BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATAeprints.undip.ac.id/33999/7/1879_CHAPTER_IV.pdf · 44...
-
Upload
truongkiet -
Category
Documents
-
view
249 -
download
0
Transcript of BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATAeprints.undip.ac.id/33999/7/1879_CHAPTER_IV.pdf · 44...
44
44
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA
4.1 Identifikasi Masalah
Secara Administratif Pantai Suradadi terletak di Desa Suradadi dan
Bojongsana Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Batas wilayah
kedua desa tersebut yaitu:
� Utara : berbatasan dengan Laut Jawa
� Timur : berbatasan dengan Desa Kademangan Kecamatan Warureja
� Selatan : berbatasan dengan Desa Jatimulyo
� Barat : berbatasan dengan Desa Purwahamba
Gambar 4.1. Peta Lokasi Pantai Suradadi
Permasalahan yang timbul di daerah pantai biasanya berkembang tergantung
pada pertumbuhan manusia dan aktivitasnya di daerah yang bersangkutan.
Semakin ramai aktivitas suatu daerah tentunya sekecil apapun permasalahan yang
timbul akan dirasakan lebih banyak orang. Permasalahan kerusakan pantai yang
timbul di daerah pantai Suradadi terutama disebabkan oleh rob (luapan air laut)
dan abrasi pantai.
Lokasi..
45
45
Abrasi pantai Suradadi ini disebabkan karena faktor alam, dalam hal ini
adalah gelombang angin. Gelombang angin adalah gelombang yang timbul akibat
tiupan angin di permukaan laut. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk
membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak
lurus dan sepanjang pantai. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena hampir
sepanjang tepian pantai ini berupa perumahan penduduk dengan jarak sekitar 50
meter. Bahkan ada yang sudah mencapai pagar rumah.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tegal Ir. Suhadi di
Tegal, Minggu (31/12/2006), mengatakan, tingkat abrasi yang terjadi di sepanjang
pantai Warurejo dan Suradadi itu meluas hingga permukiman penduduk. (Sumber:
Kapanlagi.com)
Oleh karena itulah maka meskipun tingkat abrasi di Suradadi tidak separah
di Desa Maribaya Kecamatan Kramat, namun dengan kondisi pantai yang berupa
pemukiman maka penanganan di pantai ini lebih diprioritaskan Dinas Perikanan
Kelautan dan Pertanian (PKP) Kabupaten Tegal. Untuk Desa Kedungkelor,
Kecamatan Warurejo dan Desa Suradadi, Kecamatan Suradadi, yang parah
abrasinya, penanganannya akan diprioritaskan.(Wawasan ,3 Agustus 2007)
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan pada tanggal 12
September 2007 dan 4 Desember 2007 dapat dilihat beberapa akibat abrasi dan
penangan yang telah ada sebagai berikut:
Gambar 4.2. Rumah yang telah tersentuh abrasi di dekat Muara Pekijingan
Pekarangan rumah yang terabrasi
Utara
Groin
46
46
Gambar 4.3. Bibir Pantai Suradadi yang digunakan sebagian besar nelayan untuk
menyandarkan kapal
Dari panjang pantai sejauh 2,3 kilometer beberapa bagiannya telah
dilindungi dengan groin dari pasangan batu. Di sisi Kali Cenang ke arah timur
sejauh 1 km telah dibangun groin. Di sisi Kali Pekijingan ke arah barat sepanjang
200 m jaga telah dipasang groin dengan panjang tiap groin masing-masing 25 m.
Namun demikian proses abrasi masih berlangsung. Bukan hanya pada bagian
yang belum terlindungi tapi juga pada daerah yang telah dipasangi groin. Kondisi
pantai berlumpur (hasil studi pengujian tanah di Sungai Ketiwon dari Untag)
kurang sesuai untuk penggunaan groin.
Utara
Pemukiman nelayan
47
47
4.2 ANALISIS HYDRO-OCEANOGRAPHY
4.2.1 Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di
Bumi. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan muka air terendah (surut) sangat
penting untuk perencanaan bangunan pantai (Triatmodjo, 1999)
Data pasang surut yang diperlukan adalah:
• HHWL : Highest High Water Level, yaitu elevasi tertinggi muka air selama
periode tertentu.
• MHWL : Mean High Water Level, yaitu rata-rata elevasi pasang (tinggi) muka
air selama periode tertentu.
• MSL : Mean Sea Level, yaitu elevasi tinggi muka air rata-rata.
• MLWL : Mean Low Water Level, yaitu rata-rata elevasi surut (rendah) muka
air pada periode tertentu.
• LLWL : Lowest Low Water Level, yaitu elevasi muka air terendah selama
periode tertentu.
