BAB X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS -...
Transcript of BAB X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS -...
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
TEKNIK INVENTARISASI DAN PEMETAAN HUTAN
BAB X
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DR IR DRS H ISKANDAR MUDA PURWAAMIJAYA, MT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
1
BAB X
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
A. Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis atau Georaphycal Information system (GIS) merupakan suatu sistem
informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang
memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini menangkap, mengecek,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang secara spasial
memeriksa kondisi bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi-operasi umum mengacu pada
database, seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis unik
yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan analisis grafis dan tekstual membedakan GIS dengan
sistem informasi lain yang membuat GIS menjadi berguna di berbagai kalangan untuk
menjelaskan kejadian, merencanakan strategi dan memprediksi gejala yang terjadi.
Sistem Informasi Geografis terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-
aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan
(Fariza, 2009). Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis
dan individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan
menggunakan sistem informasi geografis. Perkembangan Sistem Informasi Geografis diikuti
oleh membanjirnya produk teknologi GIS di pasar-pasar Indonesia, demikian cepat arus
datangnya produk-produk teknologi sistem informasi yang multi-disiplin sudah sepatutnya juga
diikuti pula dengan kemampuan dalam memahami pengertian sistem, data dan informasi,
sistem informasi, sistem informasi geografis agar bisa mengimbangi kecepatan perkembangan
teknologinya.
GIS (Geographycal Information System) berfungsi untuk membuat peta-peta digital. Prosedur
aplikasi GIS diawali dengan pemasukan data berupa berbagai macam data kemudian diproses
(menyangkut berbagai macam proses dan analisis) untuk dapat menghasilkan berbagai macam
keluaran (output) berupa peta, tabel, data statistik ataupun basis data lainnya.
2
Sistem komputer untuk GIS (Geographycal Information System) terdiri dari perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data,
pengolahan, analisis dan pemodelan (modeling) data geospasial.
Fungsi pengguna adalah untuk memilih informasi yang diperlukan membuat standar, membuat
jadwal pemutakhiran yang efisien, menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang
diinginkan dan merencanakan aplikasi.
Gambar . Komponen GIS
Komponen utama sistem informasi geografis, dibagi menjadi empat komponen utama yaitu:
perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografis serta organisasi (manajemen)
dan pemakainya (user). Kombinasi yang benar antara komponen utama akan menentukan
kesuksesan suatu proyek pengembangan sistem informasi geografis dalam suatu organisasi.
a. Komponen perangkat keras (Hardware).
Perangkat keras yang digunakan dalam GIS tidak ada bedanya dengan komputer yang biasa
dipakai untuk program penghitungan. Bagian komputer bisa dibedakan menjadi CPU (central
processing unit), keyboard, mouse dan monitor. Tipe CPU beragam dari tingkat PC (personal
computer), work station, komputer mini dan sampai dengan komputer lain frame. Perangkat
komputer untuk GIS harus dilengkapi dengan digitizer, scanner dan plotter (peripherals).
Perangkat keras yang yang digunakan terbagi atas tiga bagian yaitu :
3
- Alat data dan masukan terdiri dari : harddisk (terdiri atas dua yaitu harddisk dengan
kapasitas 1 GB untuk workstation yang tersambung dengan harddisk berkapasitas 2 GB
untuk workstation yang berdiri sendiri), disket, CD-ROM, keyboard (keyboard 101-key),
digitizer (dengan dimensi minimum 24 x 36 (D size) dengan akurasi 0,005 inchi), Scanner
(hitam putih dengan ukuran minimum 24 x 36 (D size) dengan resolusi 400 dpi, scanner
berwarna dengan ukuran 11 x 17 (B size) dengan resolusi 400 dpi).
- Alat proses terdiri dari CPU (berbasiskan processor 32-bit Intel), RAM (minimal 32 Mb).
