BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab...
![Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak
(P2TP2A)
1. Sejarah Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Berawal dari tragedi Mei 1998 sebagai kerusuhan terburuk dalam
sejarah bangsa Indonesia, terjadi diberbagai daerah, mengorbankan
berbagai kelas sosial, lintas etnik, tak kenal usia dan jenis kelamin. Pada
situasi inilah Komnas Perempuan lahir sebagai respon khususnya atas
peristiwa kasus perkosaan yang menimpa perempuan etnis Tionghoa.
Atas desakan dari masyarakat yang mengorganisir diri dengan nama
Masyarakat Anti Kekerasan berhasil menghimpun empat ribu tanda
52
![Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/2.jpg)
53
tangan menuntut pertanggungjawaban Negara atas peristiwa tersebut, atas
desakan tersebut, Presiden Habibie, pada tanggal 15 Oktober 1998,
menandatangani berdirinya Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan,
yang sering disebut Komnas Perempuan.1
Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan konsep pembangunan
pemberdayaan perempuan sendiri, di Indonesia secara resmi
Pengarusutamaan Gender (PUG) diadopsi menjadi strategi pembangunan
bidang pemberdayaan perempuan melalui Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional. Dalam Inpres tersebut dinyatakan tujuan PUG
adalah terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan
nasional yang berperspektif gender. Dan strategi dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ruang lingkup
PUG dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 meliputi:
1. Perencanaan, termasuk di dalamnya perencanaan yang
responsive gender/ gender budgeting
2. Pelaksanaan
3. Pemantauan dan Evaluasi2
1 Press Release Komnas Perempuan, 15 Tahun Reformasi: Hentikan Rantai Kekerasan Terhadap Perempuan dan Penuhi Keadilan, Kebenaran serta Pemulihan Korban, http://www.komnasperempuan.or.id/2013/05/siaran-pers-komnas-perempuan-15-tahun-reformasi-2/ Diakses Tanggal 4 Mei 2014 2 Tumbuh Saraswati, Pengarusutamaan Gender Dalam Kebijakan Pembangunan, http://www.komnasperempuan.or.id/2013/11/pengarusutamaan-gender-dalam-kebijakan-pembangunan/ Diakses Tanggal 4 Mei 2014
![Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/3.jpg)
54
Pembentukan P2TP2A sendiri diilhami oleh keberadaan “Women
Centre” di beberapa Negara (Jepang, Malaysia, Philipina) melalui study
banding. Dari Negara-negara tersebut diperoleh masukan bahwa
keberadaan “Women Centre” dianggap sangat membantu untuk
mempercepat proses terlaksananya pemberdayaan perempuan untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Kementrian Negara
Pemberdayaan Perempuan kemudian menindaklanjuti hasil study banding
ini dengan menetapkan 3 Propinsi sebagai pilot project pembentukan
P2TP2A yaitu Provinsi Jawa Barat, Lampung dan Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur. Adapun penetapan 3 Provinsi tersebut didasarkan atas :
(1) Adanya kebutuhan yang mendesak di wilayah tersebut untuk
membentuk P2TP2A karena adanya ketimpangan dalam
menangani masalah perempuan dan anak, sementara jumlah
pelayanan yang tersedia di masyarakat kurang memadai.
(2) Wilayah yang telah ditetapkan memiliki Biro/Bagian PP
sebagai kepanjangan tangan Kementrian Pemberdayaan
Perempuan yang dapat diandalkan untuk program
pemberdayaan perempuan.
(3) Tingginya perhatian dari Pemerintah Daerah setempat terhadap
pemberdayaan perempuan dan anak.
(4) Wilayah tersebut telah memiliki embrio atau cikal bakal yang
berbentuk pusat pelayanan terpadu berbasis masyarakat.
![Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/4.jpg)
55
Dalam perkembangannya Kementrian Negara Pemberdayaan
Perempuan sejak tahun 2002 sampai 2007 telah memfasilitasi
pembentukan P2TP2A di 14 Provinsi dan 41 Kabupaten/kota. Selama
kurun waktu, P2TP2A telah memiliki Buku Panduan P2TP2A yang
digunakan sebagai pedoman bagi daerah-daerah yang akan membentuk
atau mendirikan P2TP2A. disamping itu, telah tersusun 10 (sepuluh)
modul yang dapat digunakan untuk pelatihan pengelola sesuai dengan
kondisi P2TP2A yang sudah ada.
