BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN€¦ · tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain...
Transcript of BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN€¦ · tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain...
-
33
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu
Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor
8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu kabupaten
Grobogan. Jumlah siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan
pada Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 139 anak
dengan latar belakang ekonomi dan tempat tinggal yang
beragam. Sedangkan untuk tenaga pendidik sebanyak
15 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru
kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa
inggris, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga sekolah, dan 1
petugas perpustakaan.
SDN 2 Tegowanu Wetan merupakan SD binaan
program Adiwiyata dari SMPN 1 Tegowanu. Dengan
binaan tersebut maka SDN 2 Tegowanu Wetan
ditetapkan sebagai SD Adiwiyata pada tahun 2014.
Dengan diberlakukannya program adiwiyata sekolah ini
menjadi sekolah yang terlihat asri dan bersih dengan
tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain itu
dengan lingkungan belajar yang mendukung
menjadikan siswanya lebih sadar atas kebersihan
lingkungan maupun kebersihan dirinya. Setiap pagi
siswa dengan suka hati membersihkan ruang kelas
maupun halaman sekolah tanpa diperintahkan oleh
guru. Dengan keadaan ruang kelas yang bersih dan
juga lingkungan sekolah yang asri maka siswa di
-
34
sekolah ini menjadi nyaman untuk kegiatan belajar
mengajar. Program Adiwiyata juga membuat kreatifitas
anak terasah salah satunya dengan cara
memanfaatkan barang tak terpakai menjadi barang
yang berguna kembali, sebagai contoh adalah
memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot bunga
maupun hiasan yang dapat di letakkan di jendela
ataupun membuatnya menjadi bunga plastik. Dengan
ketelatenan dari guru dan siswa program ini dapat
berhasil diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan oleh peneliti bersama kepala
sekolah, dan satu perwakilan guru pada tanggal 22
April 2015 di ruang kepala sekolah. Wawancara
dilakukan kurang lebih dua jam. Dalam wawancara ini,
membahas tentang bagaimana asal mula sekolah
tersebut mengikuti program adiwiyata, pelaksanaan
program adiwiyata sehingga program ini diterapkan
disekolah ini, kebijakan berwawasan lingkungan yang
ada di sekolah ini, faktor internal yang mempengaruhi
terlaksananya program di sekolah ini, serta dukungan
dari masyarakat dalam keterlaksanaan program
adiwiyata.
Setelah wawancara dilakukan peneliti melakukan
studi dokumentasi dengan melihat apakah program
adiwiyata yang diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan
sudah sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata
yang diantaranya meliputi kebijakan berwawasan
lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,
-
35
dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Setelah studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan
pendampingan dari kepala sekolah mengajak
berkeliling sekolah untuk melihat kondisi sekolah.
keempat komponen tersebut sebelumnya telah di
kaitkan dengan model evaluasi CIPP yang di pakai oleh
peneliti agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur
model evaluasi CIPP.
Penelitian kedua dilakukan pada tanggal 24 april
2015 dengan mewawancarai masyarakat. Hal ini
dilakukan untuk mencocokkan jawaban dari pihak
sekolah apakah sesuai dengan jawaban masyarakat
atau tidak. Peneliti mendatangi salah satu rumah
masyarakat sekaligus orang tua siswa di SDN 2
Tegowanu Wetan. Dalam wawancara ini pertama
peneliti menanyakan tentang apakah narasumber
mengetahui program adiwiyata yang ada di sekolah
tersebut, kemudian dilanjutkan dengan apakah dari
pihak sekolah menjalin kemitraan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
4.3 Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini akan dibahas tentang
deskriptif tentang penelitian yang telah dilakukan. Dari
hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti maka di deroleh hasil sebagai
berikut:
4.3.1 Konteks (Context)
Dalam aspek konteks ini meliputi program
adiwiyata dari pengertian, tujuan, pelaksanaan, jadwal
kegiatan program adiwiyata.
-
36
Program adiwiyata merupakan program sekolah
dimana sekolah memiliki tempat yang baik dan ideal
untuk memperoleh ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang lingkungan hidup. Dengan di
berlakukannya program adiwiyata ini diharapkan agar
dapat mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik.
