BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN€¦ · tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain...

22
33 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor 8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu kabupaten Grobogan. Jumlah siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan pada Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 139 anak dengan latar belakang ekonomi dan tempat tinggal yang beragam. Sedangkan untuk tenaga pendidik sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa inggris, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga sekolah, dan 1 petugas perpustakaan. SDN 2 Tegowanu Wetan merupakan SD binaan program Adiwiyata dari SMPN 1 Tegowanu. Dengan binaan tersebut maka SDN 2 Tegowanu Wetan ditetapkan sebagai SD Adiwiyata pada tahun 2014. Dengan diberlakukannya program adiwiyata sekolah ini menjadi sekolah yang terlihat asri dan bersih dengan tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain itu dengan lingkungan belajar yang mendukung menjadikan siswanya lebih sadar atas kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya. Setiap pagi siswa dengan suka hati membersihkan ruang kelas maupun halaman sekolah tanpa diperintahkan oleh guru. Dengan keadaan ruang kelas yang bersih dan juga lingkungan sekolah yang asri maka siswa di

Transcript of BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN€¦ · tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain...

  • 33

    BAB IV

    PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu

    Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor

    8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu kabupaten

    Grobogan. Jumlah siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan

    pada Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 139 anak

    dengan latar belakang ekonomi dan tempat tinggal yang

    beragam. Sedangkan untuk tenaga pendidik sebanyak

    15 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru

    kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa

    inggris, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga sekolah, dan 1

    petugas perpustakaan.

    SDN 2 Tegowanu Wetan merupakan SD binaan

    program Adiwiyata dari SMPN 1 Tegowanu. Dengan

    binaan tersebut maka SDN 2 Tegowanu Wetan

    ditetapkan sebagai SD Adiwiyata pada tahun 2014.

    Dengan diberlakukannya program adiwiyata sekolah ini

    menjadi sekolah yang terlihat asri dan bersih dengan

    tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain itu

    dengan lingkungan belajar yang mendukung

    menjadikan siswanya lebih sadar atas kebersihan

    lingkungan maupun kebersihan dirinya. Setiap pagi

    siswa dengan suka hati membersihkan ruang kelas

    maupun halaman sekolah tanpa diperintahkan oleh

    guru. Dengan keadaan ruang kelas yang bersih dan

    juga lingkungan sekolah yang asri maka siswa di

  • 34

    sekolah ini menjadi nyaman untuk kegiatan belajar

    mengajar. Program Adiwiyata juga membuat kreatifitas

    anak terasah salah satunya dengan cara

    memanfaatkan barang tak terpakai menjadi barang

    yang berguna kembali, sebagai contoh adalah

    memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot bunga

    maupun hiasan yang dapat di letakkan di jendela

    ataupun membuatnya menjadi bunga plastik. Dengan

    ketelatenan dari guru dan siswa program ini dapat

    berhasil diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan.

    4.2 Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilakukan oleh peneliti bersama kepala

    sekolah, dan satu perwakilan guru pada tanggal 22

    April 2015 di ruang kepala sekolah. Wawancara

    dilakukan kurang lebih dua jam. Dalam wawancara ini,

    membahas tentang bagaimana asal mula sekolah

    tersebut mengikuti program adiwiyata, pelaksanaan

    program adiwiyata sehingga program ini diterapkan

    disekolah ini, kebijakan berwawasan lingkungan yang

    ada di sekolah ini, faktor internal yang mempengaruhi

    terlaksananya program di sekolah ini, serta dukungan

    dari masyarakat dalam keterlaksanaan program

    adiwiyata.

    Setelah wawancara dilakukan peneliti melakukan

    studi dokumentasi dengan melihat apakah program

    adiwiyata yang diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan

    sudah sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata

    yang diantaranya meliputi kebijakan berwawasan

    lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis

    lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,

  • 35

    dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

    Setelah studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan

    pendampingan dari kepala sekolah mengajak

    berkeliling sekolah untuk melihat kondisi sekolah.

    keempat komponen tersebut sebelumnya telah di

    kaitkan dengan model evaluasi CIPP yang di pakai oleh

    peneliti agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur

    model evaluasi CIPP.

