BAB IV Karateristik & Sistem Orde Pertama
-
Upload
asriadi-awaluddin -
Category
Documents
-
view
74 -
download
27
description
Transcript of BAB IV Karateristik & Sistem Orde Pertama
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 69
BAB IV
KARAKTERISTIK STATIK, DINAMIK, Dan
SISTEM ORDE PERTAMA
4.1 Pendahuluan
Pada bagian sebelumnya telah diberikan pengetahuan tentang perangkat
matametis yang diperlukan untuk menganalisis kelakuan dinamik dari sistem proses.
Disamping uraian tentang karakteritik dinamis, pada bagian awal bab juga diberikan
pengetahuan tentang karateritik statik (static gain), yang merupakan sifat khas dari
sistem yang tidak bisa diabaikan. Pokok bahasan utama pada bab ini antara lain:
a. Perilaku dari Sistem, Karakteristik Statik dan Dinamiknya
b. Apa yang disebut sebagai sistem Orde pertama, gajala fisik apa yang akan
menghasilkan suatu sistem orde pertama
c. Apa saja parameter karakteristik sistem Orde pertama
d. Bagaimana respon sistem Orde pertama terhadap berbagai perubahan variabel
inputnya (distubance atau manipulated variables).
4.2 Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Nol
Dinamika sistem ditunjukkan oleh perilaku atau karakteritik variabel keluaran
dalam memberi tanggapan/respon terhadap perubahan masukan. Bilangan yang
menunjukkan nilai perbandingan perubahan keluaran terhadap perubahan masukan
disebut gain.
dx
dyGGain == (4.1)
Gain mengandung komponen statik dan/atau dinamik. Komponen statik dinyatakan
sebagai static gain atau steady-state gain (Kp), dan Komponen dinamik dinyatakan
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 70
oleh dynamic gain. Namun telah menjadi kebiasaan di lapangan dan penggunaan
praktis, seringkali static gain disebut dengan gain saja.
4.2.1 Karakteristik Statik
Karakteritik statik adalah perilaku sistem yang tergantung pada waktu dan
frekuensi sinyal masukan. Karakteritik ini ditunjukkan oleh static gain atau steady-state
gain, yaitu bilangan yang menyatakan perbandingan antara perubahan keluaran mantap
(steady) dan perubahan masukan jika masukan berupa fungsi tangga (step function).
x
y
dx
dyK
ss∆
∆== (4.2)
MasukanPerubahan
Mantapsetelah Keluaran Perubahan =K
Sebagai contoh, sebuah transmitter suhu mula-mula berada dalam keadaan mantap, pada
suhu 50 oC dengan mengeluarkan sinyal 10 mA. Tiba-tiba suhu berubah menjadi 60
oC
dan sinyal yang dikeluarkan transmitter menjadi 12 mA. Jadi static gain transmitter
tersebut (K), adalah,
CmAK o/2,05060
1012=
−
−=
Selain dengan cara percobaan, karakteristi statik dari sistem juga dapat diperoleh
dari persamaan neraca massa dan energi pada kondisi steady state. Sebagai contoh,
sistem pemanasan aliran minyak dengan memakai steam sebagai berikut :
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 71
Gambar 4.1 Proses pemanasan minyak
Neraca energi dalam keadaaan mantap dengan mengabaikan panas yang hilang adalah :
)()( oTTFCpShH −=− (4.3)
Suhu minyak keluar (T) sebagai variabel proses, laju alir steam (S) sebagai variabel
termanipulasi dan laju serta suhu minyak masuk (To dan F) adalah gangguan/beban yang
nilainya tetap. Maka karakteristik statik (K),
FC
hH
dS
dTK
ss
−== (4.4)
Dari hubungan diatas dapat dilihat bahwa, nilai static gain ternyata tidak tetap
tergantung laju alir minyak. Artinya dapat dibuat hubungan antara suhu minyak keluar
(T) dan laju steam (S) dengan parameter laju minyak (F) sebagai beban. Hubungan
antara T dan S pada berbagai nilai F dapat dibuat grafik karakteristik statik sistem
proses.
