BAB VII · Web viewKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA –LINGKUNGAN ( K-3 L) VII.1. Lingkungan VII.1.1...
Transcript of BAB VII · Web viewKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA –LINGKUNGAN ( K-3 L) VII.1. Lingkungan VII.1.1...
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA –LINGKUNGAN
( K-3 L)
VII.1. Lingkungan
VII.1.1 Latar Belakang
Untuk menciptakan konsep pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, menginginkan setiap kegiatan usaha
dalam pemanfaatan sumberdaya alam dapat memelihara kelestarian
sumber daya alam dan lingkungannya, sehingga tidak mengurangi dan
menghilangkan kebutuhan generasi yang akan datang. Diharapkan
adanya keseimbangan lingkungan, sehingga kualitas kehidupan berada
dalam keadaan lestari.
Dampak dari kegiatan penambangan batubara, secara ekologis
sangat besar pengaruhnya terhadap kerusakan ekosistem, karena
kegiatan penambangan akan mengubah bentuk bentang alam dari
pengupasan lahan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya erosi,
sedimentasi, hilangnya vegetasi, pencemaran air, udara dan tanah.
Penjabaran secara detail untuk Bab ini telah dibahas secara detail
dan terperinci dalam dokumen AMDAL PT. Dian Jaya Artha.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
1
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII.1.2 Dampak Kegiatan
Dari Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan ( RPL dan RKL ) tambang batubara PT. Dian Jaya Artha,
terindikasi adanya interaksi potensi dampak antara komponen kegiatan
tambang batubara terhadap komponen lingkungan hidup sekitarnya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
VII.1.2.1. Iklim
Kegiatan usaha pertambangan batubara di daerah ini akan
membuka lahan untuk keperluan jalan masuk penambangan, blok
penambangan, lahan untuk tempat pengolahan serta sarana penunjang
lainnya. Ini akan menimbulkan adanya perubahan iklim mikro seperti
peningkatan suhu, penurunan kelembaban udara dan tanah serta
perubahan arah dan kecepatan angin. Hal ini terjadi karena akibat adanya
pembukaan lahan ini, maka sinar matahari akan langsung mengenai
tanah dan akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu dan
kelembaban.
VII.1.2.2. Kualitas Udara
a. Debu
Pada tahap operasi, debu akan timbul sebagai akibat dari
penggalian lapisan tanah penutup dan batubara, pengangkutan,
penimbunan dan pengolahan batubara.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
2
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
b. Gas-gas Pencemar
Gas-gas pencemar seperti hidrokarbon (HnCn), karbon monoksida
(CO), nitrogen oksida (NOx) serta sulfida dioksida (SO2) pada umumnya
akan timbul sebagai akibat pemakaian alat-alat berat, kegiatan
transportasi dan pengolahan, yang dimulai sejak tahap pra-konstruksi
sampai dengan tahap Pasca Operasi.
c. Kebisingan dan Getaran
Kegiatan yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak
kebisingan dan getaran adalah kegiatan pemboran dan peledakan over
burden, mobilisasi pengangkutan tanah, bahan bangunan, pemerataan
tanah dimana digunakan alat-alat berat, pembangunan jalan dan
pembangunan proses pengolahan serta prasarana penunjang lainnya,
dan akibat transportasi alat-alat berat dari lokasi penambangan ke tempat
pengolahan atau sebaliknya, pemakaian mesin pengolahan dan kegiatan
penggerusan (crushing).
VII.1.2.3. Tanah dan Lahan
Penambangan batubara secara tidak langsung akan merubah
sebagian tataguna lahan daerah terkait. Kegiatan penambangan batubara
di daerah PT. Dian Jaya Artha akan memberikan pengaruh yang berarti
terhadap perubahan bentang alam di daerah tersebut. Pada kegiatan
konstruksi, yaitu pembuatan jalan, pembangunan fasilitas pengolahan
batubara serta pada kegiatan operasi, yaitu penggalian tanah penutup, VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
3
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
pemindahan tanah penutup yang diikuti penggalian, pengangkutan, dan
penimbunan batubara serta penirisan tambang.
VII.1.2.4. Hidrologi
Adanya kegiatan penambangan ini terutama pembukaan lahan
untuk pembuatan jalan, blok penambangan dan sarana penunjang
penambangan akan menimbulkan gangguan pada aliran air permukaan.
VII.1.2.5. Flora dan Fauna
Berkurangnya habitat flora dan fauna sehingga populasinya akan
menurun dan kualitas lingkungan fauna darat berubah akibat kegiatan
pengupasan lahan untuk pembuatan jalan, blok penambangan dan sarana
penunjang penambangan dan lain-lain.
Limbah penambangan (air larian dan air rembesan) serta limbah
domestik yang mencemari air sungai akan mempengaruhi kehidupan biota
perairan di daerah tersebut dan dapat menurunkan indeks kualitas biota
perairan.