    Penelitian kedua dilakukan pada tanggal 24 april

    2015 dengan mewawancarai masyarakat. Hal ini

    dilakukan untuk mencocokkan jawaban dari pihak

    sekolah apakah sesuai dengan jawaban masyarakat

    atau tidak. Peneliti mendatangi salah satu rumah

    masyarakat sekaligus orang tua siswa di SDN 2

    Tegowanu Wetan. Dalam wawancara ini pertama

    peneliti menanyakan tentang apakah narasumber

    mengetahui program adiwiyata yang ada di sekolah

    tersebut, kemudian dilanjutkan dengan apakah dari

    pihak sekolah menjalin kemitraan dalam rangka

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

    4.3 Hasil Penelitian

    Pada hasil penelitian ini akan dibahas tentang

    deskriptif tentang penelitian yang telah dilakukan. Dari

    hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang

    dilakukan oleh peneliti maka di deroleh hasil sebagai

    berikut:

    4.3.1 Konteks (Context)

    Dalam aspek konteks ini meliputi program

    adiwiyata dari pengertian, tujuan, pelaksanaan, jadwal

    kegiatan program adiwiyata.

  • 36

    Program adiwiyata merupakan program sekolah

    dimana sekolah memiliki tempat yang baik dan ideal

    untuk memperoleh ilmu pengetahuan khususnya

    dalam bidang lingkungan hidup. Dengan di

    berlakukannya program adiwiyata ini diharapkan agar

    dapat mewujudkan warga sekolah yang bertanggung

    jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik.

    Pelakasanaan program Adiwiyata ini dimulai sejak

    tahun 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan

    Kepala Sekolah, awal mula SDN 2 Tegowanu Wetan

    mencanangkan program Adiwiyata merupakan

    penawaran dari SMPN 1 Tegowanu, karena dalam

    komponen standar Adiwiyata sekolah yang telah

    melaksanakan program Adiwiyata harus memiliki

    sekolah binaan. Dari penawaran tersebut kepala

    sekolah, guru, beserta komite mengadakan rapat

    apakah berkenan untuk siap melaksanakan program

    ini. Dari rapat tersebut menghasilkan bahwa sekolah

    merasa perlu mengikuti program ini karena dengan

    program ini Dengan mengikuti program adiwiyata

    sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan,

    karena dengan melaksanakan program adiwiyata

    masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki

    lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan

    belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman

    dan kedisiplinan dari siswa.

    Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan

    berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk

    pengelolaan fasilitas sanitasi air bersih dilaksanakan

  • 37

    pada setiap hari oleh guru dan siswa. Untuk

    pembuangan sampah dilaksanakan setiap hari.

    Gerakan bersih merata dilaksanakan setiap hari oleh

    guru yang sudah di jadwalkan. Pelaksanaan piket

    kebersihan toilet dilaksanakan setiap hari oleh siswa

    sesuai denganjadwal yang telah dibuat. Terdapat pula

    aksi-aksi lingkungan yang dibuat dalam program

    adiwiyata diantaranya adalah aksi air, aksi air

    dilaksanakan pada bulan Mei 2015, adapula aksi yang

    sudah berjalan karena pembiasaan disekolah dari

    tahun 2012 seperti membersihkan sistem drainase dan

    pemanfaatan limbah. Aksi lingkungan yang

    dilaksanakan pada awal tahun 2014 sampai sekarang.

    Aksi partisipasi masyarakat pada bulan agustus 2014

    dan Januari 2015. Aksi pembelajaran yang

    dilaksanakan awal semester gasal dan pertengahan

    setiap semester. Aksi sampah bokasi (daur ulang) yang

    dilaksanakan pada bulan Agustus 2014, Oktober 2014,

    dan Januari 2015. Aksi sampah daun dilaksanakan

    pada bulan agustus 2015. Aksi sampah kertas

    dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015. Aksi

    sampah Plastik yang dilaksanakan pada bulan Juli

    2014- akhir tahun pelajaran 2015.