Bentuk grafik karakteristik statik untuk sistim proses tidak selalu berupa garis
lurus. Dalam hal ini nilai K adalah kemiringan garis singgung di suatu titik tertentu pada
kurva. Manfaat mengetahui karakteristik statik dari sistem proses adalah untuk
mengetahui batas-batas pengendalian.
Keterangan :
S = laju alir steam (kg/jam)
F = laju alir minyak (kg/jam)
To = suhu minyak masuk (K)
T = suhu minyak keluar (K)
H = entalpi steam (kJ/kg)
h = entalpi kondensat (kJ/kg)
Cp = kalor jenis minyak (kJ/kg K)
m = massa minyak dalam penukar
panas (kg)
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 72
Gambar 4.2. Kurva karakteristik statik pada berbagai nilai F.
4.2.2 Karateristik Dinamis
Karakteristik dinamik adalah perilaku sistem yang tergantung pada waktu dan
frekuensi sinyal masukan. Karakteristik ini ditunjukkan oleh dynamic gain yaitu
bilangan yang menyatakan perbandingan antara sinyal keluaran dan masukan jika
masukan berupa fungsi sinusoida. Sebagai contoh, laju alir steam yang masuk alat
penukar panas berubah terus-menerus sebagai fungsi sinusoida dengan amplitudo 5 kg/s
dan frekuensi 1 Hz. Tenyata suhu minyak keluar memiliki amplitudo 2 oC. Maka
dynamic gain alat penukar panas tersebut pada frekuensi 1 Hz adalah,
dynamic gain = 2/5 = 0,4 oC/(kg/s)
Jika frekuensi berubah, dynamic gain juga turut berubah. Semakin besar frekuensi,
dynamic gain semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil frekuensi dynamic gain semakin
besar. Bila frekuensi sama dengan nol, akan diperoleh nilai sebagai static gain.
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 73
4.2.3 Sistem Statik atau Sistem Orde Nol
Sistem orde nol adalah sistem yang memiliki tanggapan seketika terhadap
perubahan masuk. Dalam sistem demikian, dinamikanya diabaikan, karena keluaran
sistem dapat berubah sangat cepat mengikuti perubahan masukan, sehingga sistem selalu
dalam keadaan mantap.
Gambar 4.3. Sistem orde nol.
Model matematika sistem orde nol adalah,
xKy p= (4.5)
Gain untuk sistem orde nol adalah,
pKG =
Fungsi Transfer untuk sistem orde nol adalah :
pKsG =)(
atau dalam bentuk koordinat polar,
o
pKG 0)( ∠=ω
Sebagai contoh sistem orde nol adalah keran (katup) air yang berperilaku linier. Di sini
sebagai besaran masukan adalah persentase bukaan keran, dan keluarannya laju alir.
Gambar 4.3. Respons sistem orde nol.
y x Kp
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 74
Sifat-sifat sistem orde nol :
���� Respons keluaran sistem terjadi seketika, tanpa terjadi keterlambatan (tidak ada
beda fase antara keluaran dan masukan).
���� Sistem ini hanya memiliki satu parameter, yaitu steady state gain (Kp).
