BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN -...

28
44 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk, yang berpendapat bahwa suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan, dengan masing – masing bagian saling mendukung. Analisis wacana dibagi menjadi 3 struktur atau tingkatan menurut Van Dijk, pertama adalah struktur makro. Struktur makro adalah makna umum atau global yang dapat terlihat dengan mengamati topik atau tema sebuah wacana/ berita. Struktur yang kedua adalah superstruktur. Superstruktur merupakan salah satu struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks dengan melihat bagian pendahuluan, isi, penutup, dan juga kesimpulan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya suatu teks. Struktur wacana yang terakhir adalah struktur mikro, yaitu makna yang dapat diamati dari bagian kecil teks seperti kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase dan juga gambar. Meskipun terdiri dari berbagai struktur dan elemen, semua struktur dan elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain. Untuk menunjwukkan wacana apa yang ditonjolkan dan wacana yang terpinggirkan, serta untuk melihat ideologi yang dipakai oleh penulis, serta posisi penulis dalam suatu teks/berita maka dilakukan dengan cara membedah satu persatu, mulai dari bahasa dan bentuk teks yang ada dengan menggunakan elemen wacana menurut Teun A. Van Dijk. Untuk mendapatkan teks yang akan dianalisa, maka penulis mereduksi teks novel Sepatu Dahlan, sesuai dengan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & Goerge R. Terry. Teori tersebut menyebutkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat tersebut diantaranya memiliki kesehatan dan kekuatan secara jasmani dan rohani. Memiliki kestabilan emosi ditunjukkan dengan sabar, dan tidak mudah terpengaruh. Memiliki pengetahuan tentang relasi insani ditunjukkan dengan dapat menilai kelebihan ataupun kekurangan bawahan ,agar dapat memberikan tugas sesuai dengan kemampuan. Memiliki kejujuran baik pada diri sendiri maupun orang lain. Mampu bersikap obyektif dengan berani mencari bukti nyata dan alasan rasional atas sebuah penolakan. Memiliki dorongan pribadi berupa keikhlasan saat memberikan pelayanan dan pengabdian. Memiliki kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Memiliki kemampuan mengajar, pemimpin adalah seorang guru yang mampu memberikan saran - saran. Dan yang

Transcript of BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

44    

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk, yang

berpendapat bahwa suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan, dengan masing –

masing bagian saling mendukung. Analisis wacana dibagi menjadi 3 struktur atau tingkatan

menurut Van Dijk, pertama adalah struktur makro. Struktur makro adalah makna umum atau

global yang dapat terlihat dengan mengamati topik atau tema sebuah wacana/ berita. Struktur

yang kedua adalah superstruktur. Superstruktur merupakan salah satu struktur wacana yang

berhubungan dengan kerangka suatu teks dengan melihat bagian pendahuluan, isi, penutup,

dan juga kesimpulan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya suatu teks. Struktur wacana

yang terakhir adalah struktur mikro, yaitu makna yang dapat diamati dari bagian kecil teks

seperti kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase dan juga gambar.

Meskipun terdiri dari berbagai struktur dan elemen, semua struktur dan elemen

tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama

lain. Untuk menunjwukkan wacana apa yang ditonjolkan dan wacana yang terpinggirkan,

serta untuk melihat ideologi yang dipakai oleh penulis, serta posisi penulis dalam suatu

teks/berita maka dilakukan dengan cara membedah satu persatu, mulai dari bahasa dan

bentuk teks yang ada dengan menggunakan elemen wacana menurut Teun A. Van Dijk.

Untuk mendapatkan teks yang akan dianalisa, maka penulis mereduksi teks novel

Sepatu Dahlan, sesuai dengan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & Goerge R.

Terry. Teori tersebut menyebutkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin. Sifat tersebut diantaranya memiliki kesehatan dan kekuatan secara jasmani dan

rohani. Memiliki kestabilan emosi ditunjukkan dengan sabar, dan tidak mudah terpengaruh.

Memiliki pengetahuan tentang relasi insani ditunjukkan dengan dapat menilai kelebihan

ataupun kekurangan bawahan ,agar dapat memberikan tugas sesuai dengan kemampuan.

Memiliki kejujuran baik pada diri sendiri maupun orang lain. Mampu bersikap obyektif

dengan berani mencari bukti nyata dan alasan rasional atas sebuah penolakan. Memiliki

dorongan pribadi berupa keikhlasan saat memberikan pelayanan dan pengabdian. Memiliki

kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Memiliki kemampuan

mengajar, pemimpin adalah seorang guru yang mampu memberikan saran - saran. Dan yang

Page 2: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

45    

terakhir adalah memiliki ketrampilan social berupa sikap ramah, terbuka, menghargai

pendapat orang lain, sederhana dan apa adanya.

5.1Analisis

Proses analisis novel dilakukan dengan terlebih dahulu melihat sifat kepemimpinan

menurut Ordway Tead & George Terry pada masing - masing bab di novel Sepatu Dahlan.

Tabel 5.1

Tabel Sifat Kepemimpinan dalam Bab

No Bab Sifat Kepemimpinan Ordway & George

1. Tanah Tebu Mahir berkomunikasi

2. Muslihat Gagal -

3. Masa Orientasi -

4. Batik Tegal Arum -

5. Berhenti Merawat Luka -

6. Riwayat Sumur Tua -

7. Senyum Ibu -

8. Lolos Tanpa Mantra -

9. Gitar Kadir -

10. Miskin Harta Kaya Iman -

11. Sepeda Maryati -

12. Suara –Suara Tak

Terkatakan

-

13. Teguran Juragan Buah -

14. Pemberontakkan Para

Domba

-

15. Ojo Kepingin Sugih • Dorongan Pribadi

• Ketrampilan Sosial

16. Kepala Gading -

17 Luka di Mata Zain -

18. “Logika Berdoa” untuk

Aisha

-

Page 3: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

46    

19. Kupatan -

20. Jangan Terlalu Merasa

Bahagia

-

21. Smash! -

22. Si Kumbang dan Pesta

Opor

-

23. Tragedi Sepatu Bekas -

24. Patriot Sejati • Kemampuan Mengajar

• Pengetahuan tentang Relasi Insani

25. Misteri Purwodadi -

26. Kesaksian Kadir -

27. Perseteruan Murid Zen Stabilitas Emosional

28. Geletar Asing di jalan

Takeran

-

29. Akhirnya Punya Sepatu -

30. Di Bawah Rindang

Trembesi

-

31. Surat Penting -

32. Stasiun Madiun Kejujuran

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 5 bab yang memiliki sifat

kepemimpinan menurut Ordway Tead & George Terry. Bab tersebut kemudian akan

dilihat secara mendalam dengan analisis wacana kritis.

Page 4: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

47    

5.1.1 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan- Bab 1 “Tanah Tebu”

Tabel 5.1.1

Hasil Penelitian

Hal Yang

Diamati

Elemen Keterangan

Temati Topik Mahir berkomunikasi (halaman 16)

Skemantik Alur Desember 1962, Dahlan menerima ijazah

Sekolah Rakyat. Setelah menerima ijazah Dahlan

tidak langsung pulang, tinggalah Dahlan seorang

diri di halaman sekolah yang mulai sepi. Dahlan

duduk dipelataran sekolah sambil memandangi

ijazah yang dihiasi dua nilai merah untuk mata

pelajaran Berhitung dan Bahasa Daerah, tiga

angka sembilan untuk mata pelajaran

kegemarannya, yaitu Menulis, Gerak Badan, dan

Menyanyi. Selebihnya nilai delapan dan tujuh

dan enam. Dahlan pun takut untuk pulang ke

rumah karena dua nilai merah di ijazahnya. Ia

pun menuliskan ketakutan itu, di buku hariannya,

“Maaf, Pak, Dahlan sudah mengecewakan Bapak

dengan dua angka merah. Dahlan sudah

berusaha, tapi hasilnya seperti ini, Pak. Dahlan

masih boleh sekolah, kan?”

Latar Kegemaran Dahlan dalam pelajaran Menulis

membuatnya mendapatkan nilai yang baik dalam

ijazah.

Semantik

Detil 1. Dahlan mendapatkan nilai 9 untuk mata

pelajaran Menulis, Gerak Badan, dan

Menyanyi.

2. Dahlan pandai menulis, ditunjukkan

dengan penulis mencantumkan tulisan

Dahlan pada buku hariannya.

Maksud Menunjukkan kepandaian Dahlan dalam bidang

Page 5: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

48    

Analisis Tabel 5.1.1

1. Analisis Struktur Makro

Struktur makro merupakan makna secara global atau umum dari suatu teks

yang dapat dilihat dengan mengamati topik/tema yang diangkat pada suatu teks.