Prakiraan potensi dampak yang akan terjadi akibat kegiatan
tambang terhadap rona lingkungan hidup secara rinci dalam setiap
kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
4
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Tabel VII.1. Dampak Kegiatan Yang Akan Terjadi
Komponen
Kegiatan
(1)
Kompone
n
Lingkung
an
(2)
Dampak Lingkungan
(3)
Instansi Pengawas
Tahap Persiapan - Pembebasan lahan
- Penerimaan tenaga kerja
- Mobilisasi Peralatan
- Pembuatan jalan
- Pembangunan Sara nadanprasarana
- Pembangunan ins-
Sosial
Sosial
Udara
Air
Air
Air
Ketidak puasan karena tidak sesuai ganti rugi/ nilai keuntungan
Keresahan karena tenaga kerja lokal tidak dipeker jakan. Perubahan nilai sosial budaya
Kualitas udara menurun
Penurunan kualitas air karena peningkatan erosi
Penurunan kualitas air karena peningkatan erosi
Penurunan kualitas air karena peningkatan erosi
BPN Berau, Dinas Kehutanan, dan Dinas Pertambangan
Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pertambangan
Berau
Dinas Pertambangan & Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan, Dinas Perhubungan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
5
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
talasi pengolahan
- Pembersihan lahan
Tanah
Penurunan kesuburan / unsur hara / kualitas lahan
Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas
Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Tahap Operasi- Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
- Pemindahan dan penimbunantanah penutup
Air
Udara
Biologi
Tanah
Air
Biologi
Udara
Menurunnya kualitas air sungai karena erosi dan sedimentasi
Menurunnya kualitas udara
Terganggunya habitat biota darat dan biota perairan
Penurunan kesuburan tanah
Penurunan kualitas air karena erosi dan penggalian
Matinya tanaman pada daerah timbunan
Penurunan kualitas udara karena debu
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan Dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Bapedalda dan Dinas Pertambangan Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Bapedalda
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
6
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
- Penambangan batubara
- Pengangkutan batubara
- Pengolahan batubara
- Penimbunan batubara
Tanah
Air
Biologi
Udara
Tanah
Air
Biologi
Udara
Air
Tanah
Peningkatan kebisingan
Penurunan kesuburan terutama di daerah penimbunan
Perubahan bentang alam
Penurunan kualitas air kare na erosi dan sedimentasi
Matinya tanaman pada daerah timbunan
Penurunan kualitas udara karena debu
Peningkatan kebisingan
Penurunan kesuburan didaerah penimbunan
Penurunan kualitas air kare na erosi dan sedimentasi
Matinya tanaman pada daerah timbunan
Penurunan kualitas
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Bapedalda Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
7
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Kegiatan Pasca Tambang
- Pemutusan hubungan kerja
- Rusaknya kondisi lingkungan
Udara
Sosial
Tanah
Air
Udara
udara karena debu dan kebisingan
Penurunan kualitas air karena air limbah
Penurunan kesuburan karena timbunan batubara
Penurunan kualitas udara karena debu
Batubara kebakar
Keresahan akan kehilangan mata pencarian
Penurunan kualitas tanah karena rusaknya susunan profil tanah/lithologi batuanTimbul air asam tambang
Turunnya kualitas udara, akibat berkurangnya unsur O2 dan H2
Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Depnaker Berau
Dinas Pertambangan dan Depnaker Berau
Dinas VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
8
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
Dinas Pertambangan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Berau
VII.1.3 Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan penambangan ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan pada saat penambangan
adalah terganggunya stabilitas bentang alam yang selama ini telah
terbentuk secara alamiah. Demikian juga dengan adanya air asam
tambang dan proses pengolahan batubara akan menghasilkan limbah.
Untuk mengatasi kerusakan lingkungan tersebut diperlukan suatu
upaya pengelolaan lingkungan secara terpadu sehingga kerusakan
lingkungan tidak berdampak luas, dan dapat diminimalisir, terutama pada
lingkungan hidup.
VII.1.3.1. Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan akan ditangani
dengan seksama dengan cara merencanakan reklamasi pada daerah
bekas penambangan. Kegiatan pengolahan batubara akan menghasilkan
sebagian kecil fine coal yang berukuran kurang lebih 3 mm yang lolos
serta debu, yang selanjutnya akan ditampung dan kemudian diendapkan VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
9
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
di settling pond. Kolam pengendapan ini akan dibuat secara bertingkat.
Tingkatan kolam rencananya dibuat sampai tiga tingkatan. Dengan
dibuatnya kolam pengendapan tersebut diharapkan tingkat pencemaran
air yang akan disalurkan ke sungai dapat ditekan. Untuk kolam ke-4 yang
merupakan saluran penghubung limbah ke sungai akan diutamakan
pengelolaannya (Gambar 7.1). Kolam ini berfungsi sebagai pengontrol
kualitas air yang secara rutin nantinya akan dilakukan pemeriksaan
dengan cara analisa kimia.
tampak atas
tampak samping
Gambar 7.1. Sistem Settling Pond
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
10
iinlet outlet
Sekat / partisi
filter filter
iinlet outlet
Sekat / partisi
filter filter
sediment sediment sediment sediment
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Pembuatan setlling pond ini di luar dan dekat area operasi
penambangan. Luas masing masing setlling pond disesuaikan dengan
kapasitas penampungan air yang akan masuk pada setlling pond.
VII.1.3.2. Pengendalian Air Asam Tambang
Air Asam Tambang (AAT) adalah istilah umum yang digunakan untuk
menerangkan lindian (leachate), rembesan (seepage) atau aliran
(drainage) yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral sulfida
yang terkandung dalam batuan yang terpapar (exposed) selama
penambangan. Penurunan pH selalu berasosiasi dengan kenaikan sulfat
dan nitrogen.Tiga faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya
penurunan pH pada air tanah, adalah : Evapotranspirasi, Penggunaan
Amonia, Oksidasi Mineral Pyrite (FeS2).
