analisis kinerja fungsi perkotaan suruh dan tengaran sebagai pusat ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....
-
Upload
truongdien -
Category
Documents
-
view
220 -
download
3
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Suruh merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk
melakukan penelitian. Sekolah ini berada di Dusun Mesu Desa Suruh
Kecamatan Suruh, Kab. Semarang. Sekolah ini sekolah yang cukup favorit di
kecamatan Suruh, namun letaknya berada di lingkungan yang jauh dari
keramaian sehingga mendukung proses belajar mengajar, sehingga
mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah 20
siswa. Dari 20 siswa tersebut penulis memilih secara random yang penulis
bagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 siswa masuk ke dalam kelompok
eksperimen dan 10 siswa masuk ke dalam kelompok kontrol. Berikut ini
adalah deskripsi subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol
berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Tabel 4.1 Diskripsi Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Dilihat Dari
Umur Dan Jenis Kelamin
No Nama Kelompok Jenis Kelamin Umur
1. AP Eksperimen Laki-laki 13 tahun
2. AWU Eksperimen Laki-laki 13 tahun
3. AF Eksperimen Perempuan 12 tahun
4. BAS Eksperimen Laki-laki 15 tahun
5. EPA Eksperimen Perempuan 14 tahun
6. ES Eksperimen Perempuan 13tahun
7. LI Eksperimen Perempuan 13 tahun
8. RP Eksperimen Laki-laki 12 tahun
9. SAS Ekperimen Perempuan 13 tahun
42
10. STY Eksperimen Laki-laki 13 tahun
11. AS Kontrol Laki-laki 13 tahun
12 AYM Kontrol Laki-laki 13 tahun
13. FAL Kontrol Laki-laki 13 tahun
14 FSH Kontrol Laki-laki 15 tahun
15. IMR Kontrol Perempuan 13 tahun
16 MS Kontrol Perempuan 13 tahun
17. MFR Kontrol Laki-laki 13 tahun
18. MSCD Kontrol Laki-laki 13 tahun
19. RBAP Kontrol Laki-laki 14 tahun
20 TH Kontrol Perempuan 13 tahun
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa dari 20 siswa dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu 10 siswa masuk ke dalam kelompok ekperimen
dan 10 siswa masuk ke dalam kelompok kontrol. Dilihat dari jenis
kelaminnya jumlah siswa laki-laki yang masuk ke dalam kelompok
eksperimen adalah 5 siswa dan 5 siswa masuk ke dalam kelompok kontrol.
Jumlah siswa perempuan yang masuk dalam kelompok kontrol adalah 3
siswa dan jumlah siswa laki-laki yang masuk dalam kelompok kontrol adalah
7 siswa. Sedangkan dilihat berdasarkan umur pada kelompok eksperimen
berkisar antara umur12-15 tahun. Ada 2 siswa yang berumur 12 tahun, ada 6
siswa yang berumur 13 tahun, ada 1 siswa berusia 14 tahun, dan 1 siswa
berusia 15 tahun. Sedangkan umur pada kelompok kontrol berkisar antara 13-
15 tahun, yaitu 8 siswa berusia 13 tahun, 1 siswa berusia 14 tahun, dan 1
siswa berusia 15 tahun.
Tabel 4.2 Skor Pre test Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Nama Aspek
Total Kategori Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1. AP AS 7 5 13 10 8 9 12 8 6 8 14 20 60 60 2 2
2. AW AL 6 6 7 10 5 6 6 9 5 6 10 11 39 48 1 2
3. AF FA 8 6 12 13 7 7 8 12 8 9 13 16 56 63 2 2
4. BA FS 6 6 7 8 5 7 8 8 5 6 15 16 46 51 2 2
5. EP IM 4 5 9 8 4 5 7 8 6 6 11 11 41 43 1 1
6. ES MS 7 7 11 12 6 6 9 10 8 7 13 16 54 58 2 2
43
Dari tabel 4.2 yaitu tabel pre test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat 20 siswa yang
masuk dalam kategori perilaku prososial rendah dan sangat rendah, dan
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 kelompok masuk dalam kelompok
eksperimen dan 10 siswa masuk dalam kelompok kontrol. Dilihat dari
kategori perilaku prososial siswa yang masuk dalam kelompok eksperimen
yang berkategori prososial rendah ada 6 siswa, dan 4 siswa yang berkategori
prososial sangat rendah. Sedangkan siswa yang masuk dalam kelompok
kontrol yang berkategori prososial rendah ada 7 siswa dan 3 siswa masuk
dalam kategori perilaku prososial sangat rendah.
Kategori skor perilaku prososial kedua kelompok tersebut diuji
homogenitas untuk mengetahui kriteria homogen atau tidaknya kedua
kelompok. Dikatakan homogen apabila hasil analisis menghasilkan Asymp.
7. LI MF 4 6 10 7 5 5 5 8 7 6 11 15 42 47 1 2
8. RP MC 7 7 7 10 5 7 6 9 8 7 16 16 49 56 2 2
9. SA RB 5 5 9 7 7 7 7 7 9 6 14 8 51 40 2 1
10 ST TH 5 6 7 8 4 5 6 7 5 4 9 7 36 37 1 1
Jumlah 59 59 92 93 56 64 74 86 67 65 126 136 474 503
Keterangan: Ek = kelompok eksperimen Ko = kelompok kontrol
1 = sangat rendah (25-44)
2 = rendah (45-64)
3 = Sedang (65-84)
4 = Tinggi (85-104)
5 = Sangat Tinggi (105-125)
Aspek 1 = Membantu orang lain ditetapkan atas
kehadiran orang lain
Aspek 2 = Membantu orang lain tanpa sepengetahuan
orang lain
Aspek 3 = Membantu orang lain ketika orang lain dalam
situasi genting
Aspek 4 = Perilaku prososial emosional
Aspek 5 = Membantu orang lain ketika diminta
Aspek 6 = Perilaku Altruisme
44
Sig. (2-tailed)>0,050. Tabel 4.3. dibawah ini merupakan uji homogenitas
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Perilaku Prososial Antara Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Pre
Test
Eksperimen 10 11.00 110.00
Kontrol 10 10.00 100.00
Total 20
Test Statisticsb
Pre test
Mann-Whitney U 45.000
Wilcoxon W 100.000
Z -.457
Asymp. Sig. (2-
tailed) .648
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .739
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa uji homogenitas antara
kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil yaitu Asymp. Sig. (2-tailed)
0.648>0.050, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 11,00 adalah dan
mean rank kelompok kontrol adalah 10,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian ini.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Tes Awal (Pre-Test)
Pre test dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 dengan menyebar
skala sikap tentang perilaku prososial yang terdiri dari 25 item pernyataan.
45
Skala sikap ini dibagikan kepada 35 siswa di kelas VIII D dan dari hasil
penyebaran skala sikap tersebut siswa yang masuk dalam kategori perilaku
prososial rendah dan sangat rendah terdiri dari 20 siswa yang dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 10
siswa sebagai kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan
diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik
permainan.