Topik sendiri merupakan elemen dari tematik. Topik merupakan pokok pembicaraan

dalam sebuah diskusi, ceramah atau karangan, juga kerap disandingkan dengan kata

tema (Sobur, 2006 : 75).

Dilihat dari sudut pandang sebuah tulisan yang telah selesai, tema dapat

diartikan sebagai suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya

(Keraf, 1980: 107), sehingga bila ditarik kesimpulan topik atau pun tema merupakan

sebuah pokok yang terdapat dalam suatu teks, dimana pokok tersebut secara sengaja

ditulis oleh penulis teks tersebut.

Tema/ topik yang menonjolkan sisi kepemimpinan dalam bab 1 “Tanah Tebu”

dalam novel Sepatu Dahlan adalah pemimpin yang mahir berkomunikasi. Dalam

bukunya, Kartono menegaskan sifat kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin, diantaranya terdapat ketrampilan berkomunikasi yang ditunjukan dengan

mahir berkomunikasi baik secara lisan ataupun tulisan. Dalam bab 1, kemahiran

Maksud Menunjukkan kepandaian Dahlan dalam bidang

menulis, hal ini ditunjukkan dengan

mencantumkan petikkan tulisan Dahlan dalam

buku hariannya, selain itu mata pelajaran menulis

mendapatkan nilai tinggi dalam ijazah Sekolah

Rakyat milik Dahlan.

Sintaksis Koherensi

Kondisional

Koherensi yang digunakan adalah koherensi

kondisional dengan kata ‘yang’ untuk

menunjukkan anak kalimat atau sekedar kalimat

penjelas negatif, seperti kutiban berikut ini,

“Aku masih duduk di pelataran sekolah,

memandangi ijazah yang dihiasi dua angka

merah untuk pelajaran Berhitung dan Bahasa

Daerah”

Stilistik Leksikon memandangi ijazah yang dihiasi dua angka

merah

Retoris Metafora ‘yang dihiasi’

Page 6: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

49    

berkomunikasi Dahlan ditunjukkan dengan nilai yang baik untuk mata pelajaran

menulis, selain itu kemahiran berkomunikasi melalui tulisan ini dipertegas dengan

dicantumkannya petikkan tulisan Dahlan yang ditujukan kepada Bapaknya.

Pengambilan topik menurut Van Dijk merupakan sebuah pandangan penulis

yang sedang meliput sebuah peristiwa dan memandang suatu masalah berdasarkan

suatu mental atas pikiran tertentu. Kognisi atau mental penulis inilah yang kemudian

terlihat sebagai topik yang dimunculkan oleh penulis. Karena topik disini dipahami

sebagai mental atau kognisi wartawan, tidak mengherankan jika semua elemen dalam

berita mengacu dan mendukung topik dalam teks (Eriyanto, 2001:230-231).

Dalam bab ini topik yang dikembangkan oleh penulis adalah kemahiran

berkomunikasi yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Mahir berkomunikasi menjadi salah

satu kecakapan yang diperlukan oleh individu sekarang ini. Ini terjadi seiiring

perkembangan media komunikasi yang semakin beragam. Dahlan Iskan merupakan

salah satu individu yang mengikuti perkembangan dunia komunikasi. Ditunjukkan

dengan memiliki akun di media sosial, seperti twitter.1 Bukan hanya memilki akun,

Dahlan Iskan bahkan aktif menggunakan akun yang memiliki jumlah followers

sebanyak 1.545.789. Dengan followers sebanyak ini, Dahlan Iskan memperlakukan

mereka dengan sangat baik. Terbukti dengan selalu membalas mention dar

followersnya. Selain memiliki akun Twitter, Dahlan Iskan bahkan aktif menulis di

beberapa blog pribadinya, seperti Catatan Harian Dahlan Iskan2, dan blog yang baru –

baru ini dibuatnya berkaitan dengan kasus korupsi yang dituduhkan padanya, Gardu

Dahlan3. Dengan keadaan tersebut, membuat masyarakat berfikir bahwa Dahlan Iskan

memang seseorang yang mahir berkomunikasi adalah sebuah realita.

Dengan tema ini pula, penulis mendapatkan keuntungan. Tema yang

dikembangkan dalam bab ini, merupakan salah satu syarat kepemimpinan menurut

Ordway Tead & George R. Terry. Sehingga secara tidak langsung para pembaca

novel ini diberikan keyakinan bahwa Dahlan Iskan adalah salah satu pemimpin yang

dicari dan dibutuhkan Indonesia.

                                                                                                                         1  www.twitter.com/iskan_dahlan  2  Catatanhariandahlaniskan.blogspot.com  3  Gardudahlan.com  

Page 7: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

50    

2. Analisis Superstruktur

Analisis pada tingkatan superstruktur dilakukan dengan melihat alur yang

merupakan elemen skemantik. Alur cerita sendiri merupakan suatu rangkaian yang

membentuk cerita dari awal hingga akhir, dengan urutan perkenalan, awal masalah,

menuju klimaks, klimaks, dan penyelesaian (Ahmad, 1996:24). Sedangkan menurut

kamus Bahasa Indonesia alur adalah rangkaian yang direka dan dijalin dengan

seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan kea rah klimaks dan

penyelesaian.

Dalam topik kepemimpinan- mahir berkomunikasi pada bab 1 novel Sepatu

Dahlan, alur cerita dimulai dari lulusnya Dahlan dari Sekolah Rakyat tempatnya

menimba ilmu. Dahlan pergi sendiri untuk mengambil ijazahnya tersebut.

Permasalahan mulai muncul saat Dahlan tidak langsung pulang ke rumah namun

memilih duduk di plataran sekolah, dengan memandangi nilai- nilai yang tertera di

ijazahnya. Dahlan takut menyerahkan ijazahnya kepada kedua orang tuanya karena

terdapat 2 nilai merah untuk mata pelajaran berhitung dan bahasa daerah. Merasa

takut dimarahi oleh orang tuanya, Dahlan menuliskan isi hatinya pada buku catatan

harian miliknya.

Petikkan catatan harian Dahlan menunjukkan penulis ingin menonjolkan

bahwa gemeran Dahlan adalah menulis, ditambah lagi cerita bahwa nilai tertinggi

dalam ijazah Sekolah Rakyat Dahlan adalah mata pelajaran menulis.

3. Analisis Struktur Mikro

Latar merupakan elemen yang berguna karena peneliti dapat mengerti apa

yang hendak disampaikan oleh penulis/ wartawan (Eriyanto, 2001:235). Latar yang

digunakan dalam bab 1 novel Sepatu Dahlan adalah kegamaran Dahlan dalam

pelajaran menulis membuatnya mendapatkan nilai baik di ijazahnya. Kegemarannya

juga ditunjukkan dengan sering menulis di dalam buku harian.

Detil cerita yang digunakan adalah Dahlan gemar menulis. Ditunjukkan

dengan nilai 9 untuk mata pelajaran menulis terlebih lagi, penulis memberikan detil

cerita mengenai gemaran Dahlan menulis dalam buku hariannya dengan

menyantumkan kutiban curahan hatinya. Pemberitaan dengan detil besar, akan

mengembangkan bagaimana wacana dikembangan oleh media, tentunya

menguntungkan pihak komunikator (Eriyanto, 2001: 238). Oleh karena itu, informasi

Page 8: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

51    

berkaitan dengan kegemaran Dahlan menulis dan ditambah dengan petikkan

tulisannya dalam buku hariannya mendukung wacana dalam teks tersebut.

Maksud merupakan penguraian secara eksplisit dan jelas, tujuan utamanya

adalah public disajikan informasi yang mendukung komunikator (Eriyanto,

2001:247). Dalam teks novel tersebut diceritakan kepandaian Dahlan dalam mata

pelajaran menulis. Ditunjukkan dengan nilai 9 dalam ijazahnya dan juga petikkan

tulisan Dahlan dalam buku catatannya, semakin menguatkan bahwa Dahlan memang

pandai dan gemar menulis. Kepandaian dan kegemaran Dahlan menulis dapat

dipandang sebagai salah satu sifat seorang pemimpin, dimana seorang pemimpin

harus memiliki ketrampilan berkomunikasi baik itu lisan maupun tertulis.

