BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL …€¦ · kerja keras dan gotong-royong dalam...

19
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Bintang a. Latar Belakang Berdirinya Kabupaten Pegunungan Bintang. Pemekaran adalah proses peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sejumlah wilayah yang rakyatnya merasa kurang mendapat pelayanan dengan baik, acapkali memperjuangkan pemekaran, dengan harapan pelayanan kepada masyarakat dapat diberikan dengan baik. Tujuan utama pemekaran adalah untuk memacu pembangunan, melalui peningkatan pelayanan. Peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah sepertiang tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2002. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, berbagai dukungan diberikan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, diantaranya dukungan dana. Kabupaten Pegunungan Bintang, merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya/Wamena. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 21 November 2002 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002.Pembentukan Kabupaten Pegunungan Bintang bersamaan dengan 13 kabupaten pemekaran lainnya di Papua. Namun demikian, kabupaten ini baru disahkan pelaksanaan pembentukannya pada 12 April 2003 Kabupaten Pegunungan Bintang berbatasan Sebelah Timur Dengan Papua New Guinea, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, sebelah Utara dengan Kabupaten Keerom dan Selatan dengan Kabupaten Boven Digoel dengan luas wilayah 15.683 Km2 dari permukaan laut 2.000 hingga 3.000 m, curah hujan 20 hari per bulan dan kelembaban di atas 81 persen. Kabupaten ini dimekarkan agar dapat mempermudah proses peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dengan alasan bahwa proses pelayanan dari kabupaten induk ke daerah Pegunungan Bintang sangat sulit untuk dijangkau. Yang mana pelayanannya harus melalui pesawat karena belum adanya jalan darat yang dapat menghubungkan antara ibu kota kabupaten dan berbagai kota kecamatan. Transportasi

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL …€¦ · kerja keras dan gotong-royong dalam...

  • 22

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    1. Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Bintang

    a. Latar Belakang Berdirinya Kabupaten Pegunungan Bintang.

    Pemekaran adalah proses peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

    Sejumlah wilayah yang rakyatnya merasa kurang mendapat pelayanan dengan baik,

    acapkali memperjuangkan pemekaran, dengan harapan pelayanan kepada masyarakat

    dapat diberikan dengan baik.

    Tujuan utama pemekaran adalah untuk memacu pembangunan, melalui

    peningkatan pelayanan. Peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan,

    dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah

    sepertiang tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2002. Dalam mewujudkan tujuan tersebut,

    berbagai dukungan diberikan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, diantaranya

    dukungan dana.

    Kabupaten Pegunungan Bintang, merupakan salah satu kabupaten pemekaran

    dari Kabupaten Jayawijaya/Wamena. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 21 November

    2002 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002.Pembentukan Kabupaten Pegunungan Bintang

    bersamaan dengan 13 kabupaten pemekaran lainnya di Papua. Namun demikian,

    kabupaten ini baru disahkan pelaksanaan pembentukannya pada 12 April 2003

    Kabupaten Pegunungan Bintang berbatasan Sebelah Timur Dengan Papua New

    Guinea, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, sebelah Utara dengan

    Kabupaten Keerom dan Selatan dengan Kabupaten Boven Digoel dengan luas wilayah

    15.683 Km2 dari permukaan laut 2.000 hingga 3.000 m, curah hujan 20 hari per bulan

    dan kelembaban di atas 81 persen.

    Kabupaten ini dimekarkan agar dapat mempermudah proses peningkatan

    pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dengan alasan bahwa proses pelayanan dari

    kabupaten induk ke daerah Pegunungan Bintang sangat sulit untuk dijangkau. Yang

    mana pelayanannya harus melalui pesawat karena belum adanya jalan darat yang dapat

    menghubungkan antara ibu kota kabupaten dan berbagai kota kecamatan. Transportasi

  • 23

    udara merupakan satu-satunya jalur pelayanan dan pembangunan yang digunakan di

    Kabupaten Pegunungan Bintang. Sampai saat ini belum ada jalur transportasi darat.

    b. Visi Misi Kabupaten Pegunungan Bintang

    Pada hakikatnya Kabupaten Pegunungan Bintang mempunyai alur atau visi dan

    misi yang mendasar yang akan menjadi cikal bakal arah dan tujuan bersama dalam

    meningkatkan dan mengembangkan daerah Kabupaten Pegunungan Bintang.

    a) Visi

    Visi pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang berbunyi: "Di Tahun 2015,

    terwujud semakin kokohnya kemandirian masyarakat yang didukung oleh semangat

    kerja keras dan gotong-royong dalam membangun ekonomi sosial, budaya, politik,

    hukum dan agama untuk mempertahankan harkat dan martabat Manusia Ngalum.

    Ketengban, Batom dan Murop".

    b) Misi

    Misi Pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang meliputi:

    1) Memberikan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada masyarakat yang

    didukung oleh manajemen kelembagaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang

    efektif dan efisien.

    2) Menciptakan aksesibilitas wilayah untuk mendukung mobilitas arus manusia dan

    barang dari dan ke distrik/kabupaten sebagai pusat pelayanan dan pembangunan.

    3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia melalui pembangunan

    pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi dan pendapatan masyarakat.

    4) Membina, melestarikan nilai-nilai sosial budaya, adat istiadat, semangat kerja keras,

    gotong royong dan kemandirian masyarakat untuk pembangunan daerah.

    5) Mendorong, mengembangkan serta membing usaha kecil dan menengah dengan

    menciptakan lembaga-lembaga ekonomi rakyat dan memanfaatkan potensi

    sumberdaya alam yang tersedia.

    6) Mendorong terciptanya stabilitas wilayah melalui kerjasama yang harmonis antara

    pemerintah, lembaga adat dan gereja serta masyarakat.

