BAB V Tawwa
-
Upload
ikhsan-amadea -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of BAB V Tawwa
BAB V
PEMBAHASAN
Pemilihan umum merupakan salah satu ciri dari sistem politik
demokrasi. Pemilihan umum dan institusi legislatif yang dihasilkannya
merupakan penghubung yang sah antara rakyat dan pemerintah dalam suatu
masyarakat demokrasi, sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan
bagi rakyat. Keberadaan Pemilu merupakan sesuatu yang sangat diperlukan
oleh karena tidak dimungkinkanya melaksanakan demokrasi langsung
sekarang ini.
Sistem pemilu di Indonesia berlahan berkembang kearah yang lebih
Demokratis sejak reformasi tahun 1998. Pemilu 2004 merupakan pemilu
legislatif pertama yang diadakan secara langsung. Selanjutnya, pemilihan
Gubernur, Bupati/Walikota secara langsung. Ini mengindikasikan bahwa
rakyat telah lebih banyak dilibatkan dalam proses politik. Trend ini berlanjut
hingga tahun 2009 diadakanya Pemilu legislatif. Dalam proses Pemilu
legislatif tahun 2009 lalu ada fenomena-fenomena yang berhubungan dengan
pesta demokrasi ini yang menarik untuk diperbincangkan. Terutama yang
menyangkut kompetisi antar partai politik dalam upaya untuk memperoleh
eksistensi.
Partai Demokrat merupakan salah satu partai baru dalam kancah
perpolitikan di Indonesia, partai yang lahir pasca-reformasi ini memperoleh
eksistensi sekaligus mencatat sejarah dengan berhasil menduduki posisi lima
besar partai peraih suara terbanyak dalam pemilu. Hal ini tentu saja
merupakan prestasi yang cukup membanggakan bagi sebuah partai baru.
Keberhasilan Partai Demokrat untuk kedua kalinya pada tahun yang sama
ketika calon presiden yang mereka usung yakni SBY menjadi presiden terpilih
untuk periode 2004/2009.
Lima tahun kemudian Partai Demokrat memperoleh eksistensi dengan
keluar sebagai pemenang pada pemilu legislatif. Pada pemilu legislatif tahun
2009 Partai Demokrat mengalami peningkatan perolehan suara yang
signifikan. Demikian halnya yang terjadi di kota Makassar, pada pemilu
legislatif 2004 keberadaan Partai Demokrat tidaklah terlalu diperhitungkan
tetapi pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat memperoleh suara yang
bersaing dan memperoleh eksistensinya dalam kancah perpolitikan di kota
Makassar. Hal ini mengindikasikan Partai Demokrat menerapkan suatu
strategi politik untuk memperoleh eksistensi secara tepat sasaran sehingga
Partai Demokrat dapat mememperoleh suara yang bersaing pada pemilu
legislatif 2009 lalu.
Penulis melihat bahwa eksistensi Partai Demokrat di kota Makassar
diperoleh dengan upaya yang tepat. Setelah melakukan penelitian dan kajian
pustaka, penulis memperoleh data-data tentang upaya yang dilakukan Partai
Demokrat pada pemilu legislatif tahun 2009 untuk memperoleh suara. upaya
yang dilakukan oleh Partai Demokrat kota Makassar sesuai dengan hasil
wawancara dan studi pustaka yang telah penulis lakukan terhadap Pengurus
DPC Partai Demokrat kota Makassar, maka penulis akan memulai
pembahasan tentang upaya yang di lakukan Partai Demokrat kota Makassar
dalam merebut suara yang kemudian untuk melihat bagaimana eksistensi
Partai Demokrat pada pemilu legislatif dikota Makassar tahun 2009 lalu.
A. EKSISTENSI PARTAI DEMOKRAT PADA PEMILU LEGISLATIF DI
KOTA MAKASSAR TAHUN 2009.
Partai politik hadir ditengah-tengan masyarakat bertujuan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-
program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yang digunakan
oleh suatu partai politik dalam sistem demokrasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan ialah ikut serta dalam pemilihan umum1. Untuk
memperoleh eksistensi dalam sistem politik partai politik harus memperoleh
suara yang bersaing dalam pemilihan umum.
Realitas yang dihadapi pada peningkatan jumlah perolehan suara
Partai Demokrat di kota Makassar yang merupakan basis massa Partai
Golkar adalah sebuah kejadian fenomenal. Hal ini kemudian mengindikasikan
keberhasilan partai Demokrat dari partai yang lahir pada era reformasi ini
dalam melakukan berbagai terobosan-terobosan baru dan berbeda dari partai
politik lainnya untuk menarik simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia.
Upaya yang dilakukan Partai Demokrat lewat kampanye mampu
menjadikan partai tersebut mengalami peningkatan perolehan suara hampir
300 % dibandingkan pemilu 2004 lalu. Untuk DPRD kota Makassar berhasil
perolehan 9 kursi dengan total perolehan suara sebanyak 83.865 suara atau
sekitar 18 %2 dari jumlah perolehan suara di kota Makassar, maka setelah
melakukan wawancara terhadap beberapa Pengurus DPC Partai Demokrat
1 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (PT. Grasindo. Jakarta, 2010) hal.1492 Sumber dari KPUD Makassar
kota Makassar sebagai institusi representatif dari seluruh anggota dan
pengurus Partai Demokrat kota Makassar maka penulis akan memaparkan
strategi-strategi apa saja yang telah diterapkan Partai Demokrat kota
Makassar dalam pemilu legislatif 2009.
Partai Demokrat kota Makassar dalam memperoleh suara senantiasa
melakukan koordinasi dengan seluruh pengurus baik di tingkat pusat, daerah,
cabang maupun ranting. Koordinasi yang baik antara Partai dan caleg itu
sendiri juga terus dibangun secara intensif.