- Alat keluaran hasil/output device terdiri dari layar monitor (dengan resolusi 1280 x 1024
dengan 256 warna dan VRAM 4 MB), printer (dengan teknologi laser atau inkjet ukuran
kertas 11 x 17 (B size)), plotter (dengan teknologi inkjet resolusi minimum 300 dpi untuk
ukuran kertas minimum 36 x 48 (E size).
Gambar . Konfigurasi Perangkat Keras GIS
b. Perangkat lunak (Software)
Software utama yang dibutuhkan oleh sebuah GIS adalah kemampuan untuk menangkap dan
mengatur data, mengakses dan menukar data, membuat database dan memanipulasinya dan
juga harus dilengkapi dengan kemampuan untuk aplikasi bidang tertentu. Jika sebuah software
tidak bisa memenuhi persyaratan maka tidak bisa dimasukan kedalam kategori software GIS,
misal software CAD (computer aided design) yang banyak digunakan pada perencanaan
landscape.
4
Perangkat lunak khusus GIS sering digunakan untuk menjalankan tugas–tugas GIS. Perangkat
lunak tersedia dalam bentuk paket–paket perangkat lunak yang masing–masing terdiri dari
multi program yang terintegrasi untuk mendukung kemampuan–kemampuan khusus untuk
pemetaan, manajemen, dan analisis data dari dua bagian: paket inti (core) yang digunakan
untuk pemetaan dasar dan manajemen data serta paket–paket aplikasi yang terintegrasi
dengan paket ini untuk menjalankan program khusus dan aplikasi analisis geografi.
c. Data dan informasi geografis
Data adalah bagian penting ketiga GIS yang dapat mengumpulkan dan menyimpan data serta
informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung baik dengan cara meng-importnya dari
perangkat–perangkat lunak GIS yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi
data spatialnya dari peta dan memasukan data atributnya dari tabel–tabel dan laporan dengan
keyboardnya. Data GIS (spatial dan atribut) digunakan untuk memecahkan persoalan.
d. Organisasi pengelolaan dan pemakai
Komponen pengelolaan dan pemakai tidak dapat dipisahkan dengan jelas. Bentuk organisasi
harus senantiasa mengikat dengan pemakai. Bentuk organisasi merupakan salah satu kunci
dalam penentuan kesuksesan GIS. Susunan keahlian dan kemampuan pengelola GIS sangat
penting untuk diupayakan agar dapat menjalankan fungsi GIS dengan baik. Organisasi
pengelolaan bervariasi dari grup yang mengelola hal–hal yang berkaitan dengan manajemen
dan yang berkaitan dengan masalah teknis. Keahlian yang penting dalam suatu GIS adalah
manajer GIS, pakar database, kartografer, manajer sistem, programmer, dan teknisi untuk
pemasukan dan pengeluaran data (Korte, 1992).
Alasan dibutuhkannya GIS (Geographycal Information System), yaitu :
a. penanganan data geospatial sangat buruk,
b. peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa,
c. data dan informasi sering tidak akurat,
d. pelayanan penyediaan data tidak tersedia,
e. pertukaran data tidak tersedia.
Keuntungan diterapkannya Geographycal Information System adalah :
5
a penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku revisi dan
pemutakhiran data menjadi lebih mudah,
b data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan
direpresentasikan,
c produk bernilai tambah,
d data geospatial dapat dipertukarkan,
e produktifitas staff meningkat dan lebih efisien,
f penghematan waktu dan biaya,
g keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik.
Tabel . Perbandingan GIS dan Pekerjaan Manual
Peta GIS Pekerjaan Manual
Penyimpanan Database Digital baku dan
terpadu Skala dan Skala berbeda
Pemanggilan Kembali Pencarian dengan komputer Cek manual
Pemutakhiran Sistematis Mahal dan memakan waktu
Analisis Overlay Sangat cepat Memakan waktu dan tenaga
Analisis Spasial Mudah Rumit
Penayangan Murah dan Cepat Mahal
B. Pengembangan Sistem Informasi Geografis dengan ArcView 3.3
Arcview merupakan salah satu perangkat lunak (tool) SIG dan pemetaan yang dikembangkan
oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute,Inc). ArcView memiliki kemampuan
melakukan visualisasi data, eksplorasi data, menjawab query (baik database spasial maupun
non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya. ArcView mengorganisasikan
perangkat lunaknya ke dalam beberapa komponen penting sebagai berikut.