    7) Membuka peluang investasi untuk pemanfaatan danpengelolahan potensi

    sumberdaya alam (hutan dan tambang).

    Untuk mengimplementasikan visi dan misi pembangunan Kabupaten Pegunungan

    Bintang, maka pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

    didasarkan pada empat (4) kebijaksanaan pembangunan yaitu kebijaksanaan sektoral,

  • 24

    perwilayahan dan tata ruang (infrastrutur). Arah kebijaksanaan sektoral di Kabupaten

    Pegunungan Bintang dititikberatkan pada pembangunan masyarakat secara utuh dan

    berkesinambungan, serta menyangkut pembangunan sektor–sector seperti: Pertanian dan

    Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Tenaga Kerja, Perdagangan, Pariwisata, Koperasi

    dan Usaha Mikro, Kecil dan menengah Mikro (UMKM), Transportasi serta

    Pertambangan dan Energi (Perekonomi Masyarakat / Ekonomi Kerakyatan).Sedangkan

    kebijakan perwilayahan merupakan hal yang harus dipedomani sebagai upaya

    optimalisasi dalam upaya pembangunan semua sektor, dan kebijaksanaan pembangunan

    perwilayahan harus berdasarkan pada kebutuhan optimalisasi daerah termasuk

    Pendidikan dan Kesehatan yang merupakan tolok ukur kemajuan daerah.

    c. Kondisi Geografis

    Kabupaten Pegunungan Bintang beribukota di Oksibil yang berbatasan langsung

    dengan Negara tetangga Papua New Guinie (PNG), yang didominasi pegunungan dataran

    tinggi yang terjal sehingga daerah ini sulit dijangkau dibanding daerah atau wilayah lain

    di Papua maupun di wilayah Indonesia lainnya.Transportasi yang dapat digunakan

    menuju ke Pegunungan Bintang sebelum dan sesudah menjadi kabupaten hingga saat ini

    adalah menggunakan Pesawat kecil jenis Cessna, Pilatus, Twin Otter dan Cassa.

    Kemudian pada tahun 2007 dengan adanya bantuan pemerintah daerah dan kerjasama

    PT. Avia Air maka dapat ditambahkan dua armada Dash7 (Dash Seven) jenis foker 27

    bisa memasuki kabupaten tersebut yang pelayanannya hingga sekarang dapat berjalan

    dengan lancar walaupun kondisi cuaca sering menjadi masalah.

    Kabupaten Pegunungan Bintang masih tergolong kabupaten yang baru bertumbuh dan

    yang masih sangat memerlukan perhatian besar oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah

    Provinsi serta berbagai pihak yang ingin membangun daerah ini. Secara Geografis

    kabupaten ini terletak di antara 140°05’00’-141°00’00’ bujur timur dan 3°04’00’-5°20’00’

    lintang selatan dengan luas wilayah 15.683 Km³ atau 1,63% dari luas Provinsi Papua.

    Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan kabupaten yang sebagian besar

    wilayahnya terletak di pegunungan pada ketinggian ± 4.000 kaki dari permukaan laut.

    Kondisi seperti ini menjadikan kabupaten tersebut termasuk salah satu wilayah yang masih

    sulit diakses karena semua distrik hanya dapat dicapai melalui pesawat terbang kecil

    sejenis Cessna dan Twin Other. Secara fisik, kabupaten ini berbatasan langsung dengan

  • 25

    Papua New Guenea di sebelah Timur, Kabupaten Boven Digoel di sebelah Selatan,

    Kabupaten Keerom di sebelah Utara dan Kabupaten Yahukimo di sebelah barat.

    Pegunungan Bintang beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan sekitar

    3.500 mm per tahun dan rata-rata hari hujan 192 hari per tahun. Namun di beberapa

    wilayah, terutama di bagian selatan dan utara beriklim panas dan sedang.Sementara di

    bagian barat dan tengah beriklim dingin.Menurut Badan Metereologi dan Geofisika

    Jayapura, suhu udara daerah ini berkisar antara 130C – 330C.

    d. Kondisi Perkembangan Pendidikan

    Setelah diberlakukan Undang-undang no. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

    Khusus di Papua, ini menjadi suatu harapan dan tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk

    memberdayakan seluruh potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Untuk

    menjawab harapan dan tantangan tersebut di atas, dituntut membangun dan menciptakan

    sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Pendidikan adalah awal dari

    proses pembangunan yang benar-benar akan mengisi pembangunan suatu daerah.

    Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang menyadari akan pentingnya

    pembangunan dan pengembangan SDM Pegunungan Bintang yang merupakan tulang

    punggung masa depan negara dan bangsa sehingga pemerintah daerah mengadakan

    kerjasama dengan berbagai instansi pendidikan di seluruh Indonesi, baik SMP, SMA,

    sampai Perguruan Tinggi. Kabupaten Pegunungan Bintang mengharapkan perlu adanya

    kualitas pendidikan maupun kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan

    masa depan.

    Umumnya keadaan pendidikan formal di kabupaten Pegunungan Bintang belum

    terwujud sebagaimana daerah lain di Indonesia. Wilayah Pegunungan Bintang menjadi

    bagian dari kabupaten Jayawijaya selama 40-an tahun tetapi pemerintah setempat belum

    mampu menjangkau dengan alasan medannya sangat sulit dan jauh dari ibukota

    kabupaten. Pembangunan fisik maupun non fisik lebih diarahkan ke bagian barat dari

    ibukota kabupaten (Wamena). Akibatnya, di daerah Pegunungan Bintang tidak perna ada

    perubahan yang signifikan. Keadaan ini tidak jauh bedah dengan kabupaten lain yang

    ada di seluruh Papua. Pembangunan pendidikan formal yang diharapkan masih sangat

    tertinggal jauh dengan daerah lain di Papua maupun Indonesia.