4.3 Sistem Dinamik Orde Pertama
Sistem orde pertama adalah suatu sistem yang outputnya y(t) dapat dimodelkan
oleh suatu persamaan diferensial orde pertama. Dengan demikian bentuk umum sistem
orde pertama untuk sistem linier atau hasil linierisasi adalah sebagai berikut :
,dimana f(t) adalah input sistem (4.6)
Jika konstata ao ≠ 0, maka persamaan 4.6. di atas dapat ditulis ulang :
(4.7)
Pendefinisian,
subtitusi akan menghasilkan bentuk persamaan berikut :
(4.8)
dimana, τp = konstanta waktu (time constant) proses
Kp = steady state gain atau statik gain proses
Jika y(t) dan f(t) dalam bentuk variabel penyimpangan di sekitar kondisi mantap, dan
syarat awal untuk sistem tersebut adalah :
y(0) = 0 dan f(0) = 0
maka persamaan 4.8 dapat dilakukan penurunan untuk mendapatkan fungsi transfer
sistem orde pertama sebagai berikut :
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 75
sehingga,
Fungsi transfer sistem orde pertama di atas dapat dinyatakan sebagai :
(4.9)
Sistem-sistem dengan fungsi transfer seperti pada persamaan 4.9. juga dikenal sebagai
lag orde pertama (first order lag), lag linier (linier lag), atau lag transfer
eksponensial(exponential transfer lag).
Pada kasus lain dengan ao = 0, persamaan 4.6. dapat ditulis menjadi :
akan memiliki fungsi transfer sebagai berikut :
(4.10)
Sistem dengan fungsi transfer seperti persamaan 4.10. disebut sebagai sistem kapasitif
murni (purely capacitive) atau integrator murni (pure integrator). Sistem seperti ini
biasa digolongkan juga sebagai sistem tanpa regulasi diri (nonself-regulation). Sistem
tanpa regulasi adalah sistem yang tidak dapat mencapai keadaan mantap tanpa dilakukan
pengendalian. Sistem demikian disebut sebagai sistem kapasitif murni atau integrator.
Sebagai contoh adalah sistem pengisian air ke dalam tangki sementara laju keluarnya
tetap. Pada keadaan ini perubahan laju alir masuk dari satu nilai ke nilai yang lain, akan
menyebabkan tinggi permukaan air akan terus berubah (naik dan turun) terus menerus
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 76
hingga mencapai batas kemampuan sistem. Dalam sistem ini batas kemampuan sistem
adalah pada saat air tumpah. Sistem tanpa regulasi diri merupakan sistem yang kritik
dalam pengoperasiannya.
4.4 Proses-Proses yang Dimodelkan Sebagai Sistem Orde Pertama
Proses-proses orde pertama dapat dikenal/dikarakterisasi dari :
1. Kemampuannya untuk menyimpan (menampung) massa, energi atau momentum
2. Terdapat tahanan yang terkait dengan aliran massa, energi, momentum dalam
mencapai kapasitas tampung tersebut.
Dengan demikian respons dinamik tangki-tangki yang mempunyai kemampuan
untuk menyimpan cairan atau gas dapat dimodelkan sebagai sistem orde pertama. Pada
tangki tahanannya adalah pompa, katup, pengahalang dan pipa-pipa yang terdapat pada
aliran masuk atau keluar tangki. Respons temperatur sistem gas, cairan dan padatan yang
dapat menyimpan energi juga dapat dimodel sebagai sistem orde pertama, contohnya
termometer bulb.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa sistem orde pertama dengan kemampuan
menyimpan massa dan energi merupakan sistem dinamik yang paling umum dijumpai di
pabrik kimia.
Contoh Soal 4.1:
Karakteristik Sistem Orde Pertama
Pada sistem tangki di bawah, laju alir volumetrik (volume/waktu) masuk
dinyatakan sebagai Fi dan laju alir volumterik keluar Fo. Pada aliran keluar terdapat
suatu tahanan terhadap aliran (pipa, katup, atau tahanan/weir). Jika laju alir keluar Fo
diasumsikan terhubungkan secara linier dengan tekanan hidrostatik karena ketinggian
cairan h, melalui tahanan R sebagai berikut :
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 77
Gambar 4.4. Contoh sistem yang mempunyai karakteristik orde pertama
a. Sistem Lag orde pertama (self-regulation)
b. Sistem Kapasitif murni (nonself-regulation)
a. Sistem Lag orde pertama (self regulation)
Neraca massa total pada sistem tangki tersebut adalah :
atau,
(4.11)
dimana A adalah luas penampang tangki
Pada keadaan mantap (steady), hs = RFi,s , dan penurunan terhadapa persamaan 4.11.
