BAB IV Penjaringan Suspek

26
BAB IV PEMBAHASAN 4. 1 Program Kerja Puskesmas Proses identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, diskusi bersama pimpinan puskesmas, dan pemegang program. Puskesmas Pauh memiliki 7 program pokok, yaitu: 1. Promosi Kesehatan Program promosi kesehatan meliputi: A. Penyuluhan kesehatan masyarakat di dalam gedung. Penyuluhan di dalam gedung dilakukan dua kali seminggu, pada hari senin dan kamis. Penyuluhan dilakukan sekitar jam 8 pagi sebelum pelayanan dimula. Target : 2x seminggu (96x setahun) Pencapaian : 86x selama tahun 2013 B. Penyuluhan kesehatan masyarakat di luar gedung yang diwujudkan dalam UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) terdiri dari : - Toga (Tanaman Obat Keluarga) - Batra (Pengobatan Tradisional) - UKK (Unit Kesehatan Kerja) - SHB (Saka Bakti Husada) - Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan) - POD (Pos Obat Desa) - PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) - Poswindu (Pos Pembinaan Terpadu)

description

4

Transcript of BAB IV Penjaringan Suspek

BAB IVPEMBAHASAN4. 1 Program Kerja PuskesmasProses identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, diskusi bersama pimpinan puskesmas, dan pemegang program. Puskesmas Pauh memiliki 7 program pokok, yaitu:1. Promosi KesehatanProgram promosi kesehatan meliputi:A. Penyuluhan kesehatan masyarakat di dalam gedung. Penyuluhan di dalam gedung dilakukan dua kali seminggu, pada hari senin dan kamis. Penyuluhan dilakukan sekitar jam 8 pagi sebelum pelayanan dimula. Target : 2x seminggu (96x setahun)Pencapaian : 86x selama tahun 2013B. Penyuluhan kesehatan masyarakat di luar gedung yang diwujudkan dalam UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) terdiri dari : Toga (Tanaman Obat Keluarga) Batra (Pengobatan Tradisional) UKK (Unit Kesehatan Kerja) SHB (Saka Bakti Husada) Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan) POD (Pos Obat Desa) PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Poswindu (Pos Pembinaan Terpadu) Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) KTR (Kawasan Tanpa Rokok)NOPROGRAMTARGETPENCAPAIAN

1.Toga (Tanaman Obat Keluarga)50mcm/kelurahan37mcm/kelurahan

2.Batra (Pengobatan Tradisional)100% izin resmi15% izin resmi

3.UKK (Unit Kesehatan Kerja)100% 70%

4.SHB (Saka Bakti Husada)75%40%

5.Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)Mandiri 100%Mandiri 30%

6.POD (Pos Obat Desa)1/kelurahan89%

7.PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)100%71%

8.Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)1/kelurahan100%

9.Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)NihilNihil

10.KTR (Kawasan Tanpa Rokok)Pusat pelayanan Masyarakat100%

2. Kesehatan LingkunganPetugas program kesehatan lingkungan di puskesmas Pauh terdiri dari dua orang. Program ini terdiri dari : Survei perumahan dan lingkunganTarget : 20% dari semua rumah Pengawasan dan pembinaan pengelolaan makananTarget : 75% dari tempat yang akan di kosumsi umum Pembinaan dan pengawasan tempat umumTarget : 75% memenuhi syarat dan kunjungan 100%tahun Pembinaan dan pengawasan depot air minum Pembinaan dan pengawasan pestisida Klinik sanitasiKonseling terhadap pasien dengan penyakit berbasis lingkungan.NOPROGRAMTARGETPENCAPAIAN