    Dengan adanya kondisi pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang yang sangat

    memprihatinkan ini, maka pemerintah daerah mulai berpikir untuk mengambil langkah

    – langkah konkrit. Kebijakan pemerintah pertama pada tahun 2003-2005 adalah

  • 26

    mengirim kurang lebih 50 orang mahasiswa (S1 dan S2) di beberapa perguruan tinggi di

    Indonesia, seperti, STTNAS, UPN, UJB, UNHAS, STPMD dan UGM. Kebijakan ini

    terus dilakukan sambil mencari perguruan tinggi yang bisa bekerjasama dalam rangka

    mempersiapakan Sumber Daya Manusia (guru) kabupaten Pegunungan

    Bintang.Pemerintah daerah terus berusaha mengambilan kebijakan dalam rangka

    membangun dan mempersiapkan sumber daya manusia melalui kerjasama dengan

    beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.Salah satunya adalah dengan Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007. Kerjasama tersebut didasarkan pada Nota

    Kesepahaman yang disetujui dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Sebetulnya

    keadaan pendidikan formal yang dirasakan di kota–kota besar seperti Pulau Jawa

    sungguh–sungguh belum pernah terjadi di seluruh Papua, apalagi Kabupaten

    Pegunungan Bintang yang baru berusia 14 tahun menjalankan pemerintahannya sejak

    disahkannya menjadi kabupaten pada tanggal 12 April 2003 sampai sekarang.

    Kabupaten Pegunungan Bintang sebenarnya banyak sarjana yang mampu

    mambangun daerah ini namun belumlah cukup. Ini merupakan tantangan pemerintah

    daerah dalam menyikapi kondisi krisis pemimpin di masa kini, baik di Pegunungan

    Bintang itu sendiri maupun di seluruh Indonesia.Salah satu langkah yang ditempuh oleh

    pemerintah daerah adalah mau dan tidak harus bekerjasama dengan berbagai lembaga

    pendidikan di seluruh Indonesia.Dengan adanya pemekaran kabupaten ini seyogynya

    dapat dimanfaatkan untuk membangun dan menciptakan SDM Pegunungan Bintang

    yang mampu bersaing di masa mendatang.

    2. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma

    1) Latar Belakang Berdirinya Universitas Sanata Dharma

    a) PTPG Sanata Dharma (1955 - 1958)

    Gagasan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof.

    Moh. Yamin, S.H selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI pada

    tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus

    (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.) ketika itu Ordo ini telah membuka kursus-

    kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola

    oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang

    dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Setelah

    adanya dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang

    waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-

    kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada

  • 27

    tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember

    1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris,

    Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik.Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater

    Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff

    sebagai Wakil Dekan.

    Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu

    menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali

    Gereja Indonesia."Sanata Dharma" sebenarnya dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti

    "kebaktian yang sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu

    ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

    b) Perkembangan Selanjutnya (1958 - 1965)

    Agar menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian

    Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka

    PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas

    Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas

    Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil

    memperoleh status "disamakan" dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 /

    1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Di atas kertas Sanata

    Dharma memang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia, tetapi secara de

    facto FKIP Sanata Dharma tetap berdiri sendiri.

    c) Perubahan Nama dari FKIP menjadi IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993).

    Untuk mengatasi kerancuan ini, pemerintah menetapkan agar FKIP harus berdiri

    sendiri sehingga berubah nama menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri

    PTIP No. 237 / B - Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September

    1965.Sejak itu Sanata Dharma mengalami banyak perkembangan yang meliputi banyak

    aspek, baik yang menyangkut perkembangan sarana dan prasarana, fisik, administrasi,

    system pengajaran atau kurikulum dan visi-misi. Misalnya, IKIP Sanata Dharma

    dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan

    Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program

    Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD

    (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

    d) Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

  • 28

    Agar Sanata Dharma dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

    masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK

    Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi

    Universitas Sanata Dharma (USD). Dengan perkembangan ini Universitas Sanata

    Dharma diharapkan terus dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus

    berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah

    berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan

    program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan

    tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma

    membuka beberapa fakultas baru. Hingga kini Universitas Sanata Dharma memiliki 8

    Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3

    Program Kursus Bersertifikat. Selain itu, sekarang ini banyak hal berkembang di

    Universitas Sanata Dharma.Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik

    (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi,

    manajemen, biro / lembaga / pusat / serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik,

    penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

    2) Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

    a) Visi

    Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.)

    provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk

    b) Misi

    Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis yang

    menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat,

    lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan

    dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual

    mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang

    utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan

    masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.

    c) Tujuan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma

    Pendidikan di Universitas Santa Dharma bertujuan membantu mencerdaskan

    putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik

    yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan

  • 29

    sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik

    sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

    3. Tujuan Dilakukannya Kerjasama

    Tujuan dilakukakannya kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten

    Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah membangun dan

    menciptakan sumberdaya manusia yang mampu dan mau membangun Pegunungan

    Bintang.

    Tujuan kerjasama kedua pihak ini dilakukan sesuai dengan Nota Kesepahaman

    Kerjasama.Isi dari Nota Kesepahaman tersebut adalah untuk meningkatkan kerjasama di

    bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah Kabupaten Pegunungan

    Bintang dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Para pihak

    akan mewujudkan kerjasama di bidang-bidang berikut:

    1) Pendidikan mahasiswa dan calon mahasiswa

    2) Pengembangan kurikulum sekolah

    3) Pelatihan guru

    Dari ke-3 bidang tersebut di atas, kedua belah pihak sudah dan sedang dilakukan.

    Durasi waktu untuk kerjasama ini adalah selama 5 tahun sejak tahun 2007 sampai

    berakhir pada tahun 2012.