    Untuk hasil dari komponen standar program

    adiwiyata sudah memenuhi standar komponen

    adiwiyata yang meliputi Mendukung pencapaian

    standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar

    kompetensi lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi

    penggunaan dana operasional sekolah melalui

    penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai

  • 38

    sumber daya dan energi, Menciptakan kebersamaan

    warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih

    nyaman dan kondusif, dan Menjadi tempat

    pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan

    pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar

    bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Walaupun

    demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh

    sekolah ini. Kendala yang di hadapi oleh pihak sekolah

    dalam menjalankan program adiwiyata diantaranya

    adalah pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah

    ini terletak pada daerah yang panas sehingga

    pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara

    khusus. Kendala yang selanjutnya adalah kurangnya

    peran serta masyarakat sekitar dalam mendukung

    program adiwiyata disekolah ini.

    4.3.2 Input (Input)

    Dalam aspek input ini meliputi perencanaan

    program adiwiyata, personil yang tergabung dalam

    program adiwiyata, kebijakan sekolah terkait dengan

    kurikulum, dan anggaran dalam program adiwiyata.

    Program Adiwiyata SDN 2 Tegowanu Wetan dapat

    berjalan tentu dengan kerjasama tim yang baik.

    Penanggung jawab program tersebut adalah Dra. Siti

    Noorqoniah beliau juga selaku Kepala Sekolah. Dengan

    Ketua Masyhudi, Sekretaris Budi Wahyono, dan

    bendahara Sri Handayani. Mereka di bantu oleh

    beberapa sseksi diantaranya terdapat sie pertamanan

    dan kerindangan, sie kebersihan, sie kreatifitas daur

    ulang dan hasil karya, sie penulisan slogan dan

    dokumentasi, sie usaha kesehatan sekolah, sie

  • 39

    pengolahan sampah organik dan anorganik, sie

    partisipasi pelatihan siswa dan ketertiban, dan sie

    perpustakaan.

    Dalam menjalankan program adiwiyata yang

    dilakukan oleh sekolah adalah pertama sekolah

    membentuk tim adiwiyata, tim ini terdiri dari kepala

    sekolah, komite sekolah, guru, tenaga kependidikan

    (tata usaha), siswa, dan orang tua siswa. Tujuan

    dibentuknya tim ini adalah untuk mengkoordinasikan

    tentang pelaksanaan dan pengelolaan program

    adiwiyata serta keterlibatan oleh semua warga sekolah.

    Kedua sekolah menyusun kajian lingkungan sekolah

    dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dan

    kondisi lingkungan sekolah yang terkait dengan

    langkah perbaikan, kajian sekolah disini mencakup isu

    lingkungan yang berhubungan dengan sampah, air,

    energi, makanan kantin sekolah, dan keaneragaman

    hayati. Ketiga penyusunan rencana aksi lingkungan,

    terdapat 9 aksi di sekolah ini diantaranya yaitu aksi

    air, aksi kebijakan dan RKAS, aksi lingkungan hayati,

    aksi partisipasi masyarakat, aksi pengajaran, aksi

    sampah bokasi, aksi sampah daun, aksi sampah

    kertas, aksi sampah plastik. Keempat pelaksanaan

    aksi, pelaksanaan aksi dapat di buktikan dengan

    dokumen seperti bukti perencanaan program, bukti

    kerjasama, dan foto. Kelima evaluasi dan monitoring,

    tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah tim

    sudah melakukan kegiatan sesuai dengan program

    adiwiyata.

  • 40

    Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata

    menghasilkan bahwa wawasan lingkungan tercantum

    pada visi misi sekolah dan terdapat pada hampir semua

    mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, peraturan

    sekolah menitik beratkan pada peraturan yang

    berkaitan dengan lingkungan hidup. Indikator

    kebijakan berwawasan lingkungan juga sudah

    memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi

    Visi, misi dan tujuan sekolah mencerminkan upaya

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

    (pelestarian fungsi lingkungan, mencegah pencemaran

    dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas

    lingkungan hidup), Beberapa mata pelajaran wajib

    mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata

    pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait

    upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,

    Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran

    terkait upaya perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup, serta Apabila di integrasikan dalam

    mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait

    dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal.

    Anggaran untuk program adiwiyata sebesar Rp.

    15.540.000,00 dari dana pembiayaan RKAS sebesar Rp.