Dari data pasang surut yang diperoleh dari BMG Maritim Semarang, tahun
2006, didapat data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tinggi muka air laut bulanan tahun 2006 di Pantai Suradadi Tegal
Bulan MSL(m) MHWL(m) MLWL(m) Januari 50,8 83,3 21,5 Februari 46,8 77,4 20,0 Maret 49,2 86,0 23,1 April 56,8 88,5 29,1 Mei 58,2 97,1 19,4 Juni 53,3 91,5 8,4 Juli 48,9 86,4 20,0 Agustus 46,4 83,5 4,6 September 43,8 80,5 19,1 Oktober 43,0 86,6 18,9 November 48,2 84,7 13,7 Desember 46,3 82,8 10,6
(Olahan data pasut hasil pengamatan BMG maritim Semarang, 2007)
48
48
0
20
40
60
80
100
120
140
1 366 731 1096 1461 1826 2191 2556 2921 3286 3651 4016 4381 4746 5111 5476 5841 6206 6571 6936
JAM
(cm
)Series1
HHWL
MHWL
MSL
MLWL
LLWL
Gambar 4.4 Grafik muka air laut Pantai Suradadi Tegal Tahun 2006
MHWL 7,8612
bulan tiap== ∑
MHWL cm
MLWL 6,1812
bulan tiap== ∑MLWL
cm
MSL 3,4912
bulan tiap== ∑MSL
cm
HHWL = 128 cm
LLWL = 0 cm
4.2.2 Angin
Data angin yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan arah angin
dominan serta tinggi gelombang rencana. Data angin yang diperlukan adalah data
arah angin dan kecepatan angin dimana data tersebut didapat dari Stasiun
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Semarang, tahun 2001 – 2006.
Tabel 4.2 Persentase kejadian angin tahun 1997-2006
KEC.ANGIN Arah Angin Keterangan (knot) U TL T TG S BD B BL Jumlah 0-5 1,26 1,42 0,08 0,19 1,26 4,35 0,16 1,10 9,83 6-10 4,85 10,90 0,36 0,79 16,76 28,59 1,12 9,18 72,56 11-15 0,44 1,26 0,05 0,16 1,86 5,92 0,66 5,18 15,53 16-20 0,00 0,00 0,00 0,05 0,14 0,30 0,14 1,18 1,81 21-25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,16 0,19 25-30 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08 0,08
Jumlah 6,55 13,59 0,49 1,21 20,02 39,17 2,11 16,87 100,00 (Data angin BMG Kota Tegal)
49
49
Gambar 4.5 Windrose tahun 1997-2006
Mengingat posisi Pantai Suradadi membujur dari barat ke timur dengan
bagian lautnya di sebelah utara, maka gelombang bisa terbentuk dari arah utara,
barat laut dan timur laut. Arah angin dominan dari arah barat laut (16,87 %).
50
50
4.2.3 Fetch
Fetch efektif akan digunakan pada grafik peramalan gelombang untuk
mengetahui tinggi, durasi dan periode gelombang. Fetch rata-rata efektif dihitung
dengan persamaan berikut ini (Triatmodjo, 1999) :
Keterangan :
Feff = Fetch rata – rata efektif
Xi = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir fetch
α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan
pertambahan 6o sampai Sudut 42o pada kedua sisi dari arah mata
angin.
Posisi Pantai Suradadi membujur dari Barat ke Timur dengan laut di sebelah
Utara. Dari windrose di dapatkan arah angin dominan datang dari arah Barat Laut.
Sehingga dalam perhitungan fetch efektif, posisi garis fetch utama (0o) ditarik ke
arah Barat Laut, timur laut dan utara.
Perhitungan fetch selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3
Gambar 4.6 Segmen Fetch utara
51
51
Tabel 4.3 Perhitungan panjang fetch efektif
Arah Sudut(o) cos A panjang (km)
x. cos A (km)
Fetch efektif(km)
UT
AR
A
42 0,7431 570,21 423,723
590,108
36 0,8090 597,60 483,458 30 0,8660 571,46 494,880 24 0,9135 483,89 442,034 18 0,9511 460,65 438,124 12 0,9781 510,87 499,677 6 0,9945 1278,41 1271,376 0 1,0000 698,45 698,445 6 0,9945 595,53 592,250
12 0,9781 485,97 475,322 18 0,9511 483,48 459,833 24 0,9135 494,06 451,322 30 0,8660 520,41 450,675 36 0,8090 481,40 389,453 42 0,7431 541,16 402,136
BA
RA
T L
AU
T
42 0,7431 476,35 353,977
472,205
36 0,8090 495,65 400,979 30 0,8660 1362,38 1179,825 24 0,9135 346,03 316,100 18 0,9511 329,76 313,635 12 0,9781 1029,31 1006,770 6 0,9945 379,87 377,783 0 1,0000 410,69 410,688 6 0,9945 383,62 381,506
12 0,9781 358,13 350,285 18 0,9511 79,78 75,875 24 0,9135 77,18 70,508
TIM
UR
LA
UT
LA
UT
42 0,7431 496,08 368,637
412,656
36 0,8090 468,43 378,961 30 0,8660 362,45 313,880 24 0,9135 335,81 306,761 18 0,9511 341,42 324,728 12 0,9781 366,62 358,595 6 0,9945 356,83 354,869 0 1,0000 369,07 369,072 6 0,9945 442,08 439,649
12 0,9781 451,30 441,413 18 0,9511 497,23 472,917 24 0,9135 490,32 447,907
Untuk perhitungan selanjutnya digunakan fetch efektif sebesar 590,108 km
52
52
4.2.4 Peramalan Tinggi Dan Periode Gelombang Akibat Angin
Pembangkitan gelombang menggunakan menggunakan data angin
maksimum dari BMG Kota Tegal dengan menggunakan rumus Pembangkitan