Project
project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView. Project merupakan file
yang merangkum bagian-bagian pekerjaan dalam ArcView. Sebuah project biasanya terdiri atas
6
(salah satu atau beberapa dari) View, Theme, Table, Chart, Layout, Script yang digunakan
aplikasi ArcView. File project tersimpan dalam format file berekstensi .apr (ArcView Project).
Project tidak menyimpan data spasial yang sebenarnya (data-data spasial seperti : shape file,
ArcInfo coverage, atau image dan talubar). Sebuah project menyimpan seluruh referensi lokasi
dari data spasial. Sebuah data spasial dapat dibuka dalam banyak project untuk aplikasi yang
berbeda tanpa membuat duplikasi. Dalam sebuah project dapat meng-import project lain untuk
menggabungkan beberapa project sekaligus.
Theme
Theme merupakan suatu bangunan dasar sistem ArcView. Theme merupakan kumpulan dari
beberapa layer ArcView yang membentuk suatu “tematik” tertentu. Sumber data yang dapat
dipresentasikan sebagai theme adalah shape file, coverage (ArcInfo), dan citra raster.
View
View adalah kumpulan yang logis dari detail geografis dengan karakteristik yang sama. Sebagai
contoh, View dengan nama kampus terdiri dari 6 theme, yaitu : jalan, fakultas, gedung pusat,
gedung pertemuan, perpustakaan dan laboratorium. Jendela (window) dari view mempunyai
dua bagian, yaitu daftar isi dan tampilan peta. Daftar isi memuat tema-tema yang ada dan
menampilkan legendanya. View dapat diakses dari lokal komputer atau komputer lain melalui
jaringan (network). Secara default theme hanya berisi suatu fitur dalam satu kelas, tetapi dapat
juga di definisikan sesuai dengan fitur tertentu.
Table
Dokumen tables menampilkan data tabular. Tables menyimpan informasi yang menjelaskan
fitur-fitur pada suatu view (misalnya : lebar jalan, ukuran kota, jumlah penduduk). Setiap baris
atau record dari suatu table didefinisikan satu anggota dari kelompok besar. Sedangkan satu
kolom atau field mendefinisikan karakter tunggal dari kelompok itu. Table di dalam project
dapat bersumber dari :
a) Import dari program database lainnya (dengan SQL).
b) Memasukkan database secara langsung.
c) Membuat table sendiri dengan table dalam ArcView.
d) Mengambil table dari atribut theme peta yang dimasukkan.
7
Table yang telah dimasukkan dalam ArcView project dapat diedit, baik dengan menambahkan
field atau dengan menambah record atau mengedit record yang telah ada. User dapat mengatur
tampilan table dengan memilih field yang akan ditampilkan, hasil pengaturan berguna sekali
jika akan menampilkan table ke dalam layout. Table dalam ArcView dapat di-export ke format
lain baik dalam format dbf atau txt.
Chart
Chart merupakan visualisasi dari table, dalam ArcView berarti visualisasi dari atribut table
setiap data spasial yang ditampilkan. Chart dapat dijadikan sebagai alat untuk menampilkan,
meng-query atau analisis data. Menggunakan chart dalam ArcView sangat menguntungkan
karena antara chart, table dan view memiliki keterkaitan database. Setiap perubahan pada
database secara langsung akan mengubah chart, table dan tampilan view.
Layout
Layout menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dokumen-dokumen project dan
komponen-komponen peta lainnya seperti arah utara, arah selatan dan arah skala batang yang
berguna untuk menciptakan peta akhir untuk dicetak atau diplot. Suatu layout dapat memiliki
dua view, satu chart, satu arah utara dan sebuah judul.