Mineral sulfida merupakan mineral primer yang paling banyak
ditemukan di lokasi pertambangan antara lain dapat dilihat pada TabeI
7.2. Hasil pelarutan mineral primer ini akan bereaksi dengan mineral
larutan yang lainnya dan akan membentuk suatu endapan mineral
sekunder:
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
11
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Tabel VII.2. Mineral Sulfida Primer
Mineral Komposisi Mineral Komposisi
Realgar AsS Pyrhotite Fe(0,8 – 1)S
Orpiment As2S3 Troilite FeS
Greenckite CdS Greigite Fe3S4
Cobaltite CoAsS Arsenopyrite FeAsS
Linnaeite Co3S4 Violarite FeNi2S4
Covellite CuS Cinnabar HgS
Enargite Cu3AsS4 Galena PbS
Tennatite Cu2As2S13 Stibnite Sb2S3
Pyrite FeS2 Spharelite ZnS
Marcasite FeS2 Wurtzite ZnS
Pengendalian air asam tambang di daerah pertambangan
mencakup upaya untuk mengendalikan teroksidasinya mineral sulfida
yang terdapat pada lapisan penutup atau tempat penimbunan batubara,
menetralkan air asam tambang yang terbentuk sebelum dialirkan ke
badan perairan atau mengendalikan aliran air asam tambang yang
terbentuk pada lapisan tanah penutup (over burden) atau tempat
penimbunan batubara.
Pencegahan terjadinya air asam tambang merupakan upaya untuk
mencegah proses oksidasi mineral sulfida. Terdapat dua metode yang
digunakan untuk mencegah proses tersebut :
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
12
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
a. Metode penutup basah (wet cover method)
Yaitu dengan cara menempatkan batuan yang berpotensi
menghasilkan air asam tambang di dalam air sedemikian rupa
sehingga proses oksidasi mineral sulfida dapat dicegah.
b. Metode penutup kering (dry cover method)
Yaitu dengan cara menempatkan batuan yang berpotensi
menghasilkan air asam tambang pada bagian terbawah di daerah
penimbunan, kemudian ditutupi dengan batuan yang bersifat netral
dengan permeabilitas yang rendah untuk menghindari rembesan udara
masuk ke batuan yang mengandung mineral sulfida tersebut.
Sedangkan penetralan air asam tambang dapat dilakukan dengan
cara menambahkan kapur (CaO atau Ca(OH)2), batugamping (CaCO3),
atau dengan Al(OH)3 sebelum dialirkan ke badan perairan umum. Tetapi
sebaiknya hal ini dilakukan jika pencegahan terbentuknya air asam
tambang tidak dapat dilakukan.
Pengolahan terhadap air asam tambang dapat dilakukan dengan
beberapa proses, salah satu proses pengolahan dasar yang ada meliputi
proses netralisasi asam dengan senyawa yang cocok, oksida besi (II)
menjadi besi (III). Cara yang paling mudah dengan menampung air asam
tambang kolam penjernihan di settling pond kemudian memasukkan kapur
gamping ( kapur tohor ) ke air asam dalam rangka penetralan dengan
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
13
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
perbandingan 90 % air : 10 % Kapur dengan siklus waktu penetralan
setiap 12 jam.
Rencana Pengelolaan Lingkungan pertambangan batubara di PT.
Dian Jaya Artha, sebagai berikut :
Tabel VII.3 Pengelolaan Lingkungan PT. Dian Jaya Artha
Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan
Tahap
Kegiata
n
(1)
Komponen
Kegiatan
(2)
Dampak
(3)
Pengelolaan
**)
(4)
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
(5)
Waktu
Pelaksanaan
**)
(6)
Pengawas
(7)
Persiapan
Pembebasan lahan
Keresahan karena tidak sesuainya hal dalam gantirugi lahan
Penyuluhan tentang kondisi pembebasan lahan
KawasanPertambangan
DKampung Tubaan
Setiap waktu pembebasan lahan
Distamben BLHD, BPN, Desa, Kecamatan, Berau
Penerimaan tenaga kerja
Keresahan karena sedikitnya tenaga kerja lokal yang tertampung
Prioritas pemanfaatan tenaga kerja lokal
KawasanPertambangan DKampung Tubaan
Setiap recruitment tenaga kerja
Distamben, BLHD, Disnaker Berau
Perubahan nilai social budaya
Penyuluhan dan bimbingan masyarakat setempat
KawasanPertambangan DKampung Tubaan
Selama kegiatan penambangan berlangsung
Distamben dan BLHD Berau
Pembuatan jalan angkut
Penurunan kualitas air disebabkan peningkatan erosi dan sedimentasi
Pengamanan tanah pucuk, reklamasi dan pembuatan saluran drainase pada sempadan jalan
Sepanjang jalan masuk tambang dan jalan angkut ke stockpile
Sebelum dan sesudah pembuatan jalan
Distamben BLHD, Dishub Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
14
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Terganggunya fauna dan flora
Meminimkan kerusakan habitat dan penanaman pohon pada daerah sempadan
Pada sempadan jalan
Sebelum dan sesudah pembuatan jalan
Distamben BLHD, Dishub Berau
Operasi
Pembangunan sarana dan prasarana
Penurunan kualitas air karena peningkatan erosi dan sedimentasi
Pembuatan penirisan yang dialirkan ke kolam pengendapan