gelombang pada laut dangkal (kedalaman 15-90 meter) dari SPM. Berikut contoh
perhitungan pembangkitan gelombang di Pantai Suradadi:
Tabel 4.4 Perhitungan pembangkitan gelombang Januari 1997
Tgl U Arah U (10) UL (10) RL UW UA Fetch Ho To
(knot) Angin (knot) (m/s) (m/s) (m/s) (km) (m) (detik) 1 17 BL 20,194 10,380 1,15 11,937 14,991 590 4,040 9,206 2 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 3 6 BL 7,127 3,663 1,50 5,486 5,761 590 0,941 4,317 4 9 BL 10,691 5,495 1,36 7,485 8,444 590 1,869 6,105 5 10 BL 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 6 7 BL 8,315 4,274 1,45 6,180 6,671 590 1,239 4,942 7 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 8 10 S 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 9 10 BL 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641
10 13 BL 15,442 7,937 1,24 9,839 11,819 590 3,056 8,014 11 8 BL 9,503 4,885 1,40 6,846 7,565 590 1,552 5,538 12 10 S 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 13 7 BL 8,315 4,274 1,45 6,180 6,671 590 1,239 4,942 14 10 BL 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 15 9 BL 10,691 5,495 1,36 7,485 8,444 590 1,869 6,105 16 6 BL 7,127 3,663 1,50 5,486 5,761 590 0,941 4,317 17 10 BL 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 18 15 BL 17,818 9,159 1,19 10,915 13,428 590 3,572 8,702 19 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 20 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 21 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 22 7 BL 8,315 4,274 1,45 6,180 6,671 590 1,239 4,942 23 25 BL 29,697 15,264 1,02 15,590 20,820 590 5,552 9,914 24 15 BL 17,818 9,159 1,19 10,915 13,428 590 3,572 8,702 25 10 BL 11,879 6,106 1,33 8,103 9,308 590 2,183 6,641 26 14 BL 16,630 8,548 1,21 10,384 12,630 590 3,321 8,382 27 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 28 12 BL 14,255 7,327 1,27 9,277 10,995 590 2,778 7,600 29 6 BL 7,127 3,663 1,50 5,486 5,761 590 0,941 4,317 30 5 BL 5,939 3,053 1,56 4,757 4,835 590 0,670 3,660 31 11 BL 13,067 6,716 1,30 8,699 10,158 590 2,486 7,141
53
53
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Cara perhitungan
tabel diatas akan dijelaskan di bawah ini:
1. Kolom 4
Konversi kecepatan dari ketinggian pengukuran angin 3 meter diubah menjadi
kecepatan angin pada ketinggian 10 meter. Contoh menggunakan data pada 1
Januari 1997. Ua = 17 knot
71
)()10(
10
=Z
UU z
71
)10( 3
1017
= xU = 20,194 knot
2. Kolom 5
Konversi kecepatan dari knot menjadi meter.
UL = 20, 194 x 0,514 =10,380 m/s
3. Kolom 6
Mencari angka koreksi kecepatang angin di darat ke laut.(gambar 2.14)
UL = 10,380 m/s RL= 1,15
4. Kolom 7
Menghitung kecepatan angin di laut.
UW = RL x UL
= 1,15 x 10,38
= 11,937 m/s
5. Kolom 8
Menghitung tegangan angin (UA)
23,171,0 WA xUU =
23,1937,1171,0 xU A =
= 14,991 m/s
6. Kolom 10
Menghitung tinggi gelombang (H), dengan g = 9,8 m/d2 ; Fetch = 590 km; UA =
14,991 m/s dan d=50 meter adalah:
54
54
g
Ux
U
gd
U
gF
xU
gdxH
A
A
A
A
2
21
43
2
243
2
53,0tanh
00565,0tanh53,0tanh283,0
=
8,9
991,14
991,14
508,953,0tanh
991,14
10005908,900565,0
tanh991,14
508,953,0tanh283,0
2
43
2
21
243
2x
x
xx
xx
x
=
= 4,040 m
g
Ux
U
gd
U
gF
xU
gdxT
A
A
A
A
2
83
2
31
283
2
833,0tanh
00379,0tanh833,0tanh54,7
=
8,9
991,14
991,14833,0tanh
991,14
10005908,900379,0
tanh991,14
508,9833,0tanh54,7
2
83
2
31
283
2x
gd
xx
xx
x
=
= 9,206 detik
Tabel 4.5 Pembangkitan gelombang Pantai Suradadi 1997- 2006
Tinggi gelombang Arah Gelombang Keterangan
(m) U TL T TG S BD B BL Jumlah <0,75 1,26 1,42 0,08 0,19 1,26 4,35 0,16 1,10 9,83
0,75-1,0 0,60 1,67 0,05 0,19 1,86 3,15 0,14 1,07 8,74 1,0-1,25 1,07 2,36 0,03 0,16 3,18 5,75 0,25 1,94 14,74 1,25-1,5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,5-2,0 2,41 4,11 0,11 0,36 7,34 10,98 0,47 3,15 28,92 2,0-3,0 1,07 3,56 0,19 0,14 5,89 13,01 0,52 6,19 30,57 >3,0 0,14 0,47 0,03 0,16 0,49 1,92 0,58 3,42 7,20
Jumlah 6,55 13,59 0,49 1,21 20,02 39,17 2,11 16,87 100,00
55
55
Gambar 4.7 Waverose Pantai Suradadi tahun 1997-2006
Waverose pada Gambar 4.7 dibuat berdasarkan data gelombang
maksimum dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tegal, dari tahun 1997-
2006.
Untuk keperluan perencanaan bangunan pantai, perlu dipilih tinggi dan
periode gelombang tunggal yang dapat mewakili suatu spektrum gelombang.
