BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum responden dari 100
orang masyarakat di Kecamatan Sukasari.Peneliti memperoleh data penelitian
dengan menyebar kuesioner sebanyak 50 kuesioner anggota PNPM dan 50
kuesioner Non PNPM.
Data responden adalah seluruh identitas responden yang relevan dengan
permasalahan yang diidentifikasi. Di dalam penelitian ini dikumpulkan data
primer untuk mengetahui identitas responden, melalui penyebaran kuesioner
kepada 50 kuesioner anggota PNPM dan 50 kuesioner Non PNPM dijelaskan
melalui tabel tunggal. Data responden dalam penelitian ini dibutuhkan untuk
mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk hasil
yang diperoleh dari penelitian. Dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
F % f %
Laki-Laki 0 0,0 0 0,0
Perempuan 50 100,0 50 100,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
keseluruhan responden perempuan yakni 100% dan dari 50 anggota non PNPM
seluruhnya adalah perempuan yakni 100%.
68
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Usia Responden
Usia
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
F % f %
< 20 tahun 0 0,0 0 0,0
21 - 30 tahun 4 8,0 2 4,0
31 - 40 tahun 13 26,0 22 44,0
41 - 50 tahun 20 40,0 20 40,0
> 50 tahun 13 26,0 6 12,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
mayoritas responden sebanyak 20 orang yakni 40,0% yang berusia 41 - 50 tahun
dan dari 50 anggota non PNPM mayoritas sebanyak 22 orang yakni 44,0% yang
berusia 31 - 40 tahun.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Status Responden
Status
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
f % f %
Menikah 48 96,0 42 84,0
Belum Menikah 0 0,0 2 4,0
Janda 2 4,0 6 12,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
mayoritas responden sebanyak 48 orang yakni 96,0% adalah responden yang telah
menikah dan dari 50 anggota non PNPM mayoritas sebanyak 42 orang yakni
84,0% yang telah menikah.
69
Gambar 4.1
Dstribusi Frekuensi Berdasarkan Status Responden
Sumber : Peneliti, 2017
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
Pendidikan
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
f % f %
SD 27 54,0 12 24,0
SMP 10 20,0 18 36,0
SMA/ Sederajat 13 26,0 20 40,0
S1 0 0,0 0 0,0
S2 0 0,0 0 0,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
mayoritas responden sebanyak 27 orang yakni 54,0% adalah responden yang
pendidikan terakhirnya SD dan dari 50 anggota non PNPM mayoritas sebanyak
20 orang yakni 40,0% menempuh pedidikan terakhir SMA/ Sederajat.
70
Gambar 4.2
Diagram Dstribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
Sumber : Peneliti, 2017
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Pekerjaan
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
f % f %
Wiraswasta 7 14,0 4 8,0
Pedagang 36 72,0 2 4,0
Pengrajin 3 6,0 0 0,0
Buruh Pabrik 0 0,0 6 12,0
IRT 4 8,0 38 76,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
mayoritas responden sebanyak 36 orang yakni 72,0% adalah responden yang
bekerja sebagai pedagang dan dari 50 anggota non PNPM mayoritas sebanyak 38
orang yakni 76,0% yang menjadi IRT (sebanyak 25 orang diantaranya memiliki
penghasilan tambahan dari berdagang kerajinan anyaman bambu).
71
Gambar 4.3
Diagram Dstribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden
Sumber : Peneliti, 2017
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden
Pendapatan
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
f % f %
dibawah Rp. 900.000,- / bulan 2 4,0 6 12,0
Rp. 900.000 – Rp. 1.500.000 / bulan 20 40,0 40 80,0
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 /
bulan 16 32,0 4 8,0
Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000 /
bulan 12 24,0 0 0,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui dari 50 responden anggota PNPM,
mayoritas responden sebanyak 20 orang yakni 40,0% adalah responden yang
memiliki pendapatan Rp. 900.000 – Rp. 1.500.000 / bulan dan dari 50 anggota
non PNPM mayoritas sebanyak 40 orang yakni 80,0% yang memiliki pendapatan
Rp. 900.000 – Rp. 1.500.000 / bulan. Dengan rata-rata pendapatan untuk anggota
72
PNPM yaitu sebesar Rp. 2.038.000 / bulan. Sedangkan anggota non PNPM adalah
sebesar Rp. 1.174.000 / bulan
Gambar 4.4
Diagram Dstribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Responden
Sumber : Peneliti, 2017
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Anggota Responden
Anggota
PNPM Non PNPM
n = 50 n = 50
f % f %
Ya 50 100,0 0 0,0
Tidak 0 0,0 50 100,0
Total 50 100 50 100
Sumber :Hasil penelitian (kuesioner) 2017
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui seluruh responden adalah 50 atau
100% responden adalah anggota PNPM, dan 50 atau 100% responden adalah
anggota non PNPM.
73
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, penulis mengolah data dari 50 kuesioner anggota
PNPM dan 50 kuesioner Non PNPM yang memberikan tanggapan terhadap
instrumen-instrumen penelitian yang digunakan dan hasilnya akan dijelaskan
sebagai berikut:
4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan ke pada
responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan
untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi
Pearson Product Moment.Apabila koefisien validitas butir item pernyataan yang
sedang diuji lebih besar dari rtabel sebesar 0.279, maka dapat disimpulkan bahwa
item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Berikut
adalah hasil uji validitas dan reliabilitas:
Uji validitas kuesioner PNPM dilakukan terhadap 34 item pernyataan.
Berikut ini merupakan hasil uji validitas yang valid :
74
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Validitas
Koefisien
Validitas Titik Kritis Kesimpulan
PNPM
1 0,662 0,279 Valid
2 0,884 0,279 Valid
3 0,738 0,279 Valid
4 0,642 0,279 Valid
5 0,669 0,279 Valid
6 0,578 0,279 Valid
7 0,561 0,279 Valid
8 0,847 0,279 Valid
9 0,620 0,279 Valid
Pendapatan
1 0,799 0,279 Valid
2 0,643 0,279 Valid
3 0,616 0,279 Valid
4 0,740 0,279 Valid
5 0,643 0,279 Valid
6 0,516 0,279 Valid
7 0,676 0,279 Valid
8 0,532 0,279 Valid
9 0,722 0,279 Valid
10 0,632 0,279 Valid
11 0,424 0,279 Valid
12 0,665 0,279 Valid
13 0,329 0,279 Valid
Pendidikan
1 0,646 0,279 Valid
2 0,702 0,279 Valid
3 0,578 0,279 Valid
4 0,639 0,279 Valid
5 0,567 0,279 Valid
6 0,477 0,279 Valid
Kesehatan
1 0,529 0,279 Valid
2 0,365 0,279 Valid
3 0,535 0,279 Valid
4 0,793 0,279 Valid
5 0,647 0,279 Valid
6 0,688 0,279 Valid
75
Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item
pernyataan untuk variabel kredit mikro PNPM (X1) valid karena skor Rhitung lebih
besar jika dibandingkan dengan Rtabel yang bernilai 0,279. Hal ini berarti bahwa
keseluruhan item pernyataan dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
Dengan demikian, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengujian
reliabilitas.
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang termasuk
dalam kategori valid.Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan reliabel apabila koefisien
reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,70. Adapun hasil dari uji
reliabilitas berdasarkan pada rumus Alpha Cronbach diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Data Penelitian
Variabel
Reliabilitas
Koefisien Alpha
Cronbach Titik Kritis Kesimpulan
Kredit Mikro
PNPM 0,850 0,70 Reliabel
Kesejahteraan
Ekonomi 0,847 0,70 Reliabel
Kesejahteraan
Sosial 0,972 0,70 Reliabel
Sumber : hasil olah, 2017
Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel
yang sedang diteliti lebih besar dari 0,70 hasil ini menunjukkan bahwa butir
kuesioner pada masing-masing variabel reliabel untuk mengukur variabelnya
masing-masing.
76
4.2.2 Analisis Deskriptif
Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya
pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui
bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator dari variabel-variabel
yang diteliti. Untuk mempermudah dalam memberikan penilaian terhadap data
hasil tanggapan responden, maka dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah
total skor responden.
Berdasarkan jumlah skor-jawaban responden yang diperoleh kemudian
disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan melalui perhitungan
Weight Mean Score (WMS) (selanjutnya model ini akan terus digunakan) dan
menafsirkan skor rata-rata tersebut dengan cara mengklasifikasikan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan. Tolok ukur yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 4.10
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden
Rentang Nilai Variabel X1 Variabel X2 Variabel X3
> 3,25 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
2,50 < x ≤ 3,25 Baik Baik Baik
1,75 < x ≤ 2,50 Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
≤ 1,750 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik
Berikut ini akan dijelaskan akumulasi tanggapan responden atas variabel
dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian.