“…meskipun namanya adalah suara terbanyak, tetapi caleg tidak bisa melepaskan diri dari partai, sebab yang memiliki kursi di parlemen adalah partai dan bukan caleg. Dan kemudian, perolehan suara caleg ini sangat ditentukan oleh pencitraan dan kinerja partai yang yang mengusung caleg tersebut. Oleh sebab itu diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama secara simultan antara partai sebagai pemegang kursi dan caleg sebagai politisi yang akan menduduki kursi tersebut. “3
Hasil waancara tersebut memperlihatkan bahwa Partai Demokrat
bekerja secara institusional dalam menghadapi kompetisi dalam pemilu
legislatif dan menegaskan peran partai politik sebagai satu-satunya
kendaraan politik menuju pemilu. Penulis juga manganalisa bahwa koordinasi
yang sinergis antara semua elemen di tubuh Partai Demokrat dari pusat
sampai ke anak cabang sangat mempengaruhi dalam upaya untuk meraup
suara pada pemilu legislatif tahun 2009 lalu. Semua elemen partai bekerja
secara simultan.
“…selama ini dalam Partai Demokrat tidak ada yang namanya saling serang antar caleg bahkan yang berada dalam satu daerah pemilihan. Sebab semua kader, caleg, pengurus bahkan relawan dan tim sukses telah diberikan 3 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat kota Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
instruksi bahwa siapa pun yang berhasil duduk di parlemen, itu adalah kemenangan Partai Demokrat secara keseluruhan. Oleh sebab itu dalam Partai Demokrat, kita senantiasa membangun sebuah hubungan politik yang santun dan tidak melanggar kode etik. Kerjasama di semua bidang dibangun dengan sangat cermat dan efektif. “ 4
Meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat di kota Makassar yang
sangat signifikan dan merata di hampir seluruh dapil yang ada, didukung oleh
kinerja pemimpin politik, manajer kampanye dan aktivis/tim relawan sampai
pada saksi-saksi yang beroperasi pada saat pemilu. Setelah melakukan
wawancara, penulis memperoleh beberapa fakta yang menyangkut
optimalisasi mesin politik Partai Demokrat dalam hal ini adalah saksi-saksi
yang bekerja pada saat pemilu.
“…jadi dari DPC ada istilah BIMGALRA (pembinaan, penggalangan dan pengarahan) di mana saksi-saksi kita di tiap TPS diberikan pembekalan terlebih dahulu. Jadi, mereka tidak hanya duduk menghitung suara Partai Demokrat saja. Tapi, kita mengarahkan mereka untuk mengusahakan perolehan suara. Logikanya begini, suara mana yang mereka mau hitung, jika mereka tidak mendapat suara. Jadi, sebelum kita menurunkan saksi, terlebih dahulu kita meminta saksi tersebut untuk menyediakan 20 suara dan kita memegang file nomor telepon dari suara tersebut. Nah, dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa saksi yang mendapat suara di bawah 20 menandakan bahwa saksi tersebut tidak bekerja, dan percuma saja dibayar jika dia tidak bisa mengusahakan di atas 20 suara. Oleh sebab itu ada namanya mekanisme reward dan punishment. Dan alhamdulillah, cara ini terbukti ampuh dengan perolehan jumlah suara Partai Demokrat di kota Makassar yang merata hampir di semua TPS.”5
Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis beranggapan bahwa,
kinerja saksi-saksi dari Partai Demokrat yang telah diberikan pembekalan ini
merupakan sebuah upaya yang efektif dalam pemenangan Partai Demokrat
4 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassa Komisi C Adi Rasyid Ali5 Ibid.
pada pemilu legislatif 2009. Sebab saksi ini tidak hanya diposisikan sebagai
penghitung suara saja tetapi juga diupayakan untuk sebisa mungkin
memperoleh suara di TPS dimana dia menjadi saksi. Kemudian, DPC kota
Makassar menerapkan mekanisme reward dan punishment yang menjadi
pendorong bagi saksi-saksi baik kader maupun relawan untuk bekerja secara
optimal. Hasilnya memang terbukti bahwa sesuai dengan data yang penulis
peroleh, hampir di setiap dapil perolehan suara Partai Demokrat merata dan
mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa Partai Demokrat
berhasil dalam melakukan rekrutmen kader pada pemilu legislatif tahun 2009
lalu.
Suara yang telah diperoleh saksi-saksi tersebut juga harus senantiasa
dikawal dan dijaga keberadaannya. Kadangkala pada saat penyelenggaraan
penghitungan suara terjadi kesalahan-kesalahan teknis yang dapat
menyebabkan berkurang atau hilangnya suara seorang caleg tertentu.
Kejadian ini yang ingin dihindari Partai Demokrat dengan meningkatkan
pengawasan dari saksi-saksi mereka.
“…kami akan menempatkan saksi berlapis di tiap TPS. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan hilangnya suara partai demokrat. Partai Demokrat tidak akan membiarkan suara hilang atau batal hanya karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.” 6
Secara institusional Partai Demokrat kota Makassar telah menjalankan
fungsinya sebagai wadah rekruitmen bagi kader-kader yang kompeten untuk
berkompetisi dalam pemilu demi terjadinya regulasi kekuasaan yang telah
6 Ibid
diamanatkan oleh rakyat yang dalam hal ini berperan sebagai konstituen. Di
samping itu, Partai Demokrat mampu menganalisa perubahan dan kebutuhan
pasar politik saat in, sehingga upaya yang mereka terapkan mampu
memberikan pencapaian perolehan jumlah suara yang sangat signifikan bagi
eksistensi Partai Demokrat di kota Makassar.
Selain upaya yang telah dilakukan oleh Partai Demokrat dalam
memperoleh suara, eksistensi Partai Demokrat dapat dilihat dari
institusionalisasi partai tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan penulis
sebelumnya bahwa ada empat indikator dari institusionaliasasi partai politik
yaitu derajat kesisteman, darajat identitas nilai, derajat otonomi dan derajat
pengetahuan publik. Namun setelah penulis melakukan penelitian dilapangan,
penulis hanya menggunakan 3 aspek dari indikator institusionalisasi untuk
mengukur eksistensi Partai Demokrat di Kota Makassar antara lain derajat
Kesisteman, darajat identitas nilai dan derajat pengetahuan publik
1. Derajat Kesisteman Partai Demokrat
Karakter pemilih Indonesia rata-rata masih menyandarkan diri pada
figur ketokohan dalam preferensi pilihan politiknya, untuk kebutuhan merebut
simpati rakyat, karisma, popularitas dan citra SBY adalah kekuatan referen
partai demokrat, Seperti yang dikemukakan oleh Pengamat politik dari
Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto bahwa Aktor central dalam
partai politik lebih penting bagi pemilih untuk menentukan partai apa yang
dipilih ketimbang alasan-alasan lainnya seperti keyakinan agama, ideologi,
etnis dan geografis7. Hal ini terbukti pada Pemilu Legislatif 2009. Partai 7 http://www.bima-arya.com/?p=171
Demokrat mengalami peningkatan suara yang signifikan karena menerapkan
sebuah strategi dengan membuat satu klaim kepada publik di mana
keberhasilan yang diraih pemerintah saat ini dilekatkan kepada Partai
Demokrat itu sendiri.