1.Survei perumahan dan lingkungan20%dari semua rumah100%

2.Pengawasan dan pembinaan pengelolaan makanan75% memenuhi syarat

100%

3.Pembinaan dan pengawasan tempat umum75% memenuhi syarat kunjungan 100%tahun75%

4.Pembinaan dan pengawasan depot air minum100%100%

5.Pembinaan dan pengawasan pestisida100% dari 16 kios di kawasan Pauh55%

6.Klinik Sanitasi100% terhadap setiap pasien yang mengalami pbl75%

3. GiziProgram Gizi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh diantaranya adalah :a. Penimbangan Penimbangan Bulanan di PosyanduPenimbangan dilakukan setiap bulan diposyandu dan hasil penimbangan akan direkap dalam buku register penimbangan sehingga jumlah balita baru yang ditmbang dan balita lama, balita yang naik berat badannya , turun atau tetap dapat diketahui. Penimbangan MasalSasaran penimbangan masal adalah semua balita 0-60bulan diwilayah kerja puskesmas Pauh. Dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus bersamaan dengan pemberian vitamin A.b. Survailens GiziKegiatan ini dilakukan oleh petugas gizi setiap bulannya dengan melacak kasus gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Pauh.c. PSG ( Pemantauan Status Gizi ) dan KadarziPemantauan status gizi dan survei kadarzi bertujuan untuk mengetahui pola dan perilaku suatu keluarga dalam penanganan gizi di tingkat keluarga. Kegiatan ini dilakukan satu kali setahun meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan bagi keluarga yang memiliki balita.d. Pemantauan Balita Gizi BurukKegiatan ini dilakukan berdasarkan laporan yang diterima dari Pembina wilayah yang berada dalam wilayah kerja puskesmas Pauh Berdasarkan data yang diterima dari Pembina wilayah, selanjutnya tim gizi akan melakukan kunjungan ke lapangan dan dilakukan pemantauan terhadap balita gizi buruk setiap 2 minggu sekali dan sekurangnya satu kali sebulan minimal selama tiga bulan.e. Pemantauan Bumil KEKPenjaringan dilakukan di KIA dan ibu hamil di posyandu.f. Pemantauan garam beryodiumDilakukan 2x dalam setahun dengan sampel anak sekolah dasar sebanyak 25sampel.g. Pemantauan SD PMT-ASPemantauan dilakukan setiap 6bulan dengan melihat status gizi anak sekolah bersamaan dengan pemberian obat cacing.h. Penyuluhan giziDilakukan di dalam dan luar gedung berkerjasama dengan program promosi kesehatan.i. Pendistribusian Vitamin ADilaksanakan 2x dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Sasaran bayi berumur 6-11 bulan, dan balita umur 12-60 bulan.j. Pendsitribusian Tablet FeSasaran ibu hamil dan ibu nifas. Penjaringan dilakukan di KIA dan posyandu.k. ASI eksklusifDilakukan konseling ASI di posyandu dan bekerjasama dengan program KIA untuk sama-sama mengunjungi ibu nifas.l. Evaluasi dan monitoringNoIndikator KerjaTarget (%)Pencapaian (%)

1.Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)8072.8

2.Balita gizi buruk mendapat perawatan100100

3.Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif8383

4.Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A7545.9

5.Persentase ibu hamil mendapat Fe 38382

6.Persentase RT yg mengonsumsi garam beryodium8588.2

4. KIA dan KBJumlah ibu hamil (bumil) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 1454 orang, Kegiatan KIA di puskesmas Pauh :1) Kegiatan Program Kesehatan Ibu a. Pemantauan wilayah setempat (PWS)b. Program Ibu Hamil (Bumil)a. Kelas ibu hamilb. Pemeriksaan hemoglobinc. Pemberian susu kepada ibu hamil kurang energi kaloric. Kunjungan Nifas/Persalinand. Kunjungan ibu hamil resiko tinggi

2) Kegiatan Program Kesehatan Anaka. Kunjungan neonatusb. Kelas Ibu Balitac. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Dilakukan pada bayi dan balita bermasalah tentang tumbuh kembangd. MTBS/MTBM Dilakukan pada bayi dan balita pada waktu kunjungan berobate. Audit Kematian Perinatal Apabila ada kematian dilakukan autopsi verbal (kunjungan ke rumah)NoIndikator KerjaTarget (%)Pencapaian (%)