Dalam proses pembentukan pusat pelayanan terpadu selama
periode tahun 2002 sampai dengan 2007, Pemerintah hanya memfasilitasi
pembentukan P2TP2A saja, sedangkan proses selanjutnya diserahkan
sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah bersama masyarakat setempat
untuk pengelolaan dan pemberian layanan kepada masyarakat. Dengan
demikian kedudukan dan peran P2TP2A adalah dari, untuk dan oleh
masyarakat. Setiap daerah yang akan membentuk wadah ini dapat
menentukan bentuk dan nama sesuai dengan keinginan, tujuan , visi, dan
misi masing-masing daerah. Pada prinsipnya, pembentukan P2TP2A ini
berbasis masyarakat, namun demikian dalam proses pembentukannya
diperlukan adanya kekuatan hukum yaitu berupa Surat Keputusan
Gubernur Provinsi atau Surat Keputusan Bupati setempat. Hal ini sebagai
salah satu bentuk koordinasi antara Pemerintah dan masyarakat. Sehingga
![Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/5.jpg)
56
terjadi pembagian peran antara pemerintah sebagai fasilitator dan
masyarakat sebagai pelaksana dilapangan.3
2. P2TP2A Kabupaten Malang
Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang merespon akan
pentingnya pembahasan dalam menangani dan menanggulangi isu-isu adanya
kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak. Regulasi-regulasi yang
dikeluarkan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan juga
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Juklak
merupakan laandasan atas dibentuknya Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Kabupaten Malang. P2TP2A
Kabupaten Malang adalah lembaga berbasis masyarakat yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2011. P2TP2A
beranggotakan multistakeholder pemerhati perempuan dan anak, pemerintah
dan nonpemerintah. Lembaga ini melakukan layanan advokasi bagi
perempuan dan anak dari kelompok rentan, utamanya perempuan dan anak
korban kekerasan.
3. Visi, Misi dan Tujuan
Sebagaimana lembaga sosial yang dikelola secara professional,
P2TP2A mempunyai visi misi dan tujuan sebagai landasan gerakan dalam
perjalanan lembaga. Adapun visi, misi dan tujuannya adalah sebagai berikut:
3 Nining Suningsih Rochadiat, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak
Newsletter Komnas Perempuan Tatap, Edisi 8 Juli 2008
![Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/6.jpg)
57
2.1) Visi
Memberdayakan perempuan dan anak korban tindak kekerasan sesuai
dengan prinsip Hak Asasi Manusia.
Sedangkan visi besar dari P2TP2A yakni:
a. Menjadikan perempuan dan anak Kabupaten Malang berdaya saing,
cerdas, sehat, berakhlakul karimah dan terhindar dari tindak kekerasan.
b. Mendorong ketahanan keluarga dan komunitas sekitar yang sehat bagi
tumbuh kembang anak.
2.2) Misi
a. Menjadikan kelembagaan P2TP2A sebagai pusat informasi gender
dan anak
b. Memberikan pelayanan terpadu dan sebagai lembaga mediasi
(tempat pelayanan antara) pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
c. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian perempuan serta
perlindungan anak
d. Menjalin kerjasama kemitraan antara pemerintah,
lembaga/organisasi kemasyarakatan dalam pemenuhan kebutuhan
perempuan dan anak
e. Membangun mekanisme dialog, komunikasi, dan kemitraan antara
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
2.3) Tujuan
![Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/7.jpg)
58
Tujuan Lembaga ini adalah memberikan kontribusi terhadap
terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dengan mengintergrasikan
strategi PUG dalam berbagai kegiatan pelayanan terpadu bagi
peningkatan kondisi peran dan perlindungan perempuan serta
memberikan kesejahteraan dan perlindungan anak di kabupaten
Malang.
4. Tugas Pokok
Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan merupakan wadah
pelayanan pemberdayaan perempuan dan anak yang berbasis masyarakat,
dalam melaksanakan tugasnya P2TP2A memiliki bagian-bagian sesuai
dengan kebutuhan dan pokok permasalahan yang menjadi fokus untuk
ditangani yaitu perempuan dan anak di wilayah kabupaten Malang.
