BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... -...
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Deskripsi Penelitian
Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto
pada mulanya dilakukan dengan observasi atau pengamatan mulai pada bulan
Desember tahun 2012. Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui
secara realita tentang pengelolaan Soft Skillssiswa.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan
para responden, didapatkan gambaran mengenai pengelolaan Soft Skills siswa.
Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa serta merujuk pada data
observasi yang ada di SMA Negeri 1 Limboto dapat diuraikan sebagai berikut:
1.1 Proses Perencanaan program Soft Skills dan jenis-jenis perencanaan program
Soft Skills siswa.
Berhubungan dengan data pengelolaan Soft Skillssiswa berdasarkan
wawancara dari informan yang telah peneliti lakukan bahwa:
Program yang direncanakan tentang pengelolaan Soft Skills adalah Latihan
dasar kepemimpinan dan dinamika kelompok serta program yang
diarahkan lansung oleh pemateri dalam kegiatan tersebut, organisasi
kesiswaan juga sebagai perencana program saling memberikan motivasi
kepada siswa secara khusus agar siswa mudah mengaktualisasikan potensi
mereka dilihat dari akademik dan non akademik seperti olimpiade,
meeting class dan rohis tentunya semua program disesuaikan dengan visi
misi, kalender akademik sekolah dan direncanakan disekolah melalui rapat
pengurus OSIS. (1.1/W/MSD/15.05.13)
Setelah itu, peneliti melakukan observasi terhadap data dari informan
diperoleh data:
30
Rapat persiapan meeting class dan seminar dengan berbagai kegiatan
mengundang organisasi muslimah digorontalo sebagai motivator juga
untuk mengarahkan para peserta demi proses pengembangan karakter
siswa. (1.1/O/RP/16.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali denganKetua OSIS yang
menjelaskan bahwa:
Program yang direncanakan melalui kegiatan Soft Skills siswa yakni
kegiatan ekstrakurikuler melalui meeting class, osis, rohis dan olahraga
dibuat lansung disekolah. Program direncanakan saat pertemuan awal
antar semua pengurus yang tujuannya dari kegiatan yakni siswa dituntut
untuk bekerja sama, bersosialisasi dan mendapatkan pengalaman sebagai
bagian dari pengembangan Soft Skills siswa.(1.1/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan menjelaskan bahwa:
Program Soft Skills siswa dibahas secara bersama baik itu menyangkut
program Soft Skills akademik dan non akademik berupa kegiatan
ekstrakurikuler olimpiade dan meeting class. Yang terlibat lansung dalam
program pengembangan Soft Skills siswa yaitu kepala sekolah, semua guru
dan siswa dalam hal ini pengurus OSIS tentunya program direncanakan
disekolah dengan prosedur menyesuaikan atas visi dan misi juga kalender
akademik yang tujuannya memancing minat bakat siswa agar lebih
tereksplor. (1.1/W/KO/30.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan informan menjelaskan
bahwa:
Program yang direncanakan dalam pengelolaan Soft Skills siswa yaitu
program ekstrakurikuler yang biasa melibatkan siswa langsung didalam
proses belajar mengajar seperti debat bahasa inggris. Dalam arti kata Soft
Skills yang digunakan yaitu belajar sambil melakukan sehingga yang
mereka pelajari mereka lakukan sehingga teraktualisasi konsep-konsep
yang mereka pelajari sedangkan proses belajar bisa tertanam diingatan
mereka.Rapat program biasa dilaksanakan disekolah melalui wadah
organisasi kesiswaan dengan merujuk pada prosedur penerapan visi dan
misi sekolah secara umum serta disesuaikan dengan kalender kegiatan.
(1.1/W/LP/29.05.13)
Informasi tersebut dipertegas oleh guru mata pelajaran bahasa inggris
menjelaskan bahwa:
31
Program Soft Skills siswa di koordinir lansung oleh OSIS dan dijalankan
oleh 10 bidang. 10 bidang tersebut mereka dilatih untuk bisa
mengembangkan potensi mereka agar karakter lebih teraktualisasi
kemudian diterapkan karakter tersebut pada para siswa seluruhnya melalui
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler mengenai waktu perencanaan program
sepenuhnya dibuat pada awal rapat saat kegiatan belajar mengajar selesai
dan tentu menyesuaikan dengan tujuan sekolah.(1.1/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan data observasi dan jawaban dari para responden dapat
diinterpretasikan bahwa, proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas
disekolah melalui rapat organisasi kesiswaan prosedurnya disesuaikan dengan visi
misi sekolah mengacu pada kalender akademik dan jenis-jenis program Soft
Skillssiswa yang direncanakan adalah program ekstrakurikuler meeting
classseperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, latihan dasar kepemimpinan dan
kegiatan seminar.