Koherensi kondisional dapat menjadi penjelas mengenai bagaimana maksud

tersembunyi diekspresikan dalam kalimat (Eriyanto, 2001: 245). Dalam teks berikut

ini koherensi kondisional ditunjukkan dalam kalimat “Aku masih duduk di pelataran

sekolah, memandangi ijazah yang dihiasi dua angka merah untuk pelajaran Berhitung

dan Bahasa Daerah”. Kata ‘yang’ atau disebut sebagai kata hubung memberikan

penjelasan bahwa terdapat dua kalimat, dimana kalimat kedua berfungsi sebagai

penjelas. Dalam kalimat ini, kata ‘yang’ diikuti dengan kalimat ‘dihiasi dua angka

merah’ menunjukkan penjelasan negatif pada kalimat tersebut.

5.1.2 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 15- “Ojo Kepingin Sugih”

Tabel 5.1.2

Hasil Penelitian

Hal Yang

Diamati

Elemen Keterangan

Tematik Topik Kepemimpinan versi Tsanawiyah Takeran yang rendah

hati, pasrah diri. (halaman 158)

Skemantik Alur Persahabatan Dahlan dan teman-teman Tsanawiyah

terjalin begitu akrab, tak terasa sudah 1 tahun lamanya.

Masuk ke tahun ajaran baru, diadakan

pemilihan/pergantian pengurus ikatan santri. Pemilihan

Page 9: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

52    

diawali dengan mendengarkan sambutan dan tata cara

pemilihan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Setelah

mendengarkan arahan dari Kiai dan Ustad, maka

diadakan pemilihan dan hasilnya Arif dan Dahlan

terpilih sebagai pengurus ikatan santri yang baru. Bapak

memberikan selamat dan juga wejangan kepada Dahlan.

Setelah terpilih, diadakan pengukuhan dan pelantikan

pengurus yang disaksikan orang tua murid dan santri-

santri yang lain. Kebahagiaan Dahlan dicurahkan dalam

buku hariannya.

Semantik Latar Tahun ajaran baru di awali dengan pemilihan pengurus

ikatan santri yang baru, dan kelas II A yang juga kelas

Dahlan dijagokan karena berbagai prestasi yang diraih

kelas IIA.

Detil • Wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham mengenai

kriteria pemimpin yang akan dipilih, hendaknya yang

memiliki sifat tawaduk dan tawakal. Serta rasa ikhlas

sebagai kunci seorang pemimpin.

• Proses pemilihan pengurus ikatan santri, Dahlan

sempat dijagokan menjadi salah satu pengurus.

Maksud Memberikan kriteria pemimpin yang baik, yang

memiliki keikhlasan, tawakal, dan tawaduk. Sifat itu ada

dalam diri Dahlan.

Sintaksis Koherensi

Kata Hubung

Konjungsi

“dan”

“Anak-anakku sekalian, setiap tahun selalu ada

pergantian pengurus Ikatan Santri. Hal ini kita lakukan

sebagai cara untuk membiasakan kalian berorganisasi

dan bekerja sama. Sebab, Ikatan Santri ini adalah

penggerak kegiatan santri di pesantren yang kita cintai

ini, kalian harus memilih santri-santri yang benar-benar

layak menerima amanat, bertanggungjawab, dan mampu

menjadi pemimpin. Hindari kebiasaan asal pilih.”

Stilistik Leksikon menjadi pelayan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Retoris Metafora • “Tawaduk dan tawakal”

Page 10: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

53    

Analisis Tabel 5.1.2

1. Analisis Struktur Makro

Hal yang diamati dalam struktur makro adalah elemen tematik berupa topik

besar yang berkembang dalam sebuah teks. Topik menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh penulis dan topik tersebut menunjukkan konsep yang dominan

dalam sebuah teks.

Pada bagian ke 15 dari novel Sepatu Dahlan ini, topik yang dikembangkan

oleh penulis adalah kepemimpinan versi Tsanawiyah Tekeran. Terlihat dari subtopik

yang ditunjukkan oleh penulis. Subtopik yang dimaksud adalah pemilihan pengurus

ikatan santri, dan wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Kedua subtopik tersebut

memiliki garis merah yang sama yaitu kepemimpinan. Pemilihan pengurus ikatan

santri berkaitan erat dengan jiwa kepemimpinan seseorang, hal ini terlihat dari

kemauan untuk melayani sesama santri. Wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham

berisi sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin menurut ajaran Tsanawiyah

Takeran.

Pemilihan topik berdasarkan mental penulis, sehingga topik pemimpin versi

Tsanawiyah Takeran yang rendah hati dan pasrah diri merupakan kognisi penulis. Hal

ini diperkuat dengan elemen – elemen wacana yang mendukung topik tersebut.

Sehingga penulisan bab ini, didasari oleh pemahaman penulis novel tentang

pemimpin yang rendah hati dan pasrah diri.

Kerendah hatian dan pasrah diri seorang Dahlan Iskan bukan hanya

ditunjukkan dalam novel tersebut. Namun juga ditunjukkan dengan sikapnya saat

menghadapi masalah dalam hidupnya. Seperti saat sukses membawa BUMN

berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional, yang ditunjukkan dengan

suksesnya Pertamina masuk Fortune 500, PT Garuda Indonesia menjadi maskapai

kelas ekonomi terbaik di dunia, dan PT Semen Indonesia menjadi pabrik semen

terbesar di ASEAN. Dengan hasil kinerja tersebut, Dahlan Iskan tidak pernah

menyombongkan diri dengan menunjukkan kesuksesannya di depan masyarakat. Hal

ini membuat pemilihan topik pemimpin yang rendah hati bukan hanya keisengan

semata, namun didasarkan pada suatu realita.

• “Ojo kepingin sugih, lan ojo wedi mlarat”

• “Sumber bening ora bakal golek timbo”

Page 11: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

54    

Selain rendah hati, Dahlan Iskan juga menunjukkan sikap pasrah diri saat

menghadapi kasus yang sedang dituduhkan padanya. Pada kasus korupsi gardu induk

yang dituduhkan, Dahlan Iskan tidak berusaha untuk datang ke media untuk melawan

dan menunjukkan kebenaran menurut versinya. Dahlan Iskan memilih untuk diam,

dan hanya bereaksi melalui tulisan di situs miliknya, yang dinamai Gardu Dahlan.

Dalam situs tersebut Dahlan Iskan menuliskan bahwa Ia sebenarnya ingin pasrah

kepada jaksa, dan tidak melawan4. Hal ini didasari oleh pemikirannya bahwa

kebenaran yang sesungguhnya akan terkuak dengan sendirinya. Kepasrahan diri yang

dimiliki Dahlan Iskan ini, juga merupakan realita yang terjadi.

Realita yang terjadi, bahwa Dahlan Iskan merupakan orang yang rendah hati

dan pasrah diri. Kedua sifat itu merupakan salah satu dari sifat kepemimpinan

menurut Orway Tead & George R. Teddy. Sehingga penulis menggiring pembaca

untuk berpikiran bahwa Dahlan Iskan memiliki sifat pemimpin. Ini merupakan sebuah

keuntungan bagi penulis dan juga bagi Dahlan Iskan.

2. Superstruktur

Hal yang diamati dari superstruktur adalah skemantik pada teks, atau

bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam sebuah teks. Untuk melihat

skema dan urutan tersebut dapat mengamati alur dari sebuah teks (Eriyanto,

2005:231). Dengan mengamati alur pada sebuah teks, dapat terlihat bagaimana teks

tersebut dibentuk sehingga membentuk sebuah arti.

Seperti pada bab 15 novel Sepatu Dahlan, alur cerita pada novel tersebut

dimulai dari cerita persahabatan Dahlan dan teman-teman sekelasnya di Tsanawiyah

yang telah berjalan selama 1 tahun lamanya. Pengambilan alur dengan menceritakan

lama persahabatan Dahlan dan teman temannya dikarenakan penulis ingin

menunjukkan Dahlan dan teman-temannya telah memasuki tahun ajaran baru.

Dilanjutkan dengan tradisi di setiap ajaran baru, yaitu pemilihan pengurus ikatan

santri, yang dimulai dengan sambutan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Alur yang

kedua ini ingin menunjukan kepemimanan versi Tsanawiyah Tekeran, hal ini terlihat

jelas melalui wejangan dari Kiai Irsyad dan Ustad Ilham. Alur yang ketiga adalah

terpilihan Dahlan dan Arif menjadi pengurus ikatan santri. Bila dilihat dari alur

pertama hingga ketiga penulis ingin menyampaikan bahwa Dahlan telah naik kelas

                                                                                                                         4  Gardudahlan.com/pakai-­‐dan-­‐tidak/    

Page 12: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

55    

dan memasuki tahun ajaran baru, dan berhasil menjadi pengurus ikatan santri yang

berarti Dahlan memiliki sikap seorang pemimpin versi Tsanawiyah Takeran.