5. Fungsi
a. Memfasilitasi penyediaan berbagai pelayanan untuk masyarakat baik
fisik maupun non fisik (informasi, rujukan. konsultasi/konseling,
pelatihan ketrampilan)
b. Mengadakan pelatihan para kader yang memiliki komitmen dan
kepedulian yang besar terhadap masalah perempuan dan anak di
berbagai bidang
c. Bekerjasama dan ikut memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam suatu wadah peningkatan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan dan anak
![Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/8.jpg)
59
6. Program Kerja
Program kerja P2TP2A dilaksanakan oleh 4 divisi yang terbagi dalam:
a. Divisi pelayanan hukum dan medis
Melaksanakan tindakan dan rujukan medis, bantuan perlindungan
hukum terhadap korban kekerasan.
a) penanganan, penjangkauan, pendampingan oleh tenaga sosial
(konselor) terlatih
b) pemberian konsultasi dan konseling bagi korban oleh tenaga
Psikolog
c) advokasi dan bantuan hukum bagi korban oleh tenaga advokat
d) pemberian layanan kesehatan (terutama tindakan VER) secara
gratis yang ditangani oleh tenaga medis
e) pemberian bantuan kepada korban yang tidak mampu sesuai
dengan kebutuhannya
b. Divisi Pemulihan dan Pemberdayaan
a) Membangun jejaring dengan dunia usaha dan industri dalam
mengembangkan program CSR (Coorporate Social
Responsibility) bagi pengembang ekonomi produktif berbasis
perempuan dan keluarga.
b) menyediakan shelter (rumah aman) bagi korban
c) penanganan pasca korban kekerasan melalui rehabilitasi dan
reintegrasi
c. Divisi kajian pendidikan dan pelatihan
![Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/9.jpg)
60
a) Merancang berbagai model pelatihan dengan berbagai
pendekatan komunitas
b) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan berbagai isu
strategis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
c) Melakukan berbagai pelatihan bagi pengembangan usaha
produktif perempuan
d. Divisi penguatan jaringan dan advokasi
a. mengoptimalkan kelembagaan P2TP2A
b. Merumuskan tata kerja dan pembagian peran dengan lembaga
sejenis di lingkungan pemerintah daerah
c. meningkatkan peran jejaring pemerhati perempuan dan anak
d. merancang model layanan berbasis komunitas dan pelayanan
e. kampanye ketahanan keluarga/keluarga yang sakinah
f. kampanye parenting sehat (pengasuhan anak)
g. mengintensifkan berbagai forum (forum anak, forum tetangga
peduli keluarga TKI, forum perempuan menulis, forum perempuan
peduli perempuan, forum perempuan peduli lingkungan)
6. Susunan Kepengurusan P2TP2A Kabupaten Malang
Pengarah: H. Rendra Kresna
Koordinator: Dr. Abdul Malik, SE, Msi
Wakil Koordinator: Hikmah Bafaqih SPd
Sekretaris: Dra. Pantjaningsih SR
6.1). Divisi Pelayanan Hukum dan Medis
![Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/10.jpg)
61
Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Sekretaris : Ketua Persatuan Advokat Indonesia (PERADI) Malang
Anggota :
a) Ketua Pengadilan Negeri Kepanjen
b) Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Malang
c) Kepala Kejaksaan Negeri Kepanjen
d) Kepala Unit Pelayanan Perempuan Dan Ank (UPPA)
Kepolisian Resort Kepanjen Kabupaten Malang
e) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
”Kanjuruhan” Kabupaten Malang
f) Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten
Malang
g) Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang
h) Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Malang
i) Direktur Women Crisis Center (WCC) Malang
j) Ketua Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Malang
6.2). Divisi Pemulihan dan Pemberdayaan
Ketua : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang
Sekretaris : Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Malang
Anggota :
a) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Kabupaten Malang
![Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/11.jpg)
62
b) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar
Kabupaten Malang
c) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Malang
d) Ketua Ruang Untuk Perempuan (RUMPUN) Malang
e) Ketua Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (GAPENSI)
Malang
f) Ketua Real Estate Indonesia (REI) Malang
g) Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Malang
h) Ketua Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) ”Bima Sakti”
Malang
i) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ”Paramitra”
Malang
6.3). Divisi Kajian, Pendidikan dan Pelatihan
Ketua : Ketua Lembaga Pengkajian Kependudukan dan
Pembangunan (LPKP) Kabupaten Malang
Sekretaris : Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas
Brawijaya Malang
Anggota :
a) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang
b) Ketua Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Brawijaya
