BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

73
98 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Bab VI diuraikan hasil penelitian serta pembahasannya. Secara garis besar bagian yang akan dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu gambaran umum mengenai motivasi berprestasi dan rancangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012. 1. Gambaran Umum Kemampuan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai gambaran motivasi berprestasi dari hasil penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian. Data yang dikumpulkan diperoleh gambaran mengenai motivasi berprestasi, aspek dan indikator motivasi berprestasi siswa . Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 dapat dilihat pada gafik 4.1 berikut :

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

98

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada Bab VI diuraikan hasil penelitian serta pembahasannya. Secara garis

besar bagian yang akan dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu

gambaran umum mengenai motivasi berprestasi dan rancangan program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa SMA Pasundan

8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

1. Gambaran Umum Kemampuan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X

SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai gambaran

motivasi berprestasi dari hasil penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian.

Data yang dikumpulkan diperoleh gambaran mengenai motivasi berprestasi, aspek

dan indikator motivasi berprestasi siswa . Secara rinci, gambaran umum motivasi

berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012

dapat dilihat pada gafik 4.1 berikut :

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

99

Berdasarkan grafik 4.1, secara umum motivasi berprestasi siswa kelas X

SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 berada pada kategori sedang

(64,1%). Motivasi berprestasi berada pada kategori sedang, artinya sebagian besar

siswa mampu:

1. Bertanggung Jawab secara pribadi pada indikasi kemampuan bertanggung

jawab terhadap tugas-tugas / pekerjaan yang diterimanya, dan puas dengan

hasil uasaha sendiri.

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan pada

indikasi kemampuan menetapkan nilai yang akan dicapai, dan kemampuan

berusaha menguasai materi.

3. Berusaha bekerja kreatif pada indikasi kemampuan menampilkan sesuatu

yang berbeda atau bervariasi, dan belum mampu bersikap gigih/ giat mencari

cara menyelesaikan tugas.

4. Berusaha mencapai cita-cita pada indikasi mampu bersikap rajin mengerjakan

tugas, belajar dengan keras, dan menetapkan cita-cita.

5. Melakukan antisipasi pada indikasi mampu membuat persiapan belajar, dan

belum mampu mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi.

6. Melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya pada indikasi kemampuan

membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal belajar, berinisiatif

untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru,

mempersiapkan buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar,

dan belum mampu melakukan kegiatan yang dikerjakan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

100

2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi Siswa

Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

Gambaran yang lebih spesifik mengenai gambaran motivasi berprestasi

siswa di sekolah, berikut disajikan pada grafik 4.2 mengenai gambaran motivasi

berprestasi siswa berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu aspek

mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai atau

menetapkan standar unggulan, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-

cita, melakukan antisipasi, melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

Gambaran umum pencapaian aspek-aspek motivasi berprestasi siswa kelas

X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 dapat dilihat pada grafik

4.2 sebagai berikut:

Grafik 4.2 Gambaran Motivasi Berprestasi Siswa SMA Pasundan 8 Bandung

Berdasarkan Aspek

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

101

Secara umum dari keenam aspek motivasi berprestasi menunjukkan

siswa telah mencapai tingkat motivasi berprestasi yang cukup optimal, terlihat

dari presentase yang berada pada kategori sedang. Grafik 4.2 menunjukkan

perolehan enam aspek berada pada kategori sedang. Aspek yang berada pada

kategori sedang yaitu mempunyai tanggung jawab pribadi dengan perolehan

presentase (66,9%), artinya siswa mampu melaksanakan tugas sekolah tepat

waktu atau mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang sudah dikerjakan

atau keputusan yang sudah diambil. Pada aspek menetapkan nilai yang akan

dicapai atau menetapkan standar keunggulan berada pada ketegori sedang

dengan perolehan presentase (65,7%), artinya siswa mampu menargetkan nilai

yang dicapai, mampu memperbaiki kekurangan tugas-tugas untuk mendapat

perbaikan nilai, dan mampu berkosentrasi memahami materi pelajaran. Aspek

berusaha bekerja kreatif berada pada kategori sedang dengan perolehan

presentase (59,7%), artinya siswa mampu melakukan sesuatu lebih baik

dengan cara berbeda dari biasanya atau berbeda dengan orang lain. Aspek

berusaha mencapai cita-cita berada pada kategori sedang dengan perolehan

presentase (65,7%), artinya siswa mampu membangkitkan semangat siswa

dalam mencapai cita-citanya atau merencanakan cita-cita dengan mengerjakan

tugas-tugas dan mampu meluangkan waktu kapan pun untuk belajar. Pada

aspek melakukan antisipasi berada pada kategori sedang dengan presentase

(54,1%), artinya siswa mampu mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang

mungkin terjadi. Pada aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya

berada pada kategori sedang dengan perolehan presentase (69,6%), artinya

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

102

siswa mampu melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh atau siswa

mampu mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

3. Gambaran Motivasi Berprestasi Siswa Berdasarkan Indikator

Dari keenam aspek motivasi berprestasi pada penelitian telah

dikembangkan indikator-indikator untuk mengungkap kemampuan motivasi

berprestasi siswa. Secara rinci kemampuan motivasi berprestasi siswa

berdasarkan indikator dijelaskan pada grafik-grafik sebagai berikut:

a. Aspek Mempunyai Tanggung Jawab pribadi

Secara rinci , gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek mempunyai tanggung jawab pribadi dapat dilihat pada grafik 4.3 sebagai

berikut:

Grafik 4.3 Gambaran Umum Indikator Aspek Mempunyai tanggung Jawab

Pribadi

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

103

Grafik 4.3 menunjukkan semua indikator aspek mempunyai tanggung

jawab pribadi berada pada kategori sedang. Indikator bertanggung jawab terhadap

tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

perolehan presentase (63,5%), artinya siswa mampu bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugas-tugas sekolah sendiri, mampu bertanggung jawab mengerjakan

tugas tepat waktu.

Indikator puas dengan hasil usaha sendiri berada pada kategori sedang

dengan perolehan presentase (71,8%), artinya siswa merasa lebih puas apabila

tugas sekolah dikerjakan sendiri, mampu merasa yakin tugas atau pekerjaannya

dikerjakan sendiri hasilnya akan lebih baik.

b. Aspek Menetapkan Nilai yang akan dicapai

Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek menetapkan nilai yang akan dicapai dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai

berikut:

Grafik 4.4 Gambaran Umum Indikator Aspek Menetapkan Nilai yang akan dicapai

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

104

Grafik 4.4 menunjukkan semua indikator pada aspek menetapkan nilai

yang akan dicapai berada pada kategori sedang, Indikator menetapkan nilai yang

akan dicapai berada pada kategori sedang dengan perolehan presentase (62,4%),

artinya siswa mampu menargetkan nilai yang akan dicapai dalam belajar.

Indikator berupaya menguasai materi pelajaran secara tuntas berada pada

kategori sedang dengan perolehan presentase (69,1%), artinya siswa mampu

berupaya menguasai materi secara tuntas untuk mencapai nilai yang sesuai

harapan.

c. Aspek Berusaha Bekerja Kreatif

Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek berusaha bekerja kreatif dapat dilihat pada grafik 4.5 sebagai berikut:

Grafik 4.5 Gambaran Umum Indikator Aspek Berusaha Bekerja Kreatif

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

105

Grafik 4.5 menunjukkan pada aspekberusaha bekerja kreatif, pencapaian

indikator berada pada kategori sedang dan rendah. Indikator gigih atau giat mecari

cara untuk menyelesaikan tugas sekolah berada pada kategori rendah dengan

presentase (44,8%), artinya siswa belum mampu dalam bersikap gigih atau giat

mencari cara untuk menyelesaikan tugas, mampu mencari cara baru dalam

mempercepat materi pelajaran atau menyelesaikan tugas.

Pada indikator menampilakn sesuatu yang berbeda atau bervariasi berada

pada kategori sedang dengan perolehan presentase (53,6%), artinya sebagian besar

siswa mampu menampilkan sesuatu (cara belajar, cara mengerjakan tugas) yang

berbeda/bervariasi dengan orang lain, mampu menampilkan ciri khas dalam

mengerjakan tugas.

d. Aspek Berusaha Mencapai Cita-cita

Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek berusaha mencapai cita-cita dapat dilihat pada grafik 4.6 sebagai berikut:

Grafik 4.6 Gambaran Umum Indikator Aspek Berusaha Mencapai Cita-cita

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

106

Grafik 4.6 menunjukkan semua indikator pada aspek berusaha mencapai

cita-cita berada pada kategori sedang. Indikator rajin mengerjakan tugas berada

pada kategori sedang dengan perolehan presentase (70,7%), artinya siswa mampu

menuntaskan tugasny, mampu mengerjakan tugas sebaik mungkin.

Indikator belajar dengan keras berada pada kategori sedang dengan

perolehan presentase (65,7%), artinya siswa mampu mengatasi kesulitan belajar,

mampu meluangkan waktu belajar walaupun tidak ada PR, rutin belajar setiap

malam.

Indikator menetapkan cita-cita berada pada kategori sedang dengan perolehan

presentase (63%), artinya siswa mampu untuk menetapkan cita-cita, berusaha

mengetahui lebih banyak atau mencari informasi mengenai cita-cita yang

diinginkan.

e. Aspek Melakukan Antisipasi

Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek melakukan antisipasi dapat dilihat pada grafik 4.7 sebagai berikut:

Grafik 4.7 Gambaran Umum Indikator Aspek Melakukan Antisipasi

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

107

Grafik 4.7 menunjukkan indikator pada aspek melakukan antisipasi berada

pada kategori sedang dan rendah. Indikator mengantisipasi kegagalan atau

kesulitan yang mungkin terjadi berada pada kategori rendah dengan perolehan

presentase (44,8%), artinya siswa belum mampu mengerjakan soal latihan ulangan

yang dianggap sulit, belum mampu berusaha membaca materi yang akan diujikan,

belem mampu menjawab soal ulangan/ujian.

Indikator membuat persiapan belajar berada pada kategori sedang dengan

perolehan presentase (71,8%), artinya siswa mampu membuat persiapan

belajar(menyiapkan materi pelajaran, keperluan atau peralatan sebelum pergi ke

sekolah dan sebelum ulangan dilakasanakan).

f. Aspek Melakukan Kegiatan dengan Sebaik-baiknya

Secara rinci, gambaran umum motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 mengenai indikator-indikator dari

aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya dapat dilihat pada grafik 4.8

pada halaman berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

108

Grafik 4.8 Gambaran Umum Indikator Aspek Melakukan Kegiatan dengan Sebaik-

baiknya

Grafik 4.8 menunjukkan indikator pada aspek melakukan kegiatan dengan

sebaik-baiknya berada pada kategori sedang dan rendah. Indikator tidak ada

kegiatan yang lupa dikerjakan berada pada kategori rendah dengan perolehan

presentase (43,1%), artinya siswa belum melaksanakan kegiatan yang harus

dikerjakannya, belum mampu mengingat setiap tugas yang akan dikerjakan,

belum mampu mencatat kegiatan yang akan dilakukan esok hari.