Pelakasanaan program Adiwiyata ini dimulai sejak
tahun 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah, awal mula SDN 2 Tegowanu Wetan
mencanangkan program Adiwiyata merupakan
penawaran dari SMPN 1 Tegowanu, karena dalam
komponen standar Adiwiyata sekolah yang telah
melaksanakan program Adiwiyata harus memiliki
sekolah binaan. Dari penawaran tersebut kepala
sekolah, guru, beserta komite mengadakan rapat
apakah berkenan untuk siap melaksanakan program
ini. Dari rapat tersebut menghasilkan bahwa sekolah
merasa perlu mengikuti program ini karena dengan
program ini Dengan mengikuti program adiwiyata
sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan,
karena dengan melaksanakan program adiwiyata
masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki
lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman
dan kedisiplinan dari siswa.
Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan
berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk
pengelolaan fasilitas sanitasi air bersih dilaksanakan
-
37
pada setiap hari oleh guru dan siswa. Untuk
pembuangan sampah dilaksanakan setiap hari.
Gerakan bersih merata dilaksanakan setiap hari oleh
guru yang sudah di jadwalkan. Pelaksanaan piket
kebersihan toilet dilaksanakan setiap hari oleh siswa
sesuai denganjadwal yang telah dibuat. Terdapat pula
aksi-aksi lingkungan yang dibuat dalam program
adiwiyata diantaranya adalah aksi air, aksi air
dilaksanakan pada bulan Mei 2015, adapula aksi yang
sudah berjalan karena pembiasaan disekolah dari
tahun 2012 seperti membersihkan sistem drainase dan
pemanfaatan limbah. Aksi lingkungan yang
dilaksanakan pada awal tahun 2014 sampai sekarang.
Aksi partisipasi masyarakat pada bulan agustus 2014
dan Januari 2015. Aksi pembelajaran yang
dilaksanakan awal semester gasal dan pertengahan
setiap semester. Aksi sampah bokasi (daur ulang) yang
dilaksanakan pada bulan Agustus 2014, Oktober 2014,
dan Januari 2015. Aksi sampah daun dilaksanakan
pada bulan agustus 2015. Aksi sampah kertas
dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015. Aksi
sampah Plastik yang dilaksanakan pada bulan Juli
2014- akhir tahun pelajaran 2015.
Untuk hasil dari komponen standar program
adiwiyata sudah memenuhi standar komponen
adiwiyata yang meliputi Mendukung pencapaian
standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi
penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai
-
38
sumber daya dan energi, Menciptakan kebersamaan
warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif, dan Menjadi tempat
pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar
bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Walaupun
demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh
sekolah ini. Kendala yang di hadapi oleh pihak sekolah
dalam menjalankan program adiwiyata diantaranya
adalah pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah
ini terletak pada daerah yang panas sehingga
pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara
khusus. Kendala yang selanjutnya adalah kurangnya
peran serta masyarakat sekitar dalam mendukung
program adiwiyata disekolah ini.
4.3.2 Input (Input)
Dalam aspek input ini meliputi perencanaan
program adiwiyata, personil yang tergabung dalam
program adiwiyata, kebijakan sekolah terkait dengan
kurikulum, dan anggaran dalam program adiwiyata.
Program Adiwiyata SDN 2 Tegowanu Wetan dapat
berjalan tentu dengan kerjasama tim yang baik.
Penanggung jawab program tersebut adalah Dra. Siti
Noorqoniah beliau juga selaku Kepala Sekolah. Dengan
Ketua Masyhudi, Sekretaris Budi Wahyono, dan
bendahara Sri Handayani. Mereka di bantu oleh
beberapa sseksi diantaranya terdapat sie pertamanan
dan kerindangan, sie kebersihan, sie kreatifitas daur
ulang dan hasil karya, sie penulisan slogan dan
dokumentasi, sie usaha kesehatan sekolah, sie
-
39
pengolahan sampah organik dan anorganik, sie
partisipasi pelatihan siswa dan ketertiban, dan sie
perpustakaan.