Malang
![Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/12.jpg)
63
c) Ketua Pusat Penelitian Gender dan Kependudukan
(PPGK) Universitas Brawijaya Malang
d) Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Merdeka
Malang
e) Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Islam
Malang
f) Ketua Lembaga Pengkajian Masyarakat (LPM)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
g) Ketua Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim
6.4). Divisi Penguatan Jaringan dan Advokasi
Ketua : Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang
Sekretaris : Ketua Jaringan Penanggulangan Pekerja Anak
(JARAK) Malang
Anggota :
1) Ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (LP3A) Universitas Muhamadiyah
Malang
2) Ketua Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perlindungan
Perempuan dan Anak (LKP3A) Fatayat Nahdatul Ulama
Kabupaten Malang
![Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/13.jpg)
64
3) Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Malang
4) Kepala Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang
5) Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Malang
6) Kepala Seksi Perindungan Hak-Hak Perempuan dan
Anak pada Kantor Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Malang
7) Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Malang
8) Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
(HIMPAUDI) Malang
9) Ketua Gabungan Organisasi Pengurus Taman Kanak-
kanak Indonesia
10) Ketua Komite Pendidikan Masyarakat Desa
(KPMD)
11) Ketua Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul
Ulama (NU) Kabupaten Malang
12) Ketua Al-Hidayah Kabupaten Malang
13) Ketua Pengurus Cabang (PC) Aisyiyah Kabupaten
Malang
14) Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
Kabupaten Malang
15) Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)
Kabupaten Malang
![Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/14.jpg)
65
16) Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI)
Kabupaten Malang
17) Kepala Radio ” Kanjuruhan” Kabupaten Malang
18) Direktur Harian Surya di Malang
19) Direktur Radar di Malang
20) Direktur Malang Post di Malang
21) Direktur Harian NAGI di Malang
22) Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang
23) Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten
Malang
24) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
”Sadar Hati” Malang
25) Ketua Komite Malang Demokrasi (Komdek)
Malang
26) Ketua Averroes Community Malang
27) Kepala Biro Konsultasi Keluarga Sakinah (BK2S)
Malang
28) Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang
29) Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
”Sapoe Jagat” Malang
30) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
![Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/15.jpg)
66
31) Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhamadiyah Malang
32) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Negeri
Malang
7. Layanan P2TP2A meliputi:
a. Layanan Cegah Kekerasan
Melaksanakan berbagai kegiatan baik berupa penguatan kelembagaan
dan forum, maupun kegiatan ilmiah lainnya yang mengarah pada
pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mitra
kerja yakni, Pemerintah Kabupaten Malang, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Media, dll.
b. Layanan Advokasi Korban
b.1) Litigasi: Apabila korban menempuh jalur hukum: medico legal
(visum dll), rawat inap, dampingan psikologis dan spiritual
selama proses hukum dan rumah aman atau shelter bagi yang
membutuhkan.
b.2) Nonlitigasi: Apabila korban menempuh jalur non hukum:
dampingan psikologis dan spiritual dan rumah aman/shelter.
Mitra kerja yakni: UPPA (unit pelayanan perempuan dan
anak)Polres Kepanjen, RSUD Kanjuruhan, Puskesmas, Psikolog
dan Psikiater, WCC-WCC, PERADI dll.
c. Layanan Rehabilitasi dan Reintegrasi
![Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/16.jpg)
67
Setelah proses hukum atau pascatrauma, P2TP2A memberikan
layanan rehabilitasi dengan membantu anak-anak tetap mendapatkan
hak atas pendidikan dan pengasuhan yang layak, membantu
perempuan korban dari kalangan tak mampu memiliki keberadaan
ekonomi. Reintegrasi dimaksudakan membantu korban tetap hidup
dengan layak secara sosial dan diterima dengan baik di lingkungan
tinggalnya. Mitra kerja: Pemkab, Baziz, dll.
8. Program Khusus P2TP2A
a. Kampanye Ketahanan Keluarga/ Keluarga Sakinah
b. Kampanye Parenting Sehat (pengasuhan anak)
c. Dialog interaktif layanan P2TP2A di RRI Malang (Selasa minggu
pertama dan ketiga, pukul 08.00-09.00)
d. TESA (Telepon Sahabat) di call center 0341-7777300
e. Facebook: Pptppa Kabupaten Malang
f. Email dan Web:
g. Layanan konsultasi keliling di sekolah, desa dan kelompok marginal.
