Hidupnya penuh liku, cobaan demi cobaan beruntun datang. Mulai dari tekanan harta, keluarga, hingga anak. Wawan memang tak sendiri, banyak warga yang menolongnya, tetapi tentu tidak cukup. Wawan tak punya pekerjaan tetap, hal itulah yang menjadi beban besarnya hingga kini. Ia tak bekerja bukan karena usianya yang sudah tua saja, tetapi ia juga mengalami penyakit tulang. Hingga pernah suatu waktu ia lumpuh bertahun-tahun.

“Saya harap sih ada yang memberi saya pekerjaan, tetapi yang sesuai dengan usia dan kemampuan saya.” itulah ucap Wawan saat ditanyai harapan ke depan. Di usia yang tidak muda, namun masih memiliki tanggungan memang bukan hal yang mudah. Wawan harus pintar memutar roda keuangan keluarganya.

“Sudah tiga malam saya tidur di kuburan, karena saya tidak sanggup tinggal di rumah.” Lanjut Wawan, menjelaskan kalau ia memang sedang dalam keadaan tidak baik.

Page 63: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

49

Daftar Pustaka

Nur, Mujahidin. 2012. Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang. Jakarta: PT Ufuk Publishing House Zaytuna.

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2005. Menuju Kesucian Hati. Yogyakarta: Mardhiyah Press.

Page 64: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Gadis Mualaf Asal Kutai Timur

yang Merasa Terlindungi dengan Hijab

-Muna Arifah-

Page 65: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Gadis Mualaf asal Kutai Timur yang Merasa Terlindungi dengan Hijab

Cerita ini bermula ketika aku bertemu teman seperjalanan dalam rangka mengikuti Ubud Writer Reader Festival. Empat hari menghabiskan waktu di

Ubud dan bersiap menjelajah Bali seorang diri, Elly, teman semasa nyantri di Medan yang sedang belajar di Pare mengabarkan kalau ia bersama teman-temannya dari Pare akan berlibur ke Bali dan mengajak bergabung. Disinilah, kita akan bertemu saudara baru se-aqidah.

Hari terakhir di Ubud bertepatan mereka sampai di Bali, kami janjian di salah satu restoran fastfood daerah Sanur. Oh iya, mereka melakukan perjalanan darat dari Pare, mulai naik bis, naik kapal ketika menyebrang hingga sampai di terminal dan melanjutkan dengan mobil sewaan. Maka, walau belum pernah ada satupun yang ke Bali, kami nekat menggunakan maps. Destinasi pertama saat itu pantai yang terkenal keindahan sunsetnya, Tanah Lot.

Hari kedua perjalanan menuju destinasi lain, kami melewati sebuah pasar di Bali. Saat itu, tanpa sengaja pandangan kami mengarah ke salah satu lapak penjual daging yang diharamkan dalam Islam. Ada beberapa

Page 66: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

meja, di salah satu meja terlihat kepala yang jelas sekali tampak moncongnya. Beberapa teman yang melihat langsung mengernyit. Aku dan Elly hanya tersenyum karena di beberapa tempat di Medan kerap ditemukan pemandangan serupa. Salah seorang nyeletuk,

“Makanan favorit Fatim tuh, dulu..”

Kali ini aku yang mengernyit, pasalnya semua gadis disini berjilbab, pasti seorang muslimah. Apalagi yang bernama Fatim, bahkan kemarin kami sama-sama berpuasa. Ya, perjalanan kami bertepatan Idul Adha 2014, puasa yang kumaksud saat itu adalah puasa arafah.

Elly berinisiatif memberitahu. Jawabannya melegakanku bahwa si Fatim adalah seorang Mualaf. Pasalnya sempat beredar video seseorang mengaku muslim tetapi mengkonsumsi daging tersebut. Kupikir, Fatim menjadi salah satunya.

“Kak, daging ini memang enak. Dulu saya menyukainya.” Ia meringis merasa berdosa, “dagingnya empuk tidak berserat. Mungkin enaknya karena bercampur darah kak.”

Aku suka sekali membaca kisah-kisah muallaf dari media dan itu selalu sukses membuat air mata berderai. Tentu aku kepo mengenai kisahnya mendapatkan hidayah.

Page 67: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Beruntung, Fatim terbuka akan kisahnya, bahkan berharap aku menuliskannya.

Maka di sela perjalanan, mulailah ia bercerita kisahnya yang akan kubagikan kepada kalian.

“Ini tepat dua tahun, dua bulan saya memeluk Islam kak. Saat itu tamat SMA sering mimpi liat diri sendiri berwudhu, diimami salat, mengaji hingga dibacakan surat Yasin oleh Imam dan sekumpulan orang berbaju putih.”

Awalnya, saya coba abaikan. Saya terus mengingatkan diri bahwa saya membenci Islam, bahwa Islam yang dulu menyebabkan kakak saya keluar dari rumah karena memeluk Islam. Islam yang membuat Ibu saya sakit dan Bapak menjadi lebih pemarah.

Akan tetapi, sebesar apapun saya menolak, mimpi ini terus berulang. Lebih kurang 3 sampai 4 kali, dan di 1/3 malam terbangun dengan ingatan akan mimpi tersebut. Tidak kunjung hilang, akhirnya saya putuskan untuk searching ‘apa arti mimpi sholat di masjid’. Tidak puas, saya nekat menghubungi kakak kelas di kampus. Beliau menghubungkan saya dengan seorang ustad yang saya panggil Abi, bisa dikatakan menjadi orangtua yang mengantarkan saya kepada keislaman. Abi mengenalkan saya apa itu makna Islam, Al Quran. Saya belajar banyak

Page 68: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

tentang salat, mengaji, puasa senin-kamis, sunnah-sunnah Rasulullah. Lebih kurang 8 bulan, Alhamdulillah tanggal 24 Juli 2012, saya mengucap syahadat.

Tidak terasa kami sudah sampai di tujuan, aku menunda keingintahuanku. Traveling bukan sekedar menikmati alam, tapi bagaimana mendapatkan pengalaman bercengkrama dengan masyarakat lokal. Keesokan harinya, dalam perjalanan, lagi-lagi aku meminta Fatim melanjutkan ceritanya.

“Dalam perjalanan 8 bulan itu,” Fatim kembali mengenang perjalanannya menuju Islam.

Alhamdulillah banyak tempat bertanya karena keberadaan teman-teman muslimah sholihah satu asrama. Melihat mereka sholat, mengaji sering saya tanyai yang dengan senang hati dijawab. Mereka mengajarkan saya cara berwudhu, salat dan bahkan suka iseng memakaikan saya jilbab. Suatu hari, ketika mereka mengajak saya ke Islamic Center, mereka menyuruh saya mengenakan jilbab, rasanya hati saya nyaman sekali. Seperti ada rasa NYES tapi tidak tersakiti melainkan merasa terlindungi.

Terkesan singkat, tapi karena ingin merasa lebih tenang dan keinginan begitu kuat, menghilangkan keraguan saya untuk memeluk agama ini. Apakah orangtua saya tahu?

Page 69: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Tentu saja tidak, sebab saya tinggal di asrama. Maka, ketika sudah menjadi mualaf saya memutukan langsung mengenakan hijab.

Lebih kurang satu tahun setengah berjuang dalam Islam tanpa diketahui oleh orangtua. Ada moment yang begitu tidak pernah saya lupakan. Di sela-sela PKL, orangtua datang berkunjung. Di dalam toilet sebuah warung, saya terpaksa melepas hijab saat bertemu orangtua. Masa itu, walau orangtua belum tahu sama sekali, tapi mereka sudah curiga. Pasalnya, saya pernah tidak sengaja bertemu dengan tetangga saat mengenakan hijab.

Tidak selamanya ini menjadi rahasia, akhir 2013 saat wisuda berlangsung saya mencoba jujur. Bagaimana reaksi orangtu? Tentu saja marah besar, terutama Bapak yang sampai mengancam. Bagai dejavu, enam tahun lalu, hal ini pernah terjadi saat kakak saya terlebih dahulu disapa hidayah. Diasingkan oleh keluarga saat-saat awal masuk Islam sudah hal biasa, beruntung saat kuliah saya menabung beasiswa yang didapat. Perlahan, Bapak mulai menerima ketika ada seorang pria muslim berprofesi sebagai dokter mendekati saya untuk diajak berhubungan serius.

Perjalanan keislaman memang tidak selamanya mulus tanpa ada krikil. Setelah beberapa bulan berekenalan dan

Page 70: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

merencanakan pernikahan, si pria justru berselingkuh. Fatim yang patah hati membuat Bapak kembali murka dan mengatakan ini karena keislamannya.

Puncak kemarahan beliau saat memaksa menjodohkan Fatim dengan kenalannya yang tentu beragama nasrani atau tidak diakui sebagai anak. Ini termasuk cara Bapak agar anaknya kembali kepada Kristen. Tapi saat Fatim memohon sambil menangis, Bapak mengalah.

“Tapi peristiwa gagal menikah itu ternyata membawa keberkahan kak,” ungkap Fatim dengan senyuman. “Berhari-hari galau akhirnya Maret 2014, saya diundang menjadi tamu Allah Swt.”

Aku ternganga, betapa beruntungnya gadis mualaf ini, “apa yang Fatim rasakan pertama kali menginjak kaki disana?”

Oke, sebelum kalian lanjut baca. Aku sarakan siapkan kembali tisu, karena bagian terakhir ini adalah bagian terenyuh dari kisah Fatim.

“Saat menginjak tanah haram, lunas sudah.” Ia mengusap air mata, “Perasaan sakit saya selama perjuangan menjadi mualaf dibayar tuntas melihat indahnya kehidupan di Makkah, apalagi ketika berada di masjid Nabawi, adem.”

Page 71: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Disana Allah Swt begitu baik. Saat hendak mencium hajar aswad yang sangat susah, tiba-tiba saja ada dua wanita berbadan besar melindungi saya sehingga bisa mencium hajar aswad sambil terus memeluk saya hingga keluar kerumunan.

Saya bersama kakak kesana dengan uang pas-pasan, kak. Ketika kami ingin mencicipi semua makanan Arab, ada saja yang memberi kami makanan hingga baju abaya hitam. Begitupun perjalanan ke gua Hira. Saya speecehles dan tak hentinya bersyukur, di setiap salat saya tersungkur menangis karena nikmat bertubi-tubi ini. Masya Allah walau tidak tahu seperti apa, saya sudah yakin bahwa di tanah haramain ini Allah Swt telah hadiahkan saya surga.”

”Indah sekali perjalanan hijrahmu, dek.” Tak terasa air mata membasahi sudut mataku. “Lalu, apa harapan terbesar Fatim saat ini?” tanyaku.

Sambil berlinang air mata ia mengatakan, “orangtua baik banget kak, saya terus meminta kepada Allah Swt agar mereka diberikan hidayah, saya ingin berkumpul dengan mereka di Surga kelak.”

Hal ini tentu diharapkan oleh setiap mualaf. Nabi Muhammad sendiri begitu menginginkan pahlawan

Page 72: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

hidupnya memeluk Islam, tapi hidayah mutlak milik Allah Swt, seperti firmanNya dalam surat Al-Qashas ayat 56.

Ahhhh, traveling tahun 2014 kala itu menjadi sebuah perjalanan tidak terlupakan karena Allah Swt menakdirkanku bertemu seorang Apriani Sirait yang mengganti namanya menjadi Nur Fatimah Azzahra. Gadis mualaf yang merasa dirinya begitu terlindungi ketika pertama kali mengenakan hijab.

Fatim sebelah kiri dan kakak yang terlebih dahulu mualaf sebelah kanan. Foto pertama setelah Fatim mualaf. Tampak sedih di wajah sang Ayah.

Page 73: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Saat diajak makan oleh orang Arab di Makkah

Page 74: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

KadoTerimdah dari Aallah

-Yeyep Bakhtiar-

Page 75: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

61

KADO TERINDAH DARI ALLAH

Ket: Pak Iman Abdullah (yang memakai baju batik putih) menerima hadiah

berangkat ibadah haji pada tahun 2012

Cipatujah adalah salah satu daerah di bagian selatan Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian wilayahnya didominasi oleh gunung, bukit-bukit, hutan

dan pantai. Yang unik dari tempat ini adalah adanya keberagaman dalam hal agama dan kepercayaan. Di desa ini, berdiri sebuah gereja yang biasa digunakan untuk melaksanakan kebaktian oleh masyarakat penganut agama Kristen, tepatnya di Desa Cipanas.

Di sini ada satu kisah yang sangat menyentuh tentang mantan seorang pastur yang memutuskan untuk berhijrah,

Page 76: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

62

memeluk agama Islam secara kaffah dan memilih hidup sederhana sampai ajal menjemputnya di usia yang sudah senja. Tersebutlah Bapak Iman Abdullah, terlahir dengan nama Antonius Makangiras. Pria Manado ini tumbuh dan dibesarkan dalam tradisi agama Katolik yang taat, sehingga ketika menjelang dewasa beliau di baiat menjadi seorang pastur dan mengabdikan dirinya untuk umat.

Pada waktu bertugas di Cirebon, banyak sekali pengalaman-pengalaman spiritual yang beliau dapatkan yang memunculkan bibit-bibit keimanan di dalam hatinya. Informasi tentang agama Islam diperoleh dari pengajian-pengajian yang dekat dengan tempat tinggalnya, dan juga dari ceramah ustadz-ustadz yang sering muncul di televisi/ media-media cetak. Hal ini terus menerus dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi.

Pada suatu hari, terdengar kumandang adzan dari dalam gereja, entah siapa yang melantunkannya. Lalu pada malam harinya dia bermimpi ada seseorang yang membacakan ayat suci: “Innad Diina Indallaahil Islaam...”. Di dalam mimpi, dia melihat sesosok makhluk yang membawa mahkota kebesaran Paus. Paus adalah pemimpin spiritual tertinggi bagi umat Katolik. Secara tiba-tiba mahkota tsb. digunting menjadi beberapa bagian kecil. Potongan kecil itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah

Page 77: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

63

simbol dan tulisan, yakni gambar salib dan tulisan “Hell”. Seketika beliau bangun terperanjat dari tidurnya. Untuk beberapa saat hanya bisa termangu mengingat-ngingat kejadian yang baru saja terjadi. Kenapa ada mahkota Paus di dalam mimpinya, dan mengapa mahkota itu menjadi tulisan “Hell” (neraka).

Hari-hari berlalu, Pastur Antonius semakin antusias mempelajari Islam. Pada akhirnya sampai juga pada suatu masa, dimana beliau resmi mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi mualaf dengan nama baru, Iman Abdullah. Namun lagi-lagi hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh Dewan Gereja. Namun sepandai-pandainya manusia menyimpan rahasia, pada akhirnya terbongkar juga. Beliau diketahui sudah memeluk agama Islam. Dewan Gereja memberikan sanksi yang berat, beliau dikucilkan dan dicap pendosa besar. Seluruh umat Katolik yang pernah mengenalnya menunjukkan sikap permusuhan dan kebencian yang sangat mendalam, dan puncaknya, pihak keluarga dari marga beliau mengusir, mengutuk, bahkan ada anggota keluarganya (seorang TNI) yang melakukan kekerasan fisik sehingga meninggalkan luka dan cacat permanen pada tubuh beliau. Semua ujian dihadapi dengan penuh ketabahan dan keikhlasan.

Page 78: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

64

Pasca diusir, beliau tidak tahu harus kemana lagi melangkahkan kakinya. Sanak famili sudah tidak punya, seluruh rekan dan kerabat pun sudah memutuskan tali persaudaraan dengannya. Satu-satunya hal yang masih diingat adalah dia masih punya Allah, dzat yang maha mengatur segalanya. Semua urusan akhirnya dipasrahkan kepada Sang Pencipta dan yakin bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan seorang hamba.

Beliau hidup menggelandang dari satu daerah ke daerah lainnya tanpa tujuan yang jelas. Qodarullah, pada suatu hari, sampailah di suatu tempat yang sudah tidak asing lagi, soalnya dahulu pernah ditugaskan ke daerah tsb. dalam rangka tugas misionaris dari Dewan Gereja. Tempat itu adalah Cipatujah. Sebagai pendatang baru, apalagi mualaf, tidak mudah untuk diterima begitu saja oleh masyarakat sekitar. Pada suatu titik dimana keputusasaan hampir menghinggapi dirinya, beliau sempat ditawari oleh Dewan Gereja setempat untuk kembali menjadi umat kristiani dengan diiming-imingi gaji yang besar dan fasilitas yang memadai, namun keimanan yang telah tertancap kokoh membuyarkan itu semua. Beliau lebih rela melakukan pekerjaan yang dianggap rendahan demi menyambung hidup (buruh kasar, kuli angkut, pedagang

Page 79: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

65

keliling) daripada gaji yang tinggi (sekitar 40-45 juta rupiah per bulan) namun harus kehilangan aqidah. Atas kesabaran dan kerja kerasnya itu, beliau pada akhirnya bisa diterima dengan baik oleh pemuka masyarakat setempat, malahan bisa menikah dengan warga asli Cipatujah (Ma Ami), seorang janda tua dengan banyak anak. Pernikahan ini hanya sebatas ikatan syar’i saja bagi Pak Iman. Beliau bisa memberikan nafkah secara lahir, tetapi tidak dengan nafkah batin. Hal ini disebabkan pada saat menjadi pastur dulu, Dewan Gereja memberikan suntikan “lumpuh” kejantanan kepada dirinya sehingga dia tidak pernah sanggup menunaikan kewajibannya sebagai laki-laki sejati.

Pada tahun 2012, kisah hidup mantan pastur yang telah menjadi mualaf ini, sampai ketelinga seorang politisi dari partai berwarna biru, Bapak Yuyun. Atas inisiasi Pak Yuyun inilah, Pak Iman berhasil mendapatkan hadiah yang paling berharga sepanjang hidupnya, yaitu kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Subhaanallah, dari mulai proses pendaftaran sampai dengan keberangkatan hanya memakan waktu sekitar tiga bulan saja. Semua dimudahkan oleh Allah. Pada akhir tahun 2012, Pak Iman pun bisa berangkat ke tanah suci untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima.

Page 80: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

66

Ada kejadian unik selama Pak Iman menunaikan ibadah haji. Kejadiannya di Masjidil Haram di kota Mekah Al-Mukarromah. Pada waktu itu, beliau sedang menunaikan ibadah shalat di dekat Ka’bah. Pada saat ba’da sujud sebelum berdiri ke rakaat kedua, tidak sengaja kepala beliau tersangkut di pakaian seorang akhwat yang kebetulan sedang berjalan melewati tempat shalatnya. Karena kepalanya tersangkut dan masuk ke dalam gamis wanita tsb., secara tidak sadar matanya melihat aurat larangan dari seorang wanita. Meskipun kejadiannya spontan dan relatif cepat, dirinya masih sempat melihat pemandangan tsb. Tiba-tiba ada sesuatu yang merangsang (maaf) kelaki-lakiannya “berdiri”. Antara kaget, malu sekaligus gembira bercampur menjadi satu. Ternyata selama ini, dirinya selalu berdo’a kepada Allah mohon kesembuhan atas penyakit ”lumpuh” kejantanan yang selama ini diidapnya. Melalui terapi air zamzam selama di Mekah, dibarengi do’a yang terus menerus di maqam-maqam ijabah, akhirnya Allah mengabulkan juga permohonannya. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Setelah pulang dari tanah suci, beliau menjalani kehidupan yang lebih harmonis bersama istri dan anak-anaknya. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, satu tahun pasca menunaikan ibadah haji, tepatnya pada

Page 81: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

67

tahun 2013, Allah memanggil salah satu hamba terbaiknya itu pulang untuk menghadap kepada-Nya. Inilah akhir hidup seorang hamba yang shaleh yang menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam keadaan kafir, namun menjelang akhir hayatnya, Allah memberikan kado terindah dalam hidupnya, berupa hidayah dan keimanan yang kaffah. Sungguh, Allah sebaik-baik pembuat rencana. Tidak ada sesuatu kejadian pun yang sia-sia dihadapan Allah. Wallaahu A’lam.