4.2.2.1 Tanggapan Responden Anggota PNPM mengenai Kredit mikro
PNPM
Variabel kredit mikro PNPM dalam penelitian ini memiliki 9 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
77
Tabel 4.11
Tanggapan Responden pada Variabel Kredit Mikro PNPM
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah pinjaman yang
diberikan cocok dan
bermanfaat bagi anda
dan keluarga
f 0 0 30 20 50
3,40 Sangat
Baik
12
% 0,00 0,00 60,00 40,00 100
2
Prosedur dan proses
meminjam di PNPM
sangat mudah bagi anda
dan keluarga
f 0 2 40 8 50
3,12 Baik
11
% 0,00 4,00 80,00 16,00 100
3
Prosedur dan proses
pengambilan di PNPM
sangat mudah bagi anda
dan keluarga
f 0 0 35 15 50
3,30 Sangat
Baik
11
% 0,00 0,00 70,00 30,00 100
4
apakah akses untuk
pinjaman sangat mudah
dijangkau oleh anda dan
keluaga
f 0 0 36 14 50
3,28 Sangat
Baik
11
% 0,00 0,00 72,00 28,00 100
5
jumlah pinjaman yang
ditawarkan oleh PNPM
sesuai dengan
kemampuan anda dan
keluarga
f 0 0 38 12 50
3,24 Baik
11
% 0,00 0,00 76,00 24,00 100
6
nilai angsuran setiap
minggu sesuai dengan
kemampuan anda
f 2 4 36 8 50 3,00 Baik
11
% 4,00 8,00 72,00 16,00 100
7
apakah anda melakukan
angsuran tepat waktu
setiap minggunya
f 0 7 36 7 50 3,00 Baik
11
% 0,00 14,00 72,00 14,00 100
8
apakah pinjaman yang
diberikan dapat
membantu
pengembangan usaha
anda dan keluarga
f 0 0 38 12 50
3,24 Baik
11
% 0,00 0,00 76,00 24,00 100
9
setelah menjadi anggota
PNPM hidup saya dan
keluarga jadi lebih baik
f 0 0 39 11 50 3,22 Baik
11
% 0,00 0,00 78,00 22,00 100
Skor Rata-rata Variabel 3,20 Baik 100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 9 pernyataan di atas
mengenai variabel kredit mikro PNPM, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor
paling tinggi yakni sebesar 3,40 yakni mengenai “pinjaman yang diberikan cocok
dan bermanfaat bagi anda dan keluarga” dan rata-rata skor paling rendah yakni
sebesar 3,00 yakni mengenai “nilai angsuran setiap minggu sesuai dengan
78
kemampuan anda melakukan angsuran tepat waktu setiap minggunya”, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari ke-9 pernyataan tersebut termasuk dalam kategori
baik. Hasil ini menjadi indikasi bahwa mayoritas responden menilai bahwa kredit
mikro PNPM yang telah dilaksanakan sudah baik.
4.2.2.2 Tanggapan Responden Anggota PNPM mengenai Kesejahteraan
Ekonomi (Sebelum Bergabung PNPM)
Variabel kesejahteraan ekonomi dalam penelitian ini memiliki 13 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.12
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Ekonomi
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah anda memiliki
pendapatan/penghasilan
(harian/bulanan)
f 0 28 22 0 50
2,44 Kurang
Baik
8
% 0,00 56,00 44,00 0,00 100
2
Apakah pendapatan
tersebut mampu
memenuhi kebutuhan
keluarga
f 0 27 23 0 50
2,46 Kurang
Baik
8
% 0,00 54,00 46,00 0,00 100
3
setelah menjadi anggota
PNPM pendapatan saya
dan keluarga meningkat
f 0 31 19 0 50 2,38
Kurang
Baik
8
% 0,00 62,00 38,00 0,00 100
4
setelah menjadi anggota
PNPM saya bisa
menabung
f 1 29 20 0 50 2,38
Kurang
Baik
8
% 2,00 58,00 40,00 0,00 100
5
apakah anda masih
memerlukan pinjaman
tambahan dan lembaga
keuangan, yayasan atau
koperasi untuk memenuhi
kebutuhan segari-hari
f 0 28 22 0 50
2,44 Kurang
Baik
8
% 0,00 56,00 44,00 0,00 100
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
6
apakah anda masih
memerlukan pekerjaan
tambahan dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
f 0 26 24 0 50
2,48 Kurang
Baik
8
% 0,00 52,00 48,00 0,00 100
7 apakah pendapatan f 0 27 23 0 50 2,46 Kurang 8
79
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sandang
(membeli pakaian) untuk
anggota keluarga
% 0,00 54,00 46,00 0,00 100
Baik
8
Apakah pendapatan dapat
memenuhi kebutuhan
pangan (makan) keluarga
3x dalam sehari secara
teratur
f 0 25 25 0 50
2,50 Baik
8
% 0,00 50,00 50,00 0,00 100
9
apakah pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan papan
(membeli
rumah/melakukan
perbaikan rumah)
f 1 29 20 0 50
2,38 Kurang
Baik
8
% 2,00 58,00 40,00 0,00 100
10
setelah menjadi anggota
PNPM, usaha ssaya
semakin meningkat
f 0 31 19 0 50 2,38
Kurang
Baik
7
% 0,00 62,00 38,00 0,00 100
11
(terkait pertanyaan no.8)
apakah anda juga
memiliki hutang pada
lembaga keuangan
lainnya
f 1 30 19 0 50
2,36 Kurang
Baik
7
% 2,00 60,00 38,00 0,00 100
12
apakah setelah ada
peningkatan pendapatan,
kapasitas untuk
berjualan/usaha semakin
bertambah
f 0 30 20 0 50
2,40 Kurang
Baik
7
% 0,00 60,00 40,00 0,00 100
13
jika anda anggota KSPP
PNPM, apakah menurut
anda setelah menjadi
anggota, anda lebih
sejahtera
f 0 29 21 0 50
2,42 Kurang
Baik
7
% 0,00 58,00 42,00 0,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,42 Kurang
Baik
100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 13 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan ekonomi masyarakat sebelum bergabung
PNPM, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor paling tinggi yakni sebesar 2,50
yakni mengenai “pendapatan dapat memenuhi kebutuhan pangan (makan)
keluarga 3x dalam sehari secara teratur” dan rata-rata skor paling rendah yakni
sebesar 2,36 yakni mengenai “anda juga memiliki hutang pada lembaga keuangan
lainnya”, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ke-13 pernyataan tersebut
termasuk dalam kategori kurang baik. Hasil ini menjadi indikasi bahwa mayoritas
80
responden menilai bahwa kesejahteraan ekonomi pada masyarakat sebelum
bergabung PNPM termasuk dalam kategori kurang baik.
4.2.2.3 Tanggapan Responden Anggota PNPM mengenai Kesejahteraan
Sosial (Sebelum Bergabung PNPM)
Variabel kesejahteraan sosial dalam penelitian ini memiliki 12 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Sosial
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah pendapatan yang
dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan
pendidikan anak
f 0 30 20 0 50
2,4 Kurang
Baik
9
% 0,00 60,00 40,00 0,00 100
2
apakah saat ini anak anda
telah mendapatkan
pendidikan yang layak
f 0 31 19 0 50
2,38 Kurang
Baik
9
% 0,00 62,00 38,00 0,00 100
3
apakah ada anggota
keluarga anda yang ikut
berpartisipasi dalam
program pendidikan
(program pemerintah dan
non-pemerintah)
f 1 28 21 0 50
2,4 Kurang
Baik
9
% 2,00 56,00 42,00 0,00 100
4
apakah akses terhadap
program pendidikan
mudah dicapai (program
yang anda ketahui)
f 0 30 20 0 50
2,4 Kurang
Baik
9
% 0,00 60,00 40,00 0,00 100
5
Apakah setelah
berpartisipasi dalam
program pendidikan
kualitas pendidikan anak
anda jadi lebih baik
f 0 31 19 0 50
2,38 Kurang
Baik
8
% 0,00 62,00 38,00 0,00 100
6
setelah menjadi anggota
PNPM pendidikan anak
saya bertambah baik
f 0 34 16 0 50
2,32 Kurang
Baik
8
% 0,00 68,00 32,00 0,00 100
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
7 apakah dengan f 0 28 22 0 50 2,44 Kurang 8
81
pendapatan yang anda
miliki saat ini, anda dan
keluarga sudah mampu
berobat ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat
% 0,00 56,00 44,00 0,00 100
Baik
8
apakah dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir
anda dan sekeluarga
sering jatuh sakit
f 2 27 21 0 50
2,38 Kurang
Baik
8
% 4,00 54,00 42,00 0,00 100
9
apakah anda dan
keluarga mengikuti
program/layanan
kesehatan (ASKES,
BPJS, ASURANSI
BERJANGKA DLL)
f 0 27 23 0 50
2,46 Kurang
Baik
8
% 0,00 54,00 46,00 0,00 100
10
apakah program layanan
kesehatan pada no.3
dapat diakses dengan
mudah
f 0 27 23 0 50
2,46 Kurang
Baik
8
% 0,00 54,00 46,00 0,00 100
11
apakah setelah mengikuti
program layanan
kesehatan pada no.3,
kesehatan anda dan
sekeluarga menjadi lebih
baik
f 0 27 23 0 50
2,46 Kurang
Baik
8
% 0,00 54,00 46,00 0,00 100
12
apakah program layanan
kesehatan yang diberikan
PNPM memberi manfaat
lebih
f 0 29 21 0 50
2,42 Kurang
Baik
8
% 0,00 58,00 42,00 0,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,41 Kurang
Baik
100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 13 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan social masyarakat sebelum bergabung
PNPM, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor paling tinggi yakni sebesar 2,46
yakni mengenai “apakah anda dan keluarga mengikuti program/layanan kesehatan
(ASKES, BPJS, ASURANSI BERJANGKA DLL), apakah program layanan
kesehatan pada no.3 dapat diakses dengan mudah dan apakah setelah mengikuti
program layanan kesehatan pada no.3, kesehatan anda dan sekeluarga menjadi
lebih baik” dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 2,32 yakni mengenai
“setelah menjadi anggota PNPM pendidikan anak saya bertambah baik”, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari ke-12 pernyataan tersebut termasuk dalam kategori
kurang baik. Hasil ini menjadi indikasi bahwa mayoritas responden menilai
82
bahwa kesejahteraan sosial pada masyarakat sebelum bergabung PNPM termasuk
dalam kategori kurang baik.