    Kerjasama tersebut sudah dilakukan namun dalam pelaksanaannya tidak seperti yang

    diharapkan oleh kedua pihak. Sampai dengan saat ini hanya bisa melaksanakan poin

    pertama dari ketiga bidang yang sudah dicantumkan di atas.Untuk poin ke-2 dan poin ke-

    4 yaitu pengembangan kurikulum sekolah dan pelatihan guru belum dilakukan secara

    baik sesuai yang diharapkan.

    4. Dasar Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan

    Universitas Sanata Dharma.

    Hal mendasar yang menjadi dasar kerjasama ini adalah dengan melihat kondisi

    sektor pendidikan di Pegunungan Bintang yang belum menunjukan tanda-tanda

    kemajuan dan merupakan kabupaten baru yang notabenenya membutuhkan sumber

    daya manusia yang berkualitas baik dan mampu bersaing untuk membangun

    daerah.Berdasarkan visi dan misi pemerintah daerah maupun Universitas Sanata

    Dharma yang memfokuskan kepada pelayanan masyarakat dan membangun

    masyarakat dengan berlandaskan pada rasa kemanusiaan maka kedua belah pihak

  • 30

    menyepakati untuk bekerjasama dalam membangun dan menciptakan sumber daya

    manusia.

    Keterbatasan sarana dan prasarana serta guru menjadi faktor utama penyebab

    pelayanan pada sektor pendidikan di Kabupaten Pegunungan Bintang, sehingga proses

    belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan melihat kondisi ini maka

    pemerintah daerah mengambil suatu kebijakan untuk bekerjasama dengan berbagai

    lembaga pendidikan di seluruh Indonesia, baik dari tingkat SMP, SMA dan Perguruan

    Tinggi.Dengan maksud dapat menciptakan sumber daya manusia untuk waktu

    mendatang. Sejauh ini pengadaan sumber daya manusia masih sangat minim.

    Salah satu bentuk kerjasama adalah antara Pemerintah Daerah Kabupaten

    Pegunungan Bintang dan Unversitas Sanata Dharma.Yang mana menjadi fokus utama

    pemerintah daerah guna menciptakan sumber daya manusia yang mampu membangun

    dan mempertahankan harkat dan martabat orang Pegunungan Bintang itu sendiri

    melalui kemajuan masyarakat. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan bisa dapat

    menciptakan dan mempersiapkan sumber daya manusia untuk sepuluh sampai dua

    puluh tahun ke depan. Salah satu faktor yang menjadi masalah bagi Kabupaten

    Pegunungan Bintang adalah kurang tersedianya sumber daya manusia terutama tenaga

    guru

    B. PEMBAHASAN

    A. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

    Kebijakan adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak

    dikerjakan. Sementara menurut Carl Friedrich dalam (Leo Agustino, 2008:7)

    mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh

    seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu .

    Kebijakan menurut pendapat Carl Friedrich yang dikutip oleh Wahab (Friedrich

    dalam Wahab, 2004:3) bahwa: “Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada

    tujuan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan

    dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk

    mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan” Kebijakan mengandung

    suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan dan umumnya tujuan tersebut ingin

    dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah.

  • 31

    Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

    rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

    Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor

    swasta, serta individu (Easton 1969)

    Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang telah membuat

    satu program kebijakan yaitu program Matrikulasi, program kebijakan ini bermula

    dari keprihatiana pemerintah daerah terhadap kurangnya ketersediaan Sumber Daya

    Manusia. Sejak setelah memisahkan diri dari kabupaten induk yaitu kabupaten

    Jayawijaya atau Wamena.Pada masa itu yang menjadi kebutuhan prioritas adalah di

    bidang pendidikan (guru) dan kesehatan, serta membutuhkan tenaga profesi lainya.

    Matrikulasi adalah siswa yang di terima sebagi calon didik peserta dan merupakan

    kegiatan pembelajaran tambahan untuk menyetarakan pengetahuan peserta didik agar

    dapat mengikuti program pendidikan yang akan diikuti. Matrikulasi juga biasa di sebut

    sekolah persiapan untuk persiapan memasuki perguruan tinggi.

    Selain pemerintah daerah membuat program matrikulasi juga pemerintah daerah

    membiayai pendidikan jalur lain demi meningkatkan Sumber Daya Manusia yang

    andal dan berkualitas untuk masa depan kabupaten pegunungan bintang dan

    Indonesia.

    Program kebijakkan ini ditandai dengan kerja sama atau kesepakatan bersama

    atara ke dua bela pihak yaitu pemerintah daerah kabupaten Pegunungan Bintang

    dengan Universitas Sanata Dharma atau MoU (Memorandum of Understanding),

    dilaksanakan pada 27 Juli 2007. Tidak lama setelah melakukan kerja sama mulai

    mengirimkan calon mahasiswa ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk

    melaksanakan pendidikan matrikulasi selama setahun. Calon mahasiswa yang dikirim

    adalah putra-putri lulusan terbaik yang diwakilkan dari setiap Distrik/kecamatan di

    seluru wilayah kabupaten Pegunungan Bintang.

    Dalam pengiriman calaon mahasiswa angkatan selanjutnya banyak persoalan

    mengenai penundaan pengiriman calaon mahasiswa maupun dalam hal pembiayaan

    yang sering terlambat. Hal ini disebabkan karena masa pergantian bupati dan

    perombakan pejabat lama, sehingga terjadi kekeliruan penanganan mengenai program

    lama yang sedang dijalankan bertabrakan dengan program baru sehingga program

  • 32

    lama dilupakan walaupun ada program jangka panjang yang perlu dilanjutkan seperti,

    program Matrikulasi ini.