1.Cakupan Persalinan Oleh Nakes Yang memiliki kompetensi

92

92

2.Cakupan Kunjungan Ibu hamil K19798

3.Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Eksklusif 9293

4.Cakupan Pelayanan Ibu Nifas KF18889

5.Cakupan Pelayanan Ibu Nifas KF38889

6.Cakupan deteksi Ibu RESTI oleh tenaga kesehatan2020

7.Cakupan kunjungan neonatal I8889

8.Cakupan kunjungan neonatal lengkap8889

9.Cakupan DDTK bayi9295.8

10.Cakupan DDTK Balita8284

5. Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitProgram pencegahan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas Pauh diwujudkan dengan pemberian imunisasi rutin untuk bayi, wanita usia subur, dan anak sekolah serta pelaksanaan surveilans dan pendekatan epidemiologi kasus penyakit yang berpotensi wabah.Selain itu program P2P ini juga meliputi pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru, DBD, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), diare.

No. ProgramTarget (%)Pencapaian (%)

1.Imunisasi

HB08067

BCG9581.7

DPT/HB39082.4

POL49082.8

Campak9078.6

2.Penyakit Menular

Diare243394

Pneumonia11498

DBD5949

Penjaringan suspek TB Paru10057

6. Balai PengobatanPuskesmas Pauh mempunyai fasilitas puskesmas rawat jalan dan rawat inap yang melayani pasien dari dalam dan luar wilayah kerja Puskesmas. Angka kunjungan Puskesmas Pauh meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarka data yang diperoleh sampai dengan bulan Agustus tahun 2013, 10 penyakit terbanyak di puskesmas yaitu ISPA, gastritis, penyakit pulpa dan jaringan, alergi, infeksi, reumatik, kelainan refraksi, diare, gingivitis dan penyakit kulit dan jamur.7. PerkesmasKegiatan ini merupakan salah satu program pokok terbaru puskesmas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga binaan. Target program ini adalah dapat membina minimal dua keluarga binaan dalam satu bulan.

4. 2Identifikasi MasalahProses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan kepala puskesmas dan staf pemegang program di puskesmas Pauh dan juga melalui data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan bulanan dari masing masing program dan evaluasi pencapaian kegiatan program puskesmas pada bulan Januari Desember 2013. Beberapa potensi masalah yang didapatkan di Puskesmas Pauh adalah :

1. Masih tingginya angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Pauh. Berdasarkan laporan tahunan program penyakit menular tahun 2013, angka kejadian diare maih di kategorikan tinggi yakni 394 kasus dimana sudah melampaui target yang dtentukan oleh puskesmas pauh yaitu sebanyak 243 kasus. Data diare pada bulan Januari sampai Juni 2013 rata-rata 32 kasus . Dengan rincian Limau manis selatan sebagai kelurahan terbanyak yang menderita diare sebanyak 74 kasus dan koto luar sebagai daerah terendah kasus diare sebanyak 23 kasus.

2. Masih rendahnya angka penjaringan suspek pada kasus tuberkulosis. Penulis mengambil patokan penjaringan suspek kasus TB berdasarkan indikator pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis yakni 100%. Berdasarkan laporan pelaksanaan program TB paru tahun 2011 pada bagian Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) penjaringan suspek TB masih sangat rendah dari target 100%. Angka pencapaian penjaringan suspek TB tahun 2013 di kecamatan Pauh adalah 57%.

3. Masih rendahnya angka pencapaian imunisasi di wilayah kerja puskesmas PauhBerdasarkan laporan tahunan program pencegahan dan pemberantasan penyakit didapatkan angka pencapaian imunisasi belum mencapai target. Imunisasi HB0 baru mencapai 67% dari target 80%, BCG 81.7% dengan target pencapaian 95%, DPT 82.4% dengan target pencapaian 90%, Polio 82.8% dengan target 90%, dan campak 78.6% dengan target 90%.

4. Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas Pauh.Berdasarkan laporan tahun 2013 didapatkan perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas Pauh baru sebanyak 71% dengan target yang ditetapkan untuk berprilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 100%.