4.2.2.4 Tanggapan Responden Anggota PNPM mengenai Kesejahteraan
Ekonomi (Setelah Bergabung PNPM)
Variabel kesejahteraan ekonomi dalam penelitian ini memiliki 13 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.14
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Ekonomi
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah anda memiliki
pendapatan/penghasilan
(harian/bulanan)
f 0 2 43 5 50
3,06 Baik
8
% 0,00 4,00 86,00 10,00 100
2
Apakah pendapatan
tersebut mampu
memenuhi kebutuhan
keluarga
f 0 7 36 7 50
3,00 Baik
8
% 0,00 14,00 72,00 14,00 100
3
setelah menjadi anggota
PNPM pendapatan saya
dan keluarga meningkat
f 0 3 39 8 50 3,10 Baik
8
% 0,00 6,00 78,00 16,00 100
4
setelah menjadi anggota
PNPM saya bisa
menabung
f 1 4 36 9 50
3,06 Baik
8
% 2,00 8,00 72,00 18,00 100
5
apakah anda masih
memerlukan pinjaman
tambahan dan lembaga
keuangan, yayasan atau
koperasi untuk memenuhi
kebutuhan segari-hari
f 0 14 29 7 50
2,86 Baik
8
% 0,00 28,00 58,00 14,00 100
6
apakah anda masih
memerlukan pekerjaan
tambahan dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
f 0 6 38 6 50
3,00 Baik
8
% 0,00 12,00 76,00 12,00 100
7
apakah pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sandang
(membeli pakaian) untuk
anggota keluarga
f 0 10 36 4 50
2,88 Baik
8
% 0,00 20,00 72,00 8,00 100
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah Rata- Kategori Bobot
83
STS TS S SS rata
8
Apakah pendapatan dapat
memenuhi kebutuhan
pangan (makan) keluarga
3x dalam sehari secara
teratur
f 0 2 40 8 50
3,12 Baik
8
% 0,00 4,00 80,00 16,00 100
9
apakah pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan papan
(membeli
rumah/melakukan
perbaikan rumah)
f 1 29 17 3 50
2,44 Kurang
Baik
8
% 2,00 58,00 34,00 6,00 100
10
setelah menjadi anggota
PNPM, usaha ssaya
semakin meningkat
f 0 2 43 5 50 3,06 Baik
7
% 0,00 4,00 86,00 10,00 100
11
(terkait pertanyaan no.8)
apakah anda juga
memiliki hutang pada
lembaga keuangan
lainnya
f 1 18 27 4 50
2,68 Baik
7
% 2,00 36,00 54,00 8,00 100
12
apakah setelah ada
peningkatan pendapatan,
kapasitas untuk
berjualan/usaha semakin
bertambah
f 0 0 46 4 50
3,08 Baik
7
% 0,00 0,00 92,00 8,00 100
13
jika anda anggota KSPP
PNPM, apakah menurut
anda setelah menjadi
anggota, anda lebih
sejahtera
f 0 7 40 3 50
2,92 Baik
7
% 0,00 14,00 80,00 6,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,94 Baik 100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 13 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan ekonomi masyarakat setelah bergabung
PNPM, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor paling tinggi yakni sebesar 3,12
yakni mengenai “pendapatan dapat memenuhi kebutuhan pangan (makan)
keluarga 3x dalam sehari secara teratur” dan rata-rata skor paling rendah yakni
sebesar 2,44 yakni mengenai “pendapatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
papan (membeli rumah/melakukan perbaikan rumah)”, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari ke-13 pernyataan tersebut termasuk dalam kategori baik.
Hasil ini menjadi indikasi bahwa mayoritas responden menilai bahwa
kesejahteraan ekonomi yang telah dilaksanakan sudah baik.Sehingga sejalan
dengan Hipotesis penelitian yaitu terdapat dampak yang positif dan signifikan
84
antara kegiatan kredit mikro pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
4.2.2.5 Tanggapan Responden Anggota PNPM mengenai Kesejahteraan
Sosial (Setelah Bergabung PNPM)
Variabel kesejahteraan sosial dalam penelitian ini memiliki 12 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Sosial
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah pendapatan yang
dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan
pendidikan anak
f 0 2 44 4 50
3,04 Baik
9
% 0,00 4,00 88,00 8,00 100
2
apakah saat ini anak anda
telah mendapatkan
pendidikan yang layak
f 0 2 44 4 50
3,04 Baik
9
% 0,00 4,00 88,00 8,00 100
3
apakah ada anggota
keluarga anda yang ikut
berpartisipasi dalam
program pendidikan
(program pemerintah dan
non-pemerintah)
f 2 22 26 0 50
2,48 Kurang
Baik
9
% 4,00 44,00 52,00 0,00 100
4
apakah akses terhadap
program pendidikan
mudah dicapai (program
yang anda ketahui)
f 0 10 40 0 50
2,8 Baik
9
% 0,00 20,00 80,00 0,00 100
5
Apakah setelah
berpartisipasi dalam
program pendidikan
kualitas pendidikan anak
anda jadi lebih baik
f 0 6 40 4 50
2,96 Baik
8
% 0,00 12,00 80,00 8,00 100
6
setelah menjadi anggota
PNPM pendidikan anak
saya bertambah baik
f 0 2 43 5 50 3,06 Baik
8
% 0,00 4,00 86,00 10,00 100
7
apakah dengan
pendapatan yang anda
miliki saat ini, anda dan
keluarga sudah mampu
berobat ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat
f 0 2 43 5 50
3,06 Baik
8
% 0,00 4,00 86,00 10,00 100
85
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
8
apakah dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir
anda dan sekeluarga
sering jatuh sakit
f 1 36 12 1 50
2,26 Kurang
Baik
8
% 2,00 72,00 24,00 2,00 100
9
apakah anda dan
keluarga mengikuti
program/layanan
kesehatan (ASKES,
BPJS, ASURANSI
BERJANGKA DLL)
f 0 23 23 4 50
2,62 Baik
8
% 0,00 46,00 46,00 8,00 100
10
apakah program layanan
kesehatan pada no.3
dapat diakses dengan
mudah
f 0 8 38 4 50
2,92 Baik
8
% 0,00 16,00 76,00 8,00 100
11
apakah setelah mengikuti
program layanan
kesehatan pada no.3,
kesehatan anda dan
sekeluarga menjadi lebih
baik
f 0 8 38 4 50
2,92 Baik
8
% 0,00 16,00 76,00 8,00 100
12
apakah program layanan
kesehatan yang diberikan
PNPM memberi manfaat
lebih
f 0 2 45 3 50
3,02 Baik
8
% 0,00 4,00 90,00 6,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,85 Baik 100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 13 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan social masyarakat setelah bergabung PNPM,
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor paling tinggi yakni sebesar 3,06 yakni
mengenai “setelah menjadi anggota PNPM pendidikan anak saya bertambah baik”
dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 2,48 yakni mengenai “anggota
keluarga anda yang ikut berpartisipasi dalam program pendidikan (program
pemerintah dan non-pemerintah)”, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ke-12
pernyataan tersebut termasuk dalam kategori baik. Hasil ini menjadi indikasi
bahwa mayoritas responden menilai bahwa kesejahteraan sosial yang telah
dilaksanakan sudah baik.Sehingga sejalan dengan Hipotesis penelitian yaitu
terdapat dampak yang positif dan signifikan antara kegiatan kredit mikro pada
PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat.
86
4.2.2.6 Tanggapan Responden Non PNPM mengenai Kesejahteraan Ekonomi
Variabel kesejahteraan ekonomi dalam penelitian ini memiliki 9 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Ekonomi
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah anda memiliki
pendapatan/penghasilan
(harian/bulanan)
f 0 4 46 0 50 2,92 Baik
9
% 0,00 8,00 92,00 0,00 100
2
Apakah pendapatan
tersebut mampu
memenuhi kebutuhan
keluarga
f 0 18 32 0 50
2,64 Baik
9
% 0,00 36,00 64,00 0,00 100
5
apakah anda masih
memerlukan pinjaman
tambahan dan lembaga
keuangan, yayasan atau
koperasi untuk memenuhi
kebutuhan segari-hari
f 0 2 44 4 50
3,04 Baik
9
% 0,00 4,00 88,00 8,00 100
6
apakah anda masih
memerlukan pekerjaan
tambahan dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
f 0 10 36 4 50
2,88 Baik
9
% 0,00 20,00 72,00 8,00 100
7
apakah pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sandang
(membeli pakaian) untuk
anggota keluarga
f 0 22 28 0 50
2,56 Baik
8
% 0,00 44,00 56,00 0,00 100
8
Apakah pendapatan dapat
memenuhi kebutuhan
pangan (makan) keluarga
3x dalam sehari secara
teratur
f 0 10 40 0 50
2,80 Baik
8
% 0,00 20,00 80,00 0,00 100
9
apakah pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan papan
(membeli
rumah/melakukan
perbaikan rumah)
f 4 32 14 0 50
2,20 Kurang
Baik
8
% 8,00 64,00 28,00 0,00 100
11
(terkait pertanyaan no.8)
apakah anda juga
memiliki hutang pada
lembaga keuangan
lainnya
f 0 6 44 0 50
2,88 Baik
8
% 0,00 12,00 88,00 0,00 100
87
No. Item Pertanyaan
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
12
apakah setelah ada
peningkatan pendapatan,
kapasitas untuk
berjualan/usaha semakin
bertambah
f 0 6 44 0 50
2,72 Baik
8
% 0,00 12,00 88,00 0,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,74 Baik 100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 13 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan ekonomi, dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata skor paling tinggi yakni sebesar 3,04 yakni mengenai “memerlukan pinjaman
tambahan dan lembaga keuangan, yayasan atau koperasi untuk memenuhi
kebutuhan segari-hari” dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 2,20 yakni
mengenai “pendapatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan papan (membeli
rumah/melakukan perbaikan rumah)”, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ke-
9 pernyataan tersebut termasuk dalam kategori baik. Hasil ini menjadi indikasi
bahwa mayoritas responden menilai bahwa kesejahteraan ekonomi yang telah
dilaksanakan sudah baik.
