Bab IV Instalasi Di RSU
-
Upload
afifah-nur-rasyidah -
Category
Documents
-
view
69 -
download
28
description
Transcript of Bab IV Instalasi Di RSU
BAB IV
INSTALASI DI RSUD SRAGEN
A. INSTALASI GAWAT DARURAT &
PENANGGULANGAN BENCANA
1. Instalasi gawat darurat
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat
65
Ka. IGDdr. H. Iman Fadli S, SpB
Ka. Ruang IGDMargono, S.Kep., M.Kes
Direktur RSUD
Wakil KepalaRuangUntung Budi Sadono, SSIT
PJ JAGA IVIndah PH, AMK
PJ JAGA IISuwanti, AMK
PERAWATPELAKSANA
Hesti P, AMKWahyu W., AMKSuranti, AM.Keb
PJ JAGA IIIWidoro, AMK
PJ JAGA II Wayan S, AMK
PERAWATPELAKSANA
Taufik S.Kep.NSDiyan, AMK
Roni Y, Amd.keb
PERAWATPELAKSANA
Vivi, AMKDiana, AMK
Siti, AMd.Keb
PERAWATPELAKSANASudarto, AMKErwan, AMKYuliana, AMK
Dokter Jaga
Wadir Pelayanan dan Mutu
Perawat pembimbingIndah K, S. Kep.NS
66
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) seorang spesialis bedah
yang bertanggung jawab kepada direktur terhadap kegiatan pelayanan di
IGD dan menjamin sumber daya rumah sakit agar dapat mendukung upaya
peningkaaan kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit. Tugas lain kepala
IGD antara lain menyusun dan menetapkan kebijakan operasional yang
berlaku di IGD serta menyelenggarakan administrasi umum,
ketatausahaan, logistik IGD, dll. Kepala ruang gawat darurat merupakan
seorang perawat yang bersertifikat PPGD yang secara operasional
bertanggung jawab kepada kepala instalasi. Tugas pokoknya antara lain
melaksanakan fungsi perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksana (P2),
serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Perawat Pelaksana
bertugas untuk melakukan asuhan keperawatan.
Instalasi Rawat Darurat (IGD) mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan gawat
darurat, serta pelayanan pembedahan darurat (minor) baik pasien yang
datang dengan gawat darurat medis, serta tempat untuk pendidikan,
pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan rujukan, baik intern maupun
dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan kesehatan di luar
Rumah Sakit.
Pasien yang datang ke ruang IGD akan mendapat pelayanan sesuai
alur pelayanan pasien mulai dari triage sampai pulang atau dirujuk.
Berikut ini adalah alur pelayanan pasien di IGD.
67
Bagan 4.2. Alur Pasien IGD
Prosedur tetap pelayanan IGD RSUD Sragen adalah :
a. Buka 24 jam
b. Tenaga terdiri dari 14 dokter jaga umum on sits dan 23 spesialis on
call (di luar jam kerja), 15 perawat,4 bidan dan 6 tenaga pelayanan
penunjang medis.
c. Alur pasien IGD :
PASIEN
TIDAK GD
OBJEKTIF
GAWAT DARURAT
RESUSITASI DAN STABILISASI
NON BEDAHBEDAH
TIDAK GAWAT
UGDVISUAL TRIAGE
DARURAT
Observasi max 24 jamICU
OK
MENINGGAL / KAMAR MAYAT
PULANG RAWAT INAP
68
1) Pasien datang di ruang triage kemudian diseleksi dan dilakukan
pemeriksaan/tindakan oleh dokter dan perawat jaga IGD. Penderita
yang memerlukan tindakan operasi, dilakukan konsultasi dengan
dokter ahli dan persiapan penderita pre operasi dilakukan di IGD.
2) Administrasi rekam medis diselesaikan.
3) Pemeriksaan, pertolongan, atau tindakan telah selesai maka :
a) Pasien gawat darurat dan pasien gawat tidak darurat setelah
keadaan gawat daruratnya teratasi, pasien dipindahkan ke
bangsal/ICU atau dirujuk ke RS lain yang lebih mampu.
b) Pasien dengan kasus infeksi, perawatan di Instalasi Rawat
Inap sesuai dengan kasusnya.
c) Pasien tidak gawat dan tidak darurat dapat dipulangkan
dengan anjuran kembali ke poliklinik keesokan harinya.
d) Pasien kebidanan dipindahkan ke ruang bersalin.
e) Pasien yang meninggal dunia dikirim ke kamar jenazah.
4) Untuk pasien rawat jalan administrasi keuangan diselesaikan sesuai
dengan prosedur. Pembayaran administrasi dilakukan selama 24
jam oleh pasien/ keluarga/ penanggung jawab di loket pembayaran.
Untuk pasien rawat inap diselesaikan setelah selesai perawatan
sewaktu pasien akan pulang di loket pembayaran. Dengan rincian
pembayaran antara lain: biaya periksa dokter, karcis, biaya
konsultasi ahli, obat-obatan, biaya tindakan keperawatan, tindakan,
bedah minor, ambulan, EKG, rontgen, laboratorium. Tarif yang
diberlakukan sesuai Perda yang berlaku.
5) Pelaksanaan triage di IGD dilakukan oleh dokter.
6) IGD RSUD Sragen menerima pasien kasus perkosaan, kasus
kriminal, kasus penyiksaan anak, kasus narkotika, pasien yang
tidak dikenal, penyakit menular, kasus kebidanan, kasus
keracunan, pasien datang sudah meninggal dan meninggal di IGD.
d. Inventaris
69
1) Persediaan obat di IGD adalah obat live saving, obat untuk PPGD.
2) Alat komunikasi di IGD : Airphone, telepon akses langsung 0271-
8821000
3) Daftar inventaris obat ruang IGD :
a) RL
b) NaCl
c) D 10%
d) D 40%
e) Kaen 3A
f) Kaen 1B
g) Abocat
h) Inf set
i) Tranfusi set
j) Mikro drip
k) Adona
l) Dopamin
m) Dexa
n) Sulfas Atropin
o) Diazepam
p) Kaltrofen
q) Tramadol
r) Farsik
s) Adrenalin
t) Dipenhidramin
u) Spuit 5cc, 3cc, 10cc
v) Foley cateter
w) Urine bag
x) NGT
4) Daftar obat dan alat emergency IGD :
a) Adrenalin
b) Antropin Sulfas
c) Dexametason
d) Dopamin
e) Lidokain
f) Valium
g) Farsik
h) Aminophilin
i) Spuit 5cc, 3cc
j) RL
k) NaCl 0,9%
l) D 5%
m) D 10%
n) D 40 %
o) Kaen 1B
p) Kaen 3A
q) Inf set
r) Tranf set
s) Abocat
t) Resusitatum
u) Nebulizer dan obat-
obatan
v) Endotracheal
w) Laringoscoph
x) EKG
y) DC shock
70
5) Daftar alat live saving :
a) Oksigen concentrate
b) Oksigen tabung
c) Electro Cardio Graf (ECG)
d) Nebulizer
e) Defibrilator
f) Intubasi set
g) Suction pump
h) DC shock
6) Daftar Alat Kebidanan:
a) Bed Gynekology
b) Infant warmer
c) Mobile infant warmer
d) Vaccum set
7) Layanan pemakaian ambulan :
a) Merujuk pasien ke RS lain
b) Mengantar jenazah pasien yang telah meninggal di
IGD
c) Menjemput pasien dari rumah
d) Mengantar pasien pulang ke rumah
Rapat pimpinan dan staf IGD dilakukan setiap 3 bulan sekali, yang
dipimpin Koordinator IGD atau Kepala Ruang IGD, yang dihadiri oleh
seluruh staf IGD, bila perlu memanggil petugas lain yang terkait. Materi
rapat terdiri dari penyampaian informasi RS, masalah yang timbul,
penyelesaian tindak lanjut.
Adapun pelayanan IGD dalam 24 jam dibagi menjadi 3 shift
baik hari kerja maupun hari Mingu/libur :
Pagi (07.00-14.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong
Siang (14.00-21.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong
Malam (21.00-07.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong
Pelayanan Gawat Darurat RSUD Sragen menerima pasien rujukan
dari instansi kesehatan lain seperti puskesmas, poliklinik swasta, rumah
sakit lainnya ataupun tenaga kesehatan lain.
Tabel 4.1. Jumlah kunjungan pasien IGD berdasarkan jenis pelayanan RSUD Sragen tahun 2011
Bulan Bedah Non bedah
Kandungan Total pasien IGD
Triwulan 1 1074 2678 244 3996Triwulan 2 1115 3005 425 4545Triwulan 3 1266 3235 631 5132Triwulan 4 1170 3208 562 4940
Jumlah 4625 12126 1862 18613
Tabel 4.2. Jumlah kunjungan pasien IGD RSUD Sragen tahun 2011
BULAN IGDJumlah Rata-rata
Hari Buka Kunj. IGDIGD Per Hari
JANUARI 1427 31 46PEBRUARI 1208 28 43MARET 1361 31 44APRIL 1388 30 46MEI 1530 31 49JUNI 1627 30 54JULI 1672 31 54AGUSTUS 1779 31 57SEPTEMBER 1681 30 56OKTOBER 1512 31 49NOPEMBER 1689 30 56DESEMBER 1739 31 56JUMLAH 18613 365 51
e. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Gawat Darurat
Kendala-kendala yang dialami Instalasi Gawat Darurat antara lain:
1) OK IGD belum dapat digunakan karena ruangan yang kurang
memenuhi syarat
2) Ruang observasi pasien yang belum memadai
3) Ruang kebidanan IGD terlalu sempit
2. Penanggulangan Bencana Alam
a. Pendahuluan
Program Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit ditujukan untuk
mengantisipasi jauh ke depan terhadap kecenderungan masalah
kesehatan yang sedang berkembang dan masalah kesehatan yang akan
muncul sebagai dampak kemajua bangsa. Salah satu permasalahan
kesehatan yang perlu mendapat perhatin adalah “Penanggulangan
Medik Penderita Gawat Darurat” yang disebabkan oleh bencana alam
maupun bencana karena ulah manusia yang pada kenyataannya akan
semakin sering terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah rawan
bencana.
Apabila bencana terjadi di luar wilayah rumah sakit, maka
rumah sakit juga harus siap sedia memberi pertolongan dan bantuan
kepada korban bencana yang dapat dilaksanakan baik di dalam
lingkungan rumah sakit maupun penanganan di lapangan.Kegiatan
tersebut juga dalam rangka mengikutsertakan masyarakat dalam
kesiapsiagaan bencana.
Mengingat bencana yang mengakibatkan korban masal
memerlukan mobilisasi yang cepat dan tepat dari semua sarana, tenaga,
dan fasilitas kesehatan yang diperlukan dan melibatkan juga sektor-
sektor non kesehatan, maka penanggulangan penderita gawat darurat
pada keadaan bencana perlu didukung oleh struktur organisasi yang
baik dengan prosedur tetap dalam pelaksanaan penanggulangan
bencana.
Pedoman penanganan bencana di rumah sakit ( Hospital
Disaster Plan) merupakan suatu panduan kegiatan yang dikerjakan
setiap unsur di rumah sakit saat menangani, mengelola keadaan dimana
dalam waktu relati singkat harus memberikan pelayanan pada pasien
jauh melebihi kemampuan rumah sakit.
b. Gambaran Umum Bencana
1) Batasan
Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi mendadak atau
secara berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola
kehidupan yang normal atau kerusakan ekosistem, sehingga
diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan
menyelamatkan kehidupan manusia beserta lingkungannya.
2) Jenis dan Macam Bencana
a) Menurut Penyebabnya
(1) Bencana Alam
Fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh
keadaan geologis, biologis, seismis, hidrologi, dan
meteorologi atau disebabkan oleh suatu proses dalam
lingkungan alam yan mengancam kehidupan, struktur dan
perekonomian kan masyarakat serta menimbulkan
malapetaka. Yang termasuk dalam bencana alam meliputi:
(a) Wabah penyakit
(b) Hama dan penyakit
(c) Gempa bumi
(d) Letusan gunug berapi
(e) Tanah longsor
(f) Banjir
(g) Kekeringan
(h) Kebakaran hutan
(2) Bencana ulah manusia
Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi,
interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi
manusia di dalam dan diantara masyarakat itu sendiri yang
menimbulkan dampak negatif kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
Yang termasuk dalam bencana ulah manusia:
(a) Musibah industri
(b) Musibah nuklir
(c) Polusi berat
(d) Kecelakaan lalu lintas
(e) Kebakaran pemukiman
(f) Kebakaran bahan kimia
(g) Berdasarkan waktu terjadinya bencana
(3) Bencana yang timbul secara perlahan-lahan
Situasi kehidupan masyarakat yang kemampuan
memperoleh kebutuhan pangan dan kebutuhan hidup
lainnya menurut suatu titik yang sangat
membahayakan.Yang termasuk:
(a) Bencana kekeringan
(b) Gagal panen
(c) Penyakit/ hama tanaman
(4) Bencana yang terjadi secara mendadak
Bencana yang terjadi secara mendadak dapat berupa
bencana alam atau bencana ulah manusia. Meskipun
demikian dalam bencana yang terjadi secara mendadak ini
sebenarnya tanda-tanda yang mengarah pada terjadinya
bencana telah dapat dideteksi akan tetapi saat yang tepat
kapan bencana itu benar-benar terjadi masih sulit
diperkirakan.
(5) Bencana Primer dan Bencana Sekunder
Misalnya gempa tektonik disamping memporak-
porandakan pemukiman penduduk, juga dapat melanda
kawasan industri yang antara lain dapat menyebabkan
patahnya pipa gas atau pipa minyak yang dapat
menimbulkan bencana sekunder terhadap pendudukk yang
bermukim disekitar kawasan industri tersebut. Banjir yang
melanda suatu kawasan pemukiman (primer) menyebabkan
sumur yang menjadi sumber air bersih tergenang dan
tercemar air bah. Kekurangan air bersih dapat
menyebabkan wabah mutaber yang menyerang penduduk
(sekunder).
3) Bencana-bencana yang terjadi di Indonesia
Serangkaian bencana telah melanda beberapa wilayah di
Indonesia yang membawa dampak kehidupan dan
penghidupan.Keadaan ini menandakan wilayah Indonesia dapat
dikategorikan ke dalam wilayah yang rawan terhadap bencana.
Hal ini dapat didasari oleh karena beberapa faktor, antara lain:
a) Kondisi geologi dan geografi Negara Indonesia
b) Kondisi cuaca wilayah Negara Indonesia
c) Akibt perubahan linkungan global
d) Lingkungan universal
4) Bencana-bencana yang telah terjadi di Indonesia antara lain:
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung berapi
c) Tanah longsor
d) Tsunami
e) Banjir
f) Kebakaran
c. Dasar-Dasar Penanggulangan Bencana
1) Hakikat Penanggulangan Bencana
a) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari
upaya h tuuntuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia
b) Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara
pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi
dan prakarsa masyarakat serta pemerintah daerah.
c) Penanggulangan bencana adalah dititik beratkan pada tahap
sebelum terjadinya bencana yang meliputi kegiatan pencegahan,
perjinakan, kesiap-siagaan untuk memperkecil, mengurangi, dan
memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
d) Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan
pembangunan yang bertujuan mengurangi penderitaan
masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang sejahtera lahir batin.
2) Azas penanggulangan bencana
a) Azas kebersamaan dan kesukarelaan
b) Azas koordinasi dan integrasi
c) Azas kemandirian
d) Azas cepat dan tepat
e) Azas prioritas
f) Azas kesiap-siagaan
g) Azas kesemestaan
3) Arah
Kejadian bencana tidak dapat dicegah dan diperkirakan
secara tepat. Agar kegiatan penanggulangan bencana dapat
dilaksanakan sejalan dengan pembangunan nasional yang
berkelanjutan maka penanggulangan bencana diarahkan untuk:
a) Menghindari ancaman bencana
b) Penyelamatan jiwa manusia dan pembangunan
c) Pemulihan dan pembangunan kembali kondisi tata kehidupan
serta penghidupan masyarakat
4) Tahap Penanggulangan Bencana
a) Sebelum bencana terjadi
Kegiatan yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi meliputi
tahap-tahap:
(1) Preventif (pencegahan)
Yaitu kegiatan yang lebih bertitik berat pada upaya
penyebarluaskan tentang berbagai peraturan perundang-
undangan yang berdampak untuk meniadakan atau
mengurangi resiko bencana, termasuk pembuatan peta rawan
bencana.