5. Rendahnya kunjungan pada klinik sanitasi di puskesmas PauhBerdasarkan laporan tahunan 2013, cakupan kunjungan pasien dengan penyakit berbasis lingkungan pada klinik sanitasi di puskesmas pauh sebesar 75%. Sedangkan cakupan target yang ditetapkan sebanyak 100%.

4.2 Penentuan Prioritas Masalah.Beberapa masalah yang ditemukan dalam program puskesmas sehingga tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah teknik scoring, yaitu : 1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)Nilai 1: tidak pentingNilai 2: kurang pentingNilai 3: cukup pentingNilai 4: pentingNilai 5: sangat penting2. Kemungkinan intervensiNilai 1: tidak mudahNilai 2: kurang mudahNilai 3: cukup mudahNilai 4: mudahNilai 5: sangat mudah3. BiayaNilai 1: sangat mahalNilai 2: mahalNilai 3: cukup mahalNilai 4: murahNilai 5: sangat murah4. Kemungkinan meningkatkan mutuNilai 1: sangat rendahNilai 2: rendahNilai 3: sedangNilai 4: tinggiNilai 5: sangat tinggi

Tabel Prioritas Masalah Di Puskesmas PauhKriteriaUrgensiIntervensiBiayaMutuTotalRanking

Masih tingginya angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Pauh. 434415II

Masih rendahnya angka penjaringan suspek pada kasus tuberkulosis543517I

Masih rendahnya angka pencapaian imunisasi di wilayah kerja puskesmas Pauh333514III

Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas Pauh343313IV

Rendahnya kunjungan pada klinik sanitasi di puskesmas Pauh 343313V

NoMasalahMetodeSkorAlasan

1Tingginya angka kejadian diareUrgensi4 Pengawasan kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan hal yang penting terkait dengan adanya water and air borne disease. Apabila masyarakat tidak bisa memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal,kebersihan makanan, jamban, dll maka penularan penyakit seperti diare akan meningkat dan dapat menimbulkan kejadian luar biasa atau bahkan wabah.

Intervensi3 Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal, makanan, jamban, dll

Biaya 4 Cukup mahal karena diperlukan untuk penyuluhan berkelanjutan dan transport petugas kesehatan dan kader.

Mutu4 Dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, kebersihan makanan dan menggunakan jamban dalam kehidupan sehari- hari serta menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan maka angka diare dapat ditekan. Apabila kejadian diare dapat dicegah maka akan meningkatkan derajat kesehatan nasional.

2Rendahnya Angka Penjaringan Suspek pada kasus TB ParuUrgensi4Masih belum tercapainya target penemuan kasus, ditakutkan adanya pasien TB yang tidak terdeteksi dan dapat menularkan ke orang lain sehingga meningkatkan angka kejadian TB Paru.Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan penularan penyakit TB.

Intervensi4 Intervensi secara aktif dengan penyuuhan, penyebaran leaflet, dan penempelan poster di tempat umum

Biaya 3 Pemeriksaan sputum untuk warga suspek TB tidak dipungut biaya

Mutu5 Penurunan prevalensi dan angka kematian akibat TB termasuk dalam target MDGS yang ke-6 Penemuan dan pengobatan segera penderita TB diharapkan dapat mengembalikan produktivitas dan kinerja ari penderita dengan cepat. Penemuan suspek dan penderita TB dengan tepat dan cepat dapat menurunkan risiko penularan dalam masyarakat dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB.

3Rendahnya angka pencapaian imunisasi di wilayah kerja puskesmas Pauh Urgensi3 Rendahnya cakupan imunisasi dasar menyebabkan adanya resiko kesakitan bayi terhadap penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin seperti polio, campak, Hepatitis B, TB dan difteri

Intervensi3 Cukup sulit dikarenakan tidak cukup dengan penyuluhan saja tetapi juga harus kepercayaan dari masyarakat dari manfaat imunisasi sendiri. Kebanyakan masyarakat tidak mau anaknya diimunisasi karena justru menimbulkan demam dan sakit.

Biaya 3 Cukup mahal karena diperlukan untuk penyuluhan berkelanjutan dan transport petugas kesehatan dan kader.