Setiap bangunan sarana dan prasarana
Sebelum pembangunan sarana dan prasaranan
Distamben dan BLHD Berau
Terganggunya fauna dan flora
Mengurangi kerusakan habitat dan penghijauan pada tanah terbuka di sekitar bangunan
Lahan terbuka di sekitar sarana dan prasarana
Sebelum pembangunan sarana dan prasarana
Distamben dan BLHD Berau
Pembersihan lahan
Penurunan kualitas lahan
Pengomposan dan penyebaran sisa sisa vegetasi hasil pembersihan lahan, penaburan tanah pucuk, penanaman tanaman legum dan tanaman cepat tumbuh
Pada areal tambang (Mine out)
Saat pember sihan lahan dan setelah menjadi mine out
Distamben dan Bapedalda Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
15
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Menurunnya
kualitas air
sungai dan air
permukaan
karena erosi
Pembersihan
lahan
dilaksanakan
saat musim
kemarau,
pembuatan
saluran
penirisan yang
dilengkapi
dengan
perangkap
sedimen dan
kolam
pengendapan
Pada areal
tambang
Selama
Penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Menurunnya
muka air
tanah
Pengembalian
air tambang
dengan sistem
kolam resapan
air
Pada areal
tambang
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Menurunnya
kualitas udara
Penanaman
kembali lahan
bekas tambang
Pada areal
penambangan
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Terganggunya
habitat biota
darat dan
biota perairan
Penanaman
kembali lahan
bekas tambang,
pembuatan
saluran
penirisan dan
kolam
pengendapan
Pada areal
tambang
Selama
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan
Bapedalda
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
16
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Operasi
Penggalian
Tanah pucuk
Penurunan
kesuburan
tanah
Penaburan
tanah pucuk,
penanaman
tanaman legum
dan tanaman
cepat tumbuh
pada lahan
bekas tambang
Pada areal
penambangan
Selama
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penurunan
kualitas air
karena erosi
dan
sedimentasi
Reklamasi areal
bekas tambang,
pembuatan
saluran
penirisan dan
kolam
pengendapan
Pada areal
penambangan
Selama
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Matinya
tanaman pada
daerah
timbunan
Pengaturan l
disposal
sehingga areal
yang dipakai
seminimal
mungkin
Pada areal
penambangan
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Pemindahan
tanah
penutup
Penurunan
kualitas udara
karena debu
Penyiraman
jalan angkut
secara kontinu,
penana man
pohon di
sempadan jalan.
Sepanjang
jalan masuk
tambang dan
jalan angkut
ke stockpile
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
17
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Peningkatan
kebisingan
Penanaman
pohon pada
sempadan jalan
dan pembuatan
tanggul yang
melintas
penduduk.
Sepanjang
jalan masuk
dan jalan
angkut
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penurunan
kesuburan
terutama di
tempat
penimbunan
Pengaturan
timbunan
sehingga areal
yang dipakai
seminimal
mungkin
Pada areal
penambangan
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Perubahan
bentang alam
Pengaturan
disposal
sehingga areal
yang digunakan
seminimal
mungkin
Pada areal
penambangan
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penurunan
kualitas air
karena erosi
Reklamasi areal
bekas tambang,
pembuatansalur
an penirisan
yang dilengkapi
perangkap
sedimen dan
kolam
pengendapan
Pada areal
penambangan
Selama proses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
18
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Matinya
tumbuhan
didaerah
timbunan
Pengaturan
disposal
sehingga areal
yang dipakai
seminimal
mungkin
Pada areal
penambangan
Selama [roses
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penambanga
n batubara
Penurunan
kualitas udara
karena debu
Penghijauan
pada sempadan
jalan dan
pembuatan jalur
hijau pada areal
tambang
Sempadan
jalan angkut
dan areal
tambang
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Peningkatan
kebisingan
Penghijauan
pada sempadan
jalan dan
pembuatan jalur
hijau pada areal
tambang
Sempadan
jalan angkut
dan areal
tambang
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penurunan
kesuburan
terutama di
tempat
penimbunan
Pengaturan
timbunan
sehingga areal
yang dipakai
seminimal
mungkin
Pada areal
timbunan hasil
penambangan
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Perubahan
bentang alam
Pengaturan
timbunan
sehingga areal
yang dipakai
seminimal
mungkin
Pada areal
penambangan Selama
kegiatan
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
19
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Penurunan
kualitas air
karena erosi
Pembuatan
saluran
penirisan yang
dilengkapi
dengan