1.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan program
Berhubungan dengan data tentang penyusunan program Soft Skills siswa
dilakukan wawancara dengan Ketua OSIS diperoleh informasi bahwa:
Pihak yang terlibat langsung dalam program pengelolaanSoft Skills yaitu
OSIS, kepala sekolah dan guru. (1.2/W/MSD/15.05.13)
Informasi ini di dukung oleh Pembina OSIS menjelaskan bahwa:
Pihak yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yaitu guru
dan siswa secara langsung. (1.2/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan guru bahasa inggris yang
menjelaskan bahwa:
Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam program pengelolaan dan
pengembangan Soft Skills yaitu osis, kepala sekolah dan guru yang juga
sebagai koordinator dari masing-masing program. (1.2/W/AB/30.05.13)
32
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan responden yang
menjelaskan bahwa:
Pihak yang terlibat didalam penyusunan program yaitu team teaching yang
terlibat dalam MGMP dalam skala sekolah dan kabupaten juga dibawah
arahan kepala sekolah bersama semua stakeholder. (1.2/W/LP/29.05.13).
Informasi ini dipertegas oleh informan yang menjelaskan bahwa:
Terlibat lansung adalah stakeholder kesiswaan melalui wakasek kesiswaan
dan dijalankan melalui OSIS dibawah arahan kepala sekolah.
(1.2/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan informasi yang dijelaskan oleh responden dapat
diinterpretasikan bahwa yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa
yakni kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa serta semua stakeholder.
2.1 Prosedur pelaksanaan program
Berhubungan dengan data mengenai prosedur pelaksanaan programSoft
Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa:
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan responden yang menjelaskan
bahwa:
Implementasi program Soft Skills dijalankan sepenuhnya oleh siswa
melalui organisasi siswa di dukung lansung oleh guru dan kepala sekolah
serta prosedur pelaksanaan yaitu melalui penilaian terhadap pelajaran,
kegiatan ekstrakurikuler yang diikutidan sikap siswa terhadap guru.
(2.3/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu, peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa:
Pelaksanaan program Soft Skills siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler
meeting class yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 limboto melalui
organisasi kesiswaan yang didukung lansung oleh telkomsel.
(2.1/O/PP/25.05.13)
Informasi ini di dukung oleh responden yang menjelaskan bahwa:
33
Prosedur pelaksanaan yaitu pembinaan langsung kepada siswa melalui
wadah yang telah dibentuk oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Hal ini dilakukan agar siswa yang punya potensi tapi tidak ingin tampil
dibina secara lansung. Tentunya tidak lari dari dukungan pihak sekolah
serta didukung penuh oleh orang tua siswa. (2.3/W/AB/30.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan guru bahasa inggris yang
menjelaskan bahwa:
Prosedur pelaksanaan program Soft Skills siswa mengikuti perencanaan
yang telah disusun terlebih dahulu antara pihak sekolah dan tim kegiatan
ekstrakurikuler seperti OSIS. Yang diawali dengan penyusunan jadwal
yang melibatkan pihak sekolah, team teaching dan siswa.
(2.3/W/LP/29.05.13)
Informasi ini dipertegas oleh informasi dari responden yang menjelaskan
bahwa:
Pelaksanaannya itu disesuaikan dengan kurikulum, kemudian dengan
jadwal pelaksanaan program yang ada disekolah, jadi setiap program yang
dilaksanakan mengacu pada program sekolah, kalender akademik sekolah.
Jadi semua kegiatan, semua program yang dilaksanakan itu berdasarkan
program sekolah. (2.3/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan data observasi dan jawaban dari responden dapat
diinterpretasikan bahwa prosedur pelaksanaan Soft Skills siswa didasarkan atas
perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu baik itu kegiatan ekstrakurikuler
maupun kegiatan akademik setelah itu dijabarkan melalui wadah organisasi siswa,
juga disesuaikan dengan kurikulum dan mengacu pada program sekolah.
2.2 Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Soft Skills siswa
Berhubungan dengan data tentang implementasi Soft Skills siswa
dilakukan wawancara dengan informan yang menjelaskan bahwa:
34
Pihak yang terlibat langsung dalam implementasi Soft Skills siswa yaitu
pihak-pihak yang menyusun program itu sendiri yakni OSIS yang
dilibatkan serta kepala sekolah dan guru. (2.4/W/MSD/15.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
yang mengatakan bahwa:
Pihak yang terlibat dalam implementasi program Soft Skills siswa yaitu
guru dalam hal ini sebagai pembimbing juga sebagai koordinator dari
implementasi kegiatan dan siswa secara langsung baik melalui wadah
organisasi OSIS dan organisasi siswa lainnya. (2.4/W/FRK/18.05.13)
Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa:
Pihakyang terlibat langsung dalam implementasiSoft Skills yaituOSIS, dan
didukung sepenuhnya oleh kepala sekolah dan guru yang juga sebagai
koordinator dari masing-masing program. (2.4/W/AB/30.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan
bahwa:
Pihak yang terlibat didalam implementasi program yaitu team teaching
yang terlibat dalam MGMP dalam skala sekolah dan kabupaten juga
dibawah arahan kepala sekolah bersama semua stakeholder.