Dalam menjalankan program adiwiyata yang
dilakukan oleh sekolah adalah pertama sekolah
membentuk tim adiwiyata, tim ini terdiri dari kepala
sekolah, komite sekolah, guru, tenaga kependidikan
(tata usaha), siswa, dan orang tua siswa. Tujuan
dibentuknya tim ini adalah untuk mengkoordinasikan
tentang pelaksanaan dan pengelolaan program
adiwiyata serta keterlibatan oleh semua warga sekolah.
Kedua sekolah menyusun kajian lingkungan sekolah
dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dan
kondisi lingkungan sekolah yang terkait dengan
langkah perbaikan, kajian sekolah disini mencakup isu
lingkungan yang berhubungan dengan sampah, air,
energi, makanan kantin sekolah, dan keaneragaman
hayati. Ketiga penyusunan rencana aksi lingkungan,
terdapat 9 aksi di sekolah ini diantaranya yaitu aksi
air, aksi kebijakan dan RKAS, aksi lingkungan hayati,
aksi partisipasi masyarakat, aksi pengajaran, aksi
sampah bokasi, aksi sampah daun, aksi sampah
kertas, aksi sampah plastik. Keempat pelaksanaan
aksi, pelaksanaan aksi dapat di buktikan dengan
dokumen seperti bukti perencanaan program, bukti
kerjasama, dan foto. Kelima evaluasi dan monitoring,
tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah tim
sudah melakukan kegiatan sesuai dengan program
adiwiyata.
-
40
Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata
menghasilkan bahwa wawasan lingkungan tercantum
pada visi misi sekolah dan terdapat pada hampir semua
mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, peraturan
sekolah menitik beratkan pada peraturan yang
berkaitan dengan lingkungan hidup. Indikator
kebijakan berwawasan lingkungan juga sudah
memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi
Visi, misi dan tujuan sekolah mencerminkan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
(pelestarian fungsi lingkungan, mencegah pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas
lingkungan hidup), Beberapa mata pelajaran wajib
mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata
pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran
terkait upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, serta Apabila di integrasikan dalam
mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait
dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal.
Anggaran untuk program adiwiyata sebesar Rp.
15.540.000,00 dari dana pembiayaan RKAS sebesar Rp.
88.160.000,00. Anggaran tersebut memuat pengadaan
alat kebersihan kelas, pengadaan perlengkapan kamar
mandi/ WC, pengadaan alat kebersihan kamar mandi/
WC, rapat pembinaan guru dan karyawan dalam
program adiwiyata, pembiayaan kegiatan pramuka,
penyelenggaraan lomba kebersihan kelas, pembiayaan
kegiatan ekstrakulikuler dan pengembangan diri,
-
41
pengadaan obat-obatan, pengadaan perlengkapan UKS,
pembiayaan penanaman pohon peneduh, pembiayaan
penanaman bunga-bunga, biaya pemeliharaan pagar
sekolah,biaya pemeliharaan sumur sekolah, biaya
pemeliharaan jaringan pengairan sekolah, dan
pengadaan tempat pembuatan kompos.
4.3.3 Proses (Process)
Dalam aspek proses ini mencakup identifikasi
proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan pelaksana
program adiwiyata, kompetensi guru dalam kaitannya
dengan pembelajaran lingkungan hidup, keaktifan
pelaksana (kepala, sekolah, guru, komite, siswa),
pengelolaan sarana dan prasarana pendukung program
adiwiyata.
Dalam pelaksanaannya kepala sekolah yang
bertindak sebagai penanggung jawab bersikap tegas
dan selalu membimbing serta memonitoring segala
kegiatan yang ada di sekolah dalam hal ini khususnya
pada kegiatan yang merujuk pada program adiwiyata.
Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam
pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai
pentingnya menjaga lingkungan hidup. Selain itu siswa
juga ikut berperan aktif dalam menjalankan program
adiwiyata. Tim/ panitia yang sudah dibentuk
bertangnggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata
dengan indikator faktor internal sekolah dalam
kaitannya dengan pendidikan lingkungan hidup sudah
memenuhi standar komponen adiwiyata pada item yang
meliputi Setiap pembelajaran pada peserta didik sudah
menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik
-
42
pembelajaran secara aktif, Isu lokal maupun isu global
tertuang dalam materi ajar, RPP untuk pembelajaran di
dalam kelas dan di luar kelas, Pembelajaran LH
melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat
dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah,
penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan,
Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik
dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana
pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin
ramah lingkungan, Peserta didik sudah dapat
menerapkan pengetahuan LH dalam pemecahan
masalah LH dalam kehidupan sehari-hari, Semua
peserta didik sudah mengkomunikasikan hasil
pembelajaran LH, Tersedianya sarana dan prasarana
untuk mengatasi persoalan lingkungan sekolah antara
lain: air bersih, WC, sampah, drainasi, dan ruang
terbuka hijau, Tersedianya sarana dan prasarana
untuk mendukung pembelajaran LH di sekolah antara
lain: Green house, Toga/kebun sekolah, Komposting,
Biopori/ sumur resapan, Sarana pembelajaran LH
lainnya, Terpeliharanya sarana dan prasarana sekolah
yang ramah lingkungan antara lain: ventilasi udara dan
pencahayaan, pemeliharaan tanaman, Meningkatkan
pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah
seperti air bersih, WC, sampah, dan drainase,
Penghemanat penggunaan air, listrik, alat tulis kantor,
dan bahan lainnya, Meningkatkan kualitas pelayanan
kantin sehat, Siswa melaksanakan kegiatan bidang
lingkungan hidup, Pendidik/ guru melaksanakan
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
PLH, Pendidik dan tenaga pendidik mengikuti seminar,
-
43
workshop, maupun pendidikan lingkungan hidup,
Sarana dan prasarana terkait upaya perlindungan dan
pengelolaan LH antara lain: penyediaan air bersih,
pengelolaan sampah, saluran air, penghijauan, kantin
sehat, sarana hemat energi, Pola hidup bersih, efisiensi
pemanfaatan sumberdaya seperti pemanfaatan kembali
barang bekas menjadi produk yang bernilai, dan
Peningkatan dan pengembangan mutu lingkungan
sekolah antara lain manajemen pengelolaan sekolah.
Namun pada item Keterlibatan masyarakat sekitar dan
menjalin kemitraan dengan pihak yang terkait belum
memenuhi standar komponen adiwiyata.
4.3.4 Product
Dalam aspek produk mencakup penilaian hasil
capaian yang meliputi evaluasi program dan partisipasi
masyarakat dalam program adiwiyata di SDN 2
Tegowanu Wetan.
Warga sekolah telah dapat merawat sarana dan
prasarana, gedung dan lingkungan sekolah, Warga
sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas
sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan
hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan
ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru
dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan
aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,
Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait
untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran
komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk
pembelajaran LH dan upaya PPLH. Namun ada tiga
-
44
item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen
program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah
memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah
membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah
memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/
kasus lingkungan.
Dari hasil wawancara bersama kepala sekolah
dan guru di dapatkan bahwa partisipasi masyarakat
dirasa belum cukup untuk memenuhi standar
komponen adiwiyata. Masyarakat belum sepenuhnya
mengetahui tentang program adiwiyata yang
dilaksanakan sekolah ini, serta tidak adanya hubunga
timbal balik dari pihak sekolah maupun masyarakat.
Padahal dalam program adiwiyata hal tersebut
merupakan hal yang penting. Yang diharapkan
selanjutnya sekolah memberikan sumbang sihnya
kepada masyarakat begitu pula sebaliknya jadi program
ini dapat berjalan dengan maksimal.
Sedangkan dari hasil wawancara masyarakat
diperoleh bahwa masyarakat tidak mengetahui tentang
program adiwiyata secara jelas. Masyarakat hanya
mengetahui bahwa sekolah mendapatkan juara tingkat
Kabupaten sebagai sekolah terbersih. Sebenarnya
masyarakat sudah diberi tahu tentang program namun
kurang berkena pada wali murid, mereka hanya tau
bahwa sekolah telah menjuarai sebagai sekolah
terbersih tingkat kabupaten. Dukungan wali murid
berupa menemani anak belajar dirumah. Masyarakat
juga tidak mendapat dukungan kemitraan dari sekolah,
hanya komite yang mendukung program tersebut.
-
45
4.4 Pembahasan
Pembahasan ini akan membahas hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi evaluasi
program Adiwiyata dan Peran Serta Masyarakat.
Evaluasi Program Adiwiyata yang menggunakan model
evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).