Mutu5 Dengan berkurangnya angka kesakitan akibat imunisasi akan meningkatkan derajat kesehatan nasional

4Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas PauhUrgensi3 Perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting diterapkan dalam keluarga karna dengan perprilaku hidup bersih dan sehat kita mampu untuk mencegah penyakit terutama penyakit menular. Sepanjang tahun 2013 hanya 75% keluarga yang ditemukan berprilaku hidup bersih dan sehat.

Intervensi4 Dapat dilakukan penyuluhan tentang pentingnya berprilaku hidup bersih dan sehat baik itu di puskesmas, posyandu ataupun di tempat keramaian diwilayah kerja puskesmas. Dapat dilakukan peningkatan insentif kader dan pemberian penghargaan bagi kader sebagai motivasi agar para kader meningkatkan kinerjanya.

Biaya 3 Tidak diperlukan peralatan khusus untuk penyuluhan Biaya yang diperlukan sebatas uang transportasi petugas yang turun ke lapangan. Maksimalisasi penyuluhan Pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat melalui media poster, pamphlet, leaflet, dan lain-lain,

Mutu3 Pemantauan perilaku hidup bersih dan sehat secara periodic kerumah-rumah terutama pada keluarga yang tinggi angka penyakit menular di dalam keluarganya.

5Rendahnya kunjungan pada klinik sanitasi di puskesmas PauhUrgensi3 Jumlah kunjungan pasien ke klinik sanitasi di puskesmas pauh berpengaruh kepada tingkat pengetahuan pasien yang akan mempengaruhi angka kejadian penyakit terutama penyakit berbasis lingkungan.

Intervensi4 Butuh sistem pelaporan yang baik sehingga penemuan kasus lebih cepat. Dibutuhkan kerjasama antara bagian yang ada di puskesmas antara BP, KIA, pustu, poskeskel dan klinik sanitasi di puskesmas.

Biaya 3 Dana dibutuhkan untuk penyediaan ruangan klinik sanitasi

Mutu3 Menurunkan angka kejadian terutama penyakit berbasis lingkungan.

4.3 Analisis Sebab Akibat Masalah.Dari hasil observasi dan diskusi dengan pimpinan puskesmas dan petugas puskesmas maka didapatkan analisis sebab akibat sebagai berikut :

Manusia :1. Petugas yang terkait dan masyarakata. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Tb paru yang masih rendah.b. Persepsi masyarakat yang menganggap penyakit Tb paru adalah penyakit biasa dan tidak menular.c. Kurangnya pengetahuan kader mengenai cara menemukan tersangka TB secara tepat.d. Rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya di puskesmas sehubungan dengan tanda-tanda penyakit Tb paru.e. Kurangnya kepatuhan penderita Tb paru untuk mengumpulkan sampel sputum di wadah yang sudah diberikan.f. Beberapa wadah yang berisi sputum penderita tidak diperiksa.

2. Materiala. Kurangnya media sosialisasi berupa poster dan leaflet mengenai Tb paru untuk dibagikan ke masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.b. Terbatasnya sarana pemeriksaan laboratorium untuk menyaring suspek dan atau penderita Tb paru.c. Mutu sputum yang rendah.

3. Metodea. Kurang menariknya penyuluhan yang mengenai pemeriksaan Tb paru pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.b. Kurangnya kerjasama dengan RT/RW setempat dalam wilayah kerja puskesmas Pauh dalam sosialisasi Tb paru.c. Jadwal penyuluhan/konseling yang kurang.

4. Lingkungana. Faktor Geografis dimana terdapat daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti daerah Lambung Bukit.b. Jauhnya pusat kesehatan dari pemukiman masyarakat seperti pada daerah Jawa Gadut.