Indikator membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal belajar

yang telah dibuat siswa berada pada kategori sedang dengan perolehan presentase

(95%), artinya mampu menuliskan jadwal secara sistematis agar semua kegiatan

dapat dilaksanakan, mampu menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang telah dibuat.

Indikator berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa

menunggu perintah guru berada pada kategori sedang dengan perolehan

presentase (70,7%), artinya siswa mampu mengerjakan soal-soal latihan tanpa

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

109

menunggu perintah guru, mampu memeriksa ulang tugas-tugas yang telah selesai

dikerjakan.

Indikator memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam

belajar berada pada kategori sedang dengan perolehan presentase (66,9%), artinya

siswa mampu berusaha melengkapi buku atau alat tulis yang dibutuhkan dalam

belajar, mampu berusaha menabung untuk membeli perlengkapan belajar.

B. Pembahasan Hasil penelitian

1. Hasil Penelitian Mengenai Motivasi Berprestasi Siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung

Hasil penelitian motivasi berprestasi menunjukkan sebagian besar siswa

kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 berada pada kategori

sedang, tetapi ada beberapa siswa yang memiliki motivasi berprestasi pada

kategori tinggi dan rendah. Siswa pada kategori sedang diasumsikan telah

mencapai tingkat motivasi berprestasi yang cukup optimal pada setiap aspeknya.

McClelland (Sukadji, 2001: 75) mengungkapkan motivasi berprestasi

merupakan dorongan/keinginan individu untuk mencapai keberhasilan dengan

bersaing yang sehat dalam mencapai standar keunggulan (standard of excellence).

Motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting bagi individu untuk

mewujudkan perilaku yang terarah pada suatu tujuan tertentu dan mampu

berusaha memecahkan masalahnya secara efektif dan produktif. Mengingat betapa

pentingnya motivasi berprestasi bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari baik di

lingkungan keluarga maupun di sekolah dapat membangkitkan semangat dan self-

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

110

competition secara sehat untuk bertindak lebih baik dan mengungkapkan

perasaan puas terhadap hasil prestasi yang telah dicapai siswa, membiasakan

siswa mendiskusikan pendapat atau cita-cita agar mampu mencapai tujuan yang

diinginkannya (Ngalim Purwanto, 2006: 81).

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diyakini memiliki aspirasi

pendidikan yang tinggi pula karena siswa memiliki keyakinan atas kemampuan

belajar yang dimilikinya. Bagi siswa dengan motivasi berprestasi sedang atau

rendah perlu mendapatkan bantuan untuk meningkatkan keyakinan atas

kemampuan belajarnya. Meningkatkan kemampuan belajar dapat dilakukan

dengan membangkitkan dorongan dalam diri siswa untuk berprestasi atau

melakukan sesuatu sebaik mungkin.

Secara umum, pencapaian aspek-aspek motivasi berprestasi siswa berada

pada kategori sedang. Terdapat lima aspek motivasi beprestasi yang kategori

sedang. Kelima aspek memiliki presentase sedang yaitu mempunyai tanggung

jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif,

berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan

dengan sebaik-baiknya. Pencapaian aspek-aspek motivasi berprestasi siswa cukup

optimal dan perlunya upaya bimbingan untuk meningkatkan motivasi berprestasi

yang dimiliki siswa. Upaya bimbingan diarahakan pada pendekatan preventif dan

pengembangan, yaitu mengambangkan motivasi berprestasi siswa di sekolah

sehingga siswa dapat mencapai prestasi dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan pada aspek mempunyai tanggung jawab

pribadi, sebagian besar siswa memiliki kemampuan dalam bertanggung jawab

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

111

terhadap tugas-tugas/ pekerjaan yang diterimanya, dan siswa mampu memiliki

sikap puas dengan hasil usahanya sendiri. Siswa yang mempunyai tanggung

jawab pribadi terhadap tugas yang diterimanya mendorong siswa untuk

mengerjakan tugas sekolah sendiri, merasa yakin tugas yang dikerjakan atas usaha

sendiri hasilnya akan lebih baik dan selalu mengkoreksi apabila tugasnya

dikerjakan orang lain, sehingga siswa memiliki motivasi berprestasi akan

tanggung jawabnya sendiri. Tanggujawab pribadi yang dimiliki siswa kelas X

merupakan bagian dari masa penyesuaian diri masa sekolah menengah pertama

(SMP) ke jenjang sekolah menengah atas (SMA) yang menuntut untuk lebih

tinggi pencapaian prestasinya baik dibidang akademis maupun non akademis

sehingga dapat dijadikan kesempatan untuk meningkatkan motivasi berprestasi

siswa di sekolah.

Sesuai dengan pendapat John C. Maxwell (Maicy Priskila, 2002: 102)

mengungkapkan tanggungjawab pribadi merupakan potensi yang harus

dikembangkan masa remaja, karena tanggung jawab merupakan sesuatu perbuatan

yang disadari. Tanggung jawab secara pribadi pada masa remaja adalah bagian

yang harus diperoleh. Remaja ingin menetukan sikap dan tanggung jawab atas

keputusan yang diambil, menunjukkan independensinya dari segala ikatan yang

selama ini membebani (menemukan ikatan-ikatan baru berupa teman sebaya yang

lebih leluasa). Melatih remaja untuk bertanggung jawab berarti memberikan

kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya dengan cara memberikan suatu

kepercayaan, memberikan tugas yang menyenangkan dan memberi kesempatan

menyelesaikan tugasnya, memberikan kesempatan remaja berinteraksi lebih

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

112

leluasa dengan teman sebaya (seperti mengerjakan tugas kelompok). Dengan

demikian tanggung jawab siswa sebagai remaja menjadi kebutuhan dalam proses

perkembangannya menjadi seorang remaja yang matang. Kegagalan memiliki

tanggung jawab pribadi akan berdampak buruk pada proses perkembangan masa

remaja berikutnya.

Sesuai dengan yang dikemukakan E. Koeswara (1995: 75)

mengungkapkan tanggung jawab pribadi merupakan kesadaran individu akan

tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.

Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan

kewajiban individu terhadap tugas yang dikerjakannya. Wujud tanggung jawab

pribadi berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan

merupakan perbuatan baik untuk kepentingan diri sendiri. Pengabdian dan

pengorbanan dapat berupa pikiran, perasaan, dan tenaga yang dilakukan terhadap

tugas atau pekerjaan yang diterimanya dengan sebaik mungkin.

Sesuai dengan pendapat Mohammad Surya (2003:112) siswa yang

bertanggung jawab terhadap pribadinya memiliki karakteristik, yaitu : a) mampu

mengerjakan apa yang sudah seharusnya dikerjakan atau menepati apa yang sudah

dijanjikan dengan sebaik-baiknya dengan penuh kesungguhan; b) mampu

perasaan ikut andil dalam sebuah kewajiban., artinya kewajiban tersebut tidak bisa

diselesaikan dengan baik maka harus bercermin pada diri sendiri; c) apabila belum

bisa melakukan kewajiban (tugas yang dikerjakan) dengan baik tidak

menyalahkan orang lain bahkan tidak menyalahkan keadaan yang tidak

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

113

menguntungkan; d) mampu menentukan skala prioritas; d) mampu fokus pada

program dan penjadwalan yang sudah ditetapkan; e) Bersikap tegas.

Bedasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pendapat yang

dikemukakan oleh John C. Maxwell, E. Koeswara dan Mohammad Surya

menunjukkan sikap mempunyai tanggung jawab pribadi harus dimiliki siswa

dalam mewujudkan motivasi berprestasi yang tinggi di sekolah. Dengan demikian

siswa memerlukan upaya bimbingan untuk meningkatkan motivasi berprestasi

dalam bertanggung jawab terhadapa tugas-tugas/ pekerjaan yang diterimanya, dan

puas mengerjakan tugas dengan hasil usahanya sendiri. Upaya bimbingan

dilakukan dengan pemberian layanan dasar dan layanan responsif yaitu berupa

bimbingan klasikal dan konseling kelompok.

Pada aspek menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar

unggulan, sebagian besar siswa cukup mampu mempunyai standar nilai yang

harus dicapainya dan berupaya menguasai materi secara tuntas. Hal tersebut

menunjukkan siswa perlu meningkatkan kemampuannya khususnya kemauan

untuk mencapai standar nilai yang dicapainya siswa mampu memiliki target nilai

ingin dicapai, memperbaiki kekurangan dari tugas-tugas untuk mendapatkan

perbaikan nilai dan siswa harus mampu menguasai materi pelajaran secara tuntas.

Martin Handoko (1992: 45) mengungkapkan seseorang menetapkan nilai

yang harus dicapai atau sesuai standar keunggulan mampu berusaha fokus

terhadap apa yang menjadi target pencapaiannya dan perhatian sepenuhnya

terhadap tujuan yang ingin dicapai sehingga mendapat nilai yang diharapkannya,

perlu pengobanan, yaitu berusaha keras mencurahkan waktu dan perasaan untuk

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

114

untuk terus berprestasi dalam pelajaran dan berharap untuk mendapatkan nilai

yang baik, konsentrasi untuk lebih memahami materi pelajaran, Dengan demikian,

siswa tidak hanya menetapkan nilai yang ingin dicapai tetapi harus berjuang dan

berusaha bagaimana mendapatkan nilai sesuai standar keunggulan untuk

mencapai prestai yang diharapkan.

Hasil penelitian yang diperoleh dan pendapat yang dikemukakan Martin

Handoko, menunjukkan kemampuan menetapkan nilai yang harus dicapai atau

standar keunggulan yang harus dimiliki siswa dalam mewujudkan motivasi

berprestasi yang tinggi di sekolah. Dengan demikian siswa memerlukan upaya

bimbingan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dalam menetapakan nilai

yang akan dicapai dan berupaya menguasai materi secara tuntas. Upaya

bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa bimbingan

klasikal dan kelompok.

Pada aspek berusaha bekerja kreatif, siswa mampu manampilkan sesuatu

yang berbeda dengan orang lain dan disamping lain siswa tidak memiliki

kemampuan yang optimal dalam mampu manampilkan cara yang berbeda dengan

orang lain. Siswa perlu meningkatkan kemampuannya, khususnya menampilkan

sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Siswa mampu memiliki kegigihan/giat

mencari cara yang berbeda untuk mengerjakan tugas, dan menampilkan sesuatu

yang bervariasi atau berbeda dengan orang lain.

Kreatif dalam usaha dimulai dari kreatif dalam proses berpikir. Berpikir

kreatif diharapkan tumbuh menjadi bagian cara berpikir dan berperilaku siswa

kelas X SMA Pasundan 8 Bandung. Sesuai dengan data yang diperolah,

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

115

mendukung pendapat Uman Suherman (2007: 42) mengemukakan tiga syarat

dalam berpikir kreatif, yaitu: a) kreativitas melibatkan respon/ gagasan baru; b)

dapat mengatasi persoalan secara realistis; c) terdapat usaha untuk

mempertahankan ide-ide original. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

berpikir negatif, yaitu: a) kemampuan kognitif (termasuk kecerdasan, kemampuan

melahirkan gagasan baru, gagasan yang lain); b) sikap terbuka (seseorang yang

kreatif mempersiapkan dirinya menerima secara terbuka, memilih minat yang

beragam dan luas); dan c) sikap yang bebas, otonom, dan percaya kepada diri

sendiri.