Page 82: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Ruang Hidayah Tak Bersekat-Okta Chandra Aulia-

Page 83: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

69

Ruang Hidayah Tak Bersekat

Mimpi melanjutkan kuliah ke luar negeri telah lama aku semai. Negara tujuanku adalah tempat dimana Almarhum Eyang Habibie, sang idola, kecintaan

kita semua menimba ilmu, Jerman. Sembari menyiapkan persyaratan beasiswa, aku belajar Bahasa Jerman secara otodidak melalui aplikasi di smartphone, bahkan terpikir juga olehku mengikuti program au pair, yaitu menjadi baby sitter dengan bonus kursus Bahasa Jerman di negaranya langsung yang difasilitasi oleh majikan, saking inginnya bisa menginjakkan kaki di Jerman.

Ternyata Alloh berkehendak lain dan selalu aku yakini, itulah yang terbaik menurut-Nya. Pada akhir tahun 2016, Alloh memberikan aku kesempatan belajar di negara tetangga Jerman, negara dengan bendera serupa dengan Indonesia, hanya terbalik warnanya, putih-merah. Salah satu negara di Eropa Tengah yang berbatasan langsung dengan laut Baltik, adalah Polandia. Atas kehendak Allah aku mendapatkan beasiswa penuh di Polandia. Dengan membulatkan tekad, disertai restu orangtua, aku berangkat. Penerima beasiswa diwajibkan mengikuti kursus intensif Bahasa Polandia selama tahun pertama. Selain untuk menimba ilmu aWSAprofesional, sudah aku

Page 84: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

70

niatkan keberangkatanku ke Polandia diiringi dengan semangat menyiarkan islam di benua biru tersebut. Aku membawa bekal buku-buku tahsin, dalam hati ingin mengajar mengaji anak-anak dan mualaf disana.

Kemampuan berkomunikasi dengan Bahasa Polandia meningkatkan rasa percaya diriku untuk bergaul dengan orang lokal, karena Rasulullah SAW berdakwah juga dengan bahasa kaumnya. Aku beradaptasi dengan cepat dalam banyak hal, termasuk dalam memilih makanan halal. Namun ada banyak hal dalam pergaulan bersama teman-teman mahasiswa lain yang bertentangan dengan syariat Islam seperti minum-minuman beralkohol dan campur baur. Akulah satu-satunya mahasiswa asing di kelas, satu-satunya muslim dan sudah barang tentu satu-satunya yang berhijab, membuatku sangat mencolok dan mudah dikenali. Seiring berjalannya waktu, teman-temanku paham bahwa aku tidak bisa ikut mereka ke club, tidak bisa makan dan minum sembarangan, tidak juga bisa bersentuhan dengan lawan jenis.

Kesibukan kuliah membuat para mahasiswa selalu mencari hiburan di akhir pekan, pergi ke club sampai pagi sudah biasa di negara ini. Keterasingan membuatku selalu ingin mencari sumber “hiburan” lain, sudah menjadi rutinitasku setiap Jum’at dan Sabtu meluangkan waktu

Page 85: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

71

untuk pergi ke masjid. Hari Jum’at dilaksanakan shalat Jum’at yang juga terbuka untuk jamaah wanita, dan hari Sabtu adalah jadwal belajar Bahasa Arab juga tahfidz Qur’an. Ada dua masjid besar di Warsawa, kota dimana aku tinggal yang merupakan ibu kota negara Polandia. Keberadaan masjid bagi kaum muslim di negara dengan 92% populasi penduduk penganut Katolik dan kurang dari 0,2% penganut agama Islam1) ini bagaikan oase di padang pasir. Selalu sejuk, menenangkan, dan yang jelas memompa semangat. Muslim di Polandia didominasi oleh pendatang dari negara-negara timur tengah, namun tidak sedikit pula orang lokal yang mendapatkan hidayah keislaman, menjadi mualaf.

Suasana shalat Jum’at di Islamic Center Warsawa

Page 86: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

72

Hidayah Alloh milik siapa saja dan pertolongan Alloh sangatlah dekat. Di setiap kedatanganku ke masjid, seringkali aku sempatkan mengobrol dengan sister-sister (sebutan bagi perempuan lain sesama muslimah) yang aku temui di sana. Mayoritas orang lokal yang aku temui tidak dilahirkan dalam keadaan Islam, mereka kembali kepada Islam setelah dibuat nasrani oleh orang tua yang melahirkan mereka. Selalu menarik dan mengundang haru mengetahui cerita-cerita mereka menemukan hidayah Islam, membuatku merefleksikan diri sekaligus mensyukuri nikmat Islam yang Alloh berikan.

Pada sebuah acara kajian muslimah, aku berkenalan dengan seorang sister, usianya jika boleh aku tebak sekitar 30an. Seperti biasa perkenalan diawali dengan menanyakan nama dan asal negara. Setelah mengetahui bahwa aku berasal dari Indonesia, dia dengan antusias menyebutkan bahwa memiliki teman dekat di Indonesia. Obrolan berlanjut tentang bagaimana dia mengenal dan berteman dengan orang tersebut melalui facebook. Ternyata mereka dipertemukan dalam satu grup facebook yang beranggotakan penggemar musik metal dari seluruh dunia. Entah bagaimana skenario Alloh memilihkan teman Indonesia tersebut untuk sang sister sehingga mereka akhirnya berkomunikasi lebih intensif melalui

Page 87: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

73

fitur chatting pribadi. Dari situlah aku mengetahui bahwa teman facebook tersebut adalah perantara keislamannya, pembuka pintu hidayah seorang perempuan di negeri dengan Islam yang sangat minoritas. Bertahun-tahun dia belajar Islam melalui teman yang bahkan tak pernah sekalipun ditemuinya secara langsung, berdiskusi, mempelajari tata cara sholat dan do’a-do’a melalui video, hingga akhirnya ia mantap bersyahadat kurang lebih sekitar setahun lalu.

Aku tidak hanya sekali bertemu dengannya, seringkali bertemu di masjid. Saat aku memperhatikan cara shalatnya, dia masih lirik-lirik teman di sebelahnya, mungkin masih belum hafal urutan gerakannya. Seusai shalat, aku mengajaknya mengobrol, aku lihat dia mengeluarkan selembar kertas berisi bacaan shalat, masya Alloh bacaan tersebut ditulis dalam tulisan latin, bukan tulisan arab, mungkin dia belum bisa membaca tulisan arab, karena baru beberapa bulan berislam kala itu. Yang lebih membuatku terenyuh adalah cara dia mengucapkan bacaan tersebut masih sangat kaku, lidahnya seperti kelu, ternyata sangat tidak mudah bagi mereka mengucapkan bacaan-bacaan itu, berkali-kali aku harus membenarkannya, berulang-ulang. Disitu hatiku bergetar, mataku perlahan basah, dalam hati memohon ampun

Page 88: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

74

betapa tidak pandai bersyukurnya diriku yang dilahirkan dalam keadaan Islam, diajari mengaji sejak balita dan dibekali pengetahuan agama, bahkan di Indonesia majelis ilmu berjamur dimana-mana memfasilitasi mereka yang haus akan ilmu agama. Bayangkan di Polandia, mereka harus menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer untuk mendatangi kajian, itupun hanya beberapa bulan sekali di adakan.

Dalam kesempatan yang lain, aku kembali bertemu dengannya di masjid, dalam hati bertanya-tanya karena dia membawa serta anak laki-laki berusia 15 tahun. Tanpa perlu aku bertanya, dia memperkenalkan anak tersebut yang ternyata adalah anak kandungnya. Sister yang satu ini adalah pribadi yang riang dan suka bercerita, dari cerita-ceritanya itulah yang membuatku mengetahui perjuangan hidupnya. Ternyata hidup yang ia jalani tidak semudah apa yang dilihat orang, dia bercerai dengan suaminya dan harus menghidupi sendiri anaknya yang semakin hari bertambah dewasa. Selain itu mereka hanya tinggal berdua, tidak ada sanak saudara. Kabar orang tuanya masih hidup atau tidak pun dia tidak tahu, mereka tinggal dimana pun juga tidak tahu. Mungkin karena gaya mendidik anak ala barat yang melepas anaknya setelah usia dewasa.

Page 89: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

75

Perjuangan mempertahankan keislaman baginya juga merupakan tantangan, belum lama dia di berhentikan dari pekerjaannya karena berhijab. Selain itu, pemilik kontrakan tempat dia tinggal juga menolak memperpanjang kontrak karena ia seorang muslimah. Ia harus bersembunyi jika ingin melakukan ibadah shalat. Tidak dapat dipungkiri islamophobia masih ada di negara ini. Dia harus berjuang melewati masa-masa kritisnya, karena harus tetap menghidupi anaknya, juga menyekolahkannya. Hanya anaknya lah satu-satunya keluarga baginya. Di kala tiba musim dingin, bahkan dia tidak memiliki uang untuk membeli pakaian hangat, jangankan membeli pakaian, untuk menyewa kontrakan baru pun ia harus bekerja keras. Padahal suhu di Polandia ketika musim dingin bisa mencapai -20oC.

Memang benar janji Alloh bahwa Dia tidak pernah memberikan beban kepada hamba-Nya diluar kesanggupannya. Sedikit tapi solid, muslimah di Polandia bersatu padu membantu sister ini mulai dari mencarikan pekerjaan, mencarikan kontrakan, dan menggalang sumbangan dalam bentuk uang maupun pakaian agar ia bisa survive. Karena setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, mereka mengamalkannya. Lihatlah, betapa hidayah tak bersekat, hidayah milik siapa siapa

Page 90: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

76

saja yang Alloh kehendaki, bahkan milik penggemar aliran musik metal sekalipun. Alloh, takdir-Nya memang tidak pernah salah, keputusan-Nya selalu tepat. Dia inginkan aku mengambil hikmah, Dia beri aku kesempatan belajar bahasa lokal agar aku lebih dekat dengan saudari-saudariku yang berjuang menyuarakan islam bahkan dalam keterasingan masyarakatnya sendiri. Semoga bersama mereka, aku bisa menjadi muslimah yang lebih tangguh dan bermanfaat.

1) Głowny Urząd Statisticzne. 2018. Życie religijne w Polsce, wyniki Badania spójności społecznej 2018 / Badan Pusat Statistik Polandia. 2018. Kehidupan beragama di Polandia, hasil penelitian kohesi sosial 2018 (sumber asli berbahasa Polandia)

Page 91: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Agama Rahmatan-lil-‘alamiin

-Putri Indah Syukriyah-

Page 92: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

78

Agama Rahmatan-lil-‘alamiin

Ada banyak cara Tuhan membri hidayah kepada MakhlukNYA (P.indah,2019). adalah robert, pemuda bertubuh tegap dengan sebuah backpack

dipunggungnya, tak ketinggalan kamera digital yang selalu ia bawa saat bertualang bergalayut di lehernya. Sore itu, angin segar membawanya sampai ke pulau jawa, cukup jauh dari tempai iya tinggal, yakni Bali. Berdesakan turun dari kapal membuat ia hampir saja kehilangan kendali badan. Lalu perlahan ia sadar bahwa sedari tadi belum sesuap nasipun ia telan. Kemudian senja membawanya berlalu meninggalkan papan bertuliskan selamat datang di pelabuhan ketapang.

Hari sudah mulai malam. Terik matahari sudah mulai digantikan bintang-bintang. Sementara kakinya terus berjalan dan tanpa tujuan. Mungkin ini adalah eksistensi dari seorang backpacker yang selama ini ia maksudkan. Bahwa dengan berjalan kaki mungkin perjalanan dapat lebih berarti. Langkahnya terhenti pada sebuah warung kecil di ujung jalan. Sepi, hanya ada dia, pemilik warung dan seorang bapak-bapak yang memakai baju taqwa berwarna putih. setelah memesan sepiring nasi ayam dan teh hangat. Hatinya tergerak untuk bertanya kepada bapak-bapak disebelahnya. “punten,pak. Apa disekitar sini

Page 93: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

79

ada penginapan atau hotel ? atau homestay juga ndak apa-apa pak.” Tanyanya sopan. “ wah kalau disekitar sini ya ndak ada nak, mau cari apa kamu di Banyuwangi plosok ini. ini bukan sentra jasa, jadi kalau mau cari penginapan ya ndak ada.” Jawab bapak itu.

Sesudah membayar makan, robert berpamitan pada kedua orang tersebut dan meninggalkan warung itu. Suasana malam itu sudah sepi. Ditambah cuaca yang dingin nampaknya membuat warga desa ini enggan keluar rumah. Sayup-sayup terdengar suara motor tua mendekatinya. Dan benar ternyata, motor itu berhenti tepat disamping ia berdiri. “nak! ini dompet dan KTPmu jatuh tadi di warung.” Ternyata itu adalah suara bapak-bapak yang tadi makan diwarung bersamanya. “Astungkara! terimakasih pak, saya tidak tahu kalau tidak ada bapak bagaimana nasib saya”. jawab robert. Iya, robert adalah pemeluk agama hindu. Setelah itu,bapak itu menawari robert untuk menginap ditempatnya. Robert pun setuju dan mengikuti bapak itu.

Sesampainya dirumah sang bapak, robert langsung ditujukan pada kamar kecil di belakang rumah. Batinnya sedikit mengeluh. Kenapa ia ditempatkan di kamar luar rumah ? apakah ini bentuk penghargaan yang pantas bagi tamu ? bukankah agama islam mengajarkan untuk menghormati tamu ?. namun segera ia buang jauh-jauh

Page 94: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

80

fikiran itu. Setidaknya ini lebih baik daripada ia harus tidur dijalanan.

Bapak itu mengantar robert sampai kedepan kamarnya. “ nak robert, bapak minta maaf hanya bisa memberimu tempat dibelakang rumah. Didalam ada anak gadis bapak dan Agama kami melarang yang bukan muhrim untuk tidur satu atap.” Ujar bapak itu. Robert pun mengatakan tidak apa-apa. Stelah kejadian itu ia sadar betapa agama yang dianutbapak ini sangat menjaga kemuliaan wanita.

Keesokan paginya semburat cahaya matahari menyelinap melalui jendela kamarnya. Suara ketukan pinta membuatnya harus terbangun. Sembari tangannya mengucek-ucek mata. Pandangannya dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis yang berdiri tepat didepannya. “ayo makan, sudah ditunggu bapak.” Ujar gadis itu sembari menunduk. Jantung robert perlahan berdegup kencang. Belum pernah ditemuinya gadis secantik dia. Gadis itu juga tertutup tubuhnya dengan balutan gamis dan jlbab yang menawan. Saat dimeja makan, matanya tak kuasa untuk tidak melirik wajah gadis itu. Robert bak seseorang yang menemukan air ditengah padang pasir. Indah nan menyejukkan.

Sebenarnya ia harus meneruskan perjalanannya ke surabaya, ada beberapa rekan yang harus ia temui disana.

Page 95: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

81

Namun adanya adiba membuatnya ingin menginap disini sehari atau dua hari lagi. Siang itu bapak terlihat kurang enak badan, adiba yang seharusnya memimpin pengajian terancam tidak berangkat karena adiba tidak bisa naik sepeda dan bapaklah yang biasanya mengantarnya. Dengan penuh keterpaksaan bapak menyetujui tawaran robert untuk mengantar adiba meskipun adiba sempat menolak karena ia tahu ini akan menimbulkan fitnah bila mereka beboncengan. Namun apa mau dikata, adiba sudah terlanjur janji akan datang menjadi pembicara.

Sepanjang jalan pesawahan yang dilalui adiba merasa ada yang berbeda dari robert. Jantung adiba berdegup kencang. Semilir angin pesawahan membuat adiba hanyut dalam lamunan. Diakui atau tidak, sejak awal bapak membawa pulang robert kerumah. Adiba mengintip dari balik tirai kamarnya. Mata robert yang begitu indah membuat adiba terkesima. Tubuhnya yang tegap dan lesung pipinya yang dalam membuat adiba terpanah. Sampai dititik dimana adiba membayangkan betapa wajah robert akan begitu bersinar tatkala mengambil air wudhu. Namun ia sadar ini hanya sebatas hayalan . adiba harus menelan pil pahit ketika ia menyadari bahwa ia dan robert berbeda keyakinan.

Page 96: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

82

Sesampainya di depan masjid, adiba lalu masuk dan mengikuti kegiatan syukuran itu sedangkan robert menunggu diluar. Tatkala acara itu dibuka dengan pembacaan ayat suci al-qur’an, tubuh robert bergetar. Jelas terdengar suara Q:S Thaha ayat 1-8 menggema ditelinganya. Ia tidak tahu apa ini. suhu udara sedang tidak panas namun keringatnya bercucuran dibarengi dengan air matanya yang menetes. Berlanjut saat adiba menjadi pembicara di majelis itu, adiba menerangkan tentang hukum dan syari’at islam. Namun ada salah satu hadirin yang bertanya mengenai pendapat adiba soal pernikahan beda agama. Adiba menjelaskannya dengan gamblang dan robert mendengarnya dari luar dengan seksama.

Setelah selesainya acara, robert dan adiba pulang menuju rumah. Namun ditengah perjalanan tepatnya di sebuah jembatan robert meminta adiba turun. Sontak saja adiba takut khawatir ia akan dicelakai oleh robert. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Diluar dugaan robert malah menyatakan cintanya pada adiba. Adiba bingung, ia tidak bisa berkata kata. Bahkan jika bapak sampai tahu pasti beliau akan marah. “ adiba, kau tahu bagaimana perasaanku sejak awal kita bertemu. Sampai dititik ini aku sadar bahwa aku tidak hanya jatuh cinta pada parasmu. Lebih dari itu aku jatuh cinta pada caramu

Page 97: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

83

menghamba pada tuhanmu. Aku iri melihatmu adiba, kau bisa bertemu dengan Tuhanmu kapan saja kau mau. Ajari aku islam adiba. Kau adalah perantara tuhan memberiku cahaya.“ Ujar robert sembari berlutut dihadapan adiba. adiba hanya mengangguk pertanda ia mau mengajari robert agamanya.

Bapak pun menyetujuinya. Atas izin Allah SWT robert mengucapkan dua kalimat syahadat dipandu oleh kyai somad. Masjid ramai dipenuhi suasana haru, dengan didoakan oleh semua warga desa yang menyaksikan peristiwa tersebut. Maka resmilah robert menjadi seorang muslim. Beberapa hari kemudian, robert memutuskan untuk pergi ke surabaya menyelesaikan urusannya yang sempat tertunda. Namun sebelum pergi ia meminta izin kepada bapak untuk memperistri adiba. Bapak mengiyakan dengan syarat saat ia kembali ia harus sudah menjalankan rukun islam yang kedua dan ketiga. Yakni sholat dan zakat.

Beberapa bulan kemudian robert kembali. Tapi ia datang bersama keluarganya. Kali ini ia serius ingin memperistri adiba. “bapak harap kamu ingat dengan janji kamu waktu itu” ujar bapak. “mohon maaf pak, robert hanya menjalankan rukun islam yang kedua.” Jawab robert. “apa kau tidak serius ingin menikahi adiba?” bapak menimpali

Page 98: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

84

dengan nada tinggi. “bukan begitu pak, saya bukan tidak ingin berzakat. Tapi saya ingin apabila zakat saya bapak sendiri yang menyalurkan. Saya tahu bapak adalah ‘amil terbaik didesa ini. maka terimalah zakat saya ini pak” jawab robert kembali. Isakan tangis haru bapak terdengar sampai kamar adiba. Lagi-lagi ia hanya bisa mengintip dari balik tirai kamarnya. Bapak segera mengantar robert untuk menunaikan zakat dan memberikan zakat tersebut ke Badan amil zakat nasional terdekat dari desa itu. Dengan demikian, menikahlah adiba dan robert sebagaimana menurut ajaran islam.

