BAB V
-
Upload
lia-constantine-gati -
Category
Documents
-
view
258 -
download
1
description
Transcript of BAB V
BAB VKUALITAS AIR TANAH
5.1. Pendahuluan
5.1.1. Latar Belakang
Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup agar dapat
melangsungkan kehidupannya. Bagi manusia, air diperlukan untuk sumber air
(minum, mandi, mencuci), pengairan dalam bidang pertanian, perikanan,
pariwisata, dll. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri dan
pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia.
Namun dibalik manfaat-manfaat tersebut, aktivitas manusia dibidang pertanian,
industri dan kegiatan rumah dapat dan telah terbukti menyebabkan menurunnya
kualitas air.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu (Efendi, 2003). Dengan
demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai
contoh : kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk
keperluan air minum. Kualitas air secara umum mengacu pada kandungan polutan
yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk menunjang kehidupan ekosistem
dan kehidupan yang ada didalamnya.
5.I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan
pengamatan, melakukan dan mengetahui kualitas air tanah.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan
pengukuran parameter, serta untuk menentukan kualitas air tanah.
5.2. Dasar Teori
5.2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah
Secara kuantitas airtanah di bumi sangat melimpah, namun kualitasnya
relatif menurun. Air yang dikonsumsi manusia sehari-hari harus memenuhi
35
36
standar kualitas kesehatan menurut WHO dan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (DepKes). Menurut Todd (1980), tipe dan kadar airtanah dipengaruhi
oleh asal airtanah, gerakan dan lingkungan. Pada umumnya airtanah mempunyai
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dari air permukaan, sebagai akibat
banyaknya dijumpai material yang mudah larut pada lapisan (formasi) geologi.
Faktor yang mempengaruhi kualitas airtanah, antara lain adalah:
a. Asal airtanah :
1. Batuan volkanik, yang mengandung Fe,S >>
2. Batuan karbonat, yang mengandung Ca >>
b. Aerakan/aliran
c. Lingkungan :
1. Macam tanah
2. Batuan
Kualitas airtanah dipandang sebagai sistem yang terdiri dari 3 komponen atau
subsistem (Angelen 1981):
1. Material yang dilewati airtanah(macam tanah atau batuan), tergantung pada
pola atau pori, komposisi kimia, dan keisotropisan.
2. Aliran, yang meliputi aliran laminer, turbulen, konveksi, dispersi, dan difusi.
3. Perubahan secara fisik, kimia dan biologi.
Adapun perubahan kualitas airtanah tergantung pada:
1. Densitas
2. Lokasi
3. Ruang dan waktu
4. Ragam pengaliran
5. Perubahan proses fisik, kimia dan biologis.
5.2.2. Sifat Fisis, Kimia dan Biologis Airtanah
Sifat fisik airtanah antara lain sebagai berikut:
1. Warna: disebabkan oleh zat terlarut dalam air maupun yang tidak terlarut
dalam air. Tes warna menggunakan skala Pt/Co.
37
2. Bau dan rasa: bau disebabkan oleh gas-gas yang terlarut, sedangkan rasa
disebabkan oleh garam terlarut.
3. Kekeruhan: disebabkan oleh kandungan zat yang tidak terlarut (koloid).
Terdiri dari lanau lempung, zat organik, atau mikroorgan-isme. Alat ukurnya:
Turbidimeter dalam satuan NTU (Number Turbidimeter Unit).
4. Kekentalan: dipengaruhi oleh partikel-partikel yang terkandung di dalamnya,
semakin banyak akan semakin kental. Faktor yang mempengaruhi tingkat
kekentalan adalah cuaca, suhu, jumlah partikel terlarut, dan kadar garam.
Sifat kimia meliputi kegaraman, pH, kesadahan, dan pertukaran ion.
