BAB v Analisis Ekonomi
-
Upload
ekuino-simanungkalit -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of BAB v Analisis Ekonomi
BAB IV
ANALISIS EKONOMI
Untuk mengevaluasi kelayakan suatu produk dan tingkat pendapatannya, maka
dilakukan analisis perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisis
terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Suatu produk dianggap layak dipasarkan bila
dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan.
Analisis ekonomi digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pembuatan produk selai mawar baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap dengan perhitungan
sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
1.1 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan
Dalam satu kali produksi diasumsikan produksi dari industri selai mawar ini
akan menghasilkan sebanyak 300 cup kemasan dengan menyesuaikan kapasitas
karyawan dan hari kerja selama 25 hari. Jadi, kapasitas produksi dalam satu bulan
untuk produksi selai mawar sebanyak 7.500 bungkus.
Perhitungan :
Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja
Produksi Selai Mawar 300 cup kemasan/hari
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Pembantu
Nama Produk Selai Mawar
Data Resep 30 kg Kelopak mawar
45 kg Gula pasir
300 gr Garam
600 gr Vanili
1,5 kg Tepung maizena
Produksi per hari 96,66 kg atau 300 cup kemasan
Produksi per bulan 96,66 kg x 25 hari = 2.416,5 kg atau 7.500 cup kemasan
No. Bahan Jumlah Rp @ satuan Rp/hari
1 Kelopak mawar 30 kg 50.000/kg 1.500.000
2 Gula pasir 45 kg 11.000/kg 495.000
3 Garam 300 gr 4.000/kg 1.200
4 Vanili 600 gr 25.000/kg 15.000
5 Tepung maizena 1,5 kg 7.000/kg 10.500
Jumlah 2.021.700
Biaya Bahan Baku per hari Rp 2.021.700,00
Tabel 4.2 Biaya Kemasan
Kemasan Ukuran Jumla
h
Rp @ satuan Rp/hari
Cup kemasan +
tutup
Diameter = 10cm
Tinggi = 5cm
300 1.000/botol 300.000
Stiker Diameter = 8cm 300 450/stiker 135.000
Jumlah Biaya Kemasan 435.000
Tabel 4.3 Total Biaya Bahan Baku Pembantu dan Kemasan
Item Rp/hari
Biaya Bahan Baku dan Pembantu 2.021.700
Biaya Kemasan 435.000
Jumlah Biaya per hari 2.456.700
Jumlah Biaya per bulan (25 hari) Rp 61.417.500,-
b. Biaya Bahan Bakar (Energi, Pembersih)
Tabel 4.4 Biaya Bahan Bakar dan Pembersih
Nama Jumlah Rp/bulan
Listrik dan air - 65.790
Gas (LPG) 15 kg @ Rp 100.000 3 300.000
Sabun (tangan, cuci) @ Rp 8.000/350 gr 5 40.000
Jumlah 405.790
Perhitungan:
a. Peralatan dengan listrik
2 Blender: Daya terpakai 190 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik Rp
787/Kwh.
Maka, Besar Listrik per bulan = 2 x 190 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 29.915
Cup Sealer : Daya terpakai 300 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik
Rp 787/Kwh.