Semangat utama yang dibangun oleh P2TP2A adalah merangkul
dan mencari potensi masyarakat pemerhati perempuan dan anak sebanyak-
banyaknya dan membangun jaringan seluas-luasnya, untuk berperan aktif
dalam mencapai tujuan yang sama. Dukungan dari Pemerintah Daerah dan
seluruh komponen pemerhati: Kampus, media, LSM, Ormas dll. Sangat
![Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/17.jpg)
68
berarti untuk dijadikan lembaga ini memiliki kontribusi yang jelas dalam
membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.
Alur Layanan Pendampingan P2TP2A
Layanan Pendampingan Layanan Cegah Kekerasan
Pendataan Korban (tatap muka)
Layanan telepon sahabat
Layanan Curhat
Layanan Rehabilitasi & Reintegrasi
PROGRAM
Dampingan
Psikologis-
Spiritual
Pemulihan
Layanan Khusus
ABH (Anak
Berhadapan
dengan Hukum)
Pemberdayaan
Ekonomi
Korban
Bantuan Sosial
Rehabilitasi
Sosial
PROGRAM
Sosialisasi UU
Kampanye Anti
Kekerasan
Kajian &
Pelatihan
Pemberdayaan
Ekonomi
Berbasis
Perempuan
KIE lewat Media
Massa
Kampanye lewat
Website
Dialog Interaktif
melalui siaran
RRI Malang
PENDAMPINGAN
Konselor P2TP2A
WCC-WCC
PSW/PSG
Fakultas Psikologi PT
Lembaga Pendamping
berbasis Ormas & LSM
Psikologi/Psikiater
LITIGASI NON LITIGASI
Dampingan
Psikologis
Spiritual
Konseling
Mediasi
UPPA POLRES PPT RSUD PERADI LBH
Kejaksaan Negeri
Pengadilan Negeri
Pengadilan Agama
![Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/18.jpg)
69
B. Bentuk Penyelenggaraan Penanggulangan Kasus Kekerasan Dalam
Rumah Tangga P2TP2A Kabupaten Malang
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014, informan dalam
penelitian ini yaitu wakil koordinator dan Konselor Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Malang, juga
korban yang sedang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang dan
juga masyarakat umum di Kabupaten Malang.
Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan dalam
pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006
tentang Penyelenggaraan dan Kerja Sama Pemulihan Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Pasal 5 ayat (5) yang berbunyi
”Resosialisasi korban dilaksanakan oleh instansi sosial dan
lembaga sosial agar korban dapat kembali melaksanakan fungsi
sosialnya dalam masyarakat”4
Penjelasan dari PP No. 4 Tahun 2006 tersebut yakni instansi sosial
adalah instansi pemerintah yang ruang lingkup tugasnya menangani
urusan sosial, dan instansi pemerintah daerah yang menanggulangi
masalah sosial. Maka, upaya penyelenggaraan penanggulangan
kekerasan dalam rumah tangga seyogyanya terbentuk pada setiap
Pemerintahan daerah, baik Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan
4 Lihat Pasal 5 Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan
Dan Kerja Sama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
![Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/19.jpg)
70
Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Namun, dalam hal ini tidak semua daerah memiliki kepekaan
terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga, untuk mewujudkan amanat
Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga, Pemerintah daerah harus memiliki Perangkat
Hukum yang berbentuk Peraturan Daerah sesuai dengan hirarki Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Dalam menanggapi hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan
Zuhro Rosyidah, sebagai Konselor P2TP2A Kabupaten Malang, beliau
berpendapat bahwa, dengan adanya Peraturan Daerah terkait upaya
pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah
tangga adalah sebagai implementasi dari otonomi daerah, dengan adanya
Perda, maka pemerintah dalam hal ini stake holder, memiliki pedoman
dalam melakukan sesuatu untuk penanggulangan maupun penanganan
kasus kekerasan dalam rumah tangga.5 Selain Zuhroh Rosyidah, wakil
Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang Hikmah Bafagih juga
mengemukakan Pendapatnya, bahwa sebenarnya Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 itu sudah
cukup kuat untuk penyelenggaraan penanggulangan kekerasan dalam
5 Rosyidah, Zuhro Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 3 Maret 2014)
![Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/20.jpg)
71
rumah tangga di daerah-daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan diterbitkan untuk lebih menguatkan pada sisi penganggaran di
daerah.6
Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan, maka pelaksanaan atau penegakkan hukum terkait isu
kekerasan dalam rumah tangga harus memberikan manfaat atau
kegunaan bagi masyarakat. Kualitas pembangunan dan penegakkan
hukum yang dituntut masyarakat saat ini bukan sekedar kualitas formal,
melainkan adalah kualitas material/subtansial.