    Lebih lanjut pemerintah kabupaten pegunungan bintang menyerahkan calon

    mahasiswa sepenuhnya kepada pihak Universitas Sanata Dharma untuk mendidik dan

    memfasilitasi dalam pelaksanaan keberlangsungan pendidikan matrikulasi selama

    setahun, tidak sampai disitu setelah calon mahasiswa tersebut menyelesaikan

    pendidikan matrikulasi dan melanjutkan perguruan tinggi pun pihak Universitas

    Sanata Dharma masih dalam tanggungan pembiayaan samapai tamat kuliah. Tugas

    Universitas Sanata Dharma adalah mengurusi dalam pembiayaan kuliah, uang saku

    dan mengurusi pembiayaan kost-kosan.

    Universitas Sanata Dharma juga merupakan Universitas Khatolik ternama di Jawa

    Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, didirikan pada Tahaun (1955)oleh Prof.

    Moh.Yamin, S.H selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI pada

    tahun 1950-an. Universitas ini, sangat terkenal dengan lulusan-lulusan terbaiknya di

    Indonesia dan lulusanya tersebut sangat mempengaruhi terhadap pengapdian terutama

    mereka yang lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di mata

    masyarakat terutama di wilayah Papua, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.

    Universitas Sanata Dharma juga menciptakan manusia-manusia yang berilmu tinggi,

    berkarakter dan dedikasih tinggi dalam menjalankan pelayanan yang berlandaskan

    asas iman Khatolik yang kokoh dalam impelementasi tugas dan tanggungjawab

    dimana mereka bertugas.

    Alasan pemerintah membuat program matrikulasi, (siswa siswinya tidak langsung

    setelah lulus SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi) karena, hampir semua lulusan

    dari pedalaman Papua pegunungan, pengaruh perubahan kurikulum, dan calon

    mahasiswa tersebut sebagian besar lulusan SMK sehingga, pemerintah atau pelaku

    kebijakan progaram ini menginginkan agar calaon mahasiswanya mengikuti

    pendidikan matrikulasi selama setahun,tidak seperti biasanya matrikulasi berlaku di

    Indonesia, biasanya 1-2 minggu bahkan 1-2 bulan saja.

    B. Proses Matrikulasi

    Pada bagian ini merupakan hasil proses penelitian tersebut dengan melihat dan

    mendengarkan pengakuan dari pembina, pembimbing dan calon mahasiswa serta alumni

    mahasiswa pendidikan matrikulasi asal kabupaten Pegunungan Bintang. Ada beberapa

  • 33

    langkah-langkah bentuk pembinaan yang di buat oleh Universitas Sanata Dharma bagi

    calom mahasiswa Pegunungan Bintang:

    1. Pengenalan lingkungan

    a) Pengenalan Lingkungan di Kamus Universitas Sanata Dharma

    Langkah ini tidak terlepas dari Keputusan Direktur jenderal Pendidik Tinggi

    Nomor 25/Dikti/Kep/2014 Tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan

    Kampus Bagi Mahasiswa Baru. Para calon mahasiswa Kabupaten Pegunungan

    Bintang juga melaksanakan orientasi lingkungan kampuss ebelum melaksanakan

    pendidikan matrikulasi yang pertama di UniversitasSanata Dharma, juga

    merupakan awal pendidikan matrikulasi dimulai. Tujuanya adalah calon

    Mahasiswa tersebut terlebi dahulu mengetahui fasilitas pelayanan yang dapat

    diterima selama pendidikan matrikulasi dan cara pemanfaatannya.

    Pengenalan linkungan kampus para calon mahasiswa Pegunungan Bintangini

    dimulai dari Universitas Sanata Dharma (USD) juga merupakantempatdimana

    akan berlangsungnya pendidikan matrikulasi selama setahun. Pengenalan

    kampus Universitas Sanata Dharma bersama para pembimbing yaitu dosen-dosen

    USD serta mahasiswa peraktek dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    FKIP dan mahasiswa Fakultas Fisikologi yang menjadi pendampingan para calon

    mahasiswa selama orientasi. Hal ini dilaksanakan setiap angkatan matrikulasi

    yang dikirim sebelum memulai pendidikan matrikulasi.

    Di Universita Sanata Dharma sendiri memilki tiga kampus yang lokasinya

    berjahuan sehingga saat pengenalan kampus tersebut membutuhkan waktu yang

    lama untuk mengunjunginya. Tempat-tempat penting yang di kunjungi adalah

    bagian penerimaan mahasiswa baru, bagian keuangan, bagian kemahasiswaan,

    ruang perpustakaan, ke ruang laboratorium ( Fisika, Biologi, Sejarah, Kimia

    Dll.), dan belajar di ruang komputer untuk mengetahui dan memperaktekkan

    cara-cara langsung pengoperasian komputer. Selain itu juga memperkenalkan

    fasilitas diluar dalam kamus seperti lapangan bola kaki, lapangan bola basket,

    lapangan bola volly dan lapangan bola pimpong.

    b) Tour Wisata (kunjungan wisata)

  • 34

    Kaitan dengan pengenalan lingkungan maka, Para calaon mahasiswa

    kabupaten Pegunungan Bintang, diajak tidak hanya diperkenalkan di lingkungan

    kampus tetapi juga melaksanakan kunjungan wisata ke berbagai wisata yang

    merupakan situs-situs bersejarah terkenal yang berada di Jawa Tengah

    diantaranya Candi Brobudur, candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Tikus,

    Candi Kalasan, dan wisata selain situs bersejarah juga pernah berkunjung ke

    kebun Binatang Gembira loka, alun-alun Malioboro dan sempat berkunjung juga

    ke Gedung istana negara RI sementara di Malioboro, Pantai Parangtritis dan

    Pantai baron.Kunjungan wisata ini juga merupakan menamba pengetahuan umum

    tentang sejarah bangsa Indonesia dan sejarah pengaruh-pengaruh luar berupa

    peninggalan-peninggalan bersejarah.

