BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
-
Upload
truongtuyen -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 09 berlokasi di Jalan
Diponegoro No. 12 kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo. Sekolah Dasar
Negeri Salatiga 09 memiliki Ruang Kepala Sekolah, ruang guru,
perpustkaan, Ruang UKS, 6 ruang kelas. Sekolah Dasar Negeri Salatiga 09
memiliki siswa yang cukup banyak pada setiap kelasnya rata-rata 40 siswa.
Penelitian akan dilaksanakan dikelas IV dngan jumlah siswa 39 siswa.
4.2 Hasil Belajar
4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Merupakan kondisi awal siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan di kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 siswa pada
pembelajaran IPA hasil belajar masih terlihat rendah. Hal ini dapat dilihat
dari hasil nilai evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah
dilakukan dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah
KKM > 70. Dengan demikian diperoleh dari data hasil pembelajaran siswa
sebelum dilakukan tindakan penelitian dapat dilihat dari tabel 4.1 dibawah
ini:
Tabel 4.1
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016, Pada Tahap Pra
Siklus
No Nilai KKM
(70)
Frekuensi (F) Persentase
(%)
Keterangan
1 ≥ 70 9 23% Tuntas
2 < 70 30 77% Tidak Tuntas
Jumlah 39 100%
Nilai maksimum 95
Nilai minimum 20
Rata-rata 57,43
34
Berdasarkan tabel frekuensi ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Salatiga 09 sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa yang
memperoleh nilai yang kurang dari KKM ≥ 70 sebanyak 30 siswa dengan
persentase 77% tidak tuntas dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa
yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa
dengan persentase 23% dari keseluruhan siswa. Dengan nilai terendah 20
dan nilai tertinggi 95, agar lebih jelas data nilai dapat dibuat dengan
diagram seperti dibawah ini:
Gambar 4.1. Diagram Lingkaran
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 Pada
Tahap Pra Siklus
Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata siswa yang belum tuntas
ternyata siswa kurang serius menerima atau mendengarkan penjelasan
materi dari guru, siswa sering bercanda dan mengobrol dengan teman
sehingga hasil belajar siswa banyak yang belum tuntas dan belum
mencapai KKM.
Berdasarkan data hasil belajar rendah dari siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Salatiga 09 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II
tahun ajaran 2015/2016, penulis akan melakukan sebuah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), sesuai dengan rancangan penelitian ini, penulis
akan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT) guna meningkatkan hasi belajar siswa yang akan
Tuntas 23%
Tidak Tuntas
77%
Pra Siklus
35
dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan dilakukan dua
pertemuan.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang
dilakukan oleh penulis, antara lain:
a. Bersama dengan dosen pembimbing peneliti memeriksa
kembali RPP yang telah disusun dan cermati setiap butir
yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan.
b. Menyiapkan alat peraga dan sarana prasarana lain yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan.
c. Mengecek kembali kelengkapan alat pengumpulan data,
seperti lembar observasi.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran penulis
bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran
yaang terdiri dari dua pertemuan.
Pertemuan I dan Pertemuan II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22
Maret 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
24 Maret 2016 dengan Kompetensi Dasar 3.7. Mendeskripsikan hubungan
antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat,
dan 4.6. Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang
digunakan dikehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Pada pertemuan
pertama ada dua indokator pembelajaran yang akan disampaikan yaitu
3.7.1 membandingkan pemanfaatan teknologi sederhana dan modern dan
3.7.2. menjelaskan teknologi sederhana dan modern. Berikut adalah
langkah-langkah pembelajaran pada siklus I:
36
Pertemuan I:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini guru membuka
pelajaran dan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menanyakan
kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan dan
menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan, mengajak
siswa menyanyikan lagu” Siap Belajar”, dan menyampaikan tema
dan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan bertanya kepada siswa apa yang
dimaksud dengan teknologi, menuliskan judul pembahasan dipapan
tulis “Membandingkan pembuatan kapal teknologi sederhana dan
modern”, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi.
Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan Tipe
Numbered Heads Together (NHT), siswa dibagi menjadi 8
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, masing-masing siswa dalam
kelompok mendapat mahkota nomor, guru memberikan tugas/
pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya, siswa
bersama kelompok mengamati gambar proses pembuatan kapal,
siswa bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
agar menemukan jawaban yang paling benar, saat kegiatan
berdiskusi guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan. Guru
memanggil nomor secara acak, siswa yang ditunjuk nomornya
mengangkat tangan dan mempresentasikan jawaban dari hasil
diskusi kelompok, siswa dari kelompok lain menanggapi atau
mengomentari terhadap kerja siswa, memberi umpan balik dan
penguatan terhadap kerja siswa.
37
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dengan melakukan refleksi dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, siswa mengerjakan
LKS, salam dan doa penutup.
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal
Guru memberi salam dan kepada siswa dan mengajak siswa
berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, guru
mengabsensi dan mengkondisikan siswa, guru menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Numbered
Heads Together (NHT)
a. Kegiatan Inti
Mengulang kembali materi yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya dan memberikan beberapa pertanyaan
untuk mengetahui pengetahuan siswa, siswa mengamati video
tentang permainan tradisional, siswa bersama guru melakukan
proses tanya jawab bersama mengenai video yang ditayangkan oleh
guru “apa yang dilakukan video tersebut?”, “Permainan apa yang
dilakukan dalam video?”, setelah itu siswa dibagi menjadi 8
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, setiap anak mendapat
mahkota nomor dipasang dibagian kepala, perwakilan tiap
kelompok mengambil amplop berisi soal untuk dikerjakan bersama
kelompok, siswa bersama kelompok membuka amplop dan
mengejakan pertanyaan sesuai petunjuk dari guru, siswa bersama
kelompok mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru,
saat kegiatan berdiskusi guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang
memerlukan, setelah berdiskusi, guru mengambil nomor undian
secara acak, kemudian nomor yang diambil akan membacakan
38
hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi begitu
seterusnya.
b. Kegiatan Penutup
Guru memberi penguatan tentang materi yang sudah
dipelajari, membuat kesimpulan materi yang sudah dipelajari,
memberikan penghargaan dan umpan balik kepada siswa yang
telah menyelesaikan tugas dengan baik, siswa mengerjakan soal
evaluasi, salam dan doa penutup.
4.3.3. Deskripsi Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar siswa SD Negeri Salatiga 09 setelah
menggunakan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) diperoleh hasl belajar siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Siklus I
No Nilai KKM 70 Frekuensi (F) Persentase (%) Keterangan
1 ≥ 70 30 77% Tuntas
2 < 70 9 23% Tidak Tuntas
Jumlah 39 100%
Nilai maksimum 100
Nilai minimum 60
Rata-rata 78, 84
Dari tabel 4.2 dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa
SD Negeri Salatiga 09 pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa
yang mencapai diatas KKM ada 30 siswa dengan persentase 77%
sedangkan yang belum mencapai KKM atau dibawah KKM ada 9
Siswa dengan peresentase 23% dengan nilai tertinggi 100 dan
terendah 60 Perbandingan nilai yang tuntas dan yang belum tuntas
dapat dilihat pada diagram lingkaran sebagai berikut:
39
Gambar 4.2 Gambar Diagram Lingkaran
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 pada Siklus I
4.3.4. Evaluasi dan Refleksi Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil evaluasi pra siklus dan siklus I dapat
dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa sebelum
dilakukan tindakan siklus I. Perbandingan hasil belajar pra siklus
dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3. dibawah ini:
Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Tahun Ajaran
2015/2016
No Nilai KKM
70
Pra Siklus Siklus I
Keterangan Frekuensi
(F)
Porsentase
(%)
Frekuensi
(F)
Porsentase
(%)
1 ≥ 70 9 23% 30 77% Tuntas
2 < 70 30 77% 9 23% Tidak Tuntas
Jumlah 39 100% 39 100%
Berdasarkan tabel 4.3 perbandingan hasil belajar pra siklus
dan siklus I siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09 mengalami
adanya peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus sebelum
dilakukan tindakan atau siklus I siswa yang mencapai KKM 70
ada 9 siswa dengan persentase 23% sudah tuntas sedangkan siswa
23%
77%
Hasil Belajar Siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
40
dibawah KKM 70 ada 30 siswa dengan persentase 77% belum
tuntas. Setelah dilakukan tindakan siklus I dengan menggunakan
pembelajaran model kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) mengalami adanya peningkatan hasil belajar, siswa yang
mencapai KKM 70 ada 30 siswa dengan persentase 77%
sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 70 ada 9 siswa
dengan persentase 23 %.