Layout pada sebuah project ArcView memungkinkan pemakai untuk menampilkan view, chart,
table, grafik hasil import and grafik yang dimiliki ArcView itu sendiri (skala, arah mata angin dan
lain-lain).
Script
Script adalah komponen ArcView project yang berisikan code-code pemrograman yang disebut
Avenue. Avenue merupakan bahasa pemrograman pada ArcView yang berbasiskan object
oriented programming.
1. Memulai Digitasi Peta dengan ArcView Release 3.3
Digitasi adalah proses merubah data peta analog (peta kertas) ke dalam format digital (peta
digital). Langkah-langkah untuk melakukan digitasi adalah sebagai berikut :
- aktifkan software Arcview, setelah ditampilkan jendela welcome to Arcview GIS pada
bagian create a new project pilih opsi as a blank project, selanjutnya klik tombol ok,
8
Gambar . Jendela Welcome to ArcView GIS
- pilih menu view pada project window, kemudian klik tombol new maka akan
ditampilkan sebuah jendela view (view window) baru yang kosong,
Gambar . Project Window
- masukkan peta analog (peta kertas hasil scan) ke dalam jendela view. Arcview dapat
menerima sumber data gambar berbagai data digital (image file) termasuk yang
berformat JPEG dan TIFF. Ektensi JPEG aktifkan terlebih dahulu untuk memasukkan data
gambar JPEG atau ektensi TIFF untuk gambar berformat TIFF, kemudian klik tombol ok,
Project
window
View
Window
9
Gambar . Jendela Extensions
- klik tombol add theme untuk memasukkan data analog (peta kertas), setelah
ditampilkan kotak dialog add theme, ubah format atau tipe data dari feature data
source menjadi image data source, kemudian pilih peta analog yang dimaksud dan klik
tombol ok,
Gambar . Kotak Dialog Add Theme
- aktifkan (klik) jendela view kemudian maksimalkan tampilannya dengan cara klik
maximize beri tanda centang (√) dengan mengklik theme tersebut untuk
mengaktifkannya,
10
Gambar . Proses Pengaktifan jendela View
- tahapan selanjutnya adalah memasukkan georefernsi peta dengan tujuan
menempatkan/menyesuaikan peta ke dalam sistem proyeksi tertentu. Cara untuk
melakukannya yaitu dengan mengaktifkan ektension image geo referencing tools pada
jendela ektension kemudian dari menu image pilih create image georeferencing
information.
Gambar . Menu Image Pada ArcView
- setelah muncul jendela create image georeferencing information kemudian isilah
dengan benar sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah semua diisi kemudian klik
tombol save,
11
Gambar . Jendela Create Image Georeferencing Information
- setelah proses georeferencing peta selesai, proses selanjutnya yang dilakukan adalah
registrasi peta. Registrasi peta dilakukan bertujuan agar peta yang akan didigitasi
mempunyai sistem koordinat yang benar dan skala yang seragam. Titik-titik kontrol
(minimal 4 titik yang menyebar pada peta diperlukan untuk dipakai sebagai acuan
registrasi peta, kemudian dicari koordinatnya melalui bantuan GPS (global positioning
system) atau dari peta rupa bumi. Cara registrasi peta adalah file --- extension --- register
and transform tool.
Gambar . Jendela Extensions Register and Transform
- Pilih menu view kemudian Register and Transform
12
Gambar . Menu Register and Transform
- Pilih tombol source yang tersedia, kemudian klik pada peta di titik yang sama seperti
pada lokasi yang diketahui koordinatnya. Masukkan nilai koordinat sesuai dengan yang
diperoleh di lapangan pada kolom x dan y pada bagian destination.
Gambar . Pengisian Data Registrasi
- Ulangi langkah-langkah yang sama untuk titik ikat yang lain sehingga seluruh titik ikat
sudah dimasukkan nilai koordinatnya.