2. Perlakuan (Treatment)
Treatment diberikan dengan memberi layanan secara berkelanjutan
menggunakan teknik permainan sesuai dengan jadwal yang disepakati
antara penulis dengan siswa yaitu hari Kamis dan Sabtu. Kegiatan
eksperimen dilaksanakan 8 kali pertemuan yaitu mulai tanggal 28 Februari
2013 sampai 23 Maret 2013. Layanan ini dikatakan berhasil apabila siswa
menunjukkan antusiasme dalam mengikuti kegiatan dan siswa dapat
meningkatkan perilaku prososial siswa di sekolah. Adapun sesi
permainannya sebagai berikut:
a. Permainan pertama yaitu See Our Feet dengan topik permasalahan
Sikap Kerjasama Perlu Ditumbuhkan Demi Menolong Orang Lain
dilaksakan pada hari Kamis, 28 Februari 2013.
Tujuan dari permainan See Our Feet adalah siswa dapat
memberikan contoh perilaku tolong menolong dengan orang lain, siswa
dapat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, siswa dapat mengerjakan
perbuatan yang mengutamakan kepentingan bersama/kelompok. Dalam
46
melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada beberapa langkah
yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis melakukan perkenalan dengan siswa
diikuti oleh perkenalan para siswa dengan tujuan supaya penulis dan
siswa bisa lebih akrab sehingga dalam pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar. Setelah itu, penulis menyampaikan
pengertian dan tujuan bimbingan kelompok diikuti penyampaian
asas-asas bimbingan kelompok dan aturan pelaksanaan bimbingan
kelompok. Hal ini diharapkan supaya siswa mengerti mengenai
aturan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, tujuan
dilaksanakannya bimbingan kelompok, maupun asas-asas yang ada
dalam bimbingan kelompok sehingga siswa lebih bersungguh-
sungguh dalam mengikuti kegiatan layanan. Setelah siswa mengerti
mengenai aturan pelaksanaan bimbingan kelompok, maka bersama
dengan siswa penulis melakukan kontrak waktu. Hasil kontrak
waktu adalah pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan setiap hari
Kamis dan Sabtu setelah pulang sekolah yaitu setiap Kamis jam
12.30-13.15 dan setiap hari Sabtu jam 12.15-13.00. Setelah
mengadakan kontrak waktu, maka penulis menyampaikan tujuan
yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan layanan diikuti
penyampaian cakupan materi dan uraian kegiatan.
47
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai penting atau tidaknya tolong menolong
dengan orang lain. Penulis memberikan instruksi mengenai tata cara
permainan See Our Feet. Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan permainan See Our Feet adalah sebagai berikut:
a. Peseta dibagi dalam dua kelompok menjadi 2 sap ke belakang
b. Ikat masing-masing kaki kanan dengan kaki kiri teman yang di
sampingnya
c. Bergerak dari START sampai FINISH
48
Gambar 4.1 Siswa Mengikat Kaki Para Anggota
Kelompok Untuk Mengikuti Permainan See
Our Feet
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Permainan See Our Feet
Setelah siswa melakukan permainan See Our Feet, selanjutnya
memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang ke dua yaitu
elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap elaborasi yaitu:
penulis menanyakan kepada siswa mengenai manfaat yang
diperoleh dari permainan See Our Feet yang telah dilakukan oleh
siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan See Our Feet. Untuk
mengetahui hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa berkenaan
dengan manfaat permainan See Our Feet, maka penulis menunujuk
salah satu siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
permainan See Our Feet. Selanjutnya penulis menyampaikan materi
49
mengenai Kerjasama Perlu Ditumbuhkan Demi Menolong Orang
Lain.
Pelaksanaan tahap kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis
memberikan umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya
bekerjasama untuk menolong orang lain. Setelah itu penulis
membenarkan jawaban siswa mengenai manfaat kerjasama untuk
menolong orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan
layanan dengan teknik permainan ini, selain itu siswa juga senang
dapat bekerja sama dengan teman-temannya dalam sebuah
kelompok permainan.
Setelah melakukan penilaian mengenai proses pelaksanaan
kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan pada pertemuan
selanjutnya yaitu permainan Roll Over dengan topik layanan
50
Menolong Orang Lain Dapat Diawali Dari Empati. Untuk
mengakhiri kegiatan layanan penulis mengucapkan terima kasih
kepada para siswa yang telah mengikuti kegiatan layanan dengan
baik dan diikuti dengan doa.
Selama kegiatan permainan See Our Feet berlangsung siswa
menunjukkan antusiasme yang tinggi. Kerja sama antar anggota
kelompok terbentuk dengan baik. Dalam permainan ini penulis
memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan ada kelompok yang
menang dan kalah sehingga ke dua kelompok berkompetisi untuk
menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu supaya kegiatan bisa
berjalan dengan lancar dan para anggota kelompok dapat aktif
berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini. Setelah permainan
selesai sambil siswa beristirahat, peneliti menyampaikan materi
berkenaan dengan Kerjasama Perlu Ditumbuhkan Demi Menolong
Orang Lain. Sehingga setelah siswa mengalami proses kerja sama
secara langsung melalui permainan See Our Feet, maka siswa juga
memperoleh materi mengenai perlunya menumbuhkan perilaku
kerjasama dalam menolong orang lain, oleh karena itu diharapkan
siswa dapat mengaplikasikan kegiatan kerja sama dalam kehidupan
sehari-hari.
Melalui hasil pengamatan yang penulis lakukan sebelum
kegiatan layanan berlangsung yaitu sewaktu siswa sedang istirahat,
para siswa menunjukkan perilaku prososial yang rendah. Hal itu
dibuktikan dengan perilaku siswa laki-laki dan perempuan yang
51
tidak mau bermain bersama-sama mereka cenderung saling
mengejek, dan ada beberapa siswa yang memalak temannya
sewaktu istirahat.
Namun antusias siswa dalam mengikuti kegiatan layanan cukup
baik hal ini dibuktikan dengan kesungguhan siswa dalam mengikuti
kegiatan layanan, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan juga baik yaitu adanya kerjasama yang baik oleh anggota
kelompok, pelaksanaan kegiatan juga baik dan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan apapun. Sehingga
penulis menyimpulkan kalau kegiatan yang pertama dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan tujuan. Melalui permainan See Our
Feet kerjasama antar siswa dapat terbentuk sehingga sikap kerja
sama tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Permainan ke dua yaitu Roll Over dengan topik permasalahan
Menolong Orang Lain Dapat Diawali Dari Empati, dilaksanakan pada
hari Sabtu 2 Maret 2013
Pada pertemuan ke dua ini penulis mengajak siswa untuk melakukan
permainan Roll Over. Tujuan dari permainan Roll Over adalah siswa
dapat menjelaskan manfaat tolong menolong demi kepentingan
bersama/kelompok, siwa dapat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok,
dan siswa dapat mengerjakan perbuatan yang mengutamakan
kepentingan bersama/kelompok.
52
Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada beberapa
langkah yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan yang terakhir
adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
yaitu eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
53
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai penting atau tidaknya tolong menolong
dengan orang lain. Penulis memberikan instruksi mengenai tata cara
permainan Roll Over. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan
permainan Roll Over adalah sebagai berikut:
a. Peserta dibagi berkelompok
b. Dibuat garis awal dan garis akhir berjarak 3 m. Di garis akhir,
untuk setiap kelompok diletakkan 3 buah tali rafia berbeda
warna (merah, hijau, kuning) berukuran sekitar 10 meter/tali
c. Setiap kelompok berada di tempat masing-masing pada garis
awal
d. Penulis berdiri di depan dan siap memulai acara
e. Setelah aba-aba dimulai, setiap anak (pemain) pertama dalam
kelompok maju mengambil tali warna merah dan dibawa
kepada kelompok masing-masing
f. Lalu, semua anggota kelompok mengikat diri mereka untuk
menjadi satu tali rafia tadi di bagian dada sampai habis.