Dari hasil belajar pra siklus dan siklus I dapat dilihat
bahwa adanya peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus ada 9
siswa yang nilainya diatas KKM dengan persentase 23%
meningkat menjadi 30 siswa dengan persentase 77% pada siklus I.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :
Gambar 4.3 Grafik Batang
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan
Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Semester II
Tahun Ajaran 2015/2016
77%
23% 23%
77%
Pra Siklus Siklus I
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Tidak Tuntas Tuntas
41
4.4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.4.1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Sebelum melakukan tindakan ada beberapa langkah yang perlu
disiapkan :
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan alat peraga dan sarana prasarana yang dibutuhkan
dalam tindakan
3. Mengecek kembali alat pengumpulan data seperti lembar observer
4.4.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran penulis
bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran
yang terdiri dari dua pertemuan.
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 Maret 2016
dengan kompetensi dasar 3.7. Mendeskripsikan hubungan antara sumber
daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan 4.7.
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan
dikehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat
dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Pada pertemuan pertama ada
lima indikator :
1. Menjelaskan pengertian Sumber Daya Alam
2. Menyebutkan jenis Sumber Daya Alam beserta contohnya
3. Menyebutkan sifat Sumber Daya Alam beserta contohnya
4. Menjelaskan hubungan antara Sumber Daya Alam dengan
lingkungan
5. Menuliskan hubunga dengan sumber daya alam lingkungan.
Pertemuan ke dua ada lima indikator:
1. Menjelaskan penggunaan teknologi pemanfaatan Sumber Daya
Alam
42
2. Menyebutkan contoh penggunaan teknologi pemanfaatan Sumber
Daya Alam
3. Menjelaskan hubungan Sumber Daya Alam dan kelestarian
lingkungan
4. Menyebutkan contoh Sumber Daya Alam yang menyebabkan
terganggunya kelestarian lingkungan
5. Menjelaskan cara menjaga kelestarian Sumber Daya Alam dan
lingkungan
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus II.
Pertemuan I:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam, mengajak
siswa berdoa menurut kepercayaan masing- masing, melakukan
absensi tentang kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
membagi siswa kedalam kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 orang, memberikan mahkota nomor pada setiap
kelompok.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini siswa mengamati video tentang Sumber Daya
Alam, bertanya jawab tentang video yang telah ditayangkan “ apa
yang dimaksud dengan sumber daya alam?”, maing-masing kelompok
diberi pertanyaan yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
lingkungan, siswa bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan agar menemukan jawaban yang dianggap paling benar,
guru berkeliling untuk mengamati serta membantu siswa yang
memerlukan, setelah berdiskusi guru mengambil nomor undian untuk
memanggil nomor secara acak, siswa yang ditunjuk nomornya
mengangkat tangan dan mempresentasikan jawaban yang dianggap
paling benar, siswa dari kelompok lain menanggapi atau
mengomentari terhadap kerja siswa, guru memberikan penghargaan
dan memotivi siswa agar lebih aktif dalam berpartisipasi.
43
c. Kegiatan Penutup
Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,
memberikan tindak lanjut, salam dan doa penutup.
Pertemuan II:
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis I April 2016.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam kepada siswa,
mengkondisikan siswa, mengabsensi dan mengecek kehadiran siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, membagi siswa kedalam 8
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, membagi mahkota nomor
kepada setiap kelompok.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan bertanya jawab tentang materi
sebelumnya yang sudah dipelajari untuk mengecek kesiapan siswa,
siswa mendengar penjelasan guru tentang penggunaan teknologi
dalam pemanfaatan sumber daya alam, memberikan tugas atau
pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya, siswa
bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan agar
menemukan jawaban yang dianggap paling benar, guru berkeliling
untuk mengamati serta membantu siswa yang memerlukan, guru
mengambil nomor undian, guru mengambil nomor secara acak, siswa
yang ditunjuk nomornya mengangkat tangan dan mempresentasikan
jawaban dari hasil diskusi kelompok, guru memberikan penghargaan
kepada kelompok dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
berpartisipasi.
c. Kegiatan Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,
siswa mengerjakan evaluasi, salam dan doa penutup.