Page 99: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Kutitipkan Mimpi di

Sekolah Cendikia Baznas

-Daud Bachtiar-

Page 100: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

86

KUTITIPKAN MIMPI DI SEKOLAH CENDEKIA BAZNAS

“Hanya saya yang beragama Islam di keluarga tadz, yang lain masih belum berIslam” tuturnya dengan wajah malu-malu menundukan kepala, ini adalah kalimat pertama yang membuat saya semakin tertarik menggali kisah kehidupan salah satu murid kelas 8 yang nanti akan saya ceritakan lebih panjang, dimana ketika itu awal saya masuk berkhidmat di Sekolah Cendekia BAZNAS.

Namanya Sariman, seperti santri Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) lainnya yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia, Sariman berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti (Merbau, Rangsang, Tebing Tinggi) tepatnya di Pulau Rangsang pesisir Provinsi Riau. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir dari keluarga yang beragama

Page 101: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

87

Budha, sebagaimana mayoritas penduduk suku Akit yang memeluk agama tersebut. Ayah, Ibu, Kakak, Adik bahkan keluarga besarnya termasuk Kakek dan Nenekpun merupakan non-Islam. Sebuah takdir Allah yang sangat mengagumkan menitipkan Sariman kecil dikeluarga yang berbeda dengan Agama yang Ia pilih. Dan alhamdulillah Qadarullah Sariman dibesarkan oleh Ibu dan bapak dari suku Akit yang sangat memegang adat istiadat terkait pilihan Agama yang akan dipilih oleh anaknya.

Suku Akit memang memiliki tradisi menarik, semua anak-anak disana tidak dipaksakan mengikuti agama orang tua, semua diberikan pilihan menentukan Agama yang akan dianut anak tersebut, maka tidak heran banyak Da’i yang dikirim berdakwah disana melalui Lembaga Zakat atau Lembaga keIslaman lainnya bertujuan mengajak anak-anak suku Akit menjadi Mualaf meskipun berbeda Agama dengan Orang tua mereka.

Termasuk bapak Surya dan ibu Yatiman yang tidak memaksakan Sariman memeluk agama Budha, mereka berdua yang sehari-hari berkerja sebagai buruh pabrik sagu dan Ibu rumah Tangga memberikan pilihan kepada Sariman untuk memilih agama nantinya. “memang begitu kebanyakan orang tua di suku Akit, tidak memaksakan Agama pada anaknya” ceritanya.

Page 102: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

88

Sedari lahir tidak beragama membuat Sariman kecil penasaran dengan Agama yang akan dia anut nantinya, sangat luarbiasa bagi anak seusianya. bayangkan saja dari kelas 5 SD untuk memuaskan penasarannya dia sudah ikut-ikutan belajar mengaji kepada salah satu ustadz dari salah satu lembaga ZIS yang dikirim disana. Dari jalan inilah Sariman mulai mendapatkan ketenangan dan keyakinan bahwa agama Islam nantinya yang akan dia pilih.

“Islam bukan hanya memperbanyak umat tadz, tapi ngajarin umatnya terus menerus. Kalo agama lain disana engga tadz, jika sudah masuk agama yasudah masuk saja tidak dikasih tau tentang ajarannya dengan terus menerus, hanya sesekali saja beda jauh dengan Islam yang terus menerus ngajarin umatnya, dan ibadahnya juga setiap hari lagi” ujar sariman panjang lebar ketika menceritakan alasannya masuk Islam. Pemikiran seperti ini tidak mengherankan keluar dari anak sekecil Ia, karena dari kelas 5 SD tersebut Ia sering membaca literasi keIslaman di sekolahnya. “kisah tentang Nabi-Nabi dan tentang Islam lainnya yang saya sering baca di perpustakaan sekolah SDN 20 Tebun” jelasnya.

Kesadaran akan kebenaran Islam yang dimulai kelas 5 SD tersebut terus menerus tertanam dalam dirinya, sejak saat itu pula Ia lebih sering menginap di masjid dusun

Page 103: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

89

dibandingkan di rumahnya sendiri dan jikapun Ia tidur di rumah sendiri, Ibunya sering membangunkan dan mengingatkannya untuk ke masjid belajar Islam meskipun Ibunya bukan Muslim. Itu yang selalu disyukuri juga oleh Sariman karena Ibunya yang mendukung untuk dia menjadi mualaf.

“saya juga pernah mimpi diselamatkan oleh orang berpakaian serba putih tadz” kata sariman. Dalam masa mengenal Islam, Ia pernah bermimpi dikejar-kejar seekor anjing hitam dan ketika itu diselamatkan oleh Seorang laki-laki yang berpakaian jubah dan udeng putih. Dengan muka polosnya Ia bercerita kalau di TV sering lihat Ustadz-Ustadz Ceramah berpakaian seperti itu, dengan mimpi itulah Ia merasa semakin mantap dan yakin bahwa Islam yang akan menyelamatkan hidupnya dan keluarganya.

Jalan menuju Islamnya Ia alhamdulillah terwujud di kelas 6 SD akhir, dihadapan Ustadz Ahmad Fauzi yang selalu membimbingnya, dan dengan bantuan beliaulah Sariman didaftarkan dan mengikuti serangkaian proses masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Cendekia BAZNAS yang berada di Kab. Bogor yang merupakan sekolah Gratis 100% untuk santri dhuafa.

Page 104: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

90

Sekarang di tahun 2019 ini Ia duduk dikelas 8 SMP dengan berhasil menghafal al-Quran 2 juz dan 25 hadits pilihan yang menjadi program Sekolah Cendekia BAZNAS, hal ini sangat disyukurinya karena ketika awal masuk SCB Ia belum bisa membaca AL-Quran sama sekali, selain itu Ia menambahkan bahwa sangat menyukai panahan dan bela diri Silat yang diadakan di sekolah tersebut.

Sariman sangat bersemangat dalam belajar, semangat ini tidak lain karena cita-citanya yang sangat mulia, selain ingin mengIslamkan keluarganya dengan cara yang baik dan dengan ilmu yang banyak, Ia juga ingin menjadi seorang Guru. “di Dusun saya baru ada sekolah sekarang-sekarang tadz, tapi gurunya ga ada orang asli dusun, semuanya diluar dusun saya. Saya ingin menjadi guru yang asli dari dusun tersebut tadz” katanya mantap dengan tatapan tajam. Memang di SCB Ia terkenal dengan anak yang rajin belajar, meskipun nilai-nilai pelajarannya cenderung sama dengan rata-rata anak yang lain, namun itu tidak pernah merendahkan semangatnya dalam belajar.

Ia pernah berjanji bersama teman-temannya sesama mualaf di suku Akit untuk meraih ilmu sebanyak mungkin untuk nanti membangun dusun sendiri.

Page 105: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

91

Mimpinya yang luhur tengah Ia usahakan sekarang, nantinnya setelah lulus SMP Cendekia BAZNAS Ia berharap akan ada SMA Cendekia BAZNAS dan bisa terus meneruskan pendidikannya di Jawa sehingga dua cita-cita mulia yang Ia miliki dapat tercapai.

Page 106: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Perjuangan Fransiskus Memilih

Mualaf Saat Ayahnya Murtad-Suriyati-

Page 107: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

93

Perjuangan Fransiskus Memilih Mualaf Saat Ayahnya Murtad

Oleh: Suriyati

dan di pangkuanMu, dia kembali rebah dan pasrah, masih dalam degup yang sama, seperti tahun-tahun

sebelumnya, akalnya terus bertanya-tanya, kemana larinya tenang,

perginya damai, hilangnya kebahagiaanhingga ia temukan, gigilnya Kauhangatkan

Seorang remaja laki-laki berkulit hitam manis mengetuk pintu. Setelah memberi salam ia masuk sambil menunduk takzim melewati seorang pengajar

di ruang kelas. Tindakan sopannya sangat menyentuh hati, apalagi di tengah zaman dimana akhlak baik kian terkikis. Hormatnya pada sang pengajar membuat siapapun akan tersentuh. Remaja tersebut ialah Fransiskus. Seorang siswa kelas 12 IPA di SMA Negeri 1 Salo. Sore itu, ia baru saja selesai mengerjakan sholat ashar di sela-sela mengikuti kelas pelajaran tambahan persiapan ujian nasional.

Sebagai seorang muslim. Sholat memiliki kedudukan yang sangat agung. Banyak keutaman dalam sholat, diantaranya; Sholat ialah kewajiban paling utama setelah

Page 108: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

94

mengucapkan kalimah syahadat dan merupakan rukun Islam, sholat merupakan pembeda antara muslim dan kafir, sholat ialah tiang agama dan agama seseorang tidak akan tegak kecuali dengan menegakkan sholat, amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat, dan shalat merupakan penjaga darah dan harta seseorang.1

“Sholat itu hal yang paling membahagiakan. Saya sangat senang ketika mendengar suara adzan. Apapun kondisinya, saya akan terus bergegas ke masjid untuk melakukannya. Sulit dijelaskan perasaanya, tapi setiap kali saya selesai mendirikan sholat lalu berdoa, maka saya akan menangis. Lalu setelah itu saya menjadi sangat bahagia. Pikiran saya tenang, dan segala permasalahan saya seperti memiliki jalan keluar yang sebelumnya sulit saya temukan,” ujar Fransiskus saat berbagi cerita mengapa dirinya memilih minta izin untuk sholat lebih dulu daripada melanjutkan pelajaran, padahal teman-teman yang lainnya malah memilih melakukan hal sebaliknya.

1Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, Al Maktabah At Taufiqiyah

Page 109: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

95

Sebelum mengucap kalimat syahadat, dua hari yang lalu, Fransiskus adalah seseorang anak dari keluarga kristen yang taat. Ayah dan ibu tirinya merupakan salah satu pengurus gereja. Namun sejak 2 tahun belakangan, tepatnya setelah duduk di bangku SMA, pikirannya mulai terganggu dengan banyak pertanyaan. Sebagai anak yang cerdas dan juga kritis. Dirinya di sesaki dengan rasa ingin tahu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari jawaban dari rasa ingin tahunya.

“Saya mencari tahu pertanyaan tentang Tuhan. Entah kenapa sebelum-sebelumnya saya masih tidak menenemukan jawabannya yang memuaskan hati dan membuat saya tidak bertanya-tanya lagi. Sampai akhirnya saya membuka youtube dan mengetikkan kegelisahan saya disana. Dipencarian teratas muncul sebuah perdebatan antara seorang ilmuan muslim, Dr. Zakir Naik dengan seorang pastor. Perdebatan yang sangat menarik dan membuat saya semakin penasaran, hingga saya menonton semua videonya di youtube, membeli buku-bukunya dan juga dvdnya. Lalu dari sana saya mulai banyak belajar tentang Islam,” ujar remaja ini.

Hidayah Allah SWT menghampiri setelah ia mempelajari banyak hal tentang Islam. Sampai akhirnya ia memantapkan diri dan menguatkan niat untuk berpindah

Page 110: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

96

agama. Dua kalimah syahadat diikrarkannya di Islamic Center Bangkinang. Disaksikan oleh guru-gurunya dan juga teman-temannnya.

“Setelah mengenal Dr.Zakir Naik, keingintahuan saya terhadap Islam semakin kuat. Saya bertanya-tanya tentang apa itu Islam, apa yang dilakukan orang Islam, dan apa keisitimewan Islam hingga dimana-mana saya melihat bahwa orang Islam lebih banyak dari pada pemeluk agama lainnya di dunia ini,” akunya.

Perjalananya menjadi seorang muslim tidaklah mudah. Ia mendaptkan pertentangan dari keluarganya. Ayahnya sempat memukuli. Bahkan Ibu tirinya tega mengusir dirinya dengan kasar dari rumah dengan ancaman tidak boleh kembali jika tidak ingin kembali ke agama keluarganya. Ia yang sudah mantap dengan Islam memilih untuk tidak pulang, melalui teman sekolahnya, ia dipertemukan dengan seorang pengurus masjid yang sudi menerimanya untuk memberikan tempat tinggal dan juga menyediakan segala keperluan.

Fransiskus bercerita tentang keluarganya, ia dtinggal Ibunya saat masih duduk di bangkus SD. Sepanjang ingatan masa kecilnya, Ibu kandungnya adalah seorang muslimah yang taat. Ayahnya memang berasal dari keluarga kristen,

Page 111: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

97

namun saat akan menikahi Ibunya, ayahnya sudah melafazkan syahadat dan memantapkan hati memeluk agama Islam. Bahkan sewaktu kecil ia sempat diajarkan sholat, mengaji dan juga banyak doa sehari-hari. Namun entah masalah apa yang pada akhirnya membuat kedua orang tuanya bercerai. Ibunya memilih pergi, dan ayahnya menikah lagi dengan perempuan kristen. Tak disangka, ayahnya kembali kepada agamanya yang semula. Didikan tentang Islam pun berhenti, berganti dengan ibadah-ibadah kristen yang harus ia jalani. Menjadi seorang kristen yang taat sudah dituntut oleh ayah dan ibu tirinya sejak dini. Hal itu pula yang membuatnya melupakan Islam sedikit demi sedikit.

“Saya tidak akan kembali kepada ayah saya, kecuali dia yang kembali memeluk agama Islam. Bahkan setelah lulus SMA nanti, saya akan menemukan ibu kandung saya dimanapun ia berada. Saya yakin Allah akan memberikan petunjuknya,” tuturnya.

Remaja belasan itu tak dapat menahan pilunya. Matanya berkaca-kaca meski bibirnya berusaha mengulas senyum ketabahan. Pahitnya perjalanan hidup menjadikannya lebih kuat.

“Sebelumnya saya ragu untuk memeluk Islam. Namun

Page 112: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

98

setelah kalimah syahadat terucap, saya merasakan banyak sekali kenikmatan Tuhan. Saya sangat bersyukur untuk semua rasa tenang dan kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan,” ujarnya.

Menurut Fransiskus, setelah memeluk Islam dan memilih jalan kebenaran membuatnya dikelilingi dengan orang-orang baik yang terus menguatkannya setiap hari. Bahkan ia teramat berterima kasih kepada banyak pihak yang sudah menyambutnya dalam pelukan hangat sebagai saudara sesama muslim.

“Satu hari setelah saya menjadi mualaf, teman-teman satu sekolah turut mendoakan, mereka membawakan saya banyak sekali hadiah, ada Al-Quran, sajadah, kain sarung, baju muslim dan perlengkapan ibadah dan juga kebutuhan sehari-hari lainnya. Sebagai anak yang dibuang, saya sangat terbantu dengan semua yang dilakukan oleh teman-teman. Saya juga sangat berterima kasih kepada Ibu Merry, Wakil Kepala sekolah yang memberikan saya hadiah beasiswa pembebasan biaya sekolah dan biaya untuk melanjutkan pendidikan.”

Fransiskus berulang-ulang mengucap kalimat syukur. Bahkan ia sudah berkali-kali mengusap air matanya yang tak dapat ditahan. Sebelum mengakhiri kisahanya, ia

Page 113: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

99

mengingat-ingat satu kutipan ayat Al-Qur’an yang selalu membuatnya tak pernah berhenti bersyukur.

“Sungguh nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang hendak kamu dustakan?”

(Setelah menjadi mualaf ia dikelilingi orang-orang baik yang selalu menguatkannya)

Page 114: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Herlina Agustina: Goresan Tinta

Hijrahku

-Sakinah Fillah-

Page 115: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

101

HERLINA AGUSTINA: GORESAN TINTA HIJRAHKU

Tiada hari tanpa pergi berdakwah. Pergi ke berbagai majelis ta’lim dan pengajian untuk mengajar. Wajah yang penuh lelah, keringat yang menetes dan jam

tidur yang sedikit tidak membuatnya patah semangat untuk terus menebar kebaikan dengan segudang aktivitasnya. Bahkan kesibukannya melebihi jam kerja seorang karyawan. Itulah aktivitas sehari-hari yang di lakukan Herlina, 47 tahun. Seorang ibu rumah tangga di kawasan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok. Herlina lahir di tengah-tengah keluarga non muslim di Papua. Ibu nya berdarah Jawa-Belanda dan ayahnya Papua- Australi. Herlina adalah anak ke 4 dari 7 bersaudara. Ia

Page 116: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

102

memutuskan menjadi seorang mualaf di usianya yang masih sangat muda. Tentu saja jalan yang ia lewati tidakah mudah. Semua itu ia mulai pada saat duduk di bangku sekolah dasar.

Masa kecil adalah masa dimana seseorang tidak punya beban di dalam hidupnya. Menari-nari, merentangkan tangan, dan tertawa lepas. Tahun 1983, Herlina duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya di SDN Coblong 05 di kawasan Dago, Bandung. Sejak SD, Herlina ikut dengan Nenek tirinya yang muslim di Jl. Ir.H juanda No.211, Bandung dan bersekolah disana. Ibu nya tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan harus bekerja disana, sedangkan ayahnya harus menetap di Papua. Layaknya anak seusianya, kegiatan Herlina saat itu hanyalah belajar kemudian bermain sepulang sekolah bersama teman-teman sebayanya. Permainan yang biasa ia mainkan adalah bola voli, bola bekel, karet, petak umpat dan lainnya. Waktu bermain habis ketika azan maghrib berkumandang. Teman-temannya pulang ke rumah mereka masing-masing karena harus bersiap-siap untuk sholat dan mengaji di mushola. Berbeda dengan dirinya yang saat itu menganut agama kristen protestan, mengikuti kedua orang tuanya. Karena Herlina penasaran, ia pun pergi ke Musolah dan mengintip dari jendela aktivitas sholat dan

Page 117: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

103

mengaji teman-temannya. Musolah Nurul Amal yang berada di dekat rumah neneknya selalu menjadi tempat aktivitas sholat dan mengaji teman-teman sebayanya yang muslim. Herlina sangat senang melihat anak-anak yang sedang sholat dan mengaji, melihat mereka membuat hatinya menjadi tenang, melihat gerakan sholat dan mendengar lantunan ayat Al-qur’an membuat hatinya bergetar. Karena terlanjur senang melihatnya, ia pun mengintip dari jendela Mushola setiap hari. Sampai pada suatu hari, Herlina di tegur seorang ustadz di musolah tersebut, Ustadz Dani namanya. Ustadz Dani adalah guru mengaji sekaligus DKM Mushola Nurul Amal. Ustadz itu bertanya dengan lembut pada Herlina yang saat itu sedang mengintip dari pintu mushola,

”Kamu kenapa setiap hari berdiri di pintu liat temen-temen kamu? Ayo masuk saja”. Kemudian Herlina masuk dan duduk,” Saya senang melihat teman-teman mengaji”, jawab Herlina. Ustadz Dani mengangguk paham kemudian bertanyalagi, “Kamu mau masuk Islam?” Pada saat itulah Allah SWT memberikan hidayah kepada hambaNya dan tanpa keraguan sedikitpun Herlina langsung menjawab, “Saya mau masuk Islam” sambil menganggukan kepalanya sebagai sebuah jawaban singkat dan polos yang akan merubah hidupnya.

Page 118: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

104

Saat itu ustadz Dani tidak menunda waktu, ia memanggil 2 orang pengurus Mushola untuk menjadi saksi ketika pengucapan syahadat. Ustadz Dani membalutkan sebuah sorban ke tangannya kemudian membimbing Herlina mengucapkan 2 kalimat syahadat. Arsy Allah bergetar ketika dua kalimat syahadat diucapkan. Setelah selesai, Herlina diajarkan salat dan membaca Iqra. Kebetulan saat itu sedang dilaksanakan sholat maghrib. Sepulangnya dari mushola, Herlina diberikan sebuah mukena, sajadah dan Iqra. Ia pulang kerumah neneknya dengan hati yang gembira. Setibanya dirumah, Herlina langsung menceritakan dirinya telah menjadi mualaf kepada neneknya. Neneknya tidak banyak berkomentar dan membiarkan Herlina untuk pergi mengaji di Musolah dengan teman-temannya. Selain mengaji di musolah, Herlina juga rutin mengikuti kajian di Masjid Salman Bandung. Ia sangat senang dengan materi kajian yang diadakan di Masjid tersebut. .Orang Tua Herlina di Jakarta pun tau akan keputusannya untuk menjadi seorang mualaf, tetapi mereka tidak berkomentar apapun.