(2.4/W/LP/29.05.13)
Informasi ini dipertegas oleh informan yang menjelaskan bahwa:
Pihak terlibat lansung saat pelaksanaan program Soft Skills siswa
yakniseluruh stakeholder kesiswaan melalui wakasek kesiswaan
mengetahui kepala sekolah dan dijalankan melalui OSIS serta didukung
penuh oleh orang tua murid. (2.4/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan jawaban dari responden dapat diinterpretasikan bahwa pihak-
pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah,
guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa baik itu melalui organisasi
maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi namun merasakan secara
lansung implementasi dari program Soft Skills yang diterapkan oleh sekolah.
35
2.3 Strategi implementasi program
Berhubungan dengan data tentang strategi implementasi program Soft
Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa:
Strategi paling efektif dalam implementasi Soft Skills adalah berupa
pemberian motivasi secara lansung pada siswa. agar siswa yang seharinya
kurang mengaktualisasikan dirinya akan dibina secara lansung agar Soft
Skills yang dimiliki siswa tersebut dapat teraktualisasi juga pada saat
kegiatan bersifat ekstrakurikuler ditambahkan dengan games-games
menarik agar siswa termotivasi untuk turut serta. (2.5/W/MSD/15.05.13)
Setelah itu, peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa:
Pelaksanaan program masa orientasi siswa baru yang dibekali dengan
games-games ketangkasan dan hal-hal menarik serta motivasi
pengembangan karakter dari siswa baru yang dipandu secara lansung oleh
Pembina OSIS dan pihak OSIS sebagai panitia. (2.5/O/PP/27.06.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
yang mengatakan bahwa:
Strategi yang dilaksanakan yaitu memberikan sesuatu hal yang dapat
menarik minat siswa terhadap pelaksanaan program yang dilakukan
misalnya seperti sosialisasi dengan bahaya narkoba, agar siswa tidak jenuh
menerima materi secara terus menerus maka program tersebut
ditambahkan dengan kegiatan lain berupa games agar daya nalar siswa
akan jenuhnya menerima materi bisa diseimbangkan dengan kegiatan-
kegiatan tersebut juga dibantu dengan pemberian motivasi secara
menyeluruh. (2.5/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang menjelaskan
bahwa:
Strategi yang dilakukan dalam implementasi program Soft Skills siswa
tentunya dalam pelaksanaan program Soft Skills siswa pasti terdapat
kendala-kendala yang diluar dari perencanaan yang telah ditetapkan
seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang masih bersifat
pembinaan sekolah secara otomatis siswa agak bosan jika monoton terus
dibina oleh pihak sekolah maka cara yang dilakukan agar siswa tidak
jenuh yakni dengan mengundang para motivator tentang kepramukaan
36
dalam hal ini kerja sama dengan dinas TNI atau lembaga kesehatan jika
kegiatan berkaitan dengan bahaya narkoba. (2.5/W/AB/30.05.13)
Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggrisyang menjelaskan bahwa:
Strategi efektif yang diterapkan dalam implementasi Soft Skills yaitu
strategi yang bisa melibatkan siswa secara langsung dalam bentuk
motivasi. Dalam implementasi non akademik yaitu strategi pendekatan
siswa sehingga akan ada keterbukaan atas apa yang diinginkan siswa.
Dalam implementasi akademik sekolah juga menerapkan upaya yang sama
agar supaya tidak ada ketegangan dalam proses pembelajaran.
(2.5/W/LP/29.05.13)
Informasi ini dipertegas oleh responden yang menjelaskan bahwa:
Strategi yang dilakukan secara implisit setiap program yang dilaksanakan
dirapatkan dulu dan dibahas melalui forum diskusi apa saja yang menjadi
kendala mulai apa saja program yang akan dilaksanakan berapa dananya
berapa biaya yang harus dibutuhkan apa saja sarana prasarana yang
dibutuhkan dan di koordinir secara terarah dari penanggung jawab
kegiatan. Strategi lainnya juga dengan menggunakan berbagai pendekatan
secara langsung kepada siswa agar aktualisasi potensi siswa lebih terarah.