“ Tidak dapat dinafikan bahwa pencitraan politik yang telah dibangun oleh Bapak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina dan sekaligus sebagai presiden telah berhasil memimpin bangsa ini dan program-program yang telah dijalankan benar-benar pro rakyat, dan itu sudah dirasakan oleh masyarakat ” 8
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa Partai
Demokrat memanfaatkan SBY sebagai alat kampanye. Pencitraan politik
yang selama ini telah dibangun oleh SBY selama menjabat sebagai Ketua
Dewan Pembina Partai Demokrat dan sekaligus adalah Presiden RI menjadi
modal tersendiri bagi sosialisasi yang dilakukan oleh Partai Demokrat dan
caleg-caleg yang diusungnya.
Selain itu, penulis memperoleh penjelasan bahwa pemanfaatan figur
SBY pada setiap kampanye yang dilakukan oleh caleg Partai Demokrat tidak
hanya berlaku di kota Makassar tapi berlaku secara umum. Dalam arti bahwa
pihak DPP Partai Demokrat telah memberikan semacam instruksi terhadap
semua DPD maupun DPC Partai Demokrat beserta caleg-calegnya untuk
menggunakan figur SBY sebagai alat kampanye standar.
“…Sosialisasi yang kami lakukan ini adalah sebuah standar dari pusat di mana semua caleg Partai Demokrat diberikan kebebasan untuk melekatkan figur SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan keberhasilan-keberhasilan yang selama ini telah diraih oleh beliau. Dan tentu 8 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassa Komisi C Adi Rasyid Ali
saja keberhasilan tersebut juga didukung oleh Partai Demokrat sebagai partai yang mendukung pemerintah. Sehingga menjadi hal yang wajar jika kemudian figur SBY dimanfaatkan untuk menarik simpati dari masyarakat. Apalagi tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sudah sangat mengenal sosok beliau dan keberhasilan dari program-program beliau selama ini”. 9
Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganalisa bahwa
figur SBY adalah kekuatan referen bagi Partai Demokrat untuk memperoleh
suara, khususnya berkaitan dengan kinerja SBY sebagai incumbent.
Pemanfaatan sosok SBY sebagai alat kampenye berhasil memperluas
dukungan politik bagi Partai Demokrat. Figur SBY yang begitu akrab di mata
masyarakat apalagi beliau adalah Presiden RI tentunya menjadi nilai plus
bagi para caleg Partai Demokrat dalam menggalang dukungan, kiprah Partai
Demokrat dimata masyarakat dicitrakan memiliki identitas atau platform
sebagai Partai yang modern, partai kaum muda dan partainya SBY.
Kemudian untuk mempertahankan suara Partai Demokrat cenderung
memberikan pemahaman yang positif kepada masyarakat pemilih tentang
keberadaan partai tersebut dan manfaat yang telah dirasakan oleh
masyarakat dari partai itu.
“…Partai Demokrat adalah partai yang mendukung pemerintah. Dan selama ini kami dari Partai Demokrat terus mengawal setiap kebijakan pro rakyat yang dilaksanakan oleh pemerintah, dan masyarakat sudah merasakan hasil dari kinerja tersebut. Walaupun ada partai-partai lain yang mengklaim bahwa keberhasilan tersebut adalah karena peran mereka, akan tetapi tidak dipungkiri bahwa Pak SBY lah yang memegang peranan penting dalam pengambilan suatu kebijakan. Dan sah-sah saja jika ada klaim-klaim seperti itu sebab kita berada di negara yang demokratis dan terbuka ruang untuk berpendapat secara bebas. Selain itu Partai Demokrat mengakui
9 Ibid.
bahwa keberhasilan pemerintahan Pak SBY selama ini didukung oleh koalisi yang solid dari beberapa partai lain.”10
Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganggap bahwa
Partai Demokrat selalu merujuk kepada keberhasilan SBY dan
pemerintahannya dalam periode lima tahun kepemimpinan beliau. Hal ini
merupakan hal yang wajar sebab Partai Demokrat adalah partai pemerintah
dan di samping itu mereka tetap mengakui akan peran pihak lain dalam
keberhasilan pemerintah. Oleh sebab itu upaya yang dilakukan oleh Partai
Demokrat cenderungan untuk mengklaim bahwa keberhasilan program
pemerintah selama ini sebagai keberhasilan Partai Demokrat dalam
mengawal kebijakan pemerintahan yang dipimpin oleh presiden yang diusung
Partai Demokrat pada Pemilu legislatif 2004.
Terkait dengan pemanfaatan komunikasi politik dalam kampanye
pemenangannya, maka berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan, maka penulis menemukan beberapa fakta tentang metode iklan
pencitraan partai yang dilakukan oleh Partai Demokrat dan secara khusus di
kota Makassar. Perlu diketahui bahwa metode iklan pencitraan partai ini
merupakan strategi umum dari DPP yang kemudian diadopsi oleh DPC Partai
Demokrat.
Setelah melakukan wawancara dengan pengurus Partai Demokrat kota
Makassar, penulis memperoleh informasi bahwa bagi Partai Demokrat kota
Makassar mengedepankan partai sosok SBY dalam iklan politiknya dan
10 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD kota Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang,S.sos
sangat ini sangat membantu dalam memperoleh simpati dari masyarakat.