Ujung tali dan pangkal tali disatukan (diikat)
g. Setelah itu mereka bergerak lagi bersama-sama mengambil tali
kedua warna hijau dan kembali lagi ke garis awal untuk
mengikat bagian pinggang.
h. Proses berikutnya persis nomor 7, tetapi talinya berwarna
kuning dan yang diikat adalah bagian kaki
i. Selanjutnya mereka harus membuka talinya, mulai dari bagian
54
dada, pinggang, dan kaki. Talinya kemudian digulung rapi
kembali seperti semula menjadi tiga lagi dan diletakkan ke
garis akhir
j. Pemenangnya adalah kelompok yang lebih dahulu berhasil
melewati semua proses hingga akhir.
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Permainan Roll Over
Setelah siswa melakukan permainan Roll Over, selanjutnya
memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang ke dua yaitu
elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap elaborasi yaitu:
penulis menanyakan kepada siswa mengenai manfaat yang
diperoleh dari permainan Roll Over yang telah dilakukan oleh
siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Roll Over. Untuk
mengetahui hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa berkenaan
dengan manfaat permainan Roll Over, maka penulis menunujuk
salah satu siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
permainan Roll Over. Selanjutnya penulis menyampaikan materi
mengenai Menolong Orang Lain Dapat Diawali Dari Empati .
55
Pelaksanaan tahap kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis
memberikan umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya
tolong menolong dengan orang lain. Setelah itu penulis
membenarkan jawaban siswa mengenai menolong orang lain dapat
dilakukan dalam hal apa saja dan menolong orang lain dapat diawali
dari empati terlebih dahulu.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan
layanan seperti teknik permainan ini selain itu siswa juga senang
dapat bekerja sama dengan teman-temannya dalam sebuah
kelompok permainan.
Setelah melakukan penilaian mengenai proses pelaksanaan
kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan pada pertemuan
selanjutnya yaitu permainan Giring Bola dengan topik layanan Rela
Berkorban Demi Menolong Orang Lain. Untuk mengakhiri kegiatan
56
layanan penulis mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang
telah mengikuti kegiatan layanan dengan baik dan diikuti dengan
doa.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada
Guru Pembimbing, para siswa cenderung menunjukkan perilaku
indisipliner yang mengarah pada perilaku antisosial, seperti siswa
gaduh di dalam kelas, tidak menghormati Guru yang sedang
memberikan materi pelajaran.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk bermain Roll Over. Antusias siswa dalam mengikuti
kegiatan layanan cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesungguhan
siswa dalam mengikuti kegiatan layanan, partisipasi siswa dalam
mengikuti kegiatan layanan juga baik yaitu adanya kerjasama yang
baik oleh anggota kelompok, pelaksanaan kegiatan juga baik dan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan
apapun. Sehingga penulis menyimpulkan kalau kegiatan layanan
yang ke dua dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan.
Melalui permainan Roll Over kerjasama antar siswa dapat terbentuk
yang nantinya sikap kerja sama tersebut dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Selama kegiatan permainan Roll Over berlangsung siswa
terlihat senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar teman
dalam menghadapi rintangan dengan cara tubuhnya diikat bersama-
sama dan berjalan bersama-sama dapat diatasi dengan baik. Dalam
57
permainan ini penulis memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan
ada kelompok yang menang dan kalah sehingga ke dua kelompok
berkompetisi untuk menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu
supaya kegiatan bisa berjalan secara lancar dan supaya para anggota
kelompok aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Menolong Orang Lain Dapat Diawali
Dari Empati. Setelah siswa mengalami proses kerja sama secara
langsung melalui permainan Roll Over, maka siswa juga
memperoleh materi tentang menolong orang lain dapat diawali dari
empati, sehingga diharapkan siswa dapat mengaplikasikan perilaku
tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.
c. Permainan ke tiga yaitu Giring Bola dengan topik permasalahan Rela
Berkorban Demi Menolong Orang Lain, dilaksanakan pada hari Kamis, 7
Maret 2013
Pada pertemuan ke tiga ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan Giring Bola. Tujuan dari permainan Giring Bola
adalah siswa dapat memberikan contoh sikap menolong orang lain,
siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, dan siswa dapat
mengerjakan perbuatan yang mengutamakan kepentingan bersama
Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada beberapa
langkah yaitu:
1. Tahap Pembentukan
58
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan yang terakhir
adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai penting atau tidaknya tolong menolong
dengan orang lain. Penulis memberikan instruksi mengenai tata cara
59
permainan Giring Bola. Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan permainan Giring Bola adalah sebagai berikut:
a. Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok dan
membagikan satu bola kepada setiap kelompok
b. Tugas setiap kelompok adalah menggiring bola
menggunakan punggung dari titik START sampai FINISH
c. Pasangan pertama memulai lomba dari titik START sampai
FINISH dan dilanjutkan oleh pasangan berikutbya dari titik
FINISH ke START, begitu seterusnya sampai semua
pasangan mendapat giliran
d. Jika ada pasangan yang menjatuhkan bola, maka pasangan itu
harus mengulangi dari awal
e. Kelompok yang cepat menyelesaikan lomba adalah
pemenangnya.
Gambar 4.4 Siswa Dari Titik Start Melakukan
Permainan Giring Bola
60
Gambar 4.5 Siswa Melakukan Permainan Giring Bola
Setelah siswa melakukan permainan Giring Bola, selanjutnya
memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang ke dua yaitu
elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap elaborasi yaitu:
penulis menanyakan kepada siswa mengenai manfaat yang
diperoleh dari permainan Giring Bola yang telah dilakukan oleh
siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Giring Bola. Untuk
mengetahui hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa berkenaan
dengan manfaat permainan Giring Bola, maka penulis menunujuk
salah satu siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
permainan Giring Bola. Selanjutnya penulis menyampaikan materi
mengenai Rela Berkorban Demi Menolong Orang Lain tahap
kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi. Adapun rangkaian
kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis memberikan
umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya tolong menolong
dengan orang lain. Setelah itu penulis membenarkan jawaban siswa
mengenai pentingnya rela berkorban demi menolong orang lain.
61
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan
layanan seperti permainan ini selain itu siswa juga senang dapat
bekerja sama dengan teman-temannya dalam sebuah kelompok
permainan.
Setelah penulis melakukan penilaian mengenai proses
pelaksanaan kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan
pada pertemuan selanjutnya yaitu permainan Perjalanan Tiga Orang
Cacat dengan topik layanan Menolong Orang Lain Tanpa Pilih
Kasih. Untuk mengakhiri kegiatan layanan peneliti mengucapkan
terima kasih kepada para siswa yang telah mengikuti kegiatan
layanan dengan baik dan diikuti dengan doa.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada
Guru Pembimbing, para siswa cenderung menunjukkan perilaku
indisipliner yang mengarah pada perilaku antisosial, seperti siswa
62
gaduh di dalam kelas, tidak menghormati Guru yang sedang
memberikan materi pelajaran.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk bermain Giring Bola. Antusias siswa dalam mengikuti
kegiatan layanan cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesungguhan
siswa dalam mengikuti kegiatan layanan, partisipasi siswa dalam
mengikuti kegiatan layanan juga baik yaitu adanya kerjasama yang
baik oleh anggota kelompok, pelaksanaan kegiatan juga baik dan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan
apapun. Sehingga penulis menyimpulkan kalau kegiatan layanan
yang ke tiga dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan.