3. Struktur Mikro

Latar dalam teks digunakan sebagai alat untuk membongkar maksud yang

ingin disampaikan seorang komunikator, juga dapat berfungsi sebagai cerminan

ideologis dari pembuat pesan (Eriyanto, 2001: 235). Dalam bab “Ojo Kepingin

Sugih” latar yang digunakan adalah persahabatan Dahlan dan teman-teman

sekelasnya yang sudah berjalan kurang lebih dua tahun. Artinya Dahlan dan teman –

temannya telah melewati kenaikan kelas, dan memulai tahun ajaran baru, dimana

pada umumnya setiap tahun ajaran baru akan diadakan pemilihan pengurus santri

yang baru. Pada bab “Ojo Kepingin Sugih” dituliskan bahwa kelas IIA yang juga

kelas Dahlan dijagokan menjadi pengurus ikatan santri, dan Dahlan menjadi

perwakilan kelas tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pesan yang sesungguhnya yang

ingin disampaikan oleh penulis adalah Dahlan termasuk dalam deretan santri yang

dijagokan menjadi pengurus. Dijagokan menjadi pengurus ikatan santri berarti Dahlan

telah memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin.

Detil yang digunakan dalam bab ini adalah wejangan dari Kiai Irsjad dan

Ustad Ilham. Wejangan tersebut berisi syarat yang harus dipenuhi oleh santri yang

akan terpilih menjadi pengurus ikatan santri tersebut. Syarat yang ada adalah santri

tersebut harus rendah hati, dan tawakal. Detil yang diberikan oleh penulis juga

ditemukan pada pemilihan pengurus ikatan santri. Proses pemilihan hingga terpilihnya

pengurus diceritakan secara mendalam oleh penulis. Dan hasilnya adalah Dahlan

terpilih sebagai pengurus ikatan santri.

Detil yang besar, akan mengembangkan bagaimana wacana dikembangkan

oleh media, tentunya yang menguntungkan pihak komunikator (Eriyanto, 2001: 238).

Berdasarkan kutipan diatas, detil yang besar dalam bab ini adalah wejangan dan

pemilihan pengurus ikatan santri yang berujung pada terpilihan Dahlan sebagai

pengurus, mengembangkan wacana bahwa Dahlan adalah pemimpin yang baik,

karena memiliki syarat sebagai pengurus ikatan santri seperti yang disampaikan oleh

Kiai Irsjad dan Ustad Ilham.

Maksud merupakan penguraian secara ekplisit dan jelas. Tujuan utamanya

adalah publik disajikan informasi yang menguntungkan komunikator (Eriyanto, 2001:

240). Maksud yang digunakan dalam bab ini lebih cenderung kepada pesan eksplisit.

Page 13: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

56    

Seperti wejangan dari Kiai Irsjad tentang syarat menjadi pengurus dan juga

terpilihnya Dahlan sebagai pengurus ikatan santri yang diuraikan secara gamblang

dan jelas. Hal ini menerangkan bahwa menguntungkan komunikator, karena pesan

yang ingin disampaikan dapat diterangkan secara gamblang dan jelas. Sehingga para

pembaca dapat menangkap pesan bahwa Dahlan yang terpilih sebagai pengurus ikatan

santri telah sesuai dengan syarat.

Leksikon dapat menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu

realitas. Pilihan kata yang dipakai sebenarnya menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu (Eriyanto, 2001: 255). Leksikon yang digunakan dalam bab ini adalah

“menjadi pelayan”. Dalam teks ini, penulis tidak menggunakan kata “pembantu” atau

“pesuruh”. Hal ini dikarenakan makna yang ingin disampaikan bukanlah menjadi

seorang pembantu atau pesuruh, melainkan menjadi seorang pelayan yang siap

melayani, bukan hanya seorang yang membantu atau orang yang disuruh.

Metafora yang dipakai oleh penulis cukup banyak. Terdapat kata “tawaduk

dan tawakal” yang berarti rendah hati dan pasrah diri. Pemakaian metafora bisa

menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks (Eriyanto, 2001: 259).

Metafora dalam kamus bahasa Indonesia adalah pemakaian kata atau kelompok kata

bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan

persamaan atau perbandingan Dalam wejangan dari Kiai Irsjad diungkapkan bahwa

syarat menjadi pemimpin adalah tawaduk dan tawakal, sehingga yang dimaksudkan

adalah pemimpin haruslah rendah diri dan pasrah diri. Metafora lain yang digunakan

adalah “Sumber bening ora bakal golek timbo”. Berasal dari pepatah Jawa yang

artinya sumur yang bening tidak akan mencari timba. Makna sesungguhnya dari

pepatah tersebut adalah hidup harus digunakan dengan baik, bukan untuk disiasiakan

dengan mencari – cari, karena apabila kita ditakdirkan mendapatkan maka kita

mendapatkan.

5.1.3 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 24 “Patriot Sejati”

Page 14: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

57    

Tabel 5.1.3

Hasil Penelitian

Analisis Tabel 5.1.3

1. Struktur Makro

Topik merupakan konsep dominan dalam suatu teks (Eriyanto, 2001: 229)

maka pemilihan topik dapat menentukan konsep dominan apa yang ingin disampaikan

oleh penulis. Pada bab Patriot Sejati, topik yang dipakai adalah perjuangan tim voli

Tsanawiyah Takeran dalam pertandingan voli antar kecamatan. Perjuangan tersebut

ditunjukan Dahlan sebagai kapten tim voli yang secara kebetulan tidak bisa mengikuti

pertandingan karena terhambat peraturan tentang sepatu. Kemudian Dahlan harus

Hal Yang

Diamati

Elemen Keterangan

Tematik Topik Perjuangan dalam pertandingan. (halaman 266)

Skemantik Alur Pertandingan final bola voli antara Tsanawiyah Takeran

melawan SMP Magetan diselimuti dengan peraturan

yang janggal, dengan adanya syarat pemain harus

memakai sepatu saat perlombaan. Peraturan baru ini

membuat Dahlan tidak bisa mengikuti pertandingan, dan

hanya bisa memberikan arahan sebagai ketua tim voli.

Dahlan memberi arahan kepada anggota tim untuk

bermain sesuai dengan kelebihan dan kekurangan

masing – masing.

Semantik Latar Dahlan hanya bisa memberikan masukan sesuai

kelebihan dan kekurangan anggota tim lainnya.

Detil Masukan bagi masing – masing anggota tim, yaitu Arif,

Imran, Dirham, Suprapto.

Maksud Bentuk pengenalan anak buah dengan baik.

Sintaksis Kata Ganti Kita, dan kalian.

Terdapat pada kalimat “Ingat, ini tim kita, bukan kalian.”

Stilistik Leksikon Daya dan lalai

Retoris Metafora Penipu ulung

Page 15: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

58    

tetap memimpin timnya, walaupun hanya dengan memberikan strategi melalui pesan.

Dalam pesannya, Dahlan memberikan semangat dan juga memberi arahan kepada

anggota tim yang lain untuk bermain sesuai dengan kelebihan dan saling menutupi

kekurangan mereka masing – masing.

Topik yang dipilih menunjukkan mental penulis novel tersebut. Mental penulis

tersebut, berupa kepercayaannya bahwa Dahlan Iskan merupakan orang yang

mengenal anak buahnya dengan baik. Hal ini didasari oleh penelitian yang

sebelumnya dilakukan oleh penulis dalam penulisan novel ini. Sehingga pengenalan

yang baik terhadap rekan satu tim merupakan realita yang terjadi di masyarakat. Hal

ini ditunjukkan pula dengan rasa penyesalan Dahlan sebagai mantan pimpinan BUMN

melihat anak buah yang sebelumnya digadang – gadang sebagai putra petir, yang akan

membawa Indonesia sejajar dengan negara lain kini terjerat kasus korupsi seperti

yang dikatakannya dalam Gardu Dahlan yang bertajuk Gardu KPA & P2K5. Hal ini

semakin menambah realitas yang terjadi, bahwa Dahlan Iskan memang mengenal

anak buah dengan baik. Karena hal ini berdasarkan realitas, maka masyarakat akan

lebih mudah percaya akan masalah tersebut.

Topik ini juga mendatangkan keuntungan yang sama bagi penulis dan Dahlan

Iskan. Keuntungan ini didapatkan dari topic yang diambil merupakan syarat bagi

pemimpin yang baik. Dengan kata lain, penulis novel ingin menyampaikan bahwa

Dahlan Iskan memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin.