Iklan politik yang dipergunakan oleh Partai Demokrat kota Makassar
merupakan standar iklan politik dari DPP yang dipasang bukan hanya di
wilayah Makassar saja akan tetapi di seluruh dapil yang tersebar di seluruh
Indonesia.
“…memang ada standar khusus dari pusat mengenai iklan politik ini. Dan kita diperkenankan untuk memasang iklan politik tentang SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan keberhasilan program-program beliau selama menjabat, di mana iklan politik ini sangat mendukung pada pemilu legislatif 2009 lalu. Hal ini berlaku tidak hanya di kota makassar saja tetapi secara nasional. Anda dapat melihat berbagai iklan, baliho, poster caleg yang semuanya menampilkan sosok SBY dan slogan “Lanjutkan”. Hal ini menjadi dorongan kepada masyarakat untuk terus mendukung pemerintahan SBY dengan terlebih dahulu memilih wakil-wakil yang berasal dari Partai Demokrat sebagai partai pengusung SBY. “ 11
Berdasarkan wawancara tersebut penulis dapat melihat bahwa Partai
Demokrat khususnya di kota Makassar melaksanakan fungsi sosialisasi
Partai Demokrat sangat bergantung terhadap sosok SBY. Walaupun mereka
mencoba mengaburkan posisi SBY sebagai presiden tapi lebih ditonjolkan
sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Akan tetapi, masyarakat
pada dasarnya justru lebih mengenal beliau sebagai seorang Presiden yang
telah berhasil memimpin negeri ini dengan baik. Oleh sebab itu, berbagai
program yang telah dicanangkan pemerintahan beliau dijadikan sebagai
modal kampanye utama, baik itu lewat iklan di layar televisi, radio, media
cetak, baliho, spanduk, poster, sms, surat dan lain sebagainya.
11 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C (Adi Rasyid Ali)
SBY berperan sangat signifikan dalam kemenangan Partai Demokrat
dalam Pemilu legislatif baik tahun 2004 maupun tahun 2009. Namun di sisi
lain institusionalisasi Partai Demokrat dari segi derajat kesisteman belum
terwujud, karena Partai Demokrat mengabaikan AD/ART yang seharusnya
menjadi prosedur penuntun tindakan dalam melaksanakan fungsinya sebagai
institusi dan lebih mengandalkan aktor sentral dalam Partai tersebut dalam
melaksanakan kampanye.
2. Derajat Identitas Nilai Partai Demokrat
Orientasi dan tindakan sebuah partai politik yang ditawarkan kepada
masyarakat secara institusional merujuk pada platform partai, berupa
program yang ditawarkan menyangkut visi dan misi pembangunan,
pembinaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memusatkan
perhatian pada struktur sosial yang lebih luas. Berbagai program bertujuan
untuk membangun masyarakat agar mempunyai kualitas hidup yang lebih
baik. Struktur sosial yang kemudian terbentuk merupakan potensi untuk
memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu masyarakat
memegang posisi dalam terbentuknya pola struktur sosial yang saling
menguntungkan. Kelompok yang memegang peranan kelompok sub-ordinat
yang mempunyai kepentingan tertentu yang arah dan substansinya saling
menguntungkan.
Pola perolehan suara Partai Demokrat berupa struktur yang dibentuk
secara resmi dan sebagian divisi bayangan dimana menggunakan bentuk
sendi seperti divisi intelejen, divisi primer, divisi perlengkapan atribut, barisan
Indonesia dan divisi nusantara. Terbentuknya divisi banyak melibatkan
interpersonal kandidat, yang kemudian melibatakan banyak pihak dalam
sebuah struktur karena adanya kepentingan masing-masing yang ingin
dicapai.
Keberhasilan Partai Demokrat dalam pemilu karena tim pemenangan
yang berhasil membentuk struktur yang dapat bekerja sama dengan baik,
dimana rahasia sukses kemenangan Partai Demokrat dalam pemilhan
legislatif 2009, yaitu dengan melaksanakan Quiet Revolution
(Revolusi/Operasi Senyap), dimana Partai Demokrat memiliki tim sukses SBY
dan divisi yang dibangun dalam meraih kesuksesan Partai Demokrat memiliki
cara kerja seperti intelijen.
Gerakan Revolusi atau Operasi Senyap ini sudah dibangun dan
dilakukan sejak tahun 2005 melalui perencanaan dan persiapan yang matang
yaitu mulai dari memperkuat infrastruktur, meningkatkan kemampuan kader,
dan memberikan sejumlah pembekalan, yang harus diikuti setiap kader dalam
pelatihan kepemimpinan selama dua minggu. Hasil wawancara dengan
sekretaris DPC Partai Demokrat mengatakan :
“ Divisi yang kita bangun layaknya jaring laba-laba, marketing politik kami memang seperti infrastruktur itu, dari divisi-divisi tersebut akan membentuk divisi baru, sehingga modelnya seperti jaring laba-laba. Yang lebih bagusnya karena terkait dengan 3 platform kita Nasionalis, Religi dan Keterbukaan. Sehingga orang masuk ke demokrat tidak mempunyai batasan apa-apa. Divisi kita lebih menganut ke horizontal, kalau vertikal jika kita berbicara tentang kepengurusan partai, rekrut suara yang paling bagus bersifat horizontal. Karena mempunyai kepentingan yang sama. Sehingga tidak perlu ada hirarkis dalam tatanan masyarakat yang berbeda latar
sosialnya, Divisi yang digunakan adalah perpaduan antar semua divisi, ada beberapa trik tertentu yang digunakan, hal ini dikarenakan figur SBY itu sendiri…”12
Berdasarkan pernyataannya tersebut penulis menangkap bahwa
keberadaan Partai Demokrat sangat erat dengan kiprah SBY, sehingga
marketing politik yang di bangun pun lebih banyak memanfaatkan sosok SBY,
karena publik menangkap bahwa Partai Demokrat adalah partainya SBY.