Sesuai apa yang dikemukakan Vroom (1980: 72) kreativitas merupakan

kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidak

biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik. Kreativitas merupakan

kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkan dalam

pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude, yaitu: kelancaran

(fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran,

sedangkan ciri-ciri non aptitude, yaitu: rasa ingin tahu, senang mengajukan

pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru. Kemampuan

seseorang untuk berusaha kreatif memiliki tingkat yang berbeda-beda, dan yang

diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut. Berusaha

bkerja kreatif tidak lahir hanya kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses

kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga

faktor yang turut menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu: a) motivasi atau

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

116

komitmen yang tinggi; (b) keterampilan dalam bidang yang ditekuni; dan (c)

kecakapan kreatif.

Siswa memerlukan upaya bimbingan untuk meningkatkan kreativitas yang

dimilikinya sehingga siswa mampu menampilkan suatu prestasi yang baru di

sekolah. Pada penelitian, siswa mampu manampilkan sesuatu yang baru dan

sebagian besar siswa belum memiliki sikap gigih/giat mencari cara untuk

mengerjakan tugas sehingga upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian

layanan dasar dan responsif yaitu berupa bimbingan kelompok dan konseling

kelompok.

Pada aspek berusaha mencapai cita-cita, siswa mampu memiliki sikap

rajin mengerjakan tugas, siswa mampu belajar dengan keras, dan siswa mampu

menetapkan cita-cita. Siswa mampu memperkuat motivasi berprestasi dalam

berusaha mencapai-citacitanya perlu mengembangkan tujuan yang akan dicapai

siswa, ciptakan situasi kompetisi yang sehat, adakan pace making (atas dasar

prinsip goal gradient: semakin jelas tujuan/sasaran , semakin kuat motivasi

berprestasi dalam menetapkan cita-cita di masa depan). Siswa menetapkan cita-

cita yang dibangun akan memotivasi dirinya untuk melakukan yang terbaik dan

tumbuhnya cita-cita yang tertanam kuat dalam diri siswa diharapkan dapat

memicu semangat belajar yang pada akhirnya dapat melahirkan prestasi (Abin

Syamsudin: 2005: 41).

Ngalim Purwanto (2006: 75) menyatakan seseorang berusaha mencapai

cita-cita dimasa yang akan datang dapat menjadi pedoman dalam

memaksimalkan ketercapaian cita-cita, yaitu memahami memiliki masa depan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

117

merupakan hal yang sangat penting , membangun motivasi yang kuat, mengenali

potensi diri, merencanakan target dimasa depan, dan mengevaluasi rencana masa

depannya. Berusaha mencapai cita-cita mempunyai kiat-kiat yang harus dimiliki

seseorang dalam menggapai cita-cita itu sendiri, diantaranya: menghargai waktu,

menentukan prioritas, membuat perencanaan yang matang, dan memiliki tekad

yang kuat dalam mencapai cita-cita di masa depan.

Penelitian menunjukkan siswa cukup optimal pada aspek berusaha

mencapai cita-cita tetapi hal tersebut dirasa perlu upaya bimbingan untuk

meningkatkan kemampuan sikap rajin mengerjakan tugas, kemampuan belajar

dengan keras, dan siswa mampu menetapkan cita-cita di masa yang akan datang.

Upaya bimbingan yang dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu

bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

Pada aspek melakukan antisipasi, siswa cukup mampu mempersiapkan

kegagalan yang mungin akan dihadapi, dan sebagian besar siswa tidak memiliki

kemampuan yang optimal untuk mempersiapkan kegagalan yang mungkin akan

dihadapi. Sehingga siswa perlu meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam

mempersiapkan kegagalan yang mungkin akan dihadapi. Siswa harus

meningkatkan kemampuan mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang

mungkin terjadi, dan siswa mampu membuat persiapan belajar.

Moekiyat (1976: 95) mengemukakan seseorang setiap menghadapi

persoalan perlu pemecahan masalahnya, seseorang cenderung tidak

mempersiapkan kesuliatan atau kegagalan yang dihadapi dapat menghindari

masalah yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat, lebih

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

118

suka melakukan sesuatu yang mendatangnya kesenangan bagi dirinya,

menyalahkan orang lain, mengalihkan permasalahan yang sulit dan lebih memilih

diam tanpa melakukan apa-apa.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan Sumadi Suryabrata (1981: 108)

yaitu individu mampu menghadapi kegagalan yang dialaminya secara realistik,

dan mampu melakukan tindakan untuk menanggulangi kegagalan secara realistik,

dan dapat dibenarkan menurut norma yang berlaku, diharapkan agar seseorang

mampu menghadapi sesuatu secara realistis dan rasional. Perilaku yang

ditunjukkan untuk mempertahankan atau melindungi dirinya dari kegagalan yang

dihadapi pada umumnya kurang disadari dan kehilangan kontrol diri, sehingga

dapat menimbulkan keadaan makin sulit. Bentuk perilaku yang tidak mampu

menghadapi kegagalan dengan relistik, diwujudkan dalam bentuk seperti :

rasionalisai, proyeksi, kompensasi, regresi, menarik diri, represi, agresi,

sublimasi, cemas tak berdaya. Hal tersebut menunjukkan seseorang kehilangan

kontrol diri menghadapi kegagalan yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian,

siswa dituntut tidak hanya mengantisipasi kegagalan/kesulitan yang mungkin akan

dihadapi, dan mempersiapkan belajar tetapi mampu bagaimana mampu

melakukan tindakan untuk menanggulangi kegagalan secara realistik.

Penelitian menunjukkan, memerlukan upaya bimbingan untuk

meningkatkan kemampuan melakukan antisipasi sehingga siswa mampu

mempersiapkan kegagalan yang mungkin akan dihadapinya. Pada penelitian,

siswa mampu membuat persiapan belajar dan sebagian besar siswa belum

memiliki sikap mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

119

sehingga upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar dan

responsif yaitu berupa bimbingan klasikal dan konseling kelompok.

Pada aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya, siswa belum

melaksanakan kegiatan, siswa mampu membuat jadwal kegiatan belajar dan

menaati jadwal tersebut, siswa mampu berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan

tanpa menunggu perintah dari guru, siswa mampu memiliki buku pelajaran dan

alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar. Setiap individu memiliki kebutuhan

untuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dalam

mencapai tujuan. Ciri individu mendorong untuk berprestasi sebaik mungkin

dalam mencapai tujuan ditandai dengan tiga ciri: a) menyenangi situasi menuntut

tanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan masalah; b) cenderung mengambil

resiko rendah atau tinggi: c) selalu mengharapkan balikan nyata ( concrete

feedback) dari semua yang telah dilakukan, hal tersebut meningkatkan motivasi

berprestasi dalam melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya secara efektif dan

produktif.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

120

Penelitian menunjukkan, memerlukan upaya bimbingan untuk

meningkatkan kemampuan melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Pada

penelitian, siswa mampu membuat jadwal kegiatan belajar, siswa mampu

berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah dari guru,

siswa mampu memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam

belajar, dan sebagian besar siswa belum memiliki sikap melaksanakan kegiatan

yang lupa dikerjakan sehingga upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian

layanan dasar dan responsif yaitu berupa bimbingan kelompok dan konseling

kelompok.

Berdasarkan data hasil penelitian, motivasi berprestasi yang dimiliki siswa

pada beberapa aspek menunjukkan tingkat pencapaiannya yang cukup optimal

akan tetapi masih terdapat indikator yang tingkat pencapaiannya belum optimal,

sehingga hal tersebut memerlukan upaya bimbingan yang diharapkan mampu

memelihara dan meningkatkan motivasi berprestasi yang baik terutama mampu

mengarahkan dirinya, belajar dengan sungguh-sungguh, dan mengejar cita-cita di

masa depan. Siswa dapat melakukan motivasi berprestasi akan mengalami

permasahan dan kegagalan dalam proses kehidupannya. Permasalahan dalam

ketidakmampuan melakukan motivasi berprestasi merupakan bidang

permasalahan dalam bidang bimbingan belajar. Bimbingan belajar dapat

membantu siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

Ketidakmampuan siswa melakukan motivasi berprestasi akan menimbulkan

permasalahan belajar bagi siswa dalam meraih prestasi sehingga mencapai tujuan

belajar yang efektif

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

121

C. Pengaktifan Motif menjadi Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti “to move”

penggerak. Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi

penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan,

hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya,

untuk melakukan sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah kepada tingkah

laku individu.

Motif dalam kamus psikologi ialah sifat kepribadian stabil yang memiliki

suatu kecenderungan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau berusaha

mencapai tujuan tujuan tertentu (Kartono, 2003:291). Berdasarkan beberapa

pengertian menurut para ahli, disimpulkan motif ialah dorongan dalam diri

individu untuk melakukan sesuatu.

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat

diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau

pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Rukminto, 1994 dalam

Uno, 2008:3).

Hamzah B. Uno (2008:3) dalam ‘Teori Motivasi & Pengukurannya’

menjelaskan motif dan motivasi dibedakan dalam pengertiannya. Motif adalah

daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi

mencapai tujuan tertentu (Winkel, 1996:151). Dengan demikian, motivasi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

122

merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya.

Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut

motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan

keinginan, arah, intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan.

Motivasi memiliki cakupan konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi,

kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu

(Brophy, 1990 dalam Uno, 2008:4).

McClelland menggunakan istilah motif dan motivasi dalam arti yang sama

atau sinonim karena motif mendasari timbulnya motivasi. Semua motif atau

motivasi diperoleh dari hasil belajar dan merupakan dorongan untuk berubah di

kondisi yang efektif (McClelland, 1955 dalam Regista Yusiana, 2002:16). Dengan

demikian, dalam skripsi penggunaan motif dan motivasi digunakan dalam

pengertian yang sama.

C. Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Siswa

Penyusunan program berdasarkan hasil analisis terhadap data yang

diperoleh mengenai gambaran umum motivasi berprestasi siswa dan indikator-

indikator motivasi berprestasi siswa di sekolah. Gambaran indikator-indikator

motivasi berprestasi siswa merupakan dasar dalam penyusunan program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

123

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan

terhadap siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012,

diketahui siswa kelas X memiliki tingkat pencapaian motivasi berprestasi yang

cukup mampu. Penyusunan program bimbingan belajar diarahkan pada

pendekatan preventif dan pengembangan. Artinya, program bimbingan belajar

disusun untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Upaya pemberian

bantuan dilakukan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan

perencanaan individual dan dukungan sistem, dengan materi relevan yang telah

disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas X SMA Pasundan 8

Bandung tahun ajaran 2011/2012. Program sebelum validasi terlampir (Lampiran

6 halaman 229).