Melalui permainan Giring Bola kerjasama antar siswa dapat
terbentuk yang nantinya sikap kerja sama tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama kegiatan permainan Giring Bola berlangsung siswa
terlihat senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar teman
dalam menggiring bola dengan punggung dapat diatasi dengan baik.
Dalam permainan ini penulis memberikan instruksi bahwa di akhir
kegiatan ada kelompok yang menang dan kalah sehingga ke dua
kelompok berkompetisi untuk menjadi pemenangnya. Hal ini juga
memacu supaya kegiatan bisa berjalan secara lancar dan supaya
para anggota kelompok aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan
permainan ini.
63
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Rela Berkorban Demi Menolong
Orang Lain. Setelah siswa mengalami proses kerja sama secara
langsung melalui permainan Menggiring Bola, maka siswa juga
memperoleh materi tentang rela berkorban demi menolong orang
lain sehingga diharapkan siswa dapat mengaplikasikan perilaku
tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.
b. Permainan ke empat yaitu Perjalanan Tiga Orang Cacat dengan
topik permasalahan Menolong Orang Lain Tanpa Pilih Kasih,
dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2013
Pada pertemuan ke empat ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan Perjalanan Tiga Orang Cacat. Tujuan dari
permainan Perjalanan Tiga Orang Cacat adalah siswa dapat
menjelakan manfaat tolong menolong dengan temannya, siswa dapat
menunjukkan perilaku tolong menolong dengan temannya, siswa dapat
mempraktekkan perilaku tolong menolong dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada beberapa
langkah yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
64
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa
tentang materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis
menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan
yang terakhir adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan
uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai penting atau tidaknya tolong menolong
dengan orang lain. Penulis memberikan instruksi mengenai tata
cara permainan Perjalanan Tiga Orang Cacat. Adapun langkah-
langkah dalam pelaksanaan permainan Perjalanan Tiga Orang
Cacat adalah sebagai berikut: Peserta diminta membentuk
65
kelompok berjumlah tiga orang, setiap orang dalam kelompok itu
akan berperan sebagai si tuli, si lumpuh, dan si buta, tugas mereka
adalah berjalan melewati jalur lintasan yang berpelintang secara
bersama-sama, si tuli tidak bisa mendengar, tetapi masih bisa
bersuara, si buta tidak bisa melihat, tetapi masih bisa mendengar
dan berbicara, sedangkan si lumpuh masih bisa melihat, berbicara
dan mendengar.
Gambar 4.6 Siswa Melakukan PermainanTiga Orang
Cacat
Setelah siswa melakukan permainan Perjalanan Tiga Orang
Cacat, selanjutnya memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan
yang ke dua yaitu elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam
tahap elaborasi yaitu: penulis menanyakan kepada siswa mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Perjalanan Tiga Orang
Cacat yang telah dilakukan oleh siswa. Setelah itu siswa berdiskusi
secara kelompok mengenai manfaat yang diperoleh dari permainan
Perjalanan Tiga Orang Cacat. Untuk mengetahui hasil diskusi yang
telah dilakukan oleh siswa berkenaan dengan manfaat permainan
Perjalanan Tiga Orang Cacat, maka penulis menunujuk salah satu
siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari permainan
66
Perjalanan Tiga Orang Cacat. Selanjutnya penulis menyampaikan
materi mengenai Menolong Orang Lain Tanpa Pilih Kasih. Tahap
kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi. Adapun rangkaian
kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis memberikan
umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya tolong menolong
dengan orang lain. Setelah itu penulis membenarkan jawaban siswa
mengenai pentingnya rela berkorban demi menolong orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap
pengakhiran. Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam
tahap pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis
menginformasikan kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan
berakhir sehingga bersama dengan siswa penulis membuat
rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya
penulis menanyakan kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan
layanan yang telah dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang
diberikan siswa adalah senang karena dapat bekerja sama dengan
teman-temannya dalam sebuah kelompok permainan.
Setelah penulis melakukan penilaian mengenai proses
pelaksanaan kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan
pada pertemuan selanjutnya yaitu permainan The Longest Tie
dengan topik layanan Memupuk Rasa Dermawan. Untuk
mengakhiri kegiatan layanan penulis mengucapkan terima kasih
67
kepada para siswa yang telah mengikuti kegiatan layanan dengan
baik dan diikuti dengan doa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama istirahat
berlangsung para siswa cenderung menunjukkan perilaku prososial
yang rendah seperti siswa tidak mau berbagi kepada temannya
terlihat ada beberapa siswa yang membentuk genk dan tidak mau
bergaul dengan temannya yang lain.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk melakukan permainan Tiga Orang Cacat. Antusias
siswa dalam mengikuti kegiatan layanan cukup baik hal ini
dibuktikan dengan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan layanan juga
baik yaitu adanya kerjasama yang baik oleh anggota kelompok,
pelaksanaan kegiatan juga baik dan kegiatan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya halangan apapun. Sehingga penulis
menyimpulkan kalau kegiatan layanan yang ke empat dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Melalui permainan
Tiga Orang Cacat para siswa dapat belajar membentuk kerjasama
antar siswa sehingga nantinya perilaku kerja sama tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama kegiatan permainan Tiga Orang Cacat berlangsung
siswa terlihat senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar
teman dalam menghadapi rintangan dengan cara ada satu siswa
berperan sebagai si tuli, satu siswa berperan sebagai si buta, dan
68
satu orang berperan sebagai si lumpuh dan mereka berjalan
melewati lintasan yang ada rintangannya namun pada akhirnya
mereka dapat mengatasi rintangan dengan baik hingga sampai
berjalan sampai FINISH. Dalam permainan ini penulis
memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan ada kelompok yang
menang dan kalah sehingga ke dua kelompok berkompetisi untuk
menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu supaya kegiatan bisa
berjalan secara lancar dan supaya para anggota kelompok aktif
dalam berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Menolong Orang Lain Tanpa Pilih
Kasih. Setelah siswa mengalami proses kerja sama secara langsung
melalui permainan Perjalanan Tiga Orang Cacat, maka siswa juga
memperoleh materi tentang menolong orang lain tanpa pilih kasih,
sehingga diharapkan siswa dapat mengaplikasikan perilaku tolong
menolong dalam kehidupan sehari-hari.
c. Permainan ke lima yaitu The Longest Tie dengan topik permasalahan
Memupuk Rasa Dermawan, dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret
2013
Pada pertemuan ke lima ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan The Longest Tie. Tujuan dari permainan The
Longest Tie adalah siswa dapat menjelakan manfaat perilaku
dermawan, siswa dapat menunjukkan perilaku dermawan dengan
69
temannya, siswa dapat mengaplikasikan perilaku dermawan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan layanan bimbingan
kelompok, ada beberapa langkah yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan yang terakhir
adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
70
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku
dermawan itu, dan kepada siapa saja kita perlu berperilaku
dermawan. Selanjutnya penulis memberikan instruksi mengenai tata
cara permainan The Longest Tie. Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan permainan The Longest Tie adalah sebagai berikut:
1. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok (tiap kelompok terdiri dari
5 siswa)
2. Peserta membuat rangkaian dari barang-barang milik sendiri
dan anggota kelompoknya.