Setiap harinya Herlina pergi mengaji dengan teman-temannya. Semenjak menjadi mualaf, Herlina sudah tertarik memakai jilbab. Uang jajan yang hanya senilai Rp50 ia kumpulkan demi membeli sebuah bahan untuk

Page 119: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

105

membuat jilbab. Baginya, seorang wanita muslimah wajib memakai jilbab sesuai perintah Allah SWT yang ia pelajari dalam Al-Qur’an. Herlina hanya mengenakan jilbab saat mengaji dan bermain saja, di sekolah ia tidak bisa mengenakan jilbab karena belum ada peraturan yang mengatur murid-muridnya memakai jilbab. Berbeda dengan teman-temannya, dalam waktu kurang dari 3 bulan semenjak ia menjadi seorang mualaf, Herlina sudah pandai membaca Al-Qur’an dan berhasil menghafalkan beberapa ayat al-qur’an dan hadits. Itu membuktikan betapa seriusnya ia ingin mendalami ajaran Islam. Herlina adalah seorang murid SD yang pintar dan berprestasi. Herlina sangat suka membaca buku, ia senang sekali membaca buku-buku islam yang diberikan teman-teman dan guru mengajinya. Hari demi hari ia jalani dengan baik hingga tibalah saatnya ia lulus SD. Dimulailah lika liku perjalanan Herlina menjadi mualaf.

Setelah lulus SD, Herlina pulang kerumah orang tua nya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Herlina hendak melanjutkan pendidikannya ke SMP. Karena prestasinya yang baik, Herlina berhasil masuk ke salah satu SMP PGRI terbaik di Jakarta dan mendapatkan beasiswa dari sekolah tersebut. Saat pulang ke Jakarta, barulah orang tuanya terlihat tidak suka dengan keputusannya menjadi mualaf.

Page 120: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

106

Orang tua nya malu dan khawatir orang gereja akan tahu bahwa salah satu anaknya ada yang menjadi mualaf karena Herlina pulang dengan memakai jilbab. Orang tua nya berharap anaknya mau kembali mengukuti keyakinan mereka. Karena Herlina rajin membaca buku-buku islam dan mengikuti pengajian, membuat dirinya semakin yakin tidak mau meninggalkan Islam.

Ketika ia kelas 3 SMP, terjadilah puncak keributan di dalam keluarganya. Karena keputusannya yang tidak mau meninggalkan Islam, orang tuanya mendatangkan seorang pendeta dari gereja untuk membuatnya meninggalkan Islam dengan menempuh jalur hukum. Orang tuanya beranggapan Herlina masih dibawah umur dan tidak bisa memutuskan semuanya secara sepihak.

Herlina pun bersedia menempuh jalur hukum dengan usianya yang terbilang masih muda. Ia dibantu oleh temannya yang bersedia mempertemukannya dengan sebuah lembaga yang akan membantunya mengeluarkan sertifikat syahadat dan bersedia mendampinginya jika orang tuanya tetap ingin membawa masalah ini ke jalur hukum. Akan tetapi hal tersebut tidak diteruskan oleh orang tuanya melihat kegigihan dan keseriusannya terhadap Islam. Masalah demi masalah datang bertubi-tubi, Herlina berkeyakinan bahwa Allah SWT akan

Page 121: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

107

menolong dirinya saat tidak ada keluarga yang menerima ia menjadi mualaf. Keyakinan itulah yang membuatnya kuat dan bisa berdiri sampai saat ini. Keyakinannya kepada Allah SWT membuat ia semakin mencintai Islam.

Masalah tersebut tidak berhenti disitu saja, salah satu kakak laki-lakinya sangat menentang keputusannya, sehingga terjadilah kekerasan dalam keluarganya. Herlina diancam, seluruh baju panjang, jilbab dan buku-buku tentang islamnya dibuang. Karena suasananya yang semakin genting, Ia pun menyelamatkan diri dan lari sepanjang rel kereta Pasar Minggu ke arah Pasar menuju rumah temannya. Dia ketakutan dan tidak berani pulang, kemudian ia memutuskan bermalam dirumah temannya dari satu tempat ke tempat lainnya. Selama satu minggu penuh Herlina tidak pulang kerumah dan tidak bersekolah. Hal tersebut membuat Herlina tidak dapat ikut ujian sekolah, dan merelakan dirinya mendapatkan rapor merah.

Satu minggu telah berlalu, Herlina memutuskan kembali ke rumah dibantu oleh RT setempat dengan membuat sebuah perjanjian dengan keluarganya agar tidak terjadi sebuah kekerasan lagi. Beruntungnya ia dapat mengikuti Ujian Nasional dan mendapatkan nilai yang terbaik sehingga ia diterima di salah satu SMA

Page 122: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

108

favorit di Jakarta dengan jalur beasiswa. Karena Herlina bertekad ingin terus menggunakan jilbab, ia memutuskan bersekolah di MAN daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Ketika aliyah, Herlina berjualan gorengan dan lontong di kelas, uang hasil penjualannya ia gunakan untuk membayar bayaran sekolah dan membeli buku. Herlina bertekad ingin tetap sekolah walaupun dengan biaya sendiri. Herlina tidak memiliki modal yang banyak, setiap harinya ia hanya berjualan sekitar 15 sampai 20 buah gorengan saja, Herlina memasaknya sebelum ia pergi ke sekolah setiap subuh, per hari nya ia hanya mendapatkan penghasilan sebesar Rp2.000 sampai Rp5.000 saja, dengan harga satuan Rp100. Ia berjualan sampai dirinya kelas 2 aliyah. Ia menjajakan jajanannya ketika waktu istirahat tiba. Hingga seuatu hari datanglah sebuah masalah baru. Saat itu Herlina dipanggil ke ruang guru. Ia berjalan dengan rasa khawatir, mengetuk pintu dan mengucap salam, “Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumussalam,” jawab gurunya sambil mempersilakan Herlina masuk.

“Ada apa ya, bu?” tanya Herlina.

“Kamu jualan di kelas, Nak?” tanya guru Herlina sembari menatapnya. Herlina terlihat kebingungan atas

Page 123: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

109

pertanyaan gurunya, dia pun menjawab “iya bu, benar.”

“Maaf sebelumnya, tapi kamu dilarang untuk berjualan di kelas…” ucap guru itu tegas, “kalau kamu masih mau tetap berdagang, kamu harus menitipkan dagangan kamu di koperasi.”

Herlina terkejut dengan kenyataan yang ia hadapi saat ini, dia dilarang berjualan di sekolah oleh koperasi sekolah karena dianggap menyaingi hasil jualan di koperasi. Herlina hanya boleh berjualan jika dagangannya diletakkan di koperasi sekolah dan keuntungannya dibagi dua. Betapa sedih hatinya. Setelah keluar dari ruang guru ia menangis sepanjang hari karena bingung dengan apa ia harus membayar biaya sekolah dan membeli buku sedangkan keuntungan yang ia dapatkan dari berdagang sangatlah sedikit. Di setiap tangisannya, Herlina terus memohon pertolongan Allah SWT. Beruntungnya, Herlina adalah murid yang berprestasi, ia mengikuti berbagai lomba cerdas cermat mewakili sekolahnya dan menjadi juara sehingga ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya.

Sampai suatu ketika saat Herlina kelas 3 aliyah, Herlina dipercaya mengikuti sebuah lomba besar. Ia mewakili sekolahnya untuk mengukuti olimpiade se MAN daerah Jakarta Selatan. Akan tetapi, Herlina gagal mendapatkan

Page 124: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

110

juara. Saat itu, ia memang kurang belajar karena terus mendapatkan ketegangan dirumah setiap ia pulang sekolah sehingga ia tidak bisa berkonsentrasi belajar.

Lulus aliyah, terulang kembali peristiwa yang dulu terjadi di dalam keluarganya. Ketika bulan Ramadhan, setiap subuh, Herlina selalu mengikuti kajian-kajian islam di Jakarta Selatan. Ketika dalam perjalanan pulang, sesampainya dirumah, ia di ancam kembali agar mau meninggalkan Islam dan kembali dengan keyakinannya yang dulu. Suasanan semakin memanas saat Herlina tetap pada pendiriannya untuk tidak meninggalkan Islam. Kemudian Herlina menyelamatkan diri, ia berlari lagi sepanjang rel kereta menemui temannya dan tidak berani untuk pulang. Herlina memang selalu mengenakan baju panjang saat ia tidur, agar jika terjadi sesuatu ia dapat segera menyelamatkan diri keluar rumah. Setiap malam ia tidak pernah mendapatkan tidur yang nyenyak karena dihantui rasa khawatir. Hari-harinya ia lalui dengan penuh ketegangan. Setelah ia menemui salah satu temannya untuk berteduh, Ibunya memintanya untuk pulang karena khawatir. Walaupun berbeda keyakinan dengan anaknya, seorang ibu tetaplah seorang ibu yang hatinya lembut. Ibunya tetap khawatir akan keselamatan anaknya itu. Ibunya pergi mencari Herlina kerumah teman-

Page 125: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

111

temannya dan memintanya untuk pulang dengan janji akan mengawasi kakaknya agar tidak terjadi masalah lagi. Kemudian Herlina setuju untuk kembali kerumah atas permintaan ibunya walaupun tidak bisa akur dengan saudaranya.

Setelah Herlina lulus Aliyyah, ia bertekad untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi islam di Jakarta. Seperti kegiatannya dari kecil, ia selalu senang mengikuti berbagai macam kajian islam. Setelah menjadi mualaf, dari ia SMP, Herlina sudah mengajar ngaji tetangga dan kakak kelasnya di sekolah, dari mulai anak-anak sampai orang dewasa. Karena usianya yang semakin dewasa, herlina mendapat masukan dari salah satu ustadznya untuk segera menikah agar ia mempunyai muhrim yang bisa menjaganya jika terjadi masalah dalam keluarganya lagi. Sebelum usianya 20 tahun, Herlina akhirnya menikah. Setelah menikah, perlahan keluarganya sudah mulai dapat menerima keputusannya menjadi seorang mualaf.

Saat ini Herlina memiliki 7 orang anak . Sejak dulu, Herlina memang berharap mempunyai keturunan yang banyak karena tidak punya nasab yang seagama. Allah mengabulkan segala doa-doa nya. Perjuangan panjang nan melelahkan yang ia lalui selama ini membuat dirinya semakin yakin akan pertolongan Allah SWT. Sehingga

Page 126: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

112

ia dapat berdiri kuat melaluinya dengan sabar dan ikhlas. Sampai saat ini, Herlina tetap aktif mengajar di berbagai majelis ta’lim, menjadi pembicara di berbagai acara, mengikuti sebuah organisasi kewanitaan agar memberdayakan banyak kaum wanita dan mengikuti berbagai macam kegiatan lainnya. Perjuangannya menjadi mualaf, keteguhannya memilih Islam sangat menginspirasi kita semua.

Page 127: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Pesona Dakwah Negeriku-Afzico Muhammad Chandra-

Page 128: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

114

Pesona Dakwah Negeriku

Angin menerpa tangan yang sedang meraba oksigen saat perjalanan menuju masjid. Aku seolah-olah tidak ingin melewatkan tiap detik pahala yang

mengucur deras saat i’tikaf 1 nanti. Kutinggalkan rumah tempat merebahkan badan disaat lelah, demi segenggam berkah agar bulan ini tak hilang tuah. Malam syahdu dipenuhi rimbunan malaikat, yakni sepuluh malam terakhir dibulan nan suci, Ramadhan. Malam dimana Rasulullah, sang teladan hidup kita mengencangkan sarungnya. Yang berarti ‘ancang-ancang’ untuk memperbanyak ibadah, atau seperti mempercepat tunggangan menuju finish (ampunan Allah Swt.). Sepuluh malam yang diibaratkan membawa 10 kunci untuk membuka sebuah tempat berisi permata.

Aku pergi melaju dengan kecepatan diatas empat puluh kilometer perjam-nya, ke salah satu masjid berbentuk kubus berwarna putih di kota kelahiranku. Masjid itu dikelilingi pasir kuning bagai berada dalam nuansa timur tengah. Tidak banyak pohon, lebih banyak kedai berjejeran menjual hasil pepohonan seperti kurma, bidara, dan

1 Bermalam didalam masjid sambil beribadah

Page 129: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

115

lainnya. Sambil membaca shalawat, akhirnya sampai juga. Kulepaskan sendal, melayangkan kaki menuju masjid sambil membaca “Allahummaf tahli abwaba rahmatik” 2. Udara-udara didalam masjid seperti senang dengan kedatanganku, aku merasa senyawa didalam udara masjid adalah senyawa kenikmatan iman, kerinduan dengan Yang Maha Memberi Rasa Aman. Maghrib di Masjid ini sungguh membuat takjub, suara lantunan membaca Alquran seperti dengungan riuh gemuruh lebah. Setelah mengambil air wudhu, aku berjalan melintas di shaf paling belakang. Aku melihat sosok yang asing dipandang, ada orang Tiongkok dengan rambut hitam panjangnya yang basah menjadi tokoh utama pandanganku malam ini.

Ia sedang sendiri, seperti bingung tidak tau ingin berbuat apa. Mengenakan baju batik berwarna pink dan sarung berwarna kuning keemasan. Tanpa sengaja, ia juga tiba-tiba menatapku. Spontan, pandangan kami bertemu. Orang-orang biasanya saling melempar senyum saat berada di masjid, entah kenal maupun tidak. Namun aku yang canggung terbawa suasana, tak berani menghaturkan senyum lingkar-ku kepada paman Tiongkok tersebut.

Seiring berjalannya waktu, aktivitasku hanyalah merampungkan bacaan Alquran, melantunkannya dengan

2 Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu

Page 130: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

116

suara burukku. Memang buruk, namun diluar dugaan, dengan suara ini aku pernah memenangkan juara dua walau hanya saat khatam MDA3. Aku mengakuinya buruk, karena saat menyanyi didepan kelas, ketika pelajaran bahasa Inggris, suaraku diketawain oleh satu kelas. Haha itu adalah salah satu pengalaman SMA yang kurang berfaedah, bisa-bisanya Miss Dinda itu memberi tugas untuk bernyanyi, memangnya tidak ada tugas lain apa. Setelah berjam-jam didalam masjid, tak kusadari jarak aku dengan paman Tiongkok itu ternyata berdekatan.

Akhirnya dengan keberanian dan rasa penasaranku, kuambil langkah untuk berkenalan dengannya.

“Assalamu’alaikum om4..”

“Wa’alaikumussalam..”

“Om baru ya disini?”

“Iya, Om berniat ingin bermalam disini di malam-malam terakhir Ramadhan, namun tak disangka bisa seramai ini”

“Oh seperti itu, iya benar om.. bahkan semakin hari, semakin ramai, bahkan mengantri dahulu baru dapat giliran untuk bisa berwudhu.”3 Madrasah Diniyah Awaliyah (sekolah dasar Islam) 4Paman

Page 131: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

117

“Sungguh hebat masjid ini sehingga dapat menampung banyak orang..”

“Iya om, Rumah Allah memang tempat menampung hamba-Nya yang sedang merindukan-Nya”

Setelah berbincang cukup lama, kami berkenalan, dan aku pun mulai menyinggung, apakah dia seorang muallaf 5 atau tidak. Rasa penasaranku mulai mendidihkan kepala,

“Maaf om, jika boleh tau, apakah om seorang muallaf ?”

“Iya dek, om sudah menjadi muallaf dalam beberapa tahun ini, yang dipicu pertama kali saat ada aksi besar-besaran di Jakarta. Sejak saat itu, mulai penasaran dengan agama Islam. Om mulai mencari berbagai informasi, melalui banyak bacaan di internet, juga dari beberapa ceramah di Youtube”

“Apalagi Ustadz Abdul Somad, om nge-fans sekali, om pindah ke Islam karena beliau. Seberapapun orang yang tidak suka dengan beliau atau malah membencinya, beliau tetap menjadi idola om!!”

Sesaat hatiku bergetar hebat, begitu besarnya peranan beliau, tanpa beliau sadari, banyak yang terkagum-kagum bahkan berubah karena sosoknya, karena ilmunya. Pribadi

5 Orang yang baru saja masuk kedalam agama Islam

Page 132: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

118

yang tegas penyampaiannya, tawadhu’ hatinya, sehingga dicintai banyak kalangan, termasuk paman Tiongkok ini.

Beberapa temanku yang asalnya dari Malaysia, yang kini menjajaki bangku perkuliahan UIN Suska Riau juga didasari keinginan kuatnya bertemu Ustadz Abdul Somad. Aku mengetahuinya dari senior saat mengumumkan kekagumannya dalam kegiatan ospek kampus, seniorku juga sampai merinding mendengar jawaban anak Malaysia tersebut. Aku pun memang mengakui da’i6 lulusan Al-Azhar7 itu sebagai pencerah umat, wajahnya yang membawa adem bagi siapa yang meliriknya. Memang setelah kejadian saat penistaan berakibat bersatunya umat (Islam), juga membuat hatiku bergetar melihat sebagai tanda Kebesaran dan Keagungan Allah. Namun yang membuat lebih getar lagi, segitu hebatnya Ustadz Lc, M.A itu hingga paman Tiongkok ini pindah agama dari agama sebelumnya. Kejadian langka dalam hidupku yang dapat menyaksikan langsung dan dapat berdialog dengannya.

“Sebenarnya istriku adalah seorang muslimah” lanjut paman Tiongkok.

“Wah! Benarkah? Berarti om menikah beda agama?” tanyaku heran.

6 Pendakwah7 Universitas tertua di dunia, terletak di Kairo, Mesir

Page 133: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

119

“Iya, bahkan kami sudah dikarunai anak”

“Sayalah yang akan membentengi istri saya apabila orang tua saya mengajak makan yang tidak boleh baginya, Saya sendiri yang akan melarang orang tua saya”.

“Dan, setelah saya masuk Islam, saya meminta kepada istri saya untuk membelikan sebuah sarung yang akan selalu saya gunakan, inilah sarungnya hingga sekarang, umurnya dua tahun”

Tiba-tiba aku melirik tas paman Tiongkok, ada sebuah buku iqro’8 mengintip dibalik tas hijau itu. Ternyata itu buku iqro’ jilid 1. “Om, itu buku iqro’ ya om?” tanyaku.

“Iya, ini milik anak lelaki saya. Saat ia mengetahui aku akan berangkat i’tikaf ke masjid, ia menyodorkan bukunya padaku, berharap aku dapat membacanya di masjid nanti. Namun, yang membuat saya sedih, saya belum dapat membacanya”

Romantis sekali hubungan paman Tiongkok ini dengan anaknya, tiba-tiba aku senyum sendiri mendengar cerita itu. Bisa jadi, ia bingung tidak tau ingin berbuat apa disebabkan karena belum pandai membaca Alquran, pikirku. Tanpa basa-basi, aku langsung menawarkan diriku “Om, mau tidak jika saya mengajarkan iqro’ ini?”8 Buku (belajar) dasar huruf-huruf didalam Alquran

Page 134: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

120

“Boleh, benarkah adek ingin mengajarkannya? Om sebenarnya malu sama anak sendiri, namun om tetap ingin belajar, karena sudah lama bercita-cita dapat melantunkan ayat yang suci ini.”