Bentuk yang paling banyak digunakan adalah Gelombang 33% (H33) atau tinggi
rerata dari 1/3 nilai tertinggi dari pencatatan gelombang. Nilai tersebut dapat juga
disebut tinggi gelombang signifikan (Triatmodjo, 1996).
Perhitungan gelombang 33% (gelombang signifikan, Hs) adalah :
Jumlah data selama 10 tahun = 10 x 365 + 2 (tahun kabisat) = 3652
n = 33% x 3652 data = 1217,33 ≈ 1217 data
m 657,21217
3234,86
121733 === ∑HH
detik 7,342 1217
8937,67
121733 === ∑TT
56
56
Jadi tinggi dan periode gelombang signifikan tahun 1997-2006 adalah
2,657 meter dan 7,342 detik. Setelah didapatkan data gelombang signifikan
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan periode ulang gelombang untuk 2,5,10,
25, 50 dan 100 tahun.
4.2.5 Periode Ulang Gelombang
Digunakan dua metode yang digunakan untuk gelombang dengan periode
ulang tertentu, yaitu distribusi Gumbel (Fisher-Tippett Type I) dan distribusi
Weibull.
Tabel 4.6 Pedoman pemilihan jenis dan kala ulang gelombang
NO Jenis Bangunan Gelombang rencana
Jenis Gelombang Kala Ulang
1
2
3
Struktur fleksibel (”rubble strcture”)
Struktur semi-kaku
Struktur kaku (rigid)
Hs
H0,1 – H0,01
H0,01 – Hmaks
10 -50 th
10 -50 th
10 -50 th
(Yuwono, 1982)
4.2.5.1 Metode Fisher-Tippett Type I
Dalam metode Fisher-Tippett Type I, data probabilitas ditetapkan untuk
setiap tinggi gelombang sebagai berikut (Triatmodjo, 1999):
12,0
44,01)(
+−−=≤
Tsms N
mHHP
Dimana: P(Hs≤Hsm) : Probabilitas dari tinggi gelombang representatif ke-m
yang tidak dilampaui.
Hsm : Tinggi gelombang urutan ke-m.
m : Nomor urut tinggi gelombang signifikan.
: 1,2,3,….N
NT : Jumlah kejadian gelombang selama pencatatan.
Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari
fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut dengan  dan B adalah
57
57
perkiraan dari parameter skala dan lokal yang diperoleh dari analisis regresi linear
(Triatmodjo, 1999):
Hsr = Â yr+B
→ )}1
1ln(ln{r
r LTy −−−=
→ )}(lnln{ smsm HHPy ≤−−=
Dimana: Hsr : Tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr
Tr : Periode ulang (tahun)
K : Panjang data (tahun)
L : Rerata jumlah kejadian per-tahun = NT / K
Perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.7 Hitungan gelombang dengan periode ulang (Metode Fisher Tippett
Type I)
Tahun ke-
Hsm (m) P Ym Hsm.Ym Ym²
(Hsm-Ĥsm)2
1 2 3 4 5 6 7 1 3,025 0,945 2,866 8,670 8,214 0,152 2 2,892 0,846 1,787 5,170 3,194 0,066 3 2,763 0,747 1,232 3,404 1,518 0,016 4 2,701 0,648 0,836 2,258 0,699 0,004 5 2,690 0,549 0,513 1,379 0,263 0,003 6 2,602 0,451 0,227 0,590 0,051 0,001 7 2,586 0,352 -0,044 -0,113 0,002 0,002 8 2,528 0,253 -0,318 -0,804 0,101 0,012 9 2,420 0,154 -0,626 -1,515 0,392 0,046
10 2,149 0,055 -1,063 -2,284 1,129 0,237 Jml 26,357 5,000 5,410 16,755 15,564 0,540 rata2 2,636 0,541
Keterangan:
1. Kolom 1 menunjukkan jumlah tahun yang ditinjau (1997-2006)
2. Kolom 2 merupakan tinggi gelombang signifikan yang terjadi tiap tahun
dari 1997-2006, dan diurutkan dari nilai terbesar sampai terkecil.
3. Kolom 3 dihitung dengan rumus 12,0
44,01)(
+−−=≤
Tsms N
mHHP
58
58
4. Kolom 4 dihitung dengan rumus )}(lnln{ smsm HHPy ≤−−=
Dari Tabel 4.7, didapat beberapa parameter berikut ini:
• N (jumlah data tinggi gelombang signifikan) =10
• NT (jumlah kejadian gelombang selama pencatatan) = 10
• 110
10 ===TN
Nv
• mH sm 636,210
26,357==
• K (panjang data) = 10 tahun
• λ = 1
• my 0.54110
5.410==
• Deviasi standar data tinggi gelombang signifikan:
245,0540,0110
1)(
1
12/12/1
1
2 =
−=
−−
= ∑=
xHHN
HN
i
smsmsσ
Dari beberapa nilai di atas dapat dihitung parameter  dan B berdasarkan
data Hsm dan ym pada kolom 2 dan 4 Tabel 4.6 dengan menggunakan persamaan
berikut ini (Triatmodjo, 1999):
Hsr = Â yr+ B
Dengan:
 ( )( )
( ) ( ) 197,05,41015,56410
5,410357,6216,77510222
=−
−=−
−=
∑ ∑∑ ∑ ∑ x
yyn
yHyHn
mm
msmmsm
B = smH – Â my
= 2,636 – 0,197 x 0.541
= 2,529
Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Hsr=0,197yr+2,529
59
59
Selanjutnya hitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa
periode ulang tertentu dilakukan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Gelombang dengan periode ulang tertentu
(Metode Fisher Tippett Type I)
Periode Yr Hsr σnr σr Hs-1,28σr Hs+1,28σr Ulang (m) (m) (m) (tahun)
1 2 3 4 5 6 7 2 0,367 2,601 0,337 0,082 2,496 2,707 5 1,500 2,825 0,571 0,140 2,646 3,004
10 2,250 2,973 0,780 0,191 2,729 3,218 25 3,199 3,160 1,062 0,260 2,828 3,493 50 3,902 3,299 1,277 0,313 2,899 3,699
100 4,600 3,437 1,492 0,365 2,970 3,905
Keterangan:
• Kolom 1 merupakan periode ulang yang diperhitungkan.