Sehingga tindakan apa yang dilakukan oleh SBY dalam menyikapi suatu isu
atau permasalahan, oleh masyarakat dianggap sebagai sikap atau tindakan
Partai Demokrat. Dari segi pengetahuan publik masyarakat mendefinisakan
sosok atau kiprah partai politik sesuai dengan identitas nilai atau platform
partai tersebut. Tetapi pada kenyataanya Partai Demokrat, lebih menampilkan
kiprah SBY sebgai presiden dari pada kiprah Demokrat sebagai partai politik.
1. Divisi Intelijen,
Divisi ini bertugas menggelar operasi intelijen di daerah untuk
mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat dan SBY. Kelompok ini
beraksi seperti gerakan intelijen hingga kedaerah-daerah yang mengadopsi
fungsi teritorial di militer yang bertujuan dapat menjaring masyarakat dengan
meningkatkan perolehan suara Partai Demokrat. Divisi ini memiliki masing-
masing satu pimpinan ditingkat kabupaten/kota selaku penggerak dilapangan
yang notabene para pengurus partai demokrat di daerah.
12 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
Sedangkan pada tingkat kota Makassar langsung dibawah kendali
ketua DPC kota Makassar dalam hal ini Bapak Andy Januar Jaury, dan hasil
wawancara dengan beliau dan mengatakan bahwa :
“Di kota Makassar boleh dikata bahwa saya yang bertanggungjawab atas kegiatan di kota Makassar dan dalam membangun divisi intelijen kami memanfaatkan semua Pimpinan Anak Cabang (PAC), dan pimpinan Ranting semua diaktifkan untuk Bergerak dalam memperoleh suara” 13
Hasil pencapaiannya sudah maksimal dan sudah dianggap mencapai
target mengingat kondisi di kota Makassar dimana kekuatan partai Golkar
sangat kuat hal senada juga dikatakan oleh ketua Bappilu Adi Rasyid Ali :
“…kita ketahui, makassar sendiri merupakan lumbung suara golkar, dan memang ada beberapa daerah yang sudah dikuasai, akan tetapi dengan sosialisasi yang bagus kita dapat meratakan perolehan suara yang ada di semua kecamatan, hal ini dikarenakan pencitraan partai yang baik…”14
Sedangkan sektretaris DPC Parta Demokrat Nuryanto G.Liwang mengatakan :
“…Lebih banyak menggunakan infrastruktur partai. Partai Demokrat Makassar dimulai dari tingkat kecamatan, yaitu 14 kecamatan (Dewan Pimpinan Anak Cabang) dan 143 kelurahan (Dewan Pimpinan Rating). Selain itu ada simpatisan dan kader tingkat RT/RW. Inilah yang kemudian menjadi basis massa, sehingga partai demokrat mendapat suara banyak pada PEMILU legislatif 2009 dengan perolehan 9 kursi di DPRD kota Makassar…”15
2. Divisi Primer,
Divisi ini bertugas mendata tokoh masyarakat, pengusaha, tokoh
agama, tokoh perempuan, petani dan nelayan. Divisi ini membantu Partai
13 Interview dengan Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Andy Januar Jaury14 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali15 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
Demokrat untuk menyokong memperoleh suara yang mencapai 18% pada
pemilihan legislatif. Pernyataan dari salah satu ketua PAC H. Bakrif
mengatakan :
“…kami melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh agama kota Makassar terutama pada tingkat PAC dan Ranting semua telah memberi respon yang baik dan kami berjalan diatas program kerja yang telah ditetapkan baik DPC, PAC, dan Ranting. kami memaksimalkan konsolidasi sambil membangun infrastruktur sampai di tingkat bawah, seperti apa yang sudah diinstruksikan dari pengurus pusat, sehingga dalam merekrut suara nantinya tidak mengalami kerepotan, karena sudah membentuk basis massa sebelumnya...”16
3. Divisi Perlengkapan Atribut,
Divisi ini bertugas Mengurusi semua perlengkapan kampanye Partai
Demokrat. Divisi ini bekerja untuk mengurus semua keperluan kampanye
mulai dari spanduk, kaus, baliho maupun atribut lainnya divisi ini dibawah
kordinator bidang perlengkapan yang mendistribusikan seluruh perlengkapan
kampanye baik itu lokal maupun yang bersumber dari pimpinan pusat kecuali
pada baliho, masing-masing individu berkepentingan membuat sendiri
sekalipun yang dibantu dari DPC. Hasil wawancara dengan ketua Bapilu
mengatakan :
“ Kami selaku ketua bapilu mengkoordinasikan segala kebutuhan berkenaan dengan kampaye yang dilakukan oleh ketua bidang perlengkapan dan Bidang Humas”.17
4. Barisan Indonesia (Barindo),
16 Interview dengan Ketua PAC Partai Demokrat & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Ir. H. Bakhratif Arifuddin17 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali
Barisan Indonesia bertugas untuk mengembangkan pendukung SBY di
masyarakat, barisan Indonesia ini dibentuk khusus disemua daerah termasuk
kota Makassar. Keberadaan divisi ini dimanfaatkan untuk merebut suara pada
saat pemilu legislatif. Nuryanto G. Liwang sekretaris bapilu mengatakan :
“…Keuntungan yang dimiliki oleh kami Partai Demokrat, adanya sosok SBY sebagai presiden, kita ketahui bersama bahwa SBY telah banyak malaksanakan program-program yang pro-rakyat seperti BLT, PNPN mandiri dll. sehingga kami dapat memanfaatkan SBY dalam meraup suara pada pemilu legislatif lalu …”18
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa
calon legislatif Partai Demokrat memanfaatkan sosok SBY, sebagai presiden
yang pro-rakyat dalam meraup suara. Program yang telah dilaksanakan
sebelumnya merupakan investasi bagi Partai Demokrat dan SBY sebagai
ketua dewan pembina dalam memperoleh suara.
5. Divisi Nusantara,
Divisi ini bertugas melakukan propaganda dan penggalangan lapangan
dengan didukung oleh simpatisan yang loyal dan militan di seluruh daerah.