Dari hasil analisa sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan dalam diagram Ischikawa (tulang ikan/fishbone) sebagai berikut :

Manusia Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Tb paru yang masih rendah.Persepsi masyarakat yang menganggap penyakit Tb paru adalah penyakit biasa dan tidak menular.Kurangnya pengetahuan kader mengenai cara menemukan tersangka TB secara tepat.Rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya di puskesmas sehubungan dengan tanda-tanda penyakit Tb paru.Kurangnya kepatuhan penderita Tb paru untuk mengumpulkan sampel sputum di wadah yang sudah diberikan.Material Kurangnya media sosialisasi berupa poster dan pamflet mengenai Tb paru untuk dibagikan ke masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.Terbatasnya sarana pemeriksaan laboratorium untuk menyaring suspek dan atau penderita Tb paru.Mutu sputum yang rendah.

Rendahnya angka penjaringan suspect Tb paru di puskesmas Pauh

Lingkungan Faktor Geografis dimana terdapat daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti daerah Lambung Bukit.Jauhnya pusat kesehatan dari pemukiman masyarakat seperti pada daerah Jawa Gadut.MetodeKurang menariknya penyuluhan yang mengenai pemeriksaan Tb paru pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.Kurangnya kerjasama dengan RT/RW setempat dalam wilayah kerja puskesmas Pauh dalam sosialisasi Tb paru.Jadwal penyuluhan/konseling yang kurang.

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah1. Manusia Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya tuberkulosis dan kepentingan melakukan pemeriksaan ke puskesmas.Pelaksana: petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) , petugas promosi kesehatan, dan dokter mudaSasaran: masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas pauh.Waktu: Setiap kunjungan di puskesmas, posyandu, dan acara keramaian di kecamatan pauh.Tempat: Di puskesmas, posyandu, dan tempat acara keramaian.Target: Masyarakat mengetahui dan mengertimengenai tanda-tanda awal tuberkulosis dan bahayanya dan pentingnya pemeriksaan sputum apabila dicurigai menderita tuberkulosis sehingga kesadaran masyarakat akan deteksi dini tuberkulosis meningkat.Pelaksanaan : Penyuluhan secara personal dilaksanakan kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas dan posyandu, sementara penyuluhan massal dilaksanakan pada saat adanya acara keramaian masyarakat. Pada saat acara keramaian masyarakat, biasanya acara utama yang disuguhkan tuan rumah adalah main kim dan acara musik, namun kegiatan yang membutuhkan perhatian dan konsentrasi adalah acara main kim karenaacara ini berhadiah dan bermain dengan angka. Saat seluruh perhatian masyarakat tertuju pada pembawa acara kim, akan sangat efektif rasanya bila pembawa acara lah yang langsung menyampaikan penjelasan mengenai TB secara bertahap. Pesan yang paling penting sebaiknya disampaikan saat acara main kim akan memasuki hadiah terakhir karena hampir seluruh masyarakat yang hadir menantikan hadiah terakhir. Inovasi dalam penyuluhan massal ini sangat berpotensi dalam penyampaian penyuluhan TB. Teknisnya yaitu bekerjasama dengan tuan rumah dan pembawa acara main kim dalam acara keramaian masyarakat seperti acara baralek, malam bagurau, dan malam puncak acara peringatan ulang tahun Republik Indonesia. Memberikan penyuluhan kepada tersangka penderita TB tentang cara mengeluarkan dan mengumpulkan dahak yang benar.Pelaksana: dokter puskesmasSasaran: pasien suspek TB.Waktu: setiap ada penderita suspek TB.Tempat pelaksanaan : puskesmas Target: pasien mampu mengeluarkan dahak yang benar.Pelaksanaan: penyuluhan individu sehingga pasien paham pentingnya mendapatkan dahak pasien yang diduga TB. Edukasi pasien agar dapat mengeluarkan dahak dan tidak malu untuk mengeluarkan dahaknya. Sangat diharapkan agar dokter mengetahui cara mudah untuk mengeluarkan dahak, mempunyai video tata cara mengeluarkan dahak, dan dapat melihatkan contoh gambar dahak yang ideal untukdiperiksa. Memberi pelatihan dan motivasi yang teratur kepada kader.Pelaksana: dokter puskesmasSasaran: kader program TB.Waktu: pelatihan yang teratur minimal diberikan 1 kali setiap 6 bulan.Tempat pelaksanaan : puskesmas dan posyandu.Target: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader tentang bagaimana cara menjaring tersangka TB dengan tepat.Pelaksanaan: Pelatihan kader program TB agar dapat menjaring tersangka TB dan disarankan untuk segera ke puskesmas untuk diperiksa.2. Material Penyebaran dan penempelan pamflet dan poster mengenai penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pauh, posyandu, maupun tempat-tempat umum.Pelaksana: petugas Promosi Kesehatan, petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), kader kesehatan. Sasaran: Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh. Waktu : 1x sebulan (ketika penyuluhan di posyandu), 1x6 bulan (penyebaran pamflet dan penempelen poster di tempat-tempat umum).Tempat : Puskesmas, Posyandu dan tempat-tempat umum.Target : Tersebarnya pamflet kepada masyarakat di Puskesmas dan Posyandu-posyandu. Tertempelnya poster di Puskesmas, Posyandu dan tempat-tempat umum.Pelaksanaan : Penyebaran pamflet sewaktu penyuluhan di Posyandu dan penyebaran pamflet serta leaflet pada pengunjung Puskesmas. Penempelan poster di puskesmas dan tempat-tempat umum lainnya. Sebaiknya ditingkatkan kerjasama dengan pengurus mesjid dan kerjasama dengan pengurus pasar tradisional untuk diizinkan menempel poster di tempat strategis pada mesjid dan pasar serta bersama-sama menjaganya karena dua tempat yang disebutkan adalah tempat yang selalu dikunjungi setap harinya. Selain itu petugas pelaksana juga harus memahami media yang lebih efektif berdasarkan tempat dipajangnya, termasuk mengganti poster dengan banner atau spanduk yang tahan terhadap perubahan cuaca. Menambahkan sarana pemeriksaan laboratorium untuk menyaring suspek dan atau penderita Tb paru