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Permainan The Longest Tie
Setelah siswa melakukan permainan The Longest Tie,
selanjutnya memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang
ke dua yaitu elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap
elaborasi yaitu: penulis menanyakan kepada siswa mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan The Longest Tie yang telah
dilakukan oleh siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok
71
mengenai manfaat yang diperoleh dari permainan Perjalanan The
Longest Tie. Untuk mengetahui hasil diskusi yang telah dilakukan
oleh siswa berkenaan dengan manfaat permainan The Longest Tie,
maka penulis menunujuk salah satu siswa untuk menjelaskan
manfaat yang diperoleh dari permainan The Longest Tie.
Selanjutnya penulis menyampaikan materi mengenai Memupuk
Rasa Dermawan. Tahap kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis
memberikan umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya
tolong menolong dengan orang lain. Setelah itu penulis
membenarkan jawaban siswa mengenai pentingnya bersikap
dermawan dengan orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan
layanan seperti bimbingan kelompok ini selain itu siswa juga
72
senang dapat bekerja sama dengan teman-temannya dalam sebuah
kelompok permainan.
Setelah melakukan penilaian mengenai proses pelaksanaan
kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan pada pertemuan
selanjutnya yaitu permainan Memindahkan Botol Dengan Tali
dengan topik layanan Menumbuhkan Kepedulian Untuk Menolong
Orang Lain. Untuk mengakhiri kegiatan layanan penulis
mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang telah mengikuti
kegiatan layanan dengan baik dan diikuti dengan doa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama istirahat
berlangsung para siswa cenderung menunjukkan perilaku prosoial
yang rendah seperti suka mengejek antara teman satu dengan yang
lain, antara siswa laki-laki dan perempuan tidak terjadi
kekompakkan.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk melakukan permainan The Longest Tie. Antusias siswa
dalam mengikuti kegiatan layanan cukup baik hal ini dibuktikan
dengan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan,
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan layanan juga baik yaitu
adanya kerjasama yang baik oleh anggota kelompok, pelaksanaan
kegiatan juga baik dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya halangan apapun. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa
kegiatan layanan yang ke lima dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan tujuan. Melalui permainan The Longest Tie para siswa dapat
73
belajar membentuk kerjasama antar siswa sehingga nantinya
perilaku kerja sama tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Selama kegiatan permainan The Longest Tie berlangsung siswa
terlihat senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar teman
dalam menyelesaikan permainan untuk mengorbankan barang milik
pribadinya demi kepentingan anggota kelompok cukup bagus, hal
tersebut terlihat para siswa rela mencopot tali sepatu dan ikat
pinggangnya demi kepentingan kelompoknya. Dalam permainan ini
penulis memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan ada
kelompok yang menang dan kalah sehingga ke dua kelompok
berkompetisi untuk menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu
supaya kegiatan bisa berjalan secara lancar dan supaya para anggota
kelompok aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Memupuk Rasa Dermawan. Setelah
siswa mengalami proses kerja sama secara langsung melalui
permainan The Longest Tie, maka siswa juga memperoleh materi
tentang memupuk rasa dermawan, sehingga diharapkan siswa dapat
mengaplikasikan perilaku tolong menolong dalam kehidupan sehari-
hari.
74
f. Permainan ke enam yaitu Memindahkan Botol Dengan Tali dengan
topik permasalahan Menumbuhkan Kepedulian Untuk Menolong
Orang Lain, dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013
Pada pertemuan ke enam ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan Memindahkan Botol Dengan Tali. Tujuan dari
permainan Memindahkan Botol Dengan Tali adalah siswa dapat
menjelakan manfaat perilaku tolong menolong dengan orang lain,
siswa dapat menunjukkan contoh perilaku tolong menolong, siswa
dapat mengaplikasikan perilaku tolong menolong dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada
beberapa langkah yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa
tentang materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis
menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan
yang terakhir adalah peneliti menyampaikan cakupan materi dan
uraian kegiatan.
75
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku
dermawan itu, dan kepada siapa saja kita perlu berperilaku
dermawan.
Selanjutnya penulis memberikan instruksi mengenai tata cara
permainan Memindahkan Botol Dengan Tali.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan permainan
Memindahkan Botol Dengan Tali adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok
2. Minta peserta berdiri melingkar dan taruh botol minum di
tengah-tengahnya
3. Bagikan satu rafia untuk setiap dua orang peserta
76
4. Tugas masing-masing kelompok adalah memindahkan botol
dari tempat mereka berdiri ke tempat yang telah ditentukan
dengan menggunakan tali rafia yang telah disediakan
peraturannya adalah peserta tidak boleh mengikatkan tali ke
botol
5. Jika di tengah perjalanan botol jatuh, maka kelompok
tersebut harus mengulang lagi dari awal
6. Kelompok yang berhasil memindahkan botol dengan waktu
paling singkat adalah pemenangnya.
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Permainan Memindahkan
Botol Dengan Tali
Setelah siswa melakukan permainan Memindahkan Botol
Dengan Tali, selanjutnya memasuki tahap berikutnya yaitu tahap
kegiatan yang ke dua yaitu elaborasi. Adapaun rangkaian
kegiatan dalam tahap elaborasi yaitu: penulis menanyakan
kepada siswa mengenai manfaat yang diperoleh dari permainan
Memindahkan Botol Dengan Tali yang telah dilakukan oleh
77
siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Perjalanan Memindahkan
Botol Dengan Tali. Untuk mengetahui hasil diskusi yang telah
dilakukan oleh siswa berkenaan dengan manfaat permainan
Memindahkan Botol Dengan Tali, maka penulis menunujuk
salah satu siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
permainan Memindahkan Botol Dengan Tali. Selanjutnya penulis
menyampaikan materi mengenai Menumbuhkan Sikap
Kepedulian Untuk Menolong Orang Lain. Tahap kegiatan yang
ke tiga adalah konfirmasi. Adapun rangkaian kegiatan dalam
tahap konfirmasi adalah: penulis memberikan umpan balik dan
penguatan mengenai pentingnya tolong menolong dengan orang
lain. Setelah itu penulis membenarkan jawaban siswa mengenai
pentingnya berperilaku dermawan dengan orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap
pengakhiran. Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan
dalam tahap pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis
menginformasikan kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan
berakhir sehingga bersama dengan siswa penulis membuat
rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya
penulis menanyakan kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan
layanan yang telah dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan
78
yang diberikan siswa adalah senang karena dapat bekerja sama
dengan teman-temannya dalam sebuah kelompok permainan.
Setelah melakukan penilaian mengenai proses pelaksanaan
kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan pada
pertemuan selanjutnya yaitu permainan Our Picture dengan topik
layanan Beramal Itu Banyak Manfaatnya. Untuk mengakhiri
kegiatan layanan penulis mengucapkan terima kasih kepada para
siswa yang telah mengikuti kegiatan layanan dengan baik dan
diikuti dengan doa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama
istirahat berlangsung para siswa cenderung menunjukkan
perilaku anti sosial yang cenderung menyimpang dari perilaku
prososial seperti para siswa membentuk genk, membolos dan
tidak mengikuti pelajaran.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis
mengajak siswa untuk melakukan permainan Memindahkan
Botol Dengan Tali. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesungguhan siswa
dalam mengikuti kegiatan layanan, partisipasi siswa dalam
mengikuti kegiatan layanan juga baik yaitu adanya kerjasama
yang baik oleh anggota kelompok, pelaksanaan kegiatan juga
baik dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
halangan apapun. Sehingga penulis menyimpulkan kalau
kegiatan layanan yang ke enam dapat berjalan dengan lancar
79
sesuai dengan tujuan. Melalui permainan Memindahkan Botol
Dengan Tali para siswa dapat belajar membentuk kerjasama antar
siswa sehingga nantinya sikap kerja sama tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama kegiatan permainan Memindahkan Botol Dengan
Tali berlangsung siswa terlihat senang dalam mengikuti kegiatan.
