BAB XIV - dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com€¦ · Web viewKualitas kelompok diharapkan dapat...
Transcript of BAB XIV - dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com€¦ · Web viewKualitas kelompok diharapkan dapat...
BAB V
KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu kompetensi
yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya adalah kompetensi
profesional. Dengan demikian seorang guru yang profesional adalah guru yang
dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Guru pada proses
pembelajaran berperan sebagai motivator dan fasilitator, oleh karenanya seorang
guru memerlukan beberapa keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Berbekal
keterampilan tersebut diharapkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif
dan efisien. Udin Syaefudin (2010:55) menyebutkan bahwa keterampilan guru
dalam proses pembelajaran meliputi: 1) keterampilam membuka dan menutup
pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan bertanya, 4)
keterampilan memberikan penguatan, 5) keterampilan mengadakan variasi, 6)
keterampilan menggunakan media pembelajaran, 7) keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, 8) keterampilan mengelola kelas, dan 9) keterampilan
mengajar perorangan dan kelompok kecil.
5.1 Keterampilan Membuka Pelajaran dan Menutup Pelajaran
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Pengertian
Keterampilan membuka pelajaran adalah upaya guru dalam proses
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan kalimat lain, kegiatan
yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan
perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan
membuka pelajaran yang baik akan berdampak positip bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru
pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti
pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuka pelajaran antara
lain adalah (1) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, (2) menarik perhatian
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 64
siswa, (3) memberi acuan, dan (4) membuat kaitan antara materi pelajaran yang
telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.
Tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah untuk:
1) Membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat
membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.
2) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam
kegiatan belajar mengajar.
3) Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
4) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman
yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang
belum dikenalnya.
Agar pelaksanaan keterampilan membuka pelajaran dapat berlangsung
dengan baik, hendaknya para guru memperhatikan komponen-komponen yang
ada. Komponen dalam keterampilan membuka pelajaran meliputi:
1) Menarik perhatian siswa, hal ini dilakukan dengan cara:
a. Melakukan variasi dalam mengajar.
b. Menggunakan alat bantu pembelajaran.
c. Melakukan pola interaksi yang bervariasi.
2) Menimbulkan motivasi, hal ini dilakukan dengan cara:
a. Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan.
b. Menimbulkan rasa ingin tahu.
c. Mengemukakan ide-ide yang bertentangan.
d. Memperhatikan minat siswa.
3) Memberi acuan, kegiatan ini dilakukan dengan cara:
a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
b. Menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa.
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4) Membuat kaitan atau hubungan antara materi yang akan dipelajari dan
pengalaman serta pengetahuan yang telah dikuasai siswa ketika guru
melakukan kegiatan pembelajaran.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 65
b. Keterampilan Menutup Pelajaran
Keterampilan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran. Keterampilan menutup pelajaran pada umumnya
bertujuan untuk:
1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan pada siswa.
3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman
yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya.
Bentuk keterampilan menutup pelajaran dapat berupa: (1) merangkum atau
membuat garis besar persoalan, sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas
tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja dibicarakan; (2)
mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran
tersebut agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat dan
kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya; (3) mengorganisasi semua kegiatan
atau pelajaran yang telah dipelajari agar tercipta suatu kebulatan yang berarti
dalam memahami materi yang baru dipelajari; (4) memberi tindak lanjut (follow
up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan
dilupakan karena itu dipelajari kembali di rumah.
Komponen dalam keterampilan menutup pelajaran meliputi:
1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran
dan membuat ringkasan;
2) Mengevaluasi dengan cara antara lain (1) mendemonstrasikan keterampilan,
(2) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (3) mengeksplorasi pendapat
siswa sendiri, (4) memberikan soal-soal tertulis (5) mengadakan pengayaan,
tugas mandiri, maupun tugas terstruktur.
c. Prinsip Keterampilan Membukan dan Menutup Pelajaran
Pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat
dilakukan dengan berprinsip pada:
a. Bermakna
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 66
Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai
dengan isi dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu cerita singkat atau
lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya
dihindarkan.
b. Berurutan dan berkesinambungan
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum
kembali mata pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan
prinsip berurutan dan berkesinambungan memerlukan adanya suatu susunan
bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara
satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang jelas
dan tepat.
d. Penerapan dalam Microteaching
1) Sajikan suatu pengajaran selama 10—15 menit. Latilah semua komponen
membuka dan menutup pelajaran, meliputi: (1) menarik perhatian siswa, (2)
menimbulkan motivasi, (3) memberi acuan, (4) meninjau kembali, (5)
mengevaluasi, dengan cara: demonstrasi keterampilan, aplikasi ide baru,
eksplorasi pendapat siswa, dan memberikan soal-soal tertulis.