4.2.2.7 Tanggapan Responden Non PNPM mengenai Kesejahteraan Sosial
Variabel kesejahteraan sosial dalam penelitian ini memiliki 10 item
pernyataan.Berikut disajikan hasil tanggapan responden pada setiap item
pernyataannya berdasarkan variabelnya masing-masing.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden pada Variabel Kesejahteraan Sosial
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
1
Apakah pendapatan yang
dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan
pendidikan anak
f 0 12 38 0 50
2,76 Baik
10
% 0,00 24,00 76,00 0,00 100
88
No. Item Pertanyaan Jawaban Responden
Jumlah Rata-
rata Kategori
Bobot
STS TS S SS
2
apakah saat ini anak anda
telah mendapatkan
pendidikan yang layak
f 0 24 26 0 50
2,52 Baik
9
% 0,00 48,00 52,00 0,00 100
3
apakah ada anggota
keluarga anda yang ikut
berpartisipasi dalam
program pendidikan
(program pemerintah dan
non-pemerintah)
f 0 30 20 0 50
2,4 Kurang
Baik
9
% 0,00 60,00 40,00 0,00 100
4
apakah akses terhadap
program pendidikan
mudah dicapai (program
yang anda ketahui)
f 0 34 16 0 50
2,32 Kurang
Baik
9
% 0,00 68,00 32,00 0,00 100
5
Apakah setelah
berpartisipasi dalam
program pendidikan
kualitas pendidikan anak
anda jadi lebih baik
f 0 24 26 0 50
2,52 Baik
9
% 0,00 48,00 52,00 0,00 100
7
apakah dengan
pendapatan yang anda
miliki saat ini, anda dan
keluarga sudah mampu
berobat ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat
f 0 4 46 0 50
2,92 Baik
9
% 0,00 8,00 92,00 0,00 100
8
apakah dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir
anda dan sekeluarga
sering jatuh sakit
f 0 48 2 0 50 2,04
Kurang
Baik
9
% 0,00 96,00 4,00 0,00 100
9
apakah anda dan
keluarga mengikuti
program/layanan
kesehatan (ASKES,
BPJS, ASURANSI
BERJANGKA DLL)
f 0 48 2 0 50
2,48 Kurang
Baik
9
% 0,00 96,00 4,00 0,00 100
10
apakah program layanan
kesehatan pada no.3
dapat diakses dengan
mudah
f 0 44 6 0 50 2,12
Kurang
Baik
9
% 0,00 88,00 12,00 0,00 100
11
apakah setelah mengikuti
program layanan
kesehatan pada no.3,
kesehatan anda dan
sekeluarga menjadi lebih
baik
f 0 24 26 0 50
2,52 Baik
9
% 0,00 48,00 52,00 0,00 100
Skor Rata-rata Variabel 2,46 Kurang
Baik
100
Sumber : hasil perhitungan statistik, 2017
89
Berdasarkan tanggapan responden yang diperoleh dari 10 pernyataan di
atas mengenai variabel kesejahteraan sosial, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
skor paling tinggi yakni sebesar 2,92 yakni mengenai “pendapatan yang anda
miliki saat ini, anda dan keluarga sudah mampu berobat ke puskesmas atau rumah
sakit terdekat” dan rata-rata skor paling rendah yakni sebesar 2,12 yakni mengenai
“program layanan kesehatan pada no.3 dapat diakses dengan mudah”, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari ke-10 pernyataan tersebut termasuk dalam kategori
kurang baik. Hasil ini menjadi indikasi bahwa mayoritas responden menilai
bahwa kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan masih kurang baik.
4.3 Uji Hipotesis
Analisis data dilakukan untuk mengetahui Dampak Kredit Mikro Pada
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Adapun responden yang menjadi
subjek atau sample penelitian adalah sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50
orang anggota PNPM (sebelum dan setelah bergabung PNPM) dan 50 orang Non
PNPM.
Untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang diajukan pada bab
sebelumnya, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis SPSS
v.23.0 Adapun rincian atau tahap demi tahap perolehan analisis data dapat di
terangkan berikut ini:
4.3.1 Uji Normalitas
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam menganalisis data adalah
tahap uji normalitas.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu data yang telah dihimpun, apabila data normal maka data tersebut dianggap
dapat mewakili seluruh populasi penelitian.Pada penelitian ini, analisis SPSS
yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov.Adapun rincian hasil analisis
tersebut adalah sebagai berikut.
90
4.3.1.1 Uji Normalitas Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat PNPM dan
Non PNPM
Suatu data dapat dikatakan normal apabila nilai probabilitasnya (Sig. 2-
tailed) lebih besar dari alpha (α). Adapun hasil uji normalitas data ekonomi
kelompok PNPM dan Non PNPM dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Normalitas Data Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat PNPM dan Non
PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
Sebelum PNPM 27.252 - 9.081 0.000
0.05
Tidak Normal
Setelah PNPM 36.321 - 6.331 0.000 Tidak Normal
Non PNPM 22.475 - 2.783 0.008 Tidak Normal
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa hasil analisis data
kesejahteraan ekonomi pada masyarakat PNPM dan Non PNPM. Diperoleh nilai
Sig. pada PNPM sebesar 0,000 dan Non PNPM sebesar 0,008, Dikatakan normal
jika nilai Sig. > 0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi
normal, dikarenakan nilai Sig. < 0,05. Uji normalitas penting dilakukan karena
dapat menentukan keputusan teknik analisis selanjutnya. Apabila data terdapat
salah satu yangtidak berdistribusi normal, maka teknik analisis yang dimabil dapat
berupa uji Non-Parametrik yakni Mann whitney, dan karena data tersebut tidak
berdistribusi normal.
4.3.1.2 Uji Normalitas Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat PNPM dan
Non PNPM
Suatu data dapat dikatakan normal apabila nilai probabilitasnya (Sig. 2-
tailed) lebih besar dari alpha (α). Adapun hasil uji normalitas data sosial
kelompok PNPM dan Non PNPM dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:
91
Tabel 4.19
Normalitas Data Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat PNPM dan Non
PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
Sebelum PNPM 23.201 - 8.540 0.000
0.05
Tidak Normal
Setelah PNPM 34.318 - 5.525 0.000 Tidak Normal
Non PNPM 17.897 - 3.926 0.003 Tidak Normal
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa hasil analisis data
kesejahteraan sosial pada masyarakat sebelum PNPM, setelah PNPM dan Non
PNPM. Diperoleh nilai Sig. pada masyarakat sebelum PNPM sebesar 0,000,
setelah PNPM sebesar 0,000 dan Non PNPM sebesar 0,003, Dikatakan normal
jika nilai Sig. > 0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi
normal, dikarenakan nilai Sig. < 0,05. Uji normalitas penting dilakukan karena
dapat menentukan keputusan teknik analisis selanjutnya. Apabila data terdapat
salah satu yangtidak berdistribusi normal, maka teknik analisis yang dimabil dapat
berupa uji Non-Parametrik yakni Mann whitney, dan karena data tersebut tidak
berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Perbandingan
4.3.2.1 Uji Perbandingan PNPM dan Non PNPM Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat
Tahap yang terakhir yaitu tahap pengujian hipotesis.Pengujian hipotesis
dilakukan setelah data selesai dianalisis melalui uji normalitas. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya bahwa hasil analisis dari pengujian normalitas
menunjukan data-data yang tidak normal, maka dapat diputuskan teknik yang
digunakan dalam pengujian hipotesis berikut ini yaitu Uji Mann Withney, dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 23.0. Uji hipotesis dilakukan untuk
menjastifikasi hipotesis yang telah dirancang sebelumnya (baca Bab III) untuk
92
selanjutnya disimpulkan. Adapun rincian dari pengujian hipotesis penelitian ini
sebagai berikut:
4.3.2.2 Perbandingan Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat PNPM dan
Non PNPM
Hasil perolehan data kesejahteraan ekonomi diperoleh dari masayrakat
yang tergabung dalam anggota PNPM dan Non PNPM.Selanjutnya kedua data
tersebut dianalisis menggunakan Uji-T untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh positif kegiatan kredit mikro pada PNPM terhadap kesejahteraan
masyarakat. Adapun hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.20
berikut:
Tabel 4.20
Hasil Uji Hipotesis Perbandingan Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat
PNPM dan Non PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
PNPM 36.321 - 6.331 0,000* 0,05
Terdapat
Perbedaan Yang
Signifikan Non PNPM 22.475 - 2.783
Ket: * Uji Mann whitney (α=0.05)
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS, maka seperti yang
tercantum pada tabel 4.20 didapatkan nilai p value lebih kecil dari pada α, yakni
0,000 <0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan menjadi anggota PNPM
kesejahteraan ekonomi anggota PNPM lebih baik daripada anggota non-PNPM.
4.3.2.3 Perbandingan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat PNPM dan
Non PNPM
Hasil perolehan data kesejahteraan sosial diperoleh dari masayrakat yang
tergabung dalam anggota PNPM dan Non PNPM.Selanjutnya kedua data tersebut
dianalisis menggunakan Uji-T untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif
93
kegiatan kredit mikro pada PNPM terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun
hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut:
Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis Perbandingan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat
PNPM dan Non PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
PNPM 34.318 - 5.525 0,000* 0,05
Terdapat
Perbedaan Yang
Signifikan Non PNPM 17.897 - 3.926
Ket: * Uji Mann whitney (α=0.05)
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS, maka seperti yang
tercantum pada tabel 4.21 didapatkan nilai p value lebih kecil dari pada α, yakni
0,000 <0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan menjadi anggota PNPM
kesejahteraan sosial mejadi lebih baik daripada anggota non-PNPM.
4.3.2.4 Perbandingan Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat Sebelum
PNPM dan Setelah PNPM
Hasil perolehan data kesejahteraan ekonomi diperoleh dari masayrakat
yang tergabung dalam anggota sebelum PNPM dan Setelah PNPM.Selanjutnya
kedua data tersebut dianalisis menggunakan Uji-T untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh positif kegiatan kredit mikro PNPM terhadap kesejahteraan
masyarakat. Adapun hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.22
berikut:
94
Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis Perbandingan Kesejahteraan Ekonomi pada Masyarakat
Sebelum PNPM dan Setelah PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
Sebelum PNPM 27.252 - 9.081 0,000* 0,05
Terdapat Perbedaan
Yang Signifikan Setelah PNPM 36.321 - 6.331 Ket: * Uji Willcoxon (α=0.05)
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS, maka seperti yang
tercantum pada tabel 4.22 didapatkan nilai p value lebih kecil dari pada α, yakni
0,000 <0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan menjadi anggota PNPM
kesejahteraan ekonomi mejadi lebih baik dari pada sebelum mejadi anggota
PNPM.Hal tersebut sejalan dengan hipotesis penelitian yaitu terdapat dampak
yang positif dan signifikan antara kegiatan kredit mikro pada PNPM terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Serta ada perbedaan yang positif dan
signifikan antara sebelum dan setelah menjadi anggota PNPM
4.3.2.5 Perbandingan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Sebelum
PNPM dan Setelah PNPM
Hasil perolehan data kesejahteraan sosial diperoleh dari masayrakat yang
tergabung dalam anggota sebelumPNPM dan setelah PNPM.Selanjutnya kedua
data tersebut dianalisis menggunakan Uji-T untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh positif kegiatan kredit mikro PNPM terhadap kesejahteraan masyarakat.