Kerja sama antar teman dalam menyelesaikan permainan dengan
cara memindahkan botol dengan tali dari titik start sampai finish
tapi tidak boleh diikat berjalan dengan baik. Dalam permainan ini
peneliti memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan ada
kelompok yang menang dan kalah sehingga ke dua kelompok
berkompetisi untuk menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu
supaya kegiatan bisa berjalan secara lancar dan supaya para
anggota kelompok aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan
permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Menumbuhkan Kepedulian Untuk
Menolong Orang Lain. Setelah siswa mengalami proses kerja
sama secara langsung melalui permainan Memindahkan Botol
Dengan Tali, maka siswa juga memperoleh materi tentang
menumbuhkan kepedulian untuk menolong orang lain, sehingga
diharapkan siswa dapat mengaplikasikan sikap tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari.
80
g. Permainan ke tujuh yaitu Our Picture derngan topik permasalahan
Beramal Itu Banyak Manfaatnya, dilaksanakan pada hari Kamis, 21
Maret 2013
Pada pertemuan ke tujuh ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan Our Picture. Tujuan dari permainan Our Picture
adalah siswa dapat menjelakan manfaat beramal, siswa dapat
menunjukkan contoh sikap beramal terhadap orang lain, siswa dapat
mempraktekkan perbuatan beramal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok, ada beberapa langkah
yaitu:
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan yang terakhir
adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
81
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai apa yang dimaksud dengan beramal itu, dan
kepada siapa saja kita perlu beramal. Selanjutnya penulis
memberikan instruksi mengenai tata cara permainan Our Picture.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan permainan
Memindahkan Botol Dengan Tali adalah sebagai berikut:
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
2. Semua anggota di dalam kelompok tidak boleh berbicara
3. Peserta 1 menggambar 1x goresan, dilanjutkan dengan peserta
2, 3, 4, dst apabila telah selesai maka kembali kepada peserta
nomor 1 lagi.
82
Gambar 4.9 Siswa Dibagi Menjadi 2 Kelompok Untuk
Mengikuti Permainan Our Picture
Gambar 4.10 Siswa Melakukan Permainan Our Picture
Setelah siswa melakukan permainan Our Picture, selanjutnya
memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang ke dua yaitu
elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap elaborasi yaitu:
penulis menanyakan kepada siswa mengenai manfaat yang
diperoleh dari permainan Our Picture yang telah dilakukan oleh
siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara kelompok mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Our Picture. Untuk
mengetahui hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa berkenaan
dengan manfaat permainan Our Picture, maka penulis menunujuk
83
salah satu siswa untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
permainan Our Picture. Selanjutnya penulis menyampaikan materi
mengenai Beramal Itu Banyak Manfaatnya. Tahap kegiatan yang ke
tiga adalah konfirmasi. Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap
konfirmasi adalah: penulis memberikan umpan balik dan penguatan
mengenai pentingnya beramal dengan orang lain. Setelah itu penulis
membenarkan jawaban siswa mengenai pentingnya beramal dengan
orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena dapat bekerja sama dengan teman-temannya
dalam sebuah kelompok permainan sehingga bisa lebih akrab
dengan teman-temannya
Setelah melakukan penilaian mengenai proses pelaksanaan
kegiatan layanan, maka penulis membahas kegiatan pada pertemuan
selanjutnya yaitu permainan Menyeberang Sungai dengan topik
layanan Menolong Orang Lain Akan Mendatangkan Kebaikan Bagi
84
Diri Kita. Untuk mengakhiri kegiatan layanan peneliti mengucapkan
terima kasih kepada para siswa yang telah mengikuti kegiatan
layanan dengan baik dan diikuti dengan doa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama istirahat
berlangsung para siswa cenderung menunjukkan perilaku anti sosial
yang cenderung menyimpang dari perilaku prososial seperti para
siswa membentuk genk, membolos dan tidak menikuti pelajaran.
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk melakukan permainan Our Picture. Antusias siswa
dalam mengikuti kegiatan layanan cukup baik hal ini dibuktikan
dengan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan,
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan layanan juga baik yaitu
adanya kerjasama yang baik oleh anggota kelompok, pelaksanaan
kegiatan juga baik dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya halangan apapun. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa
kegiatan layanan yang ke tujuh dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan tujuan. Melalui permainan Our Picture para siswa dapat
belajar membentuk kerjasama antar siswa sehingga nantinya kerja
sama tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama permainan Our Picture berlangsung siswa terlihat
senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar teman dalam
menyelesaikan permainan Our Picture berjalan dengan baik yaitu
anggota kelompok menyelesaikan goresan hingga membentuk suatu
gambar tapi antar anggota kelompok tidak boleh berbicara. Dalam
85
permainan ini penulis memberikan instruksi bahwa di akhir kegiatan
ada kelompok yang menang dan kalah sehingga ke dua kelompok
berkompetisi untuk menjadi pemenangnya. Hal ini juga memacu
supaya kegiatan bisa berjalan secara lancar dan supaya para anggota
kelompok aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Beramal Itu Banyak Manfaatnya.
Setelah siswa mengalami proses kerja sama secara langsung melalui
permainan Our Picture, maka siswa juga memperoleh materi
tentang menumbuhkan kepedulian untuk menolong orang lain,
sehingga diharapkan siswa dapat mengaplikasikan perilaku tolong
menolong dalam kehidupan sehari-hari.
h. Permainan ke delapan yaitu Menyeberang Sungai dengan topik
permasalahan Menolong Orang Lain Akan Mendatangkan Kebaikan
Bagi Diri Kita, dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2013
Pada pertemuan yang terakhir ini penulis mengajak siswa untuk
melakukan permainan Menyeberang Sungai. Tujuan dari permainan
Menyeberang Sungai adalah siswa dapat menjelakan manfaat tolong
menolong dengan orang lain, siswa dapat menunjukkan contoh perilaku
tolong menolong, siswa dapat mengaplikasikan perilaku tolong
menolong dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan layanan
bimbingan kelompok, ada beberapa langkah yaitu:
86
1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini penulis mengucapkan salam kepada siswa,
penulis memberikan keikutsertaan secara sukarela dalam
memberikan layanan kepada siswa. Dan diikuti penulis membuka
kegiatan dengan rapport yaitu membangun hubungan baik,
selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan appersepsi yaitu dengan
memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah itu penulis menyampaikan
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan layanan, dan yang terakhir
adalah penulis menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini penulis menanyakan kesiapan siswa dalam
memasuki tahap kegiatan. Selain itu penulis juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelaksanaan
kegiatan layanan.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap eksplorasi yaitu:
Melakukan ice breaking dengan tujuan siswa supaya siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti bimbingan kelompok. Menanyakan
kepada siswa mengenai apa yang dimaksud dengan sikap dermawan
87
itu, dan kepada siapa saja kita perlu bersikap dermawan.