Dalam menanggapi hal ini Zuhroh Rosyidah berpendapat bahwa,
dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga, Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, secara umum P2TP2A berperan untuk
mendorong terimplementasikannya hak-hak anak dan perempuan korban
kekerasan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan, dan meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap hak-hak
anak dan perempuan dalam pelaksanaannya.7
6 Bafagih, Hikmah Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 18 Maret 2014)
7 Rosyidah, Zuhro Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 3 Maret 2014)
![Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/21.jpg)
72
Tanggapan dari informan tentang pelaksanaan penanggulangan
kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang
sebagai lembaga yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malang
terkait isu kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Malang. Dapat
diketahui bahwasannya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan, ini memberikan kekuasaan yang luas bagi Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten
Malang. Selain bertindak sebagai fasilitator dalam penanggulangan
kekerasan dalam rumah tangga, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang juga aktif
mengadvokasi sebagai langkah upaya penanganan terhadap kasus-kasus
Kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Malang.
Dalam upaya penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang juga melibatkan Masyarakat untuk berperan aktif
terhadap pencegahan KDRT di lingkungan Kabupaten malang, dari
pengamatan peneliti, kebanyakan masyarakat Kabupaten Malang
berinteraksi secara interaktif dengan para konselor P2TP2A Kabupaten
![Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/22.jpg)
73
Malang melalui siaran radio yang dilakukan secara rutin setiap satu bulan
dua kali pada hari senin.8
Pada prosesnya Zuhroh Rosyidah mengungkapkan, P2TP2A dalam
menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga melakukan
pekerjaan di tiga lini yaitu:
a. Lini pencegahan
Pada lini ini P2TP2A melakukan dialog interaktif diradio
sebulan 2 kali (untuk masyarakat umum). Dengan guru BP
SMP SMA/Sederajat, mengadakan workshop yang terkait
dengan permasalahan yang dialami oleh anak baik
dilingkungan sekolah maupun dalam keluarga. Pada siswa
SMP disekolah mengadakan konseling remaja berbasis
sekolah, dimana program ini bertujuan menemukenali masalah-
maslah yang biasa dihadapi oleh mereka baik disekolah
maupun dirumah.
b. Lini pendampingan
P2TP2A Kabupaten Malang melakukan konseling dan
pendampingan kepada korban mulai dari pendampingan litigasi
dan non litigasi, tetapi sesungguhnya konseling adalah pintu
masuk awal untuk menetukan jenis pendampingan yang bisa
dilakukan oleh klien, hal tersebut ditentukan oleh beberapa
8 Wawancara Klien P2TP2A Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kantor Pengadilan
Agama, 14 Maret 2014 )
Sayekti, Wawancara Masyarakat Umum Kabupaten Malang (Wisma Kali Metro, 7 Maret 2014)
![Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/23.jpg)
74
faktor, misal: usia, tingkat pendidikan, kemampuan ekonomi,
dukungan lingkungan, dll.
c. Lini rehabilitasi dan reintegrasi
pada lini ini P2TP2A mengembalikan penyintas9 kepada
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya, jika klien
sangat tidak berdaya sacara ekonomi, maka P2TP2A
mengupayakan adanya bantuan keterampilan life skill dan
bantuan modal usaha.10
Keterlibatan secara langsung yang dilakukan masyarakat Kabupaten
Malang merupakan bentuk dari penanggulangan kekerasan dalam rumah
tangga yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang pada lini
pencegahan, masyarakat kerap meminta P2TP2A Kabupaten Malang
untuk menjadi pemateri pada pertemuan-pertemuan warga, sehingga ilmu
yang di dapat masyarakat bisa ditularkan kepada warga yang lainnya, dan
jika ada kasus kekerasan dalam rumah tangga biasanya warga juga rajin
untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang. Sedangkan peran
P2TP2A Kabupaten Malang yang paling besar terhadap penanggulangan
kekerasan dalam rumah tangga yakni pada lini rehabilitasi dan
reintegrasi, dimana dukungan masyarakat terhadap penerimaan kembali
9 Penyintas Adalah Korban, Penggunaan Kata Penyintas Untuk Menunjukkan Bahwa Sebenarnya
Korban Sama Sekali Tidak Berdaya, Tetapi Karena Beberapa Hal Maka Menyebabkan Dia
Menjadi Korban. Ini Berbeda Dengan Korban Yang Murni Menjadi Korban Karena
Ketidakberdayaan, Contoh Anak Kecil Yang Mendapat Kekerasan Baik Secara Fisik Maupun
Psikis, Misal: Dicubit, Ditampar, Dll. Diperkosa, Dll. 10
Rosyidah, Zuhroh, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 3 Maret 2014)
![Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/24.jpg)
75
penyintas diantara korban kekerasan dalam rumah tangga adalah kunci
dari proses pendampingan kasus.