perangkap
sedimen dan
kolam
pengendapan
Pada areal
penambangan
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan
Bapedalda
Berau
Pengangkutan
batubara
Penurunan
kualitas udara
karena debu
dan
kebisingan
Penanaman
pohon pada
sempadan jalan
Penyiraman
jalan tambang
secara kontinu
Pada areal
penambangan
Dan jalan
tambang
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Penimbunan
batubara
Penurunan
kualitas air
karena air
penirisan
Pembuatan
saluran
penirisan yang
dilengkapi
dengan
perangkap
sedimen dan
kolam
pengendapan
Pada areal
penambangan
Selama
penambangan
berlangsung
Distamben
dan BLHD
Berau
Pasca
operasi
Reklamasi
dan
revegetasi
lahan bekas
tambang
Perubahan
bentang alam
Penimbunan
kembali lahan
bekas tambang
(back filling)
Pada lubang-
lubang bekas
tambang
Sejak kegiatan
penambangan
dimulai
Distamben
dan BLHD
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
20
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Pasca
operasi
Berkurangnya
kesuburan
lahan
Penanaman
lahan bekas
tambang
dengan
tanaman lokal
dan tanaman
lain
Pada tanah
bekas
tambang yang
telah ditimbun
( back filling )
Sejak kegiatan
penambangan
dimulai
Distamben
dan BLHD
Berau
Pemutusan
hubungan
kerja
Keresahan
akibat akan
kehilangan
mata
pencaharian
Penyuluhan dan
penjelasan
tentang
pemutusan
hubungan kerja
dan pemberian
pesangon
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku
Sebelum
terjadinya
pemutusan
hubungan
kerja
Distamben
,
Bapedalda,
Disnaker
Berau
Pengembalia
n Lahan
Keresahan
akibat
pengembalian
lahan
Penyuluhan dan
penjelasan
tentang
pengembalian
lahan sesuai
dengan
peraturan yang
berlaku
KawasanPertambangan DKampung
Tubaan
Setelah
penambangan
selesai
Distamben
, BLHD,
Dinas
Pertanaha
n Berau
Demobilisasi
Peralatan
Keresahan
akibat aktifitas
alat berat
Penyuluhan dan
penjelasan
tentang
Demobilisasi
peralatan
KawasanPertambangan DKampung
Tubaan
Setelah
penambangan
selesai
Distamben
Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
21
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Reklamasi lahan bekas tambang terutama kolam yang sudah ditimbun
tanah penutup, perataan dan penataan lahan, serta revegetasi areal
bekas tambang tersebut dengan tanaman lokal yang sesuai. Jangka
waktu Revegetasi setelah pasca tambang ditentukan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Berau beserta team Pemkab Kutai Barat
dengan tanggungjawab revegetasi lahan bekas tambang tetap pada
pemilik Kuasa Pertambangan / Pemrakarsa.
Rencana kemajuan reklamasi tertera pada tabel VII.4.
Tabel VII.4. Rencana reklamasi lahan bekas tambang Tahap Awal
Tahun
Rencana
Reklamasi
Lahan Tiap
Tahun (Ha)
Jenis
Tanaman
Jarak
Tanaman
(m)
Frekwensi,pemeliha
raan dan
penjarangan
tanaman serta
pemupukan tiap
tahun
Jenis
Pupuk
*)
1. 35
Legume cover cropsAkasia, Sengon, sungkai
Ditaburkan merata3 x 3
2 kali pada tahun pertama dan seterusnya setahun sekali
KandangKimiaKompos
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
22
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
2. 40,8
Legume cover cropsAkasia, Sengon, sungkai
Ditaburkan merata3 x 3
2 kali pada tahun pertama dan seterusnya setahun sekali
KandangKimiaKompos
3. 49,7
Legume cover cropsAkasia, Sengon, sungkai
Ditaburkan merata3 x 3
2 kali pada tahun pertama dan seterusnya setahun sekali
KandangKimiaKompos
4. 49,7
Legume cover cropsAkasia, Sengon, sungkai
Ditaburkan merata3 x 3
2 kali pada tahun pertama dan seterusnya setahun sekali
KandangKimiaKompos
5. 49,7
Legume cover cropsAkasia, Sengon, sungkai
Ditaburkan merata3 x 3
2 kali pada tahun pertama dan seterusnya setahun sekali
KandangKimiaKompos
*) Jenis pupuk : pupuk kompos, urea, TSP, dll
Penanganan lingkungan KP batubara akan ditangani oleh PT. Dian
Jaya Artha, namun tidak menutup kemungkinan akan diserahkan atau
disub-kan kepada kontraktor yang berspesialisasi di bidang penghijauan.
PT. Dian Jaya Artha menganggarkan Rp 2.518/ ton batubara yang
diproduksi untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
didalamnya tercakup Jaminan Reklamasi, penataan lahan, revegetasi,
penanganan air asam tambang dan kegiatan pemantauan lingkungan
yang didalamnya termasuk biaya pemantauan udara, air, tanah, biota
perairan, kebisingan dll. Besarnya biaya untuk kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dapat dilihat pada Lampiran 35. Sedangkan
kegiatan pembuatan settling pond dilokasi tambang dan pelabuhan serta
sarana dan prasarana limbah, penutupan lubang bekas tambang,
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
23
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
penyebaran tanah pucuk sudah termasuk dalam biaya operasional
tambang.