Selanjutnya penulis memberikan instruksi mengenai tata cara
permainan Menyeberang Sungai. Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan permainan Menyeberang Sungai adalah sebagai
berikut:
a. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota yang sama
b. Penulis membagikan potongan kardus sesuai jumlah anggota
kelompok + 1 buah padding ekstra
c. Tugas masing-masing kelompok adalah bergerak dari titik
START sampai FINISH secepat mungkin dan jarak antara ke dua
titik itu diibaratkan sebagai sungai yang aliran airnya sangat
deras. Peserta hanya bisa berdiri di atas padding yang diibaratkan
perahu.
d. Setelah seluruh anggota kelompok berdiri di atas paddingnya
masing-masing, maka tersisa satu padding ekstra di belakang
peserta terakhir. Tugas peserta terakhir adalah mengambil
padding tersebut kemudian mengoperkannya ke depan sampai
peserta pertama bisa menggunakannya sebagai pijakan di
depannya.
e. Padding harus tetap diinjak atau dipegang oleh peserta ketika
diletakkan di atas tanah agar tidak terbawa arus sungai. Jika ada
peserta yang lalai tidak memegang atau menginjak padding,
88
fasilitator boleh mengambilnya sehingga perjalanan kelompok
semakin susah.
Gambar 4.11 Siswa Melakukan Permainan Menyeberang
Sungai
Setelah siswa melakukan permainan Menyeberang Sungai,
selanjutnya memasuki tahap berikutnya yaitu tahap kegiatan yang
ke dua yaitu elaborasi. Adapaun rangkaian kegiatan dalam tahap
elaborasi yaitu: penulis menanyakan kepada siswa mengenai
manfaat yang diperoleh dari permainan Menyeberang Sungai yang
telah dilakukan oleh siswa. Setelah itu siswa berdiskusi secara
kelompok mengenai manfaat yang diperoleh dari permainan
Menyeberang Sungai. Untuk mengetahui hasil diskusi yang telah
dilakukan oleh siswa berkenaan dengan manfaat permainan
Menyeberang Sungai, maka penulis menunujuk salah satu siswa
untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari permainan
Menyeberang Sungai. Selanjutnya penulis menyampaikan materi
mengenai Menolong Orang Lain Akan Mendatangkan Kebaikan
Bagi Diri Kita. Tahap kegiatan yang ke tiga adalah konfirmasi.
89
Adapun rangkaian kegiatan dalam tahap konfirmasi adalah: penulis
memberikan umpan balik dan penguatan mengenai pentingnya
tolong menolong dengan orang lain. Setelah itu penulis
membenarkan jawaban siswa mengenai pentingnya berperilaku
tolong menolong dengan orang lain.
Setelah kegiatan berjalan selama waktu yang telah disepakati
yaitu 45 menit, maka tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran.
Adapun rangakian kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
pengakhiran adalah sebagai berikut: penulis menginformasikan
kepada siswa bahwa kegiatan layanan akan berakhir sehingga
bersama dengan siswa penulis membuat rangkuman mengenai
pelaksanaan kegiatan layanan. Selanjutnya penulis menanyakan
kesan-kesan dari siswa mengenai kegiatan layanan yang telah
dilaksanakan. Sebagian besar kesan-kesan yang diberikan siswa
adalah senang karena dapat bekerja sama dengan teman-temannya
dalam sebuah kelompok permainan sehingga dapat lebih akrab
dengan teman satu kelasnya.
Untuk mengakhiri kegiatan layanan penulis mengucapkan
terima kasih kepada para siswa yang telah mengikuti kegiatan
layanan dengan baik dan diikuti dengan doa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama istirahat
berlangsung para siswa cenderung menunjukkan perilaku anti sosial
yang cenderung menyimpang dari perilaku prososial seperti para
siswa membentuk genk, membolos dan tidak menikuti pelajaran.
90
Untuk menanamkan perilaku prososial siswa, penulis mengajak
siswa untuk melakukan permainan Menyeberang Sungai. Antusias
siswa dalam mengikuti kegiatan layanan cukup baik hal ini
dibuktikan dengan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan layanan juga
baik yaitu adanya kerjasama yang baik oleh anggota kelompok,
pelaksanaan kegiatan juga baik dan kegiatan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya halangan apapun. Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa kegiatan layanan yang terakhir dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan tujuan. Melalui permainan
Menyeberang Sungai para siswa dapat belajar membentuk
kerjasama antar siswa sehingga nantinya sikap kerja sama tersebut
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama permainan Menyeberang Sungai berlangsung siswa
terlihat senang dalam mengikuti kegiatan. Kerja sama antar teman
dalam menyelesaikan permainan Menyeberang Sungai berjalan
dengan baik yaitu anggota kelompok menyelesaikan permainan
dengan cara bekerja sama dalam melewati sebuah padding dan
berjalan harus melewati padding di mana jalan tersebut diibaratkan
aliran sungai yang arusnya sangat deras, sehingga para siswa harus
berjalan dari titik start sampai finish. Atas kerjasama para anggota
kelompok akhirnya para siswa dapat menyelesaikan permainan
dengan baik. Dalam permainan ini penulis memberikan instruksi
bahwa di akhir kegiatan ada kelompok yang menang dan kalah
91
sehingga ke dua kelompok berkompetisi untuk menjadi
pemenangnya. Hal ini juga memacu supaya kegiatan bisa berjalan
secara lancar dan supaya para anggota kelompok aktif dalam
berpartisipasi dalam kegiatan permainan ini.
Setelah permainan selesai sambil siswa beristirahat, penulis
menyampaikan materi tentang Menolong Orang Lain Akan
Mendatangkan Kebaikan Bagi Diri Kita. Setelah siswa mengalami
proses kerja sama secara langsung melalui permainan Menyeberang
Sungai, maka siswa juga memperoleh materi tentang menolong
orang lain akan mendatangkan kebaikan bagi diri kita, sehingga
diharapkan siswa dapat mengaplikasikan perilaku tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tes Akhir(Post test)
Post test dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2013 di ruang kelas
VIII D SMP Negeri 1 Suruh. Penulis membagikan tes akhir setelah
siswa pulang sekolah. Penulis membagikan skala sikap perilaku
prososial yang berjumlah 25 item penyataan kepada 20 siswa di kelas
VIII D SMP Negeri 1 Suruh. Selanjutnya penulis menganalisis hasil
skala sikap yang diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol
menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For
Window’s 16 Relase.