Maka, Besar Listrik per bulan = 300 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 23.675
Total tarif listrik per bulan = 29.915 + 23.675 = Rp 53.590
b. Tarif Air
PDAM: penggunaan 4 m3/bulan, tarif PDAM Rp 3.050/m3
Maka, besar tarif air = 4 x 3.050 = Rp 12.200
Total biaya listrik dan air = Rp 53.590 + Rp 12.200 = Rp 65.240
c. Biaya Perawatan dan perbaikan
Deprisiasi = (1,2 % (P-S)/100 jam) x jam pemakaian/bulan
Tabel 4.5 Biaya Perawatan dan Perbaikan
Uraian Jml. Rp @ satuan Harga (P)
(Rp)
Nilai
sisa (S)
Jam/bulan Deprisiasi
(Rp/bln)
Timbangan 3 32.000 96.000 1.920 100 1.128,96
Baskom 10 10.000 100.000 0 75 900
Blender 3 88.000 264.000 5.280 100 3.104,64
Wajan besar 3 70.000 210.000 0 150 3.780
Kompor gas 3 188.000 564.000 11.280 150 9.948,96
Pengaduk 6 3.000 18.000 0 150 324
Solet 5 3.000 15.000 0 50 90
Sendok 5 2.500 12.500 0 100 150
Cup sealer 1 1.500.000 1.500.000 30.000 100 17.640
2.779.500 37.066,56
Tabel 4.6 Total Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Komponen Biaya Pokok Produksi Rp/bulan
Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan 61.417.500
Biaya Energi dan Pembersih 405.790
Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP) 37.066,56
Jumlah 61.860.356,56
1.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)
a. Biaya Usaha
Tabel 4.7 Biaya Usaha
Uraian Rp/bulan
Sewa Gedung 1.000.000
Gaji Karyawan:
- Produksi 5 orang @ Rp 500.000,00 2.500.000
- Pemasaran 3 orang @ Rp 700.000,00 2.100.000
Biaya Promosi (Rp. 1.200.000,-/th) 100.000
Biaya Administrasi (Rp. 100.000,-/bln) 100.000
Biaya Pemasaran 500.000
Jumlah 6.300.000
b. Biaya Penyusutan/Depresiasi (P-S)/N
Tabel 4.8 Biaya Penyusutan/Depresiasi
Uraian Jml. Rp @
satuan
Harga (P)
(Rp)
Nilai
sisa (S)
N Deprisiasi
(Rp/th)
Deprisiasi
(Rp/bln)
Timbangan 3 32.000 96.000 1.920 4 23.520 1.960
Baskom 10 10.000 100.000 0 1 100.000 8.333,33
Blender 3 88.000 264.000 5.280 3 86.240 7.186,67
Wajan besar 3 70.000 210.000 0 2 105.000 8.750
Kompor gas 3 188.000 564.000 11.280 3 184.240 15.535,33
Pengaduk 6 3.000 18.000 0 1 18.000 1.500
Solet 5 3.000 15.000 0 1 15.000 1.250
Sendok 5 2.500 12.500 0 3 4.166,67 347,22
Cup sealer 1 1.500.00
0
1.500.000 30.000 5 294.000 24.500
2.779.500 830.166,67 69.180,55
c. Biaya Amortisasi
Tabel 4.9 Biaya Amortisasi
Harta tak berwujud Rp/bln
Perijinan (Rp 500.000,- selama 2 th) 20.833
Pajak PBB (Rp 240.000,- untuk 1 th) 20.000
Jumlah 40.833
d. Pajak Usaha dan Asuransi
Rumus: Pajak Asuransi dan Usaha = 5% x pembelian alat
Pajak Asuransi dan Usaha = 5% x Rp 2.799.500,00
= Rp 138.975/bln
e. Dana Sosial
Per bulan Rp 50.000,00
Tabel 4.10 total Biaya Tetap (Fixed Cost)
Komponen Biaya Tetap Rp/bulan
Biaya Usaha 6.300.000
Biaya Penyusuta/Depresiasi 69.180,55
Biaya Amortisasi 40.833
Pajak Usaha dan Asuransi 138.975
Dana Sosial 50.000
Jumlah 6.598.988,55
Total Biaya Produksi (Total Cost)/Bulan
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp 6.598.988,55 + Rp 61.860.356,56
= Rp 68.459.345,11
1.3 Kriteria Kelayakan Usaha
a. Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)
Dalam 1 kali produksi (per hari) menghasilkan: 300 cup kemasan (1 cup = 322 gr).
Kapasitas produksi dalam 1 bulan:
= 300 cup kemasan x 25 hari
= 7.500 cup kemasan
Harga Pokok Produksi (HPP)
HPP = (Total Biaya Produksi/ bulan)/(Jumlah Produksi/ bulan)
= (Rp 68.459.345,11)/(7.500 pack)
= Rp 9.127,91/cup
Harga pokok produksi Selai Mawar yaitu Rp 9.127,91/cup dengan penetapan harga
jual Rp 10.000,00/cup.