VII.1.3. Pemantauan Lingkungan
Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL ) pertambangan
batubara PT. Dian Jaya Artha, sebagai berikut :
Tabel VII.5 Rencana Pemantauan Lingkungan
Tahap
Kegiata
n
Komponen
KegiatanJenis Dampak
Parameter yang
dipantau
Frekwensi
Pemantauan
Lokasi
Pemantaua
n
AlatTolak
UkurPengawas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PersiapanPembebasan
lahan
Keresahan karena
tidak puas dalam
ganti rugi lahan
Keluhan dan tuntutan
masyarakat
Sekali selama
aktivitas pembebasan
lahan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Wawancara
dan
pencatatan
Ada/
tidaknya
tuntutan
Distamben,
BPN, Desa,
Kecamatan
dan Bapedalda
Berau
Proses
penerimaan
tenaga kerja
Keresahan karena
tenaga kerja lokal
tidak tertampung
Banyaknya penduduk
lokal yang berkerja
pada kegiatan
pertambangan
Satu kali dalam satu
tahun
Kampung Tubaan
( Kecamatan Tabalar )
Pencatatan
dan tabulasi
Jumlah
penduduk
lokal yang
berkerja
pada
kegiatan
penamba
ngan
Distamben,
Disnaker dan
BLHD Berau
Pembuatan
jalan angkut
Penurunan kualitas
air karena
peningkatan erosi
dan sedimentasi
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben,
Dishub dan
BLHD Berau
Pembangunan
sarana dan
prasarana
Penurunan kualitas
air karena
peningkatan erosi
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada musim kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
Distamben dan
BLHD Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
24
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
laboratorium 1998
Land cleareing
/ Pembersihan
lahan
Penurunan kesuburan
kualitas tanah
Ketebalan tanah pucuk,
sifat kimia/kesuburan
tanah
Menjelang kegiatan
revegetasi dan pada
awal musim hujan
setiap tahun
Di lokasi
tambang
Analisis contoh
tanah di
laboratorium
Kriteria
kesuburan
tanah
menurut
PPTA,
1993
Distamben dan
BLHD Berau
Menurunnya kualitas
air sungai dan air
permukaan karena
erosi
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Terganggunya habitat
biota darat dan biota
perairan
Perkembangan tingkat
penutupan lahanTiap triwulan
Di lokasi
tambang
Tingkat
pertumbuhan
tanaman
revegetasi
Presentas
e tumbuh
dan
kesehatan
tanaman
Distamben dan
BLHD Berau
Operasi
Pengupasan
tanah pucuk
Penurunan kesuburan
tanah
Ketebalan tanah pucuk,
sifat kimia/kesuburan
tanah
Sebelum operasi,
menjelang revegetasi
diawali musim hujan
tiap tahun sekali
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Penurunan kualitas
air karena erosi dan
sedsimen
PH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Di sekitar
lokasi
tambang
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Matinya tanaman
pada daerah
timbunan
Perkembangantingkat
penutupan lahanTiap triwulan
Di lokasi waste
dump(disposal
)
Tingkat
pertumbuhan
tanaman
revegetasi
Persen
tumbuh
tanaman
Distamben dan
BLHD Berau
Pemindahan
tanah penutup
Debu (Total suspended
particulate) Tiap triwulan
Di lokasi waste
dump(disposal
)
High volume
dust sampler
Kep. No.
02/MENKL
H/88
Distamben dan
BLHD Berau
Perubahan bentang
alam
Elevasi dan kemiringan
lereng dan ketebalan
Setiap tahun Di lokasi
tambang
Abney level
dan meteran
Beda
bentuk
bentang
Distamben dan
BLHD Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
25
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
alam
Penurunan kualitas
air karena erosi dan
sedimentasi
PH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Matinya tumbuhan di
daerah timbunanPerkembangan tingkat
penutupan lahanTiap triwulan
Lokasi waste
dump
Tingkat
pertumbuhan
tanaman
revegetasi
Persen
tumbuh
dan
kesehatan
tanaman
Distamben dan
BLHD Berau
Penambangan
batubara
Penurunan kualitas
udara karena debu
Konsentrasi debu di
udara ambien (total
suspended particulate)
Tiap 3 bulan sekali
selama operasi
penambangan
Di lokasi
tambang
High volume
dust sampler
Kep.No.
02/MENKL
H/1/88
Distamben dan
BLHD Berau
Penurunan kesuburan
terutama di tempat
penimbunan
Ketebalan tanah pucuk,
sifat kimia/kesuburan
tanah
Sebelum operasi,
menjelang revegetasi
diawali musim hujan
tiap tahun sekali
Di lokasi
tambang dan
waste dump
Analisis contoh
laboratorium
Kriteria
kesuburan
tanah
PPTA,
1993
Distamben dan
Bapedalda
Berau
Perubahan bentang
alam
Elevasi dan kemiringan
lereng, ketebalan
timbunan tanah
penutup
Dilakukan setelah
tahapan reklamasi
selesai
Di sekitar
lokasi
tambang
Abney level
dan meteran
Beda
bentang
alam
sebelum
dan
sesudah
operasi
Distamben dan
BLHD Berau
Penurunan kualitas
air karena erosi
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Pengangkutan
batubara
Penurunan kualitas
udara karena debu
Konsentrasi debu di
udara ambien (total
suspended particulate)
Tiap 3 bulan sekali
selama operasi
penambangan
Kampung
Tubaan
( Kecamatan
Tabalar )
High volume
dust sampler
Kep.No.
02/MENKL
H/1/88
Distamben dan
BLHD Berau
Kebisingan Kebisingan Dilakukan siang dan
malam pada saat
pengangkutan tiap 6
bulan sekali
Daerah
pemukiman :
Kampung
Tubaan
Sound level
meter
Standar
Dirjen
Dephub,
1984
Distamben dan
BLHD Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
26
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
( Kecamatan
Tabalar ) dan
lokasi
pengolahan
dan Lokasi
tambang
Pengolahan
batubara
Penurunan kualitas
udara karena debu
Konsentrasi debu di
udara ambien (total
suspended particulate)
Tiap 3 bulan sekali
selama operasi
penambangan
Di lokasi
pengolahan
batubara
High volume
dust sampler
Kep.No.
02/MENKL
H/1/88
Distamben dan
BLHD Kutim
Penurunan kualitas
air
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap 3 bulan sekali
selama operasi
penambangan
Di lokasi
pengolahan
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker)
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Penimbunan
batubara
Penurunan kualitas
udara
Konsentrasi debu di
udara ambien (total
suspended particulate)
Batubara kebakar
sendiri
Tiap 3 bulan sekali
selama operasi
penambangan
Dilakukan
pemantauan terhadap
suhu udara
Di lokasi
tambang
Atau stockpile
High volume
dust sampler
Kep.No.