13
Gambar . Pengisian Titik Kontrol
Informasi RMS error untuk source dan destination akan ditampilkan, klik pada store control
points, kemudian klik tombol write world file, kemudian klik tombol ok pada kotak dialog yang
muncul berikutnya, maka akan keluar kotak dialog folder tujuan untuk menyimpan peta hasil
registrasi dan transformasi dalam format *.jgw.
setelah georeferensi dan registrasi peta selesai dilakukan, kemudian mulai digitasi dengan
membedakan tiap jenis data yang akan didigit yaitu berua data titik (point), data garis (line) dan
data area (polyon). Caranya adalah dengan memilih menu view --- new theme,
Gambar . Memilih Sub Menu New Theme
jendela new theme ditampilkan untuk memilih jenis data digitasi, selanjutnya pilih jenis data
yang akan dibuat digitasinya (point/line/polygon), kemudian klik tombol ok,
Gambar . Jendela New Theme
14
a. Mendigitasi Titik (Point)
Langkah-langkah untuk melakukan digitasi titik adalah :
- buat theme baru melalui menu view --- new theme, pilih jenis titik (point) untuk digitasi
datanya. Selanjutnya beri nama sesuai kebutuhan dan simpan datanya di tempat (path)
yang diinginkan, kemudian klik tombol ok,
Gambar . Proses Membuat Theme Baru
- klik pada titik yang ditentukan untuk dibuat digitasi titiknya (point)
- jika pada saat melakukan digitasi titik (point), tombol titik (point)
pada toolbar belum aktif maka aktifkan dengan cara memilih tombol titik,
Gambar . Proses Aktivasi Tombol Titik
b. Digitasi Garis (line)
Langkah-langkah yang dilakukan untuk digitasi garis (line) adalah :
- Snap distance diatur terlebih dahulu sebelum memulai proses digitasi garis untuk
menyambung garis secara otomatis dalam radius snap yang dibuat. Caranya yaitu
dengan mengaktifkan tombol snap distance di dalam kanvas putih klik kanan tahan,
kemudian posisikan pada enable general snapping,
15
Gambar . Sub Menu Enable General Snapping
- Klik tombol yang berfungsi untuk membuat jarak radius,
Gambar . Tombol Untuk Membuat Jarak Radius
- Buat theme baru dan pilih tipenya garis (line), simpan dengan nama dan lokasi
penyimpanan yang telah ditentukan kemudian klik tombol ok,
- Jika ingin memulai dengan melakukan digitasi kenampakan jalan satu persatu caranya
dengan menelusuri (tracking) objek garis (line). Untuk mengakhirir digitasi dengan cara
double klik pada titik terakhir garis hasil digitasi,
Gambar . Hasil Digitasi Line
- Jika ingin melihat hasil digitasinya tanpa peta caranya adalah dengan menonaktifkan
(menghilangkan tanda centang “√” --- uncheck) theme titik dan theme gambar peta,
16
- Klik tombol garis pada toolbar untuk memilih jenis tombol garis yang digunakan untuk
digitasi kemudian pilih jenis garis yang diinginkan.
Gambar . Tombol Garis untuk Digitasi dan Jenisnya
c. Digitasi Area (polygon)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam digitasi area (polygon) adalah :
- Buat theme baru dengan jenis data area (polygon), beri nama dan simpan sesuai dengan
keinginan,
- Mulai digitasi area yaitu pada batas atas (bound) area yang akan dilakukan digitasi.
Secara oomatis, daerah digitasi oleh Arcview akan dibentuk area dengan simbol warna
tertentu,
- Tombol-tombol yang bisa digunakan dalam proses digitasi area (polygon)
Gambar . Tombol untuk Digitasi Area
d. Mengubah Properties View
Membuat area kotak (persegi
atau persegi panjang
Membuat area lingkaran
Membuat area tidak
beraturan
Memtong area
Menambah area
17
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merubah properties view adalah :
- klik menu view --- propeties sampai muncul jendela view properties,
Gambar . Menu View Pada ArcView
- pilih maps units dan distance units sesuai kebutuhan. Maps units adalah satuan
koordinat ketika peta dibangun, jika tidak diisi maka skala peta tidak diketahui. Distance
units adalah satuan yang ditampilkan saat dilakukan pengukuran pada peta.