44
4.4.3. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar siswa SD Negeri Salatiga 09 pada siklus II
dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 pada Siklus II
No Nilai KKM 70 Frekuensi (F) Persentase (%) Keterangan
1 ≥ 70 34 87% Tuntas
2 < 70 5 13% Tidak Tuntas
Jumlah 39 100%
Nilai maksimum 100
Nilai minimum 60
Rata-rata 90,90
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat ketuntasan siswa SD
Negeri Salatiga 09 pada siklus II sangat meningkat terlihat dari
nilai ketuntasan siswa. Dari 39 siswa ada 34 yang Tuntas dengan
nilai diatas KKM sedangkan yang tidak tuntas ada 5 siswa yang
belum mencapai KKM.
Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan
nilai rata-rata 90,90 , agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar
diagram lingkaran dibawah ini:
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 pada Siklus II
13%
87%
Siklus II
Tidak Tuntas Tuntas
45
4.4.4. Evaluasi Dan Refleksi Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat
peningkatan perolehan siswa dari tindakan siklus I dan sesudah tindakan
siklus II. Perbandingan hasil siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pada Siklus I dan Siklus II Siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09
Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
No Nilai KKM
70
Siklus I Siklus II Keterangan
Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
1 ≥ 70 30 77% 34 87% Tuntas
2 < 70 9 23% 5 13% Tidak
Tuntas
Jumlah 39 100% 39 100%
Berdasarkan tabel 4.5 perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus
II pada siswa kelas IV Salatiga 09 mengalami adanya peningkatan hasil
belajar. Pada siklus I siswa yang sudah mencapai KKM ada 30 siswa
dengan persentase 77% dan yang belum mencapai KKM ada 9 siswa
dengan persentase 23%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II
peningkatan hasil belajar semakin meningkat terlihat dengan hasil yang
dipoeroleh siswa, ada 34 siswa yang sudah mencapai KKM dengan
persentase 87% sedangkan yang tidak mencapai KKM semakin menurun
hanya ada 5 siswa dengan persentase 13%.
Dari hasil belajar siklus I terlihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar. Pada siklus I yang mencapai KKM ada 30 siswa dengan
persentase 77% meningkat menjadi 34 siswa dengan persentase 87% pada
siklus II. Agar lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
46
Gambar 4.5 Grafik Batang
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pada Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 09
Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
4.4.5. Perbandingan Tingkat Ketuntasan Pra Siklus, Silkus I Dan
Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan belajar siswa telah terjadi
peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas IV semester II tahun 2015/2016.
Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II siswa kelas IV
SD Negeri Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
No Nilai
KKM
70
Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan
(F) (%) (F) (%) (F) (%)
1 ≥ 70 9 23% 30 77% 34 87% Tuntas
2 < 70 30 77% 9 23% 5 13% Tidak Tuntas
Jumlah 39 100% 39 100% 39 100%
23% 13%
77% 87%
Tidak Tuntas Tuntas
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
47
Dari tabel 4.6 terlihat jelas bahwa pada kegiatan pembelajaran pra
siklus, siklus I dan siklus II ada peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus
siswa yang mencapai KKM ada 9 siswa dengan porsentase 23% disiklus I
meningkat menjadi 30 siswa dengan persentase 77% dan di siklus II
meningkat lagi menjadi 34 siswa dengan persentase 87% sedangkan siswa
yang tidak tuntas mengalami penurunan pada pra siklus ada 30 siswa
dengan persentase 77% menurun menjadi 9 siswa dengan persentase 23%
pada siklus I dan menurun lagi menjadi 5 siswa dengan persentase 13% di
siklus II.