“Iya om. Oh ya, satu kata yang dipelajari itu lebih mulia daripada seratus raka’at shalat sunnah om, begitulah hebatnya ilmu” sontak aku memotivasi paman berwajah putih itu.

Malam itu aku layaknya seorang guru dengan murid seumuran ayahku. Aku senang dan bahagia, karena telah menjadi sebaik-baik manusia. Sesuai dengan sabda Baginda ملسو هيلع هللا ىلص tercinta, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya”. Yah walaupun masih 10 halaman (masih huruf kho) iqro’ jilid satu, semoga itu menjadi awal jariyah untukku dan keberkahan bagi paman Tiongkok dalam mentadabburi kitab yang dicintainya itu.

SelesaiJumat, 20 September 2019 pukul 22.12

Pekanbaru, Riau

Page 135: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

121

Afzico Muhammad Chandra, lahir pada tanggal 09-Agustus-2000, bertempat tinggal di kota Pekanbaru, provinsi Riau. Tahun 2018, setelah menamatkan pendidikan menengah atas di SMAN 8 Pekanbaru, melanjutkan pendidikan tinggi di UIN Suska, Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin.

instagram = @afzico

Page 136: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Menulis Garis Takdir-Deddy Setyawan-

Page 137: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

123

Menulis Garis Takdir

Takdir manusia memang sudah ditentukan Sang Pencipta sejak lahir. Tapi manusia tetap bisa menulisnya kembali, asalkan bukan terkait jodoh, rezeki, dan mati. Manusia bisa menulis takdir mereka kembali melalui usaha dan doa-doa setiap harinya.

Januari 2010, waktu yang menutun Ardiani Putri Rahayu atau yang lebih akrab dipanggil Ardia untuk memilih kepada siapa hatinya berlabuh. Jabatan sebagai ketua divisi keagamaan membuat gejolak batinnya berdebat satu sama lain. Mereka berdebat untuk menentukan jalan mana yang akan dipilih. Identitas yang sesuai dengan dokumen kelahiran atau pada hal yang telah diajarkan sejak ia masih usia dini. Pilihan yang sulit, karena saat ia memilih. Maka ia harus siap pada segala konsekuensi yang akan terjadi.

Sejak kecil, Ardia tinggal bersama opa dan oma di desa. Kehidupan yang dimiliknya bahagia, damai, tentram layaknya orang desa pada umumnya. Mereka hidup dengan memanfaatkan perkebunan milik opa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memanen adalah hal yang paling ia suka, melihat tumbuhan dan buah segar membuatnya ingin sekali memakannya. Opa selalu sabar

Page 138: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

124

dalam merawat Ardia, meski sangat disiplin terutama terkait waktu. Tapi, semua itu untuk membuatnya menjadi anak yang disiplin dan tidak menunda dalam melakukan pekerjaan. Meski hal tersebut baru ia rasakan saat berusia remaja.

Oma, wanita yang sangat baik dan setiap kata yang diucapkannya, memberikan hawa sejuk pada telinga yang mendengarkan. Energi positif seakan terus mengalir saat sedang berbicara dengan oma. Ketelitian dalam merekap dan kejelian dalam mencari benda yang hilang seakan menjadi skill khusus miliknya. Ardia sendiri sampai bertanya dalam hati, apakah setiap perempuan yang sudah tua akan pandai dalam menemukan sesuatu yang hilang ?

Kehidupan Ardia berjalan dengan baik, setiap sabtu ia ikut beribadah ke gereja dan pulang dengan ice cream cokelat ditangan. Saat itu, ia merasa Tuhan telah menjadikan Ardia anak yang paling beruntung di dunia. Berharap bahwa hidup yang dimilikinya akan selalu bahagia seperti kala itu.

“Waktu kecil, lebih lama tinggal bareng dengan opa dan oma di desa. Seminggu sekali juga ikut ibadah di gereja, belum paham sama sekali tentang agama. Yah, mungkin

Page 139: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

125

itu yang berkembang pada masyarakat sampai saat ini. Anak-anak lebih cenderung akan mengikuti agama yang diajarkan orang tua atau seseorang yang ada didekatnya. Bahkan, beberapa anak mungkin sudah memiliki agama sejak mereka lahir. Bisa dibilang agama turunan,” tutur Ardia kepada penulis. 1

Sebulan sekali, Ardia pulang kerumah orang tuanya yang berada di kota. Namun, ia lebih suka hidup di desa bersama opa dan oma. Karena di kota, ia seperti pohon kering di tengah padang pasir yang gersang. Ayahnya sibuk dengan pekerjaan kantor dari pagi buta hingga malam menjelang subuh. Sedangkan ibunya, lebih sibuk dengan rutinitas arisan yang seakan tak ada hentinya. Ia di rumah bersama Bu Asfi, asisten rumah tangga yang lebih akrab ditimbang ibunya sendiri.

“Saya sudah terbiasa mandiri, mungkin karena sejak kecil saya diajarkan opa disiplin dan mandiri tanpa merepotkan orang tua yang sibuk kerja,” tuturnya.

Setelah lulus dari sekolah dasar (SD), Ardia tinggal di kota bersama kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan opa dan omanya sudah semakin renta, dan ayahnya ingin ia melanjutkan sekolah di kota. Namun, di rumah ia tetap menjadi pohon kaktus dipadang gurun yang gersang. 1 Wawancara dengan Ardiani, Tanggal 7 September 2019

Page 140: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

126

Ayahnya masih sibuk dengan pekerjaan kantor, meski ibunya mulai perhatian kepadanya.

Saat masuk SMP, ia aktif berorganisasi dengan menjadi pengurus Organisasi Intra Siswa Sekolah (OSIS). Ia masuk di divisi sosial dan keagamaan, dimana setiap programnya bertujuan untuk menumbuhkan jiwa sosial pada semua siswa di sekolah. Selain itu, divisi sosial dan keagamaan mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan jiwa religius warga sekolah. Selama setahun menjadi pengurus OSIS hati Ardia tergerak. Ia mulai belajar agama yang sesuai dengan identitas dirinya. Ia mulai mempelajari agama Islam, dari tata cara berwudhu, gerakan-gerakan sholat, bahkan sampai berpuasa ia pelajari secara perlahan.

“Sejak lahir di KTP agama yang tertulis Islam, tapi benar-benar memutuskan untuk masuk agama Islam dan jadi mualaf2 ketika masuk SMP. Waktu itu dibantu guru agama dalam mengucapkan kalimat syahadat. Awalnya kaget, kok banyak banget yang dilarang tapi perlahan mulai bisa memahami kebaikan-kebaikan agama Islam”.

Setelah lulus SMP, Ardia masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Favorit di kota. Ia tak lelah untuk senantiasa belajar agama Islam lebih jauh, bahkan mulai memakai

2Orang yang baru masuk Islam, Kamus Besar Bahasa Indo-nesia (KBBI)

Page 141: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

127

hijab untuk menutup auratnya. Gadis berambut panjang layaknya bintang iklan shampoo tersebut berubah menjadi sosok gadis iklan produk islami.

“Alhamdulillah, sejak SMA mulai menutup aurat dengan menggunakan hijab. Mulai sadar bahwa aurat perempuan itu pusatnya syahwat bagi laki-laki. Hati juga merasa lebih tenang, intinya lebih merasa aman dari pandangan laki-laki,” kata Ardia.

Setelah lulus dari SMA, Ia memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Oleh karena itu, ia mengikuti beberapa seleksi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya. Ardia diterima di Universitas Airlangga jurusan Perikanan. Ia aktif di beberapa organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah agama Islam.

“Sekarang lebih banyak ikut organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah, merasa nyaman saja karena memang satu visi. Selain itu, Ardia juga aktif dalam organisasi kemanusiaan daerah, salah satunya organisasi Hamada Sidoarjo. Disana aku dapat banyak pelajaran dan pengalaman, dibuat percaya bahwa masih banyak anak muda yang baik dan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi,” tuturnya.

Sampai saat ini, Ardia terus belajar untuk lebih baik

Page 142: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

128

lagi. Ia selalu belajar untuk menyempurnakan kembali gerakan sholatnya. Ia mulai nyaman menjalankan ibadah meski pada awalnya keputusan yang dibuatnya ditentang oleh keluarga besar, terutama opa dan oma yang berbeda agama. Tapi, akhirnya keluarga menerima keputusan yang dibuatnya.

“Meski awal opa dan oma kurang setuju atas keputusan Ardia, namun kasih sayang mereka lebih besar dari hal ini. Opa dan oma mulai bisa menerima seiring perkembangan waktu, bahkan beberapa kali mengingatkan Ardia untuk sholat. Selain itu, aku yakin jika setiap manusia itu memang sudah memiliki garis takdirnya masing-masing. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa menulis ulang garis takdir kita yang tidak sesuai dengan semestinya. Kita bisa menulis ulang takdir kita dengan doa dan usaha yang kita lakukan,”.

Page 143: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

129

Dokumentasi :

Aksi Ardiani dalam agenda Hamada Sidoarjo bagi-bagi nasi bungkus

Kontribusi Ardiani dalam BAZAR AMAL Hamada Sid oarjo dan Kampoeng Sinaoe dimana dana yang

didapatkan untuk buka bersama dengan Anak Yatim Piatu di Sidoarjo

Page 144: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Pencarianku,Menuju Rumah

danHidayahmu-Wahyu Sajiwo-

Page 145: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

131

“ PENCARIANKU, MENUJU RUMAH DAN HIDAYAHMU”

Namaku Wahyu Sajiwo, asal Kota Bengkulu, alhamdulillah saat ini masih study di salah satu PTS Di Kota Malang. Saya ingin berbagi kisah Inpirasi,

kisah masa perjuangan saya kepada saudara – saudariku semuanya. Bukan berarti akan membeda – bedakan agama satu dengan agama lain, melainkan cerita kehidupanku, dari aku beragama Budhis, sampai ku menemukan hidayahku.

Sejak kecil aku sudah ditinggal kedua orang tuaku, ibuku mengingal sejak melahirkanku, dan ayahku meninggal karena menjadi salah satu korban tsunami di Aceh tahun 2004 yang lalu. Selepas meninggalnya bapak

Page 146: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

132

dan ibu. Aku di asuh oleh datok, biasa orang menyebutnya dengan istilah kakek. Kakek amat sayang sekali denganku, sungguh masih ku ingat masa kecilku, kami hanya tinggal di sebuah gubuk kecil yang berada di pinggiran sungai dan di samping – sampingnya penuh dengan pohon bambu.

Karna tak pernah meraskan hangatya keluarga, sejak itu aku sering keluar rumah dan hidupkupun dijalanan, akhirya, aku menggelandang, jadi anak jalanan, Masa kecilku aku makan dari sisa–sisa makanan orang lain, makanan dari tempat sampah, yang tinggalnya di mana–mana, rumah kosong, ataupun di teras depan rumah orang, kediginan tanpa alas tanpa selimut.

Singkat cerita, tah apa yang membuat ku harus kembali ke rumah Datok, aku kaget hanya terdian, kenapa, ada apa banyak orang berkumpul di depan sepetak gubuk kecil itu, dan beberpa orang telah mengelus kepala dan rambutku, mereka bilang sabarya, kasian anak sekecilo ini sudah di tinggal oleh sanak – saudaranay, di tinggal ke dua orang tuanya, sekarang di tinggal oleh datunya.

Dari situ aku mulai ikut - ikutan dengan teman – temanku, intinya aku mngikuti keyakinan orang yang sudah baik dan mau membantu dalam hidupku. Mulai dari keyakinan agama Hindu, Kristen, dan yang terakhir

Page 147: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

133

Budhis. Kurang lebih aku memeluk agama budhis sejak kelas 3 SD sampai dengan kelas 3 SMA. Kurang lebih 11 tahunlah aku memeluk agama budha, dan ketertarikan ku untuk kembali ke agama muslim itu sebenarnya sejak kelas 3 SMP.

sejak duduk di bangku SMP aku sering dan suka ikut puasa senin kamis seperti yang dilakukan oleh teman – temanku yang beragama muslim waktu itu, sampai – sampai aku ikut juga dalam acara pengajian di sekolahan, contohnya waktu romadhon, pesantren kilat seperti itu. Dan ketertarikanku untuk mempelajari agama islam semakin menguat tepatnya di masa - masa SMA-ku.

Masa – masa SMA-ku, Ya SMA Selamat Pagi Indonesia namanya, dan tempatnya di kota Batu, wisata Kota Batu, dan Yayasan kami adalah Yayasan yang didirikan oleh orang - orang Nasrani. Entah apa yang sebenarya visi dan misi dari sekolahan ini, karna kami siswa yangdi kumpulkan di sini adalah anak–anak yang dari latar belakang keluarga tidak mampu, anka anak yatim, yatim– piatu, piatu dan kami dari berbagai agama, yakni 5 agama yang dikumpulkan menjadi satu.

Hari–hari ku lalui layaknya anak–anak SMA pada umumnya, karena di SMA kami menggunakan kurikulum 24 jam atau biasa disebut dengan istilah Bording School,

Page 148: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

134

jadi kami semua harus dan wajib mengikuti tata tertip dan aturan yang berlaku. Alhamdulillah Dari Kelas 1 sampai dikelas 3 aku selalu menyandang 3 besar di kelas, dan selalu dapat nominasi siswa terajin dan terbaik. Disinilah awal mula ku menemukan hidayah itu.

Seperti nominasi yang kusebutkan di atas tadi, aku selalu mendapatkan nominasi sebagai anak terajin. Yang di umumkan setiap 3 bulanya sekali. Aku suka bersih – bersih, dan tahlah apa yang membuatku untuk suka bersih-bersih, dan selalu bersih–bersih. Terutama tempat ibadah teman–teman muslim, yaitu mushola mereka. Setiap pagi sebelum subuh, siang aku selalu bersihkan, lipat sajadah, dan selalu menata kitap suci Alqur’an pada tempatnya, sedangkan teman – teman yang muslim gak pernah menatanya sama sekali. Sampai–sampai waktu itu teman–teman yang muslik di marahi sama bapak asrama kami, kata beliau bagaimana kalian yang muslim ini gak pernah bapak liat satu dari kalian yang membersihkan mushola, nata sajadah, gak malu sama Wahyu dia yang non muslim tapi dia mau bersihkan mushola kita, menata sajadah dan kitap suci Alqur’an kita.

Setiap selesai ibadah, sesuai keyakinanku waktu itu. Kami yang non muslim paling tidak ibadah kami selesai pukul 19.00 wib, dan biasalah kami selesai ibadah ada

Page 149: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

135

yang langsung kerja tugas sekolah, ada yang bantu piket untuk makan malam, ada yang tidur–tiduran, dan yang kulakukan adalah langsung ikut kumpul dan duduk dalam majlis bersama teman–teman yang muslim. Banyak yang di bahas hampir setiap harinya bergantian yang di bedah, bedah Fiqih, Alqur’an dan lain sebagainya, dan aku selalu mengikuti kegiatan mereka.

Seiring berjalanya waktu, timbulah rasa bahagia ketika aku mendengarkan lantunan Adhan, kemudian aku paling suka melihat teman–teman yang berpakain putih, serba putih untuk berbondong–bondong berangkat ke masjid untuk beribadah. Aku mulai ikut puasa senin kamis kembali, dan aku suka membantu kegiatan teman muslim.

Disela – sela proses pembelajaranku, tiba – tiba, hadirlah dalam mimpiku sosok Bidadari dia tinggi, berjilbab serba balutan pakaian warna putih mengkilau yang membuatnya semakin cantik sekali. Dia datang dari langit dan memberikan tanganya yang di ulurkan ke padaku dan aku tidak bisa meraihnya, ku coba berkali – kali untum meraihnya dan belum sampai juga ku raih uluran tangan itu. Besonya aku cerita ke bapak asrama apa maksudya itu, beliau bilang itu orang tuamu, boleh di ibaratkan kalau berbeda keyakinan antara orang tua dan anak itu, do’anya tidak akan pernah bersatu. Orang tuamu

Page 150: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

136

ingin kamu masuk muslim, bapak asrama bilang begitu.

Proses Pencarian Islamku. Dengan munculnya mimpiku yang kedua, hadirlah sosok seorang laki – laki yang tinggi gagah berkasa, beliau berpakaian warna hitam, dan hitamnya warna hitam yang mengkilau. Dan tanpa basa – basi pria itu langsung menarik tanganku dan aku mencoba untuk menentangnya dan melepaskan pegangan tanganya yang memegang pergelanganku dengan kuatnya. Akupun berteriak aku gak mau, aku mau di bawa kemana dan pria itu tetaplah menyeretku sampai kami jalan yang lumayan jauh dari perjalan di awal tadi. Dan yang membuatku kaget aku di berhentikan di depan sebuah pemakaman yang bersih, wangi, dan mengkilau sekali warnanya, yang satu warna putih mengkilau dan yang satu hitam mengkilau, dan yang 1 hal lagi yang membuat aku kaget kenapa ada sosok perempuan yang hadir dalam mimpi pertamaku, dan setelahah pria itu berdiri di samping perempuan itu, kemudia mereka bilang mengucapkan secara bersama bahwa WAHYU DI SINILAH TEMPAT KAMU YANG PALING INDAH, DI SINILAH TEMPAT KAMU YANG PALING MANTAP, DAN DI SINILAH TEMPAT KAMU YANG PALING BENAR. Dan seketika itu aku langsung bangun dan mengangis apa maksud dari mimpi ini, dan aku langsung menghampiri bapak Asrama, dan beliau

Page 151: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

137

mengucap Alhamdulilah, itu hidayah untuk kamu Wahyu, ke dua Orang tuamu ingin kamu masuk Muslm, ingin kamu menjadi seorang muslim sama seperti beliau, dan meliau memelukku sambil mengusap air matanya yang menetes di pipinya.

Dan seketika di keesokan harinya hadir lagi dalam mimpiku, bahwa ada sebuah bayangan yang warnanya benar – benar putih mengkilau, tampak seperti cahaya yang tak bisa ku lihat secara kasat mata, dan beliau menganggil namaku sebnayak 3 kali, dan kesesokan harinya langsung aku bisa berucap kalimat syahadat tanpa ada yang memberitahukanku, seperti apa dua kalimat syahadat itu.

22 Desember 2012, Bapak Asramaku berkata jikalau saya hari ini dikeluarkan dari Jabatan Bapak Asrama karna saya Membimbingmu untuk mengucapkan 2 kalimat syahadat, saya siap, Sahabat Bilal belaiu saja rela berkorban, dikuliti badanya karna menyerukan kebenaran apalagi saya Wahyu, di situlah tangisan saya semakin pecah dalam itu pula, dan Masjid AT- Taqwa Batu Jl. Sisirlah saksi Ber-ikrarku mengucapkan Dua Kalimat Syahadat itu.

Page 152: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

The Strength of Muallaf-Fandi Putra Hadiana-

Page 153: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

139

THE STRENGTH OF MUALLAF

Hidayah itu datang menghampiriku, sesaat diriku ragu tentang agama yang ku anut selama ini. Namun, Allah memiliki rencana yang begitu indah bagi siapa

yang ingin mengubah nasibnya. Aku terus mencari-cari kebenaran dalam agama yang ku anut selama ini, tetapi yang ku dapat adalah keraguan dan fatamorgana di dalam kitab yang dibuat oleh manusia.

Awal kekagumanku terhadap agama islam adalah pakaian panjang sampai menutupi aurat wanita. Mataku berbinar-binar melihat wanita muslimah yang memakai pakaian syari sampai menutupi aurat. mereka menunjukan bahwa wanita itu sangat mahal, lebih mahal dari mutiara di lautan. Selama aku memeluk agama ini, pakaianku terbuka, menunjukan aurat yang tidak pantas untuk dipertontonkan, saat ini aku benar-benar takjub dengan peraturan islam yang mewajibkan wanita muslimah memakai pakaian syari.