02/MENKL
H/1/88
Distamben dan
BLHD Berau
Penurunan kualitas
air karena penirisan
pH, kekeruhan, DO,
DHL, salinitas, TSS dan
TDS
Tiap bulan sekali
pada muism kemarau
dan tiap tiga bulan
sekali pada musim
penghujan
Muara Berau
Alat uji potik
kualitas air
(water
checker) dan
atau analisis
laboratorium
Baku
mutu
Kepmen
LH No 113
Tahun
1998
Distamben dan
BLHD Berau
Purna
Operasi
Pemutusan
hubungan
kerja
Keresahan akibat
akan hilangnya mata
pencarian
Gejolak sosial yang
timbul karena
kehilangan pekerjaan
Satu tahun sebelum
dan sesudah
pemutusan hubungan
kerja
Kampung
Tubaan
(Kecamatan
Tabalar )
Wawancara
dan
pengamatan
langsung
kondisi
masyarakat
Distamben,
Disnaker dan
BLHD Berau
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
27
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) dimaksudkan untuk
membantu melindungi dan memelihara fisik dan mental para pekerja
tambang khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Untuk
mencapai tujuan dari program-program tersebut dilakukan dengan 2
pendekatan yaitu :
1. Menciptakan lingkungan dan sikap yang mendukung keselamatan
kerja. Kecelakaan kerja dapat dikurangi apabila pekerja sadar maupun
tidak sadar mau berpikir tentang keselamatan. Dan sikap ini harus
mewarnai kegiatan operasional perusahaan, dan kebijakan
perusahaan yang mantap dengan menekankan pada keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman. Dalam hal
ini lingkungan fisik tempat bekerja dirancang untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.
Program keselamatan kerja ( safety ) meliputi upaya untuk melindungi
pekerja dari luka luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Sebagai alasan PT. Dian Jaya Artha melaksanakan program
keselamatan kerja ( Mondy and Noe,1999 ) adalah karena dapat
menyebabkan kerugian personal, kerugian finansial karena pekerja VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
28
Manager Tambang
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
mengalami kecelakaan, hilangnya produktivitas, premi asuransi yang lebih
tinggi, kemungkinan terkena denda dan hukuman serta tanggung jawab
sosial.
VII.2.1. Bagan Organisasi Penanganan K-3 dan Lingkungan
Didalam usaha kegiatan penambangan batubara sangat perlu diciptakan
suasana aman, dimanan para karyawan / pekerja merasa keselamatan dan
kesehatan kerja (K-3) terjamin, sehingga produktivitas kerja karyawan akan
lebih tinggi.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah jaminan sosial tenaga
kerja, lingkungan kerja dan peralatan kerja operasi penambangan batubara.
Secara Organisasi Keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di sektor
pertambangan dipimpin oleh seorang kepala Teknik, dimana bertanggung
jawab kepada manager tambang.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
Supervisor K3 dan Lingkungan
Foremen senior K3 dan Lingkungan
Kepala Teknik Tambang
29
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII.2.2. Peralatan K-3 dan Lingkungan
Perlengkapan dan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang
akan disiapkan meliputi antara lain :
1. Alat pelindung diri yang merupakan suatu kelengkapan standart yang
diadakan dan dikenakan oleh pekerja pada saat berkerja yang meliputi
:
- Helm Pengaman
- Sarung tangan
- Sepatu Safety, Masker dan kacamata Safety
- Alat pelindung badan saat mengelas
- Ear Plug
- Reflection Jacket
- Safety Belt
- Tiang dan Bendera yang dipasang di mobil operasional
tambang
2. Pengadaan Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam api ( racun api ) merupakan alat yang harus ada pada
setiap kegiatan yang dapat menimbulkan api dan penyimpanannya
sesuai dengan standart prosedur.
Daerah yang harus dilengkapi alat pemadam kebakaran adalah :
- Kendaraan Berat
- Bengkel
- Gudang
- Kantor VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
30
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
- Ruang diesel
- Ruang panel listrik
3. Penyelenggaraan Safety Detecting
Untuk mempersiapkan pekerja selalu disiplin dalam menjalankan
aturan – aturan keselamatan kerja, perlu dilakukan penerangan berupa
:
- Safety roll
- Safety meeting
- Safety talk ( setiap hari/sebelum pekerjaan dimulai )
- Safety patrol
- STOP ( Safety Observation Program ) setiap bulan
4. Peralatan Pengelolaan Lingkungan
Dalam pengelolaan lingkungan diperlukan peralatan untuk
meminimalkan dampak yang terjadi seperti untuk penanganan debu
dll, perlatan tersebut antara lain :
- Mobil penyiram debu
- Pembuatan Oil Trap di bengkel
- Membuat tanggul penampungan bahan bakar ( fuel ) disekitar
bengkel / gudang
- Pembuatan Kolam-kolam pengendapan di areal tambang,
pelabuhan dan disekitar sarana dan prasarana.