Gambar . Jendela View Properties
e. Mengubah Legenda Theme
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengubah legenda theme adalah :
- double klik pada theme yang ingin diubah propertisnya, kemudian muncul jendela
theme properties,
Gambar . Jendela Theme Propeties
18
- double klik simbolnya, maka akan muncul jendela baru (pen palette) dan siap dilakukan
pengaturan properties, kemudian untuk menyimpan dan melihat perubahannya klik
tombol apply,
Gambar . Legend Editor dan Pen Palette
f. Memperbesar dan Memperkecil View
Beberapa fungsi lain seperti pan, zoom out, zoom in, undo, delete, last point dan
sebagainya dapat diperoleh dengan cara klik kanan mouse di dalam kanvas objek, atau klik
tombol yang ada di toolbar.
Tabel . Fungsi Tombol-Tombol dalam Toolbar
No Nama Tombol Fungsi
1
Zoom in button Untuk memperbesar view dengan titik
pembesaran pada titik tengah jendela
tengah view
2
Zoom out button Berfungsi untuk memperkecil view dengan
titik pengecilan pada titik tengah jendela
view
3
Zoom to full extent
button
Untuk perbesaran seluruh objek pada posisi
theme aktif atau tidak aktif. Semua objek
tampak jelas pada jendela view
19
4
Zoom to active theme
button
Perbesaran pada posisi view yang aktif
5
Zoom to selected
features button
Perbesaran pada objek yang terpilih
6
Zoom to previous
extent button
Kembali ke perbesaran sebelumnya
7
Zoom in tool Perbesaran dari posisi lokasi pointer atau
area kotak yang ditentukan. Perbesaran
terjadi pada lokasi yang diinginkan di
jendela view
8
Zoom out tool Pengecilan dari posisi lokasi pointer atau
area kotak yang ditentukan. Pengecilan
terjadi pada lokasi yang diinginkan di
jendela view
9
Pan tool Menggeser gambar pada sebuah view. Drag
pada jendela view, kemudian geser maka
objek akan tergeser ke lokasi yang
diinginkan.
a. Menyimpan Project
Cara yang digunakan untuk menyimpan project dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- klik tombol simpan
- klik menu file --- save project as
20
Gambar . Proses Save Project
b. Membuka Project untuk Diedit Lagi
Project yang telah dibuat bisa dibuka lagi untuk dilakukan pengeditan kembali. Cara-cara yang
dapat dilakukan adalah :
- buka program Arcview, muncul jendela welcome to Arcview GIS, pilih open an aexisting,
klik tombol ok. Setelah ditampilkan kotak dialog open project, pilih file project yang ingin
dilakukan pengediatan, kemudian klik tombol ok,
- cara lain untuk membuka project yang ingin diedit pada program Arcview adalah dengan
cara klik file --- open project (pada jendela utama), maka akan muncul kotak dialog open
project. Pilih file project yang ingin dilakukan pengeditan, kemudian klik tombol ok.
2. Tabel (Table)
Tabel merupakan salah satu data atribut dalam data spasial. Beberapa data dari bagian data
spasial tersebut tersimpan dalam tabel.
a. Bekerja dengan atribut
Atribut adalah data tabular yang menyertai data spasial. Atribut dalam Arcview disimpan dalam
format dBase. Cara untuk menampilkan atribut yang dimiliki dapat dilakukan melalui 2 cara,
yaitu :
- menekan tombol pada toolbar,
- tabel harus dalam keadaan siap edit dengan cara klik menu table --- start editing.