Keberadaan divisi di kota Makassar di peroleh dari hasil wawancara dengan
Adi Rasyid Ali (ketua BAPILU Demokrat) mengatakan :
“…Didalam menghadapi pemilu dimaksimalkan melakukan konsolidasi internal disetiap tingkatan mulai dari DPC, DPAC(Dewan Pimpimpinan Anak Cabang) sampai basis rating, dan juga pembenahan internal partai. Program-program pro rakyat yang memang yang memang sudah di cetuskan oleh partai demokrat, kemudian disosialisasikan kembali diantaranya BLT, KUR, PNPM dan lain-lain, dengan cara seperti ini, siapapun akan mendukung Partai Demokrat …”19
18 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos19 Ibid
Demikian juga yang dikatakan ketua PAC H.Bakrif menyangkut
program yang memberi perhatian serius bagi masyarakat.
“…banyak melakukan sosialisasi apa yang sudah diperbuat Partai Demokrat pada pemerintahan SBY, Antara lain ada PNPM, Raskin, Pendidikan gratis, dan kesehatan gratis. Serta Askes gratis. Dan juga mendukung kebjakan yang sudah ada, sehingga rakyat bisa lebih dekat dengan partai…“20
Dari kelima divisi yang telah disebutkan diatas sebagai bentuk
marketing politik Partai Demokrat. Penulis menangkap bahwa dalam
melakukan fungsinya masing-masing divisi-divisi tersebut cenderung
menampilkan kiprah SBY daripada kiprah Partai Demokrat dalam melakukan
kampanye. Pola perolehan suara ini memang memberikan keuntungan bagi
Partai Demokrat dalam memperoleh eksistensi, namun dari segi identitas nilai
Partai Demokrat belum terinstitusionalisasi. Karena Partai Demokrat lebih
menampilkan Kiprah SBY daripada Partai Demokrat itu sendiri sebagai
sebuah partai politik yang orientasi dan tindakanya senatiasa merujuk pada
platform partai, sehingga memiliki identitas nilai yang mengakar di
masyarakat.
3. Derajat Pengetahuan Publik Terhadap Partai Demokrat
Pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat sebagai sebuah partai
reformis hadir dengan platform sebagai “partai modern, nasionalis, partai
kaum muda dan partainya SBY”. Khusus untuk kota Makassar, Partai
Demokrat mencoba memberikan penawaran kepada calon pemilih yakni
20 Interview dengan Ketua PAC Partai Demokrat & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Ir. H. Bakhratif Arifuddin
caleg yang merupakan kader partai tersebut di mana para caleg ini memiliki
usia yang relatif muda.
“…Pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, caleg-caleg yang kami usung memang rata-rata masih muda bahkan ada yang berumur 24 tahun. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kondisi masyarakat kita di mana mereka mengalami fase kejenuhan terhadap beberapa caleg yang itu-itu saja dari dulu dan tidak ada wajah baru. Masyarakat kita sudah berpikir modern dan kebanyakan pemilih cerdas kita terutama di kota Makassar ini adalah para pemilih muda. Sistem suara terbanyak telah membuka ruang bagi siapa saja yang ingin berkompetisi secara fair. Dan tentu saja caleg muda yang kami usung ini tidak hanya diperhitungkan masalah umurnya saja, akan tetapi mereka memang memiliki kompetensi dan kapabilitas yang mampu berkompetisi bahkan dengan caleg-caleg yang usianya lebih tua. Selain itu, mereka (caleg) telah memiliki background organisasi yang cukup baik, dan popularitas serta asal-usul keluarga mereka yang sangat menunjang keberhasilan mereka dalam meraih dukungan dari pemilih kita...“ 21
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam
tubuh Partai Demokrat, khususnya di kota Makassar, telah terjadi regenerasi
kader dan caleg yang sangat berpengaruh terhadap kemenangan Partai
Demokrat. Strategi yang diterapkan Partai Demokrat dengan memberikan
penawaran lain yakni mengusung politisi muda untuk berkompetisi dalam
pemilu. Hadirnya politisi muda di pertarungan politik terutama pada Pemilu
Legislatif 2009 lalu menggambarkan bagaimana proses demokrasi yang
terjadi di negara ini bukan saja dalam reformasi sistem politik dan
pemerintahan saja akan tetapi juga regenerasi pemegang kekuasaan atau
aktor politik yang dianggap memiliki kompetensi menjadi legislator.
Tampilnya kaum muda disambut baik oleh masyarakat dan
menegaskan bahwa sudah waktunya politisi muda membuktikan kemampuan
21 Interview dengan Interview terhadap Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali
yang dimilikinya. Walaupun dalam pemenuhan kuota 30 % keterwakilan
perempuan partai ini gagal memenuhi persyaratan tersebut, namun di sisi lain
mereka mampu menjalankan fungsinya dengan baik sebagai sebuah sarana
rekruitmen politik terutama dalan hal regenerisasi kader. Akan
tetapi,berdasarkan pada hasil wawancara itu pula penulis menganalisa
bahwa, politisi muda yang diusung oleh Partai Demokrat tidak hanya
memperhitungkan kompetensi sepenuhnya akan tetapi juga pada latar
belakang si caleg dalam hal ini asal-usul keluarganya. Hal ini menjadi sebuah
kecenderungan sebab dengan sistem suara terbanyak maka popularitas
menjadi salah satu modal utama. Di samping penawaran tersebut, Partai
Demokrat kota Makassar juga melakukan sosialisasi mengenai keberhasilan
yang selama ini telah diraih partai tersebut bagi masyarakat.
“…kami menghindari menyerang pihak lawan politik dengan cara black campaign atau negative campaign, akan tetapi kami berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa keberhasilan yang telah diraih pemerintah selama ini telah dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Jika rakyat masih ingin merasakan kelanjutan dari program-program pro rakyat tersebut, maka rakyat harus memberikan dukungan dalam pemilu dengan cara menempatkan lebih banyak lagi caleg-caleg di parlemen yang akan mendukung program-program pro rakyat selanjutnya yang akan diterapkan oleh pemerintah. “ 22
Poin utama dari wawancara tersebut adalah arah orientasi kebijakan
yang selama ini diperjuangkan oleh pemerintah dimana presiden berasal dari
Partai Demokrat dan akan terus dirasakan oleh masyarakat apabila
masyarakat terus mendukung Partai Demokrat untuk duduk di parlemen dan
22 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
caleg yang diusung memang merupakan caleg yang memiliki kriteria-kriteria
yang diinginkan oleh masyarakat pemilih.