(2.5/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan hasil wawancara dapat diinterpretasikan bahwa strategi
terhadap implementasi program Soft Skills siswa yakni berupa pemberian motivasi
secara lansung kepada siswa agar siswa dapat mengaktualisasikan diri,
memberikan hal menarik dalam setiap kegiatan program Soft Skills siswa, serta
menyiapakan seluruh kebutuhan terhadap implementasi program baik dari segi
biaya maupun sarana prasarana penunjang.
3.1 Monitoring penjabaran program Soft Skills
Berhubungan dengan data mengenai monitoring terhadap penjabaran
program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang
menjelaskan bahwa:
37
Dengan melihat secara lansung implementasi penjabaran program
tentunya dijalankan melalui wadah organisasi siswa
(3.6/W/W/MSD/15.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
yang mengatakan bahwa:
Cara memonitoring kegiatan yaitu melalui catatan guru mata pelajaran
begitupun juga dengan penilaian karakter yang tertuang dalam raport serta
monitoring kedua dilakukan dari guru BK. (3.6/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan
bahwa:
Monitoring dilakukan secara lansung dengan melihat keadaan saat
kegiatan Soft Skills siswa berlansung dan yang memonitoring yakni dari
osis, guru dan pihak dinas luar serta orang tua juga yang turut serta
memberikan motivasi kepada anaknya sebagai siswa.(3.6/W/AB/30.05.13)
Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa
inggrisyang menjelaskan bahwa:
Merujuk pada rencana yang dibuat dari awal bahwa ada sistem assessment
yang dibuat sebagai alat untuk memonitoring penjabaran dengan melihat
secara lansung sikap siswa selama proses belajar mengajar dan untuk non
akademik membuat satu jenis assessment atau yang berupa rubrik untuk
memandu, memonitor apakah Soft Skills yang dilaksanakan berlansung
atau tidak.(3.6/W/LP/29.05.13)
Informasi ini diperjelas oleh respondenyang menjelaskan bahwa:
Monitoring dilihat secara lansung dalam penyusunan laporan tentunya
berdasarkan hasil yang telah diamati secara lansung saat penjabaran
kegiatan Soft Skills siswa. (3.6/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat
diinterpretasikan bahwa monitoring penjabaran program Soft Skills siswa yakni
melalui pengamatan secara lansung dan dalam bentuk laporan kemudian melalui
system assessment berupa rubrik sebagai panduan untuk memonitor program Soft
Skills siswa.
38
3.2 Pihak yang terlibat lansung dalam monitoring
Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat lansung dalam
monitoring program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden
yang menjelaskan bahwa:
Pihakterlibat langsung dalam monitoring yaitu guru, kepala sekolah, dan
osis yang menjalankan program. (3.7/W/MSD/15.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
mengatakan bahwa:
Pihak pihak yang terlibat langsung dalam monitoring yaitu guru BK dan
guru wakasek dan kesiswaan. (3.7/W/FRK/18.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan
bahwa:
Pihak yang terlibat yakni guru yang menjadi koordinator dimasing-masing
program di bawah pengawasan kepala sekolah serta dibantu oleh siswa
baik yang masuk dalam kepengurusan ataupun yang tidak termasuk dalam
OSIS.(3.7/W/AB/30.05.13)
Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa
inggrisyang menjelaskan bahwa:
Memonitoring secara akademik didalam proses belajar yaitu guru itu
sendiri. Tapi yang bersifat non akademik yaitu semua team teaching.
(3.7/W/LP/29.05.13)
Informasi ini dipertegas oleh respondenyang menjelaskan bahwa:
Pihak terlibat lansung adalah stakeholder kesiswaan melalui wakasek
kesiswaan dan dijalankan melalui OSIS. (3.7/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan informasi yang dijelaskan oleh responden dapat
diinterpretasikan bahwa yang terlibat dalam monitoring program Soft Skills siswa
yakni kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa serta semua stake holder.
39
3.3 Evaluasi program yang telah dilakukan
Berhubungan dengan data mengenai evaluasi program Soft Skills siswa
dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa:
Evaluasi setelah habis masa jabatan dalam kepengurusan osis berupa
laporan pertanggung jawaban dan tentunya melalui pertimbangan-
pertimbangan guru. Juga rapat dengan pembina OSIS maupun dengan
pihak OSIS yang membahas seluruh kekurangan program Soft Skills siswa
saat masa jabatan masih aktif. (3.8/W/AB/30.05.13)
Setelah itu peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa:
Rapat yang dihadiri oleh seluruh Pembina OSIS dan pengurus OSIS yang
berjumlah 33 anggota. Rapat yang dibahas adalah evaluasi program terkait
kegiatan siswa secara keseluruhan. (3.8/O/EP/03.06.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan guru mata mata pelajaran
bahasa inggris yang menjelaskan bahwa:
Evaluasi seluruh program kegiatan belajar yaitu ulangan harian, mid
semester, dan semester dalam bentuk akademik serta non akademik
melalui proses yang telah dijalani selama ini melalui studi kelayakan yang
dibahas oleh organisasi siswa. (3.8/W/LP/29.05.13)
Setelah itu, peneliti melakukan observasi kembali terhadap evaluasi
melalui guru mata pelajaran yang melakukan rapat diperoleh data bahwa:
Evaluasi guru mata pelajaran terhadap program Soft Skills siswa bukan
hanya dilihat pada ulangan harian, mid semester namun dilihat pada
seluruh rangkaian kegiatan yang telah dijalani siswa selama ini dengan
melihat pertimbangan-pertimbangan tertentu apakah sesuai syarat dengan
dukungan dari kegiatan non akademik ataukah malah sebaliknya.