Adapun hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut:
95
Tabel 4.23
Hasil Uji Hipotesis Perbandingan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat
Sebelum PNPM dan Setelah PNPM
Kelompok Mean ± SD P value α Simpulan
Sebelum PNPM 23.201 - 8.540 0,000 0,05
Terdapat Perbedaan
Yang Signifikan Setelah PNPM 34.318 - 5.525 Ket: * Uji Willcoxon (α=0.05)
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS, maka seperti yang
tercantum pada tabel 4.23 didapatkan nilai p value lebih kecil dari pada α, yakni
0,000 <0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan menjadi anggota PNPM
kesejahteraan sosial mejadi lebih baik dari pada sebelum mejadi anggota
PNPM.Hal tersebut sejalan dengan hipotesis penelitian yaitu terdapat dampak
yang positif dan signifikan antara kegiatan kredit mikro pada PNPM terhadap
kesejahteraan sosial masyarakat. Serta ada perbedaan yang positif dan signifikan
antara sebelum dan setelah menjadi anggota PNPM
4.4 Pembahasan
Setelah peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi peneliti kemudian melakukan pengolahan data, dalam hal
inimendeskripsikan mengenai dampak program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri (PNPM-MP) program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
terhadap kesejahteraan keluarga di Kecamatan SukasariKabupaten Sumedang,
serta faktor pendukung dan faktor penghambat.Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) merupakan salah satu program yang
disusun oleh pemerintah, yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam bentukpemberdayaan masyarakat. Program
Simpan Pinjam Perempuan merupakan salah satu bentuk program PNPM mandiri
yang mengfokuskan pada pemberdayaan perempuan melalui pemberian dana
bergulir dan kredit mikro guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.
96
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Edi Suharto (2014) bahwa
pembangunan nasional mamandang penting keluarga sebagai unit analisis maupun
fokus pemberdayaan.Tidak sedikit departemen atau kementrian yang
mengfokuskan perhatiannya pada pemberdaayaan keluarga, keluarga memiliki
makna yang sentraldala sebuah realitas sosial.Banyaknya pihak yang
memperhatikan keluarga sebagai tema pemberdayaan, sebenarnya merupakan hal
positif jika dilakukan koordinasi lintas profesional dan sektoral.Salah satu bentuk
pemberdayaan keluarga adalah melalui program SPP ini, dalam program ini
pemberdayaan keluarga difokuskan pada peningkatan peran perempuan dalam
keluarga.Dengan pemberian kredit mikro pada kelompok perempuan.
Payne (2015) mengemukakan bahwatujuan dasar pemberdayaan adalah
keadilan sosial dengan memberikan ketentraman kepada masyarakat yang lebih
besar serta persamaan politik, ekonomi dan sosial melalui upaya saling membantu
dan belajar melalui pengembangan langkahlangkah kecil guna tercapainya tujuan
yang lebih besar,program SPP ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah
dalam mengatasi masalah kemiskinan guna mencapai persamaan ekonomi dan
sosial, melalui upaya dengan saling membantu antar sektor yang terlibat, dengan
mengembangkan langkah-langkah kecil dengan pemberian kredit mikro kepada
kelompok perempuan.
4.4.1 Pelaksanaan PNPM-MP Program Simpan Pinjam Perempuan
Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-
MP)merupakan salah satu program yang diluncurkan untuk mewujudkan tujuan
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan umum.Program-program yang
ada dalam PNPM-MP dibuat untukmeningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat miskin perdesaan.Sesuai dengan visi dan misi PNPM-MP itu sendiri.
97
Salah satu prinsip dalam PNPM-MP adalah kesetaraan dan keadilan
gender.Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya disetiap
tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan
pembangunan. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan salah satu
program untuk memberdayakan kaum perempuan dengan memberikan dana
bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat
miskin. Menurut Gumelar (2011) jumlah populasi perempuan yang hampir sama
dengan laki-laki sangat potensialdalam membangun ketahanan ekonomi. Sesuai
dengan pendapat tersebutProgram Simpan Pinjam perempuan ini merupakan salah
satu upaya untukmeningkatkan kesejahteraan dan pembangunan perekonomian
dengan mengoptimalkan peran perempuan, melaluiprogram ini perempuan akan
ikut berperan serta dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
Program ini memberikan permodalan usaha melalui dana bergulir dan
kredit mikro, agar perempuan dapat menjalankan usaha yang mereka jalankan.
Dan dari usaha tersebut perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarga.Menurut Sudjana (2004) manajemen pendidikan non formal terdiri atas:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian dan
pengembangan. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.Perencanaanprogram SPP diawali dengan pengajuan proposal, pengajuan
proposal,dalam pengajuan proposal ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh
anggota,persyaratan tersebut diantaranya adalah adanya usaha yang dijalankan
oleh anggota kelompok, adanya kepengurusan yang jelas, adanya pertemuan rutin
dan didukung oleh pertemuan kelompok.
Salah satu tujuan program SPP adalah mempercepat proses pemenuhan
pendanaan usaha ataupun sosial dasar, untuk mewujudkan hal tersebut tentunya
setiap anggota harus memiliki usaha, bentuk dari usaha yang dijalankan oleh
setiap anggota kelompok berbeda-beda, ada yang usaha menjual pakaian dengan
cara kredit, cathering, menjual pakaian dll.Selain memiliki usaha para anggota
juga harus memiliki pertemuan kurang lebih satu tahun.Hal ini tentunya sesuai
98
dengan ketentuan dalam program SPP yaitu terlembagaan, dalam hal ini
kelompok Banjarsari1 merupakan kelompok yang berawal dari kelompok jama’ah
tahlil.Pertemuan mereka berupa tahlil dan istighotsah yang dijalankan setiap dua
minggu sekali.dalam pertemuan tersebut yang hadr tidak hanya dari anggota
kelompok SPP Banjarsari1, tetapi juga orang yang tergabung dalam kelompok
jama’ah tahlil Banjarsari1, dalam pertemuan ini juga dijadikan tempat
silaturrahmi antar anggota SPP.
Sistem administrasi juga harus ada jika ingin melakukan pinjaman di
program SPP ini, sistem administrasi yang ada dalam kelompok Banjarsari1ini
meliputi buku kas, bukui angsuran dan buku tabungan, administrasi ini sudah
sesuai dengan ketentuan administrasi yang ada pada program SPP, dalam sistem
administrasi ini kelemahan terjadi pada pengelolaan, dalam pengeolaan hanya
dilakukan oleh ketua kelompok SPP saja, bendahara dan sekretaris nampak belum
terlihat dalam pengeloaan administrasi ini.
Pengelolaan administrasi tersebut sesuai dengan pengelolaan dokumen dan
aministrasi yang ada pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO).Musyawarah
kelompok akan dilakukan jika persyaratan diatas sudah terpenuhi, musyawarah
kelompok ini akan membahas berapa dana yang akan diajukan pada tahun 2017,
pada musyawarah tersebut dihadiri oleh seluruh anggota SPP. dalam musyawarah
tersebut akan disepakati berapabesar pinjaman yang akan diajukan, dalam
musyawarah kelompok tersebut kelompok SPP Banjarsari1 sepakat untuk
mengajukan pinjaman Rp.76.000.000.- untuk 14 anggota.Setelah sepakat untuk
mengajukan dana dengan jumlah tersebut, ketua kelompok akan mengajukan
proposal, dalam pengajuan proposal ini proposal di siapkan oleh pihak UPK,
proposal dapat diambil di kantor UPK, dalam proposal tersebut akan tercantum
berapadana yang akan diajukan, dalam proposal tersebut terdapatsetelah
mendapatkan persetujuan dari kepala desa. Persetujuan tersebut dituangkan dalam
bentuk tanda tangan yang harus ada dalam proposal tersebut. Setelah proposal
selesaiakan diantarkan ke kantor UPK.
99
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk membentuk organisasi, dalam
pengorganisasian ini sudah terbentuk ketua, bendahara, sekretaria serta
anggota.Dalam sistem pengorganisasian ini terdapat beberapa kelemahan, salah
satunya beban tuga hanya di bebankan ke ketua kelompok SPP saja.Sehingga
tugas sekretaris dan bendahara hanya sebagai formalitas saja.Penggerakan adalah
upaya pemimpin untuk memberikan dorongan kepada pihak yang dipimpin atau
pelaksana kegiatan supaa pihak yang dipimpin mengarahkan kegiatannya, dengan
menggunakan potensi yang ada dalam dirinya, untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati.
Penggerakan dalam SPP ini diawali denganmusyawarah pembahasan awal
oleh pihak UPK, dalam proses ini akan dibahas tentangproposal yang telah
masuk. Sesuai dengan ketentuan, akan ada tahapan verifikasi setelah proposal
masuk, tim verifikasi adalah tim dari UPK , proses verifikasi dilakukan untuk
mengetahui kevalidtan data yang ada , hasil dari pembahasan awal akan
dituangkan dalam proses verifikasi,untuk mengetahui kesesuaian antara data yang
ada dalam proposal dengan data yang didapat dilapangan. Selain itu tahapan
verifikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerima dana sesuai dengan
ketentuan yaitu diutamakan kelompok yang memiliki anggota kelompok rumah
tangga miskin.
Proses verifikasi ini dilakukan oleh tim verifikasi dari UPK, yang
berjumlah 4 orang, selain dari tim verifikasi juga ada perwakilan dari desa. Dalam
proses verifikasi ini anggota akan ditanya apa bentuk usaha mereka, berapa anak
yang masih sekolah, dll. Dalam proses verifikasi ini tim akan melihat mana
kelompok yang layak dan mana kelompok yang belum layak. Terdapat kelemahan
dalam verifikasi ini yaitu verifikasi hanya dilakukan dibalai desa, tidak langsung
kelapangan , sehingga terkadang data yang ada belum sesuai dengan kenyataan
yang ada. Kelemahanini terlihat manakala ada seorang anggita yang tidak
memiliki usaha tetapi mendapatkan dana pinjaman. Hal ini nampaknya belum
sesuai dengan prosesverifikasi yang ada pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO).