b. Menambah field tabel
21
- klik menu edit --- add field untuk menambah field pada tabel, maka akan muncul kotak
dialog field definition. Beri nama sesuai keinginan, pilih tipe datanya dan atur lebar
fieldnya sesuai kebutuhan, lalu tekan tombol ok,
- klik tombol pada toolbar untuk mesukkan record data. Klik tombol pada toolbar untuk
mengurutkan datanya sesuai dengan abjad (ascending) atau klik tombol untuk
mengurutkan datanya secara secara terbalik (descending)
- simpan tabel dengan cara klik tombol pada toolbar, jika muncul kotak dialog konfirmasi
simpan project, pilih tombol yes.
c. Mengganti nama field
Penggantian nama field dilakukan dengan cara :
- klik table --- propeties
- isikan nama field baru pada kolom alias sesuai dengan kebutuhan,
- klik tombol ok.
d. Menyembunyikan field
Field yang dianggap tidak perlu dapat disembunyikan, yaitu dengan cara :
- Klik menu table --- properties, klik (beri tanda centang) field-field yang diperlukan pada
kolom visible dan field yang tidak diperlukan, tanda centang dihilangkan pada kolom
visible.
3. Geoprocessing
Geoprocessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data spasial.
Data baru dapat dibuat dengan fasilitas Geoprocessing melalui manipulasi theme pada view.
Manipulasi data grafis pada view dan analisis data atributnya pada tabel mampu menghasilkan
informasi baru yang bermanfaat. Modul Geoprocessing tidak dapat diakses langsung dari menu
ArcView, karena Geoprocessing merupakan Extensions. Dari menu File pilih Extensions. Kotak
di bawah ini akan muncul.
22
Gambar . Kotak Dialog Extensions
Aktifkan modul Geoprocessing dengan mengklik kotak cek yang ada di depan pilihan Available
Extensions. Aktifkan kotak cek Make Default, agar modul ini tetap disertakan ketika memulai
ArcView. Apabila modul Geoprocessing telah aktif, maka menu View akan bertambah pada
baris paling bawah, yaitu GeoProcessing Wizard. Menu ini selanjutkan akan digunakan dalam
proses Geoprocessing.
a. Interaksi dua theme
Pengguna ArcView menggunakan fasilitas interseksi dua theme ini untuk overlay dua peta atau
lebih dengan batas daerah yang sama. Apabila akan melakukan overlay tiga peta atau lebih,
maka harus melakukan proses interaksi dua theme lebih dari satu kali, karena dalam waktu
yang bersamaan atau dalam satu proses, ArcView hanya dapat melakukan overlay dua peta.
- Buka kedua peta atau theme yang akan digunakan untuk overlay pada view yang sama.
- Dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Pada kotak GeoProcessing, pilih Intersect
two theme.
Gambar . Kotak Dialog Geoprocessing Intersect Two Theme
- Klik Next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
23
- Pada kotak dialog langkah ke-2, pilihlah theme yang akan digunakan sebagai input pada
daftar pilihan Select input theme to intersect dan theme yang dipakai untuk overlay pada
Select an overlay theme. Apabila batas luar theme yang dioverlay berbeda, maka hasil
dari proses ini akan mengikuti batas luar theme yang dipilih pada Select an overlay
theme. Tentukan lokasi di mana hasilnya akan disimpan. Kalau tidak, ArcView akan
menyimpan pada folder Temp.
Gambar . Kotak Dialog Peta theme yang Akan dioverlaykan
- Klik Finish,
b. Union dua theme
Union dua theme mempunyai prosedur yang sama dengan intersect two theme. Hanya saja,
hasil dari interseksi dua theme menampilkan theme yang berinterseksi. Sementara hasil union
dua theme menghasilkan gabungan dari kedua theme tersebut walaupun theme tidak
berinterseksi. Penggunaan union dua theme pada theme yang mempunyai batas luar yang tidak
persis sama, sering menyebabkan adanya poligon sliver, yaitu poligon bukan hasil overlay
melainkan adanya batas
luar theme yang berbeda pada daerah yang sama. Hal ini akan mengganggu hasil overlay.