(3.8/O/EP/17.06.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informanyang mengatakan bahwa:
Cara mengevaluasi yaitu melalui rapat dewan guru baik akademik dan non
akademik juga dari BK dengan melihat seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan sebelumnya baik itu melalui OSIS. (3.8/W/FRK/18.05.13)
40
Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa
inggrisyng menjelaskan bahwa:
Informasi ini dipertegas oleh responden yang menjelaskan bahwa:
Setiap program harus lengkap dengan laporan pertanggung jawaban mulai
dari perencanaan sampai pelaksanaan serta penyusunan laporan harus
terbukukan dengan rapi dengan hasil itu maka dapat dilihat mana
kekurangan yang harus ditutupi. Dilihat dari segi akademik dilihat melalui
kognitif akademik melalui akhir semester. (1.8/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan oleh informan dapat
diinterpretasikan bahwa evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik akademik dan
non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta dengan melihat laporan
pertanggung jawaban akhir kegiatan.
4.1 Keberlanjutan program yang dilakukan oleh pihak-pihak terlibat
Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat dalam
keberlanjutanprogram Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden
yang menjelaskan bahwa:
Pihak yang terlibat dalam keberlanjutan yaitu siswa kelas XI dan kelas X
yang dilakukan dalam pengkaderan tentunya didukung lansung oleh guru
dan kepala sekolah.(4.9/W/MSD/15.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan
bahwa:
Pihak yang terlibat secara lansung pada keberlanjutan Soft Skills yakni
lingkungan keluarga, guru dan pengurus osis. (4.9/W/FRK/18.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
yang mengatakan bahwa:
Pihak yang terlibat dalam keberlanjutan yaitu siswa kelas XI dan XII.
(4.9/W/AB/30.05.13)
41
Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa
inggrisyag menjelaskan bahwa:
Pihak yang terlibat dalam program selanjutnya yaitu guru itu sendiri,
kepala sekolah, team teaching dan siswa. Dukungan orang tua dalam
program pengembangan Soft Skills membutuhkan kerjasama pihak sekolah
dan pihak orang tua. (4.9/W/LP/29.05.13)
Informasi ini diperjelas oleh respondenyang menjelaskan bahwa:
berpedoman pada program sekolah, ada kepala sekolah, ada Pembina
OSIS, ada staf dewan guru, kemudian siswa juga. Komite sekolah juga
ada, dari pemerintah selama ini ke diknas. (4.9/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan maka dapat diinterpretasikan
bahwa pihak yang terlibat lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa
adalah seluruh siswa, guru, dan kepala sekolah serta semua stakeholder.
4.2 Keterlibatan sarana prasarana penunjang keberlanjutan program
Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat dalam
keberlanjutan program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden
yang menjelaskan bahwa:
Sarana prasarana memiliki keterlibatan yang sangat tinggi, karena tanpa
adanya sarana prasarana program yang telah direncanakan tidak akan
berjalan dengan baik, dilihat dari non akademik juga sarana prasarana
sudah menunjang guna mendukung kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler.(4.10/W/MSD/15.05.13)
Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan mengatakan bahwa:
Sarana prasarana sudah sangat mendukung mulai dari penggunaan LCD,
laboratorium dan sebagainya.(4.10/W/FRK/18.05.13)
Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan
yang mengatakan bahwa:
42
Sarana prasarana sudah baik dan mendukung setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh osis yang ditujukan untuk siswa. (4.10/W/AB/30.05.13)
Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa
inggrisyang menjelaskan bahwa:
Sarana dan prasarana dalam akademik dan non akademik sangat
menunjang walaupun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya
seperti keterampilan mendengar karena SMA 1 limboto belum mempunyai
laboratorium bahasa jadi berusaha ditutupi dengan inisiatif lansung dari
guru bahasa inggris khususnya dengan menyiapkan alat seperti tape
recorder. (4.10/W/LP/29.05.13)
Informasi ini dipertegas oleh respondenyang menjelaskan bahwa:
Fasilitas pendukung program Soft Skills sudah sangat menunjang untuk
pelaksanaan program Soft Skills siswa dan selama ini tidak ada masalah
terkait sarana prasarana. (4.10/W/SK/23.05.13)
Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan maka dapat diinterpretasikan
bahwaketerlibatan sarana prasarana guna menunjang Soft Skills siswa sudah
sangat baik mendukung seluruh kegiatan Soft Skills siswa baik akademik maupun
non akademik.