Kegaraman/jumlah garam terlarut (Total Disolved Solid) adalah jumlah
konsentrasi garam yang terkandung di dalam air. Keasaman (pH) ditentukan
dengan alat pH meter. Air yang asam mempunyai pH 7, bersifat mudah
melarutkan besi. Air yang basa mempunyai nilai pH 7, air yang mengandung
garam Ca dan Mg karbonat, bikarbonat tinggi mempunyai pH 7,5 – 8. Air yang
netral mempunyai pH 7. Kandungan ion, baik kation maupun anion (ion logam)
diketahui dengan Volumetri, calametri flamefotometri, spektrom fotometri.
Ionnya adalah K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4,CO2, CO3, HCO3, H2S,
NO3, NO2, KMnO4, SiO2, dan Boron. Kesadahan atau kekerasan (total
hardness)- Hr jumlah Ca dan Mg disebut kesadahan karbonat dan kesadahan
nonkarbonat.
Sifat biologis (bakteriologis), bakteri yang biasanya berkembang pada air adalah
bakteri E. Colly dan ditentukan dengan daftar MPN dari Hoskins.
5.2.3. Interpretasi dari Data Kualitas Airtanah
Prinsip interpretasi data analisis kimia airtanah didasarkan atas
hubungan ion-ion atau kelompok ion yang membentuk tipe kimia air. Hal tersebut
diatas, didasarkan pada kenyataan suatu gambar atau grafik tunggal yang tidak
dapat diterangkan secara keseluruhan. Untuk tujuan itu dikenal beberapa metode
yang dapat digolongkan menjadi 4 golongan (Zaporozec. 1972) yaitu:
5.2.3.1. Metode Klasifikasi
38
Dipergunakan sebagai dasar perincian komposisi kimia airtanah
sehingga dapat dipakai untuk mengelompokkan atau membedakan tipe airtanah.
Ada beberapa cara dalam metode ini antara lain yang praktis adalah klasifikasi
tabel Korlov terutama sangat membantu dalam mengenal sifat-sifat utama
komposisi kimia airtanah. Komposisi kimia dinyatakan dalam fraksi semu,
dengan anion dan kation berturut-turut sebagai pembilang dan penyebut. Analisis
ditunjukan dalam urutan kadar ion baik kation maupun anion, yang masing-
masing berjumlah 100% epm. Selain anion dan kation, disertakan pula penyusun
airtanah yang lain misal adanya unsur langkah yang berkadar tinggi, juga pH dan
suhu. Penamaan kelas air ditentukan oleh kandungan ion yang mempunyai jumlah
≥25%.
5.2.3.2. Metode Korelasi
Dengan menggunakan diagram pola Stiff (1951), dalam Walton (1970),
bertujuan untuk membandingkan analisis kimia airtanah agar didapat perbedaan,
kesamaan atau perkembangan dalam komposisi kimia airtanah. Cara kerjanya
adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan 4 sumbu mendatar yang sejajar dan sumbu tegak
b. Anion (Cl, HCO3, SO4, CO3) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kanan sumbu tegak
c. Kation (Na+K, Mg, Ca, Fe) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kiri sumbu tegak
d. Kadar anion dan kation dalam epm
e. Setiap pola mewakili satu tipe air, sehingga setiap perbedaan pola
menunjukkan tipe air yang berbeda pula
f. Lebar/luas yang terbentuk menunjukkan kandungan ion keseluruhan.
5.2.3.3. Metode Analisis
Dengan menggunakan diagram triliner piper (1953) dalam Walton
(1970). Bertujuan untuk menentukan proses kimia airtanah/genetik airtanah,
menentukan unsur penyusun larutan airtanah, dan perubahan sifat airtanah dan
hubunganya serta masalah geokimia airtanah.