Perjuanganku untuk memeluk islam tidak sampai disitu, aku harus berjuang mendakwahkan adik-adikku agar tidak salah jalan nantinya, sama-sama menuju surganya Allah Swt. Namun itu semua tidak mudah untuk diperjuangkan, hingga akhirnya aku kehilangan orang yang aku sayangi, yaitu kedua orang tuaku.

Page 154: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

140

Tamparan keras mendarat di pipiku, berbekas merah diantara putih kulitnya wajahku.

“Ternyata benar dugaan Ayah, kamu sudah berbeda keyakinan dengan kami!” Bentak Ayah.

Bola matanya hampir keluar dari tempatnya, aku belum pernah melihat Ayah semarah ini, sampai ingin membunuh diriku dan adikku. Ayah selalu sayang denganku karena selalu meraih juara satu olimpiade matematika tingkat provinsi. Setiap keinginanku selalu dituruti oleh Ayah, dari mulai dibelikan mobil sampai kalung emas yang harganya puluhan juta.

“Cukup Ayah, kemarahan ini tidak mengubah keadaan, hanya memperburuk keadaan.” Bentak Malo, Adikku.

Malo satu-satunya Adik yang berhasil ku bawa untuk memeluk agama yang sangat lurus, dan menyembah pada satu Tuhan saja yaitu Allah Swt dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Air mata kami mengalir dengan deras. Kedua adikku berada di kamar atas, mereka tidak tega melihat kami dibentak, dicaci maki, bahkan dipukul oleh Ayah. Ibuku hanya bisa menangis, tidak bisa menerima kenyataan ini.

Page 155: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

141

Ayah masih diselimuti dengan amarah yang besar, seakan ingin menerkam kami hidup-hidup. Seketika dia berpaling dari kami, menuju kamar kami, entah apa yang dia lakukan. Selang beberapa menit dia sudah kembali sambil menyeret koper kami berdua yang berisi baju-baju yang ada dilemari, baju-baju itu tidak tertata rapih, masih tersangkut diantara kedua ritsleting koper hitam kami.

“Kalian berdua, sudah tidak dianggap lagi sebagai anggota keluarga ini. Pergi dan jangan balik ke sini lagi!” Bentak Ayah.

Lengkap sudah penderitaan kami, kulit pipi yang tertampar keras, masih terasa panas sampai detik itu juga Ayah mengusir kami dari rumah. Tertampar hati, tertampar fisik.

Kami keluar rumah malam-malam dalam keadaan hujan yang deras dan petir yang menyambar, Malo sangat takut dengan suara petir, hingga beberapa kali dia memeluk tubuhku. Perjuangan hidupku berawal dari sini, hanya memiliki uang 50.000 di dompetku, dan baju yang tidak tertata rapih di dalam koper ini. Akan aku buktikan bahwa agama Islam tidak seburuk yang Ayah pikirkan.

Langit gelap gulita, suhu dingin dikota medan sangat mencekam, ditambah lagi hujan yang mengguyur cukup

Page 156: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

142

deras, tidak tau kami harus kemana. Hanya Allah yang dapat menolongku dari kesulitan ini, aku berdoa sambil menatap langit penuh harapan. Air mata kami sudah habis, diganti dengan tetesan air hujan yang membasahi tubuh kami.

Kuku kami berdua membeku, berubah warna menjadi biru. Kami tidak kuat menahan dingin suhu pada malam itu, seketika mobil sedan berhenti di hadapan kami, aku tidak tahu pasti siapa orang itu, mataku mulai sayu, tubuh kami berdua lemas. Hingga sesosok perempuan keluar dari mobil itu, memandang kami terheran.

“Arnita?”

***

Semenjak aku memeluk agama islam, masalah demi masalah datang menghampiriku. Di dalam benakku setelah aku memeluk agama ini aku menjadi diri yang hebat, hati tenang dan tentram, tetapi yang aku dapat hanya masalah demi masalah. Tidak-tidak aku harus kuat, mungkin Allah sedang mengujiku, seberapa kuatkah aku dalam ujian ini. Sekejap setan menggoda hatiku, berbisik dalam hati, aku harus balik lagi dalam agama Katolik dan meminta maaf kepada Ayah dan Ibu. Bisikan-bisikan itu selalu terngiang-ngiang di dalam kupingku, tetapi yang

Page 157: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

143

membuat aku kuat untuk bertahan dalam agama islam adalah adikku.

“Kakak harus kuat yaa, jangan perdulikan omongan orang lain, pokoknya kakak harus semangat, dan jangan lupa untuk shalat, berdoa, tawakkal,” Bisik dia dari suara ujung gagang telefon.

Adikku sekarang sudah lebih dewasa dari sebelumnya, semenjak dia memeluk islam perkataan maupun perbuatannya sangat baik, kata-katanya mampu membakar semangatku. Adikku lebih jenius dariku, semenjak aku berpisah dengannya pada tahun lalu. “Berpisah?” Setelah kami berdua diusir dari rumah, saharbat aku yang bernama Tiar menemukan kami. Hingga sampai 6 bulan lamanya, waktu yang sangat lama itu aku gunakan untuk mencari informasi-informasi yang menarik, dari mulai mengajar privat, sampai Allah mengirimkan sebuah hadiah berupa pondok pesantren gratis untuk Mola, adikku.

Sekarang, Mola sudah menjadi bagian dari para santriwati penghafal Qur’an, tidak tanggung-tanggung dia menghafal berbagai macam hadits dan beberapa juz Al Qur’an. Dia sudah jauh lebih cerdas dibandingkan denganku.

Page 158: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

144

“Mola, kamu sehat-sehat ya disana, kakak belum bisa memberikan kamu uang bulan ini.”

“Tidak apa-apa kak, teman-temanku di sini sangat baik-baik kok, mereka mau membayari kebutuhan ku, asalkan aku mau mengajari mereka hafal hadist.”

“MasyaaAllah kakak bangga sama kamu!”

Aku mengucapkan salam perpisahan di balik telefon seluler, kerinduan ku akhirnya gugur setelah mendengar suara kegembiraannya.

***

Intitut Pertanian Bogor menjadi awal terbaik untukku dalam memeluk agama islam. Dua kalimat syahadat, ku ucapkan dengan bentuk keyakinan yang kuat. Dua sosok Ustadz di kampus itu menuntunku untuk bersyahadat. Lidahku sangat lancar melafadzkan dua kalimat yang sangat mulia itu, walau keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhku.

Kehidupan baruku telah dimulai. Aku harus terbiasa melaksanakan perintah Allah yang sudah ada di kitab suci Al Qur’an dan Hadist. Rintangan, ujian dan cobaan datang menghampiriku setahap demi setahap. Hingga kampus ITB yang aku cintai ini, bergelut ilmu selama 5 semester, sirna

Page 159: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

145

dikehidupan ku. “Bagaiamana tidak?” Beasiswa ku dari provinsi kota Medan dicoret karena aku telah berpindah keyakinan. Orang tuaku tidak mau menganggap diriku sebagai anak lagi, bahkan teman-teman seperjuangan ku pada waktu di SMA menjauh dariku,kecuali sahabatku sejak kecil, bernama Tiar.

Al hasil aku tidak bisa melanjutkan semester 7 karena terkendala biaya. Aku terpuruk dikala itu, nangis sejadi-jadinya. Kemana lagi aku harus bergantung kecuali Allah yang menjadi tempat berlindungku.

“Jika diriku tidak pantas untuk memeluk agama yang suci ini, maka maafkanlah segala dosa-dosaku yaa Rabb. Tenangkanlah hatiku, aku tidak tahu harus kemana, kecuali hanya kepada mu aku berharap ya Rabb.” Air mata ku menetes di dalam shalat dhuha.

Selama seminggu aku tidak bergairah untuk hidup, tetapi lagi-lagi Allah mengirimkan semangat melalui adikku, tidak tau kenapa ini bisa terjadi, kata-kata dari adikku mampu membuatku bangkit dari keterpurukan.

Aku memutuskan hijrah ke Jakarta, mencari pekerjaan disana. Setelah ketemu, uang hasil jerih payah ini aku kumpulkan untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah di beberapa Negara Asia Tenggara. Hasilnya sangat luarbiasa,

Page 160: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

146

aku juara lomba karya tulis berbagai Negara. Uang itu aku kirimkan ke adikku, menyewa rumah di Jakarta, dan membelikan keperlua-keperluan sehari-hariku.

Demi mengisi kekosongan waktu, aku mulai melanjutkan kuliah lagi di Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka. dan mendapatkan beasiswa penuh sampai 8 semester. Hingga berjalannya waktu, Allah mengembalikan aku lagi ke kampus ITB, melalui seseorang yang mampu mengurusi masalah hidupku yaitu beasiswa yang dicabut oleh Provinsi Medan, dengan alasan pindah agama.

Page 161: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Damai, dalam Memeluk Agamanya.

-Siti Salama-

Page 162: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

148

Damai, dalam Memeluk Agamanya.

Orang lemah dihancurkan oleh masalah, tetapi orang kuat dicerahkan oleh masalah. Ungkapan inilah pas dan cocok menggambarkan kisah perjalanan

hidup Oktavianus Chrisganto Wardhana selama enam tahun, sampai akhirnya menemukan kedamaian dalam hidupnya.

Seorang mualaf yang memutuskan untuk memeluk agama Islam di tahun 2010 tepatnya di Masjid Panduk, kota Surabaya. Okta, begitulah panggilan akrabnya merupakan anak sulung dari tiga bersaudara yang dibesarkan ditengah-tengah keluarga beragama Nasrani.

Perjalan imannya menjadi seorang muslim taat sungguh luar biasa, berawal dari masalah rumah tangga kedua orang tua nya pada tahun 2004 silam membuat mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah. Lalu, sang bundapun memutuskan untuk kembali pulang ke Surabaya dengan membawa si bungsu.

“Saat itu saya berusia 10 tahun dan masih tinggal di Bali, orang tua bertengkar hebat hingga memutuskan berpisah. Ibu dan adik yang paling kecil pulang ke surabaya lebih dulu, sedangkan saya masih meneruskan sekolah sampai waktu kenaikan kelas tiba dan akhirnya menyusul mereka.

Page 163: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

149

Apapun kondisinya nanti, sekolah atau tidak harus tetap ikut dengannya, karena saya paham betul kalau memang beliau tidak berpenghasilan. Jadi sudah pasrah saja kepada Tuhan saat itu,” cerita lelaki kelahiran Surabaya, 16 oktober 1993.

Namun ketakutannya itu sempat hilang, ketika sang ayah masih memberikan nafkah untuk sekolah sekaligus kehidupan sehari-hari mereka. Tetapi itu semua tak berlangsung lama, setelah proses perceraian selesai sang tulang punggung pun menghilang entah kemana. Jangankan untuk menelpon, kabarnya saja ia tidak tahu. Dan disinilah awal benih dendamnya mulai tumbuh.

Bukan hanya itu saja, semua ujian sekaligus cobaan silih berganti datang dan pergi yang membuatnya semakin dewasa dalam menghadapi situasi untuk mendapatkan solusi. Namun ditengah-tengah itu semua, Sang Maha Pemberi membukakan pintu hidayah untuknya. Walaupun hanya dengan melalui cara sederhana, terhitung diluar akal manusia tapi begitu indah diingatannya, ya hanya karena kumandang suara adzan.

“ Ya, hidayah itu datang kepadaku lewat kumandang suara adzan. Entah kenapa ketika lagi banyak masalah, emosi sudah mau meledak tapi waktu mendengarkannya

Page 164: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

150

hati ini terasa begitu tenang dan nyaman. Sampai-sampai saya merasa bingung, dengan tingkah laku saya sendiri,” jawabnya.

Perasaan itu muncul tidak hanya sekali, bahkan lebih dari lima kali. Sampai akhirnya ia penasaran, lalu mencari dan belajar tentang itu semua terutama terhadap Islam. Tepat di tanggal 21 Januari 2010, ia membaca dua kalimat syahadat dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Karena percaya atau tidak, baginya memeluk Islam itu dapat memberikan kedamaian yang sulit didapatkan. Apalagi disaat terkena ujian dan cobaan, yang datang secara bersamaan. Masyaallah …

Kalau ada yang bertanya, tentang siapa orang yang paling bahagia melihatnya memeluk agama Islam. Dia akan mengucapkan nama ibunya dengan sangat lantang. Karena ketika sudah yakin dan mantap untuk berhijrah, sang malaikat tak bersayap lah yang merasa gembira dan menangis bahagia dengan keputusannya.

Namun dibalik itu semua, keluarga besarnya yang beragama Nasrani beserta ibu panti nyalah yang menyayangkan tentang keputusan Okta ini. Namun lagi-lagi ia hanya bisa memberikan senyuman manis kepada mereka. Bukan karena apa, tapi ia hanya ingin mengikuti apa kata hatinya.

Page 165: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

151

Proses menjadi sorang mualaf sungguh sangat dinikmati olehnya, bohong kalau ada yang bilang bahwa tidak ada ujian yang diberikan dari Allah untuknya. Buktinya sangat jelas yakni dari mulai di jauhi teman-teman yang beragama Nasrani, di anggap sok alim, sampai-sampai hinaan dengan sebutan “Murtad” ataupun “tersesat” sempat diberikan mereka.

“Saya tidak pernah mengambil pusing dan perasaan tentang perkataan teman-teman yang bilang seperti itu. Prinsip saya hanya satu selama yang mengatakan itu bukan Allah, ya dilupakan saja. Anggap ketika mereka berbicara kita tak ada disana untuk mendengarkannya.” jawabnya sambil tersenyum.

Kalau ditanya tentang ibadah apa yang paling sulit dilakukan, maka dia akan menjawab dengan lantang yakni melakukan sholat lima waktu. Jangankan untuk seorang mualaf, terkadang kita juga sering menunda-nunda bahkan terkesan malas untuk melakukannya. Tapi Allah tak pernah diam serta lelah untuk menegurnya, walaupun bukan secara langsung.

“Saya sering mendapatkan teguran dari Allah salah satunya ketika sudah diberi jabatan lebih tapi lupa akan kewajiban sebagai seorang muslim yakni melaksanakan

Page 166: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

152

ibadah sholat lima waktu. Sang Maha Pencipta langsung mengembalikan saya ke kondisi dimana tanpa memiliki jabatan,” tuturnya.

Sedangkan untuk berpuasa, ia tak terlihat kesusahan malah terkesan sudah biasa melakukan. Ya, karena dulu ketika masih beragama Nasrani disana juga terbiasa melakukan puasa selama 40 hari berturut-turut dengan waktu yang sama.

Hingga sekarang ini dia terus mencoba untuk belajar menyempurnakan ibadah dalam menjalankan semua syariat Islam. Jujur, itu semua pasti akan terasa susah dan tak mudah. Tapi proses ini baginya sangat menyenangkan, banyak orang-orang disekeliling terutama kedua orang tua yang selalu mendukung serta memberikan nasihat untuknya.

Memang ya kehidupan in, itu seperti kue black forrest warnanya memang dominan hitam namun masih ada sedikit warna putih, rasa yang ditawarkanpun rasanya tidak terlalu manis seperti brownies. Seperti itulah kehidupan Okta saat ini, memang dulu hitam pekat tetapi ia mencoba untuk berhijrah demi orang tua serta sekelilingnya. Percaya atau tidak, ia meyakini bahwa rasa pahit itu akan perlahan berubah menjadi manis. Doakan agar tetap istiqomah ya

Page 167: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Se-Kiblat-Tri Puspita Ganes Agustina-

Page 168: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

154

Se-KIBLAT

(Gambar diambil ketika sungkeman di hari Raya Idul Fitri)

“Mah, apakah Ayah tidak sedih ketika Abang meninggal?” tanyaku penasaran. Aku menghentikan langkah, seraya memandang kalut wanita paruh baya yang masih cukup erat menggandeng tanganku. Spontan ia ikut berhenti, lalu memutar badannya kearahku, menyorot mataku lekat-lekat tanpa melepaskan genggamannya. Beberapa saat tetap tak bergeming, entah apa yang membuatnya agak susah untuk angkat bicara.

“Mengapa Pia mengira kalau Ayah tidak sedih?,” tuturnya lirih.

Page 169: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

155

“Karena, Ayah tidak pernah ikut Pia dan Mama pergi berziarah ke makam Abang untuk berdoa dan mengaji” terangku.

“Mungkinkah Ayah sudah lupa dengan Abang, Mah?,” tentu sesungguhnya cercahku ini bukan tanpa alasan. Namun, seketika itu juga Mama melepaskan genggamannya dariku.

Ah, sepertinya kali ini agak keterlaluan. Aku menyesal telah mengatakannya.

Suasana menjadi cukup canggung. Aku hanya tertunduk, tidak memiliki keberanian menatap wajah Mama saat ini. Aku melukai perasaannya. Ia mungkin sangat terkejut dan sedih.

Belum ada respon atas pertanyaan yang kutudingkan.

Kami berdua masih mematung di tepian jalan sepi pedesaan, tak jauh dari Tempat Pemakaman Umum (TPU). Jaraknya yang terbilang cukup dekat dengan pemukiman warga telah menciptakan rutinitas bagi sebagian besar masyarakat untuk berziarah dengan berjalan kaki. Namun, tidak seperti biasanya, hari ini jumlah peziarah dapat dihitung jari. Padahal cuaca begitu cerah dan langit tak sedikitpun menunjukkan tanda-tanda akan turun

Page 170: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

156

hujan. Udara sangat sejuk dengan sinar keemasan mentari menyambangi bumi. Bahkan gamis hitam tanpa corak yang dikenakan Mama berayun-ayun tertiup angin sore ba’da ashar. MasyaAllah.

“Pia, sayang. Percayalah bahwa Ayah sangat menyayangi kalian semua.” Suara yang sangat akrab di telinga telah membuyarkan lamunanku. Kini kusaksikan detik langka dimana kedua mata Mama bekaca-kaca, berhias senyum simpul yang menangkan jiwa. Sedikit berjongkok Mama mencoba mengimbangi tinggi badanku yang memang lebih pendek dari anak kelas 2 SD pada umumnya. Berulang kali tangannya mengusap kepalaku dengan sangat lembut. Ia mencoba meyakinkanku terhadap sesuatu hal.

“Mama akan menceritakan satu rahasia pada Pia. Jadi dengarkan baik-baik, ya,”

Aku hanya mengangguk, mulai tertarik akan kearah mana pembicaraan ini berlanjut.

“Sebenarnya setiap hari Ayah berdo’a untuk kebaikan kita semua. Tentu saja termasuk Abang agar mendapatkan kebahagiaan di akhirat sana. Namun, seringkali ketika Ayah tengah berdo’a, Pia terkadang tidak sempat melihatnya. Memang cara berdo’a Ayah berbeda, tidak seperti Pia, Mama dan Almarhum Abang. Tapi, Pia harus percaya bahwa Ayah selalu memohon pada Tuhannya

Page 171: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

157

dengan sungguh-sungguh.” Ungkap Mama begitu antusias membeberkan kenyataan yang selama ini tidak pernah kusadari. Mengenai ketulusan Ayah, kasih sayangnya. Namun, masih ada yang mengganjal dalam benakku.

“Mah, Pia bingung. Sekarang ini memangnya Almarhum Abang ada dimana? Kenapa Ayah harus berdo’a pada Tuhannya, apa Abang sedang bersamanya? Kenapa tidak berdo’a bersama kita saja?,” ceplosku begitu saja yang tak kusangka membuat Mama terbelalak. Apa ada yang salah dengan perkataanku lagi, batinku.

“Ehh, anak haram! Mana Ayahmu? Kenapa tidak bersamamu?”

Tiba-tiba saja terdengar lengkingan suara yang entah dari mana asalnya. Memekkan telinga dan menyakiti perasaanku juga. Sering aku mendengar olokan mereka, anak-anak desa yang lebih tua beberapa tahun dariku. Selalu menangis aku dibuatnya. Itu sebabnya, aku hanya memiliki sedikit teman saja.