Perbandingan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus
II dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar Grafik 4.6
Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
77%
23% 13%
23%
77% 87%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Perbandingan Nilai ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus, Siklus I
dan Siklus II
Tidak Tuntas Tuntas
48
4.5 Pembahasan antar Siklus
Hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga 09
sebelum tindakan dinyatakan hasil belajar siswa kelas IV khususnya mata
pelajaran IPA masih sangat rendah karena masih banyak siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM 70. Salah satu penyebabnya adalah dalam
pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa pasif.
Dalam proses pembelajaran sebelum diadakan tindakan menunjukkan
hasil belajar sangat rendah, yaitu siswa yang memenuhi nilai ketuntasan
KKM 70 sebanyak 9 siswa dengan persentase 23% dan yang belum
memenuhi nilai ketuntasan KKM ada 30 siswa dengan persentase 77%
dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 20.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dapat dilihat pada hasil siklus I dan siklus II yaitu sebagai
berikut:
Pada siklus I dengan menerapkan pembelajran model kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dimana siswa yang mendapat nilai
ketuntasan diatas KKM 70 ada 30 siswa dengan persentase 77% dan yang
mendapat nilai ketuntasan dibawah KKM ada 9 siswa dengan persentase
23% dengan nilai terendah 60 dan tertinggi 100 dan nilai rata-rata 78,84.
Hasil belajar pada pra siklus ada 9 siswa yang tuntas dengan persentase
23% dan pada siklus I meningkat menjadi 30 siswa yang tuntas dengan
persentase 77%. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan pada
siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
Pada siklus I sudah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Number Heads Together (NHT), pembelajaran dan kerjasama dalam
kelompok sudah lebih aktif walaupun masih ada beberapa siswa yang
belum aktif. Kesembilan siswa yang belum tuntas ternyata memiliki latar
belakang yang berbeda, tetapi sebagian besar siswa dibawah nilai KKM
karena mereka asik bermain sendiri, mondar mandir, mengobrol dan
49
mengganggu temannya sehingga mereka tidak memperhatikan pelajaran
yang sedang berlangsung.
Pada siklus II dengan menerapkan pembelajran model kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa yang mendapat nilai
ketuntasan dibawah KKM ada 5 siswa dengan persentase 13% dan siswa
yang sudah mencapai nilai ketuntasan diatas KKM ada 34 siswa dengan
persentase 87% dan nilai terendah 60, nilai tertinngi 100 dan nilai rata-
rata 90,90. Dalam pembelajaran siklus II ini hasil belajar siswa semakin
meningkat dilihat dari perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus I, nilai
ketuntasan pada siklus I ada 30 siswa dengan persentase 77% disiklus II
meningkat menjadi 87%. Setelah melakukan observasi melalui wawancara
dengan guru ternyata masih ada 5 siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM atau belum tuntas. Ada 2 siswa penyebabnya adalah kurang
perhatian dan bimbingan dari orang tuanya karena orang tuanya terlalu
sibuk bekerja, sehingga disekolahan siswa tersebut hanya bermain-main
untuk mendapatkan perhatian dari guru dan teman-temannya dan hanya
disekolahan siswa tersebut mendapat bimbingan belajar. Sedangkan 2
siswa lagi ditinggal orang tuanya diluar kota untuk bekerja, dan kemudian
siswa yang 1 lagi sejak kecil sudah ditinggal orang tuanya dan tidak
mendapat perhatian dan bimbingan dari orang tuanya sehingga anak ini
tidak penah belajar dan hanya disekolah anak ini mendapat bimbingan
dari guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti memiliki solusi untuk
mengatasi 5 siswa tersebut dan diberi tindak lanjut, yaitu siswa harus
dibimbing dan diberi perhatian khusus sehingga dengan adanya bimbingan
dan perhatian khusus siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Dari nilai hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, sesudah
dilakukan tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat peningkatan hasil
belajar siswa. Pada pra siklus siswa yang memenuhi nilai ketuntasan
KKM ada 9 siswa dengan persentase 23% pada siklus I nilai ketuntasan
KKM meningkat menjadi 30 siswa dengan persentase 77%, dan pada
50
siklus II nilai ketuntasan KKM meningkat lagi menjadi 34 siswa dengan
persentase 87%.
Berdasarkan hasil nilai siklus I dan siklus II bahwa pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terbukti dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri Salatiga 09.