92
4. Analisis Data
Penulis mengolah hasil penyebaran skala sikap perilaku prososial
dari 20 siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Suruh. Tabel 4.4 merupakan
perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
layanan:
Tabel 4.4 Perubahan Skor Kelompok Eksperimen Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Layanan
No Nama Jumlah Skor Kategori
Pretest Postest Pretest Postes
1. AP 60 96 Rendah Tinggi
2. AW 39 67 Sangat Rendah Sedang
3. AF 56 89 Rendah Tinggi
4. BA 46 95 Rendah Tinggi
5. EP 41 80 Sangat Rendah Sedang
6. ES 54 71 Rendah Sedang
7. LI 42 62 Sangat Rendah Rendah
8. RP 49 85 Rendah Tinggi
9. SA 51 79 Rendah Sedang
10. ST 36 57 Sangat Rendah Rendah
Jumlah Skor 474 781 Keterangan:
1 = Sangat Rendah (25-44)
2 = Rendah (45-64)
3 = Sedang (65-84)
4 = Tinggi (85-104)
5 = Sangat Tinggi (105-125)
Dari tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan
jumlah skor perilaku prososial kelompok eksperimen. Jumlah skor
skala sikap prososial pada pre test adalah 474, sedangkan jumlah skor
pada post test adalah 781. Untuk melihat perbandingan hasil pos test
antara kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5
93
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Post Test Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
No Nama Jumlah Skor Kategori
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 AP AS 96 57 Tinggi Rendah
2 AW AL 67 72 Sedang Sedang
3 AF FA 89 50 Tinggi Rendah
4 BA FS 95 74 Tinggi Sedang
5 EP IM 80 48 Sedang Rendah
6 ES MS 71 59 Sedang Rendah
7 LI MF 62 80 Rendah Sedang
8 RP MC 85 60 Tinggi Rendah
9 SA RB 79 55 Sedang Rendah
10 ST TH 57 52 Rendah Rendah
Jumlah 781 607
Keterangan:
1 = Sangat Rendah (25-44)
2 = Rendah (45-64)
3 = Sedang (65-84)
4 = Tinggi (85-104)
5= Sangat Tinggi (105-125)
Dari tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan jumlah
skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan
kategori perilaku prososial pada kelompok eksperimen memperoleh
hasil: dari 10 siswa yang masuk dalam kelompok eksperimen terdapat 4
siswa yang memiliki kategori perilaku prososial tinggi, terdapat 4 siswa
yang memiliki kategori perilaku prososial sedang, dan terdapat 2 siswa
yang memiliki perilaku prososial kategori rendah. Sedangkan jika
dilihat berdasarkan ketegori perilaku prososial pada kelompok kontrol
memperoleh hasil: dari 10 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki
94
perilaku prososial masuk dalam kategori cukup, dan 7 siswa masuk
dalam kategori prososial rendah. Dengan demikian ada perubahan
kategori perilaku prososial pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tabel 4.6 Uji Mann-Whitney Perbandingan Hasil Post Test
Kelompok Eksperimen Dan Kontrol:
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan dari pengolahan hasil uji
statistik post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan teknik Mann Whitney diperoleh hasil bahwa Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,012<0,050 dengan mean rank post test kelompok eksperimen
adalah 13,60 sedangkan mean rank post test kelompok kontrol adalah
7,40. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dan terjadi peningkatan yang
signifikan perilaku prososial pada kelompok eksperimen.
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
postest eksperimen 10 13.60 136.00
kontrol 10 7.40 74.00
Total 20
Test Statisticsb
Postes
Mann-Whitney U 19.000
Wilcoxon W 74.000
Z -2.527
Asymp. Sig. (2-tailed) .012
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .019
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
95
Berikut adalah tabel perbandingan hasil uji Mann Whitney
kelompok eksperimen selama pre test dan setelah pos test.
Tabel 4.7 Uji Mann-Whitney Kelompok Eksperimen Selama
Pre Test dan Setelah Pos Test.
Ranks
perbandingan N Mean Rank Sum of Ranks
Nproso
sial
pre test 10 6.10 61.00
post tes 10 14.90 149.00
Total 20
Test Statisticsb
Nprososial
Mann-Whitney
U 6.000
Wilcoxon W 61.000
Z -3.479
Asymp. Sig. (2-
tailed) .001
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .000
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perbandingan
Berdasarkan tabel 4.7. dapat dijelaskan hasil uji Mann Whitney
kelompok eksperimen diperoleh mean rank pre-test sebesar 6,10 dan
mean rank post test sebesar 14,90 dan signifikansi yang ditunjukkan
yaitu Asymp. Sig. (2-tailed)0,001<0,050. Selisih antara mean rank post
test dengan mean rank pre-test adalah 8,8. Dengan demikian terdapat
peningkatan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
layanan berupa teknik permainan.
D. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah teknik
permainan secara signifikan telah meningkatkan perilaku prososial siswa pada
kelas VIII D SMP Negeri 1 Suruh. Berdasarkan hasil analisis menggunakan
96
teknik Mann Whitney dapat diketahui bahwa hasil post test antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed)
0,012 < 0,050.
Hasil mean rank antara kelompok eksperimen dan kontrol yaitu
13,60>7,40 dengan hasil tersebut dapat dianalisis bahwa nilai mean rank
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai mean rank kelompok
kontrol. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan penulis menyatakan bahwa “Penggunaan
teknik permainan secara signifikan dapat meningkatkan perilaku prososial
pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Suruh” diterima.
E. Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa teknik permainan secara
signifikan telah meningkatkan perilaku prososial siswa kelas VIII D SMP N 1
Suruh, dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,012<
0,050 dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 6,2.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat post test.
Menurut Rusmana, (2009, dalam Sujarwo, 2010) menyatakan bahwa
permainan (games) bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi
peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri dan kontrol emosional, dan adopsi
peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuannya merupakan
97
komponen penting dari sosialisasi. Permainan juga memberi kesempatan
untuk mengekspresikan agresi dalam cara-cara yang diterima secara sosial.
Games/permainan yang penulis gunakan untuk meningkatkan perilaku
prososial siswa adalah games yang bersifat sosial. Selama permainan
berlangsung siswa memperlihatkan kerja sama yang baik dengan teman
kelompoknya, sehingga dengan kerja sama tersebut dapat meningkatkan
perilaku prososial antar siswa. Ketika penulis memberikan instruksi mengenai
langkah-langkah permainan, penulis juga memberikan instruksi bahwa diakhir
games terdapat kelompok yang menang dan kalah, sehingga siswa lebih
berantusias dalam mengikuti permainan supaya bisa menjadi pemenangnya
dan kerja sama antar kelompok lebih meningkat. Siswa yang diberikan
pelayanan berupa teknik permainan oleh penulis berjumlah 10 orang, sehingga
penulis lebih cermat dalam mengamati dan memperhatikan siswa pada saat
melakukan permainan.
Kelemahan dalam penelitian ini yaitu dari 10 siswa yang telah diberikan
layanan berupa teknik permainan yang masuk dalam kelompok eksperimen
masih terdapat 2 siswa yang masuk ke dalam kategori perilaku prososial
rendah. Hal ini dikarenakan karena dalam pelaksanaan permainan ke dua
siswa tersebut kurang berantusias dalam mengikuti permainan.
Hasil temuan dapat dijelaskan bahwa penggunaan teknik permainan
secara signifikan telah meningkatkan perilaku prososial siswa kelas VIII D
SMP Negeri 1 Suruh, sejalan dengan hasil penelitian Putu Agus Semara Putra
Giri (2011) dengan penelitiannya yang berjudul Efektivitas Bimbingan
Kelompok Melalui Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial
98
Siswa di Kelas X D SMA Laboratorium UPI Bandung Tahun Ajaran
2010/2011 yang menyatakan bahwa melalui bimbingan kelompok teknik
permainan dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku prososial.
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian Putu Agus
Putra Giri (2011) yaitu skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini
dengan penelitian Putu Agus Putra Giri (2011) sama yaitu menggunakan teori
Carlo & Randall, (2002). Hasil dari penelitian ini penggunaan teknik
permainan secara signifikan dapat meningkatkan perilaku prososial siswa pada
kelas VIII D SMP Negeri 1 Suruh dengan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,012 <
0,050. Sedangkan penelitian Putu Agus Putra Giri (2011) hasil asymp.sig (2-
tailed) 0,000 < 0,05 yang artinya layanan bimbingan kelompok melalui teknik
permainan efektif digunakan untuk meningkatkan perilaku prososial siswa.