    88.160.000,00. Anggaran tersebut memuat pengadaan

    alat kebersihan kelas, pengadaan perlengkapan kamar

    mandi/ WC, pengadaan alat kebersihan kamar mandi/

    WC, rapat pembinaan guru dan karyawan dalam

    program adiwiyata, pembiayaan kegiatan pramuka,

    penyelenggaraan lomba kebersihan kelas, pembiayaan

    kegiatan ekstrakulikuler dan pengembangan diri,

  • 41

    pengadaan obat-obatan, pengadaan perlengkapan UKS,

    pembiayaan penanaman pohon peneduh, pembiayaan

    penanaman bunga-bunga, biaya pemeliharaan pagar

    sekolah,biaya pemeliharaan sumur sekolah, biaya

    pemeliharaan jaringan pengairan sekolah, dan

    pengadaan tempat pembuatan kompos.

    4.3.3 Proses (Process)

    Dalam aspek proses ini mencakup identifikasi

    proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan pelaksana

    program adiwiyata, kompetensi guru dalam kaitannya

    dengan pembelajaran lingkungan hidup, keaktifan

    pelaksana (kepala, sekolah, guru, komite, siswa),

    pengelolaan sarana dan prasarana pendukung program

    adiwiyata.

    Dalam pelaksanaannya kepala sekolah yang

    bertindak sebagai penanggung jawab bersikap tegas

    dan selalu membimbing serta memonitoring segala

    kegiatan yang ada di sekolah dalam hal ini khususnya

    pada kegiatan yang merujuk pada program adiwiyata.

    Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam

    pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai

    pentingnya menjaga lingkungan hidup. Selain itu siswa

    juga ikut berperan aktif dalam menjalankan program

    adiwiyata. Tim/ panitia yang sudah dibentuk

    bertangnggung jawab atas tugasnya masing-masing.

    Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata

    dengan indikator faktor internal sekolah dalam

    kaitannya dengan pendidikan lingkungan hidup sudah

    memenuhi standar komponen adiwiyata pada item yang

    meliputi Setiap pembelajaran pada peserta didik sudah

    menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik

  • 42

    pembelajaran secara aktif, Isu lokal maupun isu global

    tertuang dalam materi ajar, RPP untuk pembelajaran di

    dalam kelas dan di luar kelas, Pembelajaran LH

    melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat

    dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah,

    penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan,

    Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik

    dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana

    pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin

    ramah lingkungan, Peserta didik sudah dapat

    menerapkan pengetahuan LH dalam pemecahan

    masalah LH dalam kehidupan sehari-hari, Semua

    peserta didik sudah mengkomunikasikan hasil

    pembelajaran LH, Tersedianya sarana dan prasarana

    untuk mengatasi persoalan lingkungan sekolah antara

    lain: air bersih, WC, sampah, drainasi, dan ruang

    terbuka hijau, Tersedianya sarana dan prasarana

    untuk mendukung pembelajaran LH di sekolah antara

    lain: Green house, Toga/kebun sekolah, Komposting,

    Biopori/ sumur resapan, Sarana pembelajaran LH

    lainnya, Terpeliharanya sarana dan prasarana sekolah

    yang ramah lingkungan antara lain: ventilasi udara dan

    pencahayaan, pemeliharaan tanaman, Meningkatkan

    pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah

    seperti air bersih, WC, sampah, dan drainase,

    Penghemanat penggunaan air, listrik, alat tulis kantor,

    dan bahan lainnya, Meningkatkan kualitas pelayanan

    kantin sehat, Siswa melaksanakan kegiatan bidang

    lingkungan hidup, Pendidik/ guru melaksanakan

    pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

    PLH, Pendidik dan tenaga pendidik mengikuti seminar,

  • 43

    workshop, maupun pendidikan lingkungan hidup,

    Sarana dan prasarana terkait upaya perlindungan dan

    pengelolaan LH antara lain: penyediaan air bersih,

    pengelolaan sampah, saluran air, penghijauan, kantin

    sehat, sarana hemat energi, Pola hidup bersih, efisiensi

    pemanfaatan sumberdaya seperti pemanfaatan kembali

    barang bekas menjadi produk yang bernilai, dan

    Peningkatan dan pengembangan mutu lingkungan

    sekolah antara lain manajemen pengelolaan sekolah.