“Astaghfirullahaladzim,” sebut Mama seraya mengelus dada dan menyelusuri dari manakah sumber suara. Mama tidak tega melihatku menangis tersedu.

“Bukan, bukan! aku bukan anak haram-kan, Mah? Huhuhu” tangisku terisak membuat suaraku makin parau

Page 172: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

158

tak jelas. Aku berlari pulang meninggalkan mereka dan juga Mama.

“Lahir dari Ayah dan Ibu yang beda agama kan sama saja hasil zina! Hei, Pia! Dengar tidak?!”.

Aku tak mau menoleh ke belakang, terus berlari dan berlari hingga kakiku mati rasa. Napasku pendek dan tersenggal-senggal, air mata memburamkan pandanganku pada pijakan jalan beraspal. Tersandung, terjatuh dan tersungkur, kemudian tetap berlari. Suara-suara itu masih berdengung keras menghujam gendang telinga.

Aku bukan anak haram. Sesak sekali dadaku, ya Allah.

“Lho, Pia sudah pulang? Mama dimana?” sontak makin kacau saja pikiranku saat mendengar suara Ayah, ditambah pula ia baru selesai menyalakan dupa. Semakin pusing mencium aroma wangi yang cukup menyengat disetiap sudut ruangan.

“Ayah tidak mungkin mengerti. Kenapa kita tidak sama, Yah?.” Aku menyelonong masuk ke kamar, meninggalkan Ayah yang masih kebingungan melihat tingkahku.

Daun pintu kamar kubanting keras.

JJDAARRRR!!!!

Page 173: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

159

Astaghfirullahaladzim,

Tiiiiinnnn.....ttiiiiiinnn!!!!

Nyaring suara klakson bus yang kutumpangi menyadarku dari mimpi buruk di masa lalu. Barulah aku tersadar masih berada di dalam bus menuju kampung halaman. Meskipun hanya mimpi, namun kurasakan begitu nyata. Kudapati jidat dan pelipisku juga basah sebab keringat dan napas ini masih memburu. Tenggorokan juga bisa sangat kering.

Bus yang melaju kencang seperti ini mengingatkanku saat kami sekeluarga transmigrasi ke luar pulau, yakni Sumatera. Awalnya kupikir begitu. Ternyata, baru-baru ini aku tahu alasan yang sebenarnya terjadi dibaliknya. Ayah sedang memperjuangkan jihadnya di Jalan Allah. Aku selalu terharu bahkan seringkali menangis saat memutar kembali memori lampau. Saat itu umurku baru 9 tahun kelas 3 SD dan Ayah baru saja menjadi seorang Mualaf. Memeluk agama Allah, menemukan hidayah. Kata Mama, aku adalah motivasi terkuatnya hingga beliau membulatkan tekad untuk menjaga iman bahkan bila perlu pergi ke luar pulau. Ayah hanya menghindari kakek yang tetap memaksanya untuk mempertahankan keyakinannya dahulu. Kakek sempat berpikir bahwa

Page 174: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

160

Mama berpengaruh buruk. Namun, Ayah menyangkalnya, ia berkata mungkin saja melalui keluarga kecilnya Allah berusaha menunjukkan suatu hidayah. Mama adalah bidadari surga yang dikirim Allah untuk menyelamatkan akhiratnya. Beberapa tahun kemudian kami kembali ke pulau Jawa, membuat hati kakek terketuk dan kabar baiknya kakek juga masuk Islam sebelum akhirnya beberapa bulan kemudian wafat. InshyaAllah khusnul khotimah. Aamiin.

“Salatiga!! Yok, pemberhentian berikutnya, Salatiga. Mohon untuk bersiap-siap. Jangan lupa barang-barangnya, Bapak-Ibu.” Pemberitahuan dari kenek supir bus membawaku kembali menuju alam sadar. Sebentar lagi tiba di halte, aku berdiri dari tempat duduk sembari menenteng plastik yang berisi banyak kelopak mawar. Alhamdulillah, liburan semester 4 kali ini aku bisa mengunjungi makammu, Yah. Terimakasih telah mempercayai keluarga kecilmu ini sebagai penunjuk jalan menuju kebenaran yang hakiki. Terimakasih memutuskan untuk se-kiblat sehingga aku dapat lebih berbakti kepadamu dan setidaknya pernah mengurus jenazahmu sesuai syariat Islam. Aku telah mengiklaskanmu.

Aku sangat menyesal pernah berkata buruk padamu, Yah. Maafkan putrimu ini. Aku mencintaimu. Selalu, hingga detik

Page 175: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

161

ini. Tolong jaga Almarhum Ayah, ya Allah. Tempatkan di sisi-Mu. Aku yakin beliau adalah salah satu hambamu yang terpilih. Aamiin.

Page 176: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Berawal dari Lantunan Ayat

Suci Al-Qur’an-Novi Setianingsih-

Page 177: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

163

Berawal dari Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an

Di tengah-tengah keramaian Car Free Day kota Garut, seorang remaja berseragam putih hitam terlihat sibuk berlalu-lalang diantara kerumunan

warga yang menikmati jalanan bebas kendara. Tangannya memegangi kardus yang bertuliskan Galang Donasi untuk Palestina.

Lelaki kelahiran 17 tahun silam itu bernama Pieter, merupakan anak pertama dari keluarga blasteran, yakni Medan Cina dari Ayahnya, dan Serang Banten dari Ibunya. Sejak kecil, ia mengikuti agama yang dianut Ayahnya, yaitu Budha. Meskipun dahulu Ibunya menganut agama Islam, namun setelah menikah, Ibunya tidak pernah lagi

Page 178: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

164

menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim, melainkan mengikuti jejak suaminya sebagai penganut agama Budha. “Sebenarnya Ibu saya beragama Islam, hanya saja karena dulu beliau belum terlalu mengenal Islam dengan baik, Ibu jadi berpindah agama mengikuti keyakinan yang Ayah saya anut,” ucap Pieter.

Di Garut sendiri, Car Free Day atau yang biasa disingkat CFD sering ditemukan. Kegiatan ini diadakan setiap hari minggu. CFD adalah hari bebas kendaraan bermotor yang bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi.1 Akan tetapi tidak hanya itu. Aktivis kemanusiaanpun turut ikut andil dalam kegiatan ini. Contohnya organisasi kemanusiaan AVI (Al-Quds Volunter International), adalah sebuah organisasi kemanusiaan yang bertujuan menolong saudara kita di Palestina dengan cara galang donasi yang dilakukan oleh setiap relawannya, termasuk Pieter yang sekarang menjadi volunteer tetap di AVI.

1https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_bebas_kendaraan_bermotor

Page 179: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

165

Menurutnya, bergabung di AVI merupakan sebuah hadiah setelah ia menjadi seorang Muslim. Karena dengan bergabung bersama organisasi tersebut, Pieter merasa semangat dan harapannya untuk istiqomah sangat besar.

Lelaki kelahiran Cilegon itu adalah seorang buddies yang taat. Ia selalu berkunjung ke Vihara bersama Ayahnya. Memasuki Sekolah Dasar, Pieter dan keluarganya harus pindah ke Jakarta. Uniknya, sepanjang di sana, dia belajar agama lain selain Budha, yaitu Kristen Protestan karena Pieter bersekolah di SD Immanuel yang seluruh penghuninya adalah umat kristiani. Oleh karena itu, ritual ibadahnya bertambah. Setiap hari Jumat, dia beribadah ke Gereja. Sedangkan hari Minggu dia pergi ke Vihara. Kehidupan itu terus berlangsung sampai kelas enam SD dimana saat itu pula Ayah Pieter meninggal dunia. “Saya menjalani kehidupan seperti itu sampai kelas enam SD, di mana Ayah saya meninggal dunia. Dari situ, saya semakin kuat dan rajin beribadah di Vihara hanya untuk mendoakan mendiang Ayah. Hanya saja sekarang saya merasa sedih karena beliau meninggal dalam keadaan bukan seorang Muslim,” kata Pieter dengan mata berkaca-kaca.

Setelah ia lulus dari SD Immanuel, Pieter merasa kebingungan harus melanjutkan sekolah di mana. Akan tetapi secara tiba-tiba terlintas pikiran bahwa dirinya

Page 180: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

166

ingin melanjutkan sekolah ke Negeri yang di dalamnya mayoritas Muslim. Tentunya, hal tersebut ditentang oleh keluarga dari pihak almarhum Ayahnya. Kata mereka, Islam itu adalah agama yang tidak baik dan citranya sangat buruk. Tidak hanya itu, keluarga Ayahnya melampirkan bukti-bukti bahwa Islam adalah agama yang tidak cinta damai karena selalu perang dan penganutnya pun sering melakukan banyak tawuran. Akan tetapi meskipun begitu, hal tersebut tidak membuatnya surut dan patah semangat untuk melanjutkan sekolah ke Negeri. Hingga pada akhirnya, tekad bulat Pieter membuatnya berhasil memasuki sekolah yang diinginkan. Berawal dari sinilah Pieter memutuskan menjadi seorang mualaf.

Remaja itu berhasil masuk ke SMPN 69 Jakarta. “Dari sinilah saya mengenal Islam,” kata Pieter dengan senyuman menghiasi wajah. Bermula pada hari pertama masuk sekolah, terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an yang membuatnya terharu hingga meneteskan air mata. Berawal dari sana, ia menjadi penasaran dengan Islam meskipun ia masih menjalani peribadatan umat Buddha dan Kristen dengan baik. Namun di balik itu semua, ia mencari tahu tentang Islam dan Al-Qur’an. Lalu membaca terjemahan ayat suci tersebut. Keimanannya pada keyakinan yang sedang ia jalani mulai goyah ketika semua

Page 181: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

167

yang dijelaskan di dalam Tripitaka2 tidak selengkap dalam Al-Qur’an, sehingga membuatnya ingin pindah agama.

Seakan Allah membuka jalan bagi Pieter, saat kelas delapan SMP (Sekolah Menengah Pertama) ia pindah ke Garut bersama adik perempuannya karena Ibu Pieter menikah lagi dengan pria dari Garut. Di sanalah Pieter dan adiknya masuk Islam. Menurutnya, awal pertama kali menjadi seorang Muslim merupakan kebahagiaan dan ketenangan yang paling sempurna yang pernah ia rasakan di hidupnya. Akan tetapi setelah itu, banyak sekali ujian yang menerpa Pieter. Ia merasa kesulitan mencari guru untuk mengajarinya. Kalaupun ada, Pieter merasa dibeda-bedakan dengan murid lainnya. Untuk seorang mualaf yang masih terbilang belum dewasa dalam segi umur, tentunya hal tersebut sangat berat bagi remaja itu. Ia merasa sedih karena keinginannya untuk mempelajari Islam terasa sangat sulit. Akan tetapi, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Ia mencoba mempelajari Al-Qur’an di Sekolahnya dengan seorang guru baik hati yang bernama Pak Usep. Bersama Pak Useplah, Pieter belajar membaca Al-Qur’an dan mempelajari ilmu-ilmu Islam yang lain.

Menginjak SMA, remaja kelahiran Cilegon itu mulai memperluas jangkauan hubungan sosialnya. Ia mulai terjun ke organisasi kemanusiaan yang bernama AVI.

Page 182: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

168

Semenjak bergabung dengan AVI, Pieter lebih banyak belajar dengan teman-teman barunya mengenai Islam dan lebih sering mengikuti kajian keagamaan.

Harapan Pieter, ia ingin menjadi seorang Muslim yang taat yang suatu saat bisa menolong Ayahnya di akhirat kelak.

Saya merasa menyesal karena tidak Islam dari lahir. Tapi, saya sangat bersyukur karena Allah masih sayang kepada saya, sehingga memberi

saya hidayah untuk menjadi seorang muallaf.

Page 183: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Toleransi yang Mengetuk Hati

Ibu dari Anak Angkat-Hairiah-

Page 184: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

170

Toleransi yang Mengetuk Hati Ibu dari Anak Angkat

Sejak kecil, orang tua Rory menyewa di rumah bibi saya. Keluarganya merupakan keluarga perantauan dan orang tuanya bekerja sebagai buruh pabrik perusahan

plywood. Akibat sering pulang malam dan lembur tidak jarang Rory tidak dijemput dan tidur di rumah bibi. Meskipun ia berbeda suku, agama dan bahasa namun kami tetap menghormati perbedaan tanpa berusaha untuk mempengaruhinya.

Biarlah ketedalan saja yang berbicara, tidak perlu ada pemaksaan toh tidak ada paksaan dalam beragama, begitu kata hadis nabi, bibi coba mengutipnya. Bukankah paman nabi juga berbeda karena memilih untuk tetap memegang teguh kepercayaan leluhur sampai ajal menjemputnya.

Rori dan adik saya sebaya dan dengan saya pun tidak jauh berbeda umur karena saya dan adik saya hanya berjarak dua tahun. Saat sedang libur, saya sering berkunjung ke rumah bibi dan kami pun sering bermain bersama.

Tidak ada perbedaan. Begitulah cara anak kecil berteman, tidak memandang asal-usul dan perbedaan. Padahal, seringkali kami mengalami missunderstanding saat

Page 185: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

171

berkomunikasi akibat ia tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar dan masih sering bercampur dengan bahasa daerahnya di Sumatra. Begitupun sebaliknya, saya dan adik juga seringkali sulit untuk menterjemahkan beberapa kosakata dari bahasa daerah karena kami pun masih sering berbahasa daerah Kalimantan. Namun, kami seringkali menggunakan bahasa isyarat bila kami tidak saling mengerti. Meskipun saat pertama kali bertemu ia terkesan pendiam, tetapi setelah akrab ternyata ia asyik juga, hanya kendala bahasa yang membuat ia menjadi pendiam. Saat kendala komunikasi terjadi, kami seringkali mengambil kertas dan pensil untuk menggambarkan apa yang kami maksud, tetapi karena gambarnya jelek seringkali gambar yang ada di buku tersebut tetap sulit dipahami, cukup lama kami saling menjelaskan yang kemudian dimana ujung-ujungnya pasti tertawa karena antara gambar dan bendanya seringkali meleset, jauh berbeda.

Ada kebiasaan di rumah bibi yang seorang guru mengaji Al-quran saat maghrib tiba yaitu sholat maghrib berjamaah. Karena Rori tidak bisa ikut, biasanya ia hanya duduk diatas anak tangga untuk melihat kami melakukan gerakan demi gerakan sholat sampai salam. Setelah maghrib, biasanya murid mengaji bibi satu per satu berdatangan untuk belajar mengaji ataupun memperlancar hafalan.

Page 186: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

172

Tahun demi tahun, orangtua Rory tetaplah mengontrak di rumah kontrakan bibi dan tidak ada upaya untuk saling mempengaruhi dengan cara saling mengajarkan agama masing-masing. Saat hari raya keluarga bibi dan kedua orang tua Rory saling menghormati dan ikut serta merayakan. Namun, mungkin karena bertahun-tahun Rory seringkali melihat cara peribadatan muslim dari sholat hingga mengaji, pada suatu hari ia pun meminta diajarkan mengaji. Bibi dengan bijaksana mencoba untuk mencegahnya karena ia pasti akan dilarang untuk melakukannya dan bibi pun tahu kalau Rory merupakan cucu seorang pemuka agama dan sangat dihormati tetapi ia menangis saat dilarang untuk belajar mengaji.

Akhirnya ia pun hanya duduk disamping murid mengaji bibi. Sedikit aneh untuk murid-murid bibi, dan akhirnya ada yang penasaran dan bertanya kenapa ia tidak ikut antri belajar mengaji.

Dengan alasan agar Rory tidak dibully oleh murid-murid bibi, bibi sedikit berbohong bahwa Rory sudah bisa mengaji Al-quran. Saat itu umur Rory berumur tujuh tahun. Karena mendengar itu akhirnya Rory pun mengangguk.

“Ia ulun udah bisa ngaji, ngerti ai ini huruf apa,” katanya dengan logat khas Kalimantan.

Page 187: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

173

Terus ditantanglah oleh murid tersebut untuk mencoba membaca beberapa ayat Al-quran dan Rory pun mengiyakan. Ia dengan lancar mampu membaca Al-quran. Bibi saya yang terharu dan menahan sesak didada akhirnya tidak bisa melarangnya secara terang-terangan terlebih didepan murid beliau.

Selesai kejadian itu, Rory pun tampak semakin penasaran dengan Al-quran dan ia seringkali terlihat bersembunyi untuk mengambilnya dan membacanya. Namun, karena orang tua Rory memang dikenal sebagai orang yang taat karena setiap minggu selalu beribadah dan mungkin karena sedikit terpaksa saja ia menitipkan anaknya ke seorang yang muslim dan guru mengaji pula, maka bibi saya pun tidak ingin terlibat konflik dan dianggap mempengaruhi Rory yang saat itu memang dari kecil tinggal dirumah bibi, tepatnya dari umur empat tahun.

Lalu, sikap bapak Rory pun terlihat bahwa ia memang bisa bersikap toleransi karena tinggal di kawasan muslim namun saat menitipkan anak bapak Rory seperti ingin ini hanya “hubungan professional”. Bapak Rory seringkali memberikan bibi uang bulanan atau upah walaupun seringkali ditolak dan bapak Rory juga sering berkilah bahwa ini hadiah atas jasa bibi.

Page 188: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

174

Karena telah menganggap Rory sebagai anak sendiri, bibi pun seringkali tidak ingin menerimanya dan akhirnya bapak Rory menggantinya dengan barang sembako dan disebutnya untuk Rory makan padahal kalau dihitung-hitung itu sedikit berlebihan. Satu karung beras, dua kilo gula, teh, susu kaleng dan kacang tanah. Namun, karena sudah tidak enak jika menolak lagi akhirnya bibi saya pun menerimanya.

Akhirnya saat lebaran haji, bibi harus mudik ke kampung selain untuk bersilaturahmi juga untuk menghadiri pernikahan saudara di kampung dan kebetulan pula orang tua Rory sedang cuti sehingga Rory sedang tidak tidur dirumah bibi.

Setelah hampir satu minggu dikampung, bibi pun pulang dan hari-hari tampak seperti biasa. Namun, setelah hampir sebulan, Rory tidak lagi diantar kerumah bibi. Ibu Rory yang saat berangkat kerja memang harus melewati rumah bibi belum berbicara apa-apa, hanya menampilkan senyum yang sedikit “tidak biasa”.

Akhirnya karena sudah hampir dua bulan Rory tidak terlihat bermain di depan rumah bibi, tidak diantar apalagi dititipkan lagi akhirnya bibi pun bertanya keberadaan Rory. Ibu Rory hanya menjawab bahwa Rory sekarang

Page 189: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

175

dititipkan dirumah kakeknya. Sedikit aneh, namun tidak pantas rasanya untuk bertanya lebih banyak. Akhirnya bibi pun hanya diam.

Selang beberapa bulan, akhirnya Rory pun tampak di depan rumah bibi bermain sendirian namun saat bibi menegur, Rory pun dipanggil untuk disuruh pulang.

Singkat cerita, hampir setahun kemudian Ibu Rory karena sedikit tidak enakan jika bersikap dingin ke bibi, akhirnya ia pun menceritakan bahwa bapak Rory sangat marah sekali saat Rory nangis bergulung-gulung meminta bapaknya untuk sholat saat maghrib seperti orang islam. Itulah mengapa Rory diungsikan oleh bapaknya kerumah kakeknya yang seorang pemuka agama namun disana ia seringkali mengeluh dan tidak betah.

“Jadi saya bingung, kalau saya terserah anaknya saja kalau itu memang kehendaknya dan jalannya. Bukankah Tuhan itu satu, hanya cara menyembahnya saja yang berbeda”. Begitu ibunya terakhir berkata.