43
B. Temuan penelitian
1. Perencanaan program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi dan
wawancara.
Perencanaan program Soft Skills siswa telah menjadi perhatian bersama
pihak kepala sekolah dan guru serta semua stakeholder yang tujuannya adalah
mengembangkan potensi siswa yang sebelumnya hanya terpendam menjadi
teraktualisasi. Peran perencanaan yang dilaksanakan lansung oleh sebuah
organisasi sekolah dituntut secara aktif sebagai wadah yang menjembatani serta
memfasilitasi program-program terkait pengelolaan Soft Skills siswa. Berdasarkan
data observasi dan jawaban dari para responden dapat disimpulkan bahwa, proses
perencanaan program Soft Skills siswa dibahas disekolah melalui rapat organisasi
kesiswaan prosedurnya disesuaikan dengan visi misi sekolah mengacu pada
kalender akademik dan jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan
adalah program ekstrakurikuler meeting class seperti kegiatan olimpiade,
olahraga, rohis, latihan dasar kepemimpinan dan kegiatan seminar. Dan yang
terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru,
pengurus OSIS dan siswa serta semua stakeholder.
Adapun temuan di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini adalah: (a)
proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas melalui Organisasi
kesiswaan dan jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan adalah
program ekstrakurikuler seperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, LDK dan
sebagainya. (b) pihak yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa
yakni semua stakeholdermulai kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa.
44
Kerangka konseptual tentang perencanaan program Soft Skills siswa
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1: Diagram konteks perencanaan program Soft Skills siswa
2. Pelaksanaan program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi dan
wawancara.
Pelaksanaan program Soft Skills diselenggarakan berdasarkan perencanaan
yang telah dibuat dan disusun sistematis serta dibantu oleh semua pihak-pihak
yang terkait dalam perumusan program Soft Skills siswa dalam hal ini panitia.
Pelaksanaan program Soft Skills siswa dilaksanakan secara efektif melalui
berbagai strategi diantaranya strategi pemberian motivasi serta memberikan hal-
hal menarik dalam sebuah kegiatan agar siswa lebih aktif untuk turut serta ikut
dalam penjabaran program Soft Skills siswa. Adapun temuan di SMA Negeri 1
Limboto pada fokus ini adalah berdasarkan data observasi dan wawancara adalah:
(a) Didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu setelah itu
Perencanaan program
Soft Skills siswa
Berimplikasi pada
Pelaksanaan Program
Soft Skills
Pihak OSIS kerjasama siswa
dengan guru serta didukung
kepala sekolah
Kegiatan Olimpiade, LDK,
Rohis, Pramuka, Basket,
Karate dan sebagainya.
45
dijabarkan melalui wadah organisasi siswa tujuannya yakni menggali potensi dari
para siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler agar siswa yang punya potensi dan
tereksplor dengan baik. (b) Pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills
siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa
baik itu melalui organisasi maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi
namun merasakan secara lansung implementasi dari program Soft Skills yang
diterapkan oleh sekolah. (c) Strategi pemberian motivasi secara lansung kepada
siswa agar siswa dapat mengaktualisasikan diri, memberikan hal menarik dalam
setiap kegiatan program Soft Skills siswa, serta menyiapakan seluruh kebutuhan
terhadap implementasi program baik dari segi biaya maupun sarana prasarana
penunjang.
Kerangka konseptual tentang pelaksanaan program Soft Skills siswa adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.2: Diagram konteks implementasi program Soft Skills siswa
Pelaksanaan
program Soft Skills
siswa
Motivasi, hal menarik dan
penyediaan kebutuhan sarana
prasarana penunjang.
Didasarkan atas perencanaan
yang telah tersusun dan
dijabarkan melalui OSIS
Kepala sekolah, Guru, Siswa
dan dukungan orang tua
murid.
Berimplikasi pada
pengembangan
Potensi siswa
46
3. Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi
dan wawancara.