(2) Mitigasi (kejadian)
Yaitu kegiatan yang lebih bertitik berat pada upaya dan usaha
secara fisik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
bencana, seperti pembuatan cekdam, rehabilitasi aliran
sungai, pengawasan terhadap pelaksanaan RUTR, IMB,
pemindahan penduduk kedaerah yang aman bencana, law
enforcement terhadap berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlakku, pemasangan tanda-tanda larangan
di daerah yang dinyatakan rawan bencana.
(3) Kesiapsiagaan
Yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan pelatihan dan
gladi bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana
serta pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintah
termasuk penyiagaan pos-pos pengamatan gunung api, pos
pengamatan cuaca, pos pengendalian banjir, dan pos-pos
siaga lain yang sejenis. Kegiatan pada tahap ini amat penting,
karena usaha untuk menghindari bencana akan lebih efektif
dan efisien daripada tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi.
b) Saat bencana terjadi
(1) Peringatan dini
Yaitu upaya kegiatan yang amat penting yang tidak boleh
diabaikan, agar dapat memberikan kesempatan kepada
penduduk untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan
terlanda bencana.
(2) Tanggap darurat
Yaitu upaya kegiatan pengerahan unsur penanggulangan
bencana guna mencari, menolong, dan menyelamatkan
korban bencana serta memberikan santunan kepada para
pengungsi berupa pakaian, selimu, makanan, dan kegiatan
lain sejenis.
c) Sesudah bencana mereda
(1) Rehabilitasi
Yaitu upaya dan kegiatan untuk memfungsikan kembali dan
mengkonsoidasikan berbagai sarnan dan prasarana ekonomi,
transportasi, dan kehidupan masyarakat secara darurat guna
mengurangi penderitaan masyarakat yang tertimpa musibah.
(2) Rekonstruksi
Yaitu upaya dan kegiatan untuk membangun kembali
berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh bencana secara
lebih baik daripada keadaan sebelumnya dengan telah
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana di masa
yang akan datang
B. INSTALASI RAWAT JALAN
1. Struktur Organisasi
Bagan 4.3. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas menyelenggarakan
pelayanan asuhan medis dan keperawatan bagi pasien rawat jalan, serta
tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan
rujukan baik intern maupun ekstern dengan instalasi lainnya dan juga
dengan unit pelayanan kesehatan.
Direktur
Wadir Yanmed & Keperawatan
Koordinator IRJ
Sumarni, SH
Kepala Instalasi Rawat jalan
Poliklinik Anak
Poliklinik Obsgyn
Poliklinik Jantung
Poliklinik Mata
Poliklinik Bedah
Poliklinik Saraf
Poliklinik Dalam
Poliklinik Paru
Poliklinik THT
Poliklinik Kulit & Kelamin
Poliklinik Rehabilitasi
Medik
Poliklinik Gigi
Poliklinik Jiwa
Kepala Rekam Medis
Poliklinik Bedah Urologi
Poliklinik Bedah Tulang
Loket Pendaftaran
Obat
TindakanPoliklinik
Pulang
Rawat Inap
Rawat Inap
Periksa Dokter
2. Alur Masuk Rawat Jalan
pasie
Bagan 4.4. Alur masuk rawat jalan
Tabel 4.3. Jumlah pasien Instalasi Rawat Jalan RSUD Kab. Sragen tahun
2011
BULAN
NAMA POLIKLINIK
BE DAH IPD KULI
TSYAR
AFANA
K THT MA TA
PKB RS
PA RU
JAN TUN
G
JI WA
BEDAH TULANG
URO LOGI GIGI UM
UM
Total
JANUARI 414 1644 347 489 115 367 652 174 639 778 85 279 135 177 75 6295PEBRUARI 399 1616 271 480 110 350 595 140 594 879 85 215 107 200 77 6041MARET 405 1793 381 525 114 432 645 186 610 876 100 284 115 189 81 6655APRIL 434 1632 325 487 138 403 644 221 731 854 96 253 176 172 57 6566MEI 447 1702 364 586 117 405 639 177 799 926 100 271 135 186 62 6854JUNI 369 1996 375 515 105 299 631 200 799 907 99 279 91 191 85 6856JULI 403 1744 369 495 94 301 684 230 753 942 95 247 121 202 79 6680AGUSTUS 423 1311 325 477 122 345 564 260 611 767 105 238 138 156 38 5842SEPTEMBER 435 1642 270 473 115 349 586 230 479 823 76 184 245 246 147 6153OKTOBER 413 1570 349 551 111 320 569 280 785 804 82 275 185 200 46 6540NOPEMBER 422 1642 325 556 121 333 462 255 489 774 81 221 134 181 37 6033DESEMBER 474 1744 340 584 126 386 681 214 718 908 94 243 140 242 11 6905
JUMLAH 5038 19665 4041 6218 1388 4290 7352 2567 8007 10238
1098 2989 1722 2342 795 77750
Tabel 4.4. Daftar 10 besar penyakit terbanyak rawat jalan bulan Januari-
Oktober tahun 2011 RSUD Sragen
NO KODE ICD X PENYAKIT JUMLAH
1 E14.9 DIABETES MELITUS, TAK SPESIFIK 56472 I25.9 PENYAKIT JANTUNG KORONER 56273 J44.9 PPOK 23024 I10 HiPERTENSI ESSENSIAL 21535 Z09.0 POST OP 18336 M19.9 OSTEOARTHRITIS 16867 A16.1 TB PARU 15648 K29.7 GASTRITIS 13889 H52.4 PRESBIOPIA 1380
10 I11.0 HYPERTENSIVE HEART FAILURE 1372
Sepuluh besar penyakit ini sedikit berbeda dengan tahun 2009 dan
2010, yaitu adanya pergeseran peringkat penyakit di mana jumlah
penderita diabetes mellitus lebih banyak dari penyakit jantung koroner.
Pada tahun 2011 penyakit diabetes mellitus menempati peringkat pertama
daftar penyakit terbanyak pasien rawat jalan
Tabel 4.5. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat jalan RSUD Kab Sragen
Tahun 2009-2010NO 2009 2010
DIAGNOSIS JUMLAH DIAGNOSIS JUMLAH1 PENYAKIT JANTUNG
KORONER 5870 PENYAKIT JANTUNG KORONER 6808
2 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 3683 DIABETES MELITUS 6288
3 GASTRITIS 2897 OSTEOARTHRITIS 38184 PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK 2661 HYPERTENSI ESSENSIAL 2642
5MYALGIA 2644 PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK 2614
6 HIPERTENSI 2511 GASTRITIS 2294
7 DM 1791 ASMA 18038 KELAINAN REFRAKSI
MATA 1589 PRESBYOPIA 1650
9 ASMA BRONCHIALE 1114 POST OP 162810 OSTEO ARTRITIS 1048 TB PARU 1484
3. Evaluasi Permasalahan di Intalasi Rawat Jalan
a. Antrian pasien di ruang tunggu dan beberapa poli terlalu padat
Pada beberapa hari tertentu dan beberapa poli tertentu pasien yang
datang sangat banyak, sehingga ruang tunggu menjadi padat.
Saran : Menambah jumlah ruang poli dan tenaga kerja di poli
tersebut atau memperluas ruang tunggu.
b. Tertukarnya urutan pasien
Ada beberapa pasien yang tidak sabar mengantri sehingga terkadang
merubah sendiri urutan statusnya. Hal ini menyebabkan urutan panggil
pasien tidak sesuai dengan urutan seharusnya.
Saran : Mengembangkan sistem pendaftaran online sehingga
urutan pasien tidak dapat dimanipulasi sekali data pasien yang terdaftar
masuk ke pendaftaran.
c. Pasien menunggu lama
Karena banyaknya pasien yang mengantri maka pasien harus
menunggu lama di ruang tunggu, sehingga pasien merasa bosan dan
tidak sabar untuk mengantri.
Saran : Mengaktifkan kembali PKMRS di RSUD Sragen.
C. INSTALASI RAWAT INAP
Instalasi rawat inap adalah tempat perawatan bagi pasien-pasien yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
1. Struktur Organisasi
Bagan 4.5. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap
Kepala Instalasi Rawat Inap bertugas dan bertanggung jawab di
dalam perencanaan dan penetapan falsafah dan tujuan pelayanan rawat
inap sesuai falsafah dan tujuan RSUD Sragen sehingga dapat
menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap secara profesional
berdasarkan visi dan misi RSUD Sragen.
Direktur
Wadir Pelayanan dan Mutu
Kepala Instalasi Rawat Inap
dr. Effin Miradiningrum
Kepala Ruang
Anggota Tim
Ketua Tim
Tugas Instalasi Rawat Inap adalah menyelenggarakan pelayanan
asuhan medis dan keperawatan paripurna bagi pasien rawat inap, sebagai
tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan
rujukan baik intern maupun dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit
pelayanan kesehatan di luar rumah sakit.
2. Alur Penerimaan Pasien Rawat Inap
a. IGD
Bagan 4.6. Alur Pasien IGD
PASIEN
TRIAGE
BEDAH/NON BEDAH
P U L A N G
IBS KAMAR OPERASI OBSERVASI 2 JAM
I C U RAWAT INAP KAMAR MAYAT
P U L A N GRUJUKK
b. Poliklinik
Bagan 4.7. Alur Masuk Pasien Poliklinik
Umum
Bedah
Bangsal Obgyn
Penyakit dalam
Non bedah
Anak
Pasien
TPPRJBayar/Tidak
Poliklinik
Rawat inap Rawat jalan
Rujuk Sembuh Meninggal
TPPRI
c. Rujukan
Bagan 4.8. Alur Rujukan Pasien
3. Pengaturan Pasien Rawat Inap
a. Umum : mendapat perawatan sesuai permintaan pasien dari kelas
III sampai SVIP
b. Askes : pasien ASKES mendapat kamar sesuai dengan golongan
c. Gol IV : kelas I
d. Gol I-II-III : kelas II
e. Jamkesmas: mendapat perawatan di kamar kelas III
f. Jampersal : mendapat perawatan di kamar kelas III
g. Jamsostek
h. Jamkesda
i. Kerjasama
Bila ternyata ruangan penuh, pasien dapat dipindahkan ke ruang
perawatan lainnya sesuai dengan kebijakan Direktur RSUD Sragen.
Bagi peserta ASKES yang menginginkan kelas yang lebih tinggi
dari haknya dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kelas yang
diinginkan. Selain di rawat inap peserta ASKES juga mendapat pelayanan
di semua bagian di RSUD Sragen, termasuk IGD. Untuk pelayanan obat-
obatan sesuai ketentuan yang ditetapkan PT. ASKES.
4. Jumlah Bed
Ruang rawat inap yang ada di RSUD Sragen terdiri dari 269 tempat
tidur dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 4.6. Daftar Tempat Tidur RSUD Sragen Tahun 2011
RUANG KELAS JUMLAH TOTAL
Wijaya Kusuma SVIPVIP
149 23
TerataiVIP 3
23I 20
Aster I 15 15
Melati
III
18
39III 27Isolasi 3
Cempaka
III 5
21III 10
Isolasi 3Observasi 3
Anggrek
I 6
22II 6III
isolasi73
Mawar
II 18
45III 21
Isolasi 3Observasi 3
Tulip I 24 24
Sakura III 29 29
Perinatologi IIIsolasi
202 22
ICU-ICCU II 6 6Jumlah 275
(Sumber: Data Sekunder, Desember 2011)
5. Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2008, 2009, 2010, 2011
Tabel 4.7. Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD Sragen Tahun. 2011
BULAN Jumlah Sensus Harian
Keluar Hidup
Keluar Mati Jumlah
Januari 5398 1109 62 1171
Februari 4776 952 65 1017
Maret 5197 1092 67 1159
April 5361 1102 75 1177
Mei 6091 1171 83 1254
Juni 5661 1291 74 1365
Juli 6065 1336 60 1396
Agustus 5663 1370 67 1437
September 5629 1315 68 1383
Oktober 5957 1279 68 1347
November 5813 1353 82 1435
Desember 6108 1386 71 1457JUMLAH 67719 14756 842 15598
Tabel 4.8. Jumlah Pasien Rawat Inap Th. 2008, 2009, 2010
BULAN 2008 2009 2010
JANUARI 973 1070 1162
FEBRUARI 936 916 1122
MARET 950 1068 1288
APRIL 1023 1024 1245
MEI 927 1081 1141
JUNI 873 1072 1058
JULI 866 1137 1129
AGUSTUS 847 1229 1110
SEPTEMBER 842 921 987
OKTOBER 878 1074 1128
NOVEMBER 1018 1009 1129
DESEMBER 1051 1185 1191JUMLAH 11184 12786 13690
6. Daftar 10 Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2011 RSUD
Sragen
Tabel 4.9. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat inap tahun 2011 RSUD Sragen
NO KODE ICD X PENYAKIT JUMLAH
1 K29.7 GASTRITIS UNSPECIFIED 7732 S06.0 COMMOTIO CEREBRI 6263 A09 GASTROENTERITIS AKUT 5794 I64 STROKE NON HAEMORRHAGIC 4495 E11.9 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 4336 I10 HIPERTENSI ESSENSIAL 3747 O82.1 PARTUS DENGAN SC 3298 P03.4 BAYI LAHIR DENGAN DENGAN SC 3149 P07.1 BBLR 27610 O80.9 PARTUS SPONTAN 271
Tabel 4.10. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat inap tahun 2009-2010 RSUD Kab. Sragen
NO2009 2010
DIAGNOSIS JUMLAH DIAGNOSIS JUMLAH
1 COMMOTIO CEREBRI 609 COMMOTIO CEREBRI 600
2 GASTROENTERITIS AKUT 515 GASTROENTERITIS AKUT 583
3 DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER 470 DENGUE HAEMORRHAGIC
FEVER 492
4 STROKE NON HAEMORHAGIC 457 STROKE NON
HAEMORRHAGIC 489
5 THYPOID FEVER 334 GASTRITIS 401
6 ISPA 325 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 357
7 PENYAKIT JANTUNG KORONER 309 HIPERTENSI ESSENSIAL 354
8 HIPERTENSI 297 TYPHOID FEVER 341
9 GASTRITIS 282 ISPA 313
10 PPOK 204 DYSPEPSIA 187
7. Indikator Efisiensi Rawat Inap
Tabel 4.11. Indikator efisiensi rawat inap per bangsal Rekap Januari-November Tahun 2011
BANGSAL BOR (%)
LOS (hari)
TOI (hari)
BTO (kali)
GDR (‰)
NDR (‰)
WIJAYA KUSUMA
67,39 4,36 2,11 51,61 27,80 18,53
TERATAI 73,59 3,52 1,26 69,87 29,87 8,71
MELATI 88,41 4,82 0,63 61,31 76,57 41,23
MAWAR 86,17 4,52 0,73 63,62 14,91 5,24
ANGGREK 29,14 3,00 7,30 32,42 34,09 11,36
CEMPAKA 98,75 2,96 0,04 111,59 1,05 0,00
TULIP 57,02 3,55 2,68 53,58 45,10 31,88
SAKURA 76,83 5,61 1,69 45,77 94,68 47,34
ASTER 63,05 3,34 1,96 63,00 21,16 10,58
ICU-ICCU 76,30 2,44 0,76 104,33 346,65 225,24PERINATOLOGI
67,54 3,19 1,53 70,80 25,42 12,01
RSUD SRAGEN (TOTAL) 73,20 4,36 1,60 56,12 54,52 29,77
Tabel 4.12. Indikator efisiensi rawat inap per bulan Januari-November 2011
BULAN BOR % LOS (Hari)
TOI (Hari)
BTO (Kali)
GDR (‰)
NDR (‰)
JANUARI 70,78 4,61 1,90 4,76 52,95 34,16
PEBRUARI 69,34 4,70 2,08 4,13 63,91 26,55
MARET 68,15 4,48 2,10 4,71 57,81 28,47
APRIL 70,91 4,55 1,87 4,67 63,72 35,68
MEI 77,97 4,86 1,37 4,98 66,19 43,06
JUNI 74,88 4,15 1,39 5,42 54,21 21,98
JULI 77,64 4,34 1,25 5,54 42,98 25,79
AGUSTUS 72,49 3,94 1,50 5,70 46,62 20,88
SEPTEMBER 74,46 4,07 1,40 5,49 49,17 30,37
OKTOBER 76,25 4,42 1,38 5,35 50,48 29,70
NOPEMBER 76,89 4,05 1,22 5,69 57,14 32,75
DESEMBER 78,19 4,19 1,17 5,79 48,70 31,55
8. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Rawat Inap
Permasalahan Instalasi Rawat Inap : Terkadang pasien kelas III
sering merasa tidak nyaman karena kurangnya privasi.