2. Superstruktur

Untuk menganalisa struktur wacana, terlebih superstruktur, dapat dilihat

melalui alur yang dipakai oleh penulis. Aluvr merupakan bagian bagian dari teks yang

disusun secara rapi agar menjadi kesatuan arti (Eriyanto, 2001: 232). Pada bab ini,

alur dimulai dari bagian final pertandingan bola voli antara Tsanawiyah Takeran dan

SMP Magetan. Lalu alur menuju ke bagian kedua, yakni diterbitkannya aturan baru

oleg panitia lomba yang mengharuskan pemain menggunakan sepatu. Peraturan ini

membuat Tsanawiyah Takeran merasa dirugikan, dan akibatnya beberapa pemain

tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dahlan pun tidak bisa mengikuti perlombaan,

dan hanya bisa memberikan saran dan petunjuk sebagai ketua tim bola voli kepada

anggota tim bola voli yang lain.

                                                                                                                         5  Gardudahlan.com/KPA-­‐&-­‐P2K/  

Page 16: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

59    

3. Struktur Mikro

Latar yang digunakan dalam bab ini adalah tidak ikut sertanya Dahlan dalam

pertandingan bola voli. Latar belakang atas sebuah peristiwa yang menentukan ke

arah mana pandangan khalayak hendak dibawa (Eriyanto, 2001 : 235). Untuk itu tidak

ikut sertanya Dahlan dalam pertandingan bola voli membuat Dahlan hanya bisa

memberikan saran dan strategi bagi anggota tim lain. Saran yang diberikan Dahlan

diambil dari kelebihan dan kekurangan anggota tim tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa Dahlan mengenal anggota tim bola voli dengan baik, sehingga Ia tau apa yang

harus disarankan kepada mereka masing – masing. Pengenalan akan anggota tim

merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan. Ordway Tead dan George R. Terry

dalam Kartono (1995 : 37) mengatakan bahwa pemimpin yang baik memiliki sifat,

watak dan perilaku bawahan agar bisa menilai kelebihan / kelemahan bawahan sesuai

dengan tugas yang diberikan.

Detil pada teks adalah bagian yang akan diungkapkan panjang lebar dan

cenderung menguntungkan bagi penulis. Dalam bab ini, detil diberikan kepada saran

dan arahan Dahlan kepada anggota tim yang lain. Seperti saran yang diberikan kepada

Arif agar berjuang sekuat tenaga dan membuktikan bahwa Tsanawiyah takeran tidak

bisa dikalahkan oleh peraturan. Saran lain yang juga diberikan Dahlan untuk Dirham,

agar Ia tidak lalai karena godaan perempuan. Dalam saran – saran yang diberikan,

Dahlan menjadi pribadi yang tegas dan berani untuk mengungkapkan kekurangan

anggota tim yang lain. Menunjukan bahwa Dahlan adalah pribadi yang tegas dan

tidak pandang bulu dalam bersikap. Detil ini dapat memberikan citra yang baik

kepada diri Dahlan, selain karena Ia mengenal anggota tim dengan baik, tetapi juga

berani dan tegas dalam bersikap.

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan

diuraikan secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001: 240). Dalam bab ini, maksud juga

ditunjukkan secara eksplisit dan jelas. Terlihat dalam saran yang diberikan oleh

Dahlan kepada anggota tim, ditulis secara jelas dan gamblang. Hal ini seakan

memberikan penekanan pada informasi bahwa Dahlan benar – benar memahami

anggota tim sehingga bisa memberikan saran dan strategi kepada anggota tim yang

lain.

Dalam bab ini, terdapat kata ganti yang digunakan. Pada kalimat “Ingat, ini

tim kita, bukan tim kalian.”. Kata ganti kita merujuk pada semua anggota tim bola

Page 17: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

60    

voli Tsanawiyah takeran. Sedangkan kata ganti kalian, seakan tidak mengikut

sertakan diri dalam tim bola voli. Hal ini ditegaskan Dahlan kepada anggota tim, agar

bersatu dan tidak seenaknya sendiri dalam bertindak.

Dari stilistik dapat dilihat pada leksikon atau pilihan kata yang dipakai oleh

penulis. Dalam bab ini, terdapat 2 kata yang dipilih penulis yaitu kata daya dan lalai.

Kata daya dipilih penulis dalam kalimat “….agar mereka bisa tampil sepenuh daya di

pertandingan puncak.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata daya berarti

kemampuan untuk bertindak. Sehingga yang dimaksudkan olej penulis adalah agar

anggota tim voli Tsanawiyah Takeran memampukan diri untuk bertindak di

pertandingan puncak. Kata kedua adalah lalai, yang digunakan pada kalimat, “Kamu

sering lalai karena godaan…”. Kata lalai memiliki arti tidak ingat karena asik akan

sesuatu, sehingga penulis menggunakan kata lalai seakan ingin menegaskan bahwa

Imran tidak ingat diri karena asik dengan godaan dari luar tim.

Metafora yang dipakai oleh penulis berupa kata penipu ulung. Kata tersebut

merupakan sebuah ungkapan yang berarti seseorang yang pandai penipu. Kalimat ini

digunakan sebagai penegas kemampuan anggota tim voli Tsanawiyah Takeran yang

dapat digunakan sebagai senjata untuk menghadapi lawannya, yaitu SMP Magetan.

5.1.4 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 27 “Perseteruan Murid Zen”

Tabel 5.1.4

Hasil Penelitian

Hal Yang

Diamati

Elemen Keterangan

Tematik Topik Memperbaiki persahabatan (halaman 302)

Skemantik Alur Kejujuran Kadir tentang jati diri orang tuanya, membuat

persahabatan Kadir, Dahlan dan teman – teman yang lain

tidak baik. Terlebih dengan Imran yang merasa masih

menyimpan dendam terhadap perbuatan ayah Kadir. Hali

ini membuat Dahlan mencari cara agar persabatan

mereka kembali akur. Dahlan meminta bantuan kepada

ayahya untuk menyatukan kembali persahabatan mereka.

Page 18: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

61    

Analisis Tabel 5.1.4

1. Struktur Makro

Topik dalam teks dapat menggambarkan gagasan apa yang sedang

dikemukakan oleh penulis. Dalam bab ini, penulis menggambarkan mengenai

persahabatan Dahlan dan teman – temannya sedang dalam masalah. Sehingga

membuat Dahlan tidak tenang dan mencari cara untuk mendamaikan mereka. Dalam

pengambilan topik menurut gagasan Van Dijk, penulis memandang suatu masalah

didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini secara

jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam suatu teks. Penulis

memunculkan Dahlan yang ingin merukunkan teman – temannya dengan meminta

bantuan sang ayah. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa penulis ingin menonjolkan

gagasan mengenai sikap Dahlan yang dapat menahan emosi agar tidak masuk dalam

pertengkaran, dan justru mencoba menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam

persahabatannya.

Kognisi penulis dalam bab ini ditunjukkan dengan pemilihan topik. Dalam

pengambilan topik menurut gagasan Van Dijk, pandangan seorang penulis yang

sedang meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu

mental atau pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari

topik yang dimunculkan dalam teks. Sehingga tidak heran apa bila elemen – elemen

mengacu dan mendukung topik.

Semantik Latar Keinginan pribadi Dahlan untuk mendamaikan teman –

temannya yang sedang berselisih paham.

Detil • Keadaan persahabatan mereka yang sudah

renggang.

• Keprihatinan Dahlan akan keadaan persahabatan

mereka

Maksud Dahlan menjunjung tinggi perdamaian dan kerukunan

dalam persahabatan.

Sintaksis Kata Ganti Kita

Stilistik Leksikon Tergelincir

Retoris Metafora Telur diujung tanduk

Page 19: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

62    

Gambaran bangunan wacana yang berkembang di masyarakat sedikit berbeda

dengan apa yang tertera di dalam novel. Di dalam novel diceritakan bahwa Dahlan

Iskan merupakan seseorang yang membawa kerukunan dan kedamaian. Namun, di

beberapa kehadirnya di media, Dahlan Iskan sering sekali membuat kehebohan.