100
Hasil dari proses verifikasi akan dibahas dalam musyawarah pembahasan
akhir yang diadakan oleh UPK, dalam musyawarah ini diadakan di kantor UPK,
dalam proses ini data yang didapat dalam verifikasi akan dibahastermasuk
pengajuan dan rekomendasi dari tim verifikasi. Dalam proses ini akan diketahui
kelompok mana yang layak dan kelompok mana yang belum layak.Pembinaan
dapat diartikan sebagai upaya memelihara atau membawa suatu keadaan yang
seharusnya terjadi ataumembawa keadaan yang seharusnya terjadi atau membawa
keadaan yang seharusnya terlaksana, pembinaan dalam SPP ini melalui
Musyawarah Pendanaan Pergiliran (MPP).
Hasil dari musyawarah akhir akan dibahas dalam musyawarah pendanaan
pengiliran, musyawarah ini dihadiri oleh seluruh anggota, ketua kelompok SPP
dantim dari UPK. Dari sinilah kita bisa mengetahui kelompok mana yang layak
ACC dan mana kelompok yang belum layak ACC.Dalam MPP ini UPK
menyiapkan dokumen pergiliran bagi kelompok yang sudah lunas, dokumen
tersebut meliputi perjanjian kredit, kartu anguran, kwitansi penyerahan dll. Dalam
MPP ini akan dibahas tentang hasil tentang musyawarah akhir. Untuk kelompok
yang belum legkap dalam administrasi akan dilakukan pendampingan
tersebut.Hasil keputusan dalam MPP ini akan menentukan mana kelompok yang
layak ACCdan kelompok yang belum layak, dalam hal ini kelompok yang ACC
akan bisa langsung mancairkan dana.
Jika dana telah ada maka pencairan dana bisa dilakukansetelah MPP
dilaksanakan. Pencairan dana langsung 100% hal ini tentunya sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam(Petunjuk Teknis Operasional) program SPP, jika dana
sudah cair maka ketua kelompok akan membagi dana tersebut sesuai dengan
kesepakatan. Tentunya ada tanda bukti penerimaan dana berupa kuitansi.
Dalam hal pemanfaatan dana, anggota kelompok menggunakan dana
tersebut untuk tambahan permodalan dari usaha mereka, beberapa dari mereka
akan membagi lagi dana yang mereka dapatkanuntuk tetangga atau saudara
mereka yang juga memiliki usaha tetapi tidak dapat meminjam dana SPP karena
mereka tidak masuk anggota kelompok,tetapi ada juga yang memakai sendiri dana
101
tersebut, hal ini tentunya sesuai dengan tujuan SPP yaitu mengembangkan potensi
kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala
mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat
kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah
tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.
Tahap pembayaran angsuran, pada tahap ini angsuran dibayarkan oleh
kelompok SPP Banjarsari1 setiap tanggal 5 awal bulan, anggota akan melakukan
pembayaran pada ketua kelompok. Ketua kelompok akan memberikan informasi
pada anggota jika sudah masuk waktu pembayaran, proses pembayaran dala
kelompok ini kurang berjalan dengan baik,karena masih ada anggota kelompok
yang telat dalam pembayaran angsuran, tetapi biasanya ketua akan mengembalil
uang dari kas untuk pembayaran angsuran tersebut.
Pembayaran angsuran dalam kelompok ini adalah 12 kali dengan ,dengan
jumlah uanh pinjaman ditambah uang jasa 1,5 persen. Untuk pembayaran yang
tepat waktu akan mendapatkan IPTW (Intensive pengembalian tepat waktu). Dana
tersebut diberikan untuk kelompok ynag membayar tepat waktu, besar IPTW
adalah 10 persen dari uang jasa.Penilaian adalah kegiatan sistematis untuk
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, mendeskripsikan dan menyajikan data
untuk pengembalian keputusan. Dalam setiap program sangat penting adaya sutu
proses evaluasi, evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberlangsungan program
dan pencapaian tujuan dari program.
Menurut Soehanadji dan Susilo (2015)secara konseptual, pemberdayaan
harus mencakup enam hal, salah satunya adalah self-evaluation yakni bahwa
pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk
melakukan evaluasi secara mandiri. Proses evaluasi dalam program ini hanya
dilakukan dalamkelompok saja, jadi sistem evaluasi hanya dilakukan didalam
kelompok sendiri, evaluasi dari UPK dilakukan ketika ada penunggakan
pembayaran. Proses evaluasi jarang sekali dilakukan karena dalam kelompok
sendiri belum ada proses evaluasi yang terstruktur. Hal ini tentunya menjadi suatu
102
permasalahan tersendiri dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan
(SPP).
1.4.2 PNPM-MP Program Simpan Pinjam Perempuan Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang Serta Perbandingannya Sebelum dan
Setelah Menjadi Anggota
Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) secara tidak langsung
memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan anggota kelompok SPP,
seperti mampu mengeloladana pinjaman dengan baik, adanya peningkatan
pendapatan pada keluarga, mampu mengembangkan usaha, serta mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sunarti (2006) berpendapat bahwa
kesejahteraankeluarga dibagi menjadi 2 macam, yaitu kesejahteraan ekonomi
yang diukur dari pemenuhan input keluarga, misalnya diukur dari pendapatan dan
pengeluaran keluarga. Serta kesejahteraan sosial yang diukur dari tingkat
pendidikan dan tigkat kesehatan.
Sedangkan Soetjipto berpendapat bahwa kesejahteraan keluarga adalah
terciptanya suatu keadaan yang harmonis dan terpenuhinya kebutuhan jasmani
serta sosial bagi anggota keluarga, tanpa mengalami hambatan-hambatan yang
serius di dalam lingkungan keluarga, dan dalam menghadapi masalah masalah
keluarga akan mudah untuk diatasi secara bersama oleh anggota
keluarga,sehingga standart kehidupan keluarga akan terwujud.
1.4.2.1 PNPM-MP Program SPP Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Serta
Perbandingannya Sebelum dan Setelah Menjadi Anggota
Dari teori diatas akankita padukan dengan dampak program SPP, maka
akan muncul indikator kesejahteraan keluarga antara lain mampu meningkatkan
pendapatan, meningkatkan tabungan dan pengelolaan pengeluaran dengan
baik.Dalam petunjuk teknis operasional dijelaskan bahwa dana SPP digulirkan
untuk memberikan permodalan bagi kelompok yang mempunyai kegiatan simpan
103
pinjam. Disini dana yang telah didapatkan untuk menambah permodalan
usahayang dijalankan atau dimiliki oleh anggota SPP.
Sistem pengelolaan dana yang didapatkan dari SPP tidak digunakan
sendiri oleh anggota, ada beberapa anggota yang meminjam untuk dipakai sendiri,
untuk menambah permodalan usaha yang mereka jalankan, tetapi ada juga yang
setelah mendapatkan dana di bagi lagi ke orang lain yang juga mempunyai usaha,
tetapi tidak tergabung dalam kelompok SPP. Karena mereka tidak ikut kegiatan
rutin yang dijalankan oleh anggota kelompok SPP, seperti tahlil dan istigotsah, hal
ini menyebabkan mereka tidak bisa langsung meminjam dana SPP,tetapi mereka
masih bisa meminjam dengan ikut meminjam dana, dengan cara bergabung
dengan anggota SPP. Mereka yang tidak dipakai sendiri, akan membagi dengan
kerabat atau tetangga mereka yang juga ikut meminjam dana SPP, dengan jumlah
50 banding 50, ada juga yang 70 banding 30.
Masalah permodalan memang menjadi masalah pada usaha yang di
jalankan oleh para anggota kelompok SPP, terkadang pesanan barang yang
banyak membuat mereka tidak bisa melayani pesanan atau permintaan barang
dagangan mereka, namun dengan adanya dana pinjaman dari SPP, dan
pengelolaan dana yang baik membuatusaha mereka semakin maju dan
pengelolaansesuai dengan tujuan SPP. Permodalan semakin membaik. Usaha
yang mereka jalankanmengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
Anggota SPP sangat disiplin dalam menggunakan dana pinjaman SPP. ini
dikarenakan mayoritas penerima dana SPP menggunakan dana tersebut ke dalam
sektor produktif yaitu untuk menambah permodalann dalam usaha mereka
sehingga juga berpengaruh terhadap pendapatan mereka.
Menurut Rozalinda (dalam Sujarwati 2013) perempuan memberikan
kontribusi secara ekonomi bagi keluarga manakala penghasilan suami tidak
mencukupi atau bahkan bila suami tidak bekerja. Hal ini nampak terlihat dalam
kehidupan Anggota SPP, disini anggota SPP mempunyai kemauan besar untuk
meningkatkan pendapatan keluarga, hal ini didasarkan karena berbagai alasan
seperti keadaan perekonimian yang tidak menentu,harga-harga kebutuhan pokok
104
yang semakin meningkat, karena pendapatan yang didapatkan dirasa kurang atau
bahkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
kebutuhan yang setiap hari terus meningkat, untuk itu dibutuhkan pula materi
yang cukup.Dan agar tida terganggunya stabilitas perekonomian keluarga, maka
peran perempuan untuk dapat membantu perekonomian keluarga dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan keluarga sangatlah penting.
Upaya yang dilakukan oleh anggota SPP ini untuk meningkatkan
pendapatan dalam keluarga adalah dengan memperbesar usaha yang mereka
jalankan, dengan bantuan modal dari SPP, jumlah omset dari usaha yang mereka
jalankan mengalami peningkatan, keuntunganpun meningkat seiring dengan
jumlah penjualan yang meningkat. Hal ini senada dengan tujuan dari SPP yaitu
memudahkan akses masyarakat khususnya pelaku usaha anggota SPP terhadap
permodalan usaha.