Program bimbingan belajar meningkatkan motivasi berprestasi siswa kelas

X SMA Pasundan 8 Bandung divalidasi oleh dosen Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan serta Guru BK SMA Pasundan 8 Bandung. Hasil validasi

menunjukan adanya perbaikan (Revisi) pada komponen-komponen tertentu, akan

tetapi pada dasarnya program dapat direkomendasikan untuk siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung.

Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi

siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011/2012 merupakan

program tambahan bagi program bimbingan dan konseling belajar khususnya bagi

siswa kelas X sehingga diperlukan adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada guru

pembimbing siswa kelas X. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

124

1. Rasional, rumusan kompetensi yang dikembangkan, dasar dan landasan

operasional lebih diperhatikan tata bahasa dalam penulisan.

2. Dukungan sistem lebih dioperasionalkan, yaitu mengenai tugas dan kerja sama

personil sekolah dengan konselor lebih diperjelas mengenai waktu dan

kegiatan yang dilakukan.

3. Recana operasional lebih dioperasionalkan dengan adanya pelaksana.

4. Menambah satuan layanan pada need assesment dan orientasi layanan

program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

Berdasarkan hasil validasi, ditarik kesimpulan dan selanjutnya dilakukan

perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik, program hipotetik

bimbingan belajar untuk untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa

merupakan program baru yang melengkapi program BK yang sudah ada pada

bidang belajar.

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI

SISWA (Setelah Validasi)

1. Rasional

Masa remaja merupakan masa perubahan dan peralihan. Selain peralihan

dari masa anak-anak menuju masa dewasa pada masa remaja juga terjadi beberapa

perubahan. Siswa SMA dapat dikategorikan sebagai remaja yang berada dalam

proses perkembangan ke arah kematangan. Aspek perkembangan remaja meliputi

aspek fisik, intelektual, emosi, sosial dan kepribadian. Proses perkembangan

ditandai dengan adanya perubahan fungsi dan perubahan perilaku dari aspek

perkembangan yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

125

mencapai kematangan pada remaja yaitu mengembangkan suatu prestasi yang

harus dicapai.

Sebagai pelajar tugas utama remaja ialah mengembangkan potensi dalam

segala bidang kehidupannya, salah satunya yaitu mengembangkan prestasi yang

harus dicapainya di sekolah. Prestasi merupakan dorongan yang kuat untuk

berhasil mencapai tujuannya. Berprestasi merupakan idaman setiap siswa di

sekolah, baik itu prestasi bidang belajar, pribadi, sosial, maupun karir. Prestasi

yang pernah diraih oleh siswa akan menumbuhkan motivasi baru untuk menjalani

aktivitas di sekolah.

Siswa akan dapat mencapai suatu prestasi harus mempunyai motivasi

berprestasi yang tinggi. Motivasi merupakan kekuatan, dorongan, keinginan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat sehingga motivasi berprestasi yang tinggi mendorong siswa untuk fokus

pada pencapaian prestasi. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi ketika

memecahkan permasalahan dalam belajar siswa memiliki sikap bekerja keras,

mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan sebaik-baiknya, memiliki kesadaran

dalam bertindak dan rasa bertanggungjawab atas tugas yang diberikan oleh guru,

dan siswa memiliki kesiapan mengantisipasi kegagalan yang akan terjadi.

Motivasi berprestasi merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk

mencapai suatu prestasi dengan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan. Motivasi

berprestasi ditandai oleh adanya karakterisik-karakteristik psikologis tertentu

yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan mencapai prestasi yang

terbaik

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

126

Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berhubungan dengan

prestasi, yaitu menguasai, mengatur lingkungan maupun fisik untuk mengatasi

rintangan-rintangan dan memelihara kualitas belajar yang tinggi, bersaing melalui

usaha-usaha untuk melebihi perbuatan-perbuatan yang lampau dan mengungguli

perbuatan orang lain (Rasimin, 2001:121).

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi biasanya lebih menyukai tugas

yang menuntut tanggung jawab. Hal ini berarti keberhasilan yang dicapai bukan

karena bantuan orang lain atau karena faktor keberuntungan, melainkan karena

hasil kerja keras diri sendiri. Selain itu individu juga mempunyai dorongan yang

kuat untuk segera mengetahui hasil nyata dari tindakannya, karena hal itu dapat

digunakan sebagai umpan balik. Selanjutnya siswa dapat memperbaiki kesalahan

yang diperbuatnya dan mendorong untuk berprestasi lebih baik dengan

menggunakan cara-cara baru. Motivasi berprestasi yang baik menjadi ukuran

sejauh mana siswa mampu mencapai prestasinya dengan sebaik mungkin dalam

mencapai tujuannya.

Bagi para siswa, prestasi merupakan suatu hal yang harus siswa raih, siswa

perjuangkan, dan siswa banggakan, bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi

yang tinggi, prestasi akan didapatkannya. Namun bagi siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah, tentu sulit meningkatkan prestasi. Dengan demikian,

motivasi berprestasi memiliki peranan penting sebagai dorongan untuk melakukan

perbuatan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan, mengembangkan kreativitas

dan insiatif serta memelihara ketekunan dalam belajar, yang secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan prestasi siswa. Siswa yang

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

127

belum mampu melakukan motivasi berprestasi selain mengalami kegagalan juga

akan menimbulkan banyak persoalan bagi dirinya.

Siswa yang belum memiliki motivasi berprestasi akan mengalami persoalan.

Persoalan remaja yang belum memiliki motivasi berprestasi yaitu mudah merasa

kecewa dan putus asa, kurang berani dalam menghadapi realitas, ingin segera

mendapatkan nilai yang diinginkan dengan tidak berusaha, mudah merasa bosan

dan jenuh, malas, menumpuk tugas, tidak mengerjakan tugas, mengerjakan tugas

tidak tepat pada waktunya, dan memiliki prinsip asal lulus saja, mempuyai

kepribadian antisosial, suka memberontak, permusuhan yang tersembunyi, kurang

percaya diri, mudah terpengaruh, impulsif, kurang memperhitungkan resiko dari

tindakan-tindakannya. Persoalan yang dialami siswa dalam ketidakmampuannya

melakukan motivasi berprestasi cenderung akan menghambat potensi akademik

dan aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam meraih prestasi disekolah

dan dikhawatirkan dapat menimbulkan persoalan lain yang lebih kompleks (Anik

Mukharomah, 2010:44).

Gambaran siswa yang memiliki motivasi berprestasi diindikasikan oleh

beberapa kriteria yaitu memiliki tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang

dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan

antisipasi, melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya (Mc Clelland, 1985: 71:

75). Berdasarkan hasil need assesment di lapangan, diperoleh gambaran umum

dan aspek motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun

ajaran 2011-2012. Temuan yang diperoleh dapat disajikan pada tabel 4.1 sebagai

berikut:

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

128

Tabel 4.1 Gambaran Umum Motivasi Berprestasi

Siswa Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

Kategori Frekuensi Persentase

Tinggi 29 Siswa 16% Sedang 116 Siswa 64,1% Rendah 36 Siswa 19,9% Total 181 Siswa 100%

Tabel 4.1 menunjukkan 116 siswa tingkat motivasi berprestasi berada pada

kategori sedang, 29 siswa berada pada kategori tinggi, 36 siswa berada pada

kategori rendah. Secara umum diperoleh gambaran motivasi berprestasi siswa

kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 memiliki motivasi

berprestasi sedang, artinya siswa telah mencapai tingkat motivasi berprestasi yang

cukup mampu pada setiap aspeknya dan siswa masih memerlukan upaya

bimbingan dan dukungan untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang

dimilikinya. Tingkat pencapaian aspek motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-2012 disajikan pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Gambaran Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X SMA Pasundan 8

Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Aspek

Aspek Persentase Kategori

Tanggung Jawab Pribadi 66,9% Sedang

Menetapkan Nilai yang akan dicapai

65,7% Sedang

Berusaha Bekerja Kreatif 59,7% Sedang

Berusaha Mencapai Cita-cita 65,7% Sedang

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

129

Melakukan Antisipasi 54,1% Sedang

Melakukan Kegiatan dengan Sebaik-baiknya

69,6% Sedang

Tabel 4.2 menunjukkan keenam aspek motivasi berprestasi berada pada

kategori sedang yaitu tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan

dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan

antisipasi, melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Munculnya aspek motivasi

berprestasi ditandai oleh adanya indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian

motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran

2011-2012. Secara rinci, disajukan pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Gambaran Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X

SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Indikator

Aspek Indikator Presentase

Mempunyai tanggung jawab pribadi.

1. Kemampuan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas/ pekerjaan yang diterimanya.

63,5%

2. Puas dengan hasil usahanya sendiri. 71,8% Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan

3. Kemampuan untuk menetapkan nilai yang akan dicapai.

62,4%

4. Berupaya menguasai materi pelajaran secara tuntas. 69,1%

Berusaha bekerja kreatif

5. Gigih/giat mencari cara untuk menyelesaikan tugas. 44,8%

6. Menampilkan sesuatu yang berbeda/bervariasi.

53,6%

Berusaha mencapai cita-cita

7. Rajin mengerjakan tugas. 70,7% 8. Belajar dengan keras. 65,7% 9. Menetapkan cita-cita. 63%

Melakukan Antisipasi 10. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi 44,8%

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

130

11. Membuat persiapan belajar 71,8% Melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

12. Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan. 43,1%

13. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal tersebut.

95%

14. Berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru.

70,7%

15. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar.

66,9%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan

terhadap Siswa Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012,

siswa kelas X memiliki motivasi berprestasi yang cukup akan tetapi dirasa belum

maksimal dan perlunya upaya yang mengarah pada suatu kegiatan yang dapat

membantu siswa meningkatkan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Upaya

bimbingan dilakukan oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah,

karena bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran yang sangan penting

untuk membantu mengembangkan potensi akademik siswa dan prestasi di

sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan dapat membantu siswa

dalam mengatasi masalah-masalah belajar yang menghambat perkembangannya.

Masalah-masalah motivasi berprestasi yang muncul pada siswa termasuk dalam

bidang layanan bimbingan belajar.

Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu

siswa dalam menghadapi, memecahkan dan mengatasi masalah-masalah

akademik (belajar), sehingga siswa dapat berperilaku sesuai dengan tuntutan

lingkungan hidup dan perkembangannya.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

131

Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa perlu

disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang direncanakan

secara sistematis, terarah, dan terpadu. Program bimbingan belajar diharapkan

dapat membantu siswa meningkatkan motivasi berprestasi yang dimilikinya.