D. INSTALASI PERAWATAN INTENSIF
1. Filosofi, Visi, Misi, Motto,Tujuan Dan Peran, Dan Fungsi
a. Filosofi
Kesembuhan, keselamatan, dan kepuasan pelanggan adalah
kebahagiaan kami.
b. Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat dan rujukan dalam pelayanan
intensif.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan intensif dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan.
2) Menerapkan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh SDM yang
profesional.
3) Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat malalui
pelayanan intensif.
4) Membangun kemitraan dengan seluruh pihak terkait.
d. Motto
Senyumku adalah obatmu, ketulusanku adalah kesembuhanmu
e. Tujuan Dan Peran
Terciptanya unit pelayanan intensif yang bermutu tinggi didukung
sarana dan prasarana dengan tenaga yang profesional serta dilandasi
sentuhan manusiawi sehingga tercapai pelayanan yang optimal dalam
bidang pelayanan dan pendidikan.
2. Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sragen
a. Fungsi dan Kewenangan
Kepala Instalasi Rawat Intensif
1) Fungsi kepala instalasi rawat intensif
a) Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin dalam
memberikan pelayanan di Instalasi Rawat Intensif,
menggabungkan dan melakukan titrasi layanan pada pasien
berpenyakit komplek atau cedera termasuk gagal organ multi
sistem.
b) Manajemen unit
Berpartisipasi aktif dalam aktifitas-aktifitas
manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-
pelayanan intensif yang efisien, tepat waktu, dan konsisten.
2) Kewenangan kepala instalasi rawat intensif
Kepala Instalasi Rawat Intensif bertanggung jawab atas
kesesuaian indikasi perawatan pasien di Instalasi Rawat Intensif.
Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia
Kepala Instalasi Rawat Intensif menentukan berdasarkan prioritas
kondisi medis.
b. Kriteria Masuk Keluar Instalasi Rawat Intensif
1) Pasien masuk dan keluar Instalasi Rawat Intensif harus atas dasar
pertimbangan medik dokter spesialis dan tim yang merawat pasien.
2) Indikasi pasien masuk Instalasi Rawat Intensif:
(a) Pasien prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertitrasi, seperti dukungan ventilasi, obat-obat
vasoaktif kontinyu, obat antiaritmia kontinyu maupun
pengobatan kontinyu tertitrasi.
(b) Prioritas 2 (dua)
Adalah pasien yang mempunyai kecenderungan untuk
menjadi kritis sehingga perlu pelayanan pemantauan canggih di
Instalasi Rawat Intensif.
(c) Prioritas 3 (tiga)
Adalah pasien yang sakit kritis, yang tidak stabil
status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya atau
penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Pasien
mendapat terapi intensif untuk mengatasi kegawatan akutnya
dan usaha terapi mungkin tidak perlu dilakukan intubasi dan
RJPO.
(d) Prioritas 4 (empat)
Jenis pasien tersebut umumnya tidak mempunyai
kriteria yang sesuai untuk ICU-ICCU, dan hanya dapat masuk
dengan pertimbangan seperti dalam keadaan luar biasa, atau
atas persetujuan Kepala Instalasi ICU-ICCU, dan pasien
tersebut harus dikeluarkan bila fasilitas yang terbatas ICU
dapat dipergunakan pasien dengan prioritas 1,2,3.
3) Indikasi pasien keluar dari Instalasi Rawat Intensif
a) Prioritas 1 (satu)
Adalah bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak
ada lagi, atau bila prognosis jangka pendek jelek dengan
kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif
kontinyu adalah kecil.
b) Prioritas 2 (dua)
Adalah bila kemungkinan untuk mendadak
memerlukan terapi intensif telah berkurang.
c) Prioritas 3 (tiga)
Bila kebutuhan terapi intensif telah tidak ada lagi,
tetapi pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan
kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu
adalah kecil.
4) Penggunaan, Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Instalasi
Rawat Intensif
a) Instalasi Rawat Intensif wajib mempunyai dan menggunakan
peralatan sesuai dengan ICU sekunder.
b) Peralatan di Instalasi Rawat Intensif wajib dikalibrasi.
c) Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sragen memberikan pelayanan intensif dengan
kapasitas 6 (enam) tempat tidur.
d) Penggunaan peralatan yang memadai baik kuantitas maupun
kualitas sangat membantu kelancaran pelayanan di Rawat
Intensif.
5) Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat
Prosedur pelayanan permintaan perbekalan farmasi dari ruangan:
a) Kepala ruang meminta kepada bagian farmasi .
b) Kepala ruang dan petugas farmasi mencatat perbekalan farmasi
yang dikeluarkan sesuai kebutuhan.
c) Kepala ruang dan petugas farmasi cross check sisa persediaan
perbekalan farmasi disertai bukti barang keluar.
d) Apabila sudah cocok bukti barang keluar di tandatangani
petugas ruang.Kepala ruang mencatat perbekalan farmasi yang
diperlukan.
6) Pengisian dan Penyimpanan Rekam Medis
a) Pengisian rekam medik di Rawat Intensif
Diisi oleh petugas administrasi, tersedia lembar monitoring
pasien.
b) Penyimpanan rekam medik di Rawat Intensif
Rekam medik disimpan di unit Rekam Medik.
7) Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
a) Pencatatan dilakukan dengan lembar monitoring.
b) Dokter penanggung jawab pelayanan bertanggung jawab atas
semua tindakan yang dilakukan.
c) Pelaporan pelayanan Rawat Intensif terdiri dari jenis indikasi
pasien masuk dan jumlahnya, penggunaan alat bantu, lama
dirawat, keluaran hidup atau meniggal.
8) Evaluasi Hasil Perawatan Pasien
Dilaksanakan sistem skoring prognosis, apabila sistem
skoring prognosis sudah dilaksanakan, monitoring dilakukan
dengan membandingkan sistem skoring prognosis dengan keluaran
aktual.
9) Tata Cara dan Indikasi Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
a) Tata cara pemeriksaan laboratorium dan radioogi pasien
Instalasi Rawat Intensif dilaksanakan sesuai prosedur yang
berlaku.
b) Setiap pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Intensif minimal
harus dilakukan pemeriksaan darah rutin, GDS, SGOT, SGPT,
ureum dan kreatinin serta CKMB pada pasien ICCU.
c) Pemeriksaan radiologi pada pasien Instalasi Rawat Intensif di
Instalasi Radiologi dilakukan dengan memperhatikan
kemungkinan sarat transportable.
10) Pelaksanaan Program K3 di Instalasi Rawat Intensif
a) Di ruang rawat intensif wajib dilakukan uji udara dan uji usap
lantai setiap 6 bulan.
b) Petugas di Instalasi Rawat Intensif harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin.
c) Penangaan kecelakaan dan bencana di Instalasi Rawat Intensif
harus senantiasa mengutamakan keselamatan pasien dan
dilaksanakan sesuai dengan alur penanganan kecelakaan dan
bencana yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sragen.
11) Konsultasi antar dokter spesialis/ konsulen
Konsultasi antar dokter spesialis/ konsulen di Instalasi
Rawat Intensif dilakukan secara tertulis dan harus segera
dilaksanakan.
3. Sarana Dan Prasarana
Instalasi Rawat Intensif merupakan unit pelayanan fungsional yang
melaksanakan kegiatan pelayanan pada pasien dengan kondisi sakit berat /
kritis. Agar kegiatannya dapat terlaksana dengan baik perlu dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar.
Sarana dan prasarana yang disediakan dalam penyelenggaraan
pelayanan Instalasi Rawat Intensif adalah sebagai berikut:
a. Gedung
Gedung adalah bangunan fisik yang berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan kegiatan pelayanan Instalasi Rawat Intensif.
1) Bentuk unit yang terbuka (bangsal) untuk setiap tempat tidur.
2) Dilengkapi tempat cuci tangan dengan kran yang dapat dijalankan
dengan siku.
3) Penerangan yang cukup untuk bekerja dan dilengkapi dengan
sumber listrik yang dibumikan.
4) Jendela harus dapat dibuka.
5) Jarak ideal antara tempat tidur paling sedikit 2 meter.
6) Nurse station.
7) Ruang ganti perawat.
8) Ruang kepala instalasi.
9) Toilet.
10) Gudang penyimpanan peralatan kesehatan.
11) Ruang tunggu keluarga pasien.
b. Peralatan kedokteran dan keperawatan serta obat-obata.
Peralatan canggih untuk menunjang fungsi vital tubuh dan monitoring
keadaan/ kondisi pasien dengan sakit berat.
1) Sumber oksigen sentral lengkap dengan humidifikasi.
2) Alat resusitasi.
3) Stetoskop, tensimeter, dan termometer.
4) Central Bed side monitor.
5) Alat infuse pump dan syringe pump.
6) Peralatan vena akses.
7) Defibrilator.
8) Ventilator
9) Trolley emergency.
10) Alat penunjang hidup: ventilator.
11) Suction mobile.
12) Lampu tindakan.
13) Alat pengukur suhu tempat tidur yang dilengkapi pagar disisi,
dapat diubah posisi.
14) Linen 1:3
15) Obat-obat emergency.
16) Infuse warmer / blood warmer.
c. Perlengkapan kantor
1) Meja
2) Alat tulis kantor
3) Alat komunikasi
4) Komputer
5) Almari arsip
6) Kulkas
d. Pedoman pelayanan Instalasi Rawat Intensif
1) Pedoman pelaksanaan Administrasi dan Manajemen Pelayanan
Instalasi Rawat Intensif (ICU-ICCU).
2) Pelayanan Medis dan Standar Terapi
3) Standar Asuhan Keperawatan
e. Dana
Pendanaan operasional pada kegiatan pelayanan Instalasi Rawat
Intensif (ICU-ICCU) bersumber pada anggaran dari Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sragen, APBD dan APBN
f. Ketenagaan
Ketenagaan di Instalasi Rawat Intensif meliputi tenaga medis
fungsional dan keperawatan serta administrasi
Kepala Instalasi keperawatan intensif 1, tenaga administrasi 1, bidan 4,
perawat 12 (total 18). D3 kebidanan 4 orang, D4 1 orang, S1 2 orang,
D3 perawat sisanya.
Tenaga medis terdiri dari:
1) Dokter spesialis jantung
2) Dokter spesialis penyakit dalam
3) Dokter spesialis syaraf
4) Dokter spesialis anak
5) Dokter spesialis obstetri dan ginekologi
6) Dokter spesialis bedah umum
7) Dokter spesialis urologi
8) Dokter spesialis bedah ortopedi
Tenaga keperawata terdiri dari: (50% platihan ICU, 50% pelatihan
PPGD)
1) Perawatan bersertifikat trampil dalam perawatan kekritisan
2) Perawatan bersertifikasi ACLS
Tenaga administrasi
Kepala Instalasidr. Hanifa Agung, Sp.
An, M. Sc
Kepala RuangAgus Setyabudi, SST
Wakil Kepala RuangWidaryanto, AMK
Ketua Tim Shift IWidaryanto, S.Kep
Anggota Tim IAtik Suryani, AMKebDebi Mega S, AMKebToufik Ismail, AMKAtik Suwarni, AMK
Ketua Tim Shift IIJoko Suyanto, SKP
Ketua Tim Shift IIIDarmini, AMK
KepalaBidang Keperawatandr. Hargiyanto
Wakil Kepala RuangWidaryanto, SKP
Anggota Tim IIErni Puji A, AMKHerawati, AMK
Dwi Indawati, AMKDidik P, AMK
Anggota Tim IIISri Indarwati, AMKeb
Rujito, AMKIsdiyati, AMK
Dewi Untari, AMKeb
Bagan 4.9. Struktur Organisasi Instalasi Pelayanan Intensif RSUD Sragen
4. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009 - 2011
Tabel 4.13. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009
BulanJumlah Sensus Harian
Dipindahkan Ke Ruang
Lain
Pulang Hidup
Pulang MatiJumlah< 48
jam>48 jam
Januari 62 20 3 2 3 28Februari 79 15 4 14 6 39Maret 139 36 8 10 4 58April 129 39 7 12 5 63Mei 116 31 3 15 2 51Juni 115 29 7 15 8 59Juli 151 36 5 7 9 57Agustus 140 27 19 20 6 72September 125 31 10 13 7 61Oktober 145 33 7 13 5 58November 126 30 3 16 6 55Desember 130 20 10 17 11 58Jumlah 1457 347 86 135 135 701
312
Tabel 4.14. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2010
BulanJumlah Sensus Harian
Dipindahkan Ke Ruang
Lain
Pulang Hidup
Pulang MatiJumlah< 48
jam>48 jam
Januari 149 38 5 15 9 67Februari 120 34 4 16 2 56Maret 110 34 8 13 11 66April 111 29 1 11 16 57Mei 136 30 9 10 9 58Juni 134 31 6 6 8 51Juli 144 27 8 4 18 57Agustus 117 17 4 11 16 48September 134 30 6 13 13 62Oktober 107 29 8 12 9 58November 133 32 2 14 15 63Desember 128 36 3 10 9 58Jumlah 1523 367 64 135 135 701
334
Tabel 4.15. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2011
BULANJumlah Sensus Harian
Dipindahkan ke Ruang
Lain
Pulang Hidup
PULANG MATI JUMLAH<48
jam>48 jam
JANUARI 140 28 8 10 10 56FEBRUARI 122 22 14 11 9 56MARET 146 27 5 4 17 53APRIL 147 32 5 4 11 52MEI 149 33 13 7 17 70JUNI 152 37 7 8 8 60JULI 130 24 8 6 12 50AGUSTUS 130 35 1 8 15 59SEPTEMBER 130 37 7 3 17 64OKTOBER 144 24 7 5 17 53NOVEMBER 139 30 5 10 8 53DESEMBER 129 30 8 5 13 56JUMLAH 1658 359 88 81 154 682
5. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun
2009 - 2011
Tabel 4.16. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009
NO PENYAKIT JUMLAH
1 STROKE, NOT SPECIFIED AS HAEMORRHAGE OR INFARCTION 52
2 CHRONIC ISCHAEMIC HEART DISEASE, UNSPECIFIED 44
3 INTRACEREBRAL HAEMORRHAGE, UNSPECIFIED 25
4 HYPERTENSIVE HEART DISEASE WITH (CONGESTIVE) HEART FAILURE 20
5 ATRIAL CARDIAC ARRHYTHMIAS 19
6 ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION, UNSPECIFIED 12
7 OLD MYOCARDIAL INFARCTION 11
8 MITRAL (VALVE) INSUFFICIENCY 6
9 SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA 5
10 BRONCHOPNEUMONIA, UNSPECIFIED 4
Tabel 4.17. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2010NO PENYAKIT JUMLAH
1 STROKE, NOT SPECIFIED AS HAEMORRHAGE OR INFARCTION 59
2 ATRIAL CARDIAC ARRHYTHMIAS 413 INTRACEREBRAL HAEMORRHAGE 334 ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION 24
5 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 22
6 OLD MYOCARDIAL INFARCTION 21
7 HYPERTENSIVE HEART DISEASE WITH (CONGESTIVE) HEART FAILURE 20
8 CHRONIC ISCHAEMIC HEART DISEASE 129 COMA 10
10 NON-INSULIN-DEPENDENT DIABETES, MELLITUS WITHOUT COMPLICATIONS 8
Tabel 4.18. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2011
NO PENYAKIT JUMLAH
1 STROKE, NOT SPECIFIED AS HAEMORRHAGE OR INFARCTION 62
2 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 43
3 INTRACEREBRAL HAEMORRHAGE UNSPECIFIED 404 ATRIAL CARDIAC ARRHYTHMIAS 17
5 NON-INSULIN-DEPENDENT DIABETES, MELLITUS WITHOUT COMPLICATIONS 13
6 HYPERTENSIVE HEART DISEASE WITH (CONGESTIVE) HEART FAILURE 13
7 CHRONIC ISCHAEMIC HEART DISEASE, UNSPECIFIED 108 OTHER AND UNSPECIFIED RIGHT BUNDLE-BRANCH BLOCK 7
9 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 5
10 CHRONIC NEPHRITIC SYNDROME, UNSPECIFIED 5
6. Evaluasi Permasalahan di ICU:
a. Kurangnya alat-alat untuk keadaan emergency seperti emergency
generator set.