Dari pemaparan narasumber diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa, proses-proses yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang
tersebut sudah sesuai dengan apa yang diamanatkan Peraturan Daerah
Kabupaten Malang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan pasal 9 yakni:
Bentuk-bentuk pelayanan korban yang diselenggarakan KPPA
meliputi:
a. Pelayanan medis, berupa perawatan dan pemulihan luka-luka
fisik yang bertujuan untuk pemulihan kondisi fisik korban yang
dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis
b. Pelayanan medicolegal merupakan satu bentuk layanan medis
untuk kepentingan pembuktian di bidang hukum
c. Pelayanan psikososial merupakan pelayanan yang diberikan
oleh pendamping dalam rangka memulihkan kondisi traimatis
korban, termasuk penyediaan rumah aman untuk melindungi
korban dari berbagai ancaman dan intimidasi bagi korban dan
memberikan dukungan secara sosial sehingga korban
mempunyai rasa percaya diri, kekuatan, dan kemandirian dalam
menyelesaikan masalahnya
d. Pelayanan hukum adalah pelayanan untuk membantu korban
dalam menjalani proses peradilan
![Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/25.jpg)
76
e. Pelayanan kemandirian ekonomi berupa layanan untuk
pelatihan keterampilan dan memberikan akses ekonomi agar
korban dapat mandiri
f. Pelayanan rohani meliputi pemberian penjelasan tentang hak,
kewajiban dan penguatan iman dan taqwa
g. Pelayanan berkelanjutan pada tahap rehabilitasi dan reintegrasi
Hal ini juga menjadi harapan dari lahirnya Undang-Undang No 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga yakni,
masyarakat luas lebih bisa melaksanakan hak-hak dan kewajiban dalam
lingkup rumah tangganya, penegak hukum dan aparat terkait dalam
penanganan korban kekerasan dalam rumah tangga akan lebih sensitif
dan responsif terhadap penanganan kasus-kasus kekerasan dalam rumah
tangga untuk pencegahan, perlindungan dan penegakkan keadilan.11
Hal senada terkait respon positif juga disampaikan oleh klien kasus
kekerasan dalam rumah tangga P2TP2A Kabupaten malang yang juga
menjadi informan bagi peneliti, beliau mengemukakan bahwa, manfaat
dari pelayanan P2TP2A Kabupaten Malang dapat dirasakan secara
langsung oleh klien atau korban kekerasan dalam rumah tangga,
meskipun ujung perkaranya sampai pada sidang perceraian di Pengadilan
Agama. Namun, P2TP2A Kabupaten Malang telah memberikan
pelayanan terhadap korban kekerasan baik berupa pengarahan,
pencerahan, pendampingan hingga perlindungan dengan menempatkan
11
Gultom, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dan Perempuan (Refika Aditama:
Bandung, 2012) Hal. 16
![Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/26.jpg)
77
korban di shelter atau rumah aman dapat dilakukan secara maksimal oleh
P2TP2A kabupaten Malang.12
Disamping itu Sayekti salah satu
responden dari pada penelitian ini mengungkapkan terkait hal positif
yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang yakni, program Pusat
Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang itu merupakan wujud dari komitmen Pemerintah
dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga di
Kabupaten Malang, dan sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Malang
dalam memperbaiki kualitas Pelayanan Publik di Kabupaten Malang.13
C. Kendala-Kendala Yang Di Hadapi P2TP2A Kabupaten Malang
Terlepas hal-hal positif dengan apa yang telah dilakukan oleh
P2TP2A Kabupaten Malang terhadap penanggulangan kekerasan dalam
rumah tangga, Pada sisi lain peneliti menilai bahwa dari setiap tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh P2TP2A Kabupaten Malang terhadap
bentuk implementasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3
tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan, tidak memungkiri adanya kendala-kendala yang dapat
menghambat laju program yang telah dicanangkan ataupun yang telah
dianggarkan oleh P2TP2A Kabupaten Malang, berdasarkan keterangan
yang telah didapat oleh peneliti yang bersumber dari konselor P2TP2A
Kabupaten Malang Zuhroh Rosyidah mengungkapkan kendala yang
dialami P2TP2A Kabupaten Malang yakni keterbatasan sumberdaya dan
12
Wawancara Klien P2TP2A Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kantor Pengadilan
Agama, 14 Maret 2014 ) 13