Penyusunan program bimbingan belajar berdasarkan hasil need assesment

yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu diarahkan pada pendekatan

preventif dan pengembangan, yaitu program bimbingan belajar disusun untuk

dapat memelihara dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

2. Kompetensi yang Dikembangkan

Berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik, pengembangan

kompetensi dititikberatkan kepada meningkatkan motivasi berprestasi melalui

kemampuan siswa dalam kematangan intelektual sehingga siswa dapat

mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara

objektif, menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang

dihadapinya, mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar

informasi/data secara objekti; dan pengembangan pribadi sehingga siswa

mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial, menerima keunikan

diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, menampilkan keunikan diri

secara harmonis dalam keragaman. Program disusun dengan tujuan membantu

siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi yang ditunjukkan dalam bentuk

tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

132

kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, melakukan kegiatan

dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya akan diberikan berbagai strategi dan jenis

layanan bimbingan belajar secara khusus untuk meningkatkan motivasi

berprestasi yang dimiliki siswa.

Secara khusus, layanan yang diberikan dalam program bimbingan belajar

dikembangkan berdasarkan profil aspek dan indikator motivasi berprestasi siswa

yang berada pada kategori tinggi, sedang, dan rendah pada tingkat pencapaian

motivasi berprestasi. Secara umum tingkat pencapaian motivasi berprestasi siswa

kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 berada pada

kategori sedang, hal tersebut dirasa belum maksimal dan perlu adanya upaya

pengembangan yang lebih berarti. Kompetensi yang diharapkan setelah pemberian

layanan adalah sebagai berikut:

a. Pencapaian kemampuan untuk bertanggung jawab atas perilakua yang

dikerjakann siswa.

b. Pencapaian kemampuan untuk menetapkan nilai yang akan dicapai

sesuai yang diharapkan.

c. Pencapaian kemampuan untuk menampilkan suatu yang berbeda dengan

teman (cara dan teknik khusus) dalam belajar.

d. Pencapaian kemampuan untuk berusaha mencapai cita-cita sesuai yang

diinginkan dan menetapakan tujuan yang ingin dicapai di masa depan.

e. Pencapaian kemampuan untuk mengantisipasi kegagalan yang mungkin

akan terjadi dalam belajar.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

133

f. Pencapaian kemampuan untuk melakukan kegiatan dengan sebaik-

baiknya.

3. Dasar dan Landasan Operasional

Pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung didasarkan kepada beberapa

landasan hukum, sebagai berikut:

a. UU Nomor 20 tahun 2003 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”;

b. UU No.20 tahun 2003 ayat 6 “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”;

c. Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 27, yaitu bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

d. SK Menpan Nomor 025 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling pada suatu Pendidikan Formal;

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

134

e. Surat PB ABKIN No. 013/PB ABKIN/II/2008, tentang Penataan Pendidikan

Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur

Pendidikan Formal.

f. Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal.

g. Bimbingan belajar bertujuan mengembangkan seluruh potensi siswa secara

optimal, mencegah timbulnya masalah dan memecahkan masalah akademik

siswa terutama meningkatkan motivasi berprestasi.

Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan

belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa yaitu adanya hasil

observasi dan hasil analisis angket motivasi berprestasi siswa kelas X SMA

Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011/2012 yang berada pada kategori sedang.

Secara umum, program bimbingan diarahkan pada pendekatan preventif dan

pengembangan, yaitu meningkatkan motivasi berprestasi siswa di sekolah. Siswa

kelas X SMA Pasundan 8 Bandung memiliki motivasi berprestasi berada pada

kategori sedang, hal tersebut dirasa belum maksimal dan diperlukan adanya

layanan bimbingan dan konseling belajar uupaya membantu siswa meningkatkan

motivasi berprestasi siswa di sekolah khususnya dalam bidang belajar (akademik).

4. Deskripsi Kebutuhan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

135

Berdasarkan temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran umum

dan aspek motivasi berprestasi siswa, maka diperoleh kebutuhan siswa terhadap

layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa,

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling

untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

KONDISI UMUM SISWA KEBUTUHAN SISWA 1. Gambaran umum kemampuan

motivasi berprestasi siswa terdapat 36 siswa berada pada ketegori rendah dengan tingkat pencapaiannya (19,9%), 116 siswa berada pada ketgori sedang dengan tingkat pencapaiannya (64,1%), dan 29 siswa berada pada kategori tinggi dengan tingkat pencapainnya (16%).

a. Siswa yang berada pada kategori rendah membutuhkan layanan responsif yang bersifat kuratif dalam bentuk konseling kelompok dan siswa yang berada pada kategori sedang membutuhkan layanan berupa layanan dasar, yaitu bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang dimilikinya dan dapat mencapai perkembangan yang optimal. Siswa yang berada pada kategori tinggi membutuhkan layanan perencanaan individual agar siswa mampu merumuskan dan melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan sejumlah rencana untuk mempertahankan dan memelihara motivasi berprestasi yang dimilikinya.

Gambaran aspek motivasi berprestasi siswa yaitu sebagai berikut: 1. Aspek mempunyai tanggung jawab

pribadi berada pada kategori sedang, ditandai oleh munculnya indikator : bertanggung jawab terhadap tugas yang diterimanya (66,9%), dan puas dengan hasil usaha sendiri (65,7%).

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan kelompok mengenai: a. Kemampuan bertanggung jawab

terhadap tugas yang diterimanya b. Kemampuan merasa puas dengan

hasil usaha sendiri yang dikerjakannya

2. Aspek menetapkan nilai yang akan dicapai berada pada kategori sedang, ditandai oleh munculnya indikator : menetapkan nilai yang

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan kelompok mengenai: a. Kemampuan menetapkan nilai yang

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

136

akan dicapai (62,4%), dan berupaya menguasai materi secara tuntas (69,1).

akan dicapai b. Kemampuan berupaya menguasai

materi secara tuntas 3. Aspek berusaha bekerja kreatif

berada pada kategori sedang, ditandai oleh munculnya indikator : gigih atau giat mencari cara untuk menyelesaikan tugas (44,8%) dan menampilkan sesuatu yang baru atau bervariasi (53,6%).

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan responsif dengan konseling kelompok mengenai: a. Gigih atau giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas b. Menampilkan sesuatu yang baru atau

bervariasi 4. Aspek berusaha mencapai cita-cita

berada pada kategori sedang, ditandai dengan munculnya indikator : rajin mengerjakan tugas (70,7%), belajar dengan keras (65,7%), menetapkan cita-cita (63%).

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan kelompok mengenai: a. Kemampuan bersikap rajin

mengerjakan tugas b. Kemampuan belajar dengan keras c. Kemampuan menetapkan cita-cita

5. Aspek melakukan antisipasi berada pada kategori sedang, ditandai dengan munculnya indikator : mengantisipasi kegagalan yang mungkin akan terjadi (44,8%), membuat persiapan belajar (71,8%).

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan responsif dengan konseling kelompok mengenai: a. Mengantisipasi kegagalan atau

kesulitan yang mungkin akan terjadi b. Membuat persiapan belajar

6. Aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya berada pada kategori sedang, ditandai dengan munculnya indikator : tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan (43,1%), membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal belajar yang telah dibuat (95%), berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru (70,7%), memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar (66,9%).

Siswa membutuhkan layanan dasar yaitu dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan responsif dengan konseling kelompok mengenai:

a. Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan

b. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal belajar yang telah dibuat

c. Berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

d. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

(Topik-topik layanan disajikan dalam bentuk materi SKLBK)

5. Visi dan Misi Program

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

137

Adapun visi dan misi dari penyelenggaraan program bimbingan belajar

untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa di SMA Pasundan 8 Bandung

berdasarkan kebutuhan siswa kelas X mempunyai visi dan misi yang selaras

dengan visi misi sekolah.

a. Visi

SMA Pasundan 8 Bandung

“Pengukuhan Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana”

Visi Program Bimbingan dan Konseling , maka:

“Menjadikan Siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung sebagai Individu

yang inovatif, kreatif, kompetitif, cerdas, dan mempunyai mental yang

tangguh sebagai modal untuk mencapai prestasi akdemik yang optimal”.

b. Misi

SMA Pasundan 8 Bandung

1) Membina peserta didik berdasarkan landasan keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan layanan profesional dalam semangat kerja sama dan

keteladanan guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta

didik.

3) Meningkatkan nilai akademis siswa.

4) Menciptakan Iklim kehidupan sekolah yang kondusif serta dibekali ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang dapat dirasakan menfaatnya oleh siswa.

5) Menanamkan semangat humanistis, serta inovatif, mengantarkan peserta

didik mengenal perkembangan seni dan budaya antar bangsa,

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

138

menumbuhkan daya juang dengan tetapberlandaskan pada nilai-nilai luhur

budaya bangsa.

Misi Program Bimbingan dan Konseling, maka:

1) Memfasilitasi seluruh siswa dalam mengembangkan dan memperoleh

kompetensi dibidang belajar khususnya motivasi berprestasi yang

menjadikan siswa pantang menyerah, percaya diri, semangat yang tinggi,

kerja keras, dan menumbuhkan sikap daya juang mencapai prestasi yang

diharapkan.

2) Memfasilitasi seluruh siswa meningkatkan motivasi berprestasi siswa yang

diwujudkan melalui sikap tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang

akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita,

melakukan antisipasi, melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya.

6. Tujuan Program

Secara umum tujuan program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-

2012, memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Siswa memiliki kemapuan untuk menghadapi hambatan belajar

b. Siswa memiliki keterampilan sikap asertif

c. Siswa mampu mengembangkan kemandirian belajar

d. Siswa memiliki dorongan untuk berprestasi

e. Siswa mampu mengembangkan pemahaman mengenai kekuatan dan

kelemahan belajar

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

139

f. Siswa mampu menentukan skala prioritas dan menyusun jadwal

belajar

g. Siswa mampu mengembangkan keterampilan dan kemampuan belajar

h. Siswa mampu menerima kesalahan dan kegagalan sebagai suatu

proses pembelajaran.

Secara khusus, tujuan program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran

2011-2012 yaitu:

a. Siswa mampu bertanggung jawab atas perilakunya sendiri

b. Siswa mampu menetapkan nilai yang akan dicapai; memiliki target

nilai yang harus dicapai; dan siswa berupaya menguasai materi secara

tuntas.

c. Siswa mampu berusaha bekerja kreatif; menampilkan sesuatu yang

berbeda dengan orang lain.

d. Siswa mampu berusaha mencapai cita-cita; mampu menetapkan cita-

cita yang ingin dicapai di masa depan

e. Siswa mampu mengantisipasi; mampu mengantisipasi kegagalan yang

mungkin akan terjadi.

f. Siswa mampu melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya

7. Komponen Program

a. Layanan Dasar Bimbingan

Layanan dasar bertujuan untuk membantu seluruh siswa SMA Pasundan 8

Bandung kelas X Tahun Ajaran 2011-2012, memperoleh perkembangan motivasi

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

140

yang cukup mampu yang berada pada kategori sedang, dan mampu meningkatkan

motivasi beprestasi yang dimiliki siswa dengan baik. Layanan dasar pada program

bimbingan belajar dikembangkan berdasarkan pada hasil penelitian motivasi

berprestasi siswa yang mencakup pada indikator-indikator motivasi berprestasi

yang menunjukan siswa cukup mampu dalam mewujudkan motivasi berprestasi

siswa di sekolah. Strategi yang digunakan dalam layanan adalah bimbingan

klasikal dan bimbingan kelompok.

Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan pelayanan dasar

mencakup hal-hal berikut : 1) Kemampuan untuk bertanggung jawab atas tugas

yang diterimanya; 2) Kemampuan merasa puas dengan hasil usaha sendiri yang

dikerjakannya; 3) Kemampuan menetapkan nilai yang akan dicapai; 4)

Kemampuan berupaya menguasai materi secara tuntas; 5) Kemampuan

menampilkan sesuatu yang baru atau bervariasi; 6) Kemampuan bersikap rajin

mengerjakan tugas; 7) Kemampuan belajar dengan keras; 8) Kemampuan

menetapkan cita-cita ; 9) Kemampuan membuat persiapan belajar:10)

Kemampuan membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal belajar yang

telah dibuat; 11) Kemampuan berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal

latihan tanpa menunggu perintah guru; 12) Kemampuan memiliki buku pelajaran

dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar.

b. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan bantuan bagi siswa SMA Pasundan 8

Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 yang berada pada kategori rendah

tingkatmotivasi berprestasi siswa. Layanan responsif diasumsikan untuk

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

141

membantu siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan

bantuan dengan segera (immediate needs and concerns). Layanan responsif dapat

membantu siswa dalam memenuhi kebutuhannya terutama dalam mencapai

perkembangan belajar (akademik) khususnya dalam kemampuan motivasi

berprestasi siswa.

Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu siswa

memiliki motivasi berprestasi yang dapat digunakan untuk mencapai prestasi yang

diharapkan dan menciptkan suatu prestasi di sekolah menjadi sebuah cita-cita di

masa yang akan datang. Layanan reponsif juga diberikan kepada siswa yang

selama mengikuti pelayanan dasar cenderung belum memiliki pemahaman yang

kurang terhadap pentingnya memiliki moptivasi berprestasi yang tinggi. Bentuk

intervensi yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan krisis atau kuratif

dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok.

Materi yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pada aspek

motivasi berprestasi dengan tingkat pencapaian terendah, yaitu: 1) gigih atau giat

mencari cara untuk menyelesaikan tugas; 2) mengantisipasi kegagalan atau

kesulitan yang mungkin akan terjadi; 3) tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan.

c. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanan individual merupakan layanan untuk membantu siswa

yang berada kategori tinggi membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana

untuk mempertahankan motivasi berprestasi siswa. Tujuan utama dari layanan

perencanaan individual adalah membantu siswa agar memiliki pemahaman dan

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

142

penerapan tentang pentingnya motivasi berprestasi siswa, dan menyadari dampak

yang ditimbulkan dari ketidakmampuan siswa melakukan motivasi berprestasi.

Komponen layanan perencanaan individual terdiri dari berbagai aktivitas

yang difokuskan sebagai pendampingan setiap siswa agar dapat mengembangkan,

menganalisis dan mengevaluasi tujuan serta rencana belajarnya. Fungsi guru

bimbingan dan konseling dalam perencanaan individual meliputi pemberian

pertimbangan, penempatan dan penilaian individual.

Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup :

a. Jangka Pendek

1) Rencana mengembangkan kecakapan akademik dengan tujuan

meningkatkan prestasi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2) Rencana meningkatkan nilai UTS dengan mengikuti Ujian Akhir

Sekolah, sehingga siswa mampu menetapkan nilai atau memperbaiki

nilai yang dicapainya.

3) Rencana mengadakan presentasi di depan kelas dengan

mengembangkan sikap tanggung jawab pribadi siswa yang bekerjasama

dengan guru bidang studi yaitu siswa yang tidak mengerjakan tugas

mulai menyicil untuk menyelesaikan tugasnya yang belum dikerjakan.

4) Rencana melakukan budaya mengaji d masjid apabila tidak disiplin

datang ke sekolah untuk melatih kedisplinan siswa dalam management

waktu.

b. Jangka Menengah

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

143

1) Rencana keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan pribadi yang memupuk jiwa disiplin, tanggung jawab,

melatih siswa berkompetisi dalam meraih prestasi.

2) Rencana mengikuti kegiatan psikotes yang bertujuan mengenali minat dan

bakat untuk penjurusan IPA dan IPS.

3) Rencana pembentukan peer guidance untuk membantu siswa yang belum

memiliki motivasi berprestasi.

c. Jangka Panjang

1) Rencana melakukan kegiatan perencanaan karir untuk merancang karier

masa depan dengan pencapaian sebuah pilihan karier (kelanjutan studi atau

bekerja) yang disertai sebuah pengetahuan akan kemampuan diri, kondisi

lingkungan serta gambaran peluang dan pilihan karier.

2) Rencana keikutsertaan kegiatan perlombaan di luar sekolah.

3) Rencana melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka

meningkatkan motivasi berprestasi melalui sejumlah aktivitas yang

bermanfaat.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan kegiatan yang secara tidak langsung dapat

membantu memfasilitasi kelancaran pelaksanaan program bimbingan dan

konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Dukungan sistem

adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara,

dan mengembangkan program layanan melalui pengembangan sumber daya

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

144

dengan penyediaan lingkungan dan memperlancar proses layanan bimbingan dan

konseling yang akan dilaksanakan.

Layanan dukungan sistem yang dimaksud dalam program meliputi strategi

kerjasama yang dilakukan dalam pemberian layanan dengan melibatkan guru

sebagai fasilitator materi, kerjasama dengan komite sekolah, kerjasama dengan

pihak manajemen sekolah, kerjasama dengan instansi-instansi mitra sekolah, dan

memasukkan program bimbingan dan konseling sebagai bagian yang integral

dalam program atau kegiatan-kegiatan secara umum dan khusus di SMA

Pasundan 8 Bandung.

Unsur-unsur yang ada di SMA Pasundan 8 Bandung menjadi sebuah

sistem yang dapat dioptimalkan dalam memberikan layanan bimbingan dan

konseling melalui pengembangan jejaring (networking). Bentuk dukungan sistem

dalam pemberian layanan menyangkut kegiatan yang meliputi:

1) Melakukan pertemuan rutin yang dilakukan satu bulan sekali dengan orang

tua dalam rangka bertukar informasi mengenai perkembangan siswa dalam

pencapaian motivasi berprestasi;

2) Kerjasama antara konselor dengan orang tua dengan saling bertukar

informasi mengenai siswa, serta orang tua dapat mengembangkan motivasi

berprestasi yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya;

3) Konselor bekerja sama dengan dengan guru mata pelajaran dan pembina

ekstrakurikuler dalam mengembangkan sikap tanggung jawab, disiplin,

kreatif, berjuang, dan pantang menyerah dalam meningkatkan kemampuan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

145

mencapai prestasi yang tinggi sehingga siswa semakin kompeten dalam

mengembangkan motivasi berprestasi.

4) Pada bulan keempat semester genap konselor bekerjasama dengan LPPB

(Laboratorium Pasikologi Pendidikan dan Bimbingan) dan lembaga

laiinya seperti GO (Ganesha Operation) dan Primagama untuk mengetahui

minat dan bakat siswa dalam perencanaan karirnya, mengembangkan, dan

melatih mengenai bagaimana cara mempunyai motivasi berprestasi yang

tinggi agar mencapai prestasi yang sesuai dengan cita-cita yang

diharapkan.

8. Personel yang Dilibatkan

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

keseluruhan proses pendidikan disekolah. Pelaksanaan program bimbingan

belajar menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah. Personel yang

paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa adalah guru pembimbing/konselor.

Secara lebih rinci berikut dikemukakan beberapa personel yang akan dilibatkan.

a. Kepala Sekolah SMA Pasundan 8 Bandung.

b. Wakil kepala sekolah SMA Pasundan 8 Bandung.

c. Koordinator guru pembimbing SMA Pasundan 8 Bandung.

d. Guru pembimbing SMA Pasundan 8 Bandung.

e. Selutuh Guru bidang studi di SMA Pasundan 8 Bandung.

f. Wali kelas X SMA Pasundan 8 Bandung..

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

146

g. Staf administrasi SMA Pasundan 8 Bandung. Orang Tua peserta didik kelas

X SMA Pasundan 8 Bandung.

9. Mekanisme Kerja Antar Personel

a. Kepala SMA Pasundan 8 Bandung

Pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa, kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang akan dilaksanakan terkait

dengan meningkatkan motivasi berprestasi siswa meliputi kegiatan

kerjasama, pelatihan, serta bimbingan dan konseling.

2) Memfasilitasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling

untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa seperti penyediaan sarana

dan prasarana.

3) Memberikan dukungan positif bagi para personel dalam melaksanakan

layanan bimbingan dan konseling.

4) Membuat surat tugas khusus guru pembimbing/konselor dalam proses

layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi

berprestasi siswa.

5) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan

bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi

rendah.

b. Wakil Kepala Sekolah SMA Pasundan 8 Bandung

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

147

Wakil kepala sekolah merupakan personel yang bertugas membantu

kepala sekolah, adapun tugas wakil kepala sekolah dalam program bimbingan dan

konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi yaitu sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa kepada semua personel sekolah.

2) Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, termasuk

mengawasi dan meninjau pelaksanaan bimbingan dan konseling.

c. Koordinator guru pembimbing SMA Pasundan 8 Bandung.

Koordinator guru pembimbing merupakan personel yang memiliki

tanggungjawab besar dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Adapun tugas koordinator bimbingan

dan konseling yaitu sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:

Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap

warga sekolah (siswa, guru, dan personel sekolah), orang tua siswa, dan

masyarakat.

a) Melaksanakan program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa siswa.

b) Mengadministrasikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa siswa. .

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

148

c) Memberikan pengarahan kepada seluruh pihak tentang informasi

pentingnya motivasi berprestasi siswa yang perlu disampaikan kepada

siswa dan yang dibutuhkan siswa.

d) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa.

e) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa.

2) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis penilaian bimbingan

belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa.

3) Mengusulkan kepada kepala sekolah agar terpenuhinya tenaga dan fasilitas

baik fisik maupun non fisik yang diperlukan dalam pelaksanaan program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa.

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa kepada kepala sekolah.

d. Guru pembimbing kelas X SMA Pasundan 8 Bandung

Guru pembimbing (konselor) sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli

yang sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun

peranan dan tugas konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa siswa yaitu sebagai berikut :

1) Melakukan studi kelayakan dan need assesment pelayanan bimbingan

belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa lebih lanjut.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

149

2) Merencanakan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi pada satuan-satuan dan waktu tertentu. Program tersebut

dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semesteran dan

tahunan.

3) Melaksanakan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi siswa langsung pada siswa.

4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

7) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa yang dilaksanakannya.

8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator

bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.

9) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling

terkait pelaksanaan program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa.

e. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan

untuk bertatap muka lebih banyak dengan siswa dibandingkan dengan personel

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

150

sekolah lainnya. Peran dan tanggungjawab guru bidang studi dalam pelaksanaan

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa juga sangat

diharapkan. Guru bidang studi yang dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan

konseling adalah seluruh mata pelajaran di sekolah dan pembina dibidang

Ekstrakurikuler. Adapun tugas dan tanggung jawab guru bidang studi dalam

program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi yaitu

sebagai berikut.

1) Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa-

siswa yang memerlukan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa secara khusus kepada guru pembimbing.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dari

guru pembimbing.

3) Mereferal siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling,

berkaitan dengan masalah motivasi berprestasi siswa kepada konselor.

4) Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka layanan

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa,

khusunya terkait dengan materi layanan tentang pemahaman

mengembangkan prestasi akademik maupun ekstrakurikuler.

f. Wali Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung.

Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

151

dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggungjawab

wali kelas sebagai berikut :

1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan belajar

untuk meningkatkan motivasi berprestasi khususnya di kelas yang menjadi

tanggungjawabnya.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang dimiliki

siswa.

3) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti

konferensi kasus meliputi motivasi berprestasi siswa.

4) Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa

yang memperoleh layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berperstasi siswa.

g. Staf Administrasi SMA Pasundan 8 Bandung.

Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

motivasi berperstasi siswa memerlukan keterlibatan dari petugas administrasi

sekolah. Adapun tugas dan tanggungjawab staf administrasi dalam program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berperstasi siswa yaitu sebagai

berikut :

1) Membantu koordinator bimbingan dan konseling dan guru pembimbing

(konselor) dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah.

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

152

2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan

dalam layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berperstasi

siswa dan memelihara data serta sarana dan fasilitas bimbingan dan

konseling yang ada.

h. Orang tua siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung.

1) Mendukung dan memberikan respon positif terhadap kegiatan bimbingan

belajar untuk meningkatkan motivasi berperstasi siswa di sekolah.

2) Saling bertukar informasi mengenai perilaku dan kegiatan siswa di rumah

bagi kepentingan bimbingan dan konseling.

10. Rencana Operasional (Action Plan)

Pelaksanaan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi siswa dilakukan di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011-

2012. Berikut agenda kegiatan operasional program bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi disajikan pada tabel 4.5

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

151

Tabel 4.5 Rencana Operasional Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X

SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana 1 Analisis

Kebutuhan (need assesment) melalui penyebaran instrumen

Menyesuaikan program yang akan di buat dengan kebutuhan siswa kelas X SMA Pasundan Bandung tahun ajaran 2011/2012

Siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011/2012

Angket Motivasi Berprestasi Minggu ke 2 bulan Oktober 2011

Peneliti

2 Pengolahan Data Hasil penyebaran angket dianalisis kemudian menentukan layanan khusus yang akan diberikan

Peneliti Analisis hasil Angket Motivasi Berprestasi

Minggu ke 3 dan ke 4 Oktober 2011

Peneliti

3 Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa

Agar kegiatan bimbingan dapat terstruktur dan sistematis sesuai dengan kebutuhan siswa kelas X

Peneliti dan Personel BK

Hasil analisis kebutuhan dan karakteristik siswa kelas X

November 2011

Peneliti

4 Sosialisasi Program a. Staf Sekolah b. Konselor b. Siswa Kelas X

Komponen sekolah tertentu mengetahui program belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang akan dilaksanakan

Staf sekolah inti (kepala sekolah, wali kelas, guru BK

Program belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa

Semester genap bulan ke-1 minggu ke-1

Konselor

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

152

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana (Konselor), guru mata pelajaran) dan Siswa kelas X

Melakukan orientasi layanan Siswa kelas X

Orientasi Layanan Semester genap bulan ke-1 minggu ke-1

Konselor

5 Pelaksanaan a. Layanan Dasar

Siswa mampu bertanggungjawab terhadap pribadinya, mampu berusaha bekerja kreatif, mampu berusaha mencapai cita-cita yang diinginkan, mengantisipasi kegagalan yang mungkin akan terjadi, dan melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknyasehingga dapat meraih prestasi yang diharapkan dimasa depan. Strategi yang digunakan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

Siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2011/2012

Materi tersusun dalam Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) yang dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek motivasi berprestasi sebagai berikut : a. Aspek bertaggungjawab

terhadap pribadinya dengan indikator bertanggung jawab terhadap tugas/pekerjaan yang diterimanya, puas dengan hasil usaha sendiri. materi bimbingan yang disampaikan: 1. “Menunda-nunda

tugas,,Oh No!”

2. “Percaya pada

Semester genap bulan ke- 1 Minggu ke-2

Konselor

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

153

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana Kemapuan Diri Sendiri “ AKU BISA!”

Semester genap bulan ke- 1 Minggu ke-3

Konselor

b. Aspek menetapkan nilai yang akan dicapai , materi bimbingan yang disampaikan: 1) ”Selamat Datang

Perubahan”

2) “ Jangan pernah takut tertinggal, tapi jangan pernah juga berhenti berjalan”

Semester genap bulan ke- 1 Minggu ke-4 Semester genap bulan ke- 2 Minggu ke-1

Konselor Konselor dan Siswa Berprestasi

c. Aspek berusaha bekerja kreatif dengan indikator menampilkan sesuatu yang berbeda atau bervarisi dalam materi bimbingan yang disampaikan: 1) “Kabayan Pusing”

Semester genap bulan ke- 2 Minggu ke-3

Sosiodrama

d. Aspek berusaha mencapai cita-cita yang diinginkan dengan indikator rajin

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

154

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana mengerjakan tugas, belajar dengan keras, dan menetapkan cita-citanya, dengan materi bimbingan yang disampaikan :

1) “Mengatur waktu, pake strategi dong ?!”

2) “Si Pintar yang Semangat”

3) “ Jangan Menyerah”

Semester genap bulan ke- 2 Minggu ke-4 Semester genap bulan ke- 3 Minggu ke-1 Semester genap bulan ke- 3 Minggu ke-2

Konselor Konselor dan lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation Konselor dan Siswa Berprestasi

e. Aspek melakukan antispasi dengan indikator membuat persiapan belajar dengan materi bimbingan yang disampaikan: 1) “Belajar dengan

Sungguh-Sungguh?? Siap...!”

Semester genap bulan ke- 3 Minggu ke-4

Konselor

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

155

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana f. Aspek melakukan kegiatan

dengan sebaik-baiknya dengan indikator membuat jadwal kegiatan belajar dan menaati jadwal tersebut, berinisiatif mengerjakan tugas tanpa menunggu perintah dari guru, memiliki buku pelajaran atau alat tulis yang dibutuhkan untuk kelancaran dalam belajar, dengan materi bimbingan yang disampaikan:

1. “Cara Jitu membagi

waktu”

2. “ Inisiatifkah Anda?”

3. “Hari Gini belum Punya Buku”

Semester genap bulan ke- 4 Minggu ke-2 Semester genap bulan ke- 4 Minggu ke-3 Semester genap bulan ke- 4 Minggu ke-4

Konselor Konselor Konselor dan lembaga penerbit buku

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

156

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana b. Layanan

Responsisf

Membantu siswa mampu berusaha bekerja kreatif dengan memunculkan ide-ide baru yang menampilkan cirikhas yang berberda dengan orang lain, siswa mampu mengantisipasi kegagalan yang dihadapinya, dan mampu melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Strategi yang digunakan konseling kelompok.

Siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung yang memiliki motivasi berprestasi rendah

a. Aspek berusaha bekerja kreatif dengan indikator gigih/giat mencari cara untuk mengerjakan tugas, materi bimbingan yang disampaikan :

1) “Mengapa harus Berpikir

Kreatif?”

Semester genap bulan ke-2 Minggu ke-2

Konselor

b. Aspek melakukan antisipasi dengan indikator mengantisipasi kegagalan yang menungkin akan terjadi, materi bimbingan yang disampaikan:

1) “Bermimpilah untuk

SUKSES dan wujudkan!”

Semester genap bulan ke- 3 Minggu ke-3

Konselor

c. Aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya dengan indikator tidak ada kegiatan yang lupa

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

157

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana dikerjakan, materi bimbingan yang disampaikan:

1) “My Schedule”

Materi tersusun dalam Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK)

Semester genap bulan ke- 4 Minggu ke-1

Konselor

d. Perencanaan Individual

Membantu siswa menyusun dan mengimplementasikan rencana untuk meningkatkan motivasi berprestasi

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

Materi yang berkaitan dengan perencanaan individual (langkah nyata dari masing-masing siswa berkaitan dengan meningkatkan motivasi berprestasi)

Selama pelaksanaan kegiatan program bimbingan belajar

Konselor, kegitan yang akan dilakukan, siswa

e. Dukungan Sistem

Memantapkan program bimbingan yang dilakukan oleh guru BK secara menyeluruh. Baik pelaksanaan secara teknis ataupun pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

Staf sekolah inti (kepala sekolah, wali kelas, koordinator BK, guru mata pelajaran dan orang tua)

Kegiatan yang dilakukan guru BK dalam melancarkan program bimbingan belajar, yaitu: a. Pertemuan rutin dengan

orang tua dalam rangka bertukar informasi mengenai perkembangan siswa;

b. Menghimpun berbagai data dari guru bidang studi dan wali kelas, khususnya yang

Selama pelaksanaan kegiatan program bimbingan belajar

Konselor, orang tua, dan wali kelas

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

158

No Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana berkaitan dengan aktivitas siswa kelas X ketika berada di kelas/sekolah;

c. Bersama wali kelas dan guru mata pelajaran merencanakan kegiatan atau aktifitas-aktifitas yang melibatkan siswa kelas X.

6 Evaluasi

Mendapatkan hasil/ timbal balik dari program bimbingan belajaryang sudah diberikan kepada siswa kelas X SMA Pasundan 8Bandung tahun ajaran 2011/2012

Personel BK dan Staf sekolah inti (kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran.

Seluruh kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang meliputi evaluasi proses dan hasil

Akhir Semester

7 Tindak Lanjut

Menyempurnakan program bimbingan belajar untuk siswa kelas X agar lebih efektif dan komprehensif

Tindak lanjut dilakukan setelah evaluasi proses dan hasil dilakukan sebagai kelanjutan program yang berkesinambungan

11. Pengembangan Tema

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari hasil dari penyebaran instrumen motivasi berprestasi, siswa kelas

X membutuhkan materi-materi bimbingan pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

159

Tabel 4.6 Pengembangan Tema Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X SMA Pasundan

8 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

No Aspek Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode Bimbingan

Media Bimbingan

Kegiatan Layanan

Waktu

1

Mempunyai Tanggung Jawab Pribadi

Bertanggung jawab terhadap pekerjaan/tugas yang diterimanya

“Menunda-nunda tugas,,Oh No!”

Siswa mampu memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diterimanya dan melaksanakan dengan sebaik mungkin

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

Puas dengan hasil usaha sendiri

Percaya pada Kemapuan Diri Sendiri “ AKU BISA!"