Menyediakan generator set
Perlunya penyediaan oksigen sentral yang sesuai standar dan
perlunya perluasan untuk tata ruang gedung ICU yang baru. Angka
BOR >70%. Selain itu juga sering terjadi overload pasien karena
jumlah pasien yang melebihi kapasitas ruang intensif. Tahun 2012
sudah mengajukan proposal pembangunan gedung ICU baru.
b. Dokter anestesi yang belum Full Time di ICU-ICCU.
Menyediakan kamar atau ruangan khusus dokter maupun residen
anestesi dekat dengan ruang perawatan intensif.
Delegasi dokter umum yang bersertifikat ACLS.
c. Kurangnya pelatihan dan orientasi bagi tenaga paramedis.
Mengadakan workshop atau pelatihan rutin bagi tenaga paramedis
(pada tahun 2012 sudah mengusulkan untuk mengikutkan tenaga
paramedis untuk mengikuti diklat pelatihan ventilator di RS Cikini
pada bulan April berjumlah 2 orang delegasi)
E. INSTALASI BEDAH SENTRAL
Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan fasilitas penyelenggaran
pelayanan medis yang berada dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.
Tugas pokok IBS adalah meyelenggarakan kegiatan pelayanan bedah mayor
baik darurat maupun elektif, serta pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi
pasien rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat. IBS memiliki wewenang
mengelola fasilitas pembedahan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan efisien baik dari segi
penggunaan maupun biaya.
1. Falsafah, Visi, Misi dan Motto
a. Falsafah
Tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Sragen
bersifat manusiawi dan profesionalisme.
b. Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat dan rujukan dalam pelayanan
pembedahan.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan pembedahan prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan.
2) Menerapkan pelayanan pembedahan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional.
3) Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui
pelayanan pembedahan yang profesional.
4) Membangun kemitraan dengan Institusi Pendidikan terkait.
d. Motto
“C I T O” :
Cepat pelayanan; Integritas Tinggi; Tepat tindakan; Optimal hasil
2. Struktur Organisasi
DIREKTUR
WADIR YANMED & MUTU
Koordinator IBSdr. Rahman, Sp.OG
Kepala Ruang IBSHarsono, S.Kep.
Waka Ruang IBSTutut W, AMK.
Koordinator asisten operatorSuharti, AMK.
Pembantu Umum Sugiyarti
Sie InstrumenDarmono, AMKEnding S, AMK
Sie AdministrasiTuminem
Sie LinenHandayani, AMK
Djoko S, AMK
FarmasiTumini
Sie LogistikHartatik
Koordinator Perawat AnestesiAbu Bakar S.
Sie SterilisasiDalimin
Puji H, AMK
Sie Recovery RoomDidik S.H., AMK
Sie Pemeliharaan Alat Elektromedik dan Mebel
Joko W, AMKSuwanto, AMK
Sie Peralatan AnestesiSiti S, AMKTri W, AMK
Tatik SU, AMK
ICU
Lab
Farmasi
Kamar Bersalin
Radiologi
SMF
IPSRS
Komite medik
Rekam medik
Ranap & Rajal
IGD
Bidang perawatan
Perlengkapan
Garis Komando --------- Garis Koordinasi
Bagan 4.10 Struktur Organisasi IBS di RSUD SragenUraian Tugas:a. Koordinator IBS
Adalah seorang dokter spesialis yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan dan pelayanan di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya, kepala
IBS bertanggung jawab kepada Direktur RSUD melalui Wakil Direktur
Pelayanan dan Mutu.
Uraian tugas :
1) Melakukan koordinasi dengan SMF dalam hal pelayanan di kamar
bedah
2) Melakukan evaluasi terhadap aktivitas pelayanan di kamar bedah
3) Menyusun rencana kerja tahunan
4) Menyusun rencana pengembangan dan pendidikan staf kamar bedah
5) Membuat laporan kegiatan kamar bedah kepada direktur
6) Mengevaluasi kinerja seluruh staf IBS
7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
b. Kepala ruang IBS
Adalah seorang perawat yang bertugas mengkoordinasikan pelayanan
perawatan di kamar bedah.Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruang IBS
bertanggung jawab kepada kepala IBS dan melakukan koordinasi dengan
kepala bidang perawatan.
Uraian tugas :
1) Melakukan koordinasi terhadap seluruh staf perawatan di IBS dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan pembedahan
2) Mengevaluasi kegiatan seksi-seksi di bawahnya
3) Menyusun kegiatan harian dan bulanan di IBS
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
c. Wakil kepala ruang IBS
Adalah seorang perawat yang bertugas membantu kerja kepala ruang
IBS.Dalam menjalankan tugasnya wakil kepala ruang IBS bertanggung
jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Membantu tugas-tugas kepala ruang IBS
2) Menjalankan tugas-tugas kepala ruang IBS bila yang bersangkutan
berhalangan hadir atau ada tugas luar.
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
d. Seksi administrasi
Adalah seorang pekarya kesehatan yang melakkan tugas dalam hal
administrasi di IBS.Dalam melaksanakan pekerjaannya, seksi administrasi
bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Membuat perincian biaya tindakan operatif pasien tiap hari
2) Membuat perincian biaya penggunaan obat-obatan dan bahan lain
selama di kamar bedah
3) Menyampaikan rincian biaya tersebut ke bagian kasir RS
4) Menyusun rekapan tindakan di kamar bedah tiap bulannya
berdassarkan kriteria, klasifikasi tindakan, dan kelas perawatan, dan
spesialisasi
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
e. Seksi logistik
Adalah seorang perawat atau pekarya perawatan yang melaksanakan
pekerjaan pengelolaan logistik di IBS, meliputi bahan habis pakai, sabun,
disinfektan, alat-alat kesehatan, serta alat tulis kantor.Dalam melaksanakan
pekerjaannya seksi logistik bertanggung jawab langsung kepada kepala
ruang IBS atas semua tugas yang dibebankan.
Uraian tugas :
1) Inventarisasi bahan habis pakai di IBS
2) Melakukan pengadaan bahan habis pakai sesuai kebutuhan di IBS
3) Bertanggung jawab atas pengadaan alat tulis kantor di IBS
4) Membuat laporang bulanan
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
f. Seksi koordinator perawat asisten bedah
Adalah seoranag perawat yang bertugas mengkoordinasi perawat asisten
bedah di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi koordinator perawat
asisten bedah bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Membagi tugas harian asisten operasi sesuai jumlah operasi
2) Menerima pasien yang akan dilakukan tindak operatif dan memastikan
kelengkapan persiapannya bersama perawat anestesi
3) Mengkoordinir persiapan operasi di masing-masing kamar operasi
4) Melakukan dokumentasi asuhan perawatan pasien perioperatif
5) Turut merencanakan pengembangan staf perawatan
6) Turut menciptakan suasana kerja yang baik dan harmonis diantara tim
pembedahan
7) Bekerja sesuai etika keperawatan
8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan.
g. Seksi kordinator perawat anestesi
Adalah seorang perawat anestesi yang bertuga mengkoordinasi perawat
anestesi di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi koordinator perawat
anestesi bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Membagi tugas harian asisten operasi sesuai jumlah operasi
2) Menerima pasien yang perioperatif dan mencek semua persiapan serta
kelengkapannya
3) Mengkoordinir persiapan tindakan operasi di tiap-tiap kamar operasi
4) Melakukan dokumentasi tindakan anestesi di IBS
5) Turut merencanakan pengembangan staf perawat anestesi
6) Bekerja sesuai dengan standar profesional perawat anestesi
7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
h. Seksi farmasi
Adalah seorang petugas dari bagian farmasi RS yang ditempatkan di IBS
untuk mengelola pengadan obat-obatan, alkes, dan barang habis pakai di
IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi farmasi bertanggung jawab
kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Menyediakan obat-obatan, bahan habis pakai, alat kesehatan sesuai
kebutuhan IBS
2) Mengelola administrasi obat-obatan, bahan habis pakai, dan alkes di
IBS
3) Menghitung biaya penggunaan obat-obatan, bahan habis pakai, dan
alkes bagi pasien yang dilakukan tindakan operasi di IBS
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
i. Penanggung jawab recovery room
Adalah seorang perawat anestesi yang bertugas mengelola perawatan di
recovery room.Dalam melaksanakan tugasnya penanggung jawab recovery
room bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Mengkoordinir perawatan post operasi di RR mulai pasien keluar dari
kemar operasi, selama di RR, dan serah terima pasien denagn petugas
dari bangsal
2) Melakukan pencekan standar perlengkapan di RR
3) Mengelola administrasi di RR
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
j. Seksi sterilisasi
Adalah seorang perawat atau pekarya kesehatan yang bertugas mengelola
sterilisasi di IBS.Dalam melaksanakan pekerjaannya seksi sterilsasi
bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Mengelola sterilisasi equipment dan linen di IBS
2) Melakukan pengelolaan dan packing equipment maupun linen di IBS
3) Menjamin prasara yang memerlukan kondisi ssteril dalam keadaan
siap pakai
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
k. Seksi linen
Adalah perawat yang bertugas mengelola linen di IBS agar pelayanan
berjalan lancar.Dalam melaksanakan pekerjaannya seksi linen bertanggung
jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Inventarisasi linen, mingguan, dan bulanan
2) Menerima dan mengecek linen dari laundry setelah dicuci
3) Merencanakan kebutuhan linen dan mengajukan kebutuhan linen baru
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
l. Seksi instrumen
Adalah seorang perawat yang bertugas mengelola instrumen di IBS agar
pelayanan berjalan lancar.Dalam melaksanakan tugasnya seksi instrumen
bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Inventarisasi instrumen, harian, mingguan, dan bulanan
2) Mengelola instrumen dari pencucian, sterilisasi, dan penyimpanan
hingga siap pakai
3) Merencanakan kebutuhan instrumen dan mengajukan kebutuhan
instrumen baru
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
m. Seksi alat anestesi
Adalah seorang perawat anestesi yang bertugas mengelola alat-alat
anestesi di IBS agar pelayanan anestesi berjalan lancar.Dalam
melaksanakan tugasnya seksi alat anestesi bertanggung jawab kepada
kepala ruang IBS.
Uraian tugas :
1) Inventarisasi alat anestesi, mingguan dan bulanan
2) Mengelola alat-alat anestesi dari pencucian, sterilisasi (bila
diperlukan) dan penyimpanan hingga siap pakai
3) Merencanakan kebutuhan alat anestesi dan mengajukan kebutuhan
alat anestesi baru
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
n. Seksi pemeliharaan alat elektromedik dan mebel
Adalah seorang perawat / teknisi elektromedik dan mebel yang bertugas
mengelola pemeliharaan alat-alat elektromedik dan mebel di IBS agar
pelayanan pembedahan berjalan lancar.Dalam melaksanakan tugasnya
seksi pemeliharaan alat-alat elektromedik dan mebel bertanggung jawab
kepada kepala perawatan IBS.
Uraian tugas :
1) Inventarisasi, alat-alat elektromedik dan mebel bulanan dan tahunan
2) Mengelola / memelihara alat-alat elektromedik dan mebel hingga
selalu siap pakai
3) Merencanakan dan mengajukan kebutuhan spare part alat-alat
elektronik dan mebel baru
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /
Pimpinan.
3. Program Kerja Tahun 2011
a. Program peningkatan pendidikan dan latihan staf IBS
Program ini sudah berjalan setiap tahun, untuk tahun 2010 ada 2 jenis
kegiatan, yaitupendidikan dan latihan intern (in house training) dengan
pencapaian 100% dan pendidikan dan pelatihan ekstern dengan pencapaian
70%. Untuk tahun 2011 program ini terus dilanjutkan dengan materi sesuai
kebutuhan ilmu pembedahan dan anestesi.
b. Program peningkatan mutu pelayanan IBS
1) Laporan prestasi kerja staf dilaksanakan dengan menggunakan 2
format :
a) Penilaian umum prestasi kerja karyawan RSUD Kab. Sragen.
Format ini berasal dari kepegawaian RSUD Keb. Sragen
b) Penilaian khusus karyawan IBS dibagi menjadi :
(1) Penilaian prestasi kerja tim bedah
(2) Penilaian prestasi kerja tim anestesi
(3) Penilaian prestasi kerja karyawan nonmedis /
nonkeperawatan (umum)
Penilaian dilaksanakan oleh kepala ruang dengan
mengikutsertakan staf yang bersangkutan. Apabila sudah terjadi
kesepakatan, kedua belah pihak menandatangani kedua format
tersebut dan diserahkan kepada kepala IBS untuk ditandatangani.
2) Laporan utilisasi
Utilitas kamar operasi dilaksanakan dengan cara mengevaluasi
peningkatan / pemanfaatan sarana dan prasarana IBS.
3) Laporan keluhan / kekurangan dalam pelayanan
Mengadakan kuesioner yang ditujukan kepada pengguna jasa kamar
operasi yaitu dokter spesialis dan pasien/keluarga, hasilnya
dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam menyusun strategi
peningkatan mutu IBS periode berikutnya.
4) Laporan kasus kecelakaan
Petugas IBS mengisi formulir laporan kecelakaan kerja dan
diserahkan kepada Kepala IBS untuk ditindaklanjuti.
5) Dokumen pencatatan kegiatan
Petugas administrasi mendokumentasikan kegiatan pelayanan pada
buku yang telah disediakan. Bila petugas administrasi tidak ada,
pelaksanaan pendokumentasian dilaksanakan oleh petugas jaga saat
itu
6) Evaluasi istrumen, evaluasi pendidikan dan rekomendasinya
Kepala IBS melaksanakn evaluasi atas program yang telah disusun
dan mengajukan rekomendasi di Direktur
7) Evaluasi mutu klinis pembedahan
Meneliti adakah kejadian infeksi pada luka operasi pada hari ketiga
post operasi, untuk bahan evaluasi prosedur sterilisasi alat.
c. Program peningkatan mutu pembedahan
1. Peningkatan mutu SDM dengan pelatihan-pelatihan:
a) Intern: 2 bulan sekali diadakan penyegaran keilmuan
b) Ekstern: mengikuti seminar, workshop
c) Diskusi antar personel setiap saat.
2. Peningkatan kualitas, terutama sistemnya dengan perbaikan SOP,
sekarang menggunakan SOP 2011.
a) Survey kepuasan pelanggan:
b) Internal: petugas medis di IBS: dokter spesialis, perawat.
c) Ekternal: pasien dan keluarganya
d) Peningkatan mutu pemberdayaan
d. Penyusunan jadwal pertemuan
Jadwal pertemuan meliputi :
1) Pertemuan peningkatan mutu pelayanan
2) Pertemuan rutin intern / nonmedis
3) Pertemuan berkala bersifat medis
4) Pertemuan peningkatan mutu pembedahan
5) Pertemuan peningkatan pendidikan dan pelatihan
6) Pertemuan denagn unit terkait
e. Program pemeliharaan alat IBS
Peralatan IBS membutuhkan perawatan / maintenance dan kalibrasi
berkala sesuai standar masing-masing alat dan servis apabila ada
kerusakan sewaktu-waktu untuk mendukung pelayanan yang prima.
f. Jadwal pembersihan dan sterilisasi ruangan
Jadwal pembersihan dan sterilisasi ruangan disesuaikan dengan jenis area
ruangan tersebut apakah daerah steril, semi steril, dan nonsteril.
g. IBS sebagai tempat praktek bagi mahasiswa
Untuk mendukung terwujudnya RSUD Sragen menuju RS kelas B
Pendidikan maka IBS sebagai salah satu tempat untuk menimba ilmu dan
pengalaman bagi mahasiswajuga menerima mahasiswa dari berbagai
institusi pendidikan bidang kesehatan, antara lain dari PPDS, Coass, S1
Keperawatan, D3 keperawatan, dan D3 kebidanan.
Untuk itu IBS menysun program sbb :
1) Menyusun SOP Pedoman bagi mahasiswa praktek di IBS
2) Menyiapkan SDM untuk melaksanakan bimbingan kepada mahasiswa
baik teori maupun praktek
3) Melaksanakan kegiatan presentasi kasus bagi mahasiswa praktek di
IBS.
4. Pelayanan Unggulan
a. Bedahortopedi: C-arm
b. Urologi: TUR
c. Laparoskopi: untuk MOW
d. Pelayanan emergency 24 jam
5. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Bedah Sentral
Kendala-kendala di IBS:
a. Peralatan yang rusak, namun beberapa sudah mulai diganti.
b. Sulitnya menambah peralatan baru.
c. Belum berfungsinya OK-IGD sehingga kasus emergency diluar jam
dinas dilakukan di OK-IBS. Ditambah lagi dengan kurangnnya tenaga
sehingga staf dan karyawan IBS harus shift sore-malam.