akan menghasilkan bentuk dalam variabel peyimpangan berikut :
dengan, h’ = h-hs dan F’i = Fi-Fi,s . Dengan definisi parameter berikut :
τp = AR = konstanta waktu proses
Kp = R = static gain proses
akan didapatkan fungsi transfer proses adalah sebagai berikut :
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 78
(4.12)
Catatan ;
1. Luas penampang tangki A merupakan ukuran kapasitasnya dalam menampung
massa, semakin besar A semakin besar pula kapasitas peyimpangan massa.
2. τp = AR, sehingga untuk tangki tersebut dapat dinyatakan hubungan :
(konstanta waktu) = (kapasitas tangki) x (hambatan)
b. Sistem Kapasitif Murni (nonself- regulation)
Bila pada tangki Gambar 4.4.b. laju alir fluida keluar, Fo ditentukan oleh suatu
pompa perpindahan positif dan bukan karena tekanan hidrostatik akibat ketinggian h.
Maka neraca massa total tangki adalah sebagai berikut :
Pada keadaan steady, 0 = Fi,s - Fo
Pengurangan dua persamaan di atas akan menghasilkan persamaan dalam bentuk
variabel peyimpangan sebagai berikut :
dengan fungsi transfernya adalah :
(4.13)
4.5 Respons Dinamik Orde Pertama terhadap Masukan Fungsi Step
Fungsi transfer untuk sistem lag orde pertama dinyatakan sebagai berikut :
(4.14)
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 79
Jika masukan f(t) berubah sesuai dengan fungsi step satuan (fungsi tangga) dengan
ssf
1)( =
−
, maka :
Hasil inversi Transformasi Laplace di atas adalah :
(4.15)
Jika masukan berupa fungsi tangga dengan perubahan sebesar ∆x = x –xo, maka
hubungan keluaran dan masukan dapat dituliskan :
−∆=∆
−p
t
p exKyτ
1
atau, o
t
op yexxKy p +
−−=
−τ
1)( (4.16)
Secara grafik hubungan keluaran (y) dan masukan (x) digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.5. Respons masukan step (tangga) pada sistem orde satu.
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 80
Contoh Soal 4.2 :
Respons Dinamik Orde Pertama untuk Masukan Fungsi Step (Tangga)
Sebuah thermometer air raksa mempunyai steady state gain (Kp) =1, dan konstanta
waktu (τp) = 0,1 menit berada pada suatu wadah cairan dengan suhu 90 oF dan mecapai
keadaan steady state pada suhu tersebut. Pada saat t = 0, thermometer dipindahkan ke
wadah lain yang suhunya 100 oF. Hitunglah waktu yang dibutuhkan oleh thermometer
untuk penunjukkan suhu 98 oF. Thermometer air raksa mempunyai karakteristik orde
satu.
Penyelesaian :
Diketahui, Kp = 1,0 ; τp = 0,1 menit ;
∆x = x –xo = 100 – 90 = 10 oF
y(t) = 98 oF dan yo = 90
oF
Substitusi parameter yang diketahui ke persamaan 4.16, diperoleh:
t = 0,161 menit
4.6 Respon Dinamik suatu Proses Kapasitif Murni (Integrator)
Proses Kapasistif murni dikenal sebagai sistem tanpa regulasi diri (nonself-
regulation). Sistem ini disebut juga Integrator. Sistem tanpa regulasi diri tidak dapat
mencapai keadaan seimbang dengan sendirinya tanpa dikendalikan. Sebagai contoh
adalah sistem pengisian air ke dalam tangki sementara laju keluarnya tetap. Pada
keadaan ini perubahan laju alir air masuk dari satu nilai ke nilai yang lain menyebabkan
tinggi air terus berubah (naik atau turun) terus menerus hingga mencapai batas
kemampuan sistem. Dalam contoh pengisian air di atas kamampuan sistem adalah pada
saat air tumpah.