Sayekti, Wawancara Masyarakat Umum Kabupaten Malang (Wisma Kalimetro, 7 Maret 2014)
![Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/27.jpg)
78
sumber dana, perlu kita ketahui bahwa Kabupaten Malang memiliki 33
Kecamatan dari ujung barat berbatasan dengan dengan Kabupaten kediri
dan ke ujung timur berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, yang
jumlah luas wilayah mencapai 3.534,86 m2 dengan kondisi geografis dan
topografis yang berbeda, sungguh merupakan tantangan tersendiri bagi
konselor P2TP2A Kabupaten Malang yang hanya memiliki 5 orang
konselor.14
Hal serupa juga diutarakan oleh wakil koordinator Pusat
Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang Hikmah Bafagih, yang menjadi kendala bagi kami
adalah cakupan wilayah Kabupaten Malang yang cukup luas dan kami
hanya memiliki sedikit konselor, ini menguras banyak tenaga.15
Di sisi lain Masyarakat juga merasakan kendala-kendala atas akses
informasi yang disampaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang, seperti hasil
wawancara dengan informan yang menjadi klien P2TP2A Kab. Malang
Kasus KDRT dan Sayekti yang juga masyarakat yang berdomisili di Kab.
Malang yang telah didapat oleh peneliti, bahwa seharusnya Pusat
Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang disosialisasikan ke desa-desa.16
Lebih lanjut wakil
Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang, menanggapai bahwa, untuk jejaring
14
Rosyidah, Zuhroh, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 3 Maret 2014) 15
Bafagih, Hikmah, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 18 Maret 2014) 16
Klien P2TP2A Kasus KDRT Wawancara (Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Malang, 14
Maret 2014)
![Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/28.jpg)
79
sudah disosialisasikan, namun belum merata, banyak juga klien dari
P2TP2A Kabupaten Malang menghubungi dan melakukan konsultasi
terkait berbagai macam kasus mereka adukan melalui email, karena klien
dari P2TP2A Kabupaten Malang tidak hanya yang berada di Malang,
akan tetapi banyak juga warga Malang yang berdomisili di luar Negeri
menjadi tenaga kerja dan sejenisnya.17
Secara toristis seperti yang dikemukakan oleh Prof. DR. Sunyoto
Usman, Guru Besar Sosiologi Lingkungan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, pola hubungan antara masyarakat
dengan instansi yang dibuat Pemerintah terhadap kebijakan atas program
yang akan dijalankan itu perlu adanya sosialisasi, konsultasi publik, dan
partisipasi.18
Oleh karena Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten
Malang berdasarkan Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Malang
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten
17
Bafagih, Hikmah, Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang. 18 Maret 2014 18
Prof. DR. Sunyoto Usman Dalam Forum Diskusi Dengan Tim Penasehat Hukum FMPMA
(Wisma Kali Metro: 16 Maret 2014)
PARTISIPASI
KONSULTASI PUBLIK
SOSIALISASI
Tabel 4
![Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/29.jpg)
80
Malang, sejatinya telah menerapkan pola tersebut, mengingat P2TP2A
Kabupaten malang merupakan organisasi fungsional yang dikelola oleh
masyarakat bersama Pemerintah Daerah dalam semangat kemitraan.19
Sehingga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) dalam pelaksanaanya harus mengacu pada Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Mengingat Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Malang termasuk organisasi penyelenggara pelayanan publik.
Dalam hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa, Pusat pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten
Malang telah menerapkan pola hubungan antara masyarakat dengan
P2TP2A Kabupaten Malang. Namun, oleh karena kendala dari
kurangnya sumber daya Manusia atau tenaga konselor dan juga sumber
dana yang sangat minim anggarannya, maka pola hubungan yang
meliputi sosialisasi, konsultasi publik dan partisipasi dirasa kurang
maksimal, mengingat keterbatasan dan cakupan wilayah Kabupaten
Malang yang amat luas.
19
Pasal 6 Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang
![Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat …etheses.uin-malang.ac.id/340/8/09210008 Bab 4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022011723/5a90323d7f8b9af27f8dca9b/html5/thumbnails/30.jpg)
81