Siswa mampu merasa yakin tugas atau pekerjaannya dikerjakan sendiri hasilnya akan lebih baik

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

2 Menetapkan nilai yang akan dicapai

Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan

“Selamat Datang Perubahan”

Siswa mampu menetapkan nilai yang ingin dicapai dengan komitmen untuk berubah memperbaiki atau mempertahankan nilai.

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Kelompok

1x Pertemuan

Berupaya menguasai materi pelajaran secara tuntas

“Jangan pernah takut tertinggal, tapi jangan pernah juga berhenti berjalan”

Siswa mampu mempelajari materi pelajaran dengan memperbanyak mencari informasi dari berbagai literatur (buku paket, catatan, ataupun internet

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

160

No Aspek Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode Bimbingan

Media Bimbingan

Kegiatan Layanan

Waktu

3 Berusaha bekerja kreatif

Gigih atau giat mencari cara untuk mengerjakan tugas

“Mengapa harus Berpikir Kreatif”

Siswa mampu mengemukakan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah belajar

- Simulasi SKLBK Konseling Kelompok

1x Pertemuan

Menampilkan sesuatu yang berbeda atau bervariasi

“Kabayan Pusing” Siswa mampu melatih kemampuan berpikir kreatif dan mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Kelompok

1x Pertemuan

4 Berusaha mencapai Cita-cita

Rajin mengerjakan tugas

“Mengatur waktu, pake strategi dong!”

Siswa mampu mengatur waktu untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu mengerjakan tugas tanpa mengenal lelah

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

Belajar dengan Keras

“Si Pintar yang Semangat”

Siswa mampu meluangkan waktu belajar walaupun tidak ada tugas dan tidak mudah menyerah untuk selalu belajar dengan sungguh-sungguh

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

Menetapkan cita-cita

“Jangan Menyerah” Siswa mampu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam meraih cita-cita yang diinginkan

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Kelompok

1x Pertemuan

5 Melakukan Mengantisipasi “Bermimpilah untuk Siswa mampu mengatasi - Simulasi SKLBK Konseling 1x

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

161

No Aspek Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode Bimbingan

Media Bimbingan

Kegiatan Layanan

Waktu

Antisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin akan dihadapi

SUKSES dan wujudkan”!

rintangan dengan membekali diri dengan sikap positif dengan mangatakan “kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda”

Kelompok Pertemuan

Membuat persiapan belajar

“Belajar dengan Sungguh-Sungguh?Siap...!”

Siswa mampu mempersiapkan belajar dengan sebaik mungkin agar mencapai prestasi

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Kelompok

1x Pertemuan

6 Melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya

Tidak ada kegiatan atau aktivitas siswa yang lupa dikerjakan

“My Schedule” Siswa mampu melaksanakan kegiatan yang akan dijadwalkan dan mencatat kegiatan yang akan dilakukan esok hari

- Simulasi SKLBK Konseling Kelompok

1x Pertemuan

Membuat jadwal belajar

“Cara Jitu Membagi Waktu”

Siswa menuliskan jadwal yang telah dibuat secara sistematis agar semua kegiatan dapat dilaksanakan

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Pertemuan

Berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah dari guru

“Inisiatifkah Anda?” Siswa mampu mengerjakan tugas-tugas atas dasar keinginan sendiri terhadap tugas yang diberikan kepadanya akan langsung dikerjakan

- Diskusi & Tanya Jawab

SKLBK Bimbingan Kelompok

1x Pertemuan

Memiliki buku pelajaran dan alat

“Hari Gini belum Punya Buku?!”

Siswa mampu berusaha melengkapi buku pelajara dan

- Diskusi & Tanya

SKLBK Bimbingan Klasikal

1x Perte

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

162

No Aspek Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode Bimbingan

Media Bimbingan

Kegiatan Layanan

Waktu

tulis yang dibutuhkan dalam belajar

alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

Jawab muan

Keterangan: Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Koseling (SKLBK) terlampir.

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

163

12. Pengembangan Satuan Layanan

Satuan kegiatan layanan yang disusun yaitu 17 satuan layanan yang

dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan

instrumen yaitu berupa angket. Satuan layanan yang disusun terlampir.

13. Waktu Pelaksanaan

Program dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan yaitu :

a. Bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok dilaksanakan 1 kali pertemuan

dalam 1 minggu.

b. Konseling kelompok dilaksanakan setiap minggu sesuai kebutuhan

berdasarkan situasi dan kondisi siswa di sekolah.

14. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan

program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa di

sekolah adalah sebagai berikut :

1) Sarana

a. Alat pengumpul data

Seperti : format-format (simulasi), pedoman observasi pelaksanaan

program, angket, catatan harian/kartu kontrol pelaksanaan program,

pedoman wawancara, dan kartu konseling individual/kelompok.

b. Alat penyimpan data

Seperti : kartu pribadi, buku pribadi, dan map.

c. Perlengkapan teknis

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

164

Seperti: buku pedoman/petunjuk program, buku informasi/materi yang

akan disampaikan (SKLBK), paket bimbingan (individual/kelompok),

alat-alat tulis.

b. Prasarana

1) Ruang layanan konseling yang harus lebih ditata dengan rapih

2) Ruang bimbingan dan konseling kelompok/individual atau ruang diskusi

3) Ruang kelas untuk bimbingan klasikal

4) Perangkat elektronik seperti laptop, LCD/infocus, OHP, dan proyektor.

15. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan program bimbingan belajar

untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Evaluasi bertujuan untuk

memperbaiki dan mengembangkan program bimbingan belajar dan memberikan

informasi kepada para personil dan orang tua siswa mengenai kebutuhan siswa

dalam meningkatkan motivasi berprestasi.

Evaluasi program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

beprestasi siswa berpedoman pada pelaksanaan evaluasi CIPP (Context, Input,

Process, dan Product), yang dimana evaluasi dilaksanakan beriringan dengan

pada saat analisis kebutuhan dan perancangan desain program (pra program),

pelaksanaan program dan akhir pelaksanaan program (hasil program). Tujuannya

adalah untuk menentukan keputusan atas kualitas analisis kebutuhan, pelaksanaan

program dan out put program, sehingga dapat ditentukan langkah pengembangan

program selanjutnya.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

165

Ruang lingkup evaluasi program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi siswa, yaitu :

1. Komponen Konteks

Pada komponen ini menekankan penilaian terhadap aspek program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi secara

keseluruhan mengenai:

a. Rasional (dasar pemikiran) program bimbingan belajar terumuskan

berdasarkan urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan

program

b. Tujuan program bimbingan belajar jelas, singkat, operasional, dan

terukur.

c. Hasil yang diharapkan menekankan kepada keberhasilan dan

pengaruh dari kegiatan layan bimbingan belajar.

d. Kriteria keberhasilan program bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

2. Komponen Input

Komponen input diarahkan kepada masukan-masukan yang direncanakan

dalam mencapai tujuan dan keberhasilan program bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi seperti : personel, jenis layanan yang

diberikan sesuai tercapainya motivasi berprestasi, dan fasilitas dan media.

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

166

3. Komponen Proses

Evaluasi terhadap proses ditekankan kepada pengumpulan data atau informasi

mengenai interaksi komponen-komponen yang terdapat program bimbingan

belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

4. Komponen produk

Komponen produk dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak

program bimbingan belajar dari kegiatan layanan yang telah dilaksanakan dan

realisasi tujuan yang telah ditetapkan yaitu perubahan cara pandang, sikap,

dan siswa memiliki motivasi berprestasi setelah mendapatkan layanan

bimbingan belajar.

Keseluruhan komponen yang dinilai dalam evaluasi program dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Instrumen Evaluasi Bagi Konselor dalam Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa

No Item Komponen Jawaban

Ya Tidak Komponen Konteks

1. Rasional program terumuskan berdasarkan urgrnsi BK dalam keseluruhan program

2. Tujuan program tersusun dengan jelas, singkat, operasional dan terukur

3. Hasil yang diharapkan menekankan kepada keberhasilan dan pengaruh dari kegiatan layanan

4. Kriteria keberhasilan program dapat dilihat dari dampak perilaku siswa

Komponen Input

1. Kemampuan yang dimiliki para personel pendukung kelancaran pelaksanaan tugas

2. Jumlah personel yang terlibat mencukupi kebutuhan pelakssanaan layanan

3. Mekanisme kerja yang telah ditetapkan mendukung pelaksanaan program

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

167

No Item Komponen Jawaban

Ya Tidak 4. Setiap layanan dapat dilaksanakan sesuai rencana 5. Semua siswa telah terlayani sesuai dengan kebutuhannya

6. Semua alat administrasi dan media yang dibutuhkan tersedia

7. Fasilitas dan media yang tersedia dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan

8. Kualitas setiap fasilitas dapat menunjang pelaksanaan layanan bimbingan

9. Fasilitas yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan pelaksanaan bimbingan

Komponen Proses

1. Proses kegiatan layanan bimbingan yang diberikan berjalan dengan baik

2. Penggunaan metode penyampaian materi sudah tepat

3. Penggunaan media sesuai kebutuhan dan dapat merangsang partisipasi siswa

4. Evaluasi kegiatan sudah menilai bagaimana kegiatan berlangsung dengan baik

Komponen Produk 1. Tujuan program tercapai

2. Penyelenggaraan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa

Saran Penyempurnaan Program :

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0700511_chapter4(1).pdf · tugas-tugas atau pekerjaan yang diterimanya berada pada kategori sedang dengan

168

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian memiliki beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya.

Instrumen penelitian berupa angket yang mengungkap motivasi berprestasi di

SMA Pasundan 8 Bandung dengan melakukan penyebaran angket dipandang

masih belum cukup untuk mengungkap gambaran umum mengenai motivasi

berprestasi siswa SMA Pasundan 8 Bandung. Pada saat siswa mengisi instrumen

peneliti perlu menjelaskan terlebih dahulu tujuan angket tersebut, tetapi pada saat

ditengah-tengah pengisian terdapat siswa yang kurang memahami salah satu item

pernyataan dan sewaktu uji keterbacaan peneliti kurang memperjelaskan secara

rinci item yang dimaksud sehingga siswa memahami item pernyataan pada angket

motivasi berprestasi. Bentuk instrumen tambahan seperti observasi dan

wawancara diperlukan untuk memperkuat keakuratan data yang diperoleh.

Pada saat peneliti membuat rancangan sebuah program sebaiknya

melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru bimbingan dan konseling

mengenai pelaksanaan program di sekolah. Penelitian dengan studi deskriptif

kurang detail menggambarkan motivasi berprestasi dan program yang

dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotetik dan seharusnya melakukan uji coba

program sehingga dapat diperoleh penyempurnaan program.

Keterbatasan pemahaman mengenai konsep dasar motif dan motivasi.

Pemaknaan yang sama ataupun berbeda mengenai motif dan motivasi

menyebabkan penafsiran yang keliru terhadap teori motivasi. Oleh karena itu teori

motivasi dari penelitian hendaknya tidak dijadikan patokan satu-satunya dalam

mencari referensi untuk karya tulis ilmiah.