Ditunjukkan dengan tragedi kecelakaan bersama mobil pintarnya. Atau gebrakannya

yang menjual tiket tol (GTO) di pintu masuk tol. Kedua hal tersebut sedikit membuat

masyarakat merasa tidak nyaman dan cenderung berpikir bahwa tindakan Dahlan

Iskan terkesan dilebih - lebihkan. Respon yang terjadi membuktikan bahwa bangunan

wacana yang terjadi di masyarakat tidak sama dengan wacana apa yang dibangun

melalui buku novel Sepatu Dahlan. Sehingga pada akhirnya, masyarakat pun tidak

menganggap Dahlan Iskan sebagai pembawa kerukunan dan kedamaian. Dan wacana

bahwa Dahlan Iskan adalah orang yang rukun dan damai yang coba dibangun,

menjadi wacana yang tidak tersampaikan.

2. Superstruktur

Alur dalam bab ini, berfungsi sebagai cara menggambarkan sebuah teks secara

umum, namun terbagi dalam bagian bagian tersendiri. Alur dimulai dari pertengkaran

yang terjadi antara teman – teman Dahlan akibat pengakuan tentang masa lalu orang

tua Kadir. Pengakuan Kadir membuat Imran merasa terpukul, sejak saat itu Kadir dan

Imran tidak saling tegur sapa. Keadaan ini membuat teman – teman disekitar mereka

merasa tidak nyaman dan kasian, terutama Dahlan. Hingga akhirnya, Dahlan meminta

bantuan Bapak untuk mendamaikan teman – temannya. Bapak bersedia membantu,

dan dengan sebuah cerita mengenai perseteruan murid Zen yang berisi tentang makna

untuk saling mengerti, mereka kembali rukun.

3. Struktur Mikro

Latar dalam teks biasanya digunakan penulis untuk menentukan akan dibawa

kemana pandangan pembaca (Eriyanto, 2001: 235). Latar pada bab ini adalah

ketidakinginan Dahlan melihat perseteruan yang terjadi antara Kadir dan Imran.

Dahlan berniat untuk mendamaikan kedua temannya, dengan meminta bantuan

kepada Bapaknya. Dilihat dari latar yang ada, penulis ingin menyampaikan bahwa

Dahlan adalah sosok yang mempunyai emosi yang stabil. Hal ini dapat terlihat dari

Page 20: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

63    

sikap Dahlan yang memilih untuk tidak ikut campur dalam persoalan, dan justru

mencari cara untuk mendamaikan kedua sahabatnya.

Terdapat 2 detil yang terdapat dalam bab ini, detil yang pertama adalah

keprihatinan Dahlan dengan keadaan persahabatan mereka serta niat Dahlan untuk

mendamaikan kedua temannya yang sedang berseteru. Ditunjukkan dengan

menceritakan secara detil dan mendalam mengenai keadaan persahabatan mereka,

mulai dari alasan hingga dampak dari perseteruan tersebut. Detil sebenarnya dapat

digunakan penulis untuk mengkontrol informasi (Eriyanto, 2001: 238), dan dalam

detil ini informasi mengenai keprihatinan dan inisiatif Dahlan untuk mendamaikan

teman – temannya ditulis dengan porsi besar. Menunjukkan bahwa penulis melakukan

kontrol informasi dalam bab Perseteruan Murid Zen.

Maksud merupakan penguraian secara eksplisit dan jelas untuk menyajikan

informasi yang menguntungkan komunikator (Eriyanto, 2001 : 240). Maksud di bab

ini ditemukan pada keinginan Dahlan untuk mendamaikan teman – temannya.

Keinginan Dahlan ini ditulis secara gamblang, dengan berusaha untuk mendamaikan

teman – teman melalui bantuan Bapaknya. Keuntungan yang diambil oleh penulis

yang dalam hal ini adalah komunikator adalah kesan bahwa Dahlan seseorang yang

peduli dan dapat menciptakan suasana damai dan rukun di lingkungannya.

Kata ganti orang yang digunakan adalah kata kita. Terdapat pada wejangan

yang diberikan Bapak kepada Dahlan dan teman - teman. Kata kita yang merupakan

kata ganti orang pertama jamak. Hal ini berartikata kita digunakan untuk

menggantikan Bapak, Dahlan dan teman - teman. Sehingga kita disini bersifat jamak,

mencakup semua orang, yang artinya wejangan Bapak berlaku untuk semua. Bukan

wejangan yang hanya diperuntukkan untuk Dahlan, atau Imran. Hal ini digunakan

untuk membangun kerukunan dan kedamaian bersama.

Leksikon yang digunakan pada bab ini adalah kata tergelincir yang

menerangkan keadaan jatuh karena terpeleset, terjerumus. Kata tergelincir dipih

karena lebih menerangkan suatu keadaan.

Metafora yang digunakan dalam bab ini adalah sebuah peribahasa.

Penggunaan peribahasa dalam bab ini bertujuan untuk menggambarkan situasi yang

sedang terjadi. “bagai telur diujung tanduk” memiliki arti suatu situasi dan kondisi

yang berbahaya, kritis atau genting. Dengan menggunakan peribahasa tersebut,

penulis ingin memperkuat keadaan persahabatan Dahlan dan teman – temannya

Page 21: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

64    

sedang dalam masa sulit. Hal ini dilakukan guna memperkuat pesan utama, bahwa

Dahlan prihatin dengan keadaan persahabatannya dan ingin mendamaikan.

5.1.5 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 32 “Stasiun Madiun”

Tabel 5.1.5

Hasil Penelitian

Analisis Tabel 5.1.5

Hal Yang

Diamati

Elemen Keterangan

Tematik Topik Jujur pada diri sendiri

Skemantik Alur Setelah mendapatkan surat dari Aisha untuk bertemu 3

tahun lagi dengan gelar sarjana muda membuat Dahlan

berusaha merayu Bapak dan Zain agar mengijinkan

kuliah di luar kota. Dan setalah mengutarakan niatnya

untuk pergi kuliah dan diijinkan oleh Bapak, barulah

Dahlan berani membalas surat Aisha.

Semantik Latar Setelah 6 tahun memendam perasaan terhadap Aisha

akhirnya Dahlan berani mengungkapkan isi hatinya

kepada Aisha.

Detil • Merayu Bapak dan juga Zain agar diijinkan untuk

kuliah di luar kota.

• Membalas surat dari Aisha.

Maksud Ingin menunjukkan Dahlan jujur terhadap dirinya sendiri

dengan membalas surat Aisha dan mengajaknya

bertemu.

Sintaksis Koherensi

Kondisional

“Akhirnya, keluar juga kalimat sakti yang paling

kutunggu.”

Stilistik Leksikon Geming

Retoris Metafora Melambung tinggi

Page 22: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

65    

1. Struktur Makro

Topik merupakan konsep dominan, sentral dan paling penting dari suatu teks,

dan dalam teks topik dapat digunakan sebagai penggambaran suatu hal yang ingin

diungkapkan oleh wartawan (Eriyanto, 2001 : 229). Topik yang terdapat dalam bab

ini adalah usaha Dahlan untuk jujur terhadap dirinya sendiri mengenai perasaannya

terhadap Aisha. Walaupun dengan berbagai rintangan, Dahlan mencoba memenuhi

persyaratan yang diajukan Aisha.

Dengan topik berani jujur pada diri sendiri, penulis novel seolah ingin mengatakan

bahwa penulis mempercayai bahwa Dahlan Iskan merupakan seorang yang jujur.

Ditunjukkan dengan elemen yang mengarah dan mendukung topik tersebut.

Kejujuran sekarang ini menjadi hal yang dibicarakan oleh masyarakat, terlebih lagi

kejujuran yang dimiliki oleh para elit politik, termasuk Dahlan Iskan. Dengan kasus

yang baru menimpanya, mengenai tuduhan korupsi dana pembangunan gardu induk,

membuat masyarakat mempertanyakan kejujuran Dahlan Iskan. Dahlan mengatakan

dalam situs online Gardu Dahlan, bahwa Ia tidak melakukan korupsi, dan kejadian

ini hanya kesalahan administratif semata. Kejujuran Dahlan ini diperkuat dengan

hasil praperadilan atas kasusnya tersebut, yang mengabulkan seluruh gugatan

praperadilan dan menghapus status tersangka karena tidak terbukti bersalah6. Dengan

hasil praperadilan tersebut, menunjukkan sikap jujur yang dimiliki Dahlan Iskan

adalah sebuah realita. Kejujuran terutama pada diri sendiri, merupakan syarat

kepemimpinan meurut Orway Tead & George R. Teddy. Sehingga Dahlan Iskan

memenuhi syarat kepemimpinan tersebut.