Kemudian setelah beberapa lama keterus-terangan ibu Rory diungkapkan ke bibi. Akhirnya di suatu waktu setelah maghrib, Rory dan ibunya datang ke rumah bibi dan karena bibi memiliki kegiatan rutin mengajar mengaji akhirnya mereka pun harus menunggu sampai isya.

Page 190: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

176

Setelah selesai mengajar mengaji, bibi langsung mencoba berbincang ke Ibu Rory yang sedari tadi memasang wajah yang sedikit was-was. Akhirnya perbincangan itu pun sampai di pernyataan ibu Rory yang menyatakan bahwa ia dan Rory ingin memeluk Islam dan siap jika diceraikan oleh bapak Rory. Rupanya, nur islam, keteladanan, sikap toleransi, dan cinta kedamaian yang ditunjukkan lebih mampu untuk menembus dinding hati seseorang yang dalam kesesatan menuju cahaya kebenaran yang hak.

Di hari jumat di minggu itu, Rory dan ibunya mengucapkan syahadat setelah sholat jumat di masjid besar Islamic center dibawah bimbingan seorang imam masjid tersebut dan didampingi oleh bibi.

Tidak mudah bagi Rory untuk hidup tenang setelah menjadi mualaf karena seringkali bapaknya berusaha untuk mendatanginya dan keluarga dari bapaknya juga berusaha untuk “menculiknya” namun karena ia teguh dan ibunya pun beriman kepada islam secara penuh maka ia seringkali berpesan agar Rory jangan dibiarkan bermain di pinggir jalan ataupun terlambat dijemput saat pulang sekolah.

Page 191: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

177

Sampai hari ini, Rory dan ibunya menjadi muslim yang taat yang bahkan saya sering tidak sengaja bertemu dengan ibu Rory di acara berbagai pengajian umum dan tabligh akbar.

Page 192: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Perjuangan dan Keyakinan Mengalahkan Semua Rasa Takut dan

Kekhawatiranmu- Zulkifli-

Page 193: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

179

PERJUANGAN DAN KEYAKINAN MENGALAHKAN SEMUA RASA TAKUT DAN

KEKHAWATIRAMU

Kisah ini adalah sebuah perjalanan hijrah seorang sahabatku, seorang sahabat yang aku kenal dari perguruan tinggi di sebuah kampus negri yang pada

tahun 2018 aku dan dia masuk bersamaan dengan fakultas dan prodi yang sama, kampus yang akrab dikenal dengan UTU yakni universitas teuku umar letaknya di aceh barat. kami berasal dari daerah yang sangat jauh dari provinsi yang bersebrangan.

Namanya adalah Gusmina Harefa, sering dipanggil mina. Tempat Tanggal Lahir Simaronop, 06 April 1999. Alamat Dusun Simaronop, Desa Alo’oa, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanauli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, anak kedua dari lima bersaudara. Kakaknya Gusnida Harefa, dan Adiknya Marlina Harefa, Roswita Harefa, dan Terakhir Adik laki-lakinya.

Mina berasal dari keluarga yang kurang mampu yang beragama katolik, Ayahnya seorang Penggaris Karet dan Ibunya seorang Ibu Rumah Tangga. Waktu mina mau naik kelas dua SD, Ibunya jatuh sakit Paru-paru. Awalnya

Page 194: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

180

ayahnya kira itu adalah penyakit yang biasa saja dan hanya diberi obat kampung. Karna didiamkan akhirnya lama kelamaan penyakit itu semakin menggorogoti tubuh ibunya hingga akhirnya ibunya wafat.

Kepergian Ibunya sangat membuat meraka terpukul apalagi adik-adiknya yang masih kecil-kecil terutama adik laki-lakinya yang baru berumur beberapa bulan tentu ia tidak akan pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu. Ayahnya bekerja sendirian berjuang untuk mereka yang masih sekolah dan kecil-kecil, dan ayahnya pasti sangat merasa capek melakukan itu semua.

Selulus dia dari SD, saudara dari kakeknya yang ada di Aceh (simeulue) mengajak dia untuk menlanjut SMP disana (Simeulue). Dan itu didengar oleh pamannya dan pamannya keberatan sekali karena Aceh Mayoritas Islam sedangkan dia adalah seorang yang beragama Katolik. Akhirnya pamannya yang membantu ayahnya untuk mendaftarkan sekolah di salah satu SMP Swasta Kesuma Indah yang ada di Kota Padangsidimpuan. Ayahnya hanya perlu mambayar uang SPP dan perlengkapan sekolahnya, sedangkan uang makan ditanggung oleh pamannya, tapi dengan syarat dia harus kerjakan pekerjaan dirumah pamannya.

Page 195: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

181

Selulusnya dia dari SMP, saudara kakeknya menawarkan kembali untuk melanjut SMA di Aceh (Simeulue). Hal itu dia sampaikan kepada ayahnya dan ayah bingung akan perbedaan agama yang dimiliki mereka dengan mayoritas orang aceh yang beragama islam. Tapi dia terus dan terus meminta kepada ayahnya untuk bisa lanjut SMA, akhirnya ayahnya mengijinkan dia untuk pergi ke aceh (simeulue).

Keberangkatannya dari Padangsidimpuan ke Aceh ayahnya hanya memberi ongkos jalan dan uang makan saja. pada saat itu bertepatan di bulan puasa dan tentunya dia tidak tahu bagaimana tatacara kehidupan orang islam pada bulan puasa karna dia non muslim, akhirnya dia hanya menuai sindiran menunggu kapan dia akan sampai ke aceh dirumah saudara kakeknya. Keberangkatannya ke aceh hanya untuk melanjutkan SMA dan mempunyai teman-teman baru serta bagaimana sih aceh itu? hanya itu saja yang ada dibenaknya. Sesampai diaceh dia diberikan beberapa petunjuk dan arahan oleh saudara kakeknya. Dan didaftarkan di SMAN1 Simeulue Barat.

Beberapa bulan setelah itu dia memutuskan pindah ke agama Islam (Mualaf) dengan keinginan dia sendiri dan mempelajari tentang Al-Quran dan tentang islam juga tentunya. Ternyata dia masuknya ke agama islam yang allah berikan kepadanya hidaya adalah sebuah

Page 196: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

182

petunjuk bahwa itu adalah agama yang pernah dimiliki kakeknya, yang dimana pada awalnya keturunan orang itu semua beragama islam yakni dari pihak si kakek. Ketika si kakeknya itu masih remaja, kakeknya pernah merantau ke daerah sisimpuan sampai beberapa tahun dan kakeknya tertarik denga seorang gadis yang beragama katolik, karna cintanya terhadap prempuan tersebut akhirnya dinikahi dengan syarat yang diajukan oleh ayah si prempuan si calon dari pidah laki-laki harus masuk ke agama mereka. Si kakek tersebut akhirnya menerima persyaratan dari pihak prempuan tersebut, jadilah mereka menikah dengan setatus non muslim.

Sekarang dia yang hijrah ke agama kakenya, dia relakan meninggalkan ayahnya serta kakak dan adikadiknya. Dia hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran yang dia bayangkan selalu jika sudah memegang teguh agama islam. Dia jaga sebaik-baik mungkin agama islam tersebut dan Selama dia sudah beragama muslim, tak pernah sekalipun dia datang kerumah ayahnya, karna dia takut dengan kedatangannya mewaba keributan nantinya dia putuskan hanya berdiam dan tetap tinggal bersama saudara kakeknya.

Beberapa tahun setelah dia hijrah yakni masuk ke agam muslim, dia mengajak keluarganya, dia perjuangkan

Page 197: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

183

semua agar bisa berkumpul kembali bersamanya dengan agama yang berbeda yaitu islam. Namun dengan tekat yang dia perbuat tidak menuntut kerugia, Alhamdulillah adiknya yang kedua paling kecil Allah beri hidayah dan masuk ke agam islam bersama dengannya, sekalipun yang dia ingin adalah semua pihak keluarganya, tapi rasa syukur itu tetap terucapka olehnya, karna masih bisa dia genggam seorang dari keluarganya untuk masuk ke agama islam.

Walaupun hanya adiknya yang masuk ke agam islam tak membuat dia patah semangat untuk terus berusaha dan meminta pada Allah, semoga keluarganya diberi Allah hidayah. Banyak sekali cobaan yang ia dapatkan, tapi semuanya itu adalah kebaikan yang Allah berikan terhadap hambanya untuk menaikan suatu derajat kepada yang lebih tinggi. Setelah hijrahnya yang begitu kokoh dan penuh semangat, dia tak mau lagi kembali kepada agama ayahnya. Dia sudah menutup hatinya untuk tidak lagi berpindah agama. Walaupun dibenaknya masih ada ketakutan terhadap ayahnya karna masuknya dia ke agam silam tanpa seijin ayahnya, tapi keputusannya lebih ia yakinkan bahwa Allahlah segalanya.

Namun dibalik itu semua, kita tahu bahwa Allah lebih mengetahui dari yang tahu. Allah sudah menentukan takdir semua hambaNya termasuk dia dan keluargaku.

Page 198: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

184

Qadarullah, yang Allah tetapkan adalah pilihan yang terbaik bagi setiap makhluk ciptaanNya. Oleh karna itu, kita hanya selalu bersyukur atas goresan pena yang Allah ukirkan dalam lauhul mahfuz-Nya.

”Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Keadaan Suatu Kaum, Sebelum Kau Itu Sendiri Mengubah Apa Yang Ada Pada Diri Mereka”(Q.S Ar-Ra’d:11)

Page 199: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

Tuhan Mempertemukan MelaluiNarkoba

-Nandita Ika Qothrunnada-

Page 200: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

186

TUHAN MEMPERTEMUKANKU MELALUI NARKOBA

Kota jakarta terang oleh purnama. Senja telah berlalu beberapa menit lalu. Suara klakson mobil dan motor terdengar seperti kicauan burung. Malam itu Danea

disibukkan dengan urusan dunia. Tugas, tuntutan dan masalah yang Danea terima membuatnya lelah dengan hidup ini. Lahir berlatarbelakang sebagai anak tunggal membuat Danea suka berfoya-foya di usia belianya. Segala fasilitas Danea dapatkan dari orang tuanya. Hembusan angin malam menerbangkan rambut Danea. Lelaki tampan dan berwajah cina datang menjemput Danea. Malam itu awal dari segalanya.

Malam dengan bulan yang indah membawa Danea ke gemerlapnya dunia malam. Awalanya Danea menolak ajakan Chris tetapi, dengan posisi Danea yang lelah dan tertekan membuat Danea terhasut oleh ajakan Chris. Segelas alkohol Danea tengguk sampai habis. Danea merasa tenang dan nge-fly dengan minum pemberian dari Chris serasa beban yang Danea terima telah hilang. Hari demi hari Danea lewati, detik demi detik Danea merasa masalah semakin bertambah dan cara untuk menenagkannya dengan mengkonsumsi seperempat ganja.

Page 201: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

187

Beberapa bulan setelah itu datanglah kabar yang membuat Danea menginginkan bunuh diri. Kabar burung tentang korupsi yang dilakukan ayah Danea itu menjadi viral di SMA Danea. Menahan rasa malu dan ejekan itu yang Danea terima semasa putih abu-abunya. Badai telah menerpa tubuhnya yang ada diambang batas. Tak ada tempat mengadu dan berbagi, tak ada nasihat dan motivasi yang Danea terima. Layaknya sampah masyarakat yang tidak terpakai dan diinginkan lagi dalam lingkungannya. Mamanya menggugat cerai ayah Danea yang tersangkut kasus korupsi. Permasalahan yang sangat kompleks Danea terima. Chris satu-satunya teman yang Danea punya tanpa Danea tahu bahwa Chris teman yang menjerumuskannya ke dalam dunia gelap.

Pencandu narkoba dan pencuri hal biasa yang Danea lakukan. Masa putih abua-abu Danea menjadi hitam, dimana saat masa produktif mencapai angan beralih menjadi jurang kehancuran. Semua yang Danea lakuka untuk membeli narkoban dan mencari masa ketenangan dalam hidupnya yang dalam tekanan dan konflik. Danea masi ingat mimpi buruk itu. Tepat senja terbenam Danea tertangkap oleh polisi karena pengkonsumsi narkoba. Pondok pesantren menjadi konsekuensi Danea sebagai pengkonsumsi narkoba. Yap, program rehabilitasi yang

Page 202: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

188

Danea terima merupakan ancaman baginya. Mengingat latarbelakang Danea yang beragama Nasrani mebuatnya harus beradaptasi dengan keadaan yang beragama islam.

Matahari menyapa Danea lebih hangat dari biasanya. Polisi mengantarkan Danea menhadap Kyai pondok untuk membantu Danea dalam proses rehabilitasi. Danea merasa nyaman melihat wajah kyai yang ada dihadapnnya.

“Tuhan, akan membantumu nak, untuk menjadi yang lebih baik”.

Ucapan kyai itu masih membekas di hati Danea mungkin hingga saat ini. Polisi berpesan kepada pak kyai agar pak kyai sendiri yang ikut turun tanag dalam proses rehabilitasi Danea. Danea melihat jawaban pak kyai yang hanya tersenyum manis. Pak kyai menyurh abdi ndalem1 untuk mengantarkan Danea di kamar firdaus.

Semua mata menuju ke arah gadis dengan kulit putih dan rambut hitam kecoklatan dengan pandangan sinis. Pandangan semakin tajam ketika Danea berada di kamar firdaus. Situasi ini membuat Danea tertekan karena berada dalam kaum minoritas. Danea merasa berada dalam penjara yang terisolasi dalam sel. Sudut kamar tempat Danea meratapi hidupnya yang semakin hancur.

1

Page 203: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

189

Kondisi seperti ini membuat Danea menjadi menggigil dan kejang-kejang karena membutuhkan narkoba sebagai penenangnya. Salah satu teman kamar memanggil pak kyai untuk mengatasi kondisi Danea. Pak kyai menyuruh pengurus untuk memasukkan Danea kedalam kolah besar dalam keadaan tangan dan kaki terikat dan di tinggalkan sampai Danea tenang. Perintah yang diberikan pak kyai dilaksanakan dan berangsur selama semalam.

Peristiwa malalm itu berbuntut panjang. Keesokan harinya Danea diminta menghadap pak kyai. Danea merasa senang bertemu pak kyai karena Danea merasa tenang dan nyaman ketika melihat senyum beliau. Pak kyai mengajarkan Danea ketauhidan dengan kitab injil versi murni. Setelah pembelanjaran Danea duduk seperti biasa di sudut kamar. Tiba-tiba seseorang mengulurkan tanganya sembari memperkenalkan dirinya. Danea menyambut uluran tangan itu dengan baik. Hari itu, hari jum’at. Hari kedua Danea yang mengantarkan untuk proses lebih baik.

Bumi terus berputar. Matahri terus terbit dari timur dan menunjukan senjanya di barat. Tak pernah berhenti rotasi alam ini. Hari berganti hari. Mulai dari pahitnya kenyataan, tersiksanya diri, punya teman yang memotivasi dan beberapa kali di proses rehabilitasi Danea lewati. Setelah

Page 204: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

190

satu bulan Danea berada di pondok pesantrean. Danea meminta ijin kepada pak kyai untuk mengijinkannya mengikuti serangakaian pengajian yang ada di pondok pesantren. Pak kyai menjawab dengan senyum manisnya dan berkata “jika nak Danea ingin mengikuti, ikuti saja. Ikuti dengan apa adanya sesuai diri sendiri, tanpa harus menjadi orang lain”. Danea sadar, apa yang diinginkannya bertentangan dengan ajaran agamanya tetapi rasa ingin tahunya semakin menjadi-jadi ketika temannya dapat menerimanya dengan baik.

Setiap hari Danea mengikuti kelas bersama teman pertamanya yaitu Aza. Aza tidak pernah menyuruh Danea untuk berkerudung dan berpakaian panjang dalam kegiatan mengajai. Aza hanya menyuruh Danea untuk berpakaian rapi. Hingga suatu saat pak kyai mengadakan pengajian bersama antara putra dan putri. Danea sangat berantusias untuk mengikuti pengajian yang diisi oleh pak kyai tapi niat itu tergagalkan karena Danea tidak berhijab.

“Aza, Danea gak jadi ikut aja ya, Danea malu”.

“Danea, gak usah malu. Danea cukup menjadi diri sendiri”.

“Aza, boleh gak Danea memakai kerudung tapi Danea sendiri bukan orang muslim?”.

Page 205: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

191

“Boleh dong Dan, berkerudung itu bukan sebagai identitas tapi keinginannya”.

Pengajian yang disampaikan pak kyai bertema agamaku agama toleransi kecuali dalam hal aqidah. Banyak pelajaran yang Danea dapatkan ketika malam pengajian itu. Tanpa Danea sadari ketergantungan narkoba oleh Danea telah berhasil. Sehingga kini saatnya Danea polisi menindak selanjuti dan menyelesaikan proses rehabilitasi yang Danea lakukan.

Malam purnama merupakan malam yang indah sekaligus malam yang kelam bagi Danea. Danea meminta Aza menemaninya menemui pak kyai untuk membicarakan keinginannya. Angin malam yang lembut membawa ketenangan dan kemantapan hati Danea untuk menyampaikan keinginannya. Danea meminta pak kyai untuk menuntunnya menjadi seorang muslimah. Aza tersontak dengan pernyataan Danea yang menginginkan menjadi seorang mualaf. Pak kyai sangat mengapresiasi dan mendukung keputusan Danea.

Tepat pada tanggal 10 muharram pak kyai menjadikan Danea seorang muslimah. Disinilah awal perjuangan Danea untuk menjadi seorang muslimah sejati. Danea mulai mengawali hari-harinya dengan hal-hal yang

Page 206: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

192

sederhana. Aza selalu bersama Danea menemani dan mengajarkan apa yang Danea butuhkan. Berjalan diatas ombak tidaklah mudah untuk seorang Danea penuh jatuh bangun dengan segala keterbatasanya untuk benar-benar masuk kedalam ridlonya Allah SWT.

Masa putih abu-abu Danea lewati dengan membangun segalanya dari awal. Berdzikir, belajar, berbagi, dan istiqomah itu usaha yang Danea lakukan dalam perjuangannya. Menjemput rindu-Nya dan bertemu dengan-Nya menjadikannya semakin rendah dan bersyukur atas apa yang di alami. Hingga ditengah prosesnya badai menerpa diri Danea. Danea mendapat kabar burung bahwa ayahnya meninggal di penjara. Sulit bagi Danea untuk menremia keadaan ini tetapi Danea yakin Allah selalu bersamanya dan menunjukannya jalan yang lurus untuk dapat berjumpa dengan-Nya.

Masa putih abu-abu telah berakhir banyak usaha dan cobaan yang Danea lakukan untuk istiqomah terhadap agam islam. Hingga saatnya perpisahan Danea mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S1 di Al-Azhar. Pak kyai sangat bangga atas usaha dan keberhasilan yang Danea dapatkan. Hingga saat ini Aza adalah motivasi bagi Danea untuk menjadi lebih baik. Danea hanyalah manusia yang berada dalam titik terendah yang mampun bangkit

Page 207: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi

193

dari segala keterpurukan yang pernah di alami. Hingga kini Danea menjadi muslimah berkat kuasa Allah yang telah menyelamatkanya dari jurang kesesatan. Pesan yang dapat diambil percayalah bahwa tuhan selalu bersamamu dan menolongmu, dekatilah tuhanmu karena sesungguhnya tuhanmu merindukanmua untuk menemuinya terutama disepertiga malam dan mengingatnya.

Foto penulis bersama Danea ketika di Fayoum Egypt

Page 208: Badan Amil Zakat Nasional - Goresan Tinta Hijrahku · TIM PENYUSUN Mualaf Center – Badan Amil Zakat Nasional (Mualaf Center BAZNAS) Pengarah : M. Arifin Purwakananta Irfan Syauqi