    Namun pada item Keterlibatan masyarakat sekitar dan

    menjalin kemitraan dengan pihak yang terkait belum

    memenuhi standar komponen adiwiyata.

    4.3.4 Product

    Dalam aspek produk mencakup penilaian hasil

    capaian yang meliputi evaluasi program dan partisipasi

    masyarakat dalam program adiwiyata di SDN 2

    Tegowanu Wetan.

    Warga sekolah telah dapat merawat sarana dan

    prasarana, gedung dan lingkungan sekolah, Warga

    sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas

    sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan

    hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan

    ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru

    dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi

    terkait dengan perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan

    aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,

    Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait

    untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran

    komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk

    pembelajaran LH dan upaya PPLH. Namun ada tiga

  • 44

    item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen

    program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah

    memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah

    membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah

    memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan

    pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/

    kasus lingkungan.

    Dari hasil wawancara bersama kepala sekolah

    dan guru di dapatkan bahwa partisipasi masyarakat

    dirasa belum cukup untuk memenuhi standar

    komponen adiwiyata. Masyarakat belum sepenuhnya

    mengetahui tentang program adiwiyata yang

    dilaksanakan sekolah ini, serta tidak adanya hubunga

    timbal balik dari pihak sekolah maupun masyarakat.

    Padahal dalam program adiwiyata hal tersebut

    merupakan hal yang penting. Yang diharapkan

    selanjutnya sekolah memberikan sumbang sihnya

    kepada masyarakat begitu pula sebaliknya jadi program

    ini dapat berjalan dengan maksimal.

    Sedangkan dari hasil wawancara masyarakat

    diperoleh bahwa masyarakat tidak mengetahui tentang

    program adiwiyata secara jelas. Masyarakat hanya

    mengetahui bahwa sekolah mendapatkan juara tingkat

    Kabupaten sebagai sekolah terbersih. Sebenarnya

    masyarakat sudah diberi tahu tentang program namun

    kurang berkena pada wali murid, mereka hanya tau

    bahwa sekolah telah menjuarai sebagai sekolah

    terbersih tingkat kabupaten. Dukungan wali murid

    berupa menemani anak belajar dirumah. Masyarakat

    juga tidak mendapat dukungan kemitraan dari sekolah,

    hanya komite yang mendukung program tersebut.

  • 45

    4.4 Pembahasan

    Pembahasan ini akan membahas hasil penelitian

    yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi evaluasi

    program Adiwiyata dan Peran Serta Masyarakat.

    Evaluasi Program Adiwiyata yang menggunakan model

    evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).

    Evaluasi program yang di lakasanakan di

    merupakan suatu kegiatan yang diadakan untuk

    mengevaluasi program Adiwiyata dengan tujuan

    apakah program yang dilaksanakan di sekolah ini

    sudah memenuhi standar dari komponen Adiwiyata.

    Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Musa (2005)

    yang menyebutkan “evaluasi program sebagai suatu

    kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang

    keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana,

    sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas”

    Evaluasi program Adiwiyata di Sekolah Dasar

    Negeri 2 Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu

    Kabupaten Grobogan dilaksanakan dengan

    menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input,

    process, Product), pengumpulan data dengan studi

    dokumentasi dan wawancara. Wawancara dilakukan

    dengan kepala sekolah dan guru serta masyarakat

    sekitar khususnya wali murid. Studi dokumentasi

    dilakukan dengan menggunakan landasan empat

    komponen Adiwiyata yaitu kebijakan berwawasan

    lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis

    lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,

    dan pengelolaan sarana prasarana pendukung ramah

    lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pandangan

    Arikunto dan Cepi (2010: 45) bahwa “model CIPP

  • 46

    adalah model evaluasi yang memandang program yang

    dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian,

    jika tim elevator sudah menentukan model CIPP

    sebagai model yang akan digunakan untuk

    mengevaluasi program maka harus dianalisis terlebih

    daluhu berdasarkan komponen-komponennya”.