2. Superstruktur

Alur cerita merupakan jaringan atau rangkaian yang membangun atau

membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas fase

perkenalan, awal masalah, menuju klimaks, klimaks dan penyelesaian (Ahmad,

1996: 24). Dalam bab ini, alur cerita dimulai dari usaha Dahlan untuk membujuk

Bapak dan Zain agar mengijinkan kuliah di luar kota, sebagai salah satu syarat dari

Aisha untuk pertemuan 3 tahun yang akan datang. Selama Dahlan membujuk Bapak

dan Zain, surat dari Aisha tidak pernah Ia balas, karena Dahlan tidka ingin

menjanjikan hal yang tidak pasti. Setelah Bapak mengijinkan untuk pergi kuliah,

                                                                                                                         6  www.bbc.com/indonesia/berita-­‐indo  diunduh  Kamis,  20  Agustus  2015  pukul  15.30  WIB.  

Page 23: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

66    

barulah Dahlan berani membalas surat Aisha, bahkan mengajaknya bertemu lebih

cepat dari syarat yang diajukan Aisha. Dalam alur ini, bagian yang ditonjolkan

terletak pada keberanian Dahlan menulis surat balasan untuk Aisha. Hal ini

ditunjukkan dengan diceritakan di ujung bab, karena keberanian untuk jujur terhadap

dirinya dipandang sebagai tujuan dari bab ini. Sedangkan saat Dahlan membujuk

Bapak dan Zain merupakan rangkaian dari cerita pada bab ini, yang akhirnya

membuat Dahlan mantap untuk membalas surat dari Aisha.

3. Struktur Makro

Latar merupakan bagian teks yang dapat mempengaruhi arti yang sebenarnya

ingin disampaikan oleh penulis (Eriyanto, 2001 : 235). Latar belakang yang

digunakan dalam bab ini adalah rasa suka Dahlan terhadap Aisha yang telah

dipendam selama 6 tahun, yang selama ini coba disembunyikan oleh keduanya.

Detil yang dijelaskan dalam bab ini adalah usaha Dahlan untuk merayu Bapak

dan Zain agar mengijinkannya pergi kuliah. Usaha tersebut dilakukan agar dapat

memenuhi syarat pertemuan 3 tahun lagi yang diajukan oleh Aisha Detil ini

digunakan untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak (Eriyanto, 2001 : 238).

Dengan menuliskan secara detil mengenai usaha Dahlan tersebut penulis ingin

mengarahkan pembaca kepada citra baik Dahlan yang tidak patah menyerah dalam

mencapai keinginannya. Detil kedua dalam bab ini adalah kejujuran Dahlan terhadap

perasaannya selama ini, ditunjukan dengan membalas surat Aisha. Bahkan, Dahlan

memberanikan diri untuk mempercepat pertemuannya, bukan3 tahun lagi namun

esok pagi. Detil ini memberikan kesan bahwa Dahlan berani jujur akan perasaannya

setelah Ia memastikan bias berkuliah, sehingga tidak memberikan harapan palsu

terhadap Aisha.

Maksud adalah informasi yang menguntungkan komunikator akan di uraikan

secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001 : 240). Pada bab ini, maksud yang ingin

disampaikan adalah menunjukkan kejujuran Dahlan terhadap dirinya sendiri.

Maksud ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan yang dibawa penulis di dalam

novel, mengenai hubungan Dahlan dan Aisha.

Dalam bab ini, koherensi yang digunakan adalah koherensi kondisional atau

menunjukkan sebuah penjelasan. “Akhirnya, keluar juga kalimat sakti yang paling

kutunggu”. Dari kalimat tersebut, terdapat induk da anak kalimat. Induk kalimat

berupa kata keluar juga kalimat sakti, dan anak kalimat berupa yang paling

Page 24: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

67    

kutunggu. Dari anak kalimat, dapat dilihat bahwa penulis mencoba penjelaskan

perasaan Dahlan bahwa Ia benar - benar menunggu kalimat sakti tersebut.

Leksikon yang dipilih penulis adalah kata geming. Geming dalam kamus

Bahasa Indonesia berarti diam saja. Kata geming digunakan dalam kalimat “Namun,

apapun alasannya, mereka tetap bergeming.”. menunjukkan bahwa pesan yang ingin

disampaikan adalah mereka yang dimaksud dalam teks tersebut hanya diam saja

tanpa mengeluarkan alasan ataupun penolakkan.

Metafora yang digunakan dalam bab ini adalah ungkapan melambung tinggi.

Ungkapan tersebut sebagai tanda bahwa memiliki harapan besar akan sesuatu. Dalam

hal ini, melambung tinggi digunakan pada kalimat “Harapanku melambung tinggi.”

Menyatakan bahwa Ia sangat berharap akan sesuatu.

5.1.6 Analisis Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya melihat pada struktur teks saja, namun juga melihat

bagaimana teks tersebut diproduksi (Eriyanto,2001:259). Van Dijk meng`gunakan

analisis kognisi sosial guna mengungkap mengenai kesadaran mental penulis yang

membentuk teks tersebut. Selain representasi mental penulis, kognisi sosial juga

digunakan untuk mengetahui strategi penulis untuk memproduksi suatu teks

(Eriyanto,2001:260)

Setiap teks pada dasarnya dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka

atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa (Eriyanto,2001:160). Novel Sepatu

Dahlan, ditulis oleh seorang novelis bernama Khrisna Pabichara yang telah menulis

13 novel. Dalam penulisan novel ini, mental penulis dalam membentuk teks terlihat

jelas.

Representasi kognisi penulis dapat terlihat pada kisah Dahlan Iskan saat menjadi

seorang ketua tim voli. Isi teks tersebut menceritakan kehebatan Dahlan sebagai

seorang ketua tim. Kehebatan Dahlan ditunjukkan dengan tidak mudah putus asa,

memberikan strategi dan semangat kepada teman - teman satu timnya seperti yang

diceritakan pada bab Patriot Sejati. Hal ini dipandang sebagai representasi mental

dari penulis novel dalam memandang sosok Dahlan Iskan. Pandangan, kepercayaan

penulis bahwa Dahlan Iskan adalah sosok pemimpin yang mumpuni.

Page 25: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

68    

Sebelum menuliskan biografi Dahlan Iskan dalam sebuah novel, Krisna

Pabichara terlebih dahulu melakukan penelitian mengenai keabsahan data diri

Dahlan Iskan. Hal ini menunjukkan, bahwa sebagai penulis, Khrisna Pabichara

menghasilkan teks lewat kesadaran dan pengetahuan akan peristiwa kehidupan

Dahlan Iskan. Melakukan riset sebelum menuliskan novel, juga merupakan strategi

penulis dalam pembentukan suatu teks. Strategi dalam pembentukan teks juga

dilakukan penulis dengan menuliskan biografi elit politik dalam bentuk novel.

5.1.7 Analisis Konteks

Konteks digunakan untuk melihat bagaimana makna yang dihayati bersama,

kekuasaan diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi (Eriyanto,2001:271).

Dengan kata lain, analisis konteks digunakan untuk melihat bagaimana sebuah

wacana diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.

Konteks yang digunakan dalam wacana ini adalah penulisan novel dan terbitnya

novel Sepatu Dahlan ini menjelang Pemilihan Presiden 2014. Sebagaimana kita

tahu, bahwa sebelumnya, masyarakat sedang mencari sosok pemimpin yang mampu

membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan munculnya novel biografi ini,

seakan memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat, akan adanya calon

pemimpin yang baik, yang ditunjukkan dengan carita hidupnya dalam novel

tersebut.

Dahlan Iskan dipandang masyarakat sebagai elit politik yang dekat dengan

masyarakat, hal ini terlihat melalui akun media sosial Twitter. Dalam akunnya,

Dahlan bisa mengobrol bebas dengan masyarakat, membicarakan segala macam

topik permasalahan, akun tersebut juga digunakan hanya untuk bertegur sapa

dengan masyarakat sosial media. Hal ini seakan memberikan sebuah pandangan

baru, bahwa Dahlan Iskan adalah sosok elit politik yang low profile, terlihat pada

kemauan Dahlan meluangkan waktu untuk mengobrol dengan masyarakat dunia

maya. Hal ini merupakan proses produksi wacana yang dipakai untuk membentuk

kesadaran bahwa Dahlan adalah pribadi yang merakyat. Kesadaran tersebut secara

tidak langsung mengontrol masyarakat dengan mempengaruhi kondisi mental

masyarakat, seperti kepercayaan, sikap dan pengetahuan.