39
Gambar 1. Diagram Piper (1944)
Terdiri dari 2 segitiga disebelah kiri kanan dan 1 jajaran genjang ditengah atas,
skala pembacaan 100, segita kiri untuk kation, segitiga kanan untuk anion dalam
% epm. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Data masing-masing ion dalam % epm diplot pada kedua segitiga.
b. Selanjutnya ditarik keatas pada jajaran genjang dan kedudukan dalam
jajaran genjang ini dapat diketahui sifat airtanahnya. Gambar subsidi dari
bentuk jajaran genjang.
c. Ploting jatuh pada subdivisi dari kelompok bentuk jajaran genjang dari
diagram trilinier piper dan dibaca sifat airtanahnya.
5.2.3.4. Metode Sintesis dan Ilustrasi
Dengan menggunakn metode Bar Collin (1932) dalam Walton (1970)
dia paggramar (fence diagram). Dalam diagram ini dibagi menjadi 2 kolom tegak
yang tingginya menyesuaikan dengan total kadar anion dan kation dalam satuan
epm. Dibedakan dengan pola (corak) dan warna yang berbeda. Urutan dari bawah
keatas pada kolom kanan adalah anion dan kolom sebekah kiri adalah kation.
40
5.3. Hasil Analisis
Pada praktikum ini, dalam melakukan analisis kualitas air tanah
menggunakan metode klasifikasi (dengan menggunakan tabel Kurlov), metode
korelasi, metode analisis, metode sintesis dan ilustrasi. Selain itu, dilakukan juga
analisis parameter airtanah dengan menghitung persentase Na, SAR (Sodium
Absortion Ratio), dan DHL (Daya Hantar Listrik) dalam airtanah.
5.3.1. Metode Analisis Airtanah
Tabel 7. Parameter Analisis Air Tanah (ppm)(Penulis, 2014)
No Parameter Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
1 T°C 29 29 29
2 PH 7,4 7,5 7,5
3 DHL 450 525 495
4 Ca2+ 90,2 90,7 106,2
5 Mg2+ 18,9 14,67 15
6 Na2+ 15,24 20,4 9
7 K+ 6,2 4,1 3,1
8 NO3- 4 6 6
9 Cl- 20,02 24,6 19,7
10 SO42+ 73 31 38
11 HCO3- 321 286 317
12 SiO2- 30,2 31,8 29
13 ∑ 1065,16 1070,77 1074,5
Tabel 8. Standart ppm
41
(Penulis, 2014)
NoParamet
er ppm
1 Ca2+ 0,0499
2 Mg2+0,0822
4
3 Na+ 0,0435
4 K+0,0255
8
5 NO3-
0,01613
6 Cl- 0,0282
7 SO-0,0208
2
8 HCO3-
0,01639
9 Na+ + K+1,4230
4
5.3.2. Metode Klasifikasi
Satuan ion-ion terlebih dahulu harus diubah dari satu mg/l (ppm)
menjadi epm (equivalen per million) dengan rumus :
epm = sampel × ppm
Tabel 9. Konversi ppm ke epm pada sampel 1(Penulis, 2014)
NoParamete
rppm
(standart) ppm (sampel) epm
1 Ca2+ 0,0499 90,24,5009
8
2 Mg2+ 0,08224 18,91,5543
4
3 Na+ 0,0435 15,240,6629
4
4 K+ 0,02558 6,2 0,1586
5 NO3- 0,01613 4
0,06452
6 Cl- 0,0282 20,020,5645
6
7 SO4- 0,02082 73
1,51986
42
8 HCO3- 0,01639 321
5,26119
9 Na+ + K+ 1,42304 21,44 30,51