Gambar 4.6. Sistem tangki air dengan laju alir keluar tetap.
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 81
Fungsi transfer dari suatu proses kapasitif murni adalah sebagai berikut :
(4.17)
Jika fungsi input f(t) berubah menurut fungsi step satuan:
dengan fungsi transfer untuk fumgsi input tersebut sebagai berikut:
Substitusi f(s) ke dalam persamaan 4.17 akan menghasilkan persamaan dalam bentuk
Transformasi Laplace untuk output y(s) berikut :
Penyelesaian dengan inversi Transformasi Laplace persamaan di atas diperoleh:
(4.18)
Dari persamaan di atas terlihat bahwa output sistem akan terus bertambah secara linier
terhadap waktu secara tanpa batasan (unbounded), sehingga :
Bentuk respons input step dari sistem integrator adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7. Respons masukan step dari sistem Integrator (proses kapasitif murni).
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 82
Bentuk respons seperti gambar di atas merupakan ciri khas proses kapasistif murni, yang
membuat proses tersebut disebut juga Integrator, karena berkelakuan seperti terdapat
integrator antara input dan output.
Suatu proses kapasitif murni dapat mengakibatkan masalah pengendalian yang
serius, karena proses ini tidak dapat melakukan penyeimbangan sendiri. Pada sistem
tangki di atas, kecepatan pengaliran pompa pengeluaran konstan dapat diatur secara
manual untuk mengimbangi aliran masuk dan menjaga ketinggian cairan tetap konstan,
tetapi sedikit saja perubahan pada laju alir masuk akan mengakibatkan tangki melimpah
(flood) atau menjadi kosong. Sifat proses kapasitif murni ini dikenal dengan nonself-
regulation.
Proses-proses dengan aksi integrasi yang paling umum dijumpai pada suatu
pabrik kimia adalah tangki berisi cairan, bejana berisi gas, sistem penyimpanan bahan
baku atau produk dan lain-lain.
4.7 Respons Dinamik Orde Pertama terhadap Masukan Fungsi Sinusoidal
Jika fungsi masukan (x) berupa fungsi sinusoidal,
x = xs + A sin ωt (4.19)
setelah tercapai keadaan mantap (steady state), keluaran (y) dari sistem orde satu
mempunyai bentuk:
)(tan
)(sin.1
)(
1
22
ωτ
ωτω
−=Φ
Φ−+
=
−
tAK
tYp
(4.20)
Atau,
)(sin.1
)(22
Φ−+
+= tAK
ytyp
s ωτω
(4.21)
Contoh-contoh sistem orde satu adalah thermometer bulb, sensor-sensor,
transmitter, elemen kendali akhir, sistem tangki pencampur, sistem tangki berpengaduk,
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 83
sistem pemanasan (penukar panas), dan lain-lain. Banyak proses di industri dapat
dimodelkan sebagai sistem orde satu.
Sifat-sifat sistem orde satu:
• Respons keluaran sistem berbentuk eksponensial jika masukannya berupa fungsi step
(tangga).
• Terdapat kelambatan respons sebesar, )(tan 1 ωτ−=Φ − .
• Sistem orde satu memiliki 2 (dua) parameter yaitu steady state gain (Kp) dan
konstanta waktu (τ).
Contoh Soal 4.3 :
Respons Dinamik Orde Pertama untuk Masukan Sinusoidal
Sebuah thermometer air raksa mempunyai steady state gain (Kp) =1, dan konstanta
waktu (τ) = 0,1 menit berada pada suatu wadah cairan dengan suhu 100 oF dan mecapai
keadaan keseimbangannya pada suhu tersebut. Pada t = 0, temperatur dalam wadah
mulai berubah secara sinuisoida dengan Amplitudo perubahan 2 oF pada temperatur rata-
rata 100 oF. Jika frekuensi osilasi perubahannya 10/π siklus/menit. Gambar plot respons
suhu pada pembacaan thermoneter tersebut sebagai fungsi waktu. Berapakah
keterlambatan respons (phase lag) dalam satua derajat dan waktu?