6. Denah Instalasi Bedah Sentral Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun
2009 dan 2010
Tabel 4.19. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun 2009 dan 2010
Tahun Bagian jumlah
Bedah Obgyn THT Mata Ortopedi
2009 843 541 188 55 760 2387
2010 1163 398 105 84 794 2544
7. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun 2011
Tabel 4.20. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen Januari-November tahun 2011
BULAN THT Mata Obsgyn Orthopedi Bedah Urologi GigiJumlah Pasien Total
JANUARI 11 12 25 81 81 12 222FEBRUARI 8 10 26 63 72 21 200MARET 12 21 32 67 88 24 244APRIL 9 23 30 59 82 27 230MEI 19 9 23 61 79 18 209JUNI 10 15 54 36 94 12 221JULI 10 26 74 45 126 18 1 300AGUSTUS 6 25 64 27 123 23 268SEPTEMBER 11 18 76 72 97 30 304OKTOBER 5 12 84 72 77 23 273NOVEMBER 9 14 71 49 79 16 238DESEMBER 12 25 71 71 93 12 284JUMLAH 122 210 630 703 1091 236 1 2993
D. INSTALASI FARMASI
Bagan 4.11 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Sragen
Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi
DIREKTURdr. M. Farid Anshori, MM
INSTALASI FARMASIIchwanuddin, S.Si.Apt
KOMITE MEDISdr. Aminan, Sp.JP
WADIR PELAYANAN DAN MUTUdr. Pursito, Sp.A
APOTIK RAWAT INAP INSTALASI FARMASIMarik Sri H K, S.Si.Apt
GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI
Sri Sunari, S.Si.Apt
APOTIK RAWAT JALAN INSTALASI
FARMASIDyah Purwantiningsih,
S.Farm.Apt
UNIT FARMASIUNIT IGD
Erna Susilowati, S.Farm.Apt
UNIT FARMASIUNIT IBS
Diah Esti Mardiana
Instalasi Farmasi RSUD Sragen mempunyai tugas pokok untuk
menyelenggarakan kegiatan penyediaan peracikan dan penyaluran obat, alat
kedokteran, alat kesehatan, gas medis, bahan dan obat-obatan radiologis, dan
bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap.
1. Cek barang dan faktur
2. Administrasi meliputi:
a. memasukkan ke buku penerimaan obat
b. memasukkan ke kartu stelling/kartu barang
c. memasukkan ke kartu index
d. menyimpan faktur
3. Menata & merapikan perbekalan farmasi
1. Melayani bon pemakaian
2. Administrasi meliputi:
a. memasukkan ke kartu stelling
b. memasukkan ke kardex
c. memasukkan ke buku bon resmi
Bagan 4.12 Alur Perbekalan Farmasi Masuk dan Keluar Gudang
(APBD, Askes), Administrasi dan Petugasnya
PEMASUKAN (BARANG DATANG)
PENYIMPANAN
PENGELUARAN
Apotek IRNA IRJA IGD R. OPERASI LABORATORIUM
Resep dokter I n s t r u k s i d a r i d o k t e r
P A S I E N
(AA)
Bagan 4.13 Arus Masuk-Keluar Resep Umum di Instalasi Farmasi
RSUD Sragen
ResepUmum
Diberi nomor
Hitung Harga
Penyerahan Perb. Farmasi oleh Apt dengan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
Bayar
Kontrol Resep (Apt/AA)
A. Bukan Racikan
Pengambilan Obat (AA)
Kontrol Jenis, Jumlah (AA)
Pemberian Etiket (AA)
Masuk Wadah (AA)
Kontrol Nama Pasien, Nomor, Jumlah, & Jenis Perb. Farm (Apt/AA)
B. Racikan
Hitung Komposisi Obat (AA)
Pengambilan Obat (AA)
Pembuatan (AA)
Kemasan (AA)
Kontrol Sediaan (AA)
Masuk Wadah (AA)
Kontrol Jenis, Jumlah (AA)
Pemberian Etiket (AA)
(AA)
Bagan 4.14 Arus Masuk-Keluar Resep ASKES di Instalasi Farmasi
RSUD Sragen
Resep ASKES
Diberi nomor
Kontrol Administrasi
LengkapTidak lengkap
DiterimaDitolak untuk dibenahi
Diberi harga/tidak
Kontrol resep (Apoteker/AA)
B. RacikanA. Bukan racikan
Bayar/tidak
Hitung Komposisi Obat(AA)Pengambilan Obat (AA)
Pengambilan Obat (AA)
Kontrol Macam, Jumlah (AA)Kontrol Macam, Jumlah (AA)
Pemberian Etiket (AA) Pembuatan (AA)
Masuk Wadah (AA) Kontrol Sediaan (AA)
Kemasan (AA)
Masuk Wadah (AA)
Pemberian Etiket (AA)
Kontrol Nama Pasien, Nomor, Jumlah, & Macam Perb. Farmasi (Apt/AA)
Penyerahan Perb. Farmasi oleh Apt dengan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
Penyaluran obat pada pasien terbagi menjadi 3 kategori: Umum, ASKES
dan JAMKESMAS. Untuk pasien umum, obat yang diberikan kepada pasien
sesuai dengan yang tertulis pada resep dokter, dan pasien membayar penuh atas
obat tersebut. Untuk pasien ASKES, resep sesuai dengan ketentuan DPHO (Daftar
Plavon Harga Obat) ASKES pasien tidak dibebani biaya/ gratis. Tetapi bila
terdapat resep diluar DPHO, pasien dikenakan biaya. Bagi pasien JAMKESMAS
tidak dikenakan biaya sesuai dengan SK Menkes No 903/ Menkes/ PER/ V/2011
tentang pedoman pelaksanaan program JAMKESMAS.
Kendala yang dihadapi oleh Instalasi Farmasi berupa penyediaan
antibiotik masih menggunakan data infeksi nosokomial yang lama. Rekomendasi
terhadap masalah ini adalah memperbaharui data infeksi nosokomial di RSUD
sehingga penggunaan antibiotik lebih bijak.
E. INSTALASI RADIOLOGI
1. Pengertian
Radiologi adalah satuan organisasi rumah sakit yang terdiri dari instalasi dan
Staf Medis Fungsional yang merupakan pelaksana penyelenggara
pelayanan penunjang diagnosa dengan menggunakan radiasi pengion dan non
pengion.
2. Visi & Misi
Visi instalasi radiologi adalah “Menjadi pilihan utama dan rujukan dalam
pelayanan radiodiagnostik”.
Misi instalasi radiologi meliputi :
a. Menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik yang prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan.
b. Menerapkan pelayanan radiodiagnostik dengan mengikuti perkembangan
IPTEK serta didukung oleh SDM yang professional.
c. Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan
radiodiagnostik.
d. Membangun kemitraan dengan seluruh pihak yang terkait dengan
instalasi radiologi.
3. Motto
Baktiku Untukmu
4. Kedudukan dan Struktur Organisasi
Instalasi Radiologi bertanggung jawab dan berada di bawah direktur.Dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan berkordinasi secara administratif dengan
bidang penunjang medik.Instalasi radiologi di pimpin oleh seorang dokter
spesialis radiologi dan dalam pelaksanaan harian dibantu oleh seorang kepala
ruang yang dibantu oleh beberapa staf sebagai penanggung jawab bidang -
bidang kegiatan maupun pelayanan.
Bagan 4.15 Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Sragen
KASI PELAYANAN MEDIS
KASI PERAWATAN
DIREKTURdr. M. Farid Anshori, MM
WADIR PELAYANAN MEDIS DAN MUTU
dr. Djoko Sugeng, MKes
KEPALA INSTALASI RADIOLOGI
dr. Prasetyo Budi D,MSc, Sp.Rad
KEPALA RUANGSuparno, SH
Bagian :IGDBangsalPoliklinikLaboratoriumIPSRSGiziKeuanganDiklatPerlengkapanSanitasiTUOKCSSDLaundry
PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN
Retno Hastuti, AMR
PENANGGUNGJAWAB INSTRUMENSutarman, AMR
PENANGGUNGJAWAB JADWAL JAGA
Dwi Santosa, AMR
PENANGGUNGJAWAB PPR
Tri Puji Hastuti, AMR
PENANGGUNGJAWAB LOGISTIK/BHP
Sutrisno, SST
PENANGGUNGJAWAB KAMAR GELAP
Sukirto, AMR
PENANGGUNGJAWAB TATA USAHA
Suparni
Keterangan:: Garis Komando
: Garis Koordinasi
5. Tugas dan Fungsi Pokok
Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
a. Kepala Instalasi Radiologi
1. Memimpin instalasi radiologi
2. Memiliki master plane untuk kemajuan
pelayanan radiologi
3. Koordinasi dengan instalasi lain di RSUD
Sragen
4. Menyelenggarakan pelayanan radiologi di
instalasi yang dipimpin
5. Melakukan pembacaan foto
6. Melakukan pemeriksaan USG
7. Menerima konsultasi dengan dokter dan pasien
maupun keluarga pasien
8. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan
oleh komite medis dan managemen
9. Memberikan usulan-usulan terhadap
pengembangan radiologi
b. Kepala Ruang
1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan radiologi
2. Mengkoordinir semua kegiatan radiologi sesuai
tugas masing-masing anak buahnya
3. Meminta laporan tugas yang diberikan tiap
bulan pada stafnya
4. Melaporkan setiap kegiatan radiologi tiap
bulannya maupun setiap diminta oleh atasan
c. PPR
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan
diberikan tugas tambahan sebagai PPR
2. Menyelenggarakan proteksi radiologi
3. Menyelenggarakan pelayanan film badge
4. Melaporkan KTD yang menyangkut pemakaian
radiasi kepada atasan
5. Mengawasi perilaku pekerja radiasi terhadap
proteksi radiasi
6. Mencatat hasil film badge dan tes kesehatan tiap
tahun petugas radiasi
7. Melakukan perijinan pemakaian pesawat X-ray
dan perpanjangannya
d. Kamar Gelap
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan
diberikan tugas tambahan sebagai penanggungjawab kamar gelap
2. Bertanggungjawab memelihara kamar gelap dan
fasilitas yang ada di dalamnya
3. Mengganti larutan film bila sudah lemah
4. Membuat jadwal penggantian larutan cuci film
dan mencatatnya
5. Menyampaikan KTD pada atasan
6. Melakukan pencucian film di kamar gelap
e. BHP (Bahan Habis Pakai)
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan
diberikan tugas tambahan sebagai penanggungjawab BHP
2. Berkoordinasi dengan gedung obat maupun
perlengkapan untuk pemenuhan logistik radiologi
3. Mengawasi dan mengontrol pemakaian obat dan
logistik radiologi
4. Mengajukan permohonan dalam setiap
pengebonan logistik radiologi
5. Menjamin ketersediaan logistik radiologi
6. Membuat laporan pemakaian logistik radiologi
tiap hari, bulanan maupun bila diminta
f. Alat dan Instrumen
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan
memiliki tugas tambahan sebagai penanggungjawab alat dan
instrumen radiologi
2. Mengatur, mengawasi dan memelihara alat dan
instrumen yang dimiliki radiologi
3. Membantu kepala ruang dalam merencanakan
kebutuhan alat dan instrumen yang dibutuhkan yang akan datang
4. Membuat laporan dan maintenance alat-alat di
radiologi dengan IPSRS secara berkala
5. Membuat laporan adanya keluhan, kerusakan
atau kehilangan alat di radiologi apabila terjadi
g. Jadwal Dinas
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan
memiliki tugas tambahan sebagai penanggungjawab jadwal dinas
2. Membuat dan mengatur jadwal jaga
3. Membuat laporan libur cuti, ijin maupun ekstra
4. Mengingatkan setiap terjadi pergeseran jadwal
jaga
5. Melakukan pembagian jadwal jaga yang telah
dibuat kepala unit yang terkait dengan radiologi dan mempersiapkan
jadwal jaga radiologi
h. Pelayanan
1. Mengatur pelayanan baik yang terprogram
maupun tidak terprogram
2. Melakukan koordinasi dengan pihak yang
terkait apabila ada general check up
3. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang
berkaitan dengan pelayanan radiologi
4. Membuat tata cara tentang persiapan foto
kontras
i. Administrasi
1. Memiliki tugas sebagai penanggungjawab
administrasi radiologi
2. Mencatat segala kegiatan pelayanan radiologi
dalam buku register
3. Mengarsipkan semua arsip surat masuk maupun
keluar
4. Mengarsipkan salinan hasil bacaan foto
5. Melakukan tata usaha di instalasi radiologi
6. Melakukan laporan harian/ bulanan atau bila
diminta atasan
j. Semua D3 Radiografer (huruf b s/d h)
1. Melakukan pemotretan terhadap pemotretan
pasien dan prosesnya sampai selesai diserahkan hasil pada pasien
2. Mematuhi standar proteksi radiasi setiap
melakukan pemotretan
3. Menjaga, mengawasi, dan memelihara alat-alat
dan instrumen radiologi
4. Menjaga keamanan, kerapian, kebersihan alat-
alat radiologi
6. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di instalasi radiologi meliputi :
a. Pemeriksaan X-ray foto tanpa kontras (kranial, toraks, abdomen, dan
ekstremitas) dan foto Panoramic.
b. Pemeriksaan X-ray foto dengan zat kontras (barium dan iodin kontras
ionik dan nonionik): colon in loop, IVP, Uterosistografi, sistografi, HSG,
Fistulografi, OMD, apendikogram, myelografi.
c. Pemeriksaan USG abdomen (hepar, lien, ren, pankreas, vesika felea, aorta
abdominalis, kelenjar limfe para aorta, vesika urinaria, dan prostat) dan
obsgin (uterus dan adneksa
7. Alur pemeriksaan
Bagan 4.16 Alur Pemeriksaan Pasien di Instalasi Radiologi
8. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Radiologi
Kendala umum Instalasi Radiologi yaitu keterbatasan sarana dan
prasarana, seperti CT Scan dan MRI. Saat ini untuk MRI dalam proses
pemasangan alat, sedangkan CT Scan masih direncanakan dalam anggaran.
F. INSTALASI BANK DARAH RUMAH SAKIT (BDRS)
Tenaga yang bekerja di Bank Darah Rumah Sakit dibedakan sesuai dengan
kapasitas tugas tanggung jawabnya yang dibagi :
1. Kepala instalasi Bank
Darah Rumah Sakit
a. Merencanakan program kerja instalasi sebagai pedoman pelaksanaan
tugas
PasienRawat JalanRawat Inap
Loket Pendaftaran Radiologi
Pemeriksaan Foto Polos
Foto KontrasUSG
Kasir Loket
Pembayaran
Pengambilan Hasil
Pembacaan Foto
Alur Rawat JalanAlur Rawat InapAlur Pemeriksaan
b. Mempelajari dan menelaah peraturan yang berlaku sesuai standard
pelayanan
c. Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait
d. Melaksanakan administrasi di instalasi BDRS berdasarkan pedoman yang
ada demi kelancaran tugas
e. Menyusun konsep naskah yang berhubungan dengan instalasi
f. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
g. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sesuai pedoman DP3
h. Mengoreksi berkas laporan kegiatan bulanan yang akan dikirim ke
tempat yang lebih tinggi
i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun
tertulis
j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik lisan maupun tertulis
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas
l. Menyusun kebutuhan peralatan dan reagen yang dibutuhkan untuk
pelayanan BDRS
m. Mengevaluasi control kualitas baik internal maupun eksternal
n. Menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan staf BDRS
2. Koordinator BDRS
a. Mengkoordinasi kegiatan di BDRS
b. Member saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun
tertulis
c. Membuat jadwal jaga
d. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan di BDRS
e. Membuat laporan keatasn baik lisan maupun tertulis
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas
g. Merencanakan kebutuhan BDRS
h. Verifikasi hasil dan jaminan BDRS
i. Melakukan pemantauan hasil, pemantapan mutu dan laporan kepada
kepala instalasi bila ada penyimpangan hasil
3. Pranata lab BDRS
a. Menerima sampel dari ruangan beserta formulir permintaan darah dan
persyaratan yang diperlukan
b. Melakukan pengecekan kualitas dan identitas sampel dengan formulir
permintaan darah serta kelengkapan persyaratan jaminan
c. Melakukan validasi alat dan reagen
d. Melakukan pemeriksaan golongan darah dan uji cocok serasi
e. Melakukan penerimaan dan penyimpanan darah dari PMI di BDRS
f. Membuat stok harian darah dan reagen
g. Mengisi blanko monitor suhu
h. Turut menjamin terwujudnya pelayanan darah yang aman dan berkualitas
i. Menghubungi petugas ruang untuk ambil darah donor yang sudah selesai
dilakukan pemeriksaan untuk pasien yang dipesan
4. Pramu ruang
a. Mengambil stok darah ke PMI
b. Mengantar sampel dan formulir permintaan darah yang dirujuk ke PMI
c. Mengambi darah untuk pasien yang dirujuk ke PMI
d. Mengantar klem jaminan ke PMI
e. Mengambil pesanan barang BDRS ke gudang barang dan gudang farmasi
f. Mengantar surat ke bidang/unit terkait
g. Mengantar sisa sampel, sisa donor, dan darah rusak serta expired ke
insenerator
5. Administrasi
a. Mencatat kegiatan pelayanan darah pada buku laporan yang ada
b. Menyajikan data kegiatan untuk pembuatan laporan
c. Membuat pengantar pembayaran ke kasir
d. Membuat rekap pendapatan sesuai asal darah dari masing-masing PMI
e. Crosscek biaya pemakaian darah pasien umum dan wajib di kasir
f. Mengarsipkan kwitansi pembayaran dari kasir
g. Membuat laporan kegiatan di BDRS
h. Mengarsipkan formulir yang ada di BDRS
i. Memisahkan hasil verifikasi formulir permintaan darah dan persyaratan
jaminan sesuai asal darah dari PMI
j. Menghubungi ruang bila ada persyaratan jaminan yang kurang
k. Meminta ACC askes ke petugas dengan formulir darah sesuai permintaan
dari ruang/bangsal
l. Membuat laporan bulanan pemakaian darah di BDRS sesuai asal PMI
m. Menyerahkan laporan pemakaian dan persyaratan jaminan klem maskin
ke bagian Kle RS
6. Struktur Organisasi
Bagan 4.17. Struktur Organisasi Instalasi Bank Darah Rumah Sakit RSUD
Sragen
G. INSTALASI LABORATORIUM
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KEPALA INSTALASI BDRSdr Nur Cahyani
KOORDINATOR BDRSDidik Ismawati, Amd
PENATA LABORATORIUM BDRS
Dwi saryatnoKustantiyani, AmdEko Rini Y., AmdEni Sukamti, Amd
ADMINISTRASI PRAMU RUANG
1. Visi
Menjadi tempat pelayanan utama pilihan masyarakat dan rujukan dalam
pelayanan serta pendidikan laboratorium klinik.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik yang prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggaran
b. Menerapkan pelayanan laboratorium klinik sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh sumber daya
manusia yang professional
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan laboratorium klinik.