• Kolom 2 dihitung dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
−−−=
rr LT
y1
1lnln
Dengan:
Tr : Periode ulang (tahun)
K : Panjang data (tahun)
L : Rerata jumlah kejadian per tahun = NT/K
• Kolom 3 adalah perkiraan tinggi gelombang yang dihitung dengan persamaan
regresi linier yang telah didapatkan dari perhitungan sebelumnya:
Hsr=0,197yr+2,529
• Kolom 4 didapat dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
( )[ ] 2/12ln11
vcyN
rnr εασ +−+=
Dengan:
σnr : Standar deviasi yang dinormalkan dari tinggi gelombang signifikan
dengan periode ulang Tr
N : Jumlah data tinggi gelombang signifikan
60
60
005,164,0 1ln93,0100,9ln1
3,13,12 === −+−+ −− xvkN eeααα
α1, α2, e, ε, k : Koefisien empiris yang diberikan oleh Tabel 4.8
Tabel 4.9 Koefisien untuk menghitung deviasi standar (Triatmodjo, 1999)
Distribusi α1 α2 k c ε Fisher-Tippett Type I 0,64 9 0,93 0 1,33 Weibull (k=0,75) 1,65 11,4 -0,63 0 1,15 Weibull (k=1,0) 1,92 11,4 0 0,3 0,9 Weibull (k=1,4) 2,05 11,4 0,69 0,4 0,72 Weibull (k=2,0) 2,24 11,4 1,34 0,5 0,54
• Kolom 5 didapat dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
snrr Hσσσ =
Dengan :
σr : Kesalahan standar dari tinggi gelombang signifikan dengan periode
ulang Tr.
σHs : Deviasi standar dari data tinggi gelombang signifikan = 0,197
4.2.5.2 Metode Weibull
Hitungan perkiraan tinggi gelombang ekstrim dilakukan dengan cara yang
sama seperti Metode Fisher-Tippet Type I, hanya persamaan dan koefisien yang
digunakan disesuaikan dengan Metode Weibull.
Rumus probabilitas yang digunakan untuk Metode Weibull adalah sebagai
berikut (Triatmodjo, 1999):
kN
km
HHP
T
sms 23,02,0
27,022,0
1)(++
−−−=≤
Dimana:
P(Hs≤Hsm) : Probabilitas dari tinggi gelombang representatif ke-m yang
tidak dilampaui.
Hsm : Tinggi gelombang urutan ke-m.
m : Nomor urut tinggi gelombang signifikan.
61
61
: 1,2,3,….N
NT : Jumlah kejadian gelombang selama pencatatan
k : Parameter bentuk (Kolom pertama Tabel 4.9), dalam laporan
ini dipakai k=0,75
Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari
fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut dengan A dan B
adalah perkiraan dari parameter skala dan lokal yang diperoleh dari analisis
regresi linier (Triatmodjo, 1999):
Hm = Â ym+ B
atau
Hsr = Â ym+ B
Dimana ym diberikan oleh bentuk berikut:
{ }[ ] ksmsm HHPy /1)(1ln ≤−−=
Sedangkan yr diberikan oleh bentuk berikut:
( ){ } krr LTy /1ln=
Dengan:
Hsr : Tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr.
Tr : Periode ulang (tahun)
K : Panjang data (tahun)
L : Rerata jumlah kejadian per tahun = NT/K
Tabel 4.10 Hitungan gelombang dengan periode ulang (Metode Weibull)
Tahun ke- Hsm(m) P Ym Hsm.Ym Ym² (Hsm-Ĥsm)2 1 2 3 4 5 6 7
1 3,025 0,955 4,534 13,714 20,553 0,152 2 2,892 0,860 2,460 7,114 6,050 0,066 3 2,763 0,764 1,633 4,512 2,667 0,016 4 2,701 0,669 1,142 3,084 1,303 0,004 5 2,690 0,573 0,807 2,170 0,651 0,003 6 2,602 0,478 0,562 1,462 0,316 0,001 7 2,586 0,382 0,377 0,975 0,142 0,002 8 2,528 0,286 0,235 0,594 0,055 0,012 9 2,420 0,191 0,126 0,305 0,016 0,046
62
62
10 2,149 0,095 0,047 0,100 0,002 0,237 Jml 26,357 5,253 11,921 34,031 31,754 0,540 rata2 2,636 1,192
Keterangan:
1. Kolom 1 menunjukkan jumlah tahun yang ditinjau (1997-2006)
2. Kolom 2 merupakan tinggi gelombang signifikan yang terjadi tiap tahun
dari 1997-2006, dan diurutkan dari nilai terbesar sampai terkecil.