    Menurut beberapa anggota matrikulasi mengatakan bahwa tidak pernah

    terbayangkan nama-nama candi tersebut hanya pernah kami belajar di SD atau

    SMP dikampung melalui penjelasan guru-guru Sejarah kami dan pernah

    menyebutkan misalnya Candi Brobudur, Candi Prambanan, tetapi sekarang kami

    sendiri melihatnya dan bahkan merabahnya.

    c) Sosialaisasi Di masyarakat (RT X/ RW IV) Mrican Seleman Yogyakarta

    Selain pengenalan linkungan kampus dan tour wisata juga para calon

    mahasiswa tersebut diperkerkenalkan terutama kehidupan di masyarakat Jawa

    karena, ada sedikit perbedaan budaya dalam bersosial. Hal ini sangat penting bagi

    calaon mahasiswa tersebut setelah selesai pendidikan matrikulasi akan memasuki

    dunia baru yaitu memasuki perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa baru tentu

    akan mengalami yang namanya culturechok sehingga, para Pembina memberikan

    kesempatan untuk bersosialisasi di masyarakat, dengan cara melaporkan kepada

    kepalah RT/RW setempat dan melibatkan kegiatan apapun yang diadakan oleh

    kepalah RT/RW sekitar untuk berpartisifasidan mengikutsertakan selama

    pendidikan matrikulasi berlangsung. Para calon mahasiswa pada awalnya

    mengalami kesulitan dalam bersosialisasi denganwarga setempat terutama

    masyarakat di sekitar Seleman Yogyakarta karena perbedaan budaya membuat

    para calon mahasiswa mengalami kesulitan dalam hal bersosialisasi langsung

    dengan warga setempat ataupun mhasiswa, tidak hanya kebuyaan tetapi juga

    penyesuaian pemakaian teknologi yang tinggi di lingkungan kampus maupun

    diluarkampus, disebabkan karena calon mahasiswa ini datang langsung dari

    pedalaman Papua atau Pegunungan Bintang namun, hal ini bisa diminimalisir

  • 35

    karena bimbingan yang baik melalui pendidikan Matrikulasi. Persoalan ini sangat

    penting untukdiusahakan untuk calon mahasiswanya dipelajari untuk

    membiasakan suatu ketika tinggal sediri dan menjadi seorang mahasiswa dan

    menjadi anak kost di suatu tempat untuk melangsungkan kehidupan bertetangga

    disekitarnya.

    Semua aktifitas yang dilakukan oleh calaon mahasiswa pegunungan bintang

    adalah suatu proses pembelajaran di luar materi formal sebagai pengetahuan

    tambahan yang sangat penting juga untuk dipelajari.

    2. Pendalaman Materi (Matrikulasi)

    Tujuan pembelajaran ini tidak lain adalah untuk menyetarakan kompetensi dan

    meningkatkan ketajaman ilmu, untuk mempersiapkan memasuki perguruan tinggi bagi

    calon mahasiswa Pegunungan Bintang.

    1) Materi SMA/SMK

    Materi yang di ajarkan oleh para pembimbing matrikulasi adalah, Bahasa

    Indonesian, BahasaInggris,Matematika, Ekonomi, Sejarah, Biologi,Sosiologi,

    Geografi, Fisika dan Kimia. Materi–materi tersebut diajarankan selama setahun

    di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Seperti biasanya belajar di SMA/SMK

    sebelumnya namun, yang menjadi perbedaan adalah cara proses pembelajaran

    dan para pengajar adalah dosen-dosen Universitas Sanata Dharma (USD), para

    pengajar tidak hanya para dosen namun, sesuai waktu peraktek yang dijadualkan

    dan lama peraktek seperti biasanya mahasiswa PPL di sekolahan. Dengan

    demikian, sistem pembelajaran pun sedikit berbeda karena dosen pengajar

    biasanya mengajarkan materi lebih daripada guru di SMA, jadi pengetahuan

    tentang ilmu yang diajarkan itu sendiri menjadi lebih berkembang. Dosen juga

    biasanya akan memberitahu aplikasi ilmu yang digunakan pada materi

    matrikulasi, untuk mata kuliah kedepan, aplikasi ilmu untuk kehidupan sehari-

    hari atau aplikasi ilmu pada dunia kerja.

    Dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya karena yang diajarkan tidak

    pada materi saja tetapi memberi pelajaran tentang pengetahuan umum

    terutama memperkenalkan kehidupan kampus, tentang bagaimana

    kesuksesan seseorang dalam memperjuangkan kehidupan, cara bagaimana untuk

    mempertahankan mental dan spritual dalam diri sendiri.

  • 36

    Momentum inilah para calon mahasiswa pegunungan Bintang mendapatkan

    manfaat pengetahun besar yang diharafkan oleh para pelaku kebijakan maupun

    para calon mahasiswa itu sendiri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan

    yang lebih tinggi. Di dalam Pelaksanaan matrikulasi juga ada penyelenggaran

    ujian semester sebanyak dua kali dalam setahun, nilai yang di peroleh para calon

    mahasiswa matrikulasi tersebut akan diberikan kepada pemerintah daerah sebagai

    laporan hasil belajar.

    2) Materi Nonformal

    Selain para calon mahasiswa menerima pendidikan formal, para calon

    mahasiswa juga menyempatkan diri untuk mengikuti Pendidikan nonformal

    diluar jam dan jadual bimbingan matrikulasi di lingkungan Universitas Sanata

    Dharma. Para calon mahasiswa tersebut meluangkan waktu untuk belajar diluar

    mencari pengalaman baru dan pengetahuan lain seperti kursus bahasa inggri, kurs

    mengemudi, belajar taikwando, pencaksilat, dan kursus prifat lainya. Hal ini

    dilakukan untuk menambah pengetahuan dan membentuk karakter yang lebih

    baik sebelum terjun ke dunia perguruan tingginantinya.