    Dengan penggunaan model evaluasi tersebut

    diharapkan ada tindak lanjut dari program Adiwiyata

    untuk kebaikan bersama khususnya kebaikan sekolah.

    Sesuai dengan jabaran oleh kementrian Lingkungan

    Hidup (2006) bahwa tujuan Adiwiyata adalah untuk

    mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab

    dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

    hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk

    mendukung pembangunan berkelanjutan.

    4.4.1 Context

    Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008)

    menyebutkan bahwa tujuan dari evaluasi konteks yang

    utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan

    kelemahan yang ada dalam program yang ingin

    dilaksanakan. Sesuai dengan pendapat tersebut,

    kekuatan dari program Adiwiyata ini ada karena

    dibentuknya tim/ panitia yang sudah di bagi dan

    bertanggung jawab dalam tugasnya masing-masing.

    Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan sesuai

    jadwal yang telah ditetapkan dengan rincian kegiatan

    dan penanggung jawab serta peserta yang sudah jelas.

    Untuk komponen standar adiwiyata sudah memenuhi

    standar yang meliputi Mendukung pencapaian standar

    kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi

    lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi penggunaan

  • 47

    dana operasional sekolah melalui penghematan dan

    pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan

    energi, Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan

    kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan

    kondusif, dan Menjadi tempat pembelajaran tentang

    nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan

    hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan

    masyarakat sekitar di SDN 2 Tegowanu Wetan.

    Kelebihan dengan mengikuti program Adiwiyata

    sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan

    karena dengan melaksanakan program adiwiyata

    masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki

    lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan

    belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman

    dan kedisiplinan dari siswa. Walaupun demikian masih

    terdapat kendala yang dihadapi oleh sekolah ini dalam

    menjalankan program adiwiyata diantaranya adalah

    pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah ini

    terletak pada daerah yang panas sehingga

    pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara

    khusus. Pemeliharaan tanaman ini bisa dilakukan

    dengan cara menyiraminya setiap hari dan pemberian

    pupuk, adapun tanaman yang telah mati dapat diganti

    dengan tanaman yang baru. Tanaman yang baru dapat

    diperoleh dari sumbangan tanaman dari siswa, guru,

    maupun komite yang sedianya ingin membantu agar

    program adiwiyata ini berhasil di sekolah ini. Kendala

    yang selanjutnya adalah kurangnya peran serta

    masyarakat sekitar dalam mendukung program

    adiwiyata disekolah ini. Karena hal tersebut maka tidak

    adanya hubungan timbal balik antara sekolah dan

  • 48

    masyarakat. Hal yang seharusnya terjadi adalah

    masyarakat menyumbangkan aspirasinya ke sekolah

    untuk mendukung program ini dan sebaliknya sekolah

    juga memberikan sumbangan bisa berupa tanaman

    untuk ditanam oleh masyarakat sehingga bukan hanya

    lingkungan dalam sekolah saja yang diperhatikan akan

    tetapi lingkungan disekitar sekolah juga. Sampai

    sekarang pihak sekolah masih mengupayakan

    pendekatan dengan masyarakat sekitar agar mau ikut

    berpartisipasi dalam program adiwiyata yang diadakan

    di sekolah ini.

    4.4.1 Input

    Penanggung jawab program di SDN 2 Tegowanu

    Wetan adalah Dra. Siti Noorqoniah dengan bantuan

    dari ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi

    program adiwiyata bekerjasama dengan baik untuk

    melaksanakan program ini. Tim/ panitia tersebut

    dibentuk untuk mengkoordinasikan tentang

    pelaksanaan program adiwiyata. Setelah terbentuknya

    tim maka rencana program dapat di buat dan

    dilaksanakan. Pelaksanaan program yang sudah

    berjalan dapat di evaluasi agar mengetahui apakah

    program dapat berjalan dengan baik atau tidak.