Pelaksana: petugas laboratorium dan kepala puskesmasSasaran: bagian laboratorium puskesmas.Waktu: -Tempat: bagian laboratorium puskesmas. Target: Menyaring suspek dan atau penderita Tb paru dengan lebih banyak. Pelaksanaan : Menambahkan sarana pemeriksaan laboratorium

3. Metode Menggunakan sarana audiovisual dalam penyuluhan-penyuluhan tentang TBPelaksana: petugas Promosi Kesehatan, petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), kader kesehatan.Sasaran: masyarakat di wilayah kerja puskesmas.Waktu: setiap dilakukan penyuluhan. Tempat : Di puskesmas, posyandu atau sekolah.Target: meningkatkan perhatian masyarakat saat penyuluhan berlangsungPelaksanaan: penyuluhan menggunakan sarana audiovisual lebih menarik perhatian masyarakat dan memudahkan masyarakat mengerti inti penyuluhan sebaiknya dibuat juga teks berjalan di bagian bawah video untuk mengantisipasi audio yang tidak jelas.

Mengadakan kerjasama dengan RT/RW setempat dalam wilayah kerja puskesmas Pauh.Pelaksana: kepala puskesmas, penanggung jawab program TB.Sasaran: kepala RT dan kepala RW setempat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.Waktu: -Tempat: -Target: Meningkatkan sosialisasi program TB dengan lebih meluas kepada masyarakat di RT dan RW wilayah kerja Puskesmas.Pelaksanaan: Rapat temu antara pihak manajemen puskesmas, penanggung jawab program TB dengan kepala RT serta kepala RW , salah satunya disampaikan saat istirahat saat diadakan goro tingkat RT/RW.

4. Lingkungan Memberikan penghargaan pada kader di daerah yang jauh.Pelaksana: bendahara dan penanggung jawab program TB.Sasaran: kader program TB.Waktu: - Tempat: -Target: meningkatkan motivasi kader di daerah tersebut.Pelaksanaan: Pemberian penghargaan kepada kader di daerah yang jauh seperti mengundang kader tersebut untuk menyambut tamu puskesmas dari luar kota ataupun luar negeri.