Page 26: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

69    

Baru – baru ini, Dahlan Iskan juga dikabarkan terlibat dalam kasus korupsi PLN

dalam pengadaan gardu induk. Pemberitaan ini, mempengaruhi pandangan

masyarakat kepada sosok Dahlan Iskan. Dahlan yang semula dipandang sebagai elit

politik yang merakyat, kini dipandang sebagai seorang koruptor. Namun, Dahlan

Iskan membatasi pikiran masyarakat dengan membuat situs pribadi berjudul Gardu

Dahlan. Dalam situs tersebut, Dahlan menceritakan kejadian sebenarnya dari kasus

tersebut. Pembuatan situs tersebut merupakan sebuah praktek kekuasaan Dahlan,

dalam mengkontrol berita tentang dirinya dalam kasus korupsi. Dahlan Iskan tidak

pernah memberikan pernyataan resmi kepada media bahwa dirinya tidak terlibat

dalam kasus korupsi PLN. Pernyataan ketidakterlibatkan dalam kasus korupsi

tersebut, disampaikan di situs Gardu Dahlan. Pengkontrolan informasi tentang

kebenaran kasus tersebut berimbas positif pada citra Dahlan Iskan. Ditemui di

media sosial, banyak masyarakat dunia maya tidak mempercayai Dahlan terlibat

kasus korupsi tersebut. Ditambah dengan keputusan Pra Peradilan yang menyatakan

bahwa Dahlan tidak terbukti sebagai tersangka, membuat citra Dahlan Iskan tetap

baik di mata masyarakat.

5.2 Pembahasan

Dalam analisis diatas, penulis menggunakan teori kepemimpinan menurut Ordway

Tead & George R Terry untuk menemukan topik mengenai kepemimpinan di dalam novel

Sepatu Dahlan. Penyaringan dengan teori kepemimpinan tersebut mendapatkan hasil 5 bab

novel Sepatu Dahlan, yang mengulas mengenai teori tersebut. 5 bab tersebut adalah bab 1

“Tanah Tebu” yang di dalamnya terdapat teori kepemimpinan yaitu ketrampilan

berkomunikasi yang merupakan salah satu sifat pemimpin menurut Ordway Tead & George

R Terry. Dalam bab tersebut, diceritakan bahwa Dahlan Iskan memiliki sifat mahir

berkomunkasi, yang ditunjukkan dengan kegemarannya menulis.

Pada bab 15 “Ojo Kepingin Sugih” juga terdapat teori kepemimpinan menurut

Ordway Tead & George R Terry, yaitu memiliki ketrampilan sosial dan dorongan pribadi

yang baik. Ketrampilan sosial yang dimaksudkan adalah memiliki sifat pemimpin yang

sederhana dan apa adanya, sedangkan dorongan pribadi ditunjukkan dengan sifat

memberikan pelayanan dan pengabdian secara tulus sebagai seorang pemimpin. Di dalam

novel Sepatu Dahlan, kedua sifat tersebut terlihat dalam wejangan Kiai Irsjad dan Ustad

Ilham, yang mengatakan bahwa sebagai seorang pemimpin haruslah tawaduk dan tawakal.

Page 27: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

70    

Teori kepemimpinan juga terlihat dari bab 24 “Patriot Sejati”. Di dalam bab tersebut,

terdapat sifat kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry berupa pengetahuan

tentang relasi insani dan juga kemampuan mengajar. Pengetahuan tentang relasi insani

ditunjukkan dengan menilai kelebihan dan kekurangan bawahan sesuai dengan tugas yang

diberikan, dan kemampuan mengajar ditunjukkan dengan membuat orang belajar melalui

saran saran yang diberikan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan bawahan. Kedua

sifat ini terlihat pada usaha Dahlan untuk membawa kemenangan bagi tim voli. Dengan

memberikan startegi berupa saran kepada anggota tim dengan berdasarkan kekurangan dan

kelebihan yang dimiliki oleh masing – masing anggota tim.

Pada bab ke 27 “Perseteruan Murid Zen”, ditemukan teori mengenai sifat

kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry, berupa stabilitas emosional yang

ditunjukkan dengan pencapaian lingkungan sosial yang rukun, damai dan harmonis. Hal ini

ditunjukkan dengan usaha Dahlan untuk mendamaikan teman – temannya yang sedang

berselisih paham, dengan meminta bantuan Bapak.

Dan bab terakhir yaitu bab 32 “Stasiun Madiun”, ditemukan teori mengenai sifat

kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry berupa kejujuran. Sifat kejujuran

yang dimaksudkan adalah kemampuan untuk bersikap jujur baik pada diri sendiri maupun

pada orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan keberanian Dahlan menemui Aisha sebagai

jawaban atas perasaan Dahlan.

Pada kelima bab tersebut, terdapat satu kesamaan, yaitu sama – sama mengandung

sifat - sifat kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry. Hal ini menunjukkan

bahwa sebenarnya di dalam novel Sepatu Dahlan terdapat sebuah pesan yang ingin

disampaikan oleh penulis. Pesan tersebut berupa di dalam diri Dahlan Iskan terdapat sifat

kepemimpinan, berupa memiliki stabilitas emosional dengan maksud menjaga lingkungan

sosial yang rukun, damai dan harmonis. Pengetahuan tentang relasi insani dengan dapat

menilai kelebihan dan kelemahan bawahan sesuai tugas yang diberikan, kejujuran baik pada

diri sendiri dan orang lain, memiliki dorongan pribadi berupa keikhlasan dalam memberikan

pelayanan dan pengabdian kepada kepentingan umum, ketrampilan berkomunikasi baik lisan

maupun tertulis, kemampuan mengajar dengan memberikan saran – saran untuk menambah

pengetahuan dan ketrampilan bawahan, serta memiliki sifat trampil dalam kehidupan sosial

dengan ramah, sederhana dan apa adanya.

Wacana mengenai kepemimpinan dalam diri Dahlan Iskan ini, diterangkan secara

baik oleh penulis. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati masyarakat agar melihat

kepemimpinan di dalam diri Dahlan Iskan. Semua ini ditujukan untuk membangun kesadaran

Page 28: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10112/6/T1_362010031_BAB V.pdf · Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir - 10. Miskin Harta

71    

palsu masyarakat akan kemampuan pemimpin yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Dengan

demikian masyarakat akan melihat sosok pemimpin yang sedang mereka cari untuk maju

dalam Pemilihan Presiden tahun 2014.

Dengan melihat wacana kepemimpinan yang ada di dalam novel Sepatu Dahlan, maka

dapat diklasifiksikan pada gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Dahlan Iskan adalah

gaya kepemimpinan yang auntentik. Gaya kepemimpinan yang spontan ini memiliki ciri

kepemimpinan menurut Dahlan Iskan sendiri. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan

Dahlan Iskan tidak termasuk dalam gaya kepemimpinan transformasional ataupun

transaksional, dan lebih kepada gaya kepemimpinan yang autentik. Gaya kepemimpinan yang

autentik terlihat pada gaya kepemimpinan yang dapat dipercaya, yang ditunjukkan Dahlan

Iskan dengan tidak mengecewakan atasan ataupun bawahannya. Seperti pada kasus gardu

PLN, Dahlan menunjukkan bahwa dibawah kepemimpinannya, semua hal bisa

dipertanggungjawabkan. Terbukti dengan keputusan pra peradilan pada kasus gardu PLN

yang memutuskan bahwa Dahlan Iskan tidak bisa dijadikan seorang tersangka kasus korupsi.

Gaya kepemimpinan autentik juga berarti gaya kepemimpinan yang asli, maksudnya adalah

gaya kepemimpinan Dahlan Iskan memang merupakan gaya kepemimpinan yang berasal dari

dirinya, gaya asli diantaranya dekat dengan anak buah, memberikan pandangan kedepan

terhadap setiap target – target yang dicapai serta memberikan dukungan penuh kepada

bawahan saat melaksanakan tugas. Gaya kepemimpinan Dahlan Iskan yang memberikan

pandangan mengenai target ke depan dimulai dengan berbagi mimpi bersama dengan

bawahannya. Setelah berbagi mimpi tersebut, Dahlan mengajak bawahnya untuk bersama -

sama mewujudkan impian tersebut. Dan dalam proses perwujudan impian tersebut, Dahlan

Iskan memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk berdiskusi dan membahas cara – cara

mewujudkan impian bersama mereka. Hal ini terlihat, ketika Dahlan Iskan bermimpi

Indonesia memiliki tol laut. Dan dari mimpi ini, Dahlan Iskan mengusahakan pembangunan

jalan tol diatas laut di Indonssia. Dan gaya kepemimpinan berawal dari impian juga terlihat

dalam novel Sepatu Dahlan, dimana Dahlan bermimpi membawa tim voli menang di

perlombaan bola voli tingkat kecamatan dan berhasil mewujudkannya.