d. Membangun kemitraan dengan institusi pendidikan dan seluruh pihak
yang terkait dengan pelayanan laboratorium klinik.
3. Motto
Melayani dengan HATI
(H= honest, A= akurat, T= trampil, I= ikhlas)
4. Tujuan
Memberikan pelayanan laboratorium secara cepat, akurat dan
professional.
5. Budaya Kerja
CERIA
(C=cermat, E=efisien, R=ramah, I=informatif, A=akurat)
6. Alur pelayanan
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c.
Bagan 4.18 Alur pelayanan laboratorium dari Rawat Jalan
Bagan 4.19 Alur Pelayanan laboratorium Rawat Inap
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
LABORATORIUM
Loket Pendaftaran/
TPPRIKlinik Rawat
Inap
LABORATORIUM
Pasien rawat inap bangsal
Lembar pengantar
dokter
Lembar pengantar
dokter
Lembar hasil pmx
lab
Lembar hasil pmx
lab
Lembar pengantar
dokter
Pasien UMUM/ASKES/Jaminan dating sendiri/ Rujukan kunjungan baru/ lama
untuk konsultasi dokter/pemeriksaan
penunjang
Lembar pengantar
dokter
Lembar pengantar
dokter
Lembar hasil pmx
lab
Pasien UMUM/ASKES/Jaminan dating sendiri/ Rujukan kunjungan baru/ lama
untuk konsultasi dokter/pemeriksaan
penunjang
Pasien umum, rujukan dokter luar
Loket Pendaftaran
Lembar hasil pmx
labTPPRI/ Loket Pendaftaran
Klinik Rawat Jalan
Loket/Kasir
Pasien Kunjungan IGD
Rujukan Dokter Luar
Atas Permintaan Sendiri
Lembar pengantar
dokter
BANGSAL
Lembar hasil pmx
lab
1. Struktur Organisasi
Bagan 4.20 Struktur Organisasi Laboratorium Patologi Anatomi
2. Alur Pemeriksaan Laboratorium
Bagan 4.21 Alur Pemeriksaan Laboratorium
3. Alat-alat Penunjang
Jaringan
Pencatatan dan Penomoran
Pemeriksaan dan Pemotongan Makro
Embedding
Pemotongan Mikro dengan Mikroton
Pengecatan Rutin
Pemeriksaan Mikroskopik
Pengecatan Khusus
Processing
Potong Baru ( Mikro ) Potong Baru ( Makro )
Diagnosis
Konfirmasi
a. Microtom
b. Mikroskop
c. Oven
d. Waterbath
e. Staining jar
f. Frozen section
g. Tissue processing
h. Centrifuge sitology
i. Lemari es
j. Lampu Spirtus
4. Macam-macam Pelayanan
a. Pemeriksaan Histopatologi/jaringan
b. Pemeriksaan Sitologi Ginekologi (misal: pap smear)
c. Pemeriksaan Sitologi Non Ginekologi (misal: cairan pleura, ascites, dan
sputum)
d. Pemeriksaan FNAB / AJH (Aspirasi Jarum Halus)
5. Evaluasi Permasalahan
Kendala yang ditemukan di lapangan yaitu masalah keberadaan ruang
Laboratorium Patologi Anatomi yang jauh dari poliklinik sehingga perlu
jarak tempuh cukup jauh pasien yang akan menuju ke ruang Laboratorium
Patologi Anatomi tersebut. Ruangan sudah diperluas, dan adanya
penambahan alat sudah tercantum diatas.
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
Instalasi laboratorium bertugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang
laboratorium untuk keperluan diagnosa dan kegiatan transfusi darah yang
dilakukan oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional. Permintaan
pemeriksaan Laboratorium dilakukan melalui Instalasi Laboratorium Patologi
Klinik.
Instalasi Laboratorium terdiri dari 1 dokter spesialis patologi klinik, dan 16
orang analis pelaksana teknis pemeriksaan. Pembagian kerjanya: hematologi,
kimia klinik, sekresi, dan ekskresi mikrobiologi, sampling rawat jalan
dan inap, serta bagian penunjang umum yaitu bagian administrasi harian dan cito
dan bon perlengkapan dan bahan farmasi. Pembagian kerja dilakukan dengan
merolling tenaga dari bagian satu ke bagian lain sehingga setiap tenaga melakukan
semua pemeriksaan dan tidak jenuh. Pembagian kerja ini dilakukan secara
periodik sesuai kebijakan pihak laboratorium.
RSUD Sragen juga menerima tenaga PKL (Praktek Kerja Lapangan) dari
mahasiswa D3 Analis yang ditempatkan di Laboratorium. Keberadaan mahasiswa
ini tidak selalu ada setiap hari, tergantung pada jadwal praktek dari masing-
masing sekolah.
Adapun jam kerja 24 jam, yaitu pagi, siang dan malam. Pembagian tugas jam
shift: siang 2 orang, malam 1 orang, turun piket 1 orang, libur 1 orang (selama 1
hari bagi yang jaga malam), jaga mundur 2 orang. Shift pergantian jaga sama
seperti shift perawat. Tiap pagi semua tenaga piket pagi melaksanakan apel pagi.
Kendala yang ditemukan yaitu belum adanya pelayanan laboratorium
mikrobiologi. Selain itu, juga belum bisa memfasilitasi pemeriksaan PCR, ELISA,
titer Ig, tumor marker dan sensitifitas. Untuk pengadaan dan peremajaan alat pun
memerlukan waktu yang cukup lama karena sulitnya birokrasi.
Bagan 4.22. Struktur Organisasi Lboratorium Patologi Klinik RSUD Sragen
138
KEPALA INSTALASI LABORATORIUM KLINIK
dr. Edy Purwanto, MSi. Med, SpPK
KOORDINATOR PELAYANAN LABORATORIUM
Riyono, PG.Dip.Sc.MM
SEKRETARISEndang Dwi K.,
A.Md
PELAYANAN ADMINISTRASI
Tri Haryatmo, A.Md
PELAYANAN TEKNIS MEDIS
W. Suharsono, A.Md
SARANA DAN PRASANA
ALATKustantiani, A.Md
SDM INFORMASI DAN PEMASARAN
Eko Rini Y., A.Md
PELAYANAN RAWAT INAP
Muryani
PENGEMBANGAN DAN
PERENCANAANSuparjo, A.Md
REAGENSIANanik S.H,
A.Md
PELAYANAN RAWAT JALAN
& MCUEtika Sari, S.SIT
EMERGENCY DAN PELAYANAN 24 JAMHeliyanto & Eni S, A.Md
ADMINISTRASIDaryati
KIMIA KLINIKYayuk P, A.Md
HEMATOLOGIYuvita .S
SEKRESI/ EKSRESI
Sri Wahyuni., A.Md& Tutik K
IMMONOLOGISuratmi
PATOLOGI ANATOMIDr. Toddy
Guntersah,SpPA
KOMITE MEDIK
KEPALA-KEPALABAGIAN & INSTALASI
Dokter JagaIns. Rawat InapIns. Rawat JalanIns. FarmasiIns. RadiologiIns. Bedah SentralIns. IGD
SPI
Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi
: Garis Koordinasi
2. Alat penunjang
Alat-alat penunjang pemeriksaan yang dimiliki antara lain:
a. Pemeriksaan Kimia : 2 buah fotometer 5010, 1 buah BS 300, 2
buah centrifuge, 9 buah clinnepet, 1 buah
stebiliser,1 buah UVS, 1 buah oven, 1 buah
timer, 2 kulkas
Elektrolit : I buah Core Lab
BGA : 1 buah Osimeter Optik
b. Pemeriksaan Hematologi : 2 buah (Sysmex), 1 UVS, 1 oven, 2 rak
westergen, 2 paleus ball, 1 set komputer
c. Pemeriksaan Urinalisa :1 buah mikroskop, 1 autoklaf, 1 inkas, 2
centrifuge, 2 oven
3. Macam Pelayanan
Pelayanan yang diberikan adalah:
a. Pemeriksaan Hematologi: Rutin, Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit,
Retikulosit, LED, Lekosit, Jenis Lekosit, Eosinofil, Trombosit, Waktu
Perdarahan, Waktu Pembekuan, Golongan Darah, Malaria
b. Kimia Klinik: Glukosa Sewaktu, Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam post-
prandial, SGOT, SGPT, Gamma GT, Alkali Fosfatase, Bilirubin Total,
Bilirubin Direk, Total Protein, Albumin, Kolesterol Total, Trigliserida,
HDL-C, LDL-C, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, Elektrolit, BGA
c. Imunologi: HBsAg, Anti HBs, ASTO, Tes Kehamilan, Titer HCG, DRL,
Uji Widal, IgG, IgM
d. Urin: Rutin, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilin, Keton, Darah, Berat
Jenis, Sedimen, Silinder, Kristal, Mikrobiologi, Protein Esbach
e. Feses : Rutin, Amoeba, Telur Cacing, Darah Samar, Bilirubin
f. LCS: Pandy dan Nonne
g. Sperma: Analisa Sperma
h. Mikro Klinik: BTA, Kandida, Trikomonas, Jamur
i. Pemeriksaan narkoba
4. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Laboratorium
Hampir sudah tidak ada kendala yang berarti. Selain itu tenaga laboratorium
sudah mencukupi.
H. INSTALASI GIZI
Instalasi Gizi merupakan suatu bagian dalam kesatuan RSUD Sragen yang
bergerak dalam pelayanan gizi.
1. Misi
Misi dari Instalasi Gizi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang prima dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan.
b. Menerapkan pelayanan gizi sesuai dengan perkembangan IPTEK serta
didukung SDM yang profesional
c. Berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan pasien dalam hal gizi
d. Meningkatkan ketrampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai
Instalasi Gizi
e. Meningkatkan kemitraan dengan institusi pendidikan dan pihak terkait.
2. Filosofi
Kesehatan adalah kebutuhan setiap orang oleh karena itu RSUD Sragen
berusaha memberikan pelayanan gizi kesehatan prima kepada masyarakat
didukung SDM yang profesional.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan gizi yang optimal untuk menunjang penyembuhan
dan pengobatan pelanggan, terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
lainnya sesuai standar.
b. Tujuan Khusus
1) Tersedianya makanan untuk pelanggan sesuai dengan standar dan
kebijakan.
2) Terlaksananya asuhan gizi klinis bagi pasien rawat inap.
3) Terlaksananya penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pelanggan
4) Terlaksanya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
4. Tugas Pokok dan Fungsi
Instalasi gizi RSUD Sragen dalam memberikan pelayanan gizi terhadap
pelanggan mempunyai tugas pokok, yaitu :
a. Menyelenggarakan produksi dan distribusi makanan
b. Menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.
5. Ketenagaan
a. Jumlah Tenaga di Instalasi Gizi
Jumlah tenaga berdasarkan pembagian tugas di Instalasi Gizi RSUD
Sragen dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 4.21 Jumlah Tenaga Berdasarakan Pembagian Tugas di Instalasi
Gizi
No Tugas dan tanggungjawab Jumlah1 Kepala Instalasi Gizi 12 Kepala Unit Produksi dan Distribusi 13 Kepala Init Pelayanan Gizi Rawat Inap 14 Kepala Unit Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 15 Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan Gizi
Terapan1
6 Sub Unit Administrasi Bahan Makanan 17 Sub Unit Administrasi Instalasi Gizi 18 Sub Unit Unit Produksi dan Distribusi 119 Sub Unit Pramusaji 810 Sub Unit Pencucian 4
JUMLAH : 30
b. Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Sragen dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 4.22.Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tugas dan tanggungjawab Tingkat Pendidikan
1 Kepala Instalasi Gizi S1 Gizi2 Kepala Unit Produksi dan Distribusi DIII Gizi3 Kepala Unit Pelayanan Gizi Rawat Inap DIII Gizi4 Kepala Unit Penyuluhan dan Konsultasi Gizi DIII Gizi5 Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan Gizi
TerapanDIII Gizi
6 Sub Unit Administrasi Bahan Makanan DIII Gizi7 Sub Unit Administrasi Instalasi Gizi DIII Gizi8 Sub Unit Unit Produksi dan Distribusi SMKK Tata
Boga , SMA, SMP, SD
9 Sub Unit Pramusaji SMA, SMP, SD
10 Sub Unit Pencucian SMA, SMP
Berdasarkan Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
bahwa kualifikasi tenaga yang diperlukan dalam penyelenggaraan
makanan untuk RS Tipe B adalah : Magister bidang Gizi/Kesehatan,
Sarjana bidang Gizi/Kesehatan, D III Gizi, D III Tata Boga/D III
Perhotelan, SMK Tata Boga, SMU + Kursus Tata Boga, Pranata
Komputer/administrasi serta SLTP - sederajat
Berdasarkan tabel di atas terlihat untuk tenaga di Instalasi Gizi
RSUD Sragen bahwa :
1. Belum ada tenaga Magister bidang Gizi/Kesehatan, sehingga sebagai
perencana dipegang oleh seorang Sarjana bidang Gizi
2. Belum ada D III Tata Boga/D III Perhotelan, sehingga dalam kegiatan
Sub Unit produksi dan distribusi memberdayakan Sumber Daya
Manusia (SDM)/tenaga yang ada yaitu SMK boga, SLTA, dan SLTP
3. Belum ada tenaga Pranata Komputer/administrasi sehingga dalam
menjalankan tugas penyelenggaraan makanan terutama termasuk
tugas keadministrasian masih dirangkap oleh tenaga profesi gizi .
c. Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan
Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan di RSUD Sragen
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 4.22. Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah1. S1 Gizi 12. DIII Gizi 63. SMK Tata Boga 14. SLTA 25. SMP 26. SD 10
Jumlah : 30
d. Jumlah Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian
Klasifikasi tenaga berdasarkan status kepegawaian di RSUD
Sragen dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4.23 Jumlah Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status kepegawaian Jumlah1 PNS 202 Kontrak BLUD 10
Jumlah : 30
6. Kegiatan Pokok
a. Menyelenggarakan produksi dan distribusi makanan
1) Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran untuk penyelenggaraan makanan dibuat
oleh Kepala Instalasi Gizi, kemudian diusulkan Kepala Bidang
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran RSUD Sragen yang diajukan
sekitar bulan Nopember untuk masa waktu satu tahun ke depan,
meliputi perencanaan anggaran makan dan minum untuk pasien,
makan dan minum untuk pegawai, peralatan (termasuk peralatan
memasak dan peralatan saji), kebutuhan pelatihan/seminar bagi
pegawai Instalasi Gizi, kebutuhan alat tulis perkantoran (ATK ) yang
selanjutnya diajukan kepada Direktur RSUD Sragen untuk dibahas
dalam rapat anggaran bersama dengan tim penyusunan anggaran
rumah sakit.