5. Peralatan Pemantauan Lingkungan
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang berada jauh dari
ambang batas pencemaran baik oleh air, udara, suara maupun debu,
alat ukur ambang batas pencemaran antara lain :
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
31
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
- High Dust Sampler untuk udara dan debu
- Abney level, meteran dan suntoo serta klino untuk kestabilan
lereng
- Alat uji potik kualitas air (Water checker)
- Sound level meter untuk kebisingan
VII.3. Langkah-langkah pelaksanaan K-3 dan Lingkungan Pertambangan
Secara umum langkah-langkah K-3 Pertambangan sebagai berikut :
1. Mencatat dan melaporkan setiap kecelakaan atau kejadian yang
berbahaya, kejadian sebelum terjadi kecelakaan, penyebab
kecelakaan, menganalisis kecelakaan dan pencegahan kecelakaan.
2. Memberikan penerangan dan petunjuk-prtunjuk mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) kepada semua pekerja
tambang dengan jalan mengadakan pertemuan – pertemuan,
ceramah, diskusi dll
3. Membentuk dan melatih anggota – anggota tim penyelamat tambang.
4. Melakukan inspeksi seperlunya ke tempat kerja tambang dalam
pelaksanaan fungsinya
5. Pengadaan alat pelindung diri.
6. Rencana biaya pengelolaannya.
7. Melaporkan realisasi pelaksanaan pengelolaan K-3 dan lingkungan
setiap tiga bulan sekali ke direksi dan dinas pertambangan.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
32
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII.4. Pengembangan Masyarakat (Community Development)Tabel VII.3. Program Pengembangan Masyarakat PT. Dian Jaya Artha
No. Jenis Kegiatan Keterangan
1. Peningkatan SDM / Pendidikan
- Bantuan buku pelajaran SD dan SMP, SMA
- Bantuan buku perpustakaan, alat
olah raga dan kelengkapan sekolah
- Bantuan beasiswa - Lokasi KegiatanKecamatan Tabalar - Bantuan pendirian sarana ibadah
- Pembinaan anak muda (TPA dan BKPM )
Magang kerja
- Memberikan kesempatan kepada calon tenaga kerja lokal khususnya
lulusan STM dan Perguruan Tinggi untuk magang/ praktek kerja
2. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
- Pelayanan kesehatan di klinik kesehatan
perusahaan untuk masyarakat umum sekitartambang
- Pemberian penyuluhan kesehatan
dan imunisasi gratis
- Memfasilitasi pengadaan posyandu di
desa sekitar tambang
Program Comdev yang lebih operasional
dan detail akan dikoordinasikan dengan
pemerintah Desa dan, Kecamatan,
kabupaten Berau.
3 Peningkatan Sarana Infrastruktur
Bantuan pembuatan fasilitas sarana pedesaan seperti
penggrederan jalan, pembuatan parit jalan dsb.
4. Pengadaan air bersih
- Pembuatan sumur bor- Pengadaan tangki air bersih
5Pelatihan keterampilan :
- Servive kendaraan/bengkel- Surveying- Pengemudi, dll
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
33
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII. 5. Rencana Pasca Tambang
Dalam Rencana Paska Tambang batubara PT. Dian Jaya Artha nanti akan
dibuat dokumen tersendiri dimana akan dijelaskan mengenai :
a) Gambaran dan/atau deskripsi secara teknis tentang tahapan penutupan
tambang, biaya penutupan, dan membuat rencana pemanfaatan area
pasca penambangan untuk tujuan selanjutnya di masa yang akan
datang.
b) Untuk memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.
c) Menyiapkan kondisi lahan, agar dapat dimanfaatkan kembali untuk
tujuan budidaya, pembangunan sarana dan prasarana, parawisata dan
lain-lainnya.
d) Pemanfaatan fungsi kawasan sesuai dengan perencanaan wilayah dan
optima-lisasi fungsi ekonomis, ekologis, dan sosiologis area bekas
penambangan.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
34
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
VII.5.1 Aspek Pendekatan
Dalam penyusunan Dokumen Rencana Paska Tambang (RPT) pada
dasarnya merupakan pedoman yang ditujukan untuk memberikan acuan
dalam mempersiapkan kondisi areal bekas penambangan batubara agar
dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan lainnya. Beberapa pendekatan
dalam perencanaan penutupan tambang ini meliputi pendekatan teknologi,
institusi dan pendekatan sosial budaya. Pendekatan teknologi dalam rencana
penutupan tambang adalah mendesain rona akhir penam-bangan dan
penanganannya sesuai dengan arahan dari pemangku kepentingan
(stakeholders). Pendekatan institusi dilakukan melalui pendekatan tata ruang
dan tata guna lahan, peraturan perundang-undangan dan penerapan
kebijakan Pemerintah. Selanjutnya pendekatan sosial ekonomi dan budaya
adalah penyesuaian program penutupan tambang berdasarkan kearifan lokal,
potensi domestik dan pemberdayaan sumberdaya alam dan manusia
setempat.
VII.5.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi dalam penyusunan Rencana Paska Tambang PT. Dian
Jaya Artha meliputi :
a) Mendeskripsikan gambaran umum profil wilayah tambang.
b) Deskripsi kegiatan pertambangan.
c) Gambaran rona akhir tambang.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
35
BAB VII. LINGKUNGAN; KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
d) Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan (stakeholders).
e) Merancang program penutupan tambang.
f) Perancangan program pemantauan pasca tambang.
g) Organisasi penutupan tambang.
h) Perancangan biaya rencana penutupan tambang.
VII -
LAPORAN STUDI KELAYAKAN PT. DIAN JAYA ARTHA
36