Tabel 10. Konversi ppm ke epm pada sampel 2(Penulis, 2014)
NoParamete
rppm
(standart) ppm (sampel) epm
1 Ca2+ 0,0499 90,74,5259
3
2 Mg2+ 0,08224 14,671,2064
6
3 Na+ 0,0435 20,4 0,8874
4 K+ 0,02558 4,10,1048
8
5 NO3- 0,01613 6
0,09678
6 Cl- 0,0282 24,60,6937
2
7 SO4- 0,02082 31
0,64542
8 HCO3- 0,01639 286
4,68754
9 Na+ + K+ 1,42304 24,534,864
5
Tabel 11. Konversi ppm ke epm pada sampel 3(Penulis, 2014)
NoParamete
rppm
(standart) ppm (sampel) epm
1 Ca2+ 0,0499 106,25,2993
8
2 Mg2+ 0,08224 15 1,2336
3 Na+ 0,0435 9 0,3915
4 K+ 0,02558 3,1 0,0793
5 NO3- 0,01613 6
0,09678
6 Cl- 0,0282 19,70,5555
4
7 SO4- 0,02082 38 0,7911
43
6
8 HCO3- 0,01639 317
5,19563
9 Na+ + K+ 1,42304 12,117,218
8
Tabel 12. Klasifikasi Kurlov pada sampel 1(Penulis, 2014)
Analisis Kimia epm % epmKATION
Na+ + K+ 30.51 83.44%
Ca2+ 4.50098 12.30972825
Mg2+ 1.553434 4.248485973
∑ 36.564414 100.00%
ANIOIN
Cl- 0.56456 7.618759725
NO3- 0.06452 0.870699974
HCO3- 5.26119 70.99996896
SO4- 1.51986 20.51057134
∑ 7.41013 100 %
SiO2 (ppm) 30.2
Temperature (°C) 29
PH 7.4
Formula Kurlov HCO3- CL- N03- SO4
-
Tipe AirHasil menunjukan HCO3
- < Cl- , maka air tawar
Hasil analisis pada sampel 1:
44
Oleh karena HCO3 > dari Cl, sampel 3 tergolong Air Tawar.
Tabel 13. Klasifikasi Kurlov pada sampel 2(Penulis, 2014)
Analisis Kimia epm % epmKATION
Na+ + K+ 34.8645 85.88%
Ca2+ 4.52593 11.14846482
Mg2+ 1.20646 2.971803998
∑ 40.59689 100.00%
ANIOIN
Cl- 0.69372 10.35849792
NO3- 0.09678 1.445100947
HCO3- 5.26119 78.55910982
SO4- 0.64542 9.637291309
∑ 6.69711 100 %
SiO2 (ppm) 31.8
Temperature (°C) 29
PH 7.5
Formula Kurlov HCO3- CL- N03- SO4
-
Tipe AirHasil menunjukan HCO3
- < Cl- , maka air tawar
45
Hasil analisis pada sampel 2:
Oleh karena HCO3 > dari Cl, sampel 3 tergolong Air Tawar.
Tabel 14. Klasifikasi Kurlov pada sampel 3(Penulis, 2014)
Analisis Kimia epm % epmKATION
Na+ + K+ 17.2188 85.88%
Ca2+ 5.29938 22.31150676
Mg2+ 1.2336 5.193716008∑ 23.75178 100.00%
ANIOIN
Cl- 0.55554 8.367687838
NO3- 0.09678 1.457725508
HCO3- 5.19563 78.25792915
SO4- 0.79116 11.9166575
∑ 6.63911 100 %
SiO2 (ppm) 29Temperature (°C) 29
PH 7.5
Formula Kurlov HCO3- CL- N03- SO4
-
Tipe AirHasil menunjukan HCO3- < Cl- , maka air
tawar
Hasil analisis pada sampel 3:
46
Oleh karena HCO3 > dari Cl, sampel 3 tergolong Air Tawar.
Kesimpulan :
Dari data hasil analisis kualitas air tanah menggunakan metode
klasifikasi (dengan menggunakan tabel Kurlov), maka dapat disimpulkan bahwa
sampel 1, sampel 2 dan sampel 3 merupakan air tawar, dilihat dari kandungan
Hasil menunjukan HCO3- lebih banyak dibandingkan dengan kandungan Cl- nya.