Perencanaan anggaran dilakukan setiap tahun. Untuk
mengantisipasi kenaikan harga, maka ditambahkan spelling sebesar
10-20% dari besar anggaran yang diajukan tahun sebelumnya.
Pengajuan perencanaan anggaran makan pasien, pegawai dan
peralatan makan/ memasak diajukan kepada bidang perencanaan
anggaran RSUD Sragen, mengingat RSUD merupakan Badan
Layanan Umum (BLUD) maka apabila ada kekurangan anggaran
dapat segera diatasi.
2) Perencanaan Menu
Perencanaan menu merupakan kegiatan penyusunan menu yang akan
diolah untuk memenuhi selera konsumen atau pasien, dan kebutuhan zat
gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu
adalah tersedianya beberapa susunan menu yang dilengkapi dengan
pedoman menurut klasifikasi pelayanan yang ada atas dasar kebijakan dan
ketetapan yang ada.
Menu merupakan “Critical focal point atau central position” dari
semua kegiatan penyelenggaraan makanan, dari menu akan diperoleh
makanan apa yang akan diproduksi serta didistribusikan kepada siapa,
oleh siapa, bagaimana, kapan dan sebagainya. Perencanaan menu adalah
serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi dan kombinasi
yang sesuai dengan konsumen.
Faktor yang diperhatikan dalam menyusun menu adalah :
a) Keterangan tentang konsumen meliputi :
1.Kebutuhan gizi
2.Kebiasaan makan
3.Macam dan jumlah orang yang dilayani
4.Macam peraturan/policy Institusi
b) Sarana, Peralatan dan Pelayanan
1. Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
2. Macam dan jumlah pegawai
3. Macam dan pelayanan yang diberikan
4. Keuangan yang tersedia
Perencanaan menu di Instalasi Gizi dimulai dari menentukan standar
porsi dan standar resep, kemudian membuat master menu yang pada
akhirnya menentukan siklus menu. RSUD Sragen menggunakan siklus
menu 10 hari. Siklus menu ini sudah baik karena dengan siklus ini pasien
tidak mudah mengingat menu masakan, selain itu juga pasien tidak bosan
dengan menu yang disajikan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan walaupun sudah ada siklus
menu tetapi pada pelaksanaannya belum dilakukan sepenuhnya. Pegawai
bagian produksi kurang memperhatikan menu yang akan dibuat sehingga
menu terlihat kurang bervariasi, selain itu juga dalam penggunaan bumbu
tidak sesuai dengan menu yang akan disajikan, contohnya bumbu terik
sama dengan bumbu opor
Dalam siklus menu juga banyak terdapat pengulangan bahan
makanan, berdasarkan pengamatan penggunaan wortel hampir setiap hari
ditemui dalam menu begitu juga dengan penggunaan telur.
Unit cost makanan di RSUD Sragen tidak dapat dihitung karena
tidak ada pemisahan antara biaya penginapan dan biaya makan pasien,
biaya makan di RSUD Sragen dihitung dengan menghitung jumlah pasien
di bagi dengan porsi makanan, sehingga di dapat biaya makan per porsi
pada bulan Januari 2012 yaitu:
Keterangan Biaya Jumlah pasien Biaya per porsi
Januari I (1-10)
Januari II(11-20)
Januari III (21-31)
Rp. 27.694.179,00
Rp. 33.972.571,00
Rp. 33.888.410,00
5843
6171
6894
Rp. 4.750,00
Rp. 5.505,00
Rp. 4.916,00
3) Proses Pengadaan Bahan Makanan
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen
atau pasien yang dilayani. Tujuan pemesanan yaitu agar tersedianya daftar
pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi menu atau
spesifikasi yang ditetapkan.
Penyediaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Sragen dengan
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II
(APBD) Pemerintah Kabupaten Sragen. Sebagai dasar dalam pengadaan
bahan makanan adalah dengan melihat siklus menu 10 hari, jumlah
pasien, anggaran yang tersedia, iklim atau kondisi pasar, peralatan yang
tersedia, SDM, serta jenis diet pasien. Pengadaan bahan makanan basah
dilakukan setiap hari, sedangkan untuk bahan makanan kering setiap 10
hari sekali karena mengingat kapasitas gudang yang tidak bisa
menampung lebih banyak.
Pengadaan bahan makanan sejak 1 Juni 2007 diserahkan kepada
Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD
Sragen sebagai rekanan. Sistem pemesanannya adalah Instalasi Gizi
membuat bon pemesanan bahan makanan kemudian atas rekomendasi dari
petugas bagian pengadaan diserahkan kepada Primer Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD Sragen untuk dibelanjakan.
Pembayaran dilakukan setiap 10 hari sekali oleh Bendahara RSUD Sragen
setelah ada bukti pembelian (SPJ/Surat Pertanggung Jawaban) dari pihak
Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD
Sragen.
4) Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang
meliputi pemeriksaan, pencatatan, dan pelaporan tentang macam, kualitas
bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang telah ditetapkan. Proses penerimaan bahan makanan di RSUD Sragen
dengan cara konvensional yaitu petugas bagian penerimaan mengetahui
spesifikasi dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Bahan makanan yang
datang dari rekanan (Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Waras RSUD Sragen) terlebih dahulu diterima oleh petugas Instalasi Gizi
atau Tim Pemeriksa dan Penerima Barang RSUD Sragen dengan
mencocokkan jumlah, jenis, dan spesifikasi bahan makanan. Apabila ada
bahan yang tidak sesuai dengan pesanan dikembalikan ke rekanan untuk
diganti hari itu juga. Apabila memang di pasar tidak tersedia bahan yang
dikehendaki, maka bisa diganti dengan bahan lain yang setara.
Tempat penerimaan bahan makanan sudah memenuhi persyaratan
karena pintu khusus penerimaan bahan makanan sudah terpisah dengan
pintu keluar untuk makanan, dan telah tersedia timbangan dengan
kapasitas 300 kg dan 10 kg, serta sarana lainnya.
5) Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik
kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah
serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan dari peyimpanan bahan
makanan adalah agar bahan makanan tersedia sesuai dengan kualitas dan
kuantitas yang direncanakan.
RSUD Sragen mempunyai 1 gudang besar bahan makanan dimana
gudang tersebut digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering.
Untuk bahan makanan basah disimpan di almari pendingin terpisah
dengan gudang bahan makanan kering. Di dalam gudang penyimpanan
terdapat kartu stok masing-masing barang untuk memudahkan pada saat
pengambilan bahan makanan di gudang. Bahan makanan kering disimpan
dalam rak-rak sedangkan bahan makanan basah disimpan di almari
pendingin. Sistem pengeluaran bahan di RSUD Sragen menggunakan
sistem FIFO (First In First Out). Untuk bahan makanan basah langsung
diolah maka tidak perlu disimpan. Sedangkan bahan makanan daging dan
ikan disimpan di almari pendingin/refrigerator, tetapi bila langsung
dibutuhkan saat itu maka tidak perlu disimpan.
6) Persiapan Bahan Makanan
Bahan makanan sebelum diolah, maka perlu ada kegiatan persiapan
bahan. Persiapan meliputi : menyiangi, mencuci, memotong untuk bahan
sayuran dan lauk hewani. Persiapan lauk nabati cukup hanya pemotongan.
Sedangkan khusus buah melalui proses pencucian, pemotongan, dan
pembungkusan untuk pepaya, semangka dan melon. Buah jeruk, salak dan
pisang cukup melalui proses pengelapan.
7) Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan bahan makanan di RSUD Sragen dengan
menggunakan proses :
a. Pemasakan dengan medium udara panas (mengoven dan membakar)
b. Pemasakan dengan menggunakan medium air (merebus, mengukus,
mengetim)
c. Pemasakan dengan menggunakan lemak (menggoreng, menumis).
Berdasarkan pengamatan saat proses pengolahan tenaga pengolah
sudah memakai alat pelindung diri yaitu masker, celemek dan penutup
kepala namun belum menggunakan sarung tangan. Higyene dan sanitasi
dari tenaga pengolah sudah baik. Tenaga pengolah mencuci tangan
sebelum dan setelah memegang bahan makanan.
Standar makanan pasien RSUD Sragen
No Bahan
Makanan
Berat
(g)
URT Pemberian
VIP/S.VIP I II III
1. Nasi 200 1 ½ gelas 3x 3x 3x 3x
2. Lauk Hewani 50 1 potong 3x 3x 3x 3x
3. Lauk Nabati 50 1 potong 3x 3x 3x 3x
4. Sayur 100 1 mangkok 3x 3x 3x 3x
5. Buah 100 1 buah 2x 1x - -
6. Snack 150 1 buah 2x 2x 2x -
7. Teh manis 10 1 gelas 2x 2x 2x -
Keterangan :
Snack bagi penderita Diabetes Melitus untuk kelas II dan III mendapat
snack 3 x /hari
8) Distribusi dan Penyajian Makanan
Sistem pendistribusian makanan di RSUD Sragen dengan
menggunakan sistem sentralisasi, yaitu penyaluran makanan dipusatkan di
dapur besar dan langsung ditata di alat makan pasien baru disajikan ke
pasien. Peralatan makan Super VIP dan VIP dengan termos ( nasi/bubur ),
piring, sendok steinles steel, lepek dan mangkuk dengan ditutup dengan
klim pack dan disusun di baki steinless steel. Kelas I menggunakan piring,
sendok steinles, lepek, dan mangkuk yang dututup dengan klim pack dan
disusun di atas baki plastik. Sedangkan kelas II menggunakan plato
stainless steel tertutup dengan sendok makan disposible, dan kelas III
menggunakan plato plastik tertutup yang dilengkapi dengan sendok makan
disposible..
Penyajian makanan khusus bangsal Wijaya Kusuma (Super
VIP/VIP), Teratai, Tulip, Aster, Mawar, Melati, Cempaka, dan Sakura
oleh petugas pramusaji yang merupakan pegawai Instalasi Gizi.
Sedangkan ICU, Perinatologi, dan Anggrek dilakukan oleh perawat jaga.
Sistem sentralisasi ini memiliki kelemahan antara lain memerlukan
tempat, peralatan, dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat
harus luas), makanan sampai ke tempat pasien sudah agak dingin,
makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik akibat
perjalanan dari dapur utama ke ruangan. Untuk mengantisipasi hal ini,
maka setelah distribusi selesai untuk 1 bangsal, maka pramusaji segera
menyajikan makanan ke pasien yang jaraknya memang tidak terlalu jauh
dengan dapur utama. Disamping itu, peralatan yang digunakan tidak
memungkinkan makanan bisa tumpah. Akan tetapi cara ini juga memiliki
beberapa kelebihan antara lain tenaga lebih hemat, makanan dapat
disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan
pemberian makanan, ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu
pembagian makanan serta bau masakan.
9) Pencucian Alat
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa pencucian
peralatan masak dan peralatan makan pasien dengan menggunakan sabun
cair ( sun light cair ) dan dibilas dengan 3 bak pembilasan, yang terakhir
dengan menggunakan air panas. Khusus peralatan makan untuk pasien
dengan penyakit menular pencuciannya sama namun dipisahkan dengan
peralatan lainnya, kemudian terakhir direndam menggunakan larutan klor
dengan perbandingan 10 gram klor dilarutkan dalam 10 liter air. Pencucian
alat minum dipisah dengan peralatan makan. Demikian halnya pencucian
peralatan makan pegawai dipisahkan dengan pencucian peralatan makan
pasien dengan menggunakan sabut pencucian masing-masing. Hal ini
untuk menghindari penularan penyakit.
Sebelum penyabunan, alat dibersihkan dulu dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan, sehingga memudahkan dalam
pencucian, penghematan sabun, dan hasilnya juga bersih. Sarana untuk
pengadaan air panas untuk pencucian masih menggunakan sistem manual,
yaitu pegawai di Sub Unit Produksi dan Distribusi harus merebus dahulu
sebelum proses pencucian dimulai. Hal ini karena peralatan water hitter
yang ada sudah rusak, dan belum ada penggantinya. Semua peralatan
makan/minum yang sudah dibersihkan ditiriskan di rak-rak yang telah
disediakan. Untuk peralatan masak, bila sudah tiris/kering kemudian
dimasukkan di gudang penyimpanan/rak khusus yang terpisah dengan
peralatan makan/minum. Rak – rak ditempatkan pada ruang dengan
ventilasi yang baik, tembus sinar matahari sehingga peralatan kering
dengan sendirinya, tanpa melalui proses pengeringan secara manual/dilap.
Hal ini untuk mengurangi kontaminasi. Secara periodik telah bekerja sama
dengan Instalasi Higiene Sanitasi untuk uji swab peralatan makan/minum
pasien.
b. Pelayanan Gizi Rawat Inap
1) Menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap
Pelayanan Gizi di ruang rawat inap di RSUD Sragen merupakan
serangkaian kegiatan selama perawatan yang meliputi:
a) Pengkajian status gizi pasien
b) Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan
penyakitnya
c) Pendiskripsikan jenis diet yang telah ditetapkan oleh dokter yang
merawatnya.
d) Konseling gizi
e) Evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi
Jenis diet yang sering ada di Instalasi Gizi RSUD Sragen antara
lain:
a) Makanan biasa
b) Makanan khusus :
1) Diet Diabetes Mellitus
2) Diet Typoid
3) Diet Jantung
4) Diet Hati
5) Diet Lambung
6) Diet Rendah Garam
7) Diet Rendah Kolesterol
8) Diet Rendah Purin
9) Diet Rendah Protein
10) Diet Cair
11) Diet TKTP
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan
Konsultasi Gizi dilakukan bila ada permintaan dari pasien atau
keluarganya, atau atas rekomendasi dari dokter yang merawatnya.
Sedangkan untuk pasien rawat jalan, sebatas bila ada rujukan dari poli
rawat jalan yang ada di RSUD Sragen.
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi di Instalasi Gizi RSUD
Sragen merupakan pendukung kegiatan PGRS yang dilaksanakan secara
terencana dan terus menerus dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
gizi di RSUD Sragen. Selama ini Instalasi Gizi RSUD Sragen telah
melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan tentang sisa
makan pasien (dengan Gugus Kendali Mutu), dan survey kepuasan pasien
yang dilaksanakan dua kali dalam setahun sejak tahun 2005 hingga
sekarang.
Struktur Organisasi Instalasi Gizi
Bagan 4.23. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Sragen
Direkturdr.M.Farid Anshori,MM
Ka.Instalasi GiziLituhayu Gutomo, S.Gz
Staf AdministrasiYupita Herliana, AMGWuwun Lui M, AMG
Sub. UnitPengolahan & Distribusi
Sub.Unit Pramusaji Sub.Unit. Pencucian
Unit Produksi & DistbAlifah Nasriyati, AMG
Unit Pely.Gizi R.InapEndang L.H, AMG
Unit Penyl.&Konsult.GiziIsnain Agung L, AMG
Unit Pengemb.Gizi TerapanAnik Suparni, AMG
Wakil Direktur Umumdr. Djoko Sugeng P., M.Kes
Unit Terkait
Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi
I. INSTALASI REHABILITASI MEDIK
1. Falsafah
Pelayanan Rehabilitasi medik adalah meningkatkan kemampuan fungsional
seseorang sesuai potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan atau
meningkatkan kualitas hidup dengan cara mencegah atau mengurangi
impairment, disability, dan handicap semaksimal mungkin.
2. Visi
Menjadi Pilihan Utama Masyarakat dan Rujukan Dalam Pelayanan
Rehabilitasi Medik dan Pendidikan Kesehatan
3. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik yang prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan
b. Menerapkan pelayanan Rehabilitasi Medik sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh Sumber Daya
Manusia yang profesional
c. Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan
rehabilitasi medik
d. Meningkatkan kesejahteraan bersama
e. Membangun kemitraan dengan seluruh pihak terkait
4. Filosofi
Kesehatan adalah kebutuhan setiap orang oleh karena itu RSUD Sragen
berusaha memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat
didukung oleh sumber daya manusia yang professional.