Evaluasi program yang di lakasanakan di
merupakan suatu kegiatan yang diadakan untuk
mengevaluasi program Adiwiyata dengan tujuan
apakah program yang dilaksanakan di sekolah ini
sudah memenuhi standar dari komponen Adiwiyata.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Musa (2005)
yang menyebutkan “evaluasi program sebagai suatu
kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang
keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana,
sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas”
Evaluasi program Adiwiyata di Sekolah Dasar
Negeri 2 Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan dilaksanakan dengan
menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input,
process, Product), pengumpulan data dengan studi
dokumentasi dan wawancara. Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah dan guru serta masyarakat
sekitar khususnya wali murid. Studi dokumentasi
dilakukan dengan menggunakan landasan empat
komponen Adiwiyata yaitu kebijakan berwawasan
lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,
dan pengelolaan sarana prasarana pendukung ramah
lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pandangan
Arikunto dan Cepi (2010: 45) bahwa “model CIPP
-
46
adalah model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian,
jika tim elevator sudah menentukan model CIPP
sebagai model yang akan digunakan untuk
mengevaluasi program maka harus dianalisis terlebih
daluhu berdasarkan komponen-komponennya”.
Dengan penggunaan model evaluasi tersebut
diharapkan ada tindak lanjut dari program Adiwiyata
untuk kebaikan bersama khususnya kebaikan sekolah.
Sesuai dengan jabaran oleh kementrian Lingkungan
Hidup (2006) bahwa tujuan Adiwiyata adalah untuk
mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
4.4.1 Context
Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008)
menyebutkan bahwa tujuan dari evaluasi konteks yang
utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam program yang ingin
dilaksanakan. Sesuai dengan pendapat tersebut,
kekuatan dari program Adiwiyata ini ada karena
dibentuknya tim/ panitia yang sudah di bagi dan
bertanggung jawab dalam tugasnya masing-masing.
Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan dengan rincian kegiatan
dan penanggung jawab serta peserta yang sudah jelas.
Untuk komponen standar adiwiyata sudah memenuhi
standar yang meliputi Mendukung pencapaian standar
kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi
lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi penggunaan
-
47
dana operasional sekolah melalui penghematan dan
pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi, Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan
kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan
kondusif, dan Menjadi tempat pembelajaran tentang
nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
masyarakat sekitar di SDN 2 Tegowanu Wetan.
Kelebihan dengan mengikuti program Adiwiyata
sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan
karena dengan melaksanakan program adiwiyata
masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki
lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman
dan kedisiplinan dari siswa. Walaupun demikian masih
terdapat kendala yang dihadapi oleh sekolah ini dalam
menjalankan program adiwiyata diantaranya adalah
pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah ini
terletak pada daerah yang panas sehingga
pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara
khusus. Pemeliharaan tanaman ini bisa dilakukan
dengan cara menyiraminya setiap hari dan pemberian
pupuk, adapun tanaman yang telah mati dapat diganti
dengan tanaman yang baru. Tanaman yang baru dapat
diperoleh dari sumbangan tanaman dari siswa, guru,
maupun komite yang sedianya ingin membantu agar
program adiwiyata ini berhasil di sekolah ini. Kendala
yang selanjutnya adalah kurangnya peran serta
masyarakat sekitar dalam mendukung program
adiwiyata disekolah ini. Karena hal tersebut maka tidak
adanya hubungan timbal balik antara sekolah dan
-
48
masyarakat. Hal yang seharusnya terjadi adalah
masyarakat menyumbangkan aspirasinya ke sekolah
untuk mendukung program ini dan sebaliknya sekolah
juga memberikan sumbangan bisa berupa tanaman
untuk ditanam oleh masyarakat sehingga bukan hanya
lingkungan dalam sekolah saja yang diperhatikan akan
tetapi lingkungan disekitar sekolah juga. Sampai
sekarang pihak sekolah masih mengupayakan
pendekatan dengan masyarakat sekitar agar mau ikut
berpartisipasi dalam program adiwiyata yang diadakan
di sekolah ini.