Penggunaan interseksi dua theme merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan poligon sliver. Penggunaan interseksi dua theme akan memberikan hasil yang
sama dengan union dua theme apabila batas luar kedua theme persis sama.
24
Gambar . Kotak Dialog Geoprocessing Union Two Theme
c. Menggabungkan objek berdasarkan data atribut
Proses dissolve ini juga akan membuat ringkasan terhadap kelas tingkat bahaya erosi. Sebelum
proses tersebut dilakukan, tabel Attribute of ltsct1.shp tambahkan 1 field dengan nama Luas_ha
untuk menyimpan informasi luas pada masing-masing kelas. Untuk melakukan hal tersebut,
gunakan prosedur berikut.
1. Aktifkan tabel Attribute of ltsct1.shp, tambahkan 1 field dengan nama Luas_ha, tipe
numerik, lebar 10, desimal 2.
2. Gunakan menu Field Ö Calculate untuk menghitung luas masing-masing record
Gambar . Kotak Dialog Field Calculator Untuk Menghitung Luas
3. Aktifkan view dan theme hasil interseksi. Dari menu View pilih GeoProcessing Wizard. Di
kotak dialog GeoProcessing pilih Dissolve feactures based on an attribute.
25
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Dissolve Feactures
Based on an Attribute langkah 1
4. Klik Next. Pada daftar Select theme to dissolve pilih ltsct1.shp, sedangkan pada daftar
Select an attribute to dissolve pilihlah Kt_erosi. Tentukan pula di mana hasilnya akan
disimpan pada Specify the output file.
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Dissolve Feactures
Based on an Attribute Langkah 2
5. Klik Next ke langkah berikutnya. Kemudian pilih field tambahan yang akan disertakan
dalam hasil dissolve ini. Untuk men-dapatkan informasi luas masing-masing kelas
bahaya erosi, pilihlah Luas_ha by Sum.
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Dissolve Feactures
Based on an Attribute Langkah 3
6. Klik Finish.
26
d. Menggabungkan beberapa theme
Jika kita mempunyai beberapa theme yang dibuat atau diproses secara sendiri-sendiri, kita
dapat menggabungkan theme-theme tersebut menjadi satu kesatuan theme. Pada proses
interseksi dan union dua theme, field-field data atribut dari kedua theme akan digabungkan
pada tabel hasil. Sedangkan pada proses peng-
gabungan beberapa theme, terjadi penggabungan record pada data atribut hasil. Prosedur
penggabungan beberapa theme adalah:
1. Buka beberapa theme yang akan digabungkan pada view.
2. Ambil menu View Ö GeoProcessing Wizard. Pilih Merge themes
together.
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Merge Themes Together langkah 1
3. Klik Next, kemudian pada langkah 2 pilih beberapa theme yang akan
digabung pada kotak Select at least two theme to merge. ArcView akan
menggunakan salah satu struktur tabel untuk tabel hasil. Tentukan theme
yang struktur tabelnya akan digunakan pada pilihan Use fields from.
Tentukan pula nama dan lokasi folder tempat penyimpanan hasil
penggabungan theme tersebut pada Specify the output file.
27
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Merge Themes Together langkah 2
4. Klik Finish.
e. Menggabungkan data atribut melalui lokasi objek
Gambar . Kotak Dialog GeoProcessing Assign Data by Location
4. Membuat peta dalam layout
- Dari menu View, pilih Layout
- Dalam dialog yang muncul, klik lansdscape template
28
Gambar . Template Manager untuk Membuat layout
ArcView secara otomatis membuat layout yang memasukan peta, legenda, judul, penunjuk
arah, dan papan skala.
5. Mencetak peta
Untuk mencetak peta yang telah dibuat dalam program ArcView cukup dari menu File, pilih
print dan tekan OK dari kotak dialog print. Sedangkan untuk mengekspor peta dari program ke
ArcView dalam format yang diinginkan cukup tekan dari menu File, pilih export dan dalam
dialog yang muncul, pilih format yang ingin kita ekspor dan tentukan nama dan lokasi file.