    Untuk Input dengan indikator kebijakan

    berwawasan lingkungan juga sudah memenuhi standar

    komponen adiwiyata yang meliputi Visi, misi dan

    tujuan sekolah mencerminkan upaya perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup (pelestarian fungsi

    lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan

    lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan

    hidup). Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik

  • 49

    karena adanya pemahaman dari warga sekolah akan

    pembelajaran perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup. Hasil penelitian ini hampir sama

    dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

    Yeni Isnaeni guru SMP Negeri 3 Gresik pada tahun

    2013 dengan judul penelitian “Implementasi Kebijakan

    Program Adiwiyata di SMP Negeri 3 Gresik”. Hasil dari

    penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor pendukung

    implementasi kebijakan adalah adanya persamaan

    pemahaman dari seluruh warga sekolah dan ditunjang

    sarana dan prasarana yang memadai, dampak

    langsung kebijakan tersebut adalah adanya kesadaran

    warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup dan

    merawatnya dengan baik.

    Beberapa mata pelajaran wajib sudah

    mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata

    pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait

    upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,

    Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran

    terkait upaya perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup, serta apabila di integrasikan dalam

    mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait

    dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal.

    Pihak sekolah menitik beratkan pada peraturan yang

    berkaitan dengan lingkungan hidup. Hal ini merupakan

    strategi yang dilakukan sekolah agar siswa memiliki

    sikap yang cinta akan lingkungan hidup.

    4.4.1 Process

    Proses evaluasi dalam penelitian ini

    menggunakan indikator faktor internal sekolah. Faktor

  • 50

    internal ini dirasa sangat mempengaruhi proses dari

    terlaksananya program Adiwiyata. Dalam pelaksanaan

    program Adiwiyata Kepala sekolah selalu memberikan

    arahan serta ikut terjun langsung dalam kegiatan agar

    kegiatan dapat berjalan lancar. Hal serupa juga

    dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu

    menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan

    hidup, seperti menerapkan pendekatan, strategi,

    metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, Isu lokal

    maupun isu global tertuang dalam materi ajar, RPP

    untuk pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas,

    Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik

    dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana

    pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin

    ramah lingkungan, Pembelajaran LH melibatkan

    orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi

    antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan

    air bersih, kantin ramah lingkungan. Bahkan guru

    selalu memanfaatkan lingkungan sekolah seperti jenis

    tanaman ataupun melakukan daur ulang sebagai

    media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa

    semakin tertarik akan pentingnya menjaga lingkungan

    hidup.

    Berkat kerjasama yang baik dan tanggung jawab

    yang besar dari guru, siswa sudah dapat menerapkan

    pengetahuan LH dalam pemecahan masalah LH dalam

    kehidupan sehari-hari, Semua peserta didik sudah

    mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH. Sejalan

    dengan penelitian dari Amy T. Parlo and Malcolm B.

    Butler pada tahun 2007 yang berjudul “Impediments to

    Environmental Education Instruction in the Classroom: A

  • 51

    Post-Workshop Inquiry” dengan hasil penelitian bahwa

    penekanan yang lebih besar dibutuhkan pada

    penyediaan kesempatan bagi peserta untuk membuat

    hubungan yang jelas dengan instruksi mereka dalam

    populasi kelas sains. Selain kerjasama yang baik antara

    warga sekolah juga terdapat anggaran khusus yang

    dikeluarkan oleh sekolah untuk program adiwiyata.

    Anggaran ini dimuat dalam RKAS, anggaran ini dibuat

    antara lain untuk pemeliharaan tanaman serta

    kegiatan lain yang kaitannya dengan program

    adiwiyata.

    Sarana dan prasarana untuk mengatasi

    persoalan lingkungan sekolah dan sarpras untuk

    menunjang pembelajaran Lingkungan Hidup juga telah

    tersedia dengan baik. Hal ini tentu saja di ikuti dengan

    pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut. Untuk

    menjalankan program ini dengan maksimal pendidik

    dan tenaga pendidik mengikuti seminar, workshop,

    maupun pendidikan lingkungan hidup, Sarana dan

    prasarana terkait upaya perlindungan dan pengelolaan

    LH agar dapat memanfaatkan serta menjaga

    lingkungan hidup yang ada di sekolah dengan baik

    bersama siswa dan warga sekolah lainnya. Seminar ini

    dilakukan agar guru dapat memahami akan pentingnya

    pemanfaatan sumberdaya dan dapat mengajarkan

    kepada siswa seperti pemanfaatan kembali barang

    bekas menjadi produk yang bernilai, dan Peningkatan

    dan pengembangan mutu lingkungan sekolah antara

    lain manajemen pengelolaan sekolah.