4.4.1 Input
Penanggung jawab program di SDN 2 Tegowanu
Wetan adalah Dra. Siti Noorqoniah dengan bantuan
dari ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi
program adiwiyata bekerjasama dengan baik untuk
melaksanakan program ini. Tim/ panitia tersebut
dibentuk untuk mengkoordinasikan tentang
pelaksanaan program adiwiyata. Setelah terbentuknya
tim maka rencana program dapat di buat dan
dilaksanakan. Pelaksanaan program yang sudah
berjalan dapat di evaluasi agar mengetahui apakah
program dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Untuk Input dengan indikator kebijakan
berwawasan lingkungan juga sudah memenuhi standar
komponen adiwiyata yang meliputi Visi, misi dan
tujuan sekolah mencerminkan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup (pelestarian fungsi
lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan
hidup). Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik
-
49
karena adanya pemahaman dari warga sekolah akan
pembelajaran perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Hasil penelitian ini hampir sama
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Yeni Isnaeni guru SMP Negeri 3 Gresik pada tahun
2013 dengan judul penelitian “Implementasi Kebijakan
Program Adiwiyata di SMP Negeri 3 Gresik”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor pendukung
implementasi kebijakan adalah adanya persamaan
pemahaman dari seluruh warga sekolah dan ditunjang
sarana dan prasarana yang memadai, dampak
langsung kebijakan tersebut adalah adanya kesadaran
warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup dan
merawatnya dengan baik.
Beberapa mata pelajaran wajib sudah
mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata
pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran
terkait upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, serta apabila di integrasikan dalam
mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait
dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal.
Pihak sekolah menitik beratkan pada peraturan yang
berkaitan dengan lingkungan hidup. Hal ini merupakan
strategi yang dilakukan sekolah agar siswa memiliki
sikap yang cinta akan lingkungan hidup.
4.4.1 Process
Proses evaluasi dalam penelitian ini
menggunakan indikator faktor internal sekolah. Faktor
-
50
internal ini dirasa sangat mempengaruhi proses dari
terlaksananya program Adiwiyata. Dalam pelaksanaan
program Adiwiyata Kepala sekolah selalu memberikan
arahan serta ikut terjun langsung dalam kegiatan agar
kegiatan dapat berjalan lancar. Hal serupa juga
dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu
menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan
hidup, seperti menerapkan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, Isu lokal
maupun isu global tertuang dalam materi ajar, RPP
untuk pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas,
Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik
dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana
pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin
ramah lingkungan, Pembelajaran LH melibatkan
orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi
antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan
air bersih, kantin ramah lingkungan. Bahkan guru
selalu memanfaatkan lingkungan sekolah seperti jenis
tanaman ataupun melakukan daur ulang sebagai
media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa
semakin tertarik akan pentingnya menjaga lingkungan
hidup.
Berkat kerjasama yang baik dan tanggung jawab
yang besar dari guru, siswa sudah dapat menerapkan
pengetahuan LH dalam pemecahan masalah LH dalam
kehidupan sehari-hari, Semua peserta didik sudah
mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH. Sejalan
dengan penelitian dari Amy T. Parlo and Malcolm B.
Butler pada tahun 2007 yang berjudul “Impediments to
Environmental Education Instruction in the Classroom: A
-
51
Post-Workshop Inquiry” dengan hasil penelitian bahwa
penekanan yang lebih besar dibutuhkan pada
penyediaan kesempatan bagi peserta untuk membuat
hubungan yang jelas dengan instruksi mereka dalam
populasi kelas sains. Selain kerjasama yang baik antara
warga sekolah juga terdapat anggaran khusus yang
dikeluarkan oleh sekolah untuk program adiwiyata.
Anggaran ini dimuat dalam RKAS, anggaran ini dibuat
antara lain untuk pemeliharaan tanaman serta
kegiatan lain yang kaitannya dengan program
adiwiyata.
Sarana dan prasarana untuk mengatasi
persoalan lingkungan sekolah dan sarpras untuk
menunjang pembelajaran Lingkungan Hidup juga telah
tersedia dengan baik. Hal ini tentu saja di ikuti dengan
pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut. Untuk
menjalankan program ini dengan maksimal pendidik
dan tenaga pendidik mengikuti seminar, workshop,
maupun pendidikan lingkungan hidup, Sarana dan
prasarana terkait upaya perlindungan dan pengelolaan
LH agar dapat memanfaatkan serta menjaga
lingkungan hidup yang ada di sekolah dengan baik
bersama siswa dan warga sekolah lainnya. Seminar ini
dilakukan agar guru dapat memahami akan pentingnya
pemanfaatan sumberdaya dan dapat mengajarkan
kepada siswa seperti pemanfaatan kembali barang
bekas menjadi produk yang bernilai, dan Peningkatan
dan pengembangan mutu lingkungan sekolah antara
lain manajemen pengelolaan sekolah.