Tabel 4.11 Perhitungan Penjualan
Keterangan Penjualan/bulan Jumlah/bln
@ cup kemasan (322 gr) 7.500 cup x Rp 10.000,00 Rp 75.000.000,00
b. Perhitungan Rugi/Laba
i. Laba kotor = Penjualan - Total Biaya Produksi
= Rp 75.000.000,00 - Rp 68.459.345,11
= Rp 6.540.654,89
ii. Laba bersih = Laba Kotor - Pajak Kepemilikan Usaha
= Laba Kotor - (5% x laba kotor)
= Rp 6.540.654,89 - (5% x Rp 6.540.654,89)
= Rp 6.540.654,89 - Rp 327.032,74
= Rp 6.213.622,15
c. Break Even Point (BEP)/Titik Impas
Analisis Titik Impas (BEP) Unit
BEP Produksi = (Total Biaya Tetap)/(Harga - VC/unit)
= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 10.000,00 – Rp8.248)
= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 1.752)
= 3.766,6 » 3.767 cup kemasan/bulan
BEP Harga = (Total Biaya Produksi)/( Kapasitas Produksi)
= (Rp 68.459.345,11)/(7.500 kemasan)
= Rp 9.127,91
Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 3.767 kemasan dan
dengan harga Rp 9.127,91.
d. Return of Investment (ROI) sebelum pajak
= (Laba Kotor)/(Total Biaya Produksi) x 100%
= (Rp 6.540.654,89)/(Rp 68.459.345,11) x 100%
= 9,6 %
e. Return of Investment (ROI) setelah pajak
= (Laba Bersih)/(Total Biaya Produksi) x 100%
= (Rp 6.213.622,15)/(Rp 68.459.345,11) x 100%
= 9,1 %
f. Payback Period (PP)
= (Total Biaya Produksi)/(Laba Kotor)
= (Rp 68.459.345,11)/(Rp 6.540.654,89)
= 10,5 bulan
g. Benefit Cost Ratio (Net B/C)
B/C = (Penjualan)/(Total Biaya Produksi)
= (Rp 75.000.000,00)/(Rp 68.459.345,11)
= 1,1
1.4 Analisis Ekonomi
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha
selai mawar adalah:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan,
yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
i. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan
tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha,
amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan asuransi serta dana sosial.
Biaya tetap produksi Selai Mawar setiap bulan sebesar Rp 6.598.988,55.
ii. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika
melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku,
bahan pembantu, dan kemasan, biaya energi dan pembersih, serta biaya
perawatan dan perbaikan. Biaya tidak tetap produksi Selai Mawar setiap bulan
sebesar Rp 61.860.356,56.
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan
oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi selai mawar setiap
bulan adalah 7.500 cup kemasan.
c. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada
produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya
tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas
produksi). Harga pokok selai mawar adalah Rp 9.127,91/cup.
d. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah
keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan kepada
harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih
tinggi dari harga pokok produksi. Harga jual selai mawar Rp 10.000,00/cup.
e. Laba (Keuntungan)
Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau
selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor
dan laba bersih.
1) Laba Kotor
Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan
biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi selai mawar ini
sebesar Rp 6.540.654,89.
2) Laba Bersih
Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan
pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi selai mawar setiap bulannya adalah
Rp 6.213.622,15.
f. BEP (Break Even Point)
Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut
pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana
perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi
selai mawar mencapai titik impas pada tingkat produksi 3.767 kemasan dari kapasitas
produksi 7.500 cup setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik
impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu
usaha/produksi selai mawar ini akan tetap dapat berjalan.
g. ROI (Return of Investment)
Return of Investment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan
keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang
dikeluarkan. Return of Investment produksi selai mawar sebelum pajak adalah 9,6 %,
artinya dengan modal sebesar Rp 68.459.345,11/bulan dan pajak usaha Rp
138.975/bln akan diperoleh keuntungan sebesar 9,6 % dan Return of Investment
produksi selai mawar setelah pajak adalah 9,1 %, artinya dengan modal Rp
68.459.345,11/bulan dan pajak usaha Rp 138.975/bln, akan diperoleh keuntungan
sebesar 9,1 % setiap bulannya.
h. PP (Payback Period)
Payback Period merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi
selai mawar akan kembali modal dan mendapatkan keuntungan bersih setelah proses
produksi berlangsung selama 10,5 bulan.
i. Net B/C (Benefit Cost Ratio)
Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh
dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika nilai B/C lebih kecil dari 1, maka
proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian.
Sebaliknya jika B/C lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan
karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka
perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu
mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. Pada produksi
selai mawar ini nilai B/C adalah 1,1 sehingga usaha ini layak untuk dilakukan.