3. Kolom 3 dihitung dengan rumus
kN
km
HHP
T
sms 23,02,0
27,022,0
1)(++
−−−=≤
4. Kolom 4 dihitung dengan rumus { }[ ] ksmsm HHPy /1)(1ln ≤−−=
Dari Tabel 4.9, didapat beberapa parameter berikut ini:
• N (jumlah data tinggi gelombang signifikan) =10
• NT (jumlah kejadian gelombang selama pencatatan) = 10
• 110
10 ===TN
Nv
• mH sm 636,210
26,357==
• K (panjang data) = 10 tahun
• λ = 1
• my 192,110
921,11 ==
• Deviasi standar data tinggi gelombang signifikan:
245,0540,0110
1)(
1
12/12/1
1
2 =
−=
−−
= ∑=
xHHN
HN
i
smsmsσ
Dari beberapa nilai di atas dapat dihitung parameter  dan B berdasarkan
data Hsm dan ym pada kolom 2 dan 4 Tabel 4.10 dengan menggunakan persamaan
berikut ini (Triatmodjo, 1999):
Hsr = Â yr+ B
Dengan:
63
63
 ( )( )
( ) ( ) 0,14911,92131,75410
921,11357,6234,03110222
=−
−=−
−=
∑ ∑∑ ∑ ∑ x
yyn
yHyHn
mm
msmmsm
B = smH – Â my
= 2,636 – 0,149 x 1,192
= 2,458
Persamaan regresi yang diperoleh adalah :
Hsr=0,149 yr+2,458
Selanjutnya hitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa
periode ulang tertentu dilakukan dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Gelombang dengan periode ulang tertentu (Metode Weibull)
Periode Yr Hsr σnr σr Hs-1,28σr Hs+1,28σr Ulang (m) (m) (m) (tahun)
1 2 3 4 5 6 7 2 0,613 2,550 0,378 0,092 2,431 2,668 5 1,886 2,739 0,709 0,174 2,517 2,961
10 3,041 2,911 1,071 0,262 2,575 3,247 25 4,753 3,166 1,631 0,399 2,654 3,677 50 6,164 3,376 2,099 0,514 2,718 4,033
100 7,662 3,598 2,599 0,636 2,784 4,413
Keterangan:
• Kolom 1 merupakan periode ulang yang diperhitungkan.
• Kolom 2 dihitung dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
( ){ } krr LTy /1ln=
Dengan:
Tr : Periode ulang (tahun)
L : Rerata jumlah kejadian per tahun = NT/K
K : Panjang data (tahun)
k : Parameter bentuk = 0,75
64
64
• Kolom 3 adalah perkiraan tinggi gelombang yang dihitung dengan persamaan
regresi linier yang telah didapatkan dari perhitungan sebelumnya:
Hsr=0,827 yr+2,413
• Kolom 4 didapat dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
( )[ ] 2/12ln11
vcyN
rnr εασ +−+=
Dengan:
σnr : Standar deviasi yang dinormalkan dari tinggi gelombang signifikan
dengan periode ulang Tr
N : Jumlah data tinggi gelombang signifikan
133,165,1 1ln63,0104,11ln1
3,13,12 === −−−+ −− xvkN eeααα
α1, α2, e, ε, k : Koefisien empiris yang diberikan oleh Tabel 4.8
• Kolom 5 didapat dengan menggunakan rumus (Triatmodjo, 1999):
snrr Hσσσ =
Dengan :
σr : Kesalahan standar dari tinggi gelombang signifikan dengan periode
ulang Tr.
σHs : Deviasi standar dari data tinggi gelombang signifikan = 0,245
Tabel 4.12 Perbandingan gelombang dengan periode ulang tertentu
(Metode Weibull & Metode Fisher-Tippet Tipe I)
Periode Fisher-Tippett Weibull 0,75
Ulang Hs-
1,28σr Hsr Hs+1,28σr Hs-
1,28σr Hsr Hs+1,28σr (tahun) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
2 2,496 2,601 2,707 2,431 2,550 2,668 5 2,646 2,825 3,004 2,517 2,739 2,961
10 2,729 2,973 3,218 2,575 2,911 3,247 25 2,828 3,160 3,493 2,654 3,166 3,677 50 2,899 3,299 3,699 2,718 3,376 4,033
100 2,970 3,437 3,905 2,784 3,598 4,413
65
65
Perbandingan Fisher-Weibull
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
2 5 10 25 50 100
Periode Ulang (tahun)
Hs
(m)
+1,28σr
Fisher
-1,28σr
+1,28σr
weibull
-1,28σr
Gambar 4.8 grafik perbandingan Fisher-Weibull
Tinggi Hs dari kedua metode tersebut hampir sama. Pada Laporan ini
diambil Hs dari metode Weibul dengan periode ulang 50 tahun. Sehingga
diperoleh Hs = 3,299 m.
Tinggi Gelombang-Periode
y = 0.0079x5 - 0.1403x4 + 0.902x3 - 2.7704x2 + 5.6898x + 0.8273
R2 = 0.9994
0
2
4
6
8
10
12
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
H (m)
T (
det
ik)
Gambar 4.9 grafik perbandingan tinggi gelombang-periode
Dari grafik di atas didapat persamaan yang paling mewakili
perbandingan antara tinggi gelombang (H) dan periode (T).