-
52
4.4.1 Product
Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008)
menyebutkan bahwa evaluasi produk untuk menolong
keputusan selanjutnya. Dengan indikator partisipasi
masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap program Adiwiyata. Yang dimaksud dengan
kontribusi adalah adanya keputusan untuk
melanjutkan program, apakah ada tambahan jika
terdapat kekurangan pada indikator ini atau malah
progam akan diberhentikan.
Untuk indikator produk ini dilakukan penelitian
dengan fokus pada peran serta masyarakat dengan
hasil penelitian bahwa masyarakat sekitar ternyata
belum mengetahui sepenuhnya tentang program
Adiwiyata, mereka hanya mengetahui bahwa sekolah
telah menjuarai sebagai sekolah terbersih se-
Kabupaten. Untuk Warga sekolah telah dapat merawat
sarana dan prasarana, gedung dan lingkungan sekolah,
Warga sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas
sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan
hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan
ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru
dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan
aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,
Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait
untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran
komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk
pembelajaran LH dan upaya PPLH.
-
53
Namun ada tiga item yang belum terpenuhi
sebagai standar komponen program adiwiyata
diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan
narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina
pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi
dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus
lingkungan. Kekurangan yang terdapat dalam
komponen standar adiwiyata ini masih diupayakan oleh
pihak sekolah agar kedepannya program ini dapat
berjalan dengan maksimal. Seperti kendala yang terjadi
dalam hubungannya dengan peran serta masyarakat.
Sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan cara
merangkul orang tua siswa dan masyarakat dan
member tahu tentang adanya program adiwiyata ini.
Diharapka dengan peran serta mereka program ini
dapat berkembang dan menambah prestasi dari
sekolah agar sekolah dikenal di kalayak umum.
Pada indikator produk dengan fokus partisipasi
masyarakat ini dilaksanakan penelitian namun
hasilnya masih kosong karena hasil dari evaluasi
digunakan untuk keberlanjutan program yaitu
meningkatkan partisipasi masyarakat.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ellen
Landriany dengan judul penelitian “Implementasi
Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan
Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan
lingkungan hidup di sekolah sudah dituangkan dalam
surat keputusan dan terintegrasi dalam masing-masing
-
54
mata pelajaran. Kemudian mensosialisasikan beberapa
kegiatan utama dengan pendekatan pada siswa guna
mendapatkan dukungan yang sempurna sehingga
menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa sekolah
tersebut benar-benar sekolah berwawasan lingkungan.
Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi
permasalahan yang menghambat pelaksanaan
adiwiyata, seperti satuan tugas yang tidak tepat waktu
serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar
dalam memahami konsep sekolah berwawasan
lingkungan hidup, masalah pendanaan, dan dukungan
masyarakat serta instansi lain yang masih rendah.
Sekolah sudah melakukan langkah-langkah strategi
guna mengatasi hambatan.
Kekurangan yang terdapat pada program
adiwiyata di SDN 2 Tegowanu Wetan menitik beratkan
pada partisipasi masyarakat yang kurang. Hal ini dapat
di atasi dengan beberapa aksi yang di mulai dari pihak
sekolah diantaranya adalah pihak sekolah hendaknya
melakukan sosialisasi yang jelas tentang program
adiwiyata kepada orang tua siswa karena dengan hal
itu orang tua siswa dapat memberitahukan kepada
masyarakat luas tentang program unggulan sekolah ini,
kedua pihak sekolah memberikan sumbang sih kepada
masyarakat sekitar misal memberikan tanaman atau
memberikan pendidikan lingkungan hidup seperti
mengolah limbah atau memanfaatkan barang bekas
sehingga sekolah tidak hanya melestarikan lingkungan
hidup di lingkungan sekolah tetapi juga pada
lingkungan sekitar sekolah