Dampak dana pinjaman SPP terhadap pendapatan dapat terlihat dari
jumlah omset penjualan serta keuntungan sebelum dan sesudah mendapatkan dana
pinjaman SPP. Dari usaha yang dijalankantersebut pendapatan mereka mengalami
peningkatan, sebelum mendapat dana SPP penghasilan mereka dari usaha mereka
sekitar 50.000 perhari, tetapi sekarang setelah usaha mereka mendapatkan
bantuanpermodalan dari SPP pendapatan mereka sekitar 100.000 perhari.
Namun ada juga yang mendapatkan tambahan penghasilan tidak terlihat
secara nyata, ada beberapa dari mereka merasakan peningkatan pendapatan
mereka dari barang yang mereka jual, mereka tidak membeli lagi barang yang
dibutuhkan, karena mereka tinggal mengambil barang yang mereka jual.Dengan
usaha yang bertambah besar, mereka tentunya akan mendapatkan pendapatanyang
didapat sendiri semakin besar, perekonomian dalam keluarga tidak hanya
bergantung pada suami mereka, pendapatan suami mereka yang tidak menentu,
sementara kebutuhan terus bertambah, dan mereka mampu untuk membantu
suami, untuk meningkatkan pendapatan dalam keluarga.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa anggota SPP mengalami peningkatan
pendapatan dari usaha mereka setelah mendapatkan dana SPP. Dampak dana
105
pinjaman terhadap perkembangan usaha jika melihat kondisi usaha yang
dijalankan oleh anggota SPP sebelum mendapat permodalan dengan sesudah
mendapatkan permodalan peneliti melihat adanya perubahan.
Perubahan ini terlihat dari perkembangan usaha dari angota kelompok
SPP, beberapa unit usaha mereka bertambah besar setelah mendapatkan modal
dari dana SPP, mereka dapat meningkatkan pemasaran dan menambah barang
dagangan mereka. Mereka merasakan adanya perubahan yang terjadi pada usaha
mereka, pada sektor pemasaran pun mengalami peningkatan, jika sebelumnya
mereka hanya menjual barang dagangan mereka didesa mereka sendiri kini
beberapa diantara mereka sudah mampu untuk memasarkan barang dagangan
sampai pada desa tetanggga. Pengelolaan usaha yang baik juga menjadi salah satu
faktor keberhasilan dalam perkembangan usaha mereka, keuletan dalam kaum
perempuan dalam menjalankan usaha mereka sangat terlihat nyata, beberapa dari
mereka setiap hari berkeliling menjual barang dagangan, semangat mereka juga
terlihat saat mereka membuat dan menjajakan barang dagangan mereka.
Hal ini menunjukkan semangat mereka dalam menjalankan usaha mereka
sangatlah tinggi.Dengan melihat perkembangan usaha yang ada tentunya hal ini
akan berdampak pada jumlah penjualan atau omset dari dagangan mereka yang
meningkat, walaupun terkadang-kadang sepi jumlah omset dari usaha anggota
SPP ini lambat laun mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa program SPP membawa perubahan pada perkembangan usaha anggota
SPP. Dengan usaha yang dimiliki oleh anggota SPP, mereka tidak hanya
mengantungkan penghasilan pada suami mereka. Mereka akan mampu memberi
sumbangsih pada perekonomian keluarga.
Sehingga dapat disimpulkan dengan menjadi anggora PNPM dapat
membantu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang memiliki usaha produktif untuk
mengembangkan aneka usaha yang sudah ada, memberi kemudahan akses
permodalan usaha baik kepada masyarakat sebagai pemanfaat kelompok usaha,
menambah kesempatan kerja, menumbuhkembangkan usaha produktif dan
kelompok perempuan, mempertinggi kualitas sumberdaya manusia dan kelompok
106
untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, menumbuhkan rasa persaudaraan yang saling membutuhkan satu
sama lainnya. Sehingga diharapkan tujuan akan membantu pendapatan serta
meningkatnya perekonomian keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM).
Sedangkan bagi anggota non PNPM kesejahteraan ekonomi dan
kesejahteraan sosial mereka masih berada pada level yang sama. Anggota non
PNPM juga cenderung kurang memiliki motovasi untuk maju.Artinya dari tahun
ke tahun tidak mengalami perubahan.Sedangkan iklim ekonomi disekitar mereka
terus bergerak maju.Sehingga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan mereka masih
tertinggal dibanding dengan kesejahteraan anggota PNPM.anggota non PNPM
lebih cenderung bersikap individualistis dan konsumtif. Karena mereka cenderung
mengharapkan dana bantuan dari pihak lain tanpa mau berupaya secara produktif.
Dimana rata-rata bantuan tersebut digunakan untuk keperluan pribadi, seperti
biaya sekolah anak, maupun membeli pakaian dan perbaikan rumah.Bantuan
tersebut bisa dari lingkungan/tetangga sekitar maupun dari pemerintah seperti
PKH (Program Keluarga Harmonis).
1.4.2.2 PNPM-MP Program SPP Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Serta Perbandingannya Sebelum dan Setelah Menjadi
Anggota
Indikator yang digunakan dalam mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu
dengan melihat tingkat pendidikan dan kesehatan.Untuk menunjang dan menaikan
harkat pendidikan dan kesehatan diperlukan sokongan yang kuat dan pemahaman
dalam keluarga. Selain Bapak, seorang Ibu juga memegang peranan tidak kalah
penting dalam sebuah keluarga. Menurut Nugroho (2008), salah satu tujuan
program pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan peran dan fungsi
organisasi perempuan ditingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum
perempuan. Keberhasilan suatu program perempuan adalah keberhasilan
meningkatkan kemampuan yang bermuara pada meningkatnya ekonomi
keluarga.Selain itu, dampak program SPP tersebut juga sesuai dengan tujuan dari
107
program PNPM-MP yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di
pedesaan.
Sesuai temuan dilapangan bahwa, beberapa alasan meningkatnya beban
penyakit pada penduduk miskin adalah penduduk miskin lebih rentan terhadap
penyakit karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan
gizi, penduduk miskin cenderung enggan mencari pengobatan walaupun sangat
membutuhkan karena terdapatnya kesenjangan yang besar dengan petugas
kesehatan, terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan
terbatasnya pengetahuan untuk menghadapi serangan penyakit.
PNPM Perdesaan berpengaruh signifikan terhadap perbaikan akses
pelayanan kesehatan.Masyarakat tidak beruntung dan terpinggirkan sangat
mendapatkan manfaat dari perbaikan akses pelayanan kesehatan. Alokasi dana
PNPM Perdesaan untuk pembangunan infrastruktur mencakup hampir 74%.
Pembangunan infrastruktur tersebut mencakup jalan dan bangunan untuk fasilitas
kesehatan dan pendidikan
Secara khusus, PNPM Perdesaan memperbaiki akses pelayanan rawat
jalan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Persentasi dana untuk
pembangunan fasilitas kesehatan memang kecil, namun perbaikan akses
pelayanan kesehatan merupakan hasil dari adanya akses jalanan baru dan fasilitas
lainnya yang membantu mengurangi biaya transportasi dan waktu tempuh.
Responden pada umumnya sadar bahwa pelayanan kesehatan telah
membaik dibandingkan dengan sebelum adanya PNPM.Sebagian besar desa
dalam studi ini dapat menikmati layanan poli bersalin desa atau polindes.Namun
demikian, banyak polindes yang hanya memiliki faslitas seadanya, dengan
bangunan yang tidak permanen.
Sebagian besar sub–proyek pendidikan yang dibangun melalui PNPM
Perdesaan dan program pendahulunya yaitu PPK, mencakup pembangunan
fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan taman kanak–kanak (TK).
108
Kelompok masyarakat minoritas di pedesaan tidak mengikuti pendidikan dasar
SD dan lanjutan SLTP.
PNPM Perdesaan dilihat sebagai program yang dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat luas, dan bukan hanya sebagai program penanggulangan
kemiskinan. Oleh karena itu, dapat dipahami jika masyarakat tidak lantas
memprioritaskan kegiatan yang lebih menguntungkan kelompok minoritas yang
masih menghadapi kendala untuk mengakses SD dan SLTP.Fakta dilapangan
menunjukkan bahwa sebagian besar sub–proyek Pendidikan yang dibangun
melalui PNPM Perdesaan dan PPK mencakup pembangunan Pendidikan Anak
Usia Dini dan taman kanak–kanak (TK). Sayangnya dampak PNPM masih
sebatas pada pendidikan usia dini dan dasar. Beberapamasih memiliki kesulitan
untuk menyekolahkan anak–anak mereka ke jenjang SLTA.Dikarenakan SLTA
seringkali berlokasi di pusat kabupaten sehingga masyarakat yang memiliki
infrastruktur transportasi terbatas mengalami kesulitan untuk menjangkau sekolah
tersebut
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu adanya kesinambungan antara
sosialisasi pentingnya pendidikan dan kesehatan. Dengan seringnya diadakan
kumpulan antar anggota PNPM baik bertujuan ekonomis maupun non-ekonomis,
semakin menyadarkan para anggota untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan
datang. Sehingga kesadaran akan pentingnya tingkat pendidikan dan tingkat
kesehatan juga akan dapat berjalan. Sedangkan bagi anggota non PNPM yang
cenderung lebih banyak membahas kumpulan yang semata-mata bersifat
ekonomis, menyebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan
kesehatan
1.4.3 Faktor Pendukung Pelaksanaan PNPM-MP Program Simpan Pinjam
Perempuan di Kecamatan SukasariKabupaten Sumedang
Dalam setiap pelaksanaanprogram pastinya pastinya terdapat beberapa
faktor yang dapat mendukung keberlangsungan dari pada program tersebut, ada
109
beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan SPP di Kecamatan
SukasariKabupaten Sumedang.Faktor pendukung pelaksanaan program ada
yangbersifat internal dan ada juga yang bersifat eksternal, faktor pendukung
internal berasal dari anggota kelompok SPP, faktor pendukung internal yang
pertama adalah motivasi dan semangat kaum perempuan untuk memperoleh
tambahan penghasilan dan merubah hidup mereka.