    3. pelatihan kepemimpinan

    Disamping rutin melaksanakan pendidikan matrikulasi, diberikan juga materi

    tentang kepemimpinan untuk mendukung persiapan memasuki perguruan tinggi.

    Proses belajar pelatihan kepemimpinan ini dilaksanakan di dalam ruangan dan diluar

    ruangan

    a) Di dalam rungan

    Latihan kepemimpinan didalam ruangan lebih kepada belajar materi-materi yang

    berkaitan dengan kepemimpina terutama belajar tentang kesiapan dan

    kepribadian bagaimana layaknya menjadi seorang pemimpin yang baik antaralain

    sikap dan mental.

    b) Diluar ruangan

    Para calon mahasiswa pegunungan bintang juga melaksanakan latihan

    kepemimpinan di luar dalam bentuk out bond dan pembinaan khusus dari

    Universitas Sanata Dharma sesuai jadual bimbingan matrikulasi.

    C. Calon Mahasiswa Siap Mengikuti Perkuliahan

    Segalah aktifitas pendidikan matrikulasi telah berakhir dengan berkesan baik dalam

    tingkat kognitif, apektif dan fisiko motorik karena persiapan telah matang selama setahun,

    untuk langkah selajutnya siap memasuki perguruan tinggi. Para calon mahasiswa tersebut

  • 37

    telah memilih perguruan tinggi sesuai dengan jurusan masing-masing tinggal tunggu

    waktu tes masuk perguruan tinggi.

    Bagian ini membahas hasil wawancara tentang bagaiman persiapan dan manfaat yang

    telah diterima melalui pendidikan matrikulasi selama setahu serta manfaat bagi pemerintah

    daerah yang telah diberikan dan akan diberikan sebagai hasil kebijakan terhadap pelaku

    pembuatan program Matrikulasi yaitu Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang:

    a. Calon Mahasiswa Matrikulasi

    Menurut calon mahasiswa, materi yang saat ini kami terima sangat

    berbedah dengan materi di SMA/SMK sebelumnya karena kami merasakan

    materi yang kami dapat disini lebih rinci daripada di SMA /SMK sebelumnya

    terutama penyediaan buku paket yang kurang, aktifitas guru-guru kami disana

    saat mengajar hanya cerita-cerita saja tidak mengikuti pedoman pengajaran

    yang baik dan tidak mengajar dengan baik dan mendalam seperti di matrikulasi

    ini sehingga, nantinya dengan pendidikan matrikulasi ini akan membantu kami

    untuk masuk perguruan tinggi. Progama kebijakan pemerintah tentang

    matrikulasi ini kami sanagat senang, lebih-lebih kami diperkenalkan di kampus

    bagaimana aktifitas mahasiswa saat sedang belajar diruangan bersama dosen

    dan menunjukkan bagaimana menunjukkan di lingkungan kampus.

    b. Alumni Program Matrikulasi

    Menurut pandangan para alumni tentang program matrikulasi dan manfaat

    yang telah diperoleh saat masih status sebagai calon mahasiswa matrikulasi di

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Bahwa kami sangat senang dan sangat antusias untuk Pemerintah Daerah

    membuat sebuah kebijakan ini dalam mendukung terutama pembangunan

    Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Pegunungan Bintang Untuk masa

    depan. Manfaat yang kami dapatkan disini sangat-sangat banyak tidak bisa

    menyebutkan satu per satu hanya kami mengatakan luarbiasa. Program yang

    dibuat ini menurut kami bermanfaat untuk masa depan kami dan lebih lagi

    adalah persaingan dalam proses pembelajaran di kampus. Berbagai orang

    mahasiswa ada disana dan kebudayaa, ras, agama serta tingkat pemahaman yang

    berbedah pula. Namun demikian kenyataanya tingkat pemahaman materi dan

    ilmu yang dimiliki oleh teman-teman dari daerah lain tidak jahu berbedah

    dengan kami karena berkat pendidikan matrikulasi. Kami tidak perna ada

  • 38

    masalah di kanpus baik materi, mental maupun yang lainya. Sehingga disini

    yang menjadi manfaat bagi setiap calaon mahasiswa adalah dengan pendidikan

    matrikulasi ini membuka lembaran baru bagi setiap calon mahasiswa kabupaten

    pegunungan bintang dalam hal pembekalan memasuki perguruan tinggi. Yang

    lebih penting lagi adalah menciptakan sumber daya manusia pegunungan

    bintang yang berkualitas, Berilmu tinggi, berkarakter dan bertanggung jawab

    untuk masa depan kabupaten pegunungan bintang dan papua secara umum dan

    Indonesia.

    c. Pembina Matrikulasi

    Pembina yang dimaksud adalah pembina yang di wisma tempat tinggal para

    calon mahasiswa. Selain bimbingan yang dilaksanakan di kelas oleh dosen

    pembimbing diluar jam dan waktu jadual bimbingan matrikulasi.

    Pembina di wisama adalah juga seorag Fisikolog sehingga, dia memberikan

    materi tentangpisikologi kepada para calon mahasiswa.

    Pembahasan Disini dilanjutkan dengan hasil wawancara dari seorang

    pembina matrikulasi diluar jam matrikulasi(di rumah/wisama). Bahwa anak-anak

    pegunungan bintang ini notabene adalah anak-anak pedalaman sehingga yaa susa

    untuk beradaptasi disini tetapi, anak-anak ini lama-kelamaan saya salut karena

    mereka sangat cepat sekali mengikuti perinta saya dan mengikuti aturan yang ada.