“ …figur atau caleg yang kami tawarkan kepada masyarakat adalah orang-orang yang memang berkompetensi, memiliki popularitas yang tinggi, berpengalaman, berasal dari tokoh masyarakat, memiliki basis massa yang kuat dan tentu saja mampu menjadi representatif dari suara rakyat”. 23
Pola rekrutmen yang dilakukan oleh Partai Demokrat mengedepankan
orang-orang yang telah dikenal masyarakat secara personal dalam
mengusung caleg-calegnya. Hal ini pun didukung oleh kecenderungan pilihan
masyarakat yang menentukan pilihan politik dengan melihat siapa sosok
caleg tersebut dan mengabaikan apa telah diberikan kepada masyarakat.
Fenomena ini dapat dilihat pada pemilu legislatif 2009 di kota Makassar
dimana perolehan suara Partai Demokrat meningkat sangat signifikan, partai
ini bahkan menjadi pemenang pemilu dengan persentasi suara 20,85 %24.
“…pemilih yang telah mendukung Partai Demokrat sejak pemilu 2004 terus kita awasi keberadaannya. Apalagi dengan sistem suara terbanyak, maka daerah-daerah yang selama ini menjadi kantung suara Partai Demokrat di kota Makassar kita jaga dengan baik. Walaupun kebanyakan caleg yang kami usung bukan incumbent, akan tetapi kami tetap yakin bahwa pemilih yang telah mendukung pada Pemilu Legislatif lalu akan tetap memberikan dukungannya kepada Partai Demokrat. Karena sekali lagi bahwa, kemenangan yang diraih bukanlah kemenangan pribadi akan tetapi kemenangan seluruh pendukung Partai Demokrat...“25
Dari hasil wawancara di atas penulis menangkap bahwa Partai
Demokrat dalam mengusung caleg sangat mengedapankan popularitas caleg
tersebut, terutama sosok yang cukup populer di masyarakat karena latar
23 Ibid.24 Sumber dari KPUD SULSEL25 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali
belakang keluarga dan memiliki massa yang kuat. Pola rekrutmen yang
dilakukan oleh Partai Demokrat kota Makassar mampu meningkatkan
perolehan suara partai tersebut. Namun Partai Demokrat dapat dikatakan
belum memenuhi kriteria institusionalisasi dari segi pengetahuan publik
karena pola rekrutmen Partai Demokrat lebih melihat siapa individu daripada
kiprah individu itu dalam melaksanakan aspirasi dan harapan atau pun sikap
dan perilaku individu itu bagi publik.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Partai Demokrat Di
Kota Makassar.
1. Aturan Yang Berlaku
Salah satu faktor yang mendukung strategi yang digunakan oleh Partai
Demokrat dalam memenangkan caleg yang mereka usung tentu saja tidak
lepas dari bagaimana partai ini merespon perubahan yang terjadi dalam
proses pemilu. Perubahan yang terjadi dalam sistem pemilu terutama yang
terkait dengan mekanisme penetapan caleg terpilih dan kemudian ditetapkan
oleh Mahkamah Konstitusi bahwa nomor urut seperti yang dipergunakan
pada Pemilu 2004 lalu diubah menjadi sistem suara terbanyak dilandasi oleh
beberapa alasan.
Pertama, dari segi hukum yang demokratis bahwa dalam menetapkan
seseorang itu menjadi pemenang dalam sebuah kompetisi dalam hal ini
adalah pemilu, maka harus ditentukan berdasarkan besarnya dukungan yang
diraih oleh caleg tertentu atau dengan kata lain mendapatkan dukungan yang
banyak dari rakyat sebagai konstituen yang merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Penulis memahami bahwa,
sebuah Pemilu yang jujur, adil dan bebas adalah apabila calon wakil rakyat
yang kemudian terpilih adalah mereka yang memperoleh suara dukungan
terbanyak dan bukan berdasarkan nomor urut. Kedua, sistem suara
terbanyak ini merupakan mekanisme yang dipilih berdasarkan usulan atau
persetujuan dari partai politik peserta pemilu itu sendiri.
Partai politik adalah sebuah institusi politik yang senantiasa bersinergi
dengan sistem pemilu dalam proses penyelenggaraan pemilu. Perubahan
yang terjadi dalam sebuah institusi selalu memberikan pengaruh terhadap
institusi lain disekitarnya dan terkadang memunculkan pro dan kontra atas
perubahan tersebut. Perubahan mekanisme penetapan caleg terpilih dari
nomor urut ke sistem suara terbanyak menuai pro kontra. Ada partai yang
kemudian mendukung ada pula partai yang menolak usulan perubahan
tersebut. Akan tetapi, pada akhirnya Keputusan Mahkamah Konstitusi
merupakan sebuah keputusan mutlak yang harus disetujui oleh pihak yang
terlibat langsung dalam pemilu, dalam hal ini adalah partai politik.
“…Untuk perubahan mekanisme atau tata cara penetapan caleg terpilih, bahwa ada beberapa partai yang mengusulkan perubahan itu dan salah satunya adalah Partai Demokrat. Dari awal Partai Demokrat menyetujui sistem suara terbanyak ini dengan pertimbangan bahwa masyarakat bisa lebih leluasa dalam memilih sosok figur atau caleg yang dianggap aspiratif dan berkompeten untuk menduduki kursi di parlemen” 26.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganggap bahwa
Partai Demokrat merupakan salah satu partai yang mendukung adanya
26 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
perubahan sistem pemilu terkait mekanisme penetapan caleg terpilih. Alasan
agar masyarakat lebih leluasa untuk menentukan pilihan adalah menjadi bukti
bahwa partai politik sebagai institusi politik atau sebagai penyambung suara
rakyat ke parlemen mengakui posisi rakyat yang sangat penting dalam
sebuah negara demokratis sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi dan
berhak untuk memandatkan kekuasaan tersebut kepada siapa saja yang
menjadi pilihan mereka dalam pemilu. Lebih lanjut informan menyatakan
bahwa:
“…Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perubahan sistem pemilu tersebut berlandaskan pada prinsip keadilan dan kesamaan hak bagi setiap warga negara dalam segala bidang. Selain itu, apa yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi adalah sebuah keputusan mutlak yang harus diterima dan dipatuhi. Dan untungnya, kami memang menjadi salah satu partai pengusung perubahan tersebut” 27
Di samping itu, keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut memang
merupakan sebuah keputusan mutlak yang harus dipatuhi oleh semua parpol
peserta pemilu. Di sini penulis menganalisa bahwa sesuai dengan yang telah
digagaskan oleh Miriam Budiardjo, bahwa institusi adalah organisasi yang
tertata melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima
sebagai standar28. Mahkamah Konstitusi dengan keputusannya terhadap
sistem pemilu yang kemudian membawa pengaruh terhadap lembaga politik
lainnya yakni partai politik itu sendiri. Terdapat aturan main yang kemudian
menjadi kesepakatan bersama dalam menyelenggarakan suatu sistem politik.