  • 52

    4.4.1 Product

    Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008)

    menyebutkan bahwa evaluasi produk untuk menolong

    keputusan selanjutnya. Dengan indikator partisipasi

    masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi

    terhadap program Adiwiyata. Yang dimaksud dengan

    kontribusi adalah adanya keputusan untuk

    melanjutkan program, apakah ada tambahan jika

    terdapat kekurangan pada indikator ini atau malah

    progam akan diberhentikan.

    Untuk indikator produk ini dilakukan penelitian

    dengan fokus pada peran serta masyarakat dengan

    hasil penelitian bahwa masyarakat sekitar ternyata

    belum mengetahui sepenuhnya tentang program

    Adiwiyata, mereka hanya mengetahui bahwa sekolah

    telah menjuarai sebagai sekolah terbersih se-

    Kabupaten. Untuk Warga sekolah telah dapat merawat

    sarana dan prasarana, gedung dan lingkungan sekolah,

    Warga sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas

    sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan

    hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan

    ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru

    dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi

    terkait dengan perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan

    aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,

    Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait

    untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran

    komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk

    pembelajaran LH dan upaya PPLH.

  • 53

    Namun ada tiga item yang belum terpenuhi

    sebagai standar komponen program adiwiyata

    diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan

    narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina

    pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi

    dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian

    pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus

    lingkungan. Kekurangan yang terdapat dalam

    komponen standar adiwiyata ini masih diupayakan oleh

    pihak sekolah agar kedepannya program ini dapat

    berjalan dengan maksimal. Seperti kendala yang terjadi

    dalam hubungannya dengan peran serta masyarakat.

    Sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan cara

    merangkul orang tua siswa dan masyarakat dan

    member tahu tentang adanya program adiwiyata ini.

    Diharapka dengan peran serta mereka program ini

    dapat berkembang dan menambah prestasi dari

    sekolah agar sekolah dikenal di kalayak umum.

    Pada indikator produk dengan fokus partisipasi

    masyarakat ini dilaksanakan penelitian namun

    hasilnya masih kosong karena hasil dari evaluasi

    digunakan untuk keberlanjutan program yaitu

    meningkatkan partisipasi masyarakat.

    Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil

    penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ellen

    Landriany dengan judul penelitian “Implementasi

    Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan

    Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan

    lingkungan hidup di sekolah sudah dituangkan dalam

    surat keputusan dan terintegrasi dalam masing-masing

  • 54

    mata pelajaran. Kemudian mensosialisasikan beberapa

    kegiatan utama dengan pendekatan pada siswa guna

    mendapatkan dukungan yang sempurna sehingga

    menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa sekolah

    tersebut benar-benar sekolah berwawasan lingkungan.

    Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi

    permasalahan yang menghambat pelaksanaan

    adiwiyata, seperti satuan tugas yang tidak tepat waktu

    serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar

    dalam memahami konsep sekolah berwawasan

    lingkungan hidup, masalah pendanaan, dan dukungan

    masyarakat serta instansi lain yang masih rendah.

    Sekolah sudah melakukan langkah-langkah strategi

    guna mengatasi hambatan.

    Kekurangan yang terdapat pada program

    adiwiyata di SDN 2 Tegowanu Wetan menitik beratkan

    pada partisipasi masyarakat yang kurang. Hal ini dapat

    di atasi dengan beberapa aksi yang di mulai dari pihak

    sekolah diantaranya adalah pihak sekolah hendaknya

    melakukan sosialisasi yang jelas tentang program

    adiwiyata kepada orang tua siswa karena dengan hal

    itu orang tua siswa dapat memberitahukan kepada

    masyarakat luas tentang program unggulan sekolah ini,

    kedua pihak sekolah memberikan sumbang sih kepada

    masyarakat sekitar misal memberikan tanaman atau

    memberikan pendidikan lingkungan hidup seperti

    mengolah limbah atau memanfaatkan barang bekas

    sehingga sekolah tidak hanya melestarikan lingkungan

    hidup di lingkungan sekolah tetapi juga pada

    lingkungan sekitar sekolah