    Saya juga sangat senangdengan keadiran mereka dan dari situ

    sayamendapatkanbanyak pengetahuan dari mereka dan sebaliknya sehingga

    sebenarnya kita tidak bisa dibanding-bandingkan sama siapa pun karena kita

    manusia sama saja asalkan kita belajar sungguh-sungguh dan mengikuti alur yang

    baik. Terakhir saya kasi tahu lagi bahwa ”di dunia ini tidak ada yang bodoh

    asalkan kita berusaha dan belajar”

    Dilanjutkan dengan menyangkut materi fisikologi dari hasil wawan cara

    menurut para calon mahasiswa Pegunungan Bintang mengatakan bahwa

    bimbingan materi Fisikologi ini sangat berbanfaat bagi kami karena mengalami

    suatu perubahan yang sangat besar terjadi di diri kami masing-masing,awalnya

    kami datang dari Papua dengan berbagai latarbelang orang dan datang dengan

    ketidak mampuan kami, juga tidak terlepas dari perilaku yang kurang baik namun,

    sampai di Universitas Sanata Dharma berubah total terutama perilaku atau

    kebiasaan diPapua dengan pengaruh lingkungan sebelumnya. Itu semua karena

    bimbingan materi fisikologi oleh kaka pembina .

  • 39

    d. Dosen Pembimbing Matrikulasi

    Penulis wawancara salah satu dari semua dosen pembimbing bahwa, senang

    membimbing anak-anak Pegunungan Bintang dan ia (dosen) mengatakan anak-

    anak ini baik dan pintar, kebanyakan dari mereka waktu awal datang masih ragu-

    ragu menjawab pertanyaan saya dan tugas yang diberikan kadang kerja kadang

    tidak kerja tapi setelah satu atau dua bulan mereka suda semangat dan

    mengerjakan tugas dengan baik dan pokonya mereka tiba-tiba pintar. Harapanya

    kedepan anak-anak bisa berperestasi. Walaupun mereka dari pedalaman dan guru-

    guru mereka disana kurang memberikan materi yang baik dan saya tahu disana

    bahkan tidak ada guru di sekolah-sekolah mereka sehingga beruntung pemerintah

    mereka membuat kebijakan seperti ini untuk meningkatkan sumber daya manusia

    yang berkualitas dan berkarakter.

    e. Pemeintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

    Manfaat program Matrikulasi terhadap pemerintah daerah kabupaten

    Pegunungan Bintang adalah peningkatan Sumber Daya Manusia dan memberikan

    kontribusi kepada pemerintah kabupaten pegunungan bintang dalam hal ini

    menjadi penyumbang kosep pembangunan dan menamba tenaga Pegawai Negeri

    Sipil (PNS) baik dalam jumlah dan menciptakan tenaga propesional di jajaran

    pemerintahanya untuk mengatur dalam meningkatkan pelayanan masyarakat,

    menamba jumlah mahasiswa berarti menunjukkan meningkatkan Sumber Daya

    Manausia dan semua itu akan menjadi pelaku pembangunan kabupaten

    pegunungan bintang ke depan karena dengan adanya tenaga professional baru

    program mtrikulasi yang muncul akan ada perubahan di instansi pemerintahan

    tersebut terdapat lulusan-lulusan terbaik dari program kebijakan matrikulasi .

    Hasil wawancara terhadap para pelaku pembuat program matrikulasi Bapak

    Theodorus Sitokdana S.pd, Phd:

    dengan hadirnya sarjana-sarjana mudah alumni program matrikulasi ini sangat

    membantu dan memberikan kontribusi dalam penyelengaraan pembangunan

    pemerintahan di berbagai sektor dan menambah jumlah sarjana di Kabupaten

    Pegunungan Bintang. Sejak kami membuat kebijakan program matrikulasi mulai

    tahun 2007 sampai saat ini 2016, berjumlah 98 orang calon mahasiswa dan

    menjadi mahasiswa dan sebagian besar suda tamat. Sampai saat ini hasilnya

    sangat memuaskan program matrikulasi karena beberapa mahasiswa matrikukasi

  • 40

    yang telah berhasil sekitar 6 orang diantaranya, 2 orang suda menjadi pilot, 2

    menjadi Dosen muda, 1 orang kerja di kementerian pusat dan 1 orang lagi keja di

    pegawai dinas keuangan daerah Kabupaten Pegunungan Bintantang maka

    pencapainya menurut kami pimpinan daerah suda berhasil progam pendidikan

    matrikulasi ini. Para alumni program pendidikan matrikulasi ini tidak lagi

    diragukan Welcome dalam karirnya dan ingin mencoba tes Pegawai Negeri

    Sipilpun ditingkat pemerntah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan tidak

    meragukan karena telah terdidik dengan baik.

    Di dalam pemerintahan sendiri ada pengakuan bahwa siap membuka ruang

    bagi para alumni program pendidikan matrikulasi untuk bekerja di instansi

    apapun sesuai profesinya baik pemerintahan atau pun swasta sangat dibutuhkan

    dan siap dipakai tenaga-tenaga mereka dalam menjalankan roda pembangunan

    pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang sehingga, program ini sebenarnya

    program jangka pendek berdasarkan kesepakatan bentuk MoU (memorandum of

    undesstending) terhadap mitra kerja sama dengan batasan waktu tetapi

    matrikulsai masih dilanjutkan sampai saat ini. Program pendidikan matrikulasi ini

    dan implementasi dari program ini sangat berhasil dalam mempersiapkan Sumber

    Daya Manusia kabupaten Pegunungan Bintang dan menciptakan manusia-

    manusia yang berkarakter, bertanggung jawab, punya intelektual yang tinggi

    sehingga bisa bersaing dengan wilayah lain di indonesia.

    Dari hasil kebijakan program matrikulasi ini telah beruba tingkat kinerja

    kerrja dan memiliki banyak sarjana-sajana muda profesional dan telah membantu

    dalam melengkapi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten Pegunungan

    Bintang. Sampai saat ini sekitar 50 an sarjana yang telah selesai, ini merupakan

    suatu keberhasilan pemerintah dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia

    (SDM), Kabupaten Pegunungan Bintang untuk masa depan.