Monitoring dan evaluasi merupakan hal yang harus dilakukan untuk
melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dari sebuah pelaksanaan program Soft
Skills siswa yang dijalankan oleh organisasi siswa terkait dalam hal ini panitia dan
peserta kegiatan. Monitoring dilaksanakan melalui pengamatan selama kegiatan
berlansung serta berupa laporan-laporan pendukung sebagai bahan untuk
menyusun berbagai kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan kegiatan dan
kemudian akan dievaluasi agar masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan
program Soft Skills siswa dikemudian hari bisa diminimalisir dengan baik.
Adapun temuan penelitian di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini berdasarkan
data observasi dan wawancara adalah: (a) pengamatan secara lansung dan dalam
bentuk laporan kemudian melalui system assessment berupa rubrik sebagai
panduan untuk memonitor program Soft Skills siswa. (b) Pihak yang terlibat yakni
seluruh stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. (c)
evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik akademik dan non akademik, evaluasi
melalui rapat dewan guru serta dengan melihat laporan pertanggung jawaban
akhir kegiatan.
Temuan tentang monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswasesuai
dengan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru
dapat dilihat pada kerangka konseptual berikut.
Kerangka konseptual tentang monitoring dan evaluasi program Soft Skills
siswa adalah sebagai berikut:
47
Gambar 4.3: Diagram konteks monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa
4. Keberlanjutan program Soft Skills siswa
Keberlanjutan program Soft Skills siswa harus dilakukan untuk memandu
kegiatan dimasa mendatang agar searah dengan yang dilaksanakan dimasa
sebelumnya. Hal ini akan sulit dilaksanakan bila tidak didukung oleh sarana
prasarana yang sesuai dan menunjang serta harus didukung sepenuhnya oleh para
stakeholderyang ada dalam suatu sekolah. Adapun temuan penelitian di SMA
Negeri 1 Limboto pada fokus ini berdasarkan wawancara. adalah: (a) Pihak yang
terlibat lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa adalah seluruh
siswa, guru, dan kepala sekolah serta semua stakeholder. (b) Keterlibatan sarana
prasarana guna menunjang Soft Skills siswa sudah sangat baik mendukung seluruh
kegiatan Soft Skills siswa baik akademik maupun non akademik.
Monitoring dan
evaluasi program Soft
Skills siswa
Ujian akhir akademik dan non
akademik, evaluasi melalui rapat
dewan guru serta melalui LPJ.
Hasil kegiatan siswa
secara keseluruhan
Pengamatan secara langsung
laporan akhir, dan melalui system
assessment berupa rubrik.
kepala sekolah, guru, pengurus
OSIS dan siswa.
48
Temuan tentang keberlanjutan program Soft Skills siswasesuai dengan
pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru.
Kerangka konseptual tentang keberlanjutan program Soft Skills siswa
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4: Diagram konteks keberlanjutan program Soft Skills siswa
Keberlanjutan
program Soft Skills
siswa Sarana dan prasarana sangat
menunjang
Kegiatan siswa
dimasa mendatang
siswa, guru, dan kepala sekolah
serta stakeholder
49
Temuan penelitian keseluruhan diperjelas melalui diagram gambar 4.5
berikut ini:
Pen
gel
ola
an S
oft
Ski
lls
Sis
wa
Perencanaan
program
Keberlanjutan
program
Monitoring
dan Evaluasi
program
Pelaksanaan
program
Pelaksanaan
Program Soft
Skills
Berimplikasi pada
peningkatan potensi
siswa melalui kegiatan
Ekstrakurikuler
Pihak OSIS kerjasama siswa
dengan guru serta didukung
kepala sekolah
Kegiatan Olimpiade, LDK,
Rohis, Pramuka, Basket,
Karate dan sebagainya.
Didasarkan atas perencanaan
yang telah tersusun dan
dijabarkan melalui OSIS
Kepala sekolah, Guru, Siswa
dan dukungan orang tua
murid.
Motivasi, hal menarik dan
penyediaan kebutuhan sarana
prasarana penunjang.
Pengamatan langsung
laporan akhir, dan melalui
system assessment berupa
rubrik.
kepala sekolah, guru,
pengurus OSIS dan siswa.
Ujian akhir akademik dan
non akademik, evaluasi
melalui rapat dewan guru
serta melalui LPJ.