2) Sementara anda berlatih, fasilitator mengamati dengan menggunakan lembar
observasi, kemudian memberikan saran dan komentar (balikan) mengenai
latihan Anda.
5.2 Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian
1) Penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan, misalnya hubungan sebab-akibat, definisi-
contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.
2) Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan menjelaskan.
3) Pemberian informasi merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan guru
dalam proses interaksi pembelajaran.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 67
b. Tujuan
1) Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan
prinsip secara objektif dan bernalar.
2) Melibatkan siswa dalam berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan.
3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka.
4) Membimbing siswa untuk menghayati, mendapat proses penalaran, dan
menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.
c. Alasan Penguasaan Keterampilan Menjelaskan
1) Meningkatkan efektivitas pembicaraan agar benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa, karena pada pada umumnya
pembicaraan lebih didominasi guru daripada siswa.
2) Penjelasan yang diberikan guru seringkali tidak jelas bagi siswa, walaupun
guru menganggap sudah jelas. Misalnya guru selalu mengatakan: “sudah jelas,
bukan?” atau “dapat dipahami, bukan?” Oleh karena itu, kemampuan
mengelola tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam memberikan
penjelasan.
3) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber
lainnya. Guru perlu membantu siswa menjelaskan hal-hal tertentu.
4) Kurangnya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam belajar.
Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan infor-masi berupa
penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.
d. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
1. Komponen Merencanakan
a) Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama
berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.
b) Isi pesan (materi) meliputi: (1) analisis masalah secara menyeluruh, (2)
penentuan jensi hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 68
dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
c) Penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-
perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan menerima pesan seperti usia,
jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat-minat, serta
lingkungan belajar siswa.
2. Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti siswa. Menghindari penggunaan ucapan seperti “ee”,
“aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”, “biasanya”, “seringkali”, dan ucapan
atau istilah yang tidak dapat dipahami siswa.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya menggunakan contoh
dan ilustrasi yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: Penjelasan harus memusatkan perhatian siswa kepada
masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini
guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti: “Yang terpenting
adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak
sukar”, dan sebagainya.
d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak-mengertiannya,
ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan
mengajukan pertanyaan seperti: “Apakah kalian mengerti dengan penjelasan
tadi?” “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?” dan sebagainya.
e. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan
adalah:
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 69
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, maupun di akhir pertemuan.
Hal ini tergantung dari keperluannya dan penjelasan juga dapat diselingi
dengan tujuan pembelajaran.
2) Penujelasan harus relefan dengan tujuan pembelajaran.
3) Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa atau
yang direncanakan oleh guru sebelumnya.
4) Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
5) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan cirri-ciri serta karakteristik
siswa.
f. Penerapan dalam Microteaching
Sajikan penjelasan selama 10 menit. Selama anda berlatih, fasilitator akan
mengamati dan merekam semua aktivitas Anda dengan menggunakan lembar
observasi sebagai pedoman. Nilailah penjelasan yang anda berikan tersebut
dengan bantuan fasilitator.
5.3 Keterampilan Bertanya
Brown (dalam Udin Syaefudin, 2010:61) menyatakan bahwa bertanya
adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan pada diri siswa. Adalah
pekerjaan yang tidak mudak bagi seorang guru untuk membuat atau menyiapkan
pertanyaan yang berpengaruh positip dalam pembelajaran. Oleh karena itu
seorang guru hendaknya selalu berusaha agar memahami dan menguasai
penggunaan keterampilam bertanya.
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran dibedakan atas, keterampilan
bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjutan. Keduanya
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan mendorong
siswa agar dapat mengambil inisiatif sendiri.
1) Tujuan
Bertanya dalam proses pembelajaran memainkan peranan penting, sebab
pertanyaan yang tersusun secara baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan
memberikan dampak positip bagi siswa, oleh karena itu keterampilan dan
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 70
kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan,
baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Tujuan pertanyaan yang diajukan
kepada siswa yaitu:
1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;
2) Membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dihadapi atau dibicarakan;
3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa, sebab berpkir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya;
4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa agar dapat menentukan jawaban yang benar;
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
2) Komponen Keterampilan Bertanya
Komponen Keterampilan Tingkat Dasar
a. Jelas dan Singkat, Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan
singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai
dengan taraf perkembangannya.
b. Pemberian Acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru harus memberikan
acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dari siswa.
Contoh: Kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angin.