5. Motto
“REHAB”
a. RAMAH dalam memberikan pelayanan
b. Menjunjung tinggi rasa EMPATI pada setiap pasien
c. Dengan kemampuan tenaga yang HANDAL dan professional
d. Pelayanan yang diberikan memberikan rasa AMAN dan nyaman
e. Berperilaku dan bersikap terpuji serta BERBUDI LUHUR
6. Tujuan Rehabilitasi Medik
a. Memberikan pelayanan Rehabilitasi Medik yang optimal dan paripurna
dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.
b. Memanfaatkan ketrampilan tenaga rehab medik yang professional
didukung dengan IPTEK yang memadai.
c. Memelihara, mengembalikan, mempertahankan serta mengoptimalkan
gerak dan fungsi tubuh agar dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagan 4.24. Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sragen
DIREKTUR
WADIRYANMED DAN KEPERAWATAN
KEPALA INSTALASI REHABILITASI MEDIK
dr. Niffa Carlisa
KEPALA RUANG REHABILITASI MEDIKIda Laksmi I, SST. FT
Unit Fisioterapi
Unit Okupasi Terapi
Unit Ortotik
Prostetik
Unit Terapi Wicara
Unit Pekerja Sosial Medik
7. Daftar Nama Penanggung Jawab pada Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD SragenKoordinator Unit Fisioterapi : Eko Harmasto, SST. FT
Pelaksana Fisioterapi : Siti Nurhadiati, AMD. FT
Haryatmi Wulandari, AMF
Parsini, SST.FT
Aditya Sapta Hermawan, AMF
Rinawati, AMF
Pelaksana terapi wicara : Andreas Enk, AMD.TW
Koordinator Unit Okupasi Terapi : Indri Prasetyowati, AMD.OT
Koordinator Unit Ortotik Prostetik : Gede Nugroho, AMD.OP
8. Tugas
Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik yang komprehensif mulai
dari promotif, preventif, curative, rehabilitatif.
Uraian Tugas
1. Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik
a. Penanggung jawab pengelola sarana dan prasarana untuk pelayanan
medis.
b. Mengatur tugas pelayanan.
c. Melakukan koordinasi dengan bagian/instalasi terkait.
2. Kepala Ruang Rehabilitasi Medik
Membantu kepala instalasi rehabilitasi medic dalam mengkoordinasi
penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi medik.
3. Tenaga Keterampilan Fisik ( Fisioterapis, Terapi Okupasi, Terapi
Wicara )
a. Melakukan assessment dan terapi pada pasien sesuai kompetensi
masing-masing dari arahan dokter.
b. Bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya.
4. Tenaga Keteknisan Medis ( Ortotis Portesis )
a. Merancang, membuat dan mengepas alat bantu atau alat pengganti
anggota gerak sesuai arahan dokter.
b. Bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya.
9. Pelayanan
a. Fisioterapi
Jenis pelayanan fisioterapi yang diberikan antara lain :
1) Exercise
2) Electrical stimulation
3) Traksi leher dan pinggang
4) Diatermi yang meliputi micro wave diathermy dan short
wave diathermy
5) Ultrasound diathermy
6) Infra red radiation
7) Paraffin bath
b. Okupasi Terapi
c. Terapi Wicara
d. Orthotik Prostetik
e. Akupuntur
Pelayanan yang dilakukan Instalasi Rehabilitasi Medik
a. Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Rawat Jalan
10. Alur Pasien Rehabilitasi Medik
Bagan 4.25. Alur Pasien Rehabilitasi Medik RSUD Sragen
Pasien
Loket Pendaftaran
Ruang Pemeriksaan Rehabilitasi Medik
PembayaranAskes, Asuransi, Jamkesmas
Pelaksanaan Tindakan- Fisioterapi- Okupasi Terapi- Terapi Wicara- Orthesa
Protesa
Gymnasium
Pulang
11. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Rehabilitasi
Medik
Kendala-kendala yang dihadapi Instalasi Rehabilitasi Medik :
a. Jumlah pasien Rehabilitasi Medik yang banyak terutama geriatri dengan
rumah yang jauh dari tempat pelayanan dan transportasi yang sulit
maka biasanya pasien tidak datang teratur pada jadwal terapi, yang
dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien.
b. Belum ada dokter spesialis Rehabilitasi Medik
c. Ruang dan gedung tidak memadai, sarana dan prasarana kurang lengkap
khususnya untuk pelayanan terapi wicara dan okupasi terapi
d. Belum adanya pelayanan psikologi
J. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)
1. Pengertian
IPSRS adalah Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, yang
bertanggungjawab terhadap semua gangguan, pemeliharaan sarana yang
berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan di semua bagian selam 24 jam.
2. Visi
Semua pelayanan yang ada selalu dalam keadaan laik pakai untuk menunjang
terselenggaranya pelayanan masyarakat.
3. Misi
a) Terselenggaranya kegiatan pemeliharaan sesuai prosedur
b) Menyediakan tenaga profesional
4. Struktur Organisasi
Bagan 4.26. Struktur Organisasi IPSRS RSUD Sragen
5. Ketenagaan di IPSRS
Tabel 4.24. Ketenagaan di IPSRS
No Nama Status Jabatan Tugas Pokok
1 Supangat PNS Ka IPSRS Kepala instalasi dan perancang bangunan
2 Hartono PNSKa Unit
elektromedik IPSRS
Pemeliharaan dan pemanfaatan elektromedik
3 Suharno PNS Ka Unit Elektronik
Pemeliharaan alat listrik dan mekanik
4 Sartono PNSKa Unit
Elektrik & Instalasi
Perencanaa daya dan pemeliharaan instalasi
listrik
Ka Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana
Unit elektro medis
Unit Elektronik
Unit Elektrik & Instalasi
Unit Fisik Gedung
Wakil Direktur Umum
Direktur
Unit Sarana Penunjang &
Meubelair
5 Samidi PNS
Ka Unit Sarana
Penunjang & Meubelair
Pemeliharaan Sarana penunjang pasien maupun
penunggu & Meubelair
6 Linda AP PNS Ka Unit Fisik Gedung
Perencanaan bangunan fisik,renovasi &
pemeliharaan gedung
7 Retno W PNS Pelaksana Fisik Gedung
Perbaikan dan pelaksanaan bangunan
fisik,renovasi & pemeliharaan gedung
8 Sutrisno PNS Pelaksana Elektronik
Perbaikan alat listrik dan mekanik
9 Eko S - Pelaksana Elektromedik Perbaikan elektro medis
10 Adnan -Pelaksanaa
Elektriktonik dan mekanik
perbaikanan elektro non medis
11 Hartadi -Pelaksana Elektrik & Instalasi
Pebaikan instalasi listrik
12 Suwarno -
Pelaksana sarana
penunjang & Meubelair
Perbaikan Sarana penunjang pasien maupun
penunggu & Meubelair
6. Kegiatan di IPSRS
a. Pemeliharaan dan perbaikan sarana Fisik dan Bangunan
1) Pekerjaan bangunan meliputi perencanaan dan pelaksanaan
bangunan fisik, renovasi dan pemeliharaan bangunan untuk
menunjang pelayanan di RSUD Sragen
2) Dalam pelaksanaannya pekerjaan bangunan dibantu oleh beberapa
tukang
3) Pembayaran tukang dilakukan satu minggu sekali yaitu setiap hari
Rabu
b. Pemeliharaan alat kesehatan (elektromedis)
Pekerjaan elektro medis meliputi perbaikan semua alat
elektromedik serta cara pemeliharaan dan pemanfaatan alat kesehatan
sehingga tercapai efektivitas maupun efisiensi pelayanan di RSUD
Sragen termasuk perencanaan penggantian spare part.
c. Pemeliharaan alat elektronik
Yang dimaksud alat elektro non medis di sini adalah alat-alat
elektro yang digunakan misalnya Dispenser, AC, dan lain – lain.
sebagai penunjang fasilitas pasien, penunggu pasien, dan pegawai
RSUD, misalnya TV, telepon, pengeras suara, dan lain-lain.
d. Pemeliharaan listrik dan peralatan listrik RSUD Sragen
Pekerjaan listrik meliputi perencanaan daya dan instalasi,
perbaikan instalasi yang sudah ada serta distribusi daya sesuai dengan
kebutuhan ruangan untuk menunjang pelayanan di RSUD Sragen.
e. Pemeliharaan Sarana penunjang & Meubelair
Meliputi perbaikan dan pemeliharaan sarana penunjang fasilitas
pasien, penunggu pasien, dan pegawai RSUD, misalnya TV, telepon,
pengeras suara, dan lain-lain, serta meubelair seperti bed pasien.
f. Tugas tambahan IPSRS
1) Setiap pagi petugas IPSRS melakukan cek, mensuplai oksigen, dan
memasang regulator ke setiap bangsal
2) Membantu dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sanitasi.
7. Kendala
a. Birokrasi yang cukup lama, sehingga menghambat proses
perbaikan/pemeliharaan
b. Kurangnya peralatan di IPSR (khususnya alat bantu)
c. Kurangnya koordinasi secara pro aktif pada masing-masing unit terkait
8. Evaluasi Permasalahan di IPSRS
SDM yang terbatas menjadi sedikit kendala di IPSRS, namun
demikian, IPSRS telah mampu menghemat biaya perawatan khususnya di
unit AC rumah.
K. INSTALASI PEMULASARAAN JENAZAH
1. Pengertian
Bagian pemulasaraan jenazah adalah instalasi yang bertanggung jawab
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan setiap jenazah yang
berasal dari RSUD Sragen atau yang dikirim ke RSUD Sragen dan
pemeriksaan visum maupun otopsi selama 24 jam.
2. Visi
Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan masyarakat.
3. Misi
Menyelenggarakan pengurusan setiap jenazah yang berasal dari RSUD
Sragen atau yang dikirim ke RSUD Sragen dan pemeriksaan visum maupun
otopsi.
4. Struktur Organisasi
KepalaJoko Daryanto, dr.
Sekretaris(Ayub)
Anggota(Buwono)
Anggota (Toha)
Anggota (Sujimin)
Wakil KepalaAyub
Direktur
Bagan 4.27. Struktur Organisasi Instalasi Pemulasaraan Jenazah
RSUD Sragen
5. Tugas
Tugas dari Instalasi Pemulasaraan Jenazah antara lain:
a. Mengurus administrasi pasien yang meninggal dunia.Tindak lanjut pada
pasien yang meninggal:
2) Penderita meninggal biasa: keluarga diberi tahu dan dibuatkan Surat
Kematian.
3) Penderita dalam kasus hukum: pihak berwajib dihubungi sesuai
prosedur dan disiapkan untuk visum. Visum luar dapat dilakukan di
IGD RSUD Sragen sedangkan visum dalam dilakukan di bagian
forensik UNS Solo karena Instalasi ini belum memiliki dokter
forensik.
4) Penderita meninggal tidak dikenal identitasnya: dilaporkan ke pihak
berwajib (polisi) dan dibuat laporan pada form khusus. Dibawa ke
bagian forensik UNS Solo, apabila dalam 3 hari tidak diambil maka
akan dikubur dengan terlebih dahulu melapor ke pihak berwajib.
b. Menyiapkan jenazah, mulai dari membawa jenazah dari bangsal ke ruang
jenazah, memandikan jenazah sampai siap dibawa oleh pihak keluarga
atau pihak yang berwenang.
6. Kapasitas dan Peralatan
Terdapat 2 kamar (1 kamar dokter dan 1 kamar petugas pemulasaran
jenazah beserta tempat tidurnya), 1 tempat jenazah, 1 bak pemandian jenazah,
1 almari tempat menyimpan jenazah, 2 bed dorong untuk mengambil jenazah,
1 almari untuk menyimpan berkas-berkas, 4 meja, dan 6 kursi.
7. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Pemulasaran Jenazah
Ruang Pemulasaran Jenazah sudah mengalami renovasi. Kendala
berupa sempitnya ruangan sudah teratasi. Tetapi masih terdapat kendala-
kendala lain yang dihadapi, antara lain:
a. Tidak adanya ahli forensik untuk keperluan otopsi
b. Jauhnya kamar mandi petugas dari tempat pemulasaran
Berdasarkan kendala-kendala di atas maka perlu adanya dokter ahli
forensik dan perlu dibuat kamar mandi petugas untuk melengkapi sarana
yang telah ada.
L. INSTALASI CSSD
Tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas
tanggung jawabnya yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan
sterilisasi.
1. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Uraian Tugas:
a. Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan suplay alat
medissteril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
b. Mengikuti perkembangan ilmi pengetahuan, ketrampilan dan
pengembangan dari personal lainnya.
c. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan
alat/bahan steril.
d. Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan
mesin sterilisasi secara benar.
e. Memastikan bahwa teknik aseptik ditetapkan pada saat penyiapan dan
penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang.
f. Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi
yang bersifat internal / eksternal
g. Melakukan seleksi untuk calon tenaga di Pusat Sterilisasi, menyiapkan
konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang
telah ditentukan.
h. Membuat perencanaan program kerja.
i. Membuat laporan kerja Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD.
Klasifikasi Tenaga
a. Pendidikan terakhir minimal Apoteker atau Sarjana Kesehatan atau D3
dibidang kesehatan dengan masa kerja 7 tahun dibidang sterilisasi.
b. Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen
c. Mengetahui tentang psikologi personel
d. Berpengetahuan kerja dibagian kamar operasi / sterilisasi.
e. Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.
2. Kepala Sub Instalasi
Uraian Tugas
a. Bertanggung jawab kepada Instalasi Pusat Sterilisasi
b. Bertanggung jawab sebagai kepala Instalasi Pusat Sterilisasi apabila
Kepala Pusat Sterilisasi berhalangan hadir.
c. Membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat,
supervisi langsung, mengajar / merevisi prosedur baru mengevaluasi staf
dan melaporkannya kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.
d. Membuat program orientasi untuk tenaga baru.
e. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan masing-
masing sub instalasi.
f. Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak.
g. Membuat laporan hasil kerja masing-masing sub instalasi sterilisasi
kepada kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Kualifikasi Tenaga
a. Pendidikan minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3
tahun dibidang sterilisasi.
b. Pernah mengikuti kursus tambahan bidang Instalasi Pusat Sterilisasi
CSSD.
c. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas di sub
instalisasi yang dipimpinnya.
d. Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi.
e. Kondisi kesehatan baik.
3. Penanggung Jawab Administrasi
Uraian Tugas
a. Membantu kepala instalasi dalam penyusunan perencanaan berdasarkan
masukan dari Kepala Sub Instalasi.
b. Rekapitulasi laporan kegiatan masing-masing sub instalasi.
c. Menyiapkan keperluan administrasi.
Kualifikasi Tenaga
a. Minimal lulusan SMA/ SMU/ SMEA atau sekolah pendidikan perawat
atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi.
b. Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer.
c. Rapi dalam menyusun dokumentasi.
4. Staf di Pusat Sterilisasi terdiri dari
a. Tugas staf di Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)
1) Bagian penerimaan dan pensortiran bertugas memilah milah barang /
bahan yang kotor sebelum dicuci lalu disterilkan bahan / barang
tersebut seperti instrumen, sarung tangan, linen, kasa / pembalut.
2) Bagian pencucian bertugas mencuci instrumen, linen, sarung tangan,
kasa / pembalut.
3) Bagian Pengepakan bertugas mengepak barang / bahan sesuai
jenisnya sebelum sterilisasi.
4) Bagian sterilisasi bertugas memproses barang . bahan yang akan
digunakan lagi.
5) Bagian gedung penerima dan penyimpanan bertugas menerima dan
menyimpan barang baru dan bahan baru yang telah diorder pada
supleyer.
6) Bagian gudang penyimpanan bertugas mengepak dan
megelompokkan sesuai jenis barang / bahan yang telah diproses pada
Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) untuk didistribusikan kepada unit-
unit rumah sakit.
7) Bagian pengambilan bertugas mendistribusikan barang / bahan yang
steril kepada unit-unit rumah sakit yang membutuhkan.
Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) melayani bagian rumah sakit yang
menggunakan instrumen, linen, sarung tangan, kasa, pembalut agar, menjadi
steril dengan sistem ini merupakan salah satu program pada rumah sakit
pengendalian infeksi.
Bagan 4.28. Struktur Organisasi Sterilisasi Sentral RSUD Sragen
Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Penanggungjawab Administrasi
Sub Instalasi Distribusi
Sub Instalasi Pemeliharaan Sarana
dan Peralatan K3
Sub Instalasi Dokumentasi dan
Operasional CSSD