66
66
y = 0,0079x5 - 0,1403x
4 + 0,902x
3 - 2,7704x
2 + 5,6898x + 0,8273
sehingga T untuk Hs = 3,299 m bisa dihitung
Ts = 0,0079 x 3,2995-0,1403x3,299
4+ 0,902x3,299
3- 2,7704x3,299
2
+ 5,6898x 3,299+ 0,8273
= 8,301 detik
4.2.6 Penentuan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah
Pantai Suradadi adalah pantai yang membujur dari Barat ke Timur. Arah
gelombang datang dari arah Utara (αo=0o). Data gelombang dari perhitungan
gelombang signifikan adalah:
- Tinggi gelombang (Hs) = 3,299 meter
- Periode gelombang (T) = 8,301 detik
- Kemiringan dasar (m) dari peta bathimetri Bakosurtanal = 0,01
● Perhitungan Koefisien Pendangkalan (Shoaling)
49,107301,856,156,1 22 === xxTLo m
Untuk kedalaman d = 2 meter dari MSL, maka:
019,049,107
2 ==oL
d
Dari lampiran Tabel L-1 didapat: 9609,005611,0 =→= nL
d
95,12301,8
49,107 ===T
LC o
o m/d
644,3405611,0
2
05611,0=== d
L m
67
67
● Perhitungan Koefisien Refraksi
3,4301,8
644,34 ===T
LC m/d
ooo
oC
CSin 000sin
95,12
3,4sin =⇒=== ααα
Maka nilai Koefisien Refraksi adalah:
10cos
0cos
cos
cos ===α
αK o
r
Dari perhitungan koefisien di atas didapatkan tinggi gelombang ekivalen adalah
sebagai berikut:
H’o = Kr x H
= 1 x 3,299
= 3,299 m
00488,0301,881,9
299,3'22
==xgT
H o
Dari Grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah pada Gambar 2.19, diperoleh:
1'
=o
b
H
H,05
Hb = 3,299 x 1,05 = 3,464 m
( ) ( )
( ) ( ) 856,01
56,1
1
56,1
5705,7175,43175,43
01,05,195,19
01,01919
=+
=+
=
=−=−=
−−
−−
xm
xm
eeb
eea
Maka:
−
=
2
1
gT
aHb
H
d
bb
b
−=
2301,881,9
570,7464,3856,0
1
464,3
x
x
d b
239,4=bd m
Jadi tinggi gelombang pecah (Hb) dan kedalaman (db) gelombang pecah adalah
3,464 m dan 4,239 m.
68
68
4.2.7 Transpor Sedimen
Angkutan sedimen sepanjang pantai dihitung dengan rumus (Triatmodjo,
1999):
Qs = K Pln
Pl = 8
gρHb
2 Cb sin αb cos αb
Keterangan :
Qs : Angkutan sedimen sepanjang (m3/hari)
Pl : Komponen fluks energy gelombang sepanjang pantai pada saat
pecah (Nm/d/m)
ρ : Rapat massa air laut (kg/m3)
Hb : Tinggi gelombang pecah (m)
Cb : Cepat rambat gelombang pecah (m/d) = bgd
αb : Sudut gelombang pecah
K, n : Konstanta
Perhitungan : • Utara
Dari hasil perhitungan gelombang rata-rata yang bisa dilihat pada lampiran
untuk arah utara diperoleh :
Jumlah data gelombang dari arah utara 1127 data
Jumlah H = 1.689,8 m Hrata-rata (100H ) = 1,499 m
Jumlah T = 6.012,079 detik Trata-rata (100T ) = 5,335 detik
Kemudian dapat dicari :
Lo = 1,56 x T2
= 1,56 x 5,3352
= 44,4 m
Untuk kedalaman d = 2 meter dari MSL, maka:
69
69
Co = 323,8335,5
4,44 ==T
Lo m/d
045,04,44
2 ==oL
d
● Perhitungan Koefisien Refraksi
10cos
0cos
cos
cos ===α
αK o
r
Dari perhitungan koefisien di atas didapatkan tinggi gelombang ekivalen (H)
adalah sebagai berikut:
H’o = Kr x H
= 1 x 1,499
= 1,499 m
00536,0335,581,9
499,1'22
==xgT
H o
Dari grafik penentuan tinggi gelombang pecah pada Gambar 2.19, diperoleh:
=o
b
H
H
' 1,05
Hb = 1,561 x 1,05 = 1,639 m
( ) ( )
( ) ( ) 856,01
56,1
1
56,1
5705,7175,43175,43
01,05,195,19
01,01919
=+
=+
=
=−=−=
−−
−−
xm
xm
eeb
eea
Maka:
−
=
2
1
gT
aHb
H
d
bb
b
−=
2335,581,9
639,15705.7856,0
1
639,1
x
x
db
=bd 2,020 m
70
70
Cb = bgd
= 020,281,9 ×
= 4,451
Sin αb = αsinc
cb
= °0sin23,8
451,4
= 0
αb = 0o
Pl = 8
gρHb
2 Cb sin αb cos αb
= °×°××× 0cos0sin451,4639,18
03,1 2
= 0 ton m/hari/m
• Barat Laut
Dari hasil perhitungan gelombang rata-rata yang bisa dilihat pada lampiran
untuk arah barat laut diperoleh :
Jumlah data gelombang dari arah barat laut 769 data