Menurut Hubeis (2011) keberhasilan program pemberdayaan
perempuanmelalui peningkatan peran wanita akan bergantung padaunsur yaitu
motivasi wanita untuk memberdayakan diri, program-program tepat guna dan
pemberdayaan yang memiliki nilai tambah ekonomibagi pemberdayaan wanita
dan peran aktif masyarakat.Jika dilihat dari motivasi merekaikut dalam Program
SPP ini adalah agar mereka mendapat tambahan pendapatandari usaha yang
mereka jalankan, dengan mendapatkan tambahan modal, usaha yang mereka
jalankan bertambah besar dan tentunya akan mepengaruhi omset dan juga
keuntungan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Hubeis
diatas, bahwa adanya motivasi untuk memberdayakan diri, serta program-program
yang tepat guna dan pemberdayaan yang memiliki nilai tambah ekonomi bagi
pemberdayaan wanita.Keinginan mereka sangat kuat untuk mendapat tambahan
penghasilan, sehingga penghasilan dalam keluarga tidak hanya bertumpu pada
suami mereka, selain itu jumlah pengeluaran dalam keluarga yang semakin lama
semakin meningkat juga menjadi pemicu mereka ingin mendapatkan
penghasilantambahan dari usaha yang mereka jalankan.
Selain faktor pendukung internal ada juga faktor pendukung eksternal,
faktor pendukung eksternal yang pertama adalah dukungan keluarga.Terutama
pada suami.Mayoritas suami dari anggota SPP ini mendukung istri merekauntuk
mengikuti program SPP ini, bentuk dukungan mereka terlihat ketika waktu
pembayaran tiba, terkadang suami mereka yang mengantarkan uang pembayaran
angsuran ke ketua kelompok.
Alasan mereka dalam mendukung istri mereka untuk mengikuti program
SPP ini sangat bervariatif, salah satunya adalah supaya adanya penambahan
110
pedapatan dan pemasukan di dalam keluargam, dan tidak mengandalkan
penghasilan dari suami saja.Hal ini senada dengan pendapat ahli, salah satunya
dari Maulana (2009) yaitu adanya keterlibatan keluarga atau suami kelompok
sasaran.Adanya dukungan dari suamiserta anak dari anggota SPP inimerupakan
salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam program SPP ini.
Selain dukungan dari keluarga ada salah satu faktor yangmendukung
adalah persyaratan yang mudah untuk dapat ikut dalam program SPP.Persyaratan
untuk ikut dalam program SPP ini diantaranya adalah berdiri selama satu tahun,
punya kepengurusan yang jelas, adanya pertemuan rutin dan didukung
administrasi kelompok.Untuk administrasi dalam peminjaman anggota hanya
cukup menyetorkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Untuk mengajukan dana pinjaman perlu proposal, proposal pun sudah
sisediakan oleh UPK, kelompok tinggal mengisi proposal
tersebut,persyaratantersebut dirasa sangat mudah dan ringan oleh anggota SPP,
meraka merasa persyaratan tersebut berbeda dengan persyaratan ketika mereka
meminjam ditempat lain.Persyaratan yang mudah tersebut sesuai dengan pendapat
Maulana (2009), dimana terdapat delapan strategi yang perlu dilakukan dalam
meingkatkan produktifitas perempuan, salah satunya adalah penyediaan dan
peningkatan kemudahan akses terhadap modal usaha.Hal ini sesuai dengan
persyaratan yang mudah bagi anggota SPP untuk ikut dalam Program SPP
tersebut.
Faktor pendukung eksternal yang selanjutnya adalah jumlah bunga yang
ringan, besar bunga atau dalam program SPP disebut dengan uang jasa tersebut
adalah 1,5 persen dari jumlah uang pinjaman, anggota SPP merasa besar uang jasa
tersebut masih terjangkau.Hal ini tentunya sesuai dengan ketentuan persyaratan
yaitu besar jasa pinjaman ditentukan berdasarkan bunga pasar untuk pinjaman
pada lembaga keuangan pada wilayah masing-masing.Sistem perhitungan jasa
pinjaman menurun atau tetap.
Faktor pengdukung eksternal yang selanjutnya adalah adanya dana
pengembalian IPTW (intensif pengembalian tepat waktu). Dana IPTW adalah
111
dana yang didapat oleh setiap kelompok yang melakukan pembayaran angsuran
tepat waktu atau sebelum jatuh tempo, untuk kelompok yang mengembalikan
tidak tepat waktu atau melebihi waktu yang ditentukan maka kelompok tersebut
tidak akan mendapatkan dana IPTW tersebut. Besar dana tersebut adalah 10
persen dari jumlah jumlah uang jasa yang dibayarkan oleh kelompok setiap
bulannya. Dahulu dana IPTW dapat cair setiap 3 bulan sekali, tetapi sekarangdana
tersebut cair pada pembayaran terakhir.
Ada beberapa anggota SPP yang berpendapat bahwa dana IPTW tersebut
dapat membantu pegembangan kelompokSPP, dana tersebut akanmasuk ke dalam
uang kas kelompok SPP, uang kas tersebut digunakan jika adanya keperluan-
keperluan dalam kelompok SPP, seperti rapat kelompok, pertemuan dengan UPK,
dll. Tetapiterkadang dana tersebut juga digunakan untuk membantu
pengembangan kelompok jamaah tahlil yang mereka jalankan. Karena kelompok
SPP yang mereka jalankan juga berawal dari kelompok jama’ah tahlil.Hal ini
tentunya sesuai denganketentuan akses BLM yang telah ada dalam MAD, salah
satunya adalah adanya penguatan kelembagaan baik dalam aspek permodalan
ataupun kelembagaan kelompok,adanya dana IPTW, jika dikelola dengan baik
maka akan menguatkan kelembagaan baikdalam aspek permodalan maupun
kelembagaan kelompok.Selain faktor pendukung diatas ada juga faktor pendukng
yang lain, yaitu tidak adanya jaminan.
Dalam SPP ini perempuan yang ingin meminjam dana tidak memakai
jaminan, hal ini membuat ketertarikan tersendiri untuk perempuan yang ingin
meminjam dana pada program SPP, tidak terkecuali anggota SPP
Banjarsari1.Tidak adanya merupakan salah satu upaya untuk mempermudah akses
perempuan terhadap program SPP ini, anggota SPP bisa meminjam dana dalam
SPP ini tanpa harus menjaminkan arang yang mereka miliki, hal ini tentunya lebih
mempermudah kaum perempuan untuk menerima pinjaman modal dari program
SPP, karena biasanya untuk bisa meminjam dana untuk permodalan mereka harus
punya barang atau sesuatu yang bisa dibuat jaminan jika mereka ingin meminjam
barang dana. Hal ini sesuai dengan ketentuan dasar SPP yaitu kemudahan, dengan
112
arti masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pendanaan tanpa
syarat agunan.
1.4.4 Faktor penghambat Pelaksanaan PNPM-MP Program Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang
Selain faktor pendorong yang dipaparkan peneliti diatas, dalam
pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan
SukasariKabupaten Sumedang. Terdapat pula faktor penghambat pelaksanaan
program SPP. Faktor penghambat internal dalam pelaksanaan program SPP ini
adalah tingkat pendidikan pengurus dan anggota yang rata-rata hanya lulusan
Sekolah Mengengah Pertama (SMP), hal ini tetntunya juga akan berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman program. Selain itu juga kurang adanya peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan oleh pelaku program melalui
pelatihandi bidang kelembagaan atau usaha ekonomi kecil yang lainnya.
MenurutHubeis (2011) tentang keberhasilan pemberdayaan sumber daya
wanita yakni faktor intern meliputi aspek pengetahuan (kognitif),
ketrampilan/skill(psikomotorik), dan mental (afektif).Pendapat tersebut
menunjukkkan bahwa pentingnya wanita untuk mengenyam pendidikanyang
diperlukan, mengasah ketrampilan yang dapat mendukungnya dalam suatu
kegiatan ditengah masyarakat.Selain faktor penghambat internal ada juga faktor
eksternal, yaitu faktor penghambat yang berasal dari luar kelompok.
Faktor penghambat eksternal yang pertama adalah sistem jaminan
tanggung renteng. Sistem jaminan tanggung renteng disini adalah apabila ada
kelompok lain satu desa yang masih mengalami penunggakan, maka kelompok
lain dalam satu desa tersebut belum dapat mencairkan dana SPP. Sampai
kelompok lain tersebut dapat melunasi tunggakan angsuran baru dana SPP
tersebut dapat cair.Hal ini terjadi dalam kelompok SPP Banjarsari1, untuk tahun
ini dana SPP Yang seharusnya sudah bisa cair bulan maret ternyata belum dapat
dicairkan karena masih ada kelompok lain dalam satu desa yang masih memiliki
113
tunggakan angsuran. Padahal banyak anggota yang memang sudah menunggu
cairnya dana tersebut untuk menambah permodalan mereka. Selain jaminan
tanggung renteng faktor penghambat eksternal yang lainnya adalah sistem
evaluasi yang tidak terstruktur, evaluasi sangat penting dalam suatu program ,
karena melalui evaluasi dapat diketahui bentuk pelaksanaan program, apakah
sesuai dengan tujuan dari program tersebut atau tidak.serta untuk mengetahui
keberhaslan dalam program.
Evaluasi dalam SPP ini memang adatetapi hanya dilakukan pada
administrasinya saja, evaluasi baru dilakukan ketika ada kelompok yang
mengalami penunggakan sedangkan evaluasi pemanfaatan hanya dilakukan dalam
kelompok masing-masing, pada kelompok pun belum terlihat adanya sistem
evaluasinya yang terstruktur. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pencapaian
program terhadap tujuan dari program SPP ini.Faktor penghambat eksternal yang
terakhir adalah sistem pendamingan yang kurang maksimal, pendampingan hanya
dilakukan pada administrasi saja,pada proses pemanfaatan dana tidak dilakukan
pendampingan, dalam hal ini pendampingan tersebut dirasa kurang maksimal jika
hanya pada proses adminstrasinya saja. jika pendampingan dilakukan pada semua
tahapan termasuk pada pemanfaatan program, maka hal yang tujuan lebih cepat
untuk diwujudkan secara maksimal.