Coba kamu sebutkan faktor penyebab yang lain yang mengakibatkan
terjadinya erosi.
c. Pindah Gilir, Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa karena jawaban siswa belum tepat atau belum memadai.
d. Penyebaran
1) Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an,
guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
2) Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapatkan giliran secara
sama dalam menjawab pertanyaan.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 71
3) Beda dengan pindah gilir: pada pindah gilir, beberapa siswa secara bergilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,
beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawab kepada
siswa yang berbeda pula.
e. Pemberian Waktu Berpikir, Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh
siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum
menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
f. Pemberian Tuntunan, Bila siswa menjawab salah atau tidak dapat
menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat
mene-mukan sendiri jawaban yang benar.
Komponen Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
1) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan
yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-
beda dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh
karena itu dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah
tuntutan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling
rendah, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari
yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan komplek, guru hendaknya
dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa
dinilai benar oleh guru, tetapi belum sempurna maka guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
4) Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan
lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil studi, guru hendaknya
mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan cara
mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan
pertanyaan maka guru tidak segera menjawab akan tetapi melontarkan
pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 72
3) Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya.
a. Kehangatan dan Antusias
Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu
menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika
menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi
wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan
keantusiasan.
b. Kebiasaan yang Perlu Dihindari
1) jangan mengulang-ulang pertanyaan jika siswa tidak mampu
menjawabnya.
2) jangan mengulang-ulang jawaban siswa
3) jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa
memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
4) usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak (koor),
hal ini dikarenakan guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang
menjawab pertanyaan benar dsn yang salah.
5) menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan
pertanyaan.Oleh karena itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu
kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang siswa
untuk menjawabnya.
6) pertanyaan ganda, guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya
ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa.
4. Dasar Pertanyaan yang Baik
1) Jelas dan mudah dipahami siswa
2) Berikan informasi yang cukup kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
3) Difokuskan kepada satu masalah atau tugas tertentu
4) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan
5) Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 73
6) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa berani
menjawab pertanyaan
7) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar
5. Jenis-jenis Pertanyaan yang Baik
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Compliance question, pertanyaan permintaan, misalnya: “Dapatkah kamu
tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian didengar semua?”
2) Rhetorical question, pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban siswa,
tetapi dijawab sendiri oleh guru, misalnya: “Mengapa setiap Muslim harus
berwudlu sebelum melaksanakan salat? Sebab wudlu merupakan” … dan
seterusnya.
3) Prompting question, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni
pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses
berpikir. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah dalam menjawab,
guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun
proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan
jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.
4) Probing question, pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong siswa untuk mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.
Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
Jenis Pertanyaan menurut taksonomi Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau ingatan
dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan.
Contoh:
Sebutkan ciri-ciri microteaching!
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri.
Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 74
Contoh: Jelaskan manfaat microteaching!
3) Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang
diterima.
Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat Anda
berikan?
4) Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa
untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari
komunikasi.
Contoh:
a) Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba?
b) Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau
memperhatikan pelajaran?
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya
terhadap suatu isyu yang ditampilkan.
Contoh:
a) Bagaimana pendapat Anda tentang fatwa haram bagi presiden wanita?
b) Apa komentar Anda tentang politik uang?
6. Penerapan dalam Microteaching
Sajikan suatu kegiatan pembelajaran yang banyak menggunakan interaksi
verbal antara Anda dan yang Anda anggar siswa. Buatlah beberapa pertanyaan
yang akan Anda ajukan selama pembelajaran berlangsung. Gunakan komponen
keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran
5.4 Keterampilan Memberikan Penguatan
a. Pengertian
1) Segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 75
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi penerima
(siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
2) Atau, respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut
dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka
lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran.
Contoh:
Guru : “Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara!”
“Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil menunjuk)
Siswa : “Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!”
Guru : “Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang
mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik
seperti kamu”.
b. Tujuan
Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk:1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku
siswa yang produktif.
c. Jenis-jenis Penguatan
Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, bagus sekali, betul,
pintar, ya, seratus buat kamu!
Penguatan Nonverbal
1) Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala,
senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot
mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.
2) Penguatan dengan cara mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati siswa
untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 76
laku, atau penampilan siswa. Misalnya: guru berdiri di samping siswa,
berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau
berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
3) Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat menyatakan
persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa dengan
cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat
tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa
penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia,
jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.
4) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Guru dapat menggunakan
kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan.
Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan kemajuan dalam pelajaran musik
ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolah.
5) Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan jenis ini dilakukan dengan
cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar,
bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Tetapi
perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara seperti ini jangan terlalu sering
digunakan agar tidak terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai
imbalan.
6) Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja yang benar, guru
hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini guru
sebaiknya memberikan penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang
siswa hanya memberikan jawaban sebagian saja yang benar, sebaiknya guru
menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan”,
sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya
salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
d. Prinsip-prinsip Penguatan
Kehangatan dan Keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 77
Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan
penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
1) Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan
siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
Dengan demikian, penguatan itu bermakna baginya, jangan sampai terjadi
sebaliknya.
2) Menghindari penggunaan respon negatif
3) Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang
diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina, ejekan yang
kasar, perlu dihindari, karena akan mema-tahkan atau mengurangi semangat
siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak
dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung
menyalahkan siswa, jika jawaban siswa tidak benar, tetapi bisa melontarkan
pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
e. Cara Penggunaan
Penguatan kepada Siswa Tertentu
Penguatan harus jelas, kepada siapa ditujukan. Sebab bila tidak jelas akan
kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih
dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan Kelompok
Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya, apabila
satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan
kelas itu untuk bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.
Pemberian Penguatan dengan Segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau
respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya cenderung
kurang efektif.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 78
Variasi dalam Penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak
terbatas pada satu jenis saja, karena hal itu akan menimbulkan kebosanan dan
cenderung kurang efektif.
f. Penerapan dalam Microteaching
1) Siapkan satu pelajaran singkat antara 10—15 menit mengenai suatu pokok
bahasan tertentu.
2) Konsultasikan dengan fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.
3) Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa teman Anda yang Anda perlakukan
sebagai siswa.
4) Berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respon
siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan.
5) Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah
simulasi, melainkan pembelajaran sebenarnya dalam bentuk kecil (micro).
5.5 Keterampilan Mengadakan Variasi
a. Pengertian
1) Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses interaksi
pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam
proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta partisipasi secara penuh.
2) Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk
menguasai keterampilan tersebut.
b. Tujuan Pelaksanaan Keterampilan Memberikan Variasi
1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses interaksi
pembelajaran
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat ingin
tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru
3) Memupuk tingkah laku positip terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 79
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenanginya
c. Prinsip Penggunaan
1) Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
2) Variasi hendaknya digunakan secara lancar dan berkesinambungan agar tidak
merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi pembelajaran
3) Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara eksplisit
dicantumkan dalam rencana pelajaran atau program satuan pelajaran (PSP).
d. Komponen Keterampilan Memberikan Variasi
Variasi Cara Mengajar Guru
1) Teacher Voice. Variasi suara adalah perubahan suara: keras-lembut, tinggi-
rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu.
2) Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting.
Misalnya, dengan perkataan: “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini
penting sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”, dan
sebagainya.
3) Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba
dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik
untuk menarik perhatian siswa.
4) Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru
ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas
dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada hubungan yang intim
dengan siswa. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi dan mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
5) Teacher Movement. Pergantian posisi guru dalam kelas digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru, biasakan
bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
Perhatikan beberapa saran berikut ini.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 80
a. Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan rasa dekat
kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.
b. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan
tulis.
c. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-
langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajah
seluruh kelas.
d. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari
belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa.
6) Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan kepala
dan gerakan badan adalah aspek sangat penting dalam berkuminikasi,
terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi
wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut, menaikkan alis
mata, dan sebagainya.
7) Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar
a. Visual aids. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya: grafik,
bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya.
b. Audio (auditif) aids. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar,
misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama,
telepon, dan sebagainya.
c. Motorik. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan
digerakkan, misalnya: topeng, patung, boneka, dan lain-lain yang dapat
diperagakan atau dimanipulasikan.
d. Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat,
didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector yang
diiringi penjelasan guru.
8. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
1) Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah).
2) Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
3) Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu
sama lain
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 81
4) Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru
dan siswa, siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
5) Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika ada
siswa yang belum mendapat giliran.
e. Penerapan dalam Microteaching
1) Rencanakan suatu pengajaran mikro (5—10 menit) untuk topik dan kelas
tertentu.
2) Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan
kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.
3) Latihlah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya mengajar,
variasi media, maupun variasi pola interaksi.
4) Sementara anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat kesalahan dan
atau kekeliruan anda dengan menggunakan lembar pengamatan untuk
memperoleh balikan bagi anda.
5.6 Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
a. Tujuan
1) Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbaitis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Menimbulkan kegairahan belajar
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan kenyataan.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 82
b. Komponen Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
1) Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran
yang mempunyai sifat dapat didengarkan olah siswa, misalnya radio, tape
recorder.
2) Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, misalnya peta,
gambar pemandangan.
3) Media audio-visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa,
misalnya televisi, film.
c. Prinsip-prinsip Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
1) Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
kompetensi dasar.
2) Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu
meningkatkan motivasi siswa.
3) Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong
sikap aktif siswa dalam belajar.
5.7 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan,
memecahkan suatu masalah. Sehingga pengertian keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil adalah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing
siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.
a. Tujuan
1) Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan
baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir
dan komunikasi
3) Siswa dapat terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 83
b. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2) Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
3) Meningkatkan usulan siswa.
4) Menganalisis pandangan dan pendapat siswa.
5) Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi.
6) Menutup diskusi.
c. Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai
dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi,
kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai
pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai
keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman, dan bebas
mengemukakan pendapat.
1) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi:
a. topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
b. Masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek, bukan
jawaban tunggal.
c. adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik
tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.
d. Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai
motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
5.8 Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan
dalam proses pembelajaran.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 84
a. Tujuan
1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari
tujuan pembelajaran.
3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa
dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.
b. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dan bersifat preventif. Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan
pembelajaran sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisibelajar yang optimal.
4) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengelola Kelas
1) Memodifikasi tingkah laku guru. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku
siswa yang mengalami masalah dan memodifkasi tingkah laku tersebut
dengan mengaplikasikan pemberian pengutan secara sistematis.
2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara
semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru
dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku
keliru yang muncul dan mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidakpatutan tingkah laku tesebut serta berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 85
5.9 Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil
a. Tujuan
1) Tujuan keterampilan mengajar perorangan
1) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.
2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa.
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.
4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun
antara siswa dengan siswa,
2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
b) Memberikan kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih
memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis.
c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap
sosial dan semangat gotong royong.
b. Komponen-komponen Keterampilan Mengajar Perorangan dan
Kelompok Kecil.
1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
berhubungan dengan pengembangan program atau kurikulum. Dalam hal ini
guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan
program dan kebutuhan siswa. Dengan demikian guru dituntut mampu dan
terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar,
kecenderungan minat dan tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisis
tersebut guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar
yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar.
2) Keterampilan mengorganisasikan
Selama proses pembelajaran berlangsung, baik perorangan maupun kelompok
kecil tugas dan peran guru adalah sebagai organisator. Guru juga bertugas
memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
3) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 86
Salah satu cirri-ciri dalam pengajaran perseorangan atau kelompok kecil
adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa,
dan siswa dengan siswa. Kondisi ini akan terjadi apabila guru dapat
menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan
leluasa untuk mengemukakan pendapat. Disamping itu siswa mempunyai
keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan
pendapat siswa dan bersedia membantu apabila diperlukan.
4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
Mengajar perorangan maupun kelompok kecil berarti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat
belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru harus terampil
dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah
semangat.
c. Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok
Kecil.
1) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan
a. Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat
diatur.
b. Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, misalnya modul,
paket belajar, atau dengan menggunakan bahan yang telah disiapkan oleh
guru.
c. Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan
2) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
a. Mengajar di dalam kelompok kecil mempunyai ciri-ciri memiliki
keanggotaan yang jelas, terdapat kesadarn kelompok, memiliki tujuan
bersama, saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan, adanya interaksi
dan komunikasi antar anggota, dan ada tindakan bersama.
b. Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positip,
apabila syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu: terjai hubungan yang
akrab antar sesama anggota, terjadi hubungan yang erat dan kompak
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 87
diantara anggota kelompok, para anggota memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi, dan para anggota memiliki rasa kebersamaan yang tinggi.
c. Pedoman pelaksanaan, meliputi:
1) Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok diatur sebaiknya
jumlah anggota dalam kelompok 4-5 orang dengan pertimbangan
bahwa semakin banyak anggota maka kelompok menjadi tidak efektif.
Pembentukan kelompok hendaknya berdasarkan minat, pengalaman,
dan prestasi belajar.
2) Perenacaan tugas dalam kelompok. Tugas yang dimaksud dapat berupa
tugas parallel atau komplementer.
3) Persiapan dan perencanaan. Persiapan dan perencaan dilakukan oleh
dengan cara menyiapkan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber
belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara
efektif bagi setiap kelompok.
d. Pelaksanaan yang meliputi beberapa hal yaitu pelajaran diawali
dengan pertemuan klasikal untuk memberikan informasi umum kepada
seluruh siswa dan guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk
melaksanakan tugas ditempat yang tersedia.
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 88
Keterampilan Guru dalam Berprofesi - 89