Penyelesaian :
Diketahui : τ = 0,1 menit
xs = 100 oF
A = 2 oF
f = 10/π siklus/menit
sehingga, ω = 2 π f = 2 π . 10/π = 20 rad/menit
Dari persamaan 4.21. dihitung amplitudo response dan phase lag,
FAK
op896,0
41
2.1
1 22=
+=
+ τω
Φ = - tan-1 (2) = - 63,5
o, atau phase lag = 63,5
o
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 84
Persamaan fungsi waktu respons adalah :
)5,6320(sin896,0)( ottY −= atau,
)5,6320(sin896,0100)( otty −+=
Menentukan Lag, dalam satuan waktu digunakan hubungan:
menitf
Lag 0555,010360
5,63
360==
ΙΦΙ=
π
Gambar 4.8 Plot respons dari thermometer pada contoh soal 4.3.
4.8 Waktu mati (Dead time)
Pada contoh-contoh yang telah dibahas di atas, efek perubahan pada variabel
input dianggap dapat terdeteksi secara langsung pada variabel outputnya. Pada
kenyataannya bila terjadi perubahan pada variabel input dari sistem, terdapat tenggang
(interval waktu) sebelum efek perubahan tersebut dapat teramati pada variabel output
dari sistem.
Rentang waktu tersebut disebut : Waktu mati atau Dead Time atau
Transportation Lag atau Pure Delay atau Distance-velocity Lag. Waktu mati adalah
waktu antara aksi masukan(input) dann munculnya reaksi pada keluaran.
Contoh 4.4 :
Waktu mati atau Dead Time atau Transportation Lag.
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 85
Pada suatu pipa mengalir suatu fluida incompresibble yang tidak bereaksi. Jika
pipa tersebut terisolasi secara thermal dengan sempurna dan panas yang terjadi dapat
diabaikan, maka pada keadaan mantap (steady state) temperatur keluar Tout akan sama
dengan temperatur masuk Tin.
Gambar 4.9 Aliran fluida pada pipa pada contoh 4.4.
Gambar 4.10 Respons kelambatan temperatur keluar pada perubahan masukan
Jika mula t = 0, temperatur masuk berubah dengan pola seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.10 maka temperatur keluar akan tetap bernilai sama dengan temperatur Tout
pada saat steady state sampai perubahan yang terjadi mencapai ujung keluar pipa.
Pola perubahan temperatur masuk dan keluar ini seperti terlihat pada gambar diatas.
Setelah perubahan temperatur masuk mencapai ujung pipa keluar, pola perubahan
temperatur keluar akan identik dengan pola perubahan temperatur masuk. Tenggang
Bab IV. Karakteristik Statik, Dinamik, dan Sistem Orde Pertama 86
waktu keterlambatan atau Dead time adalah sebesar td detik. Lamanya dead time, td
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
)detik(.
.
avav
dU
L
UA
LA
volumetrikalirlaju
pipavolumet === (4.22)
dengan avU = kecepatan rata-rata fluida pada seluruh bagian penampang pipa (dianggap
konstan).
Hubungan temperatur masuk Tin dan temperatur keluar Tout dapat dituliskan dalam
bentuk fungsi sebagai berikut:
)()( dinout ttTtT −= (4.23)
Sifat-sifat sistem dengan waktu mati :
• Sistem waktu mati hanya menunda tanggapan keluaran
• Tanggapan keluaran mengalami kelambatan sebesar, ф = - ωτd
• Sistem memiliki satu parameter yaitu waktu mati (τd)