5.3.3. Metode Korelasi
a. Sampel 1
Gambar 2. Korelasi anion dan kation pada sampel 1
b. Sampel 2
47
Gambar 3. Korelasi anion dan kation pada sampel 2
c. Sampel 3
Gambar 4. Korelasi anion dan kation pada sampel 3
5.3.4. Metode Analisis
a. Sampel 1
48
Gambar 5. Metode analisis pada sampel 1
b. Sampel 2
Gambar 6. Metode analisis pada sampel 2
c. Sampel 3
49
Gambar 7. Metode analisis pada sampel 3
5.3.5. Metode Sintesis dan Ilustrasi
a. Sampel 1
50
Gambar 8. Diagram bar collin pada sampel 1
b. Sampel 2
51
Gambar 9. Diagram bar collin pada sampel 1
c. Sampel 3
52
Gambar 10. Diagram bar collin pada sampel 1
5.3.6. Metode Parameter Airtanah
5.3.6.1. Perhitungan Persentase Na Airtanah
% Na Sampel 1 = (Na+K )
Ca+Mg+Na+K× 100 %
= 28,4592
2,5399+28,4592+28,4592 x 100%
= 47,86%
% Na Sampel 2 = (Na+K )
Ca+Mg+Na+K× 100 %
= 14,1538
1,8373+0,4897+14,1538 x 100%
= 85,88 %
53
% Na Sampel 3 = (Na+K )
Ca+Mg+Na+K× 100 %
= 4,0897
1,2586+0,2930+4,0897 x 100%
= 72,49 %
5.3.6.2. Perhitungan Sodium Absortion Ratio (SAR) Airtanah
SAR Sampel 1 = (Na+ K)
√(Ca+Mg)/2
= 0,6629
√(4,5009+1,4967)/2
= 0,5414
SAR Sampel 2 = (Na+ K)
√(Ca+Mg)/2
= 0,8874
√(4,5259+1,2064)/2
= 0,7412
SAR Sampel 3 = (Na+ K)
√(Ca+Mg)/2
= 0,3915
√(5,9923+1,2336)/2
= 0,2912
5.3.6.3. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL)
Sampel 1 mempunyai nilai DHL = 450
Sampel 2 mempunyai nilai DHL = 525
Sampel 3 mempunyai nilai DHL = 395
Apabila diukur pada suhu di atas atau di bawah 25ºC maka harus
dilakukan koreksi yaitu dengan rumus :
DHL 250 = DHL t °C
1+0,02(t−25 °C )
54
DHL Sampel 1 =
DHL 250 = DHL t °C
1+0,02(t−25 °C )
= 450
1+0,02(29−25 c)
= 416,67
DHL Sampel 2 =
DHL 250 = DHL t °C
1+0,02(t−25 °C )
= 525
1+0,02(29−25 c)
= 486,11
DHL Sampel 3 =
DHL 250 = DHL t °C
1+0,02(t−25 °C )
= 395
1+0,02(29−25 c)
= 365,74
5.3.6.4. Klasifikasi DHL
Tabel 15. Klasifikasi mutu air terhadap Pertanaman berdasarkan DHL menurutTedjoyuwono (1963) dalam Suharyadi (1984)
(Penulis, 2014)DHL Klasifikasi Sifat Air
0 – 2 mmhos Aman digunakan, pengaruh garam kebanyakan dapat
diabaikan
2 – 4 mmhos Daya hasil pertanaman yang sangat peka dapat
diabaikan
4 – 8 mmhos Daya hasil pertanaman yang banyak mengalami
pembatasan
8 – 16 mmhos Hanya pertanaman yang tahan dapat meemberikan
55
hasil memuaskan
> 16 mmhos Hanya pertanaman yang sangat tahan memberikan
hasil yang memuaskan
Tabel 16. Hasil perhitungan % Na, SAR, DHL(Penulis, 2014)
Sampel % Na SAR DHL (mho/cm)
1 47,86 0,5414 450
2 85,88 0,7412 525
3 72,49 0,2912 390