siswa, guru, dan kepala
sekolah serta stakeholder
Sarana dan prasarana sangat
menunjang
Berimplikasi
pada
pengembangan
Potensi siswa
Hasil kegiatan
siswa secara
keseluruhan
Kegiatan siswa
dimasa
mendatang
50
C. Pembahasan
1. Pengelolaan Soft Skills Siswa
Pengelolaan Soft Skills siswa yang paling baik merupakan pekerjaan serta
tanggung jawab bersama semua stakeholder baik itu kepala sekolah, guru, siswa,
pihak pemerintah serta orang tua. Soft Skills dalam dunia pendidikan perlu
dikelola secara sehat mulai dari perencanaan program Soft Skills, implementasi
program Soft Skills, monitoring dan evaluasi yang tentunya berimplikasi pada
siswa agar dapat diterima secara baik oleh siswa tentunya dengan memperhatikan
karakter dari masing-masing peserta didik. Untuk mendapatkan capaian yang
maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan oleh semua kalangan maka
diperlukan pengelolaannya secara lansung. Secara sederhana pengelolaan yang
dimaksud menurut Hasibuan, (2006:2) “pengelolaan adalah Ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Tujuan Soft Skills dalam dunia pendidikan merupakan pengaplikasian
peserta didik yang berhubungan lansung dengan kemampuan dirinya baik secara
interpersonal maupun secara intrapersonal. hal tersebut di dukung oleh pendapat
Mudlofir, (2012:150) bahwa “Soft Skills yang diterapkan dalam dunia pendidikan
terbagi atas 2 keterampilan yakni meliputi (1) Inter-Personal Skills adalah
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. (2) Intra-Personal
Skills adalah keterampilan dalam mengatur diri sendiri”.
51
Pengelolaan Soft Skills siswa dalam dunia pendidikan berdasarkan hasil
yang diteliti bahwa Perencanaan program Soft Skills siswa yaitu (1) proses
perencanaan program Soft Skills siswa dibahas melalui organisasi kesiswaan dan
jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan adalah program
ekstrakurikuler seperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, latihan dasar
kepemimpinan. Hal ini didukung oleh Sharma (dalam Utaminingsih 2011:173),
yang menyatakan bahwa “Soft skill sendiri diartikan sebagai: seluruh aspek dari
generic skill yang juga termasuk elemen-elemen kognitif yang berhubungan
dengan non-academic skill”. (2) pihak yang terlibat dalam penyusunan program
Soft Skills siswa yakni semua stakeholder mulai kepala sekolah, guru, pengurus
OSIS dan siswa.
Pelaksanaan program soft skills siswa yakni: (1) Didasarkan atas
perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu setelah itu dijabarkan melalui
wadah organisasi siswa tujuannya yakni menggali potensi dari para siswa lewat
kegiatan ekstrakurikuler agar siswa yang punya potensi dan tereksplor dengan
baik. (2) Pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala
sekolah, guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa baik itu melalui
organisasi maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi namun merasakan
secara lansung implementasi dari program Soft Skills yang diterapkan oleh
sekolah. (3) Strategi pemberian motivasi secara lansung kepada siswa agar siswa
dapat antusias dan mengaktualisasikan diri, memberikan hal menarik dalam setiap
kegiatan program Soft Skills siswa, serta menyiapakan seluruh kebutuhan terhadap
implementasi program baik dari segi biaya maupun sarana prasarana penunjang
52
agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh Terry
(dalam Sagala 2007:60) mengemukakan bahwa “pelaksanaan berarti meransang
anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan
kemauan yang baik”. Kemudian dipertegas oleh Barnawi dan Arifin, (2012:27)
mengemukakan bahwa “pelaksanaan merupakan suatu bentuk usaha untuk
mempengaruhi bawahan agar bisa melaksanakan tugasnya dengan profesional
sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan”.
Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa yakni: (1) pengamatan
secara lansung dan dalam bentuk laporan kemudian melalui system assessment
berupa rubrik sebagai panduan untuk memonitor program Soft Skills siswa. (2)
Pihak yang terlibat yakni seluruh stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru,
pengurus OSIS dan siswa. (3) evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik
akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta dengan
melihat laporan pertanggung jawaban akhir kegiatan. yang tujuannya melihat hasil
kegiatan siswa yang telah dilaksanakan didalam suatu sekolah sebagai tindak
lanjut dari pengelolaan pendidikan. pengelolaan pendidikan dinilai layak perlu
untuk diterapkan disekolah agar tingkat efektifitas dan efisiensi monitoring dan
evaluasi berjalan dengan lancar sesuai prosedur perencanaan yang telah disusun
dengan dukungan seluruh pihak pendidikan.
Keberlanjutan program Soft Skills siswa yakni: (1) Pihak yang terlibat
lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa adalah seluruh siswa, guru,
dan kepala sekolah serta semua stakeholder. (2) Keterlibatan sarana prasarana
guna menunjang Soft Skills siswa sudah sangat baik mendukung seluruh kegiatan
53
Soft Skills siswa baik akademik maupun non akademik. Berdasarkan hasil
penelitian diatas bahwa keberlanjutan program soft skills siswa didukung
sepenuhnya oleh semua stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, serta
orang tua siswa dan tentunya sarana prasarana penunjang yang tujuannya adalah
kegiatan siswa dimasa mendatang.