27 Ibid28 Miriam Budiardjo.Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), (PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 2008) hal. 97
Sistem kepartain yang di gunakan di Indonesia ialah sistem multipartai,
sistem ini sangat mendukung terciptanya kehidupan demokrasi di Indonesia.
Partai-partai politik yang jumlahnya sangat banyak berperan penting dalam
kelancaran proses demokrasi. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik,
sangat berperan penting dalam penyaluran kepentingan ini terhadap
pemerintah. Terutama dalam membangun basis massa, semua partai
berlomba-lomba untuk menjadikan masyarakat sebagai basis massa yang
nyata. Setiap masyarakat terutama basis massa mempunyai keinginan untuk
disalurkan aspirasinya oleh partai. Sistem Multi partai merupakan tantangan
bagi partai politik untuk memperoleh eksistensi, hampir semua partai
merasakan karena menyangkut pertarungan merebut suara dengan berbagai
upaya dan usaha ketua bappilu Partai Demokrat mengatakan :
“…Boleh dikata bahwa semua partai mebuat strategi meraih meraih massa termasuk Demokrat di kota makassa berusaha bermain di atas aturan yang ada sekalipun harus berhadapan dengan partai yang terkendala karena terkadang tidak melihat aturan main tetapi bagaimana memproleh suara…”29
Akan tetapi pada kenyataannya peranan setiap partai dalam
menyalurkan aspirasi pendukung masing-masing, dihadapkan kepada dua
pilihan,yaitu berusaha untuk menggabungkan kepentingan-kepentingan dari
seluruh partai atau memperjuangkan kepentingan masing-masing dimana
konsekuensinya adalah terjadinya banyak konflik antar partai. Ideologi dari
masing-masing partai yang sangat mempengaruhi jenis kepentingan yang
mereka perjuangkan terkadang menjadi alat untuk saling menjatuhkan.
29 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali
Konflik antarpartai yang didasari oleh perbedaan ideologi kemungkinan
besar dipengaruhi dan diperoleh para pendukung partai dari partai politik
masing-masing. Dan juga tak sedikit dari partai politik yang mengeluarkan
materi untuk mengerahkan massa. Partai politik sebagai sarana sosialisasi
politik bertanggung jawab untuk semaksimal mungkin memberikan
pemahaman mengenai ideologi dari partai tersebut kepada masyarakat
sehingga terbentuk sikap dan orientasi politik yang didasari oleh ideologi
tersebut. Setiap partai politik berusaha untuk mempengaruhi setiap individu
agar mau bersikap dan mempunyai orientasi pikiran yang sesuai dengan
ideologi partai tersebut. Karena itu suatu hal yang wajar apabila sangat sulit
untuk menciptakan kepercayaan masyarakat.
Konflik diatas jelas membuat situasi politik menjadi tidak stabil dan itu
memang merupakan konsekuensi dari banyaknya partai pada saat itu. Fungsi
lain dari partai politik yang juga dapat menyebabkan terjadinya konflik antar
partai adalah sebagai wadah rekruitmen politik. Terkadang setiap partai politik
cenderung mempunyai sasaran tersendiri berupa kelompok-kelompok sosial
untuk direkrut menjadi anggota partai yang turut aktif dalam kegiatan politik
partai. Kecendrungan ini berdampak kepada adanya suatu pengidentikkan
suatu partai dengan sebuah kelompok sosial didalam masyarakat.
2. Perilaku Memilih Masyarakat
Tindakan partai politik terhadap fenomena sosial yang terjadi
merupakan dasar bagi bagi pemilih untuk menentukan pilihanya kepada salah
satu partai peserta pemilu, namun terkadang masyarakat mengabaikan hal
tersebut dan hanya memikirkan kepentingan sesaat. Hasil wawancara yang
dilakukan pada sekeretaris Partai Demokrat mengatakan bahwa :
“…Pilihan politik masyarakat dewasa ini telah terkontaminasi dengan situasi kondisi dimana masyarakat telah dibiasakan oleh partai politik untuk bertindak dengan imbalan yang diinginkan atau yang disuguhkan sehingga masyarakat hanya mengambil keuntungan sesaat pada saat kampanye…” 30
Dari sudut pandang pilihan rasional pertimbangan untung dan rugi,
digunakan untuk membuat keputusan tentang partai politik atau kandidat
yang akan dipilih, namum masyarakat lebih memikirkan keuntungan jangka
pendek. Ketua DPC Demokrat kota Makassar menambahkan :
“…kesadaran masyarakat kota Makassar terhadap pentingnya pemilu itu dapat dikatakan masih rendah, pilihan masyarakat cendrung selalu di mobilisisi atau dipacing dengan sesuatu …” 31
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan
dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam
proses pelaksanaannya dapat bersentuhan secara langsung atau tidak
langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini
sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang
terjadi. Dan jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam
peristiwa politik tertentu. Namun kadang masyarakat tidak sadar
keterlibatanya dalam proses politik akan ikut berpengaruh terhadap kebijakan
pemerintah sehingga mengabaikan orientasi politiknya dan lebih memilih
memperoleh keuntungan yang sifatnya jangka pendek.
30 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos
31 Interview dengan Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Andy Januar Jaury