Jumlah H = 1.639,229 m Hrata-rata (100H ) = 2,132 m
Jumlah T = 4.916,115 detik Trata-rata (100T ) = 6,393 detik
Kemudian dapat dicari :
Lo = 1,56 x T2
= 1,56 x 5,3352
= 63,76 m
Untuk kedalaman d = 2 meter dari MSL, maka:
Co = 9731,9393,6
76,63 ==T
Lo m/d
031,076,63
2 ==oL
d
71
71
Dari lampiran Tabel L-1 didapat: 07261,0=L
d
544,2707261,0
2 ==L
● Perhitungan Koefisien Refraksi
309,4393,6
544,27 ===T
LC m/d
ooo
oC
CSin 79,17306,045sin
9731,9
309,4sin =⇒=== ααα
Maka nilai Koefisien Refraksi adalah:
862,079,17cos
45cos
cos
cos===
α
αK o
r
Dari perhitungan koefisien di atas didapatkan tinggi gelombang ekivalen (H)
adalah sebagai berikut:
H’o = Kr x H
= 0,862 x 2,132
= 1,837 m
00458,0393,681,9
837,1'22
==xgT
H o
Dari Grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah pada Gambar 2.19,
diperoleh:
=o
b
H
H
' 1,05
Hb = 1,837 x 1,05 = 1,929 m
( ) ( )
( ) ( ) 856,01
56,1
1
56,1
5705,7175,43175,43
01,05,195,19
01,01919
=+
=+
=
=−=−=
−−
−−
xm
xm
eeb
eea
Maka:
−
=
2
1
gT
aHb
H
d
bb
b
72
72
−=
2393,681,9
929,15705,7856,0
1
929,1
x
x
db
=bd 2,357 m
Cb = bgd
= 357,281,9 ×
= 4,809
Sin αb = ob
c
c αsin0
= °45sin973,9
809,4
= 0,341
αb = 19,94o
Pl = 8
gρHb
2 Cb sin αb cos αb
= 94,19cos94,19sin809,4929,18
03,1 2 ××××
= 0,739 tm/dt/m
= 0,739 x 24 x 3.600
= 63.817 ton m/hari/m
• Timur Laut
Dari hasil perhitungan gelombang rata-rata yang bisa dilihat pada lampiran
untuk timur laut laut diperoleh :
Jumlah data gelombang dari arah barat laut 678 data
Jumlah H = 1.209,973 m Hrata-rata (100H ) = 1,785 m
Jumlah T = 3.999,767 detik Trata-rata (100T ) = 5,899 detik
Kemudian dapat dicari :
Lo = 1,56 x T2
= 1,56 x 5,8992
73
73
= 54,29 m
Untuk kedalaman d = 2 meter dari MSL, maka:
Co = 202,9899,5
29,54 ==T
Lo m/d
037,076,63
2 ==oL
d
Dari lampiran Tabel L-1 0798,0=L
d
349,25798,0
2
0798,0=== d
L
● Perhitungan Koefisien Refraksi
965,3393,6
349,25 ===T
LC m/d
ooo
oC
CSin 73,17305,045sin
202,9
965,3sin =⇒=== ααα
Maka nilai Koefisien Refraksi adalah:
742,073,17cos
45cos
cos
cos===
α
αK o
r
Dari perhitungan koefisien di atas didapatkan tinggi gelombang ekivalen
adalah sebagai berikut:
H’o =Kr x H
= 0,742 x 1,671
= 1,240 m
00363,0899,581,9
240,1'22
==xgT
H o
Dari Grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah pada Gambar 2.5, diperoleh:
=o
b
H
H
' 1,1
Hb = 1,240 x 1,1 = 1,364 m
74
74
( ) ( )
( ) ( ) 856,01
56,1
1
56,1
5705,7175,43175,43
01,05,195,19
01,01919
=+
=+
=
=−=−=
−−
−−
xm
xm
eeb
eea
Maka:
−
=
2
1
gT
aHb
H
d
bb
b
−=
2899,581,9
364,15705,7856,0
1
364,1
x
x
db
=bd 1,652 m
Cb = bgd
= 652,181,9 ×
= 4,025
Sin αb = oo
b
c
c αsin
= °45sin202,9
025,4
= 0,309
αb = 18,02
Pl = 8
gρHb
2 Cb sin αb cos αb
= 02,18cos02,18sin025,4364,18
03,1 2 ××××
= 0,284 tm/dt/m
= 0,284 x 24 x 3.600
= 24.506 ton m/hari/m
75
75
Perhitungan Dengan Rumus CERC
• Barat Laut
P1 = 63.817 ton m/hari/m
Qs = 0,401 x P1
= 0,401 x 63.817
= 25.591 m3/hari
• Timur Laut
P1 = 24.506 ton m/hari/m
Qs = 0,401 x P1
= 0,401 x 24.506
= 9.827 m3/hari
Dari hasil pengamatan tersebut , dimana terdapat selisih jumlah sedimen
antara arah barat laut dan timur laut, maka dapat dipastikan bahwa di Pantai
Suradadi terdapat angkutan sedimen ke satu arah (longshore transport) . Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya proses abrasi maupun sedimentasi pada
pantai-pantai tertentu. Namun untuk mengetahui perubahan garis pantai Suradadi,
perlu perhitungan yang lebih kompleks. Hal ini bisa dikalkulasi oleh program
genesis yang akan ditampilkan di bab berikutnya.